199 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02
PENGARUH DUA JENIS PUPUK DAUN DAN DOSIS PUPUK NPK
TERHADAPPERTUMBUHAN VEGETATIF AWAL TANAMAN JAMBU
BIJI (Psidium guajava L.) KULTIVAR CITAYAM
(The responses of two kinds of leaf fertilizer and dosages of NPK fertilizer on
initial vegetative growth of guava plants (Psidium guajava L.) cultivar
Citayam)
Saede Nerotama, Kushendarto, Yohannes Cahya Ginting
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Jl.Prof.
Soemantri Brodjonegoro, No.1, Bandar Lampung
35145([email protected])
Abstrak
Pertumbuhan pada masa juvenil berpengaruh terhadap pertumbuhan masa
vegetatif tanaman. Salah satu cara memperbaiki pertumbuhan vegetatif masa
juvenil adalah pemupukan yang baik dengan dosis yang tepat. Percobaan ini
bertujuan untuk menghasilkan bibit tanaman jambu biji merah kultivar Citayam
yang berkualitas.Penelitian dilaksanakan dikelurahan Way Huwi Jati Agung
Lampung Selatan pada bulan Mei sampai bulan Agustus 2013.Rancangan
perlakuan yang digunakan adalah rancangan perlakuan faktorial 4x2 (dosis pupuk
NPK dan jenis pupuk daun) dan setiap perlakuan diterapkan dalam rancangan
acak kelompok ( rak ). Faktor pertama dosis NPK (a ) yang terdiri dari empat taraf
yaitu 0 (a0), 5 (a1), 10 (a2), dan 15 (a3) g/ tanaman. Faktor kedua adalah jenis
pupuk daun yang terdiri atas 2 jenis pupuk daun ( b ), yaitu pupuk daun dengan
kandungan hara makro tinggi yaitu Growmore (b1) dan pupuk daun dengan
kandungan hara mikro yang lengkap yaitu Plant Catalyst(b2) dengan konsentrasi
2g/l.Perlakuan diterapkan pada satuan percobaan dalam rancangan kelompok
teracak sempurna dan data dianalisis ragam, kemudian dilanjutkan dengan uji
ortogonal polinomial pada taraf α 5%.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)
pengaruh pupuk daun Plant Catalyst lebih baik daripada pupuk daun Growmore
pada semua variabel pengamatan. (2) dosis pupuk NPK hanya berpengaruh
terhadap varabel waktu pemunculan tunas baru dan jumlah tunas pada batang
utama dengan rata- rata 8,03 hari dan 10,61 tunas. (3) Pupuk daun Plant Catalyst
memberikan pengaruh yang berbeda dibandingkan pupuk daun Growmore pada
berbagai dosis NPK, pengaruh tersebut terlihat pada variabel pengamatan
pertambahan lingkar batang, jumlah tunas pada batang utama, panjang tunas serta
waktu pemunculan tunas baru. Pengaruh dosis NPK sampai 15 g/tanaman pada
200 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02
perlakuan pupuk daun Growmore masih linear terhadap waktu pemunculan tunas
baru, sementara pengaruh pupuk daun Plant Catalyst dan dosis NPK masih linear
terhadap lingkar batang.
.
Kata kunci: pupuk NPK dan pupuk daun, pertumbuhan vegetatif, dan jambu biji
var. Citayam.
