+ All Categories
Home > Documents > Contoh Isi Karya Tulis Ilmiah

Contoh Isi Karya Tulis Ilmiah

Date post: 04-Mar-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang menganut ideologi terbuka. Ideologi terbuka sendiri dapat diartikan sebagai ideologi yang dengan bebas dapat menerima atau menolak segala hal, baik itu positif maupun negatif dari lingkungan luar atau dengan kata lain ideologi yang mengikuti segala kemajuan yang terjadi di dunia. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang ikut menerima arus globalisasi dari luar. Arus globalisasi bagi bangsa Indonesia memunculkan dampak positif dan dampak negatif tersendiri. Dampak positif yang dapat kita lihat sekarang ini salah satunya adalah muncul berbagai produk–produk berteknologi tinggi yang dapat membantu pekerjaan manusia, selain itu lebih mudahnya kita memperoleh berita maupun ilmu pengetahuan diberbagai jejaring sosial dan masih banyak lagi dampak positif lainnya. Tetapi dibalik itu semua, kita sendiri harus sadar bahwa arus globalisasi juga memunculkan dampak negatif, seperti contohnya semakin mudahnya nilai- nilai barat masuk ke Indonesia yang banyak ditiru oleh 1
Transcript

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang

menganut ideologi terbuka. Ideologi terbuka sendiri dapat

diartikan sebagai ideologi yang dengan bebas dapat

menerima atau menolak segala hal, baik itu positif maupun

negatif dari lingkungan luar atau dengan kata lain

ideologi yang mengikuti segala kemajuan yang terjadi di

dunia. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa

bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang ikut

menerima arus globalisasi dari luar.

Arus globalisasi bagi bangsa Indonesia memunculkan

dampak positif dan dampak negatif tersendiri. Dampak

positif yang dapat kita lihat sekarang ini salah satunya

adalah muncul berbagai produk–produk berteknologi tinggi

yang dapat membantu pekerjaan manusia, selain itu lebih

mudahnya kita memperoleh berita maupun ilmu pengetahuan

diberbagai jejaring sosial dan masih banyak lagi dampak

positif lainnya. Tetapi dibalik itu semua, kita sendiri

harus sadar bahwa arus globalisasi juga memunculkan

dampak negatif, seperti contohnya semakin mudahnya nilai-

nilai barat masuk ke Indonesia yang banyak ditiru oleh

1

masyarakat, sehingga dengan demikian jika tidak dicegah

nilai–nilai budaya di Indonesia sedikit demi sedikit akan

luntur dan menghilang. Selain itu dampak negatif lainnya

berkaitan dengan munculnya berbagai macam produk

berteknologi tinggi yang akan membuat masyarakat terlena

akan kehebatan dan keindahan produk tersebut sehingga

dengan mudahnya masyarakat membelanjakan uangnya. Sikap

seperti ini dalam masyarakat lebih sering disebut sebagai

sikap boros atau sikap yang dimiliki seseorang dengan

tingkat belanja yang luar biasa.

Berdasarkan latar belakang itulah sehingga saya

sebagai penulis tertarik untuk mengambil judul “Perilaku

Konsumtif Masyarakat Akibat Adanya Globalisasi”.

B. Rumusan Masalah

Ada pun rumusan masalah yang akan dibahas dalam

karya tulis ilmiah ini yaitu :

1. Bagaimana perilaku konsumtif masyarakat timbul

sebagai akibat dari adanya globalisasi ?

2. Bagaimana cara mencegah perilaku konsumtif ?

C. Tujuan

2

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan

karya tulis ilmiah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui bahwa perilaku konsumtif masyarakat

timbul sebagai akibat dari adanya globalisasi.

2. Untuk mengetahui cara mencegah perilaku konsumtif.

D. Manfaat

Adapun manfaat dari penyusunan karya tulis ilmiah ini

ada dua, yaitu:

Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran kepada seluruh kalangan masyarakat

terutama kepada generasi muda dalam memperkaya wawasannya

mengenai perilaku konsumtif .

Manfaat praktis

1. Agar masyarakat terutama generasi muda dapat

mengaplikasikan cara mencegah perilaku konsumtif

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Diharapkan setelah mengetahui bahaya dari perilaku

konsumtif, masyarakat dapat lebih baik dalam

mengatur keinginannya.

3. Diharapkan agar masyarakat dapat lebih berhati-hati

dalam menyikapi arus globalisasi.

3

E. Sistematika Penulisan

Secara garis besar, sistematika bab sari karya ilmiah

ini adalah sebagai berikut.

BAB I : Pendahuluan, meliputi : Latar belakang,

rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan

sistematika penulisan.

BAB II : Kajian teori, meliputi : Globalisasi,

perilaku konsumtif, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumtif.

BAB III : Metode penulisan, meliputi : Jenis

penulisan, objek penulisan, waktu dan

tempat penelitian, prosedur penulisan, dan

pengumpulan data.

BAB IV : Hasil penulisan dan pembahasan, meliputi :

a. Hasil penulisan.

b. Pembahasan.

BAB V : Penutup, meliputi kesimpulan dan saran.

4

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Globalisasi

Globalisasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah proses masuk ke ruang lingkup dunia. Globalisasi

berasal dari kata globe / global, yaitu dunia atau bola

dunia. Dapat pula diartikan sebagai hal-hal kejadian

secara umum dan keseluruhan, yang berkaitan dengan dunia.

Termasuk di dalamnya adalah kebijakan nasional yang

memperlakukan seluruh dunia sebagai lingkungan yang layak

diperhitungkan.

Memang globalisasi tidak dapat diartikan secara satu

per satu dalam bidang kehidupan. Akan tetapi, masing-

5

masing bidang saling berkaitan antara satu sistem dengan

sistem lainnya.

Anthony Giddens (2001) mengklasifikasikan 3 (tiga)

kelompok tentang pandangan terhadap globalisasi, yaitu

kelompok skeptis, kelompok hipenglobalis (radikal), dan

kelompok tentang transformatif.

1. Kelompok Skeptis

Menurut kelompok ini, globalisasi bukan sesuatu yang

baru. Tingkat saling ketergantungan ekonomi yang

terjadi sekarang sudah pernah terjadi di masa lalu.

Bedanya, kini intensitas interaksi antarbangsa dan

negara tersebut kian meningkat. Pendukung kelompok

ini adalah Paul Hirst dan Graham Thomson.

2. Kelompok Hiperbola

Menurut kelompok ini, dalam era globalisasi dapat

dikatakan bahwa dunia makin kecil dan sempit

sehingga hubungan antarbangsa dan negara makin

dekat, komunikasi dan transportasi semakin cepat dan

saling memengaruhi. Dengan demikian, globalisasi

membawa pandangan baru tentang konsep “Dunia Tanpa

Tapal Batas” yang akan membawa kepada perubahan-

perubahan baru. Artinya, kekuatan pasar lebih

berkuasa daripada pemerintah sehingga negara-negara

kehilangan sebagian besar kekuasaannya untuk

6

mengontrol perekonomiannya sendiri. Secara tidak

langsung sistem organisasi dan komunikasi

antarmasyarakat di seluruh dunia mengikuti sistem

dan kaidah-kaidah yang sama. Penganut pandangan ini

adalah Kenichi Ohmae.

3. Kelompok Transformatif

John Naisbitt, Toffler, maupun Friedman berpendapat

bahwa masyarakat dunia dewasa ini sedang memasuki

era masyarakat informasi yang beralih dari

masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.

Artinya, terknologi informasi mampu menembus batas-

batas wilayah kekuatan suatu negara.

B. Perilaku Konsumtif

Konsumtif merupakan suatu perilaku yang ditandai oleh

adanya kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala

hal yang dianggap paling mahal dan memberikan kepuasaan

dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola

hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu

keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata.

Menurut Sumartono (Al-Ghifari, 2003, h.142) seseorang

yang konsumtif mempunyai karakteristik sebagai berikut :

7

1. membeli produk untuk menjaga status, penampilan, dan

gengsi.

2. memakai sebuah produk karena adanya unsur

konformitas terhadap model yang mengiklankan produk

tersebut.

