+ All Categories
Home > Documents > Bicara Efektif

Bicara Efektif

Date post: 12-Jan-2023
Category:
Upload: mercubuana
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
21
1 http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2002/04/1/ man01.html Komunikasi yang Efektif Pendahuluan Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapun unggulnya sebuah produk, atau seberapa kuatnya sebuah kasus hukum, kesuksesan tidak akan pernah diperoleh tanpa penguasaan ketrampilan komunikasi yang efektif. Apakah anda sedang mempersiapkan presentasi, negosiasi bisnis, melatih tim bola basket, membangun sebuah teamwork, bahkan menghadapi ujian akhir gelar kesarjanaan, maka efektifitas komunikasi akan menentukan kesuksesan anda dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Kemampuan anda dalam mengirimkan pesan atau informasi dengan baik, kemampuan menjadi pendengar yang baik, kemampuan atau ketrampilan menggunakan berbagai media atau alat audio visual merupakan bagian penting dalam melaksanakan komunikasi yang efektif. Menurut penulis buku ini tidak ada seorang pun di dunia yang memiliki kemampuan atau pengetahuan dan pemahaman mengenai komunikasi sebaik yang dimiliki oleh William Shakespeare, sastrawan Inggris yang sangat terkenal di abad pertengahan, yang hingga saat ini masih dipandang sebagai referensi utama sastra dunia. Selama berabad-abad banyak sekali komunikator ulung di dunia yang mendapatkan inspirasi dan panduan dari karya-karyanya yang abadi. Buku ini justru menggali lebih dalam karya-karya sang jenius sastra ini dan mengaplikasikan inspirasi dari karya-karya tersebut dalam dunia komunikasi baik personal maupun dalam komunikasi bisnis. Karya-karya Shakespeare ternyata mampu memberikan pelajaran-pelajaran yang bernilai tinggi untuk menjadi komunikator yang efektif dan ulung, baik dalam dunia pekerjaan kita maupun dalam kehidupan pribadi kita.
Transcript

1

http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2002/04/1/man01.html

Komunikasi yang EfektifPendahuluanTidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapununggulnya sebuah produk, atau seberapa kuatnya sebuah kasushukum, kesuksesan tidak akan pernah diperoleh tanpapenguasaan ketrampilan komunikasi yang efektif. Apakah andasedang mempersiapkan presentasi, negosiasi bisnis, melatihtim bola basket, membangun sebuah teamwork, bahkan menghadapiujian akhir gelar kesarjanaan, maka efektifitas komunikasiakan menentukan kesuksesan anda dalam kegiatan-kegiatantersebut. Kemampuan anda dalam mengirimkan pesan atauinformasi dengan baik, kemampuan menjadi pendengar yang baik,kemampuan atau ketrampilan menggunakan berbagai media ataualat audio visual merupakan bagian penting dalam melaksanakankomunikasi yang efektif.Menurut penulis buku ini tidak ada seorang pun di dunia yangmemiliki kemampuan atau pengetahuan dan pemahaman mengenaikomunikasi sebaik yang dimiliki oleh William Shakespeare,sastrawan Inggris yang sangat terkenal di abad pertengahan,yang hingga saat ini masih dipandang sebagai referensi utamasastra dunia. Selama berabad-abad banyak sekali komunikatorulung di dunia yang mendapatkan inspirasi dan panduan darikarya-karyanya yang abadi. Buku ini justru menggali lebihdalam karya-karya sang jenius sastra ini dan mengaplikasikaninspirasi dari karya-karya tersebut dalam dunia komunikasibaik personal maupun dalam komunikasi bisnis. Karya-karyaShakespeare ternyata mampu memberikan pelajaran-pelajaranyang bernilai tinggi untuk menjadi komunikator yang efektifdan ulung, baik dalam dunia pekerjaan kita maupun dalamkehidupan pribadi kita.

2

Ada lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yangharus kita perhatikan yaitu: pengirim pesan (sender), pesanyang dikirimkan (message), bagaimana pesan tersebutdikirimkan (delivery channel atau media), penerima pesan(receiver), dan umpan balik (feedback). Kelima hal inilahyang diuraikan dengan amat menarik melalui penggalan-penggalan frase dari karya-karya Shakespeare tersebut.Seperti penggalan syair berikut yang diucapkan oleh tokohkarakter Ulysses yang diambil dari karya Shakespeare yangberjudul Troilus and Cressida yang berbunyi:No man is the lord of anything, Though in and of him there bemuch consisting, Till he communicate his parts to others.

Disinilah letak pentingnya kemampuan mengembangkan komunikasiyang efektif yang merupakan salah satu ketrampilan yang amatdiperlukan dalam rangka pengembangan diri kita baik secarapersonal maupun profesional. Paling tidak kita harusmenguasai empat jenis ketrampilan dasar dalam berkomunikasiyaitu: menulis – membaca (bahasa tulisan) dan mendengar –berbicara (bahasa lisan). Bayangkan betapa waktu-waktu kitasetiap detik setiap saat kita habiskan untuk mengerjakansetidaknya salah satu dari keempat hal itu. Oleh karenanyakemampuan untuk mengerjakan ketrampilan dasar komunikasitersebut dengan baik mutlak diperlukan demi efektifitas dankeberhasilan kita. Menurut Stephen Covey, justru komunikasi merupakanketrampilan yang paling penting dalam hidup kita. Kitamenghabiskan sebagian besar jam di saat kita sadar dan bangununtuk berkomunikasi. Sama halnya dengan pernafasan,komunikasi kita anggap sebagai hal yang otomatis terjadibegitu saja, sehingga kita tidak memiliki kesadaran untukmelakukannya dengan efektif. Kita tidak pernah dengan secarakhusus mempelajari bagaimana menulis dengan efektif,bagaimana membaca dengan cepat dan efektif, bagaimanaberbicara secara efektif, apalagi bagaimana menjadi pendengaryang baik. Bahkan untuk yang terakhir, yaitu ketrampilanuntuk mendengar tidak pernah diajarkan atau kita pelajaridalam proses pembelajaran yang kita lakukan baik di sekolahformal maupun pendidikan informal lainnya. Bahkan menurutCovey, hanya sedikit orang yang pernah mengikuti pelatihan

3

mendengar. Dan sebagian besar pelatihan tersebut adalahteknik Etika Kepribadian, yang terpotong dari dasar karakterdan dasar hubungan yang mutlak vital bagi pemahaman kitaterhadap keberadaan orang lain.Stephen Covey menekankan konsep kesalingtergantungan(interdependency) untuk menjelaskan hubungan antar manusia.Unsur yang paling penting dalam komunikasi bukan sekedar padaapa yang kita tulis atau kita katakan, tetapi pada karakterkita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerimapesan. Jika kata-kata ataupun tulisan kita dibangun dariteknik hubungan manusia yang dangkal (etika kepribadian),bukan dari diri kita yang paling dalam (etika karakter),orang lain akan melihat atau membaca sikap kita. Jadi syaratutama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokohyang dibangun dari fondasi integritas pribadi yang kuat.Kita bisa menggunakan analogi sistem bekerjanya sebuah bank.Jika kita mendeposito-kan kepercayaan (trust) kita, ini akantergambar dalam perasaan aman yang kita miliki ketika kitaberhubungan dengan orang lain. Jika saya membuat deposito didalam rekening bank emosi dengan Anda melalui integritas,yaitu sopan santun, kebaikan hati, kejujuran, dan memenuhisetiap komitmen saya, berarti saya menambah cadangankepercayaan Anda terhadap saya. Kepercayaan Anda menjadilebih tinggi, dan dalam kondisi tertentu, jika saya melakukankesalahan, anda masih dapat memahami dan memaafkan saya,karena anda mempercayai saya. Ketika kepercayaan semakintinggi, komunikasi pun mudah, cepat, dan efektif.

Covey mengusulkan enam deposito utama yang dapat menambahrekening bank emosi dalam hubungan kita dengan sesama:Berusaha benar-benar mengerti orang lain.Ini adalah dasar dari apa yang disebut emphateticcommunication- komunikasi empatik. Ketika kita berkomunikasidengan orang lain, kita biasanya ”berkomunikasi” dalam salahsatu dari empat tingkat. Kita mungkin mengabaikan orang itudengan tidak serius membangun hubungan yang baik. Kitamungkin berpura-pura. Kita mungkin secara selektifberkomunikasi pada saat kita memerlukannya, atau kitamembangun komunikasi yang atentif (penuh perhatian) tetapi

4

tidak benar-benar berasal dari dalam diri kita. Bentuk komunikasi tertinggi adalah komunikasi empatik, yaitumelakukan komunikasi untuk terlebih dahulu mengerti oranglain – memahami karakter dan maksud/tujuan atau peran oranglain.Kebaikan dan sopan santun yang kecil-kecil begitu pentingdalam suatu hubungan – hal-hal yang kecil adalah hal-hal yangbesar.Memenuhi komitmen atau janji adalah deposito besar; melanggarjanji adalah penarikan yabng besar.Menjelaskan harapan. Penyebab dari hampir semua kesulitandalam hubungan berakar di dalam harapan yang bertentanganatau berbeda sekitar peran dan tujuan. Harapan harusdinyatakan secara eksplisit.Meminta maaf dengan tulus ketika Anda membuat penarikan.Memperlihatkan integritas pribadi. Integritas pribadimenghasilkan kepercayaan dan merupakan dasar dari banyakjenis deposito yang berbeda.Integritas merupakan fondasi utama dalam membangun komunikasiyang efektif. Karena tidak ada persahabatan atau teamworktanpa ada kepercayaan (trust), dan tidak akan ada kepercayaantanpa ada integritas. Integritas mencakup hal-hal yang lebihdari sekadar kejujuran (honesty). Kejujuran mengatakankebenaran atau menyesuaikan kata-kata kita dengan realitas.Integritas adalah menyesuaikan realitas dengan kata-katakita. Integritas bersifat aktif, sedangkan kejujuran bersifatpasif. Setelah kita memiliki fondasi utama dalam membangunkomunikasi yang efektif, maka hal berikut adalah kita perlumemperhatikan 5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5Inevitable Laws of Efffective Communication) yang kamikembangkan dan rangkum dalam satu kata yang mencerminkanesensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berartimerengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itupada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian,cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupunrespon positif dari orang lain.

