+ All Categories
Home > Documents > S2-2013-324452-chapter5

S2-2013-324452-chapter5

Date post: 07-Jul-2018
Category:
Upload: jaffarrrevolvere
View: 214 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 23

Transcript
  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    1/23

    175

    BAB VI

    KESIMPULAN, REKOMENDASI & SARAN

    6.1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat

    disimpulkan berdasarkan pertanyaan penelitian utama yakni; mengetahui

    hubungan antara setting  fisik dan  pola aktivitas  kawasan sebagai penghasil

    sampah kawasan pantai Baru Pandansimo. Untuk memperjelas hubungan

    antara setting fisik dan pola aktivitas  terhadap sampah kawasan, maka dapat

    disimpulkan dengan rincian sebagai berikut;

    6.1.1. Tata Guna Lahan Sebagai Sumber Sampah

    Dalam kaitannya dengan sampah kawasan maka jenis peruntukan

    lahan tersebut menghasilkan timbulan sampah dengan rincian sebagai

    berikut;

      Peruntukan Lahan Pemukiman mengahsilkan sampah komunal

    rumah tangga sebanyak 144 kg/hari atau 585 liter/hari.

      Peruntukan Lahan Peternakan menghasilkan sampah kotoran

    ternak sebanyak 2.000 kg/hari atau 400 liter/hari.

      Peuntukan Lahan Komersil & Wisata Pantai terdiri dari sampah

    kuliner sebanyak 12,55 kilogram perhari atau 105 liter perhari.

    6.1.2. Setting Fisik & Pola Aktivitas serta Hubungannya dengan

    Sampah Kawasan.

    6.1.2.1. Tata Bangunan Pemukiman dan Pola Aktiv itas

    Pembuangan Sampah.

    Peran tata bangunan pemukiman dan hubungannya dengan pola

    aktivitas dan perilaku penghuni dalam membuang sampah maka

    ditemukan empat pola (A,B,C & D) yang merupakan pola aktivitas

    penghuni dalam pembuangan sampah pada lingkungan fisik (lahan

    kosong/pekarangan) yang terbentuk dari setting fisik tata bangunan.

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    2/23

    176

    Tabel 6.1

    Karakteristik Pola Perilkau Pembuangan Sampah oleh Warga

    pada Lingkungan Fisik Area Perkampungan.

    Pola Tata MassaBangunan Pemukiman

    Pola TataMassa Bangunan

    Pola Pembuangansampah

    JumlahTipe dan Titik

     A

    -  Tata masa bangunan beradapada bidang tanah yang tidakcukup luas.

    -  Orientasi Banguan menghadap jalan.

    -  Pola ruang yang terbentuk:pekarangan pada sisi depanbangunan.

    -  Sampahdikumpulkan dandibakar padabagian depanpekarangan yaknipada sisikiri/kananpekarangan.

    ± 6 huniandenganterdapat 8 titikpembuangan.

    B

    -  Tata masa bangunan beradapada bidang tanah yang cukupluas.

    -  Orientasi Banguan menghadap jalan.

    -  Pola ruang yang terbentuk:pekarangan cukup luas padasisi kiri/kanan bangunan.

    -  Sampahdikumpulkan dandibakar padapekarangan padasisi kiri/kananbangunan dengantujuanmengurangi kesanvisual terhadapsampah.

    ± 10 huniandenganterdapat 11titikpembuangan.

    C

    -  Tata masa bangunan berada

    pada bidang tanah yang tidakcukup luas dan terdiri daribeberapa masa bangunan(tetangga)

    -  Orientasi Banguan menghadap jalan.

    -  Pola ruang yang terbentuk:ruang bersama (halaman)diantara bangunan

    -  Sampah

    dikumpulkan dandibakar padahalaman antarabangunan;bersifat sharing lokasipembuangansampah bersama.

    ± 1 hunian

    denganterdapat 2 titikpembuangan.

    D

    -  Tata masa bangunan beradapada bidang tanah yang tidakcukup luas.

    -  Orientasi Banguan menghadap jalan, bersinggungan langsungdengan halaman kosong disisikiri/kanan.

    -  Pola ruang yang terbentuk:ruang terbuka (lahan kosong)pada sisi kiri/kanan bangunan.

    -  Sampahdikumpulkan dandibakar pada

    lahan kosongtersebut danterkadang menjadilokasipembuangansampah bersama.

