+ All Categories
Home > Documents > Optimasi Tapi Ada Kormameter Juga

Optimasi Tapi Ada Kormameter Juga

Date post: 05-Mar-2016
Category:
Upload: livianindaelzaaldila
View: 250 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Description:
ghggjghjhjyugvbgvn

of 76

Transcript
  • SKRIPSI

    KAJIANOPTIMASIPRODUKSIMIKROENKAPSULAT

    MINYAKSAWITMERAH

    Oleh:

    SOFIYANHADI

    F24104022

    2009

    FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN

    INSTITUTPERTANIANBOGOR

    BOGOR

  • KAJIANOPTIMASIPRODUKSIMIKROENKAPSULAT

    MINYAKSAWITMERAH

    SKRIPSI

    Sebagaisalahsatusyaratuntukmemperoleh gelar

    SARJANATEKNOLOGIPERTANIAN

    padaDepartemenIlmudanTeknologiPangan

    FakultasTeknologiPertanian

    InstitutPertanianBogor

    Oleh:

    SOFIYANHADI

    F24104022

    2009

    FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN

    INSTITUTPERTANIANBOGOR

    BOGOR

  • INSTITUTPERTANIANBOGOR

    FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN

    KAJIANOPTIMASIPRODUKSIMIKROENKAPSULAT

    MINYAKSAWITMERAH

    SKRIPSI

    Sebagaisalahsatusyaratuntukmemperoleh gelar

    SARJANATEKNOLOGIPERTANIAN

    padaDepartemenIlmudanTeknologiPangan

    FakultasTeknologiPertanian

    InstitutPertanianBogor

    Oleh:

    SOFIYANHADI

    F24104022

    Dilahirkanpadatanggal 24Mei 1986di Jakarta

    Tanggallulus:

    Menyetujui,

    Bogor,1 September2009

    Ir.DarwinKadarisman,M.S.DosenPembimbingI

    NurWulandari,STP,M.Si. Dr.Ir.GatotPramuhadi,M.Si.

    DosenPembimbingII DosenPembimbingIII

    Mengetahui,

    Dr.Ir.DahrulSyah,M.Sc.

    KetuaDepartemanIlmudanTeknologiPangan

  • Sofiyan Hadi. F24104022. Kajian Optimasi Produksi MikroenkapsulatMinyakSawitMerah.Dibimbingoleh:DarwinKadarisman,NurWulandaridanGatotPramuhadi.

    RINGKASAN

    Produksiminyaksawitmentah (CPO) Indonesia belum terkalahkan tetapmenjadi nomor satu sejak tahun 2006. Pesaing terdekat Indonesia adalahMalaysia. Berdasarkan data OilWorld produksi CPO Indonesia tahun 2009diperkirakanmencapai20,8jutatonyangnaik7,6%dibanding2008yangsebesar19,330 juta ton sehingga pada periode tahun ini Indonesia masih merupakannegara dengan produksi CPO terbesar di dunia diikuti oleh negara Malaysiasebesar17,6jutaton (www.kilasberita.com).

    Keunikan minyak sawit dibandingkan dengan minyak nabati lainnyaadalahkandungan karotenyangsangattinggi,setara60.000IUaktivitasvitaminA, yang berarti 30 kali lebih tinggi dari margarin yang selama ini dianggapsebagaisumbervitaminA(Muchtadi,1992).Selamainipadaprosespengolahan,warnamerahdalam minyak sawit selaludihilangkan,karena tidakdiinginkanmakanan yang berwarnamerah. Penyebabwarnamerah tersebut adalah pigmenkarotenoidyangsebagianbesarterdiridarikaroten.

    Teknologi mikroenkapsulasi minyak sawit merah kaya karotenmerupakansalahsatualternatifprodukhilirminyaksawityangdiharapkandapatmenggantikan suplai vitamin A. Metode pengeringan pada prosesmikroenkapsulasi yang sering dipakai adalah dengan menggunakan alatpengering sepertispraydryer,namunmetode ini memiliki berbagaikelemahanseperti rendemen yang rendah dan penggunaan tekanan serta suhu yang tinggi.Pada tahun 2003, Elisabeth et al. dari PPKS telah melakukan prosesmikroenkapsulasiminyaksawitmerahmenggunakanteknikspraydrypadasuhuinlet140180oCdan suhuoutlet80 120oC. Bahanpenyalut yang baikdalampembuatan mikroenkapsulat tersebut adalah laktosa, Nacaseinat dan cyclodextrin dengan jumlah minyak yang dapat disalut masingmasing adalah30%dan44%danretensikarotensekitar70%.Upayapeningkatanretensikarotendengan menurunkan suhu proses tidak dapat dilakukan karena menyebabkanterjadinyakelengketandanprodukyangdihasilkanmasihbasah.Olehkarenaituperlu dicari teknologi proses pengeringan alternatif dengan mempertimbangkansuhupemanasanyangtidakterlalutinggi(kurangdari60oC).

    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode pengeringan terbaikdari beberapa alat/mesin pengering yangmenghasilkan produkmikroenkapsulatminyak sawit merah dengan retensi dan kadar karoten tinggi, biaya produksiyang rendah dengan penerimaan yang besar, sehingga mikroenkapsulat yangdihasilkandapatdiaplikasikandiindustri.

    Metodepenelitiandilakukandalamduatahap.TahappertamayaitutahappersiapanbahanbakumeliputifraksinasiCPOdenganmenggunakansuhurendahsecarabertingkat(30dan20oC)dananalisisminyaksawithasilfraksinasi.Tahapkedua yaitu tahap penggunaan beberapa alat pengering yang selanjutnyadilakukan analisis pengukuran kadar total karoten dan karoten sebelumdikeringkandanprodukakhiryangkeringuntukmengetahuiefektivitasdarialat

  • pengering terhadap kerusakan total karoten dan karoten tersebut. Selain itudilakukanpulaanalisisdari segi biayauntukmendapatkanbiayapemakaianalatyang optimum. Berdasarkan hasil pengujian terhadap beberapa alat pengeringtersebutdipilihalatyangpalingefisiendanmampumempertahankanstabilitaskarotendalam produkmikroenkapsulasi.

    Pada tahap persiapan bahan baku diketahui bahwa bahan baku yangberupa CPO berwarna kuning jingga kemerahmerahan, ALB 3.84%, kadar air0.12%dantotalkarotensebesar484ppm.Kemudiandilakukan fraksinasi secarabertahap yang bertujuan untukmeningkatkan total karoten, sehingga pada suhuruangtotalkarotenmeningkatmenjadi 568ppmdanpadasuhu200Ctotalkarotenmenjadi 572ppm.

    Padatahapkeduaujicobadilakukanpadaalatpengeringsepertioven,traydrier,spraydrier,drumdrier,traydriertipebox(modifikasi)dantraydriertipesilinder (modifikasi).Setelahdilakukanprosespembuatanmikroenkapsulatpadabeberapa alat tersebut, berdasarkan parameter mutu yang diujikan ternyatadiperoleh bahwa tidak ada satupun alat pengering yang unggul dari setiapparameter mutu seperti kadar air, kelarutan, retensi karoten, rendemen, warnamikroenkapsulatdanwarnalarutan.

    Analisis biaya dilakukan untuk menentukan produktivitas suatu alatpengering.Dari hasil perhitungan diperoleh keuntungandalam penggunaan 180mlminyaksawitmerahuntukovensebesarRp.532.650,traydrierRp.576.750,spraydrierRp.24.600,drumdrierRp.277.350,traydriertipebox(modifikasi)Rp782.484,traydrier tipesilinder(modifikasi)Rp772.080,00.

    Penentuanmetode terpilih adalah denganmemperhatikanmutu produkyangdihasilkan dan analisis biaya (keuntungan) yang diperoleh. Pengeringan denganmetodetraydrier tipebox(modifikasi)adalahmetodeterpilihuntukmendapatkanmikroenkapsulatyangbaikkarenamemilikikeunggulanterbanyakdariparameteryangdiujikansepertirendemen,warnamikroenkapsulat,analisisbiayadanretensikaroten.

  • RIWAYATHIDUP

    Penulismerupakan anakkedua dari lima bersaudara, lahir di Jakarta, 24

    Mei 1986, dari ayah yang bernama Misar dan Ibu bernama Minah. Penulis

    menyelesaikanpendidikandasarpadatahun1998diSDN15Jakarta.Kemudian

    melanjutkan ke SLTP 157 Jakarta dan lulus tahun 2001. Setelah itu, penulis

    melanjutkanpendidikanmenengahatasdiSMUN48Jakartahinggatahun2004.

    PenulisditerimadiInstitutPertanianBogor(IPB)melaluijalurUndanganSeleksi

    Masuk IPB (USMI) pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas

    TeknologiPertanian.

    Selamamenjadimahasiswa,penulisaktifdiLDFForumBinaIslami (FBI)

    Fatetatahun20062007menjadikepaladivisiPublicRelation.Tahun20062007

    ikut juga dalamHimpunanMahasiswaTeknologi Pangan (HIMITEPA) sebagai

    ketuadivisiInformationandTechnology.Tahun20072008aktifdikelembagaan

    mahasiswa FATETABEM FATETA sebagai Ketua Departemen Kesejahteraan

    Mahasiswa(Kesma)danselanjutnyapenulisaktifsebagaiSeniorResidentBadan

    Pengelola Asrama TPB IPB 20072009. Penulis juga pernah menjadi asisten

    praktikum Fisika (2006) dan juga pernah berkesempatan mengikuti Progam

    KreativitasMahasiswa(PKM)bidangPenelitian(2008)yangdidanaiolehDIKTI.

    Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi

    Pertanian, penulis menyusun skripsi setelah melakukan penelitian di

    LaboratoriumDepartemenIlmudanTeknologiPangan,FATETA,danSEAFAST

    Center IPB mulai bulan Mei 2008 sampai dengan Maret 2009, dengan judul

    Kajian Optimasi Produksi Mikroenkapsulat Minyak Sawit Merah di bawah

    bimbinganIr.DarwinKadarisman,M.S.,NurWulandari,S.TP.,M.Si.danDr.Ir.

    Gatot Pramuhadi, M.S. Penelitian ini didanai oleh RUSNAS Industri Kelapa

    Sawittahun2008.

  • KATAPENGANTAR

    Alhamdulillaahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah

    memberikan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

    sebagai tugas akhir untukmendapatkan gelar Sarjana Teknologi Pertanian pada

    Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, FATETA, IPB Ucapan terima kasih

    ingin penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam

    penyelesaianskripsiini,yaitu:

    1. Ayah dan Ibunda tercinta, Misar dan Minah, yang selalu mendoakan

    penulisdanmemberikansebuahkatakataberhargayangmembuatpenulis

    bisa menyelesaikan kuliah, terimakasih atas jerih payah yang telah

    diberikan.Semogapenulisbisamembalasapayangtelahdiberikan.

    2. Ir. Darwin Kadarisman, M.S. selaku dosen pembimbing I yang

    membimbing dari masa kuliah sampai penelitian. Terima kasih atas

    bimbingan, nasihat,motivasidanpelajaran yang sangat berarti yang tak

    akanpernahterlupakan.

    3. Nur Wulandari, STP, M.Si. selaku dosen pembimbing II, yang telah

    memberikan kesempatankepada penulis untukmelakukanpenelitian ini,

    terimakasihatasmotivasibimbingan,saran,bantuandankesabaranyang

    telah Ibu berikan selama penulis melakukan penelitian dan penulisan

    skripsi.

    4. Dr. Ir.Gatot Pramuhadi,M.Si. selakudosen pembimbing III, yang telah

    membimbing penulis untuk mendapatkan arah dalam menyelesaikan

    penelitian, terimakasih atasmotivasi, saran, bantuan dan kesabaran yang

    telah Bapak berikan selama penulis melakukan penelitian dan penulisan

    skripsi

    5. Seluruh dosen, staf, dan teknisi laboratorium di Departemen Ilmu dan

    TeknologiPanganyangtelahmemperkayapengetahuandanmemperlancar

    studipenulis.

    6. RUSNASIndustriKelapaSawit,atasbantuandanayangtelahmencukupi

    penulis dalam pengadaan dana dan penggunaan bahanbahan selama

    penelitian.

  • 7. TemantemanITP41Kurnia,Gema,Chabib,Nanang, Tuko,Ari binjai,

    EkaFebrial,Kani,Iqbal,Hans,Farid,ArisDwiToha,Cici,Novia,Ajrah,

    Hesti,Ade,Nona,dansemuanyayangtidakbisadisebutkansatupersatu.

    Semogamenjadikenanganyangtidakterlupakan.

    8. TemantemanSEAFAST,Ririn,Eci,AstridaRenata,Lia,Riska,Anca,ka

    ira,abah,kaayustadankaaziz,.

