+ All Categories
Home > Documents > Evaluasi sistem penerangan E I

Evaluasi sistem penerangan E I

Date post: 20-Feb-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
29
Teknik Penerangan & Instalasi Listrik EVALUASI SISTEM PENERANGAN OFFICE E&I DEPARTEMENT DAN PLANER DEPARTEMEN PT MEDCO E&P INDONESIA, JLN. LAIS – BABAT, KEC LAIS, KAB MUSI BANYUASIN I. Pendahuluan I.1. Latar Belakang Prinsip umum pencahayaan adalah bahwa cahaya yang berlebihan tidak akan menjadi lebih baik. Penglihatan tidak terjadi lebih baik hanya dari jumlah atau kuantitas cahaya tetapi juga dari kualitasnya. Kuantitas dan kualitas pencahayaan yang baik ditentukan dari tingkat refleksi cahaya dan tingkat rasio pencahayaan pada ruangan. Keutungan-keuntugan penerangan yang baik yaitu: Peningkatan produksi Peningkatan kecermatan Terjaminya kesehatan dan keselamatan kerja Suasana kerjalang lebih nyaman Penerangan suatu ruangan kerja pertama-tama harus tidak melelahkan mata tanpa guna. Karena itu perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang kerja dan sekelilingnya harus dihindari, karena akan memerlukan daya penyesuaian mata yang terlalu besar sehingga melelahkan (P van harten) Faktor –faktor yang mempengaruhi pemilihan sistem penerangan yang sebaiknya digunakan: Intensitas penerangan di bidang kerja Intensitas penerangan dalam ruangan secara umum Biaya instalasi Biaya pemakaian energi UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 1
Transcript

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

EVALUASI SISTEM PENERANGAN OFFICE E&IDEPARTEMENT DAN PLANER DEPARTEMEN

PT MEDCO E&P INDONESIA, JLN. LAIS –BABAT, KEC LAIS, KAB MUSI BANYUASIN

I. Pendahuluan

I.1. Latar BelakangPrinsip umum pencahayaan adalah bahwa cahaya yang

berlebihan tidak akan menjadi lebih baik. Penglihatan tidak terjadi lebih baik hanya dari jumlah atau kuantitas cahaya tetapi juga dari kualitasnya. Kuantitas dan kualitas pencahayaan yang baik ditentukan dari tingkat refleksi cahaya dan tingkat rasio pencahayaan pada ruangan.Keutungan-keuntugan penerangan yang baik yaitu:

Peningkatan produksi Peningkatan kecermatan Terjaminya kesehatan dan keselamatan kerja Suasana kerjalang lebih nyaman

Penerangan suatu ruangan kerja pertama-tama harus tidakmelelahkan mata tanpa guna. Karena itu perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar antara bidang kerja dan sekelilingnya harus dihindari, karena akan memerlukan daya penyesuaian mata yang terlalu besar sehingga melelahkan (P van harten)

Faktor –faktor yang mempengaruhi pemilihan sistem penerangan yang sebaiknya digunakan:

Intensitas penerangan di bidang kerja Intensitas penerangan dalam ruangan secara umum Biaya instalasi Biaya pemakaian energi

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 1

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

Biaya pemilihan instalasi, seperti untuk penggantian lampu-lampu.

Latar belakang masalah ini dimana dalam aktifitas kerja didalam ruangan khususnya bergelut dengan komputer. Dalam ruangan yang terbatas pencahayaan atau penerangan tersebut harus di sesuaika dengan kenyamananruangan, karena sangat berpengaruh kelelahan penglihatan. Dalam kesempatan ini mengevaluasi ruangan kerja yang terdapat di suatu perusahaan yaitu PT Medco E&P Indonesia tepat di kabupaten Musi banyuasin, Sumsel. Dengan menghitung intensitas pencahayaan setiapruangan akan didapat data-data yang akan di evaluasi sebagai parameter untuk kualitas intensiatas pencahayaan yang mengacu pada standard SNI.

