+ All Categories
Home > Documents > mempertimbangkan perubahan paradigma pengabdian kepada ...digilib.uin-suka.ac.id/8183/1/SANGKOT...

mempertimbangkan perubahan paradigma pengabdian kepada ...digilib.uin-suka.ac.id/8183/1/SANGKOT...

Date post: 27-Mar-2019
Category:
Upload: trinhanh
View: 224 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
13
MEMPERTIMBANGKAN PERUBAHAN PARADIGMA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI IAIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Sangkot Sirait Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Abstract Center for Service to Society of The State Institute for Islamic Studies Sunan Kalijaga has a double function. It constitutes an institute giving a service to society and attempting to get some in-put from it, i.e, some data for developing of knowledge. It is different from other center for service to society, in general, or religious institutions that needs some in-put just for having feedback, especially for evaluating some programmes withtout looking them as a main material in developing and formulating of knowledge. The main attempt that must be done is to re-evaluate the paradigm used during the program has been going on up to present. At first, the paradigm is to help and service to society without any compensation, its object is community that undeveloped in education, economy, and locality. This tends to make the object become either passive or consumtive. In the new paradigm, Center for Service to Society not only to give but also to take. So, people who became the target of the service is very vast, that can be individual, group, community and institution, the educated, the rich. The introduction of the new paradigm in the execution of the service to society in the university is the target of society in some degree, to use the science and technology in the university degree, the demands of the investment fund, the sinergism between programs. Aplikasia, Jumal Aplikasi llmu-ilmuAgama, Vol.IV, No. 1Juni 2003:66-78
Transcript
Page 1: mempertimbangkan perubahan paradigma pengabdian kepada ...digilib.uin-suka.ac.id/8183/1/SANGKOT SIRAIT MEMPERTIMBANGKAN... · mana seharusnya paradigma pengabdian kepada masyarakat

MEMPERTIMBANGKAN PERUBAHANPARADIGMA PENGABDIAN KEPADA

MAS YAR AKAT DI IAIN SUNAN KALIJ AG AYOGYAKARTA

Sangkot SiraitFakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga

Abstract

Center for Service to Society of The State Institute for IslamicStudies Sunan Kalijaga has a double function. It constitutes aninstitute giving a service to society and attempting to get somein-put from it, i.e, some data for developing of knowledge. It isdifferent from other center for service to society, in general, orreligious institutions that needs some in-put just for havingfeedback, especially for evaluating some programmes withtoutlooking them as a main material in developing and formulatingof knowledge.The main attempt that must be done is to re-evaluate theparadigm used during the program has been going on up topresent. At first, the paradigm is to help and service to societywithout any compensation, its object is community thatundeveloped in education, economy, and locality. This tends tomake the object become either passive or consumtive. In the newparadigm, Center for Service to Society not only to give but alsoto take. So, people who became the target of the service is veryvast, that can be individual, group, community and institution,the educated, the rich. The introduction of the new paradigmin the execution of the service to society in the university is thetarget of society in some degree, to use the science and technologyin the university degree, the demands of the investment fund,the sinergism between programs.

Aplikasia, Jumal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. IV, No. 1 Juni 2003:66-78

Page 2: mempertimbangkan perubahan paradigma pengabdian kepada ...digilib.uin-suka.ac.id/8183/1/SANGKOT SIRAIT MEMPERTIMBANGKAN... · mana seharusnya paradigma pengabdian kepada masyarakat

I. Pendahuluan

Istilah pengabdian, tidak terkecuali kepada masyarakat, selalumengandung pengertian adanya sebuah usaha tanpa imbalan baik dalambentuk material atau non material. Kecenderungan pemahaman sepertimi disadari atau tidak, telah memberikan implikasi terhadap konsep-konsepkerja maupun praktek yang ditawarkan di lapangan. Artinya, pengabdianterkesan memberi sesuatu, bukan memperoleh sesuatu. Padahal idealnya,sebuah pengabdian yang diprakarsai oleh sebuah Perguran Tinggi bukanmemberi semata tapi justru harus banyak menerima, terutama imbalan yangbersifat akedemis, sebab masyarakat pada dasarnya merupakan sebuah"lembaga perguruan tinggi" di mana para akademisi belajar di sana danmemperoleh pengetahuan darinya. Tulisan ini merupakan wacana bagai-mana seharusnya paradigma pengabdian kepada masyarakat yang dilaku-kan oleh sebuah lembaga Perguruan Tinggi, sekaligus menunjukkan identitaspengabdian yang ditawarkannya, dan sudah barang tentu berbeda denganlembaga-lembaga sosial (keagamaan) lainnya.

II. Pengabdian Kepada Masyarakat : Sebuah Pengertian

Menurut Pedoman Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian KepadaMasyarakat oleh Perguruan Tinggi, yang dimaksud dengan Pengabdiankepada Masyarakat adalah pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologiyang dilakukan oleh Perguruan Tinggi secara melembaga melalui metodeilmiah langsung kepada masyarakat (di luar kampus yang tidak terjangkauoleh program pendidikan formal) yang membutuhkannya, dalam upayamensukseskan pembangunan dan mengembangkan manusia pembangun-an.1

Secara umum pemahaman pengabdian kepada masyarakat dapatdiklasifikasi menjadi tiga macam.