ABSTRACT
Juvenile growth during the vegetative periode affects the growth of plants. One
way to improve the juvenile vegetative growth is good fertilization with the right
dose. This experiment aims to produce a seed crop of red guava cultivars Citayam
quality. Research will be conducted in Way Huwi district of Jati Agung, South
Lampung in May to August 2013. The design used 4x2 factorial design treatment
(dose and type of fertilizer NPK fertilizer leaves) and each treatment was applied
in a randomized block design (shelf). The first factor is the dose of NPK (a) which
consists of four level are 0 (a0), 5 (a1), 10 (a2) and 15 (a3) g / plant. The second
factor is the type of foliar fertilizer with high nutrient contetnt of the growmore
(b1) and foliar fertilizer containing micronutrients complete the Catalyst Plant
(b2) with a concentration of 2g /l. the treatment is applied to the experimental
units in a randomized group design is perfect and the data analyzed variance,
followed by orthogonal polynomial test at level α of 5%. The result of this study
indicate that (1) the effect of foliar fertilizer better than the Catalyst Plant leaf
fertilizer Growmore observation on all variables. (2) doses of NPK fertilizer
variable time only affects the appearance of new shoots and number of shoots on
the main stem with an average of 8.03 days and 10.61 shoots. (3) Fertilizers Plant
leaves catalyst gives a different effect than the leaves growmore fertilizer NPK at
different doses, the effect seen in the observatios of the variable gain girth,
number of buds on the main stem, shoot length and time of new shoots. Effect of
NPK doses up to up to 15g / plant in the treatment of foliar fertilizer Growmore is
linear with respect to time the appearance of new shoots, while the effect of foliar
fertilizer dose of NPK Plant Catalyst and still linear with respect to the
circumference of the stem.
Keywords : NPK fertilizer and foliar fertilizers, vegetative growth and guava var.
Citayem
201 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02
I. PENDAHULUAN
Budidaya jambu biji merah di
Indonesia baru mempunyai total luas
lahan berkisar 14.203 ha dengan
produksi 937,412ton/ tahun (BPS,
2012). Padahal permintaan jambu
biji berdaging merah terus meningkat
sejalan dengan meningkatnya
kesadaran masyarakat akan
pentingnya mengkonsumsi buah
untuk kesehatan. Selain itu
peningkatan ini didukung oleh
diberlakukannya pembatasan impor
buah dan sayur segar oleh
pemerintah yang diatur dalam
Permendag No. 60 Tahun 2012
terhadap ketentuan Impor Produk
Hortikultura, sehingga permintaan
terhadap buah lokal terus meningkat
yang diiringi dengan harga yang
meningkat pula (Zaubin, 2002).
Salah satu penyebab lambatnya
perkembangan budidaya jambu biji
berdaging merah adalah tidak
tersedianya bibit varietas unggul
dengan kondisi baik. Rendahnya
produktivitas tanaman jambu biji
dapat dipengaruhi oleh banyak
faktor, salah satu faktor tersebut
adalah pemilihaan tanaman pada
masa juvenil. Pertumbuhan tanaman
yang tidak maksimal pada masa
juvenil akan menghasilkan tanaman
yang produktivitasnya rendah.
Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman pada masa
juvenil adalah pemupukan, baik
pupuk makro maupun mikro.
Pada awal pertumbuhan
vegetatif, tanaman jambu biji
membutuhkan ketersediaan unsur
hara yang cukup yaitu unsur hara
makro dan unsur hara mikro untuk
mendukung proses metabolisme
penting pada tanaman.Menurut
Sujarwo (2008), pupuk NPK
memiliki kandungan unsur hara
makro (N, P dan K) yang dibutuhkan
tanaman. Kelebihan NPK selain
sebagai pupuk majemuk juga
merupakan pupuk yang slow release.
Selain melalui perakaran tanaman
aplikasi pupuk juga dapat dilakukan
melalui daun.
Keuntungan penggunaan pupuk
daun, yaitu penyerapan hara pupuk
yang diberikan lebih cepat, sehingga
tanaman lebih cepat menumbuhkan
tunas dan meminimalisir kerusakan
pada tanah.Pemberian pupuk NPK
202 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02
dengan dosis yang tepat dan
penambahan aplikasi pupuk daun
sesuai anjuran sesuai dengan fase
pertumbuhan tanaman merupakan
dasar dari percobaan yang dilakukan.
II. BAHAN DAN METODE
Tempat Penelitian
Penelitian telahdilaksanakan pada
lahan milik Bpk. April Ali di
Kelurahan Way Huwi Kecamatan
Jati Agung Kabupaten Lampung
Selatan pada bulan Mei sampai bulan
Agustus 2013.
