Date post: | 07-Jul-2018 |
Category: |
Documents |
Upload: | jaffarrrevolvere |
View: | 214 times |
Download: | 0 times |
of 23
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
1/23
175
BAB VI
KESIMPULAN, REKOMENDASI & SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan berdasarkan pertanyaan penelitian utama yakni; mengetahui
hubungan antara setting fisik dan pola aktivitas kawasan sebagai penghasil
sampah kawasan pantai Baru Pandansimo. Untuk memperjelas hubungan
antara setting fisik dan pola aktivitas terhadap sampah kawasan, maka dapat
disimpulkan dengan rincian sebagai berikut;
6.1.1. Tata Guna Lahan Sebagai Sumber Sampah
Dalam kaitannya dengan sampah kawasan maka jenis peruntukan
lahan tersebut menghasilkan timbulan sampah dengan rincian sebagai
berikut;
Peruntukan Lahan Pemukiman mengahsilkan sampah komunal
rumah tangga sebanyak 144 kg/hari atau 585 liter/hari.
Peruntukan Lahan Peternakan menghasilkan sampah kotoran
ternak sebanyak 2.000 kg/hari atau 400 liter/hari.
Peuntukan Lahan Komersil & Wisata Pantai terdiri dari sampah
kuliner sebanyak 12,55 kilogram perhari atau 105 liter perhari.
6.1.2. Setting Fisik & Pola Aktivitas serta Hubungannya dengan
Sampah Kawasan.
6.1.2.1. Tata Bangunan Pemukiman dan Pola Aktiv itas
Pembuangan Sampah.
Peran tata bangunan pemukiman dan hubungannya dengan pola
aktivitas dan perilaku penghuni dalam membuang sampah maka
ditemukan empat pola (A,B,C & D) yang merupakan pola aktivitas
penghuni dalam pembuangan sampah pada lingkungan fisik (lahan
kosong/pekarangan) yang terbentuk dari setting fisik tata bangunan.
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
2/23
176
Tabel 6.1
Karakteristik Pola Perilkau Pembuangan Sampah oleh Warga
pada Lingkungan Fisik Area Perkampungan.
Pola Tata MassaBangunan Pemukiman
Pola TataMassa Bangunan
Pola Pembuangansampah
JumlahTipe dan Titik
A
- Tata masa bangunan beradapada bidang tanah yang tidakcukup luas.
- Orientasi Banguan menghadap jalan.
- Pola ruang yang terbentuk:pekarangan pada sisi depanbangunan.
- Sampahdikumpulkan dandibakar padabagian depanpekarangan yaknipada sisikiri/kananpekarangan.
± 6 huniandenganterdapat 8 titikpembuangan.
B
- Tata masa bangunan beradapada bidang tanah yang cukupluas.
- Orientasi Banguan menghadap jalan.
- Pola ruang yang terbentuk:pekarangan cukup luas padasisi kiri/kanan bangunan.
- Sampahdikumpulkan dandibakar padapekarangan padasisi kiri/kananbangunan dengantujuanmengurangi kesanvisual terhadapsampah.
± 10 huniandenganterdapat 11titikpembuangan.
C
- Tata masa bangunan berada
pada bidang tanah yang tidakcukup luas dan terdiri daribeberapa masa bangunan(tetangga)
- Orientasi Banguan menghadap jalan.
- Pola ruang yang terbentuk:ruang bersama (halaman)diantara bangunan
- Sampah
dikumpulkan dandibakar padahalaman antarabangunan;bersifat sharing lokasipembuangansampah bersama.
± 1 hunian
denganterdapat 2 titikpembuangan.
D
- Tata masa bangunan beradapada bidang tanah yang tidakcukup luas.
- Orientasi Banguan menghadap jalan, bersinggungan langsungdengan halaman kosong disisikiri/kanan.
- Pola ruang yang terbentuk:ruang terbuka (lahan kosong)pada sisi kiri/kanan bangunan.
- Sampahdikumpulkan dandibakar pada
lahan kosongtersebut danterkadang menjadilokasipembuangansampah bersama.
± 5 huniandenganterdapat 6 titik
pembuangan.
