+ All Categories
Home > Documents > Makalah Current Issue

Makalah Current Issue

Date post: 16-Jul-2016
Category:
Upload: fatmala-dewi
View: 45 times
Download: 6 times
Share this document with a friend
Description:
tugas
43
EMERGING AND RE- EMERGING DISEASE INFECTIOUS OLEH KELOMPOK V HELDA FATMALA TAFTY HAPSARY ALDRIANSYAH SUDARMAN CITRAYANI YUSPIAN GANI ERNITA
Transcript
Page 1: Makalah Current Issue

EMERGING AND RE- EMERGING DISEASE INFECTIOUS

OLEH

KELOMPOK V

HELDA

FATMALA

TAFTY HAPSARY

ALDRIANSYAH

SUDARMAN

CITRAYANI

YUSPIAN GANI

ERNITA

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES MANDALA WALUYA

KENDARI

2015

Page 2: Makalah Current Issue

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi

sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru

sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada

terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu,

kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan ini dapat

lebih baik lagi.

Akhir kata kami berharap agar laporan ini bermanfaat bagi semua

pembaca.

Kendari, November 2015

Penyusun

Page 3: Makalah Current Issue

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………..

Daftar Isi ……………………………………………..

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang ……………………………………………..

B. Rumusan Masalah ……………………………………………..

C. Tujuan ……………………………………………..

BAB II Pembahasan

BAB IV Penutup

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah Current Issue

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit – penyakit Infektius masih menjadi penyebab utama kematian di

negara – negara berkembang. Namun seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi maka perubahan pola penyakit dari akut ke kronik atau dari menular

ke tidak menular semakin dirasakan terutama untuk negara berkembang bukan

saja di negara maju justru semakin dirasakan.

Emerging diseases adalah wabah penyakit menular yang tidak diketahui

sebelumnya atau penyakit menular baru yang insidennya meningkat signifikan

dalam dua dekade terakhir. Contohnya MERS, hepatitis C, hepatitis B, avian

influenza virus, nipah virus, marburgvirus, lyme, lassa fever, hantavirus

pulmonary syndrome, SARS, swine flu.dan penyakit tidak menular seperti dari

tahun ke tahun jumlah kasus kanker paru-paru, serviks, payudara, diabetes

mellitus, hipertensi, dll semakin meningkat.

Re-emerging diseases adalah wabah penyakit menular yang muncul

kembali setelah penurunan yang signifikan dalam insiden di masa  lampau. 

Contohnya diphtheria, cholera, ebola virus, human plague, B. Anthracis, C.

Botulinum toxin, F. Tularensis, Y. Pestis, variola virus, viral haemorrhagic fever

viruses.

Penyakit – penyakit Emerging dan Re-emerging pada abad 20 yaitu 1.415

mikroba diketahui menginfeksi manusia, 61% berasal dari hewan dan 3 dekade

terakhir 75% microba berasal dari hewan (zoonosis).

Faktor yang bertanggung jawab pada Re-Emerging dan Emerging disease

adalah :

1. Perencanaan Pembangunan Kota yang tidak semestinya,

2. Ledakan penduduk, kondisi kehidupan yang miskin yang terlalu padat,

3. Industrialisasi dan urbanisasi,

4. Kurangnya pelayanan kesehatan,

5. Meningkatnya perjalanan internasional, globlisasi (gaya hidup),

Page 5: Makalah Current Issue

6. Perubahan prilaku manusia seperti penggunaan pestisida, penggunaan obat

antimikroba yang bisa menyebabkan resistensi dan penurunan penggunaan

vaksin.

7. Meningkatnya kontak dengan binatang,

8. Perubahan lingkungan karena adanya perubahan pola cuaca,

9. Evolusi dari microbial agent seperti variasi genetik, rekombinasi, mutasi dan

adaptasi

10. Hubungan microbial agent dengan hewan perantara (zoonotic encounter)

11. Perpindahan secara massal yang membawa serta wabah penyakit tertentu

(travel disease)

WHO merekomendasikan untuk melakukan tindakan pencegahan dari

penyakit emerging dan re- emerging disease infectious terutama dipelabuhan

udara dan pelabuhan laut, baik didaerah focus agar tidak menyebar ke daerah lain

atau Negara lain, juga dari luar negeri kedalam negeri melalui turis, hewan atau

produk yang berasal dari hewan. Disamping itu masyarakat yang cenderung serba

instan dengan produk yang ada maka akan merubah pola perilaku masyarakat itu

sendiri. Peran pemerintah dalam mengawasi dan memberikan proteksi terhadap

produk-produk yang membahayakan baik dari makanan maupun alat kosmetik.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan

masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep Emerging Disease Infectious ?

2. Bagaimana konsep Re- Emerging Disease Infectious?

3. Bagaimana aspek Epidemiologi dari Emerging Disease & Re-Emerging

Disease?

4. Bagaimana Respon Ilmu Kesehatan Masyarakat ?

5. Bagaimana Kebijakan Pencegahan dan Penanggulangan Re – Emerging dan

Emerging Infectious Diseases?

Page 6: Makalah Current Issue

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah, yaitu :

1. Mengetahui tentang Emerging Disease dan Re-Emerging Disease.

2. Mengetahui Aspek Epidemiologi dari Emerging Disease & Re-Emerging

Disease.

3. Mengetahui Respon Ilmu Kesehatan Masyarakat ?

4. Mengetahui kebijakan Pencegahan dan Penanggulangan Re – Emerging dan

Emerging Infectious Diseases?

D. Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah, yaitu :

1. Bagi institusi pendidikan menambah informasi, wacana dan referensi tentang

Emerging Disease & Re-Emerging Disease.

2. Bagi penulis dapat mempelajari sedalam mungkin mengenai Emerging

Disease & Re-Emerging Disease. Selain itu penulis dapat mengaplikasikan

ilmu yang di dapat dari media elektrik, buku dan pakar.

3. Bagi pembaca menambah bahan pembelajaran dan gambaran tentang

Emerging Disease & Re-Emerging Disease.

