+ All Categories
Home > Documents > Proposal PTK Kelas IV

Proposal PTK Kelas IV

Date post: 05-Jul-2018
Category:
Upload: kartika-diandini
View: 231 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
43
1 A. Judul Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Melalui Model Course Review Horay dalam Pembelajaran Matematika (Penelitian Tindakan Kelas pada materi Penjumlahan Pecahan di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cangkingan I Tahun Ajaran 2015/2016 Kecamatan Kedokanbunder Kabupaten Indramayu) B. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya terorganisasi, berencana dan berlangsung secara terus-menerus sepanjang hayat untuk membina anak didik menjadi manusia  paripurna, dewasa, dan berbudaya. Untuk mencapai pembinaan ini asas  pendidikan harus berorientasi pada pengembangan seluruh aspek potensi anak didik, diantaranya aspek kognitif, afektif dan berimplikasi pada aspek  psikomotorik. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana  belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan  Negara”. Sejalan dengan perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan, baik dalam perubahan kurikulum maupun cara guru mendidik guna meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas Sumber Daya Manusia menuju perkembangan zaman yang sudah global. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara formal. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan membawa fitrah yang merdeka, mempunyai hak dan kebebasan yang telah
Transcript
Page 1: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 1/43

1

A.  Judul

Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Melalui Model Course Review Horay

dalam Pembelajaran Matematika

(Penelitian Tindakan Kelas pada materi Penjumlahan Pecahan di Kelas IV

Sekolah Dasar Negeri Cangkingan I Tahun Ajaran 2015/2016 Kecamatan

Kedokanbunder Kabupaten Indramayu)

B.  Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah upaya terorganisasi, berencana dan berlangsung secara

terus-menerus sepanjang hayat untuk membina anak didik menjadi manusia

 paripurna, dewasa, dan berbudaya. Untuk mencapai pembinaan ini asas

 pendidikan harus berorientasi pada pengembangan seluruh aspek potensi anak

didik, diantaranya aspek kognitif, afektif dan berimplikasi pada aspek

 psikomotorik. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, yang menyatakan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

 belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

 Negara”.

Sejalan dengan perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan, baik

dalam perubahan kurikulum maupun cara guru mendidik guna meningkatkan

kualitas pendidikan dan kualitas Sumber Daya Manusia menuju perkembangan

zaman yang sudah global. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa

mendapatkan ilmu secara formal. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan

membawa fitrah yang merdeka, mempunyai hak dan kebebasan yang telah

Page 2: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 2/43

2

melekat pada dirinya. Oleh karena itu dalam kehidupan manusia mempunyai hak

untuk hidup, hak bersuara, hak kebebasan dan mengemukakan pendapat, dan hak

yang lainnya selama kebebasan dan hak tersebut tidak bertentangan dengan norma

social dan agama.

Pendidikan mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Pendidikan pada

 jenjang sekolah dasar bertujuan memberikan bekal kepada siswa untuk hidup

 bermasyarakat dan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

 pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut pengertian

ini, pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses

 pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat serta

 pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik. Dengan kata lain,

 pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar

dengan baik.

Penyelanggaraan pendidikan dalam hal ini kepala sekolah beserta para

guru dituntut mempunyai suatu pola dan model yang tepat dalam melaksanakan

 proses belajar mengajar. Sedangkan siswa dituntut untuk dapat menerima

 pelajaran dengan baik serta adanya dukungan dari pihak keluarga. Pihak keluarga

dengan sekolah hendaknya mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif

 bagi siswa sehingga dengan timbal balik yang diciptakan antara guru dan siswa

serta orangtua secara baik, akan menghasilkan proses belajar mengajar yang

efektif. Menyimak uraian diatas, jelaslah bahwa kegiatan belajar mengajar

Page 3: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 3/43

3

merupakan satu kesatuan dari kegiatan yang searah. Dalam hal ini kegiatan belajar

merupakan kegiatan primer dari kegiatan tersebut, sedangkan mengajar

merupakan kegiatan sekunder agar terjadi kegiatan belajar yang optimal. Belajar

yang optimal adalah adanya interaksi antara guru dan siswa atau sebaliknya

maupun antara siswa dengan siswa disertai dengan metode dan media yang tepat

dalam menyampaikan pelajaran. Kemudian diadakan evaluasi baik dalam proses

maupun hasilnya untuk dapat mengetahui keefektifan belajar.

Matematika merupakan bagian yang terpenting dalam bidang ilmu

 pengetahuan, dalam bidang ini matematika termasuk ke dalam ilmu eksakta yang

lebih memerlukan pemahaman konsep dibandingkan hafalan. Manfaat yang

menonjol dari matematika adalah dapat membentuk pola pikir orang yang

mempelajarinya menjadi pola pikir matematis, logis, kritis dan penuh kecermatan.

Mengingat pentingnya manfaat matematika tersebut matematika telah dipelajari

dari usia sekolah dasar untuk bekal para siswa agar mampu berpikir logis, kritis

dan kreatif. Matematika sangat bermanfaat bagi proses berfikir siswa, oleh sebab

itu pembelajaran matematika menjadi penting untuk diberikan kepada siswa, akan

tetapi citra matematika bagi sebagian besar siswa menjadi mata pelajaran yang

sulit, yang menakutkan, bukan menjadi mata pelajaran yang disenangi dan hanya

 beberapa siswa yang paham lah yang menyenangi mata pelajaran matematika. Hal

ini menjadi tugas tambahan bagi pendidik agar semua siswanya merubah

 pemikiran tersebut, menjadi menyenangi matematika karena pembelajarannya

mudah dan tidak lagi mengalami ketakutan terhadap matematika.

Page 4: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 4/43

4

Seseorang dikatakan belajar matematika adalah apabila pada diri orang

tersebut terjadi suatu kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku

yang berkaitan dengan matematika. Perubahan ini terjadi dari tidak tahu menjadi

tahu konsep matematika ini dan mampu menggunakannya dalam materi lanjut

atau dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran matematika di sekolah

dimaksudkan agar siswa tidak hanya terampil menggunakan matematika, tetapi

dapat memberikan bekal kepada siswa dengan tekanan penataan nalar dalam

 penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari ditengah-tengah masyarakat

dimana ia tinggal. Interaksi yang baik antara guru dan peserta didik merupakan

sesuatu yang harus terjadi, interaksi yang dimaksud adalah hubungan timbal balik

antara guru dan siswa, siswa dan guru, dan siswa dengan siswa lainnya. Sehingga

 proses pembelajaran perlu dilakukan dengan suasana yang tenang dan

menyenangkan, kondisi yang demikian menuntut aktivitas dan kreativitas guru

dalam menciptakan lingkungan yang kondusif.

