+ All Categories
Home > Documents > APLIKASI ICT DAN OTOMATISASI DI TANAMAN PANGAN

APLIKASI ICT DAN OTOMATISASI DI TANAMAN PANGAN

Date post: 13-Mar-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
11
Prosiding Seminar Nasional PERTETA 2018 29-31 Agustus 2018, Institut Pertanian STIPER, Yogyakarta – Indonesia ISBN : 978-602-51151-6-5 Seminar Nasional PERTETA 2018 : Mekanisasi, Otomasi dan Aplikasi ICT dalam Mendukung Bioindustri dan Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan 250 APLIKASI ICT DAN OTOMATISASI DI TANAMAN PANGAN Dr. Ir. Astu Unadi, M.Eng. (1) (1) Center for Agricultural Engineering Research and Development Serpong Tromol Pos 2, Serpong, Tangerang, Banten, 15310, Indonesia Tel.:+62 2170936787, E-mail: [email protected] Perkembangan dunia industri sudah di pintu masuk ke era Industri 4.0 dimana aplikasi teknologi mengkombinasikan sistem informasi, komunikasi, otomatisasi dan robotik. Revolusi ini telah berlangsung di berbagai sektor tidak terkecuali sektor pertanian. Perkembangan penerapan teknologi pertanian khususnya dibidang pangan dan hortikultura selama satu dasawarsa terakhir ini sebenarnya telah mengarah kepada revolusi Industri 4.0. Salah satu kunci keberhasilan dibidang pertanian adalah adanya ketersediaan air yang erat kaitannnya dengan iklim dan perencanaan tanam. Teknologi Komunikasi dan Informasi (ICT) telah diadopsi dan diaplikasikan dibidang pertanian pangan antara lain adalah penerapan AWS Telemetry untuk mendapatkan data iklim real time. Dengan data iklim real time, maka perencanaan tanam dapat disusun secara cepat. Data-data iklim dan data lahan diolah untuk perencanaan tanam dan disebarkan secara on-line agar dapat diakses oleh petani. Disamping itu, benih merupakan faktor lain yang menentukan keberhasilan produksi tanaman. Teknologi otomatisasi dan robot telah dikembangkan di bidang pertanian pangan dan hortikultura untuk penyiapan benih secara masal. Tulisan ini bertujuan untuk melihat perkembangan beberapa teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia serta otomatisasi dibidang perbenihan tanaman pangan dan hortikultura serta perekayasaan yang sedang berlangsung dalam menyongsong revolusi industri 4.0. Kata kunci: industri 4.0, teknologi comunikasi dan otomatisasi 1. Pendahuluan Beberapa ahli mendifisikan pertanian modern dengan suatu sistem pertanian menggunakan teknologi alat dan mesin pertanian yang besar untuk mengkasilkan produk pertanian secara berkelanjutan. Sistem pertanian modern menerapkan tiga hal yaitu a) penggunaan benih unggul, b) penggunaan teknologi mekanisasi yang canggih dan c) penggunaan bahan kimia untuk pupuk dan pengendalian penyakit (Sugiarto C, 2017). Dalam era revolusi industri 4.0 seperti sekarang ini, pertanian modern dapat dikaitkan dengan penggunaan teknologi informasi dan dan komunikasi untuk memberikan informasi yang akurat dalam perencanaan tanam sampai pemasaaaran dan teknologi otomatisasi sampai dengan robotik untuk memproduksi benih maupun produk pertanian serta pengolahan hasil untuk meningkatkan nilai tambah. Dalam 1-2 dasawarsa terakhir, Kementerin Pertanian telah memulai mengaplikasikan teknologi komunikasi dan informasi serta oromatisasi untuk budidaya tanaman pangan dan hortikultura dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, Air irigasi, benih dan mekanisasi pertanian merupakan input produksi dan sarana yang sangat vital didalam memproduksi bahan pangan. Teknologi komunikasi dan informasi di bidang tanaman pangan berupa stasium pemantau iklim (Automatic Weather Station/ AWS) telemetri telah direkayasa dan diaplikasikan oleh Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian untuk memantau data iklim secara real time dan mengirimkan data tersebut ke stasium iklim di Bogor (Astu dkk, 2004). AWS telemetry ini menggunakan teknologi komunikasi GSM yang dikembangkan dari telepon mobi. Data iklim yang dipindai dari sensor, direkam dan disimpan sementara di didalam data logger kemudian di pindahkan ke sistem GSM untuk di kirimkan ke stasiun pengendali iklim. Pada tahun 2007 Badan Litbang Perrtanian, Kementerian Pertanian telah menyusun peta kalender tanam tanaman padi sebagai panduan waktu tanam padi bagi penyuluh dan petani di setiap kecamatan di seluruh Indonesia (Ramadhani dkk, 2013). Kalendern tanam yang dikembangkan ini menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT). Saat ini peta kalender tanam tersebut telah berkembang menjadi Sistem Kaltender Tanam Dinamis. Dalam perkembangannya, Kalender Tanam Dinamik disempurnakan menjadi Kalender Tanam Terpadu.
Transcript

Prosiding Seminar Nasional PERTETA 201829-31 Agustus 2018, Institut Pertanian STIPER, Yogyakarta – Indonesia

ISBN : 978-602-51151-6-5

Seminar Nasional PERTETA 2018 : Mekanisasi, Otomasi dan Aplikasi ICT dalam Mendukung Bioindustri danIndustri Kelapa Sawit Berkelanjutan

250

APLIKASI ICT DAN OTOMATISASI DI TANAMAN PANGAN

Dr. Ir. Astu Unadi, M.Eng.(1)(1)Center for Agricultural Engineering Research and Development Serpong

Tromol Pos 2, Serpong, Tangerang, Banten, 15310, IndonesiaTel.:+62 2170936787, E-mail: [email protected]

Perkembangan dunia industri sudah di pintu masuk ke era Industri 4.0 dimana aplikasi teknologimengkombinasikan sistem informasi, komunikasi, otomatisasi dan robotik. Revolusi ini telah berlangsung diberbagai sektor tidak terkecuali sektor pertanian. Perkembangan penerapan teknologi pertanian khususnyadibidang pangan dan hortikultura selama satu dasawarsa terakhir ini sebenarnya telah mengarah kepadarevolusi Industri 4.0. Salah satu kunci keberhasilan dibidang pertanian adalah adanya ketersediaan air yangerat kaitannnya dengan iklim dan perencanaan tanam. Teknologi Komunikasi dan Informasi (ICT) telahdiadopsi dan diaplikasikan dibidang pertanian pangan antara lain adalah penerapan AWS Telemetry untukmendapatkan data iklim real time. Dengan data iklim real time, maka perencanaan tanam dapat disusunsecara cepat. Data-data iklim dan data lahan diolah untuk perencanaan tanam dan disebarkan secara on-lineagar dapat diakses oleh petani. Disamping itu, benih merupakan faktor lain yang menentukan keberhasilanproduksi tanaman. Teknologi otomatisasi dan robot telah dikembangkan di bidang pertanian pangan danhortikultura untuk penyiapan benih secara masal. Tulisan ini bertujuan untuk melihat perkembanganbeberapa teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia serta otomatisasi dibidang perbenihan tanamanpangan dan hortikultura serta perekayasaan yang sedang berlangsung dalam menyongsong revolusi industri4.0.

Kata kunci: industri 4.0, teknologi comunikasi dan otomatisasi

1. PendahuluanBeberapa ahli mendifisikan pertanian

modern dengan suatu sistem pertanianmenggunakan teknologi alat dan mesin pertanianyang besar untuk mengkasilkan produk pertaniansecara berkelanjutan. Sistem pertanian modernmenerapkan tiga hal yaitu a) penggunaan benihunggul, b) penggunaan teknologi mekanisasi yangcanggih dan c) penggunaan bahan kimia untukpupuk dan pengendalian penyakit (Sugiarto C,2017). Dalam era revolusi industri 4.0 sepertisekarang ini, pertanian modern dapat dikaitkandengan penggunaan teknologi informasi dan dankomunikasi untuk memberikan informasi yangakurat dalam perencanaan tanam sampaipemasaaaran dan teknologi otomatisasi sampaidengan robotik untuk memproduksi benih maupunproduk pertanian serta pengolahan hasil untukmeningkatkan nilai tambah. Dalam 1-2 dasawarsaterakhir, Kementerin Pertanian telah memulaimengaplikasikan teknologi komunikasi daninformasi serta oromatisasi untuk budidayatanaman pangan dan hortikultura dalam memenuhikebutuhan masyarakat,

Air irigasi, benih dan mekanisasi pertanianmerupakan input produksi dan sarana yang sangat

vital didalam memproduksi bahan pangan.Teknologi komunikasi dan informasi di bidangtanaman pangan berupa stasium pemantau iklim(Automatic Weather Station/ AWS) telemetri telahdirekayasa dan diaplikasikan oleh Badan LitbangPertanian Kementerian Pertanian untuk memantaudata iklim secara real time dan mengirimkan datatersebut ke stasium iklim di Bogor (Astu dkk,2004). AWS telemetry ini menggunakan teknologikomunikasi GSM yang dikembangkan dari teleponmobi. Data iklim yang dipindai dari sensor,direkam dan disimpan sementara di didalam datalogger kemudian di pindahkan ke sistem GSMuntuk di kirimkan ke stasiun pengendali iklim.

Pada tahun 2007 Badan Litbang Perrtanian,Kementerian Pertanian telah menyusun petakalender tanam tanaman padi sebagai panduanwaktu tanam padi bagi penyuluh dan petani disetiap kecamatan di seluruh Indonesia (Ramadhanidkk, 2013). Kalendern tanam yang dikembangkanini menggunakan Teknologi Informasi danKomunikasi (ICT). Saat ini peta kalender tanamtersebut telah berkembang menjadi SistemKaltender Tanam Dinamis. Dalamperkembangannya, Kalender Tanam Dinamikdisempurnakan menjadi Kalender Tanam Terpadu.

Prosiding Seminar Nasional PERTETA 201829-31 Agustus 2018, Institut Pertanian STIPER, Yogyakarta – Indonesia

ISBN : 978-602-51151-6-5

Seminar Nasional PERTETA 2018 : Mekanisasi, Otomasi dan Aplikasi ICT dalam Mendukung Bioindustri danIndustri Kelapa Sawit Berkelanjutan

251

Keunggulan dari sistem informasi dan komunikasidari kalender tanam terpadu ini adalah penggunakhususnya petani dan penyuluh dapat memperolehInformasi awal waktu tanam dengan mudah secaraon-line pada setiap level kecamatan yang meliputi7.042 Kecamatan, 514 Kabupaten dan 34 Provinsi.Demikian juga informasi wilayah rawan terkenabencana kekeringan, banjir dan serangan organismepengganggu tanaman (OPT), informasirekomendasi varietas, benih, pupuk, danmekanisasi pertanian yang perlu disiapkan sebelummasuk periode musim tanam berikutnya. Informasiberbasis website, bisa diakses melaluihttp://katam.info atauhttp://katam.litbang.deptan.go.id.

Sistem informasi katam terpadu berisikan:a) Peta dan data interaktif, b) rekomendasi varitas,pupuk, pestisida dan alsintan, c) grafik rawanmusim, dan d) monitoring Online untuk melihatkondisi terkini pada 55 titik lokasi di Lampung,Jawa dan Bali. Selain Web, juga bisa dilihatmelalui SMS. Kalender tanam berdasar web saat initelah di aplikasikan hampir diseluruh wilayahIndonesia. Otomatisasi dibidang perbenihanhortikultura juga sedang dikembangkan. Dari subsektor pertanian pangan dan hortikultura, telahdikembangkan unit mesin penyemai benihhortikultura dari biji yang berukuran kecilkhususnya cabai dan bawang merah (Astu dkk,2017). Mesin ini dirancang untuk menyemaikanbenih hortikultura kedalam nampan semai ber potuntuk skala industri. Mesin ini telah dirancangmenggunakan sistem mekanik, pneumatik danelektronik.

2. Perkembangan Aplikasi ICT danOtomatisasi di Bidang Pertanian TanamanPangan dan Hortikultura.

Dalam bab ini akan diuraikan aplikasiTeknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) sertateknologi otomatisasi di bidang pertanian pangandan hortikultura.2.1. Aplikasi ICT untuk mencatat dan

mengirimkan data iklim dan permukaanair sungai secara otomatis dan real time(AWS dan AWLR Otomatis dantelemetri).

Data iklim real time sangat diperlukandidalam perencanaan produksi tanaman danantisipasi terjadinya kegagalan panen karenabencana banjir, kekeringan dan ledakan seranganhama. Beberapa permasalahan di dalampengelolaan stasiun iklim antara lain adalahpencatatan dan pengirimannya data dari stasiunpengamat iklim ke institusi yang bertanggungjawabuntuk mengumpulkan, menganalisis danmenginformasikan ke pengguna. Otomatisasipencatatan dan pengiriman data iklim telahdiupayakan sejak tahun 1999 melalui penggunaankaset dan kemudian tahun 2004 melaluipemasangan AWS dengan telpon kabel. Meskipunupaya tesebut telah dilakukan, namun akses kesumber data masih mengalami kesulitan karenapetugas harus datang untuk mengambil data secaraperiodik di stasiun AWS dan AWLR yang beberapadiantaranya sulit dijangkau. Dengan demikian,karena lokasi AWS pada umumnya sangat jauh darikota, maka komunikasi lewat telpon kabel secara“real time” sangat sulit dilakukan.

Penggunakan sistem GSM untuktelekomunikasi pada tahun 2004 sangat populerdan dapat dikalukan di hampir seluruh wilayahNKRI dan murah. Salah satu teknik yang dapatmenjadi alternatif untuk AWS dan AWLR telemetriadalah penggunaan teknologi SMS (shortagemassage service). AWS yang dikembangkan(Gambar 1) telah diaplikasikan untuk memindai,mengirimkan data iklim dan mengedalikan waktupengiriman dari jarak jauh dengan tambahaninstrumen untuk memindai berbagai variabel iklimdan tinggi muka air sungai (Astu dkk, 2004). Datayang dipindai oleh sensor yang berupa besaranlistrik, dan besaran lainnya dikendalikan dandisimpan sementara oleh data logger. Data dalamdata logger kemudian diakses dari jarak jauhmelalui modem sistem GSM yang dipasang dalamsatu shelter dengan data logger tersebut. Denganbantuan perangkat lunak, waktu akses data dapatdikendalikan sesuai dengan yang dikehendaki. Datalogger telah dirancang dan dikembangkan untukmenyempurnakan AWS dan AWLR yang telah adaserta dapat dipasang pada AWS dan AWLR baru.

Prosiding Seminar Nasional PERTETA 201829-31 Agustus 2018, Institut Pertanian STIPER, Yogyakarta – Indonesia

ISBN : 978-602-51151-6-5

Seminar Nasional PERTETA 2018 : Mekanisasi, Otomasi dan Aplikasi ICT dalam Mendukung Bioindustri danIndustri Kelapa Sawit Berkelanjutan

252

Gambar 1. Prototipe AWS telemetri.

AWS dan AWLR telemetri terdiri dariperangkat keras dan perangkat lunak. Perangkatkeras terdiri dari:a. Pemindai (sensor) parameter iklim (curah hujan,suhu, kelembaban, kecepatan angin, intensitasradiasi matahari)

b. Data logger multi fungsi untuk mendigitasikanbesaran yang dipindai oleh sensor

c. Modem GSM dan sistem komunikasi dua arahd. Stasiun penerima yang terdiri dari seperangkatPC yang sudah ada.

Disamping perangkat keras AWS danAWLR, juga dikembangkan perangkatlunak/program komputer untuk mengendalikanAWS dan AWLR telemetri dalam pencatatan,penyimpanan dan pengiriman data jarak jauh, sertamemberikan peringatan bila ada kerusakan padakomponen fisik. Terdapat dua perangkat lunakyang dikembangkan, yaitu (1) perangkat lunak(soft-ware) yang dibangun pada data logger dandikembangkan dalam bahasa mesin, berfungsiuntuk mengendalikan kerja logger dalam membacahasil pengamatan sensor dan menyimpan datasementara, serta untuk berkomunikasi dengan pusatpengelolaan data di Bogor, dan (2) perangkat lunakyang berfungsi untuk membaca data hasilpengamatan dari logger dan memindahkannya kekomputer di pusat pengelolaan data di Bogor. Padatahap ini dilakukan pemrograman pada perangkatkeras Program Language Controller (PLC) agar

dapat berkomunikasi dengan data logger, danpemrograman antarmuka menggunakan MicrosoftVisual Basic 6.0 untuk komunikasi data melaluiSMS sekaligus dapat berkolaborasi/sinkronisasidengan Sistem Informasi Iklim yang telahdikembangkan di Balitklimat sejak tahun 2004.

AWS Telemetri yang dipasang di SumateraBarat adalah dengan memanfaatkan sensor-sensorpada AWS yang sudah ada untuk mengukur peubahcuaca, kemudian melakukan penyempurnaan danpengaturan pada sistem operasi logger, pembacaandan penyimpanan data. Penyimpanan data hasilpengukuran dilakukan dengan dua cara, (1)menggunakan sistem kaset sebagaimana yangterdapat pada sistem pencatatan sebelumnya, dan (2)mengembangkan sistem pengiriman data kekomputer di stasiun pengendali secara berkaladengan bantuan data logger dan modem GSM.

Untuk AWLR Telemetri, dilakukanperancangan dan perakitan sensor, data logger danmodem yang baru menggunakan komponen sensor-sensor, data logger dan modem yang dirakit didalam negeri. Terdapat dua sistem sensor yangdapat digunakan, namun mengingat bahwa pasangsurut permukaan air sungai di lokasi penelitiancukup beragam dan memerlukan pengamatan yangteliti, maka sistem sensor untuk pengamatan tinggimuka air menggunakan sistem pelampung (gambar2).

Prosiding Seminar Nasional PERTETA 201829-31 Agustus 2018, Institut Pertanian STIPER, Yogyakarta – Indonesia

ISBN : 978-602-51151-6-5

Seminar Nasional PERTETA 2018 : Mekanisasi, Otomasi dan Aplikasi ICT dalam Mendukung Bioindustri danIndustri Kelapa Sawit Berkelanjutan

253

Gambar 2. Prototipe AWLR telemetri

Pada pusat pengendali data, terdapatpengembangan sistem menu pada perangkat lunakmuka-temu (Interface) untuk pengelolaan datacuaca di pusat pengendali AWS Telemetri (Gambar3). Sistem Monitoring Cuaca Jarak jauh terbagi

dalam empat bagian menu, yaitu (1) DataMonitoring, (2) Stasiun Monitoring, (3)Komunikasi SMS, dan (4) History. Menu StasiunMonitoring terbagi kedalam dua sub-menu, yaitu (1)Data Stasiun, dan (2) Data Pengguna (Gambar 4

Gambar 3. Diagram sistem menu pada piranti lunak AWS Telemetri.

Prosiding Seminar Nasional PERTETA 201829-31 Agustus 2018, Institut Pertanian STIPER, Yogyakarta – Indonesia

ISBN : 978-602-51151-6-5

Seminar Nasional PERTETA 2018 : Mekanisasi, Otomasi dan Aplikasi ICT dalam Mendukung Bioindustri danIndustri Kelapa Sawit Berkelanjutan

254

Gambar 4. (a).Tampilan menu Data Monitoring pada komputer di stasiun pengendali, (b). Tampilanmenu STASIUN MONITORING sub-menu DATA STASIUN, (C). DATA PENGGUNA padakomputer di stasiun pengendali. (d) menu Komunikasi SMS pada Sistem

AWS telemetri telah dirakit dan dipasangantara lain di Sumatera Barat (Gambar 5) danAWLR Kalimantan Selatan. Sistem AWS danAWLR Telemetri ini mampu mempercepat sistemdelivery data iklim dan hidrologi dari satu bulan

menjadi satu hari. AWS Telemetri ini telahmendapatkan patent dan dilisensi oleh perusahaandidalam negeri serta dipasarkan di beberapaperusahaan perkebunan

(a)

(b)

(c) (d)

(e) (f)

Prosiding Seminar Nasional PERTETA 201829-31 Agustus 2018, Institut Pertanian STIPER, Yogyakarta – Indonesia

ISBN : 978-602-51151-6-5

Seminar Nasional PERTETA 2018 : Mekanisasi, Otomasi dan Aplikasi ICT dalam Mendukung Bioindustri danIndustri Kelapa Sawit Berkelanjutan

255

Gambar 5. Pemasangan AWS Telemetri di Sumatera Barat

2.2. Sistem Informasi Kalender TanamTerpaduPerubahan iklim merupakan femonena alam

yang sering terjadi dan berdampak padakeberhasilan dalam budidaya tanaman pangan.Setiap tahun petani dihadapkan perbuahan iklimyang ekstrim, baik kering (El-Nina), maupun basah(La-Nina) yang menyebabkan banjir, kekeringandan ledakan hama. Kalender Tanam Terpadu(KATAM) merupakan teknologi yang memuatberbagai informasi tanam dari tingkat provinsihingga tingkat kecamatan di seluruh Indonesiayang diperbaiki tiap musim dan diperbarui tiap dua

bulan sekali dengan data terbaru dan kecocokanunsur hara dari tiap propinsi di Indonesia.

Kalender tanam telah disusun berdasarkanpotensi dan dinamika sumberdaya iklim danketersediaan air menggunakan tiga skenarioiklim La-Nina (basah), El-Nino (kering), danNormal melalui proses: inventarisasi data,penyususnan algoritme analysys, pembuatan disainsistem, pemrograman sistem dampai denganpengoperasian sistem seperti terlihat pada Gambar6 (Ramadhani dkk, 2013).

Gambar 6. Alur pengembangan sistem teknologi informasi kalender tanam terpadu

Sistem Informasi Kalender Tanam (Katam)Terpadu ini memberi informasi prediksi awalwaktu dan luas tanam musim tanam ke depan, yangdilengkapi dengan informasi rawan bencana banjir,kekeringan dan OPT, serta rekomendasi teknologiberupa varietas, benih, pemupukan dan alsintan

pada level provinsi sampai dengan tingkatkecamatan, di seluruh Indonesia. Sistem ini disusunberdasarkan prakiraan iklim per musim yangdiintegrasikan dengan rekomendasi pemupukan,benih dan pengelolaan hama terpadu (PHT),ketersediaan dan kebutuhan alsintan.

Prosiding Seminar Nasional PERTETA 201829-31 Agustus 2018, Institut Pertanian STIPER, Yogyakarta – Indonesia

ISBN : 978-602-51151-6-5

Seminar Nasional PERTETA 2018 : Mekanisasi, Otomasi dan Aplikasi ICT dalam Mendukung Bioindustri danIndustri Kelapa Sawit Berkelanjutan

256

Peta Kalender Tanam (KATAM)merupakan peta yang menggambarkan potensipola dan waktu tanam untuk tanaman pangan(padi dan palawija) untuk memberikaninformasi spasial dan tabular pola tanam danpotensi luas areal tanam tanaman pangan padalahan sawah berdasarkan variabilitas danperubahan iklim hingga tingkat kecamatan.Contoh informasi kalender tanam terpadu dapatdilihat pada gambar 7.

Penyusunan Sistem Informasi KalenderTanam Terpadu semi dynamik sudah diawali sejak2007 dengan mulai disusunnya Atlas dan PetaKalender Tanam Padi Sawah di Pulau Jawa(Volume I, 2007), diikuti Pulau Sumatera (VolumeII, 2008), Kalimantan (Volume III, 2009) danSulawesi (Volume IV, 2009), serta Bali, Maluku,Nusa Tenggara dan Papua (Volume V, 2010).Informasi Kalender Tanam ini sudah mendapatkanperlindungan HaKI dan dapat digunakan untukmasyarakat yang memerlukannya.

Gambar 7. Contoh informasi kalender tanam terpadu secara spasial untuk (a) waktu tanam, (b) banjir,(c) kekeringan, (d) serangan OPT, (e) rekomendasi varietas, dan (f) kebutuhan pupuk.

Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu(selanjutnya disebut Katam Terpadu) berbasis webdi-launching pada 27 Desember 2011 denganditerbitkannya secara online Katam Terpadu ver 1.0yang memuat informasi Katam Terpadu MT I (MH)2011/2012 (Haryono dkk 2013). Katam terpaduversi 1.0 terus diupdate dan pada tahun 2018,Katam terpadu telah menjadi Versi 2.6. (Gambar 8).

Pada tahun 2013 telah dikembangkan sistemdeliveri informasi Katam Terpadu melalui sms danaplikasi berbasis android. Kelebihan sistem

delivery dengan SMS (Short Message Service)dapat dilakukan melalui personal handphonemasing-masing pengguna yang dihubungkandengan SMS Center Katam terpadu (082-123-456-500/ 082-123-456-400), sedangkan untuk aplikasiandroid sebagai aplikasi katam terpadu versi ringanyang dapat digunakan melalui tablet atau telponpintar (smartphone) yang bersistem operasi android.Alamat yang dapat diakses adalah:https://play.google.com/store/apps/details?id=com.litbang.katamterpadu.

Prosiding Seminar Nasional PERTETA 201829-31 Agustus 2018, Institut Pertanian STIPER, Yogyakarta – Indonesia

ISBN : 978-602-51151-6-5

Seminar Nasional PERTETA 2018 : Mekanisasi, Otomasi dan Aplikasi ICT dalam Mendukung Bioindustri danIndustri Kelapa Sawit Berkelanjutan

257

Gambar 8. Tampilan informasi kalender tanam terpadu untuk (a) waktu tanam, (b) banjir, (c) kekeringan,(d)serangan OPT, (e) rekomendasi varietas, dan (f) kebutuhan pupuk

2.3. Otomatisasi System PerbenihanOtomatisasi di bidang pertanian untuk

pangan telah diterapkan dalam perbanyakan benihtanaman hortikultura dalam bentuk rancanganmesin persemaian otomatis terintegrasimenggunakan sistem pneumekatronik.

Bawang merah dan cabai merupakan duakomoditas hortikultura prioritas dalampembangunan pertanian. Produksi bawang merah 2tahun terakhir meningkat yaitu 1.125.247 ton tahun2015 menjadi 1.172.663 ton tahun 2016, danproduksi tahun 2005 hanya sekitar 847.883 ton(Anonim, 2006; Prihtiyani, 2009; Anonim, 2013;BPS, 2017). Produktivitas bawang merah nasionalmasih rendah yaitu sebesar 9.28 ton/ha

Dengan berkembangnya teknologi budidaya,bawang merah mulai dibudidayakan denganmenggunakan biji botani bawang merah (TrueShallot Seed/TSS) seperti halnya dalam budidayacabai. Penanaman bawang merah melalui TSSmempunyai beberapa kelebihan dibandingkandengan umbi bibit, antara lain volume kebutuhanbenih TSS lebih sedikit (3-6 kg/ha) daripada umbibibit (1 - 1,5 ton/ha), pengangkutan danpenyimpanan TSS lebih mudah, benih dapatdisimpan lebih lama dan lebih murah/, tanamanasal TSS lebih sehat karena TSS bebas pathogenpenyakit seperti yang sering terbawa pada umbibibit dan menghasilkan umbi berkualitas lebih baikyaitu lebih besar. Namun demikian penggunaanTSS untuk budidaya bawang merah belum banyakdilakukan di Indonesia karena beberapa kendala

antara lain; TSS berukuran kecil, ringan dan amorpsehingga menyulitkan pekerjaan dalam tanamlangsung maupun persemaian. Kebutuhan benihsiap pindah tanam sangat besar yaitu sekitar 800000/ha (Hermawan C., 2016), sementara hargabesih semai siap pindah bervariasi antara Rp 60,-s/d Rp 100,-/tanaman bahkan sampai Rp300/tanaman. Untuk mempermudah, mempercepatdan menurunkan harga benih semai diperlukanmesin penyemaian dari TSS maupun biji yangberukuran kecil secara otomatis terintegrasi, untukmeningkatkan presisi pembenihan, kapasitaspenyiapan bibit, efisiensi waktu dan tenaga kerjayang akhrinya dapat menekan biaya.

Pada tahun 2017 telah direkayasa mesinpembibitan bawang merah dari TSS dan benihhortikultura lainnya yang berukuran kecil secaraotomatis dan terintegrasi di Balai BesarPengembangan Mekanisasi Pertanian, Serpong(Astu U. dkk., 2017). Rangkaian mesin ini terdiridari beberapa bagian utama antara lain: penyiapanmedia tanam, pengankut dan pengisi media tanamke nampan semai, penugal, penakar dan peletakbenih ke setiap pot pada nampan semai, penutupmedia apa benih yang telah disemai dalam nampandan pengangkutan nampan persemaian ke troli.Proses persemaian ini berlangsung secara otomatisdalam waktu yang cepat. Secara keseluruhan,rangkaian mesin semai benih hortikultura otomatissistem pneumakatronik terlihat pada Gambar 9 dan10

Prosiding Seminar Nasional PERTETA 201829-31 Agustus 2018, Institut Pertanian STIPER, Yogyakarta – Indonesia

ISBN : 978-602-51151-6-5

Seminar Nasional PERTETA 2018 : Mekanisasi, Otomasi dan Aplikasi ICT dalam Mendukung Bioindustri danIndustri Kelapa Sawit Berkelanjutan

258

Gambar 9. Unit mesin penyemai benih bawang merah dan cabai otomatis sistem pneumekatronik nampakkeseluruhan tampak depan

Keterangan Gambar 9:a. Hopper pemasok media tanamb. Konveyor miring untuk mengangkat dan

mengisi media tanam kedalam hopperpengisi media tanam

c. Hopper pengisi media tanam dan mesinpenabur media tanam ke nampanpersemaian yang terletak di bagian bawahhopper ini.

d. Konveyor horisontal untuk membawanampan persemaian ber pot untukpenanaman benih

e. Mesin semai otomatis sistemPneumekatronik kerja Ganda

f. Kompressorg. Konveyor horisontal untuk membawa

nampan persemaian yang sudah ditaburimedia tanam dan benih

h. Hopper penutup media tanam dan mesinpenabur media tanam ke nampanpersemaian yang sudah berisi benih,terletak di bagian bawah hopper ini.

i. Konveyor miring untuk mengankat danmengisi media tanam kedalam hoppermesin penabur media tanam

j. Trolly pengangkut nampan persemaian(jumlah 2 unit)

k. Panel monitor dan kontrol

Gambar 10. Mesin semai otomatis sistem pneumekatronik dan pengendalinya

a b c d e

f

g h i

k

j

Prosiding Seminar Nasional PERTETA 201829-31 Agustus 2018, Institut Pertanian STIPER, Yogyakarta – Indonesia

ISBN : 978-602-51151-6-5

Seminar Nasional PERTETA 2018 : Mekanisasi, Otomasi dan Aplikasi ICT dalam Mendukung Bioindustri danIndustri Kelapa Sawit Berkelanjutan

259

Hasil unjuk kerja untuk menyemaikan TSSmenunjukkan kapasitas unit mesin penyemai benihotomatis adalah 7-10 detik setiap nampan semaiyang berisi 105 pot, atau 37.800 sampai 54.000pot/jam, dengan jumlah benih 2-3 biji/pot, denganjumlah benih yang tumbuh 80,75% menggunakanbenih dengan daya kecambah 85%. Mesindioperasikan oleh 2 orang operator.

2.4. Perekayasaan yang sedang berlangsungterkait dengan otomatisasi danpemanfaatan ICT.Salah satu tujuan dalam pemanfaatan ICT

dan Otomatisasi di bidang pertaanian adalahoptimalisasi pemanfaatan sumberdaya khususnyatenaga kerja sehingga proses produksi pertanianlebih mudah, cepat dan murah yang pada akhirnyaakan meningkatkan daya saing produk pertanianIndonesia. Didalam menyongsong revolsi industri4.0. Kementerian Pertanian sedang berupaya untukmengembbangkan pertanian modern antara lainpemanfaatan ICT dan otomatisasi di sektorpertanian khususnya tanaman pangan danhortikultura. Saat ini Balai Besar PengembanganMekanisasi Pertanian sedang melakukan beberapakegiatan penelitian dan perekayasa terkait denganpemanfaatan ICT dan otomatisasi proses produksipertanian antara lain: 1) Pengembangan SmartGreen House yang dikendalikan melalui sistemAndroid, 2) Autonomous traktor dan 3)Pemanfaatan untuk UPJA On-Line dan 4)Pengembangan robot untuk menyambung benihtanaman (grafting).

3. PenutupDidalam pengembangan pertanian modern

menyongsong revolusi industri 4.0 di bidangpertanian, pemanfaatan teknologi terkini berupaInformation dan Communication Technology tidakdapat terelakkan. Berbagai teknologi informasi dankomunikasi serta otomatisasi sampai dengan robottelah dan sedang dikembangkan serta diaplikasikandibidang pertanian khususnya untuk tanamanpangan dan hortikultura. Teknologi tersebut masihperlu terus dikembangkan dan disosialisasikan gunamemberikan manfaat bagi pengguna khususnyapetani dalam mengoptimalkan sumberdayapertanian. Dengan pemanfaatan teknologi tersebutdiatas diharapkan daya saing produk pertanian akanmmeningkat.

4. Daftar PustakaAnonim, 2013. Panduan Operasional. Penanaman

Benih Bawang Merah (TSS=True ShallotSeed) menjadi Umbi Bibit dan UmbiKonsumsi Berkualitas. Technical TeamBawang Merah, PT East West SeedIndonesia Purwakarta Indonesia, Edisi ke-2Tahun 2013.

Nani Sumarni dan Achmad Hidayat. 2005.Budidaya Bawang Merah. Balai PenelitianTanaman Sayuran, Badan Penelitian danPengembangan Pertanian, KementerianPertanian. Panduan Teknis PTT BawangMerah No.3, tahun 2005. Penerbit BalaiPenelitian Tanaman Sayuran, BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian,Kementerian Pertanian.

Nani Sumarni, Suwandi, Sartono dan Neni Gunaeni.2012. Perbaikan Teknologi Produksi TSSUntuk Meningkatkan Pembungaan danPembijian Bawang Merah. Laporan Akhir-Insentif Peningkatan Kemampuan Penelitidan Perekayasa, Kementerian Riset danTeknologi 2012.

Rosliani. 2012. Teknologi Perbenihan BawangMerah Melalui True Shallot Seed untukmenyediakan Kebutuhan Benih BermutuBerkesinambungan. Balai PenelitianTanaman Sayuran, Lembang-BandungBarat.

Suwandi, (2015). Teknologi perbenihan bawangmerah melalui TSS. Badan LitbangKementrian Pertanian.

Unadi A, Pramudia, A, Pujilestari N dan Servina Y.2010. Peningkatan Percepatan DeliveryData Iklim dan Hidrologi MelaluiPengembangan Perakitan AWS DanAWLR Telemetri dengan Sistem ”RealTime”. Seminar Evaluasi Hasil kerjasamaRISTEK 29 November 2010.

Unadi A, Suparlan Dan Teguh WW (2017).Rancang Bangun Mesin Penyemai BawangMerah Dan Cabai Otomatis (AutomaticSeedling Machine For Shallot And ChiliPepper) Laporan Akhir KegiatanPerekayasaan, Balai Besar PengembanganMekanisasi Pertanian. Badan LitbangPertanian.

Prosiding Seminar Nasional PERTETA 201829-31 Agustus 2018, Institut Pertanian STIPER, Yogyakarta – Indonesia

ISBN : 978-602-51151-6-5

Seminar Nasional PERTETA 2018 : Mekanisasi, Otomasi dan Aplikasi ICT dalam Mendukung Bioindustri danIndustri Kelapa Sawit Berkelanjutan

260

Ramadhani F., Runtunuwu E. dan Syahbuddin H(2013). Sistem Teknologi InformasiKalender Tanam Terpadu. InformatikaPertanian, Vol. 22 No.2, Desember 2013 :103 – 112.

Sugiarto C. (2016). Pertanian Modern IndonesiaSaat Ini Dan Di Masa Depan

Haryono, Nursyamsi D. dan Syahbuddin H (2013).Kalender Tanam Terpadu , IAARD Press,Badan Litbang Pertanian.

Ramadhani F, Syahbudin H, Runtunuwu E. 2015.Sistem Teknologi Informasi KalenderTanam Terpadu


Recommended