+ All Categories
Home > Documents > hubungan minat belajar biologi dengan kemampuan berpikir ...

hubungan minat belajar biologi dengan kemampuan berpikir ...

Date post: 29-Apr-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
172
HUBUNGAN MINAT BELAJAR BIOLOGI DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS XI DI SMA NEGERI 9 TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Yuli Anita NIM. 11160161000016 PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2022
Transcript

HUBUNGAN MINAT BELAJAR BIOLOGI DENGAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK

KELAS XI DI SMA NEGERI 9 TANGERANG

SELATAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Yuli Anita

NIM. 11160161000016

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2022

i

ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Hubungan Minat Belajar Biologi dengan Kemampuan

Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan

yang disusun Yuli Anita, NIM 11160161000016, Program Studi Tadris Biologi,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Telah melalui Bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya

ilmiah yang berhak diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang

ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 29 Maret 2022

Yang Mengesahkan

Dosen Pembimbing 1

Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd.

NIP. 196501151987031020

Dosen Pembimbing II

Dina Rahma Fadlilah, M.Si.

NIDN. 2028128903

iii

iv

ABSTRAK

Yuli Anita. 11160161000016. Hubungan Minat Belajar Biologi Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri 9

Tangerang Selatan. Skripsi. Program Studi Tadris Biologi. Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara minat belajar biologi dengan

kemampuan berpikir kritis peserta didik SMAN 9 Tangerang Selatan. Jenis

penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pengumpulan data melalui

angket Minat Belajar dan Tes kemampuan berpikir kritis yang telah melalui uji

validitas ahli dan validitas empiris. Subjek uji coba pada penelitian ini adalah

peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 9 Tangerang Selatan. Hasil penelitian ini

menunjukkan tingkat minat belajar terhadap mata pelajaran biologi berada pada

level tinggi. Sedangkan hasil penelitian terhadap kemampuan berpikir kritis

tergolong rendah cenderung sedang. Selain itu terdapat hubungan positif di antara

kedua variabel minat belajar dan kemampuan berpikir kritis dengan nilai

signifikansi 0,000 dan nilai korelasi 0,438.

Kata Kunci : Minat Belajar, Minat Belajar Biologi, Berpikir Kritis.

v

ABSTRACT

Yuli Anita. 11160161000016. The Relationship between Interest in Biology and

Critical Thinking Skills for Class XI Students at SMA Negeri 9 Tangerang

Selatan. Essay. Biology Education Study Program. Faculty of Tarbiyah and

Teacher Training, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

This study aims to see the relationship between interest in learning biology and

critical thinking of students at SMAN 9 South Tangerang. This type of research is

correlational research with data collection through a learning interest

questionnaire and critical thinking ability test that has been through expert

validation and empirical validation tests. The test subjects in this study were

students of class XI IPA SMA Negeri 9 Tangerang Selatan. The results of this

study indicate that the level of interest in learning in biology subjects is at a high

level. While the results of research on critical thinking skills are classified as low

and tend to be moderate. In addition, there is a significant and positive

relationship between the two variables of learning interest and critical thinking

ability with a significance value of 0.000 and a correlation value of 0.438.

Keywords: Interest in learning,Interest Learning of Biology, Critical Thinking.

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah

memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya. Atas rida-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Minat Belajar Biologi

Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas XI di SMA

Negeri 9 Tangerang Selatan ini dengan baik.

Skripsi ini disusun dengan melibatkan berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah membantu hingga penelitian ini selesai , khususnya kepada

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr.Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si., Sekretaris Program Studi Pendidikan

Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr Ahmad Sofyan, M.Pd., Dosen Pembimbing I sekaligus

Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan,

arahan, dan motivasi baik dalam proses akademik maupun dalam

penyusunan skripsi.

5. Ibu Dina Rahma Fadlilah., M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan

skripsi ini.

6. Pihak SMAN 9 Tangerang Selatan yaitu Ibu Ruri dan Ibu Vivin

selaku guru biologi di SMA N 9 Tangerang Selatan.

7. Kedua orang tua tercinta yaitu Nana Rodiana dan Arohmah yang telah

mendukung dan solidaritas yang kuat dari awal hingga akhir

perkuliahan pada penulis.

vii

8. Saudara kandung dan ipar tersayang yang telah mendukung penulis

yaitu kakak dan adik penulis yaitu, Arnita, Renita, Arya Wira

Kusuma, Lyla Apriliana, Lubis Wibowo dan Tahyudin Hidayat.

9. Keluarga Besar tercinta baik dari pihak keluarga Ibu maupun ayah

yang telah memberikan dukungan dan solidaritas yang kuat pada

penulis.

10. Keluarga besar Pondok Pesantren Mahasiswa Bina Insan Mulia (PPM

BIM) yang telah memberikan ilmu agama dan memberikan perubahan

luar biasa dalam hidup penulis.

11. Teman-Teman Asrama Putri PPM BIM, Salfa, Ningsih, Dinda, Sarah

dan Dina yang telah memberikan kehidupan yang berbeda daripada

kebanyakan orang dan memberikan warna kehidupan penulis di PPM

Bina Insan Mulia.

12. Teman-Teman kost Haji Nipah, yang telah melalui bersama kehidupan

kampus dengan cara yang lebih asik dan santai menjadikan penulis

mengetahui cara bersenang-senang.

13. Teman-Teman WJM yang telah memberikan kehidupan SMA yang

indah dan menyenangkan.

14. Teman-Teman Mahasiswa Pendidikan Biologi 2016-Biostar

Mediterania yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih

atas segala pengalaman dan kenangan bersama kalian

Besar harapan penulis agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi penulis dan para

pembaca.

Jakarta, Maret 2022

Penulis

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………….. i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING……………………………… ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI……………………………. iii

ABSTRAK………………………………………………………………….. iv

ABSTRACT…………………………………………………………………. v

KATA PENGANTAR……………………………………………………... vi

DAFTAR ISI……………………………………………………………….. viii

DAFTAR TABEL………………………………………………………….. xi

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. xii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………. xiii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………... 1

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………….. 1

B. Identifikasi Masalah…………………………………………………. 4

C. Pembatasan Masalah………………………………………………… 5

D. Rumusan Masalah…………………………………………………… 5

E. Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 5

F. Manfaat Penelitian…………………………………………………… 5

BAB II DESKRIPSI TEORITIK DAN HIPOTESIS ……………………. 7

A. Kajian Teori………………………………………………………….. 7

1. Hakikat Minat Belajar…………………………………………… 7

a. Definisi Minat……………………………………………….. 7

b. Definisi Belajar……………………………………………… 9

c. Definisi Minat Belajar……………………………………….. 10

d. Indikator Minat Belajar……………………………………… 14

2. Hakikat Berpikir Kritis…………………………………………... 15

a. Definisi Berpikir…………………………………………….. 15

b. Definisi Berpikir Kritis………………………………………. 16

c. Tujuan dan Manfaat Berpikir Kritis…………………………. 19

d. Karakteristik Berpikir Kritis…………………………………. 20

e. Cara Berpikir Kritis………………………………………….. 21

f. Indikator Berpikir Kritis……………………………………... 23

ix

g. Tinjauan Konsep Sistem Pencernaan……………………….. 27

B. Penelitian Yang Relevan……………………………………………. 29

C. Kerangka Berpikir…………………………………………………… 33

D. Hipotesis Penelitian…………………………………………………. 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………… 36

A. Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………….. 36

B. Metode Penelitian……………………………………………………. 36

C. Populasi dan Sampel………………………………………………… 37

1. Populasi……………………………………………….................. 37

2. Sampel………………………………………………………........ 38

D. Teknik Pengumpulan Data………………………………………….. 38

1. Tes……………………………………………………………….. 38

2. Angket…………………………………………………………… 42

E. Uji Coba Instrumen…………………………………………………. 43

1. Uji Validitas……………………………………………………… 39

2. Uji Reliabilitas…………………………………………………… 46

3. Taraf Kesukaran…………………………………………………. 47

4. Daya Pembeda…………………………………………………… 48

F. Teknik Analisis Data………………………………………………… 49

1. Deskripsi Data…………………………………………………… 49

2. Uji Prasyarat Analisis Data…………………………………….. 50

a. Uji Normalitas………………………………………………... 50

b. Uji Homogenitas…………………………………………….. 50

3. Pengujian Hipotesis…………………………………………….. 50

a. Uji Korelasi………………………………………………….. 51

b. Hipotesis Statistik…………………………………………… 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………….. 52

A. Hasil Penelitian……………………………………………………… 52

1. Data Hasil Penelitian Minat Belajar…………………………….. 52

2. Data Hasil Penelitian Kemampuan Berpikir Kritis…………….. 55

B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis………. 59

x

1. Uji Normalitas…………………………………………………… 59

2. Uji Homogenitas………………………………………………… 59

3. Uji Hipotesis…………………………………………………….. 60

C. Pembahasan………………………………………………………….. 60

D. Keterbatasan Penelitian……………………………………………… 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………. 67

A. Kesimpulan………………………………………………………….. 67

B. Saran ……………………………………………………………….. 68

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 69

LAMPIRAN………………………………………………………………… 72

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 KI dan KD Pada Sistem Pencernaan……………………………… 27

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes Berpikir Kritis…………………………………........ 39

Tabel 3.2 Rubrik Penskoran Menurut Holistic Critical Thinking Scorring

rubric………………………………………………………………………

40

Tabel 3.3 Indikator Angket Minat Belajar……………………………........ 42

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Angket Minat Belajar Biologi………………... 44

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis……………... 45

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Angket Minat Belajar…………………........ 46

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis…………… 46

Tabel 3.8 Taraf Kesukaran Tes Kemampuan Berpikir Kritis……………….. 47

Tabel 3.9 Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpikir Kritis…………………. 48

Tabel 3.10Kategorisasi Kemampuan Berpikir Kritis……………………….. 49

Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Minat Belajar………………………………… 49

Tabel 4.1 Tabulasi Data Minat Belajar………………………………………. 52

Tabel 4.2 Data Skor Minat Belajar Biologi………………………………….. 53

Tabel 4.3 Kategorisasi Skor Minat Belajar………………………………….. 54

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Sturges Minat Belajar…………………......... 55

Tabel 4.5Tabulasi Data Kemampuan Berpikir Kritis………………………... 55

Tabel 4.6 Data Skor Kemampuan Berpikir Kritis…………………………… 56

Tabel 4.7 Kategorisasi Skor Kemampuan Berpikir Kritis…………………… 57

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis………………… 58

Tabel 4.9 Uji Normalitas…………………………………………………….. 58

Tabel 4.10 Uji Homogenitas…………………………………………………. 59

Tabel 4.11 Uji hipotesis Pearson Correlation…………………………………… 60

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir........................................................................ 34

Gambar 3.1 Desain Penelitian.......................................................................... 37

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Minat Belajar……………………... 55

Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis……… 58

Gambar 4.3 Grafik Persentase Indikator Minat Belajar ……………………. 62

Gambar 4.4 Grafik Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ……. 64

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Indikator Minat belajar dan berpikir kritis........................................ 74

Lampiran 2. Angket Penelitian Minat Belajar....................................................... 75

Lampiran 3. Rubrik Soal Berpikir Kritis…………………………………........... 78

Lampiran 4. Instrumen Tes Keterampilan Berpikir Kritis………………………. 87

Lampiran 5. Kunci Jawaban dan Penskoran………………………….................. 96

Lampiran 6. Lembar Uji Validasi……………………………………….............. 104

Lampiran 7. Tingkat Kesukaran Soal Menggunakan Anates…………………… 110

Lampiran 8. Daya Pembeda Tes Berpikir Kritis………………………............... 110

Lampiran 9. Validasi Angket Minat Belajar Biologi……………………………. 111

Lampiran 10. Reliabilitas Angket Minat Belajar Biologi……………………….... 112

Lampiran 11. Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis…………………........... 113

Lampiran 12. Reliabilitas Tes Berpikir Kritis……………………………………. 113

Lampiran 13. Tabulasi Data Minat Belajar Biologi………………………………. 115

Lampiran 14. Tabulasi Data Kemampuan Berpikir Kritis……………………….. 123

Lampiran 15. Persentase Indikator Minat Belajar………………………….......... 128

Lampiran 16. Persentase Indikator Berpikir Kritis………………………………. 129

Lampiran 17. Uji deskriptif Minat Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis…….. 130

Lampiran 18. Lembar Perhitungan Data Distribusi Frekuensi Sturges…………. 131

Lampiran 19. Lembar Perhitungan Kategorisasi Minat Belajar…………………. 132

Lampiran 20. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Minat Belajar dan Kemampuan

Berpikir Kritis………………………………………………………

135

Lampiran 21. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Minat Belajar dan Kemampuan

Berpikir Kritis………………………………………………………

137

Lampiran 22. Hasil Perhitungan Uji Korelasi Minat Belajar Biologi dengan

Kemampuan Berpikir Kritis……………………………………….

139

Lampiran 23. Uji Referensi……………………………………………………….. 140

Lampiran 24. Saran dan Kritik Penguji…………………………………………… 147

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka untuk menghadapi tantangan era global guru perlu

mencari dan menemukan paradigma baru terkait tugas dan peranannya

sebagai pendidik. Hal ini dikarenakan perubahan dan perkembangan

dalam segala aspek kehidupan terjadi dengan cepat dan tidak ada satupun

petunjuk pasti apa yang akan terjadi di masa depan termasuk dalam dunia

pendidikan.1

Pendidikan yang relevan dengan upaya menghadapi tantangan

zaman yaitu pendidikan yang mampu mengembangkan kompetensi dan

membentuk watak yang relevan dengan upaya menghadapi zaman.

Pendidikan dan pembelajaran yang dikembangkan harus bermakna dan

melibatkan kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, kemampuan

menyelesaikan masalah, kemampuan bekerja dengan etos yang baik,

kemampuan meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi dan membudayakan sikap mandiri bertanggung jawab,

demokratis, jujur dan bermoral. Kemampuan-kemampuan tersebut harus

disiapkan oleh pemerintah dan tenaga pendidik agar peserta didik di

Indonesia dapat bersaing dalam era global abad 21.2

Salah satu kemampuan yang harus disiapkan pemerintah dan

tenaga pendidik adalah kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis dalam

dunia akademisi memiliki arti kemampuan untuk menganalisis masalah

dan dapat menemukan solusi atas masalah tersebut3. Berpikir kritis dapat

diterapkan dalam banyak situasi, seperti saat berdiskusi, berdialog, saat

1 Wahab Jufri. Belajar dan Pembelajaran Sains, (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013),

h. 165. 2Ibid., h.174.

3K. McMillan dan J. Weyers. How to Improve Your Critical Thinking &

Reflective Thinking, (London: Pearson, 2013), h. 4.

2

menulis dan saat menangani masalah pribadi. Berpikir kritis dapat

menjadikan peserta didik memahami pembelajaran dengan proses berpikir

yang panjang dan objektif. Sehingga peserta didik dapat menganalisis

setiap argumen atau pernyataan yang ada dengan menganalisis dan

observasi terlebih dahulu serta memiliki rasa kehati-hatian yang tinggi.

Dalam beberapa literatur karakteristik seseorang yang memiliki

kemampuan berpikir kritis adalah 1) memiliki perangkat tertentu untuk

mendekati gagasannya dan memiliki motivasi yang kuat untuk mencari

dan memecahkan masalah 2) bersikap skeptis, yaitu tidak mudah

menerima ide atau gagasannya kecuali sudah membuktikan sendiri

kebenarannya.4

Selain itu terdapat faktor-faktor yang terkait dengan

kemampuan berpikir kritis yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Faktor internal itu salah satunya ialah minat belajar peserta didik5

Minat merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan

belajar siswa. Bahkan dalam literature lain menyebutkan bahwa minat

merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap

keberhasilan belajar.6

Seorang peserta didik akan berhasil dalam pelajarannya apabila

dalam diri peserta didik itu terdapat minat untuk belajar.7 Adanya minat

belajar yang dimiliki peserta didik terhadap proses pembelajaran biologi,

maka akan terlihat ciri-ciri positif yang diwujudkan pada sikap dan

perilaku peserta didik pada proses pembelajaran biologi, sehingga pada

akhirnya prestasi dan hasil belajar peserta didik juga akan baik.

4 Wahab Jufri. Belajar dan Pembelajaran Sains, (Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013), h.

46. 5 Selvyanti B.R., Taunu, E.S.H., Nggaba, M.E.2021.Analisis Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa Kelas VIII SMP Kristen Payeti Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi Persamaan

Linear Satu Variabel Ditinjau Dari Gaya Belajar Auditoria.Satya Widya, Volume XXXVII, No. 2.

h. 132. 6 Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. (Jakarta: Kencana,

2013)h.67. 7 Nur Azizah Darwis, Muhammad Sidin Ali dan Helmi. Kemampuan Berpikir

Kritis Ditinjau dari Minat Belajar Fisika, Kepercayaan Diri, dan Kecerdasan Emosional

Peserta Didik Kelas X MIA SMA Negeri 1 Gowa. Prosiding Seminar Nasional Fisika

PPs UNM. 2020, e-ISSN 2656-7148 Volume 2, h. 121.

