Date post: | 09-Jan-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
i
EVALUASI
PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN BAGI
MASYARAKAT DI KECAMATAN POLANHARJO,
KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Istadi Sudarsono
NIM : 031324025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHAN
Dengan segenap cinta dan syukurDengan segenap cinta dan syukurDengan segenap cinta dan syukurDengan segenap cinta dan syukur
Kepada Tuhan YesKepada Tuhan YesKepada Tuhan YesKepada Tuhan Yesus Kristus kupersembahkanus Kristus kupersembahkanus Kristus kupersembahkanus Kristus kupersembahkan
Karya ini untukKarya ini untukKarya ini untukKarya ini untuk ::::
Ayahku FX. SudarnoAyahku FX. SudarnoAyahku FX. SudarnoAyahku FX. Sudarno
Ibuku MI. Sri SumarsiIbuku MI. Sri SumarsiIbuku MI. Sri SumarsiIbuku MI. Sri Sumarsi
Kakakku Edy PurwantoKakakku Edy PurwantoKakakku Edy PurwantoKakakku Edy Purwanto
Adikku Aprilia Puspita DewiAdikku Aprilia Puspita DewiAdikku Aprilia Puspita DewiAdikku Aprilia Puspita Dewi
Yang tercinta Wiwin KusantiYang tercinta Wiwin KusantiYang tercinta Wiwin KusantiYang tercinta Wiwin Kusanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTOMOTTOMOTTOMOTTO
Seringkali waktu terbuang dalam ukuran jam, tetapi dalam ukuran menit. SSeringkali waktu terbuang dalam ukuran jam, tetapi dalam ukuran menit. SSeringkali waktu terbuang dalam ukuran jam, tetapi dalam ukuran menit. SSeringkali waktu terbuang dalam ukuran jam, tetapi dalam ukuran menit. Sebuah ebuah ebuah ebuah
wadah yang dasarnya berlubang kecil saja juga akan membuang isinya seperti jika wadah yang dasarnya berlubang kecil saja juga akan membuang isinya seperti jika wadah yang dasarnya berlubang kecil saja juga akan membuang isinya seperti jika wadah yang dasarnya berlubang kecil saja juga akan membuang isinya seperti jika
wadah itu ditumpahkan (Paul J Meyer).wadah itu ditumpahkan (Paul J Meyer).wadah itu ditumpahkan (Paul J Meyer).wadah itu ditumpahkan (Paul J Meyer).
Tuhan memberi hari ini untukku, Aku bisa menyiaTuhan memberi hari ini untukku, Aku bisa menyiaTuhan memberi hari ini untukku, Aku bisa menyiaTuhan memberi hari ini untukku, Aku bisa menyia----nyiakan atau memanfaatkannya. nyiakan atau memanfaatkannya. nyiakan atau memanfaatkannya. nyiakan atau memanfaatkannya.
Namun apapun yang aku lakukan hari ini adalah penting Namun apapun yang aku lakukan hari ini adalah penting Namun apapun yang aku lakukan hari ini adalah penting Namun apapun yang aku lakukan hari ini adalah penting karena aku menukar satu hari karena aku menukar satu hari karena aku menukar satu hari karena aku menukar satu hari
hidupku untukhidupku untukhidupku untukhidupku untuk----Nya (Heartsill Wilson).Nya (Heartsill Wilson).Nya (Heartsill Wilson).Nya (Heartsill Wilson).
Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian,
karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas (Amsal karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas (Amsal karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas (Amsal karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas (Amsal
3:133:133:133:13----14).14).14).14).
Kebanggaan membuat kiKebanggaan membuat kiKebanggaan membuat kiKebanggaan membuat kita mengerjakan segala sesuatunya dengan baik. Namun, ta mengerjakan segala sesuatunya dengan baik. Namun, ta mengerjakan segala sesuatunya dengan baik. Namun, ta mengerjakan segala sesuatunya dengan baik. Namun,
kasihlah yang membuat kita menyempurnakannya (John Wooden).kasihlah yang membuat kita menyempurnakannya (John Wooden).kasihlah yang membuat kita menyempurnakannya (John Wooden).kasihlah yang membuat kita menyempurnakannya (John Wooden).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
EVALUASI
PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN BAGI MASYARAKAT DI
KECAMATAN POLANHARJO, KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWA
TENGAH
Istadi SudarsonoIstadi SudarsonoIstadi SudarsonoIstadi Sudarsono Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan dan mengevaluasi proses
rekruitmen penerima beras miskin (Raskin), mengevaluasi tingkat efektifitas
pengawasan yang dilakukan petugas, mengevaluasi transparansi penyaluran beras
miskin (Raskin), dan mengevaluasi sikap masyarakat terhadap program beras miskin
(Raskin).
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten,
Provinsi Jawa Tengah. Jenis penelitian yang digunakan adalah ex post facto dan
evaluatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 9 desa yang ada di Kecamatan
Polanharjo dengan 30 responden dari penerima beras miskin (Raskin) dan 12
responden dari petugas Raskin tingkat kabupaten dan kecamatan. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh masyarakat penerima beras miskin yang berada di
Kecamatan Polanharjo yang berjumlah 3619 kepala keluarga, Teknik pengambilan
sampel adalah cluster random sampling. Teknik pengumpulan data yang
dipergunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan
reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Proses rekruitmen penerimaan beras miskin (Raskin) belum tepat sasaran
karena petugas/pencacah dalam mendata warga miskin belum sesuai
dengan petunjuk pelaksanaan beras miskin (Raskin) sehingga
mengakibatkan salah sasaran pada beberapa keluarga yang dianggap tidak
miskin tetapi menerima beras miskin (Raskin).
2. Penyaluran dan pendistribusian beras miskin (Raskin) belum tepat sasaran
karena beras dibagikan secara merata kepada warga sehingga jatah
penerima Raskin tidak 15 kg/per kepala keluarga.
3. Pihak-pihak yang terkait telah melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan Raskin, tetapi pengawasan belum dilakukan secara efektif
karena pengawasan dilakukan pada saat pendistribusian beras saja.
4. Masyarakat menunjukkan sikap positif dan mendukung program beras
miskin (Raskin) karena masyarakat merasa terbantu dengan adanya
program beras miskin (Raskin).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
EVALUATION OF
THE IMPLEMENTATION OF RICE FOR POOR PROGRAM TO THE
SOCIETY
IN POLANHARJO SUBDISTRICT, KLATEN REGENCY, CENTRAL JAVA
PROVINCE
Istadi SudarsonoIstadi SudarsonoIstadi SudarsonoIstadi Sudarsono
Sanata Dharma University
Yogyakarta
The purpose of this research is to reveal and evaluate : (1) the process of
recruitment of rice for poor receiver; (2) the effectiveness level of supervision
conducted by the committees; (3) the transparency of rice for poor distribution; and
(4) behavior of society towards the rice for poor program.
This research was conducted in Polanharjo Subdistrict, Klaten Regency, Central
Java Province. The type of this research is an evaluative and ex post facto. The
samples of this research were 9 villages in Polanharjo Subdistrict. The respondents
were 30 receivers for poor and 12 respondents of rice for poor committees in
Polanharjo Subdistrict and 3619 heads of families. The technique of withdrawing the
samples was cluster random sampling. The techniques of data collection were
interview and documentation. The techniques to analyse the data were reduction,
presentation, and conclusion.
The results of this research are :
1. The recruitment process of rice for poor has not been appropriate with the
goal because the committee (surveyor) in documenting the poor community
has not been appropriate with the manual of rice for poor distribution, thus
it results the wrong object to some families who are considered as poor
however they are not appropriate people who haven’t got right to receive
rice the rice for poor.
2. The lining and distribution of rice for poor has not been objectively
effective because the rice is distributed equally to the society thus they get
less than 15 kilogram/the family.
3. The supervision towards the implementation of rice for poor program, has
not been effectively done. It’s only supervised when it is distributed.
4. The society supports the rice for poor program positively because the
society feels that they are helped by the rice for poor program.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan
penyertaan-Nya. Sehingga penulisan skripsi berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program
Beras Miskin Bagi Masyarakat di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten,
Provinsi Jawa Tengah” ini dapat terselesaikan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana
Pendidikan di Universitas sanata dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Jurusan Pendidikan ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama penulis
menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
3. Ketua Program Studi pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma,
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan
penelitian.
4. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku pembimbing I, yang dengan
penuh kesabaran dan perhatian membimbing penulis, serta memberi
banyak saran, masukan, pikiran, dan referensi yang mendukung dalam
penyelesaian penulisan skripsi ini.
5. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si, selaku pembimbing II yang telah
banyak membimbing penulis dengan memberikan saran dan pikiran
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Drs. P.A Rubiyanto yang dengan penuh kesabaran dan perhatian
membimbing penulis, serta memberi banyak saran, masukan, pikiran, dan
referensi yang mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Staf Perpustakaan Sanata Dharma, yang telah memberikan pelayanan
kepada penulis dalam mendapatkan referensi berupa buku, majalah, dan
koran.
8. Pihak sekretariat: Mba’ Titin, Pak Wawik, dan Mba’ Aris yang dengan
sabar selalu memberi informasi dan bantuan dari awal semester sampai
terselesaikannya studi.
9. Bapakku Fx. Sudarno, terima kasih atas pengorbanannya yang begitu
besar .
10. Ibuku MI. Sri Sumarsi yang telah memberi penulis semangat, kasih,
kesabaran, dan biaya.
11. Kakakku Edy Purwanto yang selalu memberi penulis saran, penghiburan
dan semangat sehingga semua bisa terselesaikan.
12. Adikku Aprilia Puspita Dewi yang selalu memberi penulis penghiburan
dan semangat sehingga semua bisa terselesaikan.
13. Wiwin Kusanti atas kasih sayang, kesabaran, perhatian, kebersamaan dan
masih banyak lagi yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
(Percayalah Tuhan pasti akan menyertai kita selalu.Amien)
14. Mbah Atmo, yang sudah selalu membantu dan memberikan wejangan
kepada penulis.
15. Bulek Harsi, Bulek Yuli, Lek Ambar, Mbah Cipto terimakasih atas doa
dan dukungan kepada penulis sehingga semua dapat berjalan lancar.
16. Bapak Wiradi, yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian.
17. Bapak Hasto Rahardjo (Petugas Raskin Kecamatan) yang telah
memberikan banyak informasi tentang program beras miskin kepada
penulis.
18. Sahabatku: :Lius dan Cecil, Urbanus, Nining, Rino, Dhika (tak tunggu
lulusmu), Anang, Monica, Pipit, Riska, Nanik, Puput, Babe, Christo atas
persaudaraan susah dan senang yang pernah kita alami bersama.
19. Teman-teman rumah Fian, Tri, Dwi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
20. Teman-teman Pendidikan Ekonomi angkatan 2003 dan 2005.
21. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai upaya
penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca sekalian
pada umumnya dan bagi Universitas Sanata Dharma pada khususnya.
Yogyakarta, 27 Januari 2010
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Batasan Masalah .................................................................................. 6
C. Rumusan Masalah ............................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 8
A. Kebutuhan Dasar ................................................................................. 8
1. Munculnya Pendekatan Kebutuhan Dasar ....................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Konsep Pendekatan Kebutuhan Dasar ............................................. 9
3. Ciri-ciri Pendekatan Kebutuhan Dasar ............................................. 10
4. Perencanaan Untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar ........................... 12
5. Implikasi dan Strategi Pemenuhan Kebutuhan Dasar ...................... 13
B. Dampak Transfer dan Subsidi Pemerintah terhadap
Masyarakat .............................................................................................. 14
1. Pengeluaran Pemerintah ................................................................... 14
2. Dampak Adanya Subsidi .................................................................. 16
3. Angka Pengganda Transfer Pemerintah ........................................... 17
C. Kriteria Rumah Tangga Miskin Penerima
Beras Miskin ........................................................................................... 19
D. Petunjuk Pelaksanaan Beras Miskin ....................................................... 21
1. Petunjuk Umum ............................................................................... 22
2. Tujuan dan Sasaran Raskin .............................................................. 23
3. Pengertian Raskin ............................................................................. 24
4. Organisasi Penanggung Jawab Raskin ............................................. 25
5. Mekanisme Pelaksanaan .................................................................. 28
E. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 32
F. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 34
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 35
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 35
B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian .............................................. 35
C. Subjek Penelitian dan Objek penelitian ............................................... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
D. Populasi, dan Sampel .......................................................................... 36
E. Variabel Penelitian, Definisi Operasional,
Dan pengukuran .................................................................................. 39
F. Data yang Dicari .................................................................................. 43
G. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 43
H. Analisis Data ....................................................................................... 46
BAB IV GAMBARAN UMUM .......................................................................... 48
A. Deskripsi Data ..................................................................................... 48
B. Program Beras Miskin ......................................................................... 60
BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................... 64
A. Rekruitmen Terhadap Penerimaan Beras Miskin
di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten ...................................... 64
B. Penyaluran Kartu dan Pembagian Beras Miskin ................................. 70
C. Pengawasan Pelaksanaan Program Beras Miskin
di Kecamatan Polanharjo .................................................................... 79
D. Sikap Masyarakat Terhadap Program Beras Miskin ........................... 82
BAB VI PENUTUP ............................................................................................. 84
A. Kesimpulan .......................................................................................... 84
B. Saran .................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 87
LAMPIRAN 1 PEDOMAN WAWANCARA ................................................... 89
LAMPIRAN II SURAT IJIN PENELITIAN ................................................... 95
LAMPIRAN III HASIL WAWANCARA ......................................................... 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Populasi ............................................................................... 37
Tabel 3.2 Jumlah Sampel ................................................................................ 39
Tabel 3.3 Kisi-kisi Wawancara ....................................................................... 44
Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Tanah Kering ............................................. 49
Tabel 4.2 Jarak ke Ibukota Kecamatan dan Ibukota Kabupaten ...................... 50
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Desa Dirinci Dari
Jenis Kelamin dan Sex Ratio ............................................................ 51
Tabel 4.4 Penduduk Dirinci dari Kelompok Umur dan Jenis kelamin ............ 52
Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan .............................. 53
Tabel 4.6 Penduduk Menurut Desa dan Pemeluk Agama ................................ 54
Tabel 4.7 Penduduk Menurut Mata Pencaharian ............................................. 54
Tabel 4.8 Jumlah Sarana Ibadah Menurut Desa dan Jenisnya ......................... 56
Tabel 4.9 Panjang Jalan Menurut Jenisnya ...................................................... 58
Tabel 4.10 Jumlah RT, RW dan Sarana Pemerintahan Menurut Desa ............. 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Alur Pendistribusian Kartu Raskin ............................................... 71
Gambar 5.2 Bentuk Kartu Raskin .................................................................... 72
Gambar 5.3 Alur Pendistribusian Beras Miskin ............................................... 73
Gambar 5.4 Alur Penyetoran Uang Hasil Penjualan Raskin ............................ 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM setelah ada
pengurangan subsidi secara bertahap dan kenaikan harga BBM di pasar
internasional, membawa dampak yang tidak menguntungkan bagi masyarakat,
karena keberadaan subsidi yang sudah ada sejak lama menimbulkan
ketergantungan masyarakat terhadap subsidi yang diberikan pemerintah. Alasan
pemerintah mengurangi subsidi BBM ini dikarenakan harga minyak di pasaran
dunia terus mengalami kenaikan sehingga menyebabkan terjadinya
pembengkakan subsidi pemerintah yang nantinya akan membebani Anggaran
Belanja Negara (APBN).
Bila harga minyak dunia terus mengalami kenaikan melebihi 130 dolar
per barel pada tahun 2008 maka dapat menyebabkan tagihan subsidi BBM bisa
mencapai lebih dari Rp 200 triliun. Padahal menurut UU No 16/2008 tentang
APBN(P) 2008 yang disetujui DPR, ditetapkan batas maksimal anggaran subsidi
BBM hanya sebesar Rp 135,1 triliun
(http://www.kppmadyapalembang.pajak.go.id).
Sementara itu subsidi BBM sesungguhnya salah sasaran, karena 40
persen kelompok pendapatan rumah tangga terkaya justru menikmati 70 persen
subsidi tersebut, sedangkan 40 persen kelompok pendapatan terendah hanya
menikmati sekitar 15 persen dari subsidi yang diberikan oleh pemerintah.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Kenaikan harga BBM menambah beban hidup masyarakat. Masyarakat
tidak hanya menghadapi kenaikan harga BBM, tetapi juga kenaikan harga
berbagai barang dan jasa kebutuhan sehari-hari serta kenaikan tarif transportasi
yang semakin tinggi. Kenaikan tersebut berpengaruh pada penurunan daya beli
masyarakat, terutama rumah tangga miskin. Seorang rumah tangga dikatakan
miskin apabila kehidupannya dalam kondisi serba kekurangan, sehingga tidak
mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Batas kebutuhan dasar minimal
dinyatakan melalui ukuran garis kemiskinan yang disetarakan dengan jumlah
rupiah yang dibutuhkan.
Untuk mengurangi beban hidup yang ditanggung masyarakat miskin
pemerintah mengeluarkan program kompensasi untuk meringankan beban
masyarakat. Berbagai program untuk meringankan beban masyarakat
berpendapatan rendah, antara lain dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT)
kepada 19,1 juta rumah tangga, dengan jumlah dana Rp 14,1 triliun. Di samping
itu pemerintah memberikan kompensasi dalam bentuk lain yaitu: (1) Program
Ketahanan Pangan, (2) Harga Raskin yang semula direncanakan dinaikkan
menjadi Rp 1900/kg, tetap dipertahankan sebesar Rp 1600/kg dan Jangka waktu
pembagian Raskin kepada 19,1 juta rumah tangga diperpanjang dari semula 10
bulan menjadi 12 bulan, (3) Dukungan Biaya Pendidikan Anak bagi PNS Gol
I/II, Tamtama TNI/Polri, (4) Tambahan Subsidi Bunga Kredit Usaha Rakyat
harga BBM Per tanggal 24 Mei 2008
(http://www.kppmadyapalembang.pajak.go.id).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Program beras miskin ini bertujuan untuk memberikan bantuan pangan
atau beras kepada keluarga miskin dalam rangka mengatasi kekurangan gizi
makro masyarakat, guna memenuhi kebutuhan pangan pokoknya sebagai upaya
peningkatan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Program beras miskin
dilakukan melalui penjualan beras pada tingkat harga bersubsidi dengan jumlah
yang telah ditentukan. Program beras miskin diluncurkan oleh pemerintah karena
masih besarnya kekurangan gizi makro yang terjadi di masyarakat.
Peluncuran program beras miskin yang semula untuk membantu masalah
kemiskinan makro yang dihadapi masyarakat pada kenyataannya masih banyak
menghadapi permasalahan mulai dari masalah pendataan keluarga miskin,
pendistribusian beras miskin dan penyelewengan-penyelewengan yang terjadi di
masyarakat. Penyelewengan pendistribusian terjadi karena sistem penyaluran
beras miskin memakai mekanisme top down, hal ini dapat terlihat dari proses
pendistribusian dari petunjuk pelaksanaan (juklak) distribusi Raskin yang
dikeluarkan Perum Bulog yang menyebutkan bahwa pelaksana distribusi adalah
kepala desa/kelurahan dibantu aparat bawahannya serta wakil masyarakat apabila
diperlukan yang bertugas mendistribusikan beras raskin kepada penerima
manfaat atau warga miskin.
Sementara itu untuk Kabupaten Klaten kuota beras untuk keluarga miskin
ditambah dari 1.200.230 kilogram (kg) menjadi 1.800.345 kg. Penambahan kuota
ini mulai dilaksanakan pada penyaluran Februari hingga Oktober 2008.
Berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri (Mendagri) No 412.25/382/PMD
tanggal 6 Februari 2008, jatah raskin tiap keluarga yang semula hanya 10 kg,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
ditambah 5 kg menjadi 15 kg per bulan dengan harga tetap Rp1.600 per kg.
Penambahan jatah beras miskin ini karena jumlah warga miskin di daerah Klaten
jumlahnya bertambah dari yang semula 120.023 keluarga sekarang menjadi
180.034 keluarga (http://www.media-indonesia.com/berita.asp).
Pelaksanaan program Raskin (Beras Miskin) di Kabupaten Klaten
ternyata tidak efektif karena masih terjadi penyimpangan-penyimpangan mulai
dari penjualan beras kepada pedagang, pengurangan jatah beras oleh petugas
kelurahan dan kualitas beras miskin tidak layak konsumsi. Beras tidak layak
konsumsi ini ditemukan di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Karanganom,
Polanharjo, Wedi, Cawas, Wonosari, Bayat, Juwiring, Delanggu dan Jatinom.
Adanya beras miskin yang tidak layak konsumsi ini dikarenakan kurang adanya
sosialisasi di tingkat desa bahwa beras yang diterima warga mutunya tidak bagus,
sehingga banyak warga yang menerima beras miskin menjual berasnya kepada
para pedagang untuk di belikan beras yang mutunya lebih bagus
(http://www.menkokesra.go.id/).
Di Jawa Timur terjadi penyelewengan beras miskin yang dilakukan oleh
PNS yang seharusnya menjadi petugas yang mendistribusikan beras miskin
kepada masyarakat tetapi dalam kenyataannya malah menjual 700 kg beras
kepada penjual beras di pasar seharga Rp 3600/kg
(http://rinyyunita.wordpress.com/2008/03/22/pns-jual-beras-miskin/), di Serang
Banten terjadi penyelundupan 7,3 ton beras miskin. Pelaku mengganti karung
dari tulisan Raskin menjadi merek Rojo lele atau merek lain dengan tujuan untuk
dijual dengan harga yang lebih tinggi (Tempo, 8 Oktober 2008). Selain itu di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Gresik seorang anggota DPRD menerima kupon Raskin, hal ini terjadi karena
staf kepala desa mengganti membagikan kupon merata kepada semua warga,
akibatnya banyak warga miskin yang sebenarnya menerima 20 kg tetapi hanya
mendapat 10 kg (http://www.pikiranrakyat.com).
Kebijakan beras miskin sebenarnya merupakan program yang rentan
dalam pengimplementasian, karena kebiasaan tersebut terutama yang berkaitan
dengan objek kebijakan yang menyangkut adanya perbedaan jumlah penerima
(keluarga miskin) antara data dan kenyataan di lapangan sangat berbeda. Program
raskin sendiri sebenarnya merupakan program pemerintah untuk menjaga
ketahanan pangan, tetapi karena sosialisaasi program raskin yang kurang optimal
sehingga menyebabkan berbagai permasalahan yang kompleks di berbagai
tempat. Berbagai persoalan yang muncul dari program beras miskin ini antara
lain : tidak tepat sasaran, tidak tepat jumlah, tidak tepat kualitas, dan tidak tepat
harga di tingkat masyarakat penerima raskin. Selain itu munculnya kendala dan
penyimpangan dalam pembagian beras miskin juga dikarenakan kinerja aparat
pemerintah dalam melaksanakan program raskin belum melaksanakan perannya
dengan baik. Akibatnya muncul berbagai penyimpangan di satu sisi dan protes
dari masyarakat miskin sebagai penerima Raskin di sisi lain.
Semenjak awal dicanangkannya program beras untuk keluarga miskin
(Raskin), program tersebut sangat rentan adanya penyimpangan terhadap
kebijakan pemerintah. Karena banyaknya berbagai permasalahan yang muncul
dari adanya program beras miskin ini peneliti tertarik untuk mengetahui secara
nyata tentang pelaksanaan kebijakan beras miskin di daerah Klaten. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
latar belakang diatas, maka penulis mengajukan judul: “Evaluasi Pelaksanaan
Program Beras Miskin Bagi Masyarakat di Kecamatan Polanharjo,
Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah”.
B. Batasan Masalah
Supaya penelitian tidak terlalu luas, maka peneliti memberikan batasan yaitu:
masyarakat yang akan diteliti adalah masyarakat yang menerima beras miskin di
Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah rekruitmen terhadap penerima Beras miskin (Raskin) di Kecamatan
Polanharjo, Kabupaten Klaten sudah tepat sasaran?
2. Apakah penyaluran Beras miskin (Raskin) di Kecamatan Polanharjo,
Kabupaten Klaten sudah transparan?
3. Apakah pengawasan pelaksanaan program Beras miskin (Raskin) di
Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten sudah efektif?
4. Bagaimana sikap masyarakat terhadap program Beras miskin (Raskin) yang
berlangsung?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis ketepatan rekruitmen penerima Beras miskin di
Kecamatan Polanharjo.
2. Untuk menganalisis transparansi penyaluran Beras miskin.
3. Untuk menganalisis tingkat efektifitas pengawasan yang dilakukan.
4. Untuk menganalisis sikap masyarakat terhadap program Beras miskin
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah Daerah
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan masukan untuk
memperbaiki kinerja program Beras miskin selanjutnya.
2. Bagi Masyarakat
Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui secara nyata pelaksanaan Beras
Miskin di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Sehingga dapat ditindak
lanjuti untuk membangun kesejahteraan masyarakat.
3. Bagi Penulis
Dengan penelitian ini diharapkan penulis mendapatkan sumber pengetahuan
dan pengalaman serta membandingkan pengetahuan yang diperoleh dibangku
kuliah dengan keadaan nyata.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi pembaca di
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kebutuhan Dasar
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diputuskan oleh
pemerintah mengakibatkan peningkatan jumlah angka kemiskinan di masyarakat.
Data BPS yang dikeluarkan September 2006 hingga Maret 2006 menyebutkan
jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 39,05 juta orang. Jumlah tersebut
adalah 17,75% dari jumlah penduduk. Dalam menentukan garis kemiskinan, BPS
menggunakan konsep kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic
needs) ( http://www.antara.co.id).
Kebutuhan dasar (basic needs) atau kebutuhan pokok ialah kebutuhan
minimal yang harus dipenuhi untuk dapat hidup sebagai layaknya manusia
(Gilarso 1992 : 19). Hal ini mencakup kebutuhan primer atau kebutuhan fisik
minimum yang secara kualitatif : makanan, pakaian, perumahan (sandang,
pangan, papan). Tetapi selain itu ada dua unsur tambahan yang penting. unsur
pertama berkaitan dengan kecukupan kebutuhan pokok minim bagi setiap warga
masyarakat termasuk lapisan masyarakat paling miskin, yang meliputi kecukupan
pangan, gizi, sandang, kesehatan, perumahan, pendidikan dan sarana-sarana
pendukung lainnya seperti transportasi, air minum, rasa aman, dan sebagainya.
Unsur kedua adalah adanya kemampuan orang untuk memperoleh atau
memenuhi kecukupan kebutuhan pokok tersebut terutama dengan memperoleh
kesempatan kerja.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1. Munculnya Pendekatan Kebutuhan Dasar
Munculnya pendekatan kebutuhan dasar adalah pada tahun 1969 ketika
international labor organitation (ILO) melancarkan program kesempatan kerja
sedunia (world employment program, disingkat WEP). Perhatian WEP
ditujukan kepada masalah-masalah kesempatan kerja diberbagai negara
berkembang, termasuk Kolumbia, Kenya, Sudan, Srilangka, dan Filipina.
Selama mempelajari kesempatan kerja ini, WEP semakin banyak terlihat
dalam masalah-masalah pembangunan yang lebih luas. Khususnya sebab-
sebab pokok dari kegagalan strategi pembangunan konvensional yang
dilaksanakan di negara-negara tersebut, dalam meningkatkan kesejahteraan
rakyat banyak secara berarti di negara-negara ini. Hasil dari 300 proyek
penelitian yang dilakukan oleh ILO sebagai bagian dari WEP,
memperlihatkan kegagalan strategi pembangunan konvensional yang
dilaksanakan oleh negara-negara tersebut. Maka fokus perhatian para ahli
ILO lambat laun mulai bergeser dari tekanan pada penciptaan lapangan kerja
yang memadai ke penghapusan kemiskinan dan akhirnya ke penyediaan
barang-barang dan jasa kebutuhan dasar bagi penduduk. Pendekatan
kebutuhan dasar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seluruh
penduduk di dalam setiap negara, secara memadai (Wie, 1981 : 24).
2. Konsep Pendekatan Kebutuhan Dasar
Tujuan utama dari pendekatan kebutuhan dasar dalam perencanaan
pembangunan adalah untuk mencapai tujuan ini ditetapkan dua perangkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sasaran yang terpisah, namun saling melengkapi. Perangkat sasaran pertama
mencakup kebutuhan konsumsi perorangan seperti sandang, pangan, papan.
Perangkat sasaran yang kedua mencakup penyediaan jasa umum dasar,
seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, saluran air minum, pengangkutan dan
kebudayaan. Disamping kedua perangkat sasaran ini, konsep kebutuhan dasar
juga digunakan untuk mencapai tiga sasaran lain yaitu : 1) hal atas pekerjaan
produktif dan yang memberikan imbalan yang layak yaitu menghasilkan
pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap rumah
tangga dan perorangan, 2) prasarana yang mampu menghasilkan barang dan
jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk,
3) partisipasi seluruh penduduk baik dalam pengambilan keputusan maupun
dalam pelaksanaan proyek yang berhubungan dengan penyediaan barang dan
jasa kebutuhan dasar (Wie, 1981 : 30).
3. Ciri-Ciri Pendekatan Kebutuhan Dasar
Suatu ciri pokok dari pendekatan kebutuhan dasar adalah tekanan pada
pendekatan langsung dalam menangani kebutuhan dasar seluruh penduduk.
Dengan demikian diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Strategi kebutuhan dasar mengutamakan investasi dalam sektor yang
menghasilkan lebih banyak barang serta jasa kebutuhan dasar yang padat
karya. Dengan strategi ini diharapkan dapat membantu mengurangi masalah
pengangguran. Ciri pokok yang lain dalam pemenuhan kebutuhan dasar, akan
diadakan suatu perbandingan antara pendekatan kebutuhan dasar dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pendekatan kemiskinan atau pendekatan anti kemiskinan yang konvensional
dalam perencanaan pembangunan mengingat ada persamaan-persamaan yang
nyata antara kedua pendekatan ini. Sejauh terdapatnya suatu tingkat
pemenuhan dasar absolut yang tertentu untuk seluruh penduduk berarti
penghapusan kemiskinan, maka pendekatan kebutuhan dasar dalam
perencanaan pembangunan adalah sama dengan pendekatan konvensional
yang berorientasi anti kemiskinan. Akan tetapi ada perbedaan-pebedaan
konseptual yang penting antara kedua pendekatan ini dalam perencanaan
pembangunan adalah : 1) pendekatan yang berorientasi pada kemiskinan
dalam perencanaan pembangunan memusatkan perhatian pada kelompok
sasaran dalam masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan yeng
ditentukan, sedangkan pendekatan kebutuhan dasar berangapan bahwa
kemiskinan dibagian terbesar negara-negara berkembang tersebar luas dan
oleh karenanya memerlukan program-program kebutuhan dasar untuk seluruh
penduduk, 2) dalam usaha penghapusan kemiskinan, pendekatan yang
berorientsai pada kemiskinan memusatkan perhatian usaha peningkatan
terhadap barang dan jasa. Sedangkan sasaran kebutuhan dasar tidak terbatas
pada penghapusan kemiskinan, melainkan meliputi pula pemenuhan
kebutuhan di atas tingkat kelangsungan hidup sebagai suatu cara untuk
mengurangi dan bahkan menghapus kemiskianan relatif melalui suatu proses
pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial yang mantap, 3) jika pendekatan
yang berorientasi pada kemiskinan mendesak pemerintah untuk mengambil
langkah kongkrit dalam menghapus kemiskinan, maka pendekatan tadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
mengutamakan partisipasi massa secara kolektif baik dalam perumusan
maupun dalam pelaksanaan program kebutuhan dasar agar tujuan pokok tidak
diabaikan. Dengan demikian kebutuhan dasar sebenarnya menggabungkan
dan mensintesiskan tujuan-tujuan dari strategi pembangunan yang
beroirentasi pada pertumbuhan kesempatan kerja dan kemiskinan (Wie, 1981
: 33).
4. Perencanaan Untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar
Dalam menyusun rencana pembangunan yang berorientasi pada
kebutuhan dasar maka langkah-langkahnya adalah :
a. Menentukan suatu tingkat tertentu dari kebutuhan dasar khususnya
keperluan bagi konsumsi perorangan yang seharusnya dicapai oleh
seluruh penduduk termasuk golongan penduduk yang berpendapatan
rendah
b. Penyusunan rencana pemenuhan kebutuhan dasar dicakup pula jasa-jasa
pelayanan masyarakat (public services) yang merupakan bagian integral
dari kebutuhan konsumsi perorangan seperti tersedianya fasilitas
pendidikan, kesehatan serta air bersih
c. Rencana kebutuhan dasar ditentukan dan diidentifikasikan berbagai
kelompok sasaran dalam masyarakat yang kebutuhan dasarnya belum
terpenuhi masyarakat yang konsumsinya di bawah tingkat minimum
d. Menentukan jadwal agar seluruh penduduk mampu mencapai tingkat
minimum kebutuhan dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
e. Memperkirakan jumlah sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai
tingkat kebutuhan dasar minimum dalam jangka waktu yang telah
ditentukan. Disamping itu ditentukan pula tindakan yang diperlukan
untuk mengerahkan, mengalokasikan, serta menggunakan sumber-sumber
daya ini secara efisien. Rencana kebutuhan dasar harus mencakup
tindakah-tindakan khusus untuk menjamin bahwa kelompok-kelompok
sasaran memang dapat memperoleh pendapatan, barang-barang konsumsi
pokok serta jasa-jasa pelayanan umum yang disediakan bagi mereka.
Akan tetapi justru dalam bidang operasional ini maka rencana-rencana
serta program-program yang bertujuan baik sering tidak mecapai
sasarannya. Oleh karena itu diperlukan badan khusus yang
mengawasinya, agar pelaksanaan program-program ini efisien dan efektif.
Rencana kebutuhan dasar juga harus mencakup tindakan-tindakan khusus
untuk menjamin bahwa kelompok-kelompok sasaran dapat memperoleh
pendapatan, barang-barang konsumsi pokok serta jasa-jasa pelayanan umum
yang telah disediakan oleh pemerintah (Wie, 1981 : 40).
5. Implikasi dari Strategi Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Strategi pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan
dasar bagi seluruh penduduk tidak berarti bahwa pertumbuhan ekonomi tidak
diperlukan lagi. Pemenuhan kebutuhan dasar hanya dapat terlaksana dalam
konteks perekonomian yang bertumbuh pesat, namun keberhasilan strategi
mutlak memerlukan perubahan dalam pola pertumbuhan ekonomi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
sedemikian rupa sehingga kapasitas produksi yang sudah ada dan yang
sedang dibangun akan menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah lebih
banyak sehingga memadai bagi kebutuhan seluruh penduduk.
Implikasi dari perubahan dalam pola pertumbuhan ekonomi adalah
bahwa perlu diadakan perubahan struktural dalam alokasi dan mobilisasi
sumber-sumber daya produktif (modal, kewiraswastaan, tenaga kerja, dan
sumber-sumber daya alam) ke usaha-usaha kegiatan yang menghasilkan dan
mendistribusikan barang dan jasa kebutuhan pokok. Implikasi program
Raskin adalah karena jumlah penduduk miskin di indonesia saat ini masih
cukup tinggi sehingga pemerintah tetap melanjutkan program ini untuk
membantu rakyat miskin dalam bentuk transfer pendapatan berbentuk barang
yaitu, beras, dan oleh karena itu orientasi Program Beras Untuk Keluarga
Miskin (Raskin) ini adalah lebih ditekankan pada program bantuan
kesejahteraan sosial atau bantuan perlindungan sosial bagi keluarga miskin
(Wie, 1981 : 58).
B. Dampak Transfer dan Subsidi Pemerintah terhadap Masyarakat
1. Pengeluaran Pemerintah
Menurut Keynes, pemerintah merupakan faktor ekonomi yang sangat
penting bahkan semakin tambah penting dari dasawarsa ke dasawarsa
berikutnya. Pemerintah menerima pendapatan kemudian pendapatan itu
dibelanjakan, ditabung atau diinvestasikan. Para ahli ekonomi klasik dan neo
klasik beranggapan bahwa peranan pemerintah dalam soal keuangan negara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pada dasarnya netral. Pemerintah menjalankan beberapa fungsi yang tidak
dapat dihindarkan tetapi memerlukan banyak biaya, sehingga harus
mengumpulkan uang dari wajib pajak dan dikeluarkan untuk berbagai
keperluan. Jika pemerintah terpaksa harus berhutang maka hutang tersebut
harus dilunasi sesegera mungkin (Soule, 1994 : 147).
Bentuk campur tangan pemerintah adalah melalui pengeluaran
konsumsi pemerintah atau government expenditure atau “G” dan transfer
pemerintah atau goverment transfer atau “Tr“. Pengeluaran konsumsi
pemerintah meliputi semua pengeluaran pemerintah dimana pemerintah
secara langsung menerima balas-jasanya. Misalnya dengan pengeluaran
pemerintah untuk membayar gaji pegawai negeri pemerintah langsung
memperoleh balas-jasa berupa prestasi kerja dari pegawai-pegawai tersebut.
Dengan pengeluaran pemerintah ini masyarakat akan memperoleh
manfaatnya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga dapat
dinikmati oleh anggota masyarakat pada umumnya (Reksoprayitno, 2000 :
96).
Transfer pemerintah adalah pengeluaran pemerintah dimana
pemerintah tidak menerima balas-jasa langsung. Beberapa contoh bentuk
transfer pemerintah adalah: sumbangan pemerintah yang diberikan kepada
kaula negara yang menderita sebagai akibat adanya bencana alam,
sumbangan yang diberikan pemerintah kepada kepada pengangguran, uang
pensiunan yang diterima oleh para pegawai negeri yang telah dipensiun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
subsidi yang diberikan pemerintah dan beasiswa yang diberikan oleh
pemerintah kepada mahasiswa.
Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa dengan pengeluaran
pemerintah tersebut, pemerintah tidak memperoleh balas jasa apa-apa. Dari
dana bantuan yang diberikan kepada para penderita bencana alam,
pemerintah tidak memperoleh balas jasa. Sedangkan pembayaran uang
pensiun kepada para pegawai negeri yang telah pensiun dapat
diinterpretasikan bahwa pemerintah memperoleh balas jasa berupa prestasi
kerja yang diberikan oleh pensiunan tersebut pada masa mereka masih aktif
bekerja. Pemberian jasa tersebut tidak bersamaan waktunya dengan
pembayaran uang pensiunannya, sehingga dapat digolongkan sebagai balas
jasa yang diterima oleh pemerintah secara tidak tidak langsung
(Reksoprayitno, 2000: 96-97). Contoh lain subsidi yang diberikan pemerintah
adalah melalui program beras untuk masyarakat miskin (Raskin). Dari
program raskin ini pemerintah tidak mendapatkan balas jasa apa-apa karena
tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
miskin.
2. Dampak Adanya Subsidi
Subsidi adalah pemberian pemerintah kepada masyarakat dengan
maksud meringankan beban masyarakat. Dampak dari subsidi adalah
kebalikan dari pengenaan pajak. Bagi produsen, pemberian subsidi akan
berakibat pada penurunan harga, sedangkan pada konsumen atau masyarakat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
subsidi yang diberikan mampu menaikkan daya beli masyarakat terhadap
pemenuhan kebutuhan pokok. Perubahan jumlah konsumsi sebagai akibat
berubahnya transfer pemerintah dapat ditulis sbb:
∆ C = c ∆ Tr
Yang dimaksud dengan perubahan-perubahan jumlah konsumsi adalah
perubahan-perubahan yang langsung ditimbulkan oleh perubahan jumlah
transfer pemerintah.
3. Angka Pengganda Transfer Pemerintah (Tr)
Yang dimaksud dengan angka pengganda transfer pemerintah atau
government transfer multiplier ialah nilai perbandingan antara berubahnya
jumlah pendapatan nasional ekuilibriun sebagai akibat berubahnya jumlah
transfer pemerintah yang mengakibatkan berubahnya tingkat pendapatan
nasional ekuilibrium tersebut. Adapun formula angka pengganda transfer
pemerintah adalah sebagai berikut:
kTr = ∆ Y / ∆ Tr = c
c
−1
Apabila jumlah transfer pemerintah per periode berubah dari semula
sebesar Tr menjadi sebesar (Tr + ∆ Tr) mengakibatkan tingkat pendapatan
nasional ekuilibrium berubah dari semula sebesar Y menjadi sebesar (Y+ ∆
Y), maka ini berarti:
Sebelum adanya perubahan transfer pemerintah
Y = c
GIcTxcTrc
−
++−+
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Sesudah adanya transfer pemerintah, tingkat pendapatan nasional
ekuilibrium akan menjadi sebesar:
Y + ∆Y = ( )
c
GIcTxTrTrcc
−
++−∆++
1
Y + ∆Y = c
GIcTxcTrc
−
++−+
1+
c
Trc
−
∆
1
∆Y = c
Trc
−
∆
1
∆Y/∆Tr = c
c
−1
kTr = ∆Y/∆Tr = c
c
−1
Dengan jalan memperbesar atau memperkecil jumlah transfer
pemerintah maka pemerintah dapat mempengaruhi tingkat kesempatan kerja
dan pendapatan nasional. Transfer pemerintah (Tr) berdampak positif
terhadap pendapatan nasional, yaitu apabila diadakan transfer pemerintah
maka pendapatan nasional akan naik. Pembayaran-pembayaran transfer
seperti misalnya jaminan sosial, tunjangan pengangguran, atau pembayaran-
pembayaran untuk kesejahteraan merupakan bagian dari pendapatan
perseorangan netto (Disposable Income = DI). Pemerintah tidak mengurangi
DI seperti halnya pajak tetapi justru DI bertambah karena transfer
pemerintah. Pembayaran-pembayaran transfer merupakan pajak negatif.
Sebagai pajak negatif, maka apabila transfer-transfer yang bertambah dibiayai
oleh pajak yang dinaikkan, maka budget akan berimbang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Tingkat pendapatan nasional yang biasa dianggap sebagai tingkat
pendapatan nasional yang ideal adalah tingkat pendapatan pada full
employment. Dengan demikian apabila terjadi deflation gap maka pemerintah
pada umumnya meningkatkan pendapatan nasional. Sebaliknya, apabila
dalam perekonomian terdapat inflationary gap, pemerintah pada umumnya
mengusahakan menurunkan tingkat pendapatan dengan maksud untuk
menghilangkan inflationary gap tersebut.
C. Kriteria Rumah Tangga Miskin Penerima Beras miskin
Dalam pendataan, BPS menggunakan 14 variabel untuk menentukan suatu
rumah tangga layak atau tidak dikategorikan miskin sekaligus menentukan
skoring tingkat keparahan kemiskinannya. Kriteria kemiskinan yang termuat
dalam majalah Tempo tanggal 25 Oktober 2005 menyebutkan bahwa 14 variabel
tersebut mencakup :
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang
2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal dari tanah/bambu/kayu murah
3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitas
rendah/tembok tanpa diplester.
4. Fasilitas buang air besar tidak dipunyai atau bersama-sama dengan rumah
tangga lain.
5. Sumber penerangan rumah tangga bukan listrik
6. Sumber air minum dari sumur/mata air tidak terlindung atau dari sungai/air
hujan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari dari kayu bakar/arang/minyak tanah
8. Bahan daging/susu/ayam per minggu tidak pernah dikonsumsi atau hanya
satu kali dalam seminggu.
9. Pembelian pakaian baru dalam setahun tidak pernah terjadi atau hanya
dilakukan satu stel dalam setahun.
10. Frekuensi makan dalam sehari hanya satu kali makan atau dua kali makan
dalam sehari.
11. Kemampuan untuk berobat ke puskesmas/poliklinik tidak ada (tidak mampu
membayar).
12. Lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga petani dengan luas lahan 0,5
ha (buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan) atau pekerjaan
lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600 ribu per bulan,
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya
SD.
14. Kepemilikan aset/tabungan dikategorikan tidak punya tabungan/barang yang
mudah dijual dengan nilai minimal Rp 500 ibu seperti sepeda motor
(kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya
Dari 14 variabel tersebut, yang memenuhi syarat adalah yang minimal
memenuhi 10 kriteria. Sedangkan rumah tangga atau penduduk yang tidak
menerima adalah rumah tangga yang hanya memenuhi 1-9 ciri rumah tangga
miskin, PNS/TNI/POLRI/Pensiunan, pengungsi yang diurus oleh pemerintah,
dan penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
D. Petunjuk Pelaksanaan Beras miskin
Program raskin adalah salah satu program pemerintah dalam rangka
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat di tingkat keluarga, khususnya KK yang
mempunyai ketahanan pangan rendah atau rawan pangan. Program Raskin telah
dirancang sebagai tanggungjawab bersama antara pemerintah pusat, pemerintah
daerah, masyarakat, dan penerima manfaat. Artinya, Raskin menyediakan suatu
model pengelolaan dari pembagian tanggung jawab yang dapat diikuti oleh
program anti kemiskinan lainnya. Di bawah Raskin, pemerintah pusat
menyediakan pendanaannya dan menetapkan pedoman bagi keterlibatan dan
koordinasi dari berbagai lembaga pemerintah. Pemerintah provinsi menyediakan
petunjuk pelaksanaan program dan menyetujui prioritas pendistribusian Raskin
kepada kabupaten maupun kelompok miskin yang paling rawan. Pejabat
pemerintah provinsi juga diharapkan menetapkan jadwal pengiriman, prosedur
monitoring, dan pengumpulan pembayaran. Pemuka masyarakat dan kelompok
masyarakat secara bersama-sama dengan pemerintah daerah bertanggung jawab
mengidentifikasi dan memperbaharui daftar penerima manfaat serta
memverifikasi para penerima adalah mereka yang berhak menerima dan benar-
benar membutuhkan. Pemerintah daerah juga bertanggung jawab mengatur
pendistribusian beras bersubsidi dan titik distribusi ke penerima manfaat dan
mengelola mekanisme pembayaran kepada BULOG
(http://www.jabar.go.id/jabar/public/76815/menu.htm).
Agar dalam pelaksanaan pembagian Raskin dapat tepat sasaran, pemerintah
melalui BULOG menyusun suatu ketentuan pelaksanaan program Raskin yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tertuang dalam Petunjuk Pelaksanaan Raskin (Juklak Raskin). Juklak raskin
harus dilaksanakan agar pelaksanaan program untuk keluarga miskin tepat
sasaran, maka pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Raskin harus
mempelajari dan melaksanakan petunjuk pelaksanaan Raskin yang telah
ditetapkan oleh Badan Urusan Logistik (BULOG) pusat. Petunjuk pelaksanaan
Raskin meliputi :
1. Petunjuk Umum
Secara garis besar, petunjuk pelaksanaan program beras miskin adalah
sebagai berikut :
a. Kebijakan subsidi pangan terarah (targeted food subsidy) sebagai
kebijakan income transfer untuk keluarga miskin, menjadi penting
sebagai program nasional. Program ini dirancang untuk tidak
menghambat perkembangan pangan lokal serta tidak mendorong
perubahan pola konsumsi yang terlalu cenderung beras atau gandum.
b. Masyarakat yang termasuk kelompok rawan pangan ini juga merupakan
masyarakat miskin yang daya belinya rendah dan sebagian besar
pengeluarannya adalah dibelanjakan untuk konsumsi pangan pokok,
untuk membantu keluarga miskin/rawan pangan tersebut maka langkah
penanggulangan yang ditempuh adalah melanjutkan Program Beras
Untuk Keluarga Miskin (Raskin) yang memiliki ciri spesifik antara lain :
1) Tidak disalurkan melalui pasar umum, tetapi penjualan langsung
kepada penerima manfaat (bersubsidi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2) Jumlah beras yang disalurkan tidak tergantung pada permintaan pasar,
tetapi berdasarkan jumlah keluarga penerima manfaat.
3) Tidak ditujukan dalam upaya stabilisasi harga pasar, tetapi untuk
membantu pemenuhan kebutuhan beras keluarga yang menjadi
sasaran penerima manfaat Raskin.
4) Dalam pelaksanaannya, Raskin telah melibatkan berbagai instansi
sehingga untuk memperlancar opersional perlu adanya petunjuk
pelaksanaan sebagai acuan mengenai tujuan dan sasaran yang akan
dicapai, penanggung jawab Raskin tingkat pusat dan daerah,
mekanisme pelaksanaan, pembiayaan, koordinasi, pemantauan,
evaluasi dan pelaporan serta sosialisasi, penyebarluasan informasi dan
pengaduan keluhan masyarakat.
5) Untuk menjamin kelancaran dan ketepatan pencapaian tujuan
pelaksanaan Raskin secara menyeluruh, maka di tingkat pusat melalui
Badan Urusan Logistik (BULOG) mengeluarkan petunjuk
pelaksanaan, sedangkan hal-hal yang bersifat teknis spesifik
dikeluarkan oleh Gubernur masing-masing daerah dengan
mempertimbangkan kondisi obyektif sesuai dengan spesifik daerah.
2. Tujuan dan Sasaran Raskin
Pelaksanaan program Raskin mempunyai tujuan dan sasaran sebagai berikut :
a. Tujuan Raskin adalah membantu keluarga miskin/rawan pangan dalam
rangka memenuhi kebutuhan pangan pokoknya sebagai upaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
peningkatan ketahanan pangan di tingkat keluarga melalui penjualan
beras kepada keluarga penerima manfaat. Raskin pada tingkat harga
bersubsidi dengan jumlah yang terlah ditentukan dan dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan pemerintah.
b. Sasaran Raskin adalah terbantunya keluarga miskin/rawan pangan dengan
bahan pangan pokok/beras pada tingkat harga bersubsidi di tempat dan
jumlah yang telah ditentukan sehingga dapat meningkatkan ketahanan
pangan di tingkat rumah tangga.
3. Pengertian Raskin
Raskin mempunyai pengertian sebagai berikut :
a. Beras untuk masyarakat miskin adalah salah satu kegiatan peningkatan
ketahanan pangan melalui pendistribusian bahan pangan pokok (beras)
yang bersifat khusus sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah
ditentukan.
b. Penerima manfaat adalah keluarga miskin rawan pangan yang memenuhi
satu atau lebih kriteria: (1) keluarga tidak mampu makan dua kali sehari,
(2) keluarga tidak mampu mengkonsumsi pangan sumber protein minimal
seminggu sekali, (3) sudah ada anaknya yang putus sekolah, (4)
pekerja/buruh kasar, (5) bila anggota keluarga sakit tidak mampu lagi ke
fasilitas kesehatan serta dengan kriteria lainnya yang ditetapkan
berdasarkan pertimbangan Pemerintah Daerah setempat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
c. Titik distribusi adalah tempat penyerahan atau pendistribusian beras di
tingkat kelurahan atau desa yang terdekat dengan keluarga sasaran
penerima manfaat, yang ditentukan atas dasar kesepakatan atau
musyawarah antar instansi pelaksana Raskin terkait, sesuai tingkatan
tingkatan wilayah operasionalnya. Untuk daerah-daerah yang tidak
memungkinkan titik distribusi di tingkat kelurahan/desa seperti daerah
terpencil dan sulit transportasinya, maka penetapan titik distribusi
dilakukan atas kesepakatan dengan pihak Pemda.
4. Organisasi Penanggung Jawab Raskin
Organisasi pelaksanaan Raskin dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Tingkat Pusat
1) Organisasi pelaksana Raskin di tingkat pusat dikoordinir oleh Menko
Perekonomian sebagai penanggung jawab koordinasi program dibantu
oleh tim Raskin Pusat yang terdiri dari unsure Direktorat Jendral
Pembangunan Masyarakat Desa (Ditjen PMD), Ditjen Anggaran,
BULOG dan BKKBN.
2) Penanggung jawab pembinaan pelaksanaan Raskin di daerah adalah
Dirjen PMD-Departemen Dalam Negeri (DEPDAGRI).
3) Penanggung jawab penyediaan subsidi adalah departemen keuangan
dan Dirjen Anggaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
4) Penanggung jawab penyediaan dan distribusi beras, penyelesaian
penagihan subsidi dan biaya operasional Raskin adalah Kepala
BULOG.
5) Penanggung jawab verifikasi basis data untuk penetapan keluarga
penerima manfaat Raskin adalah jumlah, ketepatan, pemutakhiran,
dan penyebaran adalah kepala BKKBN.
6) Penanggun jawab pengaduan masyarakat (UPM) adalah Dirjen PMD
selaku Koordinator Unit Pengaduan Masyarakat (UPM) Raskin di
tingkat pusat yang melibatkan unsur Inspektorat Jendral Depdagri dan
Irtama BULOG.
b. Tingkat Daerah
1) Penanggun jawab pelaksanaan dan pemantauan Raskin di tingkat
propinsi adalah Gubernur. Dalam pelaksanaannya secara fungsional
didukung oleh tim koordinasi Raskin di tingkat propinsi yang terdiri
dari instansi terkait dan berbagai pihak yang dipandang perlu
(perguruan tinggi, LSM, dan institusi kemasyarakatan lainnya).
2) Penanggung jawab pelaksanaan dan pemantauan Raskin di tingkat
Kabupaten adalah Bupati/Walikota. Dalam pelaksanaannya secara
fungsional di dukung oleh Tim Koordinasi Raskin tingkat
kabupaten/kota yang terdiri dari instansi terkait dan berbagai pihak
yang dipandang perlu perlu (perguruan tinggi, LSM, dan institusi
kemasyarakatan lainnya).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3) Penanggung jawab penyediaan dan pendistribusian beras dari gudang
Bulog sampai titik distribusi adalah Kadolog/Kasubdolog/Kansilog
sesuai tingkat wilayah operasionalnya.
4) Penanggung jawab verifikasi basis data untuk penetapan keluarga
sasaran penerima manfaat Raskin adalah kepala kantor wilayah/kepala
BKKBN setempat.
5) Penanggung jawab penetapan alokasi jumlah beras dan pengesahan
keluarga penerima manfaat adalah Gubernur dan Bupati/Walikota.
Sesuai dengan tingkatan wilayahnya sebagai hasil konsultasi teknis
dengan instansi terkait serta hasil musyawarah masyarakat setempat
dengan mempertimbangkan kondisi objektif daerah yang
bersangkutan.
6) Penanggung jawab pendistribusian Raskin dari titik distribusi sampai
kepada keluarga sasaran penerima manfaat adalah Pemda setempat
sesuai dengan tingkatan wilayahnya (Camat, Kepala Desa/Lurah,
Kepala Dusun) yang dalam pelaksanaannya dapat bekerja sama
dengan lembaga setempat seperti perguruan tinggi, LSM, dan institusi
kemasyarakatan lainnya.
7) Penanggung jawab penanganan keluhan adalah Kepala Dinas PMD
bersama-sama unsur Bappeda, Inspektorat dan pengawasan Dolog,
Subdolog sesuai tingkatan wilayahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
5. Mekanisme Pelaksanaan
Ada lima mekanisme pelaksanaan Raskin yaitu :
a. Penentuan jumlah penerima manfaat
1) Sebagai dasar penentuan jumlah penerima manfaat di tingkat
kelurahan/desa adalah dara dari BKKBN/PLKB atau institusi lainnya.
2) Batas dasar data tersebut selanjutnya dimusyawarahkan di tingkat
kelurahan/desa yang melibatkan Kepala Desa/Lurah, tokoh
masyarakat, LSM, PKK, PLKB dan unsur-unsur lainnya.
3) Dalam musyawarah tersebut meliputi proses verifikasi dan penentuan
urutan skala prioritas, sehingga diperoleh angka, jumlah penerima
manfaat yang sesuai dengan platfond yang telah ditetapkan.
4) Hasil musyawarah secara berjenjang disahkan oleh
Lurah/Camat/Bupati/Walikota sesuai dengan tingkat wilayahnya.
5) Setiap keluarga penerima manfaat yang sah diupayakan agar memiliki
identitas sebagai penerima jatah beras Raskin yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang.
6) Dalam rangka meningkatkan transparansi, daftar nama-nama
penerima manfaat yang sah harus dapat diketahui oleh masyarakat
luas, misalnya melalui papan pengumuman desa atau sarana lainnya.
b. Penentuan platfond alokasi jatah beras miskin
1) Berdasarkan subsidi Raskin secara nasional, tim Raskin tingkat pusat
menghitung platfond alokasi jatah beras nasional secara umum untuk
tahun 2008.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2) Atas dasar Platfond alokasi secara nasional, selanjutnya ditetapkan
platfond alokasi per propinsi per tahun.
3) Atas dasar platfond alokasi secara nasional, selanjutnya Gubernur
menetapkan platfond alokasi per kabupaten/kota dengan
memperhatikan kondisi spesifik daerah.
4) Atas dasar platfond alokasi per kabupaten/kota, selanjutnya
Bupati/Walikota mendistribusikan platfond alokasi per kecamatan
berdasarkan proporsi jumlah penerima manfaat di wilayah tersebut
c. Pelaksanaan pendistribusian
1) Data jumlah keluarga penerima manfaat yang telah disahkan
digunakan Pemda setempat dalam mengajukan surat permintaan
alokasi Raskin kepada Kadolog/Kasubdolog.
2) Kadolog/Kasubdolog menerbitkan Daftar Operasi (DO) beras kepada
kepala gudang, sesuai dengan jumlah permintaan alokasi yang
tercantum dalam surat pengajuan Pemda dengan masa berlaku selama
satu tahun.
3) Atas dasar DO tersebut, Kepala Gudang Bulog melayani pengeluaran
beras kepada Satuan Petugas (Satgas) Raskin sesuai dengan ketentuan
pergudangan yang berlaku.
4) Satgas Raskin Dolog/Subdolog mengantar beras Raskin dari gudang
ke titik distribusi yang telah disepakati dengan Pemda setempat.
Dalam pelaksanaan pendistribusian ini Satgas Dolog/Sub Dolog dapat
mengadakan koordinasi dengan Pemda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
5) Pelaksanaan pelayanan dari titik distribusi sampai kepada penerima
manfaat merupakan tanggung jawab Pemda dan diatur dalam
Petunjuk Teknis (Juknis) Raskin Daerah.
6) Setelah dilaksanakan penyerahan beras pada titik distribusi, dibuatkan
Berita Acara Serah Terima (BAST) antara pelaksana Satgas dengan
petugas Pemda yang bertanggung jawab di titik distribusi.
7) Berdasarkan BAST tersebut diatas, Dolog/Sub Dolog/Kansilog
membuat rekapitulasi berita acara pelaksanaan Raskin yang
ditandatangani oleh Kadolog/Kasub Dolog/Kansilog dan pejabat
Pemda kabupaten/kota yang ditunjuk (model MBA-I) dan
selanjutnya, dikirim ke Bulog cq. Ditbea sebanyak dua eksemplar
yakni (asli dan tembusan) (model MBA-I). untuk daerah-daerah yang
sarana komunikasi antara Sub Dolog/Kansilog dengan Dolog sulit,
maka model MBA-I tersebut dikirim langsung ke Bulog cq Dibea
dengan tembusan ke Dolog. Asli rekapitulasi berita acara tersebut
tanpa menunggu terkumpulnya rekapitulasi berita acara dari seluruh
Daerah Tingkat II di wilayahnya, segera dikirimkan oleh
Kansilog/Sub Dolog/Dolog ke Bulog cq direktorat pembiayaan
dengan dibuatkan surat pengantar pengiriman model MBA-II. Asli
rekapitulasi berita acara yang diterima dari Kansilog/Sub
Dolog/Dolog digunakan Bulog sebagai dasar penyelesaian penagihan
pembayaran subsidi dengan Departemen Keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
d. Pembayaran
1) Pembayaran terhadap harga beras yang dibeli oleh keluarga penerima
manfaat adalah tunai di tempat. Namun apabila ada kepala keluarga
kurang/tidak mampu untuk membayar tunai, maka Pemda setampat
bertanggung jawab atas penundaan pembayaran tunai tersebut dengan
membuat pernyataan jaminan kesediaan membayar secara tertulis ke
Dolog/Subdolog/Kansilog.
2) Hasil penjualan beras yang diterima oleh penanggungjawab
pendistribusian Raskin disetorkan kepada petugas SubDolog dengan
dibuatkan kwitansi tanda terima uang dan selanjutnya selambat-
lambatnya dalam waktu 2 × 24 jam pada hari berikutnya hasil
penjualan beras tersebut langsung ditransfer ke rekening Bulog yang
telah ditentukan. Kansilog/KaSubDolog wajib memantau transfer
hasil pembayaran (HP) Raskin yang telah dilaksanakan ke rekening
Bulog.
e. Ketentuan lain
2) Supaya ada kepastian jadwal waktu pendistribusian beras di titik
distribusi maka Tim Raskin daerah menyusun jadwal pendistribusian
beras ke titik-titik distribusi. Jadwal pendistribusian beras ke titik
distribusi menjadi acuan dalam pendistribusian beras Raskin pada
bulan yang bersangkutan.
3) Dalam rangka transparansi pelaksanaan Raskin, maka sejak tahap
perencanaan sampai dengan pelaksanaan dan pemantauan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
mengikutsertakan pihak perguruan tinggi dan atau LSM daerah
maupun institusi masyarakat lainnya, atau melibatkan mereka dalam
tahap pengawasan dari titik distribusi sampai kesasaran penerima
manfaat.
4) Dalam rangka penanganan daerah khusus antara lain daerah yang
sebagian besar penduduknya mengkonsumsi pangan non beras atau
daerah-daerah terpencil yang sulit transportasinya, maka
pelaksanaannya Pemda setempat dapat mengusulkan cara penanganan
yang berbeda dan disampaikan kepada Tim Koordinasi Raskin Pusat
untuk mendapat persetujuan.
5) Setiap keluarga sasaran penerima Raskin disediakan beras maksimal
15 kg/KK/bulan dengan harga Rp 1.600,00 per kg untuk tahun 2008.
6) Pemberian beras kepada sasaran penerima sudah dalam bentuk
kemasan.
E. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian oleh Tri Wulan Dono
Penelitian yang relevan dengan karya tulis ini berjudul “Evaluasi
Pelaksanaan Program Beras miskin : Studi Kasus di Kecamatan Batur,
Kecamatan Karangkobar, Kecamatan Kalibening, dan Kecamatan Wanayasa,
Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah Tahun 2004. Karya tulis ini disusun
oleh Tri Wulan Dono dari Universitas Sanata Dharma. Tahun penelitian pada
tahun 2004. Penelitian ini berisi tentang evaluasi pelaksanaan program beras
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
miskin dilihat dari penerima beras miskin apakah sudah tepat sasaran, semua
masyarakat miskin telah memperoleh jatah beras yang sesuai ketentuan,
sistem pembayaran beras, pendistribusian beras, tugas dan wewenang pihak-
pihak yang terkait, sikap masyarakat miskin terhadap program beras miskin.
Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yaitu penelitian yang
mana data dikumpulkan setelah semua kegiatan dipersoalkan itu berlangsung.
Penelitian ini termasuk penelitian studi kasus, dan penelitian evaluatif
(program evaluation) dengan titik tolak kriteria proses yaitu penelitian yang
bertujuan umum memaparkan atau melukiskan kejadian atau hal-hal yang
dijadikan obyek penelitian apa adanya dengan tanpa menambah atau
mengurangi. Teknik analisis data dengan pemberian skor dengan
menggunakan Penilaian Acuan Norma (PAN) tipe II untuk mengetahui sikap
masyarakat terhadap program raskin. Peneliti juga menggunakan tabulasi
data.
Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa penerima beras
miskin di Kabupaten Banjarnegara provinsi Jawa Tengah tidak tepat sasaran,
penerima manfaat beras miskin di Kabupaten Banjarnegara provinsi Jawa
Tengah tidak mendapatkan jatah beras miskin yang sesuai dengan ketentuan,
pembayaran beras miskin di Kabupaten Banjarnegara provinsi Jawa Tengah
telah sesuai aturan, pendistribusian beras miskin di Kabupaten Banjarnegara
provinsi Jawa Tengah telah transparan, tugas dan wewenang pihak-pihak
yang mengurusi raskin di Kabupaten Banjarnegara provinsi Jawa Tengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
telah terlihat sesuai dengan ketentuan, sikap masyarakat miskin di Kabupaten
Banjarnegara provinsi Jawa Tengah netral terhadap pelaksanaan Raskin.
F. Hipotesis penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,
2002 : 64). Hipotesis harus diuji berdasarkan data empiris yaitu data yang
berdasarkan pada penelitian suatu sampel. Hipotesis seringkali digunakan untuk
mengambil keputusan.
Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Rekruitmen terhadap pelaksanaan program beras miskin di Kecamatan
Polanharjo Kabupaten Klaten belum tepat sasaran.
2. Penyaluran beras miskin di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten belum
transparan.
3. Pengawasan pelaksanaan program beras miskin di Kecamatan Polanharjo
Kabupaten Klaten belum efektif.
4. Sikap masyarakat di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten belum positif
terhadap program beras miskin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian ex
post facto yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi dan kemudian merunut kebelakang melalui data untuk menemukan
faktor-faktor yang mendahului dan menentukan sebab-sebab yang mungkin
atas penelitian yang diteliti.
2. Jenis penelitian ini juga termasuk penelitian evaluatif (program evaluation).
Menurut Muhadjir (2003:209) dikatakan bahwa penelitian evaluatif adalah
sebuah metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah
perencanaan dari sebuah kebijakan, pelaksanaan program dari kebijakan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan program telah tepat sasaran (feasible) atau
tidak. Dalam penelitian evaluatif diharapkan dapat memberikan keterangan
tentang seberapa jauh penyimpangan yang dilakukan obyek dan subyek
sebuah penelitian sehingga dapat digunakan sebagai landasan dalam
mengarahkan dan membina keberhasilan obyek dan subyek sebuah
penelitian.
B. Lokasi penelitian dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten
dengan alasan :
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
1. Daerah tersebut merupakan salah satu daerah penerima program beras
miskin sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi
terhadap pelaksanaan program beras miskin.
2. Kecamatan merupakan tingkatan terkecil agar pelaksanaan beras miskin
dapat diteliti.
3. Di daerah tersebut sebagian masyarakat menengah menginginkan menerima
Beras miskin. Sehingga penelitian ini menarik peneliti untuk mengetahui
keadaan yang sesungguhnya dilapangan.
Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2009.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah penerima beras miskin di Kecamatan
Polanharjo, Kabupaten Klaten. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah
rekruitmen penerima beras miskin, penyaluran beras miskin, pengawasan beras
miskin oleh pihak terkait, sikap masyarakat terhadap pelaksanaan program beras
miskin di Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
1999 : 55). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
masyarakat penerima beras miskin yang berada di Kecamatan Polanharjo,
Kabupaten Klaten. Jumlah populasi penerima beras miskin adalah 3619
keluarga miskin. Adapun jumlah populasi akan disajikan pada tabel dibawah
ini :
Tabel 3.1
Jumlah Populasi
No Kecamatan Kelurahan/
Desa/Nama
Lain
Jumlah
Rumah
Tangga
Awal
(KK)
Rumah
Tangga
Tambahan
(KK)
Total
(KK)
Polanharjo 3482 137 3619
1 Glagah Wangi 234 2 236
2 Kapungan 198 3 201
3 Kahuman 230 6 236
4 Ngaran 190 4 194
5 Borongan 151 13 164
6 Nganjat 107 - 107
7 Jimus 107 2 109
8 Turus 203 2 205
9 Polan 156 - 156
10 Karanglo 193 - 193
11 Ponggok 115 - 115
12 Wangen 115 4 119
13 Keprabon 265 2 267
14 Kranggan 228 - 228
15 Kebonharjo 205 205 218
16 Janti 165 - 165
17 Sidowayah 311 86 397
18 Sidoharjo 309 - 309
Sumber : BPS Kecamatan Polanharjo, 2007
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 1999 : 56). Sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik pengambilan sampel cluster random sampling. Cluster Random
sampling digunakan jika populasi tidak terdiri dari individu-individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster (Zuriah,
2006: 136). Penelitian dilakukan terhadap populasi penerima beras miskin di
Kecamatan Polanharjo untuk itu random atau tidak dilakukan langsung pada
semua penerima beras miskin, tetapi pada suatu desa atau pedukuhan sebagai
kelompok atau cluster. Dengan begitu maka kesimpulan dari penyelidikan
cluster sampling tidak berlaku atas individu melainkan cluster-cluster sebagai
keseluruhannya. Cara penentuan sampelnya adalah bahwa kepala keluarga
yang menerima beras miskin di Kecamatan Polanharjo adalah sebagai sampel
penelitiannya. Untuk Kecamatan Polanharjo terdiri dari 18 desa yaitu Desa
Glagahwangi, Kapungan, Kahuman, Ngaran, Borongan, Nganjat, Jimus,
Turus, Polan, Karanglo, Ponggok, Wangen, Keprabon, Kranggan,
Kebonharjo, Janti, Sidowayah, Sidoharjo. Dari keseluruhan jumlah populasi
diatas peneliti mengambil 9 desa melalui pengundian secara acak kemudian
mengambil 2 % dari penerima Beras miskin di masing-masing desa yang
telah ditentukan dengan melakukan pengundian pada penerima raskin
berdasarkan jumlah penerima raskin di masing-masing desa yang telah
dipilih. Peneliti mengambil 9 desa sebagai sampel mengingat keterbatasan
waktu dan biaya untuk melakukan penelitian, Petugas kecamatan bidang
kemasyarakatan, BPS kecamatan Polanharjo, Petugas/Perangkat Desa, Dinas
Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 3.2
Jumlah Sampel
No Responden Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Penerima Raskin Desa Ngaran
Penerima Raskin Desa Borongan
Penerima Raskin Desa Kapungan
Penerima Raskin Desa Jimus
Penerima Raskin Desa Nganjat
Penerima Raskin Desa Ponggok
Penerima Raskin Desa Karanglo
Penerima Raskin Desa Turus
Penerima Raskin Desa Keprabon
Petugas Kecamatan Bidang Kesejahteraan Rakyat
Petugas Dinas Kesejahteraan Rakyat Kab. Klaten
Petugas BPS Kecamatan
Petugas Raskin Desa
Jumlah
4
3
4
2
2
2
4
4
5
1
1
1
9
42
E. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Pengukuran
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek pengamatan
atau faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Adapun variabel yang akan diteliti adalah :
a. Ketepatan rekruitmen penerima beras miskin
b. Transparan tidaknya penyaluran beras miskin
c. Pengawasan program beras miskin
d. Sikap masyarakat miskin
2. Definisi Operasional dan Pengukuran
a. Ketepatan Rekruitmen Beras miskin
Ketepatan rekruitmen diartikan sebagai ketepatan dalam proses
penyaringan masyarakat yang akan menjadi penerima Beras miskin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Rekruitmen dapat dikatakan tepat jika memenuhi sebagian besar syarat
sebagai berikut:
1) Memenuhi proses rekruitmen yang benar sesuai dengan
petunjuk pelaksanaan Beras miskin :
a) BPS kecamatan melengkapi data rumah tangga miskin
berdasarkan pada data rumah tanggga miskin yang ada di
BKKBN, sensus kemiskinan BPS daerah dan data kemiskinan
dari Pemerintah Daerah
b) Pencacah kecamatan mengisi formulir pendataan sosial ekonomi
c) Pencacah kecamatan dan desa melakukan verifikasi lapangan
dengan observasi kasat mata dengan tujuan menentukan layak
atau tidaknya menjadi penerima Beras miskin
d) Pencacah melakukan wawancara dengan rumah tangga miskin
yang telah dicatat
2) Penerima Beras miskin adalah warga yang benar-benar miskin
dengan kriteria sebagai berikut :
a) Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan
rumah tangga lain
b) Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak
terlindung/sungai/air hujan
c) Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu
bakar/arang/minyak tanah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
d) Bahan daging/susu/ayam tidak pernah dikonsumsi atau satu kali
dalam seminggu
e) Hanya sanggup makan satu/dua kali dalam sehari
f) Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di Puskesmas atau
poliklinik
g) Luas rumah keluarga kurang dari 8 m2 per orang
h) Tinggal di rumah berlantai tanah/bambu/kayu murah
i) Dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu
berkualitas murah/diding tidak diplester
j) Sumber penerangan dirumah tidak menggunakan listrik
k) Pembelian pakaian baru dalam setahun tidak pernah
terjadi/hanya dilakukan satu stel dalam setahun
l) Lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga petani dengan
luas lahan 0,5 ha/buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh
perkebunan
m) Keluarga mengandalkan kiriman uang dari saudara / anaknya
n) Tidak memiliki tabungan di bank
o) Harus menjual asset (emas, ternak, barang elektronik) untuk
melunasi hutang
p) Kepala keluarga tidak sekolah, tidak tamat SD atau hanya SD
q) Pendidikan pasangan tidak tamat SD atau tidak sekolah atau
hanya SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
b. Transparan tidaknya penyaluran beras miskin
Pendistribusian beras yang transparan diartikan sebagai penyaluran
dari pihak-pihak terkait sampai dengan penerima. Peneliti akan
mengukur transparan tidaknya proses pendistribusian beras di
Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, diukur dari ada tidaknya
pengumuman penerima beras miskin secara lisan maupun tertulis
c. Pengawasan program beras miskin
Diartikan sebagai pengawasan terhadap rekruitmen, pembagian
Kartu Kendali, penyaluran dan pembagian beras miskin. Pengawasan
dapat dikatakan efektif bila :
1) Petugas pengawas hadir dan aktif dalam pelaksanaan program
beras miskin.
2) Pengawasan terhadap program beras miskin dilakukan oleh pihak
netral sehingga tidak memihak salah satu golongan.
d. Sikap masyarakat miskin
Sikap diartikan sebagai bentuk reaksi perasaan. Perasaan tersebut
dapat mendukung, memihak atau tidak memihak suka atau tidak suka.
Peneliti akan mengukur sikap masyarakat terhadap pelaksanaan
program beras miskin agar diketahui sikap masyarakat terhadap
program tersebut.
Sikap masyarakat dikatakan mendukung atau memihak jika:
1) Masyarakat menyambut baik program beras miskin
2) Masyarakat merasa terbantu akan program beras miskin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3) Masyarakat antusias dalam pengambilan jatah beras miskin
Sikap masyarakat dikatakan tidak mendukung atau tidak memihak jika:
1) Masyarakat tidak suka dengan program beras miskin
2) Masyarakat tidak merasa terbantu dengan program beras miskin
F. Data yang dicari
1. Data Primer yaitu data-data atau keterangan yang diperoleh dari hasil
wawancara maupun observasi langusung yang sudah terpadu. Data-data
tersebut adalah :
a. Rekruitmen terhadap penerima beras miskin
b. Penyaluran beras miskin setiap periodenya
c. Pengawasan program beras miskin setiap periodenya
d. Sikap masyarakat setempat terhadap pelaksanaan program beras miskin
Setelah data diperoleh penulis melakukan pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan oleh pihak lain.
Yaitu data-data yang tersedia di tempat penelitian. Data tersebut meliputi
jumlah penerima beras miskin, jatah beras, ketentuan pengambilan beras,
ketentuan pendataan, serta ketentuan pengawasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara Berpedoman
Wawancara berpedoman yaitu teknik pengumpulan data dengan wawancara
langsung dengan responden berdasarkan pedoman wawancara. Teknik
wawancara digunakan untuk melengkapi data dan menanggulangi kelemahan
teknik kuisioner. Data yang termasuk dalam wawancara ini adalah mengenai
pengawasan program beras miskin dan sikap masyarakat terhadap program
beras miskin.
Tabel 3.3
Kisi-kisi wawancara
No Variabel Indikator Nomer Item Jumlah
1.
Ketepatan
Rekruitmen
1.Luas lantai kurang
dari 8m/orang
2.Lantai terbuat dari
tanah
3.Dinding terbuat
dari bambu
4.Tidak memiliki
fasilitas buang air
besar
5.Tidak
menggunakakan
listrik
6.Sumber air dari
sumur
7.Bahan bakar dari
kayu dan minyak
8.Konsumsi terhdap
daging/susu/ayam
jarang
9.Hanya membeli
satu pakaian dalam
setahun
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
No Variabel Indikator Nomer Item Jumlah
10.Makan satu/dua
kali sehari
11.Tidak sanggup
membayar biaya
puskesmas
12.Sumber
penghasilan dari
petani, nelayan dan
buruh
13.Pendidikan
kepala rumah tangga
adalah SD
14.Tidak memiliki
tabungan/barang yang
mudah dijual dengan
nilai minimal
Rp.500.000
12
13
14
2. Transparansi
penyaluran
dan
pembagian
beras
1.Mekanisme
pendistribusian
2.Transparansi
penyaluran
15,16,19,21,22,24,25,30,31,32
17,18,20,23,26,27,28,29,33
10
9
3. Pengawasan
terhadap
pelaksanaan
Beras
miskin
1.Pengawasan dari
petugas kabupaten
2.Pengawasan dari
petugas kecamatan
3.Pengawasan dari
petugas kelurahan
34,35,36,37,38
39,40,41,42
43,44,45
5
4
3
4. Sikap
masyarkat
terhadap
program
Beras
miskin
Jumlah
1.Tanggapan
masyarakat terhadap
Program Beras
miskin
2.Harapan
masyarakat terhadap
Program Beras
miskin
46,47,48,49
50
4
1
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat,
lengger, agenda dan sebagainya. Data yang termasuk dalam teknik ini adalah
jumlah penduduk miskin, luas wilayah dari Kecamatan Polanharjo.
H. Analisis Data
Tehnik analisis data dalam penelitian ini melalui alur kegiatan yang
terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan (Miles & Huberman, 1992: 16).
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar dari catatan-
catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus menerus selama
penelitian berlangsung sampai laporan akhir tersusun. Proses reduksi data
dilakukan setelah wawancara.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk teks naratif, matriks
atau bagan. Hal tersebut ditujukan agar peneliti tidak kesulitan dalam
penguasaan informasi baik secara keseluruhan maupun terpisah-pisah dari
data yang telah terkumpul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
3. Kesimpulan
Setelah data terkumpul maka diambil kesimpulan serta diverifikasi
yang terus menerus selama penelitian berlangsung guna menjamin
keabsahan dan objektivitas data sehingga kesimpulan akhir dapat
dipertanggungjawabkan. Analisis data saling berkaitan antara reduksi data,
penyajian data serta kesimpulan pada saat sebelum, selama dan sesudah
pengumpulan data. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut,
berulang dan terus menerus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Deskripsi Data
1. Keadaan Geografis
U
B T
S
Sumber : www.wikipedia.com
Kecamatan Polanharjo merupakan salah satu kecamatan yang berada di
Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif, Kecamatan
Polanharjo mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Karanganom
b. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tulung
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Delanggu
Kecamatan Polanharjo terdiri dari 18 desa yaitu desa Glagah Wangi, desa
Janti, desa Jimus, desa Borongan, desa Kapungan, desa Karanglo, desa
Kauman, desa Kebonharjo, desa Keprabon, desa Kranggan, desa Nganjat,
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
desa Ngaran, desa Polan, desa Ponggok, desa Sidoharjo, desa sidowayah,
desa Wangen, dan desa Turus.
2. Luas Wilayah
Luas wilayah Kecamatan Polanharjo berdasarkan buku Kecamatan Dalam
Angka, luas wilayah Kecamatan Polanharjo mencapai 2,384 km². Adapun
perincian luas wilayah tampak dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1
Luas Wilayah menurut Tanah Sawah Tanah Kering
No. Desa Tanah Sawah
(Ha)
Tanah
Kering
(Ha)
Luas Wilayah
(Ha)
1 Glagah Wangi 154.20 49.00 203.20
2 Kapungan 104.78 48.00 152.78
3 Kahuman 162.49 44.00 206.49
4 Ngaran 133.17 37.00 170.17
5 Borongan 104.30 36.00 140.30
6 Nganjat 63.34 11.00 74.34
7 Jimus 73.80 16.00 89.80
8 Turus 99.60 19.10 118.70
9 Polan 70.65 14.00 84.65
10 Karanglo 84.80 29.00 113.80
11 Ponggok 62.77 14.30 77.07
12 Wangen 97.48 30.40 127.88
13 Keprabon 75.00 25.00 100.00
14 Kranggan 58.70 43.00 101.70
15 Kebonharjo 53.10 16.20 69.30
16 Janti 121.32 27.00 148.32
17 Sidowayah 182.85 45.00 227.85
18 Sidoharjo 131.49 47.00 178.49
Jumlah 1,833.83 551.00 2,384.83
Sumber : Kecamatan Polanharjo Dalam Angka, 2007
Dari keseluruhan data diatas wilayah yang paling luas adalah tanah untuk
persawahan. Luas tanah yang cukup luas ini sebagian besar oleh masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Polanharjo ditanami dengan tanaman padi dan palawija. Selain itu ada juga
petani yang menggunakan lahan sawah untuk dibuat kolam. Karena sumber
pengairan di kecamatan Polanharjo sangat mudah dan dapat diairi secara
teratur (periodik) maka sebagian besar masyarakat Polanharjo menanami
lahan sawah mereka dengan tanaman padi.
Pengurusan administrasi atau kepentingan lain penduduk dipusatkan di
kecamatan dan kabupaten. Adapun jarak dari desa ke Kecamatan serta
Kabupaten adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Jarak ke Ibukota Kecamatan dan Ibukota Kabupaten
Desa Jarak Ke Ibukota
Kecamatan
(km)
Jarak Ke
Ibukota
Kabupaten
(km)
Glagah Wangi 7 23
Kapungan 5 21
Kahuman 3 19
Ngaran 4 19
Borongan 4 17
Nganjat 3 18
Jimus 3 18
Turus 2 20
Polan 0 19
Karanglo 1 18
Ponggok 3 17
Wangen 4 19
Keprabon 3 20
Kranggan 4 21
Kebonharjo 4 20
Janti 5 20
Sidowayah 5 23
Sidoharjo 6 25
Sumber : Monografi Kecamatan Polanharjo, 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3. Keadaan Demografi
a. Keadaan Penduduk
Komposisi penduduk sangat diperlukan dalam perencanaan
pembangunan nasional baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
Hal ini dikarenakan komposisi penduduk suatu daerah mempunyai andil
yang sangat menentukan dan partisipasinya mempengaruhi keadaan sosial
dan ekonomi daerah yang bersangkutan. Banyaknya penduduk di
Kecamatan Polanharjo pada tahun 2007 tercatat sekitar 45.858 jiwa
dengan kepadatan penduduk sekitar 1.918 per km2. Penduduk laki-laki
sekitar 22.464 jiwa, sedangkan untuk penduduk perempuan berjumlah
23.394 jiwa dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Menurut Desa Dirinci dari Jenis Kelamin dan Sex Ratio
Desa Laki-laki
(orang)
Perempuan
(orang)
Jumlah
(orang)
Glagah Wangi 1,791 1,790 7,571
Kapungan 1,324 1,411 2,735
Kahuman 1,453 1,421 2,874
Ngaran 1,014 1,118 2,132
Borongan 1,307 1,483 2,790
Nganjat 642 637 1,279
Jimus 840 901 1,741
Turus 1,145 1,197 2,342
Polan 1,083 1,046 2,129
Karanglo 1,193 1,257 2,450
Ponggok 924 903 1,827
Wangen 1,280 1,353 2,633
Keprabon 1,488 1,581 3,069
Kranggan 1,559 1,539 3,098
Kebonharjo 891 880 1,771
Janti 1,266 1,295 2,561
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Sidowayah 1,637 1,836 3,473
Sidoharjo 1,637 1,746 3,383
jumlah 22,464 23,394 45,858
Sumber : Kecamatan Polanharjo Dalam Angka, 2007
Adapun jumlah penduduk dirinci dari kelompok umur dan jenis kelamin
akan terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.4
Penduduk Dirinci dari Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Kelompok umur Laki-laki
(orang)
Perempuan
(orang)
Jumlah
(orang)
0 – 4 1.708 1.557 3.265
5 – 9 1.819 1.728 3.547
10 – 14 1.933 1.854 3.787
15 – 19 2.369 2.124 4.493
20 – 24 1.778 1.635 3.413
25 – 29 1.648 1.717 3.365
30 – 34 1.705 1.921 3.626
35 – 39 1.623 1.771 3.394
40 – 44 1.466 1.525 2.991
45 – 49 1.229 1.358 2.587
50 – 54 943 1.186 2.129
55 – 59 1.012 1.196 2.208
60 – 64 979 1.148 2.127
> 65 2.252 2.674 4.926
Jumlah 22.464 23.394 45.858 Sumber : Kecamatan Polanharjo Dalam Angka, 2007
Dari kelompok umur dapat terlihat bahwa sebagian besar penduduk
Polanharjo adalah kelompok umur 15 – 19 sebanyak 4.493. Dari
keseluruhan jumlah penduduk 45.858 jiwa tersebut terdiri dari anak-anak,
remaja, dan orang dewasa yang sudah menikah maupun belum menikah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
b. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan suatu bangsa atau daerah merupakan salah satu
indikator penting untuk mengukur seberapa jauh kualitas sumber daya
manusia dan tingkat kesejahteraan suatu penduduk. Untuk mengetahui
tingkat pendidikan di kecamatan Polanharjo dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini :
Tabel 4.5
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Belum Sekolah 4218 orang
2 Tidak Tamat SD 1655 orang
3 Tamat SD/Sederajat 1464 orang
4 Tamat SLTP/Sederajat 11245 orang
5 Tamat SLTA/Sederajat 11597 orang
6 Tamat Akademi/Sederajat 14245 orang
7 Tamat PT/Sederajat 11193 orang
8 Buta Huruf 11220 orang Sumber : Monografi Kecamatan Polanharjo, 2007
Dari data diatas dapat diketahui tingkat pendidikan masyarakat di
Kecamatan Polanharjo mulai dari yang belum sekolah sampai dengan
Perguruan Tinggi. Masyarakat yang belum sekolah sebanyak 4218 orang,
tidak tamat SD sebanyak 1655 orang, tamat SD/sederajat sebanyak 1464
orang, tamat SLTP/sederajat sebanyak 11245 orang, tamat
SLTA/sederajat sebanyak 11597 orang, tamat Akademi/sederajat
sebanyak 14245, tamat Perguruan Tinggi/sederajat 11193 orang, dan buta
huruf 11220 orang. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan
masyarakat di Kecamatan Polanharjo sudah cukup baik karena sebagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
besar masyarakat telah mengeyam pendidikan, sejumlah 14245 telah
tamat akademi/sederajat.
c. Keadaan Penduduk Menurut Pemeluk Agama
Keanekaragaman kebudayaan yang ada dalam kehidupan masyarakat
di kecamatan Polanharjo semakin memperkaya kebudayaan bangsa
Indonesia. Kerukunan dalam kehidupan beragama di Kecamatan ini
sangat baik, terlihat masih banyaknya warga yang beribadah ke masjid,
selain itu kegiatan-kegiatan keagamaan dilaksanakan warga secara rutin,
seperti: pengajian, kosidahan, dan peringatan hari besar keagamaan.
Berikut akan disajikan komposisi penduduk menurut desa dan pemeluk
agama
Tabel 4.6
Penduduk Menurut Desa dan Pemeluk Agama
No Desa Islam
(orang)
Kristen
Protestan
(orang)
Katolik
(orang)
Budha
(orang)
Hindu
(orang)
Jumlah
(orang)
1. Glagah
Wangi
3.551 16 4 0 0 3.571
2. Kapungan 2.704 9 15 0 7 2.735
3. Kahuman 2.788 23 62 0 1 2.874
4. Ngaran 2.104 3 25 0 0 2.132
5. Borongan 2.497 130 163 0 0 2.790
6. Nganjat 1.263 2 14 0 0 1.279
7. Jimus 1.710 26 5 0 0 1.741
8. Turus 2.304 19 19 0 0 2.342
9. Polan 2.046 60 23 0 0 2.129
10. Karanglo 2.285 9 156 0 0 2.450
11. Ponggok 1.791 16 20 0 0 1.827
12. Wangen 2.633 0 0 0 0 2.633
13. Keprabon 2.991 43 35 0 0 3.069
14. Kranggan 3.035 13 18 0 0 3.098
15. Kebonharjo 1.749 3 19 0 32 1.771
16. Janti 2.550 11 0 0 0 2.561
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
No Desa Islam
(orang)
Kristen
Protestan
(orang)
Katolik
(orang)
Budha
(orang)
Hindu
(orang)
Jumlah
(orang)
17. Sidowayah 3.464 9 0 0 0 3.473
18. Sidoharjo 3.368 0 15 0 0 3.383
Jumlah 41.282 392 593 0 40 45.858 Sumber : Kecamatan Polanharjo Dalam Angka, 2007
4. Keadaan Ekonomi
Penduduk di kecamatan Polanharjo pada umumnya hidup bergantung di
sektor pertanian, baik itu sebagai pemilik tanah, penggarap tanah, petani
penggarap atau penyekap maupun buruh tani. Selain bekerja di sektor
pertanian ada juga penduduk yang bekerja di sektor lain seperti : pengrajin
atau industri kecil, buruh industri, buruh bangunan, pedagang, pengangkutan,
PNS, ABRI, dan pensiunan (ABRI/PNS). Agar lebih jelas, disajikan tabel
tentang komposisi penduduk menurut mata pencaharian di bawah ini :
Tabel 4.7
Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No
Jenis Pekerjaan Jumlah
1 Petani
• Petani Pemilik Tanah
• Petani Penggarap Sawah
• Petani Penggarap/Penyekap
• Buruh Tani
5.968 orang
5.632 orang
497 orang
196 orang
2 Nelayan -
3 Pengusaha Sedang/Besar -
4 Pengrajin/Industri Kecil 187 orang
5 Buruh Industri 148 orang
6 Buruh Bangunan 473 orang
7 Buruh Perkebunan -
8 Buruh Pertambangan -
9 Pedagang 262 orang
10 Pengangkutan 28 orang
11 PNS 438 orang
12 ABRI 36 orang
13 Pensiunan (ABRI/PNS) 273 orang
Sumber : Monografi Kecamatan Polanharjo, 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk
Kecamatan Polanharjo masih mengandalkan sektor pertanian yaitu sekitar
12.293 orang baik itu sebagai petani pemilik tanah sebanyak 5.968 orang,
petani penggarap tanah 5.632 orang, petani penggarap atau penyekap 497
orang dan buruh tani sebanyak 196 orang, sehingga dapat disimpulkan bahwa
sector pertanian masih menjadi tulang punggung perekonomian penduduk di
Kecamatan Polanharjo.
5. Sarana dan Prasarana
a. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan merupakan sarana yang sangat penting untuk
menunjang kegiatan ibadah bagi masyarakat. Mengingat pentingnya hal
tersebut maka di buat sarana peribadatan yang mencukupi bagi
masyarakatnya. Rincian sarana peribadatan yang dibuat dapat dilihat
dalam tabel dibawah ini
Tabel 4.8
Jumlah Sarana Ibadah Menurut Desa dan Jenisnya
Desa Masjid Gereja Kuil /
Vihara
Mushola /
Langgar
Glagah Wangi 5 0 0 5
Kapungan 5 1 0 3
Kahuman 7 1 0 2
Ngaran 6 1 0 1
Borongan 4 0 0 2
Nganjat 3 0 0 1
Jimus 2 0 0 5
Turus 4 2 0 1
Polan 4 0 0 3
Karanglo 5 1 0 1
Ponggok 3 0 0 2
Wangen 4 1 0 7
Keprabon 2 0 0 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Desa Masjid Gereja Kuil /
Vihara
Mushola /
Langgar
Kranggan 5 0 1 6
Kebonharjo 3 0 0 8
Janti 7 0 0 7
Sidowayah 8 1 0 9
Sidoharjo 5 1 0 9
Jumlah 82 9 1 77
Sumber : Kecamatan Polanharjo Dalam Angka, 2007
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sarana peribadatan yang ada di
Kecamatan Polanharjo meliputi 82 masjid, 9 Gereja, 1 kuil/vihara, dan 77
mushola/langgar. Dari sarana peribadatan yang telah dibangun tersebut
diharapkan dapat menunjang kegiatan kegamaan masyarakat sehingga
mampu meningkatkan keimanan masyarakat
b. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dengan semakin
berkualitasnya sumber daya manusia suatu wilayah atau daerah maka
akan berdampak langsung pada kemajuan daerah tersebut baik dalam hal
status sosial ekonomi maupun sosial kemasyarakatannya. Sarana
Pendidikan yang ada di kecamatan Polanharjo adalah 33 taman kanak-
kanak, 30 Sekolah Dasar, 6 Madrasah Ibtidaiyah, 3 SMP Negeri dan 1
SMA Negeri.
c. Sarana Penerangan
Untuk sarana penerangan kecamatan Polanharjo sudah dialiri listrik
negara (PLN), dan secara keseluruhan masyarakat sudah menikmati
fasilitas tersebut. Penerangan jalan sudah menjangkau semua daerah di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
semua desa yang ada di kecamatan Polanharjo, sehingga memudahkan
para pengguna jalan di malam hari. Tanpa penerangan suatu tempat akan
gelap gulita dan dapat menimbulkan kerawanan-kerawanan social
d. Sarana Perhubungan
Sarana transportasi serta jalan merupakan suatu hal yang sangat vital
dalam kehidupan perekonomian masyarakat, yaitu sebagai sarana
pengangkutan produksi hasil bumi agar merata sampai dengan daerah
lainnya, disamping itu juga sebagai sarana untuk mobilitas penduduk
dalam menjalani aktivitas keseharian. Sarana transportasi juga
menunjukkan apakah suatu daerah termasuk dalam golongan terpencil
atau mudah diakses. Baiknya sarana transportasi suatu daerah akan
menjadi terbuka untuk masuknya hal-hal yang baru dan menjadikan
daerah tersebut tidak tertinggal dari daerah lainnya.
