+ All Categories
Home > Documents > POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada...

POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada...

Date post: 26-Feb-2021
Category:
Upload: others
View: 8 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
20
1 POST DURAL PUNCTURE HEADACHE Oleh : Bintang Dwi Oktaviani dr. Tjahya Aryasa E.M.,SpAn BAGIAN/SMF ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF RSUP SANGLAH / FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2017
Transcript
Page 1: POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H 2

1

POST DURAL PUNCTURE HEADACHE

Oleh :

Bintang Dwi Oktaviani

dr. Tjahya Aryasa E.M.,SpAn

BAGIAN/SMF ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF

RSUP SANGLAH / FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

UDAYANA 2017

Page 2: POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H 2

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 3

2.1 Anatomi dan Fisiologi.............................................................................. 3

2.2 Patofisiologi ............................................................................................. 4

2.3 Insiden ...................................................................................................... 6

2.4 Diagnosis.................................................................................................. 8

2.5 Diagnosis Banding ................................................................................. 10

2.6 Penatalaksanaan ..................................................................................... 11

2.7 Prognosis ................................................................................................ 16

BAB III SIMPULAN ................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 18

Page 3: POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H 2

4

BAB I

PENDAHULUAN

Post dural puncture headache (PDPH) atau nyeri kepala pasca-blok

lumbal atau blok spinal adalah sakit kepala yang sering berlokasi di daerah frontal

dan oksipital, terjadi akibat adanya kebocoran dari cairan serebrospinal melalui

lubang di duramater akibat penusukan jarum anestesi. PDPH pertama kali

dideskripsikan oleh August Bier tahun 1898 dan didefinisikan sebagai nyeri

kepala setelah intervensi terapeutik dan diagnostik ruang epidural atau spinal.

International Headache Society mendefinisikan PDPH sebagai nyeri

kepala yang terjadi dalam 7 hari setelah pungsi dural dan menghilang dalam 14

hari namun PDPH telah dilaporkan dapat terjadi kemudian dan berlangsung lebih

lama dari waktu tersebut dan dianggap sebagai penyebab nyeri kepala ortostatik

yang ditandai dengan peningkatan derajat nyeri kepala jika pasien bergerak dari

posisi berbaring ke posisi tegak. PDPH merupakan komplikasi yang umum terjadi

pada anestesi spinal dan epidural.1,2 Penusukan lumbal disebut juga sebagai

penusukan spinal yang melibatkan penusukan jarum pada dinding sakus dura ke

dalam ruang subarahnoid yang berisikan cairan serebrospinal di regio lumbal.

PDPH merupakan penyebab morbiditas iatrogenik yang diikuti dengan penusukan

lumbal.3

Kejadian PDPH diperkirakan antara 30-50% setelah lumbal pungsi

diagnostik atau terapeutik, 0-5% setelah anestesi spinal, dan hingga 81% setelah

pungsi dural yang tak disengaja selama insersi epidural pada ibu hamil.4 Post-

dural puncture headache berkembang dari 16%–86% kasus setelah mencoba blok

epidural dengan jarum ukuran besar. Penembusan apapun pada dura mungkin

akan menghasilkan PDPH. Penembusan ini dapat terjadi secara spontan atau

iatrogenik. PDPH dapat terjadi selama 48 jam setelah prosedur. Keluarnya cairan

serebrospinal secara spontan sangat jarang yaitu 1:50.000 orang.5

Sampai saat ini ada dua teori mengenai terjadinya PDPH. Teori pertama

menyebutkan bahwa kebocoran yang berkelanjutan dari cairan serebrospinal

menyebabkan berkurangnya cairan dari kompartmen intrakranial. Teori yang

Page 4: POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H 2

5

kedua menyebutkan bahwa kebocoran cairan serebrospinal menyebabkan

terjadinya hipotensi intrakranial, yang menyebabkan tubuh berkompensasi dengan

melakukan vasodilatasi.1 Penanganan pada PDPH ini dapat secara konservatif dan

invasif. Dalam dua dekade terakhir, banyak penelitian baru mengenai pencegahan

dan pengobatan dari PDPH seperti intrathecal kateter, morpin epidural dan

gabapentin intravenous.6

Oleh karena itu, melalui laporan ini penulis akan membahas mengenai

bagaimana PDPH terjadi beserta penanganan yang dapat dilakukan.

