HUMAS UNIMED
7MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
olah Prof. Dr. Tina
Mariany Arifin.
Selanjutnya FBS selama
dua priode dipimpin
oleh Drs. Irwandi, M.Pd
(1999-2003) dan (2003-
2007). Pada tahun 2007
dengan periode kerja
hingga tahun 2011,
Fakultas Bahasa dan
Seni dipimpin oleh
Prof.Dr. Khairil Ansari,
M.Pd. Priode berikutnya
FBS dipimpin oleh Dr.
Isda Pramuniati,
M.Hum. (2011-
sekarang).
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan
menjadi fakultas yang terbaik dan terkemuka dalam
pembelajaran bahasa dan seni dengan orientasi kepada
lulusan, mutu layanan pendidikan, dan pemenuhan
permintaan pasar kerja/industri dalam konteks lokal,
regional, dan global.
1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam
bidang (pengajaran dan pembelajaran) bahasa dan
seni.
2. Menumbuhkan budaya akademik yang kondusif
dalam konteks sosial lokal, nasional, regional, dan
global dengan memberdayakan segala potensi yang
dimiliki.
3. Mendidik tenaga akademik dan/atau profesional
yang bermutu dalam bidang pengajaran bahasa dan
seni.
4. Menghasilkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam bidang
(pengajaran) bahasa dan seni dalam konteks lokal,
nasional, regional, dan global.
Visi
Misi
FAKULTAS BAHASA DAN SENIUNIMED
Fakultas Bahasa dan
Seni (FBS) Universitas
Negeri Medan
kelahirannya sama
dengan berubahnya
FKIP USU menjadi IKIP
Medan pada tangal 23
juni 1963. Pada awalnya
fakultas ini bernama
Fakultas Keguruan
Sastra dan Seni yang
hanya terdiri atas dua
jurusan, yaitu Bahasa
Indonesia dan Bahasa
Inggris. Setelah
berkembang beberapa
tahun mulai muncul
jurusan baru seperti Bahasa Jepang, Seni Musik, Seni
Rupa. Lalu berubahlah nama fakultas ini menjadi
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni.
Selanjutnya, terjadi pula perubahan (konversi) IKIP
Medan menjadi Universitas Negeri Medan sesuai
dengan SK Presiden No. 124 Tahun 1999 pada tanggal 7
Oktober 1999, maka terjadilah perubahan berikutnya
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni menjadi Fakultas
Bahasa dan Seni. Fakultas ini tidak hanya mengasuh
program studi kependidikan (DIK) saja tetapi juga
mengasuh Program Studi Nonkependidikan (Nondik)
Sesuai sejarah awal Fakultas Keguruan Sastra dan Seni
dipimpin oleh dekan pertama yaitu Drs. Amandus
Simangunsong (1965-1967). Selanjutnya, dipimpin oleh
Dr. D.P. Tampubolon (1967-1971). Dilanjutkan oleh Dr.
M. Butar-butar (1971-1973). Kemudian dijabat oleh Drs.
Bistok Sirait, M.Sc. (1973-1975). Dilanjutkan selama dua
periode oleh Dr. Mangasa Silitonga (1975-1980).
Kepemimpinan berikutnya dijabat oleh Drs. S.B.P.
Sibuea (1980-1983) dan dilanjutkan oleh Drs. Abubakar
(1983-1986).Kepemimpinan berikutnya dijabat oleh
Prof. Dr. M. Butar-butar (1986-1993). Dilanjutkan Oleh
Drs N.H. Nainggolan (1993-1996). Pada masa sebelum
berubah menjadi FBS Unimed kepemimpinan dijabat
PIMPINAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI
Dekan FBS : Dr. Isda Pramuniati, M.Hum.
Pembantu Dekan I : Drs. Zulkifli, M.Sn. (Bidang Akademik)
Pembantu Dekan II : Drs. Basyaruddin, M.Pd. (Bidang Keuangan dan Sarana Prasarana
Pembantu Dekan III : Dr. Daulat Saragih, M.Hum. (Bidang Kemahasiswaan)
Gedung Fakultas Bahasa dan Seni
HUMAS UNIMED
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN8MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
Tujuan
RENCANA PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG
1. Menghasilkan lulusan dalam bidang ilmu
(pengajaran) bahasa dan seni yang unggul dan
profesional
2. Menghasilkan tenaga akademik dan/atau
propesional dalam bidang (pengajaran) bahasa dan
seni untuk menunjang keefektipan dan keefisienan
pelaksanaan pendidikan.
3. Menghasilkan dan mengembangkan karya
(pembelajaran) bahasa dan seni yang inovatip
produktif untuk memenuhi kebutuhan konteks
sosial lakal, nasional, regional, dan global.
Untuk mengarahkan perkembangannya ke masa
yang akan datang, civitas akademika di Fakultas Bahasa
dan Seni telah merumuskan visi dan misi yang sejalan
dengan visi dan misi Unimed, dan arah prioritas
perkembangan Sumatera Utara di bidang industri,
perdagangan dan pariwisata.
Fakultas Bahasa dan Seni merupakan salah satu
fakultas yang ada di Universitas Negeri Medan,
menaungi 5 Jurusan yaitu :
1. Jurusan Bahasa Indonesia, terdiri dari Prodi
Pendidikan Bahasa Indonesia dan Prodi Bahasa dan
Sastra Indonesia.
2. Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, terdiri dari Prodi
Pendidikan Bahasa Inggris dan Prodi Sastra Inggris.
3. Jurusan Bahasa Asing, terdiri dari Prodi Pendidikan
Bahasa Prancis dan Prodi Pendidikan Bahasa
Jerman.
4. Jurusan Sandratasik, terdiri dari Prodi Pendidikan
Seni Tari dan Prodi Pendidikan Seni Musik.
5. Jurusan Seni Rupa dengan Prodi Pendidikan Seni
Rupa
Meskipun telah memperoleh perluasan mandat
untuk mengelola program studi non-kependidikan, FBS
masih mengutamakan mandat sebagai lembaga
pendidik tenaga kependidikan di samping telah
membuka dua buah program studi baru non-
kependidikan, yaitu program studi Sastra Indonesia dan
Sastra Inggris. Selain itu juga dipersiapkan pembukaan
dua buah program studi baru non-kependidikan, yaitu
program studi seni murni dengan peminatan seni lukis
dan seni patung; dan program studi desain dengan
peminatan utama desain grafis dan desain produk
industri. Pembukaan program studi baru tersebut untuk
mewujudkan visi dan misi Unimed “menjadi universitas
yang unggul di bidang pendidikan, industri, dan
pariwisata”. Jumlah dosen FBS Unimed sebanyak 193
orang, dengan rincian berpendidikan S1 sebanyak 18
orang (19,35%), S2 150 (77,72%), dan S3 25 (12,95%).
(tabel 14). Ini merupakan kekuatan utama FBS. Selama
lima tahun terakhir, jumlah mahasiswa FBS
mengalami kenaikan dari 649 (tahun 2006) menjadi
3.747 (tahun 2011). Meski kuantitas dan kualitas input
menunjukkan kenaikan namun belum cukup
memuaskan. Kualitas input yang kurang memuaskan
tersebut belum sepenuhnya dapat ditindaklanjuti
melalui penumbuhan budaya belajar mandiri.
Akibatnya masa studi dan kualitas lulusan belum
memuaskan terhadap perkembangan kebutuhan
stakeholders. Faktor lain yang belum mendukung
adalah pemanfaatan fasilitas belajar yang belum
optimal disamping aspek kecukupan dan kesesuaian
yang belum memadai.
Dalam kondisi keterbatasan sumber daya, FBS tetap
menunjukkan komitmen yang tinggi dalam meraih
berbagai peluang dan menggerakkan kemajuan
pendidikan di Sumatera Utara dan nasional. Untuk
meningkatkan kualitas guru, sivitas FBS ikut terlibat
dalam sertifikasi guru dalam jabatan, pendidikan guru
dalam jabatan, pendidikan profesi guru, dan
pengembangan industri, budaya, dan pariwisata,
khususnya di Sumatera Utara. Berbagai hibah kompetisi
yang diperoleh telah mendorong FBS untuk mampu
menata efisiensi internal sehingga motivasi dan
kemampuan dosen FBS dalam bidang penelitian,
publikasi ilmiah, penulisan buku, dan menghasilkan
prototipe model pembelajaran menjadi lebih baik.
Pertunjukan Teater dan Musik oleh mahasiswa FBS
7MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Tujuan
Standar Kompetensi Lulusan
1. Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa Pancasila,
memiliki integritas dan kepribadian yang tinggi,
bersifat terbuka dan tanggap terhadap perubahan
dan kemajuan ilmu pengetahuan dan masalah yang
dihadapi masyarakat, khususnya yang berkaitan
dengan bidang keahliannya.
2. Menghasilkan lulusan yang profesional, tangguh,
unggul, bermoral, mempunyai jiwa kepemimpinan,
berkemampuan tinggi dan mampu bersaing
ditingkat nasional dalam mengisi kebutuhan segala
aspek serta peranan dalam kegiatan pendidikan,
pengajaran, penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dalam bidang MIPA dan yang
berhubungan denganMIPA.
1. Kompeten berfikir logis dan analitis dalam
memecahkan masalah pendidikan, pengajaran, dan
pengembangan pengetahuan dalam bidang
MIPAdengan menggunakan kurikulum MIPAyang
bermutu.
2. Kompeten bekerja mandiri dalam semua aspek
FAKULTAS MATEMATIKADAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
(FMIPA) UNIMED
Visi :
Misi:
Menjadi Fakultas yang unggul dalam bidang
pendidikan, penelitian, dan inovasi bidang MIPA
berstandar nasional dan internasional.
1. Menyelenggarakan pendidikan, pengajaran dan
pengembangan pengetahuan dalam bidang MIPA
yang berkualitas melalui proses pembelajaran
dengan menggunakan kurikulum MIPA yang
bermutu mengikuti standar nasional dan
internasional.
2. Menggalang kemajuan penelitian secara terpadu
dalam semua aspek keilmuan bidang MIPA yang
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan kemasyarakatan.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat
dalam bidang pendidikan dan aspek keilmuan
bidang MIPA berlandaskan tanggungjawab sosial
yang besar terhadap kepentingan masyarakat.
4. Menjalin kerjasama secara berkelanjutan dengan
lembaga pendidikan tinggi lain, dunia usaha dan
industri, dan masyarakat dalam bidang pendidikan
dan aspek keilmuan bidang MIPA.
5. Meningkatkan kualitas staf pengajar dari segi
keilmuan, praktek dan metode pengajaran yang
memiliki budaya kerja yang nyaman, tanggap, peduli
dan bertanggung jawab serta berusaha memberikan
pelayanan secara profesional dengan berorientasi
pada kepuasan pelanggan dengan menerapkan
sistem manajemen mutu.
6. Mengembangkan organisasi fakultas yang sehat
sesuai dengan tuntutan zaman serta meningkatkan
kualitas manajemen yang transparan, standar dan
baku yang dapat mendukung kegiatan dan
pelayanan.
PIMPINAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Dekan FMIPA : Prof. Drs. Motlan, M.Sc. Ph.D.
Pembantu Dekan I : Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc. (Bidang Akademik)
Pembantu Dekan II : Prof. Dr. Muktar, M.Pd. (Bidang Keuangan dan Sarana Prasarana
Pembantu Dekan III : Drs. M. Yusuf Nasution, M.Si. (Bidang Kemahasiswaan)
Gedung Fakultas MIPA Unimed
HUMAS UNIMED
keilmuan bidang MIPA yang bermanfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
masyarakat.
3. Kompeten mengkomunikasikan ide dan informasi
tentang hasil penelitian maupun pengabdian
kepada masyarakat dalam bidang pendidikan dan
aspek keilmuan bidang MIPA demi kepentingan
masyarakat.
4. Kompeten dalam meningkatkan ilmu pengetahuan
dan keahlian menerapkan konsep-konsep MIPA
untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam
ruang lingkup bidang MIPA secara mandiri.
5. Kompeten menggunakan teknologi komputer dalam
rangka aplikasi ilmu bidang MIPA.
6. Kompeten melakukan evaluasi, analisis data dan
membuat solusi yang efektip untuk mengatasi
masalah yang berkaitan dengan pengembangan
ilmu bidang MIPA.
7. Kompeten merencanakan dan mengorganisasikan
aktivitas
8. Kompeten beradaptasi dengan lingkungan
pekerjaan dan masyarakat.
Saat ini FMIPA UNIMED mengasuh empat jurusan
dan masing-masing jurusan mengasuh dua Program
Studi. Jurusan Matematika dengan Prodi Pendidikan
Matematika dan Prodi Matematika. Jurusan Fisika
terdiri dari Prodi Pendidikan Fisika dan Prodi Fisika.
Jurusan Kimia terdiri dari Prodi Pendidikan Kimia dan
Prodi Kimia. Jurusan Biologi terdiri dari Prodi
Pendidikan Biologi dan Prodi Biologi.
Peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM)
merupakan tuntutan globalisasi dalam upaya
mendukung keberhasilan pembangunan nasional.
Untuk meningkatkan SDM berdaya saing global,
pemerintah telah memberi kesempatan kepada
penyelenggara pendidikan untuk perluasan akses
membuka sekolah dengan berbagai jenis kategori
seperti Sekolah Internasional. Sekolah bertaraf
Intemasional (SBI). Sekolah Rintisan Intemasional,
Sekolah Bilingual, dan sejenisnya pada berbagai jenjang
pendidikan. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan guru
bidang Matematika dan Ilmu Pengetabuan Alam (MIPA)
yang akan mengajar di Sekolah Menengah (SMP,
SMA/SMK/MA) bertaraf intemasional, maka Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
Universitas Negeri Medan (Unimed) sejak tahun
akademik 2008/2009 telah membuka Program Bilingual
dan Kelas Internasional pada 4 (empat) Program Studi
(prodi), yaitu Prodi Pendidikan Matematika, Prodi
Pendidikan Fisika, Prodi Pendidikan Kimia dan Prodi
Pendidikan Biologi. Program Bilingual adalah program
akademik dengan individu yang dapat menggunakan
dua kemampuan bahasa (Indonesia dan Inggris),
memiliki pemahaman yang tinggi mengenai kompetensi
speaking, reading, and writing dalam dua bahasa
Pembelajaran (teaching or reading) bilingual meliputi
penggunaan dua bahasa dalam kegiatan pembelajaran
Jurusan dan Program Studi
Program Bilingual/Kelas Internasional
(teacing and learning instruction). Kelas Intemasional
memiliki fasilitas, sumberdaya, kegiatan akademik, dan
output lulusan berstandar intemasional.
Tujuan umum Program Kelas Intemasional dan
Bilingual FMIPA Unimed adalah untuk memberikan
kesempatan bagi masyarakat menempuh pendidikan
dengan menggunakna fasilitas belajar di Universitas
Negeri Medan sesuai dengan ketentuan Program Kelas
Internasional dan Bilingual FMIPA Unimed. Tujuan
khusus Program Kelas Intemasional dan Bilingual FMIPA
Unimed adalah :
(1) Mencetak calon guru bidang MIPA yang mampu
mengajar di dalam dan di luar negeri, khususnya di
negara-negara Asia Tenggara dan Australia
menggunakan bahasa intemasional,
(2) Mencetak calon guru bidang MIP Ayang mampu
mengajar dan mengembangkan karir pada Sekolah
Internasional. Sekolah Bertaraf Internasional,
Sekolah Rintisan Internasional, Sekolah Bilingual,
dan sejenisnya.
(3) Meningkatkan kemampuan lulusan pada
penguasaan bidang MIPA dan pembelajarannya
untuk dapat melanjutkan studi ke luar negeri.
Rekrutmen calon mahasiswa Program
Bilingual/Kelas internasional FMIPA Unimed dilakukan
melalui seleksi calon mahasiswa yang berlaku di
Unimed, yaitu melalui jalur SNMPTN, dan SLMPTN, di
tambah dengan test TOEFL dimana TOEFL calon
mahasiswa yang bisa diterima adalah minimal 400.
Mahasiswa Program Bilingual / Kelas Internasional
FMlPA Unimed dinyatakan lulus dan memperoleh gelar
dari Universitas Negeri Medan apabila memenuhi
ketentuan yang berlaku di Universitas Negeri Medan
sebagaimana yang program pendidikan pada Program
Reguler. Predikat kelulusan setelah menyelesaikan
program pendidikan pada Program Kelas Internasional
dan Bilingual FMIPA Unimed sesuai dengan predikat
kelulusan Program Reguler. Ijazah dan transkrip nilai
lulusan Program Kelas Internasional dan Bilingual
FMIPA Unimed dibuat dalam Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris.
HUMAS UNIMED
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN10MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
Gedung Laboratorium Fisika FMIPA Unimed
7MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
kebutuhan dunia usaha dan industri dalam konteks
lokal, nasional, regional dan global (4) menyebarluas-
kan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang
teknik dan kejuruan untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
Selain itu, usaha fakultas untuk meningkatkan
kemampuan dosen dalam melaksanakan Tri Darma
Perguruan Tinggi para dosen diberi kesempatan untuk
mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan secara
berkala dan berkesinambungan seperti lokakarya,
seminar, lokakarya, pelatihan, dan magang. Kegiatan-
kegiatan tersebut dilakukan agar para staf pengajar
selalu mengikuti perkembangan bidang ilmunya serta
dapat meningkatkan mutu pengajarannya.
Tidak hanya staf pengajar, Fakultas Teknik (FT) Unimed
juga memiliki Lab dan Workshop yang tersebar di tiap
Jurusan seperti Lab Pengujian Bangunan dan Studio
Gambar FT, Lab Elektro, Lab Mekatronika, Lab Otmotif,
Lab Boga, Busana Rias serta lab Komputer. Untuk
kurikulumnya sendiri, FT menggunakan pengembangan
Konsep Reseurces Sharing (untuk peningkatan kualitas
lulusan dalam jalur tenaga kependidikan khususnya
dalam penguasaan materi), kemudian Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2005,
Revisi KBK 2005 tahun 2007, dan menggunakan
Pengembangan KBK Sistem Blok tahun 2008 dan
tentunya untuk Peraturan yang diterapkan di FT selalu
mengacu pada peraturan yang dibuat oleh Ditjen Dikti.
FFAKULTAS TEKNIK (FT)UNIMED
Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Medan
(UNIMED) memiliki visi untuk menjadi fakultas yang
terkemuka dalam pendidikan kejuruan (vocational-
tecnical education) dan teknik (engineering) dengan
orientasi kepada mutu lulusan, mutu layanan
pendidikan yang mengarah pada pemenuhan standar
dunia kerja dan industri.
Serta misi untuk (1) menyelenggarakan pendidikan yang
bermutu dalam ilmu teknik dan pendidikan kejuruan
(2) menyelenggarakan penelitian dalam rangka
engembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
bidang pendidikan kejuruan dan teknik (3) mengem
bangkan budaya kewirausahaan dan menjalin
kerjasama dengan institusi di dalam dan luar UNIMED
(4) memberikan layanan kepada masyarakat dalam
bidang pendidikan kejuruan dan teknik (5) menumbuh-
kan budaya ilmiah yang kondusif dengan memberdaya-
kan seluruh potensi yang dimiliki (6) membina suasana
akademik dan iklim organisasi yang sehat.
Sedangkan tujuan dari Fakultas Teknik sendiri antara
lain yaitu, (1) menghasilkan lulusan yang bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermutu dalam
ilmu teknik dan atau pendidikan kejuruan (2)
menghasilkan calon tenaga akademik dan/ atau
kejuruan dalam bidang ilmu teknik dan kejuruan
untuk menunjang keefektif dan keefisien pelaksanaan
pendidikan (3) menghasilkan karya (teknik dan
kejuruan) yang inovatif produktif untuk memenuhi
PIMPINAN FAKULTAS TEKNIK
Dekan FT : Prof. Dr. Abdul Hamid, K. M.Pd.
Pembantu Dekan I : Prof. Dr. Sumarno, M.Pd. (Bidang Akademik)
Pembantu Dekan II : Dr. Nathanael Sitanggang, MPd. (Bidang Keuangan dan Prasarana)
Pembantu Dekan III : Dra. Rosnelli, M.Pd. (Bidang Kemahasiswaan)
HUMAS UNIMED
Gedung Fakultas Teknik Unimed Gedung Laboratorium Teknik Mesin
HUMAS UNIMED
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN12MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat khususnya
dalam penerapan pendidikan ilmu sosial dan budaya.
Pada dasarnya pengembangan kebijakan dan
program periode 2006-2010 dilakukan sesuai dengan
evaluasi capaian pada periode sebelumnya. Kebijakan
dan Program FIS-Unimed mengacu pada universitas
yang dibagi menjadi tiga bagian, yakni: (1) pemerataan
dan perluasan akses pendidikan, (2) peningkatan mutu,
relevansi dan daya saing, dan (3) penguatan tata kelola,
akuntabilitas dan pencitraan publik. Ketiga pilar ini
diperluas menjadi 5K, yakni Ketersediaan,
Keterjangkauan, Kualitas, Kesetaraan dan Keterjaminan
untuk memperoleh pekerjaan.
Kebijakan riset kependidikan berlandaskan
kebutuhan riil di sekolah dilakukan untuk memperkaya
bahan ajar bidang kependidikan berupa inovasi-inovasi
dalam pembelajaran. Pengembangan sumber belajar
dan sistem pendidikan yang efektif dan efisien akan
diupayakan dengan melibatkan sivitas akademika
bekerjasama dengan instansi lain yang terkait.
Peningkatan mutu pembelajaran akan bermuara pada
peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan
kesejahteraan hidup masyarakat. Sebagai fakultas yang
memiliki jurusan dan prodi yang tidak dimiliki oleh
universitas lain di Sumatera Utara, FIS-Unimed harus
menjadi pusat konsultasi untuk memecahkan masalah-
masalah di bidang pendidikan ilmu sosial dan budaya.
Dosen FIS-Unimed akan didorong untuk menghasilkan
publikasi baik berupa buku atau tulisan yang dimuat di
jurnal nasional/internasional dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan dan peran serta
pengembangan ilmu oleh FIS-Unimed.
FIS Unimed juga mengambil peran untuk
mengembangkan potensi pariwisata Sumatera Utara
dengan melibatkan dosen dan mahasiswa dari
jurusan/program studi yang relevan. Sektor ini
merupakan penyumbang PAD yang terus mengalami
peningkatan di Sumatera Utara hingga tahun 2005.
FAKULTAS ILMU SOSIALUNIMED
Visi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (FIS-
Unimed) adalah:
Unggul di bidang pendidikan maksudnya adalah
fakultas beserta program studi yang dinaungi FIS
digerakkan untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi
berkualitas untuk menghasilkan calon guru profesional
pada bidang pendidikan ilmu-ilmu sosial dan budaya.
Unggul di bidang ilmu sosial dan budaya maksudnya
adalah bahwa fakultas beserta program studi di
lingkungan FIS mengemban tanggung jawab untuk
menyelenggarakan pendidikan, pengembangan ilmu
sosial dan budaya melalui penelitian, dan penerapan-
nya melalui pengabdian kepada masyarakat.
Keunggulan tersebut diwujudkan melalui
penyelenggaraan pendidikan berkualitas, penelitian
dasar dan terapan yang seimbang berbasis kebutuhan
riil stakeholders dan kepentingan pengembangaan ilmu
pengetahuan, serta pengabdian kepada masyarakat
baik yang bersifat non profit oriented maupun income
generate. Cita-cita ini hanya dapat diwujudkan apabila
segenap sivitas akademika FIS dapat sepenuhnya
berperan baik dalam bidang inovasi pembelajaran,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Untuk mewujudkan visi di atas, ditetapkan 4 misi,
yakni: (1) Mengajarkan pendidikan ilmu sosial dan
budaya melalui proses pembelajaran yang berbasis
kompetensi secara profesional, (2) Mengembangkan
ilmu sosial dan budaya melalui kegiatan penelitian
secara individual maupun kelembagaan, (3)
Mengaplikasikan pendidikan ilmu sosial dan budaya
untuk masyarakat luas melalui kegiatan pengabdian dan
kerjasama dengan berbagai kalangan, (4) Mendorong
usaha-usaha penciptaan masyarakat yang agamis,
bermoral, disiplin, profesional, dan memiliki etos kerja
“menjadi fakultas yang unggul dalam pengembangan
pendidikan, ilmu-ilmu sosial dan dan budaya”.
PIMPINAN FAKULTAS ILMU SOSIAL
Dekan FIS : Dr. Restu, M.S.
Pembantu Dekan I : Dra. Nurmala Berutu, M.Pd. (Bidang Akademik)
Pembantu Dekan II : Drs. Sugiharto, M.Si. (Bidang Keuangan dan Sarana Prasarana)
Pembantu Dekan III : Drs. Liber Siagian, M.Si. (Bidang Kemahasiswaan)
Kenaikan sektor ini mencapai 62%, sedang sektor-
sektor lain hanya berkisar 4%. Peningkatan peran FIS-
Unimed bagi pengembangan pariwisata Sumatera
Utara akan terus diupayakan terutama melalui kajian
dosen dan mahasiswa di Jurusan Pendidikan Geografi,
Jurusan Pendidikan Sejarah, dan Prodi Antropologi.
Penyelenggaraan kegiatan pendidikan dilakukan untuk
menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai dengan
tuntutan kebutuhan stakeholder. Untuk itu dilakukan
kegiatan pembelajaran, pengembangan kurikulum,
evaluasi hasil belajar, dengan audit mutu akademik
untuk melakukan peningkatan mutu berkelanjutan yang
dikoordinasi oleh Kantor Jaminan Mutu (KJM) Unimed.
Selanjutnya FIS-Unimed akan terus mengembangkan
pendidikan berkualitas untuk menghasilkan tenaga
kependidikan dan pendidikan untuk guru dalam
jabatan. Kegiatan ini dilakukan secara integratif dengan
kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
Penataan kegiatan penelitian diawali dengan
penetapan arah kebijakan berbasis penyelesaian
masalah stakeholder dengan prinsip income generating.
Untuk memperoleh hasil yang optimal, kegiatan ini
dirancang dengan melibatkan potensi sumberdaya
manusia, biaya, serta sarana dan prasarana.
Pembinaan komunitas belajar dan penelitian
diupayakan dengan melibatkan scientific leader yang
kuat, mampu bekerja keras, tekun, teliti, militan,
akademikus sejati, dan memiliki sifat terbuka, jujur,
demokratis, dan kritis. Komunitas ini diarahkan dapat
bekerja sebagai critical mass untuk tujuan elusidasi
masalah sejenis dalam satu payung kerja.
Sesuai dengan rencana Unimed menjadi teaching
dan research institution yang unggul dilakukan atas
komitmen di tingkat pimpinan melalui kebijakan-
kebijakan yang inovatif maka dosen FIS-Unimed
diarahkan untuk melakukan penelitian-penelitian
bidang pendidikan berbasis kebutuhan riil di lapangan.
Hasil penelitian tersebut dapat digunakan untuk
pengembangan pembelajaran berbasis sosio-kultural,
desain dan implementasi penerapan kontrak kuliah,
web-based learning, project-based learning, research-
based learning, critical book report, portofolio
pengajaran, dan manajemen laboratorium. Penelitian
untuk menghasilkan sistem pendidikan yang efektif,
efisien, dan berkualitas juga akan dilakukan untuk
meningkatkan peran Unimed sebagai lembaga
pendidikan tenaga kependidikan (LPTK).
Motto : “Kerjakan sesuatu dengan ikhlas
dan benar”.
Budaya : “Kerja keras, jujur, santun,
koperatif, saling menghargai dan
kompetitif ”.
Komitmen : “Keterwujudan Visi, Keterlaksanaan
Misi, Ketercapaian Tujuan,
Ketepatan sasaran, Kecukupan dan
kesesuaian kebijakan, Keandalan
Program, Kebermaknaan Kegiatan,
Keruntutan Prosedur,
Keberlanjutan Indikator (8K).
13MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
HUMAS UNIMED
Gedung Fakultas Ilmu Sosial Unimed
HUMAS UNIMED
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN14MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
2. Penguatan
kualitas sumber
daya manusia
serta daya
dukung sarana
dan prasarana
secara
berkelanjutan
dalam
menunjang
aktifitas
penelitian dan
pengabdian
masyarakat.
3. Menciptakan
iklim akademik
dan masyarakat
akademik yang
kondusif untuk
pengembangan
ilmu ekonomi,
pendidikan dan
kewirausahaan
4. Menghasilkan
berbagai kerjasama
untuk meningkatkan sarana pelaksanaan tri dharma
peruguruan tinggi.
