PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN BAUNG Mystus nemurus
(Valenciennes, 1840) MELALUI PENAMBAHAN KOMPOSISI ENZIM
DALAM PAKAN KOMERSIL DI KOLAM TERPAL
(SKRIPSI)
Oleh
Dentiana Prabarini
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
ABSTRACT
ADDITIONAL OF ENZYME COMPOSITION IN COMMERCIAL FEED
ON GROWTH PERFORMANCE OF Mystus nemurus (Valenciennes, 1840)
IN TARPAULIN POOL
By
Dentiana Prabarini
Mystus nemurus is one of freshwater aquaculture commodities in Indonesia. The
availability of Mystus nemurus as food for the community mostly still comes from
the catch in nature. Currently, artificial feed in the form of fish pellet has been
widely used by Mystus nemurus’s farmers, but so far one of the problems that
have not been resolved properly are the quality of feed, the availability of feed,
and the amount of feed that is not utilized by the fish. The addition of enzyme
composition, especially digestive enzymes such as protease enzymes are capable
to hydrolyzing proteins into simpler elements of peptides to amino acids that
increase the use of protein feed by the body of Mystus nemurus. The study was
conducted from April to May 2017 at the Aquaculture Laboratory, Departement of
Fisheries and Marine, Faculty of Agriculture, University of Lampung. The design of
the study was a complete randomized design with 4 treatments and three
replicates A (without addition), B (0,5% addition of enzyme), C (2,25% addition
of enzyme), and D (4% addition of enzyme ). The data obtained were analyzed by
ANOVA test and followed by LSD test. The results showed that the addition of
enzyme composition of 2.25% gave the best influence to the growth of Mystus
nemurus with absolute growth of 11.06 grams, daily growth of 0.28 grams / day,
and feed conversion ratio of 1.79.
Keywords : Enzyme composition; Growth; Mystus nemurus; Survival rate.
ABSTRAK
PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN BAUNG Mystus nemurus
(Valenciennes, 1840) MELALUI PENAMBAHAN KOMPOSISI ENZIM
DALAM PAKAN KOMERSIL DI KOLAM TERPAL
Oleh
Dentiana Prabarini
Ikan baung merupakan salah satu komoditas budidaya air tawar di Indonesia.
Ketersediaan ikan baung sebagai bahan pangan masyarakat sebagian besar masih
berasal dari hasil tangkapan di alam. Saat ini pakan buatan berupa pelet ikan
sudah banyak digunakan oleh pembudidaya ikan baung, tetapi sejauh ini salah
satu masalah yang belum dapat teratasi secara baik adalah kualitas pakan,
ketersedian pakan, dan banyaknya pakan yang tidak dimanfaatkan oleh ikan.
Penambahan komposisi enzim khususnya enzim pencernaan seperti enzim
protease yang mampu menghidrolisis protein menjadi unsur-unsur yang lebih
sederhana yaitu peptida hingga asam amino sehingga meningkatkan pemanfaatan
protein pakan oleh tubuh ikan baung. Penelitian dilaksanakan pada bulan April
sampai dengan Mei 2017 bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan,
Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 4
perlakuan dan tiga ulangan yaitu A (tanpa penambahan enzim), B (penambahan
enzim 0,5%), C (penambahan enzim 2,25%), dan D (penambahan enzim 4%).
Data yang diperoleh dianalisis dengan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji
BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan komposisi enzim sebesar
2,25% memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan ikan baung dengan
pertumbuhan mutlak 11,06 gram, pertumbuhan harian 0,28 gram/hari, serta rasio
konversi pakan 1,79.
Kata kunci : Ikan baung; Kelangsungan hidup; Komposisi enzim; Pertumbuhan.
PERFORMA PERTUMBUHAN IKAN BAUNG Mystus nemurus
(Valenciennes, 1840) MELALUI MELALUI PENAMBAHAN KOMPOSISI
ENZIM DALAM PAKAN KOMERSIL DI KOLAM TERPAL
Oleh
DENTIANA PRABARINI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERIKANAN
Pada
Jurusan Perikanan dan Kelautan
Program Studi Budidaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 11
April 1994 sebagai anak kedua dari pasangan Bapak Gatot
Hudi Utomo dan Ibu Tri Saharti Endah Dewi Pusparini.
Penulis memulai pendidikan formal dari Sekolah Dasar
Negeri 2 Teladan Rawa Laut diselesaikan pada tahun 2006,
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Bandar Lampung diselesaikan
pada tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Al Kautsar Bandar
Lampung diselesaikan pada tahun 2012. Penulis kemudian melanjutkan
pendidikan ke jenjang S1 di Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
(FP) Universitas Lampung pada tahun 2012 dan telah menyelesaikan studinya
pada tahun 2017.
Penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 60 hari di Desa
Sinar Banten, Kecamatan Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus pada tahun 2016.
Penulis melaksanakan Praktik Umum di Balai Layanan Usaha Produksi Budidaya
(BLUPBB) Karawang, Jawa Barat dengan judul “Pembenihan Ikan Nila Salin
(Oreochromis Niloticus) Di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan
Budidaya (BLUPPB) Karawang, Jawa Barat” pada tahun 2015.
Penulis pernah menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Biologi Akuatik pada
tahun 2013/2014. Penulis melaksanakan penelitian akhir di Laboratorium
Budidaya Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung dengan judul
“Performa Pertumbuhan Ikan Baung Mystus nemurus (Valenciennes, 1840)
Melalui Penambahan Komposisi Enzim Dalam Pakan Komersil di Kolam
Terpal” pada tahun 2017.
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan sebagai tanda baktiku kepada kedua
orang tuaku
Bapak dan Ibu
yang selalu mendo’akan dan menyemangatiku serta selalu yakin
padaku bahwa kau bisa melewati semua ini, menjadikan diriku kuat
dalam menyelesaikan studi.
Untuk Kakakku
alm. Danan Kusumojati.
Untuk sahabat-sahabatku
serta semua pihak yang ikut membantu menyelesaikan skripsi ini.
Dan tak lupa
untuk Almamater Universitas Lampung tercinta.
Dengan penuh rasa syukur kepada
Allah SWT, yang telah mengabulkan
doa dan harapan orang tuaku.
Kupersembahkan karya ini untuk
orang tuaku tersayang yang selalu
mendoakan dan menyemangatiku.
Untuk keluargaku yang selalu
memberikan kasih sayang, semangat
dan doa-doanya.
