+ All Categories
Home > Documents > THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Date post: 16-Oct-2021
Category:
Upload: others
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
112
THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS LEARNING WITH A CONCENTRATION OF FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATIONAL SCIENCES AT THE THE UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH MAKASSAR THE 2012 HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP) DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR ANGKATAN 2012 OLEH : WIHDA WAHYUNI 10542 0337 11 ASRIMA NIM 10542 0277 11 Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Pembimbing : dr. Ummu Kalzum Malik M.Med.Ed FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015
Transcript
Page 1: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS

LEARNING WITH A CONCENTRATION OF FACULTY OF TEACHER

TRAINING AND EDUCATIONAL SCIENCES AT THE THE UNIVERSITY

OF MUHAMMADIYAH MAKASSAR THE 2012

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN

KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN

ILMU PENDIDIKAN ( FKIP) DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR ANGKATAN 2012

OLEH :

WIHDA WAHYUNI

10542 0337 11

ASRIMA

NIM 10542 0277 11

Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Pembimbing :

dr. Ummu Kalzum Malik M.Med.Ed

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...
Page 3: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...
Page 4: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

DATA MAHASISWA:

Nama Lengkap : Asrima

Tanggal Lahir : 03 April 1993

Tahun Masuk : 2011

Peminatan :

Nama Pembimbing Akademik : dr. A. Tenri Padad

Nama Pembimbing Skripsi : dr. Ummu Kalzum Malik M.Med.Ed

JUDUL PENELITIAN:

“HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN

KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN

ILMU PENDIDIKAN ( FKIP) DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR ANGKATAN 2012”

Menyatakan bahwa yang bersangkutan telah melaksanakan tahap ujian

usulan skripsi, penelitian skripsi dan ujian akhir skripsi untuk memenuhi

persyaratan akademik dan administrasi untuk mendapatkan Gelar Sarjana

Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar

Makassar, 08 April 2016

Mengesahkan,

Koordinator Skripsi

Juliani Ibrahim, M.Sc., Ph.D

Page 5: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...
Page 6: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Asrima

Ayah : Damri

Ibu : Hj. Tanti

Tempat, Tanggal Lahir : Binuang, 03 April !993

Agama : Islam

Alamat : Jl. Sultan Alauddin

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

SD Inpres Binuang

SMP 3 Balusu

SMA Negeri 1 Soppeng Riaja (2008-2011)

Universitas Muhammadiyah Makassar (2011-2015)

Page 7: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Skripsi, April 2015

ASRIMA ( 10542 0277 11 )

dr. Ummu Kalsum Malik M.Med.Ed

“HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN

KONSETRASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN

ILMU PENDIDIKAN ( FKIP) DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR ANGKATAN 2012 ”

(xv + 78 halaman + 7 tabel + 2 Bagan + 5 lampiran)

ABSTRAK

Latar Belakang : Merokok menjadi permasalahan global karena dampaknya

yang lebih banyak merugikan daripada menguntungkan terutama bagi kesehatan.

Menurut data World Health Organisation (WHO) tahun 2011, Indonesia menjadi

salah satu negara dengan angka prevalensi merokok tertinggi di dunia, dimana

penduduk usia 10 tahun keatas yang diklasifikasikan perokok yaitu 46,8%. Di

Provinsi Sulawesi Selatan, proporsi perokok setiap hari sebesar 22,8%. Remaja

yang sudah cenderung merokok umumnya tidak dapat menahan keinginan untuk

merok dan cenderung lebih sensitf terhadap efek nikotin. Remaja perokok

kemudian semakin meningkatkan komsumsi rokoknya saat tubuh remaja perokok

menginginkan nikotin. Seseorang yang kecanduan nikotin dapat mengalami

gangguan daya tangkap yang akhirnya berpengaruh kepada konsetrasi seseorang.

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara perilaku merokok dengan

konsetrasi belajar Mahasiswa Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan ( FKIP) di

Universitas Muhammadiyah Makassar Angkatan 2012.

Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, dengan jumlah

sampel 68 orang perokok aktif.. Sampel diperoleh dengan teknik Probability

sampling yaitu Simple Random Sampling.

Hasil : Hasil yang didapatkan yaitu nilai P value yang mewakili konsentrasi

dalam Tes Bourden wiersma yaitu kecepatan, ketelitian, dan konstansi (0.223;

0.251 & 1.000) > α = 0,05.

Kesimpulan : Dari hasil dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara

perilaku merokok dengan konsentrasi belajar Mahasiswa.

Kata Kunci : Perilaku merokok dan konsentrasi belajar dengan tes Bourdon

wiersma

Page 8: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

FACULTY OF MEDICINE

MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF MAKASSAR

Thesis, April 2015

ASRIMA ( 10542 0277 11 )

dr. Ummu Kalsum Malik M.Med.Ed

“THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS

LEARNING WITH A CONCENTRATION OF FACULTY OF TEACHER

TRAINING AND EDUCATIONAL SCIENCES AT THE THE

UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH MAKASSAR THE 2012 “

(xv + 78 Page + 7 Table +2 Chart + 5 Appendix)

ABSTRACT

Background : Smoking is becoming a global issue because of its impact is

more detrimental than beneficial especially for health. According to WHO data

2011, Indonesia remains one of the countries with the highest prevalence of

smoking in the world, where is the population aged 10 years and above who were

classified as smokers as much as 46.8 %. In South Sulawesi, The proportion of

daily smokers is 22,8%. Teenagers who already tend to smoke generally could not

resist the urge to smoke and tend to be more sensitive to the effects of nicotine.

Teen smoker then smoking while increasing the body of teenager smokers crave

nicotine. Someone who will be able to experience the nicotine addiction disorder

ultimately capture powe affect one‟s concentration

Objective : To find out the relationship between the smoking behavior of

students learning with a concentration of faculty of teacher training and

educational sciences at the the University of Muhammadiyah Makassar the 2012

Method : This research uses a cross sectional study design, with the

number of samples of active smokers 68 people. The sample obtained with a non

probability sampling techniques are simple random sampling

Result : The results are obtained, namely p value which represents a

concentration of study in the Bourdon wiersma test which are speed, precision and

constansi (0.223; 0.251 & 1.000) > α = 0,05.

Conclusion : From the result you can conclude that there is no relationship

between the smoking behavior of students learning with concentration

Key word : The smoking behavior and concentration study with the Bourdon

wiersma test

Page 9: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

KATA PENGANTAR

۩

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah Rabbi Alamin, segala puji syukur tiada hentinya penulis

haturkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pemberi Petunjuk, Anugrah dan

Nikmat yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul ”Hubungan Antara Perilaku Merokok Dengan Konsetrasi

Belajar Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ( FKIP ) di

Universitas Muhammadiyah Makassar Angkatan 2012 “”

Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad, penulis curahkan ke hadirat

junjungan umat, pemberi syafa‟at, penuntun jalan kebajikan, penerang di muka

bumi ini, seorang manusia pilihan dan teladan kita, Rasullulah SAW, beserta

keluarga, para sahabat dan pengikut Beliau hingga akhir zaman, Amin.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun

atas dorongan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, maka perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan

kesempatan penulis utnuk menyelesaikan studi ini.

Page 10: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

2. Dr. H. Mahmud Ghaznawie, Ph.D, Sp.PA (K) selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan

petunjuk dan kemudahan sehingga skripsi ini dapat tersusun.

3. dr. Ummu Kalsum Malik M.Med.Ed selaku pembimbing yang banyak

memberikan masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. dr. Irwin Aras M.Epid, M. Med. Ed selaku dosen penguji skripsi.

5. Dr. H. Darwis Muhdina, M. Ag selaku dosen penguji skripsi.

6. Seluruh staf dosen dan bagian tata usaha Fakultas Kedokteran Unismuh.

7. Seluruh staf di Bagian FKIP yang telah memberikan izin untuk melakukan

penelitian

8. Saudara Abu Salam Hamzah yang senantiasa memberikan dorongan,

motivasi serta bantuan saat penelitian sampai penyusunan skripsi sehingga

skripsi ini dapat selesai tepat waktu.

9. Sahabatku tercinta dan seluruh keluarga besar Astrocyte angktan 2011

10. Teman-teman seperjuangan Sri Wahyuni Sahir Syamsia , Bagus

Purbandaru Sakti Aji, Dian Istiqamah Mardatillah, Andi Tenri Hardiyanti

Toga, Andi Herawati Magirah , Asmawati Alwi, Andi Dwi Ummu Salamah

Yulifar dll.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian

dan penulisan skripsi ini yang tidak bias disebutkan satu persatu.

Ucapan terima kasih terkhusus penulis peruntukkan kepada orang tua

tercinta Ayahanda Damri dan H. Tanti yang telah memberikan bantuan material,

bimbingan, perhatian, cinta dan kasih sayangnya yang tidak terbatas serta doa

Page 11: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Juga kepada saudaraku

tersa yang Hj. Asrida dan Asrifal yang telah memberikan dorongan dan semangat

bagi penulis selama ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis menerima saran dan kritik yang

sifatnya konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis memohon ridha dan

magfirahnya, semoga segala dukungan serta bantuan semua pihak mendapat

pahala yang berlipat ganda disisi Allah SWT, semoga karya ini dapat bermanfaat

kepada para pembaca, Amin…

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 08 April 2015

Penulis

Page 12: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................................. vii

ABSTRACT ............................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6

1. Tujuan Umum ............................................................................................ 6

2. Tujuan Khusus ........................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 8

A. Merokok ............................................................................................................ 8

1. Defenisi Merokok ...................................................................................... 8

2. Jenis-jenis Rokok ....................................................................................... 11

Page 13: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

3. Alasan Merokok ........................................................................................ 12

4. Kandungan dan Bahaya Rokok ................................................................. 13

B. Perilaku ............................................................................................................ 16

1. Pengertian perilaku .................................................................................... 16

2. Pengertian perilaku merokok ..................................................................... 17

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku merokok .............................. 20

C. Mahasiswa ....................................................................................................... 21

1. Pengertian Mahasiswa .............................................................................. 21

2. Pembagian Remaja .................................................................................. 22

D. Konsentrasi Belajar ......................................................................................... 23

1. Pengertian Konsentrasi Belajar ................................................................ 23

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsentrasi Belaar .......................... 27

E. Perilaku Merokok dengan Konsentrasi Belajar .............................................. 28

F. Kerangka Teori ............................................................................................... 30

BAB III KERANGKA KONSEP............................................................................... 31

A. Kerangka Konsep ............................................................................................. 31

B. Hipotesis .......................................................................................................... 31

C. Definisi Operasional ......................................................................................... 32

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................................ 34

A. Desain Penelitian .............................................................................................. 34

B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 34

C. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 34

1. Populasi ..................................................................................................... 34

Page 14: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

2. Sampel ....................................................................................................... 34

D. Besar sampel dan rumus besar sampel ............................................................ 35

E. Tehnik Pengambilan sampel ............................................................................. 36

F. Cara Pengumpulan Data ................................................................................... 36

G. Manajemen Data ............................................................................................... 39

H. Analisis data ..................................................................................................... 40

I. Penyajian Data ................................................................................................. 40

J. Aspek Etika penelitian ..................................................................................... 40

BAB V HASIL PENELITIAN................................................................................... 47

A. Gambaran Umum Populasi atau Sampel .......................................................... 42

B. Deskripsi Subjek Penelitian .............................................................................. 43

C. Analisis Univariat ............................................................................................. 43

D. Analisis Bivariat ............................................................................................... 47

BAB VI PEMBAHASAN .......................................................................................... 51

A. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................ 51

B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 58

BAB VII TINJAUAN KEISLAMAN ........................................................................ 60

A. Klasifikasi Ayat Tentang Merokok .................................................................. 60

B. Asbabun Nuzul ................................................................................................. 65

C. Pandangan Ilmu Kontemporer .......................................................................... 74

D. Analisis Pengembangan ................................................................................... 75

BAB VIII PENUTUP ................................................................................................. 77

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 77

Page 15: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

B. Saran ................................................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 77

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR LAMPIRAN

Page 16: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

DAFTAR TABEL

NO JUDUL HALAMAN

5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur 44

5.2 Distribusi Distribusi Perilaku Merokok Responden 44

5.3 Distribusi Distribusi Sikap Responden 45

5.4 Distribusi Tingkat Konsentrasi Mahasiswa Berdasarkan

Tes Bourdon Wiersma

46

5.5 Tabulasi Silang Antara perilaku merokok dengan

konsentrasi (kecepatan )

47

5.6 Tabulasi Silang Antara perilaku merokok dengan

konsentrasi (ketelitian)

48

5.7 Tabulasi Silang Antara perilaku merokok dengan

konsentrasi (Konstansi)

49

Page 17: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

DAFTAR BAGAN

NO JUDUL HALAMAN

2.1 Kerangka Teori 30

3.1 Kerangka konsep 31

Page 18: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Surat Permohonan Izin Observasi Lapangan

LAMPIRAN 2 Surat Izin Penelitian

LAMPIRAN 3 Lembar Persetujuan dan kuesioner

LAMPIRAN 4 Tes Bourdon Wiersma

LAMPIRAN 5 Output SPSS 21 (Statistical Package for Service

Solutions)

Page 19: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagi sebagian orang, merokok merupakan bagian dari gaya hidup.

Siapa yang tidak merokok dianggap tidak gaul, dan ketinggalan zaman.

Bahkan, dikalangan remaja, ada yang menyatakan siapa yang tidak merokok

dianggap belum dewasa. Paradigma yang salah tersebut dianggap

menyumbang peningkatan jumlah perokok dari tahun ke tahun pada

kelompok usia remaja, Kebiasaan merokok amat berbahaya baik di tinjau dari

segi pendidikan maupun kesehatan serta sosial ekonomi.1

Kasus kematian

mencakup bronkitis kronik dan emfisema (51.000 kematian), kanker

bronkogenik (106.000 kematian), 35 % infark miokardium yang fatal

(115.000 kematian), penyakit serebrovaskular, penyakit kardiovaskular, serta

hampir semua kasus penyakit paru obstruktif kronik dan kanker paru.

Peningkatan penggunaan tembakau kunyah dan tembakau sedotan (tembakau

tanpa asap) dikaitkan dengan timbulnya kanker orofaring. Munculnya

kembali rokok cerutu memungkinkan terjadinya peningkatan jenis kanker ini.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan terdapat 1 milyar

perokok di seluruh dunia dan mereka merokok 6 trilyun rokok kretek per

tahun.2

Sejak awal tahun 2000, pemerintah telah menerapkan kebijakan

mengenai merokok di Indonesia dan mulai difokuskan pada aspek kesehatan.

