+ All Categories
Home > Documents > Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Date post: 05-Dec-2015
Category:
Upload: ingratsusi-marviani
View: 238 times
Download: 4 times
Share this document with a friend
Description:
Review Jurnal Mata Kuliah Kapita Selekta Kimia
43
Review Jurnal Mata Kuliah Kapita Selekta Kimia Dosen Pengampu : Dr. Rer. Nat Senam Ingratsusi Marviani 14728251022
Transcript
Page 1: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Review JurnalMata Kuliah Kapita Selekta Kimia

Dosen Pengampu : Dr. Rer. Nat Senam

Ingratsusi Marviani14728251022

PENDIDIKAN KIMIAPROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2015

Johnsen Harta

Page 2: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Recent Advances in Luminescent Carbon DotsOsman Kargbo, Yan Jin and Shou-Nian Ding*

Perkembangan Terbaru Luminesensi Pada Nano Carbon Dots

Pengembangan Carbon-dots saat ini sangat diminati khususnya dalam bidang

luminesensi nanomaterials atau materi yang berukuran nano. Pada umumnya,

carbon-dots ini adalah oksigen yang mengandung carbon yang partikelnya berukuran

nano, dengan bentuk quasi spherical dan berukuran di bawah 10 nm. Carbon-dots

memiliki kelebihan seperti sifatnya yang inert, memiliki toksisitas yang rendah,

resistan terhadap photobleaching, dan disukai karena biokompatibilitasnya. Karena

kelebihan yang dimilikinya sehingga carbon-dots ini menjadi menarik dan berpotensi

dalam aplikasi maupun perkembangan bioanalitikal. Sifatnya yang istimewa dan tidak

beracun menjadikan Carbon-dots sebagai alternatif semikonduktor konvensional.

Manipulasi permukaan fungsional Carbon-dots dilakukan dengan tujuan untuk

meningkatkan kuantum dan kestabilan yang lebih. Dalam pendekatan ilmiahnya,

melibatkan 2 (dua) prosedur yaitu top-down (sintesis elektrokimia, arc-discharge,

ablasi) dan metode bottom-up (pembakaran, sintesis pendukung, pendekatan

microwave, sintesis ultrasonikasi).

Tabel 1. Ringkasan Prosedur Sintetis, Keuntungan dan Kerugiannya

Metode Sintetis

Rute Sintesis Keuntungan Kerugian

Prosedur Elektrokimia

Tiga elektroda sel yang mengandung elektrolit,sumber karbon sebagai kerja elektroda menggunakan referensi dan counter elektroda. Setelah potensi diterapkan, diperoleh larutan yang akan dimurnikan guna mendapatkan C-dots.

Kendali sintesis partikel ini terbukti dengan pengaturan potensial elektroda dan kepadatan. Keuntungan utama karena murah, efektif, sederhana, dan output yang tinggi.

Sistem perbaikan proses elektrokimiasangat kompleks. Memerlukan proses pemisahan lebih lanjut untuk memperoleh C-dots monodispersi.

Metode Arc-discharge

Dimulai oleh formasi stabil yang bersuspensi, dengan mengoksidasi jelaga dengan HNO3, kemudian ekstrak nanotubes oleh NaOH.Suspensi dimurnikan untuk menghasilkan partikel C-dots dengan berbagai ukuran.

Memiliki kemampuan untuk menghasilkan partikel nano dalam berbagai macam gas.

Ekstrak nanotubes sangat kusut danBerdampingan dengan karbon pengotor. C-dots ini harus dimurnikan lagi.

Metode Ablasi Laser

Karbon dalam cairan diablasi laser untuk

Adaptasi permukaan fungsionalitas

Prosedur ini sangat kompleks.Waktu

Page 3: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

menghasilkan partikel karbon nano dari berbagai ukuran. Sampel bebas dipancarkan selama ablasi atau setelahnya, untuk mendapatkan kemampuan pendaran terbaik.

membuatC-dots kompatibel dan berguna dalam aplikasi bioanalitikal.

proses tidak efektif, boros energi, dan membatasi produksi skala besar.

Metode Pembakaran

Diawali dengan pembakaran molekuler C-dots, diikuti oksidatif asam untuk menghasilkan partikel karbon yang heterogen, kemudian dilanjutkan dengan proses pemisahan.

Memiliki kontrol lebih besar atas morfologi dan sifat fisik partikel nano. Pendekatan mengarah ke oksigen yang mengandung C-dots fungsional, dispersibilitasnya menjadi lebih tinggi.

Metode ini tidak efisien.

Rute Pendukung

Pendekatan bottom-up memerlukan sumber karbon pendukung. Oksidasi termalpada suhu yang sangat tinggi untuk bentuk matriks pendukung karbon, kemudian C-dots dirilis dengan larutan asam atau alkali.

Menyediakan lingkungan untuk pertumbuhan C-dots dan mencegah agregasi pada suhu tinggi.

Suhu tinggi menambah kepadatan struktural.

Metode Microwave

Larutan yang mengandung sumber karbon dimicrowave iradiasi pada beberapa menit untuk menghasilkan C-dots.

Metode ini ramah dan ekonomis,menyediakansimultan, homogen dan seragam membentuk ukuran distribusi C-dots.

Kuantum C-dots yang dihasilkan relatif rendah, membutuhkan penambahan pada luas permukaan.

Metode Ultrasonikasi

Sampel diultrasonikasi untuk menghasilkan C-dots.

Bahan baku untuk sintesis murah, tersedia komersial dan mudah diperoleh. operabilitas yang relatif sederhana dan mampu diproduksi pada skala besar.

Pembersihan dan pengeringan C-dots membutuhkan banyak waktu.

Carbon-dots dapat diproduksi secara banyak dari berbagai macam teknik

sintetis, dimana teknik yang dipakai relatif sederhana, mudah dan tidak

membutuhkan peralatan yang berat. Masih diperlukan kontrol yang tepat atas sifat-

sifat C-dot. Proses penyiapan C-dot terdiri dari reaksi kimia yang rumit seperti pirolisis

dan karbonisasi, mengarah pada struktur kompleks yang kurang cocok dalam

karakterisasi menggunakan NMR, IR, maupun yang lain. Sifat optik, kimia dan listrik C-

Page 4: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

dots sangat bervariasi pada setiap kasusnya. Ini diakibatkan oleh komposisi yang

berbeda, struktur, dan pengaruh permukaan ligan.

Dewi Apriliani Atmaningsih

Endocrine disruptors in bottled mineral water: Estrogenic activity in the E-Screen

Page 5: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Martin Wagner, Jörg Oehlmann

Pengganggu Endokrin dalam Air Mineral Kemasan Botol dilihat dari Aktivitas Estrogenik

"Sejumlah besar bahan kimia buatan manusia memiliki potensi untuk

mengganggu sistem endokrin hewan, termasuk manusia ". Informasi mengenai

paparan pengganggu endokrin terbatas pada beberapa bahan kimia seperti bisphenol

A atau phthalate plasticizers. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk melihat aktivitas

endokrin dalam air mineral yang dipasarkan secara luas di negara Perancis, Jerman

dan Italia. Air mineral yang diteliti terdapat dalam tiga jenis kemasan yaitu kemasan

gelas kaca, botol plastik yang terbuat dari PET dan kemasan karton. Hipotesis kami

bahwa plastik merupakan salah satu sumber pengganggu endokrin yang tidak

dikenal dalam air .

Sampel dalam penelitian ini adalah botol air mineral yang dibeli di toko-toko

lokal. Totalnya, sampel air yang dianalisis terdiri 18 produk (dikodekan sebagai

sampel 1 sampai 18) dari 13 perusahaan yang berbeda, termasuk air dari lima botol

yang dikemas dalam gelas dan botol plastik yang terbuat dari PET (Sampel 1 + 2, 3 +

4, 5 + 6, 7 + 8, 9 + 10). Dengan pengecualian satu sampel disebut air tabel (air

keran). Produk-produk ini berasal dari mata air alami dan tidak diproses atau diubah

luar deferrization. 

Metode ekstraksi yang digunakan yaitu metode ekstraksi fase padat. Ekstraksi

fase padat dioptimalkan untuk mendeteksi bahan kimia tertentu. Dalam kasus uji

hayati, diterapkan pendekatan berjenjang untuk mengembangkan prosedur preparasi

sampel menggunakan berbagai metode. Penguapan ekstrak sampel untuk

mengurangi volume ekstrak dan pengotor lainnya. Selanjutnya ekstrak air keran dan

air botol air diekstraksi melalui SPE, dikeringkan di bawah aliran nitrogen, dan

dielusidasi dengan aseton sebelum dikeringkan lagi dengan nitrogen. Optimasi hasil

ekstraksi fase padat menggunakan fase silika. Kolom yang dikeringkan pada kondisi

vakum, dielusidasi dengan aseton/metanol yang menghasilkan ekstrak sampel yang

mengandung 100 L DMSO yang terkonsentrasi dibawah nitrogen dan disimpan dalam

botol kaca PTFE pada suhu −20 oC sebelum dianalisis oleh E-screen. Sampel air

kemudian diambil dan langsung dielusidasi dengan aseton dan metanol berturut-

turut. Selanjutnya, aseton dan metanol dipindahkan di bawah aliran lembut nitrogen

untuk menghasilkan ekstrak akhir dalam 50 L DMSO yang selanjutnya akan dianalisis

menggunakan E-Screen. Dalam E-screen, dihitung persentase pengurangan resazurin

secara proporsional. Persentase pengurangan resazurin dinormalisasi melalui kontrol

pelarut (0%) dan respon maksimal oleh estradiol (100%). Efek proliferatif relatif yang

Page 6: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

disajikan menunjukkan efek estrogenik ekstrak air dalam percobaan. Selanjutnya

dihitung dosis respon estradiol dengan intepolasi non-linear. Batas kuantifikasi

dihitung dari efek kontrol pelarut ditambah tiga kali kesalahan standar hingga

diperoleh ekstrak yang sesuai. Analisis data ini dilakukan dengan menggunakan

GraphPad Prism 5,03 (GraphPad Software Inc, San Diego, CA) nonparametrik.

