+ All Categories
Home > Documents > STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello...

STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello...

Date post: 11-Nov-2020
Category:
Upload: others
View: 8 times
Download: 1 times
Share this document with a friend
95
STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK KLETIK MENGGUNAKAN METODE FUZZY FAILURE MODES AND EFFECTS ANALYSIS (FMEA) DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (Studi Kasus di UKM Ibu Prajitno, Kota Blitar) SKRIPSI Oleh: SELLO CONNI PRAYUDHA 135100301111079 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017
Transcript
Page 1: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK KLETIK MENGGUNAKAN METODE

FUZZY FAILURE MODES AND EFFECTS ANALYSIS (FMEA) DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

(Studi Kasus di UKM Ibu Prajitno, Kota Blitar)

SKRIPSI

Oleh: SELLO CONNI PRAYUDHA

135100301111079

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2017

Page 2: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

i

STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK KLETIK MENGGUNAKAN METODE

FUZZY FAILURE MODES AND EFFECTS ANALYSIS (FMEA) DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

(Studi Kasus di UKM Ibu Prajitno, Kota Blitar)

Oleh: SELLO CONNI PRAYUDHA

NIM. 135100301111079

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2017

Page 3: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Page 4: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Page 5: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28 Maret 1995, anak ke-2 dari 3 bersaudara keluarga dari ayah yang bernama Zarkoni dan Ibu Sumarni. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN Mangunjaya 01 tahun 2006, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMPN 3 Tambun Selatan dengan tahun kelulusan 2010, dan menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di

SMAN 1 Cibitung pada tahun 2013. Tahun 2013 penulis terdaftar sebagai mahasiswa S1 Teknologi Industri Pertanian di Universitas Brawijaya melalui jalur SNMPTN Undangan. Pada tahun 2017 penulis telah behasil menyelesaikan pendidikannya di Universitas Brawijaya Malang, jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian. Pada masa pendidikannya, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah PPIC. Penulis juga pernah menjadi panitia pada Pekan Keakraban Mahasiswa (PKM) 2014 divisi perlengkapan.

Page 6: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

v

LEMBAR PERUNTUKAN

Alhamdulillah, Terimakasih ya Allah Karya ini aku persembahkan kepada

Kedua orang tuaku, kakak dan adik tercinta Sahabat-sahabatku tersayang

Teman-temanku tersayang

Page 7: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Mahasiswa : Sello Conni Prayudha NIM : 135100301111079 Jurusan : Teknologi Industri Pertanian Fakultas : Strategi Mitigasi Risiko Rantai Pasok Produk Wajik Kletik Menggunakan Metode Fuzzy Failure Mode Effect Analysis (FMEA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus di UKM Ibu Prajitno, Kota Blitar) Menyatakan bahwa, Tugas Akhir dengan judul diatas merupakan karya asli penulis tersebut di atas. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar saya bersedia dituntut sesuai hukum yang berlaku. Malang, 11 Desember 2017 Pembuat Pernyataan, Sello Conni Prayudha NIM 135100301111079

Page 8: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

vii

Sello Conni Prayudha. 135100301111079. Strategi Mitigasi Risiko Rantai Pasok Produk Wajik Kletik Menggunakan Metode Fuzzy Failure Mode Effect Analysis (FMEA) dan Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus di UKM Ibu Prajitno, Kota Blitar). TA. Pembimbing: Dr. Siti Asmaul M, STP, MP dan Dr. Retno Astuti, STP, MT

RINGKASAN

Blitar merupakan salah satu daerah di provinsi Jawa

Timur yang memiliki produk unggulan yaitu gula kelapa. Salah satu produk olahan gula kelapa yang terkenal adalah wajik kletik. UKM Ibu Prajitno merupakan salah satu badan usaha yang memproduksi wajik kletik di Kota Blitar. Permasalahan yang dihadapi oleh UKM Ibu Prajitno antara lain peralatan yang digunakan dalam produksi sering mengalami kerusakan, kurang terampilnya sumber daya manusia, kualitas dan ketersediaan bahan baku pengemas, serta keterlambatan pengiriman produk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan identifikasi, pengukuran, serta penilaiain risiko pada setiap anggota rantai pasok yang terlibat dan mengusulkan strategi untuk meminimalkan risiko yang terjadi dalam rantai pasok produk wajik kletik UKM Ibu Prajitno.

Metode yang digunakan untuk penilaian risiko pada penelitian ini adalah Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA). Metode fuzzy FMEA akan menghasilkan urutan prioritas yang akan dijadikan dasar dalam penentuan alternatif strategi untuk meminimasi risiko yang pembobotan prioritasnya dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu bahan pengemas, proses produksi, dan produk. Responden pakar yang digunakan untuk penilaian risiko berjumlah 4 orang dan untuk penentuan strategi mitigasi berjumlah 2 orang.

Hasil dari penilaian risiko rantai pasok wajik kletik di UKM Ibu Prajitno risiko yang memilik nilai FPRN tertinggi pada supplier yaitu kualitas klobot yang tidak baik dengan nilai 6.42, risiko tertinggi pada UKM yaitu keterlambatan klobot jagung dengan

Page 9: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

viii

nilai 6.62, dan risiko dengan nilai FRPN tertinggi pada retailer yaitu pesaing sejenis wajik kletik sebesar 6.01. Prioritas strategi mitigasi risiko rantai pasok wajik kletik di UKM Ibu Prajitno yaitu menjalin mengevaluasi supplier dengan bobot sebesar 0,37.

Kata Kunci: risiko, rantai pasok, strategi mitigasi.

Page 10: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

ix

Sello Conni Prayudha. 135100301111079. Mitigation Strategies for Supply Chain Risk of “Wajik Kletik” Using Fuzzy Failure Mode Effect Analysis (FMEA) and Analytical Hierarchy Process (AHP) (Case Study at SME of Ibu Prajitno, Blitar City). Minor Thesis. Supervisor: Dr. Siti Asmaul M, STP., MP dan Dr. Retno Astuti, STP., MT

SUMMARY

Blitar is one of the city in the East Java province that has

a superior product of palm sugar. One of the famous palm sugar processed products is “wajik kletik”. SME of Ibu Prajitno is one of the business entities that produce “wajik kletik” in Blitar. SME of Ibu Prajitno has been facing problems. One of them is equipment used in the production often broken, lack of skilled human resources, quality and availability of packing raw materials, and delays in product shipments. This study aimed to identify, measure, and assess risk on each member of “wajik kletik” supply chain and propose a mitigation strategy to minimize the risks occurring in the supply chains of “wajik kletik” at SME of Ibu Prajitno.

The method used for risk assessment in this research was Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA). The FMEA fuzzy method will produce a priority sequence that will serve as the basis for determining alternative strategies to minimize the risk that the priority weighting was done using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. Variables used in this research were packaging materials, production process, and product. Expert respondents used for risk assessment were 4 people and for the determination of mitigation strategy were 2 people.

The result of risk assessment of “wajik kletik” supply chain of SME of Ibu Prajitno which has the highest FPRN at the risk supplier was bad quality “klobot” with value 6.42, the highest risk in SME of Ibu Prajitno was the delay of corn “klobot” with a value of 6.62, the highest FRPN value in retailer was the competitors of “wajik kletik” producers at 6.01. The priority of mitigation

Page 11: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

x

strategies for supply chain “wajik kletik” in SME of Ibu Prajitno was evaluate supplier with weights of 0,37. Keywords: mitigation strategies, risk, supply chain

Page 12: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

xi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Hirobbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Strategi Mitigasi Risiko Rantai Pasok Produk Wajik Kletik Menggunakan Metode Fuzzy Failure Mode Effect Analysis (FMEA) dan Analytic Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus di UKM Ibu Prajitno, Kota Blitar)”.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang serta lembaga yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan TA ini, yaitu:

1. Allah SWT yang selalu memberikan limpahan karunia dan hidayah serta belas kasih-Nya.

2. Ibu Dr. Siti Asmaul Mustaniroh, STP, MP selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

3. Ibu Dr. Retno Astuti STP, MT selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan masukan, saran, serta motivasi bagi penulis.

4. Bapak Dr. Ir, Imam Santoso, MP selaku dosen penguji yang telah memberi saran serta bimbingan kepada penulis.

5. Bapak Dr. Sucipto, STP, MP selaku Ketua Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.

6. Orang tua, kakak, dan adik yang telah memberikan semangat serta motivasi hingga skripsi ini terselesaikan.

7. Teman-teman sebimbingan dan teman-teman kost yang selalu memberikan hiburan dan semangat saat penulisan skripsi.

8. Teman-teman TIP angkatan 2013 yang telah mendukung dan memberikan semangat dalam penyusunan skripsi penulis.

Page 13: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

xii

9. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu selama pengerjaan skripsi ini.

Penulis sadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya tulisan ini.

Malang, 11 Desember 2017 Penulis,

Sello Conni Prayudha

Page 14: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

xiii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................ iii RIWAYAT HIDUP ..................................................................... iii LEMBAR PERUNTUKAN .......................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ............................ vi RINGKASAN ........................................................................... vii SUMMARY ............................................................................... ix KATA PENGANTAR ................................................................ xi DAFTAR ISI ............................................................................ xiii DAFTAR TABEL .................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ............................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................ xviii I. PENDAHULUAN .................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 4 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 5 2.1 Wajik Kletik .......................................................................... 5 2.2 Manajemen Rantai Pasok .................................................... 7 2.3 Manajemen Risiko ............................................................... 8 2.3.1 Identifikasi Risiko .............................................................. 9 2.3.2 Pengukuran Risiko ............................................................ 9 2.3.3 Penilaian Risiko .............................................................. 10 2.4 Variabel Risiko ................................................................... 11 2.5 Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis ......................... 13 2.6 Analytical Hierarchy Process .............................................. 14 2.7 Penelitian Terdahulu .......................................................... 15 III. METODE PENELITIAN ...................................................... 19 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................ 19 3.2 Batasan Masalah ............................................................... 19

Page 15: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

xiv

3.3 Prosedur Penelitian ........................................................... 19 3.3.1 Penelitian Pendahuluan .................................................. 21 3.3.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ............................. 21 3.3.3 Studi Literatur ................................................................. 21 3.3.4 Penentuan Metode Pengumpulan Data .......................... 21 3.3.5 Penentuan Pakar ............................................................ 22 3.3.6 Identifikasi Variabel ......................................................... 23 3.3.7 Penyusunan Kuesioner ................................................... 24 3.3.8 Uji Validitas ..................................................................... 25 3.3.9 Analisis Data ................................................................... 25 3.3.9.1 Analisis Data Menggunakan Metode Fuzzy Failure Mode

Effect Analysis .............................................................. 25 3.3.9.2 Analisis Data Menggunakan Metode Analythical

Hierarchy Process ........................................................ 32 3.3.10 Kesimpulan dan Saran .................................................. 36 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................. 37 4.1 Gambaran Umum UKM Ibu Prajitno ............................... 37 4.2 Struktur Lembaga Rantai Pasok Wajik Kletik .................. 37 4.3 Karakteristik Responden ................................................. 41 4.4 Identifikasi Risiko Rantai Pasok Wajik Kletik ................... 42 4.4.1 Risiko Pihak Supplier ...................................................... 43 4.4.2 Risiko Pihak UKM ........................................................... 44 4.4.3 Risiko Pihak Retailer ...................................................... 48 4.5 Penilaian Risiko Rantai Pasok Wajik Kletik ..................... 50 4.5.1 Variabel Bahan Pengemas ............................................. 51 4.5.2 Variabel Proses Produksi ............................................... 53 4.5.3 Variabel Produk .............................................................. 54 4.6 Penentuan Strategi Mitigasi Rantai Pasok ...................... 56 4.6.1 Analisis Prioritas Penilaian Variabel................................ 58 4.6.2 Analisis Prioritas Penilaian Alternatif ............................... 60 4.7 Implikasi Manajerial ........................................................ 65 V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 67 5.1 Kesimpulan ..................................................................... 67 5.2 Saran .............................................................................. 67

Page 16: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

xv

DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 69 LAMPIRAN .............................................................................. 77

Page 17: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Spesifikasi Persyaratan Mutu Wajik ........................... 6 Tabel 2.2 Nilai Variabel Input .................................................. 14 Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ................................................ 15 Tabel 3.1 Jumlah dan Bobot Responden ................................. 23 Tabel 3.2 Identifikasi Variabel Penilaian Risiko ....................... 24 Tabel 3.3 Skala Occurrence .................................................... 26 Tabel 3.4 Skala Severity ......................................................... 26 Tabel 3.5 Skala Detection ....................................................... 27 Tabel 3.6 Fuzzy Rating untuk Severity .................................... 28 Tabel 3.7 Fuzzy Rating untuk Occurrence ............................... 29 Tabel 3.8 Fuzzy Rating untuk Detection .................................. 29 Tabel 3.9 Fuzzy Weight untuk Kepentingan Relatif Faktor-Faktor

Risiko....................................................................... 30 Tabel 3.10 Kategori Variabel Output ....................................... 32 Tabel 3.11 Kategori Variabel Output yang Digunakan ............. 32 Tabel 3.12 Contoh Matriks Perbandingan ............................... 33 Tabel 3.13 Skala Kepentingan Relatif ..................................... 34 Tabel 3.14 Nilai Random Index (RI) ........................................ 36 Tabel 4.1 Karakteristik Responden .......................................... 42 Tabel 4.2 Hasil FRPN Variabel Bahan Pengemas ................... 51 Tabel 4.3 Hasil FRPN Variabel Bahan Proses Produksi .......... 53 Tabel 4.4 Hasil FRPN Variabel Bahan Produk ........................ 55 Tabel 4.5 Perumusan Strategi Mitigasi Rantai Pasok .............. 57 Tabel 4.6 Rasio Konsistensi .................................................... 58 Tabel 4.7 Bobot Variabel ......................................................... 59 Tabel 4.8 Bobot Alternatif Strategi Kriteria Bahan Pengemas .. 60 Tabel 4.9 Bobot Alternatif Strategi Kriteria Proses Produksi .... 60 Tabel 4.10 Bobot Alternatif Strategi Kriteria Produk ................ 60 Tabel 4.11 Bobot Alternatif Strategi Secara Keseluruhan ........ 65

Page 18: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Pembuatan Wajik Kletik.............. ............... 6 Gambar 3.1 Prosedur Penelitian................................ .............. 20 Gambar 3.2 Rancangan Struktur Hierarki Strategi Mitigasi

Risiko Rantai Pasok Wajik Kletik........................ .. 33 Gambar 4.1 Skema Rantai Pasok Wajik Kletik UKM Ibu

Prajitno...................... .......................................... 38 Gambar 4.2 Struktur Hierarki Strategi Mitigasi Risiko Rantai

Pasok Wajik Kletik.................................... ............ 58

Page 19: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penilaian Risiko Rantai Pasok ........... 77 Lampiran 2 Kuesinoer AHP .................................................... 91 Lampiran 3 Hasil Kuesinoer Penilaian Risiko Rantai Pasok .... 93 Lampiran 4 Perhitungan Penilaian Risiko dengan Metode Fuzzy

FMEA .................................................................. 95 Lampiran 5 Perhitungan Pembobotan Strategi Mitigasi Rantai

Pasok ................................................................ 103

Page 20: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Blitar merupakan salah satu daerah di provinsi Jawa

Timur yang memiliki produk unggulan yaitu gula kelapa. Hal ini ditunjang dengan luas areal perkebunan kelapa mencapai 17.929 Ha (Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Blitar, 2014). Kabupaten Blitar merupakan sentra gula kelapa di Jawa Timur dan berpotensi untuk menjadi sentra gula kelapa nasional. Salah satu produk olahan gula kelapa yang terkenal adalah wajik kletik. Wajik kletik merupakan salah satu makanan khas Blitar yang terbuat dari beras ketan dan gula kelapa yang dibungkus dengan klobot (kulit jagung).

Salah satu badan usaha yang memproduksi wajik kletik di Kota Blitar adalah UKM Ibu Prajitno. UKM Ibu Prajitno sudah berdiri pada tahun 1969 yang terletak di jalan Sultan Agung I No. 24 Kecamatan Sananwetan. Produk UKM Ibu Prajitno antara lain wajik kletik dengan varian rasa original, nanas, kacang hijau. Selain memproduksi wajik kletik, usaha ini juga memproduksi sambal pecel dan maduwongso. UKM Ibu Prajitno pada saat ini memiliki 13 tenaga kerja dengan kapasitas produksi wajik kletik sekitar 8-10 kg/hari. Daerah pemasaran wajik kletik masih terpusat di wilayah Blitar, namun UKM Ibu Prajitno terkadang mendapat pesanan dari Surabaya, Malang, dan Pasuruan. UKM Ibu Prajitno dalam kegiatan produksinya terlibat dengan beberapa pihak yang akan membentuk sebuah rantai pasok. Struktur kelembagaan rantai pasok di UKM Ibu Prajitno meliputi supplier, manufaktur (UKM), dan retailer.

Manajemen rantai pasok diperlukan dalam proses bisnis wajik kletik pada UKM Ibu Prajitno. Manajemen rantai pasokan merupakan manajemen aliran material, informasi dan finansial melalui satu jaringan organisasi (supplier, manufacturer, logistic provider, wholesaler/distributor dan retailer) yang bertujuan untuk memproduksi dan mengantarkan produk atau jasa kepada konsumen secara efektif dan efisien (Pujawan, 2005). Dalam

Page 21: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

2

pelaksanaanya, kegiatan rantai pasok selalu menimbulkan berbagai risiko. Tang (2006) mengklasifikasikan risiko rantai pasok dalam operasi dan gangguan risiko. Risiko operasi terkait dengan ketidakpastian yang melekat dalam rantai pasok yang meliputi permintaan, penawaran, dan ketidakpastian biaya. Setelah tahap penilaian risiko dilakukan, selanjutnya akan dirancang suatu strategi proaktif (strategi mitigasi) yang diharapkan dapat memitigasi dampak risiko yang timbul. Strategi tersebut akan digunakan sebagai panduan dalam menangani risiko yang timbul sehingga diharapkan supply chain yang robust dapat tercipta (Pujawan dkk, 2007)

Permasalahan yang dihadapi UKM Ibu Prajitno yaitu peralatan yang digunakan dalam produksi sering mengalami kerusakan, kurang terampilnya sumber daya manusia, kualitas dan ketersediaan bahan baku pengemas, serta keterlambatan pengiriman produk. Kerusakan peralatan produksi terjadi karena umur peralatan yang sudah tua dan kurangnya maintenance peralatan. Hal ini akan berdampak pada terhambatnya proses produksi. Tenaga kerja yang kurang terampil sering berdampak pada kualitas produk yang kurang baik/cacat seperti jahitan kemasan yang tidak sempurna. Ketersediaan bahan baku pengemas yaitu klobot yang sifatnya musiman dan potensi risiko rusaknya klobot jagung pada saat penyimpanan juga akan berpengaruh pada proses produksi. Keterlambatan pengiriman produk akan berdampak pada beralihnya konsumen ke produk lain. Masalah-masalah tersebut dapat memicu munculnya risiko-risiko lain yang dapat mengganggu jalannya kegiatan operasional di UKM Ibu Prajitno. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi, pengukuran, dan penilaian risiko rantai pasok di UKM Ibu Prajitno dengan cara mengetahui, mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko dalam suatu kegiatan (Labombang, 2011).

