1 | P a g e
PENILAIAN KINERJA KOPERASI SERBA USAHA (KSU)
“GALANG DANA MANDIRI” KOTA MADIUN BERDASARKAN PERATURAN
MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NO.
14/PER/M.KUKM/XII/2009.
Oleh :
Ryo Prayoga Purnama Putra
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
Dosen Pembimbing :
Dr. Nur Khusniyah Indrawati, SE., MSi. CSRS
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
ABSTRACT
Microfinance Institutions (MFIs) non-banks in Indonesia play an important role in economic
growth, one of which is a cooperative. Cooperative support SMEs to obtain funds to be able
to continue their business. This research aim to analyze the financial healt employee
cooperative non - financial in Koperasi Serba Usaha (KSU) "Galang Dana Mandiri" Madiun
in five years (2010-2014). This research using descriptive analysis and replicative based on
the Ministry of Cooperatives and SMEs Regulation No.14 / Per / M.KUKM / XII / 2009. The
results showed that the predicate of Koperasi Serba Usaha “Galang Dana Mandiri” Kota
Madiun is good enough at 2010-2014, with a score of 65.1; 64.1; 63.8; 65.1; 65.1.
Performance evaluation shows that the cooperative has improved their performance. A few
things to consider in this cooperative policy is the utilization of cash SHU
Key Words : Performance, Koperasi Serba Usaha (KSU) Galang Dana Mandiri Kota
Madiun, State Ministry of Cooperative and SMEs, State Ministry of Cooperative and SMEs
Regulation No.14/Per/M.UMKM/XII/2009.
PENDAHULUAN
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) non
bank di Indonesia memiliki andil untuk
memenuhi kebutuhan permodalan yang
dibutuhkan oleh Usaha Kecil Menengah
(UKM). Salah satu Lembaga Keuangan
Mikro non bank yang ada di
Indonesia adalah Koperasi. Koperasi
sendiri mempunyai peran penting dalam
tercapainya kesejahteraan bagi anggota
khususnya dan masyarakat pada
umumnya. Koperasi dalam kegiatannya
memiliki dua karakter yang khas yaitu
bersifat mementingkan pendidikan
perkoperasian bagi anggota dan
masyarakat (Anoraga dan Widiyanti,
2002:17).
Koperasi di Indonesia pada dasaranya
sudah diarahkan untuk selalu membantu
memenuhi kebutuhan dana yang
dibutuhkan oleh tingkat ekonomi yang
rendah. Selain membantu dibidang yang
tingkat ekonominya lemah, koperasi juga
mengandung moral yang diyakini sesuai
dengan budaya dan tata kehidupan
bangsa Indonesia seperti muatan
menolong diri sendiri dan kerjasama
untuk kepentingan bersama (gotong
royong) sebagaimana dinyatakan dalam
pasal 15 ayat 1 UU No. 25/1992,
2 | P a g e
koperasi di Indonesia melaksanakan
prinsip-prinsip koperasi sebagai berikut :
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan
terbuka.
2. Pengelolaan di lakukan secara
demokratis.
3. Pembagian sisa hasil usaha
dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-
masing anggota.
4. Pembagian balas jasa yang terbatas
pada modal.
5. Kemandirian.
Koperasi memiliki prinsip yang sudah
disepakati antara anggota dan penurus
koperasi. Koperasi yang baik maka harus
memiliki pengurus yang baik. Pengurus
koperasi harus memiliki pengetahuan
yang luas tentang tatacara mengelola
koperasi, yang salah satunya adalah
mengelola manajemen keuangan koperasi
yang menyangkut pengelolaan uang dan
permodalan. Sesuai yang disebutkan
dalam Ayat 1 Pasal 30 UU No. 25 tahun
1992 bahwa tugas pengurus yang
berhubungan dengan pengelolaan
keuangan adalah :
1. Mengelola koperasi dan usahanya.
2. Mengajukan rencana kerja serta
Rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Koperasi (RAPBK).
3. Mengajukan laporan keuangan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas.
4. Menyelenggarakan pembukuan
keuangan dan inventaris secara
tertib.
Dengan adanya kemampuan pengurus
koperasi ini maka koperasi akan berjalan
dengan baik dari sisi keuangan dan
pengaturan organisasional yang ada di
dalam koperasi.
Selama periode 2013-2014,
perkembangan koperasi mengalami
peningkatan yang cukup signifikan
apabila dilihat dari sejumlah indikator
seperti jumlah koperasi, jumlah anggota,
volume usaha, dan Sisa Hasil Usaha.
Untuk lebih jelasnya perkembangan
koperasi di Indonesia
Kelembagaan koperasi aktif periode 2013
– 2014 mengalami peningkatan yang baik
dengan laju perkembangan 2,88 % atau
4.132 Unit. Sedangkan perkembangan
koperasi yang tidak aktif berahasil
ditekan oleh pemerintah dari 10,20 %
atau 5.610 unit menjadi 2,73 % atau
1.655 unit koperasi yang tidak aktif.
Sedangkan perkembangan jumlah
anggota koperasi mengalami sedikit
penurunan sebesar 3,36 % atau
1.185.777 orang. Hal ini dikarenaka
pengurangan dari anggota koperasi yang
tidak aktif yang berhasil ditekan oleh
pemerintah sehingga mengurangi
koperasi yang hanya berdiri untuk
kepentingan sendiri (koperasi kosong).
Perkembangan koperasi yang diharapkan
menjadi peluang usaha kini membuahkan
hasil dengan penyerapan tenaga kerja
oleh koperasi pada periode 2013 – 2014
yang secara nasional mengalami
peningkatan signifikan sebesar 21,04 %
atau 92.289 orang, sedangkan pada
periode sebelumnya (2012 - 2013) hanya
11,45 % atau 45.390 orang.
Perkembangan usaha koperasi di
Indonesia dapat dilihat melalui beberapa
indikator keuangan koperasi, yaitu :
modal sendiri, modal luar, volume usaha
dan Sisa Hasil Usaha (SHU).