Page 5: POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H 2

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi

Cairan serebrospinal (CSS) merupakan hasil ultrafiltrasi plasma yang

jernih tidak berwarna, tidak berbau dan berada dalam ventrikel otak, sisterna otak,

dan ruang subarakhnoid sekitar otak dan medula spinalis. Volume CSS pada

orang dewasa rata-rata memproduksi sekitar 500 ml CSS/hari, atau 21 ml/jam (0,3

ml/kgBB/jam), dengan 90 % berasal dari pleksus koroid di ventrikel lateral, dan

10% dari substansi otak itu sendiri. Dengan berat jenis CSS 1.002 – 1.009, pH

7,32 dan 50 ml berada dalam ruang intrakranial. Cairan ini mengalir melalui

foramina interventrikular masuk ke ventrikel ketiga, dan dari tempat ini akan

masuk ke ventrikel keempat melalui aquaduktus. CSS kemudian bersirkulasi

melalui foramen Luschka dan Magendi menuju ruang subarakhnoid dan vili

arakhnoid dari sinus dura mater (badan Pacchionian), dan dari tempat ini akan

masuk ke dalam sinus venosus.1,7

Aliran CSS melalui sistem ini dipermudah oleh faktor-faktor sirkulasi dan

postural yang menimbulkan tekanan pada sistem saraf pusat (SSP) sebesar 10

mmHg. Penurunan tekanan akibat pengeluaran hanya beberapa ml CSS selama

lumbal pungsi untuk analisis laboratorium dapat menimbulkan nyeri kepala yang

hebat. Melalui proses pembentukan, sirkulasi dan reabsorpsi yang terus menerus,

seluruh volume CSS digantikan lebih dari tiga kali sehari. Meningen spinalis

terdiri atas 3 lapis, yaitu : dari lapisan terluar sampai terdalam, dura mater,

arakhnoid, piamater. Ruang antara lapisan arakhnoid dan piamater di bawahnya

disebut ruang subarakhnoid, terisi oleh CSS. Secara anatomis, dura mater spinalis

memanjang dari foramen magnum ke segmen kedua sakrum. Ini terdiri dari

matriks jaringan ikat padat kolagen dan serat elastis. Sebanyak sekitar 150 ml CSS

beredar pada satu waktu dan diserap oleh vili arakhnoid.1,7

Page 6: POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H 2

7

Gambar 1. Potongan sagital vertebra lumbal1

2.2 Patofisiologi

Penyebab PDPH tidak sepenuhnya pasti. Penjelasan terbaik adalah bahwa

hasil tekanan rendah CSS dari kebocoran CSS melalui robekan dural dan

arakhnoid, sebuah kebocoran melebihi tingkat produksi dari CSS. Sedikitnya

hilang 10% volume CSS dapat menyebabkan sakit kepala ortostatik.1,5 Ada dua

mekanisme dasar teoritis untuk menjelaskan PDPH. Salah satunya adalah refleks

vasodilatasi dari pembuluh meningeal karena menurunnya tekanan CSS.1 Spinal

duramater adalah lapisan paling luar dari meningen yang mengelilingi otak dan

spinal cord. Ketika duramater berlubang, CSS akan bocor melewatinya sampai

tertutup baik dengan intervensi atau penyembuhan. Penyembuhan duramater

melalui fasilitasi dengan proliferasi fibroblastik disekitar jaringan dan bekuan

darah.5

Mekanisme berkurangnya CSS menyebabkan sakit kepala yang tidak jelas,

namun terdapat dua kemungkinan yang dapat menjelaskan keadaan tersebut.

Pertama, tekanan CSS yang berkurang akan menyebabkan traksi pada struktur

sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal

bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H2O.

Saat posisi duduk , tekanan meningkat menjadi lebih dari 40 cm H2O. Traksi pada

nervus servikal seperti C1, C2, C3 yang menyebabkan nyeri pada leher dan bahu.

