Date post: | 20-Feb-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
EVALUASI SISTEM PENERANGAN OFFICE E&IDEPARTEMENT DAN PLANER DEPARTEMEN
PT MEDCO E&P INDONESIA, JLN. LAIS –BABAT, KEC LAIS, KAB MUSI BANYUASIN
I. Pendahuluan
I.1. Latar BelakangPrinsip umum pencahayaan adalah bahwa cahaya yang
berlebihan tidak akan menjadi lebih baik. Penglihatan tidak terjadi lebih baik hanya dari jumlah atau kuantitas cahaya tetapi juga dari kualitasnya. Kuantitas dan kualitas pencahayaan yang baik ditentukan dari tingkat refleksi cahaya dan tingkat rasio pencahayaan pada ruangan.Keutungan-keuntugan penerangan yang baik yaitu:
Peningkatan produksi Peningkatan kecermatan Terjaminya kesehatan dan keselamatan kerja Suasana kerjalang lebih nyaman
Penerangan suatu ruangan kerja pertama-tama harus tidakmelelahkan mata tanpa guna. Karena itu perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang kerja dan sekelilingnya harus dihindari, karena akan memerlukan daya penyesuaian mata yang terlalu besar sehingga melelahkan (P van harten)
Faktor –faktor yang mempengaruhi pemilihan sistem penerangan yang sebaiknya digunakan:
Intensitas penerangan di bidang kerja Intensitas penerangan dalam ruangan secara umum Biaya instalasi Biaya pemakaian energi
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 1
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
Biaya pemilihan instalasi, seperti untuk penggantian lampu-lampu.
Latar belakang masalah ini dimana dalam aktifitas kerja didalam ruangan khususnya bergelut dengan komputer. Dalam ruangan yang terbatas pencahayaan atau penerangan tersebut harus di sesuaika dengan kenyamananruangan, karena sangat berpengaruh kelelahan penglihatan. Dalam kesempatan ini mengevaluasi ruangan kerja yang terdapat di suatu perusahaan yaitu PT Medco E&P Indonesia tepat di kabupaten Musi banyuasin, Sumsel. Dengan menghitung intensitas pencahayaan setiapruangan akan didapat data-data yang akan di evaluasi sebagai parameter untuk kualitas intensiatas pencahayaan yang mengacu pada standard SNI.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, makabeberapa poinyang berkaiatan dengan evaluasi perkantoran yang terdapat di PT Medco E&P Indonesia yaitu :
Mengetahui besarnya intensitas setiap ruangan tersebut pada saat ini.
Membandingkan besar intensiata penerangan dengan standar intensitas penerangan yang telah ditetapkan dari SNI.
Merekomendasikan apabila intensitas penerangan setiap ruangan tersebut dibawah standar yang ditetapkan dari SNI.
II. Landasan Teori
II.1 Tinjauan Pustaka
II.1.1 Intensitas Penerangan
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 2
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
Intensitas penerangan atau iluminasi di suatu bidang ialah flux cahaya yang jatuh pada 1 m2 dari bidang itu. Satuan unttuk intensitas penerangan ialah lux (lx) dan lambangnya E jadi :
1 lux = 1 lumen per m2
Kalau suatu bidang yang luasnya A m2 diterangi dengan Фlumen, maka intensitas penerangan rata-rata di bidang itu sama dengan :
Erata−rata=φA lux
Intensitas penerangan harus ditentukan ditempat dimaan pekerjaannya akan dilakukan. Bidang kerja umumnya diambil 80 cm atas lantai.Intensitas penerangan juga dapat ditentukan dari efisiensi penerangan dan faktor depresiasinya.
E = Øxηxd
A
II.1.2 Indeks Ruangan dan Indeks BentukIndeks ruangan atau indeks bentuk K menyatakan
perbandingan antara ukuran-ukuran utama suatu ruangan berbentuk bujursangkar :
k=pxℓ
h(p+ℓ)
Dimana :p = Panjang ruangan dalam mℓ = lebar ruangan dalam m
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 3
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
h = tinggi sumber cahaya di atas bidang kerja, dinyatakan dalam m
II.1.3 Faktor Penyusutan atau Faktor Depresiasi
Untuk memperoleh efisiensi penerangannya dalam keadaan dipakai, nilai rendeman yang didapat dari tabel masih harus dikalikan dengan faktor depresiasinya. Faktor depresiasi inidibagi atas tiga golongan utama yaitu :
Pengotoran ringan Pengotoran biasa Pengotoran berat
Kalau tingkat pengotorannya tidak diketahui digunakanfaktor depresiasi 0,8.
