Identitas Jurnal
Judul Comparison of the European and Japanese Guidelines for the Management of Ischemic Stroke
Pengarang Rolf Kern, Masao Nagayama, Kazunori Toyoda, Thorsten Steiner, Michael G. Hennerici, Yukito Shinohara
Tanggal terbit
23 Mei 2013
Sumber Cerebrovasc Disease 2013 vol.35 no.5 : 402–418
URL http://www.karger.com/Article/FullText/351753
Metode
Comparison
• Penulis saling bertemu beberapa kali
• Membandingkan versi terbaru dari European guidelines & Japanese guidelines
Aspect• Banyak aspek• Beberapa aspek hanya dibahas
oleh salah satu guidelines
Classification
•Evidence level & recommendation grades ditentukan oleh individual committees yang berbeda antara kedua guidelines yang asli
Aspek – aspek yang dibandingkan :
Tatalaksana umum pada stroke iskemik akut
Terapi farmakologis pada stroke iskemik akut
Terapi pembedahan dan intervensi pada stroke iskemik akut
Manajemen terhadap faktor risiko sebagai pencegahan primer pada stroke iskemik
Manajemen terhadap faktor risiko sebagai pencegahan sekunder pada stroke iskemik
Terapi farmakologis sebagai pencegahan sekunder pada stroke iskemik
Terapi pembedahan dan intervensi sebagai pencegahan sekunder pada stroke iskemik.
Perbandingan Japanese Guidelines dengan European Guidelines
Tatalaksana Umum pada Stroke Fase hiperakut hingga Akut
Japanese Guidelines European Guidelines
Tidak ada bukti ilmiah jika pemberian oksigen rutin pada pasien stroke ringan-sedang tanpa hipoksemia yang jelas itu bermanfaat (Grade C2)
Pemantauan berkala status neurologis, denyut nadi, TD, suhu, dan saturasi oksigen dirokemndasikan selama 72 jam pada pasien dengan defisit neurologis yang menetap (Class IV,CGP)
Pada fase akut infark serebral, terapi anti hipertensif direkomendasikan pada hipertensi dengan TDS > 220 mmHg dan TDD > 120 mmHg atau AMI, gagal jantung, dan gagal ginjal. (Grade C1)
Penurunan tekanan darah direkomendasikan pada pasien dengan tekanan darah tinggi yang ekstrim (>220/120 mmHg) atau dengan gagal jantung yang berat atau hipertensi ensefalopati (Class II, level C)
Perbandingan Japanese Guidelines dengan European Guidelines
Japanese Guidelines European Guidelines
Trombolitik IV : Recombinant tissue plasminogen activator (rt-PA) 0,6 mg/kg. Pemberian 4,5 jam setelah onset
Recombinant tissue plasminogen activator (rt-PA) 0,9 mg/kg. 10% dosis diberikan secara bolus diikuti dengan 60 menit pemberian secara infus. Pemberian 4,5 jam setelah onset
Thrombin inhibitor selektif, argatroban, untuk stroke nonkardioembolik dalam 48 jam setelah onset serangan.
Pemberian heparin tidak terfraksi, low molecular weight heparin atau heparinoids tidak direkomendasikan pada stroke iskemik akut
Neuroprotective agents , edaravone, sebagai terapi pada infark serebral akut. (trombosis/emboli)
Neuroprotective agents (x)
Terapi Farmakologi pada Stroke Iskemik akut
Perbandingan Japanese Guidelines dengan European Guidelines
Terapi pembedahan dan intervensi
pada stroke iskemik akut
Japanese Guidelines European Guidelines
Decompressive cranietomy dengan duraplasty dilakukan 48 jam setelah onset direkomendasikan pada pasien dengan infark hemisfer unilateral wilayah arteri serebral tengah
Surgical decompressive therapy dengan 48 jam setelah onset gejala direkomendasikan pada pasien dengan usia < 60 tahun dengan infark arteri serebral tengah yang parah
Japanese Guidelines European Guidelines
Antikoagulan pada Atrial Fibrilasi : Warfarin, usia > 75 tahun NVAF, taget protombin time – international normalized ratio (PT-INR) dengan nilai 1,6-2,6 dan 2,0-3,0 untuk pasien yang lebih muda
Antikoagulan oral (INR 2,0-3,0) direkomendasikan pada pasien usia 65-75 tahun tanpa faktor risiko vaskular, >75 tahun, atau pasien lebih muda dengan faktur risiko hipertensi, DM, disfungsi ventrikel kiri
Terapi antiplatelet dapat diberikan pada pasien AF yang kontraindikasi degan antikoagulan.
Aspirin dapat direkomendasikan pada pasien non valvular AF<65 tahun dan bebas dari faktor risiko vaskular
Perbandingan Japanese Guidelines dengan European Guidelines
Manajemen Faktor Risiko Pencegahan Primer
pada Stroke Iskemik
Japanese Guidelines European Guidelines
Dyslipidemia : Satin dosis tinggi efektif dalam pencegahan rekurensi infark serebralKombinasi statin dosis rendah dengan eicosapentaenoic acid
Statin dosis tinggi pada pasien dengan stroke nonkardioemboli
Manajemen Faktor Risiko Pencegahan Sekunder pada Stroke Iskemik
Perbandingan Japanese Guidelines dengan European Guidelines
Perbandingan Japanese Guidelines dengan European Guidelines
Terapi Pembedahan dan Intervensi sebagai
Pencegahan Sekunder Stroke Iskemik
Japanese Guidelines European Guidelines
Carotid Endarterectomy (CEA) pada pasien dengan gejala stenosis arteri karotis internal yang parah (>70%)
CEA direkomendasikan pada pasien dengan 70-99% stenosisCEA tidak direkomendasikan pada pasien dengan stenosis < 50%
ConclusionBeberapa aspek yang relevan baru manajemen stroke yang
telah muncul selama beberapa tahun terakhir, seperti intervensi thrombectomy, pemasangan stent intrakranial, operasi bypass extra-/intrakranial dan pencegahan stroke dengan antikoagulan oral baru.
Seperti GLS yang dibahas dalam artikel ini telah diumumkan sebelum publikasi uji coba yang menyelidiki strategi pengobatan ini, sehingga rekomendasi spesifik masih kurang. Penyertaan mereka akan menjadi tugas utama untuk GLS Eropa dan Jepang pada manajemen stroke yang selanjutnya dan yang akan datang