    ± 5 huniandenganterdapat 6 titik

    pembuangan.

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    3/23

    177

    6.1.2.2. Tata Bangunan Komersil & Pola Aktivitas

    Pembuangan Sampah

    Pola tata massa bangunan komersil dan kaitnya dengan pola

    perilaku pembuangan sampah yang dilakukan oleh pedagang kaitannya

    dengan sebaran titik penimbunan dan pembakaran sampah maka

    ditemukan 2 Pola utama (A & B) dimana pola ini menunjukan sebaran

    titik pembuangan dan penimbunan sampah oleh perilaku pedagang

    cenderung dilakukan disekitar bangunan komersil dikarenakan faktor

    keterbatasan ketersediaan fasilitas tempat sampah pada warung kuliner.

    Secara umum ditemukan sebayak 32 titik dengan rincian sebagai

    berikut;

    Tabel 6.2

    Karakteristik Pola Perilkau Pembuangan Sampah

    pada Lingkungan Fisik Bangunan Area Wisata

    Pola Tata MassaBangunan Pemukiman

    PolaTataMassa Bangunan

    PolaPembuangan

    sampah

    JumlahTipe dan Titik

     A

    -  Tata masa bangunansingel linear dan sejajar

    dengan jalan.-  Orientasi Banguan

    menghadap jalan.-  Pola ruang yang

    terbentuk: adanyaruang antara tiapbangunan komersil.

    -  Sampahdikumpulkan dan

    dibakar padaruang antarabangunantersebut.

    terdapat 17titik

    pembuangandanpembakaransampah

    B

    -  Tata masa bangunansingel linear dan sejajarmengikuti garis pantai.

    -  Orientasi Banguanmenghadap ke pantai.

    -  Pola ruang yangterbentuk: ruang luaryang luas dan beragamdan bersinggungadengan elemen hijau(pohon cemara udang).

    -  Sampahdikumpulkan danditimbun padaarea sekitarbangunan

    (dominasidisekitar pohoncemara udang)

    terdapat 15titikpembuangandanpembakaran

    sampah

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    4/23

    178

    6.1.2.3. Hubungan Pola Aktivitas dan Sampah Kawasan.

    Dengan teknik overlay  peta antara peta sebaran aktivitas

    pengunjung (aktivitas pada ruang luar) dan sebaran titik pembuangan

    sampah pengunjung pada area wisata ditemukan bahwa; pola aktivitas

    statis (kumpul – duduk – makan) berhubungan dengan jumlah lokasi

    sebaran sampah yakni sebanayak 34 titik sebaran. Sedangkan pola

    aktivitas dinamis (bergerak – bermain-main, dsb) cenderung tidak

    menghasilkan sebaran sampah.

    6.1.2.4. Ketersed iaan Fasilitas Fisik Penanganan Sampah

     Area Komersi l 

    Dengan teknik overlay  peta antara peta sebaran tempat sampah

    area wisata dan peta titik pembuangan sampah kawasan wisata maka

    diperoleh;

      Titik pembuangan sampah baik yang dilakukan oleh pedagang

    maupun oleh pengunjung nyatanya masih termasuk dalam

    area jangkauan dari titik penempatan tempat sampah.

      Penumpukan sampah disekitar area penempatan tempat

    sampah dikarenakan kapasitas (volume) dalam menampung

    sampah tidak mencukupi atau tempat sampah yang tersedia

    telah penuh sehingga sampah ditimbun pada lokasi

    disekitarnya.

    6.1.3. Ruang Terbuka (Open Space) dan Pola Sebaran Sampah

    Kawasan

    Dengan melakukan teknik overlay peta maka diperoleh kesimpulan

    terhadap ruang terbuka dan sampah kawasan yakni;

      Overlay  peta ruang terbuka pasif pada area pemukiman dan

    peta sebaran titik pembuangan sampah area pemukiman

    menunjukan bahwa; ruang pasif yang berbentuk berupa

    halaman/pekarangan/lahan kosong dengan nilai akitivitas dan

    interaksi sosial yang rendah mengakibatkan area tersebut

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    5/23

    179

    menjadi lokasi penimbunan/pembuangan sampah dan

    dilakukan oleh penghuni pada area pemukiman.