Pada Standar Isi mata pelajaran Matematika untuk semua jenjang

 pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa tujuan mata pelajaran

matematika dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 (Depdiknas, 2006: 148)

adalah agar siswa mampu:

1.  Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara

konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,

akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.

2. 

Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3.  Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model, dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

Page 5: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 5/43

5

4. 

Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau

media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. 

Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

 pemecahan masalah.

Jika melihat kenyataan di sekolah berdasarkan hasil studi pendahuluan

 pembelajaran matematika di SD dijumpai banyak kekurangan yang terjadi.

Kurangnya pemahaman siswa dalam mempelajari sebuah konsep diakibatkan oleh

motifasi belajar siswa rendah, perhatian siswa terhadap matematika sangat rendah,

gangguan kelas besar, partisipasi aktif siswa rendah sekali, dan kemandirian siswa

rendah. Masalah yang tidak hanya disebabkan oleh siswa itu sendiri, melainkan

guru juga terlibat didalamnya.

Dalam menyampaikan materi dalam pembelajaran matematika guru

kebanyakan menggunakan metode ceramah yang dianggap praktis dan efisien.

Ketika guru menjelaskan materi di depan kelas, siswa duduk mendengarkan dan

mencatat apa yang dijelaskan guru sehingga pembelajaran masih terpusat kepada

guru. Siswa lebih sering diberikan rumus-rumus dan latihan soal yang

 penyelesaiannya hanya cukup menggunakan rumus yang diberikan sehingga siswa

cenderung menghafal rumus-rumus yang diberikan tanpa memberikan kesempatan

 bagi siswa untuk memahami makna dari rumus sehingga siswa kesulitan

menyelesaikan soal matematika jika konteks soalnya sedikit diubah. Dengan

 begitu siswa kurang mendapat kesempatan untuk memahami secara mendalam

konsep materi itu sendiri. Siswa akan menjadi bosan dan menyebabkan

 pembelajaran yang terjadi menjadi kurang bermakna.

Page 6: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 6/43

6

Hal yang ditemukan oleh peneliti berdasarkan pengalaman langsung

didalam kelas pada mata pelajaran matematika di kelas IV SDN Cangkingan I

yaitu berupa hasil evaluasi dari 50 siswa yang memenuhi KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) ≥ 75 atau sebanyak 36,4% yang mendapat nilai ≥ 75, lebih

dari 50% siswa berada dirata-rata. Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat

 pemahamn siswa terhadap materi pada mata pelajaran matematika.

Dalam mempelajari matematika, pemahaman konsep matematika sangat

 penting untuk siswa. Karena konsep matematika yang satu dengan yang lain

 berkaitan sehingga untuk mempelajarinya harus runtut dan berkesinambungan.

Jika siswa telah memahami konsep-konsep matematika maka akan memudahkan

siswa dalam mempelajari konsep-konsep matematika berikutnya yang lebih

kompleks. Pemahaman konsep merupakan salah satu aspek penting dan yang

 paling mendasar yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika.

Karena pemahaman konsep memberikan pengertian bahwa materi-materi yang

diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan

 pemahaman terhadap konsep matematika dan menerapkannya dalam penyelesaian

masalah, siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri.

Upaya untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang lebih efektif

memerlukan media pembelajaran, meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk

 berpikir. Berdsarkan hasil pengamatan langsung didalam kelas ditemukan bahwa

sebagian besar siswa kelas IV SDN Cangkingan I mempunyai pemahaman konsep

yang rendah. Jika diberikan materi oleh guru, hanya beberapa saat saja sudah lupa

Page 7: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 7/43

7

ketika diberikan soal tes. Hal ini terlihat dari hasil evaluasi yang belum optimal

dan cenderung masih rendah atau belum memenuhi KKM.

Menurut Bruner (Suprijono, 2009: 24) mengenai perkembangan kognitif

menyatakan bahwa:

“Perkembangan kognitif individu dapat ditingkatkan melalui penyusunan materi

 pelajaran dan mempresentasikannya sesuai dengan tahap perkembangan individu

tersebut. Penyusunan materi pelajaran dan penyajiannya dapat dimulai dari materi

secara umum, kemudian secara berkala kembali mengajarkan materi yang sama

dalam cakupan yang lebih rinci”.

Dari penjelasan diatas sangat jelas bahwa kemampuan anak harus diasah

dan dilatih terus menerus namun tetap dikemas dalam kegiatan yang

menyenangkan dalam pembelajaran matematika sehingga diperlukan model

 pembelajaran yang tepat dan menarik seperti Model Course Review Horay untuk

meningkatkan pemahaman konsep siswa.  Berdasarkan pemaparan masalah

tersebut, maka peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk

meningkatkan pemahaman konsep siswa dengan penerapan model Course Review

 Horay  dalam pembelajaran matematika pada materi Penjumlahan Pecahan di

kelas IV SDN Cangkingan I Kecamatan Kedokanbunder Kabupaten Indramayu.

C.  Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa

 permasalahan yang berpengaruh terhadap pemahaman konsep belajar matematika.

Identifikasi masalah diringkas menjadi empat pernyataan, yaitu:

1.  Rendahnya pemahaman konsep matematika siswa. 

2.  Kondisi Siswa 

a.  Keterlibatan siswa selama proses belajar mengajar masih kurang.

Page 8: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 8/43

8

 b. 

Beberapa siswa kurang serius dalam mengikuti pelajaran.

c. 

Buku pelajaran yang dimiliki siswa masih terbatas hanya pada buku

 paket dan LKS.

d.  Siswa belum memanfaatkan sumber belajar yang berhubungan dengan

materi pelajaran secara maksimal.

3.  Kondisi Guru

a.  Guru menerangkan materi terlalu cepat dan guru tidak memberi

 penjelasan secara mendetail tentang topik yang sedang dibahas..

 b. 

Guru dalam mengajar dan memberi contoh materi kepada siswa hanya

 berorientasi pada buku paket.

c.  Guru belum melakukan evaluasi pembelajaran dengan baik.

d.  Peran guru sangat dominan sebagai sumber belajar.

e. 

Metode pengajaran yang digunakan guru kurang variasi.