Page 7: POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H 2

8

Traksi pada saraf kranial kelima menyebabkan sakit kepala frontal. Nyeri di

daerah oksipital ini disebabkan oleh traksi pada saraf kranial kesembilan dan

kesepuluh.1 Kedua, menurunan volume CSS pada kranium menyebabkan

kompensasi berupa vasodilatasi melalui doktrin monro-kelly.6 Monroe-Kelly

menyatakan bahwa total volume elemen dari rongga intrakranial (darah, CSS, dan

jaringan otak) tetap konstan. Konsekuensi kehilangan CSS adalah vasodilatasi

yang mengkompensasi hilangnya volume dalam rongga intrakranial, sehingga

sakit kepala dialami oleh pasien setelah kebocoran CSS.1 Selain itu penurunan

CSS juga menghasilkan nyeri melalui reseptor adenosin yang memediasi

vasodilatasi cerebral. Penelitian menunjukkan berkurangnya level substansi

neuropeptida yang berhubungan dengan hasil inflamasi memiliki risiko tiga kali

lebih besar mengalami sakit kepala setelah lumbal pungsi.3

Gambar 2. Penusukan epidural 4

Efek menguntungkan dari obat vasokontriktor otak termasuk kafein,

teofilin, dan sumatriptan mendukung etiologi vaskuler untuk PDPH. Ganggguan

visual terjadi di mana tercatat bahwa mereka yang menerima anestesi spinal

terjadi penurunan tekanan intrakranial. Diplopia adalah gejala pada mata yang

paling umum diakibatkan dari penurunan tekanan intrakranial dan disebabkan

oleh traksi pada saraf abducens (saraf kranial keenam), yang memiliki jalan

terpanjang dalam rongga intrakranial. Gejala yang berhubungan dengan

pendengaran, disebabkan disfungsi saraf kedelapan, kadang-kadang dapat terjadi

ketulian unilateral atau bilateral. Insiden kehilangan pendengaran berhubungan

dengan ukuran dan jenis jarum yang digunakan dan telah didokumentasikan untuk

menanganinya dengan patch darah epidural. Efek pada pendengaran adalah

Page 8: POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H 2

9

resultan dari perubahan tekanan CSS, yang ditransmisikan ke sirkulasi getah

bening endocochlear dalam kanalis semisirkularis, dan hasil dalam kondisi

sementara mirip dengan hidrops pada penyakit Meniere.2,8

2.3 Insiden

Insiden PDPH diperkirakan 30 – 50% pada diagnostik atau terapi lumbal

pungsi, 0 – 5% anestesi spinal dan 81% kejadian pungsi dural selama insersi

epidural pada wanita hamil. PDPH sering terjadi pada dewasa muda termasuk

pasien obstetri dengan insiden sebanyak 14%.1 Wanita, selama kehamilan dan

setelah persalinan pervaginam, dianggap berisiko tinggi terhadap PDPH.

Kejadian PDPH tertinggi antara usia 18 dan 30 tahun dan menurun pada

anak-anak di bawah 13 tahun dan orang dewasa lebih dari 60 tahun. Kejadian

PDPH meningkat pada pasien dengan indeks massa tubuh yang rendah. Wanita

yang mengalami obesitas atau tidak sehat sebenarnya memiliki kejadian PDPH

yang rendah. Penurunan kejadian ini disebabkan oleh peningkatan tekanan

intraabdomen yang dapat pengikat perut sehingga membantu menutupi defek pada

dura dan mengurangi hilangnya CSS. Wanita yang lebih muda mungkin memiliki

risiko lebih besar karena peningkatan elastisitas serat dural untuk menjaga defek