3. adanya penilaian bahwa dengan memakai atau membeli

produk dengan harga yang mahal akan menimbulkan rasa

percaya diri.

4. membeli produk dengan pertimbangan harga bukan

karena manfaat dan kegunaannya.

5. membeli karena kemasan produk yang menarik.

6. membeli produk karena iming-iming hadiah.

7. mencoba produk sejenis dengan dua merk yang berbeda.

Grinder (1978) lebih lanjut menjelaskan tentang

karakteristik individu yang berperilaku konsumtif,

yaitu :

1. pola konsumsi yang bersifat foya-foya.

2. boros

3. tidak bisa menunda kepuasan

4. selalu merasa tidak puas jika belum memiliki barang

yang didinginkan

5. meterialistik atau hasrat memiliki benda-benda tanpa

memperhatikan kebutuhannya.

8

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

perilaku konsumtif merupakan suatu perilaku membeli

barang-barang dan jasa yang sifatnya kurang diperlukan

dan hanya mementingkan faktor keinginan dan kesenangan

dibandingkan dengan faktor kebutuhan.

Menurut Rosyid dan Lina (1997) ada tiga jenis

perilaku konsumtif walaupun secara garis besar ketiga

jenis perilaku ini memiliki arti yang sama atau saling

berkaitan satu sama lain. Ketiga jenis perilaku tersebut

yaitu (1) impulsive buying, (2) non rational buying, dan (3)

wasteful buying. Impulsive buying artinya perilaku pembelian

yang berlebih-lebihan. Perilaku konsumen yang berlebih-

lebihan oleh sikap foya-foya dalam memilih barang,

menghamburkan uang untuk membeli barang-barang mewah yang

kurang bermanfaat, dan berfoya-foya dalam berbelanja. Non

rational buying artinya perilaku pembelian yang tidak

rasional. Konsumen yang berperilaku non rational memiliki

karakteristik suka membeli barang dengan harga yang tidak

wajar dengan nilai manfaat barang. Wasteful buying artinya

perilaku pembelian yang bersifat boros. Perilaku

pembelian yang bersifat boros ditandai oleh pembelian

barang oleh konsumen yang tidak disesuaikan dengan

kebutuhan yang harus dipenuhi oleh konsumen.

9

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif

Ada tiga tokoh yang berpendapat mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi perilaku konsumti, diantaranya

adalah Zumrotin, Swasta Flan Handoko, dan Engel.

1. Menurut Zumrotin (1996), perilaku konsumtif

ditunjang oleh beberapa faktor diantaranya yaitu

sebagai berikut.

a. Naiknya pendapatan. Perkembangan bidang ekonomi

membawa dampak pada masyarakat, salah satunya

adalah naiknya pendapatan. Kenaikan ini diikuti

penambahan kebutuhan hidup masyarakat, tidak

hanya dalam mutu dan jumlah tetapi juga ragamnya.

Misal saja, dulu masyarakat membeli perabot rumah

tangga yang sesuai dengan kebutuhannya, sekarang

dalam membeli perabot rumah tangga masyarakat

sudah mempertimbangkan merek dan gengsi.

b. Iklan. Media masssa berfungsi mengkomunikasikan

suatu produk kepada masyarakat dengan iklannya.

Iklan merupakan alat produsen untuk mempromosikan

produknya. Iklan yang gencar akan mengakibatkan

rasa ingin tahu pada masyarakat, rasa ingin tahu

ini terobati bila masyarakat atau konsumen telah

memakai atau memiliki peroduk tersebut.

10

c. Westernisasi. Masyarakat menganggap apa saja yang

berasal dari negeri barat adalah yang terbaik.

Apa yang dilakukan dan dipakai orang barat patut

dan harus dititu agar dikatakan modern. Gejala

ini tampak ketika hal-hal yang berbau negeri

barat mendapat tempat yang baik dalam negeri ini.

2. Menurut Swasta Flan Handoko (1987) adadua faktor

yang mempengaruhi perilaku konsumtif seseorang.

