Date post: | 10-Jan-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Kuningan semester genap
tahun ajaran 2013-2014. Sekolah ini bertempat di Jln. Pasar Ancaran
Kecamatan Ancaran Kabupaten Kuningan. Sasaran pada penelitian ini
adalah siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 5 Kuningan.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada saat mata pelajaran matematika pada
pokok bahasan bangun ruang sisi datar. Waktu penelitian dilaksanakan
selama dua bulan yaitu mulai dari bulan April 2014–Juni 2014. Adapun
agenda kegiatan penelitian sebagai berikut :
Tabel 3.1
Agenda Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Bulan
Maret April Mei Juni Juli
1 Persiapan ⩗
2 Uji Coba ⩗
3 Eksperimen ⩗ ⩗
4 Pengumpulan Data ⩗ ⩗
5 Analisis data ⩗
6 Penyusunan Laporan ⩗
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Metode eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Metode eksperimen dalam penelitian ini dibagi menjadi dua
kelompok eksperimen, yaitu kelompok pertama adalah kelompok eksperimen
yang belajar dengan menggunakan metode pembelajaran gallery walk dan
kelompok kedua adalah kelompok eksperimen yang belajar dengan menggunakan
metode jigsaw.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Persiapan
b. Memilih dua kelas untuk dijadikan sampel dalam penelitian
c. Memberikan test awal (pre-tes) pada kelompok A dan kelompok B.
d. Melaksanakan proses pembelajaran pada kedua kelompok.
e. Pembelajaran dengan menggunakan model gallery walk diberikan pada
kelas VIIIA.
f. Pembelajaran dengan menggunakan model jigsaw diberikan pada kelas
VIII B.
g. Memberikan tes akhir (post-test) pada kedua kelompok.
h. Menggunakan data hasil tes belajar siswa baik sebelum maupun
sesudah perlakuan.
i. Analisis data.
3.3 Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen pretest-
posttest grup design. Rancangan tersebut terbentuk sebagai berikut:
Tabel 3.2
Desain Penelitian
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
A O X1 O
B O X2 O
Keterangan :
A :Kelompok Eksperimen dengan metode gallery walk
B :Kelompok Eksperimen dengan metode jigsaw
X1 :Perlakuan dengan metode gallery walk
X2 :Perlakuan dengan metode jigsaw
O :Pemberian pretes dan posttes pada kelompok metode gallery walk dan
jigsaw
Dalam desain ini tes dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan sesudah
eksperimen. Tes yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pretest dan sesudah
eksperimen disebut posttes. Soal yang digunakan dalam pretest dan postes dibuat
sama.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
3.4.1 Populasi
Pengertian populasi menurut Syodikh (2011:250) adalah kelompok
besar dan wilayah yang menjadi lingkup kajian. Populasi dari penelitian
ini adalah siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Kuningan. Jumlah seluruh siswa
kelas VIII SMP Negeri 5 Kuningan sebanyak 93 siswa, yang terdiri dari 3
rombongan belajar.
Penelitian ini mengambil kelas VIII karena pertimbangan materi
yang dipakai dalam penelitian ini ada di kelas VIII, selain itu metode yang
digunakan yaitu metode pembelajaran gallery walk dan metode
pembelajaran jigsaw, metode ini cocok untuk diterapkan di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dengan pertimbangan yaitu siswa SMP sudah
seharusya mampu belajar berkelompok dan aktif dalam pembelajaran.
Berikut penyebaran populasi siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Kuningan:
Tabel 3.3
Jumlah Populasi Kelas VIII
No Kelas Jumlah Siswa
1 VIII. A 31
2 VIII. B 31
3 VIII. C 31
Sumber : TU SMP Negeri 5 Kuningan
3.4.2 Sampel
Sementara itu sampel merupakan suatu himpunan bagian (sub-set)
dari sebuah populasi tertentu. Dalam penelitian survei, suatu sampel pada
umumnya mempunyai ukuran yang sangat kecil dibandingkan dengan
populasi yang ditinjau.
Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan siswa kelas
VIII B, dengan siswa kelas VIIIA diberi perlakuan dengan menerapkan
metode pembelajaran gallery walk dan kelas VIII B diberi perlakuan
dengan menerapkan metode pembelajaran jigsaw. Pengambilan sampel
dilakukan secara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Sampel yang diambil sebanyak 2 rombel yaitu
kelas VIIIA dan kelas VIIIB. Pertimbangan tersebut didasarkan pada
jumlah siswa kelas yang memang sama. Selain itu, untuk kelas VIII
terdapat 2 guru matematika. Sehingga peneliti mengambil 2 kelas yang
memang kelas tersebut diajar oleh guru yang sama. Sementara itu, untuk
menentuka kelas eksperimen I dan kelas ekperimen II peneliti memilih
secara acak.
3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Instrumen Penelitian
Instrumen dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
dengan pemberian tes. Pemberian tes dilakukan untuk mengukur hasil
belajar siswa. Sementara itu, peneliti juga menggunakan instrumen nontes
berupa angket untuk mengetahui respon siswa terhadap metode yang
digunakan dalam proses pembelajaran.
a. Tes
Tes menurut Arikunto (2011:32) yaitu serentetan pertanyaan atau
latihan alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, intelegensi,
kemampuan, atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Pada
teknik pengumpulan data, digunakan instrumen berupa tes pilihan
ganda.
Tes ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pemahaman atau
penguasaan materi siswa tentang bangun ruang sisi datar (pokok
bahasan yang menjadi bahan penelitian). Dengan tes ini diharapkan
mampu mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami
materi yang disampaikan baik sebelum metode galery walk atau metode
jigsaw diterapkan ataupun sesudahnya.
b. Kuesioner / Angket
Menurut Sudijono (2011:85) angket merupakan suatu bentuk
pengukuran nontes yang dapat digunakan dalam sebuah penelitian. Data
yang dapat dihimpun melalui angket misalnya kesulitan-kesulitan yang
dihadapi oleh peserta didik dalam mengikuti pelajaran, cara belajar
mereka, fasilitas belajarnya, bimbingan belajar, motivasi dan minat
belajarnya, sikap belajarnya, sikap terhadap mata pelajaran tertentu,
pandangan siswa terhadap proses pembelajaran dan sikap mereka
terhadap guru. Pada penelitian ini angket digunakan sebagai pengukur
respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran gallery walk atau dengan metode pembelajaran jigsaw.
Angket yang digunakan berupa angket/ kuesioner dengan skala
likert. Pada angket ini terdapat 5 pilihan jawaban yaitu sangat setuju,
setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Adapun cara
pemberian skor terhadap setiap pilihan jawaban tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Skor pernyataan positif
Untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5
Untuk jawaban Setuju (S) diberi skor 4
Untuk jawaban Tidak Tau atau Ragu-ragu (TT) diberi skor 3
Untuk jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skori 2
Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1
2. Nilai penyataan negatif
Untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 1
Untuk jawaban Setuju (S) diberi skori 2
Untuk jawaban Tidak Tau atau Ragu-ragu (TT) diberi skor 3
Untuk jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 4
Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 5.
Pada angket respon pembelajaran ini, peneliti menggunakan 5 pilihan
jawaban yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Penulis mengklasifikasikan skor angket sesuai dengan lima kategori
interpretasi skor yang dikemukakan oleh Riduwan (2010:48), kriteria
tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Interpretasi Skor Angket
Presentase Kategori
0 % - 20 % Sangat Lemah
21 % - 40 % Lemah
41 % - 60 % Cukup
61 % - 80 % Kuat
81 % - 100 % Sangat Kuat
c. Wawancara
Wawancara menurut Asmani (2011:122) adalah suatu cara untuk
menggali data. Hal ini dilakukan secara mendalam untuk mendapatkan
data yang detail dan valid. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara
kepada beberapa siswa yang diambil berdasarkan pertimbangan tertentu
untuk memperkuat hasil penelitian. Peneliti mengajukan 5 pertanyaan
yang dibuat oleh peneliti mengenai proses pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran gallery walk dan metode
pembelajaran jigsaw. Selengkapnya dapat dilihat dilampiran A.12
halaman 110.