    9. Sahabat perjuanganku di asrama tercinta SR 20082009, SR Putra :

    Fherdes,Aryo,Adit,Iral,Catur,Febrie,Diki,Burhan,NurHidayat,Habib,

    Hendra. SRPutri(Listi,Heni,Demi,Rifi, Irma,Arifah,Safitri,Yuzaku,

    Leni,Yuli,Nana,Firdaus,Mala,Nia,Eva,Oci,Ila)SR20062008: Ka

    Helmi,KaDian ,KaUsboy,KaBram,KaDesna,MasBudi,Hesti,Mb

    Aida,Wacih,Alviradansemuanya.Jadikanhiduplebihhidupdiasrama.

    Beserta Kepala BPA dan pegawainya, Bapak Boni dan stafstafnya,

    terimakasihbanyak.

    10. Adikadik lorong6 (Lorena), lorong7 (Savegreen),dan lorong8 (Eight

    Plossive)angkatan45sertaadikadiklorong9danLorong10angkatan44.

    11. Setiapindividudaninstitusiyangtidakdapatdisebutkansatupersatu,atas

    kesediaannyamembantupenulis.

    Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

    Akhirkata,penulisberharapskripsi inidapatbermanfaatbagisemuapihakyang

    membutuhkan dan bagi pengembangan ilmu dan penerapan pembelajaran

    khususnyabagiFakultasTeknologiPertanian,InstitutPertanianBogor.

    Bogor, 19Agustus2009

    Penulis

  • DAFTARISI

    Halaman

    KATAPENGANTAR ................................................................................. i

    DAFTARISI ............................................................................................... iii

    DAFTARTABEL ....................................................................................... v

    DAFTARGAMBAR................................................................................... vi

    DAFTARLAMPIRAN ............................................................................... vii

    I.PENDAHULUAN .................................................................................... 1A.LATARBELAKANG........................................................................... 1B.TUJUAN............................................................................................... 2B.MANFAAT........................................................................................... 2

    II.TINJAUANPUSTAKA ......................................................................... 3A.TANAMANKELAPASAWIT............................................................. 3B.KAROTEN ........................................................................................... 5C.MIKROENKAPSULASI....................................................................... 7D.PENGERINGAN ................................................................................. 9

    III.BAHANDANMETODOLOGI .......................................................... 16A. BAHANDANALAT .......................................................................... 16

    1.Bahan............................................................................................... 162.Alat ................................................................................................. 16

    B. METODEPENELITIAN ..................................................................... 161.Persiapanbahanbaku ....................................................................... 162.KajianMetodePengeringan............................................................. 183.KajianAnalisisBiayaUntukMenentukanMetodePengeringanOptimum.......................................................................................... 20

    C. METODE ANALISIS..............................................................................22

    1.BilanganIod..................................................................................... 222.BilanganAsam................................................................................. 233.BilanganPeroksida........................................................................... 234.Karoten ............................................................................................ 235.BetaKaroten .................................................................................... 246.KadarAir ......................................................................................... 247.Kelarutan.......................................................................................... 258.WarnaMikroenkapsulat................................................................... 259.Warnalarutan................................................................................... 26

    IV.HASILDANPEMBAHASAN ............................................................. 27A. KARAKTERISASIBAHANBAKUDANFRAKSINASICPO .......... 27B. PENGKAJIANKONDISIALATALATPENGERING ...................... 29C. PENGARUHALATPENGERINGTERHADAPMUTU

    MIKROENKAPSULAT....................................................................... 36

  • D. ANALISISBIAYAPENGERINGANOPTIMUM .............................. 45E. PENENTUAN METODE TERBAIK DARI ALATALAT

    PENGERINGBERDASARKAN MUTU DAN ANALISIS BIAYA.........................47

    V.KESIMPULANDANSARAN ............................................................... 51A.KESIMPULAN.................................................................................. 51B.SARAN.............................................................................................. 51

    DAFTARPUSTAKA ................................................................................... 52

    LAMPIRAN...................................................................................................... 56

  • DAFTARTABEL

    Halaman

    Tabel1. KandunganKarotenoidpadaBerbagaiFraksiMinyak

    Sawit .............................................................................................. 3

    Tabel2. RentangukuranMikrokapsulBeberapaProses

    Mikroenkapsulasi ........................................................................... 7

    Tabel3. Tipebahanpenyalut........................................................................ 9

    Tabel4. Karakteristikminyaksawityangdibandingkanberdasarkan

    beberapaparameterSNI0129011992........................................... 27

    Tabel5. Peningkatankadarkarotensetelahmelaluiprosesfraksinasi ........... 29

    Tabel 6. Hasil pengukuran warna bubuk mikroenkapsulat minyak

    sawitmerahpadaberbagaialatdenganchromameter ...................... 40

    Tabel 7. Warna larutan mikroenkapsulat minyak sawit merah

    denganberbagaialatpengering ...................................................... 41

    Tabel 8. Hasil perhitungan untuk menentukan metode pengeringan

    optimumpadaprosespembuatanmikroenkapsulat.......................... 46

    Tabel 9. Penentuanmetodeterbaikdaribeberapaparameter......................... 49

  • DAFTARGAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. DiagramalirfraksinasiCPO ........................................................ 17

    Gambar 2. DiagramAlirPembuatanMikroenkapsulatMinyakSawitMerahdenganbeberapaalatpengering ........................................ 18

    Gambar 3. Bagan rancangan penentuan metode pengeringanoptimumpadaprosespembuatanmikroenkapsulat....................... 20

    Gambar 4. PengeringOven ........................................................................... 30

    Gambar 5. Traydrier .................................................................................... 31

    Gambar 6. Spraydrier .................................................................................. 32

    Gambar 7. Drumdrier .................................................................................. 33

    Gambar 8. Modifikasi TraydrierTipeBox................................................... 34

    Gambar 9. Modifikasi TraydrierTipeSilinder ............................................. 34

    Gambar10.Grafiklamanyawaktutercapainyastabilitassuhualattraydryermodifikasitipebox ............................................................. 35

    Gambar11.Grafiklamanyawaktutercapainyastabilitassuhualattraydryermodifikasitipesilinder ....................................................... 35

    Gambar12. Kadarairmikroenkapsulatminyaksawit merah denganmenggunakanbeberapatipealatpengering .................................. 36

    Gambar13. Kelarutanmikroenkapsulatminyaksawit merah denganmenggunakanbeberapatipealatpengering .................................. 38

    Gambar14. Retensi karoten mikroenkapsulat minyak sawit merahdenganmenggunakanbeberapatipealatpengering ...................... 42

    Gambar15. Rendemenmikroenkapsulatminyaksawitmerahdenganmenggunakanbeberapatipealatpengering .................................. 44

    Gambar16. Produkmikroenkapsulatdaribeberapaalatpengering.................. 48

  • DAFTARLAMPIRAN

    Lampiran1.Hasilujistatistikpengaruhmetodepengeringanterhadapparameterkadarair ...................................................................... 56

    Lampiran2.Hasilujistatistikpengaruhmetodepengeringanterhadapparameterkelarutan ..................................................................... 57

    Lampiran3.Hasilujistatistikpengaruhmetodepengeringanterhadapparameterretensikaroten............................................................. 58

    Lampiran4.Hasilujistatistikpengaruhmetodepengeringanterhadapparameterrendemen..................................................................... 59

    Lampiran5.Efektivitas penggunaan beberapa jenis alat pengeringdalam pembuatanmikroenkapsulat .............................................. 60

    Lampiran 6.Efisiensi penggunaanbeberapajenisalatpengeringdalampembuatanmikroenkapsulat......................................................... 61

  • I.PENDAHULUAN

    A.LATARBELAKANG

    Produksi minyak sawit mentah (CPO) Indonesia belum terkalahkan

    tetapmenjadinomorsatusejaktahun2006.PesaingterdekatIndonesiaadalah

    Malaysia. Berdasarkan data OilWorld produksi CPO Indonesia tahun 2009

    diperkirakan mencapai 20,8 juta ton yang naik 7,6% dibanding 2008 yang

    sebesar 19,330 juta ton. Sehingga pada periode tahun ini Indonesia masih

    merupakannegaradenganproduksiCPOterbesardiduniadiikutiolehnegara

    Malaysiasebesar17,6jutaton(www.kilasberita.com).

    Keunikan minyak sawit dibandingkan dengan minyak nabati lainnya

    adalah kandungan karoten yang sangat tinggi berkisar antara 400 700

    ppm, setara 60.000 IU aktivitas vitaminA, yang berarti30 kali lebih tinggi

    darimargarinyangselamainidianggapsebagaisumbervitaminA(Muchtadi,

    1992).

    MenurutKetaren(1986),karotenmemilikisifattidakstabildansangat

    sensitif terhadap oksigen, cahaya dan panas. Adanya ikatan ganda

    menyebabkankarotenpekaterhadapoksidasiyangakanlebihcepatdengan

    adanya sinar dan katalis logam, khususnya tembaga, besi danmangan.Dari

    segiketahananpanas,karotenakanmengalamikerusakanpadapemanasan

    suhu60oC(Nurhasanah,2005).

    Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk melindungi senyawa

    tersebutdarilingkungansekitarnyayangdapatmenyebabkanterjadinyareaksi

    oksidasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara

    melindunginya dalam matriks polimer yang biasanya disebut dengan proses

    enkapsulasi.Jikamatriksyangmelindungimerupakanmatriksyangberukuran

    0.2 m sampai beberapa milimeter disebut juga dengan mikroenkapsulasi

    (Kaninta,2008).

    Mikroenkapsulasi minyak sawit merah akan menghasilkan produk

    dalam bentuk bubuk yang memiliki kandungan karoten tinggi dengan

    stabilitas yang tinggi selama penyimpanan. Produk dalam bentuk bubuk ini

    memudahkanaplikasipenambahankarotenpadabermacammacamproduk

  • pangansehinggabermanfaatsebagaibahantambahanpangan(pewarna)yang

    fungsional, serta merupakan salah satu upaya pemanfaaran produk minyak

    sawit terutamadalammengatasikekurangan vitaminAdi Indonesia.Produk

    mikroenkapsulat minyak sawit merah yang kaya karoten mempunyai

    peluangyangbaikuntukmenggantikankarotensintesis.

    Metodepengeringanpadaprosesmikroenkapsulasiyangseringdipakai

    adalah dengan menggunakan alat pengering seperti spray dryer, namun

    metodeini memilikiberbagaikelemahansepertirendemenyangrendahdan

    penggunaantekanansertasuhuyangtinggi.Padatahun2003,Elisabethetal.

    dari PPKS telah melakukan proses mikroenkapsulasi minyak sawit merah

    menggunakan teknik spraydrypadasuhu inlet140180oCdansuhuoutlet

    80120oC.Bahanpenyalutyangbaikdalampembuatanmikrokapsultersebut

    adalah laktosa, Nacaseinat dan cyclodextrin dengan jumlahminyak yang

    dapatdisalutmasingmasingadalah30%dan44%danretensikarotensekitar

    70%. Upaya peningkatan retensi karoten dengan menurunkan suhu proses

    tidakdapatdilakukankarenamenyebabkanterjadinyakelengketandanproduk

    yangdihasilkanmasih basah. Oleh karena itu perlu dicari teknologi proses

    pengeringanalternatifdenganmempertimbangkansuhupemanasanyangtidak

    terlalu tinggi (kurang dari 60oC). Untuk itu perlu dilaksanakan penelitian

    lanjutan tentangpengaruh beberapametodepengeringanuntukmendapatkan

    bubukmikroenkapsulatsesuaikarakteryangdiinginkan.

    B.TUJUANPENELITIAN

    Penelitianinibertujuanuntukmenentukanmetodepengeringanminyak

    sawit merah yang paling efektif dalam memaksimumkan hasil yang

    diinginkan dan efisien dalammeminimumkannusaha ataubiayaoperasional

    yangdiperlukan.

    B. MANFAATPENELITIAN

    Penelitian ini bermanfaatdalammenghasilkanprodukmikroenkapsulat

    minyaksawitmerahdenganretensidankadarkarotenyangtinggi,sehingga

    mikroenkapsulatyangdihasilkandapatdiaplikasikandi industri

  • II.TINJAUANPUSTAKA

    A.MINYAK SAWITMERAH

    Minyaksawitmerahadalahminyakfraksioleinyangmerupakanhasil

    fraksinasiminyakkelapasawityangberwarnakuningsampai jingga.Minyak

    sawit merah mengandung karoten sebesar 6001000 ppm (Naibaho, 1990).

    Minyakkelapasawityangdisimpanditempatdingindapatterpisahmenjadi

    dua bagian (fraksi), yaitu fraksi cair disebut olein dan fraksi semi padat

    disebut stearin.MenurutChoo etal., (1989), fraksinasiminyakkelapasawit

    dapat menghasilkan olein sebesar 7080% dan stearin 2030%. Kandungan

    karotenoiddalamfraksioleindapatmeningkat1020%.