Hukum # 1: RespectHukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif

5

adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaranpesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargaimerupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi denganorang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingindihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harusmengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuhrespek terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang. Jikakita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap salingmenghargai dan menghormati, maka kita dapat membangunkerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkanefektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secarakeseluruhan sebagai sebuah tim.Bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalambukunya How to Win Friends and Influence People, rahasiaterbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalamberurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaanyang jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi yang sangatterkenal William James juga mengatakan bahwa ”Prinsip palingdalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untukdihargai.” Dia mengatakan ini sebagai suatu kebutuhan (bukanharapan ataupun keinginan yang bisa ditunda atau tidak harusdipenuhi), yang harus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa laparmanusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan. Lebih jauhCarnegie mengatakan bahwa setiap individu yang dapatmemuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalamtelapak tangannya. Charles Schwabb, salah satu orang pertama dalam sejarahperusahaan Amerika yang mendapat gaji lebih dari satu jutadolar setahun, mengatakan bahwa aset paling besar yang diamiliki adalah kemampuannya dalam membangkitkan antusiasmepada orang lain. Dan cara untuk membangkitkan antusiasme danmendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah denganmemberi penghargaan yang tulus. Hal ini pula yang menjadisatu dari tiga rahasia manajer satu menit dalam buku KenBlanchard dan Spencer Johnson, The One Minute Manager.

Hukum # 2: EmpathyEmpati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita padasituasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salahsatu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah

6

kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulusebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Secarakhusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagaisalah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif,yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, barudimengerti (Seek First to Understand – understand then beunderstood to build the skills of empathetic listening thatinspires openness and trust). Inilah yang disebutnya denganKomunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar orang lainterlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dankepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atausinergi dengan orang lain.Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikanpesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkanpenerima pesan (receiver) menerimanya. Oleh karena itu dalamilmu pemasaran (marketing) memahami perilaku konsumen(consumer’s behavior) merupakan keharusan. Dengan memahamiperilaku konsumen, maka kita dapat empati dengan apa yangmenjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan dan kesenangandari konsumen. Demikian halnya dengan bentuk komunikasilainnya, misalnya komunikasi dalam membangun kerjasama tim.Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaan orang laindalam tim kita. Rasa empati akan menimbulkan respek ataupenghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yangmerupakan unsur utama dalam membangun teamwork.Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkanpesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calonpenerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapattersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakandari penerima. Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar danbersikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpanbalik apapun dengan sikap yang positif. Banyak sekali darikita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagikritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalahaliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektifmanakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arusbalik dari penerima pesan. Oleh karena itu dalam kegiatankomunikasi pemasaran above the lines (mass media advertising)diperlukan kemampuan untuk mendengar dan menangkap umpan

7

balik dari audiensi atau penerima pesan.

Hukum # 3: AudibleMakna dari audible antara lain: dapat didengarkan ataudimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harusmendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balikdengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikandapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakanbahwa pesan harus disampaikan melalui media atau deliverychannel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik olehpenerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untukmenggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alatbantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yangkita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasipersonal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan caraatau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.

Hukum # 4: Clarity Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, makahukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan daripesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multiinterpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Ketikasaya bekerja di Sekretariat Negara, hal ini merupakan hukumyang paling utama dalam menyiapkan korespondensi tingkattinggi. Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapatmenimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yangtidak sederhana.Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi.Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka(tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapatmenimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atauanggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikapsaling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangatdan antusiasme kelompok atau tim kita.

Hukum # 5: HumbleHukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalahsikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkaitdengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai oranglain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita

8

miliki. Dalam edisi Mandiri 32 Sikap Rendah Hati pernah kitabahas, yang pada intinya antara lain: sikap yang penuhmelayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude),sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidaksombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakuikesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuhpengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebihbesar.Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukumpokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadiseorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapatmembangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuhdengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapatmembangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkandan saling menguatkan.

Sumber : www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2002/04/1/man01.html

Berbicara di Depan Publik PendahuluanBerbicara di depan publik, suka atau tidak merupakan keterampilan yang harus kita kuasai, karena pada suatu saat dalam kehidupan kita, pastilah kita harus berbicara di hadapan sejumlah orang untuk menyampaikan pesan, pertanyaan, tanggapan atau pendapat kita tentang sesuatu hal yang kita yakini. Hal yang sederhana misalnya kita harus berbicara di depan para tamu pada acara ulang tahun anak kita atau hal yang menentukan karier kita seperti mempresentasikan proposalproyek atau tentang produk kita di hadapan sejumlah mitra bisnis atau calon pembeli.

Lima UnsurBerbicara di depan publik merupakan salah satu seni berkomunikasi. Dalam edisi Mandiri ke-38 kita telah membahas topik komunikasi. Seperti yang pernah kita bahas sebelumnya dalam edisi tersebut, ada lima komponen atau unsur penting

9

dalam komunikasi yang harus kita perhatikan. Kelima unsur tersebut adalah: pengirim pesan (sender), pesan yang dikirimkan (message), bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau medium), penerima pesan (receiver), dan umpan balik (feedback).

Hukum KomunikasiSelain itu kita juga telah membahas 5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective Communication) yang kita rangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity, Humble), yang berarti merengkuh atau meraih. Karena kita berkeyakinan bahwa komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain. Berikut kami uraikan kembali kelima hukum komunikasi efektif tersebut dalam konteks dan sebagai fondasi bagi kita untuk mengembangkan kemampuan berbicara di depan publik.Hukum pertama dalam berkomunikasi secara efektif, khususnya dalam berbicara di depan publik adalah sikap hormat dan sikapmenghargai terhadap khalayak atau hadirin. Hal ini merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain, termasuk berbicara di depan publik. Kita harus memilikisikap (attitude) menghormati dan menghargai hadirin kita. Kita harus ingat bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargaidan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan orang tersebut. Hukum kedua adalah empati, yaitu kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapioleh orang lain. Rasa empati akan memampukan kita untuk dapatmenyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Oleh karenaitu dalam berbicara di depan publik, kita harus terlebih dulumemahami latar belakang, golongan, lapisan sosial, tingkatan umur, pendidikan, kebutuhan, minat, harapan dan sebagainya, dari calon hadirin (audiences) kita. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan

10

kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima. Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan atau pun umpan balik apa pun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalahaliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arusbalik dari penerima pesan. Oleh karena itu dalam berbicara didepan publik, kita perlu siap untuk menerima masukan atau umpan balik dengan sikap positif.Hukum ketiga adalah audible. Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Audible dalam hal ini berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima olehpenerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui medium atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Hukum keempat adalah kejelasan dari pesan yang kita sampaikan(clarity). Selain bahwa pesan harus dapat diterima dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity juga sangat tergantung pada kualitas suara kita dan bahasa yang kita gunakan. Penggunaan bahasa yang tidak dimengerti oleh hadirin, akan membuat pidato atau presentasi kita tidak dapat mencapai tujuannya. Seringkali orang menganggap remeh pentingnya Clarity dalam public speaking, sehingga tidak menaruh perhatian pada suara (voice) dan kata-kata yang dipilih untuk digunakan dalam presentasi atau pembicaraannya.Hukum kelima dalam komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Kerendahan hati juga bisa berarti tidak sombong dan

11

menganggap diri penting ketika kita berbicara di depan publik. Justru dengan kerendahan hatilah kita dapat menangkapperhatian dan respon yang positif dari publik pendengar kita.Kelima hukum komunikasi tersebut sangat penting untuk menjadidasar dalam melakukan pembicaraan di depan publik. Berikut adalah beberapa tips atau kiat-kiat untuk public speaking yang kami adaptasi dari buku Say It Like Shakespeare, karangan Thomas Leech.

PersiapanHal yang paling penting dalam persiapan kita untuk berbicara di depan publik adalah membangun rasa percaya diri dan mengendalikan rasa takut dan emosi kita. Bahkan banyak pakar komunikasi yang mengatakan bahwa persiapan mental jauh lebih penting daripada persiapan materi atau bahan pembicaraan. Meskipun demikian, persiapan materi juga sangat mempengaruhi kesiapan mental kita. Kesiapan mental yang positif merupakan syarat mutlak bagi kita dalam berbicara di depan publik. Pastikan juga bahwa anda beristirahat dan tidur yang cukup menjelang waktu anda berbicara di depan publik dan majulah dengan sikap optimis dan sukses. Berikut adalah hal-hal yang perlu kita perhatikan dalam menyampaikan pesan kepada publik:Kualitas suara kita merupakan faktor kunci yang menentukan apakah hadirin memperhatikan kita maupun pesan yang kita sampaikan. Pastikan bahwa suara anda cukup keras dan jelas terdengar bahkan oleh hadirin yang duduk paling jauh dari anda sekalipun. Jika tersedia, selalu gunakan pengeras suara (loudspeaker), meskipun anda merasa suara anda sudah cukup keras. Cobalah dengan berlatih mendengarkan suara anda sendiri. Caranya dengan menutup mata, berbicaralah, kemudian perhatikan kualitas, kekuatan dan kejelasan suara anda. Suara kita merupakan aset kita yang paling berharga dalam berkomunikasi secara lisan. Oleh karena itu memelihara kualitas suara dan berlatih secara kontinu merupakan keharusan jika kita ingin menjadi pembicara publik yang sukses. Jika suara kita kurang bagus dan sumbang, kita dapat mencari pelatih suara profesional atau mengikuti kursus atau pendidikan (seperti misalnya di Institut Kesenian Jakarta) untuk meningkatkan kualitas suara kita. Apalagi misalnya andabercita-cita jadi presenter, pembicara publik, MC dan

12

sebagainya. Anda harus benar-benar memperhatikan kualitas suara anda. Bahasa dan kata-kata yang kita gunakan merupakan faktor kuncilain yang menentukan kemampuan komunikasi kita. Bahasa yang baik dan tepat dapat membantu memperjelas dan meningkatkan kualitas presentasi atau pembicaraan kita. Oleh karena itu perlu sekali bagi kita untuk memperhatikan kata-kata dan bahasa yang kita pilih.

Pikirkanlah kata-kata yang akan anda gunakan, karena kemampuan berbahasa yang buruk akan tercermin pada kualitas penyampaian pesan kita. Hindari menggunakan kata-kata yang tidak perlu, seperti: apa itu ….. apa namanya…ehm….you know….dll. Jangan mengucapkan kata-kata: maaf…..Jika anda salah mengucap, cukup anda ulangi sekali lagi kalimat tersebut dengan benar.

Penampilan adalah kesan pertama. Jadi kita harus pastikan bahwa pada saat kita maju atau berdiri untuk berbicara, hadirin atau audiens kita memperoleh kesan yang baik terhadapkita. Pastikan bahwa penampilan kita membawa pesan yang positif, dan kita kelihatan lebih baik dan merasa lebih baik.Gunakan pakaian yang sesuai dengan suasana pertemuan, dan sesuai dengan jenis pakaian yang digunakan oleh para hadirin lainnya.

Komunikasi Non-verbalYang dimaksud dengan komunikasi non-verbal adalah: kontak mata, ekspresi wajah, penampilan fisik, nada suara, gerakan tubuh, pakaian dan aksesoris yang kita gunakan – semuanya memberikan efek atau pengaruh yang cukup besar terhadap penyampaian pesan kita. Para hadirin akan kebingungan ketika bahasa tubuh kita misalnya berbeda dengan bahasa verbal yang kita ucapkan. Biarkan tubuh kita berkomunikasi juga dengan audiens kita. Bahasa tubuh kita sebagai pembicara atau pengirim pesan dan bahasa tubuh pendengar atau audiens kita dapat membantu atau menghalangi proses komunikasi. Jika hadirin duduk dengan sikap seperti mau tidur atau menunjukkanwajah bosan, berarti kita harus mengubah suasana atau cara

13

kita menyampaikan pesan.

Persiapan MentalDalam membangun kesiapan mental kita dalam berbicara di depanpublik, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mengurangiketegangan fisik dengan cara melakukan senam ringan (stretching). Karena kita tidak dapat menurunkan ketegangan mental sebelum kita mengendorkan otot-otot tubuh kita yang tegang. Seperti yang dikatakan oleh psikolog Amerika yang terkenal Dr. Richard Gillett, ”It is almost impossible to go into alpha without considerable muscular relaxation.” Hampir tidak mungkin masuk ke kondisi alpha (kondisi gelombang otak atau mental yang relaks) tanpa mengendorkan otot-otot tubuh. Biasanya saya memegang ujung kaki sambil berdiri membungkuk selama sepuluh detik. Kemudian tarik napas yang panjang dan dalam, tahan beberapa detik, kemudian keluarkan napas pelan-pelan. Selanjutnya anda bisa batuk sekali atau minum segelas air putih untuk mempersiapkan vokal anda. Cara lain yang efektif untuk membangun kesiapan mental adalahdengan datang ke tempat pertemuan lebih awal. Dengan demikiankita dapat mengetahui suasana dan keadaan terlebih dahulu. Selanjutnya kita bisa mencari dukungan (back up support) dariorang-orang yang kita kenal maupun kenalan baru serta dari mereka yang mengharapkan kita sukses dalam presentasi nantinya. Mengobrollah dengan mereka sebelum presentasi dimulai.

Berikut adalah beberapa prinsip dalam mempersiapkan mental kita sebelum berbicara di depan publik:

1. Berbicara di depan publik bukanlah hal yang sangat menegangkan. Dunia tidak runtuh jika anda tidak melakukannya dengan baik. Tidak akan ada hal yang buruk yang akan terjadi setelah presentasi atau penyampaian anda. Jadi tenang dan relaks saja.2. Kita tidak perlu menjadi orang yang sempurna, cerdas ataupun brilian untuk berbicara di depan publik.3. Siapkan 2-3 poin pembicaraan atau pertanyaan, karena audiens anda akan sulit untuk mengingat atau memperhatikan

14

lebih dari tiga hal dalam satu waktu.4. Kita harus memiliki tujuan atau sasaran yang jelas dan terarah.5. Kita tidak perlu menganggap diri kita adalah seorang pembicara publik. Tujuan kita adalah menyampaikan pesan (message) kita kepada hadirin.6. Kita tidak perlu harus dapat sepenuhya menguasai seluruh hadirin. Biarkan saja kalau ada beberapa yang tidak menaruh perhatian. Fokuskan perhatian kita pada mereka yang tertarik dan mendengarkan presentasi kita.7. Kita harus ingat bahwa sebagian besar hadirin menginginkankita berhasil dalam presentasi atau penyampaian pesan kita.

Siapkan PesannyaDalam mempersiapkan public speaking, selain persiapan mental,persiapan materi juga harus dilakukan dengan baik dan benar. Karena kesiapan materi atau pesan yang akan kita sampaikan akan sangat mempengaruhi kesiapan kita secara mental. Hal yang paling penting adalah kesiapan pendengar atau audiens untuk menerima pesan kita. Biasanya kita harus menyampaikan pokok-pokok pemikiran atau ringkasan dari apa yang mau kita sampaikan sehingga audiens juga memiliki kesiapan mental untuk menerima pesan tersebut. Paling tidak agenda atau outline bahan pembicaraan kita sudah jauh-jauh hari kita sampaikan terlebih dulu.Hal yang pertama dalam mempersiapkan materi adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai materi yang akan kita sampaikan baik dari buku-buku referensi, tulisan atau publikasi lainnya. Kita juga perlu memperoleh informasi tentang audiens kita, baik tingkatan umur, maupun pendidikan,pengalaman, bidang keahlian, minat dan sebagainya. Sehingga kita bisa empati (ingat hukum komunikasi kedua) dan berbicaradengan bahasa yang dapat dimengerti oleh audiens kita. Berikut adalah hal-hal yang perlu kita perhatikan dalam mengembangkan topik atau materi:

1. Perkayalah topik dan bacaan yang telah kita lakukan denganhal yang uptodate dan riil terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman kita, maupun pengalaman orang lain adalah

15

bahan yang menarik untuk kita angkat.2. Hilangkan bagian-bagian yang dirasakan membuat kita tidak fokus, menimbulkan keragu-raguan atau melebihi jadwal waktu yang tersedia untuk kita.

Kemudian kita tetapkan terlebih dulu apa tujuan atau sasaran kita. Apa yang menjadi tujuan seminar, rapat, kuliah atau pertemuan ini? Apa yang menjadi harapan panitia, kita sebagaipembicara dan seluruh hadirin yang ada? Penetapan tujuan ini sangat berkaitan dengan informasi yang kita dapatkan mengenaipendengar atau hadirin kita, apa yang menjadi tujuan dan harapan mereka? Dapatkan umpan balik dari teman-teman anda atau mereka yang ahli dalam bidang yang akan kita presentasikan.

Setelah itu kemudian barulah kita susun peta pemikiran dari topik yang dipilih. Mengenai teknik pemetaan pemikiran pernahkita sampaikan pada edisi Mandiri 40. Teknik ini merupakan cara untuk meringkas suatu tema atau pokok pikiran yang ada dalam buku. Pertama, kita awali dengan menuliskan tema pokok di tengah-tengah halaman kertas kosong. Kemudian seperti pohon dengan cabang dan ranting kita kembangkan tema pokok menjadi sub-tema di sekelilingnya dengan dihubungkan memakai garis seperti jari-jari roda.

Setelah itu buatlah agenda, outline atau catatan kecil tentang urutan pembicaraan yang akan kita sampaikan. Sisipkananekdot, kuis, cerita ilustrasi, games, dan latihan-latihan untuk menjaga agar audiens tidak bosan dan mengantuk. Persiapan tersebut termasuk menyusun makalah, powerpoint presentation, transparent sheets, handouts, video presentation, dan sebagainya sebagai materi utama presentasi anda. Ingat pada saat presentasi jangan membacakan makalah atau terpaku pada bahan utama anda. Berbicaralah seakan anda sedang berbicara dengan satu-dua orang saja. Gunakan kontak mata dan fokuskan perhatian pada mereka yang memperhatikan presentasi anda. Tetapi sebisa mungkin anda memproyeksikan pembicaraan anda ke seluruh ruangan dan seluruh hadirin.

16

Alat Bantu VisualUntuk meningkatkan kualitas penyampaian pesan (hukum ketiga audible), kita harus menguasai kegunaan dan penggunaan alat bantu visual seperti misalnya slide, overhead projector, LCD (infocus) projector yang langsung dihubungkan dengan komputeratau notebook anda. Sebagian besar orang lebih mudah menangkap informasi yang berupa gambaran visual daripada mendengarkan. Apalagi jika kita menggunakan data-data numerikal, akan lebih menarik jika disajikan dalam bentuk grafik, tabel atau bagan warna-warni. Anda bisa menggunakan software tertentu misalnya powerpoint, untuk menggabungkan pointers anda dengan suara, foto, clip art, animasi, dan video dalam satu file presentasi. Kemampuan menggunakan alat bantu visual ini akan memberikan kesan pertama kepada audience bahwa kita siap melakukan presentasi.Tetapi sekali lagi jangan terfokus pada alat bantu tersebut. Apalagi jika terjadi kesalahan atau gangguan teknis, anda harus selalu siap dengan cara presentasi yang langsung tanpa alat bantu. Atau sebaiknya ada teknisi yang siap untuk mengatasi gangguan teknis tersebut. Jangan sampai gara-gara alat bantu visual, anda kehilangan momentum untuk menyampaikan topik atau materi presentasi anda.