Page 7: Makalah Current Issue

BAB II

PEMBAHASAN

A. EMERGING DISEASE

1. Pengertian Emerging Infectious Disease

Emerging infectious diseases adalah penyakit dengan insidensi yang

meningkat atau yang diperkirakan akan meningkat dalam suatu periode waktu

atau lokasi. Menurut WHO, Emerging infectious diseases (EID) adalah penyakit

yang pertama kali muncul dalam suatu populasi, atau penyakit yang telah ada

sebelumnya tetapi mengalami peningkatan insidensi atau area geografis dengan

cepat.

Emerging infectious diseases merupakan penyakit infeksi yang

kejadiannya pada manusia meningkat dalam dua dasawarsa/dekade terakhir atau

cenderung akan meningkat di masa mendatang. Secara umum EID dapat dibagi

dalam tiga kelompok penyakit, yaitu:

a. Penyakit menular baru (New Emerging Infectious Diseases)

b. Penyakit menular lama yang cenderung meningkat (Emerging Infectious

Diseases)

c. Penyakit menular lama yang menimbulkan masalah baru (Re-Emerging

Infectious Diseases)

Emerging infectious diseases dapat terjadi karena:

a. Mikroorganisme dapat terus berubah/ mutasi atau timbul yang baru

b. Kepadatan penduduk

c. Faktor sosial ekonomi

d. Faktor lingkungan

Emerging infectious diseases sebagian besar (tidak semua) berhubungan

dengan zoonosis (penyakit yang berhubungan dengan hewan) dan mempunyai

dampak internasional karena dapat terjadi PHBEIC (Public Health Emergency Of

International Concern), suatu keadaan gangguan kesehatan (bisa penyakit, atau

Page 8: Makalah Current Issue

dampak kimia/ radiasi, dll) yang menjadi perhatian internasional yang dapat

menyebar antar negara.

2. Faktor Predisposisi

a. Ada beberapa faktor yang menyebabkan dua permasalahan ini selalu

muncul hampir disetiap tahunnya,yaitu :Evolusi dari microbial agent

seperti variasi genetik, rekombinasi, mutasi dan adaptasi

b. Hubungan microbial agent dengan hewan perantara (zoonotic encounter)

c. Perubahan iklim dan lingkungan

d. Perubahan perilaku manusia seperti penggunaan pestisida, penggunaan

obat antimikrobial yang bisa menyebabkan resistensi dan penurunan

penggunaan vaksin.

e. Perkembangan industri dan ekonomi

f. Perpindahan secara massal yang membawa serta wabah penyakit tertentu

(travel diseases)

g. Perang seperti ancaman penggunaan bioterorisme atau senjata biologis.

Beberapa faktor, termasuk pengembangan  ekonomi  dan penggunaan

lahan, demografi dan perilaku manusia, dan perjalan internasional dan

perdagangan, memberikan kontribusi pada penyakit emergence dan re-emergence.

Banyak microbial agent (virus, bakteri, jamur) yang telah terindikasi

menyebabkan wabah penyakit bagi manusia dan juga memiliki karakteristik untuk

mengubah pola penyakit tersebut sehingga menyebabkan wabah penyakit yang

baru. Seperti yang dirilis dalam National Institute of Allergy and Infectious

Disease (NIAID) yang membagi menjadi 3 kelompok besar, yaitu :

Grup I : Pathogen baru yang diakui dalam 2 dekade terakhir

Grup II : Re-emerging pathogen

Grup III : Pathogen yang berpontesial sebagai bioterorisme

3. Epidemiologi Emerging Infectious Diseases

Penyakit-penyait infeksi terus menjadi tantangan utama di daerah Asia

Tenggara. Diperkirakan bahwa penyakit bertanggung jawab atas sekitar 40% dari

Page 9: Makalah Current Issue

14 juta kematian setiap tahun di region Asia Tenggara dan sekitar 28% merupakan

penyakit infeksi yang menjadi permasalahan global.

Sedangkan kemunculan penyakit new emerging disease diantaranya

ditandai dengan merebaknya Avian Flu mulai bulan Juni 2005 yang lalu, hingga

tanggal 18 Maret 2007 telah mendekati ribuan Kasus dan sebanyak 86 orang

diantaranya Positif Avian flu serta meninggal 65 orang. Case Fatality Rate (CFR)

atau angka kematian kasus Avian flu pada manusia di Indonesia kini adalah 75,6

persen. Penyakit infeksi yang baru muncul (New Emerging Diseases) dan

mengancam saat ini sebagian besar adalah penyakit bersumber binatang, misalnya

SARS, Avian flu, Hanta-virus Pulmonary Syndrome, Hanta-virus infection with

renal involvement, Japanese Encephalitis, Nipah diseases, West Nile Fever, dan E.

Coli.

Berikut adalah penjelasan dari beberapa Emerging Infectious Diseases

yang pernah terjadi didunia:

a. SARS merupakan penyakit infeksi pada jaringan paru manusia, pertama kali

ditemukan di Cina pada tahun 2003 yang disebabkan oleh Corona Virus

Pnemunia yang bermutasi hingga terjadi pandemi. SARS memiliki angka

penularan yang tinggi dan pada tahun 2003 WHO menetapkan SARS

merupakan ancaman kesehatan global. Penularan infeksi melalui inhalasi

pernapasan dari pasien yang menderita pada saat batuk atau bersin, atau

kontaminasi tangan penderita.

b. Infeksi virus hanta adalah penyakit infeksi paru yang jarang tapi serius, sering

fatal, disebabkan oleh virus hanta tipe Sin Nombre, sedangkan tipe lain

menyerang ginjal. Virus hanta ditemukan pada rodent, terutama di amerika

utara. Tertular bila menghisap debu terkontaminasi liur, kencing, cairan tubuh

virus yang terinfeksi. Dilaporkan beberapa jenis tikus tertentu di beberapa

pelabuhan laut menunjukkan tes serologi positif terhadap virus hanta.

c. Avian influenza disebabkan oleh virus influenza H5N1, terjadi KLB pada

tahun 1997 dan 2003. Penyakit disebabkan oleh virus influenza yang

menyerang unggas, burung, ayam. Menular dari unggas ke unggas, ke hewan

lain dan ke manusia. Penularan dari manusia ke manusia kemungkinannya

Page 10: Makalah Current Issue

kecil tetapi potensial terjadi terutama bila terjadi mutasi. Secara kumulatif

kasus avian influenza pada tahun 2007 mencapai 118 orang dan 95

diantaranya meninggal. Februari 2008 jumlah kasus 126 orang dan 103

meninggal dunia. Angka kematian mencapai 80,5%.

d. Influenza A ( flu babi ) baru disebabkan oleh virus influenza tipe H1N1. WHO

mengumumkan pandemi global pada tahun 2009. Meskipun influenza yang

ditimbulkan termasuk ringan, tetapi penyebarannya sangat mudah dari

manusia ke manusia menyebabkan tingginya tingkat kesakitan karena virus

influenza ini. Hingga sekarang karakteristik virus H1N1 masih tetap sama

dengan karakteristik virus pertama yang terjadi di Meksiko, tetapi ada

kekhawatiran perubahan atau mutasi genetik dari virus influenza A baru

(H1N1) menjadi lebih berat daripada saat ini.

