+ All Categories
Home > Documents > Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

Date post: 25-Dec-2015
Category:
Upload: binti-saadah
View: 32 times
Download: 9 times
Share this document with a friend
Description:
Tugas akhir praktikum klimatologi
Popular Tags:
40
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR KLIMATOLOGI PERTANIAN “HUKUM BEER-LAMBERT” Disusun Oleh: Nama : Binti Sa’adah NIM : 115040101111120 Kelompok : Kamis, 11.00 WIB Asisten : Giri L. PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Transcript
Page 1: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR KLIMATOLOGI PERTANIAN

“HUKUM BEER-LAMBERT”

Disusun Oleh:

Nama : Binti Sa’adah

NIM : 115040101111120

Kelompok : Kamis, 11.00 WIB

Asisten : Giri L.

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi Hukum Beer

o Lambert-Beer law states the relationship between the absorbance linearity with the

concentration of the analyte solution and inversely proportional to the transmittance

o “Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan linieritas antara absorban dengan

konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan transmitan”

(Piany,Ritti.2013)

o Hukum Lambert adalah hubungan linearitas antara absorban dengan konsentrasi larutan

sampel. Konsentrasi dari sampel di dalam larutan bisa ditentukan dengna mengukur

absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer.

(Ritonga, HD 2011)

3.2 Fungsi Aplikasi Hukum Beer Dibidang Pertanian

Fungsi Aplikasi Hukum Beer dalam bidang pertanian adalah untuk dapat melihat nilai

koefisien pemadaman tanaman, sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Rizaldi Boer

dan Irsal Las dari IPB terhadap tanaman kedele. Dalam penelitian yang berjudul Koefisien

Pemadaman Tanaman Kedele pada Beberapa Tingkat Radiasi tersebut, keduanya

melakukan penelitian untuk melihat seberapa besar kemampuan tajuk tanaman kedelai

dalam mereduksi cahaya berdasarkan beberapa tingkat radiasi yang berbeda. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa aplikasi hukum beer dalam pertanian adalah untuk mengetahui

kemampuan tanaman dalam mereduksi cahaya matahari yang diterimanya dalam proses

fotosintesis serta pertumbuhan tanaman tersebut.

(Rizal Boer & Irsal Las, 1994)

Page 3: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tabel Hasil Pengamatan (Pada Tanaman Kedelai)

Tanggal WaktuIntensitas Tiap

Tajuk

Range Lux

MeterNilai a Nilai RTC

19 Desember

2012

06.00

Atas = 346 A - -

Tengah = 63 A 0,15 18,20 %

Bawah = 58 A - -

12.00

Atas = 1120 A - -

Tengah = 890 A 0,21 79,46 %

Bawah = 710 A - -

16.00

Atas = 709 A - -

Tengah = 601 A 0,21 84,76 %

Bawah = 490 A - -

20 Desember

2012

06.00

Atas = 690 A - -

Tengah = 399 A 0,20 57,82 %

Bawah = 179 A - -

12.00

Atas = 1560 A - -

Tengah = 1202 A 0,21 77,05 %

Bawah = 1065 A - -

16.00

Atas = 890 A - -

Tengah = 440 A 0,20 49,43 %

Bawah = 192 A - -

Page 4: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

2.2 Perhitungan Nilai Koefisien Pemadaman pada Tajuk Atas, Tengah, dan Bawah

1. 19 Desember 2013

a) Jam 06.00 = Atas = 346 x 1 = 346

Tengah = 63 x 1 = 63

Bawah = 58 x 1 = 58

b) Jam 12.00 = Atas = 1120 x 1 = 1120

Tengah = 890x 1 = 890

Bawah = 710 x 1 = 710

c) Jam 16.00 = Atas = 709 x 1 = 709

Tengah = 601 x 1 = 601

Bawah = 490 x 1 = 490

d) Koefisien Pemadaman =

Jam 06.00

I1 = I0 x eαx4

Ln I1= ln I0 + (-α4)

I1 = I0 x e-ax

63 = 63 x (2,17)-ax4

Ln 63 = Ln 63 x (2,17-ax4)

Ln 63 = -a x 4 ( ln 63 x ln 2,17)

α = −ln 63¿¿

= −4,14

[4 x (5,84+0,77 )]

= −4,1429,20

= - 0, 15

Jam 12.00 I1 = I0 x e-ax

890 = 890 x (2,17)-ax4

Ln 890 = Ln 890 x (2,17-ax4)