      Overlay peta ruang terbuka aktif area wisata dan peta sebaran

    titik pembuangan sampah area wisata (oleh pengunjung dan

    pedagang) menunjukan bahwa; tingginya aktivitas wisata yang

    berlangsung pada ruang terbuka aktif lokasi wisata maka

    aktivitas tersebut cenderung menghasilkan sebaran sampah

    disekitar area wisata.

    6.1.4. Jaringan Jalan dan Sumber Limbah Udara Kawasan

    Dalam kaitannya dengan permasalahan limbah khususnya limbah

    udara (gas buangan kendaraan) maka aktivitas kendaraan bermotor

    menghasilkan gas buangan sebesar 1.805 gram/km (masih dibawah

    ambang batas yakni 2.400 gram/km) namun kondisi ini akan terus

    meningkat setiap tahun dikarenakan kenaikan jumlah pengunjung yang

    konstan akan beriringan dengan peningkatan jumlah pemakaian

    kendaraan untuk mengakses kawasan.

    6.1.5. Tata Vegetasi dan Sampah Daun Cemara Udang

     Analisis terhadap tata hijau kawasan maka elemen hijau yang

    ditinjau berupa Ruang Terbuka Hijau (Persawahan dan Perkebunan),

    serta tata hijau berbentuk liniear maupun berkelompok. Dalam kaitannya

    dengan sampah kawasan maka tata vegetasi yang dianalisis berupa tata

    vegetasi pohon Cemara Udang yang menghasilkan jumlah timbulan

    sampah organik dedaunan sebanyak 264 liter/hari dan ditemuia

    disepanjang lokasi pantai.

    6.1.6. Signage dan Perilaku Pembunagan Sampah 

    Dalam kaitannya dengan sampah kawasan maka fungsi signage 

    sebagai statutory  yakni memberikan informasi atau himbauan terhadap

    perilaku pembuangan sampah pada tempatnya masih mengalami

    permasalahan diantaranya berupa faktor kekurangan jumlah signage,

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    6/23

    180

    kondisi fisik signage  serta bentuk desain dari signage yang kurang

    mencolok atau menarik secara fisual.

    Secara umum maka hubungan antara setting  fisik kawasan dan

    pola aktivitas dapat disimpulkan secara sederhana pada matriks

    hubungan berikut ini;

    Gambar. 6.1.

    Matriks Hubungan Setting Fisik, Pola Aktivitas

    dan Jenis Sampah Kawasan.

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    7/23

    181

    6.2. Rekomendasi

    6.2.1. Rekomendasi Umum

    Rekomendasi yang diberikan adalah guna menjawab pertanyaan

    penelitian (2) Seperti apa arahan penataan Master Plan kawasan pantai Baru

    Pandansimo berkonsep Zero Waste  (nir-limbah). Adapun rekomendasi umum

    yang diusulkan adalah mempertimbangkan hasil temuan penelitian yakni

    dengan melihat konteks permasalahan dan potensi kawasan sehingga

    dihasilkan rekomendasi yang lebih tepat.

    Secara umum maka ditemukan dasar-dasar pertimbangan yang akan

    diguanakan sebagai acuan dalam memberikan usulan berupa arahan desain

    atau guidelines sebagai berikut;

    1) Menguatkan keberadaan elemen-elemen fisik pembentuk kawasan

    pantai Baru Pandansimo dengan pertimbangan pengolahan potensi

    dan permasalahan sampah kawasan.

    2) Merancang arahan desain tentang pengolahan sampah dan limbah

    dengan konsep zero waste. 

    3) Merencanakan penyediaan fasilitas fisik pelayanan dan pengolahan

    sampah.

    6.2.2. Rekomendasi Khusus (Guidelines)

    Rekomendasi khusus adalah berupa arahan-arahan spesifik terhadap

    arahan setting  fisik dan aktivitas kawasan, arahan fasilitas fisik penanganan

    sampah dan arahan pengolahan dan pengangkutan sampah yang

    kesemuanya berkaitan dengan konsep zero waste kawasan. Berikut adalah

    rincian dari arahan penataan kawasan;

    6.2.2.1. Arahan Setting Fisik Kawasan. 

    Tabel 6.3.

    Rekomndasi Arahan Penataan Kawasan Pantai Baru Pandansimo.

    Elemen Arahan ArahanTata Guna Lahan   Tata Guna lahan diarahkan dan disesuaikan dengan peruntukan lahan.