dura yang paten dibandingkan dengan dura yang kurang elastis pada pasien yang

lebih tua. Pasien yang memiliki riwayat sakit kepala setelah lumbal pungsi dan

riwayat PDPH sebelumnya juga berisiko tinggi.5

Kejadian PDPH meningkat dengan penggunaan jarum spinal yang

berukuran besar dan komplikasi berkurang dengan penggunaan jarum pencil –

tripped needles. Insiden PDPH secara langsung berkaitan dengan diameter jarum

yang menembus duramater. Diagnostik lumbal pungsi memerlukan jarum 22-

gauge untuk memfasilitasi pengukuran tekanan terbuka dan penarikan CSS dalam

waktu yang cukup singkat. Dengan jarum yang lebih kecil dari ukuran 22-gauge,

menampung 2 mL CSS yang mungkin memakan waktu 6 menit atau lebih dan

pengukuran tekanan CSS mungkin kurang akurat. Tambahan pada pedoman

praktik American Academy of Neurology (AAN) menganjurkan penggunaan

jarum 22-gauge , namun dilaporkan pada serangkaian kasus dimana jarum 25-

gauge digunakan dengan sukses.5

Page 9: POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H 2

10

Meskipun tusukan jarum diameternya kecil digunakan untuk blok

subarakhnoid mengurangi resiko PDPH, jarum ini secara teknis sulit untuk

digunakan dan berkaitan dengan tingkat keberhasilan yang rendah dari anestesi

spinal, terutama di tangan yang kurang berpengalaman. Hal ini disebabkan oleh

kegagalan dalam mengenali pungsi dural sekunder untuk memperlambat aliran

melalui jarum kecil, menyebabkan tusukan berganda dan berulang. Insiden dari

PDPH dengan jarum Whitacre 25-gauge (tidak tajam) kurang daripada jarum

Quincke 27-gauge (tajam). Morbiditas terkait dengan lumbal pungsi dapat

dikurangi dengan pemilihan sebuah pengukur jarum yang tepat dan konfigurasi

ujung jarum.1,5

Gambar 3. Jenis-jenis jarum spinal8

Penggunaan anestesi spinal telah aktif dalam usaha mengurangi kejadian

sakit kepala postspinal. Mengurangi ukuran jarum spinal telah memberi dampak

signifikan pada kejadian sakit kepala pasca spinal. Insidennya adalah 40% dengan

jarum 22G; 25% dengan jarum 25G; 2% ± 12% dengan jarum Quincke 26G; dan

<2% dengan jarum 29G. Namun, keterbatasan teknis yang menyebabkan

kegagalan anestesi spinal sering terjadi pada jarum suntik 29G atau lebih kecil.

Sejak digunakan jarum pencil point pada anestetik obstetrik, yang paling

umum menyebabkan sakit kepala adalah tusukan dural tanpa disengaja dengan

jarum Tuohy selama penempatan epidural. Dalam penelitian, Choi dkk.

Menunjukkan bahwa pasien memiliki risiko 1,5% dan dari itu sekitar 50%

Page 10: POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H 2

11

berkembang menjadi PDPH. Penelitian lain menunjukkan bahwa setelah tusukan

dural dengan jarum Tuohy, kejadian PDPH bisa lebih besar dari 70%.6

Gambar 4. Hubungan ukuran jarum dan insiden PDPH8

2.4 Diagnosis

Tanda dan gejala PDPH biasanya bermanifestasi sebagai sakit kepala,

postural frontal, frontotemporal, atau oksipial dan menyebar keleher dan bahu,

memberat saat kepala digerakan dan posisi tegak dan membaik dalam posisi

terlentang. PDPH terjadi dalam 48 jam setelah pungsi dural. Sakit kepala dan sakit

punggung merupakan gejala dominan yang berkembang setelah pungsi dural.

Sembilan puluh persen sakit kepala akan terjadi dalam 3 hari setelah prosedur

berlangsung, dan 66% mulai dalam 48 jam. Jarang, sakit kepala berkembang

antara 5 sampai 14 hari setelah prosedur.8

Gejala-gejala yang menyertai biasanya mual, muntah dan leher kaku.

Gejala lainnya yaitu keluhan mata seperti fotofobia dan diplopia, dan keluhan

pendengaran seperti tinitus, vertigo dan hiperakusis. Kasus pertama diplopia

setelah pungsi dural dilaporkan oleh Quincke lebih dari 100 tahun yang lalu.

Diplopia atau kelumpuhan otot luar mata setelah pungsi dural telah dilaporkan,

terutama dalam literatur neurologi dan oftalmologi. Diplopia biasanya terjadi 4 –

10 hari setelah pungsi dural tetapi dapat bermanifestasi sampai akhir minggu

ketiga. Pemulihan secara umum dapat diharapkan dalam dua minggu sampai

delapan bulan, meskipun kasus menetap jarang dilaporkan.1 Intrakranial subdural

Page 11: POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H 2

12

hematoma, cerebral herniasi dan kematian merupakan komplikasi dari pungsi

dural.

Riwayat adanya pungsi dural dan gejala seperti sakit kepala pasca pungsi

dural, kekakuan pada leher dan adanya tanda neurologis mengkonfirmasikan

diagnosis PDPH. Bila terdapat keraguan dalam mendiagnosis PDPH, tes

tambahan dapat mengkonfirmasi secara klinis. Diagnosis lumbal pungsi dapat

terlihat dengan menurunnya tekanan CSS, protein CSS yang sedikit meningkat

dan peningkatan jumlah limfosit CSS. Pada pemeriksaan MRI menunjukkan

peningkatan difuse dural dengan bukti adanya “sagging brain” pada descent

brain, optic chiasm, dan brain stem dan pembesaran kelenjar pituitari. Pada CT

myelography, retrograde radionuclide myelography, dan cisternography dapat

digunakan menglokalisir CSS yang bocor pada spinal.3,8

Gambar 5. Kriteria diagnosis PDPH berdasarkan International

Classification of Headache Disorder9

Naulty et al membagi PDPH menjadi dua fase. Yang pertama adalah

PDPH yang relatif ringan. Biasanya timbul 36 – 48 jam setelah anestesi. Fase

kedua, atau yang disebut juga sebagai PDPH klasik, timbul 3 – 4 hari setelah

anestesi, dengan nyeri kepala berat yang tidak bisa hilang dengan analgesik.

