+ All Categories
Home > Documents > Laporan GENERAL ARRANGGEMENT Km.surawijaya Edit Final

Laporan GENERAL ARRANGGEMENT Km.surawijaya Edit Final

Date post: 09-Mar-2016
Category:
Upload: rahmat-wahyu
View: 14 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Description:
LAPORAN TUGAS GAMBAR MERANCANG I

of 55

Transcript

LAPORAN

General Arrangement Wahyu Rahmat SayudiKM. SURAWIJAYA_001

3331 1401 010

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS GAMBAR RENCANA UMUM

OIL TANKER SHIPKM. SURAWIJAYADISUSUN OLEH :NAMA

: WAHYU RAHMAT SAYUDINRP

: 3331 1401 010JURUSAN

: TEKNIK BANGUNAN KAPAL

PROGRAM STUDI : D3 TEKNIK BANGUNAN KAPALSurabaya, Januari 2016MAHASISWA

WAHYU RAHMAT SAYUDINRP : 3331 1401 010DAN DISETUJUI OLEH :

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya tugas mata kuliah Tugas Gambar Rancang I ini. Tidak sedikit kendala yang menghadang penyusun dalam menyelesaikan tugasnya, namun berkat, rahmat dan hidayah-Nya telah membimbing penyusun untuk terus berusaha menyelesaikan salah satu mata kuliah di Jurusan Teknik Bangunan kapal Politeknik Negeri Madura ini.

Mata kuliah ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi tingkat Ahli Madya pada jurusan Teknik Bangunan Kapal Politeknik Negeri Madura.

Penyusun harus mengakui, laporan ini masih sangat jauh dari sempurna, semua karena keterbatasan waktu dan pengetahuan serta kemampuan penyusun sebagai manusia biasa. Untuk itu penyusun memohon maaf atas semua kekurangan dan kesalahan yang terjadi di dalam penyusunan laporan dan gambar Tugas Gmabar Rancang I ini.

Namun penyusun tetap berharap, sekecil apapun semoga tugas ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun secara pribadi,dan semuanya pada umumnya.

Surabaya, 2016 Penulis

DAFTAR ISI

3KATA PENGANTAR

4DAFTAR ISI

5BAB I PENDAHULUAN

7BAB II DATA UTAMA KAPAL

8BAB III PERHITUNGAN DAYA MOTOR PENGGERAK UTAMA

10BAB IV PERHITUNGAN KONSTRUKSI

12BAB V SUSUNAN ABK

16BAB VI PERHITUNGAN TANKI TANKI DAN RUANG MUAT

26BAB VII PERENCANAAN RUANGAN-RUANGAN AKOMODASI

261. Ruang Tidur (Sleeping Room)

272. Ruang Makan (Mess Room)

273. Sanitary Accomodation

284. Musholla (Mosque)

295. Hospital Accomodation

296. Meeting Room

297. Dry Provision and Cold Store Room

308. Dapur (Galley)

309. Ruang Navigasi (Navigation Room)

3110. Battery Room(ESEP)

37BAB VIII PERLENGKAPAN KAPAL

48DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUANRencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai perancangan di dalam penentuan atau penandaan dari semua ruangan yang dibutuhkan, ruangan yang dimaksud seperti ruang muat dan ruang kamar mesin dan akomodasi, dalam hal ini disebut superstructure (bangunan atas). Disamping itu juga direncanakan penempatan peralatan-peralatan dan letak jalan-jalan dan beberapa sistem dan perlengkapan lainnya.

Dalam pembuatan sebuah kapal meliputi beberapa pekerjaan yang secara garis besar dibedakan menjadi dua kelompok pengerjaan yakni kelompok pertama adalah perancangan dan pembangunan badan kapal sedangkan yang kedua adalah perancangan dan pemasangan permesinan kapal.

Pengerjaan atau pembangunan kapal yang terpenting adalah perencanaan untuk mendapatkan sebuah kapal yang dapat bekerja dengan baik harus diawali dengan perencanaan yang baik pula.

Pengerjaan kelompok pertama meliputi perencanaan bentuk kapal yang menyangkut kekuatan dan stabilitas kapal. Sedangkan untuk perencanaan penggerak utama, sistem propulsi, sistem instalasi dan sistem permesinan kapal merupakan tugas yang berikutnya.

Dalam perencanaan Rencana Umum terdapat beberapa hal yang perlu dijadikan pertimbangan yakni :

Ruang merupakan sumber pendapatan, sehingga diusahakan kamar mesin sekecil mungkin agar didapat volume ruang muat yang lebih besar.

Pengaturan sistem yang secanggih dan seoptimal mungkin agar mempermudah dalam pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, pemakaian ruangan yang kecil dan mempersingkat waktu kapal dipelabuhan saat sedang bongkar muat.

Penentuan jumlah ABK seefisien dan seefektif mungkin dengan kinerja yang optimal pada kapal agar kebutuhan ruangan akomodasi dan keperluan lain dapat ditekan.

Dalam pemilihan Mesin Bongkar Muat dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa semakin lama kapal sandar di pelabuhan bongkar muat semakin besar biaya untuk keperluan tambat kapal.

Pemilihan Ruang Akomodasi dan ruangan lain termasuk kamar mesin dilakukan dengan seefisien dan seefektif mungkin dengan hasil yang optimal.

Rencana umum adalah suatu proses yang berangsur-angsur disusun dan ini dari percobaan, penelitian, dan masukan dari data-data kapal yang sudah ada (pembanding).

Informasi yang mendukung pembuatan rencana umum:

1. Penentuan besarnya volume ruang muat, type dan jenis muatan yang dimuat.

2. Metode dari sistem bongkar muat.

3. Volume ruangan untuk ruangan kamar mesin yang ditentukan dari type mesin dan dimensi mesin.

4. Penentuan tangki-tangki terutama perhitungan volume seperti tangki untuk minyak, ballast, dan pelumas mesin.

5. Penentuan volume ruangan akomodasi jumlah crew, penumpang dan standar akomodasi.

6. Penentuan pembagian sekat melintang.

7. Penentuan dimensi kapal (L, B, H, T, ()

8. Lines plan yang telah dibuat sebelumnya.

BAB II

DATA UTAMA KAPAL

Ukuran Utama Kapal

Type

: Oil Tanker ShipLwl

: 100.672m

Lpp

: 96.80

m

B

: 14.40

mH

: 7.2

mT

: 6.29

mCb

: 0,77Vs

: 12 Knots

Radius pelayaran: 825 miles ( SURABAYA - BATAM )

A. Menghitung Volume

(= L x B x T x Cb= 96.80 x 14.40 x 6.29 x 0,77= 6751.17m3

B. Menghitung displasement

(=( x (

dimana ( = masa jenis air laut ( 1.025 )

= 6751.17 x 1,025

=6919.95 tons

C. Menghitung jarak gading

a = (L/500) + 0,48

= (96.80/500) + 0,48 = 0.6736 m

0,6 m

D. Menghitung double bottom

HDB = 350 + (45 x B)

= 350 + (45 x 14.40) = 998 mm

1000 mm

BAB III

PERHITUNGAN DAYA

MOTOR PENGGERAK UTAMAMetode yang digunakan adalah metode HOLTROP.1. Panjang kapal => L = 96.80 m2. Kecepatan kapal (V) => V = 12 knots

a. V = 6,168 m/s

3. Coefisien prismatic (Cp) => = 0,9944. n= 2,5 kisaran/s

5.