4. Penjelasan contoh kasus MERS (Middle East Respiratory Syndrome) ( Isu

terkini emerging disease)

A. Definisi

MERS adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus

Corona yang menyerang saluran pernapasan dan menimbulkan gejala mulai dari

ringan hingga berat. Middle East Respiratory Syndrome (MERS) adalah penyakit

respiratori akibat virus (viral respiratory illness) yang pertama kali dilaporkan

pada tahun 2012 di egat egati. Penyakit tersebut disebabkan oleh coronavirus yang

disebut MERS-CoV. Kebanyakan orang yang terinfeksi MERS-CoV berlanjut

menjadi penyakit respiratori akut yang parah(severe acute respiratory illness).

Gejalanya berupa demam, batuk, sesak napas. Lebih dari 30% yang terinfeksi

virus tersebut meninggal.

B. EPIDEMIOLOGI

Sejak bulan April 2012, telah dicatat oleh WHO terdapat 206 kasus yang

terinfeksi MERS-CoV, termasuk 86 orang yang meninggal. Distribusi penyakit

MERS terdapat kasus primer dan sekunder. Kasus primer merupakan orang yang

terinfeksi langsung oleh virus tersebut bukan dari orang lain, lebih banyak

Page 11: Makalah Current Issue

menginfeksi orang yang lebih tua dan ber jenis kelamin laki-laki dibanding kasus

sekunder. Kasus sekunder merupakan orang yang terinfeksi MERS-CoV dari

orang lain yang terinfeksi virus tersebut.

Sejauh ini, kasus primer hanya ditemukan di negara timur tengah yaitu

Jordan, Kuwait, Oman, Qatar, Saudia Arabia, dan United Arab Emirates (UAE).

Selain itu, negara lain yang terinfeksi MERS-CoV adalah Perancis, Jerman, Itali,

United Kingdom, Tunisia, Afrika Utara yang kebanyakan merupakan kasus

sekunder dari transmisi negara timur tengah.

Virus mers menyebar ke Indonesia melalui Jemaah haji atau umroh yang

pulang dari arab Saudi, namun pemerintah telah melakukan pemeriksaan kepada

para Jemaah haji atau umroh yang pulang dengan gejala demam dan batuk, dan

sampai saat ini didapatkan hasil negatif, sepanjang Januari hingga April, pasien

dengan suspek MERS dinyatakan negatif setelah dilakukan pemeriksaan

polymerase charin reaction (PCR).

C. ETIOLOGI

Middle East Respiratory Syndrome (MERS) disebabkan oleh beta

coronavirus yang disebut MERS-CoV atau novel coronavirus.

D. PATOFISIOLOGI

Coronavirus sebagai penyebab MERS, yang dinamakan MERS

Coronavirus, menginfeksi dari reservoir nya yaitu hewan ternak, seperti unta,

domba, kambing serta dapat berkembang biak di tubuh anjing dan kucing.Hal ini

dikarenakan hewan-hewan tersebut memiliki RNA yang dapat memfasilitasi

pembentukan virion-virion baru dari virus ini. Analisis peneliti di dunia sampai

dengan saat ini menyimpulkan bahwa virus corona yang menjadi penyebab MERS

memiliki hubungan spesies dengan coronavirus penyebab SARS. Perbedaannya

adalah virus SARS berkembang biak di dalam kelelawar tanpa menimbulkan

antibody di dalam kelelawar, sedangkan MERS coronavirus mengaktifkan

antibody pada hewan reservoirnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa MERS

Coronavirus memiliki jalur transmisi dari animals to animals, man to man, dan

Page 12: Makalah Current Issue

animals to man.

Virus ini kabarnya menular melalui binatang kelelawar dan onta. Dan

dapat menular antar manusia secara terbatas tidak terdapat transmisi penularan

antar manusia yang berkelanjutan. Jadi dideteksi kemungkinan penularannya

dapat melalui :

Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batu atau bersin.

Tidak Langsung : melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.

E. KLASIFIKASI

1. Kasus Penyelidikan ( Suspek )

Pasien dengan ISPA, yaitu demam atau riwayat demam, batuk dan

pneumonia atau dengan ARDS atau pada pasien Immunocompromised

mempunyai gejala dan tanda yang tidak jelas, disertai SALAH SATU

tanda berikut :

a. Riwayat perjalanan ke Timur Tengah atau egati terjangkit dalam waktu

14 hari sebelum mulainya gejala. DAN pneumonia yang bukan

disebabkan oleh infeksi lainnya.

Penyakit muncul dalam satu cluster yang terjadi dalam waktu 14

hari, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian,

kecuali ditemukan etiologi lain.

Penyakit terjadi pada petugas kesehatan yang bekerja di

RS/layanan kesehatan yang merawat pasien dengan ISPA berat

(SARI), terutama pasien yang memerlukan perawatan intensif,

tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian,

Kasus MERSKasus dalam Penyelidikan (Suspek)Kasus ProbableKasus Konfirmasi

Page 13: Makalah Current Issue

kecuali ditemukan etiologi lain.

b. Seseorang yang memiliki riwayat perjalanan ke Timur Tengah atau

egati terjangkit dalam waktu 14 hari sebelum mulai sakit selain ISPA

( pada pasien dengan gangguan kekebalan tubuh kemungkinan tanda

dan gejala tidak jelas )

c. Seseorang dengan penyakit pernapasan akut dengan berbagai tingkat

keparahan ( ringan-berat ) yang dalam waktu 14 hari sebelum mulai

sakit, memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi atau kasus

probable infeksi MERS-CoV yang sedang sakit.