    Olein merupakan triasilgliserol yang bertitik cair rendah dan

    mengandungasamoleatdengankadaryanglebihtinggidibandingkandengan

    stearin.Olein dan stearin mempunyai komposisi asam lemak yang berbeda.

    Olein kasar (Crude Palm Olein) dan olein yang telah dimurnikan (Refined,

    Bleached, and Deodorized Olein) umumnya dihasilkan oleh industri

    pemurnian minyak (Ketaren, 1986). Tabel 1 menunjukkan kandungan

    karotenoidpadaberbagaifraksiminyaksawit.

    Tabel 1.KandunganKarotenoidpadaBerbagaiFraksiMinyakSawit

    Sumber:Choo etal.,(1989)

    Minyaksawitmerahfraksioleindiperolehdenganmemisahkanfraksi

    olein (cair) dengan fraksi stearin (padat). Pemisahan dilakukan dengan cara

    peningkatan suhu sampai 70oC dan penurunan suhu secara perlahanlahan

    hingga tercapai suhu kamar sambil diagitasi. Pada suhu kamar terjadi

    FraksiMinyakSawit KandunganKarotenoid(ppm)

    CPO(CrudePalmOil) 630700

    CrudePalmOlein 680760

    CrudePalmStearin 380540

    ResidualOilfromFibre 40006000

    SecondpressedOil 18002400

  • kristalisasi fraksi stearin sehingga fraksiolein yangmasih bersifatcairdapat

    diperolehdenganpenyaringanvakum(Weiss,1983).

    Padapengolahanminyakkelapa sawit menjadiminyakgoreng perlu,

    dilakukan beberapa tahap pemurnian. Tahaptahap itu adalah ekstraksi,

    degumming,netralisasi,pemucatan,dandeodorisasi(Ketaren,1986).

    1.Ekstraksi

    Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak dari bahan

    yang mengandung minyak dalam hal ini kelapa sawit. Prosesnya bisa

    dilakukandenganpengepresansecaramekanikataudenganmenggunakan

    pelarut yang bisa melarutkan minyak. Biasanya untuk mendapatkan

    minyakdaribahanyangmengandungbanyakminyaksepertikelapasawit,

    digunakanmetode pengepresan secara mekanik tetapi untuk bahan yang

    mengandungsedikitminyakdigunakanmetodepelarutan.

    2.Degumming

    Setelahdiekstraksiminyakmasihdalamkeadaankotor,penuhdengan

    biji,partikeljaringan,lendir,getah,seratseratdarikulit.Kotoraninidapat

    dipisahkan dengan beberapa cara mekanis, yaitu dengan pengendapan,

    penyaringan dansentrifusi.Pemisahangum(degumming)merupakansuatu

    proses pemisahan getah atau lendirlendir yang terdiri dari fosfatida,

    protein,residu,karbohidrat,airdanresin, tanpamengurangi jumlahasam

    lemak dalam minyak. Biasanya proses ini dilakukan dengan cara

    dehidratasigumataukotoranlainagarbahantersebutlebihmudahterpisah

    dari minyak kemudian disusul dengan sentrifusi. Caranya ialah dengan

    dengan melalukan uap air panas ke dalam minyak disusul dengan

    pengaliranairdanselanjutnyadisentrifusisehinggabagianlendirterpisah

    dariair.

    3.Netralisasi

    Netralisasi ialah suatu proses untuk memisahkan asam lemak bebas

    dari minyak atau lemak, dengan cara mereaksikan asam lemak bebas

  • dengan basa atau dengan pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun

    (soap stock). Bahan yang digunakan dalam proses netralisasi adalah

    kaustik soda (NaOH) dan natriumkarbonat (NaCO3).Netralisasi dengan

    kaustiksoda lebihbanyakdigunakandi industri,karena lebihefisiendan

    lebih murah dibandingkan dengan cara netralisasi lainnya. Selain itu

    penggunaaan kaustik soda membantu dalam mengurangi zat warna dan

    kotoranyangberupagetahdanlendirdalamminyak(Ketaren,1986).

    4.Pemucatan(Bleaching)

    Pemucatan ialahsuatu tahapprosespemurnianuntukmenghilangkan

    zatzatwarnayangtidakdisukaidalamminyak.Pemucatan inidilakukan

    dengan mencampur minyak dan sejumlah kecil absorben, seperti tanah

    serap (fuller earth), lempung aktif dan arang aktif serta dapat

    menggunakanbahankimia.

    5.Deodorisasi

    Deodorisasi bertujuan untuk menghilangkan bau dan rasa (flavor)

    yang tidak enak dalam minyak. Prinsip deodorisasi yaitu penyulingan

    minyak dengan uap panas dalam tekanan atmosfer atau keadaan vakum.

    Prosesdeodorisasiperludilakukanterhadapminyakyangdigunakanuntuk

    bahan pangan. Beberapa jenis minyak yang baru diekstrakmengandung

    flavoryang baikuntuk tujuan bahanpangan, sehingga tidakmemerlukan

    prosesdeodorisasimisalnyalemaksusu,lemakcoklat,atauminyakolive.

    B.KAROTEN

    Minyaksawitselainmengandungkomponenutamatrigliserida(94%),

    jugamengandung asam lemakbebas (35%)dan komponenyang jumlahnya

    sangat kecil (1%), yaitu karotenoid, tokoferol, tokotrienol, sterol, triterpen,

    alkohol, fosfolipid,glikolipiddanberbagaikomponen traceelement (Adnan,

    1991danMuhilal,1991).

    Minyaksawitkasar(CrudePalmOil)memilikikandungankarotenoid

    yangtinggi,yaituberkisarantara400500ppmdalambentuksenyawa,,

  • karotendalamjumlahsekitar80%(Chooetal.,1989). Kandungankaroten

    total padaminyak sawitmerah yangdiproduksi olehPPKS adalah 732 ppm

    dengankandungankaroten565ppm,sedangkankandungantokoferolnya

    427ppm(Rianto,1995).

    Adanya karoten memberikan karakteristik warna merah oranye pada

    minyak sawit. Pigmen ini bersifat labil terhadap panas dan jumlahnya

    menurundrastispadasuhu sekitar180220oC. Selain sebagaipigmendan

    antioksidan, karoten khususnya karoten juga berperan sebagai provitamin

    A.Strukturdasarkarotenoidmerupakanikatantidakjenuhhidrokarbonyang

    dibentuk dari 40 atom C atau mengandung 8 unit isoprena dan 11 ikatan

    rangkap. Strukturkarotentermasukdalamalisiklikyangmempunyai2buah

    gugus cincin, dan perbedaan antara struktur, , karoten adalah pada

    ikatan rangkap dari gugus cincinnya. Adanya ikatan ganda menyebabkan

    karoten peka terhadap adanya sinar dan katalis logam, khususnya tembaga,

    besi dan mangan. Oksidasi terjadi secara acak pada rantai karbon yang

    mengandungikatanganda(IwasakidanMurakoshi,1992).

    Karotenoid dapat berperan sebagai antioksidan karena struktur

    molekulnyamempunyaiikatangandayangsangatmudahmengalamioksidasi

    secara acak menurut kinetika reaksi ordo pertama. karoten sebagai salah

    satu zat gizi mikro di dalam minyak sawit mempunyai beberapa aktivitas

    biologis yang bermanfaat bagi tubuh, antara lain untuk menanggulangi

    kebutaankarenaxeroftalmia,mengurangipeluangterjadinyapenyakitkanker,

    proses penuaan yang terlalu dini, meningkatkan imunisasi tubuh dan

    mengurangi terjadinya penyakit degeneratif. karoten juga bersifat

    antiatherosklerosis.Kemampuaninimenyebabkankarotendapatdigunakan

    untukmencegahpenyakitkardiovaskuler(Gaziano,1990).

    Bentuk isomer karoten juga mempengaruhi aktivitas vitamin A.

    BentuktransmemilikiderajataktivitasvitaminAlebihtinggidaribentukcis.

    Secara alami karoten dalam bahan pangan terdapat dalam bentuk allbeta

    karoten. Isomerasidapat saja berlangsungpadasuhukamar, tetapi reaksinya

    berjalan sangat lambat dan pengaruhnya terhadap aktivitas vitaminA relatif

    kecil(KlauidanBauerfeind,1981).

  • Menurut Klaui dan Bauernfeind (1981), faktor utama yang

    mempengaruhi karotenoid selama pengolahan pangan dan penyimpanan

    adalah oksidasi oleh oksigen udara maupun perubahan struktur oleh panas.

    Panas akan mendekomposisi karotenoid dan mengakibatkan perubahan

    stereoisomer. Pemanasan sampai dengan suhu 60oC tidak mengakibatkan

    terjadinyadekomposisikarotenoidtetapistereoisomermengalamiperubahan.

    Karotenoid lebih tahan disimpan dalam lingkungan asam lemak tidak

    jenuh jika dibandingkan dengan penyimpanan dalam asam lemak jenuh,

    karenaasamlemaklebihmudahmenerimaradikalbebasdibandingkandengan

    karotenoid. Sehingga apabila ada faktor yang menyebabkan oksidasi, asam

    lemak akan teroksidasi terlebih dahulu dan karoten akan terlindungi lebih

    lama(Chichesteretal.,1970).

    C.MIKROENKAPSULASI

    Mikroenkapsulasi adalah suatu proses penyalutan partikelpartikel

    suatuzatintiberbentukpadat,cairmaupungasdenganbahanpenyalutkhusus

    yangmembuatpartikelpartikel intimempunyai sifatfisikadankimiaseperti

    yang dikehendaki (Shargel et al., 1989). Struktur dan ukuran mikrokapsul

    tergantung dari beberapa proses mikroenkapsulasi. Tabel 2 memperlihatkan

    rentang ukuran mikrokapsul yang diperoleh dari beberapa proses

    mikroenkapsulasi.

    Tabel 2.RentangukuranMikrokapsulBeberapaProsesMikroenkapsulasi.ProsesMikroenkapsulasi RentangUkuran

    (Mikron)Koaservasipemisahanfase 12000

    Polikondensasiantarpermukaan 22000

    PanCoating 2005000

    Suspensiudara 501500

    Penyemprotkering 5800

    Sumber:Deasy(1984)

  • Menurut Deasy (1984), keberhasilan suatu proses mikroenkapsulasi

    dansifatmikrokapsul yangdihasilkandipengaruhiolehparameterparameter

    penting,di antaranya:

    a. Bahan inti yang disalut, yaitu berwujud padat, cair atau gas sifat

    fisikokimia seperti solubilitas, hidrofobik atau hidrofilik, stabilitas

    terhadapsuhudanpH,

    b. Bahanpenyalutyangdigunakan,

    c. Medium mikroenkapsulasi yang digunakan dapat berupa pelarut air

    maupunbukanair,

    d. Prinsipprosesmikroenkapsulasi yangdigunakan, yaitu secara fisikaatau

    kimia,

    e. Tahapprosesmikroenkapsulasi,yaitutunggalataubertahap,

    f. Strukturdindingmikrokapsul,yaitutunggalatauberlapis.

    Hasil mikroenkapsulasi disebut mikroenkapsulat. Pada

    mikroenkapsulat dengan ukuran di bawah 5 m akan terjadi gerak Brown

    yang kuat sehingga mikroenkapsulat akan sulit dikumpulkan. Struktur dan

    ukuran mikroenkapsulat tergantung dari teknik pembuatannya, jenis bahan

    inti, dan polimer yang digunakan. Pada proses mikroenkapsulasi ada dua

    bahanyangterlibatdidalamnya,yaituintidanpenyalut.Intiadalahzatyang

    akandisalut.Zatiniumumnyaberbentukpadat,gasataucairyangmempunyai

    sifat permukaan hidrofilmaupun hidrofob (Vandeagar,1974). Minyak sawit

    merah kaya karoten yang dimikroenkapsulasi ini merupakan inti yang

    berbentukcair.

    Penyalutadalahbahanyangdigunakanuntukmenyelaputi intidengan

    tujuan tertentu. Syaratsyarat suatu bahan sebagai penyalut yaitu dapat

    membentuk lapisan di sekitar inti dengan membentuk ikatan adhesi dengan

    inti, tercampurkan secara kimiadan tidak bereaksi dengan inti,mempunyai

    sifat yang sesuai dengan tujuan penyalutan (kuat, fleksibel, impermeable,

    stabildanmemilikisifatoptistertentu(Vandeagar,1974).Tipebahanpenyalut

    untukmemproduksimikroenkapsulatdapatdilihatpadaTabel 3.