= L x B x T x Cb x C = 96.80 x 14.4 x 6.29 x 0.77 x 1.025 = 6919.95 m

=0.5 x 0,001 x(006)^2 x 2,298 x[(016E-4 x 001)+005E-4]+(004E-4 x 67,885)=116.187 EHP= RT x Vsea

=717.201

=0,717 / 00,001

1 HP = 0.736 kW=975.121 Hp7. THP= EHP/Effisiensi Hull

= 810.15/1

= 810.15Hp8. DHP= EHP / D

dimana ;

D =x Rxp

=Hull efisiensi

=(1 - t) / (1- w)

G.1 Perhitungan Thrust deduction, t(ref : PNA vol.II, hal.162)

t = = 4.089 m

Cstern = 0.0(normal-shaped section)

maka, dapat dihitung harga t adalah :

t=0.182

G.2 Perhitungan wake fraction, w(ref : PNA vol.II, hal.163)

w =0.3095 Cb+10 Cv Cb - 0.1untuk single screw dan transom stern

dimana; Cv =(1 + k) CF + CA(ref : PNA vol.II, hal.162)

=(001 x 016E-4) + 005E-4

=0.003

maka, dapat dihitung harga w adalah :

w =0.158

G.3 Perhitungan efisiensi hull, (ref : PNA vol.II, hal.203)

=(1 - t) / (1- w)

=(1 - 0.182) / (1 - (0.158))

=0.971

G.4 Perhitungan efisiensi efective rotative, R(ref : PNA vol.II, hal.163)

R =0.9922 - 0.05908 AE/A0 + 0.07424 (Cp - 0.0225 lcb)AE/A0 =1.000

=0.9922 - (0.05908 x 1.00) + 0.07424 (0.770 - (0.772x 0.360))

=0.990

G.5 Perhitungan efisiensi propeller, p(ref : PNA vol.II, hal.153)

p

=0.661

G.6 Perhitungan efisiensi propulsif, D(ref : PNA vol.II, hal.153)

D=x Rxp

=0.971 x 0.990 x 0.661

=0.635

Sehingga, harga DHP adalah :

9. DHP=EHP / D

=975.121 / 0,635

=1534.971HP

10. Perhitungan Shaft Horse Power, SHP

SHP =DHP / 0,98Untuk kapal dengan kamar mesin dibelakang

(ref : PNA vol.II, hal.202)

=1566.297HP

11. Perhitungan Break Horse Power, BHP

BHP=SHP / t(ref : Parametric Design chapter 11, hal.11-29)

Dimana:(ref : Parametric Design chapter 11, hal.11-33)

t = ( 1-li )

li =0.010for each gear reduction

li =0.005for the trusth bearing

li =0.010for a reversing gear path

t =( 1 - 0,010 ) x ( 1 - 0,005 ) x ( 1 - 0,010 )

=0.975

BHP =SHP /t 1566.297/0,975

=1606.459HP

MARGIN = 15% X BHP + BHP

=0.15 x 1606.459 + 1606.459

=1847.427 Maka mesin induk (main engine) yg dipilih adalah

=> Engine type

= WARTSILA Four-Stroke Propulsion Systems=> Bore

= 210 mm

=> Stroke

= 310 mm=> Engine speed

= 750 rpm

=> Mean effective pressure= 24,1 bar => SFOC

= 181 g/BHPh

Gambar mesin induk, WARTSILA Four-Stroke Propulsion SystemsBAB IV

PERHITUNGAN KONSTRUKSIA. Perhitungan Dasar Ganda ( Double Bottom )

Menurut BKI 1996 Volume II:

h = 350 + 45 B ( mm )

Menurut General Arrangement Plan:

h = 350 + 45 B(mm)

dimana B = 14.40 m

= 350 + 45 (14.40)

= 998 mm (di ambil 1000 mm)

Untuk menghitung panjang konstruksi, digunakan harga yang terbesar dari perhitungan 0.96 LWL, 0.97LWL, dan Lpp. Dengan ketiga perhitungan tersebut, di dalam Section 1, BKI 2006 Vol.II diberikan ketentuan sebagai berikut :

Jika Lpp < 0.96 LWL, maka LKonstruksi = 0.96 LWL

Jika Lpp > 0.97 LWL, maka LKonstruksi = 0.97 LWL

Jika Lpp berada diantara 0.96 LWL dan 0.97 LWL, maka LKonstruksi = Lpp

Adapun perhitungan L konstruksi sebagai berikut :

0.96 LWL = 0.96 * 103.84

= 99.686 m

0.97 LWL= 0.97 * 103.84

= 100.725 m

Lpp = 99.84 m

Sesuai dengan ketentuan, maka LKonstruksi = Lpp = 99.84 mDouble skin (Wing tank and Space)

Dalam Section 24, BKI 2006 Vol.II, jarak wing tank diberikan rumus jarak minimum double skin sebagai berikut :

w = 0.5 + DWT / 20000

= 0.5 + 4000 / 20000

= 1 m

wmax = 2 m dan wmin = 1 m

Jadi untuk jarak double skin direncanakan sebesar 1.2 mB. Jarak Gading ( Frame Spacing )

Pada BKI 1996 volume II, jarak gading normal / main frame ( ao ) untuk daerah 0,1 dari sekat tubrukan dan sekat buritan, untuk L < 100 m adalah:

ao = L / 500 + 0,48 ( m )

dimana L = 96.80 m

= 96.80 / 500 + 0,48

ao = 0,6736 m

a pada ruang muat= 0,6 m

a pada kamar mesin= 0,6 mPerencanaan Tangga Samping ke Darat (Tangga Akomodasi)

Persyaratan :

a. Tangga akomodasi pada saat diturunkan harus mencapai sarat muatan kosong.

b. Perhitungan sarat muatan kosong : t = 2.0 + 0.02 L [MARPOL Annex 1, Reg.13]

Sarat muatan kosong :

t = 2.0 + 0.02 * 99.84

= 3.997 m

c. Lebar tangga = 0.6 m

d. Jarak vertikal anak tangga = 300 mme. Tangga membentuk sudut 450 dari garis horizontal, sehingga panjang tangga dapat dihitung sebagai berikut :

L = (D t) / (sin 450)

= (8.91 3.997) / sin 450

= 6.95 m C. Perencanaan Letak Sekat Tubrukan ( Collision Bulkhead ) Dan Sekat Ceruk Buritan

a. Sekat Tubrukan ( Collision Bulkhead )

Syarat minimum letak sekat tubrukan di belakang FP untuk kapal dengan L < 200 m adalah 0,05 L.

0.05 L= 0,05 (96,80 m) dimana L = 96.80 m

=4.84 m

Syarat maximum letak sekat tubrukan di belakang FP adalah 0.08 L

0.08 L= 0,08 (96.80m) dimana L = 96,80m

= 7,44m

Terletak pada frame no. 150b. Sekat Ceruk Buritan

Syarat minimum adalah 3 kali jarak gading diukur dari ujung boss.

Pada kapal ini diambil pada frame no. 10.

