MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
56 Sapriana, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)...
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MELALUI PENDEKATAN
PARSIPATORY HYGIENE AND SANITATION TRANSFORMATION (PHAST) Di
SDIT HIDAYATULLAH PALU
Sapriana*
*Dosen Poltekkes kemenkes Palu
ABSTRACT
The percentage of households living in clean and healthy lives in Indonesia is 56.2 percent.
The Central Sulawesi is one of the provinces with the smallest percentage of households
living clean and healthy (30,90) in addition to Papua and West Papua (Ministry of Health,
2013). The low percentage of households living in clean and healthy lives in Central
Sulawesi has an impact on several environmental-based diseases whose number of cases
increases or outbreaks. By 2014, there are five environmental-based infectious diseases of
nine types of diseases classified as KLB (Central Sulawesi Health Office 2014). The
purpose of this study is to know the effectiveness of PHAST on PHBS students (i) SDIT
Hidayatullah Palu. This research is a quasi experimental research with the design of The
One Group Pretest Posttest. Data were collected by assessing pre post test. The research
instrument in the form of questionnaires, and questionnaires. The data were analyzed to
see the difference of PHBS before and after PHAST. The results of the study showed that
PHAST was effective on increasing the knowledge of PHBS and Disease in students (i) in
SDIT Hidayatullah Palu, but not effective against the improvement of PHBS attitude. From
7 PHBS practice items examined both before and after the implementation of PHAST, 3M
practices were still very low at 15% (before) and 35% (after), but still showed an increase
of 2.3 times. The practice of other PHBS relatively did not show any significant change or
improvement. Therefore, it is necessary to increase knowledge about PHBS and disease
which is often experienced by school children continuously, and try to complete school
sanitation facilities.
Keywords: PHBS, PHAST
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
57 Sapriana, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)...
ABSTRAK
Persentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat di Indonesia adalah
56,2 persen. Sulawesi Tengah merupakan salah satu propinsi dengan persentase rumah
tangga berperilaku hidup bersih dan sehat yang rendah (30,90) disamping Papua dan Papua
Barat (Kementerian Kesehatan, 2013). Rendahnya persentase rumah tangga yang
berperilaku hidup bersih dan sehat di Sulawesi Tengah berdampak pada beberapa penyakit
berbasis lingkungan yang jumlah kasusnya meningkat atau KLB. Pada tahun 2014, ada
lima penyakit menular berbasis lingkungan dari sembilan jenis penyakit yang
diklasifikasikan sebagai KLB (Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah 2014). Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas PHAST pada siswa PHBS (i) SDIT
Hidayatullah Palu. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan
The One Group Pretest Posttest. Data dikumpulkan dengan menilai pre post test.
Instrumen penelitian berupa kuesioner dan lembar observasi. Data dianalisis untuk melihat
perbedaan PHBS sebelum dan sesudah PHAST. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
PHAST efektif untuk meningkatkan pengetahuan PHBS dan Penyakit pada siswa (i) di
SDIT Hidayatullah Palu, namun tidak efektif terhadap perbaikan sikap PHBS. Dari 7 item
praktik PHBS yang diperiksa sebelum dan sesudah penerapan PHAST, praktik 3M masih
sangat rendah yaitu 15% (sebelum) dan 35% (setelah), namun masih menunjukkan
peningkatan sebesar 2,3 kali. Praktik PHBS lainnya relatif tidak menunjukkan adanya
perubahan atau peningkatan yang berarti. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan pengetahuan
tentang PHBS dan penyakit yang sering dialami anak sekolah secara terus menerus, dan
berusaha melengkapi sarana sanitasi sekolah.
Kata Kunci: PHBS, PHAST
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
58 Sapriana, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)...
PENDAHULUAN
Berdasarkan data epidemiologis
terkait dengan perilaku hidup bersih dan
sehat pada lingkungan usia anak sekolah
dasar, penyebaran penyakit berbasis
lingkungan di kalangan anak sekolah di
Indonesia masih tinggi. Seperti kasus
infeksi demam berdarah dengue, diare,
cacingan, infeksi saluran pernafasan akut,
serta reaksi simpang terhadap makanan
akibat buruknya sanitasi dan keamanan
pangan. Penelitian Novitasari Tahun 2013
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara tingkat
pengetahuan, sikap, dan praktik PHBS
dengan kejadian diare.