Pertama, pengabdian sebagai sebuah usaha tanpa imbal jasa dalambentuk apapun. Untuk mengujudkan tugas ini, sebuah lembaga memberikanpelayanannya kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan praktis merekatanpa mempertimbangkan lebih jauh imbalan apa yang harus diterima olehlembaga tersebut atas jasa kerja yang ia lakukan. Seperti halnya pengabdianmasyarakat oleh IAIN pada awalnya, yaitu pemanfaatan secara langsung

'Ditbinlitabnas, Pedoman Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat OlehPerguruan Tinggi (Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud, 1996) p. 3.

Mempertimbangkan Perubahan Paradigma Pengabdian Kepada Masyarakat... (Sangkot Sirait) 67

Page 3: mempertimbangkan perubahan paradigma pengabdian kepada ...digilib.uin-suka.ac.id/8183/1/SANGKOT SIRAIT MEMPERTIMBANGKAN... · mana seharusnya paradigma pengabdian kepada masyarakat

ilmu pengetahuan agama Islam kepada masyarakat. Pengabdian dilaksana-kan dengan niat ikhlas untuk mengabdi dalam rangka mencapai missi IAIN,yaitu di samping harus mampu mengembangkan dan menyebarluaskanilmu pengetahuan agama dan kebudayaaan Islam, juga seharusnya dapatmenarapkan dan memanfaatkan ilmu agama Islam sesuai dengan tuntunankehidupan sosial yang terus berkembang.2 Hanya saja konsep kerja sepertiini, disengaja atau tidak, cenderung memfungsikan objek garapannyasebagai masyarakat konsumtif, baik untuk memenuhi kebutuhan material(sandang, pangan dan papan) maupun kebutuhan sosial mereka sepertiprestise dalam masyarakat atau berbagai bentuk siraman kerohanian.

Persepsi yang sempit mengenai arti "pengabdian" dan "masyarakat"yang terdapat dalam Pengabdian Kepada Masyarakat sebagai dharmaketiga Perguruan Tinggi, bisa menjadikan sebuah kegiatan menjadi kakudan sangat terbatas. Selain tanpa pamrih, pengabdian sering memberi artidan terkesan tidak memerlukan biaya, malahan Perguruan Tinggi ataupelaksananya yang "terpaksa" kontribusi. Dengan pengertian pengabdianseperti itu, secara otomatis, akhirnya yang dimaksud dengan masyarakatadalah masyarakat golongan tertentu saja, yang sangat memerlukan bantu-an secara gratis bahkan kalau bisa memperoleh pula bantuan materi.3

Kedua, pengabdian dalam pengertian bahwa kegiatan tersebut dilaku-kan dengan bentuk kerja tanpa pamrih, tapi pada dasarnya akan mengerukkeuntungan material yang berlipat ganda. Kata pengabdian di sini hanyasebagai tameng belaka, dan hanya sebagai perantara utuk mendapatkanmateri yang lebih banyak. Munculnya berbagai lembaga-lembaga sosialmasyarakat yang bermasalah paling tidak bisa dijelaskan lewat pendekatanmodel pengabdian seperti ini. Pengabdian di sini lebih didasarkan ke-cenderungan material bukan humanisme dan intelektual.

Ketiga, pengabdian dalam pengertian adanya keseimbangan imbalanantara individu atau lembaga yang mengabdikan din dengan masyarakatsebagai wilayah pengabdiannya. Imbalan yang diharapkan di sini bukandalam pengertian material tapi bersifat akademis. Idealnya sebuah pengabdi-an yang dilakukan oleh sebuah Perguruan Tinggi berada pada kelompokketiga ini. Secara teoritik mungkin sudah seperti itu, tetapi dalam kenyataan

2Agustiar "Kebijaksanaan Pengabdian Pada Masyarakat di IAIN' dalam AgussalimSitompul (editor), Metodologi Pengabdian Pada Masyarakat, (Yogyakarta: BPPM P3M IAIN SunanKalijaga, 1993), p. 4.

3Jajah Koeswara. "Kebijaksanaan dan Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat diPerguruan Tinggi" dalam Ibid., p. 95.