D. Perencanaan Panjang Ruang Mesin

Disesuaikan dengan letak mesin yang direncanakan ( sesuai dimensi mesin ). Serta dari buku General Arrangement letak sekat depan kamar mesin 20 s/d 22 % L.

a. Sekat Kamar Mesin

Jarak sekat kamar mesin diletakkan dengan mempertimbangkan banyak hal antara lain :

Panjang mesin

Poros

Jarak untuk peletakan peralatan di depan mesin induk

Dalam hal ini panjang kamar mesin diusahakan seminimal mungkin sesuai dimensi permesinan yang ada agar ruang muat menjadi maksimal.

Pada perencanaan ini panjang kamar mesin diambil sebesar kurang lebih 12 m atau gading no.10 sampai 30.Dan sekat kamar mesin terletak pada gading no. 30.

E. Perencanaan Sekat Ruang Muat

Ruang muat dibagi menjadi 4 bagian dengan 3 sekat melintang. Panjang tiap ruang muat adalah 0,2 L (BKI vol II. Sec 24 tabel 24.1). Frame pada ruang muat mempunyai jarak 600 mm.

Peletakan sekat melintang ruang muat : Ruang muat IV terletak pada frame no.36 sampai dengan 64, dengan panjang ruang muat 16,8 m. Ruang muat III terletak pada frame no.64 sampai dengan 92, dengan panjang ruang muat 18 m.

Ruang muat II terletak pada frame no.92 sampai dengan 120, dengan panjang ruang muat 18 m.

Ruang muat Iterletak pada frame no.120 sampai dengan 147, dengan panjang ruang muat 16,8 m.

BAB V

SUSUNAN ABK

A. Penentuan Jumlah ABK dan Tugasnya

Dalam menentukan jumlah anak buah kapal harus seefisien mungkin, karena hal ini mempengaruhi besar kecilnya ruangan dan terbatasnya jumlah persediaan bahan makanan dan air tawar. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah type kapal, besar kapal, banyaknya pekerjaan yang dilayani anak buah kapal, rute pelayaran, sistem otomatisasi yang ada pada kapal, dan peraturan dari negara yang bersangkutan.

Jumlah ABK yang direncanakan harus kurang dari atau sama dengan hasil dari persamaan berikut:

Zc = Cst [ Cdk ( CN/1000 )1/6 + Ceng ( BHP/1000 )1/3 + Cadets ]

Dimana:

Cst= koefisien steward deck ( 1,2 1,33 )

Cdk= koefisien deck department ( 11,5 14,5 )

Ceng= koefisien engine department ( 8,5 11,0 )

BHP= tenaga mesin ( HP )

Cadets= perwira tambahan / tamu (2)

CN= ( L.B.H ) / 1000

=(96.80*14.40*7.2)/1000

=10.04Zc = Cst [ Cdk ( CN/1000 )1/6 + Ceng ( BHP/1000 )1/3 + Cadets ]

= 1,2[11.5 (10.04/1000)1/6 +8.5(2628.18/1000) 1/3 +2

= 22.269Jumlah kru yang dipakai adalah 24 orang dengan perincian sebagai berikut :I. Master

Captain ( Nahkoda )

1 orang

II. Deck Department

Perwira:

1. Chief Officer

( Mualim I )

1 orang

2. Second Officer

( Mualim II )

1 orang

3. Radio Officer

1 orang

Bintara:

1. Quarter Master

( Juru Mudi )

1 orang

2. Boatswain

( Kepala Kelasi )

1 orang

3. Seaman

( Kelasi )

2 orang

III. Engine Department

Perwira:

1. Chief Engineer

( Kepala Kamar Mesin )1 orang

2. Second Engineer(Masinis)

1 orang

3. Electrician

1 orang

Bintara:

1. Foreman

1 orang2. Oiler

1 orangIV. Catering Department

Perwira:

1. Chief Cook

1 orangBintara:

1. Assistant Cook

1 orang2. Steward

1 orang3. Boys

2 orang

Total

: 21 orang Deck Departement

Departement deck menguasai masalah yang berkaitan dengan geladak seperti pembersihan dan perawatan geladak, penanganan dan pengoperasian peralatan keselamatan,administrasi pelabuhan, komunikasi dan navigasi, labuh dan sandar, bongkar muat dan penanganan muatan dikapal.

Master

Merupakan kedudukan tertinggi dikapal.menjadi pemberi komando, mengambil keputusan dan penangung jawab secara umum.

Deck Officer ( 1st , 2nd ).

Merupakan kedudukan dibawah master. Pada kondisi master tidak aktif ( istirahat, sakit dan sebagainya ), menjadi pemegang komando dengan pertanggungjawaban kepada master. Juga melakukan fungsi mengatur anak buah kapal di departementnya serta melakukan pekerjaan administrasi di kapal.

Quartermaster.

Juru mudi bertugas untuk mengendalikan jentara untuk mendapatkan arah kapal yang ditentukan.

Seaman.

Anak buah kapal yang bertugas menangani pengoperasian dan perawatan mesin geladak, penggoperasian peralatan bongkar muat, penanganan muatan di kapal dan pengoperasian serta perawatan peralatan keselamatan. Radio Operator.

Bukan termasuk perwira,tetapi juga tidak dapat digolongkan sebagai anak buah biasa dikarenakan tugas dan fungsinya yang khusus. Sehingga sering kali digolongkan ke dalam staf.fungsinya adalah untuk melakukan komunikasi baik dengan daratan ataupun dengan kapal lain. Tidak memiliki tugas jaga, tetapi harus selalu sedia (standby ).Karena itu kamar tidur untuk markonis harus diletakkan dekat dengan tempat kerjanya dengan akses yang harus baik.

Engineering Departement

Chief Engineer.

Dalam kapal memiliki kedudukan yang hampIr setara dengan nahkoda atau master. Bertanggungjawab penuh atas kamar mesin dan operasionalnya besrta segala isinya.

Engineer

Mempunyai kedudukan diatas mekanik. Bertanggungjawab terhadap operasional kamar mesin.

Technician.

Bertugas menangani workshop dan pengoperasian peralatan peralatan didalamnya.Sebagai tugas sekundernya adalah memberikan bantuan pada mekanik untuk pekerjaan pekerjaan tertentu.

Mechanic. Bertugas menangani pengoperasian, pemantauan, perawatan dan perbaiakan permesinan dikamar mesin dan system penunjangnya. Waktu tugas normalnya adalah 8 jam.

Catering Departement

Chief Cook.

Mengepalai departemen pelayanan bagian hidangan / memasak makanan untuk seluruh anak buah kapal, bertanggungjawab kepada nahkoda ( master ).

Assistent Cook.

Bertugas membantu Chief cook memasak makanan untuk seluruh anak buah kapal dan menyajikannya ke pantry.

Utility Man / Boys.

Melakukan tugas tugas kerumahtanggaan seperti membersihkan kabin anak buah kapal, laundry dan setrika.BAB VI

PERHITUNGAN TANKI TANKI DANRUANG MUATKompartemen yang berada dibawah ruang muat atau double bottom, ceruk haluan, dan ceruk buritan pada kapal dapat dimanfaatkan untuk meletakkan tangki-tangki untuk menunjang operasional dari kapal. Dalam hal ini dilakukan perencanaan tangki dalam kapasitasnya dan ukurannya.