Untuk sahabat-sahabatku dan semua
pihak yang ikut membantu
menyelesaikan skripsi ini.
Dan tidak lupa untuk almamater
tercinta.
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
maka apabila kamu selesai (dari satu pekerjaan),
lakukanlah dengan sungguh-sungguh (pekerjaan) yang lain”
(Q.S Al Insyirah : 6-7)
Jika tidak benar dan tidak berguna, jangan katakan.
Jika benar dan tidak berguna jangan katakan.
Jika tidak benar dan berguna jangan katakan.
Jika benar dan berguna, tunggu waktu yang tepat.
(syaikh Abdul Qadir Jaelani)
Iman tanpa ilmu bagaikan lentera yang ditangan bayi.
Namun ilmu tanpa iman bagaikan lentera di tangan pencuri
(Buya Hamka)
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Performa
Pertumbuhan Ikan Baung Mystus nemurus (Valenciennes, 1840) Melalui
Penambahan Komposisi Enzim Dalam Pakan Komersil di Kolam Terpal”
yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Sarjana Perikanan (S.Pi.)
pada Jurusan Perikanan dan Kelautan, Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua yang telah mencurahkan kasih sayang, doa, dukungan, dan
perhatian kepada penulis sehingga dapat tetap berjuang sampai detik ini.
2. Kakakku alm. Danan Kusumojati
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
4. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M. Sc., selaku Ketua Jurusan Perikanan dan Kelautan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
5. Ibu Esti Harpeni, S.T., MAppSc dan Bapak Wardiyanto, S.Pi., M.P, selaku
Pembimbing I dan Pembimbing II atas kesediaan meluangkan waktu dan
kesabarannya memberikan bimbingan, dukungan, masukan berupa kritik dan
saran selama penelitian hingga penyelesaian skripsi.
6. Bapak Herman Yulianto, S.Pi, M.Si., selaku penguji yang telah memberikan
masukan berupa kritik dan saran dalam perbaikan dan penyelesaian skripsi.
7. Bapak Dr. Ir. A. Aman Damai, M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang
telah memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.
8. Seluruh dosen dan staf jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung yang telah memberikan pengetahuan dan pengalaman
selama penulis menuntut ilmu.
9. Ayi Anggraini Tungga Dewi, Dhiah Ambarwati, Isti Qomah, Marta Purnama
Sari, Siti Fatimah yang telah menjadi sahabat selama ini. Terimakasih karena
telah memberikan semangat, motivasi, dukungan, canda, tawa, selalu ada
didekatku saat suka maupun duka, senantiasa sabar menghadapiku, dan selalu
memberikan do’a untuk kebahagiaanku selama lima tahun ini.
10. Rahayu, Yuni, Nevi, Sekar, dan Githa yang telah menjadi sahabatku selama
ini. Terimakasih karena telah memberiku semangat, motivasi, dukungan,
canda, tawa, selalu ada didekatku saat suka maupun duka, senantiasa sabar
menghadapiku, dan selalu memberikan do’a untuk kebahagiaanku selama
tujuh tahun ini.
11. Sundari Sayekti yang selalu memberikan bantuan, semangat, nasehat, dan doa
selama penelitian.
12. Teman - teman seperjuangan saat penelitian Wulan, Aji, Anrifal, Wahyu,
Tania dan Desti terima kasih atas bantuannya selama penelitian.
13. Teman - teman satu angkatan 2012, Senior-senior angkatan 2011, 2010, serta
adik-adik Budidaya Perairan angkatan 2013, 2014, 2015 yang tak terlupakan
kebersamaannya.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas doa dan
dukungannya.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis. Penulis menyadari dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapakan kritik dan saran yang membangun. Semoga
skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung, Januari 2018
Dentiana Prabarini
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ..................................................................................................... i
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... v
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 2
1.3 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 2
1.4 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 3
1.5 Hipotesis ..................................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Ikan Baung .................................................................................... 5
2.1.1 Klasifikasi ......................................................................................... 5
2.1.2 Morfologi .......................................................................................... 5
2.1.3 Habitat ............................................................................................... 6
2.2 Kebutuhan Nutrisi Ikan Baung .................................................................. 7
2.2.1 Kebutuhan Protein ............................................................................ 8
2.2.2 Kebutuhan Karbohidrat ..................................................................... 8
2.2.3 Kebutuhan Lemak ............................................................................ 9
2.2.4 Kebutuhan Vitamin .......................................................................... 9
2.2.5 Kebutuhan Mineral .......................................................................... 9
2.3 Komposisi Enzim .......................................................................................... 10
2.3.1 Enzim Protease ................................................................................. 11
2.3.2 Enzim Amilase .................................................................................. 12
2.3.3 Enzim Lipase .................................................................................... 12
ii
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 14
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 14
3.2.1 Alat Penelitian ................................................................................. 14
3.2.2 Ikan Uji ........................................................................................... 14
3.2.3 Enzim ............................................................................................... 14
3.2.4 Pakan Uji ......................................................................................... 14
3.3 Rancangan Penelitian ................................................................................ 15
3.4 Prosedur Penelitian.................................................................................... 15
3.4.1 Persiapan Wadah .............................................................................. 15
3.4.2 Pakan Perlakuan .............................................................................. 16
3.5 Pelaksanaan .............................................................................................. 16
3.5.1 Pemeliharaan dan Pemberian Pakan ................................................ 16
3.6 Pengumpulan Data .................................................................................... 16
3.6.1 Pertumbuhan Berat Mutlak ............................................................. 16
3.6.2 Pertumbuhan Harian......................................................................... 17
3.6.3 Rasio Konversi Pakan ..................................................................... 17
3.6.4 Pengamatan Kualitas Air ................................................................. 18
3.7 Analisis Data ............................................................................................. 18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pertumbuhan Mutlak ................................................................................ 19
4.2 Laju Pertumbuhan Harian ........................................................................ 21
4.3 Rasio Konversi Pakan ............................................................................... 22
4.4 Kualitas Air .............................................................................................. 24
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 26
5.2 Saran ........................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 27
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Nilai kualitas air benih ikan baung ................................................................ 7
2. Kebutuhan nutrisi ikan baung dan ikan lele ................................................... 8
3. Kualitas air selama pemeliharaan .................................................................. 24
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir ............................................................................................... 4
2. Ikan Baung ..................................................................................................... 5
3. Denah Kolam ................................................................................................. 15
4. Grafik Pertumbuhan Mutlak ......................................................................... 19
5. Grafik Laju Pertumbuhan Harian ................................................................... 21
6. Grafik Rasio Konversi Pakan ........................................................................ 23
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Uji Statistik Pertumbuhan Mutlak ................................................................. 32
2. Uji Statistik Pertumbuhan Harian ................................................................. 34
3. Uji Statistik Rasio Konversi Pakan ................................................................ 36
4. Data Pertumbuhan Mutlak ............................................................................ 37
5. Data Laju Pertumbuhan Harian...................................................................... 38
6. Data Rasio Konversi Pakan............................................................................ 39
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan Baung merupakan ikan perairan umum yang mempunyai nilai
ekonomis penting, yang banyak dijumpai di perairan Sumatera, Jawa dan
Kalimantan (Robert, 1989). Ikan ini merupakan salah satu spesies lokal yang telah
dibudidayakan sejak tahun 1980, baik di kolam maupun di sangkar bambu
(keramba) dengan menggunakan benih dari hasil tangkapan di alam (Suryanti dan
Priyadi, 2002).