68 Aplikasia, Jumal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. IV, No. 1 Juni 2003:66-78

Page 4: mempertimbangkan perubahan paradigma pengabdian kepada ...digilib.uin-suka.ac.id/8183/1/SANGKOT SIRAIT MEMPERTIMBANGKAN... · mana seharusnya paradigma pengabdian kepada masyarakat

barangkali masih jauh dari yang diharapkan.Dalam paradigma lama, Sukidjo lewat kutipannya dalam Pedoman

Pengabdian Kepada Masyarakat (1994) yang diterbitkan LPM IKIP Yogya-karta, menulis bahwa kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan atasdasar asas kelembagaan, asas ilmu amaliah dan amal ilmiah, asas inisiatif,responsif, dan inovatif, asas kerjasama, asas manfa'at, asas pemecahanmasalah, asas kesinambungan dan asas edukatif.4

1. Asas kelembagaan mengandung pengertian bahwa semua kegiatanpengabdian masyarakat yang dilaksanakan harus atas nama PerguruanTinggi yang bersangkutan dan bukan atas nama perorangan sertapelaksanaan kegiatan pengabdian harus sesuai dengan prosedur dantata aturan yang telah ditetapkan oleh Perguruan Tinggi yang ber-sangkutan.

2. Asas ilmu amaliah dan amal ilmiah mengandung pengertian bahwasetiap kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan atas dasarpenerapan atau pengamalan ipteks untuk kepentingan masyarakat,yang dilaksanakan dengan menggunakan metode ilmiah serta tidakdimaksudkan semata untuk mencari keuntungan pribadi.

3. Asas inisiatif, responsif, kreatif, dan inovatif mengandung pengertianbahwa pengabdian kepada masyarakat dilakukan atas prakarsamasyarakat dan sivitas akademika, dilakukan sebagai upaya pemecah-an masalah dan kebutuhan dalam rangka peningkatan kualitas ke-hidupan masyarakat.

4. Asas kerjasama mengandung pengertian bahwa kegiatan pengabdiankepada masyarakat dilakukan atas dasar kemitraan atau kerjasamaantara masyarakat khalayak sasaran dengan Perguruan Tinggi mau-pun lembaga terkait dengan dijiwai oleh semangat kegotong royongan,kebersamaan dan kekeluargaan guna mempercepat kemajuan pem-bangunan.

5. Asas manfaat mengandung pengertian bahwa kegiatan pengabdiankepada masyarakat bukanlah kegiatan hura-hura, kegiatan bersenang-senang, kegiatan asal-asalan melainkan kegiatan itu harus memberikanmanfa'at, dan manfa'at tersebut dapat dirasakan baik oleh masyarakat,Perguruan Tinggi yang bersangkutan maupun lembaga yang terkait.

6. Asas pemecahan masalah mengandung pengertian bahwa kegiatan

•Sukidjo, "Tujuan dan Khalayak Sasaran PPM" dalam Aplikasia, furnal Aplikasi ttmu-IlmuAgama, Vol. 1, No. 1. Desember 2000 (Yogyakarta: PPM IAIN Sunan Kalijaga, 2000) p. 65-66.

Mempertimbangkan Perubahan Paradigma Pengabdian Kepada Masyarakat... (Sangkot Sirait) 69

Page 5: mempertimbangkan perubahan paradigma pengabdian kepada ...digilib.uin-suka.ac.id/8183/1/SANGKOT SIRAIT MEMPERTIMBANGKAN... · mana seharusnya paradigma pengabdian kepada masyarakat

pengabdian kepada masyarakat hams diarahkan atau ditujukan untukmembantu memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat.Kepada masyarakat khalayak sasaran diberikan bimbingan, kete-rampilan dan pelatihan sehingga masyarakat memiliki pengetahuan,keterampilan dan kemampuan mengatasi permasalahan yang dihadapidimasa mendatang tanpa bergantung pada bantuan pihak lain.Asaskesinambungan mengandung pengertian bahwa kegiatan pengabdian

7. kepada masyarakat hendaknya diprogramkan dalam jangka panjangyang dilaksanakan secara bcrtahap, program satu dengan lainnya di-upayakan berkesinambungan sehingga kegiatan pengabdian ini akanmemiliki dampak yang lebih nyata.

8. Asas edukatif mengandung pengertian bahwa kegiatan pengabdiankepada masyarakat yang dilakukan dimaksudkan untuk meningkat-kan kemandirian sehingga kegiatan pengabdian kepada masyarakatitu justru jangan sampai menimbulkan ketergantungan kepada Per-guruan Tinggi. Oleh karena itu pelaksanaan pengabdian kepadamasyarakat hendaknya dilakukan berdasarkan proses pembelajaran.

