Date post: | 06-Jul-2018 |
Category: |
Documents |
Upload: | sri-wahyuni |
View: | 317 times |
Download: | 7 times |
of 39
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
1/39
The Spiderwick Chronicles: LUCINDA'S SECRET
Copyright 2003
by Tony DiTerlizzi and Holly Black
Published by arrangement with Simon & Schuster Books for "young
Readers, an imprint of Simon & Schuster Children's Publishing Division
All rights reserved.
The Spiderwick Chronicles: RAHASIA LUCINDA
Alih bahasa: Donna Widjajanto
GM 106 04.010 Hak cipta terjemahan Indonesia: PT Gramedia Pustaka
Utama Jl. Palmerah Barat 33-37 Jakarta 10270 Diterbitkan pertama
kali oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, anggota KAPI, Jakarta,
Oktober 2004
Cetakan kedua: Februari 2008
136 him.; ilustrasi; 18 cmISBN-10: 979 - 22 -1073 - 3 1SBN-13: 978 - 979 - 22 -1073 - 6
Dicetak oleh Percetakan Ikrar Mandiriabadi, Jakarta
Isi di luar tanggung jawab percetakan
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
2/39
Untuk nenekku, Melvina, yang mengatakan aku seharusnya menulis buku
seperti ini
dan kepada siapa kukatakan aku takkan melakukannya
-H.B.
Untuk Arthur Rackham, semoga kau terus memberi inspirasi kepada
orang lain seperti yang kaulakukan kepadaku
-T.D.
Daftar Ilustrasi Sehalaman Penuh
Surat dari Holly Black
Surat dari Anak-Anak Keluarga GracePeta Spiderwick Estate
Bab Satu: KETIKA Banyak Hal Diputar-Balik
Bab Dua: KETIKA Banyak Orang Gila
Bab Tiga: KETIKA
Kisah-Kisah Diceritakan dan Pencuri Ditemukan
Bab Empat: KETIKA
Anak-Anak Keluarga Grace Mencari Teman 61 Bab Lima: KETIKA
Banyak Teka-Teki dan Sedikit Jawaban 81Bab Enam: KETIKA
Jared Mewujudkan Ramalan si Phooka 97
Bab Tujuh: KETIKA
Jared Akhirnya Senang Punya Saudara Kembar 115 Tentang Tony
DiTerlizzi dan Holly Black 128
Peta Spiderwick Estate dan Daerah Sekitarnya. 12
Pltar-baliklah. 16
Air itu ditembus cahaya. 20"Kita butuh Panduan Lapangan." 26
Lebih mirip istana daripada rumah sakit jiwa. 30
"Katakan padaku, apa yang terjadi." 42
"Kemarilah, sayangku." 44
Makhluk-makhluk seukuran buah walnut. 52
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
3/39
"Kau tidak akan memakannya, kan?" 56
Mereka masuk perpustakaan Arthur. 60
Byron tidur. 69
Dia bahkan tidak tampak baik. 73
Anak-anak lelaki berjongkok. 76
Angin musim panas bertiup di bukit. 80
"Kebanyakan tidak bisa datang sejauh ini." 88
Mereka berhenti di padang. 94
Tiga makhluk muncul. 96
Seluruh tubuhnya mulai gemetar. 104
Gambar buatan Jared Grace. 113
"Jared, tolong!" teriak Jared. 114Mereka berbalik dan memandanginya. 118
Dia mendengar suara tawa. 122
Bab Satu
KETIKA Banyak Hal Diputar-balik
JARED GRACE membalik kaus merahnya, dan mengenakannya terbalik.Dia berusaha melakukan hal yang sama dengan jinsnya, tapi ternyata
sangat sulit. Panduan Lapangan Arthur Spiderwick bagi Dunia Fantastis
di Sekitarmu tergeletak di atas bantalnya, terbuka pada halaman
tentang alat-alat pertahanan diri. Jared telah membaca buku itu dengan
teliti, tapi tidak yakin apakah pertahanan diri itu bisa banyak
membantu.
Sejak pagi ketika anak-anak keluarga Grace pulang bersama si griffin,
Thimbletackselalu berbuat jahil pada Jared. Dia sering bisa mendengar si brownie di
dalam dinding. Sekali-sekali Jared sempat melihatnya. Tapi sering kali,
Jared hanya menjadi korban keisengan baru si brownie. Sejauh ini bulu
matanya dicukur, sepatunya diisi lumpur, dan sesuatu telah mengencingi
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
4/39
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
5/39
"Apa itu?" tanya Jared sambil menatap daging itu.
"Untuk Byron," kata Simon, menjatuhkan onggokan daging itu ke
mangkuk besar dan menambahkan corn flakes. "Kondisinya pasti
membaik. Dia selalu lapar."
Jared nyengir. Orang lain pasti takut pada griffin selalu lapar yang
sedang menyembuhkan diri di rumah kereta mereka. Tapi Simon tidak.
"Ayo," kata Mallory. "Minum."
Jared minum seteguk dan tersedak. Cairan itu membakar mulutnya dan
dia meludahkan setengahnya ke lantai. Sisanya meluncur ke
tenggorokannya, panas seperti api.
"Kalian gila, ya?" jeritnya sambil terbatuk-batuk. "Apa itu?"
"Air dari keran," kata Mallory. "Semuanya terasa seperti itu.""Lalu mengapa kalian menyuruhku meminumnya?" tanya Jared.
Mallory bersedekap. "Menurutmu mengapa semua ini terjadi?"
"Apa maksudmu?" tanya Jared.
"Maksudku hal-hal aneh mulai terjadi saat kita menemukan buku itu, dan
tidak akan berakhir sampai kita membuangnya."
"Hal-hal aneh sudah terjadi sebelum kita menemukannya!" Jared
keberatan.
"Masa bodoh," kata Mallory. "Para goblin menginginkan PanduanLapangan. Kurasa kita seharusnya memberikannya pada mereka."
Dapur sunyi beberapa saat. Akhirnya Jared berhasil berbisik tak
percaya, "Apa?"
"Kita harus membuang buku bodoh itu," ulang Mallory, "sebelum ada
yang terluka- atau bahkan sesuatu yang lebih buruk terjadi."
"Kita kan belum tahu airnya kenapa." Jared melirik wastafel, kemarahan
serasa membakar perutnya.
"Memangnya siapa yang peduli?" kata Mallory. "Ingat apa yangdikatakan Thimble-tack pada kita? Panduan Lapangan Arthur terlalu
berbahaya!"
Jared tidak ingin memikirkan Thimbletack. "Kita membutuhkan buku
Panduan Lapangan ini," katanya. "Kita tidak akan tahu ada brownie dalam
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
6/39
rumah ini kalau bukan karena buku ini. Kita tidak akan tahu tentang
troll, goblin, atau yang lain-lain."
"Dan mereka tidak akan tahu tentang kita," kata Mallory.
"Buku ini milikku," kata Jared.
"Jangan begitu egois!" bentak Mallory.
Jared mengertakkan rahangnya. Bagaimana bisa kakaknya menyebutnya
egois? Mallory hanya terlalu takut untuk menyimpan buku itu. "Aku yang
memutuskan apa yang akan terjadi pada buku ini, titik!"
"Titik, enak saja!" Mallory maju selangkah mendekati adiknya. "Kalau
bukan karena aku, kau sudah mati!"
"Memangnya kenapa?" kata Jared. "Kalau bukan karena aku, kau juga
sudah mati!"Mallory menarik napas panjang. Jared nyaris bisa membayangkan uap
keluar dari hidung kakaknya. "Tepat sekali. Kita semua bisa mati karena
buku itu."
Mereka bertiga menatap "buku itu" yang berada dalam genggaman
tangan kiri Jared. Jared berpaling pada Simon dengan marah. "Kau juga
setuju dengan pendapat Mallory?"
Simon mengangkat bahu dengan sikap kaku. "Panduan Lapangan
membantu kita mencari tahu tentang Thimbletack dan tentangbatu yang membantu kita melihat makhluk-makhluk seperti peri."
Jared tersenyum penuh kemenangan.
"Tapi," lanjut Simon dan senyum Jared lenyap, "bagaimana kalau ada
lebih banyak goblin di luar sana? Aku tak tahu apakah kita bisa melawan
mereka. Bagaimana kalau mereka masuk rumah? Atau menangkap Mom?"
Jared menggeleng. Kalau Mallory dan Simon menghancurkan Panduan
Lapangan, semua yang sudah mereka lakukan menjadi sia-sia! "Bagaimana
kalau kita mengembalikan Panduan Lapangan tapi mereka tetapmengejar kita?"
"Kenapa mereka melakukan itu?" tanya Mallory.
"Kita tetap tahu tentang keberadaan buku itu," kata Jared. "Dan kita
tetap tahu bahwa makhluk-makhluk sejenis peri itu benar-benar ada.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
7/39
Mereka bisa saja berpikir kita akan membuat buku Panduan Lapangan
yang baru."
"Aku akan memastikan kau tidak membuatnya," kata Mallory.
Jared berpaling pada Simon, yang sedang mengaduk potongan daging
dan sereal dengan sendok kayu. "Dan bagaimana dengan si griffin? Para
goblin menginginkan Byron, kan? Apakah kita akan mengembalikannya
juga?"
"Tidak," kata Simon, memandang ke halaman di balik gorden tua. "Kita
belum bisa melepaskan Byron. Kondisinya belum pulih benar."
"Tidak ada yang mencari Byron," kata Mallory. "Ini tidak sama."
Jared berusaha memikirkan cara untuk meyakinkan saudara-saudaranya,
sesuatu yang akan membuktikan bahwa mereka membutuhkan PanduanLapangan. Dia tidak lebih mengerti tentang makhluk-makhluk sebangsa
peri daripada Simon atau Mallory. Dia bahkan tidak tahu mengapa
makhluk-makhluk itu menginginkan buku ini saat satu-satunya
hal dalam Panduan Lapangan tersebut adalah tentang diri mereka.
