+ All Categories
Home > Documents > E-LEARNING EKOLOGI TUMBUHAN

E-LEARNING EKOLOGI TUMBUHAN

Date post: 05-Feb-2023
Category:
Upload: umm
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
53
1 LAPORAN HIBAH PENGAJARAN JUDUL: PENGEMBANGAN E-LEARNING EKOLOGI TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK Oleh : Husamah, S.Pd. NIDN: 0710108501 DIDANAI PROGRAM DIA BERMUTU BATCH III 2011-2012 NOMOR SK: 07/HPb/DIA-BERMUTU/PGSD-BIOLOGI/FKIP/UMM/X/2012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG SEPTEMBER 2012
Transcript

1

LAPORAN HIBAH PENGAJARAN

JUDUL:

PENGEMBANGAN E-LEARNING EKOLOGI TUMBUHAN

UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN

DAN KOMPETENSI PESERTA DIDIK

Oleh :

Husamah, S.Pd.

NIDN: 0710108501

DIDANAI PROGRAM DIA BERMUTU BATCH III 2011-2012

NOMOR SK: 07/HPb/DIA-BERMUTU/PGSD-BIOLOGI/FKIP/UMM/X/2012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

SEPTEMBER 2012

2

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN HIBAH PENGAJARAN

1. Judul Usulan Pengajaran : Pengembangan e-Learning Ekologi Tumbuhan

Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

dan Kompetensi Peserta Didik

2. Ketua Pengusul

a. Nama Lengkap : Husamah, S.Pd.

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. NIP-UMM/NIDN : 1040907467/0718108501

d. Jabatan Struktural : -

e. Jabatan Fungsional : IIIa/Tenaga Pengajar

f. Fakultas/Jurusan : KIP/Pendidikan Biologi

g. Pusat Penelitian : DPPM UMM

g. Alamat Kantor : Jl. Raya Tlogomas, 243 Malang

h. Telepon/Faxs : Telp. (0341) 464318, Fax. (0341)460435

i. Alamat Rumah : Perum IKIP Tegalgondo Asri Blok 1C/7

Karangploso Malang 65152

3. Usul Jangka waktu Pengajaran : 1 tahun anggaran

4. Jumlah dan Nama Mahasiswa

Yang dilibatkan.

a. Jumlah : 2 orang

b. Nama Mahasiswa : Wawan Wahyudi dan Lisa

4. Pembiayaan

a. Biaya diajukan ke Dia-Bermutu : Rp. 20.000.000,-

b. Biaya dari instansi lain : -

Malang, 12 September 2012

Mengetahui Pelaksana Hibah Pengajaran

Ketua Prodi Pendidikan Biologi,

Dra. Sri Wahyuni, M.Kes. Husamah, S.Pd.

NIP. 196204131987032001 NIP-UMM. 1040907467

Menyetujui,

Dekan FKIP,

DR. M. Syaifuddin, MM

NIP-UMM. NIP. 10488020059

3

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan .........................................................................................2

Daftar Isi ............................................................................................................3

Abstrak ..............................................................................................................4

Bab 1 Pendahuluan ............................................................................................5

1.1 Latar Belakang .............................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................7

Bab 2 Tinjauan Pustaka ......................................................................................8

2.1 Peranan Media dalam Proses Pembelajaran ..................................................8

2.2 Penggunaan Internet sebagai Media Pembelajaran .......................................9

2.3 Tinjuan e-Learning ......................................................................................12

2.4 E-Learning Sebagai Media Pembelajaran .....................................................20

Bab 3 Tujuan dan Manfaat .................................................................................24

3.1 Tujuan..........................................................................................................24

3.2 Manfaat ........................................................................................................24

Bab 4 Metode Pelaksanaan ................................................................................25

4.1 Metode .........................................................................................................25

4.2 Waktu dan Tempat ......................................................................................26

4.3 Desain ..........................................................................................................26

4.4 Luaran..........................................................................................................27

Bab 5 Hasil dan Pembahasan .............................................................................28

5.1 Hasil ............................................................................................................28

5.2 Pembahasan .................................................................................................34

Bab 6 Kesimpulan dan Saran .............................................................................46

6.1 Kesimpulan ..................................................................................................46

6.2 Saran ............................................................................................................47

Daftar Pustaka ...................................................................................................48

Lampiran-Lampiran ...........................................................................................50

4

Pengembangan E-Learning Ekologi Tumbuhan Untuk Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran dan Kompetensi Peserta Didik

Pengusul: Husamah, S.Pd. (NIP. 1040907467)

ABSTRAK

Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya dalam sistem

pembelajaran telah mengubah sistem pembelajaran pola konvensional/tradisional

menjadi pola bermedia yang pada akhirnya memunculkan e-learning. Banyak

perguruan tinggi di Indonesia yang mulai mengembangkan e-learning salah

satunya adalah Universitas Muhammadiyah Malang. Namun demikian, khusus di

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(FKIP) belum ada dosen yang menggunkan e-learning secara aktif dan konsisten.

Hibah pengajaran ini bertujuan untuk mengembangkan e-learning mata kuliah

ekologi tumbuhan yang diajarkan pada mahasiswa semester III kelas A, B dan C

Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMM semester ganjil tahun 2011/2012. Metode

yang digunakan dalam hibah pembelajaran ini adalah riset dan pengembangan.

Untuk melihat apakah e-learning yang dikembangkan berhasil atau efektif maka

akan dilakukan analisis deskriptif terhadap pencapaian/penguasaan kompetensi

(tes) dan angket evaluasi yang disebarkan kepada mahasiswa. Luaran yang dari

pelaksanaan hibah pengajaran ini adalah berbagai perangkat e-learning yaitu

modul, web/blog, video, CAI, PPT, berbagai dokumentasi pelaksanaan e-learning

dan laporan kegiatan atau hasil hibah pembelajaran.

Hasil hibah pengajaran ini adalah e-Learning Ekologi Tumbuhan

dikembangkan dengan paradigma pembelajaran on-line terpadu menggunakan

blog (www.blogspot.com), facebook, google docs, yahoo email, yahoo massenger

dan youtube. Untuk berinteraksi sesama blogger, setiap mahasiswa memiliki blog

pribadi baik itu menggunakan blogspot, wordpress, ataupun blog Umm. Untuk

mendukung kegiatan e-learning via blog maka digunakan grup facebook. Hasil

belajar mahasiswa pada mata kuliah ekologi tumbuhan adalah bahwa separuh

mahasiswa dari tiga kelas yang menempuh mata kuliah ekologi tumbuhan telah

mendapatkan nilai yang maksimal atau A yaitu 63 (52,50%), B+ adalah 35

(29,17%), dan B adalah 21 (17,50%). Pengajaran berbasis e-Learning yang

diterapkan pada mata kuliah Ekologi Tumbuhan ini mampu meningkatkan

kualitas pembelajaran dan kompetensi peserta didik.

Untuk kriteria penilaian persiapan mengajar rerata penilaian mahasiswa

terhadap dosen mahasiswa menganggap bahwa e-learning ekologi tumbuhan telah

memenuhi aspek-aspek PBM sehingga perlu untuk diterapkan dalam perkuliahan.

Kesiapan fasilitas dan SDM secara umum telah dianggap mencukupi. Secara

umum tidak terlalu banyak kendala yang muncul dalam penerapan e-learning

tetap muncul. Kendala terbesar yang dirasakan 54,55% mahasiswa adalah jaringan

internet yang tersedia kurang memadai jumlahnya. Fasilitas e-learning yang

sudah ada dianggap sudah cukup memenuhi kebutuhan pengguna dengan baik

tetapi masih perlu penyederhanaan.

Kata kunci: e-learning, pembelajaran, teknologi, CAI

5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi

dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas jarak, ruang dan

waktu. Pengaruhnya pun meluas ke berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang

pendidikan. Pendidikan tidak boleh antipasti atau alergi pada perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi tersebut, nanum sebaliknya harus menjadi subyek atau

pelopor dalam pengembangannya (Munir, 2009:1).

Mengingat pembelajaran seharusnya berorientasi pada pembelajar sebagai

individu yang memiliki potensi, kemampuan, minat dan motivasi yang dapat

digali serta dikembangkan melalui proses belajar sebagaimana pendapat Ibrahim

& Syaodih (2003) maka pembelajaran saat ini semestinya disesuaikan dengan

preferensi mereka. Itu berarti pembelajaran seharusnya disesuaikan dengan

perkembangan teknologi informasi yang berkembang saat ini karena

pembelajar/peserta didik/mahasiswa sekarang adalah Digital Native atau

Penduduk Asli Digital (Sardjana, 2011). Hal ini terbukti dengan mudahnya

mereka memahami dan menggunakan berbagai perangkat digital tanpa harus

terlebih dahulu membaca manual book yang tersedia. Mereka hampir selalu up

date terhadap perkembangan teknologi digital (Soeparto, 2009).

Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya dalam sistem

pembelajaran telah mengubah sistem pembelajaran pola konvensional atau pola

tradisional menjadi pola bermedia, diantaranya media komputer dengan internet-

nya yang pada akhirnya memunculkan e-learning. Pada pola pembelajaran

bermedia ini, pembelajar dapat memilih materi pembelajaran berdasarkan

minatnya sendiri, sehingga belajar menjadi menyenangkan, tidak membosankan,

penuh motivasi, semangat, menarik perhatian dan sebagainya (Munir, 2009).

Praktek di lapangan menunjukkan bahwa beberapa perguruan tinggi

menyelenggarakan kegiatan e-learning sebagai suplemen (tambahan) terhadap

materi pelajaran yang disajikan secara reguler di kelas (Indrayani, 2007). Namun,

6

beberapa perguruan tinggi lainnya menyelenggarakan e-learning sebagai alternatif

bagi mahasiswa yang karena satu dan lain hal berhalangan mengikuti perkuliahan

secara tatap muka. Dalam kaitan ini, e-learning berfungsi sebagai option (pilihan)

bagi mahasiswa.

Khusus dalam skala lokal, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

sejak beberapa tahun yang lalu mulai mengembangkan e-learning yang diberi

nama ELMU (E-Learning Muhammadiyah University of Malang), beralamat di

http://elmu.umm.ac.id. Sebagai salah satu upaya meningkatkan partisipasi aktif

dosen dan mahasiswa UPT ICT mengadakan training e-learning setiap awal

masuk dan secara periodik. Namun demikian kenyataan di lapangan hanya

segilintir dosen (tidak lebih dari 10 orang) yang konsisten menerapkan e-learning

dalam pelaksanaan mata kuliahnya, meskipun hanya sebagai suplemen (blended

learning). Sejak tahun 2011, UPT ICT UMM telah me-launching e-learning

generasi kedua yang langsung di-break down per fakultas, artinya setiap fakultas

memiliki alamat domain masing-masing dan dikendalikan oleh 1 admin. Khusus

di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) belum ada dosen yang

menggunakan e-learning secara aktif dan konsisten. Kesimpulan ini diperoleh

berdasarkan pengamatan pengusul yang juga ditugaskan sebagai admin. Kondisi

ini tentu bertentangan dengan semangat Universitas Muhammadiyah Malang

(UMM) untuk menjadi World Class University berbasis ICT.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu kiranya pengembangan

model e-learning pada berbagai mata kuliah, untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran salah satunya adalah ekologi tumbuhan. Selama mengampu mata

kuliah ini sejak tahun 2009, seringkali sebelum kuliah dosen sibuk menyiapkan

presentasi dan bahan lain, kemudian datang ke kelas dan mahasiswa hanya duduk

mendengarkan. Karakteristik mahasiswa di kelas pun beragam, ada beberapa yang

aktif, ada juga yang biasa saja dan bahkan tidak aktif. Mahasiswa umumnya tidak

membawa sumber belajar. Dari pengalaman selama mengajar, salah satu masalah

yang dihadapi adalah mahasiswa yang pemalu. Jika ditanya “siapa yang sudah

paham?”, maka tidak ada yang tunjuk tangan. Kalau ditanya “siapa yang belum

paham?” juga semua diam. Inilah karakter mahasiswa Indonesia yang tidak mau

7

menonjolkan diri padahal mereka bisa. Oleh karena itu, maka perancangan dan

penerapan e-learning pada mata kuliah Ekologi Tumbuhan perlu dilakukan.

Hibah pengajaran ini bertujuan untuk mengembangkan e-learning mata

kuliah ekologi tumbuhan yang diajarkan pada mahasiswa semester III kelas A, B

dan C Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMM semester ganjil tahun 2011/2012.