III. Kondisi Objektif Pengabdian Kepada Masyarakat

Bila dilihat secara teoritis, tujuan pengabdian kepada masyarakat(dalam kategori ketiga, seperti disampaikan sebelumnya) oleh lembagapengabdian sebuah Perguruan Tinggi secara umum sudah ada. Artinya,keinginan untuk mengujudkan take and give antara pusat pengabdianmasyarakat sebuah Perguruan Tinggi dengan khalayak sasaran sudah adasecara tertulis. Cuma di lain pihak, konsep ini tidak terkomunikasikan dantersosialisasikan dalam masyarakat khalayak sasaran dengan bahasa yangbisa diterima, hingga terkesan dalam masyarakat bahwa dosen atau institusiyang mengabdi ke suatu daerah, atau mahasiswa yang melaksanakanKuliah Kerja Nyata (KKN) di sana adalah identik dengan pekerja sosial,tidak butuh imbalan, bahkan terkesan bisa memberikan segalanya. Persepsiseperti ini akan berimplikasi kepada masyarakat untuk seenaknya memintasesuatu sesuai apa yang dinginkannya tanpa mempertimbangkan bahwamahasiswa yang berada di sana misalnya, adalah untuk belajar dalam dandari masyarakat, di samping menyumbangkan sesuatu baik ilmu pengetahu-an dan keterampilannya. Kesan seperti ini sulit dihilangkan karena para-digma pengabdian yang dikembangkan selama ini dan lebih banyak di-tangkap masyarakat adalah seperti itu. Jadi pengabdian identik denganpekerja sosial yang ikhlas. Pengabdian yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi

70 Aplikasia, Jumal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. IV, No. 1 Juni 2003:66-78

Page 6: mempertimbangkan perubahan paradigma pengabdian kepada ...digilib.uin-suka.ac.id/8183/1/SANGKOT SIRAIT MEMPERTIMBANGKAN... · mana seharusnya paradigma pengabdian kepada masyarakat

lewat PPM, akhirnya sama saja dengan pengabdian yang dilakukan olehlembaga-lembaga sosial maupun lembaga keagamaan lain tanpa menunjuk-kan kekhasannya.

Dampak atas paradigma seperti itu adalah hampir seluruh laporanmahasiswa KKN tidak merupakan in-put yang berharga untuk pengem-bangan sebuah kurikulum di Perguruan Tinggi, tidak terkecuali IAIN, sebablaporan itu hanyalah semata deskripsi tentang gambaran kondisi kehidup-an masyarakat dan apa yang sudah mereka lakukan di lokasi.

Keadaan yang demikian juga menimpa aktivitas pengabdian yangdilakukan oleh para dosen. Dari hasil sebuah peneliHan ditemukan, bahwa29 (duapuluh sembilan) pengabdian yang pernah dilakukan oleh dosen-dosen IAIN misalnya, kebanyakan berorientasi kepada kegiatan pendidikan,penyuluhan dan penerangan, seperti pelatihan khatib, pelatihan jender,penyuluhan tentang fungsi PKK, pembinaan guru TPA dengan metodeicfra' dan penyuluhan pra-nikah, di samping itu pengajian remaja, bapak-bapak, ibu-ibu dan anak-anak.5 Jadi apa yang disebut dengan pelayanandan penerapan ilmu (action research) dan pengembangan wilayah yangditandai pula dengan program sibermas (sinergi pemberdayaan potensimasyarakat) belum nampak secara jelas. Hal serupa dikatakan juga olehJajah Koswara bahwa dalam kenyataan di lapangan, kegiatan penelitiansering masih murni penelitian (Research) dan belum banyak pengembangan(Development). Demikian pula pengabdian kepada masyarakat masih mumibetul pengabdian dalam arti belum banyak menyangkut butir-butir 2 ayat1 dari tujuan Perguruan Tinggi, yaitu: mengembangkan dan menyebar-luaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian serta mengupaya-kan penggunaannya untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakatdan memperkaya kebudayaan nasional.6 Jadi hal inilah paling tidak yangmenyebabkan mengapa pengembangan dan penyebarluasan ilmupengetahuan dan teknologi dari Perguruan Tinggi ke berbagai lapisanmasyarakat pengguna, termasuk pihak swasta, industri, ilmuwan, peng-ambil keputusan dan sebagainya belum banyak terjangkau oleh kegiatanpengabdian kepada masyarakat selama ini.

Untuk mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan danteknologi ke berbagai lapisan masyarakat maka kegiatan pengabdian

5Rofik. "Tinjauan Terhadap Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat Oleh DosenIAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 1997-2000" dalam Aplikasia; ]umal Aplikasi llmu-IlmuAgama, Vol 2. No. 1, Juni 2001 (Yogyakarta: PPM IAIN Sunan Kalijaga, 2001), p. 70.

"Jajah Koswarah, Kebijaksanaan dan Kegiatan Pengabdian..., p. 95.

Mempertimbangkan Pembahan Paradigma Pengabdian Kepada Masyarakat... (Sangkot Sirait) 71

Page 7: mempertimbangkan perubahan paradigma pengabdian kepada ...digilib.uin-suka.ac.id/8183/1/SANGKOT SIRAIT MEMPERTIMBANGKAN... · mana seharusnya paradigma pengabdian kepada masyarakat

kepada masyarakat, dapat berbentuk :7

1. Pendidikan kepada Masyarakat.Pendidikan ini merupakan kegiatan pendidikan luar sekolah yang

dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi dalam memperlus penyebarandan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembanganmelalui peningkatan kemampuan sumber daya manusia. Rendahnyakemampuan balk ilmu keterampilan maupun managemen seringmengakibatkan rendahya penghasilan atau kurang efisiennya penge-lolaannya dan tidak semua dapat terjangkau atau mempunyai waktudalam pendidikan formal. Untuk lebih berhasilnya kegiatan melaluipendidikan ini bidang yang dipilih hendaknya yang dikembangkan diPerguruan Tinggi yang bersangkutan. Jenis-jenis ini misalnya kursus-kursus, penataran, loka karya, latihan kerja juga penyuluhan.

