+ All Categories
Home > Documents > Modul Combine

Modul Combine

Date post: 05-Jul-2018
Category:
Upload: rud15tri4
View: 220 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 37

Transcript
  • 8/16/2019 Modul Combine

    1/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  88

    BAB VIII

    PARAMETER PENTING DALAM SUSU SEGAR

    Pendahuluan 

    Bab ini berisi uraian tentang beberapa parameter penting dalam susu segar,

    yang meliputi warna, rasa dan bau (aroma), komposisi, bobot/berat jenis, titik

    beku, titik didih, system kelarutan, dan rheologi susu segar. Pada umumnya yang

    diperhatikan untuk mengetahui kondisi fisik susu adalah: warna, rasa, bau,

    kekentalan, bobot jenis, viskositas, titik beku, dan titik didih. Ada dua faktor yang

    dapat mempengaruhi sifat-sifat fisik susu segar, yaitu komposisi kimiawinya dan

    perubahan-perubahan yang terjadi pada komponen-komponen tersebut, yangdisebabkan karena kerusakan maupun karena akibat proses pengolahan.

    Tujuan Instruksional Umum

    Setelah menyelesaikan perkuliahan Pengelolaan Telur dan Susu,

    diharapkan mahasiswa dapat : (1) menjelaskan struktur telur, komposisi fisik dan

    kimia telur, sifat fisiko kimia telur, mikrobiologi telur, nilai nutrisi dan kualitas

    telur; (2) melakukan pengamatan kualitas dan cara pengawetan telur utuh; (3)

    menerapkan uji inderawi; (4) menjelaskan sifat-sifat susu segar yang berkaitan

    dengan kualitas; (5) mengelola dan mempertahankan kualitas susu segar sehingga

    lebih tahan lama sampai saatnya untuk diolah lebih lanjut; (6) menjelaskan potensi

    bahaya mikrobia pathogen pada susu segar.

    Tujuan Instruksional Khusus

    Setelah mengikuti perkuliahan Bab VIII, mahasiswa diharapkan mampu

    menjelaskan tentang parameter-parameter penting dalam susu segar.

  • 8/16/2019 Modul Combine

    2/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  89

    Kegiatan Belajar

    Pengertian Susu Segar

    Susu merupakan bahan makanan yang sangat penting untuk kebutuhan

    manusia, karena mengandung zat-zat yang sangat diperlukan oleh tubuh seperti

    protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Selain itu susu segar merupakan

    bahan dasar untuk produk olahan susu seperti keju, es krim, mentega, susu kental,

    susu bubuk, susu fermentasi seperti yogurt, kefir, kefir  dan lain-lain.

    Susu mudah sekali mengalami kerusakan oleh pengaruh lingkungan,

    sehingga perlu perhatian khusus untuk penanganannya mulai dari persiapan

    pemerahan, selama proses pemerahan, dan penanganan sesudah pemerahan agar

    diperoleh kualitas susu yang baik dan dapat memenuhi standar kualitas susu yangtelah ditentukan. Untuk dapat mengatasi kerusakan susu sebelum dikonsumsi atau

    diolah oleh Industri Pengolahan Susu (IPS), maka perlu diketahui tentang

    parameter-parameter penting dalam susu segar.

    Pengertian atau batasan mengenai kata susu, adalah susu hasil pemerahan

    dari sapi-sapi betina atau hewan menyusui lainnya yang dapat dimakan atau

    digunakan sebagai bahan makanan yang sehat, tidak dikurangi komponen-

    komponennya dan tidak ditambah dengan bahan-bahan lainnya (Hadiwiyoto,

    1994). Soeparno (1996) menjelaskan, bahwa susu dipandang dari segi peternakan

    adalah suatu sekresi kelenjar susu dari sapi yang sedang laktasi atau ternak yang

    sedang laktasi, dan dilakukan secara sempurna, tidak termasuk kolostrum serta

    tidak ditambah atau dikurangi oleh suatu komponen. Menurut Eckles dkk. (1980),

    susu secara kimiawi merupakan merupakan emulsi lemak dalam cairan yang di

    dalamnya larut laktosa, garam-garam mineral dan protein yang terdapat di dalam

    suspensi koloid. Selanjutnya Soeparno (1996) menjelaskan bahwa susu dari segi

    kimia, mengandung zat kimia organik maupun anorganik, air dan zat yang larut di

    dalam air. Zat tersebut adalah protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.

    Susu merupakan bahan pangan yang tersusun dari zat-zat makanan dengan

    proporsi yang seimbang dan susu dari segi gizi berhubungan dengan kepentingan

    makanan yaitu suatu zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan

    dan mempunyai imbangan yang sesuai dengan gizi. Dari sudut lain, susu juga

  • 8/16/2019 Modul Combine

    3/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  90

    dipandang sebagai bahan mentah yang mengandung bahan-bahan sebagai sumber

    zat makanan penting (Adnan, 1984). Pengertian susu menurut Direktorat Jenderal

    Peternakan (1983) adalah cairan yang berasal dari ambing sapi yang sehat, dengan

    pemerahan sempurna dan benar, tanpa menambah atau mengurangi sesuatu

    komponen.

    Menurut Dwidjoseputro (1987), Kualitas susu segar dipengaruhi oleh

    beberapa faktor, misalnya jenis hewan, makanan, kesehatan hewan, dan kebersihan

    lingkungan. Soeparno (1996) menjelaskan, bahwa susu murni adalah sekresi

    kelenjar ambing sapi sehat, lima atau enam hari setelah melahirkan yang diperah

    secara higienis tanpa melalui perlakuan apapun. Secara sepintas susu berwarna

    putih ofaq (buran, tidak tembus cahaya) yang agak kental dan bau khas susu serta

    rasa gabungan antara manis, gurih dan khas susu. Kalau susu tersebut ditanganisecara jujur dan sesuai petunjuk penanganannya, hasilnya akan memuaskan, karena

    sapi secara genetik tidak pernah memanipulasi kualitas susu yang diproduksi. Sapi

    akan memberikan kualitas susunya sesuai dengan input yang diberikan, serta

    penanganan kesehatannya.

    Menurut SK Dirjen Peternakan No. 17/Kpts/DJP/Deptan/83, pengertian

    susu murni, susu segar serta penjelasan tentang pemeriksaan kualitas susu adalah

    sebagai berikut:

    Susu Murni. Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat yang

    diperoleh dengan cara pemerahan yang benar tanpa mengurangi atau menambah

    suatu komponen.

    Susu Segar. Susu segar adalah susu murni yang tidak mengalami proses

    pemanasan.

    Kualitas Susu Segar. Pemeriksaan kualitas susu dapat dibedakan berdasarkan :

    kondisi fisik, kondisi biokimia, dan kondisi mikrobiologi susu.

    Persyaratan kualitas susu murni yang dapat beredar di masyarakat harus

    memenuhi standar dari SK Dirjen Peternakan No. 17/Kpts/DJP/Deptan/83 seperti

    pada Tabel 1 berikut :

    Tabel 1. Persyaratan kualitas susu murni menurut SK Dirjen Peternakan No.

    17/ Kpts/DJP/Deptan/83

    No. Variabel yang diukur Persyaratan

    1.  Warna, bau, rasa, kekentalan Tidak ada perubahan

  • 8/16/2019 Modul Combine

    4/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  91

    2. 

    Berat jenis (pada suhu 27,5oC) ≥ 1,028

    3.  Kadar lemak ≥ 2,8%

    4.  Kadar bahan kering tanpa lemak ≥ 8,0%

    5. 

    Derajat asam 4,5 sampai 7oSH

    6.  Uji alkohol Negatif

    7. 

    Uji didih Negatif8.  Titik beku - 0,520 sampai -0,560

    oC

    9. 

    Kadar protein ≥ 2,7%

    10.  Angka reduktase 2 sampai 5 jam

    11. 

    Jumlah bakteri saprofit 3 juta CFU/ml susu

    Untuk mengetahui sifat-sifat atau kualitas susu segar yang dihasilkan oleh

    suatu perusahaan sapi perah, maka harus dilakukan pengujian atau pemeriksaan

    terhadap susu yang dihasilkan. Untuk keperluan pengujian terhadap susu segar,

    maka cuplikan atau sample  harus diambil segera setelah susu diperah.

    Pengujian sifat-sifat atau kualitas susu segar penting artinya dan harus

    dikerjakan untuk menghindari pemalsuan atau sebab-sebab lain yang

    mengakibatkan susu menjadi tidak murni lagi, sehingga akan diperoleh susu yang

    berkualitas sesuai dengan standar yang berlaku.

    Pada umumnya yang diperhatikan untuk mengetahui kondisi fisik susu

    adalah : warna, rasa, bau, kekentalan, bobot jenis, viskositas, titik beku, dan titik

    didih. Warna susu yang normal adalah putih kekuningan. Hal ini ditentukan oleh

    penyerapan warna oleh lemak susu. Rasa susu agak manis dan gurih khas susu.Bau susu juga merupakan bau yang khas susu. Kekentalan susu lebih kental

    daripada air. Tingkat kekentalannya dipengaruhi oleh komposisi kimianya. Bobot

     jenis susu juga dipengaruhi oleh komposisinya, umumnya antara 1,027 - 1,034

    pada temperatur standar (27,5oC). Susu bersifat agak asam mendekati normal. Titik

    beku susu berkisar antara -0,54 sampa -0,59 derajat celcius.

