+ All Categories
Home > Documents > PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1...

PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1...

Date post: 14-Jan-2020
Category:
Upload: others
View: 25 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
77
1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON LEVELS OF LOCAL AND SYSTEMIC INTERLEUKIN-8 IN SEVERE ACNE VULGARIS SORAYA BAKRI P1507209045 KONSENTRASI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS TERPADU ( COMBINED DEGREE) PROGRAM STUDI BIOMEDIK PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013
Transcript
Page 1: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

1

PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA

AKNE VULGARIS BERAT

COMPARISON LEVELS OF LOCAL AND SYSTEMIC INTERLEUKIN-8 IN

SEVERE ACNE VULGARIS

SORAYA BAKRI

P1507209045

KONSENTRASI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS TERPADU

( COMBINED DEGREE)

PROGRAM STUDI BIOMEDIK

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

2

TESIS

PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA

AKNE VULGARIS BERAT

Disusun dan Diajukan Oleh

SORAYA BAKRI

Nomor Pokok P1507209045

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis

Pada tanggal 24 April 2013

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Page 3: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

3

Menyetujui

Komisi Penasihat

Dr.dr. Anis Irawan Anwar, Sp.KK(K) Dr.dr. Khaeruddin

Djawad, Sp.KK(K)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur Program

Pascasarjana

Biomedik, Universitas Hasanuddin,

Prof. Dr. Rosdiana Natzir, Ph.D Prof. Dr. Ir. Mursalim

Page 4: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

4

Pembimbing karya akhir Program Pendidikan Dokter Spesialis I,

program studi Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin, sesuai dengan SK Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin nomor:

3611/H4.7/PP.30/2012

Ketua : Dr. dr. Anis Irawan Anwar , Sp.KK(K)

Sekretaris : Dr. dr. Khaeruddin Djawad Sp.KK(K)

Anggota : 1. Prof. Dr. Nasrum Massi, PhD

2. dr. Alwi Mappiasse, Sp.KK Ph.D FINSDV

3. Prof. Dr. dr. R. Satriono, Sp.A(K), Sp.GK

Ketua Bagian : dr. Alwi A. Mappiasse, Sp.KK, Ph.D,

FINSDV

Ketua Program Studi : Dr. dr. Khairuddin Djawad, Sp.KK(K)

Page 5: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

5

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Soraya Bakri

No. Stambuk : P1507209045

Program Studi : Biomedik / PPDS Terpadu ( Combined

Degree )

FK.UNHAS

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya

tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan

merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa

sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya

bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, April

2013

Yang menyatakan

Soraya Bakri

Page 6: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

6

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur yang teramat sangat

penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga

tesis ini terfikirkan, tercipta dan terselesaikan. Pada kesempatan ini,

banyak sekali terima kasih yang ingin saya ucapkan kepada berbagai

pihak yang telah berperan sehingga tesis ini dapat selesai dan saya

dapat menyelesaikan pendidikan ini pada akhirnya.

Kepada Direktur Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin, Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dan Ketua Program

Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin Makassar, saya mengucapkan banyak terima kasih atas

kesempatan yang diberikan kepada saya untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan dokter spesialis di Bagian Ilmu Kesehatan

Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Terima kasih saya ucapkan kepada kepala bagian dr. Alwi A.

Mappiasse, Sp.KK, Ph.D, FINSDV selaku Kepala Bagian Ilmu

Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin. Kepada Dr. dr. Anis Irawan Anwar, Sp.KK (K) selaku

pembimbing I tesis saya yang telah membimbing dengan penuh

kesabaran sehingga tersusunnya tesis ini, dan seluruh staf pengajar

Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Universitas Hasanuddin,

terima kasih atas segala bimbingannya sehingga saya dapat

menyelesaikan pendidikan ini dengan lancar, semoga ilmu yang telah

diberikan dapat menjadi manfaat untuk saya dan orang lain disekitar

saya nantinya. Dr. dr. Khaeruddin Djawad, Sp.KK(K) sebagai

pembimbing II tesis saya. Terimakasih yang tak terhingga untuk

kesabarannya dalam membimbing dan mengajarkan saya tahap demi

tahap, sedikit demi sedikit selama proses penelitian dan pengerjaan

tesis ini selesai.

Page 7: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

7

Terimakasih yang teramat sangat pula saya ucapkan kepada

para penguji; dr. Alwi Mappiasse, Sp.KK, PhD, FINSDV, Prof. dr.

Nasrum Massi, PhD dan Prof. Dr. dr. R. Satriono, Sp.A(K), Sp.GK atas

segala masukan dan umpan balik yang disampaikan selama

penyusunan tesis ini.

Terimakasih tak terhingga kepada kedua orang tua saya Prof.

Dr. dr.Syakib Bakri , SpPD, KGH dan Cilly Bakri yang telah banyak

memberi dukungan, semangat serta kasih sayang hingga saya tetap

bisa berdiri disini dalam menyelesaikan pendidikan. Juga ucapan

terimakasih sebesar-besarnya kepada suami saya dr. Nasrum

Machmud Sp.PD dan kedua anak saya tercinta Muhammad Syabil

Khairy dan Syafiq Akhtar Kiraam. Saya menyadari sepenuhnya berkat

doa dan kasih sayang mereka yang sangat melimpah kepada saya

sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan.

Terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh pasien

yang menjadi sampel penelitian ini, karena tanpa mereka penelitian ini

tidak mungkin berjalan dan dari mereka penulis dapat belajar banyak

hal.

Kepada sahabat-sahabat saya Peserta Program Pendidikan

Spesialisasi Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Universitas

Hasanuddin, dr.Shinta, dr.Anda, dr. Olfi, dr.Inci, dr.Mona, dr.Nasri,

dr.Erlin, dr.Ruby, dr.Maryam, dr.Diany, dr. Amel, dr.Sukma, dr.Diano

dan sahabat-sahabat saya lainnya yang sama-sama mengikuti ujian

nasional. Terimakasih telah menjadi sahabat-sahabat yang begitu baik,

tulus, di kala senang maupun susah, semoga Allah SWT

mempermudah jalan kita semua untuk menyelesaikan

pendidikanini.Terimakasih juga untuk segala bantuan kalian, baik yang

disadari maupun tidak disadari selama menempuh pendidikan di

Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin ini.

Page 8: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

8

Terima kasih yang tidak terhingga pula disampaikan kepada

semua pihak yang namanya tidak tercantum tetapi telah banyak

membantu selama penelitian ini berlangsung dan dalam proses

penyelesaian tesis ini.

Semua kalimat memiliki titik, pada akhirnya proses pendidikan

ini sampai di titik yang sungguh sangat melegakan. Semoga Allah SWT

Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang selalu melimpahkan berkat

dan karunia-Nya bagi kita semua.

Makassar, April 2013

Soraya Bakri

Page 9: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

9

ABSTRAK

SORAYA BAKRI. Perbandingan Kadar Interleukin (IL) 8 Lokal dan SIstemik

pada Penderita Akne Vulgaris Berat (dibimbing oleh Anis Irawan Anwar dan

Khaeruddin Djawad)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar

interleukin 8 (IL-8) local dan sistemik pada penderita akne vulgaris berat

Metode yang digunakan adalah observasional cross-sectional yang

membandingkan antara IL-8 lokal dan sistemik pada penderita akne vulgaris

berat Penderita akne vulgaris berat yang memenuhi kriteria inklusi,

selanjutnya dilakukan pemeriksaan IL-8 dengan ELISA pada spesimen pus

akne dan serum darah yang telah diambil dari pasien.

Hasil penelitian didapatkan 30 pasien akne vulgaris berat yang ikut

pada peneltian ini. Karakteristik subyek penelitian didapatkan proporsi

seimbang antara perempuan dan laki-laki (50,0%). Hasil uji statistik

didapatkan kadar IL-8 lebih tinggi seara signifikan dibanding sistemik

(p=0,001).

Kata kunci: Akne vulgaris, Interleukin (IL)-8, ELISA

Page 10: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

10

ABSTRACT

SORAYA BAKRI Comparison of Local and Systemic Interleulkin (IL)-8 on

Severe Acne Vulgais Patient. (Supervised by Anis Irawan Anwar and

Khaeruddin Djawad)

The purpose of this study was to determine the differences in levels of

interleukin 8 (IL-8) local and systemic in patients with severe acne vulgaris

The method used was an observational cross-sectional comparison

between local and systelic IL-8 in patients with severe acne vulgaris on

patient that fullfill the inclusion criteria. The examination of IL-8 by ELISA on

specimens acne pus and blood serum taken from patients.

The result showed 30 patients severe acne vulgaris who participated

in this research. Characteristics of the study subjects obtained proportions

between women and men (50.0%). The results of statistical tests found levels

of IL-8 local is significantly higher than the levels of IL-8 systemic (p = 0.001).

Keyword: Acne Vulgaris, Interleukin, ELISA

Page 11: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

11

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................. ...... i

DAFTAR TABEL .......................................................................... ...... iv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................... ...... vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... ...... vii

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................. ...... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

I.2 Rumusan Masalah ........................................................ ....... 4

I.3 Tujuan Penelitian ........................................................... ....... 4

I.4 Manfaat Penelitian ......................................................... ....... 4

I.5 Hipotesis Penelitian ……………………………………………….. 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 6

II.1 Akne vulgaris ........................................................................... 7

Page 12: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

12

II.1.1 Definisi ......................................................................... 6

II.1.2 Epidemiologi ................................................................... 7

II.1.3 Etiopatogenesis ............................................................. 8

II.1.4 Gambaran klinis dan klasifikasi…………………………..........15

II.2 Interleukin-8…......................................................................... 17

II.3 Interleukin-8 pada akne vulgaris ............................................. 18

II.4 ELISA………………………………………………………………. 19

II.4 Landasan teori ………………………………………...…………. 20

II.5 Kerangka Teori......................................................................... 22

II.6 Kerangka Konsep..................................................................... 23

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................ 24

III.1 Rancangan Penelitian.............................................................. 24

III.2 Tempat dan Waktu.................................................................... 24

III.3 Populasi dan sampel................................................................. 24

III.3.1 Sampel ........................................................................ 25

III.3.2 Kriteria inklusi dan ekslusi ........................................... 25

III.3.3 Perkiraan besar sampel ............................................... 25

III.4 Alat dan Bahan Penelitian …………………………………..….... 26

III.5 Langkah kerja ………………………........................................... 27

III.5.1 Pencatatan ………………………………………….....…… 27

III.5.2 Pengambilan biospesimen………………………..…....…. 28

Page 13: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

13

III.5.3 Kuantifikasi sitokin ………………………………...………. 29

III.7 Identifikasi Variabel …….......................................................... 29

III.8 Alur Penelitian

......................................................................... 31

III.9 Definisi operasional

................................................................. 32

III.10 Analisis Data

........................................................................ 34

III.11 Ijin Penelitian dan Ethical Clearance

................................... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 35

IV.1 Hasil Penelitian................................................................................35

IV.1.1 Karakteristik subyek penelitian………………………..........….35

IV.1.2 Hasil Analisa kadar IL-8 lokal dan sistemik…………………..37

IV.2 Pembahasan.................................................................................. 49

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 56

V.1 Kesimpulan .................................................................................. 56

V.2 Saran .......................................................................................... 56

Page 14: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

14

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... ........ 55

LAMPIRAN ................................................................................... ........ 65

Page 15: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

15

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Deskriptif umur dan kadar IL-8 35

Tabel 2. Distribusi faktor risiko pada penderita AV berat 36

Tabel 3. Perbandingan kadar IL-8 lokal dan sistemik

penderita AV berat

37

Tabel 4. Hubungan Jenis Kelamin dengan kadar IL-8 lokal

dan sistemik pada penderita AV berat

38

Tabel 5. Hubungan umur dengan kadar IL-8 lokal dan

sistemik pada penderita AV berat

38

Tabel 6. Hubungan aktivitas dengan kadar IL-8 lokal dan

sistemik pada penderita AV berat

39

Tabel 7. Hubungan riwayat keluarga dengan kadar IL-8

lokal dan sistemik pada penderita AV berat

39

Tabel 8. Hubungan merokok dengan kadar IL-8 lokal dan

sistemik pada penderita AV berat

40

Page 16: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

16

Tabel 9. Hubungan alkohol dengan kadar IL-8 lokal dan

sistemik pada penderita AV berat

40

Tabel

10.