2. Pelayanan Kepada Masyarakat.Kemampuan yang dimiliki oleh para ahli yang berada di Perguruan

Tinggi hendaknya dapat dimobilisasikan untuk kepentingan masya-rakat luas melalui pelayanan yang profesional. Kegiatan ini dapatberupa bantuan secara cuma-cuma sampai dengan menarik jasa konsul-tasi yang cukup besar, misalnya dalam hal perencanaan wilayah,pengembangan daerah industri, pelayanan industri, pelayanan medis,bantuan hukum dsb.

3. Pengembangan dan Penerapan Hasil Penelitian.Suatu hasil penelitian betapapun hebatnya belum merupakan

sumbangan ilmu maupun sumbangan dalam pengembangan bilabelum ada yang mengembangkan dan yang memanfa'atkannya. Hasilpenelitian dapat dikembangkan menjadi produk terapan dan teknologilunak seperti prosedur kerja, metode mengajar atau piranti keras sepertialat-alat baru, mesin-mesin dan sebagainya. Bentuk kegiatan ini seringmerupakan jembatan antara penelitian ilmiah dan dunia industri se-hingga dapat mengahasilkan royalti maupun hak paten bagi penemu-nya.

4. Alih Teknologi.Alih teknologi dapat terdiri atas berbagai tingkatan dari mulai yang

sangat sederhana sampai yang paling canggih. Dari mulai temuan hasilpenelitian Perguruan Tinggi sampai import teknologi dari negara maju.

'Ibid., p. 96-98

72 Aplikasia, Jumal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. IV, No. 1 Juni 2003:66-78

Page 8: mempertimbangkan perubahan paradigma pengabdian kepada ...digilib.uin-suka.ac.id/8183/1/SANGKOT SIRAIT MEMPERTIMBANGKAN... · mana seharusnya paradigma pengabdian kepada masyarakat

Alih teknologi merupakan proses yang menyeluruh dan dapat men-cakup paduan proses ekonomi, sosial, budaya dan rekayasa teknologiserta memungkinkan tumbuhnya sektor-sektor baru dalam masyarakatyang pada gilirannya menimbulkan dinamika yang lebih besar.Kaji Tindak.

Kaji tindak (action research) merupakan kegiatan yang beradadalam suatu perbatasan antara pengujian hasil penelitian dan pe-mecahan permasalahan secara langsung di lapangan. Pendekatan darikedua belah pihak yang menguasai materi dan mengetahui penerapan-nya di lapangan perlu ditangani secara serempak agar diperoleh hasilyang lebih efektif dan pemanfaatan waktu, sarana dan biaya yanglebih efisien.Pengembangan Wilayah.

Perencanaan dan pelaksanaan program secara terpadu mutlakmemerlukan penanganan yang menyeluruh. Berbagai bidang keahliantermasuk penanganan masalah sosial/ekonomi dan pemanfaatanpotensi wilayah dapat membantu pengembangan berkelanjutan. Per-guruan Tinggi sebagai sumber tenaga ahli sangat potensial dalammenjalin kerjasama baik dengan berbagai instansi, swasta, industri dsb.Masalah penanganan lingkungan, permasalahan kependudukan,peningkatan peran wanita dan sebagainya merupakan kegiatan stra-tegis bagi Perguruan Tinggi untuk berperan dan membagi ilmu dalampembangunan berkelanjutan tersebut.Kuliah Kerja Nyata.

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata melibatkan mahasiswa dan dosenyang cukup besar dan mencakup dharma pendidikan, penelitian mau-pun pengabdian kepada masyarakat secara terpadu. Persiapan danperencanaan yang diprogramkan dengan baik dapat mencegah terjadi-nya pengulangan kegiatan di tempat yang sama, bahkan dapat dicapaiprogram yang berkesinambungan yang dilakukan oleh beberapaangkatan. Program yang telah berpuluh-puluh tahun berjalan ini untukbeberapa tempat menantang bagi pelaksanaan Kuliah Kerja Nyatayang lebih profesional, karena desa yang dikunjungi bukan lagi desadengan kondisi seperti puluhan tahun yang si lam, tapi desa yang lebihmaju sejalan dengan pembangunan yang telah dicanangkan.

