+ All Categories
Home > Documents > KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL...

KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL...

Date post: 02-May-2019
Category:
Upload: vunhu
View: 262 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
36
KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone 1931) YANG DIBERI PROBIOTIK Bacillus sp. D2.2 TERHADAP INFEKSI Vibrio alginolyticus (Skripsi) Oleh EMA RAHMAWATI PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017
Transcript
Page 1: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone 1931)

YANG DIBERI PROBIOTIK Bacillus sp. D2.2 TERHADAP

INFEKSI Vibrio alginolyticus

(Skripsi)

Oleh

EMA RAHMAWATI

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2017

Page 2: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

ABSTRACT

RESISTANCE OF VANAME SHRIMP (Litopenaeus vannamei, Boone 1931)

ADDED WITH PROBIOTIC Bacillus sp. D2.2 AGAINST ARTIFICIAL

INFECTIONS OF Vibrio alginolyticus

By

EMA RAHMAWATI

The main problem in the cultivation of vaname (Litopenaeus vannamei) shrimp is

disease, one of disease agents is bacteria, for example genus Vibrio that caused

vibriosis infection. The safe effort of disease prevention is by using probiotics.

Bacillus sp. D2.2 which has antibacterial and biocontrol acvities can be used as

probiotics. Application of probiotics with Bacillus sp. D2.2 combined with white

sweet potato prebotics containing oligosaccharides could have a beneficial effect

on the host by stimulating microbial growth and selectively stimulating the

growth of certain bacteria in the digestive tract. The aim of this research was to

know the resilience of vaname shrimp that has been given probiotic 6% with 0%

(control) to infection bacterial of V. alginolyticus in vivo then histology test to

observe muscular damage caused by infection. The results showed that the use of

probiotics Bacillus sp. D2.2 6% in vivo and histopatology test were able to

provide better shrimp resistance against V. alginolyticus.

Keywords : probiotic, Bacillus sp. D2.2, Litopenaeus vannamei, V. alginolyticus.

Page 3: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

ABSTRAK

KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone 1931)

YANG DIBERI PROBIOTIK Bacillus sp. D2.2 TERHADAP INFEKSI

Vibrio alginolyticus

Oleh

EMA RAHMAWATI

Permasalahan utama dalam budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei)

adalah penyakit, salah satu agen penyakit yaitu bakteri, misalnya genus Vibrio

penyebab infeksi vibriosis. Upaya penanggulangan penyakit yang aman yaitu

dengan probiotik. Bacillus sp. D2.2 yang memiliki akvitas antibakteri dan

biokontrol dapat dimanfaatkan sebagai probiotik. Aplikasi probiotik dengan

bakteri Bacillus sp. D2.2 dikombinasikan dengan prebotik ubi jalar putih yang

memiliki kandungan oligosakarida dapat memberikan efek menguntungkan bagi

inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan secara selektif

merangsang pertumbuhan sejumlah bakteri tertentu di saluran pencernaan.

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui ketahanan udang vaname

yang diberi probiotik 6% dan 0% (kontrol) terhadap infeksi bakteri V.

alginolyticus secara in vivo kemudian dilakukan uji histopatologi untuk melihat

kerusakan jaringan akibat infeksi. Hasil penelitan menunjukkan bahwa

penggunaan probiotik Bacillus sp. D2.2 6% secara in vivo dan uji histopatologi

mampu memberikan ketahanan udang lebih baik terhadap infeksi V. alginolyticus.

Kata kunci : probotik, Bacillus sp. D2.2, Litopenaeus vannamei, V. alginolyticus

Page 4: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone 1931)

YANG DIBERI PROBIOTIK Bacillus sp. D2.2 TERHADAP

INFEKSI Vibrio alginolyticus

Oleh

EMA RAHMAWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERIKANAN

Pada

Jurusan Perikanan Dan Kelautan

Fakultas PertanianUniversitas Lampung

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2017

Page 5: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan
Page 6: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan
Page 7: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan
Page 8: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

RIWAYAT HIDUP

Ema Rahmawati dilahirkan di desa Cempaka Nuban

Lampung Timur, 22 September 1995. Penulis merupakan

anak kedua, putri dari pasangan ayahanda Harsono dan

ibunda Sumiyem, mempunyai seorang kakak bernama Asrofi

dan adik perempuan bernama Lia Rismawati.

Penulis memulai Pendidikan di Taman Kanak-Kanak Bina Putra, Cempaka

Nuban, diselesaikan pada tahun 2001. Penulis melanjut pendidikan di SDN 1

Cempaka Nuban dan lulus pada tahun 2007. Selanjutnya penulis menyelesaikan

pendidikan di SMPN 2 KOTAGAJAH pada tahun 2010 dan SMAN 1

KOTAGAJAH Lampung Tengah pada 2013. Penulis diterima sebagai mahasiswa

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur

SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengemban amanah di UKMF FOSI

Fakultas Pertanian periode 2014-2015, dan menjadi pengurus di Himpunan

Mahasiswa Budidaya Perairan Unila (HIDRILA). Selain itu penulis pernah

menjadi asisten dosen beberapa matakuliah. Pada tahun 2016 penulis

melaksanakan Praktik Umum (PU) di Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan

Lingkungan (LP2IL) Serang. Penulis melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di

Desan Penyandingan, Kecamatan Marga Punduh.

Pada tahun 2017 penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul “Ketahanan

Udang Vaname (Litopenaeus vannamei, Boone 1931) yang diberi Probiotik

Bacillus sp. D2.2 Terhadap Infeksi Vibrio alginolyticus.

Page 9: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

Sebuah karya yang kupersembahkan untuk kedua Orangtuaku…

Terimakasih untuk doa, kerja keras,

dukungannya dan cinta kasih selama ini…

Ukhibbukum fillah…

Page 10: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

Doa adalah kekuatan hati (moto Ema Rahmawati)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya” (QS. Al Baqarah : 286)

“Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada

berputus asa dari Rahmat Allah melainkan orang-orang yang kufur

(terhadap karunia Allah)”

(QS. Yusuf : 87)

“Maka sesungguhnya bersama kesusahan itu ada kemudahan.