Persentase rumah tangga berperilaku
hidup bersih dan sehat di Indonesia sebesar
56,2 persen. Adapun Sulawesi Tengah
merupakan salah satu propinsi dengan
persentase terkecil rumah tangga
berperilaku hidup bersih dan sehat (30,90)
disamping Papua dan Papua Barat
(Kementerian Kesehatan, 2013).
Rendahnya persentase rumah tangga
berperilaku hidup bersih dan sehat di
Sulawesi Tengah berdampak pada
beberapa penyakit berbasis lingkungan
yang jumlah kasusnya meningkat ataupun
KLB. Pada tahun 2014, terdapat lima
penyakit menular berbasis lingkungan dari
sembilan jenis penyakit yang tergolong
KLB (chikungunya dengan frekuensi 10
kali, campak dengan frekuensi 18 kali,
DBD dengan frekuensi 5 kali, demam
typoid dengan frekuensi 1 kali dan Diare
dengan frekuensi 5 kali (UPT. Surveilans
Data dan Informasi Dinkes Sulteng, 2014)
Beberapa penelitian menyebutkan
bahwa tindakan hygiene dapat mengurangi
kejadian penyakit menular. Penelitian Luby
et al Tahun 2004 menyebutkan bahwa
meningkatkan mencuci tangan di rumah
tangga dapat mengurangi kejadian diare di
kalangan anak-anak dengan risiko tinggi
kematian akibat diare. Penelitian lainya
menemukan bahwa siswa-siswa dengan
perilaku mencuci tangan yang baik
dilaporkan sedikit yang mengalami
gastrointestinal month symptoms
(OR=0,8;95%CI=0.6,0.9) atau absen
disekolah dibanding tahun sebelumnya
(Catalina Lopez et al, 2009). Penelitian-
penelitian tersebut menyarankan untuk
meningkatkan pendidikan kesehatan
tentang perilaku hidup bersih, sehingga
masyarakat sadar, mau dan mampu
mempraktekkan perilaku hidup bersih dan
sehat, baik melalui pendekatan pimpinan
(advocacy), bina suasana (social support)
dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment).
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
59 Sapriana, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)...
Partisipatory Hygiene and
Sanitation Transformation (PHAST).
merupakan salah satu upaya pendekatan
atau pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan. PHAST mempunyai tujuan
fokus pada perubahan perilaku hidup
bersih dan sehat serta pencegahan
penyakit. Pendekatan partisipatif ini
dikembangkan untuk mendorong
masyarakat dalam menganalisis situasi
mereka sendiri, mengidentifikasi masalah
utama, memutuskan hal yang perlu
diperbaiki, dan berencana bagaimana
mereka akan melakukannya dan kemudian
bertindak. Sejak lama pesan secara
konvensional tentang kebersihan dan
sanitasi telah diketahui dan sebagian besar
dipahami oleh masyarakat. Namun, pesan-
pesan tersebut tidak diterjemahkan secara
signifikan.
Berdasarkan penelitian pendahuluan,
siswa ((i) di SDIT Hidayatullah telah
beberapa kali mendapat penyuluhan
kesehatan dari berbagai instansi seperti
Dinas Kesehatan Kota Palu, mahasiswa (i)
dari perguruan tinggi kesehatan yang ada
di Kota Palu, namun siswa (i) belum
semuanya dapat berPHBS dengan baik
atau penerapan PHBS di sekolah belum
maksimal. Contohnya perilaku cuci tangan
dengan sabun dan air mengalir, masih ada
siswa (i) yang apabila hendak makan hanya
mencuci tangan dengan air saja tanpa
menggunakan sabun.
Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap
dan praktik hygiene perorangan murid SD
dengan pendekatan Partisipatory Hygiene
and Sanitation Transformation (PHAST).
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
kuasi eksperimen dengan desain The One
Group Pretest Posttest ,dimana peneliti
ingin mengetahui efektifitas PHAST
terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
siswa(i) SDIT Hidayatullah Palu. Jumlah
populasi adalah 25 orang, jumlah sampel
20 orang, seyogyanya dalam penelitian ini
sampel sebanyak 25 orang (total
sampling), atau seluruh siswa (i) kelas VI,
akan tetapi 2 orang sedang sakit saat
penelitian dilaksanakan, dan 3 orang
lainnya telah pindah sekolah, sehingga
responden dalam penelitian ini berjumlah
20 orang.