    Dua faktor yang dapat mempengaruhi sifat-sifat fisik susu segar adalah

    komposisinya dan perubahan-perubahan yang terjadi pada komponen-komponen

    yang dikandungnya, yang disebabkan karena kerusakan maupun karena akibat

    proses pengolahan (Adnan, 1984). Oleh karena itu pengujian sifat-sifat fisik yang

    ditujnukkan di sini adalah sifat-sifat fisik asli susu segar sebagai bahan mentah.

  • 8/16/2019 Modul Combine

    5/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  92

    Warna, Bau, dan Rasa Susu Segar

    Menurut Buda dkk. (1980), warna putih dari susu segar disebabkan oleh

    warna dari kasein. Warna dari kasein yang murni adalah putih seperti salju. Di

    dalam susu, kasein merupakan dispersi koloid, sehingga tidak tembus cahaya.

    Warna susu yang agak kekuning-kuningan disebabkan oleh warna lemak yang

    terdapat di dalam susu. Warna lemak dipengaruhi oleh zat-zat yang terlarut di

    dalamnya, seperti karoten yang menyebabkan warna lemak menjadi kekuning-

    kuningan (Lehninger, 1982).

    Bau susu adalah spesifik, tetapi susu adalah suatu bahan yang sangat

    mudah menyerap bau dari sekitarnya, sehingga susu tersebut sering mempunyai

    bau-bau tertentu yang berasal dari luar. Kelainan-kelainan bau susu dapat diperiksa

    apakah ada bau susu yang menyimpang seperti bau obat-obatan, bau asam, baualkohol maupun penyimpangan bau yang lain. Susu yang berbau obat-obatan ada

    kemungkinan disebabkan adanya jenis bahan pengawet tertentu yang ditambahkan

    ke dalam susu dengan tujuan untuk mengawetkan susu yang bersangkutan.

    Sedangkan bau asam dan bau alkohol yang timbul di dalam susu dapat disebabkan

    oleh adanya fermentasi susu yang diakibatkan oleh aktivitas bakteri (Jenness dan

    Patton, 1959).

    Susu mempunyai rasa yang agak manis, karena susu mengandung gula susu

    dalam bentuk laktosa sekitar 4,8 persen. Laktosa merupakan disakarida yang

    mempunyai derajat kemanisan relatif sebesar 16 persen bila dibandingkan dengan

    sukrosa yang mempunyai derajat kemanisan sebesar 100 persen (Lehninger, 1982).

    Kasein yang terdapat di dalam susu, dalam keadaan murni tidak mempunyai rasa

    yang jelas, sehingga kasein dapat dikatakan tidak mempengaruhi rasa susu.

    Berat Jenis Susu Segar

    Berat jenis susu dipengaruhi oleh kadar lemak, protein, laktosa, dan

    mineral-mineral yang terlarut di dalam susu tersebut. Umumnya di dalam suatularutan, makin besar atau makin banyak senyawa-senyawa yang terlarut di

    dalamnya, maka makin besar pula berat jenisnya. Demikian pula berat jenis susu

    dipengaruhi oleh senyawa yang terlarut di dalamnya (Adnan, 1984). Buda dkk.

    (1980) menjelaskan, bahwa berat jenis masing-masing senyawa yang menyusun

  • 8/16/2019 Modul Combine

    6/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  93

    susu adalah sebagai berikut : lemak 0,93; laktosa 1,66; protein 1,346; kasein 1,310;

    dan total garam-garam anorganik 4,120. Berat jenis susu segar pada suhu 15,5oC

    berkisar antara 1,030–1,035. Pada susu skim, pada temperatur tersebut berat

     jenisnya adalah 1,036. Makin besar temperatur susu, maka berat jenisnya makin

    kecil. Jenness dan Patton (1959) menjelaskan, bahwa susu yang disimpan makin

    lama berat jenisnya makin rendah, hal ini disebabkab karena terbentuknya gas-gas,

    terutama gas karbon dioksida, yang pada umumnya merupakan akibat dari aktivitas

    bakteri yang terdapat di dalam susu tersebut. Buda dkk. (1980) menyarankan,

    bahwa untuk pemeriksaan berat jenis susu, sebaiknya dilakukan tidak lebih dari

    satu jam setelah pemerahan. Berdasarkan SK Dirjen Peternakan

    No.17/KPTS/DJP/83, berat jenis susu segar pada temperatur 27oC tidak boleh

    kurang dari 1,028.

    Viskositas

    Susu segar sifatnya lebih viskus daripada air. Air murni pada temperatur

    20oC mempunyai viskositas 1,005 centipoise. Sedangkan susu segar pada

    temperatur yang sama mempunyai kisaran viskositas 1,5 - 1,7 cntipoise. Semua

    larutan mempunyai viskositas yang semakin besar pada temperatur yang semakin

    rendah. Misalnya, pada temperatur pasteurisasi, viskositas susu lebih rendah

    daripada viskositas susu pada suhu kamar. Viskositas susu dapat meningkat bila

    susu tersebut disimpan lebih lama atau bila keasamannya meningkat. Pengukuran

    viskositas susu segar tidak banyak manfaatnya, kecuali pada industri-industri

    tertentu yang menggunakan susu segar sebagai bahan bakunya. Misalnya pada

    industri susu kental, pengukuran viskositas susu segar yang digunakan sebagai

    bahan baku pembuatan susu kental sangat diperlukan untuk menentukan standar

    hasil akhir dari suatu proses produksi.

    Titik Beku Susu Segar

    Pengukuran titik beku susu segar dapat digunakan untuk menentukan

     jumlah air yang dipakai untuk pengenceran. Perbedaan titik beku air murni dan

    susu hanya sekitar 0,5oC, oleh karena itu penentuan titik beku susu harus benar-

    benar akurat bila ingin mengetahui adanya pengenceran susu dengan air (Adnan,

    1984). Selanjutnya dijelaskan bahwa titik beku susu segar berkisar antara -0,525oC

  • 8/16/2019 Modul Combine

    7/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  94

    sampai - 0,565oC dengan rata-rata - 0,540

    oC, sedangkan susu kolostrum

    mempunyai titik beku sedikit lebih rendah, yaitu berkisar antara - 0,570oC sampai

    - 0,580oC.

    Hadiwiyoto (1982) menjelaskan, bahwa untuk menetapkan titik beku susu

    dapat dilakukan dengan alat yang disebut cryoscope (krioskup). Alat yang baik

    adalah krioskup yang dilengkapi dengan thermometer  Backmann yang dapat

    menunjukkan suhu dengan ketelitian 0,001oC.

    Kadar laktosa dan chlorida dapat mempengaruhi titik beku susu. Semakin

    tinggi kadar laktosa dan kadar chlorida, maka akan menyebabkan titik beku susu

    semakin rendah (Jenness dan Patton, 1959). Selanjutnya dijelaskan, bahwa

    penambahan satu persen air dari volume susu dapat menaikkan titik beku sebanyak

    0,0055

    o

    C. Sehingga dengan melihat titik beku susu, maka dapat diketahui apakahsusu tersebut dicampur dengan air atau tidak. Pemeriksaan ini dapat digunakan

    untuk mengetahui adanya penambahan air ke dalam susu segar

    Titik Didih Susu segar

    Titik didih suatu cairan tergantung dari berat jenisnya. Berat jenis susu

    segar sedikit lebih tinggi daripada berat jenis air, sehingga titik didih susu sedikit

    lebih tinggi daripada titik didih air. Titik didih air murni adalah 100oC pada

    permukaan laut, sedangkan titik didih susu sedikit lebih tinggi yaitu 100,17oC.

    Titik didih tergantung pula pada tekanan udara. Semakin tinggi tekanan udaranya,

    maka titik didihnya semakin tinggi pula. Susu bila dipanaskan pada titik didihnya

    dalam waktu yang singkat tidak mengalami perubahan, tetapi jika dipanaskan pada

    temperatur yang lebih tinggi dari titik didihnya akan terjadi perubahan, seperti

    warnanya menjadi agak gelap dan terjadi koagulasi. Pada proses pemekatan susu,

    seperti pada pembuatan susu kental atau pembuatan susu bubuk selalu diusahakan

    penguapan airnya pada suhu rendah dengan jalan mengurangi tekanan dalam

    ruangan penguapan, sehingga proses penguapannya selalu jauh berada di bawahtemperatur titik didih.

    Latihan

  • 8/16/2019 Modul Combine

    8/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  95

    Untuk mengetahui pemahaman mahasiswa tentang uraian materi parameter

    susu, mahasiswa disarankan untuk mengerjakan latihan soal berikut ini.

    1.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan susu dipandang dari segi peternakan !

    2. 

    Jelaskan kenapa susu segar berwarna putih !