Sesungguhnya bersama dengan kesusahan itu ada kemudahan”

(QS. Al-Insyira : 5)

“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?”

(QS. AR- Rahman ).

Iringi Kerjakeras dengan Kerja ikhlas, Sabar dan Syukur (Ema

Rahmawati)

Page 11: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

SANWACANA

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Ketahanan Udang Vaname

(Litopenaeus vannamei, Boone 1931) yang diberi Probiotik Bacillus sp. D2.2

Terhadap Infeksi Vibrio alginolyticus” yang merupakan syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Perikanan di Universitas Lampung. Shalawat serta salam senantiasa

tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai panutan bagi kita semua.

Dalam kesempatan ini penulisan mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Ayah dan ibunda tercinta atas doa, nasehat, semangat, dukungan dan cinta

kasihnya selama hidup ku.

2. Kakakku Asrofi dan adikku Lia, yang menjadi motivasi ku.

3. Ir. Siti Hudaidah, M.Sc., selaku ketua Ketua Program Studi Budidaya Perairan,

Universitas Lampung

4. Bapak Limin Santoso, selaku dosen Pembimbing Utama, atas masukan dan

motivasi sehingga skripsi ini menjadi semakin baik.

5. Ibu Esti Harpeni, S.T., M.AppSc., selaku dosen Pembimbing Kedua yang telah

membimbing dengan penuh keuletan dan kesabaran dari awal hingga selesainya

skripsi ini serta telah memberikan motivasi yang besar.

6. Bapak Tarsim, S.Pi., M.Si., selaku dosen Pembahas yang memberikan saran

dan masukan yang membangun.

7. Bapak Agus Setyawan, S.Pi., M.P., selaku dosen yang membimbing kami

secara teknis dalam pelaksanaan penelitian.

8. Bapak Herman, S.Pi., M.Si., selaku dosen Pembimbing Akademik atas

bimbingan, saran dan semangat yang diberikan.

9. Seluruh dosen serta staf dan karyawan Progam Studi Budidaya Perairan,

Universitas Lampung.

Page 12: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

10. Seluruh staf karyawan Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL)

Lampung.

11. Team penelitian Binti Amanah dan Diah Permatasari, terimakasih untuk

kebersamaan, dan kegigihan selama penelitian, sampai ujian skripsi.

12. Teman seperjuangan angkatan 2013, Mba Icem (Ika Rahayu), Niul (Kurnia

Dwi PS), Sumini (Laksmita Yolanda), Idul (Saidatul Hasanah), Nenek (Yeni

Helda), Acil (Rufaida Nur Shabrina), WD (Ayu Wulandari), Suar (Arlin

Wijayanti), Indro (Indri Saputri), Yunop, Uwo (Ratna Suri), Rahe (Mutiara

Rahayu), Uni (Masna Mardiana), Vanny, Regina, Winny, Wulan, Ute, Shinta,

Mona, Juli, Atik, Mira, Riska, Desti, Tania, Gita, Dewi, Akbar, Kurno, Anrifal,

Ari, Aji S, Aji P, Ais, Arga, Arbi, Bibin, Deki, Enggi, Evan, Glen, Iyan, Riki,

Rifki, Rio, dan Wahyu.

13. Keluarga FOSI FP 2013, terimakasih atas doa dan dukungan selama ini.

14. Kakak 2012 mba sundari, mba suliswati, mba weni, mba soib terimakasih atas

ilmunya, adik-adik angkatan 2014, 2015 terimakasih atas doanya.

15. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis berharap

semoga Allah SWT membalas amal kebaikan yang telah kalian berikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, namun

penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan

keilmuan kita.

Bandar Lampung, 16 Agustus 2017

Penulis

Ema Rahmawati

Page 13: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... v

I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3

1.3 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3

1.4 Kerangka Pikir ................................................................................................ 3

1.5 Hipotesis .......................................................................................................... 5

II. METODE PENELITIAN .............................................................................. 7

2.1 Waktu dan Lokasi ............................................................................................ 7

2.2 Alat dan Bahan ................................................................................................. 7

2.3 Rancangan Penelitian ....................................................................................... 9

2.4 Prosedur Penelitian......................................................................................... 10

2.5 Parameter Uji ................................................................................................. 11

III. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 16

3.1 Parameter Uji ................................................................................................. 16

3.1.1 Sintasan (Survival Rate /SR) .................................................................. 16

3.1.2 RPS (Relative Percent Survival) ............................................................ 17

3.1.3 MTD (Mean Time to Death) .................................................................. 18

3.1.4 Pengamatan Gejala Klinis ...................................................................... 19

3.1.5 Hasil Histopatologi ................................................................................. 22

Halaman

Page 14: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

IV. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 30

4.1 Kesimpulan .................................................................................................... 30

4.2 Saran ............................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 31

LAMPIRAN ........................................................................................................ 34

ii

Page 15: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................................... 5

2. Sintasan Udang Vaname .............................................................................. 16

3. MTD Udang Vaname .................................................................................. 18

4. Skoring Gejala Klinis .................................................................................. 19

5. Kematian Udang Vaname ........................................................................... 20

6. Gambar Udang Vaname Hilang Keseimbangan ......................................... 21

7. Gambar Udang Vaname Ekor Gripis dan Normal ...................................... 21

8. Gambar Udang Vaname Mengalami Kerusakan Insang dan Normal ......... 22

9. Gambar Histopatologi Hepatopankreas ....................................................... 23

10. Gambar Histopatologi Insang .................................................................... 27

Halaman

iii

Page 16: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Alat-alat dalam Penelitian ............................................................................. 6

2. Bahan-bahan dalam Penelitian ....................................................................... 8

3. Skoring Tingkat Kerusakan Histopatologi Hepatopankreas ....................... 26

4. Skoring Tingkat Kerusakan Histopatologi Insang ....................................... 29

5.Hasil Pengamatan Kualitas Air .................................................................... 29

Halaman

iv

Page 17: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Proses sterilisai air laut ................................................................................ 36