Apakah para peri hanya tidak ingin manusia membacanya? Satu-satunya
orang yang tahu jawabannya adalah Arthur dan dia sudah lama
meninggal. Jared tersentak saat memikirkan itu.
"Ada seseorang yang bisa kita tanyai- seseorang yang mungkin benar-benar tahu apa yang harus dilakukan," kata Jared.
"Siapa?" tanya Simon dan Mallory bersamaan.
Jared menang. Buku itu aman-paling tidak untuk sekarang.
Dia menyeringai. "Bibi Lucinda."
Bab Dua
KETIKA Banyak Orang Gila
KALIAN manis sekali mau mengunjungi bibi kalian," kata Mom,
tersenyum lewat kaca spion kepada Jared dan Simon. "Aku tahu dia
akan menyukai kue-kue yang kalian buat."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
8/39
Di luar jendela mobil, pepohonan berlalu, daun-daunnya kuning dan
merah di antara cabang-cabang yang gundul.
"Mereka tidak membuat kue-kue itu," kata Mallory. "Mereka hanya
mengatur adonan beku di atas loyang."
Jared menendang bagian belakang tempat duduknya, keras.
"Hei," kata Mallory, berbalik dan berusaha meraih adiknya. Jared dan
Simon menyeringai. Kakak mereka takkan bisa meraih mereka saat
memakai sabuk pengaman.
"Well, itu lebih berarti daripada yang sudah kaulakukan," kata ibu
mereka. "Kau masih dihukum, nona muda. Kalian bertiga masih dihukum
seminggu lagi."
"Aku kan latihan anggar," kata Mallory sambil mengenyakkan diri ditempat duduknya dan memutar bola matanya. Jared tidak yakin, tapi
sepertinya ada yang aneh karena telinga kakaknya memerah saat bicara
tadi.
Tanpa sadar Jared menyentuh ranselnya, merasakan bagian luar
Panduan Lapangan di dalamnya, aman, terbungkus handuk. Selama dia
membawa buku itu ke mana pun dia pergi, tidak mungkin Mallory
menyingkirkannya dan tidak mungkin para makhluk aneh mengambilnya.
Lagi pula, mungkin BibiLucinda tahu sesuatu tentang Panduan Lapangan. Mungkin dialah yang
menyembunyikan buku itu dalam bagian dasar palsu peti untuk
ditemukan Jared. Kalau memang begitu, mungkin Bibi Lucy bisa
meyakinkan Mallory dan Simon bahwa buku itu cukup penting untuk
disimpan.
Rumah sakit tempat bibi mereka tinggal sangat besar. Bangunan itu
lebih mirip istana daripada rumah sakit jiwa, dengan dinding-dinding
bata merah kokoh, lusinan jendela, dan lapangan rumput yangterpangkas rapi. Jalan batu putih yang lebar berpagar bunga krisan
merah karat dan kuning emas menuju jalan masuk batu. Paling tidak
sepuluh cerobong asap menjulang dari atap yang hitam.
"Wow, tempat ini tampak lebih tua daripada rumah kita," kata Simon.
"Lebih tua," kata Mallory, "tapi kalah menyeramkan."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
9/39
"Mallory!" kata ibu mereka memperingatkan.
Kerikil bergemeretuk di bawah ban mobil saat mereka memasuki
lapangan parkir. Ibu mereka memilih tempat di sebelah mobil tua
berwarna hijau dan mematikan mesin.
"Apakah Bibi Lucy tahu kita akan datang?" tanya Simon.
"Aku sudah menelepon," kata Mrs. Grace,
membuka pintu mobil dan meraih tasnya. "Tapi aku tidak tabu seberapa
banyak yang mereka katakan padanya, jadi jangan kecewa kalau Bibi
Lucy tidak sedang menunggu-nunggu kita."
"Aku berani bertaruh kita orang pertama yang mengunjunginya setelah
jangka waktu lama," kata Jared.
Ibunya menatapnya sambil melotot. "Pertama-tama, itu bukan hal yangbaik untuk dikatakan, dan kedua, kenapa kau mengenakan kausmu
terbalik?"
Jared menunduk dan mengangkat bahu.
"Grandma mengunjunginya, ya kan?" tanya Mallory.
Ibu mereka mengangguk. "Dia datang berkunjung, tapi selalu be rat
baginya. Lucy lebih seperti kakaknya sendiri daripada sepupu. Kemudian
saat dia
mulai... mengalami kemunduran... Grandma-lah yang harus mengurussegalanya."
Jared ingin bertanya apa artinya itu, tapi sesuatu membuatnya ragu-
ragu.
Mereka berjalan melalui pintu kayu walnut lebar institusi itu. Ada meja
di ruang depan, tempat pria berseragam duduk di baliknya, membaca
koran. Dia mendongak menatap mereka dan meraih telepon warna
kuning.
"Tolong isi ini." Dia mengangguk ke arah buku yang terbuka. "Kalian akanmenengok
siapa?"
"Lucinda Spiderwick." Ibu mereka membungkuk di atas meja dan
menuliskan nama-nama mereka.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
10/39
Saat mendengar nama Bibi Lucy, pria itu mengerutkan dahi. Saat itu
Jared langsung merasa dia sama sekali tidak menyukainya.
Dalam beberapa menit seorang perawat berkaus merah muda polkadot
muncul. Dia mengantar mereka melalui lorong-lorong putih berliku-liku
yang pengap dan agak
beraroma zat antiseptik. Mereka melewati kamar-kamar kosong tempat
televisi berkedip-kedip, dan entah di mana di dekat mereka terdengar
tawa geli. Jared mulai memikirkan rumah sakit jiwa dalam film-film dan
membayangkan orang-orang dengan mata nanar dalam jaket pengaman,
menggigiti ikatan mereka. Dia mengintip melalui jendela pintu-pintu yang
mereka lewati.
Dalam satu kamar, seorang pemuda mengenakan jubah mandi sedangtertawa melihat buku yang terbalik, sementara dalam kamar lain
seorang wanita sedang terisak di dekat jendela.
Jared berusaha mengalihkan pandangannya dari pintu-pintu itu, tapi dia
mendengar seseorang berseru, "Pasangan dansaku sudah datang!" Dia
mengintip lagi dan melihat pria berambut putih menekankan wajahnya ke
jendela pintu.
"Mr. Byrne!" Si perawat melangkah ke antara Jared dan pintu.
"Itu semua salahmu," kata pria itu, menunjukkan giginya yang kuning."Kau tidak apa-apa?" tanya Mallory.
Jared mengangguk, berusaha berpura-pura tidak gemetar.
"Apakah itu sering terjadi?" tanya Mrs. Grace.
"Tidak," jawab si perawat. "Aku sangat menyesal. Dia biasanya sangat
pendiam."
Sebelum Jared bisa memutuskan apakah kunjungan ini ide bagus atau
tidak, si perawat berhenti di depan pintu tertutup, mengetuk dua kali,
dan membukanya tanpa menunggu jawaban. Kamar itu kecil dan warnanyaputih kusam seperti warna cat di lorong. Di
tengah kamar ada tempat tidur rumah sakit dengan kepala besi, dan
duduk di atasnya, dengan kaki terbungkus selimut, adalah salah satu
wanita tertua yang pernah dilihat Jared. Rambutnya yang panjang
seputih gula. Kulitnya juga pucat, nyaris transparan. Punggungnya
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
11/39
bungkuk dan menekuk ke satu sisi. Pada gantungan besi di sisi tempat
tidurnya terkait sekantong cairan dengan tube panjang yang terhubung
dengan infus di tangannya. Tapi matanya, saat menatap Jared, sangat
cerah dan sadar.
"Jendelanya kututup saja ya, Miss S.?" Tanya si perawat, bergerak
melewati meja samping tempat tidur yang penuh foto-foto antik dan
pernak-pernik. "Kau bisa kena flu."
"Tidak!" bentak Lucinda, dan si perawat berhenti di tengah langkahnya.
Kemudian dengan suara yang lebih lembut bibi tua mereka melanjutkan.
"Biarkan saja. Aku buruh udara segar."
"Halo, Bibi Lucy," kata Mom ragu-ragu. "Kau ingat aku? Aku Helen."
Wanita tua itu mengangguk kecil, sepertinya berhasil menenangkan diri."Tentu saja. Putri Melvina. Ya ampun. Kau lebih tua daripada yang
kuingat."
Jared melihat ibunya tidak terlalu menyukai pengamatan itu.
"Ini putra-putraku, Jared dan Simon," kata Mrs. Grace. "Dan ini
putriku, Mallory. Kami tinggal di rumahmu dan anak-anak ingin
menemuimu."
Bibi Lucy mengerutkan kening. "Rumah? Kalian tidak aman tinggal di
sana.""Kami sudah memanggil tukang untuk mengadakan perbaikan," kata Mom.
"Dan lihat, anak-anak membawa kue."
"Baik sekali." Wanita tua itu memandang piring kue seolah terisi penuh
dengan tumpukan kecoak.
Jared, Simon, dan Mallory berpandangan.
Si perawat mendengus. "Tidak ada yang
bisa kalian lakukan," katanya pada Mrs. Grace, sepertinya tidak peduli
Bibi Lucy bisa mendengarnya. "Dia tidak mau memakan apa pun saat adakita."
Bibi Lucy menyipitkan matanya. "Aku tidak tuli, tahu."
"Kau tidak mau mencoba satu?" tanya Mom, membuka penutup kue
bersalut gula itu dan mengajukan piring tersebut kepada Bibi Lucinda.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
12/39
"Sayang sekali tidak," kata wanita tua itu. "Aku rasa aku cukup kenyang
saat ini."
"Mungkin kita bisa bicara di lorong," bisik ibu mereka pada si perawat.
"Aku tidak tahu keadaannya seburuk ini." Dengan ekspresi khawatir dia
meletakkan piring kue
itu dan meninggalkan kamar bersama si perawat.