Ln 890 = -a x 4 ( ln 890 x ln 2,17)

Page 5: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

α = −ln 890¿¿

= −6,79

[4 x (7,02+0,77 )]

= −6,7931,16

= - 0, 21

Jam 16.00 I1 = I0 x e-ax

601 = 601 x (2,17)-ax4

Ln 601 = Ln 601 x (2,17-ax4)

Ln 601 = -a x 4 ( ln 601 x ln 2,17)

α = −ln 601¿¿

= −6,39

[4 x (5,84+0,77 )]

= −6,3929,32

= - 0, 21

2. 20 Desember 2013

a) Jam 06.00 = Atas = 690 x 1 = 690

Tengah = 399 x 1 = 399

Bawah = 179 x 1 = 179

b) Jam 12.00 = Atas = 1560 x 1 = 1560

Tengah = 1202 x 1 = 1202

Bawah = 1065 x 1 = 1065

c) Jam 16.00 = Atas = 890 x 1 = 890

Tengah = 440 x 1 = 440

Bawah = 192 x 1 = 192

d) Koefisien Pemadaman =

Jam 06.00 I1 = I0 x e-ax

399 = 690 x (2,17)-ax4

Page 6: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

Ln 399 = Ln 690 x (2,17-ax4)

Ln 399 = -a x 4 ( ln 690 x ln 2,17)

α = −ln 399¿¿

= −5 , 98

[4 x (6,53+0,77 )]

= −5 , 9829,20

= 0,20

Jam 12.00 I1 = I0 x e-ax

1202 = 1560 x (2,17)-ax4

Ln 1202 = ln 1560 x ((2,17-ax4)

Ln 1202 = - α x 4 ( ln 1560 x ln 2,17)

α = −1202¿¿

= −7,09¿¿

= −7,0932,48

= 0,21

Jam 16.00 I1 = I0 x e-ax

440 = 890 x (2,17)-ax4

Ln 440 = ln 890 x ((2,17-ax4)

Ln 440 = - α x 4 ( ln 890 x ln 2,17)

α = −440¿¿

= −6,08¿¿

Page 7: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

= −6,0830,24

= - 0,21

2.3 Perhitungan Nilai RTC pada Tajuk Atas, Tengah, dan Bawah

Perhitungan Nilai RTC 19 Desember 2013

Jam 06.00

RTC = I 1I 0

x 100 %

= 63

346 x 100 %

= 18,20 %

Jam 12.00

RTC = I 1I 0

x 100 %

= 8901120

x 100 %

= 79,46 %

Jam 16.00

RTC = I 1I 0

x 100 %

= 601709

x 100 %

= 84,76 %

Perhitungan Nilai RTC 20 Desember 2013

Jam 06.00

RTC = I 1I 0

x 100 %

= 399690

x 100 %

= 57,82 %

Page 8: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

Jam 12.00

RTC = I 1I 0

x 100 %

= 12021560

x 100 %

= 77,05 %

Jam 16.00

RTC = I 1I 0

x 100 %

= 440890

x 100 %

= 49,43 %

2.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui nilai koefisien pemadaman dan nilai

RTC tanaman kedelai yang bervariasi berdasarkan waktu pengamatan. Nilai koefisien pada

tanggal 19 Desember 2012 pada jam 06.00, 12.00 dan 16.00 secara berturut-turut adalah

0,15; 0,21 dan 0,21. Sedangkan nilai koefisien pemadaman pada tanggal 20 Desember 2012

secara berturut-turut berdasarkan waktu pengamatan yang sama dengan tanggal 19

Desember 2012 yaitu 0,21; 0,21 dan 0,20.

Nilai RTC yang didapatkan dari perhitungan RTC berdasar nilai koefisien

pengamatan pada tanggal 19 Desember 2012 secara berturut-turut berdasarkan waktu

pengamatannya yaitu 18,20 %, 79,46 %, dan 84,76 %. Sedangkan hasil perhitungan RTC

tanggal 20 desember 2012 secara berturut-turut berdasarkan waktu pengamatan yaitu

57,82%, 77,05 %, dan 49,43 %. Sehingga dapat diketahui bahwa nilai RTC tertinggi pada

tanggal 19 Desember 2012 adalah RTC pada jam 16.00 sebesar 84,76 dengan nilai koefisien

pemadaman sebesar 0,21, dan pada tanggal 20 Desember 2012 adalah RTC pada jam 12.00

sebesar 77,05 % dengan nilai koefisien sebesar 0,21.

Page 9: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari perhitungan hasil dan pembahasan diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien

pemadaman tanaman kedelai bervariasi berdasarkan waktu pengamatan. Nilai koefisien pada

tanggal 19 Desember 2012 pada jam 06.00, 12.00 dan 16.00 secara berturut-turut adalah

0,15; 0,21 dan 0,21. Sedangkan nilai koefisien pemadaman pada tanggal 20 Desember 2012

secara berturut-turut berdasarkan waktu pengamatan yang sama dengan tanggal 19

Desember 2012 yaitu 0,21; 0,21 dan 0,20.

Nilai RTC tertinggi pada tanggal 19 Desember 2012 adalah RTC pada jam 16.00

sebesar 84,76 dengan nilai koefisien pemadaman sebesar 0,21, dan pada tanggal 20

Desember 2012 adalah RTC pada jam 12.00 sebesar 77,05 % dengan nilai koefisien sebesar

0,21.

3.2 Saran

Semoga praktikum Klimatologi kedepannya dapat menjadi semakin baik, dan

komunikasi asisten dengan praktikan dapat menjadi semakin baik pula.

Page 10: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

DAFTAR PUSTAKA

Boer, Rizaldi & Irsal Las. 1994. Koefisien Pemadaman Tanaman Kedele pada Beberapa Tingkat

Radiasi. http://journal.ipb.ac.id/index.php/agromet/article/viewFile/3666/2518.

Diakses Tanggal 8 Mei 2014

Piany,Ritti. 2013. Hukum Lambert-Beer. http://rittipiany.wordpress.com/2013/05/21/hukum-

lambert-beer/. Diakses tanggal 4 Juni 2014

Ritonga, HD. 2011. Bab II Tinjauan Pustaka.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28006/4/Chapter%20II.pdf. Diakses

tanggal 4 Juni 2014

Page 11: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR KLIMATOLOGI PERTANIAN

“HEAT UNIT”

Disusun Oleh:

Nama : Binti Sa’adah

NIM : 115040101111120

Kelompok : Kamis, 11.00 WIB

Asisten : Giri L.

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 12: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi Heat Unit

Heat Unit adalah panas yang dibutuhkan tanaman agar tanaman tersebut dapat tumbuh.

(Tim Pengajar Klimatologi, 2010)

Crop Heat Units is an energy term calculated for each day and accumulated from planting

to the harvest date.

“Heat Unit tanaman adalah energi yang dihitung setiap harinya dan akumuasi dari tanam

hingga panen”

(The Ontario Weather, 2014)

1.2 Definisi Suhu Kritis

Suhu kritis adalah suhu yang masih dapat di terima oleh tanaman untuk melakukan

pertumhan.

(Tim Pengajar Klimatologi, 2010)

Critical temperature defined as highest temperature at which freezing injury to plant

tissues can be detected, provides a biologically meaningful and statistically defined

assessment of the relative cold tolerance of plant tissues.

“Suhu Kritis dapat didefinisikan sebagai suhu tertinggi dimana pembekuan luka

padajaringan tanaman dapat dideteksi, memberikan penilaian secara biologi dan

didefinisikan secara statistik dari toleransi dingin relatif jaringan tanaman”

(D. H. DeHayes And M. W. Williams, Jr., 1989)

Page 13: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tabel dan Perhitungan Heat Unit sampai Hari ke-22 (Suhu dasar komoditas 70C)

Hari Tmin (oc) Tmax (oc) t T kritis HU

1 18 25 21,5 70C 14,5

2 15.2 24 19,6 70C 12,6

3 17.3 25.1 21,2 70C 14,2

4 15 26.2 20,6 70C 13,6

5 17.4 25.3 21,35 70C 14,35

6 15.5 24.7 20,1 70C 13,1

7 17.3 25.1 21,2 70C 14,2

8 17.8 26.3 22,05 70C 15,05

9 15.8 26.6 21,2 70C 14,2

10 17 25.2 22,1 70C 14,1

11 16.8 25.3 21,05 70C 14,05

12 15.2 25.2 20,2 70C 13,2

13 16.7 26.2 21,45 70C 14,45

14 16.9 25.8 21,35 70C 14,35

15 16.9 25.8 21,35 70C 14,35

16 15.8 25.9 20,85 70C 13,85

17 17.5 26.5 22 70C 15

18 17.8 26.5 22,15 70C 15,15

19 16.9 25.8 21,35 70C 14,35

20 18 26.6 22,3 70C 15,3

21 17.6 26 21,8 70C 14,8

Page 14: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

22 18 26.5 22,25 70C 15,25

Page 15: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

2.2 Pembahasan

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa suhu tanaman yang bervariasi dari

waktu ke waktu menyebabkan suhu rata-rata tanaman juga bervariasi. Suhu rata-rata tanaman

hasil perhitungan adalah 19,60C sampai dengan 22,300C dengan nilai suhu kritis tanaman

70C. Suhu rata-rata tanaman tertinggi terletak pada hari ke-20 yaitu sebesar 22,30C dan suhu

rata-rata terendah terletak pada hari ke-2 yaitu sebesar 19,60C. Perhitungan Heat Unit sejak

hari pertama hingga hari ke-22 menunjukkan nilai yang fluktuatif, hal tersebut dapat

diketahui dengan nilai heat unit yang mengalami kenaikan dan penurunan yang berkisar

antara suhu 12,60C sampai dengan suhu 15,300C. Besar kecilnya nilai heat unit dapat

diketahui dengan rumus :

t¿−t kritis=(T max+T min

2 )−7oC=

Page 16: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa suhu tanaman yang bervariasi dari

waktu ke waktu menyebabkan suhu rata-rata tanaman yang bervariasi pula. Suhu rata-rata

tanaman hasil perhitungan adalah 19,60C sampai dengan 22,300C dengan nilai suhu kritis

tanaman 70C. Suhu rata-rata tanaman tertinggi terletak pada hari ke-20 yaitu sebesar 22,30C

dan suhu rata-rata terendah terletak pada hari ke-2 yaitu sebesar 19,60C. Perhitungan Heat

Unit sejak hari pertama hingga hari ke-22 menunjukkan nilai yang fluktuatif, hal tersebut

dapat diketahui dengan nilai heat unit yang mengalami kenaikan dan penurunan yang

berkisar antara suhu 12,60C sampai dengan suhu 15,300C.

3.2 Saran

Semoga Praktikum Klimatologi dapat berjalan lebih baik, baik dalam materi maupun

komunikasi antara praktikan dengan asisten. Terima kasih.

Page 17: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

DAFTAR PUSTAKA

DeHayes, D.H & M.W. Williams, Jr. 1989. Critical Temperatur A Quantitative Method of

Assessing Cold Tolerance.

http://www.fs.fed.us/ne/newtown_square/publications/technical_reports/pdfs/

scanned/gtr134.pdf. Diakses Tanggal 6 Juni 2014

The Ontario Weather. 2014. Crop Heat Units Calculator and Graphics.

http://www.ontarioweather.com/industry/agriculture/agrcornheat.asp. Diakses

Tanggal 7 Juni 2014

Tim Pengajar Klimatologi. 2010. Modul Praktikum Klimatologi. Malang: Universitas Brawijaya.

Page 18: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR KLIMATOLOGI PERTANIAN

“NERACA AIR UMUM”

Disusun Oleh:

Nama : Binti Sa’adah

NIM : 115040101111120

Kelompok : Kamis, 11.00 WIB

Asisten : Giri L.

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 19: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

BAB I TINJUAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi Neraca Air

Neraca Air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air disuatu tempat

pada periode tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui jumlah air tersebut

kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit).

(Firmansyah, 2010)

Neraca Air umum (NAU) merupakan neraca perhitungan untuk mengetahui kebutuhan air

suatu lahan pertanaman dalam jangka waktu yang relatif lama (bulan) berdasarkan selisih

nilai antara curah hujan (CH) dengan evapotranspirasi potensial (ETP).

(Tim Pengajar Klimatologi, 2010)

1.2 Manfaat Neraca Air Umum di Bidang (Pertanian/Perikanan)

Digunakan sebagai dasar pembuatan bangunan penyimpanan dan pembagi air serta

saluran-salurannya. Hal ini terjadi jika hasil analisis neraca air di dapat dari banyak

bulan-bulan yang defisit air.

Sebagai dasar pembuatan saluran drainase dan teknik pengendalian banjir. Hal ini terjadi

jika hasil analisis neraca air didapat dari banyak-banyak bulan yang surplus air.

Sebagai dasar pemanfaatan air alam untuk berbagai keperluan pertanian seperti tanaman

pangan – hortikultura, perkebunan, kehutanan hingga perikanan.

(Firmansyah, 2010)

Page 20: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Tabel Data Curah Hujan dan Evaporasi

Bulan Jan Feb Mar Apl Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov DesCH 280 268 154 148 80 15 0 10 40 7 142 188

Eo 112.4109.

5124.8

98.99

99.8115.

998.9 99.9 115.7

108.9

99.2 124.9

ETP 84.3 82.1 93.6 74.2 74.9 86.9 74.2 74.9 86.8 81.7 74.4 93.7

CH-ETP 195,7185,

960 73,8 5,1 -71,9 -74,2 -64,9 -46,8 -74,7 67,6 94,3

Surplus √ √ √ √ √ √ √Defisit √ √ √ √ √ETP = Eo x 0,75

2.2. Uraian Perhitungan

Januari

o ETP = Eo x 0,75

= 112,4 x 0,75

= 84,3

o CH-ETP = 280 – 84,3

= 195,7

o Surplus

Februari

o ETP = Eo x 0,75

= 109,5 x 0,75

= 82,1

o CH-ETP = 268 – 82,1

= 185,9

o Surplus

Maret

o ETP = Eo x 0,75

= 124,8 x 0,75

= 93,6

Page 21: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

o CH-ETP = 154 – 93,6

= 60

o Surplus

April

o ETP = Eo x 0,75

= 98.99 x 0,75

= 74,2

o CH-ETP = 148 – 74,2

= 73,8

o Surplus

Mei

o ETP = Eo x 0,75

= 99,8 x 0,75

= 74,2

o CH-ETP = 80 – 74,2

= 5,1

o Surplus

Juni

o ETP = Eo x 0,75

= 115,9 x 0,75

= 86,9

o CH-ETP = 15 – 86,9

= - 71, 9

o Defisit

Juli

o ETP = Eo x 0,75

= 98,9 x 0,75

= 74,2

o CH-ETP = 0 -74,2

Page 22: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

= - 74, 2

o Defisit

Agustus

o ETP = Eo x 0,75

= 99,9 x 0,75

= 74,9

o CH-ETP = 10 – 74,9

= - 64,9

o Defisit

September

o ETP = Eo x 0,75

= 115,7 x 0,75

= 86,8

o CH-ETP = 40 – 86,8

= - 46,8

o Defisit

Oktober

o ETP = Eo x 0,75

= 108,9 x 0,75

= 81,7

o CH-ETP = 7 – 81,7

= - 74,7

o Defisit

November

o ETP = Eo x 0,75

= 99,2 x 0,75

= 74,4

o CH-ETP = 142 – 74,4

= 67,6

o Surplus

Page 23: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

Desember

o ETP = Eo x 0,75

= 124,9 x 0,75

= 93,7

o CH-ETP = 188 – 93,7

= 94,3

o Surplus

2.3. Grafik Curah Hujan dan Evapotranspirasi (dalam milimeter blok)

2.4. Penentuan Bulan Basah dan Bulan Kering

Penentuan bualan Basah dan Bulan kering dapat dilakukan dengan melihat hasil

perhitungan CH-ETP. Berdasarkan hasil perhitungan dan grafik diatas dapat diketahui

bahwa bulan basah dimulai pada bulan November dimana surplus air sebesar 67,6 kemudian

meningkat dibulan Desember hingga Februari yang nilainya berturut-turut sebesar 94,3;

195,7 dan 185,9, kemudian menurun pada bulan Maret dengan nilai sebesar 60, kemudian

naik lagi pada bulan April sebesar 73,8 dan turun secara signifikan pada bulan Mei menjadi

sebesar 5,1. Bulan berikutnya mulai mengalami defisit dari mulai bulan Juni hingga Oktober

Page 24: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

dengan hasil perhitungan nilai berturut-turut yaitu sebesar -74,2; -64,9; -46,8; dan 74,7.

Perubahan nilai neraca air tersebut menunjukkan bahwa bulan basah dimulai pada bulan

November – April, sedangkan bulan kering dimulai pada bulan Mei – Oktober.

Page 25: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Neraca air merupakan air yang diterima suatu tempat pada periode tertentu, sehingga dapat

mengetahui jumlah air tersebut surplus atau defisit. Berdasarkan data perhitungan dan grafik

diatas dapat disimpulkan bahwa bulan basah dimulai pada bulan November – April,

sedangkan bulan kering dimulai pada bulan Mei – Oktober.

