+ All Categories
Home > Documents > PRODUKSI DAN PROFIL PROTEIN TANAMAN BAWANG MERAH …

PRODUKSI DAN PROFIL PROTEIN TANAMAN BAWANG MERAH …

Date post: 06-Feb-2022
Category:
Upload: others
View: 10 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
8
Juwaningsih, Produksi dan Profil Protein Tanaman Bawang Merah ... 63 PRODUKSI DAN PROFIL PROTEIN TANAMAN BAWANG MERAH AKIBAT PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS PUPUK CAIR EKSTRAK KOTORAN AYAM Eko Juwaningsih Jurusan Tanaman Pangan dan Hortikultura Politeknik Pertanian Negeri Kupang Jl. Adisucipto Penfui, P. O. Box. 1152, Kupang 85011 ABSTRACT The aims of this research, are want to know about: 1) Respond extract liquid of chicken feces fermentation by production shallots, 2) Dosage extract liquid of chicken feces fermentation by production shallots, 3) The protein profile of shallots, 4) Forming or not specific protein by usage extract liquid of chicken feces fermentation. The result of the research analyzed by Rendomized Blok Design (RAK) have six (6) treatments (extract : 250 ml water) repeated many three are: A0 = 0 ml (without fertilizer), A1 = 0,5 ml extract liquid, A2 = 1,0 ml extract liquid, A3 = 1,5 mls extract liquid, A4 = 2,0 mls extract liquid, A5 = 2,5 mls extract liquid, A6 = An-organic fertilizer standard. If responded of treatments advanced with honestly significant difference test (Uji Turkey) 5 %. Measure highly is heavy wet umbi after grown. The supporter data is analysis soil before grown, and after grown (in plants high production) and analysis plants towards absorption element nutrion. The protein profile used SDS-PAGE analysis to get the protein band and compare with protein marker. The samples for analyzis are shallots 1.5 months after planting. The result of the research indicated: 1) Usage extract liquid of chicken faeces fermentation influential production of shallots, 2) In A5 treatments giving high weight wet (2872,5 gr/plot atau 14,36 ton/ha), 3) The result of analyz are found total 16 bands of profile protein. Treatments A3, A4 and A5 have 16 bands protein. The different of has or no the band and thick or thin of the protein’s band depend on kind, number and sequence of amino acid, 4) There is a specific (band 15) only in treatment A3, A4 and A5 with weight of molecule are 27,5 KDa possibility equated respond plant by usage extract liquid of chicken faeces fermentation. Key words: Extract liquid of chicken faeces fermentation, protein molecule of shallots PENDAHULUAN Tanaman bawang merah biasa ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi. Produksi tanaman bawang merah umumnya relatif masih rendah yaitu 7- 9 ton/ha, tidak sebanding dengan meningkatnya kebutuhan penduduk (Kusumo, 1992). Sedangkan produksi bawang merah di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada umumnya hanya 46,99 kw/ha (BPS 2005). Produksi tersebut masih dapat ditingkatkan dengan penambahan unsur hara yang diperlukan tanaman. Pada saat ini digalakkan “Sistem Pertanian Organik yang akrab dengan lingkungan” guna mengatasi residu penggunaan bahan kimia baik pada tanah maupun tanaman. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah pembuatan pupuk cair dari ekstrak kotoran ternak hasil fermentasi dengan menggunakan teknologi mikroorganisme dapat mempersingkat proses fermentasi pupuk cair tersebut (1- 2 minggu). Proses fermentasi tersebut menghasilkan senyawa organik (asam amino, asam laktat, gula, alkohol, vitamin, protein dan lain-lain) yang mudah
Transcript

Juwaningsih, Produksi dan Profil Protein Tanaman Bawang Merah ... 63

PRODUKSI DAN PROFIL PROTEIN TANAMAN BAWANG MERAHAKIBAT PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS

PUPUK CAIR EKSTRAK KOTORAN AYAM

Eko JuwaningsihJurusan Tanaman Pangan dan Hortikultura Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Jl. Adisucipto Penfui, P. O. Box. 1152, Kupang 85011