Pengembangan e-learning Ekologi Tumbuhan ini diharapkan dapat

meningkatkan daya serap dari mahasiswa atas materi yang diajarkan;

meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa; meningkatkan kemampuan belajar

mandiri mahasiswa; meningkatkan kualitas materi pembelajaran, meningkatkan

kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi, dan

memperluas daya jangkau proses belajar-mengajar dengan menggunakan jaringan

komputer, tidak terbatas pada ruang dan waktu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan

yaitu bagaimanah e-learning mata kuliah ekologi tumbuhan yang diajarkan pada

mahasiswa semester III kelas A, B dan C Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMM

semester ganjil tahun 2011/2012? Dengan demikian secara khusus akan

diatanyakan permasalahan yaitu bagaimana nilai akhir mahasiswa masing-masing

setelah menempuh perkuliahan ini, bagaimana hasil tabulasi dari angket

mahasiswa dan bagaimana pula hasil tabulasi kuesioner mahasiswa tentang

evaluasi dan pemetaan implementasi e-learning.

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peranan Media dalam Proses Pembelajaran

Menurut Sudjana & Rivai (2010) media pembelajaran dapat mempertinggi

proses pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil

belajar yang dicapainya. Sehubungan dengan pemilihan media, memilih media

untuk kepentingan sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:

a) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran; artinya media pembelajaran

dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang ditetapkan.

b) Dukungan terhadap isi bahan pembelajaran (materi); artinyanbahan

pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat

memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.

c) Kemudahan memperoleh, membuat, mendesain dan menggunakan tanpa

biaya yang mahal.

d) Keterampilan pengajar dalam menggunakannya; apapun jenis media

yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam

proses pembelajaran.

e) Tersedia waktu untuk menggunakannya sehingga media tersebut dapat

bermanfaat bagi peserta didik selama pembelajaran berlangsung.

f) Sesuai dengan taraf berfikir peserta didik; artinya dalam memilih media

untuk pembelajaran harus sesuai dengan taraf berfikir peserta didik

sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh

peserta didik.

Hamalik (1986) dan Djamarah & Zain (2002) mengelompokkan media

berdasarkan jenisnya ke dalam beberapa jenis :

a. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan

suara saja, seperti taperecorder.

b. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra

penglihatan dalam wujud visual.

c. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan

9

unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih

baik, dan media ini dibagi ke dalam dua jenis:

- audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam,

seperti film sound slide.

- Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur

suara dan gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan

VCD.

Selain media-media tersebut di atas, di lembaga pendidikan kehadiran

perangkat komputer telah merupakan suatu hal yang harus dikondisikan dan

disosialisasikan untuk menjawab tantangan dan kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Di sisi lain sangat banyak pengguna jasa di bidang komputer

yang mengharapkan dapat membantu mereka baik sebagai tutor, tutee maupun

tools yang belum mampu dipenuhi oleh tenaga yang profesional dibidangnya

yang dihasilkan melalui lembaga pendidikan yang ada. Hal ini juga

dikeluhkan oleh para pengajar terhadap kemampuan untuk memahami,

mengimplementasikan, serta mengaplikasikan pengajaran sejalan dengan

tuntutan kurikulum karena keterbatas informasi dan pelatihan yang mereka

peroleh (Hasbullah, 2008).

2.2 Penggunaan Internet sebagai Media Pembelajaran

Internet merupakan suatu media untuk berbagi informasi dan berinteraksi

kapan dan dimana saja. Internet merupakan jaringan komputer yag besar di dunia

yang secara actual merupakan jaringan dari jaringan. Internet adalah sebuah

jaringan besar yang terdiri dari berbagai jaringan yang meliputi jaringan yang

bersifat pendidikan dan riset serta menghubungkan jutaan komputer di dalam

jaringan-jaringan tersebut. WWW adalah sistem client/server yang dirancang

untuk menggunakan dokumen hypertext dan hypermedia via internet. WWW

merupakan HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) untuk bertukar informasi,

image dan data lain (Munir, 2009).

Penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan yang semakin meluas

terutama di negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukkan bahwa

dengan media ini memang dimungkinkan diselenggarakannya proses belajar

10

mengajar yang lebih efektif. Hal itu terjadi karena dengan sifat dan karakteristik

Internet yang cukup khas, sehingga diharapkan bisa digunakan sebagai media

pembelajaran sebagaimana media lain telah dipergunakan sebelumnya seperti

radio, televisi, CD-ROM Interkatif dan lain-lain (Hasbullah, 2008).

Menurut Munir (2009) telah banyak lembaga pendidikan yang

menggunakan media internet untuk meningkatkan daya saingnya, meningkatkan

pelayanan kepada pembelajar atau stekholders serta meningkatkan efektivitas dan

efesiensi kegiatan pembelajaran nyata. Akses internet yang cepat dan mudah

melalui internet membuka peluang untuk meningkatkan pembelajaran atau yang

disebut dengan e-learning.

Gambar 1. Jaringan internet yang dapat diakses untuk pembelajaran

(Hasbullah, 2008).

Sebagai media yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu proses

belajar mengajar di sekolah, internet harus mampu memberikan dukungan bagi

terselenggaranya proses komunikasi interaktif antara guru dengan siswa

sebagaimana yang dipersyaratkan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kondisi

yang harus mampu didukung oleh internet tersebut terutama berkaitan dengan

strategi pembelajaran yang akan dikembangkan, yang kalau dijabarkan secara

sederhana, bisa diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk

mengajak siswa mengerjakan tugas-tugas dan membantu siswa dalam

memeperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas-

11

tugas tersebut (Boettcher 1999).

Strategi pembelajaran yang meliputi pengajaran, diskusi, membaca,

penugasan, presentasi dan evaluasi, secara umum keterlaksanaannya tergantung

dari satu atau lebih dari tiga mode dasar dialog/komunikasi sebagai berikut

(Boettcher 1999):

a. dialog/komunikasi antara guru dengan siswa

b. dialog/komunikasi antara siswa dengan sumber belajar

c. dialog/komunikasi di antara siswa

Apabila ketiga aspek tersebut bisa diselenggarakan dengan komposisi yang

serasi, maka diharapkan akan terjadi proses pembelajaran yang optimal. Para

pakar pendidikan menyatakan bahwa keberhasilan pencapaian tujuan dari

pembelajaran sangat ditentukan oleh keseimbangan antara ketiga aspek tersebut

(Pelikan, 1992). Kemudian dinyatakan pula bahwa perancangan suatu

pembelajaran dengan mengutamakan keseimbangan antara ketiga

dialog/komuniaksi tersebut sangat penting pada lingkungan pembelajaran

berbasis Web (Boettcher 1999).

Internet merupakan media yang bersifat multi-rupa, pada satu sisi Internet

bisa digunakan untuk berkomunikasi secara interpersonal misalnya dengan

menggunakan e-mail dan chat sebagai sarana berkomunikasi antar pribadi (one-to-

one communications), di sisi lain dengan e-mail-pun pengguna bisa melakukan

komunikasi dengan lebih dari satu orang atau sekelompok pengguna yang

lain (one-to-many communications). Internet bahkan juga memiliki

kemampuan memfasilitasi kegiatan diskusi dan kolaborasi oleh sekelompok

orang. Di samping itu dengan kemampuannya untuk menyelenggarakan

komunikasi tatap muka (teleconference), memungkinkan pengguna internet bisa

berkomunikasi secara audiovisual sehingga dimungkinkan terselenggaranya

komunikasi verbal maupun non- verbal secara real-time.

Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa secara nyata internet

memang akan bisa digunakan dalam seting pembelajaran di sekolah, karena

memiliki karakteristik yang khas yaitu (1) sebagai media interpersonal dan

juga sebagai media massa yang memungkinkan terjadinya komunikasi one-

to-one maupun one-to-many, (2) memiliki sifat interkatif, dan (3)

12

memungkinkan terjadinya komunikasi secara sinkron (syncronous) maupun

tertunda (asyncronous), sehingga memungkinkan terselenggaranya ketiga jenis

dialog/komunikasi yang merupakan syarat terselengaranya suatu proses

belajar mengajar.

Terlihat bahwa sebagaimana media lain yang selama ini telah

dipergunakan sebagai media pendidikan secara luas, Internet juga mempunyai

peluang yang tak kalah besarnya dan bahkan mungkin karena karakteristiknya

yang khas maka di suatu saat nanti Internet bisa menjadi media pembelajaran

yang paling terkemuka dan paling dipergunakan secara luas.

2.3 Tinjuan e-Learning

1. Pengertian e-Learning

Secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa pembelajaran elektronik (e-

learning) merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan

(Internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta

didukung berbagai bentuk layanan belajar lainnya (Brown, 2000; Feasey, 2001).

Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran

dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau

internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.

Ada pula yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh

yang dilakukan melalui media internet. Sedangkan Dong (dalam Kamarga,

2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui

perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai

dengan kebutuhannya.

Atau e-learning didefinisikan sebagai berikut: e Learning is a generic

term for all technologically supported learning using an array of teaching

and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing,

satellite transmissions, and the more recognized web-based training or

computer aided instruction also commonly referred to as online courses

(Soekartawi, 2003).

E-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk

13

mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan. Intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan

sebagai hakekat e- learning (Karmaga, 2002). Bahkan Onno W. Purbo (2002)

menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning

digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk

mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Internet,

Intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah sebagian

dari media elektronik yang digunakan Pengajaran boleh disampaikan secara

‘synchronously’ (pada waktu yang sama) ataupun „asynchronously‟ (pada

waktu yang berbeda). Materi pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan

melalui media ini mempunyai teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video.

Ia juga harus menyediakan kemudahan untuk „discussion group’ dengan bantuan

profesional dalam bidangnya.

Perbedaan Pembelajaran Tradisional dengan e-learning yaitu kelas

„tradisional‟, dosen/guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan

ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya.

Sedangkan di dalam pembelajaran „e-learning’ fokus utamanya adalah

mahasiswa/siswa. Mahasiswa mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-

jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran „e-learning’ akan

„memaksa‟ mahasiswa memainkan peranan yang lebih aktif dalam

pembelajarannya. Mahasiswa membuat perancangan dan mencari materi dengan

usaha, dan inisiatif sendiri.

Tung (2000) mengatakan bahwa setelah kehadiran dosen dalam arti

sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan

wakil guru yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia. Cisco (2001)

menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut. Pertama, elearning merupakan

penyampaian informasi, komunikasi pendidikan pelatihan secara on-line. Kedua,

e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar

secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks,

CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab

tantangan perkembangan globalisasi. Ketiga, e-learning tidak berarti

menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat

14

model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi

pendidikan. Keempat, Kapasitas mahasiswa amat bervariasi tergantung pada

bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar konten

dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas

siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.

2. Fungsi dan Manfaat E-Learning

Ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran

di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplemen yang sifatnya

pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi) (Siahaan,

2002).

a. Suplemen

Dikatakan berfungsi sebagai supplemen (tambahan), apabila peserta didik

mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi

pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada

kewajiban/keharusan bagi pesertadidik untuk mengakses materi pembelajaran

elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang

memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.

b. Komplemen (tambahan)

Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi

pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran

yang diterima siswa di dalam kelas (Lewis, 2002). Sebagai komplemen berarti

materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi

reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik dikatakan

sebagai enrichment, apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat

menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka

(fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran

elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya

agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi

15

pelajaran yang disajikan guru di dalam kelas.Dikatakan sebagai program

remedial, apabila kepada peserta didik yangmengalami kesulitan memahami

materi pelajaran yang disajikan guru secara tatapmuka di kelas (slow learners)

diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang

memang secara khusus dirancang untuk mereka.

Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi

pelajaran yang disajikan guru di kelas.

c. Substitusi (pengganti)

Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan

beberapaalternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para

mahasiswanya .Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel

mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain

sehari-hari mahasiswa.

Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta

didik, yaitu: (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian

secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3)

sepenuhnya melalui internet.

Manfaat pembelajaran elektronik menurut Bates (1995) dan Wulf (1996)

terdiri atas 4 hal, yaitu: (1) Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara

peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity). (2)

Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time

and place flexibility). (3) Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas

(potential to reach a global audience). (4) Mempermudah penyempurnaan dan

penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable

capabilities).

Dengan demikian diharapkan penerapan e-learning di perguruan tinggi

dapat memberikan manfaat antara lain :

- Adanya peningkatan interaksi mahasiswa dengan sesamanya dan dengan

dosen

- Tersedianya sumber-sumber pembelajaran yang tidak terbatas

- E-learning yang dikembangkan secara benar akan efektif dalam

meningkatkan kualitas lulusan dan kualitas perguruan tinggi

16

- Terbentuknya komunitas pembelajar yang saling berinteraksi, saling

memberi dan menerima serta tidak terbatas dalam satu lokasi

- Meningkatkan kualitas dosen karena dimungkinkan menggali informasi

secara lebih luas dan bahkan tidak terbatas

3. Program E-Learning

Konsep keberhasilan program e-learning selain ditunjang oleh perangkat

teknologi informasi, juga oleh perencanaan, administrasi, manajemen dan

ekonomi yang memadai. Perlu juga diperhatikan peranan dari para fasilitator,

dosen, staf, cara implementasi, cara mengadopsi teknologi baru, fasilitas, biaya,

dan jadwal kegitan (Natakusumah, 2002).

Secara konsep, dosen e-learning harus mempunyai kemampuan pemahaman

pada materi yang disampaikannya, memahami strategi e-learning yang efektif,

bertanggung jawab pada materi pelajaran, persiapan pelajaran, pembuatan modul

pelajaran, penyeleksian bahan penunjang, penyampaian materi pelajaran yang

efektif, penentuan interaksi mahasiswa, penyeleksian dan pengevaluasian tugas

secara elektronik. Studio pengajar perlu dikelola lebih baik dari pada ruangan

kelas biasa. Dosen harus dapat menggunakan peralatan, antara lain menggunakan

audio, video materials, dan jaringan komputer selama pembelajaran berlangsung.

Menurut Koswara (2006) kemampuan baru yang diperlukan dosen untuk e-

learning, antara lain perlu:

a. Mengerti tentang e-learning,

b. Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa,

c. Mendesain dan mengembangkan materi kuliah yang interaktif sesuai dengan

perkembangan teknologi baru,

d. Mengadaptasi strategi mengajar untuk menyampaikan materi secara elektronik,

e. Mengorganisir materi dalam format yang mudah untuk dipelajari,

f. Melakukan training dan praktek secara elektronik,

g. Terlibat dalam perencanaan, pengembangan, dan pengambilan keputusan,

h. Mengevaluasi keberhasilan pembelajaran, attitude dan persepsi para

mahasiswanya.

17

Sementara itu untuk menghindari kegagalan e-learning, program-program

yang perlu dikembangkan berkaitan dengan kebutuhan pengguna khususnya

mahasiswa antara lain:

Berkaitan dengan informasi tentang unit-unit terkait dengan proses

pembelajaran : tujuan dan sasaran, silabus, metode pengajaran, jadwal kuliah,

tugas, jadwal dosen, daftar referensi atau bahan bacaan dan kontak pengajar

Kemudahan akses ke sumber referensi : diktat dan catatan kuliah, bahan

presentasi, contoh uian yang lalu, FAQ (frequently ask question), sumber-

sumber referensi untuk pengerjaan tugas, situs-situs bermanfaat dan artikel-

artikel dalam jurnal online

Komunikasi dalam kelas : forum diskusi online, mailing list diskusi, papan

pengumuman yang menyediakan informasi (perubahan jadwal kuliah,

informasi tugas dan batas waktu pengumpulannya

4. Efektifitas E-Learning

Program e-learning yang efektif dimulai dengan perencanaan dan terfokus

pada kebutuhan bahan pelajaran dan kebutuhan mahasiswa. Teknologi yang tepat

hanya dapat diseleksi ketika elemen-elemen ini dimengerti secara detil.

Kenyataannya, kesuksesan program e-learning berhubungan dengan usaha yang

konsisten dan terintegrasi dari mahasiswa, fakultas, falilitator, staf penunjang, dan

administrator.

Mahasiswa. Sehubungan dengan konteks pendidikan, peran utama dari

mahasiswa adalah untuk belajar dengan sukses, merupakan tugas yang penting,

sehingga perlu didukung oleh keadaan lingkungan yang baik, membutuhkan

motivasi, perencanaan dan kemampuan untuk menganalisa dengan

menggunakan instruksi atau modul yang terbaik. Ketika instruksi disampaikan

pada suatu jarak tertentu, menghasilkan tantangan tambahan karena mahasiswa

sering terpisah dari kebersamaan latar belakang dan interes lainnya,

mempunyai hanya sedikit kesempatan untuk berinteraksi dengan dosen diluar

kelas, dan harus bergantung pada hubungan teknis untuk menjembatani gap

pemisah mahasiswa di dalam kelas.

18

Lembaga/Universitas. Kesuksesan semua usaha e-learning bergantung juga

pada tanggung jawab lembaga/universitas. Fakultas bertanggung jawab pada

pemahaman materi dan pengembangan pemahaman tersebut sesuai dengan

kebutuhan para mahasiswa.

Fasilitator. Fakultas merasa lebih efisien bila berhubungan dengan fasilitator

setempat yang bertindak sebagai jembatan antara mahasiswa dan fakultas.

Supaya lebih efektif, seorang fasilitator harus mengerti kebutuhan para

mahasiswa yang dilayani dan harapan yang diinginkan fakultas. Lebih penting

lagi, fasilitator harus mengikuti arahan yang sudah ditentukan oleh fakultas.

Mereka perlu menyiapkan peralatan, mengumpulkan tugas para mahasiswa,

melakukan tes, dan bertindak sebagai instruktur setempat.

Staf Penunjang. Kebayakan kesuksesan program e-learning berhubungan juga

dengan penunjangan fungsi-fungsi pelayanan seperti registrasi mahasiswa,

perbanyakan dan penyampaian materi kuliah, pemesanan buku teks, penjagaan

copyright, penjadwalan, pemrosesan laporan, pengelolaan sumber daya teknis,

dll. Staf penunjang merupakan kebutuhan utama untuk menciptakan keadaan,

sehingga e-learning tetap pada jalur yang benar.

Administrator. Meskipun administrator biasanya ikut dalam perencanaan suatu

program e-learning, mereka sering kehilangan kontak dengan manajer teknis

ketika program sedang beroperasi. Administrator e-learning yang efektif bukan

hanya sekedar memberikan ide, tetapi perlu juga bekrjasama dan membuat

konsensus dengan para pembangun, pengambil keputusan, dan pengawas.

Mereka harus bekerja sama dengan personel teknis dan staf penunjang,

meyakinkan bahwa sumberdaya teknologi perlu dikembangkan secara efektif

untuk keperluan misi akademis kedepan. Lebih penting lagi bahwa didalam

mengelola suatu akademik perlu merealisasikan bahwa kebutuhan dan

kesuksesan para mahasiswa e-learning merupakan tanggung jawab utama.

5. Strategi E-Learning

Strategi penggunaan e-learning untuk menunjang pelaksanaan proses

belajar, diharapkan dapat meningkatkan daya serap dari mahasiswa atas materi

19

yang diajarkan; meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa; meningkatkan

kemampuan belajar mandiri mahasiswa; meningkatkan kualitas materi pendidikan

dan pelatihan, meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan

perangkat teknologi informasi, dengan perangkat biasa sulit untuk dilakukan;

memperluas daya jangkau proses belajar-mengajar dengan menggunakan jaringan

komputer, tidak terbatas pada ruang dan waktu. Untuk mencapai hal-hal tersebut

di atas, dalam pengembangan suatu aplikasi e-learning perlu diperhatikan bahwa

materi yang ditampilkan harus menunjang penyampaian informasi yang benar,

tidak hanya mengutamakan sisi keindahan saja; memperhatikan dengan seksama

teknik belajar-mengajar yang digunakan; memperhatikan teknik evaluasi

kemajuan mahasiswa dan penyimpanan data kemajuan mahasiswa.

Materi dari pendidikan dan pelatihan dapat diambil dari sumber-sumber

yang valid dan dengan teknologi e-learning, materi bahkan dapat diproduksi

berdasarkan sumber dari tenaga-tenaga ahli (experts). Misalnya, tampilan video

digital yang menampilkan seorang ahli mekanik menunjukkan bagaimana caranya

memperbaiki suatu bagian dari mesin mobil. Dengan animasi 3 dimensi dapat

ditunjukkan bagaimana cara kerja dari mesin otomotif dua langkah.

Menurut Koswara (2006) ada beberapa strategi pengajaran yang dapat

diterapkan dengan menggunakan teknologi e-learning adalah sebagai berikut :

Learning by doing. Simulasi belajar dengan melakukan apa yang hendak

dipelajari; contohnya adalah simulator penerbangan (flight simulator), dimana

seorang calon penerbang dapat dilatih untuk melakukan penerbangan suatu

pesawat tertentu seperti ia berlatih dengan pesawat yang sesungguhnya

Incidental learning. Mempelajari sesuatu secara tidak langsung. Tidak semua

hal menarik untuk dipelajari, oleh karena itu dengan strategi ini seorang

mahasiswa dapat mempelajari sesuatu melalui hal lain yang lebih menarik, dan

diharapkan informasi yang sebenarnya dapat diserap secara tidak langsung.

Misalnya mempelajari geografi dengan cara melakukan “perjalanan maya” ke

daerah-daerah wisata.

Learning by reflection. Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan

ide/gagasan tentang subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk

mengembangkan suatu ide/gagasan dengan cara memberikan informasi awal

20

dan aplikasi akan “mendengarkan” dan memproses masukan ide/gagasan dari

mahasiswa untuk kemudian diberikan informasi lanjutan berdasarkan masukan

dari mahasiswa.

Case-based learning. Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus-kasus yang telah

terjadi mengenai subyek yang hendak dipelajari. Strategi ini tergantung kepada

nara sumber ahli dan kasus-kasus yang dapat dikumpulkan tentang materi yang

hendak dipelajari. Mahasiswa dapat mempelajari suatu materi dengan cara

menyerap informasi dari nara sumber ahli tentang kasus-kasus yang telah

terjadi atas materi tersebut.

Learning by exploring. Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan eksplorasi

terhadap subyek yang hendak dipelajari. Mahasiswa didorong untuk

memahami suatu materi dengan cara melakukan eksplorasi mandiri atas materi

tersebut. Aplikasi harus menyediakan informasi yang cukup untuk

mengakomodasi eksplorasi dari mahasiswa. Mempelajari sesuatu dengan cara

menetapkan suatu sasaran yang hendak dicapai (goal-directed learning).

Mahasiswa diposisikan dalam sebagai seseorang yang harus mencapai

tujuan/sasaran dan aplikasi menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam

melakukan hal tersebut. Mahasiswa kemudian menyusun strategi mandiri

untuk mencapai tujuan tersebut.

2.4 E-Learning Sebagai Media Pembelajaran

Pembelajaran dengan menggunakan media elektronik. E-learning, seperti

juga namanya “Electronic Learning” disampaikan dengan menggunakan

media elektronik yang terhubung dengan Internet (World Wide Web yang

menghubungkan semua unit komputer di seluruh dunia yang terkoneksi dengan

Internet) dan Intranet (jaringan yang bisa menghubungkan semua unit komputer

dalam sebuah perusahaan). Jika Anda memiliki komputer yang terkoneksi

dengan Internet, Anda sudah bisa berpartisipasi dalam e-learning. Dengan cara

ini, jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi bisa jauh lebih besar dari pada

cara belajar secara konvensional di ruang kelas (jumlah siswa tidak terbatas

pada besarnya ruang kelas). Teknologi ini juga memungkinkan

penyampaian pelajaran dengan kualitas yang relatif lebih standar dari pada

21

pembelajaran di kelas yang tergantung pada “mood” dan kondisi fisik dari

instruktur. Dalam e-learning, modul-modul yang sama (informasi, penampilan,

dan kualitas pembelajaran) bisa diakses dalam bentuk yang sama oleh semua

siswa yang mengaksesnya, sedangkan dalam pembelajaran konvensional di

kelas, karena alasan kesehatan atau masalah pribadi, satu instruktur pun bisa

memberikan pelajaran di beberapa kelas dengan kualitas yang berbeda.

Pembelajaran formal vs. informal. E-learning dalam arti luas bisa

mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara

formal maupun informal. E-learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran

dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun

berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-

learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat

interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau

pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-

perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang

penyediaan jasa e-learning untuk umum. E-learning bisa juga dilakukan

secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui

sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan

yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan

tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).

Beberapa manfaat yang bisa dinikmati dari proses pembelajaran

dengan e-learning, diataranya :

1. Fleksibilitas.

Jika pembelajaran konvensional di kelas mengharuskan siswa untuk hadir di

kelas pada jam-jam tertentu (seringkali jam ini bentrok dengan kegiatan rutin

siswa), maka e-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan

tempat untuk mengakses pelajaran. Siswa tidak perlu mengadakan perjalanan

menuju tempat pelajaran disampaikan, e-learning bisa diakses dari mana saja

yang memiliki akses ke Internet. Bahkan, dengan berkembangnya mobile

technology (dengan palmtop, bahkan telepon selular jenis tertentu), semakin

mudah mengakses e- learning. Berbagai tempat juga sudah menyediakan

sambungan internet gratis (di bandara internasional dan cafe-cafe tertentu),

22

dengan demikian dalam perjalanan pun atau pada waktu istirahat makan siang

sambil menunggu hidangan disajikan, Anda bisa memanfaatkan waktu untuk

mengakses e -learning.

2. Independent Learning

E-learning memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk memegang

kendali atas kesuksesan belajar masing-masing, artinya pembelajar diberi

kebebasan untuk menentukan kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan, dan

bagian mana dalam satu modul yang ingin dipelajarinya terlebih dulu. Ia bisa

mulai dari topik-topik ataupun halaman yang menarik minatnya terlebih dulu,

ataupun bisa melewati saja bagian yang ia anggap sudah ia kuasai. Jika ia

mengalami kesulitan untuk memahami suatu bagian, ia bisa mengulang-ulang lagi

sampai ia merasa mampu memahami. Seandainya, setelah diulang masih ada hal

yang belum ia pahami, pembelajar bisa menghubungi instruktur, nara sumber

melalui email atau ikut dialog interaktif pada waktu-waktu tertentu. Jika ia tidak

sempat mengikuti dialog interaktif, ia bisa membaca hasil diskusi di message

board yang tersedia di LMS (di Website pengelola). Banyak orang yang merasa

cara belajar independen seperti ini lebih efektif daripada cara belajar lainnya yang

memaksakannya untuk belajar dengan urutan yang telah ditetapkan.

3. Biaya

Banyak biaya yang bisa dihemat dari cara pembelajaran dengan e-learning.

Biaya di sini tidak hanya dari segi finansial tetapi juga dari segi non-finansial.

Secara finansial, biaya yang bisa dihemat, antara lain biaya transportasi ke tempat

belajar dan akomodasi selama belajar (terutama jika tempat belajar berada di kota

lain dan negara lain), biaya administrasi pengelolaan (misalnya: biaya gaji

dan tunjangan selama pelatihan, biaya instruktur dan tenaga administrasi

pengelola pelatihan, makanan selama pelatihan), penyediaan sarana dan fasilitas

fisik untuk belajar (misalnya: penyewaan ataupun penyediaan kelas, kursi, papan

tulis, LCD player, OHP).

Pada dasarnya cara penyampaian atau cara pemberian (delivery system) dari

e- learning, dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : komunikasi satu arah

23

dan komunikasi dua arah. Komunikasi atau interaksi antara dosen dan

mahasiswa memang sebaiknya melalui sistem dua arah. Dalam e-learning,

sistem dua arah ini juga bisa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

a. Dilaksanakan melalui cara langsung artinya pada saat instruktur

memberikan materi kuliah, peserta didik dapat langsung mendengarkanya.

b. Dilaksanakan melalui cara tidak langsung misalnya pesan dari instruktur

direkam dahulu sebelum digunakan.

Beberapa karakteristik e-learning yang dapat dijadikan media pembelajaran

di Perguruan Tinggi dan disekolah antara lain :

a. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dosen dan mahasiswa atau guru

dengan siswa, siswa dengan sesama siswa atau dosen/guru dengan sesama

dosen/guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi

oleh hal-hal yang bersifat protokoler.

b. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer

networks)

c. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials)

disimpan dikomputer sehingga dapat diakses oleh dosen dan mahasiswa

kapan saja dan dimana saja bila yang bersangkutan memerlukan.

d. Memanfaatkan jadual pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar

dan hal- hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat

setiap saat di komputer.

Pemanfaatan e-learning tidak terlepas dari jasa internet, karena teknik

pembelajaran yang tersedia di internet begitu lengkap, dan hal ini akan

mempengaruhi tugas dosen dalam proses pembelajaran. Dahulu, proses belajar

mengajar dominasi oleh peran pendidik, karena itu disebut the era of teacher.

Kini, proses belajar dan mengajar, banyak didominsi oleh peran pendidik dan

buku (the era of teacher and book) dan pada masa mendatang prose belajar

mengajar akan didominasi oleh peran pendidik, buku dan teknologi (the era of

teacher, book and technology).

24

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT

3.1 Tujuan

Hibah pengajaran ini bertujuan untuk mengembangkan e-learning mata

kuliah ekologi tumbuhan yang diajarkan pada mahasiswa semester III kelas A, B

dan C Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMM semester ganjil tahun 2011/2012.

Dengan demikian secara khusus akan dideskripsikan berbagai indikator

keberhasilan pelaksanaan/implementasi e-learning berupa nilai akhir mahasiswa

masing-masing kelas, hasil tabulasi dari angket mahasiswa dan hasil tabulasi

kuesioner mahasiswa tentang evaluasi dan pemetaan implementasi e-learning.

3.2 Manfaat

Pengembangan e-learning Ekologi Tumbuhan ini diharapkan dapat

meningkatkan daya serap dari mahasiswa atas materi yang diajarkan;

meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa; meningkatkan kemampuan belajar

mandiri mahasiswa; meningkatkan kualitas materi pembelajaran, meningkatkan

kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi, dan

memperluas daya jangkau proses belajar-mengajar dengan menggunakan jaringan

internet sehingga mereka bisa mengakses berbagai sumber belajar berkualitas dari

seluruh dunia dengan tidak terbatas ruang dan waktu.

25

BAB IV

METODE PELAKSANAAN

4.1 Metode

Metode yang digunakan dalam hibah pembelajaran ini menggunakan

metode riset dan pengembangan, dengan tahapan: (1) Perencanaan e-learning:

penyiapan SDM; mengkaji kompetensi dalam silabus, menyususn RPP dan

tutorial online, (2) menyusun bahan ajar/modul serta soal, (3) membuat

website/blog (4) merencanakan media pembelajaran berbantuan e-learning (Video

dan CAI: PPT dan macromedia flash), (5) merealisasikan/mengimplementasi e-

learning sebagai media pembelajaran, (6) evaluasi hasil belajar dan evaluasi

pelaksanaan e-learning pada mata kuliah ekologi tumbuhan. Perkuliahan

dilakukan secara tatap muka dan e-learning memiliki persentase 40%.

Pelaksanaan ini termasuk kategori 2 atau blended learning dimana posisi e-

learning sebagai suplemen perkuliahan, sehingga dalam pelaksanaan hibah

pembelajaran tidak semua kompetensi dasar akan diemplementasikan dalam e-

learning.

Pemanfaatan e-learning untuk memfasilitasi perkuliahan tatap muka

tersebut, seperti untuk pengiriman silabus, materi, soal latihan, tugas dan

komunikasi melalui forum diskusi elektronik. Proporsi penyampaian materi

perkuliahan secara elektronik dan semua bahan kuliah (materi, tugas, butir tes,

dan lain-lain.) sudah berbentuk elektronik (e-file). Penyajian e-learning berbasis

web ini bisa menjadi lebih interaktif. Informasi- informasi perkuliahan juga

bisa real time. Begitu pula dengan komunikasinya, meskipun tidak secara

langsung tatapmuka, tetapi forum diskusi perkuliahan bisa dilakukan.

Untuk melihat apakah e-learning yang dikembangkan berhasil atau efektif

maka akan dilakukan analisis deskriptif terhadap pencapaian/penguasaan

kompetensi (tes), angket evaluasi yang disebarkan kepada mahasiswa dan

dokumen elektronik atau cetak yang dihasilkan selama proses e-learning (melihat

semua gerak langkah mahasiswa/student track).

26

4.2 Waktu dan Tempat

Hibah pengajaran ini akan dilaksanakan selama 1 tahun yang terdiri dari

tahapan persiapan, perancangan, implementasi, evaluasi, penyusunan laporan dan

desiminasi. Hibah pengajaran dilaksanakan di Prodi Pendidikan Biologi FKIP

UMM yaitu pada mata kuliah Ekologi Tumbuhan pada semester III tahun

akademik 2011/2012 kelas A, B, dan C.

4.3 Desain

Desain pelaksanaan hibah pembelajaran e-learning ekologi tumbuhan ini

adalah:

1) Perencanaan e-learning: penyiapan SDM; mengkaji kompetensi dalam

silabus, menyusun RPP dan tutorial online. Selain itu mahasiswa

diminta untuk menyiapkan/membuat blog pribadi, e-mail dan akun

facebook.

2) Menyusun bahan ajar/modul serta soal,

3) Membuat website/blog dan pembuatan group facebook untuk diskusi

realtime-virtual.

4) Merencanakan media pembelajaran berbantuan e-learning (Video dan

CAI).

5) Merealisasikan/mengimplementasi e-learning sebagai media

pembelajaran. Penyampaian materi pembelajaran (uraian informasi

keilmuan) dapat berupa teks, gambar, video, audio, simulasi, presentasi

elektronik, hubungan dengan sumber lain, glossary dan lain-lain.

Kegiatan interaksi dapat berupa forum diskusi, teleconference, tatap

muka, penggunaan e-mail dan dimaksudkan untuk mengaktifkan

mahasiswa secara individu dan kelompok, menstimulasi siswa untuk

terlibat dalam proses belajar tingkat tinggi (higher order thinking),

serta memberi keleluasaan bagi mahasiswa untuk berinisiatif mencari

sumber belajar di internet, memulai diskusi, menjadi moderator forum,

membuat blog, dan lain-lain. Tugas dan tes dapat berupa tugas belajar,

tes mandiri, kuis, ujian dan sebagainya.

6) Evaluasi hasil belajar dan evaluasi pelaksanaan e-learning.

27

Dalam hal ini penilaian meliputi berbagai hal/indikator sehingga

diperoleh nilai mahasiswa masing-masing. Penilaian proses belajar

mengajar (PBM) menggunakan angket evaluasi sesuai dengan format

yang dikeluarkan oleh Badan Kendali Mutu Akademik Universitas

Muhammadiyah Malang. Sementara itu, evaluasi pelaksanaan e-learning

menggunakan Kuesioner Evaluasi dan Pemetaan Implementasi e-

Learning versi Sukardi et al (2007) yang diadaptasikan dan disesuaikan

sesuai kondisi di Universitas Muhammadiyah Malang.

4.4 Luaran

Luaran yang dari pelaksanaan hibah pengajaran ini adalah berbagai

perangkat e-learning yaitu modul, web/blog, video, CAI, PPT, berbagai

dokumentasi pelaksanaan e-learning dan laporan kegiatan atau hasil hibah

pembelajaran. Hasil Kegiatan ini diharapkan dapat digunakan sebagai praktik

baik (best practices) bagi dosen lain.

28

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

1. e-Learning yang telah dikembangkan

Pada Gambar 2 sampai Gambar 5 berikut dapat dilihat tampilan e-learning

yang dikembangkan.

Gambar 2. Halaman Depan Blog Dosen (http://husamah.blogspot.com)

Gambar 3. Desain Blog Ekologi Tumbuhan

29

Gambar 4. Salah Satu Group Facebook Ekologi Tumbuhan

Gambar 5. Yahoo Mail yang Digunakan dalam e-Learning

30

2. Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan

Tabel 1. Daftar Nilai Akhir Kelas A

No Nilai ∑ Mahasiswa Persentase (%)

1 A 63 52,50

2 B+ 35 29,17

3 B 21 17,50

4 C+ 0 0,00

5 C 0 0,00

6 D 0 0,00

7 E 1 0,83

Total Jumlah

Jumlah mahasiswa yang menempuh mata kuliah ekologi tumbuhan pada

semester ganjil 2011-2013 ini adalah 120 orang yang terdistribusi dalam 3 kelas

(Kelas A 43 orang, Kelas B 40 orang dan Kelas C 37 orang). Tabel 1

menunjukkan bahwa separuh mahasiswa dari tiga kelas yang menempuh mata

kuliah ekologi tumbuhan telah mendapatkan nilai yang maksimal atau A yaitu 63

dengan persentase 52,50%. Mahasiswa yang mendapatkan nilai B+ adalah 35

orang atau 29,17%, sedangkan yang mendapatkan nilai B berjumlah 21 orang atau

17,50%. Tidak ada mahasiswa yang mendapatikan nilai C+ dan C, dan hanya 1

orang mahasiswa yang mendapatkan nilai E (0,83%).

3. Evaluasi Proses Belajar Mengajar

Tabel 2. Tabulasi Data Hasil Evaluasi Proses Belajar Mengajar (PBM)

No Aspek Penilaian Rerata Nilai Kriteria

1 Persiapan Mengajar

1) Penyampaian garis besar rencana perkuliahan

(silabus/handout/RPP/SAP)

2) Membuat kesepakatan kontrak

perkuliahan/RKBM dengan mahasiswa

3) Indikator keberhasilan perkuliahan

disampaikan dengan jelas

4) Dosen masuk ruang kuliah tepat waktu

4.36

4.3

4.14

4.11

4.24

BAIK SEKALI

2 Proses Belajar Mengajar

5) Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan.

6) Me nguasai substansi mata kuliah

7) Materi pembelajaran di-update sesuai dengan

perkembangan mutakhir

8) Materi pembelajaran dihubungkan dengan

kondisi nyata keseharian

9) Menggunakan metode pembelajaran yang

bervariasi

10) Menggunakan media pembelajaran yang

3.9

4

4.3

4

4

4

31

bervariasi 11) Mampu mengelola pembelajaran berbasis IT

12) Mendorong setiap mahasiswa untuk terlibat

dalam pembelajaran

13) Memberikan kesempatan pada mahasiswa

untuk bertanya

14) Tanggapan dosen merangsang dosesn untuk

bertanya

15) Memberi tugas kepada mahasiswa sesuai

dengan tujuan dan materi perkuliahan

16) Mampu menjadi suri tauladan, dan bertindak

arif bijaksana

17) Penampilan berwibawa 18) Mampu berkomunikasi secara efektif dengan

mahasiswa

19) Mampu bersosialisasi secara efektif dengan

mahasiswa.

5

4

4

3.9

4.3

4

4 4.3

4.31

4.21

BAIK SEKALI

3 Evaluasi/Penilaian Pembelajaran

20) Pengembalian tugas/ujian mahasiswa disertai

dengan umpan balik untuk pengembangan

lebih lanjut.

21) Mendorong setiap mahasiswa untuk mencapai

tujuan sesuai dengan kemampuan dan kondisi

masing-masing mahasiswa.

22) Aspek yang dinilai sesuai dengan tujuan yang akan dicapai mahasiswa dalam perkuliahan.

23) Evaluasi menggunakan berbagai alat/cara

penilaian.

24) Evaluasi dilakukan secara terus-menerus.

25) Dosen memberi penilaian sesuai indikator

yang ditetapkan.

4.1

4

4.1

4.3

4

4.24

4.12

BAIK

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa untuk kriteria penilaian persiapan

mengajar rerata penilaian mahasiswa terhadap dosen adalah 4,24 atau dosen

melakukan persiapan mengajar dengan sangat baik. Tabel ini juga menunjukkan

bahwa untuk penilaian Proses Belajar Mengajar rerata penilaian mahasiswa

terhadap dosen adalah 4,21 atau dosen melakukan proses belajar mengajar dengan

sangat baik. Sementara itu untuk penilaian mahasiswa terkait dengan

Evaluasi/Penilaian Pembelajaran yang dilakukan oleh dosen pengampu

memperoleh rerata nilai 4,12 atau termasuk kategori baik

4. Evaluasi dan Pemetaan Implementasi e-learning

Jumlah mahasiswa yang mengisi kuesioner Evaluasi dan Pemetaan

Implementasi e-Learningversi Sukardi et al (2007) yang diadaptasikan dan

disesuaikan sesuai kondisi di Universitas Muhammadiyah Malang adalah 110

32

orang. Adapun komponen dari evaluasi dan pemetaan implementasi e-learning

sebagai mana ditunjukkan pada Tabel 3 sampai Tabel

Tabel 3 Kesiapan Fasilitas

No Komponen fasilitas pendukung Jumlah Jawaban

Ya Tidak

1 Anda tahu bahwa pembelajaran Ekologi Tumbuhan ini telah

menyediakan fasilitas e-learning untuk dapat digunakan

mahasiswa

110

2 Anda pernah mengakses e-learning yang disediakan oleh Dosen 110

3 Terdapat jaringan internet yang terhubung pada

komputer/laptop dan dapat digunakan mahasiswa 110

4 Jaringan internet yang terhubung pada komputer/laptop dan

dapat digunakan mahasiswa memiliki kualitas baik 110

5 Waktu untuk mengakses internet tersedia cukup untuk

dapat digunakan dalam memanfaatkan e-learning 90 20

6 Dosen terlebih dahulu memberikan informasi tentang

pelaksanaan pembelajaran berbasis e-learning 110

Tabel 4 Kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM)

No Komponen SDM Jumlah Jawaban

Ya Tidak

1 Anda mampu memanfaatkan komputer untuk mengakses

informasi dari internet 110

2

Anda mampu menggunakan fasilitas

internet untuk berkomunikasi menggunakan

email/facebook/blog/website 110

3 Anda mampu menggunakan fasilitas internet untuk mengakses

e-learning dari dosen 110

4 Anda mampu menggunakan apilikasi e- learning untuk mata

kuliah yang diikuti 110

5 Anda telah mampu menggunakan komputer sejak SMA/SMK 108 2

6 Anda telah mampu menggunakan internet sejak SMA/SMK 108 2

Tabel 5. Persepsi MahasiswaTentang Penggunaan e-learning Untuk

Pembelajaran

No Persepsi Mahasiswa Jumlah Jawaban

SS S R TS STS

1 e-learning sangat membantu dalam kegiatan

pembelajaran 82 28

2 e-learning mempermudah mahasiswa dalam

mengakses materi pelajaran 60 38 12

3 e-learning efektif untuk meningkatkan kualitas proses

pembelajaran 110

4 e-learning dapat meningkatkan kualitas interaksi dan

komunikasi dengan dosen 90 20

5 Cukup mudah untuk menggunakan e- learning dalam

mata kuliah yang diikuti saat ini 55 55

33

6 e-learning memudahkan untuk memahami dan mengerjakan tugas-tugas perkuliahan 40 70

7 e-learning memudahkan mahasiswa untuk

mendapatkan umpan balik hasil evaluasi dosen 75 35

8

e-learning dapat digunakan untuk melaksanakan remidiasi dan pengayaan bagi mahasiswa yang

memerlukannya 70 40

9

Implementasi e-learning pada mata kuliah ini

membuat mahasiswa peka terhadap perkembangan

teknologi 88 22

10

Implementasi e-learning pada mata kuliah ini

membuat mahasiswa memiliki keinginan untuk

menerapkannya di sekolah ketika kelak mengajar 60 50

11

Implementasi e-learning pada mata kuliah ini

membuat mahasiswa memiliki kemampuan lebih

dalam menggunakan e-mail, facebook, blog dan

teknologi lainnya

65 45

12

Dosen selalu memantau dan melihat perkembangan

mahasiswa dalam menggunakan e-learning dalam

pembelajaran ekologi tumbuhan 55 55

Tabel 6 Kendala dalam menggunakan e-learning yang telah tersedia

No Kendala dalam menggunakan e-learning Jumlah Jawaban

Ya Tidak

1 Secara teknis belum tahu bagaimana cara menggunakan e-

learning 20 90

2 Malas mengakses bahan bahan kuliah yang ada dalam

e-learning 110

3 Tidak menguasai bagaimana berinteraksi dengan dosen

melalui e-learning 110

4 Tidak memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk

mengakses internet 110

5 Jaringan internet yang tersedia kurang memadai

jumlahnya 60 50

Tabel 7 Tanggapan terhadap fasilitas e-learning yang telah tersedia

No Tanggapan Jumlah Jawaban

SS S R TS STS

1 e-learning yang ada saat ini memiliki

kualitas yang cukup bagus 70 40

2 e-learning yang tersedia dapat dengan mudah

digunakan 30 60 20

3 e-learning saat ini masih perlu ditingkatkan kualitas

layanannya 80 30

4 e-learning cukup membantu dalam

mengambangkan pembelajaran 20 90

5 e-learning yang ada saat ini perlu

disederhanakan fasilitasnya 40 50 20

34

Tabel 8 Fasilitas yang Diperlukan untuk Pengembangan e-learning lebih

lanjut

No Fungsi/Fasilitas Utama e-learning Jumlah jawaban

Ya Tidak

1 Menyediakan Informasi umum perkuliahan 110

2 Menyediakan Materi Perkuliahan 110

3 Menyediakan administrasi perkuliahan 110

4 Menyediakan link ke sumber-sumber belajar Web lainnya 110

5 Menyediakan Forum Diskusi peserta perkuliahan 110

6 Menyediakan sarana pemberian tugas 110

7 Menyediakan sarana ujian/kuis secara on-line 110 8 Menyediakan Sarana Masukan Kepada Dosen 30 80

9 Menyediakan sarana pengumuman dalam perkuliahan 20 90

10 Menyediakan sarana laporan aktivitas mahasiswa di dalam

perkuliahan 20 90

11 Menyediakan sarana penilaian 110

12 Menyediakan sarana penampilan hasil penilaian 110

5.2 Pembahasan

1. e-Learning yang telah dikembangkan

E-Learning Ekologi Tumbuhan dikembangkan dan diimplementasikan

dengan paradigma pembelajaran on-line terpadu menggunakan blog

(www.blogspot.com), facebook, google docs, yahoo email, yahoo massenger dan

youtube. Alamat blog yang dikembangkan dalam hibah ini adalah

http://ektumbioumm.blogspot.com yang merupakan downlink dari

http://husamah.blogspot.com. Blog ini terdiri dari berbagai bagian yaitu header,

kolom selamat datang, daftar menu, Arsip blog, identitas pengembang,

pengikut/members, indikator visitor/pengunjung dan kolom isi. Pada setiap

postingan ada kolom komentar pada bagian bawah. Sementara itu, sebagai syarat

berinteraksi sesama blogger, maka setiap mahasiswa diwajibkab memiliki blog

pribadi baik itu menggunakan blogspot, wordpress, ataupun blog Umm.

Untuk mendukung kegiatan e-learning via blog maka digunakan grup

facebook yaitu EKOLOGI TUMBUHAN IIIA, EKOLOGI TUMBUHAN IIIB,

dan EKOLOGI TUMBUHAN IIIC, dengan demikian semua mahasiswa tentu

sudah memiliki account facebook. Grup ini bersifat tertutup sehingga hanya bisa

diakses oleh anggota kelas atau yang dizinkan. Dosen dan mahasiswa juga sudah

memiliki alamat email yang dapat digunakan sebagai sarana mengirim tugas atau

35

berdiskusi dengan dosen (via yahoo massenger). Salah satu media yang juga

memudahkan penyebaran informasi dari mahasiswa ke mahasiswa atau dari dosen

ke mahasiswa adalah media microblogging twitter. Dalam hal ini twitter yang

digunakan adalah @husamahbio.

Media yang digunakan dan dikembangkan semuanya adalah media yang

tidak berbayar atau gratis yang dapat digunakan untuk menampung materi

perkuliahan online, mengelola kegiatan pembelajaran serta hasil-hasilnya,

memfasilitasi interaksi, komunikasi, serta kerjasama antar dosen dan mahasiswa.

Blogspot mendukung berbagai aktivitas, antara lain: administrasi, peyampaian

materi pembelajaran, penilaian (tugas, quiz), pelacakan/tracking & monitoring,

kolaborasi, dan komunikasi/interaksi.

Melalui e-learning berbasis blogspot dan dibantu dengan media lain ini

dosen dapat mengelola materi perkuliahan, yakni: menyusun dan meng-upload

silabus/RKT, meng-upload materi perkuliahan, memberikan tugas kepada

mahasiswa, menerima pekerjaan/tugas mahasiswa, membuat tes/quiz,

memberikan nilai, memonitor keaktifan mahasiswa, mengolah nilai mahasiswa,

berinteraksi dengan mahasiswa melalui forum diskusi dan chat, dan lain-lain. Di

sisi lain, mahasiswa dapat mengakses informasi dan materi pembelajaran (berupa

e-modul, e-book, e-journal, video, powerpoint dan link website sumber terkait),

berinteraksi dengan sesama mahasiswa dan dosen, melakukan transaksi tugas-

tugas perkuliahan, mengerjakan tes/quiz, melihat pencapaian hasil belajar, dan

lain-lain.

Hal ini sejalan dengan Rusman (2010) yang mengungkapkan bahwa

penggunaan ICT dalam dunia pendidikan dikenal dengan program e-learning. E-

learning di Indonesia telah dikembangkan di bawah naungan Program Telematika

Pendidikan atau program e-education. Hal ini digunakan pada segala bentuk

teknologi komunikasi untuk menciptakan, mengelola, dan memberikan informasi.

E-education berhubungan dengan pemanfaatan media komunikasi dan teknologi

informasi, seperti komputer, Internet, telepon, televisi/video, radio, dan alat bantu

audiovisual lainnya yang digunakan dalam pendidikan.

Koran dalam Rusman (2010) mengungkapkan bahwa e-learning adalah

pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau Internet)

36

untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Adapula yang

menafsirkan e-learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan

melalui media Internet. Sedangkan Dong (dalam Rusman, 2010) mendefinisikan

e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik

komputer yang memperoleh bahan belajar sesuai dengan kebutuhannya.

Rosenberg (2001) dalam Rusman (2010) menekankan bahwa e-learning

merujuk pada penggunaan Internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang

dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan

Campbell (2002), Kamarga (2002) dalam Rusman (2010) yang intinya

menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakikat e-learning.

Internet, Intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM adalah

sebagian dari media elektronik yang boleh disampaikan secara ‘synchronously’

(pada waktu yang sama) ataupun ‘asynchronously’ (pada waktu yang berbeda).

Materi pembelajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini dapat

berupa teks, grafik, animasi, simulasi, audio dan video.

Berdasarkan hasil hibah pembelajaran dan analisa yang telah dilakukan

maka dapat dikatakan bahwa: fasilitas e-learning ekologi tumbuhan yang telah

dikembangkan dengan menggunakan media blogspot yang dipadu dengan grup

facebook, yahoo mail, yahoo massenger, google docs, twitter dan youtube.

Fasilitas ini telah diimplementasikan dan berfungsi dengan baik dan memiliki

banyak manfaat bagi mahasiswa yang menempuh mata kuliah ekologi tumbuhan.

Rusman (2010) menjelaskan bahwa perbedaan pembelajaran tradisional

dengan e-learning yaitu pada kelas „tradisional‟, guru dianggap sebagai orang

yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada

pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran „e-learning‟ fokus utamanya adalah

pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggungjawab untuk

pembelajarannya. Suasana pembelajaran ‘e-learning’ akan „memaksa‟ pelajar

memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat

perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.

Khoe Yao Tung (2000) dalam Rusman (2010) mengatakan bahwa setelah

kehadiran guru dalam arti sebenarnya, Internet akan menjadi suplemen dan

komplemen dalam menjadikan wakil guru yang mewakili sumber belajar yang

37

penting di dunia. Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan

diminati, Onno W. Purbo (2002) dalam Rusman (2010) mensyaratkan tiga hal

yang wajib dipenuhi dalam merancang e-learning, yaitu: sederhana, personal, dan

cepat. Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam

memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang

disediakan, akan mengurangi pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga

waktu belajar peserta dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan

pada belajar menggunakan sistem e-learning-nya.

Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti

layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan murid di depan kelas. Dengan

pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan

kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan

membuat peserta didik betah berlama-lama di depan layar komputernya.

Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap

keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan demikian perbaikan

pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau pengelola.

2. Hasil Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan

Tabel 1 menunjukkan bahwa separuh mahasiswa dari tiga kelas yang

menempuh mata kuliah ekologi tumbuhan telah mendapatkan nilai yang maksimal

atau A yaitu 63 dengan persentase 52,50%. Mahasiswa yang mendapatkan nilai

B+ adalah 35 orang atau 29,17%, sedangkan yang mendapatkan nilai B berjumlah

21 orang atau 17,50%. Tidak ada mahasiswa yang mendapatikan nilai C+ dan C,

dan hanya 1 orang mahasiswa yang mendapatkan nilai E (0,83%). Data ini

menunjukkan bahwa 99% mahasiswa telah lulus mata kuliah ini dan mendapatkan

nilai yang tinggi bahkan lebih dari separuh yang mendapat nilai maksimal.

Sementara itu, 1 orang yang tidak lulus mata kuliah lebih disebabkan karena sejak

dari awal perkuliahan memang sudah tidak masuk, atau kemungkinan besar dapat

dikatakan batal mengikuti perkualiahan.

Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran/pengajaran

berbasi e-Learning yang diterapkan pada mata kuliah Ekologi Tumbuhan ini

mampu Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dan Kompetensi Peserta Didik.

38

Memang, sistem perkuliahan yang selanjutnya juga dalam penilaian memadukan

sistem tatap muka di kelas, nilai pembelajaran online atau berbasis e-learning, dan

praktikum. Dalam hal ini sistem pembelajaran yang memadukan antara e-learning

dengan face to face atau tatap muka dikenal dengan istilah blended learning.

Moebs & Weibelzahl (2006:1-6) mendefinisikan Blended learning sebagai

pencampuran antara online dan pertemuan tatap muka (face to face meeting)

dalam satu aktivitas pembelajaran yang terintegrasi. Blended learning juga berarti

menggunakan sebuah variasi metode yang mengkombinasikan pertemuan tatap

muka langsung di kelas tradisional dan pengajaran online untuk mendapatkan

objektivitas pembelajaran (Akkoyunlu & Soylu, 2006). Sementara itu Graham

(2005:3-21) mengatakan bahwa Blended learning adalah sebuah pendekatan yang

mengintegrasikan face to face teaching dan kegiatan instruksional berbantuan

komputer (computer mediated instruction) dalam sebuah lingkungan pedagogik.

Makna asli sekaligus yang paling umum Blended learning mengacu pada

pembelajaran yang mengombinasi atau mencampur antara pembelajaran tatap

muka (face to face) dan pembelajaran berbasis komputer (online dan offline),

(Dwiyogo, 2011). Menurut Thorne (2003) Blended learning adalah perpaduan

dari: teknologi multimedia, CD ROM video streaming, kelas virtual, voicemail,

email dan teleconference, animasi teks online dan video-streaming. Semua ini

dikombinasi dengan bentuk tradisional pelatihan di kelas dan pelatihan satu-satu.

Blended learning menjadi solusi yang paling tepat untuk proses pembelajaran

yang sesuai tidak hanya dengan kebutuhan pembelajaran akan tetapi juga gaya

belajar peserta didik.

Perlunya dan signifikansi blended leaning terletak pada potensialnya.

Blended learning merepresentasikan keuntungan yang jelas untuk menciptakan

pengalaman belajar yang memberikan pembelajran yang tepat pada saat yang

tepat dan waktu yang tepat pada setiap individu. Blended learning menjadi

batasan yang benar-benar universal dan global dan membawa kelompok

pembelajar bersama-sama melintas budaya dan zona waktu yang berbeda. Pada

konteks ini Blended learning dapat menjadi salah satu pengembangan paling

signifikan pada abad 21.

39

Menurut Hartono & Rustaman (2008:19) melalui pembelajaran blended,

pada kegiatan pembelajaran online perlu dikemas penyajian bahan ajar yang

menarik, misalkan dalam bentuk video dan animasi. Kedua kegiatan ini

menghendaki mahasiswa aktif berinteraksi dan merespon sejumlah pertanyaan

yang timbul setelah mahasiswa mempelajari video dan animasi. Bahan ajar dalam

bentuk video dan animasi dapat dikemas dalam Learning Management System,

misalkan menggunakan program Moodle. Dengan program ini, kita dapat

menempatkan bahan ajar dalam bentuk video, animasi, teks, forum diskusi dan

berita, bank soal dalam asesmen online, serta kuesioner. Asesmen online

dilakukan tanpa interakdi tatap muka dan pengamatan yang memungkinkan tutor

dapat mengakses kemajuan mahasiswa mencapai standar yang ditetapkan. Dalam

sistem Blended learning, asesmen dilakukan dengan dua cara, yaitu online dan

tatap muka. Sistem Blended learning ini pada fase residensial mengontrol

kemampuan riil mahasiswa sehingga menjaga kualitas proses belajar mengajar

khusus dalam asesmen. Diskusi online dan assessmen online merupakan media

yang cukup handal untuk menilai keaktifan mahasiswa.

3. Evaluasi Proses Belajar Mengajar (PBM)

Hasil di atas menunjukkan bahwa untuk kriteria penilaian persiapan

mengajar rerata penilaian mahasiswa terhadap dosen adalah 4,24 atau dosen

melakukan persiapan mengajar dengan sangat baik. Jika diuraikan secara rinci

maka dapat dikatakan Untuk point 1 yaitu penyampaian garis besar rencana

perkuliahan (silabus/handout/RPP/SAP) rerata nilai adalah 4,36 atau sangat baik.

Pont 2 membuat kesepakatan kontrak perkuliahan/RKBM dengan mahasiswa

rerata nilai 4,3 atau sangat baik. Sedangkan point 3 tentang Indikator keberhasilan

perkuliahan disampaikan dengan jelas rerata nilainya adalah 4.14 dan point 4

Dosen masuk ruang kuliah tepat waktu rerata nilai 4,11. Kedua point tersebut

memiliki kriteria baik.

Tabel 2 juga menunjukkan bahwa untuk penilaian Proses Belajar

Mengajar rerata penilaian mahasiswa terhadap dosen adalah 4,21 atau dosen

melakukan proses belajar mengajar dengan sangat baik. Adapun jika diuraikan

perpoint maka untuk point 5 Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif

40

dan menyenangkan memiliki rerata nilai 3,9 (kategori baik). Point 6 Me nguasai

substansi mata kuliah rerata nilai 4 (kategori baik). Point 7 Materi pembelajaran

di-update sesuai dengan perkembangan mutakhir, rerata nilai 4,3 (kategori sangat

baik). Point 8 Materi pembelajaran dihubungkan dengan kondisi nyata keseharian

mendapatkan rerata nilai 4 (kategori baik). Point 9 Menggunakan metode

pembelajaran yang bervariasi rerata nilai 4 (kategori baik). Point 10 Menggunakan

media pembelajaran yang bervariasi dengan rerata 4 (kategori baik). Point 11

Mampu mengelola pembelajaran berbasis IT mendapatkan nilai sempurna 5

(kategori sangat baik). Point 12 Mendorong setiap mahasiswa untuk terlibat dalam

pembelajaran, rerata nilai 4 (kategori baik). Point 13 Memberikan kesempatan

pada mahasiswa untuk bertanya, mendapat rerata nilai 4 (kategori baik). Point 14

Tanggapan dosen merangsang dosesn untuk bertanya, mendapat rerata 3,9

(kategori baik). Point 15 Memberi tugas kepada mahasiswa sesuai dengan tujuan

dan materi perkuliahan dengan rerata 4,3 (kategori sangat baik). Point 16 Mampu

menjadi suri tauladan, dan bertindak arif bijaksana, rerata nilai 4 (kategori baik).

Point 17 Penampilan berwibawa, rerata 4 (kategori baik). Point 18 Mampu

berkomunikasi secara efektif dengan mahasiswa, dengan rerata 4,3 (kategori

sangat baik). Dan terakhir point 19 Mampu bersosialisasi secara efektif dengan

mahasiswa, rerata nilai adalah 4,31 (kategori sangat baik).

Sementara itu untuk penilaian mahasiswa terkait dengan Evaluasi/Penilaian

Pembelajaran yang dilakukan oleh dosen pengampu memperoleh rerata nilai 4,12

atau termasuk kategori baik. Jika diuraikan perpoint, maka untuk point 20 yaitu

Pengembalian tugas/ujian mahasiswa disertai dengan umpan balik untuk

pengembangan lebih lanjut, reratanya adalah 4,1 (kategori baik). Point 21

Mendorong setiap mahasiswa untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan

dan kondisi masing-masing mahasiswa, dengan rerata 4 (kategori baik). Point 22

Aspek yang dinilai sesuai dengan tujuan yang akan dicapai mahasiswa dalam

perkuliahan, dengan rerata 4,1 (kategori baik). Point 23 Evaluasi menggunakan

berbagai alat/cara penilaian dengan rerata 4,3 (kategori sangat baik). Point 24

yaitu Evaluasi dilakukan secara terus-menerus dengan nilai rerata 4 (kategori

baik). Sedangkan point 25 Dosen memberi penilaian sesuai indikator yang

ditetapkan, mendapatkan rerata nilai 4,24 (kategori sangat baik).

41

Mahasiswa yang menempuh mata kuliah ekologi tumbuhan menganggap

bahwa e-learning ekologi tumbuhan telah memenuhi aspek-aspek PBM sehingga

perlu untuk diterapkan dalam perkuliahan. Kesiapan fasilitas dan SDM secara

umum telah dianggap mencukupi. Penilaian positif dan sangat baik dari

mahasiswa terkait dengan PBM berbasis e-learning ini sejalan dengan Ibrahim &

Syaodih (2003) bahwa pembelajaran seharusnya berorientasi pada pembelajar

sebagai individu yang memiliki potensi, kemampuan, minat dan motivasi yang

dapat digali serta dikembangkan melalui proses belajar sehingga pembelajaran

saat ini semestinya disesuaikan dengan preferensi mereka. Itu berarti

pembelajaran seharusnya disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi

yang berkembang saat ini karena pembelajar/peserta didik/mahasiswa sekarang

adalah Digital Native atau Penduduk Asli Digital (Sardjana, 2011). Hal ini

terbukti dengan mudahnya mereka memahami dan menggunakan berbagai

perangkat digital tanpa harus terlebih dahulu membaca manual book yang

tersedia. Mereka hampir selalu up date terhadap perkembangan teknologi digital

(Soeparto, 2009).