3

Minat dapat berperan secara efektif untuk menunjang pengambilan

keputusan oleh seseorang. Secara konseptual minat dapat dikatakan

memegang peranan penting dalam menentukan arah, pola dan dimensi

berpikir seseorang dalam segala aktivitasnya termasuk belajar.8

Minat belajar didefinisikan dengan suatu rasa lebih suka dan rasa

keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada perintah. Minat pada

dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri

dengan sesuatu luar diri. Minat belajar dalam yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kecenderungan dalam diri peserta didik untuk merasa

tertarik dalam pembelajaran biologi yang memiliki hubungan dengan

kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Semakin besar minat peserta didik untuk mempelajari biologi

semakin besar pula rasa ingin tahu dan memahami suatu materi

pembelajaran biologi. Sehingga peserta didik memiliki kemampuan

berpikir kritis yang besar. Begitu pula sebaliknya, apabila peserta didik

memiliki minat belajar biologi yang rendah karena berbagai faktor seperti

materi yang terlalu banyak hafalan atau model pembelajaran yang kurang

menyenangkan dan lain-lain, akan menyebabkan rasa ingin tahu dan

memahami materi sangat rendah. Hal tersebut tentu berdampak pada

lemahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Dalam hal pendidikan abad 21 yang merupakan jawaban dari

tantangan zaman, terdapat prinsip-prinsip yang harus diimplementasikan

dalam pendidikan, yaitu : 1) pendekatan pembelajaran berpusat pada

peserta didik 2) peserta dibelajarkan untuk mampu berkolaborasi 3)

memiliki upaya untuk menjadikan peserta didik memiliki tanggung jawab

4) materi pembelajaran dikaitkan dengan permasalahan kehidupan sehari-

hari.9 Salah satu materi yang dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari

adalah sistem pencernaan. Submateri nutrisi makanan dan gangguan

pencernaan merupakan submateri yang sangat berkaitan erat dengan

8 Ahmad Susanto, op.cit., h. 58.

9 Yeni Hendriani.UNIT PEMBELAJARAN SAINS Mata Pelajaran Biologi SMA,

(Bandung: PPPTK IPA, 2018), h. 4.

4

kehidupan sehari-hari. Maka dari itu sistem pencernaan digunakan dalam

tes kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini.

Berdasarkan rata-rata Ujian Nasional SMA Negeri 9 Tangerang

Selatan pada tahun 2019 memiliki skor 56,53 dengan rata-rata Ujian

Nasional di daerah Kota Tangerang Selatan sebesar 61,4310

. Hal ini

menunjukkan ada banyak faktor yang menjadikan skor UN di sekolah

tersebut rendah dibandingkan nilai rata-rata di daerah tersebut. Maka dari

itu diperlukan penelitan lebih lanjut salah satunya mengenai data minat

belajar peserta didik kemudian melihat hubungannya dengan kemampuan

berpikir kritis disekolah tersebut.

Dengan pemaparan di atas penting untuk melihat hubungan antara

minat belajar dengan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Dengan

tujuan ingin mengetahui bagaimana minat belajar biologi peserta didik di

sekolah? Kemudian apakah tinggi dan rendahnya suatu minat belajar akan

menjadikan kemampuan berpikir kritis peserta didik juga ikut tinggi dan

rendah? Mengenai hal tersebut maka dilakukan penelitian yang berjudul

“Hubungan Minat Belajar Biologi Dengan Kemampuan Berpikir Kritis

Peserta Didik Kelas XI di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini, antara lain:

1. Perubahan dan perkembangan dalam segala aspek kehidupan terjadi

dengan cepat dan tidak ada satupun petunjuk pasti apa yang akan

terjadi di masa depan termasuk dalam dunia pendidikan.

2. Pendidikan yang relevan dengan upaya menghadapi tantangan zaman

yaitu pendidikan yang mampu mengembangkan kompetensi dan

membentuk watak yang relevan dengan upaya menghadapi zaman.

10

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Laporan Hasil Ujian Nasional.2019.

(http://118.98.227.96/RaporUN/statistikumum.aspx) diakses 12 Mei 2022 jam 14.00.

5

3. Kemampuan-kemampuan yang harus disiapkan oleh pemerintah dan

tenaga pendidik agar peserta didik di Indonesia dapat bersaing dalam

era global abad 21 adalah kemampuan berpikir kritis.

4. Untuk meningkatkan berpikir kritis salah satunya dengan

meningkatkan minat belajar peserta didik.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada hubungan minat belajar biologi terhadap

kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas XI IPA di SMAN 9

Tengerang Selatan, meliputi:

1. Konsep biologi yang dipilih dalam penelitian ini adalah sistem

pencernaan.

2. Sampel yang digunakan adalah peserta didik kelas XI yang

mempelajari materi sistem pencernaan oleh guru di SMA N 9

Tangerang Selatan di semester ganjil.

3. Minat belajar yang dimaksud adalah minat belajar terhadap

pelajaran biologi.

4. Indikator berpikir kritis yang digunakan menggunakan indikator

berpikir kritis Ennis.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikembangkan di atas,

rumusan masalah penelitian ini adalah:

Adakah hubungan minat belajar biologi terhadap kemampuan

berpikir kritis peserta didik di SMAN 9 Tengerang Selatan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara minat

belajar biologi dengan berpikir kritis peserta didik SMAN 9 Tangerang

Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah

6

a. Bagi peserta didik

1. Peserta didik dapat meningkatkan minat belajar terutama biologi

karena minat belajar memiliki efek yang luar biasa salah satunya

meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

b. Bagi guru

1. Guru berupaya lebih memotivasi peserta didik yang kurang minat

dalam belajar biologi karena efek dari minat belajar sangat luar

biasa.

2. Guru lebih fokus mengembangkan pengetahuan biologi pada

peserta didik yang memiliki minat belajar biologi dengan menjadi

anggota olimpiade, lomba-lomba yang berkaitan dengan biologi.

3. Guru dapat memberikan model atau metode pembelajaran yang

baik dan sesuai dengan minat peserta didik sehingga

pengaplikasian pembelajaran dengan muatan berpikir kritis lebih

mudah dilakukan. Dengan demikian kemampuan berpikir kritis

peserta didik meningkat.

7

BAB II

DESKRIPSI TEORETIK DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Hakikat Minat Belajar

a. Definisi Minat

Minat dalam kamus besar bahasa Indonesia ialah

“kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Istilah minat dalam

kehidupan sehari-hari lebih ditekankan dalam fungsi rasa. Istilah minat

juga seringkali dikaitkan dengan perhatian. Hal ini karena seringkali

sesuatu yang dapat menarik minat menyebabkan seseorang perhatian,

sedangkan yang menarik perhatian seseorang akan menimbulkan minat

pula.1

Menurut Slameto “Minat adalah dorongan dalam diri seseorang

atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara

efektif, sehingga diperoleh suatu kecenderungan terhadap objek atau

kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan lama-kelamaan

akan timbul kepuasan dalam dirinya”.2

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan

antara diri sendiri dengan suatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat

hubungan itu maka akan semakin besar minatnya. Minat dapat

diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa peserta

didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya atau dapat pula

dimanifestasikan dalam suatu aktivitas, seperti aktivitas belajar.3

Minat dalam diri seseorang terbagi menjadi dua jenis, pertama

minat yang berasal dari pembawaan, minat tersebut timbul dengan

sendirinya dari setiap individu. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor

1 Suyono & Hariyanto. Implementasi Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Remaja

Rosdakarya, 2015), h. 177. 2 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),

h. 180. 3

Fadhilah Suralaga. Psikologi Pendidikan Implikasi dalam Pembelajaran, (Depok:

Rajawali Pers, 2021), h. 66.

8

keturunan dan bakat ilmiah. Kedua minat yang timbul karena adanya

pengaruh luar dari individu, seperti lingkungan,dorongan orang tua,

adat istiadat dan kebiasaan. minat ini akan ada seiring dengan

perkembangan individu tersebut.4

Dalam literatur lain menyebutkan jenis minat terbagi menjadi

dua yaitu minat situasional dan minat pribadi. Minat situasional tumbuh

akibat lingkungan luar yang memiliki hal baru,berbeda dan tak terduga.

Selain itu hal-hal yang melibatkan tingkat aktivitas tinggi atau emosi

yang kuat sering menimbulkan minat situasional. Sedangkan minat

pribadi adalah minat yang bersifat jangka panjang dan relative stabil

pada suatu topik atau aktivitas.seringkali minat pribadi dan pengetahuan

saling melengkapi dan menguatkan. Pada dasarnya minat pribadi lebih

bermanfaat dibandingkan minat situasional, karena minat ini

memungkinkan keterlibatan proses-proses kognitif yang efektif dan

perbaikan dalam jangka panjang.5

Sedangkan menurut Guilford (1956) jenis minat terbagi menjadi

dua yaitu,

1. Minat vokasional yang berkaitan dengan bidang-bidang pekerjaan,

seperti :

a. Minat Profesional, seperti minat dibidang keilmuwan, bidang

kesenian atau bidang yang berhubungan dengan bidang

kesejahteraan social.

b. Minat Komersial, Minat dibidang usaha, minat dibidang

pekerjaan yang berurusan dengan jual beli, minat dibidang

periklanan dan pekerjaan yang berhubungan dengan akuntansi,

kesekretariatan dll.

c. Minat dibidang yang berhubungan dengan kegiatan fisik,

mekanik, kegiatan luar dll.

4 Ahmad Susanto, op.cit., h. 60.

5 Fadhilah Suralaga op.cit., h. 67.

9

2. Minat Avokasional, berupa minat untuk memperoleh kepuasan atau

melakukan aktivitas sesuai hobi, misalnya kegiatan berpetualang,

hiburan apresiasi dll.6

b. Definisi Belajar

Belajar menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang

yang disadari atau tidak disadari. Aktivitas ini menunjuk pada keaktifan

seseorang dalam melakukan aspek mental yang memungkinkan

terjadinya perubahan pada dirinya. Dengan demikian, dapat dijangkau

juga bahwa suatu kegiatan belajar dikatakan baik apabila intensitas

keaktifan jasmani maupun mental seseorang semakin tinggi. Sebaliknya

seseorang dikatakan belajar, namun jika keaktifan jasmaniah dan

mentalnya rendah berarti kegiatan belajar tersebut tidak secara nyata

memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar.7

Menurut Setiawan (2017) “ belajar adalah suatu proses aktivitas

mental yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang bersifat positif dan menetap relatif lama melalui

latihan atau pengalaman yang menyangkut aspek kepribadian baik

secara fisik ataupun psikis”.8 Unsur utama yang harus ada dalam belajar

terdiri atas beberapa hal yaitu:

1. Adanya perencanaan yang dipersiapkan, dan termasuk di

dalamnya adalah menentukan tujuan belajar. Tujuan belajar

menunjukkan bahwa belajar tersebut terarah dan mempunyai

makna yang mendalam bagi pembelajar. Selain tujuan ada

juga kesiapan, situasi, interpretasi.

2. Adanya proses belajar yang terjadi dalam diri seseorang.

Setelah perencanaan dilaksanakan dengan baik tentunya

6 Dwi Nastiti dan Nurfi Laili. Buku Ajar Asesmen Minat dan Bakat Teori dan Aplikasinya,

(Sidoarjo: Umsida Press, 2020), h. 15. 7 Muh. Sain Hanafy. Konsep Belajar dan Pembelajaran. Lentera Pendidikan, 2014. Vol. 17

No.1 Juni h. 68. 8 M. Andi Setiawan. Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uwais Inspirasi Indonesia, 2017),

h. 3.

10

proses belajar pun dapat terlaksana dengan baik yaitu

pembelajar mengembangkan pemikiran dan menemukan

pemahaman baru dari apa yang di sekolah.

3. Adanya hasil belajar sebagai konsekuensi dari terlaksananya

proses belajar dalam diri seseorang. Hasil belajar memicu

konsekuensi yang akan muncul dari proses pembelajaran dan

dari konsekuensi tersebut akan memicu reaksi terhadap hasil

belajar yang telah terjadi. reaksi tersebut yang akan

menentukan apakah hasil belajar tersebut menjadikan

semakin termotivasi dan yakin ataukah semakin menurun

minat belajarnya karena hasilnya tidak sesuai dengan

harapan. 9

c. Definisi Minat Belajar

Pengaruh minat terhadap belajar cukup besar, karena apabila

bahan ajar tidak ada daya tarik bagi peserta didik akan mengurangi

kompetensi belajar peserta didik. Peserta didik tersebut dapat mengikuti

kegiatan pembelajaran, namun tidak memperoleh kepuasan dari

pelajaran tersebut. Bahan pelajaran yang menarik peserta didik lebih

mudah dipelajari dan diingat, karena minat belajar menambah

kesemangatan belajar.10

Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain

karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau

mendapatkan pendidikan lebih baik di tahap selanjutnya sehingga lebih

mudah memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan

bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi

yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan

prestasi yang rendah.11

9 Ibid., h. 9.

10 Slameto, op.cit., h. 57.

11 M. Dalyono. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), h. 57.

11

Peserta didik dari kelas yang sama memiliki perbedaan dalam

hal minat ilmiah masing-masing termasuk cara mereka menanggapi

minat situasional. Selain itu, peserta didik di ruang kelas yang sama

dapat mengalami lingkungan yang berbeda (misal peserta didik dari

kalangan minoritas) Pada tingkat yang lebih luas yang mencakup

sekolah, kota, budaya, bahasa, dan negara yang berbeda, adalah logis

untuk berhipotesis bahwa perbedaan dalam minat peserta didik juga

harus semakin berbeda.12

sehingga dapat disimpulkan minat belajar

peserta didik berbeda-beda salah satu penyebabnya perbedaan latar

belakang peserta didik itu sendiri.

Peserta didik yang memiliki minat pada topik atau aktivitas

tertentu karena menganggap topik atau aktivitas tersebut menarik dan

menantang. Minat juga terkait dengan motivasi intrinsik. Peserta didik

yang mengerjakan tugas yang menarik minatnya akan mengalami sikap

yang positif dan signifikan seperti kesenangan, kegembiraan dan

kesukaan. Peserta didik yang tertarik pada sebuah topik tertentu dapat

mencurahkan perhatian yang lebih banyak pada topik itu. Peserta didik

juga akan memiliki kecenderungan mempelajari sesuatu dengan

bermakna, terorganisasi dan terperinci.misalnya dengan mengaitkan

dengan pengetahuan sebelumnya, membentuk gambar-gambar visual,

memberikan contoh-contoh, mengaitkan berbagai ide dan dapat

menarik kesimpulan.13

Kenyataanya tidak semua peserta didik mempelajari suatu bahan

ajar berdasarkan faktor minatnya sendiri. Ada yang mengembangkan

minatnya terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh gurunya,

teman sekelasnya atau orang tuanya. Walaupun demikian, seiring

berjalannya waktu peserta didik tersebut dapat mengembangkan

minatnya yang kuat terhadap mata pelajaran dan mampu mengerahkan

segala daya dan upaya untuk menguasainya, niscaya memperoleh

12

G. Hagay dkk. The Generalizability of Students’ Interests in Biology Across Gender,

Country and Religion.Springer.2012. Res Sci Educ DOI 10.1007/s11165-012-9289-y h.3. 13

Fadhilah Suralaga, loc.cit.

12

prestasi yang baik, sekalipun tergolong dalam peserta didik yang

berkemampuan rata-rata. Oleh sebab itu menjadi kewajiban dan

tanggung jawab sekolah untuk menyediakan lingkungan yang diperkaya

bagi peserta didik guna merangsang minat mereka terhadap banyak

banyak kegiatan yang bermanfaat dan langsung dalam proses belajar

mengajar pada khususnya.14

Dapat disimpulkan bahwa minat belajar peserta didik

dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang

mempengaruhi ialah kesehatan, bakat dan intelegensia. Sedangkan

faktor eksternal yang paling berpengaruh adalah lingkungan keluarga.

Selain itu ada pula faktor eksternal lain seperti sekolah, lingkungan

masyarakat dan juga lingkungan alami di sekitar anak.15

Berdasarkan banyaknya pengertian minat yang ada, dapat

diperoleh kesan bahwa minat mengandung unsur-unsur :

a. Kognisi (Mengenal), minat itu didahului oleh pengetahuan

dan informasi mengenai objek yang dituju oleh minat

tersebut.

b. Emosi (Perasaan), karena dalam partisipasi atau pengalaman

itu disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan

senang)

c. Konasi (Kehendak), unsur ini merupakan kelanjutan dari

kedua unsur yaitu diwujudkan dalam bentuk kemauan dan

hasrat untuk melakukan suatu kegiatan, termasuk kegiatan

yang diselenggarakan di sekolah.16

Ciri-ciri peserta didik yang berminat dalam belajar adalah

sebagai berikut a) Mempunyai kecenderungan tetap untuk

memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari terus-menerus.

b) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati. c)

14

Abd. Rachman Abror. Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993), h.110. 15

Suyono dan Hariyanto, op.cit., h. 180. 16

Abd. Rachman Abror, op.cit., h.112.

13

Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang

diminati. d) Ada rasa keterkaitan pada suatu aktivitas-aktivitas yang

diminati. e) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada

yang lainnya. f) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan

kegiatan.17

Ciri-ciri minat yang dijelaskan dalam Ahmad Susanto yaitu

memiliki tujuh ciri dari minat, berikut ini penjelasan ciri-ciri minat :

Pertama, minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan

mental yaitu perubahan minat dalam hubungannya dengan perubahan

usia sebagai contoh tumbuhnya minat bersamaan dengan perkembangan

fisik dan mental. Kedua, Minat bergantung pada kegiatan belajar

dimana kesiapan belajar merupakan salah satu penyebab meningkatnya

minat seseorang. Ketiga, minat tergantung pada kesempatan belajar.