ABSTRACT

The aims of this research, are want to know about: 1) Respond extract liquid ofchicken feces fermentation by production shallots, 2) Dosage extract liquid ofchicken feces fermentation by production shallots, 3) The protein profile of shallots,4) Forming or not specific protein by usage extract liquid of chicken fecesfermentation.The result of the research analyzed by Rendomized Blok Design (RAK) have six (6)treatments (extract : 250 ml water) repeated many three are: A0 = 0 ml (withoutfertilizer), A1 = 0,5 ml extract liquid, A2 = 1,0 ml extract liquid, A3 = 1,5 mls extractliquid, A4 = 2,0 mls extract liquid, A5 = 2,5 mls extract liquid, A6 = An-organicfertilizer standard. If responded of treatments advanced with honestly significantdifference test (Uji Turkey) 5 %. Measure highly is heavy wet umbi after grown. Thesupporter data is analysis soil before grown, and after grown (in plants highproduction) and analysis plants towards absorption element nutrion. The proteinprofile used SDS-PAGE analysis to get the protein band and compare with proteinmarker. The samples for analyzis are shallots 1.5 months after planting.The result of the research indicated: 1) Usage extract liquid of chicken faecesfermentation influential production of shallots, 2) In A5 treatments giving highweight wet (2872,5 gr/plot atau 14,36 ton/ha), 3) The result of analyz are foundtotal 16 bands of profile protein. Treatments A3, A4 and A5 have 16 bands protein.The different of has or no the band and thick or thin of the protein’s band depend onkind, number and sequence of amino acid, 4) There is a specific (band 15) only intreatment A3, A4 and A5 with weight of molecule are 27,5 KDa possibility equatedrespond plant by usage extract liquid of chicken faeces fermentation.Key words: Extract liquid of chicken faeces fermentation, protein molecule of shallots

PENDAHULUANTanaman bawang merah biasa ditanam di dataran rendah dan dataran

tinggi. Produksi tanaman bawang merah umumnya relatif masih rendah yaitu 7-9 ton/ha, tidak sebanding dengan meningkatnya kebutuhan penduduk(Kusumo, 1992). Sedangkan produksi bawang merah di Nusa Tenggara Timur(NTT) pada umumnya hanya 46,99 kw/ha (BPS 2005). Produksi tersebut masihdapat ditingkatkan dengan penambahan unsur hara yang diperlukan tanaman.Pada saat ini digalakkan “Sistem Pertanian Organik yang akrab denganlingkungan” guna mengatasi residu penggunaan bahan kimia baik pada tanahmaupun tanaman.

Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah pembuatan pupuk cairdari ekstrak kotoran ternak hasil fermentasi dengan menggunakan teknologimikroorganisme dapat mempersingkat proses fermentasi pupuk cair tersebut (1-2 minggu). Proses fermentasi tersebut menghasilkan senyawa organik (asamamino, asam laktat, gula, alkohol, vitamin, protein dan lain-lain) yang mudah

64 PARTNER, TAHUN 15 NOMOR 1, HALAMAN 63-70

diserap oleh akar tanaman. Hasil proses ini tidak meninggalkan residu negatifbagi tanaman (Higa, 1994).

Kotoran ternak yang dapat dijadikan pupuk organik adalah kotoran sapi,ayam, kambing, babi, kuda, dan lain-lain. Kotoran ayam mempunyai beberapakeunggulan dibandingkan dengan kotoran ternak lainnya, yaitu halus, kecil danbanyak mengandung unsur hara (Scott, at. al., 1998).

Berdasarkan hasil penelitian Tan, dkk., (1992), untuk menghasilkanpupuk cair dari ekstrak fermentasi kotoran ayam dengan teknologi EMdiperlukan komposisi campuran 14:14:0,42 (satuan liter), dan dengan dosis 1 mlekstrak cair dalam 250 ml air dapat meningkatkan produksi tanaman melonsebesar 20%.

Keefektifan pemberian pupuk cair selain diketahui melalui produksitanaman dapat juga melalui analisis profil protein. Hasil dari profil proteinmenurut Salisbury dan Ross (1995b), adalah merupakan hasil dari interaksiantara semua proses biokimia dengan lingkungan, menentukan fenotip (bentukdan fungsi) tumbuhan sebagai hasil dari informasi yang disandi dalam urutanDNA genom dengan lingkungan (iklim, tanah dan biotik). Namun, aplikasi pupukcair dari ekstrak fermentasi kotoran ternak tersebut pada sayuran belumdilakukan, demikian juga bagaimana profil protein tanaman bawang merahtersebut akibat pemberian pupuk cair dari ekstrak fermentasi kotoran ternakbelum diketahui, untuk itulah dilakukan penelitian ini.