Permasalahan yang terjadi pada budidaya ikan baung salah satunya adalah
pada pakan. Pakan merupakan salah satu penentu keberhasilan kegiatan
pembenihan. Saat ini pakan komersil yang digunakan sebagai pakan ikan masih
merupakan produk impor yang harganya relatif mahal. Pemberian pakan terhadap
ikan dilakukan secara cermat disesuaikan dengan berkembangnya organ
pencernaan dan aktivitas enzim.
Demi menunjang pertumbuhan ikan pakan dapat ditambahkan dengan
probiotik atau enzim. Probiotik tergolong dalam makanan fungsional, dimana
bahan ini mengandung komponen-komponen yang dapat meningkatkan kesehatan
ikan dengan cara memanipulasi komposisi bakteri yang ada dalam saluran
pencernaan ikan. Sedangkan enzim merupakan katalis yang dapat mengubah laju
reaksi dan diharapkan mampu membantu reaksi pemecahan komponen-komponen
kompleks yang sulit dicerna ikan baung. Enzim memiliki sifat spesifik pada
substrat yaitu tidak mengenali substrat yang tidak cocok pada sisi aktifnya. Sisi
aktif enzim menjadi area pada enzim, tempat substrat terikat dan dikatalis agar
mengalami pemecahan atau penyusunan menjadi produk tertentu.
Sebelum mencapai kesempurnaan alat pencernaan, produksi enzim
endongen masih sangat rendah, maka pakan yang cocok diberikan adalah pakan
yang mengandung enzim (life food), sehingga pakan tersebut dapat mengalami
autolisis ketika berada dalam saluran pencernaan ikan.
2
Kehadiran enzim dalam pakan tersebut dapat membantu dan mempercepat
proses pencernaan, sehingga nutrien dapat cukup tersedia untuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan, sehingga pemberian pakan dengan penambahan enzim
eksogen menjadi penting untuk dikaji.
Upaya optimalisasi penggunaan pakan dalam pemeliharaan ikan agar lebih
cepat diaplikasikan maka perlu dilakukan predigest yaitu dengan menambahkan
enzim eksogen pada pakan kultivan. Enzim yang dikenal luas penggunaannya
adalah enzim amilase, lipase, dan protease. Protease berfungsi mengubah protein
menjadi asam amino, amilase mengubah pati menjadi maltosa, dan lipase
mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol (Kim, et al., 2011).
Dalam reaksi tersebut enzim mengubah senyawa yang selanjutnya disebut
substrat menjadi suatu senyawa yang baru yaitu produk, namun enzim tidak ikut
berubah dalam reaksi tersebut (Palmer, 1991). Setiap enzim memiliki aktivitas
maksimum pada suhu tertentu, aktivitas enzim akan semakin meningkat dengan
bertambahnya suhu hingga suhu optimum tercapai. Setelah itu kenaikan suhu
lebih lanjut akan menyebabkan aktivitas enzim menurun.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji pengaruh penambahan
komposisi enzim dengan dosis yang berbeda pada pakan buatan terhadap
pertumbuhan ikan baung (Mystus nemurus) dan mempelajari dosis optimal
komposisi enzim pada pakan buatan terhadap pertumbuhan ikan baung (Mystus
nemurus).
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu meningkatkan efisiensi penggunaan pakan dan
mampu menghidrolisis protein, lemak dan karbohidrat menjadi bahan yang
sederhana sehingga dapat terserap dengan optimal oleh tubuh ikan baung yang
dikarenakan adanya protein, lemak dan karbohidrat majemuk di dalam pakan yang
sulit dicerna oleh ikan baung.
3
1.4 Kerangka Pikir
Ikan baung merupakan salah satu komoditas budidaya air tawar di
Indonesia. Ikan ini berpotensi untuk dibudidayakan karena memiliki nilai
ekonomis tinggi. Keunggulan lain dari ikan baung adalah rasa dagingnya yang
pulen, gurih dan lezat. Selain itu ikan baung memiliki kandungan protein yang
tinggi dan rendah lemak.
Ketersediaan ikan baung sebagai bahan pangan masyarakat sebagian besar
masih berasal dari hasil tangkapan di alam. Semakin meningkatnya minat
konsumen terhadap ikan baung, mendorong penangkapan yang berlebihan,
sehingga kondisi tersebut cukup mengkhawatirkan terhadap keberadaan dan
ketersediaannya di alam. Benih yang ditangkap dari alam tidak tersedia secara
terus menerus sepanjang waktu, jumlahnya terbatas, kualitas tidak terjamin dan
ketersediaanya juga masih bergantung pada kondisi lingkungan.
Saat ini pakan buatan berupa pelet ikan sudah banyak digunakan oleh
pembudidaya ikan baung, tetapi sejauh ini salah satu masalah yang belum dapat
teratasi secara baik adalah kualitas pakan, ketersedian pakan, dan banyaknya
pakan yang tidak dimanfaatkan oleh ikan.
Penambahan komposisi enzim khususnya enzim pencernaan seperti enzim
protease, lipase dan amilase mampu menghidrolisis protein menjadi unsur-unsur
yang lebih sederhana yaitu peptida dan asam amino sehingga meningkatkan
pemanfaatan protein pakan oleh tubuh ikan baung. Selain itu penambahan
komposisi enzim dalam pakan mampu meningkatkan deposisi protein, lemak dan
karbohidrat pakan ke dalam tubuh ikan sehingga meningkatkan pemanfaatan
deposisi protein, lemak dan karbohidrat pakan oleh tubuh. Penambahan komposisi
enzim dengan dosis berbeda diharapkan dapat memaksimalkan kandungan nutrisi
pada pakan buatan sehingga protein majemuk yang terkandung dalam pakan
buatan mampu diserap secara maksimal oleh ikan baung.
4
Gambar 1. Kerangka Pikir
1.5 Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian yaitu pengaruh penambahan
komposisi enzim pada pakan buatan terhadap pertumbuhan benih ikan baung :
H0 : Penambahan komposisi enzim dengan dosis yang berbeda pada pakan
tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan benih ikan baung
H1 : Penambahan komposisi enzim dengan dosis yang berbeda pada pakan
berpengaruh terhadap pertumbuhan benih ikan baung
Budidaya Ikan Baung
Komposisi Enzim
(protease; amilase;
lipase)
Pakan
Mempercepat pertumbuhan
Dosis Enzim
(0%; 0,5%; 2,25%; 4%)
Pakan Alami Pakan Buatan
(Komersil)
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Ikan Baung
2.1.1 Klasifikasi
Klasifikasi ikan baung menurut Kottelat et al. (1993) adalah sebagai berikut:
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Sub class : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub ordo : Siluridea
Family : Bagridae
Genus : Mystus
Species : Mystus nemurus
2.1.2 Morfologi
Secara fisik, tubuh ikan baung (Gambar 2) sekilas menyerupai ikan patin.
Baung memiliki kumis atau sungut yang panjangnya mencapai sirip anal,
badannya tidak bersisik, mempunyai sirip dada dan sirip lemak yang besar,
mulutnya melengkung, beberapa spesies berwarna hitam namun yang dominan
adalah berwarna kecokelatan.
Gambar 2. Ikan Baung
6
Morfologi ikan baung adalah tubuhnya yang memanjang, agak pipih, kepala
ikan besar, sirip lemak di punggung sama panjang dengan sirip dubur, pinggiran
ruang mata bebas, bibir tidak bergerigi dan dapat digerakkan serta daun-daun
insang terpisah. Pada rahang terdapat 3-4 pasang sungut peraba yang panjang,
sirip punggung pendek, memiliki sepasang patil dan memiliki sirip punggung
tambahan atau sirip lemak. Sirip ekor bercagak dan tidak berhubungan dengan
sirip punggung maupun sirip dubur. Sirip dubur pendek dan sirip dada
mempunyai jari-jari keras yang sangat kuat serta bergerigi (Kottelat et al, 1993).
Induk betina ikan baung bertubuh lebih pendek dan mempunyai dua buah
lubang kelamin yang bentuknya bulat, sedangkan induk jantan ikan baung
bertubuh lebih panjang dengan satu buah lubang kelamin yang bentuknya panjang
(BBPBAT Sukabumi, 1998).
2.1.3 Habitat
Makanan dan kondisi lingkungan menjadi faktor penting dalam proses
pertumbuhan dan reproduksi. Apabila makanan mencukupi dan kondisi
lingkungan baik, maka keberlangsungan hidup suatu sumberdaya dapat berjalan
dengan baik. Saat ini, lingkungan perairan terus menerus mendapat tekanan dari
adanya kegiatan manusia yang menimbulkan pencemaran cukup tinggi sehingga
membuat kondisi ikan menjadi terganggu (Effendie, 2002).
Ikan baung adalah ikan asli Indonesia yang banyak hidup di perairan tawar.
Daerah yang paling disukai adalah perairan yang tenang, bukan air yang deras.
Karena itu, ikan baung banyak ditemukan di rawa-rawa, danau, waduk dan
perairan yang tenang lainnya. Meski begitu, ikan baung tetap memerlukan oksigen
yang tinggi untuk kehidupannya.
Ikan baung tumbuh dan berkembang di perairan tropis. Daya adaptasinya
tergolong rendah, kurang tahan terhadap perubahan lingkungan, dan serangan
penyakit. Ketidaktahanan pada keduanya terutama terjadi pada fase benih yaitu
dari ukuran 0,5 – 2 cm (Hardjamulia, 2000).
Aspek penting dalam pemeliharaan ikan adalah kualitas air. Ada beberapa
variabel penting yang berhubungan dengan kualitas air. Variabel-variabel tersebut
7
berhubungan dengan sifat kimia air (kandungan oksigen, karbondioksida, pH, zat-
zat beracun dan kekeruhan air). Selain sifat kimia tersebut, air juga memiliki sifat
fisika, antara lain yang berhubungan dengan suhu, kekeruhan, dan warna air
(Amri dan Khairuman, 2010).
Oksigen diperlukan untuk proses respirasi dan metabolisme dalam tubuh
ikan untuk aktivitas berenang, pertumbuhan, reproduksi, laju pertumbuhan, dan
konversi pakan. Nilai oksigen di dalam pengelolaan kesehatan ikan sangat penting
karena kondisi yang kurang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan dapat
mengakibatkan ikan stress sehingga mudah terserang penyakit (Sucipto dan
Prihartono, 2005).
Ikan baung dapat hidup pada ketinggian sampai 1.000 m di atas permukaan
laut, hidup baik pada suhu antara 25 - 32 O C, derajat keasaman (pH) antara 6,5 -
8, kandungan oksigen kisaran 3 – 8 ppm, kandungan amoniak di bawah 0,3 dan
air yang tidak terlalu keruh (Tabel 1).
Tabel 1. Nilai kualitas air benih ikan baung
Parameter Nilai Kisaran
Suhu (oC)
pH
Oksigen Terlarut (ppm)
Amoniak (mg/l)
25o – 32
o(a)
6,5 – 8(a)
3 – 8 (b)
>0,3(b)
Sumber : a) Amri dan Khairuman (2010)
b) Suhenda (2010)
2.2 Kebutuhan Nutrisi Ikan Baung
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kualitas dan
kuantitas pakan yang diberikan. Untuk dapat tumbuh dengan baik, ikan pada
umumnya membutuhkan nutrien/gizi yang lengkap. Aspek kebutuhan gizi pada
ikan sama dengan makhluk hidup lain, yaitu protein, karbohidrat, lemak, vitamin,
dan mineral agar dapat melakukan proses fisiologi dan biokimia selama hidupnya.
