+ All Categories
Home > Documents > PENDAHULUAN - Ampta jurnal

PENDAHULUAN - Ampta jurnal

Date post: 01-Dec-2021
Category:
Upload: others
View: 1 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
15
Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014 1 GREEN TOURISM Ali Hasan Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTAYogyakarta ABSTRACT Green tourism is defined as environmentally friendly tourism activities with various focuses and meanings. In a broad term, green tourism is about being an environmentally friendly tourist or providing environmentally friendly tourist services. The green tourism concept would be highly appealing to tourism enterprises and operators owing to increasing governmental pressure to improve environmental performance by adopting effective and tangible environmental management techniques. Green tourism is a form of tourism involving visiting fragile, pristine, and relatively undisturbed natural areas, intended as a low-impact and often small scale alternative to standard commercial tourism. Its purpose may be to educate the traveler, to provide funds for ecological conservation, to directly benefit the economic development and political empowerment of local communities, or to foster respect for different cultures and for human rights. Green Tourism has been considered a critical endeavor by environmentalists, so that future generations may experience destinations relatively untouched by human intervention. Furthermore, achievement and promotion of internationally recognized environmental awards would be instrumental to the tourism enterprises in marketing their services. As a result, many concerned and responsible parties put forward recommendations for green tourism products to regulate tourisms negative impacts. This conceptual paper attempts to discuss green tourism concept its processes as well explain approaches of green tourism industry can legitimately open up new areas for the more discriminating and wider range of the market, and tourists or visitors can enjoy the holiday they want with a clear conscience Responsible green tourism programs and plans include those that minimize the negative aspects of conventional tourism on the environment and enhance the cultural integrity of local people. Therefore, in addition to evaluating environmental, social and cultural factors, an integral part of green tourism is the promotion of recycling, energy efficiency, water conservation, and creation of economic opportunities for local communities. For these reasons, green tourism often appeals to advocates of environmental and social responsibility. Marketing people -all in public, government and private level specialists- working in tourism sector, should configure the best green solutions for the current and future strategies. The real green alternatives are needed to suggest a new perspective(re-thinking process) about tourism marketing strategies. Keywords: Green tourism, environmentally friendly marketing, conservation, economic development, local communities and social responsibility
Transcript
Page 1: PENDAHULUAN - Ampta jurnal

Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014 1

GREEN TOURISM

Ali Hasan

Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta

ABSTRACTGreen tourism is defined as environmentally friendly tourism activities with various

focuses and meanings. In a broad term, green tourism is about being an environmentallyfriendly tourist or providing environmentally friendly tourist services. The green tourismconcept would be highly appealing to tourism enterprises and operators owing to increasinggovernmental pressure to improve environmental performance by adopting effective andtangible environmental management techniques.

Green tourism is a form of tourism involving visiting fragile, pristine, and relativelyundisturbed natural areas, intended as a low-impact and often small scale alternative tostandard commercial tourism. Its purpose may be to educate the traveler, to provide fundsfor ecological conservation, to directly benefit the economic development and politicalempowerment of local communities, or to foster respect for different cultures and for humanrights. Green Tourism has been considered a critical endeavor by environmentalists, so thatfuture generations may experience destinations relatively untouched by human intervention.

Furthermore, achievement and promotion of internationally recognized environmentalawards would be instrumental to the tourism enterprises in marketing their services. Asa result, many concerned and responsible parties put forward recommendations for greentourism products to regulate tourism’s negative impacts.

This conceptual paper attempts to discuss green tourism concept its processes as wellexplain approaches of green tourism industry can legitimately open up new areas for themore discriminating and wider range of the market, and tourists or visitors can enjoy theholiday they want with a clear conscience

Responsible green tourism programs and plans include those that minimize the negativeaspects of conventional tourism on the environment and enhance the cultural integrity oflocal people. Therefore, in addition to evaluating environmental, social and cultural factors,an integral part of green tourism is the promotion of recycling, energy efficiency, waterconservation, and creation of economic opportunities for local communities. For thesereasons, green tourism often appeals to advocates of environmental and social responsibility.

Marketing people -all in public, government and private level specialists- working intourism sector, should configure the best green solutions for the current and future strategies.The real green alternatives are needed to suggest a new perspective(re-thinking process)about tourism marketing strategies.

Keywords: Green tourism, environmentally friendly marketing, conservation,economic development, local communities and social responsibility

Page 2: PENDAHULUAN - Ampta jurnal

2 Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014

PENDAHULUAN

Sejak wisatawan memperlihatkankepedulian terhadap lingkungan, parastakeholder-pun mulai mengarahkanperhatiannya pada pemahamankolektif tentang kebijakan dan strategipengembangan pariwisata berbasislingkungan, agar eksekusinya memilikidampak yang dapat dirasakan sekarangdan dimasa-masa mendatang. Pariwisatadidefinisikan sebagai perjalananseseorang atau sekelompok orang ke luarrumah untuk memenuhi kebutuhannya.Pari-wisata juga digambarkan sebagaisistem yang mempertemukan pasar (darisisi demand) dan daerah tujuan (daya tarikdari sisi supply). Pariwisata juga dilihatsebagai kegiatan dalam menyediakanlayanan, pendapatan dan dampak ekonomibagi provider, masyarakat destinasi, danpemerintah. Dalam skala besar umumnyadisebut sebagai pariwisata massal. Dalambeberapa tahun terakhir muncul jenispariwisata alternatif yang secara kolektifdisebut dengan istilah yang berbeda sepertiphosphate free, recyclable, refillable,‘ozone friendly, ‘environmentallyfriendly, ecotourism, sustainable tourismdan responsible tourism. Penulis sendiricenderung menggunakan istilah GreenTourism yang spirit dasarnya dibangundari sikap konsisten terhadap nilai-nilaisumber daya alam, sosial dan masyarakat,dimana host dan tamu dapat berinteraksiuntuk menikmati dan layak berbagipengalaman positif.

Dari sisi science, masalah terbesardalam green tourism adalah masihterbatasnya sumber-sumber bacaandi lingkungan akademik, sementaratuntutan kepustakaan dalam hal yangsama semakin meningkat dalamperspektif yang beragam. Tulisan inisecara khusus memperkenalkan konsepgreen tourism dan menjelaskan secarasingkat keberlanjutan eko-nomi greentourism, strategi pengembangan green

tourism, alasan pentingnya green tourism,perencanaan green tourism, komunitaslokal, green tourism marketing danpeluang pasar.