Sedangkan Lybecker et al membagi PDPH menjadi ringan, moderat dan berat.1,2

Klasifikasi Post Dural Puncture Headache menurut Lybecker et al :

Page 12: POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H 2

13

a) Mild PDPH : Sakit kepala sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari, pasien

tidak perlu beristirahat total di tempat tidur dan tidak ditemukan gejala

yang berhubugan dengan PDPH.

b) Moderat PDPH : Sakit kepala yang mengganggu aktivitas sehari-hari

dengan signifikan, pasien menghabiskan sebagian besar waktu di tempat

tidur dan dapat ditemukan gejala yang berhubungan dengan PDPH.

c) Severe PDPH: Sakit kepala yang sangat berat, pasien tidak dapat

beraktivitas, ada gejala yang berhubungan dengan PDPH.

2.5 Diagnosis Banding

Diagnosis sakit kepala pasca pungsi dural sering kali jelas dari riwayat

pungsi dural dan adanya nyeri postural yang berat. Namun, penting untuk

mempertimbangkan diagnosis banding karena patologi intracranial yang serius

mirip sebagai sakit kepala pasca pungsi dural. Seorang dokter harus ingat bahwa

hipotensi intrakranial dapat menyebabkan perdarahan intrakranial melalui

bridging dural veins apabila terlambat mendiagnosis dan melakukan penanganan

dapat menjadi kasus yang berbahaya. Diagnosis yang mirip dengan PDPH

meliputi tumor intrakranial, hematoma intrakranial, trombosis vena serebral,

migrain, meningitis dan sakit kepala yang tidak spesifik.3,8

Gambar 6. Diagnosis banding PDPH8

Page 13: POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H 2

14

2.6 Penatalaksanaan

2.6.1 Konservatif

Setelah dilakukan eksklusi komplikasi dari sistem saraf pusat dan

mengkonfirmasi diagnosis PDPH, penanganan awal yang dapat diberikan untuk

24 jam pertama sampai 48 jam adalah konservatif karena lebih dari 85% PDPH

akan membaik dengan terapi konservatif. Penanganan konservatif meliputi tirah

baring dengan posisi terlentang akan meningkatkan kenyamanan pasien dan

menghindari efek yang memperparah dengan posisi tegak. Namun, dalam

penelitian tidak ditemukan tirah banding dapat mencegah PDPH. Berbaring

dengan posisi telengkup juga dapat meningkatkan tekanan intraabdomen, dimana

akan mengubah transmisi ke ruang subarahnoid untuk meningkatkan tekanan

CSS, tetapi posisi ini tidak nyaman untuk kebanyakan pasien pasca operasi. Selain