2. Pembuatan pakan uji ................................................................................... 37

3. Pembuatan media TSB ................................................................................ 38

4. Pembuatan media TCBS .............................................................................. 39

5. Parameter gejala klinis ................................................................................ 40

6. Tahapan histopatologi ................................................................................. 41

7. Pembuatan larutan davidson ........................................................................ 45

8. Metode skoring gejala klinis ....................................................................... 46

9. Metode skoring histopatologi ...................................................................... 47

10. Hasil pengamatan tiap 6 jam ...................................................................... 49

Halaman

v

Page 18: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan utama dalam budidaya udang vaname yaitu penyakit. Penyakit

muncul disebabkan karena adanya patogen. Salah satu patogen berbahaya tersebut

adalah bakteri Vibrio sp., penyebab penyakit vibriosis yang dapat menyebabkan

kematian massal pada udang budidaya dan menurunkan produktivitas (Sukenda et

al,. 2005). Vibrio sp. merupakan bakteri yang mampu berkembang dengan cepat

jika bahan organik dalam perairan melimpah.

Salah satu alternatif untuk mengatasi serangan penyakit vibriosis yaitu dengan

penggunaan probiotik yang ramah lingkungan. Aplikasi penggunaan probiotik

biasanya dikombinasikan dengan prebiotik disebut sinbiotik (Widanarni, 2014).

Probiotik adalah organisme hidup yang ditambahkan ke dalam sistem budidaya

dengan maksud memperbaiki kualitas air, memperbaiki penggunaan pakan,

memperbaiki respon imun, memperbaiki nilai nutrisi dan menghambat

pertumbuhan bakteri pathogen (Verschuere et al., 2000).

Pencarian bakteri dari alam di daerah sekitar budidaya perlu dilakukan agar dapat

menjadi kandidat bakteri probiotik yang dapat tumbuh dan berkembang dengan

baik. Isolat probiotik yang berasal dari lokasi yang dekat dengan lingkungan

budidaya kultivan akan lebih mudah beradaptasi sehingga memudahkannya

tumbuh dan berkembang dengan baik (Tampangallo et al., 2009). Bakteri Bacillus

sp. D2.2 merupakan bakteri indigenous dari Lampung Timur, yang memiliki

aktivitas antibakteri patogen dan berpotensi sebagai probiotik. Setyawan et al.,

(2014) menjelaskan bahwa isolat bakteri biokontrol Bacillus sp. D2.2 mampu

menghambat pertumbuhan bakteri V. harveyi secara in vitro. Selain itu bakteri

Bacillus sp. D2.2 merupakan bakteri yang memiliki pertumbuhan dan aktivitas

antibakteri pada tingkat pH dan salinitas berbeda. Adanya zona hambat yang

dihasilkan dari bakteri Bacillus sp. D2.2 terbukti positif dalam menghambat

pertumbuhan patogen terutama pada bakteri Vibrio alginolyticus.

Page 19: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

Aplikasi penggunaan probiotik tidak dapat dipisahkan dengan probiotik, karena

target prebiotik adalah memacu pertumbuhan bakteri probiotik. Prebiotik

berfungsi sebagai sumber energi berupa karbon bagi bakteri probiotik. Prebiotik

merupakan bahan pangan dengan kandungan oligosakarida yang tidak dapat

dicerna oleh inang tetapi memberikan efek menguntungkan bagi inang dengan

cara merangsang pertumbuhan mikroflora serta secara selektif merangsang

pertumbuhan sejumlah bakteri tertentu di saluran pencernaan (usus). Sinbiotik

merupakan kombinasi seimbang probiotik dan prebiotik dalam mendukung

sintasan dan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan dalam saluran pencernaan

makhluk hidup (Schrezenmeir dan Vrese, 2001).

Penelitian ini memanfaatkan sinbiotik yang digunakan terdiri dari bakteri

indigenous Bacillus sp. D2.2 digunakan sebagai probiotik dan prebiotik berupa

ekstrak tepung ubi jalar putih. Untuk mengetahui ketahanan udang vannamei

(L.vannamei) terhadap infeksi bakteri patogen Vibrio alginolyticus.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mempelajari ketahanan udang vaname yang diberi probiotik Bacillus sp. D2.2

terhadap infeksi bakteri Vibrio alginolyticus.

2. Mempelajari kerusakan jaringan udang vaname yang diberi probiotik Bacillus

sp. D2.2 terhadap infeksi bakteri Vibrio alginolyticus melalui pengamatan

histopatologi.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yaitu untuk memberikan informasi ilmiah kepada

mahasiswa dan pembudidaya udang dalam menanggulangi serangan bakteri

patogen Vibrio alginolyticus dengan aplikasi probiotik menggunakan bakteri

indigenous Bacillus sp. D2.2 dan ekstrak ubi jalar sebagai prebiotik melalui

pakan.

2

Page 20: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

1.4 Kerangka Pikir

Udang vaname (L. vannamei) masih menjadi primadona dan menduduki

permintaan pasar tertinggi di beberapa negara maju dan berkembang. Hal ini

dibuktikan dengan jumlah produksi udang vaname pada tahun 2014 mencapai

511.000 ton (Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan, 2010). Namun dalam

pelaksanan budidaya terutama budidaya udang secara intensif dengan padat tebar

tinggi, penyakit merupakan faktor utama penyebab kegagalan budidaya udang

vaname. Penyakit muncul disebabkan karena adanya bakteri ataupun mikroba.

Salah satu mikroba berbahaya tersebut adalah bakteri Vibrio sp., yang

menyebabkan penyakit vibriosis. Vibrio sp. menyebabkan kemunculan berbagai

jenis penyakit di perairan yang berdampak terhadap penurunan hasil produksi

budidaya perikanan.

Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk menanggulangi penyakit

vibriosis pada udang vaname adalah dengan pemberian probiotik yang

diaplikasikan melalui pakan. Bakteri indigenous Bacillus sp. D2.2 dari tambak

Lampung Timur berpotensi sebagai probiotik karena memiliki kemampuan dalam

menghambat pertumbuhan bakteri patogen Vibrio sp. dikarenakan adanya sifat

antagonisme dari Bacillus sp. dalam persaingan untuk mendapatkan nutrisi

makanan serta adanya senyawa antibiotik yang dihasilkan bakteri indigenous

Bacillus sp. D2.2 berupa bacitracin (Setyawan et al., 2014).

