MENGURANGI DOWNTIME AKIBAT ENGINE HUNTING
PADA PC 200-7 DENGAN MEMBUAT SAFETY DEVICE FUEL
SHUT OFF VALVE
TUGAS AKHIR
MUHAMMAD RAKHMANSYAH
NIM:150309264091
PROGRAM STUDI ALAT BERAT
JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
2018
i
MENGURANGI DOWNTIME AKIBAT ENGINE HUNTING
PADA PC 200-7 DENGAN MEMBUAT SAFETY DEVICE FUEL
SHUT OFF VALVE
TUGAS AKHIR
KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU
SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA
DARI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
MUHAMMAD RAKHMANSYAH
NIM:150309264091
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
BALIKPAPAN
2018
ii
iii
iv
v
LEMBAR PERSEMBAHAN
Dengan mengucap rasa syukur kepada Allah SWT, Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini penulis persembahkan kepada:
Ibunda dan Ayahanda tercinta,Kawiyatun dan Paiman, untuk kasih sayang, doa
dan segalanya yang telah diberikan untukku
Saudariku yang kusayangi, Ratna Wati
Teman-teman seperjuanganku, teknik mesin angkatan 2015, yang penuh semangat
Dosen pembimbingku Drs. Syaeful Akbar, M.T. dan Mohamad Amin,
S.Pd.T.,M.P.Fis yang senantiasa memberikan bimbingan tanpa mengenal waktu
Karyawan di PT. United Tractors site Batulicin
Almamater Politeknik Negeri Balikpapan
Terima kasih yang tak terhingga atas semua dukungannya
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur patut penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal
tugas akhir ini. Shalawat serta salam semoga senentiasa terlimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat, dan umatnya hingga akhir
zaman amin.
Penulisan proposal tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat mengikuti seminar proposal pada Jurusan Teknik Mesin Prodi Alat Berat
Politeknik Negeri Balikpapan.Judul penulis ajukan adalah “MENGURANGI”.
Dalam penyusunan dan penulisan proposal tugas akhir ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Bapak Ramli, S.E., M.M. selaku Direktur Politeknik Negeri Balikpapan.
2. Bapak Zulkifli, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Program
Studi Alat Berat Politeknik Negeri Balikpapan.
3. Bapak Drs. Syaeful Akbar, M.T. selaku pembimbing 1.
4. Bapak Mohamad Amin, S.Pd.T.,M.P.Fis selaku pembimbing 2.
5. Ayah dan Ibu atas do’anya.
6. Rekan kerja PT.United Tractors Site Batulicin, Kalimantan Selatan.
7. Teman seperjuangan Jurusan Teknik Mesin Program Studi Alat Berat
angkatan 2015.
8. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan tugas
akhir ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semuanya.Penulis menyadari meskipun telah berusaha dengan sebaik-baiknya
dalam menyelesaikan penyusunan proposal tugas akhir ini tetap saja masih
terdapat kekurangan. Dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman yang
vii
viii
ABSTRACT
When changing the fuel filter where the fuel position turns off the valve
must be closed so that there is no fuel spill during the change process, but after
changing the fuel filter the fuel shut off valve normally forgets to reopen when the
unit is running. The fuel in the fuel line between the fuel shut off valve and the
injectors will run out, that is caused engine hunting. This situation requires the
bleeding process to flow the fuel and remove air in the fuel line so that the unit
can be revived. The is time needed to process bleeding between 10-30 minutes in
order to overcome this problem, then the researcher is interested in creating a
safety device fuel shut off valve that can alert the operator in the form of a buzzer
and display text on the LCD screen so that the operator does not turn on the
engine and ensure the fuel position is shut off the valve in an open state. When the
position of the fuel shut off valve was closed, the relay would disconnect the
starting system so that the engine cannot be stopped and the engine can only be
restarted when the fuel shut off valve was open. To make a safety device fuel shut
off valve PC200-7 requires the Arduino UNO as a microcontroller, while the
input in the form of a push button switch and output ware a buzzer, relay, and
LCD. The stage of making safety devices starts with designing electrical systems
used ISIS proteus software, and designed casing using autocad software. The
reseacher made the device according to the design that was made and did the
Arduino programming using the arduino IDE software. The testing tool was done
in 2 ways, namely using the simulator and testing directly on PC200-7. After
testing, the results were suitable as expected, where the engine could not be
restarted when the fuel shut off valve position was closed therefore it could
prevent engine hunting and reduced down time.
Keywords: fuel line, fuel shut off valve, arduino and safety device.
ix
ABSTRAK
Pada saat melakukan pergantian fuel filter dimana posisi fuel shut off valve
harus dalam keadaan tertutup agar tidak ada fuel yang bececeran saat proses
pergantian, namun setelah melakukan pergantian fuel filter keadaan fuel shut off
valve biasanya lupa untuk dibuka kembali pada saat unit di running. Fuel yang
ada pada fuel line antara fuel shut off valve ke injectors akan habis sehingga
menyebabkan engine hunting. Keadaan ini mengharuskan dilakukan proses
bleeding untuk mengalirkan fuel dan membuang udara di dalam fuel line agar unit
dapat dihidupkan kembali. Adapun waktu yang dibutuhkan untuk proses bleeding
antar 10-30 menit untuk mengatasi pemasalahan tersebut, maka penulis tertarik
untuk membuat safety device fuel shut off valve yang dapat memberikan
peringatan kepada operator berupa buzzer dan tampilan text pada layar LCD agar
operator tidak menghidupkan engine dan memastikan posisi fuel shut off valve
dalam keadaan terbuka. Pada saat posisi fuel shut off valve tertutup, relay akan
memutuskan starting system sehingga engine tidak dapat distart selanjutnya
engine hanya bisa distart apabila fuel shut off valve dalam keadaan terbuka. Untuk
membuat safety device fuel shut off valve PC200-7 membutuhkan arduino UNO
sebagai mikrokontroler, sedangkan input berupa push button switch dan output
adalah buzzer, relay, dan LCD. Adapun tahap pembuatan safety device dimulai
dari merancang sistem elektrik menggunakan software proteus ISIS, dan
perancangan casing menggunakan software autocad. Penulis melakukan
pembuatan alat sesuai dengan design yang telah dibuat dan melakukan
pemprograman arduino menggunakan software arduino IDE. Pengujian alat
dilakukan dilakukan dengan 2 cara yaitu menggunakan simulator dan pengujian
secara langsung pada PC200-7. Setelah dilakukan pengujian, hasilnya sesuai
dengan yang diharapkan, dimana engine tidak dapat distart pada saat posisi fuel
shut off valve dalam keadaan tertutup sehingga dapat mencegah terjadinya engine
hunting dan mengurangi down time.
Kata kunci : fuel line, fuel shut off valve, arduino dan safety device
x
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................... Error! Bookmark not defined.
SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................... iii
LEMBAR PERSEMBAHAN .............................................................................. iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
BAB I
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah ........................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 3
1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................... 3
BAB II
2.1 Pengenalan Exavator PC 200-7 .................................................................... 4
2.2 Sistem Bahan Bakar ..................................................................................... 5
2.3 Shut Off Valve ............................................................................................... 6
2.4 Starting System ............................................................................................. 7
2.4.1 Battery ......................................................................................................... 8
2.4.2 Starting Switch ............................................................................................ 9
2.4.3 Battery Relay ............................................................................................... 9
2.4.4 Safety Relay ............................................................................................... 11
2.4.5 Starting Motor ........................................................................................... 12
2.5 Arduino IDE ............................................................................................... 13
2.6 Relay ........................................................................................................... 15
2.7 Arduino UNO R3 ........................................................................................ 16
2.8 Push button switc......................................................................................17
xi
2.9 LCD (Liquid Cristal Display) .................................................................... 18
2.10 Modul Stepdown LM2596S ....................................................................... 20
2.11 Buzzer ......................................................................................................... 21
2.12 Diagram Blok ............................................................................................. 22
2.13 Safety .......................................................................................................... 23
2.14 Prinsip Keselamatan ................................................................................... 24
2.15 Job Safety Analisis (JSA) ........................................................................... 25
BAB III
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 27
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 27
3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 27
3.4 Alat, Bahan dan Komponen ....................................................................... 28
3.4.1 Alat ............................................................................................................ 28
3.4.2 Bahan ......................................................................................................... 28
3.4.3 Komponen ................................................................................................. 29
3.5 Diagram Alir Penelitian ............................................................................. 30
3.5.1 Perancangan .............................................................................................. 31
3.5.2 Pembuatan alat .......................................................................................... 31
3.5.3 Pengujian alat ............................................................................................ 31
3.5.4 Hasil dan pembahasan ............................................................................... 31
3.5.5 Kesimpulan dan saran ............................................................................... 31
3.6 Jadwal Penelitian ........................................................................................ 31
BAB IV
4.1 Indetifikasi Masalah ................................................................................... 33
4.2 Study Literature .......................................................................................... 33
4.2.1 Pemprograman Arduino ............................................................................ 34
4.3 Observasi Lapangan ................................................................................... 34
4.3.1 Pengukuran Sistem Kelistrikan ................................................................. 35
4.3.2 Memastikan Fuel Shut Off Valve Berfungsi .............................................. 35
4.4 Perancangan Alat ........................................................................................ 36
4.4.1 Perancangan Sistem Elektrik. .................................................................... 36
4.4.1.1 Perancangan Wiring Safety Device Fuel Shut Off Valve ........................... 37
xii
4.4.2 Perancangan Casing .................................................................................. 39
4.4.3 Perancangan Stand Push Button Switch .................................................... 40
4.5 Pembuatan Alat .......................................................................................... 40
4.5.1 Langkah Pembuatan Sistem Elektrik ........................................................ 42
4.5.2 Langkah Pembuatan Casing ...................................................................... 44
4.5.3 Langkah Pembuatan Stand Push Button Switch ........................................ 45
4.6 Pengujian Alat ............................................................................................ 46
4.6.1 Pengujian Alat Menggunakan Simulator .................................................. 47
4.6.2 Pengujian Alat Pada PC200-7 ................................................................... 47
4.7 Hasil Pengujian .......................................................................................... 51
4.8 Biaya Pembuatan ........................................................................................ 52
4.9 Kelebihan dan Kekurangan Safety Device Fuel Shut Off Valve ............... 53
4.9.1 Kelebihan safety device fuel shut off valve .............................................. 53
4.9.2 Kekurangan safety device fuel shut off valve ............................................ 53