4.  Kondisi Proses Belajar Mengajar

a.  Waktu pelajaran matematika yang sedikit dibanding dengan muatan

materi dalam kurikulum yang harus diselesaikan.

 b. 

Metode pengajaran guru yang monoton dan berjalan satu arah sehingga

siswa tidak tertarik dan cepat bosan belajar matematika.

c.  Komunikasi antara guru dengan siswa masih satu arah sehingga siswa

enggan untuk mengemukakan pendapat sehingga siswa menjadi pasif

dalam kegiatan pembelajaran.

d.  Kurangnya bimbingan untuk menyelesaikan soal.

Page 9: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 9/43

9

D.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah

dalam penelitian ini dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 

1.  Bagaimana penerapan model pembelajaran Course Review Horay pada materi

Penjumlahan Pecahan di kelas IV SDN Cangkingan I?

2.  Bagaimana pemahaman konsep siswa pada materi Penjumlahan Pecahan di

kelas IV SDN Cangkingan I?

3. 

Bagaimana peningkatan pemahaman konsep siswa pada materi Penjumlahan

Pecahan dengan menerapkan Model Course Review Horay di kelas IV SDN

Cangkingan I? 

E.  Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti menentukan tujuan

 penelitian sebagai berikut: 

1.  Mengetahui penerapan model pembelajaran Course Review Horay  pada

materi Penjumlahan Pecahan di kelas IV SDN Cangkingan I.

2.  Mengetahui proses pembelajaran dengan menerapkan Model Course Review

 Horay terhadap pemahaman konsep siswa pada materi Penjumlahan Pecahan

di kelas IV SDN Cangkingan I.

3.  Mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa pada materi Penjumlahan

Pecahan dengan menerapkan Model Course Review Horay di kelas IV SDN

Cangkingan I.

Page 10: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 10/43

Page 11: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 11/43

11

3) 

Sebagai bahan perbaikan untuk pembelajaran pada mata pelajaran

yang lainnya.

c.  Bagi sekolah

a.  Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah

serta kondusifnya iklim belajar di sekolah khususnya pembelajaran

Matematika dan umumnya seluruh mata pelajaran yang ada di SDN

Cangkingan I.

 b. 

Memotivasi para guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas

guna meningkatkan profesionalisme sebagai pendidik.

d. 

Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui penggunaan model pembelajaran yang tepat

 pada pemahaman konsep penjumlahan pecahan.

G. 

Tinjauan Pustaka

a.  Pembelajaran Matematika

Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta

didik. Pembelajaran didalamnya mengandung makna belajar dan mengajar,

atau kegiatan belajar mengajar. Belajar tertuju kepada apa yang harus

dilakukan oleh seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran, sedangkan

mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai

 pemberi pelajaran. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu

menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa,

serta antara siswa dengan siswa didalam pembelajaran matematika. Menurut

Page 12: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 12/43

12

Susanto (2013: 183) matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada

 pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga

 perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara

informal. Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Karena dengan belajar

matematika kita akan belajar bernalar secara kritis, kreatif dan aktif. Pada usia

sekolah dasar (7-12 tahun), menurut teori kognitif Piaget termasuk pada tahap

operasional konkret. Berdasarkan perkembangan kognitif ini, maka anak usia

sekolah dasar pada umumnya mengalami kesulitan dalam memahami

matematika yang bersifat abstrak. Karena keabstrakannya matematika relatif

tidak mudah untuk dipahami oleh siswa sekolah dasar pada umumnya.

Susanto (2013: 187) juga mengemukakan bahwa :

“Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang

dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa

yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat

meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai

upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi

matematika”.

Dalam proses pembelajaran matematika, baik guru maupun siswa

 bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan

 pembelajaran ini akan mencapai hasil yang maksimal apabila pembelajaran

 berjalan secara efektif. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang

mampu melibatkan siswa secara aktif. Kualitas pembelajaran dapat dilihat

dari segi proses dan hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil

dan berkualitas apabila seluruhnya atau sebagian besar peserta didik terlibat

secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, di

Page 13: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 13/43

13

samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang

 besar dan percaya pada diri sendiri. Dari segi hasil pembelajaran dapat

dikatakan efektif apabila terjadi perubahan tingkah laku yang positif,

tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Menurut Wragg (Susanto, 2013: 188) menyatakan bahwa

 pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memudahkan siswa

untuk mempelajari sesuatu yang bermanfaat, seperti fakta, keterampilan,

nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama, atau suatu hasil

 belajar yang diinginkan. Dengan demikian, diketahui bahwa proses

 pembelajaran matematika bukan sekedar transfer ilmu dari guru ke siswa,

melainkan suatu proses kegiatan, yaitu terjadi interaksi antara guru dengan

siswa serta antara siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan

lingkungannya.

Selain itu, juga dapat dipahami bahwa pembelajaran matematika

 bukan hanya sebagai transfer of knowledge, yang mengandung makna bahwa

siswa merupakan objek dari belajar, namun hendaknya siswa menjadi subjek

dalam belajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa seseorang dikatakan belajar

matematika apabila pada diri seseorang tersebut terjadi suatu kegiatan yang

dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan

matematika. Perubahan tersebut terjadi dari tidak tahu sesuatu menjadi tahu

konsep matematika, dan mampu menggunakannya dalam materi lanjut atau

dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan menurut (Muhsetyo, 2007: 1.26)

Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar

Page 14: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 14/43

Page 15: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 15/43

15

dipahami dan dimengerti oleh siswa. Proses pembelajaran pada fase konkret

dapat melalui tahapan konkret, semi konkret, semi abstrak, dan selanjutnya

abstrak. Dalam matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami

siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama

memori siswa, sehingga akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya.

Untuk keperluan inilah, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui

 perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta

saja, karena hal ini akan mudah dilupakan siswa.

b.  Pemahaman Konsep

Istilah pemahaman berasal dari akar kata paham, yang menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pengetahuan banyak,

 pendapat, aliran, mengerti benar. Adapun istilah pemahaman ini diartikan

dengan proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Dalam

 pembelajaran, pemahaman dimaksudkan sebagai kemampuan siswa untuk

dapat mengerti apa yang telah diajarkan oleh guru. Dengan kata lain,

 pemahaman merupakan hasil dari proses pembelajaran. Dengan demikian,

dapat dipahami bahwa pemahaman adalah suatu proses mental terjadinya

adaptasi dan transfomasi ilmu pengetahuan.