Penelitian tentang kebutuhan gizi pada ikan baung masih terbatas, sehingga untuk
pendekatan kebutuhan nutrisi pakan disesuaikan dengan ikan lele yang relatif
lebih lengkap.
8
Tabel 2. Kebutuhan nutrisi ikan baung dan ikan lele
Unsur Ikan Baung Ikan Lele
Protein (%)
Karbohidrat (%)
Lemak (%)
Vitamin (%)
Mineral (%)
40 1)
25 - 35 2)
10 - 15 2)
< 20 2)
1 2)
< 12)
Sumber : 1) Khan et al. (1993)
2) NRC (1993)
2.2.1 Kebutuhan Protein
Protein merupakan zat gizi yang sangat diperlukan oleh ikan untuk
memelihara sel-sel tubuh, pembentukan jaringan, penggantian jaringan tubuh
yang rusak, dan penambahan protein tubuh dalam proses pertumbuhan. Protein
juga digunakan sebagai sumber energi jika kebutuhan energi dari lemak dan
karbohidrat tidak terpenuhi. Karena protein memiliki peranan penting bagi
pertumbuhan, maka penyediaan protein dalam pakan perlu diberikan dalam
jumlah yang cukup dan bermutu baik. Kebutuhan protein dalam pakan
berhubungan erat dengan pola asam amino essensial. Oleh karena itu, untuk
mencegah pakan kekurangan asam amino, maka pembuatan ransum pakan ikan
dianjurkan menggunakan berbagai sumber protein.
Ikan baung membutuhkan protein dalam jumlah yang cukup besar.
Berdasarkan penelitian Khan et al. (1993) menganjurkan pertumbuhan juvenil
ikan baung dapat optimal sebaiknya diberikan pakan dengan protein 40 %.
2.2.2 Kebutuhan Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi. Kandungan karbohidrat
dalam pakan menjadi sangat penting karena kelebihan energi dan kekurangan
energi dapat berakibat negative bagi pertumbuhan ikan. Jika kelebihan energi
dalam pakan, ikan akan berhenti makan. Sebaliknya jika kekurangan energi dalam
pakan, ikan akan menggunakan energi dari protein untuk memenuhi kebutuhan
energinya. Padahal, penggunaan protein sebagai sumber energi sangat tidak
efisien.
9
Kebutuhan karbohidrat pada ikan baung belum ada data yang tersedia. Oleh
karena itu, kebutuhan karbohidrat kita dapat menggunakan patokan kebutuhan
karbohidrat pada ikan lele (Glorias batrachus), yaitu sebesar 10 % - 15 %.
2.2.3 Kebutuhan Lemak
Seperti halnya karbohidrat, lemak merupakan sumber energi, di samping
berfungsi memelihara bentuk dan fungsi membran atau jaringan sel yang penting
bagi organ tertentu, membantu dalam penyerapan vitamin yang larut dalam lemak,
mempertahankan daya apung tubuh, dan sebagai antioksidan.
Kebutuhan lemak ikan baung belum diteliti, maka kebutuhan lemak dapat
menggunakan patokan kebutuhan lemak pada ikan lele (Glorias batrachus), yaitu
lebih kecil dari 20 %.
2.2.4 Kebutuhan Vitamin
Ikan membutuhkan vitamin dalam pakan untuk pertumbuhan yang normal,
perawatan tubuh, dan reproduksi. Kekurangan vitamin dapat menimbulkan
penyakit, nafsu makan menurun, pertumbuhan lambat, dan pendarahan pada sirip.
Pada umumnya, ikan membutuhkan 1 % vitamin dari total komponen pakan.
2.2.5 Kebutuhan Mineral
Kebutuhan mineral pada ikan dapat diperoleh sebagian dari air melalui
insang, ginjal, lapisan mukosa di rongga mulut serta kulit, dan sebagian lagi
diperoleh dari makanannya. Fungsi utama mineral dalam tubuh ikan adalah untuk
pembentukan struktur rangka, memelihara sistem koloid (tekanan osmosis,
viskositas, difusi), dan regulasi keseimbangan asam basa. Mineral juga merupakan
komponen penting dari hormon - hormon dan enzim-enzim serta aktivitas enzim
(NRC, 1993).
Walaupun ikan mampu mengambil mineral dari lingkungannya,
penambahan mineral pada pakan tetap dibutuhkan. Pakan yang tidak mengandung
mineral dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, pertumbuhan lambat, dan
10
pembentukan tulang tidak sempurna. Kebutuhan mineral ikan baung belum
didapatkan, tetapi untuk kebanyakan ikan mineral sebaiknya lebih kecil dari 1%.
2.3 Komposisi Enzim
Enzim dikatakan sebagai suatu kelompok protein yang berperan sangat
penting dalam aktivitas biologis. Dalam jumlah yang sangat kecil, enzim dapat
mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan hasil akhir reaksinya. Enzim ini akan kehilangan
aktivitasnya akibat panas, asam atau basa kuat, pelarut organik, atau pengaruh lain
yang bisa menyebabkan denaturasi protein. Enzim dikatakan mempunyai sifat
sangat khas, karena hanya bekerja pada substratnya (Girindra, 1990).
Pemanfaatan materi dan energi pakan untuk pertumbuhan terlebih dahulu
melalui suatu proses pencernaan dan metabolisme. Dalam proses pencernaan,
makanan yang tadinya merupakan senyawa kompleks akan dipecah menjadi
senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah diserap melalui dinding usus dan
disebarkan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Protein dihidrolisis
menjadi asam amino bebas dan peptida-peptida pendek, karbohidrat dipecah
menjadi gula-gula sederhana dan lemak menjadi asam-asam lemak dan gliserol.
Proses-proses di atas dilakukan oleh enzim-enzim pencernaan (Tillman et al.
1991).
Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang
berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan
bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim
tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan.
Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim
juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan
aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim.
Kecernaan pakan dipengaruhi oleh keberadaan enzim dalam saluran
pencernaan ikan, tingkat aktivitas enzim-enzim pencernaan dan lama kontak
pakan yang dimakan dengan enzim pencernaan. Dengan demikian peranan enzim
pencernaan dalam proses pencernaan sangat dominan, yaitu berperan dalam
11
menghidrolisis senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang siap untuk
diserap (Hepher, 1990).
