PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2014 PADA RUMAH SAKIT BERSTATUS
BLUD DENGAN SAK ETAP
(Studi Kasus Pada Rumah Sakit “X”)
Irene Anggiat Noorrochmah
Helmy Adam
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
ABSTRACT
The hospital is a unit of services that provide social services in health care. Hospital
management unit has unique because in addition to being a service unit, operation of
hospitals also have a social mission. Changes in the status of RSUP to BLUD cause
changes standards used to prepare financial statements. BLUD given the flexibility of
financial management based on the principles of economic, productivity and the
application of good business practice. It is therefore expected that the status BLUD
hospital is able to present financial statements in accordance with standards set by the
government that the Financial Accounting Standards Entities Without Public
Accountability (SAK ETAP).
In the presentation of financial statements Hospital using government accounting
standards (SAP) that is not accordance with PP 23, 2005, article 26, which recommends
accounting and financial statements BLUD held in accordance with Financial Accounting
Standards (IFRSs) issued by the Indonesian Institute of Accountants (IAI). Therefore,
researchers presenting the financial statements and accounting policies conform's
standards specified.
This study was conducted at Hospital Dr. “X” hospital is one of the advanced level
BLUD status. The analysis used isis used descriptive analysis. The results in this study
shows that the financial statements are in stacking by the Hospital Dr. “X” has not fully
implemented the financial accounting standards entities without public accountability
(SAK ETAP) and it is because of the limited knowledge of its human resources, as well
as the previous system has been running very well established, making it difficult to
change to a new system, nothing socialization about SAK.
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan suatu unit pelayanan jasa yang memberikan jasa pelayanan sosial di
bidang kesehatan. Pengelolaan unit pelayanan rumah sakit memiliki keunikan tersendiri karena selain
sebagai unit pelayanan, rumah sakit juga memiliki misi sosial. Tugas rumah sakit adalah memberikan
pelayanan kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan
pemulihan secara tepat, serasi, selaras, dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan yang
dilaksanakan dengan upaya rujukan. Sama halnya dengan perusahaan, manajemen rumah sakit harus
mampu menyusun laporan keuangan yang berguna bagi pengguna laporan keuangan baik internal
maupun eksternal. Bagi internal laporan keuangan berguna untuk membuat keputusan ekonomi dan
pertanggung jawaban manajemen serta mengetahui situasi keuangan yang ada dalam organisasi
tersebut, sedangkan untuk pihak eksternal bertujuan menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship)
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
RSUP Dr. “X” merupakan rumah sakit yang berstatus BLUD. Tujuan BLU adalah meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
dengan memberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi, produktivitas
dan penerapan pelayanan yang sehat. Pelayanan yang sehat artinya berdasarkan kaidah manajemen
yang baik mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan
pertanggungjawaban. PP No. 23 tahun 2005 pasal 26 menyebutkan akuntansi dan laporan keuangan
diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI). Ketentuan ini bertolak belakang dengan peraturan gubernur Jawa Timur No.
91 Tahun 2011 yang mengatur kebijakan akuntansi Badan Layanan Umum Daerah dengan mengacu
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis Akrual. Adanya PP dan pergub yang bertolak
belakang mengakibatkan ketidakkonsistensian bahwa organisasi BLU yang cenderung sebagai
organisasi kepemerintahan tetapi pelaporan akuntansi menggunakan SAK (standar akuntansi
keuangan) dari IAI, bukan menggunakan SAP (Standar akuntansi pemerintahan). Namun, dalam PP
tersebut juga diatur tentang akuntansi dan laporan keuangan untuk organisasi nirlaba menggunakan
standar akuntansi keuangan. RSUP Dr. “X” adalah organisasi nirlaba maka penyusunan laporan
keuangan rumah sakit ini menggunakan SAK (Standar Akuntansi Keuangan).
Permendagri 61 Tahun 2007 Pasal 121 menyebutkan :
“Penyusunan laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119 ayat (2) dan Pasal
120 ayat (2) untuk kepentingan konsolidasi, dilakukan berdasarkan standar akuntansi
pemerintahan.”
BLUD wajib menyusun dan menyampaikan laporan keuangan lengkap yang terdiri dari Laporan
Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan disertai laporan kinerja
kepada PPKD setiap semesteran dan tahunan untuk dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan
pemerintah daerah paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode pelaporan berakhir.
RSUP Dr. “X” merupakan entitas yang menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Ciri tersebut termasuk dalam entitas
yang menggunakan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP).
Mengingat pentingnya standar laporan keuangan seharusnya RSUP Dr. “X” menyusun laporan
keuangan sesuai dengan SAK ETAP. Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) berlaku efektif mulai tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011.
Apabila suatu entitas menemukan hal-hal yang tidak diatur secara spesifik dalam SAK ETAP dalam
proses penyusunan laporan keuangan, entitas dapat mengacu pada SAK non-ETAP, dalam hal ini
entitas nirlaba dapat mengacu pada PSAK 45.