Pemahaman berbeda dengan hafalan, yakni proses pembelajaran yang

hanya memberikan pengetahuan berupa teori-teori kemudian menyimpannya

 bertumpuk-tumpuk pada memori. Model pembelajaran seperti ini merupakan

model pembelajaran yang tidak efektif. Hal ini karena dalam proses

 pembelajaran tidak memberikan makna bagi siswa. Keefektifan pembelajaran

Page 16: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 16/43

16

sangat ditentukan oleh ada tidaknya proses pemahaman atau memahami

 pengetahuan. Dan proses mental yang dominan dalam proses memahami

adalah dengan memikirkan (thinking). Selain itu, pemerolehan pengetahuan

dan proses memahami akan sangat terbantu, apabila siswa dapat sekaligus

melakukan sesuatu yang terkait dengan keduanya, yaitu dengan

mengerjakannya maka siswa akan menjadi lebih tahu dan lebih paham. Untuk

memahami sesuatu, menurut Bloom (Susanto, 2013: 209) siswa harus

melakukan lima tahapan berikut, yaitu: 1) receiving (menerima); 2)

responding (membanding-bandingkan); 3) valuing (menilai); 4) orgnaizing

(diatur); 5) characterization (penataan nilai).

Pada dasarnya pemahaman konsep memiliki beberapa jenis, terdapat

 beberapa ahli yang membedakan jenis-jenis pemahaman. Skemp dalam

Susanto (2013: 211) menyatakan ada dua jenis pemahaman yaitu:

1)  Pemahaman instrumental

2)  Pemahaman relasional

Pemahaman instrumental diartikan sebagai pemahaman konsep atau

 prinsip tanpa kaitan dengan yang lainnya dan dapat menerapkan

rumus sederhana. Pemahaman relasional, termuat skema atau struktur

yang dapat digunakan pada penyelesaian masalah yang lebih luas,

dapat mengaitkan suatu konsep atau prinsip dengan konsep lainnya

dan sifat pemakaiannya lebih bermakna.(Susanto, 2013: 211)

Siswa yang memiliki pemahaman instrumental baru berada pada taraf

knowing how dan tidak menyadari proses yang dilakukannya. Dalam hal ini

yaitu siswa hafal sesuatu secara terpisah atau dapat menerapkan sesuatu pada

 perhitungan rutin/sederhana dan mengerjakan sesuatu secara algoritmik saja.

Adapun pemahaman relasional dapat mengerjakan suatu peehitungan secara

Page 17: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 17/43

Page 18: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 18/43

Page 19: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 19/43

Page 20: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 20/43

Page 21: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 21/43

21

4) 

Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis,

yaitu kemampuan siswa menggambar atau membuat grafik,

membuat ekspresi matematika, menyusun cerita atau teks tertulis.5)  Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep, yaitu

kemampuan siswa mengkaji mana syarat perlu atau cukup suatu

konsep terkait.

6)  Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah yaitu

kemampuan siswa menggunakan konsep serta prosedur dalam

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-

hari.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, indikator pencapaian

 pemahaman konsep adalah dapat menyatakan ulang sebuah konsep yang telah

diajarkan, dapat mengklasifikasikan sebuah objek berdasarkan sifat-sifat atau

ciri-ciri tertentu, memberikan contoh dan non contoh dari sebuah konsep,

menyajikan konsep dari berbagai bentuk, mengembangkan syarat perlu dan

cukup serta dapat mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah.

d.  Penilaian Pemahaman Konsep

Menurut Suhenda, (2007: 7.21) seseorang dikatakan memahami suatu

konsep matematika bila ia telah mampu melakukan beberapa hal seperti

 berikut:

1)  Menemukan (kembali) suatu konsep yang sebelumnya belum

diketahui berlandaskan pada pengetahuan dan pengalaman yang

telah diketahui dan dipahami sebelumnya.

2) 

Mendefinisikan atau mengungkapkan suatu konsep dengan caradan kalimatnya sendiri namun tetap memenuhi ketentuan

 berkenaan dengan ide atau gagasan konsep tersebut.

3)  Mengidentifikasi hal-hal yang relevan dengan suatu konsep

dengan cara-cara yang tepat.

4) 

Memberikan contoh (dan bukan contoh) atau ilustrasi yang

 berkaitan dengan suatu konsep guna memperjelas konsep

tersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas konsep yang belum diketahui siswa

dapat dicontohkan dengan pemahaman awal konsep pembelajaran matematika

Page 22: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 22/43

22

 pada materi penjumlahan pecahan dengan menggunakan media kertas.

Caranya adalah dengan melipat kertas kemudian dikembangkan salah satu

dari lipatan kertas tersebut diarsir. Jika siswa sudah memahami konsep

tersebut, diharapkan siswa mampu memberikan contoh lain seperti pada

makanan yang sudah ada potongan-potongan yang sama didalamnya.

Misalnya pada kue wafer tango dan buah jeruk. Sedangkan menurut Kaput,

sebagaimana dikutip oleh (As‟ari, 2001: 90) menyatakan bahwa:

“Inti pemahaman proses pemecahan masalah adalah beberapa aspek dari pemahaman konsep. Lebih lanjut dikatakan bahwa pemahaman konsep

ternyata mampu membantu peserta didik mengorganisasikan pemikiran

mereka dan melakukan berbagai cara yang membawa kepada suatu

 pemahaman yang lebih baik dan kepada penyelesaian dari masalah tersebut”. 

Hal tersebut semakin menegaskan pentingnya pemahaman konsep

dalam pembelajaran matematika lebih-lebih dalam pemecahan masalah.

Sasaran utama pembelajaran matematika adalah peserta didik memahami apa

yang telah dipelajari. Hal ini berarti pembelajaran matematika pada mulanya

ditekankan pada pemahaman yang mendasarkan pada aspek pendekatan

 perkembangan kognitif. Berdasarkan teori taksonomi Bloom mengemukakan

 bahwa: “R anah kognitif pendidikan adalah perilaku-perilaku yang

menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan

keterampilan berpikir ” (Nurfarikhin, 2010: 12-13).