Perkembangan di dalam bidang usaha ini
memberikan gambaran yang cukup
3 | P a g e
signifikan tentang kemajuan koperasi
dalam mengelola dana. Modal sendiri
koperasi di Indonesia mengalami
penurunan dari 74,12% menjadi 18,16 %
sedangkan modal luar juga mengalami
penurunan dari periode sebelumnya
57,27 % menjadi 17,34. Penambahan
modal baik modal sendiri maupun modal
luar mengalami penurunan dikarenakan
kemajuan pengelolaan keuangan yang
dilakukan oleh koperasi sehingga tidak
perlu menambah modal pada periode
2013 – 2014, hal ini dicerminkan dari
meningkatnya volume usaha koperasi
sebesar 51,18 % dan peningkatan SHU
83,50 %.
Peningkatan ini harus terus
dipertahankan dan ditingkatkan agar
kelak koperasi di Indonesia menjadi
tumpuan utama untuk usaha kecil
memperoleh dana dan tidak bergantung
pada negara lain ataupun makelar yang di
Indonesia sekarang masih ada dan masih
banyak meracuni usaha kecil. Disamping
itu peningkatan dari keuangan koperasi
ini sangat menarik untuk diteliti karena
masih banyak system keuangan selain
koperasi yang patut mencontoh koperasi.
Selain itu, koperasi juga didirikan
sebagai media untuk menjalin kerjasama
ekonomi oleh orang-orang yang memiliki
kemampuan ekonomi terbatas, dengan
pelaku ekonomi lain yang lebih kuat. Di
dalam koperasi menyatukan beberapa
usaha dari kalangan yang mempunyai
keterbatasan sehingga dapat terus
berusaha, sama halnya di dalam Koperasi
Serba Usaha (KSU) Galang Dana
Mandiri yang ada di Madiun adalah
merupakan contoh riil koperasi yang
mendukung usaha masyarakat kecil.
Di dalam perkembangannya, dari tahun
ke tahun Koperasi Serba Usaha Galang
Dana Mandiri yang ada di Kota Madiun
semakin menunjukkan adanya
peningkatan dalam bidang organisasi dan
bidang usahanya. Pertumbuhan yang
ditunjukkan di dalam total aset,
permodalan dan kemandirian dalam
melakukan usahanya mendapatkan
sambutan positif dari berbagai pihak,
salah satunya pemerintah Madiun.
Memaksimalkan manajemen keuangan
koperasi yaitu fungsi modal dan
pemberian kredit merupakan salah satu
usaha yang dilakukan oleh koperasi
Serba Usaha Galang Dana Mandiri, agar
pembiayaan yang diberikan kepada
Usaha Kecil Menengah (UKM) di
Madiun lebih dapat berkembang dan
memberikan kotribusi yang lebih baik
terhadap perekonomian yang ada di
Madiun.
Penelitian yang dilakukan dalam menilai
kinerja koperasi berdasarkan pada
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah
No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 tentang
kesehatan koperasi, memiliki persamaan
dari peneliti terdahulunya yaitu tentang
aspek-aspek yang diteliti (Permodalan,
Aspek Kualitas Aktiva Produktif,
Manajemen, Efisiensi, Likuiditas,
Kemandirian dan Pertumbuhan, dan
Jatidiri Koperasi) hal ini sama seperti
penelitian yang dilakukan oleh Faqih
Fansuri (2012), Fransisca Bastiani Primi
Putri (2013), dan Agris Wiseptya (2014),
sementara perbedaan dari peneliti
terdahulunya adalah mengenai periode
(tahun 2010-2014) dan objek penelitian
(KSU Galang Dana Mandiri) yang
digunakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka
penulis mencoba mengangkat sebuah
penelitian yang berjudul “Penilaian
Kinerja Koperasi Serba Usaha (KSU)
“Galang Dana Mandiri” Kota Madiun
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
No.14/Per/M.KUKM/XII/2009”.
4 | P a g e
Dengan dilakukannya penelitian ini,
diharapkan adanya sebuah kebijakan
program atau keputusan agar kinerja
keuangan KSU Galang Dana Mandiri
Kota Madiun dapat menjadi lebih baik
lagi.
LANDASAN TEORI
Pengertian Koperasi.
Koperasi berasal dari bahasa inggris
Co-operation yang berarti usaha
bersama. Dengan kata lain berarti segala
pekerjaan yang dilakukan secara
bersama-sama sebenarnya dapat disebut
koperasi. Namun demikian yang
dimaksud dengan koperasi disini adalah
suatu bentuk peraturan dan tujuan
tertentu pula, perusahaan yang didirikan
oleh orang-orang tertentu yang
berkemampuan lemah.
Koperasi didirikan sebagai
persekutuan kaum lemah untuk membela
keperluan hidupnya dengan ongkos yang
semurah-murahnya, itulah yang dituju.
Pada koperasi didahulukan keperluan
bersama, bukanlah keuntungan
(Muhammad Hatta,1994).
Menurut Dr. G. Mladenata, di dalam
bukunya “Histoire Desdactrines
Cooperative” mengemukakan bahwa
koperasi atas produsen-produsen yang
bergabung secara sukarela untuk
mencapai tujuan bersama, dengan
mengerjakan sumber-sumber yang di
sumbangkan oleh anggota.
Dasar hukum keberadaan koperasi di
Indonesia adalah pasal 33 UUD 1945 dan
UU No. 25 tahun 1992 tentang
pengkoprasian. Dalam penjelasan pasal
33 ayat (1) UUD 1945 antara lain
dikemukakan bahwa “Perekonomian
disusun sebagai usaha berasama berdasar
atas asas kekeluargaan” dan ayat (4)
mengemukakan bahwa “Perekonomian
nasional diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi, berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan
kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan”.