Berdasar Permendagri 61 Tahun 2007 Pasal 118 tentang pelaporan dan pertanggungjawaban,
Laporan keuangan BLUD terdiri dari:
a. Neraca yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada
tanggal tertentu;
b. Laporan operasional yang berisi informasi jumlah pendapatan dan biaya BLUD selama satu
periode;
c. Laporan arus kas yang menyajikan informasi kas berkaitan dengan aktivitas
operasional, investasi, dan aktivitas pendanaan dan/atau pembiayaan yang menggambarkan saldo
awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas selama periode tertentu; dan
d. Catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera
dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan tersebut harus di disertai dengan laporan kinerja yang berisikan informasi
pencapaian hasil/keluaran BLUD. Laporan keuangan yang telah di buat oleh BLU harus diaudit oleh
auditor independence sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa RSUP Dr. “X” seharusnya
menggunakan SAK ETAP dalam menyusunn laporan keuangannya. Laporan keuangan yang telah di
buat harus di audit oleh auditor independence. Namun, sampai saat ini RSUP Dr. “X” belum
menerapkan SAK ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan belum diaudit oleh auditor
independence. Oleh karena itu, penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan mengangkat
judul: “Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2014 Pada Rumah Sakit Berstatus BLUD Dengan SAK
ETAP (Studi Kasus pada Rumah Sakit Dr. “X”)”. Berdasar latar belakang dan identifikasi
permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang diangkat Antara lain: (1)Bagaimana proses
penyusunan laporan keuangan RSUP Dr. “X” yang sesuai dengan SAK ETAP? (2)Apa kendala yang
ada di RSUP Dr. “X” dalam menerapkan SAK ETAP?
TINJAUAN PUSTAKA
Rumah Sakit
Departemen Kesehatan RI menyatakan bahwa rumah sakit merupakan pusat pelayanan yang
menyelenggarakan pelayanan medik dasar dan medik spesialistik, pelayanan penunjang medis,
pelayanan perawatan, baik rawat jalan, rawat inap maupun pelayanan instalasi. Rumah sakit sebagai
salah satu sarana kesehatan dapat diselenggarakan oleh pemerintah, dan atau masyarakat.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah
sakit merupakan salah satu dari sarana kesehatan yang juga merupakan tempat menyelenggarakan
upaya kesehatan yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta bertujuan
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan dilakukan
dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan
terpadu serta berkesinambungan.
Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007, 1-2) Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan
arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan
bagian integral dari laporan keuangan. Kieso, Weygant & Warfird (2010) laporan keuangan adalah
sarana pengkomunikasian ke pihak luar perusahaan tentang informasi keuangan perusahaan. Menurut
Sugiyarso (2006:1) laporan keuangan merupakan daftar ringkasan akhir transaksi keuangan organisasi
yang menunjukkan kegiatan operasional organisasi dan akibatnya selama satu tahun buku yang
bersangkutan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah proses akuntansi yang
digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi informasi data keuangan berdasar kegiatan
operasional organisasi kepada pemakai laporan keuangan.
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
Definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) berdasar SAK ETAP Bab 1 Ruang Lingkup
paragraf 1.1 adalah entitas yang :
1. Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement)
bagi pengguna eksternal.
Laporan Keuangan Menurut PSAK 45
Laporan rumah sakit akan bermanfaat apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
tersebut dapat di pahami, relevan, andal dan dapat di perbandingkan. PSAK No. 45 merupakan
standar khusus untuk organisasi nirlaba di Indonesia yang di buat oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Dengan demikian laporan keuangan yang dibuat oleh organisasi nirlaba akan seragam. Adanya
standar pelaporan, diharapkan laporan keuangan organisasi nirlaba dapat lebih mudah dipahami,
memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi. PSAK 45 merupakan pelengkap dari
SAK ETAP apabila dalam SAK ETAP tidak diatur secara spesifik dalam proses penyusunan laporan
keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2011, BULTEK 6).
Laporan Keuangan Rumah Sakit
Laporan keuangan rumah sakit merupakan laporan yang disusun oleh manajemen sebagai media
penyampaian laporan keuangan suatu entitas. Laporan keuangan rumah sakit merupakan
penyamapaian informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap entitas tersebut.
Ditetapkannya Undang-Undang No.1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara maka muncul istilah
Badan Layanan Umum sesuai dengan semangat reformasi dan otonomi daerah. Akuntabilitas dan
transparansi keuangan yang profesional merupakan wujud dari misi reformasi keuangan. Dengan
penetapan rumah sakit pemerintah menjadi Badan layanan Umum diharapkan dapat meningkatkan
akuntabilitas dan transparansi.
PP No. 23 tahun 2005 pasal 26 menyebutkan bahwa akuntansi dan laporan keuangan
diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi keuangan (SAK) yang diterbitkan oleh asosiasi
profesi akuntansi Indonesia. Ketentuan ini mengakibatkan ketidakkonsistensian peraturan yang harus
digunakan sebagai dasar penyusunan dan pelaporan keuangan BLUD.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif
dengan pendekatan studi kasus. Lexy J. Moleong (2012:5) mendefinisikan penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek secara
holistik dan dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Menurut Indrianto
(1998:88) studi deskripsi dilakukan dengan cara mendeskripsikan masalah yang telah diidentifikasi
dan terbatas pada usaha untuk mengungkapkan masalaha serta keadaan sebagaimana adanya.
Mengenai studi kasus, Sekaran (2006) mengemukakan bahwa studi kasus meliputi analisis mendalam
dan kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, dimana sifat dan definisi masalah
yang terjadi adalah serupa dengan yang dialami.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Dr. “X” yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan
yang berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) milik Provinsi Jawa Timur. Alasan pemilihan
lokasi penelitian adalah RSUP Dr. “X” merupakan BLUD yang belum menyusun laporan keuangan
berdasar SAK yang di tentukan oleh pemerintah dan belum di audit oleh Auditor independen, adanya
ketersediaan data oleh RSUP Dr. “X” untuk melakukan penelitian.
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Menurut
Sekaran (2006), Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari tangan pertama untuk
analisis berikutnya untuk menemukan solusi atas masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini yang
termasuk dalam data primer yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan dimana peneliti
terjun langsung pada obyek penelitian yang bersangkutan untuk memperoleh data. Data ini diperoleh
secara langsung dari para informan melalui wawancara dengan bagian akuntansi RSUP Dr. “X”.