Mempertimbangkan Perubahan Paradigms Pengabdian Kepada Masyarakat... (Sangkot Sirait) 73

Page 9: mempertimbangkan perubahan paradigma pengabdian kepada ...digilib.uin-suka.ac.id/8183/1/SANGKOT SIRAIT MEMPERTIMBANGKAN... · mana seharusnya paradigma pengabdian kepada masyarakat

IV. Pemikiraii Ke arah Pergeseran Paradigma Pengabdian KepadaMagyar akat

Dalam tradisi ilmu pengetahuan, ada suatu keadaan yang disebutsebagai situasi normal yang sering secara tak disadari bahwa sudah terjadipenyimpangan-penyimpangan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwaterdapat suatu teori maupun program yang barangkali kurang relevanuntuk era masa kini disebabkan adanya perubahan masa yang di dalamnyajuga terdapat masyarakat sasaran pengabdian atau yang disebut dengankhalayak sasaran kegiatan pengabdian. Dan program itu tetap berjalanseperti biasa-biasa saja. Ini dapat dirnengerti karena kehadiran pengabdianpada masyarakat, khususnya di IAIN,8 sejak awal adalah sebagai wadahuntuk mensistemisasi kegiatan pengabdian masyarakat sebagai salah satudharma dan tugas pokok yang srtategis dari Perguruan Tinggi, termasukIAIN.9

Dalam merealisir dharma ketiga perguruan tinggi yang disebut denganpengabdian kepada masyarakat ini, Puasat Pengabdian Masyarakat IAINmengarahkan bentuk kegiatannya dalam tiga bidang, yaitu pertama, KuliahKerja Nyata (KKN), kedua, Desa Bina atau Desa Mitra Kerja dan ketiga,Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat. Bidang Kuliah Kerja Nyatadimaksudkan sebagai pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswadalam rangka mencari pengetahuan empirik sebagai perimbanganpengetahuan teoritis yang diperolehnya dibangku perkuliahan. SementaraDesa Bina atau desa Mitra Kerja dimaksudkan sebagai upaya pengabdiankepada masyarakat dengan mengambil bentuk penyuluhan agama ataupeningkatan ekonomi masyarakat di desa atau di dusun tertentu yang di-pandang tertinggal dalam berbagai aspek dari desa atau dusun sekitarnya.

"Untuk mewujudkan hafapan masyarakat akan peranan IAIN diperlukan suatupembiiiaan dan pengembangan integral balai pengabdian pada masyarakat. Oleh karena itudi Ciawi Bogor, tanggal 25 sampai 27 Juli 1991 diadakanlah pertemuan pertama antaraDirektorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Direktorat Jenderal PembinaanKelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI dengan Kepala-Kepala Balai PengabdianPada Masyarakat IAIN Seluruh Indonesia, sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan tanggal5 sampai dengan 8 Juli 1992 di Tugu, Bogor.Dalam pertemuan Ciawi Bogor itu telah meng-hasilkan tiga hal: a. Dirumuskannya pola dasar pelaksanaan pengabdian pada masyarakatIAIN seluruh Indonesia, b. Dirumuskannya pola dasar penyelenggaraan wilayah/desa binaanIAIN danc. Terbentuknya Pusat Jaringan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN seluruh Indonesiayang berkedudukan di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Lihat Agussalim Sitompul (Editor).Metodologi Pengabdian Pada Masyarakat (Yogyakarta: BPPM Pusat Penelitian dan PengabdianPada Masyarakat, 1993), p. iv.

'Ibid,

74 Aplikasia, Jumal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. IV, No. 1 Juni 2003:66-78

Page 10: mempertimbangkan perubahan paradigma pengabdian kepada ...digilib.uin-suka.ac.id/8183/1/SANGKOT SIRAIT MEMPERTIMBANGKAN... · mana seharusnya paradigma pengabdian kepada masyarakat

Pendidikan dan Pelayanan Kepada Masyarakat mengambil bentuk pen-didikan masyarakat seperti pelatihan imam, khatib, pelatihan hisab danrukyah, pelatihan kewirausahaan bagi mahasiswa dan penerbitan jurnalaplikasi ilmu-ilmu agama sebagai bentuk informasi ilmiah bagi kegiatan-kegiatan pengabdian oleh dosen.10

Kebutuhan masyarakat terhadap pengabdian sebuah PerguruanTinggi, termasuk IAIN, adalah fakta yang tak bisa diragukan. Hanya sajakebutuhan ini hams pula diimbangi dengan perangkat konsep pengabdianyang lebih relevan. Ini sangat penting dilakukan mengingat kebutuhanmasyarakat dulu terhadap Perguruan Tinggi, termasuk IAIN, sudah ber-beda dengan kebutuhan sekarang. Apa yang dulu mereka inginkan dariIAIN barangkali masih relevan dengan apa diprogramkan IAIN waktu itu.Khalayak sasaran pengabdian masyarakat dahulu sudah berbeda denganyang sekarang. Demikian juga konsep-konsep pengabdian masyarakatdahulu mungkin ada yang sudah tidak relevan dengan kondisi khalayaksasaran.

Sejak berdirinya IAIN, pengabdian yang sangat menonjol adalahbidang kerohanian dan sosial. Hanya saja yang menjadi masalah adalahketika masyarakat yang ada sekarang mulai menuntut aspek lain yang ter-kait langsung dengan problem material/finansial, seperti keterampilan kerjayang langsung menghasilkan uang. Sudah barang tentu yang demikiantidak mungkin dilakukan IAIN, kecuali bila IAIN secara lebih intensifmelakukan apa yang disebut sebagai program Sinergi Pemberdayaan PotensiMasyarakat (Sibermas) di mana ia merupakan program pemberdayaandalam mengangkat potensi daerah yang dimiliki melalui kerja-samaPerguruan Tinggi, Pemerintah daerah dan Lembaga Swadaya Masyarakatdengan kepemilikan program bersama dan pendanaan bersama. PerguruamTinggi berperan dalam peningkatan kecerdasan dan kesejateraan masya-rakat sedangkan Pemerintah Daerah berperan melaksanakan pembangun-an daerahnya sekaligus meningkatkan keberdayaan masyarakat. Kegiatanini dapat berupa kombinasi penyuluhan, pembimbingan, transfer teknologidan manajemen, pembentukan industri kecil, peningkatan produksi,berbagai upaya peningkatan pendapatan daerah, pengembangan kewira-usahaan yang diserasikan dengan kemampuan dan kebutuhan masya-rakat.11

10Lihat uraian lebih luas dalamRofik, Tinjauan Terhadap Pelaksanaan Pengabdian..., p. 78."Sukidjo, "Tujuan dan Khalayak Sasaran PPM", p. 76

Mempertimbangkan Perubahan Paradigma Pengabdian Kepada Masyarakat... (Sangkot Sirait) 75

Page 11: mempertimbangkan perubahan paradigma pengabdian kepada ...digilib.uin-suka.ac.id/8183/1/SANGKOT SIRAIT MEMPERTIMBANGKAN... · mana seharusnya paradigma pengabdian kepada masyarakat

Khalayak sasaran pengabdian masyarakat pada mulanya adalahmasyarakat yang berada di luar kampus, kurang terjangkau oleh PerguruanTinggi, dan ini ditandai pula dengan minimnya ilmu pengetahuan, rendah-nya produktifitas dalam ekonomi, kurangnya informasi dan sebagainya.12

Tapi dengan berkembangnya sarana informasi dan transportasi dalammasyarakat, hampir semua sistem pengabdian masyarakat itu mengalamipergeseran dari yang sederhana menjadi lebih kompleks. Khalayak sasaranyang semula adalah masyarakat ekonomi lemah sekarang sudah seharusnyamelingkupi seluruh lingkat masyarakat, semula masyarakat yang tingkatpendidikannya relatif rendah, sekarang harus berhadapan dengan masya-rakat terpelajar yang berpendidikan relatif tinggi. Penyebarluasan masalahilmu pengetahuan dan teknologi yang dulu hanya berkisar pada hal-halyang bersifat sederhana, kini sudah semestinya yang bersifat yang canggihatau ilmu pengetahuan dan teknologi tingkat perguruan tinggi.

Selama ini, hal-hal yang bersifat finansial seperti pembiayaan selalusaja didukung oleh Perguruan Tinggi. Tapi untuk era sekarang, karena ke-giatan ini merupakan kebutuhan bersama antara masyarakat, PerguruanTinggi dan pemerintah, maka pendanaannya pun harus ditanggung ber-sama. Jadi semestinyalah kegiatan program pengabdian kepada masyarakatini dapat dipandang dan merupakan sarana investasi atau sumber masukanuntuk Perguruan Tinggi, baik dari ekonomi maupun kepentingan ilmupengetahuan.

Paradigma pengabdian kepada masyarakat oleh Perguruan Tinggi yangsemula melaksanakan berbagai macam kegiatan atas dasar kebutuhanmasyarakat dan dilakukan dengan ikhlas tanpa pamrih, tanpa imbal jasa,kini sudah berubah. Pengabdian masyarakat yang dilakukan seharusnyamemberikan imbalan jasa terhadap Perguruan Tinggi, terutama dalampengertian non-material, yaitu akademis. Problem-problem sosial maupunkeagamaan yang ditemukan oleh Perguruan Tinggi lewat Pusat PengabdianMasyarakat (PPM) di dalam masyarakat seharusnya menjadi masukanberharga terhadap pengembangan ilmu-ilmu teoritis dalam PerguruanTinggi. Paradigma menyumbangkan ilmu pengetahuan kepada masyarakatberubah menjadi memperoleh pengetahuan dari masyarakat. PerguruanTinggilah yang belajar/kuliah dalam universitas masyarakat.

12Lihat Moch. Fuad: "Membangun Desa Lewat Bahasa Agama (Evaluasi PelaksanaanKKN IAIN Sunan Kalijaga" dalam Zarkasyi Abdussalam dkk. (Ed.), Bunga Rampai PengabdianPada Masyarakat IAIN Sunan Kalijaga (Yogyakarta: BPPM P3M IAIN Sunan Kalijaga, 19%), p. 8.