Sedangkan dalam pasal 1 UU
No.25/1992, yang di maksud koperasi di
Indonesia adalah :
“Badan usaha yang beranggotakan
orang-seseorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar pada asas
kekeluargaan.”
Tujuan koperasi sebagaimana
dikemukakan dalam pasal 3 UU No.
25/1992 adalah koperasi bertujuan
memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil,
dan makmur berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945
Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi.
Landasan koperasi di Indonesia
merupakan pedoman dalam menentukan
arah, tujuan, peran serta kedudukan
koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi
lainnya di dalam system perekonomian
Indonesia. Dalam UU No. 25/1992
tentang pokok perkoprasian, koperasi di
Indonesia mempunyai landasan sebagai
berikut :
1. Landasan Idiil sesuai dengan bab 2
UU No. 25/1992, landasan Idiil
koperasi adalah pancasila.
2. Landasan structural adalah Undang-
Undang Dasar 1945.
Fungsi Koperasi.
Fungsi koperasi dapat dikelompokkan
menjadi 3 (tiga) seperti yang di jelaskan
oleh casselman (1989) yang dikutip
dalam buku yang ditulis oleh DR.
Subandi, M.M. (2013:30), yaitu :
a. Aliran Yardstick
b. Aliran Sosialis
5 | P a g e
c. Aliran Persemakmuran
Selain memiliki fungsi di atas,
koperasi usaha pada dasaranya
memiliki dua fungsi penting yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu
fungsi bidang ekonomi dan fungsi
bidang sosial.
Jenis -jenis koperasi
Menurut Ninik Widyanti dan Y.W.
Sunindhia dalam bukunya ”Koperasi dan
Perekonomian Indonesia” (2003:49)
menjelaskan secara garis besar jenis
koperasi tersebut dapat dibagi menjadi 5
golongan yaitu:
1. Koperasi Konsumsi.
2. Koperasi Kredit (atau Koperasi
Simpan Pinjam).
3. Koperasi Produksi.
4. Koperasi Jasa.
5. Koperasi Serba Usaha.
Kinerja Keuangan Koperasi Serba
Usaha
Salah satu cara mengukur efisiensi
koperasi adalah dengan cara mengukur
kinerja keuangan koperasi itu sendiri,
kinerja keuangan merupakan prestasi
yang dicapai suatu orgasnisasi atau badan
usaha dalam suatu periode tertentu yang
merupakan gambaran dari tingkat
keuangan yang ada di dalam badan usaha
tersebut, sehingga dapat dengan mudah
mengetahui dan mengambil keputusan
jangka pendek atau jangka panjang
tentang manajemen keuangan untuk
organisasi atau badan usaha khusunya
koperasi.
Laporan Keuangan
Definisi Laporan Keuangan
Laporan keuangan (financial statement)
merupakan ikhtisar mengenai keadaan
keuangan suatu perusahaan pada suatu
saat tertentu (Martono dan Agus,
2003:51). Sedangkan menurut Gumanti
(2011;103) laporan keuangan adalah
catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akuntansi
yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan.
Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh
suatu perusahaan merupakan ringkasan
harta, kewajiban, dan kinerja operasi
suatu perusahaan selama periode
akuntansi tertentu. Laporan keuangan
secara garis besar di bedakan menjadi 4
(empat) macam, yaitu : laporan neraca,
laporan laba-rugi, laporan perubahan
modal, dan laporan aliran kas. Dari
keempat macam laporan tersebutdapat di
ringkas menjadi 2 (dua) macam, yaitu :
laporan neraca dan laporan laba-rugi. Hal
ini karena laporan perubahan modal dan
laporan aliran kas pada akhirnya akan
dijabarkan di dalam laporan neraca dan
laporan laba-rugi.
Tujuan dan Fungsi Laporan
Keuangan
Dalam rangka mencapai tujuan
tersebut, suatu laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai
perusahaan meliputi :
1. Aktiva atau Aset.
2. Kewajiban.
3. Ekuitas.
4. Pendapatan dan beban, termasuk
keuntungan dan kerugian.
5. Arus kas.
Jenis-jenis Laporan Keuangan
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Laporan Perubahan Ekuitas
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Tingkat Kesehatan Koperasi
Didalam peraturan tersebut di jelaskan
bahwa penilaian kinerja koperasi dapat di
lihat dari beberapa aspek, yaitu :
a. Permodalan.
b. Kualitas Aktiva Produktif .
c. Manajemen.
6 | P a g e
d. Efisiensi.
e. Likuiditas.
f. Kemandirian dan Pertumbuhan.
g. Jatidiri Koperasi.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sifat Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif studi kasus pada Koperasi
Serba Usaha (KSU) Galang Dana
Mandiri Kota Madiun. Hal ini
dikarenakan
penelitian ini dilakukan pada taraf atau
kadar kajian dan analisis semata-mata
ingin mengungkapkan suatu gejala atau
pertanda dan keadaan sebagaimana
adanya (Supardi, 2005:27).
Sifat penelitian ini adalah replikatif.
Prosedur replikasi atau pengulangan
digunakan guna memungkinkan
penelitian dalam mencapai hasil yang
akurat.
Obyek Penelitian
Objek penelitian pada penelitian ini
adalah sisi keuangan dan manajemen
pada Koperasi Serba Usaha (KSU)
Galang Dana Mandiri Kota Madiun,
khususnya mengenai evaluasi kinerja
keuangan yang diukur dengan rasio-rasio.
Evaluasi tingkat kesehatan ini dilakukan
dengan cara membandingkan antara hasil
penghitungan menggunakan rasio
keuangan di tiap tahunnyaselama periode
tahun 2010-2014.
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini menurut sifatnya adalah
data kuantitatif. Data kuantitatif yang
digunakan adalah data yang dimuat
dalam laporan keuangan KSU Galang
Dana Mandiri Kota Madiun tahun 2010-
2014, dan data yang berhubungan dengan
masalah penelitian yang diperoleh dari
KSU Galang Dana Mandiri Kota
Madiun.
b. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini adalah dokumentasi dan
wawancara. Teknik pengumpulan
dokumentasi dilakukan dengan
mengumpulkan dokumen-dokumen yang
diperlukan dan diperoleh dari obyek yang
diteliti.