    3.  Jelaskan kenapa berat jenis susu segar selalu lebih tinggi dari berat jenis air !

    4.  Jelaskan hubungan antara titik didih dengan berat jenis susu segar !

    5.  Sebutkan persentase lemak, protein, dan bahan kering tanpa lemak dari susu

    murni berdasarkan persyaratan kualitas susu murni menurut SK Dirjen

    Peternakan No. 17/Kpts/DJP/Deptan/83 !

    Petunjuk Mengerjakan Latihan

    Untuk mengerjakan latihan tersebut, mahasiswa harus memperhatikan

    rambu-rambu berikut: 1). Buat kelompok belajar 2). Diskusikan dengan kelompok

    belajar pertanyaan dan jawabannya 3). Bacalah referensi di perpustakaan, 4)

    Konsultasikan dengan pengajar bila masih ada kesulitan, dan 5). Pelajarilah

    kembali materi Bab VIII.

    Rangkuman 

    Ada beberapa pengertian tentang susu segar, namun pada dasarnya tidak

    berbeda. Secara umum pengertian susu segar adalah sekresi dari kelenjar susu atau

    cairan yang berasal dari ambing sapi sehat yang diperoleh dengan cara pemerahan

    yang benar tanpa mengurangi atau menambah suatu komponen dan belum

    mengalami proses pemanasan. Susu merupakan bahan makanan yang sangat

    penting untuk kebutuhan manusia, karena mengandung zat-zat yang sangat

    diperlukan oleh tubuh. Susu mudah sekali mengalami kerusakan oleh pengaruh

    lingkungan, sehingga perlu perhatian khusus untuk penanganannya. 

    Mengingat susu merupakan bahan makanan yang mudah rusak, maka untuk

    memperoleh susu yang baik dan aman dikonsumsi, diperlukan adanya suatu

    ketentuan standar kualitas susu yang diijinkan untuk beredar di masyarakat. Oleh

    karena itu Pemerintah telah menetapkan standar kualitas susu murni melalui SK

    Dirjen Peternakan No. 17/Kpts/DJP/Deptan/83. Dengan demikian, susu yang

  • 8/16/2019 Modul Combine

    9/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  96

    diterima oleh para konsumen bisa terkontrol kualitasnya berdasarkan sifat-sifat

    fisik, kimiawi, dan mikrobiologinya.

    Tes Formatif

    Pilihlah satu jawaban yang paling benar dari beberapa pilihan jawaban pada

    soal-soal di bawah ini !

    1.  Susu merupakan bahan makanan yang sangat penting untuk kebutuhan

    manusia, karena :

    A.  Banyak mengandung vitamin

    B.  Daya cernanya sangat tinggi

    C.  Mengandung zat-zat yang sangat diperlukan oleh tubuh

    D.  Mengandung asam-asam amino dan asam-asam lemak yang lengkap

    E.  Harganya relatif murah

    2. 

    Susu dikatakan sebagai susu segar apabila memenuhi salah satu syarat sebagaiberikut :

    A.  Berwarna putih bersih

    B. 

    Uji alkohol negatif

    C.  Uji didih positif

    D. 

    Uji didih negatif

    E.  Uji bakteri patogen negatif

    3.  Persyaratan kadar lemak susu yang harus dipenuhi berdasarkan SK Dirjen

    Peternakan No. 17/Kpts/DJP/Deptan/83 adalah :

    A.  ≥ 3,50%

    B.  ≥ 3,80%

    C. 

    ≥ 2,80%D.

     

    ≥ 2,50%

    E.  ≥ 4,00%

    4.  Persyaratan kadar protein susu yang harus dipenuhi berdasarkan SK Dirjen

    Peternakan No. 17/Kpts/DJP/Deptan/83 adalah :

    A.  ≥ 4,70% C. ≥ 2,70% E. ≥ 4,00%

    B.  ≥ 3,70% D. ≥ 3,50%

    5.  Susu segar rasanya agak manis karena mengandung gula susu dalam bentuk :

    A.  Sukrosa

    B.  Laktosa

    C. 

    GlukosaD.  Fruktosa

    E.  Gula pasir

    6. 

    Pernyataan berikut ini benar, kecuali :

    A.  Berat jenis susu dipengaruhi oleh komponen-komponen yang terlarut di

    dalamnya

    B.  Titik didih susu dipengaruhi oleh berat jenisnya

  • 8/16/2019 Modul Combine

    10/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  97

    C. 

    Semakin tinggi berat jenis susu, maka titik didihnya semakin tinggi pula

    D.  Lemak susu merupakan komponen penyusun susu yang mempunyai berat

     jenis paling rendah

    E.  Semakin tinggi kadar lemak susu akan menyebabkab berat jenis susu

    semakin tinggi pula.

    7.  Viskositas susu dapat meningkat apabila :

    A.  Bila keasaman susu meningkat.

    B.  Susu direbus

    C.  Dilakukan penambahan dengan aquades

    D.  Selama proses pasteurisasi

    E.  Sebagian kandungan krimnya diambil

    8.  Titik beku susu berdasarkan persyaratan kualitas susu murni menurut SK

    Dirjen Peternakan No. 17/Kpts/DJP/Deptan/83 adalah

    A.  0 sampai 0,5oC

    B. 

    -0,520 sampai -0,560oC

    C. 

    0,520 sampai 0,560

    o

    CD.  -0,420 sampai 0,460oC

    E.  -0,250 sampai 0,420oC

    9.  Kualitas susu segar dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut, kecuali :

    A.  Jenis ternak

    B.  Makanan ternak

    C.  Bobot ternak

    D.  Kesehatan ternak

    E.  Kebersihan lingkungan

    10.  Susu merupakan produk ternak yang mudah mengalami kerusakan. Kerusakan

    susu biasanya diawali dengan bau asam yang disebabkan oleh hal-hal sebagai

    berikut, kecuali :A.

     

    Adanya aktivitas bakteri

    B.  Terjadinya proses fermentasi

    C. 

    Penguraian protein menjadi asam-asam amino

    D.  Penguraian laktosa menjadi asam-asam laktat

    E. 

    Penguraian laktosa menjadi asam-asam piruvat dan asam-asam organik

    lainnya

    Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci Jawaban Tes Formatif yang ada

    di bagian akhir BAB ini dan hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar.

    Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan

    Anda dalam materi BAB VIII.

    Rumus: 

    %10010

     X benar  yang Anda jawaban Jumlah

     penguasaanTingkat    = 

    Arti tingkat penguasaan yang Anda capai adalah:

  • 8/16/2019 Modul Combine

    11/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  98

    90 % - 100 % = baik sekali

    80 % - 89 % = baik

    70 % - 79 % = cukup

  • 8/16/2019 Modul Combine

    12/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  99

    Tes Formatif  

    1.  C 3. C 5. B 7. A 9. C

    2.  D 4. C 6. E 8. B 10. C

    Daftar Pustaka 

    Adnan, M., 1984, “Kimia dan Teknologi Pengolahan Air Susu”, Edisi ke dua,

    Andi Offset, Yogyakarta.

    Buda, I.K., Arka, I.B., Sulandra, I.K., Jamasuta, I.G..M., dan Arnawa, I.K., 1980,

    “Susu dan Hasil Pengolahannya”, Bagian Teknologi Hasil Ternak, Fakultas

    Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar.

    Dwidjoseputro, D., 1987, “Dasar-dasar Mikrobiologi”, Cetakan ke-9, Djambatan,Malang.

    Eckles, C.H., Combs, W.B., dan Macy, H., 1980, “Milk and Milk Products”,

    Fourth Edition, Tata McGraw-Hill Publishing Company Ltd., Bombay-

    New Delhi.

    Goenardjoadi,1984, “Evaluasi Karakteristik Ekstrak Renet dari Abomasum Anak

    Sapi Perah”, Hasil Penelitian. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.

    Hadiwiyoto, S., 1982, “Teknik Uji Mutu Susu dan Hasil Olahannya”, Liberty,

    Yogyakarta.

    Hadiwiyoto, S., 1994, “Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Susu dan HasilOlahannya”, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Liberty Yogyakarta,

    Yogyakarta.

    Jennes, R. dan Patton, S., 1959, “Principles of Dairy Chemistry”, John Willey and

    Sons, Inc., New York.

    Kay, H.D., 1974, “Milk and Milk Production”, The Husbandry and Health of

    Domestic Buffalo, W.R. Coockrill (Edition) F.A.O. of The United, Roma.

    Lampert, L.M., 1975, “Modern Dairy Products : Composition, Food Value,

    Processing, Chemistry, Bacteriology, Testing Initation Dairy Product”,

    Chemical Publishing Co. Inc., New York.

    Lehninger, A.L., 1982, “Principles of Biochemistry”, Worth Publishers, Inc. New

    York.

    Scott, R., 1986, Cheesemaking Practice, Second Edition, Elsevier Applied Science

    Publisher Ltd., London.

    Wikantadi, B., 1977, “Biologi Laktasi”, Universitas Gadjah Mada Press,

    Yogyakarta.

  • 8/16/2019 Modul Combine

    13/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  100

    Wirahadikusumah, M., 1985, “Biokimia : Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan

    Lipid”, ITB, Bandung.

