+ All Categories
Home > Documents > PTK Tutor Sebaya_IPS

PTK Tutor Sebaya_IPS

Date post: 07-Jul-2018
Category:
Upload: bahmid-ayah-sajid-pulungan
View: 226 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 65

Transcript
  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    1/170

    PENINGKATAN MINAT BELAJAR AKUNTANSI

    DENGAN METODE PEER TEACHING  PADA KONSEP JURNAL

    UMUM DAN LAPORAN KEUANGAN SISWA KELAS XI

    DI SMA DARUSSALAM CIPUTAT

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat

    Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh :

    RIADLUL JANNAH.

     NIM 109015000134

    JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2014

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    2/170

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    3/170

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    4/170

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    5/170

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    6/170

    i

    ABSTRAK  

    Penelitian dilaksanakan pada tanggal 21 November 2013 sampai 30

     November 2013 dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan minat belajar

    akuntansi siswa dengan metode  peer teaching   pada konsep jurnal umum dan

    laporan keuangan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK)

    dengan pendekatan deskriptif kuantitatif yang dilakukan dalam 1 siklus, dimana

    dalam 1 siklus terdiri dari 4 kali pertemuan. Hal ini dikarenakan peneliti hanya

    ingin mengetahui minat siswa dalam belajar akuntansi, dan kemudian menerapkan

    suatu metode untuk meningkatkan minat siswa tersebut. Jenis data dalam

     penelitian ini adalah data primer yang bersumber langsung dari subyek penelitian

    yaitu siswa kelas XI SMA Darussalam Ciputat sebanyak 29 siswa. Materi

     pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah jurnal umum dan laporan

    keuangan. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi, lembar

    angket, dan dokumentasi.

    Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pembelajaran menggunakan

    metode  peer teaching   dapat meningkatkan keaktifan dan kreativitas siswa,menjadikan pembelajaran efektif dan menyenangkan, dan dapat meningkatkan

    minat siswa yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Hasil belajar yang

    mengalami peningkatan pada setiap pertemuannya dengan nilai rata-rata hasil

     penilaian ranah kognitif pertemuan pertama sebesar 71,12 pertemuan kedua

    sebesar 82,16 pertemuan ketiga sebesar 96,29, dan pertemuan ke4 sebesar 98,28.

    Akhirnya dapat peneliti simpulkan bahwa penerapan metode  peer teaching  

    dapat meningkatkan minat belajar siswa. Selanjutnya untuk penerapan metode ini

    disarankan kepada pendidik agar aktif dalam mengamati, memberikan motivasi

    dan membimbing siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    7/170

    ii

    ABSTRACT 

    The study was conducted on 21 November 2013 until 30 November 2013

    with the aim of improving learning to know the method of accounting student

     peer teaching on the concept of general ledger and financial statements. This

    research is a classroom action research (PTK) by quantitative descriptive

    approach is performed in 1 cycle, which in one cycle consists of 4 meetings. This

    is because researchers just want to know the students 'interest in learning

    accounting, and then apply a method to increase the students' interest. The type of

    data in this study is primary data sourced directly from the research subjects in

    class XI students Darussalam Chester High School as 29 students. Subject matter

    used in this study is a general journal and financial reports. Data collection

    techniques using observation sheets, sheet questionnaires, and documentation.

    The results of this study illustrate that peer teaching learning method can

    improve the liveliness and creativity of students, making learning effective and

    fun, and can increase the interest of students that can be seen from the results of

    student learning. Increased learning outcomes at each meeting with the average

    value of the results of the cognitive assessment at the first meeting of the second

    meeting for 82.16 71.12 third meeting at 96.29, and 98.28 for the 4 th meeting.

    Finally, the researcher can conclude that the application of the peer

    teaching can improve students' interest in learning. Furthermore, for the

    application of this method is recommended for educators to be active in

    monitoring, motivating and guiding the students during the learning process takes

     place.

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    8/170

    iii

    KATA PENGANTAR

    Tak terbayangkan bila akhirya skripsi ini terhidang dihadapan pembaca

    sekalian. Karena itu, tiada kata yang paling tepat untuk mengawali pengantar ini

    selain mengucapkan puji syukur yang tiada terhingga ke hadirat Allah Swt. atas

    segala keajaiban, kesempatan, kesehatan, dan semangat yang tiada henti diberikan

    kepada penulis sehingga pengerjaan skripsi ini dapat berjalan lancar dan akhirnya

    tersaji untuk anda yang ingin menjadikannya sebagai panduan dalam penyusunan

    skripsi. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada kekasih

    Allah yaitu baginda besar Nabi Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan

    umatnya yang senantiasa mengikuti ajaran agamanya hingga akhir zaman.

    Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak

    mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, dan kerjasama dari

     berbagai pihak, serta tentunya berkah dari Allah Swt. Sehingga kendala-kendala

    yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan

    terima kasih dan penghargaan kepada ibu Annisa Windarti, M.Sc selaku

     pembimbing yang telah dengan sabar, tekun, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu,

    tenaga, dan pikiran dalam membimbing, memotivasi, mengarahkan, dan

    memberikan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama dalam

     penyusunan skripsi.

    Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:

    1. 

    Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS, UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. 

    Bapak Drs. Syarifulloh, M.Si  sebagai Sekjur Pendidikan Ilmu Pengetahuan

    Sosial.

    3.  Bapak Marul Wa’id selaku kepalah sekolah tempat penulis melakukan

     penelitian.

    4.  Ibu Nur Asma selaku guru akuntansi SMA Darussalam Ciputat yang bersedia

    menjadi observer saat penelitian berlangsung, dan senantiasa membimbing

     penulis dalam penelitian.

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    9/170

    iv

    5. 

    Para guru dan Stap SMA Darussalam Ciputat yang senantiasa membimbing,

    terkhusus kak Ikbal yang senantiasa membantu penulis ketika membutuhkan

    data-data yang diperlukan.

    6. 

    Terima kasih Rie ucapkan kepada ayahanda Amronih Am dan ibu Sobriyah

    selaku orang tua. Berkat didikan, doa, dan pengorbanan keduanya penulis

    dapat menyelesaikan laporan ini.

    7.  Lantunan do’a dan  ucapan terima kasih kepada almh ibunda Siti Aminah

    sebagai wanita yang telah berjuang dalam melahirkan dan merawat Ririe.

    Semoga Allah membalas setiap tetes keringatmu dan menempatkanmu di

    syurgaNya. Aamiin.

    8.  Tak lupa pula terima kasih kepada Abd Ghoni dan Siti Husnah selaku paman

    dan bibi yang tak henti-hantinya mengingatkan dan memotivasi penulis, serta

    do’anya. Sehingga Ririe tak patah semangat dalam proses pembuatan skripsi.

    9.  Ibu Ela beserta keluarga yang selalu mendo’akan dan menyemangati. 

    10. Kakak-kakak dan adik-adik tersayang: Husnul khotimah (Mpo Noel), Siti

    Atikoh (Sabaq), Husnul Khotimah (Unul), Syarifah Jumilah, Sintia, Desti,

     Nur’aini (matha), dan lainya yang tidak disebutkan namun tidak mengurangi

    rasa terima kasih penulis. Terima kasih telah menghibur dan memberikan

    dorongan semangat kepada penulis, sehingga kejenuhan dalam pembuatan

    skripsi dapat hilang dalam sekejap.

    11. Teman-teman terdekat:  Nina nur’aini, Suci Lestari,  Siti Sugiyati, Linda

    Permatasari, Deslina Maharani dan lainnya yang tidak disebutkan namun tetap

    teringat oleh penulis atas dukungan semangat dan motivasi dalam pembuatan

    skripsi. Terima kasih sobat, tak ku lupa perjuangan kita masa-masa itu.

    12. Teman-teman kosan: Zakiyah, Dedeh, Irma, Nur (nene), uyun, Ainun,

    Marfuah, Nelin, Ka Fitri, Ka Ifah, dan lainnya yang tidak dapat tersebutkan

    satu persatu namun tidak mengurangi untaian terima kasih kepada kalian akan

    do’a serta semangat yang kalian berikan kepada penulis.

    13. Bingkisan terima kasih ku hantarkan kepada Siswa-siswi SMA Darussalam

    Ciputat, wabil khusus IPS kelas XI4 yang telah bersedia menjadi objek

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    10/170

    v

     penelitian dalam pembuatan skripsi. Terima kasih atas kerja sama kalian,

    sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik.

    14. Teman-teman mahasiswa FITK angkatan 2009, terkhusus mahasiswa IPS

    kelas A (Ekonomi) yang telah membantu penulis dengan berbagai pendapat

    dan tenaga kalian, sehingga kebingungan-kebingungan dapat teratasi. Terima

    kasih ku ucapkan kepada kalian semua.

    15. Terima kasi untuk teman-teman Aliyah (MAN 5 Jakarta): Rosyidah, Riya

    Isnu, Putri Lestari, Shofwatul Husna, Neneng Komalasari, dan sebagainya tak

    dapat disebutkan satu persatu. Wabil khusus ucapan terima kasih yang amat

     banyak pada Neneng Komalasari yang telah membantu penulis dalam

     pembuatan hard cover. Terima kasih atas do’a, dan motivasi yang kalian

     berikan selama pembuatan skripsi.

    Penulis juga mengucapkan terimakasih untuk semua pihak yang tak bisa

     penulis sebutkan seperti tersebut di atas. Terima kasih telah membantu dalam

     proses pembuatan skripsi ini. Ungkapan kata memang takkan cukup untuk

    kebaikan kalian semua. Semoga Allah membalasnya dengan segala kebaikan dan

     pahala yang berlipat.

    Penulis mengakui dan menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

     pada kesempurnaan, baik dari segi isi, sususnan kalimat dan sistematika

     penulisannya. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

    membangun demi perbaikan selanjutnya agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan

    yang terdahulu. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan

    manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

    Jakarta, 28 April 2014

    Penulis

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    11/170

    vi

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK  ......................................................................................................... i

    KATA PENGANTAR  ....................................................................................... iii

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

    BAB I PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

    B. 

    Identifikasi Masalah .............................................................. 8

    C. 