Perilaku yang menekankan kecerdasan untuk mendapat pengetahuan

dapat diperoleh dari membaca, mengamati (melihat, mendengar, mencium,

meraba) pengalaman disekitar kita. Anak yang menggunakan kemampuan

intelektualnya untuk mencari hal-hal yang tadinya tidak tahu menjadi tahu,

yang tadinya tidak jelas menjadi jelas dan yang tadinya tidak bisa menjadi

 bisa. Ranah Kognitif ini dibagi dalam 6 tingkatan (Taxonomi Bloom), yaitu:

1)  Pengetahuan (Knowledge) 

2) 

Pemahaman (Comprehension)

3)  Aplikasi ( Application)

4) 

Analisis ( Analysis)

Page 23: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 23/43

23

5) 

Sintesis (Synthesis) 

6)  Evaluasi (Evaluation 

(Nurfarikhin, 2010: 12-13)

Pengetahuan (knowledge)  adalah kemampuan untuk mengenali dan

mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan,

metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya. Pemahaman (comprehension) 

adalah kemampuan untuk memahami fakta melalui: (a) membaca gambaran,

laporan, tabel, diagram, dan sebagainya; (b) mengorganisasikan data; (c)

memberikan ide dasar dari sebuah teori/fakta; (d) Membandingkan dua atau

lebih fakta. Aplikasi (application) adalah kemampuan untuk menerapkan

gagasan, prosedur, metode, rumus, teori, dan sebagainya didalam

 permasalahan baru. Analisis (analysis) adalah kemampuan untuk menganalisa

informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke

dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya

Mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah

skenario yang rumit. Sintesis (synthesis)  adalah kemampuan untuk

menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak

terlihat, dan mampu mengenali data/informasi yang harus didapat untuk

menghasilkan solusi yang dibutuhkan mengusulkan sebuah rencana kerja atau

langkah-langkah operasi menurunkan suatu hubungan yang abstrak. Evaluasi

(evaluation) adalah kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi,

gagasan, metodologi, dan sebagainya dengan menggunakan kriteria yang

cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau

manfaatnya.

Page 24: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 24/43

24

Pada dasarnya, penilaian untuk pemahaman konsep sudah sering

dilakukan guru, begitu juga dengan penilaian untuk penalaran dan

komunikasi serta pemecahan masalah, meskipun mungkin kurang begitu

disadari bahwa penilaian yang sudah dilakukan tersebut sudah dapat

dikategorikan sebagai penilaian untuk penalaran dan komunikasi serta

 pemecahan masalah.

Tabel 1.1

Dimensi Proses Kognitif

Kategori dan

Proses Kognitif

Kata kerja

OpreasionalDefinisi

Memahami

MenafsirkanMengubah satu bentuk gambaran

 jadi bentuk lain.

MencontohkanMenemukan contoh atau ilustrasi

tentang konsep atau prinsip.

MengklasifikasikanMenentukan sesuatu dalam satu

kategori.

MerangkumMengabstraksikan tema umum

atau poin.

MenyimpulkanMembuat kesimpulan yang logis

dan informasi yang diterima.

Membandingkan

Menentukan hubungan antara dua

ide, dua objek dan semacamnya.

MenjelasanMembuat model sebab akibat

dalam sebuah sistem.

Sumber Suhaeti Nova (2015: 17)

Page 25: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 25/43

25

e.  Model Course Review Horay  

Perencanaan pembelajaran sangatlah penting untuk membantu guru

dan siswa dalam mengkreasi, menata dan mengorganisasi pembelajaran

sehingga memungkinkan peristiwa belajar tejadi dalam rangka mencapai

tujuan belajar. Model pembelajaran sangatlah diperlukan untuk memandu

 proses belajar secara efektif.  Untuk memberi pengajaran pada siswa sesuai

dengan gaya belajar mereka, maka guru diharapkan dapat menerapkan suatu

model pembelajaran yang inovatif, sehingga tujuan pembelajaran dapat

dicapai dengan optimal. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran

yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar,

fasilitas/media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. 

Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru

 boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai

tujuan pendidikannya. Diharapkan dengan adanya model pembelajaran ini,

guru atau tenaga pendidik dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

setiap proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut Rusman,

(2014:136) model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 

1. 

Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahlitertentu.

2.  Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.

3.  Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar

mengajar di kelas.

4. 

Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan

langkah-langkah pembelajaran ( syntax); (2) adanya prinsip-

 prinsip reaksi; (3) sistem sosial; dan (4) sistem pendukung.

Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru

akan melaksanakan model pembelajaran.

5.  Memiliki dampak sebab akibat terapan model pembelajaran.

Dampak tersebut meliputi: (1) dampak pembelajaran, yaitu hail

Page 26: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 26/43

26

 belajar yang dapat diukur; (2) dampak pengiring, yaitu hasil

 belajar jangka panjang.

6. 

Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.

Terdapat model pembelajaran yang dapat membuat kegiatan

 pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga siswa membuat lebih aktif

serta bersemangat. Dari berbagai model pembelajaran yang ada, salah satunya

adalah model Course Review Horay  yaitu model pembelajaran yang bisa

membuat siswa saling berbaur satu sama lain. Model pembelajaran yang tepat

dan juga dapat disajikan berupa permainan adalah model pembelajaran

Course Review Horay  menjadi salah satu alternatif sebagai pembelajaran

yang mengarah pada pemahaman konsep. Model Pembelajaran Course

 Review Horay  merupakan salah satu pembelajaran kooperatif dengan

membuat siswa belajar berkelompok dengan komposisi yang heterogen dan

melakukan permainan menggunakan kotak yang diisi dengan nomor soal

yang diacak, siswa diberikan soal kemudian mengisi sesuai nomor yang

terdapat pada kotak masing-masing, setiap siswa yang mendapat nilai benar

 pada kotak-kotak secara horizontal, vertikal atau silang langsung berteriak

“horay”. Pembelajaran ini merupakan suatu pengujian terhadap pemahaman

konsep siswa menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan diberi nomor

untuk menuliskan jawabannya. Siswa yang paling terdahulu mendapatkan

tanda benar langsung berteriak horay atau yel-yel lainnya. Huda (2013: 229)

menyatakan bahwa:

“Model Course Review Horay merupakan model pembelajaran yang

dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan

karena setiap siswa yang dapat menjawab benar diwajibkan berteriak

Page 27: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 27/43

27

“horee!!” atau yel-yel lainnya yang disukai. Model ini berusaha

menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal, dimana jawaban

soal tersebut dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapidengan nomor. Siswa atau kelompok yang memberi jawaban benar

harus langsung berteriak “horee!!” atau menyanyikan yel-yel

kelompoknya. Model ini juga membantu siswa untuk memahami

konsep dengan baik melalui diskusi kelompok ”.