Paparan bahan kimia mirip estrogen dari air botol. Dari titik pandang kualitatif,

konsumsi air botol terus meningkat, tingginya rasio produk estrogen-positif- pada

studi yang berbeda, dan berbagai sampel termasuk didalamnya, mengarah ke asumsi

bahwa paparan pengganggu endokrin dari air botol merupakan fenomena

transnasional. Berdasarkan konsumsi sehari-hari dari 1-2 L total asupan harian

estrogenik dari air botol dapat diperkirakan berada di kisaran pikogram ke nanogram

estradiol equivalent. Asupan ini dapat mengakibatkan dosis rendah tapi panjang

paparan jangka panjang untuk senyawa mirip estrogen yang mempengaruhi populasi

lebih luas, termasuk sub-populasi yang berpotensial sensitif (bayi, wanita hamil, dan

wanita dengan kanker payudara). 

M.A. Yohanita Nirmalasari

Page 7: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Appraisal of Heavy Metal Contents in Commercial Inorganic Fertilizers Blended and Marketed in Nigeria

Ukpabi Chibueze F., Akubugwo E.L., Agbafor Kingsley N., Lebe Nnana A., Nwaulari Nwokocha J., Nneka Ekekwe D.

Pengujian Logam Berat dalam Pupuk Anorganik Komersial yang di Pasarkan di Nigeria

Sifat racun yang ada pada rantai makanan manusia dipengaruhi oleh

penggunaan pupuk anorganik. Sejarah kasus bencana dan munculnya endemik yang

diakibatkan oleh logam berat sangat banyak dalam literatur yang ada. Misalnya

wabah Minamata, wabah Pink, keracunan Bradford, wabah Itai-itai, keracunan merkuri

di Irak, dan keracunan Alexander Litvinenko, dan semua wabah maupun dampak

keracunan yang muncul semua berkaitan dengan logam berat. Logam berat menjadi

beracun ketika mereka tidak dimetabolisme oleh tubuh dan menumpuk pada jaringan

lunak.

Penggunaan pupuk pun menjadi salah satu faktor yang meningkatkan

konsentrasi logam berat pada tanaman pangan. Beberapa studi atau penelitian telah

menunjukkan bahwa sumber utama pupuk - logam berat berasal dalam tanah adalah

pupuk phosphatik, yang diproduksi dari batuan fosfat.

Di Nigeria, Pupuk NPK menjadi pupuk anorganik utama yang digunakan pada

sektor pertanian. Selama bertahun-tahun pupuk komersial digunakan untuk

memastikan bahwa label produk menyediakan informasi yang akurat pada gizi

tanaman penting. Dalam beberapa tahun terakhir, kekhawatiran tentang kualitas

dalam beberapa produk pupuk diperluas dengan adanya potensi zata beracun yang

bukan nutrien seperti logam berat. Adanya unsur-unsur beracun dalam pupuk menjadi

keprihatinan lingkungan dan kesehatan. Terutama untuk pupuk anorganik (N15P15K15,

N20P10K10 dan N27P13K13).

Analisis logam berat menggunakan spektrofotometer serapan atom. Kepadatan

optik diukur menggunakan fotometer digital flame dan spektrofotometer digital.

Persentase logam berat NPK untuk N15P15K15, N20P10K10 dan N27P13K13 dilambangkan

sebagai CF1, CF2 dan CF3. Nilai pH untuk masing-masing pupuk menggunakan pH

meter. Nitrogen total ditentukan menggunakan metode Kjeldahl. Kandungan kalium

dianalisis menggunakan fotometer flame. Pengukuran fosfat didasarkan pada

pembentukan heterofosfomolibdat sedangkan pengukuran sulfat dengan metode

turbidimetrik yang melibatkan pengendapan barium sulfat. Kepadatan optik diukur

dalam spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm. Dan analisis logam

beratnya menggunakan spektrofotometri serapan atom (SSA). Analisis statistik yang

digunakan adalah analisis varians(ANOVA) menggunakan SPSS.

Page 8: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi rata-rata logam berat dari

ketiga jenis pupuk anorganik yang dipasarkan di Nigeria masih dalam batas sedang

kecuali Mo. Penggunaan pupuk ini tidak diharapkan karena dapat menyebabkan efek

merugi yang berkaitan dengan polusi logam berat. Molybdenum (Mo) dengan tingkat

kandungan logam berat tertinggi. Vanadium (V), arsen (As), raksa (Hg) dan perak (Ag)

tidak terdeteksi oleh metode analisis ini. Konsentrasi Mo dalam CF1 (2, 570.0 mg/kg),

CF2 (2,3000.0 mg/kg) dan CF3 (1,340.0 mg/kg). Logam berat lainnya yang terdeteksi

adalah magnesium(Mg), besi(Fe), nikel(Ni), seng(Zn), kadmium(Cd), mangan(Mn),

tembaga(Cu), kobaltt(Co), timbal(Pb), kromium(Cr) dan boron(B). Konsentrasi CD dan

Pb berkisar antara 11.32 mg/kg dan 7.43. Meskipun konsentrasi logam gizi/beracun ini

berada di bawah tingkat yang direkomendasikan, sangat penting untuk mendorong

produsen menyertakan konsentrasi logam pada label untuk setiap produknya.

Anggi Ristiyana

Bifunctional Adsorbent-Catalytic nanoparticles for the Refining of Renewable Feedstocks

Kapil kandel, Conerd Frederickson, Erica A. Smith, Young-Jin Lee, and Igor I. Slowing

Bifungsional Partikel Nano Adsorben Katalitik Untuk Penyulingan Bahan Minyak Mentah

Pembuatan adsorbent-catalytic dengan struktur nano materialnya terdiri dari

grup aminopropil dan nikel yang berukuran nano yang disimpan dalam mesoporous

silica nanoparticles (AP-Ni-MSN) dan digunakan untuk menangkap asam lemak bebas

dan mengubahnya menjadi hidrokarbon disaturasi. Prinsip kerja dari partikel sorbent-

catalytic yaitu sebelumnya telah diuji awal dalam hidrogenasi dari asam oleat.

Penyulingan minyak mentah biodiesel diperlukan untuk memenuhi spesifikasi

bahan bakar transportasi. Asam lemak bebas yang paling menonjol adalah sisa

oksigen dalam bahan baku biodiesel dan tidak diinginkan karena dapat bereaksi

dengan katalis dasar yang digunakan untuk transesterifikasi dalam pembuatan sabun.

Kandungan asam lemak dalam bahan baku harus lebih rendah dari 0,5 wt %.

Aminopropil difungsikan mesoporus silika partikel yang bersifat selektif. Asam lemak

bebas dapat dikonversikan menjadi biodiesel melalui esterifikasi methanol dengan

katalis asam. Selain itu, asam lemak bebas dapat juga dikonversikan menjadi bahan

bakar melalui hidrogenasi, menghasilkan hidrokarbon cair, mirip minyak bumi

berbasis bahan bahan. Hidrogenasi asam lemak bebas dilakukan menggunakan

katalis logam transisi seperti Pd dan Pt. Sementara pemakaian Ni pada hidrogenasi

metil ester asam lemak bebas memiliki selektivitas yang rendah.

Page 9: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Metode ini diawali dengan sintesis mesoporous partikel nano silika, sintesis

pori partikel nano nikel, sintesis mesoporus partikel nano silika dari gugus fungsional,

karakterisasi, dilanjutlkan dengan perlakuan menggunakan prosedur umum untuk

reaksi satu-pot dalam reaktor batch.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada sintesis mesoporous partikel

nano silika menunjukkan pembentukan pori-pori heksagonal yang teratur dan analisis

penyerapan nitrogen mengungkapkan karakteristik bahan mesoporous. Selektivitas

reaksi didefinisikan menurut tiga jenis produk utama hidrokarbon yaitu hydrocracking

(<C17), dekarbonilasi (C17), dan hidrodeoksigenasi (C18). Sifat adsorpsi aminopropil

diubah oleh mesoporus partikel nano nikel yang teramati melalui pengurangan

volume, ukuran dan luas permukaan pori-pori. Penyerapan asam oleat ditunjukkan

melalui perenganang C-H yang tajam pada 2926/cm dan 2850/cm dan karboksilat

simetrik dan asimetrik pada regangan 562/cm dan 1407/cm. Analisis FTIR

menunjukkan bahwa penyerapan asam oleat sebagai ion karboksilat oleh mesoporus

partikel nano nikel.

Katalisasi aminopropil-mesoporus partikel nano Ni menunjukkan penurunan

yang tajam dibandingkan dengan mesoporus partikel nano Ni. Rangkaian proses ini

menunjukkan bahwa asam lemak bebas secara dapat dihilangkan secara selektif dari

minyak dengan menggunakan adsorben amina melalui konversi langsung menjadi

hidrokarbon dan katalisis partikel nano Ni. Kelompok gugus organik cukup

mempengaruhi aktivitas katalisis partikel nano Ni terhadap proses hidrogenasi asam

lemak bebas yang mengarah pada hidrodeoksigenasi. Proses menjenuhkan asam

lemak bebas dengan aminopropil mesoporus partikel nano Ni sebelum proses

hidrogenasi lebih lanjut akan meningkatkan proses secara ekonomis.