    Pembatasan Masalah ............................................................. 9

    D.  Rumusan Masalah ................................................................. 9

    E. 

    Tujuan Penelitian .................................................................. 9

    F.  Manfaat Penelitian ................................................................ 9

    BAB II KAJIAN TEORI

    A.  Acuan Teori ........................................................................... 10

    1.  Pengertian Metode Pembelajaran .................................... 10

    2.  Macam-macam Metode Pembelajaran ............................ 14

    3.  Pembelajaran Peer Teaching  .......................................... 18

    4.  Langkah-langkah Penggunaan Metode Peer Teaching ... 23

    5.  Minat Belajar ................................................................... 27

    a.  Pengertian Minat Belajar........................................... 27

     b.  Macam-macam Minat Belajar ................................... 30

    c.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar .... 31

    d.  Peranan Minat Dalam Belajar ................................... 35

    6. 

    Hakikat Pembelajaran Akuntansi .................................... 37

    a.  Pengertian Akuntansi ................................................ 37

     b.  Tujuan Akuntansi ..................................................... 40

    c. 

    Jurnal Umum ............................................................ 41

    d.  Laporan Keuangan .................................................... 42

    B.  Hasil Penelitian yang Relevan .............................................. 43

    C. 

    Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan...................... 44

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    12/170

    vii

    D. 

    Hipotesis Penelitian Tindakan .............................................. 45

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. 

    Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 46

    B.  Metode dan Desain Intervensi Tindakan............................... 46

    C.  Subjek Penelitian ................................................................... 47

    D. 

    Peran dan Posisi Peneliti ....................................................... 47

    E.  Tahapan Intervensi Tindakan ................................................ 48

    F. 

    Hasil Intervensi Tindakan ..................................................... 53

    G. 

    Data dan Sumber Data ......................................................... 54

    H.  Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 54

    I. 

    Teknik Pengumpulan Data ................................................... 56

    J.  Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi .......................... 56

    K.  Analisis Data dan Interptretasi Hasil Analisis ...................... 58

    1. 

    Teknik Pengolahan Data .................................................. 58

    2.  Teknik Analisis Data ....................................................... 59

    L. 

    Indikator keberhasilan .......................................................... 60

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A.  Gambaran Umum Sekolah .................................................... 62

    B.  Deskripsi Data Intervensi Tindakan ...................................... 67

    C.  Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................... 78

    D.  Data Hasil Penelitian ............................................................. 79

    1.  Data Hasil Angket............................................................ 79

    2.  Data Hasil Observasi ....................................................... 92

    E. 

    Pembahasan Hasil Penelitian ................................................ 98

    1.  Hasil Angket Minat Belajar ............................................. 98

    2.  Hasil Lembar Observasi .................................................. 99

    F. 

    Keterbatasan Penelitian ......................................................... 104

    BAB V KESIMPULAN

    A.  Kesimpulan ........................................................................... 106

    B. 

    Saran ...................................................................................... 108

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    13/170

    viii

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 110

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    14/170

     

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Masalah

    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat

    mengakibatkan generasi muda harus mempersiapkan diri untuk menjadi lebih

     baik. Salah satu cara agar manusia dapat menjadi lebih baik yaitu dengan

     pendidikan. Dengan pendidikan manusia dapat mengimbangi setiap

     perkembangan yang terjadi agar mereka tidak tertinggal jauh oleh kemajuanteknologi. 

    Pendidikan menurut Oemar Hamalik merupakan “ bagian integral dalam

     pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses

     pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk

    mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan

    sektor ekonomi yang satu dengan lainnya saling berkaitan dan berlangsung

    dengan berbarengan”.1 

    Oemar Hamalik juga mengatakan bahwa  pendidikan merupakan “suatu proses

    sosial, karena berfungsi memasyarakatkan anak didik melalui prosessosialisasi di dalam masyarakat tertentu. Sekolah sebagai salah satu institusi

     pendidikan dan berperan juga sebagai institusi sosial, karena melalui lembaga

    tersebut anak dipersiapkan untuk mampu terjun dan aktif dalam kehidupan

    masyarakatnya kelak ”.2 Oleh karena itu sekolah perlu menyusun suatu program

    yang tepat dan serasi, sehingga memungkinkan para siswa melakukan kegiatan

     belajar yang kondusif. 

    Pendidikan bertujuan untuk “mengembangkan kemampuan peserta didik yang

    mencakup pengetahuan (kognitif ), keterampilan ( skill ), perilaku, hasil tindakan,

    dan sikap (afektif ), serta pengalaman eksploratoris (pengalaman lapangan).”

    3

     Dalam keseluruhan proses pendidikan, siswa merupakan salah satu komponen

    utama dalam proses kegiatan belajar mengajar. Di mana kegiatan utama siswa

    adalah belajar yang merupakan tuntunan dan kewajiban yang harus dijalankan

    1 Oemar Hamlik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet. 9, h. 1

    2 Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

    2007), h. 733  Ibid ., h. 129

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    15/170

      2

    siswa agar terjadi perubahan yang diinginkan dalam dirinya, baik pada aspek

    kognitif, afektif maupun psikomotor.

    Menurut pendapat Oemar Hamalik, Siswa merupakan “suatu komponen input

    dalam proses pendidikan. Sehingga berhasil atau tidak proses pendidikan

     bergantung pada keadaan, kemampuan, dan tingkat perkembangan siswa itu

    sendiri, karena adanya perbedaan individu, baik fisik, psikologis, maupun kondisi

    sosial budaya tempat mereka tinggal”.4 

    Dalam buku proses belajar mengajar, Pada dasarnya “siswa adalah unsur

     penentu dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya siswa, sesungguhnya tidak

    akan terjadi proses pengajaran. Sebabnya karena siswalah yang membutuhkan

     pengajaran dan bukan guru, guru hanya berusaha memenuhi kebutuhan yang ada

     pada murid.”5  Jadi tanpa adanya murid tidak akan terjadi proses pengajaran. 

    Kemudian komponen yang tidak kalah pentingnya adalah guru.

    Menurut Oemar Hamalik, Guru memegang salah satu peranan penting dalam

     proses pendidikan. Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah

    (kelas). Guru menyampaikan pelajaran agar siswa memahami dengan baik

    semua pengetahuan yang telah disampaikan itu. Selain itu guru juga berusaha

    agar terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial,apresiasi, dan sebagainya melalui pengajaran yang diberikannya.6 

    Guru hendaknya dapat mengembangkan dan memanfaatkan semua potensi

    yang dimiliki siswa. Guru memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan

     pembelajaran. Selain itu guru juga bertugas mengalihkan seperangkat

     pengetahuan yang terorganisir sehingga pengetahuan tersebut menjadi bagian dari

    sistem pengetahuan siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi guru dalam

    memperluas dan memperdalam materi pelajaran adalah rancangan pembelajaran

    yang dibuat dan dipilihnya. Sehingga proses pembelajaran yang efektif, efisien,

    menarik dan hasil pembelajaran yang bermutu tinggi akan dapat dilakukan dan

    dicapai oleh setiap guru. 

    Mutu pendidikan dalam usaha mengembangkan potensi masih menjadi salah

    satu masalah yang dirasakan dalam pendidikan, hal ini karena lemahnya proses

    4  Ibid ., h. 115

    5

     Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar , (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 99-1006  Ibid ., h. 124

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    16/170

      3

     pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak didorong untuk mengembangkan

    kemampuan berpikir, sedangkan kemampuan berfikir siswa itu berbeda-beda tidak

    sama antara satu siswa dengan siswa lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya

     perbedaan baik secara fisik, mental, minat, hobi, dan karakteristik lainnya.

    Mengingat akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan

    dalam UN, masih mempunyai kendala dalam proses pembelajaran. Sebagian besar

    siswa kurang berminat terhadap pelajaran akuntansi dan mengalami banyak

    kesulitan. Alasanya sangat beragam, mulai dari penghitungannya yang sulit

    dimengerti, hingga pada proses pembelajaran yang berlangsung menjenuhkan. 

    Kesulitan dalam penghitungan akuntansi tidak hanya dikarenakan kurangnya

     penguasaan materi, akan tetapi kurangnya minat pada siswa dalam pembelajaran

    akuntansi. Akuntansi bukan hanya penguasaan materi dalam bentuk hitungan saja,

    tetapi juga bermain pada logika. Fakta yang terlihat di SMA Darussalam,

    khusunya kelas XI masih banyak yang belum mengerti mengenai pembelajaran

    akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari nilai siswa SMA Darussalam kelas XI masih

    dibawah nilai KKM, yaitu 40 dengan nilai tertinggi 75. Oleh karena itu saya

    tertarik untuk melakukan penelitian dalam pembelajaran akuntansi pada konsep

     jurnal umum dan laporan keuangan. 

    Akuntansi menurut  American Accounting Association  dalam buku Alam S

    adalah “suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi

    ekonomi, untuk memungkinkan adanaya penilaian dan pengambilan keputusan

    yang jelas dan tegas oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan

    tersebut.”7  Sedangkan menurut Rudianto, akuntansi merupakan “aktivitas

    mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka,

    mengklasifikasikan, mencatat, meringkas dan melaporkan aktivitas/transaksi

     perusahaan dalam bentuk informasi keuangan.”8 

    Dalam proses menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh berbagai pihak

    yang berkepentingan, maka akuntansi harus melewati beberapa tahapan proses

    yang disebut dengan siklus akuntansi.

    7

     Alam S., Ekonomi untuk SMA dan MA kelas XI , (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 1398 Rudianto, Pengantar Akuntansi, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 14

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    17/170

      4

    Siklus akuntansi adalah urutan kerja yang harus dibuat oleh akuntan sejak awal

    hingga menghasilkan laporan keuangan. Proses atau siklus akuntansi tersebut

    dimulai dari mengumpulkan dokumen dasar transaksi, mengklasifikasikan jenistransaksi, menganalisis, meringkasnya dalam catatan, sampai dengan

    melaporkannya dalam bentuk laporan keuangan yang dibutuhkan.9 

    Jurnal menurut Alam S. adalah “media dalam proses akuntansi yang menjadi

    dasar bagi penentuan ke akun mana suatu transaksi dicatat, berapa jumlah uang

    yang dicatat, dan keterangan singkat tentang transaksi.”10  Sedangkan menurut

    Rudianto, Jurnal umum atau jurnal transaksi merupakan “aktivitas meringkas dan

    mecatat transaksi perusahaan berdasarkan dokumen dasar secara kronologis

     beserta penjelasan yang diperlukan di dalam buku harian.”11 

    Laporan keuangan merupakan “ringkasan dari suatu proses pencatatan,

    merupakan suatu ringksan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

    tahun buku yang bersangkutan.”12  Dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan

    merupakan tahapan terakhir dari proses akuntansi.