Dokumen dalam penelitian ini diperoleh
dari KSU Galang Dana Mandiri Kota
Madiun, dan data intinya berupa laporan
keuangan yang ada di dalam Laporan
Pertanggungjawaban Pengurus dan Hasil
Pemeriksaan Pengawas KSU Galang
Dana Mandiri Kota Madiun tahun buku
2010-2014. Sedangkan teknik wawancara
dilakukan dengan wawancara langsung
kepada pengurus KSU Galang Dana
Mandiri Kota Madiun dan daftar
pertanyaan dalam bentuk kuisioner
mengenai aspek manajemen yang perlu
dinilai pada KSU Galang Dana Mandiri
Kota Madiun.
Metode Analisis Data
Dasar analisis yang digunakan pada
penelitian ini adalah Peraturan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah Republik Indonesia No.
14/Per/M.KUKM/XII/2009 Tentang
Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi
Simpan Pinjam (KSP) dan Unit Simpan
Pinjam Koperasi (USP). Pada peraturan
tersebut dijelaskan bahwa lingkup
penilaian kesehatan KSP dan USP
meliputi penilaian terhadap beberapa
aspek:
Permodalan
1. Rasio Modal Sendiri terhadap Total
Aset Modal Sendiri
Total Aset x 100%
2. Rasio Modal Sendiri terhadap
Pinjaman Diberikan yang Berisiko Modal Sendiri
Pinjaman yang diberikan yang berisiko x 100%
3. Rasio Kecukupan Modal Sendiri Modal Sendiri
ATMR x 100%
7 | P a g e
Kualitas Aktiva Produktif
1. Rasio Volume Pinjaman pada Anggota
terhadap Total Volume Pinjaman
Diberikan Volume Pinjaman pada Anggota
Volume Pinjaman x 100%
2. Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah
terhadap Pinjaman Diberikan (50% x PKL) + (75% x PDR) + (100% x Pm)
Pinjaman yang Diberikan x 100%
3. Rasio Cadangan Risiko terhadap
Pinjaman Bermasalah Cadangan Risiko
Pinjaman Bermasalah x 100%
4. Rasio Pinjaman yang Berisiko
terhadap Pinjaman yang Diberikan Pinjaman yang Berisiko
Pinjaman yang diberikan x 100%
Manajemen
1. Manajemen Umum
2. Kelembagaan
3. Manajemen Permodalan
4. Manajemen Aktiva
5. Manajemen Likuiditas
Efisiensi
1. Rasio Beban Operasi Anggota
terhadap Partisipasi Bruto Biaya Operasi Anggota
Partisipasi Bruto x 100%
2. Rasio Beban Usaha terhadap SHU
Kotor Beban Usaha
SHU Kotor x 100%
3. Rasio Efisiensi Pelayanan Biaya Karyawan
Volume Pinjaman x 100%
Likuiditas
1. Rasio Kas Kas + Bank
Kewajiban Lancar x 100%
2. Rasio Pinjaman Diberikan terhadap
Dana yang Diterima Pinjaman yang Diberikan
Dana Yang Diterima x 100%
Kemandirian dan Pertumbuhan
1. Rasio Rentabilitas Aset SHU Sebelum Pajak
Total Aset x 100%
2. Rasio Rentabilitas Modal Sendiri SHU Bagian Anggota
Total modal Sendiri x 100%
3. Rasio Kemandirian Operasional
Pelayanan Partisipasi Bruto
Beban Usaha dan Beban Perkoperasian x 100%
Jatidiri Koperasi
1. Rasio Partisipasi Bruto Partisipasi Bruto
Partisipasi Bruto + Pendapatan x 100%
2. Rasio Promosi Ekonomi Anggota
(PEA) PEA
Simpanan Pokok + Simpanan Wajib x 100%
8 | P a g e
HASIL PENELITIAN
Permodalan KSU Galang Dana Mandiri
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa modal sendiri pada Unit Simpan
Pinjam KSU Galang Dana Mandiri Kota Madiun mengalami peningkatan jumlah struktur
modal disetiap tahunnya dapat dilihat dari data yang diperoleh 5 tahun terakhir ini (2010-
2014) dengan rata-rata 4,29 %. pada tahun 2011 terjadi peningkatan struktur modal sendiri
sebesar Rp 20.945.568 atau sebesar 9,03 % dari tahun 2010. Pada tahun 2012 terjadi
peningkatan Rp 3.743.579 atau sebesar 1,52 % dari tahun 2011. Pada tahun 2013 terjadi
kenaikan Rp 1.391.175 atau sebesar 0,55 % dari tahun 2012. Hingga 2014 jumlah struktur
modal sendiri meningkat sebesar Rp 14.585.978 atau sebesar 5,81 %. Kenaikan jumlah
struktur modal sendiri paling tinggi konstribusinya adalah simpanan khusus koperasi.
9 | P a g e
Aspek Permodalan
a) Rasio Modal Sendiri terhadap Total
Asset.
dari tahun 2010 hingga tahun 2014,
Dari rasio di atas dapat disimpulkan rasio
modal sendiri terhadap total aset Unit
Simpan Pinjam KSU Galang Dana
Mandiri Kota Madiun memliki rasio rata-
rata 41,19% dengan peningkatan rasio
rata-rata 0,14%. Sedangkan perolehan
skor rata-rata yang diperoleh 6 dari bobot
skor 6 yang sudah ditentukan dalam
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan
MenengahNo.14/Per/M.KUKM/XII/2009
. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
modal sendiri pada KSU Galang Dana
Mandiri Kota Madiun mampu untuk
mendanai aset-asetnya.
b) Rasio Modal Sendiri terhadap
Pinjaman Diberikan yang Berisiko.
rasio modal sendiri terhadap
pinjaman diberikan yang berisiko pada
tahun 2010-2011 Dari rasio di atas
dapat disimpulkan rasio modal sendiri
terhadap pinjaman diberikan yang
berisiko Unit Simpan Pinjam KSU
Galang Dana Mandiri Kota Madiun
memliki rasio rata-rata 41,25% dengan
peningkatan rasio rata-rata 0,13%.