3.5.2 Definisi Konseptual
Metode Pembelajaran Gallery walk (X1) merupakan pembelajaran
kooperatif yang melatih siswa untuk menemukan sendiri hasil dari belajarnya
kemudian dipamerkan dan dipresentasikan kepada teman-temannya yang lain.
Metode Pembelajaran Jigsaw (X2) merupakan pembelajaran kooperatif yang
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengolah dan mengembangkan
informasi yang didapat dan hasil belajarnya diinformasikan kepada teman-
temannya yang lain.
3.5.3 Definisi Oprasional
Hasil belajar siswa yang menggunakan metode gallery walk adalah skor
total yang diperoleh siswa setelah mengerjakan soal matematika yang
diberikan peneliti kepada siswa yang diajar dengan menggunakan metode
gallery walk. Hasil belajar siswa yang menggunakan metode jigsaw adalah
skor total yang diperoleh siswa setelah mengerjakan soal matematika yang
diberikan peneliti kepada siswa yang diajar dengan menggunakan metode
jigsaw.
3.5.4 Kisi- Kisi Instrumen
Kisi-kisi insrtumen dibuat untuk mempermudah dalam membuat instrumen
soal untuk tes uji coba. Setiap indikator materi diwakili oleh beberapa butir soal
tes. Kisi-kisi instrumen ini dibuat dengan merujuk kepada silabus yang telah
dibuat oleh guru pelajaran matermatika di sekolah tersebut untuk menyesuaikan
dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai (selengkapnya dapat dilihat di
lampiran A.1 halaman 75).
3.5.5 Uji coba Instrumen
Sebelum soal tes ini di gunakan kepada sampel penelitian terlebih
dahulu soal diuji cobakan untuk melakukan analisis butir soal untuk mengetahui
tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. Uji coba
dilakukan kepada siswa yang sudah menerima materi mengenai bangun ruang
sisi datar (prisma dan limas).
Instrumen penelitian berupa tes sebanyak 30 soal yang telah mewakili
semua indikator materi. Soal test di uji cobakan di kelas XI A SMP Negeri 5
Kuningan. Pemakaian kelas tersebut di dasarkan pada beberapa pertimbangan
salah satunya karena berada dalam sekolah yang sama dan di ajar oleh guru
yang sama pada saat kelas VIII pada materi bangun ruang sisi datar prisma dan
limas. Soal uji coba instrumen tes selengkapnya dapat dilihat di lampiran A.2
halaman 79.
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat –tingkat
kevalidan atau kesahihan sebuah instrumen. Soal tes yang digunakan
sebelum di uji cobakan terlebih dahulu di validasi oleh validator ahli
(selengkapnya dapat dilihat di lampiran A.14 halaman 111). Setelah
melalui proses pemeriksaan dari validasi ahli soal kemudian di uji
cobakan di kelas yang telah dipilih sebelumnya.
Uji coba instrumen tes untuk mengukur hasil belajar siswa ini
berupa tes pilihan ganda yang terdiri dari 30 soal dan telah mewakili
semua indikator. Untuk menghitung validitas tes menggunakan rumus
Korelasi Product Moment Karl Pearson sebagai berikut (selengkapnya
dapat dilihat di lampiran A.6 halaman 68):
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara vasiabel x dan variabel y
X : Skor siswa pada tiap butir soal
Y : Skor Total
N : Jumlah peserta tes
Klasifikasi : rxy menurut Guilford yaitu :
0,00 – 0,20 = Kecil
0,20 – 0,40 = rendah
0,40 – 0,70 = sedang
0,70 – 0,90 = tinggi
0,90 – 1,00 = sangat tinggi
Kriteria: rxy≥ rtab tes dinyatakan valid
Soal yang akan dipakai untuk penelitian terlebih dahulu diuji
cobakan. Soal diuji cobakan pada kelas yang telah menerima materi
mengenai bangun ruang sisi datar (prisma dan limas). Hasil uji coba
instrumen soal tes kemudian diolah untuk mengetahui validitasnya.