Hubungan makanan berminyak dengan kadar IL-8

lokal dan sistemik pada penderita AV berat

41

Tabel

11.

Hubungan makan kacang dengan kadar IL-8 lokal

dan sistemik pada penderita AV berat

41

Tabel

12.

Hubungan makan coklat dengan kadar IL-8 lokal

dan sistemik pada penderita AV berat

42

Tabel

13.

Hubungan stress dengan kadar IL-8 lokal dan

sistemik pada penderita AV berat

42

Tabel

14.

Hubungan hasil kultur dengan kadar IL-8 lokal dan

sistemik pada penderita AV berat

43

Page 17: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

17

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka teori 22

Gambar 2. Kerangka konsep 23

Gambar 3. Alur penelitian 30

Page 18: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

18

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel induk

Lampiran 2. Rekomendasi Persetujuan Etik

Lampiran 3. Formulir Penelitian

Lampiran 4. Informed Consent

Lampiran 5. Hasil Pengolahan Data Statistik Menggunakan SPSS

Page 19: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

19

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

Lambang/Singkatan Keterangan

AV : Akne vulgaris

BHIB : Brain Heart Infusion Broth

HSC-10 : Hopkins stress scale

IL-1 : Interleukin-1

IL-8 : Interleukin-8

IL-12 : Interleukin-12

NET : Neutralendopeptidase

P.acnes : Propionibacterium acne

PSS : Percieve stress scale

TLR : Toll-like receptor

TNF : Tumor necrosis factor

Page 20: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

20

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Akne vulgaris (AV) merupakan penyakit kulit yang terjadi akibat

peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan

komedo, papul,pustul,nodul dan kista pada wajah, leher, dada, bahu,

punggung dan lengan atas.(Zaenglein et al., 2008)

Berdasarkan laporan kunjungan pasien pada poliklinik Divisi

Dermatologi Kosmetik Rumah Sakit Ciptomangunkusumo Jakarta,

jumlah kunjungan pasien AV pada tahun 2010 mencapai 2489

kunjungan, dengan jumlah kasus baru mencapai 756 pasien (30,37%)

.(Sitohang, 2011) Data dari rekam medik di poliklinik Kulit dan Kelamin

RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar angka kunjungan penderita

AV berat pada tahun 2012 sebanyak 31 penderita (19,53% dari

seluruh kunjungan penderita AV)

Akne vulgaris bisa terjadi dalam beberapa bentuk/gradasi yang

tidak selalu sama pada setiap penderita. Kasus AV sering dijumpai

oleh dermatologis terutama pada usia remaja. Akne vulgaris dapat

menetap hingga usia pertengahan.(Zouboulis et al., 2005)

Berdasarkan Combined Acne Severity Classification oleh

Lehmann (2002) tingkat AV dibagi menjadi akne ringan, sedang, dan

Page 21: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

21

berat. Akne vulgaris ringan bila jumlah komedo < 20 atau lesi inflamasi

< 15 atau lesi total berjumlah < 30 buah, AV sedang bila jumlah

komedo 20 - 100 atau lesi inflamasi 15 - 50 atau lesi total berjumlah 30

- 125 buah sedangkan AV berat bila jumlah nodul > 5 atau lesi

inflamasi > 50 atau lesi total berjumlah > 125 buah. (Lehmann et al.,

2002)

Meskipun penyebab utama dari AV tidak diketahui, berbagai

faktor diduga terlibat dalam patogenesis penyakit ini. Patogenesis

penyakit ini meliputi beberapa hal diantaranya overproduksi kelenjar

sebasea, keratinisasi folikel yang abnormal, inflamasi, respon imun

tipe lambat, faktor-faktor eksternal meliputi stress, merokok, minum

alkohol, makanan, genetik serta proliferasi Propionebactrium acnes (P.

acnes) dimana semua faktor ini saling mempengaruhi.(Zoubolis et al.,

2008)

Dinding sel P. acnes mengandung antigen karbohidrat yang

menstimulasi pembentukan antibodi, antibodi antipropionibakterium ini

memicu proses inflamasi dengan mengaktifasi komplemen yang

kemudian mengawali terjadi suatu jalur proinflamasi.

Propionibacterium acnes juga memicu inflamasi melalui elisitasi

respon hipersensitifitas tipe lambat dan dengan memproduksi lipase,

protease, hialuronidase dan faktor kemotaktik sehingga merupakan

sumber utama dari enzim lipase folikuler, protease, dan hialuronidase.

Page 22: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

22

Propionibacterium acnes juga menstimulasi Toll like receptor 2 (TLR 2)

pada monosit dan sel polimorfonuklear (PMN) disekitar folikel

sebasea. Setelah terjadi ikatan TLR 2 kemudian melepaskan sitokin-

sitokin proinflamasi seperti IL-I, IL-8, IL-12 dan tumor necrosis factor-

alpha (TNF-α).(Zaenglein et al., 2008, Baz et al., 2008)

Diantara mediator-mediator proinflamasi tersebut, IL-8

teridentifikasi sebagai neutrofil yang mengaktivasi peptida bersamaan

dengan P.acnes yang menginduksi faktor kemotakik yang berperan

dalam menarik neutrofil ke dalam unit pilosebasea. Produksi IL-8 oleh

P.acnes adalah melalui NF-kappa B.(All et al., 2007, Kim, 2005)

Penelitian mengenai IL-8 pada AV pernah dilaporkan oleh All

dkk yang meneliti mengenai ekspresi IL-8 pada biopsi kulit dari lesi

inflamasi AV dibandingkan dengan normal dan ditemukan ekspresi IL-

8 pada lesi AV lebih tinggi dibandingkan dengan sampel kulit normal

(p<0.001). (All et al., 2007)

Pada penelitian Sugisaki dkk menyatakan bahwa produksi

interleukin 8 pada darah penderita AV yang kemudian distimulasi

dengan P.acnes, lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol non

akne.(Sugisaki et al., 2009)

Pada penelitian yang dilakukan Wang dkk didapatkan kadar serum IL-

8 dan TNF-α yang meningkat secara signifikan pada pasien AV dibandingkan

Page 23: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

23

dengan kontrol tanpa AV serta menunjukkan bahwa ekspresi TLR2

berkorelasi dengan positif dengan konsentrasi IL-8 dan TNF-α.(Wang et al.,

2011)

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian yang

membandingkan kadar IL-8 lokal dan sistemik pada penderita akne berat

yang sepanjang pengetahuan kami belum pernah dilakukan di Makassar

I.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apakah ada perbedaan kadar IL-8 lokal dengan kadar IL-8

sistemik pada penderita akne berat?

1.2.2. Apakah ada perbedaan kadar IL-8 lokal berdasarkan faktor

risiko akne berat?

1.2.2. Apakah ada perbedaan kadar IL-8 sistemik berdasarkan faktor

risiko akne berat?

I.3. Tujuan Penelitian

I.3.1 Tujuan umum

Page 24: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

24

Mengetahui perbandingan kadar IL-8 lokal dan sistemik pada penderita

akne berat dan menilai kadar IL-8 lokal dan sistemik berdasarkan faktor risiko

akne berat

I.3.2Tujuan khusus

1. Menilai kadar IL-8 lokal pada lesi penderita akne berat

2. Menilai kadar IL-8 sistemik pada serum penderita akne berat

3. Membandingkan kadar IL-8 lokal dan sistemik pada penderita akne

berat

4. Membandingkan kadar IL-8 lokal dan sistemik berdasarkan faktor

risiko akne berat

I.4 Manfaat Penelitian

a. Memberikan informasi ilmiah mengenai perbedaan peningkatan kadar

IL-8 lokal dan sistemik pada penderita akne berat.

b. Memberikan pengetahuan yang lebih lanjut mengenai patogenesis

akne vulgaris

c. Memberikan manfaat untuk terapi pada akne vulgaris

I.5 Hipotesis Penelitian

Kadar IL-8 lokal lebih tinggi dibandingkan kadar IL-8 sistemik

pada penderita akne berat.

Page 25: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Page 26: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

26

II.1 Akne Vulgaris

II.1.1 Definisi

Akne vulgaris (AV) adalah penyakit kulit yang terjadi akibat

peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan

adanya komedo, papul,pustul,nodul dan kista. Akne vulgaris

menyerang dan mengenai apendik kulit yaitu kelenjar lemak kulit

sehingga daerah kulit yang sering terkena adalah bagian kulit yang

banyak mengandung kelenjar lemak yaitu wajah,leher, dada, bahu,

punggung dan lengan.(Zaenglein et al., 2008)

II.1.2 Epidemiologi

Umumnya insiden terjadi sekitar umur 15-19 tahun pada pria

dan pada masa itu lesi yang predominan adalah komedo dan papul

dan jarang terlihat lesi meradang. Pada populasi barat, diperkirakan

79-95% dari populasi dewasa mengalami akne, 40 – 54% terjadi pada

individu diatas umur 25 tahun, 12% dan 3% pada wanita dan pria umur

pertengahan.(Guy, 2002)

Goulden dkk menyatakan lebih lanjut bahwa prevalensi klinis

akne pada umur 25-34 tahun berkisar 16% pada wanita dan 6% pada

laki-laki. Prevalensi ini tidak signifikan menurun antara umur 35-44

tahun tetapi menurun secara bertahap setelah umur 45 tahun dan

berpengaruh hanya 2% pada wanita dan 1% pada laki-laki.(Goulden et

al., 1999)

Page 27: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

27

II.1.3 Etiopatogenesis

Gollnick and Cunfliff (2003) menyebutkan empat patogenesis

yang paling berpengaruh pada timbulnya AV yaitu:

1. Peningkatan produksi sebum

Pada pasien AV, ukuran folikel sebasea dan jumlah lobus tiap

kelenjar umumnya bertambah. Ekskresi sebum berada di bawah

kontrol hormon androgen. Kelenjar sebasea mulai berkembang akibat

stimulus hormon tersebut kira-kira pada individu usia 7-8

tahun.(Gollnick et al., 2003)

Sebum merupakan komponen terbesar lemak permukaan kulit,

diduga tidak bertindak sebagai pelindung dan secara in vivo sebum

tidak berperan sebagai anti bakteri atau anti jamur. Peningkatan

sekresi sebum merupakan faktor yang sangat mempengaruhi

perkembangan lesi akne.(Zoubolis et al., 2008)

Androgen berperan pada perubahan sel sebosit dan sel

keratinosit folikular yang menyebabkan terbentuknya mikrokomedo

yang akan berkembang menjadi lesi inflamsi dan komedo. Sel sebosit

dan keratinosit folikular memiliki mekanisme selular yang dibutuhkan

guna mencerna hormon androgen, yaitu 5-a-reduktase serta 3b dan 3c

hidrolsisteroid dehidroginase. Dengan berjalannya waktu, sel sebosit

mengalami differensiai kemudian terjadi ruptur dengan melepaskan

Page 28: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

28

lipid ke dalam duktus pilosebasea. Diferensiasi sel sebosit tersebut

dimulai dengan hormon androgen yang mengikat reseptor androgen

pada inti sel sobosit, selanjutnya akan menstimulasi transkripsi gen

dan diferensiasi sebosit.(Gollnick et al., 2003, Sitohang, 2011)