PHBS dalam penelitian ini adalah
pengetahuan, sikap dan tindakan siswa (i)
terkait perilaku hidup bersih dan sehat
dalam rangka mencegah penyakit-penyakit
infeksi
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
60 Sapriana, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)...
PHAST dalam penelitian ini adalah
pendekatan partisipatif yang dilakukan
agar terjadi perubahan / peningkatan
perilaku hidup bersih dan sehat dalam
rangka mencegah penyakit-penyakit
infeksi pada siswa(i). Adapun metodenya
berupa ceramah, curah pendapat
(brainstorming), penugasan, diskusi
kelompok, simulasi dan praktek penerapan
PHAST, dan presentasi dan tanya jawab.
Adapun proses partisipasi sebagai berikut:
a. Pembukaan (menyampaikan tujuan,
perkenalan dan pencairan suasana)
b. Pemetaan (sarana sanitasi yang
tersedia disekolah)
c. Pemahaman sarana (sarana dengan
kondisi baik dan buruk)
d. Pemahaman perilaku (perilaku baik
dan buruk)
e. Identifikasi penyakit (penyakit-
penyakit yang biasa diderita anak
sekolah : batuk dan pilek, DBD, diare,
penyakit kulit, cacar)
f. Alur penyakit
g. Blocking penyakit
h. Matrik prioritas
i. Hasil partisipatori (laporan singkat)
Data dalam penelitian ini terdiri dari
data primer dan data sekunder. Instrumen
yang digunakan berupa kuesioner, dan
angket.
Data yang diperoleh dianalisis
dengan uji t sampel berpasangan (paired
sample t test) bila data berdistribusi
normal, dan uji wilcoxon bila data tidak
berdistribusi normal. Hasil analisis
kemudian akan disajikan dalam bentuk
tabel, distribusi frekuensi dan narasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Efektivitas PHAST terhadap
Pengetahuan tentang PHBS dan
Penyakit
Berikut ini adalah statistik
pengetahuan tentang PHBS dan Penyakit
pada siswa (i) di SDIT Hidayatullah Palu
sebelum dan setelah dilaksanakan PHAST.
Tabel 1.
Statistik Pengetahuan tentang PHBS dan
Penyakit pada Siswa (i) Di SDIT Hidayatullah
Palu Sebelum dan Setelah PHAST.
No. Statistik Sebelum
PHAST
Setelah
PHAST Sig.
1. N 20 20
0,002
2. Mean 24 42,5
3. Median 10 50
4. Std.
Deviation
27,4 29,3
5. Minimum 0 0
6. Maksimum 80 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan Tabel 2. dapat
diketahui bahwa sebelum pelaksanaan
PHAST nilai pengetahuan tentang PHBS
dan Penyakit pada siswa (i) terendah
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
61 Sapriana, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)...
adalah 0 dan tertinggi adalah 80 dengan
rata-rata 24 sedangkan setelah pelaksanaan
PHAST nilai pengetahuan tentang PHBS
dan Penyakit pada siswa (i) terendah
adalah 0 dan tertinggi adalah 100 dengan
rata-rata 42,5.
Hasil uji statistik (uji wilcoxon)
menunjukkan bahwa nilai a (0,05) > p ,
yang berarti bahwa ada perbedaan
pengetahuan tentang PHBS dan Penyakit
pada siswa (i) di SDIT Hidayatullah Palu
sebelum dan setelah dilaksanakan PHAST,
atau dengan kata lain bahwa PHAST
efektif terhadap peningkatan pengetahuan
tentang PHBS dan Penyakit pada siswa (i)
di SDIT Hidayatullah Palu.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Tri Krianto Tahun 2009 yang
menyimpulkan bahwa upaya promosi
kesehatan yang dilaksanakan dengan
prinsip-prinsip partisipasi terbukti efektif
meningkatkan pengetahuan. Namun tidak
demikian dengan penelitian Tri Widodo
Tahun 2013, yang memberi kesimpulan
bahwa tidak ada perbedaan pengetahuan
tentang PHBS dan perilaku cuci tangan
keluarga di desa yang mendapat MPA
PHAST-dan mereka yang tidak MPA
PHASTdengan p> 0,05 (0,536 dan 0,050).
Beberapa studi menunjukkan bahwa
infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan
diare adalah dua penyakit yang paling
banyak menjadi penyebab kesakitan dan
kematian pada anak-anak. Penyakit-
penyakit tersebut sebenarnya dapat dicegah
apabila anak-anak mempunyai kebiasaan
mencuci tangan dengan sabun. Kebiasaan
berhubungan dengan pengetahuan, atau
pengetahuan merupakan faktor predisposisi
yang akan membentuk seseorang untuk
berperilaku.
Sebelum intervesi dilakukan,
pengetahuan siswa(i) tentang penyakit
seperti diare, ISPA (influenza), DBD dan
penyakit kulit khususnya dalam hal
penularan dan pencegahan rendah, terlihat
dari masih adanya beberapa siswa (i)
menjawab tidak tahu (nilai minimum = 0),
dan setelah intervensi nilai minimum
adalah 0. Dari data yang diperoleh,
sebagian besar responden (70%)
mengatakan pernah mendapat penyuluhan
kesehatan baik dari puskesmas maupun
mahasiswa kesehatan.
Berdasarkan observasi, selama
penelitian berlangsung siswi (anak
perempuan) cenderung lebih perhatian dan
responsif dibandingkan dengan anak laki-
laki. Anak perempuan relatif lebih
partisipatif. Namun demikian masih ada
sebagian kecil anak laki-laki yang
partisipatif. Hal ini diasumsikan bahwa
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
62 Sapriana, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)...
anak perempuan lebih baik dalam
melaksanakan tugas-tugas yang sifatnya
feminime. Perempuan lebih baik dalam
mengerjakan tugas-tugas verbal dan dapat
dipertahankan dibanding laki-laki (Subini,
2012)
Efektivitas PHAST terhadap Sikap
PHBS
Berikut ini adalah statistik sikap
terhadap PHBS pada siswa (i) di SDIT
Hidayatullah Palu sebelum dan setelah
dilaksanakan PHAST.
Tabel 2.
Statistik Sikap terhadap PHBS pada Siswa (i) Di
SDIT Hidayatullah Palu Sebelum dan Setelah
dilaksanakan PHAST
No. Statistik Sebelum
PHAST
Setelah
PHAST Sig.
1. N 20 20
0,741
2. Mean 86 87
3. Median 90 90
4. Std.
Deviation
10,9 10,8
5. Minimum 70 70
6. Maksimum 100 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan Tabel 3. dapat
diketahui bahwa sebelum pelaksanaan
PHAST nilai sikap terhadap PHBS pada
siswa (i) terendah adalah 70 dan tertinggi
adalah 100 dengan rata-rata 86 sedangkan
setelah pelaksanaan PHAST nilai sikap
terhadap PHBS pada siswa (i) terendah
adalah 70 dan tertinggi adalah 100 dengan
rata-rata 87.
Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa nilai a (0,05) < p , yang berarti
bahwa tidak ada perbedaan sikap terhadap
PHBS pada siswa (i) di SDIT Hidayatullah
Palu sebelum dan setelah dilaksanakan
PHAST, atau PHAST tidak efektif
terhadap peningkatan sikap PHBS siswa (i)
di SDIT Hidayatullah Palu.
Newcomb, salah seorang ahli
psikologi sosial menyatakan bahwa sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu, dengan kata
lain fungsi sikap belum merupakan
tindakan (reaksi terbuka) atau aktifitas,
akan tetapi predisposisi perilaku (tindakan)
atau reaksi tertutup (Notoatmojo, 2007)
Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa nilai a (0,05) < p , yang berarti
bahwa tidak ada perbedaan sikap terhadap
PHBS pada siswa (i) di SDIT Hidayatullah
Palu sebelum dan setelah dilaksanakan
PHAST, atau PHAST tidak efektif
terhadap peningkatan sikap PHBS siswa (i)
di SDIT Hidayatullah Palu.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian Sapriana Tahun 2013 yang
menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh
kombinasi pendisiplinan dan penyuluhan
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
63 Sapriana, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)...
terhadap sikap hygiene perorangan pada
murid SDN 03 Wani Kab.Donggala
Penelitian Suyanto (2009) pada
murid SDN Glinggang I Kab.Wonogiri
yang menyimpulkan bahwa ada
peningkatan sikap responden setelah
menerima pendidikan kesehatan terhadap
penyakit diare. Selain itu, Widyawati
(2010) dalam penelitiannya dengan judul
pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap
pengetahuan dan sikap siswa sekolah dasar
dalam pencegahan demam berdarah di
Kec. Medan Denai memberi kesimpulan
bahwa terdapat perbedaan rerata sikap
sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan
pada kelompok satu kali penyuluhan dan
kelompok dua kali penyuluhan, materi
mempunyai pengaruh yang paling dominan
dalam peningkatan sikap pada siswa SD
dalam pencegahan DBD.
Penanaman keyakinan dan konsep
PHBS melalui upaya partisipasif
diharapkan dapat membawa siswa untuk
bersikap positif dalam mempraktikkan
PHBS dalam kehidupannya sehari-hari.
Efektivitas PHAST terhadap Praktik
PHBS
Berikut ini adalah distribusi frekuensi
berdasarkan praktik PHBS pada siswa (i)
di SDIT Hidayatullah Palu sebelum dan
setelah dilaksanakan PHAST.
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Praktik PHBS pada Siswa
(i) Di SDIT Hidayatullah Palu Sebelum dan
Setelah dilaksanakan PHAST
No.
Perilaku Hidup
Bersih dan
Sehat
Sebelum
PHAST
Setelah
PHAST
f % f %
1. Mencuci tangan
dengan sabun
dan air mengalir
19 95 19 95
2. Mencuci tangan
pada saat
sebelum makan,
setelah BAB dan
setelah bermain
20 100 16 80
3. Jajan di kantin
sekolah
20 100 19 95
4. Menggunakan jamban sehat di
sekolah dan
disiram sampai
bersih setelah
digunakan
18 90 19 95
5. Membuang
sampah pada
tempatnya
15 75 15 75
6. Tidak merokok 20 100 20 100
7. Memberantas
jentik nyamuk
dengan
melaksanakan 3M
3 15 7 35
Sumber : Data Primer
Berdasarkan Tabel 4. dapat diketahui
bahwa dari 7 item praktik PHBS yang
diteliti baik sebelum maupun setelah
pelaksanaan PHAST praktik 3M masih
sangat kurang yakni 15% (sebelum) dan
35% (setelah), namun masih menunjukan
peningkatan 2,3 kali. Rendahnya praktik
3M tersebut diasumsikan karena di SDIT
Hidayatullah kegiatan 3M ini adalah
merupakan rutinitas harian santri yang
tinggal di pesantren. Hal ini sesuai dengan
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
64 Sapriana, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)...
hasil wawancara singkat dengan guru kelas
bahwa beberapa anak merupakan santri di
Pondok Pesantren Hidayatulah.
Semua responden tidak merokok
(100%), mereka tahu apa yang dimaksud
dengan merokok dan mereka juga tahu
kerugian jika merokok. 90% responden
mengatakan bahwa tidak ada peraturan
terkait merokok di sekolah, dan
berdasarkan observasi peneliti tidak
seorang pun yang terlihat merokok di
lingkungan sekolah. Perilaku tidak
merokok di sekolah diasumsikan terkait
dengan salah satu proses pembelajaran di
SDIT Hidayatullah yakni keteladan, bukan
instruksi yang anak dapatkan dari guru
melainkan teladan yang bisa diikuti, semua
penghuni dewasa disekolah baik guru,
kepala sekolah, petugas kebersihan, direksi
yayasan adalah guru yang dapat diteladani,
bukan karena sombong kepada murid,
tetapi sengaja menunjukkan perilaku baik
yang bisa dilihat anak.(profil SDIT
Hidayatullah Palu)
Tujuh Puluh Lima Persen (75%)
responden membuang sampah pada
tempatnya baik sebelum maupun setelah
PHAST. 85% responden mengatakan
bahwa ada peraturan terkait sampah
disekolah yakni dilarang buang sampah
sembarangan dan kebersihan sebagian dari
iman. Berdasarkan observasi peneliti
selama penelitian berlangsung, peneliti
tidak melihat adanya peraturan tertulis
tentang sampah di sekolah, asumsi peneliti
adalah bahwa aturan tersebut merupakan
peraturan yang sifatnya tidak tertulis.
Lingkungan dan ruang kelas secara umum
bersih, tersedia tempat sampah sementara
di dalam dan di luar kelas, meskipun masih
terlihat sedikit sampah yang tercecer,
terdapat jadwal piket kebersihan kelas,
dimana petugas piket kebersihan harian
tersebut bertanggung jawab terhadap
kebersihan di dalam kelas selama satu hari
dan setiap hari jumat dilakukan kerja bakti.
