SINTASAN DAN DAYA TAHAN LARVA IKAN NEMO
(Amphiprion percula) YANG DIBERI Artemia sp. BEKU DAN
DIPELIHARA SEMI OUTDOOR
(Skripsi)
Oleh
SHARA ANBIA PUTRI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRACT
SURVIVAL RATE AND IMMUNITY OF CLOWNFISH LARVAE
(Amphiprion percula) FEED BY Artemia sp. FROZEN
IN SEMI OUTDOOR SYSTEM
By
SHARA ANBIA PUTRI
Nemo (Amphiprion percula) or clownfish is one of the most requested fish all over
the international market. The high request of clownfish followed by common
problem happened in the level of mortality of larva clownfish which is caused by
the nutrition do not fit the fish necessity. The quality of live feed could be
increased by the enrichment of the live feed production. The aim of this research is
to perceive the survival rate and the immunity of clownfish larvae (Amphiprion
percula) which is feeded with Artemia sp. and grown in semi outdoor field. The
research was conducted on April–May 2016 in Laboratory of Balai Besar
Pengembangan Budidaya Laut Lampung. This research used Completely
Randomized Design with 4 treatments (Artemia sp., Artemia sp. enriched by 1
gram of Spirullina sp., Artemia sp. enriched by 600 ml of Nannochloropsis sp.+
400 ml of Isochrysis sp., Artemia sp. enriched by 0,5 gram of Spirullina sp. + 300
ml of Nannochloropsis sp. + 200 ml of Isochrysis sp.) with 3 repetition. The result
of the research showed that Artemia sp. enriched by 600 ml of Nannochloropsis
sp. + 400 ml of Isochrysis sp., give significant effect on the absolute growth
weight of clownfish larvae.
Keyword : Clownfish, Artemia sp, Enrichment, Growth.
ABSTRAK
SINTASAN DAN DAYA TAHAN TUBUH LARVA IKAN NEMO
(Amphiprion percula) YANG DIBERI ARTEMIA sp. BEKU DAN
DIPELIHARA SEMI OUTDOOR
Oleh
SHARA ANBIA PUTRI
Ikan nemo (Amphiprion percula) merupakan salah satu jenis ikan hias air laut
yang cukup di gemari di pasar internasional. Mortalitas larva ikan nemo selama
pembenihan antara lain disebabkan kandungan nutrisi pakan tidak sesuai dengan
kebutuhan larva. Peningkatkan mutu pakan alami dilakukan dengan pengkayaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sintasan dan daya tahan larva
ikan nemo (Amphiprion percula) yang diberi Artemia sp. dan dipelihara semi
outdoor. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2016 bertempat di
Laboratorium Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung.
Rancangan Percobaan yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap)
dengan 4 perlakuan (Artemia sp., Artemia sp. diperkaya T. Spirullina 1 gram,
Artemia sp. diperkaya Nannochloropsis sp. 600 ml + Isochrysis sp. 400 ml,
Artemia sp. diperkaya T. Spirullina sp. 0,5 gram + Nannochloropsis sp. 300 ml +
Isochrysis sp. 200 ml) dan 3 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian Artemia sp. yang diperkaya Nannochloropsis sp. 600 ml + Isochrysis
sp. 400 ml berpengaruh terhadap pertumbuhan bobot mutlak larva ikan nemo.
Kata Kunci : Clownfish, Artemia sp, Pengkayaan, Pertumbuhan.
SINTASAN DAN DAYA TAHAN LARVA IKAN NEMO
(Amphiprion percula) YANG DIBERI Artemia sp. BEKU DAN
DIPELIHARA SEMI OUTDOOR
Oleh
SHARA ANBIA PUTRI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERIKANAN
Pada
Jurusan Budidaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 1
Januari 1995 sebagai putri pertama dari dua bersaudara,
dari pasangan Bapak Eko Daryatno dan Ibu Erina Yulia
S.Pd yang di beri nama Shara Anbia Putri.
Penulis menempuh pendidikan formal dari Taman
Kanak-kanak (TK) Citra Melati, Bandar Lampung pada
tahun 1999-2000, dilanjutkan ke Sekolah Dasar di SD
Negeri 3 Gedung Air, Bandar Lampung pada tahun 2000-2006, Sekolah
Menengah Pertama di SMP Kartika II-2 (Persit), Bandar Lampung pada tahun
2006-2009, dan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 10, Bandar
Lampung pada tahun 2009-2012. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke
jenjang Perguruan Tinggi di Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian
Univesitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN) pada tahun 2012 dan telah menyelesaikan studinya pada tahun
2016.
Selama menjadi mahasiswa, aktif dalam kegiatan organisasi di Himpunan
Mahasiswa Budidaya Perairan (HIDRILA) sebagai anggota Bidang Minat dan
Bakat Periode 2013-2014 dan 2014-2015.
Penulis melakukan kegiatan Praktik Umum (PU) di Dunia Air Tawar, Taman
Mini “Indonesia Indah”, Jakarta Timur dengan judul “Pembenihan Ikan Koi
(Cyprinus carpio L) Di Dunia Air Tawar (DAT) Taman Mini Indonesia Indah
(TMII) Jakarta Timur” pada tahun 2015 dan melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di Desa Sidomakmur, Kecamatan Penawar Tama, Kabupaten
Tulang Bawang selama 40 hari pada bulan Januari - Maret 2015.
Pada tahun 2016, penulis melaksanakan penelitian dan menyelesaikan tugas akhir
dalam bentuk skripsi yang berjudul “Sintasan Dan Daya Tahan Larva Ikan
Nemo (Amphiprion percula) Yang Diberi Artemia sp. Beku dan Dipelihara
Semi Outdoor”.
PERSEMBAHAN
Dengan segala rasa syukur kepada Allah SWT atas kenikmatan dan kemudahan
yang selalu mengiringi langkah untuk semua hambanya.
Kupersembahkan skripsi ini kepada :
Ayahanda dan ibunda tercinta, yang senantiasa
memberikan kasih sayang, do’a dukungan, motivasi,
pengorbanan dan selalu memberikan apapun yang terbaik
untuk kebahagiaanku. Bagiku, jasa dan pengorbanan kalian
tidak akan mampu ku gantikan dengan apapun. Terimakasih
Adikku tersayang dan seluruh keluarga besar yang telah
memberiakan do’a dan dukungan selama masa studi.
“Chindo Squad” yang telah memberikan warna dalam indahnya
pelangi kehidupanku selama ini.
