+ All Categories
Home > Documents > Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

Date post: 08-Jul-2018
Category:
Upload: ahmad-maulana-ardi
View: 219 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 15

Transcript
  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    1/35

    Mempromosikan Regulasi Diri (Self-Regulation)

    dalam Pendidikan Sains: Metakognisi sebagai

    Bagian dari Perspektif Yang Luas dalam

    Pembelajaran

    Gregory Schraw, Kent J. Crippen and Kendall Hartley

    University of Nevada

    Abstrak 

     Tujuan artikel ini adalah untuk mereview penelitian terkini tentang sel!

    regulated learning dan untuk mendiskusikan implikasi penelitian ini

    terhadap pendidikan sains. "eneliti mengam#il #e#erapa contoh sel!

    regulated learning dari #er#agai literatur kependidikan sains untuk

    menyimpulkan dan mengilustrasikan metode instruksional yang eekti 

    dan pengem#angan pemikiran metakogniti. $Gunstone, %&&&a' (ickey )

    Stacy, *+++' hite ) -itchell, %&&/. "eneliti juga okus kepada peran

    krusial yang dimainkan oleh kemampuan metakognisi dalam (egulasi 0iri

    $Self-Regulation/ $1aird ) hite, %&&2' 3ichols, Tippins ) ieseman,%&&4' hite, %&&5/.

    "eneliti mem#agi diskusi "eneliti ke dalam dua #agian utama. 1agian

    pertama okus mem#ahas 6 komponen sel!regulated learning, termasuk

    kognisi, metakognisi, dan motivasi. "eneliti menghu#ungkan aspek!aspek

    dari (egulasi 0iri $Self-Regulation/ ini terhadap praktiknya yang terkini

    dalam pendidikan sains. 1agian kedua okus mem#ahas 2 7nstruksi

    strategi umum dalam meningkatkan (egulasi 0iri $Sel!(egulation/ dalam

    kelas sains. "eneliti okus terhadap kegunaan dari in8uiry #ased learning,

    peranan #antuan kola#orati, strategi dan pemecahan masalah,

    mem#angun mental model,  kegunaan teknologi dalam mem#antupem#elajaran, dan peranan keyakinan tiap individu seperti e9kasi diri dan

    pandangan hidup. 7nstruksi strategi ini dipilih karena dapat mere:eksikan

    #er#agai penelitian komprehensi sejak dekade terakhir dalam lingkup

    literatur pendidikan sains, dan sangat diperlukan dalam memahami

    metakognisi dan (egulasi 0iri $Self-Regulation/ $1utler ) inne, %&&;'

    Gunstone, %&&/

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    2/35

     Teori Sel!(egulated

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    3/35

    "ada level self-regulated, individu telah mempunyai keyakinan e9kasi diri

    yang kuat.

    Sel!regulated learning terdiri dari tiga komponen utama= kognisi,

    metakognisi, dan motivasi. Kognisi mencakup skill!skill yang diperlukan

    dalam menyandi dan mengingat inormasi. -etakognisi meliputi skill!skillyang mem#uat pelajar mengerti dan memantau proses kognitinya.

    Sedangkan motivasi mencakup keyakinan dan sikap yang mempengaruhi

    penggunaan dan pengem#angan skill kogniti dan metakogniti. Setiap

    komponen ini sangatlah penting, namun tidak dapat dipisahkan. Se#agai

    contoh, seseorang yang memiliki skill kogniti namun tidak memiliki

    motivasi untuk menggunakannya tidak sama tingkatannya dengan

    seseorang yang memiliki skill dan termotivasi untuk menggunakannya

    $?immerman, *+++/. Sama pula halnya dengan seseorang yang memiliki

    motivasi tinggi namun tidak mempunyai skill kogniti dan metakogniti,sering gagal dalam mencapai tingkatan tinggi dalam (egulasi 0iri $Self-

    Regulation/.

    Ketiga komponenan utama ini dapat di#agi le#ih jauh menjadi su#!su#

    komponen se#agaimana diperlihatkan dalam gam#ar %.

    Kognisi

    Komponen

    kogniti 

    mencakup 6

    tipe skill #elajar

    yang umum,

    yang mengacu

    pada strategi

    kogniti,strategi

    pemecahan masalah, dan strategi #erpikir kritis. Strategi kogniti 

    mencakup #er#agai taktik individual yang digunakan untuk meningkatkan

    kualitas pem#elajaran. Salah satu contohnya adalah mengajukan

    pertanyaan umum kepada siswa saat pem#elajaran dimulai untuk

    menarik perhatian siswa $Chinn ) 1rown, *++*' Kahle ) 1oone, *+++/.

    Contoh kedua adalah penggunaan strategi active learning dengan gra9k

    dan ta#el $House, *++*/. "enelitian se#elumnya mengindikasikan #ahwa

    pelajar yang telah mencapai tingkat sel!regulated menggunakan #er#agai

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    4/35

    strategi #elajar kogniti dangan cara yang :eksi#el $"ressley ) harton!

    -c0onald, %&&4/.

    Strategi pemecahan masalah le#ih kompleks daripada strategi kogniti.

    7nstruksi dalam strategi ini #iasanya terokus pada pengem#angan

    strategi pemecahan masalah yang umum atau pada praktik penggunaanstrategi terse#ut. Salah satu contohnya adalah teknik  predict !observe,

    explain  $"D/ yang diteliti oleh (ickey dan Stacy $*+++/. Studi terkini

    melaporkan #ahwa pemecahan masalah dapat di#agi menjadi langkah!

    langkah individual yang dapat le#ih kecil $0hilton, %&&5' "eterson )

     Treagust, %&&5/. "emecahan masalah yang eksplisit dapat mem#antu

    siswa untuk mem#angun tingkatan pemahaman yang le#ih dalam

    di#andingkan siswa yang tidak pernah latihan memecahkan masalah

    $HuEman, %&&4/.

    1erpikir kritis meli#atkan #er#agai skill seperti skill siswa dalam

    mengidenti9kasi sum#er inormasi, analisis kredi#ilitas sum#er,

    mere:eksikan inormasi yang diperoleh apakah konsisten dengan

    pengetahuannya se#elumnya, dan menarik kesimpulan yang didasarkan

    pada kemampuan #erpikir kritis $

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    5/35

    yang tinggi mampu memahami strategi apa yang layak dipilih untuk suatu

    situasi.

    "enelitian mengungkapkan #ahwa pengetahuan tentang kognisi

    lam#at di#angun $@leFander, Carr, ) Schwanen:ugel, %&&;' 1aird )

    hite, %&&2/. rang dewasa cenderung mempunyai pengetahuan dankognisi yang le#ih #aik daripada anak!anak dan remaja. 3amun,

    ke#anyakan orang dewasa tidak mampu menjelaskan pengetahuan

    ataupun memahami strategi dan kinerjanya dan seringkali gagal dalam

    menerapkannya dalam situasi yang #er#eda. Hal ini mem#uktikan #ahwa

    pengetahuan metakogniti harus tidak lagi #ersiat eksplisit namun

    #ersiat implisit dalam #er#agai situasi $1utler ) inne, %&&;/.

    (egulasi terhadap kognisi $regulation of cognition/ mencakup tiga

    komponen, planning, monitoring, dan evaluasi $Schraw ) -ohsman,

    %&&;/. Tahap planning meli#atkan pemilihan strategi dan alokasi

    sum#erBwaktu. Tahap planning mencakup penetapan tujuan, mencari

    pengetahuan yang relevan, dan menetapkan waktu. "enelitian

    se#elumnya mensugestikan #ahwa ke#anyakan para ahli le#ih mampu

    mengatur dirinya di#andingkan para pemula dikarenakan perencanaan

    yang eekti, terutama perencanaan umum se#elum melakukan se#uah

    pekerjaan. Tahap monitoring mencakup skill individu untuk menguji

    dirinya $self-testing skills/ yang di#utuhkan untuk mengontrol

    pem#elajarannya. rang dewasa mampu memantau hal yang #ersiat

    lokal maupun glo#al. Tahap evaluasi merujuk kepada penilaian terhadaphasil dan proses pem#elajaran. Dvaluasi juga mencakup merevisi tujuan

    pem#elajaran dan prediksi hasil yang mungkin dicapai.

    1e#erapa peneliti $1utler ) inne, %&&;' "ressley, 1orkowski, )

    Schneider, %&5&/ mensugestikan #ahwa proses pengaturan diri $self-

    regulatory /, termasuk planning, monitoring, dan evaluasi tidaklah eksplisit

    dalam ke#anyakan situasi pem#elajaran. Salah satu alasannya adalah

    ke#anyakan proses ini #erjalan secara otomatis, setidaknya pada orang

    dewasa. @lasan kedua adalah karena proses ini mungkin di#angun tanpa

    disengaja serta kejadian terse#ut sulit dikemukakan. Se#agai tam#ahan,

    #e#erapa peneliti yakin #ahwa pem#elajaran sains seharusnya

    mengurangi jumlah waktu yang dialokasikan untuk pemahaman

    konseptual dan meningkatkan jumlah waktu yang dialokasika nuntuk

    pemahaman prosedural $0uggan ) Gott, *++*/. @lasan rasional dari hal

    terse#ut adalah #ahwa kompetensi prosedural sangat diperlukan dalam

    pemecahan masalah dan #erpikir kritis serta pada tingkatan yang le#ih

    tinggi dalam pem#elajaran sains.

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    6/35

    Motivatisi

    Komponen motivasi se#agaimana tercantum dalam gam#ar %

    mencakup * su#komponen penting, yaitu e9kasi diri dan keyakinan

    epistemologi. D9kasi diri merujuk pada derajat yang diperoleh individu

    saat dia meyakini #ahwa dia dapat mengerjakan suatu pekerjaan ataumencapai se#uah tujuan $1andura, %&&4/. D9kasi diri sangatlah penting

    dalam sel!regulated learning karena dapat mempengaruhi se#erapa

    #anyak pelajar yang terus #ersikeras mengerjakan tugas yang

    menantang. Siswa dengan tingkat e9kasi diri yang tinggi cenderung ingin

    mengerjakan tugas yang le#ih sulit $"ajares, %&&2/. Tingkat e9kasi diri

    yang le#ih tinggi sangat #erhu#ungan positi dengan prestasi dan

    penghormatan di sekolah. "enelitian mengungkapkan #ahwa siswa

    dengan e9kasi diri yang tinggi mendapat respek yang tinggi #ahkan dari

    guru dan sekolahnya. Guru dengan tingkat e9kasi diri tinggi menetapkantujuan dan standar yang tinggi, mem#erikan otonomi kepada siswanya,

    dan mem#antu siswanya mencapai level prestasi yang le#ih tinggi

    di#andingkan guru dengan tingkat e9kasi diri yang rendah $Goddard, Hoy,

    ) Hoy, *+++/. 1e#erapa studi juga mengindikasikan #ahwa guru dan

    siswa yang memiliki e9kiasi diri tinggi memainkan peranan penting dalam

    pem#elajaran sains $Cannon ) Scharmann, %&&2' Schoon ) 1oone, %&&5/.

    D9kasi diri mempengaruhi sejumlah varia#el, terutama dalam

    pem#elajaran melalui model dan menjadi model $modeling/. "em#elajaran

    melalui model terjadi ketika seseorang #elajar dengan cara mengamatiorang lain menunjukkan kemampuannya atau mendiskusikan suatu topik.

    "em#elajaran melalui model #erguna #agi pelajar karena mereka tidak

    ter#e#ani untuk mengerjakan suatu pekerjaan sehingga terhindar dari

    rasa gelisah, dan karena mereka hanya terokus pada o#jek yang

    diamatinya. "em#elajaran dengan menjadi model $modeling/ terjadi ketika

    pelajar #elajar dengna intensitas tertentu dari individu yang lain seperti

    guru dan siswa lain. >mumnya dalam kegiatan modelingterdapat kegiatan

    guru yang mem#agi tugas yang kompleks menjadi #agian!#agian yang

    dapat dikerjakan dan meminta siswa untuk mendemonstrasikan tiap#agian secara terpisah dan #erurutan. 1andura $%&&4/ mengatakan

    #ahwa modeling ini eekti karena dapat meningkatkan ekspektasi #ahwa

    strategi #aru dapat diperoleh dalam rangka mem#erikan #anyak

    pengetahuan #aru tentang keterampilan dirinya. Peer to peer teacing

    #iasanya sangat eekti dikarenakan sangat amiliar dengan pelajar.

     Tentunya pelajar cenderung meningkatkan e9kasi dirinya ketika

    mengamati model yang amiliar atau memiliki level penampilan skill yang

    sama $Schunk, %&&2/.

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    7/35

    @da * cara utama untuk meningkatkan e9kasi diri siswa. ang pertama

    adalah dengan cara menggunakan model ahli $seperti guru/ dan pemula

    $seperti siswa/. 0engan modeling dapat meningkatkan strategi kogniti 

    dan e9kasi diri. Cara kedua adalah dengan mem#erikan se#anyak

    mungkin umpan #alik inormasi dengan siswa. >mpan #alik tidak hanyamengindikasikan #ahwa skill telah ditampilkan dengan #aik, namun juga

    mem#erikan inormasi se#anyak mungkin tentang #agaimana cara

    meningkatkan kinerja. 0engan di#erikannya umpan #alik inormasi yang

    mendetail, kinerjaBperorma dan e9kasi diri dapat meningkat #ahkan #agi

    siswa yang sulit untuk menampilkan skillnya.

    Keyakinan epistemologik adalah keyakinan terhadap asal usul

    pengetahuan. "ara peneliti telah terokus pada * aspek dalam keyakinan

    epistemologik ini dalam % dekade terakhir. Satu aspek mem#eri perhatian

    pada per#edaan keyakinan. Schommer $%&&/ mem#uat taksonomitentang keyakinan terse#ut, yaitu $a/ !uick learning  $sesuatu dapat

    dipelajari dengan segera/' $#/ innate ability   $#elajar mem#utuhkan

    kemampuan #elajar yang alami/' $c/ simple knowledge  $ide pokok yang

    penting dari suatu pengetahuan adalah dimulai dari hal yang paling

    sederhana/' $d/ certain knowledge  $#e#erapa hal penting dalam

    pengetahuan tidak akan #eru#ah sepanjang waktu/. Schommer!@ikins

    $*++*/ #erargumen #ahwa tiap keyakinan terse#ut mengaki#atkan

    ter#entuknya pemecahan masalah dan #erpkir kritis. Hal terse#ut juga

    didukung oleh Kardash dan Scholes $%&&2/ yang menemukan #ahwakeyakinan epistemologik ini #erhu#ungan dengan analisis kritis terhadap

    tulisan ilmiah tentang penye#aran @70S. 3e#er dan Schommer!@ikins

    $*++*/ juga menemukan hu#ungan antara keyakinan epistemologik

    dengan pemecahan masalah secara sainti9k.

    "ara peneliti yang lainnya juga telah terokus pada per#edaan

    pandangan hidup $Hammer ) Dl#y, *++*' Kuhn, %&&%/. Kuhn dan

    einstock $*++*/ mem#andingkan pandangan para penganut paham

    a#solutisme dengan pandangan para penganut paham multiplisme,

    #erargumen #ahwa multiplis mengadopsi situasi pandangan hidup yangmenghasilkan re:eksi kritis dan pemahaman mendalam.

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    8/35

    Sel!regulated learning mengacu pada kemampuan pelajar untuk

    memahami dan mengontrol lingkungan pem#elajarannya. Sel!regulated

    learning meli#atkan kom#inasi antara strategi kogniti, kontrol

    metakogniti, dan motivasi. Strategi kogniti dimulai dari mengam#il

    contoh dari yang sederhana, memecahkan masalah, dan strategi #erpikirkritis. "roses metakogniti mengacu pada pengetahuan dan kontrol

    terhadap kemampuan kogniti, dan #iasanya terdiri dari planning,

    monitoring, dan evaluasi pem#elajaran. Terakhir, komponen motivasi

    mengacu pada keyakinan siswa terhadap kapasitasnya untuk #elajar.

    -otivasi terdapat dalam #er#agai #entuk seperti e9kasi diri dan keyakinan

    epistemologik dari tiap individu. Setiap komponen ini sangat penting dan

    tidak dapat dipisahkan. "eneliti yakin #ahwa peranan komponen

    metakogniti adalah yang paling penting karena komponen ini dapat

    mem#uat seseorang memantau perkem#angan pengetahuan dan

    keterampilannya, merencanakan dan mengalokasikan sum#er #elajar

    yang ter#atas agar optimal, dan mengevaluasi keadaan atau gaya

    #elajarnya. Sejumlah peneliti telah #erargumen #ahwa hanya strategi

    kogniti dan motivasi yang tinggi saja tidaklah cukup untuk dapat

    mempunyai kemampuan untuk mengatur diri $1utler ) inne, %&&;'

    hite ) -itchell, %&&/. "eneliti yakin #ahwa terdapat #e#erapa cara

    untuk meningkatkan (egulasi 0iri $Self-Regulation/ pada se#uah kelas

    sains. Selain itu juga terdapat #er#agai cara untuk meningkatkan

    kemampuan metakognisi $1aird ) hite, %&&2' 1eeth, %&&5' Gunstone )

    -itchell, %&&5' -ason, %&&/. 0i #awah ini akan dideskripsikan mengenai#er#agai cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan regulasi diri

    dalam se#uah kelas sains.

    "engajaran tentang -etakognisi dan (egulasi 0iri $Self-Regulation/

    dalam "endidikan Sains

    0alam satu dekade terakhir ini terdapat #anyak penelitian yangmuncul pada jurnal pendidikan sains yang mem#eri perhatian pada *

    ranah, yaitu pergantian kurikulum dan penggunaan #er#agai strategi

    untuk meningkatkan kualitas pem#elajaran $Hurd, *++*' Kelly ) @nderson,

    *+++/. "ada #agian ini akan di#ahas mengenai 2 7nstruksi strategi untuk

    meningkatkan regulasi diri $Self-Regulation/ dan kualitas pem#elajaran.

     Telah disepakati oleh tenaga pendidik #ahwa menggunakan pendekatan

    #erganda dalam pem#elajaran yang ternyata di#utuhkan untuk

    meningkatkan prestasi #elajar rata!rata $@nderson ) Hogan, *+++/. 0alam

    hal ini juga termasuk praktik instruksional, dukungan kola#orati darikomintas pelajar, dan kegunaan teknologi untuk memperkaya lingkungan

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    9/35

    pem#elajaran. Strategi #elajar yang eekti harusnya tidak hanya

    meningkatkan kualitas pem#elajaran, namun juga dapat mem#antu siswa

    mengem#angkan kemampuan metakognitinya yang di#utuhkan untuk

    dapat memahami tingkatan pengetahuan yang le#ih tinggi, dan untuk

    mem#angun kem#ali konsep pengetahuan dan strategi prosedural saatdi#utuhkan. Selain itu, strategi yang eekti seharusnya dapat mem#antu

    siswa dan guru menjadi sadar akan pandangan yang ia anut yang dapat

    mempengaruhi keputusan pedagogik mereka.

    1erdasarkan review dari #e#erapa jurnal pendidikan sains selama %

    dekade terakhir peneliti telah mengidenti9kasi 2 ranah 7nstruksi strategi

    yang umum untuk meningkatkan kualitas pem#elajaran. "eneliti

    merumuskan penelitian untuk tiap ranah strategi ini dan mendiskusikan

    #agaimana hu#ungan intervensi instruksional dengan metakognisi dan

    regulasi diri. Keenam ranah terse#ut adalah, $a/ in8uiry #ased learning,$#/ peranan dukungan kola#orati, $c/ instruksi strategi untuk

    meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan #erpikir kritis, $d/

    strategi dalam mem#antu siswa mem#angun mental model $e/ kegunaan

    teknologi, $/ dampak keyakinan siswa dan guru. 0ikarenakan sangat

    luasnya pem#ahasan keenam ranah ini, dalam tulisan ini tidak akan

    di#ahas secara mendalam namun peneliti #ertujuan untuk merumuskan

    penelitian tentang keenam ranah ini dari perspekti pendidikan sains dan

    mem#erikan rujukan terkini #agi pem#aca yang ingin meneruskan

    pem#ahasan ini. Keenam aspek ini telah di#uktikan dapat meningkatkankesadaran metakogniti dan regulasi diri.

    "n!uiry #ased $earning

    7n8uiry #ased learning and teaching dipandang se#agai tanda

    dimulainya pendidikan sains. @nderson $*++*/ menarik per#edaan antara

    6 tipe in8uiry. 7n8uiry sainti9k adalah proses umum dalam merumuskan

    hipotesis terhadap suatu masalah dan menguji hipotesis terse#ut melalui

    proses yang sistematik. "em#elajaran in8uiry adalah proses menarikperhatian siswa dalam pem#elajaran sehingga mereka dapat mengajukan

    pertanyaan dan mem#erikan solusi dari pertanyaan terse#ut' dengan

    demikian mereka dapat mem#angun konsepnya masing!masing se#agai

    hasil dari pengalaman #elajar $Gunstone ) -itchell, %&&5/. "engajaran

    in8uiry mengacu kepada usaha guru menciptakan lingkungan #elajar

    dimana siswa dapat mengajukan pertanyaan, menemukan solusi, dan

    menguji solusi terse#ut. "engajaran in8uiry menghadirkan regulasi diri

    $self-regulation/ melalui dua cara, yaitu dengan menstimulasi keaktian

    siswa untuk memantau pemahamannya dan dengan meningkatkanmotivasi siswa menggunakan strategi modeling active investigation

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    10/35

    seperti predict-observe-explain $"D/ $indschitl, *++*/ atau tanya!jawa#

    $Chinn ) 1rown, *++*/.

     Tidak semua kelas sains #er#asis in8uiry, dan tidak semua in8uiry

    #ersiat otentik. Chinn dan -alhorta $*++*/ mem#edakan aktivitas in8uiry

    sederhana dengan aktivitas in8uiry otentik. @ktivitas in8uiry sederhanadan otentik memiliki per#edaan dalam hu#ungannya dengan #er#agai

    dimensi kogniti dan epistemologik. Se#agai contoh, in8uiry otentik

    dicirikan dengan mengajukan pertanyaan, pemilihan varia#el,

    penggunaan kontrol eksperimen, menjadi sadar dan menolak perspekti 

    yang #ertentangan, analisis dan interpretasi data menggunakan kerangka

    teoritis yang logis, dan penjelasan mendetail mengenai hal!hal yang dapat

    menye#a#kan penyimpangan dari teoritis. 7n8uiry sederhana tidak

    mempunyai standar seperti di atas. Se#agai contoh, Chinn dan -alhorta

    $*++*/ mengemukakan #ahwa in8uiry sederhana merupakan o#servasisederhana yang dicirikan merumuskan pertanyaan yang di#erikan kepada

    siswa, kurangnya kontrol eksperimen, tidak ditolaknya perspekti yang

    #ertentangan, mem#angun argumen sederhana, dan kegiatan

    menyimpulkan yang tidak mengacu pada kerangka teoritis yang logis.

    7n8uiry otentik dalam praktiknya memakan waktu hingga % tahun dan

    sulit untuk dicapai ke#anyakan kelas sains dalam waktu yang singkat

    $@nderson, *++*' 1ell )

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    11/35

    mereka lihat. Tujuan dari in8uiry otentik adalah untuk mem#angun dan

    menguji model teoritis dan menjelaskan mekanisme dari suatu kejadian

    yang #elum dio#servasi. 1er#eda dengan hal terse#ut, tujuan in8uiry

    sederhana adalah untuk mengo#servasi o#jek dengan maksud untuk

    mendeskripsikan perilakunya. 7n8uiry otentik mem#utuhkan korelasiantara teori dengan data dimana data terse#ut digunakan untuk

    mengevaluasi se#uah teori, walaupun dalam #e#erapa kasus ditemukan

    #e#erapa penyimpangan pada kumpulan data. Kesimpulan yang diajukan

    oleh siswa yang #erhu#ungan se#a#!aki#at dengan hipoteis sangat

    #erperan dalam proses ini. $Gil#ert ) (einer, *+++/.

     Tim#ul sejumlah masalah ataupun pertanyaan saat pengajaran

    #er#asis in8uiry ini di#ahas. -asalah pertama adalah tentang cara

    mengimplementasikan pengajaran #er#asis in8uiry ini dalam kurikulum.

    "ada umumnya para peneliti yakin #ahwa pengajaran dan pem#elajaran#er#asis in8uiry harusnya #er#asis pada se#uah proyek. Ketiga jenis

    aktivitas in8uiry sangatlah esensial $Chinn ) Hmelo!Silver, *++*/,

    termasuk desain eksperimen yang terstruktur $Khishe ) Aouad, *++*/,

    mendiskusikan hasil $Halpern, %&&5' Kuhn, %&&&/, dan mere:eksikan

    proses in8uiry $Toth, Suthers, )

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    12/35

    "ertama, in8uiry sering menim#ulkan komunikasi dengan para ahli

    dengan #er#agi tentang strategi dan keterampilan pemecahan masalah.

    Kedua, in8uiry dapat meningkatkan motivasi karena para siswa memiliki

    wewenangnya sendiri dalam memecahkan masalah. Ketiga, in8uiry

    menghadirkan re:eksi diri, suatu komponen kunci dalam metakognisi$0avis, *++6/.

    Selain itu dalam rangka menghasilkan output yang positi, #e#erapa

    kendala dalam pengajaran in8uiry telah teridenti9kasi. Salah satunya

    adalah masalah dalam melatih guru agar mampu menerapkan

    pem#elajaran in8uiry yang eekti $indschitl, *++*/. Kendala yang kedua

    adalah kurangnya persetujuan antara guru!guru yang #erpartisipasi

    dengan perwakilan orang tua dalam penggunaan strategi in8uiry ini.

    1e#erapa tujuan pem#elajaran in8uiry pada saat ini masih diragukan

    untuk dapat diterapkan pada skala yang le#ih luas. Kendala yang ketigaadalah pada saat ini ada #anyak hal yang le#ih di#utuhkan dalam

    mengem#angkan kurikulum di#andingkan pengajaran in8uiry. Kendala!

    kendala ini dapat menye#a#kan #e#erapa masalah #agi para pendidik

    untuk menerapkannya.

    Kolaborasi antara Siswa dengan %uru

    Kola#orasi dalam #agaimanapun #entuknya merupakan #agian

    penting dan esensial dalam kependidikan. Selama satu dekade terakhir,model pem#elajaran sosiokultural seperti situated learning  $

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    13/35

    antara siswa dengan tingkat prestasi yang sama le#ih eekti 

    di#andingkan dengan kola#orasi guru!siswa karena le#ih memungkinkan

    untuk mendiskusikan strategi pada tingkatan yang le#ih ringan $Aeldman,

    Camp#ell ) niversity oleh

    Dric -aIur $http=BBgalileo.harvard.eduBgalileoBlgmBpi/ adalah contoh model

    kola#orasi siswa yang #aik untuk skala pem#elajaran sains yang le#ih

    #esar. Garis pedoman untuk suatu kelompok juga telah dirumuskan oleh

    e## dan "alincsar $%&&2/

    Kola#orasi antara guru juga sangat penting. 0ua langkah untuk

    menim#ulkan kola#orasi ini adalah dengan cara pem#inaan antarlevel dan

    http://galileo.harvard.edu/galileo/lgm/pihttp://galileo.harvard.edu/galileo/lgm/pi

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    14/35

    co!teaching. "em#inaan antarevel merupakan pem#inaan yang dilakukan

    oleh guru yang telah #erpengalaman kepada guru yang kurang

    #erpengalaman, yang #iasanya merupakan #agian dari suatu pelatihan

    $Aeldman, Camp#ell )

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    15/35

    #erpikir kritis yang meli#atkan kegiatan mengumpulkan, menganalisis,

    mengevaluasi, dan mengintegrasikan inormasi dengan tujuan untuk

    menarik se#uah kesimpulan. "eneliti memandang tiga tipe strategi ini

    se#agai tiga tingkatan. Strategi kogniti di#utuhkan untuk melangsungkan

    se#uah pem#elajaran. Strategi pemecahan masalah le#ih di#utuhkanuntuk memahami sesuatu secara le#ih mendalam. Strategi #erpikir kritis

    le#ih kompleks lagi dan sangat penting dalam mem#uat se#uah

    keputusan. Keterampilan #erpikir kritis juga penting dalam rangka

    memunculkan pemahaman metakogniti $Kuhn, %&&&/. Strategi kogniti 

    mem#uat siswa memilih strategi #elajarnya dengan eekti. Sedangkan

    strategi pemecahan masalah $pro#lem solving/ dan #erpikir kritis $critical

    thinking/ mem#uat siswa untuk mengatur pem#elajarannya melalui

    keterampilan metakognitinya, seperti mem#erikan #er#agai solusi atas

    suatu permasalahan, menguji, dan mengevaluasi solusi terse#ut. 0i

    #awah ini kami merumuskan dan mem#andingkan ketiga tipe strategi ini

    Strategi kognitif . @da #anyak jenis strategi kogniti yang diajarkan dalam

    se#uah kelas sains. Salah satu strategi yang umum adalah dengan

    menggunakan analogi untuk mem#antu siswa menghu#ungkan konsep

    yang akan dipahami dengan konsep yang se#elumnya telah ia pahami

    $Chinn ) 1rewer, %&&6/. Sejumlah studi telah menguji pengaruh penarikan

    analogi antara sistem peredaran darah manusia dengan pipa saluran air

    $Chinn ) -alhorta, *++*/. "ada umumnya, penggunaan analogi untukmenghu#ungkan pemahaman siswa mempunyai pengaruh positi 

    terhadap kegiatan pem#elajaran $1aker )

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    16/35

    Chapman $%&&2/ mengindikasikan #ahwa tingkat ke#erhasilan

    penggunaan strategi instruksi ini sangat tinggi. Strategi instruksi sangat

    #erguna #agi siswa tingkat dasar dan sangat eekti ketika dikom#inasikan

    dengan #e#erapa strategi yang #erhu#ungan. 1erdasarkan analisis

    terse#ut, Hattie dkk $%&&2/ mengemukakan #e#erapa kriteria dalamstrategi kogniti, yaitu= self-cecking, menciptakan lingkungan #elajar

    yang #aik, merencanakan dan menetapkan tujuan, mereview,

    menyimpulkan, dan #erdiskusi dengan guru atau teman sejawat. 0ole,

    0uEy, (oehler, dan "earson $%&&%/ merekomendasikan ; kriteria dalam

    strategi pem#elajaran yang mencakup menentukan apa saja yang penting

    untuk dipelajari, menyimpulkan, menarik adanya hu#ungan, mem#uat

    pertanyaan se#elum dan sesudah pem#elajaran, dan memantau

    pemahaman terhadap suatu konsep. Selain itu, sejumlah tenaga pendidik

    telah mengajukan #er#agai #entuk strategi untuk meningkatkan

    pem#elajaran $1rooks ) Crippen, *++%' Kahle ) 1oone, *+++/ dan

    kesadaran metakogniti $1eeth, %&&4' Koch, *++%/. 1aird dan hite $%&&2/

    mengajukan empat komponen dari Pro*ect for )nancing )+ective

    $earning  $"DD

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    17/35

    la#oratoris yang terstruktur, dan dukungan dari teman sejawat $Dricsson,

    %&&2/. "enggunaan strategiBalgoritma pemecahan masalah yang

    sistematis juga sangat penting. Gam#ar di atas menunjukkan suatu

    strategi yang meli#atkan keterampilan mengidenti9kasi masalah,

    menggam#arkan masalah, memilih strategi dan solusi yang sesuai, danmengevaluasi solusi. Gam#ar di atas juga menunjukkan adanya umpan

    #alik yang #erputar terus menerus. Satu putaran terjadi ketika para pakar

    memiliki pengetahuan yang skematis yang mem#uat mereka memiliki

    cara tertentu dalam mencari solusi dari suatu permasalahan. 0ua putaran

    lainnya terjadi ketika se#uah solusi ter#ukti gagal dan individu harus

    menggam#arkan permasalahan dan merumuskan solusi kem#ali.

    "enelitian se#elumnya mem#eri kesan #ahwa siswa dapat mengam#il

    manaat yang #anyak dari kegiatan pemecahan masalah. "engajaran

    melalui strategi umum seperti yang ditampilkan pada gam#ar di ataskurang eekti di#andingkan pengajaran melalui pemecahan masalah

    yang representati pada situasi tertentu. Chang $%&&&/ menemukan

    #ahwa latihan pemecahan masalah selain dapat meningkatkan

    kemampuan  problem solving  juga dapat meningkatkan transer

    pengetahuan. 0hillon $%&&5/ juga menemukan #ahwa instruksi dan

    pemodelan ase representasi pada problem solving sangatlah #erguna.

    "enelitian se#elumnya juga mem#erikan kesan #ahwa setidaknya ada

    tiga prinsip instruksional umum dalam meningkatkan kemampuan

    memecahkan masalah $Chang, %&&&' HuEman, %&&4/. "rinsip pertamaadalah memasilitasi perolehan pengetahuan tingkat tinggi yang

    mem#utuhkan strategi sedemikian rupa dan pandangan yang sesuai akan

    pengetahuan. @gar hal terse#ut dapat dilakukan, para siswa harus

    memperoleh se#anyak mungkin pengetahuan tingkat tinggi dengan cara

    yang see9sien mungkin melalui petunjuk yang terstruktur dari para pakar,

    dan juga praktik yang re:ekti atas arahan dari guru atau teman sejawat.

    "rinsip kedua adalah mengem#angkan kesadaran dalam strategi

    pemecahan masalah yang sesuai dengan tipe permasalahan yang akan

    dipecahkan. Salah satu caranya adalah melalui guru yang mencontohkanmetode pemecahan masalah yang sering digunakannya. "rinsip ketiga

    adalah dengan menggunakan #entuk yang representati dengan sedapat

    mungkin mengeliminasi konsep!konsep yang kurang di#utuhkan.

    (epresentasi ini dapat #er#entuk ta#el, diagram, diagram kausal,

    kronologi, ds#. Salah satu hal yang cukup penting adalah mengu#ah

    inormasi dalam #entuk kata!kata menjadi model!model representasi

    seperti yang dise#utkan di atas $Gunston ) -itchell, %&&5' "erkins, %&&6/.

    Strategi pemecahan masalah ini dapat meningkatkan kemampuan

    metakogniti dan regulasi diri karena mem#uat siswa mengalokasikan

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    18/35

    sum#er inormasi yang ter#atas untuk dapat memecahkan masalah

    dengan le#ih e9sien $1utler ) inne, %&&;' Kahle ) 1oone, *+++/.

    #erpikir kritis, -engem#angkan kemampuan #erpikir kritis dalamkelas sains merupakan pekerjaan yang menantang. Halpern $%&&5/ dan

    Kuhn $%&&&/ telah menyusun tulisan secara ekstensi tentang cara!cara

    meningkatkan keterampilan #erpikir kritis. Keterampilan #erpikir kritis

    mencakup identi9kasi inormasi yang relevan, mem#angun argumen,

    menguji kredi#ilitas inormasi dan hipotesis, dan mengajukan kesimpulan

    yang logis $1running dkk, *++6' Kuhn, %&&%' osniadou, %&&/. @dalah hal

    yang sangat penting untuk mem#antu siswa mengem#angkan

    kemampuan metakognitinya melalui re:eksi eksplisit dan latihan

    memantau cara #elajarnya. Se#agai contoh, 0elclos dan Harrington

    $%&&%/ menguji kemampuan siswa kelas ; dan kelas 2 dalam mengatasi

    masalah pada komputer. Sepertiga dari mereka memperoleh keterampilan

    memecahkan masalah yang spesi9k, sepertiga yang lain memperoleh

    keterampilan  problem solving  #eserta latihan pemantauan diri $self-

    monitoring/, sedangkan sepertiga yang lain tidak memperoleh

    keterampilan apa!apa. Kelompok kedua dapat memecahkan

    permasalahan yang sulit le#ih #anyak daripada * kelompok lain dan juga

    tidak mem#utuhkan waktu lama untuk mengatasinya.

    1lank $*+++/ mengajukan model #erpikir kritis dalam sains yang iase#ut dengan siklus pem#elajaran metakogniti, metacognitive learning

    cycle $-

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    19/35

    kola#orasi memainkan peranan penting dalam memunculkan perspekti 

    alternati terse#ut. Selain itu, 3ichols dkk $%&&4/ mengidenti9kasi

    sejumlah perangkat pem#elajaran yang dapat memunculkan re:eksi kritis

    dan metakognisi di dalam kelas, termasuk portoolio, jurnal, dan studi

    kasus.

    Pengembangan Model Mental Mental Model. dan Pengubaan Konsep

    Salah satu cakupan yang mendalam dalam pendidikan sains dan

    komponen kunci dalam in8uiry otentik adalah memahami #agaimana cara

    mem#antu siswa dan guru mem#angun model mental dari #er#agai

    enomena sains dan peranan kemampuan metakogniti dalam proses

    terse#ut $1eeth, %&&5' Gunstone ) -itchell, %&&5/. Hogan dan Thomas

    $*++%/ #erpendapat #ahwa model mental di#utuhkan untuk dapat #erpikirmetakogniti untuk sistem yang le#ih kompleks. Tanpa model mental,

    ke#anyakan siswa mengalami kesulitan dalam mere:eksikan enomena

    kompleks dan se#agai konsekuensinya mereka akan sulit memantau dan

    mengatur cara #elajarnya masing!masing.

    Hogan dan Thomas $*++%/ mengemukakan adanya sejumlah

    per#edaan antara pakar dengan pemula dalam mem#angun model

    mental pada enomena tertentu. Dmpat komponen dari proses konstruksi

    model terse#ut antara lain konstruksi model, kuanti9kasi model,

    interpretasi model, dan revisi model. "ada umumnya, para pakar yangmem#angun model mental ini okus pada keterkaitan komponen terse#ut,

    sedangkan para pemula hanya okus pada salah satu komponen saja.

    "er#edaan ini dapat terjadi karena hal yang oleh Hogan dan Thomas

    dise#ut se#agai epistemologi pemodelan $keyakinan yang dianut

    sesorang tentang kegunaan dan kredi#ilitas suatu model/. Sayangnya,

    penelitian terdahulu mengungkapkan #ahwa ke#anyakan guru sains tidak

    mempunyai keterampilan yang #aik dalam menggunakan model mental

    $1eeth, %&&4' Kuhn, %&5&' an 0riel ) erloop, %&&&/. 3amun, teknologi

    #erperan penting se#agai media untuk mengkonkritkan model mentalsehingga dapat mem#erikan inormasi tam#ahan kepada guru untuk

    mem#erikan umpan #alik yang terstruktur.

    -emahami dan mem#angun model mental merupakan komponen

    esensial dalam pem#elajaran sains. 3amun, mungkin saja seorang siswa

    mem#angun model mental yang tidak sesuai yang gagal menarik

    hu#ungan penting antarkomponen sehingga menye#a#kan diam#ilnya

    kesimpulan yang tidak akurat. 0alam #e#erapa kasus, para guru

    mengalami dilema akan pengu#ahan konsep, yaitu #agaimana cara

    mengu#ah pemahaman siswa ataupun guru lainnya. Ke#anyakan

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    20/35

    permasalahan ini telah di#ahas oleh "osner, Strike, Hewson, dan GertIog

    $%&5*/. "engu#ahan konsep ini tidak mungkin terjadi tanpa meli#atkan

    adanya kon:ik intelektual. Ke#anyakan model pengu#ahan konsep ini

    mencakup rangkaian peru#ahan konsep mulai dari yang sederhana ke

    konsep yang kompleks $Chinn ) 1rewer, %&&6' Chinn ) -alhorta, *++*/.0ilema yang dialami oleh guru terse#ut adalah dalam memilih antara

    mem#antu siswa menstruktur ulang pengetahuannya mulai dari konsep

    yang paling sederhana atau langsung mengu#ah konsep yang kompleks

    $"intrich, -arF, ) 1oyle, %&&6/. "ara pakar setuju #ahwa tingkat

    ketidakseim#angan kemampuan kogniti itu diperlukan, walaupun hal

    terse#ut tidak dapat mengatasi ketidakseim#angan terse#ut $Chinn )

    1rere, %&&6' Gunstone ) -itchell, %&&5' "intrich dkk, %&&6/. Tingkatan

    yang le#ih tingi pada ketidakseim#angan kogniti terse#ut dapat

    memasilitasi peru#ahan konsep, walaupun terdapat per#edaan yang

    mendasar antara pelajar yang le#ih tua dengan yang le#ih muda. Salah

    satu pendekatan yang umum digunakan adalah dengan meminta siswa

    untuk memeragakan data yang menyimpang $3iaI, *++%' 3ieswandt,

    *++%' 3ovak, *++*' Shepardson, %&&&/. -em#angun model mental

    #erdasarkan data dari materi dan petunjuk la#oratoris sangatlah #erguna

    karena dapat menim#ulkan strategi penggunaan, re:eksi, dan evaluasi

    $eaver, %&&5/.

    "eru#ahan konsep yang murni meli#atkan setidaknya tiga tingkatan

    yang #er#eda, antara lain mengungkapkan prakonsepsi siswa, mem#uatkon:ik konsep, dan mendorong akomodasi kogniti. "enelitian se#elumnya

    mengemukakan #ahwa usaha guru dalam melangsungkan diskusi dan

    kola#orasi #ersama siswa merupakan salah satu cara untuk

    mengungkapkan prakonsepsi siswa. Strategi lainnya adalah dengan cara

    menggunakan kiasan untuk mengungkapkan prakonsepsi siswa $To#ins )

     Tippins, %&&2' Thomas ) -c(o##ie, %&&&, *++%' osniadou, %&&/.

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    21/35

    proses in8uiry se#agai sarana konstruksi dan pem#uatan mental model

    se#agai media komunikasi kola#orati untuk memperagakan teknik tingkat

    tinggi dan untuk mem#erikan umpan #alik dalam pemecahan masalah.

    0alam kapasitas ini, teknologi dapat mendukung regulasi diri dengan

    #erungsi se#agai= alat representasi pengetahuan, kerangka kogniti,mesin umpan #alik, dan sarana komunikasi kola#orati.

    "engem#angan dan penggunaan strategi kogniti seperti pem#uatan

    representasiBmodel dapat diasilitasi dengan #aik menggunakan teknologi

    $Jonassen, Carr, ) uch, %&&5/. Siswa dapat menggunakan sotware

     jaringan semantik untuk mewakilkan pemahamannya terhadap enomena

    kompleks se#elumnya se#elum, saat, dan sesudah pengajaran. 0ua

    representasi dimensional ini mengilustrasikan pentingnya hu#ungan

    antara konsep $pengetahuan yang terstruktur/ dan dapat digunakan untuk

    mem#antu siswa dalam memperagakan pemikirannya secara eksplisitmelalui media yang dapat diper#arui selama pemahaman siswa terus

    #erkem#ang. Selain itu, teknologi dapat digunakan untuk memunculkan

    aktivitas metakogniti seperti planning dan monitoring $"untam#ekar,

    %&&;/. "ntam#ekar dan du1oulay $%&&4/ mengem#angkan se#uah sistem

    instruksional #er#antuan komputer yang dinamakan Metacognition in

    Studying from 'exts $-7ST/ untuk melatih siswa dalam mere:eksikan apa

    yang mereka #aca dan untuk memantau pemahaman mereka.

     Teknologi dapat diimplementasikan se#agai perangkat kogniti untuk

    pemula. 3amun juga penggunaan teknologi dapat digunakan dalamstrategi pemecahan masalah tingkat tinggi dan umpan #alik #erkaitan

    dengan perorma tiap individu dapat digeneralisasikan. 0engan

    meli#atkan siswa dalam strategi #elajar tingkat tinggi seperti pada contoh

    ini dapat meningkatkan kemampuan metakognisi dan pemecahan

    masalah siswa $@tkinson dkk, *+++/. Contoh ini dapat digeneralisasikan

    sepanjang siswa #elajar melalui materi yang sama. Hal ini dapat

    dipandang se#agai perwakilan pemodelan guru se#agai strategi

    instruksional.

    Sistem penilaian elektronik yang mem#erikan pengetahuan instan

    tentang hasil dan kinerja #eserta umpan #alik kepada siswa ter#ukti

    eekti untuk meningkatkan kinerja pem#elajaran sains mereka $0uresne

    dkk, *++*' "enn, 3edeE, GoIdIik, *+++/. Sistem ini dapat menyajikan

    ungsi metakogniti #agi siswa yang menggunakannya se#agai feedback ,

    dan juga dapat mengelompokkan siswa #erdasarkan pada pola respons

    mereka, serta termasuk saran yang dapat mem#uat keterampilan kogniti 

    siswa terlihat jelas $1utler ) inne, %&&;/. 0esain instruksional seperti di

    atas kini menjadi perhatian serius karena implikasinya terhadap kinerja

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    22/35

    siswa dan ter#atasnya kemampuan kerja para pendidik $1rooks ) Crippen,

    *++%/.

    -emecahkan masalah menggunakan analisis data, sarana visualisasi

    dan organisasi seperti lem#ar kerja dan dynagram $dynamic diagram,

    diagram dinamis/, menjadikan siswa terokus pada isu pemecahanmasalah yang le#ih #esar saat memperoleh inormasi tertentu $hu#ungan,

    prosedur, dan data/ dan mengintegrasikannya pada mesin. -elalui cara

    ini, siswa le#ih mampu memokuskan sum#er kognitinya dalam

    memantau dan mengevaluasi kualitas solusi permasalahan yang diajukan

    $"ea, %&&6a/. Contoh dari sarana terse#ut adalah Simulator 0ynagram

    ptis *!0 yang dikem#angkan untuk menyajikan representasi sim#olik

    dan skenario optis yang digunakan untuk menguji permasalahan, yang

    dihu#ungkan dengan cahaya dan lensa $"ea, %&&6#/.

    0engan adanya siswa yang menggunakan teknologi untuk

    menciptakan model statis dan dinamis merupakan cara untuk

    memperluas dan memperkuat model mental mereka dan mendukung

    kemampuan #erpikir kritis mereka $Stratord, %&&4/. "engintegrasian

    hu#ungan ungsional dan kausal antara sistem yang dinamis dan

    kompleks seperti iklim glo#al, transpor elektron, atau piringan tektonik

    mem#utuhkan ke#eradaan model mental yang #erkualitas $Greca )

    -oreira, *+++/. Sotware pemodelan komputer men#uat siswa untuk

    menciptakan model analisis ungsional mereka. -odel ini dapat di#angun

    se#agai representasi dari model mental atau representasi dari enomena9sik yang dapat dio#servasi. aria#el dalam model ini dapat dimanipulasi

    dan pola!pola temporal di dalamnya dapat dianalisis dan di#andingkan

    dengan hipotesis. Sama halnya dengan representasi semantik dari

    pemikiran siswa yang dapat dimutakhirkan menjadi representasi yang

    le#ih #aik untuk pemahaman mereka, model dinamis dari enomena 9sik

    dapat pula ditingkatkan terus!menerus selama enomena terse#ut

    #eru#ah. -em#angun model menggunakan komputer harus dapat

    menjadikan siswa mampu mengevaluasi kegiatan pem#elajaran mereka

    secara metakogniti.

    Komunikasi elektronik dan sarana kola#orasi seperti e!mail, chat, dan

    diskusi dalam #entuk thread mendukung regulasi diri dalam #er#agai

    cara. Salah satu sarana kola#orasi terse#ut adalah /omputer Supported

    "ntentional $earning )nvironment $CS7

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    23/35

    Keyakinan %uru dan Siswa

    Keyakinan memainkan peranan krusial dalam pem#elajaran sains, #aik

    #agi guru maupun siswa $-c(o##ie ) Thomas, *+++' (oth ) To#in, *++%/.

    D9kasi diri dan keyakinan epistemologik mempunyai tingkat kepentingan

    tertentu. D9kasi diri merujuk pda tingkatan yang dicapai oleh individu saatmerasa mampu mengerjakan suatu tugas ataupun tujuan $1andura,

    %&&4/. D9kasi diri pada tingkatan yang le#ih tinggi menghasilkan

    keterli#atan tinggi seseorang dalam menjalankan se#uah tugas yang sulit

    dan ketekunan yang tinggi. D9kasi diri sangat penting karena pada

    umumnya siswa kehilangan kepercayaan diri dan ketertarikan seiring

    dengan meningkatnya usia $"ell ) Jarvis, *++%/. 7nstruksi yang eekti,

     peer modeling, dan komunitas pem#elajaran kooperati, kesemuanya

    #ertujuan untuk meningkatkan e9kasi diri siswa $"ajares, %&&2/. >mpan

    #alik inormasi yang mendetail meningkatkan e9kasi diri siswa, terutamaketerampilan mengatur diri $self-regulatory / dan metakognisi $1utler )

    inne, %&&;' hite, %&&5/.

    @da sejumlah aktor yang mempengaruhi e9kasi diri guru. Salah satu

    di antaranya adalah keyakinan mengenai enomena sains, seperti struktur

    dan sistem tata surya $Schoon ) 1oone, %&&5/. Guru dengan tingkat

    e9kasi diri yang rendah memiliki le#ih sedikit konsep alternati yang

    relevan terhadap suatu materi daripada guru dengan tingkat e9kasi diri

    tinggi. @kses menuju pengajaran #erkualitas tinggi meningkatkan tingkat

    e9kasi diri guru $(amey!Gassert, Shroyer, ) Staver, %&&5/. Selain itu,pengalaman kooperati meningkatkan e9kasi diri, terutama ketika guru

    dengan e9kasi diri rendah #erpartisipasi #ersama guru dengan e9kasi diri

    tinggi $Cannon ) Scharmann, %&&2/. 1antuan dan dukungan dari sesama

    guru dan tenaga administrasi sangat penting dan #erpengaruh terhadap

    e9kasi diri. -elanjutkan pendidikan juga dapat mempengaruhi e9kasi diri,

    walaupun sampai saat ini #elum diketahui apakah dengan melanjutkan

    pendidikan dapat meningkatkan atau mengurangi e9kasi diri.

    Keyakinan epistemologik mengacu pada pandangan indiidual tentang

    asal usul se#uah pengetahuan $(einer ) Gil#ert, *+++/. "ara peneliti telah

    mem#edakan antara pandangan hidup realisme dengan relativisme $Dl#y

    ) Hammer, *++%' Hammer ) Dl#y, *++*/. "aham realisme meyakini

    #ahwa pengetahuan #ersiat sederhana, tetap, dan dapat diajarkan pada

    tingkat pem#elajaran yang le#ih luas. Sedangkan paham relativisme

    percaya #ahwa pengetahuan tidak tetap, #eru#ah!u#ah, dan harus

    di#eda!#edakan antara tiap individu.

    Siswa dengan pandangan hidup realisme dicirikan dengan keyakinan

    yang sederhana dan cenderung memiliki prestasi #elajar yang le#ihsedikit daripada siswa dengan pandangan hidup relativisme $Hoer )

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    24/35

    "intrich, %&&4' King ) Kitchener, %&&' Schommer!@ikins, *++*/. Jehng,

     Johnson, dan @nderson $%&&6/ menemukan #ahwa keyakinan

    epistemologik #er#eda antara tiap tingkatan #elajar, seperti antara

    sarjana dengan mahasiswa yang #elum sarjana. Siswa dengan disiplin

    ilmu seperti kemanusiaan cenderung yakin #ahwa pengetahuan #ersiattidak tetap di#andingkan dengan siswa dengan disiplin ilmu 9sika.

    0i#andingkan dengan mahasiswa #elum sarjana, seorang sarjana

    cenderung yakin #ahwa pengetahuan #ersiat tidak tentu dan

    #erkem#ang tahap demi tahap $mereka tidak percaya adanya !uick 

    learning/. 1endiFen, Schraw, dan 0unkle $%&&5/ menumukan #ahwa

    keyakinan epistemologik #erhu#ungan dan moral. Setiap individu

    mengadopsi keyakinan yang kompleks, #ahwa pengetahuan #erkem#ang

    secara #ertahap pada tingkatan yang le#ih tinggi. Kardash dan Scholes

    $%&&2/ melaporkan #ahwa keyakinan akan pengetahuan yang tetap

    #erhu#ungan dengan perolehan skor yang rendah. 0engan demikian,

    penemuan!penemuan di atas mem#eri kesan #ahwa siswa dengan

    keyakinan epistemologik yang le#ih modern cenderung mere:eksikan

    suatu masalah dan mampu menyajikan kesimpulan yang modern.

    Kuhn dkk $Kuhn, %&&%' Kuhn, Cheney, ) einstock, *+++/ menemukan

    #ahwa keyakinan epistemologik #erhu#ungan dengan kemampuan

    seseorang untuk #erargumen secara persuasi dan untuk menggunakan

    keterampilan metakognitinya dan pengetahuan tentang regulasi diri

    dalam pem#elajaran. 0alam studi di atas, individu diklasi9kasikan menjadiseorang yang a#solutis $seseorang yang percaya #ahwa pengetahuan

    #ersiat #enar atau salah mutlak/, multiplis $seseorang yang percaya

    #ahwa pengetahuan #ergantung pada #er#agai aktor/, atau evaluati 

    teoris $seseorang yang percaya #ahwa pengetahuan #ersiat relati yang

    dipengaruhi oleh aktor!aktor situasional/ didasarkan pada keyakinan

    mereka mengenai siat kepastian pengetahuan. Dvaluati teoris cenderung

    menerima aktaB#ukti untuk mendukung se#uah argumen di#andingkan

    dengan a#solutis. Selain itu, di#andingkan dengan a#solutis, evaluati 

    teoris menggeneralisasikan sejumlah teori alternati yang logis dan

    menampilkan argumen #alik yang le#ih #aik.

    Keyakinan epistemologik guru mempengaruhi keputusan pedagogik

    mereka $(ey#old, *++% (oth ) To#in, *++%' Scraw ) lason, *++*'

    hite, *+++/. Se#agai contoh, guru dengan paham realis cenderung

    mengandalkan #uku teks dan kurikulum yang telah distandarisasi,

    menggunakan teks konvensional, meminimalisir pengalaman dalam

    lapangan, dan mem#atasi peranan pengujian hipotesis dan eksperimen

    $1ell )

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    25/35

    Guru dengan paham epistemologik yang sederhana jarang

    mengadakan kegiatan yang menantang di kelasnya. Salah satu masalah

    di dalam kelas yang diajarkan guru dengan paham ini adalah karena

    mereka menyampaikan dan menggam#arkan sains se#agai hal yang

    statis, sehingga hanya dapat dicerna oleh #e#erapa siswa yang kapa#el$1ell )

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    26/35

    mengimplementasi dan memantau strategi yang digunakan, dan

    mengevaluasi tujuan pem#elajarannya. Topik ketiga, pelajar yang self-

    regulated menggunakan #er#agai strategi secara :eksi#el,

    memper#anyak strategi terse#ut dengan #er#agai keyakinan motivasional

    yang adapti seperti e9kasi diri dan pandangan hidup epistemologis.>lasan ini meringkas tentang enam strategi instruksional yang dapat

    memunculkan regulasi diri $self-regulation/ dengan cara mem#antu siswa

    mengintegrasikan kemampuan kogniti, kesadaran metakogniti, dan

    keyakinan epistemologisnya. @da #anyak cara untuk meningkatkan

    kemampuan kogniti, metakogniti, dan motivasi ini. Ta#el di #awah

    mem#erikan ringkasan tentang keenam strategi instruksional terse#ut

    dalam rangka meningkatkan kemampuan kogniti, metakogniti, dan

    motivasi

    "roses kogniti "roses

    metakogniti 

    "roses motivasi

    7n8uiry -emunculkan

    kemampuan

    #erpikir kritis

    melalui eksperimen

    dan re:eksi

    -eningkatkan

    perencanaan,

    pemantauan, dan

    evaluasi secara

    eksplisit

    -em#erikan

    pemodelan yang

    cakap

    Kola#oras

    i

    -emperagakan

    strategi untuk para

    pemula

    -emperagakan

    re:eksi diri

    -endapatkan

    dukungan sosial

    dari temansejawat

    Strategi -enggunakan

    #er#agai jenis

    strategi

    -em#antu siswa

    mem#angun

    pengetahuan

    kondisional

    -eningkatkan

    e9kasi diri untuk

    #elajar

    -odel

    -ental

    -em#erikan model

    yang eksplisit untuk

    dianalisis

    -emunculkan

    re:eksi dan

    evaluasi eksplisit

    dari contoh yangdiajukan

    -emunculkan

    penstrukturan

    ulang dan

    peru#ahanterhadap konsep Teknologi -engilustrasikan

    kemampuan

    dengan umpan #alik

    -em#erikan

    contohBmodel dan

    menstimulasikan

    data

    -em#antu siswa

    dalam menguji,

    mengevaluasi, dan

    merevisi se#uah

    model

    -em#erikan

    sum#er inormasi

    dan dukungan

    kola#orati 

    Keyakina

    n"ersonal

    -eningkatkan

    keterli#atan danketekunan siswa

    -emunculkan

    peru#ahan konsepdan re:eksi

    -emunculkan

    pemodelanepistemologi dari

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    27/35

    ilmuwan dan

    pakar

    >lasan ini mengungkapkan #ahwa terdapat #e#erapa penelitian yang

    telah mem#ahas tentang metakognisi dan regulasi diri $self-regulation/.Kami #erpendapat #ahwa self-regulation merupakan hal yang sangat