Sasaran dan strategi pencapaiannya
1. Menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa
kewirausahaan, kompeten, kompetitif, profesional,
dan bertanggung jawab (soft skill) dalam penerapan
kompetensi sesuai disiplin ilmunya dengan masa
studi 4 tahun, IPK 3,00 sebanyak 100 %, masa
tunggu mendapatkan pekerjaan 3 bulan
2. Menghasilkan penelitian dan karya pengabdian
kepada masyarakat yang bertarap Nasional
3. Terciptanya kualitas dosen dan staf administrasi
yang memiliki komitmen,etika,integritas dan
akuntabilitas.
4. Menghasilkan jalinan kerjasama yang menghasilkan
income minimal 3 instansi pertahun.
FAKULTAS EKONOMIUNIMED
Visi
Misi
Unggul dalam bidang pendidikan dan ilmu ekonomi
1. Menyelenggarakan proses pembelajaran dalam
bidang pendidikan dan ilmu-ilmu ekonomi berbasis
kompetensi secara profesional.
2. Aktif dalam pengembangan bidang pendidikan dan
ilmu ekonomi melalui penelitian dan pengabdian
pada masyarakat.
3. Menumbuh kembangkan budaya kewirausahaan
dalam kehidupan masyarakat.
4. Aktif bekerjasama dengan Stakeholder untuk
mendorong income generating
Tujuan
1. Menghasilkan sarjana pendidikan ekonomi dan
sarjana ekonomi yang kompeten dan profesional.
PIMPINAN FAKULTAS EKONOMI
Dekan FE : Drs. Kustoro Budiarta, M.E.
Pembantu Dekan I : Drs. Thamrin, M.Si. (Bidang Akademik)
Pembantu Dekan II : Drs. Bangun Napitupulu, M.Si. (Bidang Keuangan dan Prasarana)
Pembantu Dekan III : Drs. Surbakti Karo-karo, M.Si. Ak. (Bidang Kemahasiswaan)swaan)
Gedung Fakultas Ekonomi Unimed
15MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2. Menerapkan dan mengembangkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi dalam bidang olahraga
3. Mewujudkan suasana akademik yang kondusif
4. Mewujudkan manajemen organisasi FIK Unimed
yang sehat dan bermutu
5. Menghasilkan karya-karya inovatif dan kreatif dalam
bidang kependidikan dan spotsains
6. Terjalin kerjasama antara FIK Unimed dengan
instansi pemerintah swasta, industri dan pariwisata
Standar Kompetensi Lulusan FIK Unimed :
- Kompetensi Guru Pend. Jasmani
- Kompetensi Pelatih dan Wasit serta Juri Olahraga
- Kompetensi Instruktur Olahraga kesegaran jasmani
dan kesehatan
- Kompetensi Manajer dan Administrasi organisasi
olahraga
- Kompetensi Fisioterapi olahraga
- Kompetensi Manajer olahraga kesehatan dan
olahraga rekreasi
- Kompetensi Masseur olahraga
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAANUNIMED
Visi
Misi
Tujuan
Mewujudkan Fakultas Ilmu Keolahragaan yang unggul
dalam bidang Pendidikan dan Ilmu Keolahragaan
1. Menyelenggrakan Pendidikan, Penelitian dan
Pengabdian kepada masyarakat
2. Menyelenggarakan pendidikan untuk menghasilkan
sarjana yang berkualitas dan profesional dibidang
Pendidikan Jasmani, Kepelatihan dan Ilmu
Keolahragaan
3. Menyelenggarakan FIK UNIMED sebagai pusat
penelitian Ilmu Keolahragaan di wilayah
Sumatera
4. Menyelenggarakan FIK UNIMED sebagal Pusat
Kajian Prestasi Olahraga wilayah Sumatera
1. Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi
yang profesional dibidang pendidikan jasmani,
rekreasi, kepelatihan dan Ilmu Keolahragaan
PFAKULTAS FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
Dekan FIK : Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes.
Pembantu Dekan I : Drs. Suharjo, M.Pd. (Bidang Akademik)
Pembantu Dekan II : Drs. Mesnan, M.Kes. (Bidang Keuangan dan Sarana Prasarana)
Pembantu Dekan III : Dr. Budi Valianto, M.Pd. (Bidang Kemahasiswaan)
HUMAS UNIMED
Gedung Fakultas Fakultas Ilmu Keolahragaan
HUMAS UNIMED
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN16MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
sesuai dengan
profesinya.
5. Menguasai dan
melakukan evaluasi,
analisis dan
interpretasi data
untuk
pengembangan
pelaksanaan
program pendidikan
dan pembelajaran.
6. Menguasai kaidah,
norma atau etika
sesuai dengan
bidangnya serta
dapat
mengintegrasikan
dalam segenap
tindakan atau
perbuatan dalam
profesinya.
7. Mampu mengintegrasikan dan mengaplikasikan
temuan-temuan hasil penelitian dalam tugasnya
untuk meningkatkan mutu layanan sesuai dengan
profesinya.
1. Menghasilkan sarjana pendidikan yang kompeten
dan profesional.
2. Memberikan bekal kepada mahasiswa dengan
penguasaan ilmu pendidikan, pembelajaran yang
bermanfaat untuk dirinya dalam kegiatan pelayanan
masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai
dengan tata kehidupan bersama.
3. Menciptakan iklim akademik dan masyarakat
akademik yang kondusif untuk pengembangan ilmu
pendidikan, pembelajaran, layanan konseling, dan
pendidikan masyarakat.
Menghasilkan lulusan yang disiplin, profesional, dan
memiliki etos kerja yang tinggi dalam kehidupan
bermasyarakat, khususnya dalam penerapan
pendidikan, pembelajaran, layanan konseling, dan
pendidikan masyarakat.
Tujuan
FAKULTAS ILMU PENDIDIKANUNIMED
Misi
Standar Kompetensi Lulusan
1. Menyelenggarakan proses pembelajaran dalam
bidang pendidikan dan ilmu-ilmu pendidikan
berbasis kompetensi secara profesional.
2. Aktif dalam pengembangan bidang pendidikan dan
ilmu pendidikan lewat jalur internal dan eksternal.
3. Menciptakan atmosfir akademik yang sehat melalui
kegiatan-kegiatan penelitian, keilmuan, dan terapan.
4. Menumbuhkembangkan budaya mutu dalam
pembelajaran, layanan konseling, dan pendidikan
masyarakat.
1. Mampu menyampaikan ide tau gagasan secara
kumulatif secara lisan dan tulisan
2. Mampu memecahkan permasalahan pendidikan
dan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah sesuai
dengan bidang keahliannya.
3. Menguasai substansi materi subjek sesuai dengan
bidang keahliannya.
4. Menguasai dan dapat menggunakan teknologi
pendidikan dalam pengembangan tugas pelayanan
PIMPINAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Dekan FIP : Drs. Nasrun, M.S.
Pembantu Dekan I : Prof. Dr. Yusnardi, M.S. (Bidang Akademik)
Pembantu Dekan II : Drs. Aman Simaremare, M.Pd. (Bidang Keuangan dan Prasarana)
Pembantu Dekan III : Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd. (Bidang Kemahasiswaan)
Gedung Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed
17MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Teknologi Pendidikan diselenggarakan dengan
kerjasama dengan Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Jakarta.
6. Setiap program studi dipimpin oleh seorang Ketua
dan Sekretaris, dan bertanggungjawab kepada
Direktur.
Daftar 12 program studi tersebut sebagai berikut :
SEKOLAH PASCASARJANAUNIMED
Visi :
Misi:
Tujuan
Program Pascasarjana yang unggul dalam pembelajaran
dan penelitian dikalangan LPTK secara nasional dan
diakui secara internasional.
1. Menghasilkan lulusan yang kompeten, profesional
dan memiliki sikap ilmiah yang selaras dengan
perkembangan ipteks.
2. Menghasilkan karya ilmiah yang layak terbit di jurnal
penelitian dan layak diseminarkan di tingkat
nasional dan intemasional.
3. Terwujudnya saling membutuhkan antara
pemangku kepentingan dan program pascasarjana,
4. Dihasilkannya kerjasama yang saling menguntung-
kan antar program pascasarjana dengan pemangku
kepentingan.
1. Menyelenggarakan program-program pendidikan
dan pelatihan untuk mengembangkan sumberdaya
manusia kompetensi baik tingkat knowledge, skill
sampai ke tingkat abilities.
2. Menyelenggarakan pengkajian ilmu pengetahuan
dan teknologi untuk kemajuan umat manusia.
3. Menyelenggarakan kerjasama dengan PPs di
berbagai perguruan tinggi dalam bentuk
penyelenggaraan pendidikan dan penelitian,
Kerjasama juga dilakukan dengan pemerintah dan
swasta dalam bidang penelitian dan pelatihan.
4. Secara Struktural PPs berada di bawah Rektor, PPs
dipimpin oleh seorang Direktur dan dibantu dua
orang asisten, yang masing-masing membawahi
bidang akademik dan bidang administrasil
keuangan.
5. Saat ini Program Pasca Sarjana Unimed memiliki 12
program studi, terdiri dari 10 (sepuluh) program S2,
dan 2 program S3, S2 keseluruhan diselenggarakan
secara mandiri. Program S3 Manajemen Pendidikan
diselenggarakan secara mandiri, sedang S3
PIMPINAN SEKOLAH PASCASARJANA
Direktur PPs : Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd.
Asdir I : Dr. Arif Rahman, M.Pd.
Asdir II : Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd.
HUMAS UNIMED
HUMAS UNIMED
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN18MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
yang muncul akibat dinamika dan perubahan tata nilai
masyarakat. Pengembangan SDM dilakukan agar
masyarakat memiliki kesiapan dalam menghadapi
persaingan hidup yang semakin kompetitif.
Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Negeri Medan (LPM Unimed) pada awalnya
disebut Pengabdian Pada Masyarakat pada masa
Institut
Keguruan dan
Ilmu
Pendidikan
(IKIP) Medan.
Ketika itu LPM
merupakan
bahagian dari
Lembaga
Penelitian IKIP
Medan.
Pengabdian
Pada
Masyarakat
dipindahkan
dari Lembaga
Penelitian
pada tahun
1978
berdasarkan
surat Rektor
IKIP Medan Nomor: 3033/UU/Rek/7/IKIP/78, tanggal 27
Juli 1978. Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor: 124 Tahun 1999, tanggal 7 Oktober
1999 tentang perubahan IKIP Medan menjadi
Universitas Negeri Medan (UNIMED) maka dengan
sendirinya Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat
IKIP Medan atau LPM IKIP Medan juga berganti nama
menjadi Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Negeri Medan (LPM UNIMED). Perubahan
ini sekaligus merubah visi, misi, dan tujuan Lembaga
Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) UNIMED yang
tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 271/0/1999
tanggal 14 Oktober 1999 tentang Organisasi Tata kerja
Visi, Misi, dan Tujuan
LEMBAGA PENGABDIANKEPADA MASYARAKAT
UNIMEDPeranan perguruan tinggi dalam mengatasi
permasalahan yang terjadi di masyarakat adalah
dengan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni dalam upaya meningkatkan taraf hidup
masyarakat dan membantu masyarakat memiliki daya
saing. Upaya tersebut seharusnya dilakukan oleh civitas
academica melalui kegiatan pengabdian kepada
masyarakat sebagai salah satu dari Tri Dharma
perguruan tinggi. Kegiatan pengabdian kepada
masyarakat di
Universitas
Negeri Medan
(Unimed)
dikoordinasik
an oleh
Lembaga
Pengabdian
Kepada
Masyarakat.
Unimed
memiliki
sumber daya
peralatan dan
sumber daya
manusia
(SDM) yang
memungkinka
n untuk
membantu
masyarakat,
dunia usaha, dan dunia industri untuk meningkatkan
daya saing. Sumber daya manusia yang ada diupayakan
untuk menghasilkan pengetahuan baru untuk
meningkatkan daya saing bangsa, dan mengadaptasi
pengetahuan yang telah ditemukan untuk mendukung
daya saing dan kesejahteraan masyarakat. Lembaga
Pengabdian Kepada masyarakat Universitas Negeri
Medan berupaya meningkatkan peran dalam
memfasilitasi dan memberdayakan warga kampus
untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat
secara tepat sasaran dengan mempertimbangkan
kearifan lokal. Upaya yang dilakukan oleh LPM Unimed
dalam pembinaan masyarakat adalah mempercepat
upaya peningkatan kemampuan SDM menggunakan
IPTEKS Inovatif maupun memecahkan permasalahan
Gedung LPM Unimed
19MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
HUMAS UNIMED
Universitas Negeri Medan.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 1999
pasal 44 dinyatakan bahwa: (1) Pengabdian kepada
masyarakat dilaksanakan oleh perguruan tinggi melalui
lembaga pengabdian kepada masyarakat, fakultas,
pusat penelitian, jurusan, laboratorium, kelompok dan
perorangan; (2) LPM merupakan unsur pelaksana di
lingkungan perguruan tinggi untuk menyelenggarakan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan ikut
mengusahakan sumber daya yang diperlukan,
mengusahakan serta mengendalikan administrasi
sumber daya yang diperlukan. Ayat 1 dan 2 Peraturan
Pemerintah tersebut mengandung makna bahwa
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sistem yang
ada di LPM harus berfungsi dengan baik yang
memungkinkan unsur-unsur pelaksana pengabdian itu
seperti fakultas, pusat penelitian, jurusan,
laboratorium/bengkel/sanggar, kelompok dan
perorangan bersinergi dengan LPM. Dengan demikian,
sejalan dengan fungsinya sebagai pengedali
administrasi pengabdian kepada masyarakat di tingkat
perguruan tinggi, LPM menjadi pintu gerbang sekaligus
muara bagi pengelolaan pengabdian masyarakat
tersebut.
Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, Lembaga
Pengabdian Masyarakat Unimed selama ini memiliki
struktur organisasi kelembagaan yang unsur-unsurnya
terdiri atas: pimpinan, koordinator program dan tenaga
administrasi. LPM Unimed dipimpin oleh ketua LPM
dan untuk menjalankan tugasnya dibantu oleh seorang
sekretaris LPM.
Berdasarkan visi dan misi tersebut Lembaga
Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) UNIMED
mempunyai fungsi:
1. Menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
2. Meningkatkan relevansi program UNIMED dengan
kebutuhan masyarakat.
3. Memberikan bantuan kepada masyarakat dalam
bentuk pendidikan dan pelatihan, dan
pengembangan sumber daya manusia.
4. Merencanakan dan melaksanakan pengembangan
pola dan konsepsi pembangunan nasional, wilayah
dan daerah.
5. Memberikan pelayanan klinik konsultasi bisnis dan
penempatan kerja.
6. Melaksanakan urusan ketatausahaan.
Sasaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat
yang dikordinasi melalui LPM Unimed pada Rencana
Strategis (Renstra) 2012 – 2015 sebagai berikut:
1. Tersedia teknologi tepat guna (TTG) yang
bermanfaat bagi peningkatan daya saing masyarakat
FUNGSI
SASARAN
2. Tersedia layanan masyarakat pendidikan berbasis
penelitian dan inovasi
3. Dosen dan mahasiswa terlibat dalam kegiatan
pengabdian kepada masyarakat berbasis IPTEKS
4. Tersedia solusi efektif untuk mengatasi
permasalahan masyarakat
5. Tersedia layanan untuk pengembangan kemampuan
kewirausahaan mahasiswa dan/atau masyarakat
LPM Unimed telah bekerjasama dengan beberapa
sekolah dalam kegiatan peningkatan kemampuan guru
dan siswa dalam menyelesaikan soal olimpiade sains.
Selanjutnya LPM Unimed juga melakukan
Pengembangan Budaya Kewirausahaan yang
merupakan kegiatan untuk mengembangkan budaya
kewirausahaan di kalangan sivitas akademika perguruan
tinggi dan masyarakat sekitar/desa binaan. Berbagai
kegiatan yang telah dilakukan antara lain: Kuliah
Kewirausahaan, Magang Kewirausahaan, Kuliah Kerja
Usaha, Inkubator Wirausahawan Baru, dan Konsultasi
Bisnis dan Penempatan Kerja. Aktivitas lain yang juga
telah dilakukan oleh LPM Unimed adalah
Pengembangan dan Penerapan Hasil Penelitian yang
telah dilakukan oleh dosen. Telah dilakukan rekayasa
metoda mengajar dan penciptaan alat-alat peraga yang
relevan dengan sosial budaya anak didik di Sumatera
Utara misalnya, dapat dikembangkan melalui kegiatan-
kegiatan penelitian dengan pendekatan Research and
Development. Unimed juga telah melakukan
pengembangan dan penerapan hasil penelitian berupa
penelitian Kaji Tindak (Action Research). Unimed juga
telah melakukan pembinaan guru dalam melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas dalam upaya pengembangan
profesionalisme guru.
Pada tahun 2012, LPM Unimed melakukan
kerjasama dengan Pertamina dalam sebagai Corporate
Social Responsibility (CSR) dalam pembinaan guru dan
kegiatan Social Mapping untuk peningkatan
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat di kota
Pematang Siantar, Belawan, dan Tandem. LPM Unimed
juga membantu Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
dalam melakukan survey SD yang rusak dalam Program
Gerakan Nasional Penuntasan Rehabilitasi Ruang Kelas
Rusak Berat SD dan SMP. Survey dilakukan dengan
sumberdaya manusia yang tersedia di jurusan Teknik
Bangunan, Fakultas Teknik Unimed. Pada tahun yang
sama, LPM Unimed juga dipercaya untuk melakukan
Benchmarking Perbandingan Pembiayaan Pendidikan
dengan Thailand, Korea Selatan, China dan Malaysia
yang dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan
Menengah Kemdikbud. Selain itu, juga dilakukan
kegiatan peningkatan mutu pendidikan di seluruh
kabupaten/kota yang ada di Sumatera Utara dengan
dana dari DP2M Dikti Kemdikbud.
HUMAS UNIMED
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN20MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
beberapa program kerja, tema payung penelitian, dan
sasaran serta indikator kinerja untuk memicu
kreativitas dosen dan mahasiswa dalam melakukan
penelitian yang bermutu dan mampu memperoleh
HaKI. Lembaga penelitian Unimed berusaha
meningkatkan peran dan fungsinya dalam memfasilitasi
dan memberdayakan dosen untuk melakukan
penelitian inovatif yang mempertimbangkan kearifan
lokal serta pengabdian masyarakat yang tepat sasaran.
Rencana Induk Pengembangan Pelitian Universitas
Negeri Medan merupakan arahan kebijakan dan
pengambilan keputusan dalam pengelolaan penelitian
institusi dalam jangka waktu 5 tahunan. Rencana Induk
Penelitian disusun berdasarkan Renstra Unimed,
Renstra Lembaga Penelitian Unimed, Program
Unggulan Unimed (13 Program Terobosan), dan Grand
Desain 2011-2025. Unimed telah menetapkan payung
dan tema penelitian, sedangkan Pusat Penelitian dan
Kelompok Dosen Bidang Keahlian diminta untuk
mengembangkan roadmap penelitian. Berdasarkan visi
dan misi institusi, lembaga penelitian Unimed
menetapkan tiga bidang penelitian , yakni: penelitian
bidang pendidikan, penelitian rekayasa industry, dan
penelitian rekayasa budaya/pariwisata. Penelitian
unggulan bidang pendidikan adalah pendidikan
karakter, sedangkan penelitian unggulan bidang
rekayasa industri terkait dengan sains, teknologi, dan
lingkungan disesuaikan dengan agenda riset nasional
serta kompetensi peneliti yang dimiliki Unimed, yakni:
energi baru dan terbarukan, penelitian bibit unggul
untuk ketahanan pangan, material canggih/nano
material, rekayasa mesin pertanian. Dalam bidang
ekonomi dilakukan penelitian pengembangan UMKM.
Penelitian tentang rekayasa budaya dan pariwisata
dilakukan oleh peneliti seni dan peneliti bahasa,
terutama terkait seni dan budaya lokal Sumatera Utara.
LEMBAGA PENELITIANUNIMED
Visi Universitas Negeri Medan (Unimed) adalah menjadi
Universitas yang Unggul di Bidang Pendidikan, Rekayasa
Industri dan Budaya, dan misi, yakni: (1) menyeleng-
garakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat, (2) mengembangkan Unimed menjadi
teaching and research institution yang unggul, (3) me-
ngembangkan budaya kewirausahaan, (4) menumbuh-
kan budaya ilmiah di kalangan warga Unimed, dan (5)
membina suasana akademik dan iklim organisasi yang
sehat. Untuk mewujudkan keseluruhan misi di atas
Lembaga Penelitian telah menyusun Rencana Induk
Penelitian (RIP) Unimed dengan berbagai taget
capayan. Sehingga visi Lembaga Penelitian dirumuskan
sebagai berikut: “Lembaga Yang Unggul Dalam Bidang
Penelitian, Pengembangan dan Inovasi”.
Misi Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan
adalah
1. Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan
pengembangan dalam bidang pendidikan, rekayasa
industri, dan budaya.
2. Memfasilitasi dan menyelenggarakan peningkatan
kemampuan dalam bidang penelitian,
pengembangan, inovasi, dan publikasi ilmiah.
3. Menyelenggarakan pembinaan dan evaluasi
penelitian bermutu.
4. Memfasilitasi pembentukan jaringan kerjasama
penelitian dengan dunia akademik, dunia usaha,
lembaga pemerintah dan institusi lainnya melalui
pola-pola kemitraan.
Sedangkan tujuan Lembaga Penelitian yang ingin
dicapai oleh Lembaga Penelitian Unimed adalah:
1. Menghasilkan penelitian dan pengembangan
berkualitas sebagai solusi bagi permasalahan
stakeholder dalam bidang akademik dan non
akademik.
2. Menghasilkan karya ilmiah yang dapat
dipergunakan untuk peningkatan kualitas
pendidikan dan pengabdian pada masyarakat.
3. Menghasilkan karya inovatif berbasis penelitian dan
pengembangan yang dapat meningkatkan citra dan
reputasi Unimed.
4. Menghasilkan jasa/produk penelitian dan
pengembangan yang dapat dipergunakan untuk
income generate.
Beberapa tujuan dapat dicapai, namun indicator
pencapaian masih taraf minimal. Beberapa indicator
seperti capaian HaKI belum diperoleh sampai akhir
tahun 2012. Untuk mendukung percepatan pencapaian
tujuan, Lembaga Penelitian (Lemlit) menetapkan
21MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Waktu Pelayanan
Sistem Pelayanan
Peminjaman
Layanan Jurnal On Line
Lain-Lain
1. Perpustakaan Pusat
Senin - Jum'at : 08.00-17.00WIB
Sabtu : 08.30 15.00WIB
2. Ruang Baca Perpustakaan di Fakultas Sesuai dengan
jam kerja.
1. Pelayanan Terbuka, ialah perpustakaan yang
membolehkan pengguna perpustakaan mengambil
sendiri bahan pustaka yang diperlukan (koleksi
standar, koleksi tandon, buku rujukan,
majalah).
2. Pelayanan Tertutup, ialah
perpustakaan yang tidak membolehkan
pengguna perpustakaan mengambil
sendiri bahan pustaka yang diperlukan
(tesis dan
karya ilmiah, koleksi audio visual).
1. Peminjaman dilakukan di meja
Sirkulasi dengan menunjukkan Kartu
Perpustakaan yang masih berlaku.
2. Koleksi teks book dapat dipinjam sebanyak 2 (dua)
eksemplar selama 2 (dua) minggu.
3. Koleksi tandonlreserve book dapat dipinjam
sebanyak 2 (dua) eksemplar untuk jangka waktu
satu hari.
4. Peminjaman dapat diperpanjang 2 (dua) kali.
5. Keterlambatan pengembalian pinjamam dikenakan
denda Rp.500,- per hari per buku untuk semua
koleksi.
6. Bagi peminjam yang tidak membawa kartu anggota
tidak akan dilayani.
Menyediakan layanan on line jumal ProQuets dan
lainnya yang dapat diakses
melalui internet.
1. Tersedia fasilitas jasa Wartel, Fotocopy, Kantin,
Internet
2. Pelayanan Audio visual pada UPT Perpustakaan
UNIMED tersedia berupa kaset., CD-ROM dan data
Digital
3. Bimbingan pengguna dapat dilakukan secara
perorangan atau kelompok.
4. Menyediakan informasi IPTEKikeIjasama dengan
KMNRT dan grey literature dalam bentuk digital.
PERPUSTAKAAN UNIMEDPerpustakaan sebagai sumber informasi mempunyai
tugas mengumpul,mengolah dan menyebarluaskan
informasi agar dapat dimanfaatkan oleh pemakai
semaksimal mungkin.
UPT Perpustakaan UNIMED, sebagai unit pelayanan
teknis, mempunyai tugas menyediakan informasi bagi
kebutuhan sivitas akademika UNIMED.
Perpustakaan UNIMED memiliki koleksi lebih dari
149.364 eksemplar dalam berbagai disiplin ilmu. Luas
gedung 3000 m' yang terdiri dari 3 (tiga) lantai dengan
kapasitas 400 tempat duduk.
Lantai I : Ruang Kepala, Tata Usaha, Pengembalian
Buku, Ruang Belajar dosen, Gudang, Lobby,
Penitipan Tas/locker, Wartel, kantin,
Fotocopy, R. Sholat, WiFi, Toilet
Lantai II : Ruang Pengolahan, Pengadaan, penjilidan,
Server, Automasi, bagian peminjaman,
Ruang Baca, Koleksi buku /teks, Toilet.
Lantai III : Audio Visual & Koleksi Digital, Ruang koleksi
Berkala/Majalah/Jurnal/ Koran, Skripsi/Tesis
dan Karya Ilmiah, Koleksi Rujukan, Koleksi
Reserve Book/Tandon
Susunan koleksi berdasarkan klasifikasi DDC.
Terbitan Berkala disusun menurut abjad Judul.
000 - Karya Umum
100 - Filsafat dan psikologi
200 - Agama
300 - Ilrnu-ilmu Sosial
400 - Bahasa
500 - Ilmu-ilmu Murni (pasti/Alam)
600 - Ilmu-ilmu Terapan (Teknologi)
700 - Kesenian, hiburan, olahraga
800 - Kesusasteraan
900 - Geografi dan Sejarah umum
Untuk menemukan koleksi, perpustakaan menyediakan
sarana penelusuran katalog on-line yaitu OPAC (On Line
Public Access Catalogue).
Klasifikasi DDC diberikan sebagai berikut:
HUMAS UNIMED
Gedung Perpustakaan Unimed yang baru
HUMAS UNIMED
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN22MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
berdasarkan SK Rektor Unimed Nomor
028/H33.KEP/KP/2008 tentang Pembentukan dan
Pengangkatan Kepala Pusham Unimed tanggal 31
Januari 2008 secara resmi Pusham Unimed lahir di
bawah kepemimpinan Majda El Muhtaj.
Secara berturut-turut SK Rektor Unimed juga
mengalami perubahan beberapa kali, yakni pertama SK
Rektor Unimed Nomor 0069/H33.KEP/KP/2010 tentang
Pengangkatan Personil Pengelola Pusat Studi Hak Asasi
Manusia (PUSHAM) Lembaga Penelitian Universitas
Negeri Medan; dan terakhir SK Rektor Unimed Nomor
0006/H.33.KEP/KP/2011 tentang Personil Pengelola
Pusat Studi Hak Asasi Manusia (PUSHAM) Lembaga
Penelitian Universitas Negeri Medan.
Menjadi pusat data, informasi dan dokumentasi dalam
kajian, penelitian dan pendidikan HAM di Sumatera
Utara.
1. Mendukung pencapaian visi dan misi Unimed
melalui penyelenggaraan kajian, penelitian dan
pendidikan HAM.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penulisan dan
penelitian ilmiah bidang HAM di Unimed.
Mewujudkan Pusham Unimed sebagai pusat studi
data, informasi dan dokumentasi dalam kajian,
penelitian dan pendidikan HAM dalam kerangka
menjawab perkembangan ilmu pengetahuan dan
perubahan sosial masyarakat.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut,
Pusham Unimed menetapkan beberapa program
pengembangan sebagai berikut:
1. Penguatan kemampuan personalia dan
kelembagaan Pusham Unimed
2. Penguatan infrastruktur sebagai pusat data dan
dokumentasi kajian dan pendidikan HAM di
Sumatera Utara
3. Peningkatan keterlibatan dalam upaya-upaya
diseminasi, edukasi dan advokasi HAM baik lokal,
nasional maupun internasional;
Peningkatan kualitas penerbitan atas hasil-hasil
penulisan dan penelitian ilmiah di bidang HAM.