Pasien AV akan memproduksi sebum lebih banyak dari orang

normal. Jumlah sebum yang diproduksi sangant berhubungan dengan

tingkat keparahan AV. (Gollnick et al., 2003)

2. Keratinisasi folikel

Pada keadaan normal, sel keratinosit folikular akan dilepaskan satu

persatu ke dalam lumen dan kemudian diekskresi. Pada AV terjadi

hiperproliferasi sel keratinosit, dan sel tidak dilepaskan secara tunggal

dalam keadaan normal.(Gollnick et al., 2003)

Hiperproliferasi sel keratinosit folikular menyebabkan terbentuknya

lesi primer akne, mikro komedo. Folikel kemudian akan terisi dengan

lipid , bakteri dan fragmen-fragmen sel. Pada akhirnya secara klinis

terdapat lesi non inflamasi atau lesi inflamasi yaitu bila p.acnes

berproliferasi dan menghasilkan mediator-mediator inflamasi.(Gollnick

et al., 2003, Sitohang, 2011)

3. Kolonisasi mikroflora kulit

Dari hasil penelitian ditemukan tiga organisme yang diisolasi pada

permukaan kulit dan saluran pilosebaseus penderita AV adalah

Page 29: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

29

Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis dan Malassezia

furfur.(Zouboulis et al., 2005)

Propionibacterium acnes merupakan mikroorganime utama

yang ditemukan di daerah infundibulum dan dapat mencapai

permukaan kulit dengan mengikuti aliran sebum. Propionibacterium

acnes akan bertambah banyak seiring dengan meningkatnya jumlah

trigliserida dalam sebum yang merupakan nutrisi bagi P.acnes.

Propionibacterium acnes diduga berperan penting menimbulkan

inflamasi pada AV dengan menghasilkan faktor kemotaktik dan enzim

lipase yang akan mengubah trigliserida menjadi asam lemak

bebas.(Gollnick et al., 2003)

Pada penelitian yang dilakukan Till dkk melaporkan secara

keseluruhan mikroflora yang utama ditemukan pada lesi AV terdiri dari

Propionibacterium, staphylococcus dan Malassezia, sedangkan

mikroflora lainnya ditemukan kurang dari 0,01% dari total mikroflora

yang ditemukan.(Till et al., 2000)

4. Proses inflamasi

Awalnya diduga inflamasi terjadi setelah terbentuk komedo,

tetapi penemuan terbaru ternyata bahwa inflamasi pada dermis

Page 30: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

30

mendahului terbentuknya komedo. Biopsi yang diambil dari kulit tanpa

komedo di area wajah, ditemukan peningkatan inflamasi pada dermis

kulitnya dibandingkan dengan dermis pada kulit yang tidak rentan

komedo. Burkhart dkk pada tahun 2003 menyebutkan inflamasi

dermis tidak disebabkan oleh bakteri, tetapi dari mediator biologik yang

diproduksi oleh flora seperti P. acnes.(Burkhart and Gottwald, 2003)

Sebuah studi meneliti apakah proses inflamasi sudah terjadi

sebelum atau setelah peristiwa hiperproliferasi. Dengan tekhnik

imunohistokimia yang menggunakan petanda seluler, vaskular dan

proliferasi sel, dilakukan uji pada biopsi kulit normal dan kulit dengan

lesi inflamasi awal pada akne. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

inflamasi subklinis sudah terjadi pada folikel pilosebasea sebelum

terjadi diferensiasi abnormal atau hiperproliferasi, demikian pula

halnya dengan makrofag sudah tampak dominan sejak awal

perkembangan lesi akne.(Jeremy et al., 2003)

Faktor-faktor lain yang dianggap bisa memperburuk akne,

antara lain :

Genetik

Page 31: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

31

Akne vulgaris mungkin merupakan penyakit genetik akibat adanya

peningkatan kepekaan unit pilosebasea terhadap kadar androgen yang

normal. Pada lebih 80% penderita mempunyai minimal seorang saudara

kandung yang menderita AV dan pada lebih dari 60% penderita

mempunyai minimal salah satu orang tua yang juga menderita AV.

Herane dan Ando (2005) menyatakan bahwa peningkatan sekresi sebum

dijumpai pada mereka yang mengalami kromosom yang abnormal.

Polimorfisme gen sitokrom P-450 1A1 dan MUCI berperan pada

patogenesis AV.(Ballanger et al., 2006, Herane and Ando, 2003)

Suatu penelitian yang dilakukan di Perancis tahun 1996 pada 913

anak Sekolah Dasar dengan batas usia 11-18 tahun dan menggunakan

metode cross sectional memperlihatkan bahwa 16% dari anak memiliki

riwayat ayah menderita AV dan 25% dari anak mempunyai riwayat ibu

yang menderita AV. Proporsi untuk anak tanpa AV rendah yaitu 8% dan

14%. Hasil ini bertendensi mendukung teori bahwa faktor genetik

berperan signifikan pada AV.(Ballanger et al., 2006)

Stres

Dugaan bahwa AV dapat dipicu oleh faktor stres masih terus

diteliti. Toyoda pada tahun 2003 melakukan penelitian untuk mencari

keterlibatan faktor neurogenik pada kulit yaitu berbagai neuropeptida

dan faktor-faktor neurotropik pada kulit yaitu berbagai neuropeptida

Page 32: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

32

dan faktor-faktor neurotropik yang diduga berhubungan dengan

patogenesis inflamasi pada AV. Studi imunohistokimia menunjukkan

bahwa serabut saraf substansi P immnunoreactive terletak berdekatan

dengan kelenjar sebasea dan neutral endopeptidase (NET)

diekspresikan pada sel-sel germinativum glandula sebasea pada kulit

pasien akne. Ada dugaan bahwa substansi P menginduksi ekspresi

faktor pertumbuhan saraf pada kelenjar sebasea melalui sitokin-sitokin

proinflamasi. (Toyoda and Morohashi, 2003)

Sinar ultra violet

Radiasi ultraviolet memiliki potensi menyebabkan terbentuknya

komedo, selain itu radiasi ultraviolet menyebabkan rangsangan kimia

maupun fisik sehingga folikel kelenjar sebasea mudah pecah.(Mills at

al, 1978)

Diet

Faktor makanan sebagai pemicu AV masih diperdebatkan, ada

penelitian yang setuju makanan berpengaruh pada timbulnya AV, ada

pula yang kontra. Jenis makanan yang sering dihubungkan dengan

timbulnya akne adalah makanan tinggi lemak (kacang, daging

berlemak, susu, es krim), makanan tinggi karbohidrat, makanan

beriodida tinggi (makanan asal laut) dan pedas. Diduga makanan

Page 33: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

33

dapat merubah komposisi sebum dan menaikan produksi kelenjar

sebasea. (Smith et al., 2007b, Pappas, 2009, Cordain, 2005)

Sebuah studi pada tahun 1969, melakukan uji percobaan pertama

mengenai efek coklat terhadap eksaserbasi AV, dan tidak dijumpai

adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol, tetapi belakangan penelitian ini ditolak karena

kandungan coklat batangan dan plasebo yang digunakan sama.

Penelitian Schaefer melihat adanya peningkatan prevalnsi akne pada

Suku Inuit di Eskimo setelah mereka mengadopsi gaya hidup barat.

(Cordain et al., 2002, Schaefer, 1971, Fulton et al., 1969)

Trauma

Tekanan dan gesekan dapat menginduksi komedo dan papul.

Trauma fisik yang berulang pada kulit dapat menyebabkan kerusakan

unit pilosebaseus bagian atas sehingga mengakibatkan erupsi akne.

Beberapa pasien yang mempunyai kebiasaan menggosok kulit

wajahnya dapat menambah pembentukan lesi AV.(Kaminer and

Gilchrest, 1995)

Merokok dan alkohol

Merokok berperan pada keparahan dan prevalensi terjadinya

AV. Penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok dengan

menggunakan cerutu akan memperberat gejala klinis akne, karena

Page 34: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

34

cerutu memiliki sejumlah besar asam arakhidonat dan hidrokarbon

aromatik polisiklik yang akan menginduksi phospholipase A2-

dependent inflamatory pathway. (Zouboulis et al,2005)

Dari studi Shen dkk didapatkan prevalensi yg cukup tinggi pada

penderita AV yang mengkonsumsi alkohol yaitu sebanyak 80% pada

penderita AV berusia <25 tahun. Meskipun studi tersebut

mengindikasikan prevalensi yang tinggi namun, belum dapat

dinyatakan secara pasti hubungan kuat antara kejadian AV dan

kebiasaan minum alkohol. Hal ini disebabkan karena beberapa

individu memulai konsumsi alkohol setelah timbulnya akne.(Shen et

al., 2012)

II.1.4 Gambaran klinis dan klasifikasi

Akne vulgaris merupakan penyakit dari unit pilosebasea yang

dapat sembuh sendiri dan terutama mengenai remaja. Predileksi AV

terutama pada wajah, punggung, dada, dan bahu. Pada badan lesi

cenderung terdapat disekitar garis tengah tubuh. Lesi AV dapat

bersifat inflamasi maupun noniflamasi. Lesi non-inflamasi termasuk

komedo, yang dapat berbentuk komedo terbuka (blackhead) dan

komedo tertutup (whitehead). Lesi yang bersifat inflamasi bervariasi

mulai dari papul kecil dengan batas merah hingga pustul yang dapat

menjadi lebih besar.(Zaenglein et al., 2008)

Page 35: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

35

Akne vulgaris dapat juga diklasifikasi berdasarkan tipe lesi yaitu

komedonal, papulopustular dan nodulokistik. Lesi inflamasi yang lebih

dalam biasanya berhubungan dengan jaringan parut, tetapi jaringan

parut juga dapat terjadi pada lesi yang superfisial. Beberapa varian

dalam AV antara lain, akne konglobata, akne fulminant, akne excoriee,

akne mekanik dan akne infantil.(Guy, 2002)

Beberapa klasifikasi tingkat keparahan akne dikemukakan untuk

mengevaluasi pengobatan akne. Klasifikasi AV berdasarkan

Combined Acne Severity Classification adalah:(Lehmann et al., 2002)

a. Akne vulgaris ringan : bila jumlah komedo 20, atau lesi inflamasi 15

atau lesi total berjumlah 30 buah.

b. Akne vulgaris sedang : bila jumlah komedo 20 – 100, atau lesi

inflamasi 15 – 50 atau lesi total berjumlah 30 – 125 buah.

c. Akne vulgaris berat bila : jumlah nodul 5, atau lesi inflamasi 50,

atau jumlah lesi total 125 buah.