Sedangkan perolehan skor rata-rata
yang diperoleh 2,4 dari bobot skor 6
yang sudah ditentukan dalam perturan
Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah
No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.
Dengan demikian dapat diartikan
bahwa modal sendiri dapat memenuhi
pinjaman yang berisiko dengan cukup
baik meninjau dari skor rata-rata yang
diperoleh.
c) Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Dari rasio di atas dapat disimpulkan
rasio kecukupan modal sendiri Unit
Simpan Pinjam KSU Galang Dana
Mandiri Kota Madiun memliki rasio
rata-rata 54,90% dengan peningkatan
rasio rata-rata 1,02%. Sedangkan
perolehan skor rata-rata yang diperoleh
3 dari bobot skor 3 yang sudah
ditentukan dalam perturan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah
No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.
Dengan demikian dapat diartikan
bahwa rasio kecukupan modal sendiri
sudah baik dengan didapatkannya skor
yang maksimal selama periode
penelitian.
Aspek Kualitas Aktiva Produktif
a) Rasio Volume Pinjaman pada
Anggota terhadap Total Volume
Pinjaman Diberikan.
Dapat dilihat pada tabel dibawah
bahwa selama tahun 2010-2014
dihasilkan rasio volume pinjaman pada
10 | P a g e
anggota terhadap total volume pinjaman
yang diberikan sebesar 100%. Hal ini
terjadi karena keseluruhan pinjaman yang
diberikan oleh Unit Simpan Pinjam KSU
Galang Dana Mandiri Kota Madiun
hanya diperuntukkan untuk anggota.
Rasio yang menunnjukkan nilai 100%
menjadikan skor 100 disetiap tahunnya
yang mengindikasikan bahwa Unit
Simpan Pinjam KSU Galang Dana
Mandiri Kota Madiun memaksimalkan
seluruh potensi anggota untuk keperluan
simpan pinjam.
b) Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah
Terhadap Pinjaman Diberikan.
tidak ada pinjaman yang bermasalah
selama periode lima tahun penelitian.
Sedangkan pinjaman yang diberikan naik
rata-rata sebesar (00%). Dikarenakan
tidak ada pinjaman yang bermasalah
selama tahun 2010-2014, maka rasio
yang didapat adalah 0% dan mendapat
nilai 100 untuk seluruh periode penelitian
2010-2014, sehingga bisa disimpulkan
bahwa pinjaman yang diberikan
sepenuhnya lancar.
c) Rasio Cadangan Risiko terhadap
Pinjaman Bermasalah.
tidak ada pinjaman yang bermasalah
selama 2010-2014 pada Unit Simpan
Pinjam KSU Galang Dana Mandiri Kota
Madiun. Dikarenakan tidak adanya
pinjaman yang bermasalah maka untuk
rasio cadangan risiko terhadap pinjaman
bermasalah pada Unit Simpan Pinjam
KSU Galang Dana Mandiri Kota Madiun
sudah sangat baik.
d) Rasio Pinjaman yang Berisiko
terhadap Pinjaman yang Diberikan.
Disimpulkan bahwa rasio yang
dihasilkan selama periode 2010-2014
adalah 100%. Sehingga nilai yang
didapatkan oleh Unit Simpan Pinjam
KSU Galang Dana Mandiri Kota Madiun
adalah 100. Rasio sebesar 100% pada
seluruh periode didapatkan karena
pinjaman berisiko sama besarnya dengan
pinjaman yang diberikan dan dapat
diartikan bahwa seluruh pinjaman yang
diberikan Unit Simpan Pinjam KSU
Galang Dana Mandiri Kota Madiun
merupakan pinjaman yang memiliki
risiko.
Aspek Manajemen
Berdasarkan dari hasil Tabel 4.10
dapat dilihat bahwa selama tahun 2010-
2014, penilaian aspek manajemen Unit
Simpan Pinjam KSU Galang Dana
Mandiri Kota Madiun mendapatkan skor
yang sama, yaitu :
1. Pada manajemen umum
mendapatkan skor 2,5 yang berasal
dari diajukannya 12 pertanyaan
tentang manajemen umum dan
mendapatkan 10 jawaban “ya” dari
12 pertanyaan yang diajukan.
2. Pada aspek kelembagaan
mendapatkan skor 3 yang berasal
dari diajukannya 6 pertanyaan
tentang aspek kelembagaan dan
mendapatkan 6 jawaban “ya” dari 6
pertanyaan yang diajukan.
3. Pada manajemen permodalan
mendapatkan skor 3 yang berasal
dari diajukannya 5 pertanyaan
tentang manajemen permodalan dan
11 | P a g e
mendapatkan 5 jawaban “ya” dari 5
perytanyaan yang diajukan.
4. Pada manajemen aktiva
mendapatkan skor 2,4 yang berasal
dari diajukannya 10 pertanyaan
tentang manajemen aktiva dan
mendapatkan 8 jawaban “ya” dari 10
pertanyaan yang diajukan.
5. Pada manajeman likuiditas
mendapatkan skor 1,8 yang berasal
dari diajukannya 5 pertanyaan
tentang manajemen likuiditas dan
mendapatkan 3 jawaban “ya” dari 5
pertanyaan yang diajukan.
Dari total 38 pertanyaan yang
diajukan , Unit Simpan Pinjam KSU
Galang Dana Mandiri Kota Madiun
Mendapatkan 32 jawaban “ya” yang
mengindikasikan bahwa dari segi
manajemen koperasi ini di nilai baik.