E-learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang relatif

baru di Indonesia sehingga ketika mahasiswa mendapatkan pengalaman baru yang

menarik dan menantang yaitu e-learning maka mereka akan merespon positif dan

menghargai hal tersebut. Menurut Munir (2009) pemanfaatan teknologi dalam

dunia pendidikan khususnya dalam sistem pembelajaran telah mengubah sistem

pembelajaran pola konvensional atau pola tradisional menjadi pola bermedia,

diantaranya media komputer dengan internet-nya yang pada akhirnya

memunculkan e-learning. Pada pola pembelajaran bermedia ini, pembelajar dapat

memilih materi pembelajaran berdasarkan minatnya sendiri, sehingga belajar

menjadi menyenangkan, tidak membosankan, penuh motivasi, semangat, menarik

perhatian dan sebagainya.

Hal ini juga sejalan dengan Wulf (1996) yang menegaskan bahwa manfaat

pembelajaran e-learning minimal terdiri atas 4 hal, yaitu: (1) Meningkatkan kadar

interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance

interactivity). (2) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan

kapan saja (time and place flexibility). (3) Menjangkau peserta didik dalam

42

cakupan yang luas (potential to reach a global audience). (4) Mempermudah

penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content

as well as archivable capabilities).

4. Evaluasi dan Pemetaan Implementasi e-learning

Jumlah mahasiswa yang mengisi kuesioner Evaluasi dan Pemetaan

Implementasi e-Learningversi Sukardi et al (2007) yang diadaptasikan dan

disesuaikan sesuai kondisi di Universitas Muhammadiyah Malang adalah 110

orang.

a. Kesiapan Fasilitas

Tabel 3 menunjukkan bahwa untuk pertanyaan tentang komponen fasilitas

pendukung dengan pertanyaan: 1) Anda tahu bahwa pembelajaran Ekologi

Tumbuhan ini telah menyediakan fasilitas e-learning untuk dapat digunakan

mahasiswa, 2) Anda pernah mengakses e-learning yang disediakan oleh Dosen, 3)

Terdapat jaringan internet yang terhubung pada komputer/laptop dan dapat

digunakan mahasiswa, 4) Jaringan internet yang terhubung pada komputer/laptop

dan dapat digunakan mahasiswa memiliki kualitas baik dan 6) Dosen terlebih

dahulu memberikan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran berbasis e-

learning; semua mahasiswa atau 110 mahasiswa menjawab “ya”. Sementara untuk

pertanyaan 5) Waktu untuk mengakses internet tersedia cukup untuk dapat

digunakan dalam memanfaatkan e-learning terdapat 90 orang yang menjawa “ya”

dan hanya “20” orang yang menjawab “tidak”.

b. Kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM)

Tabel 4 menunjukkan bahwa untuk pertanyaan tentang komponen fasilitas

pendukung dengan pertanyaan: 1) Anda mampu memanfaatkan komputer untuk

mengakses informasi dari internet, 2) Anda mampu menggunakan fasilitas internet

untuk berkomunikasi menggunakan email/facebook/blog/website, 3) Anda mampu

menggunakan fasilitas internet untuk mengakses e-learning dari dosen, dan 4)

Anda mampu menggunakan apilikasi e- learning untuk mata kuliah yang diikuti,

semua mahasiswa yang berjumlah 110 orang menjawab “ya”. Sementara untuk

43

pertanyaan: 5) Anda telah mampu menggunakan komputer sejak SMA/SMK dan

6) Anda telah mampu menggunakan internet sejak SMA/SMK 108 mahasiswa

menjawan “ya”. Ada 2 orang mahasiswa yang menjawab “tidak”.

c. Persepsi MahasiswaTentang Penggunaan e-learning Untuk Pembelajaran

Tabel 5 ini menunjukkan bahwa 110 (100%) atau semua mahasiswa setuju

dan dangat setuju bahwa e-learning ini memberikan efek positif bagi mahasiswa

atau memiliki banyakk manfaat seperti e-learning sangat membantu dalam

kegiatan pembelajaran, e-learning mempermudah mahasiswa dalam mengakses

materi pelajaran, e-learning efektif untuk meningkatkan kualitas proses

pembelajaran, e-learning dapat meningkatkan kualitas interaksi dan komunikasi

dengan dosen, e-learning memudahkan untuk memahami dan mengerjakan tugas-

tugas perkuliahan, e-learning memudahkan mahasiswa untuk mendapatkan umpan

balik hasil evaluasi dosen, e-learning dapat digunakan untuk melaksanakan

remidiasi dan pengayaan bagi mahasiswa yang memerlukannya, cukup mudah

untuk menggunakan e-learning dalam mata kuliah yang diikuti saat ini, dan

implementasi e-learning pada mata kuliah ini membuat mahasiswa peka terhadap

perkembangan teknologi. Implementasi e-learning pada mata kuliah ini juga

membuat mahasiswa memiliki keinginan untuk menerapkannya di sekolah ketika

kelak mengajar, implementasi e-learning pada mata kuliah ini membuat

mahasiswa memiliki kemampuan lebih dalam menggunakan e-mail, facebook,

blog dan teknologi lainnya. Mahasiswa juga setuju dan sangat setuju bahwa dosen

selalu memantau dan melihat perkembangan mahasiswa dalam menggunakan e-

learning dalam pembelajaran ekologi tumbuhan. Namun demikian ada 12 orang

yang ragu-ragu bahwa e-learning mempermudah mahasiswa dalam mengakses

materi pelajaran.

d. Kendala dalam menggunakan e-learning yang telah tersedia

Tabel 6 ini menunjukkan bahwa rata-rata mahasiswa menganggap tidak ada

kendala yang berarti dalam menggunakan e-learning yang telah tersedia. Tidak

ada mahasiswa yang menjawab secara teknis belum tahu bagaimana cara

menggunakan e-learning. Tidak ada mahasiswa yang malas mengakses bahan

44

bahan kuliah yang ada dalam e-learning. Tidak ada mahasiswa yang tidak

menguasai bagaimana berinteraksi dengan dosen melalui e-learning dan tidak

mahasiswa yang tidak memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk mengakses

internet. Namun demikian masih ada 20 orang mahasiswa yang mengaku bahwa

secara teknis belum tahu bagaimana cara menggunakan e-learning. Sementara ada

60 mahasiswa yang mengaku bahwa jaringan internet yang tersedia kurang

memadai jumlahnya.

e. Tanggapan terhadap fasilitas e-learning yang telah tersedia

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa memberikan tanggapan positif

terhadap e-learning yang telah dikembangkan oleh dosen. Hal ini dapat dilihat

dari semua mahasiswa yang menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa e-

learning yang ada saat ini memiliki kualitas yang cukup bagus. Semua mahasiswa

juga setuju dan sangat setuju bahwa e-learning cukup membantu dalam

mengambangkan pembelajaran. Sementara itu meskipun sebagian besar

mahasiswa (90 orang) setuju bahwa e-learning yang tersedia dapat dengan mudah

digunakan, namun masih ada 20 orang mahasiswa yang ragu-ragu terkait hal

tersebut. semua mahasiswa yang setuju dan sangat setuju bahwa e-learning saat

ini masih perlu ditingkatkan kualitas layanannya. Hal lain yang adalah bahwa

adanya kenyataan bahwa 40 orang mahasiswa setuju apabila e-learning yang ada

saat ini perlu disederhanakan fasilitasnya, namun 50 orang ragu-ragu akan hal

tersebut sedangkan 20 orang mahasiswa tidak setuju apabila disederhakan.

F. Fasilitas yang Diperlukan untuk Pengembangan e-learning lebih lanjut

Terkait dengan fasilitas yang diperlukan untuk pengembangan e-learning

lebih lanjut, semua mahasiswa menjawab perlunya penyediaan Informasi umum

perkuliahan, penyediaan Materi Perkuliahan, pemnyediaan administrasi

perkuliahan, penyediaan link ke sumber-sumber belajar Web lainnya, penyediaan

Forum Diskusi peserta perkuliahan, penyediaan sarana pemberian tugas,

penyediaan sarana ujian/kuis secara on-line, penyediaan sarana penilaian dan

penyediaan sarana penampilan hasil penilaian. Sementara itu sebagian besar

mahasiswa (80 orang) menyatakan tidak perlu adanya penyediaan Sarana

45

Masukan Kepada Dosen lebih lanjut. Sebagian besar mahasiswa (90 orang) juga

menyatakan bahwa tidak perlu adanya penyediaan sarana pengumuman dalam

perkuliahan dan penyediaan sarana laporan aktivitas mahasiswa di dalam

perkuliahan lebih lanjut.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum tidak

terlalu banyak kendala yang muncul dalam penerapan e-learning tetap muncul.

Namun demikian ada beberapa kendala yang perlu dicermati yaitu ada 18,18%

mahasiswa yang secara teknis belum tahu banyak atau mahir bagaimana cara

menggunakan e-learning. Kendala terbesar yang dirasakan 54,55% mahasiswa

adalah jaringan internet yang tersedia kurang memadai jumlahnya.

Fasilitas e-learning yang sudah ada dianggap sudah cukup memenuhi

kebutuhan pengguna dengan baik tetapi masih perlu penyederhanaan. Fasilitas-

fasilitas umum e-learning ekologi tumbuhan seperti informasi perkuliahan, materi

perkuliahan, fasilitas pemberian tugas/quiz, pengumuman dan forum, serta

penilaian, tetap dianggap penting untuk dikembangkan.

46

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

E-Learning Ekologi Tumbuhan dikembangkan dengan paradigma

pembelajaran on-line terpadu menggunakan blog (www.blogspot.com), facebook,

google docs, yahoo email, yahoo massenger dan youtube. Untuk berinteraksi

sesama blogger, setiap mahasiswa memiliki blog pribadi baik itu menggunakan

blogspot, wordpress, ataupun blog Umm. Untuk mendukung kegiatan e-learning

via blog maka digunakan grup facebook.

Hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah ekologi tumbuhan adalah bahwa

separuh mahasiswa dari tiga kelas yang menempuh mata kuliah ekologi tumbuhan

telah mendapatkan nilai yang maksimal atau A yaitu 63 (52,50%), B+ adalah 35

(29,17%), dan B adalah 21 (17,50%). Pengajaran berbasis e-Learning yang

diterapkan pada mata kuliah Ekologi Tumbuhan ini mampu meningkatkan

kualitas pembelajaran dan kompetensi peserta didik.

Untuk kriteria penilaian persiapan mengajar rerata penilaian mahasiswa

terhadap dosen adalah 4,24 (sangat baik). Penilaian Proses Belajar Mengajar

rerata penilaian adalah 4,21 (sangat baik) dan ntuk penilaian mahasiswa terkait

dengan Evaluasi/Penilaian Pembelajaran yang dilakukan oleh dosen pengampu

memperoleh rerata nilai 4,12 (baik). Mahasiswa menganggap bahwa e-learning

ekologi tumbuhan telah memenuhi aspek-aspek PBM sehingga perlu untuk

diterapkan dalam perkuliahan. Kesiapan fasilitas dan SDM secara umum telah

dianggap mencukupi. Secara umum tidak terlalu banyak kendala yang muncul

dalam penerapan e-learning tetap muncul. Namun demikian ada beberapa kendala

yang perlu dicermati yaitu ada 18,18% mahasiswa yang secara teknis belum tahu

banyak atau mahir bagaimana cara menggunakan e-learning. Kendala terbesar

yang dirasakan 54,55% mahasiswa adalah jaringan internet yang tersedia kurang

memadai jumlahnya. Fasilitas e-learning yang sudah ada dianggap sudah cukup

memenuhi kebutuhan pengguna dengan baik tetapi masih perlu penyederhanaan.

Fasilitas-fasilitas umum e-learning ekologi tumbuhan seperti informasi

47

perkuliahan, materi perkuliahan, fasilitas pemberian tugas/quiz, pengumuman dan

forum, serta penilaian, tetap dianggap penting untuk dikembangkan.

6.2 Saran

1 . Pembelajaran lebih lanjut dapat berupa penerapan e-learning pada

berbagai mata kuliah yang ada di Prodi Pendidikan Biologi UMM.

2 . Dapat pula dikembangkan pembelajaran berbasis blended learning

sehingga ditemukan bentuk yang sesuai dengan kebutuhan dan sesuai

kekhasan Prodi Pendidikan Biologi UMM.

3. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk memperoleh bentuk e-

learning yang terintegrasi dengan domain hosting www.umm.ac.id

namun tetap dapat diakses oleh mahasiswa meskipun berada di luar

kampus.

4. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk memperoleh format

pembelajaran menggunakan e-learning yang sesuai dengan masing-

masing bidang keilmuan.

48

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, S. B; Zain, A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Effendi, E.; Zhuang, H. 2005. E-learning: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

Hamalik, O. 1986. Media Pendidikan. Bandung : Penerbit Alumni

Hasbullah. 2008. Perancangan dan Implementasi Model Pembelajaran E-Learning

untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di JPTE FPTK UPI. Laporan

Penelitian. Bandung: Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI.

Ibrahim, R.; Syaodih, N. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Ikhsan, J.; Baskoro; Soleiman, N. Riyanti, R. D. 2010. Modul Pendamping

Pengembangan Bahan Ajar Cetak. Jakarta: Ditnaga Dikti Depdiknas.

Indrayani, E. 2007. E-learning: Konsep, dan Strategi Pembelajaran di Era Digital

(Implementasi pada Pendidikan Tinggi). Jurnal Ilmiah Visioner Tahun

2007.

Kamarga, H. 2002. Belajar Sejarah melalui e-learning; Alternatif Mengakses

Sumber Informasi Kesejarahan. Jakarta: Inti Media.

Koran, J. K. C. 2002. Aplikasi E-Learning dalam Pengajaran dan pembelajaran di

Sekolah Malasyia. Makalah 8 November 2002.

Krisnadi, E..; Pribadi, B.A. 2010. Modul Pendamping Pengembangan Bahan Ajar

Non Cetak. Jakarta: Ditnaga Dkti Depdiknas.

Listyarini, S.; Sarjiyo; Riyanti, R. D. 2010. Modul Pendamping Pengembangan

Perangkat Tutorial. Jakarta: Ditnaga Dikti Depdiknas.

Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Sardjana, D. 2011. Pendidikan Digital: Utopia Atau Harapan? (Sebuah Obrolan di

Dunia Maya). (Online). (http://idelearning.com/2011/05/31/pendidikan-

digital-utopia-atau-harapan-obrolan-dosen-di-dunia-maya/#more; diakses 3

September 2011).

Soekartawi. 2003. Prinsip Dasar E-Learning: Teori dan Aplikasinya di

Indonesia. Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.

49

Soeparto. 2009. Native Digital Vs Immigrant Digital. Makalah pelatihan Pekerti

Dosen Muda UMM, Juni 2009.

Sudjana, N.; Rivai, A. 2010. Media Pengajaran. Cetakan IX. Bandung: Sinar

Baru Algesindo.

Sukardi; Widiatmono, R.; Surjono, H.D. 2007. Pengembangan e-learning UNY.

Laporan Penelitian Institusional. Yogyakarta: Universitas Negeri

Suryanto, A.; Sukirman. 2010. Modul Pendamping Pengembangan Soal. Jakarta:

Ditnaga Dikti Depdiknas.

Wibawanto, H.; Sahid. 2010. Modul Pendamping Pengembangan Bahan Ajar

Berbasis Web. Jakarta: Ditnaga Dikti Depdiknas.

50

LAMPIRAN 1

BIODATA PENELITI/PENGUSUL HIBAH PENGAJARAN

A. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama Lengkap dan Gelar : Husamah, S.Pd

2. Tempat/ tanggal lahir : Sumenep, 18 Oktober 1985

3. Agama : Islam

4. Jenis Kelamin : Laki-laki

5. NIP-UMM : 10409070467

6. Pangkat/Golongan : Penata Muda/IIIa

7. Pekerjaan/Keahlian : Staff Pengajar/Pendidikan Biologi

8. Fakultas/Jurusan : FKIP/Pendidikan Biologi

9. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

10. Alamat Kantor : Jl. Raya Tlogomas 246 Malang

Tlp. (0341) 464318 psw 120 Fax (0341)

460782

11. Alamat Rumah : Jl. Raya Tegalgondo-Perumahan IKIP

Blok I/M no. 3 Tegalgondo Karangploso

Malang HP. 081216183817

12. E-mail : [email protected]

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 1998 lulus SDN Pagerungan Kecil III Sumenep

2. Tahun 2001 lulus SMPN 2 Sapeken Sumenep

3. Tahun 2004 lulus SMAN 1 Banyuwangi

4. Tahun 2008 lulus S-1 Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah

Malang (UMM)

C. PENGALAMAN KERJA

1. Tahun 2005-2008, sebagai asisten Laboratorium Biologi UMM.

2. Tahun 2009, sebagai staf pengajar di SMP Muhammadiyah 1 Malang

3. Tahun 2009 - sekarang, sebagai staf pengajar di Universitas

Muhammadiyah Malang.

D. PENGALAMAN KEPENULISAN ILMIAH

1. Eksplorasi Teripang (Holothuroidea) Komersil di Rataan Terumbu Pulau

pageungan Kecil, Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep (Volume IX

nomor 1 Januari-Juni 2010)

2. Penulis Jurnal Bestari (Edisi no 41/ThXXII/Mei-Agustus 2009

3. Penulis Jurnal Bestari (Edisi no 42/ThXXII/September-Desember 2009

4. Me-refresh Pemahaman Bijak Pemeluk Agama dan Dunia Pendidikan

tentang HIV/AIDS: Tinjauan Islam dan Pendidikan menuju Anti Stigma

dan Diskriminasi (Proseding Seminar Nasional LP3A UMM tentang

HIV/AIDS Perempuan dan Anak, Juni 2010).

5. Sungai Brantas Riwayatmu Kini (Jawa Pos 5 Januari 2010)

6. Mengurai Miskonsepsi Pembelajaran Evolusi (Koran Pendidikan, Oktober

2010)

51

E. PENGALAMAN KEPENULISAN BUKU/BAHAN AJAR

1. Dari Kepulauan Untuk Indonesia (Kontributor, Tinta Mas 2009)

2. Panduan Penulisan Skripsi (Tim Penulis, Pusat Penerbitan Biologi, 2009)

3. Cerdas Menjadi Juara Karya Ilmiah (InterPre Book/Pinus Group, 2010)

4. Teacherpreneur: Cerdas Menjadi Guru Kaya Raya (Pinus Group, proses

penerbitan/launching April 2011).

5. KIR itu Selezat Ice Cream (Pinus Group, proses penerbitan launching April

2011).

6. Outdoor Learning (Pinus Group, proses penerbitan).

7. Ekologi Tumbuhan (DIKTAT/Modul Kuliah).

8. Pengantar Pendidikan (DIKTAT/Modul Kuliah).

9. Pengetahuan Lingkungan (MODUL/MATERI PENGANTAR

PRAKTIKUM)

10. Tim Pengembang Bahan Ajar Non Cetak dan Editor Bahan Ajar Cetak

“Perkembangan Belajar Peserta Didik” (DIRJEN KELEMBAGAAN

DIKTI 2010).

11. Tim Pengembang Bahan Ajar Non Cetak “Bahasa Inggris” (DIRJEN

KELEMBAGAAN DIKTI 2010).

F. PENGALAMAN DALAM KEGIATAN/FORUM ILMIAH

1. Peserta Lokakarya I Penulisan Jurnal (DIKTI-JURNAL JIP UM 2-4

OKTOBER 2009)

2. Peserta Lokakarya II Pengelolaan dan Penerbitan Jurnal (DIKTI-

JURNAL JIP UM 30 Oktober – 1 November 2009)

3. Peserta Lokakarya Jurnal Terakreditasi (JURNAL TROPIKA UMM 20

OKTOBER 2009)

4. Ketua Panitia dan Peserta Lokakarya Manajemen Pengelolaan Jurnal

(Jurnal Alternatif FKIP UMM, 14 November 2009)

5. Penyaji Seminar Nasional LP3A UMM Juni 2010.

6. Sekretaris DIA-BERMUTU PRODI BIOLOGI-UMM (Hibah DIRJEN

DIKTI tahun 2010).

7. Tim Pelaksana Manajemen Berbasis Sekolah/CLCC Prodi PGSD UMM

(Dana Hibah DIKTI 2009-2010).

8. Tim Proposal Lesson Study FKIP UMM (2010).

9. Sekretaris Penerbitan Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan

(2010)

10. Sekretaris Penerbitan Jurnal Sinaps dan Jurnal Penelitian dan Pemikiran

Biologi (2009-2010).

11. Tim Satgas PPL Lab Microteaching FKIP UMM (Oktober-Desember

2010)

12. Tim Risbang Lab Microteaching (sejak 2010).

13. Ketua Tim Pengembang Website di lingkungan FKIP UMM (sejak Mei

2010-sekarang).

14. Peserta Pelatihan Blog Staf UMM (Lembaga Infokom 29 Januari 2010)

52

15. Pelatihan E-Learning Untuk Dosen (Lembaga Infokom UMM, 18-20

Agustus 2009)

16. Pelatihan Penulisan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Student

Day UMM 12 Desember 2009

17. Pelatihan PEKERTI BKMA UMM 18-20 Desember 2009

18. Peserta Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 30

Januari 2010

19. Penyaji Pelatihan Penulisan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)

Student Day 12 Desember 2009.

20. Pelatihan Pra Jabatan Dosen Tetap (BPSDM 8-10 Januari 2010)

21. Peserta Lokakarya Pengembangan Program dalam Rangka

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (LP3A-UMM, 9

Pebruari 2010).

22. Peserta Diskusi Pra Seminar Nasional Reformasi POLRI (FISIP UMM

11 Pebruari 2010)

23. Penyaji Lokakarya Penelitian Dosen Muda di UMM (DP2M UMM 10

Pebruari 2010)

24. Penyaji Lokakarya Penelitian Kajian Wanita di UMM (DP2M UMM

10 Pebruari 2010)

25. Penyaji Lokakarya Penelitian Pengembangan IPTEKS di UMM

(DP2M UMM 4 September 2010)

26. Peserta Workshop Pengembangan Bahan Ajar Cetak dan Non Cetak PJJ

DIKTI (DIKTI 15-18 Juni 2010)

27. Penyaji Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah (FE UMM Agustus 2010)

28. Penyaji Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah (UKM Penalaran UIN Maliki

Oktober 2010)

29. Penyaji Diklat Ruang dan Penulisan Program Kreativitas Mahasiswa

(PKM) (UKM FDI UMM Oktober 2010)

30. Dewan Juri Pemilihan Mahasiswa Berprestasi UMM (Kemahasiswaan

UMM, Mei 2010)

31. Penyaji Pelatihan Mahasiswa Berprestasi (LSO Cendekia FKIP

November 2010)

32. Penyaji Pelatihan Penulisan PKM dalam rangka student day (BEM

FKIP November 2010)

33. Penyaji Pelatihan Penulisan PKM (BEM FT 11 Desember 2010)

34. Penyaji Workshop Penulisan PKM (Himabio FKIP UMM12 Desember

2010)

35. Penyaji Pelatihan P2KK (Belajar di PT dan Karya ilmiah) (UPT P2KK

Oktober 2010 –Januari 2011).

36. Peserta Workshop Panduan SSP dan Panduan PPL (UMM 8 Desember

2010)

37. Peserta Workshop Panduan Uji Seleksi dan panduan Uji Kompetensi

(UMM 9 Desember 2010)

38. Peserta Pelatihan Penyiapan dosen dan Guru Pamong (UMM 12-13 Des

2010)

39. Peserta Lokakarya Penelitian Biologi (Program Hibah DIA BERMUTU

2 Oktober 2010)

53

40. Peserta Lokakarya Peningkatan Penguasan Teknologi Pembelajaran

(Program DIA BERMUTU 20 Oktober 2010).

41. Peserta Lokakarya Peningkatan Kemampuan Dosen dalam Penerapan

PAIKEM (Program Hibah DIA BERMUTU 30 Oktober 2010)

42. Lokakarya Peningkatan Relevansi Kurikulum Biologi (Program Hibah

DIA BERMUTU 24 November 2010).

43. Development of Integrated Character Education in Junior High School:

Efforts to Developt Next Generation Dignity (Proceeding the

International Seminar d 3rd

Colloquium, FTTE UMM, 8-9 Mei 2011).

G. PRESTASI

1. Pemenang III LKT Koperasi Jawa Timur (September 2009).

H. PENGALAMAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN

1. Inventarisasi Keanekaragaman, Struktur Komunitas, dan Pola

Penyebaran Teripang (Holothuroidea) di Rataan Terumbu Pulau

pageungan Kecil, Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep (Penelitian

Mandiri 2008).

2. Analisis Pemahaman Guru MIPA SMP Muhammadiyah Se-Kota

Malang tentang Peranannya dalam Pembelajaran Pendidikan Karakter

(P2I-DP2M UMM 2010).

3. Pendampingan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Laboratorium

Untuk Menunjang Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

bagi Guru IPA Biologi SMP Muhammadiyah 1 Malang (PPMI-DP2M

UMM 2010)

4. Penugasan Dosen di Sekolah (MBS 2010).

5. Analsis pemahaman Guru MIPA SMP Muhammadiyah SeKota Malang

tentang perannya dalam pembelajaran pendidikan Karakter (2010-

2011).

Malang, 25 September 2012

Pelaksana Hibah Pengajaran

Husamah, S.Pd.


Recommended