II.2. INTERLEUKIN-8

Interleukin-8 (IL-8) adalah kemokin prototipik manusia berupa

polipeptida dengan massa sekitar 8-10 kDa yang digunakan untuk

proses dasar, pengikatan heparin, peradangan dan perbaikan

jaringan. Ciri khas IL-8 terdapat pada dua residu sisteina dekat N-

Page 36: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

36

terminus yang disekat oleh sebuah asam amino. Tidak seperti sitokin

umumnya, IL-8 bukan merupakan glikoprotein. Interleukin-8 diproduksi

oleh berbagai macam sel, termasuk monosit, neutrofil, sel T, fibroblas,

sel endotelial dan sel epitelial, setelah terpapar antigen atau stimulan

radang (iskemia dan trauma). Dua bentuk IL-8 (77 CXC dan 72 CXC)

merupakan sekresi neutrofil pada saat teraktivasi.Produksi IL-8 yang

berlebihan selalu dikaitkan dengan penyakit peradangan, seperti

asma, lepra, psoriasis, ibu hamil dan menyusui. Interleukin-8 juga

dapat menginduksi perkembangan tumor sebagai salah satu efek

angiogenik yang ditimbulkan, selain vaskularisasi. Dari beberapa

kemokin yang memicu kemotaksis neutrofil, IL-8 merupakan

chemoattractant yang terkuat. Sesaat setelah terpicu, neutrofil menjadi

aktif dan berubah bentuk oleh karena aktivasi integrin dan sitoskeleton

aktin. Basofil, sel T, monosit dan eosinofil juga menunjukkan respon

kemotaktik terhadap IL-8 dengan terpicunya aktivasi integrin yang

dibutuhkan untuk adhesi dengan sel endotelial pada saat

migrasi.(Feghali and Wright, 1997)

II.3. INTERLEUKIN-8 PADA AKNE VULGARIS

Propionibacterium acnes merupakan bakteri anaerob, gram

positif, memiliki komponen peptidoglikan yang dapat memicu respon

sitokin melalui TLR-2, sehingga dapat menyebabkan kerusakan

Page 37: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

37

jaringan. P.acnes secara langsung menstimulasi sel mononuklear

darah perifer (PMN) dan monosit menghasilkan sitokin seperti TNF-α,

IL-1β, IL-12 melalui Toll-like receptor 2 (TLR-2).(Zouboulis et al., 2005)

Diantara mediator-mediator proinflamasi tersebut, IL-8

teridentifikasi sebagai neutrofil yang mengaktivasi peptida bersamaan

dengan P.acnes yang menginduksi faktor kemotakik yang berperan

dalam menarik neutrofil ke dalam unit pilosebasea. Produksi IL-8 oleh

P.acnes adalah melalui NF-kappa B.(All et al., 2007, Kim, 2005)

Penelitian Ghoname dkk menunjukkan peningkatan ekspresi

IL-8 secara signifikan meningkat pada lesi akne inflamasi

dibandingkan dengan dengan kulit tanpa lesi akne Hal ini sesuai

dengan temuan dari beberapa peneliti yang menyatakan bahwa

aktivasi TLR2 pada monosit melepaskan sitokin-sitokin seperti IL-12

dan IL-8.(Ghoname et al., 2008)

All dkk yang meneliti mengenai ekspresi IL-8 pada biopsi kulit

dari lesi inflamasi AV dibandingkan dengan normal dan ditemukan

ekspresi IL-8 pada lesi AV lebih tinggi dibandingkan dengan sampel

kulit normal (p<0.001). (All et al., 2007)

Pada penelitian Sugisaki, et al menyatakan bahwa produksi

interleukin 8 pada darah penderita AV yang kemudian distimulasi

dengan P.acnes, lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol non

akne.(Sugisaki et al., 2009)

Page 38: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

38

II.3 ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay)

Enzyme-Linked ImmunoSorbent Assay (ELISA) dapat diartikan

penentuan kadar imunosorben taut-enzim. ELISA merupakan teknik

pengujian serologi yang didasarkan pada prinsip interaksi antara

antibodi dan antigen. Pada awalnya, teknik ELISA hanya digunakan

dalam bidang imunologi untuk mendeteksi keberadaan antigen

maupun antibodi dalam suatu sampel seperti dalam pendeteksian

antibodi IgM, IgG dan IgA pada saat terjadi infeksi (pada tubuh

manusia khususnya). Namun seiring dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknik ELISA juga diaplikasikan dalam bidang patologi

tumbuhan dan kedokteran. (Crowther, 2001)

Teknik ELISA pertama kali diperkenalkan pada tahun 1971 oleh

Peter Perlmann dan Eva Engvall. Mereka menggunakan teknik ELISA

ini dalam bidang imunologi (ELISA konvensional) untuk menganalisis

interaksi antara antigen dan antibodi di dalam suatu sampel, dimana

interaksi tersebut menggunakan suatu enzim yang berfungsi sebagai

pemberi signal.(Crowther, 2001)

Secara umum, teknik ELISA dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

teknik ELISA kompetitif yang menggunakan konjugat antigen-enzim

atau konjugat antibodi-enzim dan teknik ELISA nonkompetitif yang

menggunakan dua antibodi (primer dan skunder). Pada teknik ELISA

nonkompetitif, antibodi kedua (sekunder) akan dikonjugasikan dengan

Page 39: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

39

enzim yang berfungsi sebagai sinyal. Teknik ELISA nonkompetitif ini

seringkali disebut sebagai teknik ELISA sandwich. (Crowther, 2001)

Landasan Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut, pokok-pokok pikiran

yang dijadikan landasan untuk melihat kadar IL-8 pada akne berat

adalah sebagai berikut:

1. Patogenesis akne vulgaris disebabkan oleh beberapa faktor, antara

lain produksi sebum yang berlebihan, keratinisasi folikuler yang

abnormal dan inflamasi akibat P. acnes

2. Riset terbaru menunjukkan bahwa P.acnes mengaktifkan TLR2

pada monosit dan neutrofil. Aktivasi TLR 2 kemudian memicu

produksi multiple proinflammatory cytokines, termasuk IL-12, IL-8,

dan tumor necrosis factor.

3. Kadar IL-8 meningkat pada spesimen pus dan serum penderita AV

Page 40: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

40

A. Kerangka Teori

P. acnes TLR2

Abnormal keratinisasi

Akne

Vulgaris

Inflamasi

IL-1β

IL-8

IL-12

TNF-α

Genetik (riw.

Keluarga)

Faktor

lain

Sinar UV

Trauma

Merokok

Kosmetik

Usia Stress

Jenis kelamin Diet

Hormon

Sebum ↑

Pembentukan

komedo

Page 41: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

41

B. Kerangka Konsep

Keterangan Variabel Penelitian:

Variabel perancu :

Variabel bebas :

Variabel tergantung :

Variabel antara :

Hormon AV berat

Kerusakan

keratinosit

TLR2 IL-8 lokal dan

sistemik

P. acnes

Usia Jenis kelamin

Stress diet

Page 42: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

42

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan

menggunakan rancangan cross sectional, yaitu semua variabel penelitian

diukur pada periode waktu yang sama

III.2. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan

Kelamin Fakultas Kedokteran UNHAS, RSWS, RS jejaring dan

laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UNHAS, yang

dilaksanakan pada bulan Januari-Februari tahun 2013

III.3. Populasi dan Sampel

III.3.1 Populasi

1. Populasi penelitian

Semua penderita AV berat yang datang ke Poliklinik Kulit dan

Kelamin RSUP Wahidin Sudirohusodo dan jejaringnya

Page 43: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

43

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah semua anggota populasi yang datang ke

Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Wahidin Sudirohusodo dan

jejaringnya pada waktu penelitian dan memenuhi kriteria berikut.

Kriteria inklusi:

1. Penderita berat berdasarkan kriteria Combined Acne Severity

Classification yang dinilai oleh dokter spesialis kulit dan kelamin.

2. Penderita AV berat tidak menderita penyakit infeksi lain

3. Penderita menyetujui dan menandatangani informed consent.

Kriteria eksklusi :

1. Penderita akne berat yang mendapat pengobatan antibiotik dan anti

inflamasi selama 1 bulan terakhir.

2. Penderita akne berat yang menggunakan kontrasepsi hormonal.

3. Penderita akne berat yang hamil dan menyusui.

III.3.2 Besar sampel

Perkiraan besar sampel dihitung berdasarkan rumus estimasi

proporsi satu kelompok sampel pada penelitian cross sectional.

= 48 . 1,922.0,30. 1 - p = 30

0,102 (48-1) + 1,962 .0,30. 1 - p

QPZNd

QPZNn

..)1(

...22

2

Page 44: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

44

Keterangan: N= Perkiraan besar populasi selama 2 bulan waktu penelitian (48) Z= Nilai standar deviasi normal untuk alpha 5% (1,96) P= Perkiraan insidensi AV (0,30) (Sitohang, 2011) Q= 1-P d= Tingkat ketelitian yang digunakan (0,10)

Berdasarkan hasil perhitungan, maka didapatkan besar sampel penelitian

minimal adalah 30 orang pasien.

III.4. Alat dan Bahan Penelitian

III.4.1. Spesimen lesi akne

1. Sarung tangan steril

2. Alkohol 70%

3. Kasa steril

4. Needle 27G steril

5. Ekstraktor komedo

6. Tabung appendorf

7. Posfat buffer salin (PBS)

8. Media Brain Heart Infusion Agar (BHIA)

III.4.2 Spesimen serum

1. Sarung tangan steril

2. Spoit disposable 3 cc

3. Kapas alkohol

4. Tabung EDTA

Page 45: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

45

5. Alat sentrifuge

III.4.3 Kuantifikasi sitokin

1. Kit Human IL-8 Quantikine

2. Spoit disposable

3. Tabung

4. Pipet 500

5. Microplate reader

III.5 Langkah Kerja

Pencatatan

Penderita akne vulgaris yang datang ke Poliklinik Kulit dan

Kelamin RS Dr. Wahidin Sudirohusodo yang memenuhi kriteria inklusi

dan eksklusi akan diberi penjelasan dan diminta untuk terlibat dalam

penelitian setelah menandatangani informed consent.

Pengambilan biospesimen

- Spesimen pus

Spesimen inflamasi diambil dari lesi pustul. Sebelumnya

dilakukan tindakan aseptik dengan alkohol 70% pada lokasi tersebut

kemudian daerah atap pustul ditusuk dengan needle 27G steril tanpa

menyebabkan perdarahan. Pus diambil dengan menggunakan

ekstraktor komedo, sebagian pus diletakkan didalam tabung eppendorf

Page 46: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

46

yang telah berisi PBS dan sebagian dikultur dengan media Brain Heart

Infusion Broth (BHIB). Daerah lesi diberikan antibiotik topikal.

- Spesimen darah

Pengambilan sampel darah dari vena mediana cubiti sebanyak

3 cc dengan cara aseptik menggunakan jarum suntik disposible 3 cc

dan dimasukkan dalam tabung EDTA. Darah dalam tabung di

sentrifuge selama 10 - 15 menit dengan kecepatan 2000 rpm, serum

yang berada di bagian atas dipisahkan kemudian disimpan dalam

lemari es pada suhu -20 ⁰C

- Kuantifikasi sitokin

1. IL-8 dihitung dengan menggunakan metode ELISA (Enzyme-

Linked Immunosorbent Assay) menggunakan kit Quantikine® HSv

( High Sensitivity) .

2. Batas terendah deteksi IL-8 8 pg/mL. Pemeriksaan dilakukan

dalam 36 jam setelah proses elusi

3. Menyiapkan reagen

4. Menambahkan konjugat IL-8 pada tiap cawan

5. Menambahkan 100 µL standart, sampel, pada tiap sumur.

Inkubasi selama 2 jam pada suhu ruangan

6. Aspirasi dan bilas

Page 47: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

47

7. Tambahkan substrat (kromogen tetramethyi Benzidine) pada

tiap cawan , inkubasi selama 20 menit dalam suhu ruangan

8. Menambahkan larutan asam sulfat 2 N pada setiap cawan

9. Baca pada ELISA reader dengan panjang gelombang 540nm

selama 30 menit menggunakan microplate reader.