Bahan
Bahan yang digunakan adalah 24
bibit tanaman jambu biji merah
kultivar Citayam umur 3 bulan
setelah okulasi dan tinggi tanaman
dari sampai pangkal okulasi 50- 75
cm, pupuk NPK majemuk, pupuk
daun Growmore, pupuk pelengkap
Plant Catalyst, Alat- alat yang
digunakan adalah cangkul,
timbangan, meteran, sabit, mistar dan
alat tulis.
Metode
Rancangan perlakuan yang
digunakan adalah rancangan
perlakuan faktorial 4x2 (dosis pupuk
NPK dan jenis pupuk daun) dan
setiap perlakuan diterapkan dalam
rancangan acak kelompok ( rak ).
Faktor pertama dosis NPK (a ) yang
terdiri dari empat taraf yaitu 0 (a0), 5
(a1), 10 (a2), dan 15 (a3) g/ tanaman.
Faktor kedua adalah jenis pupuk
daun yang terdiri atas 2 jenis pupuk
daun ( b ), yaitu pupuk daun dengan
kandungan hara makro tinggi yaitu
Growmore (b1) dan pupuk daun
dengan kandungan hara mikro yang
lengkap yaitu Plant Catalyst(b2)
dengan konsentrasi 2g/l.Perlakuan
diterapkan pada satuan percobaan
dalam rancangan kelompok teracak
sempurna dan data dianalisis ragam,
kemudian dilanjutkan dengan uji
ortogonal polinomial pada taraf α
5%.
Pelaksanaan
Penanaman dilakukan pada lubang
tanam berdiameter 40 cm dengan
kedalaman 40 cm, penanaman
tanaman disusun sesuai pengacakan
pada tiap- tiap kelompok.
203 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02
Pengelompokan tanaman
berdasarkan kemiringan lereng dan
diameter batang. Jarak antar tanaman
2 x 3 meter dan jarak antara
kelompok 3 meter.Pemupukan NPK
sesuai taraf (dosis) perlakuan,
dilakukan dengan cara melarutkan
pupuk NPK sesuai dosis dengan air
250 ml lalu larutan pupuk tersebut
disiramkan secara merata diatas
permukaan tanah disekitar batang
atau pangkal batang, aplikasi pupuk
NPK dilakukan sebanyak tiga kali
selama penelitian pada saat 10, 45
dan 90 hari setelah tanam. Aplikasi
pupuk daun dilakukan sebanyak tiga
kali dan waktu aplikasi pagi hari
pukul 08.00- 09.00 WIB dengan
volume semprot sebanyak 7,6 ml
pada saat 10 hari setelah tanam , 14,3
ml pada saat 45 hari setelah tanam
dan 24,4 ml volume semprot pada 90
hari setelah tanam. Variable yang
diamati yaitu pertambahan total
jumlah daun, pertambahan lingkar
batang, waktu pemunculan tunas
baru, waktu pecah tunas, jumlah
tunas pada batang utama dan panjang
tunas.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan terlihat bahwa pemberian
berbagai dosis pupuk NPK dengan
aplikasi dua jenis pupuk daun belum
memberikan respons yang nyata
pada variabel pengamatan waktu
pecah tunas dan total jumlah daun
pada tunas pada tanaman.
Pengamatan waktu pecah tunas pada
perlakuan pupuk daun Growmore
dan pupuk NPK dengan berbagai
dosis yang berbeda - beda hanya
menghasilkan rata - rata waktu pecah
tunas 3,08 hari dan pada perlakuan
pupuk daun Plant Catalyst dan
pupuk NPK dengan berbagai dosis
yang berbeda -beda hanya
menghasilkan rata - rata waktu pecah
tunas 2,91 hari.