    Mata pelajaran akuntansi kurang diminati oleh siswa SMA, karena dianggap

     pelajaran yang sulit. Sebagian besar siswa memandang bahwa akuntansi adalah

    mata pelajaran yang penuh dengan angka, sehingga siswa tidak berminat dengan

     pembelajaran akuntansi. Masalah yang sering dijumpai dalam pembelajaran

    akuntansi adalah pembelajaran yang sukar dimengerti, sehingga menyebabkan

    siswa mendapat kesulitan untuk belajar. Selain itu juga muncul masalah-masalah

    lain yaitu salah satunya adalah metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru.

    Tidak jarang guru dalam menyampaikan materi akuntansi hanya menggunakan

    metode ceramah saja, sehingga aktivitas belajar siswa selama di kelas hanya

    mendengarkan penjelasan dari guru sebagai nara sumber.

    Metode pembelajaran yang tidak tepat, akan memicu keragaman masalah

     pada diri masing-masing individu yaitu antara lain: 1) antusias dan keaktifan

    siswa dalam mengikuti pembelajaran masih belum nampak, 2) para siswa jarang

    mengajukan pertanyaan, 3) kurangnya keaktifan dalam mengerjakan soal-soal

    9  Ibid .

    10 Alam S., op. cit., h. 203

    11

     Rudianto, op. cit., h. 6412 Zaki Baridwan, Intermediate Accounting , (Yogyakarta: IKAPI, 1992), h. 17

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    18/170

      5

    latihan, 4) rendahnya penguasaan siswa terhadap materi. Hal ini menggambarkan

    keefektifan pembelajaran di dalam kelas yang masih sangat rendah. Akibatnya

    menyebabkan rendahnya minat belajar siswa pada pembelajaran akuntansi, karena

    siswa malas membaca materi tentang akuntansi, mengulang materi, mengerjakan

    tugas yang diberikan guru.

    Kemudian proses pembelajaran akuntansi masih berpusat pada satu arah yaitu

     pada guru. Siswa dituntut untuk menguasai materi sebanyak mungkin tanpa

    memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan materi yang

    diajarkan oleh guru, sehingga siswa kurang mampu menerapkan pembelajaran

    akuntansi baik di dalam kelas maupun kehidupan sehari-hari. 

    Guru lebih menekankan pada proses pembelajaran akuntansi dengan metode

     pemberian tugas. Metode-metode tersebut kurang efektif dan efisien untuk

    menggiatkan siswa untuk dapat berfikir lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan

     belajar mengajar. Proses pembelajaran di kelas pun menyebabkan minat belajar

    siswa berkurang, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah.

    Dari alasan-alasan tersebut, pembelajaran akuntansi dianggap tidak

    menyenangkan, membosankan dan mengakibatkan rendahnya minat siswa untuk

     belajar akuntansi. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu metode pembelajaran

    yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap proses belajar siswa, sehingga

    siswa tertarik untuk mempelajari pembelajaran akuntansi. Metode yang digunakan

    harus sesuai dengan tujuan pembelajaran serta jenis materi yang diajarkan.

    Kurang tepatnya penggunaan metode pembelajaran, dapat menimbulkan

    kebosanan, monoton, atau bahkan siswa kesulitan dalam memahami konsep yang

    diajarkan.

    Metode yang digunakan harus mempunyai andil yang cukup besar dalam

    kegiatan belajar mengajar. Saat ini banyak sekali metode-metode pembelajaran

    yang bermunculan. Metode-metode tersebut mengharuskan adanya suatu

     perubahan lingkungan belajar. Suatu variasi siswa belajar, bekerja, dan

     berinteraksi di dalam kelompok-kelompok kecil sehingga siswa dapat saling

     bekerja sama, saling membantu berdiskusi dalam memahami materi pembelajaran

    maupun mengerjakan tugas kelompok. 

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    19/170

      6

    Sebenarnya telah banyak upaya yang dilakukan oleh guru kelas untuk

    meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun usaha itu belum menunjukkan hasil

    yang optimal. Rentang nilai siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai

    terlalu jauh. Untuk itu perlu diupayakan pula agar rentang nilai anatara siswa

    tersebut tidak terlalu jauh yaitu dengan memanfaatkan siswa yang pandai untuk

    menularkan kemampuannya pada siswa lain yang kemampuannya lebih rendah.

    Tentu saja guru yang menjadi perancang model pembelajaran harus mengubah

     bentuk pembelajaran yang lain. 

    Metode pembelajaran yang dapat meningkatkan daya serap pengetahuan dan

    keterampilan berfikir kritis siswa secara aktif dan kreatif yang berbasis pada siswa

    aktif misalnya metode pembelajaran  peer teaching . Metode pembelajaran  peer

    teaching   merupakan cara pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar

    siswa secara berkualitas dalam proses pembelajaran. 

    Pada dasarnya metode  peer teaching   dapat meningkatkan interaktif sosial

    siswa dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut mampu mengembangkan

    keterampilan bekerja dalam kelompok agar dapat membangun semangat bekerja

    sama. Siswa diharapkan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab untuk belajar

    sendiri. Sehingga proses pencapaian hasil belajar pun dapat meningkat. Maka dari

    itu, untuk mengkaji masalah-masalah sosial di dalam kelas yang dianggap penting

    dan dapat mendorong terciptanya diskusi kelas dengan harapan dapat

    merumuskan hipotesis yang telah diuji kebenaran faktanya, guru IPS khususnya

    guru akuntansi dapat menggunakan metode pembelajaran  peer teaching   sebagai

    metode mengajar yang efisien dan efektif yang dapat meningkatkan minat belajar

    siswanya. 

    Dengan menerapkan metode peer teaching  atau tutor sebaya ini, seorang guru

    tidak lagi dituntut untuk mengajarkan suatu materi, karena transfer ilmu

     pengetahuan yang terjadi di sekolah bukan hanya dari guru ke siswa tetapi bisa

     juga dari siswa ke siswa. Sehingga proses pembelajaran dapat membuat siswa

    merasa nyaman dan tidak malu untuk menanyakan hal-hal yang belum mereka

    mengerti, karena mereka dapat bertanya kepada tutor yang tak lain adalah teman

    mereka sendiri. Kemudian dengan menerapkan metode  peer teaching , maka

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    20/170

      7

    seorang guru juga telah mengajarkan strategi atau cara belajar yang efektif dan

    efisien kepada siswanya agar dapat mempelajari, mengeksplorasi dan memahami

    sendiri setiap persoalan, kasus atau masalah yang diberikan oleh guru di sekolah

    dengan mudah dan menyenangkan sesuai dengan potensi dan modalitas belajar

    yang mereka miliki. 

    Metode  peer teaching   atau tutor sebaya dapat diartikan “siswa yang pandai

    dapat memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai.”13  Oleh

    karena itu, penerapan metode  peer teaching   ini akan sangat membantu guru

    dalam mengajarkan materi kepada siswa-siswanya. Karena dalam hal tertentu

    terkadang siswa lebih paham dengan bahasa teman sebayanya daripada bahasa

    guru, dan siswa tidak akan merasa malu atau takut untuk menanyakan materi yang

     belum mereka pahami, karena yang mereka tanya tidak lain adalah temannya

    sendiri.

    Penelitian-penelitian tentang metode  peer teaching   telah banyak dilakukan

    oleh praktisi-praktisi pendidikan di banyak sekolah dan dengan menerapkannya

     pada mata pelajaran yang berbeda. Sebagian besar hasilnya menunjukkan

     peningkatan yang positif dan cukup signifikan bagi hasil belajar siswa. Dan hasil

     penelitian dengan menggunakan metode peer teaching  yaitu siswa merasa nyaman

    dan tidak takut untuk bertanya mengenai materi yang belum mereka mengerti.

    Salah satu contohnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sarifudin dengan

    kesimpulan bahwa:

    Tutor sebaya memberikan lingkungan yang nyaman bagi siswa untuk bertanya

    tanpa merasa takut atau malu ditertawakan. Siswa dapat bertanya sebebas-

     bebasnya kepada tutor dalam kelompoknya. Para siswa menjadi lebih senang

    dan bersemangat belajar matematika karena soal-soalnya tidak lagi menjadimomok yang menakutkan bagi mereka. Siswa dapat dengan mudah

    menyelesaikan soal-soal yang dihadapi melalui diskusi dalam kelompoknya

    serta bimbingan dari tutor yang cukup membantu mereka dalam belajar

    matematika.14 

    13 Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer , (Bandung:

    IMSTEP, 2003), h. 27614

     Sarifudin, “Penerapan teknik tutor sebaya dan pemberian kartu skor partisipasi siswa untuk

    meningkatkan motivasi belajar matematika siswa”, Skripsi Jurusan Matematika Universitas Islam Negeri Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama, 2008), h. 76-77

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    21/170

      8

    Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan kegiatan PPKT di

    SMA Darussalam Ciputat selama bulan februari sampai bulan juni 2013,

    diketahui pada saat pembelajaran berlangsung minat belajar akuntansi siswa

    sangat kurang (rendah). Hal ini terlihat ketika guru meminta siswa untuk

    mengerjakan soal yang diberikan, siswa tidak mengerjakannya dan tidak berminat

    untuk mencari penyelesaian dari soal tersebut tetapi lebih senang menunggu guru

    menyelesaikan soal tersebut. Ketika guru mengajukan pertanyaan mengenai

    materi, siswa tidak menjawab dengan baik bahkan beberapa siswa menjawab asal-

    asalan. Jika pertanyaan guru mudah atau hanya melengkapi, mereka menjawab

    secara bersama-sama. Jika guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan

    secara lisan, mereka hanya terdiam dan tidak akan menjawab hingga guru

    memanggil nama mereka. Observasi kembali dilakukan pada tanggal 14

     November 2013. Dari pengamatan yang dilakukan, pembelajaran yang terjadi

    masih sama seperti pada saat observasi PPKT.