Setiap perencanaan tangki mempunyai tujuan tersendiri misalnya perencanaan pada tangki bahan bakar yang dimaksudkan guna memenuhi kebutuhan bahan bakar selama pelayaran. Demikian juga untuk tangki pelumas, tangki air tawar, dan tangki lainnya yang memiliki fungsi sendiri-sendiri guna menunjang kapal selama pelayaran.

Pada kapal ini tangki-tangki yang dibutuhkan adalah :

i. Tangki bahan bakar MDO

ii. Tangki pelumas

iii. Tangki air tawar

iv. Tangki air ballast

Untuk perhitungan bahan bakar dan pelumas berdasarkan buku LECTURES ON SHIP DSIGN & SHIP THEORY, p 11

1. Tangki Bahan Bakar MDO ( Marine Diesel Oil ) Untuk Main Engine WHFO = ( PB x SFOC x ) x 1.5 x 10-6 ( Ton ) = SFR x MCR x Range/Speed x Margin(ton) = 27.71 Ton.

Volume tangki penyimpan (VMDO)

Berat spesifik bahan bakar :

= 0,85 Ton /m3

VMDO =

= (27.16 ton/0,95) = 29.168 m3

Penambahan volume

Karena tangki ini direncanakan terletak di dasar ganda, dibawah tangki muatan maka perlu dilakukan koreksi penambahan volume -2 % untuk konstruksi pada dasar ganda

-2 % untuk ekspansi

VMDO = 29.168 m3 + ( 4% x 29.168 m3 )

=30,33 m3

2. Tangki Bahan Bakar MDO Untuk Aux Engine

Bahan bakar MDO digunakan untuk motor - motor bantu.

a. Berat bahan bakar (WMDO):

Kebutuhan berat bahan bakar MDO untuk motor - motor bantu diperkirakan sebesar 10 - 20 % dari berat kebutuhan MDO untuk motor induk. Dalam perencanaan ini diambil perkiraan kebutuhan sebesar 20 %.

WMDO = 20 % x WHFO = 0,2 x 29.168 Ton

= 5.83 Ton

b. Volume tangki penyimpan (VMDO):

Berat spesifik = 0,85 Ton /m3

VMDO =

= 5.83/0,85

= 4.95 m3Penambahan volume

Karena tangki ini direncanakan terletak di dasar ganda, maka perlu dilakukan koreksi penambahan volume :

- 2 % untuk konstruksi pada dasar ganda

- 2 % untuk ekspansi

VMDO = 4.85 m3 + ( 4% x 4.95 m3 )

= 5.15 m3Volume Total MDO = 30.33 + 5.15 = 35.48 m3 Kapasitas service tank (Vsvt):

Service tank atau tangki harian harus mampu untuk mensuplai konsumsi bahan bakar motor induk selama 24 jam pada saat operasi beban penuh, direncanakan pengisian setiap 12 jam.

Vsvt = ( BHP x SFOC x 10-6 x H ) / = (2205 HP x 188g/BHP h x 10-6 Ton/g x 12 h x 1,4) / 0,85Ton/m3 =8,40 m33. Tangki Minyak Pelumas.

Kapasitas tangki minyak pelumas di sini adalah tangki minyak pelumas untuk minyak pelumas mesin atau Lube Oil dan minyak pelumas silinder atau Cylinder Oil.

1. Lube oil storage tank

Specific Lubricating Oil Consumtion

SLOC = 0,8 gr/BKWh

Berat jenis minyak pelumas

lo = 0,89 Ton / m3 Sehingga :

a. Berat minyak pelumas (Wlo):WLO = BKW x SLOC x x 10-6 x 1,4 ( Ton )=SFR x MCR(Range/Speed) x (1+Margin) / 24 = 0.00019 x 1933.05 x (823/12) x (1+10%)= 1 Ton b. Volume tangki minyak pelumas ( VLO ):

VLO =

=

= 1.123 m3 Volume pelumas auxilary engine = 25 % volume pelumas motor induk

= 0,25 x 0,1426

= 0,28 m34. Tangki Air Tawar

Perhitungan Umum :

Jumlah awak kapal

= 22 orang

Radius pelayaran

= 823 mil laut

Kecepatan dinas kapal

= 12 knot

Lama pelayaran =

=

= 2.8 hari, dalam perhitungan dianggap 3 hari

Untuk perhitungan consumable berdasarkan buku LECTURES ON SHIP DESIGN & SHIP THEORY, p 13

a. Kebutuhan pelayaran untuk makan dan minum

Kebutuhan air untuk makan dan minum satu hari antara 10 - 20 Kg/orang/hari. Diambil sebesar 20 Kg/orang/hari

Berat air tawar = crew x lama pelayaran x konsumsi ............Kg

= 22 x 3 x 20

= 1320 kg

= 1,32Ton

b. Kebutuhan untuk Sanitasi

Kebutuhan air untuk sanitasi ( mandi dan cuci ) perorang satu hari antara 60 - 200 Kg/orang/hari. Diambil sebesar 200 Kg/orang/hari

Berat air = crew x lama pelayaran x konsumsi ........Kg

= 22 x 3 x 200

= 13200 kg

= 13,2Ton

c. Kebutuhan untuk Memasak

Kebutuhan air untuk keperluan memasak satu hari antara 3 - 4 Kg/orang/hari. Diambil sebesar 4 Kg/orang/hari

Berat air = crew x lama pelayaran x konsumsi.........Kg

= 22 x 3 x 4

= 264 kg

= 0,264 Ton

d. Kebutuhan untuk Pendingin Mesin

Kebutuhan air untuk pendingin mesin antara 2 - 5 Kg/BHP. Diambil sebesar 5 Kg/BHP

Berat air= 5 x 3000

= 15000 kg

= 15 Ton

Jadi kebutuhan total air tawar = 1,32+ 13,2+ 0,264 + 15

= 29.78 ton

volume Total Air Tawar

= 1 Ton/m3Volume air tawar

Vtot = 29.78 m3

5. Tangki Air Ballast

Untuk perhitungan tangki ballast berdasarkan buku MARINE AUXILARY MACHINERY & SYSTEM, p 453

Berat air ballast direncanakan berkisar antara 10 - 17 % berat displasement kapal, dimana displasement kapal dan berat air ballast adalah sebagai berikut : = 6874.61 Ton

Wballast = x 17 %

= 6874.61 Ton x 17 %

= 1168,68 Ton

Sehingga :

Vtb =

=

= 1140,18m3

6. Barang Bawaan

a. Berat Bahan Makanan (Wp)

Kebutuhan 5 kg/ orang/ hari

Wp = 0,3 ton

b. Berat Crew dan Barang Bawaan (Wcp)

Kebutuhan :

untuk crew= 75 kg/orang hari

barang

= 25 kg/orang hari

Wcp

= (75+25) x 22 = 2,2 ton

7. Perencanaan Letak Tangki-tangki

Untuk melayani kebutuhan selama pelayaran, kapal akan menyimpan kebutuhan consumabelnya dalam tangki. Desain tangki harus mempertimbangkan faktor kekedapan, korosi, stabilitas dan efisien.

Tangki untuk consumable terletak di double bottom, sekat tubrukan dan sekat tabung buritan.