    Wirahadikusumah, M., 1989, “Biokimia Protein, Enzim dan Asam Nukleat”.

    Penerbit ITB Bandung.

  • 8/16/2019 Modul Combine

    14/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  101

    BAB IX

    STATUS FISIKO–KIMIA SUSU SEGAR

    (Lemak Susu)

    Pendahuluan 

    Seperti telah dijelaskan dalam BAB VIII, bahwa ada dua faktor yang dapat

    mempengaruhi sifat-sifat fisiko-kimia susu segar, yaitu komposisi dan perubahan-

    perubahan yang terjadi pada komponen-komponen yang dikandungnya. Perubahan

    komponen/komposisi dapat terjadi karena kerusakan maupun karena akibat proses

    pengolahan. Komponen-komponen yang terkandung di dalam susu merupakan unsur-

    unsur kimia. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa komponen-komponen kimia yangmenyusun susu sangat menentukan baik sifat fisik maupun kimia susu segar. Oleh karena

    itu pemeriksaan kualitas susu segar tidak cukup apabila hanya dilakukan berdasarkan sifat-

    sifat fisiknya saja. Dalam penjelasan berikut ini akan dikemukakan tentang lemak susu dan

    sifatnya secara fisik dan kimiawi.

    Tujuan Instruksional Umum

    Setelah menyelesaikan perkuliahan Pengelolaan Telur dan Susu, diharapkanmahasiswa dapat : (1) menjelaskan struktur telur, komposisi fisik dan kimia telur, sifat

    fisiko kimia telur, mikrobiologi telur, nilai nutrisi dan kualitas telur; (2) melakukan

    pengamatan kualitas dan cara pengawetan telur utuh; (3) menerapkan uji inderawi; (4)

    menjelaskan sifat-sifat susu segar yang berkaitan dengan kualitas; (5) mengelola dan

    mempertahankan kualitas susu segar sehingga lebih tahan lama sampai saatnya untuk

    diolah lebih lanjut; (6) menjelaskan potensi bahaya mikrobia pathogen pada susu segar.

    Tujuan Instruksional Khusus

    Setelah mengikuti perkuliahan Bab IX, mahasiswa diharapkan mampu menjelas-kan

    tentang status fisiko-kimia susu segar khususnya lemak susu.

  • 8/16/2019 Modul Combine

    15/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  102

    Kegiatan Belajar

    Komposisi Susu

    Tinjauan tentang komponen penyusun susu segar telah banyak dikemukakan olehpara pakar. Lampert (1975) menjelaskan bahwa kadar air dan kadar bahan kering susu sapi

    adalah bervariasi diantara bangsa sapi yang berbeda. Kisaran dan rata-rata kadar air dan

    kadar bahan kering susu dari beberapa bangsa sapi yang berbeda dapat dilihat pada Tabel

    2. Selanjutnya, Eckles dkk. (1980) menyatakan bahwa susu tersusun atas air dan bahan

    kering. Bahan kering terdiri dari lemak susu dan bahan kering tanpa lemak (Solid Non

    Fat), sedangkan bahan kering tanpa lemak tersusun atas protein, laktosa dan mineral.

    Lebih lanjut, Wikantadi (1977) menerangkan bahwa susu terdiri dari air, material yang

    termasuk ke dalam lipida, protein, mineral, karbohidrat, vitamin yang larut dalam susu,

    non-protein nitrogen, dan enzim. Adnan (1984) mengemukakan bahwa penyusun susu

    terdiri dari air, lemak, protein, laktosa, dan abu dengan kadar masing-masing 87,0 %, 3,9

    %, 3,5 %, 4,9 %, dan 0,7 %. Susu yang baik sebagai bahan dasar untuk membuat keju

    menurut Scott (1986) adalah yang mempunyai komposisi air 87,0 %, lemak 3,75 %,

    protein 3,38 %, laktosa 5,0 %, dan mineral 0,9 %. Selanjutnya, dijelaskan pula bahwa

    komposisi susu yang diharapkan sebagai bahan dasar keju dari beberapa spesies hewan

    menyusui adalah seperti yang tercantum pada Tabel 3.

    Tabel 2. Kisaran dan rata-rata kadar air dan kadar bahan kering susu dari beberapa bangsa

    sapi yang berbeda

    Kadar Air (%) Kadar Bahan Kering (%)Bangsa Sapi

    Min. Maks. Rerata Min. Maks. Rerata

    Ayrshire 84,24 89,44 87,42 10,56 15,76 12,58

    Brown Swiss - - 86,93 - - 13,07

    Guernsey 82,12 87,93 85,89 12,07 17,88 14,11

    Holstin (FH) 82,38 89,28 87,12 10,72 17,62 12,88

    Jersey 82,32 89,04 85,60 10,96 17,68 14,40

    Short Horn - - 87,42 - - 12,58

    Sumber : Lampert (1975), Modern Dairy Products.

    Menurut Kao (1955) dan Daster (1956) yang dikutip oleh Kay (1974), susu yang

    baru diperah mengandung sedikit zat-zat yang bersifat asam, sehingga pH susu berkisar

    antara 6,5 sampai 6,7 dengan rata-rata 6,6 dan dapat mengikat sejumlah alkali. Selanjutnya

  • 8/16/2019 Modul Combine

    16/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  103

    Webb dan Johnson (1965), yang dikutip oleh Goenardjoadi (1984), menjelaskan bahwa

    apabila susu segar dititrasi dengan alkali menggunakan indikator phenolpthalein 1%, maka

    hasilnya akan menujukkan persentase keasaman yang berkisar antara 0,10% sampai 0,26%

    bila dihitung berdasarkan asumsi bahwa keasaman tersebut hanya disebabkan oleh asam

    laktat. Namun demikian perlu diperhatikan hal yang sebenarnya, bahwa keasaman susu

    tidak hanya ditimbulkan oleh asam laktat saja, melainkan didukung pula oleh asam-asam

    lainnya yang merupakan produk glikolisis yang terjadi di dalam susu. Lehninger (1982)

    dan Wirahadikusumah (1985) menyatakan bahwa dengan adanya oksigen atau dalam

    suasana aerob, glikolisis berlangsung dan menghasilkan asam-asam organik yang berupa

    asam 1,3 - difosfogliserat, asam 3 - fosfogliserat, asam 2 - fosfogliserat, asam fosfoenol

    piruvat, dan asam piruvat. Perlu disadari pula bahwa susu yang baru diperah dari ternak

    yang sehat tidak mengandung asam laktat maupun asam-asam organik yang merupakan

    produk glikolisis. Keasaman dari susu segar tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu

    adanya asam fosfat dan asam sitrat, sifat kasein dan albumin, dan terlarutnya karbon

    dioksida dalam susu.

    Tabel 3. Komposisi susu yang diharapkan sebagai bahan dasar keju dari beberapa spesies

    hewan menyusui

    Jenis HewanLemak

    (%)

    Kasein

    (%)

    Laktosa

    (%) 

    Albumin

    (%)

    Abu

    (%)

    Sapi 3,75 3,0 4,75 0,4 0,75Kambing 6,0 3,3 4,6 0,7 0,84

    Domba 9,0 4,6 4,7 1,1 1,0

    Kerbau 6,0 3,8 4,5 0,7 0,75

    Keledai 1,4 0,75 6,1 1,2 0,5

    Unta 3,0 3,5 5,5 1,7 1,5

    Rusa Kutub 17,1 8,4 2,4 1,2 0,3

    Sumber : Scott (1986), Cheesemaking Practice.

    Buckle dkk., (1987) menyatakan bahwa komponen penyusun susu segar untuk

    semua jenis susu sapi perah rata-rata terdiri dari: air 87,10%; laktosa 4,8%; lemak 3,9%;

    protein 3,4%; dan mineral 0,17% bersama dengan bahan lain dalam jumlah sedikit seperti

    asam sitrat, enzim-enzim, fosfolipida, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C.

    Kondisi biokimiawi susu lebih dikenal dengan komposisi susu yang umumnya

    terdiri dari komponen-komponen seperti pada Tabel 4 dan fraksinasinya seperti pada

    Gambar 2.

  • 8/16/2019 Modul Combine

    17/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  104

    Tabel 4. Komposisi Susu Berdasarkan Standar yang Berlaku di Eropa dan Amerika Utara

    serta di Indonesia

    Komposisi susuSusu di Eropa dan

    Amerika Utara (%)

    Susu di Indonesia

    (%)

    Air

    Bahan padat tanpa lemakLemak

    Protein

    Laktosa

    Mineral

    87,00

    13,004,00

    3,40

    4,80

    0,80

    88,80

    11,203,40

    3,10

    4,00

    0,70

    Sumber : GKSI (1995).