Jadi dalam penyampaian pesan kepada publik, baik berupa pertanyaan, pidato, kuliah, seminar, sepatah kata, yang paling penting bagi kita adalah bahwa pesan kita dapat tersampaikan kepada penerima pesan dengan baik dan jelas. Berbicara di depan publik bukan ujian atau pun pengadilan untuk mengadili penampilan, kecerdasan, kecantikan atau pun keluasan pengetahuan kita. It is simply a process of conveying your message to the targetted audiences — nothing more nothing less.

(sumber: http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2002/05/2/man01.html)

17

KOMPASSelasa, 29 Juni 2004

Menilai Kemampuan Kampanye CapresSumber:

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0406/29/opini/1109786.htm

Oleh Garin Nugroho

PEMILU 2004 adalah pemilu dalam karakter industri kampanye. Yakni, suatu pemilihan langsung yang salah satu pegas utamanya digerakkan teknologi industri budaya populer, khususnya lewat televisi multikanal. Maka, seluruh unsur personal calon presiden, baik kemampuan oral hingga bahasa tubuh, akan dihadapkan dengan kemampuan daya hidupnya dalam industri budaya populer.

Sebut, kemampuan berbicara efektif untuk dicuplik di program berita televisi atau dalam kemasan iklan, talk show, maupun peristiwa yang diliput televisi.

Maka, bisa disimak, saat Wiranto dan Susilo Bambang Yudhoyono(SBY) memamerkan kemampuan menyanyi di Grand Final AFI 2, televisi menjadi saksi ketenangan dan kesantaian Wiranto. Di sisi lain, meski SBY tampak sedikit tegang, televisi menjadi saksi histeria ibu-ibu dan remaja menyambut lagu Jamrud yang dinyanyikan SBY.

Para pakar televisi bahkan menyebut, citra pribadi politikus abad ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah penampilannya di televisi, tidak lagi di buku sejarah. Maka, citra Amien Rais tidak terlepas dari teks rekaman Amien di masa reformasi, maupun penggalangan Poros Tengah. Sementara Megawati semasa

18

memegang pemerintahan justru kehilangan peran pemerintahannyadalam liputan televisi. Hal ini menunjukkan kelemahan strategi komunikasi pemerintahan Megawati.

Di sisi lain, SBY dalam kapasitasnya sebagai Menko Polkam dalam pemerintahan Megawati justru mendapat ruang di televisiuntuk memberi pengumuman resmi dalam berbagai peristiwa penting negara. Secara tidak langsung, SBY diberi ruang pengenalan diri sebagai pemimpin lewat televisi. Inilah salahsatu ruang awal transformasi kenegarawanan dan ruang pertumbuhan masyarakat penggemar SBY.

Oleh karena itu, televisi menjadi mimbar kampanye di ruang keluarga paling populer abad ini. Di di sisi lain, televisi menjadi mimbar pengadilan terbesar kemampuan calon presiden (capres) dalam mencitrakan diri dengan hakim keluarga-keluarga Indonesia.

Jangan lupa, keluarga-keluarga televisi Indonesia adalah gabungan generasi kedua dan generasi ketiga pascakemerdekaan.Suatu masyarakat pemilih yang perilakunya terus mengalami transformasi menjadi lebih cair saat berhadapan dengan politik ideologi hingga aliran dan tumbuh dalam kultur fans alias penggemar. Inilah kultur budaya populer, sebuah kultur dunia industrialisasi yang membawa keterasingan individu, yang menuntut wadah identitas, harapan, dan kebersamaan baru.

MENGANALISIS kemampuan capres, yang paling kontroversial adalah sosok Amien Rais. Di televisi Amien senantiasa tampil populer dan memiliki daya hidup justru saat situasi krisis seperti sekarang dan dalam peran oposisi. Inilah yang justru menjadi kekuatan sekaligus kelemahannya. Sebut, sosok Amien akan dihadapkan realitas psikologi komunal pemilih Indonesia yang menuntut sosok pemimpin yang mampu mengayomi, bukan sosok oposisi serba kritis yang tidak bisa dipegang posisi dan perannya.

Di sisi lain, kekuatan Amien adalah kemampuan orasinya yang mudah dikelola industri televisi. Ia fasih berbicara dalam lima-sepuluh kata dan hanya perlu 10 detik, bahasanya sederhana namun provokatif, maka efektif sebagai pameran

19

perhatian untuk dicuplik berita televisi. Simak ucapannya tentang Megawati: "Nilai Megawati lima koma enam." Atau, ketika dicalonkan sebagai presiden: "Kepercayaan ini adalah ibadah."