1. Tangki MDO

MDO ddigunakan untuk bahan bakar motor bantu dan motor induk., untuk tangki MDO pertama terletak di double bottom antara frame 29 sampai 31

2. Tangki FO

3. Tangki LO

4. Tangki ballast

Tangki ballast terdiri dari 6 tangki dan terletak pada double bottom dibawah ruang muat.

Tangki Balast III

Tangki Balast II

Tangki Balast I

7. Volume ruang muat

Setiap ruang muat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu ruang muat SB,PS dan center. Untuk ruang muat SB dan PS terdapat 6 ruang muat dimana perhitungannya adalah sebagai berikut : Ruang 1

Ruang muat 2

Ruang Muat 3

BAB VIIPERENCANAAN RUANGAN-RUANGAN AKOMODASI

Dari SHIP DESIGN AND CONSTRUCTION 1980 , hal 113-1260 diperoleh beberapa persyaratan untuk crew accomodation.

1. Ruang Tidur (Sleeping Room)

Ruang tidur harus diletakkan diatas garis air muat di tengah atau dibelakang kapal. Direncanakan ruang tidur :

Ruangan tidur seluruhnya dibelakang kapal.

Semua kabin ABK terletak pada dinding luar sehingga mendapat cahaya matahari.

Bridge Deck terdapat ruang tidur Radio Operator, Captain. Boat Deck terdapat ruang tidur Chief Engineer, Chief Officer. Poop Deck terdapat ruang tidur, 2nd Officer, Quarter Master, Cadets, Doctor dan 2nd Engineer.

Main Deck terdapat ruang tidur Electrician & Mechanic, Fireman, Boys, Steward 1, Steward 2, Oiler, Chief Cook, assistant cook, Oiler, Seaman Boatswain. Tidak boleh ada hubungan langsung (opening) didalam ruang tidur dari ruangmuat, ruang mesin, dapur, ruang cuci umum, wc, lamp room, paint room dan drying room (ruang pengering).

Tinggi ruangan, dalam keadaan bebas minimum 190 cm.

Direncanakan 240 cm.

Perabot dalam ruang tidur

a.Ruang tidur Kapten :

Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, sofa, meja tulis dengan kursi putar, tv, kamar mandi, bathtub, shower, washbasin, wc.

b. Ruang tidur Perwira :

Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar, tv, kamar mandi, shower, washbasin, wc.

c. Ruang tidur Bintara :

Tempat tidur ( single bed ), lemari pakaian, meja tulis dengan kursi putar

d. Ruang tidur crew :

Tempat tidur ( single bed untuk satu orang, maksimal tempat tidur susun untuk dua orang ), lemari pakaian.

Ukuran perabot

a. Tempat tidur

Ukuran tempat tidur minimal 190 x 68 cm

Direncanakan ukuran tempat tidur :

Perwira: 230 x 92 cm

Tingkatan lain: 230 x 92 cm

Syarat untuk tempat tidur bersusun :

Tempat tidur yang bawah berjarak 40 cm dari lantai.

Jarak antara tempat tidur bawah dan atas 60 cm.

Jarak antara tempat tidur atas dan langit-langit 60 cm.

Jarak antar deck diambil 240 cm.

b. Lemari pakaian

Direncanakan ukuran lemari pakaian : 60 x 40 x 60 cm.

c. Meja tulis

Direncanakan ukuran meja tulis : 80 x 50 x 80 cm.

2. Ruang Makan (Mess Room)

Harus cukup menampung seluruh ABK.

Untuk kapal yang lebih dari 1000 BRT harus tersedia ruang makan yang terpisah untuk perwira dan bintara.

Direncanakan 2 ruang makan :

a. Ruang makan Perwira :

Letak di Poop Deck, disamping pantry.

Kapasitas 10 tempat duduk, 3 meja makan, 1 washbasin, tv dan kulkas.

b. Ruang makan Bintara dan Crew :

Letak di Main deck, didepan dapur ( Galley )

Kapasitas 14 orang, 2 meja makan, 1 washbasin, tv dan kulkas.

3. Sanitary Accomodation

Jumlah wc minimum untuk kapal lebih dari 3000 BRT adalah 6 buah.

Untuk kapal dengan radio operator terpisah maka harus tersedia fasilitas sanitary di tempat itu.

Toilet dan shower untuk deck department, catering departement harus disediakan terpisah.

Fasilitas sanitary umum minimum:

1 Bath tub atau shower untuk 8 orang atau kurang.

1 wc untuk 8 orang atau kurang.

1 washbasin untuk 6 orang atau kurang.

Dari semua persyaratan diatas maka direncanakan :

a. Di Main Deck :

4 Bak mandi untuk 8 orang .

4 Wc untuk 8 orang ( 1 wc untuk 2 orang ).

4 Washbasin untuk 8 orang (1 washbasin untuk 2 orang ).

b. Di Poop Deck :

3 Kamar mandi umum

3 Washbasin di Sanitary

3 WC untuk 5 orang

d. Di Boat Deck :

1 Kamar mandi di ruang tidur kapten (bathtub, shower, washbasin dan wc).

1 Kamar mandi di masing-masing ruang tidur perwira (shower, washbasin dan wc.

e. Di Wheel House

1 Kamar mandi dan 1 WC untuk Radio Room.

4. Musholla (Mosque)

Sesuai dengan kebutuhan crew yang beragama Islam, maka direncanakan Di Boat dilengkapi :

Dekat kamar masing-masing crew

Dilengkapi fasilitas wudlu

Dilengkapi lemari gantung tempat menyimpan Al-quran dan perlengkapan sholat.

5. Hospital Accomodation

Sesuai dengan persyaratan bahwa untuk kapal yang berlayar lebih dari 3 hari dengan ABK lebih dari 15 orang harus dilengkapi hospital accomodation, yang dilengkapi obat-obatan, washbasin, toilet serta shower.

Harus tersedia tempat tidur minimum 1 buah dan maximum 6 buah.

Direncanakan hospital accomodation :

Letak di Poop Deck .

1 tempat tidur : 195 x 95 cm

1 lemari obat : 130 x 65 x 100 cm

1 meja tulis dengan kursi : 120 x 55 x 80 cm

1 lemari pendingin obat

Harus dekat dengan kamar mandi.

1 sofa untuk tempat tunggu pasien.

6. Meeting Room

Direncanakan Terletak di:

Letak di Bridge Deck.

1 Meja dengan 8 kursi putar

2 Lemari buku : 80 x 35 x 100 cm

7. Dry Provision and Cold Store Room

A. Dry Provision

Dry provision berfungsi untuk menyimpan bahan bentuk curah yang tidak memerlukan pendinginan dan harus dekat dengan galley dan pantry.

B. Cold store

Untuk bahan yang memerlukan pendinginan agar bahan-bahan tersebut tetap segar dan baik selama pelayaran.

Temperatur ruang pendingin dijaga terus dengan ketentuan :

Untuk menyimpan daging suhu maximum adalah -22SYMBOL 176 \f "Symbol" C.

Untuk menyimpan sayuran suhu maximum adalah -12SYMBOL 176 \f "Symbol" C.

Luas provision store yang dibutuhkan untuk satu orang ABK adalah (0,8 s/d 1) m2

Untuk 22 orang ABK dibutuhkan luas ruangan antara 19 m2 - 24 m2.

Perinciannya sebagai berikut :

1/2 s/d 2/3 luas digunakan untuk cold store dan cool store.

Sisanya digunakan untuk dry store.