    Tabel 5. Komposisi Susu Berdasarkan Persyaratan Minimal yang Berlaku di Indonesia

    Komposisi susuSK Dirjen

    Peternakan RI

    Dasar

    Pembayaran

    SK Dirjen

    Peternakan 1983

    Berat jenis (BJ) pada 27,5o

    CKadar lemak (Fat)

    Solid Non Fat (SNF)

    Total Solid (TS)

    1,0283,00%

    7,90%

    10,90%

    1,0283,30%

    7,70%

    11,00%

    Min. 1,028Min. 2,80%

    Min. 8,00%

    Min. 10,80%

    Sumber : PT. Indomilk (1995)

    Gambar 2. Skhema fraksinasi komponen susu segar

  • 8/16/2019 Modul Combine

    18/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  105

    Lemak Susu

    Adnan (1984) menjelaskan, bahwa lemak merupakan komponen penyusun susu

    yang penting, karena :

    a. Lemak mempunyai arti ekonomi yang penting, karena dapat digunakan sebagai bahan

    mentah dalam pembuatan mentega. Usaha-usaha seleksi ternak perah kadang-kadang

    ditujukan untuk menghasilkan jenis sapi yang mampu meproduksi susu dengan kadar

    lemak yang tinggi.

    b. Lemak mempunyai nilai gizi yang tinggi atas dasar jumlah kalori yang dikandungnya.

    Selain itu lemak juga mengandung nutrien lain yang penting, seperti vitamin-vitamin

    dan asam-asam lemak esensial.

    c. Lemak memegang peranan dalam menentukan rasa, bau dan tekstur, terutama dalam

    produk-produk olahan susu.

    d. Lemak merupakan konstituen yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia.

    Kadar lemak dalam susu segar adalah sekitar 3,8 persen. Lemak yang berada dalam

    susu segar merupakan partikel-partikel atau biasa disebut dengan globula-globula lemak

    yang dikelilingi oleh lapisan protein. Adanya lapisan protein yang bermuatan listrik ini

    menyebabkan globula-globula lemak tersebut dapat stabil di dalam susu (Adnan, 1984).

    Pemisahan Cream. Cream (Cream) adalah bagian dari susu yang banyak mengandung

    lemak, sering pula disebut "Kepala Susu". Sedangkan  skimm adalah bagian susu yang

    tidak mengandung lemak atau sangat sedikit mengandung lemak atau disebut pula serum

    susu. Biasanya  cream  akan berada pada bagian atas atau permukaan, apabila susu

    didiamkan pada suatu tempat atau wadah. Tetapi dalam pabrik pengolahan susu,  cream 

    dan skimm dipisahkan dengan menggunakan alat yang disebut centrifugal separator atau

     cream separator. Cream  dan skimm  dapat dipisahkan dengan separator karena adanya

    perbedaan berat jenis. Cream mempunyai berat jenis lebih kecil dari pada skimm, karena

    cream lebih banyak mengandung lemak susu, sedangkan skimm banyak mengandung pro-

    tein. Secara khusus akan diuraikan mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan uraian

    tersebut, yaitu separasi dan macam-macam cream.

  • 8/16/2019 Modul Combine

    19/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  106

    Gambar 5. Lapisan cream  dan skim dalam susu

    Separasi. Seperti telah disebut diatas, bahwa separasi dimaksudkan untuk memisahkan

    susu menjadi dua bagian atau dua komponen, yaitu cream dan skim dengan menggunakan

    alat yang disebut  cream separator. Prinsip kerja alat ini adalah didasarkan atas

    kemampuan gaya sentrifugal untuk memisahkan partikel-partikel yang mempunyai berat

     jenis berbeda. Pada dasarnya cream separator  terdiri dari beberapa cawan atau mangkok

    dengan lubang yang letaknya sama dan dapat diputar dengan kecepatan 3000 sampai

    20.000 rpm (Lampert, 1975). Susu masuk ke dalam cream separator   secara grafitasi,

    sedangkan kecepatan terjadinya pemisahan didasarkan atas hukum atau rumus Stok 

    berikut ini :

    ( )

    n

    df ds fr 

      −

    =

    2

    92

     

    Keterangan:V = kecepatan pemisahan

    r = radius partikel

    f = percepatan = RS2 

    R = radius alat

    S = rpm. (putaran per menit)

    n = viskositas (kekentalan)

    ds – df = perbedaan berat jenis cream 

    dengan skim

    Terlihat pada rumus di atas, bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi

    kecepatan pemisahan dan ada faktor lain yang tidak terlihat pada rumus tersebut yaitu

    faktor suhu. Suhu akan mempengaruhi nilai ds, df  dan n atau nilai (ds - df)/n. Semakin

    tinggi suhu maka nilai V akan semakin besar, berarti kecepatan pemisahan akan semakin

    besar, hal ini dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini.

    Lapisan Cream

  • 8/16/2019 Modul Combine

    20/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  107

    Tabel 13. Pengaruh suhu pada ds,df dan n susu segar 

    Suhu (oF) ds df ds - df n

    ds – df

    50 1,0359 0,9528 0,0831 0,0247 0,0082

    95 1,0288 0,9082 0,1206 0,0117 0,0252

    140 1,0171 0,8913 0,1258 0,0071 0,0432

    Sumber: Kimia dan Teknologi Pengolahan Air Susu (Adnan, M., 1984).

    Untuk memperjelas keterangan-keterangan sebelumnya, maka dapat dilihat

    Gambar 2. (penampang cream separator )

    Gambar 6. Penampang separator  untuk susu segar (Bylund, 2003)

  • 8/16/2019 Modul Combine

    21/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  108

    Globula lemak yang berdiameter kurang dari 2 mikron tidak dapat dipisahkan

    secara efisien sehingga masih terdapat dalam skimm. Jumlah lemak yang ada dalam skimm 

    ini sekitar 1 - 1,5 persen dari total lemak, atau sebesar 0,02 - 0,05 persen dalam skimm.

    Kadar lemak dan kualitas cream maupun skimm dapat diperoleh dengan mengatur suhu

    susu dalam separator.

    Pada suhu rendah menghasilkan skimm yang tidak mudah membuih dan cream-nya

    mempunyai viskositas (kekentalan) yang baik. Sedangkan kadar lemak cream  dapat

    ditentukan dengan mengatur besarnya aliran cream yang keluar. Struktur globula lemak

    susu dapat dilihat pada Gambar 3.

    Gambar 3. Globula lemak susu (Bylund, 2003)

    Lemak susu tersusun dari komponen utamanya yaitu triglyserida yaitu satu

    molekul glyserol berikatan dengan tiga molekul asam lemak. Globula lemak susu

    mengandung baik asam lemak tidak jenuh (unsaturated fatty acid), maupun asam lemak

     jenuh (saturated fatty acid). Sedangkam jenis-jenis asam lemak penyusun lemak susu

    dapat dilihat pada Tabel 6.

    Macam-macam Cream

    Macam cream dibedakan atas kandungan lemak susu-nya dan perlakuan-perlakuan

    lain seperti pemeraman maupun penambahan bahan-bahan lain. Dikenal ada enam macam

    cream, yaitu:

      Half and half cream, yaitu cream yang hanya mengandung lemak susu 10,5 - 16

    persen. Cream ini biasanya diperoleh dari mencampur cream yang kandungan lemak-

    susunya tinggi dengan susu segar sehingga tercapai kadar lemak tersebut di atas.

  • 8/16/2019 Modul Combine

    22/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  109

      Light cream, yaitu cream yang mengandung lemak susu antara 18 - 22 persen.

    Biasanya telah dilakukan homogenisasi.

      Light whipping cream, yaitu cream yang mempunyai kandungan lemak susu antara

    30 - 34 persen. Cream ini tidak dihomogenisasi sebab perlakuan homogenisasi akan

    menyebabkan cream mempunyai daya mengembang yang kecil.

      Heavy whipping cream, yaitu cream yang mempunyai kandungan lemak susu lebih

    besar dari 34 persen. Cream ini juga tidak dihomogenisasi.

      Sour cream (cream asam), yaitu cream yang kadar lemak susunya tidak kurang dari

    18 persen, yang diperam dengan bakteri asam laktat. Cream ini telah dipasteurisasi.

      Whips, yaitu cream yang telah dipasteurisasi, mengandung gula, bahan-bahan pemberi

    cita-rasa dan zat penstabil.

    Adapun cream yang diperoleh apabila susu segar didiamkan pada suatu wadah 

    untuk beberapa saat kemudian cream mengambang di bagian permukaan, disebut Gravity-

    Separated Cream, dengan kandungan lemak susu antara 10 - 28 persen dengan rata-rata

    20 - 22 persen (Lampert., 1975).

    Tabel 6. Jenis – jenis asam lemak penyusun lemak susu

    Jumlah AtomJenis Asam

    LemakKandungan (%)

    Titik Cair

    (oC) H C OBentuk Fisik

     Asam lemak jenuh Asam butyrate 3,0 – 4,5 – 7,9 8 4 2

    Asam kaproat 1,3 – 2,2 – 1,5 12 6 2

    Asam kaprylik 0,8 – 2,5 + 16,5 16 8 2

    Cair pada suhu

    ruangan

    Asam kaprat 1,8 – 3,8 + 31,4 20 10 2

    Asam laurat 2,0 – 5,0 + 43,6 24 12 2

    Asam myristat 7,0 – 11,0 + 53,8 28 14 2

    Asam palmitat 25,0 – 29,0 + 62,6 32 16 2

    Asam stearat 7,0 – 3,0 + 69,3 36 18 2

    Padat pada

    suhu ruangan

     Asam lemak tidak jenuh Asam oleat 30,0 – 40,0 + 14,0 34 18 2

    Asam linoleat 2,0 – 3,0 – 5,0 32 18 2

    Asam linolenat ≤ 1,0 – 5,0 30 18 2

    Asam arakhidonat ≤ 1,0 – 49,5 32 20 2

    Cair pada suhu

    ruangan

    Sumber: Bylund, 2003.

  • 8/16/2019 Modul Combine

    23/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  110

    Untuk mengetahui pemahaman mahasiswa tentang uraian materi parameter susu,

    mahasiswa disarankan untuk mengerjakan latihan soal berikut ini.

    1.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan Cream !

    2.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan Skimm !

    3.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan Light Cream !

    4.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan Light Whipping Cream !

    5.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan Heavy Whipping Cream !

    Petunjuk Mengerjakan Latihan

    Untuk mengerjakan latihan tersebut, mahasiswa harus memperhatikan rambu-

    rambu berikut: 1). Buat kelompok belajar 2). Diskusikan dengan kelompok belajar

    pertanyaan dan jawabannya 3). Bacalah referensi di perpustakaan, 4) Konsultasikan

    dengan pengajar bila masih ada kesulitan, dan 5). Pelajarilah kembali materi Bab IX.

    Rangkuman 

    Komposisi rata-rata susu segar untuk semua jenis susu sapi perah adalah: air

    87,10%; laktosa 4,8%; lemak 3,9%; protein 3,4%; dan mineral 0,17% bersama dengan

    bahan lain dalam jumlah sedikit seperti asam sitrat, enzim-enzim, fosfolipida, vitamin A,

    vitamin B, dan vitamin C. Lemak yang berada dalam susu segar merupakan partikel-

    partikel atau biasa disebut dengan globula-globula lemak yang dikelilingi oleh lapisan

    protein. Adanya lapisan protein yang bermuatan listrik ini menyebabkan globula-globula

    lemak tersebut dapat stabil di dalam susu. Cream (Cream) dan skimm, cream adalah

    bagian/komponen susu yang banyak mengandung lemak, sedangkan skimm adalah

    bagian/komponen susu yang berkadar lemak rendah tapi kadar proteinnya tinggi. Cream 

    dan skimm dipisahkan dengan alat "Cream separator" dengan prinsip gaya sentrifugal.

    Jenis cream dibedakan atas kadar lemaknya, contohnya: half and half cream, light cream,

    light whipping cream, heavy whipping cream, sour cream dan whips. 

  • 8/16/2019 Modul Combine

    24/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  111

    Tes Formatif

    Pilihlah satu jawaban yang paling benar dari beberapa pilihan jawaban pada soal-

    soal di bawah ini !

    1.  Dalam proses penanganan susu segar, Cream biasa disebut juga dengan istilah :A.  Serum susuB.  Kepala susuC.  WheyD.  CurdE.  Tahu susu

    2.  Selain cream, skimm juga mempunyai istilah lain. Skimm biasa disebut juga denganistilah :

    A.  Serum susuB.  Kepala susuC.  WheyD.  CurdE.  Tahu susu

    3.  Alat yang digunakan untuk memisahkan cream dan skimm disebut :A.  Milk EvaporatorB.  Skim EvaporatorC.  Skim SeparatorD.  Cream SeparatorE.  Cream Evaporator

    4.  Prisip kerja dari alat tersebut (nomor 3) adalah didasarkan atas :A.  Gaya sentrifugalB.  Gravimetri

    C.  Gaya CentripetalD.  AdhesiE.  Kohesi

    5.  Berikut ini adalah jenis asam lemak jenuh penyusun lemak susu, kecuali:A.  Asam oleat D. Asam stearatB.  Asam butyrate E. Asam kaproatC.  Asam palmitat

    6.  Berikut ini adalah jenis asam lemak tidak jenuh penyusun lemak susu, kecuali:A.  Asam arakhidonatB.  Asam palmitatC.  Asam oleat

    D.  Asam linolenatE.  Asam linoleat

    7.  Pernyataan berikut ini adalah benar, kecuali :A.  Berat jenis cream lebih kecil daipada berat jenis skimmB.  Cream merupakan bahan dasar untuk membuat mentegaC.  Cream adalah bahan dasar untuk membuat es creamD.  Skimm adalah bahan dasar untuk membuat kejuE.  Skimm adalah bahan dasar untuk membuat mentega

  • 8/16/2019 Modul Combine

    25/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  112

    8.  Cream dan skimm dapat dipisahkan dengan menggunakan separator karena :A.  Adanya perbedaan berat jenisB.  Mempunyai polaritas yang berbedaC.  Komposisinya berbedaD.  Sifat kimianya berbedaE.  Komponen penyusunnya berbeda

    9.  Cream yang telah dipasteurisasi, mengandung gula, bahan-bahan pemberi cita rasa,dan zat penstabil disebut :

    A.  WhipsB.  Light CreamC.  Light Whipping CreamD.  Heavy Whipping CreamE.  Half and half Cream

    10.  Cream yang mengandung lemak susu antara 18% sampai 22% disebut :A.  WhipsB.  Light Cream

    C.  Light Whipping CreamD.  Heavy Whipping CreamE.  Half and half Cream

    Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci Jawaban Tes Formatif yang ada di

    bagian akhir BAB ini dan hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan

    rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam materi BAB IX.

    Rumus: 

    %10010  X 

    benar  yang Anda jawaban Jumlah

     penguasaanTingkat   =

     

    Arti tingkat penguasaan yang Anda capai adalah:

    90 % - 100 % = baik sekali

    80 % - 89 % = baik

    70 % - 79 % = cukup

  • 8/16/2019 Modul Combine

    26/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  113

    Kunci Jawaban 

    Latihan 

    1.  Cream adalah bagian dari susu yang banyak mengandung lemak, dan sering disebut

    kepala susu.2.  Skimm adalah bagian sari susu yang sedikit sekali kandungan lemaknya, sedangkan

    proteinnya tinggi, sering pula disebut serum susu.

    3.   Light cream, yaitu cream yang mengandung lemak susu antara 18 - 22 persen.

    Biasanya telah dilakukan homogenisasi.

    4.   Light whipping cream, yaitu cream yang mempunyai kandungan lemak susu antara 30

    - 34 persen. Cream ini tidak dihomogenisasi sebab perlakuan homogenisasi akan

    menyebabkan cream mempunyai daya mengembang yang kecil.

    5.   Heavy whipping cream, yaitu cream yang mempunyai kandungan lemak susu lebih

    besar dari 34 persen. Cream ini juga tidak dihomogenisasi.

    Tes Formatif  

    1.  B 3. D 5. A 7. E 9. A

    2.  A 4. A 6. B 8. A 10. B

    Daftar Pustaka 

    Adnan, M., 1984, “Kimia dan Teknologi Pengolahan Air Susu”, Edisi ke dua, Andi

    Offset, Yogyakarta.

    Buda, I.K., Arka, I.B., Sulandra, I.K., Jamasuta, I.G..M., dan Arnawa, I.K., 1980, “Susu

    dan Hasil Pengolahannya”, Bagian Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Kedokteran

    Hewan dan Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar.

    Bylund, G., 2003. Dairy Processing Handbook. Tetra Pak Processing System AB, SE-22

    86 Lund, Sweden.

    Dwidjoseputro, D., 1987, “Dasar-dasar Mikrobiologi”, Cetakan ke-9, Djambatan, Malang.

    Eckles, C.H., Combs, W.B., dan Macy, H., 1980, “Milk and Milk Products”, Fourth

    Edition, Tata McGraw-Hill Publishing Company Ltd., Bombay-New Delhi.

    Goenardjoadi,1984, “Evaluasi Karakteristik Ekstrak Renet dari Abomasum Anak Sapi

    Perah”, Hasil Penelitian. Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.

  • 8/16/2019 Modul Combine

    27/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  114

    Hadiwiyoto, S., 1982, “Teknik Uji Mutu Susu dan Hasil Olahannya”, Liberty, Yogyakarta.

    Hadiwiyoto, S., 1994, “Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya”,

    Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Liberty Yogyakarta, Yogyakarta.

    Jennes, R. dan Patton, S., 1959, “Principles of Dairy Chemistry”, John Willey and Sons,

    Inc., New York.

    Kay, H.D., 1974, “Milk and Milk Production”, The Husbandry and Health of Domestic

    Buffalo, W.R. Coockrill (Edition) F.A.O. of The United, Roma.

    Lampert, L.M., 1975, “Modern Dairy Products : Composition, Food Value, Processing,

    Chemistry, Bacteriology, Testing Initation Dairy Product”, Chemical Publishing

    Co. Inc., New York.

    Lehninger, A.L., 1982, “Principles of Biochemistry”, Worth Publishers, Inc. New York.

    Scott, R., 1986, Cheesemaking Practice, Second Edition, Elsevier Applied SciencePublisher Ltd., London.

    Wikantadi, B., 1977, “Biologi Laktasi”, Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.

    Wirahadikusumah, M., 1985, “Biokimia : Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan Lipid”,

    ITB, Bandung.

    Wirahadikusumah, M., 1989, “Biokimia Protein, Enzim dan Asam Nukleat”. Penerbit ITB

    Bandung.

  • 8/16/2019 Modul Combine

    28/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  115

    BAB X

    STATUS FISIKO–KIMIA SUSU SEGAR

    (Protein Susu)

    Pendahuluan 

    Bahan padat tanpa lemak (BPTL) adalah jumlah persentase semua komponen

    penyususn susu dikurangi kadar air dan kadar lemaknya. Antara kadar BPTL dan

    lemak mempunyai korelasi dengan besarnya berat jenis. Sehingga, untuk mengetahui

     jumlah BPTL tersebut dapat dikerjakan setelah pengukuran berat jenis dan

    pengukuran kadar lemak susu, baik dengan menggunakan metode Gerber, Babcock

    maupun dengan cara-cara lainnya. Kadar bahan padat tanpa lemak susu berdasarkan

    persyaratan yang berlaku di Indonesia berkisar antara 8,00 – 11,20 persen, dan kadar

    protein sebesar 3,5 persen.

    Tujuan Instruksional Umum

    Setelah menyelesaikan perkuliahan Pengelolaan Telur dan Susu, diharapkan

    mahasiswa dapat : (1) menjelaskan struktur telur, komposisi fisik dan kimia telur,

    sifat fisiko kimia telur, mikrobiologi telur, nilai nutrisi dan kualitas telur; (2)

    melakukan pengamatan kualitas dan cara pengawetan telur utuh; (3) menerapkan uji

    inderawi; (4) menjelaskan sifat-sifat susu segar yang berkaitan dengan kualitas; (5)

    mengelola dan mempertahankan kualitas susu segar sehingga lebih tahan lama

    sampai saatnya untuk diolah lebih lanjut; (6) menjelaskan potensi bahaya mikrobia

    pathogen pada susu segar.

    Tujuan Instruksional Khusus

    Setelah mengikuti perkuliahan Bab X, mahasiswa diharapkan mampu

    menjelas-kan tentang status fisiko-kimia susu segar khususnya protein susu.

  • 8/16/2019 Modul Combine

    29/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  116

    Kegiatan Belajar

    Protein Susu

    Protein adalah senyawa yang sangat komplek, terdiri dari beberapa unit asam

    amino yang terikat dengan ikatan peptida. Protein merupakan bahan makanan yang

    sangat penting bagi mahluk hidup. Umumnya protein tersusun atas atom-atom

    karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur dan fosfor. Menurut Buda dkk. (1980),

    kadar protein yang terdapat di dalam susu berkisar antara 2,8 persen sampai 4 persen

    dengan rata-rata 3,5 persen. Lehninger (1982) menyatakan, bahwa jumlah atom

    nitrogen di dalam protein susu adalah sekitar 15,68 persen. Hadiwiyoto (1982) juga

    menyatakan, bahwa jumlah atom nitrogen dalam protein susu kurang lebih 15,68

    persen. Oleh karena itu dalam pengukuran kadar protein susu dengan menggunakan

    metode Kjeldahl , hasilnya selalu dikalikan dengan faktor 100/15,68 = 6,38.

    Latihan – 2

    Untuk membantu pemahaman Anda, Silahkan Anda mengerjakan latihan soal berikut ini !

    1.  Jelaskan apa yang dimaksud dengan bahan kering susu !

    2.  Jelaskan kenapa susu segar rasanya agak manis !

    3.  Jelaskan kenapa susu segar pH-nya dibawah 7 (sedikit bersifat asam) ?

    4.  Jelaskan kenapa susu segar yang disimpan pada temperatur kamar, makin lama pH-nya makin

    rendah ?

    5. 

    Sebutkan 6 macam asam organik yang merupakan hasil dari proses fermentasi laktosa !

    Kemudian cocokan jawaban Anda dengan kunci jawaban Latihan – 1 yang ada di bagian akhir modul

    ini !

    Rangkuman – 2

  • 8/16/2019 Modul Combine

    30/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  117

    Komponen-komponen yang terkandung di dalam susu merupakan unsur-

    unsur kimia. Komponen-komponen kimia yang menyusun susu sangat menentukan

    sifat-sifat fisik susu segar. Oleh karena itu pemeriksaan kualitas susu segar tidak

    cukup apabila hanya dilakukan berdasarkan sifat-sifat fisiknya saja. Susu tersusun

    atas air, material yang termasuk ke dalam lipida, protein, mineral, karbohidrat,

    vitamin yang larut dalam susu, non-protein nitrogen, dan enzim.

    Komposisi susu dan perubahan-perubahan yang terjadi pada masing-masing

    komponen tersebut berpengaruh terhadap sifat-sifat fisik susu. Persentase dari

    masing-masing komponen penyusun susu bervariasi tergantung dari bermacam-

    macam faktor, baik faktor genetik ternak maupun faktor lingkungan. Untuk

    mempertahankan kualitas susu yang baik, faktor yang perlu diperhatikan adalah

    faktor lingkungan. Sedangkan untuk mengatasi atau mengantisipasi adanya pengaruh

    faktor lingkungan terhadap penurunan kualitas susu, maka perlu mengetahui sifat-

    sifat susu. Sifat-sifat kimiawi susu sangat menentukan sifat-sifat fisik susu. Dengan

    demikian, untuk mempertahankan kualitas susu atau sekurang-kurangnya menekan

    terjadinya penurunan kualitas susu, dapat dilakukan dengan mencegah terjadinya

    perubahan-perubahan kimiawi pada komponen-komponen penyusun susu.

    Tes Formatif – 2

    Pilihlah satu jawaban yang paling benar dari beberapa pilihan jawaban pada

    soal-soal di bawah ini !

    1.  Faktor-faktor utama yang dapat mempengaruhi sifat-sifat fisik susu segar adalah

    sebagai berikut, kecuali :

    A. 

    Komposisi susuB.  Terjadi kerusakan lemak susu

    C.  Terjadi kerusakan protein susu

    D. 

    Terjadi kerusakan pada maltosanya

    E.  Terjadi kerusakan pada laktosanya

    1.  Susu segar yang baik sebagai dasar bahan untuk membuat mentega adalah :

  • 8/16/2019 Modul Combine

    31/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  118

    A. 

    Kandungan laktosanya tinggi

    B.  Kandungan lemaknya tinggi

    C.  Kandungan proteinnya tinggi

    D.  Kandungan vitaminnya tinggi

    E.  Kandungan mineralnya tinggi

    1.  Protein susu merupakan makromolekul yang tersusun atas monomer :

    A.  Glukosa

    B.  Laktosa

    C. 

    Asam amino

    D.  Asam lemak

    E.  Galaktosa

    1. 

    Lemak susu yang berbentuk globula-globula, kedudukannya stabil di dalam susu,hal ini disebabkan karena :

    A.  Ukurannya sangat kecil

    B.  Berat jenisnya sama dengan berat jenis cairan susu

    C.  Lemak susu mengandung vitamin yang terlarut di dalamnya

    D.  Globula lemak susu dikelilingi atau dilapisi oleh protein

    E.  Lemak susu mampu mengikat air

    1.  Protein susu mengandung Nitrogen sekitar :

    A. 

    16,86%

    B. 

    15,68%

    C.  18,61%

    D.  16,66%

    E.  16,38%

    1.  Karbohidrat yang paling banyak terkandung di dalam susu adalah :

    A.  Monosakarida

    B.  Laktosa

    C. 

    Galaktosa

    D.  Glukosa

    E. 

    Fruktosa

    1.  Gula yang dimaksud pada nomor 6 tersusun atas :

    A.  Galaktosa dan sukrosa

    B.  Galaktosa dan Glukosa

  • 8/16/2019 Modul Combine

    32/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  119

    C. 

    Sukrosa dan Glukosa

    D.  Maltosa dan Fruktosa

    E.  Fruktosa dan Galaktosa

    1.  Susu segar yang baru diperah mempunyai kisaran pH sebagai berikut :

    A.  6,8 sampai 7,2

    B.  6,8 sampai 7,0

    C.  6,7 sampai 7,8

    D.  6,5 sampai 6,7

    E. 

    6,0 sampai 6,5

    1.  Susu segar yang baik sebagai bahan dasar membuat keju adalah :

    A.  Kandungan laktosanya tinggi

    B. 