Visi
Misi
Tujuan & Program Pengembangan
a. Tujuan
b. Program Pengembangan
PUSAT STUDI SEJARAHDAN ILMU-ILMU SOSIAL
(PUSSIS) UNIMEDRiwayat Singkat
Dalam perkembangannya, pusat-pusat studi hak
asasi manusia di banyak universitas, baik di dalam
muapun luar negeri, telah menjadi fenomena menarik.
Dengan hadirnya pusat-pusat kajian HAM
melambangkan kehadiran dan peran aktual perguruan
tinggi dalam merespon dan merancang konstruk kajian
hak asasi manusia (HAM) berdasarkan prinsip-prinsip
universal HAM. Perkembangan ini menjadi menarik
ketika keterlibatan pusat-pusat kajian HAM di
perguruan tinggi dirasakan membawa implikasi positif
bagi arah perkembangan kemajuan dalam upaya
penghormatan dan perlindungan HAM di seluruh
dunia, khususnya di Indonesia.
Pusat Studi HAM Universitas Negeri Medan
(Pusham Unimed) hadir sebagai bagian nyata dari
kesadaran dan kepedulian dalam upaya memenuhi
kebutuhan dan kepentingan untuk memajukan dan
meningkatkan budaya penghormatan dan perlindungan
HAM di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara.
Sebagai salah satu unit pelaksana tugas akademis,
Pusham Unimed berperan melakukan pengkajian
(study) dan penelitian (research) dalam lingkup kajian
dan pendidikan HAM.
Sejarah kelahiran Pusham Unimed tidak bisa
dipisahkan dari Jurusan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial (PPKn FIS)
Unimed. Pada Sabtu 15 Desember 2007, komunitas
dosen muda FIS Unimed menyelenggarakan Seminar
Nasional bertajuk HAK ASASI MANUSIA UNTUK SEMUA;
REFLEKSI 59 TAHUN DUHAM PBB. Seminar tersebut
menghadirkan narasumber Prof. Harkristuti
Harkrisnowo, Ph.D (Direktur Jenderal HAM Departemen
Hukum dan HAM RI), Ifdhal Kasim (Ketua Komnas HAM
RI) dan Suparman Marzuki (Direktur Eksekutif Pusham
UII Yogyakarta), dan Majda El Muhtaj (Dosen PPK-n FIS
Unimed).
Seminar itu dihadiri dan dibuka secara resmi oleh
Rektor Unimed Bapak Prof.Dr. Syawal Gultom.
Keinginan yang cukup kuat untuk mendirikan Pusham
ternyata disambut baik oleh pimpinan Unimed. Pada
saat pembukaan seminar, Rektor Unimed menegaskan
dukungannya bahwa ”Pusham Unimed harus muncul
dan berdiri di Unimed.” Sambutan Rektor ini
memberikan semangat baru bagi keluarga besar FIS
Unimed sekaligus mendapatkan dukungan penuh dari
Direktorat Jenderal HAM Departemen Hukum dan HAM
RI dan komunitas Pusham se-Indonesia. Maka
23MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Visi
Misi
Motto
Budaya
Visi Humas Unimed adalah Menjadi pelayan dan
penyedia informasi bagi publik internal dan eksternal
Unimed.
Misi Humas Unimed adalah Memberikan informasi
yang akurat, tepat dan komprehensif dalam menunjang
Tridharma Perguruan Tinggi serta mendorong
tercapainya visi Unimed.
Motto Humas Unimed adalah “Menyampaikan
Informasi dengan benar, akurat dan efektif”
Budaya Humas Unimed adalah “Kerja keras, jujur,
santun, koperatif, saling menghargai dan kompetitif”
Selama lima tahun terakhir, Humas Unimed sangat
aktif dalam mengikuti berbagai kegiatan Kehumasan
dalam tingkat regional dan nasional. Humas Unimed
sudah bergabung dan aktif dalam Badan Koordinasi
Kehumasan Pemerintah, Forum Komunikasi Humas
Perguruan Tinggi dan BakoRhumas Pemerintah
Sumatera Utara. Keaktifan Humas Unimed dalam
berbagai kegiatan dan organisasi kehumasan tersebut
akan membantu dalam penyusunan Grand Design demi
terwujudnya undang-undang keterbukaan informasi
publik.
Dalam kondisi keterbatasan sumber daya, Humas
Unimed tetap akan menunjukkan komitmen yang tinggi
dalam meraih berbagai peluang, seperti mampu
bekerja sama dengan baik dan produktif dengan
Kehumasan Pemerintah, Perguruan Tinggi lain dan
Mediam massa lokal dan nasional dalam mendukung
ketercapaiannya visi dan misi Unimed kedepan.
Beberapa permasalahan terkait manajemen SDM,
keuangan dan asset serta system informasi juga masih
di alami oleh Humas Unimed. Permasalah manajemen
sumber daya manusia adalah penempatan dan
pengembangan sumber daya manusia belum sepenuh-
nya relevan dengan kebutuhan. SDM belum relevan
(ditinjau dari aspek kecukupan dan kesesuaian keahli-
an), system manajemen SDM belum sepenuhnya sesuai
dengan prinsip efisiensi, dan sistem penyampaian
informasi belum menggunakan media online (internet).
HUMAS UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Humas Universitas Negeri Medan adalah
salah satu unit yang ada di Unimed yang
berperan dalam bidang kehumasan.
Humas merupakan unit garda terdepan dalam
memberikan pelayanan publik dalam hal informasi
kepada pihak internal dan eksternal. Humas Unimed
dengan visi menjadi pelayan dan penyedia informasi
bagi publik internal dan eksternal Unimed dengan
berbagai rancangan program kerja yang akan
dilaksanakan dalam menunjang kemajuan dan
keakuratan dalam penyampaian informasi.
Universitas Negeri Medan sebagai Perguruan Tinggi,
di era kompetisi, tentunya harus mampu bersaing agar
tetap bisa meraup mahasiswa sesuai kapasitas yang
ada, tidak lagi mengandalkan uang subsidi pemerintah
dalam mengelola, akan tetapi dituntut untuk mandiri,
setidaknya ini berdampak terhadap uang kuliah calon
mahasiswa yang cukup mahal. Citra dan reputasi
perguruan tinggi dibangun melalui kegiatan public
relations (humas), karena humas semakin tidak bisa
dicegah kehadirannya untuk kepentingan organisasi
baik itu organisasi komersial (perusahaan) atau
nonkomersial (perusahaan nirlaba). Aktivitas humas
sehari-hari adalah menyelenggarakan komunikasi
timbal balik (two way communication) antara organisasi
dan publiknya, yang bertujuan untuk menciptakan
saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu
tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi barang
atau pelayanan jasa, dan sebagainya, demi kemajuan
dan reputasi positif organisasi. Jadi kegiatan
Kehumasan tersebut sangat erat hubungannya dengan
pembentukan opini publik dan perubahan sikap
masyarakat.
Humas Unimed sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dalam paradigma pendidikan tinggi itu,
bertugas untuk memberikan laporan dan penjelasan
kepada masyarakat luas. Dalam pelaksanaannya,
Humas Unimed telah melakukan berbagai kegiatan
seperti press release, penyediaan sumber informasi
bagi civitas akademika Unimed, peliputan berbagai
kegiatan, Penerbitan Buletin Humas Unimed, Pelatihan-
pelatihan Kehumasan dan kegiatan lainnya dalam
mendukung tercapainya visi, misi dan tujuan Unimed.
Adapun visi dan misi humas Unimed antara lain:
HUMAS UNIMED
Rencana UKT di Unimed Pemberlakuan
UKT hanya untuk mahasiswa baru S1
dan D-3 Reguler. Tahun 2013/2014.
Pembayaran tunggal seluruh biaya kuliah dalam
satu kali pembayaran Uang Kuliah Persemester.
Mengklasifikasi mahasiswa ke dalam lima
kategori besaran uang kuliah berdasarkan
kemampuan ekonomis berdasarkan indikator
tertentu. Kemampuan ekonomis diturunkan
dari indikator-indikator tertentu.
Menindaklanjuti Undang-Undang No. 12 tahun
2012 pasal 88 Pemerintah memberikan BOPTN
(bantuan operasional perguruan tinggi Negeri)
untuk membantu biaya operasional sehubungan
pemberlakuan UKT. Sesdirjen telah memberikan
persetujuan penggolongan rentang tarif UKT
Unimed Tahun 2013.
Hasil Perhitungan Unit Cost Unimed 2012 rata-
rata per mahasiswa sampai lulus memerlukan
dana dana sebesar Rp 67.800.000 atau Rp
8.475.000 per semester untuk membiayai
pengeluaran sebagai berikut :
- Biaya Langsung : Sumber Daya Manusia,
Bahan Habis Pakai, Depresiasi Sarana,
Depresiasi Gedung.
- Biaya Tidak Langsung : Biaya Operasional,
Biaya Pemeliharaan, dan Kegiatan Lain
Berdasarkan data historis pembayaran SPP,
uang pratikum, dan uang lainnya, mahasiswa
sampai lulus rata- rata hanya Rp 8.391.500
atau Rp 1.048.937/Semester. Kesimpulannya
Pemerintah menanggung dana 87,62% (Rp
7.426.063,- / Rp 8.475.000,-) dan
mahasiswa/masyarakat menanggung 12,38%
(Rp 1.048.937,- / Rp 8.475.000,-). Tarif UKT
yang akan diberlakukan di Unimed terdiri dari
beberapa kategori yakni : kategori tidak mampu
Rp. 500.000,-, kategori tidak mampu Rp.
750.000,-, kategori cukup mampu Rp.
1.050.000,-, kategori mampu Rp. 1.250.000,-,
dan kategori sangat mampu Rp. 1.600.000,-.
UANG KULIAH TUNGGALAKAN DIBERLAKUKAN DI UNIMEDT.A 2013/2014
HUMAS UNIMED
24MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
25MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
Sembilan belas SMP dan SMA/SMK se-kota
Medan, pada hari Kamis tanggal 23/5/2013,
mengikuti lomba tari yang diselenggarakan pihak
Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unimed kerjasama
dengan sejumlah sekolah. Lomba ini dihelat di halaman
parkir FBS. Acara berlangsung meriah dan sangat
menghibur. Para peserta lomba menari dengan rancak
dan piawai, walau usia mereka masih belia. Tak heran,
untuk setiap penampilan selalu menuai decak kagum
dari penonton dan dewan juri.
Kerancakan dan kepiawaian anak-anak tersebut
sungguh membesarkan hati Ketua Panitia, Nurwani SST
Mhum. “Di sini saya melihat banyak sekali remaja
cerdas dan berbakat.” katanya. Lebih lanjut Nurwani
mengatakan, lomba ini terselenggara sebagai bagian
dari mata kuliah wajib bagi mahasiswa jurusan seni tari.
Mahasiswa harus bisa melatih dan membimbing siwa-
siswa sekolah untuk menguasai minimal satu dua tarian
daerah.
Atas kerjasama itulah, siswa dari beberapa sekolah
ini terampil menari berkat didikan dan latihan dari
mahasiswa FBS Unimed. Asyiknya, mahasiswa FBS yang
menjadi pelatih bagi para siswa sekolah ini, tidak
sekadar memenuhi tuntutan mata kuliah.
Tetapi mereka memanfaatkan peluang ini untuk
berkiprah secara benar. Mereka melatih siswa menari,
membimbing para remaja tersebut dengan tekun, ulet
serta memberi didikan moral lewat kearifan lokal.
Nurwani menyadari, ternyata daya tumbuh kreativitas
mahasiswanya beserta anak-anak sekolah itu benar-
benar luar biasa. Mereka bisa mengeksplorasi diri dan
tak kesulitan mentransfer kreativitasnya kepada anak
sekolah.
Berkat kreativitas itu, hingga pelataran FBS pun
menjulang menjadi panggung pengabadian 19 tarian,
diantaranya: Tari Zapin Cadar, Tor-tor Maryam Ulos, Tor-
tor Baoa Boru, Tari Bambu, Tari Panen, Tor-tor Tandok,
Fantastic Dance.
Lalu, Tor-tor Ulos, Tari Jaranan Mbok Jamu, Tari Balqis,
Tari Memetik Salak, Tari Partoppuann Anak Boru, Tari
Zapin DAngdung Ceria, Tadika Mesta, Kisah Putih Biru,
Manfaatkan peluang
HUMAS UNIMED
Rencana Besaran UKT Untuk Tiap Kategori
Perbandingan Total Pembayaran Kelompok Eksakta
(Uang Kuliah Lama vs Baru)
Perbandingan Total Pembayaran Kelompok Non-
Eksakta (Uang Kuliah Lama vs Baru)
19 SEKOLAH SE-KOTA MEDANLOMBA TARI DI UNIMED
Tari Mamoru Manuk, Tari Jamu Gendong, Wake Up
Dance. Tari-tarian ini sebagian hasil eksplorasi
kreativitas mahasiswa. (dgh)
ementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) bersama 17 lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan (LPTK) kembali merekrut
dan membekali, menerjunkan peserta Sarjana
Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal
(SM-3T) untuk tahun 2013 yang merupakan angkatan
III.
Univesitas Negeri Medan (UNIMED) sebagai salah
satu LPTK penyelenggara akan kembali merekrut calon
peserta SM-3T tahun 2013. Pendaftaran akan dilakukan
secara online melalui situs . Atau
http://103.23.100.50.
Program ini sudah dibuka sejak tahun 2011 yang lalu,
untuk tahun pertama peminat SM-3T masih kurang.
Ada sebagian peserta yang lolos menarik diri dan
membatalkan untuk mengikuti program SM-3T. "Setiap
tahun tren untuk jumlah pendaftar terus meningkat,
tahun lalu pendaftar berjumlah 1.300 dan yang
diterima hanya 205 orang," ujar Koordinator SM-3T
Unimed Dr. Sanusi Hasibuan M.Kes di ruang kerja
Pembantu Rektor I Unimed.
Sanusi memaparkan, tes online akan digelar 26-28
Juli dan pengumuman hasil tes 3 Agustus. Program
studi yang dibuka untuk menjadi peserta SM-3T yakni,
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD), Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan
Kewarganegaraan, Pendidikan Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggrs, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, IPA,
IPS, Sejarah, Geografi, Seni, Ekonomi, Konseling, serta
Pendidikan Jasmani.
"Seluruh program pendidikan tersebut bisa
mendaftarkan diri, ini terbuka untuk umum dan bukan
hanya untuk lulusan dari Unimed. Asalkan lulusan mulai
tahun 2011-2013," ujar PR I Unimed, Prof Dr. Khairil
Anshari, M.Pd. Beliau mengatakan untuk tahun ini
kuota untuk nasional berjumlah 3.500, dan jatah yang
diberikan untuk Unimed berjumlah 200.
Untuk yang berhasil lulus program SM-3T akan
dikontrak selama 2 tahun. Tahun pertama mengabdikan
diri di daerah terluar, sedangkan tahun kedua akan
mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) dengan
beasiswa penuh dari pemerintah. "Selama mengabdi
para peserta akan mendapatkan uang biaya hidup,
transportasi pulang-pergi, asuransi kesehatan,
kelengakapan selama mengabdi. Untuk tahun ini
kemungkinan akan sama seperti tahun lalu, peserta
SM-3T akan dikirimkan ke simelu, Kabupaten Nias dan
kemungkinan akan ke Aceh Timur," ucapnya.
K
www.sm-3t.dikti.go.id
Kursus Mahir Dasar bagi Program Profesi Guru
Sarjana Mendidik daerah Terdepan Terluar
Terpencil (PPG-SM-3T) Unimed atas kerjasama
Unimed dengan gerakan Pramuka Kwardasu sejak 18
Mai 2013 berakhir, Minggu (9/6) di kampus Unimed
Medan Estate.
Kwarda Sumatera Utara diwakili Sekretaris dr. H.
Aris Yudhariansyah, MM mengatakan para sarjana yang
mendapat pelatihan kepramukaan ini nantinya
diharapkan dapat mengembangkan Gerakan Pramuka
di Gugus Depan secara profesional yg baik dan benar
ditempat bertugas sebagai tenaga pendidik. Aris
Yudhariansyah juga menjelaskan sertifikat KMD yang
didapat saat ini adalah berstandard Nasional yang
dapat digunakan untuk melanjutkan pendidikan Kursus
Mahir tingkat Lanjutan (KML) dimanapun bertugas.
Sehubungan keaktifan serta keseriusan mengikuti
pelatihan ini, Kwardasu kata dr. Aris menyampaikan
ucapan terimaksih. Begitu pula kepada Unimed yang
telah mengagas kegiatan ini dengan harapan dapat
berkesinambungan seperti langkah yang lalu, Fakultas
Ilmu Ke olahragaan (FIK) Unimed telah melaksanakan
KMD bagi Mahasiswa semester VI yg nantinya juga
sudah dibekali dengan ilmu ke Pramukaan.
Keseriusan
Pimpinan Sekolah Staf dan Komando TNI melakukan
kunjungan ke Universitas Negeri Medan pada mei 2013
yang lalu. Rektor Unimed beserta pimpinan laninya
menyambut dengan bahagia dan penuh kekeluargaan.
Antara kedua belah pihak Sekolah Staf dan Komando
TNI dan Pimpinan Unimed melakukan pertemuan di
ruang rektor guna melakukan sambutan dan diskusi
hangat sebagai wadah curahan maksud dan tujuan
HUMAS UNIMED
26MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
UNIMED REKRUTPESERTA SM-3T TAHUN 2013
UNIMED MELAKSANAKAN KMDATAS KERJASAMA DENGANKWARDASU
SEKOLAH STAF & KOMANDO TNIBERKUNJUNG KEUNIMED
27MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
gedung BIRO Rektor Unimed dan di saksikan oleh para
pembantu rektor, pada dekan dan pembantu dekan
dilingkungan Unimed dan para kepala Biro di Unimed.
Adapun yang dilantik oleh rektor sebagai pembantu
dekan dilingkungan FMIPA untuk periode 2013 - 2017
yakni sebagai pembantu dekan I Prof. Dr. Herbert
Sipahutar, M.S, M.Sc, menggantikan Drs. Pasar Maulim
Silitonga, M.S,. sebagai pembantu dekan II Prof. Dr.
Mukhtar, M.Pd, menggantikan Dra. Martina Restuati,
M.S, dan sebagai pembantu dekan III Drs. Muhammad
Yusuf, M.Si, menggantikan Drs. Asrin Lubis, M.Pd.
Dalam sambutan di acara pelantikan pembantu
dekan tersebut rektor menyampaikan hendaknya para
pembantu dekan dilingkungan fakultas matematika dan
ilmu pengetahuan alam (FMIPA) Unimed yang baru ini
bisa membawa kebaikan dan perubahan FMIPA
kedepan lebih dari yang diperbuat oleh para pembantu
dekan yang lama. Bukan berarti para pembantu dakan
yang lama tidak bagus, sangat bagus pun, tapi harapan
kita bersama bisa lebih dari yang lama, kan tidak baik
juga kalau periode yang baru sama dengan periode
yang lama, kan orangnya saja sudah beda. Selanjutnya
tentu harus terus bekerja sama dengan pak Dekan
FMIPA Prof. Motlan, M.Sc. Ph.D., semoga apa yang kita
buat dan lakukan bersama nantinya akan membawa
kebaikan untuk diri kita dan Universitas yang kita cintai
ini. (tim majalah humas unimed)
aru-baru ini beberapa dosen dan pegawai
dilingkungan Universitas Negeri Medan
mendapatkan beberapa penghargaan
kehormatan dari Presiden Republik Indonesia atas jasa
dan darmabaktinya sebagai pegawai negeri sipil.
Dalam surat keputusan Presiden Republik Indonesia
nomor : 62/TK/TAHUN 2012 yang ditanda tangani
langsung oleh presiden RI DR. H. Susilo Bambang
B
HUMAS UNIMED
pimpinan Sekolah Sfat dan Komando TNI itu berkunjung
ke Unimed.
Rektor Unimed Prof. Dr. Ibnu Hajar,M.Si.
mengatakan bahwa tujuan dari Pimpinan Sekolah Staf
dan Komando TNI melakukan kunjungan keUnimed
tercinta ini adalah melakukan penjajakan awal dalam
upaya melakukan kerjasama (MoU) antara Sekolah Staf
dan Komando TNI dengan Universitas Negeri Medan
dalam bidang pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengabdian masyarakat. Dasar mereka (sekolah staf
dan komando TNI) ingin menjalin kerjasama dengan
Unimed karena menurut mereka Unimed salah satu
perguruan tinggi baik yang konsisten dalam
pembentukan karakter mahasiswa dan lulusan, serta
beberapa program studi di Unimed mengembangkan
arah agar lulusan memiliki kompetensi yang unggul
yang sejalan dengan harapan lulusan Sekolah Staf dan
Komando TNI.
Rektor Unimed beserta kepala Humas Tappil Rambe
juga berkomentar dari hasil pertemuan tersebut,
setelah kerja sama disepakati nantinya, maka prajurit
TNI yang dididik di Sekolah Staf dan Komando TNI bisa
sering dan melanjutkan di studi dibeberapa program
studi di Unimed, bahkan bisa melanjutkan pendidikan
strata 2 (magister) di Universitas Negeri Medan.
Mudah-mudahan harapan Unimed dan harapan
sekolah staf dan komando TNI akan berlanjut sesuai
apa yang telah diperbincangkan dan sepakati bersama
tadi, karena jika hal itu terwujud tentunya kan akan
membawa nilai plus atau kebaikan bagi Unimed tercinta
ini. (tim majalah humas unimed)
ektor Unimed Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si.
melantik para Pembantu Dekan Fakultas
Matamatika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(FMIPA) Universitas Negeri Medan pada 17 Mei 2013 di
R
FMIPA UNIMED MELAKUKANPERGANTIAN PIMPINAN
PRESIDEN RI MEMBERIKANPENGHARGAANKEPADABEBERAPA ORANG DI UNIMED
Yudhoyono, pemerintah RI menetapkan para dosen dan
pegawai yang berjasa kepada negara dan layak
Satu upaya perubahan yang dilakukan oleh
Unimed Press dengan menjalin percetakan
perguruan tinggi yang sudah memiliki reputasi
baik dalam hal percetakan buku ilmiah, yakni IPB Press.
Sebagai upaya perubahan tersebut Unimed Press
melakukan kegiatan workshop yang dilaksanakan pada
18 juni 2013 di ruang sidang A Biro Rektor Unimed.
Kegiatan ini sebagai upaya memberikan motivasi bagi
dosen-dosen Unimed dalam menulis buku di perguruan
tinggi. Sekaligus memberikan keterangan berkaitan
dengan teknik meningkatkan mutu cetakan buku
dengan hasil yang lebih baik dari biasanya. Unimed
Press melakukan kegiatan ini dengan menghadirkan
langsung direktur IPM Press yakni Dr. It. Elang Ilik
Martawijaya, MM.
Rektor Unimed Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. dalam
sambutan pembukaan kegiatan ini menyampaikan
bahwa terobosan baru ini mudah-mudahan akan
membawa kebaikan bagi Unimed Press dalam
menjawab kebingungan dan keragu-raguan para dosen
Unimed untuk menerbitkan karya ilmiahnya buku ISBN
di Unimed Press. Unimed juga berharap pihak IPB Press
berkenan membuka pintu kepada Unimed untuk mau
menjalin kerja sama dalam perbaikan cetak buku dan
kualitas cetakannya. Mudahan-mudahan bisa hasil
karya-karya ilmiah populer dosen Unimed di cetak di
IPB Press melalui Unimed Press dengan biaya yang agak
miring dan kualitas bagus.
Sementara kepala Unimed Press Dr. Phil. Ichwan
Azhari, M.S. juga berkomentar setidaknya kegiatan ini
dalam menghadirkan direktur IPB Press akan
berdampai baik bagi bangkitnya Unimed Press menjadi
percetakan internal Unimed yang mampu memfasilitasi
para ilmuwan Unimed dalam mempublikasikan karya-
karya populernya kepada masyarakat. Kita juga Unimed
Press tahun ini berusaha akan mencetak 100 judul buku
yang mau kita cetak di tahun 2013. Kita sedang
merancang mimpi besar kita bersama dalam
menerbitkan 100 buku ilmiah ber ISBN. Bagi para
peserta kegiatan ini pun setelah kegiatan berakhir bida
memberikan file ke Unimed Press untuk di cetak tahun
HUMAS UNIMED
28MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
SATPAM BARU UNIMED
29MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
Selanjutnya ada pula presentase yang disajikan oleh
mahasiswa dari unimed yaitu Siti Annisa Lubis dan Rizky
Tri Amelia, dua mahasiswa yang memiliki prestasi yang
amat cemerlang dalam perjalanan kuliah mereka. Rizky
sendiri pernah mengikuti kompetisi Francophonie
tingkat nasional dan meraih peringkat kelima se-
indonesia, padahal dia baru duduk di smester empat
dan pesaingnya rata – rata berada di smester enam dan
delapan. Mereka memperkenalkan kota medan dengan
baik, serta mempromosikan berbagai keunggulan kota
medan baik dari segi wisata, kuliner, seni budaya dan
sebagainya. Hal ini mengundang respon baik dari
mahasiswa unibraw yang belum pernah mengunjungi
kota medan sebelumnya. Dan acara ini diakhiri oleh
kegiatan saling menukar souvenir oleh dosen dan
mahasiswa. Pihak unibraw mereka memberikan sebuah
plakat dari fakultas, dan dari unimed memberikan ulos
berwarna cerah. Terlihat dosen dari kedua universitas
tersebut berdampingan menggunakan kain ulos di
pundak mereka. Dan untuk mahasiswa, perwakilan dari
unimed adalah Randy Adhitya Hutabarat memberikan
ulos, dan juga mengenakannya dengan ketua himpunan
mahasiswa program studi dari unibraw, adegan ini
mengundang kericuhan dari mahasiswa yang
menyaksikannya.
enin (20/5) pukul 08:00 WIB seperti yang dapat
dilihat di channel televisi TV ONE, mahasiswa
unimed sedang melaksanakan kegiatan tarian
flash-mob yang bertemakan adat tradisional batak
yaitu, sigale – gale dan dilanjutkan tarian dengan unsur
latin. Tampak baik dekan, dosen, staf kantor dan juga
mahasiswa yang berjumlah lebih dari seribu orang
bersatu padu dalam balutan pakaian berwarna jingga
yang merupakan warna khas dari fakultas bahasa dan
seni unimed. Hari ini yang bertepatan pula dengan hari
kebangkitan nasional dirayakan dengan cukup meriah
oleh tumpah ruah semangat dari peserta tarian
tersebut. Setelah dilaksanakn pawai dan pembukaan
acara oleh dekan fbs ibu Isda Pramuniarti maka dibuka
pula acara tahunan prodi bahasa prancis yaitu
Francophonie. Acara yang biasanya dilaksanakan
pada 20 Maret tiap tahunnya oleh seluruh orang yang
berbahasa prancis diseluruh dunia. Pada tahun ini,
prodi bahasa prancis berkesempatan bekerjasama
dengan prodi seni music dalam berbagai hal dan
mendukung kesuksesan acara tersebut. Ketua panitia
acara Francophonie yaitu Randy Adhitya Hutabarat,
yang merupakan mahasiswa angkatan 2009 mengaku
sangat beruntung karena acara yang mereka laksanakan
berjalan mulus dan sukses, tentu saja karena dukungan
dari berbagai pihak.
Acara ini merupakan pesta tahunan, tapi bukan
S
HUMAS UNIMED
ini.
Dalam paparan sajiannya Dr. It. Elang Ilik
Martawijaya, MM selaku direktur IPB Press
berkomentar bahwa buku-buku yang sudah di cetak
ditahun 2010-2012 masuk dalam kategori baik. Saya
nyakin Unimed Press mampu mengakomodir para
dosen Unimed untuk mau menulis buku ilmiah populer
ber ISBN. Selain itu juga saya yakin Unimed Press jika
terancang dengan baik akan mampu menjadi
percetakan internal yang akan mencetak semua bentuk
cetak yang selama ini di cetak diluar Unimed. Sehingga
Unimed Press tidak akan mendapatkan dana tambahan
dari hasil cetak yang selama ini dicetak diluar Unimed.
Mahasiswa prodi bahasa prancis Unimed
berkesempatan melaksanakan studi tour di
Unibraw (Universitas Brawijaya), Malang
pada senin (6/5) tepatnya di aula serba guna Fakultas
Ilmu Budaya, sekitar pukul 9:30 WIB. Acara ini
merupakan kali pertama dilaksanakan oleh program
studi bahasa prancis di kota Malang. Acara ini dibuka
dengan kata sambutan oleh kepala program studi
bahasa prancis Unibraw Bpk Agam Agus Siswanto,
kemudian dilanjutkan oleh dosen bahasa prancis
Unimed Bpk. Andi wete Polili dan Bpk. Abdul Ghofur.