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
3/23
177
6.1.2.2. Tata Bangunan Komersil & Pola Aktivitas
Pembuangan Sampah
Pola tata massa bangunan komersil dan kaitnya dengan pola
perilaku pembuangan sampah yang dilakukan oleh pedagang kaitannya
dengan sebaran titik penimbunan dan pembakaran sampah maka
ditemukan 2 Pola utama (A & B) dimana pola ini menunjukan sebaran
titik pembuangan dan penimbunan sampah oleh perilaku pedagang
cenderung dilakukan disekitar bangunan komersil dikarenakan faktor
keterbatasan ketersediaan fasilitas tempat sampah pada warung kuliner.
Secara umum ditemukan sebayak 32 titik dengan rincian sebagai
berikut;
Tabel 6.2
Karakteristik Pola Perilkau Pembuangan Sampah
pada Lingkungan Fisik Bangunan Area Wisata
Pola Tata MassaBangunan Pemukiman
PolaTataMassa Bangunan
PolaPembuangan
sampah
JumlahTipe dan Titik
A
- Tata masa bangunansingel linear dan sejajar
dengan jalan.- Orientasi Banguan
menghadap jalan.- Pola ruang yang
terbentuk: adanyaruang antara tiapbangunan komersil.
- Sampahdikumpulkan dan
dibakar padaruang antarabangunantersebut.
terdapat 17titik
pembuangandanpembakaransampah
B
- Tata masa bangunansingel linear dan sejajarmengikuti garis pantai.
- Orientasi Banguanmenghadap ke pantai.
- Pola ruang yangterbentuk: ruang luaryang luas dan beragamdan bersinggungadengan elemen hijau(pohon cemara udang).
- Sampahdikumpulkan danditimbun padaarea sekitarbangunan
(dominasidisekitar pohoncemara udang)
terdapat 15titikpembuangandanpembakaran
sampah
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
4/23
178
6.1.2.3. Hubungan Pola Aktivitas dan Sampah Kawasan.
Dengan teknik overlay peta antara peta sebaran aktivitas
pengunjung (aktivitas pada ruang luar) dan sebaran titik pembuangan
sampah pengunjung pada area wisata ditemukan bahwa; pola aktivitas
statis (kumpul – duduk – makan) berhubungan dengan jumlah lokasi
sebaran sampah yakni sebanayak 34 titik sebaran. Sedangkan pola
aktivitas dinamis (bergerak – bermain-main, dsb) cenderung tidak
menghasilkan sebaran sampah.
6.1.2.4. Ketersed iaan Fasilitas Fisik Penanganan Sampah
Area Komersi l
Dengan teknik overlay peta antara peta sebaran tempat sampah
area wisata dan peta titik pembuangan sampah kawasan wisata maka
diperoleh;
Titik pembuangan sampah baik yang dilakukan oleh pedagang
maupun oleh pengunjung nyatanya masih termasuk dalam
area jangkauan dari titik penempatan tempat sampah.
Penumpukan sampah disekitar area penempatan tempat
sampah dikarenakan kapasitas (volume) dalam menampung
sampah tidak mencukupi atau tempat sampah yang tersedia
telah penuh sehingga sampah ditimbun pada lokasi
disekitarnya.
6.1.3. Ruang Terbuka (Open Space) dan Pola Sebaran Sampah
Kawasan
Dengan melakukan teknik overlay peta maka diperoleh kesimpulan
terhadap ruang terbuka dan sampah kawasan yakni;
Overlay peta ruang terbuka pasif pada area pemukiman dan
peta sebaran titik pembuangan sampah area pemukiman
menunjukan bahwa; ruang pasif yang berbentuk berupa
halaman/pekarangan/lahan kosong dengan nilai akitivitas dan
interaksi sosial yang rendah mengakibatkan area tersebut
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
5/23
179
menjadi lokasi penimbunan/pembuangan sampah dan
dilakukan oleh penghuni pada area pemukiman.
Overlay peta ruang terbuka aktif area wisata dan peta sebaran
titik pembuangan sampah area wisata (oleh pengunjung dan
pedagang) menunjukan bahwa; tingginya aktivitas wisata yang
berlangsung pada ruang terbuka aktif lokasi wisata maka
aktivitas tersebut cenderung menghasilkan sebaran sampah
disekitar area wisata.