Pada tahun 2003 (Peraturan Pemerintah No. 19) Pemerintah Indonesia telah

Page 20: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

menerapkan peraturan yang mengharuskan mencantumkan peringatan bahaya

merokok bagi kesehatan pada setiap kemasan rokok. Sebesar 10 % halaman

muka kemasan rokok telah tertulis peringatan bahaya merokok bagi kesehatan

dengan kalimat, “merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung,

impotensi dan gangguan kehamilan dan janin”.3 Hampir 30 % orang tetap

merokok meski terdapat segunung data yang menunjukkan betapa

berbahayanya kebiasaan tersebut terhadap kesehatan mereka, dan 81.3%

orang dewasa yang merokok mempercayai bahwa merokok dapat

menyebabkan penyakit berat.2

Menurut data badan kesehatan dunia, World Health Organisation

(WHO) tahun 2011 mengenai konsumsi tembakau dunia, Indonesia menjadi

salah satu negara dengan angka prevalensi merokok tertinggi di dunia,

dimana pada penduduk usia 10 tahun keatas yang diklasifikasikan perokok

yaitu 46,8 % laki-laki dan 3,1 % perempuan.3 Organisasi kesehatan dunia

(WHO) memprediksi bahwa penggunaan tembakau akan membunuh >3 juta

orang/tahun diseluruh dunia. Angka ini akan meningkat menjadi 10 juta

kematian/tahun menjelang tahun 2020. 4

Di Indonesia Prevalensi penduduk usia 15 tahun ke atas yang merokok

pada tahun 2007 mencapai 34,2 % dan di tahun 2013, prevalensi perokok

meningkat mencapai 36,3 %.7 Di Provinsi Sulawesi Selatan, proporsi

perokok setiap hari sebesar 22,8 %. Dan rerata jumlah batang rokok yang

dihisap oleh penduduk adalah 14,6 batang.5

Walikota Makassar telah

mengeluarkan peraturan nomor 13 tahun 2011 tentang kawasan tanpa rokok

Page 21: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

dalam rangka memberikan perlindungan kesehatan masyarakat terhadap

perokok dan bukan perokok, dan mencapai Makassar sehat menuju kota

dunia. Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan dan/atau area yang dinyatakan

dilarang untuk merokok, memproduksi, menjual, mengiklankan, dan

mempromosikan rokok, meliputi: fasilitas pelayanan kesehatan, tempat

proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, fasilitas

olahraga, angkutan umum, tempat kerja, dan tempat umum. 6

Penelitian dari berbagai negara menunjukkan bahwa banyak faktor

yang mendorong remaja untuk merokok, baik berupa faktor dari dalam

dirinya sendiri (personal), sosial budaya, kultural dan pengaruh kuat dari

lingkungannya. Faktor dari dalam remaja dapat dilihat dari kajian

perkembangan remaja. Kaum remaja mulai merokok karena berkaitan dengan

adanya pengaruh dari aspek psikososial yang dialami pada masa

perkembangannya yaitu masa ketika mereka sedang mencari jati dirinya. Hal

ini disebabkan karena masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-

kanak dan dewasa, sehingga terjadi perubahan yang begitu cepat, termasuk

perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, social dan pencapaian.

Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan permasalahan.Selain itu

masa remaja juga merupakan masa badai dan tekanan.7

Penelitian terdahulu menjelaskan bahwa biasanya kerusakan yang

diakibatkan dari merokok akan terakumulasi sedikit demi sedikit dan baru

dapat dirasakan langsung dalam beberapa tahun atau beberapa puluh tahun

kemudian. Menurut data national cancer institute di Amerika Serikat tahun

Page 22: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

2007, kanker akan terlihat atau dapat dirasakan gejalanya oleh perokok

setelah 20 tahun atau lebih mengonsumsi rokok. Karena dampak penyakit

dari perilaku merokok tersebut akan terlihat dalam jangka panjang, hal inilah

yang membuat bahaya rokok terhadap kesehatan sulit diyakini.8

Remaja

perokok yang memutuskan untuk melanjutkan perilaku merokoknya,

umumnya frekuensi merokok mereka semakin lama cenderung semakin

meningkat.9

Adapun dampak langsung dari merokok antara lain : air mata keluar

banyak, rambut, baju, dan badan berbau, denyut nadi dan tekanan darah

meningkat, peristaltik usus meningkat, nafsu makan menurun. Dampak

jangka pendek (segera), yaitu : sirkulasi darah kurang baik, suhu ujung-ujung

jari (tangan/kaki) menurun, rasa mengecap dan membau hilang, gigi dan jari

menjadi coklat dan hitam. Dampak jangka panjang, yaitu : kerja otak

menurun, adrenalin meningkat, tekanan darah dan denyut nadi meningkat,

rongga pembuluh darah menciut, muncul efek ketagihan dan

ketergantungan.10

Remaja yang sudah cenderung merokok umumnya tidak dapat menahan

keinginan untuk merok dan cenderung lebih sensitf terhadap efek nikotin.

Remaja perokok kemudian semakin meningkatkan komsumsi rokoknya saat

tubuh remaja perokok menginginkan nikotin. Nikotin merupakan zat yang

bersifat adiktif. Seseorang yang kecanduan nikotin dapat mengalami

gangguan daya tangkap. Gangguan daya tangkap dapat berpengaruh kepada

konsetrasi seseorang.11

Page 23: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Konsentrasi belajar sangat sangat dibutuhkan pada proses

pembelajaran. Belajar dipengaruhi oleh faktor fisik. Faktor fisik terdiri dari

kondisi umum jasmani dan organ-organ khusus. Faktor fisik dipengaruh oleh

gaya hidup.Seseorang yang berperilaku merokok memiliki hemoglobin terikat

karbon monoksida yang lebih banyak daripada hemoglobin terikat oksigen.

Keadaan tersebut menyebabkan suplai oksigen ke otak berkurang sehingga

fungsi otak menurun. Penurunan fungsi otak menyebabkan penurunan

konsetrasi.12

Remaja membutuhkan konsentrasi yang baik untuk membantu proses

pembelajaran, khususnya remaja laki-laki yang banyak merokok dibanding

perempuan. Sahid (komunikasi personal, 20 februari 2010) menyatakan

bahwa banyak siswa laki-laki yang berprilaku merokok dan sering tidak

berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Oleh karena itu, peneliti tertarik

untuk mengetahui hubungan antara perilaku merokok dengan konsentrasi

belajar mahasiswa Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di

Universitas Muhammadiyah Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal diatas, maka permasalahan yang diangkat dalam

penelitian ini adalah “ Apakah ada hubungan antara perilaku merokok

dengan konsentrasi belajar Mahasiswa Fakultas keguruan dan Ilmu

Pendidikan ( FKIP) di Universitas Muhammadiyah Makassar Angkatan

2012?”

Page 24: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara perilaku merokok

dengan konsentrasi belajar Mahasiswa Fakultas keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP ) di Universitas Muhammadiyah Makassar Angkatan

2012 .

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini bertujuan agar teridentifikasi :

2.1 Untuk mengetahui perilaku merokok mahasiswa Fakultas keguruan

dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Universitas Muhammadiyah Makassar

Angkatan 2012.

2.2 Tingkat konsentrasi belajar Mahasiswa Fakultas keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP) di Universitas Muhammadiyah Makassar Angkatan

2012.

2.3 Hubungan antara perilaku merokok dengan konsentrasi belajar

Mahasiswa Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Universitas

Muhammadiyah Makassar Angkatan 2012.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan, memperluas wawasan dan mendapatkan

pengalaman langsung dalam pelaksanaan penelitian. Sebagai informasi

Page 25: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

tambahan untuk mengkaji ilmu kedokteran dari aspek Al-Qur‟an dan

hadits sehingga lebih meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan sebagai referensi serta tambahan informasi mengenai

hubungan antara perilaku merokok dengan konsetrasi Mahasiswa .

3. Bagi Instansi Terkait

Sebagai referensi dan bahan pertimbangan untuk senantiasa memberikan

penyuluhan tentang bahaya merokok.

4. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi dan memberi kesadaran kepada masyarakat

tentang bahaya dari merokok.

5. Bagi Pengembangan Penelitian

Sebagai referensi tambahan bagi para peneliti selanjutnya.

Page 26: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Merokok

1. Defenisi Merokok

Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya

melalui mulut, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa.

Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau

bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana

rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan

tar dengan atau tanpa bahan tambahan.13

Tembakau merupakan produk pertanian olahan dari daun segar

tanaman dalam genus Nicotiana dari keluarga terung-terungan, ditanam

dilebih dari seratus negara diseluruh dunia, baik di daerah beriklim sedang

dan tropis. Tanaman ini memiliki daun yang besar berbentuk bulat telur

sampai daun lonjong. Genus Nikotiana ini terdiri dari sejumlah spesies,

yaitu adalah Nicotiana tabacum yang paling banyak atau umumnya ditanam.

Sedangkan yang kedua banyak ditanam adalah species Nicotiana rustica

yang mengandung konsentrasi nikotin yang lebih banyak. Tembakau

dipanen daunnya setelah tua dikeringkan dengan berbagai macam cara

untuk keperluan merokok, mengunyah, hirup, dan ekstraksi nikotin.13

Menurut Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)/WHO produk

tembakau adalah produk yang dibuat dengan menggunakan seluruh atau

sebagian dari daun tembakau sebagai bahan dasar yang diproduksi untuk

Page 27: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

digunakan sebagai rokok yang dikonsumsi dengan cara dihisap, dikunyah,

atau disedot. Produk tembakau khususnya rokok dapat berbentuk sigaret,

kretek, cerutu, lintingan, menggunakan pipa, tembakau yang disedot, dan

tembakau tanpa asap. Asap rokok terbagi atas asap utama (main stream

smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap

yang dihirup langsung perokok, sedangkan asap samping merupakan asap

yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau

perokok pasif.14

Jenis olahan tembakau menurut Indonesia Tobacco Atlas (Edisi 2013)15

:

1. Rokok Pabrikan

Rokok ini merupakan yang paling sering dikonsumsi di dunia, terdiri

dari irisan tembakau yang diproses dengan ratusan bahan kimia dan

berbagai rasa, seperti mentol dan digulung menggunakan penggulung

kertas. Biasanya, ujung rokok diberi filter .

2. Tembakau Kunyah

Produk tembakau yang dikunyah di mulut, dalam pipi, bibir bagian

dalam, dengan dihisap atau dikunyah. Kegiatan ini sering disebut

dengan “meludah tembakau” karena orang yang mengkonsumsi dengan

cara ini sering meludah dari campuran tembakau dan air ludah.

Tembakau kunyah sering dilakukan oleh orang-orang generasi

terdahulu

Page 28: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

3. Kretek

Rokok yang memiliki rasa cengkeh. Kretek juga terdiri dari perasa yang

eksotik dan eugenol, dimana eugenol memiliki efek anastesi, membuat

setiap hisapan rokok menjadi lebih berbahaya. Rokok ini bila dihisap

akan menimbulkan bunyi „kretek-kretek‟, karena itulah diberi nama

rokok kretek. Bunyi itu timbul akibat suara cengkeh yang terbakar.

4. Pipa

Terbuat dari batu atau tanah liat. Tembakau diletakkan dimangkok

ujung dan asap dihisap dari ujung tangkai.

5. Cerutu

Dibuat dari fermentasi tembakau digulung dengan daun tembakau

sebagai pembungkusnya. Semakin lama proses fermentasi akan

menghasilkan tingkat konsentrasi karsinogenik yang tinggi dan

pengeluaran senyawa ini dilakukan saat pembakaran.

6. Linting Dewe (Tingwe)/ Rokok/ Linting Sendiri

Rokok yang dibuat sendiri oleh perokok dan terdiri dari irisan tembakau

halus dan kertas rokok. Perokok Tingwe terpapar konsentrasi rokok

lebih tinggi dari partikel rokok, tar, nikotin, TSNA dan partikel lain

yang dapat meningkatkan risiko kanker pada mulut, tenggorokan, paru-

paru dan kerongkongan.

7. Rokok Batangan

Terbuat dari tembakau yang tidak dijemur dan dibungkus dengan kertas

rokok.

Page 29: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

8. Shisha

Tembakau dengan berbagai rasa dibakar di dalam mangkok yang

dibungkus dengan kertas dan batubara. Asapnya didinginkan

menggunakan filtrasi dari air yang ada di dalam cekungan dan

dikonsumsi melalui hidung dan pipa mulut.

2. Jenis –jenis Rokok

Di Indonesia, Rokok yang paling banyak di produksi yaitu Sigaret

Kretek Mesin (SKM) dan Sigaret Kretek Tangan (SKT). Sigaret Kretek

Mesin (SKM) di produksi dalam kurun waktu 2005–2010 yaitu sekitar

57,7% dari total produksi rokok nasional, sedangkan SKT (Sigaret Kretek

Tangan) sekitar 35,5% dan SPM (Sigaret Putih Mesin) sekitar 6,8% tiap

tahunnya.15

Cengkeh merupakan ciri khas rokok kretek yang dapat memberi

aroma manis dan sedap sehingga berguna menghilangkan rasa yang tidak

sedap dari asap tembakau. Pada jaman dinasti Han di China (207 SM/220

M) cengkeh memang telah digunakan di lidah untuk menghilangkan napas

yang berbau tidak sedap. Hanya saja, sekarang bila seseorang menghisap

rokok, baik kretek atau bukan, ternyata bau napasnya malah menjadi tidak

sedap. Sebagian kretek juga memiliki kadar tar dan nikotin yang amat

tinggi. Tidak ada rokok yang aman, rokok yang kini banyak dijual dengan

label light, atau mild, atau ultra light hanya menyesatkan masyarakat. Orang

yang menghisapnya akan merasa bahwa karena kadar tar dan nikotinnya

lebih rendah maka rokok itu aman, akibatnya dia akan merokok lebih

Page 30: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

banyak lagi sehingga hasil akhirnya sama saja dengan merokok yang tidak

berlabel light, atau mild, atau ultra light itu. Kendati kadar tar dan

nikotinnya lebih rendah, rokok-rokok itu tetap berbahaya bagi kesehatan.16

3. Alasan Merokok

Tomkins (dalam Sarafino, 1994) menyatakan beberapa alasan individu

untuk memiliki perilaku kebiasaan merokok, antara lain 17

:

a. Pengaruh positif, yakni individu mau merokok karena merokok memberi

manfaat positif bagi dirinya. Ia menjadi senang, tenang, dan nyaman

karena memperoleh kenikmatan dengan merokok. Misalnya, sambil

menonton televisi atau setelah makan, individu merokok. Tujuannya

untuk memperoleh atau menambah kenikmatan.

b. Pengaruh negatif, yaitu merokok dapat meredakan emosi-emosi negatif

yang dihadapi dalam hidupnya. Misalnya, ketika dalam keadaan cemas,

(misalnya menghadapi ujian, suami yang menunggu kelahiran anaknya)

individu merokok sehingga akan membuat kondisi fisiknya menjadi

rileks, tenang, dan santai. Dengan demikian, ia merasa tak tegang atau

tidak merasa cemas lagi.

c. Habitual (ketergantungan fisiologis) ialah perilaku yang sudah menjadi

kebiasaan. Secara fisik, individu merasa ketagihan untuk merokok dan ia

tak dapat menghindar atau menolak permintaan yang berasal dari dalam

diri (internal). Akibatnya, ia harus merokok. Jadi, dengan terus-menerus

merokok baik dalam keadaan menghadapi suatu masalah maupun dalam

Page 31: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

keadaan santai, hal itu akan menjadi suatu kebiasaan. Bahkan, menjadi

gaya hidup (life style).

d. Ketergantungan psikologis, yaitu kondisi ketika individu selalu

merasakan, memikirkan, dan memutuskan untuk merokok terus-menerus.

Dalam keadaan apa saja dan di mana saja, ia selalu cenderung untuk

merokok.

4. Kandungan dan Bahaya Rokok

Setiap kali menghirup asap rokok, berarti juga menghirup lebih dari

4.000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, 40 jenis di antaranya bersifat

karsinogenik. Asap rokok yang dihirup mengandung komponen gas dan

partikel. Komponen gas yakni karbonmonoksida (CO2), hidrogen sianida,

amoniak, nitrogen, senyawa hidrokarbon. Sebagian besar adalah

karbonmonoksida dan nitrogen. Komponen partikel antara lain tar, nikotin,

benzopiren, fenol, dan kadmium. Dari satu batang rokok yang dibakar

dihasilkan sekitar 500 mg gas (92%) dan 8% bahan-bahan partikel padat.

Dari setiap kepulan asap rokok, perokok menghirup sekitar 50 mg bahan, 18

mg di antaranya berupa bahan partikel padat yang berupa droplet aerosol

cair dan partikel tar padat submikroskopik dengan diameter mikron atau

lebih kecil. Sisanya terdiri dari CO2, nitrogen dan udara. 13

a. Tar

Tar adalah zat partikel residu yang mungkin dapat menyebabkan

gangguan penyakit kanker paru

Page 32: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

b. Karbon Monoksida

Karbonmonoksida dalam asap rokok dapat mengurangi daya angkut

oksigen darah sebesar 15%.19

Perokok mengisap kadar karbon

monoksida setinggi 400 bagian perjuta (ppm), cukup untuk

meningkatkan kadar karboksihemoglobin (COHb). Kadar COHb pada

seorang perokok berkisar dari 2 sampai 15 %, sedangkan pada orang

yang tidak merokok mendekati 1 % , kadar COHb rata-rata pada seorang

perokok adalah 5 %. Efek buruk ini adalah mengurangi jumlah

oksihemoglobin dan mioglobin yang ada. Dan mengubah kurva disosiasi

oksigen-hemoglobin kearah kiri. Peningkatan kadar COHb yang ringan

dalam wkatu lama akibat rokok merupakan penyebab yang sering pada

polisitemia ringan dan dapat menyebabkan gangguan fungsi system saraf

pusat yang tidak terlihat. 18

c. Nikotin

Nikotin adalah bahan kimia yang bersifat adiktif, artinya bahan ini dapat

memberi pengaruh ketergantungan secara psikologis. Absorbsi nikotin

dari inhalasi asap rokok berlangsung cepat, sebuah bolus nikotin

mencapai otak dalam waktu 10-16 detik. Nikotin mengaktivasi reseptor

asetilkolin nikotinik yang memicu pelepasan dopamin. Perokok akan

merasa nikmat. Nikotin menimbulkan habituasi atau ketergantungan

psikis sehingga sulit untuk berhenti merokok.Nikotin mempengaruhi

sistem saraf simpatis. Nikotin merangsang pelepasan adrenalin,

meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan

Page 33: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

oksigen jantung, dan menginduksi vasokonstriksi perifer. Nikotin

mendorong terjadinya adhesi trombosit pada dinding pembuluh darah

yang dihubungkan dengan penyakit kardiovaskular.13

Nikotin Dihirup bersama asap rokok oleh perokok, sebagaian

diarsorbsi oleh mukosa mulut saat asap rokok sementara masih dalam

rongga mulut. Sebagian yang lain msuk bersama udara napas kedalam

saluran napas dan paru mencapai alveolus. Di membrane alveoli-kapiler

nikotin mengalami difusi dan cepat masuk ke peredaran darah. Dalam waktu

yang singkat sesudah asap rokok terhirup, nikotin akan mencapai otak dan

ditimbun disitu, selebihnya lagi ditimbum di jaringan otot ( skelet).

Efek

primer primer dari nikotin pada manusia antara lain 19

:

1. Rasa bahagia (kesenangan)

2. Keguncangan ( arousal)

3. Kesigapan

4. Perbaikan kemampuan bertugas(performance)

5. Mengurangi kegelisahan

6. Kadarnya meningkat dalam darah (katekolamin, vasopressin, hormon

pertumbuhan , ACTH, kortisol, prolaktin, beta-endorfin)

7. Metabolism meningkat

8. Lipolisis (asam lemak bebas menigkat )

9. Vasokontriksi pembuluh darah kulit dan koroner

10. Frekuensi jantung meningkat

11. Tekanan darah meningkat

Page 34: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Apabila terjadi pemberhentian rokok (jangka lama) maka akan timbul

gejala: irritable, rasa kelemahan, rasa ngantuk, sulit konsetrasi, kemapuan

bertugas mengurang, gelisah, rasa lapar, berat badan naik, gangguan tidur,

ketagiahn nikotin (merokok lagi), penurunan sekresi katekolamin dan

denyut jantung melambat. 19

B. Perilaku

1. Pengertian perilaku

Perilaku adalah gerak, aksi atau respon yang dapat diobservasi,

direkam, dan diukur. Perilaku harus dideskripsikan secara akurat sebelun

diukur, perilaku merupakan hasil observasi dan dapat diperoleh dari proses

pembelajaran. Pendeskripsian perilaku dapat dilakukan dalam berbagai

bentuk atau cara sebelum diukur. Contoh, perilaku makan dideskripsikan

dalam bentuk pemilihan bahan makanan, cara memasak makanan dan cara

menyajikannya. Pendeskripsian ini akan memudahkan untuk mengukur

perilaku makan dengan melihat cara seseorang memilih makanan, cara

memasak dan cara menyajikan makanan. Perilaku merupakan hasil

observasi bukan merupakan kesimpulan atau interpretasi dari hasil

observasi. Perilakau didapat dari pengamatan langsung tanpa dianalisa lebih

lanjut. Sebagai contoh, hiperaktivitas bukan merupakan perilaku.

Hiperaktivitas dapat terdiri dari beberapa perilaku seperti bergerak-gerak

dan sering memotong pembicaraan. Banyak perilaku pada hiperaktivitas

membutuhkan interpretasi terlebih dulu dari perilaku-perilaku yang

teramati. (Stuart & Sundeen, 1998 dikutip dari Alwi Widowati ) 20

Page 35: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Perilaku dapat diadopsi oleh seseorang dengan melalui proses

pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut terdiri dari classical

conditioning dan operant conditioning. Classical conditioning berfokus

pada perilaku yang dipelajari secara sadar . Classical conditioning lebih

terkait dengan proses fisiologis tubuh sedangkan Operant conditioning

tidak. Operant conditioning berfokus pada pembelajran terhadpa perilaku

secara sadar dan dipengaruhi oleh lingkungan. Perilaku operant

conditioning dipengaruhi oleh tindakan konsekuen dan penghargaan sebagai

proses pembelajaran ( Skinner,1931 dalam Stuart & Sundeen, 1998 dikutip

dari Alwi Widowati).20

Skinner mengatkan bahwa unsure terpenting dalam

belajar adalah penguatan. Artinya, pengetahuan yang terbentuk melalui

ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan.

Selain melalui proses pembelajaran, perilaku juga dapat dipengaruhi

oleh perasaan kognitif. Kognitif adalah aksi atau proses untuk mengetahui.

Para ahli kognitif mempercayai bahwa respon yang meladaptif dipengaruhi

oleh distorsi kognitif. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh kesalahan

berfikir atau keslahan membuat alasan dan pandangan individual dalam

menilai dunia di luar individu.

2. Pengertian perilaku merokok

Perilaku merokok merupakan perilaku yang terkait dengan perilaku

kesehatan. Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seorang

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system

pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Perilaku merokok

Page 36: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

didapatkan seseorang dari respon yang biasa dilakukan terhadap rokok.

Lingkungan perokok dapat menarik seseorang terhadap rokok memunculkan

perilaku merokok pada diri orang tersebut. 21

Ada tiga tipe perokok yang diklasifikasikan menurut Smet (1994)

yang dikutip di buletin PSIKOLOGIA volume 1 no.2 tahun 2005 tentang

Hubungan antara Stres dan Perilaku Merokok pada Remaja Laki-laki, di

Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan banyaknya rokok yang dihisap.

Tiga tipe perokok tersebut adalah :18

a. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari.

b. Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari.

c. Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari.

Lebih lanjut, dapat dikatakan bahwa tipe perokok itu ada dua jenis,

yaitu perokok aktif (active smoker) dan perokok pasif (passive smoker).17

a. Perokok aktif ialah individu yang benar-benar memiliki kebiasaan

merokok. Merokok sudah menjadi bagian hidupnya sehingga rasanya tak

enak kalau sehari tak merokok. Oleh karena itu, ia akan berupaya untuk

mendapatkannya.

b. Perokok pasif, yaitu individu yang tak memiliki kebiasaan merokok,

namun terpaksa harus mengisap asap rokok yang dihembuskan orang lain

yang kebetulan di dekatnya. Dalam keseharian, mereka tak berniat dan

tak mempunyai kebiasaan merokok. Kalau tidak merokok, mereka tidak

merasakan apa-apa dan tak terganggu aktivitasnya. Tipe perokok ini

dapat ditemui pada mereka yang duduk di halte, di dalam bus kota atau di

Page 37: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

tempat-tempat pertemuan ketika di dekat mereka ada seseorang atau

beberapa orang sedang merokok. Jadi, perokok pasif dianggap sebagai

korban dari perokok aktif.

Menurut Tomkins (dalam Wismanto dan Sarwo, 2007) ada empat tipe

perilaku merokok berdasarkan Management of Affect Theory, yaitu:22

a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif (positive affect

smokers). Seseorang yang merokok merasakan penambahan rasa yang

positif. Green menambahkan ada tiga sub tipe ini, yaitu:

1. Pleasure relavation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau

meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok

setelah minum kopi atau makan.

2. Stimulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan

sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.

3. Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh

dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok

pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau

sedangkan untuk mengisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa

menit saja. Sedangkan perokok lebih senang berlama-lama untuk

memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum perokok

nyalakan dengan api.

b. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif (negative

affectsmokers). Banyak orang yang menggunakan rokok untuk

mengurangi perasaan negatif, misalnya bila sedang marah, cemas,

Page 38: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan

rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan

yang lebih tidak enak.

c. Perilaku merokok yang adiktif (addictive smokers atau psychological

addiction). Oleh Green disebut sebagai psychological addiction. Mereka

yang sudah adiksi akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap

saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka

umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam

sekalipun, karena khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap mereka

menginginkannya.

d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan (pure habits smokers).

Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk

mengendalikanperasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi

kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok

sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, sering kali tanpa

dipikirkan dan tanpa disadari. Mereka menghidupkan api rokoknya bila

rokok yang sebelumnya telah benar- benar habis.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok

Perilaku merokok yang ditunjukkan remaja dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain pengaruh orang tua, teman, kepribadiaan, dan iklan.

Orang tua merupakan acuan belajar remaja. Remaja yang berasal dari rumah

tangga yang tidak bahagia lebih mudah untuk menjadi perokok

dibandingkan remaja yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang

Page 39: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

bahagia. Keluarga yang tidak bahagia terlihat dari sikap orang tua yang

tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik

yang keras (Atkinson, 1999 dikutip dari Mu‟tadin). 23

Remaja cenderung mengutamakan berkumpul dengan teman sebaya.

Semakin banyak teman sebaya yang merokok maka semakin besar

kemungkinan remaja untuk merokok. Ada dua kemungkinan yang terjadi

pada remaja yang berprilaku merokok. Pertama, remaja terpengaruh oleh

teman-teman. Kedua, teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri

remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. 23

Remaja mencoba untuk merokok karena alasan ingin melepaskan diri

dari rasa sakit fisik atau jiwa atau membebaskan diri dari kebosanan.

Namun satu sifat kepribadian yan bersifat prediktif pada pengguna obat-

obatan (termasuk rokok)ialah konformitas social. Orang yang memiliki skor

tinggi pada berbagai tes konformitas social lebih mudah menjadi pengguna

dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah . 23

C. Mahasiswa

1. Pengertian Mahasiswa

Mahasiswa adalah sebagian kecil dari generasi muda Indonesia yang

mendapat kesempatan untuk mengasah kemampuannya di perguruan

Tinggi. Tentunya sangat diharapkan mendapat mamfaat yang sebesar-

besarnya dalam pendidikan agar kelak mampu menyumbangkan

kemampuannya untuk memperbaiki kualitas hidup Bangsa Indonesia yang

Page 40: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

saatini belum pulih sepenuhnya dari krisis yang dialami pada abad ke-20.

Rata-rata mahasiswa masih tergolong usia remaja, yaitu 18-21 tahun. 24

Istilah remaja atau aldolescence berasal dari kata latin aldolescene

yangberarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa (Hurlock dalam

Mazziyatul).24

Remaja adalah periode perkembangan dimana individu

mengalami perubahandari masa kanak-kanan menju masa dewasa , biasanya

usia 13-20 tahun. 25

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-

kanan ke masa dewasa , dimuali saat anak secara seksual matang dan

berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum.24

2. Pembagian remaja berdasarkan kematangan psikososial dan seksual

a. Remaja awal 12-15 tahun

Pada tahap ini remaja masih geran terhadap perubahan-perubahanyang

terjadi pada dirinya dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-

perubahan tersebut. Mereka mulai mengembangkan pikiran-pikiran

baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang secara

erotis. Dengan berkurangnya pengendalian terhadap ego , menyebabkan

remaja sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa (Monks 1999

dalam Mazziyatul 201l).24

b. Remaja madya (15-18 tahun)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman. Ada

kecendungan narsitik yaitu mencintai dirinya sendiri, dengan cara lebih

menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat sama dengan

dirinya. Pada tahap ini remaja beradal dalam kondisi kebingungan

Page 41: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

karena masih ragu harus memilih yang mana, peka atau peduli , rantai-

rantai atau sendiri, optimis atau pesimis,dan sebagainya.24

c. Remaja akhir (18-21 tahun)

Remaja akhir mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari segi

fisik maupun psikososial. Pertumbuhan fisik pada remaja akhir suda

berkembang dengan matang sehingga remajasudah merasa nyaman

dengan perubahan fisik maupun psikososial. Pertumbuhan seks pada

remaja akhir hampir sempurna ditandai dengan struktur dan reproduksi

hampir lengkap serta identitas seksual telah matang. Pertumbuhan

kognitif pada tahap ini diantranya abstrak, dapat menerima dan

bertindak secara luas, memandang masalah secara komfrehensif serta

penetapan identitas intelektual dan fungsional. 24

D. Konsentrasi belajar

1. Pengertian konsentrasi belajar

Berdasarkan pendapat para ahli pendidikan, penyebab rendahnya

kualitas dan prestasi belajar seseorang,sebagian besar disebabkan rendahnya

kualitas dan prestasi belajar seseorang, sebagian besar disebabkan oleh

lemahnya kemampuan orang tersebut untuk dapat melakukan konsentrasi

dalam belajar. Padahal bermutu atau tidaknya suatu kegiatan belaar atau

optimalnya hasil belajar seseorang sanga bergantung pada intensitas

kemampuan konsentrasi belajar dirinya. 25

Ketidakberdayaan melakukan konsentrasi belajar ini merupakan

masalah di kalangan pelajar. Pelajar atau kita terkadang mengalami pokiran

Page 42: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

yang bercabang, saat melakukan kegiatan belajar. Pikiran yang bercabang

ini biasa muncul tanpa disadari. Tentunya kita akan merasa terganggu sekali

saat tak mampu berkonsentrasi dalam belajar. Saat belajar terkadang muncul

masalah, dan tekanan masalah ini yang terbawa ketika sedang belajar,

keinginan lain atau keinginan yang terhambat dan tidak ada hubungannya

dengan apa yang dipelajari sehingga menjadi penganggu aktivitas belajar.

Terutama, timbulnya perasaan negative atau rasa tak suka, benci maupun

marah pada orang lain. Misalnya, muncul rasa tidak suka pada guru/dosen ,

cara mengajar yang membosankan atau Karena ada perilaku guru/ dosen

yang menyinggung perasaan. Rasa tak suka tersebut tanpa disadari

mempengaruhi minat dalam mengikuti proses belajar.25

Suatu aktifitas ( belajar) yang tidak didasari oleh minat, perhatian

atau motivasi menimbulkan suatu penolakan dari dalam batin sehingga

secara tidak sadar kita akan berusaha mengabaikan aktivitas tersebut. Jika

suatu aktivitas dipaksakan akan memberikan suatu kondisi yang tidak

mengenakkan hati. Akhirnya menimbulkan rasa malas, bosan, dan

berpengaruh pada keletihan mental. Keletihan mental ini bersifat psikis,

terutama dapat dilihat dengan adanya kelesuan, kebosanan, mengantuk

sehingga mengakibakan orang tersebut kehilangan perhatian.

Minat dapat diartikan sebagai keinginan yang kuat untuk memenuhi

kepuasaan seseorang, baik berupa keinginan memiliki atau melakukan

sesuatu. Besarnya minat dapat dipandang dari 2 sisi, yaitu :

Page 43: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

a. Minat sebagai sebab, yaitu tenanga pendorong yang merangsang

seseorangmemperhatikam objek tertentu lebih dari objek lainnya.

b. Minat sebagai akibat, yaitu berupa pengalaman perasaan yang

menyenangkan yang timbul sebagai akibat dari kehadiran seseorang atau

objek tertentu.

