+ All Categories
Home > Documents > TINJAUAN KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN EMISI …eprint.stieww.ac.id/1099/1/11 Shinta Permata Sari...

TINJAUAN KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN EMISI …eprint.stieww.ac.id/1099/1/11 Shinta Permata Sari...

Date post: 26-Oct-2020
Category:
Upload: others
View: 2 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
14
Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era 4.0 149 TINJAUAN KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN EMISI KARBON PADA NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA ShintaPermataSari 1) dan KhoirunNisa’ 2) Universitas Muhammadiyah Surakarta 1),2) Email: [email protected] Abstract Disclosure of carbon emission is a disclosure that conveys the results of carbon emission from company operating activities as corporate social responsibility to achieve stakeholder’strust. Companies that carry out social responsibility related to environmental condition and discloseit to give more value for stakeholders, are considered have the capability to performtheir activities according to stakeholder ’s expectations. This study is conducted to analyze the effect of organizational visibility, profitability, financial distress, and regulatory pressure on carbon emission disclosure in mining and oil industrial classification companies listed on south-east asia capital market: Indonesia, Malaysia, Singapore, Philippines and Vietnam Stock Exchanges for the 2016-2018 period. The purposive sampling methods is defined to list 193 samples. Carbon emission disclosure is measured using Carbon Disclosure Index (CDI) and the data are analyzed using multiple linear regression. The results show that organizational visibility and regulatory pressure have effect on carbon emission disclosure, meanwhile profitability and financial distress have no effect on carbon emission disclosure. Keywords: carbon emission disclosure, profitability, regulatory pressure, organizational visibility,financial distress Pendahuluan Keberhasilan ekonomi dunia dapat dilihat dari semakin berkembangnya dunia industri. Dengan revolusi industri 4.0, aktivitas industri lebih masif dengan bantuan kecerdasan buatan, robotik, dan mesin canggih lainnya. Perkembangan teknologi yang pesat marupakan dampak nyata dari era revolusi industri 4.0, yang menekankan pada discruptive innovation dengan adanya big data, artificial itellegence, robotic, dandigital economy (Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, 2018). Namun demikian, disisi lain jika energi yang digunakan tidak ramah lingkungan maka akan memperburuk kondisi iklim maupun kelestarian lingkungan dunia. Aktivitas manusia yang dapat memperburuk kondisi iklim adalah pembakaran bahan bakar,seperti batu bara, fosil, minyak bumi, dan gas yang menimbulkan gas karbon dioksida. Untuk mengatasi masalah tersebut, dunia sepakat membuat kesepakatan bersama berupa Protokol Kyoto. Protokol Kyoto merupakan suatu peraturan tentang perubahan iklim yang isinya mengharuskan negara industri untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang terdiri dari karbon dioksida, nitrous oxide, sulfur heksafluorida, metan, HFC, dan PFC (Hapsoro & Ambarwati, 2018). Hampir semua negara di wilayah Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN telah ikut serta menandatangi Protokol Kyoto. Sebelumnya ASEAN juga menandatangi Piagam ASEAN 2007 dan Paris Agreement 2015 untuk menangani perubahan iklim. Perubahan iklim merupakan salah satu dampak dari pemanasan global berupa perubahan cuaca yang terjadi secara siginifikan secara statistik sepanjang periode waktu jutaan tahun lamanya. Pemanasan global mengakibatkan peningkatan suhu bumi dalam waktu yang lama dan panas matahari yang tidak bisa terpantul kembali karena tertahan oleh lapisan gas hasil efek rumah kaca, sehingga bumi menjadi lebih panas. Pemanasan global berdampak
Transcript
Page 1: TINJAUAN KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN EMISI …eprint.stieww.ac.id/1099/1/11 Shinta Permata Sari dan... · 2020. 1. 27. · Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan

Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era 4.0

149

TINJAUAN KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN EMISI KARBON

PADA NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA

ShintaPermataSari1) dan KhoirunNisa’2)

Universitas Muhammadiyah Surakarta1),2)

Email: [email protected]

Abstract

Disclosure of carbon emission is a disclosure that conveys the results of carbon emission from

company operating activities as corporate social responsibility to achieve stakeholder’strust.

Companies that carry out social responsibility related to environmental condition and discloseit

to give more value for stakeholders, are considered have the capability to performtheir activities

according to stakeholder’s expectations. This study is conducted to analyze the effect of

organizational visibility, profitability, financial distress, and regulatory pressure on carbon

emission disclosure in mining and oil industrial classification companies listed on south-east

asia capital market: Indonesia, Malaysia, Singapore, Philippines and Vietnam Stock Exchanges

for the 2016-2018 period. The purposive sampling methods is defined to list 193 samples.

Carbon emission disclosure is measured using Carbon Disclosure Index (CDI) and the data are

analyzed using multiple linear regression. The results show that organizational visibility and

regulatory pressure have effect on carbon emission disclosure, meanwhile profitability and

financial distress have no effect on carbon emission disclosure.

Keywords: carbon emission disclosure, profitability, regulatory pressure, organizational

visibility,financial distress

Pendahuluan

Keberhasilan ekonomi dunia dapat dilihat dari semakin berkembangnya dunia industri.

Dengan revolusi industri 4.0, aktivitas industri lebih masif dengan bantuan kecerdasan buatan,

robotik, dan mesin canggih lainnya. Perkembangan teknologi yang pesat marupakan dampak

nyata dari era revolusi industri 4.0, yang menekankan pada discruptive innovation dengan

adanya big data, artificial itellegence, robotic, dandigital economy (Kementerian Riset,

Teknologi dan Pendidikan Tinggi, 2018). Namun demikian, disisi lain jika energi yang digunakan

tidak ramah lingkungan maka akan memperburuk kondisi iklim maupun kelestarian lingkungan

dunia. Aktivitas manusia yang dapat memperburuk kondisi iklim adalah pembakaran bahan

bakar,seperti batu bara, fosil, minyak bumi, dan gas yang menimbulkan gas karbon dioksida.

Untuk mengatasi masalah tersebut, dunia sepakat membuat kesepakatan bersama berupa

Protokol Kyoto. Protokol Kyoto merupakan suatu peraturan tentang perubahan iklim yang isinya

mengharuskan negara industri untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang terdiri dari karbon

dioksida, nitrous oxide, sulfur heksafluorida, metan, HFC, dan PFC (Hapsoro & Ambarwati,

2018). Hampir semua negara di wilayah Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN telah

ikut serta menandatangi Protokol Kyoto. Sebelumnya ASEAN juga menandatangi Piagam

ASEAN 2007 dan Paris Agreement 2015 untuk menangani perubahan iklim.