       Arahan Konsep peruntukan lahan secara umum yakni terdiri dari konsepkawasan wisata diantaranya wisata pedesaan (eco village), wisata edukasi

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    8/23

    182

    (techno-park) dan wisata bahari (waterfront area).

    Tata Bangunan    Arahan Tata Bangunan Pemukiman;-  Penataan bangunan pemukiman dengan mempertahankan

    karakteristik area pedesaan.-  Pertumbuhan bangunan diarahkan dengan konsep rumah tumbuh

    (horizontal).-  Tata massa bangunan diorientasikan pada ruang terbuka bersama

    (comunnal space) sehingga membentuk inercore dimana kurang lebih7 -10 hunian atau setiapcluster memiliki 1 ruang bersama.

    -  Setiap bangunan disediakan tempat sampah individu untuk mewadahisampah rumah tangga (minimal 2 jenis tempat sampah – organik &anorganik)

    -  Setiap radius 50 – 100 meter disediakan bak sampah komunal.

       Arahan Tata Bangunan Komersil.-  Penataan bangunan komersil disesuaikan dengan fungsi kawasan

    wisata.-  Jarak penataan bangunan komersil≤ garis sepadan pantai yakni

    antara 80 – 100 meter dari garis pantai.-  Setiap bangunan komersil disediakan tempat sampah untuk mewadahi

    sampah kuliner (minimal 2 jenis tempat sampah – organik & anorganik)-  Setiap radius 50 meter disediakan tempat sampah khusus area wisata

    (terdiri dari 3 jenis wadah sampah; plastik-organik-kertas).

    Jaringan Jalan   Mengintegrasikan jaringan jalan dengan menghubungkan jaringan jalanyang terputus serta memperkuatending point jalan dengan elemenpelengkap.

       Arahan Penataan konsepzero caron dengan pengadaan sistem car freezone diantara;-  Penyediaan kantong-kantong parkir kendaraan (bus, mobil, sepeda

    motor) yang disesuaikan dengan radius kenyamanan pejalan kakiyakni 400 meter.

    -  Penataan sirkulasi jalur sepeda (bike routes) sebagai satu-satunyamoda transportasi didalam kawasan dengan sistem rental. Lokasipeminjaman sepeda berada sedekat mungkin dengan lokasi parkirkendaraan bermotor (interchanges moda).

    -  Lajur sepeda mengikuti lajur jalan dengan penandaan jalur yang jelas(penandaan dengan elemen warna)

    -  Lokasi parkir sepeda disediakan disetiap lokasi wisata atau tempat-tempat yang menjadi generator aktivitas.

    Jalur Pedestrian    Arahan penataan jalur pedestrian disediakan pada jalur akses utamadalam kawasan dengan rincian;-  Lebar jalur pedestrian 2 meter.-  Berada pada sisi kiri dan kanan jalan.-  Setipa penghubung antara jalur pedestrian yang memotong jalan

    kendaraan dilengkapi dengan jalur penghubung (lebar 4 mmeter)

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    9/23

    183

    -  Jalur pedestrian diarahkan menuju lokasi wisata atau menujugenerator aktivitas kawasan.

    -  Setiap jarak 50 – 100 meter disediak tempat sampah khususpedestrian (minimal 2 jenis wadah – organik & anorganik)

    -  Dilengkapi dengan elemen pelengkap seperti signage, bangku, lampudan lainnya)

    Ruang Terbuka    Arahan penataan ruang terbuka dikhususkan pada fungsi ekologis dansosial.

      Penataan ruang terbuka pada area pemukiman sebagaicommunal openspace. Setiap segmen area pemukiman minimal 1 communal open space.

      Setiap ruang terbuka dilengkapi dengan fasilitas pewadahan sampahberupa tempat sampah (minimal 2 jenis wadah). 

    Tata Vegetasi    Arahan penataan tata vegetasi dengan pengadaan jalur vegetasi sebagai

    green corridor pada setiap jalan utama.  Jenis vegetasi disesuaikan dengan fungsi tanaman yakni sebagai

    pengarah, peneduh,climate control, dan liannya.

      Jalur vegetasi selalu dihubungkan dengan ruang terbuka hijau sepertipekarangan, perkebunan dan lainnya).

    Sigange   Jenis dan fungsisignage; sebagai pengarah, penujuk, informasi dansebagainya. terutama untuksignage dengan fungsi himbauan untukmembuang sampah pada tempatnya.

