+ All Categories
Home > Documents > dian pipin nitasari 1314.15401.893 program studi d3 ...

dian pipin nitasari 1314.15401.893 program studi d3 ...

Date post: 18-Jan-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
171
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny “S” USIA 29TAHUN di BPM SITI NURCHAYANINGSIH MALANG OLEH: DIAN PIPIN NITASARI 1314.15401.893 PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYAGAMA HUSADA MALANG 2017
Transcript

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA Ny “S” USIA 29TAHUN di BPM SITI NURCHAYANINGSIH

MALANG

OLEH:

DIAN PIPIN NITASARI

1314.15401.893

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2017

i

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA Ny “S” USIA 29TAHUN di BPM SITI NURCHAYANINGSIH

MALANG

Diajukan sebagai syarat menyelesaikan

Pendidikan Tinggi Program Studi Diploma 3 Kebidanan

OLEH:

DIAN PIPIN NITASARI

1314.15401.893

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2017

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

LaporanTugas Akhir ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapanTim Penguji Laporan

Tugas Akhir Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan WidyagamaHusada Malang :

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA Ny “S” USIA 29TAHUN di BPM SITI NURCHAYANINGSIH

MALANG

DIAN PIPIN NITASARI

1314.15401.893

Malang, …………………………

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(Ari Christiana,S.KM, M.Kes. ) (Jiarti Kusbandiyah,S.SiT,M.Kes)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

LaporanTugas Akhir ini telah diperiksa dan dipertahankan di hadapan Tim

Penguji LaporanTugas Akhir Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widyagama Husada

Pada Tanggal……………..2017

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA Ny “S” USIA 29TAHUN di BPM SITI NURCHAYANINGSIH

MALANG

DIAN PIPIN NITASARI

1314.15401.893

(Ervin Rufaindah, S.ST, M. Keb) ( )

Penguji I

(Ari Christiana,S.KM, M.Kes.) ( )

Penguji II

(Jiarti Kusbandiyah, S.SiT,M.Kes) ( )

Penguji III

Mengetahui,

Ketua STIKES Widyagama Husada

(dr. RUDY JOEGIJANTORO, MMRS)

NIP. 197110152001121006

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan

Komprehensif Pada Ny S Usia 29 tahun di BPM Siti Nurcahyaningsih Malang

sebagai salah satu persyaratan akademik dalam rangka penyelesaian kuliah di

program D3 Kebidanan STIKES Widyagama Husada Malang.Pada kesempatan

ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Dr. Rudy Joegijantoro, MMRS selaku ketuaSTIKES Widyagama Husada

Malang.

2. Yuniar Angelia P. S.SiT, M.Kes selaku Kaprodi D3 Kebidanan STIKES

Widyagama Husada Malang.

3. Ervin Rufaindah, S.ST, M. Kebselaku penguji 1 yang telah memberikan masukan

dan saran dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

4. Ari Christiana, S.KM, M.Kes. selaku penguji 2 yang telahmemberikan masukan

dan saran dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.

5. Jiarti Kusbandiyah, S.SiT,M.Kes selaku penguji 3 yang telah memberikan

pengarahan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

6. BPM Siti Nurcahayaningsih, yang telah memberikan ijin untuk lokasi

penatalaksanaan asuhan.

7. Ny “S” yang telah bersedia menjadi pasien dalam Tugas Akhir ini.

8. Kedua Orang tuaku tercinta serta keluarga penulis yang telah memberikan

dukungan materil, semangat dan mengajarkan arti perjuangan serta selalu

rendah hati dan percaya diri.

v

9. Orang-orang terdekat penulis yang selalu hadir di saat suka dan duka, memberi

semangat, kasih sayang, dan selalu mengingatkan penulis tentang arti

perjuangan dan selalu dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih

banyak kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan yang akan datang. Semoga Asuhan kebidanan ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca dan yang membutuhkan

khusunya bermanfaat bagi penulis.

Malang, 2017

Penulis

vi

RINGKASAN

Nitasari, Dianpipin. 2017. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny “S” 29 Tahun di BPM Siti Nurcahyaningsih. AMd.Keb Kota Malang. LaporanTugas Akhir.Program Studi D3 Kebidanan STIKES Widyagama Husada Malang. Pembimbing: (1) Ari Christiana, AMd.Keb., S.KM. M.Kes. (2) Jiarti Kusbandiyah,S.SiT,M.Kes.

AKI dan AKB merupakan tolok ukur derajat kesehatan terhadap keberhasilan pelayanan kesehatan di suatu negara. Di kota Malang AKI mencapai 68,24 per 100.000 kelahiran hidup, AKB mencapai 9,89 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa Ny S usia 29 tahun dengan skor KSPR 2 yang berarti kehamilan fisiologis. Tujuan penelitian ini adalah agar mampu memberikan Asuhan Pelayanan Kebidanan secara Komprehensif dan mendeteksi dini adanya komplikasi pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, serta keluarga berencana dengan cara memberikan asuhan kebidanan secara langsung melalui pendekatan manajemen kebidanan.

Asuhan kebidanan ini dilakukan sebanyak 12 kali kunjungan, yaitu dilakukan

4 kali pada saat hamil, 1 kali pada saat bersalin, 4 kali pada saat nifas, 2 kali

pada bayi baru lahir, 1 kali pada saat KB, dan hasilnya kondisi pasien fisiologis.

Semua proses didokumentasikan dengan SOAP note .

Hasil asuhan kebidanan komprehensif yang diberikan sudah sesuai dan tidak didapatkan kesenjangan antara teori dan praktek yang telah dilakukan. Diharapkan bidan dapat meningkatkan pelayanan kebidanan pada ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB sesuai dengan standart asuhan kebidanan.

Referensi : 36referensi (2012-2016) Kata kunci : Asuhan kehamilan, Asuhan Persalinan, Asuhan Masa

Nifas, Asuhan Bayi Baru Lahir, dan KB.

vii

SUMMARY

Nitasari, Dian Pipin. 2016. Midwifery Care to Mrs “S” during pregnancy until

familly planning in Malang. Final Task. D3 Midwifery Study Program of

Widyagama Husada School of Health Malang. Advisor :(1) Ari Christiana,

AMd.Keb., S.KM.M.Kes. (2) Jiarti Kusbandiyah,S.SiT,M.Kes.

Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) is a measure of health status on the success of health services in a country. Maternal Mortality Rate in Indonesia reached 359 per 100,000 live births, IMR was 32 per 1,000 live births. Maternal Mortality Rate in East Java reached 80 per 100,000 live births, Infant Mortality Rate reached 29.5 per 1,000 live births. While in Malang Maternal Mortality Rate reached 68.24 per 100,000 live births, Infant Mortality Rate reached 9.89 per 1000 live births. Based on the results of preliminaryof preliminary studies have been conducted, it was found that Mrs “S” age of 29 years with a score of 2, which means KSPR physiological pregnancy. The purpose of this research is to be able to provide Comprehensive Care Midwifery Services in pregnancy, childbirth, postpartum, newborn, and family planning services by providing midwifery care directly through obstetrics management approach. Midwifery care was done as many as 12 visits, which was done 4 visits during pregnancy, 1 visit at delivery, 4 visits childbirth, 2 visits in newborn, 1 visit at family planing, and the result of physiological patient condition. All processes were documented with SOAP note.

The results of a comprehensive obstetric care provided was appropriate and there was no gap between theory and practice that has been done. It was Expected midwives can improve obstetric care from pregnancy, childbirth, postpartum, newborn, and family planning in accordance with the standards of midwifery care.

References : 36 references (2012-2016)

Keyword : Antenatal Care, Intranatal Care, Prenatal Care, Newborn

Care, Family Planning.

viii

DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. iv

RINGKASAN ............................................................................................................. vi

DAFTAR ISI............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xiii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 4

1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................................... 4

1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................................................... 5

1.4 Ruang lingkup ..................................................................................................... 5

1.4.1 Sasaran ..................................................................................................... 5

1.4.2 Tempat ...................................................................................................... 5

1.4.3 Waktu ........................................................................................................ 5

1.5 Manfaat Penulisan .............................................................................................. 6

1.5.1 Bagi Klien .................................................................................................. 6

1.5.2 Bagi Stikes Widyagama Husada .............................................................. 6

1.5.3 Bagi Penulis .............................................................................................. 6

1.5.4 Bagi Bidan ................................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN TEORI ......................................................................................... 7

2.1 Konsep Dasar ..................................................................................................... 7

2.1.1 Konsep Dasar Kehamilan ......................................................................... 7

2.1.1.Konsep Dasar Persalinan ....................................................................... 19

2.1.3 Konsep Dasar Masa Nifas ...................................................................... 32

2.1.4 Konsep Dasar BBL ................................................................................. 40

2.1.5 Konsep Dasar KB ................................................................................... 53

ix

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Manajemen Varney .............................. 59

1. Pengertian ................................................................................................ 59

2. Prinsip–Prinsip Manajemen Kebidanan Dalam Memberikan Asuhan

Kebidanan ........................................................................................................ 59

3. Langkah – langkah Manajemen Kebidanan ............................................ 60

2.1 Konsep Dasar Dokumentasi Mengacu pada SOAP ................................... 63

1. Pengertian ................................................................................................ 63

2. Pembagian SOAP .................................................................................... 64

3. Pentingnya Pendokumentasian SOAP .................................................... 64

BAB III KERANGKA KONSEP ................................................................................ 66

3.1 Kerangka Konsep ......................................................................................... 66

3.2 Keterangan Kerangka Konsep ..................................................................... 67

BAB IV ..................................................................................................................... 68

LAPORAN PELAKSANAAN ASUHAN ................................................................... 68

4.1 Asuhan kebidanan kehamilan........................................................................... 68

4.1.1 Kunjungan 1 ........................................................................................... 68

4.1.2 Kunjungan 2 ............................................................................................ 73

4.1.3 Kunjungan 3 ............................................................................................ 75

4.1.4 Kunjungan 4 ............................................................................................ 77

4.1. Asuhan Persalinan ....................................................................................... 79

4.1.1. Asuhan Persalinan Kala I.................................................................. 79

4.1.2. Asuhan Persalinan Kala 2................................................................. 82

4.1.3. Asuhan Persalinan Kala 3................................................................. 83

4.1.4. Asuhan Persalinan Kala 4................................................................. 85

4.2. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas .......................................................... 87

4.3.1. Asuhan Masa Nifas Kunjungan I ...................................................... 87

4.3.2. Asuhan Masa Nifas Kunjungan II ..................................................... 90

4.3.3. Asuhan Masa Nifas Kunjungan III .................................................... 92

4.3.4. Asuhan Masa Nifas Kunjungan IV .................................................... 94

4.3. Laporan Pelaksanaan Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir ............... 95

4.4.1. Asuhan Bayi Baru Lahir Kunjungan I ................................................ 95

4.4.2. Asuhan Bayi Baru Lahir Kunjungan II ............................................... 99

4.5 Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana .............................................. 101

4.5.1 Asuhan Keluarga Berencana Kunjungan I ........................................... 101

4.5.2 Asuhan Keluarga Berencana Kunjungan II .......................................... 103

BAB V PEMBAHASAN ......................................................................................... 105

x

5.1 Pembahasan Asuhan Kehamilan ................................................................... 105

5.2 Pembahasan Asuhan Persalinan ................................................................... 108

5.3 Pembahasan Asuhan Masa Nifas ............................................................. 112

5.4 Pembahasan Asuhan BBL (Bayi Baru Lahir) ............................................ 114

5.5 Pembahasan Keluarga Berencana ............................................................ 116

BAB VI PENUTUP ................................................................................................ 119

6.1. Kesimpulan ................................................................................................. 119

6.2 Saran ............................................................................................................... 120

6.2.1 Bagi institusi pendidikan ................................................................. 120

6.2.2 Bagi Penulis .................................................................................... 120

6.2.3 Bagi Lahan Praktik .......................................................................... 120

6.2.4 Bagi Klien ........................................................................................ 120

6.2.5 Bagi Penyusun LTA selanjutnya ..................................................... 121

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 122

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Waktu Imunisasi TT ................................................................................. 17

Tabel 2 Perbedaan pembukaan serviks pada primi dan multi ............................. 25

Tabel 3 Frekuensi penilaian dalam persalinan normal......................................... 25

Tabel 4 perbedaan Lama persalinan pada primi dan multi .................................. 28

Tabel 5 Posisi Meneran dan Keuntungannya ...................................................... 29

Tabel 6 Kebijakan Kunjungan Masa Nifas ........................................................... 34

Tabel 7 tinggi fundus uteri pada masa nifas ......................................................... 35

Tabel 8 Apgar Score ............................................................................................. 42

Tabel 9 Imunisasi Wajib ........................................................................................ 52

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Skor Poedji Rochjati ......................................................................... 13

Gambar 2 Mekanisme Persalinan ..................................................................... 23

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan LTA

Lampiran 2 Surat Studi Pendahuluan

Lampiran 3 Surat kesediaan pembimbing LTA

Lampiran 4Informed Consent

Lampiran 5 Buku KIA Pasien

Lampiran 6 KSPR

Lampiran 7 Kartu Ibu Hamil

Lampiran 8 Data Penunjang

Lampiran 9 24 Penapisan

Lampiran 10 Lembar Observasi

Lampiran 11 Patograf

Lampiran 12 Surat Keterangan Lahir

Lampiran 13 Lembar Konsultasi

Lampiran 14 Lembar Konsultasi Ringkasan bahasa inggris

Lampiran 15 Lembar Kunjungan

Lampiran 16 Lembar Rekomendasi

Lampiran 17 Balasan Bidan

Lampiran 18 Leaflet

Lampiran 19 Foto Dokumentasi

xiv

DAFTAR SINGKATAN

AKI : Angka Kematian Ibu

AKB : Angka Kematian Bayi

ANC :Ante natal Care

MDGS :Mellinium Development Goals

KB : Keluarga Berencana

COC : Continuity of Care

HB : Hemoglobin

HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

HPL : Hari Perkiraan Lahir

HCG : Hormone Corionic Gonadotropic

HPL : Hormone Plasents Lactogene

LH : Luthenishing Hormone

TT : Tetanus Toxoid

CPD : Cephalo Pelvic Dispropotion

IMT : Indeks Masa Tubuh

TM I : Trimester I

TM II : Trimester II

TM III : Trimester III

TFU : Tinggi Fundus Uteri

KPD : Ketuban Pecah Dini

USG : Ultra Sonografi

PMS : Penyakit Menular Seksual

KIE : Konseling, Informasi, Edukasi

DJJ : Denyut Jantung Janin

PAP : Pintu Atas Panggul

xv

SC : Secsio Caesarea

SDKI : Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia

ASI : Air Susu Ibu

DPT : Difteri, Pertusis, Tetanus

BCG : Bacillus Calmette Guerine

MAL : Metode Amenore Laktasi

DMPA : Depo Medroxy Progesterone

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

PN : Persalinan oleh Nakes

KN : Kunjungan Neonatus

K4 : Kunjungan Ibu hamil 4 Kali

EMAS : Expending Maternal and Newborn Survival

COC : Continuity Of care

AKI : Angka Kematian ibu

AKB : Angka kematian bayi

VDRL : Venereal Desease Research Laboratory

MSH : Melanocyte Stimulating Hormone

KPD : Ketuban pecah dini

DJJ : Denyut jantung janin

BAB : Buang air besar

ASI : Air susu ibu

IUD :Intra Uterine Device

APGAR : Awerience,Pulls,Grimace,Activiti,Respiratori

IMD : Inisiasi menyusui dini

MOW : Metode operasi wanita

MOP : Metode Operasi Pria

DM : Diabetes Melitus

xvi

BCG : Bacille Calmette Guerin

DPT : Dipteri,Pertusis, Tetanus

HIV : Human Imunudeficiency Virus

PUS : Pasangan usia subur

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses kehamian, persalinan, nifas dan KB merupakan merupakan

suatu hal yang fisiologis dalam siklus kehidupan wanita, namun tidak

menutup kemungkinan proses tersebut dapat menjadi suatu permasalahan

yang mengancam kesehatan bahkan mengakibatkan kematian jika tidak

segera ditangani dengan baik. Indonesia merupakan salah satu negara

dengan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang

semakin meningkat menunjukan pembangunan kesehatan belum sesuai

dengan tujuannya sehingga derajat kesehatan masyarakat masih tergolong

rendah (WHO 2014).

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan sebuah

hkesepakatan pembangunan baru melanjutkan program Millenium

Development Goal (MDGs) Untuk menurunkan AKI dan AKB sampai dengan

tahun tahun 2030. SDGs merupakan pedoman Indonesia dalam

pembangunan,sesuai dengan program dan prioritas dalam Nawacita dan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019. SDGs

menargetkan untuk mengurangi AKI menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup

dan AKB menjadi 12 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2030 karena

tahun 2000-2015 sebelumnya menerapkan MDGs dan tidak mencapai target

(Kemenkes RI, 2016).

Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2012, AKI di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup dan

AKB mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup. Melengkapi hal tersebut, data

laporan dari daerah yang diterima Kementerian Kesehatan RI menunjukkan

2

bahwa jumlah ibu yang meninggal karena kehamilan dan persalinan tahun

2013 adalah sebanyak 5019 orang, sedangkan jumlah bayi yang meninggal

di Indonesia berdasarkan estimasi SDKI 2012 mencapai 160.681 anak.

(Kemenkes, 2015).

Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2014 di Jawa Timur dengan

capaian target 80/100.000 kelahiran hidup mencapai 116,91% dan Angka

Kematian Bayi (AKB) dengan target 29,5/1000 kelahiran hidup mencapai

87,96%. Cakupan pelayanan konseling pada ibu hamil sesuai standart

capaian 100% dari target 100%, persalinan oleh tenaga kesehatan (Linakes)

sebesar 92,45% dari target 95%, kunjungan neonatus dengan capaian

97,42% dari target 95%. Cakupan pelayanan KB aktif target 70% dicapai

66,48%. Hal ini menunjukan bahwa derajat kesehatan di jawa timur masih

rendah (Dinkes, 2014).

Laporan dari Dinas Kesehatan Kota Malang tahun 2014 Angka

Kematian Ibu di Kota Malang sebesar 97,97/100.000 KH dan Angka

Kematian Bayi sebesar 15,65/1000 KH, sedangkan tahun 2015 Angka

Kematian Ibu di Kota Malang sebesar 68,24/100.000 KH dan Angka

Kematian Bayi sebesar 9,89/1000 KH. Hal ini menunjukan bahwa AKI dan

AKB tahun 2015 di kota Malang menurun jika di bandingkan tahun 2014

(Dinas Kesehatan Malang, 2015)

Berdasarkan penelitian World Health Organization (WHO) tahun 2014

Angka Kematian Ibu (AKI) yang berkaitan langsung dengan kehamilan,

persalinan dan nifas di dunia yaitu 289.000 jiwa. Penyebab kematian

terbesar di dunia didominasi oleh perdarahan (26%), infeksi (15%), aborsi

tidak aman (13%) dan pre-eklampsia atau eklampsia (12%). Dari data

tersebut disimpulkan bahwa penyebab AKI di negara Indonesia pelayanan

ANC yang meliputi 14T, perhitungan skor dan pemeriksaan fisik sangat

3

penting ditingkatkan sehingga dapat mengetahui kesehatan ibu,

pertumbuhan janin. ANC sangat penting untuk mendeteksi resiko tinggi yang

menyebabkan kematian. Berdasarkan penjelasan di atas maka asuhan

komprehensif sangat penting diberikan kepada ibu guna memantau

perkembangan kehamilan, mengenali gejala dan tanda bahaya, menyiapkan

persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi. (Kemenkes 2014)

Laporan dari data yang didapat melaui register di BPM Siti

Nurcahyaningsih di Jl. Terusan Ikan Nus No.24 Malang tahun 2016,terdapat

75 ibu hamil yang memeriksakan kehamilanya ,hanya 60 ibu yang bersalin di

BPM Siti Nurcahyaningsih 86,7 % bersalin secara normal dan 13,3%

mengalami komplikasi dan dilakukan rujukan dengan indikasi gemeli 3,3%,

ketuban pecah dini 3,3%dan riwayat SC 6,7%. Dari 15 orang yang tidak

bersalin di BPM Siti Nurcahyaningsih karena berpindah rumah dan bekerja

diluar kota.Berdasarkan SDKI 2007 angka pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan mencapai 73% sedangkan di BPM Siti Nurcahyaningsih

mencapai 86,7% hal ini menunjukan pelayanan ANC dan INC di BPM Siti

Nurcahyaningsih, cukup baik karena memberikan asuhan sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab bidan. Upaya meningkatkan asuhan yang

diberikan di BPM BPM Siti Nurcahyaningsih dengan dilakukan asuhan

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab bidan . Upaya meningkatkan

asuhan yang diberikan di BPM Siti Nurcahyaningsih dengan

dilakukannyaasuhan secara komprehensif untuk menekan AKI dan AKB di

wilayahnya.

Hasil dari studi pendahuluan didapat bahwa Ny.S usia 29 tahun GII

P1001 AB000 UK 35 minggu 3 hari T/H Letkep dengan kehamilan fisiologis

,skor KSPR 2 yang berarti kehamilan resiko rendah atau kehamilan fisiologis

,ini merupakan kehamilannya yang kedua, anak pertamanya lahir secara

4

normal, jenis kelaminnya laki-laki dan kini berusia 2 tahun. Hal yang menarik

dari pasien ini yaitu jarak antara kehamilannya yaitu dekat karena hanya

selisih 2 tahun dengan anak pertamanya. Maka sangatlah penting untuk

dilakukan asuhan kebidanan karena secara psikis mungkin ibu masih belum

bisa melupakan rasa sakit saat persalinan anak pertamanya yang sekarang

baru usia 2 tahun ,dan merasa khawatir atau gelisah ketika nanti ibu tidak

bisa merawat anaknya secara maksimal.

Ditinjau dari AKI dan AKB, maka peran bidan sangatlah penting dalam

memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru

lahir, serta keluarga berencana yang berkualitas, sehingga perlu dilakukan

asuhan kebidanan secara komprehensif guna menekan AKI dan AKB.

Penulis sendiri juga akan melakukan pemeriksaan sesuai prosedur yang

berlaku untuk memastikan sendiri kondisi Ny “S” usia 29 GIIP1001Ab000 tahun

dengan dilakukan asuhan kebidanan secara continuity of care (COC) ini

diharapkan dapat meningkatkan kesehatan ibu dan janin.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas masalah yang dapat di

rumuskan adalah : “Bagaimana Asuhan Kebidanan Continuity of Care

pada ibu hamil Ny.”S” usia 29 tahun GIIP1001Ab000 usia kehamilan 35

minggu 3 hari.

1.3.1 Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari masa

kehamilan trimester III, persalinan, nifas, dan asuhan bayi baru lahir dan

sampai ibu kembali KB yang didokumentasikan melalui manajemen

kebidanan dalam bentuk SOAP.

5

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa, melakukan asuhan

kebidanan sesuai masalah, melakukan evaluasi, dan mendokumentasikan

hasil asuhan dalam bentuk SOAP note pada asuhan masa kehamilan.

2. Melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa, melakukan asuhan

kebidanan sesuai masalah, melakukan evaluasi, dan mendokumentasikan

hasil asuhan dalam bentuk SOAP note pada asuhan masa persalinan.

3. Melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa, melakukan asuhan

kebidanan sesuai masalah, melakukan evaluasi, dan mendokumentasikan

hasil asuhan dalam bentuk SOAP note pada asuhan masa nifas.

4. Melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa, melakukan asuhan

kebidanan sesuai masalah, melakukan evaluasi, dan mendokumentasikan

hasil asuhan dalam bentuk SOAP notepada asuhan bayi baru lahir.

5. Melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa, melakukan asuhan

kebidanan sesuai masalah, melakukan evaluasi, dan mendokumentasikan

hasil asuhan dalam bentuk SOAP note pada asuhan masa KB.

1.4 Ruang lingkup

1.4.1 Sasaran

Sasaran asuhan kebidanan ditujukan kepada Ny.“S” Usia 29 Tahun GII

P1001 Ab000 dengan

1.4.2 Tempat

Asuhan kebidanan dilakukan di rumah Ny “S” usia 29 tahun GII P1001

Ab000 dan di BPM Siti Nurcahyaningsih

1.4.3 Waktu

Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Komprehensif ini akan dilaksanakan

pada bulan Maret sampai dengan bulan Juli 2017 , yang meliputi 12 kali

6

kunjungan yaitu kunjungan ANC 4 kali , INC 1 kali , PNC 4 kali , BBL 2 kali ,

KB 1 kali.

1.5 Manfaat Penulisan

1.5.1 Bagi Klien

Memberikan asuhan kebidanan dan wawasan manfaat yang

didapat dari asuhan kebidanan komprehensif atau COC (Continue Of

Care).

1.5.2 Bagi Stikes Widyagama Husada

Menambah literatur atau referensi dalam pembelajaran Ilmu

kebidanan khususnya untuk mendidik mahasiswa menjadi bidan

berkompeten dalam pemberian asuhan yang komperehensif atau COC

(Continue Of Care).

1.5.3 Bagi Penulis

Menambah dan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat

tentang bagaimana asuhan kebidanan komperehensif yang sesuai.

1.5.4 Bagi Bidan

Diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi para

bidan dalam peningkatan pemberian asuhan kebidanan komperehensif

sehingga dapat mengurangi AKI dan AKB.

7

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar

2.1.1 Konsep Dasar Kehamilan

1. Pengertian kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari

saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung

dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender

internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester

kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu

(minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-

28 hingga ke-40)(Prawirohardjo, 2011).

Menurut Ida Bagus Gde Manuaba (2011) dalam buku Asuhan

Kebidanan Kehamilan, Kehamilan adalah pertumbuhan dan

perkembangan janin intra uterine mulai sejak konsepsi sampai permulaan

persalinan (Dewi, 2011).

2. Proses Permulaan Kehamilan

Menurut Romauli (2011) konsepsi didefinisikan sebagai

pertemuan antara sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan.

Peristiwa ini merupakan rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan

gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan

gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. Fertilisasi adalah terjadinya

pertemuan dan persenyawaan antara sel mani dan sel telur. Fertilisasi

terjadi di ampula tuba. Kemudian terjadilah proses pembelahan dimana

8

zigot akan membelah menjadi 2 sel,4 sel, 8 sel sampai 16 sel atau yang

disebut Blastomer, setelah membentuk blastomerdalam waktu 3 hari sel-

sel tersebut akan membelah membentuk morula, kemudian morula akan

memasuki rongga rahim setelah terjadi penyatuan dan membentuk

rongga maka terbentuklah blastoksida. Kemudian blastoksida masuk ke

dalam endometrium, menempel dan tertanam/bersarang kedalam

endometrium peristiwa ini disebut implantasi/nidasi.

3. Tanda-tanda Kehamilan

Menurut Ranti dkk ( 2012) tanda-tanda kehamilan adalah sebagai berikut :

a. Tanda Tidak Pasti

1) Amenorhea ( terlambat datang bulan ).

Kehamilan menyebabkan dinding dalam uterus

(endometrium) tidak dilepaskan sehingga terjadi amenorrhea,

namun hal ini tidak dapat di anggap sebagai tanda pasti karena

amenorrhea dapat juga terjadi pada beberapa penyakit kronik,

tumor-hipofise, perubahan faktor lingkungan dan malnutrisi.

2) Mual dan Muntah.

Mual dan muntah merupakan gejala umum mulai dari rasa

tidak enak sampai muntah berkepanjangan yang sering dikenal

dengan istilah morning sickness karena munculnya seringkali

pada pagi hari.

3) Mastodinia.

Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara

disebabkan karena payudara membesar karena pengaruh

hormone esterogen dan progesterone.

9

4) Quickening.

Quickening adalah persepsi gerakan janin pertama

biasanya disadari oleh wanita pada kehamilan 18-20 minggu.

5) Gangguan kencing.

Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam,

disebabkan karena desakan uterus yang membesar.

6) Konstipasi.

Konstipasi ini terjadi karena efek relaksasi progesterone

atau dapat terjadi karena pola makan.

7) Perubahan berat badan.

Pada kehamilan 2-3 bulan sering mengalami penurunan

berat badan karena nafsu makan menurun dan mual-muntah.

Pada bulan selanjutnya berat badan akan selalu meningkat

sampai stabil menjelang aterm.

8) Perubahan warna kulit.

Perubahan ini antara lain cloasma yakni warna kulit

kehitam-hitaman pada dahi, punggung hidung, dan kulit daerah

tulang pipi, terutama pada wanita berkulit gelap. Pada daerah

aereola dan putting warna kulit menjadi kehitaman. Pada daerah

abdomen dan payudara dapat mengalami perubahan yang disebut

striae gravidarum.

9) Lelah

Kondisi ini disebabkan oleh menurunnya basal metabolic

rate (BMR) dalam trimester pertama kehamilan.dengan

meningkatnya aktivitas metabolic janin sesuai dengan

berkelanjutannya usia kehamilan, maka rasa lelah yang terjadi

10

selama trimester pertama akan berangsur-angsur menghilang dan

kondisi ibu hamil akan menjadi lebih segar.

b. Tanda Kemungkinan

1) Perubahan pada uterus

Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan

konsistensi. Uterus berubah menjadi lunak bentuknya globular

2) Tanda piskacek’s

Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol

jelas ke jurusan pembesaran tertentu.

3) Tanda hegar

Tanda ini berupa pelunakan pada daerah itsmus uteri,

sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan

lebih tipis dan uterus mudah difleksikan dapat diketahui melalui

pemeriksaan bimanual.

4) Tanda Chadwicks

Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan

mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.

5) Tanda goodell’s

Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks terasa

lebih lunak.

6) Tanda Mc Donald

Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan

tergantung pada lunak / tidaknya jaringan isthmus.

7) Kontraksi Braxton Hicks

Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat

meningkatnya actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak

beritmik, sporadis ,tidak nyeri ,biasanya timbul pada kehamilan

11

delapan minggu ,tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan

abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus

meningkat frekuensinya ,lamanya ,dan kekuatannya sampai

mendekati persalinan.

8) Teraba Ballotement

Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin

bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan

pemeriksa. Hal ini harus ada pada pemeriksaan kehamilan karena

perabaan bagian seperti bentuk janin saja tidak cukup karena

dapat saja merupakan myoma uteri.

c. Tanda Pasti Kehamilan

Tanda pasti adalah data atau kondisi yang mengindikasikan adanya

buah kehamilan atau bayi yang diketahui melalui pemeriksaan dan

direkam oleh pemeriksa

1) Gerakan janin dalam rahim

Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh

pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan oleh ibu hamil

pada usia kehamilan sekitar 16-20 minggu.

2) Denyut jantung janin

Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan

alat fetal electrocardiograf (misalnya dopler) .Dengan stetoskop

Laenec ,DJJ baru dapat didengar pada usia kehamilan 18-20

minggu.

3) Bagian-bagian janin

Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan

bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba

12

dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester terakhir).

Bagian janin dapat dilihat lebih sempurna lagi menggunakan USG.

4) Kerangka janin

Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.

4. Kartu Skor Poedji Rochjati

Menurut Nugroho (2014), Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR), yaitu

berupa kartu skor yang digunakan sebagai alat skrining antenatal berbasis

keluarga guna menemukan faktor risiko ibu hamil, yang selanjutnya

dilakukan upaya terpadu untuk menghindari dan mencegah kemungkinan

terjadinya upaya komplikasi obtetrik pada saat persalinan.

Manfaat KSPR adalah dapat menemukan faktor resiko ibu hamil, digunakan

untuk menentukan kelompok resiko ibu hamil, dan sebagai alat pencatat

kondisi ibu hamil. Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi menjadi tiga

kelompok:

a. Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2.

b. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10.

c. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor ≥ 12.

Cara Memberikan Sistem skoring/ cara pemberian :

a. Skor 2: Kehamilan Risiko Rendah (KRR)

Diberikan sebagai skor awal, untuk umur dan paritas pada semua ibu

hamil.

b. Skor 4: Kehamilan Risiko Tinggi (KRT)

Diberikan untuk setiap faktor risiko pada klasifikasi KRT.

c. Skor 8: Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST)

Diberikan pada ibu hamil dengan bekas operasi sesar, letak sungsang,

letak lintang, perdarahan antepartum dan preeklamsia berat/ eklamsia.

13

Berdasarkan hasil skoring menggunakan KSPR, maka dapat direncanakan

persalinan pada kehamilan sekarang, dengan kriteria:

a. Ibu hamil dengan skor 6 atau lebih: dianjurkan bersalin dengan tenaga

kesehatan.

b. Ibu hamil dengan skor 12 atau lebih: dianjurkan bersalin di rumah sakit

atau dengan dokter spesialis kandungan (Sp.OG.).

Gambar 1 Skor Poedji Rochjati

14

5. Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan

Menurut Hani( 2010), tanda-tanda bahaya kehamilan antara lain :

a. Perdarahan pervaginam

Perdarahan pervaginam pada awal kehamilan itu normal namun

jumlah yang sedikit dimana saat sekitar waktu pertama haidnya terlambat

(spotting). Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah

yang merah segar, perdarahan yang banyak, perdarahan yang

menyakitkan.

b. Hipertensi Gravidarum

Hipertensi dalam kehamilan termasuk hipertensi karena kehamilan

dan hiertensi kronik (meningkatnya tekanan darah sebelum usia

kehamilan 20 minggu). Nyeri kepala, kejang, dan hilangnya kesadaran

sering berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan. Klasifikasi nya

yaitu meliputi : hipertensi (tanpa proteinuria atau oedema), preeklamsia

ringan, preeklamsia berat, eklamsia.

c. Nyeri Perut Bagian Bawah

Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin

gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus.

d. Perdarahan Pervaginam

Perdarahan pada akhir kehamilan yang tidak normal adalah merah,

banyak dan kadang-kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa

nyeri. Peerdarahan seperti ini bisa berarti plasenta previa atau solutio

plasenta.

1) Sakit Kepala yang Hebat dan Menetap

2) Perubahan Visual Secara Tiba-Tiba (Pandangan Kabur, Rabun

Senja)

15

3) Nyeri Abdomen yang Hebat

Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang

mengancam jiwa adalah yang hebat, menetap, tidak hilang setelah

beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan preterm, penyakit

radang pelvis, gastritis dll.

e. Bengkak pada Muka dan Tangan

Bengkak akan menimbulkan masalah serius jika muncul tidak

hanya pada kaki melainkan sampai tangan dan muka, tidak hilang

setelah beristirahat dengan ddikuti keluhan lain. Hal ini bisa pertanda

anemia, gagal jantung, preeklamsia.

f. Bayi Kurang Bergerak seperti Biasa

Ibu merasakan gerakan bayi paling sedikit 3 kali dalam periode 3

jam. Gerakan akan mudah terasa jika berbaring atau jika ibu makan dan

minum dengan baik

6. Standar Asuhan Kebidanan.

a. Menurut Ari dkk (2012)Kunjungan Antenatal Care (ANC) minimal :

1) Satu kali pada trimester I

2) Satu kali pada trimester II

3) Dua kali pada trimester III

b. Menurut Walyani (2015) Pelayanan antenatal dalam penerapan

operasionalnya dikenal dengan standar minimal “14 T” yang terdiri

dari:

1) Timbang badan dan Tinggi badan dengan alat ukur yang

terstandar.

Penimbangan dilakukan setiap kali ibu hamil

memeriksakan diri, karena hubungannya erat dengan

pertambahan berat badan lahir bayi. Berat badan ibu hamil

16

yang sehat akan bertambah antara 10-16 kg sejak sebelum

hamil.

Tinggi badan hanya diukur pada kunjungan pertama. Ibu

dengan tinggi,145cm perlu diperhatikan kemungkinan panggul

sempit sehingga menyukitkan saat persalinan.

Menilai berat badan sebelum hamil sangat penting dari

segi kesehatan bagi ibu dan bayi. Wanita yang memulai

kehamilan dengan berat badan rendah atau tidak

menunjukkan kenaikan sesuai anjuran berisiko mengalami

kelahiran prematur atau melahirkan bayi dengan berat lahir

rendah (kurang dari 2,5 kg). Kelahiran prematur bisa memicu

gangguan kesehatan bahkan menyebabkan kematian jika

bayi lahir terlalu dini. Bayi juga berisiko membawa penyakit

yang sudah diprogram sejak dalam kandungan, misalnya

hipertensi, stroke, diabetes mellitus dan penyakit jantung

koroner. Wanita hamil yang kekurangan zat gizi kunci

berpotensi melahirkan bayi dengan cacat bawaan yang

serius. Sebagai contoh, jika pola makan Anda tidak

mencukupi kebutuhan minimal 400 mcg asam folat, risiko bayi

lahir dengan neural tube defect (cacat tabung saraf)

meningkat. Sebaiknya wanita yang kekurangan berat badan

mengonsumsi makanan yang kaya vitamin dan zat gizi lain

yang juga mengandung lemak sehat.Untuk menambah kalori,

cara sederhananya adalah menambah frekuensi makan

menjadi 4-6 kali sehari atau memilih menu yang padat kalori

hingga pertambahan berat badan yang dianjurkan dapat

tercapai.

17

2) Mengukur Tekanan Darah dengan prosedur yang benar.

Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin

dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap

terjadinya tiga gejala preeklamsi. Tekanan darah tinggi ,

protein urin positif , pandangan mata kabur atau odema pada

ekstremitas. Apabila tekanan darah mengalami kenaikan 15

mmHg dalam dua kali pengukuran dengan jarak 1 jam atau

tekanan darah >140/90 mmHg , maka ibu hamil mengalami

preeklamsi. Apabila preeklamsi tidak dapat diatasi maka akan

menjadi eklamsi.

3) Mengukur Tinggi Fundus Uteridengan prosedur yang benar.

Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin

untuk mendeteksi secara dini terhadap berat badan janin.

Indikator pertumbuhan janin intrauterin, tinggi fundus uteri

juga dapat digunakan untuk mendeteksi terhadap terjadinya

molahidatidosa, janin ganda atau hidramnion.

4) Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT)lengakap (sesuai

jadwal).

Menurut Depkes(2010) ,pemberian imunisasi TT untuk

mecegah terjadinya penyakit tetanus.

Tabel 1 Waktu Imunisasi TT

Antigen Interval

(selang waktu minimal)

Lama

Perlindungan

%

perlindungan

TT1 Pada kunjungan ANC pertama -

TT2 4 mg setelah TT1 3 tahun 80

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99

TT5 1tahun setelah TT4 25 tahun 99

18

5) Pemberian Tablet Tambah Darahminimal 90 tablet selama

kehamilan.

Pemberian tablet tambah darah dimulai setelah rasa mual

hilang. Satu tablet setiap hari, minimal 90 tablet. Tablet besi

sebaiknya tidak diminum bersama kopi, teh karena dapat

mengganggu penyerapan.

6) Tes laboratorium(rutin dan khusus)

Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaan

hemoglobin, protein urine, gula darah, dan hepatitis B.

Pemeriksaan dilakukan khusus di daerah prevelensi tinggi

dan atu kelompok terhadap HIV, sifilis, malaria,tubercolusis,

cacingan dan thalasemia.

7) Temu wicara (konseling)

Memberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan seperti

perawatan diri selama hamil, perawatan payudara, gizi ibu

hamil, tanda-tanda bahaya kehamilan dan janin sehingga ibu

dan keluarga dapat segera mengambil keputusan dalam

perawatan selanjutnya dan mendengarkan keluhan yang

disampaikan.

8) Teknik Senam Hamil

Senam hamil prenatal merupakan terapi latihan gerak yang

diberikan pada ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya, baik

persiapan fisik maupun mental untuk mengahadapi dan

mempersiapkan persalinan yang tepat, aman dan spontan.

9) Teknik Perawatan Payudara

Perawatan payudara dilakukan sejak awal kehamilan untuk

persiapan kelancaran pemberian ASI.

19

10) Test Urine Reduksi

Pemeriksaan ini merupakan cara efektif apabila ibu hamil

mempunyai indikasi penyakit diabetes militus, gestasional.

11) Tes Protein Urine

Merujuk bahwa persiapan rutin protein urine merupakan

cara efektif untuk mendeteksi pre eklamsi.

12) Test Hb

(a) Hb 11 gr % : tidak anemia

(b) Hb 9 gr % - 10 gr % : anemia ringan

(c) Hb 7 gr % - 8 gr % : anemia sedang

(d) Hb < 7 gr % : anemia berat

13) Tes TPHA

Treponema Pallidium Him Aglutinasi Tes ini adalah tes

darah yang dilakukan untuk penyakit kelamin “sipilis”.

14) Tes Yodium

Tes ini dilakukan untuk mengetahui apabila ibu

kekurangan yodium. Sehingga nanti dapat di ketahui adanya

penyakit gondok atau tidak.

2.1.1. Konsep Dasar Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Menurut Sondakh (2013)persalinan adalah proses pengeluaran

hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau hampir

cukup bulan dan dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau

melalui jalan lahir lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan

sendiri)

Menurut Prawirohardjo (2011)persalinan adalah proses membuka

dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan

20

dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa

komplikasi baik ibu maupun janin

Menurut Sulistyawati (2010), persalinan adalah proses dimana

bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan

dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan

(setelah 37 minggu) tanpa disertai penyulit

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan

cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang

kepala yang berlangsung selama 18 jam produk konsepsi dikeluarkan

sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat yang

nampaknya tidak saling berhubungan bekerja dalam keharmonisan untuk

melahirkan bayi.

2. Sebab – Sebab Mulainya Persalinan.

Menurut Indrayani (2012), hal yang menjadi penyebab mulainya

persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah merupakan teori-

teori yang kompleks. Perlu diketahui bahwa ada dua hormon yang

dominan saat hamil yaitu :

a. Estrogen

1) Meningkatkan sensitivitas otot rahim.

2) Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti

rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, serta

rangsangan mekanis.

b. Progesteron

1) Menurunkan sensitivitas otot rahim.

21

2) Menyulitkan penerimaan dari luar seperti rangsangan

oksitosin, rangsangan prostaglandin, serta rangsangan

mekanis.

3) Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.

Estrogen dan progesteron harus berada dalam kondisi

keseimbangan sehingga kehamilan dapat dipertahankan.

Perubahan keseimbangan kedua hormon tersebut menyebabkan

oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofisis pars posterior dapat

menimbulkan kontraksi Braxton Hicks. Kontraksi Braxton Hicks

akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya persalinan, oleh

karena itu semakin tua kehamilan, frekuensi kontraksi semakin

sering.

3. Tanda dan Gejala Inpartu

Menurut Badriah, dkk ( 2012), tanda dan gejala inpartu antara lain :

a. Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan

teratur.

b. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak

karena robekan kecil pada serviks.

c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

d. Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah

ada.

e. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi

minimal 2 kali dalam 10 menit).

22

4. Mekanisme persalinan normal

Menurut Sulistyawati(2010) mekanisme persalinan terbagi dalam

beberapa tahap pergerakan janin di dasar panggul yang diikuti oleh

lahirnya seluruh badan bayi :

a. Descent (penurunan) : terjadi karena adanya kontraksi yang efektif,

posisi, serta kekuatan meneran dari pasien.

b. Engagement (penguncian) : diameter biparietal janin telah melalui

lubang masuk panggul pasien.

c. Fleksi : Pada fleksi ukuran kepala yang melalui jalan lahir kecil,

karena diameter fronto occopito di gantikan diameter suboccipito.

d. Internal rotation (Putar paksi dalam) : rotasi penuh akan terjadi

ketika kepala sudah sampai didasar panggul atau segera setelah

itu.

e. Extensition (ekstensi) : kepala dengan posisi oksiput posterior,

bagaian leher belakang di bawah simpisis pubis. Kontraksi uterus

akan memberikan tekanan tambahan dikepala yang menyebabkan

ekstensi tetap lanjut saat lubang vagina membuka lebar.

f. Restitusi : putaran sebesar 45 derajat baik ke kanan atau ke kiri

mengikuti perputaran menuju posisi oksiput anterior.

g. External rotation (putar paksi luar) : pada saat kepala janin

mencapai pada dasar panggul, bahu akan berputar kerarah yang

sama dengan kepala. Bahu anterior akan akan terlihat pada lubang

vagina yang akan bergeser di bawah simpisis pubis.

h. Lahirnya bahu dan seluruh anggota badan badan bayi.

23

Gambar 2 Mekanisme Persalinan

5. Tahapan Persalinan

Menurut Rukmawati,dkk (2012) tahapan persalinan dibagi menjadi 4 yaitu :

a. Kala I (kala pembukaan)

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan

pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).

Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif.

1) Fase laten yaitu dimana pembukaan serviks berlangsung lambat

dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan secara bertahap sampai pembukaan 3 cm, berlangsung

dalam 7- 8 jam.

2) Fase aktif (pembukaan serviks 4 - 10 cm) yaitu berlangsung selama 6

jam dan dibagi dalam 3 subfase.

a) Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan

menjadi 4 cm.

b) Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam,

pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.

c) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam

pembukaan jadi 10 cm ataulengkap.

24

Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus

umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali

atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik

atau lebih) dan terjadi penurunan bagian terbawah janin.

Berdasarkan kurve Friedman, diperhitungkan pembukaan pada

primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2cm/jam.

Menurut Nanda (2015) ,pada fase proses persalinan akan

mengalami rasa nyeri. Salah satu tindakan untuk mengatasinya

adalah melakukan relaksasi hypnobirthing.Hypnobirthing merupakan

teknik untuk mencapai relaksasi yang mendalam, pola pernafasan

lambat, focus, tenang dan dalam keadaan sadar penuh. Semua itu

didasari dengan pengendalian pikiran yang negative yang dapat

membuat tubuh menjadi sakit serta lebih mengembangkan pikiran

yang positif dan akan berdampak positif juga bagi tubuh. Persalinan

dengan metode hypnobirthing harus berfokus untuk menghilangkan

sindrom ketakutan, ketegangan, nyeri, bersemangat dan siap

menyongsong persalinan yang normal alami dalam keadaan sadar

dan terjaga, serta bebas dari rasa takut dan nyeri yang

ditimbulkannya. Rasa takut membuat pembuluh dan arteri yang

mengarah ke rahim berkontraksi dan menegang, sehingga

menimbulkan rasa sakit (nyeri). Kalau tanpa adanya rasa takut, otot-

otot melemas dan melentur, servik (leher rahim) dapat menipis dan

membuka secara alami sewaktu tubuh berdenyut secara berirama

dan mendorong bayi dengan mudah sehingga membuat persalinan

berlangsung secara lancar relative cepat dengan keluhan nyeri yang

sangat minimal.

25

Menurut Rukmawati dkk (2012)

Tabel 2 Perbedaan pembukaan serviks pada primi dan multi Primigravida Multigravida

Servik mendatar (effacement) dulu, baru berdilatasi.

Mendatar dan membuka dapat terjadi bersamaan.

Berlangsung 13-14 jam. Berlngsung 6-7 jam.

Menurut Rukmawati dkk(2012)

Tabel 3 Frekuensi penilaian dalam persalinan normal

Parameter

Frekuensipada fase laten

Frekuensi pada fase aktif

Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Suhu badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam

Nadi Setiap 30-60 menit Setiap 30-60 menit

Denyut jantung janin Setiap 1 jam Setiap 30 menit

Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit

Perubahan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam

b. Kala II (kala pengeluaran janin)

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10

cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara

berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1 jam.

Tanda dan gejala kala II

1) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit.

2) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.

3) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan atau

vagina.

4) Perineum terlihat menonjol.

5) Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.

6) Peningkatan pengeluaran lendir darah.

c. Kala III (kala pengeluaran plasenta)

26

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan

lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya

berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.

1) Fase pelepasan plasenta

Mekanisme pelepasan plasenta terdiri atas:

a) Schultze

Plasenta terlepas dari satu titik dan merosot ke vagina

melalui lubang dalam kantong amnion, permukaan fetal

plasenta muncul pada vulva dengan selaput ketuban yang

mengikuti di belakang seperti payung terbalik saat terkelupas

dari dinding uterus. Permukaan maternal plasenta tidak terlihat

dan bekuan darah berada dalam kantong yang terbalik,

kontraksi dan retraksi otot uterus yang menimbulkan

pemisahan plasenta juga menekan pembuluh darah dengan

kuat dan mengontrol perdarahan.

b) Matthews Duncan

Plasenta turun melalui bagian samping dan masuk ke

vulva dengan pembatas lateral terlebih dahulu seperti kancing

yang memasuki lubang baju, bagian plasenta tidak berada

dalam kantong.

2) Fase pengeluaran plasenta

a) Kustner yaitu dengan meletakkan tangan disertai tekanan

pada / di atas simfisis, tali pusat ditegangkan, maka bila tali

pusat masuk berarti plasenta belum lepas, tetapi bila diam

atau maju berarti plasenta sudah lepas.

27

b) Klein yaitu sewaktu ada his, rahim didorong sedikit, bila tali

pusat kembali berarti plasenta belum lepas, tetapi bila

diam atau turun berarti plasenta sudah lepas.

c) Strassman yaitu tegangkan pada pusat dan ketok pada

fundus, bila tali pusat bergetar berarti plasenta belum

lepas, tetapi bila tidak bergetar berarti plasenta sudah

lepas.

3) Tanda Pelepasan Plasenta

a) Bentuk uterus berubah menjadi globuler dan terjadi

perubahan tinggi fundus.

b) Tali pusat memanjang.

c) Semburan darah tiba-tiba.

4) Manajemen Aktif Kala III

Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan

kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat

waktu setiap kala, mencegah perdarahan, dan mengurangi

kehilangan darah kala III persalinan jika dibandingkan kala III

fisiologis.

a) Manajemen aktif kala III terdiri atas tiga langkah utama,

yaitu:

(1) Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama

setelahbayi lahir.

(2) Melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT).

(3) Masase fundus uteri

28

d. IV (kala pengawasan)

Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam

setelah proses tersebut. Observasi yang harus dilakukan pada kala

IV.

1) Tingkat kesadaran.

2) Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, dan

pernapasan.

3) Kontraksi uterus.

4) Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih

normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.

Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah:

Tabel 4 perbedaan Lama persalinan pada primi dan multi

Kala

Primi

Multi

I 13 jam 7 jam

II 1 jam ½ jam

III ½ jam ¼ jam

Lama persalinan 14 ½ jam 7 ¾ jam

(Rukmawati dkk, 2012)

Asuhan dan pemantauan pada kala IV adalah sebagai berikut :

a. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30

menit selam jam kedua.

b. Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih, dan perdarahan tiap 15

menit pada jam pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua.

c. Anjurkan ibu minum untuk mencegag terjadinya dehidrasi. Tawarkan

ibu untuk makan atau minum yang disukainya.

d. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian yang bersih dan

kering.

e. Biarkan ibu beristirahat karena telah bekerja keras melahirkan

bayinya, bantu ibu pada posisi yang nyaman.

29

f. Biarkan bayi berada di dekat ibu untuk meningkatkan hubungan ibu

dan bayi.

g. Bayi sangat bersiap segera setelah melahirkan. Hal ini sangat tepat

untuk memulai memberikan ASI. Menyusui juga dapat membantu

proses kontraksi uterus.

h. Jika perlu ke kamar mandi, saat ibu dapat bangun, pastikan ibu

dibantu karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah

persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil tiga jam pasca

persalinan .

i. Ajarkan ibu dan keluarga mengenai hal-hal berikut.

1) Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi.

2) Tanda-tanda bahaya pada ibu dan bayi

6. Posisi Persalinan

Menurut Sulistyawati (2013)

Tabel 5 Posisi Meneran dan Keuntungannya Posisi

Meneran

Keuntungannya Gambar

Jongkok Memaksimalkan sudaut dalam

lengkungan carus yang

memungkinkan bahu turun ke

panggul dan bukan terhalang

(macet) diatas simfisis pubis.

30

Setengah

Duduk

Membantu dalam

penurunan janin dengan

kerja gravitasi,

menurunkan janin ke

panggul dan terus ke

dasar panggul

Lebih mudah bagi bidan

untuk membimbing

kelahiran kepala bayi dan

mengamati/mensupport

perineum.

Berdiri Pasien bisa lebih mudah

mengosongkan kandung

kemihnya dan kandung

kemih yang kosong akan

memudahkan penurunan

kepala.

Memperbesar ukuran

panggul, menambah 28%

ruang outletnya.

Merangkak Membantu kesehatan

janin dalam penurunan

lebih dalam ke panggul.

Baik dengan persalinan

dengan punggung yang

sakit

Membantu janin dalam

melakukan rotasi.

Peregangan minimal

pada perineum.

31

Miring ke Kiri Oksigenasi janin

maksimalkarena dengan

miring kiri sirkulasi darah

ibu ke janin menjadi lebih

lancar.

Memberi rasa santai bagi

ibu yang letih

Mencegah terjadinya

laserasi.

7. Partograf

Menurut Indrayani, dkk (2012) partograf adalah alat yang dipakai

untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas kesehatan

dalam mengambil keputusan dalam pelaksanaan.

Pada Fase aktif (Pembukaan 4) petugas harus mencatat kondisi ibu

dan janin sebagai berikut :

a. DJJ tiap 30 menit (normalnya 120-160 x/menit)

b. Warna dan adanya air ketuban

U : Ketuban utuh

J : Ketuban pecah dan jernih

D : Ketuban pecah dan bercampur darah

M : Ketuban pecah dan bercampur mekonium

K : Ketuban pecah dan tidak ada air ketuban

c. Molase

0 : Sutura terpisah

1 : Sutura (pertemuan 2 tulang tengkorak)

2 : Sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki

3 : Sutura tumpang tindih tetapi tidak dapat diperbaiki

32

d. Pembukaan serviks

Dinilai setiap 4 jam dan diberi nilai (x)

e. Penurunan

Mengacu pada bagian kepala yang teraba diatas sympisis pubis.

f. Jam : catat jam yang sesungguhnya.

g. Waktu :menyatakan berapa jam waktu yang dijalani sesudah pasien

diterima.

h. Kontraksi uterus, catat setiap 30 menit. Lakukan palpasi untuk

menghitung banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan lamanya tiap-

tiap kontraksi dalam hitungan detik :

1) Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi

yang lamanya <20 detik.

2) Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan

kontraksi yang lamanya 20-40 detik.

3) Isi penuh di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi

yang lamanya >40 detik.

i. Nadi dicatat setiap 30 menit

j. Tekanan darah dicatat setiap 4 jam

k. Suhu badan dicatat setiap 2 jam.

l. Protein, aseton, dan volume urin dicatat setiap 2 jam

2.1.3 Konsep Dasar Masa Nifas

1. Pengertian Masa Nifas.

Menurut Sarwono (2011) Dalam bahasa latin waktu tertentu setelah

melahirkan anak disebut puerpurium yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan

parous yang artinya melahirkan, jadi puerpurium berarti masa setelah melahirkan

bayi.

33

Masa nifas (puerpurium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan

selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas

yaitu 6-8 minggu

Masa nifas (puerpurium) di mulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

sampai dengan 6 minggu.

2. Tahapan Masa Nifas

Menurut Yanti,dkk (2011) tahapan masa nifas dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Puerperium dini

Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-

jalan.

b. Puerperium Intermediate

Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama

kurang lebih enam minggu.

c. Remote Puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam

keadaan sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu

persalinan mengalami komplikasi.

3. Adaptasi Psikologis Masa Nifas

Menurut Sundawati, dkk (2011), dalam menjalani adaptasi setelah

melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase sebagai berikut :

a. Fase taking in

Yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama

sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu ibu focus pada

dirinya sendiri. Pengalaman selama persalinan berulang kali

diceritakan dan ibu cenderung pasif terhadap lingkungannya. Disini

ibu memerlukan perhatin khusus dari suami dan keluarga untuk

melewati fase ini dengan baik.

34

b. Fase taking hold

Berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Fase ini ibu

khawatir tidak mampu merawat bayinya. Ibu sangat sensitive

sehingga mudah tersinggung dan gampang marah sehingga kita

perlu berhati-hati dalam berkomunikasi dengan ibu.

Fase ini ibu memerlukan dukungan dan saat ini kesempatan yang

baik untuk menerim berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan

bayinya sehingga timbul rasa percaya diri.

c. Fase letting go

Merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang

berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah bisa

menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya, serta percaya dirinya

sudah meningkat.

4. Kebijakan Kunjungan Masa Nifas

Menurut Yanti, dkk(2011), paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas

dilakukan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-

masalah yang terjadi

Menurut Sundawati, dkk (2011)

Tabel 6 Kebijakan Kunjungan Masa Nifas Kunjungan Waktu Tujuan

1

6-8 jam setelah persalinan

1. Mencegah perdarahan masa nifas akibat atonia uteri

2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk jika perdarahan berlanjut

3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

4. Pemberian ASI awal 5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi

baru lahir 6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara

mencegah hypothermi 7. Jika petugas kesehatan menolong

persalinan ia harus tinggal dengan ibu dan

35

bayi lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan baik.

2

6 hari setelah persalinan

1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.

2. Menilai adanya tanda-tanda demam 3. Memastikan ibu mendapatkan cukup

makanan, cairan dan istirahat 4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan

tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit 5. Memberikan konseling pada ibu tentang

asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3 2minggu setelah persalinan

Sama seperti asuhan 6 hari setelah persalinan

4 6minggu setelah persalinan

1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu alami

2. Memberikan konseling KB secara dini

5. Perubahan Fisilogis Masa Nifas

Menurut Sundawati, dkk(2011) perubahan fisiologis masa nifas yaitu :

a. Perubahan Sistem Reproduksi

Segera setelah pengeluaran plasenta, fundus uteri yang

berkontraksi tersebut terletak sedikit di bawah umbilikus. Dua hari

setelah pelahiran, uterus mulai mengalami pengerutan hingga kembali

ke ukuran sebelum hamil yaitu 100g atau kurang, uterus dalam

keseluruhannya disebut involusi uteri(Cunningham, 2014).

Menurut Yanti, dkk (2011)

Tabel 7 tinggi fundus uteri pada masa nifas Involusi Uterus Tinggi Fundus Uteri Berat

Uterus

Diameter

Uterus

Palpasi

cervik

Plasenta Lahir Setinggi Pusat 1000 gram 12,5 cm Lembut/lunak

7 hari

(minggu 1)

Pertengahan antara

pusat shympisis

500 gram 7,5 cm 2 cm

14 hari

(2 minngu)

Tidak teraba 350 gram 5 cm 1 cm

6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm Menyempit

36

Selain uterus, serviks juga mengalami involusi bersamaan dengan

uterus, hingga 6 minggu setelah persalinan serviks menutup

(Trisnawati, 2012).

Pada masa nifas dari jalan lahir ibu mengeluarkan cairan

mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam

uterus (Lochia). Lochia berbau amis atau anyir dengan volume yang

berbeda-beda pada setiap wanita . Pengeluaran lochia berlangsung

pada hari pertama setelah persalinan hingga 6 minggu setelah

persalinan dan mengalami perubahan warna serta jumlahnya karena

proses involusi (Mansyur, 2014).

Berdasarkan waktu dan warnanya pengeluaran lochia dibagi

menjadi 4 jenis:

1) Lochia rubra, lochia ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga

masa postpartum, warnanya merah karena berisi darah segar dari

jaringan sisa-sisa plasenta.

2) Lochia sanginolenta, berwarna merah kecoklatan dan muncul di hari

keempat sampai hari ketujuh.

3) Lochia serosa, lochia ini muncul pada hari ketujuh sampai hari

keempat belas dan berwarna kuning kecoklatan.

4) Lochia alba, berwarna putih dan berlangsung 2 sampai 6 minggu

postpartum (Marmi, 2012 dan Mansyur, 2014).

a. Sistem Pencernaan

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini

terjadi karena pada waktu melahirkan sistem pencernaan mendapat

tekanan menyebabkan kolon menjadi kosong, kurang makan, dan

laserasi jalan lahir (Trisnawati, 2012).

a. Sistem Perkemihan

37

Diuresis postpartum normal terjadi dalam 24 jam setelah

melahirkan sebagai respon terhadap penurunan estrogen.

Kemungkinan terdapat spasme sfingter dan edema leher buli-buli

sesudah bagian ini mengalami tekanan kepala janin selama persalinan.

Protein dapat muncul di dalam urine akibat perubahan otolitik di dalam

uterus (Rukiyah, 2010).

b. Sistem Muskuloskeletal

Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu

persalinan, setelah bayi lahir berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih

kembali (Mansyur, 2014).

c. Sistem Hematologi

Selama kelahiran dan masa postpartum terjadi kehilangan darah

sekitar 200-500 ml. Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada

kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan

hemoglobin pada hari ke 3-7 postpartum dan akan kembali normal

dalam 4-5 minggu postpartum (Trisnawati, 2012).

d. Sistem Endokrin

Human Choirionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat

dan menetap sampai 10 % dalam 3 jam hingga hari ke-7 postpartum

(Mansyur, 2014).

e. Sistem Kardiovaskuler

Setelah persalinan volume darah ibu relatif akan bertambah.

Keadaan ini akan menimbulkan beban pada jantung, dapat

menimbulkan decompensation cordia pada penderita vitum cordia

(Rukiyah, 2010).

38

f. Tanda-tanda Vital

Pada ibu masa nifas terjadi peerubahan tanda-tanda vital,

meliputi:

1) Suhu tubuh

Setelah 24 jam melahirkan subu badan naik sedikit (37,50C-

380C) sebagai dampak dari kerja keras waktu melahirkan,

kehilangan cairan yang berlebihan dan kelelahan (Trisnawati,2012).

2) Nadi

Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat dari

denyut nadi normal orang dewasa (60-80x/menit).

3) Tekanan darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan bila tekanan darah tinggi

atau rendah karena terjadi kelainan seperti perdarahan dan

preeklamsia (Mansyur, 2014).

4) Pernafasan

Frekuensi pernafasan normal orang dewasa adalah 16-24 kali

per menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau

normal. Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih

cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok (Rukiyah, 2010).

6. Asuhan Ibu Selama Masa Nifas

a. Anjurkan ibu untuk melakukan kontrol/kunjungan masa nifas

setidaknya 4 kali yaitu:

1) 6-8 jam setelah persalinan (sebelum pulang)

2) 6 hari setelah persalinan

3) 2 minggu setelah persalinan

4) 6 minggu setelah persalinan

39

b. Periksa tekanan darah, perdarahan pervaginam, kondisi perineum,

tanda infeksi, kontraksi uterus, tinggi fundus, dan temperatur secara

rutin

c. Nilai fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan luka, sakit kepala,

rasa lelah, dan nyeri punggung.

d. Tanyakan ibu mengenai suasana emosinya, bagaimana dukungan

yang didapatkannya dari keluarga, pasangan, dan masyarakat untuk

perawatan bayinya

e. Tatalaksana atau rujuk ibu bila ditemukan masalah

f. Lengkapi vaksinasi tetanus toksoid bila diperlukan

g. Minta ibu segera menghubungi tenaga kesehatan bila ibu

menemukan salah satu tanda berikut:

1) Perdarahan berlebihan

2) Sekret vagina berbau

3) Demam

4) Nyeri perut berat

5) Kelelahan atau sesak

6) Bengkak di tangan, wajah, tungkai, atau sakit kepala atau

pandangan kabur

7) Nyeri payudara, pembengkakan payudara, luka atau perdarahan

putting

h. Berikan informasi tentang perlunya melakukan hal-hal berikut:

1) Kebersihan diri

2) Membersihkan daerah vulva dari depan ke belakang setelah

buang air kecil atau besar dengan sabun dan air

3) Mengganti pembalut dua kali sehari

40

4) Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah

membersihkan daerah kelamin

5) Menghindari menyentuh daerah luka episiotomi atau laserasi.

i. Istirahat

Beristirahat yang cukup

j. Kembali melakukan rutinitas rumah tangga secara bertahap

k. Latihan

l. Gizi

m. Menyusui dan merawat payudara

n. Senggama

Senggama aman dilakukan setelah darah tidak keluar dan ibu tidak

merasa nyeri ketika memasukan jari ke dalam vagina. Keputusan

bergantung pada pasangan yang bersangkutan.

o. Kontrasepsi dan keluarga berencana

Jelaskan kepada ibu mengenai pentingnya kontrasepsi dan keluarga

berencana setelah bersalin.

2.1.4 Konsep Dasar BBL

1. Pengertian BBL

Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu

yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta

harus dapat melakukan penyesuian diri dari kehidupan intrauterine ke

kehidupan ektsrauterine.

Menurut Marmi (2012), Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi

yang baru mengalami proses kelahiran, berusia 0 – 28 hari. BBL

memerlukan penyesuaian fisiologis berupa maturasi, adaptasi

(menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstra

41

uterine) dan toleransi bagi BBL untuk memerlukan kehidupan yang baik.

Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu

dengan berat badan sekitar 2500-3000 gram dan panjang badan sekitar

50-55 cm (Sondakh, 2013).

2. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir

Menurut Marmi (2012), ciri-ciri bayi baru lahir antara lain :

a. Lahir aterm antara 37-42 minggu

b. Berat badan 2.500-4.000 gram

c. Panjang badan 48-52 cm

d. Lingkar dada 30-38 cm

e. Lingkar kepala 33-35 cm

f. Lingkar lengan 11-12 cm

g. Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit

h. Pernapasan ± 40-60x/menit

i. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup

j. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah

sempurna

k. Kuku agak panjang dan lemas

l. Nilai APGAR >7

m. Gerak aktif

n. Bayi lahir langsung menangis kuat

o. Refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada

pipi dan daerh mulut ) sudah terbentuk dengan baik

p. Refleks sucking ( isap dan menelan ) sudah terbentuk dengan baik

q. Refleksmorro (gerakan memeluk bila dikagetkan )sudah terbentuk

dengan baik

r. Refleksgrasping (menggenggam )sudah baik

42

s. Genetalia

1) Pada laki –laki kematangan ditandai dengan testis yang berada

pada skrotum dan penis yang berlubang

2) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra

yang berlubang ,serta adanya labia minora dan mayora .

t. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24

jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan.

3. Hal – Hal yang dilakukan pada Bayi Baru Lahir

Menghisap lendir dan merangsang pernafasan sekaligus menilai

Apgar Score, tujuan menghisap lendir adalah saluran pernafasan bebas

dari sumbatan kotoran sehingga pasien dapat bernapas secara normal.

Menurut Indrayani (2012).

Tabel 8 Apgar Score Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2

Appearance (warna kulit )

Pucat / biru seluruh tubuh

Tubuh merah ekstermitas

Biru

Seluruh tubuh kemerahan

Pulse (denyut jantung )

Tidak ada <100 >100

Grimace (tonus otot )

Tidak ada Ekstermitas sedikit fleksi

Gerakan aktif

Activity ( aktivitas )

Tidak ada Sedikit gerak Langsung menangis

Respiration ( pernapasan )

Tidak ada Lemah /tidak teratur

Menangis

Klasifikasi :

1) Nilai 1-3 asfiksia berat

2) Nilai 4-6 asfiksia sedang

3) Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal )

a. Mengeringkan badan bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan

kain yang halus atau handuk.

43

b. Memotong dan mengikat tali pusat dan memperhatikan teknik aseptic

dan antiseptic, agar tidak terjadi infeksi tali pusat dipotong dengan

menggunakan gunting steril.

4. Reflek Bayi Baru Lahir

Menurut Marmi (2012), reflek bayi baru lahir antara lain :

a. Refleks glabella

merupakan respon terhadap cahaya terang yang mengindikasikan

normalnya saraf optik.

b. Refleks rooting

Merupakan reflek bayi yang membuka mulut atau mencari putting susu

saat akan menyusui

c. Refleks sucking ,yaitu yang dilihat pada waktu bayi menyusui.

d. Refleks tonick neck

Letakkan bayi dalam posisi terlentang ,putar kepala ke satu sisi

dengan badan ditahan ,ekstermitas terektensi pada sisi kepala yang

diputar ,terapi ekstermitas pada sisi lain fleksi .Pada keadaan normal

bayi akan berusaha untuk mengembalikan kepala ketika diputar ke

sisi pengujian saraf asesori.

e. Refleks grasping

Normalnya bayi akan menggenggam dengan kuat saat pemeriksaan

meletakkan jari telunjuk pada palmar yang ditekan dengan kuat.

f. Refleks moro

Tangan pemeriksa menyangga pada punggung dengan posisi 45

derajat dalam keadaan rileks. Kepala dijatuhkan 10 derajat .Normalnya

akan terjadi abduksisendi bahu dan ekstensi lengan.

g. Walking refleks

44

Bayi akan menunjukan respons berupa gerakan berjalan dan kaki

akan bergantian dari fleksi ke ekstensi.

h. Refleks babinsky

Dengan menggoreskan telapak kaki ,dimulai dari tumit lalu goresan

pada sisi lateral telapak kaki kearah atas kemudian gerakkan jari

sepanjang telapak kaki.

5. Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir

Menurut Marmi (2012) penatalaksanaan awal bayi baru lahir antara :

a. Pencegahan Infeksi

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi saat melakukan

penanganan bayi baru lahir, pastikan untuk melakukan tindakan

pencegahan infeksi berikut :

1) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi

2) Pakai sarung tangan bersih

3) Pastikan bahwa semua peralatan termasuk klem, gunting dan

benang tali pusat telah diinfeksi tingkat tinggi (steril)

4) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut, serta kain untuk bayi

telah dalam keadaan bersih.

5) Pastikan bahwa timbangan, pita pengukur, temperature,

stetoskop dan benda-benda yang akan bersentuhan dengan bayi

telah dalam keadaan bersih.

b. Pencegahan Kehilangan Panas

Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperature tubuhnya secara

memadai dan dapat dengan cepat mengalami kedinginan jika

kehilangan panas tidak segera dicegah. Jika bayi dalam keadaan

45

basah atau tidak diselimuti mungkin akan mengalami hipotermi

meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat.

Mekanisme kehilangan panas :

1) Evaporasi adalah cara kehilangan panas pada tubuh bayi yang

terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh

bayi yang tidak cepat dikeringkan atau setelah bayi dimandikan.

2) Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung

antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.

3) Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi

terpapar

dengan udara sekitar yang telah dingin.

4) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi

ditempatkan dekat benda yang mempunyai temperature tubuh.

Mencegah kehilangan panas :

1) Keringkan bayi secara seksama

2) Selimuti bayi dengan selimut/kain bersih, kering dan hangat.

3) Tutup bagian kepala bayi.

4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.

5) Jangan segera memandikan bayi baru lahir.

6) Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat

6. Penanganan Bayi Baru Lahir

Menurut Marmi (2012) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah

lahir adalah :

a. Membersihkan jalan nafas

Bayi normal akan menangis spontan setelah lahir. Apabila bayi

tidak langsung menangis penolong segera memberikan jalan nafas

dengan cara sebagai berikut :

46

1) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan

hangat.

2) Gulung kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi lebih

lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit

tengadah kebelakang.

3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari

tengan yang membungkus dengan kassa steril.

4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit

bayi dengan kain kering. Dengan rangsangan ini biasanya bayi

segera menangis.

b. Memotong dan merawat tali pusat

Tali pusat dipotong 2-3 cm dari dinding perut bayi dengan

menggunakan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril, tali

pusat dibersihkan dan dirawat dengan kassa steril.

c. Mempertahankan suhu tubuh

Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu

badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk

membantunya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat

setelah IMD, suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan

tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil, suhu

bayi harus dicatat.

d. IMD (Inisiasi Menyusu Dini)

1) Pengertian IMD

Inisiasi Menyusu dini (early initiation) adalah permulaan

kegiatan menyusu dalam 1 jam pertama setelah bayo lahir. Bayi

menyusu pada ibunya, bukan disusui ibunya ketika baru saja lahir,

yang dapat diartikan sebagai cara bayi menyusu 1 jam pertama

47

setelah lahir dengan usaha sendiri bukan disusui. Cara bayi

melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan “the breast crawl”

atau merangkak mencari payudara (Astuti, S., dkk. 2015).

2) Tahapan Perilaku Bayi Sebelum Menyusui

menurut Astuti, S., dkk (2015) untuk mencari payudara, bayi

merangkak melalui beberapa tahapan, yaitu:

a) Dalam menit pertama : istirahat siaga, sekali-kali melihat

ibunya, menyesuaikan dengan lingkungannya.

b) 30 - 40 menit : mengeluarkan suara, gerakan menghisap,

memasukan tangan ke mulut.

c) Mengeluarkan air liur

d) Kaki menekan-nekan perut ibu untuk bergerak kearah

payudara.

e) Menjilat-jilat kulit ibu, menyentuh puting susu dan tangannya

f) Menghentakan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan kiri

g) Menemukan puting, menjilat, mengulum puting susu.

h) Membuka mulut lebar dan melekat dengan baik serta

menghisap dengan kuat pada puting susu ibu.

3) Manfaat IMD menurut Astuti, S., dkk (2015) :

a) Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat.

b) Ibu dan bayi merasa tenang.

c) Bayi memperoleh bakteri yang tidak berbahaya (bakteri baik)

dari ASI.

d) Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), yaitu cairan

berharga yang kaya antibody (zat kekebalan tubuh) dan factor

pertumbuhan sel usus.

48

e) Antibodi dalam ASI penting untuk ketahanan terhadap infeksi,

sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.

f) Bayi yang menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI

Eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.

g) Pada menit-menit ketika bayi merayap diperut dan dada

ibunya, bayi mulai mengecap-ngecapkan bibir dan menjilat

permukaan kulit ibunya sebelum ia berhasil menghisap

putting, ini merupakan cara alami bayi untuk mengumpulkan

bakteri yang ia perlukan untuk membangun sistem kekebalan

tubuhnya layaknya suatu imunisasi alami.

h) Memelihara kemampuan untuk mempertahankan diri

(survival).

i) Sentuhan, emutan, jilatan pada puling merangsang

pengeluaran hormon oksitosin, penting untuk :

1. Kontraksi rahim, membantu mengurangi pendarahan.

2. Merangsang hormon lain membuat ibu tenang, rileks,

mencintai bayinya, lebih kuat menahan sakit atau nyeri dan

menimbulkanrasa suka cita atau bahagia.

3. Merangsang pengeluaran ASI

7. Tanda-Tanda Bahaya Pada Bayi

Menurut Marmi dan Rahardjo (2012), tanda-tanda bahaya bayi

dibagi menjadi dua yaitu:

a. Tanda – tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu yaitu :

1) Pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau hisapan lemah.

2) Kesulitan bernafas, yaitu pernafasan cepat >60/menit atau

menggunakan otot nafas tambahan.

3) Letargi, bayi terus-menerus tidur tanpa bangun untuk makan.

49

4) Warna abnormal kulit atau bibir biru (sianosis) dan bayi sangat

kuning.

5) Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermia).

6) Tanda dan prilaku abnormal atau tidak biasa.

7) Gangguan gastrointestinal, misalnya tidak bertinja selama 3 hari

pertama setelah lahir, muntah terus menerus, muntah dan perut

bengkah, tinja hijau tua atau berdarah atau lender.Mata bengkak

atau mengeluarkan cairan.

b. Tanda tanda bahaya yang harus di waspadai pada bayi baru lahir:

1) Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali permenit.

2) Kehangatan terlalu panas >38° C atau terlalu dingin <36° C.

3) Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat,

memar.

4) Pemberian makan, hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak

muntah.

5) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk,

pernafasan sulit.

6) Tinja atau kemih-tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering,

hijau tua, ada lender dan darah pada tinja.

7) Aktivitas-mengigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah

tersinggung, lemas, tidak mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus,

tidak bisa tenang, menangis terus menerus.

8. Pemeriksaan Fisik ( Head to toe )

1) Kepala

Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura, moulase, caput

succedaneum, cepal haematoma, hidro cefalus, rambut, meliputi

:jumlah, warna dan adanya lanugo pada bahu dan punggung.

50

2) Wajah

Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak

asimetris karena posisi bayi di intrauteri. Perhatikan kelainan khas

seperti syndrome down atau syndrome piere robin. Perhatikan

wajah akibat trauma lahir seperti laserasi.

3) Mata

Ukuran, bentuk (strabismus, pelebaran, epicathus) dan

kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak kongenital, trauma,

keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, penderahan

subkonjungtiva.

4) Telinga

Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan

dengan mata dan kepala serta adanya gangguan pendengaran.

5) Hidung

Pola pernafasan dan kebersihan.

6) Mulut

Bentuk simetris/tidak, mukosa mulut kering/basah, lidah,

bercak putih pada gusi, refleks menghisap adakah labio/palatokisis

, oral crush, sianosis.

7) Leher

Adakah pembengkakkan atau benjolan, tanda abnormalitas

kromosom lain.

8) Lengan tangan

Adakah fraktur klafikula, gerakan, jumlah jari.

9) Dada

Bentuk dan kelainan bentuk dada, putting susu, gangguan

pernafasan, auskultasi bunyi jantung dan pernafasan.

51

10) Abdomen

Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, pendarahan

tali pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat,dinding perut

dan adanya benjolan, distensi, gastroskisis, omfalokel, bentuk

simetris /tidak, palpasi hati, ginjal.

11) Genetalia

Kelamin laki-laki : panjang penis, testis sudah turun, berada

dalam skrotum. Kelamin perempuan: labia mayoradan labia

minora, klitoris orifisium vagina, orifisium uretra, secret dll.

12) Tungkai dan Kaki

Gerakan, bentuk simetris/tidak, jumlah jari, pergerakan.

13) Anus

Berlubang/tidak, posisi, fungsi spingter ani, adanya atresia

ani, meconium plug syndrom, megacolon.

14) Punggung

Bayi tengkurap, raba kurvatura kolomna vertebralis, scoliosis,

pembengkakan, spina difida, dll

15) Pemeriksaan kulit

Verniks caseosa, lanugo, warna, bercak, tanda lahir.

16) Reflek

Berkedip, babinski, merangkak, menari/melangkah, menghisap

17) Antropometri

Berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar

lengan.

18) Eliminasi

Bayi baru lahir normal biasanya kencing lebih dari 6 kali per

hari. Bayi baru lahir normal biasanya berak cair 6-8 kali per hari.

52

Dicurigai diare apabila frekuensi meningkat, tinja hijau atau

mengandung lendir ataupun darah. Pendarahan vagina pada bayi

baru lahir dapat terjadi selama beberapa hari pada minggu

pertama kehidupan dan hal ini dianggap normal

9.Imunisasi

Pada daerah resiko tinggi infieksi tuberkolosis, imunisasi BCG

harus diberikan pada bayi segera setelah lahir . Pemberian dosis

pertama tetesan polio dianjurkan pada bayi segera setelah lahir atau

pada umur 2 minggu . Maksud pemberian imunisasi polio secara dini

adalah untuk meningkatkan perlindungan awal . Imunisasi hepatitis B

sudah merupakan program nasional, meskipun pelaksanaannya

dilakukan secara bertahap . Pada daerah resiko tinggi, pemberian

imunisasi hepatitis B dianjurkan pada bayi segera setelah lahir

(Marmi,2012)

Menurut Marmi (2012)

Tabel 9 Imunisasi Wajib Umur Vaksin Keterangan

Saat lahir

Hepatitis B-1

1. Hepatitis B -1 harus diberikan dalam waktu12 jam setelah lahir, dilanjutkan ketika bayi berusia 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg- B ibu ,maka dalam waktu 12 jam setelah lahir bayi harus diberikan Hblg 0,5ml bersamaan dengan vaksin HB -1 . Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat dibeikan Hblg 0,5 ml sebelum bayi berusia 7 hari

Polio-0

1. polio-0 diberikan saat kunjungan pertama untuk bayi yang lahir di RB/RS ,polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain )

1 Bulan

Hepatitis B-2

1. HB-2 diberikan saat bayi berusia 1 bulan, interval HB -1 dan HB -2 adalah 1 bulan

2. Bila bayi premature dan HbsAg ibu negative maka imunisasi ditunda sampai bayi berusia

53

2 bulan atau berat badan sudan 2000 gram . 0-2 Bulan

BCG

1. BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila diberikan ketika bayi berusia lebih dari 3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberculin terlebih dahulu, jika hasl uji negative maka imunisasi BCG dapat diberikan

2 Bulan

DPT-1 1. DPT-1 diberikan ketika bayi berusia lebih dari 6 minggu

Polio -1

1. Polio-1 dapaat diberikan bersamaan dengan DPT-1

2. Interval pemberian polio 2,3,4 tidak kurang dari 4 minggu

3. Vaksin polio ulangan diberikan satu tahun sejak imunisasi polio 4 ,lalu dilanjut pada usia 5-6 tahun

4 Bulan

DPT -2

1. DPT-2 dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan HiB -2

Polio 2 1. Polio-2 diberikan bersamaan dengan DPT -2

6 Bulan

DPT -3

a. DPT ulangan dapat diberikan 1 tahun setelah imunisasi DPT -3 pada usia 5 tahun b. Dapat diberikan pada anak usia 12 tahun

Polio 3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3

Hepatitis – B

1. Hb-3 diberikan pada saat bayi berusia 6 bulan,untuk mendapatkan respons imun optimal interval HB-2 dan HB – 3 minimal 2 bulan ,tetapi interval erbaiknay 5 bulan

2. Imunisasi ulangan (booster) pada usia 5 tahun tidak diperlukan, idealnya pada usia ini dilakukan pemeriksaan anti HBs

9 Bulan Campak 1. Campak diberikan ketika bayi berusia 9 bulan

2.1.5 Konsep Dasar KB

1. Pengertian KB

Menurut Proverawati (2010), kontrasepsi adalah upaya untuk

mencegah kehamilan. Upaya ini bersifat sementara maupun bersifat

permanent, dan upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara,

alat atau obat-obatan.

Secara umum, menurut cara, alat atau obat-obatan. Secara umum,

menurut cara pelaksanaannya kontrasepsi dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :

a. Cara temporer (spacing), yaitu menjarangkan kelahiran selama

beberapa tahun sebelum menjadi hamil lagi.

54

b. Cara permanen (kontrasepsi mantap), yaitu mengakhiri kesuburan

dengan cara mencegah kehamilan secara permanen.

Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran

serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),

pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan

kesejatahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Handayani, 2011).

2. Macam-macam Alat Kontrasepsi

Menurut Mulyani (2013), ada berbagai macam alat kontrasepsi yang

dapat digunakan oleh ibu pasca persalinan. Beberapa jenis kontrasepsi

tersebut antara lain, yaitu:

a. Metode KB NonHormonal

Beberapa metode kontrasepsi nonhormonal dapat digunakan oleh

ibu dalam masa menyusui. Metode ini tidak mengganggu proses laktasi

dan tidak berisiko terhadap tumbuh kembang bayi.

1) Metode Amenore laktasi (MAL)

Metode Amenore laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang

mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif. MAL dapat

dipakai sebagai kontrasepsi bila: menyusui secara penuh (full breast

feeding), lebih efektif bila pemberian ≥ 8 x sehari, belum haid, umur bayi

(< 6 bulan) efektif sampai 6 bulan. Metode ini bekerja dengan menekan

ovulasi. Pada saat laktasi/ menyusui hormon yang berperan adalah

prolaktin dan oksitosin. Semakin sering menyusui, maka kadar prolaktin

meningkat dan hormon gonadrotophin melepaskan hormon penghambat

(inhibitor), hormon penghambat akan mengurangi kadar estrogen,

sehingga tidak terjadi ovulasi (Saifuddin, 2011).

55

2) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

AKDR adalah alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim dengan

menjepit kedua saluran yang menghasilkan indung telur sehingga tidak

terjadi pembuahan. Menurut Mulyani (2013), cara kerja AKDR (Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim) yakni:

a) Mencegah terjadinya fertilisasi, tembaga pada AKDR menyebabkan

reaksi toksik untuk sperma sehingga sperma tidak mampu untuk

fertilisasi.

b) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk kedalam tuba fallopi,

mencegah pertemuan sperma dan ovum

c) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavumuteri

d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

b. Metode Kontrasepsi Mantap (Tubektomi dan Vasektomi)

1) Tubektomi

Tubektomi (Metode Operatif Wanita/MOW) adalah setiap

tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan orang

yang bersangkutan tidak bisa mendapatkan keturunan lagi. Cara

kerja tubektomi adalah dengan mengikat dan memotong atau

memasang cincin pada tubafallopi sehingga sperma tidak dapat

bertemu ovum.

2) Vasektomi

Vasektomi adalah tindakan operasi ringan cara mengikat dan

memotong saluran sperma sehingga sperma tidak dapat lewat dan

air mani tidak mengandung spermatozoa (Nina Siti Mulyani,

dkk.2013). Cara kerja vasektomi adalah Vasektomi merupakan

operasi kecil dan merupakan operasi yang lebih ringan dari pada

56

sunat/khitanan pada pria. Bekas operasi hanya berupa satu luka di

tengah atau luka kecil di kanan kiri kantong zakar (kantung buah

pelir) atau scrotum. Vasektomi berguna untuk menghalangi transport

spermatozoa (sel mani) di pipa-pipa sel mani pria (saluran mani pria).

c. Metode KB Hormonal

Metode kontrasepsi yang sesuai bagi ibu pasca melahirkan yakni

yang berisi progestin saja, sebab progestin tidak mengganggu

produksi ASI serta tumbuh kembang bayi.

1) Mini Pil

Mini Pil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon

progesteron dalam dosis rendah. Dosis progestin yang digunakan

0,03-0,05 mg per tablet. Mini pil di minum setiap hari pada saat

yang sama.

Mini pil dibagi dalam 2 jenis yaitu: 1) mini pili dengan isi 28

pil dan mengandung 75 µg noretindron. 2) mini pil dengan isi 35

pil dan mengandung 300-350 µg noretindron.

Cara kerja mini pil adalah

a) menghambat ovulasi, mencegah implantasi.

b) mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi

sperma, dan mencegah mobilitas tuba sehingga transportasi

sperma menjadi terganggu

Kontraindikasi mini pil yaitu:

a) wanita usia tua dengan perdarahan yang tidak diketahui

penyebabnya (lebih dari 35 tahun)

b) wanita di duga hamil, tidak dapat menerima terjadinya

gangguan haid

c) riwayat kehamilan ektopik, riwayat kanker payudara

57

d) wanita pelupa sehingga sering tidak minum pil

e) gangguan tromboemboli aktif

f) ikterus

g) wanita dengan miomauterus

h) riwayat stroke

i) menderita tekanan darah tinggi <180/110 mmHg atau dengan

masalah pembekuan darah

Mini pil memiliki beberapa efek samping, berikut adalah efek

samping yang dapat terjadi beserta penanganannya:

a) Amenorea

Penanganan: memastikan ibu hamil atau tidak, bila tidak

hamil hanya di berikan konseling saja. Bila hamil, menghentikan

penggunaan pil.

b) Spotting

Penanganan: bila menimbulkan masalah, ibu dianjurkan

untuk memilih kontrasepsi lain

KB suntik 3 bulan

KB suntik 3 bulan adalah metode kontrasepsi yang

diberikan secara intramuskular setiap tiga bulan. Terdapat 2

jenis KB suntik 3 bulan yaitu: 1) DMPA

(depoMedroxyProgesterone) yang diberikan tiap 3 bulan

dengan dosis 150 miligram yang disuntik secara intramuskular

2) depo noristerat diberikan tiap 2 bulan dengan dosis 200 mg

nore-trindronenantat.

Cara kerja metode ini yaitu menghalangi terjadinya ovulasi

dengan menekan pembentukan releasing factor dan

58

hipotalamus, leher serviks bertambah kental sehingga

menghambat penetrasi sperma melalui serviks uteri,

menghambat implantasi ovum dalam endometrium (Nina Siti

Mulyani, dkk.2013).

2) Kontrasepsi Implant

Kontrasepsi implant adalah alat kontrasepsi yang dipasang

dibawah kulit. Mengandung levonorgetrel yang dibungkus

dalam kapsul silastic silicon (polydimethylsiloxane).

Cara kerja implant yaitu mengentalkan lendir serviks,

menghambat proses pembentukan endometrium sehingga sulit

terjadi implantasi, melemahkan transportasi sperma, dan

menekan ovulasi.

Kontraindikasi metode ini adalah

a) wanita yang dinyatakan hamil atau diduga hamil,

b) perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya,

c) wanita dengan kanker payudara atau riwayat kanker

payudara,

d) tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi,

wanita dengan riwayat hipertensi dan diabetes mellitus.

e) Tromboflebitis aktif

f) Ibu dengan penyakit hati akut

g) Gangguan toleransi glukosa

h) Miomauterus

Efek samping penggunaan implant adalah perubahan pola

haid yang berupa spotting, hipermenorea atau meningkatnya

jumlah darah haid, amenorea (Nina Siti Mulyani, dkk.2013).

59

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Manajemen Varney

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam

rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan

yang berfokus pada klien (Sulistyawati A, 2014).

Manajemen Kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan

dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai

dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan,

pelaksanaan (Buku 50 tahun IBI, 2007 dalam buku Dewi & Sunarsih, 2013).

Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan

masalah ibu dan khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan

kebidanan pada individu, keluarga dan masyarakat.

2. Prinsip–Prinsip Manajemen Kebidanan Dalam Memberikan Asuhan

Kebidanan

Menurut Nugroho, dkk. (2014), tentang prinsip-prinsip manajemen

kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan, yaitu:

a. Meminimalkan rasa tidak nyaman baik fisik maupun emosi

b. Menjaga privasi klien

c. Adaptasikan pola pendekatan ke klien dengan tepat

d. Beri kesempatan kepada klien untuk bertanya

e. Beri kesempatan kepada klien untuk mendapatkan dukungan

f. Saling bertukar informasi

g. Dukung hak klien untuk membuat dan bertanggung jawab terhadap setiap

keputusan mengenai perawatan

60

h. Komunikasi dengan tim kesehatan lain

i. Terima tanggung jawab dalam membuat keputusan dan konsekuensinya

j. Kembangkan lingkungan saling mneghargai disetiap interaksi nasional.

3. Langkah – langkah Manajemen Kebidanan

Menurut Purwoastuti & Walyani (2014), langkah – langkah manajemen

kebidanan, yaitu:

a. Langkah I (pertama) : Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan

mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi

keadaan klien secara lengkap, yaitu:

1) Riwayat kesehatan

2) Pemeriksaan fisik pada kesehatan

3) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya

4) Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi

Pada langkah pertama ini dikumpulakan semua informasi yang

akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan

mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien mengalami

komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen

kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.

b. Langkah II (kedua) : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap

diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi

yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Datadasar yang

sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau

diagnosa yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman

61

wanita yang di identifikasikan oleh bidan. Masalah ini sering menyertai

diagnosa.

Sebagai contoh yaitu wanita pada trimester ketiga merasa takut

terhadap proses persalinan dan persalinan yang sudah tidak dapat

ditunda lagi. Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori “nomenklatur

standar diagnosa” tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang

membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu

perencanaan untuk mengurangi rasa sakit.

b. Langkah III (ketiga) : Mengidentifikasikan Diagnosa atau Masalah

Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat

bersiap-siap bila diagnosa atu masalah potensial benar-benar terjadi.

a. Langkah IV (keempat): Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan

yang Memerlukan Penanganan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter

dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota

tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien. Langkah keempat

mencerminkan kesinambunagan dari proses manajemen kebidanan. Jadi

manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan

prenatal saja, tetapi jugaselama wanita tersebut bersama bidan terus

menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.

Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa

data mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus

bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak

62

(misalnya, perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir,

distocia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).

Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi yang

memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu

intervensi dari seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainya

bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau

kolaborasi dengan dokter.

e. Langkah V (kelima) : Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuahan yang menyeluruh ditentukan

oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan

manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi

atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/ data dasar yang tidak

lengkap dapat dilengkapi.

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang

sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang

berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita

tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah

diberikan penyuluhan, konseling, dan apakah merujuk klien bila ada

masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi,kultur atau

masalah psikologis.

Semua keputusan yg dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini

harus rasional dan benar- benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori

yg up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau

tidak akan dilakukan oleh klien.

f. Langkah VI (keenam) : Melaksanaan Perencanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman.

63

Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh

bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain.

Jika bidan tidak melakukanya sendiri ia tetap memikul tanggung

jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya. Manajemen yang efisien akan

menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.

g. Langkah VII(Terakhir) : Evaluasi

Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan

apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah

diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat

dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksananya. Ada

kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang

sebagian belum efektif.

2.1 Konsep Dasar Dokumentasi Mengacu pada SOAP

1. Pengertian

Dokumentasi dalam kebidanan adalah catatan yang bersifat sederhana,

jelas, logis, dan tertulis. Metode 4 langkah yang dinamakan SOAP ini

disarikan dari proses pemikiran penatalaksaan kebidanan. Dipakai untuk

mendokumenkan asuhan pasien dalam rekaman medis pasien sebagai

catatan kemajuan. Model SOAP sering digunakan dalam catatan

perkembangan pasien. Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP

setiap kali dia bertemu dengan pasiennya. Selama antepartum, seorang

bidan bisa menulis satu catatan SOAP untuk setiap kunjungan, sementara

dalam masa intrapartum (Sulistyawati, 2014).

64

2. Pembagian SOAP

Metode 4 langkah yang dinamakan SOAP ini disarikan dari proses

pemikiran penatalaksanaan kebidanan. Dipakai untuk mendokumenkan

asuhan pasien dalam rekaman medis pasien sebagaicatatan kemajuan.

Bentuk SOAP menurut Kepmenkes nomor 938 (2007) umumnya digunakan

untuk pengkajian awal pasien, dengan cara penulisannya adalah sebagai

berikut :

a. S (Subjektif) :

Merupakan data yang didapatkan dari anamnesis (Wawancara) yang

merupakan ungkapan langsung.

b. O (Objektif) :

Merupakan data yang di dapatkan dari suatu pemeriksaan yang di

lakukan dari hasil observasi maupun pemeriksaan fisik.

c. A (assessment) :

Analisis dan interpretasi data berdasarkan data yang terkumpul

kemudian dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi

potensial,serta perlu tidaknya dilakukan tindakan segera.

d. P (Penatalaksanaan)

Penatalaksanaan yang merupakan mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,

tindakan segera, tindakan komprehensif; penyuluhan, dukungan,

kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.

3. Pentingnya Pendokumentasian SOAP

a. Menciptakan catatan permanen tentang asuhan kebidanan yang

diberikan kepada pasien.

b. Kemungkinan berbagai informasi diantara para pemberi asuhan

c. Memfasilitasi pemberian asuhan yang berkesinambungan.

65

d. Memungkinkan pengevaluasian dari asuhan yang diberikan.

e. Memberikan data untuk catatan nasional, riset, dan statistic mortalitas

morbiditas

f. Meningkatakan pemberi asuhan yang lebih aman, bermutu tinggi pada

klien.

66

BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam Laporan Tugas Akhir ini dapat digambarkan secara

skematis sebagai berikut :

Keterangan :

: Dilakukan

Gambar 3. 1 Kerangka Konsep

Asuhan Kebidanan Pada Ny “S” Usia 29 tahun

IBU HAMIL TRIMESTER III

Ny “S” usia 29 tahun GII P1001 Ab000

Fisiologis

Penerapan asuhan kebidanan pada trimester III meliputi: Kunjungan I ( UK 35 mgg 3 hari) Kunjungan II ( UK 36 mgg 2 hari) Kunjungan III( UK 37 mgg 1 hari) Kunjungan IV( UK 38 mgg 1 hari)

Fisiologis Persalinan

Pemantauan kemajuan

persalinan di mulai dai kala I-

IV menggunakan patograf Bayi Baru Lahir Nifas

Fisiologis Fisiologis

Penerapan asuhan kebidanan

pada bbl – neonatus fisiologis

Kunjungan I (umur 10 jam)

Kunjungan II (umur 4 hari)

Penerapan asuhan

kebidanan pada ibu nifas

fisiologis

Kunjungan I (10 jam)

Kunjungan II (4 hari)

Kunjungan III (14 hari)

Kunjungan IV(28 hari)

KB suntik 3

bulan

Konseling pelayanan KB

dan evaluasi konseling

67

3.2 Keterangan Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam asuhan kebidanan komprehensif ini adalah

melakukan pengkajian pada ibu hamil fisiologis TM III Ny “S” usia 29 tahun

GII P1001 Ab000, dengan melakukan kunjungan ulang sebanyak 4 kali

selama kunjungan ditemukan keluhan fisiologis dan tidak ada komplikasi.

Asuhan pada ibu bersalin, dilakukan pemantauan kemajuan

persalinan mulai kala I-IV.selama proses persalinan Ny S melahirkan

secara normal.

Asuhan pada bayi baru lahir atau Neonatus dilakukan 2 kali

kunjungan mulai dari lahir atau hari pertama bayi lahir dan kunjungan ke 2

pada hari ke 4 Selama kunjungan neonatus keadaan bayi normal dan tidak

terjadi komplikasi.

Penerapan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis dilakukan 4

kali kunjungan, yakni kunjungan pertama dilakukan pada 10 jam atau pada

hari ke I postpartum, kunjungan kedua dilakukan hari ke 4 postpartum,

kunjungan ketiga dilakukan hari ke 14 dan kunjungan keempat dilakukan

pada hari ke 28 post partum,selama kunjungan nifas dan asuhan yang di

berikan tidak terdapat komplikasi,keluhan yang di rasakan Ny S adalah

keluhan fisiologis.

Asuhan KB pada ibu yaitu memberikan konseling KB dan

memantau pada saat implementasi atau penatalaksanaan kontrasepsi

yang di gunakan.Ny S dan suami sepakat untuk meggunakan KB suntik 3

bulan.

68

BAB IV

LAPORAN PELAKSANAAN ASUHAN

4.1 Asuhan kebidanan kehamilan

4.1.1 Kunjungan 1

Tanggal : 7 April 2017

Tempat : Rumah Ibu Hamil

Oleh : Dian Pipin Nitasari

Data Subjektif

1. Identitas

Nama Istri : Ny. ”S” Nama Suami : Tn. ”M”

Usia : 29 Tahun Usia : 29 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : PT Pendidikan :PT

Pekerjaan : Dosen Pekerjaan : Dosen

Alamat : JL. Simpang Piranha Atas no 26 A .Malang

2. Keluhan Utama : Ibu hamil anak kedua usia kehamilan 8

bulan lebih dan ibu tidak ada keluhan

3. Riwayat Menstruasi

Siklus : 28 hari.

Menarche : 14 tahun

Teratur/tidak : Teratur.

Flour Albus : Tidak.

Dysminorea : jarang.

69

4. Riwayat Obstetri Yang Lalu

N

O

Kehamilan Persalinan Anak Nifas K

e

t

Suami

ke UK

Pen

yulit

Penolon

g Jenis Tempat

Peny

ulit

L/

P

BB/P

B H/M

Peny

ulit

Lama

menete

ki

1

I

39-

40

mgg

- Bidan Spt BPM - L

3400

gr / 49

cm

2 Th - 1 Th

2 HAMIL INI

5. Riwayat Pernikahan

Kawin ke : 1

Berapa lama : 3 Tahun

Nikah umur : 26 Tahun.

6. Riwayat Kehamilan Sekarang

HPHT : 2 Agustus 2016

TP : 9 Mei 2017

Keluhan :

a. Trimester I

Pada trimester I ibu mengeluh mual muntah tetapi tidak berlebihan

ibu dianjurkan makan sedikit-sedikit tapi sering, terapi oral yang

diberikan : B6 1x1, Kalk 1x1.

b. Trimester II

Pada trimester II ibu tidak mengeluh apa-apa. Terapi oral yang

diberikan : Kalk 1x1, Fe 1x1 , B6 1x1.

c. Trimester III

Pada trimester III ibu mengeluh nyeri punggung dan sering pipis, ibu

dianjurkan untuk mengompres punggung, di anjurkan untuk tidak

terlalu lama berdiri . Terapi oral yang diberikan : Calfera 1x1, kalk

1x1.

70

7. Riwayat Pemeriksaan ANC : 6 x di BPM Siti Nurcahyaningsih

8. Riwayat imunisasi TT

Ibu mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT 5 kali yaitu TT

1 saat masih bayi, TT 2 dan TT 3 SD, TT 4 sebelum nikah dan

terakhir imunisasi TT pada saat hamil anak pertama.

9. Riwayat Kesehatan Ibu

Ibu dan keluarga tidak pernah menderita sakit tekanan darah

tinggi, diabetes, jantung, asma dan kemacetan dalam proses

persalinan .

10. Riwayat Psikologi

Ibu sangat merespon jika diajak berbicara tentang kehamilannya

ini. Karena kehamilannya ini merupakan kehamilan yang

direncanakan, suami sangat antusias dengan kehamilan ini.

Disamping itu ibu juga khawatir dengan anak pertamanya yang

masih usia 2 tahun,khawatir jika perhatiannya menjadi kurang dan

harus terbagi dengan anak keduanya.

11. Pola Kebutuhan Sehari-Hari

a. Pola Nutrisi : Ibu makan 3x sehari dengan komposisi

nasi, lauk, sayur, ikan. Ibu juga tidak tarak makan. Minum ± 8

gelas setiap hari.

b. Pola Eliminasi : Ibu mengatakan BAB ± 1-2 kali sehari dan

BAK 5-7 kali sehari dan tidak ada masalah eliminasi selama

kehamilan

71

c. Pola Istirahat : Ibu juga mengatakan terkadang tidur siang

1-2 jam tergantung anak pertamanya yang masih usia 2 tahun

mau di ajak tidur siang atau tidak, dan tidur malam ± 6 - 7 jam

d. Pola Aktivitas : ibu hanya mengerjakan pekerjaan rumah

tangga, dan mengajar, terkadang jalan-jalan dipagi hari dan

menjaga anak pertamanya yang masih usia 2 tahun.

e. Pola Personal Hygine:ibu mandi 2 kali sehari dan sering ganti

celana dalam.

f. Pola Kebiasaan : ibu tidak merokok, tidak minum minuman

keras, tidak mengkonsumsi jamu dan tidak pijat perut.

Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : baik

TTV : TD :110/70

N : 80x/mnt

RR : 20x/mnt

S : 36,3 oC

TB : 160 cm

LILA : 27 cm

BB : 64 kg

BB Sebelum Hamil : 50 kg

2. Pemeriksaan Fisik

Muka : tidak pucat, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum

Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda

Mulut : bibir tidak pucat, tidak stomatitis, tidak ada karies gigi.

Leher :tidak ada pembesaran kelenjar thyroid. Tidak ada

bendungan vena jugularis, tidak ada nyeri tekan.

72

Payudara :bersih, simetris, ASI +/+, tidak ada benjolan abnormal.

Abdomen :tidak ada benjolan abnormal pada abdomen,pembesaran

perut sesuai UK, tidak ada hyperpigmentasi, ada striae

gravidarum, ada linea nigra.

Leopold I didapatkan TFU 30 cm, teraba bulat, lunak, tidak

melenting (bokong).Leopold II Teraba bagian keras seperti

papan pada sebelah kanan, teraba bagian kecil janin

pada sebelah kiri (Puka), DJJ 140x/menit. Leopold III

terdapat bagian keras, bulat, melenting (kepala), kepala

belum masuk PAP. TBJ (TFU-13) x 155 (30 -13) x 155 =

2635 gr.

Ekstermitas : Atas : tidak oedema.

Bawah : tidak oedema, tidak varises.

3. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal : 02-02-2017

HB : 12,7 gr%

Protein Urine : (-) Negatif

Urine Reduksi : (-) Negatif

Assessment

GII P1001 Ab000 UK 35 minggu 3 hari T/H Letkep dengan kehamilan

fisiologis.

Penatalaksanaan

1. Menjalin hubungan baik dengan pasien, pasien kooperatif

2. Memberitahu hasil pemeriksaan, ibu memahami

3. Menjelaskan tentang pola istirahat yang baik, ibu memahami

4. Menjelaskan tentang nutrisi yang bergizi, ibu memahami

5. Menjelaskan tanda bahaya kehamilan trimester 3, ibu memahami

73

6. Mengajarkan ibu untuk senam hamil, ibu memahami dan mau

melakukan

7. Menganjurkan ibu untuk periksa secara rutin ke bidan untuk

mengetahui perkembangan kesehatan ibu dan janinnya, ibu

memahami

8. Memberitahukan ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang 1

minggu lagi, ibu memahami.

4.1.2 Kunjungan 2

Tanggal : 13 April 2017

Tempat : Rumah Ibu Hamil

Oleh : Dian Pipin Nitasari

Subjektif

Ibu mengeluh keputihan dan merasa agak sedikit gatal sejak 2 hari

yang lalu, karena berpergian jauh dan lupa ganti celana dalam saat

lembab ,dan ibu sekarang sudah sering mengganti celana dalamnya

jika sudah terasa basah.

Objektif

Keadaan umum : baik

TTV : TD :100/70 mmHg

N : 80x/mnt

RR : 20x/mnt

S : 36,5 oC

TB : 160 cm

LILA : 27 cm

BB : 65 kg

UK : 36 minggu 2 hari

74

TP : 09 – 05 – 2017

Pemeriksaan Fisik

Muka :tidak pucat, tidak ikterus, tidak oedema, tidak ada

chloasma.

Mata :sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak strabismus,

Payudara :bersih, simetris, ada hyperpigmentasi, colostrum +/+, tidak

ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.

Abdomen :tidak ada benjolan abnormal pada abdomen,pembesaran

perut sesuai UK, ada strie gravidarum, ada linea nigra.

Leopold I TFU 32 cm, teraba bulat, lunak, tidak melenting

(bokong), Leopold II Teraba bagian keras seperti papan

pada sebelah kanan, teraba bagian keculi janin pada

sebelah kiri (Puka), DJJ (12+11+12)x4=140x/m, gerakan

janin aktif. Leopold III Terdapat bagian keras, bulat,

melenting (kepala), kepala belum masuk PAP.

TBJ (TFU-13) x 155 (32-13) x 155 = 2945 gr.

Ekstermitas : Atas : tidak oedema.

Bawah: tidak oedema, tidak varises.

Assessment

GII P1001 Ab000 UK 36 minggu 2 hari T/H Letkep dengan kehamilan

fisiologis.

Penatalaksanaan

1. Menjalin hubungan baik dengan pasien, pasien kooperatif

2. Memberitahu hasil pemeriksaan, ibu memahami

3. Memberikan KIE tentang keluhan keputihan yang dialami ,yaitu

dengan sering mengganti celana dalam dan menjaga kebersihan

karena keputihan diakibatkan oleh jamur dan bakteri.

75

4. Mengingatkan kembali tentang nutrisi yang bergizi dan pola istirahat,

ibu memahami

5. Mengingatkan kembali tanda bahaya kehamilan trimester 3, ibu

memahami

6. Memberikan KIE tentang perawatan payudara, ibu mau memahami

dan mau melakukannya

7. Mengajarkan ibu senam hamil ,Ibu mau melakukan senam hamil

yang gerakan nya ringan-ringan,misalnya gerakan kaki yang ditarik

kedepan dan berlawanan.

8. Menganjurkan ibu untuk periksa secara rutin ke bidan untuk

mengetahui perkembangan kesehatan ibu dan janinnya, ibu

memahami

9. Memberitahukan ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang 1

minggu lagi, ibu memahami

4.1.3Kunjungan 3

Tanggal : 19 April 2017

Tempat : Rumah Ibu Hamil

Oleh : Dian Pipin Nitasari

Subjektif

Ibu mengeluh sering buang air kecil, ibu sudah tidak mengalami

keputihan lagi dan ibu mengatakan ingin cepat segera melahirkan,dan

ibu sudah mempersiapkan kebutuhan yang nantinya akan diperlukan

saat persalinan,misalnya uang,dan pakaian bayi .

Objektif

Keadaan umum : baik

TTV : TD :110/70

N : 86x/mnt

76

RR : 22x/mnt

S : 36,3 oC

TB : 160 cm

BB : 65 kg

UK : 37 minggu 1 hari

TP : 09 – 05 – 2016

Pemeriksaan Fisik

Muka :tidak pucat, tidak icterus, tidak oedema, tidak ada

chloasma.

Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak strabismus.

Hidung :tidak ada pernafasan cuping hidung,

Payudara :bersih, simetris, ada hyperpigmentasi, colostrum +/+, tidak

ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.

Dada :tidak ada retraksi dinding dada.

Abdomen :tidak ada benjolan abnormal pada abdomen, pembesaran

perut sesuai UK, ada strie gravidarum, ada linea nigra.

Leopold I Teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong),

TFU 35cm. Leopold II teraba bagian keras seperti papan

pada sebelah kanan, teraba bagian kecil janin pada

sebelah kiri (Puka), DJJ (11+12+12)x4 =.140x/menit

Leopold III terdapat bagian keras, bulat, tidak melenting

(Letkep), kepala belum masuk PAP.

TBJ = (TFU-13) x 155 = (35-13) x 155 = 3410 gr.

Ekstermitas : Atas : tidak oedema.

Bawah : tidak oedema, tidak varises.

77

Assessment

GII P1001 Ab000 UK 37 minggu 1 hari T/H Letkep dengan kehamilan

fisiologis.

Penatalaksanaan

1. Menjalin hubungan baik dengan pasien, pasien kooperatif

2. Memberitahu hasil pemeriksaan, ibu memahami

3. Mengingatkan kembali tentang personal hygine dengan sering

mengganti celana dalam ketika terasa basah dan menjaga

kebersihan, ibu mau melakukannya

4. Mengingatkan kembali tentang nutrisi yang bergizi dan pola istirahat,

ibu memahami

5. Mengingatkan kembali tanda-tanda persalinan, ibu memahami

6. Menganjurkan ibu untuk periksa secara rutin ke bidan untuk

mengetahui perkembangan kesehatan ibu dan janinnya, ibu

memahami

7. Memberikan KIE tentang persiapan persalinan, Ibu sudah

menyiapkan uang,rencana tempat melahirkan dan perlengkapan bayi

8. Memberitahukan ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang 1

minggu lagi, ibu sepakat tanggal 26 April 2017

4.1.4 Kunjungan 4

Tanggal : 26 April 2017

Tempat : Rumah Ibu Hamil

Oleh : Dian Pipin Nitasari

78

Subjektif

Ibu merasakan punggungnya sering sakit sejak semingu yang lalu

,biasanya ibu mengatasinya dengan cara mengusap punggung nya saat

sakit, selain itu terkadang juga merasakan kenceng-kenceng, ibu ingin

segera melahirkan anak keduanya,dan ibu berharap bisa melahirkan

normal.

Objektif

Keadaan umum : baik

TTV : TD :110/70 mmHg

N : 82x/mnt

RR : 20x/mnt

S : 36oC

TB : 160 cm

BB : 66 kg

UK : 38 minggu 1 hari

TP : 09 – 05 – 2017

Pemeriksaan Fisik

Muka : tidak pucat, tidak icterus, tidak oedema.

Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak strabismus,

Payudara : bersih, simetris, colostrums +/+, tidak ada benjolan

abnormal, tidak ada nyeri tekan.

Abdomen : tidak ada benjolan abnormal pada abdomen,pembesaran

perut sesuai UK, ada strie gravidarum, ada linea nigra.

Leopold I teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong),

TFU 35 cm. Leopold II teraba bagian keras seperti papan

pada sebelah kanan teraba bagian kecil janin pada sebelah

kiri (Puka), DJJ: (11+11+12)x4=136x/m. Leopold III

79

terdapat bagian keras, bulat, tidak melenting (Letkep),

kepala sudah masuk PAP. Leopold IV teraba 3/5 bagian.

TBJ=(TFU-12) x 155 =(35 -12) x 155 = 3565 gr.

Genetalia : tidak ada pengeluaran cairan apapun

Ekstermitas : Atas : tidak oedema.

Bawah : tidak oedema, tidak varises.

Assessment

GII P1001 Ab000 UK 38 minggu 1 hari T/H Letkep dengan kehamilan

fisiologis.

Penatalaksanaan

1. Menjalin hubungan baik dengan pasien, pasien kooperatif

2. Memberitahu hasil pemeriksaan, ibu memahami

3. Memberitahu ibu bahwa nyeri punggung yang di alami ibu termasuk

hal fisiologis, ibu memahami.

4. Menganjurkan ibu untuk mengompres punggungnya menggunakan

air hangat pada punggung, pijatan atau usapan pada punggung, ibu

mau melakukan dan hasilnya ibu merasa lebih nyaman.

5. Mengulangi kembali tanda-tanda persalinan, ibu memahami

6. Memberitahukan ibu tentang persiapan persalinan,ibu memahami

7. Menganjurkan ibu untuk periksa secara rutin ke bidan untuk

mengetahui perkembangan kesehatan ibu dan janinnya, ibu

memahami

4.1. Asuhan Persalinan

4.1.1. Asuhan Persalinan Kala I

1. Pengkajian

Hari/Tanggal : Selasa 29 April 2017

Waktu Pengkajian :12.00 WIB

80

Tempat Pengkajian : Rumah Pasien

Oleh : Dian Pipin Nitasari

2. Subjektif

Ibu merasakan perutnya mules sejak pukul 10.00 WIB tanggal 29

April 2017 dan mulesnya sudah mulai teratur setelah itu mengeluarkan

lendir dan flek darahpukul11.50 WIB tanggal 29 April 2017 . Ibu datang di

rumah bersalin pada jam 12.20 WIB karena ibu sudah merasa tidak tahan

dengan kenceng-kencengnya. HPHT ibu tanggal 2 Agustus 2016, BAB

dan BAK terakhir pagi pukul 07.00 WIB , makan dan minum terakhir

pukul 08.00 WIB .

3. Objektif

Pemeriksaan Umum : Baik Kesadaran: Composmentis

TTV: TD : 110/70 mmHg Nadi : 80x/mnt

Suhu : 36,6 0C RR : 22x/mnt

Pemeriksaan Fisik

Muka : tidak pucat, tidak oedema

Mata : sclera putih, conjungtiva merah muda

Payudara : simetris, puting susu menonjol, colostrum +/+

Abdomen : Pembesaran abdomen sesuai UK, tidak ada luka bekas SC,

terdapat linea nigra, terdapat striae, teraba lunak (bokong) TFU 2 jari bawah

PX (34 cm), puka, DJJ (+) 136x/menit, letkep sudah masuk PAP teraba 2/5

bagian, TBJ : (34-11)x155 = 3.565 gram, HIS 3x10’30’’

Genetalia : terdapat bloodshow (+)

Ektremitas : atas dan bawah tidak odema, tidak varises, turgor kulit

baik

Pemeriksaan Dalam : Dilakukan pada tanggal 29 April 2017 jam12.30 WIB

81

V/V : Bloodshow (+), pembukaan 3 cm, efficement :25%, Ketuban (+), bagian

terdahulu kepala, bagian terkecil samping kepala (-), Hodge II, moulase 0.

4. Analisa

Ny “S” GII P1001 Ab000 UK 38 minggu 4 hari T/H letkep dengan inpartu Kala

I Fase Laten.

5. Penatalaksanaan

12.00 Menjalin hubungan terapeutik dengan ibu dan keluarga, ibu dan

keluarga kooperatif atas pemeriksaan yang telah dilakukan

12.01 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu

dan keluarga mengatakan merasa lega namun masih terlihat

khawatir dengan kondisi ibu.

12.02 Melakukan observasi kala 1 fase laten sampai fase aktif berupa

pemeriksaan dalam setiap 4 jam sekali, TTV, dan DJJ, hasil

terlampir

12.03 Mengajarkan ibu untuk teknik relaksasi dengan menghirup udara

dan menghembuskannya melalui mulut apabila kontraksi datang,

ibu memahami dengan melakukan ketika kontraksi datang dengan

dipandu suaminya.

12.04 Menganjurkan ibu untuk miring kiri agar kepala bayi cepat turun, ibu

mengerti dan bersedia melakukan namun mengeluh perutnya

semakin sakit apabila miring kiri.

12.05 Melarang ibu untuk mengejan sebelum pembukaan lengkap, ibu

mengerti dan bersedia melakukan sesuai anjuran

12.06 Memfasilitasi kebutuhan nutrisi ibu untuk mempersiapkan tenaga

saat proses persalinan, ibu makan makanan yang disediakan rumah

sakit sampai habis dan minum teh manis dan air mineral.

82

4.1.2. Asuhan Persalinan Kala 2

1. Pengkajian

Tanggal : 29-4-2017

Waktu : 19.30 WIB

Tempat : BPM Siti Nurcahyaningsih Malang

Pengkaji : Dian Pipin Nitasari

2. Subjektif

Ibu merasakan perutnya semakin sakit dan mules. Kenceng-kenceng

yang dirasakan semakin sering dan lama. Saat ini ibu sudah ingin

mengejan

3. Objektif

Keadaan umum : Cukup

Kesadaran : Composmenthis

TTV : Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 82x/menit

Suhu : 36,9 0C

RR : 22x/menit

1) Pemeriksaan Fisik

Muka : tidak pucat, tidak oedem

Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda

Abdomen : Pembesaran abdomen sesuai UK, tidak ada

luka bekas SC, terdapat linea nigra, terdapat striae,

teraba lunak (bokong) TFU 2 jari bawah PX (34 cm),

puka, DJJ (+) 136x/menit, letkep sudah masuk PAP

teraba 2/5 bagin, TBJ : (34-11)x155 = 3.565 gram

Genetalia : blood show (+), tidak oedem, tidak varises, pembukaan

10 cm, efficement 100%, ketuban (-), bagian terdahulu

83

kepala, bagian terendah (UUK), bagian kecil (-), hodge II+,

moulase 0

Ekstremitas : atas bawah tidak oedem, tidak varises, gerakan bebas

4. Analisa

Ny “S” GII PI00I Ab000 T/H letkep dengan inpartu Kala II.

5. Penatalaksanaan

(19.45) Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu

mengatakan mengerti dan merasa kesakitan sementara keluarga lega

karena kondisi ibu dan bayi sehat namun merasa khawatir menjelang

persalinan.

(19.46) Mengajarkan ibu cara mengejan yang baik dan benar, ibu mengerti

dan mampu melakukannya dengan benar.

(19.47) Memfasilitasi kebutuhan nutrisi ibu ketika tidak ada kontraksi untuk

menambah tenaga mengejan ibu, ibu minum teh manis 1 gelas dan 1

potong roti.

(19.48) Mempersiapkan partus set, baju ibu dan baju bayi untuk persalinan,

partus set sudah siap dan baju ibu serta bayi telah dipersiapkan

keluarga.

(19.49) Melakukan pertolongan persalinan kala II sesuai dengan Asuhan

Persalinan Normal tanpa ada episiotomi, Bayi Lahir spontan pukul

19.55 WIB langsung menangis, kulit kemerahan, gerakan aktif dengan

Jenis kelamin laki-laki

(19.56) Melakukan IMD dan sudah berhasil 30 menit

4.1.3. Asuhan Persalinan Kala 3

1. Pengkajian

Tanggal : 29-4-2017

Waktu : 19.58 WIB

84

Tempat :BPM Nurcahyaningsih Malang

Pengkaji : Dian Pipin Nitasari

2. Subjektif

Ibu merasa senang dan lega karena bayinya sudah lahir. Saat ini ibu

mengatakan perutnya terasa mulas dan tidak pusing atau berkunang-

kunang.

3. Objektif

Keadaan umum : Cukup

Kesadaran : Composmenthis

TTV : Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 84 x/menit

Suhu : 36,8 0C

RR : 22x/menit

1) Pemeriksaan Fisik

Muka : Tidak pucat, tidak oedem.

Mata :Sklera putih, konjungtiva merah muda

Abdomen : Bayi tunggal, TFU setinggi pusat, uterus globuler

Genetalia : Terdapat semburan darah, tali pusat semakin

memanjang

4. Analisa

Ny. S usia 29 tahun P2002 Ab000 dengan Kala III fisiologis

5. Penatalaksanaan

(19.59) Cek fundus untuk memastikan janin tunggal, janin tunggal

(19.60) Melakukan injeksi oksitosin 10 IU secara im, bidan menyuntikkan

oksitosin di paha luar ibu secara im.

(20.00) Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak berjarak 5-10 cm

dari vulva, sudah dilakukan

85

(20.01) Terdapat semburan darah, memanjangnya tali pusat dan uterus

globuler.

(20.03) Memberitahukan ibu bahwa plasenta telah lahir spontan pukul 20.03

WIB

(20.04) Segera Melakukan Massase setelah plasenta lahir

(20.05) Kotiledon lengkap, selaput lengkap, diameter 20 cm, tebal 2 cm,

panjang tali pusat 45 cm, ibu mengerti dan merasa lega.

(20.06) Mengecek robekan, melakukan heacting karena terdapat robekan

sedikit di daerah perenium yaitu derajat 1, dan keadaan luka jahitan

masih basah tidak ada tanda-tanda infeksi.

4.1.4. Asuhan Persalinan Kala 4

1. Pengkajian

No register : -

Tanggal : 29-4-2017

Waktu : 20.30 WIB

Tempat : BPM Nurcahyaningsih Malang

Pengkaji : Dian Pipin Nitasari

2. Subjektif

Ibu merasakan perutnya terasa mulas, tidak pusing dan nyeri luka

jahitan.Saat ini ibu kelelahan setelah melahirkan bayinya namun

merasa senang dan lega bayinya lahir dengan sehat. Setelah

melahirkan ibu masih belum BAB tapi sudah BAK , mobilisasi ibu

masih hanya miring kiri atau kanan sambil menyusui bayinya.

3. Objektif

Keadaan umum : Cukup

Kesadaran : Composmenthis

TTV : Tekanan darah : 110/70 mmHg

86

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,7 0C

RR : 20 x/menit

1) Pemeriksaan Fisik

Muka : tidak pucat, tidak oedem.

Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda

Abdomen : kontaksi baik, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih

kosong.

Genetalia : perdarahan ±150 cc, laserasi perineum derajat I

Ekstremitas : atas bawah simetris, tidak oedem, tidak varises

4. Analisa

Ny. S usia 29 tahun P2002Ab000 dengan Kala IV fisiologis

5. Penatalaksanaan

(20.30) Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan suami, ibu dan

suami mengatakan merasa lega karena kondisi ibu dan bayi sehat.

(20.31) Mengajarkan ibu untuk melakukan masase sendiri, ibu mampu

melakukannya dengan baik dan hasilnya UC keras.

(20.32) Membersihkan tubuh ibu dan membantu mengganti pakaian dan

memakaian pembalut, ibu dalam keadaan bersih.

(20.33) Melakukan dekontaminasi alat-alat dan mencuci tangan, alat sudah di

dekontaminasi.

(20.34) Melakukan observasi 2 jam post partum yaitu TTV, kontraksi, TFU,

kandung kemih, perdarahan, sudah dilakukan observasi setiap 15

menit di 1 jam pertama dan setiap 30 menit di 1 jam kedua

menggunakan partograf.

87

(20.35) Memfasilitasi kebutuhan nutrisi ibu agar tenaga ibu pulih kembali, ibu

bersedia melakukan sesuai dengan anjuran dan akan makan setelah

ini.

(20.36) Mengajarkan dan menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini yaitu mulai

dari miring kiri-kanan, duduk, kemudian berdiri dan berjalan, ibu

mengerti dan bersedia mencoba melakukan sesuai anjuran.

(20.37) Memberikan KIE mengenai tanda bahaya masa nifas, ibu mengerti

dan akan mampu mengulang KIE yang telah diberikan.

4.2. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas

4.3.1. Asuhan Masa Nifas Kunjungan I

1. Pengkajian

Tanggal : 30-04-2017

Waktu : 08.00 WIB

Tempat : BPM Siti Nurcahyaningsih

Pengkaji : Dian Pipin Nitasari

2. Subjektif

Ibu mengatakan kondisinya sehat dan sudah lega atas kelahiran

bayinya. Saat ini ibu mengeluh nyeri pada luka jahitan dan terasa

mulas.Ibu tidak tarak makan, tidak menahan BAK dan BAB, menganti

pembalut walaupun belum penuh, ibu menyusui bayinya sesering

mungkin, dan ibu istirahat saat tidak menyusui.

3. Objektif

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmenthis

TTV : Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 78 x/menit

Suhu : 36,6 0C

88

RR : 20 x/menit

1) Pemeriksaan Fisik

Muka : tidak pucat, tidak oedem, tidak ada chloasma gravidarum

Mata :Sklera putih, konjungtiva merah muda

Leher :simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

bendungan vena jugularis

Payudara : simetris, , puting susu menonjol, tidak ada nyeri tekan,

tidak ada benjolan abnormal, pengeluaran colostrum (+/+)

sedikit.

Abdomen : kontraksi baik, TFU dua jari di bawah pusat, kandung

kemih kosong

Genetalia : bersih, lochea rubra, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak

oedem, tidak varises.

Ekstremitas :tidak oedema, turgor kulit baik

2) Data Penunjang : Diberikan Vit A I jam setelah lahir pada tanggal 29

April 2017 pukul 20.55 WIB dan dosis yang ke dua

setelah 24 jam setelah kelahiran pada tanggal 30

April 2017 pukul 19.55 WIB

4. Analisa

Ny. S usia 29 tahun P2002Ab000 dengan 10 jam post partum fisiologis

5. Penatalaksanaan

(08.00) Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga,

ibu dan keluarga mengatakan merasa lega dan rasa khawatir

sudah cukup berkurang.

(08.01) Memberitahu ibu bahwa keluhan yang dialami saat ini

merupakan suatu hal yang normal pada ibu dengan luka

jahitan dan perut mulas dikarenakan terjadi kontraksi untuk

89

proses pengembalian uterus pada ukuran semula, ibu

memahami.

(08.02) Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan masase pada

perutnya, ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan.

(08.03) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin

atau tiap 2 jam sekali, ibu mengerti dan mau melakukan.

(08.04) Menganjurkan ibu untuk tidak tarak makan terutama makanan

yang mampu melancarkan pengeluaran ASI seperti daun

katuk dan makanan yang mengandung protein seperti telur

tahu tempe agar mempercepat penyembuhanluka jahitan

kecuali makananan yang pedas, ibu dan keluarga memahami

dan akan melakukan sesuai dengan anjuran.

(08.05) Memberikan KIE tentang mobilisasi dan menganjurkan ibu

untuk latihan duduk, dan jalan-jalan, ibu memahami dan

bersedia melakukan

(08.06) Memberikan KIE tentang tanda bahaya masa nifas seperti

demam tinggi, pusing, kejang dan lain-lain, ibu memahami.

(08.07) Menjelaskan pada ibu tentang manfaat ASI dan menganjurkan

ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin walaupun

keluar hanya sedikit, ibu bersedia melakukan.

(08.08) Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar, ibu memahami

dan mampu mempraktekan dengan benar.

(08.09) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygine ibu

dengan mengganti pembalut ibu bila penuh .

90

4.3.2. Asuhan Masa Nifas Kunjungan II

1. Pengkajian

Tanggal : 03-05-2017

Waktu : 17.00 WIB

Tempat : Rumah Pasien

Pengkaji : Dian Pipin Nitasari

2. Subjektif

Saat ini hari ke-4 masa nifas. Ibu merasakan kondisinya semakin

sehat. Selama ini Ibu tidak tarak makan. Saat ini ibu tidak mempunyai

keluhan apapun.Ibu tidak tarak makan, ibu BAB 1x/hari dan BAK

kurang lebih 6x/hari, menganti pembalut walaupun belum penuh dan

memberikan betadin untuk luka jahitannya, ibu menyusui bayinya

sesering mungkin dan tidak memberikan susu formula, dan ibu

istirahat saat tidak menyusui.

3. Objektif

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmenthis

TTV : Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 78 x/menit

Suhu : 36,8 0C

RR : 20 x/menit

1) Pemeriksaan Fisik

Muka :Tidak pucat, tidak oedem

Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda

Payudara :Simetris, hiperpigmentasi areola mammae, puting susu

menonjol, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan

91

abnormal, tidak ada bendungan ASI, pengeluaran ASI

(+/+) .

Abdomen :Kontraksi baik, TFU 3 jari dibawah pusat, kandung kemih

kosong.

Genetalia : bersih, lochea serosa, luka jahitan kering, tidak ada

tanda-tanda infeksi, tidak oedem, tidak varises.

Ekstremitas : tidak oedem, tidak varises, gerakan bebas

4. Analisa

Ny. S usia 29 tahun P2002Ab000 dengan 4 hari post partum fisiologis

5. Penatalaksanaan

a. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan

keluarga mengatakan merasa lega dan rasa khawatir sudah cukup

berkurang

b. Menganjurkan ibu untuk menyusui anaknya sesering mungkin atau 2

jam sekali, ibu bersedia melakukan sesuai anjuran.

c. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola nutrisi yaitu tetap

memakan makanan seperti telur, daging, buah, sayur, ibu bersedia.

d. Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga pola istirahat yaitu tidur

siang 1-2 jam atau etika bayi tidur ibu juga ikut tidur dan 8-9 jam tidur

malam, ibu bersedia.

e. Mendorong ibu untuk mencoba dan belajar memandikan bayinya

dengan bimbingan ibu dan kakaknya, ibu memahami dan belajar untuk

memandikan bayinya.

f. Menjelaskan kembali tanda bahaya masa nifas, ibu memahami dan

dapat menyebutkan salah satu tanda bahaya masa nifas.

92

g. Menyepakati pertemuan selanjutnya pada tanggal 13 Mei 2017 atau

sewaktu-waktu jika ibu ada keluhan langsung ke tenaga kesehatan, ibu

memahami.

4.3.3. Asuhan Masa Nifas Kunjungan III

1. Pengkajian

Tanggal : 13-5-2017

Waktu : 09.30 WIB

Tempat : Rumah Pasien

Pengkaji : Dian Pipin Nitasari

2. Subjektif

Ibu saat ini sudah hampir 2 minggu masa nifas, Ibu menyusui bayinya

sesering mungkin tiap 2 jam sekali dan ibu istirahat saat bayi istirahat.

Saat ini ibu mengeluh putingnya lecet karena waktu mandi putingnya

terkena sabun dan digosok-gosok,dan cara mengatasinya ibu

memberikan baby oil pada sekitar puting, Ibu tidak tarak makan, ibu

menyusui bayinya sesering mungkin, dan ibu istirahat saat tidak

menyusui.

3. Objektif

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmenthis

TTV : Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,5 0C

RR : 20 x/menit

93

1) Pemeriksaan Fisik

Muka : tidak pucat, tidak oedem

Mata :sklera putih, konjungtiva merah muda

Payudara : simetris, puting susu lecet dan menonjol, tidak ada nyeri

tekan, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada bendungan

ASI, pengeluaran ASI (+/+) .

Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.

Genetalia : bersih, lochea alba, luka jahitan kering, tidak ada tanda-

tanda infeksi, tidak oedem, tidak varises.

Ekstremitas : tidak oedem, tidak varises, gerakan bebas

4. Analisa

Ny. S usia 29 tahun P2002Ab000 dengan 14 hari post partum fisiologis

5. Penatalaksanaan

a. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan

keluarga memahami

b. Memberitahu ibu bahwa puting lecet bisa terjadi karena cara menyusui

yang salah, ibu mengerti.

c. Memberitahu ibu untuk mengolesi daerah areola dengan ASI sebelum

menyusui untuk mencegah puting susu lecet, ibu bersedia melakukan

d. Mengajarkan pada ibu teknik menyusui yang benar untuk mencegah

puting lecet dan bayi mendapatkan ASI sesuai kebutuhan, ibu

melakukan dengan benar.

e. Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal. TFU sudah tidak

teraba.

f. Menjelaskan pada ibu tentang jenis-jenis KB yang dapat digunakan

setelah persalinan dan tidak mengganggu produksi ASI seperti, MAL,

94

AKDR, mini pil, suntik 3 bulan dan implant, ibu berencana

menggunakan KB alami yaitu kondom atau senggama terputus.

g. Menganjurkan pada ibu untuk mendiskusikan dengan suami tentang

KB yang akan dipilih, ibu bersedia.

h. Menyepakati pertemuan selanjutnya atau sewaktu-waktu bila ibu ada

keluhan langsung ke tenaga kesehatan, ibu menyetujui.

4.3.4. Asuhan Masa Nifas Kunjungan IV

1. Pengkajian

Tanggal : 27-5-2017

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Rumah Pasien

Pengkaji : Dian Pipin Nitasari

2. Subjektif

Ibu saat ini hari ke 28 masa nifas, puting ibu sudah tidak lecet. Saat

ini ibu tidak ada keluhan dan ibu merencanakan KB suntik 3 bulan.

3. Objektif

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 78 x/menit

Suhu : 36,5 0C

RR : 22 x/menit

1) Pemeriksaan Fisik

Muka : tidak pucat, tidak oedem,

Mata : sklera putih, konjungtiva merah muda

95

Payudara : simetris, hiperpigmentasi areola mammae, puting susu

menonjol, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan

abnormal, tidak ada bendungan ASI, pengeluaran ASI

(+/+) .

Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.

Ekstremitas : tidak oedem, tidak varises, gerakan bebas

4. Analisa

Ny. S usia 29 tahun P2002Ab000 dengan 28 hari post partum fisiologis

5. Penatalaksanaan

a. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan

keluarga memahami.

b. Mengevaluasi keluhan ibu sebelumnya, puting ibu sudah tidak lecet.

c. Mengevaluasi keadaan ibu selama masa nifas, masa dan proses

involusi uterus berjalan normal.

d. Menanyakan pada ibu tentang KB yang akan dipilih, ibu mengatakan

akan menggunakan KB suntik 3 bulan.

e. Menjelaskan tentang efektivitas, keuntungan dan kerugian KB suntik 3

bulan, ibu memahami.

f. Menyepakati pertemuan selanjutnya dengan ibu atau sewaktu-waktu

jika ibu keluhan ibu langsung ke tenaga kesehatan, ibu memahami

4.3. Laporan Pelaksanaan Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir

4.4.1. Asuhan Bayi Baru Lahir Kunjungan I

1. Pengkajian

Tanggal : 30-4-2017

Waktu : 08.00 WIB

96

Tempat : BPM Siti Nurcahyaningsih Malang

Pengkaji : Dian Pipin Nitasari

2. Subjektif

Nama By : By. Ny. “S”

Umur : 10 jam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal Lahir : 29 April 2017

Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya pada tanggal 29 April

2017 pada jam 19.55 WIB dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan 3500

gram, panjang badan 50 cm dengan selamat dan sehat tanpa ada cacat

apapun. Tangisan kuat, warna kulit kemerahan ,gerakan aktif.

3. Objektif

1. Keadaan umum : Baik

2. TTV :

a. DJ : 146 x/menit

b. Suhu : 37,0 0C

c. RR : 45 x/menit

3. Pemeriksaan Fisik

Kepala : tidak ada caput succadaneum, tidak ada cephal hematoma,

Muka : tidak pucat, tidak oedem, tidak ada benjolan abnormal

Mata :sklera putih, konjungtiva merah muda

Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung

Mulut : normal, tidak ada kelainan kongenital seperti labioskisis dan

labiopalatokisis

Telinga : simetris, ada lubang telinga, tulang rawan dan daun telinga

sudah terbentuk, tidak ada pegeluaran cairan

97

Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, puting susu simetris

Abdomen: tali pusat masih basah dan belum lepas, tidak ada perdarahan,

tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak meteorismus, .

Genetalia :testis sudah turun skrotum ada, lubang anus (+), mekonium (+),

BAK (+)

Ekstremitas: simetris, gerakan aktif, turgor kulit baik, tidak sianosis, tidak

polidaktili dan sindaktili, warna kulit kemerahan

4. Pemeriksaan Antropometri

Lingkar kepala : 33,5 cm

Lingkar Lengan : 11 cm

Lingkar Dada : 32 cm

Panjang Badan : 50 cm

Circumferencia Suboksipito bregmatika : 30 cm

Circumferencia fronto oksipitalis : 33,5 cm

Circumferencia mento oksipitalis : 34 cm

Circumferencia Submento bregmatika : 36 cm

5. Pemeriksaan Reflek

Reflek rooting : (+)

Reflek swallowing : (+)

Reflek tonickneck : (+)

Reflek morro : (+)

Reflek grasping : (+)

Reflek sucking : (+)

6. Data Penunjang : Pukul 20.55 WIB telah diberikan Vit K, salep mata, dan

Hb0

98

4. Analisa

By Ny. S usia 10 jam NCB SMK dengan neonatus fisiologis

5. Penatalaksanaan

(08.01) Memberitahukan hasil pemeriksaan bayinya kepada ibu dan keluarga,

ibu dan keluarga mengatakan merasa lega dan senang bayinya

dalam keadaan sehat.

(08.02) Mengajarkan pada ibu dan keluarga cara melakukan perawatan tali

pusat, ibu dan keluarga memahami dan sudah bisa melakukan secara

mandiri.

(08.03) Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam sekali dan

membangunkan bayinya apabila tidur untuk menyusu, ibu dan

keluarga memahami dan akan melakukan sesuai anjuran.

(08.04) Memberitahu ibu beberapa cara menjaga suhu tubuh bayi agar tetap

hangat, ibu dan keluarga memahami dan ibu akan melakukan sesuai

anjuran.

(08.05) Menganjurkan ibu untuk menjemur anaknya di pagi hari tanpa baju

selama 15 menit, ibu dan keluarga akan melakukan sesuai dengan

anjuran.

(08.06) Mengingatkan ibu untuk imunisasi bayinya di bidan setempat, ibu

bersedia melakukan

(08.07) Menjelaskan pada ibu untuk mengganti popok bayi ketika BAB atau

BAK, ibu dan keluarga memahami dengan bersedia melakukan

sesuai anjuran.

(08.08) Menjelaskan kepada ibu dan keluarga mengenai tanda bahaya pada

bayi baru lahir, ibu dan keluarga memahami dengan mampu

menjelaskan kembali apa yang sudah dijelaskan.

99

(08.09) Memberitahukan ibu untuk tetap kontrol kepada bidan setempat

sesuai jadwal atau saat ada keluhan, ibu bersedia untuk melakukan.

4.4.2. Asuhan Bayi Baru Lahir Kunjungan II

1. Pengkajian

Tanggal : 03-5-2017

Waktu : 17.00 WIB

Tempat : Rumah Pasien

Pengkaji : Dian Pipin Nitasari

2. Subjektif

Ibu mengatakan bayinya usia 4 hari dalam kondisi sehat, semakin hari

menyusunya semakin kuat. Bayinya sudah bisa menyusu dan hisapannya

kuat. Saat ini bayi juga masih diberikan ASI dengan menetek pada

ibunya.Tidak ada tambahan susu formula ,aktifitas baik,tangisan kuat,warna

kulit merah muda.

3. Objektif

1) Keadaan umum : Baik

2) TTV :

a. DJ : 136 x/menit

b. Suhu : 36,7 0C

c. RR : 48 x/menit

3) Pemeriksaan Fisik

Muka : tidak pucat, tidak oedem, tidak ada benjolan abnormal, sklera

putih, conjungtiva merah muda

Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung

100

Mulut : lembab, tidak pucat, tidak ada oral trush, tidak stomatitis

Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, terdengar ronchi dan

wheezing

Abdomen: tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak meteorismus.

Genetalia : tidak ada ruam popok

Ekstremitas: gerakan aktif, turgor kulit baik, tidak sianosis, warna kulit

kemerahan

4) Pemeriksaan Antropometri

LK : 33,5 cm

LD : 32 cm

PB : 50 cm

LILA : 11 cm

BB : 3600 gram

5) Pola Eliminasi

BAK : ± 6-7x/hari

BAB : 1x/hari

4. Analisa

By Ny. S usia 4 hari NCB SMK dengan neonatus fisiologis

5. PENATALAKSANAAN

a. Memberitahukan hasil pemeriksaan bayinya kepada ibu dan keluarga, ibu

dan keluarga mengatakan merasa lega dan senang bayinya dalam

keadaan sehat.

b. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin atau 2

jam sekali dan membangunkan bayinya apabila tidur untuk menyusu

101

karena semankin sering bayi menyusu maka ASI akan lancar, ibu dan

keluarga memahami dan akan melakukan sesuai anjuran.

c. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum memegang

bayinya, ibu dan keluarga memahami dan akan melakukan sesuai dengan

anjuran

d. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat,

ibu dan keluarga memahami dan ibu akan melakukan sesuai anjuran.

e. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygine bayinya yaitu mulai dari

memandikan 2x sehari dan segera mengganti popok ketika BAB maupun

BAK, ibu dan keluarga memahami dengan bersedia melakukan sesuai

anjuran.

f. Menjelaskan tanda bahaya bayi baru lahir seperti hipotermi, hipertermi,

bayi kuning, kejang, bayi malas menyusu disertai letih dan menangis

merintih, ibu memahami.

g. Memberitahukan ibu untuk tetap kontrol kepada bidan setempat sesuai

jadwal atau saat ada keluhan, ibu bersedia untuk melakukan.

4.5 Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana

4.5.1 Asuhan Keluarga Berencana Kunjungan I

Pengkajian

No register : -

Tanggal : 26-07-2017

Waktu : 16.00 WIB

Tempat : Rumah Pasien

Pengkaji : Dian Pipin Nitasari

102

1. Subjektif (S)

Ibu mengatakan berat badannya naik setelah memakai KB suntik 3 bulan

2. Objektif (O)

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmenthis

TTV

a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

b. Nadi : 80 x/menit

c. Suhu : 36,5 0C

d. RR : 20 x/menit

e. Bb : 58 kg

1) Pemeriksaan Fisik

Muka tidak pucat, tidak oedem, sklera putih, konjungtiva merah muda

Dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada, pengeluaran ASI (+/+).

Abdomen TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.Genetalia bersih, tidak

berbau dan tidak ada tanda-tanda infeksi. Ekstremitas simetris, tidak

oedem, tidak varises, gerakan bebas

3. Analisa (A)

Ny. S usia 29 tahun P2002 Ab000 akseptor KB suntik 3 bulan.

4. Penatalaksanaan

a. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa

kedaan ibu normal, ibu dan keluarga mengatakan mengerti.

b. Memberitahukan efek samping dari suntik KB 3 bulan

c. Menyepakati pertemuan selanjutnya dengan ibu tanggal 29 juli 2017

103

4.5.2 Asuhan Keluarga Berencana Kunjungan II

Pengkajian

No register : -

Tanggal : 29-7-2017

Waktu : 16.00 WIB

Tempat : Rumah Pasien

Pengkaji : Dian Pipin Nitasari

1. Subjektif (S)

Ibu mengatakan saat ini ibu tidak mempunyai keluhan apapun.

2. Objektif

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmenthis

TTV

a. Tekanan darah : 110/80 mmHg

b. Nadi : 80 x/menit

c. Suhu : 36,5 0C

d. RR : 20 x/menit

e. BB : 58 kg

2) Pemeriksaan Fisik

Muka tidak pucat, tidak oedem, sklera putih, konjungtiva merah muda,

pengeluaran ASI (+/+).Abdomen TFU tidak teraba, kandung kemih

kosong.Ekstremitas simetris, tidak oedem, tidak varises, gerakan bebas

3. Analisa

Ny. S usia 29 tahun P2002 Ab000 akseptor KB Suntik KB 3 bulan

4. Penatalaksanaan

a. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan

keluarga mengatakan mengerti.

104

b. Mengevaluai pengetahuan ibu tentang KB suntik 3 bulan, ibu dapat

menjelaskan.

c. Menjelaskan kembali tentang keuntungan dan kerugian KB suntik 3

bulan, ibu mengerti.

d. Memberitahukan ibu untuk tetap kontrol kepada bidan setempat sesuai

jadwal atau saat ada keluhan, ibu bersedia untuk melakukan

105

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil asuhan kebidanan Continuity of Care (COC) yang

dilakukan kepada Ny S usia 29 tahun dari masa hamil sampai dengan KB di Jl.

Simpang Ikan Piranha Atas Malang. Asuhan ini diberikan pada ibu hamil

trimester III oleh mahasiswa D3 Kebidanan STIKES Widyagama Husada Malang.

5.1 Pembahasan Asuhan Kehamilan

Kunjungan kehamilan menurut Asrinah (2010) adalah 4 kali yaitu 1x

kunjungan pada Trimester l, 1x kunjungan pada Trimester ll dan 2x

kunjungan pada Trimester lll. Kunjungan yang dilakukan penulis adalah 4x

pada trimester lll sehingga asuhan yang dilakukan sudah melebihi standart.

Pemeriksaan kehamilan secara berkala dan teratur sangat bermanfaat bagi

ibu dan teratur dapat menurunkan angka kematian Ibu karena komplikasi

kehamilan.

Standart asuhan kehamilan yang dilakukan selama 4x kunjungan

adalah standart 14T yang disampaikan oleh penulis Walyani and Siwi, E

(2015). Standart yang tidak dilakukan adalah pemeriksaan Hb, VDRL,

Pemberian Yodium dan Pemberian Obat Malaria. Pemeriksaan Hb tidak

dilakukan karena pemeriksaan (Hb) sudah dilakukan di BPM Siti

Nurcahyaningsih SS.T. Pemeriksaan VDRL tidak dilakukan karena tidak

ditemukan indikasi adanya penyakit Syphilis dan penyakit menular seksual

lainnya. Ny.”S” juga tidak diberikan obat malaria dan pemberian kapsul

minyak yodium karena tidak tinggal dalam lingkungan endemik malaria dan

gondok sehingga tidak dilakukan pemeriksaan.

Kehamilan pada Ny.”S” merupakan kehamilan fisiologis, dilihat dari

ANC selama 4x kunjungan. Ditinjau dari riwayat persalinan yang lalu, riwayat

106

penyakit, TTV, pemeriksaan fisik, dan letak janin hasinya normal. Selama 4x

kunjungan, terjadi peningkatan TFU dan pembesarannya sesuai dengan usia

kehamilan. Sebagai salah satu contoh pada kunjungan kedua hasil TFU

adalah 1 jari di bawah Px (32 cm), sesuai dengan teori yang disampaikan

Suryati (2011), bahwa TFU pada UK 36 minggu adalah 1 jari di bawah px

(32 cm). Hal ini berarti tafsiran berat badan janin juga normal dan sesuai

dengan UK. Peningkatan TFU ini juga seiring dengan kenaikan BB sampai

dengan akhir kehamilan, dengan kategori normal peningkatan BB ibu

sebesar 15 kg, dengan IMT ibu sebesar 19,5. Hal ini sesuai dengan

pernyataan bahwa ibu dengan IMT 18,5 - 25 normal. Idealnyaa kenaikan BB

9 kg sampai 15 kg selama kehamilan. Peningkatan BB yang ideal ini oleh

nutrisi ibu yang baik. Menurut dr. Damar (2013), kebutuhan nutrisi ibu hamil

adalah 200 -300 kkal/hari dengan mengonsumsi asam folat yang berfungsi

pembentukan sel dan sistem syaraf (beras merah,sayuran hijau), protein

sebagai sumber kalori, zat pembangun, pembentukan sel, dan darah (

kacang – kacangan, telur, daging, tahu, tempe), Kalsium untuk pembentukan

tulang dan gigi pada janin (susu, sayuran hijau), Zat Besi untuk

pembentukan sel darah merah hemoglobin dan mengurangi resiko ibu hamil

anemia (daging, hati, ikan).

Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny.”S”, saat kehamilan 8 bulan,

ibu mengeluh kenceng – kenceng tetapi sebentar dan tidak terasa nyeri. Hal

tersebut merupakan keluhan yang normal dan disebut his palsu atau

kontraksi braxton hick. Keluhan tersebut terjadi karena perubahan hormon di

trimester lll. Menurut teori penurunan hormon progesteron menjadikan otot

rahim sensitif sehingga menimbulkan his, selain itu juga peningkatan hormon

oksitosin yang juga menimbulkan kontraksi (Asrinah, 2010).

107

Keluhan lain yang dirasakan ibu sakit pinggang, merupakan keluhan

yang normal karena bayi dalam kandungan semakin besar sehingga terjadi

perubahan bentuk tubuh. Menurut teori sendi pelvic saat kehamilan sedikit

bergerak. Perubahan tubuh secara berlahan dan peningkatan berat badan

wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah.

Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring kedepan,

penurunan tonus otot dan peningkatan beban berat badan pada trimester lll

membutuhkan penyesuaian (Suryati, 2011). Untuk mengurangi sakit

pinggang, dengan cara masase punggung tetapi tidak terlalu keras, kompres

air hangat, dan saat berdiri atau berjalan sedikit tegak.

Keluhan lain ibu sering BAK, pada kehamilan trimester lll masih dalam

tahap normal. Menurut teori pada kehamilan trimester lll kepala janin mulai

turun ke pintu atas panggul sehingga sering BAK karena kandung kemih

mulai tertekan sehingga tidak dapat menampung volome urin terlalu besar

(Suryati, 2011 ). Cara mengatasi sering BAK, memberi tahu ibu saat mau

tidur malam mengurangi minum, sehingga saat malam tidak sering BAK dan

tidak menganggu tidurnya.

Jarak kehamilan ibu dari anak pertamanya yaitu selisih 2 tahun. Namun

jarak kelahiran yang aman antara anak satu dengan lainnya adalah 27

sampai 32 bulan. Pada jarak ini ibu akan memiliki bayi yang sehat serta

selamat saat melewati proses kehamilan karena antara lain dampak dari

jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat mengakibatkan perdarahan yang

dapat membahayakan ibu dan menggangu kebutuhan ASI jika anak

pertamanya masih belum terpenuhi (Agudelo, 2012).

Dari keseluruhan asuhan antenatal yang dilakukan pada Ny.”S” mulai

dari kunjungan pertama sampai kunjungan keempat tidak terdapat

108

kesenjangan antara teori dan praktek dimana asuhan yang dilakukan sesuai

dengan standart asuhan.

5.2 Pembahasan Asuhan Persalinan

Persalinan adalah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan

membran dari rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan

dan dilatasi serviks akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan

kekuatan yang teratur (Nurasiah, 2012).

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan

pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).

Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif,

fase laten dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak

awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara

bertahap sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam, fase Aktif

yaitu pembukaan serviks dari 4-10 cm, Rohani (2013).

Kala I fase laten pada Ny.”S” berlangsung fisiologis yaitu terjadi

selama 8 jam. Menurut teori Rohani (2013), normalnya kala I fase laten

berlangsung 7-8 jam. Persalinan dipengaruhi oleh minimal 3 faktor yaitu

power, passage, dan passenger. Dilihat dari segi passage dan passanger

tidak, karena bagian terbawah kepala, terendah UUK, ukuran panggul

normal karena ini merupakan anak ke-2. Ditinjau dari kebutuhan nutrisi

terpenuhi, mobilisasi baik, eliminasi baik, ibu tidak menahan BAK

Tindakan untuk meningkatkan kontraksi adalah menganjurkan ibu

tetap mobilisasi apabila masih kuat, karena faktor penting saat persalinan

adalah bukan saat akhirnya melahirkan. Tetapi saat ibu tetap mampu

bergerak dengan gelisah selama persalinan. Mobilisasi membantu ibu untuk

tetap merasa terkendali, dan mengurangi rasa nyeri. Dengan bergerak akan

109

memberikan tekanan persyarafan yang membantu tubuh mengeluarkan

oksitosin secara alami, Rohani (2013).

Tindakan lain yang dilakukan untuk mempercepat kala 1 adalah

melakukan Rangsang Puting Susu (RPS) yaitu sebuah teknik dapat

mendorong terjadinya sebuah kontraksi awal dengan cara melakukan

gerakan melingkar, melakukan gosokan yang lembut pada daerah sekitar

puting. Rangsangan puting susu dapat menigkatkan kontraksi uterus, yaitu

pada implus ujung saraf dikirim ke kelenjar pituitaryjuga berada dalam otak

untuk menghasilkan dua macam hormon yang disebut prolaction dan

oxytocin. Prolactin dapat menghasilan susu dan oxyticin dapat menyebabkan

kontraksi pada uterus. Arianto (2013).

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap

(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi, diagnosis kala II ditegakkan atas

dasar pemeriksaan dalam yang menunjukkan pembukaan serviks telah

lengkap dan telihat kepala bayi pada introitus vagina (Nurasiah, 2012).

Posisi saat persalinan, selama persalinan ibu memilih posisiLithotomi.

Menurut Rohani, dkk, 2011 dan Sulistyawati, Ari, dkk, 2010 posisi ini

mempunyai keuntungan diantaranya adalah memudahkan melahirkan

kepala bayi, membuat ibu nyaman, jika merasa lelah ibu bisa beristirahat

dengan mudah, membantu dalam penurunan janin dengan kerja gravitasi

menurunkan janin ke dasar panggul, lebih mudah bagi bidan untuk

membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati perineum. Faktor lainnya

adalah penolong, penolong persalinan yang dapat menciptakan hubungan

saling mengenal sehingga mencerminkan adanya inform concent. Dalam hal

ini penolong mampu membantu ibu dalam persalinan dengan metode yang

telah ditetapkan sehingga ibu mendapatkan asuhan sayang ibu (Varney,

2009).

110

Kala Il fase aktif pada Ny.”S” berlangsung fisologis yaitu terjadi

selama 30 menit. Menurut Rohani (2013), persalinan dimulai ketika

pembukaan serviks sudah lengkap dan berakhir dengan lahirnya bayi. Pada

primipara selama 2 jam dan pada multipara 1 jam. Hal penting kala ll yaitu

memastikan bagian terbawah janin kepala, turun sampai dasar panggul, ibu

merasakan ingin meneran semakin kuat, perenium meregang, anus

membuka, dan melakukan proses pengeluaran janin sesuaii prosedur. Saat

kepala janin terlihat 5 -10 cm dilakukan tahanan dengan kuat, melindungi

vulva, saat kepala lahir cek lilitan tali pusat, menunggu putar paksi luar,

melakukan sanggah susur, menilai bayi selintas meliputi : tangisan, gerakan

, warna kulit.

Kala Ill pada Ny.”S” berlangsung fisiologis yaitu terjadi selama 15

menit. Menurut teori Rohani (2013) dimulai segera setelah bayi lahir dan

berakhir dengan lahirnya plasenta serta selaput ketuban yang berlangsung

tidak lebih dari 30 menit. Biasanya plasenta lepas 5 sampai 15 menit setelah

bayi lahir. Saat melakukan menajemen aktif kala lll, dengan pemberian

oksitosin setelah bayi lahir merangsang kontraksi dan mempercepat

pelepaan plasenta. Saat melakukan penegangan tali pusat terkendali

dilakukan dengan benar, dan setelah lahir plasenta dilakukan masase

fundus uterus. Mekanisme pelepasannya Schultze yaituplasenta terlepas

dari satu titik dan merosot ke vagina melalui lubang dalam kantong amnion,

permukaan fetal plasenta muncul pada vulva dengan selaput ketuban yang

mengikuti di belakang seperti payung terbalik saat terkelupas dari dinding

uterus. Melakukan PTT, sampai plasenta lepas ditandai dengan :

memanjangnya tali pusat, semburan darah dan uterus globurel. Kemudian

plasenta lahir spontan, lengkap. Setelah itu melakukan masase 15 detik

untuk mencegah perdarahan dengan menggosok uterus pada abdomen

111

dengan gerakan melingkar untuk menjaga agar uterus tetap keras dan

berkontraksi dengan baik serta untuk mendorong setiap gumpalan darah

agar keluar. Proses ini dilakukan untuk mencegah perdarahan pada ibu.

Pada saat dilakukan pemijatan pada fundus uteri maka akan merangsang

kontraksi uterus dan saat kontraksi pembuluh – pembuluh darah disekitar

otot rahim akan terjepit .