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk

    mengadakan penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK) guna

    membantu pencapaian proses pembelajaran yang diinginkan guru serta dapat

    meningkatkan minat belajar siswa, khususnya dalam pelajaran akuntansi. Dengan

     judul “Peningkatan Minat Belajar Akuntansi dengan Metode Peer Teaching

    Pada Konsep Jurnal Umum dan Laporan Keuangan Siswa Kelas XI Di SMA

    Darussalam Ciputat”.

    Secara umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu

     perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Gambaran-gambaran secara

    lebih rincinya akan diperluas di bab III.

    B.  Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka teridentifikasi masalah

    sebagai berikut: 

    1.  Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran akuntansi.

    2.  Rendahnya hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran akuntansi pada

    konsep persamaan akuntansi dan jurnal umum.

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    22/170

      9

    C.  Pembatasan Masalah

    Agar permasalahan dalam penelitian ini menjadi terarah dan tidak meluas,

    maka peneliti membatasi permasalahannya yaitu kurangnya minat siswa terhadap

    mata pelajaran akuntansi, khususnya pada konsep jurnal umum dan laporan

    keuangan yang pada akhirnya mengakibatkan rendahnya hasil belajar akuntansi.

    D.  Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai

     berikut: “Bagaimana meningkatkan minat belajar akuntansi siswa SMA Kelas XI

    dengan metode peer teaching pada konsep jurnal umum dan laporan keuangan?” 

    E.  Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah untuk meningkatan

    minat belajar akuntansi siswa dengan metode  peer teaching  pada konsep jurnal

    umum dan laporan keuangan.

    F. 

    Manfaat Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai

     berikut:

    1.  Siswa, dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam proses pembelajaran

    akuntansi.

    2. 

    Guru IPS khususnya guru akuntansi dapat memberikan pemahaman

    terhadap minat siswa melalui metode pembelajaran  peer teaching   dalam

     pengajaran sebagai solusi untuk mengatasi rendahnya minat siswa pada

     pelajaran akuntansi.

    3.  Institusi, sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan kebijakan sekolah

    dan meningkatkan mutu pendidikan khususnya berkaitan dengan pelajaran

    akuntansi.

    4.  Peneliti, memberikan pengetahuan tentang metode pembelajaran  peer

    teaching  yang dapat diterapkan di kehidupan bermasyarakat.

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    23/170

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    24/170

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    25/170

    12

    Konsep di atas memandang bahwa tujuan utama dari proses pembelajaran

     pada dasarnya merupakan rumusan tingkah laku (pengalaman belajar) dan

    kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah ia menyelesaikan pengalaman

    serta pembentukan tingkah laku yang lebih luas. Dengan kata lain pembelajaran

    adalah proses untuk membantu peserta didik dalam pengetahuan, keterampilan,

    dan pembentukan sikap sehingga peserta didik dapat belajar dengan baik. 

    Tujuan dari pembelajaran di atas yang merupakan adanya perubahan prilaku

    dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar

    mengajar, yaitu seperti: perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam

    tingkah laku (over behaviour ) yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang

    lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya.

    Penyusunan tujuan pembelajaran merupakan tahapan penting dalam

    rangkaian pengembangan desain pembelajaran. Dari tahap inilah ditentukan apa

    dan bagaimana harus melakukan tahap lainnya. Apa yang dirumuskan dalam

    tujuan pembelajaran menjadi acuan untuk menentukan jenis materi pembelajaran,

    strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang akan

    digunakan dalam proses pembelajaran. Tanpa tujuan yang jelas, pembelajaran

    akan menjadi kegiatan tanpa arah, tanpa fokus, dan menjadi tidak efektif. 

    Dalam pengertian tersebut di atas, tahapan perubahan dapat diartikan sepadan

    dengan proses. Jadi proses belajar dapat dikatakan sebagai tahapan perubahan

     perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan

    tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada

    keadaan sebelumnya. Kemudian belajar sebagai aktifitas yang berproses menuju

     pada satu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu.

    Proses belajar dapat terjadi baik secara alamiah maupun direkayasa. Proses

     balajar secara alamiah biasanya terjadi pada kegiatan yang umumya dilakukan

    oleh setiap orang dan kegiatan belajar ini tidak direncanakan. Sedangkan proses

     belajar yang direkayasa merupakan proses belajar yang memiliki sistematika yang

     jelas dan telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan yang diinginkan.

    Dalam proses ini metode yang digunakan disesuaikan dengan tujuan yang hendak

    dicapai. Dalam hal ini proses belajar yang direkayasa yang lebih memungkinkan

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    26/170

    13

    tercapainya perubahan perilaku karena ada rancangan yang berisi metode dan alat

     pendukung. 

    Dalam kegiatan proses pembelajaran tidak dapat terlepas dari interaksi antara

    siswa dengan guru. Sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut diperlukan

     berbagai cara dalam pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat

    diciptakan interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing

     jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode yang tepat

    sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. Hal ini dapat

    disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses melibatkan guru

    dengan semua komponen tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi

     proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait antar

    komponennya di dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. 

    Berdasarkan dari pengertian metode dan pembelajaran di atas dapat

    diisyaratkan bahwa suatu metode pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari sebuah

    sistem pembelajaran. Metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang

     peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran

    sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena

    suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui

     penggunaan metode pembelajaran.

    Metode mengajar diartikan sebagai suatu pola atau konsep yang digunakan

    sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas, sehingga

    memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru.

    Pengetahuan siswa akan menjadi luas dan dapat bertahan lama jika didapatkan

    melalui suatu proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Sebaliknya jika

    dalam proses belajar mengajar itu kurang terjadi keterlibatan intelektual,

    emosional peserta didik, maka kualitas dan kuantitas pengetahuan peserta didik

     juga akan berkurang. Hal yang sama juga akan terjadi pada bidang keterampilan

    (skill) maupun bidang sikap dan nilai (afektif), yakni kualitas dan kuantitasnya

    akan sangat tergantung kepada tingkat keterlibatan peserta didik dalam proses

     belajar mengajar. 

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    27/170

    14

    Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran diartikan sebagai cara

    yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

     bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. 

    2.  Macam-macam Metode Pembelajaran

    Dalam mencapai tujuan intstruksional, seorang guru perlu mengetahui dan

    memahami macam-macam metode pembelajran. Selain itu juga perlu memilih dan

    menetapkan metode yang dipandang tepat untuk mencapai tujuan instruksional

    yang telah ditetapkan. Metode yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran

    harus bersumberkan pada pemikiran sejauh mana metode tersebut dapat

    mendorong terciptanya situasi belajar yang kondusif. 

    Pada   prinsipnya tidak satupun metode mengajar yang dapat dipandang

    sempurna dan cocok dengan semua pokok bahasan yang ada dalam setiap bidang

    studi, karena setiap metode pasti memiliki keunggulan dan kelemahan masing-

    masing. Oleh karena itu seorang guru tidak boleh asal dalam memilih suatu

    metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. 

    Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efketif danefisien merupakan sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar

    akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan. Di bawah ini beberapa

    metode yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, diantaranya: 

    a.  Metode ceramah, yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan

    informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada

    umumnya mengikuti secara pasif.

     b.  Metode tanya jawab, yaitu cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan

    yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari

    siswa kepada guru.

    c. 

    Metode diskusi, yaitu salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan

    masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing

    mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.

    d. 

    Metode demonstrasi, yaitu metode mengajar dengan cara memperagakan

     barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    28/170

    15

    langsung maupun melalui penggunaan media pengajaranyan relevan dengan

     pokok bahasan yang sedang dikaji.

    e.  Metode karyawisata, yaitu metode dalam proses belajar mengajar siswa perlu

    diajak ke luar sekolah untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang

    mengandung sejarah. Hal ini bukan rekreasi, tetapi untuk belajar atau

    memperdalam suatu pelajaran dengan melihat langsung.

    f.  Metode tutorial, yaitu metode yang diberikan dengan bantuan tutor. Setelah

    siswa diberikan bahan ajar, kemudian siswa diminta untuk mempelajari bahan

    ajar tersebut. Pada bagian yang dirasakan sulit, siswa dapat bertanya kepada

    tutor.

    g.  Metode perumpamaan, yaitu suatu metode yang digunaka untuk

    mengungkapkan suatu sifat dan hakikat dari realitas sesuatu.

    h. 

    Metode pemahaman dan penalaran, yaitu metode mendidik dengan

    membimbing anak didik untuk dapat memahami problema yang dihadapi

    dengan menemukan jalan keluar yang benar dari berbagai macam kesulitan

    dengan melatih anak didik menggunakan pikirannya dalam mendata dan

    menginventarisasi masalah, dengan cara memilah-milah, membuang mana

    yang salah, meluruskan yang bengkok, dan mengambil yang benar.

    i. 