Menurut Sekaran (2006), data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber yang
telah ada. Sedangkan menurut Husein (2008: 100) data sekunder yaitu dat primer yang diolah secara
lebih lanjut disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain (telah diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain). Pada penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah buku referensi, dan
peraturan perundang-undangan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui penelitian lapang dengan
metode wawancara, observasi, dokumentasi dan Penelitian Kepustakaan dengan
menelaah dan mengkaji bahan bacaan yang relevan dengan topik yang diteliti. Kepustakaan yang
digunakan adalah SAK ETAP, PSAK No.45, aturan hukum (perundang-undangan) di bidang
penyusunan anggaran BLUD dan buku akuntansi keuangan.
Teknik analis data yang dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan keadaan objek penelitian
yang sesungguhnya untuk mengetahui dan menganalisis standar akuntansi yang di gunakan sebagai
acuan dalam pelaporan keuagan RSUP Dr.”X”. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri atas beberapa tahap, yaitu: (1) Menganalisa kondisi penyusunan laporan keuangan RSUP
Dr.”X” sebagai bahan penelitian, (2) Mengidentifikasi proses pembuatan laporan keuangan dengan
SAP (System Analysis Procedure) yang berlangsung di RSUP Dr.”X”, (3) Menyajikan laporan
keuangan RSUP Dr.”X” Malang sesuai dengan SAK ETAP.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Penyusunan Laporan Keuangan RSUP Dr. “X” Saat Ini
RSUP Dr. “X”, Laporan keuangan yang sudah di susun Saat ini adalah Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, Laporan Aktivitas-SAP dan
CaLK.
1. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan Realisasi Anggaran meenyajikan informasi realisasi pendapatan-LRA, belanja, surplus-
defisit LRA dan pembiayaan masing-masing perbandingan dengan anggarannya dalam satu periode.
Format LRA menggunakan dasar Permendagri No. 21 tahun 2011. Dalam SAK tidak ada Laporan
Realisasi Anggaran.
2. Laporan Aktivitas-SAP
Laporan Aktivitas menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan
entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan Laporan Aktivitas, beban, dan surplus/defisit
operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.
Dalam penyajian Laporan Aktivitas-SAP biaya yang di sajikan belum mencerminkan kebijakan
akuntansi yang telah telah di buat oleh RSUP Dr. “X”. Dalam SAK penyajian biaya harus sesuai
dengan kebijakan akuntansi yang telah di buat sebelumnya.
3. Neraca
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan RSUP Dr. “X” mengenai aset,
kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Neraca yang di susun masih menggunakan format
SAP, penyajian ekutas dalam necara masih menggunakan EDL (Ekutas Dana Lancar), EDI (Ekuitas
Dana Isvestasi), dan EDC (Ekuitas Dana Cadangan). Dalam Neraca SAK tidak ada EDL, EDI, dan
EDC, tetapi menggunakan Ekuitas Tidak Terikat, Ekuitas Terikat Permanen dan Ekuitas Terikat
temporer .
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas menginformasikan mutasi ekuitas pada periode bersangkutan. Dalam
Penyusunan Laporan Perubahan Ekuitas menggunakan format Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP). Dalam SAK seharusnya LPE menampilkan Ekuitas Tidak Terikat, Ekuitas Terikat Permanen
dan Ekuitas Terikat temporer.
5. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan
setara kas selama periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Arus kas
dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan non anggaran. Laporan Arus Kas
disajikan menggunakan metode langsung, format SAP. Pada SAK ETAP LAK disajikan dengan
menggunakan metode tidak langsung.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan penjelasan naratif atau rincan dari angka yang tertera
dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Aktivitas- SAP, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan
atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan
oleh RSUP Dr. “X” dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan serta
ungkapan ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Format dan isi Catatan atas laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
dan sesuai dengan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Penyusunan Laporan Keuangan RSUP Dr. “X” sebagai BLUD dengan SAK ETAP
Laporan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) disusun dengan menggunakan
dengan menggunakan 2 (dua) pendekatan yaitu basis cash toward accrual (CTA) dan basis akrual.
Basis CTA menggunakan dasar Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) untuk dikonsolidasikan pada
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah karena BLUD masih merupakan satuan kerja atau unit kerja
pemerintah daerah. Basis akrual menggunakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) karena BLUD
sebenarnya memiliki otonomi pelaporan Aktivitas keuangan yang disesuaikan dengan pola
operasionalnya. Penyusunan dua laporan membutuhkan serangkaian tahapan konversi untuk bisa
menghasilkan laporan keuangan yang andal.
Gambar 4.1
Akuntansi BLUD yang Seharusnya
Sebagai BLUD Prosedur Konversi Sebagai SKPD/UPT
Pencatatatan Operasional
Keseharian Menggunakan
SAK
Laporan Konsolidasi
Menggunakan SAP Konversi
Gambar 4.2
Akuntansi Realitas di BLUD
Sebagai BLUD
Sebagai SKPD/UPT
Konversi SAP ke SAK
1. Latar Belakang adanya konversi:
Pelaporan Aktivitas BLUD lebih condong ke SAP dalam kaitannya pencairan dana, pengesahan,
dan konsolidasi. Dengan adanya kebijakan konversi BLUD harus menerima konsekuesi bahwa BLUD
tidak mengalami perubahan dalam sistem penganggaran dan penatausahaan keuangan, pada akhir
semester/tahunan BLUD wajib membuat laporan keuangan BLUD SAK sebagai lampiran laporan
keuangan semester/tahunan (basis SAP), dalam proses penyusunan laporan keuangan BLUD
semesteran dan tahunan, BLUD wajib melaksanakan prosedur konversi.
2. Hal-Hal terkait Konversi dari SAP ke SAK
Kode Akun
Kode akun merupakan penomoran yang dipergunakan untuk mengklasifikasikan pos atau
rekening transaksi.