4.10 Perawatan dan Penyimpanan Alat .............................................................. 53
4.11 Data Frekuensi Lupa Membuka Fuel Shut Off Valve ................................ 54
4.12 Statistik Jumlah Downtime Yang Diakibatkan Engine Hunting Akibat
Lupa Membuka Fuel Shut Off Valve Di PT. Jhonlin Baratama ................. 54
4.13 Data quisioner Tentang Pembuatan Saftey Device Fuel Shut Off Valve .... 55
4.14 Data Kerugian Akibat Downtime Engine Hunting .................................... 56
4.14.1 Perhitungan dilapangan untuk 1 kali siklus loading ................................. 56
4.14.2 Benefit ....................................................................................................... 58
BAB V
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 59
5.2 Saran ........................................................................................................... 59
Daftar Pustaka
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Excavator 200-7 .................................................................................. 4
Gambar 2.2 Sistem bahan bakar PC 200-7 ............................................................. 6
Gambar 2.3 Posisi shut off valve ............................................................................. 7
Gambar 2.4 Shut off valve.......................................................................................7
Gambar 2.5 Rangkaian dasar starting system ......................................................... 8
Gambar 2.6 Battrey ................................................................................................. 9
Gambar 2.7 Konstruksi dan hubungan terminal starting switch ............................. 9
Gambar 2.8 Battery relay switch ........................................................................... 10
Gambar 2.9 Konstruksi dan skematik battery relay 3 terminal ............................ 10
Gambar 2.10 Konstruksi dan skematik battery relay 4 terminal .......................... 10
Gambar 2.11 Konstruksi dan skematik baterai relay positive .............................. 11
Gambar 2.12 Safety relay ...................................................................................... 11
Gambar 2.13 Konstruksi starting motor ............................................................... 12
Gambar 2.14 Cara kerja starting motor ................................................................ 12
Gambar 2.15 Tampilan awal saat IDE dibuka ...................................................... 13
Gambar 2.16 Interface arduino IDE ..................................................................... 14
Gambar 2.17 Relay ................................................................................................ 15
Gambar 2.18 Arduino UNO R3 ............................................................................. 16
Gambar 2.19 Push buttom switch ......................................................................... 18
Gambar 2.20 Mekanika kerja push buttom switch ................................................ 18
Gambar 2.21 Liquid cristal display ....................................................................... 19
Gambar 2.22 Modul stepdown LM2596S ............................................................. 21
Gambar 2.23 Aktif buzzer dan pasif buzzer .......................................................... 22
Gambar 2.24 Contoh digram blok ......................................................................... 23
Gambar 2.25 Prinsip keselamatan kerja ................................................................ 24
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian ...................................................................... 30
Gambar 4.1 PC200-7 yang dijadikan sebagai objek penelitian ............................ 34
Gambar 4.2 Diagram blok proses kerja safety device fuel shut off valve .............. 36
Gambar 4.3 Flowchart system safety device ......................................................... 37
Gambar 4.4 Skematik safety device fuel shut off valve ......................................... 38
Gambar. 4.5 Skematik pemasangan alat pada starting system PC200-7 .............. 39
Gambar 4.6 Rancangan casing .............................................................................. 40
Gambar 4.7 Rancangan stand push button switch ................................................ 40
xiv
Gambar 4.8 Rangkaian komponen safety device .................................................. 43
Gambar 4.9 Proses programan .............................................................................. 44
Gambar 4.10 Proses pembuatan casing ................................................................ 44
Gambar 4.11 Perakitan alat safety device ............................................................. 45
Gambar 4.12 Proses pembuatan stand push button switch ................................... 46
Gambar 4.13 Pengujian menggunakan simulator ................................................. 47
Gambar 4.14 Pemasangan pada starting switch .................................................... 49
Gambar 4.15 Kondisi fuel shut off valve tertutup ................................................. 50
Gambar 4.16 Tampilan text di LCD ...................................................................... 50
Gambar 4.17 Kondisi fuel shut off valve terbuka .................................................. 51
Gambar 4.18 Tampilan text pada LCD ................................................................. 51
Gambar 4.19 Frekuensi lupa membuka fuel shut off valve ................................... 54
Gambar 4.20 Statistik downtime engine hunting .................................................. 55
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Spesifikasi arduino Uno R3 .................................................................. 17
Tabel 3.1 Alat pembuatan fuel safety device shut off valve .................................. 28
Tabel 3.2 Bahan pembuatan fuel safety device shut off valve ............................... 28
Tabel 3.3 Komponen pembuatan fuel safety device shut off valve ....................... 29
Tabel 3.4 Jadwal penelitian ................................................................................... 32
Table 4.1 Hasil pengukuran kelistrikan starting system ....................................... 35
Table 4.2 Job safety and analysis pembuatan alat ................................................ 40
Table 4.3 JSA pengujian safety device .................................................................. 48
Tabel 4.4 Standar pengujian alat ........................................................................... 51
Tabel 4.5 Hasil pengujian alat ............................................................................... 52
Table 4.6 Biaya pembuatan safety device fuel shut off valve ................................ 52
Tabel 4.7 Rekap data quisioner pembuatan safety device..................................... 55
Tabel 4.8 Bucket capacity PC 200-7 ..................................................................... 56
Tabel 4.9 Massa jenis batubara ............................................................................. 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Excavator merupakan alat berat paling serbaguna karena bisa menangani
berbagai macam perkerjaan alat berat lain. Excavator berfungsi untuk membantu
melakukan perkerjaan pemindahan material dari satu tempat ketempat yang lain
dengan mudah sehingga dapat menghemat waktu.
Dengan berjalannya waktu dan penggunaan pada excavator secara terus
menerus yang kemudian dapat mengalami penurunan performance kerja. Untuk
menjaga excavator agar mampu berkerja dengan performance terbaik perlu
dilakukan pemeliharaan atau perawatan yang konsisten agar dapat meningkatkan
efesiensi dan produktifitas.
Periodic service (perawatan) dilakukan dengan terencana dan waktu yang
diperlukan untuk melakukannya juga sudah ditentukan estimasinya. Dalam
perkerjaan periodic service terdapat perkerjaan penggantian fuel filter dan untuk
memastikan fuel tidak mengalir saat proses pergantian fuel filter dari line fuel inlet
yang menuju fuel filter pada saat service fuel shut off valvel pada unit
dikondisikan dalam keaadaan tertutup, tetapi setelah melakukan perkerjaan
service dan saat unit dilakukan running sedangkan keadaan fuel shut off valve
pada unit belum dikondisikan dalam keaadaan terbuka, sehingga menyebabkan
engine hunting.
Akibat terjadinya engine hunting menyebabkan unit harus dilakukan proses
bleeding untuk menghidupkan kembali dan membutuhkan waktu 10-30 menit.
Ketika waktu perkerjaan pemeliharaan atau perawatan melebihi estimasi waktu
yang sudah terencanakan akan menganggu jalannya produksi, sehingga
mengakibatnya target tidak tercapat dan akan menimbulkan kerugian.
2
Melihat permasalahan tersebut, penulis mencoba menciptakan sebuah
sistem sederhana agar mesin tidak bisa distarter pada saat shut off valve dalam
keadaan tertutup, dan memeberikan peringat kepada operator berupa alarm atau
peringatan dalam bentuk LCD display bahwa fuel shut off valve belum terbuka.
Dari system tersebut penulis akan mengangkatnya sebagai tugas akhir dengan
judul “mengurangi downtime akibat engine hunting pada PC 200-7 dengan
membuat safety device fuel shut off valve”
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan
masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana cara untuk mengurangi downtime akibat engine hunting pada
exavator PC 200-7
2. Bagaimana cara kerja safety device fuel shut off valve ?
3. Bagaimana perbandingan biaya pembuatan safety device fuel shut off
valve dengan biaya perhitungan kerugian akibat terjadinya downtime ?
1.3 Batasan Masalah
Mengingat ruang lingkup permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini
maka penulis memberikan batasan masalah agar penyajiannya tidak menyimpang
terlalu jauh dari tujuan yang diinginkan. Adapun batasan masalah dalam penulisan
tugas akhir ini adalah
1. Pengujian safety device fuel shut off valve hanya dilakukan pada unit
exavator PC 200-7 yang ada di Politeknik Negeri Balikpapan.
2. Safety device fuel shut off valve berfungsi pada saat sebelum unit
dioperasikan.
3. Membahas cara untuk mengurangi downtime schedule service pada
excavator PC 200-7 dengan pembuatan safety device fuel shut off valve
1.4 Tujuan Penelitian
Selain sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Diploma (D3) dari Institusi,
tujuan – tujuan khusus lainnya, yaitu sebagai berikut :
1. Mengurangi downtime schedule service pada exavator PC 200-7.
3
2. Untuk mencegah terjadinya engine hunting akibat kondisi fuel shut off
valve tertutup.
1.5 Manfaat Penelitian
Di dalam penelitian yang dibukukan didalam Tugas Akhir (TA) ini penulis
menginginkan ketika TA ini selesai dapat memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai bahan referensi untuk penulisan tugas akhir bagi mahasiswa
tingkat berikutnya.
2. Mengurangi terjadinya downtime pada unit.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi dari tugas akhir ini,
maka penulis menyusun tugas akhir ini menjadi lima bab. Berikut ini adalah
penjelasan tentang isi dari bab-bab yang ada dalam tugas akhir ini:
1. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini akan diterangkan mengenai latar belakang,
identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian yang dapat diambil, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
2. Bab II Landasan Teori
Pada bab ini diuraikan tentang landasan teori yang mendukung
penulisan tugas akhir ini.
3. Bab III Metodeologi Penelitian
Bab ini menjelaskan mengenai waktu penelitian, jenis penelitian,
metode penelitian dan alur penelitian (flow Chart).
4. Bab IV Analisa dan Pembahasan
Pada bab ini proses mendapatkan hasil dan pembahasan merupakan
rincian tentang hasil penelitian yang terdiri dari data pendukung dan
pembahasan terhadap hasil setiap penelitian
5. Bab V Kesimpulan dan Saran
Berisikan kesimpulan yang di ambil oleh penulis berdasarkan hasil
penelitian dan di sertai pula dengan saran-saran.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengenalan Exavator PC 200-7
Komatsu hydraulic excavator merupakan sebuah perangkat alat berat yang
memiliki kontruksi yang dapat berputar 360º dengan sistem penggeraknya full
hydraulic, sehingga alat ini dapat dengan lincah untuk melakukan pekerjaan
penggalian dan pemindahan muatan bahkan ditempat yang sempit. Dikarenakan
kontruksinya yang fleksibel membuatnya cocok untuk mengerjakan beberapa
jenis bidang pekerjaan, semisal forestry, mining dan construksi. 1 Berikut adalah
beberapa fungsi utama dari hydraulic excavator :
1. Digging (menggali)
2. Loading (memuat)
3. Lifting (mengangkat material)
4. Scraping (mengikis tebing)
5. Braking (menghancurkan batu)
6. Gradding (meratakan)
Gambar 2.1 Excavator 200-7
Sumber : gajurmukhi.com.np/home/equipment/
5
PC200-7 penamaan yang terdapat pada hydraulic excavator merupakan
kode produk yang memiliki arti sebagai berikut :
P : Hydraulic Excavator
C : Crawler Tractor / track
200 : Operation Weight / berat unit siap operasi
200 x 0,1 = ± 20 ton
7 : Modification / modifikasi ke
2.2 Sistem Bahan Bakar
Sistem bahan bakar adalah sebuah sistem penyedia dan penyaluran bahan
bakar untuk proses pembakaran yang dilakukan oleh komponen sistem. Diesel
engine dapat beroperasi karena adanya pembakaran dalam ruang bakar sehingga
menghasilkan gerak putar. Jumlah bahan bakar yang dibakar di dalam engine
berhubungan langsung terhadap jumlah horsepower dan torque yang diperlukan.