Aplikasi probiotik dengan memanfaatkan bakteri indigenous Bacillus sp. D2.2

dikombinasikan dengan prebotik dengan memanfaatkan kandungan oligosakarida

pada ubi jalar putih yang diduga dapat memberikan efek menguntungkan bagi

inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan secara selektif

merangsang pertumbuhan sejumlah bakteri tertentu di saluran pencernaan. Serta

menggunakan putih telur yang berfungsi sebagai binder. Kombinasi antara

probiotik, prebiotik dan binder secara sinergis menjadi suplemen gizi disebut

sebagai sinbiotik (Cerezuela et al., 2011). Pemberian sinbiotik dapat

3

Page 21: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

meningkatkan kelangsungan hidup dan respon imun yang baik pada udang

vaname dibandingkan bila diaplikasikan secara terpisah (Lesmanawati et al, 2013).

Pada penelitian ini sinbiotik yang digunakan terdiri dari probiotik yang

memanfaatkan bakteri indigenous Bacillus sp. D2.2, prebiotik dari ekstrak ubi

jalar putih (Gambar 1) dan putih telur sebagai binder. Ketahanan udang vaname

terhadap infeksi bakteri Vibrio alginolyticus dikaji melalui uji in vivo dalam bak

perlakuan dan pengamatan histopatologi.

1.5 Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

H0 : Pemberian probiotik tidak berpengaruh terhadap (SR, RPS, MTD) dan

kerusakan jaringan pada udang vaname yang diinfeksi bakteri Vibrio

alginolyticus.

H1 : Pemberian probiotik berpengaruh terhadap (SR, RPS, MTD) dan

kerusakan jaringan pada udang vaname yang diinfeksi bakteri Vibrio

alginolyticus.

4

Page 22: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

Budidaya udang vaname secara

intensif padat tebar tinggi dan

produktivitas tinggi

Timbul infeksi Vibrio sp.

Indigenous

Bacillus D2.2

sebagai probiotik

Ekstrak tepung

ubi jalar putih

sebagai prebiotik

Bakteri indigenous Bacillus sp.

D2.2 sebagai biokontrol dan

memiliki aktivitas antibakteri

sebagai solusi

Ketahanan udang vaname terhadap

V. alginolyticus

Pemanfaatan bakteri indigenous

Bacillus sp. D2.2 sebagai probiotik

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Aplikasi melalui sinbiotik

dicampur ke pakan

5

Page 23: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

II. METODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Desember 2016 yang bertempat

di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL), Lampung.

2.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini adalah (Tabel 1).

Tabel 1. Alat-alat dalam Penelitian

No. Alat Spesifikasi Kegunaan

1. Bak kontainer Volume 150 L, ukuran

74 x 52 x 40 cm,

jumlah 4 kontainer.

Wadah pemeliharaan

hewan uji.

2. Pipa paralon 4-5 buah/kontainer

dengan ukuran 13-15

cm, ¾ inchi.

Shelter atau tempat

berlindung udang

ketika moulting.

3. Selang aerasi 4 buah/kontainer

dengan panjang 1-1,5m

Menyalurkan aerasi

ke titik yang

diinginkan.

4. Batu aerasi Panjang 2cm, diameter

1 cm, 4 buah/kontainer

Meningkatkan level

optimal oksigen pada

kontainer.

5. Spuit 1 cc Spuit 1 cc/ml, ukuran

26G x ½ (0,45x13 mm)

Pengambilan sampel

hemolimph.

6. Gelas ukur Volume 100 ml dan

1000 ml.

Untuk menakar

volume larutan yang

akan digunakan.

7. Cawan petri Diameter 15 cm,

menampung media 15-

20 ml.

Untuk membiakan

bakteri.

8. Ice box Terbuat dari fiber glas

dapat menyimpan suhu

dingin.

Menyimpan sampel

hemolimph, untuk di

bawa ke

laboratorium.

9.

Cool ice

Ditempatkan pada cool

box menjaga suhu ±12

jam bergantung suhu

luar.

Mempertahankan

suhu di dalam cool

box.

Page 24: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

Tabel 1. (lanjutan)

10. Serokan Panjang tongkat 1 m Sampling udang.

11. Waring Ukuran 6x0,5 m dan

2x6 m.

Menutup permukaan

bak uji dan tandon.

12. Mikropipet Tipe micropipette

scorex, made in swiss,

volume 20-100 µl.

Pengenceran bakteri

dalam volume kecil.

13. Timbangan Kern ABJ max 320

gram, d=0,1 mg.

Untuk menakar bahan

yang akan digunakan.

14. Erlenmeyer Iwaki pyrex, made in

Japan, volume (50,

100, 100) ml.

Pencampuran larutan

dan bahan,

menyimpan media.

15. Plastik tahan panas Ukuran 0,5 dan 1 kg. Membungkus alat

saat di autoklaf.

16. Inkubator Memmert, konversi

suhu 20-80oC, made in

Germany.

Menginkubasi

mikroba pada suhu

terkontrol.

17. Autoklaf Himaraya Hva 85,

Elektrik 75 LT.

Mensterilkan alat dan

bahan uji.

18. Waterbath Suhu 0-110oC, dengan

6 lubang.

Mempertahankan

suhu air dalam selang

waktu yang

ditentukan.

19. Spatula Logam dan semi

plastik, bibir lonjong

dengan panjang 155

mm.

Mengambil bahan

saat proses

menimbang.

20. DO meter Jenwey, range 0,00-

2,00 mg/L, resolusi

0,01 mg/L.

Mengukur kadar

oksigen terlarut

dalam air.

21. pH paper Jenwey, range pH 0-14,

isi 100 strip/kotak.

Mengukur kadar

keasaman.

22. Refraktometer Atago hand

refraktometer.

Mengukur salinitas

media hidup hewan

uji.