1. Akun Riil
Akun riil merupakan goLaporan Aktivitasngan akun-akun yang digunakan untuk kepentingan
penyusunan neraca. Akun riil sering disebut dengan akun-akun neraca.
Akun riil antara lain; Aset, kewajiban, Ekuitas.
Konversi Akun Riil :
Klasifikasi aset sebaiknya mengikuti rekening Permendagri/SAP agar neraca tidak jauh berbeda
dengan format neraca yang telah di tetapkan oleh permendagri. Ada beberapa tambahan poin dalam
akun riil
2. Akun Nominal
Akun nominal merupakan akun-akun yang digunakan dalam penyusunan laba rugi. Akun
nominal antara lain; Pendapatan, Biaya, Surplus/Defisit.
Konversi akun nominal:
Pencatatan
Operasional
menggunakan
SAP
Laporan BLUD
(SAK) Konversi
Konsolidasi Laporan keuangan
PEMDA atau
SKPD
a. Pendapatan
Pendapatan harus diklasifikasikan lebih detail bedasarkan sumber perolehan dana.
b. Biaya
Konversi biaya :
Dalam konversi biaya ada 2 cara yang bisa dilakukan
1. Belanja ke Biaya (direct)
Konversi belanja ke biaya dilakukan secara langsung. Namun dalam cara ini tidak bisa
memisahkan yang masuk kategori biaya operasional dan non operasional
Contohnya:
Belanja Pegawai = Biaya Pegawai
Belanja Pemeliharaan = Biaya Pemeliharaan
Belanja Makan & Minum = Biaya Bahan
2. Belanja dan Kegiatan ke Biaya (activity based)
Konversi belanja dan kegiatan berdasarkan aktivitas yang dilaksanan oleh entitas.
Contohnya:
Peningkatan Pelayanan Farmasi Rumah Sakit :
Belanja Obat-Obatan = Biaya Bahan
Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran
Honor Jasa Layanan = Biaya Jasa Pelayanan
Standar Dokumen Sumber
Standar dokumen sumber merupakan dokumen yang dibutuhkan dalam konversi. Adapun standar
dokumen sumber yang di butuhkan dalm proses konversi terdiri dari:
1. Laporan keuangan yang telah disusun berdasar SAP yang merupakan output SIPKD (Sistem
Informasi Keuangan Daerah).
2. Koreksi neraca saldo sebagai neraca percobaan.
3. Rincian/ penjelasan lain yang diperlukan.
Standarisasi Catatan atas Laporan Keuangan
Standarisasi Catatan atas Laporan Keuangan merupakan standar yang diperlukan dalam
penyusunan Catatan atas Laporan keuangan, standar ini berguna sebagai dasar dalam proses
penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan.
Setiap akun dalam laporan keuangan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan setidaknya
mengungkapkan sebagai berikut:
1. Metode Pengakuan.
Metode pengakuan setiap akun yang telah disajikan dalam laporan keuangan harus disampaikan
dalam CaLK.
2. Pengukuran.
Pengukuran yang digunakan setiap akun dalam laporan keuangan harus disampaikan dalam
CaLK.
3. Rincian Penjelasan.
Rincian penjelasan berisi penjelasan setiap akun yang telah disajikan dalam laporan keuangan
yang berguna memberikan informasi yang tidak bisa disajikan di dalam laporan keuangan.
4. Referensi Konversi.
Referensi konversi berisi dasar-dasar melakukan konversi.
3. Tahapan Konversi
Gambar 4.3
Proses Konversi
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
LRA menyajikan informasi realisasi pendapatan-LRA, belanja, dan pembiayaan sesuai dengan
SAP, sehingga rumah sakit memerlukan konversi atas pendapatan, belanja dan pembiayaan yang telah
di buat berdasarkan Peraturan menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2011. Konversi hanya dilakukan
pada komponen belanja saja karena komposisi pendapatan dan pembiayaan untuk BLUD memiliki
sistematika yang sama dengan PP 71 tahun 2010.
Identifikasi Transaksi
Tujuan adanya identifikasi transaksi untuk mengidentifikasi jenis akun yang terkait. Identifikasi
transaksi pendapatan dan biaya, Laporan Aktivitas kelompokkan menjadi pendapatan tunai dan
pendapatan non tunai serta kelompokkan biaya kedalam biaya tunai dan biaya non tunai.
Tabel 4.10
Transaksi Pendapatan dan Jurnal
Dari LRA
No Transaksi LRA Sifat Jurnal Laporan Aktivitas
1 Pendapatan Jasa Layanan RS Tunai Kas xxx
Pend. Jasa Layanan xxx
2 Pendapatan Kerjasama Pelatihan dgn
pihak lain
Tunai Kas xxx
Pend. Kerjasama xxx
LRA-Ak 18
Konversi
Jurnal Umum
Buku Besar
Neraca Saldo
Jurnal
Penyesuaian
Laporan
Keuangan
3 Jasa giro atas penempatan rekening Tunai Kas xxx
Pend. Jasa Keuangan xxx
4 Pendapatan sewa atas peralatan Tunai Kas xxx
Pend. Pemanfaatan Aset xxx
5 Hibah dari perusahaan untuk Training
Staf
Tunai Kas xxx
Pend. Hibah Terikat xxx
Non LRA
6 Tagihan kepada pasien umum Non Tunai Piutang Pasien xxx
Pend. Jasa Layanan xxx
7 Hibah ambulan dari NGO Luar Negeri Non Tunai Peralatan dan Mesin xxx
Pend. Hibah Terikat xxx
8 Total APBD yang disalurkan untuk RS
Rp …..