Secara umum, bertambah banyak bahan bakar yang diterima engine, maka
bertambah pula torque yang tersedia pada flywheel. Sistem bahan bakar akan
menyediakan bahan bakar dalam keadaan bersih pada saat yang tepat dan dengan
jumlah yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan horsepower. Pada prinsipnya
sistem penyaluran bahan bakar dari setiap engine adalah sama. Sistem bahan
bakar dimulai dari penampung bahan bakar hingga menuju ke injector sebagai
komponen puncak. Sistem bahan bakar yang ada pada engine SAA6D102E-2.
Adalah system yang terdapat pada engine diesel yang berfungsi untuk mensuplay
bahan bakar darit tangki ke masing-masing silinder melalui injector, sesuai jumlah
dan waktu yang tepat dalam bentuk partikel yang sangat halus/kabut, sehingga
menghasilkan pembakaran yang sempurna untuk mendapatkan power/tenaga yang
maksimum. Berikut adalah gambar alur sistem bahan bakar priming pump.
Berikut komponent-komponent penyusun sistem bahan bakar pada engine
SAA6D102E-2. 6
6
Gambar 2.2 Sistem bahan bakar PC 200-7
Sumber: Diesel Engine 1, UT School : 2008
Keterangan :
1. Fuel tank
2. Screen
3. Priming pump
4. Feed pump
5. Fuel filter
6. Overflow valve
7. Fuel injection pump
8. Injector nozzle
2.3 Shut Off Valve
Katup atau valve, adalah sebuah alat untuk mengatur aliran suatu fluida
dengan menutup, membuka atau menghambat sebagian dari jalannya aliran.
Contoh yang mudah adalah kran air. Valve tidak hanya mengatur aliran fluida,
tetapi juga untuk mengisolasi perpipaan untuk maintenance. Design valve harus
mempertimbangkan tekanan, temperatur, dan desakan dari hubungan perpipaan
dari rintangan yang ada dalam spesifikasi. 10
7
Gambar 2.3 Posisi shut off valve
Sumber: gajurmukhi.com.np/home/equipment/
Gambar 2.4 Shut off valve
2.4 Starting System
Starting system pada sebuah engine merupakan suatu sistem yang berfungsi
sebagai penggerak mula untuk menghidupkan engine. Pada umumnya setiap alat
berat memiliki system ini. System ini bertujuan untuk memutar flywheel pertama
kali untuk menyalakan mesin. Rangkaian dasar starting system dapat dilihat pada
gambar 2.5. 3
Komponen-komponen utama starting system diantaranya adalah:
1. Battery
2. Starting switch
3. Battery relay
4. Safety relay
5. Starting motor
8
Gambar 2.5 Rangkaian dasar starting system
Sumber: electrical system 2, UT School : 2008
2.4.1 Battery
Battery adalah alat yang menyimpan energi listrik dalam bentuk kimia dan
dapat diubah kembali menjadi energi listrik untuk menyuplai sistem kelistrikan
mesin yang meliputi rangkaian starting, pengisian, dan rangkaian asksesoris. Arus
baterai dihasilkan oleh reaksi kimia antara bahan aktif pada pelat baterai dan asam
sulfat yang terdapat dalam larutan elektrolit. Setelah satu periode penggunaan,
baterai akan mengalami pengosongan dan tidak lagi menghasilkan aliran arus.
Baterai dapat diisi kembali dengan arus searah yang diberikan dalam arah yang
berlawanan dengan arah arus yang keluar dari baterai pada saat penggunaan.
Dalam operasi yang normal, baterai selau diisi oleh alternator. 3
Baterai dapat dikatakan bekerja dengan baik, jika mampu :
1. Menyuplai tenaga listrik untuk menghidupkan engine.
2. Mensuplai tenaga listrik untuk aksesoris jika beban listrik melampaui
keluaran yang dapat disuplai oleh sistem pengisian (Charging System).
3. Menstabilkan tegangan dalam sistem selama bekerja.
9
Gambar 2.6 Battrey
Sumber: Mohamad Amin, 2014
2.4.2 Starting Switch
Starting switch berfungsi untuk memutuskan atau menghubungkan
komponen-komponen dalam starting system, juga komponen-komponen dalam
electrical engine system lainnya. Dalam kondisi tertentu starting switch juga
memutuskan atau menghubungkan masing-masing terminalnya seperti pada
gambar 2.7. 3
Gambar 2.7 Konstruksi dan hubungan terminal starting switch
Sumber : Electrical System 2, UT School : 2008
2.4.3 Battery Relay
Battery relay switch berfungsi untuk memutuskan atau menghubungkan
negative battery dengan body/chasis. Pada unit-unit tertentu, battery relay switch
berfungsi untuk memutus atau menghubungkan positif battery dengan starting
motor. 3
10
Gambar 2.8 Battery relay switch
Sumber : Electrical System 2, UT School : 2008
Terdapat 2 (dua) jenis battery relay switchyaitu :
1. Battery relay negative (3 terminal, 4 terminal)
Battery relay negative berfungsi untuk memutus hubungkan negative baterai
dengan chasis/body. Battery relay negative dibagi dua yaitu battery relay 3
terminal dan 4 terminal. 3
Gambar 2.9 Konstruksi dan skematik battery relay 3 terminal
Sumber : Electrical System 2, UT School : 2008
Gambar 2.10 Konstruksi dan skematik battery relay 4 terminal
Sumber : Electrical System 2, UT School : 2008
11
2. Battery relay positif.
Battery relay positif berfungsi untuk memutus dan menghubungkan terminal
positif baterai dengan starting motor. 3
Gambar 2.11 Konstruksi dan skematik baterai relay positive
Sumber : Electrical System 2, UT School : 2008
2.4.4 Safety Relay
Fungsi safety relay adalah sebagai penghubung antara starting switch
dengan starting motor. 3 Safety relay juga berfungsi untuk:
1. Mencegah mengalirnya arus ke starting motor jika starting switch diputar
ke posisi start sementara engine sudah hidup.
2. Secara otomatis memutus arus ke starting motor, sehingga pinion gear
starting motor lepas dari flywheel (setelah engine hidup) walaupun
starting switch masih berada pada posisi start.
3. Mencegah arus mengalir ke starting motor jika starting switch di putar ke
posisi start pada saat starting motor masih berputar karena gagal
menghidupkan engine (safety relay old model).
Gambar 2.12 Safety relay
Sumber : Electrical System 2, UT School : 2008
12
2.4.5 Starting Motor
Starting motor berfungsi untuk memutar engine pada saat start (awal
menghidupkan engine) dengan prinsip merubah energi listrik menjadi energi
mekanis. 3 Konstruksi dari starting motor diperlihatkan pada gambar 2.13 :
Gambar 2.13 Konstruksi starting motor
Sumber : Electrical System 2, UT School : 2008
Gambar 2.14 Cara kerja starting motor
Sumber : Electrical System 2, UT School : 2008
Cara kerja starting motor yaitu Kemagnetan yang terjadi mampu melawan
spring (4), menarik plunger (3) sehingga terminal B - M berhubungan. Pada saat
terminal B - M berhubungan, pull in coil (2) tidak bekerja, sedangkan hold in coil
(1) bekerja untuk mempertahankan agar terminal B - M tetap berhubungan.
Dengan adanya mekanisme shift lever, maka pergerakan plunger akan mendorong
pinion gear sehingga berhubungan dengan ring gear. Pada field coil akan timbul
medan magnet, sehingga armature akan berputar ketika mendapat arus untuk
memutar engine. 3
Ketika starting switch diposisikan START
maka jalannya
arus adalah:
13
2.5 Arduino IDE
Arduino Integrated Development Environment (IDE) adalah sebuah
software yang dirancang khusus untuk membuat program pengendali dan meng-
upload program ke arduino board. Softtware IDE menggunakan bahasa
pemrograman sendiri yang menyerupai bahasa C dan terdiri dari editor teks11
untuk menulis kode, sebuah area pesan, konsol dan sebuah toolbar untuk
memudahkan pembuatan program yang nantinya akan di-upload ke board
arduino. 2
Gambar 2.15 Tampilan awal saat IDE dibuka
(Sumber :http://www.pusatkomponen.com/. 2018)
Program yang ditulis dengan menggunakan IDE disebut sebagai sketch.
Sketch ditulis pada editor teks yang dilengkapi dengan fitur cutting/paste dan
searching/replacing sehingga memudahkan dalam menulis kode program.
Padaarea editor program juga terdapat pesan error yang membantu
pembuatanprogram saat mengkompile sketch jika ada kode yang tidak berjalan
(error). Software IDE bersifat open-source yang memberi kebebasan kepada
pembuat program untuk dapat membuat programnya sendiri pada arduino.
Dengan begitu, pengguna arduino dapat membuat alur sendiri pada proyek yang
dikerjakan. 2
14
Gambar 2.16 Interface arduino IDE
Sumber : Arduino Untuk Pemula, Santoso : 2015
Interface Arduino IDE tampak seperti gambar 2.16. 2 Dari kiri ke kanan
dan atas ke bawah, bagian-bagian IDE Arduino terdiri dari:
1. Verify : pada versi sebelumnya dikenal dengan istilah Compile. Sebelum
aplikasi diupload ke board Arduino, biasakan untuk memverifikasi
terlebih dahulu sketch yang dibuat. Jika ada kesalahan pada sketch, nanti
akan muncul error. Proses Verify / Compile mengubah sketch ke binary
code untuk diupload ke mikrokontroller.
2. Upload : tombol ini berfungsi untuk mengupload sketch ke board
Arduino. Walaupun kita tidak mengklik tombol verify, maka sketch akan
di-compile, kemudian langsung diupload ke board. Berbeda dengan
tombol verify yang hanya berfungsi untuk memverifikasi source code
saja.
3. New Sketch: Membuka window dan membuat sketch baru
4. Open Sketch: Membuka sketch yang sudah pernah dibuat. Sketch yang
dibuat dengan IDE Arduino akan disimpan dengan ekstensi file .ino
5. Save Sketch: menyimpan sketch, tapi tidak disertai mengcompile.
6. Serial Monitor: Membuka interface untuk komunikasi serial, nanti akan
kita diskusikan lebih lanjut pada bagian selanjutnya
15
7. Keterangan Aplikasi : pesan-pesan yang dilakukan aplikasi akan muncul
di sini, misal "Compiling" dan "Done Uploading" ketika kita
mengcompile dan mengupload sketch ke board Arduino
8. Konsol : Pesan-pesan yang dikerjakan aplikasi dan pesan-pesan tentang
sketch akan muncul pada bagian ini. Misal, ketika aplikasi mengcompile
atau ketika ada kesalahan pada sketch yang kita buat, maka informasi
error dan baris akan diinformasikan di bagian ini.