Karena itu, tantangan Amien terletak pada kemampuan mentransformasi sosok oposisi menjadi sosok negarawan, yang mampu memandu suara umat Islam yang berserakan, namun juga memberi kepercayaan golongan di luar umat Islam.

NILAI cukup tinggi untuk medium budaya populer adalah SBY. Iamemiliki kegantengan, suara bagus, bahasa sederhana yang baikdan santun, bahasa tubuh yang berwibawa dan memandu meski sedikit kaku. Jangan heran, hasil riset lembaga yang cukup berwibawa, seperti LSI maupun IFES, menunjukkan tingkat kepopuleran SBY yang tertinggi di antara capres. Dilema SBY adalah terlalu normatif dan umum sehingga kehilangan keberanian untuk menilai. Dengan demikian, sulit diingat pesannya. Maka, selama kampanye, tidak cukup ada pesan SBY yang dibawa publik umum meski karisma dan kepopulerannya tinggi.

Sosok pribadinya yang menjadi primadona justru sering menjadikelemahannya. Sebut, medium kampanye tidak cukup mampu mengemas dirinya seefektif dan seefisien bila SBY hadir langsung. Simak, iklan-iklan SBY, khususnya yang bernyanyi bersama. Iklan ini amat artifisial, simak tuntunan warna dan rias wajahnya yang bak boneka sehingga SBY kehilangan ketulusan dan kerja kenegarawanan dan diperlakukan sebagai produk komersial. Coba bandingkan dengan daya hidup yang tumbuh saat ia menyanyi langsung dengan lagu Jamrud di lokasikampanye. Sebenarnya, SBY tinggal menjaga kepopulerannya, mencermati berbagai iklan dan tindakan yang kontraproduktif, untuk tidak terjadi penurunan popularitas.

Harus dicatat, iklan politik amat berbeda dengan iklan komersial. Iklan politik adalah kemampuan mengajak partisipasi dengan mengemas kenegarawanan dalam berbagai perspektif metode komunikasi. Ia mengandung unsur ketulusan. Sementara iklan komersial adalah keterampilan mengelola pameran perhatian untuk masyarakat menjadi pembeli. Contoh

20

nyata penggunaan metode iklan produk yang kontraproduktif untuk kampanye adalah Moncong Putih PDI-P. Meski terkenal, iklan itu tak cukup punya nilai ketulusan dan kenegarawanan.

Oleh karena itu, jika iklan-iklan Megawati sebagai capres dikaji, terbaca upaya Megawati untuk melakukan reposisi citradan perannya. Yakni, iklan yang mengusung fakta sekaligus tetap rendah hati, dan sederhana, tidak banyak bicara, namun ditambah unsur keberanian untuk mengambil peran dan menunjukkan perannya. Persoalannya, upaya reposisi citra dan peran ini berkejaran dengan waktu yang amat pendek.

Sementara itu, sosok Wiranto di televisi adalah contoh karakter yang kepopulerannya serba sedang, sementara peran politiknya serba jalan tengah. Persoalannya, Wiranto harus mengejar waktu untuk memperkuat dan menunjukkan karakter serta peran dirinya secara populer sebagai negarawan kepada masyarakat, termasuk mengelola berbagai dimensi humanismenya yang menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap citra militernya. Gabungan ketegasan, rendah hati, serta ketenanganmengelola krisis dan isu merupakan nilai lebihnya.

Masalahnya, Wiranto pada awalnya terlalu disibukkan pengelolaan mekanisme partai sebagai mesin utamanya dan waktunya habis untuk menjawab isu-isu tentang peran militernya. Bahkan, iklan di televisi meski secara kualitas bagus, namun hanya satu perspektif, tak cukup mengangkat berbagai dimensi personalnya sebagai pemimpin. Agaknya, Wiranto kini mengejar keseimbangan kerja mesin partai dengan citra kenegarawanan yang populer.

Yang harus mendapat catatan tersendiri adalah Hamzah Haz. Inilah kepemimpinan organisasi besar yang kehilangan kemampuan komunikasi di televisi. Iklan-iklannya bak gabunganiklan propaganda pengerahan massa digabung karakter iklan produk komersial massal yang artifisial Tentu saja ini jauh dari pencitraan karakter dan visi Kepresidenan.

CATATAN itu menyimpulkan, di luar kekuatan mekanisme partai, Pemilu 2004 menuntut kemampuan tiap capres untuk mampu mentransformasi diri dari karakter kepemimpinan tertentu

21

menjadi negarawan yang mampu hidup dalam kultur budaya populer untuk kemudian dirasakan panduannya oleh masyarakat. Dan televisi adalah medium transformasi terpopuler citra diriabad ini.

Garin Nugroho Budayawan, Pengajar Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya


Recommended