Pengamatan total jumlah daun pada
perlakuan pupuk daun Growmore
dan pupuk NPK dengan berbagai
dosis yang berbeda - beda hanya
menghasilkan rata - rata total jumlah
daun 3,35 helai dan pada perlakuan
pupuk daun Plant Catalyst dan
pupuk NPK dengan berbagai dosis
yang berbeda - beda hanya
204 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02
menghasilkan rata - rata total jumlah
daun 3,49 helai.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kebutuhan unsur hara
tanaman ditunjukan pada batang
utama tanaman seperti peningkatan
lingkar batang pada pertumbuhan
batang utama. Hal ini dibuktikan
dengan pengaruh nyata interaksi
antara pupuk daun dan pupuk NPK
untuk waktu pemunculan tunas baru,
jumlah tunas pada batang utama dan
panjang tunas yang terdapat pada
batang utama tanaman.
Pemberian pupuk NPK dengan
pupuk daun Plant Catalyst dapat
meningkatkan lingkar batang dengan
nilai rata - rata 0,31 cm dan waktu
pemunculan tunas 8,02 hari.
Sedangkan pupuk NPK dengan
pupuk daun Growmore dapat
meningkatkan lingkar batang 0,26
cm dan waktu pemunculan tunas
9,89 hari. Lebih cepatnya waktu
pemunculan tunas pada perlakuan
pupuk NPK dengan pupuk daun
Plant Catalyst karena kandungan
hara N-nya lebih tinggi daripada
kandungan hara N pada pupuk daun
Growmore.
Menurut Mas’ud (1992) yang
dikutip oleh Nuryani (2007), jika
suplai nitrogen cukup, daun tanaman
akan tumbuh besar dan memperluas
permukaan yang tersedia untuk
fotosintesis sehingga laju fotosintesis
yang meningkat akan menghasilkan
fotosintat dalam jumlah banyak.
Fotosintat tersebut kemudian
digunakan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan
tanaman melalui proses pembelahan
sel, pembesaran sel, dan diferensiasi
sel sehingga mampu menambah
tinggi tanaman.
Selain itu menurut Lingga
dan Marsono (1996) peranan
nitrogen bagi tanaman adalah untuk
merangsang pertumbuhan vegetatif
khususnya batang, cabang dan daun.
Menurut Winarso (2005)
pada saat awal pertumbuhan
tanaman, P dibutuhkan dalam jumlah
yang sedikit, khususnya dalam
hubungan dengan perkembangan dan
perakaran tanaman. Fosfor di dalam
tanaman mempunyai peran penting
dalam proses fotosintesis, respirasi
serta pembentukan bunga.
205 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02
Pemberian pupuk NPK 15 g/tanaman
mampu meningkatkan jumlah tunas
pada batang utama dengan nilai rata -
rata 7.50 tunas dan mampu
meningkatkan panjang tunas pada
tanaman dengan nilai rata - rata
12.99 cm.
Hal ini sejalan dengan
penelitian Minarsih (2013) yang
mengemukakan bahwa dengan dosis
NPK 15 g/tanaman sudah mampu
meningkatkan panjang tunas 15,02
cm pada tanaman kakao.
Menurut Leopold dan
Kridemen (1975), peranan NPK
dalam tanaman dapat berfungsi
untuk meningkatkan daya serap air
pada tanaman, meningkatkan
perolehan oksigen dan menurut
Mengel dan Kirkby (1987)
khususnya unsur K diduga dapat
mengaktifkan kerja gibralin yang
mempunyai peran penting dalam
pemanjangan sel.
Perlakuan pupuk NPK yang
dikombinasikan dengan pupuk daun
Plant Catalyst, memiliki potensilebih
baik bila dibandingkan dengan
perlakuan pupuk NPK dengan pupuk
daun Growmore. Dilihat dari
variabel pengamatan seperti
penambahan lingkar batang, waktu
pemunculan tunas, jumlah tunas pada
batang utama dan panjang tunas. Hal
ini diduga karena pupuk daun Plant
catalyst lebih banyak memberikan
unsur hara mikro yang lengkap pada
tanaman, sedangkan pupuk daun
Growmore lebih banyak
menyumbang unsur hara makro pada
tanaman.