Perhitungan validitas soal pada uji coba ini di bantu dengan menggunakan
program SPSS. Adapun langkah-langkah penggunaan SPSS untuk
menghitung validitas instrumen tes adalah sebagai berikut :
1. Buka program SPSS lalu masukan kode label (misalnya soal, nama
responden dan lain-lain) pada variabel view.
2. Masukan data hasil uji coba test siswa pada data variabel
3. Klik analyze corellate bivariate.
4. Pindahkan data (hasil test ) beserta skor total dari sebelah kolom ke
kiri ke kolom sebelah kanan.
5. Ceklis kolom pearson and two-tailed.
6. Klik ok.
Berdasarkan hasil perhitungan dikatakan valid, bila koefisien
produk moment > r-tabel. Jika soal yang diuji cobakan hasilnya valid maka
soal akan digunakan untuk penelitian di kelas eksperimen sebagai instruen
tes pada pretes dan postes. Namun, jika hasil uji coba hasilnya ternyata
tidak valid maka soal tidak di pakai pada saat penelitian (dibuang). Soal
yang dipakai selain dihitung validitasnya juga harus dihitung reliabilitas
dari soal tersebut, tingkat kesukaran dan daya pembedanya. Berdasarkan
hasil perhitugan tersebut dari 30 soal yang diuji cobakan ada sebanyak 20
soal valid dan 10 soal tidak valid. Adapun keterangan soal hasil uji coba
antara lain:
Tabel 3.5
Hasil Validitas Instrumen Tes
No
Soal Validitas Kriteria No Soal Validitas Kriteria
1 0,449 Valid 16 0,348 Valid
2 0,393 Valid 17 0,316 Invalid
3 0,608 Valid 18 0,467 Valid
4 0,585 Valid 19 0,397 Valid
5 0,476 Valid 20 0,592 Valid
6 0,397 Valid 21 0,588 Valid
7 0,514 Valid 22 0,152 Invalid
8 0,279 Invalid 23 0,319 Invalid
9 -0,83 Invalid 24 0494 Valid
10 0,348 Valid 25 0,504 Valid
11 0,332 Invalid 26 0,332 Invalid
12 0,235 Invalid 27 0,386 Valid
13 0,459 Valid 28 0,401 Valid
14 0,011 Invalid 29 0,463 Valid
15 0,315 Invalid 30 0,506 Valid
Berdasarkan hasil perhitungan, soal yang valid diambil sebagai
instrumen tes yang akan dipakai untuk penelitian. Soal yang valid
sebanyak 20 soal diantaranya soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 13, 16, 18,
19, 20, 21, 24, 25, 27, 28, 29, 30. Sementara soal yang invalid yaitu soal
nomor 8, 9, 11, 12, 14, 15, 17, 22, 23 dan 26 dibuang.
b. Reliabilitas
Menurut Sudijono mengatakan bahwa sebuah tes hasil belajar
dapat dinyatakan reliabel apa bila hasil pengukuran yang dilakukan
dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali terhadap subyek
yang sama senantiasa menunjukan hasil yang tepat sama atau sifatnya
ajeg dan stabil. Dengan demikian suatu ujian dikatakan telah realibitas
(daya keajegan mengukur) apabila skor-skor atau nilai-nilai yang
diperoleh para peserta ujian untuk pekerjaan ujiannya adalah stabil
kapan saja dimana saja dan oleh siapa saja ujian itu dilaksanakan,
diperiksa dan dinilai.