Penelilitian bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh pupuk cairterhadap produksi bawang merah, 2) dosis pupuk cair terhadap produksibawang merah, 3) profil protein tanaman bawang merah, 4) ada tidaknya proteinspesifik yang terbentuk pada tanaman bawang merah akibat pemberian pupukcair.

METODE PENELITIANPenelitian dilaksanakan di Kebun Praktek Jurusan Tanaman Pangan dan

Hortikultura, dan Laboratorium Tanah Politani Negeri Kupang sertaLaboratorium Biologi Molekuler Universitas Brawijaya, Malang. mulai akhir Aprilhingga Nopember 2005.

Penelitian dilaksanakan dalam 3 tahap. Tahap I, yaitu pembuatan pupukcair dari bahan kotoran ayam yang difermentasi dengan EM, dan dilakukansesuai dengan prosedur APNAN (1995). Pupuk cair tersebut sudah dapatdigunakan sampai 2 minggu sejak pembuatan. Tahap II, yaitu aplikasi diLapangan. Sedangkan tahap III, yaitu pengujian di Laboratorium yang meliputianalisis tanah dan analisis tanaman. Sampel untuk analisis tanaman diambildari tanaman bawang merah yang telah berumur 1,5 bulan setelah tanam.a. Jaringan tanaman (analisis unsur hara).b. Analisis profil protein dilakukan dengan analisis SDS-PAGE.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok 6 perlakuan(ekstrak: 250 ml air) yang diulang sebanyak 3 kali yaitu A0 = 0 ml; A1 = 0,5ml/250 ml air; A2 = 1,0 ml/250 ml air; A3 = 1,5 ml/250 ml air; A4 = 2,0 ml/250ml air; A5 = 2,5 ml/250 ml air. Jika terdapat pengaruh perlakuan dilanjutkandengan Uji Beda Nyata Jujur (HDS = Turkey 5%) (Gaspersz, 1995).

Juwaningsih, Produksi dan Profil Protein Tanaman Bawang Merah ... 65

edangkan, untuk melihat profil protein dilakukan dengan analisis SDS-PAGE untuk mendapatkan pita protein dan membandingkan dengan proteinpenanda. Hasil analisis profil protein kemudian dihitung berat molekul proteinsecara estimasi dengan kalibrasi menggunakan standar protein yang sudahdiketahui berat molekulnya. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif.Band atau pita yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan analisis proteinatau izosim.

Peubah yang Diamati1. Perubah yang diamati adalah berat basah umbi saat panen.2. Sebagai data penunjang adalah:

a. Analisis tanah sebelum tanam, dan analisis tanah setelah tanam (khususpada tanaman yang berproduksi tinggi) yaitu pH, C-organik, N-NH4+, P, K,Na, Ca, Mg dan Cu.

b. Analisis tanaman (A5) terhadap serapan unsur hara (N-NH4+, P, K, Na, Ca,Mg dan Cu).

3. Dari hasil analisis profil protein kemudian dihitung berat molekul proteinsecara estimasi dengan kalibrasi menggunakan standar protein yang sudahdiketahui berat molekulnya. Penentuan berat molekul dilakukan menurutcara Kurniati dan Wanandi (2001) yaitu membandingkan antara mobilitasprotein sampel dengan protein penanda. Kurva standar protein penandadibuat pada kertas grafik semilog. Sumbu x adalah nilai mobilitas relative (Rf)dan sumbu y adalah berat molekul (BM) protein penanda. Nilai Rf ditentukandengan mengukur jarak (cm) pita protein dari batas atas gel pemisah denganjarak (cm) tracking dye.

hgel pemisaatas atasdye dari b trackingJarak (cm)emisahatas gel pari batas protein d pita-pitaJarak (cm)Rf

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berat Basah Umbi Saat PanenHasil analisis tanah sebelum tanam, sesudah tanam pada tanaman dan

analisa serapan hara pada tananam yang berproduksi tinggi setelah panendapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Hasil Analisis Tanah Sebelum Tanam dan Sesudah Tanam pada Tanaman yangBerproduksi Tinggi (A5)