2. Kasus Probable

Yaitu pasien investigasi, dengan bukti klinis, radiologis, atau

histopatologis parenkim paru (Pneumonia atau ARDS) tetapi tidak ada

kemungkinan untuk mendapatkan konfirmasi secara laboratorik

disebabkan pasien atau sampel yang tidak ada atau tes yang tidak tersedia

untuk memeriksa infeksi saluran pernafasan lainnya. Disertai riwayat

berikut :

a. Kontak erat dengan pasien terkonfirmasi secara laboratorik

b. 2.Belum dapat ditentukan jenis infeksi atau etiologi lainnya, termasuk

setelah dilakukannya semua tes dengan indikasi klinis untuk CAP

(Community Acquired Pneumonia)

c. Tidak terdapat pemeriksaan untuk MERS-CoV atau pada satu kali

pemeriksaa specimen yang tidak adekuat hasilnya negative atau hasil

pemeriksaan MERS- CoV tidak meyakinkan.

3. Kasus Konfirmasi

Jika seseorang menderita infeksi MERS-CoV dengan konfirmasi

laboratorium.

F. TANDA DAN GEJALA

Page 14: Makalah Current Issue

Gejala : Demam > 380C, batuk. Sesak, riwayat bepergian ke negara timur

tengah 14 hari sebelum gejala. Pemeriksaan Fisik : Sesuai dengan gambaran

pneumonia. Hasil Radiologi: Foto thorax dapat ditemukan infiltrate, konsolidasi,

sampai gambaran ARDS

G. PENCEGAHAN

Untuk melindungi diri dari kejadian penyakit saluran pernapasan,

hendaknya lakukan beberapa langkah pencegahan sebagai berikut:

a. Health Promotion

Pendidikan kesehatan pada masyarakat untuk melakukan perubahan

prilaku untuk hidup bersih dan sehat serta meningkatkan higien pribadi

dan sanitasi lingkungan dalam lingkungan masyarakat dan sekitarnya

a. Early Diagnosis

Program penemuan penderita melalui survey pada kelompok – kelompok

yang berisiko atau pada populasi umum dan pada pelaporan kasus.

b. Spesifik protection

Tutuplah hidung dan mulut dengan tisu ketika batuk ataupun bersin

dan segera buang tisu tersebut ke tempat sampah

Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum

dicuci

Hindari kontak secara dekat dengan orang yang sedang menderita

sakit, misalnya ciuman atau penggunaan alat makan dan minum

bersama

Bersihkan menggunakan desinfektan untuk membersihkan barang-

barang yang sering disentuh.

c. Disability limitation and prompt treatment

Belum ada vaksin yang tersedia. Pengobatan anti viral yang bersifat

spesifik belum ada, dan pengobatan yang dilakukan sangat tergantung dari

kondisi pasien. Pasien hanya ditempatkan di ventilator dan diberikan

antibiotik untuk mencegah infeksi bakteri sekunder,

d. Rehabilitation

Page 15: Makalah Current Issue

Pendidikan kesehatan kepada para penderita beserta keluarga serta

dilakukannya rehabilitasi fisik dan psikologis pada kasus dan penderita

penyakit Mers.

B. RE-EMERGING DISEASE

1. Pengertian Re- Emerging Infectious Disease

Re-emerging disease atau yang biasa disebut resurging disease adalah

wabah penyakit menular yang muncul kembali setelah penurunan yang signifikan

dalam insiden dimasa lampau. Ada beberapa faktor yang menyebabkan dua

permasalahan ini selalu muncul hampir disetiap tahunnya,yaitu :

Evolusi dari microbial agent seperti variasi genetik, rekombinasi, mutasi

dan adaptasi.

Hubungan microbial agent dengan hewan perantara (zoonotic encounter).

Perubahan iklim dan lingkungan.

Perubahan prilaku manusia seperti penggunaan pestisida, penggunaan obat

antimikrobial yang bisa menyebabkan resistensi dan penurunan

penggunaan vaksin.

Pekembangan industri dan ekonomi.

Perpindahan secara massal yang membawa serta wabah penyakit tertentu

(travel diseases).

Perang seperti ancaman penggunaan bioterorisme atau senjata biologis.

Penyakit menular tergolong Re-Emerging diseases yang menjadi perhatian

saat ini adalah Poliomyelitis, Ebola, Tuberkulosis, Dengue Demam Berdarah,

HIV-AIDS, Demam Typhoid & Salmonellosis, Leptospirosis, Anthrax, Rabies,

Pes, Filariasis, Kolera & penyakit diare lainnya, Pneumococcal pneumonia &

penyakit ISPA lainnya, Diptheria, Lepra, Infeksi Helicobacter, Ricketsiosis,

Pertussis, Gonorrhea & penyakit infeksi menular seksual lainnya, Viral hepatitis,

Campak, Varicella/Cacar Air, Chikungunya, Herpes, Japanese encephalitis,

Infectious Mononucleosis, infeksi HPV, Influenza, Malaria dan lain-lain.

Berikut adalah penjelasan dari beberapa Re-Emerging Infectious Diseases

yang pernah terjadi didunia:

Page 16: Makalah Current Issue

2. Ebola : Infeksi virus ebola pertama kali ditemukan di sudan dan aire 1976.

Kejadian Luar Biasa (KLB) berikutnya 1995, 2000-2001. Sampai desember

2003 masih terjadi KLB di beberapa negara Afrika. Angka kematian 50-90%.

Cara terinfeksi kontak langsung dengan darah, sekret, organ, dan cairan tubuh

penderita/binatang terinfeksi. Reservoir alami adalah primata dan kalelawaar.

Dilaporkan bahwa tes serologi pada kera di Jawa Barat (tanggerang) dan

lampung menunjukkan positif terhadap virus Ebola.

3. HIV/AIDS merupakan penyakit yang mengancam penduduk dunia saat ini.

Ditemukan pertama kali di amerika 20 tahun yang lalu. Penyakit ini adalah

sekumpulan gejala yang terjadi akibat menurunyya daya tahan tubuh

seseorang. Disebabkan oleh virus HIV yang ditularkan melalui hubungan

seksual yang tidak aman, penggunaan jarum suntik yang berulang kali dan

bergantian, dll. Epidemi HIV/AIDS di Indonesia telah bergerak dari satu

tingkat epidemi rendah yaitu prevalensi <1% tingkat epidemi terkonsentrasi

dimana pada kelompok resiko tinggi tertentu telah melebihi 5% seperti di

Sorong, Merauke, Riau untuk kelompok wanita pekerja seksual (WPS) dan

Jakarta, Bali untuk kelompok Intravena Drugs Users (IDUs). Laporan

HIV/AIDS di indonesia secara kumulatif tahun 2001 tercatat 671, HIV 1904

namun diperkirakan di indonesia teradapat 80.000-120.000 ODHA artinya

dalam 10 taun mendatang kemungkinan akan ditemukan 100.000 orang yang

sakit dan meninggal karena AIDS.

4. Kolera : Kolera telah kembali diperkenalkan ke negara-negara dan benua di

mana ia sebelumnya menghilang , dan di mana ia dapat menyebar karena

sistem air dan sanitasi telah memburuk dan langkah-langkah keamanan

pangan yang tidak memadai. Pada tahun 1991 , pandemi kolera 7th mencapai

Amerika di mana kolera belum terdaftar selama satu abad . Pada tahun itu ,

lebih dari 390 000 kasus telah diberitahu di lebih dari 10 negara Amerika

Selatan , yang secara keseluruhan menyumbang 2/3 dari jumlah kasus

diberitahukan di dunia. Pada tahun 1997 , wabah kolera terutama dipengaruhi

Afrika Timur dan , sementara jumlah keseluruhan telah menurun sejak tahun

1991 , masih ada lebih dari 147 000 kasus yang dilaporkan secara global pada

Page 17: Makalah Current Issue

tahun 1997 . Pada tahun 1998 , penyebaran epidemi di Afrika timur dan

selatan dan wabah baru terjadi di Amerika Selatan .

5. Demam dengue : Demam berdarah telah menyebar di banyak bagian Asia

Tenggara sejak tahun 1950 dan kembali muncul di Amerika pada 1990-an

menyusul penurunan pengendalian nyamuk aktif dan penyebaran vektor ke

daerah perkotaan . Infeksi virus dengue sering mengakibatkan berdarah

demam berdarah ( DBD ) di Asia , tetapi jarang di Amerika sampai wabah

parah di Kuba pada tahun 1981 . Demam berdarah dengue telah menyebar dan

selama epidemi di Amerika Tengah dan Selatan pada tahun 1995-1997 , DBD

dilaporkan di 24 negara .

6. Difteri : Difteri kembali muncul di Federasi Rusia dan beberapa negara

republik bekas Uni Soviet pada tahun 1994 dan mencapai puncaknya pada

tahun 1995 dengan lebih dari 50.000 kasus yang dilaporkan . Munculnya

kembali dikaitkan dengan penurunan dramatis dalam program imunisasi

menyusul terganggunya pelayanan kesehatan selama masa gelisah segera

setelah break- up dari Uni Soviet . Sejak itu layanan imunisasi telah didirikan

kembali , membalikkan tren : pada tahun 1996 , 13 687 kasus dilaporkan di

Federasi Rusia .

7. Meningitis meningokokus : meningitis meningokokus terjadi di seluruh dunia

tetapi menghancurkan , epidemi berskala besar terutama telah di daerah Sub -

Sahara kering Afrika , ditunjuk " African meningitis belt " . Sejak pertengahan

1990-an , epidemi di daerah ini telah pada skala belum pernah terjadi

sebelumnya dan epidemi meningitis juga telah muncul di negara-negara

selatan " meningitis belt " . Strain baru Neisseria meningitidis ( serogrup A

III.1 clone ) , yang pertama kali terlihat pada tahun 1980 di Nepal dan Cina ,

telah menyebar ke barat dan sekarang telah didiagnosis pada wabah meningitis

utama di Afrika .

8. Demam Rift Valley ( RVF ) : RVF adalah penyakit zoonosis biasanya

mempengaruhi domba dan sapi di Afrika . Nyamuk adalah sarana utama

dimana virus RVF ditularkan antara hewan dan manusia . Orang kontak

dengan hewan yang sakit kadang-kadang menjadi terinfeksi . Penyakit pada

Page 18: Makalah Current Issue

manusia ditandai dengan demam dan myalgia tetapi , dalam beberapa kasus ,

berkembang menjadi retinitis , ensefalitis atau perdarahan . Setelah hujan

normal berat di Kenya dan Somalia pada akhir 1997 dan awal 1998 , RVF

terjadi di wilayah yang luas , menghasilkan penyakit pada ternak dan

menyebabkan demam berdarah dan kematian di antara populasi manusia .

Luasnya wabah dan tingkat keparahan penyakit itu mungkin karena banyak

faktor , termasuk kondisi iklim , kekurangan gizi , dan , mungkin , rute infeksi.

9. Demam kuning ( YF ) : YF adalah contoh dari penyakit yang vaksin yang

efektif ada tetapi , karena tidak banyak digunakan di berbagai daerah

beresiko , wabah terus terjadi . Ancaman YF hadir di 33 negara di Afrika dan

delapan di Amerika Selatan . Sejak pertengahan 1980-an telah terjadi

peningkatan yang stabil dalam jumlah kasus atau negara melaporkan kasus

( hingga 5 300 per tahun di seluruh dunia ) , namun jumlah sebenarnya dari

kasus yang terjadi bisa banyak kali lebih tinggi , sebagai wabah pada

umumnya terjadi di daerah terpencil daerah dan kehilangan perhatian

pelayanan kesehatan . YF biasanya penyakit dari daerah hutan tropis di mana

virus bertahan pada monyet . Manusia membawanya kembali ke desa mereka

dan jika vektor nyamuk cocok hadir , penyakit ini akan menyebar dengan

cepat dan membunuh sebagian besar penduduk , yang tidak memiliki

kekebalan.

2. Penjelasan kasus Ebola ( Isu terkini Re- Emerging disease)

A. Definisi

Ebola adalah sejenis virus dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae, dan

juga nama dari penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Penyakit Ebola

sangat mematikan. Gejala-gejalanya antara lain muntah, diare, sakit badan,

pendarahan dalam dan luar, dan demam. Tingkat kematian berkisar antara 50%

sampai 90%. Asal katanya adalah dari sungai Ebola di Kongo. Penyakit Ebola

dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit. Masa

inkubasinya dari 2 sampai 21 hari, umumnya antara 5 sampai 10 hari. Saat ini

Page 19: Makalah Current Issue

telah dikembangkan vaksin untuk Ebola yang 100% efektif dalam monyet, namun

vaksin untuk manusia belum ditemukan.