Untuk menentukan realibitas tes menggunakan rumus Alpa
sebagai berikut:
r11=
dengan
=
Keterangan : rn = Koefisien reliabilitas tes
n = banyaknya butir soal
l = bilangan konstan
Si2 = varians skor tiap butir soal
St2 = varian soal
Kriteria yang digunakan:
0 = derajat reliabilitas sangat rendah
0 = derajat reliabilitas rendah
0 = derajat reliabilitas sedang
= derajat reliabilitas tinggi
= derajat reliabilitas sangat tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas tes sebesar 0,86 dengan
kriteria sangat tinggi.
c. Daya Pembeda
Daya pembeda yaitu kemampuan suatu butir soal untuk dapat
membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan rendah. Untuk
menghitung daya pembeda tiap butir soal menggunakan rumus sebagai
berikut:
SA
BBBA
J
JJDP
Keterangan:
DP = Daya Pembeda
JBA = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu benar
JBB =Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu benar
JSA = Jumlah siswa kelompok atas.
Adapun klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6
Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda
Nilai DP Kategori
DP ≤ 0,00
0,00 < DP ≤ 0,20
0,20 < DP ≤ 0,40
0,40 < DP ≤ 0,70
0,70 < DP ≤ 1,00
Sangat jelek
Jelek
Sedang
Baik
Sangat baik
Selain dicari validitasnya soal yang akan digunakan unuk penelitian
juga harus dicari daya pembeda pada setiap butir soalnya. Hal terebut
dilakukan untuk mengetahui siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan
siswa yang memiliki kemampuan rendah. Selain daya pembeda, setiap
butir soal juga harus dicari tingkat kesukarannya. Setelah data diperoleh,
kemudian dicari validitas dan reliabilitasnya, data kembali diolah untuk
mengetahui daya pembedanya. Berikut hasil perhitungan daya pembeda
tiap butir soal hasil uji coba:
Tabel 3.7
Hasil Perhitungan Daya Beda Instrumen Tes
No
Soal Daya Beda Kriteria
No
Soal Daya Beda Kriteria
1 0,44 Baik 16 0,33 Sedang
2 0,22 Sedang 17 0,22 Sedang
3 0,44 Baik 18 0,33 Sedang
4 0,55 Baik 19 0,44 Baik
5 0,44 Baik 20 0,77 Sangat baik
6 0,55 Baik 21 0,44 Baik
7 0,55 Baik 22 0,22 Sedang
8 0,33 Sedang 23 0,44 Baik
9 0,11 Jelek 24 0,44 Baik
10 0,44 Baik 25 0,55 Baik
11 0,11 Jelek 26 0,33 Sedang
12 0,11 Jelek 27 0,44 Baik
13 0,55 Baik 28 0,33 Sedang
14 -0,11 Sangat jelek 29 0,66 Baik
15 0,44 Baik 30 0,77 Sangat baik
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa dari 30 soal yang
diuji cobakan maka dapat terdapat 1 soal dengan kategori sangat jelek.
Sementara itu, soal dengan kategori jelek terdapat 3 soal, soal dengan
kategori sedang terdapat 8 soal, seoal dengan kategori baik terdapat 16
soal dan soal dengan kategori sangat baik terdapat 2 soal.
d. Indeks Kesukaran
Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar pertama-
tama dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang
dimiliki oleh masing-masing butir item tersebut. Menurut Witherington
mengatakan bahwa sudah atau belum memadainya derajat kesukaran
item tes hasil belajar dapat diketahui dari besar kecilnya angka yang
melambangkan tingkat kesulitan dari item tersebut ( Sudijono,
2011:317).
Untuk mengetahui sukar dan tidaknya suatu soal, penulis
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
J = Jumlah seluruh responden
Klasifikasi interpretasi yang digunakan untuk menentukan indeks
kesukaran adalah sebagi berikut :
Tabel 3.8
Klasifikasi Interpretasi Indeks Kesukaran
Nilai IK Kategori
IK ≤ 0,00
0,00 < IK ≤ 0,30
0,30 < IK ≤ 0,70
0,70 < IK ≤ 1,00
IK ≤ 1,00
Sangat sukar
Sukar
Sedang
Mudah
Sangat mudah
Setelah data hasil uji coba diperoleh, kemudian data diolah untuk
mengetahui indeks kesukaran pada setiap butir soal sebelum soal digunakan
untuk penelitian.Indeks kesukaran ini dilakukan untuk mengetahui kualitas
dari setiap butir soal yang akan digunakan dalam suatu penelitian. Selain
itu, tingkatan kesulitan dari setiap soal akan diketaui. Sehingga, kevalidan
instrumen tes yang digunakan dalam penelitian dapat terpenuhi. Dari hasil
uji coba instrumen test yang dilakukan pada 32 orang siswa dengan jumlah
soal uji coba sebanyak 30 dapat diketahui tingat kesukarannya sebagai
berikut:
J
BP
Tabel 3.9
Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Instrumen Tes
No
Soal
Indeks
Kesukaran Kriteria
No
Soal
Indeks
Kesukaran Kriteria
1 0,71 Mudah 16 0,68 Sedang
2 0,75 Mudah 17 0,25 Sukar
3 0,84 Mudah 18 0,87 Sangat
Mudah
4 0,75 Mudah 19 0,46 Sedang
5 0,34 Sedang 20 0,59 Sedang
6 0,53 Sedang 21 0,78 Mudah
7 0,31 Sedang 22 0,09 Sangat
Sukar
8 0,43 Sedang 23 0,53 Sedang
9 0,09 Sangat sukar 24 0,59 Sedang
10 0,59 Sedang 25 0,75 Mudah
11 0,06 Sangat sukar 26 0,84 Mudah
12 0,34 Sedang 27 0,25 Sukar
13 0,62 Sedang 28 0,78 Mudah
14 0,62 Sedang 29 0,37 Sedang
15 0,43 Sedang 30 0,43 Sedang
Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa dari 30 soal yang
diuji cobakan kemudian soal dikategorikan. Soal dengan kategori sangat sukar
terdapat 3 buah soal, soal dengan kategori sukar terdapat 2 buah soal, soal dengan
kategori sedang terdapat 16 soal, soal dengan kategori mudah terdapat 8 buah soal
dan soal dengan kategori sangat mudah terdapat 1 buah soal.
Pada saat penelitian, soal yang diguanakan hanyalah soal yang berkategori
valid. Sementara itu, soal yang tidak valid akan dibuang. Berdasarkan perhitungan
sebelumnya dari 30 soal yang diuji cobakan terdapat 20 soal yang valid. Berikut
rekapitulasi hasil perhitungan soal uji coba instrumen tes:
Tabel 3.10
Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen
Soal Validitas Kriteria IK Kriteria DP Kriteria
1 0,449 Valid 0,71 Mudah 0,44 Baik
2 0,393 Valid 0,75 Mudah 0,22 Sedang
3 0,608 Valid 0,84 Mudah 0,44 Baik
4 0,585 Valid 0,75 Mudah 0,55 Baik
5 0,476 Valid 0,34 Sedang 0,44 Baik
6 0,397 Valid 0,53 Sedang 0,55 Baik
7 0,514 Valid 0,31 Sedang 0,55 Baik
8 0,279 Invalid 0,43 Sedang 0,33 Sedang
9 -0,83 Invalid 0,09 Sangat sukar 0,11 Jelek
10 0,348 Valid 0,59 Sedang 0,44 Baik
11 0,332 Invalid 0,06 Sangat sukar 0,11 Jelek
12 0,235 Invalid 0,34 Sedang 0,11 Jelek
13 0,459 Valid 0,62 Sedang 0,55 Baik
14 0,011 Invalid 0,62 Sedang -0,11 Sangat jelek
15 0,315 Invalid 0,43 Sedang 0,44 Baik
16 0,348 Valid 0,68 Sedang 0,33 Sedang
17 0,316 Invalid 0,25 Sukar 0,22 Sedang
18 0,467 Valid 0,87 Sangat Mudah 0,33 Sedang
19 0,397 Valid 0,46 Sedang 0,44 Baik
20 0,592 Valid 0,59 Sedang 0,77 Sangat baik
21 0,588 Valid 0,78 Mudah 0,44 Baik
22 0,152 Invalid 0,09 Sangat Sukar 0,22 Sedang
23 0,319 Invalid 0,53 Sedang 0,44 Baik
24 0494 Valid 0,59 Sedang 0,44 Baik
25 0,504 Valid 0,75 Mudah 0,55 Baik
26 0,332 Invalid 0,84 Mudah 0,33 Sedang
27 0,386 Valid 0,25 Sukar 0,44 Baik
28 0,401 Valid 0,78 Mudah 0,33 Sedang
29 0,463 Valid 0,37 Sedang 0,66 Baik
30 0,506 Valid 0,43 Sedang 0,77 Sangat baik
Berdasarkan tabel 3.9 maka soal yang akan digunakan untuk
penelitian hanya 20 soal. Soal yang diambil adalah soal yang valid dan telah
mewakili setiap indikatornya. Soal yang diambil sebanyak 20 soal
diantaranya soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 13, 16, 18, 19, 20, 21, 24, 25,
27, 28, 29, 30. Sementara soal yang dibuang sebanyak 10 soal yaitu soal
nomor 8, 9, 11, 12, 14, 15, 17, 22, 23 dan 26.
3.6 Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, penulis selanjutnya
menganalisis data untuk mencari perbandingan peningkatan hasil belajar siswa
dengan menggunakan dua metode yaitu metode gallery walk dan metode jigsaw.
Teknik analisis data adalah teknik yang digunakan untuk mengelolah data yang
dikumpulkan dan diklasifikasikan sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang
sudah dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan analisis uji-t. Namun
sebelum dilakukan pengujian ada langkah-langkah yang harus dipenuhi sebagai
berikut:
3.6.1 Gain
Pada penelitian ini yang diamati adalah peningkatan dari hasil
belajar siswa. Peningkatan ini merupakan selisih dari nilai hasil akhir
(saat telah mendapat perlakuan) dengan nilai awal (sebelum mendapat
perlakuan).Gain digunakan untuk melihat hasil belajar matematika siswa
yakni perolehan nilai siswa belajar dari perubahan hasil pre-test dengan
hasil post-test. Menurut Huke gain yang dikutip dari Markhamah
(2011:30) untuk memperoleh hasil belajar dapat menggunakan rumus
sebagai berikut :
Tabel 3.11
Klasifikasi Gain
Klasifikasi Gain
g < 30 % Rendah
30 % Sedang
g Tinggi
3.6.2 Uji Normalitas
Berfungsi untuk mengetahui normal tidaknya penyebaran
data atau sebagai bahan pertimbangan yang akan digunakan untuk
menguji kenormalitasan data. Uji normalitas perlu dilakukan untuk
mengetahui apakah data yang dianalisis berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak, karena uji statistic parameter t atau
uji-t baru dapat digunakan jika data terdistribusi secara normal.
Dalam perhitungan uji normalitas data peneliti di bantu dengan
menggunakan software. Software yang digunakan untuk membantu
perhitungan uji normalitas ini adalah program SPSS 18. Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Membuka program SPSS
b. Mengklik variabel “View” pada program SPSS data editor.
c. Pada kolom name ketik “R”, kolom name baris kedua ketik
“gain1” , kolom name baris ketiga ketik “gain2” kolom name
baris keempat ketik “gain ” kolom name baris kelima ketik
“kode”.
d. Pada kolom decimals untuk kolom R, gain1, gain2 angka diganti
menjadi 2.
e. Pada kolom label, baris pertama isi dengan Responden, baris
kedua isi dengan gain gallery walk, baris ketiga isi dengan gain
jigsaw, baris keempat isi dengan gain dan baris kelima isi dengan
kode.
f. Pada kolom values baris kelima (baris kode) klik dan tentukan
kode, misalnya : 1 untuk gain gallery walk, 2 untuk gain jigsaw.
g. Membuka data view pada SPSS data editor, maka didapat R,
gain1,gain2, gain dan kode.
h. Mengisi kolom R, nilai gain1, gain2,gain gabungan dan kode )
i. Mengklik analize-deskriptif statistik-eksplore
j. Mengklik variabel gabungan dan masukan ke kotak Dependent
List, kemudian klik kode dan masukan ke kotak factor list
k. Mengklik plots dan klik none, normality, power estimation,
histogram.
l. Klik continue lalu klil OK.
Hipotesis untuk uji normalitas yang digunakan adalah:
Ho = data tidak berdistribusi normal
Ha = data berdistribusi normal
Dengan kriteria :
Jika prob./signifikansi/P-Value < 0,050 maka data tidak normal.
Jika prob./signifikansi/P.Value > 0,050 maka data normal.
3.6.3 Uji Homogenitas
Uji homogenitas perlu dilaksanakan untuk membuktikan
kesamaan varian kelompok yang dibentuk sampel tersebut yang
sama. Dalam sampel penelitian ini digunakan taraf nyata ( ) = 0,05
dan dk = k-i dan peluang (1- ) kedua sampel dapat dikatakan
berasal dan populasi yang homogen apabila X2
hitung <X2
tabel.
Dalam perhitungan homogenitas peneliti dibantu dengan
menggunakan program SPSS 18. Adapun langkah-lngkahnya adalah
sebagai berikut:
1. Klik Analize > compare means > one way ANOVA kemudian isi
bagian dependent list dengan variabel nilai dan bagian factor list
dengan kelas.
2. Klik Options > Homogenity of variance test > continue.
3. Klik OK.
Hipotesis untuk uji homogenitas yang digunakan adalah:
Ho = Data tidak homogen
Ha = Data homogen
Jika prob./signifikansi/P-Value < 0,050 maka data tidak homogen.
Jika prob./signifikansi/P.Value > 0,050 maka data homogen.
3.6.4 Uji Hipotesis
Setelah data diperoleh, untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan dan untuk mendapatkan kesimpulan maka data hasil tes
dianalisis. Pengujian hipotesis ini menggunakan uji independen
sampel t-tes, karena dari hasil uji prasyarat analisis diketahui bahwa
data berdistribusi normal dan homogen. Dengan kriteria :
Jika nilai thitung < ttabel maka Ho diterima
Jika nilai thitung > ttabel maka Ho ditolak.
Pada pengujian ini peneliti dibantu dengan menggunakan
program SPSS 18. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
a. Mengklik analize kemudian klik compare means kemudian
pilih independent sampel t-test
b. Memindahkan nilai gain ke test variabel dan memindahkan
kode ke gruping
c. Pada define group ketik 1 pada group 1 dan 2 pada group 2
d. Mengklik continue kemudian klik ok.
Dengan kriteria pengujian yaitu:
Jika sign.< 0,050 maka tolak Ho
Jika sign. > 0,050 maka terima Ho
3.7 Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik adalah suatu dugaan atau pernyataan mengenai satu atau
lebih populasi. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian dengan taraf signifikansi
sebesar 0,05 untuk mengetahui menguji hipotesis secara signifikan adalah:
Ho :
Ha :
Keterangan :
Ho = Peningkatan hasil belajar siswa dengan gallery walk lebih rendah
atau sama dengan peningkatan hasil belajar siswa dengan metode
jigsaw.
Ha = Peningkatan hasil belajar siswa dengan gallery walk lebih tinggi
daripada peningkatan hasil belajar siswa dengan metode jigsaw.
= Rata-rata peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode gallery walk
= Rata-rata peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode jigsaw