76 Aplikasia, Jumal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. IV, No. 1 Juni 2003:66-78

Page 12: mempertimbangkan perubahan paradigma pengabdian kepada ...digilib.uin-suka.ac.id/8183/1/SANGKOT SIRAIT MEMPERTIMBANGKAN... · mana seharusnya paradigma pengabdian kepada masyarakat

V. Simpulan

Pengabdian merupakan aktivitas yang dilaksanakan secara sistemikdan ia akan memperoleh hasil dengan lebih baik dan lebih efektif jikadilaksanakan lewat sebuah program sinergi pemberdayaan potensimasyarakat, bukan hanya kolektif dalam arti teknis, apalagi individual.Pemberdayaan seluruh komponen masyarakat seperti pemerintah danlembaga swadaya masyarakat perlu dilakukan.

Di samping itu, perlu sebuah paradigma pengabdian yang baru untukdijadikan sebagai pedoman dalam merumuskan seluruh sistem pengabdianmasyarakat Perguruan Tinggi, khususnya IAIN, dengan terlebih dahulumengkaji kembali berbagai kebijakan dan konsep pengabdian yang sudahada dalam hubungannya dengan situasi dan kondisi masyarakat sekarang.Apapun bentuk pengabdian yang sudah dilakukan, itu sudah cukup berartibagi masyarakat. Tapi yang harus kita pertanyakan kembali adalah ke-untungan apa yang sudah diperoleh sebuah Perguruan Tinggi, dalampengertian jasa yang sudah diperoleh untuk pengembangan keilmuan,sejauh mana pengabdian sudah dijadikan sebagai sarana untuk memperolehmasukan dalam penyusunan sebuah kurikulum perguruan tinggi yang ber-sangkutan misalnya. Pertanyaan-pertanyaan seperti inilah, antara lain,yang akan membedakan pengabdian masyarakat yang dikerjakan olehsebuah Perguruan Tinggi, dengan pengabdian masyarakat yang dikerjakanoleh sebuah lembaga sosial atau lembaga keagamaan pada umumnya.Lembaga pengabdian masyarakat di Perguruan Tinggi tetap berorientasilembaga ilmiah, isinya kaum ilmuan. Lembaga pengabdian masyarakatnon-Perguruan Tinggi adalah sosial, isinya adalah kaum aktivis.

DAFTAR PUSTAKA

Agussalim Sitompul (Editor). 1993, Metodologi Pengabdian Pada Masyarakat,Yogyakarta: BPPM P3M IAIN Sunan Kalijaga

Agustiar. 1993, "Kebijaksanaan Pengabdian Pada Masyarakat di IAIN'dalam Agussalim Sitompul (Editor), Metodologi Pengabdian PadaMasyarakat, Yogyakarta: BPPM P3M IAIN Sunan Kalijaga

Ditbinlitabnas, 1996, Pedoman Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian KepadaMasyarakat Oleh Perguruan Tinggi, Jakarta: Ditjen Dikti Depdik-bud.

Jajah Koswara, 1993, "Kebijaksanaan dan Kegiatan Pengabdian PadaMasyarakat di Perguruan Tinggi" dalam Agussalim Sitompul

Mempertimbangkan Perubahan Paradigma Pengabdian Kepada Masyarakat... (Sangkot Sirait) 77

Page 13: mempertimbangkan perubahan paradigma pengabdian kepada ...digilib.uin-suka.ac.id/8183/1/SANGKOT SIRAIT MEMPERTIMBANGKAN... · mana seharusnya paradigma pengabdian kepada masyarakat

(Editor), Metodologi Pengabdian Pada Masyarakat, Yogyakarta:BPPM P3M IAIN Sunan Kalijaga

Moch. Fuad, 1996, "Membangun Desa Lewat Bahasa Agama (EvaluasiPelaksanaan KKN IAIN Sunan Kalijaga" dalam Zarkasji AbdulSalam dkk. (Editor), Bunga Rampai Pengabdian Pada MasyarakatIAIN Sunan Kaljjaga,Yogyakarta : P3M IAIN Sunan Kalijaga

Popper, Karl, 1970, Normal Science and its Danger", dalam Imre Lakatos(Editor), Criticisme and The Growth of Knowledge, London :Cambridge University Press.

Rofik. 2001, "Tinjauan Terhadap Pelaksanaan Pengabdian KepadaMasyarakat Oleh Dosen IAIN Sunan Kalijaga YogyakartaTahun 1997-2000" dalam Aplikasia, Jurnal Aplikasi llmu-llmuAgama, Vol 2. No. 1, Juni 2001, Yogyakarta : PPM IAIN SunanKalijaga

Sukidjo, 2000, "Tujuan dan Khalayak Sasaran PPM" dalam Aplikasia,Jumal Aplikasi ttmu-llmu Agama, Vol. 1, No. 1. Desember 2000,Yogyakarta: PPM IAIN Sunan Kalijaga.

78 Aplikasia, Jumal Aplikasi llmu-ilmu Agama, Vol. IV, No. 1 Juni 2003:66-78


Recommended