Enzim adalah katalisator biologis dalam reaksi kimia yang sangat
dibutuhkan dalam kehidupan. Enzim adalah protein, yang disintesis di dalam sel
dan dikeluarkan dari sel yang membentuknya melalui proses eksositosis. Enzim
yang disekresikan ke luar sel digunakan untuk pencernaan di luar sel (di dalam
rongga pencernaan) atau ”extra cellular digestion”, sedangkan enzim yang
dipertahankan di dalam sel digunakan untuk pencernaan di dalam sel itu sendiri
atau disebut ”intra cellular digestion” (Affandi et al., 2004).
Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 10
11 kali lebih cepat
dibandingkan ketika reaksi tersebut tidak menggunakan katalis. Seperti katalis
lainnya, enzim juga menurunkan atau memperkecil energi aktivasi suatu reaksi
kimia (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009). Dalam raksi tersebut enzim mengubah
senyawa yang selanjutnya disebut substrat menjadi suatu senyawa yang baru yaitu
produk, namun enzim tidak ikut berubah dalam reaksi tersebut (Palmer, 1991).
Enzim yang dikenal luas penggunaannya adalah enzim amilase, lipase, dan
protease yang merupakan enzim hidrolitik pemecah senyawa makromolekul
karbohidrat, lemak, dan protein.
2.3.1 Enzim Protease
Enzim protease mempunyai dua pengertian, yaitu proteinase yang
mengkatalisis hidrolisis molekul protein menjadi fragmen-fragmen yang lebih
sederhana, dan peptidase yang menghidirolisis fragmen polipeptida menjadi asam
amino. Enzim proteolitik yang berasal dari mikroorganisme adalah protease yang
mengandung proteinase dan peptidase (Ferdiansyah, 2005).
Protease adalah enzim yang menghidrolisis ikatan peptida pada molekul
protein yang menghasilkan peptida atau asam amino. Protein terdiri atas molekul
asam amino yang bervariasi jumlahnya, berkisar antara 10 sampai ribuan yang
berfungsi sebagai unit penyusun polimer protein yang terangkai melalui ikatan
peptida. Protein yang memiliki lebih dari 10 asam amino disebut polipeptida
12
sedangkan istilah protein ditujukan bagi polimer asam amino dengan jumlah di
atas 100 (Suhartono, 1989).
Protease berperan dalam sejumlah reaksi biokimia seluler. Selain diperlukan
untuk degradasi protein nutrien, enzim protease terlibat dalam sejumlah
mekanisme patogenisitas, proses koagulasi darah, proses sporulasi, diferensiasi,
sejumlah proses pasca translasi protein, dan mekanisme ekspresi ekstraseluler
(Rao, et al., 1998).
2.3.2 Enzim Amilase
Amilase dapat diperoleh dari berbagai sumber mikroorganisme, tanaman,
dan hewan (Aiyer, 2005). Molekul amilum akan dipecah oleh amilase pada ikatan
α-1,4-glikosida dan α-1,6-glikosida (Richana, 2000). Amilase dibedakan menjadi
endoamilase dan eksoamilase. Endoamilase umumnya dikenal seagai α-amilase,
sedangkan eksoamilase dikenal sebagai β-amilase (Sumardjo, 2009).
Enzim amilase digunakan untuk memecah karbohidrat menjadi glukosa.
Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat tergantung pada
kemampuannya dalam menghasilkan enzim amilase (pemecah karbohidrat).
Karbohidrat diserap oleh jaringan tubuh terutama dalam bentuk glukosa, yang
berfungsi dalam metabolisme yaitu sebagai sumber energi, sebagai cadangan
energi yang ditimbun dalam bentuk glikogen, dan untuk diubah menjadi
trigliserida maupun asam-asam amino non esensial. Umumnya, ikan menyimpan
pati dalam bentuk α-amilase (Buwono, 2000).
2.3.3 Enzim Lipase
Enzim lipase adalah enzim yang bekerja untuk menghidrolisis lemak dan
minyak. Berdasarkan fungsi fisiologisnya enzim lipase mempunyai peranan
penting menghidrolisis lemak dan minyak menjadi asam lemak dan gliserol yang
dibutuhkan dalam proses metabolisme. Enzim lipase ini dapat memecah ikatan
ester pada lemak sehingga menjadi asam lemak dan gliserol (Poedjiadi dan
Supriyanti, 2007). Lipase merupakan kelompok enzim yang secara umum
13
berfungsi dalam hidrolisis triasilgliserol (trigliserida) untuk menghasilkan asam
lemak rantai panjang dan gliserol (Yu, et al., 2007).
Enzim lipase memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang
memiliki molekul lebih sederhana dan lebih kecil. Di dalam tubuh lemak perlu
dipecah karena merupakan molekul kompleks yang tidak bisa diangkut oleh
cairan getah bening sehingga perlu di pecah menjadi bentuk yang lebih sederhana
oleh bantuan enzim lipase. Pemberian enzim pada pakan komersial tidak
mengakibatkan penambahan kandungan lemak kasar, karena enzim adalah protein
dan tidak mengandung lemak (Poedjiadi dan Supriyanti, 2005).
14
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2017, bertempat di
Laboratorium Budidaya Perairan Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kolam terpal berukuran 400
cm x 200 cm x 60 cm, waring, timbangan digital, termometer, DO meter, kertas
pH, alat tulis dan kamera.
3.2.2 Ikan Uji
Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan baung
(Gambar 2) yang berasal dari Balai Benih Sentra Purbolinggo, Lampung Timur
dengan bobot 5-7 gram.
3.2.3 Enzim
Enzim yang digunakan adalah enzim hidrolisis dengan kandungan bahan
aktif enzim protease sebesar 0,16 mµ/g, enzim lipase sebesar 2,40 mµ/g dan
enzim amilase sebesar 0,73 mµ/g yang diproduksi oleh Balai Besar
Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara.
3.2.4 Pakan Uji
Pakan uji yang digunakan yaitu pakan dengan kandungan protein 39-41%,
lemak 5%, serat 6%, abu 18% dan air 10% yang diberikan tambahan komposisi
enzim sebesar 0,5%; 2,25%; dan 4%.
15
3.3 Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara eksperimen, menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL), dengan 4 perlakuan dengan masing-masing 3 ulangan.
Penempatan tempat uji dilakukan secara acak. Perlakuan yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
Perlakuan A : Tanpa penambahan komposisi enzim pada pakan komersil.
Perlakuan B : Penambahan komposisi enzim 0,5% pada pakan komersil.