Aspek Efisiensi
a) Rasio Beban Operasi Anggota
terhadap Partisipasi Bruto.
Dari rasio di atas dapat disimpulkan
rasio beban operasi anggota terhadap
partisipasi bruto Unit Simpan Pinjam
KSU Galang Dana Mandiri Kota Madiun
memliki rasio rata-rata 75,79% dengan
peningkatan rasio rata-rata 2,82%.
Sedangkan perolehan skor rata-rata yang
diperoleh 4 dari bobot skor 4 yang sudah
ditentukan dalam Peraturan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah
No.14/Per/M.KUKM/XII/2009. Dengan
demikian dapat diartikan bahwa
partisipasi bruto yang didapatkan sudah
sesuai dengan jumlah beban operasi
anggota yang dikeluarkan.
b) Rasio Beban Usaha terhadap SHU
Kotor.
Dapat dilihat bahwa pada periode
2010-2014 besar angka sisa hasil usaha
(SHU) kotor Unit Simpan Pinjam KSU
Galang Dana Mandiri Kota Madiun dapat
dikatakan kecil jika dibandingkan dengan
beban usaha koperasi, sehingga dapat
dihasilkan rasio yang sangat tinggi Pada
hasil skor yang ditunjukkan juga
mendapatkan skor 1 dari bobot 4 yang
sudah ditentukan dalam Perturan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah
No.14/Per/M.KUKM/XII/2009
dikarenakan besarnya rasio yang
dihasilkan. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa SHU yang diperoleh masih belum
dapat mengimbangi secara sempurna atas
jumlah beban usaha yang dikeluarkan.
c) Rasio Efisiensi Pelayanan
Dapat dilihat bahwa pada tahun 2010-
2014 Unit Simpan Pinjam KSU Galang
Dana Mandiri Kota Madiun memiliki
efisiensi yang baik dalam hal pembiayaan
karyawan terhadap volume pinjaman
yang diberikan. Hal ini terbukti dengan
dicapainya nilai 100 pada seluruh tahun
pengamatan, dengan rata-rata rasio yang
12 | P a g e
tidak kurang dari 5% yang dikarenakan
pada aspek ini semakin kecil rasio maka
semakin baik nilai yang didapatkan. Pada
tahun 2010 dihasilkan rasio sebesar
2,48% yang kemudian turun menjadi
0,06% atau menjadi 2,42% pada tahun
2011 dan turun pada tahun 2012 sebesar
0,08 atau menjadi 2,30%. Sedangkan
pada tahun 2013 terjadi kenaikan rasio
sebesar 0,06% atau menjadi 2,36%, dan
tahun 2014 kembali terjadi penurunan
sebesar 0,06% atau menjadi 2,30%. Tren
rasio yang dihasilkan pada perhitungan
rasio di atas adalah menurun, maka dapat
diartikan semakin baiknya efisiensi
pelayanan pada Unit Simpan Pinjam
KSU Galang Dana Mandiri Kota
Madiun.
Aspek Likuiditas
a) Rasio Kas.
Dapat dilihat bahwa pada tahun 2010-
2011 rasio meningkat menjadi 24,48%
atau naik sebesar 6,5%. Pada tahun 2011-
2012 rasio mengalami penurunan
menjadi 24,07% atau turun 0,41%. Pada
tahun 2012-2013 rasio masih mengalami
penurunan menjadi 23,97% atau turun
sebesar 0,1. Pada tahun 2013-2014 rasio
mengalami kenaikan menjadi 24,16%
atau naik sebesar 0,19%. Dari rasio di
atas dapat disimpulkan rasio kecukupan
modal sendiri Unit Simpan Pinjam KSU
Galang Dana Mandiri Kota Madiun
memliki rasio rata-rata 22,93% dengan
peningkatan rasio rata-rata 1,54%.
Sedangkan perolehan skor rata-rata yang
diperoleh 3 dari bobot skor 10 yang
sudah ditentukan dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah
No.14/Per/M.KUKM/XII/2009. Dengan
demikian dapat diartikan bahwa porsi kas
dan bank terhadap kewajiban lancar
masih terlalu besar.
b) Rasio Pinjaman Diberikan terhadap
Dana yang Diterima.
Pada tahun 2011-2014 rasio
mengalami penurunan dengan rata-rata
rasio 1,47%. Dari rasio di atas dapat
disimpulkan rasio pinjaman yang
diberikan terhadap dana yang diterima
KSU Galang Dana Mandiri Kota Madiun
memliki rasio rata-rata 38,68% dengan
penurunan rasio rata-rata 1%. Sedangkan
perolehan skor rata-rata yang diperoleh
1,25 dari bobot skor 5 yang sudah
ditentukan dalam Peraturan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah
No.14/Per/M.KUKM/XII/2009. Dengan
demikian dapat diartikan bahwa
penerimaan dana atau likuiditas yang
diterima koperasi masih kurang stabil
dibandingkan dengan pengolahannya.
Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan
a) Rasio Rentabilitas Aset.
Dapat dilihat bahwa presentase SHU
sebelum pajak terhadap total aset
sangatlah kecil (tidak lebih dari 2%) pada
13 | P a g e
keseluruhan periode penelitian, yang
menyebabkan perolehan nilai yang
terjadi adalah minimum atau sebesar 25.
Padahal untuk mendapatkan nilai yang
sedikit lebih baik (nilai 50) diperlukan
rasio di atas 5% (5%-7,5%). Rasio 7,5%-
10% untuk nilai 75 dan rasio di atas 10%
untuk mendapatkan nilai maksimum atau
100. Pada tahun 2010 diperoleh angka
rasio sebesar 0,70%, kemudian naik
menjadi 0,72% pada tahun 2011. Pada
tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi
0,75% dan mengalami penurunan
menjadi 0,74% dan 0,73% pada tahun
2013 dan tahun 2014. Dari rasio di atas
dapat disimpulkan rasio rentabilitas aset
KSU Galang Dana Mandiri Kota Madiun
memliki rasio rata-rata 0,73% dengan
peningkatan rasio rata-rata 0,007%.
Sedangkan perolehan skor rata-rata yang
diperoleh 0,75.
b) Rasio Rentabilitas Modal Sendiri.
Pada Tahun 2010 dihasilkan rasio
sebesar 0,31% yang kemudian naik pada
tahun 2011 naik sebesar 0,01% menjadi
0,32. Pada tahun 2012 rasio
menunjukkan angka 0,33% naik sebesar
0,01% dan pada tahun 2013 rasio tidak
mengalami penurunan dan kenaikan.
Sedangkan pada tahun 2014 rasio
mengalami penurunan 0,01% menjadi
0,32%. Dari rasio di atas dapat
disimpulkan rasio rentabilitas modal
sendiri KSU Galang Dana Mandiri Kota
Madiun memliki rasio rata-rata 0,32%
dengan penurunan rasio rata-rata 0,002%.
Sedangkan perolehan skor rata-rata yang
diperoleh 0,75 dari bobot skor 3.
c) Rasio Kemandirian Operasional
Pelayanan.
Diketahui bahwa selama tahun 2010-
2014, partisipasi neto bernilai defisit
terhadap beban usaha ditambah beban
perkoperasian,yang mengakibatkan rasio
kurang dari 100% dan mendapatkan nilai
0. Rasio yang dihasilkan selama
limatahun tersebut berkisar antara
47,62% sampai dengan 55,49% saja.
Dalam hal ini KSU Galang Dana Mandiri
Kota Madiun masih belum memenuhi
kriteria kemandirian operasional
pelayanan. Koperasi masih
membutuhkan beberapa pendapatan lain
diluar partisipasi neto dari anggotanya,
koperasi masih membutuhkan SHU ,
administrasi, jasa bank, dan pendapatan
lain-lain untuk memenuhi beban
operasional. Akan tetapi, bukan berarti
Unit Simpan Pinjam KSU Galang Dana
Mandiri Tidak bisa meningkatkan
profitabilitasnya, Unit Simpan Pinjam
KSU Galang Dana Mandiri bisa
meningkatkan profitabilitasnya dengan
memanfaatkan kelebihan kas dan hasil
penjualan barang dagang untuk mencapai
kemandirian operasional pelayanan.
Aspek Jatidiri Koperasi
a) Rasio Partisipasi Bruto.
Dapat dilihat bahwa selama tahun
2010-2014 rasio partisipasi bruto Unit
14 | P a g e
Simpan Pinjam KSU Galang Dana
Mandiri Kota Madiun mendapatkan nilai
75. Hal ini dikarenakan partisipasi bruto
dari anggota belum memenuhi presentase
terhadap kesluruhan pendapatan
koperasi, rasio yang didapatkan masih di
bawah 80%. Kenaikan presentasi hanya
terjadi pada tahun 2010-2011 dan dari
tahun 2011-2014 rasio mengalami
penurunan. Dapat disimpulkan bahwa
peran anggota masih belum
dimaksimalkan oleh Unit Simpan Pinjam
Koperasi Serba Usaha Galang Dana
Mandiri Kota Madiun.
b) Rasio Promosi Ekonomi Anggota
(PEA).
dapat diketahui bahwa presentase
PEA memiliki nilai yang kurang baik
terhadap simpanan pokok ditambah
simpanan wajib. Hal ini dapat dilihat dari
pendapatan nilai yang secara keseluruhan
mendapatkan nilai 0 hal itu disebabkan
karena rasio yang dihasilkan kurang dari
5 %. Pada tahun 2010 didapatkan rasio
sebesar 1,74 % dan mengalami
penurunan di tahun 2011 dengan rasio
0,83 dan mengalami peningkatan pada
tahun 2012 dan 2013 dengan rasio 1,00%
dan 1,09%. Pada tahun terakhir (2014)
rasio kembali mengalami penurunan
sehingga nilai rasio menjadi 0,99.
Penurunan rasio PEA ini memperlihatkan
bahwa kesejahteraan anggota Unit
Simpan Pinjam KSU Galang Dana
Mandiri Kota Madiun masih sangat
kurang baik.
Penilaian Kesehatan
Dari hasil penghitungan aspek penilaian
kesehatan KSU Galang Dana Mandiri
Kota Madiun pada Tabel 4.22 di atas
yang kemudian dipadukan dengan
Predikat Tingkat Kesehatan Koperasi
pada Tabel 4.23 berikut ini:
demikian dapat ditentukan tingkat
kesehatan Unit Simpan Pinjam KSU
Galang Dana Mandiri Kota Madiun pada
setiap tahunnya, sebagai berikut :
1. Pada tahun 2010 mendapatkan
jumlah skor 65,1 dan mendapatkan
predikat “ CUKUP SEHAT ”
2. Pada tahun 2011 mendapatkan
jumlah skor 64,1 dan mendapatkan
predikat “ CUKUP SEHAT ”
15 | P a g e
3. Pada tahun 2012 mendapatkan
jumlah skor 63,8 dan mendapatkan
predikat “ CUKUP SEHAT ”
4. Pada tahun 2013 mendapatkan
jumlah skor 65,1 dan mendapatkan
predikat “ CUKUP SEHAT ”
5. Pada tahun 2014 mendapatkan
jumlah skor 65,1 dan mendapatkan
predikat “ CUKUP SEHAT ”
Sepanjang tahun 2010 hingga tahun
2014 Unit Simpan Pinjam KSU Galang
Dana Mandiri Kota Madiun mendapatkan
predikat kesehatan “ CUKUP SEHAT ”.
tahun 2012 merupakan tahun dimana
KSU Galang Dana Mandiri mendapatkan
skor paling rendah yaitu 63,8. Sedangkan
tahun 2010 dan 2014 merupakan tahun
dengan skor tertinggi yang masing
masing memiliki skor sebesar 65,1.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang
kesehatan koperasi pada Koperasi Serba
Usaha (KSU) Galang Dana Mandiri Kota
Madiun selama tahun 2010 hingga 2014
yang berpedoman pada Peraturan
Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah
No.14/Per/M.KUKM/XII/2009, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Tingkat kesehatan Koperasi Serba
Usaha (KSU) Galang Dana Mandiri
Kota Madiun selama tahun 2010
hingga tahun 2014 dinyatakan
“CUKUP SEHAT” dengan
perincian skor : 65,1 pada tahun
2010 ; 64,1 pada tahun 2011 ; 63,8
pada tahun 2012 ; 65,1 pada tahun
2013 dan 65,1 pada tahun 2014.