9. Baris Sketch: bagian ini akan menunjukkan posisi baris kursor yang
sedang aktif pada sketch.
10.Informasi Port: bagian ini menginformasikan port yang dipakah oleh
board Arduino.
2.6 Relay
Relay merupakan komponen elektronika yang dapat mengimplementasikan
logika switching. Relay merupakan “otak” dari rangkaian pengendali. Relay yang
paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan
mekanis saat mendapatkan energi listrik. 4 Secara sederhana relay elektromekanis
ini didefinisikan sebagai berikut :
1. Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau
membuka kontak saklar
2. Saklar yang digerakkan secara mekanis oleh daya atau energi listrik
Jadi secara sederhana dapat disimpulkan bahwa Relay adalah komponen
elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. 4
Gambar 2.17 Relay
Sumber: Mekatronika dasar, BMC 2
16
2.7 Arduino UNO R3
Menurut (Feri Djuandi, 2011) Arduino adalah merupakan sebuah board
minimum system mikrokontroler yang bersifat open source. Didalam rangkaian
board arduino terdapat mikrokontroler AVR seri ATMega 328 yang merupakan
produk dari Atmel. Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan (development
board) mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Disebut sebagai papan
pengembangan karena board ini memang berfungsi sebagai arena prototyping
sirkuit mikrokontroller. Dengan menggunakan papan pengembangan, anda akan
lebih mudah merangkai rangkaian elektronika mikrokontroller dibanding jika
anda memulai merakit ATMega328 dari awal di breadboard. 9
Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,
dimana 6 pin diantaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 pin
inputanalog, menggunakan crystal 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, header
ICSP dan tombol reset. Semua yang diperlukan untuk mendukung sebuah
rangkaian mikrokontroler Cukup dengan menghubungkannya ke komputer
dengan kabel USB atau diberi power dengan adaptor AC-DC atau baterai, anda
sudah dapat bermain-main dengan Arduino Uno anda tanpa khawatir akan
melakukan sesuatu yang salah. Kemungkinan paling buruk hanyalah kerusakan
pada chip ATMega328, yang bisa anda ganti sendiri dengan mudah dan dengan
harga yang relatif murah. 9
Gambar 2.18 Arduino UNO R3
Sumber : http://ecadio.com/. 2018
Kata " Uno " berasal dari bahasa Italia yang berarti "satu", dan dipilih untuk
menandai peluncuran Software Arduino (IDE) versi 1.0. Arduino. Sejak awal
peluncuran hingga sekarang, Uno telah berkembang menjadi versi Revisi 3 atau
17
biasa ditulis REV 3 atau R3.Software Arduino IDE, yang bisa diinstall di
Windows maupun Mac dan Linux, berfungsi sebagai software yang membantu
anda memasukkan (upload) program ke chip ATMega328 dengan mudah. 9
Tabel 2.1 Spesifikasi arduino Uno R3
Uraian Keterangan
Chip mikrokontroler Atmega328P
Tegangan operasi 5V
Tegangan input (yang
direkomendasikan, via jack DC) 7V-12V
Tegangan input (limit, via jack DC) 6V-20V
Digital I/0 pin 14 buah, 6 diantaranya menyediakan PWM
Analog input pin 6 buah
Arus DC per pin I/0 20 Ma
Arus DC pin 3.3 V 50 mA
Memori flash 32 kb, 0.5 kb telah digunakan untuk bootloader
SRAM 2 KB
EEPROM 1 KB
Clock speed 16 Mhz
Dimensi 68,6 mm x 53,4 mm
Berat 25 g
Sumber : http://ecadio.com/mengenal-dan-belajar-arduino-uno-r3 diakses 03 April
2018
2.8 Push Buttom Switch
Saklar adalah alat yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan
aliran arus lstrik, push bottom switch adalah saklar dengan sistem kerja unlock
(tidak mengunci). Sistem kerja unlock ini saklar akan bekerja sebagai device
penghubung atau pemutus aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan saat tombol
tidak ditekan, maka saklar akan kembali pada kondisi semula. Sebagai device
penghubung atau pemutus, push buttom switch memiliki 2 tipe kontak yaitu NC
(normally close) dan NO (Normally open). 𝟏𝟐
18
Normally close merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya
tertutup (mengalirkan arus listrik) dan ketika tombol saklar push button ditekan,
kontak NC akan membuka, sehingga memutus aliran arus listrik. Normally Open
merupakan kontak terminal dimana normalnya terbuka (arus listrik tidak
mengalir). Dan ketika tombol saklar ditekan kontak akan menutup dan aliran
listrik akan mengalir dan menyalakan sistem. 12
Gambar 2.19 Push buttom switch
Sumber: desain sistem kontrol : 2014
Gambar 2.20 Mekanika kerja push buttom switch
Sumber: desain sistem kontrol : 2018
2.9 LCD (Liquid Cristal Display)
LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik
yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak
menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya
terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid Cristal
19
Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf,
angka ataupun grafik. 7
Gambar 2.21 Liquid cristal display
Sumber: http://elektronika-dasar.web.id/. 2018
Dalam modul LCD (Liquid Cristal Display) terdapat microcontroller yang
berfungsi sebagai pengendali tampilan karakter LCD (Liquid Cristal Display).
Microntroller pada suatu LCD (Liquid Cristal Display) dilengkapi dengan
memori dan register. 3 Memori yang digunakan microcontroler internal LCD
adalah:
1. DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan memori
tempat karakter yang akan ditampilkan berada.
2. CGRAM (Character Generator Random Access Memory) merupakan
memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana bentuk dari
karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan keinginan.
3. CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan memori
untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola tersebut
merupakan karakter dasar yang sudah ditentukan secara permanen oleh
pabrikan pembuat LCD (Liquid Cristal Display) tersebut sehingga
pengguna tinggal mangambilnya sesuai alamat memorinya dan tidak
dapat merubah karakter dasar yang ada dalam CGROM. 3
register control yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah :
1. Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari
mikrokontroler ke panel LCD (Liquid Cristal Display) pada saat proses
penulisan data atau tempat status dari panel LCD (Liquid Cristal Display)
dapat dibaca pada saat pembacaan data.
20
2. Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari
atau ke DDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data
tersebut ke DDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur
sebelumnya. 3
Pin, kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD (Liquid Cristal
Display) diantaranya adalah :
1. Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin
ditampilkan menggunakan LCD (Liquid Cristal Display) dapat
dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti mikrokontroler
dengan lebar data 8 bit.
2. Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang
menentukan jenis data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika
low menunjukan yang masuk adalah perintah, sedangkan logika high
menunjukan data.
3. Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low
tulis data, sedangkan high baca data.
4. Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.
5. Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin
ini dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan
dihubungkan ke ground, sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar 5
Volt. 3
2.10 Modul Stepdown LM2596S
Modul konventer DC ke DC (DC-DC Converter) ini menggunakan IC
LM2596S yang merupakan Integrated Circuit (IC) untuk mengubah tingkatan
tegangan (voltage level) arus searah / Direct Curent (DC) menjadi lebih rendah
dibanding tegangan masukannya. 11
Tegangan masukan (input voltage) dapat dialiri tegangan berapa pun antara
3 Volt hingga 40 Volt DC, yang akan diubah menjadi tegangan yang lebih rendah
di antara 1,5 Volt hingga 35 Volt DC. Besar arus berkelanjutan (continuous
current) yang dapat ditangani modul elektronika ini sebesar ± 1,5A dengan arus
21
puncak / momentary peak current 3A (catatan: 3A hanya untuk waktu yang sangat
singkat, nilai 3A ini jangan dijadikan acuan). 11
Tegangan keluaran yang diinginkan dapat disetel dengan memutar sekrup
pada potensiometer (sekrup kuningan pada komponen elektro yang berwarna
biru), dengan catatan perbedaan tegangan antara tegangan masukan dengan
tegangan keluaran minimal 1,5 Volt (contoh: dari 12V bisa ke tegangan
berapapun antara 1,5 Volt hingga 10,5 Volt). 11
IC LM2596S ini dirangkaikan dengan komponen-komponen elektronika
dengan kualitas terbaik, seperti kapasitor menggunakan SMD Solid Capacitor
merk Sanyo yang terkenal dengan kualitasnya yang prima, induktor berintikan
ferrite-drum induktansi tinggi (high-Q inductance) dengan pelindung magnetik,
multi-turn potentiometer dengan resolusi dan akurasi hambatan yang tinggi
(bukan potensiometer biasa yang resolusinya rendah), dan dioda SMD tipe
Schottky SS54 yang bersifat low dropoutvoltage (LDV). Modul Stepdown
LM2596S dapat dilihat pada gambar 2.22. 11
Gambar 2.22 Modul stepdown LM2596S
Sumber : http://ecadio.com/. 2018
2.11 Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk
mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja
buzzer hampir sama dengan loudspeaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan
yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus
sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau
22
keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan
dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan
diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan
menghasilkan suara. 7
Ada 2 macam buzzer yaitu buzzer aktif dan pasif. Buzzer aktif adalah buzzer
yang mempunyai suaranya sendiri, sehingga buzzer jenis ini dapat berdiri sendiri,
cukup menghubungkannya ke listrik dan terdengar suara tanpa perlu tambahan
rangkaian oscilator.Buzzer pasif adalah buzzer yang tidak mempunyai suaranya
sendiri. Sehingga perlu ditambahkan suara atau nada. Dibutuhkan rangkaian
oscilator untuk membangkitkan suara buzzer pasif. Salah satu contoh buzzer pasif
yaitu speaker. 7
Gambar 2.23 Aktif buzzer dan pasif buzzer
Sumber : http://baharelectronic.com/.2018
2.12 Diagram Blok
Diagram blok adalah diagram dari sebuah sistem, dimana bagian utama atau
fungsi yang diwakili oleh blok-blok yang dihubungkan dengan garis, yang
menunjukkan hubungan dari blok. Suatu penyajian bergambar dari fungsi yang
dilakukan oleh tiap komponen dan aliran sinyalnya. Dalam suatu diagram blok,
semua variable sistem saling dihubungkan dengan menggunakan blok fungsional.