Virus Ini mulai menular dari salah satu spesies kera di kongo kemudian

mulai menyebar ke manusia, jangka waktu manusia mulai terjangkit virus ini

sampai menemui ajalnya sekitar 1 minggu karena saking ganasnya virus ini.

Virus ini masih berada di dataran Afrika dan kabarnya juga telah sampai

ke Filipina. Suatu ketika Negeri Eropa melakukan pengimporan kera dari kongo,

ketika mengetahui virus ini akhirnya seluruh kera ini dimusnahkan agar tidak

menyebar kemana-mana, dan sampai saat ini belum ditemukan Vaksin yang dapat

menyembuhkan penyakit ini. Transmisi antar manusia terjadi akibat kontak

langsung dengan cairan tubuh yang berasal dari diare, muntah dan pendarahan,

kulit atau membran mukosa. Periode inkubasi virus berlangsung selama 2 sampai

21 hari. Kejadian epidemik Ebola banyak terjadi pada rumah sakit yang tidak

menerapkan higiene yang ketat.infektivitas virus Ebola cukup stabil pada suhu

kamar (20 ° C) tetapi hancur dalam 30 menit pada 60 ° C. Infektivitas juga

dihancurkan oleh dan iradiasi ultraviolet, pelarut lemak, b-propiolactone, and

commercial hypochlorite and phenolic disinfectants. b-propiolactone, dan

hipoklorit komersial dan desinfektan fenolik.

Virus Ebola memiliki struktur dari suatu Filovirus. Virionnya berbentuk

tabung dan  bervariasi bentuknya. Biasanya selalu tampak seperti U, 6, gulungan

atau bercabang. Virion  virus ini berukuran diameter 80 nm. Panjangnya juga

bervariasi, bahkan ada yang lebih dari 1400 nm, namun biasanya hanya mendekati

1000 nm. Di tengah virion terdapat nukleokapsid yang dibentuk oleh kompleks

genom RNA dengan protein NP, VP35, VP30 dan L. Nukleokapsid berdiameter

40-50 nm dan berisi suatu chanel pusat berdiameter 20-30 nm. Suatu glikoprotein

sepanjang 10 nm yang sebagian berada di luar sarung viral dari virion berfungsi

membuka jalan masuk ke dalam sel inang. Diantara sarung viral dan nukleokapsid

terdapat matriks yang berisi protein VP40 dan VP24.

Page 20: Makalah Current Issue

B. Epidemiologi penyakit Ebola

Asal-usul di alam dan sejarah alami dari virus Ebola tetap menjadi

misteri.Secara umum, virus ini ada yang menyerang manusia (Ebola-Zaire, Ebola-

Ivory Coast dan Ebola-Sudan) dan ada yang hanya menyerang hewan primata

(Ebola-Reston). Tidak ada carrier state karena tidak ditemukan lingkungan alami

dari virus. Namun dari beberapa hipotesis mengatakan bahwa terjadi penularan

dari hewan terinfeksi ke manusia. Pada primata, Ebola-Reston, menyerang

fasilitas penelitian hewan primata di Virginia, AS. Ebola-Reston menyebar

melalui partikel udara.

Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di provinsi Sudan dan di wilayah

yang berdekatan dengan Zaire (saat ini dikenal sebagai Republik Congo) pada

tahun 1976, setelah terjadinya suatu epidemi di Yambuku, daerah Utara Republik

Congo dan Nzara, daerah Selatan Sudan. Sejak ditemukannya virus Ebola, telah

dilaporkan sebanyak 1850 kasus dengan kematian lebih dari 1200 kasus

diantaranya (Anonimous 2004). Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus

Ebolavirus yang tergolong famili Filoviridae. Inang atau reservoir dari Ebola

belum dapat dipastikan, namun telah diketahui bahwa kelelawar buah adalah salah

satu hewan yang bertindak sebagai inang alami dari Ebola. Virus Ebola juga telah

dideteksi pada daging simpanse, gorila, Macaca fascicularis dan kijang liar.

Penyebaran virus Ebola dalam skala global masih terbatas. Hal ini

berkaitan dengan transmisinya yang tidak melalui udara dan juga jarak waktu

yang diperlukan virus Ebola untuk menginfeksi satu individu ke individu lainnya.

Selain itu, onset virus yang relatif cepat dapat mempercepat diagnosa terhadap

penderita sehingga dapat mengurangi penyebaran penyakit melalui penderita yang

bepergian dari satu wilayah ke wilayah lainnya.Penyakit ini dapat dikaitkan

dengan kebiasaan manusia, terutama di daerah Afrika, untuk mengkonsumsi

daging hewan liar. Daging hewan liar yang terkontaminasi akan menjadi media

yang efektif dari penularan Ebola pada manusia.Gejala klinis dari penyakit ini

adalah demam secara tiba-tiba, kelemahan, nyeri otot, sakit kepala dan

tenggorokan kering. Kemudian diikuti dengan muntah, diare, ruam pada kulit,

gangguan fungsi ginjal dan hati serta pada beberapa kasus terjadi pendarahan

Page 21: Makalah Current Issue

internal dan eksternal. Hasil temuan laboratoris menunjukkan penurunan jumlah

butir darah putih dan platelet serta peningkatan kadar enzim hati.

C. Patofisiologi penyakit ebola

Penyakit ebola menyebar dan masuk ke dalam tubuh host melalui berbagai

macam cara antara lain melalui jarum suntik , donor darah , dan melalui kontak

lanmgsung tangan.

1. Virus Ebola menginfeksi subjek melalui kontak dengan cairan tubuh atau

sekret dari pasien yang terinfeksi dan didistribusikan melalui sirkulasi.

melalui lecet di kulit selama perawatan pasien, ritual penguburan dan

mungkin kontak dengan daging secara terinfeksi, atau di permukaan

mukosa.Terkadang jarum suntik merupakan rute utama dari eksposur

kerja.

2. Target awal dari replikasi adalah sel-sel retikuloendotelial, dengan

replikasi tinggi dalam beberapa tipe sel di dalam hati, paru-paru dan

limpa.