      Kondisi fisik; tidak mudah rusak.

      Jumlah signage dan lokasi penempatan disesuaikan dengan kebutuhankawasan.

      Desainsignage; mencolok secara fisual, menarik dan jelas dan mudahdibaca.

    6.2.2.2. Arahan Penerapan Prinsip 3R

     Arahan kegiatan pengolahan sampah dengan prinsip 3R dikategorikan

    kedalam area perumahan, fasilitas umum dan area komersil antara lain

    sebagai berikut; 

    Tabel 6.4.

     Arahan Pengerjaan 3R

    pada Area Wisata Pantai Baru Pandansimo

    Penanganan 3R Contoh Cara Pengerjaan

    Reduce

      Penghuni dan Pengunjung membiasakan bawa tas belanja dari rumah

      Pengunjung diharuskan meminjam tas/kantong daur ulang yang telahdisediakan oleh pengelola wisata dan akan dikembalikan pada saat telahseselai berwista.

      Kantong/tas yang dipinjamkan dikembalikan dengan sampah didalamnya,sehingga dapat ditukarkan untuk membayar parkir kendaraan.

      Pengunjung diharuskan membawa botol minum isi ulang.

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    10/23

    184

      Pedagang diharuskan menggunakan bahan daur ulang dari kertas, plastik,dan lain sebagainya yang dapat digunakan untuk keperluan jasa komersil.

      Menggunakan daun pisang sebagai bahan pembungkus makanan.

      Menyajikan makanan/minuman dengan piring/gelas.

    Reuse

      Gunakan kembali sampah yang masih dapat dimanfaatkkan untuk produklain, seperti pakan ternak

      Penggunaan Kemasan Plastik Untuk Polibag seperti kantong plastik dapatdigunakan sebagai pengganti pot untuk tanaman/ penghijauan pada areapemukiman Pandansimo.

      Kaleng bekas untuk pot bunga; gelas air mineral untuk tempat pembibitantanaman.

    Recycle

      Menjual produk-produk hasil daur ulang sampah dari area pemukiman danarea wisata (seperti kertas, plastik, dll) sebagai hasil kerajinan tangansekaligus sebagaisouvenir  khas pandansimo.

      Berilah insentif kepada pengunjung pandansimo yang membeli baranghasil daur ulang sampah.

      Pengolahan sampah organik (sisa makanan kuliner) sebagai pupukkompos maupun sebagai pelet ikan.

      Membuat tempat sampah komunal dari bahan bekas seperti drum bekas,ban bekas yang diolah dengan nilai estetis.

      Gabus styrofoam menjadi bataco dan pot bunga

    6.2.2.3. Arahan Pewadahan Sampah

     Arahan berupa pewadahan tempat sampah maka diklasifikasikan sesuai

    dengan sumber sampah. Secara umum penggunaan elemen warna untuk

    membedakan ketiga jenis tempat sampah yaitu:

      Warna hijau untuk sampah organik

      Warna kuning untuk sampah anorganik

      Warna merah untuk sampah berbahaya/B3

    Tabel 6.5.

     Arahan Penwadahan Sampah Pada Kawasan Berdasarkan Sumber Sampah.

    Sumber sampah Jenis pewadahanDaerah perumahan   Kantong plastik/kertas, volume sesuai yang tersedia di

    Pasaran

      Bak sampah permanen, ukuran bervariasi, biasanya dariDaerah perumahan pasangan

      Bin plastik/tong, volume 40-60 Iiter, dengan tutup.

    Pasar   Bin/tong sampah, volume 50–60 Iiter

      Bin plastik, volume 120-140 Iiter dengan tutup danmemakai roda.

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    11/23

    185

      Gerobak sampah, volume 1,0 m3.

      Kontainer dari Armroll kapasitas 6–10 m3.

      Bak sampah.Bangunan Komersil   Kantong plastik, volume bervariasi.

      Pertokoan - Bin plastik/tong, volume 50-60 Iiter.

      Bin plastik, volume 120-140 liter dgn roda.

    Tempat umum, jalan dantaman

      Bin plastik/tong volume 50-60 Iiter, yang dipasang secarapermanen.

      Bin plastik, volume 120 - 140 It dengan roda.(Sumber: Draft 2 NSPM -Teknik Lingkungan ITB -Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R)

    6.2.2.4. Arahan Pengolahan Sampah dan Limbah Kawasan dengan

    Konsep Zero Waste.  Arahan pengolahan sampah dan limbah kawasan adalah dengan tujuan

    untuk menolah sampah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis

    sekaligus sebagai upaya menekan jumlah timbulan sampah kawasan. Adapun

    arahan pengolahan dapat dilihat pada bagan di bawah ini;

    Gambar. 6.2.

    Bagan Alur Pengolahan Sampah dan limbah Kawasan

    Pantai Baru Pandansimo

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    12/23

    186

    6.2.2.5. Arahan Pengangkutan dan Pengolahan Sampah

     Arahan pengangkutan sampah diperlukan alat pengumpulan dan

    pengangkutan sebagai berikut :

    1) Strategi pengangkutan sampah berdasarkan jenis sampah;

      Penjadwalan waktu pengumpulan, dimana sampah mudah

    membusuk hendaknya diangkut paling lama 2 hari sekali, sedang

    sampah non-hayati (anorganik) diangkut dengan frekuensi

    seminggu sekali.

      Sampah Plastik; sampah diangkut dari setiap tempat sampah di

    setiap sumber sampah yang kemudian dikumpulkan dan dipilah

    pada rumah pilah sampah. pemilahan dilakukan untuk memilah

    sampah plastik yang dapat dijual langsung ataupun sampah

    plastik yang harus diolah menjadi produk.

      Sampah Daun Cemara Udang; Penyapuan sampah daun

    cemara dilakukan oleh petugas kebersihan yang kemudian

    diangkut dan dikumpulkan pada rumah komposting yang mana

    akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk kompos.

      Sampah Kuliner; Sampah kuliner berupa sisa makan pada

    tempat sampah diangkut dari setiap warung kuliner kemudian

    dikumpulkan pada rumah komposting juga yang berfungsi

    sebagai wadah untuk mengeringkan jenis sampah ini untuk

    pembuatan pakan ikan.

      Sampah Kotoran Ternak; Jenis sampah ini cukup dekat dengan

    lokasi rumah komposting sehingga alurnya adalah sampah

    diangkut untuk bahan baku pembuatan biogas dan pupuk

    kompos.

    2) Alat pengumpul sampah dapat dilaksanakn dengan berbagai cara

    diantaranya;

      Alat pengumpul tradisional, seperti gerobak dan beca

    sampah.

      Alat pengumpul bermotor, seperti motor sampah.

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    13/23

    187

    Gambar. 6.3

     Arahan Master Plan Pantai Baru Pandansimo

    6.2.2.6. Peta – Peta Arahan Penataan

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    14/23

    188

    Gambar. 6.4

    Peta Arahan Penempatan Tata Guna Lahan

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    15/23

    189

    Gambar. 6.5

    Peta Arahan Jaringan Jalan & Sirkulasi

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    16/23

    190

    Gambar. 6.6

    Peta Arahan Konsep Car Free Zone

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    17/23

    191

    Gambar. 6.7

    Peta Arahan Ruang Terbuka & Tata Vegetasi

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    18/23

    192

    Gambar. 6.8

    Peta Arahan Jalur Pedestrian

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    19/23

    193

    Gambar. 6.9

    Peta Arahan Alur Pengangkutan dan Pengolahan Sampah Kawasan

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    20/23

    194

    Gambar. 6.10

    Peta Arahan Ruang Penempatan Tempat Sampah pada Area Wisata

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    21/23

    195

    Gambar. 6.11

    Peta Arahan Penempatan Tempat Sampah Pada Area Pemukiman

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    22/23

    196

    Gambar. 6.12

    Suasana Kawasan Pantai Baru Pandansimo

  • 8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5

    23/23

    197

    6.3. Saran

    Dalam memperkuat dan mengembangkan hasil penelitian ini ke depan

     jika diteliti dengan topik yang sama, maka dapat disarankan dengan

    penambahan beberapa aspek, yaitu:

    1. Studi tentang pengolahan sampah yang lebih mendalam hal

    menejemen pengolahan sampah yang lebih baik sehingga

    mengarah pada implementasi pengolahan sampah kawasan yang

    berciri khas kawasan tepi pantai.

    2. Kajian mengenai penataan kawasan dengan menambahkan unsur

    keterhubungan lain selain setting  fisik dan pola aktivtas sehingga

    didapatkan keterhubungan permasalahan sampah yang lebih

    mendalam.


Recommended