Sri Rejeki Dwi Astuti

Page 10: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Synthesis of antibacterial 1,3-diyne Linked Peptoids From an Ugi-4CR/Glaser Coupling Approach

Martin C. N. Braurer, Ricardo A. W. Neves Filho, Bernard Westermann, Ramona Heinke and Ludger A. Wessjohann

Sintesis Antibakterial dari 1,3-Diyne yang Terikat Peptoids dengan Melalui Pendekatan UGI-4CR/Glasser Coupling

Banyak reseptor protein yang berhasil diaktivasi melalui transformasi DNA.

Peptoids adalah senyawa yang mampu meniru struktur peptida. Senyawa ini memiliki

tingkat perlawanan proteolitik enzim. Metode tercepat untuk sintesis peptoids Ugi

empat-komponen reaksi (U-4CR). Untuk sintesis dimer ini diperlukan sejumlah

propargil amin, aldehid, asam karboksilat dan isosianida untuk selanjutnya

direaksikan dalam pelarut etanol pada suhu ruang selama 24 jam (yang kemudian

disebut debagai reaksi Ugi). Produk dari reaksi Ugi ini dimasukkan dalam kromatografi

kolom hingga didapatkan N-propargil peptoids baik tanpa pengotor. Selanjutnya

ditambahkan katalis larutan tembaga (CuCl2) pada N-propargil peptoids (prosedur ini

disebut reaksi Glaser coupling). Reaksi Glaser coupling adalah bersih dan bebas dari

produk yang tidak diinginkan.

Pendekatan ini menghasilkan 10 senyawa homodimer pada keadaan yang baik

dan 6 senyawa 1,3 1,3-diyne-peptoids. Uji aktivitas antibakteria menggunakan bakteri

Bacillus subtilis menunjukkan terhambatnya laju pertumbuhan bakteri tersebut.

Mujadalah

Glyceraldehyde-3-phosphate dehydrogenase is required for efficient repair of cytotoxic DNA lesions in Escherichia coli

Page 11: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Elaine Ferreira1, Rosa Giménez1, María Alexandra Ca˜nas, Laura Aguilera, Juan Aguilar,Josefa Badia, Laura Baldomà∗

Dehidrogenase Gliseraldehid 3-Fosfat Untuk Perbaikan Efisiensi Sitotoksik pada Bakteri E-coli

Dehidrogenase glyceraldehyde-3-fosfat sebagai kunci enzim glikolitik adalah

merupakan protein dengan fungsi tambahan terkait dengan peran metabolik aslinya.

Multifungsi GAPDH adalah secara ekstensif pada sel manusia. Pada bakteri, GAPDH

memiliki fungsi sampingan karena letaknya yang ekstraseluler. Protein ini disekresi

pada permukaan bakteri sehingga memungkinkan patogen untuk membentuk koloni

dan memanipulasi sel-sel inang. Pada bakteri E. coli enteropathogenik dan

enterohemorrhagik GAPDH disekresi dan berinteraksi dengan plasminogen dan

fibrinogen manusia. Kekurangan GAPDH akan mengarah pada peningkatan kepekaan

terhadap perubahan morfologi sel. Rekombinan protein dengan sistem naik turun

menunjukkan interaksi antara GAPDH dan protein, khususnya Endo IV dan UDG (Urasil

DNA glycosylases), juga antara GAPDH dan SSB.

Tahapan yang dilakukan adalah persiapan ekstrak sel, rekombinan DNA,

kloning antisense RNA, pemurnian rekombinan protein, analisis immunoblotting,

penghancuran racun, pengamatan mikroskopik dan aktivitas enzim, kuantifikasi situs

AP dalam genom DNA genom, penentuan frekuensi mutasi, dan kuantifikasi tingkat

ATP selular.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa bakteri E.coli berimplikasi terhadap

GAPDH. Beberapa bukti yang mendukung kesimpulan ini adalah peningkatan

kepekaan GAPDH, pertumbuhan sel GAPDH berserabut dan akumulasi perbaikan DNA,

frekuensi mutan yang meningkat, dan interaksi GAPDH dengan protein. Dengan

mekanisme naik turun ditunjukkan bahwa E. coli GAPDH berinteraksi dengan Endo IV

tapi tidak dengan Exo III. Mekanisme perbaikan DNA dimanfaatkan untuk replikasi dan

transkripsi. Studi yang dilakukan menunjukkan kontribusi Endo IV yang lebih besar

daripada Exo III dalam mencegah transmutasi yang disebabkan oleh pembentukan

situs AP.

Nurhidayatullah

Solid-phase cloning for high-throughput assembly of single and multiple DNA parts

Page 12: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Magnus Lundqvist1, Fredrik Edfors1, A° sa Sivertsson1, Bjo¨ rn M. Hallstro¨m1, Elton

P. Hudson2, Hanna Tegel1, Anders Holmberg1, Mathias Uhl´en1,2,3 and Johan Rockberg1,*

Kloning Fase Padat untuk Mendapatkan Jumlah yang Banyak/Tinggi Pada Pemasangan

DNA Tunggal dan Ganda

Di sini dijelaskan bawah kloning fase padat untuk menghasilkan jumlah yang

banyak adalah berdasarkan tanda adanya plasmid. Metode yang dipakai,

memblehkan produk dari PCR untuk dimasukkan secara langsung ke dalam liquid

handler untuk menangkap dan dengan menggunakan butiran streptavidin

paramagnetic untuk memurnikan, dan kemudian diubah menjadi konstruknya dengan

reaksi kloning.

Dengan keberhasilan di atas 80% dan dianggap baik untuk mengoptimaslisasi

kerja laboratorium. Untuk proses kloning fase padat ini menggunakan dua (2) metode

yaitu:

(1) Re-based Solid Phase Cloning (SPC) yang memanfaatkan ekspresi bakteri E.coli

Pada tahap 1 ini melibatkan proses desain primer, amplifikasi, restriksi, ligasi dan

transformasi.

(2) Head to Tail Solid Phase Cloning

Pada tahap 2 ini melibatkan proses amplifikasi bagian DNA, imobilisasi DNA, Elusi,

hibridisasi, ekstension, pelepasan, dan transformasi.

Kedua metode dalam kloning fase padat baik Re-based Solid Phase Cloning

maupun Head to tail Solid Phase Cloning berhasil dan cocok digunakan dalam upaya

mengoptimalisasi fragmen DNA tunggal maupun ganda dengan keberhasilan sebesar

85%.

Page 13: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Andi Maria Ulfah

Characterization of silica-coated silver nanoparticles prepared by a reversemicelle and hydrolysis–condensation process

Nobuhiro Haguraa, W. Widiyastutib, Ferry Iskandara, Kikuo Okuyamaa

Karakterisasi Nanopartikel Perak Berlapis Silika Melalui Proses Reverse MicelleDan Proses Hidrolisiso-Kondensasi

Sudah banyak diketahui kalo nanopartikel dapat menunjukkan perbedaan

secara nyata suatu materi (ukuran nano) dengan materi asalnya (ukuran besar).

Sintesis danopartikel digunakan dalam banyak aplikasi: material mikroelektronik,

kimia dan industri mekanikal, dan farmasi dan produksi biomaterial.

Sintesis nanopartikel perak yang dilapisi silika dengan metode reverse micelle

melibatkan hidrolisis dan kondensasi tetraethoxysilane (TEOS). Nanopartikel dikenal

karena ukurannya yang dapat bertambah besar jika mengalami degradasi

karakteristik yang semakin lama dari hari ke hari. Nanopartikel juga rentan

menggumpal, namun penggumpalan ini dapat dihindari dengan melapisi inti

nanopartikel. Pelapisan inti dimaksudkan untuk mencegah degradasi dan mengontrol

ukuran inti nanopartikel dengan menambah ketebalan inti partikel itu sendiri. Baik

nanopartikel biasa maupun nanopartikel yang dilapisi silika menarik untuk

dikarakterisasi. Sehingga metode ini menjanjikan sintesis dalam skala besar karena

mudah dilakukan pengulangan, murah dan serba guna. Tiga (3) metode yang

digunakan dalam proses ini adalah:

1) Preparasi nanopartikel perak berlapis silica

Membentuk partikel-partikel silika menggunakan metode Stober.

Menggunakan surfaktan non ionik, seperti igepal Co-520 sebagai medium

pendispersi untuk memudahkan dispersi nanopartikel dan pembacaan puncak.

Prosedur preparasi itu sendiri terdiri dari dua (2) prosedur yaitu sintesis

nanopartikel perak dan sintesis nanopartikel perak berlapis silika.

2) Pelapisan menggunakan silika

3) Seleksi modifikasi surfaktan

Ketebalan inti silika diamati melalui efek yang ditimbulkan dari pengaruh

variasi waktu reaktan dan variasi konsentrasi TEOS. Morfologi partikel diamati melalui

Field Emission Scanning Electron Microscopy (FE-SEM) dan struktur dalam partikel

diamati melalui mikroskopi transmisi elektron. Nanopartikel film perak berlapis silika

disiapkan dengan ketebalan sebesar 721 nm dan standar deviasi 5.4 %. Sifat optik

partikel dianalisis menggunakan UV-Vis Spectroscopy (UV-3150)

Page 14: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Hasil yang diperoleh adalah makin lama waktu reaksi maka ketebalan inti

nanopartikel juga akan semakin bertambah, namun pertambahan ini tidak signifikan

sehingga ketebalan inti ini tidak bergantung pada lamanya waktu reaksi. Makin tinggi

konsentrasi TEOS-nya maka semakin besar pula ketebalan inti nanopartikel dengan

rata-rata koefisien varian sebesar 10.9 – 11.6 % Partikel yang dihasilkan lebih besar

dari yang diperhitungkan karena konsentrasi ion hidroksil dari NH4OH lebih tinggi

pada konsentrasi TEOS yang rendah. Spektrum puncak absorpsi nanopartikel perak

berlapis silika sebesar 414 nm dan 407 nm. Diameter ini dan ketebalan pelindung inti

sebesar 0.9 sehingga dengan mengabaikan pergeserannya, hasil ini dapat diterima.

Dengan demikian, melalui variasi waktu hidrolisis dan konsentrasi TEOS,

ketebalan inti nanopartikel perak berlapis silika dapat dikontrol. Karakterisasi puncak

absorpsi pada 407-414 nm. Lapisan silika pada nanopartikel sesungguhnya dapat

mempertahankan karakteristik pelindung inti nanopartikel.

Irwanto

Synthesis and Evaluation of Magnetic Nanoparticles for

Page 15: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Biomedical ApplicationsNydeia W. Bolden, Vijaya K. Rangari, Shaik Jeelani, Seyhan Boyoglu, and Shree

R. Singh

Sintesis dan Evaluasi dari Nanopartikel Magnetik untukAplikasi Biomedis

Pada penelitian ini, Nanopartikel oksida besi (iron oxide (IO)) dari beragam

prekusor telah disintesis menggunakan metdoe sonochemical dan dikarakterisasikan

berdasarkan strukturnya dan sifat racunnya. Nanomaterials besi banyak diaplikasikan

dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi karena sifat magnetiknya yang unik.

Selain itu, nanomaterial besi dengan ukuran yang kompatibel ini juga digunakan

untuk aplikasi biomedis seperti teknologi MRI, magnetik hipertermia dan pemberian

obat yang ditargetkan. Ukuran skala nano ini dapat mengubah reaktivitas,

meningkatkan luas permukaan, dan mengubah sifat magnetik dari material tertentu.

Nanopartikel besi oksida yang digunakan untuk aplikasi pengiriman obat dapat

disintesis melalui berbagai metode termasuk pengendapan larutan, dekomposisi, USG

kimia dan pemanasan dengan mikrowave. Metode yang digunakan pada penelitian ini

adalah Sonochemical dan melibatkan partikel yang bersifat biokompatibel atau

partikel yang dapat menyesuaikan dengan penerima).

Besi oksida atau dalam hal ini partikel nano Fe3O4 baik yang dilapisi maupun

tidak, disiapkan menggunakan proses sintesis sederhana yang melibatkan

pemanasan. Metode untuk menghasilkan partikel nano besi oksida berlapis dan tidak

berlapis dengan ukuran, bentuk, dan kriatalin yang sama yaitu dengan penambahan

polimer. Kehadiran polimer mengurangi potensi kerentanan magnetik. Sehingga

kondisi ini secara nyata menyediakan lingkungan untuk pengangkutan obat. Dari studi

toksisitas, kedua partikel besi oksida ini memiliki toksisitas rendah.

Dwi Patmawati

Water hardness removal by coconut shell activated

carbonCecilia Rolence, Revocatus Lazaro Machunda, Karoli Nicholas Njau*

Page 16: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Penghilangan Kesadahan Air dengan Menggunakan Arang Aktifdari Batok Kelapa

Kesadahan air dapat disebabkan oleh kandungan logam berupa ion Ca2+ dan

Mg2+. Kesadahan air dapat membentuk kerak yang mengakibatkan tersumbatnya air

pada pipa dan mesin uap, sabun menjadi sukar berbusa, juga menghambat kesehatan

rambut dan kulit. Selain itu konsumsi air sadah yang berulang dan sering dapat

mengakibatkan penyakit batu ginjal dan diare. Proses kimia yang digunakan untuk

menurunkan kesadahan air adalah dengan proses pelunakan air sadah dengan

memanfaatkan berbagai adsorben seperti zeolit maupun arang aktif. Pada penelitian

ini digunakan arang aktif dari batok kelapa sebagai adsorben berbasis limbah

pertanian.

Material utama yang digunakan adalah arang aktif batok kelapa dengan

diameter 2, 26 mm dan air sadah sintetik yang disiapkan melalui window on state

goverment. Karakteristik adsorben dianalisis menggunakan Scanning Electron

Microscopy dan FT-IR. Pelunakan air sadah ini menggunakan teknik batch. Faktor

yang diperhatikan dalam pelunakan ini adalah adsorben, pH, waktu kontak, suhu

selama proses adsorpsi dan proses pengambilan sampel air.

Hasil yang diperoleh menunjukkan efisiensi penurunan kesadahan pada sampel

air alam sebesar 60% dan sampel air sintetik sebesar 55%. Pengamatan pada suhu

303-333 K menunjukkan bahwa pelunakan kedua sampel air ini melibatkkan rekasi

endotermik karena efisiensi penurunan kesadahan meningkat dari 40% menjadi 47%

untuk air sadah alami dan 29% menjadi 38% untuk air sadah sintetik. Efisiensi

penurunan kesadahan juga meningkat dengan pada waktu kontak 15 jam dan dosis

adsorben 0, 24 g/cm3. Analisis kesetimbangan isoterm menggunakan model isoterm

Langmuir dan Freundlich secara tepat menjelaskan perilaku adsorpsi ion kesadahan

yang efektif dengan menggunakan adsorben arang aktif batok kelapa.

Hesty Sukmasari

Gene Expression of FADS2 mRNA Linked to Intelligence inExclusively Breast Milk Fed Preterms

Naglaa F. Alhusseini, Amal Idris Ali, Azza M.A. Abul-Fadl, Amira A. Abu-Zied and Sheref M. El-Taher

Ekspresi Gen dari mRNA FADS2 yang dihubungkan dengan

Page 17: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Intelijensi dari Keistimewaan ASI Ekslusif

Ekspresi genetik FADS2 sebagai fungsi kognitif sangat berkaitan dengan model

pemberian makan pada bayi. Gen FADS2 adalah gen yang mempengaruhi

metabolisme tubuh bayi dalam mencerna DHA dan AA yang berperan penting. ASI

memberikan gizi optimal bagi tumbuh dan kembang bayi, karena komposisi dari ASI

yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Susu mengandung cukup mineral dan nutrisi

untuk kehidupan sang bayi pada enam bulan pertama. Perkembangan intelektual

anak-anak terbukti dipengaruhi oleh warisan genetik dan pengalaman lingkungan

sekitarnya. Penelitian ini membandingkan ekspresi gen FADS2 pada bayi prematur

yang diberi ASI dan bayi yang diberi susu formula.

Pengukuran dimensi tubuh (antropometri) yang dilakukan adalah berat badan,

panjang badan, dan lingkar kepala. Penelitian ini diawali dengan pengumpulan

sampel, ekstraksi RNA total, dilanjutkan dengan kuantifikasi RNA dengan

spektrofotometer dan kuantisasi relatif mRNA dari gen masing-masing melalui teknik

PCR. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistika.

Hasil yang diperoleh menunjukkan tidak ada perbedaan statistik yang signifikan

antara usia rata-rata ibu antara kelompok ASI dan yang bukan ASI, jadi dianggap

bahwa usia ibu homogen. Pengukuran antropometri menunjukkan peningkatan dalam

nilai rata-rata berat badan dari kelompok ASI dibandingkan dengan kelompok non ASI.

Namun tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal panjang dan lingkar kepala.

Pengukuran intelijensi dengan biologi molekuler menghubungkan urutan DNA dengan

perbedaan perilaku seperti kecerdasan. Gizi dapat mempengaruhi otak sepanjang

siklus hidup, dengan implikasi yang besar untuk kesehatan mental dan penyakit

degeneratif. Dalam penelitian ini kelompok ASI memiliki tingkat kenaikan signifikan

lebih tinggi pada berat badan di 8 minggu pertama dan Kelompok susu formula tidak

menunjukkan peningkatan kecuali setelah 8 minggu usia. perbedaan pada berat

badan ini sangat jauh antara kelompok ASI dan kelompok Susu formula. Untuk kasus

ini ekspresi FADS2 sangatlah tinggi.

Kartika Wulandari

Crystal Structure of ZnCl3(Methyl-(2-Pyridin-2-yl-Ethyl)-Ammonium)

Mahjouba Ben Nasr, Erwann Jeanneau, Chérif Ben Nasr

STRUKTUR KISTAL ZnCl3 (Metil-(2-Piridin-2-yl-Etil)-Amonium

Page 18: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Senyawa hibrid anorganik-organik menggambarkan pentingnya teknologi

dalam mengelompokkan materi. Kemampuan untuk menggabungkan sifat-sifat

senyawa organik dan anorganik dalam satu skala molekular tunggal membentuk

struktur kristal yang menarik. Dalam materi ini, kemasan kristal dijamin oleh obligasi

hydrogen dan interaksi ikatan π-π. Kekuatan-kekuatan yang lemah ikatan non-kovalen

memainkan peran penting dalam mendefinisikan molekul, ikatan molekul dan reaksi

yang sangat efisien dan spesifik yang terkait dengan supra-molekul kimia. Di daerah

ini, senyawa kompleks logam transisi diketahui efektif terhadap rheumatoid arthritis

dan mereka juga menunjukkan aktivitas anti-ulkus. Senyawa kompleks ini memiliki

geometri molekul yang berbeda-beda, seperti tetrahedral, bujur sangkar, piramida

persegi, bi-pyramidal trigonal dan oktahedral.