Tunai – Non
LRA
Kas xxx
Pend. APBD xxx
9 Pendapatan Sewa atas Kantin 1 tahun,
baru digunakan 3 bulan
Tunai (LRA) Kas xxx
Pend. Pemanfaatan Aset xxx
Pend. Pemanfaatan Aset xxx
Pend. Diterima di muka xxx
10 Total APBN yg disalurkan untuk RS Rp
…..
Tunai – Non
LRA
Kas xxx
Pend. APBN xxx
Sumber : Bimtek kebijakan akuntansi konversi
Tabel 4.11
Transaksi Biaya dan Jurnal
Dari LRA
No Transaksi LRA Sifat Jurnal LAPORAN AKTIVITAS
1 Belanja Pegawai untuk Tenaga Medik Tunai Biaya Pegawai PL xxx
Kas xxx
2 Belanja Bahan untuk Apotik Tunai Biaya Bahan xxx
Kas xxx
3 Belanja Pemeliharaan untuk RS secara
umum
Tunai Biaya Pemeliharaan UA xxx
Kas xxx
4 Belanja Pembelian Kendaraan Tunai Non
Biaya
Peralatan dan Mesin xxx
Kas xxx
5 Belanja ATK untuk Kegiatan
Administrasi Perkantoran
Tunai Biaya Barang dan Jasa UA xxx
Kas xxx
6 Honor Jasa Pelayanan Kesehatan Tunai Biaya Jasa Layanan xxx
Kas xxx
7 Belanja Barang untuk Kegiatan Promosi Tunai Biaya Promosi xxx
Kas xxx
Non LRA
1 Hasil stok opname masih ada persediaan
obat-obatan
Non Tunai Persediaan Obat xxx
Biaya Bahan xxx
2 Pembebanan biaya penyusutan pada akhir
periode
Non Tunai Biaya Penyusutan xxx
Akm. Penyusutan xxx
3 Tagihan listrik yang belum dibayar akhir
periode
Non Tunai Biaya Listrik xxx
Utang Biaya xxx
4 Tagihan obat-obatan dari vendor akhir
periode (obat belum dipakai)
Jika obat digunakan
Non Tunai Persediaan Obat xxx
Utang Biaya xxx
Biaya Bahan xxx
Persediaan Obat xxx
5 Belanja Sewa Peralatan Medik 1 tahun,
namun baru digunakan 3 bulan
Tunai (LRA)
Non Tunai
Biaya Sewa xxx
Kas xxx
Sewa dibayar di muka xxx
Biaya Sewa xxx
Sumber : Bimtek kebijakan akuntansi konversi
2. Jurnal
Mencatat transaksi ke dalam daftar transaksi atau kejadian kronogis yang diekspresikan dalam
istilah debit atau kredit pada akun-akun tertentu, hal ini dinamakan jurnal umum. Setiap jurnal umum
terdiri dari tanggal transaksi, akun, jumlah yang akan di debit dan kredit, dan suatu penjelasan singkat
atas transaksi tersebut. Ketika membuat jurnal, yang harus dicatat lebih dulu adalah debet lalu diikuti
kredit. Penggunaan nama-nama akun yang benar dan spesifik dalam penjurnalan merupakan suatu hal
yang penting.
Form jurnal sebagai berikut:
Tabel 4.12
Form Jurnal
RUMAH SAKIT …………………………….
JURNAL UMUM
untuk periode ……………….
Tanggal Ref Dok. Uraian No. Akun Debet Kredit
a B c D e f
a. diisi tanggal entry jurnal
b. diisi no/kode bukti/dokumen yg digunakan dasar acuan
c. disi uraian peruntukan transaksi
d. diisi kode akun yang didebit atau dikredit
e. diisi jumlah yang didebit
f. diisi jumlah yang dikredit
Sumber : Bimtek kebijakan akuntansi konversi
3. Posting ke Buku Besar
Buku besar menyimpan seluruh informasi mengenai perubahan yang terjadi pada saldo akun
akun tertentu. Buku besar memberikan besaran saldo berbagai akun kepada manajemen. Buku besar
umum memuat seluruh akun aset, kewajiban dan ekuitas.
Form buku besar sebagai berikut:
Tabel 4.13
Form Buku Besar
RUMAH SAKIT UMUM ……………………………..
BUKU BESAR
Kode Akun :
………….
Nama Akun :
…………………………
Tanggal Ref Uraian Debet Kredit Saldo
A b C D e f
a. diisi tanggal posting
b. diisi referensi posting (jurnal)
c. diisi uraian peruntukan posting
d. diisi jumlah debet yang diposting
e. diisi jumlah kredit yang diposting
f. diisi jumlah saldo akhir setelah posting
Sumber : Bimtek kebijakan akuntansi konversi
4. Susun Neraca Saldo
Neraca saldo adalah akun beserta saldonya pada periode tertentu. Biasanya, neraca saldo dibuat
pada akhir periode akuntansi. Urutan yang terdapat dalam buku besar, dimana saldo debet ditujukan
pada kolom sebelah kiri dan saldo kredit ditampilkan pada kolom sebelah kanan. Total dari kedua
koLaporan Aktivitasm harus sama.
Adapun form neraca saldo sebagai berikut:
Tabel 4.14
Form Neraca Saldo
RUMAH SAKIT ….
NERACA SALDO
per …………….
Kode Akun Nama Akun Debet Kredit
A B c d
a. diisi kode akun
b. diisi nama akun
c. disi saldo debet buku besar per tanggal neraca saldo
d. disi saldo kredit buku besar per tanggal neraca saldo
Sumber : Bimtek kebijakan akuntansi konversi
5. Laporan Keuangan
1. Laporan Aktivitas
Laporan Aktivitas atau Laporan Operasional menyajikan informasi tentang aktivitas mengenai
sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang di kelompokkan oleh rumah sakit sebagai
BLUD.