Mengingat pada kegiatan yang didorong oleh minat tertentu

mengandung unsur kegembiraan untuk melakukaannya. Belajar pun dapat

berlangsung dengan baik, jika didorong oleh minat yang kuat. Sebaliknya,

aktivitas tanpa minat yang kuat alan menimbulkan suatu peonolakan atau

pertentangan dari dalam diri seseorang sehingga mengabaikan aktifitas

tertentu. Konsentrasi belajar tidak datang dengan sendirinya atau bukan

dikarenakan pembawaan bakat seseorang yang dibawa sejak lahir.

Melainkan konsentrasi belaar harus diciptakan dan direncanankan serta

dijadikan kebiasaan dalam belajar. Setiap orang pada dasarnya punya

potensi dan kemampuan yang sama untuk dapat melakukan konsentrasi

belajar.

Perhatian adalah proses pemusatan pengarahan aktivitas tenaga

psikis (pikiran) dan fisik terutama indra dan gerakan tubuh pada fokus

tertentu. Pengarah aktvitas pikiran dan fisik tersebut sangat dipengaruhi oleh

kadar kesadaran yang turut serta pada aktivitas tersebut. Dengan kata lain,

intensitas perhatian itu sangat didorong oleh kadar kesadaran yang turut

pada aktivitas pengamatan seseorang, seperti adanya minat danmotivasi.

Semakin tinggi kadar intensitas perhatian seseorang pada kegiatan akan

Page 44: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

semakin sukses pula kegiatan yang dilakukan. Sebaliknya, jika perhatian

lemah dan terpecah , menimbulkan aktivitas yang berkualitas rendah dan

menimbulkan ketidakseriusan.

Motivasi adalah dorongan atau usaha untuk mewujudkan perbuatan

dalam bentuk aktivitas mencapai kebutuhan atau tujuan tertentu. Untuk

menggerakkan motivasi dari dalam diri seseorang, harus ada cukup alasan

tertentu yang merangsang perbuatan itu terjadi. Adi alasan yang kuatlah

yang dapat memotivasi seseorang untuk giat belajar. Sebalinya aktivitas

yang tidak didasari motivasi yang kuat, akan menimbilkan dorongan untuk

mengalihkan aktivitas tersebut ke aktivitas yanglain.

Ketiga komponen minat, perhatian dan motivasi ini merupakan

faktor yang ada pada setiap orang untuk melakukan aktivitas tertentu. Juga

ketiga komponen ini yang mendasari aktivitas tersebut, termasuk aktivitas

belajar. Dalam aktivitas belajar, jika ketiga komponen minat, perhatian dan

motivasi tidak optimal, seseorang pun akan mengalami kesulitasn

melakukan konsentrasi belajar.

Konsentrasi itu sendiri merupakan pemusatan daya pikiran dan

perbuatan pada suatu objek yang di pelajari dengan menghalau atau

menyisihkan segala hal yang tidak ada hubungannya dengan objek yang

dipelajari.

Penyebab timbulnya kesulitan konsentrasi belajar antara lain :

1. Lemahnya minat dan motivasi pada pelajaran

Page 45: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

2. Timblnya perasaan negative , seperti gelisah , trtekan , marah,

khawatir, takut, benci dan dendam

3. Suasana lingkungan yang berisik dan berantakan

4. Gangguan kesehatan jasmani

5. Bersifat pasif dalam belajar.

6. Tidak memiliki kecakapan dalam cara belajar yang baik.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar

Konsentrasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor

tersebut diklasifikasikan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal dari dalam diri individu itu sendiri, sedangkan faktor eksternal

bersumber dari luar individu.

a. Faktor internal yang mempengaruhi konsentrasi belajar siswa

berhubungna dengan kondisi fisik , psikologis dan fungsi organ tubuh.

Kondisi fisik yang dapat menurunkan konsetrasi misal adanya cacat

tubuh. Psikologis siswa berhubungan pada emosi misal hubungan orang

tua, guru atau teman sedangkan fungsi organ tubuh antara lain

berhubungan dengan nutrsisi dan gaya hidup yang dapat berpengaruh

pada status fungsi organ tubuh.

b. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi konsetrasi belajar siwa

berhungan dengan lingkungan yang ada di sekitar siwa. Seperti

lingkungan kelas. Kelas yang ramai dan kotor atau teman yang

mengejek dapat menurunkan konsetrasi siswa. Letak sekolah (kampus )

Page 46: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

yang dekat dengan pusat keramaian dan fasilitas belajar yang tidak

mendukung juga mempengaruhi konsetrasi belajar siswa.26

E. Perilaku Merokok dan Konsentrasi Belajar

Merokok dapat mengganggu aktivitas otak untuk menyimpan pesan

dalam memori otak . Vohra (2009) melakukan penelitian terhadap konsentrasi

belajar mahasiswa King Saud University yang merokok. Hasil penelitian

tersebut menggambarkan 56,75% mahasiswa kurang konsetrasi pada pelajaran

dan 41,89 % mengalami penurunan memori jangka pendek akibat merokok.27

Merokok juga menyebabkan gangguan memori, kalkulasi, dan mental

asosiasi. (Sakurai dan kanagawa 2002 dalam Maziyyatul 2011 ) mengatakan

nikotin dapat mempengaruhi fungsi kognitif. Sakurai dan Kanagawa

mengambil sampel 20 irang yang merokok dan 20 orang yang tidak merokok.

Semua sampel diberikan tes psikologi yang terkait memori, kalkulasi dan

mental asosiasi. Hasil penelitian tersebut menggambarkan 20 perokok

mengalami gangguan memori, kalkulasi, dan asosiasi.24

Merokok juga mempercepat kehilangan daya ingat. Launer dari Institut

Nasional Kesehatan Mental di Maryland mengatakan orang yang merokok

sepanjang kehidupannya akan lebih cepat mengalami kehilangan daya ingat

(Media Indonesia, 2004 dikutip dari Rijal , 2004). Launer dan rekan-rekan

meneliti 9,202 orang yang berusia 65 tahun yang merokom sejak remaja. Hasil

penelitian menunjukkan adanya kecenderungan penurunan daya ingat dan

perubahan fungsi ingatan pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.28

Page 47: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Para peneliti dari Prancis membenarkan bahwa merokok dapat merusak

otak. Dari data yang dikumpulkan dari 5.000 warga Inggris, menunjukkan

bahwa mereka yang merokok lebih rendah tingkat ingatan, bernalar, kosakata,

dan kecakapan verbalnya, dibandingkan mereka yang tidak merokok. Merokok

sangat mempengaruhi penurunan mental di usia muda, dan kerapuhan fisik di

usia tua. Kebiasaan merokok yang dilakukan pada usia muda menurunkan

tingkat memori dan kemampuan bernalar. Hal ini dilaporkan oleh Severine

Sabia dan koleganya dari Institut Kesehatan Nasional dan Penelitian Medis di

Villejuif, Prancis.29

The Sheba Medical Center yang terletak di Kota Tel Hashomer, Israel,

melakukan penelitian yang menghasilkan hasil yang sama. Para perokok

memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah dibandingkan mereka yang

tidak merokok. Sampel dalam penelitian ini adalah 2.000 orang perokok aktif.

Hasil dari penelitian membuktikan bahwa para perokok aktif tersebut hanya

memiliki IQ rata-rata pada angka 94. Padahal, IQ rata-rata non-perokok berada

pada angka 101. Sedangkan pada perokok aktif yang menghabiskan satu

bungkus rokok dalam sehari memiliki rata-rata poin IQ 90. Berarti, para

perokok yang gemar menghabiskan berbatang-batang rokok dalam sehari

semakin turun tingkat kecerdasannya.29

Page 48: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

F. Kerangka Teori

Tipe perilaku merokok:

1. Tipe perokok yang dipengaruhi

oleh perasaan positif (positive

affect smokers).

2. Perilaku merokok yang

dipengaruhi oleh perasaan

negatif (negative

affectsmokers)

3. Perilaku merokok yang adiktif

(addictive smokers atau

psychologicaladdiction)

4. Perilaku merokok yang sudah

menjadi kebiasaan (pure habits

smokers).

Faktor

Intrinsik

Faktor

ekstrinsik

Konsentrasi

belajar

Page 49: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Variabel Independent

Variabel Dependent

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel dependen

B. Hipotesis

H0 : Tidak Ada hubungan antara perilaku merokok dengan konsentrasi

belajar mahasiswa Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di

Universitas Muhammadiyah Makassar Angaktan 2012

H1 : Ada hubungan antara perilaku merokok dengan konsentrasi belajar

mahasiswa Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Universitas

Muhammadiyah Makassar Angkatan 2012

Perilaku merokok

- Intensitas

- Waktu

- Fungsi dalam

dalam

kehidupan

sehari-hari

Pasif

Aktif

konsentrasi

kecepatan

ketelitian

konstansi

Demografi

Jenis kelamin

usia

F. internal

F. ekstenal

Page 50: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Variabel Independent

a. Perilaku merokok

Definisi : Perilaku menghisap tembaau yang terlihat dari

intesitas fungsi dan watu dalam kehidupan

sehari-hari.

Cara dan alat ukur : Meminta responden untuk mengisi kuesioner

dengan 2 pilihan jawaban ya benilai 1 dan tidak

bernilai 0.

Hasil ukur : Pasif <5 dan Aktif jika skor >5

Skala : Ordinal

2. Variabel dependent

a. Konsentrasi belajar : Kemampuan dalam memusatkan perhatian

terhadap apa yang didengar, dilihat dan dirasakan saat belajar dikelas

Dalam konsentrasi belajar ada 3 hal yang dinilia.

1. Kecepatan

a. Definisi : waktu rata-rata yang dipakai untuk mengerjakan

keseluruhan tes

b. Cara dan alat ukur : menggunakan alat uji berupa stopwatch,

pulpen dan lembar tes Bourdon wiersma .

c. Hasil ukur : baik, cukup baik, cukup, ragu-ragu dan kurang

d. Skala : ordinal

2. Ketelitian

Page 51: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

a. Definisi : adalah jumlah kesalahan kerja (banyaknya 4 titik yang

tidak dicoret/salah coret)

b. Cara dan alat ukur : menggunakan alat uji berupa stopwatch,

pulpen dan lembar tes Bourdon wiersma .

c. Hasil ukur : baik, cukup baik, cukup, ragu-ragu dan kurang

d. Skala : ordinal

3. Konstansi

a. Definisi : perbandingan ratio antara jumlah kuadrat dari deviasi

dan waktu rata-rata

b. Cara dan alat ukur : menggunakan alat uji berupa stopwatch,

pulpen dan lembar tes Bourdon wiersma .

c. Hasil ukur : baik, cukup baik, cukup, ragu-ragu dan kurang

d. Skala : ordinal

Page 52: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan metode analitik observasional

dengan pendekatan cross sectional study, yang pengukuran variabel-

variabelnya dilakukan hanya satu kali pada satu waktu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan

(FKIP) di Universitas Muhammadiyah Makassar Angkatan 2012 dan

pengumpulan serta pengolahan data dilaksanakan pada Januari- Februari

2015.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas keguruan

dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Universitas Muhammadiyah Angkatan

2012 yang merokok aktif.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik Probability

Sampling

Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, yaitu:

a. Kriteria inklusi

Page 53: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

1. Mahasiswa Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unismuh

Makassar Angkatan 2012 yang berjenis kelamin laki-laki yang

merokok

2. Perokok aktif

3. Mahasiswa bersedia menjadi responden dan menandatangani

persetujuan kesediaan (informed consent)

b. Kriteria eksklusi

1. Tidak berada di tempat penelitian

2. Tidak mengisi kuesioner dengan lengkap

D. Besar Sampel dan Rumus Besar Sampel

Menurut M. Sopiyuddin Dahlan (2010) rumus besar sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah rumus penelitian analitik kategorik tidak

berpasangan dengan desain cross sectional, yaitu : 30

.PQ

Keterangan :

α

P = proporsi kategorik variabel yang diteliti

Q = 1-P

d = presisi

Kesalahan tipe I = 5 % hipotesis satu arah, Zα = 1,96

P = Proporsi pajanan pada kelompok kontrol 22,8 % = 0,228 (kepustakaan)

Page 54: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

d = 10 % = 0,1

Q = (1 – P ) = 1- 0,228 = 0,772

= .PQ

. 0,228.0,772

= 0,676

0,01

= 67.61 = 68

E. Teknik Sampling

Dengan menggunakan teknik Probability sampling yaitu Simple

Random Sampling.

F. Cara Pengumpulan Data

Data primer melalui pembagian angket dalam bentuk kuesioner dan

tes Bourdon wiersma . Kuesioner terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama

tentang data demografi responden yang tediri dari jenis kelamin dan usia.

Bagian kedua berisi pernyataan terkait perilaku merokok responden meliputi

intensitas meroko, waktu , dan fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari.

Bagian ini terdiri dari 18 pertanyaan yang terdiri dari pertanyaan sperilaku

Page 55: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

dan sikap merokok responden. Kuesioner ini di ambil dari penelitian yang

dilakukan oleh oleh Alwi widowati(2010).

Bagian ketiga yaitu menggunakan tes bourdon wiersma untuk

mengukur konsentrasi belajar . Tes ini merupakan salah satu tes yang

dikembangkan pada tahun 1982, tes ini dipakai untuk mengevaluasi

konsentrasi , perhatian, kelelahan, keletitian kerja dan daya tahan dalam

bekerja. Material yang di perlukan yaitu 1) form kelompok titik-titik dari 3

sampai 5 titik dan semuanya berjumlah 30 baris ; 2) pulpen/spidol dan

stopwatch. Dan responden diminta untuk mencoret kelompok 4 titik dan

harus ditekankan bahwa 1) baris demi baris harus dikerjakan dari baris kiri

kekanan ; 2) bekera dengan teliti dan cepat serta tidak boleh ada kelompok 4

titik yang dilompati.

RUMUS PENGHITUNGAN TES BOURDON WIERSMA

( Penghitungan interpretasi kuantitatif )

1. Penghitungan Kecepatan Kerja:

ΣFX

Rumus kecepatan = = M

N

Keterangan:

ΣFX = Jumlah frekuensi kecepatan

Page 56: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

N = Jumlah baris

2. Penghitungan Ketelitian Kerja:

Jumlah kelompok yang dilompati = .................................

Jumlah kesalahan mencoret = .................................

Jumlah kesalahan seluruhnya = .................................

3. Penghitungan Konstansi Kerja :

ΣFx²

Rumus konstansi =

M

Keterangan: x = X - M Fx = F dikalikan x

Fx² = x dikalikan Fx

X = Kecepatan tertinggi – kecepatan terandah

FORMAT INTERPRETASI KUANTITATIF DAN GOLONGAN

Tabel Interpretasi Kuantitatif :

a. Berdasarkan skala : 0 - 9

b. Menggunakan norma standard Weighted Scores (WS) seperti di bawah ini :

Page 57: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

KECEPATAN KETELITIAN KONSTANSI Nilai WS Golongan

- - - - 15-20 -

0 - 9,6” 1 0 - 1,9 9 14 Baik

9,7 - 10,4” 2 2,0 - 2,6 8,5 13 Cukup

baik

10,5 - 11,1” 3 2,7 - 3,2 8 12 Cukup

baik

11,2 - 11,8” 4 – 5 3,3 - 3,8 7,5 11 Cukup

11,9 - 12,6” 6-7 3,9 - 4,5 7 - Cukup

12,7 - 13,5” 8 – 9 4,6 - 5,4 6,5 10 Cukup

13,6 - 14,6” 10 -12 5,5 - 6,7 6 9 Cukup

14,7 - 16,0” 13 - 16 6,8 - 8,6 5,5 8 Ragu-Ragu

16,1 - 17,8” 17 - 22 8,7 - 11,3 5 - Ragu-Ragu

17,9 - 20,0” 23 - 31 11,4 - 15,0 4,5 7 Ragu-Ragu

20,1 - 22,6” 32 - 43 15,1 - 20,1 4 - Kurang

22,7 - 25,4” 44 - 58 20,2 - 25,9 3,5 6 Kurang

25,5 - up” 59 - up 26,0 – up 3 - Kurang

- - - 0-2 0-5 Kurang

Format Penilaian Hasil Interpretasi :

Page 58: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

No Variabel Nilai WS Golongan

1. Kecepatan

2. Ketelitian

3. Konstansi

KETERANGAN :

1. Nilai kecepatan dan konstansi diperoleh dari penghitungan berdasarkan

rumus;

2. Nilai ketelitian diperoleh dari penghitungan jumlah kesalahan seluruhnya;

3. WS (weight scores) dan Golongan kecepatan, ketelitian serta konstansi

dicari pada tabel

interpretasi di atas.

G. Manajemen Data

Untuk pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan

komputer, melalui tahapan sebagai berikut :

1. Editing (penyuntingan data)

Pada tahap ini dilakukan pengecekan data sekunder untuk melihat

kelengkapan jawaban, kejelasan dan kesesuaian dengan pertanyaan dalam

penelitian.

2. Coding (Pengkodean data)

Page 59: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Setelah proses editing dianggap cukup maka proses selanjutnya adalah

coding. Dalam proses ini akan dilakukan pengklasifikasian jawaban

dengan memberi kode-kode untuk mempermudah proses pengolahan data.

3. Entry (Peng-inputan data)

Pada tahap ini dilakukan pemasukan data-data yang sudah dikumpulkan

kedalam program komputer untuk proses analisis.

4. Cleaning (pembersihan data)

Pada tahap ini dilakukan proses pembersihan data untuk mengidentifikasi

dan menghindari kesalahan sebelum data di analisa. Proses cleaning

diawali dengan menghilangkan data yang tidak lengkap dan data yang

mempunyai nilai ekstrim

H. Analisis Data

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

1. Analisis Univariat

Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik dari

variabel independen dan dependen. Keseluruhan data yang ada dalam

kuesioner diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat kemungkinan hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan analisis

uji chi squre. Melalui uji statistic chi squre akan diperoleh nilai p,dimana

dalam peneletian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian

dikatakan bermakna jika mempunyai nilai p ≤ 0,05 yang berarti Ho ditolak

Page 60: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

dan Ha diterima dan dikatakan tidak bermakna jika mempunyai nilai

p > 0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.

1. Penyajian Data

Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel

J. Aspek Etika Penelitian

Hal-hal yang terkait dengan etika penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Persetujuan menjadi responden

Sebelum menyampaikan lembar persetujuan menjadi responden terlebih

dahulu penulis melakukan pendekatan pada masyarakat dan menjelaskan

maksud dan tujuan diadakannya penelitian ini.

2. Anonimity (tanpa nama)

Responden mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan

harus dirahasiakan. Oleh karena nama-nama yang dijadikan sampel

dalam peneltian ini tidak dicantumkan.

3. Confidentiality (rahasia)

Data responden dirahasiakan dari umum dan data hanya akan

dipergunakan untuk kepentingan penelitian.

Page 61: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi tempat penelitian

Unismuh Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki tiga cabang

yaitu kampus II Unismuh Makassar yang beralamat di jalan Letjen Andi

Mapaoddang No 17 Makassar, kampus III Unismuh Makassar yang

beralamat jalan Ranggong Dg Romo No 21 Makassar, dan kampus pusat

Unismuh Makassar yang beralamat jalan Sultan Alauddin No 259 Makassar.

Adapun di jadikan sebagai tempat lokasi penelitan ini yaitu kampus pusat

Unismuh Makassar yang beralamat di jalan Sultan Alauddin No 259

Makassar.

Unismuh Makassar memiliki 8 Fakultas dan 4 program pasca sarjana

yang meliputi 27 jurusan atau 27 program studi. Satu diantarannya yang

dijadikan sebagai tempat pengambilan sampel penelitian ini yaitu Mahasiswa

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ( FKIP) Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Fakultas Keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP) didirikan sejak tahun

1983 dan saat ini terus mengalami perkembangan . Dari 3 (tiga) program

studi pada awalnya sampai saat ini FKIP telah memilki 8 (delapan) program

studi.

Page 62: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

B. Deskripsi subjek penelitian

Telah dilakukan penelitian dari tanggal 24 hingga 28 Januari 2015 di

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ( FKIP) Universitas Muhammadiyah

Makassar. Jumlah responden adalah 68 orang dimana hal tersebut telah

memenuhi standar sampel minimal.

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi sebagai sampel yang secara acak diperoleh

peneliti. Data dalam penelitian merupakan data primer dengan menggunakan

kuisioner dan tes Bourdon wiersma. Setelah data terkumpul, selanjutnya data

tersebut disusun dalam tabel induk (master table) dengan menggunakan

program komputerisasi yaitu Microsoft Excel. Dari tabel induk tersebutlah

kemudian data dipindahkan dan diolah menggunakan program SPSS 21 dan

kemudian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi maupun tabel silang (cross

table). Adapun kuesioner yang digunakan telah dilakukan uji validitas dan

realibilitas dengan hasil terlampir.

C. Analisis univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendiskripsikan karakteristik dari

variabel penelitian. Hasil analisis dari masing-masing variabel kemudian

dimasukan ke tabel distribusi frekuwensi.

Page 63: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

1. Umur

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur

Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)

18 - 20 Tahun 39 57,4

21 - 23 Tahun 29 42,6

Total 50 100.0

Sumber : data primer 2015

Berdasarkan tabel 5.1 distribusi responden berdasarkan kelompok

umur, dapat dilihat sebanyak 57,4 % responden berumur 18-20 tahun,

dan 42,6 % responden berumur 21-23 tahun.

2. Perilaku Merokok

Tabel 5.2 Distribusi Perilaku Merokok Responden

Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)

Pasif

Aktif

8

60

11,8

88,2

Total 68 100.0

Sumber : data primer 2015

Berdasarkan Tabel 5.2 distribusi perilaku merokok responden

sebagian besar memilki perilaku merokok yang aktif sebanyak 88,2%

responden.

3. Gambaran Tingkat Konsentrasi Mahasiswa

Tingkat konsentrasi belajar pada penelitian ini yaitu dengan melihat

kemampuan mahasiswa dalam memusatkan perhatian terhadap apa yang

didengar, dilihat dan dirasakan. Ada 3 hal yang dilakukan penilaian

mengenai tingkat konsentrasi mahasiswa dengan menggunakan tes

Bourdon wiersma, hal tersebut adalah kecepatan, ketelitian serta konstansi.

Berikut distribusi hasil tingkat konsentrasi mahasiswa berdasarkan tes

Bourdon wiersma.

Page 64: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Konsentrasi Mahasiswa Berdasarkan

Tes Bourdon Wiersma

NO Tingkat Konsentrasi

(n = 68)

Jumlah Presentase (%)

1 Kecepatan

Baik

Cukup Baik

66

2

97,1

2,9

2 Ketelitian

Baik

CukupBaik

Cukup

Ragu- Ragu

Kurang

5

23

36

3

1

7,4

33,8

52,9

4,4

1,5

3 Konstansi

Baik

CukupBaik

Cukup

Ragu- Ragu

18

17

24

9

26,5

25,0

35,3

13,2

Sumber : data primer 2015

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden mempunyai skor kecepatan yang baik yaitu 97,1 %.

Untuk ketelitian nilai tertinggi yaitu 52,9 % responden yang

mempunyai skor ketelitian yang cukup. Dan nilai terendah yaitu 1,5 %

responden yang mempunyai skor ketelitian yang kurang.

Untuk konstansi nilai tertinggi yaitu 35,32 % responden yang

mempunyai skor konstansi yang cukup. Dan nilai terendah yaitu 13,2 %

responden yang mempunyai skor konstansi yang ragu-ragu.

D. Analisis Bivariat

Page 65: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Analisis yang dilakukan pada penelitian menggunakan analisis

bivariat dengan melihat tabulasi silang (cross-tab) antara pengetahuan dan

sikap responden

Tabel 5.5 Tabulasi Silang Antara perilaku merokok dengan

konsentrasi (kecepatan )

Perilaku

merokok

Tingkat konsentrasi

(kecepatan) P value 0R CL 95 %

Baik Cukup baik

N % N %

Pasif

Aktif

7

59

87,5

98,3

1

1

12,5

1,7

0.223 0,119 0.007-

2.114

Sumber : data primer 2015

Dari tabel diatas, dapat dilihat hubungan antara perilaku merokok

dengan konsentrasi belajar berdasarkan kecepatan diperoleh 98,5 %

mahasiwa yang mempunyai perilaku merokok yang aktif dengan tingkat

konsentrasinya baik.

Hasil uji Fisher's tidak bermakna secara statistik dengan

P value = 0.223> α : 0,05. Dengan demikian Ho di terima H1 di tolak,

artinya tidak ada hubungan antara perilaku merokok mahasiswa dengan

konsentrasi belajar berdasarkan variabel kecepatan pada Mahasiswa FKIP

Unismuh Makassar.

Tabel 5. 6 Tabulasi Silang Antara perilaku merokok dengan

konsentrasi (ketelitian)

Perilaku

merokok

Tingkat konsentrasi (ketelitian )

P Baik Cukup

baik

Cukup Ragu-

ragu

Kurang

N % N % N % N % N %

Pasif

Aktif

2

3

25,0

5,0

4

19

50,0

31,7

2

34

25,0

56,7

0

3

0,0

5,0

0

1

0,0

1,7

0.251

Page 66: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Sumber : data primer 2015

Dari tabel di atas hubungan antara perilaku merokok dengan

konsentrasi belajar berdasarkan ketelitian dapat dilihat responden yang

memiliki perilaku merokok yang pasif memilki tingkat konsentrasi

berdasarkan ketelitian yang tertinggi pada kategori cukup baik yaitu 50,0%

dan terendah pada kategori baik dan cukup yaitu 25,0 %. Sedangkan

responden yang memiliki perilaku merokok yang aktif memiliki tingkat

konsentrasi berdasarkan ketelitian yang tertinggi pada kategori cukup yaitu

56,7 % dan terendah pada kategori kurang yaitu 1,7 %.

Adapun Hasil uji Kolmogorov-Smirnov tidak bermakna secara

statistik dengan P value = 0.251 > α : 0,05. Dengan demikian Ho di terima

H1 di tolak artinya, tidak ada hubungan antara perilaku merokok mahasiswa

dengan konsentrasi belajar berdasarkan variabel ketelitian pada Mahasiswah

FKIP Unismuh Makassar.

Tabel 5. 7 Tabulasi Silang Antara perilaku merokok dengan

konsentrasi (Konstansi )

Perilaku

merokok

Tingkat konsentrasi (konstansi) P

Baik Cukup

baik Cukup Ragu-ragu

N % N % N % N %

Pasif

Aktif

3

15

37,5

25,0

2

15

25,0

25,0

2

22

25,0

36,7

1

8

12,5

13,3

1.000

Sumber : data primer 2015

Page 67: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Dari tabel di atas, dapat dilihat hubungan antara perilaku merokok

dengan konsentrasi belajar berdasarkan konstansi mahasiswa diperoleh 37,5%

mahasiswa yang memiliki perilaku merokok pasif memiliki nilai konstansi

dalam mengerjakan tes yang baik, lebih baik daripada mahasiswa yang

memiliki perilaku merokok aktif dimana hanya 25,0 % yang memiliki nilai

konstansi baik dalam tes Bourdon wiersma

Adapun Hasil uji Kolmogorov-Smirnov tidak bermakna secara

statistik dengan P value = 1.000 > α : 0,05. Dengan demikian Ho diterima

H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan antara perilaku merokok mahasiswa

dengan konsentrasi belajar berdasarkan variabel konstansi pada Mahasiswa

FKIP Unismuh Makassar.

Dari data diatas dapat disimpulkan secara umum bahwa secara

statistika tidak ada hubungan bermakna antara perilaku merokok mahasiswa

dengan konsentrasi belajar.

Page 68: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Hasil penelitian

Dari hasil pengumpulan data yang telah di lakukan pada Mahasiswa

Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP ) di Universitas

Muhammadiyah Makassar Angkatan 2012 dan dilakukan pengolahan data,

maka berikut pembahasan tentang hasil penelitian yang didapatkan.

Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan antara perilaku

merokok dengan konsentrasi belajar mahasiswa. Adapun karakeristik subjek

penelitan didistribusikan berdasarkan kelompok umur, perilaku merokok,

konsentrasi mahasiswa menggunakan tes Bourdon wiersma dengan menilai 3

hal yaitu kecepatan, ketelitian serta konstansi.

1. Perilaku Merokok

Penelitian ini didapatkan jumlah sampel 68 orang perokok berjenis

kelamin laki-laki. Menurut data badan kesehatan dunia, World Health

Organisation (WHO) tahun 2011 mengenai konsumsi tembakau dunia,

Indonesia menjadi salah satu negara dengan angka prevalensi merokok

tertinggi ketiga di dunia, dimana pada penduduk usia 10 tahun keatas yang

diklasifikasikan perokok yaitu 46,8 % laki-laki dan 3,1 % perempuan.4

.

Hasil analisa tentang perilaku merokok responden menunjukkan

bahwa 88,2 % responden yang memiliki perilaku merokok yang aktif.

Perilku merokok yang atif adalah individu yang benar-benar memilii

kebiasaan merokok dan sudah menjadi bagian hidupnya sehingga rasanya

Page 69: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

tak enak alau sehari-hari tak merokok.17

Perilaku merokok ini rentang

yang sudah perlu mendapat antisipasi. Penelitian dari berbagai negara

menunjukkan bahwa banyak faktor yang mendorong remaja untuk

merokok, baik berupa faktor dari dalam dirinya sendiri (personal), sosial

budaya, kultural dan pengaruh kuat dari lingkungannya. Kaum remaja

mulai merokok karena berkaitan dengan adanya pengaruh dari aspek

psikososial yang dialami pada masa perkembangannya yaitu masa ketika

mereka sedang mencari jati dirinya. Hal ini disebabkan karena masa

remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa,

sehingga terjadi perubahan yang begitu cepat, termasuk perubahan

fundamental dalam aspek kognitif, emosi, social dan pencapaian. Masa

remaja merupakan masa yang penuh dengan permasalahan.Selain itu masa

remaja juga merupakan masa badai dan tekanan.7

Remaja cenderung

membangun relasi dengan teman sebayanya dan menganggap hal tersebut

lebih penting dari segalanya.31

Rokok dapat merupakan suatu cara untuk

membangun relasi bagi remaja. Remaja cenderung mengutamakan

berkumpul dengan teman sebaya. Semakin banyak teman sebaya yang

merokok maka semakin besar kemungkinan remaja untuk merokok. Ada

dua kemungkinan yang terjadi pada remaja yang berprilaku merokok.

Pertama, remaja terpengaruh oleh teman-teman. Kedua, teman-teman

remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya

mereka semua menjadi perokok. 23

Page 70: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Sebagai calon guru harusnya menjadi tauladatan atau cotoh yang

baik bagi anak didiknya kelak. Pada dasarnya perubahan perilaku yang

dapat ditunjukkan oleh peserta didik harus dipengaruhi oleh latar

pendidikan dan pengalaman yang dimiliki seorang guru. Atau dengan kata

lain guru mempunyai pengaruh terhadap perubahan peserta didik. Untuk

itulah guru harus menadi contoh (suri tauladan) yang baik bagi peserta

didik. Karena pada dasarnya guru adalah representasi dari sekelompok

orang pada suatu komunitas atau masyarakat yang diharapkan dapat

menjadi teladan yang dapat di tiru. peserta didik. Karena pada dasarnya

guru adalah representasi dari sekelompok orang pada suatu komunitas atau

masyarakat yang diharapkan dapat menjadi teladan yang dapat di tiru.

Guru yang baik dapat didefinisikan sebagai seorang guru yang

membantu siswa untuk belajar dan memberikan kontribusi dengan

berbagai cara untuk mencapai proses pendidikan yang baik.34

Page 71: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Peran guru antara lain :

1. Guru sebagai penyedia informasi

2. Guru sebagai panutan

3. Guru sebagai fasilitator

4. Guru sebagai penilai

5. Guru sebagai perencana

6. Guru sebagai pengembangan sumber daya.

2. Tingkat Konsentrasi

Konsentrasi itu sendiri merupakan pemusatan daya pikiran dan

perbuatan pada suatu objek yang di pelajari dengan menghalau atau

menyisihkan segala hal yang tidak ada hubungannya dengan objek yang

dipelajari.25

Konsentrasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor

tersebut diklasifikasikan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.

Page 72: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Faktor internal dari dalam diri individu itu sendiri, sedangkan faktor

eksternal bersumber dari luar individu.26

Berdasarkan hasil penelitian tingkat konsentrasi mahasiswa

menggunakan tes Bourdon wiersma dimana terdapa 3 hal yang dinilai

yaitu kecepatan, ketelitian dan konstansi.

Kecepatan yang dinilai adalah waktu rata- rata yang dipakai untuk

mengerjakan keseluruhan tes. Dimana hasil penelitian didapatkan 97,1%

mahasiswa memiliki kecepatan yang baik dalam mengerjakan tes

dimaksud. Ketelitian dinilai berdasarkan jumlah kesalahan kerja

mahasiswa, dimana dari 68 mahasiswa, rata-rata tingkat konsentrasi

mahasiswa perokok dari segi ketelitian 52,9% kategori cukup. Konstansi

merupakan perbandingan ratio antara jumlah kuadrat dari deviasi dan

waktu rata- rata. Hasilnya 35,3% konsentrasi mahasiswa berdasarkan nilai

konstansi termasuk dalam kategori cukup. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa kemampuan konsentrasi baik dari segi kecepatan, sedangkan

ketelitian serta konstansi mengerjakan tes berada pada tingkat kemampuan

yang cukup.

Hal ini di dukung oleh penelitian Ariati (2008) yang menggunakan

Bourdon wiersma tes untuk mengukur kemampuan konsentrasi didapatkan

rata-rata skor kecepatan responden 7,07 % yaitu tergolong baik. Rata-rata

konstansi 4,99 % yaitu tergolong cukup , dan rata-rata ketelitian 12,47 %

tergolong cukup. 33

3. Hubungan Perilaku Merokok dengan Konsentrasi Belajar

Page 73: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Merokok dapat mengganggu akibat aktivitas otak untuk

menyimpan pesan dalam memori otak . Vohra (2009) melakukan

penelitian terhadap konsentrasi belajar mahasiswa King Saud University

yang merokok. Hasil penelitian tersebut menggambarkan 56,75%

mahasiswa kurang konsetrasi pada pelajaran dan 41,89 % mengalami

penurunan memori jangka pendek akibat merokok.27

Pada penelitian

yang dilakukan vohra penilaian pengenai konsentrasi hanya berdasarkan

keluhan yang dirasakan oleh respondennya.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, hubungan antara perilaku

merokok mahasiswa dengan tingkat konsentrasi belajar secara statistik

tidak bermakna dimana nilai masing- masing P value yang mewakili

konsentrasi dalam Tes Bourden wiersma yaitu kecepatan, ketelitian, dan

konstansi (0.223; 0.251 & 1.000) > α = 0,05. Hal ini tidak sejalan dengan

teori dimana mahasiswa perokok memiliki konsentrasi kurang dalam

belajar. Adapun hasil penelitian yang bertolak belakang dengan teori

yang ada dimungkinkan karena ada beberapa variabel perancu yang tidak

diteliti.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Alwi Widowati(2010)

dengan judul “Hubungan perilaku merokok dengan konsentrasi belajar

siswa kelas XI Smk Binakarya Mandiri” penelitian mengenai konsentrasi

menggunakan tes Bourdon Wiersma hasil penelitian , menyatakan tidak

adannya hubungan antara perilaku merokok dengan tingkat konsentrasi

belajar siswa dengan hasil bivariat didapatkan p = 0,262 dengan alpha

Page 74: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

5%. 20

Hal serupa di dapatkan pada penelitian Nur Iksan Santoso. (2011),

uji statik didapatkan nilai p = 0,608. Maka kesimpulan tidak ada

hubungan antara perilaku merokok dengan konsentrasi belajar. 32

Dalam penelitian ini, peneliti tidak mencantumkan/ menanyakan

dalam kuesioner tentang usia awal merokok , sudah berapa lama

merokok. sebagaimana yang di ketahui hal tersebut sangat penting di

tanyakan untuk mengetahui seberapa lama responden terpapar dengan

nikotin. Utama (2004) menjelaskan bahwa biasanya kerusakan yang

diakibatkan dari merokok akan terakumulasi sedikit demi sedikit dan

baru dapat dirasakan langsung dalam beberapa tahun atau beberapa puluh

tahun kemudian. Menurut data national cancer institute di Amerika

Serikat tahun 2007, kanker akan terlihat atau dapat dirasakan gejalanya

oleh perokok setelah 20 tahun atau lebih mengonsumsi rokok. Karena

dampak penyakit dari perilaku merokok tersebut akan terlihat dalam

jangka panjang, hal inilah yang membuat bahaya rokok terhadap

kesehatan sulit diyakini.8

Remaja perokok yang memutuskan untuk

melanjutkan perilaku merokoknya, umumnya frekuensi merokok mereka

semakin lama cenderung semakin meningkat.9

Adapun faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar responden

tetap baik sementara perilaku merokok buruk di karenakan dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Faktor tersebut diklasifikasikan menjadi faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal dari dalam diri individu itu

sendiri, sedangkan faktor eksternal bersumber dari luar individu. Faktor

Page 75: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

internal seperti asupan nutrisi yang seimbang. Sebaigaimana yang di

ketahui tubuh memerlukan makanan berkualitas tinggi agar dapat

membuat sel otak yang sehat dan memasok energy untuk kekuatan otak.

Jadi pola makan yang kaya nutrsisi kunci utama meningkatkan IQ ,

menambah fungsi memori dan lebih luas memperbaiki cara memandang

kehidupan. Selain itu mungkin ketika mengerakan tes responden dalam

mood atau suasana hati yang baik dan sedang tidak ada masalah.

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti masih menemukan berbagai

keterbatasan penelitian. Beberapa keterbatasan penelitian yang dihadapi

peneliti diantaranya adalah :

1. Jumlah sampel yang terbatas dalam setiap kelas. Peneliti harus

memasuki ruangan satu persatu ketika mahasiswa sedang menggu

dosen atau setelah kuliah berlangsung

2. Adanya variabel lain yang tidak di teliti.

3. Beberapa responden terlihat terburu-buru ketika mngerjakan tes

Bourdon wiersma sehingga hasil yang didapatkan kurang maksimal

dan hal itu tidak bisa di awasi sepenuhnya oleh peneliti

Page 76: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

BAB VII

TINJAUAN KEISLAMAN

A. Klasifikasi Ayat-Ayat Al-Quran tentang merokok

Sebagaimana diketahui bahwa rokok mengandung berbagai macam

bahan yang membahayakan bagi tubuh. Kandungan zat kimia dalam rokok

telah terbukti secara ilmiah dalam jangka waktu tertentu akan menimbulkan

penyakit fisik dalam tubuh manusia. Seperti kanker, gangguan kehamilan,

impotensi, penyakit jantung, gangguan pernafasan dan lain-lain. Rokok tidak

diragukan lagi bahwa menimbulkan bahaya untuk diri sendiri dan orang lain

sehingga termasuk hal yang dilrang. Bahkan asap dari rokok juga

membahayakan para perokok pasif (orang yang tidak merokok tetapi

menghirup asap rokok orang lain).

Rokok memang belum ada di masa Rosulullah Shallallohu „alaihi Wa

Sallam. Namun Islam telah datang dengan membawa kaidah-kaidah yang

umum yang mengharamkan setiap perkara yang membahayakan badan atau

mengganggu orang lain atau merugikan harta. Berikut ini dalil-dalil tentang

hukum rokok.

Page 77: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

1. Q.S Al-A’raf:157

Teremahan : “(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi

yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan

Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang

ma´ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan

menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi

mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan

belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang

beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti

cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka

itulah orang-orang yang beruntung.”

(QS: Al-A'raf Ayat: 157) (Al-Muqaddimat An-Naqliyyah, Fatwa

Majelis Tarjih Dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah No.

6/SM/MTT/III/2010 Tentang Hukum Merokok)

Rokok termasuk hal yang buruk yang memudharatkan lagi busuk

baunya.

2. Q.S. Al-Baqarah: 195

Page 78: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Terjemahan: “Dan Janganlah kalian menjatuhkan diri sendiri

dalam kebinasaan.”. ( Q.S. Al-Baqarah :195) (Al-Muqaddimat An-

Naqliyyah, Fatwa Majelis Tarjih Dan Tajdid Pimpinan Pusat

Muhammadiyah No. 6/SM/MTT/III/2010 Tentang Hukum Merokok)

Ahli kesehatan telah sepakat bahwa rokok menimbulkan

penyakit-penyakit yang berbahaya bagi kesehatan (membawa

kebinasaan) seperti kanker, PPOK, imptensi , cacat janin bagi wanita

hamil yang merokok, TBC, dan lain-lain.

3. Q.S An-Nisa’: 29

Terjemahan :“ Wahai orang-orang yang beriman, janagnlah

kalian memakan harta-harta kalian di antara kalian dengan cara yang

batil, kecuali dengan perdagangan yang kalian saling ridha. Dan

janganlah kalian membunuh diri-diri kalian, sesungguhnya Allah itu

Maha Kasih Sayang kepada kalian.” ( Q.S An-Nisa’: 29 ) (Al-

Muqaddimat An-Naqliyyah, Fatwa Majelis Tarjih Dan Tajdid Pimpinan

Pusat Muhammadiyah No. 6/SM/MTT/III/2010 Tentang Hukum

Merokok)

Rokok diakui sebagai zat adiktif dan mengandung unsur racun

yang membahayakan walaupun tidak seketika namun dalam beberapa

waktu kemudian, sehingga perbuatan merokok termasuk kategori

melakukan suatu yang melemahkan sehingga bertentangan dengan hadis

Page 79: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Nabi saw yang melarang setiap perkara yang memabukkan dan

melemahkan.

4. Q.S Al-Isra : 26-27

Terjemahan “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang

dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam

perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)

secara boros, karena sesungguhnya para pemboros adalah saudara-

saudara setan, dan setan itu sangat ingkar pada Tuhannya”

(Q. S: 26-27 ) Al-Muqaddimat An-Naqliyyah, Fatwa Majelis Tarjih Dan

Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 6/SM/MTT/III/2010

Tentang Hukum Merokok)

Rokok adalah pemborosan dan penghambur-hamburan terhadap

harta, termasuk amalan setan. Seorang perokok akan rela membeli rokok

padahal kemungkinan ada kebutuhan yang lebih penting dan bermanfaat.

5. Q.S. Al-Ahzab :58

Terjemahan ” Dan sesungguhnya orang-orang yang

mengganggu/menyakiti orang mukmin laki-laki dan perempuan dengan

tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka mereka telah memikul

kebohongan dan dosa yang nyata”.( Q.S. Al-Ahzab :58 )

Rokok sungguh membahayakan kesehatan orang lain yang

menadi perokok pasif. Bau rokok juga mengganggu orang yang ada

disekitarnya.

Page 80: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

6. H.R. Bukhari. Muslim“ Allah membencimu karena kamu menyia-

nyiakan harta”

7. Dalam qaidah fiqih disebutkan “ Mencegah kerusakan/bahaya lebih

didahulukan daripada mengambil manfaat”

Maka seharusnya kita mendahulukan mencegah diri kia dari bahaya

rokok dengan tidak merokok daripada mengambil mamfat mengomsumsi

rokok yang hanya isapan jempol belaka.

B. Asbabun Nuzul (Sebab Turunnya)

1. Q.S Al-A’raf:157

Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan sifat-sifat Muhammad

rasul dan nabi Allah yang wajib diikuti itu ialah :

a. Nabi yang ummi (buta huruf) Dalam ayat ini diterangkan bahwa salah

satu sifat Muhammad saw. ialah tidak pandai menulis dan membaca.

Sifat ini memberi pengertian bahwa seorang yang ummi tidak

mungkin membaca Taurat dan Injil yang ada pada orang-orang

Yahudi dan Nasrani, demikian pula cerita-cerita kuno yang

berhubungan dengan umat-umat dahulu. Hal ini membuktikan bahwa

risalah yang dibawa oleh Muhammad saw. itu benar-benar berasal dari

Tuhan Yang Maha Esa. Mustahil seseorang yang tidak tahu tulis baca

dapat membuat dan membaca Alquran dan hadis yang memuat

hukum-hukum, ketentuan-ketentuan ilmu pengetahuan yang demikian

tinggi nilainya. Seandainya Alquran itu buatan Muhammad, bukan

berasal dari Tuhan semesta alam tentulah manusia dapat membuat

Page 81: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

atau menirunya tetapi sampai saat ini belum ada seorang manusia pun

yang sanggup menandinginya.

b. Kedatangannya jelas diisyaratkan di dalam kitab Taurat dan

Injil. Kedatangan Muhammad sebagai nabi dan rasul penutup telah

diisyaratkan di dalam kitab Taurat dan Injil,

Dari ayat Taurat ada beberapa isyarat yang dapat dijadikan dalil untuk

menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw. itu adalah seorang nabi di

antara segala saudaranya. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang

yang dinobatkan oleh Tuhan itu akan timbul dari saudara-saudara

Bani Israil, tetapi bukan dari Bani Israil itu sendiri. Adapun saudara-

saudara Bani Israil itu ialah Bani Ismail (bangsa Arab) sebab Ismail

adalah saudaranya yang tua dari Ishak bapak Nabi Yakub. Dan Nabi

Muhammad saw. sudah jelas adalah keturunan Bani Ismail.

Kemudian kalimat: "Yang seperti engkau" memberikan arti bahwa

nabi yang akan datang haruslah seperti Nabi Musa a.s., yaitu nabi

yang membawa syariat baru (agama Islam) yang juga berlaku untuk

bangsa Israil. Kemudian diterangkan lagi bahwa nabi itu tidak

sombong, baik sebelum menjadi nabi. Sebelum menjadi nabi beliau

sudah disenangi orang, terbukti dengan pemberian gelar oleh orang

Arab kepadanya yaitu "Al-Amin" yang artinya "orang yang

dipercaya." Jika beliau seorang yang sombong, tentu beliau tidak akan

diberi gelar yang amat terpuji itu. Setelah menjadi nabi beliau lebih

ramah dan rendah hati.

Page 82: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Umat Nasrani menyesuaikan nubuat itu kepada Nabi Isa a.s. di

samping mereka mengakui bahwa Isa a.s. mati terbunuh (disalib). Hal

ini jelas bertentangan dengan ayat nubuat itu sendiri. Sebab nabi itu

haruslah tidak mati terbunuh. Disebutkan pula bahwa Tuhan telah

datang dari Tursina, maksudnya memberikan wahyu kepada Musa a.s.

dan telah terbit bagi mereka itu di Seir", maksudnya menurunkan

kepada Nabi Isa wahyu, serta gemerlapan cahayanya dari gunung

Paran, maksudnya menurunkan wahyu kepada Muhammad saw. Paran

(Faron) adalah nama salah satu bukit di negeri Mekah.

Dalam Bab XV Injil Yohanna disebutkan Nnbuat Nabi Muhammad

saw. sebagai berikut: "Maka adapun apabila telah datang Faraklit yang

Aku telah mengutusnya kepadamu dari bapak, roh yang benar yang

berasal dari bapak, maka dia menjadi saksi bagiku, sedangkan kamu

menjadi saksi sejak semula." Perkataan "Faraklit" adalah bahasa

Ibrani yang artinya sama dengan "Ahmad" dalam bahasa Arab.

c. Nabi itu menyuruh berbuat makruf dan melarang berbuat

mungkar.Perbuatan yang makruf ialah perbuatan yang baik yang

sesuai dengan akal sehat, dan membersihkan jiwa, bermanfaat bagi

diri sendiri, manusia dan kemanusiaan. Sedangkan perbuatan yang

mungkar ialah perbuatan yang buruk yang tidak sesuai dengan akal

yang sehat dan dapat menimbulkan mudarat bagi diri sendiri, bagi

manusia dan kemanusiaan. Perbuatan makruf yang paling tinggi

nilainya ialah mengakui keesaan Allah, dan menunjukkan ketaatan

Page 83: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

kepada-Nya, sedang perbuatan mungkar yang tinggi sekali

tingkatannya ialah memperserikatkan Allah swt.

d. Menghalalkan yang baik dan mengharamkan yang buruk. Yang

dimaksud dengan yang baik ialah yang halal lagi baik, tidak merusak

akal, pikiran, jasmani dan rohani. Sedangkan yang dimaksud dengan

yang jelek ialah yang haram yang merusak akal, pikiran, jasmani dan

rohani.

e. Menghilangkan beban-beban dan belenggu-belenggu yang

memberatkan. Maksudnya ialah dengan syariat yang dibawa Nabi

Muhammad saw. tidak ada lagi beban yang berat seperti yang

dipikulkan kepada Bani Israil. Umpamanya mensyariatkan membunuh

diri untuk sahnya taubat, mewajibkan kisas pada pembunuhan, baik

yang disengaja atau pun yang tidak disengaja, tanpa membolehkan

membayar diyat, memotong bagian badan yang melakukan kesalahan,

membuang atau menggunting kain yang terkena najis, dan sebagainya.

2. Q.S Al-Baqarah : 195

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kaum Mukminin agar

menginfakkan harta mereka di jalan jihad dengan menyiapkan

perbekalan, memudahkan perjalanan satuan-satuan perang khusus dan

para pejuang serta melarang mereka untuk meninggalkan infak di jalan

Allah -yang tidak lain adalah jihad- sebab bilamana mereka

meninggalkan infak dan jihad, maka itu sama dengan orang yang

menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan. Hal ini dikarenakan,

Page 84: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

bila musuh yang selalu mengintai melihat mereka tidak lagi berjihad,

maka mereka akan menyerang dan memerangi mereka bahkan bisa

mengalahkan mereka sehingga karenanya mereka akan binasa.

Di samping itu, Allah juga memerintahkan mereka agar

berlaku baik dalam seluruh perbuatan-perbuatan mereka. Berlaku baik

dalam perbuatan artinya menekuninya, memperbagusnya dan

membersihkannya dari segala ketimpangan dan kerusakan. Allah juga

berjanji kepada mereka bahwa jika mereka berlaku baik dalam

perbuatan-perbuatan mereka tersebut, maka Dia akan menolong

membantu dan menolong mereka.

Firman-Nya, “Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang berbuat baik” ; siapa saja yang dicintai

Allah, maka Dia akan memuliakan dan menolongnya, tidak akan

menghina dan mengerdilkannya. (Aysar at-Tafaasiir, al-Jazaa‟iri)

Pandangan Tafsir Syaikh Nashir as-Sa’dy Atas Ayat 195

“Dalam ayat ini, Allah SWT memerintahkan para hamba-Nya agar

berinfak (membelanjakan harta) di jalan Allah, yaitu mengeluarkan

harta di jalan-jalan menuju Allah. Yakni setiap jalan kebaikan seperti

bersedekah kepada si miskin, kerabat atau memberikan nafkah kepada

orang yang menjadi tanggungan.

Yang paling agung dan hal pertama yang termasuk kategori itu

adalah infak dalam jihad fi sabilillah. Sesungguhnya, berinfak dalam

Page 85: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

hal itu merupakan jihad dengan harta yang juga wajib, sama seperti

jihad dengan badan. Infak tersebut banyak sekali mashlahatnya seperti

membantu dalam memperkuat barisan kaum Muslimin, melemahkan

syirik dan para pelakunya, mendirikan dienullah dan memperkuatnya.

Jadi, jihad fi sabilillah tidak akan terealisasi kecuali dengan

adanya infak sebab infak ibarat roh (nyawa) baginya, yang tidak

mungkin ada tanpanya. Dengan tidak berinfak di jalan Allah, itu

artinya membatalkan jihad, memperkuat musuh dan menjadikan

persekongkolan mereka semakin menjadi. Dengan begitu, firman

Allah SWT, “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke

dalam kebinasaan” menjadi seperti alasan atas hal itu.“Menjatuhkan

diri sendiri ke dalam kebinasaan” (teks arabnya, al-Ilqaa‟ bi al-Yad)

kembali kepada dua hal: Pertama, meninggalkan apa yang seharusnya

diperintahkan kepada seorang hamba, jika meninggalkannya itu

mengandung konsekuensi -atau hampir mendekati- binasanya badan

atau jiwa dan mengerjakan apa yang menjadi sebab kebinasaan jiwa

atau roh. Termasuk juga ke dalam kategori ini beberapa hal pula, di

antaranya: meninggalkan jihad fi sabilillah atau berinfak di jalannya di

mana konsekuensinya adalah menjadikan musuh berkuasa, tipuan diri

untuk berperang, bepergian yang mengandung resiko, ke tempat yang

banyak binatang buas atau ularnya, memanjat pohon, bangunan yang

berbahaya dan semisalnya. Ini dan semisalnya termasuk kategori orang

yang menjatuhkan diri sendiri ke dalam kebinasaan. Di antara hal lain

Page 86: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

yang termasuk „menjatuhkan diri sendiri ke dalam kebinasaan‟ adalah

melakukan maksiat terhadap Allah SWT dan berputus asa untuk

bertaubat.

Ke-dua, meninggalkan kewajiban-kewajiban yang

diperintahkan Allah di mana meninggalkannya merupakan bentuk

kebinasaan bagi jiwa dan agama. Manakala infak di jalan Allah

tersebut merupakan salah satu jenis berbuat baik (Ihsan), maka Allah

menyuruh berbuat baik secara umum. Dia berfirman, “Dan berbuat

baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

berbuat baik.” Ini mencakup semua jenis berbuat kebaikan sebab Dia

tidak mengaitkannya dengan sesuatu tanpa harus adanya sesuatu yang

lain, sehingga termasuk di dalamnya berbuat baik dengan harta seperti

yang telah dikemukakan di atas.

Termasuk juga, berbuat baik dengan kehormatan diri berupa

pemberian „syafa‟at‟ (pertolongan) dan sebagainya. Termasuk pula,

beramar ma‟ruf nahi munkar, mengajarkan ilmu yang bermanfa‟at,

membantu orang yang sedang dalam kesusahan, menjenguk orang

sakit, melawat jenazah, menunjuki jalan kepada orang yang tersesat,

membantu orang yang mengerjakan suatu pekerjaan, bekerja untuk

orang yang tidak bisa melakukannya dan bentuk kebaikan lainnya

yang diperintahkan Allah SWT. Termasuk juga berbuat baik (ihsan)

dalam beribadah kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana yang

disebutkan Rasulullah SAW dalam haditsnya mengenai apa itu

Page 87: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

ihsan, “Bahwa kamu menyembah Allah SWT seakan-akan kamu

melihat-Nya, jika kamu tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya

Dia melihatmu.”

Siapa saja yang memiliki sifat-sifat seperti di atas, maka ia

termasuk orang yang Allah sebut, “Bagi orang-orang yang berbuat

baik, ada pahala yang terbaik (surga).” (QS.Yunus:26) Allah SWT

akan selalu bersamanya; memberikannya ketepatan (dalam tindakan

dan perkataan), membimbingnya dan menolongnya dalam segala hal.”

(Taysiir al-Kariim ar-Rahmaan Fi Tafsiir Kalaam al-Mannaan karya

Syaikh Naashir as-Sa‟idi berkenaan dengan ayat tersebut)

Pendapat Ulama lain Ibn Hajar al-‘Asqalani

Setelah memaparkan makna bahasa dari kata “al-Halaak” dan “at-

Tahlukah” (kebinasaan), Ibn Hajar di dalam kitabnya atas syarah al-

Bukhari, Fat-h al-Bari mengatakan, “Kemudian mushannif (Imam al-

Bukhari) menyebutkan hadits Hudzaifah mengenai ayat ini, ia

mengatakan, „Ayat ini turun mengenai infak, maksudnya tidak

mengeluarkan infak di jalan Allah.‟ Apa yang dikatakannya

(Hudzaifah) ini penafsirannya terdapat dalam hadits Abu Ayyub yang

dikeluarkan oleh Imam Muslim, an-Nasa‟i, Abu Daud, at-Turmudzi,

Ibn Hibban dan al-Hakim dari jalur Aslam bin „Imran, ia berkata,

„Ketika kami berada di Konstantinopel, datang barisan besar pasukan

Romawi, lalu ada seorang prajurit muslim membendung barisan

Romawi tersebut lalu menyusup ke barisan tersebut, kemudian

Page 88: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

kembali lagi. Maka orang-orang pun berteriak, „Subhanallah, ia telah

menjerumuskan dirinya ke dalam kebinasaan (nekad masuk ke barisan

musuh-red).!‟ Maka berkatalah Ayyub, „Wahai manusia,

sesungguhnya kalian menakwil ayat ini dengan takwil seperti ini.

Padahal ayat ini turun mengenai kami, orang-orang Anshar. Yakni,

ketika Allah telah memuliakan agama-Nya dan sudah banyak

pendukungnya, kami berkata di antara sesama kami secara sembunyi-

sembunyi, „Sesungguhnya harta kita telah hilang. Andai kata kita

tinggal (berdiam) dan memperbaiki apa yang telah hilang itu tentu

lebih baik (maksudnya, mengumpulkan harta benda dan menyibukkan

diri dengannya, wallahu a‟lam-red).‟ Maka Allah pun menurunkan

ayat ini. Jadi, maksud kebinasaan di sini adalah tinggal (berdiam)

seperti yang kami maksud itu.‟”

Dan penakwilan ayat tersebut seperti itu juga telah valid berasal dari

Ibn „Abbas dan beberapa orang dari kalangan Tabi‟in.

Selanjutnya, setelah memaparkan hadits semakna dengan

hadits Ayyub, Ibn Hajar mengomentari, “Membatasi ayat ini hanya

sebatas itu perlu ditinjau kembali sebab yang menjadi tolok ukur

adalah makna umum dari suatu lafazh (bukan hanya kekhususan

sebabnya-red).” (Fat-h al-Baari,IbnHajar)

Imamal-Qurthubi Setelah memaparkan beberapa hadits

terkait dengan ayat di atas, termasuk hadits Abu Ayyub, Imam al-

Qurthubi di dalam kitab tafsirnya mengatakan, “Abu Ayyub

Page 89: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

menginformasikan kepada kita bahwa menjerumuskan diri sendiri ke

dalam kebinasaan itu adalah dengan meninggalkan jihad di jalan Allah

SWT dan ayat tersebut turun mengenai hal itu.” al-Qurthubi juga

menyebutkan makna lainnya dengan berpijak pada beberapa hadits

tertentu mengenai ayat tersebut di antaranya; berdiam mengurusi dan

memperbaiki harta, takut menjadi beban orang lain, tidak bersedekah

dan berinfak untuk orang-orang yang lemah, berbuat dosa, berinfak di

jalan yang haram dan lainnya. (Tafsir al-Qurthubi)

Imam ath-Thabari Imam ath-Thabari berkata, “Firman-

Nya, „Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam

kebinasaan‟ bersifat umum mencakup semua hal yang telah disebutkan

karena lafazhnya dapat menerima hal itu.”

Selanjutnya, ath-Thabari memaparkan perbedaan pendapat para ulama

mengenai hukum tindakan seorang Muslim dari pasukan kaum

muslimin yang mengorbankan dirinya untuk menggempur pasukan

musuh yang jumlahnya banyak tetapi hal itu dapat memperkuat barisan

kaum muslimin (memiliki implikasi yang baik) sementara niatnya

ikhlash karena Allah semata

C. Pandangan Ilmu Kontemporer

1. Syaikh Muhammad bin Ibrahim : Rokok haram karena di dalamnya ada

racun. Al-Qur'an menyatakan, "Dihalalkan atas mereka apa-apa yang

baik, dan diharamkan atas mereka apa-apa yang buruk (kotoran)."

(al-A'raf: 157). Rasulullah juga melarang setiap yang memabukkan dan

Page 90: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

melemahkan, sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad dan Abu Dawud

dari Ummu Salamah ra. Merokok juga termasuk melakukan pemborosan

yang tidak bermanfaat. Selanjutnya, rokok dan bau mulut perokok bisa

mengganggu orang lain, termasuk pada jamaah shalat.

2. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab : Rokok haram karena

melemahkan dan memabukkan. Dalil nash tentang benda memabukkan

sudah cukup jelas. Hanya saja, penjelasan tentang mabuk itu sendiri perlu

penyesuaian.

3. Ulama Mesir, Syria, Saudi Rokok haram alias terlarang, dengan alasan

membahayakan. Di antara yang mendukung dalil ini adalah Syaikh

Ahmad as-Sunhawy al-Bahuty al-Anjalaby dan Syaikh Al-Malakiyah

Ibrahim al-Qaani dari Mesir, An-Najm al-Gazy al-Amiry as-Syafi'i dari

Syria, dan ulama Mekkah Abdul Malik al-Ashami.

4. Dr Yusuf Qardhawi Rokok haram karena membahayakan. Demikian

disebut dalam bukunya 'Halam & Haram dalam Islam'. Menurutnya,

tidak boleh seseorang membuat bahaya dan membalas bahaya,

sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan Ahmad dan Ibnu Majah.

Qardhawi menambahkan, selain berbahaya, rokok juga mengajak

penikmatnya untuk buang-buang waktu dan harta. Padahal lebih baik

harta itu digunakan untuk yang lebih berguna, atau diinfaqkan bila

memang keluarganya tidak membutuhkan

D. Analisis Pengembangan

Page 91: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Pada surah Al-baqarah di jelaskan agar kaum Mukminin agar

menginfakkan harta mereka di jalan jihad dengan menyiapkan perbekalan,

memudahkan perjalanan satuan-satuan perang khusus dan para pejuang

serta melarang mereka untuk meninggalkan infak di jalan Allah -yang tidak

lain adalah jihad- sebab bilamana mereka meninggalkan infak dan jihad,

maka itu sama dengan orang yang menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam

kebinasaan.

Tidak dapat kita ingkari bahwasanya rokok dapat membunuh secara

perlahan-lahan dan dapat mengakibatkan penyakit yang membinasakan

seperti kanker paru-paru dan lain sebagainya, karena di dalam rokok

terdapat racun (nikotin) yang dapat membunuh siapa saja yang

menghisapnya.

Orang yang berakal dia mengetahui bagaimana dia hidup dan

bermuamalah. Rizki yang Allah telah berikan niscaya tidak akan dihambur-

hamburkan pada sesuatu yang haram tidak ada gunanya, menghambur-

hamburkan merupakan perbuatan syaitan dan Alloh Subhanahu wa Ta‟ala.

Rokok adalah perbuatan pemborosan dan menyia-nyiakan harta yang

dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala.

Page 92: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

BAB VIII

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah dianalisa dan dilakukan pembahasan terhadap data yang telah

diperoleh, maka dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Perilaku merokok mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar Angkatan 2012 yaitu,

88,2% responden memiliki perilaku merokok aktif dan 11,8 % responden

memiliki perilaku merokok yang pasif

2. Kemampuan konsentrasi baik dari segi kecepatan, sedangkan ketelitian

serta konstansi mengerjakan tes berada pada tingkat kemampuan yang

cukup.

3. Hubungan antara perilaku merokok dengan konsentrasi belajar mahasiswa

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas

Muhammadiyah Makassar Angkatan 2012 tidak bermakna secara statistik.

B. Saran

1. Untuk Masyarakat

Agar perokok dapat mengurangi jumlah rokok yang dihisap dan dapat

mengurangi kebiasaan merokoknya bahkan kalau bisa di berhentikan

mengingat banyaknya bahaya yang ditimbulkan oleh rokok.