Jared nyengir pada Simon. Ini bahkan lebih baik daripada yang mereka
harapkan. Sekarang paling tidak mereka bisa sendirian beberapa menit.
"Bibi Lucy," kata Mallory cepat-cepat. "Saat Anda bilang pada ibu kami
bahwa rumah itu berbahaya, maksud Anda bukan konstruksi
bangunannya, kan?"
"Maksud Anda makhluk-makhluk seperti peri," kata Simon."Tidak apa-apa membicarakannya dengan kami. Kami sudah melihat
mereka," sambung Jared.
Bibi mereka tersenyum pada mereka, tapi senyumnya sedih. "Makhluk-
makhluk itulah yang kumaksudkan," katanya, menepuk sisi tempat
tidurnya. "Kemarilah. Duduklah kalian bertiga. Katakan padaku, apa yang
terjadi."
Bab Tiga
KETIKA kisah-kisah Diceritakan dan Pencuri Ditemukan
KAMI sudah melihat goblin, troll, dan griffin," kata Jared memberitahu
bibinya dengan penuh semangat saat mereka duduk di kaki tempat tidur
rumah sakit itu. Rasanya melegakan sekali ada yang memercayainya.
Sekarang kalau saja Bibi Lucy bisa menjelaskan betapa pentingnya
Panduan Lapangan, semuanya akan baik-baik saja."Dan Thimbletack," sambung Mallory, mengambil kue dan menggigit.
"Kami sudah melihatnya, meskipun kami tidak yakin dia termasuk
brownie atau boggart."
"Benar," kata Jared. "Tapi kami perlu menanyakan sesuatu yang penting
kepadamu."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
13/39
"Thimbletack?" tanya Bibi Lucinda, menepuk-nepuk tangan Mallory. "Aku
sudah lama sekali tidak melihatnya. Bagaimana penampilannya sekarang?
Sama saja, kurasa. Mereka selalu sama saja, kan?"
"Aku... aku tidak tahu," kata Mallory.
Bibi Lucy meraih laci di meja samping tempat tidurnya dan
mengeluarkan kantong kain hijau lusuh dengan sulaman bintang-bintang.
"Thimbletack suka ini."
Jared mengambil kantong itu dan mengintip ke dalamnya. Biji-biji bekel
serta beberapa kelereng batu dan tanah liat berkilau di dalamnya. "Ini
miliknya?"
"Oh, tidak," kata Bibi Lucy. "Itu milikku, atau dulu begitu, saat aku
cukup muda untuk memainkannya. Aku ingin memberikannya padaThimbletack. Makhluk malang, sendirian di rumah tua itu. Dia pasti
senang kalian datang."
Jared merasa Thimbletack tidak sesenang itu, tapi tidak tidak
mengatakannya.
"Apakah Arthur ayah Anda?" tanya Simon.
"Ya. Ya, dia ayahku," kata Bibi Lucy sambil mendesah. "Apakah kalian
sudah melihat lukisannya di rumah?"
Mereka mengangguk."Dia artis berbakat. Dia biasa membuat ilustrasi iklan untuk minuman
soda pop dan stoking wanita. Dia membuat boneka kertas untuk Melvina
dan aku. Kami punya semap penuh boneka, dengan pakaian berbeda untuk
tiap musim. Aku ingin tahu ke mana semua itu."
Jared mengangkat bahu. "Mungkin ada di loteng."
"Bukan masalah. Ayahku sudah pergi begitu lama sekarang. Aku tidak
yakin aku ingin melihat benda-benda itu."
"Kenapa tidak?" tanya Simon."Membuka lagi kenangan lama. Ayahku meninggalkan kami, tahu." Bibi
Lucy memandangi tangannya yang kurus. Kedua tangan itu gemetar.
"Ayahku pergi jalan-jalan suatu hari dan tak pernah kembali. Ibuku
bilang sudah tahu ayahku akan pergi sejak lama."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
14/39
Jared kaget. Dia tidak pernah benar-benar memikirkan seperti apa
Paman Arthur. Dia mengingat-ingat wajah tegas berkacamata dalam
lukisan di perpustakaan. Dia ingin menyukai paman buyutnya, yang bisa
melukis dan melihat makhluk-makhluk seperti peri. Tapi kalau yang
dikatakan Lucinda benar, Jared sama sekali tidak menyukai Arthur.
"Ayah kami juga pergi," kata Jared.
"Aku hanya ingin tahu kenapa." Bibi Lucy memalingkan wajah, tapi Jared
merasa melihat kilauan air di matanya. Wanita tua itu
saling menekan kedua tangannya supaya berhenti gemetar.
"Mungkin dia harus pindah demi pekerjaannya," kata Simon. "Seperti
ayah kami."
"Oh, ayolah, Simon," kata Jared. "Kau tak mungkin memercayaikebohongan itu, kan?"
"Diamlah, bodoh." Mallory memelototi kedua adiknya. "Bibi Lucy,
bagaimana Anda bisa berada di rumah sakit ini? Maksud saya, Anda kan
tidak gila."
Jared berjengit, yakin Bibi Lucy akan marah, tapi wanita tua itu hanya
tertawa. Kemarahan Jared menyurut.
"Setelah Ayah pergi, Ibu dan aku pindah ke kota sebelah untuk tinggal
bersama saudara laki-lakinya. Aku tumbuh dewasa di sisi sepupukuMelvina-nenek kalian. Aku menceritakan padanya tentang Thimbletack
dan tentang para sprite kecil, tapi kurasa dia tidak terlalu
memercayaiku.
"Ibuku meninggal saat aku berusia enam belas. Setahun kemudian aku
kembali pindah ke Spiderwick Estate. Aku berusaha menggunakan
uangku yang sedikit untuk memperbaiki tempat itu. Thimbletack masih
ada di sana, tentu saja, tapi ada makhluk-makhluk lain juga. Kadang-
kadang aku melihat sosok-sosok mengendap-endap dalam kegelapan.Kemudian suatu hari mereka berhenti bersembunyi. Mereka pikir aku
punya buku ayahku. Mereka mencubitku, memukulku, dan berkeras
supaya aku memberikan buku itu kepada mereka. Tapi aku tidak
memilikinya. Ayah pasti membawa buku itu bersamanya. Dia tak mungkin
meninggalkannya."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
15/39
Jared mau mulai bicara, tapi bibinya tenggelam dalam kenangan dan
tidak memerhatikannya.
"Suatu malam, makhluk-makhluk itu membawakanku sepotong buah -
benda kecil - seukuran anggur dan semerah mawar. Mereka berjanji
tidak akan menyakitiku lagi. Betapa bodohnya aku, aku mengambil buah
itu dan memastikan nasibku."
"Apakah itu racun?" tanya Jared, teringat pada Putri Salju dan buah
apel beracun.
"Sejenis itu," kata Bibi Lucy sambil tersenyum aneh. "Rasanya lebih
enak daripada makanan apa pun yang pernah kubayangkan. Mungkin
rasanya sama dengan bayanganku tentang rasa bunga. Mungkin rasanya
seperti lagu yang tak bisa kaubayangkan judulnya. Setelah itu, makananmanusia-makanan normal-terasa seperti serbuk gergaji dan abu. Aku
tak bisa memaksa diriku memakannya. Aku bisa saja mati kelaparan."
"Tapi Anda tidak mati kelaparan," kata Mallory.
"Terima kasih pada para sprite yang bermain denganku saat aku kecil.
Mereka memberiku makan dan terus menjagaku." Bibi Lucy tersenyum
anggun dan mengulurkan sebelah tangannya. "Izinkan kuperkenalkan.
Kemarilah, sayangku, datanglah dan temui keponakan-keponakanku."
Ada suara dengung di luar jendela kamarnya dan apa yang sepertinyadebu mengambang di cahaya tiba-tiba menjadi makhluk-makhluk
seukuran walnut, terbang dengan sayap-sayap tembus cahaya. Mereka
mendekati wanita tua itu, berayun-ayun pada rambutnya yang putih, dan
merangkak ke kepala tempat tidur.
"Mereka manis, kan?" tanya bibi mereka. "Teman-teman kecilku yang
manis."
Jared mengenali mereka - sprite, seperti yang di hutan-tapi tetap saja
rasanya tetap mengerikan melihat makhluk-makhluk itu bermain-main disekeliling bibinya. Simon, entah bagaimana, tampak terpesona.
Mallory bicara, memecahkan keheningan yang melingkupi mereka. "Saya
masih tidak
mengerti siapa yang memasukkan Anda ke
sini."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
16/39
"Oh ya, rumah sakit ini," kata Bibi Lucy. "Nenek kalian Melvina menjadi
yakin aku tidak baik-baik saja. Pertama-tama dia melihat memar-memar
lalu kurangnya nafsu makanku. Kemudian sesuatu terjadi. Aku tidak ingin
menakuti kalian-tidak, itu tidak benar. Aku memang ingin kalian takut.
Aku ingin kalian mengerti betapa pentingnya kalian keluar dari rumah
itu.
"Lihat tanda-tanda ini?" Wanita tua itu mengulurkan sebelah tangannya
yang kurus. Bekas luka tampak membekas dalam dagingnya. Simon
tersentak. "Suatu malam para monster datang. Makhluk-makhluk hijau
kecil dengan gigi menyeramkan memegangiku, sementara makhluk
raksasa menanyaiku. Aku memberontak, dan cakar-cakar mereka
melukai tangan dan kakiku. Aku memberitahu mereka tidak ada buku,ayahku membawanya, tapi tidak ada kata-kata yang bisa mengubah apa
pun. Sebelum malam itu, punggungku tegak. Sejak itu, aku harus
berjalan membungkuk.
"Tanda-tanda ini adalah yang terakhir bagi Melvina. Dia percaya aku
melukai diriku sendiri. Dia tak bisa mengerti... jadi dia mengirimku ke
sini."