Diagram blok mengandung informasi perilaku dinamik tetapi tidak mengandung
informasi mengenai konstruksi fisik dari sistem. Oleh karena itu, beberapa sistem
yang berbeda dan tidak mempunyai relasi satu sama lain dapat dinyatakan dalam
diagram blok yang sama. Diagram blok suatu sistem adalah tidak unik. Suatu
23
sistem dapat digambarkan dengan diagram blok yang berbeda bergantung pada
titik pandang analisis. 8
Gambar 2.24 Contoh digram blok
Sumber : (http://teknikelektronika.com : 2018)
2.13 Safety
Menurut (Agus : 2004) safety merupakan suatu usaha untuk dapat
melaksanakan pekerjaan tanpa kecelakaan, memberikan suasana kerja atau
lingkungan yang aman, sehingga dapat dicapai hasil yang menguntungkan dan
bebas dari segala macam bahaya. Kesehatan dan keselamatan kerja yang ada di
perusahaan tidak hanya bertujuan untuk menyelamatkan manusia (karyawan) saja,
tetapi juga menyelamatkan alat, material produksi, dan lingkungan tempat kerja.
Safety atau safe mencerminkan keselamatan dan keamanan suatu tempat, tetapi
sebenarnya di perusahaan-perusahaan pada umumnya mengacu pada undang –
undang No. 01 Tahun 1970 yang berisi tentang : (1) Tenaga kerja ditempat kerja
harus sehat dan selamat; (2) Proses produksi harus aman dan efisien; (3)
Pengusaha menyediakan tempat dan lingkungan kerja yang aman. Selain itu pada
Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 yang berisi tentang : (1) Kesehatan kerja
diwujudkan guna mencapai produktivitas; (2) Kesehatan kerja meliputi pelayanan
kesehatan, pencegahan penyakit, dan menyediakan syarat kerja; (3) Setiap pekerja
harus bekerja dengan sehat dan tidak bahaya. 𝟓
24
2.14 Prinsip Keselamatan
Gambar 2.25 Prinsip keselamatan kerja
Sumber: Safety, UT School : 2008
Pengawasan yang berkesinambungan terhadap empat komponen, yaitu :
manusia, mesin atau alat, material, dan metode (4M) akan menciptakan suatu
keadaan yang aman (lingkungan, kondisi, dan tindakan kerja). Dengan terciptanya
keadaan yang aman tersebut, maka tidak akan timbul suatu kecelakaan manusia
maupun kerugian barang. 𝟓
Keselamatan kerja dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Suatu usaha untuk dapat melaksanakan perkerjaan tanpa terjadi adanya
suatu kecelakaan.
2. Memberikan suasana kerja atau lingkungan yang aman, sehingga dapat
dicapai asil yang menguntungkan dan bebas dari segala macam bahaya. 5
Tujuan umum dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah
1. Untuk mencegah atau mengadakan pencegahan terjadinya kecekelakaan
kerja, agar karyawan tidak mendapatkan cedera atau celaka.
2. Tidak terjadi kerusakan atau kerugian pada alat-alat, materil produksi dan
lingkungan kerja. 5
Keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan jika diterapkan dengan
benar akan mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Mengecilkan ongkos pengeluaran perusahaan
2. Menjamin suatu hasil yang baik
25
3. Menjamin perkerjaan yang aman
4. Menguntungkan masyarakat
2.15 Job Safety Analisis (JSA)
Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan di tempat kerja adalah dengan
menetapkan dan menyusun prosedur pekerjaan dan melatih semua pekerja untuk
menerapkan metode kerja yang efisien dan aman. Menyusun prosedur kerja yang
benar merupakan salah satu keuntungan dari menerapkan Job Safety Analysis
(JSA) – yang meliputi mempelajari dan membuat laporan setiap langkah
pekerjaan, identifikasi bahaya pekerjaan yang sudah ada atau potensi (baik
kesehatan maupun keselamatan), dan juga menentukan jalan terbaik untuk
mengurangi dan mengeliminasi bahaya. 5
Safety Analysis (JSA) adalah berupa pemeriksaan prosedural untuk
menentukan apakah prosedur yang tengah dijalankan telah berjalan sebagaimana
mestinya, dan untuk memeriksa aspek-aspek sikap dari orang-orang yang
melaksanakan pekerjaan dimaksud (Alkon, 2004). Menurut OSHA 3071 revisi
tahun 2002, JSA adalah Sebuah analisis bahaya pekerjaan adalah teknik yang
berfokus padatugas pekerjaan sebagai cara untuk mengidentifikasi bahaya
sebelum terjadi sebuah incident atau kecelakaan kerja. 𝟓
JSA merupakan salah satu langkah utama dalam analisa bahaya dan
kecelakaan dalam usaha menciptakan keselamatan di lingkungan kerja.Bila
bahaya telah dikenali maka dapat dilakukan tindakan pengendalian yang berupa
perubahan fisik atau perbaikan prosedur kerja yang dapat mereduksi bahaya kerja.
Dalam pelaksanaannya, prosedur analisa keselamatan kerja memerlukan latihan,
pengawasan dan penulisan uraian kerja yang dikenal sebagai JSA untuk
mempermudah pengertian prosedur kerja pada karyawan. 5
Dalam melakukan analisa potensi bahaya pekerjaan dengan menggunakan
Job Safety Analysis ada empat langkah dasar yaitu :
1. Menentukan pekerjaan yang akan dianalisa.
2. Menguraikan pekerjaan menjadi langkah-langkah dasar.
26
3. Mengidentifikasi bahaya atau kecelakaan kerja pada masing-masing
pekerjaan.
4. Mengendalikan bahaya dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja. 5
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Tugas Akhir ini adalah penelitian field research yaitu penelitian lapangan
yang melibatkan pengumpulan data dan informasi yang ada di lapangan dengan
menggunakan metode experiment.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Workshop teknik mesin Politeknik
Negeri Balikpapan, Jl. Soekarno Hatta Km.8 Balikpapan Utara dan tempat tinggal
penulis di Jl. Dua, Strat 2 No. 52 Rt. 02 Balikpapan Utara. Waktu penelitian
dilaksanakan dibulan Meret – Juni 2018
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Observasi
Yaitu dengan turun ke lapangan untuk mengetahui secara langsung tata
letak shut off valve, tata letak wire pada starting system, dan melakukan
pengukuran pada starting system sehingga memudahkan dalam perancangan,
pembuatan dan pemasangan safety device fuel shut off valve.
2. Dokumentasi
Pengambilan foto-foto terkait dengan pembuatan, pemasangan dan
pengujian fuel safety device shut off valve adalah suatu hal yang sangat penting.
Foto-foto yang diambil dapat dijadikan data pendukung dalam penelitian.
Dalam dokumentasi ini, juga menyertakan dokumen untuk mendukung
penelitian seperti shop manual tentang starting system, daily breakdown dan
28
internet. Sumber-sumber tersebut sebegai referensi untuk membantu dalam
pembuatan fuel safety device shut off valve.
3.4 Alat, Bahan dan Komponen
Dalam proses pembuatan fuel safety device shut off valve membutuhkan
alat, bahan dan komponen sebagai berikut :
3.4.1 Alat
Tabel 3.1 Alat pembuatan fuel safety device shut off valve
No Nama Jumlah
1 Multimeter 1 Pcs
2 Solder 1 Pcs
3 Toolbox 1 Set
4 Tang listrik 1 Pcs
5 Gergaji besi 1 Pcs
6 Bor listrik 1 Pcs
7 Laptop 1 Pcs
8 Lem tembak 1 Pcs
3.4.2 Bahan
Tabel 3.2 Bahan pembuatan fuel safety device shut off valve
No Nama Jumlah
1 Timah 2 meter
2 Akrilik 40x30 cm
29
3 Baut dan Mur 25 Pcs
4 Solasi Kabel 1 Pcs
3.4.3 Komponen
Tabel 3.3 Komponen pembuatan fuel safety device shut off valve
No Nama Jumlah
1 Arduino 1 Pcs
2 Push button 1 Pcs
3 Relay 1 Pcs
4 Buzzer 1 Pcs
5 Modul Stepdown LM2596S 1 Pcs
6 Klamp U 1 Pcs
7 LCD 1 Pcs
8 Jack 1 Pcs
9 Kabel 1 Pcs
10 Kabel Jumper 1 Set
11 LTUSI 1 Pcs
30
3.5 Diagram Alir Penelitian
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian
observasi
Internet Shop Manual
Pembuatan
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan
Saran
Buku
Uji Alat
Berhasil atau
Tidak
Perancangan
Uji Alat
Mulai
Studi Litrarur
Selesai
31
3.5.1 Perancangan
Tahap ini peneliti merancang fuel safety device shut off valve berdasarkan
data-data yang telah dikumpulkan dari tahap observasi dan reverensi dari studi
literatur. Dimulai dengan merancang rangkaian safety device fuel shut off valve
menggunakan software proteus ISIS, integrated developtment enviroenment
(IDE), dan Photoshop.
3.5.2 Pembuatan alat
Tahap ini peneliti membuat dari hasil rancangan yang telah dibuat.dimulai
dengan membuat rangkaian safety device fuel shut off valve dan membuat tempat
rangkaian alat tersebut.
3.5.3 Pengujian alat
Tahap ini peneliti melakukan pengujian terhadap alat yang telah dibuat
untuk mengetahui alat berkerja dengan baik atau tidak.
3.5.4 Hasil dan pembahasan
Tahap ini peneliti membahas mengenai hasil pengujian safety device fuel
shut off valve. Pembahasan tentang cara kerja alat, hasil pengujian dan proses
pembuatan
3.5.5 Kesimpulan dan saran
tahap ini peneliti menyimpulkan hasil dari pengujian alat tersebut dan
memberikan saran sehingga dapat memudahkan peneliti yang akan meneruskan
penelitian ini.
3.6 Jadwal Penelitian
Adapun penulis membuat time frame penelitian sebagai target dalam
pembuatan alat ini yang ditampilkan pada taabel. 3.4 sebagai berikut :
32
Tabel 3.4 Jadwal penelitian
No Kegiatan
Bulan
Maret April Mei Juni
1 Pembuatan Proposal
2 Ujian Proposal
3 Pembuatan Alat
4 Simulasi Alat
5 Hasil Analisa
6 Ujian Akhir
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Indetifikasi Masalah
Dalam perkerjaan periodic service salah satunya terdapat perkerjaan
penggantian fuel filter yang dimana posisi fuel shut off valve harus dalam
keadaan tertutup, namun dalam pekerjaan di lapangan setelah selesai melakukan
service unit di running dan fuel shut off valve lupa tidak dibuka kembali, fuel
dalam fuel line dari fuel shut off valve ke injectors akan habis dan menyebabkan
engine hunting. Keadaan ini menyebabkan unit harus di bleeding terlebih dahulu
untuk mengembalikan fuel dan membuang udara di dalam fuel line agar unit
dapat dihidupan kembali, waktu yang dibutuhkan untuk proses bleeding 10-30
menit.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk
membuat safety device yang dapat memberikan peringatan kepada operator berupa
suara buzzer dan tampilan text pada layar LCD agar operator tidak menghidupkan
engine serta perintah kepada operator agar memeriksa fuel shut off valve.
Kemudian engine hanya bisa distart apabila fuel shut off valve dalam keadaan
terbuka.
Untuk membuat safety device fuel shut off valve PC200-7, diperlukan input
dari push button switch yang berfungsi sebagai input pada arduino yang akan
mengatur kapan relay menghubungkan dan memutuskan starting system, kapan
buzzer berbunyi dan kapan LCD menampilkan text.
4.2 Study Literature
Berdasarkan perancangan safety device fuel shut off valve, maka dibutuhkan
shop manual PC200-7 untuk memudahkan penulis untuk mengetahui wiring
starting system, dan letak jalur starting system. Selain itu karena safety device
tersebut membutuhkan arduino sebagai controller maka penulis harus mengetahui
bahasa pemprograman untuk melakukan pemprograman arduino.
34
4.2.1 Pemprograman Arduino
Sistem kerja safety device fuel shut off valve menggunakan arduino sebagai
controller. Arduino berfungsi untuk mengatur komponen-komponen elektrik pada
safety device dengan cara memprogram arduino menggunakan software IDE.
Dalam pemprograman menggunakan software IDE koding dibuat dalam 3 bagian
yaitu struktur kode pada program yaitu berisi fungsi setup() dan loop(), values
yang berisi variable atau konstanta sesuai dengan tipe data yang didukung oleh
arduino dan function untuk mengatur ketika salah satu kebutuhan untuk
melakukan tindakan sama beberapa kali dalam sebuah programan setelah itu
meng-upload program ke arduino.
4.3 Observasi Lapangan
Sebelum merancang dan membangun safety device fuel shut off valve
PC200-7 dilakukan observasi pada unit. Pada gambar 4.1 merupakan Excavator
PC200-7 yang ada di Politeknik Negeri Balikpapan. Unit ini dipakai sebagai
bahan penelitian untuk membuat safety device fuel shut off valve. Peneliti
melakukan pengamatan tata letak electrical wiring secara langsung pada unit dan
melakukan pengukuran tegangan pada starting system. Selain itu juga PC200-7 ini
digunakan sebagai bahan untuk melakukan pengujian alat secara langsung di unit.
Ada beberapa hal yang dilakukan pada tahap observasi yaitu:
Gambar 4.1 PC200-7 yang dijadikan sebagai objek penelitian
35
4.3.1 Pengukuran Sistem Kelistrikan
Pengukuran sistem kelistrikan sangat dibutuhkan untuk menyesuaikan
komponen-komponen yang akan dirangkai dalam proses pembuatan alat. Pada
tabel 4.1 merupakan data yang diambil untuk membantu dalam proses
perancangan alat. Pengukuran ini berdasarkan standar pengukuran starting system
yang berasal dari shop manual PC200-7 pada bagian testing and adjusting
mengenai troubleshooting pada hal 20-503. Adapun hasil pengukuran dapat
dilihat pada tabel 4.1
Table 4.1 Hasil pengukuran kelistrikan starting system
N
No Item Hasil Pengukuran Keterangan
1
1 Baterai
Actual = 25,7 V
Standart = Min 24 V
Sesuai Standar
2
2
Starting Switch Terminal
BR (Kunci Kontak Posisi
ON)
Actual = 25,1 V
Standart = 20-30V
Sesuai Standar
3
3
Starting Switch Terminal
C (Kunci Kontak Posisi
Start)
Actual = 25,2 V
Standart = 20-30 V
Sesuai Standar
4.3.2 Memastikan Fuel Shut Off Valve Berfungsi
Sebelum melakukan pembuatan alat, terlebih dahulu memastikan fuel shut
off valve berfungsi dengan baik. Hal pertama untuk memastikannya yaitu dengan
cara membuka hosing yang berada di fuel shut off valve lalu membuka fuel shut
off valve jika terdapat fuel yang keluar dari output fuel shut off valve maka dalam
keadaan baik. Setelah itu menutup fuel shut off valve jika tidak terdapat fuel yang
keluar dari output fuel shut off valve maka dalam keadaan baik
36
4.4 Perancangan Alat
Ada 3 jenis perancangan dalam perancangan safety device fuel shut off valve
yaitu perancangan sistem elektrik, perancangan casing safety device fuel shut off
valve PC200-7 dan perancangan stand push button switch.
4.4.1 Perancangan Sistem Elektrik.
Perancangan sistem elektrik yaitu membuat konsep alat agar mempermudah
penelitian membuat alat yang sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Pada
gambar 4.2 merupakan diagram blok safety device fuel shut off valve. Dimana
terdiri dari tiga bagian input, process, dan output. Yang berperan sebagai input
pada alat ini yaitu power supply sebagai sumber tenaga bagi sistem dan push
button switch berfungsi mengirim signal ke arduino sebagai microcontroller, lalu
sebagai output adalah relay yang berfungsi memutuskan dan menghubungkan
starting system pada unit, kemudian buzzer yang akan mengeluarkan peringatan
berupa suara dan LCD yang akan menampilkan peringatan berupa tulisan.
Gambar 4.2 Diagram blok proses kerja safety device fuel shut off valve
Pada gambar 4.3 memperlihatkan diagram alir sistem safety device fuel shut
off valve. Dimana ketika push button switch mengirim signal kepada arduino
bahwa push button switch dalam keadaan ditekan oleh fuel shut off valve (posisi
tertutup), maka buzzer akan On, relay akan memutuskan starting system dan LCD
akan menampilkan tulisan “Fuel Valve Tertutup” dan ketika push button switch
mengirim signal kepada arduino bahwa push button switch dalam keadaan tidak
ditekan, maka buzzer Off, Relay akan menghubungkan starting system dan LCD
akan menampilkan tulisan “Fuel Valve Terbuka”.
37
Gambar 4.3 Flowchart system safety device
4.4.1.1 Perancangan Wiring Safety Device Fuel Shut Off Valve
Perancangan wiring safety device fuel shut off valve ini yaitu membuat
rangkaian wiring safety device fuel shut off valve dan pemasangan alat pada unit.
Perancangan ini menggunakan saftware Proteus ISIS
38
Gambar 4.4 Skematik safety device fuel shut off valve
Pada gambar 4.4 merupakan gambar skematik safety device fuel shut off
valve. Dimana memiliki 8 buah komponen elektronika yang dirangkai menjadi
sebuah alat. Setiap komponen mempunyai fungsi tersendiri. Push button switch
sebagai input, lalu micro controller dari alat ini arduino. Output terdiri dari relay,
buzzer dan LCD yang memiliki fungsi berbeda. Relay berfungsi memutuskan dan
menghubungkan arus dari terminal C starter swicth dengan motor starter. Buzzer
berfungsi untuk memberi peringatan kepada operator bahwa fuel shut off valve
dalam keadaan tertutup dan LCD berfungsi untuk menampilkan peringatan berupa
tulisan. Board sebagai tempat menguhubungankan komponen satu dengan yang
lain. Stepdown berfungsi untuk menurunkan tegangan 24 volt menjadi 8 volt dan
LTUSI berfungsi untuk mengatur LCD yang awalnya menggunakan 16 terminal
menjadi 4 terminal.
Starting switch
terminal BR
Starting switch terminal C
Starter motor
39
Gambar. 4.5 Skematik pemasangan alat pada starting system PC200-7
Pada gambar 4.5 menggambarkan skematik pemasangan power dari safety
device fuel shut off valve diambil dari starting switch terminal BR, lalu relay
memutuskan dan menghubungkan arus dari starting switch terminal C ke motor
starter. Kabel yang terhubung pada port 3 arduino dihubungkan ke push button
switch yang kan menjadi input bagi alat.
4.4.2 Perancangan Casing
Perancangan casing yaitu merancang tempat komponen elektrik yang
berfungsi sebagai pelindung komponen-komponen elektrik yang berada
didalamnya. Perancangan ini menggunakan software autocad
40
Gambar 4.6 Rancangan casing
4.4.3 Perancangan Stand Push Button Switch
Perancangan stand push button switch yaitu merancang tempat push button
switch yang akan diletakan di pipa fuel yang berada dibawah tangki fuel.
Perancangan ini menggunakan software autocad
Gambar 4.7 Rancangan stand push button switch
4.5 Pembuatan Alat
Dalam pembuatan safety device fuel shut off valve kita harus memahami job
safety analysis pada saat pembuatan alat yang dijelaskan pada table 4.2 dibawah
ini :
Table 4.2 Job safety and analysis pembuatan Alat
No. Uraian Perkerjaan Bahaya/Resiko Setiap
Pekerjaan
Rekomendasi Tindakan
Control
1. Persiapan alat dan
bahan yang akan
di gunakan
1. Terbentur
2. Terpeleset
3. Tersandung
4. Tergores
1. menggunakan APD
seperti sepatu safety,
sarung tangan, dan
helm safety
41
2. pastikan ruang kerja
dalam keadaan rapi
dan bersih
3. perhatikan ruang
sekitar, lantai tidak
licin
2. Penyolderan 1. Tersetrum
2. Terkena panas
solder
1. Pastikan kabel tidak
ada yang terkupas
2. Berhati-hati saat
melakukan
penyolderan
3. Memotong
akrilik/mika
dengan gergaji
1. Tergores
2. Menghirup udara
yang tercampur
dengan gram-gram
akrilik/mika
1. Menggunakan APD
seperti sarung tangan
dan masker
2. Berhati-hati saat
memotong
akrilik/mika
4. Pengeboran
akrilik/mika untuk
tempat alat
1. Tersetrum
2. Terluka akibat
terkena mata bor
3. Menghirup udara
yang tercampur
dengan gram-gram
akrilik/mika
1. Menggunakan APD
seperti sarung tangan
dan masker
2. Pastikan kabel tidak
terkelupas
3. Pemasangan mata bor
harus sesuai
5. Pemotongan U-
Bolt dan plat untuk
stand push button
switch
1. Meghirup udara
yang tercampur
dengan gram-gram
hasil pemotongan
1. Menggunakan APD
seperti sarung tangan
dan masker
42
2. Berhati-hati saat
memotong
pemotongan
6. Pengeboran plat
untuk stand push
button switch
1. Tersetrum
2. Terluka akibat
terkena mata bor
3. Menghirup udara
yang tercampur
dengan gram-gram
hasil pengeboran
1. Menggunakan APD
seperti sarung tangan
dan masker
2. Pastikan kabel tidak
terkelupas
3. Pemasangan mata bor
harus sesuai
7. Menyatukan
bagian-bagian
bahan
menggunakan lem
tembak
1. Tersetrum atau
konsleting
2. Cidera tangan
akibat terkena lem
tembak
1. Pastikan kabel tidak
ada yang rusak atau
terkelupas
2. Menggunakan sarung
tangan
8 Membersihkan
tempat kerja
1. Tersandung
2. Terpeleset
1. Hati-hati saat berjalan
4.5.1 Langkah Pembuatan Sistem Elektrik
Langkah-langkah proses pembuatan sistem elektrik safety device fuel shut
off valve PC 200-7 adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan bahan ada alat yang digunakan sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat
2. Merangkai komponen sesuai dengan design yang telah dibuat
43
Gambar 4.8 Rangkaian komponen safety device
Keterangan :
1. Arduino
2. Push button switch
3. Buzzer
4. Relay
5. Board
6. LTUSI
7. LCD
8. Stepdown
Pada gambar 4.10 Merupakan gambar design rangkaian elektrik safety
device menggunakan softwer fritzing. Alat tersebut terdiri dari 8 komponen
elektronik yang mempunyai fungsi tersendiri. Push button switch sebagai input
dari alat, lalu microcontroller dari alat ini arduino. Output dari alat ini terdiri dari
relay, buzzer dan lcd yang memiliki fungsi berbeda seperti relay berfungsi untuk
memutuskan dan menghubungkan arus dari terminal C starter swicth dengan
motor starter, buzzer berfungsi untuk memberitahukan jika fuel shut off valve
dalam keadaan tertutup dengan suara dan LCD berfungsi untuk menampilkan
peringatan berupa tulisan. Board sebagai tempat menguhubungankan komponen
satu dengan yang lain. Stepdown berfungsi untuk menurunkan tegangan 24 volt
menjadi 8 volt dan LTUSI berfungsi untuk mengatur LCD yang awalnya
menggunakan 16 terminal menjadi 4 terminal.