Form laporan aktivitas sebagai berikut:
Tabel 4.15
form Laporan Aktivitas (SAK)
RSUP DR.....
LAPORAN AKTIVITAS
untuk periode yang berakhir 31 Desember 201x
URAIAN PER 31 DES 201x
(Unaudited)
PENDAPATAN
Pendapatan Usaha dari Jasa Layanan
Pendapatan Jasa Layanan
Hibah
Terikat
Tidak Terikat
Pendapatan APBN
Operasional
Pendapatan APBD
Operasional
Pendapatan Usaha lainnya
Hasil Kerjasama dengan Pihak Lain
Pendapatan Non – Operasional
Lain - Lain Pendapatan yang Sah
Jumlah Pendapatan
BIAYA
Biaya Layanan
Biaya Pegawai
Biaya Bahan
Biaya Jasa Layanan
Biaya Pemeliharaan
Biaya Barang dan Jasa
Biaya Lain-lain
Jumlah Biaya Layanan
Biaya Umum dan Administrasi
Biaya Pegawai
Biaya Administrasi Perkantoran
Biaya Pemeliharaan
Biaya barang dan Jasa
Biaya Lain – lain
Jumlah Biaya Umum dan Administrasi
Biaya Lainnya
Biaya Bunga
Biaya Administrasi Bank
Biaya Kerugian Penjualan Aset Tetap
Biaya Kerugian Penurunan Nilai Aset
Jumlah Biaya Lainnya
Jumlah Biaya
SURPLUS / DEFISIT SEBELUM POS KEUNTUNGAN / KERUGIAN
Keuntungan / Kerugian
Keuntungan / rugi Penjualan Aset Non Lancar
Rugi Penurunan Nilai
Keuntungan (Kerugian) selisih kurs
Keuntungan Penurunan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
SURPLUS / DEFISIT SEBELUM POS - POS LUAR BIASA
Pos - Pos Luar Biasa
Pendapatan dari Kejadian Luar Biasa
Biaya dari Kejadian Luar Biasa
SURPLUS / DEFISIT TAHUN BERJALAN BERSIH
Sumber : SAK ETAP
Buat jurnal penutup sebagai berikut:
Pendapatan … xxx
Surplus/Defisit Laporan Aktivitas xxx
Surplus/Defisit Laporan Aktivitas xxx
Biaya …… xxx
Surplus/Defisit Laporan Aktivitas xxx
Ekuitas Tidak Terikat xxx
Ekuitas Terikat Permanen xxx
Ekuitas Terikat Temporer xxx
2. Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan atau neraca adalah laporan yang menyajikan informasi tentang posisi
keuangan pada suatu tanggal tertentu, meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas.
Form laporan posisi keuangan sebagai berikut:
Tabel 4.16
Form Laporan Posisi Keuangan (SAK)
RSUP DR........
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Per 31 Desember 201x
URAIAN 201x
AKTIVA
ASET LANCAR
Kas
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas lainnya
Piutang
Piutang Pajak
Piutang Retribusi
Piutang Lainnya
Penyisihan Piutang
Persediaan
Bahan Pakai Habis
Bahan dan Material
Bahan Perawatan Kendaraan
Cetak dan Penggandaan
Bahan Pakaian/Perlengkapan Pegawai
Jumlah Aset Lancar
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Nonpermanen
Investasi Dana Bergulir
Investasi Nonpermanen lainnya
Jumlah Investasi Nonpermanen
Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Jumlah Investasi Permanen
Jumlah Investasi
AKTIVA TETAP
Tanah
Tanah
Peralatan Dan Mesin
Alat-Alat Berat
Alat-Alat Angkutan
Alat Bengkel dan Alat Ukur
Alat-Alat Kantor dan Rumah Tangga
Alat Studio dan Alat Komunikasi
Alat-Alat Kedokteran
Alat Laboratorium
Gedung dan Bangunan
Bangunan Gedung
Bangunan Monumen
Jalan,Irigasi dan Jaringan
Jalan dan Jembatan
Bangunan Air (Irigasi)
Instalasi
Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Buku dan Perpustakaan
Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Jumlah Aset Tetap
DANA CADANGAN
Dana Cadangan
Jumlah Aset Tetap
ASET LAINNYA
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset tak Berwujud
Aset Lain-Lain
Jumlah Aset Lainnya
JUMLAH AKTIVA
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)
Utang Bunga
Bagian lancar utang jangka panjang
Utang Belanja
Utang Jangka Pendek Lainnya
Jumlah Kewajiban jangka Pendek
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Dalam Negeri-Pemerintah Pusat
Utang Dalam Negeri-Pemerintah Daerah Lainnya
Utang Dalam Negeri-Lembaga Keuangan Bank
Utang Dalam Negeri-Lembaga Keuangan bukan Bank
Utang Dalam Negeri-Obligasi
Utang Jangka Panjang lainnya
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
JUMLAH KEWAJIBAN
EKUITAS
Ekuitas Tidak Terikat
Ekuitas Terikat Temporer
Ekuitas Terikat Permanen
JUMLAH EKUITAS
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
Sumber : SAK ETAP
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menunjukkan perubahan aktiva bersih dari
rumah sakit sebagai akibat dari kegiatan operasional maupun non operasional yang berimplikasi pada
posisi keuangan.
Tabel 4.17
Form Laporan Perubahan Ekuitas (SAK)
RSUP DR.......
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
untuk periode yang berakhir 31 Desember 2014
Uraian Jumlah Tidak terikat Terikat
temporer
Terikat
Permanen
Tahun 2014
Saldo Awal
Perubahan Ekuitas
Koreksi Ekuitas
Surplus (Defisit)
Tahun Berjalan
Saldo Akhir
Sumber : SAK ETAP
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, dan perubahan kas dan
setara kas selama periode pelaporan yang dikeLaporan Aktivitasmpokkan berdasarkan aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan.