7

Page 25: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

Sedangkan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah (Tabel 2.)

Tabel 2. Bahan-bahan dalam Penelitian

No. Bahan Kegunaan

1.

Udang vaname, ukuran 12±2

gram, @10 ekor/bak,

pemeliharaan 15 hari.

Hewan uji dalam penelitian mengenai

uji imunitas.

2.

Air laut steril, 6 jam

perendaman dengan kaporit 30

ppt, 15% ppt tiosulfat

direndam sampai tidak

terciumnya bau kaporit.

Pergantian air sebagai media hidup,

dilakukan setiap hari dengan volume

½ atau secukupnya.

3. Natrium Sitrat 10%. Antikoagulan saat pengambilan

sampelhemolimph

4. Formalin 1%. Untuk inaktifasi bakteri.

5. Bacillus sp. D2.2 Probiotik yang ditambahkan ke dalam

pakan.

6.

Ekstrak ubi jalar, ekstraksi

pada suhu 85oC, selama 10

menit, sebanyak 5gram/40ml

aquades.

Prebiotik media tumbuh probiotik.

7. Vibrio alginolyticus Bakteri patogen untuk uji tantang.

8. Alkohol 70%. Disenfektan dalam pembuatan media

9. Akuades Pelarut

10. TCBS Oxoid Bahan pembuatan media spesifik

2.3 Rancangan Penelitian

Penelitian terdiri dari 2 perlakuan, bedasarkan hasil uji pendahuluan Harpeni et al,

(2016) (unpublish), perlakuan tersebut adalah sebagai berikut :

Perlakuan A : pemeliharaan udang vaname tanpa pemberian bakteri

probiotik.

Perlakuan B : pemeliharaan udang vaname dengan pemberian bakteri

probiotik Bacillus sp. D2.2 dengan dosis 6%

8

Page 26: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

2.4 Prosedur Penelitian

2.4.1 Persiapan Bakteri Indigenous Bacillus sp. D2.2

Persiapan bakteri dilakukan dengan rekultur (peremajaan) isolat bakteri

Indigenous Bacillus sp. D2.2 dengan menggunakan media SWC (Sea Water

Complete) agar miring (5 g bactopeptone, 1 g yeast extract, 3 ml gliserol, 15 g

agar, 750 ml air laut, dan 250 ml akuades) kemudian inkubasi selama 24 jam di

inkubator pada suhu ruang hingga terlihat bakteri tumbuh. Kemudian bakteri

Indigenous Bacillus sp. D2.2 ditanam ke media SWC cair (5 g bactopeptone, 1 g

yeast extract, 3 ml gliserol, 750 ml air laut, dan 250 ml akuades) lalu diinkubasi

di orbital shaker selama 24 jam pada suhu ruang. Kemudian bakteri diukur

kepadatannya menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 600

nm. Setelah diperoleh nilai kepadatan bakteri maka bakteri Indigenous Bacillus

sp. D2.2 telah siap sebagai probiotik.

2.4.2 Persiapan Prebiotik

Tahap pembuatan tepung ubi jalar mengacu pada penelitian Harpeni et al.,

(2016) yaitu, ubi jalar dikupas kulitnya kemudian dicuci, setelah itu dikukus

selama 30 menit. Kemudian diiris tipis, irisan ubi jalar kemudian dikeringkan

pada suhu 55 °C sampai bisa dipatahkan (benar-benar kering). Irisan ubi yang

telah kering kemudian digiling dan diayak untuk dijadikan tepung.

Selanjutnya tepung yang telah dihasilkan dikukus dengan perbandingan (1:1)

selama 30 menit, kemudian dikeringkan kembali dengan oven pada suhu 55 °C

sampai benar-benar kering, selanjutnya digiling dan diayak kembali untuk

menghasilkan tepung ubi jalar.

Tepung ubi jalar tersebut kemudian diekstrak untuk memperoleh kandungan

oligosakarida. Proses pengekstrasian oligosakarida dalam tepung ubi jalar

dilakukan dengan mencampurkan 5 gram tepung ubi jalar dengan dengan 40 ml

air mendidih pada suhu 85±2°C sambil diaduk selama 10 menit (Sukenda et al.

2015). Setelah itu dilanjutkan dengan proses sterilisasi yaitu disaring

menggunakan kertas saring.

9

Page 27: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

2.4.3 Persiapan Media Pemeliharaan dan Hewan Uji

Wadah yang digunakan pada penelitian ini adalah 2 bak kontainer 150 L. Sebelum

digunakan, bak kontainer disterilasi dengan cara dicuci dan didesinfeksi

menggunakan klorin 30 mg/L, kemudian dinetralkan dengan natrium tiosulfat 15

mg/L (Widanarni et al., 2014). Masing-masing bak kontainer dilengkapi dengan

shelter sebagai tempat udang berlindung ketika molting. Media pemeliharaan

mengggunakan air laut yang berasal dari Balai Besar Perikanan Budidaya Laut

(BBPBL), Lampung. Air laut terlebih dahulu ditampung dalam tandon dan

didesinfeksi dengan klorin 30 ppm serta dinetralkan dengan Na-Thiosulfat 15 ppm

(Lampiran 1). Sebelum digunakan, secara berkala dilakukan pengontrolan kadar

klorin menggunakan chlorine kit (Damayanti, 2011). Bak kontainer untuk

pemeliharaan diisi air laut steril 2/3 dari volume total wadah. Hewan uji yang

digunakan dalam penelitian ini adalah udang vaname dengan bobot 12±2g/ekor

yang berasal dari SIC, PT. Central Pertiwi Bahari, Suak, Lampung Selatan.

2.4.4 Persiapan Pakan Uji

Pakan yang digunakan selama penelitian adalah pelet komersial dengan

kandungan protein 30%. Dosis probiotik yang digunakan sebesar 6% (v/w), dosis

prebiotik yang digunakan sebesar 3% (v/w) dari jumlah pakan yang diberikan

(Widanarni et al., 2014). Pembuatan pakan uji dilakukan dengan mencampurkan

probiotik 6% (v/w) dan prebiotik 3% (v/w) pada pakan yang diberikan dengan

menambahkan putih telur sebanyak 2% (v/w) dari total pakan yang berfungsi

sebagai perekat. Sebelum diberikan ke udang, pakan dikering-udarakan untuk

mengurangi kelembaban (Lampiran 2).