Suasana hangat sangat terasa dalam pembukaan dan
juga terjadi interaksi antar dosen dan mahasiswa baik
dari unimed maupun unibraw. Agenda kedua
dilanjutkan oleh presentase ketua himpunan
mahasiswa program studi bahasa prancis yaitu Trias
Desy Aristanty. Ia menjelaskan berbagai kegiatan yang
mereka lakukan di unibraw, dimana mereka memiliki
berbagai klub yang menjadi sarana pengembanangan
bakat seluruh mahasiswa prodi tersebut, misalnya
memasak, olahraga, seni musik, drama dan lain – lain.
Tak lupa pula ia menyampaikan kegiatan rutin setiap
tahun prodi bahasa prancis di seluruh Indonesia yaitu
Francophonie.
UNIMED PRESS MENJALINKERJASAMA DENGAN IPB PRESS
KUNJUNGAN MAHASISWA PRODIBAHASA PRANCIS UNIMEDKE UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
melulu kegiatan bersenang-senang. Mereka juga tetap
menjunjung tinggi aspek pendidikan. Buktinya diadakan
HUMAS UNIMED
30MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
KEGIATAN RUTIN TAHUNANPROGRAM STUDIBAHASA PRANCIS UNIMED
31MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
HUMAS UNIMED
UNIMED BUKA UMB-PT(SELEKSI JALUR MANDIRI)
MAHASISWA BARU
Drs.H.Basyarauddin Daulay,M.Kes
Nama : Drs.H.Basyarauddin Daulay,M.Kes
Jabatan : Dekan FIK
NIP : 19640403 199203 1 001
TTL : Jambur Batu, 04 Maret 1964
Keahlian : Bola Voli
KDKB : Bola Voli
Alamat : Jl. Sumantri Brojonegoro No. 37
HP : 08126557218
PENDIDIKAN:
S1 : Jurusan Pendidikan Kepelatihan di
IKIP Medan ,Tahun lulus 1989
S2 : Jurusan Ilmu Kesehatan dan Olahraga
di Surabaya, Tahun lulus 1997
S3 : Jurusan Manajemen Pendidikan di
Unimed, Tahun 2008-sekarang
HUMAS UNIMED
Mendengar dan melihat namanya, maka kita akanlangsung tahu siapa dia. Sosok seorang lelakiyang ramah dan tegas terpancar dari auranya.
Menjadi dekan FIK Unimed dan Ketua Umum BAPORKORPRI Sumut tahun 2013-2018.
Drs. H. Basyarauddin Daulay, M.Kes sosok seorang yangmemiliki segudang pengalaman dan prestasi. Tentunyasesuai dengan jurusan yang diambil. Dekan Fakultas IlmuKeolahragaan (FIK) ini memulai pengalaman sebagaiSekretaris Jurusan PKO, kemudian di tahun 2002 – 2007menjadi sekretaris SP4 Unimed dan menjabat sebagai DekanFIK selama dua periode dari tahun2007 hingga sekarang.
Memulai pendidikan tahun 1977 di SD Negeri Telaga Jernih,lalu SMP Maju Telaga Jernih di tahun 1980, SGO Medantahun 1984, lanjut menempuh pendidikan S-1 JurusanPendidikan Kepelatihan di IKIP Medan tahun 1989, S-2 diSurabaya tahun 1997 mengambil jurusan Ilmu Kesehatandan Olahraga dan pendidikan S-3 di tempuh di Unimed2008-sekarang dengan fokus jurusan ManajemenPendidikan.
Lelaki kelahiran Jambur Batu, 04 Maret 1964 ini memilikidua orang anak yang masih menembuh dunia pendidikan,mereka adalah Dio Alif Airlangga Daulay dan M. HabibAkbar Daulay. Karunia terindah dari pernikahnnya bersamaHj. Anita, S.Pd. Beliau telah melakukan kunjungan keberbagai negera di dunia, untuk mengikuti kegiatan studibanding dan pelatihan-pelatihan. Seperti Studi Banding keBeijing Sport University – Institut Sport Shanghai tahun2008 (RRC-Beijing), kemudian di tahun 2009 beliauberangkat untuk mengikuti Pelatihan Alat Fisiologi CharlesSturt University Buthrust, Australia (Sydney), studi bandingke Institut Pendidikan Nisam SMK Datuk Mazetin Kinabalu,Malaysia-2010. Mengikuti studi banding ke University OgMarryland dan Florida State University, Amerika Serikat-2010, kemudian di tahun 2011 beliau berangkat ke Bangkokuntuk mengikuti studi bangding ke Institut PhysicalEducation Bangkok dan di tahun 2012 menjadi DelegasiIndonesia Olympiade London, Inggris.
Pengalaman di bidang lain yang juga pernah di sandangbeliau adalah menjadi Wasit Nasional Sofball tahun 1993-2004, Pengurus KONI Sumut tahun 2008-2012 dan 2012-2016,
Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK)
ketua Pengprov ISORI Sumut tahun 2008 – sekarang ,ketua Harian PBVSI Sumut tahun 2012-2017, ketua BidangOlahraga dan Kesehatan DPP KORPRI Sumut tahun 2019-1025 dan menjadi Ketua Umum BAPOR KORPRI Sumuttahun 2013-2018
32MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013 PROFIL DOSEN
Dr. Mursini, M.Pd.Dr. Mursini, M.Pd.
merupakan sosok
dosen bersahaja selalu
tampil apa adanya,
bekerja dengan penuh
semangat dan
berdedikasi tinggi, ulet,
disiplin, mudah bergaul
dan ramah tamah.
Terlebih dengan
mahasiswa ia masih
suka nongkrong
berbincang tentang
akademik,
perkembangan
teknologi dan seni serta masalah interen lainnya. Masih
suka bergabung di Taman Budaya dalam aktivitas
Laboratorium Sastra. Kegiatan baca puisi, menulis cerita
pendek, dan melatih bermain drama masih dilakoninya.
Sejak tahun 2011 sampai sekarang beliau aktif
menyutradari pentas seni drama FBS Unimed bekerja
sama dengan Laboratorium Sastra Taman Budaya
Sumatera Utara. Hingga April 2013 beliau berhasil
memproduksi 24 judul pementasan drama di Sumatera
Utara. Seni drama tersebut ditampilkan pada pagelaran
lomba seni drama dan teater Sumatera Utara. Pada
tahun 2004 pernah menyutradari pentas drama untuk
pengembangan bakat bagi siswa SMA di Kota Medan.
Perempuan yang lahir di Semarang 28 November 1962
ini diberi kepercayaan menjadi Ketua Pusat Penelitian
FBS priode 2012-2016. Sebelumnya, pernah menjadi
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indoensia periode 2007-2011. Semua yang dikerjakan
selalu berpedoman pada prinsip Unimed yakni bekerja
dengan benar dan iklas.
Beliau juga aktif melakukan penelitian. Beberapa
penelitian yang dilakukan dalam 5 tahun terakhir ini
antara lain adalah Efektivitas Metode Pembelajaran
Discovery dalam Pembelajaran Menulis Puisi di SMA
Negeri 21 Medan Tahun 2008, Pemetaan dan
Pengembangan Model Peningkatan Mutu Pendidikan
SMA di Kabupaten Padang Lawas Tahun 2011,
Pemetaan dan Pengembangan Model Peningkatan
Mutu Pendidikan SMA di Kabupaten Tapanuli Tengah
dan Kota Sibolga Tahun 2011, Upaya Meningkatkan
Kemampuan Menulis Artikel Sastra Anak dengan Model
Pembelajaran Tutor Sebaya dan Media Internet oleh
Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS
Unimed, Implementasi Contextual Teaching and
Learning Melalui Riset Mini dalam Perkuliahan
Penelitian Pengajaran untuk Meningkatkan Kompetensi
Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Mengembangkan Proposal Penelitian, Penerapan
Model Pembelajaran Peta Konsep (Mind Mapping)
terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Anak Berbasis
Karakter oleh Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia Tahun Pembelajaran 2011/2012, Pengaruh
Komunikasi Pimpinan Tingkat Prodi, Efektivitas Tim,
Motivasi Kerja, Etika terhadap Kinerja Dosen Unimed,
dan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT sebagai
33MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
HUMAS UNIMED
Nama : Dr. Mursini, M.Pd.
NIP : 196211281988032002
Pekerjaan : Dosen Jurusan Bahasa dan SastraIndonesia FBS UNIMED
Pangkat : Pembina/IV-B
Alamat : Jln. Jamin Ginting G. Aman No. 10Medan
Hp : 08126312996
Pendidikan
S1 : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP
Medan (1987)
S2 : Pendidikan Bahasa Indonesia IKIP Malang (1995)
S3 : Manajemen Pendidikan Universitas NegeriMedan (2013)
Usaha untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Mata
Kuliah Pembelajaran Bahan Ajar di Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia FBS Unimed.
Pada tahun 2011 memenangkan penulisan hibah buku
yang di danai oleh Unimed yang berjudul “Pembelajaran
Apresiasi Prosa Fiksi dan Puisi Anak-anak”. Pada tahun
2012 memenangkan penulisan buku ke-2 yang didanai
oleh Unimed yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar
Bahasa dan Sastra Indonesia”. Sebelumnya, beliau juga
sudah mengembangkan kreativitasnya dan menerbitkan
beberapa buku ber-ISBN yakni pada tahun 2010 yang
berjudul “Bimbingan Apresiasi Sastra Anak-anak”. Pada
tahun 2010 yang berjudul “Filsafat Ilmu Pengembang
Wawasan Berfikir Kritis “. Pada tahun 2011 berjudul
“Apresiasi dan Pembelajaran Sastra Anak-anak”. Pada
tahun 2011 yang berjudul “Pembelajaran Bahasa
Indonesia di Kelas Tinggi”. Selain itu, aktif melakukan
Pengabdian Masyarakat dalam bentuk pelatihan dan
pembinaan dalam pendidikan serta bersama beberapa
rekannya menulis beberapa artikel ilmiah sejak 2003
sampai sekarang.
Di samping itu, beliau aktif mempresentasikan
makalah dalam forum-forum seminar nasional maupun
internasional, sejak 2004 sampai sekarang. Pada tahun
2009, beliau menjadi narasumber pada International
Seminar Paper Resource Based Instruction (Pembelajaran
Berbasis Aneka Sumber) February 21 st 2009 di
Pascasarjana Unimed. Tahun 2009, International Seminar
Integration of Hard Skill and Soft Skill to Increase Teacher,
Lectures, and Graduated Competence at the Globalization
Era. Unimed, 10 Oktober 2009. Tahun 2009, sebagai
Narasumber pada seminar internasional dengan tema
Enchancing the Quality of Students by implementation of
Soft Skill, Inovation, and Learning Revolution, di FBS
Unimed. Pada tahun 2010 mengikuti International
Seminar Language, Literature, and Cultural in Southeast
Asia on June 3 rd-5th 2010 di Trang Thailand. Pada tahun
2011 mengikuti International Seminar Creative and
Innovative Language Laerning in the ICT Contributing to
Development on Juni 10-12 June 2011 di Bali. Tahun 2012,
menjadi narasumber pada International Seminar:
Language, Literature, Culture, and Education in Southeast
Asia- II Tgl 15-17 November 2012 di Bangkok.
PROFIL DOSEN
Drs. M. Joharis, MM., M.Pd.
Drs. H. M.Joharis Lubis, MM, M.Pd Lahir di
Medan 12 Februari 1962 Alumnus Program
Studi Pascasarjana Administrasi Pendidikan
Unimed tahun 2007, Pascasarjana Manajemen
Sumberdaya Manusia Universitas Ganesha Jakarta
Tahun 2000, tahun 2010 sampai sekarang melanjutkan
studi pada pendidikan doktor Manajemen Pendidikan
Unimed. Sejak tahun 1989 sampai saat ini bertugas
sebagai dosen PNS di FBS Unimed, mengajar di
beberapa perguruan tinggi swasta seperti FKIP UISU,
STKIP Budidaya Binjai, STMIK AMIK INTEL-com Global
indo, STIPAP Perkebunan,STIE Nusa Bangsa Medan.
Karya Tulis Ilmiah Buku Ber-ISBN dan jurnal yang
telah di terbitkan antara lain Bahasa Jurnalistik dan
Kepenyiaran (Penerbit Halaman Moeka Publishing
Jakarta : 2009), Seminar (Penerbit Cita Pustaka
Bandung : 2009), Keterampilan Berseminar (Penerbit
Halaman Moeka Publishing Jakarta : 2013).
Pengalaman Organisasi Profesi dan Kemasyarakatan
antara Lain Ketua Tim Teknis Sarjana Penggerak
Pembangunan Desa (SP-3) Dinas Pemuda dan Olah
Raga Sumatera Utara 2008-2010, Wakil Ketua Urusan
Pemberdayaan Kerja sama antar Lembaga (Federasi
Olah Raga Masyarakat Indonesia Prov. Sumatera Utara)
2008-2012, Panitia Kerja Tetap Daerah dan Tim Penilai
Pemuda Pelopor Tingkat Prov. Sumatera Utara 2010,
Menjadi asesor bagi seritifikasi guru 2007 sd sekarang,
Ketua Generasi Muda Mathla'ul Anwar SUMUT 2005 sd
sekarang, Ketua Gerakan Rakyat Sadar Hukum
Indonesia (GRASHI) 2003 sd sekarang, Direktur
Lembaga Kajian Pelayanan Publik Sumatera Utara 2003
sd sekarang, Ketua Konsultan Pendidikan Indonesia (
KOPINDO) Tahun 2010 Sampai Sekarang, Ketua I
34MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
HUMAS UNIMED
Nama : Drs. M. Joharis, MM., M.Pd.
NIP : 196202121990031003
Pekerjaan : Dosen Jurusan Bahasa dan SastraIndonesia FBS UNIMED
Pangkat : Pembina/IV-A
Alamat : Jln.Beringin 6 No.49A Gaperta
Hetvetia Medan
Hp : 0811641874
Pendidikan
S1 : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP
Medan
S2 : Administrasi Pendidikan Unimed (2007)
S3 : Manajemen Pendidikan Universitas NegeriMedan (2013-sekarang)
Asosiasi Dosen Indonesia ( ADI WIL SUMUT) 2009-2013,
Ketua I Dewan Pendidikan Kota Medan 2009- 2012, Ketua
Komite Sekolah SMA N 4 Medan 2010 samapai Sekarang
Ketua Federasi olahraga Masyarakat Indonesia ( FORMI)
Sumut 2012 sampai sekarang, Wakil Sekertaris Majelis
Pemuda Wilayah ( MPW) Pemuda Pancasila Sumatera
Utara 2012 Sampai sekarang, Sekertaris Majelis
Pertimbangan Organisasi (MPO) Majelis Pimpinan Cabang
Pemuda Pancasila ( MPC) PP Kota Medan, Ketua
Departemen Komisi Ekonomi umat Majelis Ulama
Indonesia Kota Medan 2006 – 2011, Majelis Ulama
Indonesia ( MUI) Kota Medan LPOM MUI Wakil Ketua
Tahun 2011 sampai sekarang, Konsultan, Konsultan
Supporting Manajemen pendidikan Dinas Pendidikan
Provsu Tahun 2011 sampai sekarang, Manajemen
Pendidikan SMP Dinas pendidikan PROVSU Tahun 2005-
2011, Konsultan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (
LPMP ) tahun 2007- 20011. Jabatan Struktural di Unimed
Kepala Hubungan Masyarakat ( HUMAS) Tahun 1999-2001
Kepala Laboraturium Sanggar Bahasa FBS Unimed 1999-
2003, Ketua sekertaris program kegiatan LPM IKIP Medan
1999-2003, Senat FPBS Unimed Tahun 2000-2003.
Lelaki kelahiran Kota Medan ini merupakan sosok
ilmuwan, aktivis kepemudaan dan kepemerintahan ini
kelihatannya tak bersahabat dengan semua orang, namun
jika siapapun mendekati, bersahabat dan bersosial dengan
beliau pernyataan singkat tersebut sangatlah tidak sesuai
dengan kebenaran konsep diri yang beliau miliki. Hal yang
layak kita sematkan pada diri beliau adalah kebaikan hati,
keramahtamahan dan kesantunan yang terealisasi dalam
wujud asli yang dimiliki oleh penggerak kebenaran dan
kebertanggungjawaban.
Lelaki bersahaja dan sabahat semua golongan ini
kelahiran Medan, 12 februari 1962 menikah dengan
seorang perempuan yang baik hati dan kuat
kepercayaanya kepada suami, memiliki nama Julia
Chayanti Sitompul, S.H. telah dikarunia tiga orang anak
dua putri dan satu putra, yang ketiganya sedang
menempuh pendidikan tinggi di Unimed dan USU Medan.
PROFIL DOSEN
HUMAS UNIMED
ARTIKELPENYIARAN PUBLIK DAN
Oleh
Muhammad Surip, S.Pd. M.Si.
Dosen FBS Unimed
PUBLIC SPHERE
Pendahuluan
Mengapa kita berkomunikasi ? Apa fungsi komunikasi bagi manusia ? Pertanyaan ini begitu luas, bisa
dilihat dari berbagai sudut pandang. Sehingga tidak mudah bagi kita untuk menjawabnya. Apalagi kalau
pertanyaanya kita lebih fokuskan seperti, mengapa kita berkomunikasi ? cara-cara seperti apa yang
menjadikan komunikasi menjadi efektif, dsb.
Jika kita cermati lebih lanjut, pertanyaan tersebut merupakan dasar ketika kita akan mendalami proses
komunikasi antar manusia. Baik itu komunikasi yang bersifat langsung, interpersonal maupun komunikasi yang
menggunakan media, baik media komunikasi interpersonal dan media massa.
Kata Kunci: Media massa, Ideologi, Hegemoni.
Penyiaran Publik
Sebelum masuk ke istilah penyiaran publik, lebihbaik mendefinisikan terlebih dahulu kata publik sejauhdimungkinkan. Kata publik, ketika membicarakan padatingkat lembaga penyiaran publik, secara umumdilekatkan dalam konteks 'warga negara ( )dengan hak-haknya. Menjadi warga negara danmendapatkan hak-haknya adalah konsekwensi logissecara hukum (juga konsekwensi politis, administratif,dll) dari kontrak sosial bersama, yang melahirkannegara berikut dengan; wilayah negara, warga negara,dan pemerintahan, serta atribut lainya dari negaratersebut. Misalnya penggunaan publik yang dilekatkanpada transportasi publik, pelayanan publik, dll.
Secara khusus, publik dalam istilah penyiaran publiksebagaimana yang disebut oleh Efendi Ghazali dalam'Penyiaran Publik dan Penyiaran Komunitas Alternatiftapi Mutlak', bahwa kata publik diposisikan sekaligusdalam dua (2) pengertian yakni sebagai khalayak(pemirsa atau pendengar) dan sebagai partisipan yangaktif. Pemahaman ini terkait dengan kebebasanmenyatakan pendapat, hak untuk mendapatkaninformasi, serta upaya pemberdayaan masyarakatdalam proses menuju masyarakat madani. PhilipSavage, ,CBC (Radio Kanada) mengatakan bahwa yang dikenaldengan penyiaran publik yaitu; '
'.
Eric Barendt (dalam Mendel, 2000) membuatdefinisi tentang media penyiaran publik (
) sebagai media yang: 1) tersedia( ) secara general-geographis, 2) memiliki
terhadap identitas dan kultur nasional, 3)bersifat independen, baik dari kepentingan negaramaupun kepentingan komersil, 4) memiliki imparsialitasprogram, 5) memiliki ragam varietas program, dan 6)pembiayaannya dibebankan kepada pengguna media.Definisi tersebut mengandaikan bahwa penyiaranpublik dibangun didasarkan pada kepentingan, aspirasi,gagasan publik yang dibuat berdasarkan swadaya danswamandiri dari masyarakat atau publik pengguna dan
citizens
Manager of Coverage and Regulatory Affair
A public broadcaster
attemps to inform, antertain, and enligten the citizens
of the country as citizens first and foremost, that is as
active participants in the social, cultural, economic, and
political life iof Canada
public service
broadcasting
available
concern
pemetik manfaat penyiaran publik.
Oleh karena itu, ketika penyiaran publik dibangunbersama atas partisipasi publik, maka fungsi dan nilaikegunaan penyiaran publik tentunya ditujukan bagiberbagai kepentingan dan aspirasi publik. Sendjaja (2001,h.1) yang terinspirasi oleh Harol D. Lasswell (1946), telahmenguraikan beberapa fungsi sosial dari lembaga penyiaranpublik. , sebagai pengawas sosial (
). Yaitu merujuk pada upaya penyebaraninformasi dan interpretasi yang objektif mengenai berbagaiperistiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan sosialdengan tujuan kontrol sosial agar tidak terjadi hal-hal yangtidak diinginkan.
, Korelasi sosial ( ). Merujuk padaupaya pemberian interpretasi dan informasi yangmenghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompoksosial lainnya atau antara satu pandangan denganpandangan lainnya dengan tujuan mencapai konsensus.Konsensus sosial ini biasanya untuk memperkuat rasaidentitas dari berbagai kelompok untuk menjadi satukekuatan besar bersama. Dan , Sosialisasi( ). Merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilaidari satu generasi ke generasi lainnya, atau dari satukelompok ke kelompok lainnya. Nilai-nilai kearifanmasyarakat lokal harus terus dijaga dan dibentengi dari'serbuan' nilai-nilai modern yang ditampilkan melaluiinstitusi-institusi produksi.
Selanjutnya menurut Ashadi, ada beberapa hal yangperlu diperhatikan untuk kehadiran media penyiaran publikdi Indonesia. , telekomunikasi sebagai basismaterial. Keberadaan media penyiaran publik bertumpupada ranah (domain) telekomunikasi, yaitu fasilitastransmisi signal. Setiap transmisi menggunakan jalurtelekomunikasi berupa gelombang elektromagnetik yang'dikuasai' negara. Regulasi penyiaran publik harus menjaminpengelolaan spektrum gelombang tersebut dalam bingkaipenguatan publik.
, orientasi fungsi publik sebagai basis kultural.Basis kultural dari keberadaan media penyiaran publiksebagai institusi publik ditentukan oleh nilai bersama yangmenjadi dasar keberadaannya. Nilai dasar ini mulai dariketentuan hukum, kebijakan negara, serta konsensus yangtumbuh di lingkungan masyarakat tentang orientasi danfungsi sosial-kultural yang harus dijalankan oleh media
Pertama social
surveillance
Kedua social correlation
Ketiga
socialization
Pertama
Kedua
35MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
HUMAS UNIMED
ARTIKELpenyiaran publik. nilai bersama ini diharapkandirumuskan oleh kaum profesional penyiran publiksebagai titik awal dalam penghayatan atas orientasifungsional kelembagaan.
, sistem jaringan publik. Sistem penyiaranpublik pada dasarnya berupa ranah jaringan ( )penyiaran dan stasiun penyiaran. Masing-masing ranahini dapat memiliki pola orientasi fungsional yang spesifik,serta pola hubungan institusional satu sama lain.Rumusan kedua macam pola ini diperlukan sebagai dasarsistemik kelembagaan penyiaran publik. Keberadaanmedia penyiran publik juga ditentukan oleh dukungansosial dan finansial. Secara kongkrit dukungan inidiwujudkan melalui adanya yang berfungsiuntuk mendorong dan mengawasi jalannya fungsikultural penyiaran publik, dan memberi dukungan sistemfinansial beroperasinya penyiaran publik.
, adanya profesi daninstitusi. dimaksudkan untukmemelihara standar profesi. Biasanya mencakup visi danmisi yang menjadi landasan dari seluruh standar tindakandan nilai hasil kerja kaum prefesional, bertolak dari sikapterhadap masyarakat, dan pemaknaan atas hasil kerjadalam konteks sosial. Pemaknaan hasil kerja dalamkonteks sosial ini perlu ditempatkan dalam konteksmakna sosial dari media penyiaran publik. Sebagai acuanstandar tindakan profesional dan hasil kerjanya suatuinstitusi memiliki dua sisi, eksternal untuk menjagamakna sosial dari media massa, dan internal sebagaidasar dalam penilaian (evaluasi) profesional sebagaibagian dalam sistem manejemen personalia.
Dan , sistem kontrol fungsi publik. Untukmenjaga agar suatu institusi dapat berjalan dalampenyelenggaraan yang bersih, perlu dijunjung tinggiprinsip akuntabilitas terhadap khususnyadan publik umumnya. Akuntabilitas memiliki dua sisi,menyangkut parameter akuntabilitas akuntasi danmenyangkut prinsip akuntabilitas sosial untuk menjagaorientasi fungsionalnya kepada publ ik . J ikapertanggungjawaban akuntansi melalui lembaga audit(publik maupun negara), maka akuntabilitas sosial perludipertanggung-jawabkan kepada danlembaga yang relevan. Lewat akuntabilitas sosial inikontrol atas fungsi publik yang harus dijalankan olehmedia penyiaran publik dapat berjalan.
Konsep mengenai dipicu pertama kalioleh tulisan Jurgen Habermas yang berjudul
pada tahun 1962. Dalam esai tersebut, Habermasmau mengatakan tentang terdapatnya sebuah wilayahsosial yang terbuka, bebas dari sensor dan dominasi.Wilayah itu disebutnya sebagai “public sphere'. Yaitusemua wilayah yang memungkinkan kehidupan sosialmanusia membentuk opini publik yang relatif bebas.Penekanannya mengenai pembentukan kepekaankemasyarakatan ( ), sebagai praktek sosialyang melekat secara budaya. Orang-orang yang terlibat didalam percakapan adalah orang-orangprivat, bukan orang dengan kepentingan bisnis atauprofesional, bukan pejabat atau politikus, yang memilikikebebasan dalam menyatakan pendapatnya.
Dalam pandangan Habermas, ia mengangkat konseppublic sphere berdasarkan pada istilah-istilah yang adadan berkembang dalam tradisi Eropa. Misalnya tentang
Ketiga
networks
stake-holder
Keempat code of conduct
Code of conduct
kelima
stake-holder
stake-holder
public sphere
The Public
Sphere
sense of public
public sphere
Debat .Public Sphere
coffe house salon tichgesllschaften
public sphere
public sphere
Salon, Coffe House Tichgesllschaften
Pertama Salon, Coffe House
Tichgesllschaften
Kedua
ketiga
Public
sphere
public
sphere
public sphere
(Inggris), (Prancis), dan(Jerman) pada abad ke-19 dan 20. Istilah-istilah yangdigunakan dalam membangun konsep public sphere. Makaselanjutnya, Habermas dikenal sebagai publicsphere borjuis. Sebab, tempat-tempat tersebut seringkalidijadikan sebagai sarana berkumpul para aristokratkerajaan. Dimana mereka secara tatap muka berdiskusi danberdialog dalam kerangka kepentingan sosial yang lebih luasuntuk mengubah hubungan antara kelas aristokrat dengankelas bisnis. Dengan demikian, bersifatindependen terhadap gereja dan negara dan terbuka untuksemua manusia.
Apa yang ditampilkan Habermas tentang public sphereborjuis baik , dansecara filosofis dan institusional memiliki kesamaan dalambeberapa hal. , baik , dan
sama-sama melihat kesetaraan sebagaimanusia dalam kontek berkomunikasi dan berbagiinformasi melalui tradisi dialog. Dalam diskusi tersebutmereka melepaskan diri dari berbagi atribut sosial danbudaya serta kepentingan ekonomi tertentu. Dalam artitertentu, masing-masing mereka berfungsi sebagaipendidik.
, diskusi dalam konteks public spheremengandaikan proses mempermasalahkan kawasan-kawasan atau bidang-bidang yang ada pada masaselanjutnya tidak dipertanyakan. Masalah tersebut adalahproduk budaya (seperti kesenian dan sastra) menjadikomoditas yang bersifat profan. Dalam konteks kritikkesenian muncul peran baru yakni kritikus seni (yangmewakili publik sekaligus pendidik) selanjutnya peran inidigantikan oleh periodicals essay yang merupakan jurnalkritis dari diskusi kelompok cafe kopi. Peran ini muncul padaabad ke-18 yang pada saat itu muncul pandangan bahwafilosofi, kesenian, dan sastra kritis yang dapat mencerahkanproses kehidupan.