    Metode praktek, yaitu mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik

    menggunakan alat atau benda.

     j.  Metode penugasan, yaitu untuk merangsang anak aktif belajar baik secara

    individual atau kelompok, dan dapat dikerjakan di mana saja baik disekolah,

    rumah, maupun diperpus, dll.6 

    Secara garis besar, metode pembelajaran dibedakan menjadi dua yaitu metode

     pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered ) dan metode

     pembelajran yang berpusat pada siswa ( student centered ). Metode pembelajaran

    yang berpusat pada guru (teacher centered ) merupakan sebuah praktik yang

    mekanistik dan diredusir menjadi pemberian informasi. Dalam kegiatan belajar

    mengajar, guru memegang peranan yang sangat penting karena mengajar

    Pupuh Fathurrohman, dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar , (Bandung: PT.Refika Aditama, 2007), cet. 1, h. 61-64 

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    29/170

    16

    dianggap memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar (pembelajar). Dengan

    kata lain, penyelenggaraan pembelajaran dianggap sebagai model transmisi

     pengetahuan. Transmisi pengetahuan dari guru ke siswa merupakan salah satu

     peran utama guru sebagai penyampai informasi. Hal ini seperti yang diungkapkan

    Wina Sanjaya, yaitu “Sehubungan dengan proses pembelajaran yang berpusat

     pada guru, maka minimal ada tiga peran utama yang harus dilakukan guru. Tiga

     peran utama guru tersebut yaitu guru sebagai perencana, sebagai penyampai

    informasi, dan guru sebagai evaluator.”7 

    Guru sebagai perencana pengajaran harus menyiapkan berbagai hal yang

    diperlukan, mulai dari materi yang akan disampaikan sampai pada media apa yang

    akan digunakan. Jadi tugas guru disini hendaknya memahami dan menguasai

    materi pelajaran yang akan diajarkannya, serta memiliki ketrampilan

    mengusahakan, memilih, dan menggunakan media dengan baik. Kemudian guru

    sebagai penyampai informasi yaitu “memberikan informasi lisan maupun tertulis

    dengan bahasa sederhana dan mudah dimengerti siswa. Namun dalam hal ini

     peran guru tidak terlalu dominan, sebab bisa dibayangkan jika para siswa dari

    waktu ke waktu hanya menjadi pendengar setia mungkin proses pendidikan tidak

    akan menghasilkan lulusan yang optimal.”8 

    Sedangkan peran guru sebagai evaluator yaitu melakukan penilaian terhadap

    siswa untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa

    terhadap pelajaran, serta ketepatan dan keefktifan dalam menggunakan metode.

    Hal ini seperti ungkapan Rusman bahwa:

    “Penilaian dilakukan untuk mengtahui apakah tujuan yang telah dirumuskan

    tercapai atau tidak, apakah materi yang diajarkan sudah dikuasai atau belumoleh siswa, dan apakah metode yang digunakan sudah cukup tepat. Tujuan lain

    dari penilaian adalah untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam kelas atau

    kelompoknya, sehingga guru dapat menetapkan apakah siswa tersebut

    termasuk dalam kelompok siswa pandai, sedang, kurang atau cukup baik di

    kelasnya, jika dibandingkan dengan teman-temannya.”9 

    7 Wina Sanjaya, op. cit., h. 97

    8 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Raja

    Grafindo Persada, 2011), Ed. 1, Cet. 4, h. 609  Ibid ., h. 64-65 

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    30/170

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    31/170

    18

    Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru secara sadar

    menempatkan perhatian yang lebih banyak pada keterlibatan, inisiatif, dan

    interaksi sosial siswa. Maka guru sebagai fasilitator hendaknya mampu

    mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang

     pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber,

     buku teks, majalah, ataupun surat kabar.

    Akhirnya dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran yang berpusat pada

    siswa ( student centered ) merupakan metode yang efektif karena di sini siswa yang

    lebih aktif dalam proses pembelajaran, dan guru hanya sebagai fasilitaor dan

    mengawasi proses pembelajaran di kelas. Peran guru sebagai fasilitator berfungsi

    sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi, dengan

    catatan siswa sendiri. Dalam hal ini guru tidak hanya memberikan pengetahuan

    kepada siswa, tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya. Jadi

    siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam

    menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri.

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode  peer teaching . Dimana

    motde peer teaching  merupakan metode yang berpusat pada siswa. Dalam hal ini

    siswa yang sangat berperan dalam proses pembelajaran, guru hanya memfasilitasi

    siswa dan mengawasi dalam berlangsungnya proses pembelajaran.

    3.  Pembelajaran Peer Teaching  atau Tutor Sebaya

    Sekolah memiliki banyak potensi yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai

    keberhasilan pembelajaran. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan sumber

    daya yang ada di sekolah. Salah satu sumber daya yang dimaksud adalah sumber

    daya pengajar dapat orang lain yang bukan guru, melainkan teman sekelas. Jadi

    dapat dikatakan bahwa keberhasilan suatu program pengajaran disebabkan oleh

     perpaduan antara berbagai sumber-sumber daya yang saling mendukung menjadi

    suatu sistem. 

    Menurut Harsunarko dalam Suherman menyatakan “sumber daya pengajar

    yang bukan guru berasal dari orang yang lebih pandai disebut sebagai tutor. ”11 

    11 Erman Suherman, dkk, loc.cit  

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    32/170

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    33/170

    20

    tidak ada tanggung jawab untuk mengajarkan teman-temannya. Masalah ini dapat

    dilihat dari hasil evaluasi belajar yang menunjukkan siswa berhasil dalam

    kelompok, namun tidak berhasil pada saat evaluasi belajar secara individu. Karena

    dalam belajar kelompok, siswa yang lebih pandai tidak berusaha memberikan

     penjelasan kepada siswa yang kurang, dan begitu sebaliknya, siswa yang kurang

     pandai tidak diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan bertanya kepada teman

    yang lebih pandai. Akhirnya yang bekerja dalam kelompok adalah mereka yang

     pandai. 

    Muntasir dalam bukunya “Pengajaran Terprogram” mengemukakan bahwa

    tutor berfungsi sebagai tukang atau pelaksana mengajar, cara mengajarnya telah

    disiapkan secara khusus dan terperinci. Fungsi lainnya dari metode  peer teaching  

    (tutor sebaya) yaitu siswa yang kurang aktif menjadi aktif karena tidak malu lagi

    untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas. Sebagaimana

    diungkapkan oleh M. Saleh Muntasir bahwa “dengan pergaulan antara para tutor

    dengan murid-muridnya mereka dapat mewujudkan apa yang terpendam dalam

    hatinya, dan khayalannya”.13

     

    Jadi, sistem pengajaran dengan tutor sebaya akan membantu siswa yang

    kurang mampu, kurang cepat menerima pelajaran dari gurunya, dan siswa yang

    malu untuk bertanya kepada gurunya. Kegiatan tutor sebaya bagi siswa

    merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman yang sebenarnya merupakan

    kebutuhan siswa itu sendiri. Tutor maupun yang ditutori sama-sama diuntungkan,

     bagi tutor akan mendapat pengalaman, sedangkan yang ditutori akan lebih kreatif

    dalam menerima pelajaran.

    Kelebihan metode  peer teaching   atau tutor sebaya dalam pendidikan yaitu

     pada penerapan tutor sebaya siswa diajarkan untuk mandiri, dewasa dan punya

    rasa setia kawan yang tinggi. Maksudnya dalam penerapan tutor sebaya ini, siswa

    yang dianggap pintar bisa mengajari atau menjadi tutor temannya yang kurang

     pandai atau ketinggalan materi. Jadi disini peran guru hanya sebagai fasilitator

    13Smkswadayatmg weblog,  Penerapan Metode Tutor Sebaya Dalam Upaya Mengoptimalkan

     Pembelajaran Mata Pelajaran   KKPI , http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/

     penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pembelajaran-mata-pelajaran-kkpi/, 27 september 2007 

    http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/%20penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pembelajaran-mata-pelajaran-kkpi/http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/%20penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pembelajaran-mata-pelajaran-kkpi/http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/%20penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pembelajaran-mata-pelajaran-kkpi/http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/%20penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pembelajaran-mata-pelajaran-kkpi/http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/%20penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pembelajaran-mata-pelajaran-kkpi/http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/%20penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pembelajaran-mata-pelajaran-kkpi/http://smkswadayatmg.wordpress.com/2007/09/27/%20penerapan-metode-tutor-sebaya-dalam-upaya-mengoptimalkan-pembelajaran-mata-pelajaran-kkpi/

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    34/170

    21

    mediator dan pembimbing terbatas. Artinya guru hanya melakukan intervensi

    ketika betul-betul diperlukan oleh siswa.

    Sebagai mediator gurupun menjadi perantara dalam hubungan antar siswa,

    oleh karena itu guru juga perlu trampil dalam mempergunakan pengetahuan

    tentang bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi. Dengan kata lain guru

    dapat menugaskan siswa pandai untuk memberikan penjelasan (menjadi tutor

    sebaya) kepada siswa yang kurang pandai, dengan begitu siswa yang bertanya

    atau yang ditutori tidak akan merasa malu dan takut karena yang menjelaskannya

    adalah teman mereka sendiri.

    Penerapan tutor sebaya dalam proses belajar mengajar diharapkan dapat

    memberikan lingkungan belajar yang penuh penguatan positif bagi seluruh siwa.

    Lingkungan belajar yang penuh asosiasi positif dan menghapus ketegangan

    sehingga siswa mendapatkan kembali energinya untuk menerima pelajaran.

    Sedangkan lingkungan sosial yang positif bagi siswa adalah lingkungan yang

    membuat siswa mendapatkan pengalamn belajar secara optimal tanpa merasa

    terasingkan atau diremehkan. 

    Pelaksanaan metode  peer teaching   atau tutor sebaya dalam proses belajar

    mengajar dalam kelas dilakukan secara berkelompok. Dimana siswa dibentuk

    dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 siswa. Pengelompokkan

    siswa dibuat secara heterogen, setiap kelompok terdiri dari satu orang siswa

     pandai atau yang menguasai materi pelajaran dan bertugas sebagai tutor. Pada

    awal penyajian menu pelajaran, guru memberikan penjelasan umum tentang

    materi pelajaran yang akan dibahas. Kemudian siswa pandai yang telah dipilih

    sebagai tutor sebelumnya telah diberikan mandat resmi untuk membantu anggota

    kelompoknya yang mengalami kesulitan belajar. Siswa-siswa pandai yang

    ditunjuk sebagai tutor sebelumnya telah diberikan arahan untuk tidak

    mendominasi dalam kelompoknya, tidak merasa sombong karena paling pandai

    dalam kelompoknya. Namun justru siswa yang pandai harus bisa menularkan

    semangat belajar kepada anggotanya. Dengan demikian kekhawatiran dalam

     belajar dapat teratasi. Selanjutnya para anggota kelompok selain tutor disebut

    tutee. 

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    35/170

    22

    Penerapan metode  peer teaching   atau tutor sebaya dalam pelaksanaannya

    guru bertugas mengamati dan mengawasi proses belajar siswa dalam kelompok.

    Jika ada hal-hal yang tidak dapat dipecahkan oleh tutor, maka tutor meminta

     bantuan langsung kepada guru untuk menyelesaikannya. Pada kasus tertentu guru

    menangani siswa yang memerlukan bimbingan khusus. Sebagaimana dijelaskan

    oleh Cony Semiawan yang menyatakan bahwa : 

    “Pelaksanaan tutor sebaya dapat dilaksanakan di dalam maupun di luar kelas.

    Jika tutor sebaya dilakukan di dalam kelas, maka (i) guru memberikan

     penjelasan umum tentang topik yang akan dibahas. (ii) kelas dibagi dalam

    kelompok dan siswa yang pandai disebar kesetiap kelompok untuk

    memberikan bantuannya. (iii) guru membimbing siswa yang perlu mendapat bimbingan khusus. (iv) jika ada masalah yang tidak terpecahkan, siswa yang

     pandai meminta bantuan kepada guru. (v) guru mengadakan evaluasi”.14 

    Dengan demikian, penggunaan metode  peer teaching   diharapkan mampu

    mengatasi masalah dalam proses pembelajaran. Namun perlu juga diketahui

    mengenai kelebihan dan kekurangan dari metode  peer teaching  atau tutor sebaya.

    Diantara kelebihan dari metode peer teaching  yaitu:

    a.  Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai

     perasaan takut atau enggan kepada guru. Dalam hal ini meningkatkan kualitas

    dalam proses pembelajaran, sehingga meningkatkan hasil belajar.

     b.  Bagi tutor, pekerjaan tutoring   akan mempunyai akibat memperkuat konsep

    yang sedang dibahas. Dengan memberitahukan kepada anak lain, maka

    seolah-olah ia menelaah serta menghafalnya kembali.

    c.  Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung

     jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran.

    d. 

    Mempererat hubungan antara siswa, sehingga mempertebal perasaan sosial.

    Dalam hal ini Meningkatkan interaktif sosial siswa dalam pembelajaran.15 

    Adapun kelemahan dari metode peer teaching  yaitu:

    a.  Siswa yang dibantu sering belajar kurang serius, karena hanya berhadapan

    dengan kawannya, sehingga hasilnya kurang memuaskan.

    14  Conny Semiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1992), h. 70 

    15

     Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar , (Jakarta: PT RinekaCipta, 2006), cet. 3, h. 26-27 

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    36/170

    23

     b. 

    Ada beberapa anak yang menjadi malu bertanya, karena takut rahasianya

    diketahui kawannya.

    c.  Pada kelas-kelas tertentu, pekerjaan tutoring  ini sukar dilakasanakan. Karena

     perbedaan jenis kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi program

     perbaikan.

    d.  Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor yang tepat bagi seorang atau

     beberapa orang siswa yang harus dibimbing.

    e.  Tidak semua siswa pandai atau cepat waktu belajarnya dapat mengajarkannya

    kembali kepada kawan-kawannya.16 

    Beberapa penjelasan di atas, jelas bahwa  peer teaching  memudahkan siswa

    untuk mengeluarkan pendapat atau pikiran dan kesulitan kepada temannya sendiri

    ketimbang kepada guru, karena siswa lebih sungkan dan malu bila bertanya

    kepada guru. Hal tersebut dimungkinkan karena diantara siswa telah terbentuk

     bahasa mereka sendiri, tingkah laku, dan juga pertanyaan perasaaan yang dapat

    diterima oleh semua siswa.

    Model tindakan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalahmelaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan tutor sebaya. Siswa yang

     bertindak sebagai tutor yaitu siswa yang telah memiliki kemampuan akuntansi

    yang baik. Tutor tersebut terlibat dalam proses pembelajaran di kelas, yaitu

    membimbing atau menjelaskan kepada anggotanya dalam hal ini yang ditutorinya,

    sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh guru. Siswa yang menjadi tutor

    dikatakan berhasil jika dapat menjelaskan kepada teman-temannya dan yang

    dijelaskan (tutee) dapat membuktikan bahwa dia telah mengerti atau memahami

    dengan cara hasil pekerjaannya.

    4.  Langkah-langkah atau Prosedur penggunaan Metode Peer Teaching  

    Dari kelebihan dan kelemahan metode  peer teaching   di atas, maka perlu

    diketahui bagaimana langkah dalam menggunakan metode  peer teaching   atau

    tutor sebaya dalam proses pembelajaran. Adapun langkah-langkahnya yaitu:

    16  Ibid ., h. 27 

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    37/170

    24

    a.  Tahap persiapan

    1) Guru membuat program pengajaran satu pokok bahasan yang dirancang

    dalam bentuk penggalan-penggalan sub pokok bahasan. Setiap penggalan

    satu pertemuan yang di dalamnya mencakup judul penggalan tujuan

     pembelajaran, khususnya petunjuk pelaksanaan tugas-tugas yang harus

    diselesaikan.

    2) Menentukan beberapa orang siswa yang memenuhi kriteria sebagai tutor

    sebaya. Jumlah tutor sebaya yang di tunjuk disesuaikan dengan jumlah

    kelompok yang dibentuk.

    3) 

    Mengadakan latihan bagi para tutor. Dalam pelaksanaan tutorial atau

     bimbingan ini, siswa yang menjadi tutor bertindak sebagai guru. Sehingga

    latihan yang diadakan oleh guru merupakan semacam pendidikan guru atau

    siswa itu. Latihan di adakan dengan dua cara yaitu melalui latihan kelompok

    kecil dimana dalam hal ini yang mendapatkan latihan hanya siswa yang

    akan menjadi tutor, dan melalui latihan klasikal, dimana siswa seluruh kelas

    dilatih bagaimana proses pembimbingan ini berlangsung.

    4) 

    Pengelompokan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang yang terdiri

    atas 4-6 orang. Kelompok ini disusun berdasarkan variasi tingkat

    kecerdasan siswa. Kemudian tutor sebaya yang telah ditunjuk di sebar pada

    masing-masing kelompok yang telah ditentukan.

    b. Tahap pelaksanaan

    1) 

    Setiap pertemuan guru memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang

    materi yang di ajarkan.

    2) 

    Siswa belajar dalam kelompoknya sendiri. Tutor sebaya menanyai anggota

    kelompoknya secara bergantian akan hal-hal yang belum dimengerti,

    demikian pula halnya dengan menyelesaikan tugas. Jika ada masalah yang

    tidak diselesaikan barulah tutor meminta bantuan guru.

    3) Guru mengawasi jalannya proses belajar, guru berpindah-pindah dari satu

    kelompok ke kelompok yang lain untuk memberikan bantuan jika ada

    masalah yang tidak dapat diselesaikan dalam kelompoknya.

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    38/170

    25

    c.  Tahap evaluasi

    1) Sebelum kegiatan pembelajaran berakhir, guru memberikan soal-soal latihan

    kepada anggota kelompok (selain tutor) untuk mengetahui apakah tutor

    sudah menjelaskan tugasnya atau belum.

    2) mengingatkan siswa untuk mempelajari sub pokok bahasan sebelumnya di

    rumah.17 

    Sedangkan prosedur penyelenggaraan metode peer teaching  atau tutor sebaya

    menurut David Jaques, yaitu dapat dilihat dari cara pemilihan anggota-

    anggotanya. David Jaques dalam bukunya (learning in groups) yakni “the way in

    which students are assined to groups likewise depends on the purposes, both

    educational and sosial. One procedure for accomplishing effective mixes is as

     follows”:

    a. 

     Divide the total number of students by the possible number of groups to

    estimate the rough size of each group.

    b.  Decide on criteria whicht might be used to differentiate one student from

    another, age, background, etc.

    c. 

    Go trough all the notes and assign a code to each according to these sriteria

     A,B,C,etc.

    d. 

    Then, starting with group I, take one person from each of A,B,C,etc. Until this

     group’s complement is more than the number of qualities. Do the same for

    the other groups. Finally, check that each group has a similar mix and adjust

    if not.18 

    Maksud di atas yaitu satu cara di mana siswa dibentuk menjadi kelompok-

    kelompok kecil yang sesuai dengan tujuan, baik pendidikan dan sosial. Salah satu

    caranya yaitu dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil dengan

    kriteria yang sama (kelompok yang cepat tanggap, sedang, dan lama). Kemudian

    dari kelompok dengan keriteria yang sama tersebut diberikan kode A, B, C, dan

    lainnya. Selanjutnya untuk membentuk kelompok 1 dengan mengambil satu siswa

    dari masing-masing A, B, C, dan lainnya. Dan untuk membentuk kelompok

    17 http://pendidikan-matematika.blogspot.com/2009/03/contoh-skripsi-menggunakan-

     pendekatan.html 

    18 David Jaques, Learning In Groups, (USA: Gulf Publishing Company, 1991), h. 118 

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    39/170

    26

    selanjutnya lakukanlah hal yang sama. Kemudian periksa bahwa setiap kelompok

    memiliki campuran yang sama dan menyesuaikan jika tidak.

    Menurut Branley, seperti yang dikutip oleh Fahrur Azis ada tiga model dasar

    dalam menyelenggarakan proses pembelajaran dengan tutor, yaitu : (a) Tutor to

     student, yaitu proses pembelajaran di sini tutor membantu teman-temannya

    yakni tiap individu dalam belajar. (b) Group to tutor, yaitu proses

     pembelajaran pada model ini tutor membantu teman- temannya dalam bentuk

    kelompok belajar. (c) Student to student, yaitu  proses pembelajaran disini tutor

    membantu sebagian dari teman/peserta didik lain dan peserta didik tersebut

     juga berperan membantu teman yang lainnya.19 

    Adapun penyebaran dari tiga model ini adalah sebagai berikut :

    19  Fahrur Azis,  Efektivitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya Dalam Kelompok Kecil Untuk

     Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pokok Bahasan Fungsi Kuadrat , Skripsi JurusanMatematika (Semarang: IAIN Walisongo, 2009), h. 17-18 

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    40/170

    27

    Gambar 1

    Model Pembelajaran Tutor Menurut Branley.

    Dari tiga model dasar dalam menyelenggarakan proses pembelajaran dengan

    tutor sebaya di atas, maka peneliti menggunakan model  group to totor.  Dalam

    model group to tutor ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dimana dalam

    setiap kelompok terdapat siswa yang memiliki pemahaman yang tinggi dan cerdas

    yang akan ditugaskan sebagai tutor. Kemudian tugas tutor memberikan penjelasan

    atau mengajarkan anggota kelompoknya masing-masing.

    Hal yang menarik peneliti untuk menggunakan model group to tutor ini, yaitu

    karena dengan adanya pembentukan kelompok maka suasana kelas akan terlihat

    lebih rapih dan terorganisir. Selain itu dengan adanya pembagaian tugas tutor

    kepada masing-masing kelompoknya, maka poses pembelajaran akan lebih efisien

    dan efektif.

    5. 

    Minat Belajara.  Pengertian Minat Belajar

    Minat belajar menurut kamus besar indonesia terdiri dari dua suku kata, yaitu

    kata minat dan belajar. Dari segi bahasa minat merupakan “kecenderungan hati

    yang tinggi terhadap sesuatu”.20  Kecenderungan seseorang terhadap sesuatu itu

    menandakan adanya minat terhadap suatu objek yang dituju.

    20 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), ed. 3, h. 744 

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    41/170

    28

    Secara sederhana Muhibbin Syah mengatakan bahwa minat berarti

    “kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

    seseuatu”.21 Seseorang yang mempunyai minat, maka akan mempunyai keinginan

    yang besar dalam hal tertentu. Misalnya dalam belajar, ketika siswa mempunyai

    minat belajar maka siswa akan memperhatikan ketika pembelajaran berlangsung.

    Hal ini dikarenakan minat dapat menyebabkan perhatian, di mana minat seolah-

    olah menonjolkan fungsi rasa dan perhatian serta seolah-olah menonjolkan fungsi

     pikiran. Artinya apa yang menarik minat menyebabkan siswa berperhatian, dan

    apa yang menyebabkan berperhatian siswa tertarik, minatpun menyertainya. Jadi

    ada hubungan antara minat dan perhatian. Seperti ungkapan Reber yang

    menyatakan bahwa “minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena

    ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti

     pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.”22 

    Kecenderungan terhadap sesuatu yang menandakan adanya suatu minat

     biasanya bersifat menetap. Kecenderungan yang menetap maksudnya yaitu bahwa

    minat maerupakan ketertarikan dan kecenderungan untuk selalu memperhatikan

    dan mengingat secara terus menerus terhadap sesuatu (orang, benda, kegiatan)

    yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari serta

    membuktikannya lebih lanjut. Ketika seseorang memperhatikan dengan rasa

    keingintahuannnya yang begitu tinggi, maka pemahaman akan dicapainnya.

    Pemahaman yang diperoleh dari adanya perhatian yang tinggi, disebabkan pula

    adanya rasa ketertarikan seseorang terhadap sesuatu yang mengakibatkan

    timbulnya perhatian. 

    Berdasarkan pemaparan mengenai minat di atas, maka dapat disimpulkan

     bahwa minat mengandung beberapa unsur yaitu perhataian, keingintahuan,

    motivasi, rasa senang atau suka, rasa ketertarikan, dan pemahaman. Dengan

    demikian minat merupakan kompleksitas internal individu yang mengandung

    unsur perhatian, keingintahuan, motivasi, rasa senang, ketertarikan, dan unsur

     pemahaman. 

    21 

    Muhibbin Syah, Psikologi Belajar , (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 152 

    22  Ibid  

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    42/170

    29

    Sedangkan definisi belajar menurut Slameto adalah “suatu proses usaha yang

    dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

    secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

    lingkungannya”.23  Jadi belajar merupakan suatu usaha untuk suatu perubahan

    tingkah laku yang baru, yang terbentuk dari adanya suatu interaksi di lingkungan

    siswa. Kemudian perubahan dari adanya kegiatan belajar tidak hanya ditandai

    dengan bertambahnya ilmu saja, melainkan perubahan pada tingkah laku siswa

     juga merupakan adanya perubahan dari proses belajar. Hal ini sesuai dengan

    tanggapan sudirman, yaitu “perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan

    ilmu pengetahuan saja, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap,

     pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri.”24 

    Menurut Jomes O. Wittaker dalam buku Wasty Soemanto dengan judul

     bukunya Psikologi pendidikan, belajar merupakan “suatu proses di mana tingkah

    laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.”25  Sedangkan

    menurut Morgan dalam Purwanto mengemukakan bahwa ”Belajar adalah setiap

     perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu

    hasil dari latihan atau pengalaman”.26 Pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk

    apa pun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Alasannya, sampai

     batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan

    kepribadian organisme yang bersangkutan. 

    Dari definisi-definisi belajar di atas, maka dapat dismpulkan bahwa ciri-ciri

    adanya proses belajar itu yaitu adanya perubahan tingkah laku, perubahan itu

     bersifat relatif tetap dan perubahan itu terjadi karena adanya latihan dan

     pengalaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Purwanto yang mengatakan bahwa

    ada beberapa elemen yang penting yang mencirikan pengertian tentang belajar,

    yaitu : 

    23 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),

    cet. 5, h. 2 24

     Sardiman,  Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar , (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

    2003), cet. 10, h. 21 25

     Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990), cet. 3, h. 98-99 26

      M. Ngalim Purwanto,  Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Karya, 1985), Cet. 2. h.80-81.

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    43/170

    30

    1) 

    Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan

    itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik.

    2) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau

     pengalaman.

    3) Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan tingkah laku itu harus relatif

    menetap.27 

    Dari berbagai definisi yang tersebutkan diatas, jika dikaitakan antara minat

    dengan belajar, maka minat belajar merupakan kecenderungan hati dalam diri

    seseorang untuk selalu memperhatikan dan mengingat secara terus menerus

    terhadap sesuatu (orang, benda atau kegiatan) yang disertai dengan keinginan

    untuk mengetahui dan mempelajarinya serta membuktikannya dalam perubahan

    tingkah laku atau sikap yang sifatnya menetap.

    b. Macam-macam Minat Belajar

    Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, antara lain berdasarkan

    timbulnya minat dan berdasarkan arahnya minat. Berdasarkan timbulnya, minat

    dapat dibedakan menjadi dua yaitu :1)  Minat primitif

    Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau

     jaringan-jaringan tubuh, misalnya kebutuhan makanan, perasaan enak atau

    nyaman, kebebasan beraktivitas dan lainnya.

    2)  Minat sosial

    Minat sosial adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini

    tidak secara langsung berhubungan dengan kita sendiri. Misalnya minat

     belajar, individu punya pengalaman bahwa masyarakat atau lingkungan akan

    lebih menghargai orang-orang terpelajar dan pendidikan tinggi, sehingga hal

    ini akan menimbulkan minat individu untuk belajar dan berprestasi agar

    mendapat penghargaan dari lingkungan, hal ini mempunyai arti yang sangat

     penting bagi harga dirinya.

    Sedangkan minat berdasarkan arahannya menurut Abdul Rahman yaitu:

    27  Ibid ., h. 81 

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    44/170

    31

    “(1) Minat intrinsik, yaitu minat yang langsung berhubungan dengan

    aktifitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar. Misalnya,

    seseorang belajar karena memang pada ilmu pengetahaun atau karenamemang senang membaca, bukan karena ingin mendapatkan pujian atau

     penghargaan. (2) Minat ekstrinsik, yaitu minat yang berhubunnga dengan

    tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah tercapai ada

    kemungkinan minat tersebut hilang. Misalnya, seseorang yang belajar

    dengan tujuan agar menjadi juara kelas”.28 

    c.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

    Keberhasilan suatu pendidikan ditentukan oleh proses pendidikan, karena

     pada proses pendidikan diperlukan peran siswa secara aktif. Sementara itu,

    keaktifan seorang siswa dalam proses belajar mengajar erat kaitannya dengan

    kondisi minat belajarnya. Minat belajar tiap-tiap siswa tidaklah sama.

    Ketidaksamaan itu disebabkan oleh banyak hal yang mempengaruhi minat belajar,

    sehingga ia dapat belajar dengan baik atau tidak. Demikian juga halnya dengan

    minat siswa terhadap pelajaran akuntansi, ada yang minatnya tinggi dan ada juga

    yang rendah. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi aktivitas dan hasil

     belajarnya dalam pelajaran akuntansi. 

    Secara garis besar timbulnya minat belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor,

    yaitu faktor internal dan eksternal. 

    1) 

    Faktor Internal

    a) Kebutuhan

    Seseorang akan melakukan seseuatu jika ada kebutuhan di dalam dirinya atau

    ada sesuatu yang hendak dicapainya. Kebutuhan sebagai faktor yang

    mempengaruhi minat dan menjadi tolak ukur tinggi rendahnya minat terhadap

    suatu objek. Misalnya siswa yang ingin menang dalam olimpiade akuntansi,

    maka rasa ingin menang tersebut akan menimbulkan minat untuk belajar

    lebih giat dari sebelumnya.

     b) Bakat

    Menurut Chaplin, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang

    untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Kemampuan itu

    28 

    Abdul Rahman, Muhbib Abdul Wahab,  Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam,(Jakarta: Kencana, 2009), h. 265-268 

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    45/170

    32

     baru terealisasi menjadi keberhasilan setelah belajar dan berlatih. Jika bahan

     pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya

     pun akan baik karena ia belajar dengan perasaan senang. Misalnya, siswa

    yang mempunyai bakat berhitung akan lebih mudah mengerti pelajaran

    akuntansi dengan konsep persamaan akuntansi dan jurnal umum,

    dibandingkan siswa yang kurang berbakat dalam berhitung.

    c) Sikap

    Seseorang tentu memiliki kecenderungan untuk menerima atau menolak

    sesuatu berdasarkan penilaian, apakah sesuatu itu bermanfaat bagi dirinya

    atau tidak. Misalnya, apakah mempelajari akuntansi dirasakan bermanfaat

     bagi kehidupan siswa atau tidak.? Apabila dirasakan bermanfaat bagi siswa,

    maka akan melahirkan sikap positif terhadap pelajaran akuntansi. Namun

    sebaliknya, jika dirasakan kurang atau tidak bermanfaat bagi siswa, maka

    akan melahirkn sikap negatif dalam diri siswa terhadap pelajaran akuntansi.