Sembilan puluh lima persen (95%)
responden mencuci tangan dengan sabun
dan air yang mengalir, responden lainnya
mencuci tangan tanpa sabun. Tidak
terdapat fasilitas mencuci tangan (wastafel)
baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Berdasarkan hasil wawancara singkat
peneliti dengan responden bahwa sabun
kadang tersedia kadang pula tidak, hal ini
pula yang terjadi pada saat peneliti
melakukan observasi. Namun secara umum
tersedia air dalam jumlah yang cukup
(terdapat 5 buah tandon), dan kamar kecil /
toilet yang bersih. Tidak ada perbedaan
yang bermakna perilaku mencuci tangan
baik sebelum maupun setelah PHAST.
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
65 Sapriana, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)...
Terdapat kantin sekolah yang
memenuhi syarat di SDIT Hidayatullah.
Hasil observasi peneliti selama penelitian
berlangsung tidak ada penjajah makanan
yang lain di lingkungan sekolah. Terlihat
beberapa anak yang jajan di kios milik
masyarakat sekitar sekolah. Pernah
dilakukan tukar voucer untuk jajan di
sekolah, hal tersebut untuk membatasi
anak-anak agar tidak bebas jajan selain di
kantin sekolah. 95% responden makan
makanan jajanan di sekolah dan sebagian
besar responden membawa bekal dari
rumah masing-masing.
Sembilan puluh persen (90%)
responden menggunakan jamban sehat di
sekolah, terdapat 7 buah kamar kecil /
toilet dan secara umum terlihat bersih,
namun peneliti tidak melihat adanya sabun
di dalam kamar kecil tersebut. Penggunaan
jamban sehat baik sebelum maupun setelah
PHAST relatif tidak menunjukkan
perubahan atau peningkatan yang
bermakna.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Sitti Nur Aliah Tahun 2012,
yang menunjukkan bahwa perilaku sanitasi
masyarakat Kelurahan Totoli sebelum dan
sesudah MPA-PHAST tidak banyak
mengalami perubahan sarana air bersih,
jamban, air limbah, dan tempat
penampungan sampah.
Penelitian lainnya yaitu Penelitian
Oyibo (2012) yang dilakukan dari
September 2009 sampai Februari 2010
dengan desain cross sectional bertujuan
menilai pengetahuan dan praktik
kebersihan diri pada anak-anak sekolah
usia 6-14 tahun di Braka, Delta State
Nigeria menyimpulkan bahwa meskipun
sejumlah besar sampel memiliki
pengetahuan kebersihan diri yang cukup,
namun praktik kebersihan diri mereka
adalah kurang.
Pembentukan perilaku dapat
dilaksanakan melalui pembiasaan di rumah
dan di sekolah. Namun masalah yang
sering ditemukan adalah bahwa fasilitas
tidak tersedia / tidak lengkap di sekolah
atau di rumah. Ketiadaan /
ketidaklengkapan fasilitas yang disertai
dengan pengetahuan yang rendah diduga
merupakan prediktor praktik PHBS pada
anak.
Keterbatasan Penelitian
Pada pengumpulan data baik pada
pre test maupun post test terlihat beberapa
siswa tidak percaya diri sehingga nyontek
dengan teman sebangkunya, ada pula siswa
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
66 Sapriana, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)...
yang mempengaruhi temannya dalam
menjawab, tidak tahu dan asal menjawab.
KESIMPULAN
1. PHAST efektif terhadap peningkatan
pengetahuan tentang PHBS dan
Penyakit pada siswa (i) di SDIT
Hidayatullah Palu.
2. PHAST tidak efektif terhadap
peningkatan sikap PHBS siswa (i) di
SDIT Hidayatullah Palu.
3. Dari 7 item praktik PHBS yang diteliti,
baik sebelum maupun setelah
pelaksanaan PHAST praktik 3M masih
sangat kurang yakni 15% (sebelum) dan
35% (setelah), namun menunjukan
peningkatan 2,3 kali. Adapun praktik
PHBS lainnya relatif tidak
menunjukkan perubahan atau
peningkatan yang bermakna.
SARAN
1. Kepada pihak sekolah diharapkan agar
dapat melengkapi fasilitas sanitasi,
misalnya wastafel di dalam kelas yang
dilengkapi dengan sabun cuci tangan.
2. Kepada pihak Puskesmas Talise
kiranya dapat rutin melaksanakan
pembinaan, dan secara
berkesinambungan berupaya
meningkatkan pengetahuan siswa
tentang penyakit dan PHBS.