Menurut Liebig dalam Salisbury dan
Ross (1992), banyaknya unsur- unsur
yang diambil oleh suatu tanaman
terdapat pengaruh timbal balik
dimana unsur yang tersedikit dapat
menyebabkan tidak terserapnya
unsur- unsur lain yang berlebihan.
Hal ini menegaskan bahwa harus ada
keseimbangan jumlah unsur hara
yang diserap oleh tanaman untuk
pertumbuhan dan perkembangan
secara optimal. Tanaman akan
tumbuh baik bila semua unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman
tersedia dalam jumlah yang cukup
dan berimbang (Hakim dkk.1986).
206 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02
Pupuk daun Growmore
(mengandung hara makro tinggi)
akan menggangu keseimbangan
unsur hara, sehingga penyerapan
unsur hara oleh tanaman menjadi
tidak seimbang. Ketidakseimbangan
ini mungkin disebabkan oleh
terganggunya serapan unsur hara
mikro yang ada di dalam tanah
khususnya unsur Fe, Zn, Mn, dan Cu
akibat salah satu unsur NPK
berlebihan sehingga akan
memperlambat waktu pemunculan
tunas.
Menurut Hakim, dkk. (1986)
serapan Fe, Zn, Mn dan Cu akan
terganggu bila kadar nitrogen yang
tersedia bagi tanaman dalam jumlah
berlebih.
Dari hasil penelitian ini belum dapat
direkomendasikan kepada petani
jenis pupuk daun dan dosis NPK
yang terbaik, mengingat hasil
penelitian yang diperoleh belum
kuadratik. Pada penelitian
selanjutnya disarankan untuk
melakukan penelitian dengan periode
pengamatan lebih dari 4 bulan.
Pemberian pupuk NPK 15 g/tanaman
mampu meningkatkan jumlah tunas
pada batang utama dengan nilai rata -
rata 7.50 tunas dan mampu
meningkatkan panjang tunas pada
tanaman dengan nilai rata - rata
12.99 cm.
Hal ini sejalan dengan
penelitian Minarsih (2013) yang
mengemukakan bahwa dengan dosis
NPK 15 g/tanaman sudah mampu
meningkatkan panjang tunas 15,02
cm pada tanaman kakao.
Menurut Leopold dan
Kridemen (1975), peranan NPK
dalam tanaman dapat berfungsi
untuk meningkatkan daya serap air
pada tanaman, meningkatkan
perolehan oksigen dan menurut
Mengel dan Kirkby (1987)
khususnya unsur K diduga dapat
mengaktifkan kerja gibralin yang
mempunyai peran penting dalam
pemanjangan sel.
Perlakuan pupuk NPK yang
dikombinasikan dengan pupuk daun
Plant Catalyst, memiliki potensilebih
baik bila dibandingkan dengan
perlakuan pupuk NPK dengan pupuk
207 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02
daun Growmore. Dilihat dari
variabel pengamatan seperti
penambahan lingkar batang, waktu
pemunculan tunas, jumlah tunas pada
batang utama dan panjang tunas. Hal
ini diduga karena pupuk daun Plant
catalyst lebih banyak memberikan
unsur hara mikro yang lengkap pada
tanaman, sedangkan pupuk daun
Growmore lebih banyak
menyumbang unsur hara makro pada
tanaman.
Menurut Liebig dalam Salisbury dan
Ross (1992), banyaknya unsur- unsur
yang diambil oleh suatu tanaman
terdapat pengaruh timbal balik
dimana unsur yang tersedikit dapat
menyebabkan tidak terserapnya
unsur- unsur lain yang berlebihan.
Hal ini menegaskan bahwa harus ada
keseimbangan jumlah unsur hara
yang diserap oleh tanaman untuk
pertumbuhan dan perkembangan
secara optimal. Tanaman akan
tumbuh baik bila semua unsur hara
yang dibutuhkan oleh tanaman
tersedia dalam jumlah yang cukup
dan berimbang (Hakim dkk.1986).