Definisi dan logika ekonomimempertegas alasan akan pentingnyapenggunaan green tourism, bahwamanusia hidup di dunia memiliki sumberdaya yang terbatas, dengan itu merekaharus berusaha memenuhi keinginanyang tidak terbatas. Di dalam pemasaran,pelanggan sebagai orang yang memiliki‘freedom of choice’ atau kebebasanmemilih, itu artinya individu, kelompokatau organisasi mempunyai hak dimanakeinginan mereka harus terpenuhi.Pperusahaan yang menghadapi sumberdaya alam yang terbatas, mereka harusmenciptakan alternative baru dalam usahamemenuhi keinginan atau kebutuhannya.Tentunya, ‘green tourism’ melihatbagaimana aktivitas pariwisata dapatmenggunakan sumber daya yang terbatasuntuk memuaskan keinginan wisatawan,baik individu ataupun industri, sertamencapai tujuan penjualan organisasi.

Tiga cendekiawan jagad raya ditahun 2008. Thomas Friedman, JeffreySachs dan Al Gore : The CommonWealth: Economics for a Hot, Flat, andCrowded – menurut mereka bumi kitasekarang ini : Hot, bumi makin panas,karena global warming terjadi perubahanyang ekstrim dari tata iklim dunia, Flat- dunia ini semakin kempes - membantuberjuta-juta orang dengan mudah melihatmasalah-masalah global. Crowded -bumi kita ini di huni oleh 7 miliar orang.Hot dan crowded merupakan ancamanyang harus dtangani segera dan secarabersama-sama, kita yang memerlukanketersediaan makanan yang lebih banyak,energi, dan sumber daya terbarukan -Innallaha laa yugayyiru maa biqauminhattaa yugayyiruu maa bi an fusihiim --Sesungguhnya Allah tidak akan merobahkeadaan sesuatu kaum sebelum mereka

Page 3: PENDAHULUAN - Ampta jurnal

Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014 3

merobah keadaan yang ada pada dirimereka sendiri - ar Ra ad 11 - we need agreen revolution - oleh karena itu :

1. pemerintah harus memaksaperusahaan untuk menjadi lebihbertanggung jawab terhadapkelestarian sumber daya lingkungan;misalnya dengan cara

a. menghentikan operasiperusahaan yang menimbulkankerusakan lingkungan,

b. meyakinkan perusahaanbahwa semua tipe konsumenmemiliki kemampuan menekanperusahaan agar kegiatan merekaramah lingkungan, menilaikomposisi kebutuhan produklingkungan dan menolak produkyang merusak lingkungan

c. menunjukkan besarnya faktorbiaya yang terkait denganpenanganan limbah

d. meyakinkan bahwa semua tipekonsumen memiliki kemampuanuntuk menilai kompisisikebutuhan produk lingkungan.

e. mengurangi produksi produkyang berbahaya, dan membatasipenggunaan konsumsi kebutuhanproduk yang berbahaya

2. mendorong peningkatan penggunaangreen tourism sebagai peluanguntuk mencapai tujuan perusahaan,memperkuat moral – etika bisnisyang lebih bertanggung jawabterhadap lingkungan, budaya dansocial (Polonsky, 2011).

KONSEP GREEN TOURISM

Green tourism mendorongkeberlanjutan melalui proses selektifdalam pengembangan programpemasaran untuk menarik wisatawanyang sadar lingkungan, menunjukkan

sikap respek terhadap komponen alam,mimiliki kepedulian terhadap kelestarianlingkungan dan sensitifitas budaya lokalyang dianggap sebagai model wisata yangpaling baik dalam menyelamatkan sumberdaya yang terbatas untuk memenuhivariasi kebutuhan baik sekarang maupununtuk generasi masa mendatang.

Green tourism itu beragam sepertidesa wisata, agrowisata, guest housegreen, green hotel, wisata alam dansejenisnya adalah model yang palingideal bagi sebuah berkelanjutanpariwisata dalam menciptakan tatananekonomi baru (Dowling, and Fennell,2010). Sebagai bentuk wisata alternatif,green tourism memiliki fokus padapertimbangan kapasitas, edukasi,pelestarian sumber daya lingkungan danpembangunan daerah, dan kegiatan khasdaerah. Sebuah destinasi layak disebutsebagai green tourism jika memilikiempat dimensi utama, yaitu basis alam,dukungan konservasi, keberkelanjutandan pendidikan lingkungan (Weaver,2012), oleh karena itu konsep greentourism -- merupakan bentuk pariwisatayang memiliki tampilan terbaik dalammemupuk pengalaman belajar danapresiasi secara berkelanjutan dalammengelola dan meningkatkan kelestarianlingkungan alam, budaya, sosial, sumberdaya destinasi dan mempromosikankelangsungan hidup yang lebihberkualitas di masa – masa mendatang.

Aspek operasional konsep inidikembangkan dengan indikator-indikator positif sebagai berikut :

1. Visi - dibangun berdasarkan semangatekologis (pelestarian, perlin-dungan),komersial, sosial dan budaya,peningkatan kualitas sumber dayasebagai dasar pengembangan bisnispariwisata secara berkelanjutan.

2. Differensiasi - destinasi wisatadibangun sesuai dengan kondisi

Page 4: PENDAHULUAN - Ampta jurnal

4 Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014

lokalitas, gaya arsitektoral, keunikanbudaya dan lingkungan hidupsetempat.

3. Pengembangan (a) a t r a k s itambahan bersumber dari akarbudaya lokal dan dikembangkanuntuk melengkapi atribut lokal, (b).layanan pengunjung yang dapatmeningkatkan apresiasi wisatawanterhadap budaya lokal danlingkungan.

4. Manajemen kinerja : dinyatakandalam ukuran kinerja (kuantitatifdan kualitatif) : tingkat perumbuhan,melebihi daya dukung yangmembahayakan lingkungan alamatau batas-batas lingkungan sosial,dan bagai-mana pengaruhnyaterhadap kualitas hidup masyarakatsetempat.