3. Kepada peneliti selanjutnya kiranya
dapat melakukan penelitian
pemberdayaan maupun penelitian
intervensi lainnya yang sesuai dengan
karakteristik sekolah.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih yang tak terhingga penulis
ucapkan kepada:
1. Bapak Nasrul, SKM, M.Kes selaku
Direktur Poltekkes kemenkes Palu.
2. Bapak Zainul, SKM, M.Kes selaku
Kepala Unit Penelitian Poltekkes
kemenkes Palu.
3. Bapak Dedi Kurniawan, S.Sos.I selaku
Kepala SDIT Hidayatullah Palu
beserta staf atas kerjasamanya selama
pelaksanaan penelitian.
4. Siswa-siswi Kelas VI SDIT
Hidayatullah Palu yang telah
berpartisipasi sebagi responden..
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
67 Sapriana, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)...
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (Balitbangkes). 2013.
Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS). Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Desi Novitasari, dkk (2013). Hubungan
Praktik Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat dengan Kejadian Penyakit
Diare Pada Murid SDN Makasar 07
Pagi Jakarta Timur, Tesis
diterbitkan: . Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat STIKes MH.
Thamrin, Jurnal Ilmiah Kesehatan,
5(2); Mei 2013
Dumba R et al (2013), Design And
Implementation Of Participatory
Hygiene And Sanitation
Transformation (PHAST) As A
Strategy To Control Soil-
Transmitted Helminth Infections In
Luweero, Uganda, African Health
Sciences Vol 13 Issue 2 June 2013
Luby, S. P., Agboatwalla, M., Painter. J.,
Altaf, A., Billhimer, W. L.,
Hoekstra, R. M. 2004. Effect of
Intensive Handwashing Promotion
on Childhood Diarrhea in High Risk
Communities in Pakistan A
Randomized Controlled Trial.
JAMA, Vol 291, No. 21
Lopez, C.Q., Freeman, P. and Neumark,
Y. 2009. Hand Washing Among
School Children in Bogota,
Colombia. American Journal of
Public Health. Vol 99, No. 1
Notoatmojo. 2007. Kesehatan Masyarakat
Ilmu dan Seni. Jilid I. Jakarta:
Rineka Cipta
Notoatmojo. 2010. Promosi Kesehatan
Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta.
Jakarta
Notoatmojo. 2010. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta
-----------------------. 2016. Profil SDIT
Hidayatullah Palu Tahun 2017.
Oyibo, P.G. 2012. Basic Personal
Hygiene: Knowledge And Practices
Among School Children Aged 6-14
Years In Abraka, Delta State,
Nigeria. Tropical Medicine 6 (1): 5 -
11
Pusat Data dan Informasi (PUSDATIN).
2013. Profil Data Kesehatan
Indonesia Tahun 2013. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
Pusat Promosi Kesehatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
(2013), Promosi Kesehatan Di
Sekolah.
Sapriana (2013) Pengaruh Penyuluhan dan
Disiplin terhadap Peningkatan
Perilaku Hygiene Perorangan Murid
SD Di Kab. Donggala
SulawesiTengah, Jurnal Masyarakat
Epidemiologi Indonesia, Volume 2,
Nomor 1, Juli-Desember 2013
Sitti Nur Aliah (2012) Kajian Perilaku
Sanitasi Masyarakat Setelah MPA-
PHAST Di Kelurahan Totoli Kec.
Banggae Kab. Majene Sulawesi
Barat, Tesis diterbitkan, Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta
Suyanto. (2009) Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Tentang Diare Terhadap
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 5 No. 2 Mei 2018
68 Sapriana, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)...
pengetahuan dan Sikap Murid
dalam Pencegahan Diare di SDN
Glinggang I Pracimantoro Kab.
Wonogiri. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Wonogiri
Tri Widodo (2013) Partisipasi Masyarakat
Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Melalui Pendekatan Mpa-Phast Di
Kabupaten Pulang Pisau, Forkes,
Jurnal Forum Kesehatan, Volume III
Nomor 5, Pebruari 2013
Tri Krianto (2009) Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat dengan Pendekatan
Partisipatif, Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional, Volume 3
Nomor 6, Juni 2009
UPT Surveilans, Data dan Informasi (UPT
SURDATIN). 2014. Profil
Kesehatan Propinsi Sulawesi
Tengah Tahun 2014. Palu: Dinas
Kesehatan Propinsi Sulawesi
Tengah