    penting untuk semua pelajar dan pada umumnya literatur pendidikan

    mendukung pendapat kami. Sekolah perlu mempersiapkan siswanya

    untuk menjadi pelajar sepanjang hayat dan mencapai domain akademik

    lainnya se#aik mungkin. Kami merasakan adanya #anyak pekerjaan yang

    harus dilakukan oleh guru saat ini dan pada masa yang akan datang untuk

    memunculkan self-regulation dan penelitian se#elumnya tentang

    metakognisi mem#erikan sejenis ajang untuk mulai mempromosikan dan

    meneliti tentang sel!regulated learning. "enelitian se#elumnyamengemukakan ketika strategi instruksional ini telah diimplementasikan,

    kualitas pem#elajaran sains dan prestasi #elajar akan meningkat. Kami

    harap ulasan kami mendorong para pendidik dan peneliti untuk #erpikir

    le#ih cermat tentang strategi yang akan digunakan pada se#uah

    pem#elajaran.

    Korespondensi= G. Schraw, >niversity o 3evada,

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    28/35

    1andura, @. $%&&4/. Self-e8cacy9 'e exercise of control. 3ew ork=Areeman.

    1eeth, -. D. $%&&4/. Teaching or conceptual change= >sing status as ametacognitive toolkit. Science )ducation& 7:$%/, 666;2.

    1eeth, -. D. $%&&5/. Aacilitating conceptual change learning= The need or

    teachers to support metacognition.  3ournal of Science 'eacer )ducation& ;$%/, &2%.

    1ell, "., )

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    29/35

    0avis, D. @. $*++6/. "rompting middle school science students orproductive re:ection= Generic and directed prompts. 'e 3ournal of te $earning Sciences& 1:$%/, &%%*.

    0elclos, . (., ) Harrington, C. $%&&%/. DEects o strategy monitoring andproactive instruction on childrens pro#lem!solving perormance.

     3ournal of )ducational Psycology& 74$%/, 6;*.0hillon, @. S. $%&&5/. 7ndividual diEerences with pro#lem!solving strategies

    used in physics. Science )ducation& 7:$6/, 64&+;.0ole, J. @., 0uEy, G. G., (oehler,

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    30/35

    Hammer, 0., ) Dl#y, @. $*++*/. n the orm o a personal epistemology. 7n1. Hoer ) ". (. "intrich $Dds./, Personal epistemology9 'e psycology of beliefs about   knowledge and knowing $pp. %2&%&+/.-ahwah, 3J= Drl#aum.

    Harrison, @. G., ) Treagust, 0. A. $%&&2/. Secondary students mental

    models o atoms and molecules= 7mplications or teaching chemistry.Science )ducation& 76$;/, ;+&;6.

    Hattie, J., 1iggs, J., ) "urdie, 3. $%&&2/. DEects o learning skillsinterventions on student learning= @ meta!analysis. Review of )ducational Researc& ==$*/, &&%62.

    Hoer, 1. K., ) "intrich, ". (. $%&&4/. The development o epistemologicaltheories= 1elies a#out knowledge and knowing and their relation tolearning. Review of  )ducational Researc& =5$%/, 55%+.

    Hogan, K. $%&&&/. Sociocognitive roles in science group discourse."nternational 3ournal of Science )ducation& :1$5/, 5;;55*.

    Hogan, K. $*+++/. DFploring a process view o students knowledge a#outthe nature o science. Science )ducation& 7

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    31/35

    Khishe, (., ) Aouad, @. $*++*/. 7n:uence o eFplicit and re:ective versusimplicit in8uiry!oriented instruction on siFth graders views o natureo science. 3ournal of Researc in Science 'eacing& 4;$4/, ;;%;45.

    King, ". -., ) Kitchener, K. S. $%&&/. 0eveloping re>ective *udgment . SanArancisco= Jossey!1ass.

    King, @. $%&&/. Guiding knowledge construction in the classroom= DEectso teaching children how to 8uestion and how to eFplain.  (merican)ducational Researc  3ournal& 41$*/, 665625.

    Koch, @. $*++%/. Training in metacognition and comprehension o physicsteFts. Science )ducation& 72$2/, 4;5425.

    Kuhn, 0. $%&5&/. Children and adults as intuitive scientists. PsycologicalReview& ;=$/, 2425&.

    Kuhn, 0. $%&&%/. 'e skills of argument . Cam#ridge= Cam#ridge >niversity"ress.

    Kuhn, 0. $%&&&/. @ developmental model o critical thinking. )ducationalResearcer& :7$%/, %2*2.

    Kuhn, 0., ) einstock, -. $*++*/. hat is epistemological thinking andwhy does it matterL 7n 1. Hoer ) ". (. "intrich $Dds./, Personalepistemology9 'e psycology   of beliefs about knowledge andknowing $pp. %+6%44/. -ahwah, 3J= Drl#aum.

    Kuhn, 0., Cheney, (., ) einstock, -. $*+++/. The developmental o epistemological understanding. /ognitive 0evelopment& 12$6/, 6+&6*5.

    K= Cam#ridge >niversity "ress.

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    32/35

    3ovak, J. 0. $*++*/.-eaningul learning= The essential actor orconceptual change in limited or inappropriate prepositionalhierarchies leading to the empowerment o learners. Science)ducation& 7=$/, ;5;4%.

    sman, -. D., ) Hanna9n, -. J. $*++%/. DEects o advance 8uestioning and

    prior knowledge on science learning. 3ournal of )ducational Researc&2:$%/, ;%6. "ajares, A. $%&&2/. Sel!eMcacy #elies in academicsettings. Review of )ducational Researc& ==$/, ;6;45.

    "ea, (. 0. $%&&6a/. "ractices o distri#uted intelligence and designs oreducation.

    7n G. Salomon $Dd./, 0istributed cognitions9 Psycological and educationalconsiderations $pp. 454/. 3ew ork= Cam#ridge >niversity "ress.

    "ea, (. 0. $%&&6#/.

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    33/35

    "untam#ekar, S., ) du1oulay, 1. $%&&4/. 0esign and development o -7ST=@ system to help students develop metacognition.  3ournal of )ducational /omputing Researc& 1=$%/, %6;

    (amaswamy, S., Harris, 7., ) Tschirner, >. $*++%/. Student peer teaching=@n innovative approach to instruction in science and engineering

    education. 3ournal of  Science )ducation and 'ecnology& 16$*/, %2;%4%.

    (amey!Gassert,

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    34/35

    Schraw, G., ) -oshman, 0. $%&&;/. -etacognitive theories. )ducationalPsycology  Review& 5$/, 6;%64%.

    Schraw, G., ) lason,

  • 8/19/2019 Terjemahan Jurnal Metacognition as a Part of a Broader Perspective on Learning

    35/35

    e##, 3. ., ) "alincsar, @. S. $%&&2/. Group processes in the classroom.7n 0. C. 1erliner ) (. C. Calee $Dds./, 'e andbook of educational psycology  $pp. 5%546/. 3ew ork= -acmillan.

    hite, 1. C. $*+++/. "re!service teachers epistemology viewed throughperspectives on pro#lematic classroom situations.  3ournal of 

    )ducation for 'eacing& :=$6/, *4&6+;.


Recommended