Kesempatan belajar menjadi faktor yang berharga karena tidak semua

orang memiliki kesempatan tersebut. Keempat, perkembangan minat

mungkin terbatas. Keterbatasan ini dapat disebabkan faktor fisik yang

tidak memungkinkan untuk minat tersebut berkembang. Kelima, minat

dipengaruhi budaya. Budaya dapat menjadi salah satu kunci, sebab jika

budaya tersebut luntur kemungkinan besar minat tersebut juga ikut

luntur. Keenam, minat berbobot emosional. Minat dipengaruhi oleh

perasaan, apabila objek yang dihayati sangat berharga, otomatis minat

akan muncul sebab perasaan senang akan objek tersebut. Ketujuh,

minat berbobot egosentris. Menunjukan jika seseorang senang terhadap

sesuatu, maka akan ada hasrat untuk memilikinya.18

Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai minat belajar maka

dapat ditarik kesimpulan definisi minat belajar adalah suatu ketertarikan

peserta didik untuk mempelajari suatu materi pembelajaran yang dapat

diketahui ciri-ciri dan motifnya.

17

Slameto, op.cit., h. 58. 18

Ahmad Susanto, op.cit., h.62.

14

d. Indikator Minat Belajar

Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan definisi

konsep minat belajar adalah kecenderungan sikap peserta didik untuk

mempelajari suatu mata pelajaran. Kecenderungan sikap ini dapat

diketahui melalui motif-motif (indikator) dari minat belajar itu sendiri.

Dengan demikian dapat diketahui indikator yang dapat menunjukkan

seseorang berminat akan sesuatu yaitu dengan cara menganalisis

kegiatan-kegiatan yang dilakukannya atau objek-objek yang dijadikan

kesenangannya. Analisis tersebut dapat dilakukan dengan beberapa hal,

yaitu 1) keinginan untuk memiliki sesuatu 2) objek atau kegiatan yang

disenangi 3) jenis kegiatan yang dilakukan agar mendapatkan sesuatu

yang disenangi 4) upaya-upaya yang dilakukan untuk merealisasikan

keinginan atau rasa terhadap objek atau kegiatan tertentu.19

Indikator minat belajar yang dijelaskan oleh Maula dan Hidayah

dengan mengutip penjelasan Darmadi (2017) yaitu indikator minat

belajar adalah 1) adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari

subjek terhadap pembelajaran karena danya ketertarikan. 2) adanya

perasaan senang terhadap pembelajaran, 3) adanya kemauan dan

kecenderungan pada diri subjek untuk terlibat aktif dalam pembelajaran

3) adanya ketertarikan untuk belajar 4) adanya kemauan dalam diri

untuk aktif belajar. 20

Sedangkan menurut Lestari dan Mokhamad (2017) yang dikutip

oleh Maula dan Hidayah minat belajar memiliki beberapa indikator

yaitu 1) perasaan senang 2) ketertarikan untuk belajar 3) menunjukkan

perhatian saat belajar 4) memiliki keterlibatan dalam belajar.21

Dengan adanya ciri-ciri dan motif tersebut dapat disimpulkan

indikator minat belajar dalam penelitian ini ialah, 1) Memiliki perasaan

senang terhadap pembelajaran 2) Menunjukkan perhatian pada

19 Ahmad Susanto, op.cit., h.64.

20 R N Maula & FF Hidayah. Analisis Minat Belajar Peserta didik Pada Materi Senyawa

Hidrokarbon Ditinjau dari Perspektif Gender. Seminar Nasional Edusaintek FMIPA UNIMUS

2019. ISBN : 2685-5852, h.422. 21

R N Maula & FF Hidayah, loc.cit.

15

pelajaran. 3) Memiliki ketertarikan dalam belajar. 4) Terlibat aktif

dalam pembelajaran. 5) Memiliki keinginan untuk dapat memahami

pembelajaran.

2. Hakikat Berpikir Kritis

a. Definisi Berpikir

Wowo Sunaryo (2011) menjelaskan bahwa istilah berpikir

berasal dari kata dasar “pikir” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah “akal budi, ingatan, angan-angan”. Sehingga pengertian berpikir

yaitu menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan

memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang dalam ingatan. Sedangkan

berdasarkan etimologi yang dikemukakan, berpikir memiliki arti

memberi gambaran adanya sesuatu yang berada dalam diri seseorang

dan mengenai apa yang menjadi dalam dirinya.22

Definisi berpikir berkaitan dengan memanipulasi atau mengelola

dan mentransformasi informasi dalam memori. Hal ini sering

dilakukan untuk membuat konsep, bernalar dan berpikir secara kritis,

membuat keputusan, berpikir kreatif dan memecahkan masalah. 23

Berpikir juga merupakan fungsi jiwa yang mengandung

pengertian yang luas karena mengandung maksud dan tujuan

memecahkan masalah, menemukan hubungan, dan menentukan

sangkut paut antara masalah satu dengan lainnya. Berpikir tidak

terlepas dari aktivitas manusia, karena berpikir merupakan ciri yang

membedakan antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Berpikir

pada umumnya didefinisikan sebagai proses mental yang dapat

menghasilkan pengetahuan.24

Pengertian berpikir memiliki banyak definisi, baik dari studi ahli

ilmu jiwa asosiasi, ahli ilmu jiwa behaviorisme serta ilmuwan lain

22

Wowo Sunaryo Kuswana.Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011),

h. 8. 23

Jhon W Santrock. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua, (Jakarta: Kencana, 2007), h.357. 24

Ahmad Susanto, op.cit., h. 121.

16

memiliki gagasan-gagasannya masing-masing. Maka dapat disimpulkan

bahwa tidak ada pengertian yang khas dan bersifat teknis dalam

psikologi. Hal ini disebabkan oleh banyak aspek yang terkandung

dalam berpikir. Ada asepk berpikir yang diarahkan pada masalah, yang

kemudian disebut berpikir yang terarah dan teratur (directed thinking)

seperti pembentukan konsep, pemecahan masalah dan berpikir yang

kreatif. Ada pula aspek berpikir yang tak teratur dan tak terarah (non

directed thinking) dan ini membentuk struktur kegiatan berpikir kita

sehari-hari, seperti berpikir yang tidak berarti, melamun, proses yang

sadar dan yang tak sadar dan mimpi. 25

Terdapat tiga proses yang harus dilalui dalam berpikir, yakni

memebentuk pengertian, membentuk pendapat, dan membentuk

kesimpulan.

a. Pembentukaan pengertian diartikan sebagai suatu upaya dalam

proses berpikir dengan memanfaatkan isi ingatan, bersifat ril,

abtrak dan umum serta mengandung hakikat tertentu.

b. Pembentukan pendapat merupakan lanjutan berpikir dengan

mengkategorisasi atau subjek dan predikat, pemberian kualitas

dan kuantitas terhadap pengertian sehingga benar-benar

mengandung hubungan arti.

c. Pembentukan kesimpulan diartikan membentuk pendapat baru

berdasarkan pendapat-pendapat lain. 26

b. Definisi Berpikir Kritis

Berpikir Kritis berarti bepikir secara kritis. Berpikir kritis

berkaitan dengan asumsi bahwa berpikir merupakan potensi yang ada

pada manusia yang perlu dikembangkan untuk kemampuan yang

optimal. Menurut Susanto “berpikir kritis adalah suatu kegiatan melalui

cara berpikir tentang ide atau gagasan yang terhubung dengan konsep

25

Abd. Rachman Abror, op.cit., h. 125-126. 26

Baharudin. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2016), h. 46-47.

17

yang diberikan atau masalah yang dipaparkan. Berpikir kritis juga dapat

dipahami sebagai kegiatan menganalisis ide atau gagasan kearah yang

lebih spesifik, membedakan secara tajam, memilih, mengidentifikasi,

mengkaji dan mengembangkannya kearah yang lebih sempurna”. 27

Menurut McMillan dan Weyers (2013) “Berpikir kritis dalam

dunia akademisi memiliki arti kemampuan untuk menganalisis

masalah dan dapat menemukan solusi atas masalah tersebut. Berpikir

kritis dapat diterapkan dalam banyak situasi, seperti saat berdiskusi,

berdialog, saat menulis dan saat menangani masalah pribadi”.28

Proses mental yang terorganisir dengan baik dan berperan

dalam proses mengambil keputusan untuk memecahkan masalah

dengan menganalisis dan menginterpretasi data dalam kegiatan inkuiri

ilmiah juga merupakan berpikir kritis.29

Menurut Phil Washburn “Berpikir kritis juga dapat diartikan

sebagai kemampuan untuk mengambil keputusan yang baik dengan

melihat berbagai jenis sudut pandang”.30

Memikirkan berbagai jenis

sumber informasi baik yang dilihat maupun didengar itu benar atau

tidak juga salah satu bentuk berpikir kritis. Memikirkan bagaimana cara

menyelesaikan suatu pekerjaan selesai tepat waktu juga termasuk

pengaplikasian dari berpikir kritis. Inti dari memiliki sikap kritis berarti

mencari dasar untuk menilai sesuatu. Bentuk dari menilai sesuatu bukan

hanya menemukan kekurangan dan masalah melainkan juga memuji

dan menghargai. 31

Menurut konsesus para ahli, seorang individu atau kelompok

yang terlibat dalam berpikir kritis yang kuat dicirikan oleh adanya bukti

melalui observasi atau penilaian berdasarkan kriteria dengan metode

atau teknik dan pengembalian keputusan yang relevan dengan

27

Ahmad Susanto, loc.cit. 28

K. McMillan dan J. Weyers. op.cit., h. 4. 29

Wahab Jufri.op.cit, h. 44. 30

Phil Washburn. The Vocabulary of Critical Thinking, (New York: Oxford University

Press, 2010), h. 3. 31

Ibid., h. 4.

18

konteksnya. Selain berlaku untuk mengkonstruksi teori, juga dapat

memahami masalah dan mengajukan pertanyaan.berpikir kritis tidak

hanya melibatkan logika, tetapi ada kesiapan kriteria intelektual yang

luas seperti kejelasan, kredibilitas, akurasi, presisi, relevansi,

kedalaman, keluasan makna dan keseimbangan.32

Berpikir kritis memerlukan beberapa tingkat keterampilan

berpikir. Dimana tingkatan tersebut dibagi menjadi dua yaitu “Higher

Order Thinking Skill” atau disebut juga dengan keterampilan berpikir

tingkat tinggi atau kemampuan komprehensif. HOTS memiliki ruang

lingkup penerapan, sintesis, penarikan kesimpulan, perbandingan,

pembenaran, analisis, evaluasi, penalaran moral, dan penalaran induktif

dan deduktif. Keterampilan berpikir selanjutnya adalah “Lower Order

Thinking Skill” yaitu kemampuan berpikir tingkat rendah atau disebut

juga dengan kemampuan dasar. LOTS memiliki ruang lingkup berupa

meghafal, meringkas, memberi label, mengamati, dan menyortir

kedalam kategori yang ditugaskan.33

Berikut ini beberapa keterampilan berpikir kritis yang dapat di

implementasikan dalam pembelajaran di kelas. Keterampilan berpikir

kritis yang digunakan membantu mengembangkan perkembangan

peserta didik dalam hal kemampuan berpikir kritis.

1. Berpikiran Terbuka, mengajak murid menghindari pemikiran

sempit dan mendorong mereka untuk mengeksplorasi opsi-

opsi.

2. Rasa Ingin Tahu Intelektual, mendorong murid untuk bertanya,

merenungkan, menyelidiki dan meneliti. Aspek lain dari

keingintahuan intelektual adalah mengenali problem dan

inkonsistensi.

32

Wowo Sunaryo, op.cit., h. 21. 33

Wanda Teays. Second Thought : Critical Thinking for Diverse Society, (New York:

McGraw-Hill, 2006), h. 3.

19

3. Perencanaan dan Strategi, Bekerja sama dengan murid dalam

menyusun rencana, menentukan tujuan, mencari arah dan

menciptakan hasil.

4. Kehati-hatian intelektual, mendorong murid untuk mengecek

ketidakakuratan dan kesalahan, bersikap cermat dan teratur.34

c. Tujuan dan Manfaat Berpikir Kritis

Tujuan berpikir kritis adalah mencoba mempertahankan posisi

objektif. Karena pada saat berpikir kritis seseorang akan mengevaluasi

dan menimbang argumen dari segala sisi baik dari kekuatan maupun

kelemahannya. Sehingga orang yang memiliki kemampuan atau

keterampilan berpikir kritis akan memiliki argumen yang benar-benar

objektif.35

Berpikir kritis juga memiliki manfaat. Berikut ini beberapa

manfaat memiliki kemampuan berpikir kritis :

1. Performa akademis

Memahami argumen dan kepercayaan orang lain,

Mengevaluasi secara kritis argumen dan kepercayaan itu,

Mengembangkan dan mempertahankan argumen dan

kepercayaan sendiri yang didukung dengan baik.

2. Tempat Bekerja

Membantu seseorang untuk menggambarkan dan mendapat

pemahaman yang lebih dalam dari keputusan orang lain dan

diri sendiri, mendorong keterbukaan pikiran untuk berubah,

membantu seseorang menjadi lebih analisis dalam

memecahkan masalah.

3. Kehidupan Sehari-hari

Membantu seseorang terhindar dari membuat keputusan

personal yang bodoh, mempromosikan masyarakat yang

34

Jhon W Santrock, op.cit., h. 359. 35

Linda Zakiah dan Ika Lestari. Berpikir Kritis dalam Konteks Pembelajaran, (Bogor:

Erzatama Karya Abadi, 2019), h.5.

20

berpengetahuan dan peduli yang mampu membuat

keputusan yang baik di masalah sosial, politik, dan ekonomi

yang penting, membantu dalam pengembangan individu

yang dapat memeriksa asumsi, dogma, dan prasangka

mereka sendiri.36

d. Karakteristik Berpikir Kritis

Berpikir kritis memiliki beberapa karakteristik, berikut ini

beberapa karakteristik yang harus dimiliki seseorang dalam kemampuan

berpikir kritis yaitu :

1. Menganalisis argumen, klaim, atau bukti.

2. Membuat kesimpulan dengan menggunakan alasan induktif

atau deduktif .

3. Menilai atau mengevaluasi.

4. Membuat keputusan atau memecahkan masalah.37

Kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seseorang yang

memiliki keterampilan berpikir kritis mecakup pada tiga hal,

1. Investigation, atau penyelidikan ialah menemukan bukti.

Data yang akan menjawab pertanyaan utamatentang suatu

masalah.

2. Interpretation, atau penafsiran ialah memutuskan sesuatu

berdasarkan bukti-bukti.

3. Judgement, atau pertimbangan ialah mampu membuat

kesimpulan tentang suatu masalah.38

Dalam literatur lain menyebutkan beberapa karakteristik orang

yang mampu berpikir kritis antara lain :

1. Memiliki perangkat pikiran tertentu yang diperlukan untuk

mendekati gagasannya dan memiliki motivasi yang kuat

untuk mencari dan memecahkan masalah.

36

Ibid., h.5-6. 37

Ibid.,h.10. 38

Vincent Ryan Ruggiero. A Guide to Critical Thinking Seventh Edition, (New York:

McGraw-Hill, 2003), h. 21.

21

2. Bersikap skeptis, yaitu tidak mudah menerima ide atau

gagasan kecuali telah membuktikan sendiri kebenarannya.39

e. Cara Berpikir Kritis

Perkembangan zaman yang semakin modern dan canggih

menuntut semua orang harus memiliki kemampuan berpikir kritis.

Tetapi, tidak semua orang mampu berpikir kritis. Linda Zakiah

mengutip pernyataan Milton Keynes (2008) yang mengungkapkan

bagaimana cara berpikir kritis, sehingga setiap orang bisa belajar atau

berlatih bagaimana berpikir kritis. Cara berpikir kritis yang

diungkapkan oleh Milton Keynes adalah sebagai berikut:40

1. Mendorong Identifikasi Informasi

Mengidentifikasi dorongan umum suatu argumen dalam

suatu informasi. Pada tahap ini cobalah untuk menentukan

pokok permasalahan. Cobalah untuk identifikasi: titik utama

argumen yang dibuat sebagai bukti yang digunakan untuk

mencapai kesimpulan.

2. Analisa Materi

Sewaktu mendapatkan informasi, pikirkan apakah materinya

relevan dengan kebutuhan anda. Berikut adalah beberapa

pertanyaan yang data membantu dalam analisis:

a. Apakah informasi masuk akal dalam kaitannya

dengan teori dan penelitian lain?

b. Adakah gambaran yang lebih luas?

c. Apakah argumen ini induktif atau deduktif?

d. Berapa banyak materi yang ada?

e. Apakah materi sudah jelas atau perlu informasi

tambahan untuk menambah pemahaman anda?

39

Wahab Jufri, op.cit., h.104. 40

Linda Zakiah dan Ika Lestari, op.cit., h. 13-15.

22

f. Dapatkah Anda mengidentifikasi implikasi yang

mungkin mengharuskan anda mencari bahan lain?

(Mungkin pelengkap fenomena jika materi asli tidak

cukup benar).

g. Apakah argumen yang disajikan pandangannya

seimbang atau penulis mengabaikan beberapa topik

dalam rangka mengajukan argumen tertentu?

3. Membandingkan dan menerapkan informasi

Penugasan dalam bentuk pertanyaan akan sering

menerapkan teori, prinsip atau rumus pada suatu situasi.