Pertama, yaitu faktor eksternal yang terdiri atas

(1) kebudayaan, (2) kelas sosial, (3) kelompok

sosial dan kelompok referensi, dan (4) keluarga. Dan

kedua adalah faktor internal yang terdiri atas (1)

motivasi, (2) pengamatan dan belajar, serta (3)

kepribadian dan konsep diri.

3. Menurut Engel (1973), faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumtif ditinjau dari

konsumen. Perilaku konsumen dalam membeli barang

dipengaruhi beberapa faktor yang pada intinya

dibedakan menjadi tiga, yaitu faktor internal

meliputi (1) motivasi dan harga diri, (2) pengamatan

dan proses belajar, (3) kepribadian dan konsep diri.

11

Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat

disimpulkan bahwa perilaku konsumtif dipengaruhi oleh

banyak faktor yang secara garis besar dibedakan atas

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

meliputi (1) motivasi dan harga diri, (2) pengamatan dan

proses belajar, dan (3) kepribadian dan konsep diri.

Sedangkan faktor eksternal meliputi (1) kebudayaan, (2)

kelas sosial, dan (3) kelompok sosial dan kelompok

referensi.

BAB III

12

METODE PENULISAN

A. Jenis Penulisan

Tulisan ini bersifat deskriptif mengenai

Perilaku Konsumtif Masyarakat Akibat Adanya Globalisasi.

Karya tulis ilmiah ini ditunjang oleh beberapa sumber

baik dari media cetak seperti buku, maupun media

elektronik seperti komputer yang menggunakan layanan

internet.

B. Objek Penulisan

Masyarakat yang saat ini sedang terlena dan terbuai

akan segala kemajuan yang timbul akibat arus globalisasi

saat ini menjadi objek yang sangat penting untuk

diteliti.

C. Waktu dan Tempat Penulisan

Penulis membutuhkan waktu selama 2 minggu untuk

mencari segala referensi dan informasi mengenai perilaku

konsumtif masyarakat dikarenakan arus globalisasi.

Pencarian materi dimulai dari tanggal 28 Desember 2014 –

07 Januari 2015, dan mulai dari tanggal 08 Januari – 10

Januari 2015 adalah tahap penyelesaian.

D. Prosedur Penulisan

13

Setelah beberapa data dan informasi terkumpul,

maka selanjutnya data yang terkumpul akan diseleksi untuk

kemudian diuraikan dan dibahas dalam pokok pembahasan.

E. Pengumpulan Data

Data dan materi yang diuraikan dalam karya

tulis ilmiah ini diperoleh dengan cara studi pustaka

yakni dari berbagai sumber, baik dari media cetak seperti

buku maupun dari media elektronik seperti internet.

BAB IV

HASIL PENULISAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penulisan

Perkembangan dunia industri mempengaruhi pola

perilaku manusia, khususnya masyarakat Indonesia.

Indonesia bagaikan surga bagi para negara industri. Ada

dua faktor penyebab hal tersebut, pertama disebabkan oleh

jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak, yakni

sekitar 250 juta jiwa. Oleh sebab itu negara kita menjadi

pangsa pasar yang sangat menjanjikan bagi negara-negara

industri. Kemudian alasan kedua dikarenakan negara kita

secara industri kurang memiliki produk yang bisa

ditawarkan ke dunia internasional. Tidak adanya produk

14

nasional membuat kita hanya menjadi negara impor atau

dengan istilah lain hanyalah sebagai tempat bersaingnya

negara-negara industri.

Dari berbagai data yang telah diperoleh sudah sangat

jelas bahwa arus globalisasi mengambil peran yang amat

penting untuk membentuk masyarakat yang berperilaku

konsumtif. Perilaku konsumtif sebagai salah satu dampak

negatif yang ditimbulkan oleh kemajuan arus globalisasi

nyatanya saat ini telah mencemari masyarakat Indonesia,

masyarakat saat ini sudah tidak segan-segan menghambur-

hamburkan uangnya hanya untuk memenuhi hasratnya semata

dan tanpa memperhatikan manfaat atau kegunaan dari barang

ataupun jasa yang telah ia beli.