II.1.4 Jumlah Kebutuhan armatur Yang Di Butuhkan
Jumlah armatur yang diperlukan dapat dihitung setelah ditentukan faktor depresiasinya adalah :
n = ExAØxηxd
II.2 Tabel – Tabel Pada Sistem Penerangan dan Lampiran
II.2.1 Tabel tingkat pencahayaan minimum yang direkomendasikan (terlampir)
II.2.2 Tabel efisisensi dalam keadaan baru (terlampir)
II.2.3 Denah bangunan (terlampir)
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 4
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
III. Metode Evaluasi Sistem Intensitas Penerangan
III.1. Tempat Ealuasi
Tempat kami evaluasi adalah salah satu Departemen Office di perusahaan PT Medco E&P Indonesia, tepatnya Departemen E&I dan Departemen Planer.
III.2. Data Ruang Perkantoran
III.2.1. Ruang head Section E&I
A = 5 m x 2,5 m = 12,5 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m6 lampu SL 23 W = 6 x 1570 lmWarna cat: cream rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85
III.2.2. Ruang Head Section Planner
A = 5 m x 2,5 m = 12,5 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m6 lampu SL 23 W = 6 x 1570 lmWarna cat: cream rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85
III.2.3. Ruang Supervisor E&I
A = 5 m x 7 m = 35 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m14 lampu SL 23 W = 14 x 1570 lmWarna cat: cream rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85
III.2.4. Ruang Supervisor Planner
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 5
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
A = 5 m x 4 m = 20 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m8 lampu SL 23 W = 8 x 1350 lmWarna cat: cream rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85
III.2.5. Ruang Admin E&I
A = 5 m x 4 m = 20 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m6 lampu SL 23 W = 6 x 1570 lmWarna cat: cream rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85
III.2.6. Ruang Admin Planner
A = 5 m x 6 m = 30 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m16 lampu SL 18 W = 16 x 1570 lmWarna cat: cream rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85
III.2.7. Ruang Safety Officer
A = 6 m x 4 m = 24 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m16 lampu SL 18 W = 16 x 1570 lmWarna cat: cream rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85
III.2.8. Ruang meeting
A = 5 m x 7 m = 35 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m11 lampu SL 23 W = 11 x1570 Warna cat: cream
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 6
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85
III.2.9. Lorong
A = 2 m x 12 m = 24 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m4 lampu 2 x 40 W = 4 x 5600 lm Warna cat: cream rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85
III.2.10. Ruang Dapur
A = 2 m x 2,5 m = 5 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m1 lampu 2 x 40 W = 1 x 5600 lmWarna cat: cream rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85
III.2.11. Ruang Toilet
A = 3 m x 2,5 m = 7,5 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m1 lampu SL 23 W = 1 x 1570 Warna cat: cream rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85
III.3. Kalkulasi Data
Pernghitungan intensitas penerangan sesuai datayang didapat adalah.
III.3.1 Ruang Head Section E&I
Indeks bentuknya adalah :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 7
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
k = pxl
h(p+l)
k = 2.5mx5m1.7m(2.5m+5m)
7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)
= 12.5m²12.75m²
= 0,98
Interpolasi :
k1 = 0,8 η1 = 0.38
k2 = 1 η2 = 0.43
η = η1 + k−k1
k2−k1 (η2−η1 ¿
η = 0.38 + 0,98−0,81−0,8 (0.43−0.38¿ = 0.38 +
0.180.2 (0.05¿ = 0.425
maka, intensitas penerangan :
E = nxØxηxdA
E = 6x1570x0.425x0.8512.5 = 34029,97512.5 = 272.24 ≈ 272 lux
III.3.2 Ruang Head Section Planner
Indeks bentuknya adalah :
k = pxl
h(p+l)
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 8
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
k = 2.5mx5m1.7m(2.5m+5m)
7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)
= 12.5m²12.75m²
= 0,98
Interpolasi :
k1 = 0,8 η1 = 0.38
k2 = 1 η2 = 0.43
η = η1 + k−k1
k2−k1 (η2−η1 ¿
η = 0.38 + 0,98−0,81−0,8 (0.43−0.38¿ = 0.38 +
0.180.2 (0.05¿ = 0.425
maka, intensitas penerangan :
E = nxØxηxdA
E = 6x1570x0.425x0.8512.5 = 34029,97512.5 = 272.24 ≈ 272 lux
III.3.3 Ruang Supervisor E&I
Indeks bentuknya adalah :
k = pxl
h(p+l)
k = 7mx5m1.7m(7m+5m)
7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)
= 35m²20.4m² =
1,7
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 9
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
Interpolasi :
k1 = 1,5 η1 = 0.51
k2 = 2 η2 = 0.56
η = η1 + k−k1
k2−k1 (η2−η1 ¿
η = 0.51 + 1,7−1,52−1,5 (0.56−0.51¿ = 0.51 +
0.20.5
(0.05¿ = 0.53
maka, intensitas penerangan :
E = nxØxηxdA
E = 14x1570x0.53x0.8535 = 9901.9935 = 282,914 ≈283 lux
III.3.4 Ruang Supervisor Planner
Indeks bentuknya adalah :
k = pxl
h(p+l)
k = 6mx4m1.7m(6m+4m)
7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)
= 24m²11.7m² =
2,05
Interpolasi :
k1 = 2 η1 = 0.56
k2 = 2,5 η2 = 0.59
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 10
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
η = η1 + k−k1
k2−k1 (η2−η1 ¿
η = 0.56 + 2,05−22,5−2 (0.59−0.56¿ = 0.56 + 0.050.5
(0.03¿ = 0.563
maka, intensitas penerangan :
E = nxØxηxdA
E = 8x1570x0.563x0.8524 = 6010.58824 = 250,4 ≈ 250 lux
III.3.5 Ruang Admin E&I
Indeks bentuknya adalah :
k = pxl
h(p+l)
k = 4mx5m1.7m(4m+5m)
7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)
= 20m²10.7m² =
1,869
Interpolasi :
k1 = 1,5 η1 = 0.51
k2 = 2 η2 = 0.56
η = η1 + k−k1
k2−k1 (η2−η1 ¿
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 11
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
η = 0.51 + 1,869−1,52−1,5 (0.56−0.41¿ = 0.51 +
0.370.5 (0.05¿ = 0.547
maka, intensitas penerangan :
E = nxØxηxdA
E = 6x1570x0.547x0.8520 = 4379,82920 = 218,99 ≈219 lux
III.3.6 Ruang Admin Planner
Indeks bentuknya adalah :
k = pxl
h(p+l)
k = 6mx5m1.7m(6m+5m)
7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)
= 30m²12.7m² =
2,36
Interpolasi :
k1 = 2 η1 = 0.56
k2 = 2,5 η2 = 0.59
η = η1 + k−k1
k2−k1 (η2−η1 ¿
η = 0.56 + 2,36−22,5−2 (0.59−0.56¿ = 0.56 + 0.360.5
(0.03¿ = 0.58
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 12
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
maka, intensitas penerangan :
E = nxØxηxdA
E = 16x1570x0.58x0.8530 = 12384,1630 = 412,8 ≈ 413 lux
III.3.7 Ruang Safety Officer
Indeks bentuknya adalah :
k = pxl
h(p+l)
k = 4mx6m1.7m(4m+6m)
7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)
= 24m²11.7m² =
2,05
Interpolasi :
k1 = 2 η1 = 0.56
k2 = 2,5 η2 = 0.59
η = η1 + k−k1
k2−k1 (η2−η1 ¿
η = 0,56 + 2,05−22,5−2 (0.59−0.56¿ = 0.56 + 0.050.5
(0.03¿ = 0.563
maka, intensitas penerangan :
E = nxØxηxdA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 13
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
E = 16x1570x0.563x0.8524 = 12021,1824 = 500,88 ≈ 500 lux
III.3.8 Ruang Meeting
Indeks bentuknya adalah :
k = pxl
h(p+l)
k = 4mx6m1.7m(4m+6m)
7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)
= 24m²11.7m² =
2,05
Interpolasi :
k1 = 2 η1 = 0.56
k2 = 2,5 η2 = 0.59
η = η1 + k−k1
k2−k1 (η2−η1 ¿
η = 0.56 + 2,05−22,5−2 (0.56−0.59¿ = 0.56 + 0.050.5
(0.03¿ = 0.563
maka, intensitas penerangan :
E = nxØxηxdA
E = 11x1570x0.563x0.8524 = 8264,5624 = 344.36 ≈344lux
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 14
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
III.3.9 Lorong
Indeks bentuknya adalah :
k = pxl
h(p+l)
k = 2mx12m1.7m(2m+12m)
7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)
= 24m²15.7m² =
1,53
Interpolasi :
k1 = 1,5 η1 = 0.51
k2 = 2 η2 = 0.56
η = η1 + k−k1
k2−k1 (η2−η1 ¿
η = 0.51 + 1,53−1,52−1,5 (0.56−0.51¿ = 0.51 +
0,030.5 (0.05¿ = 0.513
maka, intensitas penerangan :
E = nxØxηxdA
E = 4x5600x0.513x0.8524 = 9767,5224 = 406.98 ≈ 406 lux
III.3.10 Ruang Pantry
Indeks bentuknya adalah :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 15
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
k = pxl
h(p+l)
k = 2mx2m1.7m(2m+2m)
7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)
= 4m²5.7m² =
0,7
Interpolasi :
k1 = 0,6 η1 = 0.30
k2 = 0,8 η2 = 0.38
η = η1 + k−k1
k2−k1 (η2−η1 ¿
η = 0.30 + 0,7−0,60,8−0,6 (0.38−0.30¿ = 0.30 +
0.10.2
(0.08¿ = 0.34
maka, intensitas penerangan :
E = nxØxηxdA
E = 1x5600x0.34x0.854 = 8586.484 = 404.6 ≈ 405 lux
III.3.11 Ruang Toilet
Indeks bentuknya adalah :
k = pxl
h(p+l)
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 16
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
k = 2mx3m1.7m(2m+3m)
7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)
= 6m²6.7m² =
0,89
Interpolasi :
k1 = 0,8 η1 = 0.38
k2 = 1 η2 = 0.43
η = η1 + k−k1
k2−k1 (η2−η1 ¿
η = 0.38 + 0,98−0,81−0,8 (0.43−0.38¿ = 0.43 +
0.180.2 (0.05¿ = 0.475
maka, intensitas penerangan :
E = nxØxηxdA
E = 1x1570x0.475x0.856 = 633,886 = 105,6 ≈ 106 lux
IV. Hasil Evaluasi Penerangan Yang Didapat
No Nama RuanganJumlahLampu
LuasRuangan(m2)
IntensitasPenerangan
(lux)
1 Ruang Head Section E&I
6 12,5 272
2 Ruang Head Section Planner
6 12,5 272
3 Ruang Supervisor 14 35 283
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 17
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
E&I
4 Ruang supervisor Planner
8 24 250
5 Ruang Admin E&I 6 20 2196 Ruang Admin Planner 16 30 413
7 Ruang Safety Officer E&I
16 24 500
8 Ruang Meeting 11 24 3449 Lorong 4 24 40710 Ruang Dapur 1 4 40511 Ruang Toilet 1 6 106
V. Analisa
Analisa hasil pengukuran yang didapat pada setiap ruangan di Office E&I dept dan Planner Dept dan merekomendasikan hasil yg didapat dengan intensitas penerangan yang ditetapkan pada standar SNI.
V.1 Ruang Head Section E&I
Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 350 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 272,24 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih belum memenhui standar yang ditetapkan SNI.
Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 350 lux, dikarenakan ruangan tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang seharusnya adalah.
n = ExAØxηxd
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 18
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
n = 350x12,51x1570x0,425x0.85 =
4375567,1625 = 7,7 ≈ 8
lampu SL 23 W
V.2 Ruang Head Section Planner
Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 350 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 272,24 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih belum memenhui standar yang ditetapkan SNI.
Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 350 lux, dikarenakan ruangan tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang seharusnya adalah.
n = ExAØxηxd
n = 350x12,51x1570x0,425x0.85 =
4375567,1625 = 7,7 ≈ 8
lampu SL 23 W
V.3 Ruang Supervisor E&I
Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 350 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 282,914 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih belum memenhui standar yang ditetapkan SNI.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 19
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 350 lux, dikarenakan ruangan tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang seharusnya adalah.
n = ExAØxηxd
n = 350x351x1570x0,53x0.85 =
12250707,285 = 17,3 ≈ 18
lampu SL 23 W
V.4 Ruang Supervisor Planner
Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 350 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 250,4 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih belum memenhui standar yang ditetapkan SNI.
Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 350 lux, dikarenakan ruangan tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang seharusnya adalah.
n = ExAØxηxd
n = 350x241x1570x0,563x0.85 =
8400751,3235 =
11,18 ≈ 12 lampu SL 23 W
V.5 Ruang Admin E&I
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 20
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 350 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 218,99 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih belum memenhui standar yang ditetapkan SNI.
Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 350 lux, dikarenakan ruangan tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang seharusnya adalah.
n = ExAØxηxd
n = 350x201x1570x0,547x0.85 =
7000729,97 = 9,59 ≈ 10
lampu SL 23 W
V.6 Ruang Admin Planner
Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 350 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 412,8 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih memenhui standar yang ditetapkan SNI.
V.7 Ruang Safety Officer
Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 350 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat,
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 21
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
Intensitas penerangan pada ruangan ini 500,88 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih memenhui standar yang ditetapkan SNI.
V.8 Ruang Meeting
Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 300 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 344,36 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih memenhui standar yang ditetapkan SNI.
V.9 Lorong
Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 100 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 406,98 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih memenhui standar yang ditetapkan SNI.
V.10 Ruang Pantry
Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 300 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 404,6 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih memenhui standar yang ditetapkan SNI.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 22
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
V.11 Ruang toilet
Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 250 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 105,6 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih belum memenhui standar yang ditetapkan SNI.
Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 250 lux, dikarenakan ruangan tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang seharusnya adalah.
n = ExAØxηxd
n = 350x61x1570x0,475x0.85 =
2100633,8875 = 3,3 ≈ 4
lampu SL 23 W
V.12. Tabel Hasil Analisa
No Nama Ruangan JumlahLampu
LuasRuangan(m2)
Intensitas
Penerangan (lux)
Yang DiinginkanStandar SNI
Intensitas
Penerangan
(lux)
JumlahLampu
1 Ruang Head Section E&I 6 12,5 272 350 8
2 Ruang Head Section Planner 6 12,5 272 350 8
3 Ruang Supervisor E&I 14 35 283 350 18
4 Ruang supervisor Planner 8 24 250 350 12
5 Ruang Admin E&I 6 20 219 350 106 Ruang Admin Planner 16 30 413 350 14
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 23
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
7 Ruang Safety OfficerE&I 16 24 500 350 12
8 Ruang Meeting 11 24 344 300 109 Lorong 4 24 407 100 110 Ruang Dapur 1 4 405 300 111 Ruang Toilet 1 6 106 250 3
VI. Kesimpulan Dan Saran
VI.1. Kesimpulan1. Dari hasil pengolahan data-data hasil observasi,
bahwa sistem penerangan pada ruangan-ruangan padakantor dept E& dan Planner, Ada sebagaian ruanganyang masih belum memenuhi standard. Dan sebagian lagi ruangan masih memenuhi standar,
2. Penggunaan penerangan hampir semuanya menggunakanlampu Hemat energi yaitu SL 23 Watt.
3. Faktor-faktor jeleknya intensitas penerangan disebabkan oleh:
Kurangmya jumlah pemasangan lampu4. Karena pemakaian lampu Hemat energi dengan lumen
kecil maka pada ruangan tersebut memerlukan pemasangan lampu yang cukup banyak untuk memenuhistandar intensitas penerangan yang ditetapkan dari SNI.
VI.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan disarankan pada ruangyang intensitasnya masih dibawah standar intensitas penerangan yang ditetapkan dari SNI untuk ditambah jumlah pemasangan lampu, agar terpenuhi intensitas penerangan yang diinginkan.
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 24
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
VII. Daftar Pustaka
Van Harten, P. Dan E. Setiawan. 1985. Instalasi Listrik Arus Kuat2. Binacipta : Bandung.
Standar Nasional Indonesia. 2004. Pengukuran Instensitas Penerangan di tempat Kerja. SNI 16-7062-2004
Lampiran II.2.1 Tabel tingkat pencahayaan minimum yang direkomendasikan
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 25
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
Lampiran II.2.2 Tabel efisisensi dalam keadaan baru
Lampiran II.2.3 Denah bangunan
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 27
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik
Lampiran II.2.4 Foto Ruangan dan lampu
Ruangan Head Section E&I
Ruangan Head Section Planner
UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 28