Selanjutnya, penelitian ini melaporkan sintesis dan karakterisasi dari dua

senyawa kompleks baru Zn (II) dengan ligan monodentat metil (2-piridin-2-il-etil) -

ammonium.

Eksperimen dilakukan dengan melakukan persiapan yaitu Larutan NaCl (0,123

g, 0,90 mmol) dalam air ditambahkan tetes demi tetes ke dalam larutan 2- (2-metil

aminoetil)piridin (0.040 g, 0,30 mmol) dalam etanol (6 mL). Setelah diaduk selama 30

menit, campuran disaring. Kemudian kristal di analisis dengan sinar X-ray, diperoleh

hasil setelah empat hari dengan penguapan lambat pada suhu kamar (hasil = 58%).

Kemudian dianalisis dengan Strukturan Kristal Tunggal X-Ray. Dasri hasil difraksi

sinar-X ditunjukkan bahwa struktur senyawa tersebut ditandai dengan struktur

terisolasi, berdasarkan terprotonasi 2- (2-methylaminoethyl) piridin, metil (2-piridin-2-

il-etil) -ammonium , ligan berikatan dengan atom seng yang kemudian terikat oleh

tiga atom klorin.

Kesimpulannya, Sebuah senyawa kompleks ZnCl (metil (2-piridin-2-il-etil) -

ammonium) telah disintesis pada suhu kamar dan disinari dengan difraksi kristal

tunggal sinar-X. Dalam struktur kristal senyawa tersebut, Zn ion (II) adalah

tetracoordinate satu atom nitrogen dari ligan monodentat kationik dan tiga ligan

klorin. Semua 3 komponen bahan ini saling berhubungan melalui NH ∙∙∙ Cl, CH ∙∙∙ Cl

dan ikatan hidrogen CH ∙∙∙ N untuk membentuk lapisan sejajar dengan (b, c).

Germanus Gleko

Investigation of Heat Transfer Coefficient of EthyleneGlycol/ Graphenenanofluid in Turbulent Flow Regime

A. Ghozatloo, M. Shariaty-Niasar and A.M. Rashidi

Page 19: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Penyelidikan Koefisien Perpindahan Panas dariEthylene Glycol/Graphenenanofluid dalam Aliran Turbulent

Pada penelitian yang dikerjakan ini, grafin (graphene) telah disintesis

menggunakan metode deposisi uap (CVD). Kemudian strukturnya dianalisis dengan X-

Ray Difraksi (XRD) dan mikroskop elektron (TEM). Setelah itu, untuk membuat

struktur graphenehydrophilic digunakan metode campuran asam (H2SO4/ HNO3).

Dalam metode ini, kelompok karboksilat dan hidroksida terkait dengan tepi lembar

graphenenano. Grafin hidrofilik ditambahkan ke dalam etilena glikol (EG) dengan

konsentrasi mulai dari 0.100, 0.125, dan 0.150 wt%, dan campuran disonikasi pada

suhu 60°C selama 3 jam untuk mempersiapkan etilena glikol / cairan grafinnano.

Konduktivitas termal sampel diukur dengan KD2, sedangkan sifat thermofisik

diestimasi menggunakan persamaan teoritis. Kemudian koefisien perpindahan panas

sampel diukur dengan menggunakan pipa lurus di bawah fluks panas konstan dan

aliran turbulen. Menurut hasil yang diperoleh, konduktivitas termal dan koefisien

perpindahan panas meningkat masing-masing sebesar 21,2% dan 42,4%, pada

penambahan 0.15wt% grafin ke dalam etilena glikol. Konduktivitas termal dan

koefisien perpindahan panas ditingkatkan dengan meningkatkan suhu dan

konsentrasi grafin.

Nanofluids (NFs) adalah suspensi yang stabil, yang dihasilkan melalui proses

dispersi partikel nano secara merata dalam cairan. Sebuah lembaran grafin dengan

ketebalan satu atom karbon, dibuat dengan menempatkan atom karbon dalam

struktur kisi-kisi heksagonal. Konduktivitas termal dari grafin adalah 5000 W/mK, jauh

lebih tinggi daripada berlian (1800 W/mK) dan karbon nanotubes (3000W/mK).

Pengukuran yang dilakukan pada penelitian ini antara lain konduktivitas termal,

sifat termofisik, dan koefisien transfer panas dari sampel. Hasil yang diperoleh,

konduktivitas termal dan koefisien transfer panas yang meningkat sebesar 21, 2%

dan 42, 4%, masing-masing, hanya dengan penambahan grafin 0,15 wt % pada untuk

etilena glikol. Konduktivitas termal dan koefisien transfer panas bertambah

sebanding dengan peningkatan suhu dan konsentrasi Grafin.

Ismaya Munaf

A novel preparation method for silicone oil nanoemulsions and its application for coating hair with silicone

Zhenhua Hu, Meiling Liao, Yinghui Chen, Yunpeng Cai, Lele Meng,Yajun Liu, Nan Lv, Zhenguo Liu, Weien Yuan

Page 20: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Studi Awal dari Metode Persiapan untuk Nanoemulsi Minyak Silikondan Pengaplikasiannya untuk Melapisi Rambut dengan Silikon

Sekarang ini kegunaan dari shampoo bukan hanya untuk membersihkan

rambut saja. Akan tetapi shampoo yang diproduksi saat ini sudah dilengkapi dengan

kegunaan dan keistimewaan lain, seperti untuk menjaga/merawat struktur rambut,

menghaluskan permukaan rambut, meningkatkan daya kecocokkannya pada rambut,

dan jumlah busa yang dihasilkan. Namun, saat ini menjadi tantangan bagi produsen

shampoo untuk mengintegrasikan fungsi dari menjaga dan melembutkan dalam satu

produk shampoo, karena adanya minyak silicon.

Minyak silikon merupakan bagian yang paling penting dalam memlihara

kelembaban dan melumaskan rambut. Namun, minyak silikon ini memiliki kelemahan

yaitu berupa peyerapan kedalam permukaan rambut yang sulit dikarenakan sifatnya

yang hidrofobik. Nanoemulsions stabil yang mengandung silikon dapat dijadikan

solusi dikarenakan sistemnya dispersi minyak dalam air yang terdiri dari minyak, air,

dan surfaktan, sering dikombinasikan juga dengan kosurfaktan.

Pada penelitian ini digunakan metode oil-in-water yaitu penyusunan minyak

silikon dalam air dengan menggunkan surfaktan nonionik. Ukuran partikel emulsi dan

penyebarannya dikarakterisasi dengan menggunakan SEM. Stabilitas kinetik sistem

nanoemulsion ini diselidiki dibawah kecepatan tes stabilitas dan penyimpanan dalam

jangka panjang. Sementara ini efek pengendapan minyak silikon pada rambut di

peroleh dari analisis unsur rambut setelah mengalami perlakuan nanoemulsions

minyak silikon.

Penelitian ini menunjukkan bahwa surfaktan ionik dengan jenis span 80 dan

tween 80 merupakan emulsifier yang sangat cocok untuk menghasilkan

nanoemulsions minyak dalam air, dimana keduanya merupakan termodinamika yang

stabil dalam meningkatkan penyerapan minyak silikon pada permukaan rambut.

Sehingga dapat di simpulkan bahwa nanoemulsions silikon rambut dapat dijadikan

solusi untuk meningkatkan deposisi minyak silikon untuk diaplikasikan dalam

perawatan rambut.

Maria Katharina Longa

The first crystallographically-characterised Cu(II) xanthateAndrew L. Johnson, Michael S. Hill ⁎, Gabriele Kociok-Köhn, Kieran C. Molloy,

Anna L. Sudlow

Karakterisasi Struktur Tembaga (II) Xantate oleh Kristalografi Pertama

Page 21: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Tembaga (II) xanthate Cu(S2COEt)2·TMEDA (TMEDA = N, N-

tetramethylethylenediamine) berhasil disintesis dan struktural pertama xanthate

ditandai sebagai tembaga dalam keadaan oksidasi +2. 1. Xantate merupakan garam

dari asam xantat, dengan rumus kimia ROCS2Na yang digunakan sebagai bahan

pengumpul dalam proses pengapungan mineral sulfida dan logam seperti tembaga,

emas, dll. Tembaga (II) memiliki geometri oktahedral dengan kelat xanthate yang

asimetris. Dekomposisi termal dan pertumbuhan lapisan tipis melalui pengendapan

uap kimia berbantuan aerosol (Aerosol-Assisted Chemical Vapour Deposition)

menggunakan TMEDA sebagai prekursor untuk membentuk Cu2S.

Logam xanthate menjadi prekursor pilihan untuk pembentukan bahan logam

sulfida karena dekomposisinya pada suhu rendah termasuk dekomposisinya oleh sinar

UV yang memungkinkan struktur hierarkis nano logam sulfida menjadi arang pada

suhu kamar. Peran tembaga (I) xanthate penting karena secara kimia berperan

sebagai prekursor tunggal dalam fabrikasi logam sulfida.