Proses mencoba menerapkan apa yang dipelajari dapat

membantu untuk membangun pemahaman tentang subjek.

Misalnya saat mencari implikasi dari sepotong informasi,

ada kelemahan yang mungkin terungkap saat menerapkan

ide pada situasi kehidupan nyata. Apakah teori atau formula

tersebut hanya sejauh ini saja atau apakah perlu untuk

menyusun teori atau prinsip lain untuk melengkapi

pemahaman sesuatu?

Sementara itu, Universitas Leed menguraikan kunci menuju

berpikir kritis, yang meliputi :

1. Mendeskripsikan, menjelaskan secara jelas apa yang peserta

didik bicarakan apa saja yang secara spesifik terlibat,

dimana hal itu terjadi dan dalam keadaan apa.

2. Bercermin, mempertimbangkan kembali topik dengan

mempertimbangkan kembali topik dengan informasi baru

atau pengalaman baru atau mempertimbangkan sudut

pandang lain.

3. Menganalisis, memeriksa dan kemudian menjelaskan

bagaimana sesuatu itu, termasuk membandingkan dan

membedakan elemen yang berbeda dan memahami

hubungan dengan subjek/topik.

23

4. Mengkritik, mengidentifikasi dan memeriksa kelemahan

argumen, serta mengakui kekuatannya. Penting untuk

menganggap kritik sebagai netral bukan hal yang negatif.

5. Penalaran, menggunakan metode seperti sebab dan akibat

untuk mendemonstrasikan pemikiran logis, serta menyajikan

bukti yang membantah atau membuktikan suatu argumen

6. Mengevaluasi, dapat mencakup mengomentari tingkat

keberhasilan dan kegagalan sesuatu, atau nilai sesuatu.41

Berdasarkan penjelasan sebelumnya dapat disimpulkan definisi

konsep berpikir kritis adalah kemampuan yang dimiliki oleh peserta

didik untuk berpikir lebih tajam mengenai suatu informasi dengan cara

mengobservasi hingga menganalisis informasi yang didapatkan. Selain

itu berpikir kritis juga dapat disimpulkan yaitu kemampuan berpikir

dengan kehati-hatian dengan harapan informasi yang di dapatkan akurat

dan faktual.

f. Indikator Berpikir Kritis

Inti dari berpikir kritis adalah evaluasi. Oleh karena itu berpikir

kritis seringkali didefinisikan proses yang digunakan untuk menguji

klaim dan argumen serta menentukan mana yang pantas dan mana yang

tidak. dengan kata lain berpikir kritis adalah sebuah pencarian atau

mencari jawaban. Tidak mengherankan apabila salah satu teknik

penting yang digunakan dalam berpikir kritis adalah mengajukan

pertanyaan menyelidik.42

Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis

dapat dilakukan dengan serangkaian uji yang menggunakan beberapa

indicator, berikut ini indicator dari kemampuan berpikir kritis :

41

Ken Changwong, Aukappong Sukkamart dan Boonchan Sisan. Critical Thinking Skill

Development: Analysis of a New Learning Management Model for Thai High Schools.Journal of

International Studies.2018. h. 41. 42

Vincent R Ruggiero, op.cit. h.17.

24

Indikator dari berpikir kritis menurut Ennis memiliki klasifikasi

dengan lima aspek yaitu.43

1. Memberikan penjelasan sederhana

Memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen,

bertanya dan menjawab suatu penjelasan atau tantangan.

2. Membangun keterampilan dasar

Menyesuaikan dengan sumber dan mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil observasi.

3. Menyimpulkan

Mendeduksi dan mempertimbangkannya, menginduksi

dan mempertimbangkannya, membuat dan menentukan

hasil keputusan.

4. Memberikan penjelasan lanjutan

Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkannya dan

mengidentifikasi asumsi.

5. Mengatur strategi dan teknik

Menentukan tindakan dan berinterkasi dengan orang lain

Indikator Berpikir Kritis menurut Wahab Jufri44

memiliki

6 indikator yaitu: Pertama, merumuskan masalah. Kegiatan ini

memformulasikan pertanyaan yang mengarahkan investigasi

jawaban. Kedua, memberikan argumen. Argumen yang digunakan

sesuai dengan kebutuhan, menunjukkan persamaan dan perbedaan

serta argumen yang diajukan orisinil. Ketiga, melakukan deduksi.

mendeduksi secara logis dan menginterpretasi secara tepat.

Keempat, melakukan induksi, kegiatannya terdiri atas menganalisis

data, membuat generalisasi dan menarik kesimpulan. Kelima,

melakukan evaluasi yaitu mengevaluasi berdasarkan fakta dan

memberikan alternatif lain. Keenam, mengambil keputusan dan

43

Ahmad Susanto, op.cit., h.125-126. 44

Wahab Jufri, op.cit., h.105.

25

menentukan tindakan yaitu dengan menentukan jalan keluar dan

memilih kemungkinan yang akan dilaksanakan.

Dalam hal yang sama, Dressel & Mayhew (1954)

menjelaskan bahwa indikator-indikator berpikir kritis yang

dikembangkan oleh Komite Berpikir Kritis (Intercollege

Committee on Critical Thinking) meliputi: 1) merumuskan masalah

dan hipotesis, 2) menyeleksi informasi dan data untuk

menyelesaikan masalah, 3) mengenali asumsi-asumsi 4) menarik

kesimpulan dan mengambil data.45

Selain itu terdapat indikator lain yang di jelaskan oleh

Facione, yaitu :

1) Interpretation

Kemampuan seseorang untuk memahami dan

menyatakan arti atau maksud dari pengalaman yang bervariasi

dalam hal situasi, data peristiwa, keputusan, konvensi dan lain-

lain.

2) Analysis

Kemampuan mengidentifkasi maksud dan kesimpulan yang

benar antara pernyataan, pertanyaan, konsep, deskripsi

berdasarkan kepercayaan, keputusan, pengalaman, alasan,

informasi dan pendapat.

3) Evaluation

Kemampuan menilai kredibilitas pernyataan atau penyajian lain

dengan menilai menggambarkan persepsi seseorang,

pengalaman, situsasi, kepercayaan, keputusan dan

menggunakan kekutaan logika dari hubungan inferensial yang

diharapkan atau hubngan inferensial yang aktual diantara

pernyataan, pertanyaan, deskripsi maupuan bentuk representasi

lainnya.

4) Inference

45

Wahab Jufri, op.cit., h.103.

26

Kemampuan peserta didik untuk mengidentifikasi dan memilih

unsur-unsur yang diperlukan untuk membentuk kesimpulan

yang beralasan atau untuk membentuk hipotesis dengan

membentuk hipotesis dengan memperhatikan informasi relevan

dan mengurangi konstektual yang ditimbulkan dari data,

pernyataan, prinsip, bukti, penilaian, opini, deskripsi,

keyakinan maupuan bentuk representasi lainnya.

5) Explanation

Kemampuan seseorang untuk menyatakan hasil proses

pertimbangan, kemampuan untuk membenarkan bahwa suatu

alasan itu berdasarkan bukti metodologi, konsep, atau suatu

kriteria tertentu dan pertimbangan yang masuk akal, dan

kemampuan untuk mempresentasikan alasan berupa argumen

yang meyakinkan.

6) Self regulation

Berkaitan dengan kesadaran seseorang untuk memonitor

kognisi dirinya, elemen-elemen yang digunakan dalam proses

berpikir dan hasil yang dikembangkan , khususnya dengan

mengaplikasian keterampilan dalam mengevaluasi kemampuan

dirinya dalam mengambil kesimpulan dalam bentuk

pertanyaan, konfirmasi, valiadasi dan koreksi.46

Peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kritis

memiliki ciri-ciri dan karakteristik tersendiri. Untuk mengetahui

seseorang tersebut memiliki kemampuan berpikir kritis dengan

cara mengukur kemampuannya dengan soal-soal yang memiliki

indikator berpikir kritis. Indikator berpikir kritis dalam penelitian

ini menggunakan indikator kemampuan berpikir kritis Ennis.

Indikator ini banyak digunakan peneliti lain dalam mengukur

berpikir kritis peserta didik.

46

Facione, CCST Test Manual “The Gold Standart” Test of Critical Thinking, San Jose:

California Academic Press, 2013). h. 70.

27

g. Tinjauan Konsep Sistem Pencernaan

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi bab

sistem pencernaan yang diajarkan pada kelas XI semester genap.

Materi yang akan digunakan mengacu pada KI dan KD yang

terdapat pada kurikulum 2013.

Tabel 2.1 KI dan KD Pada Sistem Pencernaan

Kompetensi Inti

KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan konseptual,

faktual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya ilmu

pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalarkan, menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang di pelajarinya

disekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metoda

sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar

KD 3.7 : Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun

organ pada sistem pencernaan dalam kaitannya dengan

nutrisi, bioproses dan gangguan fungsi yang dapat terjadi

pada sistem pencernaan manusia

KD 4.7 : Menyajikan laporan hasil uji zat makanan yang terkandung

dalam berbagai jenis bahan makanan dikaitkan dengan

kebutuhan energi setiap individu serta teknologi pengolahan

pangan dan keamanan pangan

28

Pembelajaran sistem pencernaan terbagi menjadi tiga

bagian, 1) zat makanan dan peranannya (makronutrien dan

mikronutrien) 2) sistem pencernaan manusia dan hewan 3) gangguan

pencernaan.

Zat makanan dan peranannya memiliki dua pembahasan

penting yaitu makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien adalah zat

makanan yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah banyak seperti

karbohidrat, protein dan lemak. Adapun mikronutrien adalah zat

makanan yang dierlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit. Contoh dari

mikronutrien adalah vitamin dan mineral.

Subab selanjutnya adalah sistem pencernaan. Sistem pencernaan

berfungsi memecah zat makanan yang kompleks menjadi zat-zat yang

sederhana sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Proses pencernaan

dalam sistem pencernaan dibagi menjadi tiga, yaitu pencernaan mekanis

yang bertujuan untuk mengubah bentuk makanan menjadi lebih kecil

agar mudah ditelan dan dicerna. Pencernaan kimiawi bertujuan untuk

menguraikan makanan menjadi bentuk yang lebih halus dengan bantuan

enzim pencernaan, sedangkan pencernaan biologis bertujuan

menguraikan dan membusukkan makanan dengan bantuan organisme

lain.

Sistem pencernaan makanan tersusun atas saluran pencernaan

dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan secara beruntun terdiri

atas rongga mulut - esofagus -lambung - usus halus (intestinum), dan

usus besar (kolon). Proses pencernaan makanan dapat dibagi menjadi

dua bagian besar, yaitu pencernaan secara mekanis (gigi dan otot

saluran cerna) dan pencernaan kimiawi (dengan enzim pencernaan).

Bahan makanan untuk pertama kalinya masuk ke rongga mulut. Di

dalam rongga mulut makanan mengalami proses pencernaan secara

mekanis dengan bantuan gigi dan otot lidah, serta pencernaan kimiawi

oleh enzim ptialin. Pada lambung juga terjadi pencernaan secara

mekanis yang dibantu gerak peristaltik. Pencernaan kimiawi di

29

lambung adalah untuk mengubah protein menjadi proteosa dan yang

mekanismenya dibantu oleh enzim pepsin. Di usus halus, makanan

mengalami proses pencernaan lemak menjadi asam lemak dan gliserol

yang dibantu oleh enzim lipase. Selain itu, di usus halus terjadi

pencernaan protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino

yang dibantu oleh enzim tripsin. Di usus besar tidak terjadi proses

pencernaan, tetapi hanya penyerapan air. 47

Tidak hanya organ yang dibahas dalam subab ini melainkan

juga kelenjar-kelenjar pencernaan yang berperan membantu proses

pencernaan lebih cepat. Kelenjar-kelenjar pencernaan penghasil

enzim, antara lain kelenjar saliva, pankreas, kelenjar parotis, kelenjar

submaksilaris, kelenjar sublingual, dan hati.

Gangguan pencernaan meliputi penyakit yang berkaitan

dengan kerusakan organ pencernaan. Penyebabnya bermacam-macam,

dapat terjadi karena luka di bagian dalam yang terinfeksi oleh virus

atau bakteri, hingga kelainan kerja fisiologis tubuh. Gangguan

pecernaan yang seringkali dibahas adalah diare, tuak lambung,

konstipasi, ambeien dan radang usus buntu.48

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian Ika Wahyu Anita mengenai pengaruh motivasi belajar

mahasiswa ditinjau dari perbedaan jenis kelamin terhadap kemampuan

berpikir kritis matematis mahasiswa di STKIP Siliwangi Bandung pada

Mata Kuliah Struktur Aljabar II. Terdapat pengaruh yang searah antara

motivasi belajar mahasiswa ditinjau dari perbedaan jenis kelamin terhadap

kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa di STKIP Siliwangi

Bandung pada Mata Kuliah Struktur Aljabar II. Hal ini menunjukkan

47

Suaha Bakhtiar. Biologi untuk SMA dan MA Kelas XI, (Jakarta: Pusat Kurikulum dan

Perbukuan, 2011), h. 144-145. 48

Fictor F P dan Moekti Ariewibowo. Praktis Belajar Biologi 2 untuk SMA/MA Kelas

XI, (Jakarta: Pusat Perbukuan, 2009), h.112.

30

bahwa tingginya motivasi belajar mahasiswa akan menyebabkan tingginya

kemampuan berpikir kritis matematisnya, demikian sebaliknya.49

Penelitian yang dilakukan Fara Diba Catur Putri menunjukkan

hasil Minat belajar siswa mempunyai hubungan positif dan signifikan

dengan hasil belajar IPA. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan

antara berpikir kritis dengan hasil belajar IPA. Minat belajar dan berpikir

kritis siswa bersama-sama mempunyai hubungan positif dan signifikan

dengan hasil belajar IPA siswa. Semakin tinggi minat belajar siswa dan

berpikir kritis siswa maka hasil belajar IPA siswa akan semakin

meningkat.50

Hasil penelitian Eka Haryati, Yayuk Andayani dan Syarifa

Wahidah Al Idrus memperlihatkan bahwa minat belajar sebagian besar

siswa berada pada kategori sedang dan kemampuan awal keterampilan

berpikir kritis sebagian besar siswa berada pada kategori sangat rendah.

Penelitian ini menggunakan indikator berpikir kritis Ennis dan indikator

minat belajar Slameto. Penelitian ini juga hanya menganalisis minat

belajar dan berpikir kritis tanpa melihat korelasi atau pengaruhnya. 51

Hasil penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Nadhifatun.

Penelitian ini menggunakan tes dan angket sebagai metode pengumpulan

data yang menunjukan bahwa Korelasi antara minat belajar dengan

kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pokok bahasan rangkaian

arus searah tergolong rendah di MAN Bawu Jepara yaitu 0,315. 52

Penelitian yang dilakukan Dona Fitriawan, Eka Kasah Gordah,

Ivan Eldes memiliki hasil penelitian yaitu nilai rata-rata kemampuan

49

Ika Wahyu Anita. Pengaruh Motivasi Belajar ditinjau dari Jenis Kelamin Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Mahasiswa. Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi,

2015 Vol. 2, No. 2. h. 250. 50

Fara Diba C.P. Hubungan Minat Belajar dan Berpikir Kritis dengan Hasil Belajar Ilmu

Pengetahuan Alam Peserta didik Kelas V di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Susukan Jakarta

Timur. UNES Journal of Education Scienties (UJES). 2018,Vol. 2, Issue 1, h. 39-47. 51

Eka Sulistiani, Retni S. Budiarti dan Muswita. Analisis Minat Belajar dan Kemampuan

Awal Keterampilan Berpikir Kritis Peserta didik Pada Materi Minyak Bumi. J. Pijar MIPA, 2019,

Vol. 14 No. 3, h.128-134. 52

Nadhifatun. 2018. “Analisis Korelasi Minat Belajar pada Mata Pelajaran Fisika Pokok

Bahasan Rangkaian Arus Searah dengan Kemampuan Berpikir Kritis” Seminar Pendidikan Fisika

2018 Univrsitas Jember, 2018. ISSN : 2527 – 5917, Vol.3. h. 4.

31

berpikir kritis matematis, sikap ilmiah, serta prestasi belajar mahasiswa

yang ditelitinya pada rentang kategori cukup, Namun saat dianalisis

dengan metode korelasi, kemampuan berpikir kritis tidak memberikan

korelasi yang signifikan terhadap prestasi belajar dan sikap ilmiah tidak

memberikan korelasi yang signifikan terhadap prestasi belajar serta

kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah secara simultan tidak

memberikan korelasi yang signifikan terhadap prestasi belajar

mahasiswa.53

Penelitian Farah Indrawati menggunakan persamaan regresi ganda

yang diberikan pada peserta didik yang menjelaskan antara tingkat berpikir

dan minat belajar secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kemampuan pemahaman konsep dasar trigonometri,

selanjutnya tingkat berpikir mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kemampuan pemahaman konsep dasar trigonometri. Minat belajar tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan pemahaman

konsep dasar trigonometri.54

Penelitian Saparudin Saproni, dkk. memiliki hasil penelitian yaitu

terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis dan minat belajar setelah

menggunakan model pembelajaran PBL dengan mind mapping. Selain itu

mereka menyatakan Model pembelajaran PBL menggunakan Mind

Mapping lebih baik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan

minat belajar mahasiswa dibandingkan model pembelajaran Inkuiri

menggunakan Mind Mapping dan lebih baik dibandingkan model

pembelajaran Konvensional.55

53

Dona Fitriawan, Eka Kasah Gordah dan Ivan Eldes Dafrita.. Analisis Korelasi

Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa .Jurnal

Pendidikan Informatika dan Sains, 2016, Vol.5 No. 1 h. 10-11. 54

Farah Indrawati.Analisis Tingkat Berpikir Dan Minat Belajar Terhadap Kemampuan

Pemahaman Konsep Dasar Mata Kuliah Trigonometri. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan

KALUNI, 2019,Volume 2. h. 64. 55

Saparudin Saproni, dkk. Kemampuan Berpikir Kritis dan Minat Belajar Mahasiswa Pada

Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan Melalui Model Pembelajaran PBL dan Inkuiri dengan

Menggunakan Media Mind Mapping di Program Studi Pendidikan Biologi Universitas

Muhammadiyah Bengkulu. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi, 2018(ISBN: 978-

602-61265-2-8). h. 480.

