Date post: | 21-Apr-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | englishunesa |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
PROPOSAL
PROGRAM ABDIMAS DOSEN UPBJJ-UT
JUDUL
OPTIMALISASI MEMBERANTAS BUTA AKSARA DENGAN MENGADAKAN WENOTING
(Week End Know-Writing) pada PADA WARGA USIA PRODUKTIF DI DESA
PILANG KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO
Oleh:
Dra. Barokah Widuroyekti.,M.Pd. NIP.196207261986032001
Drs. Dwi Sambada. M. Pd. NIP.196210031989021001
Dra. Wuwuh Asrining Surasmi. .,M.Pd. NIP. 196008231984032004
Drs. Sugiran.,M.Pd. NIP. 195412121980031008
Drs. Agus Prasetyo. NIP.196308051989031001
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ) SURABAYA
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2015
Nama Kegiatan:
1
.
Mitra Kegiatan
2
.
Ketua Tim Pengusul
a. Nama
b. NIP
c. Jabatan/Golongan
d. Prodi/Jurusan/Fakultas
e. Bidang Keahlian
f. Telp/Faks/E-mail
3
.
Anggota Tim Pengusul
a. Jumlah Anggota
b. Nama Anggota I/bidang
keahlian
c. Nama Anggota II/bidang
keahlian
d. Nama Anggota III/bidang
keahlian
e. Nama Anggota III/bidang
keahlian
f. Mahasiswa yang terlibat
(jika ada)4
.
Lokasi Kegiatan atau
Masyarakat/Mitra
a. Wilayah (Desa/Kecamatan)
b. Kabupaten/Kota
c. Propinsi
d. Jarak Kantor UPBJJ dengan
lokasi mitra5
.
Keluaran yang dihasilkan
5
.
Jangka waktu Pelaksanaan
7
.
Biaya Total
Surabaya 7 April 2015Mengetahui,
KepalaUPBJJ-UT
Surabaya
.
.
Ketua Tim Pengusul
Drs. Dwi Sambada, M. Pd
NIP 196210031989021001
Mengetahui /Mengesahkan
Ketua LPPM-UT,
Ir. Kristanti Ambar Puspitasari, M.Ed.,Ph.D
NIP. 196102121986032001
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Angka Melek Huruf (AMH) pada penduduk usia 15 tahun ke atas
selama enam tahun terakhir mengalami peningkatan, dari 87,43
persen di tahun 2008 meningkat menjadi 90,49 persen di tahun 2013
(Gambar 2). Ini berarti selama enam tahun penduduk usia 15 tahun
ke atas yang buta huruf berkurang sebesar 3,06 persen poin atau
rata-rata setiap tahunnya berkurang sebesar 0,61 persen poin.
Upaya peningkatan capaian AMH dapat dilakukan dengan
memprioritaskan kabupaten dengan populasi penduduk buta huruf
cukup tinggi, seperti Kabupaten Sampang dan Sumenep, yang masing-
masing lebih dari 20 persen. Karena pada beberapa wilayah lainnya
di Jawa Timur upaya untuk bebas buta huruf dihadapkan pada
masalah sulitnya terjadi penurunan karena persentase penduduk
yang buta huruf sudah sangat kecil (hardrock), seperti di Kota
Batu, Pasuruan, Blitar, Malang, Mojokerto, Surabaya, Kediri, dan
Madiun serta Kabupaten Gresik dan Sidoarjo dengan persentase
penduduk buta huruf masing-masing kurang dari lima persen.
Buta huruf di Kab Sidoarjo tiap tahun digarap. Mencapai 200
orang tiap tahunnya. Meski demikian, menurut data dari Badan
Pusat Statistik (BPS) Sidoarjo, masih ada sekitar 35 ribu orang
masih dinyatakan buta huruf, dari buta huruf di Sidoarjo lebih
banyak mereka yang berusia 45 ke atas (Humas DPRD Sidoarjo,
2012). Pada jumlah tersebut masih tergolong yang besar untuk di
berantas yang menyandang buta huruf dari jumlah penduduk
Kabupaten Sidoarjo yang berpenduduk sebesar 2.129.463 jiwa, laki-
laki sebesar 1.068.456 jiwa, dan perempuan sebesar 1.061.007 jiwa
(M. Ismail, 2014) .
Penghargaan anugerah aksara 2012 yang diberikan langsung
oleh Gubernur Jawa Timur Dr. H Soekarwo SH,M.Hum tersebut
diterima Sekertaris Daerah Sidoarjo Vino Rudy Muntiawan SH
mewakili bupati Sidoarjo dalam peringatan Hari Aksara
Internasional ke 47 yang juga dibarengi dengan peringatan Hari
Guru Nasional, dan HUT PGRI ke 67 (Humas DPRD Sidoarjo, 2012).
Efektivitas penggunaan model pembinaan Pemberantasan buta aksara
fungsional (PBAF) maupun Keaksaraan Fungsional (KF) yang
diselenggarakan oleh pemerintah tetap tidak berpengaruh
signifikan terhadap keberadaan masyarakat buta aksara, maka
predikat sandang buta aksara yang diderita oleh masyarakat
kelompok usia produktif dan angkatan kerja merupakan sasaran
mutlak yang harus dientaskan dari kebuta-aksaraan sebagai
prioritas utama. Usia produktif tersebut adalah usia 15 s/d 50
tahun.
Pemaparan diatas terdapat tersebut masalah yang mendasar
Indonesia masih belum tuntas yaitu pendidikan lebih khususnya di
daerah Sidoarjo, walau Sidoarjo tergolong tidak terlalu besar
dari pada kota yang lain tapi sidoarjo sebagai kota metropolitas
dan industry sangat penting untuk membantu pemerintah dalam
pemberantasan buta huruf dan dengan adanya program ini yang
berjudul “Optimalisasi Memberantas Buta Aksara Dengan Mengadakan
WENOTING (Week End Know-Writing) Pada Warga Usia Produktif Di Desa
Pilang Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo”
1.2. Perumusan Masalah
Masyarakat setempat masih banyak yang belum mengenal huruf,
membaca, menulis dan berhitung dengan baik dan benar. Oleh karena
itu diperlukan pengadaan pembelajaran khususnya membaca dan
menulis bagi warga desa. Upaya memberantas buta aksara memerlukan
peranan dan kesertaan nyata dari kelompok intelektual yang
dinamis, kreatif dan inovatif guna dapat mengangkat harkat hidup
masyarakat. Oleh karena itu, kesertaan nyata para mahasiswa dalam
memberantas buta aksara yang efektif, efisien dan berkelanjutan
merupakan bagian penting dalam upaya mewujudkan bangsa yang
cerdas
1.3. Tujuan Program
Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan
wawasan ilmu kepada warga desa Pilang Kecamatan Wonoayu
Kabupaten Sidoarjo. Kegiatan ini juga untuk mengurangi prosentase
masyarakat buta aksara khususnya di kabupaten Sidoarjo, antara
lain:
a. Meningkatnya akses pelayanan kegiatan keaksaraan dasar.
b. Meningkatnya kemampuan membaca, menulis, berhitung,
mendengarkan, dan berbicara untuk mengomunikasikan teks lisan
dan tulis dengan menggunakan aksara dan angka dalam bahasa
Indonesia oleh peserta didik sesuai dengan standar kompetensi
keaksaraan (SKK).
c. Meningkatnya angka melek aksara penduduk secara nasional
sehingga menyumbang peningkatan indeks pembangunan manusia
Indonesia khusunya di sector pendidikan.
1.4. Manfaat Program
Kegiatan Pelaksanaan Program WENOTING ini memberikan manfaat
sebagai berikut:
a. Menghasilkan masyarakat bebas buta aksara.
b. Menanamkan perilaku gemar membaca melalui program WENOTING.
c. Meningkatkan antusiasme masyarakat dalam belajar khususnya
membaca dan menulis.
d. Masyarakat yang mengikuti program WENOTING, dapat membaca
secara baik dan benar.
e. Masyarakat yang mengikuti program WENOTING, tidak hanya
dapat membaca secara baik dan benar, tetapi juga dapat
menulis dan berhitung.
f. Warga desa yang mengikuti program WENOTING akan menambah
pengetahuan dan wawasan ilmu.
g. Membantu mengurangi prosentase masyarakat buta aksara
khususnya wilayah kabupaten Sidoarjo.
h. Sebagai wadah aktualisasi diri mahasiswa dalam bekerja sama
dan kemandirian demi kepentingan masyarakat.
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
2.1. Geografis Desa Pilang
Dari letak geografis desa pilang bisa dikatakan jauh dari
perkotaan dan sangat padat jumlah penduduk sekitar. Letak desa
ini banyak dikelilingi oleh sawah dan sedikit jauh dari akses
pendidikan yaitu SD,SMP, SMA atau Perguruan Tinggi (maps, 2014).
Karena hampir 70% terdiri dari tanah yang kosong atau pesawahan
masyarakat setempat mayoritas pekerja tani.
Jumlah penduduk antar
laki-laki dan perempuang
sama besarnya, di
lihat dari jumlah penduduk
yang termasuk
pedesaan Wonoayu
penduduknya tergolong padat, serta akses ke penddikan jauh maka
disini terdapat objek yang tepat untuk dilakukan pelatihan
membaca, menulis, sampai menghitung untuk warga tersebut (BPS,
2013).
Penduduk umur yang produktif diatas berbagai bagian dari
bukan angkatan kerja di dalamnya terdapat mengurus rumah tangga
dan lainnya. Berbagai jumlah dan macam penduduk yang produktif
yang ada di kabupaten sidorajo (BPS, 2013).
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1. Teknis Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini dibagi menjadi lima tahapan
seperti bagan dibawah:
1) Pelaksanaan kegiatan yang bersifat administratif
Kegiatan ini berisi tentang membuat dan menyebarkan
undangan atau informasi kepada warga desa Pilang Wonoayu
Sidoarjo.
2) Pembuatan Modul Pembelajaran
Kegiatan ini berisi tentang pembuatan Modul
Pembelajaran (hardcopy). Memuat tentang materi yang akan
diberikan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Modul
ini mencakup materi tentang pelajaran dasar antara lain
membaca, menulis dan berhitung yang disesuaikan dengan
sasaran atau karakteristik masyarakat setempat. Modul ini
dibuat berdasarkan Standar Kompetensi yang terdapat pada
SKK Dasar (Standar Kompetensi Keaksaraan Dasar). Modul
ini dibuat sebagai buku pedoman Tutor dalam mengajar.
3) Pengadaan Media Pembelajaran
Kegiatan ini berisi tentang pengadaan media yang
diperlukan pada saat proses belajar. Media ini ada yang
dibuat sendiri yang disesuaikan dengan kebutuhan pebelajar,
dan juga ada yang dibeli misalnya peralatan mengajar
(buku, pulpen, papan tulis, kapur, penghapus, meja, dll).
4) Pemberian Materi Pembelajaran (PBM)
Dalam tahap ini pebelajar diberikan materi-materi secara
sistematis dan bertahap sesuai dengan indikator dan
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Di dalam
proses pembelajaran ini tidak luput dari evaluasi yang
diberikan disetiap akhir pertemuan. Tujuannya adalah untuk
mengetahui pemahaman pebelajar dan untuk memberikan input
kepada tutor agar pembelajaran selanjutnya lebih baik.
5) Output dan Outcome
Tahap akhir adalah output, hasil dari kegiatan ini
adalah pebelajar dapat menerima materi dengan baik dan
benar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan
outcomenya adalah masyarakat yang mengikuti kegiatan ini
dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat ke dalam
kehidupan sehari-hari. Dan dapat memudahkan dalam
beraktivitas.
3.2. DESKRIPSI KEGIATAN
a. Persiapan, Kegiatan ini meliputi antara lain:
1) Penyiapan rencana dan jadwal kegiatan yang
dituangkan dalam Acuan Pelaksanaan Kegiatan.
2) Sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan kegiatan;
b. Pelaksanaan
1) Standar Kompetensi Keaksaraan, Pembelajaran keaksaraan
dasar dilakukan berdasarkan konteks pembelajaran
(latar sosial, budaya, religi, dan kebiasaan
pembelajar) dengan mengacu pada standar kompetensi
keaksaraan dasar (SKK Dasar setara 114 jam @60 menit).
2) Kegiatan Pembelajaran
- Penyelenggara bersama tutor menentukan
kelompok/administrasi belajar minimal 10 peserta
didik setiap kelompok. Dalam praktik pembelajaran,
misalnya karena jarak yang 10 orang tersebut cukup
berjauhan, maka dapat dibuat subkelompok; misalnya
subkelompok pertama terdiri atas 7 orang dan
sisanya 3 orang. Konsekuensinya tutor harus melayani
kedua subkelompok belajar tersebut.
- Penyelenggara bersama tutor dan peserta didik membuat
kesepakatan (kontrak belajar). Kontrak belajar
mencakup jadwal, tempat, waktu dan tata tertib.
- Tutor dan peserta didik melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan
dengan menggunakan pendekatan andragogis, fungsional,
dan tematik; metode-metode pembelajaran yang sesuai;
dan memanfaatkan bahan ajar yang temanya disesuaikan
dengan hasil identifikasi.
- Kegiatan pembelajaran praktis berupa latihan praktik
membaca, menulis, berhitung, mendengarkan, dan
berbicara untuk mengomunikasikan teks lisan dan
tulis dengan menggunakan aksara dan angka dalam bahasa
Indonesia.
- Tutor dapat memfungsikan sarana dan prasarana
pembelajaran dan daya dukung masyarakat. Misalnya,
penyediaan tempat belajar, materi ajar, media
pembelajaran yang dapat diperoleh dari masyarakat dan
linghkungan sekitar.
- Metode-metode lain dapat dipergunakan sepanjang
relevan dan dikuasai oleh tutor dan dianggap
efektif untuk mencapai kompetensi minimal.
c. Penilaian Hasil Pembelajaran
1) Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan cara
tutor mengadakan penilaian terhadap peserta didik
secara periodik untuk mengetahui perkembangan
kemampuan peserta didik dalam hal mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis dan berhitung dengan
menggunakan berbagai cara seperti kuis, tes tulis,
hasil karya, portofolio (kumpulan kerja) dan penugasan.
2) Penilaian akhir dilakukan untuk mengetahui
pencapaian kompetensi peserta didik terhadap standar
kompetensi keaksaraan dasar yang harus diselesaikan
selama mengikuti program.
3) Peserta didik yang telah dinyatakan mencapai
kompetensi minimal sebagaimana yang dipersyaratkan
dinyatakan sudah lulus/selesai dan diberikan surat
keterangan melek aksara (SUKMA).
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
1. Biaya
No Peruntukan HargaRp
JumlahRp
TotalRp
1
Kertas A4 70 gram 50 rim
35.000 1.750.000
Kertas ukuran A0 2 rim
220.000 440.000
Spidol Broadmaker 3pack
90.000 270.000
Spidol warna 280 pacs
12.000 3.360.000
Lakban 30 gulung 12.000 360.000Pensil 5 pack 30.000 150.000Buku besar 10 buah 15.000 150.000Banner ukuran 2 x 5meter 4 unit
180.000 720.000
7.200.000
2
Perangkat pendukungpraktek materi
100.000 3.000.000
Printer canon IP 2770 1 unit
700.000 700.000
3.700.000
3
Transportasi ke lokasi penelitian 30 hari PP 5 dosen (30x5 = 150)
20.000 3.000.000
3.000.000
4
Penyewaan microphone dan sound 30 hari
40.000 1.200.000
1.200.000JUMLAH ANGGARAN (1+2+3+4) 15.100.000
2. Jadwal
NO AGENDABULAN
1 2 3 41 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan perangkat pembelajaran
V V
2 Menyusun instrument
V
3 Observasi tempat
V
4 Pengajaran dengan perangkat yang dibuat
V V V
5 Praktek pelatihan
V V V V V
6 Analisis hasil V V7 Monev V8 Pembuatan
laporanV
DAFTAR PUSTAKA
Humas DPRD Sidoarjo. 2012. 35 Ribu Orang Masih Buta Huruf.
http://dprd sidoarjokab.go.id/35-ribu-orang-masih-buta-
huruf.html, Di akses 02-04-2015.
M. Ismail. 2014. Keberhasilan 4 Tahun Bupati Sidoarjo H. Saiful
Ilah, SH, M.Hum dan Wabup H. MG. Hadi Sutjipto, SH,.
http://m.beritajatim.com/politik_pemerintahan/222653/
keberhasilan_4_tahun_bupati_sidoarjo_h._saiful_ilah,_sh,_m.hu
m_dan_wabup_h._mg._hadi__sutjipto,_sh,. Di akses 02-04-2015
BPS. 2013. JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN SIDOARJO.
http://bps.go.id/Subjek/view/id/12#subjekViewTab3|accordion-
daftar-subjek1. Di akses 02-04-2015