tirah baring, terapi cairan juga dapat dilakukan ketika terjadi dehidrasi namun

tidak ada bukti yang pasti bahwa hidrasi berlebihan itu efektif.2,9,10

2.6.2 Terapi Farmakologi

a. Analgetik : analgetik sederhana sebaiknya diberikan pada semua pasien dengan

PDPH. Paracetamol reguler dan non steroid antiinflamasi (NSAID) dapat

mengontrol gejala secara adekuat. Opioid juga dapat diberikan namun efek

samping mual muntah dari opioid dapat memperparah PDPH. Epidural dan

morfin intratekal juga terbukti mencegah PDPH dan mengurangi kebutuhan

akan epidural blood patch (EBP). Perlu diketahui bahwa morfin intratekal atau

epidural dapat menyebabkan depresi pernapasan yang terjadi beberapa jam

setelah injeksi sehingga perlu dilakukan monitoring secara ketat dan bila perlu

sediakan noloksin sebagai antagonis opioid.2,4,9

b. Kafein : kafein pertama kali dilaporkan sebagai pengobatan untuk PDPH pada

tahun 1949. Kafein adalah stimulan sistem saraf pusat dan diperkirakan

mempengaruhi PDPH dengan menginduksi vasokonstriksi serebral. Dosis dari

75 - 500 mg telah diteliti dan kafein diberikan secara oral, intramuskular dan

intravena. Di Inggris yang dilakukan pada tahun 2005 menemukan bahwa 30%

unit persalinan memberikan kafein untuk mengobati PDPH dan banyak ahli

anestesi obstetrik menganjurkan cairan yang mengandung kafein. Ada bukti

Page 14: POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H 2

15

yang rendah bahwa kafein memberikan manfaat sementara pada PDPH, namun

sebuah tinjauan dari konsensus Amerika baru-baru ini menyimpulkan bahwa

kafein bermanfaat bagi PDPH tidak beralasan. Kafein dikaitkan dengan

kejadian buruk termasuk aritmia jantung dan kejang ibu. Dalam dosis tinggi (>

300mg) kafein bisa masuk ke ASI dan berpotensi menyebabkan iritabilitas

neonatal. 2,4,9

c. Gabapentin : Struktur analog asam gamma-aminobutyric dan modulasi

keluarnya eksitasi neurotransmiter berikatan dengan voltage-dependent

calcium channels. Gabapentin menurunkan keparahan dari PDPH yang tidak

berespon terhadap EBP. Sebagai tambahan menurunkan nyeri, mual dan

muntah akan menurun dibandingkan ergotamine tartrate dan kafein. Ero, dkk.

melaporkan hasil dari suatu studi acak, tersamar ganda, dengan kontrol plasebo

pada 20 pasien PDPH yang diberikan gabapentin 900 mg, 3 kali sehari selama

4 hari yang menunjukkan bahwa skor VAS nyeri secara bermakna lebih rendah

pada kelompok terapi gabapentin (p<0,05).1,2

d. Cosyntropin, bentuk sintesis dari hormon adrenokortikotropik, telah digunakan

dalam pengobatan PDPH refraktori. Hormon adrenokortikotropik diyakni

bekerja dengan merangsang kelenjar adrenal untuk meningkatkan produksi

CSS dan produksi -endorfin. Harus hati-hati digunakan pada pasien diabetes.5

e. Sumatripan : Jenis serotonin 1-d reseptor agonis (sumatriptan) efektif dalam

pengobatan PDPH, dengan gejala lengkap. Obat ini mahal dan efek samping

termasuk rasa sakit di tempat suntikan dan dada terasa sesak. Pasien yang

menerima sumatriptan 6 mg melalui rute subkutan, selama satu jam berikut

harus dilakukan pemantauan terhadap elektrokardiografi, tekanan darah dan

pulse oxymetri . Pengobatan menggunakan sumatriptan pada pasien dengan

penyakit jantung iskemik harus mendapat perhatian. Percobaan terkontrol

diperlukan untuk mengevaluasi lebih lanjut penggunaan sumatriptan untuk

pengobatan PDPH. Tren dari manajemen konservatif untuk blood patch telah

muncul dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini didasarkan pada

ketidakefektifan dari pengobatan konservatif. Sebagai contoh lebih dari 80%

pasien postpartum yang konservatif diobati masih akan merasakan sakit kepala

dalam satu minggu.1

Page 15: POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H 2

16

2.6.3 Terapi Invasif

Pasien yang tidak respon terhadap terapi konservatif selama 48 jam

membutuhkan intervensi yang agresif dan invasif dilakukan penanganan sebagai

berikut

a. Epidural Blood Patch (EBP)

EBP pertama kali dijelaskan oleh Gormley tahun 1960 untuk digunakan dalam

PDPH dan kemudian dipopulerkan oleh Crul dkk dan DiGiovanni dan Dunbar.

Bekuan darah yang dihasilkan dapat mempunyai efek patch pada robekan dura

dan volume darah yang ditransfusikan ke dalam ruang epidural meningkatkan

tekanan intrakranial dan menurunkan kebocoran cairan serebrospinal. Meskipun

waktu yang optimal untuk memberikan terapi EBP tampaknya adalah 24 jam

setelah pungsi dura, terdapat laporan kasus PDPH yang mempunyai durasi lebih

dari 1 tahun yang berhasil dengan EBP.2

Peningkatan tekanan subarahnoid dan epidural bertahan hanya 20 menit. Bukti

MRI mengkonfirmasi efek masa setelah injeksi darah epidural dengan resolusi

bertahap selama 7 jam. Tidak seperti saline, dextran atau cairan lain, darah tidak

dapat berpindah dengan cepat dari ruang epidural dan berpotensi menimbulkan

efek tampon untuk jangka waktu yang lama. Darah ini dianggap membentuk

bekuan fibrin diatas dura yang memungkinkan volume dan tekanan CSS normal

kembali.1,3,9

EBP telah menjadi “gold standar” dalam pengobatan PDPH. EBP melibatkan

injeksi darah autologus (darah pasien sendiri) ke dalam ruang epidural, dengan

volume optimal 10-20 mL.3 Pasien posisi lateral dengan kepala tertekuk serta

pinggul dan lutut tertekuk. Di bawah tindakan pencegahan aseptik jarum epidural

diperkenalkan perlahan ke dalam ruang epidural. Tidak perlu mengenalkannya ke

lokasi yang tepat dimana tusukan dural dilakukan. 20-30 ml darah diambil dari

vena cubital pasien sendiri dan segera dimasukkan perlahan ke dalam ruang

epidural melalui jarum epidural. Darah akan menyebar ke ruang epidural melalui

beberapa segmen tulang belakang yang superior dan inferior. Setelah prosedur,

pasien harus tetap berbaring selama 1-2 jam. Prosedur ini memiliki tingkat

keberhasilan 70- 98% dan dapat diulang jika gagal atau gejala tidak menghilang

Page 16: POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H 2

17

pada percobaan pertama. Namun adanya sakit kepala berat yang terus-menerus,

penyebab lain harus dipertimbangkan.3

Dekstran dan NaCl 0,9% diberikan secara bolus 30 – 60 ml diberikan 6 jam

untuk 4 dosis disuntikan ke dalam ruang epidural, sementara meningkatkan

tekanan dalam ruang epidural, yang kemudian mengurangi kebocoran CSS dan

mengembalikan tekanan subarakhnoid. Patch epidural dengan zat bukan darah,

misalnya saline atau koloid, tidak efektif untuk digunakan dalam jangka

panjang.1,5 Kontraindikasi EBP meliputi demam, sepsis, koagulopati, dan

penolakan pasien. Sebaiknya tidak dilakukan jika ada leukositosis atau demam

karena risiko meningitis. Komplikasi minor meliputi nyeri punggung, nyeri leher,

dan bradikardi sementara, sedangkan komplikasi mayor, meskipun jarang,

meliputi meningitis, hematoma subdural, kejang, araknoiditis, paraparesis spastik,

pungsi dura, sindrom kauda equina.1,8

b. Epidural saline atau dextran 40 infusion

Epidural infus salin atau dextran 40 dapat meningkatkan tekanan pada ruang

subarahnoid dengan menekan thecal sac dan menurunkan kebocoran CSS.

Penanganan ini digunakan pada PDPH dengan kesuksesan yang bervariasi.

Penelitian mengenai efek injeksi saline caudal yang berulang pada PDPH akan

menurunkan mayoritas pasien dengan injeksi saline melalui sakit kepala yang

tidak hilang dengan sempurna. Sedangkan sejumlah cairan, kristaloid atau koloid,

telah diinfuskan ke dalam ruang epidural dan menyebabkan peningkatan tekanan

serebrospinal sehingga dapat menghilangkan nyeri kepala sementara. Efek jangka

panjang partikel koloid dalam ruang epidural belum diketahui.2,9

c. Morphine epidural

Suatu studi acak kecil menemukan bahwa morphine epidural 3 mg dapat

menurunkan terjadinya PDPH dan kebutuhan EBP setelah pungsi epidural yang

tidak disengaja.2

d. Fibrin glue

Merupakan agen alternatif darah seperti fibrin glue telah diusulkan untuk

memperbaiki perforasi spinal dural. Perforasi cranial dural merupakan salah satu

yang sukses dengan fibrin glue. Pada kasus perforasi lumbal dural, fibrin glue

Page 17: POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H 2

18

diletakkan begitu saja atau menggunakan CT-guided percutaneous injection.

Bagaimanapun ada risiko pertumbuhan aseptik meningitis dari prosedur ini.

Selain itu, produsen baru baru ini diperingatkan terhadap beberapa tipe aplikasi

jaringan glue yang mungkin terpapar dengan jaringan saraf.3

e. Intrathecal catheters

Setelah perforasi dural yang disengaja dengan jarum tuohy, disarankan agar

penempatan kateter spinal melalui perforasi dapat memicu reaksi inflamasi yang

akan menutup lubang. Penelitian histopatologi pada hewan dan manusia dengan

intrathecal kateter yang berkepanjangan ditemukan reaksi inflamasi pada tempat

kateter. Namun komplikasi neurologis seperti sindroma cauda equina dan infeksi

harus dieklusi dengan penggunaan kateter itrathecal.9

f. Pembedahan

Terdapat laporan kasus mengenai kebocoran CSS yang persisten yang tidak

respon teradap terapi lain, sehingga ditangani dengan penutupan operasi perforasi

dural. Dan ini merupakan penanganan terakhir pada PDPH.2

Gambar 7. Alur penanganan PDPH1

Page 18: POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H 2

19

2.7 Prognosis

Meskipun PDPH biasanya dapat sembuh secara spontan, tetapi sangat

tidak menyenangkan, dan dapat memperpanjang masa rawat di rumah sakit.