Dan , sama halnya dengan proses perubahanbudaya menjadi komoditas, public sphere pada dasarnyabersifat inklusif. Para peserta diskusi senantiasa mengaitkandengan kepentingan masyarakat yang lebih luas dan objekyang didiskusikan dapat diakses oleh siapa saja.
borjuis memang berkembang dari sistem feodal yangmenolak prinsip-prinsip diskusi publik terbuka padamasalah-masalah universal. Walaupun telah eksis publicsphere pada zaman Yunani kuno, namun tidak sampai abadke-7 dan ke-8 Eropa, bersama perkembangan kapitalisme,public sphere diasumsikan sebagai bentuk yang lebihberbeda.
Dalam konteks ini, negara dipisahkan dengan domainpublik. Dimana negara dengan perangkat kekuasaanyacenderung bersikap 'keras' terhadap domain publik. Padatingkatan ini mendorong lahirnya celah public sphere diantara masyarakat sendiri. Dimana tujuan utama dari
tersebut adalah menjadikan orang-orang mampuuntuk merefleksikan dirinya secara kritis dan dalam praktek-praktek negara, baik secara sosial, politik, ekonomi, ataupunkebudayaan. Walaupun memang, jika ditelusuri lebih jauhkonsep public sphere Habermas berawal dari kalanganborjuis laki-laki, bangsawan dan intelektual. Dalam konteksini, mereka secara sadar dan rasional bertemu untukmendiskusikan karya-karya sastra. Sementara percakapan-percakapan ini terus didasarkan pada praktek-praktekekslusi, bagi Habermas paling tidak praktek itu menahankeberadaan tertentu. Lebih jauh menurut Habermas,perbincangan kritis yang potensial dalam
36MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
HUMAS UNIMED
sesungguhnya ditopang oleh tiga alasan utama. Tigaalasan ini berdasarkan realitas historis yang berlaku padasaat keadaan Eropa masa itu dimana Habermasmengambil konsep public sphere borjuis. ,hubungan sosial yang akhirnya berubah dari kritik sastrakepada kritik politik membuka jarak sosial dimanaargumen terkuat dinyatakan melawan status quo. ,area debat sosial yang tertutup di bawah feodalismetelah kehilangan aura yang telah diberikan oleh gerejadan istana dan menjadi dipermasalahkan melaluipercakapan yang tidak memandang status peserta. Dan
, Habermas berpendapat bahwa pertemuan-pertemuan yang terjadi di Eropa di salon-salon dan
, terutama tahun 1680-1730, bersifat inklusif danekslusif.
Karena sifat keterbukaan yang dibangun dari modelpublic sphere borjuis-nya Habermas, tentunya terdapatsyarat-syarat yang memungkinkan orang-orang untukdapat berpartisipasi ambil bagian dalam dialog-dialogtersebut. Pada mula lahirnya masih sangat dibatasi,sebab faktor klaim yang dibuat adalah bahwa aktivitas inimembentuk “mouthpiece' terhadap publik. Habermasberpendapat bahwa sementara “publik” masih kecil,prinsip-prinsip universalitas mulai diterima; mereka yangmemenuhi kriteria rasional, laki-laki dan sifatnyabermanfaat bagi dirinya, melalui partisipasi aktif, dalam
. Melalui prinsip publisitas, diaberpendapat, tidak dapat dipungkiri lagi bahwapenggunaan pemikiran publik menjadi superior terhadapmanfaat privatnya. Pencarian kebenaran melalui dimensiintersubjektif yang merefleksikan baik dalammaupun negara. Menurut Habermas, memungkinkanadanya perbedaan untuk mereformasi hubungankekuatan yang asimetris. Kelas laki-laki kapitalis yangdominan menjaga posisi hegemoni melalui praktek-praktek eksklusi, sementara secara bersamaanmenyediakan latar budaya untuk mengkritik.
Pelayanan publik. Model pelayanan publik () dinilai telah gagal dalam usaha mengemban dua
fungsi media dalam ranah . Dua fungsitersebut yaitu mengumpulkan dan menyebarluaskaninformasi (peran jurnalis) dan menyediakan forum publikuntuk melakukan debat (peran politikus). Jurnalis dalampersoalan pelayanan publik menjalankan dua fungsitersebut atas nama publik di bawah aturankeseimbangan dan objektivitas yang tinggi. Kondisi inimenimbulkan kontradiksi.Untuk mengatasi hal tersebutdiperlukan adanya struktur kebebasan informasi, jurnalisyang terlatih dan profesional, struktur ketentuanpelayanan publik, nilai-nilai profesionalitas, akses yangterbuka bagi keahlian-keahlian sosial, dan juga olehstruktur bertanggung-gugat publik. Untuk menjaminkeberlangsungan dan keberagaman informasi bagi ranahpublik, debat politik haruslah bersifat sangat politikdengan memberikan akses pada partai politik sertagerakan sosial di publik untuk tampil melalui media.
Saat ini, siaran pelayanan publik cenderungmenjauhkan diri dari sifat politik konsumerisme dengancara mempertentangkan siaran dengan politikus.Politikus dikritik dan dilihat sebagai pengintervensi danpengendali siaran. Penurunan partai politik dalam mediamenjadi masalah karena dalam masyarakat terpisah olehkonflik kepentingan, kepentingan rasionalis danuniversalis. Bagaimanapun juga keterlibatan politik tidakbisa dihindari karena untuk mengangkat berbagai isuseperti gerakan perempuan adalah tidak mungkin tanpa
Pertama
Kedua
ketiga
coffe
house
public sphere
civil society
public
service
public sphere
mengkaitkan dengan tujuan ekonomi sosial dalam strukturdan program umum dari prioritas politik.
Universalisme dan internasional. Kekuatankonsep berkenaan dengan pelayanan publikbersifat universalisme. Dalam arti bahwa adanya lingkupstruktur keputusan politik sama batasnya dalam lingkupkekuasaan yang dikontrolnya. Dengan demikian, pelayananumum di tingkat nasional hendaknya menjangkau seluruhwarga negara untuk dapat berpartisipasi dalam debat publikdan juga hendaknya memasukan sebanyak mungkin ragampandangan yang relevan. Masalah hubungan antara salurankomunikasi dan kekuasaan politik menjadi masalah apabiladilihat dalam aspek transnasional perkembangan media.Kesulitan membangun di tingkat nasional akanmudah dikalahkan oleh perkembangan ditingkat internasional.
Di samping itu, munculnya kecenderungan-kecenderungan terjadinya internasionalisasi media sebagaiancaman lebih lanjut dari model pelayanan publik yangideal. Internasionalisasi media yang berupa kepemilikanmedia, pengendalian dan isi menjadi tidak secara koherenbisa mewujudkan internasionalisasi publik, atau publiknasional sebagaimana yang dilakukan oleh BBC di Inggris.Sebab, agenda umum publik belum didominasi olehkejadian-kejadian internasional yang bisa menyatukanproyek identifikasi khalayak internasional sebagai bagianatau anggota dari publik internasional. Di samping itu jugatidak mampu menyatukan perasaan, emosi bahkan pikiranpublik secara nyata.
Dalam konteks ini, Garnham melakukan identifikasiterhadap kecenderungan-kecenderungan yang mengarahpada inter-nasionalisai media sebagai ancaman lebih lanjutmodel pelayanan publik yang ideal. Dan model pengamatanini menekankan kontradiksi bahwa pemilikan media,pengendalian dan isi menjadi semakin menginternasionaltetapi tidak dapat diartikan sudah menciptakan publikinternasional atau publik nasional seperti halnya BBC diInggris. Agenda umum publik belum didominasi olehkejadian-kejadian internasional yang dapat menyatukanidentifikasi khalayak internasional sebagai anggota daripublik. Juga mereka tidak dapat membentuk perasaaninternasional yang tepat dan koheren.
Dengan demikian, tentunya media massa yangdidalamnya termasuk adalah penyiaran publik berorientasipada penyiaran yang mengusung nilai-nilai lokal dankepentingan-kepentingan masyarakat lokal. Habermasberpendapat bahwa pada awalnya media dibentuk danmenjadi bagian integral dari tetapi kemudiandikomersialkan menjadi komoditas ( ) melaluidistribusi secara massal dan menjual khalayak massa untukperusahaan periklanan, sehingga media jauh dari perannyasemula sebagai public sphere. Dalam konteks ini,sebenarnya Habermas menolak prinsip-prinsip ataumekanisme yang dibangun dalam media massa yangterwadahi sebagai lembaga penyiaran publik.
Dalam pandangan Habermas, media massa penyiarankomersial telah menyebabkan informasi sebagai komoditasdan jauh dari kepentingan publik secara luas. Mediapenyiaran komersial dalam arti tertentu tidak dapat menjadisarana terbangunya wialyah publik secara adil, terbuka dandemokratis sebagaimana yang dimuat dalam konsep publicsphere. Hal ini memang karena Habermas mengandaikanmedia massa sebagai media sebagaimana idealnya publicsphere. Dan teori ini yang pad akhirnya dikritik oleh (lihat
public sphere
public sphere
public sphere
public sphere
public sphere
comodified
Debat Penyiaran Publik dan Public Sphere Habermas
ARTIKEL 37MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
HUMAS UNIMED
ARTIKELThompson, 1983). Bagi Thomson, konsep Habermastersebut terlalu mengidealisasikan dan meromantisirdunia yang sangat elit dan dunia laki-laki, juga terlalumenekankan pers kelas pekerja yang radikal (Curran danSeaton, 1983).
Dengan demikian, Habermas juga terlalu pesimistikdalam menilai kemajuan media massa. Koran, radio,televisi pada masa itu jelas mengadakan forum untukdiskusi mengenai isue-isue yang menjadi perhatianumum. Diskusi tersebut melibatkan orang-orangberpengetahuan, tertarik dan dapat berbicara mewakilikepentingan sosial yang lebih luas dan yang mempunyaipotensial pengaruh politik. Habermas juga terlalumemberikan perhatian berlebih pada berita politikdalam dan membesar-besarkankecurangan-kecurangan yang ditimbulkan komersialisasimedia massa pada abad 19 dan 20-an. Dimana nilai-nilaitersebut telah ditinggalkan sedemikian rupa olehlemabag penyiaran yang bersifat komersial (swasta).
Lalu bagaimana dengan penyiaran publik? Apakahhabermas sependapat dengan konsep yang ditawarkandalam penyiaran publik? Dan apakah penyiaran publikdalam arti tertentu merupakan wadah dari publicsphere? Atau dalam pengertian lain penyiaran publikmerupakan sarana media yang dianggap dapat menjadidan membangun public sphere saat ini? Dalammenjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Habermastidak secara eksplisit menyebut adanya atau terdapatnyaistilah penyiaran publik dalam konteks public sphere.Akan tetapi, nilai-nilai dan konsep yang dibangun dalamkonteks penyiaran publik yang lebih menekankan kepadakepentingan dan aspirasi publik sejalan dengan apa yangdisebut habermas sebagai public sphere. Mengapademikian, sebab menurut Habermas public spheremerupakan celah ruang diantara negara ( ), dan
, dimana setiap warga negara bisa melibatkan diridalam diskursus tentang masalah bersama dan untukmengontrol negara dan pasar. Celah tersebut dapat diisidan diperankan oleh media massa yang berfungsi ke-publikan (bc; lembaga penyiaran publik) sebagai lembagayang memasok dan menyebarluaskan informasi yangdiperlukan untuk penentuan sikap dalam masyarakat.
Dalam konteks ini, penyiaran publik jugamemfasilitasi pembentukan opini publik denganmenempatkan dirinya sebagai wadah independen untukperdebatan publik, menyangkut isu ekonomi, politik,sosial, dan budaya.. Masalahnya adalah, adakah mediayang murni memerankan kekuatan publik tersebut danterbebaskan dari pengaruh sistem negara dan sistempasar. Lebih-lebih pada sebuah sistem politik yang antidemokrasi dan pada kondisi ekonomi pasar bebas yangditopang oleh sistem kapitalis, dapatkah media bersikapindependen ? Jawabannya, paling tidak penyiaran publikmenjadi alternatif dalam membangun public sphereideal sebagaimana yang hendak dibangun dandikonsepkan dalam public sphere.
Sebab, jika berharap pada media massa komersialtentunya hal itu sangat sulit sekali dalam menciiptakanpublic sphere. Hal itu dikarenakan, lembaga penyiarankomersial telah meninggalkan fungsinya sebagaipenyiaran edukasi yang berpihak pada publik dan publicsphere. Karena telah meninggalkan nilai-nilai yangmelekat pada penyiaran publik dan urgensi dari publicsphere, yaitu sebagaimana yang disebut oleh DenisMcQuail, dalam Senjaja (2001, h.3) adalah faktoridependensi, solidaritas, keanekaragaman (opini dan
public sphere
state civil
society
akses), objektivitas dan kualitas informasi.
Mengapa demikian, sebab secara filosofis, urgensikehadiran media penyiaran publik berangkat dari kehidupanpublik yang dilihat dari posisi sebagai warga masyarakathanya dalam dua ranah, yaitu dalam lingkup kekuasaan danlingkup pasar. Padahal, masyarakat memiliki ruangtersendiri unutk berapresiasi, berkarya, berpendapat, danbersikap terhadap realitas yang ada di sekelilingnya. Olehkarena itu, munculnya pandangan dikotomis yangmengabaikan peran dan posisi warga negara dalam kontekhubungan sosial dan bernegara telah mengabaikan adanyakenyataan tentang ranah publik yang diharapkan dapatmenjadi zona bebas dan netral yang di dalamnyaberlangsung dinamika kehidupan yang bersih darikekuasaan dan pasar. Habermas menyebut ranah ini sebagairanah publik ( ).
Oleh karena itu, untuk menjelaskan hal tersebut,menurut Habermas (dalam Barret, 1995, h, 239-240), yangmenyebut tentang awal dibentuknya media. Menurutnya,pada awalnya media dibentuk dan menjadi bagian integraldari tetapi kemudian dikomersilkan menjadikomoditi ( ) melalui distribusi secara massaldan menjual khalayak massa ke perusahaan periklanan,sehingga media menjauh dari peran . Kondisitersebut yang menyebabkan kenapa Habermasberpendapat media komersial jauh dari nilai-nilai publicsphere. Nah, dalam konteks ini penyiaran publik menjadialternatif yang secara implisit mengandung ajaran publicsphere.
Pada saat yang sama, Ashadi (2001, h.3) mengatakanbahwa dapat diwujudkan antara lain dimulaidari paradigma yang menggerakkan dinamika kehidupanpublik yang berbasis nilai kultural. Nilai kultural inimerupakan pemaknaan atas setiap kegiatan dalam ranahpublik. Ini dapat dilihat melalui dominasi dan monopoli yangdilakukan oleh pihak kekuasaan dan pasar harus dijauhkandari kehidupan publik, dan secara positif membangunotonomi dan independensi institusi sosial. Maka,membangun pada dasarnya adalah membalikarus utama yang tadinya 'dari kekuasaan negara dan pasarke warga', menjadi ' dari warga ke kekuasaan nagara danpasar'. Dan ini dapat dilakukan melalui penyiaran publik.
Penyiaran publ ik yang secara relat i f dapatmengakomodir public sphere yang di dalamnya memilikiotonomi dan independensi. Juga memfasil itasiberlangsungnya kegiatan kultural dalam berbagai aspekkehidupan fungsional. Penyiaran publik sebagai publiksphere diharapkan menjadi format baru kehidupan publikyang dapat mengakomodasi berbagai kepentingan publikmenjadi visi bersama dalam penyelenggaraan kehidupanpublik secara terhormat dan demokratis. Dalam konteksreformasi kekinian, mestinya terbuka peluang untukmembangun format baru atas keberadaan media penyiaranpemerintah (RRI/TVRI) menjadi institusi otonom danindependen yang menjalankan fungsi kultural dalam ranahpublik (baca: media penyiaran publik). Dalam kerangkapencapaian ruang publik yang berbasis pada pemenuhak-hak-hak publik dalam mengakses, menerima, danmemberikan informasi secara terbuka dan bertanggung-jawab.
Menurut pengamatan Keane, media publik memberikankesempatan kesempatan berbicara dan didengarkan secaratidak merata di antara para pembaca. Merekamengandalkan casting profesional atau orang-orang yangmenjadi 'langganan' yang ditunjuk sendiri oleh media untukberbicara mewakili umum. Murdock mengacu kepada
public sphere
public sphere
commodified
public sphere
civil society
civil society
38MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
HUMAS UNIMED
kegagalan siaran publik dalam mengikuti langkahdiskursus sosial politik yang meningkat dengan cepat.Sistem demokratis di tingkat nasional yang bertanggung-jawab memerlukan sistem media yang mempunyai batasyang sama yang dapat menghasilkan diskusi-diskusi isue-isue publik yang tidak berkaitan dengan kepentinganpartisan.
Oleh karena itu, dalam industri media perlindunganpaling efektif adalah dengan monopoli publik yangdilindungi negara, yang didasarkan pada prinsipperlindungan trehadap baranag umum, yang walaupunkeliru dapat menyadarkan kepada pentingnya implikasiperluasan pasar bebas. Keane berpendapatkeberagaman komunikasi media komunikasi non-pemerintah dan penciptaan badan-badan pengaturanyang supranasional dan bertanggung-gugat secara politisdan pemberian tanggung-jawab kepada koorporasimedia yang besar dapat memperbaiki model pelayananpublik. Currant (1991) mengusulkan model campurantelevisi publik ini dengan sektor swasta, profesional,sosial, dan sipil.
Dalam tahap demikian, Habermas menyebut sebagaisebuah kondisi yang menyebabkan kemunduran dari
. Menurut Habermas penurunan tersebutkarena perubahan media, dalam arti media dari milikpublik menjadi komersial sebagaimana yang terjjadi dimasa sekarang. Sedangkan, menurut Phillip Elliotdikatakan bahwa penyebabnya adalah komersialisasimasyarakat secara umum, dan peningkatan pasar karenakebijakan Reagen dan Teacher yang lebih menentukanhubungan antara provider dengan konsumen dari barangdan jasa.
Yang utama, dalam melihat persoalan di atasterutama menyangkut keterkaitan konsep penyiaranpublik dalam kaitannya dengan pembentukan publicsphere ideal sebagaimana yang disebut oleh Habermas,tentunya memiliki beberapa kekurangan-kekurangan.Akan tetapi, konsep Habermas tentang public spheretentunya juga memiliki kelebihan-kelebihan. Kelebihantersebut antara lain; , Kebenaran ( )sosiologis yang mengesankan dan menggambarkankelangkaan karya yang setara untuk media lain, dalamkonteks dan sejarah yang berbeda. , memberikanpengaruh kuat pada massa glasnost diikuti olehtumbangnya Uni Soviyet dan Eropa Timur. ,Inspirasi kebijakan Reagen dan Teacher dan difusi danpenerapan tersebut pada birokrasi umum denganmaksud untuk merevitalisasi dan memperkuat ideologikapitalis dan praktek kapitalis menimbulkan suatukondisi 'menantang' analisis oposisional radikal, danpada saat yang sama kondisi tersebut memperlemahlegitimasi dan kesempatan menggunakan analisistersebut.
, kepentingan praktis penelitian untukmembantu mendefinisikan ulang dan mengatur perananmedia di timur, bersamaan dengan kepentingan baratberkenaan dengan konsekwensi-konsekwensiswastanisasi media publik dan komersialisasi yang lebihintensif pada media swasta. Dan , Keuntunganpolitis bagi para intelektual media untuk membangundialog dengan dunia dalam kehidupan akademis.
Murdock mengusulkan prinsip-prinsip mendasaryakni kebutuhan akses terhadap informasi, nasehat dananalisis yang memungkinkan mereka untuk mengetahuiapa hak pribadi mereka dan mengusahakannya secaraefektif; akses terhadap beragam informasi, debat pada
public sphere
pertama authenticity
Kedua
Ketiga
Keempat
kelima
bidang-bidang yang melibatkan pilihan-pilihan politikpublik; fasilitas untuk mengenali diri dan aspirasi merekadalam representasi dan pembentukannya dalam media.Media publik memberikan lisensi untuk berbicara danmendengar secara tidak adil, karena pembicara ditunjukdan belum tentu mewakili kepentingan publik.
Jadi, untuk menguatkan penyiaran publik sebagai modeldari pelayanan publik ( ) yang dapatmenguatkan bangunan public sphere tentunya harusm e l a k u k a n h a l - h a l y a n g d a p a t m e n d u k u n gkeberlangsungan model pelaynaan publik yang dimaksud.Sehingga, cita-cita tentang public sphere sebagaimana yangdisebut oleh Habermas dapat terealisasikan. Konsep ini lahirdari pandangan Nicholas Garnham, , melakukanpengandaian dan usaha-usahanya untuk mengem-bangkanpraktek-praktek dalam serangkaian hubungan-hubungansosial yang lebih bersifat politik daripada ekonomi. Dan
pada saat yang sama berusaha memisahkan diri daripengendalian negara (pengendalian politik).
Oleh karena itu, yang paling utama adalahmengembalikan masyarakat sebagai manusia politik karenarelasi sosial yang ada telah dibentuk oleh ideologikonsumerisme dengan mengajukan isue-isue ekonomi danpolitik, pelayanan publik, dan perantara pengetahuan( ), pelayanan publik dan partai,pelayanan umum, universalisme dan public sphereinternasional. Dalam konteks ini sesungguhnya publicsphere akan dapat terwujud, memang tidak sebagaimanayang disebut Habermas sebagai public sphere borjuis.Namun demikian, cita-cita dari public sphere Habermasdapat terwujud melalui pembentukan penyiaran publik dibeberapa tempat yang dapat menjadai sarana diskusi publikdalam persoalan-persoalan sosial, politik, dan sebagainya.
Baran, Stanley J., 2000, :Foundat ion, Ferment and Future, NewYork:Wadsworth
Berry, David, (2000), , Oxford: FocalPress
Chris. Eds (1995), , New York;Arnold.
Curran and Gurevitch (eds), 1991, ,London:Edward Arnold.
Habermas, J, 1989, . In BoydBarrtet, Oliver and
Newbold, Chris. Eds (1995), ,New York; Arnold.
Hardiman, F. Budi,
, (1993), Yogyakarta, Penerbit Kanisius.
Garnham, Nicholas, . InBoyd Barrtet, Oliver and Newbold, Chris. Eds(1995), , New York;Arnold.
Elliot, Phillip,. In Boyd
Barrtet, Oliver and Newbold, Chris. Eds (1995),, New York; Arnold.
Senjaja, S. Djuarsa dan Ashadi Siregar, (2001),, Yogyakarta: UGM
the public service models
pertama
kedua,
knowledege broking
Mass Communication Theory
Ethic and Media Culture
Approach to Media Reader
Mass Media and Society
Institution of the Public Sphere
Approach to Media Reader
Menuju Masyarakat Komunikatif, Ilmu
Masyarakat dan Posmodern menurut Jurgen
Habermas
The Media and The Public Sphere
Approach to Media Reader
Intelectuals in the Information society and the
dissappearence of the Public Sphere
Approach to Media Reader
Kumpulan
Makalah Seminar Televisi Publik
Kepustakaan
Stevensen, Nick,, 1995 sage
Publication, London
Understanding Media Cultures,
SocialTheory and Mass Communication
ARTIKEL 39MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
HUMAS UNIMED
Globalisasi Media dan Hegemoni
Oleh
Hendra Kurnia Pulungan, S.Sos., M.I.Kom.
Dosen FBS Unimed
Pendahuluan
Proses globalisasi sering dikaitkan dengan arus informasi dan perkembangan teknologi. Hadirnya media
ditengah-tengah masyarakat yang berkembang secara tidak langsung memberikan gambaran tentang
perkembangan sebuah bangsa. Media penyiaran elektronik dan cetak memberikan potensi dampak
informasi kepada semua lapisan masyarakat. Media massa mempunyai ruang yang cukup besar untuk
memberikan layanan publik atas kebutuhan informasi, hiburan dan pendidikan.
Globalisasi media merupakan subuah proses alamiah, sehingga dalam konteks globalisasi media sering
dikaitkan dengan globalisasi budaya. Sehingga kekhawatiran akan lunturnya nilai-nilai budaya dan paham
kebangsaan serta nasionalisme selalu muncul sejalan dengan perkembangan media, tetapi dibalik itu semua
ketergantungan akan media juga besar.
Dengan demikian globalisasi media adalah sesuatu yang tidak biasa terelakkan oleh setiap bangsa, namun
yang menjadi pertayaan adalah bagaimana kita menyikapi dan merasakan seberapa besar dampak
globalisasi media terhadap budaya masyarakat Indonesia.
Globalisasi Media
Budaya menonton televisi sangat kental bagi
masyarakat kita. Kehadiran televisi adalah wajar bagi
ruang kehidupan yang telah maju (modern). Namun,
mengapa televisi sangat mempengaruhi pola hidup
manusia? Bahkan, tanpa kita sadari acara televisi dapat
membawa pada pergeseran budaya. Berkembangnya
stasiun televisi membuat semakin ketatnya persaingan
tayangan acara pada setiap stasiun televisi. Bahkan
tidak sedikit dari pemerhati televisi bahkan masyarakat
awam yang mengeluhkan kualitas isi yang tidak
mendidik bahkan merusak masyarakat. Tayangan
kekerasan, kriminal, mistik, porno, pelecehan,
mendominasi media massa kita. Hal ini juga
berdampak pada media cetak yang menggunakan
headline surat kabar dengan bahasa Indonesia asal-
asalan, tampilan presenter yang yang di bawah standar.
Secara apriori kita bisa mengatakan bahwa
hadirnya televisi tidak menjadi masalah, tetapi tampilan-
tampilan yang ada di dalamnya, sangat krusial bagi
masyarakat. Melalui potongan-potongan gambar yang
dianggap global itulah, masyarakat terhipnotis untuk
mengikuti. Ada mode baru baik pakaian, otomotif
bahkan tren pergaulan. Ada telenovela atau sinetron
yang bisa menggosongkan masakan ibu-ibu di dapur dan
lain-lain.
Kita dapat mengambil salah satu contoh kasus
globalisasi media massa dalam mengimpliflikasikan nilai-
nilai budaya global bercorak hegemoni dari barat dapat
dilihat dari salah satu acara tayangan pada salah satu stasiun
televisi, yaitu pemutaran film Superman VI . Superman
adalah merupakan kebudayaan barat, oleh karena itu
mewakili budaya modern, ceritanya sangat dinamis.
Penuturannya sudah diterjemahkan kedalam pelbagai
bahasa termasuk bahasa Indonesia. Visualisasinya
imajinatif, kaya warna, kaya ekspresi, terkesan lebih hidup,
mendekati realitas keseharian dengan dilengkapi
persenjataan super canggih, seperi persenjataan militer.
Tayangan Superman dianggap lebih komunikatif dan pandai
memilih waktu yang tepat untuk ditampilkan.
Secara sadar atau tidak banyak sekali anal-anak di
Indonesia yang menyukai sosok super hero yang berasal dari
produk budaya barat ini. Bahkan dengan mudahnya kita
mencari mainan anak-anak, merchandise dengan atribut
Superman diperjual belikan. Sosok Superman juga sering
ditiru pada anak-anak bangsa ini. Bentuk peniruan gaya dan
tingkat laku dari pahlawan modern ini divisualisasikan
dengan menggunakan kaos bersayap yang bergambar atau
berlambang Superman.
Hadirnya tayangan-tayangan produksi barat
menggeser sosok super hero produksi Indonesia. Mitos
Gatotkaca tak lagi dikenal oleh anak-anak bangsa ini,
Gatotkaca merupakan mitos pahlawan Indonesia, dia bisa
terbang dengan menggunakan medium kutang
ontrokusumo, kebal terhadap segala senjata, bertulang baja
dan berotot kawat. Hal ini menunjukkan ideologi dominan
ARTIKEL40MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
HUMAS UNIMED
kapitalisme menjungkir balikan sikap dan persepsi
masyarakat. Masyarakat sebagai konsumen tetap televisi
senantiasi bersikap dan bergaya dengan bersandar pada
'citra' yang dibangun dari televisi.
Ideologi sebagai suatu defenisi realitas yang
kabur dan gambaran hubungan antar kelas, atau
”hubungan imajiner para indivudu dengan kondisi
keberadaan mereka yang sebenarnya” (Althusser, dalam
Mc.Quail, 1991: 66) tidaklah dominan dalam pengertian
bahwa ideologi itu dipaksakan oleh kelas penguasa,
tetapi merupakan pengaruh budaya yang disebarkan
secara sadar dan dapat meresap , serta berperan dalam
menginterpretasikan pengalaman tentang kenyataan.
Proses interpretasi itu memang berlangsung
tersembunyi (samar), tetapi terjadi secar terus-menerus.