  • Tabel 3.Tipebahanpenyalut

    Kelompok Jenis

    Gum Gumarab,agar,sodiumalginate,karagenan

    Karbohidrat Pati,dekstran,sukrosa,sirupjagung

    Selulosa CMC,etilselulosa,metalselulosa,asetil

    selulosa,asetatptalatselulosa

    Pati Lilin,Parafin,tristearin,asamstearat,

    monogliserida,digliserida,minyak

    Material

    Organik

    Kalsiumsulfat,silikat

    Protein Gluten.Gelatin,kasein,albumin

    Sumber:JacksondanLee(1991)

    Menurut Park et al. (2005), mikroenkapsulasi material lipid dengan

    dindingmatriksmerupakan teknik yangsangatbergunauntukmeningkatkan

    stabilitas selama penyimpanan. Mikrokapsul dalam bentuk bubuk dapat

    digunakan secara luas untuk produk pangan dan farmasetikal. Berbagai

    materialpembentukdindingkapsultelahterbuktimemilikikemampuanuntuk

    mengenkapsulasidanmembentukinti lemak. Polisakaridamerupakanbahan

    yang paling potensial karena memiliki kemampuan dalam pembentukan

    dinding mikrokapsul, mudah untuk dilarutkan dan didispersikan dalam

    medium aqueoussertamemilikisifatpengeringanyangbaik.Darisegiflavor,

    rasadan antigenicity,polisakaridamemilikikeunggulandibandingkanprotein.

    Akan tetapi protein mampu membentuk emulsi yang lebih stabil yang

    merupakan prerequisite dalam keberhasilan mikroenkapsulasi. Kombinasi

    protein dan polisakarida sebagai material pembentuk dinding kapsul sudah

    terbuktimeningkatkanstabilitasoksidatifdariintilemak.

    Faktorfaktor yang akan mempengaruhi stabilitas mikroenkapsul

    minyak sawitmerahpadaprosespengeringandanprosespemanasanadalah

    suhu,oksigen,cahaya,kelembapan,dankandunganasamlemakbebas.Faktor

    faktor tersebut akan mempengaruhi jumlah total karoten, jumlah karoten,

    warnadankelarutanmikroenkapsul(Vandeagar,1974).

  • D.PENGERINGAN

    Pengeringan merupakan metode untuk mengeluarkan atau

    menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkannya

    hinggamencapaikadarair tertentu.Kadarairpadaakhirprosespengeringan

    dapat seimbang dengan kondisi udara normal atau setimpal dengan nilai

    aktivitas air (aw) yang aman dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis, dan

    kimiawi. Proses pengeringan digunakan untuk mengawetkan bahan pangan

    yangmudahrusakataubusukpadakondisipenyimpanan.Pengeringanpangan

    jugadapatmenurunkan biayadanmengurangikesulitan dalampengemasan,

    penanganan, pengangkutan, dan penyimpanan. Pengeringan dapat membuat

    bahanmenjadipadatdankering,sehinggavolumebahanlebihringkas,mudah

    dan hemat ruang dalam pengangkutan, pengemasan maupun penyimpanan

    (Wirakartakusumah etal., 1992).

    Proses utama dalam pengeringan adalah penguapan air dari bahan

    pangan.Untukitu,terlebihdahuludiketahuikarakteristikhidratasidari suatu

    bahan pangan. Hidratasi adalah sifat bahan pangan yang meliputi interaksi

    antara bahan tersebut dengan molekul air yang terkandung didalamnya,

    molekul air di udara sekitarnya serta faktorfaktor yangmempengaruhi sifat

    tersebut. Menurut Wirakartakusumah et al., (1992), proses pengeringan

    berdasarkansumberpanasdibedakanmenjadiduakategoriyaitupengeringan

    alami dengan sinar matahari dan pengeringan buatan dengan menggunakan

    sumber panas artifisial untuk menggantikan panas matahari. Beberapa alat

    pengering yang sering kita jumpai antara lain tray dryer, spray dryer, dan

    drumdryer.

    1)TrayDryer

    Menurut Taib et al., (1988) pengering rak yang disebut juga

    pengering kabinet termasuk alat pengering tipe curah dengan pemanasan

    langsung. Pengering kabinet (tray dryer) dapat dikelompokkan sebagai

    pengering batch konveksi udara. Pengering kabinet digunakan untuk

    mengeringkanbahanbakuyangberbentukpadat.

  • Traydryermerupakan lemariberinsulasidengannampanberlubang

    yangdapatdiisi bahandenganposisi bahan yangbertumpuksetinggi26

    cm. Sistem penyaluran udara pada tray dryer berfungsi untuk

    mengarahkan udara sehingga terdistribusi secara merata. Untuk

    meningkatkanlajupengeringandiperlukanpemanastambahanyangdapat

    dipasangdiatasataudisepanjangkabinetagarsirkulasiudarapanasyang

    melaluikabinetmeningkat.Udarayangdisirkulasikanmemilikikecepatan

    0.55m/detikuntuksetiapmeterpersegikabinet(Fellows,1990).

    Sistempengeringinidisebutsebagai traydryerkarenamenggunakan

    talam atau rak penampung sebagai penyangga bahan yang akan

    dikeringkan dengan udara panas dalam ruang tertutup. Komponen

    pengering ini terdiri dari sistem rangka dimana dinding, atap, dan alas

    diisolasiuntukmencegahkehilanganpanas,dilengkapidengankipasangin

    internaluntukmenggerakkanmediumpengering(biasanyaudara)melalui

    sistempemanasdanmendistribusikannyasecarameratamelaluisatuatau

    beberaparakberisibahanyangdikeringkandalamruangpengering.

    Prinsip kerja pengering kabinet (tray dryer) adalah sumber panas

    berasal dari elemen elektrik, dibawa oleh medium pembawa panas yaitu

    udara.Lajualiranudarapanaskeruangpengeringdiaturoleh blower.Pada

    daerahruangpengeringterjadiprosespengeringanbahanolehpanasyang

    dibawaudaratersebut(Wirakartakusumah etal,1992).

    Menurut Heldman dan Singh (1981) ada dua kekurangan yang

    dimiliki alat pengering tipe rak yaitu 1) Ketidakseragaman tingkat

    kekeringan produk akibat letak rak yang bervariasi dan 2) Kecepatan

    pengeringan produk yang tidak sama dimana produk akan lebih cepat

    kering jika dekat dengan tempat udara panas masuk areal pengeringan.

    Bahan yang terletak di depan akanmenyerap panas dari udara sehingga

    suhu udara yang mengenai bahan setelahnya berkurang dari suhu awal.

    Perbedaan suhu ini akan menyebabkan penguapan air menjadi berbeda

    antarabahanyangsatudenganbahanyanglaindanberdampakpadamutu

    produk hasil akhir yang bervariasi. Heldman dan Singh (1981)

    menambahkan masalahmasalah di atas dapat diatasi dengan cara

  • pemindahanatauperputaranletakrak.Selainitudapatdiatasijugadengan

    pembalikanarahaliranudara.

    Tray drier dapat dimodifikasi untuk mengeringkan bahan pangan

    cairatausemisolid(misalnyatelurdanpuree buahatausayuran).Prinsip

    pengeringan tray dryer yang dimodifikasi yaitu dengan pembuatan

    lapisan tipis pada permukaan kemudian dikeringkan berdasarkan pindah

    panassecarakonduksiataukonveksimelaluipermukaanplat.

    Kelebihan metode tray dryer yang dimodifikasi berdasarkan

    penelitian sebelumnyaolehNurhasanah(2005)yaitu(1)konsumsienergi

    yang rendah (2)efisiensipengeringan yang tinggi (3)berlangsungpada

    suhuyangrendah(

  • lubang yang berputar dengan tekanan antar beberapa ratus sampai

    beberaparibulbperinchipersegi.Ruangtempatbahansebelummelewati

    nozzlememilikikonstruksiyangsederhanasehinggaharganyamurahdan

    mudahdiganti. Kerugiannya adalahmudahmengalami penyumbatan dan

    aus.Padaatomizer sentrifugal,rotoryangdigunakanadalahrotordengan

    kecepatan 1500040000 rpm yang dapat mengumpan bahan masuk ke

    dalamatomizer.Bentukbentukrotoryangdigunakanadalahbentukcelah

    atau balingbaling. Karakteristik yang penting dimiliki atomizer adalah

    menghasilkan partikelpartikel dengan ukuran kecil dan seragam. Jika

    ukuran partikel tidak seragam, itu berarti partikelmengalami pamanasan

    yangberlebihan (Brennan,1981).

    Fungsi ruang pengeringan adalah menjaga suspensi partikel bahan

    yang dikeringkan dalam aliran udara sampai partikel mengering. Ruang

    pengeringandapatberbentukvertikalatauhorizontaldanarahaliranudara

    bisaparalel,berlawananataucampuran.Bentuknyaadayangsepertibox,

    silindris dengan alas berbentuk kerucut. Bahan harus sudah mengering

    sebelum dipisahkan dari aliran udara pengering. Ruang pengeringan

    dirancang cukup besar untuk mencukupi tempat dan waktu yang

    diperlukanuntukprosespengeringan.Suhuudarapengeringsekitar80oC.

    3)DrumDryer

    Drumdryer ataupengeringdrum terdiri atas satuataudua rol atau

    drumkosongdimanamediumpemanasdisirkulasikandalamdrumtersebut

    dan bahan dikeringkan pada permukaannya (Wirakartakusumah et al.,

    1992). Sistem pindah panas yang diterapkan dalam pengeringan

    menggunakandrumdryeradalahsistemkonduksi.Mediumpemanasyang

    biasadigunakanadalahuaptetapibisajugaairataucairanpemindahpanas

    khusus bersuhu tinggi, sedangkan bahan yang ingin dikeringkan dengan

    alatiniberbentuksemipadatataularutanyangpartikelpartikelnyaterlalu

    besar untuk dikeringkan dengan pengering semprot (spray dryer) seperti

    pastadanbubur.

  • Menurut Wirakartakusumah et al., (1992), drum digerakkan oleh

    motorpenggerakdenganberbagaikecepatandanakanberputarpadaporos

    simetrisnya.Drumbajayangberputarperlahanlahantersebutdipanaskan

    secara internal dengan uap panas bertekanan yang membuat suhu

    permukaan drum mencapai 120170oC. Pada percobaan, uap panas ini

    dihasilkan oleh boiler pada tekanan 4 bar. Setelah dimasukkan melalui

    tempat masuk bahan, bahan dikeringkan karena kontaknya dengan

    permukaan drum bersuhu tinggi. Selanjutnya, bahan pangan tersebut

    disebar merata pada seluruh permukaan luar drum yang berputar dan

    sebelum drum mencapai satu putaran penuh (dalam waktu 20 detik),

    bahan pangan yang telah kering tersebut dikikis oleh suatu pisau yang

    sering disebut juga doctor blade yang berada di sepanjang permukaan

    drumsecaramelintang(Fellows,1990).

    Pengeringdrumdapatdibedakanmenjadi beberapa tipeseperti tipe

    drum tunggal (singledrum),drumganda (doubledrumdryer),dandrum

    kembar (twin drum dryer). Drum tunggal hanya memiliki satu buah rol

    ataudrum sedangkan tipe drumgandamemiliki duadrum yangmasing

    masingberputardenganarahsalingmendekatsatusamalainpadabagian

    atasnya. Jarak antara duadrumpada pengering drumganda dapat diatur

    untukmenghasilkanketebalanbahankeringyangberbedapadapermukaan

    drum.Pengeringdrumkembarserupadenganpengeringdrumgandatetapi

    berbedadalamoperasidanprodukyangbiasaditanganinya.Keduadrum

    pada pengering drum kembar ini memiliki posisi seperti pada pengering

    drum ganda tetapi masingmasing berputar dengan arah saling menjauh

    satusamalainpadabagianatasnyadanjarakantarakeduanyatidakbegitu

    rapat(Wirakartakusumah etal.,1992).

    Pada prinsipnya bahan yang akan dikeringkan tersebut

    disebar/dituang di atas permukaan drum yang dipanaskan menggunakan

    uap panas. Uap panas tersebut akan mentransfer panas melalui dinding

    metaldrumyangselanjutnyaakanmengeringkanbahanyangmelekatpada

    permukaan drum Sebelum mencapai putaran penuh, bahan akan

    mengering dan dikikis oleh pisau yang berada di sepanjang permukaan

  • drum dengan arah melintang. Produk akhir ditampung di bawah

    permukaan drum (Okosetal., 2007).