Dari hal tersebut kita sudah bisa menilai bahwa

manusia konsumtif sudah tidak bisa membedakan antara

kebutuhan dan keinginan . Semua tidak ditepatkan pada

fungsinya, hanya eksistensi semata yang kebanyakan diburu

oleh masyarakat yang telah berperilaku konsumtif.

B. Pembahasan

15

1. Perilaku Konsumtif Masyarakat Sebagai Akibat dari Adanya

Globalisasi

Masyarakat Indonesia saat ini sedang berada dalam

keadaan transisional, artinya mereka sedang bergerak dari

masyarakat agraris tradisional yang penuh dengan nuansa

spiritualistik menuju ke masyarakat industri modern yang

matrealistik. Berbicara mengenai budaya konsumtif di

zaman yang super maju dalam konteks teknologi dan sarana

prasarana seperti saat ini seakan memperlihatkan bahwa

masyarakat sedang terbuai di dalamnya. Jika kita amati

lingkungan sekitar kita khususnya di kota-kota besar,

segala fasilitas dan kebutuhan telah tersedia sehingga

kita hanya membutuhkan uang untuk membeli semua itu.

Selama ini dibenak masyarakat budaya atau perilaku

konsumtif hanya berlaku dalam konteks makanan saja, akan

tetapi sebenarnya konteks perilaku konsumtif sangatlah

luas. Contoh perilaku konsumtif yaitu penggunaan listrik

yang berlebih dikarenakan perabotan elektronik rumah yang

sangat banyak, penggunaan air yang sangat tinggi,

pemakaian pulsa baik pulsa internet ataupun pulsa telepon

yang tidak dapat terkendali, maupun pembelian brand-brand

mahal sebagai wujud dari eksistensi sosial, dll.

16

Budaya konsumtif juga dapat diartikan sebagai

perilaku masyarakat yang berorientasi kepada proses

pemakaian atau proses mengonsumsi segala hal yang ada

pada kebutuhan mereka tanpa memedulikan klasifikasi

kebutuhan yaitu: primer, sekunder dan tersier. Segalanya

dapat mereka beli tanpa memikirkan sesuatu itu perlu atau

tidak bagi dirinya. Nilai guna tidak lagi penting di

sini, melainkan nilai tanda atau sign value sebagai

identitas sosial sangat dinomor satukan. Contoh paling

konkret adalah ketika seseorang pergi karaokean bersama

teman-temanya hanya untuk bersenang-senang walaupun

sebenarnya ia tidak menyukai hal tersebut, selain itu

masih banyak lagi contoh yang lainnya. Seringkali kasus

seperti ini ditemukan pada masyarakat urban atau

perkotaan. Budaya urban kini telah melekat erat pada

kehidupan di kota-kota besar di Indonesia. Gaya kehidupan

yang sebelumnya tidak disebut sebagai budaya, telah

merambah ke semua kalangan masyarakat yang tengah

menjalani kehidupan di kota. Kota tak lagi berbudaya

nenek moyang kita, adat-istiadat seperti tata krama yang

dulu dijaga oleh generasi pendahulu kian hari kian luntur

oleh budaya-budaya baru yang memengaruhi kehidupan

sehari-hari. Identitas sebagai masyarakat yang berbudaya

bangsa Indonesia kini tidak lagi terjaga.

17

Tuntutan zaman yang semakin maju mau tak mau membuat

masyarakat juga ikut mengikutinya. Karena asumsi publik

mengatakan jika orang itu tidak mengikuti trend yang ada

maka dia akan dianggap kuno atau ketinggalan zaman. Hal

itulah yang membuat masyarakat mau tidak mau harus

mengikuti pola hidup yang seperti itu.

Menurut Janianton Damanik, budaya konsumtif dapat

menggelora dikarenakan faktor pengendali diri dan daya

kritik masyarakat yang sangat tumpul. Adanya kelas

menengah di negeri ini semula diharapkan dapat menjadi

kelompok masyarakat yang kritis , akan tetapi nyatanya

harapan tersebut tidak terwujud. Kalau boleh dikatakan,

masyarakat yang ada di kelas menengah secara psikososial

sangat labil dan permisif. Ciri-cirinya antara lain,

mudah terpengaruh, lekas berpuas diri, dan suka dipuji.