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, makabeberapa poinyang berkaiatan dengan evaluasi perkantoran yang terdapat di PT Medco E&P Indonesia yaitu :

Mengetahui besarnya intensitas setiap ruangan tersebut pada saat ini.

Membandingkan besar intensiata penerangan dengan standar intensitas penerangan yang telah ditetapkan dari SNI.

Merekomendasikan apabila intensitas penerangan setiap ruangan tersebut dibawah standar yang ditetapkan dari SNI.

II. Landasan Teori

II.1 Tinjauan Pustaka

II.1.1 Intensitas Penerangan

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 2

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

Intensitas penerangan atau iluminasi di suatu bidang ialah flux cahaya yang jatuh pada 1 m2 dari bidang itu. Satuan unttuk intensitas penerangan ialah lux (lx) dan lambangnya E jadi :

1 lux = 1 lumen per m2

Kalau suatu bidang yang luasnya A m2 diterangi dengan Фlumen, maka intensitas penerangan rata-rata di bidang itu sama dengan :

Erata−rata=φA lux

Intensitas penerangan harus ditentukan ditempat dimaan pekerjaannya akan dilakukan. Bidang kerja umumnya diambil 80 cm atas lantai.Intensitas penerangan juga dapat ditentukan dari efisiensi penerangan dan faktor depresiasinya.

E = Øxηxd

A

II.1.2 Indeks Ruangan dan Indeks BentukIndeks ruangan atau indeks bentuk K menyatakan

perbandingan antara ukuran-ukuran utama suatu ruangan berbentuk bujursangkar :

k=pxℓ

h(p+ℓ)

Dimana :p = Panjang ruangan dalam mℓ = lebar ruangan dalam m

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 3

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

h = tinggi sumber cahaya di atas bidang kerja, dinyatakan dalam m

II.1.3 Faktor Penyusutan atau Faktor Depresiasi

Untuk memperoleh efisiensi penerangannya dalam keadaan dipakai, nilai rendeman yang didapat dari tabel masih harus dikalikan dengan faktor depresiasinya. Faktor depresiasi inidibagi atas tiga golongan utama yaitu :

Pengotoran ringan Pengotoran biasa Pengotoran berat

Kalau tingkat pengotorannya tidak diketahui digunakanfaktor depresiasi 0,8.

II.1.4 Jumlah Kebutuhan armatur Yang Di Butuhkan

Jumlah armatur yang diperlukan dapat dihitung setelah ditentukan faktor depresiasinya adalah :

n = ExAØxηxd

II.2 Tabel – Tabel Pada Sistem Penerangan dan Lampiran

II.2.1 Tabel tingkat pencahayaan minimum yang direkomendasikan (terlampir)

II.2.2 Tabel efisisensi dalam keadaan baru (terlampir)

II.2.3 Denah bangunan (terlampir)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 4

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

III. Metode Evaluasi Sistem Intensitas Penerangan

III.1. Tempat Ealuasi

Tempat kami evaluasi adalah salah satu Departemen Office di perusahaan PT Medco E&P Indonesia, tepatnya Departemen E&I dan Departemen Planer.

III.2. Data Ruang Perkantoran

III.2.1. Ruang head Section E&I

A = 5 m x 2,5 m = 12,5 m2

h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m6 lampu SL 23 W = 6 x 1570 lmWarna cat: cream rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85

III.2.2. Ruang Head Section Planner

A = 5 m x 2,5 m = 12,5 m2

h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m6 lampu SL 23 W = 6 x 1570 lmWarna cat: cream rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85

III.2.3. Ruang Supervisor E&I

A = 5 m x 7 m = 35 m2

h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m14 lampu SL 23 W = 14 x 1570 lmWarna cat: cream rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85

III.2.4. Ruang Supervisor Planner

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 5

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

A = 5 m x 4 m = 20 m2

h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m8 lampu SL 23 W = 8 x 1350 lmWarna cat: cream rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85