Menurut Hall (dalam Mc. Quail, 1991:66) mengatakan,
Konsep dominasi, yang berarti pemaksaan kerangka
pandangan secara langsung terhadap kelas yang lemah,
melalui penggunaan kekuatan dan keharusan ideologis
yang terang-terangan, belumlah cukup untuk
menampung semuan kompleksitas permasalahan. Orang
harus memahami bahwa dominasi berlangsung pada
tahap sadar maupun tidak sadar. Dengan kata lain, orang
harus melihatnya sebagai alat dari sistem hubungan yang
terkait, bukannya sebagai upaya pilih-kasih para individu
yang dilakukan secara sadar dan terang-terangan melalui
penetapan peraturan dan pengecualian yang dinyatakan
melalui bahasa dan wacana.
Hegemoni sendiri bermakna dominasi dari
sebuah ideologi yang salah atau pemikiran terhadap
suatu kondisi sebenarnya. Sesungguhnya ideologi tidak
disebabkan oleh sistem ekonomi tetapi tertanam di
semua aktivitas masyarakat. Oleh karena itu, ideologi
tidak dipaksakan oleh satu kelompok ke kelompok
lainnya, akan tetapi meresap dan tertanam secara tidak
disadari oleh masyarakat. Ideologi yang dominan
mengekalkan keinginan kaum tertentu terhadap
kelompok lain, dan media berperan penting dalam
proses ini.
Polemik bercorak hegemoni di Indonesia
mempunyai dampak yang sangat besar bukan hanya
nilai-nilai budaya yang terinflikasikan oleh media massa,
tetapi juga telah merambah ke dalam pemikiran kaum
akademisi dan intelektual Indonesia. Bagaimana tidak?,
banyaknya pelajar atau mahasiswa yang menuntut ilmu
di luar negeri lalu pulang dengan membawa
pemahaman/pemikiran tentang cultural studies,
dekonstruksi, post kolonial, dan lain-lain. Ini dijadikan
tren pemikiran yang semakin lama semakin berkembang.
Budaya meniru yang berkembang di dalam masyarakat
kita membuat seringnya kita salah dalam mengupas
Hegemoni
permasalahan lokal sendiri. Ini terlihat dari banyaknya kita
belajar dan diajarkan tentang teori-teori yang
sesungguhnya belum tercipta di Indonesia. Kadang kita
menerapkan teori barat dengan konteks sosial Indonesia,
sementara teori-teori itu muncul dari masalah sosial di luar
wilayah kita sendiri. Seperti contoh, apakah sama mengupas
masalah perempuan di Indonesia dengan di Eropa, tetapi
kita selalu menggunakan teori-teori dengan pukul rata
tanpa melihat perbedaaan karakter wilayah dan budaya
yang ada.
Ini menjadi pekerjaan yang tidak mudah para
akademisi dan filsuf lokal untuk selalu memunculkan
wacana lokal agar dapat mengimbangai arus pemikiran
barat. Mengangkat wacana lokal bukan berarti kita
menampilkan primordialisme, tetapi lebih menunjukkan
sebuah identitas diri agar dapat menggali kembali khazanah
pemikiran untuk menjadikan fondasi keberadaan sebuah
entitas sosial masyarakat yang kaya akan budaya dan etnis.
Pada era globalisasi saat ini, imperialisme media
meliputi dimensi ekonomi, ideologi, politik dan kultural.
Disini media menjadi ajang bagi para produsen media untuk
menggunakan modif ikasi ni lai-ni lai yang layak
diperjualbelikan dalam pasar yang kompetitif. Dapat
dikatakan hal tersebut bersifat tendensius baik secara
ekonomis maupun sosio-kultural. Media massa lewat
televisi menundukkan masyarakat melalui kesepakatan
semu (tidak memaksa dengan fisik) yang sebenarnya
dirancang dalam ruang dominasi dan subordinasi. Akan
halnya dengan iklan di televisi, khalayak didorong untuk
menganggap diri mereka sebagai pasar, bukan publik,
sebagai konsumen dan bukan warga.
John Fiske (dalam Storey, 2007:30) berpendapat
bahwa komoditas budaya – termasuk televisi – yang dari situ
budaya tersebar dalam dua ekonomi sekaligus: ekonomi
finansial dan ekonomi kultural. Ekonomi finansial terutama
menaruh perhatian pada nilai tukar, sedangkan ekonomi
kultural terutama berfokus pada nilai guna – ”makna,
kesenangan, dan identitas sosial”. Hal ini menunjukkan ada
interaksi yang kontinu diantara dua ekonomi yang terpisah
namun terkait ini.
Kita dapat mengambil contoh tayangan acara
Dangdut Mania Dadakan yang hingga kini telah memasuki
episode 4. Program ini dibuat oleh TPI untuk menarik
kembali minat musik dangdut sebagai musik rakyat dan
mencari penyayi yang berasal dari masyarakat umum.
Selanjutnya produsen acara mencari sponsor dengan
beberapa perusahaan pengiklan selama acara tersebut
ditayangkan, ini merupakan bentuk dalam ekonomi
finansial. Dalam bentuk ekonomi kultural, program ini
menarik perhatian pemirsa televisi sebagai tontonan yang
menghibur dan menyenangkan. Dengan waktu yang sama
Pendekatan ekonomi politik Media
ARTIKEL 41MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
HUMAS UNIMED
ARTIKELpemirsa televisi berubah menjadi komoditas (peserta
acara dalam acara DMD), dan mengikuti audisi.
Dari contoh di atas dapat kita pahami bahwa
pola konsumsi media massa juga dibentuk oleh
kerjasama “pengusaha” media dan pengusaha lain.
maka masalah tidak hanya pada produksi dan distribusi
suatu komoditas, tetapi juga ideologi komoditas yang
bekerja dalam menghasilkan media. Pendekatan
ekonomi politik tidak mempercayai hubungan sebab-
akibat terjadi secara linier, tetapi sesuatu terjadi karena
hubungan yang kompleks.
Berbicara pendekatan ekonomi Politik di media
massa tak terlepas dari kritik yang terkait dengan
kepemilikan media massa dan kontrol. Pendekatan
politik ekomoni juga mengidentifikasi hubungan antara
negara dan masyarakat media. Negara tidak dilihat
sebagai netral tetapi sebagai forum yang besar yang
memiliki kepentingan ekonomi excercise banyak kuasa
dan pengaruh, paling tidak kuasa dan pengaruh melalui
peraturan publik dan media pribadi.
Ekonomi politik merupakan hubungan sebab
dan akibat dengan merujuk pada konteks sosial ekonomi
luas secara holistik. Isi media massa di tanah air tidak
dapat terlepas dari siapa penguasa sumber-sumber
produksi media massa. Ini dapat dilihat antara lain dari
kepemilikian media massa, kepemilikan rumah produksi
penghasil acara-acara televisi. Kepemilikan media massa
di Indonesia dapat dilihat antara lain: Televisi Pendidikan
Indonesia (TPI), Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI),
Metro TV, Media Indonesia, dimiliki oleh kelompok
usaha Bimantara. Majalah Cosmopolitan, Cosmo Girl,
Hard Rock FM dimiliki oleh kelompok usaha yang
dikendalikan pengusaha Adiguna Sutowo. AN TV dimiliki
kelompok usaha Bakrie. Indosiar dimiliki kelompok usaha
Salim. Dari contoh-contoh ini, dapat disimpulkan bahwa
pemilik media bukan orang orang yang berlatar belakang
pendidikan media, tetapi pengusaha. Rumah Produksi
yang memproduksi tayangan televisi terbanyak adalah
kelompok Multivision Plus yang dikomandani Raam
Punjabi.
Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa
penguasa sumber- sumber media televisi adalah
pengusaha. Ideologi dari aktivitas pengusaha adalah
m e n j u a l s e s u a t u u n t u k m e n d a p a t k a n
profit/keuntungan. Tanpa keuntungan perusahaan akan
ditutup. Jadi televisi adalah bisnis, pemilik televisi adalah
pengusaha media. Karena tujuan usaha adalah
mendatangkan profit, maka isi siaran media massa
digunakan untuk menciptakan pasar bagi perusahaan
yang menjalin kerja sama antara pengusaha media
televisi dan pengusaha lainnya. Keduanya saling terkait
dan tergantung satu dengan lainnya. Perusahaan
pertelevisian memerlukan iklan untuk biaya servive dan
sebaliknya perusahaan produksi memerlukan media untuk
memasarkan barang mereka. Ringkas kata, program televisi
tunduk kepada pertimbangan ekonomi. Bahkan untuk
televisi yang mengusung paradigma pendidikan sekaligus.
Globalisasi media berpengaruh besar kepada
penyebaran budaya populer global dalam kaitannya dengan
globalisasi budaya sekarang ini, asumsi globalisasi media
merupakan salah satu sumber utama dalam mengenalkan
budaya lain kepada masyarakat luas. Indikasi globalisasi
media secara tidak sadar dapat mengikis identitas
kebudayaan nasional suatu bangsa, dan menciptakan
budaya baru yang lebih diterima oleh masyarakat secara
majemuk. Khususnya Indonesia yang dikenal bangsa yang
mempunyai banyak suku, tidak mampu menahan imbas
globalisasi media dalam mempertahankan kebudayaan
sendiri sebagai suatu identitas bangsa.
Perkembangan dalam bidang informasi memacu
setiap bangsa untuk hidup dalam modernisasi globalisasi
media. Hal ini secara tidak langsung melibatkan aktifitas
globalisasi budaya (masyarakat cenderung menikmati). Ini
membuktikan masyarakat luas secara sadar ikut menikmati
globalisasi. Khususnya globalisasi budaya, meskipun ada
tantangan dari sejumlah masyarakat lainnya akan globalisasi
budaya yang sampai sekarang masih terus berjalan.
Dominasi ini menyebabkan ideologi hegemoni menyebar
dan diserap masyarakat luas dan hidup dalam modernitas
globalisasi.
Sekarang ini masyarakat Indonesia mendapatkan
serbuan yang sangat kuat dari berbagai informasi yang
berasal dari pemahaman bangsa lain. Heterogenitas
masyarakat Indonesia yang terbagi dalam suku, etnis,
daerah yang luas, membuat bangsa ini dianggap pasar
ekomoni yang cukup menguntungkan bagi negara maju. Hal
ini dapat terlihat dari banyaknya produk-produk luar negeri
yang masuk dan digunakan oleh masyarakat kita, dan
menjadikan buatan atau merk luar negeri sebagai sebuah
alasan untuk menaikkan strata sosial dan gaya hidup di
masyarakat.
Mc. Quail, Dennis. 1991. Teori Komunikasi Massa Suatu
Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Severin, Werner J. & James W. Tankard, Jr. 2005. Teori
Komunikasi: sejarah, Metode, & Terapan di
Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana.
Storey, John. 2007. Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop:
Pengantar Komprehensif Teori dan Metode.
Yogyakarta&Bandung: Jalasutra.
Littlejohn, Stephen W and Karen A. Foss. 2005.
. New Mexico:
Wadsworth, Thomson Learning.
Simpulan
Daftar Literatur
Theories of
Human Communication
42MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
HUMAS UNIMED
MENINGKATKAN KEBERANIAN DAN KEMAMPUAN BERBICARA MAHASISWA PROGRAM STUDI
BAHASA PRANCIS FBS UNIMED DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM TEACHING
Oleh
Irwandy
Dosen Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan
In the daily life, human is inseparable from the activity of communication to convey suggestions, thoughts,
ideas, and feelings to others. Therefore, language learning should be more directed at improving the
leaners' ability in using the language functions, that is for personal communication activities. Classroom
action research is a research that aims to solve the problems of teaching in a particular class. The results
which are obtained from the study like this cannot be generalized as done in an experimental research.
Action research is a self reflective teaching that will benefit for educators (teachers), teaching institutions
(schools), authors, and education providers. Through action research, teachers can find a variety of learning
strategies to improve students' learning achievement. This study is aimed at improving the courage and the
ability of the third semester students of the French Study Program of Languages and Arts Faculty of State
University of Medan by applying Quantum Teaching. The result of the study shows that Quantum Teaching
methods can improve the courage and the ability of the students' in speaking. It is shown from the average
score of the students' learning outcomes who initially scored enough became good in only one cycle of four
meetings.
PENDAHULUAN
Kegiatan pembelajaran bahasa Prancis di Unimedtanpaknya masih banyak didominasi oleh penggunaanmetode pembelajaran yang menempatkan pengajar padaperan yang lebih aktif dibanding dengan peran pembelajar.Hal semacam ini berakibat pada miskinnya kreativitas danaktivitas pembelajar. Pembelajar hanya memiliki kebiasaanmenerima segala sesuatu yang datang dari pengajar tanpaadanya modifikasi, apalagi suatu konstruksi. Pembelajarcenderung menjadi pemalu dan penakut untukmengekspresikan gagasan-gagasan yang dimilikinya.
Berpijak dari hal di atas, tampaknya model pembelajaranperlu diubah. Model pembelajaran yang berpusat padapengajar (teacher centered) hendaknya diubah menjadipembelajaran yang berpusat pada pembelajar (studentcentered). Pada pembelajaran ini pembelajar hendaknyadiberi kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkanpotensi yang ada pada dirinya. Pemberian kesempatan inijuga hendaknya disertai dengan pemberian dorongan(motivasi) pada pembelajar agar lebih percaya diri. Dengandemikian, rasa malu dan takut akan berubah menjadi beranidan percaya diri, yang akhirnya akan berdampak padapeningkatan kualitas pembelajaran akibat adanyapeningkatan kreativitas dan aktivitas pembelajar.
Pembelajar bahasa hendaknya lebih diarahkan padapeningkatan kemampuan pembelajar dalam menggunakanfungsi bahasa, yaitu untuk kegiatan komunikasi. Dalamkegiatan komunikasi, penutur dan petutur diharuskan salingmengerti atas segala yang dituturkan. Untuk itu, penutur danpetutur dituntut untuk mengetahui makna setiap ujaran.Dengan demikian, penguasaan kosa kata akan sangatmembantu dalam kegiatan komunikasi. Hal ini senada denganpendapat Valette (dalam Madya, 1990) yang menyatakanbahwa pemerolehan kosa kata merupakan satu aspek pentingdalam kemampuan berbicara.
Berkenaan dengan hal di atas, proses pembelajaranseyogyanya semaksimal mungkin diarahkan pada kegiatankomunikasi khususnya komunikasi lisan. Hal ini mengingatkomunikasi lisan merupakan komunikasi yang paling banyak
digunakan. Hampir pada setiap saat manusia berkomunikasisecara lisan. Untuk itu, pembelajar hendaknya diberi kesempatanyang lebih luas untuk dapat melatih keterampilan berbahasalisan mereka dalam kegiatan komunikasi nyata. Dalam hal ini,penguasaan kosa kata, pemahaman struktur kalimat dan tatabahasa pembelajar akan membantu proses kegiatankomunikasinya.
Berdasarkan hasil pengamatan awal dan angket mahasiswa,diperoleh data awal bahwa mahasiswa kurang memilikikeberanian untuk berbicara dalam bahasa sasaran (Prancis)akibat adanya rasa takut yang berlebihan jika berbuat salah.Perasaan takut ini disebabkan oleh tindakan pengajar yang seringmenegur dengan nada marah manakala mendapati mahasiswayang salah dalam kegiatan berbahasa. Akhirnya mahasiswa takutuntuk mempraktekkan pengetahuan bahasanya dalam kegiatankomunikasi nyata. Bagaimanapun, kemampuan berbicarapembelajar juga dipengaruhi oleh tingkat keberanian pembelajardalam kegiatan berbicara dalam bahasa sasaran.
Pada hakekatnya pembelajaran bahasa adalah membantumeningkatkan kompetensi pembelajar dalam menggunakanbahasa sebagai sarana komunikasi. Pengajar bahasa hendaknyalebih mengarahkan kegiatan pembelajaran pada .aktivitaspembelajar dalam menggunakan bahasa sebagai saranakomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan guna tercapainyakompetensi komunikatif pembelajar. Oleh karena itu, aktivitasyang lebih dominan dalam pembelajaran adalah aktivitaspembelajar, bukan pengajar. Pengajar sebaiknya lebih berperansebagai seorang fasilitator dan motivator dalam pembelajaran.
Teori tentang pembelajaran bahasa yang dapat dijadikanrujukan pengajar dalam pembelajaran bahasa diantaranyaadalah teori dan
. Menurut Pateda (1991), teoridengan tokoh utamanya Skinner menyatakan bahwa adahubungan antara rangsangan ( ) dengan jawaban( ). Teori ini dengan tegas menyatakan bahwa anak-anakbelajar bahasa melalui suatu proses peniruan terhadap sesuatuyang terjadi pada lingkungan sekitarnya. Peniruan itu biasanya
KAJIAN TEORI
behaviorisme, mentalisme (kognitivisme),
konstruktivisme behavoirisme
stimulus
response
ARTIKEL 43MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
HUMAS UNIMED
ARTIKELdisertai dengan persetujuan-persetujuan orang-orangdisekitarnya. Jika stimulus diberikan kepada seorang anak,maka anak tersebut akan memberikan suatu respon tertentu.Jika respon itu mendapat persetujuan dari orang disekitarnya, maka anak tersebut akan memberikan responyang sama manakala mendapat stimulus yang sama.Sebaliknya, jika respon yang diberikan anak atas suatustimulus itu tidak mendapat persetujuan dari orang-orang disekitarnya, maka anak tersebut akan memberikan responyang berbeda atas stimulus yang sama.
Tugas utama pengajar menurut teori ini adalahmemberikan stimulus yang sebanyak-banyaknya kepadapembelajar agar memperoleh pengalaman berbahasa yangsebanyak-banyaknya, yang akhirnya dapat berakibat padaperubahan tingkah laku pembelajar. Pembelajar harusmendapat kesempatan yang luas untuk mengembangkanpengalaman berbahasanya melalui pemberian beranekaragam stimulus. Oleh karena itu, stimulus hendaknyadirencanakan secara terstruktur agar perubahan tingkah lakuyang diinginkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.Kesalahan sekecil apapun harus segera diluruskan agar tidakdiulangi oleh pembelajar.
Teori justru menyatakan hal yang berbedadari pandangan Menurut Chomsky dalamDardjowidjojo (2000), teori menyatakan bahwamanusia lahir sudah memiliki
inilah yang memiliki peranan sangat penting dalamproses penguasaan suatu bahasa.
Berkaitan dengan pembelajaran bahasa, secaraimplikasional dikatakan bahwa jika manusia itu memiliki ,maka cara manusia belajar bukanlah dengan kegiatanstimulus dan respon sebagaimana pandangan kaum
Chomsky dengan tegas menyatakan bahwamanusia tidak dapat mengajarkan bahasa. Manusia hanyadapat menciptakan “
Mengingat manusia itu memiliki sifat kreatif, dankreativitas itu terdapat pada pembelajar, maka prosespembelajaran hendaknya lebih diarahkan pada pembelajar( ). Lebih lanjut Dardjowidjojo mengatakanpembelajaran yang berpusat pada pembelajar berarti bahwasuatu kegiatan pengajaran hendaknya lebih dicurahkan padaaspek psikologis yang dilalui pembelajar dalam usahamempelajari bahasa. Oleh karena itu, pengajar dituntut untukselalu menyelami jiwa para pembelajarnya sebelum, ketika,dan setelah proses pengajaran berlangsung.
Teori memandang bahwa pembelajarsecara individu mencari dan memindahkan informasi yangkompleks. Teori ini berpendapat bahwa pembelajar secarateratur mencocokkan informasi-informasi baru denganaturan-aturan lama dan merevisi aturan-aturan tersebut jikadianggap sudah tidak sesuai lagi. Menurut Slavin yang dikutipoleh Muhajir (2001), mengatakan bahwa kaum
memandang bahwa pembelajar diberikankesempatan sendiri untuk menggunakan strateginya dalambelajar secara sadar, dan pengajar membimbing pembelajarke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi.
Menurut Suparno (1997), secara garis besar pemerolehanbahasa melalui teori adalah (1) pengetahuandibangun oleh pembelajar sendiri, baik secara individualmaupun sosial, (2) pengetahuan tidak dapat dipindahkan daripengajar ke pembelajar, kecuali hanya dengan keaktivanpembelajar itu sendiri untuk bernalar, (3) pembelajar aktifmengkonstruksi terus menerus sehingga selalu terjadiperubahan konsep menuju ke konsep yang lebih rinci,lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah, dan (4) pengajarhanya sekedar membantu menyediakan sarana dan situasiagar proses konstruksi pembelajar berjalan dengan baik.
Prinsip utama pembelajaran bahasa menurut Brown(1994) ada tiga, yaitu prinsip kognitif, prinsip afektif, danprinsip linguistik. Dikatakan prinsip kognitif karenaberhubungan dengan fungsi mental dan intelektual. Prinsip initerdiri atas otomatisasi ( ), pembelajaran
kognitivisme
behavioristik.
kognitivisme
language acquisition device
(LAD). LAD
LAD
behavioristik.
a rich linguistic environment for the
intuitive heuristcs that the normal human automatically
processes”.
learner centered
konstruktivisme
konstruktivisme
konstruktivisme
automaticity
bermakna ( ), harapan akan penghargaan (), motivasi intrinsik ( ),
dan investasi strategis ( ). Dikatakan prinsipafektif karena berhubungan dengan proses emosional manusiaseperti perasaan tentang dirinya, hubungan dalam komunitaspembelajar, dan tentang emosi di antara bahasa dan budaya.Prinsip ini terdiri atas egoisme bahasa ( ),kepercayaan diri ( ), keberanian untuk ambil resiko( ), dan hubungan antara bahasa dan budaya (
). Dikatakan prinsip linguistik karenaberhubungan dengan kompleksitas sistem bahasa itu sendiri.Prinsip ini terdiri atas pengaruh bahasa ibu (
), pengaruh sistem linguistik bahasa lain ( ),dan kompetensi komunikatif ( ).
Salah satu metode pengajaran dalam pembelajaran bahasaadalah metode pengajaran . Menurut DePorter (2000), menggunakan asas utama“Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita kedunia mereka”. Segala strategi, model, interaksi dengan siswa,rancangan kurikulum, dan setiap metode instruksional dibangundi atas asas tersebut.
Dalam pembelajaran, menggunakanrancangan pembelajaran: tumbuhkan, alami, namai,demonstrasikan, ulangi, dan rayakan yang disingkat denganistilah TANDUR. Rancangan ini dilaksanakan secara terpadudalam kegiatan pembelajaran sehingga situasi kegiatanpembelajaran menjadi sangat aktif, dinamis, dan menyenangkandengan hasil memuaskan.
Langkah pertama adalah Tumbuhkan Pengajar terlebihdahulu menumbuhkan motivasi belajar pembelajar denganmenjelaskan manfaat dari mempelajari topik yang akandipelajari. Selain itu, pengajar juga dapat memanfaatkan mediagambar, cerita, dan lain-lain. Langkah kedua adalah Alami.Pengajar memberikan mereka pengalaman belajar; tumbuhkan“kebutuhan untuk mengetahui”. Unsur ini memberi pengalamanpada pembelajar, dan memanfaatkan hasrat alami otak untukterus belajar. Langkah ketiga adalah Namai. Berikan “data”, tepatsaat minat memuncak. Penamaan memuaskan hasrat alami otakuntuk memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan.Penamaan dibangun di atas pengetahuan dan keingintahuanpembelajar saat itu. Penamaan adalah saatnya untukmengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar.Langkah keempat adalah Demonstrasikan. Berikan kesempatanpada mereka untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru,sehingga mereka menghayati dan membuatnya sebagaipengalaman pribadi. Langkah kelima adalah Ulangi. Rekatkangambaran keseluruhannya. Pengulangan dapat memperkuatkoneksi saraf dan menumbuhkan rasa ”aku tahu bahwa aku tahuini”. Dengan demikian, pengulangan harus dilakukan secara multimodalitas dan multi kecerdasan, lebih baik dalam konteks yangberbeda dengan asalnya. Langkah terakhir adalah Rayakan. Ingat,jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Perayaanmenambatkan belajar dengan asosiasi positif. Perayaan memberirasa rampung dengan menghormati usaha, ketekunan, dankesuksesan.
Berdasarkan pada kajian teori di atas ditarik hipotesis bahwametode pengajaran sangat efektif digunakanuntuk meningkatkan keberanian dan kemampuan berbicaramahasiswa program studi bahasa Prancis FBS Unimed.
Sebelum pembelajaran berbicara bahasa Prancismenggunakan metode dilaksanakan padasubjek penelitian, peneliti terlebih dahulu melaksanakanobservasi awal. Observasi dilakukan melalui pengamatanlangsung pada kelas yang sedang melaksanakan pembelajaranberbicara bahasa Prancis Selain itu juga diberikanangket kepada mahasiswa untuk mengetahui respon mahasiswaterhadap kegiatan pembelajaran bahasa Prancis yang telahdijalani serta model pembelajaran berikutnya.
Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh data awalpembelajaran berbicara bahasa Prancis masih lebih banyak
meaningful learning the
anticipation of reward intrinsic motivation
strategic investment
language ego
self confidence
risk taking the
language culture connection
the native language
effect interlanguage
communicative competence
quantum teaching
Quantum teaching
quantum teaching
quantum teaching
Quantum Teaching
.
HASIL PENELITIAN
Kondisi Awal Pembelajaran1.
( ).expression orale
44MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
HUMAS UNIMED
menekankan pada prinsip linguistik, sedangkan prinsip kognitifdan afektif masih kurang mendapat perhatian. Hal ini tampakdari aktivitas dosen yang lebih banyak menyampaikan materidan mengajak pembelajar untuk berbicara dalam bahasasasaran. Peran dosen tampak lebih dominan dalampembelajaran. Dosen sering menegur (memperbaiki)kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh mahasiswa. Selain itu,mayoritas pembelajar masih tampak takut untuk berbicara.Suasana pembelajaran yang santai dan menyenangkan namunserius belum terlihat. Pembelajaran masih tampak kaku sepertiyang tampak pada data berikut.
Pada saat pengajar meminta mahasiswa untukmemberikan penjelasan mengenai gambar yang menjadibahan pembelajaran, hanya terdapat 5 orang mahasiswa yangberani memberikan komentar. Sementara itu, mahasiswa yanglain cenderung untuk menjadi pendengar yang baik. Hal inimenjadi suatu pertanda bahwa pada umumnya mahasiswakurang berani untuk menanggung resiko atas kesalahanberbahasa Prancis. Gambaran lebih jelasnya mengenai hasilobservasi kegiatan dosen dan mahasiswa dapat dilihat padatabel hasil observasi kegiatan dosen dan mahasiswa dapatdilihat pada tabel berikut.
Racontez s'il vous plaît! Qu'est-ce qu'il y a dans cette
image?
Tabel 1
Hasil Obsevasi Sebelum Menggunakan Metode Quantum
Teaching
Berdasarkan hasil angket pembelajaran diperoleh databahwa pada dasarnya pembelajaran kurang senang terhadpmodel pembelajaran berbicara bahasa Prancis yang telahdijalani. Pembelajar menginginkan suasana yang lebih santainamun serius dalam pembelajaran. Pembelajar menginginkanjerih payah mereka dalam belajar dihargai. Pembelajarmenginginkan adanya suasana yang lebih akrab antara dosendan pembelajar.
Berdasarkan hasil kajian teori, hasil observasi awal,angket mahasiswa, dan hasil tes kemampuan berbicaramahasiswa tersebut disepakati bahwa teknik permainan dapatdijadikan sebagai suatu teknik pembelajaran yang cocok untukdigunakan dalam pembelajaran berbicara bahasa Prancisuntuk meningkatkan kemampuan berbicara mahasiswa.Selanjutnya, peneliti dan dosen mitra menyusun rencanapembelajaran dan perlengkapan-perlengkapan pembelajaranlain.
Waktu yang dugunakan pada pertemuan pertama adalah120 menit (2 SKS). Peneliti bersama dosen mitramempersiapkan segala instrumen dan skenario pembelajarandengan menggunakan metode yang akandigelar. Sebagai aktor pelaksana kegiatan pembelajaran, salahseorang dosen mitra memulai pembelajaran denganmemberikan motivasi kepada pembelajar. Isi motivasi yangdiberikan adalah tentang pentingnya mempelajari bahasaasing khususnya bahasa Prancis. Pengajar berusahameyakinkan mahasiswa akan pentingnya mempelajari bahasaPrancis. Berikut ini cuplikan isi motivasi yang disampaikan olehpengajar. “
…”
Usaha ini kurang mendapat perhatian dari pembelajar.Banyak mahasiswa yang masih berbicara dengan teman
2. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Pertemuan Pertama Siklus 1
Quantum Teaching
Bahasa Prancis merupakan bahasa yang sangat
penting di dunia. Terdapat lebih dari 42 negara yang
menggunakan bahasa Prancis. Di Indonesia, banyak
perusahaan yang memerlukan tenaga kerja berbahasa
Prancis
sekelasnya saat dosen mitra berbicara untuk memberikanmotivasi seperti yang dilakukan oleh mahasiswa dengan kodeM8, M2, dan M8
Sebagaimana yang terdapat pada skenario pembelajaran,langkah selanjutnya pengajar menjelaskan tujuan dan prosedurkegiatan pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar pembelajarmengetahui dengan tepat maksud kegiatan pembelajaran yangsedang digelar dan hal-hal apa yang harus dilakukan olehpembelajar pada saat pembelajran berlangsung. Langkah inimendapat sambutan posistif dari pembelajar.