6.1.4. Jaringan Jalan dan Sumber Limbah Udara Kawasan
Dalam kaitannya dengan permasalahan limbah khususnya limbah
udara (gas buangan kendaraan) maka aktivitas kendaraan bermotor
menghasilkan gas buangan sebesar 1.805 gram/km (masih dibawah
ambang batas yakni 2.400 gram/km) namun kondisi ini akan terus
meningkat setiap tahun dikarenakan kenaikan jumlah pengunjung yang
konstan akan beriringan dengan peningkatan jumlah pemakaian
kendaraan untuk mengakses kawasan.
6.1.5. Tata Vegetasi dan Sampah Daun Cemara Udang
Analisis terhadap tata hijau kawasan maka elemen hijau yang
ditinjau berupa Ruang Terbuka Hijau (Persawahan dan Perkebunan),
serta tata hijau berbentuk liniear maupun berkelompok. Dalam kaitannya
dengan sampah kawasan maka tata vegetasi yang dianalisis berupa tata
vegetasi pohon Cemara Udang yang menghasilkan jumlah timbulan
sampah organik dedaunan sebanyak 264 liter/hari dan ditemuia
disepanjang lokasi pantai.
6.1.6. Signage dan Perilaku Pembunagan Sampah
Dalam kaitannya dengan sampah kawasan maka fungsi signage
sebagai statutory yakni memberikan informasi atau himbauan terhadap
perilaku pembuangan sampah pada tempatnya masih mengalami
permasalahan diantaranya berupa faktor kekurangan jumlah signage,
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
6/23
180
kondisi fisik signage serta bentuk desain dari signage yang kurang
mencolok atau menarik secara fisual.
Secara umum maka hubungan antara setting fisik kawasan dan
pola aktivitas dapat disimpulkan secara sederhana pada matriks
hubungan berikut ini;
Gambar. 6.1.
Matriks Hubungan Setting Fisik, Pola Aktivitas
dan Jenis Sampah Kawasan.
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
7/23
181
6.2. Rekomendasi
6.2.1. Rekomendasi Umum
Rekomendasi yang diberikan adalah guna menjawab pertanyaan
penelitian (2) Seperti apa arahan penataan Master Plan kawasan pantai Baru
Pandansimo berkonsep Zero Waste (nir-limbah). Adapun rekomendasi umum
yang diusulkan adalah mempertimbangkan hasil temuan penelitian yakni
dengan melihat konteks permasalahan dan potensi kawasan sehingga
dihasilkan rekomendasi yang lebih tepat.
Secara umum maka ditemukan dasar-dasar pertimbangan yang akan
diguanakan sebagai acuan dalam memberikan usulan berupa arahan desain
atau guidelines sebagai berikut;
1) Menguatkan keberadaan elemen-elemen fisik pembentuk kawasan
pantai Baru Pandansimo dengan pertimbangan pengolahan potensi
dan permasalahan sampah kawasan.
2) Merancang arahan desain tentang pengolahan sampah dan limbah
dengan konsep zero waste.
3) Merencanakan penyediaan fasilitas fisik pelayanan dan pengolahan
sampah.
6.2.2. Rekomendasi Khusus (Guidelines)
Rekomendasi khusus adalah berupa arahan-arahan spesifik terhadap
arahan setting fisik dan aktivitas kawasan, arahan fasilitas fisik penanganan
sampah dan arahan pengolahan dan pengangkutan sampah yang
kesemuanya berkaitan dengan konsep zero waste kawasan. Berikut adalah
rincian dari arahan penataan kawasan;
6.2.2.1. Arahan Setting Fisik Kawasan.
Tabel 6.3.
Rekomndasi Arahan Penataan Kawasan Pantai Baru Pandansimo.
Elemen Arahan ArahanTata Guna Lahan Tata Guna lahan diarahkan dan disesuaikan dengan peruntukan lahan.
Arahan Konsep peruntukan lahan secara umum yakni terdiri dari konsepkawasan wisata diantaranya wisata pedesaan (eco village), wisata edukasi
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
8/23
182
(techno-park) dan wisata bahari (waterfront area).