3. Memprogram arduino menggunakan software IDE yang dapat dilihat
pada gambar 4.11 dan sketch dapat dilihat pada lampiran
44
Gambar 4.9 Proses programan
4. Melakukan pengetesan untuk mengetahui alat berkerja sesuai dengan
program yang telah dibuat
5. Membersihkan tempat kerja
4.5.2 Langkah Pembuatan Casing
Langkah-langkah proses pembuatan casing safety device fue shutl off valve
adalah sebagai berikut :
Gambar 4.10 Proses pembuatan casing
45
1. Mempersiapkan bahan ada alat yang akan digunakan
2. Mengukur dan menandai akrilik/mika sesuai dengan ukuran yang sudah
ditentukan
3. Lakukan pemotongan akrilik/mika sesuai dengan ukuran
4. Melakukan pengeboran pada akrilik/mika sesuai dengan design
5. Mengaplas bagian yang tajam setelah melakukan pemotongan
6. Memasukan komponen elektrik yang telah dirangkai ke dalam casing
7. Menyatukan akrilik/mika yang telah dipotong dengan lem tembak, plat
siku dan baut
8. Membersihkan tempat kerja
Hasil perakitan kompenen keseluruhan dapat dilihat pada gambar 4.13
langkah selanjutnya yaitu melakukan pengujian alat untuk mengetahui alat
tersebut dapat berfungsi dengan baik atau tidak.
Gambar 4.11 Perakitan alat safety device
4.5.3 Langkah Pembuatan Stand Push Button Switch
Langkah-langkah proses pembuatan stand push button switch adalah
sebagai berikut :
46
Gambar 4.12 Proses pembuatan stand push button switch
1. Mempersiapkan bahan ada alat yang akan digunakan
2. Mengukur dan menandai plat sesuai dengan ukuran yang sudah
ditentukan
3. Lakukan pemotongan plat sesuai dengan ukuran
4. Melakukan pengeboran pada plat sesuai dengan design
5. Mengukur dan menandai U-bolt dengan ukuran yang sudah ditentukan
6. Lakukan pemotongan U-bolt sesuai dengan ukuran
7. Mengaplas bagian yang tajam setelah melakukan pemotongan
8. Membersihkan tempat kerja
4.6 Pengujian Alat
Setelah safety device telah dibuat sesuai dengan rancangan, maka tahap
selanjutnya adalah melakukan pengujian alat. Ada 2 macam pengujian yang akan
dilakukan yaitu pengujian menggunakan simulator dan pengujian langsung pada
unit PC200-7.
47
4.6.1 Pengujian Alat Menggunakan Simulator
Sebelum melakukan pengujian pada unit secara langsung, maka sebelum itu
melakukan pengujian menggunakan simulator. Simulator ini memiliki beberapa
komponen yaitu listrik rumah sebagai power simulator, lampu sebagai pengganti
motor stater pada unit. tangan untuk menekan atau tidaknya push button switch.
Gambar 4.13 Pengujian menggunakan simulator
Safety device dipasang di simulator ini untuk mematikan dan menghidupkan
lampu. Dimana saat push button switch ditekan maka safety device akan
memutuskan arus dari tombol start ke lampu, sehingga lampu tidak menyala. Dan
jika push button switch tidak ditekan maka safety device akan menghubungkan
arus dari tombol start ke lampu, sehingga lampu akan menyala.
Sesuai dengan gambar 4.15 bahwa alat berfungsi dengan baik pada
simulator. Pengujian kedua akan dilakukan pada unit secara langsung.
4.6.2 Pengujian Alat Pada PC200-7
Sebelum melakukan pengujian alat pada unit PC200-7, terlebih dahulu
membuat JSA pengujian alat agar dapat meminimalisir terjadinya potensi bahaya
saat pengujian.
48
Table 4.3 JSA pengujian safety device
No Uraian Pekerjaan Bahaya/Resiko Rekomendasi Tindakan
1. Menyiapkan alat dan
bahan penujang
perkerjaan
1. Tergores
2. Terpeleset
3. Tersandung
1. Gunakan APD seperti
sarung tangan dan
sepatu safety
2. Hati-hati saat berjalan
2. Memasang wiring 1. Tersetrum
2. Salah pasang
wiring
3. Tersandung
1. Gunakan APD seperti
sepatu safety
2. Gunakan shop manual
3. Lakukan perkerjaan
dengan hati-hati
3. Melakukan pemasangan
stand push button switch
1. Terjepit
2. Tersandung
1. Gunakan APD seperti
sarung tangan dan
sepatu safety
2. Hati-hati saat
melakukan perkerjaan
4. Membersihkan tempat
kerja
1. Tersandung
2. Terpeleset
3. Gunakan APD seperti
sepatu safety
4. Hati-hati saat
melakukan perkerjaan
Setelah memahami JSA maka selanjutnya melakukan pengujian langsung
pada PC200-7. Berikut ini langkah-langkah pengujian alat langsung pada unit.
4.6.2.1 Pemasangan Stand Push Button Switch
1. Pertama kita siapkan tool yang dibutuhkan
2. kita buka cover yang berada dibawah tangki fuel
3. bersihkan area pemasangan stand push button switch
4. melakukan pemasangan stand push button switch di pipa fuel
49
5. atur push button switch agar mudah tertekan saat posisi fuel off valve
dalam ke adaan tertutup
6. tutup kembali cover
4.6.2.2 Pemasangan Wiring Electric
1. Pertama kita siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan
2. Setelah itu memasang safety device didalam kabin yang dapat dilihat
pada gambar 4.14
Gambar 4.14 Pemasangan pada starting switch
3. Selanjutnya menyambungkan kabel (+) safety device ke terminal BR
pada starting switch sedangkan kabel (-) safety device ke ground. Setelah
itu memutuskan kabel terminal C yang terhubung dengan starting switch
dan menghubungan kabel terputus tadi ke relay pada safety device.
Selanjutnya menghubungan kabel safety device ke push button switch.
4. Setelah wiring dipasang selanjutnya mengetes safety device fuel shut off
valve. Keadaan fuel off valve di buat dalam keadaan tertutup sehingga
menekan push button switch. Setelah itu pada LCD di safety device akan
menampilkan tulisan “Fuel Valve Tertutup” engine tidak dapat distart
karna fuel shut off valve dalam keaadaan tertutup dan buzzer akan
berbunyi.
50
5. Setelah itu kita buat keadaan fuel shut off valve dalam keadaan terbuka
sehingga push button switch tidak tertekan. Kemudian pada LCD di
safety device akan menampilkan tulisan “Fuel Valve Terbuka” yang
menyatakan engine dapat di start.
4.6.2.3 Membuka dan Menutup Fuel Shut Off Valve
Setelah Stand dan Wiring telah dipasang selanjutnya melakukan pengujian
safety device fuel shut off valve. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.15 bahwa
fuel shut off valve di kondisikan tertutup. Setelah itu akan terlihat pada gambar
4.16 bahwa LCD pada safety device akan menampilkan tulisan “Fuel Valve
Tertutup” yang berarti engine tidak dapat distart karena fuel shut off valve
tertutup. Selain itu buzzer akan berbunyi dan relay memutuskan jalur starting
system.
Gambar 4.15 Kondisi fuel shut off valve tertutup
Gambar 4.16 Tampilan text di LCD
51
Setelah membuat kondisi fuel shut off valve tertutup dan melihat respon
dari alat, selanjutnya fuel shut off valve di kondisikan terbuka seperti gambar 4.17
kemudian akan terlihat pada gambar 4.18 bahwa LCD pada safety device akan
menampilkan tulisan “Fuel Valve Terbuka” yang berarti engine dapat distart.
Selain itu buzzer off dan relay menghubungkan jalur starting system.
Gambar 4.17 Kondisi fuel shut off valve terbuka
Gambar 4.18 Tampilan text pada LCD
4.7 Hasil Pengujian
Tabel 4.4 Standar pengujian alat
Posisi Push button
switch
Buzzer Relay LCD
Ketika Push button
switch Tidak Tertekan
OFF ON Fuel Valve terbuka
Ketika Push button
switch Tertekan
ON OFF Fuel Valve tertutup
52
Tabel 4.5 Hasil pengujian alat
Percobaan
Ke-
Fuel Off Valve Tertutup Fuel Off Valve Terbuka
LCD Buzzer Relay LCD Buzzer Relay
1. ON ON OFF ON OFF ON
2. ON ON OFF ON OFF ON
3 ON ON OFF ON OFF ON
4 ON ON OFF ON OFF ON
5 ON ON OFF ON OFF ON
Percobaan dilakukan sebanyak 5 kali untuk melihat hasil apakah safety
device dapat berkerja dengan baik atau tidak. Berdasarkan hasil percobaan yang
telah dilakukan sebanyak 5 kali dapat di ketahui safety device berkerja dengan
baik.