III.6. Identifikasi Variabel

1. Variabel perancu : Usia, jenis kelamin, stres, diet

2. Variabel bebas : IL8 lokal dan sistemik

3. Variabel tergantung : AV berat

4. Variabel antara : P.acnes, kerusakan keratinosit, TLR2,

hormon androgen

Page 48: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

48

III.7 Alur Penelitian

Faktor Risiko AV

dan pemeriksaan

kultur

Penderita akne vulgaris berat

N=40

Kriteria inklusi dan eksklusi

(n=30) dan (D=10)

Spesimen pus Serum

Laporan hasil penelitian

IL-8

ELISA

IL- 8

ELISA

Analisis data dengan iji

wilcokson

Populasi penelitian (n=30)

Page 49: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

49

Data dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan komputer.

Semua hasil analisis akan disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan

penjelasan.

III.8. Definisi Operasional

1. Akne vulgaris : penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan menahun

folikel pilosebasea yang ditandai dengan komedo, papul,pustul,nodul

dan kista

2. Umur penderita adalah pengakuan yang bersangkutan tentang

umurnya berdasarkan ulang tahun terakhir.

3. Enzyme-Linked Immunosorbent Assays (ELISA) merupakan teknik

biokimia yang digunakan untuk mendeteksi adanya antigen atau

antibodi pada sampel, dalam penelitian ini dipergunakan untuk

mengukur IL-8 pada pus dan serum penderita AV berat.

4. Lesi inflamasi adalah lesi yang terjadi akibat peradangan folikel

pilosebasea yang ditandai dengan adanya suatu lesi inflamasi berupa

papul, pustul, nodul dan kista.

5. Stres adalah kondisi psikik, yang direspon oleh sampel.

6. Spesimen pemeriksaan Interleukin-8 lokal diambil dari lesi pustul,

sebelumnya dilakukan tindakan aseptik dengan alkohol 70% pada

lokasi tersebut kemudian daerah atap pustul ditusuk dengan needle

Page 50: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

50

27G steril tanpa menyebabkan perdarahan, pus diambil dengan

menggunakan ekstraktor komedo.

7. Spesimen pemeriksaan Interleukin-8 sistemik diambil dari vena

mediana cubiti dengan cara aseptik sebanyak 3 cc dan dimasukkan

dalam tabung EDTA, kemudian sentrifuge selama 10 - 15 menit

dengan kecepatan 2000 rpm, serum yang berada dibagian atas

dipisahkan kemudian disimpan dalam lemaris es pada suhu -20 ⁰C.

8. Fotografi medik: hasil foto dari posisi depan, samping kiri dan kanan

dengan jarak pemotretan sejauh 20 cm menggunakan kamera digital

Sony 10 megapiksel tanpa blitz dengan latar belakang merah.

III.9. Kriteria Objektif

1. Akne vulgaris berat: jumlah nodul > 5 atau lesi inflamasi > 50 atau lesi

total berjumlah > 125 buah.

2. Pustul adalah lesi inflamasi dengan ukuran kurang dari 0,5 cm dan

ditandai adanya pus

3. Kadar IL-8 adalah hasil pemeriksaan IL-8 dengan menggunakan

ELISA dan dinyatakan dengan satuan pg/ml dengan nilai cut off untuk

IL-8 sistemik yaitu 1161,13 pg/ml dan IL-8 lokal yaitu 31,20 pg/ml

4. Stress diukur dengan menggunakan pertanyaan dengan skala ukur

modifikasi Likert (1 = ringan, 2 = sedang, 3 = berat, 4 = tidak ada)

Page 51: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

51

III.10. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.

Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif dan uji statistik.

Analisis deskriptif bertujuan untuk memperoleh informasi umum

tentang karakteristik dan hasil pemeriksaan laboratorium pasien.

Analisis deskriptif menggunakan metode statistik perhitungan nilai

rerata dan simpang baku (data numerik) dan perhitungan sebaran

frekuensi (data kategorikal). Uji statistik bertujuan untuk

membandingkan kadar IL-8 lokal dengan sistemik, serta menilai kadar

IL-8 lokal dan sistemik berdasarkan faktor risiko AV. Uji statistik yang

digunakan adalah Kolmogorof-Smirnov test, Chi Square test, Wilcoxon

Signed Rank test dan Fisher Exact test. Hasil uji statistik dianggap

signifikan jika nilai p uji < 0,05.

III.10 Izin Penelitian dan Persetujuan etik

Permintaan izin dari pasien untuk dijadikan sampel penelitian,

serta persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Biomedik pada manusia

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dengan nomer

UH12100254

Page 52: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. 1 Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan

dengan mengambil sampel penderita AV berat. Sampel penelitian untuk

penderita yang memenuhi kriteria diperoleh dari RS Perjan Dr. Wahidin

Sudirohusodo dan RS Jejaring pendidikan Unhas di Makassar, Balai

Penyakit Kulit dan Kelamin Makassar dan Laboratorium Mikrobiologi

Kakultas Kedokteran UNHAS Makassar. Spesimen berupa darah yang

diambil di vena mediana cubiti sebanyak 3 ml dan spesimen berupa pus

diambil dari lesi inflamasi kemudian dilakukan pemeriksaan ELISA.

IV.1.1Karakteristik subyek penelitian

Pada peneltian ini, umur pasien bervariasi antara 14 - 31 tahun

dengan rerata 19,4 ± 4,3 tahun. Kadar IL-8 lokal bervariasi antara -11,6 –

4171,5 dengan rerata 1161,1±1040,6. Kadar IL-8 sistemik bervariasi

antara 25,4 – 987,1 dengan rerata 141,7±233,4. Karena datanya tidak

berdistribusi normal, maka hal ini menunjukkan ada pasien yang

mempunyai kadar IL-8 sistemik yang sangat tinggi. (table 1)

Page 53: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

53

IV. I. 2 Hasil analisis deskriptif

Tabel 1. Deskriptif umur dan kadar IL-8 pada penderita AV berat

**Tidak berdistribusi Normal (Kolmogorof-Smirnov Z, p<0,05)

Dari 30 sampel AV berat ditemukan distribusi jenis kelamin yaitu

perempuan sebanyak 15 (50%) dan laki-laki 15 (50%). Dari penelitian ini

ditemukan juga riwayat merokok pada 5 sampel (16,7%) dan tidak

merokok sebanyak 25 (83,3%) dan riwayat mengkonsumsi alkohol pada 1

sampel (3,3%) dan tidak mengkonsumsi alkohol sebanyak 29 (96,7%).

Riwayat stress didapatkan pada sebagian besar penderita AV berat pada

penelitian ini.Dari 30 penderita AV berat didapatkan berbagai makanan

yang biasa dikonsumsi yaitu makanan berminyak, coklat dan kacang

dimana yang terbanyak adalah penderita AV berat yang biasa

mengkonsumsi makanan berminyak yaitu 27 (62,8%).Pada penelitian ini,

juga didapatkan penderita AV berat yang berkegiatan diluar ruangan yaitu

sebanyak 13 (43,3%) dan dalam ruangan 17 (56,7%). Dari 30 sampel AV

N Minimum Maximum Rerata

Simpang

Baku

Umur (tahun) 30 14 31 19,4 4,3

Kadar IL-8 Lokal 30 -11,6 4171,5 1161,1 1040,6

Kadar IL-8 Sistemik** 30 25,4 987,1 141,7 233,4

Page 54: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

54

berat didapatkan juga riwayat keluarga yang menderita AV yaitu ibu 11

(36,7%), Ayah 9 (30%), kakak 5 (16,7%), Adik 1 (3,3%) dan sebanyak 4

(13,3%) mengaku tidak memiliki riwayat keluarga dengan AV.

Mikroorganisme terbanyak ditemukan pada sampel yaitu Alkaligenes sp

(30,0) dan Staphylococcus sp (23,3%). Pada penelitian ini ditemukan juga

beberapa organisme lain yang diduga merupakan kontaminan dari

luar.(Tabel 2)

Tabel 2. Distribusi faktor risiko pada penderita AV berat

N %

Jenis Kelamin Laki-Laki 15 50,0

Perempuan 15 50,0

Merokok Ya 5 16,7

Tidak 25 83,3

Alkohol Ya 1 3,3

Tidak 29 96,7

Stress Tidak ada stress 6 20,0

Stres Ringan 11 36,7

Stres Sedang 11 36,7

Stres Berat 2 6,7

Kebiasaan Makan Makanan Berminyak 27 62,8%

Kacang 8 18,6%

Coklat 8 18,6%

Tempat aktivitas Dalam ruangan 17 56,7

Luar ruangan 13 43,3

Page 55: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

55

Riwayat keluarga

Tidak ada 4 13,3

Bapak 9 30,0

Ibu 11 36,7

Saudara 6 20,0

Jenis Mikroorganisme

Staphylococcus sp 7 23,3

Enterobacter sp 7 23,3

Alkaligenes sp 9 30,0

Providencia sp 5 16,7

Klebsiella sp 2 6,7

Total

IV.1.2 Hasil analisis kadar IL-8 lokal dan sistemik

Tabel 3. Perbandingan kadar IL-8 lokal dan sistemik

N Rerata

Simpang

Baku p

Kadar IL-8 Lokal 30 1161,1 1040,6 0,000

Kadar IL-8

Sistemik

30 141,7 233,4

Wilcoxon Signed Rank test

Pada tabel 3 menunjukkan terdapat perbedaan signifikan kadar IL-8

lokal dengan sistemik (p<0,001). Kadar IL-8 lokal (rerata 1161,1) lebih tinggi

dibandingkan kadar IL-8 sistemik (rerata=141,7).

Page 56: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

56

Tabel 4. Hubungan jenis kelamin dengan kadar IL-8 lokal dan sistemik pada penderita AV berat

Kadar IL-8 Lokal

Total

Kadar IL-8 Sistemik

Total ≥ Cut Off <Cut Off ≥ Cut Off <Cut Off

Jenis

Kelamin

Laki-Laki N 7 8 15 6 9 15

% 58,3% 44,4% 50,0% 40,0% 60,0% 50,0%

Perempuan N 5 10 15 9 6 15

% 41,7% 55,6% 50,0% 60,0% 40,0% 50,0%

Total N 12 18 30 15 15 30

% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Pada table 4, terlihat tidak ada perbedaan signifikan kadar IL-8 lokal

dan sistemik berdasarkan jenis kelamin (p>0,05).

Tabel 5. Hubungan umur dengan kadar IL-8 lokal dan sistemik pada penderita AV berat

Kadar IL-8 Lokal

Total

Kadar IL-8 Sistemik

Total

≥ Cut Off <Cut Off ≥ Cut Off <Cut Off

Kategori Umur

<20 tahun N 9 10 19 9 10 19

% 75,0% 55,6% 63,3% 60,0% 66,7% 63,3%

>=20 tahun N 3 8 11 6 5 11

% 25,0% 44,4% 36,7% 40,0% 33,3% 36,7%

Total N 12 18 30 15 15 30

% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Page 57: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

57

Pada tabel 5 didapatkan tidak ada hubungan signifikan antara umur

dengan kadar IL-8 lokal dan sistemik(p>0,05).

Tabel 6. Hubungan aktifitas dengan kadar IL-8 lokal dan sistemik pada penderita AV berat

Pada tabel 6. Terlihat tidak ada hubungan signifikan antara tempat aktifitas

dengan kadar IL-8 lokal dan sistemik(p>0,05).