Sintak langkah-langkah model pembelajaran Course Review Horay

adalah sebagai berikut: Huda (2013: 230-231) 

1)  Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 

2) 

Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topikdengan tanya jawab. 

3)  Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok. 4)

 

Untuk menguji pemahaman, siswa diminta untuk membuat kartu

atau kotak sesuai dengan kebutuhan. Kartu atau kotak tersebut

kemudian diisi dengan nomor yang ditentukan guru. 

5)  Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan

 jawabannya didalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan

guru. 

6)  Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa ditulis didalam kartu

atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan jawaban dari soal yang

telah diberikan. 7)

 

Bagi pertanyaan yang dijawab dengan benar, siswa memberi

tanda check list   (√) dan langsung berteriak “horee!” ataumenyanyikan yel-yelnya. 

8)   Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak

 berteriak „horee!‟. 9)  Guru memberikan reward  pada kelompok yang memperoleh nilai

tertinggi atau yang paling sering memperoleh “horee!!”. 

Huda (2013: 230-231) menyebutkan Model Course Review Horay 

memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

1)  Strukturnya menarik dan dapat mendorong siswa untuk terjun ke

dalamnya. 

2) 

Model yang tidak monoton karena diselingi dengan hiburan,

sehingga suasana tidak menegangkan. 

3) 

Semangat belajar yang meningkat karena suasana pembelajaran

 berlangsung menyenangkan. 

4)  Skill  kerjasama antarsiswa yang semakin terlatih. 

Page 28: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 28/43

28

Model Course Review Horay  dapat membuat kegiatan pembelajaran

menjadi lebih menarik dan siswa menjadi lebih berperan aktif dalam

 pembelajaran. Sehingga materi operasi penjumlahan pecahan dapat terserap

dengan baik dan kemampuan menghitung penjumlahan pecahan siswa juga

akan meningkat. Dalam proses pembelajaran dengan model ini, mengajak

siswa untuk berdiskusi dalam kelompok belajarnya. Hal tersebut memberikan

kesempatan bagi siswa untuk menyelesaikan masalah yang ditemui dan dapat

saling bertukar pikiran dengan anggota kelompoknya. Kondisi tersebut dapat

memberikan kontribusi yang berarti untuk membantu siswa mempelajari

konsep-konsep matematika. Selain itu, suasana belajar dan interaksi yang

menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran sehingga tidak

mudah merasa bosan untuk mempelajari matematika. Hal tersebut telah

memupuk minat dan perhatian siswa mempelajari matematika yang pada

akhirnya dapat berpengaruh baik terhadap hasil belajar siswa.

H.  Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian di atas adalah penelitian dari

Prakoso Widi Atmoko dengan judul Peningkatan Kemampuan Menghitung

Penjumlahan Dan Pengurangan Pecahan Melalui Model Kooperatif Tipe Course

 Review Horay. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan

menghitung penjumlahan dan pengurangan pecahan melalui model kooperatif tipe

Course Review Horay pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Palar, Klaten tahun ajaran

2014/2015. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang

dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu

Page 29: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 29/43

29

 perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi Subjek penelitian ini adalah

siswa kelas IV SD Negeri 2 Palar yang berjumlah 19 siswa. Teknik pengumpulan

data menggunakan tes, observasi, wawancara, dan kajian dokumen. Uji validitas

 penelitian menggunakan triangulasi sumber data dan traingulasi teknik. Analisis

data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga

komponen, yaitu reduksi data, penyajian dokumen, dan penarikan simpulan. Hasil

 penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas tes

kemampuan menghitung penjumlahan dan pengurangan pecahan pada pra siklus

 penelitian ini menunjukkan bahwa hasil penerapan model kooperatif tipe Course

 Review Horay  dapat meningkatkan kemampuan menghitung penjumlahan dan

 pengurangan pecahan siswa kelas IV SD Negeri 2 Palar, Klaten tahun ajaran

2014/2015.

Adapun penelitian yang dilakukan Ninik Mulyani yang berjudul

Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Course Review Horay  Berbantuan CD Pembelajaran Di Kelas VB

SDN Sampangan 02. Peneliti mengadakan perbaikan dengan menerapkan model

 pembelajaran kooperatif Course Review Horay berbantuan CD pembelajaran.

Rumusan masalah secara umum adalah bagaimana cara meningkatkan kualitas

 pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif Course Review

 Horay  berbantuan CD pembelajaran pada siswa kelas VB SDN Sampangan 02

Kota Semarang. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas VB SDN

Sampangan 02 Kota Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian

ini adalah model pembelajaran kooperatif Course Review Horay berbantuan CD

Page 30: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 30/43

30

 pembelajaran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di kelas VB

SDN Sampangan 02 Kota Semarang.

Salah satu penelitian lain yang juga relevan adalah penelitian dari Rina

Agustiani dengan judul Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Materi

Pecahan Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia pada

Siswa Kelas IV SD 2 Jepang Mejobo Kudus. Penelitian ini dilatar belakangi oleh

rendahnya pemahaman konsep matematika siswa kelas IV SD 2 Jepang. Peneliti

menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia dengan

harapan dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas IV SD 2

Jepang pada mata pelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi pecahan,

aktivitas belajar siswa, dan keterampilan guru dalam pengelolaan pembelajaran

dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia. Penelitian ini

menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri atas dua siklus. Masing-

masing siklus terdiri atas perencanaan, (planning), pelaksanaan tindakan (acting),

observasi (observing)  dan dan refleksi (reflecting). Metode pengumpulan data

yang digunakan meliputi wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Instrumen

yang digunakan yakni pedoman wawancara, soal tes pada setiap siklus, lembar

observasi aktivitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru. Data yang diperoleh

meliputi data hasil tes pemahaman konsep, aktivitas belajar siswa, serta

keterampilan guru dalam pengelolaan pembelajaran. Data yang diperoleh dari

tindakan yang dilakukan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.

Page 31: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 31/43

31

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika

siswa dilihat dari hasil tes pemahaman konsep menunjukkan adanya peningkatan.

Disimpulkan bahwa pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia dapat

meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa materi pecahan, aktivitas

 belajar siswa, dan keterampilan guru dalam pengelolaan pembelajaran.

I.  Hipotesis Tindakan

Berdasarkan hasil kajian pustaka yang telah diuraikan, maka dirumuskan

suatu hipotesis dalam penelitian ini adalah jika Model Course Review Horay

diterapkan dalam pembelajaran matematika pada materi penjumlahan pecahan di

kelas IV SD Negeri Cangkingan I dapat meningkat.

J.  Metodologi Penelitian

1. 

Setting Penelitian

a. 

Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016

selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Mei sampai bulan Juli 2016.

 b.  Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Cangkingan

I Kecamatan Kedokanbunder Kabupaten Indramayu. Penentuan tempat

 penelitian ini karena mempertimbangkan kemudahan kerja sama antara

 peneliti, pihak sekolah, dan objek yang diteliti serta penghematan waktu

dan biaya karena lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti.

Page 32: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 32/43

32

2. 

Subjek Penelitian

Seluruh subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri

Cangkingan I pada tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah keseluruhan 50

siswa, terdiri dari 30 laki-laki dan 20 perempuan.

3.  Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kemampuan

menghitung penjumlahan pecahan siswa kelas III SD Negeri Cangkingan I

tahun ajaran 2015/ 2016. Data diperoleh dari berbagai sumber data. Sumber

data terdiri dari sumber data primer dan sekunder.

a. 

Sumber data primer penelitian ini terdiri dari siswa-siswi kelas IV SD

 Negeri Cangkingan I tahun ajaran 2015/2016.

 b.  Sumber data sekunder yaitu arsip berupa silabus, Rencan Pelaksanaan

Pembelajaran, foto dan video pembelajaran.

4.  Teknik dan Alat Pengumpulan Data

a.  Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan teknik tes

dan non tes.

1) 

Tes tertulis

Tes dilakukan setiap akhir dari proses pembelajaran, sebagai

 bahan evaluasi guru dan sejauh mana siswa memahami materi yang

telah disampaikan. Tes yang digunakan yaitu uraian.

Page 33: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 33/43

33

2) 

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa digunakan sebagai pedoman untuk

mengarahkan siswa dalam mengarahkan soal operasi hitung

 penjumlahan bilangan pecahan dengan langkah-langkah yang

sistematis guna mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.

3)  Teknik non tes

a)  Observasi

Lembar observasi yaitu mengamati keadaan yang ada di

lapangan. Observasi dalam hal ini dilakukan pada saat proses

 pernbelajaran berlangsung. Adapun yang dilakukan adalah

mengamati aktivitas pembelajaran dengan menggunakan lembar

observasi yang telah disiapkan. Observasi dilakukan untuk

mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah

disiapkan dan untuk mengetahui sejauh mana tindakan yang

dilakukan dapat menghasilkan perubahan kemampuan

 penguasaan siswa.

 b) 

Wawancara

Lembar wawancara dalam penelitian tindakan kelas ini

digunakan untuk mengetahui lebih jauh persepsi (komentar dan

kesan) dari guru dan siswa terhadap kegiatan pembelajaran

matematika melalui penerapan pendekatan realistik. Selain itu

lembar wawancara ini digunakan untuk memperoleh data tentang

kesulitan dan hambatan yang dialami siswa selama proses

Page 34: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 34/43

34

 pembelajaran berlangsung sehingga dapat dijadikan bahan

 pertimbangan untuk melakukan refleksi terhadap rencana dan

 pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.

c)  Dokumentasi

Menurut Hermawan, dkk (2007: 169), mengemukakan

 bahwa:

Teknik dokumentasi (documentary study) merupakan suatu

teknik pengumpulan data dengan menghimpun danmenganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

gambar maupun elektronik.

Dokumentasi yang dimaksud peneliti yaitu berupa foto-foto

kegiatan selama penelitian berlangsung, sebagai bukti dan data

nyata di lapangan.

 b. 

Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a)  Lembar Observasi/Pengamatan

Lembar pengamatan untuk mengukur tingkat pemahaman

konsep siswa dan aktivitas guru dalam proses belajar mengajar

matematika. Melalui lembar pengamatan ini diharapkan dapat

memberikan informasi secara rinci mengenai proses pembelajaran

matematika dengan menggunakan Model Course Review Horay.

 b) 

Wawancara dilakukan setelah pembelajaran selesai, dalam penelitian

ini wawancara diberikan kepada siswa.

Page 35: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 35/43

Page 36: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 36/43

36

dalam penelitian, dapat digambarkan dengan alur menurut Wiriaatmadja

(2006: 64) sesuai dengan pelaksanaan menurut siklus seperti gambar berikut:

Gambar 1.1 Model Desain John Elliot Wiriaatmadja (2006: 64)

Identifikasi Masalah

Memeriksa

Di lapangan

Perencanaan

Langkah/Tindakan 1

Lan kah/Tindakan 2

Langkah/Tindakan 3

Observasi/Pengaruh

Reconnaissance

Diskusi Kegagalan dan Rencana Baru

Lan kah/Tindakan 3

Lan kah/Tindakan 2

Lan kah/Tindakan 1

Revisi Perencanaan

Pelaksanaan Langkah/

Tindakan 1

Observasi/Pengaruh

Reconnaissance

Diskusi Kegagalan dan

Revisi Perencanaan

Rencana Baru

Lan kah/Tindakan 1

Langkah/Tindakan 2

Lan kah/Tindakan 3Observasi/Pengaruh

Reconnaissance

Diskusi Kegagalan dan

Pelaksanaan

Langkah/

Tindakan

Pelaksanaan

Langkah/

Tindakan

   S   i   k   l  u  s   1 

   S   i   k   l  u  s

   2 

   S   i   k   l  u  s   3 

Page 37: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 37/43

37

Selanjutnya langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian tindakan

kelas secara bertahap dapat digambarkan sebagai berikut:

a.  Perencanaan (planning) 

Perencanaan adalah persiapan segala hal yang berhubungan dengan

 pelaksanaan siklus penelitian, yang terdiri dari pembuatan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran sesuai materi Penjumlahan Pecahan dengan

model Course Review Horay. Langkah yang dilakukan dalam persiapan

tindakan antara lain:

1) 

Mengumpulkan data absen kehadiran peserta didik kelas IV

2) 

Membuat soal evaluasi

3)  Membuat lembar observasi

4)  Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

5) 

Menyusun bahan ajar

 b.  Tindakan (action) 

Tahap tindakan adalah tahap pelaksanaan dari perencanaan, yaitu:

1)  Guru memberi salam, mempersiapkan siswa dan memimpin doa.

2) 

Menjelaskan tujuan pembelajaran dan manfaatnya dalam kehidupan

sehari-hari.