III.2.5. Ruang Admin E&I

A = 5 m x 4 m = 20 m2

h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m6 lampu SL 23 W = 6 x 1570 lmWarna cat: cream rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85

III.2.6. Ruang Admin Planner

A = 5 m x 6 m = 30 m2

h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m16 lampu SL 18 W = 16 x 1570 lmWarna cat: cream rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85

III.2.7. Ruang Safety Officer

A = 6 m x 4 m = 24 m2

h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m16 lampu SL 18 W = 16 x 1570 lmWarna cat: cream rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85

III.2.8. Ruang meeting

A = 5 m x 7 m = 35 m2

h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m11 lampu SL 23 W = 11 x1570 Warna cat: cream

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 6

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85

III.2.9. Lorong

A = 2 m x 12 m = 24 m2

h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m4 lampu 2 x 40 W = 4 x 5600 lm Warna cat: cream rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85

III.2.10. Ruang Dapur

A = 2 m x 2,5 m = 5 m2

h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m1 lampu 2 x 40 W = 1 x 5600 lmWarna cat: cream rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85

III.2.11. Ruang Toilet

A = 3 m x 2,5 m = 7,5 m2

h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m1 lampu SL 23 W = 1 x 1570 Warna cat: cream rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1 d = 0,85

III.3. Kalkulasi Data

Pernghitungan intensitas penerangan sesuai datayang didapat adalah.

III.3.1 Ruang Head Section E&I

Indeks bentuknya adalah :

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 7

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

k = pxl

h(p+l)

k = 2.5mx5m1.7m(2.5m+5m)

7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)

= 12.5m²12.75m²

= 0,98

Interpolasi :

k1 = 0,8 η1 = 0.38

k2 = 1 η2 = 0.43

η = η1 + k−k1

k2−k1 (η2−η1 ¿

η = 0.38 + 0,98−0,81−0,8 (0.43−0.38¿ = 0.38 +

0.180.2 (0.05¿ = 0.425

maka, intensitas penerangan :

E = nxØxηxdA

E = 6x1570x0.425x0.8512.5 = 34029,97512.5 = 272.24 ≈ 272 lux

III.3.2 Ruang Head Section Planner

Indeks bentuknya adalah :

k = pxl

h(p+l)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 8

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

k = 2.5mx5m1.7m(2.5m+5m)

7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)

= 12.5m²12.75m²

= 0,98

Interpolasi :

k1 = 0,8 η1 = 0.38

k2 = 1 η2 = 0.43

η = η1 + k−k1

k2−k1 (η2−η1 ¿

η = 0.38 + 0,98−0,81−0,8 (0.43−0.38¿ = 0.38 +

0.180.2 (0.05¿ = 0.425

maka, intensitas penerangan :

E = nxØxηxdA

E = 6x1570x0.425x0.8512.5 = 34029,97512.5 = 272.24 ≈ 272 lux

III.3.3 Ruang Supervisor E&I

Indeks bentuknya adalah :

k = pxl

h(p+l)

k = 7mx5m1.7m(7m+5m)

7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)

= 35m²20.4m² =

1,7

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 9

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

Interpolasi :

k1 = 1,5 η1 = 0.51

k2 = 2 η2 = 0.56

η = η1 + k−k1

k2−k1 (η2−η1 ¿

η = 0.51 + 1,7−1,52−1,5 (0.56−0.51¿ = 0.51 +

0.20.5

(0.05¿ = 0.53

maka, intensitas penerangan :

E = nxØxηxdA

E = 14x1570x0.53x0.8535 = 9901.9935 = 282,914 ≈283 lux

III.3.4 Ruang Supervisor Planner

Indeks bentuknya adalah :

k = pxl

h(p+l)

k = 6mx4m1.7m(6m+4m)

7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)

= 24m²11.7m² =

2,05

Interpolasi :

k1 = 2 η1 = 0.56

k2 = 2,5 η2 = 0.59

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 10

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

η = η1 + k−k1

k2−k1 (η2−η1 ¿

η = 0.56 + 2,05−22,5−2 (0.59−0.56¿ = 0.56 + 0.050.5

(0.03¿ = 0.563

maka, intensitas penerangan :

E = nxØxηxdA

E = 8x1570x0.563x0.8524 = 6010.58824 = 250,4 ≈ 250 lux

III.3.5 Ruang Admin E&I

Indeks bentuknya adalah :

k = pxl

h(p+l)

k = 4mx5m1.7m(4m+5m)

7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)

= 20m²10.7m² =

1,869

Interpolasi :

k1 = 1,5 η1 = 0.51

k2 = 2 η2 = 0.56

η = η1 + k−k1

k2−k1 (η2−η1 ¿

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 11

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

η = 0.51 + 1,869−1,52−1,5 (0.56−0.41¿ = 0.51 +

0.370.5 (0.05¿ = 0.547

maka, intensitas penerangan :

E = nxØxηxdA

E = 6x1570x0.547x0.8520 = 4379,82920 = 218,99 ≈219 lux

III.3.6 Ruang Admin Planner

Indeks bentuknya adalah :

k = pxl

h(p+l)

k = 6mx5m1.7m(6m+5m)

7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)

= 30m²12.7m² =

2,36

Interpolasi :

k1 = 2 η1 = 0.56

k2 = 2,5 η2 = 0.59

η = η1 + k−k1

k2−k1 (η2−η1 ¿

η = 0.56 + 2,36−22,5−2 (0.59−0.56¿ = 0.56 + 0.360.5

(0.03¿ = 0.58

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 12

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

maka, intensitas penerangan :

E = nxØxηxdA

E = 16x1570x0.58x0.8530 = 12384,1630 = 412,8 ≈ 413 lux

III.3.7 Ruang Safety Officer

Indeks bentuknya adalah :

k = pxl

h(p+l)

k = 4mx6m1.7m(4m+6m)

7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)

= 24m²11.7m² =

2,05

Interpolasi :

k1 = 2 η1 = 0.56

k2 = 2,5 η2 = 0.59

η = η1 + k−k1

k2−k1 (η2−η1 ¿

η = 0,56 + 2,05−22,5−2 (0.59−0.56¿ = 0.56 + 0.050.5

(0.03¿ = 0.563

maka, intensitas penerangan :

E = nxØxηxdA

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 13

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

E = 16x1570x0.563x0.8524 = 12021,1824 = 500,88 ≈ 500 lux

III.3.8 Ruang Meeting

Indeks bentuknya adalah :

k = pxl

h(p+l)

k = 4mx6m1.7m(4m+6m)

7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)

= 24m²11.7m² =

2,05

Interpolasi :

k1 = 2 η1 = 0.56

k2 = 2,5 η2 = 0.59

η = η1 + k−k1

k2−k1 (η2−η1 ¿

η = 0.56 + 2,05−22,5−2 (0.56−0.59¿ = 0.56 + 0.050.5

(0.03¿ = 0.563

maka, intensitas penerangan :

E = nxØxηxdA

E = 11x1570x0.563x0.8524 = 8264,5624 = 344.36 ≈344lux

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 14

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

III.3.9 Lorong

Indeks bentuknya adalah :

k = pxl

h(p+l)

k = 2mx12m1.7m(2m+12m)

7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)

= 24m²15.7m² =

1,53

Interpolasi :

k1 = 1,5 η1 = 0.51

k2 = 2 η2 = 0.56

η = η1 + k−k1

k2−k1 (η2−η1 ¿

η = 0.51 + 1,53−1,52−1,5 (0.56−0.51¿ = 0.51 +

0,030.5 (0.05¿ = 0.513

maka, intensitas penerangan :

E = nxØxηxdA

E = 4x5600x0.513x0.8524 = 9767,5224 = 406.98 ≈ 406 lux

III.3.10 Ruang Pantry

Indeks bentuknya adalah :

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 15

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

k = pxl

h(p+l)

k = 2mx2m1.7m(2m+2m)