Tata Bangunan Arahan Tata Bangunan Pemukiman;- Penataan bangunan pemukiman dengan mempertahankan
karakteristik area pedesaan.- Pertumbuhan bangunan diarahkan dengan konsep rumah tumbuh
(horizontal).- Tata massa bangunan diorientasikan pada ruang terbuka bersama
(comunnal space) sehingga membentuk inercore dimana kurang lebih7 -10 hunian atau setiapcluster memiliki 1 ruang bersama.
- Setiap bangunan disediakan tempat sampah individu untuk mewadahisampah rumah tangga (minimal 2 jenis tempat sampah – organik &anorganik)
- Setiap radius 50 – 100 meter disediakan bak sampah komunal.
Arahan Tata Bangunan Komersil.- Penataan bangunan komersil disesuaikan dengan fungsi kawasan
wisata.- Jarak penataan bangunan komersil≤ garis sepadan pantai yakni
antara 80 – 100 meter dari garis pantai.- Setiap bangunan komersil disediakan tempat sampah untuk mewadahi
sampah kuliner (minimal 2 jenis tempat sampah – organik & anorganik)- Setiap radius 50 meter disediakan tempat sampah khusus area wisata
(terdiri dari 3 jenis wadah sampah; plastik-organik-kertas).
Jaringan Jalan Mengintegrasikan jaringan jalan dengan menghubungkan jaringan jalanyang terputus serta memperkuatending point jalan dengan elemenpelengkap.
Arahan Penataan konsepzero caron dengan pengadaan sistem car freezone diantara;- Penyediaan kantong-kantong parkir kendaraan (bus, mobil, sepeda
motor) yang disesuaikan dengan radius kenyamanan pejalan kakiyakni 400 meter.
- Penataan sirkulasi jalur sepeda (bike routes) sebagai satu-satunyamoda transportasi didalam kawasan dengan sistem rental. Lokasipeminjaman sepeda berada sedekat mungkin dengan lokasi parkirkendaraan bermotor (interchanges moda).
- Lajur sepeda mengikuti lajur jalan dengan penandaan jalur yang jelas(penandaan dengan elemen warna)
- Lokasi parkir sepeda disediakan disetiap lokasi wisata atau tempat-tempat yang menjadi generator aktivitas.
Jalur Pedestrian Arahan penataan jalur pedestrian disediakan pada jalur akses utamadalam kawasan dengan rincian;- Lebar jalur pedestrian 2 meter.- Berada pada sisi kiri dan kanan jalan.- Setipa penghubung antara jalur pedestrian yang memotong jalan
kendaraan dilengkapi dengan jalur penghubung (lebar 4 mmeter)
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
9/23
183
- Jalur pedestrian diarahkan menuju lokasi wisata atau menujugenerator aktivitas kawasan.
- Setiap jarak 50 – 100 meter disediak tempat sampah khususpedestrian (minimal 2 jenis wadah – organik & anorganik)
- Dilengkapi dengan elemen pelengkap seperti signage, bangku, lampudan lainnya)
Ruang Terbuka Arahan penataan ruang terbuka dikhususkan pada fungsi ekologis dansosial.
Penataan ruang terbuka pada area pemukiman sebagaicommunal openspace. Setiap segmen area pemukiman minimal 1 communal open space.
Setiap ruang terbuka dilengkapi dengan fasilitas pewadahan sampahberupa tempat sampah (minimal 2 jenis wadah).
Tata Vegetasi Arahan penataan tata vegetasi dengan pengadaan jalur vegetasi sebagai
green corridor pada setiap jalan utama. Jenis vegetasi disesuaikan dengan fungsi tanaman yakni sebagai
pengarah, peneduh,climate control, dan liannya.
Jalur vegetasi selalu dihubungkan dengan ruang terbuka hijau sepertipekarangan, perkebunan dan lainnya).
Sigange Jenis dan fungsisignage; sebagai pengarah, penujuk, informasi dansebagainya. terutama untuksignage dengan fungsi himbauan untukmembuang sampah pada tempatnya.
Kondisi fisik; tidak mudah rusak.
Jumlah signage dan lokasi penempatan disesuaikan dengan kebutuhankawasan.