Tabel 7. Hubungan riwayat keluarga dengan kadar IL-8 lokal dan

sistemik pada penderita AV berat

Kadar IL-8 Lokal

Total

Kadar IL-8 Sistemik Total ≥ Cut Off <Cut Off ≥ Cut Off <Cut Off

Riwayat Keluarga

Ada n 8 12 20 8 12 20

% 66,7% 66,7% 66,7% 53,3% 80,0% 66,7%

Tidak Ada n 4 6 10 7 3 10

% 33,3% 33,3% 33,3% 46,7% 20,0% 33,3%

Total n 12 18 30 15 15 30

% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Kadar IL-8 Lokal

Total

Kadar IL-8 Sistemik

Total

≥ Cut Off <Cut Off ≥ Cut Off <Cut Off

Aktivitas Dalam ruangan n 6 11 17 8 9 17

% 50,0% 61,1% 56,7% 53,3% 60,0% 56,7%

Luar ruangan n 6 7 13 7 6 13

% 50,0% 38,9% 43,3% 46,7% 40,0% 43,3%

Total n 12 18 30 15 15 30

% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Page 58: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

58

Pada tabel 7, tidak didapatkan adanya hubungan signifikan antara jenis

kelamin dengan kadar IL-8 lokal dan sistemik (p>0,05).

Tabel 8. Hubungan merokok dengan kadar IL-8 lokal dan sistemik pada

penderita AV berat

Kadar IL-8 Lokal

Total

Kadar IL-8 Sistemik Total ≥ Cut Off <Cut Off ≥ Cut Off <Cut Off

Merokok Ya n 3 2 5 2 3 5

% 25,0% 11,1% 16,7% 13,3% 20,0% 16,7%

Tidak n 9 16 25 13 12 25

% 75,0% 88,9% 83,3% 86,7% 80,0% 83,3%

Total n 12 18 30 15 15 30

% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Pada tabel 8, terlihat Tidak ada hubungan signifikan antara merokok dengan

kadar IL-8 lokal dan sistemik(p>0,05).

Tabel 9.Hubungan minum alkohol dengan kadar IL-8 lokal dan sistemik

pada penderita AV berat

Kadar IL-8 Lokal

Total

Kadar IL-8 Sistemik Total ≥ Cut Off <Cut Off ≥Cut Off <Cut Off

Minum Alkohol Ya N 1 0 1 0 1 1

% 8,3% ,0% 3,3% 0,0% 6,7% 3,3%

Tidak N 11 18 29 15 14 29

% 91,7% 100,0% 96,7% 100,0% 93,3% 96,7%

Total N 12 18 30 15 15 30

% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Pada tabel 9, terlihat tidak ada hubungan signifikan antara minum

alkohol dengan kadar IL-8 lokal dan sistemik (p>0,05).

Page 59: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

59

Tabel 10. Hubungan makanan berminyak dengan kadar IL-8 lokal dan

sistemik pada penderita AV berat

Pada penelitian ini tidak didapatkan adanya hubungan signifikan

antara makanan berminyak dengan IL-8 lokal dan sistemik (tabel 10). Tidak

didapatkan pula hubungan signifikan konsumsi coklat dan kacang dengan

kada IL-8 lokal dan sistemik (tabel 11 dan tabel 12)

Tabel 11. Hubungan makan kacang dengan kadar IL-8 lokal dan sistemik

pada penderita AV berat

Kadar IL-8 Lokal

Total

Kadar IL-8 Sistemik Total ≥ Cut Off <Cut Off ≥ Cut Off <Cut Off

Makanan Berminyak Ya n 11 16 27 13 14 27

% 91,7% 88,9% 90,0% 86,7% 93,3% 90,0%

Tidak n 1 2 3 2 1 3

% 8,3% 11,1% 10,0% 13,3% 6,7% 10,0%

Total n 12 18 30 15 15 30

% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Kadar IL-8 Lokal

Total

Kadar IL-8 Sistemik Total ≥ Cut Off <Cut Off ≥ Cut Off <Cut Off

Kacang Ya n 3 5 8 3 5 8

% 25,0% 27,8% 26,7% 20,0% 33,3% 26,7%

Tidak n 9 13 22 12 10 22

% 75,0% 72,2% 73,3% 80,0% 66,7% 73,3%

Total n 12 18 30 15 15 30

% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Page 60: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

60

Tabel 12. Hubungan makan coklat dengan kadar IL-8 lokal dan sistemik

pada AV berat

Tabel 13. Hubungan stress kerja dengan kadar IL-8 lokal dan sistemik

pada penderita AV berat

Kadar IL-8 Lokal

Total

Kadar IL-8 Sistemik

Total

≥ Cut Off <Cut Off ≥ Cut Off <Cut Off

Stres Kerja Tidak ada stress

n 3 3 6 5 1 6

% 25,0% 16,7% 20,0% 33,3% 6,7% 20,0%

Stres Ringan n 6 5 11 2 9 11

% 50,0% 27,8% 36,7% 13,3% 60,0% 36,7%

Stres Sedang n 3 8 11 7 4 11

% 25,0% 44,4% 36,7% 46,7% 26,7% 36,7%

Stres Berat n 0 2 2 1 1 2

% 0,0% 11,1% 6,7% 6,7% 6,7% 6,7%

Total n 12 18 30 15 15 30

% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Pada tabel 13, tidak didapatkan adanya ada hubungan signifikan

antara stress kerja dengan kadar IL-8 lokal (p>0,05) namun didapatkan

hubungan signifikan antara stres kerja dengan kadar IL-8 sistemik (p<0,05),

Kadar IL-8 Lokal

Total

Kadar IL-8 Sistemik Total ≥ Cut Off <Cut Off ≥ Cut Off <Cut Off

Coklat Ya n 2 6 8 2 6 8

% 16,7% 33,3% 26,7% 13,3% 40,0% 26,7%

Tidak n 10 12 22 13 9 22

% 83,3% 66,7% 73,3% 86,7% 60,0% 73,3%

Total n 12 18 30 15 15 30

% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Page 61: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

61

persentase penderita yang bekerja pada lingkungan stres sedang lebih tinggi

kadar IL-8 sistemik ≥cut off dibandingkan yang nilai kadarnya <cut off

Tabel 14. Hubungan hasil kultur dengan kadar IL-8 lokal dan sistemik

pada penderita AV berat

Kadar IL-8 Lokal

Total

Kadar IL-8 Sistemik

Total ≥ Cut Off <Cut Off >= Cut Off <Cut Off

Hasil Kultur Staphylococcus sp n 1% 6 7 3 4 7

8,3%

33,3% 23,3% 20,0% 26,7% 23,3%

Enterobacter sp n 4 3 7 2 5 7

% 33,3% 16,7% 23,3% 13,3% 33,3% 23,3%

Alkaligenes sp n 5 4 9 2 5 7

% 41,7% 22,2% 30,0% 13,3% 33,3% 23,3%

Providencia n 1 4 5 3 2 5

% 8,3% 22,2% 16,7% 20,0% 13,3% 16,7%

Klebsiella n 1 1 2 2 0 2

% 8,3% 5,6% 6,7% 13,3% ,0% 6,7%

Total n 12 18 30 15 15 30

% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Pada tabel 14, tidak didapatkan adanya hubungan signifikan antara hasil

kultur dengan kadar IL-8 lokal dan sistemik (p>0,05).

Page 62: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

62

IV.2 Pembahasan

Akne vulgaris (AV) merupakan penyakit kulit yang terjadi akibat

peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan komedo,

papul,pustul,nodul dan kista.

Pada perkembangan lesi akne vulgaris, perubahan morfologis

paling awal terjadi pada unit pilosebasea, terjadi keratinisasi folikel yang

abnormal. Hiperkeratosis folikel dan produksi sebum meningkat sehingga

menghasilkan terbentuknya mikrokomedo, perubahan folikel, dan

pertumbuhan P. acnes yang intensif.

P. acnes kemudian akan mengeluarkan beberapa produk proinflamasi

termasuk lipase, protease, hialuronidase, dan faktor kemotaktik. Faktor

kemotaktik yang diproduksi oleh P. acnes tersebut kemudian menarik sel-sel

sistem imun seperti neutrofil, monosit, dan limfosit. Mikrokomedo atau

komedo kemudian dapat berkembang menjadi lesi inflamasi sebagai akibat

dari aktivasi dan migrasi sel T CD4+, produksi sitokin oleh keratinosit,

makrofag, dan neutrofil, faktor hormonal dan peningkatan produksi

sebum.(Gollnick et al., 2003, Graham et al., 2004)

Sitokin proinflamasi (IL-1 alpha, IL-8, dan TNFα) adalah mediator

utama yang bertanggung jawab sebagai mediator inflamasi pada akne. Telah

dibuktikan bahwa P. acnes merangsang produksi sitokin dari limfosit,

monosit, dan keratinosit. Kedua hal tersebut, yaitu P. acnes dan faktor-faktor

seluler menginduksi produksi sitokin proinflamasi termasuk TNF-α, IL-1

Page 63: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

63

alpha, granulosit/makrofag coloni stimulating factor (GM-CSF), IL-1 beta, dan

IL-8.(Graham et al., 2004)

Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan ELISA untuk melihat

kadar interleukin-8 lokal dan sistemik pada penderita AV berat. Pada

penelitian ini, didapatkan perbedaan signifikan antara kadar IL-8 lokal

dengan IL-8 sistemik (p<0,001).

Penelitian lainnya mengenai IL-8 pada AV pernah dilaporkan oleh

All,dkk yang meneliti mengenai ekspresi IL-8 pada biopsi kulit dari lesi

inflamasi AV dibandingkan dengan normal dan ditemukan ekspresi IL-8 pada

lesi AV lebih tinggi dibandingkan dengan sampel non lesi (p<0.001). (All et

al., 2007)

Ghoname pada tahun 2008 melakukan studi mengenai ekspresi TLR2

dan IL-8 pada pasien AV dibandingkan dengan kulit tanpa lesi dan

didapatkan ekspresi m-RNA dari TLR2 dan IL-8 secara statistik lebih tinggi

pada biopsi kulit dengan lesi dibandingkan tanpa lesi. Ditemukan korelasi

yang kuat antara TLR2 dan IL-8 pada biopsi lesi kulit.(Ghoname et al., 2008)

Sugisaki ddk meneliti mengenai peningkatan produksi interferon

gamma, interleukin 12p40 dan interleukin-8 pada spesimen darah penderita

AV dan didapatkan peningkatan sitokin yang lebih tinggi pada penderita AV

dibandingkan dengan non akne.(Sugisaki et al., 2009)

Wang dkk melakukan penelitian pada 30 pasien dengan AV dan 20

kontrol dengan mengambil sampel darah dan menggunakan pemeriksaan

Page 64: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

64

ELISA digunakan untuk deteksi konsentrasi IL-8 dan TNF-a dan mendetksi

adanya hubungan antara TLR dan IL-8, TNF-α. Pada penelitian tersebut

didapatkan kadar serum IL-8 dan TNF-α yang meningkat secara signifikan

pada pasien AV dibandingkan dengan kontrol tanpa AV serta menunjukkan

bahwa ekspresi TLR2 berkorelasi dengan positif dengan konsentrasi IL-8 dan

TNF-α.(Wang et al., 2011)

Palma dkk pada tahun 2007 melakukan penelitian terhadap 40 pasien

AV dengan cara mengambil punksi dari lesi inflamasi AV. Dan dilakukan

pemeriksaan ELISA untuk mendeteksi produksi IL-1B, IL-8 dan TNF-α. Pada

penelitian tersebut didapatkan peningkatan interleukin dan yang tertinggi

adalah IL-8 (16) kemuadian IL-1Β (13) dan TNF-α.(Palma et al., 2007)

Pada penelitian ini diperoleh hasil distribusi jenis kelamin dan usia

terhadap kejadian akne vulgaris berat dimana perempuan 15 kasus (30%)

dan laki-laki 15 kasus (30%) dan tidak terdapat adanya perbedaan signifikan

kadar IL-8 lokal dan sistemik berdasarkan jenis kelamin meskipun terlihat

kecenderungan nilai IL-8 lokal lebih tinggi pada laki-laki dan IL-8 sistemik

lebih tinggi pada perempuan. Hal tersebut dapat dikorelasikan dengan

kejadian AV berdasarkan penelitian oleh Goulden dkk yang menyatakan

bahwa insiden akne vulgaris pada laki-laki sama dengan wanita. (Goulden et

al., 1999)

Pada penelitian ini, tidak didapatkan adanya perbedaan signifikan

kadar IL-8 lokal dan sistemik berdasarkan kategori umur meskipun terlihat

Page 65: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

65

kecenderungan lebih tinggi pada usia > 20 tahun. Hal ini dapat disebabkan

dengan kejadian AV yang sering pada usia muda. Penelitian Adityan dkk di

India menemukan dari 309 penderita AV ditemukan 137 wanita dan 172 pria

dengan usia terbanyak yaitu 16-20 tahun sebanyak 185 orang

(59,8%).(Goulden et al., 1999, Adityan and Thappa, 2009)

Pada penelitian ini tidak didapatkan perbedaan signifikan kadar IL-8

lokal dan sistemik berdasarkan tempat aktivitas. Terlihat kecenderungan

kadar IL-8 lebih tinggi pada penderita AV yang beraktivitas diluar ruangan.