KEBERLANJUTAN EKONOMIGREEN TOURISM

Semua tahu bahwa munculnyapariwisata massal pada paruh keduaabad ke-20 dise-jajarkan denganmunculnya gerakan penyelamatanlingkungan global. Peningkatan jumlahwisatawan yang berkunjung ke destinasimenimbulkan dampak buruk ataukerusakan ling-kungan. Reaksi atasmasalah ini di tahun1980-an munculsebuah asosiasi dunia - world commissionenvironment development yang secaragencar mengkampanyekan gerakanpemanfaatan sumber daya lingkungansecara berkelanjutan untuk menjaminpertumbuhan ekonomi jangka panjang.Dalam kontek pariwisata green tourismmerupakan generator bagi pembangunanpariwisata berdasarkan prinsip dasarberikut ini :

1. perencanaan yang holistik diikutidengan strategi dan programberorientasi lingkungan;

2. menekankan pentingnya prosesdan kebutuhan untuk melestarikanlingkungan;

3. kebutuhan untuk melindungi warisanbudaya dan keanekaragaman hayati;

4. kebutuhan untuk menumbuhkanproduktivitas jangka panjang;

5. kebutuhan untuk mencapaikeseimbangan antara tujuanekonomi, lingkungan, sosial danbudaya sebagai ekuitas bangsa danekuitas antar bangsa-bangsa.

Intinya, secara ekonomi, greentourism memiliki kemampuan untukmemenuhi kebutuhan masa kini tanpamengorbankan kemampuan dalammemenuhi kebutuhan generasi mendatang,konsep dasarnya dibangun berdasarkantiga gagasan utama: Pertama, mutual-simbiosis antara pariwisata, lingkungandan sosial berada dalam ikatan sistemyang terin-tegrasi, Kedua, kebutuhanakan kepedulian masyarakat danketerlibatannya dalam pengem-banganpariwisata – mereka adalah komponensumber daya yang terkait erat denganpari-wisata - mereka bisa merugikanpariwisata - sebaliknya, merekabisa menjadi daya gerak kelestarianlingkungan destinasi wisata, dan Ketiga,memperkuat konsep tanggungjawabpengembangan pariwisata berkelanjutansejalan dengan kelestarian ekologi,sosial, budaya dan ekonomi (Fennell,2010). Dengan cara diyakini mampumemenuhi kebutuhan wisatawan dantuan rumah sekarang sambil melindungidan meningkatkan lingkungan, sosial dannilai ekonomi untuk masa depan.

Pengembangan green tourism sebagaibentuk pengelolaan seluruh sumber dayasedemikian rupa sehingga dapat :

1. memenuhi kebutuhan ekonomi,sosial, estetika, menjaga integritasbudaya, ekologi, biologi dan

Page 5: PENDAHULUAN - Ampta jurnal

Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014 5

keanekaragaman hayati untukmendukung sistem kehidupan yanglebih baik.

2. mengembangkan kesadaran yanglebih besar dan pemahaman yangsignifikan akan kontribusi pariwisatadalam menjaga melestarikan danmeningkatkan kualitas lingkungandan pertumbuhan ekonomi.

3. meningkatkan kualitashidup masyarakat lokal danmempromosikan keadilan antargenerasi

4. memberikan kualitas pengalamanyang lebih baik bagi pengunjung.

Untuk mencapai ketiga tujuan itu,tindakan yang perlu dilakukan adalahkonservasi sumber daya, menghindaritindakan yang mendegradasi lingkungan,mempromosikan atrakasi wisata untuktujuan pelestarian lingkungan dan kerjasama dalam membangun pariwisata yangramah lingkungan.

STRATEGI PENGEMBANGANGREEN TOURISM

Pariwisata diakui sebagai kegiatanyang bersifat komposit, multiplisitasdan berefek ganda, maka kebijakandan pengambilan keputusan nasionaldan regional mestinya mengacu pada :Pertama: matriks evaluasi yang berkaitandengan : dampak ekonomi (positif dannegatif), efek sosial (positif dan negatif),efek lingkungan (positif dan negatif),efek budaya (posistif dan negatif).Kedua : manajemen pengunjung (reguleratau MICE), ukuran, kelompok, lamatinggal, penyediaan infrastruktur, fasilitasbagi pengunjung, penyediaan informasidan pendidikan atas aturan yang bolehdan tidak boleh dilakukan selama didestinasi. Ketiga: pilihan strategi sebagaimekanisme dan proses dimana tujuangreen tourism dapat dicapai misalnya

conservation strategy, lean strategy,defensive strategy, shaded strategy danextreme strategy atau gabungannya

Paling tidak ada lima strategipengembangan green tourism, yaituconservation strategy, lean strategy,defensive strategy, shaded strategydan extreme strategy yang dipandangsebagai mekanisme dan proses dimanatujuan green tourism dapat dicapai(Dowling, 2010) dan pengelolaan greentourism dilakukan melalui kegiatanmanajemen : pengunjung reguler,ukuran, kelom-pok dan lama tinggal,penyediaan infrastruktur, fasilitas bagipengunjung, penyediaan informasi danpendidikan atas aturan yang boleh dantidak boleh dilakukan selama di destinasi.Manajemen green tourism mencakuppenggabungan sejumlah strategi sepertikode etik, akreditasi untuk menghasilkanpraktek wisata terbaik.

Salah satu strategi yang disertakandalam tulisan ini adalah strategi konservasidengan penekanan ecodevelopmentadalah konsep yang mengakui salingketergantungan lingkungan, ekonomi dansosial. Strategi ini merekomendasikanuntuk mengambil tindakan yangmenjamin pemeliharaan sumber dayawisata (alam atau buatan manusia)jangka panjang. Pariwisata memilikiketergantungan yang kuat pada sumberdaya alam yang berkualitas, oleh karenaitu green tourism sebetulnya bukan hanyacita-cita yang tetapi keharusan ekonomi– ini masuk akal, karena ekonomi yangbaik akan tumbuh dari kemampuanmenjaga lingkungan, lingkungan sebagaisumber daya yang memberi peluanguntuk digunakan para pelaku bisnissecara kompatibel. Oleh karena itu yangpaling ideal adalah bahwa perencanaanpembangunan kepariwisataan harusmerupakan proses yang mengintegrasikanpertimbangan ragam ekonomi, strukturlingkungan, sosial dan budaya secara

Page 6: PENDAHULUAN - Ampta jurnal

6 Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014

dan ekonomi, tuan rumah dan

7.

kepentingan pemerintah;

memaksimalkan perlindungan aset

terkendali.Tujuan dari strategi ini adalah :

1. meminimalkan erosi sumber dayadari setiap kegiatan pariwisata yangdikembangkan;

2. melindungi image destinasi sejalandengan perlindungan lingkungandan mengoptimalkan kepuasanpengunjung;

3. menyediakan kerangka kerja untukmeningkatkan taraf hidup masyarakatlokal melalui manfaat ekonomi daripariwisata;

4. mengembangkan infrastruktur danmenyediakan fasilitas rekreasi bagiwisatawan dan masyarakat;

5. memastikan bahwa jenispembangunan destinasi dan resortsesuai dengan tujuan masing-masingdaerah;

6. mengintegrasikan dan mengembang-kan program yang konsistenantara kehidupam sosial, budaya

sumber daya lingkungan - sumberdaya terbarukan.

8. melestarikan dan meningkatkanatraksi tujuan wisata yang unikuntuk menjaga pariwisata sebagaikegiatan ekonomi jangka panjang.Untuk mencapai tujuan ini dilakukandengan cara :

a. mengidentifikasi pendekatanpemasaran dan modelpembangunan green tourism;

b. beradaptasi dengan faktorlingkungan eksternal yanguncontrolable;

c. menjaga keunikan produk;

d. membuat rincian tujuanpemasaran dan organisasi;

e. menghindari dampak negatifyang tidak diinginkan sepertidegradasi sosial, budaya danlingkungan.

PERENCANAAN GREEN TOURISM

Kebijakan, rencana, strategidan aksi merupakan fokus kebijakanyang mencerminkan kemauan politiklingkungan untuk kepentingan publik,yang mencakup nilai-nilai dan ideologi,distri-busi kekuasaan, kerangka kerjainstitusional dan proses pengambilankeputusan. Kebijakan dibuat di berbagaitingkatan, dari sekala mikro (kota/kabupaten, propinsi) dan skala makro(nasional) dengan melibatkan berbagaikelompok yang mempengaruhi kebijakanseperti asosiasi industri pariwisata,kelompok konservasi, tokoh - kelompokmasyarakat, komunitas akademisi,konsultan dan anggota parlemen yangsignifikan.

Perencanaan merupakan prosesprediksi (dokumen tertulis) dan karenaitu memerlukan beberapa persepsi masadepan. Meskipun bergantung padapengamatan dan deduksi penelitiansekarangjugasangatbergantungpadanilai-nilai komunitas yang diyakini bersama.Perenca-naan harus menyediakan sumberdaya untuk pengambilan keputusan dantindakan yang diperlukan. Pertumbuhanpariwisata yang tidak terkendali dapatmenghancurkan sumber alam yangtersedia atau sumber daya yang dibangun.Yang ideal adalah perencanaan pariwisatamerupakan proses yang disusunberdasarkan hasil penelitian dan evaluasiuntuk mengop-timalkan kontribusinyaterhadap kesejahteraan manusia dankualitas lingkungan.

Pariwisata sebagai industri global,tren pertumbuhan semakin menguat,bergerak lebih cepat dan menghasilkanrevenu yang lebih tinggi, tetapi tidak

Page 7: PENDAHULUAN - Ampta jurnal

Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014 7

boleh mengorbankan aspek sosialdan integritas ekologi daerah tujuan,untuk itu para pembuat kebijakanpariwisata, terutama pemerintah, dipaksauntuk mempertimbangkan berbagaipendekatan baru (misalnya informasi,regulasi, akreditasi green tourism) untukmemastikan bahwa kegiatan pariwisata,masyarakat setempat, wisatawan danbisnis tidak menimbulkan dampak negatifterhadap lingkungan.

Kebijakan dan perencanaan yangtidak sehat, ditambah dengan kenyataanbahwa pari-wisata adalah sektor denganpertumbuhan tercepat dan industriterbesar di dunia, lebih dari 20% daripasar perjalanan dunia sebagai wisatawan,menunjukkan pertumbuhan ekonomi darisektor ini di masa mendatangakan semakindominan. Oleh karena itu kebijakan greentourism harus menjadi kesepakatanbersama dalam menseimbangkanpembangunan ekonomi vs konservasilingkungan (peremajaan sember daya),pasokan vs permintaan, manfaat vsbiaya, dan orang vs lingkungan. Faktorsignifikan yang mungkin menghambatkebijakan pengembangan green tourismadalah kesepakatan tentang bagaimanamendefinisi konsep dan mengidentifikasi,proses klasifikasi produk green tourism.Tinjauan kritis terhadap green tourism(definisi, produk dan kebijakan)memberikan gambaran sejauh manakebijakan green tourism regional dannasional secara dinamis mensukseskangerakan green tourism itu sendiri.

Kerangka kerja perencanaanlingkungan dan pariwisata adalahkeyakinan intrinsik yang tidak hanyasebatas menjaga kelestarian budaya danstruktur sumber daya tetapi juga harusdiikuti dengan aksi untuk menciptakansumber daya terbarukan. Untuk mencapaitujuan ini, strategi perencanaan daerah,penggunaan lahan harus mencakupperlindungan sumber daya, pertanian,

penggunaan bahan baku, penataan daerahperkotaan dan pertambangan harusdibentuk secara hati-hati, direncanakandan dikendalikan untuk menentukankondisi pertum-buhan, mempertahankandan meningkatkan kualitas lingkungan.Fitur alam yang luar biasa akan terusmenjadi signifikan sebagai tempatwisata jika mereka dilestarikan. Jika adakeraguan bahwa lingkungan alam tidakdapat dilindungi atau ditingkatkan makapengem-bangan pariwisata seharusnyatidak diperbolehkan untuk dilanjutkan.

Perencanaan green tourismmelibatkan aspek lingkungan mulaidari perlindungan, konservasi sumberdaya dan penilaian dampak sementaraperencanaan pariwisata terhadaplingkungan dan aspek sosial. Kebutuhanpenelitian untuk perencanaan greentourism diartiku-lasikan untuk penentuanzonasi dan evaluasi dampak pariwisata.Aspek lain yang membu-tuhkan penelitianseperti wilayah bebatuan pegunungan,tanah kering dan lainya serta hubunganantara lingkungan dan aspek sosial daripengembangan green tourism.

Salah satu aspek penting dariperencanaan green tourism adalahkebutuhan integrasi pariwisata dengantujuan pembangunan daerah. Perencanaanpariwisata - wisata alam dan konservasiharus dikoordinasikan dan diintegrasikandi perencanaan tingkat nasional, regionaldan lokal sehubungan dengan sebarangeografis dan intensitas pariwisataitu berkembang atau dikembangkan.Kompatibilitas lingkungan-pariwisataalam di daerah yang terbaik dilakukanpada tingkat regional dapat memberikanpeluang terbaik untuk mencapai tujuanpelestarian lingkungan termasukperencanaan penggunaan lahan untukkegiatan kepariwisataan. Bisa jadirancangan green tourism memiliki tujuanyang berbeda, akan tetapi endingnyaadalah kesejahtraan masyarakat lokal,

Page 8: PENDAHULUAN - Ampta jurnal

8 Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014

menjaga ekosistem dan pelestarian nilai-nilai sosial dan budaya setempat sepanjanjaman.

Perencanaan green tourism tingkatnasional menggabungkan ekonomi,sosial, ling-kungan, rincian kebijakan,strategi dan tahapan dengan keseluruhantujuan perencanaan pariwisata nasional.Rencana pariwisata meliputi identifikasiatraksi utama green tourism, penetapanwilayah green tourism, akses transportasike dan di dalam suatu negara, dan polaecotouring. Rencana nasional jugamerekomendasikan pengembangan,desain, dan fasilitas standar dan unsur-unsur kelembagaan untuk menerapkansecara efektif dan mengoperasikan greentourism. Rencana tersebut biasanyadidasarkan pada proyeksi kurun waktu5 sampai 10 tahun yang kemudiandilakukan tinjauan secara periodik.

Perencanaan green tourism tingkatregional mengidentifikasi sesuaistrategi dan kebijakan daerah, akses kesemua titik wisata regional, jaringantransportasi internal, primer dansekunder, pengembangan atribut atraksieco-wisata, ecoresorts yang spesifik, danpola ecotourist daerah – yang terintegrasidengan kegiatan ekonomi, sosial danlingkungan serta kebutuhan ruang untukpartisipasi publik dalam penyusunanrencana green tourism regional. Masalahlingkungan hidup di tingkat daerahtermasuk kebutuhan zonasi yang memadaiuntuk mendorong konsentrasi ataupenyebaran kegiatan wisata - konsentrasimelindungi lingkungan – atau penyebaranyang memungkinkan distribusi skalapengembangan seluruh wilayah dalamrangka mengurangi tekanan lingkungandi setiap destinasi, dan perencanaan greentourism tingkat regional menawarkankesempatan dan peluang terbaik untukmencapai pariwisata yang pro-proteksilingkungan. Sebuah kebijakan pariwisataberwawasan ling-kungan daerah

merupakan sarana mengadvokasi danmempromosikan konservasi, strategisegmentasi pasar wisatawan yang sadarkonservasi, pertumbuhan dan pemantauanperubahan.

Pada destinasi, perencanaanecoresorts, homestay dan fasilitas terkaitseperti analisis lokasional, kelayakanfinansial, penilaian lingkungan danperencanaan situs yang mengga-bungkan lingkungan dengan sensitifarsitektur wisata, rekayasa desain danlansekap. Eco-ethics mendorong desainlingkungan untuk bersesuaian dengansensitifitas wisata alam sementaraecolodges menekankan tingkat kreatifitasdan interaksi positif dengan fitur alami.Konsep ini mengharuskan pemerintah,operator wisata, fasilitas green tourism,dan empati antara host dan wisatawanharus dibina, suasana dipelihara danditingkatkan dalam hubungan yangharmonis (Ginsberg, et al, 2012)

KOMUNITAS LOKAL

Mungkin manfaat yang palingmenonjol dari kebijakan dan perencanaangreen tourism adalah untuk mendorongperkembangan yang memberikan manfaatbagi komunitas lokal dan lingkunganalam masyarakat setempat. Peluangpekerjaan baru, bisnis dan penghasilantam-bahan, pasar baru untuk produklokal; perbaikan infrastruktur, pelayananmasyarakat, fasi-litas; keterampilan danteknologi baru; meningkatkan kesadaranbudaya dan lingkungan, kon-servasidan perlindungan, dan meningkatkanpenggunaan lahan. Green tourism padatingkat masyarakat dikembangkan secaraberkelanjutan dalam konteks regional,nasional bahkan internasional, denganmengacu pada prinsip-prinsip :

a. Keberlanjutan ekologis yangmenjamin kompatible pembangunanekonomi dengan proses pemeliharaan

Page 9: PENDAHULUAN - Ampta jurnal

Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014 9

b. Keberlanjutan sosial dan budayayang menjamin peningkatan

ekologi, keragaman biological dansumber daya hayati.

pembangunan kehidupan masyarakatsetempat, kompatibel dengan budayadan nilai-nilai, memelihara danmemperkuat identitas masyarakat.

c. Keberlanjutan ekonomi yangmenjamin peningkatan pembangunanyang sumber daya ekonomiyang efisien untuk mendukungkeberdayaan generasi mendatang.

Green tourism memberikankesempatan untuk mempresentasikan sifatalamiah suatu daerah, mempromosikansebuah identitas yang unik, membuatpengalaman wisata yang me-narik,mempromosikan keunggulan pariwisata,hadir melindungi alam dan manfaat bagima-syarakat lokal, mendorong suksessecara komersial dan operasi lingkunganwisata yang baru.

Kontribusi potensial yangditawarkan green tourism adalahkemampuan memaksi-malkan peluangdan minghilangkan atau paling tidakmeminimilkan dampak negatif terhadaplingkungan. Jika hal ini dilakukan makabasis voice green tourism berkembangdalam pengaturan mutual-simbiosisdengan lingkungan alam, sosial danbudaya.

GREEN TOURISM MARKETING

Dalam pemasaran, produk apapunyang ditawarkan, endingnya tetap samayaitu kepuasan pelanggan, keuntungan,retensi pelanggan dan keberlanjutanuntuk jangka panjang. Pemasaranpariwisatapun tidak pernah lepas dariempat kepentingan itu. Oleh karenaitu nilai sebuah keberlanjutan dalampemasaran pariwisata adalah totalitassystem perencanaan harga, promosi,

dan produk pasar yang spesifik untukmemuaskan wisatawan (pengalamanpositif) yang memiliki manfaat sosial danekonomi bagi masyarakat dan keuntuganbagi perusahaan secara berkelanjutantanpa mengorbankan sumber dayaalam, Laa tufsiduu fil ardhi ba’daish-laa hi haa - Janganlah kamumembuat kerusakan di muka bumisesudah Tuhan-mu menciptakan danmemperbaikinya - al A’raaf : 56, 85- haram hukumnya merusak lingkungan(Fahmi Hamdi, 2012). “green tourismmarkting is a total process activitiesand outcome arising designed to plan,price, promote, and make available toselected markets products and servicesin the form of benefits and experiencesthat create satisfied guests and achieveorganizational objectives from therelationship and the intraction among thetourist, tourism supplier, host government,host communities, surrounding andsustainable environment that are involvedin the attracting and hosting visitors”(Hsu, et al, 2012),

Model green tourism marketingberorientasi aspek ekonomi, sosial danlingkungan (gambar 1) harus dilakukansecara terpadu untuk memenuhi semuakepentingan stakeholder yang terlibatdalam pariwisata. Dengan demikiankemampuan mendesign kesesuaianproduk, harga dan promosi adalahlangkah awal yang sangat penting dalammengantisipasi dan memuaskan keinginanwisatawan yang ada dan calon pengunjungsecara lebih efektif dari pemasok lain(pesaing). Perubahan perencanaan akandipacu oleh keuntungan dan manfaat bagipengunjung, masyarakat dan lingkungansecara simultan. Sukses perusahaandalam jangka panjang tergantunginteraksi antara guests, provider danpemasok. Memenuhi kepuasan guests,menyelamatkan kondisi lingkungan dankebutuhan masyarakat merupakan inti

Page 10: PENDAHULUAN - Ampta jurnal

10 Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014

dari green tourism marketing.

Pengelolaan dan kegiatan pemasaranharusdimulaidaripolitical willpemerintahse-bagai otoritas pengembangan greentourism yang didukung oleh peran sertamasyarakat dalam membuka usaha-usahayang berkaitan dengan kepariwisataanseperti hotel, tempat hiburan, usaha tokosuvenir dan makanan, retaurant dan jasa-jasa yang lain. Pihak pemerintah mem-punyai kewenangan manajerial danpromosi serta masyarakat mensupportnya.

Dalam pelaksanaannya harusdilakukan dalam kerangka pemberdayaansegala potensi yang dimiliki untuk tujuanwisata yang berakhir pada peningkatankesejahteraan, berdasarkan paradigma (1)revitalisasi dan konservasi lingkungan,(2) revitalisasi dan konservasi sejarah danbudaya, (3) pemberdayaan masyarakat.Pembangunan kawasan wisata baru harusmen-cermati kepentingan pelestarianlingkungan dan memperhatikan tataruang yang diundangkan dalam peraturandaerah tempat destinasi dikembangkan.

Peninggalan sejarah dan budaya perludilindungi peraturan daerah, dengan upayamere-vitalisasi - renovasi, dan upaya-upaya pelestarian. Sementara usaha mikromasyarakat dapat dikembangkan denganberbagai kemudahan mendapatkan kreditusaha yang mendukung pariwisata.Realisasi program wisata akandikembangkan melalui (a) diversifikasi,(b) daya tarik, dan (c) keterpaduan paketwisata. Diversifikasi didasarkan atasasumsi-asumsi yang melahirkan postulat,metode, teknik dan strategi-strategipengembangan wisata terpadu.

Di kawasan wisata tertentu yangmemiliki pesona alam yang indah,secara terpadu dapat di-diversifikasimelalui tujuan wisata misalnya olah raga,konservasi budaya masyatakat, kawasanpendidikan, layanan sosial, tempatrekreatif seperti taman pintar di Jogjakarta

berikut plaza-plaza - pusat perbelanjaan,paket wisata jalan kaki, paket wisatanaik sepeda, paket wisata menunggangkuda, paket wisata all terrain vehicle,dan sebagainya. Semuanya harus selarasdengan rencana tata ruang wilayah yangdikembangkan.

Pengembangan wisata ritual dankeagamaan dengan potensi bangunantempat ibadah di yang indah dan harusdiisi dengan kegiatan-kegiatan keagamaandan ritual lainya. Demikian juga dengandaya tarik periwisata tergantung padapengelolaan dan bagaimana sinergitasdengan lingkungan sekitar. Kebersihan,layanan keamanan, layanan parkir, prinsipharmoni dan keselarasan antara fisik dannon fisik, serta daya tarik atraksi budayayang disajikan.

Keterpaduan merupakan hal utamayang dikonsepkan agar pembangunangreen tourism merupakan satukesatuan yang saling menunjang secararesiprokalitas. Misalnya saja DIY denganlima otoritas pemerintahan yang masing-masing mengembangkan 5 -10 destinasiwisata unggulan – mungkin lama tinggaldi Yogyakarta bisa menjadi 5 – 6 hari.

Keterlibatan lintas sektor - keterkaitanlintas sektor dalam sistem pemerintahanseha-rusnya memiliki peran dominandalam proses inisiasi dan pengelolaandestinasi wisata yang didukung olehkomunitas, pelaku pariwisata, badanpengelola sejarah maupun kelompok-kelompok budaya - adat setempat untukmenciptakan keamanan dan kenyamananbagi wisatawan maupun masyarakat padaumumnya. Demikian juga daya dukungfasilitas seperti infrastruktur jalan, modatransfortasi, perbankan (ATM misalnya)dan money changer meru-pakan bagianyang mutlak diperlukan untuk mendukungsuksesnya pariwisata - green tourism itusendiri.

Page 11: PENDAHULUAN - Ampta jurnal

Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014 11

PELUANG PASAR

Secara konseptual tidak kurangdari 53 aspek yang umumnya digunakan

and Zaharia, 2011)

2. Meningkatnya kekhawatirankeselamatan

akan

dalam memprediksi kemungkinan a. 83% wisatawan Inggrisperusahaan – produk untuk berhasil. Satudiantaranya adalah aspek pasar. Pasardimaknai dalam kontek para pembelitawaran pasar baik aktual maupunpotensial. Produk green tourism bukanuntuk pasar masal, ia menjadi peluanguntuk wisa-tawan individu, kelompokatau organisasi yang memperhatikanlingkungan, itu sebabnya seg-mentasipasar menjadi penting. Segmentasi pasaradalah proses membagi pasar kedalamunit-unit yang mudah diukur dan dapatdijangkau (Ali Hasan, 2013) misalnyadaerah - negara asal wisatawan nusantaradan mancanegara yang berkunjung kesuatu daerah tujuan wisata di Indonesia.Unit-unit tersebut dalam kontekpariwisata dapat berupa negara, provinsi,kota, kabupaten, dan kecamatan. Dalamhal yang sama diasumsikan bahwaproksimitas (kedekatan wilayah) berperanpenting dalam pengambilan keputusan.Kedekatan wilayah menyebabkan kesa-maan selera dan kemudahan akseske penyedia jasa. Untuk wisatawanmancanegara, ka-rakteristik negara asalseringkali cukup kuat sebagai faktorpembeda dalam memilih destinasi.Kecenderungan wisatawan dunia terhadapgreen tourism sebagai berikut :

1. Riset di 16 negara mencatat bahwalebih dari 50% wisatawan di setiapnegara sebagai wisatawan green, trensosial, green economic, dan ekologi.Terlebih di Singapura mena-ruhperhatian terhadap limgklungan. diAustralia ditemukan 84,6% individumemiliki tanggung jawab untukmenjaga lingkungannya. Lebihlanjut, 80% mengubah perilakunyatermasuk perilaku dalam pembelianuntuk alasan lingkungan (Grundey,

yang berwisata dalam paketwisata mengatakan bahwa -pantai yang kotor dan lautyang terpolusi oleh limbahmenjadi pertimbangan utamadalam memilih destinasi. 74%sangat dipengaruhi oleh tingkatkriminalitas (ber-kaitan dengankeselamatan), 62% dipenaruhioleh tingkat epidemi di destinasiyang akan dipilih.

b. 60% dari wisatawan Jermansangat mempedulikan sampah,51% sangat mempe-dulikantingkat kebisingan, dan 46%tentang proteksi alam didestinasi.

3. Ketertarikan pada pengalaman yangberagam

a. 61% wisatawan AS mencaripengalaman berwisata yangmeliputi lingkungan alamdan situs budaya dan sejarahyang terperlihara dengan baik.53% setuju bahwa kualitaspengalaman berwisatameningkat jika mereka bisabelajar tradisi, budaya, danlingkungan di destinasi.

b. Tiga dari empat wisatawanInggris sepakat bahwaperjalanan mereka seharusnyamengandung pengalamanterhadap budaya dan kulinerlokal.

4. Kepedulian terhadap dampakaktivitas wisata

a. Tiga perempat wisatawan ASmerasa kunjungan mereka tidakseharusnya merusak lingkungan.

Page 12: PENDAHULUAN - Ampta jurnal

12 Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014

b. 59% wisatwan wanita ASmenempatkan lingkungansebagai basis produk –green product, dan merekamerekomendasikan kepadaorang lain untuk back to green,dan mengunjungi kembaliperusahaan yang pedulilingkungan.

c. 80% dari keputusan pembeliankonsumen dipengaruhi olehdampak produk terhadapkeselamatan lingkungan - greenproduct adalah cara untukmenikmati hidup

d. 51% wisatawan Inggrismenyatakan bahwa masalahkekurangan makanan dan airbersih yang dialami masyarakatlokal di destinasi sangatmempengaruhi keputusan untukmengunjungi destinasi tersebut.

e. 65% wisatawan Inggrismenyatakan bahwa reputasiperusahaan perjalanan yangberkaitan dengan isu lingkunganadalah ‘penting’.

f. 82% wisatawan Belanda percayabahwa mengintegrasikaninformasi tentang upayaperlindungan lingkungan kedalam brosur wisata adalah‘ide yang bagus’.

5. Kemauan wisatawan Inggris untukmembayar lebih

a. 53% siap membayar lebihuntuk paket perjalanan merekajika para pekerja di destinasiterjamin upah & kondisi tempatkerja mereka.

b. 45% siap untuk membayarlebih untuk mendukung upayakonservasi lingkungan atauuntuk mengatasi kerusakan

lingkungan yang terjadi didestinasi

6. lebih dari setengah masyarakatAS dewasa mengatakan bahwamereka akan lebih suka memilihmaskapai penerbangan, menginapdi hotel, dan menyewa mobilyang menggu-nakan produk-produknatural. Sebanyak 58,5 juta orangmengatakan bahwa mereka bersediamembayar lebih untuk perusahaanperjalanan yang berupaya melindungidan melestarikan lingkungan.

7. seperlima dari 26,8 juta orangAmerika yang menempuh perjalananke luar negeri selalu mengunjungiTaman Nasional atau melakukanaktivitas di lingkungan alam(mengunjungi Taman Nasional 9%;hiking-5%; skii - 2%).

8. segmen LOHAS (Lifestyles ofHealth and Sustainability) di ASmenyatakan bahwa ecotourism,green tourism, dan sustainable traveladalah tren wisata yang tumbuhpaling cepat, pasarnya mencapai$77 miliar. 5% dari keseluruhanpasar perjalanan di AS.

9. lebih dari 55 juta wisatawan ASadalah ‘geotourists’ atau wisatawanyang tertarik pada alam, budaya,dan warisan sejarah.

10. 34% orang Eropa mencari produk‘hijau’. dan 32% dan 1.040 respondendi AS mencari dan membeli produkhijau dan tren ini setiap tahunmeningkat tidak kurang dari 2%.(Hong and Kim, 2012).

Hasil kajian empiris tersebutmenunjukan fakta penting tentangadanya perubahan per-mintaan dalamberwisata dan pertumbuhan yangmemperbesar target pasar. Bagi pecandubisnis pariwisata melihat perubahan inisebagai peluang - kesempatan untuk

Page 13: PENDAHULUAN - Ampta jurnal

Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014 13

mengembangkan industri pariwisatamodel green tourism dalam mempertebalwallet share jangka panjang.

Diluar industri pariwisata, kebutuhanpemasaran dengan karakteristiklingkungan akan memiliki keuntunganlebih dibanding pemasaran yang bukanberbasis lingkungan. Beberapa contohperusahaan yang menerapkan tanggungjawab terhadap lingkungan dalammemenuhi kebutuhan konsumen denganlebih baik, misalnya :

1. Mcdonald mengganti kemasandengan kertas lilin karenakekhawatiran konsumen meningkatterkait produksi polystyrene danpenipisan ozon;

2. Produsen tuna mengubah teknikmemancing mereka karenakekhawatiran meningkatnya driftnetmemancing, dan kematian lumba-lumba

3. Xerox memperkenalkan “kualitastinggi” kertas fotokopi daur ulangdalam upaya memenuhi tuntutanperusahaan untuk produk yangberbahaya bagi lingkungan

KESIMPULAN

Green tourism adalah sustainabletourism yang memperhitungkankebutuhan ling-kungan, masyarakatsetempat, bisnis, dan pengunjungsekarang dan di masa depan. Konsepini relevan untuk setiap perusahaanpariwisata, besar atau kecil, pedesaanatau perkotaan, apakah berfokus padaekowisata, usaha pariwisata dan lainnya.Pebisnis green tourism adalah merekayang aktif terlibat dalam mengurangidampak lingkungan dan sosial yangnegatif dari kegiatan pariwisata mereka.Kurangnya pertimbangan “kehijauan”,kegiatan dapat mengaki-batkanperusahaan membuat klaim palsu atau

menyesatkan konsumen dalam upayauntuk meraih pasar – yang pada akhirnyaperusahaan akan kehilangan pelanggan.