Form laporan arus kas sebagai berikut:
Tabel 4.18
Form Laporan Arus Kas (SAK)
RSUP DR.....
LAPORAN ARUS KAS
Per 31 Desember 201x
Uraian 201x
Arus Kas dari aktivitas operasi
Surplus/Defisit
Kenaikan piutang
Kenaikan Cadangan Piutang
Kenaikan persediaan
Penurunan Perlengkapan
Penurunan Utang
Penurunan Utang Sewa
Jumlah
Arus kas dari Aktivitas Investasi
Penjualan Aset/Investasi Jangka Panjang/Aset Lainnya
Biaya Modal Pengadaan Tanah
Biaya Modal Pengadaan Peralatan dan Mesin
Biaya Modal Pengadaan Gedung dan Bangunan
Biaya ModalPengadaan Jalan, Irigasi dan Jaringan
Biaya Modal Pengadaan Aset Tetap Lainnya
Biaya Modal Pengadaan Konstruksi dalam Pengerjaan
Biaya Modal Pengadaan Aset Tak Berwujud
Jumlah
Arus Kas dari Kegiatan pendanaan
Penerimaan APBD
Penerimaan APBN
Pembayaran Pokok Pinjaman
Setoran Sisa Kas GU
Jumlah
Kas Bersih dan Setara Kas
Kas dan Setara Kas Pada Awal Periode
Kas dan Setara Kas Akhir Periode
Sumber : SAK ETAP
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan memuat pengungkapan dan penjelasan informasi yang disajikan
dalam neraca, laporan aktivitas dan laporan arus kas, sehingga pengguna laporan keuangan dapat
memperoleh pemahaman secara lebih lengkap atas laporan keuangan. Informasi dalam catatan atas
laporan keuangan terutama mencakup informasi singkat tentang rumah sakit, kebijakan akuntansi
penting yang mendasari penyajian laporan keuangan, serta pengungkapan informasi penting dan
penjelasan atau rincian atas pos-pos laporan keuangan.
Informasi dalam CaLK yaitu:
a. Metode Pengakuan
b. Metode Pencatatan
c. Metode Perhitungan (pengukuran)
d. Perincian Perhitungan (asal usul konversi)
Kebijakan Akuntansi SAK
Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan dan prosedur
yang digunakan BLU dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Pertimbangan dan atau
pemilihan kebijakan akuntansi perlu disesuaikan dengan kondisi BLU. Sasaran pilihan kebijakan yang
paling tepat akan menggambarkan kondisi keuangan BLU secara tepat. Berikut ini adalah ikhtisar
kebijakan akuntansi yang penting yang diterapkan Rumah Sakit secara konsisten dalam penyusunan
laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Badan Layanan Umum.
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan prinsip prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh
ikatan profesi akuntansi Indonesia dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan dan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 76 Tahun 2008 tentang Pedoman Akuntansi BLU.
b. Periode Akuntansi
Periode akuntansi untuk laporan keuangan tahunan dimulai dari tanggal 1 januari sampai dengan 31
desember tahun yang bersangkutan.
c. Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual rumah sakit atas aset setelah dikurangi seluruh kewajiban yang
dimiliki. Ekuitas rumah sakit terdiri atas ekuitas tidak terikat, ekuitas terikat temporer, dan ekuitas
terikat permanen.
d. Kas dan Setara Kas
Kas adalah uang tunai atau saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan BLU. Kas dan setara kas dicatat sebesar nilai nominalnya.
e. Kas yang dibatasi penggunaanya
Kas yang dibatasi penggunaanya adalah dana yang disisihkan untuk melunasi kewajiban jangka
pendek, dana yang dibatasi untuk tujuan yang telah ditetapkan atau pembatasan tersebut hanya
berlaku selama satu tahun. Kas yang dibatasi penggunaanya dicatat sebesar nilai nominalnya.
f. Piutang dan penyisihan piutang
Piutang usaha adalah semua hak atau klaim terhadap pihak lain atas penyerahan uang, barang,
atau jasa dalam rangka kegiatan operasional rumah sakit, yang dapat dijadikan kas dan yang belum
diselesaikan pada tanggal neraca, yang diharapkan dapat diterima dalam jangka waktu tidak lebih dari
12 bulan setelah tangal neraca. Piutang usaha diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan (net
realizable value). enaksiran jumlah penyisihan tersebut dilakukan berdasarkan hasil analisa umur
piutang sebagai berikut:
sampai dengan 12 bulan : 0%
lebih dari 12 sampai dengan 24 bulan : 10%
Penetapan penyisihan berdasarkan analisis umur piutang tersebut tidak menghilangkan kemungkinan
piutang disisihkan seluruhnya (100%) secara lebih dini (sebelum 24 bulan) jika telah diperoleh fakta
bahwa kuat dugaan piutang tidak akan dapat dikonversi menjadi kas.
g. Piutang lain-lain
Piutang lain-lain adalah hak yang timbul dari penyerahan barang atau jasa serta uang di luar
kegiatan operasional rumah sakit.
h. Transaksi dengan pihak yang terkait (Hubungan istimewa)
Rumah sakit melakukan transaksi dengan pihak tertentu yang diklasifikasikan sebagai pihak yang
mempunyai hubungan istimewa seperti yang dijelaskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) Nomor 7, "Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa".
i. Uang Muka Belanja
Uang muka belanja merupakan uang muka yang diberikan ke unit-unit kerja untuk belanja,
namun belum dipertanggungjawabkan sampai dengan tanggal neraca. Uang muka belanja dicatat
sebesar nilai nominalnya.
j. Persediaan
Pengukuran persediaan akhir di rumah sakit dilakukan dengan menggunakan metode periodik,
yaitu dengan melakukan perhitungan kalkulasi fisik persediaan (dibandingkan juga dengan kartu
stock) dikalikan dengan harga perolehan terakhir.
k. Biaya dibayar dimuka
Biaya dibayar di muka berfungsi untuk membiayai operasional jangka panjang bagi kepentingan
Rumah sakit, misalnya premi asuransi dan sewa dibayar di muka.
l. Investasi
Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga,
dividen, royalti, atau manfaat sosial dan/atau manfaat lainnya sehingga dapat meningkatkan
kemampuan Rumah sakit dalam rangka pelayanan kepada stakeholders.