Bukan kebetulan, peribahasa yang mengatakan the consumer is

king sangat cocok dengan karakter tersebut. Sebab, hanya

dengan menjadi pembelilah mereka merasa jadi raja.

Sayang, itu cuma perasaan belaka faktanya konsumen yang

tak kritis hanya menjadi budak nafsu konsumtifnya

sendiri.

Berkonsumsi tentu merupakan proses yang netral dan

tak bisa dihindari, namun apabila dilakukan secara

berlebihan akan melahirkan gaya hidup konsumtif. Lebih

18

jauh, dalam budaya konsumtif terjadi kerancuan-kerancuan

mengenai apa yang benar-benar diperlukan dan mana yang

sekedar kebutuhan semu. Pada banyak kasus, perilaku

konsumtif kelas menengah tidak didasarkan lagi pada needed

theory, yang mengedepankan kebutuhan-kebutuhan dasar yang

memang harus dipenuhi. Namun sekarang bergeser pada

praktik perilaku konsumsi yang didasarkan pada rasa

keinginan semata, yang pastinya gengsi mejadi salah satu

pendorong perilaku konsumtif tersebut. Maka tak heran

ketika melihat grafik investasi dan saving selalu bergerak

turun dari waktu ke waktu. Dan hal yang paling diresahkan

oleh pemerintah adalah harus menyadari bahwa masyarakat

indonesia termasuk dalam kategori penggemar berat barang

import dalam hal elektronik, fashion dll.

Wabah budaya konsumtif seperti sekarang ini sangat

mencemaskan, bukan karena ia terkait dengan persoalan

etika dan rapuhnya karakter anak bangsa. Hal yang ber-

bahaya sebenarnya adalah ketergantungan masyarakat pada

barang-barang impor yang niscaya akan mematikan pasar

produk lokal. Taruhannya adalah daya tahan perekonomian

nasional. Budaya konsumtif seakan menjadi undangan

terbuka bagi kapitalisme global untuk leluasa menyetir

pola pikir, gaya hidup, selera, bahkan ideologi kelas

menengah kita sesuai dengan nilai yang melekat pada

19

barang yang mereka hasilkan. Melihat ancaman besar

seperti itu, tampaknya kita harus mencari cari jurus jitu

untuk meredam penyebaran budaya konsumtif tadi. Jika

tidak, kita harus rela menerima kenyataan jadi bangsa

yang kehilangan jati diri.

Memang tidak mudah terhindar dari pola hidup

konsumtif. Namun harus disadari pola hidup konsumtif itu

sangat merugikan, baik bagi diri sendiri maupun bagi

negara. Jadi sebagai masyarakat yang baik terapkan hidup

positif dan jangan biarkan diri kita menjadi manusia yang

konsumtif.

2. Cara Mencegah Perilaku Konsumtif

Cara mencegah perilaku konsumtif pada dasarnya

berhubungan dengan bagaimana cara kita mengatur keuangan

yang kita miliki. Perilaku konsumtif sendiri muncul

akibat kurang pintarnya kita untuk membedakan hal yang

perlu kita beli dengan hal yang ingin kita beli.

Ada berbagai cara yang dapat kita lakukan untuk

mencegah perilaku/ budaya konsumtif, antara lain.

1. Biasakanlah untuk menyisihkan sedikit uang untuk

ditabung.

2. Menabunglah mulai dari nominal yang paling kecil

seperti uang Rp 1000 atau Rp 2000. Karena kadangkala

20

ketika menabung dengan jumlah yang besar, hati kecil

merasa sayang dan ingin membelanjakannya kembali.

3. Buat target pengeluaran setiap hari hingga tiap

bulan dan jangan sampai over (berlebihan).

Berfikirlah sebelum membeli karena hal yang tidak

penting bisa ditunda dan utamakanlah yang paling

penting. Kontrol nafsu belanja dan jangan terpikat

dengan produk yang mahal serta jangan biarkan rasa

gengsi menguasai diri anda.