Kondisi jalan di kecamatan Polanharjo sudah cukup baik dan
memudahkan masyarakat dalam melakukan aktivitas keseharian. Pada
tabel dibawah ini disajikan perincian panjang jalan menurut jenisnya.
Tabel 4.9
Panjang Jalan Menurut Jenisnya
Desa Aspal
(km)
Diperkeras
(km)
Tanah
(km)
Jumlah
(km)
Glagah Wangi 8 4 4 16
Kapungan 5 5 4 14
Kahuman 6 2 3 11
Ngaran 4 4 2 10
Borongan 6 5 3 14
Nganjat 4 2 5 11
Jimus 4 5 1 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Desa Aspal
(km)
Diperkeras
(km)
Tanah
(km)
Jumlah
(km)
Turus 3 4 2 9
Polan 6 2 5 13
Karanglo 5 3 3 11
Ponggok 3 2 1 6
Wangen 3 4 2 9
Keprabon 3 3 3 9
Kranggan 2 1 4 7
Kebonharjo 2 4 3 9
Janti 3 5 1 9
Sidowayah 5 2 2 9
Sidoharjo 6 2 4 12
Jumlah 78 59 52 134
Sumber : Monografi Kecamatan Polanharjo, 2007
e. Sarana Pemerintahan
Dalam suatu kecamatan dibutuhkan suatu pengurusan administratif untuk
mempermudah penduduk dalam melakukan pengurusan administratif
(mencari KTP maupun pengurusan surat-surat yang lain). Di kecamatan
Polanharjo sendiri dalam menjalankan pengurusan administratif telah
mempunyai sistem kelembagaan yang terstruktur dalam menjalankan
pemerintahan. Dalam menjalankan suatu pemerintahan di suatu kecamatan
tentu saja membutuhkan suatu sarana pemerintahan seperti balai desa,
kantor desa, RW, dan RT. Berikut ini adalah rincian sarana pemerintahan
yang ada di Kecamatan Polanharjo.
Tabel 4.10
Jumlah RT, RW dan Sarana Pemerintahan Menurut Desa
Desa Kantor
Desa
Balai Desa Rw
(Rukun Warga)
Rt
(Rukun
Tetangga)
Glagah Wangi 1 1 5 11
Kapungan 1 1 5 14
Kahuman 1 1 13 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Desa Kantor
Desa
Balai Desa Rw
(Rukun Warga)
Rt
(Rukun
Tetangga)
Ngaran 1 1 6 12
Borongan 1 1 6 15
Nganjat 1 1 4 8
Jimus 1 1 7 11
Turus 1 1 4 10
Polan 1 1 7 11
Karanglo 1 1 6 16
Ponggok 1 1 6 12
Wangen 1 1 5 18
Keprabon 1 1 6 11
Kranggan 1 1 6 15
Kebonharjo 1 1 6 10
Janti 1 1 6 27
Sidowayah 1 1 6 17
Sidoharjo 1 1 11 28
Jumlah 18 18 115 259
Sumber : Kecamatan Polanharjo Dalam Angka, 2007
B. Program Beras miskin
Program raskin adalah salah satu program pemerintah dalam rangka
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat di tingkat keluarga, khususnya KK yang
mempunyai ketahanan pangan rendah atau rawan pangan. Untuk melakukan
pembelian Raskin ini setiap KK mendapat jatah 15 kg dengan harga 1600 per
kgnya dan jatah beras miskin yang diterima masyarakat ini di terima setiap bulan.
Untuk pengambilan jatah beras miskin dapat diambil di masing-masing desa dan
penentuan tempat diambil berdasarkan musyawarah desa yang telah disepakati.
1. Syarat-Syarat Penerima Beras miskin
a. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang
b. Jenis lantai bangunan tempat tinggal dari tanah/bambu/kayu murah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
c. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitas
rendah/tembok tanpa diplester.
d. Fasilitas buang air besar tidak dipunyai atau bersama-sama dengan
rumah tangga lain.
e. Sumber penerangan rumah tangga bukan listrik
f. Sumber air minum dari sumur/mata air tidak terlindung atau dari
sungai/air hujan.
g. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari dari kayu bakar/arang/minyak
tanah
h. Bahan daging/susu/ayam per minggu tidak pernah dikonsumsi atau
hanya satu kali dalam seminggu.
i. Pembelian pakaian baru dalam setahun tidak pernah terjadi atau hanya
dilakukan satu stel dalam setahun.
j. Frekuensi makan dalam sehari hanya satu kali makan atau dua kali
makan dalam sehari.
k. Kemampuan untuk berobat ke puskesmas/poliklinik tidak ada (tidak
mampu membayar).
l. Lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga petani dengan luas
lahan 0,5 ha (buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan)
atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per
bulan.
m. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga tidak sekolah/tidak tamat
SD/hanya SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
n. Kepemilikan aset/tabungan dikategorikan tidak punya tabungan/barang
yang mudah dijual dengan nilai minimal Rp 500.000 seperti sepeda
motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang modal
lainnya
2. Pihak-pihak yang terkait dengan pengurusan Program Beras miskin
a. Dinas Kesejahteraan Rakyat bagian Perekonomian Kabupaten Klaten
Dinas Kesejahteraan Rakyat bagian perekonomian bertugas untuk
merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan sosialisasi
pelaksanaan program beras miskin dengan instansi terkait seperti
BPS, Tim Koordinasi Raskin Kecamatan, dan pelaksana Distribusi di
Desa/kelurahan.
b. Badan Pusat Statistik Kecamatan Polanharjo
Badan Pusat statistik bertugas untuk melakukan pendataan untuk
masyarakat yang menerima Raskin dan memantau jumlah penerima
raskin. Apabila terdapat nama-nama RTS (Rumah Tangga Miskin)
data BPS yang sudah tidak sesuai dengan data riil di desa/kelurahan,
maka dilakukan musyawarah desa/kelurahan sebagai media verifikasi
tanpa mengubah jumlah pagu RTS-PM Setiap desa/kelurahan. BPS
kecamatan sebagai koordinator statistik kecamatan (KSK)
memberikan pelatihan kepada pencacah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
c. Pencacah
Pencacah bertugas untuk melakukan pendataan warga sebagai
calon penerima Raskin. Dalam melakukan pendataan pencacah
melakukan koordinasi dengan RT/RW setempat untuk menentukan
layak atau tidaknya sebagai RTS-PM penerima Raskin kemudian
Kartu Raskin diserahkan kepada RTS-PM penerima Raskin melalui
ketua RT di masing-masing wilayah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam bab ini peneliti akan menguraikan pembahasan melalui data-data yang
diperoleh dari hasil penelitian, sehingga dapat diketahui mengenai rekruitmen
penerima program raskin, penyaluran beras miskin (raskin), pengawasan raskin, dan
sikap masyarakat terhadap program raskin. Dalam hal pengumpulan data teknik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara secara langsung dengan
warga dan pihak-pihak atau instansi terkait dengan program raskin.
A. Rekruitmen Terhadap Penerimaan Beras Miskin Di Kecamatan Polanharjo
Kabupaten Klaten
Program beras untuk keluarga miskin (Raskin) yang dimulai Januari 2002
adalah lanjutan dari program Operasi Pasar Khusus (OPK) yang dirancang
pemerintah untuk membantu masyarakat miskin dalam memenuhi kecukupan
kebutuhan pangan dan mengurangi beban financial melalui penyediaan beras
bersubsidi dan dilaksanakan oleh Bulog pertengahan 1998. Dengan perubahan
program yang semula OPK menjadi Raskin diharapkan program ini akan self
targeting yaitu hanya kelompok miskinlah yang berhak memperoleh beras murah
subsidi dari pemerintah. Program targeting ini merupakan penyempurnaan dari
program stabilisasi harga beras, yang umumnya mahal dan juga kurang adil,
dinikmati oleh semua orang terutama orang mampu dan kaya, sehingga
masyarakat miskin hanya sedikit menikmati Raskin yang dibagikan
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
(http://www.bappenas.go.id/upload/other/Efektivitas Program Raskin.htm
didownload tanggal 30 Oktober 2008).
Program Raskin dilaksanakan diseluruh Indonesia tanpa membedakan
kondisi kemiskinan suatu wilayah, karena warga miskin tersebar di seluruh
wilayah Indonesia hingga desa/kelurahan. Untuk itu program raskin dilaksanakan
secara merata keseluruh wilayah titik distribusi dilaksanakan.
Ketepatan rekruitmen diartikan sebagai ketepatan dalam proses
penyaringan masyarakat yang akan menjadi penerima beras miskin. Rekruitmen
dapat dikatakan tepat jika memenuhi proses rekruitmen yang benar sesuai dengan
Petunjuk Pelaksanaan beras miskin, dan penerima beras miskin adalah benar-
benar warga miskin sesuai dengan syarat-syarat penerima beras miskin.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kecamatan, sebelum dilakukan
seleksi terhadap penerima beras miskin terlebih dahulu dibentuk petugas yang
menjadi penanggung jawab terhadap pelaksanaan beras miskin di tingkat
Kecamatan maupun di tingkat Kabupaten. Petugas yang menjadi penanggung
jawab pelaksanaan Raskin di tingkat kecamatan dipilih berdasarkan kesepakatan
Dinas Kesejahteraan Rakyat bagian Perekonomian yang menangani Raskin dan
petugas kecamatan untuk dibentuk KSK (Koordinator Statistik Kecamatan).
Selain KSK juga dibentuk PKSK (Pembantu Koordinator Statistik Kecamatan)
yang dipilih dari petugas atau perangkat desa yang bertugas sebagai pencacah.
Pencacah bertugas untuk mendata warga yang pantas menerima beras miskin.
KSK sebagai pengurus tertinggi di tingkat kecamatan Polanharjo
menginformasikan kepada PKSK di masing-masing desa agar dalam melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
pendataan warganya, warga yang memiliki sepeda motor baik baru maupun
bekas kredit ataupun tunai untuk tidak didaftarkan sebagai penerima raskin,
karena berdasarkan pada pendataan Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebelumnya
banyak warga yang mempunyai sepeda motor yang didaftarkan sebagai
penerima BLT. Untuk pendataan beras miskin juga didasarkan pada pendataan
program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan dilakukan verifikasi lebih lanjut.
Keluarga miskin yang menjadi penerima BLT juga menjadi penerima Raskin
karena warga tersebut juga dikategorikan miskin sesuai dengan juklak Raskin.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas KSK di kecamatan Polanharjo,
KSK melakukan penyeleksian terlebih dahulu terhadap syarat-syarat penerima
raskin yang ada pada juklak untuk disesuaikan dengan kondisi masyarakat di
kecamatan Polanharjo. Adapun hasil seleksi yang dilakukan oleh KSK adalah
untuk kriteria nomor; (1) luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2
per orang tidak dipakai sebagai salah satu syarat penerima program beras miskin
dengan pertimbangan bahwa rumah yang ditempati oleh sebagian besar
masyarakat di kecamatan Polanharjo adalah rumah peninggalan (warisan) dari
orang tuanya, (5) Sumber penerangan rumah tangga bukan dari listrik tidak
dipakai dengan pertimbangan bahwa seluruh keluarga sudah menggunakan
penerangan listrik. Listrik digunakan di kecamatan Polanharjo sudah ada sejak
tahun 1985. Sedangkan untuk 12 kriteria yang lain tetap digunakan karena sesuai
dengan kondisi masyarakat di kecamatan Polanharjo. 12 kriteria yang digunakan
yaitu; (1) jenis bangunan tempat tinggal dari tanah/bambu/kayu murah, (2) jenis
dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
belum diplester, (3) fasilitas buang air besar tidak dipunyai atau bersama-sama
dengan rumah tangga lain, (4) sumber air minum dari sumur/mata air tidak
terlindungi atau dari sungai/air hujan, (5) bahan bakar untuk memasak sehari-
hari dari kayu bakar/arang/minyak tanah, (6) bahan daging/susu/ayam
perminggu tidak pernah dikonsumsi atau hanya satu kali dalam seminggu, (7)
pembelian pakaian baru dalam setahun tidak pernah terjadi atau hanya dilakukan
satu stel dalam setahun, (8) frekuensi makan dalam sehari hanya satu kali makan
atau dua kali makan dalam sehari, (9) kemampuan untuk berobat ke
Puskesmas/Poliklinik tidak ada (tidak mampu membayar), (10) Lapangan
pekerjaan utama kepala rumah tangga petani dengan luas lahan 0,5 ha (buruh
tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan) atau pekerjaan lainnya
dengan pendapatan di bawah Rp 600 ribu per bulan, (11) Pendidikan tertinggi
kepala rumah tangga tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD, (12) Kepemilikan
aset/tabungan dikategorikan tidak punya tabungan/barang yang mudah dijual
dengan nilai minimal Rp 500 ribu seperti sepeda motor (kredit/non kredit), emas,
ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.
Dalam melaksanakan pendataan PKSK meminta bantuan kepada RT untuk
melakukan pendataan. Untuk melakukan pendataan PKSK dan RT mendatangi
setiap rumah yang dianggap layak untuk menerima Raskin dengan melakukan
survei langsung, melakukan wawancara, dan mengisi formulir yang kemudian
hasil dari pendataan tersebut diberikan kepada KSK. Berdasarkan hasil
wawancara dengan PKSK dan ketua RT pendataan yang dilakukan melalui
observasi kasat mata dan didasarkan pada persepsi pribadi dari pencacah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dilapangan tidak melalui survei langsung kerumah untuk klarifikasi lebih lanjut.
Metode kasat mata dilakukan karena metode ini lebih mudah dan tidak memakan
banyak waktu sehingga dalam melakukan pendataan bisa selesai lebih cepat.
Pencacah dalam melakukan pendataan tidak mengalami kesulitan karena
pencacah sudah mengenal kondisi warganya. Untuk melakukan pendataan
pencacah meminta bantuan ketua RT karena ketua RT dianggap mengetahui
kondisi ekonomi masing-masing keluarga yang berada di wilayahnya. Setelah
ditetapkan jumlah rumah tangga penerima beras miskin, PKSK dan ketua RT
mendatangi rumah warga untuk diberikan kartu kendali/kartu raskin.
Musyawarah di tingkat desa untuk menentukan rumah tangga penerima raskin
tidak diadakan oleh petugas sehingga informasi yang diterima warga hanya
sedikit.
Berdasarkan wawancara dengan masyarakat, sebagian besar masyarakat
tidak mengetahui bahwa ada pendataan dari petugas BPS untuk penerima beras
miskin. Masyarakat juga mengungkapkan bahwa tidak ada wawancara yang
dilakukan oleh ketua RT dan petugas dari kelurahan maupun kecamatan dalam
pendataan penerima beras miskin. Ketua RT hanya datang untuk menyerahkan
kartu kendali dan memberikan informasi bahwa kartu tersebut digunakan untuk
pengambilan dan pembayaran beras.
Pendataan yang seharusnya adalah PKSK (pencacah) bersama ketua RT
mengidentifikasi/mencatat rumah tangga yang diduga miskin dijaring
menggunakan formulir dan observasi kasat mata terlebih dahulu. Pencacah
melakukan uji kelayakan (klarifikasi) rumah tangga yang diduga miskin di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
lapangan. Pencacah melakukan pendataan kondisi sosial ekonomi terhadap
rumah tangga yang diduga layak miskin. Setelah pendataan per RT, dokumen
hasil pendataan diserahkan kepada KSK di kecamatan. Hasil data data entri
rumah tangga yang diduga miskin dikirim ke BPS Propinsi Jawa Tengah dan
BPS Pusat, BPS Pusat mengolah dan menentukan jumlah dan siapa rumah
tangga miskin yang layak, daftar rumahtangga miskin yang telah ditentukan
dilakukan pencocokan dan penelitian di lapangan. Apabila ada data yang tidak
cocok atau tidak layak setelah penelitian dilapangan maka rumah tangga tersebut
dibatalkan.
Pendataan yang di dasarkan pada observasi kasat mata dan persepsi pribadi
saja sebenarnya tidak cukup mencerminkan kondisi perekonomian masyarakat.
Seharusnya perlu dilakukan wawancara langsung dengan warga untuk
menanyakan kondisi perekonomian, pekerjaan, serta melihat kondisi rumah yang
ditempati. Pendataan dengan observasi kasat mata dan persepsi pribadi
seringkali tidak tepat sasaran karena banyak warga yang seharusnya layak untuk
menerima beras miskin tetapi malah tidak terdaftar sebagai penerima beras
miskin dan warga yang seharusnya tidak berhak menerima beras miskin tetapi
malah terdaftar sebagai penerima beras miskin. Pendataan dengan observasi
kasat mata juga sering menyebabkan terjadinya kolusi karena banyak warga
yang mendapat beras miskin masih mempunyai ikatan keluarga dengan ketua
RT maupun perangkat desa.
Berdasarkan hasil temuan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
pelaksanaan pendataan/rekruitmen rumah tangga penerima raskin ditemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
ketidaktepatan sasaran karena petugas/pencacah hanya mendasarkan pada
observasi kasat mata saja tanpa ada wawancara dan verifikasi lapangan lebih
lanjut sehingga menyebabkan warga yang seharusnya menerima beras miskin
tetapi tidak menerima dan warga yang seharusnya tidak menerima beras miskin
tetapi malah menerima beras miskin. Sehingga hipotesis diterima karena
rekruitmen penerimaan beras miskin belum tepat sasaran.
B. Penyaluran Kartu Raskin dan Pembagian Beras miskin
Pendistribusian raskin dilaksanakan setiap bulan selama 12 bulan dengan
alokasi 15 kg/RTS-PM/bulan. Pendistribusian raskin dilakukan oleh Satgas
Raskin Kecamatan untuk melakukan pengambilan beras ke gudang Bulog
berdasarkan DO dan jadwal yang telah dibuat untuk masing-masing kecamatan.
Petugas Raskin Kecamatan mengambil beras dari gudang Bulog untuk
didistribusikan ke desa yang dituju sesuai dengan jadwal yang ada. Petugas
Raskin Kecamatan memberikan informasi kepada Satgas Raskin Desa bahwa
beras akan didistribusikan dan informasi tersebut di beritahukan kepada warga.
Untuk melakukan pengambilan beras miskin masyarakat harus menggunakan
Kartu Raskin/Kartu Kendali sebagai kartu identitas pengambilan. Untuk
melakukan pengambilan beras masyarakat harus membayar beras dengan harga
Rp 1600/kg. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kecamatan kartu
kendali/kartu raskin dibuat langsung oleh BULOG kemudian diserahkan kepada
KSK (Koordinator Statistik Kecamatan). KSK menyerahkan kartu raskin kepada
PKSK untuk di berikan kepada RT dan melalui RT kartu raskin langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
diberikan kepada penerima Raskin. Adapun alur pendistribusian Kartu Raskin
disajikan dalam gambar 5.1
Gambar 5.1
Alur Pendistribusian Kartu Raskin
Alur pendistribusian Raskin seperti pada gambar 5.1 dengan alur dari KSK
kartu diserahkan melalui PKSK dan diserahkan kepada RT masing-masing
wilayah, melalui RT masing-masing wilayah kartu kendali diberikan kepada
penerima raskin.
KSK
PKSK
Penerima Raskin
Ketua RT/RW
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Gambar 5.2
Bentuk kartu
Keterangan : Bagian depan kartu berisi identitas penerima raskin yaitu
nama kepala rumah tangga, umur, alamat, desa/kelurahan, kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi dan jatah beras per bulan. Kartu ini disetujui oleh tim
koordinasi raskin kabupaten/kota Klaten. Sedangkan bagian belakang kartu berisi
daftar pembelian raskin di titik distribusi untuk kelurahan/desa mulai dari bulan
Januari-Desember.
Berdasarkan hasil temuan dari jumlah responden 30 (100%) terdapat 3
responden (10%) yang kartu raskinnya tidak diterima, sedangkan 27 responden
(90%) menerima kartu raskin yang diserahkan melalui ketua RT di masing-
masing wilayah. Adanya warga yang tidak menerima kartu raskin ini dikarenakan
warga tidak mengetahui fungsi kartu Raskin sebagai kartu identitas yang
sebenarnya untuk melakukan pengambilan Raskin, responden hanya memakai
kupon dari ketua RT saja sehingga mereka tidak menanyakan mengenai kartu
Raskin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Pada saat melakukan pendistribusian beras ke Kecamatan Koordinator Tim
Raskin Kabupaten terlebih dahulu mengadakan koordinasi dengan berbagai pihak
melalui surat yang berisi jumlah tonase beras per desa sehingga pendistribusian
diketahui oleh masyarakat. Adapun proses pemberitahuan jumlah tonase beras
akan disajikan dalam gambar 5.3
Proses jalannya pemberitahuan pendistribusian beras miskin di Kecamatan
Polanharjo
Gambar 5.3
Alur Pendistribusian Beras miskin
Keterangan : Provinsi memberitahukan kepada tim Raskin Kabupaten yang berisi
jumlah alokasi beras, selanjutnya Tim Raskin Kabupaten memberitahukan
melalui surat ke Tim Raskin Tingkat Kecamatan, Tim Raskin Kecamatan
memberitahukan kepada Satgas Raskin Desa, Satgas Raskin Desa memberikan
informasi kepada ketua RT/RW untuk disampaikan kepada penerima Raskin.
Distribusi (penyaluran) beras dari gudang BULOG sampai kepada penerima
beras miskin merupakan suatu kegiatan yang utama. Berdasarkan hasil
wawancara dengan petugas raskin kecamatan mengenai penyaluran beras miskin
kepada masyarakat diketahui bahwa pengambilan beras dari gudang BULOG
didasarkan pada SPA (Surat Permintaan Alokasi) yang dibuat oleh Tim Raskin
Tingkat Kabupaten dan hasil rekap Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat
(RTS-PM) di masing-masing kecamatan dan desa/kelurahan. Sedangkan untuk
Provinsi Kabupaten Kecamatan Desa RT/RW
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
kecamatan Polanharjo jumlah tonase beras sesuai SPA yaitu Polanharjo 54,995
ton. SPA yang telah dibuat diajukan kepada kepala
Kadivre/Kasubdivre/KaKansilog Surakarta untuk menerbitkan DO (Daerah
Operasi)/SPPB (Surat Pembayaran Penjualan Beras) beras untuk masing-masing
Kecamatan/Desa/Kelurahan. Setelah SPPB keluar satgas raskin tingkat
kecamatan mengambil beras di gudang DOLOG tingkat Kabupaten untuk
disalurkan ke masing-masing desa/kelurahan.
Penyaluran dan pendistribusian merupakan kegiatan utama. Berdasarkan
wawancara dengan petugas raskin desa dan masyarakat pembagian raskin di
kecamatan Polanharjo belum tepat sasaran. Pembagian beras di kecamatan
Polanharjo masih dibagikan secara merata kepada masyarakat. Di desa Ngaran
masyarakat memperoleh jatah beras 15 kg/RTS-PM/bulan hanya saja masyarakat
yang menerima beras tidak hanya RTS-PM raskin saja tetapi dibagi kepada
semua warga dan dilakukan secara bergantian setiap bulannya. Hal ini dilakukan
berdasarkan kesepakatan warga dari hasil musyawarah yang dilakukan dengan
ketua RT. Pembagian beras secara merata ini juga untuk menghindari
kecemburuan sosial di masyarakat (perasaan iri). Di desa Borongan masyarakat
memperoleh jatah beras 15 kg/RTS-PM/bulan sesuai dengan penerima raskin
yang tercatat dan mempunyai kartu kendali/kartu raskin. Di desa Kapungan
pembagian raskin juga dilakukan dengan cara pukul rata tetapi masyarakat yang
berhak menerima raskin (yang memiliki kartu kendali) mendapat bagian yang
lebih banyak yaitu 10 kg sedangkan yang 5 kg dibagikan ke masyarakat lain yang
seharusnya tidak berhak dan dilakukan secara bergantian setiap bulannya. Di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
desa Jimus pembagian raskin juga dilakukan dengan cara pukul rata yaitu
masyarakat hanya menerima raskin sebanyak 5 kg dan dilakukan secara
bergantian setiap bulannya. Di desa Nganjat pembagian Raskin juga dilakukan
dengan cara pukul rata tetapi masyarakat yang berhak menerima raskin (yang
memiliki kartu kendali) mendapat bagian yang lebih banyak yaitu 10 kg. Di desa
Ponggok pembagian raskin juga dilakukan dengan cara pukul rata tetapi
masyarakat yang berhak menerima raskin (yang memiliki kartu kendali)
mendapat bagian yang lebih banyak yaitu 10 kg. Di desa Karanglo pembagian
raskin juga dilakukan dengan cara pukul rata tetapi masyarakat yang berhak
menerima raskin (yang memiliki kartu kendali) mendapat bagian yang lebih
banyak yaitu 10 kg. Di desa Turus pembagian raskin juga dilakukan dengan cara
pukul rata tetapi masyarakat yang berhak menerima raskin mendapat bagian yang
lebih banyak yaitu 10 kg. Di desa Keprabon pembagian raskin dilakukan dengan
cara pukul rata masyarakat yang berhak menerima raskin mendapat bagian yang
lebih banyak yaitu 10 kg sedangkan yang 5 kg dibagikan kepada warga lain.
Pada saat pembagian raskin juga ditemukan beras yang kurang layak
dikonsumsi. Beras yang kurang layak untuk dikonsumsi ini banyak dikeluhkan
oleh RTS-PM penerima raskin karena sering kali beras berbau apek, rasanya
perak, kotor, beras remuk dan banyak kutunya. Beras yang kurang layak
dikonsumsi ini sering kali diketemukan di hampir semua kelurahan di kecamatan
Polanharjo seperti di kelurahan Kapungan, Turus, dan Ngaran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan satgas raskin kecamatan Polanharjo
beras raskin yang kurang layak konsumsi ini terjadi karena beras terlalu lama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
berada di gudang BULOG dan rusak pada saat pelaksanaan pendistribusian ke
daerah-daerah (kelurahan-kelurahan). Adanya beras yang kurang layak konsumsi
ini pihak BULOG wilayah Klaten bersedia menukar dengan beras yang lebih
baik kualitasnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, masyarakat tidak
mengetahui apabila ada beras Raskin yang kurang layak konsumsi boleh
ditukarkan lagi kepada petugas Raskin untuk ditukarkan dengan beras yang
kualitasnya lebih baik lagi. Masyarakat tetap menerima dan mengambil beras
Raskin meskipun beras tersebut kurang layak untuk konsumsi. Banyaknya
masyarakat yang tidak menukarkan beras Raskin yang kurang layak konsumsi ini
di karenakan kurang adanya sosialisasi yang dilakukan oleh petugas raskin.
Sebagian besar masyarakat di kecamatan Polanharjo menggunakan kupon
dari ketua RT sebagai bukti pengambilan beras di kantor kelurahan sedangkan
kartu raskin jarang digunakan oleh penerima raskin.
Berdasarkan hasil temuan yang didapatkan dari 30 keluarga miskin (100%)
terdapat 3 responden (10 %) mendapatkan jatah raskin sesuai dengan ketentuan
yaitu 15 kg per keluarga miskin, sedangkan 27 responden (90%) mendapatkan
jatah beras tidak sesuai dengan ketentuan yaitu hanya menerima 5 – 10 kg saja.
Besarnya jumlah penerima raskin (90%) tidak mendapat jatah beras sesuai
ketentuan karena ada kesepakatan warga bahwa beras dibagikan secara merata.
Pada saat melakukan pengambilan beras ke tempat pendistribusian
masyarakat harus membayar beras dengan harga Rp 1600/kg-nya. sistem
pembayaran yang diterapkan oleh para petugas raskin di desa adalah sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
pembayaran tunai (beras diambil langsung membayar). Apabila ada masyarakat
belum mempunyai uang pada saat pembagian beras maka petugas memberikan
kelonggaran waktu 2 hari agar warga dapat mencari uang untuk melakukan
pengambilan beras. Apabila ada warga yang tidak melakukan pengambilan beras
lebih dari 7 hari maka pada bulan berikutnya desa tersebut tidak mendapat jatah
beras miskin sampai urusan administrasinya dibereskan. Setelah beras habis
didistribusikan kepada masyarakat maka satgas raskin desa menyetorkan uang
Hasil Penjualan Beras (HPB) kepada satgas raskin tingkat kecamatan untuk
disetorkan ke rekening BULOG melalui bank BRI. Adapun alur sistem
pembayaran dan penyetoran uang hasil penjualan raskin akan disajikan dalam
gambar 5.4
Gambar 5.4
Alur Penyetoran Uang Hasil Penjualan Raskin
Keterangan : RTS-PM melakukan pengambilan dan pembelian beras di
tempat distribusi secara tunai. Uang pembelian beras diserahkan kepada satgas
raskin desa. Setelah uang hasil penjualan beras (HPB) di tempat distribusi
terkumpul, uang disetorkan kepada satgas raskin kecamatan. Oleh satgas raskin
kecamatan uang HPB yang telah terkumpul disetorkan ke rekening BULOG
melalui bank BRI.
RTS-PM Satgas
raskin desa
Satgas
raskin
kecamatan
Bank
BRI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Berdasarkan wawancara dengan petugas raskin desa dan warga, proses
pengambilan dan pembayaran raskin tidak mengalami kendala dan masalah.
Pembayaran beras yang dilakukan oleh warga dilakukan secara tunai. Apabila
ada warga yang belum mengambil beras sampai lebih dari 2 hari maka petugas
raskin desa menalangi terlebih dahulu uang pembelian beras tersebut, karena
uang hasil penjualan beras yang telah terkumpul harus sudah diserahkan kepada
satgas raskin kecamatan. Penyetoran uang hasil penjualan beras oleh satgas
raskin kecamatan diberikan kelonggaran waktu sampai 5-7 hari setelah
pendistribusian raskin dilaksanakan. Setelah uang hasil penyetoran satgas raskin
desa, petugas raskin kecamatan (satgas raskin kecamatan) menyetorkan hasil
penjualan beras tersebut ke rekening BULOG melalui bank BRI. Mengenai
kendala dalam pembagian raskin pernah ada di beberapa desa yaitu desa Nganjat
dan Kapungan. Pada saat pembagian raskin jumlah uang yang diterima oleh
satgas raskin desa berbeda dengan jumlah beras yang dibagikan kepada
masyarakat, dan satgas raskin desa yang mengganti uang hasil penjualan beras
yang kurang tersebut. Penyelewengan dalam sistem pembayaran dan
pendistribusian beras belum pernah ada karena jumlah beras yang didistribusikan
sesuai dengan kuota yang ada dan petugas tidak mengurangi jumlah beras yang
dibagikan. Dalam sistem pembayaran petugas juga tidak menaikkan harga raskin.
Harga raskin yang ditetapkan sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh
pemerintah yaitu Rp 1600/kg-nya.
Dari hasil uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk proses
pendistribusian beras miskin belum sepenuhnya tepat sasaran karena beras
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
dibagikan secara merata kepada warga sehingga jatah penerima beras menjadi
berkurang. Kartu yang digunakan untuk pengambilan beras juga menggunakan
kartu kupon dari ketua RT padahal kartu kendali/kartu Raskin merupakan kartu
yang resmi. Sedangkan sistem pembayaran beras tidak mengalami kendala
karena harga beras yang ditetapkan di titik distribusi sama dengan harga beras
yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu Rp 1600/kg-nya, dan penyetoran uang
HPB sudah sesuai dengan juklak raskin. Dari kesimpulan diatas maka hipotesis
diterima karena dalam penyaluran/pendistribusian raskin masih belum
transparan.
C. Pengawasan Pelaksanaan Program Beras miskin di Kecamatan Polanharjo.
Pengawasan untuk melakukan suatu kegiatan maupun program merupakan
sesuatu yang sangat penting untuk kelancaran dan ketercapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanaan program beras miskin diperlukan pengawasan
dari pihak-pihak terkait untuk kelancaran program yang dilakukan. Di kecamatan
Polanharjo pengawasan dalam pelaksanaan program beras miskin dilakukan
untuk menghindari terjadinya penyelewengan-penyelewengan pada saat
rekruitmen penerima Beras miskin, penyaluran kartu kendali, sampai pada saat
pembagian beras miskin di masing-masing daerah yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Berdasarkan pada wawancara dengan Dinas Kesejahteraan Rakyat bagian
Perekonomian Kabupaten Klaten pengawasan yang dilakukan pada saat
penetapan Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) yaitu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
mendatangi setiap rumah yang telah di data sebagai penerima raskin untuk
mengetahui kondisi rumah dan kondisi keluarga tersebut. Alasan dilakukan
pengawasan ini adalah untuk mengetahui kesesuaian data yang telah diserahkan
oleh KSK dan PKSK ke Dinas kesejahteraan Rakyat bagian Perekonomian
dengan kondisi RTS-PM yang sebenarnya.
Pengawasan pada saat rekruitmen penerima beras miskin diawasi langsung
oleh Petugas Kecamatan Bidang Kesejahteraan Rakyat untuk melakukan
pengecekan data calon RTS-PM dengan data penerima beras miskin yang telah
ada. Untuk pembagian kartu kendali/kartu raskin diserahkan kepada PKSK di
masing-masing desa/kelurahan sedangkan petugas kecamatan hanya mengecek
ke RTS-PM apakah kartunya benar-benar sudah diserahkan.
Pengawasan pada saat pembagian beras miskin tidak dilakukan setiap hari
tetapi tim Raskin Kabupaten melakukan pengawasan ke tiap-tiap desa pada saat
pembagian beras dilaksanakan. Pengawasan yang dilakukan oleh Tim Raskin
Kabupaten tidak dilakukan ke seluruh desa yang ada di kabupaten Klaten,
melainkan ke desa-desa yang telah dipilih secara acak, mengingat keterbatasan
petugas dari Dinas Kesejahteraan Rakyat bagian Perekonomian. Pengawasan
dilakukan dengan cara petugas dari Dinas Kesejahteraan Rakyat bagian
Perekonomian langsung mendatangi desa/kelurahan pada saat pembagian beras
dilakukan. Untuk setiap bulan Dinas Kesejahteraan Rakyat bagian Perekonomian
mengadakan evaluasi mengenai pelaksanaan raskin. Evaluasi ini membahas
mengenai kendala-kendala yang ada dilapangan, bagaimana pembayaran
terhadap penjualan beras, apakah ada masalah dalam pendistribusian, kualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
beras yang dibagikan kepada masyarakat, dan apakah ada petugas yang
melakukan penyelewengan.
Berdasarkan wawancara dengan petugas raskin tingkat kecamatan
pengawasan dilakukan hanya pada saat pengambilan beras dari gudang BULOG
sampai ke titik distribusi yaitu desa/kelurahan dan dilakukan serah terima beras
dari petugas raskin Kecamatan kepada petugas Raskin Desa. Sedangkan
pengawasan pada saat pembagian beras dilakukan diserahkan kepada petugas
Raskin Desa karena petugas Raskin Desa yang lebih mengetahui kondisi
masyarakat di daerahnya. Pada saat pengambilan beras sistem pembayaran yang
diterapkan oleh petugas Raskin Desa adalah dengan pembayaran tunai, apabila
ada masyarakat yang belum mempunyai uang dan belum bisa mengambil beras
petugas menunggu maksimal 2-3 hari. Penyetoran uang hasil penjualan beras
oleh petugas Raskin Desa disetorkan kepada petugas Raskin Kecamatan
maksimal 5 hari setelah beras dibagikan. Oleh petugas Raskin Kecamatan uang
hasil setoran di setorkan ke bank BRI.
Dari hasil temuan lapangan yang telah diuraikan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa petugas raskin telah melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan raskin hanya saja pengawasan yang dilakukan belum maksimal
karena petugas tidak setiap bulan melakukan pengecekan secara langsung ke
penerima raskin. Untuk evaluasi terhadap pelaksanaan raskin sudah dilakukan
oleh petugas raskin Kabupaten untuk membahas masalah-masalah yang ada
dalam pelaksanaan raskin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
D. Sikap Masyarakat Terhadap Program Beras miskin
Sikap masyarakat diartikan sebagai suatu bentuk reaksi perasaan
masyarakat terhadap pelaksanaan program beras miskin. Perasaan itu bisa
mendukung atau tidak mendukung, memihak atau tidak memihak, positif atau
negatif, suka atau tidak suka yang kemudian menjadikan sebagai suatu potensi
reaksi terhadap obyek sikap.
Berdasarkan hasil temuan dilapangan dari 30 responden (100%) terdapat 3
responden (10%) yang bersifat netral, sedangkan 27 responden (90%)
mendukung program Raskin, sedangkan masyarakat yang tidak mendukung
program Raskin tidak ada. Adanya masyarakat yang bersifat netral ini karena
dengan ada atau tidaknya program Raskin tidak berpengaruh terhadap ketahanan
mereka akan pangan.
Sikap masyarakat miskin di Kecamatan Polanharjo mendukung adanya
program beras miskin. Dengan adanya program beras miskin masyarakat sangat
terbantu karena program beras miskin dapat mengurangi beban masyarakat dalam
bidang ketahanan pangan. Dalam memenuhi ketahanan pangan masyarakat dapat
menggunakan beras miskin untuk mencukupi kebutuhan makanan sehari-hari.
Masyarakat sangat terbantu dengan adanya beras miskin ini karena harga
beras lebih murah dibandingkan dengan harga beras di pasar maupun di toko dan
kualitasnya juga tidak jauh berbeda dengan beras yang ada di toko (layak untuk
dikonsumsi). Beras miskin yang dijual dengan harga yang lebih murah membantu
masyarakat untuk meringankan kebutuhan pemenuhan pangan sehingga alokasi
keuangan masyarakat miskin yang seharusnya digunakan untuk membeli beras
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
yang lebih mahal dapat digunakan untuk membeli keperluan yang lainnya.
Dengan harga beras yang lebih murah masyarakat dapat mengalihkan
pengeluaran yang semula untuk beli beras yang lebih mahal dapat dialihkan
untuk membeli lauk pauk, membantu biaya sekolah, dan beras miskin ini juga
digunakan oleh masyarakat untuk disumbangkan kepada tetangga yang punya
hajatan dengan cara dicampur dengan beras yang dibeli dari toko. Selain itu
masyarakat penerima raskin bila tidak mempunyai uang seringkali menjual raskin
kepada penjual dengan harga yang lebih tinggi.
Dari hasil uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat di
kecamatan Polanharjo positif dan mendukung adanya program Raskin ini.
Masyarakat merasa terbantu dengan adanya program Raskin sehingga mampu
memenuhi kebutuhan pangan di tingkat keluarga. Dari hasil uraian diatas maka
hipotesis ditolak karena sebagian besar masyarakat dikecamatan Polanharjo
(90%) mendukung program Raskin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian tentang evaluasi pelaksanaan program
beras miskin di kecamatan Polanharjo diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Rekruitmen terhadap penerimaan beras miskin ditemukan ketidaktepatan
sasaran karena petugas/pencacah hanya mendasarkan pada observasi kasat
mata saja tanpa ada wawancara dan verifikasi lapangan lebih lanjut sehingga
menyebabkan warga yang seharusnya menerima beras miskin tetapi tidak
menerima dan warga yang seharusnya tidak menerima beras miskin tetapi
malah menerima beras miskin.
2. Penyaluran dan pendistribusian kartu kendali/kartu raskin sudah sesuai
dengan juklak dan sudah tepat sasaran. Kartu dari BULOG diserahkan
kepada KSK. KSK menyerahkan kartu kendali/kartu raskin kepada PKSK
untuk selanjutnya diserahkan kepada penerima raskin melalui ketua
RT/RW.
3. Untuk proses pendistribusian beras miskin belum sepenuhnya tepat sasaran
karena beras dibagikan secara merata kepada warga sehingga jatah penerima
beras menjadi berkurang. Jatah beras yang seharusnya diterima adalah 15
kg, akibat dibagikan secara merata penerima raskin hanya menerima 5 atau
10 kg.
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
4. Sistem pembayaran beras tidak mengalami kendala karena harga beras yang
ditetapkan di titik distribusi sama dengan harga beras yang ditetapkan oleh
pemerintah yaitu Rp 1600/kg.
5. Penyetoran uang Hasil Penjualan Beras (HPB) sudah sesuai dengan juklak
raskin. Uang hasil penjualan beras dari RTS-PM yang terkumpul oleh satgas
raskin desa disetorkan kepada satgas raskin kecamatan kemudian oleh
satgas raskin kecamatan uang disetorkan ke rekening BULOG melalui bank
BRI.
6. Pihak-pihak yang terkait dalam program raskin telah melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan raskin, hanya saja pengawasan yang
dilakukan belum maksimal karena petugas tidak setiap bulan melakukan
pengecekan secara langsung ke penerima raskin. Untuk evaluasi terhadap
pelaksanaan raskin sudah dilakukan oleh petugas raskin kabupaten untuk
membahas masalah-masalah yang ada dalam pelaksanaan raskin. Dalam
evaluasi tersebut juga membicarakan mengenai pembagian beras untuk
bulan selanjutnya.
7. RTS-PM (penerima raskin) mendukung adanya program raskin karena
masyarakat terbantu dengan adanya raskin. Masyarakat dapat memenuhi
kebutuhan pangan dalam keluarga dan masyarakat dapat mengalokasikan
keuangan dalam keluarga yang seharusnya digunakan untuk beli beras dapat
digunakan untuk keperluan yang lain seperti biaya sekolah, lauk pauk, dan
lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
B. Saran
1. Tim raskin di tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa sebaiknya
mengadakan koordinasi terlebih dahulu sehingga petugas dapat mengetahui
informasi yang lebih mendetail mengenai kriteria-kriteria penerima raskin
dan tanggung jawab sebagai petugas raskin.
2. Untuk masalah pendataan sebaiknya perlu diadakan musyawarah desa
terlebih dahulu untuk memberikan informasi kepada warga dan menentukan
warga yang berhak menjadi penerima raskin sehingga dalam pendataan
lebih terbuka dan dapat dihindari sikap nepotisme yang dilakukan petugas
raskin.
3. Dalam penyaluran beras miskin perlu dijamin kualitas beras yang
didistribusikan adalah beras yang layak konsumsi terutama saat pembagian
raskin di akhir tahun karena kualitas beras seringkali kurang bagus akibat
terlalu lama berada di gudang BULOG.
4. Pihak-pihak yang terkait dengan program perlu melakukan kontrol apakah
beras yang dibagikan benar-benar dikonsumsi oleh warga atau dijual ke
toko.
5. Petugas Dinas Kesejahteraan Rakyat di tingkat kabupaten perlu melakukan
pengawasan langsung saat pembagian beras dilakukan, sehingga beras tidak
dibagikan secara merata kepada penerima raskin.
6. Masyarakat perlu melaporkan kepada petugas yang menangani raskin jika
ada kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh petugas baik saat
rekruitmen maupun saat pelaksanaan pembagian beras.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
Gilarso, T. 1992. Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta : Kanisius.
http://helmi-arman.blogspot.com/2006/05/meninjau-kembali-kebijakan-
subsidi-bbm.html
http://rinyyunita.wordpress.com/2008/03/22/pns-jual-beras-miskin.
http://www.antara.co.id. BPS: Kompensasi Subsidi BBM Kurangi Jumlah
Penduduk Miskin. Di download tanggal 4 Desember 2008.
http://www.jabar.go.id/jabar/public/76815/menu.htm. Pengelolaan Raskin.
tanggal 30 November 2008.
http://www.kompas.com/kompascetak.php/read/xml/2008/05/06/00300425/p
residen.harga.bbm.akan.naik
http://www.Kppmadyapalembang.Pajak.Go.Id Analisa Terhadap Kenaikan
Minyak Dunia Dan Dampaknya Terhadap Perekonomian
http://www.media-indonesia.com/berita.asp. Kompensasi bagi Rakyat Miskin
Menyambut Raskin seusai Kenaikan Harga BBM didownload tanggal
4 Desember 2008.
http://www.menkokesra.go.id. Raskin di Klaten Bermutu Jelek di download
tanggal 6 November 2008.
http://www.pikiranrakyat.com. Anggota DPRD mendapat Jatah Beras
Miskin. Di download tanggal 6 November 2008.
http://www.sinarharapan.co.id/berita Melibatkan ”Stakeholder” Miskin
dalam Distribusi Raskin. Di download tanggal 5 November 2008.
http://www.bappenas.go.id/upload/other/Efektivitas Program Raskin.htm
didownload tanggal 30 Oktober 2008
Kompas, 17 Maret 2005. Presiden Tata Lagi Dana Kompensasi.
Miles, MB & Huberman, A.M. (1992). Analisis Data Kualitatif.
(Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: Universitas Indonesia
(UI Pers)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Moleong, Lexy J. 1988. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan.
Muhadjir, Noeng. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Rake
Sarasin.
Reksoprayitno, Soediyono. 2000. Pengantar Ekonomi Makro Analisis IS-
LM. Yogyakarta : BPFE.
Soule, George.1994. Pemikiran Para Pakar Ekonomi Terkemuka.
Yogyakarta: Kanisius
Sugiyono. 1999. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Tempo tanggal 25 Oktober 2005. SLT Hanya Bagi yang Berhak.
Tempo, 8 Oktober 2008. Penyelundupan Beras Miskin Digagalkan
Wie, Thee Kian. 1981. Pemerataan Kemiskinan Ketimpangan. Jakarta :
Sinar Harapan
Wulan, Dono Tri. 2004. Evaluasi Pelaksanaan Program Beras Miskin :
Studi Kasus di Kecamatan Batur, Kecamatan Karangkobar,
Kecamatan Kalibening, dan Kecamatan Wanayasa, Kabupaten
Banjarnegara, Jawa Tengah. Skripsi: PEK FKIP. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta:
PT Bumi Aksara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PEDOMAN WAWANCARA
A. Ketepatan Rekruitmen
Responden : Penerima Beras miskin
Nama :
Pekerjaan :
Umur :
Pendidikan :
Lama menerima Beras miskin :
1. Apakah luas lantai tempat tinggal keluarga Anda kurang dari 8 m per orang
atau lebih?
2. Apakah lantai rumah tempat tinggal Anda terbuat dari tanah atau bambu atau
kayu atau yang lain?
3. Apakah jenis dinding rumah Anda terbuat dari bambu atau yang lain?
4. Apakah Anda memiliki fasilitas buang air besar sendiri?
5. Bagaiman anda mengusahakan penerangan di rumah?
6. Dari manakah Anda mengambil sumber air?
7. Bahan bakar apa yang Anda gunakan untuk memasak sehari-hari?
8. Seberapa sering Anda mengkonsumsi daging/susu/ayam?
9. Seberapa sering Anda membeli pakaian baru dalam setahun?
10. Apakah dalam sehari keluarga Anda mampu makan lebih dari sekali?
11. Bagaimana Anda mengusahakan kesehatan dalam keluarga Anda?
12. Dari manakah sumber utama penghasilah keluarga Anda?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
13. Apakah Anda telah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar?
14. Apakah Anda memiliki tabungan atau sepeda motor atau barang modal
lainnya?
B. Transparansi penyaluran Kartu Kompensasi BBM dan penyaluran Raskin
Responden : Petugas kecamatan
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama mengurusi Beras miskin :
15. Apakah rumah tangga penerima Beras miskin diberi Kartu identitas seperti
Kartu Kendali atau yang lainnya untuk memudahkan dalam pembagian
beras?
16. Apakah kartu pembagian Beras miskin dibuat oleh pihak kecamatan atau
yang lainnya?
17. Apakah jadwal pembagian Beras miskin disosialisasikan kepada masyarakat?
18. Apakah harga yang ditetapkan dalam penyaluran Raskin sama dengan yang
ditetapkan pemerintah?
19. Bagaimana sistem pembayaran yang dilakukan pada saat pengambilan Beras
miskin?
20. Apakah anda membuat rekapitulasi berita acara pembagian Beras miskin dari
masing-masing desa atau kelurahan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
21. Apakah anda membuat rekapitulasi uang pembayaran yang telah disetorkan
oleh pihak desa atau kelurahan?
Responden : Petugas kelurahan/perangkat desa
Nama :
Pekerjaan :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama Mengurusi Raskin :
22. Dalam menentukan tempat pembagian Beras miskin apakah Anda melakukan
musyawarah terlebih dahulu dengan warga?
23. Apakah Anda mensosialisasikan siapa saja penerima raskin di desa anda?
24. Apakah tempat pembagian Beras dilakukan di kelurahan atau di tempat lain?
25. Apakah anda menyerahkan kartu identitas penerima beras miskin langsung
kepada penerima Beras atau melalui RT/RW setempat?
26. Berapa jumlah (Kg) Beras yang dibagikan kepada masyarakat?
27. Berapa Harga per Kg beras yang dibagikan?
Responden : Masyarakat
Nama :
Pekerjaan :
Umur :
Pendidikan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lama menerima Raskin :
28. Apakah ada sosialisasi mengenai pembagian Beras miskin?
29. Berapa harga yang ditetapkan pada saat pengambilan Beras miskin?
30. Siapakah yang menyerahkan kartu identitas penerima Raskin kepada Anda?
31. Apakah Anda menerima Raskin di kantor kelurahan atau tempat lain?
32. Apakah Anda mengisi berita acara pada saat pelaksanaan pembagian beras
miskin?
33. Apakah Anda mengetahui jadwal pembagian Raskin jauh-jauh hari?
C. Pengawasan terhadap pelaksanaan Beras miskin
Responden : Petugas Kabupaten
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama mengurusi Raskin :
34. Apakah ada pegawai yang turun langsung untuk mengawasi pelaksanaan
Beras miskin?
35. Bagaimana mekanisme yang Anda lakukan dalam hal rekruitmen,
pendistribusian Kartu Kendali dan pembagian beras?
36. Apa saja yang menjadi syarat bagi penerima Beras miskin?
37. Bagaimana mekanisme pembayaran terhadap penyaluran Beras miskin?
38. Apakah ada evaluasi terhadap pelaksanaan Program Beras miskin?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Jika ya, siapa saja yang terlibat dalam evaluasi?
Bagaimana mekanisme evaluasinya?
Responden : Petugas Kecamatan
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama mengurusi Raskin :
39. Apakah Anda melakukan pengawasan pada saat rekruitmen penerimaan
Beras miskin? Bagaimana caranya?
40. Apakah Anda melakukan pengawasan pada saat penyaluran Kartu Kendali
dan pembagian beras? Bagaimana caranya
41. Kepada siapakah Anda melaporkan hasil pengawasan tersebut?
42. Pernahkah Anda menemukan sesuatu yang tidak beres (penyimpangan)? Apa
yang Anda lakukan?
Responden : Petugas Kelurahan/Perangkat Desa
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama mengurusi Raskin :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
43. Apakah Anda melakukan pengawasan secara langsung pada saat pembagian
Raskin?
44. Pada saat pembagian Beras miskin apakah ada petugas dari Kecamatan atau
Kabupaten?
45. Apakah anda pernah menemukan sesuatu yang tidak beres pada saat
pembagian Beras?Apa yang Anda lakukan?
D. Sikap masyarakat terhadap program Beras miskin
Reponden : Masyarakat penerima Beras miskin
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Lama menerima Raskin :
46. Bagaimana tanggapan Anda terhadap program Beras miskin?
47. Apakah Anda cukup terbantu dengan adanya program Beras miskin?
48. Apakah Anda mendukung program Beras miskin atau sebaliknya?
49. Apa manfaat utama yang Anda peroleh dari Program Beras Untuk Keluarga
Miskin (Raskin)?
50. Apa yang Anda harapkan dari adanya program Beras Miskin?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
HASIL WAWANCARA DENGAN MASYARAKAT
Nama : Wiradi
Pekerjaan : Staf. Sekretariat Tim Raskin Kabupaten
Umur : 43 Tahun
Pendidikan : S1
Lama Mengurusi Raskin : ± 10 tahun
Peneliti : Selamat pagi pak, maaf mengganggu pekerjaan bapak
sebentar.
Bpk. Wiradi : Ya silahkan duduk mas, ada keperluan apa?
Peneliti : Begini pak, nama saya Istadi saya mahasiswa dari Sanata
Dharma Yogyakarta, kean saya kesini ingin mencari
informasi mengenai pelaksanaan raskin di Kabupaten
Klaten. untuk itu mohon kesediaan bapak untuk menjadi
responden saya. Sebagai pengantar ini surat ijin dari
Bappeda.
Bpk. Wiradi : O..silahkan saja mas, apa yang bisa saya bantu
Peneliti : Apakah ada pegawai dari kabupaten yang turun langsung
untuk mengawasi pelaksanaan pembagian raskin?
Bpk. Wiradi : Ada mas, tetapi pengawasan tidak dilaksanakan setiap kali
pembagian raskin. Pengawasan dari petugas kabupaten
dilakukan setiap bulan dengan cara meni setiap desa yang
telah ditetapkan melalui pengundian acak. Untuk
pengawasan yang lebih detail diserahkan kepada satgas
raskin kecamatan.
Peneliti : Bagaimana mekanisme yang anda lakukan dalam hal
rekruitmen, pendistribusian Kartu Raskin, dan pembagian
beras?
Bpk. Wiradi : Mekanisme dalam hal rekruitmen tim koordinasi raskin
kabupaten membentuk KSK sebagai koordinator tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
kecamatan ditunjuk dari BPS kecamatan, KSK
membentuk PKSK di tingkat desa PKSK ditunjuk dari
para pamong kelurahan. Untuk pendistribusian beras dan
pembagian beras terlebih dulu membentuk satgas raskin
tingkat kecamatan dan tingkat desa untuk selanjutnya
mereka yang mendistribusikan beras dan kartu raskin
kepada penerima.
Peneliti : Apa Saja yang menjadi syarat penerima beras miskin?
Bpk. Wiradi : Syarat-syarat menjadi penerima beras miskin disesuaikan
dengan kriteria yang ada di juklak mas.
Peneliti : Bagaimana mekanisme terhadap penyaluran beras miskin?
Bpk. Wiradi : Untuk mekanisme penyaluran raskin Tim raskin
Kabupaten membuat SPA ke kantor subdivre Surakarta
setelah itu menunggu DO dari subdivre Surakarta
diterbitkan, DO yang sudah ada diserahkan kepada satgas
raskin kecamatan. Untuk selanjutnya satgas raskin
kecamatan mengambil beras ke gudang BULOG di tingkat
301 Karangwuni dan 308 Ketandan kemudian
mendistribusikan ke masing-masing desa untuk dibagikan
kepada penerima raskin.
Peneliti : Apa ada jadwal pembagian raskin di masing-masing
kecamatan pak?
Bpk. Wiradi : ada mas, jadwal pembagian raskin dibuat untuk masing-
masing kecamatan. Untuk pengambilan raskin dibuat agar
pengambilan raskin di gudang BULOG dapat dilakukan di
awal bulan agar kualitas beras yang ada masih bagus dan
layak dikonsumsi.
Peneliti : Bagaimana mekanisme pembayaran terhadap penyaluran
beras miskin?
Bpk. Wiradi : Mengenai pembayaran penyaluran raskin, sistem
pembayaran dilakukan secara tunai tidak kredit. Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
uang terkumpul penyetoran uang diserahkan kepada satgas
raskin kecamatan untuk disetorkan ke rekening BULOG
melalui bank yang telah ditunjuk.
Peneliti : Apakah ada evaluasi terhadap pelaksanaan program beras
miskin? Siapa saja yang terlibat pak?
Bpk. Wiradi : Ada evaluasi mas, evaluasi dilakukan setiap akhir bulan
dalam Rapat Koordinasi (RAKOR). Pihak-pihak yang
terlibat dalam evaluasi ini yaitu BPS, BRI, TPKK,
Bawasda, Bappeda, Sub.divre Surakarta, kepala gudang
BULOG, tim raskin kecamatan dan tim raskin kabupaten.
Peneliti : Evaluasi tersebut membahas apa saja pak?
Bpk. Wiradi : Evaluasi tersebut membicarakan kendala-kendala yang ada
dilapangan (kualitas beras, kuantitas beras, setoran HPB),
bila ada beras yang dianggap jelek pihak BULOG berani
menukar beras dengan kualitas yang lebih bagus, dan
masalah setoran HPB diserahkan kepada pihak BRI Pusat
untuk menegur pihak yang bersangkutan bila ada
tunggakan HPB.
Peneliti : Apabila ada beras yang dibagikan secara merata kepada
masyarakat apa yang petugas lakukan pak?
Bpk.Wiradi : Bila ada beras yang dibagikan secara merata kepada
masyarakat seharusnya tidak boleh mas karena hal ini
menyalahi prosedur. Kalau pada kenyataanya beras
dibagikan secara merata kepada masyarakat tim raskin
akan mengadakan koordinasi dengan petugas dilapangan
mas.
Peneliti : Terima kasih atas waktunya pak, saya pamit dulu
Bpk.Wiradi : Silahkan mas.
Nama : Wasis Prabawanto
Pekerjaan : Koordinator Statistik Tingkat Kecamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Umur : 42
Pendidikan : S1
Lama Mengurusi Raskin : ±5 tahun
Peneliti : Selamat pagi Pak, saya Istadi maksud kean saya kesini
adalah untuk memohon kesediaan Bapak untuk menjadi
responden dalam penelitian saya tentang pelaksanaan
program beras miskin
Bpk Wasis Prabawanto : ya, silahkan mas
Peneliti : Apa kedudukan bapak dalam pelaksanaan program beras
miskin?
Bpk Wasis Prabawanto : Saya ditunjuk sebagai koordinator statistik kecamatan
(KSK)
Peneliti : Apa tugas bapak sebagai KSK?
Bpk Wasis Prabawanto : Saya bertanggung jawab dalam perekrutan pencacah dan
melakukan koordinasi dalam penyaluran raskin di
kecamatan Polanharjo, menyiapkan data penerima raskin,
mendistribusikan formulir dan Kartu kendali ke pencacah
Peneliti : Apakah setiap rumah tangga penerima raskin diberi kartu
identitas?
Bpk Wasis Prabawanto : Tentu saja diberi kartu identitas yaitu kartu raskin/kartu
kendali.
Peneliti : Apakah bapak melakukan pengawasan pada saat
rekruitmen penerimaan beras miskin?
Bpk Wasis Prabawanto : ya, saya bersama dengan pencacah meni rumah penerima
beras miskin
Peneliti : Apakah anda melakukan pengawasan pada saat penyaluran
kartu raskin?
Bpk Wasis Prabawanto : Saya tidak melakukan pengawasan secara langsung, kartu
raskin saya serahkan kepada pencacah agar didistribusikan
kepada penerima raskin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Peneliti : Kepada siapa bapak melaporkan hasil pengawasan
tersebut?
Bpk Wasis Prabawanto : Kepada BPS kabupaten, bentuk pelaporannya adalah
mengenai perubahan penerima beras miskin.
Peneliti : Terima kasih atas bantuannya pak, saya mohon diri
Nama : Hasto Rahardjo
Pekerjaan : Satgas Raskin Kecamatan
Umur : 42 tahun
Pendidikan : S2
Lama Mengurusi Raskin : 5 Tahun
Peneliti : Selamat Sore pak, Maaf mengganggu pekerjaan bapak
sebentar
Bpk Hasto Rahardjo : Selamat sore mas, ada keperluan apa sore-sore kerumah
saya?
Peneliti : Begini pak, saya Istadi, saya mahasiswa Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta ingin mencari informasi
mengenai pelaksanaan raskin di kecamatan Polanharjo.
Sebagai petugas raskin di kecamatan Polanharjo saya
mohon kesediaan bapak untuk menjadi responden saya?
Bpk Hasto Rahardjo : Silahkan saja mas apa yang ingin ditanyakan kepada saya?
Peneliti : Apakah bapak melakukan pengawasan pada saat
rekruitmen penerimaan beras miskin?
Bpk Hasto Rahardjo : Saya tidak melakukan pengawasan secara langsung, yang
melakukan pengawasan pada saat rekruitmen penerima
beras adalah dari BPS kecamatan dibantu dengan
perangkat desa. Untuk lebih jelasnya silahkan Tanya pada
petugas BPS mas.
Peneliti : Apa tugas bapak sebagai satgas raskin tingkat kecamatan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Bpk Hasto Rahardjo : Saya bertugas untuk melakukan pendistribusian beras dari
gudang BULOG untuk disalurkan ke desa-desa. Selain
melakukan pendistribusian saya juga melakukan
penyetoran HPB dari satgas raskin di kelurahan dan saya
juga melakukan koordinasi dengan petugas Dolog
Karangwuni.
Peneliti : Apakah bapak melakukan pengawasan pada saat
penyaluran kartu raskin dan pembagian beras?
Bpk Hasto Rahardjo : untuk penyaluran kartu kendali/kartu raskin diserahkan ke
petugas dari BPS kecamatan, sedangkan saya hanya
melakukan pengawasan pada saat pendistribusian beras
dari Dolog sampai ke desa, untuk selebihnya saya
serahkan ke petugas di desa masing-masing.
Peneliti : kepada siapa bapak melaporkan hasil pengawasan
tersebut?
Bpk Hasto Rahardjo : Hasil pengawasan dilaporkan kepada Dinas Kesejahteraan
Rakyat Bagian Perekonomian setiap 3 bulan secara
tertulis.
Peneliti : Hal-hal yang dilaporkan apa saja pak?
Bpk Hasto Rahardjo : Yang dilaporkan mengenai masalah pendistribusian beras,
kualitas beras dilapangan, dan penyetoran uang hasil
penjualan beras.
Peneliti : Apakah bapak melakukan sosialisasi mengenai jadwal
pembagian beras?
Bpk Hasto Rahardjo : Sosialisasi jadwal pembagian beras dilakukan secara
tertulis dan lesan. Secara tertulis di tempel pada papan
pengumuman di kantor kelurahan, sedangkan secara lesan
disampaikan melalui ketua RT masing-masing.
Peneliti : Apakah ada pengawasan dari pihak kabupaten?
Bpk Hasto Rahardjo : Ada, salah satu desa yang pernah dii oleh petugas dari
kabupaten yaitu desa Keprabon, dan Sidoharjo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Peneliti : Apakah ada evaluasi terhadap pelaksanaan raskin?
Bpk Hasto Rahardjo : Ada, evaluasi diadakan bersama-sama dengan Dinas
Kesejahteraan Rakyat Bagian Perekonomian
Peneliti : Apakah pernah ada sesuatu yang tidak beras?
Bpk Hasto Rahardjo : Sejauh ini belum ada masalah, untuk masalah pembagian
beras saya serahkan kepada desa masing-masing.
Peneliti : Terima kasih atas informasinya, saya mohon diri
Nama : Joko Sudagdo
Pekerjaan : Kaur Pemerintahan desa Turus
Umur : 36 Tahun
Pendidikan : SLTA
Lama Mengurusi Raskin : ± 6 tahun
Peneliti : Selamat pagi pak, maaf mengganggu pekerjaan bapak
sebentar.
Bpk. Joko Sudagdo : selamat pagi mas, ada keperluan apa ingin bertemu dengan
saya, mungkin ada yang bisa saya bantu?
Peneliti : begini pak, nama saya Istadi saya mahasiswa dari Sanata
Dharma Yogyakarta, kean saya kesini ingin mencari
informasi mengenai pelaksanaan raskin di desa Turus
yang akan saya gunakan untuk melengkapi data skripsi
saya, untuk itu saya mohon kesediaan bapak menjadi
responden
Bpk. Joko Sudagdo : Ada surat ijinnya apa tidak mas?
Peneliti : ini surat ijin pengantar dari kecamatan pak.
Bpk.Joko Sudagdo : Apa yang mas Is butuhkan berkenaan dengan masalah
Raskin?
Peneliti : Dalam menentukan tempat pembagian Raskin apakah
bapak melakukan musyawarah terlebih dahulu dengan
warga?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Bpk. Joko Sudagdo : sebelum menentukan tempat pembagian Raskin terlebih
dahulu saya mengadakan musyawarah dengan warga,
ketua RT/RW, dan pak lurah untuk menentukan tempat
pembagian raskin dilakukan.
Peneliti : Apakah bapak mensosialisasikan siapa saja penerima
raskin di desa Turus ini?
Bpk. Joko Sudagdo : Tentu saja semua informasi harus disosialisasikan terlebih
dahulu dengan warga mas. Sosialisasi penerima raskin
dilakukan bersamaan dengan musyarah penentuan tempat
pembagian raskin.
Peneliti : Apakah tempat pembagian beras dilakukan di kelurahan
atau ditempat lainnya?
Bpk. Joko Sudagdo : pembagian beras dilakukan di kantor kelurahan mas.
Peneliti : Apakah bapak menyerahkan kartu identitas penerima
Raskin langsung kepada penerima beras atau melalui
ketua RT/RW setempat?
Bpk. Joko Sudagdo : Untuk kartu Raskin (kartu kendali) saya menyerahkan
melalui ketua RT/RW terlebih dahulu baru kemudian
diserahkan kepada penerima Raskin.
Peneliti : Berapa jumlah beras yang dibagikan kepada masyarakat?
Bpk. Joko Sudagdo : Beras yang dibagikan kepada masyarakat adalah 15 kg
Peneliti : Berapa Harga per kg beras yang dibagikan kepada
masyarakat?
Bpk. Joko Sudagdo : Harga yang di tetapkan sama dengan harga yang
ditetapkan pemerintah oleh pemerintah yaitu Rp 1600/kg-
nya
Peneliti : saya boleh meminjam daftar nama penerima raskin di desa
turus Untuk saya fotokopi dan nanti saya kembalikan lagi.
Bpk. Joko Sudagdo : O.. ya silahkan mas, tapi nanti dikembalikan lagi soalnya
data tersebut masih saya pake untuk pembagian Raskin
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Peneliti : Terima kasih atas waktunya pak, saya pamit dulu nanti
bila ada data tambahan saya akan menghubungi bapak
lagi.
Bpk. Joko Sudagdo : Iya Sama-sama mas, kalau ada hal yang diperlukan lagi
silahkan dating kesini mas.
Nama : Tri Harmanto
Pekerjaan : Kepala Dusun desa Keprabon
Umur : 47
Pendidikan : D3
Lama Mengurusi Raskin : ± 10 tahun
Peneliti : Selamat pagi pak, Maaf mengganggu pekerjaan bapak
sebentar
Bpk Tri Harmanto : Silahkan saja mas
Peneliti : Saya Istadi pak, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta ingin mencari informasi mengenai
pelaksanaan raskin di desa Keprabon?
Bpk Tri Harmanto : Silahkan saja mas, surat ijinnya sudah diserahkan kepada
pak lurah mas?
Peneliti : surat ijin sudah saya serahkan kepada pak lurah pak, oleh
pak lurah saya disuruh menghadap bapak karena petugas
yang menangani raskin adalah bapak.
Bpk Tri Harmanto : Apa yang ingin dibutuhkan mas?
Peneliti : Mengenai tempat pembagian raskin, apakah bapak
melakukan musyawarah terlebih dahulu dengan warga?
Bpk Tri Harmanto : Tempat pembagian raskin terlebih dahulu
dimusyawarahkan dengan BPD, ketua RT/RW, pak lurah
dan warga setempat.
Peneliti : Apakah ada sosialisasi, siapa saja penerima raskin di desa
Keprabon ini pak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Bpk Tri Harmanto : tentu saja ada sosialisasi mas. Penerima raskin diumumkan
di papan pengumuman di kelurahan dan di umumkan
melalui ketua RT setempat agar diberitahukan kepada
warga.
Peneliti : Kalau di desa Keprabon tempat pembagian raskin
dilakukan dimana pak?
Bpk Tri Harmanto : Tempat pembagian raskin dilakukan di kantor kelurahan
mas supaya lebih mudah dalam melakukan pengawasan
terhadap warga.
Peneliti : Identitas yang digunakan untuk pengambilan memakai apa
pak?
Bpk Tri Harmanto : untuk pengambilan beras penerima raskin membawa kartu
raskin atau menggunakan sek yang telah dicap oleh RT,
tetapi biasanya lebih sering menggunakan sek mas.
Peneliti : Apakah kartu raskin diserahkan kepada penerima raskin
pak?
Bpk Tri Harmanto : Kartu raskin diserahkan kepada penerima raskin melalui
ketua RT setempat.
Peneliti : Berapa harga beras yang ditetapkan pak? Dan jumlah
berasnya berapa kg yang dibagikan kepada warga?
Bpk Tri Harmanto : harga beras yang ditetapkan adalah Rp 1600/kg-nya,
sedangkan untuk jumlah beras yang dibagikan adalah
masing-masing penerima raskin mendapat jatah 15 kg.
Peneliti : Mengenai penyetoran uang hasil penjualan beras
disetorkan kapan pak? Penyetoran itu diserahkan langsung
ke rekening BRI atau ke petugas yang lain?
Bpk Tri Harmanto : Penyetoran uang diserahkan jika uang hasil penjualan
beras telah terkumpul. Saya diberi kelonggaran waktu dari
petugas/satgas raskin kecamatan paling tidak 5-7 hari
harus sudah menyetorkan kepada satgas raskin kecamatan
karena yang menyetorkan uang ke rekening BULOG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
adalah satgas raskin kecamatan. Untuk pengambilan beras
saya menginformasikan kepada masyarakat agar
mengambil beras jangan lebih dari tiga hari.
Peneliti : Apabila ada penerima raskin dan belum mengambil jatah
raskinnya terus bagaimana pak?
Bpk Tri Harmanto : Bila ada penerima raskin yang belum bisa mengambil
raskin maka saya yang menalangi uangnya terlebih dahulu
nanti tinggal penerima yang mengganti ke saya. Soalnya
gini mas, bila ada jatah beras yang tidak diambil atau ada
penunggakan HPB maka di bulan berikutnya jatah beras
tidak akan turun sampai urusan administrasi dibereskan.
Peneliti : Apakah ada petugas dari kecamatan yang melakukan
pengawasan pada saat pembagian raskin?
Bpk Tri Harmanto : Petugas kecamatan pada saat pendistribusian beras dari
gudang BULOG sampai ke kelurahan Keprabon ini mas
selebihnya diserahkan kepada saya.
Peneliti : Berhubung waktu sudah siang maka saya mohon diri pak.
Terima kasih atas waktunya pak
Bpk Tri Harmanto : Oh ya silahkan mas, kalau ada yang dibutuhkan lagi
silahkan kesini.
Nama : Sarwono
Pekerjaan : Kepala Dusun desa Nganjat
Umur : 44 tahun
Pendidikan : SLTA
Lama Mengurusi Raskin : 3 tahun
Peneliti : Selamat pagi pak, Maaf mengganggu pekerjaan bapak
sebentar
Bpk Sarwono : Selamat pagi mas, ada keperluan apa mencari saya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Peneliti : Saya Istadi pak, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta ingin mencari informasi mengenai
pelaksanaan raskin di desa Kapungan?
Bpk Sarwono : Ada surat tugasnya gak mas? Sudah ijin sama pak lurah
belum?
Peneliti : tadi saya sudah minta ijin dengan pak lurah pak, surat
ijinnya sudah saya serahkan kepada pak lurah.
Bpk Sarwono : Kalo sudah ada surat ijinnya ya berarti prosedurnya sudah
benar. Informasi apa saja yang dicari mas?
Peneliti : Apakah dalam menentukan tempat pembagian beras
miskin bapak melakukan musyawarah terlebih dahulu
dengan warga?
Bpk Sarwono : penentuan tempat pembagian beras dimusyawarahkan
terlebih dahulu dengan BPD, ketua RT dan warga
setempat agar terjadi kesepakatan mengenai tempat
pembagian beras miskin.
Peneliti : Apakah bapak mensosialisasikan terlebih dahulu siapa saja
penerima raskin di desa Nganjat?
Bpk Sarwono : Ada sosialisasi terlebih dahulu kepada warga penerima
raskin mas, sosialisasinya dengan cara daftar penerima
raskin di desa Nganjat ditempel di papan pengumuman di
kantor kepala desa Nganjat. Selain itu sosialisasi juga
disampaikan melalui ketua RT agar memberitahukan
informasi kepada warga.
Peneliti : mengenai masalah jadwal pembagian beras apakah ada
sosialisasi pak?
Bpk Sarwono : jadwal pembagian beras disosialisasikan sehari sebelum
beras dibagikan karena jadwal pembagian beras
tergantung pada pendistribusian dari petugas kecamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Peneliti : Apakah bapak menyerahkan kartu identitas penerima
raskin langsung kepada penerima beras atau melalui ketua
RT/RW setempat?
Bpk Sarwono : Pembagian kartu raskin saya serahkan kepada ketua RT
setempat mas, karena bila ada masalah pembagian beras
saya juga mendiskusikan dengan ketua RT terlebih dahulu.
Peneliti : Apabila ada warga penerima raskin yang pindah ke tempat
lain bagaimana dengan jatah penerima raskin tersebut?
Bpk Sarwono : Bila ada warga yang pindah ke tempat lain maka saya
melakukan musyawarah kembali dengan BPD, ketua RT,
dan pak lurah untuk menentukan siapa warga yang berhak
sebagai penerima raskin pengganti. Apabila sudah
ditetapkan siapa yang menjadi pengganti maka akan
dilaporkan ke pihak kecamatan agar dilakukan pendataan
lagi. Apabila tidak diganti dengan warga lain yang layak
untuk menerima raskin maka jatah raskin tersebut akan
hilang mas jadi sayang kalau tidak diganti.
Peneliti : Dimana tempat pembagian raskin dilakukan pak?
Bpk Sarwono : Tempat pembagian raskin dilakukan dikantor kelurahan
mas agar memudahkan dalam melakukan pengawasan.
Peneliti : Dalam melakukan pengambilan apakah menggunakan
kartu identitas pak?
Bpk Sarwono : Pengambilan beras menggunakan identitas dari ketua RT
yaitu dengan menggunakan sek yang telah distempel oleh
RT dan dengan kartu raskin juga.
Peneliti : Berapa jumlah (kg) beras yang dibagikan kepada
masyarakat?
Bpk Sarwono : Beras yang dibagikan kepada warga adalah 15 kg mas.
Tetapi kadangkala beras oleh warga penerima raskin
dibagi lagi ke keluarga lain karena sudah ada kesepakatan
sebelumnya dengan warga dan ketua RT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Peneliti : Apakah ada petugas dari kecamatan atau kabupaten yang
melakukan pengawasan pada saat pembagian beras?
Bpk Sarwono : belum pernah ada pengecekan dari pihak kabupaten atau
kecamatan pada saat pembagian beras. Petugas kecamatan
hanya pada saat pendistribusian beras dari BULOG ke
kelurahan dan menanani berita acara saja.
Peneliti : Apakah bapak pernah menemukan sesuatu yang tidak
beres pada saat pembagian beras? Apa yang bapak
lakukan?
Bpk Sarwono : pernah ada mas, dalam dua (2) kali penyaluran pernah
barang yang disalurkan kepada penerima raskin tidak
sesuai dengan jumlah uang yang dibayarkan kepada saya,
padahal beras dari BULOG sudah sesuai jatahnya untuk
desa Nganjat. Karena tidak ada warga yang mengaku
maka yang mengganti uang pembayaran beras adalah saya
mas karena uang tersebut harus segera disetorkan kepada
petugas kecamatan.
Peneliti : berapa hari penyetoran uang HPB pak?
Bpk Sarwono : penyetoran kepada petugas di kelurahan saya beri waktu 2
hari mas setelah lunas uang baru saya setorkan ke petugas
kecamatan.
Peneliti : Saya boleh meminjam daftar penerima raskin di desa
Nganjat pak?
Bpk Sarwono : O..boleh saja mas, asalkan dikembalikan lagi kepada saya
karena masih saya gunakan untuk daftar penerima raskin
bulan berikutnya.
Peneliti : Berhubung waktu sudah siang saya pamit dulu pak?
Bpk Sarwono : Silahkan mas.
Nama : Sunarno
Pekerjaan : Kaur pembangunan desa Ponggok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Umur : 39 tahun
Pendidikan : SLTA
Lama Mengurusi Raskin : 10 Tahun
Peneliti : Selamat pagi pak, maaf mengganggu sebentar pak
Bpk Sunarno : Selamat pagi mas, ada keperluan apa mencari saya?
Peneliti : Nama saya Istadi saya mahasiswa dari Sanata Dharma
Yogyakarta ingin mencari informasi mengenai
pelaksanaan program beras miskin di desa Ponggok.
Bpk Sunarno : Apa yang ingin dicari mas berkenaan dengan program
beras miskin?
Peneliti : Sebagai apakah kedudukan bapak dalam pelaksanaan
program beras miskin?
Bpk Sunarno : Saya sebagai tugas pelaksana sekaligus sebagai satgas
raskin desa
Peneliti : Apa tugas bapak sebagai satgas raskin desa?
Bpk Sunarno : saya bertugas untuk mendistribusikan beras kepada warga
penerima raskin, dan menerima uang hasil penjualan beras
untuk disetorkan kepada satgas raskin tingkat kecamatan,
serta menyalurkan kartu identitas raskin (kartu kendali)
melalui ketua RT.
Peneliti : Dalam menentukan tempat pembagian beras miskin
apakah anda melakukan musyawarah terlebih dahulu
dengan warga?
Bpk Sunarno : Penentuan tempat dimusyawarahkan terlebih dahulu
dengan BPD, ketua RT dan warga masyarakat.
Peneliti : Apakah bapak melakukan sosialisasi berkenaan dengan
program raskin di desa Ponggok?
Bpk Sunarno : Sosialisasi penerima raskin disampaikan secara tertulis
kepada warga melalui ketua RT di masing-masing wilayah
dan di tempel di papan pengumuman di kantor kelurahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Peneliti : Apakah bapak menyerahkan kartu identitas penerima
raskin langsung kepada penerima raskin atau melalui
ketua RT/RW?
Bpk Sunarno : Kartu raskin langsung diserahkan kepada penerima raskin
tanpa melalui ketua RT setempat.
Peneliti : Apakah pada saat pengambilan beras kartu raskin tersebut
digunakan pak?
Bpk Sunarno : Tentu saja digunakan kartu raskin mas, karena kartu
tersebut digunakan untuk melakukan pengambilan beras
dan pembayaran beras, setelah beras diambil petugas
melakukan paraf di bagian belakang untuk bukti bahwa
beras sudah diambil
Peneliti : Berapa jumlah kg beras yang dibagikan kepada
masyarakat?
Bpk Sunarno : Beras yang dibagikan sebanyak 15 kg
Peneliti : Siapa yang menanggung biaya transportasi pendistribusian
beras dari gudang BULOG sampai ke kelurahan?
Bpk Sunarno : Yang menanggung biaya transportasi semuanya sudah
ditanggung oleh BULOG petugas di kelurahan tinggal
mendistribusikan dan menerima uang hasil penjualan
beras saja.
Peneliti : Berapa harga per kg beras yang dibagikan?
Bpk Sunarno : Harga berasnya Rp 1600 per kg
Peneliti : Apakah bapak melakukan pengawasan pada saat
pembagian beras?
Bpk Sunarno : tentu saja mas, karena saya yang bertugas untuk
membagikan beras kepada masyarakat dan menerima uang
penyetoran HPB secara tunai dari masyarakat
Peneliti : Apakah ada petugas dari kecamatan atau kabupaten yang
pada saat pembagian?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Bpk Sunarno : kalau petugas dari kabupaten belum ada yang melakukan
pengawasan langsung, kalau petugas kecamatan hanya
pada saat pendistribusian beras ke kelurahan saja.
Peneliti : Apakah pernah menemukan sesuatu yang tidak beres
dalam pembagian raskin?
Bpk Sunarno : Belum pernah mengalami masalah
Peneliti : Terima kasih atas waktunya pak, saya mohon diri
Bpk Sunarno : Silahkan mas
Nama : Suhirno
Pekerjaan : Kaur Pemerintahan/ petugas pelaksana (satgas raskin desa)
Umur : 53
Pendidikan : SLTA
Lama Mengurusi Raskin : 5 Tahun
Peneliti : Selamat pagi pak, maaf mengganggu sebentar pak
Bpk Suhirno : Selamat pagi, ada keperluan apa mas?
Peneliti : Nama saya Istadi saya mahasiswa dari Sanata Dharma
Yogyakarta ingin mencari informasi mengenai
pelaksanaan program beras miskin di desa Karanglo.
Untuk itu mohon kesediaan bapak menjadi responden
saya?
Bpk Suhirno : Silahkan, data apa yang dicari mas?
Peneliti : Sebagai apa kedudukan bapak dalam pelaksanaan program
beras miskin?
Bpk Suhirno : Saya sebagai petugas pelaksana sekaligus sebagai satgas
raskin di tingkat desa
Peneliti : Apa tugas bapak?
Bpk Suhirno : Saya bertugas untuk mendistribusikan beras kepada
masyarakat, menerima uang penyetoran HPB dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
masyarakat, dan menyerahkan kartu raskin kepada
masyarakat.
Peneliti : Untuk penentuan tempat pembagian raskin apakah
dilakukan musyawarah terlebih dahulu dengan warga?
Bpk Suhirno : Penentuan tempat dilakukan musyawarah terlebih dahulu
dengan warga, ketua RT dan BPD
Peneliti : Apakah bapak melakukan sosialisasi terlebih dahulu siapa
saja penerima raskin di desa Karanglo ini?
Bpk Suhirno : sosialisasi dilakukan secara terlulis dan lesan. Secara
tertulis di tempel dipapan pengumuman di kantor
kelurahan dan secara lesan disampaikan kepada ketua RT
masing-masing.
Peneliti : Tempat pembagian beras dilakukan di kelurahan atau
tempat lainnya pak?
Bpk Suhirno : Tempat pembagian beras dilakukan di kantor kelurahan
Peneliti : Apakah setiap selesai pembagian bapak membuat laporan?
Bpk Suhirno : Tentu saja, laporan yang dibuat berupa jumlah beras yang
diterima dan disalurkan, dan melaporkan hasil penjualan
beras, serta melaporkan jumlah penerima raskin bila ada
yang pindah ke daerah lain.
Peneliti : Kepada siapa bapak melaporkan hal tersebut?
Bpk Suhirno : Kepada satgas raskin tingkat kecamatan
Peneliti : Apakah kartu identitas penerima raskin diserahkan kepada
penerima raskin?
Bpk Suhirno : kartu raskin diserahkan kepada penerima melalui ketua RT
setempat.
Peneliti : Berapa Jumlah (kg) beras yang dibagikan kepada
masyarakat?
Bpk Suhirno : Beras yang dibagikan kepada masyarakat sebanyak 15 kg
Peneliti : Berapa harga per kg beras yang dibagikan?
Bpk Suhirno : Harga beras yang dibagikan yaitu Rp 1600 per kg-nya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Peneliti : Bagaimana sistem pembayaran yang diterapkan dalam
pembagian beras?
Bpk suhirno : Sistem pembayaran yang ditetapkan adalah secara tunai
Peneliti : Apakah bapak melakukan pengawasan secara langsung
pada saat pembagian raskin?
Bpk Suhirno : Tentu saja mas, karena saya yang mencatat siapa saja yang
mengambil beras,dan menerima uang penjualan beras dari
masyarakat.
Peneliti : Apakah pernah ada petugas dari kecamatan atau kabupaten
yang dating?
Bpk Suhirno : belum pernah ada petugas yang dating ke kelurahan untuk
melihat pelaksanaan pembagian beras
Peneliti : Apakah bapak pernah menemukan sesuatu yang tidak
beres pada saat pembagian?
Bpk Suhirno : Ada mas, pernah di satu karung timbangan beras yang
seharusnya 15 kg tetapi hanya 14 kg
Peneliti : Bila terjadi seperti itu bagaimana pak?
Bpk Suhirno : Ya disosialisasikan kepada masyarakat kenapa timbangan
beras per karung menjadi berkurang 1 kg. Selain itu juga
melaporkan hal ini kepada satgas raskin tingkat
kecamatan.
Peneliti : Terima kasih atas waktunya pak, saya mohon diri
Bpk Suhirno : Silahkan mas
Nama : Purnomo
Pekerjaan : Kepala Dusun
Umur : 45
Pendidikan : D3
Lama Mengurusi Raskin : ± 10 Tahun
Peneliti : Selamat pagi pak, maaf mengganggu sebentar pak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Bpk Purnomo : Selamat pagi mas, ada keperluan apa?
Peneliti : Nama saya Istadi saya mahasiswa dari Sanata Dharma
Yogyakarta ingin mencari informasi mengenai
pelaksanaan program beras miskin di desa Kapungan.
Untuk itu mohon kesediaan bapak menjadi responden
saya?
Bpk Purnomo : Silahkan mas, ingin mencari informasi mengenai apa?
Peneliti : Sebagai apakah kedudukan bapak dalam program beras
miskin ini?
Bpk Purnomo : Saya bertugas sebagai petugas pelaksana dan satgas raskin
di tingkat desa
Peneliti : Apa saja yang menjadi tugas bapak?
Bpk Purnomo : Saya bertugas untuk membagikan raskin kepada
masyarakat, menerima uang pembayaran raskin dan
menyetorkannya kepada petugas raskin kecamatan, serta
mendistribusikan kartu kendali atau kartu raskin kepada
warga penerima raskin.
Peneliti : Mengenai penentuan tempat pembagian raskin apakah
dilakukan musyawarah terlebih dahulu?
Bpk Purnomo : Penentuan tempat pembagian raskin dilakukan
musyawarah dengan BPD, Ketua RT, dan warga penerima
raskin.
Peneliti : Untuk sistem pengambilan beras bagaimana pak?
Bpk Purnomo : Sistem pengambilan beras yaitu dengan tunai beras
diambil langsung membayar, tetapi ada juga yang diwakili
oleh ketua RT dengan membawa kartu raskin yang
bersangkutan.
Peneliti : Apakah ada sosialisasi siapa saja penerima raskin di desa
Kapungan pak?
Bpk Purnomo : Tentu saja, sosialisasi dilakukan secara lesan kepada
warga dan ketua RT di masing-masing wilayah pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
dilakukan musyawarah dengan warga. Secara tertulis di
tempel di papan pengumuman di kantor kelurahan.
Peneliti : Apakah bapak menyerahkan kartu raskin langsung kepada
penerima raskin atau melalui ketua RT?
Bpk Purnomo : Kartu raskin diserahkan melalui ketua RT di masing-
masing tempat.
Peneliti : Jadwal pembagian beras di kelurahan Kapungan apakah
ada pak?
Bpk Purnomo : Jadwal pembagian beras di kelurahan biasanya sehari
sebelum beras dibagikan dan informasi disampaikan
kepada ketua RT untuk di informasikan kepada warga
bahwa beras turun.
Peneliti : Berapa jumlah kg beras yang dibagikan kepada
masyarakat?
Bpk Purnomo : Beras yang dibagikan yaitu 15 kg
Peneliti : Berapa harga per kg beras yang dibagikan?
Bpk Purnomo : Harga beras yang ditetapkan yaitu Rp 1600 per kg.
Peneliti : Apakah ada petugas kabupaten atau kecamatan yang
melakukan pengawasan secara langsung pada saat
pembagian beras?
Bpk Purnomo : Belum pernah ada petugas dari kabupaten yang dating ke
kelurahan pada saat pembagian beras. Kalau petugas
kecamatan hanya dating pada saat pendistribusian beras
dan mengisi berita acara.
Peneliti : Apakah pernah menemukan sesuatu yang tidak beres
dalam pembagian beras?
Bpk Purnomo : Pernah ada, beras beratnya tidak 15 kg tetapi ada yang
14,5 kg dan ada yang 14 kg.
Peneliti : Berhubung waktu sudah siang saya mohon diri pak
Bpk Purnomo : Silahkan mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Nama : Joko Karyono
Pekerjaan : Kepala Dusun/petugas pelaksana raskin
Umur : 51
Pendidikan : S1
Lama Mengurusi Raskin : 4 Tahun
Peneliti : Selamat pagi pak, maaf mengganggu sebentar pak
Bpk Joko Karyono : Selamat pagi mas, ada keperluan apa?
Peneliti : Saya Istadi saya mahasiswa dari Sanata Dharma
Yogyakarta ingin mencari informasi mengenai
pelaksanaan program beras miskin di desa Jimus. Untuk
itu mohon kesediaan bapak menjadi responden saya?
Bpk Joko Karyono : Silahkan saja
Peneliti : Apakah dalam menentukan tempat pembagian raskin
dimusyawarahkan dulu dengan warga?
Bpk Joko Karyono : penentuan tempat pembagian raskin dimusyawarahkan
terlebih dahulu dengan BPD, warga dan ketua RT.
Peneliti : Apakah bapak mensosialisasikan terlebih dahulu siapa saja
penerima raskin di desa Jimus?
Bpk Joko Karyono : Sosialisasikan dilakukan apabila ada perubahan jumlah
penerima raskin, dan apabila berat beras berkurang.
Peneliti : Dimana tempat pembagian beras dilakukan?
Bpk Joko Karyono : Pembagian beras dilakukan di rumah ketua RT masing-
masing wilayah.
Peneliti : Apakah kartu raskin diserahkan langsung kepada penerima
raskin atau melalui ketua RT di masing-masing wilayah?
Bpk Joko Karyono : Kartu identitas di bawa petugas pelaksana raskin di
kelurahan
Peneliti : Berapa jumlah kg beras yang dibagikan kepada
masyarakat?
Bpk Joko Karyono : Beras yang dibagikan kepada masyarakat 15 kg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Peneliti : Berapa harga per kg beras yang dibagikan?
Bpk Joko Karyono : Harga yang ditetapkan pemerintah Rp 1600 per kg-nya.
Peneliti : Bagaimana sistem pembayaran yang ditetapkan?
Bpk Joko Karyono : Sistem pembayaran yang diterapkan secara tunai,
penyetoran uang ditunggu maksimal sampai 5 hari.
Peneliti : Penyetoran uang HPB kepada petugas kecamatan
dilakukan kapan? Disetorkan kepada siapa?
Bpk Joko Karyono : Penyetoran uang kepada petugas dilakukan maksimal 6
hari setelah beras dibagikan kepada masyarakat.
Penyetoran uang diserahkan kepada bapak Hasto Raharjo.
Peneliti : Apakah dilakukan pengawasan pada saat pembagian
beras?
Bpk Joko Karyono : Pengawasan dilakukan pada saat beras dibagikan di rumah
RT masing-masing.
Peneliti : Apakah ada petugas kabupaten atau kecamatan yang
melakukan pengawasan secara langsung?
Bpk Joko Karyono : Kadang-kadang ada petugas kecamatan yang dating pada
saat pembagian raskin, sedangkan untuk petugas
kabupaten belum pernah ada yang dating.
Peneliti : Terima kasih atas waktunya pak, saya mohon diri.
Bpk Joko Karyono : Silahkan mas.
Nama : Wagimin
Pekerjaan : Kaur Umum
Umur : 58
Pendidikan : SMP
Lama Mengurusi Raskin : ± 12 Tahun
Peneliti : Apakah dalam menentukan tempat pembagian raskin
dilakukan musyawarah terlebih dahulu dengan warga?
Bpk Wagimin : Penentuan tempat pembagian beras dimusyawarahkan
dengan perangkat desa, ketua RT, BPD dan warga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Peneliti : Dimana tempat pembagian beras dilakukan?
Bpk Wagimin : Tempat pembagian dilakukan di kelurahan.
Peneliti : Apakah ada sosialisasi siapa saja penerima raskin?
Bpk Wagimin : Sosialisasi dilakukan pada saat ada perubahan jumlah
penerima dan perubahan jumlah beras
Peneliti : Apakah kartu raskin langsung diserahkan kepada penerima
raskin?
Bpk Wagimin : Kartu raskin dibagikan melalui ketua RT setempat
Peneliti : Berapa jumlah (kg) beras yang dibagikan kepada
masyarakat?
Bpk Wagimin : Beras yang dibagikan kepada masyarakat yaitu 15 kg
Peneliti : Berapa harga per kg beras yang dibagikan?
Bpk Wagimin : Harga yang ditetapkan Rp 1600 per kg-nya.
Peneliti : Apakah ada petugas kabupaten atau kecamatan yang
melakukan pengawasan secara langsung?
Bpk Wagimin : Petugas kecamatan melakukan pengawasan langsung pada
saat pembagian beras.
Peneliti : Apakah bapak melakukan pengawasan secara langsung?
Bpk Wagimin : Pengawasan dilakukan secara langsung pada saat
pembagian beras karena beras dibagikan di kantor
kelurahan.
Peneliti : Terima kasih atas waktunya, saya mohon diri
Bpk Wagimin : Oh ya silahkan
Nama : Mohammad Sofwan
Pekerjaan : Kaur Umum/petugas pelaksana raskin desa
Umur : 50 Tahun
Pendidikan : SLTA
Lama Mengurusi Raskin : ± 10 Tahun
Peneliti : Selamat pagi pak, saya Istadi maksud kean saya ingin
mencari informasi mengenai program beras miskin di desa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Ngaran, untuk itu saya mohon kesediaan bapak untuk
menjadi responden saya?
Bpk Moh. Sofwan : Ya, silahkan
Peneliti : Apakah penentuan tempat pembagian raskin dilakukan
musyawarah dahulu dengan warga?
Bpk Moh. Sofwan : Penentuan tempat dimusyawarahkan dulu di kelurahan
setelah itu dimusyawarahkan dengan BPD, ketua RT dan
warga
Peneliti : Apakah ada sosialisasi siapa saja penerima raskin di desa
Ngaran?
Bpk Moh. Sofwan : Ada sosialisasi siapa saja penerima raskin, sosialisasi
dilakukan melalui ketua RT di masing-masing wilayah.
Peneliti : Dimana tempat dilakukan pembagian beras pak?
Bpk Moh. Sofwan : Tempat pembagian beras dilakukan di kantor kelurahan
dan di rumah ketua RT.
Peneliti : Apakah daftar penerima raskin dan jadwal pembagian
beras ditempelkan di papan pengumuman di kantor
kelurahan?
Bpk Moh. Sofwan : Daftar penerima raskin yang satu saya bawa sebagai arsip
dan satunya ditempelkan di papan pengumuman.
Mengenai jadwal pembagian beras tergantung dari petugas
dari kecamatan.
Peneliti : Apakah kartu identitas penerima raskin diserahkan kepada
warga atau melalui ketua RT?
Bpk Moh. Sofwan : Kartu identitas/kartu raskin diserahkan kepada warga
melalui ketua RT.
Peneliti : Berapa jumlah (kg) beras yang dibagikan kepada
masyarakat?
Bpk Moh. Sofwan : Jumlah beras yang dibagikan 15 kg per kepala keluarga.
Peneliti : Berapa harga yang ditetapkan pada saat pembagian beras?
Bpk Moh.Sofwan : Harga beras yaitu Rp 1600/kg-nya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Peneliti : Apakah penerima raskin juga dibebani biaya transportasi
pendistribusian beras?
Bpk Moh. Sofwan : Biaya transportasi sudah ditanggung oleh BULOG jadi
warga tidak dibebani biaya transportasi.
Peneliti : Apakah bapak melakukan pengawasan secara langsung
pada saat pembagian beras?
Bpk Moh. Sofwan : Saya yang mengawasi langsung, karena yang membagikan
beras saya dan yang menerima uang pembayaran beras
juga saya mas.
Peneliti : Apakah ada petugas kabupaten atau kelurahan yang
melakukan pengawasan pada saat pembagian beras?
Bpk Moh. Sofwan : Kadang-kadang ada petugas dari kecamatan yang
melakukan pengawasan untuk memantau pelaksanaan
pembagian raskin.
Peneliti : Bagaimana bila warga yang mengambil beras belum
mempunyai uang untuk pembayaran beras pak?
Bpk Moh. Sofwan : Bila ada warga yang belum mempunyai uang untuk
pembayaran maka uang pembayaran ketua RT dan saya
yang menalangi terlebih dahulu karena uang harus segera
disetorkan kepada petugas raskin kecamatan.
Peneliti : Terima kasih atas waktunya pak, saya mohon diri
Bpk Moh. Sofwan : Ya silahkan mas.
Nama : Widodo/Penerima Raskin Desa Ngaran
Pekerjaan : Buruh Tani
Umur : 51
Pendidikan : SD
Lama Menerima Raskin : ± 10 tahun
Peneliti : Selamat sore pak, maaf mengganggu sebentar
Bpk Widodo : Tidak mas, silahkan masuk ada keperluan apa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Peneliti : Nama saya Istadi pak, maksud kean saya kesini ingin
mencari informasi mengenai pelaksanaan program raskin.
Untuk itu saya mohon kesediaan bapak menjadi responden
saya?
Bpk Widodo : Ya
Peneliti : Sebelum bapak ditetapkan sebagai penerima BLT apakah
ada petugas yang kerumah bapak?
Bpk Widodo : Ada mas, petugas datang kerumah saya bertanya-tanya
dengan saya dan melihat kondisi rumah saya.
Peneliti : Apakah bapak mendapatkan kartu kendali/atau kartu
raskin?
Bpk Widodo : dapat, kartunya berisi identitas diri, jumlah beras yang
diterima dan kolom pengambilan beras perbulan mas,
Peneliti : Apakah bapak mengetahui apa saya syarat penerima beras
miskin?
Bpk Widodo : Setahu saya ya pokoknya warga miskin yang tidak punya
penghasilan tetap seperti saya
Peneliti : Untuk pengambilan beras apakah bapak menggunakan
kartu raskin tersebut?
Bpk Widodo : Pengambilan beras menggunakan kupon dari ketua RT
Peneliti : Berapa kg beras yang bapak terima?
Bpk Widodo : Beras yang saya terima cuma 5 kg mas, soalnya di RT ini
raskin dibagi rata kepada warga lain secara bergantian
Peneliti : Untuk memasak bapak menggunakan apa?
Bpk Widodo : Saya masak menggunakan kayu bakar mas, soalnya
minyak tanah sudah sulit dicari.
Peneliti : Apakah bapak memiliki tabungan atau barang modal
lainnya?
Bpk Widodo : Saya tidak memiliki tabungan mas, untuk makan sehari-
hari saja uang sudah pas-pasan.
Peneliti : Apakah ada sosialisasi mengenai pembagian raskin?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Bpk Widodo : Sosialisasi dilakukan sehari sebelum beras dibagikan mas
Peneliti : Berapa harga beras per kg-nya pak?
Bpk Widodo : Harga beras per kg-nya Rp 1600
Peneliti : Apakah bapak merasa senang terhadap program beras
miskin?
Bpk Widodo : Tentu saja mas, saya tidak harus keluar uang lagi untuk
beli beras yang harganya lebih mahal. Jadi uang yang
seharusnya untuk jatah beli beras dapat saya gunakan
untuk keperluan lain.
Peneliti : Apakah anda mendukung program beras miskin?
Bpk Widodo : Kalau saya mendukung saja mas, soalnya saya juga meras
terbantu dengan adanya raskin.
Peneliti : berhubung waktu sudah sore, saya pamit dulu pak
Bpk Widodo : Silahkan mas
Nama : Mulyono/Penerima Raskin Desa Ngaran
Pekerjaan : Buruh tani
Umur : 47 tahun
Pendidikan : tidak tamat SD
Lama Menerima Raskin : ± 10 tahun
Peneliti : Selamat sore pak, maaf mengganggu bapak sebentar?
Bpk Mulyono : Ya silahkan masuk! Ada keperluan apa mas?
Peneliti : Begini pak, kedatangan saya kesini ingin mencari
informasi mengenai program beras miskin di desa Ngaran,
untuk itu saya mohon kesediaan bapak untuk menjadi
responden saya
Bpk Mulyono : Ya
Peneliti : Apa pekerjaan bapak sehari-hari?
Bpk Mulyono : Buruh tani mas (menjalankan traktor), dan penggarap
sawah
Peneliti : Berapa penghasilan bapak dalam sebulan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Bpk Mulyono : Penghasilan saya dalam sebulan rata-rata 300 ribu itu
kalau rame mas.
Peneliti : Apakah ada petugas dari kecamatan yang datang untuk
melakukan pendataan?
Bpk Mulyono : Tidak ada petugas yang datang.
Peneliti : Apakah bapak menerima kartu raskin dari petugas?
Bpk Mulyono : Tidak
Peneliti : Kalau mengambil beras bagaimana pak?
Bpk Mulyono : Kalau mengambil beras pakai kupon dari pak RT.
Peneliti : Berapa kg beras yang diterima pak?
Bpk Mulyono : Beras yang diterima 15 kg hanya saja tidak diterima setiap
bulan karena beras dibagikan secara merata jadi yang
mendapat beras bergantian.
Peneliti : Kalau di kelurahan Ngaran tempat pembagian beras
dimana pak?
Bpk Mulyono : Di kelurahan mas, tetapi kalau dulu ditempat pak RT,
karena kadang berat beras berkurang maka dialihkan ke
kelurahan pembagian berasnya.
Peneliti : Bagaimana tanggapan bapak dengan adanya program
beras miskin ini?
Bpk Mulyono : Kalau saya biasa saja mas, karena mendapat beras atau
tidak sama saja.
Peneliti : Terima kasih atas waktunya, saya pamit dulu
Bpk Mulyono : Silahkan
Nama : Slamet Widodo
Pekerjaan : Tukang Pandai Besi
Umur : 40 Tahun
Pendidikan : SMP
Lama Menerima Raskin : ± 10 tahun
Peneliti : Selamat sore pak, maaf mengganggu sebentar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Bpk Slamet : Ya silahkan masuk
Peneliti : Nama saya Istadi maksud kedatangan saya kesini adalah
untuk meminta kesediaan bapak untuk menjadi responden
dalam penelitian saya tentang Raskin?
Bpk Slamet : Yang ingin ditanyakan apa saja?
Peneliti : Apakah bapak mengetahui syarat-syarat penerima beras
miskin?
Bpk Slamet : Setahu saya yang menerima beras miskin adalah warga
yang penghasilannya tidak tetap, dinding rumah belum
diplester/pakai bambu, dan lantai rumah masih tanah
Peneliti : Apakah ada petugas yang mendatangi rumah bapak untuk
melakukan pemeriksaan penerima beras miskin?
Bpk Slamet : Tidak ada mas
Peneliti : Siapa yang dulu melakukan pendataan pak?
Bpk Slamet : Yang melakukan pendataan pak RT mas.
Peneliti : Apakah bapak mempunyai sepeda motor?
Bpk Slamet : Punya mas, hanya saja sepeda motornya jelek
Peneliti : Berapa kg beras yang bapak terima?
Bpk Slamet : Beras yang diterima 5 kg karena beras dibagi secara
merata kepada masyarakat.
Peneliti : Berapa harga beras yang ditetapkan?
Bpk Slamet : Harga beras Rp 1600 per kg-nya
Peneliti : Apakah bapak mengisi berita acara saat pengambilan
beras?
Bpk Slamet : tidak mas.
Peneliti : Apakah bapak mendukung program Raskin?
Bpk Slamet : Kalau saya biasa saja mas, dengan ada atau tidak Raskin
tidak berpengaruh pada kebutuhan pangan keluarga saya.
Peneliti : Berhubung sudah mau mahgrib saya pamit dulu
Bpk Slamet : Silahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Nama : Saleh
Pekerjaan : Pedagang Klitikan (mainan anak-anak dan arumanis)
Umur : 48 Tahun
Pendidikan : SD
Lama Menerima Raskin : ± 10 tahun
Peneliti : Selamat sore pak, kedatangan saya kesini ingin mencari
informasi berkenaan dengan beras miskin, untuk itu saya
mohon kesediaan bapak untuk menjadi responden saya.
Bpk Saleh : Ya, apa yang ingin ditanyakan?
Peneliti : Berapa penghasilan bapak dalam sehari?
Bpk Saleh : Penghasilan saya dalam sehari tidak menentu mas, kalau
pas jualan ramai bisa mencapai Rp 30000.
Peneliti : Apakah bapak mempunyai kamar mandi dan WC?
Bpk Saleh : Kalau kamar mandi ada tetapi kalau WC belum punya
mas.
Peneliti : Kalau masak sehari-hari menggunakan apa pak?
Bpk Saleh : Kalau masak menggunakan kayu bakar mas
Peneliti : Darimana bapak mengambil sumber air?
Bpk Saleh : Sumber air dari sumur dibelakang rumah mas.
Peneliti : Apakah ada petugas yang melakukan sosialisasi mengenai
pembagian raskin?
Bpk Saleh : Ada mas, pak RT memberikan informasi pengambilan
beras dan harga beras per kg-nya.
Peneliti : Kalau ada anggota keluarga yang sakit diperiksakan
kemana pak?
Bpk Saleh : Ya kalau ada anggota keluarga yang sakit diperiksakan ke
PUSKESMAS atau ke bidan cari yang murah mas.
Peneliti : Apakah kartu raskin diserahkan kepada bapak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Bpk Saleh : Kartu raskin diserahkan kepada saya, tetapi untuk
pengambilan beras menggunakan kupon dari pak RT.
Peneliti : Berapa kg beras yang bapak terima?
Bpk Saleh : Beras yang diterima cuma 5 kg mas, kalau di RT sini beras
dibagikan secara merata kepada masyarakat.
Peneliti : Pada saat pengambilan beras di kelurahan apakah ada
petugas dari kecamatan atau kabupaten yang melakukan
pengawasan?
Bpk Saleh : Dulu pernah ada mas petugas dari kecamatan, hanya saja
tidak setiap bulan petugas kecamatan yang melakukan
pengawasan.
Peneliti : Berhubung sudah sore, saya pamit dulu pak. Terima kasih
atas waktunya.
Bpk Saleh : Ya silahkan mas.
Nama : Ngatiyem/ penerima raskin desa Karanglo
Pekerjaan : Buruh Tani
Umur : 75 Tahun
Pendidikan : Tidak tamat SD
Lama Menerima Raskin : ± 10 tahun
Peneliti : Selamat sore bu, maaf mengganggu sebentar
Bu Ngatiyem : Sore, silahkan masuk
Peneliti : Begini bu nama saya Istadi, maksud kedatangan saya ingin
mencari informasi mengenai pelaksanaan program beras
miskin di desa Karanglo, untuk itu saya mohon kesediaan
ibu untuk menjadi responden saya?
Bu Ngatiyem : ya
Peneliti : Berapa penghasilan ibu dalam satu hari?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Bu Ngatiyem : Penghasilan saya tidak menentu mas, ya kira-kira Rp
15000 sehari.
Peneliti : Untuk memasak sehari-hari ibu menggunakan apa?
Bu Ngatiyem : Saya menggunakan kayu bakar mas untuk memasak.
Peneliti : Darimanakah sumber air yang digunakan ibu?
Bu Ngatiyem : Sumber air yang digunakan dari sumur mas
Peneliti : Apakah ada petugas yang datang untuk mendata ibu
sebagai penerima raskin?
Bu Ngatiyem : Tidak ada
Peneliti : Apakah ada sosialisasi mengenai pembagian raskin Bu?
Bu Ngatiyem : Sosialisasi dilakukan bila beras akan dibagikan saja
Peneliti : Berapa kg beras yang diterima Bu?
Bu Ngatiyem : Beras yang diterima sebanyak 5 kg mas, soalnya
pembagian beras dibagi secara merata kepada warga lain.
Peneliti : Beras yang telah didapatkan digunakan untuk apa saja Bu?
Bu Ngatiyem : ya kadang-kadang dimasak, tetapi kalau berasnya kurang
bagus kualitasnya ya untuk pakan ayam, kalau tidak punya
uang seringkali berasnya saya jual mas.
Peneliti : Bagaimana tanggapan ibu dengan adanya program beras
miskin?
Bu Ngatiyem : Kalau saya mendukung program raskin ini, karena dengan
adanya program raskin ini saya bisa mempunyai stok beras
yang harganya lebih murah.
Peneliti : Berhubung sudah sore, saya pamit dulu
Bu Ngatiyem : Ya silahkan.
Nama : Dalnidi
Pekerjaan : Buruh Tani
Umur : 58 Tahun
Pendidikan : Tidak Tamat SD
Lama Menerima Raskin : ± 10 Tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Peneliti : Selamat sore pak, saya Istadi maksud kedatangan saya
kesini ingin mencari informasi mengenai program raskin.
Untuk itu saya mohon kesediaan bapak untuk menjadi
responden saya.
Bpk Dalnidi : Ya, yang ingin ditanyakan seputar apa saja mas?
Peneliti : Apa saja yang menjadi syarat penerima beras miskin?
Bpk Dalnidi : Kalau kata pak RT, syarat penerima raskin adalah warga
yang dinding rumahnya masih pakai gedek, pendapatan
tidak menentu, lantai rumah masih dari tanah.
Peneliti : Apakah ada petugas yang datang untuk melakukan
pendataan dan pengecekan pak?
Bpk Dalnidi : Yang melakukan pendataan cuma pak RT mas, sedangkan
petugas dari kecamatan dan kabupaten tidak ada.
Peneliti : Berapa kg beras yang bapak terima?
Bpk Dalnidi : Beras yang diterima 10 kg mas. Kalau di RT ini juga beras
raskin dibagi secara merata kepada masyarakat.
Peneliti : Berapa harga beras yang ditetapkan pak?
Bpk Dalnidi : Harga beras yang ditetapkan Rp 1600 per kg-nya.
Peneliti : Bagaimana tanggapan bapak dengan adanya program
raskin ini?
Bpk Dalnidi : Kalau saya mendukung program raskin, soalnya dengan
adanya program raskin ini saya bisa lebih irit uang untuk
beli beras.
Peneliti : Berhubung waktu sudah sore saya pamit dulu pak, terima
kasih atas waktunya.
Bpk Dalnidi : Silahkan mas.
Nama : Karto Pawiro/ Penerima Raskin desa Karanglo
Pekerjaan : Buruh Tani
Umur : 70 Tahun
Pendidikan : Tidak Tamat SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lama Menerima Raskin : ± 10 Tahun
Peneliti : Selamat sore pak, maaf mengganggu sebentar?
Bpk Karto : Selamat sore, ada keperluan apa mas sore-sore dating
kerumah saya?
Peneliti : Begini pak, saya Istadi kedatangan saya kesini ingin
mencari informasi mengenai pelaksanaan program beras
miskin di desa Karanglo ini. Untuk itu saya mohon
kesediaan bapak untuk menjadi responden saya?
Bpk Karto : Ya
Peneliti : Apa ada petugas dari kecamatan/kabupaten yang datang
kerumah bapak untuk melakukan pendataan?
Bpk Karto : Tidak ada, yang mendata dulu pak RT
Peneliti : Apakah kartu raskin diserahkan kepada bapak? siapa yang
menyerahkan?
Bpk Karto : Kartu raskin diserahkan kepada saya mas, yang
menyerahkan melalui pak RT.
Peneliti : Apakah dalam penentuan tempat pembagian raskin
dilakukan musyawarah terlebih dahulu pak?
Bpk Karto : dimusyawarahkan dengan pak RT dan perangkat desa.
Peneliti : Darimana sumber utama penghasilan keluarga bapak?
Bpk Karto : Sumber penghasilan dari menggarap sawah, dan buruh
disawah.
Peneliti : Berapa penghasilan bapak dalam sehari?
Bpk Karto : Penghasilan saya kira-kira Rp 15000
Peneliti : Apakah ada sosialisasi mengenai pembagian beras?
Bpk Karto : Ada sosialisasi mengenai harga dan jumlah beras yang
dibagikan.
Peneliti : Apakah bapak mengetahui jauh-jauh hari jadwal
pembagian raskin?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Bpk Karto : Tidak, jadwal pemberitahuan beras akan dibagikan sehari
sebelum beras dibagikan kepada penerima raskin.
Peneliti : Dimana tempat pembagian raskin dilakukan?
Bpk Karto : Tempat pembagian dikelurahan.
Peneliti : Apakah bapak cukup terbantu dengan adanya program
raskin?
Bpk Karto : Saya merasa terbantu, karena beras yang didapat harganya
sangat murah.
Peneliti : Apa yang bapak harapkan dengan adanya program beras
miskin ini?
Bpk Karto : Ya kalau bisa kualitas berasnya lebih bagus dari sekarang.
Peneliti : Terima kasih atas waktunya, saya pamit dulu pak
Bpk Karto : Ya silahkan.
Nama : Sutejo/Penerima Raskin desa Karanglo
Pekerjaan : Buruh
Umur : 50 Tahun
Pendidikan : SMP
Lama Menerima Raskin : ± 10 Tahun
Peneliti : Selamat sore pak, maaf mengganggu sebentar
Bpk Sutejo : sore, ada keperluan apa mas?
Peneliti : Begini pak, saya Istadi ingin mencari informasi mengenai
pelaksanaan raskin di desa Karanglo.
Bpk Sutejo : Silahkan
Peneliti : Apakah bapak memiliki fasilitas buang air besar sendiri?
Bpk Sutejo : Punya
Peneliti : Darimana bapak mengambil sumber air?
Bpk Sutejo : Sumber air dari sumur dibelakang rumah mas.
Peneliti : Seberapa sering bapak mengkonsumsi daging/susu/ayam?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Bpk Sutejo : Dalam seminggu sekali ja belum tentu saya
mengkonsumsi daging/susu/ayam.
Peneliti : Apakah kartu raskin diserahkan kepada bapak?
Bpk Sutejo : Kartu raskin diserahkan kepada saya
Peneliti : Apakah kartu tersebut digunakan pada saat pengambilan?
Bpk Sutejo : Kartu raskin juga dibawa pada saat pengambilan, tetapi
yang digunakan untuk pengambilan raskin yaitu kupon
dari pak RT.
Peneliti : Apakah anda dalam melakukan pembayaran raskin secara
tunai atau kredit?
Bpk Sutejo : Kalau melakukan pengambilan beras selalu dibayar tunai.
Peneliti : Apakah bapak mengisi berita acara pada saat pengambilan
raskin?
Bpk Sutejo : Ya
Peneliti : Berapa harga yang ditetapkan saat beras dibagikan?
Bpk Sutejo : Harga beras Rp 1600 per kg-nya
Peneliti : Beras yang diterima bapak digunakan untuk apa saja?
Bpk Sutejo : Beras yang diterima kadang dimakan dengan cara
dicampur dengan beras lain, untuk pakan ayam, dan untuk
dijual jika tidak mempunyai uang.
Peneliti : Apa manfaat raskin bagi bapak?
Bpk Sutejo : Dengan adanya raskin saya bisa lebih menghemat uang
yang seharusnya untuk beli beras dapat digunakan untuk
keperluan yang lain.
Peneliti : Terima kasih atas waktunya pak
Bpk Sutejo : Ya sama-sama.
Nama : Dalimin/penerima raskin desa Jimus
Pekerjaan : Buruh tani dan buruh ledeng
Umur : 70
Pendidikan : SMP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lama menerima Raskin : ± 8 Tahun
Peneliti : Selamat sore pak, saya Istadi ingin mencari informasi
tentang raskin. Saya meminta kesediaan bapak untuk
menjadi responden saya?
Bpk Dalimin : Ya silahkan.
Peneliti : Apakah pembagian beras di desa Jimus selalu tepat waktu?
Bpk Dalimin : Tidak, kata pak kadus dan pak RT pendistribusian beras
tergantung dari petugas raskin kecamatan.
Peneliti : Berapa kg beras yang diterima pak?
Bpk Dalimin : 5 kg karena beras dibagi secara merata mas.
Peneliti : Dimana tempat pembagian beras dilakukan?
Bpk Dalimin : Di rumah pak RT
Peneliti : Apakah bapak tahu kenapa bapak didata menjadi penerima
raskin?
Bpk Dalimin : Kata pak RT dan pak Kadus saya didata karena
penghasilan saya tidak menentu, dan rumah saya
temboknya belum diplester.
Peneliti : Apakah ada sosialisasi mengenai pembagian raskin?
Bpk Dalimin : Ada, sosialisasi mengenai jumlah beras yang dibagikan,
harga beras dan tempat pembagian beras dilakukan.
Peneliti : Apakah ada petugas kecamatan yang melakukan
pengawasan pada saat pembagian raskin?
Bpk Dalimin : Pernah ada petugas kecamatan yang datang ke kelurahan.
Peneliti : Apakah anda mendukung program raskin atau sebaliknya?
Bpk Dalimin : Ya, karena dengan adanya raskin ini persediaan beras
dirumah tidak pernah menipis.
Peneliti : Apa yang bapak harapkan dari adanya program raskin?
Bpk Dalimin : Ya semoga saja jumlah beras lebih banyak lagi tidak hanya
15 kg, dan semoga kualitas beras bisa lebih bagus lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Peneliti : Terima kasih atas informasinya
Bpk Dalimin : Ya sama-sama.
Nama : Manto Suratman/penerima raskin desa Jimus
Pekerjaan : Buruh Tani
Umur : 75 Tahun
Pendidikan : SD
Lama Menerima Raskin : ± 10 Tahun
Peneliti : Selamat sore pak, maaf mengganggu sebentar
Bpk Manto : Sore, ada keperluan apa mas?
Peneliti : Saya Istadi, kedatangan saya kesini ingin mencari
informasi mengenai program beras miskin. Untuk itu saya
mohon kesediaan bapak untuk menjadi responden saya?
Bpk Manto : Ya
Peneliti : Bagaimana bapak mengusahakan kesehatan dalam
keluarga bapak?
Bpk Manto : Ya kalau sakit dibawa ke PUSKESMAS mas soalnya
murah kalau diperiksakan di PUSKESMAS.
Peneliti : Apakah ada petugas yang datang kerumah bapak untuk
melakukan pendataan penerima beras miskin?
Bpk Manto : Tidak ada
Peneliti : Apakah menurut anda dalam rekruitmen penerima beras
miskin sudah tepat sasaran?
Bpk Manto : Belum, karena masih banyak warga yang seharusnya
menerima tetapi tidak terdaftar sebagai penerima raskin,
sedangkan ada warga yang mampu tapi malah terdaftar
sebagai penerima raskin.
Peneliti : Apakah pernah ada protes dari warga pak berkenaan
dengan pendataan penerima raskin?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Bpk Manto : Ada, warga yang miskin banyak yang menanyakan dan
melakukan protes kepada pak RT dan pak Kadus kenapa
tidak didaftar sebagai penerima raskin.
Peneliti : Apakah bapak mempunyai sepeda motor pak?
Bpk Manto : tidak punya, saya hanya mempunyai sepeda ontel mas.
Peneliti : Berapa kg beras yang bapak terima?
Bpk Manto : Saya mendapat 5 kg mas, kalau di kelurahan sini beras
dibagikan secara merata. Beras tidak hanya dibagikan
kepada penerima beras saja tetapi juga warga miskin lain
yang tidak tercatat sebagai penerima raskin.
Peneliti : Beras yang didapat digunakan untuk apa pak?
Bpk Manto : Ya untuk makan sehari-hari.
Peneliti : Bagaimana tanggapan bapak terhadap program raskin?
Bpk Manto : Saya merasa senang mendapat beras yang harganya
murah.
Peneliti : Apakah bapak mendukung program raskin?
Bpk Manto : Ya mendukung, soalnya kalau beli beras diluar harga per
kg-nya saja sudah Rp 5000 lebih mbak kalau ada raskin
kan harganya lebih murah.
Peneliti : Apa yang bapak harapkan dari adanya program raskin?
Bpk Manto : Kalau harapan saya beras yang didapat tidak dibagikan
secara merata dan semoga kualitas berasnya bisa lebih
bagus lagi.
Peneliti : Terima kasih atas waktunya pak, saya pamit dulu
Bpk Manto : Ya sama-sama.
Nama : Harto Miharjo/penerima raskin desa Borongan
Pekerjaan : Buruh Tani
Umur : 78 Tahun
Pendidikan : Tidak Tamat SD
Lama Menerima Raskin : ± 10 Tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Peneliti : Selamat sore pak, maaf mengganggu sebentar?
Bpk Harto Miharjo : Mari silahkan masuk mas
Peneliti : Saya Istadi maksud kedatangan saya kesini ingin mencari
informasi berkenaan dengan program beras miskin. Untuk
itu saya mohon kesediaan bapak untuk menjadi responden
saya?
Bpk Harto : Ya, yang ingin ditanyakan apa saja?
Peneliti : Seberapa sering bapak membeli pakaian baru?
Bpk Harto : Kalau membeli pakaian baru paling ya pas mau lebaran
mas itu saja yang membelikan anak saya.
Peneliti : Seberapa sering bapak mengkonsumsi daging/susu/ayam?
Bpk Harto : Kalau mengkonsumsi daging ayam ya paling seminggu
sekali mas.
Peneliti : Apakah ada petugas yang datang untuk melakukan
pendataan penerima raskin?
Bpk Harto : Yang melakukan pendataan dari pak RT mas dan
menyerahkan kartu raskin.
Peneliti : Apakah kartu raskin tersebut digunakan untuk identitas
pengambilan beras?
Bpk Harto : Ya, pada saat pengambilan beras petugas kelurahan
menandatangani kartu raskin dibagian belakang.
Peneliti : Berapa kg beras yang diterima pak?
Bpk Harto : Beras yang diterima 15 kg mas.
Peneliti : Jatah beras tidak dibagi secara merata kepada warga lain?
Bpk Harto : Tidak mas.
Peneliti : Apakah ada sosialisasi mengenai pembagian raskin?
Bpk Harto : Sosialisasi tentang jumlah beras yang dibagikan dan harga
beras.
Peneliti : Dimana tempat pembagian beras dilakukan?
Bpk Harto : Tempat pembagian beras di kantor kelurahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Peneliti : Berapa harga yang ditetapkan pada saat pembagian beras?
Bpk Harto : Harga beras Rp 1600.
Peneliti : Apakah bapak terbantu dengan adanya program raskin?
Bpk Harto : Saya sangat terbantu dengan adanya raskin, karena saya
dapat lebih menghemat uang untuk beli beras.
Peneliti : Apakah bapak mendukung program raskin ini?
Bpk Harto : Ya.
Peneliti : Terima kasih atas informasinya pak, saya permisi dulu
Bpk Harto : Ya silahkan.
Nama : Timan/penerima raskin desa Borongan
Pekerjaan : Buruh
Umur : 47 Tahun
Pendidikan : SMA
Lama Menerima Raskin : ± 7 Tahun
Peneliti : Selamat sore pak, maaf mengganggu sebentar
Bpk Timan : Tidak kok mas, ada keperluan apa mas?
Peneliti : Nama saya Istadi, kedatangan saya kesini untuk meminta
kesediaan bapak menjadi responden saya untuk skripsi
saya?
Bpk Timan : Ya silahkan, ingin Tanya tentang apa?
Peneliti : Apakah bapak mengetahui apa saja syarat-syarat menjadi
penerima raskin?
Bpk Timan : Setahu saya syarat menjadi penerima raskin yaitu
pendapatan dalam bekerja tidak menentu, rumah
temboknya belum diplester, lantai rumah masih dari tanah.
Peneliti : Bapak mengetahui syarat-syarat tersebut dari siapa ?
Bpk Timan : Dari pak RT
Peneliti : Darimanakah bapak mengambil sumber air?
Bpk Timan : Sumber air dirumah saya dari air ledeng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Peneliti : Apakah pernah ada petugas dari kecamatan/kabupaten
yang datang untuk melakukan pendataan penerima raskin?
Bpk Timan : Tidak ada, yang melakukan pendataan pak RT.
Peneliti : Apakah kartu raskin diserahkan kepada bapak?
Bpk Timan : Iya, yang menyerahkan kartu raskin pak RT.
Peneliti : Apakah menurut bapak pendistribusian beras kepada
penerima raskin sudah transparan?
Bpk Timan : Kalau dulu ada petugas dari kelurahan yang juga
menerima jatah beras, tetapi kalau sekarang beras semua
dibagikan kepada warga dan pamong desa tidak mendapat
jatah beras seperti dulu.
Peneliti : Berapa kg beras yang bapak terima?
Bpk Timan : Beras yang diterima 15 kg
Peneliti : Berapa harga beras yang ditetapkan?
Bpk Timan : Harga beras per kg-nya Rp 1600
Peneliti : Beras itu digunakan untuk apa saja pak?
Bpk Timan : Kalau kualitas berasnya bagus untuk makan sehari-hari
tetapi kalau kualitas beras baru jelek saya jual ke
pedagang.
Peneliti : Bila dijual di luar sekitar berapa pak?
Bpk Timan : Kalau berasnya dijual di luar laku sekitar Rp 50000 untuk
15 kg-nya
Peneliti : Apa manfaat utama yang didapatkan dari program raskin?
Bpk Timan : Ya dengan adanya raskin saya bisa lebih menghemat
pengeluaran uang untuk beli beras dan stok beras dirumah
tetap ada.
Peneliti : Apa yang bapak harapkan dari adanya program raskin?