Direncanakan Cool Store dan Cold Store :

Letak di Main Deck dekat dapur.

Luas kurang lebih 17 m2

1/3 ruangan untuk dry store, 2/3 untuk cool store dan cold store.

Cold store terdiri dari ruang penyimpan daging (-22SYMBOL 176 \f "Symbol" C) dan cool store ruang penyimpan sayur (-12SYMBOL 176 \f "Symbol" C) serta ruang penyimpan ikan.

Sedangkan untuk Dry Store terletak di depan dapur.

8. Dapur (Galley)

Letaknya berdekatan dengan ruang makan, cold dan dry store.

Luas lantai 0,5 m2 /ABK

Harus dilengkapi dengan exhause fan dan ventilasi untuk menghisap debu dan asap

Harus terhindar dari asap dan debu serta tidak ada opening antara galley dengan sleeping room.

Direncanakan dapur :

Letak di Main Deck, disamping cold store, didepan dry store dibelakang ruang makan bintara. Dilengkapi sarana lift ke pantry di Poop deck yang tepat diatas dapur.

9. Ruang Navigasi (Navigation Room)

A. Ruang Kemudi (Wheel House) Terletak pada deck yang paling tinggi sehingga pandangan ke depan dan ke samping tidak terhalang (visibility 3600)

Flying wheel house lebarnya dilebihkan 0,5 meter dari lebar kapal. Untuk mempermudah waktu berlabuh.

Jenis pintu samping dari wheel house merupakan pintu geser.

B. Ruang Peta (Chart Room)

Terletak didalam ruang wheel house.

Ukuran ruang peta 3,3 m x 3,2 m.

Ukuran meja peta 1,2 m x 0,9 m.

Antara ruang peta dan wheel house bisa langsung berhubungan sehingga perlu dilengkapi jendela atau tirai yang dapat menghubungkan keduanya..

C. Ruang radio (Radio Room)

Diletakkan setinggi mungkin diatas kapal dan harus terlindungi dari air dan gangguan suara.

Ruang ini harus terpisah dari kegiatan lain.

Ruang tidur radio operator harus terletak sedekat mungkin dan dapat ditempuh dalam waktu 3 menit.

10. Battery Room(ESEP)

Terletak di tempat yang jauh dari pusat kegiatan karena suara bising akan mengganggu.

Harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam pada saat darurat.

Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring sampai 22,50 atau kapal mengalami trim 10011. Lampu Navigasi

Dari buku Merchant Ships Design Handbook

Lampu mast head Tinggi H1 ( pada bagian depan kapal) adalah 7,5 m sedangkan lampu kedua H2 (di atas navigation deck) tingginya 8,5 m dan jarak antara keduanya adalah lebih besar L/2. Tinggi lampu mast tidak kurang dari 1 m lebih tinggi dari lampu samping dan lampu berwarna ganda. Berwarna putih. Lampu jangkarTerletak pada depan dan belakang kapal dengan tinggi pada tiang depan 4,5 m dan pada bagian belakang tingginya 1,5 m berwarna putih.

Lampu samping

Terletak sedemikian rupa sehingga tidak terganggu oleh lampu deck dan diletakkan pada sisi terjauh untuk menunjukkan lebar kapal, berwarna merah untuk portside dan hijau untuk starboard.12.Perencanaan Engine Casing

Engine casing harus cukup besar untuk memudahkan pekerjaan pada cylinder head station. Umumnya engine casing mempunyai tangga dalam. Tangga dalam engine casing lebarnya antara 0,6 ~ 0,8 m.

(GENERAL ARRANGEMENT PLAN)

Engine casing dapat berfungsi sebagai berikut :

Lubang pemasukan mesin

Tempat pipa gas buang

Lubang sinar matahari masuk

Tempat escape ladder

Dalam perencanaan ini dimensi engine casing yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. PanjangPanjang minimal sama dengan panjang mesin pada perencanaan ini,panjang mesin adalah 5000 mm maka dipakai 5.4 m.

b. Lebar

Lebar mesin 3870 mm diambil lebar 4 m.13. Perlengkapan Navigasi

Design and construction edisi revisi sname New York, 1996 tentang perlengkapan lampu navigasi.

Gambar posisi lampu navigasi

Tabel lampu navigasi

a. Lampu Jangkar ( Anchor Light )

Setiap kapal dengan L > 150 ft pada saat lego jangkar harus menyalakan anchor light.

Warna

: Putih

Jumlah

: 2 buah

Visibilitas

: 3 mil ( minimal )

Sudut sinar

: 360o horisontal

Tinggi

: 8 meter dan 4 meter

Letak

: Forecastle dan Buritan

b. Lampu Buritan ( Stern Light )

Warna

: Putih

Jumlah

: 1 buah

Visibilitas

: 3 mil ( minimal )

Sudut sinar

: 135o horisontal

Tinggi

: 0,5 meter

Letak

: Buritan

c. Lampu Tiang Agung ( Mast Head Light )

Warna

: Putih

Visibilitas

: 6 mil ( minimal )

Sudut sinar

: 225o horisontal

Tinggi

: 12 meter ( di tiang agung depan )

4,5 meter ( di tiang di top deck )d. Lampu Sisi ( Side Light )

Jumlah:

Starboard Side

: 1 buah

Port Side

: 1 buah

Warna:

Starboard Side

: Hijau

Port Side

: Merah

Visibilitas

: 2 mil ( minimal )

Sudut sinar

: 112,5o horisontal

Letak

: Navigation deck ( pada fly wheel house )

e. Morse Light

Warna

: Putih

Sudut sinar

: 360o horisontal

Letak

: di top deck, satu tiang dengan mast head light,

antena UHF dan radar.f. Tanda Suara

Tanda suara ini dilakukan pada saat kapal melakukan manouver di pelabuhan dan dalam keadaan berkabut atau visibilitas terbatas. Setiap kapal dengan panjang lebih dari 12 meter harus dilengkapi dengan bel dan pluit.

g. Pengukur kedalaman ( Depth Sounder Gear )

Setiap kapal dengan BRT di atas 500 gross ton dan melakukan pelayaran internasional harus dilengkapi dengan pengukur kedalaman yang diletakkan di anjungan atau ruang peta.

h. Compass

Setiap kapal dengan BRT di atas 1600 gross ton harus dilengkapi dengan gyro compass yang terletak di compass deck dan magnetic compass yang terletak di wheel house.

i. Radio Direction Finder dan Radar

Setiap kapal dengan BRT 1600 gross ton harus dilengkapi dengan direction finder dan radar yang masing-masing terletak di ruang peta dan wheel house. Fungsi utama dari radio direction finder adalah untuk menentukan posisi kapal sedangkan radar berfungsi untuk menghindari tubrukan.14. Perencanaan Pintu, Jendela, dan Tangga

1. Perencanaan Pintu

A. Pintu Baja Kedap Cuaca ( Ship Steel Water tight Door )

Digunakan sebagai pintu luar yang berhubungan langsung dengan cuaca bebas.

Tinggi

: 1800 mm

Lebar

: 800 mm

Tinggi ambang

: 600 mm

B. Pintu Dalam

Tinggi

: 1800 mm

Lebar

: 750 mm

Tinggi ambang

: 200 mm

2. Ukuran Jendela

Jendela bundar tidak dapat dibuka ( menurut JIS ISO 1751 ), direncanakan menggunakan jendela bundar type A dengan ukuran d = 380 mm.