2.4.5 Pemeliharaan Udang Vaname

Pemeliharaan udang vaname dilakukan dengan pemberian pakan komersil

dengan frekuensi pemberian pakan 4 kali sehari,yaitu pukul 07.00, 11.00, 15.00,

19.00 WIB. Waring/jaring ditambahkan di atas bak uji untuk mencegah udang

keluar dari wadah. FR yang diberikan sebesar 3% sesuai dengan bobot udang

10

Page 28: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

vaname pada masing-masing perlakuan. Pengelolaan kualitas air dilakukan

dengan penyiponan dan pergantian air setiap pagi hari sebanyak 10%. Selain itu

pemeriksaan kualitas air juga dilakukan pada media pemeliharaan udang vaname

melalui pengukuran suhu, DO, pH dan salinitas. Pemeliharaan udang dengan

perlakuan pemberian probiotik 7 hari, kemudian dilakukan uji tantang pada hari

ke-8. Pemeliharaan dan pengamatan pasca uji tantang dilakukan selama 7 hari.

2.4.6 Uji Kohabitasi

Sebelum bakteri patogen diinjeksikan ke udang untuk uji in vivo, bakteri tersebut

diaktifkan kembali keganasannya melalui metode kohabitasi. Tahapan proses

kohabitasi yaitu isolat bakteri V. alginolyticus yang merupakan stok dari

Laboratorium Budidaya Perikanan Universitas Lampung dikultur di media cair

TSB (Lampiran 3), lalu diinkubasi di orbital shaker selama 24 jam. Bakteri V.

alginolyticus dengan kepadatan 106 CFU/mL diinjeksikan ke udang. Pengamatan

dilakukan sampai udang menunjukkan gejala abnormal terinfeksi vibriosis.

Udang yang mengalami gejala vibriosis kemudian diambil bagian organ

abnormal dengan menggunakan jarum ose lalu ditanam ke media TCBS

(lampiran 4) (Hardiyani et al., 2016).

Bakteri yang tumbuh di media TCBS diambil koloni tunggal untuk reinjeksi V.

alginolyticus dengan kepadatan 106

CFU/mL pada udang baru dan dilakukan

pemeliharaan selama 5 hari, pemeliharaan dilakukan hingga udang mati

memperlihatkan gejala klinis kemudian dilakukan isolasi. Proses isolasi

dilakukan menggunakan ose pada bagian organ yang mengalami gejala abnormal

kemudian ditanam di media TCBS. Bakteri yang tumbuh pada media TCBS

digunakan untuk uji tantang. Uji Kohabitasi bakteri dilakukan untuk

mendapatkan isolat murni bakteri patogen aktif yang selanjutnya digunakan

untuk uji tantang.

11

Page 29: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

2.4.7 Uji Tantang

Bakteri V. alginolyticus yang digunakan untuk uji tantang yaitu dengan

kepadatan 106

CFU/mL dengan volume sebanyak 0,1 ml/ekor. Injeksi dilakukan

pada bagian dekat insang dengan menggunakan alat suntik. Uji in vivo dilakukan

dengan 2 perlakuan, yaitu pemeliharaan udang vaname tanpa pemberian bakteri

probiotik (A) dan pemeliharaan udang vaname dengan pemberian bakteri

biokontrol Bacillus sp. D2.2 6% (B). Pengamatan dilakukan selama 7 hari

dengan parameter pengamatan gejala klinis udang vaname (Lampiran 5).

2.5 Parameter Uji

2.5.1 Kelangsungan Hidup (Survival Rate / SR)

Tingkat kelangsungan hidup udang merupakan perbandingan jumlah udang yang

hidup dengan total udang yang ditebar pada awal pemeliharaan. Persamaan yang

digunakan dalam mengukur kelangsungan hidup menurut Effendi (2004) adalah :

Keterangan :

SR : Kelangsungan hidup (%)

Nt : Jumlah benur yang hidup di akhir penelitian (ekor)

No : Jumlah total benur awal penebaran (ekor)

2.5.2 RPS (Relative Percent Survival)

RPS (Relative Percent Survival) selama uji tantang dihitung menggunakan

rumus:

12

Page 30: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

2.5.3 MTD (Mean Time to Death)

Rerata waktu kematian (MTD) dihitung dengan rumus:

MTD

Keterangan :

MTD : Mean Time to Death (rerata waktu kematian)

: Waktu kematian pada jam ke-i (jam)

: Jumlah ikan uji yang mati pada jam ke-i (ekor)

2.5.4 Pengamatan gejala klinis

Pengamatan gejala klinis dilakukan dengan melihat perubahan abnormal yang

terjadi. Gejala klinis udang diamati setiap hari tiap 6 jam dengan melihat ada atau

tidak gejala yang ditimbulkan setelah diberi perlakuan probiotik Bacillus sp.

D2.2 dan setelah diuji tantang dengan Vibrio alginolyticus dilakukan pengamatan

perubahan tingkah laku udang kemudian dilakukan skoring.

Skoring gejala klinis mengacu pada Amrillah et al., (2015) yaitu :

Skor 1 : infeksi ringan, belum ada perubahan morfologi, hanya terjadi

perubahan tingkah laku abnormal seperti hilang nafsu makan dan

hilang keseimbangan.

Skor 2 : infeksi sedang, yang terjadi yaitu perubahan warna pada ekor

menjadi merah

Skor 3 : infeksi parah, yaitu terjadi melanisasi pada kaki jalan, kaki renang

dan ekor gripis

Skor 4 : infeksi sangat parah, yaitu dicirikan dengan terjadi melanisasi pada

seluruh tubuh, insang mengalami kerusakan dan terjadi kematian

13

Page 31: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

2.5.5 Pengukuran kualitas air

Pengukuran kualitas air dilakukan pada H0 (sebelum perlakuan) dan H14 hari

(akhir perlakuan). Parameter pengamatan meliputi pengukuran suhu, oksigen

terlarut (DO), pH dan salinitas. Pengukuran kualitas air menggunakan

termometer, DO meter, pH meter, dan refraktometer.