Bpk Timan : Beras yang dibagikan kepada warga lebih banyak lagi
tidak hanya 15 kg, harga beras kalau bisa lebih murah lagi.
Peneliti : Terima kasih atas informasinya, saya permisi dulu pak
Bpk TIman : Ya silahkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Nama : Suparto/penerima raskin desa Borongan
Pekerjaan : Buruh Tani
Umur : 57 Tahun
Pendidikan : SMA
Lama Menerima Raskin : ± 10 Tahun
Peneliti : Selamat sore pak
Bpk Suparto : Sore, ada keperluan apa mas kok datang sore-sore?
Peneliti : Saya Istadi pak, kedatangan saya kesini memohon
kesediaan bapak untuk menjadi responden saya dalam
penelitian saya?
Bpk Suparto : Ya silahkan
Peneliti : Apa pekerjaan bapak sehari-hari?
Bpk Suparto : Buruh
Peneliti : Berapa pendapatan bapak dalam sehari?
Bpk Suparto : Tidak menentu mas, kalau rata-rata dalam sehari kalau Rp
15000 ya dapat.
Peneliti : Apakah bapak mempunyai fasilitas buang air besar
sendiri?
Bpk Suparto : Punya ada dibelakang rumah
Peneliti : Apakah ada sosialisasi mengenai pembagian raskin?
Bpk Suparto : Ada mas, sosialisasi seputar jatah pembagian beras, dan
harga beras yang dibayarkan serta sistem pembayarannya.
Peneliti : Apakah penentuan tempat pembagian raskin dilakukan
musyawarah terlebih dahulu?
Bpk Suparto : Iya mas, hasil musyawarah dengan warga dan petugas,
tempat pembagian raskin ditetapkan di kantor kelurahan
Peneliti : Berapa kg beras yang dibagikan kepada masyarakat?
Bpk Suparto : Beras yang dibagikan sebanyak 15 kg.
Peneliti : Berapa harga yang ditetapkan pada saat pembagian beras?
Bpk Suparto : Harga yang ditetapkan Rp 1600 per kg-nya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Peneliti : Setelah beras dibagikan apakah ada petugas dari
kecamatan/kabupaten yang melakukan pengecekan
kerumah bapak?
Bpk Suparto : Tidak ada, tapi kalau pengecekan saat pembagian beras di
kantor kelurahan kadang-kadang ada petugas kecamatan
yang mengawasi.
Peneliti : Apakah kartu raskin diserahkan kepada bapak?
Bpk Suparto : Ya
Peneliti : Siapa yang menyerahkan kartu raskin tersebut pak?
Bpk Suparto : Yang menyerahkan kartu raskin pak RT.
Peneliti : Apakah bapak mengetahui fungsi dari kartu raskin?
Bpk Suparto : Kata pak RT kartu raskin ini digunakan pada saat
pengambilan beras di kantor kelurahan.
Peneliti : Beras yang digunakan untuk apa saja pak?
Bpk Suparto : Kalau kualitas berasnya bagus ya untuk makan sehari-hari,
tetapi kalau pas jelek untuk pakan ayam atau dijual ke
pedagang mas.
Peneliti : Bagaimana tanggapan bapak terhadap program raskin?
Bpk Suparto : Kalau pelaksanaan program raskin belum begitu optimal
karena masyarakat masih banyak yang belum mengetahui
informasi mengenai program raskin ini terutama pada saat
pendataan penerima beras.
Peneliti : Apa yang bapak harapkan dari adanya program raskin ini?
Bpk Suparto : Ya kalau harapan saya kualitas berasnya bisa lebih bagus
lagi, jumlah beras yang dibagikan lebih banyak lagi dan
harganya bisa lebih murah.
Peneliti : Berhubung sudah agak malam saya pamit dulu pak
Bpk Suparto : Silahkan mas.
Nama : Jaiman Hadimartono/penerima raskin desa Nganjat
Pekerjaan : Buruh Tani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Umur : 70 Tahun
Pendidikan : Tamat SD
Lama Menerima Raskin : ± 9 Tahun
Peneliti : Selamat sore pak
Bpk Jaiman : Sore mas ada keperluan apa mas?
Peneliti : Saya Istadi, maksud kedatangan saya kesini ingin mencari
informasi mengenai pelaksanaan raskin di desa Nganjat?
Bpk Jaiman : O..ya silahkan
Peneliti : Bagaimana bapak mengusahakan kesehatan dalam
keluarga?
Bpk Jaiman : Kalau ada anggota keluarga yang sakit diperiksakan ke
PUSKESMAS, atau bidan terdekat yang biayanya murah.
Peneliti : Bahan bakar apa yang digunakan untuk memasak sehari-
hari?
Bpk Jaiman : Untuk memasak sehari-hari keluarga saya menggunakan
kayu bakar dan minyak tanah.
Peneliti : Seberapa sering bapak dapat membeli pakaian baru dalam
setahun?
Bpk Jaiman : Saya melakukan pembelian pakaian jika lebaran sudah
dekat saja, kalau tidak yang beli dengan cara kredit mas.
Peneliti : Apakah ada sosialisasi mengenai pembagian raskin?
Bpk Jaiman : Sosialisasi dilakukan oleh pak RT berupa pemberitahuan
jumlah beras yang dibagikan dan harga beras yang
ditetapkan serta kartu yang digunakan untuk pengambilan
beras.
Peneliti : Berapa kg beras yang dibagikan pak?
Bpk Jaiman : Beras yang terima 10 kg mas karena beras di RT saya
dibagikan secara merata kepada masyarakat dan itu sudah
menjadi kesepakatan bersama.
Peneliti : Berapa harga yang ditetapkan pada saat pengambilan
beras?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Bpk Jaiman : Harga yang ditetapkan Rp 1600 per kg-nya.
Peneliti : Apakah bapak mengetahui jadwal pembagian raskin jauh-
jauh hari?
Bpk Jaiman : Tidak, informasi mengenai pembagian raskin
diberitahukan sehari sebelum beras akan dibagikan.
Peneliti : Apakah bapak mengisi berita acara saat pelaksanaan
pembagian beras miskin?
Bpk Jaiman : Tidak, saya hanya datang ke kelurahan untuk mengambil
beras dan membayar uang kepada petugas setelah itu
pulang.
Peneliti : Apa yang anda harapkan dari adanya program raskin ini?
Bpk Jaiman : Semoga saja program raskin ini terus dilakukan bagi
masyarakat kecil. Ya kalau bisa kualitas beras bisa lebih
bagus lagi dan harganya lebih murah lagi.
Peneliti : Terima kasih atas informasinya pak saya pamit dulu
Bpk Jaiman : Iya sama-sama mas.
Nama : Juminem/penerima raskin desa Nganjat
Pekerjaan : Buruh Tani
Umur : 70 Tahun
Pendidikan : SD
Lama Menerima Raskin : ± 7 Tahun
Peneliti : Selamat sore bu, maaf mengganggu sebentar?
Bu Juminem : Tidak mas, mari silahkan masuk!
Peneliti : Baru pulang dari sawah ya bu?
Bu Juminem : Iya mas, ada keperluan apa mencari saya?
Peneliti : Begini bu, saya Istadi kedatangan saya kesini ingin
mencari informasi mengenai pelaksanaan raskin di desa
Nganjat, untuk itu saya mohon kesediaan ibu untuk saya
wawancarai?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Bu Juminem : Ya
Peneliti : Seberapa sering ibu mengkonsumsi daging/susu/ayam?
Bu Juminem : Kalau saya mengkonsumsi daging ayam paling tidak 2
minggu sekali mas kalau pengen makan daging.
Peneliti : Dalam sehari ibu makan berapa kali?
Bu Juminem : Saya sehari makan 2-3 kali mas tetapi dengan lauk
seadanya.
Peneliti : Untuk memasak sehari-hari menggunakan apa bu?
Bu Juminem : Kalau memasak menggunakan kayu bakar dan minyak
tanah.
Peneliti : Apakah ada petugas dari kecamatan/kabupaten yang
datang kesini untuk melakukan pendataan penerima
raskin?
Bu Juminem : Tidak ada, yang melakukan pendataan pak RT
Peneliti : Apakah ada sosialisasi mengenai pembagian raskin?
Bu Juminem : ada, sosialisasi seputar jumlah beras yang dibagikan, harga
beras dan tempat pengambilan beras.
Peneliti : Berapa kg beras yang diterima bu?
Bu Juminem : Beras yang diterima 10 kg mas, karena beras dibagi secara
merata kepada warga lain.
Peneliti : Apakah kartu raskin diserahkan kepada ibu? Siapa yang
menyerahkan?
Bu Juminem : Kartu raskin diserahkan kepada saya, dan yang
menyerahkan kartu raskin pak RT.
Peneliti : Apakah ibu mengetahui jadwal pembagian raskin jauh-
jauh hari?
Bu Juminem : Informasi pembagian raskin diberitahukan sehari sebelum
beras dibagikan.
Peneliti : Apa yang ibu cukup terbantu dengan adanya program
raskin?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Bu Juminem : Ya, dengan adanya raskin saya bisa lebih menghemat uang
untuk beli beras.
Peneliti : Terima kasih atas waktunya, saya permisi dulu bu
Bu Juminem : Silahkan mas.
Nama : Reso Dimejo/penerima raskin desa Turus
Pekerjaan : Buruh Tani
Umur : 70 Tahun
Pendidikan : Tidak Tamat SD
Lama Menerima Raskin: ± 9 Tahun
Peneliti : Selamat sore bu, maaf mengganggu sebentar?
Bu Reso : Tidak mas, silahkan masuk!
Peneliti : Begini bu, saya Istadi kedatangan saya kemari ingin mencari informasi
mengenai pelaksanaan program beras miskin. Untuk itu saya mohon
kesediaan ibu untuk menjadi responden saya?
Bu Reso : Ya
Peneliti : Apakah ibu mengetahui syarat-syarat menerima beras miskin?
Bu Reso : Kata pak RT syarat menjadi penerima beras mempunyai penghasilan
yang tidak menentu, dinding rumah memakai bambu atau belum
diplester.
Peneliti : Darimanakah ibu mengambil sumber air?
Bu Reso : Sumber air dari sumur disamping rumah mas
Peneliti : Apakah sumber utama penghasilan ibu?
Bu Reso : Buruh sawah, kalau penghasilan sehari sekitar Rp 15000
Peneliti : Apakah kartu raskin diserahkan kepada ibu? Siapa yang
menyerahkan?
Bu Reso : Iya, yang menyerahkan pak RT.
Peneliti : Berapa kg beras yang ibu terima?
Bu Reso : Beras yang diterima 10 kg, sudah kesepakatan warga bahwa beras
dibagikan secara merata kepada warga lain.
Peneliti : Apakah ada sosialisasi mengenai pembagian beras miskin?
Bu Reso : Ada, sosialisasi mengenai jumlah beras dan harga beras.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Peneliti : Apakah ibu mendukung program beras miskin?
Bu Reso : Ya, dengan adanya raskin saya mempunyai cadangan beras yang
cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari.
Peneliti : Terima kasih atas waktunya, saya pamit dulu.
Nama : Manto Suwiryo/penerima raskin desa Turus
Pekerjaan : Buruh Tani
Umur : 58 Tahun
Pendidikan : SMP
Lama Menerima Raskin: ± 8 Tahun
Peneliti : Selamat sore pak, maaf mengganggu sebentar
Bpk Manto : Tidak mas, ada keperluan apa?
Peneliti : Saya Istadi, maksud kedatangan saya kesini ingin meminta bapak
untuk menjadi responden saya tentang pelaksanaan raskin di desa
Turus?
Bpk Manto : Ya, yang ingin ditanyakan mengenai apa saja?
Peneliti : Berapa pendapatan bapak dalam sehari?
Bpk Manto : Tidak menentu mas, kalau pas buruh mencangkul sehari Rp 15000
dapat, tapi pas tidak ada ya menggarap sawah orang.
Peneliti : Seberapa sering bapak membeli pakaian baru dalam setahun?
Bpk Manto : Setahun sekali pas mau lebaran.
Peneliti : Apakah kartu raskin diserahkan kepada bapak?
Bpk Manto : Kartu raskin diserahkan kepada saya
Peneliti : Bapak tahu fungsi kartu raskin?
Peneliti : Setahu saya kartu raskin ini digunakan untuk mengambil raskin dan
bukti pengambilan beras.
Peneliti : Berapa kg beras yang bapak terima?
Bpk Manto : Beras yang diterima 10 kg
Peneliti : Apakah ada petugas dari kecamatan/kabupaten yang melakukan
pengawasan pada saat pembagian beras?
Bpk Manto : Kadang-kadang ada petugas kecamatan yang datang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Peneliti : Bagaimana tanggapan bapak terhadap program raskin?
Bpk Manto : Program raskin membantu saya dalam mencukupi kebutuhan pangan
sehingga saya bisa lebih menghemat uang untuk beli beras dan dapat
dialihkan untuk membayar sekolah anak.
Peneliti : Terima kasih atas waktunya pak, saya permisi dulu
Nama : Joko Triyono/penerima raskin desa Turus
Pekerjaan : Buruh Pabrik
Umur : 40 Tahun
Pendidikan : SMA
Lama Menerima Raskin: ± 5 Tahun
Peneliti : Selamat sore pak, maaf mengganggu sebentar
Bpk joko : Tidak, ada keperluan apa mas?
Peneliti : Saya Istadi, kedatangan saya kesini untuk meminta kesediaan bapak
untuk menjadi responden saya?
Bpk Joko : Ya
Peneliti : Berapa penghasilan bapak dalam sebulan?
Bpk Joko : Gaji dari pabrik sekitar Rp 400000 mas.
Peneliti : Apakah ada petugas yang melakukan pengecekan kerumah bapak
setelah raskin dibagikan?
Bpk Joko : Tidak ada
Peneliti : Apakah terjadi antrian pada saat pengambilan beras?
Bpk Joko : Terjadi antrian tetapi tertib dan tidak terjadi kericuhan
Peneliti : Berapa kg beras yang bapak terima?
Bpk Joko : Beras yang diterima 10 kg sedang yang 5 kg dibagikan kepada warga
lain karena sudah kesepakatan bersama
Peneliti : Apa bapak mendukung program beras miskin/sebaliknya?
Bpk Joko : Mendukung, dengan adanya raskin saya bisa menghemat uang untuk
beli beras dan uang tersebut dapat digunakan untuk membayar
sekolah anak saya.
Peneliti : Terima kasih atas waktunya, saya pamit dulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Nama : Sudarman/Penerima raskin desa Turus
Pekerjaan : Buruh Tani
Umur : 50 Tahun
Pendidikan : SMA
Lama Menerima Raskin: ± 7 Tahun
Peneliti : Selamat sore pak, maaf mengganggu sebentar
Sudarman : Tidak kok mas, mari silahkan masuk
Peneliti : Saya Istadi pak, maksud kedatangan saya kemari ingin
meminta kesediaan bapak untuk saya wawancarai
mengenai pelaksanaan program beras miskin?
Bpk Sudarman : Ya silahkan
Peneliti : Bagaimana bapak mengusahakan kesehatan bagi keluarga
jika ada anggota keluarga yang sakit?
Bpk Sudarman : Kalau ada yang sakit diperiksakan di Puskesmas karena
lebih murah hanya Rp 2000
Peneliti : Apakah kartu raskin diserahkan kepada bapak?
Bpk Sudarman : Ya
Peneliti : Berapa kg beras yang bapak terima?
Bpk Sudarman : Sama dengan warga lainnya yaitu 10 kg
Peneliti : Apakah pernah terjadi kecurangan dalam pembagian
beras?
Bpk Sudarman : Belum pernah ada
Peneliti : Apa tanggapan bapak dengan adanya program Raskin ini?
Bpk Sudarman : Program Raskin ini belum begitu tepat sasaran, karena
masih banyak warga miskin yang belum menerima Raskin.
Peneliti : Apakah bapak mendukung program raskin?
Bpk Sudarman : Kalau saya biasa saja, dengan ada atau tidak ada raskin
sama saja saya tetap bisa membeli beras
Nama : Harjanto/penerima raskin desa Kapungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Pekerjaan : Buruh
Umur : 50 Tahun
Pendidikan : SMA
Lama Menerima Raskin : ± 6 Tahun
Peneliti : Selamat sore pak, maaf mengganggu sebentar?
Bpk Harjanto : Tidak kok, ada keperluan apa mas?
Peneliti : Saya Istadi, kedatangan saya kesini meminta kesediaan bapak untuk
menjadi responden saya tentang pelaksanaan raskin?
Bpk Harjanto : Ya, yang dicari informasi seputar apa saja?
Peneliti : Apakah bapak mengetahui syarat-syarat penerima raskin?
Bpk Harjanto : Tahu, syarat-syarat penerima raskin yaitu penghasilan tidak
menentu, lantai rumah masih tanah, tidak mempunyai kemampuan
untuk berobat ke dokter/rumah sakit.
Peneliti : Berapa kg beras yang bapak terima?
Bpk Harjanto : Beras yang diterima 10 kg sedangkan yang sisanya dibagi dengan
warga lain, karena beras dibagi secara merata kepada masyarakat.
Peneliti : Apakah pernah ada masalah pada saat pembagian beras?
Bpk Harjanto : Untuk pembagian beras di kantor kelurahan tidak pernah ada
masalah.
Peneliti : Apakah menurut bapak program raskin ini sudah tepat sasaran?
Bpk Harjanto : Menurut saya belum, masih banyak warga miskin yang belum
terdaftar sebagai penerima raskin.
Peneliti : Apa yang bapak harapkan dengan adanya program raskin ini?
Bpk Harjanto : Semoga saja program raskin ini terus dilakukan karena dengan
adanya raskin kebutuhan beras di keluarga saya dapat tercukupi.
Peneliti : Terima kasih atas waktunya, saya pamit dulu
Nama : Ny.Tugiyem Arjo Sumarto/penerima raskin desa Kapungan
Pekerjaan : Buruh Tani
Umur : 60 Tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Pendidikan : SMP
Lama Menerima Raskin: ± 10 Tahun
Peneliti : Selamat sore bu, maaf mengganggu sebentar
Bu Tugiyem : Tidak kok mas, mari silahkan masuk!
Peneliti : Saya Istadi, kedatangan saya kesini memohon kesediaan ibu untuk
menjadi responden saya tentang pelaksanaan raskin?
Bu Tugiyem : Ingin tanya tentang apa tho mas?
Peneliti : Beras miskin yang diterima digunakan untuk apa saja bu?
Bu Tugiyem : Beras miskin ya digunakan untuk dimakan sehari-hari mas.
Peneliti : Tidak untuk dijual lagi bu berasnya?
Bu Tugiyem : Kalau dijual cuma murah, mendingan kalau dipakai sendiri.
Peneliti : Berapa kg beras yang ibu terima?
Bu Tugiyem : Beras yang diterima 10 kg soalnya sudah kesepakatan dengan warga
bahwa beras dibagi rata kepada warga lain.
Peneliti : Apa pekerjaan ibu sehari-hari?
Bu Tugiyem : Pekerjaan sehari-hari cuma jadi buruh sawah mas.
Peneliti : Berapa penghasilan dalam sehari bu?
Bu Tugiyem : Kalau ada yang nyuruh buruh sehari bisa dapat Rp 15000.
Peneliti : Apa yang ibu harapkan dari adanya raskin ini?
Bu Tugiyem : Semoga kualitas dari beras bisa lebih baik lagi, dan jatah beras bisa
ditambah lagi.
Peneliti : Terima kasih, saya pamit dulu bu.
Nama : Mulyadi/penerima raskin desa Kapungan
Pekerjaan : Buruh Pabrik Kayu
Umur : 35 Tahun
Pendidikan : STM
Lama Menerima Raskin : ± 5 Tahun
Peneliti : Selamat sore pak, Saya Istadi kedatangan saya kesini ingin
mengadakan wawancara dengan bapak seputar beras miskin?
Bpk Mulyadi : Ya silahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Peneliti : Apakah ada sosialisasi mengenai pembagian beras miskin?
Bpk Mulyadi : Ada, sosialisasi mengenai harga beras, jatah beras, dan tempat
pembagian beras.
Peneliti : Berapa kg beras yang bapak terima?
Bpk Mulyadi : Beras yang diterima 5 kg.
Peneliti : Berapa harga yang ditetapkan pada saat pembagian raskin?
Bpk Mulyadi : Harga beras Rp 1600 per kg-nya.
Peneliti : Apakah ada petugas yang datang untuk melakukan pengecekan
setalah beras dibagikan?
Bpk Mulayadi : Tidak ada petugas yang datang
Peneliti : Darimanakah bapak mengambil sumber air?
Bpk Mulyadi : Dari sumur di samping rumah
Peneliti : Apakah bapak mengetahui jadwal pembagian raskin jauh-jauh hari?
Bpk Mulyadi : Tidak, informasi beras pembagian beras diberitahukan sehari
sebelum beras dibagikan. Yang memberi tahu pak RT
Peneliti : Apa manfaat utama yang bapak peroleh dari program raskin?
Bpk Mulyadi : Saya bisa lebih menghemat uang dan tidak lagi utang beras pada
tetangga.
Peneliti : Apakah bapak mendukung program Raskin?
Bpk Mulyadi : Ya
Peneliti : Terima kasih atas informasinya pak, saya pamit dulu.
Nama : Atmo Rejo/penerima raskin desa Kapungan
Pekerjaan : Buruh Tani
Umur : 73 Tahun
Pendidikan : SD
Lama Menerima Raskin : ± 10 Tahun
Peneliti : Selamat sore pak, maaf mengganggu sebentar
Bpk Atmo : Mari silahkan masuk mas, ada keperluan apa?
Peneliti : Saya Istadi, kedatangan saya kesini ingin meminta kesediaan bapak
untuk menjadi responden saya mengenai pelaksanaan program raskin?
Bpk Atmo : Ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Peneliti : Apakah bapak mempunyai tanah sawah/barang modal lain yang bisa
dijual?
Bpk Atmo : Tidak mas, saya cuma menjadi buruh dan penggarap sawah milik
tetangga. Nanti kalau panen saya mendapat bagian setengahnya.
Peneliti : Bahan bakar apa yang bapak gunakan sehari-hari untuk memasak?
Bpk Atmo : Untuk memasak saya menggunakan kayu bakar dan minyak tanah.
Peneliti : Apakah ada petugas yang datang kerumah bapak untuk melakukan
pendataan penerima raskin?
Bpk Atmo : Tidak ada petugas yang datang. Setahu saya yang mendata pak RT
Peneliti : Apakah tempat pembagian raskin di musyawarahkan terlebih dahulu
dengan warga dan petugas?
Bpk Atmo : Ya, hasil musyawarah menetapkan pembagian raskin di kantor
kelurahan.
Peneliti : Berapa kg beras yang bapak terima?
Bpk Atmo : Beras yang saya terima sebanyak 10 kg.
Peneliti : Apakah bapak cukup terbantu dengan program raskin?
Bpk Atmo : Ya, dengan adanya raskin saya bisa lebih menghemat uang untuk beli
beras.
Peneliti : Terima kasih atas informasinya.
Nama : Darmanto/penerima raskin desa Keprabon
Pekerjaan : Pande Besi
Umur : 40 Tahun
Pendidikan : SMA
Lama Menerima Raskin : ± 8 Tahun
Peneliti : Selamat sore pak, maaf mengganggu sebentar
Bpk Darmanto : Mari silahkan masuk mas, ada keperluan apa?
Peneliti : Saya Istadi, kedatangan saya kemari ingin meminta kesediaan bapak
untuk wawancara mengenai pelaksanaan program raskin di desa
Keprabon?
Bpk Darmanto : Ya silahkan saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Peneliti : Sebagai tukang pande besi berapa pendapatan bapak dalam sehari?
Bpk Darmanto : Tidak mesti mas, kalau rata-rata sehari bisa dapat uang Rp 20000
Peneliti : Rumah yang bapak tempat ini membuat sendiri atau warisan dari
orang tua pak?
Bpk Darmanto : Rumah ini warisan dari kedua orang tua saya
Peneliti : Dari manakah bapak mengambil sumber air?
Bpk Darmanto : Sumber air dari sumur mas
Peneliti : Apakah ada petugas yang datang untuk melakukan pendataan?
Bpk Darmanto : Pak RT yang melakukan pendataan mas
Peneliti : Apakah kartu raskin diserahkan kepada bapak? Siapa yang
menyerahkan?
Bpk Darmanto : Ya diserahkan kepada saya. Yang menyerahkan pak RT
Peneliti : Apakah menurut anda pelaksanaan program raskin sudah tepat
sasaran?
Bpk Darmanto : Belum, masih ada warga miskin yang belum terdaftar sebagai
penerima raskin, dan beras masih dibagikan secara merata.
Peneliti : Apakah ada petugas dari kecamatan/kabupaten yang melakukan
pengawasan pada saat pembagian raskin?
Bpk Darmanto : Pernah ada petugas kecamatan/kabupaten yang datang melakukan
pengawasan.
Peneliti : Kapan pak petugas tersebut datang?
Bpk Darmanto : Kalau petugas dari kabupaten sekitar 1 tahun yang lalu.
Peneliti : Yang dilakukan petugas itu apa saja pak?
Bpk Darmanto : Mengecek jatah beras yang dibagikan kepada warga, dan memeriksa
kartu raskin.
Peneliti : Apa yang anda harapkan dari program raskin?
Bpk Darmanto : Semoga program raskin terus dilanjutkan, dan jatah beras kalau bisa
ditambah lagi tidak hanya 15 kg.
Peneliti : Terima kasih atas informasinya. Saya permisi dulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Nama : Manto Miharjo/penerima raskin desa Keprabon
Pekerjaan : Buruh Tani
Umur : 60 Tahun
Pendidikan : SMP
Lama Menerima Raskin : ± 10 Tahun
Peneliti : Selamat sore pak, maaf mengganggu sebentar
Bpk Manto : Tidak kok mas, ada keperluan apa datang kerumah saya?
Peneliti : Apakah ada petugas yang datang kerumah bapak untuk melakukan
pendataan penerima raskin?
Bpk Manto : Tidak ada, yang datang cuma pak RT memberikan kartu raskin
Peneliti : Berapa kg beras yang bapak terima?
Bpk Manto : Beras yang diterima cuma 10 kg, sedang yang 5 kg untuk warga lain
karena beras dibagi rata
Peneliti : Apakah pernah terjadi kecurangan dalam pembagian beras?
Bpk Manto : Tidak ada
Peneliti : Apakah pernah ada kericuhan saat pembagian beras?
Bpk Manto : Tidak pernah
Peneliti : Apa Manfaat utama yang bapak peroleh dari program raskin ini?
Bpk Manto : Saya tidak lagi kekurangan stok beras dan lebih bisa menghemat
uang untuk beli beras.
Peneliti : Terima kasih atas bantuannya
Nama : Jamiatun/penerima raskin desa Keprabon
Pekerjaan : Buruh Tani
Umur : 50 Tahun
Pendidikan : SMA
Lama Menerima Raskin : ± 8 Tahun
Peneliti : Selamat sore bu, maaf mengganggu sebentar
Bu Jamiatun : Mari silahkan masuk mas, ada keperluan apa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Peneliti : Saya Istadi, maksud kedatangan saya kesini ingin meminta
kesediaan ibu untuk menjadi responden saya tentang program
raskin?
Bu Jamiatun : Ya
Peneliti : Berapa kg beras yang ibu terima?
Bu Jamiatun : Beras yang diterima 10 kg mas.
Peneliti : Apakah menurut ibu peksanaan program beras miskin sudah tepat
sasaran?
Bu Jamiatun : Belum, karena masih banyak warga miskin yang belum terdaftar
sebagai penerima raskin. Masalah pendataan juga belum transparan.
Peneliti : Berapa harga beras yang ditetapkan pada saat pembagian?
Bu Jamiatun : Harga beras yang ditetapkan Rp 1600 per kg-nya
Peneliti : Apakah ada sosialisasi mengenai pembagian raskin?
Bu Jamiatun : Ada, yang melakukan sosialisasi pak RT pada saat rapat dengan
warga. Sosialisasi mengenai jumlah dan harga beras.
Peneliti : Apa harapan ibu tentang pelaksanaan program raskin?
Bu Jamiatun : Semoga program beras miskin ini terus dilanjutkan untuk
masyarakat miskin seperti saya.
Peneliti : Terima kasih atas bantuannya bu, saya pamit dulu.
Nama : Winardi/penerima raskin desa Keprabon
Pekerjaan : Buruh
Umur : 40 Tahun
Pendidikan : SMA
Lama Menerima Raskin : ± 5 Tahun
Peneliti : Selamat sore pak
Bpk Winardi : Sore, ada keperluan apa mas?
Peneliti : Saya Istadi, kedatangan saya kesini ingin melakukan wawancara
dengan bapak mengenai pelaksanaan program raskin?
Bpk Winardi : Ya, ingin tanya seputar apa saja mas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Peneliti : Rumah yang bapak tempati ini membangun sendiri atau rumah
warisan dari orang tua?
Bpk Winardi : Rumah warisan dari orang tua
Peneliti : Untuk memasak sehari-hari bapak menggunakan bakar apa?
Bpk Winardi : Menggunakan kayu bakar dan kompor minyak tanah.
Peneliti : Apakah ada petugas yang melakukan pengawasan pada saat
pembagian raskin?
Bpk Winardi : Pernah ada petugas dari kecamatan dan kabupaten yang dating tapi
sudah lama sekali.
Peneliti : Apabila bapak sedang sakit apakah boleh beras diambil orang lain
pak?
Bpk Winardi : Boleh, yang penting membawa kartu raskin.
Peneliti : Apa manfaat utama yang bapak peroleh dari program raskin ini?
Bpk Winardi : Manfaatnya, saya bisa lebih menghemat uang untuk membeli beras.
Selain itu stok beras dirumah selalu bisa tercukupi.
Peneliti : Terima kasih atas bantuannya, saya pamit dulu
Nama : Ny Karso Dinomo/penerima raskin desa Keprabon
Pekerjaan : Buruh Tani
Umur : 72 Tahun
Pendidikan : SD
Lama Menerima Raskin : ± 12 Tahun
Peneliti : Selamat sore bu, maaf mengganggu sebentar
Bu Karso : Tidak kok mas, mari silahkan masuk.
Peneliti :Begini bu, saya Istadi kedatangan saya kesini ingin meminta
kesediaan ibu untuk saya wawancarai seputar pelaksanaan raskin?
Bu Karso : Ya boleh
Peneliti : Sendirian ya bu dirumah?
Bu Karso : Ya mas, anak saya sudah berkeluarga sendiri dan bekerja di Jakarta.
Peneliti : Apakah kartu raskin diserahkan kepada ibu?
Bu Karso : Iya, pak RT yang datang kesini dan menyerahkan kartu raskin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Peneliti : Berapa kg beras yang diterima bu?
Bu Karso : Beras yang diterima 10 kg mas, soalnya dibagi secara merata.
Peneliti : Bila sakit berobatnya kemana bu?
Bu Karso : Ke PUSKESMAS cari yang murah
Peneliti : Apa yang ibu harapkan dari program beras miskin ini?
Bu Karso : Ya kepinginnya program raskin tetap bisa berjalan terus dan jumlah
berasnya ditambah aja
Peneliti : Terima kasih atas bantuannya bu, saya pamit dulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI