1
Leny Budhi Harti Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas BrawijayaMalang
27 Pebruari 2012
MNT for Life Cycle Condition
2
Sudahkan Anda Membaca ???
3
Mengapa?
4
Nutrition Care Process (ADA,2003)
Relationship between
Patients/client/group and
Dietetics Professional
Nutrition assessment • obtain/collect timely and appropriate data• analyze/interpret with evidence-based standards• document
Nutrition diagnosis • identify & label problem
• determine cause/ contributing risk factors
• cluster signs & symptoms/ defining
characteristics• document
Nutrition interventions • plan nutrition
Intervention- Formulate goals & determine
a plan of action• implement nutrition
intervention- Care is delivered & actions are carried out
• document
Nutriton monitoring & Evaluation • monitor progress• measure outcome indicators• Evaluate outcomes• document
Practice Settings
Social Systems
Econ
omic
s
Hea
lth
Care
Sy
stem
s
Code
of Et
hics Skills &
competencies
Dietetics Knowledge
Communication Collaboration
Crit
ical
Thi
nkin
g
Evid
ence
-bas
ed
Prac
tice
5
6
Contents
Definition1
Causes2
Assessment & Diagnosis3
Treatment4
7
Definition
Malnutrition is defined as “a state when the body does not have enough of the required nutrients (under-nutrition) or has excess of the required nutrients (over-nutrition)
National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009
tablefor2.org.hk
8
Chronic malnutrition
Stunted
Acute malnutrition
• MAM• SAM
Malnutrition
• Marasmus• Kwasiorkor• Marasmus
kwasiorkor
National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009
9
10
Assessment & Diagnosis
A B C D
Antropometri
Biokimia
Fisik/ Klinis
Dietary
11National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009
12
Fisik/klinis
National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009
13
Critria To Determain In-Patient or Out-Patient
National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009
14
Treatment
Traditionally the treatment of severe acute malnutrition has been in-patient, healthfacility based. However, recent research in emergency settings has revealed that severe uncomplicated acute malnutrition can be treated at home with weekly visits to a health facility for monitoring and re-placement of specialized food
National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009
15
Balita Gizi Buruk tanpa KomplikasiPenanganannya PGBM
Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009
PMT : 500 kkal – 10 mgg
Penyuluhan konseling
Pemantauan BB, TB/PB
Stimulasi tumbuh kembang
BB tidak naik 50 g/ mgg dalam 3 mg
Gizi BurukTanpa Komplikasi
16
Penatalaksanaan Balita Gizi Buruk dengan Komplikasi
syamilhafiy.blogspot.com
fianzoner.blogspot.com
17
Treatment
WHO, 2003
18
Rehabilitation
Transition
Stabilization
rapid weight-gain phase (catchup growth), and covers preparation for discharge
covers a gradual increase in diet leading to some weight gain while preventing complications of over-feedingcovers nutrition and medical stabilization, treatment of medical complications
National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009
19
Stabilisasi
Fase awal mengatasi kegawatdaruratanMilk diet only F 75Makanan : jumlah sedikit dan rendah osmolaritasPemberian : oral atau NGT, hindari penggunaan parenteralLanjutkan pemberian ASI
Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009
20
Zat Gizi pada Fase Stabilisasi
MACRONUTRIENTEnergi :80 – 100 kkal/kgBB/hari
Protein :1 – 1,5 g/kgBB/hari
Cairan :130 ml/kgBB/hari100 ml/kgBB/hari jika edema berat
MICRONUTRIENTVitamin A :- 6 – 12 mo : 100.000
IU (kapsul biru)- 12 mo & older :
200.000 IU (2 kapsul biru)
Asam Folat : 5 mg jika anemia
Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009
21
Frekuensi Pemberian F 75
Pada anak dengan nafsu makan baik dan tanpa edema, jadwal di atas dapat dipercepat menjadi 2-3 hari.
Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009
22
Teknik Pemberian Makanan
23
10 Jam berikutnya
Letargis
Syok
Diare/ muntah
Diatasi pada 2 jam pertama
Stabilisasi
F 75
Glukosa 10% iv bolus, 5 ml/kgBB
O2 1 – 2 L sadarRL & D 10%, 15 ml/kgBB dlm
1 jam
Resomal 5 ml/kgBB (25ml) NGT/oral
Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009
Bila diare lagi Resomal 50 – 100 ml (< 2 thn), 100 – 200 ml (≥ 2thn)
24
Fase Stabilisasi
Monitoring : Jumlah makanan yang diberikan dan
dihabiskan Muntah Frekuensi defekasi dan konsistensi
fese Berat badan
Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009
25
Fase Transisi
Transisi
Stabilisasi
Rehabilitasi
Appetite has improvedreduced from severe +++ to moderate++Treatment for any medical complication has commencedIV fluids and NG feeding completed
National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009
26
Fase Transisi
Energi : 100 – 150 kkal/kgBB/hari
Protein : 2 – 3 gram/hari Cairan 150 ml/kgBB/hari
Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009
27
Fase Transisi
Awal fase transisi
Hari ke 3
Hari ke 4
F 100 diberikan tiap 4 jam dengan volume menggunakan volume F 75 yang terakhir
F 100 dengan dosis sesuai dengan BB4 jam berikutnya dosis dinaikkan 10 ml secara bertahap
F 100 diberikan setiap 4 jam. Dengan tidak melampaui batas max
Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009
28
Fase Rehabilitasi
Transisi
Stabilisasi
Rehabilitasi
• Good appetite• Loss of oedema• Medical complications have resolved
National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009
29
Fase Rehabilitasi
Energi : 150 – 220 kkal/ kgBB/hari Protein : 4 – 6 g/ kgBB/ hari Cairan 150 – 200 ml/kgBB/hari
Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009
30
Fase Rehabilitasi
F 100 + makanan biasa (usia > 24 bulan)
F 100 + makanan bayi (mulai bubur saring, bubur beras, bubur susu, nasi tim)
BB < 7 BB ≥ 7 Kriteria Pulang
Selera makan baikGejala klinis baikPenambahan BB ≥50 g/kgBB/ minggu selama 2 minggu berturut turut
Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009
31
Fase Rehabilitasi
Monitoring Nafas dan nadi : jika ada tanda gagal
jantung kurangi volume makanan menjadi 100 ml/kgBB/hari selama 24 jam ditingkatkan 115 ml/kgBB/hari selama 24 jam 130 ml/kg BB/hari selama 48 jam
BB : kurang (< 5g/kgBB/hari), sedang(5 – 10 g/kgBB/hari), baik (10 g/kg BB/hari)
Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009
32
Fase Tindak Lanjut
Fase pemulihan gizi balita di rumah PGBMDiberikan makanan tumbuh kejarKontrol secara berkala
Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009
33
PMT : 500 kkal – 10 mgg
Penyuluhan konseling
Pemantauan BB, TB/PB
Stimulasi tumbuh kembang
BB tidak naik 50 g/ mgg dalam 3 mg
Fase TindakLanjut
Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009
34
syamilhafiy.blogspot.com
fianzoner.blogspot.com
35WHO, 2003
36
Hypoglycaemia
Signs of Hypoglycaemia Low body temperature Lethargy or limpness Possible loss of consciousness Blood glucose : < 54 mg/dl
National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009
(Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2003)
37
Hypoglycemia 1
• 50 ml sugar-water (10%
glucose)
2Berikan larutan
glukosa 10% secara intravena
(bolus) sebanyak 5 ml/ kg BB.
Selanjutnya berikan larutan
glukosa 10% sebanyak 50 ml via
oral/NGT
Tidak sadar
3Berikan cairan intravena RL :
dekstrosa 10% = 1:1 (RLG
5%)sebanyak 15 ml/kg BB untuk 1 jam pertama atau
5 tetes/menit/kgBB.
Selanjutnya berikan lar.
Glukosa 10% iv (bolus) sebanyak
5ml/ kg BB
Shock Sadar
F 75 tiap 30 menit selama 2 jamDirektotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009 dan WHO 2003
38
Hypoglycemia
Preparation of sugar water (10% dilution)
Notes:Take clean drinking water (slightly warm if possible to help dilution). Add required amount of sugar and shake or stir vigorously.
National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009
39
Hypoglycemia
Monitoring Kadar gula darah : Jika < 54 mg/dl ulangi pemberian
larutan glukosa/ gula 10% Jika suhu rektal < 35.5 atau
kesadaran memuruk ulangi pengukuran gula darah
Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009
Suhu rectal < 35.5ºC under-arm temperature < 35ºC Biasanya terjadi bersama-sama dgn hipoglikemia Hipotermia + hipoglikemia : merupakan tanda
dari adanya infeksi sistemik serius Cadangan energi balita gizi buruk sangat
terbatas , sehingga tidak mampu memproduksi panas utk mempertahankan
40(Buku II: Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2003)
Hypothermia
National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009
Monitoring : Suhu aksilar tiap 2 jam Kadar glukosa darah
41
Treatment of Hypothermia Use the “kangaroo technique” for
children with a caretaker
National Guideline for Integrated Management of Acute Malnutrition, 2009
Unicef.org
42
Dehydration
ReSoMal
F 75 Resomal
F75
beri 5 ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam pertama
setelah 2 jam, berikan ReSoMal 5–10 ml/kgBB/jam berselang-seling dengan F-75 selama 10 jam
10 jam berikutnyaDirektotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009
43
Dehydration
Monitoring : Keadaan klinis tiap 30 menit selama 2
jam pertama, dan tiap 1 jam sampai 10 jam
Periksalah :- Frekuensi nadi- Frekuensi nafas- Jumlah produksi urin- Frekuensi BAB dan muntah
Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009
44
Gangguan Elektrolit
Untuk mengatasi gangguan elektrolit diberikan Kalium dan Magnesium, yang sudah terkandung di dalam larutan Mineral-Mix yang ditambahkan ke dalam F-75, F-100 atau ReSoMal
Gunakan larutan ReSoMal untuk rehidrasi
Siapkan makanan tanpa menambahkan garam (NaCl).
Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009
45
Infeksi
Hipotermia dan hipoglikemi merupakan tanda infeksi berat
Tangani dengan antibiotik
Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009
46
Defisiensi Zat Gizi Mikro
Berikan setiap hari paling sedikit dalam 2 minggu: Multivitamin Asam folat (5 mg pada hari
1, dan selanjutnya 1 mg/hari) Seng (2 mg Zn
elemental/kgBB/hari) Tembaga (0.3 mg
Cu/kgBB/hari) Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari
setelah berat badan naik (mulai fase rehabilitasi)
Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009
Vitamin A
47
Penanganan Kondisi Penyerta
1• Tranfusi darah, jika
Hb< 4 g/dl dan Hb 4 – 6 g/dl + gangguan pernafasan
• Hentikan pemberian cairan via oral/NGT ketika tranfusi
2• F 75 rendah laktosa• Pada kasus tertensu
diberikan susu rendah laktosa
Lactose intoleranceAnemia
Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009
48
Resep ReSoMal
Direktotat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes RI 2009
49
50
51
52
53
Tugas Baca
www.themegallery.com