Pupuk daun Growmore
(mengandung hara makro tinggi)
akan menggangu keseimbangan
unsur hara, sehingga penyerapan
unsur hara oleh tanaman menjadi
tidak seimbang. Ketidakseimbangan
ini mungkin disebabkan oleh
terganggunya serapan unsur hara
mikro yang ada di dalam tanah
khususnya unsur Fe, Zn, Mn, dan Cu
akibat salah satu unsur NPK
berlebihan sehingga akan
memperlambat waktu pemunculan
tunas.
Menurut Hakim, dkk. (1986)
serapan Fe, Zn, Mn dan Cu akan
terganggu bila kadar nitrogen yang
tersedia bagi tanaman dalam jumlah
berlebih.
Dari hasil penelitian ini belum dapat
direkomendasikan kepada petani
jenis pupuk daun dan dosis NPK
yang terbaik, mengingat hasil
penelitian yang diperoleh belum
kuadratik. Pada penelitian
selanjutnya disarankan untuk
melakukan penelitian dengan periode
pengamatan lebih dari 4 bulan.
208 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02
IV. KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pengaruh pupuk daun Plant
Catalyst lebih baik daripada
pupuk daun Growmore pada
semua variabel pengamatan,
pupuk daun Plant Catalyst
meningkatkan lingkar batang
dengan rata - rata 0,31 cm dan
waktu pemunculan tunas 8,02
hari. Pupuk daun Growmore
dapat meningkatkan lingkar
batang 0,26 cm dan waktu
pemunculan tunas 9,89 hari.
2. Dosis pupuk NPK hanya
berpengaruh terhadap varabel
waktu pemunculan tunas baru
dan jumlah tunas pada batang
utama dengan rata - rata 8,03 hari
dan 10,61 tunas.
3. Pengaruh pupuk daun Plant
Catalystlebih baik dibandingkan
pupuk daun Growmore pada
berbagai dosis NPK, yang
ditunjukan oleh variabel
pengamatan pertambahan lingkar
batang, jumlah tunas pada batang
utama, panjang tunas serta waktu
pemunculan tunas baru.
Pengaruh dosis NPK sampai 15
g/tanaman pada perlakuan pupuk
daun Growmore masih linear
terhadap waktu pemunculan
tunas baru, sementara pengaruh
pupuk daun Plant Catalyst dan
dosis NPK masih linear terhadap
lingkar batang.
4.2 Saran
Dari hasil pengamatan dan
pembahasan yang telah dilakukan,
disarankan melakukan penelitian
lebih lanjut dengan perlakuan
meningkatkan dosis pupuk daun
yang digunakan dan memperpanjang
waktu penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Biro Pusat Statistik. 2012. Statistik
Indonesia. Biro Pusat
Statistik: Jakarta.
Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M.
Lubis, G.B. Hong, S.G.
Nugroho, M.R. Saul dan
M.A. Diha. 1986. Dasar-
Dasar Ilmu Tanah. Badan
Penerbit Unila untuk BKS.
PTN/UNSAID WUAE
Project. Bandar Lampung.
288 hlm.
209 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02
Leopold. A.C. and P.E. Kridemen.
1975. Plant Growth and
Development. The Lowa
State University Press. USA.
545 PP.
Lingga, P dan Marsono. 1996. Pe-
tunjuk Penggunaan Pupuk.
Penebar Swadaya. Jakarta.
150 hlm.
Mengel, K. dan A.E. Kirkby. 1987.
Prinsiples of Plant Nutrition;
4th
edition. International
Potash Institute. Swizherland.
687 pp.
Minarsih. 2013. Pengaruh pemberi-
an kompos kulit buah kakao
sebagai campuran media
pembibitan dan pupuk NPK
(15:15:15) terhadap
pertumbuhan bibit kakao
(Theobroma cacao L.). Jurnal
Agrotek Tropika 1 (2) : 188
– 193.
Nuryani, S. 2007. Pengaruh Pupuk
NPK pada Pertumbuhan dan
Pembungaan Melati Air
(Echinodorus paleafolius).
(Skripsi). Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
80 hlm.
Salisbury, F.B dan C.W. Ross. 1995.