32

Penelitian yang dilakukan Desi Nuzul Agnafia yaitu menganalisis

keterampilan berpikir kritis mata pelajaran biologi di SMK BIM Ngawi.

Hasil penelitiannya menyatakan bahwa analisis kemampuan siswa dalam

berpikir kritis pada kelas XA SMK BIM Ngawi didapatkan presentase

ketercapaian setiap indikator kemampuan berpikir kritis yaitu indikator

eksplanasi sebesar 72%, indikator interpretasi sebesar 63%, indikator

analisis sebesar 31%, indikator regulasi diri sebesar 51%, indikator

evaluasi sebesar 46%, dan indikator inferensi sebesar 62%.56

Penelitian yang dilakukan Nur Azizah Darwis, dkk. adalah

penelitian survey yang bersifat korelasional dengan menggunakan statistik

inferensial yaitu regresi sederhana dan korelasi sederhana, regresi ganda

dan korelasi ganda, serta korelasi parsial. Hasil analisis deskriptif

didapatkan bahwa minat belajar fisika berada dalam kategori tinggi;

kepercayaan diri berada dalam kategori tinggi; kecerdasan emosional

berada dalam kategori tinggi; dan kemampuan berpikir kritis fisika berada

dalam kategori sedang. Analisis inferensial menunjukkan bahwa terdapat

hubungan positif dan signifikan pada setiap hipotesis yang di ajukan.57

Penelitian yang dilakukan Anisa Zahra Hermayani menggunakan

bentuk penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research

(CAR) hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan

motivasi belajar sebesar 29,77% dan kemampuan berpikir kritis siswa

sebesar 27,56% melalui penerapan model Inkuiri Terbimbing di kelas X

MIA 5 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015.58

Perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian lainnya adalah

penelitian ini meneliti hubungan antara minat belajar biologi peserta didik

SMA N 9 Tangerang Selatan dengan kemampuan berpikir kritis.

Penelitian ini menggunakan metode survai dengan Teknik Analisis

56

Desi Nuzul Agnafia. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik dalam

Pembelajaran Biologi.FLOREA, 2019, Vol.6 No. 1 h.45-53. 57

Nur Azizah Darwis, Muhammad Sidin Ali dan Helmi.op. cit., h. 120- 123. 58

Anisa Zahra Hermayani, Sri D. dan Marjono. Peningkatan Motivasi Belajar dan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Ekosistem Melalui Penerapan Model Inkuiri

Terbimbing. BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi. 2015, Vol. 6. No. 2. h. 79-85.

33

Korelasional. Penelitian menggunakan soal berpikir kritis yang dibuat

berdasarkan indikator Ennis sebagai uji untuk mengetahui tingkat

kemampuan berpikir kritis peserta didik. Materi biologi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sistem pencernaan.

C. Kerangka Berpikir

Berpikir kritis dalam dunia akademisi memiliki arti kemampuan

untuk menganalisis masalah dan dapat menemukan solusi atas masalah

tersebu t. Berpikir kritis dapat diterapkan dalam banyak situasi, seperti saat

berdiskusi, berdialog, saat menulis dan saat menangani masalah pribadi.

Berpikir kritis dapat menjadikan peserta didik memahami pembelajaran

dengan proses berpikir yang panjang dan objektif. Sehingga peserta didik

dapat menganalisis setiap argumen atau pernyataan yang ada dengan

menganalisis dan observasi terlebih dahulu serta memiliki rasa kehati-

hatian yang tinggi.

Minat belajar didefinisikan dengan suatu rasa lebih suka dan rasa

keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada perintah. Minat pada

dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri

dengan sesuatu luar diri. Minat belajar dalam penelitian yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah kecenderungan dalam diri peserta didik untuk

merasa tertarik dalam pembelajaran biologi yang memiliki hubungan

dengan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Semakin besar minat peserta didik untuk mempelajari biologi

semakin besar pula rasa ingin tahu dan memahami suatu materi

pembelajaran biologi. Sehingga peserta didik memiliki kemampuan

berpikir kritis yang besar. Begitu pula sebaliknya, apabila peserta didik

memiliki minat belajar biologi yang rendah karena berbagai faktor seperti

materi yang terlalu banyak hafalan atau model pembelajaran yang kurang

menyenangkan dan lain-lain, akan menyebabkan rasa ingin tahu dan

memahami materi sangat rendah. Hal tersebut tentu berdampak pada

34

lemahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik. Jadi, diduga terdapat

hubungan positif antara minat belajar terhadap berpikir kritis peserta didik.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

35

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teoretis dan kerangka berpikir yang telah

diruraikan di atas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan bahwa

terdapat hubungan positif antara minat belajar biologi dengan kemampuan

berpikir kritis peserta didik. Semakin tinggi minat belajar peserta didik

maka semakin tinggi pula kemampuan berpikir kritisnya. Begitu pula

sebaliknya semakin rendah minat belajar peserta didik maka semakin

rendah pula kemampuan berpkir kritis peserta didik tersebut.

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil Tahun Pelajaran

2021/2022. Adapun tempat penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 9

Tangerang Selatan.

B. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya

adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal

hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan

penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan

angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut,

serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan

penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, tabel, grafik, atau

tampilan lainnya.1

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode survai.

Metode survai digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu

yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam

kegiatan pengumpulan data seperti tes atau wawancara.2 Dalam penelitian

ini menggunakan tes dan kuisioner untuk mengumpulkan data berpikir

kritis dan minat belajar biologi pada peserta didik.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasional. Teknik

analisis korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan

1 Sandu Siyoto dan Ali Sodik. Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media

Publishing, 2015), h. 18. 2 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Penerbit Alfabeta, 2010), h. 12.

37

pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat

hubungan antara dua variabel atau lebih.3

Variabel merupakan sesuatu yang menjadi objek pengamatan

penelitian, sering juga disebut sebagai faktor yang berperan dalam

penelitian atau gejala yang akan diteliti4

Variabel Penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini memuat dua jenis.

1) Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen

atau variabel bebas adalah minat belajar.

2) Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya perubahan variabel lainnya.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah

kemampuan berpikir kritis.5

Gambar 3.1 Desain Penelitian Variabel X dan Y

C. Populasi dan Sampel

1) Populasi

Menurut Sugiyono populasi merupakan wilayah generalisasi yang

terdiri atas, obyek atau subjek yang mempunyai kuantitas & karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.6

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini

3 Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT

Bumi Aksara, 2019), h. 212. 4 Siyoto dan Sodik, op.cit., h. 50.

5 Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu

Group, 2020), h. 305-306. 6 Siyoto dan Sodik, op.cit., h. 63.

X Minat Belajar

Y Berpikir Kritis

38

adalah peserta didik Kelas XI Jurusan IPA di SMA Negeri 9 Tangerang

Selatan.

2) Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang

diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili

populasinya.7Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta

didik di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan Kelas XI IPA.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling. Sebutan purposive menunjukkan bahwa teknik ini

digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam sampel ini pemilihan

sekelompok subyek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat tertentu yang

dipandang memiliki sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat

populasi yang sudah diketahui sebelumnya.8

Purposive sampling

digunakan dalam penelitian ini dikarenakan instrumen penelitian yang

digunakan menggunakan materi sistem pencernaan yang hanya di ajarkan

pada peserta didik kelas XI IPA.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes

Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau

sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan,

keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian. Lembar

instrumen berupa tes ini berisi soal-soal tes yang terdiri atas butir-butir

soal. Setiap butir soal mewakili satu jenis variabel yang diukur.9

Penelitian ini menggunakan Tes Berpikir Kritis yang menggunakan

sederetan soal yang dibuat berdasarkan indikator berpikir kritis Ennis.

Tes ini menggunakan sistem pencernaan sebagai materi yang

diaplikasikan dalam soal. Dengan menggunakan 15 pertanyaan yang

7 Ibid., h. 64.

8 Syahrum dan Salim. Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Citapustaka, 2012), h. 125.

9 Siyoto dan Sodik, op.cit., h. 78.

39

terbagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama memiliki 5 pertanyaan

submateri nutrisi makanan, bagian kedua memiliki 5 pertanyaan

submateri saluran pencernaan dan bagian ketiga memiliki 5 pertanyaan

submateri gangguan pencernaan. Semua tes berpikir kritis dalam

penelitian ini menggunakan esai.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes Berpikir Kritis

No.

Urut

Kompetensi

Dasar

Bahan

Kelas/

Smt

Sub

Materi Indikator soal

Bentuk

tes

No.

Soal

1. Menganalisis

hubungan antara

struktur jaringan

penyusun organ

pada sistem

pencernaan

dalam kaitannya

dengan nutrisi,

bioproses dan

gangguan fungsi

yang dapat

terjadi pada

sistem

pencernaan

manusia

XI

MIPA/

1

Nutrisi

makanan

Memberikan penjelasan

sederhana

Esai 1.

2. Membangun keterampilan

dasar

Esai 2.

3. Menyimpulkan Esai 3.

4. Memberikan penjelasan

lanjutan

Esai 4.

5. Mengatur strategi dan

teknik

Esai 5.

6. Saluran

pencerna

an

Memberikan penjelasan

sederhana

Esai 1.

7. Membangun keterampilan

dasar

Esai 2.

8. Menyimpulkan Esai 3.

9. Memberikan penjelasan

lanjutan

Esai 4.

10. Mengatur strategi dan

teknik

Esai 5.

11. Ganggua

n

pencerna

Memberikan penjelasan

sederhana

Esai 1.

12. Membangun keterampilan Esai 2.

40

an dasar

13. Menyimpulkan Esai 3.

14. Memberikan penjelasan

lanjutan

Esai 4.

15. Mengatur strategi dan

teknik

Esai 5.

Jumlah soal 15

Rubrik penskoran kemampuan berpikir kritis berdasarkan holistic

critical thinking scorring rubric, rubrik penskoran ini digunakan dalam

menentukan skor atau nilai dari jawaban tiap soal yang dibrikan pada

peserta didik, berikut ini rubrik penskoran yang digunakan dalam

penelitian ini.

Tabel 3.2 Rubrik Penskoran Menurut Holistic Critical Thinking Scorring Rubric10

Skor Penjelasan

4 Secara konsisten melakukan semua atau hampir semua hal:

1. Menafsirkan secara akurat bukti, pernyataan, grafik, pertanyaan,

dll.

2. Mengidentifikasi argumen yang menonjol (alasan dan klaim) pro

dan kontra.

3. Menganalisis dan mengevaluasi sudut pandang alternative utama

dengan cermat.

4. Menarik kesimpulan yang beralasan bijkasana, dan tidak salah.

5. Membenarkan hasil dan prosedur utama menjelaskan asumsi dan

alasan .

6. Adil mengikuti kemana arah bukti dan alasan.

3 Melakukan sebagian besar atau banyak hal berikut :

1. Menafsirkan secara akurat, bukti pernyatan grafik, pertanyaan dan

10

Peter A. Facione & Noreen C. Facione. The Holistic Critical Thinking Scoring

Rubric. ( California: The California Academic Press, 2009). h. 1.

41

lain-lain.

2. Mengidentifikasi argumen yang relevan (alasan dan klaim) pro dan

kontra.

3. Menganalisis dan mengevaluasi sudut pandang alternative yang

jelas.

4. Membenarkan beberapa hasil dan prosedur, menjelaskan asumsi

dan alasan.

5. Adil mengikuti kemana arah bukti dan alasan.

2 Melakukan sebagian besar atau banyak hal berikut:

1. Salah menafsirkan bukti, pernyataan, grafi, pernyataan dan lain-

lain.

2. Gagal mengidentifikasi kontra argument yang kuat dan relevan.

3. Mengabaikan atau secara dangkal mengevaluasi sudut pandang

alternative yang jelas.

4. Membenarkan sedikithasil atau prosedur jarang menjelaskan

alasannya.

5. Terlepas dari bukti atau alasan mempertahankan pandangan

berdasarkan kepentingan pribadi atau prasangka.

1 Secara konsisten melakukan hamper atau bahkan semua dari hal berikut:

1. Menawarkan interpretasi bias dari bukti, pernyataan, grafik

pertanyaan informasi atau sudut pandang orang lain.

2. Gagal mengidentifikasi atau tergesa-gesa menolak argument

tandingan yang relevan dan kuat

3. Mengabaikan atau secara dangkal mengevaluasi sudut pandang

alternatif yang jelas.

4. Menggunakan alasan yang salah atau tidak relevan dan klaim yang

tidak beralasan.

5. Tidak membenarkan hasil atau prosedur atau menjelaskan alasan.

6. Terlepas dari bukti atau alasan mempertahankan pandangan

berdasarkan kepentingan pandangan berdasarkan kepentingan

42

pribadi atau prasangka

7. Menunjukkan sikap tertutup atau pertentangan terhadap alasan.

2. Angket

Angket atau Kuesioner salah satu media untuk mengumpulkan

data dalam penelitian pendidikan atau penelitian sosial yang paling

populer digunakan adalah melalui kuesioner. Kuesioner ini juga sering

disebut sebagai angket dan kuesioner ini berisi beberapa pertanyaan

yang berkaitan dengan masalah penelitian yang perlu dipecahkan,

disusun, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi di

lapangan. Dalam penelitian kuantitatif, menggunakan kuesioner adalah

yang paling sering ditemui karena dibuat intensif dan teliti, selain itu

kuesioner memiliki keunggulan jika dibanding dengan alat pengumpul

lainnya.

Dalam penelitian ini menggunakan angket minat belajar. Angket

yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket minat belajar

peserta didik terhadap mata pelajaran biologi di SMAN 9 Tangerang

Selatan yang berisi pilihan TP (Tidak pernah), JR (Jarang), KK

(Kadang-kadang), SR (Sering) dan SL (Selalu).Skor diberikan atas

pernyataan positif dan negatif. Untuk pernyataan positif diberi skor 5, 4,

3, 2, 1 dan penyataan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, 5.

Tabel 3.3 Indikator Angket Minat Belajar

Variabel Indikator Pernyataan Jumlah

soal Positif Negatif

Minat

Belajar

(berdasarkan

Sukartini

(1986 : 65)

Darmadi

(2017:322)

Lestari dan

Memiliki

perasaan

senang

terhadap

pembelajaran

1,4 5 3

2,3 6,7 4

Terlibat aktif

dalam

pembelajaran

10 8 2

9 11 2

43

Mokhamma

d (2017: 93-

94) )

12 13 2

Memiliki

ketertarikan

dalam belajar 14 16 2

15 17 2

Perhatian

Peserta didik 18,20,22 19,21,23 6

Memiliki

keinginan

untuk dapat

memahami

pembelajaran

24,26,31 25,28 5

27 29,30 3

Jumlah soal 16 15 31

E. Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas

Instrumen penelitian yang valid adalah instrumen tersebut

dapat menjadi alat ukur untuk mendapatkan data yang valid. Valid

berarti instrumen tersebut dapat mengukur sesuatu yang seharusnya

diukur. Validitas menjadi hal yang sangat penting karena validitas

menjamin keabsahan pengukuran dari skala yang ditentukan dari

variabel-variabel yang digunakan dalam menentukan hubungan suatu

kejadian atau fenomena.11

𝑟𝑥𝑦 =∑ 𝑥𝑦

√{∑ 𝑥2}{∑ 𝑦2}

11

Hardani, dkk. op.cit., h. 393.

44

Dalam penelitian ini validitas menggunakan bantuan software

SPSS 25 dengan menggunakan teknik korelasi pearson product

moment khusus untuk angket minat belajar biologi dan tes soal berpikir

kritis. Untuk angket minat belajar semua butir valid sedangkan untuk

tes soal berpikir kritis dari 15 soal hanya 13 soal yang valid.

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Angket Minat Belajar Biologi

No. Soal Mean Std. Deviasi N Pearson

correlation

Hasil

Penentuan

1. 3.88 .718 50 .716** Valid

2. 4.78 .418 50 .284* Valid

3. 4.58 .785 50 .340* Valid

4. 3.48 .909 50 .462** Valid

5. 3.76 .847 50 .574** Valid

6. 4.68 .653 50 .528** Valid

7. 4.80 .606 50 .518** Valid

8. 3.48 1.015 50 .457** Valid

9. 3.00 .948 50 .520** Valid

10. 3.84 .866 50 .325* Valid

11. 4.22 .840 50 .504** Valid

12. 3.44 .837 50 .492** Valid

13. 3.34 .848 50 .424** Valid

14. 3.78 .864 50 .575** Valid

15. 3.80 .782 50 .580** Valid

16. 3.28 .948 50 .524** Valid

17. 4.04 1.009 50 .613** Valid

18. 4.48 .544 50 .429** Valid

19. 3.26 .828 50 .625** Valid

20. 4.16 .792 50 .530** Valid

21. 4.02 .892 50 .746** Valid

45

22. 4.44 .705 50 .285* Valid

23. 3.66 .823 50 .432** Valid

24. 3.22 1.130 50 .424** Valid

25. 3.74 1.065 50 .431** Valid

26. 4.50 .678 50 .518** Valid

27. 2.94 1.096 50 .546** Valid

28. 3.58 .835 50 .754** Valid

29. 3.88 .918 50 .634** Valid

30. 3.14 1.143 50 .658** Valid

31. 4.52 .677 50 .492** Valid

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis

No. No.

Soal Mean

Std.

Deviation N

Pearson

Corelation

Hasil

penentuan

1 1 3.88 .521 50 .260 Tidak valid

2 2 2.76 1.080 50 .564** Valid

3 3 3.34 .823 50 .515** Valid

4 4 3.36 .942 50 .431** Valid

5 5 2.10 1.199 50 .052 Tidak valid

6 1 1.88 .982 50 .546** Valid

7 2 1.60 1.050 50 .510** Valid

8 3 1.54 .788 50 .533** Valid

9 4 1.64 .898 50 .694** Valid

10 5 2.10 1.182 50 .690** Valid

11 1 3.28 .970 50 .585** Valid

12 2 2.08 .695 50 .583** Valid

13 3 2.08 .877 50 .501** Valid

14 4 2.38 1.292 50 .728** Valid

15 5 3.32 1.220 50 .258 Tidak valid

46

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang

mempunyai asal kata rely yang artinya percaya dan reliabel yang

artinya dapat dipercaya. Keterpercayaan berhubungan dengan

ketepatan dan konsistensi. Beberapa ahli memberikan batasan

reliabilitas. Menurut Azwar (2012), reliabilitas berhubungan dengan

akurasi instrumen dalam mengukur apa yang diukur, kecermatan hasil

ukur dan seberapa akurat seandainya dilakukan pengukuran ulang.12

Untuk menguji reliabilitas instrumen tes berpikir kritis dengan

jawaban berupa uraian, maka uji reliabilitas yang digunakan dengan

rumus alpha cornbach yang akan diolah dengan menggunakan software

SPSS 25. Hasil uji reliabilitas data angket minat belajar biologi dan data

tes berpikir kritis terbilang reliabel.

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Angket Minat Belajar

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.906 31

Jumlah item yang di uji dalam variabel minat belajar berjumlah 31 item.

Jika nilai uji lebih dari 0,60 maka data tersebut reliabel. Data tersebut

menunjukkan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,906 maka data tersebut

reliabel.

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.834 12

Jumlah item yang di uji dalam variabel minat belajar berjumlah 31 item.

Jika nilai uji lebih dari 0,60 maka data tersebut reliabel. Data tersebut

12

Siyoto & Sodik, op.cit., h. 90-91.

47

menunjukkan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,834 maka data tersebut

reliabel.

3. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran soal merupakan kesamarataan dari tingkat

kesulitan soal, yaitu adanya tingkatan soal yang tergolong mudah,

sedang dan sulit. Soal yang baik hendaknya tidak terlalu sulit dan terlalu

mudah.13

Taraf kesukaran soal ini digunakan untuk mengukur kesukaran

soal berpikir kritis. Taraf kesukaran tes dinyatakan dalam indeks

kesukaran (difficulty index). Perhitungan tingkat kesukaran dalam

penelitian ini menggunakan software Anates versi 4.0.

Tabel 3.8 Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Berpikir Kritis

No. No. Soal Tingkat Kesukaran Tafsiran

1. 1. 92,86 Sangat Mudah

2. 2. 66,96 Sedang

3. 3. 78,57 Mudah

4. 4. 81,25 Mudah

5. 5. 53,57 Sedang

6. 1. 40,18 Sedang

7. 2. 34,82 Sedang

8. 3. 39,29 Sedang

9. 4. 39,92 Sedang

10. 5. 52,68 Sedang

11. 1. 79,46 Mudah

12. 2. 49,11 Sedang

13. 3. 43,75 Sedang

14. 4. 56,25 Sedang

15. 5. 78,57 Mudah

13

Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 135.

48

4. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui dan

membedakan peserta didik yang tergolong mampu dalam menjawab

soal dan peserta didik yang kurang mampu dalam menjawab soal,

semakin tinggi indeksnya maka semakin baik atau bagus soal tersebut.14

Pengujian daya pembeda soal berpikir kritis dalam penelitian ini

menggunakan software Anates versi 4.0

Tabel 3.9 Daya Pembeda Tes Kemampuan Berpikir Kritis

No. Kelompok

Atas

Kelompok

Bawah Beda

Daya

Pembeda (%) Tafsiran

1. 3,79 3,64 0,14 3,57 Sangat Buruk

2. 3,50 1,86 1,64 41,07 Baik

3. 3,71 2,57 1,14 28,57 Sedang

4 3,79 2,71 1,07 26,79 Sedang

5 2,21 2,07 0,14 3,57 Sangat Buruk

6 2,57 0,64 1,93 48,21 Baik

7 2,43 0,36 2,07 51,79 Sangat Baik

8 2,43 0,71 1,71 42,86 Baik

9 2,57 0,57 2,00 50,00 Sangat Baik

10 3,21 1,00 2,21 55,36 Sangat Baik

11 3,86 2,50 1,36 33,93 Baik

12 2,43 1,50 0,93 23,21 Sedang

13 2,36 1,14 1,21 30,36 Baik

14 3,64 0,86 2,79 69,64 Sangat Baik

15 3,57 2,71 0,86 21,43 Sedang

F. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi Data

14

Nana Sudjana, op.cit., h. 141.

49

Mendeskripsikan data adalah menggambarkan data yang ada guna

memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih mudah

dimengerti peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian

yang dilakukan.15

Tabel. 3.10 Kategorisasi Kemampuan Berpikir Kritis16

Interpretasi (%) Kategori

86 < x ≤ 100 Sangat Tinggi (Superior)

79 < x ≤ 85 Tinggi (Strong)

70 < x ≤ 78 Sedang (Moderate)

63 < x ≤ 69 Rendah (Weak)

50 < x ≤ 62 Sangat Rendah (Not Manifested)

1-50 Tidak Berpikir Kritis

Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Minat Belajar17

Interval skor Kategorisasi

Mi + 1,5 SDi < x Sangat Tinggi

Mi + 0,5 SDi < x ≤ Mi + 1,5 SDi Tinggi

Mi – 0,5 SDi < x ≤ M + 0,5 SDi Sedang

Mi-1,5 SDi < x ≤ Mi-0,5 SDi Rendah

x < Mi – 1,5 SDi Sangat Rendah

2. Uji Prasyarat Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

yang diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau

tidak. Ada beberapa teknik yang digunakan untuk menguji

15

Sukardi, op.cit., h. 111. 16

Facione, CCST Test Manual “The Gold Standart” Test of Critical Thinking, San Jose:

California Academic Press, 2013). h. 74. 17

Saifuddin Azwar. Kelompok Subjek Ini Memiliki Harga Diri yang Rendah; Kok,

Tahu…?. Buletin Psikologi. 1993. h. 15.

50

normalitas data salah satunya dengan uji Kolmogorov-Smirnov

yang terdapat dalam SPSS 25.

b. Uji Homogenitas

Homogenitas dalam penelitian korelasi lebih didasarkan

pada homogenitas konseptual daripada homogenitas secara empiris

melalui pengujian dengan data sampel.18

mengukur homogenitas

pada dasarnya adalah memperhitungkan dua sumber kesalahan

(konten dan homogenitas tingkah laku daerah) yang muncul pada

tes yang direncanakan19

Uji homogenitas menggunakan uji

Levenne yang terdapat pada SPSS 25.

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji Korelasi

Teknik analisis data yang tepat untuk menganalisis data

berbentuk interval dan dari sumber yang sama dan tujuannya untuk

dikorelasikan ialah Pearson Product Moment20

𝑟𝑥𝑦 =∑ 𝑥𝑦

√{∑ 𝑥2}{∑ 𝑦2}

𝑟𝑥𝑦 =∑ 𝑥𝑦

√{∑ 𝑥𝑖2 − (∑ 𝑥𝑖)2}{∑ 𝑦𝑖

2 − (∑ 𝑦𝑖)2}

Selain itu diperlukan interpretasi dalam menentukan kuat

rendahnya suatu hubungan. Dalam penelitian ini menggunakan

pedoman memberikan interpretasi koefisisen korelasi menurut

sugiyono (2010).

18

Kadir. Statistika Terapan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), h. 143. 19

Sukardi, op.cit., h. 168. 20

Sugiyono, op.cit., h. 254-255.

51

Tabel 4.12 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi21

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

b. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah :

H0 : 𝜌𝑥𝑦 = 0

Ha :𝜌𝑥𝑦 > 0

Ho = Tidak ada hubungan positif antara minat belajar biologi

terhadap berpikir kritis pada peserta didik di SMA Negeri 9

Tangerang Selatan.

Ha = Terdapat hubungan positif antara minat belajar biologi

terhadap berpikir kritis peserta didik di SMA Negeri 9

Tangerang Selatan.

21

Sugiyono, op.cit., h. 257.

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Data Hasil Penelitian Minat Belajar

Data minat belajar biologi ini didapatkan dengan cara

peserta didik mengisi angket yang terdiri atas 31 butir pertanyaan.

Angket minat belajar biologi ini menggunakan skala Likert.

Berikut ini tabel mengenai data minat belajar.

Tabel 4.1 Tabulasi Data Minat Belajar

No. Inisial Skor No. Inisial Skor No. Inisial Skor No. Inisial Skor

1. ASK 97 28. GS 111 55. FMNL 111 82. FA 101

2. AAA 108 29. GA 81 56. LDS 110 83. FAP 110

3. AP 112 30. KSE 131 57. MJA 98 84. HAD 124

4. DN 105 31. KPA 136 58. MA 123 85. ILQ 114

5. DA 98 32. KCRZ 116 59. MRF 122 86. KA 121

6. FA 89 33. KA 119 60. NNTPR 112 87. MZR 92

7. MNK 95 34. KSH 118 61. N N P 117 88. NF 113

8. MIP 120 35. LPM 110 62. RJD 115 89. RMA 115

9. ND 111 36. MP 120 63. SAM 119 90. RDC 125

10. RKA 126 37. NN 130 64. AH 118 91. TI 106

11. SS 101 38. PA 129 65. AAN 119 92. RAM 116

12. AAA 99 39. RHF 129 66. ADA 121 93. TP 124

13. AFAK 99 40. RA 111 67. FW 97 94. AN 129

14. ADM 106 41. SA 113 68. KNM 123 95. NARSD 114

15. GVU 103 42. BSH 113 69. LDP 130 96. KS 110

16. KJR 98 43. BR 105 70. MSAP 104 97. AH 119

17. EBM 112 44. CSS 125 71. MJNG 111 98. HAA 97

18. KBD 111 45. FAT 104 72. MER 121 99. IFA 87

19. ADDN 110 46. GV 90 73. NSN 111 100. KSg 99

20. AA 113 47. LAR 124 74. RJM 93 101. NA 97

21. AFd 112 48. LH 115 75. SNP 109 102. JSRFM 99

22. AF 112 49. MDAP 103 76. SNS 108 103. ANI 114

53

23. BMM 106 50. MA 123 77. YJA 115 104. RTR 99

24. DTH 111 51. NH 106 78. ASI 100 105. ASD 102

25. DAPP 130 52. ASF 106 79. CCP 116 106. MAM 113

26. FAN 116 53. AV 124 80. DMSZ 122 107. NNAZ 104

27. FDL 106 54. APM 111 81. DRP 101

Berdasarkan tabel 4.1 di atas skor paling tinggi yang di

dapat dari tes kemampuan berpikir kritis diperoleh peserta didik

dengan inisial KPA dengan skor 136. sedangkan nilai terendah

diperoleh peserta didik yang berinisial GA dengan skor 81 dengan

keseluruhan responden 107 peserta didik.

Tabel 4.2 Data Skor Minat Belajar

No. Data Hasil Analisis

1. Jumlah Peserta didik 107

2. Rata-rata 111.30

3. Standar Deviasi 10,633

4. Skor Tertinggi 136

5. Skor Terendah 81

6. Varians 113,061

Berdasarkan tabel 4.2 di atas rata-rata skor minat belajar

biologi peserta didik berjumlah 111,30. Sedangkan standar deviasi

dan varians yang tergolong dalam variabilitas berjumlah 10,633

dan 113,061.

Tabel 4.3 Kategorisasi Skor Minat Belajar

Interval skor Frekuensi Persentase Kategorisasi

124 < x 10 9,34 % Sangat Tinggi

103 < x ≤ 124 70 65,42 % Tinggi

82,6 < x ≤ 103 26 25,23 % Sedang

62 < x ≤ 82,6 1 0,58 % Rendah

x < 62 0 0 % Sangat Rendah

54

Berdasarkan tabel 4.3 di atas jumlah peserta didik yang

memiliki minat belajar biologi yang sangat tinggi berjumlah 10

peserta didik dengan persentase 9,34%. Jumlah peserta didik yang

tergolong tinggi dalam minat belajar berjumlah 70 peserta didik

dengan persentase 65,42%. Jumlah peserta peserta didik yang

tergolong sedang dalam minat belajar berjumlah 26 peserta didik

dengan persentase 25,23% dan jumlah peserta didik yang rendah

dalam minat belajar biologi adalah 1 peserta didik dengan

persentase 0,58%.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Sturges Minat Belajar

Kelas Frekuensi Frekuensi

kumulatif

Frekuensi

relative

(%)

Xi

81-88 2 2 1,86% 84,5

89-96 5 7 4,67 % 92,5

97-104 22 29 20,56 % 100,5

105-112 30 59 28,03% 108,5

113-120 25 84 23,36% 116,5

121-128 15 99 14,01% 124,5

129-136 8 107 7,47 % 132,5

Berdasarkan tabel 4.4 di atas kelas yang memiliki frekuensi

paling tinggi terdapat pada kelas 105-112 yang berjumlah 30

peserta didik dengan persentase frekuensi relative 28,03%.

Sedangkan kelas yang memiliki frekuensi paling rendah terdapat

pada kelas 81-88 yang berjumlah 2 peserta didik dengan persentase

frekuensi relative 1,86%.

55

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Minat Belajar

2. Data Hasil Penelitian Kemampuan Berpikir Kritis

Data kemampuan berpikir kritis ini didapatkan dengan cara

peserta didik menjawab tes yang terdiri atas 12 butir pertanyaan.

Tes ini menggunakan indikator Ennis dan menggunakan soal tipe

esai. Berikut ini tabel mengenai data mengenai Kemampuan

Berpikir Kritis.

Tabel 4.5 Tabulasi Data Kemampuan Berpikir Kritis

No. Inisial Skor No. Inisial Skor No. Inisial Skor No. Inisial Skor

1. ASK 25 28. GS 27 55. FMNL 28 82. FA 43

2. AAA 32 29. GA 24 56. LDS 36 83. FAP 44

3. AP 29 30. KSE 39 57. MJA 29 84. HAD 33

4. DN 28 31. KPA 37 58. MA 28 85. ILQ 37

5. DA 22 32. KCRZ 40 59. MRF 26 86. KA 35

6. FA 25 33. KA 30 60. NNTPR 46 87. MZR 20

7. MNK 23 34. KSH 27 61. N N P 41 88. NF 44

8. MIP 31 35. LPM 33 62. RJD 29 89. RMA 32

9. ND 37 36. MP 35 63. SAM 34 90. RDC 34

10. RKA 32 37. NN 29 64. AH 29 91. TI 28

2 5 22 30 25 15 8 0

5

10

15

20

25

30

35

56

11. SS 32 38. PA 39 65. AAN 31 92. RAM 44

12. AAA 23 39. RHF 28 66. ADA 33 93. TP 35

13. AFAK 21 40. RA 44 67. FW 23 94. AN 34

14. ADM 30 41. SA 29 68. KNM 28 95. NARSD 34

15. GVU 30 42. BSH 31 69. LDP 28 96. KS 39

16. KJR 23 43. BR 31 70. MSAP 31 97. AH 35

17. EBM 36 44. CSS 35 71. MJNG 37 98. HAA 22

18. KBD 38 45. FAT 37 72. MER 43 99. IFA 26

19. ADDN 29 46. GV 24 73. NSN 33 100. KSg 27

20. AA 34 47. LAR 27 74. RJM 23 101. NA 27

21. AFd 27 48. LH 36 75. SNP 36 102. JSRFM 26

22. AF 32 49. MDAP 37 76. SNS 36 103. ANI 36

23. BMM 33 50. MA 30 77. YJA 31 104. RTR 18

24. DTH 32 51. NH 39 78. ASI 28 105. ASD 21

25. DAPP 35 52. ASF 34 79. CCP 43 106. MAM 31

26. FAN 31 53. AV 35 80. DMSZ 45 107. NNAZ 35

27. FDL 34 54. APM 36 81. DRP 37

Skor paling tinggi yang di dapat dari tes kemampuan

berpikir kritis diperoleh peserta didik dengan inisial NNTPR

dengan skor 46 yang apabila dikonversikan menjadi nilai sebesar

95,8. Sedangkan nilai terendah diperoleh peserta didik yang

berinisial RTR dengan skor 18 yang apabila dikonversikan menjadi

nilai sebesar 37,5.

Tabel 4.6 Data Skor Kemampuan Berpikir Kritis

No. Data Hasil Analisis

1. Jumlah Peserta didik 107

2. Rata-rata 32,05

3. Standar Deviasi 6,111

4. Skor Tertinggi 46

5. Skor Terendah 18

6. Varians 37,347

57

Berdasarkan tabel 4.6 di atas rata-rata skor kemampuan

berpikir kritis peserta didik berjumlah 32,05. Sedangkan standar

deviasi dan varians yang tergolong dalam variabilitas dalam sebuah

data berjumlah 6,111 dan 37,347.

Tabel 4.7 Kategorisasi Skor Kemampuan Berpikir Kritis

Interpretasi (%) Frekuensi Persentase Kategori

86 < x ≤ 100 10 9,34 % Sangat Tinggi

(Superior)

79 < x ≤ 85 3 2.8 % Tinggi (Strong)

70 < x ≤ 78 29 27,1 % Sedang (Moderate)

63 < x ≤ 69 26 24,29 % Rendah (Weak)

50 < x ≤ 62 28 26,16 % Sangat Rendah

(Not Manifested)

1-50 11 10,28 % Tidak Berpikir

Kritis

Berdasarkan tabel 4.7 di atas jumlah peserta didik yang

memiliki skor kemampuan berpikir kritis yang sangat tinggi

berjumlah 10 peserta didik dengan persentase 9,34%. Jumlah

peserta didik yang tergolong tinggi dalam berpikir kritis berjumlah

3 peserta didik dengan persentase 2,8%. Jumlah peserta peserta

didik yang tergolong sedang dalam berpikir kritis berjumlah 29

peserta didik dengan persentase 27,1% dan jumlah peserta didik

yang rendah dalam berpikir kritis adalah 26 peserta didik dengan

persentase 24,29%. Sedangkan jumlah peserta didik yang sangat

rendah kemampuan berpikir kritisnya berjumlah 28 peserta didik

dengan persentase 26,16%. Kemudian, jumlah peserta didik yang

tergolong tidak berpikir kritis berjumlah 11 peserta didik dengan

persentase 10,28%

58

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Sturges Kemampuan Berpikir Kritis

Kelas Frekuensi Frekuensi

kumulatif

Frekuensi

relative (%) Xi

18-21 4 4 3,73% 19,5

22-25 11 15 10,2 % 23,5

26-29 24 39 22,42 % 27,5

30-33 23 62 21,49 % 31,5

34-37 29 91 27,1 % 35,5

38-41 7 98 6,54% 39,5

42-46 9 107 8,4 % 41,5

Berdasarkan tabel 4.8 di atas kelas yang memiliki frekuensi

paling tinggi terdapat pada kelas 34-47 yang berjumlah 29 peserta

didik dengan persentase frekuensi relative 27,1%. Sedangkan kelas

yang memiliki frekuensi paling rendah terdapat pada kelas 18-21

yang berjumlah 4 peserta didik dengan persentase frekuensi

relative 3,73%.

Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis

4 11 24 23 29 7 9 0

5

10

15

20

25

30

35

59

B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji

normalitas Kormologolov-Smirnov melalui program SPSS 25. Uji

normalitas dilakukan untuk mengentahui data yang di dapatkan

normal atau tidak. Data uji normalitas minat belajar dan

kemampuan berpikir kritis terdapat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9 Uji Normalitas

Data Kolmogorov-Smirnov

Α Asym. Sig.

Minat Belajar Biologi

dan

Kemampuan berpikir

Kritis

0,05 0,090

Syarat Jika Asym. Sig. memiliki nilai lebih besar

dibandingkan α maka data tersebut

berdistribusi normal.

Kesimpulan Minat belajar biologi dan Kemampuan

Berpikir Kritis memiliki data yang

berdistribusi normal

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas pada penenlitian ini menggunakan

Levenne Statistic pada program SPSS 25. Tujuan dilakukan uji

homogenitas adalah mencari tahu apakah data yang didapatkan

homogen atau tidak. Data uji homogenitas terdapat pada tabel 4.6.

Tabel 4.10 Uji Homogenitas

Data Levenne Statistic

Α Asym. Sig.

Minat Belajar Biologi

0,05

0,519

Kemampuan berpikir

Kritis 0,102

Syarat Jika Asym. Sig. memiliki nilai lebih besar

dibandingkan α maka data tersebut

60

homogen.

Kesimpulan Data minat belajar biologi dan

Kemampuan Berpikir Kritis homogen.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah uji yang dilakukan setelah uji prasyarat

(uji normalitas dan homogenitas). Uji hipotesis yang digunakan

adalah uji parametrik yaitu pearson correlation pada program

SPSS 25. Tujuan dilakukan uji hipotesis adalah untuk mengetahui

apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Data uji

hipotesis terdapat pada tabel 4.7.

Tabel 4.11 Uji hipotesis Pearson Correlation

Data Pearson Correlation

Correlation A Sig.

Minat Belajar

Biologi dan

Kemampuan

berpikir Kritis

0,438 0,05 0,000

Syarat Jika Asym. Sig. memiliki nilai lebih kecil

dibandingkan α maka kedua data tersebut

berkorelasi.

Kesimpulan Minat belajar biologi dan kemampuan

berpikir kritis saling berkorelasi.

C. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan minat belajar

dengan kemampuan berpikir kritis peserta didik di SMA Negeri 9

Tangerang Selatan. Selain itu penelitian ini juga melihat apakah minat

belajar dan kemampuan berpikir kritis peserta didik tinggi atau rendah.

Menurut Slameto minat belajar didefinisikan dengan suatu rasa

lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada

perintah1. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan

antara diri sendiri dengan sesuatu luar diri. Minat belajar dalam penelitian

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kecenderungan dalam diri

1 Slameto. loc.cit.

61

peserta didik untuk merasa tertarik dalam pembelajaran biologi yang

memiliki hubungan dengan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Minat belajar peserta didik terhadap biologi tergolong tinggi

(terdapat pada tabel 4.3) dibuktikan dengan jumlah paling dominan berada

pada golongan tinggi. Jumlah peserta didik yang memiliki minat belajar

biologi yang sangat tinggi berjumlah 10 peserta didik dengan persentase

9,34%. Jumlah peserta didik yang tergolong tinggi dalam minat belajar

berjumlah 70 peserta didik dengan persentase 65,42%. Jumlah peserta

peserta didik yang tergolong sedang dalam minat belajar berjumlah 26

peserta didik dengan persentase 25,23% dan jumlah peserta didik yang

rendah dalam minat belajar biologi adalah 1 peserta didik dengan

persentase 0,58%

Dengan demikian peserta didik di SMAN 9 Tangerang Selatan

memiliki kecenderungan dalam diri yang tinggi untuk merasa tertarik

mempelajari biologi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

Jendra Binuni, dkk. Yaitu peserta didik yang diteliti 80% memiliki minat

belajar pada biologi yang tinggi.2

Skor paling tinggi yang di dapat dari tes kemampuan berpikir kritis

diperoleh peserta didik dengan inisial KPA dari XI MIPA 3 dengan skor

136. Dan nilai terendah diperoleh peserta didik yang berinisial GA dari

kelas XI MIPA 2 dengan skor 81.

2Jendra Binuni, E.S.N. Kaunang dan H.M. Sumampouw. Hubungan Minat Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Biologi SMA Negeri 2 Tondano.Jurnal Sains,

Matematika dan Edukasi. 2017. Vol 5 No. 2. h. 187.

62

Gambar 4.3 Persentase Indikator Minat Belajar

Persentase variabel minat belajar biologi tergolong baik hal ini

dapat dilihat melalui grafik yang ada (gambar 4.1). indikator terlibat aktif

dalam pembelajaran yang memiliki persentase terkecil yaitu 64,61 %. Hal

ini menunjukkan partisipasi aktif seperti bertanya, berdiskusi dan

menyampaikan pendapat di kelas terbilang sedang. Indikator selanjutnya

yang memiliki persentase yang rendah kedua adalah indikator memiliki

keinginan untuk dapat memahami pembelajaran dengan nilai 69,95%. Hal

ini menunjukkan inisiatif peserta didik untuk belajar sebelum dimulai,

belajar dirumah, dan keyakinan untuk memahami juga terbilang sedang.

Selain kedua indikator tersebut yaitu memiliki rasa senang terhadap

pelajaran biologi, memiliki ketertarikan dalam belajar dan perhatian

peserta didik cukup tinggi yaitu, 75,86 %, 70,51% dan 78%.

Selain menganalisis minat belajar biologi peserta didik di SMA

Negeri 9 Tangerang Selatan dalam penelitian ini juga melakukan analisis

kemampuan berpikir kritis peserta didik. Menurut K McMillan dan J

Weyers (2013) Berpikir kritis dalam dunia akademisi memiliki arti

75,86%

64,61% 70,51%

78 %

69,95%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Memiliki rasa

senang terhadap

pembelajaran

Terlibat aktif

dalam

pembelajaran

Memiliki

ketertarikan

dalam belajar

Perhatian peserta

didik

Memiliki

keinginan untuk

dapat memahami

pembelajaran

63

kemampuan untuk menganalisis masalah dan dapat menemukan solusi atas

masalah tersebut.3 Berpikir kritis dapat diterapkan dalam banyak situasi,

seperti saat berdiskusi, berdialog, saat menulis dan saat menangani

masalah pribadi. Berpikir kritis dapat menjadikan peserta didik memahami

pembelajaran dengan proses berpikir yang panjang dan objektif. Sehingga

peserta didik dapat menganalisis setiap argumen atau pernyataan yang ada

dengan menganalisis dan observasi terlebih dahulu serta memiliki rasa

kehati-hatian yang tinggi.

Jumlah peserta didik yang memiliki skor kemampuan berpikir

kritis yang sangat tinggi berjumlah 10 peserta didik dengan persentase

9,34%. Jumlah peserta didik yang tergolong tinggi dalam berpikir kritis

berjumlah 3 peserta didik dengan persentase 2,8%. Jumlah peserta peserta

didik yang tergolong sedang dalam berpikir kritis berjumlah 29 peserta

didik dengan persentase 27,1% dan jumlah peserta didik yang rendah

dalam berpikir kritis adalah 26 peserta didik dengan persentase 24,29%.

Sedangkan jumlah peserta didik yang sangat rendah kemampuan berpikir

kritisnya berjumlah 28 peserta didik dengan persentase 26,16%.

Kemudian, jumlah peserta didik yang tergolong tidak berpikir kritis

berjumlah 11 peserta didik dengan persentase 10,28%

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMAN 9

Tangerang Selatan mengenai kemampuan berpikir kritis yang dilakukan

mayoritas berada pada level rendah cenderung sedang (pada tabel 4.7).

Sehingga kemampuan dalam mengobservasi dan menganalisis serta rasa

kehati-hatian peserta didik tergolong cenderung sedang. Dengan nilai rata-

rata 32,05 dari semua jumlah peserta didik. Yang apabila dikonversikan

menjadi 66,77 yang mana nilai tersebut termasuk kedalam golongan

rendah. Hal tersebut sesuai dengan penelitian dari Larasanti Hasibuan

3 K McMillan dan J Weyers. loc.cit.

64

dimana nilai rata-ratanya berada pada golongan cederung sedang dengan

nilai rata-rata 52,244.

Skor paling tinggi yang di dapat dari tes kemampuan berpikir kritis

diperoleh peserta didik dengan inisial NNTPR dari XI MIPA 3 dengan

skor 46 yang apabila dikonversikan menjadi nilai sebesar 95,8. Dan nilai

terendah diperoleh peserta didik yang berinisial RTR dari kelas XI MIPA

4 dengan skor 18 yang apabila dikonversikan menjadi nilai sebesar 37,5.

Gambar 4.4 Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kritis

Persentase variabel kemampuan berpikir kritis yang paling rendah

adalah menyimpulkan yaitu 61,76%. Hal ini menunjukkan bahwa

kemampuan menyimpulkan seperti deduksi, induksi dan kegiatan

menentukan keputusan masih belum terlalu tinggi dibandingkan dengan

indikator lainnya. Persentase terendah kedua adalah membangun

keterampilan dasar yaitu 63,62%. hal ini menunjukkan kegiatan

mengobservasi dan menyesuaikan dengan sumber masih belum terlalu

tinggi pula dibandingkan dengan indikator lainnya. Sedangkan persentase

4 Larasati Hasibuan, Rahmatika Elindra, Sinar Depi Harahap. Analisis Kemampuan

Berpikir Kritis di Tinjau Dari Minat Belajar Matematika Selama Pandemi. Jurnal MathEdu. Vol.

5. 2022. h.48.

72,31%

63,62% 61,76%

69,62% 71,49%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Memberikan

penjelasan

sederhana

Membangun

keterampilan

dasar

Menyimpulkan Memberikan

penjelasan

lanjutan

Mengatur

strategi dan

teknik

65

untuk memberikan penjelasan sederhana, memberikan penjelasan lanjutan

dan mengatur strategi dan teknik adalah 72,31%, 69,62% dan 71,49%.

Selain itu data mengenai minat belajar biologi dan kemampuan

berpikir kritis lulus uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

Dengan nilai signifikansi dari uji normalitas lebih dari 0,05 yaitu 0,090.

Begitu juga dengan uji homogenitas, nilai signifikansinya lebih dari 0,05

yaitu 0,519 untuk minat belajar dan 0,102 untuk kemampuan berpikir

kritis.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang di dapat dari

pengumpulan tes di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan bersifat normal dan

homogen. Maka dalam uji hipotesis menggunakan uji hipotesis yang

bersifat statistik parametrik yaitu salah satunya di uji dengan pearson

product correlation melalui program SPSS 25.

Berdasarkan Tabel perhitungan korelasi pearson diketahui nilai

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 untuk minat belajar biologi dengan kemampuan berpikir kritis

sebesar 0.438. Artinya, nilai koefisiensi yang dihasilkan menunjukkan

hubungan antara minat belajar biologi dengan kemampuan berpikir kritis

sebesar 0.438. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

variabel X dan variabel Y dengan kategori sedang karena berada di

rentang nilai 0,40 – 0,599. Pada tabel tersebut juga menunjukkan

signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang memiliki arti bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antar kedua variabel.

Dengan demikian antara minat belajar biologi dan kemampuan

berpikir kritis terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Hal ini

menunjukkan semakin besar minat peserta didik untuk mempelajari

biologi semakin besar pula rasa ingin tahu dan memahami suatu materi

pembelajaran biologi sehingga peserta didik memiliki kemampuan berpikir

kritis yang besar.

Begitu pula sebaliknya, apabila peserta didik memiliki minat

belajar biologi yang rendah karena berbagai faktor seperti materi yang

terlalu banyak hafalan atau model pembelajaran yang kurang

66

menyenangkan dan lain-lain, akan menyebabkan rasa ingin tahu dan

memahami materi sangat rendah. Hal tersebut tentu berdampak pada

lemahnya kemampuan berpikir kritis peserta didik. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan Nur Azizah Darwis menyatakan terdapat hubungan

signifikan dan positif antara minat belajar dengan kemampuan berpikir

kritis.5

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan dan diusahakan sesuai prosedur ilmiah,

tetapi masih memiliki keterbatasan antara lain :

1. Penyebab tingginya kemampuan berpikir kritis seseorang sangatlah

banyak. Sehingga memungkinkan ada banyak faktor positif yang

menyebabkan tinggi dan rendahnya kemampuan berpikir kritis peserta

didik, bukan hanya minat belajar saja.

2. Keterbatasan dalam memilih sumber rujukan karena penelitian yang

serupa masih jarang dijumpai.

5 Nur Azizah Darwis, Muhammad Sidin Ali dan Helmi, loc.cit.

67

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan, maka dapat

diambil kesimpulan :

1. Terdapat hubungan positif antara minat belajar biologi dengan

kemampuan berpikir kritis peserta didik. Hal ini dibuktikan dengan uji

hipotesis yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif di antara

Minat belajar biologi dengan kemampuan berpikir kritis dengan nilai

signifikansi 0,000 dan nilai korelasi 0,438.

2. Minat belajar terhadap mata pelajaran biologi peserta didik di SMA

Negeri 9 Tangerang Selatan tergolong tinggi yaitu 65,42%. Sedangkan

kemampuan berpikir kritis peserta didik di SMA Negeri 9 Tangerang

Selatan juga tergolong rendah cenderung sedang yaitu 24,29% untuk

rendah dan 27,1% untuk sedang.

3. Persentase variabel minat belajar terdiri atas indikator terlibat aktif

dalam pembelajaran yang memiliki persentase terkecil yaitu 64,61 %.

Indikator selanjutnya yang memiliki persentase yang rendah kedua

adalah indikator memiliki keinginan untuk dapat memahami

pembelajaran dengan nilai 69,95%. Selain kedua indikator tersebut

yaitu memiliki rasa senang terhadap pelajaran biologi, memiliki

ketertarikan dalam belajar dan perhatian peserta didik cukup tinggi

yaitu, 75,86 %, 70,51% dan 78%.

4. Persentase variabel kemampuan berpikir kritis yang paling rendah

adalah menyimpulkan yaitu 61,76%. Persentase terendah kedua adalah

membangun keterampilan dasar yaitu 63,62%. Persentase untuk

memberikan penjelasan sederhana, memberikan penjelasan lanjutan

dan mengatur strategi dan teknik adalah 72,31%, 69,62% dan 71,49%.