2.5.6 Pengamatan Histopatologi

Proses pengamatan histopatologi dilakukan melalui proses preparasi sampel

histopatologi meliputi fiksasi, dehidrasi, clearing, embedding, pemotongan, dan

pewarnaan (Lampiran 6). Proses fiksasi dilakukan dengan menggunakan larutan

Davidson (Lampiran 7) kemudian di simpan dalam suhu ruang selama 24 jam,

proses fiksasi dilakukan dengan tujuan mempertahankan sel-sel agar tidak rusak.

Selanjutnya sampel dipindah ke akuades untuk menghilangkan larutan fiksasi

tersebut. Tahapan selanjutnya yaitu dehidrasi menggunakan akohol bertingkat

yaitu 70%, 90% dan alkohol absolut masing-masing selama 45 menit. Kemudian

dilanjut dengan embedding atau penanaman sampel menggunkan parafin cair

yang dipanaskan pada suhu 60 0C dilanjut dengan pembuatan block (blocking).

Pengirisan (sectioning) menggunakan mikrotom kemudian dicuci pada air

dengan suhu 60 0C, kemudian ditempelkan pada gelas preparat. Tahap akhir yaitu

pewarnaan (Permana et al., 2010).

Preparat histopatologi diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran

400x. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui kerusakan jaringan yang

ditumbulkan dari infeksi bakteri Vibrio alginolyticus.

2.5.7 Analisis Data

Data Sintasan (Survival Rate / SR), RPS (Relative Percent Survival) dan MTD

(Mean Time to Death) diolah dengan Microsoft Excel 2007. Pengamatan

parameter kualitas air dianalisis secara deskriptif. Sedangkan pengamatan gejala

klinis dianalisis dengan metode skoring (Lampiran 8).

14

Page 32: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

Uji histopatologi dilakukan di labolatorium keskanling BBPBL (Balai Besar

Perikanan Budidaya Laut) Hanura, dan data dianalisis dengan metode skoring

(Lampiran 9).

15

Page 33: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Bedasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapat kesimpulan bahwa :

1. Pemberian probiotik Bacillus sp. D2.2 (6%) mampu meningkatkan ketahanan

udang dibandingkan kontrol (probiotik 0%) pasca infeksi V. alginolyticus,

ditandai dengan nilai SR perlakuan B (probiotik 6%) 100%, MTD yang sama

dengan kontrol, RPS mencapai 100% dan hasil skoring gejala klinis perlakuan A

(probiotik 0%) mengalami kerusakan abnormal lebih tinggi dibandingkan

perlakuan B (probiotik 6%).

2. Hasil uji histopatologi pemberian probiotik Bacillus sp. D2.2 (6%) dapat

meningkatkan ketahanan udang pasca infeksi V. alginolyticus, ditandai dengan

hasil skoring pada probiotik (0%) menyebakan kerusakan jaringan yang parah,

sedangkan probiotik (6%) tidak.

4.2 Saran

Aplikasi penggunaan bakteri indigenous Bacillus sp. D2.2 perlu semakin

dikembangkan dan lebih banyak diaplikaskan. Perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut dalam budidaya skala besar aplikasi di lapangan supaya hasil penelitian bisa

memperhatikan faktor alam yang ada pada aktivitas budidaya. Selain itu uji

aktivitas bakteri pencernaan di usus juga baik untuk dilakukan

Page 34: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

DAFTAR PUSTAKA

Amrillah, A. M., Widyarti S., dan Kilawati, Y. (2015). Dampak Stres Salinitas

Terhadap Prevalensi White Spot Syndrome Virus (WSSV) dan Survival

Rate Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) pada Kondisi

Terkontrol. Research Journal Of Life Science . (2) 1 : 110-121.

Cerezuela, R., Meseguer, J., dan Esteban, M.A. (2011). Current knowledge

in synbiotic use for fish aquaculture : a review. Aquatic Res

Development. doi : 10.4172/S1008

Damayanti. (2011). Pemberian Sinbiotik Dengan Dosis Berbeda Pada Pakan

Udang Vaname Untuk Pencegahan Infeksi Imnv (Infectious

Myonecrosis Virus). Skripsi. Institur Pertanian Bogor.

Effendi, I. (2004). Pengantar Akuakultur. Jakarta: penerbit Swadaya.

Feliatra, Z., dan Yoswaty, D. (2014). Patogenitas Bakteri Vibrio Sp. Terhadap

Udang Windu (Penaeus Monodon). Jurnal Sungkai. 1(2):23-36.

Hardiyani, S., Harpeni, E., Setyawan, A., dan Supono (2016). Pathogenicity And

In Vivo Study Of Local Isolate Bacillus Sp. D2.2 At The Vannamei

Culture (Litopenaeus vannamei). Aquasains (Jurnal Ilmu Perikanan dan

Sumberdaya Perairan).1 (5) : 423-425.

Harpeni, E., Setyawan, A., Santoso, L., dan Arifin, M. Z. (2016). Efektivitas

Ekstrak Tepung Ubi Jalar Sebagai Media Teknis Bakteri Probiotik.

Prosiding Seminar Nasional MIPA 2016.

Jayasree, L., Janakiram, P., dan Madhavi, R. (2006) Characterization of Vibrio

spp. Associated with Diseased Shrimp from Culture Ponds of Andhra

Pradesh (India). Journal of The World Aquaculture Society. 4 (42) : 523-

532.

Kurniawan, Koko dan Susianingsih, Endang. ( 2014). Mekanisme Infeksi Bakteri

Vibrio Harveyi Terhadap Gambaran Histopatologi Udang Windu.

Prosiding Forum Inovasi Terknologi Akuakultur. Hal : 985-993.