Jendela empat persegi panjang, direncanakan:

1. Panjang ( W1 )= 400 mm

Tinggi ( h1 ) = 560 mm

Radius ( r1 )= 50 mm

Tinggi ( h1 ) = 800 mm

2. Panjang ( W1 )= 500 mm

Tinggi ( h1 ) = 800 mm

Radius ( r1 )= 100 mm

Untuk wheel house

Berdasarkan simposium on the design of ships budges:

Semua jendela bagian depan boleh membentuk 15o.

Bagian sisi bawah jendela harus 1,2 meter di atas deck.

Jarak antara jendela tidak boleh kurang dari 100 mm.

3. Tangga / Ladder

A. Accomodation Ladder

Accomodation ladder diletakkan menghadap ke belakang kapal. Sedangkan untuk menyimpannya diletakkan di poop deck ( diletakkan segaris dengan railing / miring ). Sudut kemiringan diambil 45o.

LWT= Displ DWT

= 6323,2 3976,845

= 2346,355 ton

Hasil ini dimasukkan ke dalam grafik hidrostatik dari kapal ini sehingga mendapatkan hasil 2,55 meter

Karena tangga akomodasi diletakkan di poop deck:

a= ( H + 2,4 ) - TE

= (8 + 2,4) 2,55

= 6,899

Jadi: Panjang tangga akomodasi ( L ) = a / sin 45o

= 6,899 / sin 45o

= 9,556 m

Dimensi tangga akomodasi: ( direncanakan )

Width of ladder= 600 s/d 800 mm

Height of handrail= 1000 mm

The handrail= 1500 mm

Step space

= 200 s/d 350 mm

BAB VIII

PERLENGKAPAN KAPAL

A. Perlengkapan Kapal

Kapal harus dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan pelayaran sesuai yang ada.Menurut fungsinya alat keselamatan dibagi tiga, yaitu:

a. Freefall Lifeboat

Persyaratan sekoci/freefall penolong:

Dilengkapi dengan tabung udara yang diletakkan dibawah tempat duduk.

Memiliki kelincahan dan kecepatan untuk menghindar dari tempat kecelakaan.

Cukup kuat dan tidak berubah bentuknya saat mengapung dalam air ketika dimuati ABK beserta perlengkapannya.

Stabilitas dan lambung timbul yang baik.

Mampu diturunkan ke dalam air meskipun kapal dalam kondisi miring 15o.

Perbekalan cukup untuk waktu tertentu.

Dilengkapi dengan peralatan navigasi, seperti kompas radio kounikasi.

Digunakan model Freefall degan ukuran :

- Merek

: Noreq tipe LBF 580 C

-Length

: 5,8 m

-Breadth

: 2,55 m

-Registered height

: 3.1 m

-Persons

: 28

- Weigth without persons: 3453 kg

Gambar rencana umum sekoci Noreq Tipe LBF 580 C

Gambar davit dan sekoci luncurb. Perlengkapan Apung ( Bouyant Aparatus )

b.1.Pelampung Penolong ( Life Buoy )

Persyaratan pelampung penolong:

Dibuat dari bahan yang ringan ( gabus / semacam plastik )

Berbentuk lingkaran atau tapal kuda.

Harus mampu mengapung dalam air selama 24 jam dengan beban sekurang-kurangnya 14,5 kg besi.

Tahan pada pengaruh minyak, berwarna menyolok dan diberi tali pegangan, keliling pelampung dilengkapi dengan lampu yang menyala secara otomatis serta ditempatkan pada dinding atau pagar yang mudah terlihat dan dijangkau.

Jumlah pelampung untuk kapal dengan panjang 60 12 meter minimal 12 buah.

Direncanakan 30 buah Life Buoy

b.2. Baju Penolong ( Life Jacket )

Persyaratan baju penolong:

Mampu mengapung selama 24 jam dengan beban 7,5 kg besi.

Jumlah sesuai banyaknya ABK, berwarna menyolok dan tahan minyak serta dilengkapi dengan peluit.

Direncanakan Sesuai ABK ( 22 buah ) dan Cadangan yang ter letak pada Boat deck.

c. Tanda Bahaya Dengan Signal Atau Radio

Bila berupa signal dapat beruap cahaya, misal lampu menyala, asap, roket, lampu sorot, kaca dsb.

Bila berupa radio dapat berupa suara radio, misal radio dalam sekoci, auto amateur resque signal transmitter dsb.

d. Alat Pemadam Kebakaran

Dalam kapal terdapat alat pemadam kebakaran berupa:

Foam ( busa )

- Air laut

Serbuk (powder)

- CO2

Gambar sistem pemadam kebakaran dengan air laut

Gambar sistem pemadam kebakaran dengan

Gambar sistem pemadam kebakaran dengan busa (foam)

Gambar sistem pemadam kebakaran dengan powder (serbuk)e. Alat Muat Makanan / Provision

Menggunakan Marine Crane merek Noreq type AK 7 E2

B. Penentuan Jangkar, Rantai Jangkar dan Tali Tambat.

A. Penentuan Jangkar

Gambar tipe jangkar

Penentuan jangkar berdasarkan peraturan BKI 1996 Vol. III ( tergantung angka Z )

Z = D2/3 + 2.h.B + A/10

Dimana:

Z = 2/3 + 2.h.B + A/10

= ( 4569,474 )2/3 + ( 2 x 12,09 x 15,7 ) + (326,8 / 10)

= 919,4Dari hasil tersebut maka perlengkapan yang digunakan berdasarkan BKI 1996 VOL II sec 18 tabel 18.2 untuk harga Z = 919,4adalah :

Diperoleh data sebagai berikut :

Jangkar

jumlah jangkar = 2 buah

berat setiap jangkar = 2850 kg

Rantai jangkar

- panjang rantai = 495 m

- diameter rantai (d1) = 54 mm

- diameter rantai (d2) = 48 mm

- diameter rantai (d3) = 42 mm

Tali tarik

- panjang

= 170 m

- beban putus= 215 kN

Tali tambat

- jumlah

= 4 buah

- panjang

= 190 m

- beban putus= 560 kN

B. Perhitungan Daya Windlassb.1 Gaya Tarik Pengangkatan Jangkar (Tcl):

Gaya tarik pengangkatan untuk satu buah jangkar adalah ditentukan berdasarkan data - data berikut

1. Berat jangkar atau Ga

Ga = 2850 Kg

2. Diameter rantai atau dc

dc = 54 mm

3. Berat rantai jangkar permeter atau Pa

Untuk rantai stud-link

Pa = 0.0218dc2 = 0.0218 x ( 54 )2 = 63,57 Kg

4. Panjang rantai jangkar yang menggantung dari jangkar sampai chain locker ( La )

La = 150 m

Density material (a = 7750 kg/m3

density sea water (w = 1025 kg/m35. Factor gesekan pada hawse pipe (fh) antara 1,28 1,35 diambil harga sebesar 1,35.