Teman-teman Pengejar Toga 2012 yang telah memberikan
kebersamaan dari awal hingga akhir masa studi.
Dan
Almamater tercinta “UNIVERSITAS LAMPUNG”
MOTTO
“Barangsiapa yang menempuh suatu perjalanan dalam
rangka untuk menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan
baginya jalan ke surga”
-HR. Tarmudzi –
“Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka
melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus
dikerjakan, entah mereka menyukainya atau tidak”
-Aldus Huxley-
“We were born in one day. We will die in one day.
Anything can happen in one day”
-Shara Anbia-
SANWACANA
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan, kekuatan dan kemudahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Sintasan dan Daya Tahan
Larva Ikan Nemo yang Diberi Artemia sp. Beku dan Dipelihara Semi
Outdoor”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan di
Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung.
Selama proses penyelesaian skripsi, penulis telah memperoleh banyak bantuan
dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
2. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc selaku Ketua Jurusan Budidaya Perairan
Universitas Lampung dan Pembimbing Utama atas kesabarannya yang
luar biasa dan bersedia untuk meluangkan waktunya, mencurahkan
segenap pemikirannya, memberikan bimbingan, motivasi, nasihat dalam
mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
3. Ibu Berta Putri, S.Si., M.Si selaku Pembimbing kedua atas kesabaran dan
kesediaan untuk meluangkan waktu disela-sela kesibukannya,
mencurahkan segenap pemikirannya, memberikan bimbingan, motivasi,
nasihat dalam mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
4. Ibu Henni Wijayanti Maharani, S.Pi., M.Si selaku Penguji yang telah
memberikan kritik, saran, dan masukan yang membangun terhadap skripsi
ini.
5. Bapak Herman Yulianto, S.Pi., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah meluangkan waktu, dan senantiasa membimbing penulis selama
ini, sehingga kini penulis telah menyelesaikan studi di Jurusan Budidaya
Perairan, Fakultas Pertania, Universitas Lampung.
6. Bapak Yudha Trinoegraha Adiputra., S.Pi., M.Si. selaku Dosen Budidaya
Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung yang telah senantiasa
membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan menuangkan gagasan
serta waktu dalam penelitian yang penulis lakukan.
7. Bapak Herno Minjoyo, M.Sc selaku pembimbing lapang yang telah
membantu dan membimbing penulis selama menjalankan penelitian di
Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung.
8. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung yang penuh dedikasi dalam memberikan ilmu yang
bermanfaat bagi penulis, serta segala bantuan yang diberikan selama
penulis menyelesaikan studi.
9. Kedua orangtua ku tercinta, Ayahanda Eko Daryatno dan Ibunda Erina
Yulia yang telah menjadi orangtua terhebat untukku. Terimakasih atas
segala yang telah diberikan untukku, telah senantiasa mencurahkan
keringat, kasih sayang, dan doa dalam sujudnya hanya untuk
kebahagiaanku, selalu mendukung dan memberikan motivasi untukku.
10. Adiku tersayang Farhan Anfasa Putra, yang selalu memberikanku
semangat, dukungan, doa, motivasi, kesabaran, waktu dan tenaganya
selama ini.
11. Sepupuku tercinta, Asti Retno Sari, Carin Akiela, Langgeng Laksono dan
seluruh keluarga besar Alm. H. Soelaiman dan Alm. H. Raja Mega Ahmad
yang selalu memberikan dukungan dan motivasi untukku.
12. Rahajeng Utami Putri, yang telah menjadi sabahat terbaikku selama ini.
Terimakasih karena telah memberikanku semangat, motivasi, dukungan,
canda, tawa, selalu ada di dekatku saat suka maupun duka, senantiasa
sabar menghadapiku, dan selalu memberikan doa untuk kebahagiaanku
selama tujuh tahun ini.
13. Eshy Tri Wulandari, yang telah memberikan waktu, semangat, motivasi,
doa, canda, tawa, kesabaran, tenaga, pikiran dan selalu ada untukku serta
mendukungku dalam keadaan apapun selama empat tahun ini.
14. Ardian Thomas dan Renaldo Syaputra, yang senantiasa memberikanku
doa, semangat, motivasi, dukungan, keceriaan, waktu dan tenaga, pikiran,
ilmu, kesabaran, selalu ada untukku dalam keadaan suka maupun duka
selama empat tahun ini.
15. Tatang Purnama, Ranindia Akbar, Auliyan Azizi, M. Rukni, Khanif
Ardiansyah, M. Rio, yang telah memberikanku semangat, doa, ilmu,
motivasi, canda tawa, kesabaran dalam menghadapiku, dan selalu mengisi
hari-hariku selama ini.
16. Bang Dimas, Bang Puraka, Bang Agasi, Bang Jum, Bang Yuti, Bang
Imam, Bang Sandi, Bang Rudi yang telah memberikanku dukungan, doa,
ilmu, canda, tawa yang selalu mengisi hari-hariku selama ini.
17. Teman-teman seperjuangan selama penelitian : Atik, Desy, Septi, Doni
Nurlisa, Adetya Putri, Ira, Puji atas segala bantuan, semangat, kesabaran,
ilmu dan seluruh tenanga yang telah diberikan sehingga penelitian kita
berjalan lancar.
18. Kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2012 atas kebersamaannya
selama ini, abang dan mba angkatan 2009, 2010, 2011 dan adik-adik
angkatan 2013, 2014, 2015, dan 2016.
19. Pak Warsono, Mas Wahyu, Bu Ana, Bu Yuli, Pak Rojuli, Mas Doni, Mas
Rendi yang telah banyak membantu dan mengarahkanku selama
menjalankan penelitian di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut
(BBPBL), Lampung.
20. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih atas bantuan dan
dukungannya. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas kebaikan
yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari sempuna, akan tetapi penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi yang membaca maupun bagi penulis untuk
mengembangkan dan mengamalkan ilmu yang telah diperoleh.