    Beberapa jenis alatdanpengumpananbahan telahdigunakanuntuk

    mendapatkan lapisan yang seragam dari berbagai bahan yang berbeda

    karakteristiknyaterhadappengeringandrum.Bahanpadapengeringdrum

    tunggal biasanya diumpan dari bawah sedangkan pada pengering drum

    gandadiumpandari atas.Beberapapengering drumgandamenggunakan

    pipa pervorasi yang diletakkan di atas palung yang terbentuk antara dua

    drumpengeringuntukmengumpanbahancairataudengansuatupipayang

    bergetar jika bahannya bersifat kental. Pada pengering drum kembar,

    bahan yang diumpan dengan menggunakan sistem celup atau semprot

    yang diletakkan di bagian bawah kedua drum atau juga dengan sistem

    aliran yang diletakkan di bagian atas drum (Wirakartakusumah et al.,

    1992). Menurut Fellows (1990), pengering drum tunggal banyak

    digunakankarenafleksibilitasnyayangtinggi,areapermukaandrumyang

    lebih tinggi untuk pengeringan, cara perawatan yang lebih mudah dan

    tidakadanyaresikokerusakanyangdisebabkanbendalogamyangjatuhdi

    antara kedua drum.Pengering drummemiliki kecepatan yang tinggi dan

    efisiensi energi yang tinggi. Kecepatan pengeringannya ini terutama

    dipengaruhi oleh kecepatan putaran drum. Pengering drum telah banyak

    digunakanuntukmemproduksipotatoflake,precookedcereals,molasses,

    beberapasupkeringdan purebuah.

  • III.METODOLOGIPENELITIAN

    A. BAHANDANALAT

    1. Bahan

    Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah minyak sawit

    kasar yang diperoleh dari PT. Sinar Meadow International, bahanbahan

    penyalut yang digunakan adalah CMC (AKULCELL AF, AK 202785

    Netherland) dan gelatin yang diperoleh dari Toko Setia Guna serta

    maltodekstrindenganDE10merkHiCap100yangdiperolehdariNational

    Park.

    Bahanbahan kimia untuk analisis yang digunakan adalah asam asetat

    glasial, alkohol, akuades, larutan pati, PP 1%, heksana, KOH, kloroform,

    kertas Whatman 42, standar karoten, NaOH, kalium iodida, natrium

    thiosulfat,danpereaksi Wijs.

    2. Alat

    Alatalat yang digunakan dalam penelitian adalah plat kaca dalam

    ukuran20cmx20cmx2mm,oven,thermokopel,spraydryer,drumdryer,

    tray dryer, tray drier tipe box dan tipe silinder modifikasi, termometer,

    homogenizer Ultra Turax, pemanas air, chromameter (minolta CR200),

    timbangan analitik, sentrifuse, desikator, spektrofotometer, anemometer,

    LovibondTintometer,vorteks,danalatalatgelaslainnya.

    B. METODEPENELITIAN

    1. PersiapanBahan Baku

    Persiapanbahanbakumeliputi karakterisasiminyaksawitkasar,dan

    pembuatan minyak sawit merah dengan metode fraksinasi suhu rendah

    secarabertingkatpadasuhu30oCdan20oC.Selanjutnyadilakukananalisis

    mutudariminyaksawitmerah.Analisisyangdilakukan meliputianalisis

    kadarair,penentuanasamlemakbebas, totalkaroten,danwarna.Tujuan

    dari tahap ini adalah untukmengetahui karakteristik minyak sawit kasar

  • yang selanjutnya akan dibuat minyak sawit merah. Diagram alir proses

    fraksinasibertahappadasuhurendahdapatdilihatpadaGambar1.

    Gambar 1.DiagramalirfraksinasiCPOmenjadiminyaksawitmerah

    2. KajianMetodePengeringan

    Setelah mendapatkan minyak sawit merah, dilakukan pembuatan

    mikroenkapsulatminyaksawitmerahmenggunakanformulasiterbaikdari

    hasil penelitian Simanjuntak (2007). Diagram alir pembuatan

    mikroenkapsulatminyaksawitmerahdapatdilihatpadaGambar2.

  • Gambar 2.Diagram alirpercobaanmikroenkapsulatminyaksawitmerahdenganbeberapaalatpengering

    Bahanbahan yang digunakan dalam pembuatan mikroenkapsulat

    minyak sawit merah adalah maltodekstrin, gelatin, CMC, minyak sawit

    merahdan air.Proporsiair, terhadap jumlahminyakdan bahanpenyalut

    yaitu 87.5 ml untuk 25 gram berat total minyak dan bahan penyalut

    maltodekstrin, gelatin dan CMC. Sedangkan penentuan proporsi dari

    Pencampuran

    Air87.5ml

    Pemanasanhinggasuhu60oC

    Pendinginanhinggasuhu45oC

    Homogenisasi11000rpm,1menit

    Penambahanminyak sawitmerah(47.866%)

    Maltodekstrin 34.819% Gelatin 13.315% CMC4%

    Mikroenkapsulatminyaksawitmerah bubuk

    Homogenisasi12000rpm,3menit

    TrayDryer

    Oven TrayDriertipebox

    modifikasi

    DrumDryer

    SprayDryer

    Reduksi ukuran

    TrayDriertipesilindermodifikasi

  • minyakdanbahanpenyalutadalahpersentasidariberattotalminyakdan

    bahanpenyalutyangdiinginkan.

    Pertamatamadilakukan pencampuranmaltodekstrin, gelatin, CMC

    dan air yang ditempatkan pada gelas ukur, kemudian dipanaskan

    menggunakan hot plate hingga meleleh pada suhu 60oC. Setelah proses

    pemanasan, dilakukan proses pendinginan hingga suhu 45oC kemudian

    dihomogenisasi dengan kecepatan 11000 rpm selama 1 menit. Setelah

    semua bahan yang dicampurkan rata lalu ditambahkan minyak sawit

    merah dan dilakukan proses homogenisasi kembali menggunakan

    homogeniser dengan kecepatan 12000 rpm selama 3 menit. Kemudian

    emulsidiujicobakanpadabeberapaalatpengering.

    Tujuandaritahapini adalah untukmengetahuilamapengeringandan

    stabilitaskarotenselamaprosespengeringanpadabeberapaalatpengering.

    Prosespengeringandenganmenggunakanovenmenggunakansuhu50oC

    dilakukanselama20 jam,dandiukur beratnyasetiap1 jam sekali,untuk

    mengetahui perubahan kadar air. Sedangkan untuk penggunaan drum

    dryer, suhu yang diinginkan 50oC dilakukan sampai kadar air konstan.

    Dengan menggunakan tray dryer pengamatan proses pengeringan pada

    suhu 500C dilakukan sampai kadar airnya konstan. Selama proses

    pengeringandilakukanpengukuranberatsampelsetiap1jamsekali,untuk

    mengetahuiperubahankadarair.

    Pengamatan yang dilakukan selama proses pengeringan adalah

    menentukan waktu pengeringan yang dilakukan pada masingmasing

    prosesyaitusampaikadarairyangditunjukandenganberatsampelbenar

    benarberadapadakeadaankonstanatautidakmengalamiperubahanyang

    signifikan. Kemudian dilakukan pengukuran kadar air akhir. Hal ini

    diperlukan untuk mendapatkan perubahan kadar air terhadap waktu dan

    jugalajupengeringanterhadapwaktu.Pengukurankadartotalkarotendan

    karotensebelumdikeringkandanprodukakhiryangbenarbenarkering

    dilakukan untuk mengetahui efektivitas dari alat pengering terhadap

    kerusakanzattersebut.Adapunpengukuranintensitaswarnadankelarutan

  • dilakukan untuk mendapatkan penampakan fisik yang optimal dari alat

    pengeringyangdigunakan.

    Berdasarkan hasil pengujian terhadap beberapa alat pengering

    tersebut dipilih alat yang paling efisien dan mampu mempertahankan

    stabilitaskarotendariprodukmikroenkapsulasi.

    3. Kajian Analisis Biaya Untuk Menentukan Metode PengeringanOptimum

    Rancangan penelitian untuk menemukan metode pengeringan

    mikroenkapsulat yang optimum dapat dilihat dalam Gambar 3. Bagan

    rancanganpenelitiandalamGambar3tersebutsekaligusdigunakanuntuk

    analisis data penelitian dan merupakan penjabaran alur pikir penentuan

    metodepengeringanmikroenkapsulatoptimum.

    Gambar 3. Bagan rancangan penentuan metode pengeringan optimumpadaprosespembuatanmikroenkapsulat

    Keuntungan(Rp)

    MetodePengeringanEfektif

    MetodePengeringanEfisien

    MetodePengeringanOptimun

    MinyakSawitMerah

    Perlakuan6MetodePengeringan

    DayaListrikalat(kW)

    BobotEmulsiMSM(Kg)

    LamaPengeringan(Jam)

    Kap.Pengeringan(Kg/Jam)

    ProduksiME(Kg)

    HargaME(Rp/Kg)

    Penerimaan(Rp)

    HargaListrik(Rp/kWh)

    KonsumsiEnergiListrik(kWh)

    Biaya(Rp)

    Rendemen(%)

  • Minyak sawit merah dikeringkan dengan menggunakan 6 alat

    pengering yang berbeda. Pada saat pengeringan hal yang diperhatikan

    adalah jumlah emulsi yang dikeringkan (ml) dan lamanya waktu

    pengeringan (jam). Rendemen hasil pengeringan (%) juga akan

    menentukanbobotbersihdarimikroenkapsulatyangdihasilkandariproses

    pengeringan karena semua alat yang diujikan tidak dapat menghasilkan

    hasil yang sempurna, yaitu antara input (pemasukan) dan output

    (pengeluaran) yang sama jumlahnya. Rendemen (%) diperoleh dengan

    membandingkan jumlah emulsi yang dikeringkan dengan berat bersih

    mikroenkapsulat yang dihasilkan. Rendemen ini akanmenentukan bobot

    dari mikroenkapsulat yang dihasilkan oleh alat pengering dan menjadi

    acuan selanjutnya dalam perhitungan. Semakin besar rendemen yang

    dihasilkanmakastandarproduktivitassuatualatjugasemakinbesar.

    Kapasitas pengeringan menunjukkan kemampuan kerja suatu

    alat/mesinpengeringuntukmenyelesaikanpekerjaanmengeringkansuatu

    bahan. Kapasitas pengeringan diperoleh dengan membandingkan antara

    jumlahemulsiyangdikeringkandenganwaktupengeringan,dimanawaktu

    dicatatdari awalprosespengeringansampaiprodukbenarbenarmenjadi

    kering. Satuan untuk kapasitas pengeringan adalah kg/jam. Kapasitas

    pengeringandikalikandenganrendemendanhargamikroenkapsulatakan

    menghasilkan penerimaan hasil penjualan mikroenkapsulat (Rp).

    Penerimaan hasil penjualan mikroenkapsulat merupakan hasil akhir

    penilaian terhadapbesaran (kuantitas) hasilpengeringanmikroenkapsulat

    yang efektif, sehingga proses pengeringan suatu alat pengering untuk

    menghasilkan mikroenkapsulat dikatakan semakin efektif apabila

    penerimaanyangdiperolehsemakinbesar.

    Selama pengamatan diperhatikan pula penggunaan energi listrik

    yangterpakaidarisuatualatpengering.Lamanyawaktu(jam)pemakaian

    alat untukmengeringkan suatu alat dan daya listrik suatu alat pengering

    (Watt) merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi

    energi listrik suatu alat. Konsumsi energi listrik (kWh) merupakan

    intensitas pemakaian alat yang diperoleh dengan mengalikan antara

  • lamanya waktu pengeringan (jam) dengan daya listrik suatu alat

    pengeringan(watt).Konsumsienergi listrikdikalikandenganhargalistrik

    (Rp/kWh) akan diperoleh biaya konsumsi energi listrik (Rp). Biaya

    konsumsienergilistrikmerupakanhasilakhirpenilaianterhadapkuantitas

    hasil pengeringan yang efisien. Pengeringan dikatakan semakin efisien

    apabilabiayayangdibutuhkansemakinkecil.

    Selisihantarapenerimaanhasilpenjualanmikroenkapsulatdanbiaya

    konsumsienergi listrikmerupakankeuntungansementarayangdiperoleh,

    dimanabiasanyaadafaktorfaktoryangmenyebabkanberkurangnyahasil

    keuntungan, seperti biaya sewa alat, biaya perawatan dan yang lainnya.

    Dengan demikian, sebenarnya keuntungan yang diperoleh hanya

    merupakan angka pembanding bagi 6 metode alat pengering agar

    ditentukan metode pengeringan mikroenkapsulat yang optimum.

    Penentuan metode pengeringan paling optimum mengacu kepada hasil

    pengeringanpalingefektifdanefisien, yaituditentukan berdasarkan nilai

    keuntunganterbesar.

    C. ANALISIS

    1. BilanganIod,MetodeTitrasi(Apriyantonoetal.,1989)

    Sampelminyakditimbangsebanyak0.5gramdalamerlenmeyer250

    ml, ditambahkan 10 ml kloroform dan 25 ml pereaksi Wijs, kemudian

    didiamkan di ruang gelap selama 1 jam. Setelah 1 jam, ditambahkan

    kalium iodida (KI) 15% lalu dikocok. Sampel kemudian dititrasi dengan

    Na2S2O3 0,1 N hingga warna hampir hilang. Selanjutnya ditambahkan

    indikator pati 1% sebanyak 2 tetes. Titrasi kembali sampai warna biru

    yang terbentuk hilang. Bilangan iod dihitung dengan rumus sebagai

    berikut:

    (gram)sampelberat

    12.69xOSNaNormalitasxsampel)titerblanko(titerIodBilangan 322

    - =

  • 2. BilanganAsam (SNI0135551998)

    Sampelminyakditimbangsebanyak2gdalamerlenmeyer250ml.

    Kemudian ditambahkan alkohol 95% dan dipanaskan sampai mendidih

    dalam penangas air sambil diaduk kemudian ditambahkan indikator

    penolphtalein 1% 12 tetes. Kemudian dititrasi dalam keadaan panas

    dengan NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah muda yang tidak

    berubah selama 10 detik. Asam lemak bebas dihitung sebagai asam

    palmitatdenganrumussebagaiberikut:

    As.LemakBebas=(titersampel titerblanko)xNormalitasNaOHx2.56Beratsampel(g)

    3. BilanganPeroksida,MetodeTitrasi(AOAC,1990)

    Sampel ditimbang sebanyak 5 gram ke dalam erlenmeyer 250 ml

    kemudian ditambahkan sebanyak 30 ml pelarut, dikocok sampai semua

    sampellarut.KIjenuhditambahkansebanyak0.5ml,didiamkanselama2

    menit di dalam ruanggelap. Kemudian ditambahkan30ml air destilata.

    Kelebihanioddititerdenganlarutantiosulfat0.1Ndandengancarayang

    sama dibuat penetapan untuk blanko. Bilangan Peroksida dihitung

    berdasarkanrumus:

    Bil.Peroksida=(titersampeltiterblanko)xNNa2S2O3x1000

    Beratsampel(g)

    4. Karotenoid(PORIM,1995)

    Sampel ditimbang sebesar 0.1 g ke dalam labu takar 25 ml.

    Kemudian ditepatkan hingga tanda tera dengan heksana. Pengenceran

    dilakukan apabila absorbansi yang diperoleh nilainya lebih dari 0.700.

    Absorbansidiukurpadapanjanggelombang446nm dengankuvet(lebar1

    cm). Konsentrasi karotenoid dalam sampel minyak sawit dihitung

    menggunakan panjang gelombang 446 nm menggunakan kuvet 1 cm

    denganpelarutheksana.

    Karoten(ppm)=

  • %100xABCB

    airKadar =

    Keterangan:

    W =bobotsampelyangdianalisis(g)

    As =Absorbansisampel

    Ab =Absorbansibelanko

    5. Betakaroten,MetodeSpektrofotometri(AOAC,1993)

    Sebanyak 5 gram sampel minyak merah ditambah dengan 40 ml

    aseton dan 60 ml heksana serta 0.1MgCO3 kemudian diaduk selama 5

    menit.Residudisaringdandicucidengan2x25mlasetondan1x25ml

    heksana. Semua hasil saringan digabung setelah itu dicuci aseton atau

    diambil lapisanheksanadengan5x100mlH2Okemudianpindahkanke

    dalamlabutakar100mldan ditepatkansampaitandateradenganheksana.

    Absorbansidiukurpada436nm laludibuatkurvastandardengan larutan

    karotenmurni.

    LWx1962.2x454)(Ax

    (mg/kg)C karotenbeta =

    Keterangan: A =Absorbansisampel

    L =Panjang/lebarkuvetdalamcm,misal1cm

    W =Gramsampel/mlpengenceranakhir

    Cx1667=units/kg

    6. Kadarair,MetodeOven(AOAC,1995)

    Sampel sejumlah35gramditimbangdandimasukkandalamcawan

    yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya. Kemudian sampel dan

    cawan dikeringkan dalam oven bersuhu 105oC selama 6 jam. Cawan

    didinginkan dan ditimbang, kemudian dikeringkan kembali sampai

    diperoleh bobot tetap. Kadar air sampel dapat dihitung dengan

    menggunakanrumussebagaiberikut:

    Keterangan: A =beratcawankosong

    B =beratcawan+beratsampelsebelumdikeringkan

  • 100%)ax

    100%ka100bc

    (1Kelarutan -

    - - =

    C =beratcawan+beratsampelsetelahdikeringkan

    7. Kelarutan,MetodeGravimetri(Fardiaz etal.,1992)

    Pengukuran kelarutan dihitung berdasarkan pada persentase berat

    residuyangtidakdapatmelaluikertassaringwhatman42terhadapberat

    contohbahanyangdigunakan.

    Sebanyak0.75 gram bahan ditimbang lalu dilarutkan dalam100ml

    aquades dan disaring dengan penyaring vakum. Kertas saring sebelum

    digunakandikeringkanterlebihdahuludalamoven105oCsekitar30menit

    lalu ditimbang. Setelah proses penyaringan, kertas saring beserta residu

    bahandikeringkankembalidalamovenpada105oCkuranglebihtigajam,

    didinginkandalamdesikatorselama15menitlaluditimbang.

    Keterangan: a = beratcontohyangdigunakan

    b = beratkertassaring

    c = beratkertassaring+residu

    ka= kadaraircontoh

    8. WarnaMikroenkapsulat,Metode CIE(Hutching,1999)

    Analisa dilakukan dengan menggunakan alat kromameter Minolta.

    Pada prinsipnya, kromameter Minolta bekerja berdasarkan pengukuran

    perbedaanwarna yangdihasilkan oleh permukaan sampel. Sistem notasi

    warnayangdigunakanadalahsistemnotasiCIE(ComissionInternationale

    deIEclairge),yangkemudiandikonversikesistemHunter.Padasistem

    notasiCIEYxy,Y adalah niai kecerahan (%), x dan y adalah koordinat

    dimana bidang koordinat tersebut terdapat peta warnawarna

    monokromatis (merah, hijau, biru) dan warnawarna campurannya.

    SedangkansistemnotasiwanaHuntermemilikiparameterL,a,b.NilaiL

    menyatakan tingkat kecerahan, nilai a menyatakan tingkat kemerahan,

  • warnamerah jikapositifdan hijau jika negatif,dan nilai bmenunjukkan

    tingkatkekuningan,warnabirujikapositifataukuningjikanegatif.

    Sampelyangakandianalisisdiletakkanpadacawanalumuniumyang

    ukuranketebalan,diameter,dantinggiuntukmasingmasingcontohharus

    samaagardidapathasilyangakurat.

    Tahapanalisiswarnadengankromameteradalah:

    Kalibrasi

    Kalibrasidilakukandenganmenggunakanstandarwarnayang

    mendekatiwarnamikroenkapsulat,yaitunilaiY=68.30,nilai

    x=0.4200dannilaiy=0.4380

    PengukurannilaiYxysampel

    Kepalapengukurditempatkanpadatargetsampel,lalutombol

    measure ditekan. Hasil pengukuran akan terbaca pada layar

    sebagainilaiYxy.

    KonversinilaiYxykenilaiL,a,b

    NilaiL,a,b,dapatdihitungdaripersamaanberikut:

    Y=Y L=10Y1/2

    X=Y(x/y) a={17.5(1.02XY)}Y1/2

    Z=Y{(1xy)/y} b={7.0(Y0.847Z}/Y1/2

    9. WarnaLarutan,MetodeLovibondTintometer

    Skala warna lovibond didesain untuk pengukuran warna secara

    manual. Metode ini menggunakan 84 filter gelas berwarna dengan

    kepekatanwarnayangberbedabedapadawarnamerah,kuning,biruyang

    masingmasing memiliki tingkatan keburaman. Skala warna ini juga

    dilengkapi dengan filter netral yang dikombinasikan dengan filterwarna

    untukmenghasilkanwarnayangsesuaidengansampelyangdiukur.

    Dibuat larutanmikroenkapsulat75%.Larutandimasukkankedalam

    kuvet dan ditempatkan pada alat. Selanjutnya dilakukan pengamatan

    dengan melihat pada lensa, hingga didapat kombinasi standar warna

    hinggakeduabidang lingkaranberwarnasama.Parameteryangdiperoleh

    adalahproporsinilaiR(red),Y(yellow),danB(blue).

  • IV.HASILDANPEMBAHASAN

    A. KARAKTERISASIBAHAN BAKUDANFRAKSINASICPO

    Bahan baku minyak sawit yang akandigunakan dalampenelitian ini

    adalah minyak sawit kasar yang diperoleh dari PT. Sinar Meadow

    International. Analisis bahan baku ini dilakukan untuk mengetahui

    karakterisasiawalminyaksawitsebelumdiujicobakanlebihlanjutpadatahap

    fraksinasi. Analisis yang dilakukan terdiri dari analisis kadar asam lemak

    bebas(ALB),kadarair,bilanganperoksida,dankadarkarotenoidawalminyak

    sawit. Hasil analisis CPO yang diperoleh dibandingkan dengan Standar

    Nasional Indonesia (SNI)minyak sawit akanmemperlihatkan apakah sampel

    yang digunakanmasih sesuai atau tidak, karena akanmempengaruhi kualitas

    dariprodukyangakandihasilkan(Tabel4).

    Tabel4. KarakteristikminyaksawityangdibandingkanberdasarkanbeberapaparameterSNI0129011992

    Karakteristik Satuan PersyaratanSNI HasilUjiSampel

    Warna Kuningjingga

    kemerahmerahan

    Kuningjingga

    kemerahmerahan

    ALB

    (palmitat),b/b

    % Maks5,0 3,84

    KadarAir,b/b % Maks0,45 0,12

    Kandungan

    KarotenAwal

    ppm 484

    Hasilanalisismemperlihatkanbahwaminyakkelapasawitkasar(CPO)

    yang dipergunakan untuk penelitian berwarna kuning kemerahmerahan.

    Warna tersebut dikarenakan kandungan pigmen karotenoid yang terdapat di

    dalam minyak. Karotenoid yang semakin rendah dapat dilihat dari warna

    minyak yang semakin memudar menjadi kuning. Sesuai dengan persyaratan

    SNI maka minyak yang digunakan untuk penelitian masih layak untuk

    digunakan.

  • Kadar asam lemak bebasmenyatakan jumlah asam lemakbebas yang

    terkandungdi dalamminyak, biasanyadihubungkandengan proses hidrolisis

    yang berdampak pada ketengikan mutu minyak. Bilangan asam yang tinggi

    menyebabkan kandungan asam lemak bebasnya pun semakin tinggi dan

    kualitasminyakpunsemaikinrendah.Pengukuransampelminyaksawitkasar

    yangdigunakanuntukpenelitianmasihmemenuhistandarkualitaspersyaratan

    SNI dengan hasil ALB pada sampel sebesar 3,84%, sedangkan standar SNI

    maksimal5%.

    Kadar air yang terkandung pada minyak juga mempengaruhi kualitas

    mutu minyak. Hal ini berkaitan dengan reaksi hidrolisis pada minyak yang

    terjadi karena adanya air sebagai pemicunya. Reaksi hidrolisis akan

    menyebabkan ketengikan pada minyak. Jadi, semakin rendah kadar air pada

    minyakmakakualitasminyakpun akan semakin baik. Pengukuran kadar air

    dilakukan dengan menggunakan oven berdasarkan prosedur SNI 010016

    1998.KadarairCPOsampelsebesar0,12%danmasihberadadibawahstandar

    maksimumSNIyaitusebesar0,45%.

    Fraksinasi CPO selain bertujuan untukmemisahkan fraksi stearin dan

    fraksi olein minyak sawit juga untuk meningkatkan kadar karotenoid pada

    CPO. Fraksinasi yang dilakukan menggunakan suhu rendah (winterisasi).

    Winterisasi yaitu proses pemisahan bagian gliserida jenuh atau bertitik cair

    tinggidaritrigliseridabertitikcairrendah.Padasuhurendahtrigliseridapadat

    tidakdapatlarutdalamtrigliseridacair(Ketaren,1986).

    Minyak sawit kasar (CPO) yang diperoleh dari PT. Sinar Meadow

    mengandung total karoten 484 ppm. Fraksinasi CPO dilakukan secara

    bertingkat dengansuhu 30 oCdanselanjutnya20oCselamamasingmasing

    24jam.Fraksinasidenganperbedaansuhuiniakanmeningkatkan kadartotal

    karotenminyaksawit.Sebelumdilakukanfraksinasi,terlebihdahuludilakukan

    prosesnetralisasiuntukmenghilangkanasamlemakbebasyangterkandungdi

    dalamCPO.Total karotenminyak sawit setelahmengalami proses fraksinasi

    bertingkat mengalami peningkatan menjadi 572 ppm. Tabel 5 menunjukkan

    peningkatankarotenoidminyakCPOmelaluiprosesfraksinasi.