Sehingga gaya tarik jangkar :

Tcl = 2fh x ( Ga + (pa x La )) x (1 - (w / (a)..Kg

= 2 x 1,3 x [2850 + ( 63,57 x 150 ) ] x (1 1025/7750)

= 27951,6 Kg (Dua jangkar)

b.2 Perhitungan Torsi pada Cable Lifter ( Mcl) :

1. Diameter efektif kabel lifter

Dcl = 13.6.dc

= 13.6 x 54

= 734,4 mm

= 0,7344 m

2. Efisiensi cable lifter atau cl berkisar antara 0,9 sampai 0,92. Dalam perencanaan

ini diambil harga efisiensi sebesar 0,91

Sehingga torsi pada kabel lifter :

Mcl = ( Tcl.Dcl ) / ( 2.cl ) ,Kgm

= (14552,96x 0.7344 ) / ( 2 x 0.91)

= 5872,257 Kgmb.3 Perhitungan Momen Torsi pada Poros Motor (Mm) :

1. Perbandingan putaran poros motor windlass dengan putaran poros kabel lifter atau ncl :

a. Putaran kabel lifter atau ncl

ncl = 300 / dc , rpm

= 300 / 54

= 5,55 rpm

b. Putaran motor penggerak atau nm

Putaran motor penggerak atau nm dapat ditentukan dari tabel 61 halaman 409 buku MARINE AUXILIARY MACHINERY AND SYSTEM, M. Khetagurov

Untuk jenis electric windlasses diperoleh harga nm berkisar antara 720-1550 Rpm, dengan perbandingan gigi mekanis ia antara 105 sampai 250. Dalam perencanaan ini diambil putaran motor penggerak atau nm sebesar 1000 Rpm

Sehingga :

Ia = nm / ncl

= 1500 / 5,5

2. Efisiensi peralatan atau a

Untuk mekanisme penggerak, karena harga perbandingan putaran poros motor windlass dengan putaran poros kabel lifter atau ia besar, dipilih tipe worm gearing harga efisiensi peralatan atau a adalah berkisar antara 0.7 sampai 0.85.

Dalam perencanaan ini diambil harga efisiensi peralatan atau a sebesar 0.8.

Sehingga :

Mm = Mcl / ( ia.a ) ,Kgm

= 5872,357 / (270,270 x 0.75 )

= 28,97Kgm

b.4 Perhitungan Daya Motor Penggerak Windlass

Ne = ( Mm.nm ) / 716.20 ,HP

= (1028,97x 1500 ) / 716.20

= 60,67HP

b.5 Perhitungan Mesin tambat (Capstan) :

Berdasarkan BKI vol II 1989 Karakteristik Peralatan

Jumlah tali tambat

: 4 buah

Panjang tali tambat

: 170 m

Beban putus

: 215 KN

Dipilih tali tambat dengan bahan dari nylon karena tahan terhadap air dan tidak mudah menyerap air, yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

Berat / 100 m

: 121 Kg

Kekuatan tarik

: 235,29 KN ( Rbr )

Diameter

: 40 mm atau 0.040 m

Keliling tali

: 125,6 mm

b.6 Gaya Tarik pada Capstan (Twb) :

Perhitungan berikut berdasarkan buku MARINE AUXILIARY MACHINERY AND SYSTEM, M. Khetagurov Twb = Rbr / 4 ,Kg

Dimana :

Rbr : Beban putus tali tambat = 235,29 KN = 235290 N

= 235290/9,8

= 24009,18 Kg

Sehingga :

Twb = 24009,18 / 4

= 6002,295 Kgb.7 Putaran pada poros Penggulung Capstan (Nw) :

Nw = ,rpm.411

Dimana :

Vw : kecepatan tarik capstan diambil = 0.25 m/s

dw : diameter tali tambat = 0.030 m

Dw : Diameter penggulung tali = (5 8)dw , diambil 5 dw

= 5 x 0.04

= 0.32 m

Sehingga :

Nw =

= 13,26 rpmb.8 Momen Torsi Penggulung (Mm) : Mm = ,Kgm412

Dimana :

Iw = Nm/Nw ; untuk Nm = putaran motor capstan diambil 1200 rpm

= 1200/13,26= 90,49 rpm(w = effesiensi motor penggulung capstan 0.9

Sehingga :

Mm =

= 13,27 Kgm

b.9 Daya Motor Capstan (Ne) : Ne = ,HP

=

= 22,23 HP

C. Perencanaan chain locker

Volume chain locker adalah :

Dimana :

Sm= volume chain locker untuk panjang rantai jangkar 100 fathom

D= diameter rantai jangkar dalam inch

inch

panjang rantai jangkar = 495 m Maka volume chain locker adalah :

Sm1 m3

Perencanaannya dengan ditambah volume cadangan 20 % maka

Sm= (20% x Sm1) + Sm1

= 17.28 m3

Dimensi = 3 x 2,4 x 2,4

= 17,28 m3 Pada chain locker diberi sekat pemisah antara kotak sebelah kanan dan kotak sebelah kiri. Pada lambung dilapisi kayu dengan lebar 150 mm dan tebal 75 mm. Dibawah bak rantai diberi bak lumpur dengan tinggi 400 mm dan disemen miring. Dilengkapi dengan tempat pengikat ujung rantai yang mudah dilepas dari luar bak.

D. PENENTUAN POMPA BONGKAR MUAT

Diameter Pipa Utama:

Db= 0.0189

Dimana : Qe = Debit Pompa

= V/t

= 5500/15

= 0,1 m3/s

Vc= Kecepatan aliran, Vc (0,75-2) m/s diambil 1 m/s

Db = 0.356

= 0.356m

Diameter Pipa Bantu:

Ds= 0.0189

Dimana : Qs = Debit Pompa

= 0.25 x Qe

= 0.25 x 366 m3/s

= 0,025 m3/s

Vc= Kecepatan aliran, Vc (0,75-2) m/s diambil 1 m/s

Db = 0.356

= 0.178DAFTAR PUSTAKA

BKI 2014 VOL II.

De Rooij.,[1978], Practical Shipbuilding, De Technische Uitgeverij H. Stam, NV Haarlem.

Germanischer Lloyd, Regulations for the construction and survey of lifting appliances, 1992.

Harrington, Roy. L, editor.,[1992], Marine Engineering, SNAME.

MAN B & W S26MC Project Guide 1999.

Marine Auxiliary Machinery and System by Khetagurov published by Peace Publisher, Moscow.

Resistance and Propulsion of Ship by SV.AA. Harvald published by Jon Wiley and Sons, New York, 1992.DOSEN PEMBIMBING 1

TRISTIANDINDA P., ST

DOSEN PEMBIMBING 2

M.Mustain, S.T., M.T

NIP. 198201252014041001

EMBED Equation.3

Ship Building Engineering

Madura State Of Polythecnic

13

_1165785526.unknown

_1483793604.unknown

_1512661342.unknown

_1512662507.unknown

_1515154625.unknown

_1512661773.unknown

_1483854392.unknown

_1483854471.unknown

_1483793605.unknown

_1483645181.unknown

_1483645388.unknown

_1483645454.unknown

_1483645477.unknown

_1483645313.unknown

_1480649174.unknown

_1483426851.unknown

_1480649149.unknown

_1008202521.unknown

_1143261138.unknown

_1143261159.unknown

_1160470084.unknown

_1043609896.unknown

_1052723448.unknown

_1052667583.unknown

_1008203954.unknown

_1008202149.unknown

_1008202386.unknown

_1008201353.unknown


Recommended