3.2 Saran

Untuk praktikum klimatologi selanjutnya semoga lebih baik lagi, baik dalam kematangan

materi maupun komunikasi yang terjalin diantara praktikan dengan asisten. Terima kasih.

Page 26: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, M. Anang. 2010. Teori dan Praktik Analisis Neraca Air untuk Menunjang Tugas

Penyuluh Pertanian di Kalimantan Tengah.

http://kalteng.litbang.deptan.go.id/ind/images/data/neraca-air-bakorluh.pdf. Diakses

tanggal 7 Juni 2014

Tim Pengajar Klimatologi. 2010. Modul Praktikum Klimatologi. Malang: Universitas Brawijaya.

Page 27: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR KLIMATOLOGI PERTANIAN

“NERACA AIR UMUM”

Disusun Oleh:

Nama : Binti Sa’adah

NIM : 115040101111120

Kelompok : Kamis, 11.00 WIB

Asisten : Giri L.

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 28: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

ANALISIS INTERPRETASI CUACA

1.1 Tabel AICNo Xi Yi X

(X1-X)Y

(Y1-Y)X2 Y2 X . Y

Suhu Kelembaban1 25 73 1,12 0,1 1,2544 0,01 0,1122 24,5 79 0,62 6,1 0,3844 37,21 3,7823 24,2 77 0,32 4,1 0,1024 16,81 1,3124 24,6 71 0,72 -1,9 0,5184 3,61 1,3685 23,9 75 0,02 2,1 0,0004 4,41 0,0426 24,0 71 0,12 -1,9 0,0144 3,61 -0,2287 22,1 72 -1,78 -0,9 3,1684 0,81 1,6028 22,4 70 -1,48 -2,9 2,1904 8,41 4,2929 23,6 69 -0,28 -3,9 0,00784 15,21 1,09210 24,5 72 0,62 -0,9 0,3844 0,81 -0,558

Total 238,8 729 - - 8,096 90,9 12,816Rata-Rata

23,88 72,9 - - 0,8096 9,09 1,2816

1.2 Menentukan persamaan Y=a+bx

o b = Σxy/Σx2

= 12,816/8,096

= 1,583

o a = Y-bx

= 72,9 – (1,583) (23,88)

= 72,9 – 37,802

= 35,098

Jadi Y = 35,098 + 1,583x

1.3 Menentukan nilai korelasir = Σxy / √( Σx2) (Σy2)

= 12,816/√(8,096) (90,9)

= 0,472

Page 29: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

3.1 Kesimpulan hubungan antar cuaca (Bandingkan literature)

Dari hasil perhitungan diatas didapatkan nilai korelasi sebesar 0,472. Nilai tersebut

lebih besar dari r tabel yang bernilai 0,05 (ketentuan), sehingga dapat disimpulkan bahwa

hubungan antara variabel suhu dengan kelembaban adalah tidak erat.

Berdasarkan teori hubungan antara suhu dan kelembaban udara, hal tersebut sesuai.

Menurut Gusniwati (2012 jika kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah.

Pada musim penghujan, suhu udara rendah, kelembaban tinggi, sehingga memungkinkan

jamur pada kertas atau kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya udara.

Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara.Semakin tinggi suhu udara, maka

kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu udara akan

terjadi presipitasi (pengembunan) molekul air yang dikandung udara sehingga muatan air

dalam udara menurun. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka hubungan antara variabel

suhu dengan kelembaban dari data perhitungan diatas adalah benar, meski tidak erat.

DAFTAR PUSTAKA

Page 30: Laporan Praktikum Klimat Terakhir 2014

Gusniwati. 2012. Penuntun Praktikum Instrumentasi Klimatologi.Universitas Jambi:Jambi.

Dalam Siregar. 2012. Penetapan suhu dan kelembaban di beberapa

permukaan bervegetasi. http://weldyarnikhosiregar.wordpress.com/laporan-kuliah-

2/laporan-agroklimatologi/penetapan-suhu-dan-kelembaban-di-beberapa-permukaan-

bervegetasi/. Diakses tanggal 6 Juni 2014

Lab Oseanografi. 2012. Analisis Interpretasi Data. http://laboseanografi.mipa.unsri.ac.id/wp-

content/uploads/2012/04/Interpretasi-Data.pdf. Diakses tanggal 6 Juni 2014


Recommended