Investasi terdiri dari investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang.
m. Aset tetap dan penyusutanya
Susunan aset tetap mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan, yaitu terdiri dari:
a) Tanah,
b) Peralatan dan mesin,
c) Gedung dan bangunan,
d) Jalan, jaringan dan Instalasi,
e) Aset tetap lainnya,
f) Konstruksi dalam pengerjaan,
g) Akumulasi penyusut
n. Aset Lainnya
Aset lainnya adalah aset rumah sakit selain aset lancar, investasi jangka panjang, dan aset tetap.
Aset yang termasuk dalam aset tetap lainya adalah aset tak berwujud, aset Kerja Sama Operasi (KSO),
dan aset sewa guna usaha.
o. Utang (Kewajiban)
Kewajiban disajikan di neraca jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah
yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
p. Saldo dan transaksi dalam mata uang asing
Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang
berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata
uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.
q. Perpajakan
Perpajakn dipotong melalui KPPN Malang berdasarkan UU Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun
2008. Seluruh kewajiban pemotongan pajak telah diselesaikan sebelum tutup buku dan hal ini
berdampak pada tidak munculnya utang pajak pada pelaporan keuangan Tahunan rumah sakit.
r. Pendapatan
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas Rumah
sakit selama satu periode yang mengakibatkan penambahan ekuitas bersih.
s. Biaya
Biaya adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus
keluar kas atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas
bersih. Biaya Rumah sakit diklasifikasikan sebagai biaya layanan dan biaya operasioanal.
Kendala RSUP Dr. “X” dalam Menerapkan SAK ETAP
Secara umum ditemukan beberapa kendala dalam penerapan SAK ETAP, kendala-kendala
tersebut antara lain:
1. Sumber daya manusia yang dimiliki RSUP Dr. “X” relatif kurang memiliki kemampuan
dibidang akuntansi secara memadai.
2. Sistem terdahulu sudah berjalan sangat mapan sehingga sulit untuk merubah dari SAP ke
SAK.
3. Tidak adanya sosialisasi dan pelatihan dari Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) tentang standar
ETAP yang menyentuh langsung pada RSUP Dr. “X”.
4. Sulit untuk merubah pola pikir Sumber Daya Manusia untuk merubah pola keuangan dari
SAP ke SAK.
PENUTUP
Kesimpulan
Laporan keuangan yang disusun oleh RSUP Dr. “X” saat ini adalah Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, Laporan Posisi keuangan Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. RSUP Dr.
“X” belum meyajikan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP. Laporan keuangan yang
disajikan masih menggunakan dasar SAP.
Laporan yang disusun oleh RSUP Dr. “X” belum menggunankan dasar Standar Akuntasi Keuangan
(SAK) dapat di lihat dari:
a. Format yang digunakan dalam menyusun Laporan keuangan masih menggunakan format
SAP.
b. Akun yang disajikan dalam laporan keuangan masih menggunakan akun SAP.
Sebagai SKPD/UPT RSUP Dr. “X” menyusun laporan keuangan dari SAP untuk di konsolidasikan
ke Laporan keuangan PEMDA atau SKPD. Sebagai BLUD RSUP Dr. “X” melakukan konversi
laporan keuangan dari SAP ke SAK untuk Laporan BLUD.
Saran
Rumah sakit sebaiknya memperkerjakan karyawan di bidang akuntansi yang memeliki
pengetahuan tentang akuntansi yang memadai agar penyusunan laporan keuangan sesuai dengan
standar akuntansi yang di tentukan. Berdasar banyaknya transaksi sebaiknya rumah sakit membuat
sistem baru sesuai dengan standar yang di tetapkan pemerintah saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Anonim. 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara.
Anonim. 2005. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum.
Anonim. 2005. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum
Anonim. 2011. Peraturan Gubernur (Pergub) Jawa Timur No. 91 Tahun 2011 tentang Kebijakan
Akuntansi Badan Layanan Umum Daerah Provinsi Jawa Timur.
Anonim. 2002. Peraturan Daerah (Perda) Nomor 23 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Provinsi Jawa Timur
Anonim. 2012. Kebijakan Akuntansi Rumah Sakit “X” Malang. Malang
Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Buletin Teknis. Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
Jakarta: Salemba Empat.
Indarto, Nur & Bambang Supomo, 1998. Metodologi penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Yogjakarta: BPFE.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygand, & Terry D. Warfield. 2010. Intermediate Accounting IFRS
Edition. Jakarta: Salemba Empat.
Martini, Dwi. 2011. Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik. (http://www. http://st
caff.blog.ui.ac.id), diakses tanggal 20 januari 2015.
Moelong, Lexy J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Purba, Marisi P. 2010. International Financial Standart Konvergensi & Kendala Aplikasinya di
Indonesia. Yogjakarta: Graha Ilmu.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Buku 1, Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Buku 2, Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiono. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Weygandt, Jerry. J. 2007. Principle Accounting 7th Edition, USA: Willey.