+ All Categories
Home > Documents > Agama hindu

Agama hindu

Date post: 01-May-2023
Category:
Upload: universitashasanuddin
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
48
Agama hindu : Lahir di india, tahun 1500 SM - Sinkretisme kebudayaan antara bangsa “dravida” dengan bangsa “arya” - Bangsa “dravida” adalah bangsa asli india, sedangkan bangsa “arya” adalah bangsa pendatang yang berasal dari Negara Jerman - System keagamaam : Polytheisme ( menyembah banyak dewa ) - 3 dewa utama : Brahma ( pencipta ) Wisnu ( pemelihara ) Syiwa ( perusak ) System kebudayaan menggunakan system “kasta” yang bertujuan untuk : menjaga kemurnian ras bangsa “arya” Kasta yang terdapat dalam agama hindu : 1. Kasta Brahmana ( gol.pendeta) 2. Kasta Ksatria ( gol.prajurit, bangsawan ) 3. Kasta Waisya ( gol.pedagang & petani ) 4. Kasta Sudra ( gol. Budak ) Namum masih ada 1 kasta lagi sebagai tambahan dari kasta yg sudah di kenal :
Transcript

Agama hindu :

Lahir di india, tahun 1500 SM

-          Sinkretisme kebudayaan antara bangsa“dravida” dengan bangsa “arya”

-          Bangsa “dravida” adalah bangsa asliindia, sedangkan bangsa “arya” adalah bangsapendatang yang berasal dari Negara Jerman

-          System keagamaam : Polytheisme( menyembah banyak dewa )

-          3 dewa utama :

Brahma ( pencipta ) Wisnu ( pemelihara ) Syiwa ( perusak )

System kebudayaan menggunakan system “kasta”yang bertujuan untuk : menjaga kemurnian rasbangsa “arya”

Kasta yang terdapat dalam agama hindu :

1. Kasta Brahmana ( gol.pendeta)2. Kasta Ksatria ( gol.prajurit, bangsawan )3. Kasta Waisya ( gol.pedagang & petani )4. Kasta Sudra ( gol. Budak )

Namum masih ada 1 kasta lagi sebagai tambahandari kasta yg sudah di kenal :

-          Kasta Paria ( gol. Buangan )

Kaum-kaum yang menempati pembagian kasta :

-          Brahmana : bangsa ARYA

-          Ksatria : bangsa ARYA

-          Waisya : bangsa campuran antara ARYAdengan DRAVIDA

-          Sudra : bangsa DRAVIDA

AGAMA HINDU DI INDIA

Perkembangan agama Hindu di India, pada hakekatnya dapat dibagi menjadi 4 fase, yakni Jaman Weda, Jaman Brahmana, Jaman Upanisad dan Jaman Budha. Dari peninggalan benda-benda purbakala di Mohenjodaro dan Harappa, menunjukkan bahwa orang-orang yang tinggal di India pada jamam dahulu telah mempunyai peradaban yang tinggi. Salah satu peninggalan yang menarik, ialah sebuah patung yang menunjukkan perwujudan Siwa. Peninggalan tersebut erat hubungannya dengan ajaran Weda, karena pada jaman ini telah dikenal adanya penyembahan terhadap  Dewa-dewa. Jaman Weda dimulai pada waktu bangsa Arya berada di Punjab di Lembah Sungai Sindhu, sekitar 2500 s.d 1500 tahun sebelum Masehi,

setelah mendesak bangsa Dravida kesebelah Selatan sampai ke dataran tinggi Dekkan. bangsaArya telah memiliki peradaban tinggi, mereka menyembah Dewa-dewa seperti Agni, Varuna, Vayu,Indra, Siwa dan sebagainya. Walaupun Dewa-dewa itu banyak, namun semuanya adalah manifestasi dan perwujudan Tuhan Yang Maha Tunggal. Tuhan yang Tunggal dan Maha Kuasa dipandang sebagai pengatur tertib alam semesta, yang disebut "Rta". Pada jaman ini, masyarakat dibagi atas kaum Brahmana, Ksatriya, Vaisya dan Sudra. Dan mempunyai reg weda, yayur weda, suaka weda dan athera weda

Pada Jaman Brahmana, kekuasaan kaum Brahmana amat besar pada kehidupan keagamaan, kaum brahmanalah yang mengantarkan persembahan orangkepada para Dewa pada waktu itu. Jaman Brahmanaini ditandai pula mulai tersusunnya "Tata Cara Upacara" beragama yang teratur. Kitab Brahmana,adalah kitab yang menguraikan tentang saji dan upacaranya. Penyusunan tentang Tata Cara Upacara agama berdasarkan wahyu-wahyu Tuhan yang termuat di dalam ayat-ayat Kitab Suci Weda.

Sedangkan pada Jaman Upanisad, yang dipentingkan tidak hanya terbatas pada Upacara dan Saji saja, akan tetapi lebih meningkat padapengetahuan bathin yang lebih tinggi, yang dapat membuka tabir rahasia alam gaib. Jaman Upanisad ini adalah jaman pengembangan dan

penyusunan falsafah agama, yaitu jaman orang berfilsafat atas dasar Weda. Pada jaman ini muncullah ajaran filsafat yang tinggi-tinggi, yang kemudian dikembangkan pula pada ajaran Darsana, Itihasa dan Purana. Sejak jaman Purana, pemujaan Tuhan sebagai Tri Murti menjadi umum.

Selanjutnya, pada Jaman Budha ini, dimulai ketika putra Raja Sudhodana yang bernama "Sidharta", menafsirkan Weda dari sudut logika dan mengembangkan sistem yoga dan semadhi, sebagai jalan untuk menghubungkan diri dengan Tuhan.Agama Hindu, dari India Selatan menyebar sampaikeluar India melalui beberapa cara. Dari sekianarah penyebaran ajaran agama Hindu sampai juga di Nusantara.

MASUKNYA AGAMA HINDU DI INDONESIA

Berdasarkan beberapa pendapat, diperkirakan bahwa Agama Hindu pertamakalinya berkembang di Lembah Sungai Shindu di India. Dilembah sungai inilah para Rsi menerima wahyu dari Hyang Widhidan diabadikan dalam bentuk Kitab Suci Weda. Dari lembah sungai sindhu, ajaran Agama Hindu menyebar ke seluruh pelosok dunia, yaitu ke India Belakang, Asia Tengah, Tiongkok, Jepang dan akhirnya sampai ke Indonesia. Ada beberapa teori dan pendapat tentang masuknya Agama Hinduke Indonesia.

Krom (ahli - Belanda), dengan teori Waisya.Dalam bukunya yang berjudul "Hindu Javanesche Geschiedenis", menyebutkan bahwa masuknya pengaruh Hindu ke Indonesia adalah melalui penyusupan dengan jalan damai yang dilakukan oleh golongan pedagang (Waisya) India.

Mookerjee (ahli - India tahun 1912).Menyatakan bahwa masuknya pengaruh Hindu dari India ke Indonesia dibawa oleh para pedagang India dengan armada yang besar. Setelah sampai di Pulau Jawa (Indonesia) mereka mendirikan koloni dan membangun kota-kota sebagai tempat untuk memajukan usahanya. Dari tempat inilah mereka sering mengadakan hubungan dengan India.Kontak yang berlangsung sangat lama ini, maka terjadi penyebaran agama Hindu di Indonesia.

Moens dan Bosch (ahli - Belanda)Menyatakan bahwa peranan kaum Ksatrya sangat besar pengaruhnya terhadap penyebaran agama Hindu dari India ke Indonesia. Demikian pula pengaruh kebudayaan Hindu yang dibawa oleh parapara rohaniwan Hindu India ke Indonesia.

Data Peninggalan Sejarah di Indonesia.

Data peninggalan sejarah disebutkan Rsi Agastyamenyebarkan agama Hindu dari India ke Indonesia. Data ini ditemukan pada beberapa prasasti di Jawa dan lontar-lontar di Bali, yang menyatakan bahwa Sri Agastya menyebarkan agama Hindu dari India ke Indonesia, melalui

sungai Gangga, Yamuna, India Selatan dan India Belakang. Oleh karena begitu besar jasa Rsi Agastya dalam penyebaran agama Hindu, maka namanya disucikan dalam prasasti-prasasti seperti:

Prasasti Dinoyo (Jawa Timur):Prasasti ini bertahun Caka 628, dimana seorang raja yang bernama Gajahmada membuat pura suci untuk Rsi Agastya, dengan maksud memohon kekuatan suci dari Beliau .

Prasasti Porong (Jawa Tengah)Prasasti yang bertahun Caka 785, juga menyebutkan keagungan dan kemuliaan Rsi Agastya. Mengingat kemuliaan Rsi Agastya, maka banyak istilah yang diberikan kepada beliau, diantaranya adalah: Agastya Yatra, artinya perjalanan suci Rsi Agastya yang tidak mengenalkembali dalam pengabdiannya untuk Dharma. Pita Segara, artinya bapak dari lautan, karena mengarungi lautan-lautan luas demi untuk Dharma.

AGAMA HINDU DI INDONESIA

Masuknya agama Hindu ke Indonesia terjadi pada awal tahun Masehi, ini dapat diketahui dengan adanya bukti tertulis atau benda-benda purbakala pada abad ke 4 Masehi denngan diketemukannya tujuh buah Yupa peningalan kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Dari tujuh buah Yupa itu didapatkan keterangan mengenai

kehidupan keagamaan pada waktu itu yang menyatakan bahwa: "Yupa itu didirikan untuk memperingati dan melaksanakan yadnya oleh Mulawarman". Keterangan yang lain menyebutkan bahwa raja Mulawarman melakukan yadnya pada suatu tempat suci untuk memuja dewa Siwa. Tempat itu disebut dengan "Vaprakeswara".

Masuknya agama Hindu ke Indonesia, menimbulkan pembaharuan yang besar, misalnya berakhirnya jaman prasejarah Indonesia, perubahan dari religi kuno ke dalam kehidupan beragama yang memuja Tuhan Yang Maha Esa dengan kitab Suci Veda dan juga munculnya kerajaan yang mengatur kehidupan suatu wilayah. Disamping di Kutai (Kalimantan Timur), agama Hindu juga berkembangdi Jawa Barat mulai abad ke-5 dengan diketemukannya tujuh buah prasasti, yakni prasasti Ciaruteun, Kebonkopi, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten, Tugu dan Lebak. Semua prasasti tersebut berbahasa Sansekerta dan memakai huruf Pallawa.

Dari prassti-prassti itu didapatkan keterangan yang menyebutkan bahwa "Raja Purnawarman adalahRaja Tarumanegara beragama Hindu, Beliau adalahraja yang gagah berani dan lukisan tapak kakinya disamakan dengan tapak kaki Dewa Wisnu"

Bukti lain yang ditemukan di Jawa Barat adalah adanya perunggu di Cebuya yang menggunakan atribut Dewa Siwa dan diperkirakan dibuat pada

masa Raja Tarumanegara. Berdasarkan data tersebut, maka jelas bahwa Raja Purnawarman adalah penganut agama Hindu dengan memuja Tri Murti sebagai manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya, agama Hindu berkembang pula di Jawa Tengah, yang dibuktikan adanya prasastiTukmas di lereng gunung Merbabu. Prasasti ini berbahasa sansekerta memakai huruf Pallawa dan bertipe lebih muda dari prasasti Purnawarman. Prasasti ini yang menggunakan atribut Dewa Tri Murti, yaitu Trisula, Kendi, Cakra, Kapak dan Bunga Teratai Mekar, diperkirakan berasal dari tahun 650 Masehi.

Pernyataan lain juga disebutkan dalam prasasti Canggal, yang berbahasa sansekerta dan memakai huduf Pallawa. Prasasti Canggal dikeluarkan oleh Raja Sanjaya pada tahun 654 Caka (576 Masehi), dengan Candra Sengkala berbunyi: "Sruti indriya rasa", Isinya memuat tentang pemujaan terhadap Dewa Siwa, Dewa Wisnu dan Dewa Brahma sebagai Tri Murti.

Adanya kelompok Candi Arjuna dan Candi Srikandidi dataran tinggi Dieng dekat Wonosobo dari abad ke-8 Masehi dan Candi Prambanan yang dihiasi dengan Arca Tri Murti yang didirikan pada tahun 856 Masehi, merupakan bukti pula adanya perkembangan Agama Hindu di Jawa Tengah.Disamping itu, agama Hindu berkembang juga di Jawa Timur, yang dibuktikan dengan ditemukannyaprasasti Dinaya (Dinoyo) dekat Kota Malang

berbahasa sansekerta dan memakai huruf Jawa Kuno. Isinya memuat tentang pelaksanaan upacarabesar yang diadakan oleh Raja Dea Simha pada tahun 760 Masehi dan dilaksanakan oleh para ahli Veda, para Brahmana besar, para pendeta dan penduduk negeri. Dea Simha adalah salah satu raja dari kerajaan Kanjuruan. Candi Budut adalah bangunan suci yang terdapat di daerah Malang sebagai peninggalan tertua kerajaan Hindu di Jawa Timur.

Kemudian pada tahun 929-947 munculah Mpu Sendokdari dinasti Isana Wamsa dan bergelar Sri Isanottunggadewa, yang artinya raja yang sangatdimuliakan dan sebagai pemuja Dewa Siwa. Kemudian sebagai pengganti Mpu Sindok adalah Dharma Wangsa. Selanjutnya munculah Airlangga (yang memerintah kerajaan Sumedang tahun 1019-1042) yang juga adalah penganut Hindu yang setia.

Setelah dinasti Isana Wamsa, di Jawa Timur munculah kerajaan Kediri (tahun 1042-1222), sebagai pengemban agama Hindu. Pada masa kerajaan ini banyak muncul karya sastra Hindu, misalnya Kitab Smaradahana, Kitab Bharatayudha,Kitab Lubdhaka, Wrtasancaya dan kitab Kresnayana. Kemudian muncul kerajaan Singosari (tahun 1222-1292). Pada jaman kerajaan Singosari ini didirikanlah Candi Kidal, candi Jago dan candi Singosari sebagai sebagai

peninggalan kehinduan pada jaman kerajaan Singosari.

Pada akhir abad ke-13 berakhirlah masa Singosari dan muncul kerajaan Majapahit, sebagai kerajaan besar meliputi seluruh Nusantara. Keemasan masa Majapahit merupakan masa gemilang kehidupan dan perkembangan Agama Hindu. Hal ini dapat dibuktikan dengan berdirinya candi Penataran, yaitu bangunan SuciHindu terbesar di Jawa Timur disamping juga munculnya buku Negarakertagama.

Selanjutnya agama Hindu berkembang pula di Bali. Kedatangan agama Hindu di Bali diperkirakan pada abad ke-8. Hal ini disamping dapat dibuktikan dengan adanya prasasti-prasasti, juga adanya Arca Siwa dan Pura Putra Bhatara Desa Bedahulu, Gianyar. Arca ini bertipe sama dengan Arca Siwa di Dieng Jawa Timur, yang berasal dari abad ke-8.

Menurut uraian lontar-lontar di Bali, bahwa MpuKuturan sebagai pembaharu agama Hindu di Bali. Mpu Kuturan datang ke Bali pada abad ke-2, yakni pada masa pemerintahan Udayana. Pengaruh Mpu Kuturan di Bali cukup besar. Adanya sekte-sekte yang hidup pada jaman sebelumnya dapat disatukan dengan pemujaan melalui Khayangan Tiga. Khayangan Jagad, sad Khayangan dan Sanggah Kemulan sebagaimana termuat dalam UsamaDewa. Mulai abad inilah dimasyarakatkan adanya

pemujaan Tri Murti di Pura Khayangan Tiga. Dan sebagai penghormatan atas jasa beliau dibuatlahpelinggih Menjangan Salwang. Beliau Moksa di Pura Silayukti.

Perkembangan agama Hindu selanjutnya, sejak ekspedisi Gajahmada  ke Bali (tahun 1343) sampai akhir abad ke-19 masih terjadi pembaharuan dalam teknis pengamalan ajaran agama. Dan pada masa Dalem Waturenggong, kehidupan agama Hindu mencapai jaman keemasan dengan datangnya Danghyang Nirartha (Dwijendra)ke Bali pada abad ke-16. Jasa beliau sangat besar dibidang sastra, agama, arsitektur. Demikian pula dibidang bangunan tempat suci, seperti Pura Rambut Siwi, Peti Tenget dan DalemGandamayu (Klungkung).

Perkembangan selanjutnya, setelah runtuhnya kerajaan-kerajaan di Bali pembinaan kehidupan keagamaan sempat mengalami kemunduran. Namun mulai tahun 1921 usaha pembinaan muncul dengan adanya Suita Gama Tirtha di Singaraja. Sara Poestaka tahun 1923 di Ubud Gianyar, Surya kanta tahun1925 di SIngaraja, Perhimpunan Tjatur Wangsa Durga Gama Hindu Bali tahun 1926 di Klungkung, Paruman Para Penandita tahun 1949di Singaraja, Majelis Hinduisme tahun 1950 di Klungkung, Wiwadha Sastra Sabha tahun 1950 di Denpasar dan pada tanggal 23 Pebruari 1959 terbentuklah Majelis Agama Hindu. Kemudian padatanggal 17-23 Nopember tahun 1961 umat Hindu

berhasil menyelenggarakan Dharma Asrama para Sulinggih di Campuan Ubud yang menghasilkan piagam Campuan yang merupakan titik awal dan landasan pembinaan umat Hindu. Dan pada tahun 1964 (7 s.d 10 Oktober 1964), diadakan Mahasabha Hindu Bali dengan menetapkan Majelis keagamaan bernama Parisada Hindu Bali dengan  menetapkan Majelis keagamaan bernama Parisada Hindu Bali, yang selanjutnya menjadi Parisada Hindu Dharma Indonesia.

Budha

Menurut tradisi Buddha, tokoh historis Buddha Siddharta Gautama dilahirkan dari suku Sakya pada awal masa Magadha (546–324 SM), di sebuah kota, selatan pegununganHimalaya yang bernama Lumbini. Sekarang kota ini terletak di Nepal sebelah selatan. Ia juga dikenal dengan nama Sakyamuni (harafiah: orang bijak dari kaum Sakya").Setelah kehidupan awalnya yang penuh kemewahan di bawah perlindungan ayahnya, raja Kapilavastu (kemudian hari digabungkan pada kerajaan Magadha),Siddharta melihat kenyataan kehidupan sehari-hari dan menarik kesimpulan bahwa kehidupan nyata, padahakekatnya adalah kesengsaraan yang tak dapat dihindari. Siddharta kemudian meninggalkan kehidupan mewahnya yang tak ada artinya lalu

menjadi seorang pertapa. Kemudian ia berpendapat bahwa bertapa juga tak ada artinya, dan lalu mencari jalan tengah (majhima patipada ). Jalan tengah ini merupakan sebuah kompromis antara kehidupan berfoya-foya yang terlalu memuaskan hawanafsu dan kehidupan bertapa yang terlalu menyiksa diri.Di bawah sebuah pohon bodhi, ia berkaul tidak akanpernah meninggalkan posisinya sampai ia menemukan Kebenaran. Pada usia 35 tahun, ia mencapai Pencerahan. Pada saat itu ia dikenal sebagai Gautama Buddha, atau hanya "Buddha" saja, sebuah kata dalam Sanskerta yang berarti "ia yang sadar" (dari kata budh+ta).Untuk 45 tahun selanjutnya, ia menelusuri dataran Gangga di tengah India (daerah mengalirnya sungai Gangga dan anak-anak sungainya), sembari menyebarkan ajarannya kepada sejumlah orang yang berbeda-beda.Keengganan Buddha untuk mengangkat seorang penerusatau meresmikan ajarannya mengakibatkan munculnya banyak aliran dalam waktu 400 tahun selanjutnya: pertama-tama aliran-aliran mazhab Buddha Nikaya, yang sekarang hanya masih tersisaTheravada, dan kemudian terbentuknya mazhab Mahayana, sebuah gerakan pan-Buddha yang didasarkan pada penerimaankitab-kitab baru.

PERKEMBANGAN AGAMA BUDHA DI INDIA MASUKNYA AGAMA BUDHA DI INDIA Agama Budha tumbuh di India tepatnya bagian Timur Laut. Agama Budha muncul sebagai reaksi terhadap domonisi golongan Brahmana atas ajarandan ritual keagamaan dalam masyarakat India. Selain itu adanya larangan bagi orang awam untuk mempelajari kitab suci. Bahkan sebelumnyakaum ksatria dan raja harus tunduk kepada Brahmana. Sidharta memandang bahwa sistem kastadapat memecah belah masyarakat bahkan sistem kasta dianggap membedakan derajat dan martabat manusia berdasarkan kelahiran.  Oleh karena itu, Sidharta berusaha mencari jalan lain untuk mencapai moksa yang kemudian berhasil ia peroleh di Bodhgaya (tempat ia memperoleh penerangan agung). Pahamnya disebut agama Budha. Menurut agama Budha kesempurnaan (Nirwana) dapat dicapai setiap orang tanpa harus melalui bantuan pendeta/ kaum Brahmana. Setiap orang mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk mencapai kesempurnaan tersebut asalkan ia mampu mengendalikan dirinya sehinggaterbebas dari samsara. Sidharta Gautama dikenalsebagai Budha atau seseorang yang telah mendapat pencerahan. Sidharta artinya orang yang mencapai tujuan. Sidharta disebut juga Budha Gautama yang berarti orang yang menerima bodhi.  

KITAB SUCI Ajaran agama Budha dibukukan dalam kitab Tripitaka (dari bahasa Sansekerta Tri artinya tiga dan pitaka artinya keranjang). Kitab Tripitaka terdiri atas 3 kumpulan tulisan, yaitu :1. Sutta (Suttanata) Pitaka berisi kumpulan khotbah, pokok-pokok atau dasar ajaran sang Buddha2. Vinaya Pitaka berisi kodefikasi aturan-aturan yang berkenaan dengan kehidupan pendeta atau segala macam peraturan dan hukum yang menentukan cara hidup para pemeluknya.3. Abhrdharma Pitaka berisi filosofi (falsafah agama), psikologi, klasifikasi, dan sistematisasi doktrin  PERKEMBANGAN dan PERPECAHAN dalam AGAMA BUDHAPerkembangan Agama Budha mencapai puncaknya kejayaannya pada masa pemerintahan raja Ashoka dari Dinasti Maurya. Ia menetapkan agama Budha sebagai agama resmi negara. Dan berkembang cepat serta dapat diterima masyarakat India. Hal tersebut dikarenakan, sebagai berikut :1. Didukung oleh bahasa yang digunakan adalah bahasa Prakrit yaitu bahasa rakyat sehari-hari dan bukan bahasa Sansekerta yang hanya dimengerti oleh kaum Brahmana.2. Agama Budha bersifat non-eksklusif, artinya agama Budha bisa diterima siapa saja dan tidak mengenal pembagian masyarakat atas kasta.3. Tidak mengenal perbedaan hak antara pria dan

wanita Setelah 100 tahun Sang Budha wafat timbul bermacam-macam penafsiran terhadap hakikat ajaran Budha. Perpecahan dalam agama Budha terjadi karena masing-masing mempunyai pandangan/ aliran sendiri. Diantaranya aliran yang terkenal yaitu Hinayana dan Mahayana. 1. Hinayana artinya kendaraan kecil. Menurut aliran ini tiap orang wajib berusaha sendiri untuk mencapai nirwana. Untuk mencapai Nirwana sangat tergantung pada usaha diri melakukan meditasi. Hinayana, lebih tertutup hanya mengejar pembebasan bagi diri sendiri. Yang berhak menjadi Sanggha adalah para biksu dan biksuni yang berada di Wihara. Ajarannya lebih mendekati Budha semula. Pengikutnya sebagian besar berada di daerah Srilanka, Myanmar (Birma), dan Muangtai.2. Mahayana artinya kendaraan besar. Mahayana, sifatnya terbuka. Penganut aliran ini mengajarkan pembebasan bagi diri sendiri serta bermisi pembebasan bagi orang lain. Setiap orang berhak menjadi Sanggha sejauh sanggup menjalankan ajaran dan petunjuk sang Budha. Jadi aliran Mahayana mengajarkan untuk mencapaiNirwana setiap orang harus mengembangkan kebijaksanaan dan sifat welas asih (belas kasih). Setiap manusia berusaha hidup bersama/ membantu setiap orang lain dalam mencapai Nirwana. Ajarannya sudah berbeda dengan ajaran

Budha semula. Para pengikutnya sebagian besar ada di daerah Indonesia, Jepang, Cina, dan Tibet. KEMUNDURAN AGAMA BUDHAKemunduran agama Budha di India disebabkan karena :1. Setelah Asoka wafat (232 SM) tidak ada raja yang mau melindungi dan mengembangkan agama Budha di India.2. Agama Hindu berusaha memperbaiki kelemahan-kelemahannya sehingga pengikutnya bertambah banyak. 

PERSAMAAN dan PERBEDAAN AGAMA HINDU-BUDHA Persamaan Hindu dan Budha :-Sama-sama tumbuh dan berkembang di India-Selalu berusaha untuk meletakkan dasar-dasar ajaran kebenaran dalam kehidupan manusia di dunia ini. Diarahkan pada tindakan-tindakan yang dibenarkan oleh agama.-Tujuan untuk menyelamatkan umat manusia dari rasa kegelapan/ mengantarkan umat manusia untukdapat mencapai tujuan hidupnya.

Perbedaan Hindu dan Budha :HINDU BUDHAMuncul sebagai perpaduan budaya bangsa Aria danbangsa Dravida Muncul sebagai upaya pencarian jalan lain menuju kesempurnaan yang dipimpin

SidhartaKehidupan masyarakat dikelompokkan menjadi 4 golongan yang disebut Kasta (kedudukan seseorang dalam masyarakat diterima secara turun-temurun/didasarkan pada keturunan). Tidakdiakui adanya kasta dan memandang kedudukan seseorang dalam masyarakat adalah sama. Dibenarkan untuk mengadakan korban Tidak dibenarkan mengadakan korbanKitab suci, WEDA Kitab Suci, TRIPITAKAMengakui 3 dewa tertinggi (Trimurti) Sidharta Gautama sebagai pemimpin agama BudhaAgama Hindu hanya dapat dipelajari oleh kaum pendeta/Brahmana Agama Budha dapat dipelajari dan diterima oleh semua orang tanpa memandang kastaAdanya pembedaan harkat dan martabat/hak dan kewajiban seseorang Tidak mengenal pembagian hak antara pria dan wanitaAgama Hindu hanya bisa dipelajari dengan menggunakan bahasa Sansekerta Agama Budha disebarkan pada rakyat dengan menggunakan bahasa PrakritKesempurnaan (Nirwana) dapat dicapai dengan bantuan pendeta Setiap orang dapat mencapai kesempurnaan asal dapat mengendalikan diri sehingga terbebas dari samsaraperkembangan agama dan kebudayaan hindu-budha kebudayaan dan agama hindu-budha pertama kali muncul di sekitar lembah sungai indus (shindu)india. wilayah inilah merupakan awal perkembangan peradaban budaya hindu-

buddha.agama hindu yang ada di india ini mengenal sistem kasta.agahma hindu sebenarnya merupakan sinkretisme (percampuran)antara kepercayaan bangsa arya dengan kepercayaan dravida.sifatnya polytheismeyaitu percaya terhadap banyak dewa.tiap-tiap dewa merupakan lambang kekuatan terhadap alam,sehingga perlu disembah atau dipuja dan dihormati.ada beberapa dewa yang terkenal antara lain:*prativi sebagai dewa bumi.*surya sebagai dewa matahari*vayu sebagai dewa angin*varuna sebagai dewa lautagni sebagai dewa apisamsara adalah merupakan salah satu ajaran agama hindu yang menyatakan bahwa hidup di dunia ini merupakan suatu penderitaan atau kesengsaraakarma adalah merupakan perbuatan dari seseorangbaik perbuatan baik maupun perbuatan buruk.sedangkan reinkarnasi adalah kelahiran kembali.  Perkembangan Budha di indonesia

Sekitar tahun 423 M  Bhiksu Gunawarman datang ke negri Cho-Po (jawa) untuk menyebarluaskan ajaran Buddha. Ternyata ia memperoleh perlindungan dari penguasa setempat, sehingga misinya menyebar luaskan ajaran Buddha berjalanlancar. semua ini tercatat di dalambuku Gunawarman dan jika di dasarkan pada buku ini

maka kemungkinan besar ia adalah seorang perintid pengembangan agama Buddha di Indonesiapada zaman tersebut.

    Berdasarkan catatan dari kerajaan Tang di Tiongkok, pada pertengahan abad ke-7 di Jawa Tengah terdapat sebuah kerajaan yang menganut agama Buddha namanya Kaling. Di Tiongkok nama itu lebih dikenal dengan sebutan Ho Ling. Kerajaan ini sangatalah tertib dan tentram walaupun dipimpin oleh seorang wanita tangan besi yang bernama ratu Sima. Ho ling saat itu menjadi pusat ilmu pengetahuan agama Buddha, dan tidak sedikit orang Tionghoa dari dataran Cina datang ke negri tersebut untuk belajar agama Buddha, walaupun pada zaman dinasti Tang agama Buddha telah menjadi agama resmi di negriCina..

    Dalam abad ke-7 dan ke-8 antara India dan Cina terjalin hubungan yang ramai. Hungan tersebut tidak semata-mata di Bidang perdagangan, melainkan juga dalam ilmu pengetahuna dan agama Buddha. Antara tahun 618 hingga 907 Cina diperintah oleh Dinasti Tang, sedang di India dalam abad ke-7 berkuasa raja Harcha yang bersikap toleran terhadap agama Buddha. Maka pada zaman itu banyak musafir dan Bhiksu dari Cina yang berziarah ke tempat-tempat suci agama Buddha di India. 

    Dalam pertengahan abad ke-7 ini pula Sriwijaya tumbuh dan berkembang menjadi

pelabuhan penting di tepi perairan Selat Malaka, urat nadi lalu-lintas penting antara India dan Cina. Selama beberapa abad, kerajaan ini memegang hegemoni lautan. Sriwijaya boleh dikatakan pusat perdagangan dan pusat agama Buddha  di Asia Tenggara. Agama Buddha di zamanSriwijaya adalah agama Buddha aliran Mahayana dengan memahami bahasa Sansekerta.

        Antara tahun 850 hingga awal abad-13, kerajaan Sriwijaya diperintah oleh keluarga Syailendra yang pernah berkuasa di Mataram, Jawa Tengah, antara tahun 778-850. Selama 75 tahun berkuasa di Mataram, keluarga Syailendra banyak mendirikan bangunan suci Buddhist  berupa candi seperti Candi Kalasan, Plaosan, Sari, Borobudur, Pawon dan Mendut. Sriwijaya kemudian meluaskan kekuasaannya sampai ke Muangthai Selatan yang sekarang disebut Suratani dan Pattani. Candi-candi yang dibuat oleh Sriwijaya di sana antara lain Vihara Mahadhata di Jaiya dan Vihara Mahadhata di Nakorn Sitnamart yang sampai sekarang masih adadan bentuk bangunan, arca-arca Buddha serta Bodhisattva mirip dengan yang terdapat di Jawa.

        Attisa, Bhikkhu yang sangat terkenal dari Tibet yang membangun kembali agama Buddha di negara tersebut pernah datang ke Sumatra dantinggal di sana dari tahun 1011 - 1023. Ia belajar di bawah bimbingan Dharmakirti, seorangBhiksu terkemuka di zaman Sriwijaya.

berdasarkan catatan biografi Attisa yang di tulis di Tibet, Sumatra adalah pusat utama agama Buddha, sedang Bhiksu Dharmakirti adalah seorang cendekiawan terbesar di zaman itu.

        Kedatangan  para dharmaduta ke Indonesia mendorong banyak orang pergi berziarah ke India untuk mengunjungi tempat-tempat suci dan pusat-pusat agama Buddha seperti Universitas Nalanda dan lain-lain. Setelah kembali ke Indonesia mereka mendirikan candi-candi dengan berbagai bentuk dan ukuran.

        Agama Buddha yang semula berkembang di Pulau Jawa dan Sumatra adalah beraliran Theravada yang dikembangkan oleh Bhiksu Gunawarman. Lambat-laun aliran ini terdesak oleh aliran-aliran lain yang masuk ke Indonesiasetelah mereka mempunyai kedudukan yang kuat diIndia. Hal ini terlihat dengan berdirinya candiKalasan yang dipersemabahkan untuk Dewi Arya Tara (personifikasi Prajnaparamita menurut aliran Tantrayana, salah satu sekte agama Buddha Mahayana) pada tahun 779 M. . Dari catatan epigraphic diketahui bahwa salah satu dari raja Syailendra di Jawa mempunyai guru bernama Kumaraghosa dari negri Ganda (Bengal) yang menganut faham Tantrayana. Hal tersebut mendorong berkembangnya agama Buddha Mahayana.

        Kehidupan agama Buddha pada masa kerajaan Mataram - I  bisa dilihat dari prasasti Conggol, sebelah Barat-daya Magelang,

yang dikeluarkan oleh Raja Sanjaya. Pasasti tersebut menyebutkan bahwa pada tahun 654 Saka (732 M) hari senin tanggal 13 terang bulan Kartika, Raja Sanjaya mendirikan sebuah lingga yang merupakan lambang dari dewa Siwa yang dipuja oleh raja dan rakyatnya. Sanjaya sendiriputera Saimaha, saudara perempuan Raja Sanna yang memerintah sebelum Sanjaya.

        Pada masa pemerintahan Raja Panangkarantahun 775, dinasti Syailendra mulai berkuasa diJawa Tengah bagian selatan sehingga kekuasaan dinasti Sanjaya terdesak ke utara Jawa Tengah, yakni sekitar dataran tinggi Dieng. Di sana Sanjaya mendirikan beberapa candi, antara laincandi Bimo, Arjuno, Semar dan Argopuro.

        Raja-raja yang berkuasa pada zaman dinasti Syailendra ialah Bhanu (752-775), Wisnu(775-782), Indra (782-812), Samarottungga (812-833) dan Balaputradewa (833-856). Prasasti-prasasti Syailendra ialah prasasti Kalasan padatahun 778, dengan menggunakan huruf pranagari dan bahasa Sansekerta; prasasti Kelurak dekat Yogya tahun 782, juga memakai huruf pra-nagari dan bahasa Sansekerta; prasasti Karang Tengah dekat Temanggung pada tahun 824 dengan memakai bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno dan prasasti Kahulunan, Kedu, pada tahun 842 yang ditulis dalam bahasa dan huruf Jawa Kuno.

        Selama pemerintahan Syailendra, banyak bangunan candi yang didirikan sebagaimana telah

disinggung di atas. Satu diantara candi-candi yang tersohor adalah Borobudur yang didirikan pada masa Raja Samarottungga. Candi Sajiwan danPlaosan dibangun pada masa pemerintahan suami-isteri Rakai Pikatan-Pramodawardhani (puteri Samarottungga). Nampaknya pengaruh Pramodawardhani sangat besar, sehingga yang dibangun adalah candi bercorak Buddha. Raja Rakai Pikatan sendiri beragama Siwa (Hindu). Jelas pada masa itu terdapat rasa toleransi agama yang besar.

        Perkawinan Rakai Pikatan yang beragama Siwa dan Pramodawardhani yang beragama Buddha bersifat politis untuk menghadapi Balaputra yang sedang berkuasa, selain untuk mencapai kerukunan antara dua dinasti yang sedang bersaing dan bahkan saling bertentangan. Balaputra dansaudaranya, Pramodawardhani bersaing untuk menduduki jabatan Raja Mataram setelah ayah mereka, Samarottungga meninggal dunia. Balaputra berhasil naik tahta antara tahun 833 - 856, tetapi akhirnya benteng pertahanan Balaputra dirobohkan juga oleh persekutuan  Rakai Pikatan Pramodawardhani, dengan demikian maka hanculah benteng terakhir dinasti Syailendra di Jawa Tengah sebelah Selatan desa Prambanan.

        Sejak pemerintahan Rakai Pikatan, dan kemudian disusul oleh Rakai Kayuwangi (856-886), Rakai Watukumalang (886-898), Balitung

(898-910), Daksa, Tulodong dan Wawa, pemerintahan dinasti Sanjaya semakin berkembang. Pada masa Raja Wawa, pusat kekuasaan Mataram dipindahkan ke Jawa Timur, sehingga peranan Jawa Timur selama dua abad kemudian berhasil menggantikan kedudukan Jawa Tengah.

        Ada dua pendapat tentang apa sebabnya pusat pemerintahan kerajaan Mataram dipindahkanyang ditandai juga dengan perpindahan massal rakyat ke Jawa Timur. Pertama,mereka yang berpendapat perpindahan itu akibat meletusnya gunung Merapi yang banyak menimbulkan bencana dan korban. Menurut kepercayaan rakyat, meletusnya gunung Merapi menunjukkan kemarahan para dewa. Pendapat ke-dua, karena tarikan faktor ekonomi di Jawa Timur yang semakin besar, di mana perdagangan dan pelayaran laut dan sungai kian rarnai.

        Babak pertama pemerintahan Mataram di Jawa Timur dipegang oleh dinasti Isana, nama yang diambil dari nama Sri Maharaja Rake Hino Sri Isana Wikramadjarmotunggadewa, gelar Mpu Sendok. Bagaimana Mpu Sendok naik tahta kurang dutetahui. Namun diduga melalui perkawinannya de putri Wawa. Dari prasasti-prasasti yang dikeluarkannya, ternyata Mpu Sendok banyak menaruh perhatian pada perdagangan dan pelayaran di kali Brantas selain pertanian. MpuSendok juga dikenal Raja yang memerintah dengan

lebih demokratis dan menaruh minat pada soal-soal hukum serta kesusastraan· Pada masa pemerintahan Mpu Sendok-lah di

        Mpu Sendok sendiri penganut agama Hindu, sehingga timbul kesan adanya toleransi agama yang sangat kuat di masa itu. Nampaknya antara agama Hindu yang dianut di Kutai, Tarumadan Mataram pada satu pihak dan agama Buddha yang dianut Sriwijaya dan Mataram (masa dinastiSyailendra) di lain pihak pernah terjadi persaingan dan perbenturan. Narnun kemudian terjadi toleransi yang diawali oleh perkawinan Rakai Pikatan dan Pramodawardhani. Hal mana dilanjutkan pada masa pemerintahan Isana dan kemudian terjadi "pembauran" antara Hindu dan Buddha sehingga batas kedua agama itu semakin kabur pada masa Singosari dan Majapahit. Pembauran kedua agama ini masih dapat disaksikan di Jawa dan Bali.

        Diantara raja-raja keturunan Mpu Sendok, yang paling berhasil adalah Airlangga. la adalah seorang raja yang ditaati oleh rakyatnya yang rela menyerahkan segala milik mereka demi kepentingan pemerintahaan Airlangga. Airlangga berhasil membawa kerajaan Mataram pada puncaknya; tapi Airlangga pula yang meruntuhkan kerajaan itu.

        Runtuhnya kerajaan Mataram sudah beradadi ambang pintu tatkala Sanggramatunggadewi, orang kedua yang pantas menduduki tahta sesudah

Airlangga, menolak jabatan besar tersebut. la lebih suka memilih hidup suci sebagai petapa diPucangan, gunung Penanggungan, dengan nama KiliSuci. Maka, Airlangga terpaksa minta bantuan Mpu Bharada yang sakti untuk membagi kerajaannya kepada kedua putranya, Jenggala (Singasari) di bagian Timur dan Kediri di bagian Barat pada tahun 1041. Airlangga sendirimenjadi petapa pada tahun 1042 dengan nama ResiGentayu sampai wafat pada tahun 1049 dan dimakarnkan di Tirtha, tempat permandian Jalatunda dekat desa Belahan di sebelah Timur gunung Penanggungan.

        Airlangga sebagai penjelmaan Wishnu diwujudkan dalam bentuk Wishnu sedang naik seekor burung Garuda.

        Kerajaan Majapahit adalah Negara Kesatuan Indonesia kedua setelah Sriwijaya yangdibangun oleh umat Buddha dan Hindu. Umat Buddha dan Hindu dalam zaman keprabuan Majapahit, berhasil mengantarkan bangsa Indonesia memasuki zaman keemasannya. Kejayaan keprabuan Majapahit dapat terwujud antara lain disebabkan karena adanya kerukunan intern umat Buddha dan kerukunan intern umat Hindu serta adanya kerukunan hidup antara umat Buddha dan umat Hindu pada zaman itu. Maharaja Hayam Wurukdalam menjalankan pemerintahannya didampingi oleh penasehat agung dalam keagamaan yakni Dharmadhyaksa Ring Kasongatan dan golongan

Buddha dan Dharmadhyaksa Ring Kasewan dari golongan Hindu. Kerukunan hidup umat beragama pada zaman Majapahit dirintis dan dipelopori oleh Pujangga Buddhis yang agung, Mpu Tantular.Dalam bait syair yang ada di dalam buku yang ditulisnya yakni kitab "SUTASOMA" pujangga besar Mpu Tantular menulis: "Siwa Buddha Bhinneka Tunggal lka Tan Hana Dharma Mangrwa". Kalimat sakti yang dapat mempersatukan umat beragama dan rakyat Majapahit pada waktu itu, yakni Bhinneka Tunggal lka, sekarang merupakan kalimat sakti pemersatu bangsa Indonesia dan ditulis dalam lambang negara Garuda Pancasila.

        Setelah  keprabuan Majapahit  mengalamizaman keemasan, pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dengan Maha Patihnya Gajah Mada yang beragama Buddha, akhirnya mengalami keruntuhan karena kerukunan hidup umat beragama serta persatuan kesatuan rakyat". Majapahit tidak dapat lagi dipertahankan. Terjadinya perpecahandan pertentangan yang tidak henti-hentinya akhirnya membawa Majapahit sirna dari muka bumiini. Bersama dengan itu agama Buddha juga mengalami pasang surut dalam perkembangannya, kemusnahannya semakin nyata dalam zaman penjajahan Belanda. Narnun demildan, dalam zaman penjajahan Belanda pula agama Buddha mulai dipelajari dan dihayati oleh generasi muda yang terhimpun dalam Perhimpunan Theosofi Indonesia dan Sam Kauw.

Agama Buddha Dalam Zaman Penjajahan

        Pada zaman penjajahan Belanda, di Indonesia hanya dikenal adanya tiga agama yakniagama Kristen Protestan, Katolik dan Islam sedangkan agama Buddha tidak disebut-sebut. Halini adalah salah satu sikap Pemerintah KolonialBelanda waktu itu. Dengan demikian agama Buddhadapat dikatakan sudah sima di bumi Indonesia, tetapi secara tersirat di dalam hati nurani bangsa Indonesia, agama Buddha masih tetap terasa antara ada dan tiada.

        Pada zaman pemerintahan kolonial Belanda di Jakarta didirikan Perhimpunan Theosofi oleh orang-orang Belanda terpelajar. Tujuan dari Theosofi ini mempelajari inti kebjaksanaan semua agama dan untuk menciptakan inti persaudaraan yang universal. Theosofi mengajarkan pula kebijaksanaan dari agama Buddha, di mana seluruh anggota Thesofi tanpa memandang perbedaan agama, juga mempelajari agama Buddha. Dari ceramah-ceramah dan meditasiagama Buddha yang diberikan di Loji Theosofi diJakarta, Bandung, Medan, Yogyakarta, Surabaya dan sebagainya, agama Buddha mulai dikenal, dipelajari dan dihayati. Dari sini lahirlah penganut agama Buddha di Indonesia, yang setelah Indonesia merdeka mereka menjadi pelopor kebangkitan kembali agama Buddha di Indonesia.

        Dalam zaman penjajahan Belanda, di Jakarta timbul pula usaha untuk melestarikan ajaran agama Buddha, Khong Hucu dan Lautse dan usaha mana kemudian lahir Organisasi Sam Kauw Hwee yang bertujuan untuk mempelajari ketiga ajaran agama dan kepercayaan tersebut. Dari sini pula kemudian lahir penganut agama Buddha,yang dalam zaman kemerdekaan agama Buddha bangkit dan berkembang. 

        Dalam tahun 1932 di Jakarta telah berdiri International Buddhist Mission Bagian Jawa dengan Yosias van Dienst sebagai Deputy Director Generalnya. Tahun 1934 telah diangkat A. van der Velde di Bogor dan J. W. de Wilt di Jakarta masing-masing sebagai Asistant Directoryang membantu Yosias van Dienst. 

        Setahun sebelum berdirinya International Buddhis Mission Bagian Jawa, tepatnya tahun 1931, di Jakarta terbit majalah Mustika Dhamia yang dipimpin oleh Kwee Tek Hoay. Majalah Mustika Dharma mernuat tentang pelajaran Theosofi, tentang agama Islam, tentang sari pelajaran dan Yesus, ajaranKrisnamurti, terutama mengenai ajaran agama Buddha (Buddha Dhamia), Khonghucu dan Lautse. Majalah Mustika Dharma besar jasanya dalam menyebar luaskan kembali agama Buddha, sehinggaagama Buddha mulai dikenal, dimengerti, dihayati dan diamalkan dalam kehidupan. Atas prakarsa dari Kwee Tek Hoay kemudian lahir

organisasi Sam Kauw, organisasi yang mempelapori kebangkitan agama Buddha disamping Perhimpunan Theosofi Indonesia, dan Pemuda Theosofi Indonesia, setelah Indonesia Merdeka. 

Naiada Thera

   Tanggal 4 Maret 1934 Narada Thera menginjakkan kakinya di pelabuhan Tanjung Priok, disambut oleh Yosias van Dienst dan TjoaHin Hoay dan beberapa umat Buddha. Narada Theraadalah bikhhu yang pertama datang dari luar negeri setelah berselang kira-kira lima ratus tahun. Narada Thera telah memberikan ceramah agama Buddha di loji-loji Theosofi dan di Klenteng-klenteng di Bogor, Jakarta, Yogya, Solo dan Bandung. Di Candi Borobudur pada tanggal 10 Maret 1934 Narada Thera turut hadir dalam upacara penanaman pohon bodhi yang cangkokannya dibawa oleh lr. Meertenas dari Buddhagaya, India. Pohon bodhi yang telah tumbuh besar di Candi Borobudur itu kemudian dimatikan, karena merusak bangunan candi. Duta Besar Srilangka menyerahkan lagi cangkokan pohon. Pohon bodhi tersebut ditanam di kawasan luar Candi Borobudur disaksikan oleh Gubernur Supardjo Rustam. Pohon bodhi dari Duta Besar Srilangka itu adalah cangkokan dari pohon bodhiyang sampai sekarang masih tumbuh di Anuradhapura di Srilangka yang dahulu dibawa oleh Raja Mahinda ke Srilangka.

        Java Buddhist Association yang telah menerbitkan majalah Namo Buddhaya dalam bahasa Belanda telah banyak menarik perhatian dan minat orang-orang Cina, yang pada waktu itu telah banyak menganut agama lain, dan telah mengganti tradisi serta adat istiadat leluhurnya dengan kebiasaan Barat. Kemudian tahun 1932 Kwee Tek Hoay membentuk Sam Kauw Hwee yang anggotanya terdiri dari penganut agama Buddha, Khonghucu dan Laocu. Sam Kauw Hwee menerbitkan majalah Sam Kauw Gwat Po dalambahasa Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, Sam Kauw Hwee kehilangan Ketuanya dengan meninggalnya Kwee Tek Hoay tahun 1952. Sam KauwHwee lalu diorganisir kembali dengan masuknya beberapa organisasi kedalamnya, antara lain Tian Lie Hwee dibawah pimpinan Ong Tiang Biauw yang kemudian menjadi Bhikkhu Jinaputta. Sam Kauw Hwee kemudian menjadi Gabungan Sam Kauw Indonesia (GSKI) dengan Ketuanya yang pertama adalah The Boan An, yang sekarang dikenal sebagai Maha Sthavira Ashin Jinarakkhita Maha Thera. Dalarn tahun 1962 dibawah pimpinan Drs. Khoe Soe Khiam, GSKI dirubah namanya menjadi Gabungan Tri Dharma Indonesia dengan majalahnyabemama Tri Budaya.

Perkembangan Agama Buddha Sejak Kemerdekaan R.I.

Perhimpunan Theosofi y.ang bertujuan untuk membina persaudaraan universal melalui

penghayatan pengetahuan tentang semua agama termasuk agama Buddha, telah menarik perhatian dan minat orang-orang Indonesia terpelajar. Dari mempelajari agama Buddha kemudian timbullah dorongan untuk menghayati dan mengamalkan ajaran agama Buddha. Dari sinilah bermulanya orang-orang Indonesia terpelajar mengenal agama Buddha sampai akhirnya menjadi penganut Buddha Dharma. Orang-orang Indonesia terpelajar yang kemudian menjadi umat Buddha melalui Theosofi antara lain M.S. Mangunkawatja, Ida Bagus Jelanti, The Boan An, Drs. Khoe Soe Khiam, Sadono, R.A. Parwati, Ananda Suyono, I Ketut Tangkas, Slamet Pudjono,Satyadharma, lbu Jamhir, Ny. Tjoa Hm Hoey, Oka Diputhera dan lain-lainnya. Meskipun theosofi tidak bertujuan untuk membangkitkan kembali agama Buddha narnun dari theosofi ini lahir penganut agama Buddha yang kemudian setelah Indonesia merdeka menjadi pelopor kebangkitan kembali agama Buddha di Indonesia. Karena itu baik Perhimpunan Theosofi Indonesia maupun Perhimpunan Pemuda Theosofi Indonesia secara tidak langsung mempunyai andil yang besar dalamkebangkitan kembali agama Buddha di Indonesia.

        The Boan An yang menjadi pimpinan GSKI dan Perhimpunan Pemuda Theosofi Indonesia, kemudian ditahbiskan menjadi Bhikkhu di Burma dengan nama Bhikkhu Ashin Jinarakkhita. Sejak 2500 tahun Buddha Jayanti, tepatnya tahun 1956 saat kebangkitan kembali agama Buddha di bumi

Indonesia, Bhikkhu Ashin Jinarakkhita-lah yang memimpin kebangkitan kembali agama Buddha ke seluruh lndonesia. Karena itu Bhikkhu Ashin Jinarakkhita dinyatakan sebagai Pelopor Kebangkitan agama Buddha secara nasional di Indonesia. Dari bhikkhu Ashin Jinarakkhita lahir tokoh-tokoh umat Buddha di Indonesia seperti Sariputra Sadono, K. Karbono, SoemantriMS, Suraji Ariakertawijaya, Oka Diputhera, I Ketut Tangkas, Ida Bagus Gin dan pimpinan Buddha lainnya yang sampai sekarang masih aktifdalam organisasi Buddhis dan ada pula di antaranya telah menjadi Bhikkhu scperti Ida Bagus Gin vane sekarang dikenal dengan nama Bhikkhu Girirakkhito.

        Jadi dari Gabungan Tri Dharma Indonesiadan Perhimpunan Theosofi Indonesia serta Perhimpunan Pemuda Theosofi Indonesia lahir penganut-penganut agama Buddha yang kemudian bersama-sama dengan Bhikkhu Ashin  Jinarakkhitamempelopori kebangkitan kembali agama Buddha dalam tahun kebangkitannya yakni tahun 1956. Nama-nama yang mendampingi Bhikkhu Ashin Jmarakkhita dalam mempelopori kebangkitan kembali agama Buddha dalam era 2500 tahun Buddha Jayanti tahun 1956 antara lain M.S. Mangunkawatja, Sariputra Sadono, Sasanasobhana,Sosro Utomo, I Ketut Tangkas, Ananda Suyono, R.A. Parwati, Satyadharma, lbu Jayadevi Djamhir, Pannasiri Go Eng Djan, Ida Bagus Giri,Drs. Khoe Soe Khiam, Ny. Tjoa Hin Hoey, Harsa

Swabodhi, Krishnaputra, Oka Diputhera dan sebagainya.

        Organisasi Buddhis yang mempersiapkan kebangkitan kembali agama Buddha di Indonesia adalah International Buddhis Mission Bagian Jawa dibawah pimpinan Yosias van Dienst, yang banyak mendapat bantuan dari Perhimpunan Theosofi dan Gabungan Sam Kauw.

        Organisasi Buddhis yang mempelopori kebangkitan danperkembangan agama Buddha di Indonesia sejak tahun 1950-an ialah Persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia (PUUI) yang diketuai oleh Sariputra Sadono, kemudian oleh Karbono, Soemantri MS, Oka Diputhera (Sek.Jen) sampai kemudian berganti nama menjadi Majelis Ulama Agama Buddha Indonesia (MUABI) yang kemudian menjadi Majelis Upasaka Pandita Agama Buddhayana Indonesia. Yang membentuk PUUIadalah Bhikkhu Ashin Jinarakkhita dalam tahun 1954, sebagai pembantunya dalam menyebarkan agama Buddha di Indonesia.

        Kemudian Bhikkhu Ashin Jinarakkhita merestui berdirinya Perhimpunan Buddhis Indonesia tahun 1958 dengan Ketua Urnunanya Sariputra Sodono dan Sek. Jen. Sasana Sobhana. Kemudian Ketua Umum PERBUDHI adalah Soemantri MS dengan Sek. Jen. Oka Diputhera. Perbudhi kemudian dilebur menjadi Budhi bersama-sama dengan organisasi Buddhis lainnya.

        Dalam tahun 1958 berdiri Sangha Suci Indonesia yang kemudian ganti nama menjadi MahaSangha Indonesia. Maha Sangha Indonesia kemudian pecah melahirkan Sangha Indonesia. Dengan demikian di Indonesia terdapat dua Sangha yakiri Maha Sangha Indonesia dan Sangha Indonesia. Maha Sangha Indonesia dipimpin oleh Bhikkhu Ashin Jinarakkhita dan Sangha Indonesia dipimpin oleh Bhikkhu Girirakkhito.

        Tahun 1974 atas prakarsa Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Hindu dan Buddha, Gde Pudja MA, telah diadakan perternuan antara Maha Sangha Indonesia dan Sangha Indonesia. Hasil dan perternuan tersebut melahirkan SanghaAgung Indonesia yakni gabungan dari Maha SanghaIndonesia dan Sangha Indonesia. Sebagai Maha Nyaka Sangha Agung Indonesia terpilih Sthavira.Ashin Jinarakkhita.

        Kemudian setelah Kongres Umat Buddha Indonesia di Yogyakarta, di Indonesia terdapat tiga kelompok Sangha, yakni Sangha Agung Indonesia, Sangha Theravada Indonesia dan Sangha Mahayana Indonesia yang sernuanya tergabung dalam Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI).

        Sangha Mahayana Indonesia dibentuk tahun 1978. Dewasa ini pengurusnya terdiri atasBhiksu Dharmasagaro (Ketua Urnum), Bhiksu Dharmabatama (Ketua 1), Bhiksu Sakyasakti

(Ketua II), Bhiksu Dutavira (Sekretaris Urnum),Bhiksu Dhyanavira (Sekretaris 1) dan Bhiksu Andhanavira (Sekretaris II). Sangha Mahayana Indonesia inilah yang, mencetuskan ide pembangunan Pusdikiat Buddha Mahayana Indonesia. Cita-cita Sangha adalah menyebarluaskan ajaran Buddha Mahayana di Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia serta menterjemahkan kitab-kitab suci agama Buddha ke dalam bahasa Indonesia. 

        Mengingat upacara-upacara ritual agamaBuddha dewasa ini urnumnya masih menggunakan

aksara Mandarin, maka sejak 1982 BhiksuDutavira dengan tidak mengenal lelah dan dengankemampuan terbatas yang dimikinya berusahamengembalikan bentuk-bentuk upacara dalamaksara Sansekerta serta bahasa Indonesia. Halini telah diterapkan di II propinsi diIndonesia dengan memperoleh sambutan antusiassekali, khususnya dari para umat BuddhaMahayana. Apa yang dilakukan oleh BhiksuDutavira selama 4 tahun itu boleh dikatakansemacam merintis proyek pilot PusdiklatMahayana. Sementara pusat-pusat kerajaan Buddhahanya terdapat di Sumatera dan beberapa daerahdi Jawa.

Berikut kerajaan Buddha di Indonesia.1. Kerajaan Kalinga           Kerajaan Kalinggan berdiri sekitaraban 6 Masehi di jawa Tengah. Kerajaan inidipimpin oleh seorang ratu bernama Ratu Shima.Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kalingga,antara lain Prasastin  Tuk Mas yang ditemukandi desa Dakawu di Lereng Gunung Merbabu, JawaTengah.

2. Kerajaan Sriwijaya          Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abadke-7 dengan raja pertaman Sri Jayanegara danberpusat di Palembang, Sumatera Selatan ( MuaraSungai Musi). Sriwijaya mengalami zamankekemasan pada saat diperintah oleh RajaBalaputradewa, putra dari Samaratungga dariJawa pada abad ke-9. Wilayah Sriwijaya meliputihampir seluruh Sumatera, Jawa Barat, KalimantanBarat, dan Semenanjung Melayu. Oleh karena itu,Sriwijaya disebut juga Kerajaan Nusantarapertama.Peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya sebagaiberikut:a. Candi

Candi Muara Takus

Candi Muara Takus

Biara Bakal

b. Prasasti

Prasati Kedukan Bukit ( 605 M)

Prasati talang Tuo ( 648 M)

Prasati Telaga Batu

Prasasti Kota Kapur ( 686 M)

Prasasti Karang Berahi ( 686) 

3. Kerajaan Mataram Budha            Kerajaan Mataram Budha pada walanyamerupakan kerajaan Hindu. Namus sejak DinastiSyailendra memerintah, Mataram berubah menjadikerajaan Budha. Peninggalan kerajaan MataramBudha antara lain sebagai berikut:a. Candi

Candi Borobudur di Jawa tengah, didirikan tahun

770 M oleh Raja Samaratungga

Candi Kalasan di Jawa Tengah , merupakan candi

Budha tertua di Pulau Jawa yang didirikan tahun

778 M

Candi Mendut di Jawa Tengah

Candi Sewu di Jawa Tengah

Candi Plaosan di Jawa Tengah

b. Prasasti

Prasasti Sojomerto, isinya menyebutkan

seseorang bernama Syailendra, yang beragama

Budha.

Prasasti Sangkhara, isinya menerangkan Raja

Hakai Panangkaran yang berpindah agama dari

Hindu ke Buddha.

Prasasti Kalasan ( 778 M), isinya seoarang raja

dari Dinasti Sanjaya berhasil membujuk Raja

Rakai Panaangkaran dari Dinasti Sanjaya yang

beragama Hindu untuk membangun sebuah bangunan

suci bagi Dewi Tara dan sebuah wihara untuk

para biksu di Kalasan.

Prasasti Kluraj (782 M), isinya tentang

pembuatan arca Manjusri sebagai wujud dari

Buddha, Wisnu, dan Sanggha yang disamakan

dengan Trimurti yaitu, Brahmana, Wisnu dan

Siwa.

Prasasti Ratu Boko ( 856 M), isinya  kekalahan

Balaputradewa dalam perang dengan kakak

iparnya, Rakai Pikatan.

PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM di INDONESIA

  Islam merupakan salah satu agama yang masuk dan berkembang di Indonesia. Hal ini tentu bukanlah sesuatu yang asing bagi Anda, karena di mass media mungkin Anda sudah sering

mendengar atau membaca bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki penganut agama Islam terbesar di dunia.Agama Islam masuk ke Indonesia dimulai dari daerah pesisir pantai, kemudian diteruskan ke daerah pedalaman oleh para ulama atau penyebar ajaran Islam. Mengenai kapan Islam masuk ke Indonesia dan siapa pembawanya terdapat beberapa teori yang mendukungnya.

Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islamdi Indonesia.Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah,terdapat 3 teori yaitu teori Gujarat, teori Makkah dan teori Persia.Ketiga teori tersebut di atas memberikan jawaban tentang permasalah waktu masuknya Islam ke Indonesia, asal negaradan tentang pelaku penyebar atau pembawa agamaIslam ke Nusantara. Untuk mengetahui lebih jauh dari teori-teori tersebut, silahkan Anda simak uraian materiberikut ini.

Teori GujaratTeori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 danpembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:a. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan

bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Indonesia.b. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia –Cambay – Timur Tengah – Eropa.c. Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yangbercorak khas Gujarat.Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan BernardH.M. Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannyapada saat timbulnya kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai.Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernahsinggah di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudahbanyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam dari India yangmenyebarkan ajaran Islam.Demikianlah penjelasan tentang teori Gujarat. Silahkan Anda simak teori berikutnya.

Teori MakkahTeori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lamayaitu teori Gujarat.Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan

pembawanya berasal dari Arab (Mesir).Dasar teori ini adalah:a. Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapatperkampungan Islam (Arab); dengan pertimbanganbahwa pedagang Arab sudahmendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai denganberita Cina.b. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruhmazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. SedangkanGujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.c. Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasaldari Mesir.Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahliyang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad13 sudah berdiri kekuasaan politikIslam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauhsebelumnya yaitu abad ke 7 dan yangberperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.Dari penjelasan di atas, apakah Anda sudah memahami? Kalau sudah paham simakteori berikutnya.

Teori PersiaTeori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanyaberasal dari Persia (Iran).Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat IslamIndonesia seperti:a. Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Huseincucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. DiSumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut.Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.b. Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaituAl – Hallaj.c. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistemmengeja huruf Arab untuk tandatandabunyi Harakat.d. Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.e. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah namasalah satu Pendukung teori ini yaitu Umar AmirHusen dan P.A. HusseinJayadiningrat.Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-

masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Maka itu berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai pemegang peranan dalam penyebaranIslam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India).

Proses penyebaran Islam di Indonesia atau proses Islamisasi tidak terlepas dariperanan para pedagang, mubaliqh/ulama, raja, bangsawan atau para adipati.Di pulau Jawa, peranan mubaliqh dan ulama tergabung dalam kelompok para waliyang dikenal dengan sebutan Walisongo atau wali sembilan yang terdiri dari:

1.Maulana Malik Ibrahim dikenal dengan nama Syeikh Maghribi menyebarkan Islam di Jawa Timur.2.Sunan Ampel dengan nama asli Raden Rahmat menyebarkan Islam di daerah Ampel Surabaya.3.Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel memiliki nama asli Maulana Makdum Ibrahim, menyebarkan Islam di Bonang (Tuban).4.Sunan Drajat juga putra dari Sunan Ampel nama aslinya adalah Syarifuddin, menyebarkan Islam di daerah Gresik/Sedayu.5.Sunan Giri nama aslinya Raden Paku menyebarkan Islam di daerah Bukit Giri

(Gresik)6.Sunan Kudus nama aslinya Syeikh Ja’far Shodik menyebarkan ajaran Islam di daerah Kudus.7.Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Mas Syahidatau R. Setya menyebarkan ajaran Islam di daerah Demak.8.Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga namaaslinya Raden Umar Syaid menyebarkan islamnya di daerah Gunung Muria.9.Sunan Gunung Jati nama aslinya Syarif Hidayatullah, menyebarkan Islam di Jawa Barat (Cirebon) Demikian sembilan wali yang sangat terkenal di pulau Jawa, Masyarakat Jawasebagian memandang para wali memiliki kesempurnaan hidup dan selalu dekatdengan Allah, sehingga dikenal dengan sebutan Waliullah yang artinya orang yangdikasihi Allah.


Recommended