Bandar lampung, 10 Oktober 2016
Penulis,
Shara Anbia Putri
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .............................................................................................. i
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. v
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
1.3 Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
1.4 Kerangka Pikir Penelitian ..................................................................... 3
1.5 Hipotesis ................................................................................................ 5
1.5.1 Hipotesis Pertumbuhan ................................................................. 5
1.5.2 Hipotesis Kelangsungan Hidup (Sintasan) ................................... 5
II. METODELOGI PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 6
2.2 Alat dan Bahan Penelitian ..................................................................... 6
2.2.1 Alat Penenlitian ............................................................................ 6
2.2.2 Bahan Penelitian........................................................................... 7
2.3 Rancangan Penelitian ............................................................................ 7
2.4 Prosedur Penelitian ............................................................................... 8
2.4.1 Persiapan Wadah Pemeliharaan Larva Ikan Nemo ....................... 8
2.4.2 Persiapan Wadah Pengkayaan Pakan Alami ................................. 9
2.5 Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 9
2.5.1 Pengkayaan Artemia sp ................................................................. 9
2.5.2 Pemeliharaan Larva Ikan Nemo
........................................................................... 12
2.6 Parameter Penelitian.............................................................................. 12
2.6.1 Survival Rate (SR)......................................................................... 12
2.6.2 Pertumbuhan Bobot Mutlak .......................................................... 13
2.6.3 Pertumbuhan Panjang Mutlak ....................................................... 13
2.6.4 Daya tahan larva ikan nemo terhadap Infeksi Vibriosis ............... 13
2.6.5 Pergantian Air dan Pengontrolan Kualitas Air.............................. 14
2.7 Analisis Data ......................................................................................... 14
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisis Uji Proksimat Artemia sp ........................................................ 15
3.2 Sintasan Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) ................................ 17
3.3 Pertumbuhan Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) ........................ 19
3.3.1 Bobot Mutlak Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) .............. 19
3.3.2 Panjang Mutlak Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) ........... 21
.................................................... 10
2.5.3 Reinfeksi Bakteri Vibriosis ........................................................... 10
2.5.4 Uji LD50 ........................................................................................ 11
2.5.5 Uji Patogenesitas
ii
3.4. Uji Patogenesitas Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) ................. 22
3.5 Parameter Kualias Air Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) .......... 24
3.5.1 Parameter Suhu ............................................................................. 25
3.5.2 Parameter pH ................................................................................. 26
3.5.3 Parameter Dissolved Oxygen (DO) ............................................... 26
3.5.4 Parameter Salinitas ........................................................................ 27
3.5.5 Parameter Amoniak ....................................................................... 28
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 30
LAMPIRAN ............................................................................................... 35
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1. Kerangka Pemikiran Penelitian .................................................... 4
2. Penempatan Wadah Pemeliharaan Larva Ikan Nemo .................. 8
3. Sintasan Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) ....................... 17
4. Bobot Mutlak Larva Ikan Nemo Selama Masa Pemeliharaan ..... 19
5. Panjang Mutlak Larva Ikan Nemo Selama Masa Pemeliharaan .. 21
6. Sintasan Larva Ikan Nemo Pasca Uji Patogenesitas .................... 22
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1. Peralatan yang digunakan selama penelitian................................... 6
2. Bahan yang digunakan selama penelitian ....................................... 7
3. Hasil Analisis Proksimat Pakan Uji* .............................................. 15
4. Data Kualitas Air Selama Masa Pemeliharaan Larva Ikan Nemo .. 24
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Alat dan Bahan yang Digunakan..................................................... 36
2. Data Analisis Sintasan Larva Ikan Nemo ....................................... 37
3. Data Analisis Bobot Mutlak Larva Ikan Nemo............................... 38
4. Data Analisis Panjang Mutlak Larva Ikan Nemo ........................... 39
5. Analisis Proksimat Pakan Uji (tidak dibekukan) ............................ 40
1
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan nemo (Amphiprion percula) merupakan salah satu jenis ikan hias air
laut yang berwarna cerah, memiliki pola warna yang dijadikan dasar dalam proses
identifikasi, bertubuh lebar, bentuk sirip membulat, bersisik relative besar dengan
sirip dorsal yang unik dan dilengkapi dengan mulut yang kecil (BBPBL, 2009).
Permintaan konsumen untuk ikan nemo memacu pembudidaya ikan nemo
untuk terus memproduksi ikan nemo. Kendala yang sering terjadi pada budidaya
ikan nemo adalah mortalitas larva ikan nemo yang disebabkan faktor lingkungan
dan pasokan pakan alami baik ukuran dan kandungan nutrisinya tidak sesuai
dengan kebutuhan larva (Panji dkk, 2014). Pertumbuhan dan ketahanan tubuh
ikan nemo dapat ditingkatkan dengan pemberian pakan alami yang mudah dicerna
dan sesuai dengan bukaan mulut larva ikan nemo. Pemberian pakan alami berupa
fitoplankton dan zooplankton dalam jumlah yang cukup dan berkualitas baik akan
memperkecil mortalitas larva (Rostini, 2007).
Pemeliharaan larva ikan nemo di Balai Besar Pengembangan Budidaya
Laut (BBPBL) diberi pakan alami Brachionus sp. dan naupli Artemia sp. karena
ukuran sesuai dengan bukaan mulut larva (BBPBL, 2009). Naupli Artemia sp.
diberikan pada larva umur 7 hari, ketika pada tubuh larva telah terlihat pelat putih
vertical dan larva mampu memangsa naupli Artemia sp..
Pengkayaan pakan alami adalah peningkatan kandungan nutrisi
menggunakan bahan suplemen sebelum diberikan pada larva ikan agar nutrisi
yang terkandung dalam pakan alami mendekati kebutuhan nutrisi larva ikan.
Suprayudi (2003), mengatakan pengkayaan Artemia sp. dengan alga hijau selama
6-24 jam dapat meningkatkan kandungan omega-3 Highly Unsaturated Fatty
Acids (HUFA).
Dalam penelitian ini Artemia sp. diperkaya dengan tepung Spirulina sp.,
Nannochloropsis sp., dan Isochrysis sp.. Hasil analisis proksimat naupli Artemia
sp. yang diperkaya dengan tepung Spirullina sp. mengandung kadar protein
2
(3,94%), kadar lemak (0,69%), energi (27,73 kkal/100g), dan karbohidrat (1,44%)
(Tabel 3). Tepung Spirullina sp. dimanfaatkan sebagai suplemen bahan pakan
untuk meningkatkan kualitas warna pada ikan. Nannochloropsis sp. merupakan
fitoplankton hijau berukuran 2-4 μm, tidak memiliki flagel (Hoek et.al. 1998).
Nannochloropsis sp. digunakan sebagai bahan pengkaya dan menghasilkan
pertumbuhan persentase pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan bahan
pengkaya lainnya. Isochrysis sp. merupakan fitoplankton dengan 2 buah flagelata
yang sama panjang dan halus, berukuran 5-6 m, berbentuk seperti bola
memanjang, berdinding sel tipis dan tersusun atas PUFA (polyunsaturated fatty
acid) (Nur Taufik dkk, 2010) dan memiliki kandungan asam lemak sebesar
16,02% yang bermanfaat untuk pertumbuhan ikan (BBPBL, 2009).
Pengkayaan Artemia sp. dengan Nannochloropsis sp. dan Isochrysis sp.
diharapkan mampu meningkatkan kandungan nutrisi Artemia sp. sebelum
diberikan pada larva ikan nemo. Pemeliharaan dengan lokasi semi outdoor
bertujuan untuk mencegah penurunan atau kenaikan suhu yang fluktuatif. Hal ini
dikarenakan pada saat pemeliharaan wadah pemeliharaan dimasukkan ke dalam
bak fiber dan diberikan heater untuk menjaga suhu agar tetap stabil. Suhu dapat
mempengaruhi berbagai fungsi metabolisme dari organisme akuatik seperti
pertumbuhan dan tingkat konsumsi pakan (Serang, 2006).
Pemberian Artemia sp. beku sebagai pakan untuk larva bertujuan untuk
memberikan efisiensi terhadap penyediaan pakan dan kelangsungan hidup larva.
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Cahyanti, dkk (2015) bahwa
pemberian pakan Artemia sp. beku untuk larva udang windu mampu menunjang
pertumbuhan sebesar 16,83%/hari dan efisiensi pemanfaatan pakan sebesar
25,23%. Berdasarkan penelitian diatas, diharapkan pemberian Artemia sp. beku
pada penelitian ini mampu meningkatkan sintasan dan daya tahan tubuh larva ikan
nemo.
3
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sintasan dan daya tahan larva ikan
nemo (Amphiprion percula) yang diberi Artemia sp. beku dan dipelihara semi
outdoor.
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah untuk memberikan informasi pengetahuan kepada
para pembudidaya ikan nemo, masyarakat serta memberikan informasi kepada
mahasiswa mengenai sintasan dan daya tahan larva ikan nemo (Amphiprion
percula) yang diberi Artemia sp. beku dan dipelihara semi outdoor.
1.4 Kerangka Pikir Penelitian
Ikan nemo (Amphiprion percula) merupakan salah satu jenis ikan hias air laut
yang banyak digemari, namun keberadaan ikan nemo di alam tidak mampu
memenuhi permintaan konsumen sehingga perlu dilakukan budidaya. Kondisi
kritis selama proses budidaya terjadi pada fase larva, dimana larva sangat rentan
terhadap faktor nutrisi dan lingkungan. Salah satu cara untuk mengatasi hal
tersebut adalah melakukan peningkatan kualitas pakan larva.
Pemeliharaan larva ikan nemo di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut
(BBPBL) diberi pakan alami berupa jenis Brachionus sp. dan Artemia sp.
(BBPBL, 2009). Pakan alami yang diberikan untuk larva ikan nemo pada
penelitian ini adalah Artemia sp. yang dinilai baik apabila diberikan pada larva
ikan nemo (Amphiprion percula) dikarenakan memenuhi syarat untuk dapat
digunakan sebagai pakan alami larva ikan karena memiliki ukuran yang relatif
kecil, lambat dalam berenang, mempunyai nilai gizi yang tinggi serta dapat hidup
pada kepadatan tinggi.
Pemberian pakan alami pada stadia larva mampu menunjang kelangsungan
hidup larva ikan nemo. Artemia sp. sebagai pakan alami yang akan diberikan
kepada larva ikan nemo mempunyai kandungan nutrisi yang baik untuk larva ikan
nemo. Namun umumnya kandungan nutrien dari pakan alami masih kurang
memenuhi kebutuhan nutrisi dari spesies yang dibudidayakan, sehingga perlu ada
upaya untuk penambahan nutrien dari pakan alami yang digunakan yaitu dengan
pengkayaan. Dalam penelitian ini, Artemia sp. akan diperkaya dengan
4
Nannochloropsis sp. dan Isochrysis sp. serta penambahan tepung Spirullina sp..
Pengkayaan nutrisi dilakukan agar nutrisi yang terkandung dalam pakan alami
mampu mendekati kebutuhan nutrisi dari larva ikan nemo. Upaya pengkayaan
dalam penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan sintasan dan daya tahan
tubuh larva ikan nemo (Amphiprion percula).
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Budidaya Ikan Nemo
Mortalitas pada Fase Larva
Pengkayaan Artemia sp. dengan Tepung Spirullina sp.,
Nannochloropsis sp., dan Isochrysis sp.
Meningkatkan Sintasan dan Daya Tahan Tubuh Larva Ikan
Nemo
Permintaan Ikan Nemo Tinggi
Artemia sp. Dipanen dan Dibekukan
Artemia sp Beku diberikan untuk Larva Ikan Nemo yang
Dipelihara pada Lokasi Semi Outdoor
5
1.5 Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini :
1.5.1 Hipotesis Pertumbuhan
H0 = 0 Pemberian Artemia sp. dalam bentuk beku tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan larva ikan nemo (Amphiprion percula) yang
dipelihara semi outdoor.
H1 ≠ 0 Pemberian Artemia sp.dalam bentuk beku berpengaruh nyata
terhadap pertumbuhan larva ikan nemo (Amphiprion percula) yang
dipelihara semi outdoor.
1.5.2 Hipotesis Kelangsungan Hidup (Sintasan)
H0 = 0 Pemberian Artemia sp. dalam bentuk beku tidak berpengaruh
terhadap sintasan larva ikan nemo (Amphiprion percula) yang dipelihara
semi outdoor.
H1 ≠ 0 Pemberian Artemia sp. dalam bentuk beku berpengaruh nyata
terhadap sintasan larva ikan nemo (Amphiprion percula) yang dipelihara
semi outdoor.
6
II. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Mei 2016 di Laboratorium
Ikan Hias dan Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan, Balai Besar
Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung.
2.2 Alat dan Bahan Penelitian.
2.2.1 Alat Penelitian.
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Peralatan yang digunakan selama penelitian.
Alat yang digunakan
1 Wadah Plastik ukuran (35 x 22 x 22 cm) 26 Gelas Objek
2 Pipa Paralon 27 Kertas Saring
3 Seltip 28 Cover glass
4 Gunting 29 Kamera
5 Toples Plastik (kapasitas 2,5 liter) 30 Kertas Label
6 Ember Plastik 10 liter 31 Tissue
7 Paralon T ½ inch 32 Lemari Pendingin
8 Paralon L ½ inch 33 Jarum Ose
9 Selang Aerasi 34 Inkubator
10 Batu Aerasi 35 Alat Ukur Kualitas Air
11 Kran F 36 Penggaris
12 Sambungan Aerator (CabangT) 37 Scope net
13 Kran Air 38 Kantung Plastik ½ kg
14 Haemocytometer 39 Spidol
15 Mikroskop 40 Buku Tulis
16 Coolbox 41 Gergaji Besi
17 Gelas Ukur 42 Lakban
18 Saringan Pakan Alami 43 Paku
19 Ice cube 44 Lilin
20 Plankton net 45 Kain
21 Pipet Tetes 46 Nampan Plastik
22 Timbangan Digital 47 Oksidator
23 Cawan Petri 48 Tabung Erlenmeyer
24 Bunsen 49 Styrofoam
25 Spektrofotometer 50 Beaker glass
7
2.2.2 Bahan Penelitian.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 2 :
Tabel 2. Bahan yang digunakan selama penelitian.
Bahan yang digunakan
1 Larva Ikan Nemo (Amphiprion percula) ukuran 2,5 – 3,5 mm
2 Artemia sp.
3 Tepung Spirullina
4 Nannochloropsis sp.
5 Isochrysis sp.
6 Media TSA
7 Media TCBS
8 Isolat Bakteri
9 Bakteri Vibrio alginolyticus
10 Kain Kasa
11 Akuades
12 NaCl Fisiologis
13 Alkohol
14 Formalin
15 Larutan Lugol
16 Air Laut
2.3 Rancangan Penelitian.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL). Rancangan terdiri dari empat perlakuan dan masing-masing
perlakuan diulang tiga kali. Perlakuan berupa pemberian pakan alami yang
diperkaya dengan berbagai bahan pengkaya, dibekukan dan diberikan untuk larva
ikan nemo yang dipelihara semi outdoor. Perlakuan tersebut adalah sebagai
berikut :
Perlakuan A : Pemberian naupli Artemia sp..
Perlakuan B : Pemberian naupli Artemia sp. yang diperkaya dengan tepung
Spirullina 1 gram/liter.
Perlakuan C : Pemberian naupli Artemia sp. yang diperkaya dengan
Nannochloropsis sp. dan Isochrysis sp. (kepadatan 3 juta sel/ml).
Perlakuan D : Pemberian naupli Artemia sp. yang diperkaya dengan tepung
Spirullina sp. dan dua spesies plankton (Nannochloropsis sp. dan
Isochrysis sp.
8
Model Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang digunakan adalah :
Keterangan:
Yij : Data pengamatan perlakuan ke - i, ulangan ke - j
μ : Nilai tengah umum
σi : Pengaruh pemberian pakan ke - i
єij : Galat percobaan pada Perlakuan ke - i dan ulangan ke - j
i : Perlakuan pakan A, B, C
j : Ulangan (1,2,3)
Penempatan wadah pemeliharaan ikan nemo (Amphiprion percula) dilakukan
secara acak (Gambar 2).
Gambar 2. Penempatan Wadah Pemeliharaan Larva Ikan Nemo
Keterangan : a. Bak Fiber Ukuran 2 x 1 m
b. Wadah Pemeliharaan Larva Ikan Nemo
c. Inlet
d. Outlet Wadah Pemeliharaan
e. Outlet Bak Fiber
2.4 Prosedur Penelitian
2.4.1 Persiapan Wadah Pemeliharaan Larva Ikan Nemo
1. Menyiapkan wadah plastik berbentuk persegi berukuran 35 x 22 x 22 cm
sebanyak 12 buah dan disusun disebuah bak fiber berukuran 2 x 1 m serta
dilengkapi dengan heater untuk mencegah suhu yang berfluktuatif.
Yij = μ + σi + єij
a
b
c
d
e
9
2. Wadah plastik dibersihkan dengan cara direndam dengan menggunakan
kaporit, kemudian wadah dibilas dengan air laut steril dan dikeringkan
selama 12 jam.
3. Wadah pemeliharaan diisi air laut steril sebanyak 17 liter dan dilengkapi
dengan instalasi aerasi kemudian ditata dalam bak fiber yang sudah diisi
air dengan ketinggian 5 cm (Lampiran 1).
2.4.2 Persiapan Wadah Pengkayaan Pakan Alami.
1. Wadah yang digunakan untuk pengkayaan pakan alami berupa wadah
plastik berkapasitas 2,5 liter, sebanyak 4 buah.
2. Wadah dicuci dan dikeringkan sebelum digunakan. Volume air yang
digunakan yaitu 1 liter dan dilengkapi dengan instalasi aerasi (Lampiran
1).
2.5 Pelaksanaan Penelitian.
2.5.1 Pengkayaan Artemia sp.
Sampel Artemia sp. sebanyak 2 gram diperkaya dengan berbagai bahan pengkaya,
dibekukan dan diberikan untuk larva ikan nemo yang dipelihara secara tertutup.
Pemberian naupli Artemia sp. untuk pakan ikan nemo dilakukan pada saat larva
berumur D7 – D20 sebanyak dua kali sehari, yaitu pagi hari pukul 09.00 WIB dan
sore hari pukul 15.00 WIB. Perlakuan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kista Artemia sp. sebanyak 8 gram ditetaskan. Setelah 24 jam, naupli
Artemia sp. dipanen dan dimasukkan ke dalam 4 wadah pengkaya.
2. Tepung Spirullina sp. ditimbang sebanyak 1 gram, kemudian dicampurkan
ke dalam wadah pengkaya yang berisi naupli Artemia sp. dan 1 liter air
yang dipelihara selama 5 jam. Kemudian naupli Artemia sp. dipanen
dengan cara disaring dan dibekukan dalam freezer selama 2 jam
(Perlakuan B).
3. Naupli Artemia sp. dimasukkan ke dalam wadah pengkaya yang berisi 1
liter air. Selanjutnya, dimasukkan Nannochloropsis sp. dan Isochrysis sp.
(kepadatan masing-masing 3 x 106 sel/ml) sebanyak 600 ml dan 400 ml
disaring, dimasukkan ke dalam wadah pengkaya dan dipelihara selama 5
10
jam. Setelah 5 jam naupli Artemia sp. dipanen dengan cara disaring, dan
dibekukan dalam freezer selama 2 jam (Perlakuan C).
4. Tepung Spirullina sp. sebanyak 0,5 gram dicampurkan ke dalam wadah
pengkaya. Nannochloropsis sp. dan Isochrysis sp. (kepadatan masing-
masing 3 x 106 sel/ml) sebanyak 300 ml dan sebanyak 200 ml disaring,
dimasukkan kedalam wadah pengkaya, kemudian naupli Artemia sp.
dimasukkan pada wadah tersebut. Selanjutnya Artemia sp. dipelihara
selama 5 jam. Setelah 5 jam naupli Artemia sp. dipanen dengan cara
disaring, kemudian dibekukan dalam freezer selama 2 jam (Perlakuan D).
2.5.2 Pemeliharaa Larva Ikan Nemo.
1. Larva dipelihara di dalam wadah plastik berbentuk persegi berukuran 35
22 x 22 cm dengan volume 17 liter yang disusun didalam bak fiber dengan
ukuran 2m x 1m serta diletakkan pada semi outdoor (Lampiran 1).
2. Setiap wadah pemeliharaan diisi larva ikan sejumlah 30 ekor.
3. Larva dipelihara mulai umur D7 – D20 dan diberi pakan beku naupli
Artemia sp. yang telah diperkaya.
4. Pemberian pakan dilakukan setiap hari sebanyak 2 kali yaitu pada pukul
09.00 WIB dan 15.00 WIB.
5. Pengukuran parameter kualitas air dilakukan setiap hari meliputi suhu, pH,
untuk DO dan salinitas diukur setiap lima hari sekali. Pengukuran
konsentrasi ammonia dilakukan pada awal, tengah, dan akhir
pemeliharaan.
6. Penghitungan sintasan larva dilakukan setiap hari selama pemeliharaan.
7. Pemanenan dilakukan pada D-21 dengan cara mengukur panjang dan berat
tubuh larva ikan nemo.
8. Reinfeksi dilakukan pada D-30 untuk mengetahui daya tahan larva ikan
nemo terhadap infeksi bakteri V.alginolitycus.
2.5.3 Reinfeksi Bakteri Vibriosis.
1. Isolat bakteri Vibrio alginolyticus (Lampiran 3) yang telah tersedia dan
disimpan dalam refrigerator kemudian diaktifkan kembali dengan
melakukan reinfeksi bakteri.
11
2. Reinfeksi dilakukan sebanyak 2 kali untuk meningkatkan keganasan
bakteri.
3. Isolat diisolasi ke media TSA miring dengan menggunakan jarum ose
steril yang telah dipanaskan diatas bunsen lalu disimpan di inkubator pada
suhu 35oC.
4. Isolat dari media TSA diisolasi kembali ke media TSB dan dilakukan
reinfeksi pertama pada ikan sampel (3 ekor) sebanyak 0,05 ml/ekor
melalui penyuntikan.
5. Setelah 1 minggu, dilakukan isolasi kembali dari ikan yang telah
direinfeksi ke media TSA dan TCBS kemudian disimpan.
6. Isolat yang tumbuh diisolasi kembali ke media TSB untuk kemudian
direinfeksi pada ikan.
7. Setelah 1 minggu dilakukan isolasi kedua sama seperti reinfeksi pertama.
Isolat bakteri kemudian digunakan untuk uji LD50 dan uji tantang sesuai
dengan tingkat kepadatan yang digunakan.
2.5.4 Uji LD50.
1. Bakteri dari organ hati dikultur dalam 5 cawan yang berisi media TSA.
2. Setelah bakteri tumbuh dilakukan panen bakteri menggunakan NaCl
fisiologis sebanyak 3 ml.
3. Setelah itu, bakteri yang telah dipanen menggunakan NaCl fisiologis
sebanyak 3 ml dicampurkan kedalam 1 liter air.
4. Kemudian dihitung kepadatanya dengan spektrofotometer hingga
mencapai konsentrasi 3 x 109.
5. Jika konsentrasi belum mencapai 3 x 109 larutan ditambahkan kembali
dengan larutan bakteri yang telah dipanen sebelumnya.
6. Jika konsentrasi sudah mencapai 3 x 109 kemudian 5 cawan teresebut
dijadikan dalam 1 wadah.
7. Selanjutnya konsentrasi diturunkan dari 109 sampai dengan 10
6.
8. Kemudian ikan dimasukkan dan tunggu hingga 1 minggu untuk melihat
pada konsentrasi berapa ikan mati setengah dari populasi.
12
2.5.5 Uji Patogenisitas
Patogenitas bakteri Vibriosis adalah sebagai berikut :
1. Ikan uji sebanyak 15 ekor berumur ± 21 hari disiapkan kemudian
dimasukkan ke wadah pemeliharaan.
2. Bakteri V. alginolyticus dengan kepadatan 1,69 x 107 dimasukkan dalam
media pemeliharaan.
3. Ikan uji dipelihara selama satu minggu dengan mengamati gejala klinis
yang timbul dan menghitung sintasan akhir larva ikan nemo dihitung
dengan rumus yang dikemukakan oleh Brite dkk, (2007) :
Keterangan :
M : log LD50
Xi : log dosis bakteri dibawah LD50
D : selisih log dosis di bawah LD50 dan di atas LD50
%xi : presentase kematian komulatif pada dosis di bawah LD50
Xi+1 : presentase kematian komulatif pada dosis di atas LD50
2.6 Parameter Penelitian.
2.6.1 Survival Rate (SR).
Sintasan merupakan nilai perbandingan antara jumlah organisme yang
hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah organisme awal saat penebaran yang
dinyatakan dalam bentuk persen (Effendie, 2002). Sintasan atau kelangsungan
hidup (SR) dihitung berdasarkan persamaan yang dikemukakan oleh Zonneveld et
al. (1991), yaitu :
Keterangan :
SR : Kelangsungan hidup (%)
Nt : Jumlah ikan akhir (ekor)
No : Jumlah ikan awal (ekor)
13
2.6.2 Pertumbuhan Bobot Mutlak.
Pertumbuhan merupakan proses perubahan perubahan individu atau
biomassa pada periode waktu tertentu (Effendi, 2002). Pertumbuhan berat mutlak
merupakan selisih berat total tubuh ikan pada akhir penelitian dengan berat total
tubuh ikan pada awal penelitian. Perhitungan berat mutlak dilakukan dengan
persamaan berikut ini :
Keterangan :
Wm : Pertumbuhan berat mutlak (gram)
Wt : Bobot rata-rata akhir penelitian (gram)
Wo : Bobot rata-rata awal penelitian (gram)
2.6.3 Pertumbuhan Panjang Mutlak.
Pertumbuhan panjang mutlak merupakan selisih panjang total tubuh ikan
pada akhir penelitian dengan panjang total tubuh ikan pada awal penelitian.
Perhitungan panjang mutlak dapat dihitung dengan persamaan (Effendi, 1997) :
Keterangan :
Lm : Pertumbuhan panjang mutlak (gram)
Lt : Panjang rata-rata akhir penelitian (gram)
L0 : Panjang rata-rata awal penelitian (gram)
2.6.4 Daya Tahan Larva Ikan Nemo terhadap Infeksi Vibriosis.
Sebanyak 15 ekor larva ikan nemo diinfeksi dengan Vibrio alginolyticus
dengan dosis kronis (107). Sintasan larva ikan nemo dihitung dan gejala yang
timbul pra dan pasca infeksi di deskripsikan.
Wm = Wt – W0
Lm = LtL0
14
2.6.5 Pergantian Air dan Pengontrolan Kualitas Air
Pengontrolan media pemeliharaan dilakukan setiap hari dengan menyipon
kotoran sisa pakan dan feses yang ada di dasar kolam dan pengecekan kualitas air.
Volume air ditambah sehingga volume kembali seperti semula. Parameter kualitas
air yang diukur setiap hari adalah pH, suhu, kemudian parameter DO dan salinitas
diukur setiap 5 hari sekali. Sedangkan amoniak (NH3) diukur pada awal, tengah
dan akhir penelitian.
2.7 Analisis Data
Sintasan dan pertumbuhan di analisa menggunakan perhitungan analisis
ragam (Anova). Apabila hasil uji antar perlakuan berbeda, dilakukan uji lanjut
Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan tingkat kepercayaan 95% (Steel dan Torrie,
2001). Hasil pengamatan infeksi V.alginolyticus larva ikan nemo dan nilai
parameter kualitas air dianalisis secara deskriptif.
29
IV . KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Artemia sp. yang diperkaya dengan Nannochloropsis sp. dan Isochrysis
sp. dalam bentuk beku berpengaruh terhadap pertumbuhan larva ikan
nemo (Amphiprion percula).
2. Sintasan tertinggi pasca uji patogenesitas terdapat pada larva ikan nemo
yang diberi pakan Artemia sp. yang diperkaya dengan tepung Spirullina
sp.
4.2 Saran
Penelitian lebih lanjut, mengenai penggunaan Artemia sp. yang diperkaya
dengan Nannochloropsis sp., Isochrysis sp. untuk pakan ikan hias spesies lainnya.
30
DAFTAR PUSTAKA
Alderdice, D. F. and Forrester, C. R. 1968. Some effects of salinity and
temperature on early development and survival of the English Sole
(Parophrys vetulus). Journal of the Fisheries Research Board of Canada
25, 495-521.
Anggraeni N.M. dan N. Abdulgani. 2013. Pengaruh Pemberian Pakan Alami dan
Pakan Buatan terhadap Pertumbuhan Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata)
pada Skala Laboratorium. Jurnal Sains Dan Seni Pomits, Surabaya, 2(1):
197-201.
Amini, S. 1990. The Biochemical Composition of Isochrysis galbana. Jurusan.
Pendidikan Budidaya Pantai. Hal 53-62.
Ari, W., Kadek, Suci Antoro dan Valentina, 2009, Perbaikan Sistem Produksi
Benih Amphiprion ocellaris dengan Aplikasi Berbagai Fitoplankton.
Makalah dipresentasikan di Seminar IndoAqua, 2009 di Manado.
Ditjenkan Budidaya, DKP.
Avella, M.A., I. Olivotto, G. Gioacchini, F. Maradonna, and O. Carnevali. 2007.
The role of fatty acids enrichments in the larvi culture of false percula
clownfish Amphiprion ocellaris. Aquaculture, 273:87-95.
Bachtiar, Y. 2003. Pembesaran Ikan Mas di Kolam Air Deras. Tim Lentera.
Agromedia Pustaka. Bogor. Hal. 5,6,65.
Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut [BBPBL]. 2009. Budidaya Clownfish
(Amphiprion). Lampung : Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut.
Boyd, C.E. 1990. Water Quality In Ponds For Aquaqulture. Birmingham
Publishing CO.Birmingham, Alabama: ix+482.
Brite, M., Kurniastuty, J. Dewi dan A. T. Kartikasari, 2007. Rekayasa Imunitas
Ikan Kerapu terhadap Infeksi Bakteri Pseudomonas aeruginosa. BBPBL.
Lampung.
Cahyanti, E. N., Subandiyono, & Herawati, V. E. 2015. Tingkat Pemanfaatan
Artemia sp. Beku, Artemia sp. Awetan dan Pakan Buatan untuk
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Post Larva Udang Windu.
(Penaeus monodon, Fab.). Journal of Aquaculture Management and
Technology, 4, 44-50.
Chahyaningrum, R. N., Subandiyono, & Herawati, V. E. 2015. Tingkat
Pemanfaatan Artemia sp. Beku, Artemia sp. Awetan, dan Cacing Sutra
Segar Untuk Pertumbuham Dan Kelangsungan Hidup Larva Lele
31
Sangkuriang (Clarias gariepinus). Journal of Aquaculture Management
and Technology, 18-25.
Claiborne J. B., Edwards S. L., Morrison-Shetlar A. I. 2002 Acid–base regulation
in fishes: cellular and molecular mechanisms. J. Exp. Zool. 293, 302
319.
Dhaneesh, K.V. ; Devi, K. Nanthini ; Kumar, T.T. Ajith; Balasubramanian, T. ;
Tissera, Kapila. 2012. Breeding, Embryonic Development and Salinity
Tolerance of Skunk Clownfish Amphiprion akallopisos. Journal of King
Saud University - Science , 24 (3), 201-209.
D.F. Alderdice, C.R. Forrester., 1968. Some Effects of Salinity and Temperature
on Early Development and Survival of the English Sole (Parophrys
vetulus). Djamhuriyah S Said, W. S. 2005. Effect of Feeding Type and Light Intensity to
The Color Appearance of Male Red Rainbow Fish, Glossolepis incisus.
Jurnal Ikhtiologi Indonesia.
Erniati dan Hairina. 2012. Pemberian Mikroalga yang Berbeda Terhadap
Pertumbuhan Artemia salina. Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2012,hlm13
19 Vol. 40. No.2 ISSN 0126 – 4265.
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik. Perikanan. Cetakan
pertama. Rineka Putra. Jakarta
Ghosh S., Ajith Kumar, T., Vinoth, R., Balasumbramanian, T., Dabbegh A., &
Keshavarz M., (2011). Effect of Short-Term Enrichment of Wild
Zooplankton on Survival of Larval Maroon Clownfish (Permnas
biaculleatus). Middle-East Journal of Scientific Research 7 (5), 674-677.
Hernowo dan S.R. Suyanto. 2008. Pembenihan dan Pembesaran Lele di
Pekarangan Sawah dan Longyam. Penebar Swadaya. Jakarta.
Haney M. Ragap, Khalil, R. H., & Mu, H. H. 2012. Immunostimulant Effects of
Dietary Spirulina platensis on Tilapia Oreochromis niloticus. Journal of
Applied Pharmaceutical Science , 26-31.
Hanaee. J,. N. Agh. M. Hanaee, A Delazar and S, D, Sarker. 2005. Studies on the
Enrichment of Artemia urmiana Cysts for Improving Fish Food Value.
Animal Feed Science Technology 120:107-112.
Hoek, C.V.D., D.G. Mann, H.M. Jahns. 1998.Algae: An Introduction to
Phycology. Cambridge University Press. UK.
Ishimatsu A., Hayashi M., Lee K.-S., Kikkawa T., Kita J. 2005. Physiological
Effects on Fishes in a High-CO2 World. J. Geophys. Res. 110, C09S09.
32
Irawan, B., Marissa, M dan Atiek. 2009. Pemanfaatan Alga Laut Nannochlorpsis
oculata sebagai Sumber Antioksidan untuk Pengendali Vibriosis pada
Ikan Kerapu. Program Kreatifitas Mahasiswa. Universitas Brawijaya.
Malang.
Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta. 256 hal.
Junda, M., Kurnia, N., & Yunisda Mis’am, Y. 2015. Pengaruh Pemberian
Skeletonema costatum dengan Kepadatan Berbeda terhadap Sintasan
Artemia salina. Jurnal Bionature , 16, 21-27.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku
Mutu Air Laut.
Lingga, P. dan H.Susanto. 2003. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya.
Lovell T. 1989. Nutrition of Fish. New York: Van Nostrand Reinhold. 260 pp.
Methari, V. R., Kumar, T. T., Badhul Haq, M. A., Raja, C., & Mohamed, S.
2015. Ascertaining the Potential Effects of Temperature on Growth,
Survival and Feeding of Different Juvenile. Journal of Coastal Life
Medicine , 98-105.
Murtidjo, A.B. 2001. Pedoman Meramu Pakan Ikan. Kanisius, Yogyakarta. 48-49.
Nur, T., Diana, R., Justin, C., & Yuwono. 2010. Aplikasi Isochrysis galbana dan
Chaetoceros amami serta Kombinasinya Terhadap Pertumbuhan dan
Kelulushidupan Veliger–Spat Tiram Mutiara (Pinctada maxima). Ilmu
Kelautan , 119-125
Pangkey, H. 2011. Kebutuhan Asam Lemak Esensial Pada Ikan Laut. Jurnal
Perikanan dan Kelautan Tropis
Panji, B., Suminto, & Diana, C. 2014. Pengaruh Chlorella sp. dari Hasil
Pencucian Bibit Sel yang Berbeda dalam Feeding Regimes Terhadap
Pertumbuhan dan Kelulushidupan Larva Kerapu Macan (Epinephelus
fuscoguttatus). Journal of Aquaculture Management and Technology,
289-298.
Pörtner H.O., Farrell A. P. 2008. Physiology and climate change. Science 322,
690–691.
Pratiwi, N.A.I. 2014. Pertumbuhan Post Larva 2-13 Udang Windu (Peneaus
monodon) dengan Pemberian Pakan Alami Yang Berbeda. Lampung.
Skirpsi. Program Studi Budidaya Perairan. Fakultas Pertanian. Universitas
Lampung.
33
Rao, M. V., Badhul Haq, M. A., & Kumar, T. T. 2014. Influence of
Temperature on Survival Growth and Plasma Levels of Fals Percula
Clownfish Amphiprion ocellaris. International Journal of Science
Invention Today , 673 684.
Rostini, I. 2007. Kultur Fitoplankton (Chlorella sp. dan Tetraselmis chuii) pada
Skala Laboratorium. Universitas Padjadjaran: Jatinangor.
Senthil A, Mamatha BS, Vishwanath P, Bhat KK, Ravishankar GA 2011. Studies
on Development and Storage Stability of Instant Spice Adjunct Mix from
Seaweed (Eucheuma). J Food Sci Technol 48: 712-717. Serang, M. S., 2006. Pengaruh Kadar Protein dan Rasio Energi Protein Pakan
Berbeda Terhadap Kinerja Pertumbuhan Benih Rajungan (Portunus
pelagicus). Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 59 hal.
Silaban, T.F., L. Santoso, dan Suparmono. 2012. Dalam Peningkatan Kerja Filter
Air untuk Menurunkan Konsentrasi Amonia pada Pemeliharaan Ikan Mas
(Cyprinus carpio). e-JRTBP 1: 47-56.
Sorgeloos, P. Dhert and P. Candreva; 2001. Aquaculture, 200, pp. 147-159
Suprayudi. 2003. Pengaruh Pakan Komersil terhadap Pertumbuhan dan
Kelulusan Hidup Ikan serta Efisiensi pakan. Skripsi. Fakultas Kelautan
dan Perikanan. UGM. Yogyakarta.
Susanna, D., Zakianis, Hermawati, E., dan Adi, H.K. 2007. Pemanfaatan
Spirullina platensis sebagai Suplemen Protein Sel Tunggal (PST) Mencit
(Mus musculus). Makara Kesehatan, 11(1) 44-49.
Tranggono, Z., Noor, J. Wibowo, M. Gardjito dan M. Astuti, 1980. Kimia, Nutrisi
Pangan. PAU. Pangan dan Gizi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Triwahyuni, E. M. dan Yusrin. 2010. Kadar Protein Kista Artemia Curah yang
Dijual Petambak Kota Rembang dengan Variasi Suhu Penyimpanan.
Prosiding Seminar Nasional UNIMAS 2010. ISBN 978.979.704.889.9. 30-
35.
Van Wyk P. and J. Scarpa. 1999. Water Quality Requirements and Management.
Chapter 8 in Farming Marine Shrimp in Recirculating Freshwater
Systems. Prepared by Peter Van Wyk, Megan Davis-Hodgkins, Rolland
Laramore, Kevan L. Main, Joe Mountain, John Scarpa. Florida
Department of Agriculture and Consumers Services. Harbor Branch
Oceanographic Institution.
Widjaja, F., 2004. Tumbuhan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.