+ All Categories
Home > Documents > BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu ...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu ...

Date post: 10-Jan-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Kuningan semester genap tahun ajaran 2013-2014. Sekolah ini bertempat di Jln. Pasar Ancaran Kecamatan Ancaran Kabupaten Kuningan. Sasaran pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 5 Kuningan. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada saat mata pelajaran matematika pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar. Waktu penelitian dilaksanakan selama dua bulan yaitu mulai dari bulan April 2014Juni 2014. Adapun agenda kegiatan penelitian sebagai berikut : Tabel 3.1 Agenda Kegiatan Penelitian No Kegiatan Bulan Maret April Mei Juni Juli 1 Persiapan 2 Uji Coba 3 Eksperimen 4 Pengumpulan Data 5 Analisis data 6 Penyusunan Laporan 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode eksperimen dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok pertama adalah kelompok eksperimen yang belajar dengan menggunakan metode pembelajaran gallery walk dan
Transcript

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Kuningan semester genap

tahun ajaran 2013-2014. Sekolah ini bertempat di Jln. Pasar Ancaran

Kecamatan Ancaran Kabupaten Kuningan. Sasaran pada penelitian ini

adalah siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 5 Kuningan.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada saat mata pelajaran matematika pada

pokok bahasan bangun ruang sisi datar. Waktu penelitian dilaksanakan

selama dua bulan yaitu mulai dari bulan April 2014–Juni 2014. Adapun

agenda kegiatan penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.1

Agenda Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Maret April Mei Juni Juli

1 Persiapan ⩗

2 Uji Coba ⩗

3 Eksperimen ⩗ ⩗

4 Pengumpulan Data ⩗ ⩗

5 Analisis data ⩗

6 Penyusunan Laporan ⩗

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen. Metode eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan. Metode eksperimen dalam penelitian ini dibagi menjadi dua

kelompok eksperimen, yaitu kelompok pertama adalah kelompok eksperimen

yang belajar dengan menggunakan metode pembelajaran gallery walk dan

kelompok kedua adalah kelompok eksperimen yang belajar dengan menggunakan

metode jigsaw.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Persiapan

b. Memilih dua kelas untuk dijadikan sampel dalam penelitian

c. Memberikan test awal (pre-tes) pada kelompok A dan kelompok B.

d. Melaksanakan proses pembelajaran pada kedua kelompok.

e. Pembelajaran dengan menggunakan model gallery walk diberikan pada

kelas VIIIA.

f. Pembelajaran dengan menggunakan model jigsaw diberikan pada kelas

VIII B.

g. Memberikan tes akhir (post-test) pada kedua kelompok.

h. Menggunakan data hasil tes belajar siswa baik sebelum maupun

sesudah perlakuan.

i. Analisis data.

3.3 Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen pretest-

posttest grup design. Rancangan tersebut terbentuk sebagai berikut:

Tabel 3.2

Desain Penelitian

Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test

A O X1 O

B O X2 O

Keterangan :

A :Kelompok Eksperimen dengan metode gallery walk

B :Kelompok Eksperimen dengan metode jigsaw

X1 :Perlakuan dengan metode gallery walk

X2 :Perlakuan dengan metode jigsaw

O :Pemberian pretes dan posttes pada kelompok metode gallery walk dan

jigsaw

Dalam desain ini tes dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan sesudah

eksperimen. Tes yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pretest dan sesudah

eksperimen disebut posttes. Soal yang digunakan dalam pretest dan postes dibuat

sama.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi

Pengertian populasi menurut Syodikh (2011:250) adalah kelompok

besar dan wilayah yang menjadi lingkup kajian. Populasi dari penelitian

ini adalah siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Kuningan. Jumlah seluruh siswa

kelas VIII SMP Negeri 5 Kuningan sebanyak 93 siswa, yang terdiri dari 3

rombongan belajar.

Penelitian ini mengambil kelas VIII karena pertimbangan materi

yang dipakai dalam penelitian ini ada di kelas VIII, selain itu metode yang

digunakan yaitu metode pembelajaran gallery walk dan metode

pembelajaran jigsaw, metode ini cocok untuk diterapkan di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) dengan pertimbangan yaitu siswa SMP sudah

seharusya mampu belajar berkelompok dan aktif dalam pembelajaran.

Berikut penyebaran populasi siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Kuningan:

Tabel 3.3

Jumlah Populasi Kelas VIII

No Kelas Jumlah Siswa

1 VIII. A 31

2 VIII. B 31

3 VIII. C 31

Sumber : TU SMP Negeri 5 Kuningan

3.4.2 Sampel

Sementara itu sampel merupakan suatu himpunan bagian (sub-set)

dari sebuah populasi tertentu. Dalam penelitian survei, suatu sampel pada

umumnya mempunyai ukuran yang sangat kecil dibandingkan dengan

populasi yang ditinjau.

Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan siswa kelas

VIII B, dengan siswa kelas VIIIA diberi perlakuan dengan menerapkan

metode pembelajaran gallery walk dan kelas VIII B diberi perlakuan

dengan menerapkan metode pembelajaran jigsaw. Pengambilan sampel

dilakukan secara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Sampel yang diambil sebanyak 2 rombel yaitu

kelas VIIIA dan kelas VIIIB. Pertimbangan tersebut didasarkan pada

jumlah siswa kelas yang memang sama. Selain itu, untuk kelas VIII

terdapat 2 guru matematika. Sehingga peneliti mengambil 2 kelas yang

memang kelas tersebut diajar oleh guru yang sama. Sementara itu, untuk

menentuka kelas eksperimen I dan kelas ekperimen II peneliti memilih

secara acak.

3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Instrumen Penelitian

Instrumen dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

dengan pemberian tes. Pemberian tes dilakukan untuk mengukur hasil

belajar siswa. Sementara itu, peneliti juga menggunakan instrumen nontes

berupa angket untuk mengetahui respon siswa terhadap metode yang

digunakan dalam proses pembelajaran.

a. Tes

Tes menurut Arikunto (2011:32) yaitu serentetan pertanyaan atau

latihan alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, intelegensi,

kemampuan, atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Pada

teknik pengumpulan data, digunakan instrumen berupa tes pilihan

ganda.

Tes ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pemahaman atau

penguasaan materi siswa tentang bangun ruang sisi datar (pokok

bahasan yang menjadi bahan penelitian). Dengan tes ini diharapkan

mampu mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami

materi yang disampaikan baik sebelum metode galery walk atau metode

jigsaw diterapkan ataupun sesudahnya.

b. Kuesioner / Angket

Menurut Sudijono (2011:85) angket merupakan suatu bentuk

pengukuran nontes yang dapat digunakan dalam sebuah penelitian. Data

yang dapat dihimpun melalui angket misalnya kesulitan-kesulitan yang

dihadapi oleh peserta didik dalam mengikuti pelajaran, cara belajar

mereka, fasilitas belajarnya, bimbingan belajar, motivasi dan minat

belajarnya, sikap belajarnya, sikap terhadap mata pelajaran tertentu,

pandangan siswa terhadap proses pembelajaran dan sikap mereka

terhadap guru. Pada penelitian ini angket digunakan sebagai pengukur

respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran gallery walk atau dengan metode pembelajaran jigsaw.

Angket yang digunakan berupa angket/ kuesioner dengan skala

likert. Pada angket ini terdapat 5 pilihan jawaban yaitu sangat setuju,

setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Adapun cara

pemberian skor terhadap setiap pilihan jawaban tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Skor pernyataan positif

Untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

Untuk jawaban Setuju (S) diberi skor 4

Untuk jawaban Tidak Tau atau Ragu-ragu (TT) diberi skor 3

Untuk jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skori 2

Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

2. Nilai penyataan negatif

Untuk jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 1

Untuk jawaban Setuju (S) diberi skori 2

Untuk jawaban Tidak Tau atau Ragu-ragu (TT) diberi skor 3

Untuk jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 4

Untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 5.

Pada angket respon pembelajaran ini, peneliti menggunakan 5 pilihan

jawaban yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak

setuju. Penulis mengklasifikasikan skor angket sesuai dengan lima kategori

interpretasi skor yang dikemukakan oleh Riduwan (2010:48), kriteria

tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Interpretasi Skor Angket

Presentase Kategori

0 % - 20 % Sangat Lemah

21 % - 40 % Lemah

41 % - 60 % Cukup

61 % - 80 % Kuat

81 % - 100 % Sangat Kuat

c. Wawancara

Wawancara menurut Asmani (2011:122) adalah suatu cara untuk

menggali data. Hal ini dilakukan secara mendalam untuk mendapatkan

data yang detail dan valid. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara

kepada beberapa siswa yang diambil berdasarkan pertimbangan tertentu

untuk memperkuat hasil penelitian. Peneliti mengajukan 5 pertanyaan

yang dibuat oleh peneliti mengenai proses pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran gallery walk dan metode

pembelajaran jigsaw. Selengkapnya dapat dilihat dilampiran A.12

halaman 110.

3.5.2 Definisi Konseptual

Metode Pembelajaran Gallery walk (X1) merupakan pembelajaran

kooperatif yang melatih siswa untuk menemukan sendiri hasil dari belajarnya

kemudian dipamerkan dan dipresentasikan kepada teman-temannya yang lain.

Metode Pembelajaran Jigsaw (X2) merupakan pembelajaran kooperatif yang

memberi kesempatan kepada siswa untuk mengolah dan mengembangkan

informasi yang didapat dan hasil belajarnya diinformasikan kepada teman-

temannya yang lain.

3.5.3 Definisi Oprasional

Hasil belajar siswa yang menggunakan metode gallery walk adalah skor

total yang diperoleh siswa setelah mengerjakan soal matematika yang

diberikan peneliti kepada siswa yang diajar dengan menggunakan metode

gallery walk. Hasil belajar siswa yang menggunakan metode jigsaw adalah

skor total yang diperoleh siswa setelah mengerjakan soal matematika yang

diberikan peneliti kepada siswa yang diajar dengan menggunakan metode

jigsaw.

3.5.4 Kisi- Kisi Instrumen

Kisi-kisi insrtumen dibuat untuk mempermudah dalam membuat instrumen

soal untuk tes uji coba. Setiap indikator materi diwakili oleh beberapa butir soal

tes. Kisi-kisi instrumen ini dibuat dengan merujuk kepada silabus yang telah

dibuat oleh guru pelajaran matermatika di sekolah tersebut untuk menyesuaikan

dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai (selengkapnya dapat dilihat di

lampiran A.1 halaman 75).

3.5.5 Uji coba Instrumen

Sebelum soal tes ini di gunakan kepada sampel penelitian terlebih

dahulu soal diuji cobakan untuk melakukan analisis butir soal untuk mengetahui

tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. Uji coba

dilakukan kepada siswa yang sudah menerima materi mengenai bangun ruang

sisi datar (prisma dan limas).

Instrumen penelitian berupa tes sebanyak 30 soal yang telah mewakili

semua indikator materi. Soal test di uji cobakan di kelas XI A SMP Negeri 5

Kuningan. Pemakaian kelas tersebut di dasarkan pada beberapa pertimbangan

salah satunya karena berada dalam sekolah yang sama dan di ajar oleh guru

yang sama pada saat kelas VIII pada materi bangun ruang sisi datar prisma dan

limas. Soal uji coba instrumen tes selengkapnya dapat dilihat di lampiran A.2

halaman 79.

a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat –tingkat

kevalidan atau kesahihan sebuah instrumen. Soal tes yang digunakan

sebelum di uji cobakan terlebih dahulu di validasi oleh validator ahli

(selengkapnya dapat dilihat di lampiran A.14 halaman 111). Setelah

melalui proses pemeriksaan dari validasi ahli soal kemudian di uji

cobakan di kelas yang telah dipilih sebelumnya.

Uji coba instrumen tes untuk mengukur hasil belajar siswa ini

berupa tes pilihan ganda yang terdiri dari 30 soal dan telah mewakili

semua indikator. Untuk menghitung validitas tes menggunakan rumus

Korelasi Product Moment Karl Pearson sebagai berikut (selengkapnya

dapat dilihat di lampiran A.6 halaman 68):

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara vasiabel x dan variabel y

X : Skor siswa pada tiap butir soal

Y : Skor Total

N : Jumlah peserta tes

Klasifikasi : rxy menurut Guilford yaitu :

0,00 – 0,20 = Kecil

0,20 – 0,40 = rendah

0,40 – 0,70 = sedang

0,70 – 0,90 = tinggi

0,90 – 1,00 = sangat tinggi

Kriteria: rxy≥ rtab tes dinyatakan valid

Soal yang akan dipakai untuk penelitian terlebih dahulu diuji

cobakan. Soal diuji cobakan pada kelas yang telah menerima materi

mengenai bangun ruang sisi datar (prisma dan limas). Hasil uji coba

instrumen soal tes kemudian diolah untuk mengetahui validitasnya.

Perhitungan validitas soal pada uji coba ini di bantu dengan menggunakan

program SPSS. Adapun langkah-langkah penggunaan SPSS untuk

menghitung validitas instrumen tes adalah sebagai berikut :

1. Buka program SPSS lalu masukan kode label (misalnya soal, nama

responden dan lain-lain) pada variabel view.

2. Masukan data hasil uji coba test siswa pada data variabel

3. Klik analyze corellate bivariate.

4. Pindahkan data (hasil test ) beserta skor total dari sebelah kolom ke

kiri ke kolom sebelah kanan.

5. Ceklis kolom pearson and two-tailed.

6. Klik ok.

Berdasarkan hasil perhitungan dikatakan valid, bila koefisien

produk moment > r-tabel. Jika soal yang diuji cobakan hasilnya valid maka

soal akan digunakan untuk penelitian di kelas eksperimen sebagai instruen

tes pada pretes dan postes. Namun, jika hasil uji coba hasilnya ternyata

tidak valid maka soal tidak di pakai pada saat penelitian (dibuang). Soal

yang dipakai selain dihitung validitasnya juga harus dihitung reliabilitas

dari soal tersebut, tingkat kesukaran dan daya pembedanya. Berdasarkan

hasil perhitugan tersebut dari 30 soal yang diuji cobakan ada sebanyak 20

soal valid dan 10 soal tidak valid. Adapun keterangan soal hasil uji coba

antara lain:

Tabel 3.5

Hasil Validitas Instrumen Tes

No

Soal Validitas Kriteria No Soal Validitas Kriteria

1 0,449 Valid 16 0,348 Valid

2 0,393 Valid 17 0,316 Invalid

3 0,608 Valid 18 0,467 Valid

4 0,585 Valid 19 0,397 Valid

5 0,476 Valid 20 0,592 Valid

6 0,397 Valid 21 0,588 Valid

7 0,514 Valid 22 0,152 Invalid

8 0,279 Invalid 23 0,319 Invalid

9 -0,83 Invalid 24 0494 Valid

10 0,348 Valid 25 0,504 Valid

11 0,332 Invalid 26 0,332 Invalid

12 0,235 Invalid 27 0,386 Valid

13 0,459 Valid 28 0,401 Valid

14 0,011 Invalid 29 0,463 Valid

15 0,315 Invalid 30 0,506 Valid

Berdasarkan hasil perhitungan, soal yang valid diambil sebagai

instrumen tes yang akan dipakai untuk penelitian. Soal yang valid

sebanyak 20 soal diantaranya soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 13, 16, 18,

19, 20, 21, 24, 25, 27, 28, 29, 30. Sementara soal yang invalid yaitu soal

nomor 8, 9, 11, 12, 14, 15, 17, 22, 23 dan 26 dibuang.

b. Reliabilitas

Menurut Sudijono mengatakan bahwa sebuah tes hasil belajar

dapat dinyatakan reliabel apa bila hasil pengukuran yang dilakukan

dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali terhadap subyek

yang sama senantiasa menunjukan hasil yang tepat sama atau sifatnya

ajeg dan stabil. Dengan demikian suatu ujian dikatakan telah realibitas

(daya keajegan mengukur) apabila skor-skor atau nilai-nilai yang

diperoleh para peserta ujian untuk pekerjaan ujiannya adalah stabil

kapan saja dimana saja dan oleh siapa saja ujian itu dilaksanakan,

diperiksa dan dinilai.

Untuk menentukan realibitas tes menggunakan rumus Alpa

sebagai berikut:

r11=

dengan

=

Keterangan : rn = Koefisien reliabilitas tes

n = banyaknya butir soal

l = bilangan konstan

Si2 = varians skor tiap butir soal

St2 = varian soal

Kriteria yang digunakan:

0 = derajat reliabilitas sangat rendah

0 = derajat reliabilitas rendah

0 = derajat reliabilitas sedang

= derajat reliabilitas tinggi

= derajat reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas tes sebesar 0,86 dengan

kriteria sangat tinggi.

c. Daya Pembeda

Daya pembeda yaitu kemampuan suatu butir soal untuk dapat

membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan rendah. Untuk

menghitung daya pembeda tiap butir soal menggunakan rumus sebagai

berikut:

SA

BBBA

J

JJDP

Keterangan:

DP = Daya Pembeda

JBA = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu benar

JBB =Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu benar

JSA = Jumlah siswa kelompok atas.

Adapun klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda

Nilai DP Kategori

DP ≤ 0,00

0,00 < DP ≤ 0,20

0,20 < DP ≤ 0,40

0,40 < DP ≤ 0,70

0,70 < DP ≤ 1,00

Sangat jelek

Jelek

Sedang

Baik

Sangat baik

Selain dicari validitasnya soal yang akan digunakan unuk penelitian

juga harus dicari daya pembeda pada setiap butir soalnya. Hal terebut

dilakukan untuk mengetahui siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan

siswa yang memiliki kemampuan rendah. Selain daya pembeda, setiap

butir soal juga harus dicari tingkat kesukarannya. Setelah data diperoleh,

kemudian dicari validitas dan reliabilitasnya, data kembali diolah untuk

mengetahui daya pembedanya. Berikut hasil perhitungan daya pembeda

tiap butir soal hasil uji coba:

Tabel 3.7

Hasil Perhitungan Daya Beda Instrumen Tes

No

Soal Daya Beda Kriteria

No

Soal Daya Beda Kriteria

1 0,44 Baik 16 0,33 Sedang

2 0,22 Sedang 17 0,22 Sedang

3 0,44 Baik 18 0,33 Sedang

4 0,55 Baik 19 0,44 Baik

5 0,44 Baik 20 0,77 Sangat baik

6 0,55 Baik 21 0,44 Baik

7 0,55 Baik 22 0,22 Sedang

8 0,33 Sedang 23 0,44 Baik

9 0,11 Jelek 24 0,44 Baik

10 0,44 Baik 25 0,55 Baik

11 0,11 Jelek 26 0,33 Sedang

12 0,11 Jelek 27 0,44 Baik

13 0,55 Baik 28 0,33 Sedang

14 -0,11 Sangat jelek 29 0,66 Baik

15 0,44 Baik 30 0,77 Sangat baik

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa dari 30 soal yang

diuji cobakan maka dapat terdapat 1 soal dengan kategori sangat jelek.

Sementara itu, soal dengan kategori jelek terdapat 3 soal, soal dengan

kategori sedang terdapat 8 soal, seoal dengan kategori baik terdapat 16

soal dan soal dengan kategori sangat baik terdapat 2 soal.

d. Indeks Kesukaran

Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar pertama-

tama dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang

dimiliki oleh masing-masing butir item tersebut. Menurut Witherington

mengatakan bahwa sudah atau belum memadainya derajat kesukaran

item tes hasil belajar dapat diketahui dari besar kecilnya angka yang

melambangkan tingkat kesulitan dari item tersebut ( Sudijono,

2011:317).

Untuk mengetahui sukar dan tidaknya suatu soal, penulis

menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

J = Jumlah seluruh responden

Klasifikasi interpretasi yang digunakan untuk menentukan indeks

kesukaran adalah sebagi berikut :

Tabel 3.8

Klasifikasi Interpretasi Indeks Kesukaran

Nilai IK Kategori

IK ≤ 0,00

0,00 < IK ≤ 0,30

0,30 < IK ≤ 0,70

0,70 < IK ≤ 1,00

IK ≤ 1,00

Sangat sukar

Sukar

Sedang

Mudah

Sangat mudah

Setelah data hasil uji coba diperoleh, kemudian data diolah untuk

mengetahui indeks kesukaran pada setiap butir soal sebelum soal digunakan

untuk penelitian.Indeks kesukaran ini dilakukan untuk mengetahui kualitas

dari setiap butir soal yang akan digunakan dalam suatu penelitian. Selain

itu, tingkatan kesulitan dari setiap soal akan diketaui. Sehingga, kevalidan

instrumen tes yang digunakan dalam penelitian dapat terpenuhi. Dari hasil

uji coba instrumen test yang dilakukan pada 32 orang siswa dengan jumlah

soal uji coba sebanyak 30 dapat diketahui tingat kesukarannya sebagai

berikut:

J

BP

Tabel 3.9

Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Instrumen Tes

No

Soal

Indeks

Kesukaran Kriteria

No

Soal

Indeks

Kesukaran Kriteria

1 0,71 Mudah 16 0,68 Sedang

2 0,75 Mudah 17 0,25 Sukar

3 0,84 Mudah 18 0,87 Sangat

Mudah

4 0,75 Mudah 19 0,46 Sedang

5 0,34 Sedang 20 0,59 Sedang

6 0,53 Sedang 21 0,78 Mudah

7 0,31 Sedang 22 0,09 Sangat

Sukar

8 0,43 Sedang 23 0,53 Sedang

9 0,09 Sangat sukar 24 0,59 Sedang

10 0,59 Sedang 25 0,75 Mudah

11 0,06 Sangat sukar 26 0,84 Mudah

12 0,34 Sedang 27 0,25 Sukar

13 0,62 Sedang 28 0,78 Mudah

14 0,62 Sedang 29 0,37 Sedang

15 0,43 Sedang 30 0,43 Sedang

Berdasarkan hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa dari 30 soal yang

diuji cobakan kemudian soal dikategorikan. Soal dengan kategori sangat sukar

terdapat 3 buah soal, soal dengan kategori sukar terdapat 2 buah soal, soal dengan

kategori sedang terdapat 16 soal, soal dengan kategori mudah terdapat 8 buah soal

dan soal dengan kategori sangat mudah terdapat 1 buah soal.

Pada saat penelitian, soal yang diguanakan hanyalah soal yang berkategori

valid. Sementara itu, soal yang tidak valid akan dibuang. Berdasarkan perhitungan

sebelumnya dari 30 soal yang diuji cobakan terdapat 20 soal yang valid. Berikut

rekapitulasi hasil perhitungan soal uji coba instrumen tes:

Tabel 3.10

Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen

Soal Validitas Kriteria IK Kriteria DP Kriteria

1 0,449 Valid 0,71 Mudah 0,44 Baik

2 0,393 Valid 0,75 Mudah 0,22 Sedang

3 0,608 Valid 0,84 Mudah 0,44 Baik

4 0,585 Valid 0,75 Mudah 0,55 Baik

5 0,476 Valid 0,34 Sedang 0,44 Baik

6 0,397 Valid 0,53 Sedang 0,55 Baik

7 0,514 Valid 0,31 Sedang 0,55 Baik

8 0,279 Invalid 0,43 Sedang 0,33 Sedang

9 -0,83 Invalid 0,09 Sangat sukar 0,11 Jelek

10 0,348 Valid 0,59 Sedang 0,44 Baik

11 0,332 Invalid 0,06 Sangat sukar 0,11 Jelek

12 0,235 Invalid 0,34 Sedang 0,11 Jelek

13 0,459 Valid 0,62 Sedang 0,55 Baik

14 0,011 Invalid 0,62 Sedang -0,11 Sangat jelek

15 0,315 Invalid 0,43 Sedang 0,44 Baik

16 0,348 Valid 0,68 Sedang 0,33 Sedang

17 0,316 Invalid 0,25 Sukar 0,22 Sedang

18 0,467 Valid 0,87 Sangat Mudah 0,33 Sedang

19 0,397 Valid 0,46 Sedang 0,44 Baik

20 0,592 Valid 0,59 Sedang 0,77 Sangat baik

21 0,588 Valid 0,78 Mudah 0,44 Baik

22 0,152 Invalid 0,09 Sangat Sukar 0,22 Sedang

23 0,319 Invalid 0,53 Sedang 0,44 Baik

24 0494 Valid 0,59 Sedang 0,44 Baik

25 0,504 Valid 0,75 Mudah 0,55 Baik

26 0,332 Invalid 0,84 Mudah 0,33 Sedang

27 0,386 Valid 0,25 Sukar 0,44 Baik

28 0,401 Valid 0,78 Mudah 0,33 Sedang

29 0,463 Valid 0,37 Sedang 0,66 Baik

30 0,506 Valid 0,43 Sedang 0,77 Sangat baik

Berdasarkan tabel 3.9 maka soal yang akan digunakan untuk

penelitian hanya 20 soal. Soal yang diambil adalah soal yang valid dan telah

mewakili setiap indikatornya. Soal yang diambil sebanyak 20 soal

diantaranya soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 13, 16, 18, 19, 20, 21, 24, 25,

27, 28, 29, 30. Sementara soal yang dibuang sebanyak 10 soal yaitu soal

nomor 8, 9, 11, 12, 14, 15, 17, 22, 23 dan 26.

3.6 Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, penulis selanjutnya

menganalisis data untuk mencari perbandingan peningkatan hasil belajar siswa

dengan menggunakan dua metode yaitu metode gallery walk dan metode jigsaw.

Teknik analisis data adalah teknik yang digunakan untuk mengelolah data yang

dikumpulkan dan diklasifikasikan sesuai dengan tujuan penelitian. Data yang

sudah dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan analisis uji-t. Namun

sebelum dilakukan pengujian ada langkah-langkah yang harus dipenuhi sebagai

berikut:

3.6.1 Gain

Pada penelitian ini yang diamati adalah peningkatan dari hasil

belajar siswa. Peningkatan ini merupakan selisih dari nilai hasil akhir

(saat telah mendapat perlakuan) dengan nilai awal (sebelum mendapat

perlakuan).Gain digunakan untuk melihat hasil belajar matematika siswa

yakni perolehan nilai siswa belajar dari perubahan hasil pre-test dengan

hasil post-test. Menurut Huke gain yang dikutip dari Markhamah

(2011:30) untuk memperoleh hasil belajar dapat menggunakan rumus

sebagai berikut :

Tabel 3.11

Klasifikasi Gain

Klasifikasi Gain

g < 30 % Rendah

30 % Sedang

g Tinggi

3.6.2 Uji Normalitas

Berfungsi untuk mengetahui normal tidaknya penyebaran

data atau sebagai bahan pertimbangan yang akan digunakan untuk

menguji kenormalitasan data. Uji normalitas perlu dilakukan untuk

mengetahui apakah data yang dianalisis berasal dari populasi yang

berdistribusi normal atau tidak, karena uji statistic parameter t atau

uji-t baru dapat digunakan jika data terdistribusi secara normal.

Dalam perhitungan uji normalitas data peneliti di bantu dengan

menggunakan software. Software yang digunakan untuk membantu

perhitungan uji normalitas ini adalah program SPSS 18. Adapun

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Membuka program SPSS

b. Mengklik variabel “View” pada program SPSS data editor.

c. Pada kolom name ketik “R”, kolom name baris kedua ketik

“gain1” , kolom name baris ketiga ketik “gain2” kolom name

baris keempat ketik “gain ” kolom name baris kelima ketik

“kode”.

d. Pada kolom decimals untuk kolom R, gain1, gain2 angka diganti

menjadi 2.

e. Pada kolom label, baris pertama isi dengan Responden, baris

kedua isi dengan gain gallery walk, baris ketiga isi dengan gain

jigsaw, baris keempat isi dengan gain dan baris kelima isi dengan

kode.

f. Pada kolom values baris kelima (baris kode) klik dan tentukan

kode, misalnya : 1 untuk gain gallery walk, 2 untuk gain jigsaw.

g. Membuka data view pada SPSS data editor, maka didapat R,

gain1,gain2, gain dan kode.

h. Mengisi kolom R, nilai gain1, gain2,gain gabungan dan kode )

i. Mengklik analize-deskriptif statistik-eksplore

j. Mengklik variabel gabungan dan masukan ke kotak Dependent

List, kemudian klik kode dan masukan ke kotak factor list

k. Mengklik plots dan klik none, normality, power estimation,

histogram.

l. Klik continue lalu klil OK.

Hipotesis untuk uji normalitas yang digunakan adalah:

Ho = data tidak berdistribusi normal

Ha = data berdistribusi normal

Dengan kriteria :

Jika prob./signifikansi/P-Value < 0,050 maka data tidak normal.

Jika prob./signifikansi/P.Value > 0,050 maka data normal.

3.6.3 Uji Homogenitas

Uji homogenitas perlu dilaksanakan untuk membuktikan

kesamaan varian kelompok yang dibentuk sampel tersebut yang

sama. Dalam sampel penelitian ini digunakan taraf nyata ( ) = 0,05

dan dk = k-i dan peluang (1- ) kedua sampel dapat dikatakan

berasal dan populasi yang homogen apabila X2

hitung <X2

tabel.

Dalam perhitungan homogenitas peneliti dibantu dengan

menggunakan program SPSS 18. Adapun langkah-lngkahnya adalah

sebagai berikut:

1. Klik Analize > compare means > one way ANOVA kemudian isi

bagian dependent list dengan variabel nilai dan bagian factor list

dengan kelas.

2. Klik Options > Homogenity of variance test > continue.

3. Klik OK.

Hipotesis untuk uji homogenitas yang digunakan adalah:

Ho = Data tidak homogen

Ha = Data homogen

Jika prob./signifikansi/P-Value < 0,050 maka data tidak homogen.

Jika prob./signifikansi/P.Value > 0,050 maka data homogen.

3.6.4 Uji Hipotesis

Setelah data diperoleh, untuk menguji hipotesis yang telah

dirumuskan dan untuk mendapatkan kesimpulan maka data hasil tes

dianalisis. Pengujian hipotesis ini menggunakan uji independen

sampel t-tes, karena dari hasil uji prasyarat analisis diketahui bahwa

data berdistribusi normal dan homogen. Dengan kriteria :

Jika nilai thitung < ttabel maka Ho diterima

Jika nilai thitung > ttabel maka Ho ditolak.

Pada pengujian ini peneliti dibantu dengan menggunakan

program SPSS 18. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai

berikut:

a. Mengklik analize kemudian klik compare means kemudian

pilih independent sampel t-test

b. Memindahkan nilai gain ke test variabel dan memindahkan

kode ke gruping

c. Pada define group ketik 1 pada group 1 dan 2 pada group 2

d. Mengklik continue kemudian klik ok.

Dengan kriteria pengujian yaitu:

Jika sign.< 0,050 maka tolak Ho

Jika sign. > 0,050 maka terima Ho

3.7 Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik adalah suatu dugaan atau pernyataan mengenai satu atau

lebih populasi. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian dengan taraf signifikansi

sebesar 0,05 untuk mengetahui menguji hipotesis secara signifikan adalah:

Ho :

Ha :

Keterangan :

Ho = Peningkatan hasil belajar siswa dengan gallery walk lebih rendah

atau sama dengan peningkatan hasil belajar siswa dengan metode

jigsaw.

Ha = Peningkatan hasil belajar siswa dengan gallery walk lebih tinggi

daripada peningkatan hasil belajar siswa dengan metode jigsaw.

= Rata-rata peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan

metode gallery walk

= Rata-rata peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan

metode jigsaw


Recommended