Hal ini dapat diakibatkan karena sinar UV bersifat komedogenik karena

memicu hiperkeratosis permukaan kulit dan folikel. (Baran et al., 2005)

Beberapa penderita akne bertambah lesinya dengan cepat setelah

terpapar sinar matahari. Penderita akne memiliki folikel yang rentan sehingga

mudah rusak oleh bahan kimia dan fisik jika terjadi hiperkeratosis.(Mills et al.,

1978)

Riwayat keluarga dengan akne terutama pada ayah dan ibu akan

meningkatkan risiko akne pada anak mereka. Berdasarkan studi epidemiologi

yang dilakukan di sekolah-sekolah di Prancis didapatkan diantara 913 orang

remaja usia 11-18 tahun dengan riwayat akne pada ayah didapatkan hasil

16% pada kelompok akne dibandingkan 8% pada kelompok tanpa lesi akne.

Sementara itu dikaji pula riwayat akne pada ibu dan didapatkan hasil 25%

pada kelompok akne dan 14% pada kelompok tanpa lesi akne. Pada riwayat

akne yang dikaji pada saudara kandung didapatkan hasil 68% pada

Page 66: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

66

kelompok akne dan 57% pada kelompok tanpa lesi akne.Selain itu, riwayat

akne pada ayah atau ibu sering dikaitkan dengan kejadian akne berat

maupun akne yang tidak berespon pada pengobatan. (Dreno and Poli, 2003)

Pada penelitian ini, tidak didapatkan perbedaan signifikan kadar IL-8

lokal dan sistemik berdasarkan riwayat keluarga yang menderita AV. Terlihat

pula kecenderungan bahwa kadar IL-8 lokal dan sistemik lebih tinggi pada

pasien yang tidak ada riwayat keluarga dengan AV.

Suatu penelitian yang dilakukan pada 204 kasus akne dan 144 kontrol

(non akne) untuk melihat faktor resiko riwayat keluarga yang menderita akne

di inggris, menunjukkan hasil risiko akne pada kasus yang memiliki riwayat

keluarga lebih besar daripada kontrol. Pada suatu kepustakaan riwayat

keluarga ditemukan pada 40% penderita AV.(Goulden et al., 1999)

Beberapa studi menghubungkan kejadian AV dengan kebiasaan

merokok. Rombouts et al pada suatu penelitian cross sectional mengenai

kejadian AV dan kebiasaan merokok menemukan dari 595 partisipan

sebanyak 176 (81,9%) tidak didapatkan riwayat merokok dan terdapat

riwayat merokok pada 39 (18,1%).(Perkins et al., 2011)

Pada penelitian ini didapatkan riwayat merokok pada 5 ( 16,7%)

dan 25 (83,3%) tidak merokok dan tidak ada perbedaan signifikan kadar IL-8

lokal dan sistemik berdasarkan status merokok. Terlihat kecenderungan

bahwa kadar IL-8 lokal dan sistemik lebih tinggi pada pasien yang merokok.

Hal ini dapat dihubungkan dengan beberapa data yang menunjukkan

Page 67: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

67

kemungkinan hubungan antara AV dan merokok. Dikatakan bahwa merokok

menimbulkan perubahan pada mikrosirkulasi kulit, keratinosit, kolagen dan

elastin sintesis. Reseptor nikotinik diekspresikan pada keratinosit,fibroblas

dan pembuluh darah. Nikotin menyebabkan vasokonstriksi terkait dengan

hiperemi lokal. Hal ini menghambat peradangan melalui efek pada sistem

saraf pusat dan perifer Hal ini menyebabkan penundaan penyembuhan luka

dan mempercepat penuaan kulit. Peran penting lain dari merokok yaitu

defisiensi relatif antioksidan yang disebabkan oleh merokok, dapat

menyebabkan perubahan dalam komposisi sebum.(Capitanio et al., 2009)

Pada penelitian ini, tidak didapatkan perbedaan signifikan kadar IL-8

lokal dan sistemik pada penderita AV berdasarkan kategori konsumsi alkohol

dan sulit dinilai karena pada peneltian ini yang memiliki kebiasaan minum

alkohol hanya satu orang. Hal ini berbeda dengan studi Shen et al didapatkan

prevalensi yang cukup tinggi pada penderita AV yang mengkonsumsi alkohol

yaitu sebanyak 80% pada penderita AV berusia <25 tahun. Meskipun studi

tersebut mengindikasikan prevalensi yang tinggi namun, belum dapat

dinyatakan secara pasti hubungan kuat antara kejadian AV dan kebiasaan

minum alkohol. (Shen et al., 2012)

Konsumsi alkohol merupakan salah satu faktor yang dapat

menyebabkan dan memperburuk gangguan kulit tertentu. Alkohol yang

dikonsumsi dapat disekresi pada keringat dan meningkatkan aktifitas flora

kulit. Meskipun Halvorsen dkk menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada

Page 68: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

68

studi pada literatur yang didapatkan mengenai hubungan langsung AV dan

konsumsi alkohol. (Smith and Fenske, 2000, Halvorsen et al., 2009)

Selama ini diduga konsumsi fast food, makanan pedas, manis, dan

makanan penutup merupakan faktor risiko terhadap terjadinya akne. Namun

pada penelitian yang dilakukan oleh Munawar Z dkk hal tersebut tidak

terbukti. Justru pada penelitian tersebut menemukan adanya hubungan yang

signifikan terhadap konsumsi minuman soda dan coklat terhadap

akne.(Munawar et al., 2009)

Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan kecenderungan konsumsi

makanan berminyak pada penderita AV berat meskipun secara statistik tidak

ditemukan perbedaan signifikan ladar IL-8 lokal dan sistemik berdasarkan

kebiasaan makan. Berdasarkan hasil penelitian Astuti pada tahun 2011,

ditemukan bahwa makanan yang paling berpengaruh terhadap timbulnya

akne vulgaris adalah kacang-kacangan, dan gorengan menempati urutan

kedua. Sebuah penelitian sebelumnya menemukan bahwa makanan dengan

indeks glikemik tinggi dapat mempengaruhi perkembangan dan keparahan

akne vulgaris.Pengaruh makanan terhadap terjadinya akne vulgaris masih

menjadi perdebatan para ahli. Namun, kebanyakan penderita masih

berpendapat bahwa makanan sebagai penyebab atau faktor memperburuk

akne vulgaris. (Smith et al., 2007a, Astuti, 2011)

Pada penelitian ini didapatkan riwayat stress pada sebagian besar

penderita AV berat. Stress pada penelitian ini diukur dengan menggunakan

Page 69: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

69

modifikasi Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Tidak

ada perbedaan signifikan kadar IL-8 lokal berdasarkan stres kerja (p>0,05)

dan terlihat ada perbedaan signifikan kadar IL-8 sistemik berdasarkan stres

kerja (p<0,05). Kadar IL-8 sistemik paling tinggi pada pasien yang tidak ada

stres dan paling rendah pada pasien stres berat. Data ini tidak sesuai dengan

beberapa penelitian. Hal ini diduga karena pertanyaan pada kuisioner hanya

berdasarkan pendapat individu saja yang mungkin dirasakan pada saat

mengisi kuisioner.

Terdapat beberapa metode lain yang lebih efektif untuk mengukur

level stress pada pasien AV. Penelitian Halvorsen dkk mengukur kadar stress

dengan Hopkins Symptom Checklist (HSC-10). Yosipovitch dkk

menggunakan metode Perceived Stress Scale (PSS) untuk mengukur level

stress pada pasien AV.(Yosipovitsh et al., 2007, Halvorsen et al., 2009)

National Institutes of Health Amerika Serikat menyebutkan stress

sebagai faktor yang dapat menyebabkan timbunya akne vulgaris. Sebuah

studi tentang remaja di Singapura ditemukan korelasi positif yang signifikan

antara tingkat stress dan tingkat keparahan akne vulgaris. Mekanisme

mengenai stress dan gangguan emosi dapat menyebabkan ekserbasi akne

belum diketahui. Salah satu teori mengatakan bahwa ekserbasi ini

disebabkan oleh meningkatnya produksi hormon androgen dari kelenjar

Page 70: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

70

adrenal dan sebum, bahkan asam lemak dalam sebum pun meningkat.

(Yosipovitsh et al., 2007)

Pada penelitian ini terlihat tidak ada perbedaan signifikan kadar IL-8

lokal berdasarkan hasil kultur (p>0,05). Namun terlihat kecenderungan bahwa

kadar IL-8 lokal paling tinggi pada pasien yang mempunyai hasil kultur

Enterobacter sp dan paling rendah pada Staphylococcus sp dan tidak ada

perbedaan signifikan kadar IL-8 sistemik berdasarkan hasil kultur (p>0,05).