Lesmanawati, W., Widanarni, Sukenda, dan Purbiantoro, W. (2013). Potensi

ekstrak oligosakarida ubi jalar sebagai prebiotik bakteri probiotik

akuakultur. Jurnal Sains Terapan. 3, 21−25.

Liu, C.H., W. Cheng., J.P. Hsu dan J.C. Chen. (2004). Vibrio alginolyticus

infection in the white shrimp Litopenaeus vannamei confirmed by

32

Page 35: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

polymerase chain reaction and 16S rDNA sequencing. Disease of

Aquatic Organisms, Vol. 61: 169–174.

Mahasri, G., Raya, L., Mubarok, A. S., dan Irawan, B. (2008). Gambaran Patologi

Insang Dan Kulit Udang Windu (Penaeus Monodon Fab.) Yang

Terserang Ciliata Patogen Dari Famili Vorticellidae (Zoothamnium Sp.).

Berkala Ilmiah Perikanan.1(3) : 95-103.

Musallamah, Aunurrohim, dan Abdulgani N. (2007). Pengaruh Paparan Timbal

(Pb) Terhadap Perubahan Histopatologis Hepatopankreas Udang Galah

(Macrobrachium Rosenbergii De Mann). Skripsi. Jurusan Biologi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi

Sepuluh Nopember.

Nasi, L., Prayetno, S. B., dan Sarjito (2011). Kajian Bakteri Penyebab Vibriosis

Pada Udang Secara Biomolekuler. Tesis. Manajemen Sumber Daya

Pantai. Universitas Diponegoro.

Permana, G. N., Haryanti dan Rustidja. 2010. Perubahan Histopatologi Protein

Hemolym Dan Ekspresi Allozym Pada Udang Vaname Selama Infeksi

TSV. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Hal 473– 483

Prajitno, A. (2007). Uji Sensitifitas Flavonoid Rumput Laut (Eucheuma Cottoni)

Sebagai Bioaktif Alami Terhadap Bakteri Vibrio Harveyi. Jurnal

Protein. 15 (2) : 66-71.

Schrezenmeir, J., dan Vrese, M. (2001). Probiotics, prebiotics and synbiotic-

approaching a definition. American Journal of Clinical Nutrition. 73:

361–364.

Setyawan, A., Harpeni, E., Ali, M., Mariska, D. C., dan Aji, M. B., (2014).

Potensi Agen Bakteri Biokontrol Indigenous Tambak Tradisional Udang

Windu (Penaeus Monodon) di Lampung Timur Strain D2.2, Terhadap

Bakteri Patogen Pada Udang dan Ikan. Prosiding Pertemuan Ahli

Kesehatan Ikan 2014. Serang 11-13 Februari 2014. Pp. 24-31.

SNI. Standar Nasional Indonesia. (2006). Produksi Udang Vaname L. vannamei di

Tambak dengan Teknologi Intensif. Badan Standardisasi Nasional: SNI-

01-7246-2006. Jakarta.

Soegianto, A., Primarastri, N.A., dan Winarni, D. (2004). Pengaruh pemberian

kadmium terhadap tingkat kelangsungan hidup dan kerusakan struktur

insang dan hepatopankreas pada udang regang (Macrobrachium

sintangense De Man). Jurusan Biologi, Fakultas Matematika Dan ilmu

33

Page 36: KETAHANAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei, Boone …digilib.unila.ac.id/28155/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · inang dengan cara merangsang pertumbuhan mikroba dan

Pengetahuan Alam Universitas Airlangga, Surabaya. Berkas Penelitian

Hayati. 10 hal.

Sukenda dan Widanarni. (2015). Efektivitas Sinbiotik Dengan Dosis Berbeda

Pada Pemeliharaan Udang Vaname di Tambak. Jurnal Akuakultur

Indonesia. 14, 1–8.

Sukenda, Sihombing A. J., Novianti F., dan Widanarni (2005). Penapisan Bakteri

Probiotik dan Peranannya terhadap Infeksi Buatan Vibrio Harvey pada

Udang Vanname (L.Vannamei). Jurnal Akuakultur Indonesia. 4(2) : 181

– 187.

Supono dan Wardiyanto (2008). Evaluasi Budidaya Udang Putih (L.vannamei)

dengan Meningkatkan Padat Tebar di Tambak Intensif. Prosiding.

Seminal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyaratkat, Universitas

Lampung. Hal 237-142.

Suprioyo, E., Berlianti, dan K. Nirmala. (2008). Studi Mengenai Toksisitas

Surfaktan Deterjen, Alkyl Sulfate (As), Terhadap Post Larva Udang

Windu Penaeus Monodon Fabr. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan

Perikanan Indonesia. No. 2 : 141-148.

Tampangallo, B. R., Muliani, dan Nurbaya (2009). Pengamatan Populasi Bakteri

Probiotik pada Suhu Penyimpanan yang Berbeda. Prosiding Seminar

Perikanan Nasiona. Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta.

Vercshuere, L., G. Rombaut, P.Sorgeloos, dan Vestraete, W (2000). Probiotic

bacterial as Bioological Control Agents in Aquaculture. Microbial Mol.

Biol. 64 (4) : 655 – 671

Widanarni, Noermala, J.I., dan Sukenda (2014). Prebiotik, probiotik, dan sinbiotik

untuk mengendalikan koinfeksi Vibrio harveyi dan IMNV pada udang

vaname. Jurnal Akuakultur Indonesia. 13 (1), 11–20.

Yudiati, E., Sedjati, S., Enggar I. dan Hasibuan, I. (2009). Dampak Pemaparan

Logam Berat Kadmium pada Salinitas yang Berbeda Terhadap Mortalitas

dan Kerusakan Jaringan Insang Juvenile Udang. Jurnal Ilmu Kelautan.

14 (4) : 29-35.

Zhahrah, Z., Nur I., dan Sabilu, K. (2016). Kerusakan Jaringan Hepatopankreas

pada Udang Vaname (Litopenaeus Vanamei) Akibat Paparan Logam

Berat Nikel (Ni) secara Buatan. Skripsi. Program studi Budidaya Perairan

FPIK Universitas Halu Oleo Kendari. Sulawesi Tenggara.

34


Recommended