Pengobatan yang efektif terbatas sehingga tindakan termasuk penggunaan jarum

yang cocok dan perolehan ketrampilan yang tepat dalam melakukan pungsi spinal

dan epidural sangat penting untuk mengurangi kejadian PDPH.1 Pada penelitian

yang lama, 53 % sakit kepala akan sembuh dalam 4 hari, 72 % pada 7 hari dan 85

% dalam waktu 6 minggu. Pada sebagian kecil kasus, gejala dapat menetap

selama berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Jarang sakit

kepala ini menjadi kronis. Saat PDPH mulai membaik, keparahan sakit kepala

akan menurun, mobilisasi pasien akan meningkat dan dibutuhkan waktu yang

panjang pada sakit kepala yang diikuti dengan perubahan perkembangan

postural.5

Page 19: POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H 2

20

BAB III

SIMPULAN

Post dural puncture headache (PDPH) atau Nyeri kepala pasca-pungsi dural

merupakan salah satu komplikasi lumbal pungsi yang sering terjadi. Patogenesis

PDPH diperkirakan akibat kebocoran cairan serebrospinal ke dalam ruang

epidural melalui robekan dura yang dapat menyebabkan penurunan tekanan

intrakranial. Meskipun PDPH biasanya hilang spontan, tetapi PDPH dapat

mengganggu aktivitas pasien pascapungsi dural, sehingga perlu dilakukan

pencegahan dan penanganan. Penggunaan jarum dan teknik insersi yang baik

dapat membantu mengurangi kejadian PDPH. Metode terapi meliputi

penatalaksanaan konservatif dengan tirah baring dan hidrasi, penatalaksanaan

medis secara farmakologi dapat berupa pemberian analgetik, kafein, gabapentin

dan cosyntropin sedangkan berdasarkan terapi invasif dapat berupa epidural blood

patch, epidural saline, morpine epidural, fibrin glue, intrathecal kateter hingga

pembedahan. Dengan penggunaan peralatan teknik injeksi, dan metode terapi

yang tepat, maka PDPH dapat dicegah dan diterapi dengan prognosis yang baik

dengan pemulihan yang cepat.

Page 20: POST DURAL PUNCTURE HEADACHE...sensitif nyeri intrakranial dalam posisi tegak. Tekanan CSS pada lumbal bervariasi sesuai dengan posisi. Posisi berbaring, tekanan antara 5-15 cm H 2

21

Daftar Pustaka

1. Kassiuw,J.E.M., Nugroho, P. Post Dural Puncture Headache (PDPH).

Semarang. 2015:1-11

2. Kristiningrum,E. Terapi Post-dural Puncture Headache. Medical

Departement: Jakarta. 2014:41(12):907-910

3. Shaikh,S.I., Ramesh, N.K. Perioperative Management of Post Dural

Puncture Headache. International Journal of Biomedical and Advance

Research. 2015; 6(02): 78-83

4. Campbell, N.J. Effective Management of the Post Dural Puncture

Headache. Anaesthesia Tutorial of the Week 181. 2010. 1-7

5. Ghaleb, A., Khorasani, A., Mangar, D. Post-dural puncture headache.

International Journal of General Medicine. 2012; 5; 45-51

6. Nguyen , T., Robin R., Walters. Standardizing Management of Post-Dural

Puncture Headache in Obstetric Patients: A Literature Review. Open

Journal of Anesthesiology, 2014, 4, 244-253

7. Dagmar Oberhofer et al. Incidence and clinical significance of post-dural

puncture headache in young orthopaedic patients and parturients.

Periodicum Biologorum. 2013. Vol. 115, No 2, 203–208

8. Turnbull, D.K., Shepherd, D. B. Post-dural puncture headache:

pathogenesis, prevention and treatment. British Journal of Anaesthesia 91

(5): 718±29 (2003) DOI: 10.1093/bja/aeg231

9. Olufemi Babatunde Omole & Gboyega Adebola Ogunbanjo (2015)

Postdural puncture headache: evidence-based review for primary care,

South African Family Practice, 57:4, 241-246, DOI:

10.1080/20786190.2015.1014154

10. George , S. Guidelines for the Diagnosis, Treatment and Prevention of

Post Dural Puncture Headache. Hospital London .2012;1-4


Recommended