Hasil Analisis Tanah

Sebelum Tanam Setelah Tanam pada Tanaman yangBerproduksi Tinggi (A5)

pH 7,75 7,21C organik (%) 0,30 2,81N-NH4+ (mg/100 gr) 1,86 8,62P (ppm) 165,86 564,02K (me/100 gr) 0,02 0,03K (me/100 gr) 0,10 0,14Ca (me/100 gr) 0,23 tuMg (me/100 gr) 0,09 0,07Cu (ppm) 14,70 3,9

Keterangan: tu = tidak terukur (terlalu rendah)

66 PARTNER, TAHUN 15 NOMOR 1, HALAMAN 63-70

Tabel 2. Hasil Analisis Serapan Hara Tanaman Bawang Merah

Perlakuan P(ppm)

K(me/100 gr)

Na(me/100 gr)

Ca(me/100 gr)

Mg(me/100 gr)

Cu(ppm)

A0 133,24 tu 1,48 9,25 2,42 5,8A1 646,26 tu 1,48 11,6 4,67 8A2 658,09 tu 1,7 9,25 5,25 9,4A3 765,08 6,95 1,96 11,6 5,58 10,9A4 793,04 12,25 2,65 11,6 5,1 10,9A5 876,4 12,25 2,87 16,25 5,1 10,9A6 655,3 4,5 1,0 6,6 1,67 4

Keterangan: tu = tidak terukur (terlalu rendah)

Berdasarkan hasil analisis berat basah umbi bawang merah saat panendapat dilihat pada Tabel 3.

Profil Protein

Tabel 3. Berat Basah Umbi Bawang Merah SaatPanen per Plot

Perlakuan Berat Basah Umbi (gram/plot)

A0 885,40 aA1 1610,10 abA2 1878,10 bcA3 2324,90 bcdA4 2514,70 cdA5 2872,50 deA6 939,80 a

HSD 5% 821,88

Keterangan: Angka-angka didampingi oleh hurufyang sama tidak berbeda nyata padataraf 5% HSD

Hasil analisis molekul protein dengan metode SDS-PAGE menggunakanResolving gel 12 % dan Stacking gel 4 % diperoleh total 16 pita protein (Gambar1 dan Tabel 4).

Tabel 4. Pengelompokan Berdasarkan Sebaran Pita Protein pada Gel dengan Metode SDS-PAGE

Jenis Perlakuan Jenis Pita Hadir Jenis Pita Absen

A0 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16 4, 14, 15A1 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16 4, 14, 15A2 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16 4, 14, 15A3 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 16 -A4 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 16 -A5 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 16 -A6 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16 15

Gambar 1. Profil Protein Tanaman Bawang Merah(A0 = tanpa pupuk, A1 = 0,5 ml, A2 =1,0 ml, A3 = 1,5 ml, A4 = 2 ml, A5 = 2,5ml, A6 = pupuk anorganik)

Juwaningsih, Produksi dan Profil Protein Tanaman Bawang Merah ... 67

Berat Molekul (BM) Protein

Tabel 5. Nilai Rf Protein Penanda (Marker # SMO431, dariBahan β-Galaktosa, Bovine Serum Albumin,Ovalbumin, Lactate Degydrogenase, β-Laktoglobulin dan Lisozym) dengan Metode SDS-PAGE

No Pita Protein (P) Rf BM (kDa)

1 P1 0,263 1162 P2 0,434 66,23 P3 0,658 454 P4 0,789 355 P5 0,961 25

Keterangan: BM = Berat Molekul, kDa = kilo Dalton, Rf =Perbandingan jarak (cm) pita protein daribatas atas gel pemisah (Resolving Gel)dengan jarak (cm) tracking dye dari batasatas gel pemisah

Tabel 6. Nilai Rf Pita Protein Tanaman Bawang Merah dan Estimasi Berat Molekul dengan MetodeSDS-PAGE

No Pita Protein (P) R Rf BM (kDa)

1 P1 1,20 0,158 TDE2 P2 1,50 0,197 TDE3 P3 2,30 0,303 105,54 P4 2,70 0,355 89,55 P5 3,15 0,414 73,56 P6 3,30 0,434 66,27 P7 3,65 0,480 62,08 P8 4,00 0,526 54,09 P9 4,50 0,592 51,510 P10 5,00 0,658 45,011 P11 5,40 0,711 41,012 P12 5,70 0,750 38,013 P13 6,15 0,809 33,614 P14 6,80 0,895 29,015 P15 7,00 0,921 27,516 P16 7,30 0,961 25,0

Keterangan: BM = Berat Molekul, kDa = kilo Dalton, r = jarak pita protein dari batas atas gelpemisah, Rf = Perbandingan jarak (cm) pita protein dari batas atas gel pemisah(Resolving Gel) dengan jarak (cm) tracking dye dari batas atas gel pemisah, TDE =Tidak terestimasi

Pita 4, 14 dan 15 merupakan pita tambahan yang terbentuk dengan beratmolekul ± 89,5 kDa (4), 29,0 kDa (14) dan 27,5 kDa (15).

Pembahasan

Berat Basah Umbi Saat PanenDari hasil analisis tanah sebelum tanam dan sesudah tanam khususnya

pada perlakuan A5 menunjukkan bahwa pemberian pupuk cair berpengaruhpositif pada tanah sehingga terjadi peningkatan pada beberapa unsur yaituunsur C-organik, N-NH4+, P, K dan Na, tetapi juga menurunkan unsur Ca, Mgdan Cu serta dapat menetralkan pH yang semula cenderung basa. Sedangkanhasil analisis tanaman terhadap serapan hara yaitu unsur P, Na dan Ca tertinggipada perlakuan A5, unsur K tertinggi pada perlakuan A4 dan A5, unsur Mg

M A1 A2 A3 A4 A0 A6 A5

25 kDa

45 kDa35 kDa

66,2 kDa

116 kDa

Gambar 2. Profil Protein Bawang Merah denganProtein Penanda (Marker) (M =Marker (Protein Penanda), A0 =tanpa pupuk, A1 = 0,5 ml, A2 = 1,0ml, A3 = 1,5 ml, A4 = 2 ml, P5 = 2,5ml, A6 = pupuk anorganik)

68 PARTNER, TAHUN 15 NOMOR 1, HALAMAN 63-70

tertinggi pada perlakuan A3, dan unsur Cu tertinggi pada perlakuan A3, A4, danA5.

Unsur P dan K merupakan unsur penting dalam pembentukan umbi lapisdisamping unsur hara yang lain. Hal tersebut terlihat dari hasil serapantanaman terhadap unsur P dan K (Tabel 2) yang mempengaruhi berat umbibawang merah yaitu pada pemberian pupuk cair 2,5 ml (perlakuan A5) dapatmeningkatkan berat umbi sebesar 2872,5 gr/plot atau 14,28 ton/ha, sedangkanpada pemberian pupuk anorganik sesuai anjuran (perlakuan A6) hanya 939,8 grper plot atau 46,99 kw/ha. Peningkatan berat umbi kemungkinan dipengaruhioleh sifat dari pupuk cair yang terbuat dari bahan kotoran ayam yangdifermentasi dengan EM. Dimana pupuk tersebut mampu meningkatkankemampuan tanah dalam mengikat air atau dapat menyimpan dan menahan airsiraman sehingga unsur hara yang ada dapat termanfaatkan oleh tanamansecara optimal serta dapat meningkatkan keragaman dan populasimikroorganisme tanah sehingga dapat meningkatkan kesehatan danpertumbuhan tanaman serta menambah hara dalam tanah (Higa Teruo, 1994a;Tirtawinata, 1998). Hal senada diungkapkan oleh Wididana (1998) bahwaekstrak cair hasil fermentasi kotoran ternak dengan EM selain sebagai pupukjuga dapat mengusir hama tanaman sehingga mampu menjamin peningkatanproduksi serta kelestarian lingkungan.

Profil ProteinIdentifikasi molekul protein dilakukan dengan metode SDS-PAGE

menggunakan Resolving gel 12 % dan Stacking gel 4 % diperoleh total 16 pitaprotein (Gambar 1 dan Tabel 4). Pada perlakuan A1, A2 dan A0 terdapat 13 pitaprotein sehingga terdapat 3 pita absen (4, 14 dan 15). Pada perlakuan A3, A4dan A5 mempunyai 16 pita protein. Pada perlakuan A6, mempunyai 15 pitaprotein sehingga terdapat 1 pita absen (15). Pada perlakuan A3, A4 dan A5ditemukan kehadiran 3 pita protein baru (4, 14 dan 15), serta mempertebal 8pita (1, 2, 3, 6, 7, 8, 9, dan 11). Perlakuan A6 menghadirkan 2 pita protein baru(4 dan 14) serta mempertebal 5 pita (1, 2, 3, 9, dan 11). Pada A0 tidakmempunyai pita protein 4, 14 dan 15, sedang keberadaan 6 pita (1, 2, 6, 7, 8dan 11) sangat tipis.

Terdapat kehadiran 3 pita baru yaitu pita 4, 14 dan 15. Pita 4 dan 14merupakan pita baru hanya ada pada perlakuan A6. Sedangkan pita 15 terdapatpada perlakuan A3, A4 dan A5 dan pita tersebut merupakan pita yang spesifikyang hanya terdapat pada perlakuan A3, A4 dan A5, perlakuan yang lain tidak.Kehadiran pita 4 dan 14 kemungkinan merupakan respon tanaman terhadappemberian unsur hara melalui pupuk anorganik. Sedangkan kehadiran pitaspesifik (pita 15) juga kemungkinan merupakan respon tanaman terhadappemberian unsur hara melalui pupuk cair.

Pita protein tersusun dari satu atau lebih rantai polipeptida, yang terdiridari ratusan asam amino. Keberadaan dan tebal tipisnya pita protein yangterbentuk tergantung dari jenis, jumlah dan urutan asam amino. Hal tersebutyang menyebabkan adanya perbedaan dari setiap pita protein yang terbentuk.Demikian juga pita yang baru terbentuk tersebut merupakan hasil dari reaksiatau proses biokimia yang terbentuk antara tanaman dengan pemberian pupukbaik ekstrak cair maupun pupuk anorganik (Salisbury dan Ross, 1995a). Prosesbiokimia inilah yang menentukan bentuk dan fungsi (fenotipe) tumbuhan, yang

Juwaningsih, Produksi dan Profil Protein Tanaman Bawang Merah ... 69

merupakan hasil dari informasi yang disandi dalam urutan DNA-genom dan dariinteraksinya dengan lingkungan (Salisbury dan Ross, 1995b).

Unsur hara diserap dalam bentuk ion yang langsung dapat digunakandalam sintesis protein. Misalnya; unsur hara N diserap dalam bentuk ion NO3-

direduksi menjadi NH4+; unsur hara P diserap dalam bentuk ion H2PO4-; unsurhara K diserap dalam bentuk K+; unsur-unsur tersebut selanjutnya digunakandalam sintesis protein yang akan menghasilkan asam amino. Asam-asam aminoyang dihasilkan akan berfungsi sebagai enzim dan pembangun dalammetabolisme sel (Lakitan, 1993; Nasir, 2002).

Berat Molekul (BM) ProteinBerdasarkan sebaran pita protein pada gel (Gambar 1 dan 2), maka dapat

diketahui karakter protein dengan cara menentukan berat molekulnya.Menentukan berat molekul dilakukan dengan membandingkan antara mobilitasprotein sampel dengan sampel protein penanda, dimana berat molekul proteinsampel secara estimasi ditentukan dengan kalibrasi menggunakan standarprotein yang sudah diketahui berat molekulnya dan kurva standar proteinpenanda dibuat pada kertas grafik semilog (Kurniati dan Wanandi, 2001).

Karakter protein dari setiap pita protein yang terbentuk pada geltergantung dari jenis, jumlah dan urutan asam amino, sehingga pita proteinyang terbentuk dapat berbeda baik keberadaannya maupun tebal tipisnya pita(Tabel 5 dan ). Pada pita protein yang berbeda jumlah asam amino, akanmempunyai berat molekul yang berbeda. Misalnya protein yang terlibat dalamproses fotosintesis (feredoksin) mempunyai berat molekul sekitar 11,5 kDa(Salisbury dan Ross, 1995a).