4.8 Biaya Pembuatan
Adapun biaya pembuatan yang diperlukan untuk membuat alat ini yaitu
sebesar Rp. 335.000,00 yang telah dirincikan pada table 4.6
Table 4.6 Biaya pembuatan safety device fuel shut off valve
No Nama Bahan Jumlah Harga Satuan Total
1. Relay 1 Pcs 35.000,00 35.000,00
2. Arduino 1 Pcs 90.000,00 90.000,00
3. Board 1 Pcs 10.000,00 10.000,00
4. LCD 16x2 with I2C 1 Pcs 45.000,00 45.000,00
5. Buzzer 1 Pcs 5.000,00 5.000,00
6. Jamper 1 Set 8.000,00 8.000,00
53
7. Step Down LM2596 1 Pcs 18.000,00 18.000,00
8. Jack 25 Pcs 800,00 20.000,00
9. Baut dan Mur 25 Pcs 800,00 20.000,00
10. Akrilik 30x40 cm 1 Pcs 45.000,00 45.000,00
11. Lem tembak 5 Pcs 1.000,00 5.000,00
12. Kabel 0.8 20 Meter 2.500,00 5.000,00
13. Push button switch 1 Pcs 5.000,00 5.000,00
14. U-Bolt 1 Pcs 2.000,00 2.000,00
TOTAL 313.000,00
4.9 Kelebihan dan Kekurangan Safety Device Fuel Shut Off Valve
4.9.1 Kelebihan safety device fuel shut off valve
Adapaun kelebihan dari safety device ini sebagai berikut :
1. Mengurangi downtime
2. Engine tidak dapat distart saat fuel off valve tertutup
4.9.2 Kekurangan safety device fuel shut off valve
Adapun kekurangan dari safety device ini sebagai berikut :
1. Safety device ini hanya diuji pada PC 200-7
2. Hanya bekerja saat fuel shut off valve tertutup sempurna
3. Bahan casing terbuat dari mika/akrilik sehingga mudah pecah
4.10 Perawatan dan Penyimpanan Alat
Cara perawatan dan penyimpanan alat yang baik dan benar, agar safety
device bertahan lama dan kondisi tetap terjaga, berikut cara perawatan dan
penyimpanan alat:
a. Usahakan alat dalam kondisi/keadaan bersih.
54
b. Usahakan alat dalam tempat yang aman dan terhindar dari benturan.
c. Simpanlah alat ditempat yang kering dan terhindar dari air.
4.11 Data Frekuensi Lupa Membuka Fuel Shut Off Valve
Pada perkerjaan di lapangan setelah selesai service saat unit di running fuel
shut off valve lupa untuk dibuka kembali. Berikut statistik frekuensi lupa
membuka fuel shut off valve.
Gambar 4.19 Frekuensi lupa membuka fuel shut off valve
4.12 Statistik Jumlah Downtime Yang Diakibatkan Engine Hunting Akibat
Lupa Membuka Fuel Shut Off Valve Di PT. Jhonlin Baratama
Setelah selesai service saat unit di running fuel shut off valve lupa tidak
dibuka, fuel dalam system fuel habis ini menyebabkan engine hunting. Keadaan
ini menyebabkan unit harus di bleeding terlebih dahulu untuk mengembalikan fuel
dan membuang udara pada fuel line. Waktu yang dibutuhkan untuk proses
bleeding 10-30 menit. Reduce cost yang disebabkan downtime tidak dapat
dihindarkan. Berikut statistik lamanya downtime yang diakibatkan engine hunting.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER
Problem Akibat Lupa Membuka Fuel Shut Off Valve
55
Gambar 4.20 Statistik downtime engine hunting
Jumlah duration downtime akibat engine hunting 3,4 jam.
4.13 Data quisioner Tentang Pembuatan Saftey Device Fuel Shut Off Valve
Quisioner dibutuhkan untuk mengetahui pendapat mekanik tentang safety
device fuel shut off valve. Berikut rekapan data quisioner tentang pembutan saftey
device fuel shut off valve.
Tabel 4.7 Rekap data quisioner pembuatan safety device
Data quisoner tentang pembuatan safety device fuel shut off valve
No Pertanyaan Jawaban Jumlah
1
Apakah anda pernah lupa membuka fuel
shut off valve (kran fuel) pada saat
melakukan service ?
Pernah 11
Tidak pernah 4
2
Apakah anda membutuhkan indikator
untuk mengetahui keadaan fuel shut off
valve (kran fuel) ?
Tidak butuh -
Butuh 14
Sangat butuh 1
1.5
0.5 0.47
0.93
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER
Waktu Downtime
Waktu Downtime
56
3 Apakah anda terbantu dengan adanya
saftey device fuel shut off valve ?
Tidak penting -
Penting 14
Penting sekali 1
4.14 Data Kerugian Akibat Downtime Engine Hunting
Kerugian yang ditimbulkan akibat engine hunting dapat dihitung sebagai
berikut. Jumlah duration downtime 3,4 jam, yang diambil dari data statistik
downtime.
4.14.1 Perhitungan dilapangan untuk 1 kali siklus loading
Untuk menghitung lost muatan akibat engine hunting terlebih dahulu kita
menghitung berapa kali jumlah lost loading yang diakibatkan engine hunting.
Jumlah lost loading =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑑𝑜𝑤𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑒
𝑙𝑜𝑠𝑡 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 1 𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠
Jumlah lost loading =3,4 𝑗𝑎𝑚
41 𝑠𝑒𝑐𝑜𝑛𝑑
Jumlah lost loading =12240
41 𝑠𝑒𝑐𝑜𝑛𝑑
Jumlah lost loading = 298 kali
Jumlah total lost loading akibat downtime sebanyak 298 kali.dengan lost
loading 298 kali maka dapat diketahui lost muatan batubara yang diakibatkan
engine hunting. Dengan perhitungan sebagai berikut :
Tabel 4.8 Bucket capacity PC 200-7
Bucket Capacity 𝑚3 (𝑐𝑢. 𝑦𝑑) 1.9 (2.5) 1.9 (2.5) 19 (2.5) 1.9 (2.5)
Sumber : Shop manual PC 200-7
57
Tabel 4.9 Massa jenis batubara
Sumber : http://ilmubatubara.wordpress.com
Diketahui:
bucket capacity = 1,9𝑚3
Massa jenis batubara = 1105𝐾𝑔
𝑚3
Jumlah loading = 298 kali
Ditanya massa batubara yang lost akibat engine hunting ?
Jawab :
Massa batubara = bucket capacity x massa jenis batubara x jumlah
lost loading
Massa batubara = 1,9𝑚3𝑥1105𝐾𝑔
𝑚3 𝑥298
Massa batubara = 625.651 𝐾𝑔
Massa batubara = 625,651 𝑡𝑜𝑛
Total kerugian akibat downtime engine hunting sebagai berikut :
Massa batubara x harga batubara
625,651 x 104,65 dolar = 65.474,38 dollar
Jika dirupiahkan dengan kurs 1 dollar = Rp. 14.615 maka total keseluruhan
kerugian akibat downtime engine hunting sebagai berikut :
65.474,38 x 14.615 = Rp 956.908.064 juta
58
4.14.2 Benefit
Benefit yang didapatkan yaitu, benefit finalcial (net quality inqome) dan
benefit non financial.
4.14.2.1 Benefit finalcial
Dari data perhitungan akibat waktu downtime yang menyebabkan lost
muatan didapat sebesar Rp 956.908.064,00 dan biaya yang dibutuhkan untuk
pembuatan safety device sebesar Rp 313.000,00.
Jadi total benefit = Rp. 956.908.064 – Rp. 313.000
= Rp. 956.595.064
4.14.2.2 Benefit non
Tabel 4.10 Benefit non finalcial
Benefit Non Financial Sebelum Sesudah
Quality Terjadinya downtime
akibat fuel shut off valve
tertutup
Mengurangi downtime
akibat fuel shut off valve
tertutup
Cost Mengalami kerugian
akibat terjadinya
downtime
Mengurangi kerugian
akibat terjadinya
downtime
Safety Saat fuel shut off valve
tertutup tidak ada
Peringatan dan engine
bisa distart
Saat fuel shut off valve
tertutup mempunyai
peringatan suara dan
Text Display “ Fuel
Valve Tertutup” pada
LCD Monitor dan
engine tidak bisa distart.
Productivity Produktifitas unit tidak
tercapai
Mengurangi terjadinya
produktifitas unit yang
tidak tercapai
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pembuatan safety device fuel shut off valve dapat mengurangi downtime
akibat engine hunting pada pc 200-7
2. Cara kerja safety device fuel shut off valve yaitu akan memutus starting
system ketika fuel shut off valve pada posisi tertutup, sehingga engine
tidak dapat di strat. Safety device fuel shut off valve berkerja jika posisi
fuel shut off valve dalam keadaan terbuka sehingga push button switch
tidak tertekan dan relay akan menghubungkan arus starting switch
dengan motor starter. Kemudian pada LCD di safety device akan
menampilkan tulisan “Fuel Valve Terbuka” yang menyatakan engine
dapat di start. Sedangkan saat fuel shut off valve dalam keadaan
tertutup sehingga push button switch tertekan, buzzer akan berbunyi dan
relay akan memutuskan arus starting switch dengan motor starter.
Kemudian pada LCD di safety device akan menampilkan tulisan “Fuel
Valve Tertutup” yang menyatakan engine tidak dapat di start
3. Biaya pembuatan safety device fuel shut off valve sebesar Rp 313.000
dapat mengurangi terjadinya engine hunting sehingga dapat mengurangi
biaya kerugian akibat waktu downtime yang menyebabkan lost muatan
sebesar Rp 956.908.064,00
5.2 Saran
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh sebab itu, penulis menyampaikan beberapa saran yang diharapkan
kedepannya dapat dilakukan pengembangan untuk memperbaiki kekurangan
safety device fuel shut off valve ini. Saran penulis yang disampaikan yaitu :
1. Dikarenakan alat ini hanya sekedar diuji coba pada unit excavator yang
ada dikampus, maka diperlukan implementasi/ujicoba langsung pada
unit PC200-7 yang ada di lapangan untuk memastikan safety device fuel
shut off valve dapat berfungsi dengan baik.
60
2. Karna safety device ini hanya berkerja dengan baik apabila fuel shut off
valve benar-benar tertutup dengan sempurna maka selanjutnya
disarankan agar menggunakan elektrik fuel shut off valve.
3. Dikarenakan casing alat menggunakan bahan mika yang rentan pecah
apabila jatuh, maka penulis menyarankan untuk mencari bahan casing
yang terbuat dari bahan yang tidak mudah pecah.
Daftar Pustaka
1. Komatsu. 2004. Shop Manual PC200-7. USA: Komatsu America Corp.
2. Santoso, Hari. 2015. Panduan Praktis Arduino Untuk Pemula.Diambil dari
ebooks www.elangsakti.com
3. UT School. 2008. Electrical System 2. Jakarta: Yayasan Karya Bakti United
Tractors.
4. UT School. 2008. Mekatronika Dasar. Jakarta: Yayasan Karya Bakti United
Tractors.
5. UT School. 2008. Safety. Jakarta: Yayasan Karya Bakti United Tractors.
6. UT School. 2008. Diesel Engine 1. Jakarta: Yayasan Karya Bakti United
Tractors.
7. http://elektronika-dasar.web.id Diakses tanggal 3 April 2018
8. https://teknikelektronika.com Diakses tanggal 4 April 2018 9. http://ecadio.com Diakses tanggal 3 April 2018 10. http://ngangsukaweruhdotcom.wordpress.com/ Diakses tanggal 20 Maret
2013 11. http://vcc2gnd.com/ Diakses tanggal 1 Januari 2014 12. http://trikueni-desain-sistem.com/ Diakses 1 April 2014
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7