Pada pertemuan pertama siklus 1, pengajar menggunakanlagu berbahasa Prancis sebagai media pembelajaran. Pengajarmemperdengarkan kepada mahasiswa sebuah lagu dari CelineDion yang berjudul Pengajara juga membagikansalinan teks lagu yang belum sempurna. Melalui kegiatanmendengarkan, pembelajar diharapkan mampu mengisi bagian-bagian yang masih kosong.
Pada saat lagu diperdengarkan, semua mahasiswa tampakserius mendengarkan lagu tersebut. Mahasiswa juga berusahamengisi bagian kosong yang ada dalam salinan teks lagu itu.Setelah empat kali lagu itu diperdengarkan kepada mahasiswa,pengajar meneruskan kegiatan pembelajaran denganmenanyakan pada mahasiswa tentang isi bagian kosong yang adadalam teks. Pada saat itu, terdapat 8 orang mahasiswa yang maumemberikan jawaban atas pertanyaan pengajar. Langkahselanjutnya, pengajar meminta tanggapan mahasiswa tentang isilagu tersebut. Sangat disayangkan, pada kegiatan ini hanyaterdapat 5 orang mahasiswa yang memberikan komentar. Merekaadalah mahasiswa dengan kode M4, M13, M14, M20, dan M31.Pengajar berusaha menjalin komunikasi langsung denganmahasiswa yang belum mau berbicara, namun hasilnya kurangmaksimal. Mayoritas mahasiswa lebih banyak tidak memilikigagasan tentang lagu yang dipelajari. Kondisi ini berlangsungcukup lama. Pengajar terus berusaha meningkatkan partisipasiaktif mahasiswa, tapi mahasiswa tetap pasif.
Sebelum waktu pembelajaran terakhir, pengajar memberipenjelasan kepada mahasiswa tentang kata-kata atau istilahpenting yang terdapat dalam lagu. Selanjutnya, pengajar menutuppelajaran dengan memberikan tugas mandiri pada pembelajar.Pembelajar diberi tugas membuat komentar tentang lagu yangdipelajari secara tertulis. Pada akhir pembelajaran, pengajarkembali memberikan motivasi kepada mahasiswa agar lebihberani dan percaya diri dalam kegiatan pembelajaran. Berikut inicuplikan data pada sesi akhir pembelajaran. “
”
Semua kegiatan di atas direkam oleh peneliti dan dosen mitrayang tidak bertugas mengajar dengan menggunakan instrumencatatan lapangan. Pada saat pembelajaran berlangsung, penelitidan dosen mitra melaksanakan kegiatan evaluasi hasil belajar.Kegiatan evaluasi hasil belajar hanya dilakukan pada mahasiswayang berbicara dalam bahasa Prancis saat kegiatan pembelajaran.Sedangkan mahasiswa yang pasif dianggap tidak mendapat skor(nilai). Kriteria penilaian pada evaluasi hasil belajar mahasiswameliputi aspek-aspek berikut: (1) penguasaan kosa kata, (2)ketepatan gramatikal, (3) kelancaran, (4) pronounsiasi, dan (5)relevansi isi pembicaraan. Rentang nilai masing-masing aspekpenilaian adalah 0 sampai 4.
Berdasarkan hasil observasi, ada beberapa hal yang menjadicatatan dalam pertemuan pertama, yaitu: (1) pengajar kurangmampu dalam memberikan motivasi terhadap pembelajar. Hal initampak dari kurangnya perhatian pembelajar terhadap pengajarpada saat memberikan motivasi. Penyebab utamanya adalah isimotivasi yang mungkin kurang menarik perhatian dan minatpembelajar, (2) kemampuan pengajar dalam mendesain ruanganmasih kurang. Hal ini tampak dari banyaknya bangku yang takterpakai di dalam ruang belajar. Ruang belajar tampak tidak rapiakibat banyaknya bangku yang tidak terpakai, (3) partisipasi aktifpembelajar dalam kegiatan pembelajaran dalam kelas secaramayoritas masih dalam kategori kurang. Hal ini tampak darijumlah mahasiswa yang berbicara bahasa Prancis hanya 8 orang.
Il suffisait d'aimer.
Saudara, apapun
hasil yang didapat harus disyukuri, apa yang telah saudara
lakukan pada pertemuan ini dirasa masih jauh dari harapan. Tapi
saya yakin bahwa ke depan, anda akan berbuat jauh lebih baik.
Untuk itu, mari bertepuk tangan untuk hasil belajar hari ini
ARTIKEL 45MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
Kegiatan Jumlah Mahasiswa
Keterlibatan dalam proses
Pembelajaran secara umum
Kurang Cukup Baik Sangat Baik
5 (16%) 21 (66%) 6 (19%) 0 (0%)
Aktivitas dalam Tanya jawab 20 (63%) 6 (19%) 6 (19%) 0 (0%)
Keterampilan mengajar dosen v
HUMAS UNIMED
ARTIKELHal ini mengindentifikasikan bahwa keberanian berbicaramahasiswa juga sangat rendah, (4) hasil belajar mahasiswasecara klasikal masih sangat rendah. Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada tabel berikut.
Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti, mahasiswa, dandosen mitra mendisain bangku belajar mahasiswa dalamU. Jumlah bangku yang ada dalam kelas sama dengan jumlahsubjek penelitian yaitu 32. Bangku yang tidak terpakaidikeluarkan dari ruang kuliah. Ruang belajar tampak lebihlapang. Hal ini tentu berbeda dengan situasi pembelajaransebelumnya dimana ruang belajar terasa sangat padat.
Setelah kegiatan mendesain ruang belajar selesai, pengajarmemulai pembelajaran dengan memberikan dorongan padamahasiswa agar lebih giat belajar dari pertemuan pada minggusebelumnya. Pengajar berharap pada mahasiswa agar lebihaktif dan berani dalam berbahasa Prancis. Pengajarmengatakan bahwa rasa takut dan malu itu merupakan halyang biasa dalam kegiatan pembelajaran bahasa asing. Namunhal ini janganlah dijadikan suatu kebiasaan. Berikut cuplikan isimotivasi pengajar pada pertemuan kedua. “
…”
Suasana tampak tenang saat pengajar memberikanmotivasi. Mahasiswa mendengarkan dengan serius apa yangdisampaikan oleh pengajar. Selanjutnya pengajar menjelaskantujuan dan prosedur pembelajaran yang akan digelar. Padapertemuan ini, pengajar menggunakan media gambar sebagaimedia pembelajaran. Pengajar membagikan kepadapembelajar salinan poster iklan bergambar. Selanjutnyapengajar memberikan waktu kepada mahasiswa selama 15menit untuk membuat komentar tentang isi iklan tersebut.
Mahasiswa tampak serius belajar. Ada yang belajar secaraindividual, ada pula yang belajar secara kelompok. Setelahwaktu yang disediakan untuk mahasiswa telah habis, pengajarmulai mengajak mahasiswa untuk memberikan tanggapan atasiklan yang ada dalam poster. Pengajar berharap agarmahasiswa berinisiatif untuk berbicara, bukan hanya mauberbicara ketika ditanya langsung oleh pengajar. Usaha inikurang berhasil. Mahasiswa masih tampak pasif. Hanya ada 4mahasiswa yang mau berbicara. Mereka ini adalah mahasiswayang aktif dalam pertemuan sebelumnya.
Melihat situasi pembelajaran yang kurang aktif, pengajarmengubah teknik pembelajaran dengan teknik sosiodrama.Pada teknik ini sekelompok pembelajar diharapkan melakukan
menurut tema yang telah ditentukan. Tema yang dipilihadalah tamasya keluarga. Mahasiswa diharapkan memerankansuatu dialog keluarga dalam suatu perjalanan dengan mobilpribadi.
Pengajar memilih tiga orang mahasiswa untukmemerankan peran di atas di depan kelas. Dalampenampilannya, mereka kurang mampu menampilkanpenampilan yang menarik. Hanya ada satu orang yang aktif.Sedangkan dua orang lagi masih cenderung pasif. Oleh karena
Tabel 2
Hasil Observasi Pertemuan Pertama Siklus 1
b. Pertemuan Kedua Siklus 1
letter
Saudara-saudara,
pada pertemuan minggu kemarin hanya terdapat 8 orang
mahasiswa yang berpartisipasi aktif. Hal ini sungguh sangat
memprihatinkan. Saya paham bahwa hal semacam ini adalah
suatu yang sering terjadi dalam kelas bahasa. Tapi jika anda
terus berada dalam belenggu rasa malu dan takut, maka
selamanya anda akan terus dihantui oleh ketakutan itu dan
terus ditakut-takuti oleh zaman. Jika anda tidak mau ke luar
dari lingkaran itu, maka saya ucapkan selamat menempuh
hidup menderita
acting
itu dialog terjadi kurang lancar. Melihat fenomena di atas,pengajar memilih tiga orang mahasiswa lain untuk melakukanperagaan. Penampilan kelompok kedua ini terjadi sangat baik.Ketiga peserta mampu memerankan peran masing-masingdengan baik. Terjadi dialog yang mampu menarik perhatianmahasiswa yang lain. Banyak mahasiswa yang tertawa gembiramelihat penampilan kelompok ini. Setelah penampilan selesai,pengajar meminta pada mahasiswa yang lain untuk memberikankomentar atas penampilan kedua kelompok. Terdapat 13mahasiswa yang memberikan tanggapan atas penampilan keduakelompok. Hal ini berarti terdapat 19 orang mahasiswa yangberpartisipasi aktif. Isi tangapan meliputi peran, gramatikal,pronounsiasi, dan penggunaan kata yang kurang tepat padakonteksnya.
Pada akhir pembelajaran, pengajar memperbaiki kesalahanberbicara yang dilakukan oleh mahasiswa dan merayakankeberhasilan mahasiswa dengan bertepuk tangan bersama.Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan dosen mitra, terdapattiga hal penting. Pertama, upaya pengajar dalam memotivasimahasiswa berdampak positif terhadap perilaku mahasiswa.Kedua, digunakannya sosiodrama sebagai teknik pembelajaranmampu mengubah suasana pembelajaran menjadi lebih aktif.Mahasiswa lebih berani berbahasa Prancis di dalam kelas. Hal iniberbeda jauh dengan penggunaan media gambar dan lagu. Ketiga,desain ruang belajar masih belum baik dan nyaman. Meskipundemikian, terdapat perubahan yang signifikan terhadapkeberanian berbicara mahasiswa. Hal ini berdampak pula padanilai rata-rata hasil belajar mahasiswa seperti yang terlihat padatabel berikut.
Sebelum pembelajaran dimulai, peneliti, mahasiswa, dandosen mitra mendisain bangku belajar mahasiswa dalam U.Jumlah bangku yang ada dalam kelas sama dengan jumlah subjekpenelitian yaitu 32. Bangku yang tidak terpakai dikeluarkan dariruang kuliah. Ruang belajar tampak lebih lapang.
Pengajar memulai pelajaran dengan memperdengarkan laguberbahasa Prancis. Hal ini dimaksudkan agar suasana batinpembelajar lebih santai. Setelah itu pengajar meminta seorangmahasiswa untuk memimpin menyanyikan lagu kebangsaanNegara Republik Indonesia. Hal ini dimaksudkan agar semangatjuang mahasiswa untuk meningkatkan kecerdasan bangsasemakin tinggi. Setelah itu, pengajar memimpin kegiatanrelaksasi. Semua mahasiswa duduk dengan relaks sambilmelakukan kegiatan pernafasan sempurna. Pada saat yangbersamaan, pengajar kembali mengingatkan mahasiswa agartidak menyia-nyiakan kesempatan belajar yang diperoleh karenatidak semua orang dapat melanjutkan pendidikan sampai keperguruan tinggi. Berikut ini kutipan pesan pengajar. “
…”
Suasana tampak tenang ketika kegiatan relaksasi ini.Beberapa mahasiswa tampak sedih. Pada saat itu pula, pengajarmengajak mahasiswa untuk dapat memberikan yang terbaik buat
Tabel 3
Hasil Observasi Pertemuan Kedua Siklus 1
c. Pertemuan Ketiga Siklus 1
letter
Saudara-
saudara! Banyak orang yang ingin seperti anda, menjadikan
kampus sebagai tumpuan harapan masa depan, menorehkan
harapan pada pena dan logika. Namun karena kemiskinan
membuat mereka harus bekerja. Ada yang jadi pedagang, petani,
buruh pabrik, tukang becak, dan lain-lain. Bukankah kuliah itu
mahal. Lihatlah cucuran keringat keluarga anda yang berjuang
mencari uang untuk kuliah anda. Namun sayang, anda sering sia-
siakan jerih payah mereka
46MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
Kegiatan Jumlah Mahasiswa
Keterlibatan mahasiswa dalam
Proses pembelajaran secara
umum
Kurang Cukup Baik Sangat
Baik
16 (50%) 10 (31%) 6 (19%) 0 (0%)
Aktivitas dalam Tanya jawab 24 (75%) 3 (9%) 6 (19%) 0 (0%)
Keterampilan mengajar dosen
Dengan metode Quantum
Teaching
v
Kegiatan Jumlah Mahasiswa
Keterlibatan mahasiswa dalam
Proses pembelajaran secara
umum
Kurang Cukup Baik Sangat
Baik
5 (16%) 20 (62%) 7 (21%) 0 (0%)
Aktivitas dalam Tanya jawab 12 (38%) 11 (34%) 9 (28%) 0 (0%)
Keterampilan mengajar dosen
Dengan metode Quantum
Teaching
v
HUMAS UNIMED
orang-orang yang berjasa dalam kehidupan mereka denganbelajar lebih giat. Selanjutnya pengajar menyampaikan tujuandan teknik pembelajaran yang akan digunakan.
Pada pertemuan ketiga ini pengajar memilih tekniksosiodrama sebagai teknik pembelajaran. Ada dua tema yangdiperankan mahasiswa yaitu cinta yang kandas dan tersesat ditengah hutan. Pengajar memberi kebebasan kepadamahasiswa untuk membuat kelompok sendiri. Jumlah anggotakelompok disesuaikan dengan jumlah peran yang akandimainkan. Pengajar memberi waktu tiap-tiap kelompok 30menit untuk menyusun skenario. Pada saat itu, pengajarmembantu kelompok pembelajar yang memiliki masalahkebahasaan. Suasana kelas menjadi ramai. Masing-masingkelompok berdiskusi dengan antusias. Namun sayang,kebanyakan mereka berdiskusi dalam bahasa Indonesia.Setelah kegiatan persiapan selesai, salah satu kelompok tampilke depan. Mereka terdiri dari empat orang mahasiswa. Kasusyang terjadi dalam tema ini adalah penolakan orang tuaseorang gadis atas lamaran kekasihnya.
Tema ini diperankan dengan sangat bagus. Terjadi dialogyang lancar, alami, dan spontan. Masing-masing anggotakelompok berbicara sesuai dengan konteks tanpa ada yangmembaca teks. Anggota kelompok yang lain memperhatikanperagaan dengan serius. Setelah peragaan selesai, kelompoklain tampil dengan tema yang lain. Cerita yang ditampilkanadalah perjalanan studi wisata mahasiswa jurusan biologi kehutan. Di tengah hutan mereka tersesat dan tidak dapatmenemukan jalan ke luar. Akhirnya mereka tinggal di hutanberhari-hari.
Semua kelompok menampilkan cerita yang bervariasiwalaupun dalam tema yang sama. Ada kelompok yang tampildengan sangat bagus. Ada pula kelompok yang tampil kurangmemuaskan. Tetapi yang jelas, pada pertemuan ini semuamahasiswa terlibat dalam kegiatan dialog walaupun dalamintensitas yang berbeda. Setelah kegiatan pementasan selesai,pengajar kembali membuka dialog antar mahasiswa mengenaikegiatan pementasan tiap-tiap kelompok. Terdapat 24 orangmahasiswa yang memberikan tanggapan. Langkahselanjutnya, pengajar memberikan penjelasan atas materipelajaran khususnya berkenaan dengan pengucapan,gramatikal, dan pemakaian kosa kata. Yang terakhir, pengajarmengajak mahasiswa untuk merayakan keberhasilanmahasiswa dengan bertepuk tangan.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan dosen mitra,terdapat empat hal penting. Pertama, upaya pengajar dalammemotivasi mahasiswa berdampak positif terhadap perilakumahasiswa. Kedua, digunakannya sosiodrama sebagai teknikpembelajran mampu mengubah suasana pembelajaranmenjadi lebih aktif. Mahasiswa lebih berani berbahasa Prancisdi dalam kelas. Ketiga, desain ruang belajar semakin baik dannyaman. Keempat, terdapat perubahan yang signifikanterhadap keberanian berbicara mahasiswa. Hal ini berdampakpula pada nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa sepertiterlihat pada tabel berikut.
Pada pertemuan keempat, pengajar kembalimelaksanakan kegiatan pembelajaran seperti padapertemuan ketiga. Teknik pembelajaran yang dipilih samadengan minggu sebelumnya yaitu sosiodrama. Ada empattema yang diperankan oleh mahasiswa, yaitu di restoran,
Tabel 4
Hasil Observasi Pertemuan Ketiga Siklus 1
d. Pertemuan Keempat Siklus 1
tragedi di suatu pertunjukan musik, kecelakaan pesawat, danberolah raga.
Pengajar memberi kebebasan kepada mahasiswa untukmemilih kelompok sendiri. Jumlah anggota kelompokdisesuaikan dengan jumlah peran yang akan dimainkan.Pengajar memberi waktu tiap-tiap kelompok 30 menit untukmenyusun skenario. Pada saat itu, pengajar membantukelompok pembelajar yang memiliki masalah kebahasaan.
Seperti halnya pada pertemuan minggu ketiga, suasana kelasmenjadi ramai. Masing-masing kelompok berdiskusi denganantusias. Namun sayang, kebanyakan mereka masih berdiskusidalam bahasa Indonesia. Setelah kegiatan persiapan selesai,msing-masing kelompok tampil sesuai tema yang dipilih.
Semua kelompok menampilkan cerita yang bervariasiwalaupun dalam tema yang sama. Penampilan masing-masingkelompok pada pertemuan keempat semakin bagus. Semuamahasiswa terlibat dalam kegiatan dialog walaupun dalamintensitas yang berbeda. Setelah kegiatan pementasan selesai,pengajar kembali membuka dialog antar mahasiswa mengenaikegiatan pementasan tiap-tiap kelompok. Terdapat 17mahasiswa yang memberikan tanggapan. Langkah selanjutnya,pengajar memberikan penjelasan atas materi pembelajarankhususnya berkenaan dengan pengucapan, gramatikal, danpemakaian kosa kata. Pengajar menutup pembelajaran denganmemberikan tugas mandiri pada mahasiswa dan merayakankeberhasilan mahasiswa dengan bertepuk tangan bersama.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan dosen mitra,kegiatan pembelajaran pada pertemuan keempat semakin baik.Partisipasi aktif mahasiswa semakin meningkat. Hal iniberdampak pula pada peningkatan hasil belajar mahasiswa baiksecara individual maupun klasikal seperti terlihat pada tabelberikut.
Pelaksanaan pembelajaran berbicara bahasa Prancis padasiklus 1 menunjukkan hasil yang sangat menggembirakankhususnya pada pertemuan ketiga dan keempat jikadibandingkan dengan kondisi pembelajaran menggunakanmetode .
Hasil pengamatan menunjukkan suasana pembelajarantampak sangat kaku pada pembelajaran sebelum penelitian inidilaksanakan. Mayoritas pembelajar cenderung lebih pasif.Mahasiswa tampak takut dan malu untuk berbicara dalambahasa Prancis. Sedangkan pada saat penelitian tindakan inidilaksanakan, terjadi perubahan yang cukup berarti. Pembelajartampak lebih berani berbicara walaupun masih terdapatbeberapa kesalahan mulai dari kesalahan pengucapan, tatabahasa, struktur kalimat, dan kekurangan penguasaan kosa kata.Mayoritas pembelajar tidak lagi takut dan malu berbicara dalambahasa Prancis.
Dari hasil observasi pengamat, dan data hasil belajarpembelajar pada siklus 1, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.(1) kemampuan pengajar dalam mengelola pembelajarandengan menggunakan metode dikategorikanpada pertemuan pertama menunjukkan nilai cukup. Namunpada pertemuan berikutnya, kondisi tersebut dapat diperbaikisehingga menjadi nilai baik dan akhirnya sangat baik. (2)Aktivitas pembelajar secara umum mengalami peningkatan yangcukup baik khususnya pada pertemuan kedua, ketiga dankeempat. Sikap dan motivasi belajar, aktivitas dalam tanyajawab, dan aktivitas dalam kelompok juga mengalamipeningkatan. (3) Perkembangan hasil belajar pembelajar dari
Tabel 5
Hasil Observasi Pertemuan Keempat Siklus 1
3. Rangkuman Pembelajaran Pada Siklus 1
Quantum Teaching
Quantum Teaching
ARTIKEL 47MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
Kegiatan Jumlah Mahasiswa
Keterlibatan mahasiswa dalam
Proses pembelajaran secara
umum
Kurang Cukup Baik Sangat
Baik
2 (6%) 15 (47%) 11 (34%) 4 (13%)
Aktivitas dalam Tanya jawab 5 (15%) 15 (47%) 8 (25%) 4 (13%)
Keterampilan mengajar dosen
Dengan metode Quantum
Teaching
v
Kegiatan Jumlah Mahasiswa
Keterlibatan mahasiswa dalam
Proses pembelajaran secara
umum
Kurang Cukup Baik Sangat
Baik
0 (0%) 12 (37%) 13 (41%) 7 (22%)
Aktivitas dalam Tanya jawab 0 (0%) 17 (53%) 8 (25%) 7 (22%)
Keterampilan mengajar dosen
Dengan metode Quantum
Teaching
v
HUMAS UNIMED
ARTIKELpertemuan pertama sampai keempat mengalamipeningkatan yang signifikan. Peningkatan tertinggi terdapatpada pertemuan ketiga dan keempat. (4) Jika dilihatperbandingan peningkatan hasil belajar pada pertemuanpertama sampai ke pertemuan keempat, jelas terlihat terjadipeningkatan hasil belajar yang signifikan, dengan kata laindari nilai kurang menjadi baik.
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitianyang bertujuan untuk memecahkan permasalahanpengajaran di dalam kelas tertentu. Hasil yang diperoleh daripenelitian model ini tidak dapat digeneralisir sebagaimanapenelitian eksperimenal. Hanya saja lankah-langkah yangditempuh oleh peneliti dalam penelitian ini dapat dijadikanrujukan pada penelitian yang sama pada kelas dan bidangstudi yang berbeda.
Pelaksanakan PTK berangkat dari kesadaran akan adanyasuatu persoalan atau permasalahan yang dihadapi olehpengajar dalam kelas yang dirasakan akan mengganggu ataumenghalangi pencapaian tujuan pembelajaran (Suyanto,1997). Tujuan PTK bukanlah sekedar berusahamengungkapkan penyebab dari berbagai permasalahanpembelajaran yang dihadapi, tetapi lebih penting lagi adalahuntuk mencari solusi berupa tindakan nyata untuk mengatasipermasalahan pembelajaran tersebut (Depdikbud, 1999).
Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk kajian yangbersifat reflektif oleh pelaku tindakan melalui prosespengkajian berdaur ( ) yang terdiri atas empat tahapanyaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, danrefleksi. Pada perencanaan, pelaku tindakan terlebih dahulumenyusun skenario pembelajaran yang akan digelar danmempersiapkan instrumen-instrumen yang dibutuhkandalam pembelajaran. Pada pelaksanaan, pelaku tindakanmelaksanakan seluruh kegiatan sebagaimana yang terdapatpada skenario pembelajaran. Pada pengamatan, pelakutindakan mengamati segala perilaku yang terjadi di dalamkelas dan akibat yang ditimbulkan dari pelaksaan tindakanyang digelar. Sedangkan dalam refleksi, pelaku tindakanmenentukan perlu tidaknya melakukan tindakan yang samaatau mencari tindakan lain. Selain itu pelaku tindakan jugamenentukan perlu tidaknya melakukan tindakan untuk siklusberikutnya. Jika permasalahan sudah dianggap selesai, makapenelitian dapat dihentikan, namun jika permasalahandianggap belum selesai, maka penelitian harus terusdilanjutkan hingga permasalahan itu terpecahkan denganjangka waktu yang tidak dapat ditentukan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkankeberanian dan kemampuan berbicara mahasiswa programstudi bahasa Prancis FBS Unimed dengan menggunakanmetode . Penelitian ini hanyadilaksanakan selama satu siklus, yang memakan waktu satubulan. Hasil penelitian ini dapat digambarkan sebagaiberikut.
(1) Berdasarkan hasil observasi awal, dan penyebaran angkettentang respon pembelajar mengenai kegiatan pembelajaranberbicara bahasa Prancis diperoleh data bahwa: (a)pembelajar masih tampak malu dan takut dalam kegiatankomunikasi bahasa Prancis, (b) pembelajar menginginkansuasana belajar yang lebih akrab antara pengajar danpembelajar, (c) peran pengajar masih lebih dominan dalamkegiatan pembelajaran, dan (d) motivasi belajar pembelajarmasih rendah.
(2) Siklus 1 digelar dalam empat kali pertemuan. Hasil daripelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa telah terjadipeningkatan hasil belajar yang baik. Peningkatan hasil belajarini dipengaruhi oleh peningkatan keberanian berbicaramahasiswa. Jika nilai rata-rata hasil tersebut dijadikan nilaidengan ketentuan 0 – 5 = kurang, 6 – 10 = cukup, 11 – 15 =baik, dan 16 – 20 = baik sekali, maka telah terjadipeningkatan nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa dari nilaicukup menjadi baik hanya dalam waktu empat kalipertemuan.
DISKUSI HASIL PENELITIAN
cyclical
Quantum Teaching
(3) Peningkatan keberanian berbicara mahasiswa daripertemuan pertama sampai dengan pertemuan keempatadalah 9 orang pada pertemuan pertama, 20 orang padapertemuan kedua, 32 orang pada pertemuan ketiga dankeempat.
Sesuai dengan definisi PTK yaitu suatu bentuk kajian yangbersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan secaraberulang-ulang sampai suatu permasalahan dapat teratasi,maka peneliti bersama dosen mitra beranggapan bahwapermasalahan yang terjadi pada pengajaran berbicara bahasaPrancis mahasiswa telah teratasi. Hal ini tampak daripeningkatan keberanian berbicara dan nilai rata-rata hasilbelajar yang cukup signifikan.
Belajar sangat dipengaruhi oleh adanya dorongan (motivasi)baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik. Motivasi intrinsikadalah motivasi yang tumbuh di dalam diri pembelajar akibatadanya kesadaran pribadi tentang pentingnya mempelajarisesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yangtumbuh akibat pengaruh dari luar diri pembelajar. Pengaruh-pengaruh itu antara lain keinginan untuk mendapat pujian,pengakuan, pekerjaan, dan lain-lain.
Pengajar memiliki peran yang sangat besar dalammembangun motivasi ekstrinsik pengajar. Kemampuan inimutlak harus dimiliki oleh seorang pengajar. Pengajar yang tidakmemiliki kemampuan untuk membangun motivasi ekstrinsik,pembelajar akan mendapatkan hambatan yang serius ketikamengajar di kelas yang pembelajarnya memiliki motivasiinstrinsik yang rendah. Tetapi jika pembelajar sudah memilikimotivasi instrinsik yang tinggi, peran pengajar untukmembangkitkan motivasi ekstrinsik akan berkurang. Namunbagaimanapun kemampuan untuk membangkitkan motivasiekstrinsik ini sangat diperlukan oleh pengajar.