Kehadiran 3 pita baru mempunyai berat molekul ± 89,5 kDa (4), 29,0 kDa(14) dan 27,5 kDa (15). Untuk mengetahui peran pita protein yang terbentukperlu dilakukan pemetaan asam-amino terhadap pita protein tersebut, namunpada penelitian ini tidak dilakukan pemetaan asam-asam amino, sehingga tidakdapat menjelaskan peran dari pita protein.

KESIMPULAN DAN SARANPemberian ekstrak fermentasi kotoran ayam berpengaruh terhadap

produksi tanaman bawang merah. Pada perlakuan A5 memberikan berat basahtertinggi (2872,5 gr/plot atau 14,36 ton/ha). Berdasarkan hasil analisis molekulprotein ditemukan total 16 profil pita protein yaitu pada perlakuan A3, A4 danA5 mempunyai 16 pita protein. Keberadaan dan tebal tipisnya pita proteinberbeda pada setiap perlakuan tergantung dari jenis, jumlah dan urutan asamamino. Terdapat pita spesifik (pita 15) hanya terdapat pada perlakuan A3, A4dan A5 dengan berat molekul 27,5 kDa kemungkinan merupakan respontanaman terhadap pemberian pupuk cair.

Berdasarkan simpulan di atas dapat disarankan bahwa perlu dilakukanpenelitian tentang cara menetralisir bau yang tidak sedap pada ekstrak cairfermentasi kotoran ayam dengan EM-4. Pemetaan terhadap asam-asam aminodari masing-masing pita protein yang ditemukan agar diketahui jenis proteinatau enzim, sehingga dapat menjelaskan fungsi dari masing-masing pita gunamemperbaiki sifat tanaman bawang merah.

70 PARTNER, TAHUN 15 NOMOR 1, HALAMAN 63-70

DAFTAR PUSTAKAAPNAN.1995. EM Aplication Manual for APNAN Countries. The First Edition.

Asia Pasific Natural Agriculture Network. Bangkok. Thailand.BPS-Badan Pusat Statistik. 2005. Nusa Tenggara Timur dalam Angka Nusa

Tenggara Timur in Figures 2004/2005. Propinsi Nusa Tenggara Timur.Gaspersz, V.1995. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Tarsito.

Bandung.Kurniati, M.M.V. dan Wanandi, S.I. 2001. Pemisahan Protein dengan

Elektrophoresis gel Poliakrilamid-SDS. Dalam Soewito, H., Sodikin, M.,Kurniati, M.M.V. dan Wanandi, S.I., Retno, G.D., Abadi, S.P., Prijati, L.P.dan Jusman, S.W.A. Biokimia Eksperimental Laboratorium. BukuKedokteran FKUI-EGC. Wigya Medika. Jakarta.

Kusumo, S. dan Sunarjono, H. 1992. Petunjuk Bertanam Sayuran. ProyekPembangunan Penelitian Pertanian Nusa Tenggara. Badan Penelitian danPengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta.

Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja GrafindoPersada. Jakarta.

Nasir, M. 2002. Bioteknologi Potensi dan Keberhasilannya dalam BidangPertanian. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Rybicki, E. dan Purves M. 1996. “SDS-Polyacrylamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE)”. In Coyne, James Reid and Rybicki, 2003. Molecular TechniqueManual. Third Edition. Dept Microbiology, University of Cape Town (cited2003 May, 18). http://web.vct.ac.za/microbiology/sdspage.htm

Salisbury, Frank B. and Ross C.W. 1995a. Fisiologi Tumbuhan,Jilid 2. ITB.Bandung.

Salisbury, Frank B. and Ross C.W., 1995b. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 3. ITB.Bandung.

Scott, M.L. Neshim, M.C., and Young, R.Y., 1976. Nutrion of Chicken. M.L. ScottAssoc. New York.

Tan, B.K., Shahbuddin, O.S. dan Shariffudin, 1994. The use of AgricultureWastes as Composting Materials (Using EM) for the Production of Mustard(Brassica rapa). Procerding of the Third Conference on EM Held at KyuseiAnature Farming Centre, Saraburi Thailand. 16-19 November 1994.

Tirtawinata, dan Reza, M., 1998. Pupuk Alam untuk Tanaman Buah. TrubusEdisi Desember. Jakarta.

Wididana, G.N., 1998. Teknologi EM dalam Berita. Institut PengembanganSumber Daya Alam (IPSA), Jakarta.


Recommended