Desainsignage; mencolok secara fisual, menarik dan jelas dan mudahdibaca.
6.2.2.2. Arahan Penerapan Prinsip 3R
Arahan kegiatan pengolahan sampah dengan prinsip 3R dikategorikan
kedalam area perumahan, fasilitas umum dan area komersil antara lain
sebagai berikut;
Tabel 6.4.
Arahan Pengerjaan 3R
pada Area Wisata Pantai Baru Pandansimo
Penanganan 3R Contoh Cara Pengerjaan
Reduce
Penghuni dan Pengunjung membiasakan bawa tas belanja dari rumah
Pengunjung diharuskan meminjam tas/kantong daur ulang yang telahdisediakan oleh pengelola wisata dan akan dikembalikan pada saat telahseselai berwista.
Kantong/tas yang dipinjamkan dikembalikan dengan sampah didalamnya,sehingga dapat ditukarkan untuk membayar parkir kendaraan.
Pengunjung diharuskan membawa botol minum isi ulang.
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
10/23
184
Pedagang diharuskan menggunakan bahan daur ulang dari kertas, plastik,dan lain sebagainya yang dapat digunakan untuk keperluan jasa komersil.
Menggunakan daun pisang sebagai bahan pembungkus makanan.
Menyajikan makanan/minuman dengan piring/gelas.
Reuse
Gunakan kembali sampah yang masih dapat dimanfaatkkan untuk produklain, seperti pakan ternak
Penggunaan Kemasan Plastik Untuk Polibag seperti kantong plastik dapatdigunakan sebagai pengganti pot untuk tanaman/ penghijauan pada areapemukiman Pandansimo.
Kaleng bekas untuk pot bunga; gelas air mineral untuk tempat pembibitantanaman.
Recycle
Menjual produk-produk hasil daur ulang sampah dari area pemukiman danarea wisata (seperti kertas, plastik, dll) sebagai hasil kerajinan tangansekaligus sebagaisouvenir khas pandansimo.
Berilah insentif kepada pengunjung pandansimo yang membeli baranghasil daur ulang sampah.
Pengolahan sampah organik (sisa makanan kuliner) sebagai pupukkompos maupun sebagai pelet ikan.
Membuat tempat sampah komunal dari bahan bekas seperti drum bekas,ban bekas yang diolah dengan nilai estetis.
Gabus styrofoam menjadi bataco dan pot bunga
6.2.2.3. Arahan Pewadahan Sampah
Arahan berupa pewadahan tempat sampah maka diklasifikasikan sesuai
dengan sumber sampah. Secara umum penggunaan elemen warna untuk
membedakan ketiga jenis tempat sampah yaitu:
Warna hijau untuk sampah organik
Warna kuning untuk sampah anorganik
Warna merah untuk sampah berbahaya/B3
Tabel 6.5.
Arahan Penwadahan Sampah Pada Kawasan Berdasarkan Sumber Sampah.
Sumber sampah Jenis pewadahanDaerah perumahan Kantong plastik/kertas, volume sesuai yang tersedia di
Pasaran
Bak sampah permanen, ukuran bervariasi, biasanya dariDaerah perumahan pasangan
Bin plastik/tong, volume 40-60 Iiter, dengan tutup.
Pasar Bin/tong sampah, volume 50–60 Iiter
Bin plastik, volume 120-140 Iiter dengan tutup danmemakai roda.
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
11/23
185
Gerobak sampah, volume 1,0 m3.
Kontainer dari Armroll kapasitas 6–10 m3.
Bak sampah.Bangunan Komersil Kantong plastik, volume bervariasi.
Pertokoan - Bin plastik/tong, volume 50-60 Iiter.
Bin plastik, volume 120-140 liter dgn roda.
Tempat umum, jalan dantaman
Bin plastik/tong volume 50-60 Iiter, yang dipasang secarapermanen.
Bin plastik, volume 120 - 140 It dengan roda.(Sumber: Draft 2 NSPM -Teknik Lingkungan ITB -Agustus 2006 Pengelolaan Sampah 3R)
6.2.2.4. Arahan Pengolahan Sampah dan Limbah Kawasan dengan
Konsep Zero Waste. Arahan pengolahan sampah dan limbah kawasan adalah dengan tujuan
untuk menolah sampah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis
sekaligus sebagai upaya menekan jumlah timbulan sampah kawasan. Adapun
arahan pengolahan dapat dilihat pada bagan di bawah ini;
Gambar. 6.2.
Bagan Alur Pengolahan Sampah dan limbah Kawasan
Pantai Baru Pandansimo
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
12/23
186
6.2.2.5. Arahan Pengangkutan dan Pengolahan Sampah
Arahan pengangkutan sampah diperlukan alat pengumpulan dan
pengangkutan sebagai berikut :
1) Strategi pengangkutan sampah berdasarkan jenis sampah;
Penjadwalan waktu pengumpulan, dimana sampah mudah
membusuk hendaknya diangkut paling lama 2 hari sekali, sedang
sampah non-hayati (anorganik) diangkut dengan frekuensi
seminggu sekali.
Sampah Plastik; sampah diangkut dari setiap tempat sampah di
setiap sumber sampah yang kemudian dikumpulkan dan dipilah
pada rumah pilah sampah. pemilahan dilakukan untuk memilah
sampah plastik yang dapat dijual langsung ataupun sampah
plastik yang harus diolah menjadi produk.
Sampah Daun Cemara Udang; Penyapuan sampah daun
cemara dilakukan oleh petugas kebersihan yang kemudian
diangkut dan dikumpulkan pada rumah komposting yang mana
akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk kompos.
Sampah Kuliner; Sampah kuliner berupa sisa makan pada
tempat sampah diangkut dari setiap warung kuliner kemudian
dikumpulkan pada rumah komposting juga yang berfungsi
sebagai wadah untuk mengeringkan jenis sampah ini untuk
pembuatan pakan ikan.
Sampah Kotoran Ternak; Jenis sampah ini cukup dekat dengan
lokasi rumah komposting sehingga alurnya adalah sampah
diangkut untuk bahan baku pembuatan biogas dan pupuk
kompos.
2) Alat pengumpul sampah dapat dilaksanakn dengan berbagai cara
diantaranya;
Alat pengumpul tradisional, seperti gerobak dan beca
sampah.
Alat pengumpul bermotor, seperti motor sampah.
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
13/23
187
Gambar. 6.3
Arahan Master Plan Pantai Baru Pandansimo
6.2.2.6. Peta – Peta Arahan Penataan
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
14/23
188
Gambar. 6.4
Peta Arahan Penempatan Tata Guna Lahan
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
15/23
189
Gambar. 6.5
Peta Arahan Jaringan Jalan & Sirkulasi
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
16/23
190
Gambar. 6.6
Peta Arahan Konsep Car Free Zone
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
17/23
191
Gambar. 6.7
Peta Arahan Ruang Terbuka & Tata Vegetasi
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
18/23
192
Gambar. 6.8
Peta Arahan Jalur Pedestrian
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
19/23
193
Gambar. 6.9
Peta Arahan Alur Pengangkutan dan Pengolahan Sampah Kawasan
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
20/23
194
Gambar. 6.10
Peta Arahan Ruang Penempatan Tempat Sampah pada Area Wisata
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
21/23
195
Gambar. 6.11
Peta Arahan Penempatan Tempat Sampah Pada Area Pemukiman
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
22/23
196
Gambar. 6.12
Suasana Kawasan Pantai Baru Pandansimo
8/19/2019 S2-2013-324452-chapter5
23/23
197
6.3. Saran
Dalam memperkuat dan mengembangkan hasil penelitian ini ke depan
jika diteliti dengan topik yang sama, maka dapat disarankan dengan
penambahan beberapa aspek, yaitu:
1. Studi tentang pengolahan sampah yang lebih mendalam hal
menejemen pengolahan sampah yang lebih baik sehingga
mengarah pada implementasi pengolahan sampah kawasan yang
berciri khas kawasan tepi pantai.
2. Kajian mengenai penataan kawasan dengan menambahkan unsur
keterhubungan lain selain setting fisik dan pola aktivtas sehingga
didapatkan keterhubungan permasalahan sampah yang lebih
mendalam.