  • Tabel 5.Peningkatankadarkarotensetelahmelaluiprosesfraksinasi

    SuhuFraksinasi TotalKaroten(ppm)

    CPOawal 484

    30oC 568

    20oC 572

    Prosesfraksinasiminyaksawitkasarmenghasilkanoleinsebanyak65

    70 % yang memiliki melting point berkisar antara 1820 oC dan stearin

    sebanyak3035%denganmeltingpoint4850oC(GunstonedanNorris,1983).

    MenurutWinarno (1992),bilasuatu lemakdidinginkanhilangnyapanasakan

    menyebabkan lambatnya gerakan molekulmolekul dalam lemak, sehingga

    jarak antara molekul lebih kecil dan akan timbul gaya tarik menarik antar

    molekul yang disebut gaya Van der Wals. Akibatnya radikalradikal saling

    bertumpuk serta berikatan membentuk kristal. Kristalkristal yang terbentuk

    berbedasifatdantitikcairnya.Kristalyangtitikcairnyatinggiberbentukpadat,

    sedangkan yang titik cairnya rendah berbentuk cair. Proses fraksinasi ini

    memisahkan fraksi olein dengan fraksi stearin CPO, fraksi olein ini yang

    mengandung kadar karoten yang tertinggi. Selanjutnya minyak sawit yang

    tinggi karoten ini selanjutnya digunakan sebagai bahan baku produk

    mikroenkapsulat.

    B. PENGKAJIANKONDISIALATALATPENGERING

    1.SpesifikasiAlatalatPengering

    Tahapinibertujuanuntukmengetahuispesifikasidaribeberapaalat

    pengering yang digunakan beserta parameter yang mempengaruhi proses

    pengeringan, alat yang digunakan adalah Oven, tray dryer, spray dryer,

    drumdryer,traydryertipeboxdan traydryertipesilinder.

    a. Oven

    Ovenmerupakanalatpengeringyangsederhanasepertiterlihatpada

    Gambar4.Modifikasiuntukmengeringkanbahanberupacairandilakukan

    denganplatkacaberukuran20cmx20cmx2mmdanmelapiskanemulsi

    minyaksawitmerahsecaratipis

  • Prinsip pengeringan alat ini adalah dengan pembuatan lapisan tipis

    pada permukaan kemudian dikeringkan berdasarkan pindah panas secara

    konduksiataukonveksimelaluipermukaanplat.Kelebihanmetodedengan

    pembentukan lapis tipis ini berdasarkan penelitian Nurhasanah (2005)

    yaitu:konsumsienergiyangrendah,efisiensipengeringanyangtinggi,dan

    tidakmerusakkomponendari bahan yang sensitif terhadap panas karena

    menggunakansuhuyangrendah(

  • b. Traydryer

    Sistempengering inidisebutdengantraydryerkarenamenggunakan

    talamataurakpenampungsebagaipenyanggabahanyangakandikeringkan

    denganudarapanasdalamruangtertutup.Pengeringiniterdiridaristruktur

    rangkadimanadinding,atapdanalasdiisolasiuntukmencegahkehilangan

    panas, dilengkapi dengan kipas internal untuk menggerakkan medium

    pengeringmelalui sistempemanas danmendistribusikannya secaramerata

    melalui satu ataubeberapa rak berisi bahan yang akan dikeringkan dalam

    ruang pengering. Pengeringan dengan menggunakan tray dryer suhu

    maksimaladalah43oCdankecepatanudarakeluar2,4m/s.Traydryertipe

    inimemiliki 3 buah rakdan setiap raknya hanya bisa ditempati oleh lapis

    kaca ukuran 20 cm x 20 cm x 2 mm. Kapasitas total dari tray dryer ini

    sebesar450mldandayayangtercantumdalamalat iniadalah2000Watt.

    Gambar 5 memperlihatkan alat tray dryer yang dipergunakan untuk

    penelitianyangterdapatdi PilotPlanSEAFASTCenterIPB.

    Gambar5.Traydryer

    c.Spraydryer

    Teknik mikroenkapsulasi yang paling banyak digunakan dalam

    industri yaitu teknik spray drying. Namun teknik ini juga terbatas

    sehubungan dengan adanya kehilangan (loss) yang tinggi terutama untuk

    komponen senyawa dengan berat molekul rendah seperti flavor. Produk

    akhir yang dihasilkan bersifat porous, sehingga cenderung untuk terjadi

    reaksi kimia seperti oksidasi. Teknik ini juga memiliki kelebihan, yaitu

  • kemampuan melindungi bahan inti dan penggunaan bahan penyalut yang

    bervariasi sedangkan kelemahan penggunaan alat ini terutama dalam

    operasionalnyamenggunakantekanandansuhutinggiyangdapatmerusak

    komponen bahan pangan yang sensitif sertamembutuhkan asupan energi

    danbiayaoperasionalyangtinggi

    Suhu pengeringan tergantung dari produk yang dikeringkan. Suhu

    pengeringan dapat mempengaruhi mikrokapsul. Suhu inlet yang tinggi

    digunakan untuk meningkatkan aliran penguapan dari membran

    semipermeablepadapermukaandroplet.Rentangsuhuinletyangumumnya

    amandigunakan danmenghasilkan retensi yang baik adalah 160oC210oC

    (Renneciusetal,. 1988)

    Pengeringan dengan menggunakan spray dryer merupakan proses

    yangkontinukarenaberlangsungterusmenerussampaibahanhabismenjadi

    mikroenkapsulat. Suhu inlet yang terpasang saat proses berlangsung yaitu

    160oC200oCdansuhuoutletyaitu70oC90oC.Dayayangterpasangdalam

    alat ini adalah 14000Watt. Gambar 6 memperlihatkan alat spray dryer

    yangdipergunakanuntukpenelitianyangterdapatdiPilotPlanSEAFAST

    Center IPB.

    Gambar6.Spraydryer

  • d. Drumdryer

    Pengeringan denganmenggunakan drum dryer dilakukan pada suhu

    96,5oC dan kecepatan putaran drum adalah 3 RPM. Gambar 7

    memperlihatkanalat drumdryer yangdipergunakanuntukpenelitian yang

    terdapatdiPilotPlanSEAFASTCenterIPB.Drumdryertipedoubledrum

    inimemilikidiameter60cmdan jarakantar satudrumdengandrumyang

    lain minimal adalah

  • drum yang panas, 3) jarak antara drum yang akan menentukan ketebalan

    film/serbuk yang terbentuk, dan 4) kondisi bahan misalnya konsentrasi,

    karakteristikfisik,dansuhularutanyangdikeringkan(Moore,1995)

    e.Traydryermodifikasi

    Pengering tipe inipadaprinsipnyasamadengan traydryerdanoven

    hanyamemangdikhususkanuntukpengeringandengan jumlahbanyakdan

    energiyanglebihefisien.Adaduatipedarialatiniyaitupengeringtipebox

    dantipesilinder.Pengeringandenganmenggunakantipeboxsepertiterlihat

    padaGambar 8menggunakan suhu48 oCdan kecepatan udara keluar 0,9

    m/s.Tipeinimemiliki6buahrakdansetiapraknyamemilikiloyangdengan

    ukuran40cmx40cmx2cm.Dayayangtercantumdalamalatiniadalah

    2530 Watt. Sedangkan untuk pengeringan dengan menggunakan tipe

    silinder seperti terlihat pada Gambar 9, menggunakan suhu 46oC dan

    kecepatan udara keluar 0,8 m/s. Tipe ini memiliki 6 buah rak dan setiap

    raknyamemilikiloyangbentuksegidelapandenganukuran30cmx30cm

    x 2cm.Dayayangtercantumdalamalatiniadalah2525Watt.

    Gambar8.Traydryermodifikasitipebox

    Gambar9.Traydryermodifikasitipesilinder

  • Ketikasebuahalatpemanasdihidupkan,tentunyatidakakanlangsung

    panas sesuai dengan yang telah disetting di awal. Untuk mencapai suhu

    pengeringan yang diinginkan dibutuhkan waktu tertentu. Suhu yang

    disettingmelebihi suhu50oChanyadigunakanuntukmenentukan lamanya

    kestabilan suhu suatu alat tetapi untuk mengeringkan mikroenkapsulat

    menggunakan suhu yang lebih rendah dari 50oC.Dari kedua alat tersebut

    telahdilakukanpengujianuntukmengetahuiberapalamakeduaalattersebut

    mencapaisuhuyangstabil.

    Gambar 10. Grafik lamanya waktu tercapainya stabilitas suhu alat traydryermodifikasitipebox

    Gambar 11. Grafik lamanya waktu tercapainya stabilitas suhu alat traydryermodifikasitipesilinder

  • Pengujian dilakukan dengan mengukur suhu dibagian rak paling

    bawah,tengah,kemudianatasdenganpemanasanselama1jam.Pengukuran

    pada ketiga tempat tersebut dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang

    benarbenarnyata.BerdasarkanGambar10untuk traydryer tipeboxsuhu

    kestabilantercapaihanyadalamwaktu20menitkemudiansetelahitusuhu

    stabilsebagaimanagrafikyangdihasilkan.Kestabilansuhusaat20menitini

    dialami pada setiap posisi yang diamati. Sedangkan untuk tray dryer tipe

    silinder,seperti terlihatpadaGambar11,kestabilansuhudicapaisaatwaktu

    berlalu 40menit, terlihat pada suhu20menitmasih terjadi kenaikan suhu

    yangcukupjauh.

    C. PENGARUH ALAT PENGERING TERHADAP MUTUMIKROENKAPSULAT

    1.Kadarair

    Kadarairmenjadisalahsatuparameterutamayangmenentukankualitas

    produkkeringsepertipadamikrokapsulyangberbentukkering.Kadarairyang

    rendah dapat mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur yang dapat

    menyebabkan kerusakan produk. Hasil pengukuran kadar air pada beberapa

    alatpengeringadalahpadaGambar12.

    Gambar 12. Kadar air mikroenkapsulat minyak sawit merah denganmenggunakanbeberapatipealatpengering

  • Dari Gambar 12 dapat dilihat bahwa mikroenkapsulat dari proses

    pengolahanalatspraydryermemilikikadarairterendah(3,675%)sedangkan

    kadar air tertinggi dimiliki oleh mikroenkapsulat hasil pengolahan alat tray

    dryer (6,125%) kemudian diikuti Tray dryer modifikasi tipe box (5,515%),

    Traydryermodifikasi tipesilinder(5,38%),Oven(5,365%), laluDrumdryer

    (5,15%). Hasil analisis ragam pada taraf kepercayaan 95% (Lampiran 1)

    tingkatsignifikansisampelmelebihi0,000(P>0,05).Dengandemikiankeenam

    sampelsatudenganyanglaintidakberbedanyatapadaparameterujikadarair

    atau dengan kata lain penggunaan metode pengeringan yang berbeda yaitu

    dengan menggunakan oven, tray dryer, spray dryer, drum dryer, tray dryer

    modifikasi box maupun silinder secara signifikan menghasilkan kadar air

    mikroenkapsulat dengan kualitas yang sama. Kadar air yang dihasilkan dari

    keenam alat pengering masih berada didalam standar kadar air untuk jenis

    tepung tepungan. Hal ini mengacu pada penelitian Salwoko (2004) tentang

    proses pembuatan tepung rumput laut yang dilakukannya dengan alat

    pengering.Kualitas tepungsesuai standardiperolehpada tingkatpengeringan

    suhu50Cselama6 jamdengankisarankadarair11,48%,nilaipH7,27dan

    warnaputihkhastepung.

    2.Kelarutan

    Flavor yang dienkapsulasi sangat efektif digunakan dalam makanan

    olahan, proses pengisian, pencampuran kering, permen, makanan formula,

    bumbubumbuan,makananpenutup(desert),produkproduksusudanlainlain

    (Koswara, 1995). Penggunaannya pada beberapa aplikasi tersebut

    membutuhkan suatu kemampuan melepas bahan aktif yang baik, sehingga

    mikrokapsulyangdihasilkansebaiknyamemilikikelarutandalampelarutyang

    baik. Dalam hal ini pelarut yang banyak digunakan dalam aplikasi industri

    adalahair.

  • Gambar 13. Kelarutan mikroenkapsulat minyak sawit merah denganmenggunakanbeberapatipealatpengering

    Hasilpenelitianterhadapnilaikelarutandalamairmikrokapsuldisajikan

    dalam gambar 13. Dari gambar tersebut memperlihatkan bahwa

    mikroenkapsulat yangdihasilkandariOvenmemiliki nilaikelarutan tertinggi

    sebesar 88,77%, kemudian diikuti drum dryer sebesar 86,42%, Spray dryer

    85,4%,traydryer 83,86%,Traydryertipebox76,655danyangmemilikinilai

    kelarutanterendahadalahmikroenkapsulatyangdihasilkandarialatTraydryer

    tipesilinder.Hasil analisis ragampada tarafkepercayaan95% (Lampiran2)

    tingkatsignifikansisampelmelebihi0,000(P>0,05).Dengandemikiankeenam

    sampelsatudenganyanglaintidakberbedanyatapadaparameterujikelarutan

    atau dengan kata lain penggunaan metode pengeringan yang berbeda yaitu

    dengan menggunakan oven, tray dryer, spray dryer, drum dryer, tray dryer

    modifikasi box maupun silinder secara signifikan menghasilkan kelarutan

    mikroenkapsulatdengankualitasyangsama.