Berkenaan dengan kegiatan pemberian motivasi, pengajartelah mampu membangun motivasi ekstrinsik pembelajarmelalui berbagai cara sebagaimana yang telah dipaparkan padabagian sebelumnya. Melalui suatu kontemplasi, pengajar telahmampu membawa mahasiswa ke alam yang penuh dengankesadaran. Pikiran mahasiswa dibuka untuk menyadari akanpentingnya tindakan-tindakan positif pada waktu sekarang danmeninggalkan kegiatan-kegiatan yang bernilai negatif. Melaluipemberian kepercayaan kepada mahasiswa, pengajar telahmampu meningkatkan rasa percaya diri mahasiswa. Peranpengajar yang lebih dominan dalam pembelajaran akanmenjadikan suasana belajar kurang baik. Apalagi jika pengajarberperilaku yang . Pengajar selalu mengoreksiberbagai kesalahan yang dilakukan pembelajar pada saatpembelajar berbicara atau bekerja. Peran semacam itu harussegera diubah. Pengajar perlu mengubah perannya dari seorangpentransfer ilmu pengetahuan dan seorang korektor menjadiseorang motivator dan fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.
Berkenaan dengan perannya, pengajar telah mengubahperannya yang semula lebih aktif menjadi peran yang lebihmenekankan pada kegiatan mahasiswa. Pengajar menempatkandiri sebagai motivator dan fasilitator dalam pembelajaran.Pengubahan peran ini mampu mengubah suasana pembelajaranmenjadi kegiatan yang lebih baik. Pembelajar tampak lebih aktifdalam kegiatan pembelajaran.
Sehubungan dengan jalinan hubungan antara pengajar danpembelajar, pengajar telah mengubah paradigmanya dariseorang yang biasanya harus dihormati secara berlebihanmenjadi seorang teman belajar mahasiswa. Jalinan hubunganyang harmonis antara pengajar dan pembelajar telahmenjadikan suasana belajar sangat menyenangkan. Pembelajartidak lagi ragu, takut atau malu dalam menyampaikan gagasandan keinginan-keinginannya. Pembelajar tampak lebih beraniuntuk berbuat walaupun terdapat berbagai kesalahan dalamperbuatannya.
Penataan ruangan yang lebih bermakna menjadikan
pembelajar lebih nyaman dalam belajar. Adanya musik, hiasan
dinding dan lain-lain dapat menumbuhkan semangat dan
inspirasi mahasiswa dalam belajar. Adanya perayaan pada setiap
selesai kegitan pembelajaran adalah menjadikan mahasiswa
super power
48MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
HUMAS UNIMED
merasa dihargai atas jerih payahnya. “Perayaan adalah
sarapan pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik
mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif
dengan pelajar” (Porter dkk, 2000). Sekecil apapun perayaan
yang dibuat akan menghasilkan suasana yang penuh dengan
kegembiraan. Kegembiraan dalam lingkungan pembelajaran
akan menambah semangat belajar pembelajar. Pengajar
perlu merayakan sekecil apapun hasil belajar pembelajar
walaupun hanya sekedar dengan tepuk tangan. Perayaan
merupakan pengakuan dan penghargaan atas prestasi
pembelajar.
Brown (1994), menyatakan bahwa terdapat tiga prinsip
utama dalam pembelajaran bahasa yaitu prinsip kognitif,
afektif, dan linguistik. Dikatakan prinsip kognitif karena
berhubungan dengan fungsi mental dan intelektual. Prinsip
ini terdiri atas otomatisasi ( ), pembelajaran
bermakna ( ), harapan akan penghargaan
( ), motivasi instrinsik (
), dan investasi strategis ( ).
Dikatakan prinsip afektif karena berhubungan dengan proses
emosional manusia seperti perasaan tentang dirinya,
hubungan dalam komunitas pembelajar, dan tentang emosi
diantara bahasa dan budaya. Prinsip ini terdiri atas egoisme
bahasa ( ), kepercayaan diri ( ),
keberanian untuk mengambil resiko ( ), dan
hubungan antara bahasa dan budaya (
). Dikatakan prinsip linguistik karena berhubungan
dengan kompleksitas sistem bahasa itu sendiri. Prinsip ini
terdiri atas pengaruh bahasa ibu ( ),
pengaruh bahasa lain ( ), dan kompetensi
komunikatif ( ).
Sesuai dengan pendapat di atas, peneliti dan dosen mitra
beranggapan bahwa dalam pembelajaran berbicara bahasa
Prancis pada masa sebelumnya masih kurang
memperhatikan prinsip afeksi dan kognisi. Pembelajaran
lebih terfokus pada prinsip linguistik. Dampak yang
ditimbulkan adalah rasa malu yang berlebihan dan tidak
percaya diri di kalangan pembelajar. Motivasi belajar dan
keberanian mahasiswa tampak masih rendah. Pembelajar
malu dan takut untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya
dalam bahasa target. Tetapi melalui PTK yang dijalankan oleh
peneliti, pembelajaran pada mahasiswa telah diarahkan pada
keseimbangan ketiga prinsip pembelajaran bahasa tersebut.
Metode yang digunakan dalam
pembelajaran pada mahasiswa telah mampu meningkatkan
keberanian kemampuan berbicara pembelajar serta
mengubah sikap dan perilaku pembelajar terhadap proses
pembelajaran. Pembelajar telah memiliki sikap positif
terhadap pembelajaran yang pada akhirnya berdampak
positif pula pada hasil belajarnya. Oleh sebab itu, peneliti
berkeyakinan bahwa metode dapat
dijadikan solusi alternatif dalam memperbaiki hasil
pembelajaran berbicara bahasa Prancis.
Hal lain yang perlu dijadikan catatan, keberhasilan PTK ini
bukan semata-mata karena penggunaan metode
. Sikap pengajar terhadap prinsip-prinsip
pembelajaran bahasa dan penggunaan teknik yang sesuai
juga berpengaruh besar terhadap keberhasilan ini.
Penggunaan teknik sosiodrama telah mengubah suasana
pembelajaran dari suasana yang kaku dan menegangkan
menjadi suasana yang penuh dengan keceriaan.
Berdasarkan hasil PTK yang dilakukan pada mahasiswa
disimpulkan bahwa metode dapat
meningkatkan keberanian berbicara mahasiswa. Hal ini
automaticity
meaningful learning
the anticipation of reward intrinsic
motivation strategic investement
language ego self confidence
risk taking
language culture
connection
the native language effect
inter language
communicative competence
Quantum Teaching
Quantum Teaching
Quantum
Teaching
Quantum Teaching
SIMPULAN
tampak dari nilai rata-rata hasil belajar mahasiswa yang semula
mendapat nilai cukup menjadi baik hanya dalam satu siklus
dengan empat kali pertemuan. Teknik pembelajaran yang cocok
digunakan dalam pembelajaran menggunakan metode
adalah teknik sosiodrama. Selain itu
berdasarkan hasil observasi, dan angket tentang respon
pembelajar menunjukkan bahwa sikap belajar mahasiswa telah
mengalami perubahan positif. Pembelajar memiliki sikap dan
motivasi belajar yang lebih tinggi, lebih aktif dalam kegiatan
tanya jawab dan kerjasama dalam kelompok, serta lebih berani
dalam berbicara bahasa Prancis. Pembelajar merasa sangat
senang terhadap kegiatan pembelajaran. Disisi lain, aktivitas
pengajar juga mengalami peningkatan yang baik. Pengajar telah
menjalankan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah dibuat.
Pembelajaran bahasa tidak boleh hanya menekankan pada
prinsip linguistik saja. Prinsip-prinsip lainnya yaitu prinsip
kognitif dan afektif justru merupakan sesuatu yang sangat
penting untuk diperhatikan. Tingginya prinsip kognitif dan
afektif yang dimiliki pembelajar akan berpengaruh besar
terhadap kegiatan pembelajaran. Disinilah peran utama
pengajar, yaitu membangkitkan motivasi dan keberanian
pembelajar agar dapat belajar secara lebih mandiri.
Akhirnya penulis berpendapat bahwa terdapat enam faktor
yang mempengaruhi keberhasilan penelitian ini yaitu; (1)
kemampuan dosen dalam membangun motivasi, (2) kesediaan
dan kemampuan dosen mengubah perannya dari
menjadi ., (3) kemampuan dosen
dalam menjalin hubungan yang lebih harmonis dengan
mahasiswa, (4) kemampuan dosen dalam menerapkan
pembelajaran dengan menggunakan metode
, (5) penggunaan teknik sosiodrama, dan (6)
kemampuan dosen dalam menyeimbangkan prinsip-prinsip
pembelajaran bahasa dalam praktek pembelajaran di kelas.
Brown, H. Douglas. 1994.
New Jersey: Prentice-Hall Regents Englowood Cliffs.
Dardjowidjojo, Soenjono. 2000.
Dalam Bambang Kaswanti Purwo (Editor).
Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Depdikbud. 1999. Jakarta:
Depdikbud. Dirjen Dikti.
De Porter B., Reardon M. dan Sarah Singer-Nourie. 2000.
. Bandung: Penerbit Kaifa.
Madya, Suwarsih. 1980.
Tesis. (Tidak diterbitkan)
Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Muhajir, Muhammad. 2001.
Tesis. (tidak diterbitkan). Surabaya: PPs.
Universitas Negeri Surabaya.
Pateda, Mansoer. 1991. . Yogyakarta: Kanisius.
Suparno, P. 1997.
Jogyakarta: Kanisius.
Quantum Teaching
Teacher
centered student centered
Quantum
Teaching
Teaching by Principles – An Interactive
Approache to Language
Pedagogy.
Pengajaran, Pembelajaran, dan
Pemerolehan Bahasa Asing.
Kajian Serba
Linguistik.
Penelitian Tindakan Kelas.
Quantum Teaching
Pengaruh Perkuliahan Semester 1
Terhadap Kemajuan dan Kemampuan Kosakata Mahasiswa
Bahasa Inggris Tingkat 1.
Upaya Peningkatan Kualitas
Pembelajaran IPA Fisika SLTP Dengan Model Problem Based
Instruction.
Linguistik Terapan
Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
ARTIKEL 49MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
HUMAS UNIMED
CERPEN50MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
Kata orang, tahu itu lunak, begitu lunak. Tapi bagiku, tahu
itu lambang semangat.
Seperti Ibu, bukan saja lantaran ia adalah seorang
perempuan yang kasih sayangnya begitu halus, terlebih
lantaran ia begitu tegar, walau dalam kelembutan.***
Pagi-pagi benar, ketika orang-orang masih berperang
dengan kantuk dan menimbang-timbang untuk menegakkan
ibadah atau melanjutkan kemalasan, ibu sudah datang.
Katanya, jika shubuh telah membumbung, langkah juga mesti
dipacu.
“Lekas berangkat, kumpulkan bekal yang banyak dan gapai
cita-citamu. Ibu yakin kau bisa, Nak.” Aku terkesiap. Rasanya
aku kembali mendengar Ibu berkata demikian tepat di samping
telingaku. Seperti dulu, saban shubuh, dengan kelembutannya,
Ibu selalu membangunkanku. Kata-kata takzim itu menjadi
penyemangat tiap kali lelah demikian berat. Aku juga sering
menolak dan berusaha berdalih agar diberi bonus, tak bangun
pagi atau belajar. Aih, tapi Ibu lebih mahir menjerat seutuhnya
diriku, sampai akhirnya segalanya telah menjadi kebiasaan.
“Aku pamit, Bu. Doakan semoga hari ini, bekal yang
kukumpulkan dapat menambah persiapan perjalanan nanti.”
gumamku dalam hati. Semoga Ibu bisa merasakan, walau dari
tempat yang jauh. Jam dinding menunjukkan pukul 04.30 wib.
Aku bergegas mengayuh sepeda, menuju pasar.
Jalanan masih terasa sunyi. Deru becak motor, angkutan
umum dan kereta belum terdengar gempita seperti biasanya.
Sesekali, aku berpapasan dengan lelaki tua yang di sepedanya
terikat sebuah cangkul, arit, dan kadang juga bakal pohon. Di
sampingnya, seorang perempuan yang kutaksir umurnya lebih
dari setengah abad, dengan topi bekas kampanye caleg, jaket
rajut yang banyak bolongnya, menganyuh sepeda menuju ke
arah kota. Ya, benar mereka adalah buruh cuci di rumah toke
cina. Masih banyak lagi yang serupa mereka. Di kampung ini
sebagian besar warga memang bekerja sebagai buruh di kota.
Sampai di Pasar Gambir. Walau belum setiap ruko
benderang, setidaknya penjual tahu, langgananku sudah
datang. Menunggu ia bersiap merapikan letak barang
dagangan, aku lebih sering menatap kosong ke jalanan.
Memikirkan sejumlah mata kuliah yang hari ini akan
dilangsungkan, tugas-tugas yang belum terselesaikan, atau
kadang idaman hati yang membikin aku kepayang.
Tiga kilo tahu, dua ratus enam puluh ribu rupiah. Harga
yang masih stabil sebelum BBM naik. Untuk pagi sampai
petang, ini cukup. Kalau semuanya terjual habis, keuntungan
yang kuperoleh cukup banyak. Tahu sudah ada di tangan,
saatnya membeli jamur tiram. Dari pasar ini, aku mesti
menempuh jarak yang cukup jauh untuk sampai ke tempat
penjualan jamur tiram. Sudah berlangganan di sana pula, maka
jarak demikian tak jadi persoalan.
Bang Abi, lelaki tiga puluh tahun itu sudah menanti di
depan kios. Sama halnya dengan langganan yang lain, shubuh
adalah waktunya jamur-jamur tiram diteruskan ke pedagang
makanan. Salah satunya, aku.
“Ini, satu kilo, delapan belas ribu. Sudah dengan korting.”
Bang Abi tertawa lepas. Ia seorang pedagang yang sukses. Aku
banyak belajar darinya.
Semua modal untuk hari ini sudah dibelikan bahan-bahan.
Aku bergegas pulang.
Pagi yang segar.
Aku tak mau mengulang-ulang pertanyaan, “mengapa harus
aku?” karena kurasa Tuhan sudah punya rencana lain yang lebih
manis. Walau tak sedikit yang melempar hinaan, tak apalah, justru
semakin kental semangatku untuk menyiapkan bekal. Sejak ibu
pulang ke rumah tuhan dan bapak jatuh sakit, aku tak punya
pilihan lagi selain bekerja agar tetap bisa kuliah. Beruntung, di
kampus aku mendapat beasiswa. Uang kuliah bisa ditanggulangi
dari beasiswa itu, kadang jika lebih, aku pergunakan untuk
membeli buku dan uang saku. Tiga bulan belakangan, aku
berjualan tahu tiram. Hasilnya lumayan untuk menutupi
kekurangan setiap hari.
“Wan, berapa banyak tahu tiram hari ini?” sesampainya di
rumah, dari pintu kamar, Bapak memandangiku yang masih
menyenderkan sepeda.
“Seperti biasa, Pak.” Aku menghela nafas yang masih ngos-
ngosan, “Dua ratus tahu, Pak.”
Bapak mengangguk. Aku tak tahu apa arti anggukannya. Tapi
begitu pun aku cukup puas. Setidaknya Bapak tak pernah habis-
habisnya menyemangati.
“Bapak sudah shubuh?”
“Sudah, sebaiknya kau juga shubuh dulu, Wan.”
Aku segera menuju kamar mandi, membersihkan tubuh dan
berwudhu. Bapak masih berdiri, di tempat yang tadi, dengan sorot
mata yang sama dan senyum yang sama. Tidak tampak akan
melakukan sesuatu atau mengucapkan sesuatu.
Lepas sholat, aku terkejut melihat beberapa tahu sudah siap
dibumbui.
“Bapak?” tanyaku penasaran.
Bapak cuma tersenyum tipis.
“Tangan Bapak sudah sembuh?”
“Sudah, Wan. Tenang saja, Bapak sudah sehat.” jawab Bapak
begitu meyakinkan.
Terharu sekali, mendapati Bapak yang untuk berjalan saja
nyaris tergopoh-gopoh, pagi ini menemani dan membantuku
memasak tahu tiram. Apalagi ketika dengan yakinnya ia
mengatakan, bahwa suatu hari nanti, ia akan begitu bahagia
melihatku berhasil.
Amin.
***
“Kawan-kawan, hari ini aku bawa tahu tiram. Percaya nggak
kalau rasanya ini benar-benar spesial? Ayo, cuma seribu. Murah
meriah!” di depan kelas, seperti ini, aku biasa menawarkan tahu
tiram kepada teman-teman. Kalau sedang tak ada dosen, tak pelak
empat puluh tahu langsung ludes di tempat. Apalagi kalau musim
hujan, tahu tiram yang masih hangat jadi serbuan.
Tidak hanya di dalam kelas, agar dua ratus tahu yang kubawa
ini habis, aku mesti berjalan di sekeliling kampus, menjajakan
pada teman-teman yang lain. Kadang, kalau sedang mujur, tak
mesti jauh-jauh hingga nyebrang fakultas. Di sekitar gedung
bahasa dan seni saja tahu tiram ini laris manis. Beda halnya kalau
sedang tak baik nasib, aku mesti berjalan hingga ke fakultas paling
ujung.
Demi ayah dan ibu, tak apalah. Yang penting kuliahku bisa
tetap lancar dan sedikit untuk membiayai perawatan ayah.
Aku lanjutkan berjualan. Hari ini cukup terik, tentu
berpengaruh pada tahu tiramku. Agar tetap terjual, aku putuskan
untuk berjualan ke fakultas lain.
“Kamu ke sini untuk kuliah atau jualan sih?” dalam perjalanan
menyusuri koridor-koridor fakultas, tiba-tiba seorang gadis
nyeletuk demikian. Spontan langkahku terhenti di hadapannya.
Kedua bola matanya memandangku begitu detil. Dari ujung
SEMANGAT TAHU TIRAMOleh: Sartika Sari(Sastrawan Nasional/MahasiswaProdi Sastra Indonesia Unimed)
HUMAS UNIMED
CERPEN 51MAJALAH UNIMED
EDISI 6 APRIL - JUNI 2013
rambut, pakaian, tas, celana hingga sepatu. Sepertinya ia
punya banyak keluhan.
“Hitung-hitung nambah uang saku, Mbak.” jawabku pelan.
Tidak diikuti dengan mata yang seperti mercusuar.
Gadis berkulit putih, lesung pipi dan bibir yang merona itu
pergi. Harum tubuhya begitu menyengat. Ia tak meninggalkan
jawaban atau perkataan apapun lagi. Tapi aku yakin, ia
memendam semua.
Ah, namanya berjuang, aku tak boleh begitu saja patah.
Satu semester lagi kuliahku selesai. Aku bisa menyadang gelar
sarjana pendidikan. Seperti impian Bapak dan Ibu.
Hari semakin siang. Untunglah mata kuliah hari ini hanya
satu, jadinya aku bisa berkeliling menjual tahu tiram. Kira-kira
lima puluh lagi. Aku istirahat sejenak di masjid. Seperti biasa,
menyantap nasi putih dan telor ceplok yang kusiapkan dari
rumah lalu menunaikan kewajiban bathin.
“Wan, Bapakmu pingsan.” dari parkiran masjid, Ata,
sahabat karib yang kebetulan juga bekerja dekat rumahku tiba-
tiba datang.
Buru-buru aku berlari ke arahnya.
“Kenapa, Ta?” tanyaku penasaran.
“Bapakmu pingsan lagi. Tadi jatuh di kamar mandi.” ucap
Ata tergesa-gesa. Wajahnya pucat pasi.
Tidak ada hal lain yang kupikirkan selain segera sampai di
rumah. Aku mengambil tas, tahu tiram yang tersisa dan
langsung naik diboncengan Ata. Degup jantungku sudah tak
karuan. Segala macam ketakutan menyergap. Aku belum siap!
Debu jalanan kian tebal. Deru kendaraan begitu tajam
memecah kesunyian. Tapi tidak di dadaku. Kabar siang ini
adalah sunyi yang paling dalam. Ia mengembalikanku pada
masa-masa kehilangan dulu, yang nyaris merenggut
kepercayaanku pada takdir tuhan.
Bapak masih dikerumuni jiran tetangga, sampai memenuhi
seisi rumah. Ini sama dengan kejadian sepuluh tahun lalu.
Aku, dibantu Ata dan beberapa orang tetangga langsung
membawa Bapak ke rumah sakit terdekat. Keadaan Bapak
benar-benar tak memungkinkan untuk dirawat di rumah.
diabetes mellitus Bapak sudah parah. Beberapa kali kakinya
terluka, tak bisa disembuhkan dan nyaris membuatnya tak bisa
jalan. Belum lagi jantung bapak yang lemah. ***
Dalam bulan ini, aku harus melunasi uang buku dan biaya
rumah sakit Bapak. Uang beasiswa belum keluar. Kalau mesti
berhutang lagi, aku tak tahu darimana dan pada siapa hendak
berlabuh. Sudah terlalu banyak, bahkan lebih dari
kemampuanku menalanginya.
Aku mesti berjualan lebih banyak lagi. Mulai besok, aku
akan membawa empat ratus tahu tiram. Sementara Bapak
dirawat, dari siang sampai malam aku akan berkeliling
menjajakan tahu ini. Aku yakin bisa membantu pelunasan
pembayaran.
“Wan, sudah malam, sebaiknya kau istirahat.” ucap Ata
pelan. Ia menemaniku menjaga Bapak malam ini.
“Sebentar lagi, Ta. Aku sedang menyiapkan tugas kuliah
dan karya tulis untuk ikut lomba. Hadiahnya lumayan. Mudah-
mudahan bisa rezeki dan jadi uang tambahan.”
“Sudah pukul 02.00, Wan. Besok saja kau lanjutkan.”
“Besok aku sudah berniat akan berjualan sampai malam,
Ta. Jadi, malam ini juga harus kuselesaikan.”
Tetap saja, apa pun yang dikatakan Ata tak bisa
memengaruhi keputusanku. Melihat wajah bapak yang masih
begitu lemah di sampingku, malam ini seperti sangat pendek,
dan aku mesti secepatnya menyelesaikan sejumlah target.
Sebelum esok hari, ketakutan-ketakutan semakin tajam
menyergap. Biar kantung mataku saja yang menghitam, asal
jangan bibir bapak, asal tidak namaku di catatan perkuliahan.
Shubuh tiba. Sebenarnya sekujur tubuhku begitu lemas.
Malam tadi, nyaris tak sempat meluruskan punggung. Tapi lagi
lagi, wajah Bapak yang masih tampak lemah itu jadi kekuatan.
Buru-buru aku menuju ke pasar untuk menyiapkan bahan-bahan
tahu tiram. Sementara Bapak, aku meminta tolong Ata untuk
menjaganya hari ini.
Jalanan terasa begitu dingin. Aku tak tahu apakah ini yang
semua orang rasakan, atau cuma aku. Tubuhku sempoyongan.
Beberapa kali hampir terjatuh dari sepeda
Aku benar-benar berusaha ekstra untuk menyiapkan bahan
dan menggoreng tahu tiram, hari ini. Lebih lelah lagi ketika harus
menampik sejumlah ketakutan-ketakutan yang datang dan
menghantui ketenanganku. Semoga Bapak baik-baik saja.
Pukul 08.00 wib, aku sampai di kampus dengan nafas yang
tersengal-sengal, pakaian yang apa adanya dan kantong plastik
berisi tahu tiram di kanan kiri. Mata kuliah metode penelitian
dimulai. Aku berusaha tetap serius dan maksimal. Setelahnya
langsung berjualan tahu tiram. ***
Beberapa hari sepanjang Bapak masih dirawat di Rumah Sakit,
siang dan malam aku upayakan untuk memperbanyak hasil
penjualan tahu tiram dan menyiapkan beberapa tulisan untuk
diikutkan lomba. Ini semakin berat ketika Bapak divonis demikian
parah penyakitnya, aku juga mesti mempersiapkan diri mengikuti
ujian akhir. Tadinya terbesit dalam hati ihwal keputusasaan. Letih
sekali rasanya menanggung semua itu. Dua puluh empat jam yang
berputar di kepalaku lebih mirip nominal harga obat-obatan, uang
buku, tahu tiram dan wajah Bapak yang kian lemah saja. Ah! Tapi
aku percaya Tuhan takkan diam.
“Biaya rumah sakit harus segera dilunasi, kalau tidak,
Bapakmu tidak akan mendapat perawatan.”
Perkataan itu masih jelas terngiang di telingaku. Entahlah, aku
nyaris pasrah.
“Tuhan, kalau memang sebatas ini rezekiku untuk membantu
Bapak, beri kami kekuatan. Tetapi jika masih diberi kesempatan,
kumohon beri kami kemudahan.”dalam linang air mata dan
segenap kelelahan ini, aku serahkan semua ini pada Nya. Tidak
ada kekuatan selain milik Nya.
Bapak belum pulih juga. Sedang persedian uangku menipis.
Siang ini, semoga saja ada kabar baik. Dengan semangat yang
sesungguhnya sudah tertatih-tatih, aku menyusuri koridor-
koridor di fakultas.
“Wan, kemari sebentar.” panggil Pak Tri, ketua program studi
Bahasa Indonesia sekaligus dosen pengampu akademikku.
Aku mendatangi Pak Tri. Lagi lagi, seperti orang-orang pada
umumnya, Pak Tri memandangiku dengan sangat detil. Tapi kali
ini, diikuti dengan senyum sumringah.
“Selamat, indeks prestasimu sangat bagus. Kau mendapat
beasiswa lagi.”
“Alhamdulillah, benar begitu, Pak?”
Pak Tri mengangguk. Terang saja, aku kegirangan.
“Ada kabar baik lagi,” Pak Tri menghela nafas, “mau tahu?”
“Iya, Pak. Kabar apa lagi, Pak?” aku tak sabar mendengarnya.
“Pagi tadi Bapak mendapat kiriman dari universitas di
Yogyakarta. Karya tulismu menjadi juara.” ucap Pak Tri dengan
semangat.
“Alhamdulillah, Pak.” Dadaku berkelebat kebahagiaan. Hari
ini, begitu banyak rezeki. Terima kasih, Tuhan. Semua perjuangan
ini kusembahkan untuk Ibu dan Bapak. Tidak ada keinginan selain
membahagiakan kedua malaikat yang sudah menjaga dan
merawatku di bumi.
Bu, ini juga karenamu. Karena pagi-pagi benar, ketika orang-
orang masih berperang dengan kantuk dan menimbang-timbang
untuk menegakkan ibadah atau melanjutkan kemalasan, kau
datang, menemaniku memacu langkah. Mempersiapkan bekal.
Unimed untuk berperan dalam
pencitraan. Paran tim humas dituntut
untuk secara serempak membangun
konsensus dan pemahaman,
menciptakan kepercayaan dan
harmoni, pandai bicara dan
mempengaruhi opini publik,
mengantisipasi konflik dan
menyelesaian perselisisihan internal.
Salah satu konsep dasar dari praktik
humas adalah mengetahui siapa yang
menjadi pendengar atau pemirsa.
Bagi praktisi humas global, ini berarti
mengetahui khalayak merupakan
kewajiban sehingga akan
menyesuaikan harapan dan
tantangan. Untuk itu, dibutuhkan
keahlian khusus termasuk
kemampuan berkomunikasi aktif
secara santun, beretika, dan
bermoral baik, serta memiliki skill
kehumasan untuk menunjang tugas
dan fungsi yang diamanahkan
pimpinan kepada personil humas.
Bapak Tappil Rambe, S.Pd. M.Si.,
selaku kepala Humas Universitas
Negeri Medan terus berupaya
melakukan berbagai terobosan dan
gagasan bersama tim humas untuk
perubahan kearah lebih baik dalam
meningkatkan pencitraan Unimed
kepada publik. Bentuk rancangan
yang akan difokuskan adalah
memelihara dan menjalin baik
hubungan yang terus terjaga dengan
para jurnalis dan media masa lokal
dan nasional. Selain itu melakukan
berbagai kegiatan pelatihan dan
workshop yang menunjang
peningkatan kualitas SDM Humas.
Para petugas humas dengan
tanggung jawab internal yang tinggi
harus mampu bersinergi terus
dengan media massa dan
melayaninya lebih dari sekedar
sebagai kolega, namun harus sering
duduk bersama dalam membatu
Marina K. Simorangkir, S.Sos
Lahir di Medan, 30 Maret 1979
HP. 081260740412
Bertugas di Humas Unimed sejak 2003
Syahruddin Siregar
Lahir di Medan, 05 Oktober 1961
abangda Ucok Humas sebagai
petugas humas Unimed sejak 1999,
HP. 081362329143
Arfi Lubis, S.Kom
Medan, 05 Oktober 1979 Bertugas
di Humas Unimed sejak 2004
HP. 081361111534
Jihan Siska
Bertugas di Humas Unimed
sejak 1 Juni 2013
HP. 081263609210
HUMAS UNIMED
52MAJALAH UNIMED
EDISI 5 JANUARI - MARET 2013
Jihan Siska
Drs. H. Aspikar
: