+ All Categories
Home > Documents > Pemantauan ( Monitoring) Hama Penggerek

Pemantauan ( Monitoring) Hama Penggerek

Date post: 10-Jul-2015
Category:
Upload: memute2829
View: 201 times
Download: 7 times
Share this document with a friend
Popular Tags:

of 7

Transcript

Mawas Juni 10

Mawas Juni 10

PEMANTAUAN ( MONITORING) HAMA PENGGEREK BATANG PADI/SUNDEP (Scirpophaga incertulas, S. innotata dan Chilo suppressalis)Untung Sudjianto1

Keywords : monitoring, stem borer, rice paddy field ABSTRAK Macam penggerek batang padi yang meliputi Scirpophaga incertulas (Penggerek batang kuning); S. innotata (Penggerek batang putih) dan Chilo suppressalis (Penggerek batang bergaris) termasuk hama paling penting pada tanaman padi yang sering menimbulkan kerusakan berat dan kehilangan hasil yang tinggi. Tanda serangan hama penggerek batang padi yang sering diamati berupa matinya tunas atau malai padi dan jumlah kelompok telur per rumpun pada petakan tanaman padi. Pemantauan hama diperlukan untuk menentukan tingkat serangan hama dan perlu/tidaknya tindakan penyemprotan pestisida. Pada tingkat serangan di bawah ambang ekonomi (1 tunas rusak per 10 anakan atau 1 kelompok telur per 1 m2) tidak perlu dilakukan tindakan penyemprotan pestisida. Pemantauan dilakukan dengan cara pengamatan bertahap yaitu dengan membuat pertemuan 2 diagonal pada satu hamparan pertanaman padi. Cara ini dilakukan untuk menetukan letak petak alami milik petani dan menentukan letak dan jumlah petak pengamatan. Pengamatan dilakukan di hamparan tanaman padi sebelah utara kantor BBI (Balai Benih Induk) padi desa Muktiharjo, kecamatan Margorejo, kabupaten Pati pada bulan April 2009. Jumlah petak alami 5 dan jumlah petak pengamatan 49. Hasil pengamatan serangan penggerek padi rerata jumlah kelompok telur 0,5111 per m2 dengan rerata intensitas serangan 0,6654 %, berarti belum perlu dilakukan tindakan penyemprotan pestisida. Namun perlu tindakan pencegahan dengan cara mengambil dan memusnahkan kelompok telur yang ada.

ABSTRACT A number of rice stem borers that include Scirpophaga incertulas (yellow stem borer), S. innotata (white stem borer) and Chilo suppressalis (striped stem borer) had been well known as the most important pest on paddy rice, that frequently caused extreme damage and heavily reduced the rice yields. The typical signs of their attacks were the appearance of the death buds or grain stalks, and the number of eggs group per clump on the rice plots. This type of pest monitoring was required to determine the level of the pest attack and to decide whether a pesticide application was needed or not. If the attack level was found below the economic threshold (if the number of dead buds was 1 per 10 tillers or the number of egg group was 1 per square meter), no pesticide application was needed. The monitoring was done by applying stratified sampling method, by making the crossing point between the diagonal lines of the observed paddy field area to locate the farmers owned paddy field plots to be monitored, The observation was done on the paddy fields, located north of the Main Rice Seeds Center (BBI Padi) at Muktiharjo Village, Margorejo Subdistrict, Pati District takingplace in April 2009. The number of natural farmer plots was 5 and the number of observed plots was 49. It was found out in this monitoring, that the mean of the stem borer attack level in that area was 0.6654 %, and the the mean of the number of egg groups was 5.111. This results indicated that pesticide application was not needed. However, preventive actions such as burning the existing egg groups was suggested1

PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara agraris. Kebutuhan akan beras setiap tahunnya terus meningkat. Untuk itu pemerintah telah menggalakkan kembali 2

program swasembada pangan melalui peningkatan produksi beras nasional. Diharapkan dengan adanya peningkatan produksi ini, tidak hanya tercapai swasembada beras melainkan juga kita dapat

Staf pengajar pada Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus

1

PEMANTAUAN ( MONITORING) HAMA PENGGEREK BATANG PADI/SUNDEP (Scirpophaga incertulas, S. innotata dan Chilo suppressalis)

Untung Sudjianto

Mawas Juni 10

Mawas Juni 10

mengekspor beras ke negara lain. Selain program pemakaian benih yang berkualitas, pemupukan, yang perlu kita cermati dalam budidaya padi adalah pengendalian hama dan penyakit. Penggunaan pestisida yang tidak tepat, tanpa pertimbangan dan kelebihan dosis akan menimbulkan efek negatif yaitu selain timbulnya biotype baru yang lebih resisten, juga menimbulkan ketidakseimbangan lingkungan hidup. Jadi, pemilihan dan penggunaan pestisida pun harus tepat dan bijak yaitu memperhatikan jadwal pengendalian berdasar pengamatan populasi hama, penggunaan sesuai anjuran serta memilih insektidia yang tidak menimbulkan resistensi hama, resurgensi, ledakan hama sekunder

dan timbulnya kerusakan lingkungan. Penggerek batang Scirpophaga incertulas (Penggerek batang kuning) (Gb 1), S. innotata (Penggerek batang putih) (Gb. 2), Chilo suppressalis (Penggerek batang bergaris) (Gb. 3) termasuk hama paling penting pada tanaman padi yang sering menimbulkan kerusakan berat dan kehilangan hasil yang tinggi. Di lapangan, keberadaan hama ini ditandai oleh kehadiran ngengat (kupu- kupu) (Gb. 1, 2, dan 3), kematian tunas-tunas padi (sundep, dead heart) (Gb. 4), kematian malai (beluk, white head) (Gb. 5), dan ulat (larva) penggerek batang (Gb. 6).

Larva penggerek batang padi kuning dan penggerek batang padi putih berwarna kekuning-kuningan atau putih dengan garis jernih pada punggungnya, sedangkan penggerek padi bergaris mempunyai garis 3 4

kecoklatan sepanjang tubuhnya. Larva pada awalnya akan menuju ke ujung daun dan menggantung pada benang halus, atau membungkus dir dengan potongan daun padi untuk berpindah tempat.

PEMANTAUAN ( MONITORING) HAMA PENGGEREK BATANG PADI/SUNDEP (Scirpophaga incertulas, S. innotata dan Chilo suppressalis)

Untung Sudjianto

Mawas Juni 10

Mawas Juni 10

Saat menjelang menjadi kepompong akan menggerek batang masuk dan berkepompong dalam batang. Lama stadium larva 28-35 hari. Pupa atau kepompong terbungkus kokon berupa selaput benang berwarna putih untuk penggerek batang padi kuning dan penggerek batang padi putih pupa berwarna kekuningan atau putih,

sedangkan penggerek batang padi bergaris berwarna coklat. Lama stadium pupa 6-13 hari. Ngengat jantan panjangnya 14 mm dan yang betina 17 mm, ngengat aktif pada malam hari dan tertarik cahaya. Jangkauan terbang 6-10 Km, lama stadia ngengat 5-10 hari. Satu siklus hidup 39-54 hari.

Hama ini dapat merusak tanaman pada semua fase tumbuh, baik pada saat di pembibitan, fase anakan, maupun fase berbunga. Bila serangan terjadi pada pembibitan sampai fase anakan, hama ini disebut sundep dan jika terjadi pada saat berbunga sampai menjelang panen, disebut beluk. Sampai saat ini belum ada varietas yang tahan penggerek batang. Oleh karena itu gejala serangan hama ini perlu diwaspadai, terutama pada pertanaman musim hujan. Waktu tanam yang tepat, merupakan cara yang efektif untuk menghindari serangan penggerek batang. Hindari penanaman pada bulan-bulan Desember-Januari, karena suhu, kelembaban, dan curah hujan pada saat itu sangat cocok bagi

perkembangan penggerek batang, sementara tanaman padi yang baru ditanam, sangat sensitif terhadap hama ini. Tindakan pengendalian harus segera dilakukan, kalau > 10% rumpun memperlihatkan gejala sundep atau beluk. Kecuali untuk kupu-kupu yang banyak beterbangan, tidak dianjurkan memakai pestisida semprot untuk sundep dan beluk. Populasi hama bertambah cepat apabila makanannya tersedia, iklim menunjang serta musuh alaminya sudah berkurang. Agar pengendalian tidak menimbulkan ledakan populasi hama maka perlu memperhatikan ambang ekonomi. Ambang ekonomi dalam hal ini berarti kepadatan populasi hama yang ditolelir yang memerlukan

5

6

PEMANTAUAN ( MONITORING) HAMA PENGGEREK BATANG PADI/SUNDEP (Scirpophaga incertulas, S. innotata dan Chilo suppressalis)

Untung Sudjianto

Mawas Juni 10

Mawas Juni 10

tindakan pengendalian untuk mencegah peningkatan populasi hama mencapai tingkat yang merugikan petani. Jadi, penggunaan insektisida secara bijaksana terutama saat munculnya hama yang 1. Menentukan hama utama 2. Menentukan kepadatan populasi 3. Menetapkan besarnya kerugian tanaman (bagian tanaman dan hasilnya) 4. Mencari hubungan antara kepadatan dengan kerusakan 5. Memperkirakan kerusakan dalam nilai uang 6. Memperhitungkan biaya pengendalian per unit area apakah seimbang dengan hasil dan kehilangan hasil? 1

sudah dianggap merugikan. Menurut Tjandrakirana (1994) langkah untuk menetapkan ambang ekonomi diantaranya :

Disamping itu terdapat predator telur Conocephalus longipennis (ordo Orthoptera) belalang sembah, kepinding buas, kumbang koksinelit, laba-laba, capung, jangkrik.

7. Menetapkan kepadatan populasi hama setara dengan biaya pengendalian, tingkat kepadatan yang diperoleh merupakan nilai ambang ekonomi. Sukamto (2000) menjelaskan beberapa musuh alami hama sundep, antara lain parasitoid telur Tetrasticus schoenobii, Telenomus rowani dan Trichogramma spp. Parasitoid larva Xanhopimpla stemmator (ordo Hymenopthera).

PEMANTAUAN SUNDEP

HAMA

6 1 6 4 5Keterangan : 1. Pemukiman 2. Makam 3. Perkantoran 4. Saluran 5. Jalan 6. Petak petani

6 6 6 20 1.00

1 2 3

Pemantauan hama sundep dilakukan di hamparan padi sawah milik petani di Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, dengan luas hamparan 20 ha. Dipilih lokasi ini karena hamparan dekat dengan jalan raya, kantor dan pemukiman, luasan hamparan yang cukup, dan mudah dicapai dengan kendaraan bermotor. Pola umum pengambilan sampel dengan menggunakan pola X (diagonal), dengan alasan hamparan yang diamati adalah dataran (tidak terdapat terasering), sehingga pola pengamatan diagonal dapat dilakukan dengan mudah. Pengamatan dilakukan secara bertahap (stratified), pada hamparan tersebut diwakili oleh 5 petak alami milik petani (petak petani) dengan luas kira-kira 1 kotak (1.400 m2), lihat gambar 1. Setiap petak petani diamati beberapa petak (petak 8

pengamatan) dengan luas 1 m2, lihat gambar 2. Jumlah petak pengamatan seluruhnya 49 petak. Unit pengambilan sampel adalah 25 rumpun padi tiap satu meter persegi, jarak tanam 20 cm x 20 cm dengan interval 10 m, sehingga masingmasing diagonal terdapat 9-13 sampel, dengan interval pengamatan seminggu sekali dengan alasan pengamatan dapat dilakukan pada tiap hari tertentu dalam satu minggu. Hamparan seluruhnya ditanami padi IR-64 belum berbunga. Jika terdapat hama sundep dilihat dari jumlah tunas rusak dan kelompok telur yang ada pada masing-masing petak pengamatan. Pemantauan perlu dilakukan secara rutin untuk mengetahui fluktuasi serangan penggerek. Pengamatan dapat dilakukan dengan memasang perangkap cahaya yang dipasang di petak petani. Hasil pemantauan dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2. Standar (kriteria/penentuan) batas untuk rekomendasi pengendalian dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: 1. Berdasar Intensitas Serangan =

Jumlah Tunas Rusak Jumlah Anakan

7

PEMANTAUAN ( MONITORING) HAMA PENGGEREK BATANG PADI/SUNDEP (Scirpophaga incertulas, S. innotata dan Chilo suppressalis)

Untung Sudjianto

Mawas Juni 10

Mawas Juni 10

Penyemprotan pestisida dengan konsentrasi 2 cc per liter air dilakukan apabila intensitas serangan mencapai 10 % yaitu sama dengan 1 tunas rusak per 10 anakan. 1. Berdasar jumlah kelompok telur per rumpun =

Petak Petani1 5 9 8 7 3 6 2

Jumlah Kelompok Telur Luas Petak PengamatanPenyemprotan pestisida dengan konsentrasi 2 cc per liter air dilakukan apabila jumlah kelompok telur mencapai 1 (satu) kelompok telur per m2.Petak Petani Petak Pengam atan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah Rerata 1 2 3 Jumlah Tunas Rusak 2 4 5 2 3 3 5 4 6 34 3,777778 2 4 3

4

Gambar 9. Letak dan Jumlah Petak Pengamatan per Petak PetaniC

A

B

Jumlah Kelomp. Telur 0 2 1 0 0 1 0 1 0 5 0,555556 1 0 0

Jumlah Anakan/R umpun 20 22 20 19 15 20 21 21 22 180 20 25 22 24

Total Anakan 500 550 500 475 375 500 525 525 550 4500 500 625 550 600

Intensitas Kerusaka n (%) 0,4 0,727273 1 0,421053 0,8 0,6 0,952381 0,761905 1,090909 6,75352 0,750391 0,32 0,727273 0,5

D

Petak Pengam atan 4 5 6 7 8 9 Jumlah Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah Rerata

Jumlah Tunas Rusak 6 4 5 7 8 1 40 4,444444 2 4 3 5 6 3 1 0 1 25 2,777778 4 3 5 1 0 2 3 0 0 18 2

Jumlah Kelomp. Telur 2 0 1 0 0 1 5 0,555556 2 1 0 0 1 0 0 1 0 5 0,555556 0 0 1 0 0 2 1 0 0 4 0,444444

Jumlah Anakan/R umpun 19 17 22 20 20 20 189 21 20 22 20 20 25 25 20 20 22 194 21,55556 23 20 20 22 24 20 20 20 25 194 21,55556

Total Anakan 475 425 550 500 500 500 4725 525 500 550 500 500 625 625 500 500 550 4850 538,8889 575 500 500 550 600 500 500 500 625 4850 538,8889

Intensitas Kerusaka n (%) 1,263158 0,941176 0,909091 1,4 1,6 0,2 7,860698 0,873411 0,4 0,727273 0,6 1 0,96 0,48 0,2 0 0,181818 4,549091 0,505455 0,695652 0,6 1 0,181818 0 0,4 0,6 0 0 3,47747 0,386386

Tabel 1: Hasil Pemantauan Sundep 10

9

PEMANTAUAN ( MONITORING) HAMA PENGGEREK BATANG PADI/SUNDEP (Scirpophaga incertulas, S. innotata dan Chilo suppressalis)

Untung Sudjianto

Mawas Juni 10

Mawas Juni 10

Tabel 2: Jumlah Kelompok Telur dan Intensitas SeranganPetak Petani Petak Pengama tan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jumlah Rerata Jumlah Tunas Rusak 2 1 2 3 4 1 3 5 6 7 2 3 4 35 3,888889 Jumlah Kelomp. Telur 0 0 2 0 0 1 0 0 2 1 0 0 0 4 0,444444 Jumlah Anakan /Rumpun 20 22 22 20 20 20 19 19 15 20 20 23 23 179 19,88889 Total Anakan 500 550 550 500 500 500 475 475 375 500 500 575 575 4475 497,2222 Intensitas Kerusakan (%) 0,4 0,181818 0,363636 0,6 0,8 0,2 0,631579 1,052632 1,6 1,4 0,4 0,521739 0,695652 7,301602 0,811289

KESIMPULAN Dengan hasil perhitungan intensitas serangan rata-rata sebesar 0,66 % maka hamparan sawah milik petani di Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo belum melewati batas ambang ekonomi, sehingga direkomendasikan untuk belum perlu melakukan pengendalian baik dengan penyemprotan insektisida organik maupun kimiawi.

E

DAFTAR PUSTAKA Balitpa

Tabel 1. Hasil Pemantauan Sundep (Lanjutan)

Petak Petani A B C D E Rerata

Jumlah Klp Telur (per m2)0,555556 0,555556 0,555556 0,444444 0,444444 0,511111

Intensitas Serangan ( %)0,750391 0,873411 0,505455 0,386386 0,811289 0,665386

11

Litbang Deptan. 2006. Penggerek Batang, Informasi Ringkas Teknologi Padi. http://balitpa.litbang.deptan. go.id Diunduh 16 April 2010. Libang Deptan. 1998. Penggerek Batang Padi. http://bbpadi.litbang.deptan. go.id. Diunduh 16 April 2010 Sukamto, S; Anik Kustaryati; Sussy DG; Iis Herlawati; Siswanto M; Endik M; Reni N; 2000. Pedoman Pengamatan dan Pelaporan Organisme 12 PEMANTAUAN ( MONITORING) HAMA PENGGEREK BATANG PADI/SUNDEP(Scirpophaga incertulas, S. innotata dan Chilo suppressalis)

Pengganggu Tumbuhan (OPT) Hortikultura dan Aneka Tanaman (HAT). Direktorat Perlindungan Tanaman. Dirjen. Prod. Hortikultura dan Aneka Tanaman. Jakarta. 55hal. Tjandrakirana; Sukirno; Waluyo; Harsono L;Yadi Rusyadi; Wahyu Indraningsih; Siswanto M; Ruswandi; I Nyoman W; Suryadi; Daniar T; Atje Hikmat; Sarsito GB; Endang TP. 1994. Pengenalan dan Pengendalian OPT Padi. Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan Hortikultura. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman. Jakarta. 134 hal. US Environmental Protection Agency. 2007. Integrated Pest Management (IPM) Principles. http://www.epa.gov/pesticid es/factsheets/ipm.htm. diunduh 20 april 2010

Untung Sudjianto

Mawas Juni 10

BIODATA Nama Tempat Tgl Lahir Alamat Riwayat Pendidikan :Untung Sudjianto : Surakarta, 13 September 1957 : Jl. Penjawi 57A Pati 59111 : S1 : Universitas Sebelas Maret Progdi Agronomi, Lulus tahun 1984 S2 : Univeritas Gadjah Mada Jurusan Ilmu Pertanian, Lulus tahun 1992 : Staf Pengajar FP-UMK, sejak tahun 1984 s/d sekarang

Riwayat Pekerjaan

13


Recommended