3. Sel Dendritic, makrofag dan endotelium tampaknya rentan terhadap efek

cytopathic produk gen virus Ebola in vitro dan mungkin in vivo melalui

gangguan jalur sinyal seluler dipengaruhi oleh mengikat, fagositosis

serapan virus atau keduanya. Kerusakan tidak langsung juga dapat

ditimbulkan oleh faktor-faktor yang beredar seperti faktor tumor nekrosis

dan oksida nitrat sehingga kontak langsung antara setiap individu sangat

memegang peranan penting dalam penyebaran dan penularan penyakit

ebola di dalam masyarakat. Karena kita tidak bias menghindari kontak

secara individu .sebab, hal itu terjadi tanpa kita tahu kondisi dan sifat yang

sebenarnya.

Page 22: Makalah Current Issue

D. Tahap pencegahan penyakit ebola

Virus Ebola mampu menular dari satu manusia ke manusia lain hanya

dengan kontak langsung saja. Untuk itu pencegahan terhadap penyakit infeksi

Ebola ini pun cukup sulit. Adapun 5 tahapan pencegahan penyakit ebola dalam

lingkungan masyarakat antara lain :

a. Health Promotion

Pendidikan kesehatan pada masyarakat untuk melakukan perubahan

prilaku untuk hidup bersih dan sehat serta meningkatkan higien pribadi

dan sanitasi lingkungan dalam lingkungan masyarakat dan sekitarnya

b. Early Diagnosis

Program penemuan penderita melalui survey pada kelompok – kelompok

yang berisiko atau pada populasi umum dan peda pelaporan kasus.

c. Spesifik protection

Menghindari diri dari gigitan serangga ,berusaha untuk tidak pergi ke

daerah yang kurang penyinaran matahari dan terdapat binatang ataupun

serangga yang menjadi sumber penularan penyakit tersebut untuk

menghindari terjadinya komplikasi penyakit dan penyebar luasnya

penyakit tersebut dalam masyarakat.

d. Disability limitation

Terapi kompleks pada penderita ebola agar tidak terjadi kematian dengan

menambah konsentrasi minum penderita agar tidak terjadi dehidrasi serta

upaya peningkatan kekebalan tubuh kelompok.

e. Rehabilitation

Pendidikan kesehatan kepada para penderita beserta keluarga serta

dilakukannya rehabilitasi fisik dan psikologis pada kasus dan penderita

penyakit ebola.

Page 23: Makalah Current Issue

C. RESPON ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Peningkatan dan penguatan di bidang pemantauan kesehatan masyarakat

(public health surveillance) sangat penting dalam deteksi dini dan penatalaksaan

emerging dan re-emerging disease ini. Pemantauan secara berkelanjutan dengan

memanfaatkan fungsi laboratorium klinis dan pathologis, pendekatan secara

epidemiologi dan kesehatan masyarakat juga diperlukan dalam deteksi cepat

terhadapat emerging dan re-emerging disease ini.

WHO telah merekomendasikan kepada setiap negara dengan sebuah

sistem peringatan dini (early warning system) untuk wabah penyakit menular dan

sistem surveillance untuk emerging dan re-pemerging disease khususnya untuk

wabah penyakit pandemik. Sistem surveillance merujuk kepada pengumpulan,

analisis dan intrepretasi dari hasil data secara sistemik yang akan digunakan

sebagai rencana penatalaksaan (pandemic preparedness) dan evaluasi dalam

praktek kesehatan masyakarat dalam rangka menurunkan angka morbiditas dan

meningkatkan kualitas kesehatan (Center for Disease Control and

Prevention/CDC), contoh sistem surveillance ini seperti dalam kasus severe acute

respiratory syndrome (SARS), di mana salah satu aktivitas di bawah ini

direkomendasikan untuk harus dilaksanakan yaitu:

Komprehensif atau surveillance berbasis hospital (sentinel) untuk setiap

individual dengan gejala acute respiratory ilness ketika masuk dalam

rumah sakit.

Surveillance terhadap kematian yang tidak dapat dijelaskan karena acute

respiratory ilness di dalam komunitas.

Surveillance terhadap kematian yang tidak dapat dijelaskan karena acute

respiratory ilness di lingkup rumah sakit.

Memonitor distribusi penggunaan obat antiviral untuk influenza A , obat

antrimicrobialdan obat lain yang biasa digunakan untuk menangani kasus

acute respiratory illness.

Fungsi utama dari sistem surveillance ini adalah :

1. Memonitor kecenderungan (trends) penyakit.

2. Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi

Page 24: Makalah Current Issue

penyakit secara dini.

3. Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit

(disease burden) pada populasi.

4. Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan,

implementasi, monitoring, dan evaluasi program kesehatan.

5. Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan.

6. Mengidentifikasi kebutuhan riset

Sehingga diharapkan munculnya kejadian luar biasa yang bersifat

endemik, epidemik dan pandemik dapat dihindari dan mengurangi dampak

merugikan akibat wabah penyakit tersebut. Tindak lanjut dari hasil surveillance

ini adalah pembuatan perencanaan atau yang lebih dikenal dengan pandemic

preparedness. WHO merekomendasikan prinsip-prinsip penatalaksaan pandemic

preparedness seperti yang tertera di bawah ini:

Perencanaan dan koordinasi antara sektor kesehatan, sektor nonkesehatan,

dan komunitas

Pemantauan dan penilaian terhadap situasi dan kondisi secara

berkelanjutan

Mengurangi penyebaran wabah penyakit baik dalam lingkup individu,

komunitas dan internasional

Kesinambungan penyediaan upaya kesehatan melalui sistem kesehatan

yang dirancang khusus untuk kejadian pandemic.

Komunikasi dengan adanya pertukaran informasi-informasi yang dinilai

relevan.

D. KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN RE-

EMERGING DAN EMERGING INFECTIOUS

Pencegahan dan Penangggulangan Penyakit Menular

Yang dimaksud dengan penanggulangan penyakit menular (kontrol)

adalah upaya untuk menekan peristiwa penyakit menular dalam masyarakat

serendah mungkin sehingga tidak merupakan gangguan kesehatan bagi

masyarakat tersebut. EID dan RED adalah penyakit menular. Oleh karena itu,

Page 25: Makalah Current Issue

kebijakan pencegahan dan penanggulangannya mengikuit prinsip dan pola

pemberantasan penyakit menular umumnya, yaitu pemutusan rantai penularan

antara host, agent, environment dengan upaya-upaya sebagai berikut:

1. Penemuan dan pengobatan/ tatalaksana penderita

Upaya ini mencakup penemuan penderita melalui pemeriksaan dan penentuan

diagnosis yang ditindaklanjuti dengan pengobatan yang teat dan segera.