    Sikap negatif yang terjadi akan terus menerus menjadi sesuatu kebiasaan

    yang akhirnya akan memepengaruhi minat siswa terhadap pelajaran

    akuntansi.

    2)  Faktor Eksternal

    a) 

    Bahan Pelajaran

    Bahan pelajaran yang menarik minat siswa akan sering dipelajari oleh siswa

    yang bersangkutan. Sabaliknya, bahan pelajaran yang tidak menarik minat

    siswa tentu akan dikesampingkan leh siswa. Sebagaimana yang dikemukakan

    oleh Slameto bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila

     bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak

    akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik bagi siswa.

     b) Guru

    Guru adalah penanggung jawab dalam proses pembelajaran. Menurut Kurt

    Singer bahwa guru yang berhasil membina kesediaan belajar murid-

    muridnya, berarti telah melakukan hal-hal yang terpenting yang dapat

    dilakukan demi kepentingan murid-muridnya. Guru yang pandai, baik, ramah,

    disiplin, serta disenangi siswa sangat besar pengaruhnya dalam

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    46/170

    33

    membangkitkan minat siswa. Sebaliknya gruru yang memiliki sikap buruk

    dan tidak disukai oleh siswa, akan sukar dapat merangsang timbulnya minat

    dan perhatian siswa.

    c) 

    Metode pembelajaran

    Faktor-faktro yang dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar tidak

    hanya bahan pelajaran dan gruru, tetapi metode pemeblajaran juga merupakan

    faktor yanga dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar.

    Belajar sebagai suatu proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak faktor-

    faktor yang mempengaruhi belajar, dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi

     belajar, dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:

    1)  Faktor-faktor Stimuli Belajar.

    Maksud dari faktor-faktor stimuli belajar disini yaitu segala hal diluar

    individu yang merangsang individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan

     belajar. Stimuli dalam hal ini mencakup materiil, penegasan, serta suasana

    lingkungan eksternal yang harus diterima atau dipelajari oleh si pelajar. Berikut

    ini dikemukakan beberapa hal yang berhubungan dengan faktor-faktor stimuli belajar:

    a)  Panjangnya bahan pelajaran, semakin panjang bahan pelajaran, semakin

     panjang pula waktu yang diperlukan oleh individu untuk mempelajarinya.

     b) Kesulitan bahan pelajaran, mengandung tingkat kesulitan yang berbeda.

    c)  Berartinya bahan pelajaran, belajar memerlukan modal pengalaman yang

    diperoleh dari belajar sebelumnya.

    d) Berat-ringannya tugas, sesuai dengan tingkat kemampuan individu.

    e)  Suasana lingkungan eksternal, menyangkuta banyak hal, diantaranya: cuaca,

    waktu, kondisi tempat, dan sebagainya.

    2) 

    Faktor-faktor Metode Belajar .

    Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode

     belajar yang dipakai oleh si pelajar. Dengan perkataan lain, metode yang dipakai

    oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar. Faktor-faktor

    metode belajar menyangkut hal-hal berikut: 

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    47/170

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    48/170

    35

     b) 

    Faktor usia kronologis, yaitu pertambahan dalam hal usia selalu dibarengi

    dengan pertumbuhan dan perkembangan, usia kronologis merupakan faktor

     penentu dari pada tingkat kemampuan belajar individu.

    c) 

    Faktor perbedaan jenis kelamin, yaitu dalam hal peranan dan perhatian antara

     pria dan wanita berbeda terhadap pekerjaan yang merupakan akibat dari

     pengaruh kultural.

    d) Pengalaman sebelumnya, yaitu lingkungan mempengaruhi perkembangan

    individu karena banyak memberikan pengalaman yang ikut mempengaruhi

    hal belajar yang bersangkutan, terutama pada transfer belajarnya.

    e) 

    Kapasitas mental, yaitu dimana individu mempunyai kapasitas-kapasitas

    mental yang berkembang akibat dari pertumbuhan dan perkembangan fungsi

    fisiologis pada sistem syaraf dan jaringan otak.

    f) 

    Kondisi kesehatan jasmani, yaitu orang yang belajar membutuhkan kondisi

     badan yang sehat.

    g) Kondisi kesehatan rohani, dalam hal ini gangguan serta cacat-cacat mental

     pada seseorang sangat mengganggu hal belajar orang yang bersangkutan.

    h) 

    Motivasi, yaitu berhubungan dengan kebutuhan, motif, dan tujuan yang

    sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar.30 

    d. Peranan Minat Dalam Belajar

    Keberhasilan belajar siswa di sekolah salah satunya disebabkan oleh minat

    yang tinggi, karena minat merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi

     belajar siswa. Dengan tumbuhnya minat pada diri siswa, maka minat menjadi

    stimulus atau perangsang terhadap suatu kegiatan sehingga berperan dalam

    menunjang belajarnya.

    Menurut peneliti yang pernah dilakukan, telah banyak menunjukkan bahwa

     penyebab dari kegagalan belajar siswa secara lebih rinci adalah berkaitan dengan

     pelaksanaan proses belajar mengajar adalah:

    30 Wasty Soemanto, op. cit ., h. 107-115 

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    49/170

    36

    1) 

    Minat dapat melahirkan perhatian serta merta.

    Perhatian terhadap sesuatu dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhatian

    yang serta merta dan perhatian yang dipaksakan. Perhatian serta merta terjadi

    secara optimal, bersifat wajar, dan tumbuh sukarela yang muncul dalam diri

    seseorang. Adapun perhatian yang dipaksa timbul karena ada sesuatu (luar diri

    siswa) yang memaksanya dan bukan muncul dari kehendak siswa maupun

    kerelaan siswa.

    Bila perhatian dikaitakan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,

    maka bagi siswa yang memiliki minat tinggi dalam proses pembelajaran akuntansi

    akan berpengaruh terhadap perhatian serta merta yang terjadi secara optimal. Hal

    ini disebabkan semakin besar minat seseorang, maka akan semakin besar

    spontanitas perhatiannya.

    2) 

    Memudahkan terjadinya kosentrasi.

    Dengan timbulnya minat pada siswa dalam proses pembelajaran, maka kan

    memudahkan terciptanya kosentrasi belajar. Kemudian perhatian yang serta merta

    yang dicurahkan siswa dalam belajar akan memudahkan berkembangnya

    kosentrasi. Dengan demikian pembelajaran yang dihadapi siswa tanpa disertai

    minat maka kosentrasi belajarnya sukar dikembangkan.

    3) 

    Mencegah gangguan perhatian.

    Minat sangat berpengaruh dalam menunjang keberhasilan belajar siswa.

    Selain berperan sebagai mengembangkan kosentrasi, dapat juga mencegah

    gangguan perhatian dari luar. Dalam hal ini siswa mudah mengalihkan perhatian

    yang melibatkanya dari luar diri siswa. Dan siswa mudah mengalihkan perhatian

    dari pelajaran kepada sesuatu hal bila minat yang ada dalam dirinya kecil.

    4)  Memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.

    Bertalian erat dengan kosentrasi terhadap pelajaran yaitu mengingat bahan

     pelajaran. Pengingatan hanya mungkin terlaksana jika siswa berminat terhadap

     pelajaran. Dengan demikian minat memiliki peranan penting dan memprmudah

    melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.

  • 8/19/2019 PTK Tutor Sebaya_IPS

    50/170

    37

    5) 

    Memperkecil kebosanan yang ada dalam diirnya.

    Penghapusan kebosanan dalam belajar siswa hanya bisa terlaksana dengan

     jalan menumbuhkan minat belajar dan kemudian meningkatkan minat sebenar-

     benarnya. Dengan demikian minat merupakan suatu kewajiban yang menyertai

    siswa di kelas pada setiap kali belajar dan dapat memungkinkan siswa berhasil

    dalam kegiatan belajar.

    6.  Hakikat Pembelajaran Akuntansi

    a.  Pengertian Akuntansi

    Akuntansi berasal dari bahasa inggris to account   yang berarti

    memperhitungkan atau mempertanggung jawabkan. Kata akuntansi sebenarnya

    diserap dari kata accountancy  yang berarti hal-hal yang bersangkutan dengan

    accountant   dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam menjalankan

     profesinya. 

    Akuntansi menurut alam S. adalah “ proses mengidentifikasi, mengukur, dan

    melaporkan informasi ekonomi untuk mungkin dilakukan penilaian serta

     pengambilan keputusan secara tegas dan jelas bagi pihak yang menggunakaninformasi tersebut’.31 

    Dalam pengertian lain menurut Sofyan Syafri Harahap yang dikutip dari buku

     A Statment of Basic Accounting theory akuntansi adalah “ proses mengidentifikasi,

    mengukur dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam

    hal pertimbangan dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya”.32 

    Sedangkan menurut Supriyono akuntansi adalah “aktivitas yang menghasilkan

     jasa, dimana mempunyai fungsi untuk menyajikan informasi kuantitatif yang pada

    dasarnya bersifat keuangan dari suatu badan usaha atau perusahaan.”33 

    Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka akuntansi adalah seperangkat

     pengetahuan dan fungsi yang berkepentingan dengan masalah pemprosesan,

     penganalisian, penginterpretasian, dan penyajian secara sistematik informasi yang

    dapat dipercaya dan berdaya guna tentang transaksi yang bersifat keuangan yang

    31 Alam S., loc. Cit. 

    32  Sofyan Syafri Harahap, Auditing Kontemporer , (Jakarta: Erlangga, 1994), cet. 2, h. 1 

    33

     Supriyono, dkk.,  Akuntansi Keua


Recommended