Karakterisasi Cu (II) xanthate hanya dapat diukur dengan menggunakan IR,

spektrum UV dan/atau momen magnetiknya. Spektrum Cu (II) xantate umumnya

distabilkan oleh penggabungannya kedalam matriks Ni(II) xanthate dan bukan untuk

isolasi kompleks tembaga murni. Dalam jurnal ini, dijelaskan sintesis dan karakterisasi

tembaga (II) xantate oleh kristalografi pertama donor TMEDA bidentat untuk

menstabilkan tembaga (II) xantate Cu(S2COEt)2·TMEDA.

Cu(S2COEt)2.TMEDA disintesis dari reaksi CuCl2 dan dua ekivalen KS2COEt

dengan penambahan langsung satu ekuivalen dari TMEDA. Berikut persamaannya:

CuCl2 + 2KS2COEt → Cu(S2COEt)2.TMEDA

Produknya berupa padatan hijau yang dikonfirmasi sebagai Cu (II) xanthate

pertama dengan momen magnetik (1,77 BM) setara dengan satu elektron tak

berpasangan pada tembaga. Penyimpanan terbaik pada suhu −20 °C, dimana jika

disimpan dalam suhu kamar, maka dalam beberapa hari zat tersebut akan terurai

kembali membentuk padatan merah., analisis elemen dan pengukuran EDX

menyarankan campuran dari Cu(S2COEt). TMEDA dan ca. 1/4 S8 [diperoleh

(hitungan:C9H21N2OS4Cu): C 28.3(29.7), H 6.6(5.8), N 7.6(7.7) %; EDX, Cu:S1:4.5].

TMEDA hilang pada suhu 50 oC. Reaksi CuCl2 dengan KS2COR (R= subtitusi group aril)

menghasilkan padatan hijau. TMEDA sqngat penting dalam menstabilkan produk Cu

(II) terhadap penurunan dan oksidasi xanthate menjadi xanthogen.

Komposisi dan struktur tembaga (II) xantate secara jelas dikonfirmasi oleh

kristalografi sinar-X. Geometri pada logam terdistorsi oktahedral. Bagian sudut

xanthate [S(1)-Cu-S(2) 68.127(13)°] juga berarti bahwa trans-S(2)-Cu-S(2′)

menyimpang dari sudut signifikan yang ideal [S(2)-Cu-S(2′) 150.042(19) °], sementara

Page 22: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

sisa sudut trans [N-Cu-S(1), N′- Cu-S(1′) 167.97(4) °] agak lebih teratur. Ikatan ligan

xanthate secara nyata anisobidentat [Cu-S(1) 2.3357(4), Cu-S(2) 2.9097(4) Å], yang

juga merupakan ikatan rangkap C-S, yang dengan jelas menunjukkan lokalisasi C-S

[S(1)-C(1) 1.7083(17) Å] dan ikatan C=S [S(2)-C(1) 1.6756(17) Å]. Ini diakibatkan oleh

efek distorsi Jahn-teller yang melekat pada konfigurasi d9. Ikatan Cu-N [Cu-N

2.0876(14) Å], lebih pendek daripada Ni (S2COPri)2 ·TMEDA [Ni-N 2.183(4), 2.189(4) Å]

dan Fe(S2COEt)2· Kompleks TMEDA [Fe-N 2.2457(10) Å], ikatan M-S ini lebih pendek

dan lebih simetris lebih dari kelat iso-bidentat [Ni-S 2.4525(12), 2.4932(12) Å [40]; Fe-

S 2.4832(3), 2.6210(3) Å.

Dekomposisi termal tembaga (II) xantate melalui proses multi-tahap.

Dekomposisi dimulai dengan pemanasan. Pada suhu 110 °C TMEDA yang hilang

sebanyak 33. 1%, (teoritis 27.5%). Berat sisa pada 300 °C adalah 21.1% sementara

pada suhu 450 °C sebanyak 16.4 %.

Maria Yasintha

Sensing Capability of Fluorescent Sodium Salt of Amoxicillin Abdul Hameed, Andaleeb Azam

Kemampuan Fluoresensi Garam Natrium Amoksilin

Kemampuan dari obat antibiotik amoksilin berdasarkan kemampuan

fluorosensinya telah banyak dieksplorasi. Olehnya, penelitian ini menjelaskan tentang

Page 23: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

pemanfaatan kemampuan fluoresensi dari amoksilin dalam bentuk garam natriumnya

untuk mendeteksi ion logam berat dalam larutan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa Tembaga dan Perak memiliki kecenderungan menurunkan intensitas

fluoresensi dari amoksisilin. Ion-ion Cu2+ terdeteksi dalam larutan hingga 1x10-7 M dan

ion-ion Ag1+ hingga 1x10-6 M. Ion-ion Hg2+ juga dapat dideteksi dalam sampel cair

tetapi dalam konsentrasi yang tinggi.

Ion logam berat berperan penting dalam sejumlah proses biologis dan

lingkungan. Tetapi pada jumlah / konsentrasi yang lebih tinggi, pengendapan ion

logam berat dalam suatu organisme dapat mengakibatkan interaksi yang tidak sehat

dalam proses biokimia dan dapat menghambat aktivitas enzim atau nefrotoksisitas.

Beberapa ion logam berat dan transisi bersifat karsinogenik atau mutagenik dan

sejumlah ion ini mempengaruhi toksisitas molekul organik melalui interaksi dengan

hasil metabolisme enzim-enzim atau pembentukan protein.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya: amoxilin, Na2CO3, air

destilat ganda, garam logam (FeSO4, CuSO4, CoCl2, ZnCl2, AgNO3). Prosedur kerja

yang dilakukan adalah: pembuatan natrium amoxilin dalam air destilat, penambahan

Na2CO3, pembuatan logam 0.1 mM (Fe, Co, Ni, Cu, Ag), pengukuran data

menggunakan fluorosensi fotometer, dan pengulangan sebanyak 10 kali dengan

penambahan logam untuk setiap pengulangannya. Hasil yang diperoleh menunjukkan

bahwa garam amoxilin sangat jelas memberikan fluorosensi melalui emisi berwarna

pada panjang gelombang (λ) 440 nm. Spektrum absorpsi amoxilin ditunjukkan melalui

puncak yang intens pada λ 437 nm. Natrium amoxilin berhasil mendeteksi kandungan

tembaga, perak dan kandungan merkuri dalam sampel air.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bahan kimia yang telah

tersedia dapat digunakan untuk penentuan logam berat dan bahan kimia. Sensor-

chemo dan sensor logam dapat dihasilkan dengan efisiensi yang sangat baik.

Misalnya penentuan fluoresensi dari amoksilin telah diselidiki dan ditemukan bahwa

logam berat seperti ion Cu2+ dan Ag1+ dalam sampel cair ditentukan sampai pada

konsentrasi nanomolar. Hg2+ juga dideteksi sampai pada konsentrasi 1mM.

Siwi Nugraheni

Meningkatkan Reaktivitas dari 1,2-dipospat dalam reaksi siklo-addisi

Dua pendekatan berbeda telah dilakukan untuk meningkatkan reaktivitas dari

1-aklil-1,2-dipospo – pengenalan kelompok penarik elektron (nukleofil) baik pada atom

P ataupun di posisi para pada cincin aren. Alkilasi dari natrium 1,2-dipospat-3,4,5-

trivenilsiklopentadiena dengan alkil halide HaI-CH2-R (R=Cn,COOEt, OMe, CH2OEt)

Page 24: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

menghasilkan 1-alkil-3,4,5-trivenil-1,2-dipospo[alkil – CH2CN (1a), CH2COOEt (1b),

CH2OMe (1c) dan (CH2)2OEt (1d)], yang terjadi secara spontan dalam reaksi sikloadisi

intermolekuler pada suhu ruangan untuk membentuk campuran sikloaduct, 2a-c,

masing-masing. Namun, alkilasi dari sodium 1,2-dipospo-3,4,5-tri(p-

fluorophenil)siklopentadiena dengan etil iodide menyebabkan 1-etil-3,4,5-tris(p-

fluorophenil)-1,2-dispospo (1e) yang membentuk cycloadduct2,3,4,4a,5,6-hexa(p-

fluorophenil)-1-etil-1,7,7a-tripospa-4,7-(etilpospodiena) indene (2e) hanya pada suhu

60°C. Dengan penambahan suhu (pemanasan) hingga 120°C dengan N-

phenilmaleimide, cycloadduct 2a-c dan 2e dibawah reaksi Diels-Alder dan hanya

membentuk satu produk [4+2[ reaksi sikloadisi 3a-c, 3e dengan hasil mencapai 65%.

Singkatnya, penelitian telah menunjukkan prospek peningkatan reaktivitas 1,2-

diphospholes menggunakan dua pendekatan yang berbeda: (a) pengenalan EWGs

pada atom fosfor dan (b) pengenalan EWGs di atom karbon dari substituen aril.

Pengenalan EWGs pada atom fosfor menunjukkan rekativitas yang tinggi

apabila dibandingkan dengan pengenalan EWGs pada karbon dari subtituen aril yang

kurang stabil.

Arikha Setyowulan

Adsorption kinetics of Rhodamine-B on used black tea leavesMohammad Abul Hossain* and Md Shah Alam

Kinetika Adsorpsi dari Rhodamine-B menggunakan Daun Teh Hitam

Rhodamine B (Rh-B) merupakan polutan yang paling umum mencemari anak

sungai, dimana limbah yang dihasilkan merupakan limbah dari industri tekstil

terutama pada negara-negara berkembang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

kemampuan UBTL (Used Black Tea Leaves) atau dalam bahasa Indonesia disebut

daun teh hitam untuk mengadsorpsi Rhodamin B dari sistem perairan. Setelah

dilakukan penelitian ternyata Adsorpsi rhodamin B pada UBTL paling kuat

Page 25: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

hubungannya mengikuti persamaan kinetika adsorpsi modifikasi orde kedua pada

berbagai perbedaan konsentrasi mula-mula. Isoterm Adsorpsi yang dihasilkan dari

percobaan mengikuti persamaan Langmuir dan didapatkan hasil sebesar 53,2 mg/g

pada pH 2. Kesetimbangan jumlah adsorbed (UBTL) dihitung dari plot modifikasi orde

kedua yang meningkat seiring dengan meningkatnya suhu. Nilai entalpi adsorpsi juga

dihitung dan didapatkan hasil sebesar ΔHads = 31,22kJ/mol, hasil ini menunjukkan

bahwa adsorpsi Rhodamin B pada UBTL merupakan reaksi endoterm.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jumlah kesetimbangan adsorbed

meningkat sesuai dengan meningkatnya konsentasi mula-mula dari rhodamin B. Hal

ini dikarenakan meningkatnya gaya serap dari gradien konsentrasi dengan

konsentrasi mula-mula. Hal ini menandakan kesesuai dengan persamaan Langmuir

pada permukaan UBTL yang heterogen seperti dilihatkan pada SEM (Scanning

Electron Microscopic).

Faktor suhu mempengaruhi hasil dari penelitian ini, yaitu semakin tinggi suhu

maka energi aktivasi yang terjadi dari interaksi keduanya juga akan meningkat,hal ini

juga menyebabkan meningkatnya kecepatan laju reaksi. Nilai entalpi adsorpsi dari

persamaan [d lnCe

d (1T

) ]Ɵ =

ΔHadsR

dan didapatkan hubungan garis lurus antara ln Ce vs

1/T. Sesuai persamaan tersebut dihitung dan didapatkan hasil bahwa nilai entalpi

adsorpsinya adalah positif yaitu sebesar ΔHads = 32,22 kJ/mol pada pH 2. Hal ini

menunjukkan bahwa proses endoterm yang terjadi disebabkan fragmentasi Rh-B pada

permukaan UBTL pada suhu yang tinggi.

Nur Asyidah Yusrizal

Synthesis of stilbene analogues by one-pot oxidation-Wittigand oxidation-Wittig–Heck reaction

Akeel S. Saiyed, Krupa N. Patel, Bola V. Kamath, Ashutosh V. Bedekar

Sintesis Analog Stilbene dengan Menggunakan Reaksi Wittig satu-pot dan Reaksi Oksidasi Wittig-Heck

Sintesis simetri maupun non simetri dari turunan senyawa stilbene dapat

dilakukan dengan mengkombinasikan langkah dari jenis reaksi oksidasi Kornblum dari

benzyl halida , simultan dari garam phosphonium dan kemudian mengalami reaksi

Page 26: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Witting. Stilbene merupakan senyawa antioksidan turunan fenol, sementara itu reaksi

Witting adalah reaksi yang digunakan untuk membuat alkena mono-, di- dan

trisubsitusi. Reaksi ini merupakan sintesis umum senyawa alkena dari senyawa

karbonil denngan menggunakan fosfonium ilida (garam fosfonium).

Proses sintesis ini meliputi lebih dari satu langkah yang dilakukan secara

bersamaan sehingga disebut sebagai proses satu pot. Sintesis ini memberikan banyak

keuntungan bagi ahli kimia. terutama pada saat percobaan untuk mengkombinasikan

hasil reaksi. Proses ini hanya membutuhkan bahan-bahan kimia yang sedikit, waktu

reaksi yang relatif rendah. Menghindari pemurnian intermedit yang tidak stabil,

beracun dan sering dianggap sebagai proses sintesis yang ramah lingkungan. Aldehid

dan keton menrupakan bahan awal yang penting dalam menciptakan banyak produk

dari sejumlah reaksi penting.

Dalam penelitian ini, para peneliti menyampaikan hasil penelitian mereka

bahwa untuk mengakses aldehid aromatik dengan oksidasi situ halida benzil dan

mengacu pada reaksi satu pot witting menjadi stilbene. Dalam pendekatan A, molekul

benzil halida yang pertama akan mengalami reaksi oksidasi Kornblum aldehida,

sementara yang kedua akan membentuk garam fosfonium dengan trifenil phosphin.

Keduanya kemudian bergabung untuk menghasilkan senyawa stilbene yang simetris

sebagai produk Witting. Sementara itu pendekatan B akan menghasilkan senyawa

stilbene simetri jika salah satu setara dengan asam fosfonium yang terbentuk dari

benzil halida yang berbeda dalam reaksi.

Pada penelitian ini, peneliti telah mengambangkan tiga varian berbeda dari

reaksi oksidasi Witting satu-pot untuk sintesis stilbene dengan banyak kemungkinan

subsitusi yang mungkin. Beberapa stilben bahkan mungkin disintesis dengan lebih

dari satu pendekatan. Skema dari reaksi Witting umumnya lebih menyukai bentuk

dari isomer Z, sementara reaksi Mizoroki-Heck lebih menyukai bentuk isomer E dari

stilbene. Pendekatan C yang terlibat dalam sintesis in situ stirene menghasilkan

produk dengan sedikit yield. Yield adalah senyawa yang sudah tidak memiliki ikatan

rangkap. Dengan kata lain, pendekatan C cenderung menghasilkan molekul dengan

ikatan rangkap. Hal ini dikarenakan reaksi samping yang tidak diinginkan dari

intermediated bersifat labil.

Page 27: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Isna Rizkia Lukman

Ruthenium-catalyzed C–H activation of thioxanthonesDanny Wagner and Stefan Bräse

Aktivasi C-H Thioxanthones Katalisasi Ruthenium

Senyawa thioxanthones merupakan senyawa yang tergolong dalam kelompok

benzo heretosiklik yang unik. Keberadaannya yang ekstensif dapat dimanfaatkan

dalam aplikasi biomedis (obat-obatan dan senyawa bioaktif) dan dalam ilmu material

sebagai photosensitizers (misalnya, isopropilthioxanthone atau dietilthioxanthone)

atau sebagai ligan.

Page 28: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Gambar 1. Struktur Thioxanthones

Kemudian dilakukan aktivasi C-H yang berguna untuk mempersiapkan rute

fungsional thioxanthones dengan selektivitas yang terkontrol menggunakan

stoikiometri yang berbeda. Proses ini diawali dengan sintesis fungsi thioxantones

dengan metilasi (Me2SO4, K2CO3) dari hidroksi thioxanthones:

Gambar 2. Rute Metoksiarenes

Setelah itu, kemudian selanjutnya dilakukan prosedur aktivasi C-H dalam

tabung Schlenk bertekanan pada suhu 135 °C selama 12 jam. Setelah mengalami

pendinginan, pelarut diuapkan dengan tekanan rendah, lalu dilanjutkan dengan

metode kromatografi kolom silika gel menggunakan eluen sikloheksana. Penggunaan

thioxanthones dalam reaksi alkilasi C-H seperti pada gambar 3.

Gambar 3. Aktivasi Thioxanthones

Perlu dicatat bahwa terdapat toleransi fungsi alkoksi dan silil dalam reaksi

aktivasi C-H:

Gambar 4. Salah satu proses aktivasi C-H lanjutan

Page 29: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Nindi Mediartika

Kandungan Gula dan Mineral Anorganik Pada Minuman Berbasis Air yang diambil pada Musim Semi

Minuman berkarbonasi dan nonkarbonasi diproduksi berdasarkan kandungan

mineral. Produk minuman tersebut telah berkembang dan dikenal sebagai minuman

yang berasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengukur

kandungan karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis dan memperkirakan

kandungan anion anorganiknya (klorida, nitrat, dan sulfat) pada sampel yang akan

diuji. Penelitian ini diujikan pada 15 jenis minuman berkemasan untuk menganalisis

kandungan fruktosa, glukosa, dan sukrosa dengan menggunakan metode

kromatografi ion.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kromatografi ion.

Sebagai fase geraknya digunakan larutan Na2CO3 yang telah diencerkan dengan laju

alir isokratik1 mL/menit. Suhu kolom diatur pada 30 oC. Deteksi konduktometri

digunakan untuk mengukur temperatur sel pada suhu 35 oC. Penumbuk ASRS-4 mm

digunakan untuk menumbuk/ menekan fase konduksi. Data yang dihasilkan diatur

pada frekuensi 5.0 Hz. Selanjutnya data diproses menggunakan software Chromeleon

6.8. Kestabilan dari sistem kromatograafi dikontrol pada interval yang cukup lama

yaitu 5 jam dengan penginjeksian standar yang mana hasil yang diperoleh sering kali

menunjukkan konsentrasi anion dari sampel yang digunakan. Selain itu, masing-

masing sampel dikontrol melalui standar dari 7 anion yang disediakan untuk

dikonfirmasi melalui tahap identifikasi untuk setiap anion. Kurva kalibrasi diperoleh

dengan memplot konsentrasi terhadap puncak area. Responnya menunjukkan range

berbentuk persamaan garis lurus y = ax + b.

Selanjutnya uji kandungan karbohidrat seperti fruktosa, glukosa, dan sukrosa,

dan campurannya. Kelinieran respon yang ditunjukkan oleh detektor dengan

konsentrasi larutan standar berada pada range 0,5 sampai 30 mg/mL. Kurva kalibrasi

diperoleh dengan memplot konsentrasi terhadap daerah puncak. Hasil yang diperoleh

berupa persamaan garis lurus y = ax + b.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa total kandungan karbohidrat dan gula

tercantum pada 11 tabel minuman yang mengandung karbohidrat dari 12 jenis

minuman yang diujikan. Pada tabelnya menginformasikan kandungan gula, glukosa-

fruktosa, atau cane gula. Namun, ada satu perusahaan yang tidak menyajikan

kandungan gula pada kemasannya. Dari hasil uji diketahui bahwa kandungan fruktosa

sebesar 1,64 gr/100 ml, glukosa 1,66 gr/100 ml, dan sukrosa sebesar 0,73 gr/100 ml.

Perbedaan yang paling mencolok adalah minuman orange-flavoured Zywiec Zdroj

Page 30: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

dengan kandungan karbohidratnya melebihi 250 mg dari total kandungan yang

dicantumkan. Total klorida pada tiap minuman bervariasi dari 3,33 sampai 7,47 mg/L,

nitrat bervariasi dari 1,31 sampai 5,1 mg/L, dan sulfat antara 3,26 sampai 23,09 mg/L.

Kesimpulannya, dari hasil penelitian yang dilakukan disarankan untuk

menghindari gula dan mineral secara berlebih karena dapat merugikan kesehatan

manusia. Hal ini disebabkan oleh kandunganya yang dapat berupa ion-ion anorganik

seperti klorida, nitrat dan sulfat.

Ingratsusi Marviani

Page 31: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Development and applications of spectrophotometric methods for quantitive determination of caroverine in pharmaceutical pure and tablet formulations

Asad Raza*, Tariq Mahmood Ansari

Pengembangan dan Aplikasi Metode Spektrofotometri untuk Penentuan Kuantitatif Caroverine dalam Bentuk Sediaan Murni dan Tablet

Obat-obatan palsu adalah obat yang diproduksi dan dijual dengan maksud

untuk menipu pasaran dengan menampilkannya seperti obat asli. Akan tetapi, obat-

obatan palsu ini mungkin diproses dan mengandung bahan yang berbahaya yang

tidak tercantum pada label obat. Perhatian terhadap kualitas o3bat yang dipasarkan

saat ini sangat menjadi perhatian, baik dalam hal legalitas ataupun keefektifan dari

obat tersebut. Sehingga kemudian berkembang dengan pesat metode-metode analitik

yang dipakai dalam analisis kuantitatif untuk obat-obatan tersebut.

Caroverine 1-(2-diethylaminoethyl)-3-(p-methoxybenzyl)-1,2-dihydro-2-

quinoxalin-2-on-hydrochloride merupakan derivat dari isoquinoline, yang merupakan

struktrur dasar dari papaverin. Caroverine adalah bahan obat yang digunakan untuk

obat kram otot-otot halus, dan untuk sebagian negara digunakan juga sebagai

pelindung dalam telinga. Di Pakistan, caroverine dipasarkan sebagai tablet sparina

20mg untuk obat kram mulut.

Penelitian ini merupakan studi awal untuk penentuan caroverine secara

kuantitatif, hal ini dikarenakan terungkap belum adanya literature yang membahas

tentang penentuan caroverine secara kuantitatif.

Secara eksperimen, penelitian ini menggunakan Spektrofotometer UV/VIS

Hitachi U 1100 dengan tabung silica/kuvet dengan ketebalan 1cm. Sampel murni dari

caroverine dan sparina disuplai dari Bio Fine Pharmaceutical (Pvt.) Ltd. Multan,

Pakistan. Semua reagent dan pelarut yang digunakan merupakan bahan yang

berkualitas tinggi. Sedangkan untuk larutan 7,7,8,8-tetracyanoquinodimethane

(TCNQ) (Fluka, Switzerland) 1.0 mg/mL disiapkan dalam acetonitrile (Merck,

Germany). Larutan standar obatnya disiapkan dengan melarutkan 100 mg sampel

obat murni dalam 100 mL pelarut DMSO (Dimethyl sulfoxide) (sigma-Aldrich,

Germany). Larutan 0.001 M dari caroverine dan TCNQ dibuat dengan melarutkan

0.402 mg sampel obat murni dalam 100 mL DMSO dan TCNQ dalam pelarut

acetonitritle secara berturut-turut.

Ada 2(dua) prosedur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

Metode A. Larutan standar caroverine dengan jumlah yang berbeda (0.5 -

18µg/mL) dibuat dalam DMSO. Absorbansi dari larutan-larutan ini adalah

sebesar 304 nm terhadap reagent blankonya. Beragam pelarut yang digunakan

termasuk methanol, ethanol, acetonitrile, acetone, dimethyl formamide (DMF)

Page 32: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

dan DMSO diuji secara berturut untuk menentukan pelarut mana yang paling

tepat. Dan berdasarkan pengujian didapatkan bahwa DMSO merupakan pelarut

yang paling baik, dilihat dari tingkat pelarutan dan absorptivitas molarnya.

Metode B. Sebanyak 1 - 35µg/mL caroverine kemudian dipipet ke dalam

tabung-tabung volumetri. Kemudian sebanyak 1 mL larutan TCNQ dimasukkan

ke dalam tiap tabung. Larutan ini kemudian disimpan dalam thermostat dengan

suhu 40oC selama 5 menit dan kemudian didinginkan dengan suhu ruang.

Kemudian menambahkan DMSO sampai batas yang dibuat. Kemudian

absobansi dari kompleks berwarna diukur pada 525nm terhadap reagent

blanko. Interaksi dari TCNQ dengan caroverine dilakukan dalam pelarut yang

berbeda dengan mengubah konstanta dielektriknya. Dari hasil pengujian,

didapatkan bahwa pelarut DMSO yang menunjukkan nilai paling tinggi.

Dasar dari metode A adalah pengujian sederhana dari caroverin dalam pelarut

DMSO dan ini ditentukan dari adanya beragam substansi yang terkandung dalam obat

tersebut. Sedangkan dasar untuk metode B adalah dari reaksi serah-terima. Banyak

obat-obatan dengan mudah dapat ditentukan secara spektrofotometri didasarkan

pada reaksi serah-terima warna dari senyawa kompleks yang terbentuk.

Metode spektrofotometri ini diaplikasikan untuk menentukan caroverine dalam

preparasi komersial. Pengukuran dilakukan sebanyak 3(tiga) kali. Sebagai tambahan,

untuk menguji validitas dari metode yang dipakai/diusulkan, syaratnya adalah dengan

menambahkan caroverine murni ke dalam tablet yang akan dianalisis.

Berdasarkan penelitian, metode penentuan ini adalah metode yang cepat,

sederhana, tepat, dan akurat. Selain itu, semua reagent yang digunakan tidaklah

mahal dan sangat mudah ditemukan dalam laboratorium analitik.

Ita Puspita

Determination of Trace Level Copper(II) in Malaysian Vegetables by Cyclic Voltammetry

Page 33: Review Jurnal 1 KapSel Kimia

Illyas Md Isa, Nur Indah Wardani, Norhayati Hashim, Sazelli A. Ghani

Penentuan Kandungan Tembaga (II) Pada Sayur-sayuran yang ada di MalaysiaMelalui Siklus Voltametri

Logam berat apabila terkontaminasi dapat menjadi sebuah ancaman besar

bagi kesehatan tubuh dan lingkungan. Logam berat yang terkandung dalam makanan

dapat diperoleh secara alami atau sebagai akibat dari aktivitas manusia. Meskipun

dalam konsentrasi yang rendah, namun akumulasi kandungan logam berat dalam

waktu yang lama dapat menganggu kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk

memastikan bahwa logam berat terkandung dalam makanan hanya pada jumlah yang

paling rendah yang telah ditetapkan oleh WHO dalam ukuran milligram per milliliter.

Tembaga salah satu logam penting dalam proses metabolisme pada jumlah

yang rendah, akan tetapi tembaga dapat berubah menjadi racun apabila jumlahnya

tinggi. Tembaga yang ada di dalam tubuh dapat berasal dari air polutan, kontaminasi

dengan makanan dan juga oleh sayuran yang kaya akan kandungan tembaga. Logam

tembaga berlebih dapat menyebabkan penyakit haemolitik, penyakit kuning, penyakit

saraf, penyakit Wilson.

Metode voltametri dapat digunakan untuk analisis kandungan logam tembaga

karena kelebihan yang dimilikinya yaitu analisis yang cepat, selektifitas dan

sensitifitasnya yang tinggi. Penelitian ini menggunakan elektroda pasta CNT yang

telah dimodifikasi untuk voltammetry lanjutan guna menentukan kandungan

Tembaga (II) pada sayur-sayuran di Malaysia.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi maksimum dan minimum

dari Cu(II) pada sayuran ditemukan pada 6,88 µg g-1 yaitu pada brokoli dan yang

paling rendah pada kentang 0,04 µg g-1. Variasi konsentrasi tembaga pada macam-

macam sayuran berbeda secara alami tergantung dari lingkungan seperti pH tanah,

kapasitas pertukaran kation, kandungan minyak organik, tekstur tanah, dan interaksi

dari tanah, akar tumbuhan dan mikroba dari spesies sayuran tersebut. Penambahan

dari nutrien mikro pada pupuk dan tembaga sebagai bahan dasar pembasmi jamur

boleh jadi ternyata ikut meningkatkan kadar Cu.


Recommended