    Kandungan lemaknya tinggiC.  Kandungan proteinnya tinggi

    D.  Kandungan vitaminnya tinggi

    E.  Kandungan mineralnya tinggi

    1.  Persyaratan yang harus dipenuhi untuk susu segar yang boleh beredar di

    masyarakat berdasarkan SK Dirjen Peternakan No. 17/Kpts/DJP/Deptan/83

    antara lain adalah yang kandungan bahan keringnya sebagai berikut :

    ≥ 8%

    ≥ 9%

     A.  ≥  10%

    ≥ 11%

    ≥ 12%

    Cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci Jawaban Tes Formatif – 1 yang ada di bagian

    akhir modul ini dan hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian gunakan rumus di bawah

    ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam materi Kegiatan Belajar – 2

    Rumus: 

    100%X10

    benaryangAnda jawabanJumlahpenguasaanTingkat =

     

    Arti tingkat penguasaan yang Anda capai adalah:

  • 8/16/2019 Modul Combine

    33/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  120

    90 % - 100 % = baik sekali

    80 % - 89 % = baik

    70 % - 79 % = cukup

    70 % = kurang

    Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda dapat melanjutkan ke Kegiatan

    Belajar – 3. Bagus !  Tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 % Anda harus

    mengulangi Kegiatan Belajar – 2, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

     Latihan 2

    1. 

    Bahan kering susu adalah semua komponen penyusun susu kecuali air.

    2. 

    Susu segar rasanya agak manis, karena mengandung karbohidrat dalam bentuk

    laktosa. Laktosa berfungsi sebagai pemberi rasa manis pada susu. Laktosa

    mempunyai tingkat kemanisan relatif sebesar 16 persen bila dibandingkan

    dengan sukrosa yang mempunyai tingkat kemanisan relatif 100 persen. Laktosa

    dalam susu terdapat dalam bentuk larutan murni.

    3.  Susu mempunyai pH berkisar antara 6,5 sampai 6,7, sedikit asam. Hal ini

    terutama disebabkan karena sifat protein yang merupakan salah satu komponen

    utama penyusun susu. Protein tersebut bersifat sedikit asam.

    4. 

    Susu segar yang disimpan pada suhu kamar akan mengalami perubahan pH, yaitu

    semakin rendah. Hal ini disebabkan oleh aktivitas bakteri yang melakukan

    fermentasi dengan memanfaatkan laktosa sebagai substrat dan diurai menjadi

    asam-asam organik, termasuk asam laktat. Semakin lama disimpan, maka jumlah

    asam-asam hasil fermentasi laktosa tersebut semakin banyak, sehingga

    mengakibatkan pH susu menjadi semakin rendah.

    5.  Asam-asam organik yang merupakan hasil fermentasi laktosa adalah asam 1,3 -

    difosfogliserat, asam 3 - fosfogliserat, asam 2 - fosfogliserat, asam fosfoenol

    piruvat, asam piruvat, dan asam laktat.

     Latihan 3 

  • 8/16/2019 Modul Combine

    34/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  121

    1. 

    Sumber-sumber yang menyebabkan terjadinya kontaminasi bakteri ke dalam susu

    adalah : saluran susu yang kurang bersih di bagian ujung putting, bulu ternak,

    peralatan produksi susu, debu dari udara, dan para pekerja pemerah susu.

    2.  Faktor-faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah :

    temperatur, kadar air, pH, oksigen, tekanan osmotik, dan sinar.

    3.  Bakteri mesiphilic  adalah bakteri yang aktivitas optimumnya pada kisaran

    temperatur 20 sampai 40oC.

    4.  Cara menekan atau mengurangi terjadinya kontaminasi bakteri ke dalam susu

    melalui saluran susu adalah pada waktu memulai pemerahan, susu yang diperah

    tidak langsung ditampung, tetapi kira-kira tiga pancaran susu yang pertama

    dibuang, sehingga sebagian besar bakteri yang berada di saluran susu bagian

    ujung putting susu ikut terbuang.5.  Kebutuhan bakteri menggunakan oksigen berbeda-beda. Sebagian besar bakteri

    aerobik menggunakan oksigen atmosfir secara langsung, sedangkan bakteri

    anaerobik tidak bisa menggunakan oksigen dari atmosfir, bahkan oksigen bersifat

    toksik bagi bakteri tersebut. Bakteri anaerobik tidak dapat hidup dengan adanya

    oksigen.

    Tes Formatif 1 

    1. 

    C

    2.  D

    3. 

    C

    4.  C

    5.  B

    6.  E

    7. 

    A

    8.  B

    9. 

    C

    10.  C

  • 8/16/2019 Modul Combine

    35/37

     Bahan ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu – 2011.  122

    Tes Formatif 2 

    1. 

    D

    2.  B

    3.  C

    4.  D

    5.  B

    6.  B

    7.  B

    8. 

    D

    9. 

    C

    10.  A

    Tes Formatif 3

    1.  D

    2.  B

    3.  B

    4.  C

    5.  B

    6.  D

    7.  C

    8. 

    D

    9.  A

    10.  A

  • 8/16/2019 Modul Combine

    36/37

     Bahan Ajar – Ilmu dan Teknologi Telur dan Susu - 2011 123

    BAB XI

    STATUS FISIKO–KIMIA SUSU SEGAR

    (Kharbohidrat Susu)

    Pendahuluan 

    Bahan Padat Tanpa Lemak

    Bahan padat tanpa lemak (BPTL) adalah jumlah persentase semua komponen

    penyususn susu dikurangi kadar air dan kadar lemaknya. Antara kadar BPTL dan lemak

    mempunyai korelasi dengan besarnya berat jenis. Sehingga, untuk mengetahui jumlah

    BPTL tersebut dapat dikerjakan setelah pengukuran berat jenis dan pengukuran kadar

    lemak susu, baik dengan menggunakan metode Gerber, Babcock maupun dengan cara-

    cara lainnya. Kadar bahan padat tanpa lemak susu berdasarkan persyaratan yang berlaku

    di Indonesia berkisar antara 8,00 – 11,20 persen, dan kadar protein sebesar 3,5 persen.

    Tujuan Instruksional Umum

    Setelah menyelesaikan perkuliahan Pengelolaan Telur dan Susu, diharapkan

    mahasiswa dapat : (1) menjelaskan struktur telur, komposisi fisik dan kimia telur, sifat

    fisiko kimia telur, mikrobiologi telur, nilai nutrisi dan kualitas telur; (2) melakukan

    pengamatan kualitas dan cara pengawetan telur utuh; (3) menerapkan uji inderawi; (4)

    menjelaskan sifat-sifat susu segar yang berkaitan dengan kualitas; (5) mengelola dan

    mempertahankan kualitas susu segar sehingga lebih tahan lama sampai saatnya untuk

    diolah lebih lanjut; (6) menjelaskan potensi bahaya mikrobia pathogen pada susu segar.

    Tujuan Instruksional Khusus

    Setelah mengikuti perkuliahan Bab X, mahasiswa diharapkan mampu menjelas-kan

    tentang status fisiko-kimia susu segar khususnya protein susu.

  • 8/16/2019 Modul Combine

    37/37

    Kadar Laktosa

    Susu mengandung karbohidrat dalam bentuk laktosa, yang merupakan disakarida

    yang tersusun dari galaktosa dan glukosa dengan ikatan 1-4 (Adnan, 1984). Laktosa

    berfungsi sebagai pemberi rasa manis pada susu. Laktosa mempunyai tingkat kemanisan

    relatif sebesar 16 persen bila dibandingkan dengan sukrosa yang mempunyai tingkat

    kemanisan relatif 100 persen (Lehninger, 1982). Laktosa dalam susu terdapat dalam

    bentuk larutan murni. Kadar laktosa dalam susu perlu diketahui, karena mempunyai

    pengaruh yang besar terhadap kehidupan manusia. Menurut Hadiwiyoto (1982), enzim

    laktase yang memecah laktosa menjadi gula-gula sederhana, yaitu galaktosa dan glukosa,

    mempunyai aktivitas yang berbeda-beda menurut umur manusia. Pada bayi, aktivitas

    laktase sangat tinggi. Setelah itu, aktivitas laktase menurun perlahan-lahan sampai

    mencapai keadaan konstan. Pada orang dewasa, aktivitas laktasenya praktis sangat

    minimal. Oleh karena itu, susu yang mempunyai kadar laktosa tinggi tidak dapat diterima

    oleh aktivitas pencernaan orang dewasa. Sebaliknya bayi menghendaki susu dengan

    kadar laktosa tinggi, yaitu sekitar kadar laktosa dari air susu ibu (+ 7%).

    Keasaman Susu Segar

    Menurut Jenness dan Patton (1959), susu segar umumnya mempunyai pH antara

    6,5 sampai 6,7. Nilai pH yang lebih besar dari 6,7 biasanya menunjukkan adanya

    gangguan pada puting susu (mastitis), sebaliknya pH di bawah 6,5 menunjukkan susu

    kolostrum atau terjadinya kerusakan susu akibat adanya aktivitas bakteri.

    Berbagai komponen yang menyusun susu seperti karbon dioksida, berbagai

    protein, senyawa fosfat, sitrat, dan beberapa komponen yang lain dapat bertindak sebagai

    buffer. Hal ini perlu mendapat perhatian bila kita ingin menunjukkan perubahan

    keasaman misalnya yang disebabkan karena kerusakan mikrobiologik. Keasaman tersebut

    disebabkan karena fermentasi laktosa oleh mikrobia tertentu yang terdapat di dalam susu,

    khususnya adalah bakteri-bakteri pembentuk asam (Adnan,1984).


Recommended