7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)

= 4m²5.7m² =

0,7

Interpolasi :

k1 = 0,6 η1 = 0.30

k2 = 0,8 η2 = 0.38

η = η1 + k−k1

k2−k1 (η2−η1 ¿

η = 0.30 + 0,7−0,60,8−0,6 (0.38−0.30¿ = 0.30 +

0.10.2

(0.08¿ = 0.34

maka, intensitas penerangan :

E = nxØxηxdA

E = 1x5600x0.34x0.854 = 8586.484 = 404.6 ≈ 405 lux

III.3.11 Ruang Toilet

Indeks bentuknya adalah :

k = pxl

h(p+l)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 16

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

k = 2mx3m1.7m(2m+3m)

7.5mx6.7m2.4m(7.5m+6.7m)

= 6m²6.7m² =

0,89

Interpolasi :

k1 = 0,8 η1 = 0.38

k2 = 1 η2 = 0.43

η = η1 + k−k1

k2−k1 (η2−η1 ¿

η = 0.38 + 0,98−0,81−0,8 (0.43−0.38¿ = 0.43 +

0.180.2 (0.05¿ = 0.475

maka, intensitas penerangan :

E = nxØxηxdA

E = 1x1570x0.475x0.856 = 633,886 = 105,6 ≈ 106 lux

IV. Hasil Evaluasi Penerangan Yang Didapat

No Nama RuanganJumlahLampu

LuasRuangan(m2)

IntensitasPenerangan

(lux)

1 Ruang Head Section E&I

6 12,5 272

2 Ruang Head Section Planner

6 12,5 272

3 Ruang Supervisor 14 35 283

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 17

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

E&I

4 Ruang supervisor Planner

8 24 250

5 Ruang Admin E&I 6 20 2196 Ruang Admin Planner 16 30 413

7 Ruang Safety Officer E&I

16 24 500

8 Ruang Meeting 11 24 3449 Lorong 4 24 40710 Ruang Dapur 1 4 40511 Ruang Toilet 1 6 106

V. Analisa

Analisa hasil pengukuran yang didapat pada setiap ruangan di Office E&I dept dan Planner Dept dan merekomendasikan hasil yg didapat dengan intensitas penerangan yang ditetapkan pada standar SNI.

V.1 Ruang Head Section E&I

Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 350 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 272,24 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih belum memenhui standar yang ditetapkan SNI.

Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 350 lux, dikarenakan ruangan tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang seharusnya adalah.

n = ExAØxηxd

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 18

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

n = 350x12,51x1570x0,425x0.85 =

4375567,1625 = 7,7 ≈ 8

lampu SL 23 W

V.2 Ruang Head Section Planner

Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 350 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 272,24 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih belum memenhui standar yang ditetapkan SNI.

Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 350 lux, dikarenakan ruangan tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang seharusnya adalah.

n = ExAØxηxd

n = 350x12,51x1570x0,425x0.85 =

4375567,1625 = 7,7 ≈ 8

lampu SL 23 W

V.3 Ruang Supervisor E&I

Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 350 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 282,914 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih belum memenhui standar yang ditetapkan SNI.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 19

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 350 lux, dikarenakan ruangan tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang seharusnya adalah.

n = ExAØxηxd

n = 350x351x1570x0,53x0.85 =

12250707,285 = 17,3 ≈ 18

lampu SL 23 W

V.4 Ruang Supervisor Planner

Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 350 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 250,4 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih belum memenhui standar yang ditetapkan SNI.

Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 350 lux, dikarenakan ruangan tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang seharusnya adalah.

n = ExAØxηxd

n = 350x241x1570x0,563x0.85 =

8400751,3235 =

11,18 ≈ 12 lampu SL 23 W

V.5 Ruang Admin E&I

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 20

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 350 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 218,99 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih belum memenhui standar yang ditetapkan SNI.

Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 350 lux, dikarenakan ruangan tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang seharusnya adalah.

n = ExAØxηxd

n = 350x201x1570x0,547x0.85 =

7000729,97 = 9,59 ≈ 10

lampu SL 23 W

V.6 Ruang Admin Planner

Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 350 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 412,8 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih memenhui standar yang ditetapkan SNI.

V.7 Ruang Safety Officer

Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 350 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat,

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 21

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

Intensitas penerangan pada ruangan ini 500,88 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih memenhui standar yang ditetapkan SNI.

V.8 Ruang Meeting

Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 300 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 344,36 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih memenhui standar yang ditetapkan SNI.

V.9 Lorong

Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 100 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 406,98 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih memenhui standar yang ditetapkan SNI.

V.10 Ruang Pantry

Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 300 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 404,6 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih memenhui standar yang ditetapkan SNI.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 22

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

V.11 Ruang toilet

Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI), bahwa ruang kantor membutuhkan intensitas penerangan sebesar 250 lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 105,6 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih belum memenhui standar yang ditetapkan SNI.

Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 250 lux, dikarenakan ruangan tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang seharusnya adalah.

n = ExAØxηxd

n = 350x61x1570x0,475x0.85 =

2100633,8875 = 3,3 ≈ 4

lampu SL 23 W

V.12. Tabel Hasil Analisa

No Nama Ruangan JumlahLampu

LuasRuangan(m2)

Intensitas

Penerangan (lux)

Yang DiinginkanStandar SNI

Intensitas

Penerangan

(lux)

JumlahLampu

1 Ruang Head Section E&I 6 12,5 272 350 8

2 Ruang Head Section Planner 6 12,5 272 350 8

3 Ruang Supervisor E&I 14 35 283 350 18

4 Ruang supervisor Planner 8 24 250 350 12

5 Ruang Admin E&I 6 20 219 350 106 Ruang Admin Planner 16 30 413 350 14

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 23

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

7 Ruang Safety OfficerE&I 16 24 500 350 12

8 Ruang Meeting 11 24 344 300 109 Lorong 4 24 407 100 110 Ruang Dapur 1 4 405 300 111 Ruang Toilet 1 6 106 250 3

VI. Kesimpulan Dan Saran

VI.1. Kesimpulan1. Dari hasil pengolahan data-data hasil observasi,

bahwa sistem penerangan pada ruangan-ruangan padakantor dept E& dan Planner, Ada sebagaian ruanganyang masih belum memenuhi standard. Dan sebagian lagi ruangan masih memenuhi standar,

2. Penggunaan penerangan hampir semuanya menggunakanlampu Hemat energi yaitu SL 23 Watt.

3. Faktor-faktor jeleknya intensitas penerangan disebabkan oleh:

Kurangmya jumlah pemasangan lampu4. Karena pemakaian lampu Hemat energi dengan lumen

kecil maka pada ruangan tersebut memerlukan pemasangan lampu yang cukup banyak untuk memenuhistandar intensitas penerangan yang ditetapkan dari SNI.

VI.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan disarankan pada ruangyang intensitasnya masih dibawah standar intensitas penerangan yang ditetapkan dari SNI untuk ditambah jumlah pemasangan lampu, agar terpenuhi intensitas penerangan yang diinginkan.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 24

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

VII. Daftar Pustaka

Van Harten, P. Dan E. Setiawan. 1985. Instalasi Listrik Arus Kuat2. Binacipta : Bandung.

Standar Nasional Indonesia. 2004. Pengukuran Instensitas Penerangan di tempat Kerja. SNI 16-7062-2004

Lampiran II.2.1 Tabel tingkat pencahayaan minimum yang direkomendasikan

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 25

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 26

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

Lampiran II.2.2 Tabel efisisensi dalam keadaan baru

Lampiran II.2.3 Denah bangunan

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 27

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

Lampiran II.2.4 Foto Ruangan dan lampu

Ruangan Head Section E&I

Ruangan Head Section Planner

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 28

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

Ruang Supervisor E&I

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 29


Recommended