Pasca dipotong tali pusat, bayi Ny.”S” langsung dilakukan IMD dan

berhasil selama 30 menit. Keuntungan bagi bayi adalah memberikan

kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera, meningkatkan

kecerdasan, membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas,

meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi, mencegah kehilangan

panas, dan merangsang kolostrum segera keluar. Sedangkan keuntungan

bagi ibu adalah merangsang produksi oksitosin untuk membantu kontraksi

uterus sehingga perdarahan pasca persalinan lebih rendah, merangsang

pengeluaran kolostrum, merangsang prolaktin untuk meningkatkan produksi

ASI, membantu ibu mengurangi stres, dan menunda ovulasi. Kemudian

dilakukan cek perdarahan dan laserasi, hasilnya tidak terdapat perdarahan

aktif dan terdapat lasersi derajat 1 yaitu di daerah kulit perenium.

Kala IV pada Ny.”S” berlangsung fisologis, karena TTV normal,

kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong, dan perdarahan normal.

Menurut teori Nuraisiah (2012), dalam 2 jam post partum yang perlu di

observasi meliputi : TD, Nadi, suhu, TFU, kontraksi uterus yang baik,

kandung kemih harus kosong dan perdarahan. Tekanan darah normalnya <

140/90 mmHg, masalah ini timbul adanya demam dan perdarahan. Nadi >

100 x/menit, frekuensi nadi yang semakin meningkat dapat menunjukkan

hipovolemia karena perdarahan. Suhu > 38o C karena terjadi dehidrasi dan

infeksi ( karena persalinan yang lama dan tidak cukup minum ).Setelah

112

lahirnya plasenta dilakukan masase uterus, untuk membantu berkontraksi.

Apabila kontraksi uterus lembek, kontraksi tidak adekuat akan terjadi

perdarahan. Kandung kemih harus kosong, karena kandung kemih penuh

menganggu kontraksi uterus dan involusi uterus.

5.3 Pembahasan Asuhan Masa Nifas

Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan

berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum

hamil) dan berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Kebijakan program

nasional masa nifas paling sedikit 4 kali kunjungan yang dilakukan. Hal ini

untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, mendeteksi adanya komplikasi

atau masalah yang terjadi pada masa nifas, menangani komplikasi atau

masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya

(Asih, 2016).

Masa nifas Ny.”S” berlangsung fisiologis karena proses involusi

uterus dan laktasi berjalan dengan baik. Proses involusi yang berjalan baik

dilihat dari penurunan TFU, kontraksi uterus, perdarahan, dan pengeluaran

lochea. Pada Ny.”S” memberikan ASI secara eklusif, karena setelah bayi

lahir dilakukan IMD bayi menemukan puting, ASI sudah keluar. Ibu

memberikan ASI-E karena komposisi sesuai kebutuhan, mengandung zat

pelindung, meningkatkan ikatan batin dan lebih ekonomis. Menurut

Asih(2016), Proses laktasi mengeluarkan hormon oksitosin dikeluarkan oleh

glandula pituitari posterior dan bekerja terhadap otot uterus dan jaringan

payudara, sehingga menyebabkan kontraksi uterus dan membantu involusi

uterus. ( Asih, 2016).

Pada Ny.”S” saat masa nifas ibu tidak menahan BAK, setelah 1 jam

melahirkan ibu sudah bisa BAK dan dalam sehari ibu BAK lebih dari 4x

Setelah 3 hari ibu baru BAB. Hal ini masih dalam batas normal. Pada awal

113

masa puerpurium, kurangnya makanan, pengendalian diri terhadap BAB

dan tonus otot usus menurun akibat proses persalinan. Kandung kemih yang

penuh menganggu mobilitas, involusi, kontraksi, perdarahan dan

pengeluaran lochea. Distensi kandung kemih yang berlebihan dalam waktu

yang lama dapat merusak dinding kandung kemih dan mengakibatkan atonia

uteri (Asih, 2016).

Pada Ny ”S” saat persalinan terdapat laserasi derajat 1 dan dilakukan

hecting. Saat BAK dan BAB ibu tidak takut untuk membersihkan dengan

cara cebok yang benar yaitu dari depan ke belakang kemudian disabun

sampai, ababila pembalut mulai penuh ibu menggantinya, dan dalam sehari

mengganti celana dalam 3x. Personal hagine sangat penting untuk

mengurangi,mencegah infeksi, mempercepat pemulihan luka, meningkatkan

rasa nyaman dan sejahtera. ( Asih, 2016).

Pada Ny “S” telah diberikan Vitamin A pada satu jam setelah

kelahiran dan dosis kedua diberikan setelah 24 jam setelah kelahiran .

Vitamin A sangat penting untuk mencegah infeksi , meningkatkan

kandungan vitamin A dalam ASI dan dapat memulihkan keadaan ibu. (Asih

2016)

Pada Ny.”S” dalam masa nifas tidak tarak makan, ibu memperbanyak

makanan yang banyak menggandung protein dan sayuran agar

mempercepat pemulihan jahitan. Tujuan nutrisi pada masa nifas terpenuhi

adalah untuk memulihkan kondisi fisik, meningkatkan daya tahan tubuh

terhadap infeksi, mencegah konstipasi, tidak menganggu produksi ASI, dan

mempercepat pemulihan luka. ( Asih, 2016).

Pada Ny.”S” melakukan senam nifas telah diajarkan dengan tujuan

membantu mempercepat pemulihan, mempercepat involusi uterus,

membantu memulihkan dan mengencangkan otot panggul, perut dan

114

perenium, memperlancar pengeluaran lochea, mengurangi rasa sakit dan

mengurangi kelainan masa nifas ( Asih, 2016).

5.4 Pembahasan Asuhan BBL (Bayi Baru Lahir)

Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses

kelahiran sampai berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuaian fisiologis

berupa maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke

kehidupan ekstrauterin) dan toleransi bagi BBL untuk dapat hidup dengan

baik (Marmi,2012). Pada bayi baru lahir dilakukan kunjungan selama 2 kali

sesuai dengan kebijakan nasional yaitu pada kunjungan pertama usia 6 jam

dan pada kunjungan kedua bayi usia 6 hari (Marmi, 2012).

Bayi Ny ”S” lahir normal pada pukul 19.55 WIB, menangis spontan,

warna kulit kemerahan, apgar score 7-8, jenis kelamin laki-laki pada usia

kehamilan 38 minggu 1 hari, didapatkan hasil pemeriksaan BB 3500 gram,

PB 50 cm, anus ada, tidak ada cacat bawaan, bayi dilakukan IMD selama 1

jam di atas dada ibu. Keuntungan bagi bayi adalah memberikan kesehatan

bayi dengan kekebalan pasif yang segera, meningkatkan kecerdasan,

membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas, meningkatkan

jalinan kasih sayang ibu dan bayi, mencegah kehilangan panas, dan

merangsang kolostrum segera keluar. Setelah dilakukan asuhan bayi baru

lahir, dilakukan IMD selama 1 jam, dilakukan pemeriksaan anthopometri dan

pemeriksaan fisik. Bayi Ny ”S” normal, hal ini menunjukkan bahwa bayi lahir

sesuai masa kehamilan.

Setelah itu bayi diberikan salep mata dan injeksi Vit.K pada paha kiri

1 cc setelah lahir. Menurut teori penyuntikan Vit K bertujuan untuk mencegah

perdarahan yang bisa muncul karena kadar protombin yang rendah pada

beberapa hari pertama kehidupan bayi (Marmi, 2012). Kemudian diberikan

salep mata erlamicyn (clorampenichol) 1%. Salep yang diberikan bertujuan

115

untuk pengobatan profilaktik mata untuk Neisseria gonnorrhea yang dapat

menginfeksi bayi baru lahir selama proses persalinan melalui jalan lahir

(Marmi, 2012).

Menunda memandikan BBL sampai tubuh bayi stabil. Hal ini

menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir, dengan cara keringkan

tubuh bayi, meletakkan bayi diatas dada dan perut ibu, selimuti dan berikan

topi pada bayi, dan tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. Menurut

Dewi (2011), ada empat cara yang membuat bayi kehilangan panas, yaitu :

Konduksi Panas dihantarkan oleh tubuh bayi ke benda sekitarnya yang

kontak langsung dengan tubuh bayi, konveksi panas hilang dari tubuh ke

udara sekitarnya yang sedang bergerak, radiasi panas di pancarkan dari

BBL keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin dan evaporasi panas

hilang melalui proses penguapan yang bertanggung pada kecepatan dan

kelembapan udara.

Pada Bayi Ny.”S” pada hari ketiga berat badan naik menjadi 3600

kgdan saat kunjungan tindak lanjut pada umur 4-7 hari untuk memastikan

status dan perkembangan bayi berjalan normal. Kenaikan berat badan bayi

saat lahir sampai dengan hari ke lima adalah 5 ons ini dipengaruhi nutrisi

yang baik dan ASI yang kuat, normalnya pada minggu pertama bayi akan

mengalami penurunan antara 7-10% hal ini dikarenakan tubuh bayi banyak

mengandung air hingga akan dikeluarkan melalui urine setelah lahir dan

setelah memasuki antara minggu kedua dan minggu ketiga maka akan

mengalami kenaikan berat badan kembali (Marmi, dkk., 2012).

Pencegahan kehilangan panas pada By Ny “S” dilakukan untuk

mencegah hipotermi diantaranya dengan mengeringkan tubuh bayi sesegera

116

mungkin, meletakkan bayi di tubuh ibu, menyelimuti dan memakaikan topi,

serta tidak memandikan bayi sebelum 6 jam setelah lahir. Karena bahaya

dari hipotermi adalah menurunnya simpanan glikogen sehingga bisa

menyebabkan hipoglikemia dan penanganannya dengan inisiasi menyusui

dini karena bayi harus diberi ASI sedikit-sedikit sesering mungkin dan pada

saat IMD bayi akan mendapatkan kolostrum yang berisi protein, lemak, dan

karbohidrat yang akan membuat glukosa darah stabil (Prawirahardjo, 2009).

Untuk pencegahan ikterus ibu diberikan KIE untuk menjemur bayinya

dipagi hari dengan tidak memakai baju dilakukan kurang lebih 15-30 menit

mulai dari jam 07.00 – 08.00 WIB. Sinar matahari pagi mengandung

spektrum sinar biru yang dapat membantu memecah bilirubin dalam darah

sehingga kadar bilirubin kembali normal dan pada akhirnya efek kuning pada

bayi dapat menghilang. Cara lain adalah dengan terus memberikan ASI,

karena protein dalam ASI akan melapisi mukosa usus dan menurunkan

penyerapan kembali bilirubin (Suradi, R. 2010).

5.5 Pembahasan Keluarga Berencana

Pelayanan keluarga Berencana memiliki tujuan yaitu dengan

memberikan dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu

dihayatinya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera), dan

penurunan angka kelahiran yang bermakna (Mulyani, 2013).

Setelah diberikan asuhan tentang macam – macam KB hormonal dan

non hormonal, indikasi dan kontraindikasi, kelebihan dan kekurangan

kepada ibu dan keluarga, Ny”S” memilih KB suntik 3 bulan. Alasan Ny “S”

memilih untuk menggunakan KB suntik 3 bulan adalah untuk menjaga jarak

kehamilan dan karena ibu ingin tetap memberikan ASI sampai bayi berumur

117

2 tahun. KB suntik 3 bulan juga dapat digunakan oleh ibu menyusui. Menurut

Handayani, (2010) KB suntik 3 bulan tidak memiliki hormon estrogen yang

dapat meningkatkan hormon LH sehingga hipotalamus mengeluarkan

hormon PIH yaitu hormon penghambat prolaktin dan menyebabkan

penurunan produksi ASI. Berdasarkan pengkajian tersebut maka KB yang

paling tepat adalah KB suntik 3 bulan.

Cara kerja metode ini yaitu menghalangi terjadinya ovulasi dengan

menekan pembentukan releasing factor dan hipotalamus, leher serviks

bertambah kental sehingga menghambat penetrasi sperma melalui serviks

uteri, menghambat implantasi ovum dalam endometrium (Nina Siti Mulyani,

dkk.2013).

Konseling tentang efek samping yang diberikan pada Ny ”S” yaitu

menstruasi kadang teratur atau tidak teratur, darah menstruasi terkadang

banyak atau hanya bercak-bercak, peningkatan berat badan, sakit kepala

dan nyeri payudara. Konseling efek samping ini sesuai dan didapat dari teori

dari Sulistyawati, (2014)

Ny ”S” memutuskan untuk menggunakan KB suntik 3 bulan pada

tanggal 03 Juli 2017. Pada saat penyuntikkan ibu sudah menstruasi, dan

masa nifasnya sudah berakhir. Hal ini sesuai dengan teori Affandi, (2012)

bahwa pemberian suntikkan 3 bulan dapat diberikan 3 minggu pasca

bersalin. Pasca penyuntikkan ibu dianjurkan untuk tidak melakukan

hubungan seksual selama 7 hari. Menurut teori dari Sulistyawati, 2014

bahwa suntikkan dapat diberikan pada wanita yang tidak haid, suntikkan

pertama dapat diberikan setiap saat, dengan syarat tidak hamil, dan selama

7 hari setelah suntikkan tidak boleh melakukan hubungan seksual. Prosedur

suntik KB 3 bulan yaitu mengoleskan kapas alkohol sebagai antiseptik,

menyuntikkan Depo progestin dengan dosis 3 cc pada sepertiga SIAS

118

secara IM, memberitahukan kepada ibu apabila sewaktu-waktu ada keluhan

segera kontrol ke tenaga kesehatan, menyepakati kunjungan ulang.

Karena ibu merasakan salah satu efek samping dari suntik KB 3

bulan yaitu kenaikan berat badan, ibu berencana untuk pindah KB IUD ,dan

setelah sudah dijelaskan tentang keuntungan KB IUD yang antara lain yaitu

tidak mengandung hormon sehingga tidak menyebabkan kenaikan berat

badan serta dapat digunakan dengan jangka panjang dan tidak

mengganggu produksi ASI. Efeksamping IUD yaitu perdarahan, rasa nyeri

dan kejang perut, terganggunya siklus menstruasi (umumnya terjadi pada 3

bulan pertama pemakaian), disminore, gangguan pada suami ( sensasi

keberadaan benang iud darasakan sakit atau mengganggu bagi pasangan

saat melakukan aktifitas seksual), infeksi pelvis dan endometrium ( Sujiantini

2012)

Menurut Prawirohardjo (2013), Untuk pemasangan KB IUD ibu harus

menunggu sewaktu haid sedang berlangsung Karena keuntungannya

pemasangan lebih mudah oleh karena servik pada waktu agak terbuka dan

lembek. Rasa nyeri tidak seberapa keras, perdarahan yang timbul sebagai

akibat pemasangan tidak seberapa dirasakan, kemungkinana pemasangan

IUD pada uterus yang sedang hamil tidak ada. Jika ibu tidak haid di

karenakan efek samping dari KB suntik 3 bulan, ibu bisa pasang KB IUD

ketika kunjungan ulang pada KB suntik 3 bulan selanjutnya pada tanggal 3

Oktober.

119

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan Continuinty Of Care(COC) pada

Ny.”S” usia 29 tahun dari masa kehamilan, persalinan, nifas, BBL (Bayi Baru

Lahir) dan KB di Jl. Simpang Ikan Piranha Atas Kota Malang, dengan

pengkajian menggunakan pola pikir manajemen kebidanan Varney dengan

pendokumentasian SOAP, maka dapat disimpulkan :

1. Kehamilan Ny”S” berlangsung fisiologis dengan resiko rendah (skor

KSPR 2), masuk PAP pada usia kehamilan 38 minggu 1 hari. Keluhan

yang di dapat seperti buang air kencing dan sakit nyeri punggung

namun dapat teratasi. Kehamilan berlangsung fisiologis.

2. Proses persalinan Ny. “S”berjalan normalpervagina. Kala III dan IV juga

berjalan fisologis.

3. Pada masa nifas tidak terjadi perdarahan dan infeksi dan tidak ada

tanda bahaya infeksi ataupun bendungan ASI, pengeluaran ASI lancar,

involusi dan penurunan fundus uteri pada Ny “S” berlangsung dengan

baik.

4. By. Ny “S” tidak ditemukan kesenjangan karena penatalaksanaannya

sesuai dengan persalinan normal dan didapatkan hasil pemeriksaan

dalam batas normal dan bayi dalam keadaan sehat

5. Pada KB , ibu memilih menggunakan KB suntik 3 bulan , tetapi berniat

untuk ganti KB IUD karena efek samping kenaikan berat badan yang

telah dialami .

120

6.2 Saran

Dengan melihat hasil kesimpulan diatas, maka saran dari Laporan

Tugas Akhir yakni sebagai berikut:

6.2.1 Bagi institusi pendidikan

Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat menambah reverensi

bagi institusi pendidikan khususnya Prodi D3 Kebidanan STIKES

Widyagama Husada Malang dalam pemberian asuhan kebidanan pada

ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB.

Serta diharapkan dapat memudahkan dalam peminjaman alat yang

dibutuhkan dalam pemberian asuhan kebidanan.

6.2.2 Bagi Penulis

Diharapkan dapat lebih meningkatkan pengetahuan serta menjadi

pengalaman dalam pemberian asuhan kebidanan pada ibu selama masa

kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB.

6.2.3 Bagi Lahan Praktik

Laporan Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan masukan

untuk mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kebidanan pada

ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB

sesuai dengan standart asuhan kebidanan.

6.2.4 Bagi Klien

Diharapkan ibu hamil dapat meningkatkan pengetahuan tentang

kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB serta lebih

meningkatkan pemeriksaan antenatal secara teratur ke tenaga kesehatan

agar dapat terdeteksi sedini mungkin komplikasi yang mungkin terjadi.

121

6.2.5 Bagi Penyusun LTA selanjutnya

Penyusun LTA selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan

Laporan Tugas Akhir ini dengan menambah atau mencari referensi-

referensi perkembangan asuhan kebidanan terbaru tentang asuhan yang

dilakukan dalam masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan

KB serta dimohon untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan sehingga komplikasi yang dapat terjadi pada ibu selama

kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir dapat terdeteksi sedini

mungkin. Serta diharapkan bagi mahasiswa penyusun LTA selanjutnya

untuk memiliki sendiri alat-alat yang dibutuhkan dalam pemberian asuhan

kebidanan.

122

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, B., Adriaansz, G., Gunardi, E. R., & Koesno, H. 2015. Buku Panduan

Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Astuti, S., dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta : Erlangga.

Deslidel, dkk. 2012. Buku Ajar Neonatus, Bayi dan Balita. Jakarta : EGC.

Dinas Kesehatan Jawa Timur. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Tahun 2015. Jawa Timur : Dinas Kesehatan Jawa Timur.

Hani, U., Kusbandaiyah, J., Marjati, & Yulifah, R. 2011. Asuhan Kebidanan Pada

Kehamilan Fisiologis. Jakarta : Salemba Medika.

Kemenkes R.I. 2013. Buku Saku Pelayanan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan

Rujukan. Jakarta : World Health Organization.

Kemenkes R.I. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta:

Kemenkes R.I.

Kepmenkes R.I. 2007. Keputusan Mentri Kesehatan R.I Nomor

938/Menkes/SK/VIII/2007. Jakarta : Kepmenkes R.I.

Marmi, & Kukuh, R. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Nugroho, T., Nurrezki, Warnaliza, D., & Wilis. 2014. Buku Ajar Asuhan

Kebidanan I ( Kehamilan ). Yogyakarta: Nuha Medika.

Nugroho, T., dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas (Askeb 3).

Yogyakarta : Nuha Medika.

Prawirohardjo, S. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Roito, J., dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Deteksi Dini Komplikasi.

Jakarta : EGC.

Romauli, S. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan

Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.

123

LAMPIRAN

1. Jadwal Pelaksanaan LTA

124

2. Surat Study Pendahuluan

125

126

3. Surat Kesediaan Pembimbing LTA

127

128

4. Informed Consent

129

5. Buku KIA Pasien

130

131

6. KSPR

132

7. Kartu Ibu Hamil

133

134

8. Data Penunjang

135

136

9. 24 Penapisan

137

10. Lembar Observasi

Tanggal Jam His DJJ Suhu Nadi TD VT Ket

29 April 2017

12.30 WIB

3x10’30’’ 136x/m 36,6oC 80x/m 110/70 MmHg

Ø=3 cm, eff 25% Ketuban(+),

bagian terdahulu kepala, bagian kecil disamping

kepala (-), Hodge II, molase 0.

13.30 WIB

3x10’30’’ 135x/m 82x/m

14.30 WIB

3x10;35’’ 130x/m 80x/m

15.30 WIB

4x10’40’’ 120x/m 82x/m

16.30 WIB

4x10’40’’ 120x/m 36oC 80x/m 110/70 MmHg

Ø=6 cm, eff 50% Ketuban(+),

bagian terdahulu kepala, bagian kecil disamping

kepala (-), Hodge II, molase 0.

17.00 WIB

4x10’40’’ 130x/m 80x/m

17.30 WIB

4x10’45’’ 130x/m 82x/m

18.00 WIB

4x10’45’’ 125x/m 83x/m

18.30 WIB

4x10’45’’ 135x/m 85x/m

19.00 WIB

5x10’45’’ 125x/m 83x/m

19.30 WIB

5x10’45’ 135x/m 36,9oC 80x/m 110/70 MmHg

Ø=10 cm, eff 100%

Ketuban(-), bagian terdahulu kepala, bagian kecil disamping

kepala (-), Hodge III, molase 0.

138

11. Patograf

139

140

12. Keterangan Lahir

141

13. Lembar konsultasi

142

143

14. Lembar Kunjungan

144

145

146

147

15. Lembar Konsultasi Ringkasan Bahasa Inggris

148

16. Lembar Rekomendasi

149

17. Surat balasan Bidan

150

18. Leaflet

151

152

19. Foto Dokumentasi

153

CURRICULUM VITAE

DIAN PIPIN NITASARI

Malang, 23 Juni 1996

Motto :

“ Kesuksesan dapat diraih dengan segala upaya dan usaha dan disertai

dengan doa ”

Riwayat Pendidikan

MIN Druju Lulus Tahun 2008

SMPN 1 Sumbermanjing Wetan Lulus Tahun 2011

SMA Widya Dharma Turen Lulus Tahun 2014

D3 Kebidanan STIKES Widyagama Husada Malang 2017


Recommended