2. Dari ketujuh aspek yang telah dinilai,
aspek kualitas aktiva produktif adalah
aspek yang paling bagus kinerjanya
dibandingkan dengan aspek-aspek yang
lain karena skor yang diperoleh hampir
maksimal.
3. Dari ketujuh aspek yang yang telah
dinilai, aspek kemandirian dan
pertumbuhan adalah aspek yang kurang
baik kinerjanya dibandingkan dengan
aspek-aspek yang lain karena skor yang
diperoleh masih belum memuaskan.
4. Dalam penilaian secara kuantitatif pada
koperasi masih belum dapat dijadikan
satu-satunya alat ukur dikarenakan masih
ada penilaian yang lainnya seperti
kehidupan berkoperasi untuk
menunjukkan jati diri koperasi yang
sesungguhnya.
Saran
Beberapa saran yang diusulkan bagi
KSU Galang Dana Mandiri Kota Madiun
dan bagi peneliti yang selanjutnya,
adalah :
1. Bagi KSU Galang Dana Mandiri Kota
Madiun
Setelah mengetahui penilaian
kesehatan koperasinya, maka disarankan
KSU Galang Dana Mandiri Kota Madiun
melakukan upaya untuk dapat
meningkatkan kinerja yang kurang
memuaskan dan menjadikannya lebih
baik lagi kedepannya. Selain itu
diharapkan untuk KSU Galang Dana
Mandiri Kota Madiun ataupun koperasi
yang lain (baik di Madiun atau diseluruh
indonesia) agar menyesuakan nama akun
keuangan sesuai peraturan
No.14/Per/M.KUKM/XII/2009. Hal ini
berguna untuk memudahkan penelitian,
pengawasan, dan penyeragaman identitas
perkoperasian.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya,
dapat menggunakan peraturan
No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 dengan
seksama, baik untuk koperasi simpan
pinjam maupun unit simpan pinjam
koperasi dengan cara mempelajari dan
memahami dengan cermat mengenai
peraturan tersebut sebelum melakukan
16 | P a g e
penelitian. untuk itu perlu adanya
konsultasi yang mendalam terhadap
pihak yang terkait, seperti Kementerian
Koperasi, dosen dan pihak dari koperasi
dan pihak-pihak lain yang terjun dalam
bidang perkoperasian. Sebagai tambahan
yang perlu juga diperhatikan yaitu
dengan menilai koperasi secara
kuantitatif tentang bagaimana kehidupan
nyata sebuah koperasi di luar perhitungan
dengan menggunakan angka kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Agris Wiseptya. 2014. Penilaian Kinerja
Koperasi Pegawai Republik Indonesia
(KPRI) “Sri Rejeki” Kecamatan
Donomulyo Berdasarkan Peraturan
Mentri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah
No.14/PER/M.UMKM/XII/2009.
Skripsi. Malang : FEB Universitas
Brawijaya.
Faqih Fansuri. 2012. Penilaian Kinerja
Koperasi Wanita Serba Usaha “Setia
Budi Wanita” Jawa Timur
Berdasarkan Peraturan Mentri
No.14/PER/M.KUKM/XII/2009
(Periode Penelitian 2010-2012).
Skripsi. Malang : FEB Universitas
Brawijaya.
Fransisca Bastiani Primi Putri. 2013.
Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi
Simpan Pinjam Berdasar Peraturan
Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah
No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 (Studi
Khasus di Koperasi Kredit Makmur
Magelang). Skripsi. Yogyakarta :
Universitas Sanata Dharma.
Gumanti, Tatang Ary. 2011. Manajemen
Investasi: Konsep, Teori, dan
Aplikasi. Jember : Mitra Wacana
Media.
Hendar. 2010. Manajemen Perusahaan
Koperasi. Jakarta: Erlangga.
Hendrojogi . 2012. Koperasi : Asas-asas,
Teori dan Praktik (edisi keempat).
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 1998.
Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK No. 1 Tentang
Penyajian Pelaporan Keuangan
Revisi 1998). Jakarta.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim.
2003. Analisis Laporan Keuangan
Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP AMP-
YKNP.
Martono S.U dan D. Agus Harjito. 2003.
Manajemen Keuangan. Yogyakarta :
Ekonisia (Edisi Pertama) Cetakan
Ketiga.
Mutmainnah. 2013. Analisis Kinerja
Keuangan Koperasi Serba Usaha
Putra Mandiri di Kabupaten Jember.
Skripsi. Jember : FE Universitas
Jember.
Ninik Widiyanti dan Sunindhia. 1998.
Koperasi Perekonomian Indonesia.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo.
2009. Metodologi Penelitian Bisnis:
untuk Akuntansi dan Manajemen
(Edisi Pertama). Yogyakarta: BPFE.
S.Munawir. 2000. Analisis Laporan
Keuangan. Jogjakarta : Liberty.
Subandi . 2013. Ekonomi Koperasi (Teori
dan Praktik). Bandung : alfabeta
Sudjana. 2005. Metode Statistika.
Bandung: Tarsito.
17 | P a g e
Supoardi.2005. Metodologi Penelitian
Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII
Press.
Wild, Jhon J, Subramanyam, K.R., dan
Halsey, Robert F. 2010. Analisis
Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
www.depkop.go.id