Date post: | 23-Feb-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | aiconindonesia |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
Bab I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia bisnis, ada berbagai peluang dan
resiko yang bisa di ambil dan juga harus di hindari
oleh pengusaha. Salah satu resiko yang paling
menakutkan adalah resiko kebangkrutan jika para
pengusaha tidak dapat mengelola bisnisnya dengan baik.
Resiko kebangkrutan ini tidak hanya mengancam
perusahaan yang baru saja berdiri dan tidak mampu
bertahan menghadapi persaingan dunia bisnis, tetapi
juga mengancam perusahaan yang telah lama berdiri.
Sebelum mengalami kebangkrutan, sebuah perusahaan
akan mengalami financial distress dimana terjadi penurunan
kondisi keuangan suatu perusahaan dimana total arus
kas suatu perusahaan tidak cukup untuk memenuhi
kewajibannya. Sebuah kebangkrutan tentu tidak terjadi
secara tiba-tiba. Ada beberapa indikasi yang bisa
menunjukkan keadaan suatu bisnis yang mengalami
masalah.
Salah satu cara paling sederhana yang bisa
dilakukan untuk mengetahui indikasi kegagalan bisnis
tersebut adalah melalui laporan keuangan perusahaan.
Perusahaan dapat membandingkan arus kas yang
masuk/pendapatan (cash inflows) dengan arus kas yang
keluar untuk berbagai pembiayaan bisnis (cash outflows).
Ketika pengeluaran kas lebih besar daripada pendapatan
maka arus kas perusahaan tersebut adalah negatif, atau
dengan kata lain perusahaan mengalami kerugian.
Kondisi ini tentu bukan kondisi yang menguntungkan
bagi perusahaan.
Apabila kondisi merugi ini terus bertahan hingga
beberapa periode, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi
keuangan perusahaan sedang dalam kesulitan. Hal ini
tentu akan sangat berpengaruh pada preferensi
investor. Dengan kondisi keuangan perusahaan yang
tidak sehat seperti itu, tentunya meningkatkan resiko
investor sehingga para investor akan cenderung
menghindari investasi. Para investor tentunya akan
lebih memilih untuk berinvestasi pada perusahaan
dengan kondisi keuangan yang sehat.
Untuk itu, dapat dilakukan Analisis prediksi
kebangkrutan yaitu analisis yang dapat membantu
perusahaan untuk mengantisipasi kemungkinan perusahaan
akan mengalami kebangkrutan yang disebabkan oleh
masalah-masalah keuangan. Metode Z-Score (Altman)
adalah skor yang ditentukan dari hitungan standar kali
nisbah-nisbah keuangan yang akan menunjukkan tingkat
kemungkinan kebangkrutan perusahaan (Supardi,
2003:73).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa metode Z-Score (Altman) adalah suatu alat yang
memperhitungkan dan menggabungkan beberapa rasio-rasio
keuangan tertentu dalam perusahaan dalam suatu
persamaan diskriminan yang akan menghasilkan skor
tertentu yang akan menunjukkan tingkat kemungkinan
kebangkrutan perusahaan.
Dalam kesempatan kali ini, kelompok kami ingin
mencoba menganalisis salah satu perusahaan yaitu PT
Bumi Resources, untuk menghitung peluang kebangkrutan
perusahaan tersebut dan bagaimana tindakan mereka
dalam menghadapi peluang kebangkrutan mereka.
1.2. Identifikasi Masalah
1.2.1 Bagaimana perhitungan probabilitas Altman’s Z
Score?
1.2.2 Apa penyebab penurunan kerugian yang terjadi di
PT. Bumi Resources?
1.3. Tujuan
Perusahaan dengan arus kas yang negative menyebabkan
perusahaan tersebut berada pada kondisi financial distress
yang mengarah kepada kebangkrutan. Untuk itu penulis
akan melakukan analisis peluang kebangkrutan dari PT
Bumi Resources dengan Altman’s Z Score untuk
mengetahui potensi kebangkrutan dari perusahaan ini.
Bab II
KAJIAN TEORI
2.1. Kebangkrutan
Menurut Black’s Law Dictionary, kebangkrutan atau pailit
(bankruptcy) adalah kondisi dimana orang perseorangan,
persekutuan, perusahaan, atau korporasi tidak mampu untuk
membayar hutang-hutang yang telah jatuh tempo.
Kebangkrutan yang didefinisikan sebagai suatu
kegagalan yang terjadi di perusahaan dibagi dalam
beberapa pengertian menurut Martin dalam Fakhrurozie
(2007:15), antara lain :
1. Kegagalan Ekonomi (Economic Distress)
Kegagalan yang menunjukkan bahwa perusahaan kehilangan
uang atau pendapatan perusahaan tidak mampu menutupi
biayanya sendiri. Laba perusahaan lebih kecil daripada
biaya modal, atau nilai sekarang dari arus kas lebih
kecil dari kewajiban perusahaan. Kegagalan dalam ekonomi
ini terjadi jika arus kas yang sebenarnya berbeda jauh
dibawah arus kas yang diharapkan.
2. Kegagalan Keuangan (Financial Distress)
Kegagalan dalam keuangan dapat diartikan bahwa pada waktu
perusahaan berada pada titik dimana perusahaan sedang
mengalami penurunan keuangan secara drastis.
2.2. Indikator Terjadinya Kebangkrutan
Sebelum pada akhirnya pada suatu perusahaan
dinyatakan bangkrut, biasanya ditandai oleh berbagai
situasi atau keadaan khususnya yang berhubungan dengan
efektivitas dan efisiensi operasinya. Indikator yang
harus diperhatikan para manajer, seperti yang dikemukakan
oleh Harnanto (1984) bahwa :
1. Penurunan volume penjualan karena adanya perubahan selera
atau permintaankonsumen
2. Kenaikan biaya produksi
3. Tingkat persaingan yang semakin ketat
4. Kegagalan melakukan ekspansi
5. Ketidakefektifan dalam melaksanakan fungsi pengumpulan
piutang
6. Kurang adanya dukungan atau fasilitas perbankan (kredit)
7. Tingginya tingkat ketergantungan terhadap piutang
2.3 Faktor-Faktor Penyebab Kebangkrutan
Secara garis besar faktor-faktor penyebab terjadinya
kebangkrutan dibagi menjadi tiga (Harnanto : 1984), yaitu
:
1. Sistem Perekonomian
Dalam sistem perekonomian dimana roda perekonomian lebih
banyak dikendalikan oleh persaingan bebas, maka dunia
usaha akan terbagi menjadi dua golongan, yaitu perusahaan
tradisional dan perusahaan yang memanfaatkan teknologi.
Kemampuan bersaing inilah yang merupakan faktor penyebab
kebangkrutan, sehingga efisiensi manajemen sangat
berperan dan merupakan alat penangkal yang tangguh
terhadap setiap perusahaan pesaing.
2. Faktor Eksternal Perusahaan
Kesulitan dan kegagalan yang mungkin dapat menyebabkan
kebangkrutan suatu perusahaan kadang-kadang berada di
luar jangkauan manajemen perusahaan.
Berbagai faktor tersebut antara lain :
Persaingan bisnis yang ketat
Berkurangnya permintaan terhadap produk atau jasa yang
dihasilkan
Turunnya harga jual terus-menerus
Kecelakaan atau bencana alam yang menimpa perusahaan.
3. Faktor Internal Perusahaan
Faktor internal yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan
dapat dicegah melalui berbagai tindakan dalam perusahaan
itu sendiri.Faktor-faktor internal ini biasanya merupakan
hasil dari keputusan dan kebijaksanaan yang tidak tepat
di masa lalu dan kegagalan manajemen untuk berbuat
sesuatu pada saat yang diperlukan. Faktor-faktor yang
menyebabkan kebangkrutan perusahaan secara intern
adalah :
Terlalu besarnya kredit yang diberikan kepada debitur
atau pelanggan
Manajemen yang tidak efisien
Penyalahgunaan wewenang dan kecurangan-kecurangan
2.4 Metode Altman’s Z-Score
Altman’s Z-Score dapat diartikan sebagai model
kuantitatif yang menggunakan percampuran dari beberapa
tradisional Financial Ratios dan menggunakan analisis
diskriminasi berganda. Sekitar 90% ketepatan suatu
prediksi di masa depan dari Bankruptcy pada 1 tahun ke
depan. Sekitar 80% ketepatan suatu prediksi di masa depan
dari Bankruptcy pada 2 tahun ke depan.
Berikut adalah rumus untuk menghitung prediksi dari
Bankruptcy :
Z = 1,2 (X1¿+1,4 (X2)+3,3 (X3 )+0,6 (X4 )+1,0(X5)
Dimana :
X1=WorkingCapitalTotalAssets
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
modal kerja bersih dari seluruh aset yang dimilikinya.
X2=RetainedEarnings
TotalAssets
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
ditahan dari total aset perusahaan.
X3=EarningsBeforeInterest∧Taxes
TotalAssets
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dari aktivitas perusahaan sebelum membayar pajak dan
bunga.
X4=MarketValueofEquityBookValueofDebt
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban dari nilai saham biasa.
X5=Sales
TotalAssets
Menunjukkan efisiensi manajemen dalam menggunakan
keseluruhan aset perusahaan untuk menghasilkan penjualan
dan mendapatkan keuntungan / laba.
Bab III
PEMBAHASAN
3.1 Perhitungan Probabilitas Altman’s Z Score
Menghitung X1Working Capital = Current Asset – Current LiabilitiesWorking Capital 2012 = $ 2.263.210.808 - $ 2.559.443.581 = ($ 296.232.773)Working Capital 2013 = $ 2.152.147.176 - $ 2.532.689.750 = ($ 380.542.574)
Total AssetTotal Asset 2012 = $ 7.290.445.827 Total Asset 2013 = $ 7.354.327.207
X1 = WorkingCapitalTotalAsset
X12012 = ($296.232.773)$7.290.445.827 = (0,041)
X12013 = ($380.542.574)$7.354.327.207 = (0,052)
Menghitung X2
X2 = RetainedEarningsTotalAssets
X22012 = ($433.040.316)$7.290.445.827 = (0,059)
X22013 = ($495.951.870)$7.354.327.207 = (0,067)
Menghitung X3
X3 = EBIT
TotalAssets
X32012 = $149.114.504
$7.290.445.827 = 0,0205
X32013 = $78.706.373
$7.354.327.207 = 0,0107
Menghitung X4
X4 = MarketValueof EquityBookValueofDebt
X42012 = $0,07×20.773.400.000
6.962.177.504 = 0,2089
X42013 = $0,07×20.773.400.000
$6.969.008.155 = 0,2087
Menghitung X5
X5 = SalesTotalassets
X52012 = $1.007.850.287$7.290.445.827 = 0,1382
X52013 = $942.532.700
$7.354.327.207 = 0,1282
Menghitung ZZ =1.2 (X1) + 1,4 (X2) + 3,3 (X3) + 0.6 (X4) + 1 (X5) 2012 =1.2 (-0,041) + 1,4 (-0,059) + 3,3 (0,0205) + 0.6 (0,2089) + 1 (0,1382)
=0,19939
2013 =1.2 (-0,052) + 1,4 (-0,067) + 3,3 (0,0107) + 0.6 (0,2087) + 1 (0,1282)
=0,13253Berdasarkan hasil perhitungan probabilitas Altman’s Z score sebesar 0,19939 (2012) dan 0,13253 (2013) pada dua tahun terakhir ini PT. Bumi Resources mengalami financial distress. Artinya PT. Bumi Resources sedang berada dalam kesulitan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada kreditur.
3.3 Penyebab Terjadinya Kerugian PT. Bumi Resources
Penyebab utama kerugian PT. Bumi Resources adalah
kalah bersaingnnya teknologi PT. Bumi Resources. Besarnya
tingkat investasi untuk perusahaan yang bergerak dalam
bidang pertambangan menyebabkan perusahaan harus
melakukan peminjaman kepada pihak luar atau yang disebut
hutang. Dengan hutang yang sangat besar ini memberikan
beban bunga yang harus dibayarkan menjadi besar pula.
Jumlah hutang perusahaan bahkan lebih besar daripada
asset mereka. Sehingga apabila seluruh asset digunakan
untuk membayar hutang pun masih belum dapat menutupi
hutang sepenuhnya.
Bab IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kebangkrutan menjadi ancaman bagi perusahaan besar
terlebih perusahaan berbentuk perseroan terbatas.
Berdasarkan data laporan keuangan, selama dua tahun
terakhir ini (2012 dan 2013) PT. Bumi Resources sedang
mengalami gejala kebangkrutan. Hal ini terlihat dari
menurunnya jumlah asset maupun pendapatan, dan tingginya
current liability. Tetapi tingginya hutang yang harus
dibayarkan tidak dapat ditutupi oleh jumlah asset yang
dimiliki. Gejala kebangkrutan juga terlihat melalui
prediksi kebangkrutan yang diukur dengan penghitungan
Altman’s Z score yang menunjukkan angka kurang dari 1,81
(<1,81) atau berada di area financial distress.
Gejala kebangkrutan ini mungkin disebabkan karena
biaya oprasional yang sangat besar terutama dalam
kegiatan pertambangan. Modal yang harus diinvestasikan
juga besar, sehingga pinjaman atau hutang yang harus
dipinjam juga besar. Besarnya hutang tersebut tidak
didukung dengan pendapatan maupun pengembalian atas
investasi yang sebanding. Sehingga laporan keuangan
perusahaan selama dua tahun ini mengalami deficit.
4.2 Saran
Untuk mengatasi banyaknya jumlah hutang lancar yang
akan jatuh tempo, sebaiknya PT. Bumi Resources bisa
menawarkan kepada kreditur untuk mengkonfersikan sebagian
hutangnya menjadi saham atas PT. Bumi resources. Dengan
demikian jumlah hutang yang dimiliki PT. Bumi resources
dapat dikurangi, setidaknya untuk biaya pembayaran bunga
jadi berkurang dan biaya pembayaran bunga itu dapat
dialihkan fungsinya untuk lebih dapat mengefisiensi
kegiatan oprasional perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.undip.ac.id/35825/1/NUGROHO.pdfwww.idx.co.idwww.finance.yahoo.com
MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS BANKRUPTCY DAN FINANCIAL DISTRESSPADA PT. BUMI RESOURCE
UNTUK PERIODE 2012 DAN 2013
Disusun Oleh :
1.Wiwi Silvyasari (KP D / 3122019)2.Veronica Adinoto (KP D / 3123111)
FAKULTAS BISNIS & EKONOMIKAUNIVERSITAS SURABAYA
2014
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i KATA PENGANTAR............................................................................................. iiDAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang ………................................................................................... 11.2 Identifikasi Masalah ....................................................................................... 21.3 Tujuan Penulisan ……………........................................................................ 2
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kebangkrutan..……………………………………………………………..… 3
2.2 Indikator Terjadinya Kebangkrutan…………................................................ 32.3 Faktor-Faktor Penyebab Kebngkrutan………................................................ 42.4 Metode Altman’s Z Score…………………………………………………… 5
BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………… 7
BAB IV KESIMPULAN …………………………………………………………. 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
, karena atas berkat dan bimbingannya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ANALISIS BANKRUPTCY
DAN FINANCIAL DISTRESS PADA PT. BUMI RESOURCE UNTUK
PERIODE 2012 DAN 2013 “ ini dengan baik .
Yang ke – 2 , kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak – pihak yang ikut terlibat dalam
pembuatan makalah ini . Terutama kepada dosen pembimbing
kami , serta semua teman – teman , seluruh narasumber
yang mendukung pengerjaan makalah ini .
Akhirnya , “ Tiada gading yang tak retak “ . Kami
merasa bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna ,
sehingga kami dengan senang hati menerima kritik dan
saran dari semua pembaca sekalian , agar bisa lebih baik
nantinya . Atas perhatiannya kami mengucapkan limpah
terima kasih .
Surabaya , Juni 2014
Penulis