Perubahan iklim merupakan salah satu dampak dari pemanasan global berupa

perubahan cuaca yang terjadi secara siginifikan secara statistik sepanjang periode waktu jutaan

tahun lamanya. Pemanasan global mengakibatkan peningkatan suhu bumi dalam waktu yang

lama dan panas matahari yang tidak bisa terpantul kembali karena tertahan oleh lapisan gas

hasil efek rumah kaca, sehingga bumi menjadi lebih panas. Pemanasan global berdampak

Page 2: TINJAUAN KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN EMISI …eprint.stieww.ac.id/1099/1/11 Shinta Permata Sari dan... · 2020. 1. 27. · Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan

Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era 4.0

150

pada mencairnya puncak es, membahyakan ekosistem terumbu kurang, meningkatnya

permukaan air laut, dan sebagainya. Perubahan iklim berdampak sangat luaspada kehidupan

masyarakat, diantaranya yaitu menurunnya kualitas air, berkurangnya kuantitas air, perubahan

habitat, punahnya spesies, berkurangnya area pertanian, produktivitas pertanian yang

menurun,meningkatnya wabah penyakit, menurunnya kualitas dan kuantitas hutan, dan

meningkatnya gas rumah kaca karena deforestasi. Karbon Dioksida (CO2) merupakan

penyusun utama gas rumah kaca dan setiap tahunnya akan mengalami peningkatan. Menurut

Netherlands Environmental Assessment Agency (NEAA, 2019) yang meneliti 25 negara

menargetkan akan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga tahun 2030 dan jumlah karbon

dioksida pada tahun 2018 mencapai 77% dari total emisi gas rumah kaca di 25 negara. Pada

level dunia, berdasarkan data yang dirilis oleh World Resource Insitute (WRI) enam Negara

penghasil emisi CO2 terbesar pada tahun 2018 yaitu China, Amerika Serikat, Uni Eropa, India,

Rusia dan Indonesia. Pada tahun 2018 China menghasilkan emisi karbon sebesar 10,26

miliarton dan tiap tahunny aakan terus meningkat. Amerika Serikat dan Uni Eropa dengan emisi

masing-masing yaitu 6,135 miliar ton dan 4,263 miliar ton. Selain itu, India dan Rusia

menghasilkan emisi sebesar 2,358 miliar ton dan 2,217 miliar ton.

Negara di kawasan Asia Tenggara, terutama negara yang tergabung dalam Association

of Southeast Asian Nations (ASEAN) ternyata juga merupakan penghasil emisi karbon tertinggi

yaitu Indonesia sebesar 2,053 miliar ton. Asian Development Bank (ADB, 2009) menyatakan

bahwa di kawasan ASEAN akan mengalami peningkatan emisi gas rumah kaca sebanyak

empat kali lipat selama periode 2000-2050 tanpa adanya penanganan yang tepat. Emisi

karbondioksida di negara-negara ASEAN, khususnya Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura

dan Vietnam terus mengalami peningkatan dari tahun 2010-2017. Singapura menempati

peringkat kedua penghasil emisi CO2, lalu Malaysia, Vietnam dan terakhir Filipina. Di Indonesia

tiap tahunnya mengalami peningkatan emisi karbon dengan rata-rata yang dihasilkan sebesar

470,06 miliar metrik ton, Singapura sebesar 228,91 miliar metrik ton, Malaysia sebesar 213,72

miliar metrik ton, Vietnam sebesar 172,27 miliar metrik ton, dan Filipina sebesar 98,35 miliar

metrik ton.

Praktik pengungkapan emisi karbon merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan

perusahaan untuk mengurangi emisi karbon yang semakin meningkat. Pengungkapan sukarela

terkait strategi, target kompetitif dan proyek yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi

emisi karbon dapat memeberikan pemahaman lebih baik bagi investor tentang kinerja

perusahaan (Kalu et al., 2016). Teori legitimasi menyatakan bahwa aktivitas perusahaan

berdasarkan pada nilai kepercayaan dan ketentual sosial yang terdapat dalam masyarakat

(Ghozali & Chairi, 2007). Oleh karena itu, menjadikan perusahaan bertanggungjawab terhadap

lingkungan sesuai dengan keinginan masyarakat. Selain itu teori stakeholder juga menyebutkan

jika leverage perusahaan semakin tinggi, maka perusahaan akan memiliki tanggungjawab

terhadap kreditur yang juga semakin tinggi, sehingga perusahaan dituntut untuk memanfaatkan

sumber daya yang ada guna melunasi hutangnya daripada digunakan untuk pengungkapan

emisi karbon, karena dalam membutuhkan biaya yang lebih besar untuk melakukan

pengungkapan (Choiet al., 2013). Hal ini memunculkan tanggungjawab perusahaan untuk

mengatasi masalah emisi karbon, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan yang

mahal karena dampaknya semakin menurun bagi masyarakat.

Tanggung jawab perusahaan terhadap dampak dari pengungkapan emisi karbon akan

menguatkan kepercayaan investor terhadap kemampuan finansial perusahaan. Oleh karena itu,

penelitian tentang carbon emission disclosure dengan melakukan tinjauan keuangan penting

dilakukan untuk memastikan bahwa perusahaan dapat menjaga kelangsungan hidupnya.

Tinjauan keuangan dapat dilakukan terhadap profitabilitas, visibilitas organisasi, financial

distress dan tekanan peraturan (regulatory pressure). Visibilitas organisasi menggambarkan

Page 3: TINJAUAN KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN EMISI …eprint.stieww.ac.id/1099/1/11 Shinta Permata Sari dan... · 2020. 1. 27. · Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan

Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era 4.0

151

keadaan perusahaan yang dapat diamati dengan jelas pada jarak jauh, dengan melihat usia

perusahaan. Faktor lain yang mempengaruhi pengungkapan emisi karbon yaitu profitabilitas.

Perusahaan dengan profitabilitas tinggi lebih mudah dalam menjawab tekanan karena

perusahaan memiliki sumber daya lebih yang dapat digunakan untuk melakukan pengungkapan

lingkungan (Zhang et al., 2013). Selain itu juga financial distress dengan memperhatikan

leverage menunjukkan bahwaperusahaan dengan leverage rendah cenderung mengungkapkan

lebih banyak informasi terkaitemisikarbon dibandingkan dengan perusahaan dengan leverage

tinggi (Irwhantoko & Basuki, 2016; Kalu et al., 2016; Akhiroh & Kiswanto, 2016; serta Nisak &

Yuniarti, 2018). Tekanan peraturan dapat mempengaruhi pengungkapan emisi karbon, karena

pemerintah menjadi salah satu stakeholder perusahaan yang berperan mengawasi aktivitas

perusahaan. Menurut Suhardi & Purwanto (2015) pemerintah memiliki kewenangan besar untuk

menekan perusahaan agar bertanggungjawab terhadap pelestarian lingkungan dan melakukan

pengungkapan emisi karbon.

Pengungkapan emisi karbon sangat penting untuk diteliti, karena sampai saat ini masih

sedikit penelitian yang menunjukkan pentingnya pengungkapan tersebut terhadap

keberlangsungan usaha. Pengungkapan emisi karbon dapat menjadi suatu corporate action

yang baik dalam rangka menjaga keseimbangan sistem kehidupan yang ada di bumi. Teori

Gaia yang dikemukakan oleh Lovelock (1979) menyatakan bahwa meskipun bumi memiliki

kemampuan metabolisme dalam mereduksi dan menyembuhkan lukanya sendiri, namun

fenomena pemanasan global akibat tingginya kandungan gas rumah kaca ternyata tidak

mampu direduksi secara cepat.Oleh karena itu, orang-orang di bumi harus memberikan respon

terhadap ancaman dan risiko perubahan iklim terhadap lingkungansekitar(Choiet al.,

2013).Perusahaanyangmengungkapkan informasi emisi karbon cenderung akan menerapkan

prinsip sustainability ke dalam strategi dan operasi perusahaan sehingga investor dapat

mempertimbangkan informasi karbon sebagai bahan pengambilan keputusan investasi

(Kelvinet al., 2017). Pengungkapan emisi karbon dapat dijadikan sinyal positif atau kabar baik

bagi investor bahwa perusahaan serius dalam menghadapi masalah lingkungan yang terjadi

(Odriozola &Baraibar-Diez, 2017).Hal ini sejalan dengan signalling theory yang menekankan

pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di

luar perusahaan. Sinyal pengungkapan emisikarbon akan mencerminkan etika bisnis yang

dijalankan perusahaan (Alvarezet al., 2015). Penelitian ini ditekankan pada perusahaan pada

klasifikasi industri mining and oil dengan harapan perusahaan akan lebih mengungkapkan

informasi emisi karbon dari aktivitas operasi perusahaan. Pemilihan klasifikasi industri ini

dikarenakan jika dilihat dari aktivitas operasional pastinya akan menghasilkan gas rumah kaca,

salah satunya emisi gas karbon. Pada akhirnya penelitian ini memastikan bahwa perusahaan

pada klasifikasi industri pertambangan dan minyak bertanggungjawab menerapkan

sustainability di kawasan asia tenggara pada khususnya dan di dunia secara keseluruhan,

sehingga secara finansial perusahaan mampu menjaga investasi dari para stakeholder.

Kajian Pustaka dan Pengembangan Hipotesis

Teori Keagenan

Menurut Eisenhardt (1989) teori keagenan dilandasi tiga asumsi penting yaitu asumsi

sifat manusia (human assumptions), asumsi keorganisasian (organizational assumptions) dan

asumsi informasi (information assumptions). Teori keagenan menjelaskan hubungan antara

pemegang saham (stakeholder) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen (Jensen &

Meckling, 1976). Teori ini juga menjelaskan seberapa penting pemilik perusahaan menyerahkan

pengelolaan perusahaan (Ulupui & Putri, 2017). Pada praktiknya, informasi mengenai emisi

Page 4: TINJAUAN KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN EMISI …eprint.stieww.ac.id/1099/1/11 Shinta Permata Sari dan... · 2020. 1. 27. · Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan

Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era 4.0

152

karbon tidak selalu memuat pernyataan positif. Namun demikian, dengan pengungkapan

tersebut perusahaan diharapkan lebih transparan dalam memberikan informasi kepada kepada

publik (Rahman et al., 2014).Tauringama & Chithambo (2015) menyatakan bahwa teori

keagenan menjelaskan tentang tata kelola perusahaan yang membantu menyelaraskan

kepentingan manajerial dan pemangku kepentingan terkait pengungkapan emisi.

Teori Legitimasi

Teori Legitimasi menjelaskan motivasi perusahaan yang mengungkapkan tanggungjawab

sosial dan lingkungan untuk mendapatkan legitimasi. Legitimasi yang diinginkan perusahaan

dari masyarakat yaitu aktivitas operasi perusahaan yang sesuai dengan batasan dan norma

sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Deegan & Unerman, 2011). Perusahaan akan

memperoleh legitimasi jika antara masyarakat dengan perusahaan terdapat persamaan hasil

sesuai harapan. Menurut Suchman(1995) jika perusahaan tidak melakukan tanggungjawab

sesuai keinginan masyarakat, maka masyarakat dapat menghilangkan hak perusahaan untuk

melanjutkan aktivitas perusahaannya. Teori legitimasi merupakan salah satu teori yang

mendasari insentif entitas yang dengan sukarela mengungkapkan laporan pertanggungjawaban

sosial dan lingkungan (Ahmad &Hossain,2015) .Teori legitimasi mendorong perusahaan untuk

melakukan tanggungjawab terhadap lingkungan agar terlihat legitimate di mata masyarakat.

Masalah lingkungan yang disebabkan oleh operasi perusahaan tidak hanya terkait lingkungan

sekitar perusahaan, namun sudah berkembang pada pemanasan global yang disebabkan oleh

emisi karbon dari aktivitas perusahaan (Cahya, 2016).

Teori Stakeholder

Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya

beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun harus mampu memberikan manfaat bagi

stakeholder (pemangku kepentingan)-nya. Keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi

oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder perusahaan. Gray et al. (1996) menyatakan

bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan tanggung jawab bisnis untuk

menjadikan perushaan akuntabel terhadap seluruh stakeholder, bukan hanya kepada

pemegang saham saja. Perusahaan harus menjagahubungan dengan stakeholder-nya dengan

mengakomodasi keinginan dan kebutuhan stakeholder-nya, terutama stakeholder yang

mempunyai kekuasaan terhadap ketersediaan sumber daya yang digunakan untuk aktivitas

operasional perusahaan. Salah satu strategi untuk menjaga hubungan dengan stakeholder

perusahaan adalah melaksanakan kepedulian lingkungan, dengan pengungkapan lingkungan

yang diharapkan stakeholder sehingga menghasilkan hubungan harmonis antara perusahaan

dengan stakeholder (Cahya, 2016).

Pengungkapan Emisi Karbon

Emisi karbon adalah pelepasan karbon ke atmosfer. Karbon dioksida merupakan

penyusun utama gas gas rumah kaca yang setiap tahunnya akan mengalami peningkatan.

Menurut NEAA (2006) jumlah karbondioksida pada tahun 2004 mencapai 75% dari total emisi

gas rumah kaca di dunia. Salah satu penyumbang emisi karbon adalah aktivitas operasional

dari perusahaan. Perusahaan dituntut untuk lebih terbuka terhadap informasi mengenai

perusahaan tersebut. Dalam melakukan pengungkapan informasi pada laporan tahunan,

perusahaan diharapkan dapat transparan dan menjaga akuntabilitas. Ada dua jenis

pengungkapan dalam laporan tahunan, yaitu mandatory disclosure dan voluntary disclosure. Di

beberapa negara ASEAN, pengungkapan emisi karbon (carbon emission disclosure)

merupakan pengungkapan sukarela yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengurangi emisi

karbon yang terus meningkat. Pengungkapan emisi karbon dapat diperhatikan dari

pengungkapan beberapa item yang diadopsi dari Carbon Disclosure Index dalam penelitian

Prado et al. (2009) dan GRI G4 item emisi. Terdapat lima kategori besar yang relevan dengan

Page 5: TINJAUAN KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN EMISI …eprint.stieww.ac.id/1099/1/11 Shinta Permata Sari dan... · 2020. 1. 27. · Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan

Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era 4.0

153

perubahan iklim dan emisi karbon, yaitu: risiko dan peluang perubahan iklim, emisi gas rumah

kaca, konsumsi energi, pengurangan gas rumah kaca dan biaya serta akuntabilitas emisi

karbon. Dalam lima kategoritersebutterdapat lebih banyak item yang diidentifikasi

menggunakan GRI G4 agaritemyangdiungkapanterkaitemisikarbonlebihluas. Menurut Junioret

al. (2014), GRI memungkinkan dan mengakui segalanya sebagai jaminaneksternal. GRI juga

bisa membantu mengorientasikan pengguna pedoman GRI tentang tanggung jawab pemimpin

untuk meningkatkan jaminan sustainability report. Pedoman Pelaporan Keberlanjutan GRI G4

menentukan bahwa indeks item GRI harus dimasukkan dalam semua laporan GRI dan

ditempatkan dengan jelas untuk memungkinkan informasi yang dicari (Junior& Peter, 2017).

Visibilitas Organisasi

Visibilitas Organisasi menggambarkan keadaan suatu perusahaan yang dapat dilihat dan

diamati berdasarkan usia perusahaan. Usia perusahaan menunjukkan kemampuan perusahan

untuk bertahan dari segalam ancaman dan mampu bersaing dengan para pesaingnya.

Keberlanjutan hidup perusahaan juga tergantung pada dukungan pemangku kepentingan dan

dukungan yang perlu dicari untuk aktivitas perusahaan (Grey et al., 1994). Penelitian

sebelumnya telah menunjukkan bahwa visibilitas organisasi berpengaruh pada pengungkapan

emisi karbon. Li et al. (2018) serta Prasetya & Yulianto (2018) menemukan bahwa umur

perusahaan berpengaruh pada pengungkapan emisi karbon. Menurut Akhiroh & Kiswanto

(2016) perusahaan dengan umur panjang membuktikan bahwa perusahaan mampu bersaing

dan cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi secara sukarela.

H1 :Visibilitas organisasi berpengaruh terhadap pengungkapan emisi karbon.

Profitabilitas

Profitabilitas adalah rasio untuk menentukan efektivitas dan efisiensi suatu perusahaan

dan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan. Akhiroh & Kiswanto (2016) menyatakan

bahwa perusahaan dengan kinerja keuangan yang buruk akan memberikan perhatian khusus

untuk mencapai tujuan keuangan dan meningkatkan kinerjanya, dengan demikian dapat

menyebabkan kemampuan dalam mencegah dan melaporkan emisi karbon menjadi terbatas.

Hasil penelitian dari Akhiroh & Kiswanto (2016); Halimah & Yanto, 2018); serta Nisak & Yuniarti

(2018) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan emisi karbon.

H2 : Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan emisi karbon.

Financial Distress

Financial Distress menunjukkan leverage perusahaan yaitu gambaran aset perusahaan

dan risiko keuangan yang menjadi beban dalam masa depan. Rasio leverage yang lebih besar

mencerminkan nilai utang perusahaan yang lebih tinggi. Perusahaan dengan leverage tinggi

cenderung lebih berkonsentrasi untuk membayar utang dan membuat pengungkapan yang

tidak wajib. Penelitian yang dilakukan oleh Irwhantoko & Basuki (2016); Halimah & Yanto

(2018); serta Nisak & Yuniarti (2018) menunjukkan bahwa leverage memiliki pengaruh terhadap

pengungkapan emisi karbon.

H3 :Financial distress berpengaruh terhadap pengungkapan emisi karbon.

Tekanan Peraturan

Pemerintah merupakan salah satu stakeholder perusahaan yang berperan mengawasi

aktivitas peusahaan. Melalui beberapa peraturan yang ditetapkan, pemerintah berupaya

menekan pelaku usaha untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan.

Peters & Romi (2009) menyatakan bahwa perusahaan menggunakan pengungkapan untuk

mengurangi kemungkinan ancaman regulasi dan dampak negatif lainnya terhadap aktivitas

Page 6: TINJAUAN KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN EMISI …eprint.stieww.ac.id/1099/1/11 Shinta Permata Sari dan... · 2020. 1. 27. · Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan

Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era 4.0

154

operasi perusahaan. Penelitian sebelumnya yang mendukung pernyataan ini antara lain Peng

et al. (2015) dan Dewi et al. (2019).

H4 :Tekanan Peraturan berpengaruh terhadap pengungkapan emisi karbon.

Metode Penelitian

Populasi, Sampel dan Data Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan populasi penelitian

seluruh perusahaan klasifikasi industri mining and oil yang terdaftar di Bursa Saham negara-

negara kawasan Asia Tenggara terutama anggota ASEAN, yaitu: Indonesia, Malaysia,

Singapura, Filipina dan Vietnam selama tahun 2016-2018. Teknik pengambilan sampel

menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan kriteria tertentu.

Kriteria khusus ditambahkan terutama untuk perusahaan yang terkategori memiliki rata-rata

aset terbesar di setiap negara dengan jumlah tiga belas perusahaan setiap negara selama

periode penelitian. Berikut ini adalah kriteria dalam pengambilan sampel:

Tabel 1. Proses Seleksi Sampel Penelitian

No. Kriteria Jumlah

1. Perusahaan klasifikasi industriMining and Oil yang terdaftarpada

Bursa Saham di lima negara ASEAN selama periode 2016-2018

612

2. Perusahaantidakterdaftartigaperiodeberturut-turutpada Bursa

Saham di lima Negara ASEAN selama periode 2016-2018.

(54)

3. Perusahaan yang datanya tidak lengkap selama periode2016-2018 (45)

4. Perusahaan yang tidak termasuk dalam kategori total aset terbesar (318)

Jumlah sampel yang memenuhi kriteria 195

Data outlier selama waktu pengolahan data (2)

Total sampel penelitian 193

Sumber: data diolah, 2019

Variabel dan Pengukuran Variabel

Pengungkapan Emisi Karbon

Pengungkapan emisi karbondalam penelitian ini terdiri dari 21 item pengungkapan yang

termasuk dalam lima kategori sesuai dengan penelitian Prado et al.(2009) dan GRI G4 item

emisi. Masing-masing pengungkapan diberi nilai 1 apabila item pada Carbon Disclosure Index

(CDI) terdapat dalam data perusahaan di laporan tahunan maupun situs resmi perusahaan, dan

nilai 0 diberikan apabila sebaliknya. Berikut rumus untuk menghitung Carbon Emission

Disclosure setelah pemberian nilai pada item CDI dilakukan:

𝐂𝐃𝐈 =Jumlah skor pengungkapanyang terpenuhi

Jumlah skor pengungkapan maksimum

Page 7: TINJAUAN KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN EMISI …eprint.stieww.ac.id/1099/1/11 Shinta Permata Sari dan... · 2020. 1. 27. · Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan

Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era 4.0

155

Visibilitas Organisasi

Visibilitas organisasi dalam penelitian ini diproksikan dengan umur perusahaan. Menurut

Roberts (1992) umur perusahaan menunjukkan aspek kekuatan pemangku kepentingan, sikap

strategis dan kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan. Umur perusahaan dapat dilihat

dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Penelitian Li et al (2018) mengukur umur

perusahaan dengan logaritma dari total aset perusahaan.

Profitabilitas

Profitabilitas perusahaan diukur dengan menggunakan rasio Return on Asset (ROA).

ROA diukur dengan membandingkan laba bersih dengan aset yang dimiliki perusahaan pada

periode tertentu. Pengukuran ini sesuai dengan penelitian Li et al.(2018).

𝐑𝐎𝐀 =Laba Bersih

Total Aset

Financial Distress

Financial Distress diproksikan dengan leverage. Leverage menggambarkan aset

perusahaan dan risiko keuangan yang menjadi beban dalam masa depan. Rasio leverage yang

lebih besar mencerminkan nilai utang perusahaan yang lebih tinggi. Penelitian yang dilakukan

oleh Nisak & Yuniarti (2018) menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) untuk mengukur

leverage. Berikut ini rumus yang digunakan untuk menghitung financial distress:

𝐃𝐄𝐑 =Total Liabilitas

Total Ekuitas

Tekanan Peraturan

Menurut Suhardi & Purwanto (2015) pemerintah memiliki kewenangan besar untuk

menekan perusahaan agar bertanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan dan melakukan

pengungkapan emisi karbon. Tekanan peraturan dapat ditentukan dengan meperhatikan status

perusahaan pemerintah (atau Badan Usaha Milik Negara-BUMN) sebagai salah satu pemegang

saham perusahaan. Tekanan peraturan diukur dengan variabel dummy, dengan diberikan nilai

1apabila terdapat Perusahaan BUMN yang menjadi pemegang saham perusahaan, sedangkan

apabila seluruh pemegang saham perusahaan adalah perusahaan swasta diberikan nilai 0.

Pengukuran ini sesuai dengan penelitian Dewi et al.(2019).

Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dan menggunakan nilai

signifikansi sebesar 5%. Tahapan analisis pada penelitian ini yaitu terlebih dahulu melakukan

uji asumsi klasik, dilanjutkan dengan analisis regresi linear berganda apabila seluruh asumsi

klasik telah terpenuhi. Berikut ini adalah model regresi linear berganda dalam penelitian ini:

CED = a + b1 VO + b2 PROF + b3 FD + b4 RP + e

Keterangan :

CED = Pengungkapan Emisi Karbon (Carbon Emission Disclosure)

a = konstanta

Page 8: TINJAUAN KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN EMISI …eprint.stieww.ac.id/1099/1/11 Shinta Permata Sari dan... · 2020. 1. 27. · Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan

Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era 4.0

156

b1-b4 = koefisien regresi

VO = Visibilitas Organisasi

PROF = Profitabilitas

FD = Financial Distress

RP = Tekanan Peraturan

Hasil dan Pembahasan

Perusahaan mining and oil yang terdaftar pada Bursa Saham di lima Negara ASEAN

berturut-berturut selama periode 2016-2018 berjumlah 612 perusahaan, namun yang sesuai

dengan kriteria sampel hanya 193 sampel pada periode 2016-2018. Sebelum dimasukkan

dalam model regresi linier maka harus dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi:

ujinormalitas,uji multikolinearitas,uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Berikut hasil uji

asumsi klasik dari persamaan regresi penelitian ini:

Tabel 2. Hasil Uji Asumsi Klasik

Keterangan Hasil

Hasil Uji Multikolinearitas

Uji Heteroskedastisitas Tolerance VIF

Visibilitas Organisasi 0,237 0,0992 1,008

Profitabilitas 0,906 0,0864 1,157

Financial Distress 0,353 0,998 1,002

Tekanan Peraturan 0,468 0,862 1,161

Kolmogrov-Smirnov 0,251

Durbin-Watson 1,837

Sumber: data diolah, 2019

Hasil uji normalitas dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov Test menunjukkan

nilaisignifikansi0,251lebihbesardari0,05sehinggadapatdisimpulkanbahwa data terdistribusi

normal. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa keseluruhan variablel menunjukkan nilai

tolerance > 0,1danValue Inflation Factor (VIF) < 10, artinya tidak terjadi multikolinearitas

diantara variabel penelitian. Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser menunjukkan

bahwa seluruh variabel memiliki nilai signifikansi >0,05, sehingga tidak terjadi masalah

heteroskesdastisitas. Hasil uji autokorelasi dengan Durbin-Watson diperoleh nilai DW 1,837

berada di daerah yang tidak terkena autokorelasi (du<DW<4-du) yaitu 1,8068<1,837<2,1932

Hasil penelitian dengan analisis regresi menunjukkan persamaan regresi sebagai berikut :

CED = 0,063 + 0,038VO + 0,005PROF + 0,001FD + 0,082RP + e

Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis

Page 9: TINJAUAN KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN EMISI …eprint.stieww.ac.id/1099/1/11 Shinta Permata Sari dan... · 2020. 1. 27. · Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan

Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era 4.0

157

Variabel B Signifikansi Keterangan

Visibilitas Organisasi 0,038 0,000 H1 diterima

Profitabilitas 0,005 0,781 H2 ditolak

Financial Distress 0,001 0,781 H3 ditolak

Tekanan Peraturan 0,082 0,009 H4 diterima

Sumber: data diolah, 2019

Hasil pengujian untuk visibilitas organisasi memiliki nilai signifikansi 0,000> 0,05,

sehingga H1 diterima yang artinya visibilitas organisasi berpengaruh terhadap

pengungkapanemisikarbon. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Li et

al.(2018),tetapi belum mendukung dari Dwinanda & Kawedar (2019). Umur perusahaan yang

diukur dengan total aset dapat mempengaruhi pengungkapan emisi karbon sebagai bentuk

tanggung jawab sosial lingkungan. Semakin tinggi umur perusahaan, maka semakin banyak

juga perusahaan memberikan informasi dalam pengungkapan emisi karbon di laporan

tahunannya. Hasil ini mendukung teori legitimasi yang menyatakan bahwa perushaan yang

melakukan pengungkapan emisi karbon akan mendapatkan legitimasi yang lebih baik, terutama

apabila perusahaan telah lama melakukan aktivitas usaha. Hasil ini juga menjelaskan bahwa

perusahaan mampu bertahan dan bersaing dengan para pesaingnya.

Profitabilitas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,0781 sehingga H2 ditolak yang

artinyaprofitabilitastidakberpengaruhdenganpengungkapanemisikarbon. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian dari Prafitri & Zulaikha (2016), tetapi belum mendukung penelitian dari

Halimah & Yanto (2018) serta Lorenzo et al.(2009) yang menyatakanbahwa perusahaan

dengan profitabilitas tinggi lebih mampu dalam melakukan pengungkapan dibandingkan dengan

perusahaan dengan profitabilitas rendah. Hasil penelitian ini mampu menunjukkan bahwa

perusahaan yang memperoleh laba seharusnya melakukan pengungkapan emisi karbon, tetapi

perusahaan dengan profitabilitas yang kurang menguntungkan justru mengambil keuntungan

dari pengungkapan emisi karbon untuk tujuan legitimasi.

Financial distress memiliki nilai signifikansi sebesar 0,0781> 0,05 sehingga H3 ditolak

yang artinya financial distress tidak berpengaruh terhadap pengungkapan emisi karbon. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian dari Dwinanda & Kawedar (2019), namun tidak sesuai

dengan penelitian dari Nisak & Yuniarti (2018). Menurut Nurdiawansyah et al.(2018)

menyatakan bahwa kewajiban yang besar dan pembayaran bunga akan membatasi

kemampuan perusahaan untuk melakukan pengurangan emisi karbon dan strategi

pengungkapan. Oleh karena itu perusahaan akan lebih waspada dalam mengurangi biaya yang

berkaitan dengan pengungkapan emisi karbon.

Tekanan peraturan memiliki nilai signifikansi sebesa r0,009 < 0,05sehingga H4 diterima

yang artinya tekanan peraturan berpengaruh terhadap pengungkapan emisi karbon. Penelitian

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi et al.(2019) dan Pratiwi (2017). Semakin

besar kepemilikan saham oleh pemerintah dalam perusahaan maka semakin tinggi luas

pengungkapan emisi karbon oleh perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori

stakeholder yang menyatakan bahwa perusahaan beroperasi bukan hanya untuk kepentingan

sendiri, namun harus memberi manfaat bagi stakeholder. Keterlibatan pemerintah secara

langsung dapat memberikan wewenang yang lebih luas bagi pemerintah untuk melakukan

pengawasan. Penelitian dari Dewi et al. (2019) menyatakan bahwa pemerintah dengan

kepemilikan saham yang bersifat mayoritas mampu mengendalikan perusahaan untuk

beraktivitas sesuai dengan peraturan yang ada. Perusahaan dengan status perusahaan negara

Page 10: TINJAUAN KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN EMISI …eprint.stieww.ac.id/1099/1/11 Shinta Permata Sari dan... · 2020. 1. 27. · Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan

Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era 4.0

158

atau BUMN yang menjadi pemegang saham perusahaan, diharapkan mampu menjadi contoh

mengenai pengungkapan emisi karbon dan peningkatan kualitas energi yang digunakan.

Kesimpulan

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka hasil penelitian ini

menyimpulkan bahwa visibilitas organisasi dan tekanan peraturan berpengaruh terhadap

pengungkapan emisi karbon, sedangkan profitabilitas dan financial distress tidak berpengaruh

terhadap pengungkapan emisi karbon.Penelitian ini menunjukkan bahwa para investor mulai

mempertimbangkan pengungkapan emisi karbon perusahaan sekaligus kondisi keuangan yang

mampu memberikan jaminan keberlangsungan usaha. Sebagian besar perusahaan terbuka

yang terdaftar di bursa saham negara di kawasan asia tenggara telah memegang komitmen

terhadap Piagam ASEAN 2007dan Paris Agreement 2015. Penelitian dalam pengungkapan

emisi karbon yang berkaitan dengan keputusan investor menanamkan investasi dalam suatu

perusahaan masih jarang dilakukan di kawasan ASEAN, sehingga besar kemungkinan adanya

peluang dalam melakukan tinjauan jangka panjang terhadap pengungkapan ini.Selain itu

tinjauan keuangan dapat digali lebih dalam,guna memastikan faktor finansial yang mampu

mempengaruhi pengungkapan emisi karbonsekaligus mengembangkan pengukuran yang

dilakukan agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

Daftar Pustaka

Jurnal:

Akhiroh, T.& Kiswanto. (2016). The Determinant Of Carbon Emission Disclosure.Accounting Analysis Journal, 5(4), 326-336. https://doi.org/10.15294/aaj.v5i4.11182

Álvarez, I. G., Segura, L. & Ferrero, J. M. (2015). Carbon Emission Reduction: The Impact on The Financial and Operational Performance of International Companies. Journal of Cleaner Production, 103, 149–159. doi:10.1016/j.jclepro.2014.08.047

Cahya, B.T. (2016). Carbon Emission Disclosure: Ditinjau Dari Media Exposure, Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan Go Public Berbasis Syariah di Indonesia.NIZHAM Journal of Islamic Studies, 5(2), 170–188. e-ISSN 2541-7061.

Choi, B. B., Lee, D., &Psaros, J. (2013). An analysis of Australian Company Carbon Emission Disclosures.Pacific Accounting Review, 25(1), 58–79.https://doi.org/10.1108/01140581311318968

Dewi, L. G. K., Latrini, M. Y. & Respati, N.N.R. (2019). Determinan Carbon Emission Disclosure Perusahaan Manufaktur.E-Jurnal Akuntansi, 28(1), 613–640. https://doi.org/10.24843/EJA.2019.v28.i01.p24

Dwinanda, I.M. & Kawedar, W. (2019). Pengaruh Belanja Modal, Umur Perusahaan, Pertumbuhan, dan Rasio Utang Terhadap Pengungkapan Emisi Karbon dan Reaksi Saham. Diponegoro Journal Of Accounting, 8(4), 1–12. e-ISSN: 2337-3806.

Eisenhardt, K. M. (1989). Agency Theory: An Assessment and Review. The Academy of Management Review, 14(1), 57–74. doi:10.2307/258191

Hapsoro, D. & Ambarwati (2018).Antecedents and Consequences of Carbon Emissions’ Disclosure: Case Study of Oil, Gas And Coal Companies In Non-Annex 1 Member

Page 11: TINJAUAN KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN EMISI …eprint.stieww.ac.id/1099/1/11 Shinta Permata Sari dan... · 2020. 1. 27. · Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan

Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era 4.0

159

Countries.Journal of Indonesian Economy and Business, 33(2), 99–111. https://doi.org/10.22146/jieb.28756

Irwhantoko, I. & Basuki, B. (2016). Carbon Emission Disclosure: Studi pada Perusahaan Manufaktur Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,18(2), 92-104.https://doi.org/10.9744/jak.18.2.92-104

Junior, R. M. & Best, P. (2017). GRI G4 Content Index. Sustainability Accounting, Management and Policy Journal, 8(5), 571–594. doi:10.1108/sampj-12-2015-0115

Junior, R. M.,Best, P. J.&Cotter, J.(2014).SustainabilityReporting and Assurance: A Historical Analysis on a World-Wide Phenomenon. Journal of Business Ethics, 120(1), 1–11.doi:10.1007/s10551-013-1637-y

Kalu, J. U.,Buang, A.,&Aliagha, G. U.(2016).DeterminantsofVoluntary CarbonDisclosureinTheCorporateRealEstateSectorof Malaysia. Journal of Environmental Management, 182, 519–524. https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2016.08.011

Kelvin, C., Daromes, F., & Ng, S. (2018). Pengungkapan Emisi Karbon Sebagai Mekanisme Peningkatan Kinerja Untuk Menciptakan Nilai Perusahaan. Dinamika Akuntansi Keuangan dan Perbankan, 6(1), 1–18. e-ISSN: 2656-8500.

Li, D., Huang, M., Ren, S., Chen, X. & Ning, L. (2018). Environmental Legitimacy, Green Innovation, and Corporate Carbon Disclosure: Evidence from CDP China 100. Journal of Business Ethics, 150(4), 1089–1104. doi:10.1007/s10551-016-3187-6

Lorenzo, D., Fiechter, J., Schneider, N., Bracco, A., Miller, A. J., Franks, P. J. S., Bograd, S. J., Moore, A. M., Thomas, A. C., Crawford, W., Pen ̃a, A., & Hermann, A. J. (2009). Nutrient and Salinity Decadal Variations in The Central and Eastern North Pacific. Geophysical Research Letters,36(L14601), 1–6. doi:10.1029/2009GL038261

Nurdiawansyah, Lindrianasari&Komalasari, A.(2018). Carbon Emission Issues in Indonesia. Review of Integrative Business and Economics Research, 7(3), 20–33.ISSN:2304-1013.

Odriozola, M. D. & Baraibar-Diez, E. (2017). Is Corporate Reputation Associated with Quality of CSR Reporting? Evidence from Spain. Corporate Social Responsibility and Environmental Management, 24(2), 121–132. https://doi.org/10.1002/csr.1399

Peng, J., Sun, J.& Luo, R. (2015). Corporate Voluntary Carbon Information Disclosure: Evidence from China’s Listed Companies. World Economy, 38(1), 91–109. https://doi.org/10.1111/twec.12187

Prado, L., Rodruguez, D., Alvarez, G. & Maria, I. (2009). Factors Influencing Gas Emissions in Companies World-Wide. Management Decision, 47(7), 1133–1157. http://doi.org/10.1108/00251740910978340

Prafitri, A.& Zulaikha. (2016). Analisis Pengungkapan Emisi Gas Rumah Kaca. Jurnal Akuntansi dan Auditing, 13(2), 155–175.https://doi.org/10.14710/jaa.13.2.155-175

Prasetya, R.A. &Yulianto, A. (2018).Analysis of Factors Affecting the Disclosure of Corporate Carbon Emission In Indonesia.Jurnal Dinamika Akuntansi 10(1), 71–81. http://dx.doi.org/10.15294/jda.v10i1.12653

Pratiwi, D. N.(2017). Pengaruh Stakeholder Terhadap Carbon Emission Disclosure.Accounthink: Journal of Accounting and Finance, 2(1), 288–300.http://dx.doi.org/10.35706/acc.v2i01.732

Roberts, R. W.(1992).DeterminantsofCorporateSocialResponsibilityDisclosure: An Application of Stakeholder Theory. Accounting, Organizations and Society, 17(6), 595–612. doi:10.1016/0361-3682(92)90015-k

Suchman, M. C. (1995). Managing Legitimacy: Strategic and Institusional Approaches.

TheAcademy of Management Review. 20(3): 571–610.doi:10.2307/258788

Suhardi, R.P. & Purwanto, A. (2015). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan

Page 12: TINJAUAN KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN EMISI …eprint.stieww.ac.id/1099/1/11 Shinta Permata Sari dan... · 2020. 1. 27. · Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan

Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era 4.0

160

Emisi Karbon di Indonesia (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013). Diponegoro Journal of Accounting, 4(2), 1–13. e-ISSN: 2337-3806.

Tauringana, V. & Chithambo, L. (2014). The Effect of DEFRA Guidance on Greenhouse Gas Disclosure. The British Accounting Review, 47(4). 425–444. https://doi.org/10.1016/j.bar.2014.07.002

Ulupui, I.G.K.A.&Putri, I.G.A.M. A. D. (2017). The Influence of Corporate Governance, Size, GrowthandPerformancetoExecutiveCompensation(Studyof Indonesia Capital Market).AKRUAL: Jurnal Akuntansi, 9(1), 65–81.http://dx.doi.org/10.26740/jaj.v9n1.p65-81

Zhang, J., Jiang, C., Qu, B. & Wang, P. (2013). Market Concentration, Risk-Taking, and Bank Performance: Evidence fromEmerging Economies. International Review of Financial Analysis, 30, 149–157. http://dx.doi.org/10.1016/j.irfa.2013.07.016

Proceedings:

Nisak, K. &Yuniarti, R. The Effect of Profitability and Leverage to The Carbon Emission

Disclosure on Companies That Registered Consecutively in Sustainability Reporting

Award Period 2014-2016. Proceedings of 2nd International Conference on Energy and

Environmental Science, IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 164,

1-5.doi:10.1088/1755-1315/164/1/012026

Rahman, N. R. A., Rasid, S. Z. A. & Basiruddin, R. Exploring The Relationship Between Carbon

Performance, Carbon Reporting and Firm Performance: A Conceptual

Paper.Proceedings of International Conference on Accounting Studies (ICAS) 2014, 18-

19 August 2014, Kuala Lumpur, Malaysia, Procedia - Social and Behavioral Sciences,

164, 118–125. doi:10.1016/j.sbspro.2014.11.059

Ahmad, N. N.& Hossain, D. M.(2015).ClimateChangeandGlobalWarming

DiscoursesandDisclosuresinTheCorporateAnnualReports:AStudyon

TheMalaysianCompanies.ProceedingsofGlobalConferenceon Business & SocialScience

(GCBSS) 2014, 15-16 December, Kuala Lumpur, Malaysia, Procedia-Social and

Behavioral Sciences, 172,246–253. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.361

Halimah, N. H.& Yanto, H. (2018). Determinant of Carbon Emission Disclosure at Mining

Companies Listedin Indonesia Stock Exchange.Proceedings of International Conference

on Economics, Business and Economic Education (KnE Social Sciences), 2018, 127–

141.doi:10.18502/kss.v3i10.3124

Buku:

Ghozali, I. & Chariri, A. (2007). Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.

Lovelock, J. E.(1979). Gaia: A New Look at Life on Earth. England: Oxford University Press.

Deegan, C.&Unerman J.(2011).FinancialAccountingTheory.UnitedKigdom: McGraw-Hill.

Gray, R.H., Owen, D.L. & Adams, C. (1996). Accounting and Accountability: Social and

Environmental Accounting in a Changing World. Hemel Hempstead: Prentice Hall

International.

Page 13: TINJAUAN KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN EMISI …eprint.stieww.ac.id/1099/1/11 Shinta Permata Sari dan... · 2020. 1. 27. · Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan

Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era 4.0

161

Peters, G.&Romi, A.(2009).CarbonDisclosureIncentivesinaGlobalSetting: An Empirical

Investigation. University of Arkansas, Fayetteville, AR, Working Paper.

Publikasi Pemerintah:

KementerianRiset,TeknologidanPendidikanTinggiRepublikIndonesia.(2018). Era Revolusi

Industri 4.0, Saatnya Generasi Millennial Menjadi Dosen Masa Depan.Retrieved

fromhttp://sumberdaya.ristekdikti.go.id/index.php/.

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. (2007). Piagam ASEAN.Retrieved

fromhttps://kemlu.go.id/portal/.

Sumber Internet:

United Nations.(1998). Kyoto Protocol to The United Nations Framework Convention on Climate

Change.Retrieved fromhttps://unfccc.int/resource/

Secretary General of the United Nations. (2015). Paris Agreement.Retrieved

fromhttps://unfccc.int/files/meetings/

Netherlands Environmental Assessment Agency. (2019). Trends in Global CO2 and Total

Greenhouse Gas Emissions: 2019 Report. Retrieved fromhttps://www.pbl.nl/.

World Resource Insitute. (2018). WRI Annual Report 2018. Retrieved

fromhttps://www.wri.org/annualreport/2018-19.

Asian Development Bank. (2009). ADB Annual Report 2009.Retrieved

fromhttps://www.adb.org/documents/adb-annual-report-2009.

GlobalReportingOrganization.(2019).G4Sustainability Reporting Guidelines.Retrieved

fromhttps://www2.globalreporting.org/resourcelibrary/GRIG4

Page 14: TINJAUAN KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN EMISI …eprint.stieww.ac.id/1099/1/11 Shinta Permata Sari dan... · 2020. 1. 27. · Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan

Seminar Nasional dan Call For Paper Paradigma Pengembangan Ekonomi Kreatif di Era 4.0

162


Recommended