Salah satu sprite, yang hanya mengenakan daun hijau bergerigi, terbang
mendekat dan menjatuhkan sepotong buah di selimut dekat Simon.Jared mengerjapkan mata-dia begitu terpesona dengan kisah bibinya,
sehingga nyaris melupakan makhluk-makhluk itu. Buah itu tercium
seperti rumput segar dan madu. Kulitnya seperti kertas, tapi di bawah
kulit itu Jared bisa melihat dagingnya yang merah. Bibi Lucinda
menatapnya dan bibirnya mulai gemetar.
"Untukmu," kata para sprite kecil dengan bisikan kompak. Simon
mengambil buah itu dan memegangnya.
"Kau tidak akan memakannya, kan?" tanya Jared. Melihat buah itu sajasudah membuat air liurnya menetes.
"Tentu saja tidak," kata Simon, tapi matanya berkilau serakah.
"Jangan," kata Mallory.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
17/39
Simon memegang buah peri itu lebih dekat ke mulutnya, memutar-
mutarnya. "Satu gigit, hanya satu gigit tidak akan membuatku sakit,"
katanya lembut.
Tangan Bibi Lucinda bergerak cepat dan meraih buah itu dari jari-jari
Simon. Dia memasukkannya ke mulut dan memejamkan mata.
"Hei," kata Simon kesal, terlompat. Kemudian dia memandang ke
sekeliling, bingung. "Apa yang terjadi?"
Jared menatap bibi buyutnya. Tangan wanita tua itu gemetar, meskipun
dia menyatukan keduanya di pangkuan.
"Maksud mereka baik," katanya. "Mereka hanya tidak mengerti rasa
lapar. Bagi mereka buah itu hanya makanan."
Jared menatap sprite-sprite kecil itu. Dia tidak yakin apa saja yangmereka ketahui atau tidak.
"Tapi sekarang kalian sudah tahu mengapa rumah itu terlalu berbahaya
bagi anak-anak seperti kalian. Kalian harus membuat ibu kalian mengerti,
dan pindah. Kalau mereka tahu kalian di sana, mereka akan berpikir
kalian memiliki Panduan Lapangan dan mereka tidak akan membiarkan
kalian hidup tenang."
"Tapi kami memang memiliki Panduan Lapangan," kata Jared. "Itulah
yang ingin kami tanyakan pada Anda."Bibi Lucy tersentak. "Kalian tidak mungkin - "
"Kami mengikuti petunjuk dalam perpustakaan," kata Jared
menjelaskan.
"Lihat, dia menua kita harus menghancurkannya!" kata Mallory.
"Perpustakaan? Itu berarti...," Bibi Lucy memandang Jared dengan
ketakutan. "Kalau kalian memiliki Panduan Lapangan, kalian harus keluar
dari rumah itu. Segera! Kalian mengerti?"
"Panduan Lapangan-nya ada di sini." Jared membuka ranselnya danmengeluarkan buku terbungkus handuk itu. Tapi saat dia membukanya,
bukan Panduan Lapangan yang muncul. Mereka semua menatap buku
resep tua yang lusuh, Microwave Magic-Keajaiban Microwave.
Jared berbalik ke arah Mallory. "Kau! Kau mencurinya!" Dia menjatuhkan
ranselnya dan menyerang kakaknya dengan kedua tinju.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
18/39
Bab Empat
KETIKA Anak-Anak Keluarga Grace Mencari Teman
JARED menekan wajahnya ke kaca jendela mobil dan berusaha berpura-
pura dia tidak menangis. Air mata berlinang, terasa panas di pipinya. Dia
membiarkan air mata itu membasahi kaca yang dingin.
Dia tidak memukul Mallory. Simon meraih tangannya sementara Mallory
terus berkeras dia tidak mengambil Panduan Lapangan. Teriakan-
teriakan mereka membuat ibu mereka kembali ke kamar. Dia menyeret
anak-anaknya keluar dari sana, sambil minta maaf pada perawat danbahkan pada Bibi Lusy, yang harus diberi obat penenang. Dalam
perjalanan kembali ke mobil, ibunya berkata Jared beruntung orang-
orang di institusi itu tidak mengurungnya.
"Jared," bisik Simon, menyentuh punggung saudara kembarnya.
"Apa?" gumam Jared tanpa berpaling.
"Mungkin Thimbletack yang mengambil-nya.'
Jared bergerak di tempat duduknya. Seluruh tubuhnya menegang. Saat
mendengarnya, dia tahu itu pasti benar. Itu keisengan Thimbletack yangterakhir dan balas dendamnya yang terbaik.
Perutnya terasa seolah baru disiram air dingin. Kenapa dia tidak bisa
menduganya sendiri? Kadang-kadang dia begitu marah sehingga
membuat dirinya sendiri takut. Rasanya seolah pikirannya menjadi
kosong dan tubuhnya mengambil alih kendali.
Saat mereka sampai di rumah, Jared keluar dari mobil dan duduk di
tangga belakang bukannya masuk rumah mengikuti ibunya. Mallory duduk
di sampingnya."Aku tidak mengambilnya," katanya. "Ingat saat kami memercayaimu?
Sekarang lebih baik kau memercayaiku."
"Aku tahu," jawab Jared, menunduk. "Kupikir ini perbuatan Thimbletack.
Aku... aku minta maaf."
"Kaupikir Thimbletack mengambil Panduan Lapangan?" tanya kakaknya.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
19/39
"Simon merasa begitu," kata Jared. "Itu masuk akal. Tbimbletack terus
mengerjaiku. Ini yang terburuk sejauh ini."
Simon duduk di sebelah Jared di tangga. "Tidak apa-apa. Kita akan
menemukannya."
"Dengar," kata Mallory, menarik benang yang lepas dari hem sweternya.
"Mungkin ini yang terbaik."
"Tidak, tidak mungkin," kata Jared. "Bahkan kau pun bisa melibat ini
bukan yang terbaik. Kita tidak bisa memberikan apa yang tidak kita
miliki. Para peri tidak memercayai Bibi Lucinda saat dia bilang dia tidak
memiliki buku itu-kenapa mereka mau memercayai kita?"
Mallory mengerutkan kening dan tidak menjawab.
"Aku tadi berpikir," kata Simon. "Bibi Lucy bilang ayahnya meninggalkanmereka, benar kan? Tapi kalau Panduan Lapangan masih tersembunyi
dalam rumah, mungkin Arthur tidak meninggalkannya dengan sengaja.
Bibi Lucy bilang ayahnya tidak pernah pergi tanpa buku itu."
"Kalau begitu bagaimana bisa buku itu masih tersembunyi?" tanya
Jared. "Kalau para peri menangkapnya, dia kan bisa mem-beritahu di
mana buku itu."
"Mungkin dia lari sebelum ada peri yang bisa menangkapnya," kata
Mallory. "Membiarkan Bibi Lucy yang kena batunya. Mungkin ayahnyatahu masalah besar itu."
"Arthur tidak akan melakukan itu," kata Jared. Tapi begitu
mengatakannya, dia bertanya-tanya apakah itu benar.
"Ayolah," kata Simon. "Kita takkan pernah bisa tahu jawabannya. Ayo,
kita kunjungi Byron. Dia mungkin sudah lapar lagi, dan mengurusnya bisa
membuat kita melupakan Panduan Lapangan."
Mallory mendengus. "Yeah, mengunjungi griffin yang tinggal di rumah
kereta kita pasti bisa membuat kita melupakan buku tentang makhluk-makhluk supranatural."
Jared tersenyum samar. Dia tak bisa berhenti memikirkan buku itu, Bibi
Lucy dan Arthur, dan dirinya sendiri, Mallory, dan kemarahan yang dia
tak tahu harus diapakan.
Jared menatap kakaknya. "Aku minta maaf tadi hendak memukulmu."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
20/39
Mallory mengacak-acak rambut adiknya dan berdiri. "Pukulanmu toh
seperti pukulan cewek."
"Tidak," kata Jared, tapi dia berdiri dan mengikuti Mallory dan Simon
ke dalam sambil menyeringai.
Potongan kertas yang sudah tua dan menguning tergeletak di meja
dapur. Jared melangkah mendekat. Di atasnya tertulis puisi.
"Thimbletack," kata Jared.
Anak gegabah yang merada pintar Mencari bukumu? Mungkin aku
merobek-robeknya sampai tersebar Atau menyembunyikannya di tempat
tak mungkin ketemu.
"Wow, dia benar-benar marah," kata Simon.
Perasaan Jared antara lega dan takut. Buku itu ada di tanganThimbletack, tapi apa yang dilakukan boggart itu? Apakah buku itu
sudah dihancurkan?
"Hei, aku tahu," kata Mallory penuh harap. "Mainan bekel dan kelereng
Bibi Lucy. Kita bisa meninggalkannya untuk Thimbletack."
"Aku akan menulis pesan." Simon membalik kertas itu dan menulis
sesuatu di baliknya.
"Apa pesanmu?" tanya Mallory.
"Kita menyesal," kata Simon.Jared menatap pesan itu dengan perasaan tak yakin. "Aku tidak yakin
itu dan sekantong mainan tua akan cukup baik."
Simon mengangkat babu. "Thimbletack tidak bisa marah terus-terusan."
Jared takut makhluk itu bisa melakukannya.
Byron sedang tidur saat mereka datang menengoknya, sisi tubuhnya
yang berbulu bergerak naik-turun mengikuti napasnya. Matanya
bergerak-gerak di balik kelopak yang menutup. Simon berkata sebaiknya
mereka tidak membangunkan makhluk itu, jadi mereka meninggalkansepiring daging lagi di samping paruhnya dan kembali ke rumah.
Mallory mengusulkan suatu permainan, tapi Jared terlalu gugup untuk
melakukan apa pun kecuali berusaha mencari tahu di mana Thimbletack
menyembunyikan Panduan Lapangan. Dia mondar-mandir di ruang duduk,
berusaha berpikir.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
21/39
Mungkin itu seperti teka-teki, dan ada cara memecahkannya. Jared
memikirkan pesan itu lagi, membolak-baliknya dalam pikiran, mencari
petunjuk.
"Tidak mungkin dalam dinding." Mallory duduk menyilangkan kaki di sofa.
"Buku itu terlalu besar. Bagaimana dia bisa memasukkannya ke sana?"
"Ada banyak ruangan yang bahkan belum pernah kita masuki," kata
Simon sambil duduk di samping kakaknya. "Banyak tempat yang belum
kita lihat."
Jared berhenti di tengah langkahnya. "Tunggu. Bagaimana dengan yang
ada di depan kita?"
"Apa?" tanya Simon.
"Dalam perpustakaan Arthur! Ada begitu banyak buku di sana, buku itubisa saja terlewat oleh kita."
"Hei, itu benar," kata Mallory.
"Yeah," kata Simon. "Dan bahkan kalau Panduan Lapangan tidak ada di
sana-siapa tahu kita menemukan sesuatu yang lain."
Mereka bertiga naik ke lorong atas dan membuka lemari baju. Sambil
merangkak, Jared melalui jalan rahasia di bawah rak terbawah dan
masuk ke perpustakaan Arthur. Dinding-dindingnya penuh rak buku,
kecuali dinding tempat tergantung lukisan besar paman buyut mereka.Meskipun mereka sudah sering berkunjung ke perpustakaan itu, debu
masih menyelimuti sebagian besar rak buku, bukti betapa sedikit buku
yang sudah dilihat dengan saksama.
Mallory dan Simon merangkak di belakangnya.
"Kita mulai di mana?" tanya Simon, melihat ke sekelilingnya.
"Kau mulai di meja," kata Mallory. "Jared, kau mulai di rak buku itu, dan
aku di rak buku yang ini."
Jared mengangguk dan berusaha menyingkirkan debu di rak pertama.Buku-bukunya sama anehnya seperti yang dia ingat dari kunjungan-
kunjungan awal ke perpustakaan: Fisiognomi Sayap, Pengaruh Skala pada
Otot, Racun-Racun di Dunia, dan Detail Draconite. Saat pertama kali
Jared melibatnya, ada kekaguman yang sekarang tidak ada. Dia mati
rasa. Panduan Lapangan hilang, Thimbletack membencinya, dan Arthur
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
22/39
ternyata tidak seperti bayangannya. Ini semua tipuan-semua keajaiban
ini. Sepertinya begitu hebat, tapi di baliknya, keajaiban ini sama
mengecewakannya seperti segala hal lain.
Jared melirik lukisan Arthur yang tergantung di dinding. Bagi Jared,
pria itu bahkan tidak tampak baik lagi. Arthur dalam lukisan berbibir
tipis dengan kerutan di antara alisnya yang menurut Jared sekarang
menyebalkan. Pria itu mungkin bahkan sudah memikirkan akan
meninggalkan keluarganya.
Pandangan Jared mengabur dan matanya terasa panas. Bodoh sekali
menangis karena orang yang belum pernah ditemuinya, tapi dia tak bisa
menahan diri.
"Kau menggambar ini?" tanya Simon dari arah meja tulis.Jared mengelap wajahnya dengan lengan bajunya, berharap saudara
kembarnya tidak melihat air matanya. "Buang saja."
"Tidak," kata Simon. "Gambar ini bagus. Benar-benar mirip Dad."
Belajar menggambar adalah ide bodoh yang lain. Kegiatan itu hanya
membuatnya terlibat kesulitan di sekolah karena sibuk mencoret-coret
bukan bekerja. Jared berjalan ke meja dan merobek gambar itu
menjadi dua, meremasnya dalam genggaman. "Buang saja!"
"Guys, " kata Mallory. "Ke sini deh."Mallory membawa beberapa gulungan kertas dan dua tube metal
panjang. "Lihat." Dia berjongkok dan mulai membuka gulungan kertas itu
di lantai.
Jared dan Simon berjongkok di sampingnya. Pada kertas itu, tergambar
dengan pensil dan diwarnai dengan cat air, ada peta daerah sekitar
mereka. Beberapa tempat tam-
pak tidak tepat-ada lebih banyak rumah dan jalan sekarang-tapi ada
banyak tempat yang masih mereka kenali. Tapi catatan yangmenyertainya merupakan kejutan.
Ada lingkaran tipis mengelilingi hutan di belakang rumah mereka, dengan
huruf-huruf tertulis dalam lingkaran itu.
"Daerah Perburuan Troll," baca Simon.
Mallory mengeluh. "Kalau saja kita punya ini sebelumnya!"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
23/39
Di sepanjang jalan dekat tambang tua tertulis, dwarf?, sementara
pohon tidak jauh dari rumah dengan jelas ditandai sprite.
Tapi yang paling aneh adalah catatan di ujung bukit-bukit, dekat rumah
mereka. Sepertinya ditulis dengan terburu-buru, karena tulisan
tangannya berantakan. Tulisan itu berbunyi, "14 September. Pukul
17.00. Bawa sisa buku."
"Menurutmu ini apa?" tanya Simon.
"Mungkinkan buku' ini maksudnya Panduan Lapangan?" tanya Jared
keras-keras.
Mallory menggeleng. "Mungkin saja, tapi Panduan Lapangan tetap ada di
sini waktu itu."
Sesaat mereka saling memandang dalam diam."Kapan Arthur menghilang?" tanya Jared akhirnya.
Simon mengangkat bahu. "Mungkin hanya Bibi Lucy yang ingat."
"Jadi entah dia pergi ke pertemuan itu dan tak pernah kembali," kata
Mallory, "atau dia pergi begitu saja dan tak pernah datang ke
pertemuan itu."
"Kita harus menunjukkan ini pada Bibi Lucinda," kata Jared.
Kakaknya menggeleng. "Ini tidak membuktikan apa-apa. Bisa jadi malah
membuatnya lebih kesal.""Tapi mungkin Arthur tidak bermaksud pergi," kata Jared sambil
mengerutkan kening. "Tidakkah kalian pikir Bibi Lucy harus tahu itu?"
"Kita pergi dan lihat sendiri yuk," kata Simon. "Kita bisa mengikuti peta
dan melihat ke mana jalan ini menuju. Mungkin ada petunjuk tentang apa
yang sebenarnya terjadi."
Jared ragu-ragu. Dia ingin pergi. Dia sudah nyaris mengusulkannya
sendiri sebelum Simon bicara. Tapi sekarang dia tak bisa berhenti
memikirkan apakah ini sejenis jebakan."Mengikuti peta ini bisa jadi tindakan yang benar-benar bodoh," kata
Mallory. "Apalagi kalau kita menduga sesuatu memang terjadi pada
Arthur di luar sana."
"Peta ini begitu tua, Mallory," kata Simon. "Apa yang bisa terjadi?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
24/39
"Kata-kata terakhir yang terkenal," kata Mallory, tapi dia mengikuti
bukit-bukit dalam peta dengan hati-hati dengan jari-jarinya.
"Ini satu-satunya cara kita bisa menemukan sesuatu," kata Jared.
Mallory mendesah. "Kurasa kita bisa melihat. Selama masih terang. Tapi
begitu ada yang aneh, kita kembali. Setuju?"
"Setuju," kata Jared sambil tersenyum.
Simon mulai menggulung peta itu. "Setuju," katanya.
Bab Lima
KETIKA Banyak Teka-Teki dan Sedikit Jawaban
JARED terkejut ketika ibu mereka mengizinkan mereka berjalan-jalan
se-bentar. Dia merasa anak-anaknya sering ber-tengkar karena
terkurung dalam rumah, tapi satu tatapan galak ke arah Jared membuat
ketiga anak berjanji kembali sebelum gelap. Mallory meraih anggarnya,
Jared membawa ranselnya juga catatan baru, dan Simon membawa
jaring penangkap kupu-kupu dari perpustakaan.
"Untuk apa itu?" tanya Mallory saat mereka menyeberangi Dulac Drive,
mengikuti peta."Menangkap sesuatu," kata Simon, tanpa menatap kakaknya.
"Sesuatu macam apa? Bukankah kau sudah punya cukup banyak hewan
peliharaan?"
Simon mengangkat bahu.
"Kalau kau membawa hewan baru satu lagi, aku akan membuatnya jadi
makanan Byron."
"Hei," kata Jared menyela mereka. "Ke arah mana?"
Simon mempelajari peta, lalu menunjuk.Simon, Mallory, dan Jared mulai mendaki bukit curam itu. Pepohonan
berdiri jarang-jarang, batang-batang mereka tumbuh miring di antara
petak-petak rumput dan batu-batu besar berlumut. Beberapa lama
mereka hanya mendaki, tanpa bicara. Jared merasa ini tempat yang
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
25/39
bagus untuk menggambar suatu saat nanti-tapi kemudian dia ingat dia
sudah berhenti menggambar.
Di dekat puncak bukit, tanah menjadi datar dan pepohonan semakin
rapat. Simon berbalik tiba-tiba dan mulai memimpin mereka kembali
menuruni bukit.
"Kita mau ke mana?" tanya Jared.
Simon melambaikan peta itu kepadanya. "Ini jalannya," katanya.
Mallory mengangguk seolah dia tidak menganggap aneh mereka kembali
ke arah mereka baru saja datang.
"Kau yakin?" tanya Jared. "Kurasa kok tidak."
"Aku yakin," kata Simon.
Saat itu angin musim panas bertiup di bukit, dan Jared merasamendengar suara tawa dari bawah kaki mereka. Dia tersandung dan
nyaris jatuh.
"Kalian dengar, tidak?"
"Apa?" tanya Simon, memandang ke sekeliling dengan gugup.
Jared mengangkat bahu. Dia yakin dia mendengar sesuatu, tapi
sekarang suasana hening.
Sedikit setelah berjalan turun, Simon berganti arah lagi. Dia mulai
berjalan menanjak ke arah kanan. Mallory mengikuti dengan patuh."Sekarang kita ke mana?" tanya Jared. Mereka mendaki lagi, menuju
puncak bukit yang pertama, yang terasa benar-Tapi mereka berjalan
pada sudut sedemikian rupa sehingga Jared merasa mereka tidak
mungkin berada di dekat tempat pertemuan dalam peta.
"Aku tahu apa yang kulakukan," kata Simon. Mallory mengikuti tanpa
bertanya, ini membuat rasa khawatir Jared nyaris sama besarnya
dengan yang disebabkan pola zig-zag yang diambil Simon. Dia berharap
memegang Panduan Lapangan saat ini. Dia berusaha membuka halaman-halaman buku itu dalam pikirannya, mencari penjelasan. Dia mengingat
sesuatu tentang orang yang kehilangan arah, bahkan saat begitu dekat
dengan rumah.... Jared mulai menendangi rumput yang diinjaknya dengan
sepatunya. Segerombol rumput tinggi bergeser.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
26/39
"Stray sod-rumput sesat!" Jared mengingat-ingat keterangan dalam
Panduan Lapangan. Tiba-tiba jelas bahwa hanya dia yang memerhatikan
bahwa mereka pergi ke arah yang salah. "Simon! Mallory! Balik kaus
kalian seperti aku!"
"Tidak," kata Simon. "Aku tahu arahnya. Kenapa kau selalu menyuruh-
nyuruhku?"
"Ini tipuan peri!" teriak Jared.
"Lupakan saja. Coba sekali-sekali kau yang mengikutiku!"
"Lakukan saja, Simon!"
"Tidak! Kau tidak dengar, ya? Tidak!"
Jared menabrak saudaranya, membuat mereka berdua terjatuh di
rumput. Jared berusaha membuka sweter saudaranya, tapi Simonmelipat tangannya ke sisi tubuhnya. "Hentikan, kalian berdua !" Mallory
memisahkan adik-adiknya. Kemudian, Jared terkejut melihat kakaknya
itu menduduki Simon dan melepaskan sweter adiknya. Jared melihat
Mallory sudah membalik sweternya sendiri.
Ekspresi aneh menyelimuti wajah Simon saat sweternya yang terbalik
dimasukkan lewat kepalanya. "Wow. Di mana kita?"
Suara tawa terdengar dan atas kepala mereka.
"Kebanyakan tidak berhasil sejauh ini- atau sedekat ini, tergantung,"kata makhluk yang bertengger di atas kepala mereka. Tubuhnya seperti
monyet dengan bulu-bulu cokelat berbintik-bintik pendek dan ekor
panjang yang melingkar pada cabang tempatnya duduk. Bulu tebal
mengeliling lebernya, tapi wajahnya mirip kelinci dengan telinga panjang
dan kumis.
"Tergantung apa?" tanya Jared. Dia tidak yakin harus terpesona atau
takut.
Tiba-tiba makhluk itu mengayun kepalanya sampai terbalik sehinggatelinganya menyentuh perutnya dan dagunya mengarah ke langit. "Pintar
seperti selalu pintar."
Jared melompat.
Mallory mengayunkan anggarnya di depannya. "Tetap di tempatmu!"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
27/39
"Ya ampun, hewan berpedang," desis makhluk itu. Mengayun kepalanya
kembali ke posisi semula, dia berkedip dua kali. "Aku ingin tahu apakah
dia gila. Pedang kan sudah nggak zaman lagi!"
"Kami bukan hewan," kata Jared membela diri.
"Kalau begitu apa dong?" tanya makhluk itu.
"Aku anak laki-laki," kata Jared. "Dan, well, itu kakakku. Anak
perempuan."
"Tidak ada anak perempuan," kata makhluk itu. "Mana roknya?"
"Rok kan sudah nggak zaman lagi," kata Mallory sambil menyeringai.
"Kami sudah menjawab pertanyaanmu," kata Jared. "Sekarang jawab
pertanyaan kami. Kau ini apa?"
"Anjing Hitam Malam," kata makhluk itu dengan bangga, sebelumkepalanya berputar lagi, menatap mereka dengan satu mata tertutup.
"Keledai atau mungkin sekadar sprite."
"Apa artinya itu?" tanya Mallory. "Kedengarannya bodoh."
"Kurasa ini phooka!" kata Jared. "Ya, aku ingat sekarang. Mereka bisa
berganti wujud."
"Mereka berbahaya, nggak?" tanya Simon.
"Sangat!" kata si phooka, mengangguk penuh semangat.
"Aku tidak yakin," kata Jared sambil berbisik. Kemudian, setelabberdeham, dia bicara pada makhluk itu. "Kami mencari tanda-tanda
keberadaan paman buyut kami."
"Kalian kehilangan paman kalian! Betapa cerobohnya."
Jared mendesah dan berusaha memutuskan apakah si phooka segila
kelihatannya. "Well, sebenarnya dia sudah lama hilang. Nyaris tujuh
puluh tahun. Kami hanya berharap bisa mencari tahu apa yang terjadi
padanya."
"Siapa pun bisa hidup selama itu-mereka hanya berjaga-jaga supayatidak mati. Tapi aku tahu manusia hidup lebih lama dalam penangkapan
daripada saat mereka hidup bebas."
"Apa?" tanya Jared.
"Saat mencari sesuatu," kata si phooka, "kau harus yakin kau ingin
menemukannya."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
28/39
"Oh, sudahlah!" kata Mallory. "Ayo, kita terus saja."
"Tanyakan padanya apa yang ada di bukit di atas," kata Simon.
Mallory memutar matanya. "Oh, yeah, seolah kata-katanya masuk akal
saja."
Simon mengabaikan kata-kata Malory. "Bisakah kau memberitahu kami
apa yang ada di depan? Kami mengikuti peta ini sampai kami disesatkan
rumput yang bisa bergerak."
"Kalau rumput bisa bergerak," kata si phooka, "anak laki-laki bisa saja
tiba-tiba tertanam di tanah."
"Tolong, berhentilah mengajaknya bicara," kata Mallory.
"Elf," kata si phooka, menatap Mallory seolah dirinya dihina. "Apakah
aku harus jujur saat mengarahkan kalian pada jalur para elf?""Apa yang mereka inginkan?" tanya Jared.
"Mereka memiliki apa yang kalian inginkan dan mereka menginginkan apa
yang kalian miliki," kata si phooka.
Mallory mengeluh keras-keras.
"Tadi perjanjiannya kan kembali bila situasinya menjadi aneh." Mallory
menunjuk si phooka dengan anggarnya. "Dan saat ini situasinya sudah
sangat aneh."
"Tapi tidak terlalu jelek." Jared menatap bukit-bukit. "Ayo pergisedikit lebih jauh."
"Wah, nggak tahu deh," kata Mallory. "Bagaimana dengan makhluk-
makhluk rumput itu dan kondisi kita yang sudah tersesat sekarang?"
"Si phooka bilang para elf punya apa yang kita inginkan!"
Simon mengangguk. "Kita sudah dekat, Mal."
Mallory mengeluh. "Aku tidak suka ini, tapi aku lebih suka kita yang
mendatangi mereka."
Mereka mulai menuruni bukit, menjauhi jalan."Tunggu! Kembali," panggil si phooka. "Ada sesuatu yang harus
kukatakan pada kalian."
Mereka berbalik.
"Apa itu?" tanya Jared.
"Bonny nonny bonny," kata si phooka dengan tepat.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
29/39
"Itu yang mau kaukatakan pada kami?"
"Tidak, sama sekali bukan," kata si phooka.
"Kalau begitu apa?" tanya Jared.
"Apa yang tidak diketahui si pengarang bisa jadi satu buku sendiri,"
kata si phooka. Dengan itu, tubuhnya melenting ke atas pohon sampai
hilang dari pandangan.
Ketiga anak itu berjalan menuruni sisi lain bukit perlahan-lahan. Saat
pepohonan merapat lagi, mereka memerhatikan betapa hening hutan itu.
Tidak ada burung yang berkicau di pepohonan. Sepertinya hanya ada
suara gemeresik rumput dan gemeretak ranting di bawah kaki mereka.
Mereka berhenti di padang yang dikelilingi pohon. Di tengahnya, satu
pohon berduri yang tinggi berdiri, dikelilingi jamur merah-putih yanggemuk-gemuk.
"Uh," kata Jared.
"Benar. Aneh. Ayo pergi dari sini," kata Mallory.
Tapi saat mereka berbalik, pepohonan saling terjalin, ranting-ranting
saling melilit, membentuk pagar dedaunan yang rapat sampai ke tanah
lapangan itu.
"Oh, sial," kata Mallory.
Bab Enam
KETIKA Jared Mewujudkan Ramalan si Phooka
Di seberang lapangan, ranting-ranting membuka dan tiga makhluk muncul
dari belakang pepohonan. Mereka kira-kira sebesar Mallory, dengan
kulit berbintik-bintik cokelat terbakar matahari. Yang pertama wanita
dengan mata hijau apel dan kemilau hijau di pundak dan dahinya.Dedaunan tersangkut pada rambutnya yang kusut. Yang kedua pria
dengan apa yang tampak seperti tanduk kecil pada alisnya. Kulitnya
berwarna hijau lebih tua daripada kulit si wanita dan dia membawa
tongkat berbonggol-bonggol.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
30/39
Elf ketiga memiliki rambut merah tebal dengan jalinan beri merah dan
dua kulit biji-bijian besar berdiri di kedua sisi kepalanya. Kulitnya
cokelat, berbintik-bintik merah pada tenggorokannya.
"Ini elf?" tanya Simon.
"Sudah begitu lama tidak ada yang mengikuti jalur ini," kata elf bermata
hijau seolah tidak ada yang bicara. Kepalanya mendongak seperti sikap
seseorang yang biasa dipatuhi. "Semua yang mungkin datang ke daerah
ini sudah disesatkan. Tapi di sinilah mereka. Betapa aneh."
"Rumput," bisik Jared pada saudaranya.
"Mereka pasti memilikinya," kata elf berambut merah pada teman-
temannya. "Bagaimana lagi mereka bisa datang ke sini? Bagaimana lagi
mereka bisa tetap pada jalannya?" Dia berpaling kepada ketiga anak."Aku Lorengorm. Kami akan melakukan pertukaran dengan kalian."
"Untuk apa?" tanya Jared, berharap suaranya tidak gemetar. Para elf
itu sangat indah, tapi satu-satunya emosi yang bisa dibacanya pada
wajah mereka adalah rasa lapar aneh yang membuatnya takut.
"Kalian menginginkan kebebasan kalian," kata elf yang sepertinya
memiliki tanduk. Jared sadar bahwa sebenarnya itu daun. "Kami ingin
buku Arthur."
"Kebebasan untuk apa?" tanya Mallory.Elf bertanduk daun menunjuk pagar pepohonan dengan sebelah tangan
dan tersenyum jahat. "Kami akan menjadi tuan rumah kalian sampai
kalian bosan pada keramahan kami."
"Arthur tidak memberikan buku itu padamu. Mengapa kami harus
melakukannya?" Jared berharap mereka tidak tahu dia hanya menebak-
nebak.
Elf bertanduk daun mendengus. "Kami sudah lama tahu manusia itu
brutal. Pernah, paling tidak, manusia bersikap masa bodoh. Sekarangkami ingin menyimpan pengetahuan tentang keberadaan kami dari kalian,
untuk melindungi diri kami sendiri. "
"Kalian tidak bisa dipercaya. Kalian menghancurkan hutan." Lorengorm
mengerutkan dahi dan matanya berbinar. "Meracuni sungai-sungai,
memburu griffin dari langit, dan serpent dari lautan sarang ular-ular
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
31/39
itu. Bayangkan apa yang akan kalian lakukan bilang mengetahui semua
kelemahan kami."
"Tapi kami tak pernah melakukan hal-hal itu!" kata Simon.
"Dan bahkan tidak ada yang percaya pada peri lagi," kata Jared. Dia
memikirkan Lucinda. "Orang yang waras, paling tidak."
Tawa Lorengorm terdengar mengerikan. "Ada terlalu sedikit peri yang
tersisa untuk
dipercayai. Kami tinggal di hutan-hutan yang tersisa bagi kami. Tak lama
lagi bahkan itu pun akan hilang."
Elf bermata hijau mengangkat sebelah tangan menuju dinding ranting
yang terjalin. "Biar kutunjukkan."
Jared melihat berbagai macam peri duduk di lingkaran pepohonan,mengintip dan celah-celah kayu. Mata mereka yang hitam berkilauan,
sayap-sayap mereka mendengung, dan mulut-mulut mereka bergerak,
tapi tidak ada yang memasuki lapangan itu. Situasi terasa seperti
persidangan, dengan para elf bertindak sebagai hakim dan juri
sekaligus. Lalu beberapa cabang terurai dan sesuatu melangkah masuk.
Makhluk itu putih seukuran rusa. Bulunya berwarna gading dan surainya
yang panjang terurai kusut. Tanduk yang tumbuh di dahinya terpilin
sampai ke ujungnya yang tampak tajam. Dia mengangkat hidungnya yangbasah dan mengendus udara. Saat makhluk itu mendekat, lembah
menjadi hening. Bahkan langkah makhluk itu pun tak bersuara. Makhluk
itu sama sekali tidak tampak jinak.
Mallory maju mendekatinya, memiringkan kepalanya sedikit,
mengulurkan tangan.
"Mallory," kata Jared memperingatkan.
"Jangan..."
Tapi kakaknya tidak mendengar, dia mengulurkan tangan untuk mengelusbulu makhluk itu. Makhluk itu berdiri diam, dan Jared bahkan takut
bernapas saat Mallory membelai sisi tubuh unicorn itu, kemudian
menyusupkan tangannya pada surainya. Saat Mallory melakukannya,
tanduk unicorn itu menyentuh dahinya dan mata Mallory terpejam.
Kemudian seluruh tubuhnya gemetar.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
32/39
"Mallory!" kata Jared.
Di balik kelopaknya, mata Mallory bergerak-gerak, seolah dia bermimpi.
Kemudian Mallory jatuh berlutut.
Jared berlari untuk meraih kakaknya. Simon hanya selangkah di
belakangnya. Saat Jared menyentuh Mallory, dia melihat bayangan itu.
Semuanya hening.
Jalinan sesemakan blackberry. Orang menunggang kuda. Anjing-anjing
dengan lidah merah. Sekelebatan warna putih, dan seekor unicorn lari
melintasi lapangan, kakinya sudah dikotori lumpur. Panah-panah terbang,
tertancap pada daging yang putih. Unicorn itu menjerit dan jatuh di
atas tumpukan daun. Gigi anjing-anjing itu merobek. Seorang pria
berpisau memotong tanduk dan kepalanya sementara unicorn itu masihbergerak.
Bayangan datang semakin cepat, lebih terpotong-potong.
Seorang gadis dengan gaun tanpa warna, disuruh para pemburu, menarik
perhatian unicorn supaya mendekat: panah nyasar membuatnya
terjatuh. Gadis itu rubuh, tangannya yang pucat memeluk bulu yang
pucat. Keduanya diam. Kemudian ratusan tanduk mengerikan, dibentuk
menjadi pil, dihancurkan menjadi jimat dan bubuk. Bulu-bulu putih
ternoda darah, ditumpuk dikelilingi Lalat-lalat hitam.Jared membebaskan diri dari bayangan itu, perutnya mulas. Dia
terkejut melihat Mallory menangis, air matanya membuat bulu putih itu
tampak lebih gelap. Simon menyentuh sisi unicorn itu dengan kaku.
Unicorn itu menunduk, mencium rambut Mallory dengan bibirnya.
"Dia benar-benar menyukaimu," kata Simon. Dia tampak agak sebal.
Biasanya binatang-binatang lebih menyukainya.
Mallory mengangkat bahu. "Aku perempuan."
"Kami tahu apa yang kalian lihat," kata elf bertanduk daun. "BerikanPanduan Lapangan pada kami. Buku itu harus dihancurkan."
"Bagaimana dengan para goblin?" tanya Jared.
"Bagaimana dengan mereka? Para goblin menyukai duniamu," kata
Lorengorn. "Mesin-mesin dan racun-racun kalian sangat mereka sukai."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
33/39
"Kau sepertinya tidak keberatan menggunakan goblin untuk mengambil
buku itu dari kami," kata Jared.
"Kami?" tanya elf bermata hijau, matanya melebar dan bibirnya
mengeras. "Kalian pikir kami akan mengirim makhluk seperti itu?
Mulgarath-lah yang menyuruh mereka."
"Siapa Mulgarath?" Mallory berdiri, masih mengelus si unicorn tanpa
sadar.
"Ogre - raksasa jahat," kata Lorengorm. "Dia mengumpulkan goblin dan
membuat perjanjian dengan dwarf. Kami rasa dia menginginkan Panduan
Lapangan Arthur Spiderwick untuk dirinya sendiri."
"Kenapa?" tanya Jared. "Tidakkah kalian tahu semua isinya?"
Para elf bertukar pandangan tidak nyaman. Akhirnya elf bertanduk daunbicara. "Kami membuat seni. Kami tidak merasakan kebutuhan untuk
membedah sesuatu untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Apa yang
dilakukan Arthur Spiderwick tidak akan dilakukan makhluk-makhluk
seperti kami."
Elf bermata hijau memegang bahu elf yang lain. "Maksudnya adalah
mungkin ada hal-hal dalam Panduan Lapangan yang tidak kami ketahui."
Jared berpikir sejenak. "Jadi kalian tidak benar-benar peduli kalau
manusia memiliki Panduan Lapangan Arthur. Kalian hanya tidak inginMulgarath memilikinya!"
"Buku itu berbahaya di tangan siapa pun," kata elf bermata hijau. "Ada
terlalu banyak pengetahuan di dalamnya. Berikanlah pada kami. Buku itu
akan dihancurkan dan kalian akan diberi hadiah."
Jared mengulurkan tangan. "Kami tidak memilikinya," katanya. "Kami
tidak bisa memberikannya pada kalian kalaupun kami mau melakukannya."
Elf bertanduk daun menggeleng dan mengentakkan tongkatnya.
"Bohong!""Kami benar-benar tidak memilikinya," kata Mallory. "Kami tidak
bohong."
Lorengorm mengangkat sebelah alisnya yang merah. "Kalau begitu di
mana buku itu?"
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
34/39
"Kami rasa brownie yang tinggal di rumah kami mengambilnya," kata
Simon. "Tapi kami tidak yakin."
"Kalian menghilangkannya?" elf bermata hijau tersentak.
"Mungkin Thimbletack memilikinya sekarang," kata Jared pelan.
"Kita harus berpikir pelan-pelan," kata elf bertanduk daun. "Manusia tak
bisa dipercaya."
"Tidak bisa dipercaya?" ulang Jared. "Bagaimana kami tahu kami bisa
memercayai kalian?." Dia meraih peta dari Simon dan mengacungkannya
supaya bisa dilihat para elf. "Kami menemukan ini. Ini milik Arthur.
Sepertinya dia datang ke sini dan kurasa dia menemui kalian. Aku ingin
tahu apa yang kalian lakukan padanya."
"Kami bicara pada Arthur," kata elf bertanduk daun. "Dia mau menipukami. Dia bersumpah akan menghancurkan Panduan Lapangan, dan datang
ke pertemuan dengan tas berisi kertas terbakar dan abu. Tapi dia
berbohong. Dia membakar buku yang lain. Panduan Lapangan tetap utuh."
"Kami menghormati kata-kata kami," kata elf bermata hijau. "Meskipun
pahit, kami memenuhi janji kami. Kami tidak bersimpati pada mereka
yang menipu kami."
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Jared.
"Kami menjaganya supaya tidak melakukan kerusakan lebih besar," kataelf bermata hijau.
"Sekarang kalian datang," kata elf bertanduk daun. "Dan kalian akan
membawakan Panduan Lapangan bagi kami."
Lorengorm melambaikan tangan, dan akar-akaran tumbuh dari tanah.
Jared menjerit, tapi suaranya tertelan kertakan cabang-cabang dan
gemeresik dedaunan. Pepohonan terurai, cabang-cabang mereka kembali
ke bentuk asalnya. Tapi akar-akaran kotor berambut memanjat kaki
Jared dan mencengkeramnya."Bawakan Panduan Lapangan bagi kami atau saudaramu akan
terperangkap selamanya dalam dunia peri," kata elf bertanduk daun.
Jared yakin sekali elf itu tidak main-main.
Bab Tujuh
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
35/39
KETIKA Jared Akhirnya Senang Punya Saudara Kembar
MALLORY melompat ke depan, mengacungkan anggarnya. Simon
memegang jaringnya dengan sikap mengikuti kakaknya dengan canggung.
Unicorn itu menggeleng, surainya berkibar saat dia berlari tanpa suara
ke dalam hutan.
"Oh ho!" kata elf bertanduk daun. "Sekarang kami melihat karakter
sejati manusia!" "Lepaskan adikku!" jerit Mallory. Tiba-tiba Jared
mendapat ide. "Jared, tolong!" teriak Jared, berharap Simon dan
Mallory mengerti.
Simon menatapnya bingung. "Jared," kata Jared, "kau harus menolong-ku."
Kemudian Simon tersenyum padanya, matanya berbinar mengerti.
"Simon, kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja, Jared." Jared menarik kakinya dari cengkeraman
akar sekuat tenaga. "Tapi aku tak bisa bergerak."
"Kami akan kembali membawa Panduan Lapangan, Simon," kata Simon,
"kemudian mereka harus membebaskanmu."
"Tidak," kata Jared. "Kalau kalian kembali, mereka bisa saja menawankita semua. Buat mereka berjanji!"
"Kata-kata kami adalah janji kami," dengus elf bermata hijau.
"Kalian belum berjanji," kata Mallory, menatap kedua adiknya dengan
kewaspadaan semakin besar.
"Berjanjilah Jared dan Mallory bisa meninggalkan daerah ini dengan
selamat dan kalau mereka kembali, mereka tidak akan ditahan di luar
kemauan mereka," kata Jared.
Mallory tampak siap protes, tapi dia tetap diam.Para elf menatap kakak-beradik itu dengan ragu. Akhirnya Lorengorm
mengangguk. "Terjadilah demikian. Jared dan Mallory boleh pergi dari
daerah ini. Mereka tidak akan ditahan di luar kemauan mereka sekarang
atau nanti. Kalau mereka tidak membawa Panduan Lapangan, kami akan
menahan saudara mereka, Simon, sepanjang masa. Dia akan tetap
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
36/39
bersama kami, tidak bertambah tua, di bawah bukit, untuk seratus kali
seratus tahun-dan kalau dia pergi, selangkah di atas tanah akan
langsung membawa semua tahun-tahun yang hilang kepadanya."
Simon yang asli menggigil dan melangkah mendekat kepada Mallory.
"Pergilah," kata elf itu.
Mallory menatap Jared dengan pandangan bertanya-tanya. Ujung
anggarnya telah mengarah ke bawah, tapi dia masih memegangnya di
depan tubuhnya dan sama sekali tidak bergerak pergi. Jared berusaha
tersenyum memberi semangat, tapi dia takut dan tahu perasaan itu
tampak pada wajahnya.
Sambil menggeleng, Mallory mengikuti Simon. Setelah beberapa langkah
mereka ber-balik dan menatap saudara mereka, lalu mulai mendaki bukit yang curam itu. Dalam beberapa menit mereka sudah menghilang di
antara dedaunan. Jared bicara.
"Kalian harus membebaskanku," katanya.
"Mengapa begitu?" tanya elf bertanduk daun. "Kau sudah mendengar
janji kami. Kami tidak akan membebaskanmu sampai saudara-saudaramu
membawakan Panduan Lapangan bagi kami."
Jared menggeleng. "Kalian bilang kau tidak akan membebaskan Simon.
Aku Jared.""Apa?" tanya Lorengorm.
Elf bertanduk daun maju selangkah ke arah Jared, tangannya
membentuk cakar.
Jared menelan ludah. "Kata-kata kalian adalah janji kalian. Kalian harus
membebaskanku."
"Buktikan dirimu, Nak," kata elf bermata hijau. Bibirnya menipis.
"Ini." Jared melepaskan ranselnya dengan tangannya yang gemetar. Di
sana, di bagian atas, tiga huruf tertulis pada kanvas merahnya: JEG."Lihat. Jared Evan Grace."
"Pergilah," kata elf bertanduk daun, menyemburkan kata itu seolah
kutukan. "Semoga kebebasanmu membuatmu senang kalau kami bertemu
denganmu atau saudara-saudaramu yang penipu itu lagi."
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
37/39
Dengan kata-kata itu, akar-akaran terurai dari kaki Jared. Dia lari dari
lapangan itu secepat dia bisa. Dia tidak menengok ke belakang.
Saat mencapai puncak bukit, dia mendengar suara tawa.
Dia memandang pepohonan terdekat, tapi tidak ada tanda-tanda
keberadaan si phooka. Tapi Jared hanya setengah terkejut saat suara
yang sekarang terasa akrab itu bicara. "Aku lihat kau tidak menemukan
pamanmu. Sayang sekali. Kalau kau sedikit lebih tidak cerdas, mungkin
kau lebih sukses."
Jared menggigil dan buru-buru menuruni sisi lain bukit itu, cukup cepat
sehingga dia nyaris tidak bisa berhenti berlari sampai ke tengah jalan.
Dia menyeberang jalan dan lari ke pagar besi memasuki balaman
rumahnya sendiri, terengah-engah.Mallory dan Simon menunggunya di tangga. Kakaknya tidak mengatakan
apa-apa hanya memeluknya dengan cara yang sangat-tidak-Mallory.
Jared membiarkan dirinya dipeluk.
"Aku tidak tahu apa yang akan kaulakukan," kata Simon sambil tertawa.
"Itu tipuan yang bagus."
"Terima kasih karena mengikuti kata-kataku," kata Jared sambil
tersenyum. "Phooka itu mengatakan sesuatu padaku dalam perjalanan
pulang.""Sesuatu yang masuk akal?" tanya Mallory.
"Well, aku jadi berpikir," kata Jared. "Ing saat para elf bilang akan
menahanku di dunia peri?"
"Menahanmu?" tanya Simon. "Mereka bilang Simon."
"Yeah, tapi pikirkan apa yang akan mereka lakukan. Mereka akan
menahanku selamanya. Tidak bertambah tua, ingat? Selamanya."
"Jadi kaupikir...," suara Mallory semakin pelan.
"Saat aku pergi, si phooka bilang kalau aku sedikit lebih tidak cerdas,aku mungkin lebih sukses menemukan pamanku."
"Maksudmu Arthur mungkin terperangkap bersama para elf?" tanya
Simon saat mereka menaiki tangga masuk rumah.
"Kurasa begitu," kata Jared.
"Kalau begitu dia masih hidup," kata Mallory.
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
38/39
Jared membuka pintu belakang dan melangkah ke ruang tempat
menyimpan sepatu kotor. Dia masih menggigil karena pertemuannya
dengan para elf, tapi senyumnya semakin lebar. Mungkin Arthur tidak
lari meninggalkan keluarganya. Mungkin dia tawanan pada elf. Dan
mungkin-kalau Jared cukup cerdas-Arthur bisa diselamatkan.
Melamunkan penyelamatan itu, Jared nyaris tidak melihat kilauan perak
di kakinya sebelum dia terjatuh. Sesuatu yang tajam menekan paha dan
tangan Jared yang terulur. Simon juga terjatuh, menabrak Jared dan
Mallory, hanya beberapa langkah di belakang, menimpa kedua
saudaranya.
"Sial!" teriak Jared, melihat ke sekeliling. Lantai penuh mainan bekel
dan kelereng."Auw," kata Simon, berusaha membebaskan diri dari kakaknya. "Bangun
dariku. Mal."
"Kaupikir aku sedang bersenang-senang?" kata Mallory, bangkit berdiri.
"Aku akan membunuh boggart kecil itu." Dia berhenti.
"Tahu nggak, Jared? Kalau kita menemukan Panduan Lapangan Arthur,
menurutku lebih baik kita simpan saja."
Jared menatap kakaknya. "Benar?"
Mallory mengangguk. "Aku tidak tahu bagaimana perasaan kalian berdua,tapi aku sudah capek disuruh-suruh peri."
-END-
Baca Lanjutannya di Buku 4
Spiderwick Chronicles:
Pohon Besi
Ucapan Terima Kasih
Tony dan Holly ingin berterima kasih kepada Steve dan Dianna untuk
ide-ide mereka, Starr untuk kejujurannya, Myles dan Liza untuk
http://inzomnia.wapka.mobi
Koleksi ebook inzomnia
8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda
39/39
berbagi pengalaman, Ellen dan Julie untuk membantu menjadikan ini
nyata,
Kevin untuk antusiasmenya yang tak kenal lelah Dan kepercayaannya
kepada kami, Dan terutama kepada Angela dan Theo - Tidak ada cukup
banyak pujian Yang bisa mendeskripsikan kesabaran kalian Dalam
menjalani malam-malam panjang Diskusi tentang Spiderwick.
http://inzomnia.wapka.mobi