Metode yang dapat digunakan untuk penilaian risiko pada penelitian ini adalah Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA). Fuzzy FMEA merupakan metode pengembangan dari metode FMEA konvensional yang ditambahkan dengan konsep logika fuzzy. Menurut Keskin dan Ozkan (2009) penggunaan logika fuzzy akan memperoleh hasil yang lebih

Page 22: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

3

akurat dibandingkan dengan FMEA tradisional. Fuzzy FMEA diimplementasikan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk potensi kegagalan, menentukan dampaknya terhadap produksi dan mengidentifikasi tindakan untuk mengurangi kegagalan (Suhartini dan Ziko, 2013). Metode fuzzy FMEA akan menghasilkan urutan prioritas yang akan dijadikan dasar dalam penentuan alternatif strategi untuk meminimasi risiko yang pembobotan prioritasnya dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Menurut Herjanto (2009), metode Analytical Hierarchy Process (AHP) menggabungkan pertimbangan dan penilaian pribadi dengan cara yang logis serta dipengaruhi imajinasi, pengalaman, dan pengetahuan untuk menyusun hierarki dari suatu masalah yang berdasarkan logika, intuisi, dan juga pengalaman untuk memberikan pertimbangan. Penerapan metode fuzzy FMEA dan AHP dalam penelitian ini diharapkan dapat menentukan risiko-risiko yang terjadi pada rantai pasok sekaligus memberikan rekomendasi strategi minimasi risiko di UKM Ibu Prajitno.

1.2 Rumusan Masalah Risiko dalam kelembagaan rantai pasok produk wajik

kletik di UKM Ibu Prajitno masih belum terukur sehingga peluang terjadinya risiko dalam menjalankan kegiatan bisnis cukup besar. Permasalahan yang dihadapi yaitu kualitas dan ketersediaan bahan pengemas klobot jagung, peralatan produksi sering mengalami kerusakan, tenaga kerja yang belum terampil, dan keterlambatan pengiriman produk. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi, pengukuran, dan penilaian pada rantai pasok di UKM Ibu Prajitno. Hasil dari penilaian risiko selanjutnya akan digunakan untuk menentukan strategi untuk meminimalkan risiko yang terjadi dalam rantai pasok produk wajik kletik UKM Ibu Prajitno.

Page 23: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

4

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi jenis-jenis risiko rantai pasok produk wajik kletik pada UKM Ibu Prajitno. 2. Melakukan pengukuran dan penilaian risiko rantai pasok produk wajik kletik pada UKM Ibu Prajitno. 3. Mengusulkan strategi untuk meminimumkan risiko rantai pasok produk wajik kletik pada UKM Ibu Prajitno. 1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfat sebagai berikut: 1. Bagi pelaku usaha, dapat digunakan sebagai informasi dalam

bahan pertimbangan strategi yang harus dilakukan untuk mengelola risiko perusahaan.

2. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, diharapkan penelitian ini dapat menambah informasi tentang manajemen risiko rantai pasok.

Page 24: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wajik Kletik

Wajik adalah kue basah yang dibuat dari ketan kukus dicampur dengan santan dan gula kelapa atau gula pasir, namun jika menggunakan gula pasir harus menambahkan zat pewarna makanan. Makanan ini banyak diproduksi secara tradisional oleh masyarakat di berbagai daerah. Cara pengolahannya yang pertama semua bahan dicampur ke dalam panci besar. Setelah itu, adonan tersebut dimasak dengan api yang kecil dan diaduk dengan sendok kayu besar. Adonan tersebut kemudian dituang ke dalam cetakan dan dibiarkan sampai dingin. Pada proses pembentukan flavor khas dimulai saat pemasakan santan yang menghasilkan wangi yang khas (Noer, 2005).

Wajik kletik merupakan salah satu makanan khas Jawa yang terbuat dari paduan beberapa bahan seperti beras ketan, gula, dan kelapa serta dibungkus dengan pelepah atau kulit jagung (klobot). Nama wajik kletik sendiri diambil dari nama makanan itu sendiri yang jika dimakan berbunyi kletik-kletik. Wajik yang kering dan dibungkus dengan klobot ini bisa tahan disimpan hingga dua pekan (Syafrodhi, 2014). Proses pembuatan wajik kletik dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan spesifikasi mutu dapat dilihat pada Tabel 2.1. Berbeda dengan hasil olahan beras ketan yang lain seperti jenang, wingko babat, dan krasikan, pada wajik beras ketan tidak ditepungkan terlebih dahulu, sehingga tekstur dari wajik berbeda dari jenang, krasikan, dan wingko babat. Kelebihan dari wajik adalah memiliki rasa yang khas yaitu manis dan legit sehingga cocok untuk makanan camilan. Secara umum wajik memilik bentuk persegi empat atau jajar genjang, memiliki tekstur semibasah, dan agak lengket karena berasal dari beras ketan yang memiliki kadar amilopektin yang tinggi (Damardjati, 1980).

Page 25: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

6

Gambar 2.1 Proses Pembuatan Wajik Kletik

Tabel 2.1 Spesifikasi Persyaratan Mutu Wajik

No Jenis Uji Persyaratan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Keadaan Bau Warna Rasa Air Benda Asing Gula (sukrosa) Asam lemak bebas (asam aurat) Kadar Abu Pemanis buatan Pengawet Pewarna tambahan Cemaran logam Cu Pb Cemaran Mikroba (kapang dan khamir)

Normal Normal Manis khas wajik Maksimal 30% Tak ternyata Min 15% Maksimal 0,1 % Maksimal 1,5 % Negatif Yang diizinkan Yang diizinkan Maksimal 10 mg/kg Maksimal 1 mg/kg Negatif

Sumber: SNI 01-4247-1996

Page 26: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

7

2.2 Manajemen Rantai Pasok Rantai pasok adalah sebuah jalur yang memfasilitasi

aliran sumber daya fisik dari pemasok yang akan diberikan kepada perusahaan selanjutnya akan dikirim kepada konsumen (Mcleod and George, 2008). Kegiatan pengelolaan dalam rangka memperoleh bahan mentah lalu diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi kemudian dikirimkan kepada konsumen melalui rantai sistem distribusi disebut manajemen rantai pasokan (Siagian, 2007). Kegiatan tersebut meliputi perkiraan permintaan, pengadaan, manajemen persediaan, penjadwalan produksi, transportasi, penggudangan, dan layanan pelanggan (Hall, 2007).

Menurut Wuwung (2013) operasi yang efisien pada rantai pasok bergantung pada lengkap dan akuratnya aliran data yang memiliki keterkaitan dengan produk dimulai dari pemasok bahan baku sampai produk berada di konsumen. Rantai pasok yang terbentuk atas komponen persediaan, produksi, transportasi, dan distribusi harus direncanakan sesuai dengan faktor-faktor yang memiliki keterkaitan dengan kepuasan konsumen. Pada manajemen rantai pasok agroindustri membutuhkan dukungan berupa sebuah teknik pengambilan keputusan yang dapat mengakomodir dari sisi konsumen dengan pasokan produk (Hadiguna dan Marimin, 2007).

Dalam praktiknya, kegiatan rantai pasokan memiliki ketidakpastian yang cukup tinggi. Ketidakpastian ini disebabkan oleh dinamika lingkungan serta komponen dalam manajemen rantai pasok itu sendiri (Kenneth et al, 2007). Tolak ukur keberhasilan konsep manajemen rantai pasok adalah kontinuitas pasokan dengan biaya yang seminimal mungkin. Hal ini menjelaskan bahwa bottleneck harus dihindari dalam rantai pasok karena dapat berpengaruh terhadap kelancaran aliran barang. Adanya penumpukan barang akan menimbulkan biaya yang lebih besar (Sutardi dan Endang, 2007). Untuk itu diperlukan konsep manajemen rantai pasok yang efektif dengan menjadikan supplier sebagai partner dalam menyusun strategi perusahaan untuk memuaskan pasar sasaran. Keunggulan bersaing perusahaan bergantung pada kinerja pemasok. Oleh

Page 27: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

8

karena itu, diperlukan hubungan yang erat antara perusahaan dengan pemasok (Sarinah dan Taufik, 2015).

2.3 Manajemen Risiko Manajemen risiko berhubungan dengan pengelolaan

potensi-potensi risiko dengan cara mengidentifikasi, mengukur dan mengelola risiko-risiko (Hidayat et al., 2012). Proses manajemen risiko terdiri dari beberapa aktivitas meliputi analisis struktur rantai pasok, ukuran kinerja yang tepat, identifikasi sumber ketidakpastian, mengidentifikasi risiko, mengelola dengan cara mengembangkan strategi, memilih strategi untuk masing-masing risiko, menilai risiko (estimasi) dan evaluasi, memilih strategi manajemen risiko yang tepat, implementasi strategi yang dipilih, dan pengawasan risiko (Olson and Wu, 2010).

Manajemen risiko rantai pasok produk pertanian berbeda dengan manajemen risiko rantai pasok produk manufaktur. Hal ini karena produk pertanian bersifat mudah rusak, proses pra panen sampai pemanenan tergantung pada cuaca dan iklim. Manajemen risiko rantai pasok produk pertanian menjadi lebih sulit karena beberapa sumber ketidakpastian dan hubungan yang kompleks antara pelaku dalam rantai pasok tersebut (Suharjito, 2010).

Manajemen risiko merupakan suatu rangkaian proses dalam memahami prinsip ketidakpastian mengenai kejadian di masa depan untuk dijadikan dasar mitigasi risiko (Septani et al., 2013). Manajemen risiko rantai pasok telah menjadi isu penting dalam konsep manajemen rantai pasok. Rantai pasok bukanlah sebuah aliran vertikal sederhana, melainkan suatu jaringan yang memilik banyak komponen. Jaringan rantai pasok memiliki beberapa potensi risiko seperti risiko permintaan, tanggal jatuh tempo, manajemen biaya, serta risiko yang terkait dengan kemampuan produksi dan fleksibilitas operasi (Sarinah dan Taufik, 2015). Berikut adalah tahapan dalam manajemen risiko:

Page 28: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

9

2.3.1 Identifikasi Risiko Identifikasi risiko merupakan tahap pendefinisian risiko serta penentuan variabel dari setiap faktor risiko yang terhubung dalam suatu aktivitas tertentu. Berdasarkan identifikasi yang dilakukan dapat diketahui struktur hierarki skala prioritas risiko mulai dari input, proses, hingga output (Suharjito et al., 2010). Identifikasi risiko menghasilkan daftar proyek yang spesifik terhadap risiko kegagalan. Adanya identifikasi risiko menghasilkan faktor kritis kegagalan dapat dikategorikan dengan jelas (Shirouyehzad et al., 2010). Tujuan dari dilakukannya identifikasi risiko adalah untuk mengetahui dengan pasti ancaman ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan. Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan baik apabila telah mengetahui pengetahuan tentang perusahaan, pangsa pasar perusahaan, lingkungan hukum dan perundang-undangan, sosial, budaya perusahaan tersebut, serta tingkat kemajuan pemahaman tentang strategi dan tujuan operasional. Identifikasi harus dilakukan dengan metode tertentu untuk memastikan semua risiko yang berasal dari aktivitas perusahaan terdefinisikan dengan jelas (Siahaan, 2009). Aspek penting dalam identifikasi risiko salah satunya adalah mendaftar sebanyak mungkin risiko yang kemungkinan terjadi. Identifikasi harus akurat dan komplit karena merupakan aktivitas yang sangat vital dalam manajemen risiko. Teknik-teknik yang biasa digunakan antara lain brainstorming, survey, wawancara, informasi historis, dan kelompok kerja (Suswinarno, 2012). 2.3.2 Pengukuran Risiko Pengukuran risiko adalah usaha untuk mengetahui besar kecilnya risiko yang terjadi. Pengukuran risiko ini dilakukan untuk melihat dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya risiko yang dihadapi dan dampak dari risiko tersebut. Pengukuran risiko dapat dilakukan dengan cara pendekatan kuantitatif maupun kualitatif. Pada pendekatan kuantitatif cenderung tidak memiliki data dan informasi, sehingga pengukuran risiko sebaiknya dilakukan dengan pendekatan kualitatif (Suswinarno, 2012).

Page 29: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

10

Pada tahap pengukuran risiko, para responden akan menetapkan bobot risiko yang dilihat berdasarkan tingkat kemungkinan terjadi dan dampak dari risiko yang telah dinilai. Tujuan dalam pengukuran risiko tidak hanya untuk melakukan identifikasi dan memahami risiko, tetapi juga untuk mengurutkan ke dalam skala risiko. Skala risiko ini berfungsi untuk mengalokasikan sumber daya dalam mengelola risiko (Tampubolon, 2006).

Al-Bahar dan Crandall (2010) mengemukakan bahwa yang dibutuhkan dalam pengukuran risiko adalah untuk menentukan signifikansi atau dampak dari risiko tersebut. Teknik yang digunakan yaitu dengan suatu probabilitas sebelum risiko-risiko tersebut memasuki tahap respon manajemen. Pengukuran risiko juga harus didukung oleh informasi yang up to date, lengkap, dan akurat (Hardanto, 2006).

2.3.3 Penilaian Risiko Penilaian risiko adalah suatu kegiatan meramalkan probabilitas yang akan terjadi dalam membantu manajemen untuk melakukan identifikasi dan evaluasi kegiatan-kegiatan dan potensi yang terjadi dari keputusan yang diambil untuk saat ini dan masa mendatang (Cateora dan John, 2007). Tujuan dari penilaian risiko adalah untuk memberikan informasi yang mendalam tentang risiko yang telah teridentifikasi untuk mengurangi dampak risiko, serta menyiapkan rencana pencegahan (Nasution et al, 2014). Penilaian risiko dikembangkan dari model penilaian kemungkinan risiko dan penilaian terhadap dampak atau kekerasan risiko (Hadiguna, 2012). Menurut Basyaib (2007) penilaian risiko berkaitan dengan penetapan nilai serta konversi kuantitatif atas pengukuran yang dilakukan terhadap faktor-faktor potensi risiko. Risiko dinilai berdasarkan batasan nilai yang sudah dikategorikan dengan ketentuan yang berbeda tiap faktornya. Dampak risiko yang mungkin timbul nantinya akan dianalisis melalui data historis, trend dan laporan hasil kinerja yang lebih terukur.

Page 30: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

11

Menurut Wang et al (2009) penentuan prioritas risiko dalam penilaian risiko didasarkan pada kondisi yang memiliki tingkat risiko tertinggi (paling berbahaya). Proses penilaian risiko sendiri dilihat menurut faktor produk, proses, desain sistem, serta pelayanan. Penilaian risiko merupakan tahap penyimpulan adanya potensi risiko yang ditimbulkan oleh suatu aktivitas tertentu (Badariah et al, 2011). 2.4 Variabel Risiko

Penelitian ini menggunakan 3 variabel risiko yang terjadi di supplier, Manufaktur/UKM, dan retailer. Variabel yang digunakan pada supplier yaitu bahan pengemas, pada UKM/Manufaktur yaitu proses produksi, dan pada retailer yaitu produk. Menurut Harland (2013) bahan baku terdiri dari bahan setengah jadi (raw material), bahan jadi, serta bahan tambahan seperti bahan pengemas. Dengan semakin ketatnya persaingan dalam memperebutkan pangsa pasar, suatu badan usaha senantiasa dituntut untuk meningkatkan efisiensinya agar dapat terus bersaing. Salah satu hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi adalah dengan melakukan pengendalian persediaan bahan baku, khususnya pada perusahaan yang menggunakan komoditas pertanian, karena memiliki karakteristik seperti komoditas yang musiman dan sifatnya mudah rusak. Selain itu menurut Jenlina (2013) mengemukakan bahwa pemasok hanya bisa mengirimkan produk sesuai kemampuannya sehingga lead time produk sering tidak tepat waktu. Dengan melakukan pengendalian persediaan atas bahan baku yang dimiliki, diharapkan perusahaan dapat mengadakan persediaan bahan baku dalam jumlah, waktu, dan kualitas yang tepat. Klobot jagung merupakan bahan pengemas yang harus selalu tersedia untuk keberlangsungan proses produksi wajik kletik.

Wangsa dan Iskandar (2013) menjelaskan bahwa usaha agroindustri adalah pihak yang melakukan permintaan komponen kepada pemasok untuk diproduksi oleh pihak manufaktur. Menurut Assauri (1999) tersedianya mesin dan peralatan dapat mempengaruhi efektivitas proses produksi. Mesin dan peralatan

Page 31: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

12

yang digunakan dalam proses produksi dan operasi harus selalu berfungsi dengan baik, sehingga dapat memperlancar proses produksi. Proses produksi dapat berjalan secara efektif jika tenaga kerja dapat bekerja dengan baik sesuai dengan job descriptions masing-masing. Permasalahan lainnya yaitu kerusakan produk menurut Winarno dan Jenie (1983) kerusakan produk dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu golongan pertama kerusakan ditentukan oleh sifat alamiah dari produk dan tidak dapat dicegah dengan pengemasan, misalnya perubahan kimia, biokimia, fisik serta mirobiologi, sedangkan golongan kedua kerusakan yang ditentukan oleh lingkungan dan hampir seluruhnya dapat dikontrol dengan kemasan yang dapat digunakan, misalnya kerusakan mekanis, perubahan kadar air bahan, absorpsi dan interaksi dengan oksigen. Purawidjaja (1992) menjelaskan kontaminasi makanan mempunyai peranan yang sangat besar dalam kejadian penyakit-penyakit bawaan makanan atau keracunan makanan. Sumber penyakit yang mungkin mencemari makanan dapat terjadi selama proses produksi yang dimulai dari pemeliharaan, pemanenan, pembersihan atau pencucian, persiapan makanan atau pengolahan, penyajian serta penyimpanan. Sedangkan sumber-sumber kontaminasi yang potensial antara lain: penjamah makanan, peralatan pengolahan dan peralatan makan, serta adanya kontaminasi silang. Diperkirakan sekitar 80% penyakit bawaan makanan/keracunan makanan disebabkan adanya kontaminasi mikroba

Menurut Gilbert (2003) retail adalah semua usaha bisnis yang secara langsung mengarahkan kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi. Pengendalian persediaan produk jadi memiliki peranan yang sangat vital dalam mengatasi ketidakpastian permintaan. Effendi (2009) menjelaskan masalah umum dalam model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dalam bidang usaha, baik di bidang dagang maupun industri. Kejadian-kejadian tersebut dapat terjadi pada persediaan barang yang terlalu banyak atau mungkin persediaan barang terlalu sedikit untuk

Page 32: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

13

memenuhi permintaan konsumen di masa mendatang. Jika barang terlalu banyak maka perusahaan harus menanggung biaya tambahan seperti ongkos pergudangan, jika barang yang terlalu sedikit menimbulkan kekurangan persediaan barang yang akhimya akan merugikan perusahaan sendiri karena tidak dapat memenuhi permintaan pelanggan.

2.5 Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis Konsep fuzzy merupakan suatu cara pemrosesan data

yang memperbolehkan anggota himpunan parsial daripada anggota himpunan kosong atau non anggota. Fuzzy memiliki fungsi keanggotaan dari himpunan klasik yang memiliki dua nilai yaitu 0 dan 1, sedangkan fungsi keanggotaan himpunan fuzzy merupakan fungsi kontinu dengan range [0,1] (Kusrini, 2008). Menurut Sellapan dan Palanikumar (2013) FMEA adalah proses proaktif yang bertujuan untuk mengevaluasi sistem, desain, proses, dan layanan dimana kemungkinan kegagalan dapat terjadi. Metode ini mengkombinasikan antara teknologi dan pengalaman dari orang dalam mengindentifikasikan penyebab kegagalan dari suatu proses atau produk untuk menghilangkan penyebab kegagalan (Badariah, 2012).

Kutlu dan Memet (2012) mengungkapkan bahwa metode fuzzy FMEA dapat menggunakan sumber data informatif dan kualitatif yang belum pasti. Metode ini juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan metode FMEA tradisional, yaitu memungkinkan adanya kombinasi kejadian, dampak, dan pendeteksian dalam suatu struktur. Wang et al. (2009) menambahkan Fuzzy FMEA dilakukan untuk mengukur risiko, kemudian diperoleh tingkat prioritas risiko pada tiap pemangku kepentingan Fuzzy FMEA menggunakan logika fuzzy untuk pengidentifikasian sumber permasalahan dengan mempertimbangkan faktor severity (O), occurrence (O), dan detectability (D). Nilai kategori untuk variabel Input masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Penerapan logika fuzzy dalam FMEA adalah untuk membantu menentukan nilai risk priority number dari kegagalan

Page 33: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

14

yang terjadi dalam memperhitungkan setia komponen bobot. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi non linier yang sangat kompleks. Logika fuzzy menyebabkan perhitungan pada FMEA menjadi lebih teliti dan akurat dalam menganalisis risiko dan dapat mengetahui angka prioritas untuk melakukan perbaikan (Kusumadewi, 2002).

Tabel 2.2 Nilai Variabel Input

Severity Occurrence Detection Kategori

1 2,3 4,5,6 7,8 9,10

1 2,3 4,5,6 7,8 9,10

1 2,3 4,5,6 7,8 9,10

Sangat Rendah (VL) Rendah (L) Sedang (M) Tinggi (H) Sangat Tinggi (VH)

Sumber: Suharjito dkk (2010)

2.6 Analytical Hierarchy Process Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu

teknik kuantitatif yang dikembangkan untuk kasus-kasus yang mempunyai tingkat (hierarki) analisis. Metode ini cukup praktis untuk mengatasi bermacam fungsional pada suatu jaringan yang kompleks. AHP juga metode yang sederhana dan fleksibel yang dapat menampung kreativitas untuk pemecahan masalah. Metode AHP menggunakan perbandingan secara berpasangan, menghitung faktor pembobot, dan menganalisisnya sehingga menghasilkan prioritas relatif diantara relatif yang ada (Herjanto, 2009).

Saaty dan Vargas (2012) menjelaskan AHP dimulai dengan dengan identifikasi permasalahan, kemudian menguraikan menjadi elemen-elemen pokok untuk mendukung keputusan yang akan diambil. Elemen-elemen ini dapat berupa alternatif tindakan, atribut atau kriteria yang akan digunakan untuk menentukan prioritas atau peringkat dari alternatif solusi. Proses penentuan elemen-elemen dan relasi antar elemen tersebut dikenal sebagai proses strukturalisasi hierarki.

Metode AHP memiliki banyak kelebihan dalam menjelaskan proses pengambilan keputusan, karena dapat

Page 34: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

15

dijelaskan secara grafis dan akan memudahkan bagi semua pihak dalam mengambil keputusan. Dengan menggunakan AHP, proses keputusan kompleks dapat terurai menjadi keputusan yang lebih sederhana. Selain itu AHP juga dapat digunakan untuk menguji konsistensi penilaian melalui nilai konsistensi, apabila nilai konsistensi melebihi dari yang ditetapkan maka penilaian harus diperbaiki (Marimin, 2004). 2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu digunakan sebagai bahan referensi yang memiliki metode ataupun permasalahan sejenis yang akan diangkat pada penelitian ini. Penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu

Nama Judul Hasil

Wessiani dan Satria (2015)

Risk Analysis of Poultry Feed Production Using Fuzzy FMEA

Penelitian ini mengenai risiko produksi pakan unggas menggunakan Fuzzy FMEA. Penelitian ini berdasarkan pada pertumbuhan intensitas konsumsi daging ayam di Indonesia menarik permintaan produk pakan unggas. Produsen pakan ternak mencoba untuk memenuhi tingginya permintaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko proses produksi pakan unggas. Hasilnya didapatkan 89 potensi risiko produksi pakan unggas yang diidentifikasikan menggunakan metode Fuzzy FMEA. Upaya mitigasi diprioritaskan pada 39 risiko korektif.

Nasution et al. (2014)

Risk Evaluation and Identification

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model identifikasi dan evaluasi rantai pasok udang.

Page 35: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

16

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu (lanjutan)

Using Fuzzy FMEA for Shrimp Based Agroindustri Supply Chain

Identifikasi risiko akan dilakukan dengan pendekatan what-if analysis dan evaluasi risiko yang dikembangkan menggunakan model fuzzy FMEA, dengan input data dari beberapa ahli dan pelaku rantai pasok udang. Hasil penelitian menunjukkan pelaku petani mempunyai risiko paling tinggi (0,45), pengumpul (0,29) dan agroindustri (0,18). Risiko dominan pada tingkat petani disebabkan oleh kegagalan panen akibat hama dan penyakit. Pada tingkat pengumpul risiko dominan adalah keberadaan dan loyalitas pemasok. Pada tingkat produk, risiko dominan adalah keragaman mutu produk dan kontaminasi antibiotik pada komoditi udang. Secara keseluruhan model ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko dan variabel pada tiap tingkatan rantai pasok serta memilih tindakan prioritas sehingga akan diperoleh rekomendasi berupa tindakan yang tepat untuk mengantisipasinya

Jaya dkk (2014)

Analisis dan Risiko Rantai Pasok Kopi Gayo Berkelanjutan dengan Pendekatan Fuzzy

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang paling berpengaruh dan menentukan mitigasinya dalam struktur rantai pasok kopi Gayo. Metode yang digunakan adalah sintesis logika fuzzy, proses hirarki analitik dan Fuzzy Inference System (FIS). Hasil F-AHP menunjukkan bahwa pada petani, risiko terbesar adalah mutu dan budidaya dengan mitigasi berupa memperbaiki teknologi budidaya, fokus kepada penggelolaan hama dan penyakit,

Page 36: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

17

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu (lanjutan)

pada pedagang pengepul adalah pemenuhan mutu dan harga, dengan mitigasi berupa memperbaiki teknik pengeringan melalui penggunaan para-para dan pengering mekanis. Pada agroindustri risiko terbesar adalah mutu dan harga dengan mitigasi risiko melalui kontrak dengan mekanisme revenue-sharing. Secara keseluruhan berdasarkan analisis FIS, risiko yang dihadapi pelaku rantai pasok kopi Gayo adalah pada kategori sedang dengan urutan petani, pedagang pengepul dan agroindustri.

Aini, H dkk (2014)

Risiko Rantai Pasok Kakao di Indonesia Dengan Metode Analytic Network Process dan Failure Mode Effect Analysis Terintegrasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi macam-macam risiko pada rantai pasok kakao, menganalisis dan mengevaluasi anggota pelaku rantai pasok dengan risiko tertinggi dalam manajemen rantai pasok kakao, dan mengetahui cara mengevaluasi dan memitigasi risiko tertinggi pada rantai pasok kakao dengan efektif dan efisien. Metode yang digunakan Analytic Network Process (ANP) dan Weighted Failure Mode Effect Analysis (WFMEA) terintegrasi. Hasil prioritas anggota pelaku rantai pasok dalam manajemen risiko rantai pasokan kakao petani (0,408) dengan risiko yang memiliki prioritas terbesar adalah risiko produksi (0,221). Pengendalian risiko dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas dan daya saing kakao. Dengan demikian, pembinaan pendampingan secara langsung perlu dilakukan oleh industri

Page 37: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

18

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu (lanjutan)

pengolahan kakao terhadap para petani,serta sosialisasi dan pengawasan penerapan standar kualitas kakao. Sebaiknya dana yang terkumpul dari bea keluar dapat dishare kembali ke daerah oleh pemerintah.

Sarinah dan Taufik, D (2015)

Analisis Strategi Penanganan Risiko Kekurangan Pasokan pada Industri Pengolahan Rumput Laut: Kasus di Sulawesi Selatan

Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi struktur rantai pasok rumput laut, kriteria pemasok potensial, risiko dan penilaian risiko pemasok serta menentukan strategi risiko kekurangan pasokan bahan baku rumput laut kering untuk kebutuhan industri rumput laut di PT. XYZ. Metode yang digunakan adalah Weighted Failure Mode Effect Analysis (WFMEA) dan Analytic Hierarchy Process (AHP). Hasilnya terdapat 6 kriteria risiko yaitu biaya, kualitas, proses pengiriman, produktivitas, dan pelayanan. Strategi pemasok dengan risiko terendah untuk 6 kriteria adalah Pemasok B, namun untuk kriteria 4 kriteria yaitu biaya, kualitas, proses pengiriman dan layanan adalah pemasok C.

Page 38: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

19

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di UKM Ibu Prajitno yang berada di

jalan Sultan Agung I No. 24 Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar. Pengolahan data penelitian dilakukan di Laboratorium Manajemen Agroindustri, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2017 sampai September 2017.

3.2 Batasan Masalah Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai

berikut: 1. Penelitian ini ditunjukan kepada anggota rantai pasok wajik

di UKM Ibu Prajitno yaitu supplier, UKM, dan retailer. 2. Bahan baku yang dipertimbangkan hanya klobot jagung saja. 3. Strategi mitigasi risiko yang disarankan hanya untuk UKM

Ibu Prajitno selaku pihak pengelola.

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahap-tahap penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu secara sistematis sebelum melakukan pemecahan masalah yang akan dibahas. Tujuannya agar penelitian dapat dilakukan dengan terarah dan mempermudah dalam analisis permasalahan yang ada. Prosedur dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1

Page 39: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

20

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

Page 40: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

21

3.3.1 Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan merupakan suatu aktivitas atau

kegiatan persiapan awal dalam sebuah penelitian. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan melakukan wawancara dan observasi secara langsung di UKM Ibu Prajitno. Penelitian pendahuluan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi dari pihak yang berperan dalam rantai pasok di UKM Ibu Prajitno. 3.3.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Identifikasi masalah yang sedang dihadapi di tempat penelitian dilakukan pada tahap ini. Setelah dilakukan identifikasi, potensi masalah yang terkumpul akan dirumuskan menurut faktor-faktor yang ada. Perumusan masalah merupakan penentuan fokus dari studi kasus yang diteliti.

3.3.3 Studi Literatur Studi literatur dilakukan dalam penelitian ini dengan

mencari informasi dari berbagai sumber yang digunakan sebagai acuan untuk mendukung pelaksanaan penelitian. Sumber literatur yang digunakan di antaranya adalah dari buku, jurnal, dan informasi dari internet yang terkait dengan topik penelitian. Teori-teori yang digunakan sebagai dasar dan penunjang berlangsungnya penelitian terkait manajemen risiko rantai pasok di UKM Ibu Prajitno.

3.3.4 Penentuan Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data primer

dan data sekunder yang bersifat kulaitatif dan kuantitatif. Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh dengan cara melakukan observasi, pengamatan, wawancara dan kuesioner. Pada penelitian ini data primer diperoleh dari responden yaitu supplier, manufaktur, dan retailer yang mengisi kuisoner dan wawancara. Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh dari studi literatur, internet, dan jurnal.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

Page 41: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

22

a. Wawancara Mendalam (Deep Interview), yaitu tanya jawab secara mendalam yang dilakukan kepada masing-masing stakeholder yaitu supplier, manufaktur, dan retailer di UKM Ibu Prajitno untuk memperoleh informasi mengenai permasalahan yang ada.

b. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden atau pakar untuk dijawab.

c. Observasi, yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung tentang kondisi dan keadaan yang ada di lapangan untuk mengetahui dan mempelajari keadaan lapang yang ada.

d. Dokumentasi yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder dalam penelitian dengan cara pengambilan gambar keadaan pada obyek yang diteliti.

3.3.5 Penentuan Pakar Pada penelitian dengan menggunakan metode fuzzy

FMEA dan AHP tidak ada ketentuan minimal jumlah responden. Responden pakar yang digunakan adalah pihak yang memiliki pengalaman dan berkaitan dengan rantai pasok wajik kletik di UKM Ibu Prajitno. Total responden yang digunakan berjumlah 4 responden yang terdiri dari 2 orang dari pihak UKM yaitu pemilik UKM dan karyawan dengan masa jabatan > 1 tahun, 1 orang dari pihak supplier yaitu pemilik supplier, dan 1 orang dari pihak retailer yaitu pemilik supplier. Responden pakar yang digunakan untuk penilaian risiko terdiri 3 bagian yang dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Page 42: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

23

Tabel 3.1 Bobot Responden

Variabel Jumlah responden Bobot (%)

Bahan Pengemas 1 orang (pemilik supplier) 60

1 orang (pemilik UKM) 40

Proses Produksi 1 orang (pemilik UKM) 50

1 orang (karyawan UKM) 50

Produk

1 orang (pemilik UKM) 20

1 orang (karyawan UKM) 20

1 orang (pemilik retailer) 60

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Bobot responden pakar untuk penelitian risiko pada

variabel supplier, variabel UKM/manufaktur, dan variabel retailer memiliki bobot yang berbeda karena perbedaan pengalaman dan pengetahuan diantara responden. Bobot supplier lebih besar dibandingkan UKM karena supplier lebih mengetahui kondisi klobot yang akan digunakan untuk produksi wajik kletik. Pada variabel retailer bobot responden dari retailer lebih besar dibandingkan UKM karena retailer lebih mengetahui kondisi tentang permintaan/penjualan produk wajik kletik. Pada penentuan strategi mitigasi responden yang digunakan sejumlah 2 orang yang terdiri dari 2 orang UKM.

3.3.6 Identifikasi Variabel

Identifikasi variabel sangat penting dalam tahap penyusunan kuesioner yang akan dilalukan nantinya. Identifikasi variabel mendefinisikan faktor-faktor yang akan menjadi tolak ukur penelitian dalam aktivitas operasional terkait. Identifikasi variabel penelitian berikut didapatkan dari wawancara kepada pihak UKM pada saat penelitian pendahuluan. Variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.2

Page 43: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

24

Tabel 3.2 Identifikasi Variabel Penilaian Risiko

Variabel Komponen

Bahan Pengemas 1. Kualitas klobot yang tidak baik 2. Pesanan yang tidak terpenuhi

akibat klobot yang tidak tersedia 3. Kerusakan klobot pada saat

pengiriman 4. Loyalitas pemasok yang rendah

Proses Produksi 1. Kontaminasi pada saat proses produksi

2. Jumlah bahan baku yang dikirim tidak sesuai dengan jumlah yang dipesan

3. Kerusakan bahan baku pada saat penyimpanan

4. Kurang terampilnya tenaga kerja 5. Kerusakan peralatan pada saat

proses produksi 6. Keterlambatan pasokan klobot

jagung 7. Kerusakan/cacat produk akhir wajik

kletik

Produk 1. Kekurangan persediaan wajik kletik 2. Permintaan wajik kletik yang

fluktuatif 3. Pesaing sejenis produk wajik kletik 4. Keterlambatan pengiriman produk

wajik kletik 5. Pengembalian produk

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

3.3.7 Penyusunan Kuesioner Penyusunan kuesioner yang dibuat digunakan untuk

mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari masing-masing pihak rantai pasok wajik kletik. Kuesioner penelitian ini terdiri dari dua bagian, bagian pertama yaitu kuesioner untuk identifikasi, pengukuran, dan penilaian risiko rantai pasok dan bagian kedua yaitu kuesioner untuk penentuan strategi mitigasi risiko rantai

Page 44: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

25

pasok. Kuesioner penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.

3.3.8 Uji Validitas Uji Validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana

suatu alat pengukur dapat mengetahui apa yang ingin diukur (Umar, 2008). Uji validitas pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui valid atau tidaknya kuesioner. Pengujian ini menggunakan jenis validitas tampilan (face validity) dan validitas isi (content validity). Face validity akan mengevaluasi bentuk dan tampilan dasar dari kuesioner, sementara content validity lebih bersifat mengevaluasi hal-hal teknis terkait pertanyaan yang yang ada dalam kuesioner agar sesuai dengan tujuan pengukuran. Jika kuesioner dinyatakan sudah valid, maka dapat dilakukan pengisian kuesioner sebagai salah satu langkah dalam tahap pengumpulan data. Apabila kuesioner yang telah disusun dinilai tidak valid dan belum bisa mewakili tujuan penelitian, maka harus dilakukan penyusunan ulang.

3.3.9 Analisis Data 3.3.9.1 Analisis Data Menggunakan Metode Fuzzy Failure Mode Effect Analysis

Penelitian ini menggunakan metode fuzzy FMEA yang dilakukan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menilai risiko rantai pasok produk wajik kletik. Output yang dihasilkan yaitu urutan tingkat prioritas risiko pada masing-masing stakeholder. Pada fuzzy FMEA memakai logika fuzzy dalam mengidentifikasi permasalahan atau penyebab kegagalan yang terjadi melalui pertimbangan kriteria occurrence atau kejadian (O), severity atau dampak (S), dan detection atau deteksi (D).

Occurrence (O) menunjukkan tingkat kemungkinan terjadinya kegagalan. Nilainya ditunjukkan dalam 10 level (1, 2,…, 10) dari yang hampir tidak pernah terjadi (1) sampai yang paling mungkin terjadi atau sulit dihindari (10). Skala occurrence dapat dilihat pada Tabel 3.3. Severity atau dampak (S), merupakan kuantifikasi seberapa serius kondisi yang diakibatkan

Page 45: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

26

jika terjadi kegagalan. Menurut tingkat keseriusan, severity dinilai pada skala 1 sampai 10. Skala severity dapat dilihat pada Tabel 3.4. Detection (D), menunjukkan tingkat lolosnya penyebab kegagalan dari kontrol yang dipasang. Levelnya mulai dari 1-10, dengan angka 1 menunjukkan kemungkinan untuk lewat dari kontrol (pasti terdeteksi) sangat kecil, dan 10 menunjukkan kemungkinan untuk lolos dari kontrol (tidak terdeteksi) adalah sangat besar. Skala detection (deteksi) dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.3 Skala Occurrence

Penilaian Efek Probabilitas Kegagalan

1 Hampir tidak pernah < 1 dalam 150000 2 Sedikit 1 dalam 150000 3 Sangat kecil 1 dalam 15000 4 Kecil 1 dalam 2000 5 Rendah 1 dalam 400 6 Sedang 1 dalam 80 7 Cukup tinggi 1 dalam 20 8 Tinggi 1 dalam 8 9 Sangat tinggi 1 dalam 3 10 Hampir pasti >1 dalam 2

Sumber: Wang et al, (2009)

Tabel 3.4 Skala Severity

Penilaian Efek Efek dari Severity

1 Tidak ada Tidak berpengaruh 2 Sangat kecil Sistem dapat beroperasi dengan

gangguan kecil 3 Kecil Sistem dapat beroperasi dengan

mengalami penurunan kinerja 4 Sangat rendah Sistem dapat beroperasi dengan

mengalami penurunan kinerja secara signifikan

5 Rendah Sistem tidak dapat beroperasi tanpa kerusakan

6 Cukup Sistem tidak dapat beroperasi dengan kerusakan kecil

Page 46: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

27

Tabel 3.5 Skala Severity (lanjutan)

7 Tinggi Sistem tidak dapat beroperasi dengan kerusakan pada peralatan

8 Sangat tinggi Sistem tidak dapat beroperasi dengan kegagalan menyebabkan kerusakan tanpa membahayakan keselamatan

9 Serius Tingkat keparahan sangat tinggi ketika mode kegagalan potensial mempengaruhi system safety dengan peringatan

10 Berbahaya Tingkat keparahan sangat tinggi ketika mode kegagalan potensial mempengaruhi system safety tanpa peringatan

Sumber: Wang et al, (2009)

Tabel 3.5 Skala Detection

Penilaian Efek Kemungkinan Deteksi

1 Hampir pasti Hampir pasti kemampuan mendeteksi penyebab kegagalan dan modus kegagalan berikutnya

2 Sangat tinggi Sangat tinggi kemampuan mendeteksi penyebab kegagalan dan modus kegagalan berikutnya

3 Tinggi Tinggi kemampuan mendeteksi penyebab kegagalan dan modus kegagalan berikutnya

4 Cukup tinggi Cukup tinggi kemampuan mendeteksi penyebab kegagalan dan modus kegagalan berikutnya

5 Cukup Sedang kemampuan mendeteksi penyebab kegagalan dan modus kegagalan berikutnya

6 Rendah Rendah kemampuan mendeteksi penyebab kegagalan dan modus kegagalan berikutnya

7 Sangat rendah Sangat rendah kemampuan mendeteksi penyebab kegagalan dan modus kegagalan berikutnya

Page 47: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

28

Tabel 3.5 Skala Detection (lanjutan)

8 Kecil Kecil kemampuan mendeteksi penyebab kegagalan dan modus kegagalan berikutnya

9 Sangat kecil Sangat kecil kemampuan mendeteksi penyebab kegagalan dan modus kegagalan berikutnya

10 Hampir mustahil

Tidak ada yang mampu mendeteksi penyebab kegagalan dan modus kegagalan berikutnya

Sumber: Wang et al, (2009) Pada metode fuzzy FMEA faktor-faktor severity, occurrence,

dan detection dapat dievaluasi dengan cara linguistik. Istilah linguistik dan Fuzzy number yang akan digunakan menurut Wang et al, (2009) untuk mengevaluasi faktor-faktor severity, occurrence, dan detection ditunjukkan pada Tabel 3.6, Tabel 3.7, dan Tabel 3.8. Kepentingan relatif dari faktor-faktor occurrence, severity, dan detection juga dinilai bobotnya menggunakan istilah linguistik yang dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.6 Fuzzy Rating untuk Saverity

Rating Severity Effect Fuzzy Number

Tidak ada Tidak berpengaruh (1, 1, 2) Sangat kecil Sistem dapat beroperasi dengan

gangguan kecil (1, 2, 3)

Kecil Sistem dapat beroperasi dengan mengalami penurunan kinerja

(2, 3, 4)

Sangat rendah

Sistem dapat beroperasi dengan mengalami penurunan kinerja secara signifikan

(3, 4, 5)

Rendah Sistem tidak dapat beroperasi tanpa kerusakan

(4, 5, 6)

Cukup Sistem tidak dapat beroperasi dengan kerusakan kecil

(5, 6, 7)

Tinggi Sistem tidak dapat beroperasi dengan kerusakan pada peralatan

(6, 7, 8)

Sangat tinggi Sistem tidak dapat beroperasi dengan kegagalan menyebabkan

(7, 8, 9)

Page 48: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

29

Tabel 3.6 Fuzzy Rating untuk Saverity (lanjutan)

kerusakan tanpa membahayakan keselamatan

Serius Tingkat keparahan sangat tinggi ketika mode kegagalan potensial mempengaruhi system safety dengan peringatan

(8, 9, 10)

Berbahaya Tingkat keparahan sangat tinggi ketika mode kegagalan potensial mempengaruhi system safety tanpa peringatan

(9, 10, 10)

Sumber: Wang et al, (2009)

Tabel 3.7 Fuzzy Rating untuk Occurrence

Rating Probablility of Occurrence Fuzzy Number

Sedikit Kegagalan tidak akan terjadi (1, 1, 2) Rendah Kegagalan relatif rendah (1, 2, 3, 4) Cukup Kegagalan terkadang terjadi (3, 4, 6, 7) Tinggi Kegagalan yang terjadi berulang-

ulang (6, 7, 8, 9)

Sangat tinggi Kegagalan yang tidak dapat dihindari

(8, 9, 10, 10)

Sumber: Wang et al, (2009)

Tabel 3.8 Fuzzy Rating untuk Detection

Rating Kemungkinan Terjadinya Detection Fuzzy Number

Hampir pasti Hampir pasti kemampuan mendeteksi penyebab kegagalan dan modus kegagalan berikutnya

(1, 1, 2)

Sangat tinggi

Sangat tinggi kemampuan mendeteksi penyebab kegagalan dan modus kegagalan berikutnya

(1, 2, 3)

Tinggi Tinggi kemampuan mendeteksi penyebab kegagalan dan modus kegagalan berikutnya

(2, 3, 4)

Cukup tinggi Cukup tinggi kemampuan mendeteksi penyebab kegagalan dan modus kegagalan berikutnya

(3, 4, 5)

Page 49: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

30

Tabel 3.8 Fuzzy Rating untuk Detection (lanjutan)

Cukup Cukup kemampuan mendeteksi penyebab kegagalan dan modus kegagalan berikutnya

(4, 5, 6)

Rendah Rendah kemampuan mendeteksi penyebab kegagalan dan modus kegagalan berikutnya

(5, 6, 7)

Sangat rendah

Sangat rendah kemampuan mendeteksi penyebab kegagalan dan modus kegagalan berikutnya

(6, 7, 8)

Kecil Kecil kemampuan mendeteksi penyebab kegagalan dan modus kegagalan berikutnya

(7, 8, 9)

Sangat kecil Sangat kecil kemampuan mendeteksi penyebab kegagalan dan modus kegagalan berikutnya

(8, 9, 10)

Hampir mustahil

Tidak ada yang mampu mendeteksi penyebab kegagalan dan modus kegagalan berikutnya

(9, 10, 10)

Sumber: Wang et al, (2009) Tabel 3.9 Fuzzy Weight untuk Kepentingan Relatif Faktor-Faktor Risiko

Istilah Linguistik Fuzzy Number

Sangat Kecil (0, 0, 0.25) Kecil (0, 0.25, 0.5)

Sedang (0,.25, 0.5, 0.75) Tinggi (0.5, 0.75)

Sangat Tinggi (0.75, 1, 1)

Sumber: Wang et al, (2009)

Menurut Wang et al, (2009) untuk melakukan penilaian

faktor-faktor failure mode pada FMEA dalam bentuk Fuzzy, maka dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan nilai occurrence (O), severity (S), dan detection

(D) berdasarkan Tabel 3.3, Tabel 3.4, dan Tabel 3.5. 2. Melakukan perhitungan agregasi penilaian peringkat fuzzy

terhadap faktor S, O, dan D berdasarkan persamaan (1) hingga persamaan (3).

Page 50: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

31

Ṝ𝑖𝑜=

1

𝑛∑ ℎ𝑗

𝑚𝑗=1 Ṝ𝑖𝑗

𝑜 = (∑ ℎ𝑗 𝑚𝑗=1 𝑅𝑖𝑗𝐿

𝑜 , ∑ ℎ𝑗𝑚𝑗=1 𝑅𝑖𝑗𝑀1

𝑜 ,∑ ℎ𝑗𝑚𝑗=1 𝑅𝑖𝑗𝑀2

𝑜 , ∑ ℎ𝑗𝑚𝑗=1 𝑅𝑖𝑗𝑈

𝑜 )

Ṝ𝑖𝑠=

1

𝑛∑ ℎ𝑗

𝑚𝑗=1 Ṝ𝑖𝑗

𝑆 = (∑ ℎ𝑗 𝑚𝑗=1 𝑅𝑖𝑗𝐿

𝑆 , ∑ ℎ𝑗𝑚𝑗=1 𝑅𝑖𝑗𝑀

𝑆 , ∑ ℎ𝑗𝑚𝑗=1 𝑅𝑖𝑗𝑈

𝑆 ) (2)

Ṝ𝑖𝐷=

1

𝑛∑ ℎ𝑗

𝑚𝑗=1 Ṝ𝑖𝑗

𝐷 = (∑ ℎ𝑗 𝑚𝑗=1 𝑅𝑖𝑗𝐿

𝐷 , ∑ ℎ𝑗𝑚𝑗=1 𝑅𝑖𝑗𝑀

𝐷 , ∑ ℎ𝑗𝑚𝑗=1 𝑅𝑖𝑗𝑈

𝐷 ) (3)

Keterangan:

𝑅𝑖 𝑂 = Nilai agregat dari O (Occurrence)

𝑅𝑖𝑆 = Nilai agregat dari S (Severity)

𝑅𝑖𝐷= Nilai agregat dari D (Detection)

ℎ𝑗= Bobot responden

𝑛 = Jumlah Fuzzy number 3. Melakukan perhitungan agregasi bobot kepentingan untuk

faktor O, S, dan D berdasarkan persamaan (4) hingga persamaan (6).

�̃�𝑂= 1

𝑛∑ ℎ𝑗

𝑚𝑗=1 �̃�𝑗

𝑂 = (∑ ℎ𝑗 𝑚𝑗=1 𝑤𝑗𝐿

𝑂 , ∑ ℎ𝑗𝑚𝑗=1 𝑤𝑗𝑀

𝑂 , ∑ ℎ𝑗𝑚𝑗=1 𝑤𝑗𝑈

𝑂 ) (4)

�̃�𝑆=1

𝑛 ∑ ℎ𝑗

𝑚𝑗=1 �̃�𝑗

𝑆 = (∑ ℎ𝑗 𝑚𝑗=1 𝑤𝑗𝐿

𝑆 , ∑ ℎ𝑗𝑚𝑗=1 𝑤𝑗𝑀

𝑆 , ∑ ℎ𝑗𝑚𝑗=1 𝑤𝑗𝑈

𝑆 ) (5)

�̃�𝐷= 1

𝑛∑ ℎ𝑗

𝑚𝑗=1 �̃�𝑗

𝐷 = (∑ ℎ𝑗 𝑚𝑗=1 𝑤𝑗𝐿

𝐷 , ∑ ℎ𝑗𝑚𝑗=1 𝑤𝑗𝑀

𝐷 , ∑ ℎ𝑗𝑚𝑗=1 𝑤𝑗𝑈

𝐷 ) (6)

Keterangan: 𝑤𝑜 = nilai agregat dari bobot Fuzzy O (Occurrence)

𝑤𝑆 = nilai agregat dari bobot Fuzzy S (Severity)

𝑤𝐷 = nilai agregat dari bobot Fuzzy D (Detection) ℎ𝑗 = bobot responden

𝑛 = jumlah Fuzzy number 4. Menentukan fuzzy risk priority number (FRPN) untuk setiap

model failure (kegagalan) berdasarkan persamaan (7)

Keterangan:

FRPN : Fuzzy Risk Priority Number

𝑅𝑖𝑆 : Nilai agregat dari S (Severity)

𝑅𝑖 𝑂 : Nilai agregat dari O (Occurrence)

𝑅𝑖𝐷 : Nilai agregat dari D (Detection)

𝑤𝑆 : Nilai agregat dari bobot Fuzzy S (Severity)

(7)

(1)

(7)

Page 51: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

32

𝑤𝑜 : Nilai agregat dari bobot Fuzzy O (Occurrence)

𝑤𝐷 : Nilai agregat dari bobot Fuzzy D (Detection) 5. Perangkingan dilakukan dari nilai FRPN, dimana rangking

yang teratas adalah nilai FRPN terbesar. Tabel 3.10 Kategori Variabel Output

Nilai Output Kategori

10-50 Sangat Rendah (VL) 50-100 Sangat rendah – Rendah (VL – L) 100-150 150-250 250-350 350-450 450-600 600-800 800-1000

Rendah (L) Rendah – sedang (VL – M)

Sedang (M) Sedang – Tinggi (M – H)

Tinggi (H) Tinggi – Sangat tinggi (H – VH)

Sangat tinggi (VH)

Sumber: Suharjito dkk (2010)

Tabel 3.11 Kategori Variabel Output yang Digunakan

Nilai Output Kategori

1-3,68 Sangat Rendah (VL) 3,68-4,64 Sangat rendah – Rendah (VL – L) 4,64-5,31 5,31-6,29 6,29-7,05 7,05-7,66 7,66-8,43 8,43-9,28 9,28-10

Rendah (L) Rendah – sedang (L – M)

Sedang (M) Sedang – Tinggi (M – H)

Tinggi (H) Tinggi – Sangat tinggi (H – VH)

Sangat tinggi (VH)

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

3.3.9.2 Analisis Data Menggunakan Metode Analythical Hierarchy Process

Hasil penilaian risiko selanjutnya akan digunakan untuk menentukan alternatif strategi mitigasi rantai pasok dengan menggunakan metode AHP. Tahapan penggunaan metode AHP adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan masalah dari risiko tertinggi dan menentukan

tujuan, faktor, dan alternatif strategi dalam usaha minimasi

Page 52: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

33

risiko yang terjadi dengan menyusun hierarki. Struktur hierarki untuk meminimasi risiko pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2

Gambar 3.2 Rancangan Struktur Hierarki Strategi Mitigasi Risiko

Rantai Pasok Wajik Kletik

2. Menyusun matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan pengaruh setiap elemen. Perbandingan yang dilakukan berdasarkan jawaban responden. Contoh prinsip susunan elemen matriks yang dibandingkan dapat dilihat pada Tabel 3.12, sedangkan aturan penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.13

Tabel 3.12 Contoh Matriks Perbandingan

Goal X1 X2 X3

X1 1 X2 1 X3 1

Sumber: Saaty (1994)

Keterangan: X1, X2, X3= Alternatif strategi mitigasi

Tujuan

Kriteria

Alternatif

Page 53: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

34

Tabel 3.13 Skala Kepentingan Relatif

Tingkat Kepentingan

Definisi

1 Kedua elemen sama penting 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dibanding

elemen lain 5 7 9 2,4,6,8

Elemen yang satu cukup penting dibanding elemen lain Elemen yang satu sangat penting dibanding elemen lain Elemen yang satu mutlak lebih penting dibanding elemen lain Nilai tengah antara dua tingkat kepentingan yang berurutan

Sumber: Saaty (1994)

3. Melakukan pembobotan rata-rata. 4. Uji konsistensi logis dengan cara menghitung matriks eigen

dan nilai eigen maksimum. Nilai eigen maksimum merupakan parameter yang sangat penting pada AHP, karena nilai ini digunakan untuk menyeleksi informasi melalaui perhitungan rasio konsistensi dari matriks estimasi.Tahapan perhitungan yang dilakukan yaitu:

a. Perkalian baris dari masing-masing matriks b. Menentukan nilai Vector Eigen (EV) yang dapat diperoleh dengan rumus pada persamaan (8):

𝐸𝑣𝑗 = �̅�𝑔 = √∏ 𝑋𝑖𝑓𝑖𝑛

𝑖=1

𝑛

Keterangan:

�̅�𝑔 = rata-rata geometrik

𝑛 = banyak data (total responden) 𝑋𝑖 = skor yang diberikan atau besar data 𝑓𝑖 = jumlah responden yang memilih skor Xi c. Perhitungan Vektor Prioritas (VP) Vektor prioritas pada dasarnya merupakan EV

yang telah disesuaikan, dimana VP baris merupakan rasio EV tiap baris terhadap jumlah tital EV. Jadi nilai VP merupakan presentase dari EV sehingga jumlah

(8)

Page 54: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

35

seluruh VP adalah 100%. VP tiap baris diperoleh dengan rumus pada persamaan (9):

VP = 𝐸𝑣𝑖

∑ 𝐸𝑣𝑖

Semakin tinggi nilai VP, maka semakin tinggi prioritasnya.

d. Menentukan konsistensi maksimum (𝜆 maks) pada AHP bertujuan untuk melihat penyimpangan konsistensi suatu matriks 𝜆 maks diperoleh dari hasil perkalian jumlah kolom 1 dengan vektor prioritas baris 1, jumlah kolom kedua dikalikan dengan vektor prioritas baris 2, dan seterusnya, kemudian dijumlahkan atau dengan rumus:

𝜆 maks = Σ (jumlah kolom ke j x Vpi untuk i = j) 𝜆 maks selalu lebih besar daripada ukuran matriks (n),

semakin dekat 𝜆 maks dengan nilai n maka nilai observasi dalam matriks semakin konsisten.

e. Perhitungan indeks konsistensi atau consistency index (CI), yang bisa dirumuskan pada persamaan (10):

CI = 𝜆 maks −n

𝑛−1

Keterangan: CI = indeks konsistensi

𝜆 maks = nilai eigen terbesar dari matriks berordo n

𝑛 = banyaknya elemen Semakin nilai CI mendekati nilai 0, maka semakin konsisten suatu observasi. f. Perhitungan Ratio Konsistensi atau Consistency Ratio (CR), dengan rumus pada persamaan (11):

CR = CI/RI Keterangan: CR = Consistency Ratio (ratio konsistensi) CI = Consistency Index (indeks konsistensi) RI = Random Index (indeks acak) Kosistensi hierarki dapat diketahui jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data judgment harus diperbaiki. Namun, jika rasio konsistensi (CI/CR) kurang atau sama

(9)

(10)

(11)

Page 55: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

36

dengan 0,1 maka tingkat konsistensi sangat memuaskan. Jadi jika nilai CR kurang dari 0,1 maka tingkat konsistensi dianggap baik, sedangkan jika lebih dari 0,1 maka terdapat inkonsistensi yang serius dan hasil analisis AHP tidak mempunyai arti atau tidak ampuh dalam pengambil keputusan. Nilai RI merupakan nilai random index yang dapat dilihat pada Tabel 3.14. Tabel 3.14 Random Index (RI)

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RI 0 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49

Sumber: Saaty (1994)

3.3.10 Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian, dilakukan proses penyusunan kesimpulan dan saran. Kesimpulan akan menjawab tujuan dari penelitian dengan mempertimbangkan hasil-hasil yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan teori-teori yang mendukung. Saran berisi tentang masukan yang dapat digunakan sebagai informasi risiko pada rantai pasok di UKM Ibu Prajitno dan peneliti selanjutnya.

Page 56: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum UKM Ibu Prajitno

UKM Ibu Prajitno sudah berdiri pada tahun 1969 yang terletak di jalan Sultan Agung I No. 24 Kecamatan Sananwetan. UKM ini pada awal berdirinya hanya memproduksi wajik kletik dengan kemasan kertas minyak, sebelum akhirnya melakukan inovasi dengan menggunakan kemasan klobot jagung. Saat ini produk UKM Ibu Prajitno antara lain wajik kletik dengan varian rasa original, nanas, kacang hijau. Selain memproduksi wajik kletik, usaha ini juga memproduksi sambal pecel dan maduwongso.

UKM Ibu Prajitno pada saat ini memiliki 13 tenaga kerja dengan waktu produksi dimulai pada jam 08.00 WIB sampai jam 16.00 WIB. Kapasitas produksi wajik kletik sekitar 8-10 kg/hari. Daerah pemasaran wajik kletik masih terpusat di wilayah Blitar, namun UKM Ibu Prajitno terkadang mendapat pesanan dari Surabaya, Malang, dan Pasuruan. UKM Ibu Prajitno saat ini telah memiliki 3 toko oleh-oleh yang diberi nama Oodabli dimana 2 toko berada di kota Blitar dan 1 toko yang baru dibuka berlokasi di kota Malang.

1.2 Struktur Lembaga Rantai Pasok Wajik Kletik Kondisi rantai pasok yang dianalisis meliputi struktur

rantai pasok, entitas rantai pasok, dan pola aliran rantai pasok. Struktur rantai pasok merupakan susunan atau jaringan aktivitas pengadaan barang maupun jasa yang saling berkaitan satu sama lain (Maulani et al, 2014). Challener (1999) menjelaskan bahwa untuk dapat mencapai efisiensi dan efektivitas dalam sebuah kordinasi maka seluruh sumber daya dalam rantai pasok harus diintegrasi dengan melibatkan optimisasi rantai pasok, integrasi rantai pasok, kolaborasi organisasi, serta rintangan secara kulturan dan teknologi, sehingga organisasi tersebut dapat responsif terhadap pasar.

Page 57: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

38

Pola aliran rantai pasok wajik kletik meliputi petani, supplier, UKM Ibu Prajitno, retailer, dan konsumen. Menurut Suharjito (2010) setiap pelaku dalam rantai pasok tersebut mempunyai tujuan dan kepentingan masing-masing yang kadang-kadang bersifat konflik. Untuk mengatasi dan mengelola konflik kepentingan tersebut perlu adanya suatu sistem manajemen risiko, sehingga sistem rantai pasok dapat terkendali dalam usaha mencapai tujuan. Skema rantai pasok wajik kletik di UKM Ibu Prajitno dapat dilihat pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Skema Rantai Pasok Wajik Kletik UKM Ibu Prajitno

Keterangan : : Aliran Finansial : Aliran Informasi : Aliran Bahan Baku : Aliran Bahan Jadi

a. Petani

Aktivitas yang dilakukan petani adalah melakukan pembelian sarana produksi seperti pupuk. Pembelian pupuk dilakukan dengan cara petani mendatangi toko pertanian dan membeli pupuk yang dibutuhkan. Petani menjual jagung dan klobot dalam bentuk segar. Petani langsung mendatangi ke pihak pengepul untuk menjual hasil panen yang pola pembayarannya dilakukan secara tunai. Risiko yang dihadapi pada tingkat petani adalah risiko fluktuasi harga dan risiko kurangnya akses informasi pasar. Risiko ini terjadi akibat komoditas jagung yang sifatnya musimam, sehingga harga jagung cenderung fluktuatif karena ketersediaannya yang tidak pasti dan tersedia melimpah. Risiko tersebut akan berdampak langsung pada klobot jagung yang dapat digunakan sebagai kemasan produk. Menurut Suharjito dkk (2010) untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan

Page 58: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

39

memilih jadwal tanam yang tepat dengan penggiliran jadwal tanam antar kelompok tani sehingga ketersedian jagung di pasar akan terkendali sesuai dengan permintaan pasar.

b. Supplier Supplier adalah rekan bisnis yang menyediakan kebutuhan bahan baku kepada perusahaan (Mulyadi, 2007). Jaringan awal pada rantai pasok wajik kletik dimulai dari petani yang mengirim bahan baku kepada supplier. Bahan baku wajik kletik dibagi menjadi 2, bahan baku utama yaitu beras ketan, dan bahan baku tambahan seperti klobot jagung dan gula kelapa. UKM Ibu Prajitno mendapatkan pasokan beras ketan dan gula kelapa dari supplier yang berada di Kota Blitar, sedangkan untuk pasokan bahan pengemas didapatkan dari supplier Jaya Mulia yang berada di Kediri. Supplier Jaya Mulia berperan sebagai pengepul yang mengumpulkan hasil panen dari petani jagung. Petani yang memasok jagung ke pihak supplier Jaya Mulia berjumlah 30 orang, namun jumlah petani yang memasok terkadang mengalami penurunan karena tidak adanya kerja sama tertulis dengan petani. Pihak supplier melakukan sortasi pada jagung dan klobot untuk mengecek kualitas produk dan menentukan harga jual. Pihak supplier melakukan pembayaran secara langsung kepada petani. Supplier Jaya Mulya melakukan pengiriman klobot kepada UKM Ibu Prajitno sesuai dengan pesanan pihak UKM. Klobot jagung dikirim ke UKM Ibu Prajitno dengan menggunakan transportasi mobil jenis pick up. Proses pembayaran dilakukan secara langsung pada saat klobot jagung sudah diterima diterima pihak UKM. Risiko paling besar yang dihadapi oleh pengumpul adalah risiko keberagaman mutu pasokan. Sebagian besar petani menggunakan varietas jagung lokal yang memiliki produktivitas rendah serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Menurut Suharjito dkk (2010) untuk mengatasi risiko tersebut biasanya pedagang menggunakan metode pembelian dengan variasi harga sesuai mutu jagung dari petani. Cara ini sering merugikan pihak petani, karena kurangnya pengetahuan petani tentang mutu, sehingga petani sering

Page 59: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

40

dibohongi oleh pihak pengumpul dengan menyamaratakan berbagai mutu komoditas jagung dengan mutu yang rendah. c. Manufaktur

Manufaktur dalam anggota rantai pasok wajik kletik adalah UKM Ibu Prajitno. Manufaktur merupakan suatu organisasi yang menghasilkan output berupan barang atau jasa (Herjanto, 2009). UKM Ibu Prajitno selaku manufaktur akan melakukan aktivitas pemesanan bahan baku untuk diolah menjadi wajik kletik dan pengemasan produk. Pihak UKM melakukan pembelian bahan baku beras ketan dan gula kelapa secara langsung kepada supplier beras ketan yang ada di Kota Blitar. Setelah proses produksi selesai dilakukan selanjutnya produk wajik kletik dikirimkan kepada retailer untuk dijual. Pihak UKM memasok wajik kletik sesuai dengan permintaan retailer. Selain itu UKM Ibu Prajitno juga berperan dalam memberikan nilai tambah pada gula kelapa dan menyerap tenaga kerja. Risiko yang terjadi pada tingkat manufaktur antara risiko fluktuasi harga beras ketan yang relatif tinggi. Risiko harga beras ketan yang fluktuatif disebabkan adanya beras ketan impor yang beredar di pasaran. Rikang (2014) menyatakan tinggi rendahnya harga beras ketan di pasar domestik sangat bergantung pada mekanisme pasar. Saat ini Pemerintah masih melakukan impor beras ketan untuk memenuhi kebutuhan beras ketan. Banyaknya beredar beras ketan impor dibandingkan beras ketan lokal telah mengakibatkan harga beras ketan eceran turut dipengaruhi harga beras ketan pasar internasional.

d. Retailer

Wajik kletik Ibu Prajitno hanya dijual di retailer yang dikelola langsung oleh pihak UKM yaitu Oodabli yang berlokasi di Jalan Dr. Ismail 3, Sananwetan, Kota Blitar. Saat ini jumlah toko Oodabli berjumlah 2 toko yang berada di Kota Blitar dan 1 toko yang baru dibuka berlokasi di Kota Malang. Aktivitas yang dilakukan pihak retailer adalah melakukan penjualan produk kepada konsumen. Pihak retailer tidak melakukan aktivitas pengemasan karena produk yang diterima telah dikemas oleh

Page 60: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

41

pihak UKM Ibu Pajitno. Pihak retailer akan memberikan informasi terkait stok wajik kletik kepada pihak UKM dan melakukan pemesanan apabila stok wajik kletik kurang. Kegiatan operasional toko Oodabli juga dikelola dengan pihak UKM Ibu Prajitno sehingga proses pembayaran dilakukan setelah produk terjual. Toko Oodabli ini juga memasarkan produk-produk lain dari UKM Ibu Prajitno seperti maduwongso dan sambal pecel. Pihak retailer bekerja sama pada pihak UKM dalam hal pengembalian barang (return). Menurut Sulistyowati (2010) return adalah pengembalian barang yang tidak memenuhi kualitas yang ditetapkan atau komplen dari konsumen. Pihak retailer akan mengembalikan produk yang mengalami cacat seperti kemasan rusak pada UKM Ibu Prajitno. Pengembalian dilakukan setelah pengecekan selesai dilakukan. Tipe jaringan distribusi pada rantai pasok wajik kletik di UKM Ibu Prajitno menggunakan tipe retail storage with customer pick up. Faharani et al (2012) mengatakan retail storage with customer pick up merupakan kondisi dimana persediaan disimpan di toko ritel, sehingga konsumen dapat memperoleh langsung produk di toko retail atau memesan secara online. Pada Gambar 4.1 terdapat aliran informasi dan finansial. Aliran informasi ini mengenai jumlah pasokan bahan baku utama dan pendukung yang akan dibeli dan jumlah wajik kletik yang dipesan dan dikirim. Aliran finansial berupa pembayaran dari pemesanan atau penjualan wajik kletik 1.3 Karakteristik Responden

Pada penelitian ini responden pakar yang digunakan berjumlah 4 orang yang terdiri dari 2 orang dari pihak UKM, 1 orang dari pihak retailer, dan 1 orang dari pihak supplier. Responden yang dipilih pada penelitian ini merupakan orang yang berpengalaman dan berkompeten pada bidangnya. Hal ini sesuai dengan Astuti (2010) yang menyebutkan data kebutuhan rantai pasok diperoleh berdasarkan pendapat pakar yang berpengalaman di bidangnya. Informasi mengenai responden pakar yang mengisi kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.1

Page 61: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

42

Tabel 4.1 Karakteristik Responden

Karakteristik Jumlah Responden Persentase (%)

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

2 2

50 50

Pekerjaan Praktisi

4

100

Lama Bekerja 5 – 10 tahun 10 -15 tahun > 15 tahun

1 2 1

25 50 25

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan Tabel 4.1 karakteristik responden terbagi atas jenis kelamin, pekerjaan, dan lama bekerja. Responden pakar yang digunakan pada penelitian ini berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan jumlah yang sama. Responden berjenis kelamin laki-laki didapatkan dari pihak supplier dan retailer, sedangkan responden berjenis kelamin perempuan didapatkan dari pihak UKM. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan yang digunakan pada penelitian ini seluruhnya adalah praktisi. Menurut Murtini (2011) praktisi wirausaha dapat menjembatani kesenjangan antara ilmu pengetahuan dan permasalahan real di dalam dunia usaha. Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja didominasi dengan angka 10-15 tahun sebesar 50%. Menurut Mayangsari (2003) kompetensi tenaga kerja dapat diukur berdasarkan lama bekerja.

1.4 Identifikasi Risiko Rantai Pasok Wajik Kletik Identifikasi risiko rantai pasok produk wajik kletik

dilakukan dengan wawancara dan menyebarkan kuesioner ke pihak-pihak yang terlibat dalam rantai pasok wajik yaitu supplier, UKM, dan retailer melalui pakar dari setiap pihak yang terlibat. Berdasarkan kuesioner yang telah diberikan didapatkan 16 risiko yang terjadi pada rantai pasok wajik kletik di UKM Ibu Prajitno yang terbagi dalam 3 variabel yaitu bahan pengemas, proses

Page 62: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

43

produksi, dan produk. Daftar risiko rantai pasok wajik kletik yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.1.

1.4.1 Risiko Pihak Supplier 1. Risiko kualitas klobot yang tidak baik

Risiko ini terjadi karena klobot jagung hibrida sisa panen langsung dikeringkan di ladang dengan penyinaran matahari. Proses tersebut berlangsung lama karena dipengaruhi cuaca. Pengeringan matahari juga meningkatkan potensi cemaran debu atau mikroba pada klobot jagung. Kondisi proses tersebut dapat mempengaruhi sifat kemasan di pasaran. Menurut Adnan (2008) perlakuan pada klobot jagung dengan pengeringan saja menghasilkan kemasan yang berwarna pucat dan mudah patah. Oleh karena itu, petani perlu diberikan pengetahuan dan pemahaman cukup baik dalam hal pasca panen, meliputi pemanenan seperti pemilihan waktu panen yang tepat, pengeringan, dan melakukan perlakuan pendahuluan pada klobot jagung agar dapat memiliki nilai tambah yaitu dijual sebagai kemasan produk.

2. Risiko pesanan yang tidak terpenuhi akibat klobot yang tidak tersedia

Risiko ini terjadi karena komoditas jagung yang sifatnya musiman. Selain itu komoditas agroindustri juga rentan dari berbagai macam risiko yang dapat menyebabkan gagal panen seperti serangan hama dan cuaca yang tidak menentu. Risiko ini dapat akan mempengaruhi kegiatan produksi wajik kletik di UKM Ibu Prajitno. Menurut Suharjito dkk (2010) akibat efek pemanasan global, saat ini iklim terus mengalami perubahan sehingga mempengaruhi pola curah hujan. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi perubahan musim tanam, sehingga menyebabkan penurunan hasil panen. Manajemen risiko rantai pasok produk pertanian menjadi lebih sulit, karena beberapa sumber ketidakpastian dan hubungan yang kompleks antara pelaku dalam rantai pasok tersebut. Sebagai produk pertanian, komoditas jagung tidak terlepas dari sifat-sifat tersebut, yaitu sifatnya musiman yang pola tanamnya tidak merata sepanjang

Page 63: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

44

tahun, sehingga kemungkinan terjadinya fluktuasi harga sangat tinggi.

3. Risiko kerusakan klobot pada saat pengiriman

Risiko ini ini dapat terjadi karena penanganan klobot yang buruk pada saat pengiriman. Salah satu contoh kerusakan klobot yang sering terjadi yaitu klobot sobek dan pecah. Menurut Pratiwi (2014) klobot jagung merupakan bahan yang cukup elastis dengan nilai ketahanan tarik yang tinggi yaitu 3433,09 kgf/cm2 (berlawanan arah serat). Bahan ini memiliki daya serap air yang cukup rendah yaitu 81x10-5 g/cm2.menit. Klobot jagung termasuk bahan yang cocok untuk dijadikan kemasan produk namun rentan akan kerusakan apabila mendapatkan perlakuan yang tidak tepat. Klobot jagung rentan mengalami kerusakan pada saat pengiriman karena suhu tempat menyimpan klobot yang tidak sesuai. Suhu yang sesuai untuk menyimpan klobot adalah pada suhu kamar. Cuaca yang sering berubah turut berperan dalam kerusakan klobot pada saat pendistribusian klobot. Klobot yang rusak akan mempengaruhi kualitas dari wajik kletik dan dapat memperpendek umur simpan wajik kletik.

4. Risiko loyalitas pemasok yang rendah

Sebagian besar pemasok terdiri para petani berukuran kecil, oleh karena itu sebuah pedagang pengumpul mungkin harus bekerjasama dengan puluhan bahkan ratusan petani untuk memenuhi pesanan dari berbagai macam usaha agroindustri. Risiko terkait keberadaan dan loyalitas petani umumnya berkaitan dengan harga klobot. Menurut Nasution dkk (2014) untuk mengatasi risiko tersebut biasanya pihak pengumpul biasanya selalu mengupdate harga produk dan adanya program pembinaan petani untuk meningkatkan produksi.

1.4.2 Risiko Pihak UKM 1. Risiko keterlambatan pasokan klobot jagung

Risiko keterlambatan pasokan klobot jagung disebabkan oleh jadwal panen jagung pada petani yang terlambat. Risiko

Page 64: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

45

yang terjadi juga disebabkan jarak tempuh supplier yang jauh serta alat transportasi supplier yang terbatas. Risiko keterlambatan ini menyebabkan UKM kekurangan bahan baku dan penundaan proses produksi. Menurut Fahriyah (2011) faktor yang mempengaruhi produksi komoditas agroindustri meliputi teknik, cuaca, iklim, dan cara budidaya pengelolaanya. Kecepatan dan ketepatan waktu pengiriman dari supplier bukan hanya memungkinkan perusahaan untuk memproduksi dan mengirim produk ke pelanggan secara tepat waktu, namun juga bisa mengurangi tingkat persediaan bahan baku atau komponen yang harus disimpan sehingga juga akan berakibat pada penghematan biaya (Prasetyo, 2014).

2. Risiko jumlah bahan baku yang dikirim tidak sesuai dengan

jumlah pesanan Risiko ini disebabkan pihak UKM tidak mengecek jumlah

klobot yang diterima dan supplier yang kurang responsif. Pihak supplier biasanya akan mengutamakan menjual jagung terlebih dahulu baru kemudian menjual produk klobot jagung. Hal ini akan mengganggu proses produksi dan risiko kekurangan persedian produk jadi karena tidak mampu memenuhi kapasitas produksi yang telah ditetapkan. Menurut Prabowo (2013) apabila supplier kurang responsif dalam memenuhi permintaan, maka dampak yang ditimbulkan adalah terjadi stock out. Biaya stock out merupakan biaya yang terjadi akibat perusahaan kehabisan persediaan yang meliputi hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan karena permintaan konsumen tidak terpenuhi (Anita dan Puspita, 2013).

3. Risiko kontaminasi pada saat proses produksi

Risiko kontaminasi debu, rambut, atau benda asing pada saat proses produksi disebabkan oleh faktor tenaga kerja yang tidak menggunakan masker, sarung tangan, dan penutup kepala. Hal ini tentu harus dihindari agar dapat mempertahankan konsumen. salah satu kekurangan dari UKM Ibu Prajitno adalah masih minimnya pengawasan dan pengecekan mutu (quality control) dari tiap proses produksi. Menurut Triharjono et al (2013)

Page 65: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

46

pencengahan kontaminasi silang saat proses produksi antara lain pekerja tidak boleh menggunakan perhiasan selama proses produksi, wajib menggunakan masker, sarung tangan, dan penutup kepala. Penerapan GMP (Good Manufacturing Practices) juga harus dilakukan di UKM Ibu Prajitno. Anggraini dan Yudhastuti (2014) menyatakan GMP bertujuan untuk agar produsen memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan untuk menghasilkan produk pangan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi.

4. Risiko kurang terampilnya tenaga kerja Kurang terampilnya tenaga kerja disebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang masih rendah. Risiko ini akan berdampak pada rendahnya produktivitas tenaga kerja dan rendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa. Menurut Sutomo et al (1999) keterampilan dan pengalaman tenaga kerja akan sangat menunjang berjalannya suatu proses produksi. Tenaga kerja yang terampil akan memiliki produktivitas yang tinggi dan mampu menyelesaikan pekerjaanya dengan tepat waktu dan meminimalisir terjadinya cacat pada produk. Salah satu cara untuk mengatasi kurang terampilnya tenaga kerja yaitu dengan pelatihan tenaga kerja untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (Purnawanto, 2010).

5. Risiko kerusakan peralatan pada saat proses produksi

Salah satu peralatan yang cukup sering rusak yaitu tungku pengukusan, akan menyebabkan terganggunya proses produksi. Risiko ini disebabkan oleh beberapa hal di antaranya mesin dan peralatan bekerja melebihi kapasitas peralatan, kurangnya perawatan peralatan. Tungku pengukusan digunakan pada proses pembuatan wajik kletik dan maduwongso yang proses produksinya dilakukan bergantian dengan waktu jeda yang singkat. Perawatan peralatan secara berkala perlu dilakukan untuk menghindari berhentinya proses produksi yang diakibatkan peralatan tidak berfungsi pada saat proses berlangsung maupun sebelum proses produksi dilakukan. Menurut Sudiyantoro (2004) semakin seringya penggunaan

Page 66: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

47

mesin dan peralatan yang melebihi kapasitasnya dapat menurunkan kemampuan mesin, menurunkan umur pakai mesin, dan kerusakan pada komponen mesin. Sistem perawatan bertujuan untuk mempersiapkan mesin dan peralatan untuk mendukung kelancaran proses produksi, perusahaan perlu meningkatkan perawatan mesin dan peralatan agar dapat beroperasi dengan baik (Solikin, 2008). Perusahaan mengalami risiko kerusakan alat sejalan dengan penelitian Tampubolon et al. (2013) yang mengungkapkan bahwa perusahaan dapat mengalami risiko kerusakan mesin yang mengakibatkan produktivitas menurun.

6. Risiko kerusakan klobot selama penyimpanan

Risiko kerusakan klobot selama penyimpanan disebabkan oleh penanganan klobot jagung yang masih sangat sederhana yaitu dengan menyimpan pada rak yang langsung terkena sinar matahari, tempat penyimpanan yang terbatas, suhu ruang penyimpanan yang tidak sesuai dengan sifat klobot jagung. Klobot yang terkena sinar matahari secara terus menerus dapat menyebabkan klobot cepat rusak yaitu klobot menjadi mudah patah. Kerusakan pada klobot jagung dapat menyebabkan kerusakan produk wajik kletik lebih cepat. Menurut Pratiwi (2014) upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penyimpananan klobot jagung pada suhu ruang. Klobot jagung kering yang disimpan pada suhu ruang dapat memperpanjang umur simpan produk selama 27 hari.

7. Risiko kerusakan/cacat produk akhir wajik kletik

Risiko kerusakan/cacat produk akhir wajik kletik disebabkan oleh adanya kesalahan dalam memasukkan bahan tambahan serta kurang teliti dalam penimbangan bahan, dan faktor kelalaian tenaga kerja. Salah satu yang cukup sering terjadi yaitu jahitan kemasan yang terlepas. Mutu produk akhir berperan sangat penting, karena mempengaruhi kontak dari konsumen ke perusahaan. Konsumen akan menilai kualitas suatu perusahaan berdasarkan produk akhir yang perusahaan berikan pada konsumen (Gunawan, 2013). Pengendalian mutu

Page 67: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

48

produk akhir perlu dilakukan, karena dengan pengendalian mutu produk akhir yang dilakukan dengan benar maka perusahaan akan dapat mempertahankan posisinya di pasar dan dapat menghadapi persaingan dari perusahaan lain (Siagan, 2005).

1.4.3 Risiko Pihak Retailer 1. Risiko kekurangan persediaan wajik kletik

Risiko kekurangan persediaan wajik kletik disebabkan pasokan wajik kletik kurang di saat permintaan wajik kletik yang biasanya meningkat ketika kunjungan wisatawan ke Kota Blitar meningkat. Risiko ini dapat diminimalkan apabila pihak retailer melakukan komunikasi dengan UKM terkait dengan permintaan wajik kletik yang meningkat pada periode tertentu. Menurut Sutanti dkk (2015) kehabisan persediaan atau barang dibutuhkan tidak ada (shortage/out of stock) mengakibatkan adanya permintaan yang tidak terpenuhi dan hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan. Kekurangan persediaan juga mengakibatkan terganggunya kelancaran perdangangan dan akan memiliki risiko kehilangan keuntungan akibat habisnya produk (Sampeallo, 2012).

2. Risiko permintaan wajik kletik yang fluktuatif

Salah satu target pasar produk wajik kletik adalah wisatawan sehingga perubahan permintaan ini juga disebabkan oleh perubahan jumlah wisatawan yang mengunjungi Blitar. Berdasarkan data Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kota Blitar (2015) jumlah pengunjung yang mengunjungi objek wisata Makam Bung Karno berjumlah 890.532 wisatawan. Jumlah ini selalu meningkat dari tahun sebelumnya. Data tahun 2015 menunjukan jumlah kunjungan mengalami fluktuasi tiap bulannya dengan jumlah kunjungan paling banyak pada bulan Desember, Juli, dan Januari. Lokasi toko ritel Oodabli yang tidak jauh dari Makam Bung Karno membuat banyak wisatawan yang datang untuk membeli oleh-oleh khas Blitar. Wajik kletik merupakan salah satu produk khas Blitar yang cukup digemari masyarakat namun permintaan

Page 68: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

49

produk ini tetap tidak dapat diprediksi. Hal ini terjadi karena terdapat produk sejenis seperti jenang dan maduwongso. Menurut Hanafie (2010) besar kecilnya permintaan produk olahan komoditi pertanian umumnya dipengaruhi oleh harga, selera dan keinginan, jumlah konsumen dan pendapatan konsumen. Ketidakpastian permintaan terjadi akibat permintaan yang bervariasi, waktu pembuatan yang cenderung tidak konstan antara satu produk dengan produk berikutnya, waktu tenggang (lead time) yang cenderung tidak pasti karena banyak faktor yang tidak dapat dikendalikan (Azkia et al, 2014).

3. Risiko pesaing sejenis produk wajik kletik

Beberapa UKM yang memproduksi wajik kletik antara lain UKM Kelapasari, Wajik Kletik Ibu Pratiwi. Banyaknya produk wajik kletik di Kota Blitar menjadikan persaingan yang ketat untuk mendapatkan konsumen. UKM Ibu Prajitno merupakan market leader pada produk wajik kletik. Dibandingkan dengan pesaing lainnya UKM Ibu Prajitno merupakan usaha yang paling lama berdiri dan UKM pertama yang menggunakan kemasan klobot jagung pada produk wajik kletik di Kota Blitar. Sebagai market leader UKM Ibu Prajitno wajib mempertahankan kualitas produknya agar tetap mempertahankan konsumen. Coyle et al (2008) menyebutkan ancaman dari produk sejenis akan mengakibatkan kerugian apabila konsumen memutuskan untuk membeli produk lain karena kualitas produk pesaing yang lebih baik dan harga produk tersebut. Indariawati dkk (2011) menyatakan strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi adanya produk sejenis antara lain dengan melakukan inovasi produk yaitu dengan mengembangkan produk yang sudah ada atau mengembangkan produk baru, dan perluasan pasar.

4. Risiko keterlambatan pengiriman wajik kletik

Keterlambatan pengiriman wajik dikarenakan ada masalah dengan produk yang akan dikirim seperti persediaan produk wajik kletik kurang sehingga mengalami keterlambatan dalam pengiriman. Keterlambatan pengiriman ke retailer yang ada di Kota Blitar biasanya terjadi selama 1 sampai 2 hari.

Page 69: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

50

Menurut Darudiato (2007) arus pengiriman barang yang kurang lancar disebabkan keterlambatan produksi sehingga mengakibatkan keterlambatan pengiriman barang, kurang teliti dalam melakukan pengawasan barang, dan tidak adanya jadwal pengiriman barang sehingga sulit untuk mendapatkan moda transportasi untuk pengiriman barang tersebut. Trombinb dan Kalakic (2013) menyatakan distribusi produk menjadi hal yang sangat penting, distribusi produk yang tidak responsif di dalam rantai pasok dapat menyebabkan penurunan jumlah konsumen.

5. Risiko pengembalian produk

Risiko pengembalian produk terjadi karena kemasan produk rusak dan produk melebihi batas kadaluarsa. Risiko ini akan menyebabkan berkurangnya penjualan produk apabila stok produk yang diminta konsumen tidak tersedia akibat banyaknya produk yang rusak. Hal ini Menurut Herawati (2008) faktor yang mempengaruhi penurunan mutu produk pangan antara lain massa oksigen, uap air, cahaya, dan mikroorganisme. Faktor-faktor tersebut menyebabkan kerusakan baik fisik, kimiawi, dan biologis. Qanytah (2011) mengungkapkan bahwa kemasan dapat meminimalkan kerusakan dan mempertahankan mutu produk.

1.5 Penilaian Risiko Rantai Pasok Wajik Kletik Setelah risiko pada tiap pihak-pihak yang terlibat dalam

rantai pasok wajik kletik di UKM Ibu Prajitno teridentifikasi, maka tahapan selanjutnya adalah menghitung nilai FRPN (fuzzy Risk Priority Number). Nilai FRPN dihitung berdasarkan persamaan (7), dengan menggunakan nilai agregat setiap failure pada faktor S, O, dan D. Pada penelitian ini nilai FRPN dibagi menjadi 3 bagian yaitu pada variabel bahan pengemas, proses produksi, dan produk. Pengisian kuesioner pada pihak supplier dilakukan oleh 2 orang responden pakar yaitu 1 orang dari pihak supplier dan 1 orang dari pihak UKM, lalu pada pihak UKM pengisian kuesioner dilakukan oleh 2 orang responden pakar yaitu 1 orang pemilik supplier dan 1 orang karyawan UKM, dan pada pihak retailer pengisian kuesioner dilakukan oleh 3 orang responden

Page 70: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

51

pakar yaitu 1 orang pemilik retailer, 1 orang pemilik UKM, dan 1 orang karyawan UKM. Nilai FRPN pada masing-masing variabel memiliki rentang nilai antara 1 sampai 10. Nilai FRPN yang didapatkan dari masing-masing failure mode selanjutnya akan diranking pada setiap risiko, hasil dari nilai FRPN tertinggi akan dijadikan sebagai acuan untuk menentukan strategi mitigasi. Hasil kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 3. Nilai FRPN pada variabel bahan pengemas dapat dilihat pada Tabel 4.2, untuk variabel produksi pada Tabel 4.3, dan untuk variabel produksi pada Tabel 4.4.

1.5.1 Variabel Bahan Pengemas Pada variabel bahan pengemas terdapat 4 risiko yang

terjadi, perhitungan penilaian risiko variabel bahan pengemas dapat dilihat pada Lampiran 4. Hasil perhitungan risiko akan menunjukkan proritas risiko yang perlu diperhatikan pada variabel bahan pengemas. Hasil nilai FRPN dari variabel bahan pengemas untuk masing-masing risiko dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil FRPN Variabel Bahan Pengemas

No Pernyataan FRPN Peringkat Kategori

1 2 3

Risiko kualitas klobot yang tidak baik Risiko pesanan yang tidak terpenuhi akibat klobot yang tidak tersedia Risiko kerusakan klobot pada saat pengiriman

6,42

5,40

5,16

1 3 4

M

L-M L

4 Risiko loyalitas pemasok yang rendah

5,94 2 L-M

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa prioritas pertama dalam menangani risiko di UKM Ibu Prajitno adalah potensi risiko kualitas klobot yang tidak baik dengan nilai FRPN sebesar 6,42. Risiko ini termasuk dalam kategori risiko medium.

Page 71: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

52

Risiko dalam kategori medium memiliki potensi sedang dalam merusak sistem, untuk itu perlu dilakukan mitigasi agar tidak mempengaruhi proses selanjutnya. Salah satu permasalahan dari klobot jagung yaitu masih belum ada standar karakteristik klobot jagung yang digunakan sebagai kemasan makanan. Kemasan klobot jagung yang biasa digunakan UKM Ibu Prajitno merupakan klobot jagung hibrida sisa panen yang langsung dikeringkan di ladang dengan penyinaran matahari. Jenis kemasan tersebut belum optimal dalam menjaga mutu produk selama penyimpanan. Menurut Pratiwi (2014) kemasan klobot jagung tanpa perlakuan pendahuluan hanya bisa mempertahankan produk selama dua minggu. Oleh karena itu, diperlukan perlakuan tambahan yang dapat meningkatkan kualitas klobot jagung sebagai kemasan. Alternatif yang bisa dilakukan yaitu dengan cara pengeringan langsung, water blanching, steam blanching, dan perendaman pada larutan kapur 1%. Perlakuan pendahuluan pada klobot jagung dapat memperbaiki tekstur kemasan menjadi lebih lentur dan memunculkan warna yang lebih cerah.

Risiko yang memiliki nilai FRPN terendah yaitu kerusakan klobot pada saat pengiriman dengan nilai FRPN sebesar 5,16. Risiko ini termasuk dalam kategori low. Hal ini berarti risiko ini apabila terjadi tidak akan memberikan dampak pada rantai pasok wajik kletik sehingga tidak diperlukan strategi mitigasi. Mengingat klobot jagung dapat memperpanjang umur simpan produk wajik kletik, pihak UKM juga harus melakukan langkah antisipasi agar tidak terjadi risiko kerusakan klobot pada saat pengiriman. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan informasi kepada supplier terkait permasalahan tersebut. Salah satu faktor penyebab terjadinya kerusakan pada klobot jagung adalah penanganan bahan yang tidak sesuai. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pasaribu (2015), penanganan dalam distribusi juga mengandung risiko yang dapat mengakibatkan kerugian, misalnya dalam hal aktivitas bongkar muat barang dan penyediaan alat transportasi. Risiko dalam distribusi produk menjadi sangat penting jika dikaitkan dengan mutu produk atau daya saing produk.

Page 72: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

53

1.5.2 Variabel Proses Produksi Pada variabel proses produksi terdapat 7 risiko yang

terjadi, perhitungan penilaian risiko variabel proses produksi dapat dilihat pada Lampiran 4. Hasil perhitungan risiko akan menunjukan proritas risiko yang perlu diperhatikan pada variabel proses produksi. Hasil nilai FRPN dari variabel proses produksi untuk masing-masing risiko dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil FRPN Variabel Proses Produksi

No Pernyataan FRPN Peringkat Kategori

1 2 3

Risiko kontaminasi pada saat produksi Risiko jumlah bahan baku yang dikirim tidak sesuai dengan jumlah yang dipesan Risiko kerusakan bahan baku pada saat penyimpanan

6,54

6,08

5,81

2 3 4

M

L-M

L-M

4 5 6 7

Risiko kurang terampilnya tenaga kerja Risiko kerusakan peralatan pada saat produksi Risiko keterlambatan pasokan klobot jagung Risiko kerusakan/cacat produk wajik kletik

4,26

4,95

6,62

5,76

7 6 1 5

VL-L L

M

L-M

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan pada Tabel 4.3 dapat diketahui yang memiliki nilai FRPN tertinggi yaitu risiko keterlambatan pasokan klobot jagung dengan nilai 6,62. Risiko ini masuk dalam kategori risiko medium. Risiko dalam kategori medium memiliki potensi sedang dalam merusak sistem, untuk itu perlu dilakukan mitigasi agar tidak mempengaruhi rantai pasok wajik kletik. Keterlambatan pasokan klobot jagung mengakibatkan tertundanya proses produksi dan akan menyebabkan risiko tidak dapat memenuhi permintaan konsumen. Selain itu juga akan terjadi wasting time karena pekerja akan menganggur akibat

Page 73: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

54

keterlambatan bahan baku. Hal ini sesuai dengan pendapat Jenlina (2013) yang mengemukakan bahwa pemasok hanya bisa mengirimkan produk sesuai kemampuannya sehingga lead time produk sering tidak tepat waktu. Selain itu pihak supplier juga lebih mengutamakan pengiriman jagung yang memiliki harga lebih tinggi dibandingkan dengan klobot jagung. Menurut Sakkung (2011) keterlambatan pengiriman bahan baku dapat menghambat proses produksi dan dapat mempengaruhi kualitas produk dikarenakan lamanya bahan baku dalam perjalanan. Risiko yang memiliki nilai FRPN terendah yaitu kurang terampilnya tenaga kerja sebesar 4,26. Risiko ini berada pada kategori risiko very low-low. Berdasarkan nilai FRPN risiko ini cenderung masuk pada kategori low. Risiko kategori very low-low memiliki dampak yang cukup rendah pada rantai pasok wajik kletik. Parameter yang dijadikan acuan adalah jumlah produk cacat, pada proses produksi wajik kletik jumlah produk cacat terbilang rendah. Salah satu cacat produk yang paling sering terjadi yaitu jahitan kemasan yang rusak, namun pihak UKM akan melakukan perbaikan kemasan. Menurut Kardiman et al (2006) rendahnya tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keterampilan tenaga kerja. Akibat rendahnya tingkat pendidikan tenaga kerja Indonesia minim penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1.5.3 Variabel Produk Pada variabel produk terdapat 5 risiko yang terjadi,

perhitungan penilaian risiko variabel produk dapat dilihat pada Lampiran 5. Hasil perhitungan risiko akan menunjukan proritas risiko yang perlu diperhatikan pada variabel produk. Hasil nilai FRPN dari variabel proses produksi untuk masing-masing risiko dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Page 74: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

55

Tabel 4.4 Hasil FRPN Variabel Produk

No Pernyataan FRPN Peringkat Kategori

1 2 3 4 5

Risiko kekurangan persediaan wajik kletik Risiko permintaan wajik kletik yang fluktuatif Risiko pesaing sejenis produk wajik kletik Risiko keterlambatan pengiriman wajik kletik Risiko pengembalian produk

5,52

4,96

6,01

4,73

5,08

2 4 1 5 3

L-M L

M L L

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa prioritas

utama dalam menangani risiko di UKM Ibu Prajitno adalah risiko pesaing sejenis produk wajik kletik dengan nilai FRPN sebesar 6,01. Risiko ini termasuk dalam kategori risiko medium. Risiko dalam kategori medium memiliki potensi sedang dalam merusak sistem, untuk itu perlu dilakukan strategi mitigasi untuk mengurangi potensi risiko dan tidak mempengaruhi proses selanjutnya. Risiko ini berpengaruh terhadap rantai pasok wajik kletik karena hal ini berkaitan dengan daya saing produk. Persaingan antar produk wajik kletik di Kota Blitar cukup ketat, maka UKM Ibu Prajitno harus mampu bersaing agar tidak kehilangan konsumen. Berdasarkan penelitian Deswindi (2007) strategi pemasaran dapat dilakukan untuk mengatasi persaingan produk, strategi yang dapat dilakukan antara lain menganalisa para pesaing, melakukan inovasi produk, perbaikan jaringan distribusi, perubahan harga atau meningkatkan aktivitas promosi.

Pada Tabel 4.4 risiko yang memiliki nilai FRPN terendah yaitu keterlambatan pengiriman wajik kletik dengan nilai 4,73. Risiko ini masuk dalam kategori low, artinya risiko ini apabila tidak terjadi tidak akan memberikan dampak potensial pada rantai pasok wajik kletik sehingga tidak diperlukan strategi mitigasi. Keterlambatan pengiriman dapat terjadi karena permasalahan transportasi seperti kemacetan dan kekurangan persediaan produk wajik kletik yang dapat mengakibatkan keterlambatan pengiriman. Menurut Darudiato (2007) arus pengiriman kurang

Page 75: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

56

lancar disebabkan oleh keterlambatan produksi, tidak adanya jadwal pengiriman barang yang pasti sehingga sulit untuk mendapatkan alat transportasi untuk mendistribusikan barang.

1.6 Penentuan Strategi Mitigasi Rantai Pasok Pada perhitungan FRPN didapatkan risiko tertinggi dalam tiap variabel berdasarkan nilai FRPN. Risiko tersebut antara lain kualitas klobot yang tidak baik, keterlambatan pasokan klobot jagung, dan pesaing sejenis produk wajik kletik. Risiko tertinggi dari variabel bahan pengemas, proses produksi, dan produk memiliki peluang tinggi yang dapat menimbulkan risiko lainya, sehingga perlu dilakukan perumusan strategi untuk meminimasi ketiga risiko tersebut. Pengambilan keputusan strategi yang tepat dapat meminimasi risiko-risiko tersebut yang pembobotanya menggunakan metode AHP. Tujuan, variabel, alternatif startegi dalam meminimasi risiko rantai pasok wajik keltik dapat dilihat pada Tabel 4.5

Page 76: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

57

Tabel 4.5 Perumusan Strategi Mitigasi Rantai Pasok

Keterangan

Tujuan Minimasi Risiko Rantai Pasok Wajik Kletik

Meminimumkan risiko rantai pasok wajik kletik pada variabel bahan baku, produksi, dan produk.

Variabel 1. Bahan Pengemas

Minimasi risiko kualitas klobot yang tidak baik

2. Proses Produksi Minimasi risiko keterlambatan pasokan klobot

3. Produk Minimasi risiko pesaing sejenis produk wajik kletik

Alternatif Startegi

1. Menjalin Kemitraan

Menjalin kerjasama dengan retailer lainya untuk memasarkan produk dan supplier

2. Mengevaluasi supplier

Penambahan supplier klobot jagung, perbaikan informasi antara pemasok dengan produsen

3. Perencanaan produksi

Mengatur penjadwalan produksi, perencanaan bahan baku, meramalkan permintaan, dan pengendalian persediaan

4. Penggunaan teknologi

Melakukan pemasaran digital atau berbasis internet

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan Tabel 4.5 selanjutnya akan dilakukan penyebaran kuesioner untuk menghitung pembobotan kriteria dan alternatif strategi dengan metode AHP Responden pakar yang digunakan untuk mengusulkan strategi minimasi risiko rantai pasok adalah 2 orang dari pihak UKM. Hasil kuesioner dan perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4 Nilai kosistensi (CR) dari tiap dapat dilihat pada. Tabel 4.6. Struktur hierarki dan bobot dapat dilihat pada Gambar 4.2

Page 77: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

58

Gambar 4.2 Struktur Hierarki Strategi Mitigasi Rantai Pasok Wajik

Kletik Tabel 4.6 Rasio Konsistensi

No Tujuan, Kriteria Level 1 Nilai Kosistensi Ratio (CR)

1 2 3 4

Minimasi Risiko Rantai Pasok Bahan Pengemas Proses Produksi Produk

0,012 0,030 0,026 0,041

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan Tabel 4.6 nilai Consistency Ratio (CR) semua

kriteria yang digunakan yaitu bahan pengemas sebesar 0,030, proses produksi 0,026, dan produk 0,041 telah memenuhi standar yaitu < 10%, artinya data sudah valid dan tidak perlu dilakukan pengisian kuesioner ulang. Menurut Winiarti dan Ulfah (2009) Consistency ratio merupakan konsistensi jawaban dalam menentukan validitas data dari hasil pengambilan keputusan yang nilainya harus kurang dari 10%.

1.6.1 Analisis Prioritas Penilaian Variabel Berdasarkan perhitungan AHP diperoleh nilai bobot pada

masing-masing variabel. Hasil bobot tiap variabel dapat dilihat pada Tabel 4.7

Tujuan

Kriteria

Alternatif

Strategi

Page 78: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

59

Tabel 4.7 Bobot Variabel

No Variabel Bobot

1 2 3

Bahan Pengemas Proses Produksi Produk

0,35 0,39 0,26

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Pada Tabel 4.7 variabel yang mendapakan bobot tertinggi

adalah proses produksi dengan nilai 0,39. Variabel proses produksi ini memilik keterkaitan faktor-faktor yang terlibat meliputi sumber daya manusia, mesin dan peralatan, dan bahan baku. Apabila terdapat satu faktor yang memilik risiko potensial yang tidak teridentifikasi, maka akan mempengaruhi kinerja dari variabel produksi tersebut. Menurut Ali (2009) sumber daya manusia merupakan salah satu faktor input dari sistem produksi, kemampuan seorang tenaga kerja merupakan indikator utama dalam kelancaran produksi. selain faktor sumber daya manusia terdapat faktor lain yang mempengaruhi yaitu mesin dan peralatan. Menurut Sodikin (2008) kelancaran suatu proses produksi dipengaruhi oleh keandalan mesin dan peralatan yang digunakan. Oleh karena itu diperlukan penjadwalan dalam melakukan perawatan secara berkala untuk mengantisipasi terjadi downtime akibat mesin dan peralatan mengalami kerusakan.

Sesuai hasil yang didapat pada Tabel 4.7 variabel bahan pengemas memiliki bobot dengan prioritas kedua dengan nilai 0,35. Permasalahan utama yang dialami UKM Ibu Prajitno yakni ketersedian bahan pengemas yang sifatnya musiman, selain itu juga terkait dengan belum adanya standar klobot jagung yang digunakan sebagai kemasan. Menurut Suryani dkk (2005) selain faktor proses produksi, hal lain yang mempengaruhi kualitas suatu produk adalah kualitas bahan baku serta bahan tambahan. Apabila kualitas bahan baku baik, maka akan menghasilkan produk yang berkualitas. Namun apabila kualitas bahan baku buruk, maka produk yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang tidak sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan.

Page 79: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

60

Variabel yang memiliki nilai bobot terendah yaitu produk. Walaupun memiliki nilai bobot yang paling rendah, pihak UKM harus tetap mengantisipasi risiko yang timbul seperti kekurangan persediaan wajik kletik. Hal ini sangat penting untuk tetap mempertahankan loyalitas konsumen. Menurut Abdurachman (2004) faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen antara lain kualitas brand/merek, kemasan, harga, dan ketersediaan produk.

1.6.2 Analisis Prioritas Penilaian Alternatif Hasil perhitungan pembobotan alternatif strategi untuk

meminimasi risiko rantai pasok wajik kletik dapat dilihat pada Tabel 4.8. Alternatif strategi didapatkan dari hasil nilai FRPN tertinggi pada tiap anggota rantai pasok.

Tabel 4.8 Bobot Alternatif Strategi Kriteria Bahan Pengemas

Strategi Bobot Peringkat

Mengevaluasi Supplier Menjalin Kemitraan Penggunaan Teknologi

0,65 0,24 0,11

1 2 3

Sumber: Data Primer Diolah (2017) Tabel 4.9 Bobot Alternatif Strategi Kriteria Proses Produksi

Strategi Bobot Peringkat

Perencanaan Produksi Mengevaluasi Supplier Penggunaan Teknologi

0,42 0,36 0,22

1 2 3

Sumber: Data Primer Diolah (2017) Tabel 4.10 Bobot Alternatif Strategi Kriteria Produk

Strategi Bobot Peringkat

Perencanaan Produksi Menjalin Kemitraan Penggunaan Teknologi

0,18 0,46 0,36

3 1 2

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Page 80: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

61

1. Perencanaan produksi Strategi perencanaan produksi memiliki nilai bobot

tertinggi yaitu dengan nilai 0,42 pada kriteria proses produksi. Strategi perencanaan produksi meliputi penentuan jadwal produksi, peramalan permintaan, pengendalian persediaan. Peramalan permintaan perlu dilakukan untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan dan dijadikan acuan untuk penentuan kapasitas produksi. Pada saat ini UKM Ibu Prajitno tidak mempunyai jadwal produksi yang pasti. Selain memproduksi wajik kletik pihak UKM juga memproduksi maduwongso dan sambal pecel. Ruangan produksi yang terbatas membuat kegitan proses produksi dilakukan secara bergantian, maka dari itu diperlukan jadwal produksi untuk mengantisipasi risiko terhambatnya kegiatan proses produksi. Menurut Maflahah dkk (2012) perencanaan produksi merupakan tahap awal dalam menyusun jadwal produksi. Perencanaan produksi dimaksudkan untuk menjamin kelancaran proses produksi dan jadwal induk produksi ditujukan untuk menjaga kualitas dan tingkat persediaan yang minimum.

Adanya risiko permintaan produk yang fluktuatif membuat UKM Ibu Prajitno perlu mengatur kapasitas produksi dan melakukan pengendalian persediaan produk dan bahan baku. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kehabisan produk dan penundaan proses produksi akibat tidak tersedianya bahan baku dan keterlambatan pengiriman bahan baku. Kapasitas produksi di UKM Prajitno saat ini masih fluktuatif, dengan melakukan peramalan permintaan nantinya pihak UKM dapat menetapkan kapasitas produksi yang sesuai. Pihak UKM juga belum melakukan persediaan produk jadi, karena umur simpan produk yang hanya sekitar sebulan membuat pihak UKM tidak melakukan persediaan. Namun pengendalian persediaan dalam jumlah yang optimal dapat menguntungkan pihak UKM. Hal ini sesuai dengan pernyataan Indroprasto dan Suryani (2012), perusahaan yang dapat mengendalikan sistem persediaannya dengan tepat akan memudahkan dalam kegiatan operasional dan menjaga kelancaran produksi. Tanpa adanya persediaan perusahaan akan dihadapkan pada suatu risiko dimana

Page 81: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

62

perusahaan mengalami kendala karena tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang membutuhkan barang maupun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. 2. Mengevaluasi supplier

Alternatif strategi mengevaluasi supplier memiliki nilai bobot tertinggi yaitu 0,65 pada kriteria bahan pengemas. Strategi ini bertujuan untuk mengantisipasi risiko-risiko yang terjadi pada klobot jagung seperti keterlambatan pengiriman dan kualitas klobot jagung yang kurang baik. Pihak UKM dapat mempertimbangkan untuk menambah supllier bahan baku, karena saat ini hanya ada 1 supplier yang memasok klobot jagung. Menurut Mauidzoh dan Zabidi (2007) kriteria yang bisa digunakan untuk evaluasi pemasok ada yaitu kualitas, biaya, lama pengiriman, fleksibilitas, dan responsivitas. Kriteria kualitas menilai dari segi kualitas produk yang dihasilkan, kriteria biaya menilai dari segi finansial, kriteria lama pengiriman dari segi layanan pemasok, kriteria fleksibilitas menilai dari segi kemampuan memenuhi permintaan terhadap perubahan jumlah dan waktu, serta kriteria responsivitas menilai dari segi kemampuan dalam merespon masalah maupun permintaan. 3. Menjalin kemitraan

Alternatif strategi menjalin kemitraan memiliki nilai bobot tertinggi pada kriteria produk dengan nilai 0,46. Pada saat ini pihak UKM Ibu Prajitno hanya menjual produknya pada toko ritel yang dikelolanya sendiri yang berada di pusat Kota Blitar. Salah satu target pasar dari produk wajik kletik adalah wisatawan yang berkunjung ke Kota Blitar. Saat ini sektor pariwisata di Blitar berkembang cukup pesat. Objek lokasi yang paling banyak dikunjungi berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2016 yaitu Kampung Cokelat, Bendungan Lahor, dan Candi Penataran. Pihak UKM dapat melakukan kerja sama pada ritel yang berada di kawasan wisata ini untuk dapat mendapatkan keuntungan yang lebih. Strategi ini dapat dilakukan dengan melakukan kerja sama dengan beberapa retailer di Kota Blitar khususnya di kawasan objek wisata. Hal ini bertujuan untuk

Page 82: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

63

memperluas pemasaran produk dan meminimasi risiko persaingan dengan produk sejenis. Kartika (2013) menyatakan kemitraan sebagai kesepakatan yang dicapai oleh dua orang/lembaga atau lebih untuk melakukan usaha maupun kegiatan bersama untuk mencapai tujuan atau memperoleh manfaat bersama.

Selain itu pihak UKM juga perlu melakukan kemitraan dengan supplier untuk mengantisipasi perubahan harga bahan baku beras ketan dan klobot. Saat ini pihak UKM Ibu Prajitno masih belum melakukan kerja sama tertulis dengan pihak supplier bahan baku utama maupun pengemas. Pola kemitraan yang dapat dilakukan oleh UKM Ibu Prajitno adalah pola kemitraan dagang umum. Menurut Setyono dan Maria (2011) pola dagang umum yaitu hubungan kemitraan antara kelompok mitra dan perusahaan dalam bentuk pemasokan bahan baku produksi. keuntungan dari pola kemitraan dagang umum adalah adanya jaminan harga dan kualitas sesuai dengan yang telah disepakati. Kelemahan dari pola dagang umum yaitu memerlukan permodalan yang kuat sebagai modal kerja dalam menjalankan usahanya baik oleh perusahaan mitra maupun mitra usaha (Tohar, 2007). Prinsip dasar kemitraan adalah kerjasama saling menguntungkan karena kedua belah pihak saling membutuhkan. Nugroho et al (2013) menyatakan kemitraan berperan penting bagi kemajuan suatu usaha, karena dapat menanggulangi kendala yang dihadapi oleh organisasi seperti teknik, produksi, dan pemasaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyadi (2007) melalui kemitraan usaha jejaring organisasi dapat diwujudkan dan akan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

4. Penggunaan teknologi Alternatif strategi penggunaan teknologi memiliki nilai

bobot terendah pada ketiga kriteria. Hal ini karena penggunaan teknologi membutuhkan sumber daya manusia yang berkompeten dan memerlukan biaya yang cukup tinggi untuk menerapkannya. Pada proses produksi pihak UKM juga merasa masih mampu melakukan kegiatan proses produksi dengan

Page 83: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

64

peralatan yang sekarang dibanding dengan menggunakan peralatan yang baru. Penggunaan teknologi bertujuan agar kegiatan usaha dapat berjalan lebih efisien, mengikuti perkembangan pasar dan memudahkan dalam pengembangan usaha misalnya dalam melakukan pemasaran digital atau berbasis internet (Risqiyah dan Santoso, 2017). Pada saat ini UKM Ibu Prajitno cukup sering mendapatkan pesanan dari luar kota seperti Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan Malang. Prosedur untuk melakukan pesanan pada UKM Ibu Prajitno dilakukan melalui telepon, kondisi ini cukup menyulitkan konsumen mengingat saat ini konsumen menginginkan kemudahan dalam mendapatkan sesuatu. Salah satu yang dapat diterapkan UKM yaitu dengan cara pembuatan teknologi e-commerce. Teknologi e-commerce dapat digunakan untuk memasarkan produk wajik kletik dengan sistem online dan juga untuk mempermudah UKM dalam mengelola kegiatan transaksi jual-beli. E-commerce ini mempermudah konsumen dalam pemesanan produk dan pembayaran secara online, serta mempermudah UKM didalam mendapatkan konsumen didalam maupun diluar Kota Blitar. Saat ini pihak UKM masih mempertimbangkan untuk menggunakan teknologi ini, karena pertimbangan biaya. Menurut Wirdasari (2009) keuntungan dari e-commerce bagi perusahaan antara lain memperpendek jarak, perluasan pasar, perluasan jaringan mitra bisnis dan efesiensi, serta mempercepat pelayanan ke pelanggan. Menurut Anwar (2011) informasi rantai pasok dapat diwujudkan dengan bentuk e-Supply Chain Management (e-SCM). e-SCM merupakan sebuah taktik dan strategi yang diterapkan dalam teknologi internet sebagai channel system yang menghubungkan semua organisasi yang terlibat dalam rantai pasok untuk meningkatkan pelayanan atau memberikan manfaat kepada pelanggan.