Dalam proses diagnosis dapat mencakup pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

laboratorium. Upaya ini dilaksanakan pada penanggulangan semua penyakit

menular.

2. Pencegahan dan penanggulangan risiko

Upaya ini dilaksanakan pada penanggulangan penyakit menular yang

teknologi pencegahan dan penanggulangan faktor risikonya telah dietahui,

misalnya dengan imunisasi, peningkatan status gizi, dan peningkatan hyegine

perorangan, peningkatan pelaksanaan surveilans epidemiologi faktor resiko.

3. Penanggulangan vektor

Upaya ini dilaksanakan pada penanggulangan penyakit menular yang

ditularkan vektor seperti vektor malaria (nyamuk anopheles) dengan

penyemprotan; vektor DBD, dan yellow fever (nyamuk Ades aegypti) dengan

fogging, abatisasi,dan pembasmian sarang nyamuk (PSN). Demikian juga

halnya denga pemberantasan tikus di kapal sebagai vektor penyakit pes

dengan cara fumigasi.

4. Pengamatan penyakit/surveilans

Surveilans epidemiologi adalah pengamatan secara teratur dan terus menerus

terhadap semua aspek penyakit terntentu, baik keadaan maupun

penyebarannya dalam satu kelompok penduduk untuk kepentingan

pencegahan dan penanggulangan. Surveilans penyakit menular adalah suatu

keguatan pengumpulan data teratu, peringkasan dan analisis data kasus baru

dari semua jenis penyakit infeksi dengan tujuan untuk identifikasi kelompok

resiko tinggi dalam masyarakat, memahami cara penularan penyakit, serta

berusaha memutuskan rantaiu penularan. Dalam hal ini setiap kasus harus

Page 26: Makalah Current Issue

dilaporkan secara lengkap dan tepat. Keterangan mengenai tiap kasus

meliputi diagnosis penyakit, tanggal mulainya timbul gejala, keterangan

tentang orang yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, dan nomor

telepon(bila ada), serta sumber rujukan bila penderitahasil rujukan (dokter,

klinik, Puskesmas, dll).

Seperti diketahui bahwa peran surveilans dalam pencegahan dan

penanggulangan penyakit menular adalah sebagai berikut:

a. Memantau perkembangan penyakit menular dari waktu ke waktu

sehingga dapat diketahui peningkatan atau penurunan kejadian penyakit

tertentu.

b. Mengantisipasi kemungkinan terjadinya peningkatan kasus kejadian luar

biasa (KLB)/wabah sehingga langkah pencegahan dan

penanggulangannya dapat segera dilaksanakan.

c. Menyelidiki/menginvestigasi penyakit untuk mengetahui sumber

penyakit, penyebab penyakit, faktor yang mempengaruhinya, pola

penularan dan penyebarannya, serta penanggulangannya.

d. Menangkal masuknya penyakit menular dari luar negeri.

e. Surveilans merupakan kegiatan yang terpenting dalam kaitannya dengan

pencegahan dan penanggulangan Emerging infection karena adanya

kecenderungan peningkatan penyakit tertentu dapat diidentifikasi melalui

kegiatan ini.

5. Perbaikan lingkungan pemukiman dan penyediaan sarana air bersih

Upaya ini dilaksanakan untuk menanggulangi penyakit menular yang

peyebarannya berkaitan erat dengan lingkungan dan air seperti kolera.

6. Penyuluhan Kesehatan masyarakat dan peningkatan peran serta masyarakat

Upaya penanggulangan semua penyakit menular memerlukan dukungan

penyuluhan kesehatan masyarakat. Upaya pencegahan dan penanggulangan

penyakit menular juga memerlukan dukungan peran serta masyarakat dan

dukungan lintas program dan lintas sektor terkait.

Page 27: Makalah Current Issue

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Emerging diseases adalah wabah penyakit menular yang tidak diketahui

sebelumnya atau penyakit menular baru yang insidennya meningkat signifikan

dalam dua dekade terakhir, contohnya H1N1 (Flu Babi) & MERS. H1N1 adalah

penyakit saluran pernafasan akut pada babi yang disebabkan oleh virus influensa

tipe A yang merupakan singkatan dari dua antigenutama virus yaitu

hemagglutinin tipe 1 dan neuraminidase tipe 1. MERS adalah penyakit sindrom

pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona yang menyerang saluran

pernapasan dan menimbulkan gejala mulai dari ringan hingga berat. MERS

pertama kali dilaporkan pada tahun 2012 di Saudi Arabia.

Re-emerging diseases adalah wabah penyakit menular yang muncul

kembali setelah penurunan yang signifikan dalam insiden di masa lampau,

contohnya Ebola. Serangan sakit virus Ebola sangat tiba-tiba. Gejala yang

ditimbulkan adalah demam, sakit kepala, sakit sekitar persendian dan otot, sakit

tenggorokan dan tubuh lemah. Virus ini pertama kali ditemukan di Afrika, daerah

selatan Sudan dan Zaire pada tahun 1976 pada tubuh seekor monyet.

B. Saran

Penting dilakukannya deteksi dini dan penatalaksaan emerging dan re-

emerging disease ini dengan pemantauan secara berkelanjutan dengan

memanfaatkan fungsi laboratorium klinis dan pathologis, pendekatan secara

epidemiologi dan kesehatan masyarakat.

Page 28: Makalah Current Issue

DAFTAR PUSTAKA

Simanjuntak Gindol. 1997. Jurnal Pencegahan dan pemberantasan penyakit-

penyakit zoonosa new, emerging dan re – emerging di Indonesia. Jakarta :

Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal PPM & PLP.

Fatmah Arianti Gobel .New Emerging Disease: Penyebab Penyakit Zaman Modern. (http://www.emerging disease .php [Accesed 29 November 2015)

Dr.Marlinggom Silitonga NPO . Pengendalian Penyakit –Penyakit Infeksius

Emerging Dan Re-Emerging –Surveillance & Response, WHO Indonesia ( diakses tanggal 29 November 2015 ).


Recommended