Perlakuan C : Penambahan komposisi enzim 2,25% pada pakan komersil.
Perlakuan D : Penambahan komposisi enzim 4% pada pakan komersil.
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Persiapan Wadah
Gambar 3. Denah Kolam
Keterangan :
B3 : Perlakuan B ulangan 3 B2 : Perlakuan C ulangan 2
A3 : Perlakuan A ulangan 3 D2 : Perlakuan C ulangan 2
C1 : Perlakuan A ulangan 1 B1 : Perlakuan C ulangan 1
C2 : Perlakuan B ulangan 2 D1 : Perlakuan D ulangan 1
A1 : Perlakuan B ulangan 1 C3 : Perlakuan D ulangan 3
D3 : Perlakuan B ulangan 3 A2 : Perlakuan D ulangan 2
D1 B1 A3 A1
D3 C1 D2 B2
C2 A2 B3 C3
16
Wadah pemeliharaan yang akan digunakan berupa kolam terpal berukuran
400 cm x 200 cm x 60 cm yang kemudian diberi sekat berukuran 100 cm x 100
cm. Hal pertama yang dilakukan dalam persiapan wadah yaitu pengeringan
kolam. Setelah itu kolam diisi air dengan ketinggian 40 cm.
3.4.2 Pakan Perlakuan
Aplikasi pemberian enzim untuk pakan dilakukan dengan metode spray.
Tahapan awal adalah dengan melarutkan enzim sesuai dosis yang ditetapkan
dengan air bersih. Lalu larutan enzim dimasukkan ke botol dan kemudian
disimpan di kulkas. Setelah itu larutan enzim disemprotkan ke pakan dan
kemudian di keringkan selama 10 menit lalu selanjutnya pakan diberikan ke ikan.
Sisa pakan yang sudah diberi enzim dapat disimpan di dalam kulkas.
3.5 Pelaksanaan
3.5.1 Pemeliharaan dan Pemberian Pakan
Penebaran benih dilakukan pada pagi hari. Benih yang ditebar dengan bobot
5-7 gram dimasukkan ke dalam kolam terpal yang sudah diberi sekat dengan
padat tebar 10ekor/m2. Sebelumnya ikan diaklimatisasi terhadap habitat dan pakan
selama 3-7 hari. Pemeliharaan dilakukan selama 40 hari. Pakan yang diberikan
selama pemeliharaan adalah pakan pelet dengan frekuensi pemberian pakan tiga
kali sehari pada pukul 08.00 pagi, 12.00 siang dan 16.00 sore dengan feeding rate
(FR) 3% dari bobot tubuh.
3.6 Pengumpulan Data
Variabel yang dikaji meliputi pertumbuhan mutlak, pertumbuhan harian
(ADG), rasio konversi pakan (FCR), dan kualitas air.
3.6.1 Pertumbuhan Berat Mutlak
Pertumbuhan berat mutlak diukur dengan menggunakan timbangan digital.
Pertumbuhan mutlak dihitung dengan menggunakan rumus Effendie (2002)
sebagai berikut :
17
W = Wt – Wo
Keterangan :
W = Pertumbuhan berat mutlak (g)
Wt = Berat rata-rata akhir (g)
Wo = berat rata-rata awal (g)
3.6.2 Pertumbuhan Harian (ADG)
Pertumbuhan harian dihitung dengan menggunakan rumus Zonneveld et al
(1991) sebagai berikut :
Keterangan :
ADG = Laju pertumbuhan harian (g/hari) ( Average Daily Growth)
Wt = Bobot rata-rata ikan baung pada hari ke-t (g)
Wo = Bobot rata-rata ikan baung pada hari ke-0 (g)
t = Waktu pemeliharaan (hari)
3.6.3 Rasio Konversi Pakan (FCR)
Rasio konversi pakan atau Feed Convertion Rasio (FCR) adalah
perbandingan antara jumlah pakan yang diberikan dengan berat ikan baung yang
dihasilkan. Effendie (2002) menyatakan FCR dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
FCR = Feed Convertion Ratio
F = Jumlah pakan yang dimakan selama masa pemeliharaan (kg)
Wt = Biomas akhir (kg)
Wo = Biomas awal (kg)
18
3.6.4 Pengamatan Kualitas Air
Pengamatan kualitas air meliputi suhu, oksigen terlarut (DO), dan tingkat
keasaman (pH). Pengamatan kualitas air yang terdiri dari kandungan amonia
(NH3) dilakukan pada awal, pertengahan dan akhir penelitian. Pengamatan
kualitas air dilaksanakan pada awal, pertengahan dan akhir pemeliharaan.
3.7 Analisis Data
Data yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah pertumbuhan berat
mutlak, pertumbuhan harian (ADG), dan rasio konversi pakan (FCR). Data
dianalisis ragam (Uji F) untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan pada taraf
kepercayaan 95%. Data kualitas air yang didapatkan berdasarkan hasil
pengukuran kemudian dianalisis secara deskriptif. Bila terdapat perbedaan yang
nyata dilakukan uji lanjut BNT untuk mendapatkan perlakuan yang terbaik.
26
5. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian
komposisi enzim pada pakan memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan
mutlak dan laju pertumbuhan harian (ADG) tetapi tidak berpengaruh nyata
terhadap rasio konversi pakan (FCR). Dosis optimal penambahan komposisi
enzim yaitu pada perlakuan C sebesar 2,25%.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah perlu
dilakukan penelitian lanjutan untuk jenis ikan baung dengan feeding rate dan
komposisi enzim yang berbeda.
27
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, R., D. S. Sjafei., M. F. Rahardjo, & Sulistiono. (2004). Fisiologi Ikan
Pencernaan dan Penyerapan Makanan . Bogor : IPB. Hal 64-74.
Aiyer, P.V. (2005). Amylases And Their Applications. African Journal Of
Biotechnology 4(13). 1525-1529.
Amalia, R., Subandiyono & Endang, A. (2013). Penggaruh Penggunaan Papain
terhadap Tingkat Pemanfaatan Protein Pakan dan Pertumbuhan Lele Dumbo
(Clarias gariepinus). Journal of Aquaculture Management and Technology
2(1): 136-143.
Amri, K., & Khairuman. (2010). Ikan baung, peluang usaha dan teknik budidaya
intensif. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 88 hal.
BBPBAT Sukabumi. (1998). Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Baung. Balai
Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar: Sukabumi. 47 hal.