4. Camkan bahwa kebutuhan dan keinginan berbeda.

Sehingga hal yang merupakan kebutuhan lebih

diutamakan ketimbang hal lainnya. Contoh kebutuhan

adalah sembako, air, listrik dsb. Sedangkan

keinginan contohnya adalah motor merek terbaru,

handphone terbaru, dan sebagainya yang sesungguhnya

belum tentu bermanfaat.

5. Gunakan uang sebijak mungkin untuk kepentingan utama

barulah kepentingan sekunder dan sisanya tabunglah

di bank.

6. Pikirkan masa depan. Hal tersebut dapat dimulai

dengan mendaftar di asuransi kesehatan, karena

disaat usia kita tidak produktif lagi yaitu dimasa

tua kita bisa saja terancam berbagai macam penyakit.

Sehingga dengan mempunyai asuransi kita dapat lebih

21

tenang menghadapi hari tua tanpa membebani keluarga

yang lain.

7. Investasikanlah sebagian kekayaan karena di zaman

seperti saat ini investasi merupakan hal yang mutlak

dan usahakanlah untuk berinvestasi jangka panjang.

22

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Globalisasi secara umum berasal dari kata globe /

global, yaitu dunia atau bola dunia, sehingga globalisasi

dapat pula diartikan sebagai hal-hal kejadian secara umum

dan keseluruhan yang berkaitan dengan dunia. Sedangkan

konsumtif adalah perilaku yang ditandai oleh adanya

kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal

yang dianggap paling mahal dan memberikan kepuasaan dan

kenyamanan fisik sebesar-besarnya serta adanya pola hidup

manusia yang dikendalikan dan didorong oleh suatu

keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata.

Perilaku konsumtif masyarakat Indonesia saat ini

sudah sangat mencemaskan, hal ini dapat dilihat dari

sikap masyarakat yang ada di kota-kota besar. Masyarakat

tidak segan-segan mengeluarkan uangnya untuk membeli

barang ataupun jasa tanpa melihat manfaat atau kegunaan

dari barang atau jasa tersebut. Sehingga dapat dikatakan

bahwa masyarakat yang berperilaku konsumtif hanya

memuaskan hasratnya semata-mata tanpa memikirkan hal yang

lainnya. Perilaku konsumtif ini sendiri merupakan dampak

23

negatif dari arus globalisasi, masuknya berbagai barang-

barang impor berteknologi tinggi ke Indonesia dapat

dikatakan sebagai pemicu timbulnya perilaku konsumtif di

masyarakat.

B. Saran

Berdasarkan isi dari keseluruhan materi yang ada di

dalam Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyarankan

beberapa hal diantaranya, yaitu sebagai berikut.

1. Kita sebagai masyarakat Indonesia yang cerdas

haruslah mengetahui dengan jelas apa perbedaan

mendasar dari kata kebutuhan dan keinginan.

2. Upayakanlah untuk mendahulukan hal yang kita

butuhkan ketimbang hal yang kita inginkan.

3. Berusahalah untuk hidup hemat dan tidak boros.

4. Cintailah prosuk-produk buatan dalam negeri.

5. Jangan hanya melihat barang atau jasa dari luarnya,

tetapi lihatlah manfaat nyata dari barang atau jasa

tersebut.

24

25

LAMPIRAN

SURAT PENGAJUAN JUDUL

KARYA TULIS ILMIAH

Sehubungan dengan tugas yang diberikan oleh guru

bidang studi PKn, saya bermaksud mengajukan beberapa

judul Karya Tulis Ilmiah untuk memenuhi tugas PKn

semester genap tahun ajaran 2014/2015.

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

nama : Nirwana Putri Baso

kelas : XII IPA 2

nis : 12170

Dengan ini saya mengajukan 3 judul dengan tema

Globalisasi, yaitu :

1. Perilaku konsumtif masyarakat akibat adanya

globalisasi

2. Pengaruh globalisasi terhadap penanganan penyakit

serius

3. Maraknya angka penipuan akibat pengaruh globalisasi

Demikianlah, beberapa pengajuan judul Karya Tulis Ilmiah

dengan tema Globalisasi.

26

Jeneponto, 04 Desember 2014

Hormat saya, Yang

menyetujui

Nirwana Putri Baso Muh. Aslam Akib,

S.pd, M.pd.

27


Recommended