Fisiologi Tumbuhan.
Diterjemahkan dari Plant
Physiology oleh D.R.
Lukman dan Sumaryono. Di
sunting oleh Niksolihin, S.
Penerbit ITB. Bandung. 343
hlm.
Sujarwo, A. 2008. Pengaruh Dosis
NPK dan Jenis Pupuk Daun
Pada Kualitas Pertumbuhan
Sirih Merah (Piper crocatum
Ruiz and Pav.). (Skripsi).
Universitas Lampung. Bandar
Lampung. 73 hlm.
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah
Dasar Kesehatan dan
Kualitas Tanah. Gava
Media.Yogyakarta. 105 hlm.
Zaubin dan R. Suryadi. 2002. Penga-
ruh Topping, Jumlah Daun
dan Waktu Penyambungan
Terhadap Keberhasilan
Pengembangan Jambu Mete
di Lapangan. Jurnal
Penelitian Tanaman Industri
8 (2) : 55 – 59
210 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02
Tabel 1. Hasil pengamatan pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis pupuk NPK
terhadap pertambahan lingkar batang.
Perbandingan Selisih
Nilai F
Hitung Hari %
Pupuk Daun
P1 : Growmore vs Plant Catalyst
0,79 – 0,93 = -
0,14 15,05 5,75
*
NPK
P2 : NPK-Linier
0,07 tn
P3 : NPK-Kuadratik
0,64 tn
Interaksi Pupuk Daun x NPK
P4 : P1xP2
0,59 tn
P5 : P1xP3
0,02 tn
Tanggapan terhadap Pupuk Daun
pada
0 g NPK ; Growmore vs Plant
Catalyst
0,24 – 0,32 = -
0,08 25,00 0,11
tn
5 g NPK ; Growmore vs Plant
Catalyst
0,30 – 0,32 = -
0,02 6,25 3,74
tn
10 g NPK ; Growmore vs Plant
Catalyst
0,24 – 0,32 = -
0,08 25,00 0,18
tn
15 g NPK ; Growmore vs Plant
Catalyst
0,27 – 0,29 = -
0,02 6,90 2744,40 *
Tanggapan terhadap NPK pada
Pada Growmore
NPK-Linier
0,36 tn
NPK-Kuadratik
0,36 tn
Pada Plant Catalyst
NPK-Linier
1413,80 *
NPK-Kuadratik 1413,80 *
Keterangan :
* : Berbeda pada taraf 5 %
tn : Tidak berbeda nyata
211 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02
212 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02
Tabel 2. Hasil pengamatan pengaruh dua jenis pupuk daun dan dosis pupuk NPK
terhadap lama waktu pemunculan tunas.
Perbandingan Selisih
Nilai F Hitung Hari %
Pupuk Daun
P1 : Growmore vs Plant Catalyst
29.66 - 24.08 =
5,58 18,81 49.43 *
NPK
P2 : NPK-Linier
3.72 tn
P3 : NPK-Kuadratik
5.84 *
Interaksi Pupuk Daun x NPK
P4 : P1xP2
4.82 *
P5 : P1xP3
0.28 tn
Tanggapan terhadap Pupuk Daun pada
0 g NPK ; Growmore vs Plant Catalyst 10.00 - 8.00 = 2.00 20.00 14.21 *
5 g NPK ; Growmore vs Plant Catalyst 11.22 - 7.45 = 3.77 33.60 50.91 *
10 g NPK ; Growmore vs Plant Catalyst 9.33 - 9.11 = 0.22 2.36 0.18 tn
15 g NPK ; Growmore vs Plant Catalyst 9.00 - 7.55 = 1.45 16.11 7.48 *
Tanggapan terhadap NPK pada
Pada Growmore
NPK-Linier
8.50 *
NPK-Kuadratik
5.50 *
Pada Plant Catalyst
NPK-Linier
1.79 tn
NPK-Kuadratik 1.79 tn
Keterangan :
* : Berbeda pada taraf 5 %, tn : Tidak berbeda nyata
213 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02