Buwono, I. D. (2000). Kebutuhan Asam Amino Esensial dalam Ransum Ikan.
Yogyakarta: Kanisius. 56 hal.
Dunham, R.A. (2004). Aquaculture and Fisheries Biotechnology. Genetic
Approach. CABI Publishing. Cambridge, USA. 85-99p.
Effendie, M.I. (2002). Biologi Perikanan. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Yayasan
Pustaka Nusantara. 163 hal.
Ferdiansyah, V. (2005). Pemanfaatan Kitosan Dari Cangkang Udang Sebagai
Matriks Penyangga Pada Imobilisasi Enzim Protease [Skripsi]. Fakultas
Perikanan Dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor. 73 hal.
Furuichi, M. (1988). Dietary Activity of Carbohydrates. In Fish nutition and
Mariculture. Watanabe, T. Departement of Aquatic Biosciences Tokyo
University of Fishes, Tokyo. 77p.
Girindra, A. (1990). BIOKIMIA I Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia. 76 hal.
Hardjamulia. (2000). Beberapa Catatan Tentang Penentuan Kadar Oksigen dalam
Air Berdasarkan Metode Winkler. Oseana, 10(4) : 138-149.
Hasan, O.D.S. 2000. Pengaruh pemberian enzim papain dalam pakan buatan
terhadap pemanfaatan protein dan pertumbuhan benih ikan Gurame
(Osphronemus gouramy Lac). [Tesis] Program Pascasarjana IPB, Bogor. 75
hal.
28
Hepher, B. (1990). Nutrition of pond fishes. New York: Cambridge University
Press. Canbridge. 388p.
Huet, M. (1971). Textbook of Fish Culture, Cyre and Sportis Woode Ltd. London.
436p.
Khan, M.S., K.J. Ang, M.A. Ambak & C.R. Saad. (1994). Optimum dietary
protein requirement of a Malaysian catfish, Mystus nemurus. Aquaculture,
112: 227-235.
Kim, W., Bae, S., Park, K., Choi, W., & Han, S. (2011). Biochemical
characterization of digestive enzymes in The Black Soldier Fly, Hermetia
illucencs (Diptera : Stratiomyidae). Journal of Asia Pacific Entomology,
14(1), 11-14.
Kordi, G. (2009). Budidaya Perairan Jilid 2. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Bandung. 115 hal.
Kottelat, M., Kartikasari, S. N., & Wirjoatmodjo, S. (1993). Ikan air tawar
Indonesia bagian barat dan Sulawesi. Periplus editions. 291 hal.
Lovell, R.T. (1988). Nutrition and Feeding Ain Fish. Auburn University An AVI,
Book. 16-31p.
Mudjiman, A. (2004). Makanan Ikan. Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya.
109 hal.
NRC (National Research Council). (1993). Nutrient Requirement of Fish.
National Academy Press, Washington D.C. 45-83p.
Palmer, T. (1991). Understanding Enzyme Third Edition. England: Ellis Horwood
Limited. 399p.
Pascual, F.P. (2009). Status of shrimp nuntrision and feed development in
Southeast Asia. In Nutrision Research in Asia by De Silva (Ed.).
Proceeding of The Third Asian Fish Nutrition Network Meeting. Asian
Fisheries Society. 80-89p.
Poedjiadi, A., & Supriyanti T. F. M. (2005). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-
Press. 476 hal.
Rayes, R. D., Sutresna, I. W., Diniarti, N., & Supii, A. I. (2013). Pengaruh
Perubahan Salinitas Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Ikan Kakap
Putih (Lates calcarifer Bloch). Jurnal KELAUTAN, 6(1), 54-55.
Richana, N. 2000. Prospek Dan Produksi Enzim α-Amilase Dari Mikroorganisme.
Agro Bio, 3(2):15-58p.
29
Rosmawati. (2005). Hidrolisis Pakan Buatan Oleh Enzim Pepsin dan Pankreatin
Untuk Meningkatkan Daya Cerna dan Pertumbuhan Benih Ikan Gurami
(Osphronemus gouramy). [Tesis]. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian
Bogor.
Robert, T. R. (1989). The freshwater fishes of Western Borneo (Kalimantan Barat,
Indonesia). California : Academy of Science. 210p.
Sari, W. A. P., Subandiyono, & Hastuti. S. (2013). Pemberian Enzim Papain
untuk Meningkatkan Pemanfaatan Protein Pakan dan Pertumbuhan Benih
Ikan Nila Larasati (Oreochromis niloticus Var.). Journal of Aquaculture
Management and Technology, 2(1): 1-12.
Sucipto, A., & Prihartono, R. E. (2005). Pembesaran Nila Merah Bangkok.
Jakarta: Penebar Swadaya. 47 Hal.
Suhenda, N. 2010. Penentuan Awal Pemberian Pakan untuk Mendukung Sintasan
dan Pertumbuhan Larva Ikan Baung (Hemibagrus nemurus). Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Tawar. Bogor. 53 hal.
Sumardjo, D. (2009). Pengantar Kimia. Cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 650 hal.
Suryanti, Y & A. Priyadi, (2002). Penentuan saat awal pemberian pakan buatan
dan hubungannya dengan perkembangan aktivitas enzim pencernaan pada
benih ikan baung (Mystus nemurus C.V.). Jurnal Penelitian Perikanan
Indonesia, 8(5) : 37-42.
Tang, U.M., H. Alawi, & R.M. Putra. (2002). Pematangan Gonad Ikan Baung
(Mystus nemurus) Dengan Pakan Dan Lingkungan Yang Berbeda. Hayati,
6(1): 10-12p.
Taqwdasbriliani, E. B., Hutabarat, J., & Arini, E. (2013). Pengaruh Kombinasi
Enzim Papain dan Enzim Bromelin terhadap Pemanfaatan Pakan dan
Pertumbuhan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscogutattus). Journal of
Aquaculture Management and Technology, 2(3): 58-76p
Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo S. Prawirokusumo & S.
Lebdosoekojo. (1991). Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press. 158 hal.
Watanabe, T. 1988. Fish Nutrition and Marine Culture. JICA Text Book the
General Aquaculture Broscienees. Tokyo University of Fisheries. 233p.
Yamin. M, Neltje N.P, & Rachmansyah. 2008. Aktivitas enzim protease dalam
lambung dan usus ikan kerapu macan setelah pemberian pakan. Media
Akuakultur, 3(1): 267-285p.