Analisis terhadap 1600 lebihrencana green tourism menunjukkanbahwa: (1) sepertiga darinya tidakdiimplementasikan, (2) beberapa rencanapariwisata terintegrasi dengan masalahsosial, pembangunan ekonomi sebagaiprioritas profitabilitas perusahaan, (3)beberapa dian-tara secara tegas danspesifik menyatakan untuk melindungilingkungan, dan (4) beberapa diantaranyayang sudah beroperasi antara 2 - 3 tahunkemudian off (Dowling, 2010).

Bagaimana dengan kita ?, akantetapi ketika kita membuat keputusanmemilih green tourism sebagai kegiatanpariwisata, itulah sebetulnya komitmenuntuk mendistribusikan sumber daya yangkita miliki sekarang untuk kesejahtraangenerasi kita di masa yang akan datang.Kita tidak boleh egois, menguras sumberdaya alam, anak cucu kita dapat apa –fondasinya knowledge and technologicalbased, paradigmanya : resource based,social based and culture based economicdevelopment – demikian juga ketikakita berpikir dari sisi price, greentourism mensyaratkan, wisatawan yangmenginginkan pemeliharaan lingkunganyang bersih mereka bersedia untuk‘membayar’ lebih untuk itu, ini mutlakmemerlukan intervensi pemerintah untukmemimpin revolusi green tourism dinegeri ini.

Peningkatan jumlah pelaku yangberoperasi di pasar dan dukungankemajuan teknologi yang pesatmenyebabkan green tourism memasukitahapan global, sejalan dengan pening-katan ekonomi global, perusahaandisamping terus berupaya memusatkanperhatian pada pemenuhan kebutuhanwisatawan lokal dan untuk dapat bertahan- bersaing, manajemen - marketer harus

Page 14: PENDAHULUAN - Ampta jurnal

14 Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014

Hong, S., Kim, S., & Kim, J.2012. Implications of

mengidentifikasi kesempatan, celah pasarbaru, dan kerja sama dengan pemain lainuntuk menarik dan melayani wisatawanmancanegara yang memiliki karakteristikyang cocok dengan green tourism.Perusahaan yang berhasil di pasar globaladalah mereka yang mengambil fokusberfikir strategis dalam memanfaatkanteknologi sebagai tool pemasaran untukmenjangkau pasar wisatawan di seluruhpenjuru jagad raya ini.

Wisatawan memiliki kemampuanuntuk menekan pemasok untuk mengubahkegiatan mereka agar organisasiberkomitmen terhadap lingkungan,tidak hanya memproduksi produkyang mengurangi dampak merugikanlingkungan, tetapi juga untuk berperilakudengan cara yang lebih ramah lingkungandan bertanggung jawab. Denganmengintegrasikan lingkungan ke dalamperilaku perusahaan dapat dipastikanbahwa semua kegiatan bisnis pariwisatadapat meminimalkan dampak yangmerugikan lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Hasan, 2012. Tourism Marketing(Diktat). Yogyakarta:Sekolah Tinggi PariwisataAMPTA Yogyakarta. hlm28 - 31

Ali Hasan, 2013. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta:Center for AcademicPublishing Service. hlm242-266

Dowling, R. K. 2010. Tourism’s EmergingGlobal Interaction. Journalof the Geography Teachers’Association . 38 (2): pp 19-23.

Dowling, R.K. 2010. Emerging tourism:Sustainable geo-resourcesfor leisure and recreation.

Journal of Tourism.10 (1):pp 209-220.

Dowling, R.K. and Fennell, D.A. 2010.The Context of TourismPolicy and Planning. CABInternational Journal. pp1-20

Fahmi Hamdi, 2012. Fikih LingkunganDalam Perpektif Islam:Sebuah Pengantar.Pimpinan WilayahM u h a m m a d i y a hKalimantan Selatan. 25September 2012.

Fennell, D.A. 2010. A Content Analysisof Ecotourism. CurrentIssues in Tourism, 4(5) pp403 – 421

Ginsberg, J. M., Bloom, P,N., Newsome,D., Moore, S.A., andDowling, R.K. 2012.Natural Tourism: ImpactsStrategy and Mangement.Channel View Publications.pp 28 – 45

Grundey, D. and Zaharia, R. M. 2011.Sustainable marketing andstrategic greening. JournalSustainability, 14(2), 130–143.

Hsu, Cathy H. C , Killion, L, Brown,G, Gross, M & Huang, S2012, Tourism marketing:an Asia-Pacific perspective.International Journalof Culture, Tourism andHospitality Research . Vol.16. No. 2(12): pp 54-67

Potential Green TourismDevelopment. Annals ofTourism Research. 30(2),323-341.

Page 15: PENDAHULUAN - Ampta jurnal

Jurnal Media Wisata, Volume 12, No.1, Mei 2014 15

Polonsky, Michael, Jay. 2011. AnIntroduction To GreenMarketing. ElectronicGreen Journal, 12(5): pp44-53

Weaver, D. 2012. Ecotourism. Australia :John Wiley & Sons. p 15

Gambar 1. Model Green Tourism Marketing (Ali Hasan, 2012)

POLITICAL WILL MANAJEMEN ASOSIASI PARIWISATA

REVITALISASIDAN KONSERVASILINGKUNGAN

REVITALISASIDAN KONSERVASISEJARAH DANBUDAYA

PEMBERDAYAANMASYARAKAT

PengembanganGreen Tourism

GRE

Diversifikasi produk EN

TOU

Daya tarik produk RISM

MKeterpaduan paket Awisata R

KETI

Transportasidan Hotel

Perbankan danMoney Changer

Keterlibatanlintas sektor

Keamanan dan NKenyamanan G

Daya Dukung Fasilitas


Recommended