Secara keseluruhan dengan mempertimbangkan kriteria bahan pengemas, proses produksi, dan produk, strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik ditunjukkan pada Pada Tabel 4.11.

Page 84: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

65

Tabel 4.11 Bobot Alternatif Strategi Keseluruhan

Strategi Bobot Peringkat

Perencanaan Produksi Menjalin Kemitraan Penggunaan Teknologi

0,26 0,20 0,17

2 3 4

Mengevaluasi Supplier 0,37 1

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Alternatif strategi yang memiliki nilai bobot tertinggi yaitu mengevaluasi supplier dengan nilai 0,37. Strategi ini menjadi prioritas untuk dilakukan oleh pihak UKM karena risiko terkait klobot jagung yaitu keterlambatan pasokan klobot dan kualitas klobot memiliki nilai FRPN tertinggi. Keterlambatan pasokan klobot tersebut dapat berpengaruh pada penundaan produksi wajik kletik. Pihak UKM disarankan untuk menambah supplier klobot untuk meminimalkan risiko tersebut. Alternatif yang memiliki bobot nilai terendah yaitu penggunaan teknologi dengan nilai 0,17. Strategi ini memiliki bobot nilai terendah karena penggunaan teknologi akan memerlukan biaya tambahan serta memerlukan sumber daya manusia yang berkompeten.

1.7 Implikasi Manajerial Pada penelitian ini terdapat beberapa usulan alternatif strategi yang dapat diterapkan untuk meminimasi risiko rantai pasok wajik kletik pada UKM Ibu Prajitno antara lain:

1. Melakukan perencanaan produksi yang meliputi perencanaan kapasitas, pengendalian persediaan, dan peramalan permintaan dengan menggunakan data penjualan tahun lalu. Proyeksi permintaan didapat bukan hanya dilihat berdasarkan pemesanan pelanggan, namun juga dari jumlah pemesanan bahan baku sebelumnya dengan menggunakan metode peramalan sebagai salah satu komponen penyusun jadwal induk produksi. Pihak UKM sebelumnya melakukan pengadaan bahan baku berdasarkan jumlah stok yang tersedia dan hanya melakukan pengadaan bahan baku satu kali dalam

Page 85: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

66

sebulan. Dengan melakukan perencanaan produksi pihak UKM nantinya akan mendapatkan kapasitas produksi wajik kletik yang optimal setiap harinya. Hal ini dapat mengurangi risiko kelebihan dan kekurangan persediaan.

2. Mengevaluasi supplier untuk dapat meminimasi risiko yang terjadi pada bahan baku seperti keterlambatan pengiriman dan kualitas bahan baku. Pihak UKM dapat mempertimbangkan untuk dapat menambah supplier untuk memasok kebutuhan bahan baku.

3. Menjalin kemitraan untuk meminimasi persaingan dengan produk sejenis. Pihak UKM dapat menggunakan pola kemitraan dagang umum untuk memastikan pasokan bahan baku dan risiko fluktuasi harga bahan baku. Pihak UKM juga perlu melakukan kemitraan dengan ritel-ritel yang berada pada objek wisata yang banyak dikunjungi di Blitar. Serta penggunaan teknologi informasi agar memudahkan kegiatan usaha dan memperluas pasar. Salah satu yang dapat diterapkan yaitu dengan menggunakan e-commerce sebagai satu media yang memudahkan untuk konsumen dalam membeli produk wajik kletik.

4. Kerja sama antar pelaku rantai pasok perlu ditingkatkan sehingga arus informasi dan arus produk dari supplier hingga ke konsumen akhir berjalan dengan lancar. Risiko rantai pasok dapat diminimalkan apabila semua pihak yang terlibat dalam rantai pasok dapat memberikan informasi terkait permasalahan yang ada. Pada variabel bahan pengemas pihak UKM harus menginformasikan kepada supplier terkait masalah kualitas klobot yang tidak baik dan keterlambatan pasokan klobot. Pihak UKM dapat memberikan saran kepada pihak supplier untuk melakukan perlakuan pendahuluan pada klobot jagung. Pihak UKM juga harus mempertimbangkan untuk menjalin kerja sama dengan pihak retailer lain untuk meminimalkan risiko pesaing sejenis produk wajik kletik.

Page 86: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

67

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan 1. Identifikasi risiko rantai pasok wajik kletik di UKM Ibu Prajitno

terdiri atas 4 risiko yang terjadi pada supplier, 7 risiko pada UKM, dan 5 risiko pada retailer.

2. Hasil dari penilaian risiko dengan menggunakan metode Fuzzy FMEA yaitu pada supplier risiko yang memilik nilai FPRN tertinggi yaitu kualitas klobot yang tidak baik dengan nilai 6,42 dan termasuk dalam kategori risiko medium. Pada UKM risiko yang memiliki nilai FRPN tertinggi yaitu risiko keterlambatan klobot jagung dengan nilai 6,62 dan termasuk dalam kategori risiko medium. Pada retailer risiko yang memiliki nilai FRPN tertinggi yaitu pesaing sejenis wajik kletik dengan nilai 6,01 dan termasuk dalam kategori risiko medium.

3. Prioritas strategi mitigasi risiko rantai pasok wajik kletik di UKM Ibu Prajitno menggunakan metode AHP yaitu mengevaluasi supplier dengan bobot sebesar 0,37.

1.2 Saran 1. UKM Ibu Prajitno perlu untuk mempertimbangkan untuk

menambah supplier yang memasok klobot jagung, karena risiko-risiko yang terjadi pada berkaitan pada bahan pengemas cukup banyak.

2. UKM Ibu Prajitno perlu untuk melakukan perencanaan produksi yang meliputi pengendalian persediaan bahan dan peramalan permintaan, dan peningkatan kerja sama pada semua pelaku rantai pasok yang terlibat perlu ditingkatkan sehingga arus informasi dan produk dari supplier hingga konsumen akhir berjalan dengan lancar

Page 87: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

68

Page 88: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

69

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, U. 2004. Analisis Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Kecenderungan Minat Beli Konsumen Sarung. Jurnal manajemen dan kewirausahaan 6(1):1-21.

Aini, H., Syamsun, M., Setiawan, A. 2014. Risiko Rantai Pasok

Kakao di Indonesia Dengan Metode Analytic Network Process dan Failure Mode Effect Analysis Terintegrasi. Jurnal Manajemen & Agribisnis 11(3):209-219.

Al-Bahar, J.F. 2010. Systematic Risk Management Approach

for Construction Project. Journal of Construction Engineering Management 116(3): 533-545.

Anwar, S. 2011. Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain

Management) Konsep dan Hakikat. Jurnal Dinamika Informatika 3(2): 1-12.

Assauri, S. 1999. Manajemen Produksi dan Operasi. Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Astuti, R., Marimin., Roedhy, P., Yandra, A. 2010. Kebutuhan

dan Struktur Kelembagaan Rantai Pasok Buah Manggis. Jurnal Manajemen 3(1): 99-115.

Badariah, N., Hari, S., Suef, M. 2011. Analisa Supply Chain

Risk Management Berdasarkan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Jurnal Teknik Industri 2(2): 110-118

Basyaib, F. 2007. Manajemen Risiko. Grasindo. Jakarta Cateora, P dan John L. 2007. Pemasaran Internasional.

Salemba Empat. Jakarta

Page 89: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

70

Coyle, J., Langley, C., Gibson, B., Novack, R., Bardi, E., 2008. Supply Chain Management: A Logistic Perpective. Cengage Learning. New York.

Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Blitar. 2014.

Kabupaten Blitar Dalam Angka 2016. BPS. Kabupaten Blitar.

Damardjati, D. S. 1980. Struktur dan Komposisi Kimia Beras.

Fakultas Pasca Sarjana IPB. Bogor. Deswindi, L. 2007. Kecepatan Tingkat Penerimaan dan

Perilaku Konsumen Terhadap Produk Lama yang Mengalami Perubahan dan Produk Baru dalam Upaya Memasuki dan Merebut Pasar. Jurnal Bussiness and Management Bunda Mulia 3(2): 19-25.

Djohanputro, B. 2008. Manajemen Risiko Korporat. PPM.

Jakarta Effendi, A.B. 2009. Pengendalian Persediaan Barang untuk

Kebutuhan Permintaan pada PT. Marco Polo Decor. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Jogjakarta.

Faharani, R., Shabnam, R., Laleh, K. 2012. Supply Chain

Suistainability and Raw Material Management: Concept And Process. IGI Global. Hershey.

Fahriyah., Heru, S., dan Sherley, S. 2011. Dampak Perubahan

Iklim Terhadap Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Apel. Jurnal Agrise 11(3): 1-6.

Gilbert, D. Retail Marketting Management. Financial Times

Prentice Hall. New Jersey

Page 90: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

71

Hadiguna, R. A. 2012. Model Penilaian Risiko Berbasis Kinerja Untuk Rantai Pasok Kelapa Sawit Berkelanjutan di Indonesia. Jurnal Teknik Industri 14(1):13-24

Harland, B. 2003. Risk in Supply Networks. Journal of

Purcahsing and Supply Management 1(1): 51-62 Hall, J. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta. Hardanto, S. S. 2006. Manajemen Risiko Bagi Bank Umum.

Elex Media Komputindo. Jakarta Herjanto, E. 2009. Sains Manajemen: Analis Kuantitatif untuk

Pengambilan Keputusan. Grasindo. Jakarta. Hidayat, S., Marimin, Suryani, A., Sukardi dan Yani, M. 2012.

Model Identikasi Risiko dan Strategi Peningkatan Nilai Tambah pada Rantai Pasok Kelapa Sawit. Jurnal Teknik Industri 14(2):89-96

Keskin, G.A, and Ozkan, C. 2009. An Alternative Evaluation of

FMEA: Fuzzy Art Algorithm. Journal of International Quality and Reliability Engineering 25(6):647-661.

Kusumadewi, S. 2002. Analisis Desain Sistem Fuzzy Menggunakan Tool Box Matlab. Graha Ilmu. Jogjakarta

Jaya, R., Machfud., Raharja, S., Marimin. 2014. Analisis dan

Risiko Rantai Pasok Kopi Gayo Berkelanjutan dengan Pendekatan Fuzzy. Jurnal Teknologi Industri Pertanian 14(1):61-71

Jenlina. 2013. Desain Risk Management Untuk Rantai Pasok

PT. X. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya 2(2):1–19.

Page 91: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

72

Kardiman., Endang, M., Achmad, K., 2006. Ekonomi Dunia

Keseharian Kita. Yudhistira. Jakarta. Kenneth, C., Laudon, Jane. 2007. Sistem Informasi

Manajemen. Salemba Empat. Jakarta Kutlu, A.C and Mehmet C. 2012. Fuzzy Failure Mode and

Effects Analysis by Using Fuzzy Topsis-Based Fuzzy AHP. Journal Expert System with Application 39(1): 61-67.

Kusrini. 2008. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung

Keputusan. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta. Labombang, M. 2011. Manajemen Risiko Dalam Proyek

Konstruksi. Jurnal SMARTtek 9(1):39-46. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan

Kriteria Majemuk. Grasindo. Jakarta. Maulani, F., Akhmad, S., dan Bambang, I. 2014. Analisis

Struktur Rantai Pasok Kontruksi pada Pekerjaan Jembatan. Jurnal Rekayasa Sipil 10(2) : 1-8.

Mayangsari, S. 2003. Pengaruh Kualitas Audit, Independensi

Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi. Surabaya.

Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian

Manajemen. Salemba Empat. Jakarta Mcleod, R., and George P. 2008. Management Information

Systems. Salemba Empat. Jakarta Nasution, S., Yandra A., Kadarwan S., dan Taufik D. 2014. Risk

Evaluation and Identification Using Fuzzy FMEA for

Page 92: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

73

Shrimp Based Agroindustri Supply Chain. Journal of Industrial Research 8(2): 135-146

Nugroho, A. 2013. Menumbuhkembangkan Socioecopreneur

Melalui Kerjasama Strategis. Penebar swadaya. Jakarta. Noer, F.H. 2005. Mengenal Dodol Secara Lebih Ilmiah.

www.foodreview.biz/fri/index.php?option=com_conten&task (diakses 30 Maret 2016).

Olson, D.L and Wu D.D. 2010. A Review of Enterprise Risk

Management in Supply Chain. Kybernetes 39(5):694-706.

Pratiwi, E. 2014. Klobot Jagung Sebagai Kemasan Alami

Wajik Kelapa. Skripsi. Intitus Pertanian Bogor. Pujawan, I. N. 2005. Supply Chain Management. Gunawidya.

Surabaya. Pujawan, I.N, Laudine, H.G, Dyah, S.D. 2007. Manajemen

Risiko dan Aksi Mitigasi untuk Menciptakan Rantai Pasok yang Robust. Jurnal Teknologi dan Rekayasa Teknik Sipil 3(1):53-64.

Purawidjaja, T. 1992. Keracunan Makanan di Indonesia. PAU

Pangan dan Gizi IPB. Bogor Saaty, T. 1994. Fundamental of Decision Making and Priority

Theory with The Analytic Hierarchy Process. RWS Publication. Pittsburg

Saaty, T.L dan Vargas, L.G. 2012. Models, Methods, Concepts

and Applications of The Analytic Hierarchy Process. Springer. New York.

Page 93: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

74

Sampeallo, Y.G. 2012. Analisis Pengendalian Persediaan pada UD Bintang Furniture Singaperbangsa. Jurnal Eksis 8(11):201-214.

Sarinah dan Taufik D. 2015. Analisis Strategi Penanganan

Risiko Kekurangan Pasokan pada Industri Pengolahan Rumput Laut: Kasus di Sulawesi Selatan. Jurnal Agritech 35(2):223-233.

Sellapan, N dan Palanikumar. 2013. Modified Prioritization for

Risk Priority Number in Failure Mode and Effects Analysis. International journal of applied Science and Technology 3(4): 1-13

Septani, W., Syamsul M., Yandra, A. 2013. Manajemen Risiko

Inovasi Produk Olahan Susu Sapi Berdasarkan Tahapan Proses Manajemen Inovasi. Jurnal Teknik Industri 3(2):169-178.

Setyono, D. J dan Maria, U. 2011. 7 Jurus Sukses Menjadi

Peternak Ayam Ras Pedaging. Penebar Swadaya. Depok.

Shiyrouyehzad, H., Badaksdhia, M., Dabestani, R.,

Panjehfouladgaran. 2010. Fuzzy FMEA Analysis for Identification and Control of Failure Preferences in ERP Implementation. Journal of Mathematics and Computer Science 1(4):366-376

Siagian, Y. 2007. Aplikasi Supply Chain Management Dalam

Dunia Bisnis. Grasindo. Jakarta Siahaan, H. 2009. Manajemen Risiko pada Perusahaan dan

Birokrasi. Elex Media Komputindo. Jakarta Suharjito, Marimin, Mahfud, Bambang H., Sukardi. 2010.

Identifikasi dan Evaluasi Manajemen Risiko Rantai

Page 94: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

75

Pasok Komoditas Jagung dengan Pendekatan Logika Fuzzy. Jurnal Manajemen dan Operasi 1(2):118-134.

Suhartini dan Djefrianto, Z. 2013. Analisa Risiko Kegagalan

Proses Produksi di PDAM dengan Metode Fuzzy FMEA. Proceeding Industrial Design National Seminar, Universitas Diponegoro, Semarang.

Suryani, A., Erlixa, H., Prayoga, S. 2005. Membuat Aneka Nata.

Penebar Swadaya. Jakarta. Suswinarno, A. 2012. Aman dari Risiko Dalam Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah. Visimedia. Jakarta Sutardi, A dan Endang B. 2007. Sediakan dan Hitung Stok Agar

Tak Kehilangan Konsumen. Elex Media Komputindo. Jakarta

Sutomo., Hadiwiyono., Prihartini, B. 1999. Analisis Faktor-

faktor yang Mempengaruhi Lama Mencari Tenaga Kerja Terdididik di Kabupaten Klaten: Suatu Pendekatan Search Teori. Jurnal Perpektif 2(1): 1-9.

Syarodhi, F. 2014. Kuliner Tradisional: Jajanan Sekaten Bikin

Kangen. Solopos.com. http://www.solopos.com/2014/01/10/kuliner-tradisional-jajanan-sekaten-bikin-kangen-480852. (diakses 3 April 2016).

Tampubolon, R. 2006. Risk Management. Elex Media

Komputindo. Jakarta Tang, C.S. 2006. Perspectives In Supply Chain Risk

Management: a Review. International Journal of Production Economics 103(1): 451-458.

Page 95: STRATEGI MITIGASI RISIKO RANTAI PASOK PRODUK WAJIK …repository.ub.ac.id/8278/1/Prayudha, Sello Conni.pdf · strategi mitigasi risiko rantai pasok produk wajik kletik menggunakan

76

Tohar, M. 2007. Membuka Usaha Kecil. 2005. Kanisius. Yogyakarta.

Umar, H. 2008. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Wang, Y.M, Kwai S.C., Gary K.K.P., and Jian B.Y. 2009. Risk

Evaluation in Failor Mode Mode and Effects Analysis Using Fuzzy Geometri Mean. Journal Expert System with Application 36(1): 1195-1207.

Wangsa D.I, dan Iskandar P.B. 2013. Pengembangan Model

Consignment Stock 10 pada Sistem Rantai Pasok Dua Eselon dengan Permintaan Berfluktuasi dan Perubahan Order Awal. Jurnal Teknik Industri 15(1):1-12.

Wessiani, N dan Satria O.S. 2015. Risk Analysis Of Poultry Feed Production Using Fuzzy FMEA. Industrial Engineering and Service Science 4(1): 505-512

Winarno, F.G dan Jenie, B.S.L. 1982. Kerusakan Bahan

Pangan dan Cara Pencegahannya. Ghalia Indonesia. Bogor

Winiarti, S., dan Ulfah, Y. 2009. Aplikasi Pendukung Sistem

Keputusan Penentuan Lokasi Pendirian Warnet dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: PT Pika Media Komunika). Jurnal Informatika 3(2):1-12.

Wuwung, S. 2013. Manajemen Rantai Pasok Produk Cengkeh

pada Desa Wawona Minahasa Selatan. Jurnal EMBA 1(3): 230-238.


Recommended