Hasil ini berbeda dengan yang dilaporkan oleh Till AE, dkk pada tahun

2000 di Leeds melaporkan secara keseluruhan mikroflora yang utama

ditemukan pada lesi akne terdiri dari Propionibacterium, Staphylococcus dan

Malassezia.Tan HH, dkk pada tahun 2007 di Singapura juga melaporkan

mikroorganisme terbanyak adalah P.acnes 66,4% dari 262 subyek. Berbeda

dengan yang dilaporkan Hassanzadeh P, dkk pada tahun 2008 di Iran

melakukan kultur dari lesi pustular dan nodulkistik akne secara aerobik dan

anareobik. Dari kultur aerobik ditemukan yaitu S. epidermidis 53%,

Micrococcus sr. 45% dan S.Aureus 41%. Dari kultur anaerobik yaitu S.aureus

39%, P.acnes 33% dan S.epidermis 21%. (Till et al., 2000, Tan et al., 2007,

Hassanzadeh et al., 2008)

Sylvia pada tahun 2010 meneliti mengenai mikroorganisme yang

tumbuh dari lesi akne. Pada peneltian ini, spesimen komedo diambil dari lesi

komedo tertutup dan terbuka dengan ekstraktor komedo streril dan spesimen

pus diambil dari lesi pustul, nodus dan kista dengan cara menusuk dan

Page 71: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

71

mengaspirasi pus dengan menggunakan spuit steril 1 cc. Setelah itu

spesimen dibagi tiga dan ditanam ke dalam 3 media kultur (agar darah,

medium cair Thioglycollateh Broth dan agar Sobouraud dekstrosa yang telah

ditambahkan minyak zaitun 0,2cc untuk pertumbuhan P.ovale). Media kultur

kemudian diidolasi pada suhu 35-37°C selama 2-7 hari. Mikroorganisme

terbanyak yang ditemukan pada penelitian tersebut adalah P.acnes (78,8%)

diikuti oleh S.epidermidis dan P.ovale. (Sylia, 2010)

Pada penelitian ini sampel diambil dengan menggunakan swab steril

kemudian masukkan kedalam medium Stuart ( medium transport utk

mengirim spesimen ke laboratorium ). Kemudian sampel dimasukkan

kedalam medium Brain Heart Infusion Broth (BHIB) yang dapat digunakan

untuk menumbuhkan mikroorganisme aerob maupun anaerob dan diinkubasi

37 ° C selama 18 – 24 jam. Namun pada penelitian ini tidak ditemukan

adanya pertumbuhan P.acnes. Propionibacterium acnes termasuk bakteri

yang tumbuh relatif lambat dan merupakan tipikal bakteri anaerob gram

positif yang toleran terhadap udara.

Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan

antara faktor risiko dengan peningkatan kadar IL-8. Sejauh penelusuran

kepustakan, belum ada penelitian yang menghubungkan faktor-faktor risiko

dengan kadar IL-8 pada AV berat.

Page 72: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Kadar IL-8 lokal didapatkan meningkat pada penderita AV berat

2. Peningkatan kadar IL-8 lokal lebih tinggi secara signifikan dibandingkan

IL-8 sistemik pada penderita AV berat

3. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara kadar IL-8 lokal dan

sistemik terhadap faktor risiko AV berat

B. Saran

1. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan sampel lebih besar

2. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan mengambil sampel biopsi dari

lesi inflamasi dan dengan menggunakan kontrol orang normal

3. Dibutuhkan metode yang lebih baik dalam penumbuhan untuk kultur

Page 73: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

73

DAFTAR PUSTAKA

Adityan B. & Thappa D. (2009) Profile of acne vulgaris: A hospital-based

study from South India. Indian J Dermatol Venereol Leprol 75, 727-

728.

All SHAE., Shoukry NS, Maged, RAE & Ayada MM. (2007)

Immunohistochemical expression of interleukin 8 in skin biopsies from

patients with inflammatory acne vulgaris. Diagnostic Pathol 4, 1-6.

Astuti DW. (2011) Hubungan Antara menstruasi dengan angka kejadian akne

vulgaris pada remaja Fakultas Kedokteran. Semarang, Universitas

Diponegoro.

Ballanger F, baudry P, N'guyn J, Khammari A & Dreno B. (2006) Heredity: a

prognostic factor for acne. Dermatol, 212, 14509.

Baran R, Chivot M, Shalita A, Lewis A & Wechsler A. (2005) Textbook of

cosmetic dermatology, London, taylor and Francis.

Baz K, Erdal M, Yazis A, Soymelez F, Guvenc U, Tasdelen B & Ikizoglu G.

(2008) Association between tumor necrosis factor-alpha gene

promoter polymorphism at-308 and acne in Turkish Patient. Arch

Dermatol Res, 300, 371-6.

Burkhart C. & Gottwald L. (2003) Assesment of etiologic agents in acne

pathogenesis. Skin Med, 2, 222-228.

Capitanio B, Sinagra JL, Ottaviani M, Berdignon V, Amantea A & Picaedo M.

(2009) Acne and smoking. Dermato-Endocrinology, 3, 129-135.

Cordain L. (2005) Implications for the Role of Diet in Acne. Semin Cutan Med

Surg 24, 89-91.

Cordain L, Lindeberg S, Hutardo M, Hill K, Eaton B. & Miller J. (2002) Acne

Vulgaris A Disease of Western Civilization. Arch Dermatol Res, 206,

1584-1590.

Page 74: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

74

Crowther J R. (2001) The ELISA Guidebook, New Jersey, Humana Press.

Dreno B. & Poli F. (2003) Epidemiology of Acne. Dermatol, 206, 7-10.

Feghali CA & Wright TM. (1997) Cytokines in acute and chronic inflammation.

Frontiers in Bioscience, 2, 12-26.

Fulton J, Plewig G & Kligman A. (1969) Effect of chocolate on acne vulgaris.

JAMA, 210, 1-4.

Ghoname NF, Amin AM, Ismail MA, Shaaban DM & Hassan AM. (2008)

Expression of Toll-Like Receptor-2, Human β -Defensin-2 and

Interleukin-8 in Inflammatory Acne Vulgaris. Egypt J of Med Microbiol,

17.

Gollnick H, Cunliffe, W, Bearson D, Dreno B, Finlay A. & Leyden J. (2003)

Management of acne: a report from a Global Alliance to improve

outcomes in acne. J Am Acad Dermatol, 49, 1-37.

Goulden V, Mcgeown C & Cunliff W. (1999) The family risk of adult acne: a

comparison between first-degree relatives of affected and unaffected

individuals. Br J Dermatol, 141, 297-300.

Graham G M, Farrar MD, Ecruse-Sawyer J, Holland KT & Ingham E. (2004)

Proinflammatory cytokine production by human keratinocytes

stimulated with Propionibacterium acnes and P. acnes GroEL. Br J

Dermatol 150, 421-428.

Guy W. (2002) Acne vulgaris. Br J Dermatol, 325, 475-479.

Halvorsen Ja, Dalgard F, Thoresen M, Bjertness E & Lien L. (2009) Is the

association between acne and mental distress influenced by diet?

Results from a cross-sectional population study among 3775 late

adolescents in Oslo, Norway. BMC Public Health, 9, 1-8.

Hassanzadeh P, Bahmani M & Mehbrani D. (2008) Bacterial resistence to

antibiotics in acne vulgaris: an in vitro study. Indian J Dermatol 53,

122-124.

Page 75: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

75

Herane M I & Ando I. (2003) Acne in infancy and acne genetics. Dermatol,

206, 24-8.

Jeremy A, Holland D, Roberts S, Thomson K & Cunliff W. (2003) Inflamattory

events are involeved in acne lession initiation. J Invest Dermatol, 121,

20-27.

Kaminer M & Gilchrest B. (1995) The many faces of acne. J Am Acad

Dermatol, 32, 6-14.

Kim J. (2005) Review of the Innate Immune Response in Acne vulgaris:

Activation of Toll-Like Receptor 2 in Acne Triggers Infl ammatory

Cytokine Responses. Dermatol, 193-198.

Lehmann H, Robinson K, Andrews J, Holloway V & Goodman S. (2002) Acne

therapy: A methodologic review. J Am Acad Dermatol, 47, 231-40.

Mills O, Porte M & Kligman A. (1978) Enhancement of comedogenic

substances by ultraviolet radiation. Br J Dermatol, 98, 145-150.

Munawar S, Afzal M, Rizvi F & Chaudry M. (2009) Precipitating factors of

acne vulgaris in females. An Pak Inst Med Sci, 5, 104-107.

Palma RA, Castrilion RL, Padilla DC, Chafez FSJ & Encinas PG. (2007)

Identification of IL-8, IL-1B and TNF alfa in lession of patients with

infllamatory acne vulgaris. Dermatologica revista medicana, 51, 43-50.

Pappas A. (2009) The relationship of diet and acne. Dermato-Endocrinology,

1, 262-267.

Perkins AC, Cheng CE, Hillebran GG, Miyamoto K & Kimball AB. (2011)

Comparison of the epidemiology of acne vulgaris among Caucasian,

Asian, Continental Indian and African American women. JEADV, 25,

1054-1060.

Schaefer O. (1971) When the eskimo comes to town. Nutr Today, 6, 8-16.

Shen Y, Wang T, Zhou C, Wand X, Ding X, Tian S, Liu Y, Peng G, Xue S,

Zhou J, Wang R, Meng X, Pei G, Bai Y, Liu Q, Li H & Zhang J. (2012)

Prevalence of Acne Vulgaris in Chinese Adolescents and Adults: A

Page 76: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

76

Community-based Study of 17,345 Subjects in Six Cities. Acta Derm

Venereol 92, 40-44.

Sitohang IBS. (2011) Patogenesis terkini akne vulgaris. MDVI, 38, 149-152.

Smith KE & Fenske NA. (2000) Cutaneous manifestation of alcohol abuse. J

Am Acad Dermatol, 43, 1-18.

Smith R, Mann N, Braue A, Makelainen H & Varigos G. (2007a) A low-

glycemicload diet improves symptoms in acne vulgaris patients: a

randomized controlled trial. Am J Clin Nutr, 86, 107-115.

Sugisaki H, Yamanaka K, Kakeda M, Kitagawa H, Tanaka K, Watanabe,K,

Gabazza E, Kurokawa I & Mizutani H. (2009) Increased interferon-g,

interleukin-12p40 and IL-8 production in Propionibacterium acnes-

treated peripheral blood mononuclear cells from patient with acne

vulgaris Host response but not bacterial species is the determinant

factor of the disease. J of Dermatol Sci 55, 47-52.

Sylvia L. (2010) Hubungan antara jenis mikroorganisme yang ditemukan

pada lesi akne dengan bentuk lesi akne di RS.Dr.M. Djamil Padang.

Fakultas Kedokteran Padang, Universitas Andalas.

Tan Hh, Tan Aw, Barkham T, Yan Xy & Zhu M (2007) Community-based

study of acne vulgaris in adolescent in Singapore. Br J Dermatol, 157,

547-551.

Till A, Goutden V, Cunliffe W & Holland K. (2000) The cutaneous microflora of

adolescent, late-onset acne patients does not differ. Br J Dermatol,

142.

Toyoda M & Morohashi M. (2003) New aspect in acne inflammation.

Dermatol, 206, 17-23.

Wang ZY, Li K, Qiu PP, Qiu HF, Shu CM & Gau Y. (2011) Expression of

TLR2 in peripheral blood mononuclear cells and its correlation with

interleukin-8 and tumor necrosis factor-α in patients with acne vulgaris.

Chin J Dermatol, 44.

Page 77: PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL …digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital...1 PERBANDINGAN KADAR INTERLEUKIN-8 LOKAL DAN SISTEMIK PADA AKNE VULGARIS BERAT COMPARISON

77

Yosipovitsh G, Tang M, Dawn AG, Chen M, Goh Cl, Chan YH & Seng LF.

(2007) Study of Psychological Stress, Sebum Production and Acne

Vulgaris in Adolescents. Acta Derm Venereol, 87, 135-139.

Zaenglein AL, Graber EM, Thiboutot DM & Strauss JS. (2008) Acne vulgaris

and acneiform eruptions. IN Wolff K, Goldsmith L, Katz S, Gilchrest

B, Palmer A & Leffel D. (Eds.) Fitzpatrick's dermatology in general

medicine. , . New York, McGraww-Hill Medical.

Zoubolis C, Baron J, Bohm M, Kippenberger S, Kurzen H. & Reichart J.

(2008) Frontiers in saebaceous gland biology and pathology. Exp

Dermatol, 17, 542-551.

Zouboulis C, Eady A, Philpott M, Goldsmith L., Orfanos C, Cunliffe W &

Rosenfield R. (2005) What is the pathogenesis of acne ? Exp

Dermatol, 14, 143-52.


Recommended