2. Untuk Institusi pendidikan

Page 93: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Hasil penelitian ini didapatkan bahwa remaa memiliki kebiasaan merokok

yang buruk. Dari institusi pendidikan sebaiknya melakukan sosialisasi

maupun bimbingan kepada remaja tentang dampak buruk dari merokok.

Hal ini dilakukan dengan tujuan agar jumlah perokok di Indonesia

khusunya remaja bias berkurang

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Peneliti yang akan dating sebaiknya melihat perbedaan antara konsentrasi

belajar mahasiswa yang merokok dengan mahasiswa yang tidak merokok

Page 94: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

DAFTAR PUSTAKA

1. Sugeng D. Triswanto. 2007 Stop Smoking, Jogyakarta. Progresif Books.

2. Sadock Benjamin J, Virginia A. Sadock (2010), Buku Ajar Psikiatri Klinis,

Edisi 2, EGC: Jakarta.

3. Anna Reimondos, Iwu Dwisetyani Utomo, Peter McDonald, Terence Hull,

Heru Suparno, dan Ariane Utomo (2010), Merokok dan Penduduk Dewasa

Muda di Indonesia, Pusat Penelitian Kesehatan: Universitas Indonesia,

Australian National University.

4. REMAJA, TEMBAKAU DAN ROKOK di akses from

http://ik.pom.go.id/v2013/wp-content/uploads/2011/11/REMAJA-ROKOK-

Infopom.pdf

5. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia (2013), Riset Kesehatan Dasar 2013, Jakarta.

6. Peraturan Walikota Makassar Nomor : 13 Tahun 2011 Tentang Kawasan

Tanpa Rokok.

7. Nurul aini binti abdul halim (2013). Faktor-Faktor Psikologis Yang

Menentukan Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Kedokteran Di Universitas

Hasanuddin. Skripsi, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu

Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

8. Utama, A. ( 2004 ) Bahaya Merokok: Mari Kita Pikirkan Lagi!.

(http://www.antirokok.or.id/product_index.htm) Diakses pada 5 Oktober

2014

Page 95: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

9. Mc Gee. 2005. Is Cigarette Smoking Associated With Suicidal Ideation

Among Young People? The American Journal of Psychologyi. Washington.

http://www.proquest.com/

10. Baker, B.T. 2004. School-Related Stress and Psychosomatic Symptoms

Among Norwegian Adolescents. Annual Review of Psychology.

http://www.proquest.com/

11. Sugeng D. Triswanto (2007). Stop Smoking, Jogyakarta. Progresif Books

12. Djaali (2007). Psikologi pendidikan Semarang: Bumi Aksara

13. Syahdrajat T (2007), Merokokdanmasalahnya, Dexa media, 2007:20:184-5.

14. Borio, G. (2010). The Tobacco Timeline. Retrieved October,2014 from

http://www.tobacco.org/resources/history/Tobacco_History.html.

15. TCSC (2013), Atlas Tembakau Indonesia, Edisi 2013.

16. Aditama Tjandra Yoga (2011), Tuberkulosis, RokokdanPerempuan. FKUI:

Jakarta.

17. DariyoAgoes, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Grasind

18. Isselbacher (2012), Harrison Prinsip-PrinsipIlmuPenyakitDalam, Volume

5, EGC: Jakarta.

19. Sudoyo, W Aru, dkk (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ,Jilid III Edisi

V . InternaPublishing

20. Alwi Widowati,dkk.(2010). Hubungan Perilaku Merokok dengan

Konsetrasi Belajar Siswa Kelas XI SMK Binakarya Mandiri. Laporan

Penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan Depok.

Page 96: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

21. Notoatmodjo, S. (2005). Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip-prinsip dasar.

Jakarta: Pcnerbit Rineka Cipta.

22. Wismanto, Y.B., dan Sarwo, Y.B. (2007). Strategi Penghentian Perilaku

Merokok.Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.

23. Mu‟tadin, Z (2005). Remaja dan Rokok . Diambil pada 17 Desember 2014

dari http://www.e-psikologi.com/remaja/0506.html

24. Maziyyatul Faudah (2011). Gambaran Faktor-faktor yang mempengaruhi

Perilaku Merokok

25. Surya Hendra (2010). Jadilah Pribadi Yang Unggul. PT Elex Media

Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta

26. Istianah (2008). Pengaruh sarapan terhadap Konsetrasi Belajar Siswa kelas

VII SMP 20 Bekasi.Penelitian tidak diterbitkan, Fakultas Tarbiyah

Universrtas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Indonesia.

27. Vohra, B.(2006). Smoking habbits of preclinicsl Saudi Medical Students. Di

ambil pada 11 Desember 2014 dari

http://pjms.com.pk/issues/octdec209/article/article6.html

28. Rijal.(2004). Rokok mempercepat hilangnya daya ingat pada masa tua.

Diambil pada 11 Desember 2014 dari http://www/gizi.net/cgi-

bin/berita/fullnews/cgi?newsid1080528072,89281.

29. IMO : HINDARKAN GENERASI MUDA DARI BAHAYA MEROKOK!

http://langkahkecil-junita.blogspot.com/2010/09/imo-hindarkan-generasi-

muda-dari-bahaya.html

Page 97: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

30. Dahlan Sopiyuddin M .2012. Langkah-langkah Membuat Proposal

Penelitian Bidan Kedokteran dan Kesehatan. Seri 3 Edisi 2. Seri Evidence

Based Medicine.

31. Potter , P.A & Perry, A.G (2005). Fundamental of nursing :

Concept,process,and practice. (4th

Ed). (Vol.2). (Y.Asih, et al, penerjemah).

St. Louis:Mosby- year Book Inc.(sumber asli diterbitkan 1997)

32. Nur Iksan Santoso. (2011). Analisis Hubungan Perilaku Merokok dengan

Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa Kelas XI di SMK 7 Tangerang.

Universitas Pelita Harapan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kesehatan.

33. Ariati .(2008). Komposisi Mikronutrien Sarapan yang Adekust

Meningkatkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekes

Depkes Denpasar. Tesis tidak diterbitkan . denpasar Program Pasca Sarjana

Universitas Undayana Denpasar.

34. R.M . Harden & Joy Crosby. AMEE Guide No.20 : The Good Teacher is

More Than A Lecture- The Twelvw Roles Of the Teacher. Center For

Medical Education, University of Dundee,UK.

35. Rokok dalam Kajian Kesehatan dan Agama Islam. Indonesia Bebas Rokok.

2013 http://indonesiabebasrokok.org

36. Shiddiq MR. Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tentang Pengharaman

Rokok.UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2009 http://digilib.uin-suka.ac.id

37. Fatwa Majelis Tarjih Dan Tajdid. Pimpinan Pusat Muhammadiyah (2010),

Tentang Hukum Merokok. No. 6/SM/MTT/III/2010. Yogjakarta.

Page 98: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

LAMPIRAN

Page 99: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFOREMED CONSENT)

Fakultas Kedokteran

Universitas Muhammadiyah Makassar

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama :

Nim :

Angkatan :

Setelah mendapat keterangan secukupnya serta menyadari mamfaat dari penelitian

tersebut di bawah ini yang berudul

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DENGAN KONSETRASI

BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN ( FKIP) DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR ANGKATAN 2012

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya telah di minta

dan bersedia untuk berperan serta dalam penelitian yang dilakukan oleh Asrima.

Makassar ,

2015

Peneliti Peserta

( Asrima ) ( )

Page 100: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

LAMPIRAN 1

A. Data demografi

Isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan jawaban tertulis dan tanda

check list (√) pada kotak yang telah disediakan sesuai dengan pertanyaan !

1. Jenis kelamin

laki-laki

perempuan

2. Usia ….. tahun

B. Perilaku merokok

Jawabalah dengan mencantumkan tanda check list (√) pada kolom yang sesuai

dengan pilihan anda

Ya : 1

Tidak : 0

No. Pernyataan Ya Tidak

1 Saya merokok

2 Saya biasa merokok di rumah

3 saya menghabiskan lebih dari setengah bungkus rokok

sehari

4 Saya merokok setiap kali saya ingin merokok

5 Saya menghisap rokok dalam jumlah batang yang terus

bertambah dari yang sebelumnya

6 Saya merokok dengan rutin pada waktu-waktu tertentu,

misalnya setelah makan dan sebelum tidur

7 Saya harus merokok sekurang-kurangnya empat kali

dalam satu hari

8 Merokok sudah menjadi rutinitas dalam kehidupan saya

9 Saya tetap merokok meskipun sedang berada di kampus

10 Saya merokok dimanapun saya inginkan

Page 101: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Sikap responden

No. Pernyataan SS S TS STS

1 Saya merokok agar terlihat trendy, cool, atau macho

2 Saya berusaha tidak akan merokok walaupun stress atau

banyak pikiran

3 Merokok membuat saya tenang dan rileks

4 Saya tidak akan merokok walaupun saya dikatakan tidak

jantan, banci atau tidak gaul

5 Saya akan tetap merokok

6 Saya tidak membatasi jumlah batang rokok yang saya hisap

setiap harinya

7 Saya merasa terganggu jika tidak menghisap satu batang

rokok saja dalam satu hari

8 Saya tidak membatasi waktu untuk merokok

Page 102: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

Lampiran 2: TES BOURDON WIERSMA

PETUNJUK : Coret gambar titik - titik yang berjumlah 4 pada tiap baris, mulai

dari tepi kiri

sampai tepi kanan dan lanjutkan pada baris di bawahnya.

Nama : .................................................................

Jenis Kelamin : Laki – Laki /Wanita

Tgl Tes : ..................................

Page 103: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...
Page 104: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

104

1. Umur responden

[DataSet1] E:\imha bahan skripsi\revisi\olah data\TERBARUUU IMHA

RANGE TERLENGKAP.sav

Statistics

UMUR RESPONDEN

N Valid 68

Missing 0

Sum 97

UMUR RESPONDEN

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

18 - 20 Tahun 39 57.4 57.4 57.4

21 - 23 Tahun 29 42.6 42.6 100.0

Total 68 100.0 100.0

2. Perilaku merokok

Frequency Table

perilaku merokok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Pasif 8 11.8 11.8 11.8

Aktif 60 88.2 88.2 100.0

Total 68 100.0 100.0

2. kecepatan

Kecepatan

Freque

ncy

Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

BAIK 66 97.1 97.1 97.1

CUKUP BAIK 2 2.9 2.9 100.0

Total 68 100.0 100.0

Page 105: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

105

3. ketelitian

Ketelitian

Frequen

cy

Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

BAIK 5 7.4 7.4 7.4

CUKUP BAIK 23 33.8 33.8 41.2

CUKUP 36 52.9 52.9 94.1

RAGU-RAGU 3 4.4 4.4 98.5

KURANG 1 1.5 1.5 100.0

Total 68 100.0 100.0

4. konstansi

Konstansi

Frequen

cy

Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

BAIK 18 26.5 26.5 26.5

CUKUP BAIK 17 25.0 25.0 51.5

CUKUP 24 35.3 35.3 86.8

RAGU-RAGU 9 13.2 13.2 100.0

Total 68 100.0 100.0

5. Crosstabs

[DataSet1] E:\output data perilaku.imha.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

perilaku merokok *

kecepatan

68 100.0% 0 0.0% 68 100.0%

perilaku merokok * kecepatan Crosstabulation

kecepatan Total

Page 106: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

106

BAIK CUKUP

BAIK

perilaku

merokok

Pasif

Count 7 1 8

% within perilaku

merokok

87.5% 12.5% 100.0%

% within kecepatan 10.6% 50.0% 11.8%

% of Total 10.3% 1.5% 11.8%

Aktif

Count 59 1 60

% within perilaku

merokok

98.3% 1.7% 100.0%

% within kecepatan 89.4% 50.0% 88.2%

% of Total 86.8% 1.5% 88.2%

Total

Count 66 2 68

% within perilaku

merokok

97.1% 2.9% 100.0%

% within kecepatan 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 97.1% 2.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 2.902a 1 .088

Continuity Correctionb .348 1 .555

Likelihood Ratio 1.846 1 .174

Fisher's Exact Test .223 .223

Linear-by-Linear

Association

2.859 1 .091

N of Valid Cases 68

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .24.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence

Interval

Lower Upper

Page 107: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

107

Odds Ratio for perilaku

merokok (Pasif / setuju)

.119 .007 2.114

For cohort kecepatan =

BAIK

.890 .683 1.159

For cohort kecepatan =

CUKUP BAIK

7.500 .518 108.499

N of Valid Cases 68

6. Crosstabs perilaku merokok dengan ketelitian

[DataSet1] E:\output data perilaku.imha.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

perilaku merokok *

ketelitian

68 100.0% 0 0.0% 68 100.0%

perilaku merokok * ketelitian Crosstabulation

ketelitian Total

BAIK CUKUP

BAIK

CUKUP RAGU-

RAGU

KURA

NG

perilak

u

merok

ok

Pasif

Count 2 4 2 0 0 8

% within perilaku

merokok

25.0% 50.0% 25.0% 0.0% 0.0% 100.0%

% within ketelitian 40.0% 17.4% 5.6% 0.0% 0.0% 11.8%

% of Total 2.9% 5.9% 2.9% 0.0% 0.0% 11.8%

Aktif

Count 3 19 34 3 1 60

% within perilaku

merokok

5.0% 31.7% 56.7% 5.0% 1.7% 100.0%

% within ketelitian 60.0% 82.6% 94.4% 100.0% 100.0% 88.2%

% of Total 4.4% 27.9% 50.0% 4.4% 1.5% 88.2%

Total

Count 5 23 36 3 1 68

% within perilaku

merokok

7.4% 33.8% 52.9% 4.4% 1.5% 100.0%

% within ketelitian 100.0

%

100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Page 108: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

108

% of Total 7.4% 33.8% 52.9% 4.4% 1.5% 100.0%

Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Frequencies

perilaku merokok N

ketelitian

Pasif 8

Aktif 60

Total 68

Test Statisticsa

ketelitian

Most Extreme

Differences

Absolute .383

Positive .000

Negative -.383

Kolmogorov-Smirnov Z 1.018

Asymp. Sig. (2-tailed) .251

a. Grouping Variable: perilaku merokok

7. Crosstabs perilaku merokok dengan konstansi

[DataSet1] E:\output data perilaku.imha.sav

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

perilaku merokok *

konstansi

68 100.0% 0 0.0% 68 100.0%

perilaku merokok * konstansi Crosstabulation

konstansi Total

BAIK CUKUP

BAIK

CUKUP RAGU-

RAGU

perilaku

meroko

k

Pasif

Count 3 2 2 1 8

% within perilaku

merokok

37.5% 25.0% 25.0% 12.5% 100.0%

% within konstansi 16.7% 11.8% 8.3% 11.1% 11.8%

Page 109: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

109

% of Total 4.4% 2.9% 2.9% 1.5% 11.8%

Aktif

Count 15 15 22 8 60

% within perilaku

merokok

25.0% 25.0% 36.7% 13.3% 100.0%

% within konstansi 83.3% 88.2% 91.7% 88.9% 88.2%

% of Total 22.1% 22.1% 32.4% 11.8% 88.2%

Total

Count 18 17 24 9 68

% within perilaku

merokok

26.5% 25.0% 35.3% 13.2% 100.0%

% within konstansi 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 26.5% 25.0% 35.3% 13.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square .693a 3 .875

Likelihood Ratio .678 3 .878

Linear-by-Linear

Association

.454 1 .500

N of Valid Cases 68

a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The

minimum expected count is 1.06.

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for perilaku

merokok (tidak setuju /

setuju)

a

a. Risk Estimate statistics cannot be

computed. They are only computed

for a 2*2 table without empty cells.

Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Frequencies

perilaku merokok N

Konstansi Pasif 8

Page 110: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

110

Aktif 60

Total 68

Test Statisticsa

konstansi

Most Extreme

Differences

Absolute .125

Positive .000

Negative -.125

Kolmogorov-Smirnov Z .332

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

a. Grouping Variable: perilaku merokok

Page 111: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

111

Page 112: THE RELATIONSHIP OF SMOKING BEHAHAVIOUR OF STUDENTS ...

112


Recommended