    3.WarnaMikroenkapsulat

    Warnamerupakankarakterfisiksuatubahanpanganyangmudahuntuk

    di amati. Warna bahan pangan ditentukan oleh pigmenpigmen yang

    terkandungdidalamnya.Karotensebagaizatwarnadapatberubajhwarnaatau

    rusak karena pengaruh pemanasan atau perlakuan dengan senyawasenyawa

  • kimia. Pengukuran terhadap warna mikroenkapsulat memberikan gambaran

    pengaruhprosespenyimpananterhadapstabilitaskaroten.

    Pengukuran warna mikroenkapsulat dilakukan menggunakan alat

    chromameter. Alat ini mendefinisikan warna bahan ke dalam satuansatuan

    atau parameterparameter.Ada beberapa parameterwarna yang didefinisikan

    dan dapat di ukur. Parameter yang umum adalah L,a, dan b. Parameter

    pengukuranwarnaL,a,danbmerupakanparameterwarnaHunter.Selain itu

    adajugaparameter lainsepertinilaix,y,YsertanilaiC.Dalampenelitianini,

    hanyadigunakanparameterwarnaHunteryaituL,a,danb.

    Nilai L adalah nilai yang menunujukan kecerahan bahan. L

    didefinisikansebagaicahayapantulyangmenghasilkanwarnaakromatisputih,

    abuabu dan hitam. L memiliki kisaran antara 0 sampai 100. Nilai 0 untuk

    bahan yang hitam mutlak dan 100 untuk putih mutlak. Parameter a

    menunujukan nilai warna merahhijau. Warna merah diberi nilai antara 0

    sampai+100.warnahijaudiberinilaiantara0sampai 80.Semakinbesarnilai

    positif a menunjukan warna merah yang semakin tinggi, demikian juga bila

    semakinbesarnilainegativeamenunjukanwarnahijuayangsemakintinggi.

    Tabel 6.Hasilpengukuranwarnabubukmikroenkapsulatminyaksawitmerahpadaberbagaialatdenganchromameter

    METODE L a B

    Oven 48,93 +7,1 +21,46

    Traydryer 49,67 +8,81 +23,63

    Drumdryer 57,84 +2,50 +24,98

    Spraydryer 61,36 +2,45 +23,20

    Traydryertipebox 53,13 +7,60 +27,98

    Traydryertipesilinder 52,28 +7,81 +26,88

    Parameterbmenunjukannilaiwarnakuningbiru.Warnakuningdiberi

    nilai antara0 sampai+70.Warnabirudiberi nilai antara0 sampai70.Sama

    halnya dengan parameter a, nilai yang semakin positif menunjukan warna

    kuningyangkuat,demikianjugasebaliknya. Daridatayangdiperoleh(Tabel

    6) menunjukan secara umum warna mikroenkapsulat berwarna kuning ke

  • merahan namun yang membedakan adalah pada intensitas kedua warna

    tersebut. Penggunaan Tray dryer tipe box dan Tray dryer tipe silinder pada

    pembuatanmikroenkapsulatmenghasilkanwarnaserbukyangsangatbaikjika

    dibandingkandenganpenggunaanalatyanglainnya.

    Tingginyakandungankarotenpadamikroenkapsulatjugaberpengaruh

    terhadap warna yang dihasilkan. Pada drum dryer dan spray dryer

    memperlihatkan nilai yangLyang tinggidibandingkandengan yang laindan

    nilaiAyangsangatkecildibandingkandenganyanglain.Semakintingginilai

    L semakin cerahwarnanya dan semakin kecil nilai Amaka intensitaswarna

    merah semakin rendah sebanding dengan nilai karoten keduanya yang kecil

    dibandingkandenganyanglainnya.

    Warna larutan ditentukan dengan menggunakan alat Lovibond

    tintometer. Warna ditentukan dengan pengamatan secara visual, penilaian

    terhadap warna dilakukan dengan menggunakan skala warna yang terdapat

    padaalat tersebut.skalawarnayangdigunakanyaitumerah,biru,kuningdan

    putih.Warnayangdihasilkanumumnyamerupakanwarnacampuranmisalnya

    campuran kuningmerah, kuningbiru atau campuran warna yang lainnya.

    Warna larutanmikroenkapsulatdiukur setelahdibuat larutanmikroenkapsulat

    0,75%.

    Tabel 7. Warna larutan mikroenkapsulat minyak sawit merah denganberbagaialatpengering.

    Warna larutan mikroenkapsulat hasil penggunaan beberapa alat

    pengeringmenunjukkanbahwawarnapalingtinggiberadapadaalatpengering

    tipeOven hal ini sesuai dengan kelarutannya yang juga tinggi dibandingkan

    ALAT KUNING MERAH

    Oven 7.00 6.00 0.1 0.5

    Traydryer 7.00 6.00 0.1 0.1

    Drumdryer 4.00 6.00 0.1 0.2

    Spraydryer 6.00 7.00 0.2 0.1

    Traydryertipebox 6.00 6.00 0.1 0.1

    Traydryertipesilinder 5.00 5.00 0.4 0.2

  • denganlainnya.Kelarutanbahanyangtinggiketikaberadadalamairmembuat

    bahan yangberadadidalamnyayaituzatkarotenterdispersi secara sempurna

    akibatnya warna larutannya semakin tinggi intensitasnya. Berbeda halnya

    dengan tray dryer tipe box dan tray dryer tipe silinder, keduanya memiliki

    intensitas warna larutan yang rendah karena kelarutannya juga rendah

    dibandingkan dengan lainnya. Walaupun memiliki nilai karoten yang tinggi,

    tetapi jikakelarutannyatidaksempurnamenyebabkanzatkarotenyangberada

    didalamnyatidakterdispersisecarasempurna.

    4.RetensiKaroten

    Pembuatan mikroenkapsulat dilakukan dengan metode pengeringan

    yang berbedabeda dan memakan waktu yang berbedabeda pula hingga

    sampel benarbenarkering.Prosesinimenyebabkanpenurunanjumlahkaroten

    padamikroenkapsulat.Totalkarotenpadaminyaksawithasilfraksinasiadalah

    sebesar 572 ppm, namun total karoten pada mikroenkapsulat adalah lebih

    rendah dari itu. Penurunan karotenoid ini disebabkan sifat dari pigmen

    karotenoid labil terhadap panas. Panas akan mendekomposisi karoten dan

    mengakibatkanperubahanstereoisomer.Pemanasansampaidengansuhu60C

    tidak mengakibatkan dekomposisi karoten tetapi dapat terjadi perubahan

    stereisomer dari trans menjadi cis yang aktivitasnya lebih rendah (Klaui dan

    Bauernfeind1981).Berdasarkan hal tersebut lamanyawaktu interaksidengan

    panas juga mempengaruhi jumlahkaroten yang terdegradasi.Semakin tinggi

    suhu atau semakin lama pemanasan mengakibatkan degradasi karoten

    semakinbanyak.

    Retensi karoten memperlihatkan persentase jumlah karoten yang bisa

    bertahan selamaproses pengeringan hingga terbentukmikroenkapsulat.Hasil

    penelitian seperti yang terlihat pada Gambar 14, menunjukkan bahwa

    mikroenkapsulat yang memiliki retensi karoten tertinggi adalah

    mikroenkapsulat yang dihasilkan oleh tray dryer modifikasi tipe silinder

    75,99%. Kemudian dilanjutkan oleh tray dryer modifikasi tipe box 74,76%,

    tray dryer 56,15%, oven 49,48%, drum dryer 12,85% dan yang memiliki

    retensi karoten terendah adalah proses pembuatan mikroenkapsulat dengan

  • menggunakanspraydryer4,23%.Hasilanalisisragampadatarafkepercayaan

    95%(Lampiran3)tingkatsignifikansisampeladalah0,000(P

  • Alatpengering tipe traydryer, traydryermodifikasi tipe silinderdan

    traydryermodifikasi tipe boxdapatmempertahankan jumlahkarotenselama

    pemanasanlebihtinggidibandingkandenganyanglain.Traydryermodifikasi

    tipesilinderdantraydryermodifikasitipeboxmemangmerupakanrancangan

    pembuatan alat untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dengan daya

    pemanasanyangbesardandesignbentukyangsesuai,tidakterlalujauhantara

    heater dengan bahan sehingga emulsi minyak merah menjadi cepat kering

    walaupundengankapasitasbesar.Spraydryermengalamikehilangankaroten

    yang besar jumlahnya dikarenakan suhu yang tinggi dan bahan emulsi yang

    terbuang di siklon dalam jumlah besar. Emulsi yang terbuang ini berawal

    karenakegagalanprosespembuatanbahanpartikelberukurankeciltetapitidak

    seragam. Sehingga saat berada dalam chamber pengering partikel, partikel

    menjadicairkembalidanmembuatminyakterpisahdariemulsinya.Akhirnya

    menempel di dinding siklon dalam bentuk cairan kembali dan tidakmenjadi

    serbuk.

    5.Rendemen

    Rendemenmerupakansalahsatuparameterpentingdalampengeringan

    mikroenkapsulat karena dapat digunakan untuk menentukan efisiensi dan

    efektivitas dari suatu proses. Semakin tinggi nilai rendemen maka semakin

    efisien proses berjalan. Nilai rendemen diperoleh dari total berat

    mikroenkapsulatyangdiperolehdibagidenganbobotemulsi.

    PadaGambar 15 diperoleh rendemen terbesar yaitu pada penggunaan

    tray dryer modifikasi tipe box (26,45%) dan terendah oleh alat spray dryer

    (2.395%).Traydryermodifikasi tipeboxmemperoleh rendemenyangsangat

    tinggi dibandingkan yang lainnya menunjukan tingkat efisiensi dan

    efektivitasnya yang tinggi. Hasil yang tinggi ini sangat sesuai apabila

    diterapkandidalamsebuahindustripenghasilmikroenkapsul.

    Sedangkanuntukspraydryermemperolehrendemenyangsangatkecil

    dibandingkan dengan yang lainnya karena pada saat proses Atomisasi terjadi

    pemisahanantaraminyakdenganpenyalutkarenasuhuyangtinggi.Akibatnya

    terjadipenumpukancairanemulsiditabungsiklon.

  • Hasilanalisisragampadatarafkepercayaan95%(Lampiran4)tingkat

    signifikansi sampel adalah 0,000 (P

  • D.ANALISISBIAYAMETODEPENGERINGANOPTIMUM

    Metode pengeringan mikroenkapsulat optimum merupakan gabungan

    dari metode pengeringan mikroenkapsulat yang efektif dan efisien,

    sebagaimana ditunjukan dalam Gambar 3. Metode pengeringan

    mikroenkapsulat yang efektif ditandai dengan kapasitas pengeringan yang

    optimumdanrendemendariprosespengeringanyang jugaoptimumsehingga

    diperoleh waktu pengeringan yang minimum dan produktivitas

    mikroenkapsulatyangmaksimum.Metodepengeringanmikroenkapsulatyang

    efisien ditandai dengan diperolehnya konsumsi energi yang minimum dari

    suatualatpengeringuntukmenghasilkanmikroenkapsulat.

    Metodepengolahan dikatakan semakin optimum apabila produktivitas

    untuk menghasilkan mikroenkapsulat semakin besar, tetapi konsumsi energi

    untuk menghasilkannya minimum, sehingga diperoleh penerimaan hasil

    penjualan mikroenkapsulat yang semakin tinggi, dan biaya konsumsi energi

    semakin rendah. Selisih antara penerimaan dan biaya konsumsi energi

    merupakan keuntungan sementara, sehingga dengan penerimaan hasil

    penjualan semakin tinggi dan biaya konsumsi energi semakin rendah akan

    diperoleh keuntungan dari mikroenkapsulat semakin besar. Metode

    pengeringan mikroenkapsulat paling optimum ditentukan berdasarkan

    keuntunganterbesar.Hasilperhitunganuntukmenentukanmetodepengolahan

    pengeringanoptimumdisajikanpadaTabel8.

    Metodedenganmenggunakanalatpengeringtraydryermodifikasitipe

    box merupakan metode pengeringan mikroenkapsulat paling efektif

    dibandingkandenganmetodelainnya. Walaupunkapasitaspengeringan lebih

    kecildibandingkanbeberapametodesepertispraydryerdandrumdryertetapi

    rendemenyangdihasilkansangattinggidibandingkandenganmetodelainnya.

    Perbedaannya sangatlah mencolok antara tray dryer modifikasi tipe box

    dengan spray


Recommended