3)  Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang konsep

 penjumlahan pecahan.

4)  Untuk menguji pemahaman, guru membagi peserta didik menjadi

 beberapa kelompok kecil kemudian masing-masing kelompok

membuat sebuah kotak besar dan membaginya menjadi 9 buah kotak

Page 38: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 38/43

38

kecil. Setiap kotak diisi angka 1-9 yang urutannya sesuai dengan

selera masing-masing peserta didik.

5)  Guru menuliskan soal secara acak dan peserta didik mendiskusikan

 jawabannya secara berkelompok, kemudian menuliskannya didalam

kotak yang bernomor sesuai dengan nomor soal.

6)  Guru menjelaskan kunci jawabannya, dan peserta didik menilai

 jawaban mereka dengan memberi tanda (√) jika benar, dan tanda (×)

 jika salah pada angka dalam kotak sesuai nomor soal.

7)  Kelompok yang telah mendapat 3 tanda (√)  dan membentuk garis

vertikal, atau horizontal, atau diagonal harus berteriak hore atau yel-

yel lainnya.

8)  Guru memberikan reward  pada kelompok yang memperoleh nilai

 paling tinggi.

9)  Guru memberikan penguatan tentang penjumlahan pecahan.

10) Guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan.

c.  Tahap Pengamatan (observation) 

Tahap pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

 pembelajaran. Peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk mengamati

 pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Pengamat mengisi lembar

observasi yang telah disiapkan. Lembar observasi berisikan perilaku guru

dan peserta didik ketika tahap pelaksanaan dilakukan.

Page 39: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 39/43

Page 40: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 40/43

40

 Expert opinion yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan-

temuan peneliti kepada pakar yang professional. Dalam hal ini peneliti

mengkonsultasikan temuannya kepada dosen pembimbing. Pembimbing akan

memeriksa semua tahapan kegiatan penelitian, dengan memberikan arahan

terhadap masalah-masalah penelitian yang peneliti kemukakan sehingga dapat

dipertanggungjawabkan validasi data hasil penemuan penelitian.  Expert opinion

dilakukan untuk mendapat masukkan yang berarti dalam kegiatan pengumpulan

data saat penelitian, bentuk ini dipilih untuk meningkatkan derajat kepercayaan

terhadap penelitian yang dilakukan.

L.  Analisis Data

Analisis data ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1.  Analisis Hasil Pengamatan

Untuk mendapatkan gambaran aktivitas siswa dan guru pada setiap

siklus pembelajaran matematika pada materi Penjumlahan Pecahan.

Diperoleh data-data hasil observasi terhadap aktivitas siswa dengan cara

menghitung presentasi aktivitas yang siswa yang muncul dalam kegiatan

mengajar (KBM) dengan rumus sebagai berikut:

Jumlah aktivitas siswa yang muncul dalam KBM x 100%

Skor maksimum aktivitas siswa

Sedangkan data-data yang diperoleh dari hasil obeservasi terhadap

aktivitas guru dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran dianalisis

secara deskriptif dengan pendekatan kualitatif (Wahidin, 2015: 150).

Page 41: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 41/43

41

2. 

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah

Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyelesaikan tes pada

setiap siklus pembelajaran matematika pada materi Penjumlahan Pecahan

diperoleh dari rata-rata yang dilakukan pada setiap akhir siklus (siklus I-

siklus III). Cara penghitungannya menggunakan beberapa kriteria

keberhasilan belajar menurut Depdikbud (Maryamah, 2005: 21) sebagai

 berikut:

a. 

Ketuntasan Belajar secara Individu/Perorangan

Ketuntasan belajar secara individu dapat diperoleh dengan

menggunakan rumus:

Skor yang diperoleh

KBI = x 100%

Skor maksimum

Ketuntasan belajar individu ini digunakan untuk mengetahui

siswa mana yang sudah tuntas belajar dan siswa mana yang belum tuntas

 belajar. Jika siswa mendapat nilai 65% atau lebih maka siswa sudah

tuntas belajar, sebaliknya jika siswa mendapat nilai kurang 65% maka

siswa belum tuntas belajar. Karena ini adalah penelitian kelas maka bagi

siswa yang belum tuntas belajar harus diberi bimbingan, baik didalam

maupun diluar pembelajaran.

Page 42: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 42/43

42

 b. 

Ketuntasan Belajar secara Klasikal

Ketuntasan belajar secara klasikal dapat diperoleh dengan

menggunakan rumus:

Banyaknya siswa yang tuntas belajar

KBK = x 100%

Banyaknya siswa

Ketuntasan belajar secara klasikal ini digunakan untuk

mengetahui ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan.Jika banyaknya

siswa yang tuntas belajar mencapai 80% atau lebih maka siswa secara

keseluruhan sudah tuntas belajar.

c. 

Daya Serap Belajar Klasikal

Daya serap belajar klasikal dapat diperoleh dengan menggunakan

rumus:

Skor yang diperoleh

DSK = x 100%

Skor maksimum

Daya serap ini digunakan untuk mengetahui apakah materi

 pelajaran dapat dilanjutkan atau tidak. Jika daya serap belajar mencapai

65% atau lebih, maka materi pelajaran sudah diperbolehkan untuk

dilanjutkan. Sebaliknya jika daya serap belajar mencapai kurang dari

65% maka materi pelajaran belum diperbolehkan untuk dilanjutkan.

Sehingga pada pertemuan berikutnya guru masih harus menjelaskan

materi yang sama dan tetap memberikan evaluasi akhir seperti pertemuan

selanjutnya.

Page 43: Proposal PTK Kelas IV

8/15/2019 Proposal PTK Kelas IV

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-ptk-kelas-iv 43/43

43

3. 

Analisis Kemampuan Masalah

Untuk mengertahui kemampuan pada seluruh siklus pembelajaran

matematika materi Penjumlahan Pecahan, diperoleh dari rata-rata

kemampuan menyelesaikan soal uraian yang dilakukan setelah siswa diberi

tindakan (siklus I-siklus III). Cara penghitungannya sama seperti perhitungan

untuk menjawab rumusan masalah yang pertama.

Tabel 2.1

Klasifikasi Kemampuan Siswa

Presentase Klasifikasi

90 ≥ A ≤ 100  Sangat Baik

80 ≥ B ≤ 89  Baik

65 ≥ C ≤ 79  Sedang/Cukup

50 ≥ D ≤ 64  Kurang0 ≥ E ≤ 50  Buruk


Recommended