68

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan

adalah :

1. Peserta didik dapat meningkatkan minat belajar terutama biologi

karena minat belajar memiliki efek yang luar biasa salah satunya

meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

2. Guru berupaya lebih memotivasi peserta didik yang kurang minat

dalam belajar biologi karena efek dari minat belajar sangat luar

biasa.

3. Guru lebih fokus mengembangkan pengetahuan biologi pada peserta

didik yang memiliki minat belajar biologi dengan menjadi anggota

olimpiade, lomba-lomba yang berkaitan dengan biologi.

4. Guru dapat memberikan model atau metode pembelajaran yang baik

dan sesuai dengan minat peserta didik sehingga pengaplikasian

pembelajaran dengan muatan berpikir kritis lebih mudah dilakukan.

Dengan demikian kemampuan berpikir kritis peserta didik

meningkat.

69

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abd Rachman. Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Tiara

Wacana, 1993.

Agnafia, D.N. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Peserta didik dalam

Pembelajaran Biologi.Florea, Vol.6 No. 1, 2019.

Anita, Ika Wahyu. Pengaruh Motivasi Belajar ditinjau dari Jenis

Kelamin Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

Mahasiswa. Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol.

2, No. 2. 2015.

Azwar, Saifuddin. Kelompok Subjek Ini Memiliki Harga Diri yang

Rendah; Kok, Tahu…?. Buletin Psikologi. 1993.

Baharudin. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media, 2016.

Binuni, J., Kaunang, E.S.N. dan Sumampouw, H.M. Hubungan Minat

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA

Biologi SMA Negeri 2 Tondano. Jurnal Sains, Matematika

dan Edukasi. 2017. Vol 5 No. 2.

Changwong, K., Sukkamart, A. dan Sisan, B. Critical Thinking Skill

Development: Analysis of a New Learning Management

Model for Thai High Schools.Journal of International

Studies.2018.

Dalyono, M. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2015.

Darwis, N.A., Ali, M.S. dan Helmi. Kemampuan Berpikir Kritis

Ditinjau dari Minat Belajar Fisika, Kepercayaan Diri, dan

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Kelas X MIA SMA

Negeri 1 Gowa. Prosiding Seminar Nasional Fisika PPs

UNM. 2020, e-ISSN 2656-7148 Vol. 2. h. 120 – 123.

Facione P.A. & Facione N.C. The Holistic Critical Thinking Scoring

Rubric. California: The California Academic Press, 2009.

Facione. CCST Test Manual “The Gold Standart” Test of Critical

Thinking, San Jose : California Academic Press, 2013.

70

Fitriawan, D., Gordah, E.K. dan Dafrita, I.E. Analisis Korelasi

Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah Terhadap

Prestasi Belajar Mahasiswa .Jurnal Pendidikan Informatika

dan Sains, Vol.5 No. 1, 2016.

Hagay, G., dkk. The Generalizability of Students’ Interests in Biology

Across Gender, Country and Religion.Springer,2012.

Hanafy, M.S. Konsep Belajar dan Pembelajaran. Lentera Pendidikan,

2014.

Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta

: Pustaka Ilmu Group 2020.

Haryati, E., Andayani, Y. dan Alidrus, S.W. Analisis Minat Belajar dan

Kemampuan Awal Keterampilan Berpikir Kritis Peserta didik

Pada Materi Minyak Bumi. J. Pijar MIPA, Vol. 14 No. 3,

2019.

Hasibuan, Larasati, E. Rahmatika, Harahap S.D. Analisis Kemampuan

Berpikir Kritis di Tinjau Dari Minat Belajar Matematika

Selama Pandemi. Jurnal MathEdu. Vol. 5. 2022.

Hendriani, Yeni.UNIT PEMBELAJARAN SAINS Mata Pelajaran

Biologi SMA, Bandung: PPPTK IPA, 2018.

Hermayani, Anisa Zahra. Peningkatan Motivasi Belajar dan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Ekosistem

Melalui Penerapan Model Inkuiri Terbimbing. BIOEDUKASI

Jurnal Pendidikan Biologi. 2015, Vol. 6. No. 2. h. 79-85.

Indrawati, Farah. Analisis Tingkat Berpikir dan Minat Belajar Terhadap

Kemampuan Pemahaman Konsep Dasar Mata Kuliah

Trigonometri. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan

KALUNI, Volume 2,2019.

Jufri, Wahab. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka

Cipta, 2011.

Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015.

Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Berpikir, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011.

71

Maula, R.N. & Hidayah, F.F.Analisis Minat Belajar Peserta didik Pada

Materi Senyawa Hidrokarbon Ditinjau dari Perspektif

Gender. Seminar Nasional Edusaintek FMIPA

UNIMUS.2019.

McMillan, K dan Weyers, J. How to Improve Your Critical Thinking &

Reflective Thinking. London: Pearson, 2013.

Nadhifatun. Analisis Korelasi Minat Belajar pada Mata Pelajaran Fisika

Pokok Bahasan Rangkaian Arus Searah dengan Kemampuan

Berpikir Kritis. Seminar Pendidikan Fisika 2018.Universitas

Jember Vol.3, 2018.

Nastiti, Dwi dan Laili, Nurfi. Buku Ajar Asesmen Minat dan Bakat

Teori dan Aplikasinya. Sidoarjo: Umsida Press, 2020.

P, Fara Diba C. Hubungan Minat Belajar dan Berpikir Kritis dengan

Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Peserta didik Kelas V

di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan Susukan Jakarta Timur.

UNES Journal of Education Scienties (UJES). Vol. 2, Issue 1,

2018.

P, Fictor F dan Ariewibowo, Moekti. Praktis Belajar Biologi 2 untuk

SMA/MA kelas XI.Jakarta: Pusat Perbukuan, 2009.

Pratiwi, Indah. Efek Program PISA Terhadap Kurikulum di

Indonesia.Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan vol 4 No. 21,

2019.

R. Selvyanti B., H. Taunu, E.S, E. Nggaba, M.Analisis Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Kristen Payeti Dalam

Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi Persamaan Linear

Satu Variabel Ditinjau Dari Gaya Belajar Auditoria.Satya

Widya, Volume XXXVII, No.2. 2021.

Ruggiero, Vincent R. Beyond feelings A guide to Critical thinking

Sevent Edition. New York: Mc Graw Hill, 2003.

Santrock, Jhon W. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana

2007.

Setiawan, M Andi. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Uwais Inspirasi

Indonesia. 2017.

Saproni, S., dkk. Kemampuan Berpikir Kritis dan Minat Belajar

Mahasiswa Pada Mata Kuliah Fisiologi Tumbuhan Melalui

72

Model Pembelajaran PBL dan Inkuiri dengan Menggunakan

Media Mind Mapping di Program Studi Pendidikan Biologi

Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Prosiding Seminar

Nasional Pendidikan Biologi, 2018.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhi. Jakarta:

Rineka Cipta, 2010.

Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2010.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suragala, Fadhilah. Psikologi Pendidikan Implikasi dalam

Pembelajaran. Depok: Rajawali Pers, 2021.

Susanto, Ahmad.Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana 2013.

Suyono & Hariyanto. .Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

PT Remaja Rosdakarya, 2015.

Suyoto, Sandu & Sodik, Ali. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:

Literasi Media Publishing, 2015.

Syahrum dan Salim. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung:

Citapustaka, 2012.

Teays, Wanda. Second Thought: Critical Thinking for Diverse

Society.New York: McGraw-Hill, 2006.

Washburn, Phil. The Vocabulary of Critical Thinking. New York:

Oxford University Press, 2010.

Zakiah, Linda dan Lestari, Ika. Berpikir Kritis dalam Konteks

Pembelajaran. Bogor: Erzatama Karya Abadi, 2019.

73

LAMPIRAN

74

Lampiran 1. Indikator Minat Belajar

INDIKATOR MINAT BELAJAR

Variabel Indikator Pernyataan Jumlah

soal Positif Negatif

Minat

Belajar

(berdasarkan

Sukartini

(1986 : 65)

Darmadi

(2017:322)

Lestari dan

Mokhamma

d (2017: 93-

94) )

Memiliki

perasaan

senang

terhadap

pembelajaran

1,4

5

3

2,3 6,7 4

Terlibat aktif

dalam

pembelajaran

10 8 2

9 11 2

12 13 2

Memiliki

ketertarikan

dalam belajar 14 16 2

15 17 2

Perhatian

Peserta didik 18,20,22 19,21,23 6

Memiliki

keinginan

untuk dapat

memahami

pembelajaran

24,26,31 25,28 5

27 29,30 3

Jumlah soal 16 15 31

75

Lampiran 2. Angket Penelitian Minat Belajar

ANGKET PENELITIAN

NAMA :

KELAS :

SEKOLAH ASAL :

HARI/TANGGAL :

JENIS KELAMIN :

Petunjuk Pengisian Angket

1. Isilah identitas diri anda yang tertera pada kolom yang tersedia

2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih, dari

kelima alternative jawaban yang ada di bawah ini.

TP : Tidak pernah

JR : Jarang

KK : Kadang-kadang

SR : Sering

SL : Selalu

No. Pernyataan TP JR KK SR SL

1. Saya merasa senang saat pelajaran

biologi berlangsung.

2. Saya tetap mengikuti kegiatan belajar

biologi di kelas.

3. Saya tetap mengikuti kegiatan

praktikum biologi baik di kelas

maupun di laboratorium.

4. Saya merasa senang saat guru

membuka sesi tanya jawab saat

pembelajaran berlangsung.

5. Saya mudah bosan saat pelajaran

biologi berlangsung

6. Jika ada kesempatan saya lebih

memilih izin untuk tidak mengikuti

belajar biologi dikelas.

7.

Jika ada kesempatan saya memilih

izin tidak mengikuti kegiatan

praktikum di laboratorium.

76

8. Saya tidak pernah bertanya kepada

guru terkait materi biologi yang belum

dipahami.

9. Saya pernah menjawab pertanyaan

yang berkaitan dengan biologi dari

guru.

10. Jika ada materi biologi yang saya

belum pahami saya akan bertanya

pada guru atau teman saya agar saya

paham.

11. Saya tidak pernah menjawab

pertanyaan dari guru terkait

pembelajaran biologi.

12. Saya tetap terlibat dalam diskusi

pembelajaran biologi. (seperti

bertanya atau menjawab pertanyaan

saat diskusi)

13. Saya lebih memilih memperhatikan

saja dibandingkan ikut berdiskusi

dalam pembelajaran biologi

14. Saya memiliki rasa tertarik untuk

belajar biologi karena materi yang

sangat menarik.

15. Saya memiliki rasa tertarik untuk

belajar biologi karena metode belajar

yang sangat menarik.

16. Jika materi yang disampaikan tidak

menarik saya merasa malas untuk

belajar biologi

17. Saya merasa malas untuk belajar

biologi karena guru menyampaikan

dengan metode pembelajaran yang

membosankan.

18. Saya tetap mendengarkan dan

memperhatikan ketika guru biologi

sedang menjelaskan suatu materi.

19. Seringkali saya merasa tidak fokus

dalam memperhatikan penjelasan

77

guru saat guru tersebut menjelaskan

suatu materi.

20. Saya tetap mendengarkan dan

memperhatikan teman saya yang

sedang mempresentasikan suatu

materi biologi.

21. Saat teman saya sedang presentasi

suatu materi biologi saya seringkali

tidak memperhatikan.

22 Saya tetap tenang (tidak ribut sendiri)

saat guru menjelaskan materi.

23. Saya pernah bermain Handphone

pada saat pembelajaran berlangsung.

24. Saya bersedia merangkum materi

biologi yang telah dipelajari tanpa

harus diperintah oleh guru.

25. Saya tidak pernah mencatat materi

biologi yang telah dipelajari kecuali

mendapat tugas dari guru.

26. Saya memiliki keinginan untuk

memahami materi yang dijelaskan

27. Memiliki inisiatif untuk mempelajari

materi sebelum pelajaran dimulai.

28. Jika guru menjelaskan suatu materi

saya hanya pasrah saja apabila saya

tidak memahaminya.

29. Saya tidak pernah belajar biologi di

rumah.

30. Saya hanya akan belajar pada saat

akan ada ujian.

31. Selagi saya berusaha untuk serius

belajar, saya yakin saya dapat

memahami pelajaran biologi.

78

Lampiran 3. Rubrik Soal Berpikir Kritis

RUBRIK SOAL BERPIKIR KRITIS SISTEM PENCERNAAN

(Indikator Berpikir Kirtis Ennis)

A. Rubrik Soal Berpikir Kritis Sub Materi Nutrisi

Indikator

berpikir kritis

Sub-indikator berpikir

kritis No. Pertanyaan Jawaban

Memberikan

penjelasan

sederhana

Memfokuskan pertanyaan 1. Dapatkah anda membuat

pertanyaan yang berkaitan

dengan tabel di atas?

*tabel ada pada lampiran

selanjutnya.

Pertanyaan yang diajukan

bebas, dengan syarat

berkaitan dengan diagram

tersebut,

Peserta didik dapat

berhipotesis dengan

pertanyaan yang dibuat oleh

mereka sendiri

Menganalisis argument

Bertanya dan menjawab

suatu penjelasan atau

tantangan

Membangun

keterampilan

dasar

Menyesuaikan dengan

sumber

2. Bagaimana menurut anda

terkait merek-merek vitamin C

di atas? Dapatkah anda

mengobservasi kelebihan dan

Kelebihan Vitamin C yang

memiliki kadar yang rendah

seperti IPI dan Vitacimin tidak

dapat memperberat kerja ginjal.

Mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil

79

observasi kekurangan masing-masing

merek berdasarkan kadar

vitamin C yang ada?

sangat sesuai dengan kebutuhan

harian vitamin C.

Kekurangannya : -

Kelebihan Vitamin C dengan

kadar tinggi biasanya digunakan

untuk penyembuhan penyakit

yang berkitan dengan imun

tubuh seperti Covid 19

Kekurangannya apabila

dikonsusmsi secara berlebihan

akan memperberat kerja ginjal.

Menyimpulkan Mendeduksi dan

mempertimbangkannya

3. Jika Anda disarankan untuk

memilih suplemen vitamin C

dari merek di atas, maka merek

apakah yang paling tepat dipilih

untuk dikonsumsi sehari-hari

dan apa alasannya?

Kebutuhan tubuh akan vitamin

C sekitar 75-90mg/hari maka

saya akan memilih merek IPI

atau Vitacimin yang sesuai

dengan kebuhan harian, Selain

itu apabila memilih suplemen

yang memiliki kadar yg tinggi

akan dibuang oleh tubuh dan

Meginduksi dan

mempertimbangkannya

Membuat dan menentukan

hasil keputusan.

80

memperberat kerja ginjal.

Memberikan

penjelasan

lanjutan

Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkannya

4. Namun demikian ada beberapa

masyarakat yang lebih memilih

vitamin C yang berasal dari

buah-buahan seperti jeruk,

papaya dan sangat menghindari

suplemen vitamin C. Menurut

mereka hal tersebut dapat

menghindarkan dari

hipervitaminosis C.

Dari pernyataan tersebut

dapatkah anda mendefinisikan

istilah hipervitaminosis C dan

menyebutkan dampaknya?

Kemudian identifikasilah

asumsi masyarakat tersebut

apakah benar adanya?

Hipervitaminosis C adalah

kondisi penumpukan vitamin

C yang sangat berlebihan

dalam tubuh sehingga dapat

menyebabkan keracunan.

Dampak dari

hipervitaminosis C adalah

infeksi batu ginjal

Penggunaan suplemen tidak

akan menyebabkan

hipervitaminosis apabila

dosisnya tidak berlebihan

kisaran 500-1000 mg hal ini

dikarenakan vitamin C larut

dalam air dan dikeluarkan

melalui urin. Penggunaan

suplemen yang dapat

Mengidentifikasi asumsi

81

menyebabkan

hipervitaminosis apabila

penggunaannya lebih dari

2000 mg per hari. Asumsi

tersebut belum sepenuhnya

benar.

Mengatur

strategi dan

teknik

Menetukan tindakan 5. Setelah melalui beberapa kasus

di atas, Apakah saat ini anda

dapat menentukan sumber dan

kadar vitamin C yang sesuai

dengan kebutuhan anda?

Saya lebih memilih sumber

vitamin C yang alami seperti

buah-buahan. atau apabila saya

merasa membutuhkan imun

yang lebih kuat maka saya akan

memilih suplemen vitamin C

yang sesuai dengan kebutuhan

saya.

Berinterkasi dengan orang

lain

B. Rubrik Soal Berpikir Kritis Sub Materi Saluran Pencernaan

Indikator

berpikir kritis

Sub-indikator berpikir

kritis No. Pertanyaan Jawaban

82

Memberikan

penjelasan

sederhana

Memfokuskan pertanyaan

1.

a. Berdasarkan grafik tersebut

dapatkah anda mengetahui

nama organ saluran

pencernaan yang ditandai

dengan A, B, C dan D?

b. Dapatkah anda mengetahui

jenis zat makanan yang

ditandai dengan x,y dan z?

*grafik terdapat pada lampiran

selanjutnya

A : Mulut

B : Lambung

C : Usus Halus

D : Usus Besar

X : Lemak

Y : Protein

Z : Karbohidrat

Menganalisis argument

Bertanya dan menjawab

suatu penjelasan atau

tantangan

Membangun

keterampilan

dasar

Menyesuaikan dengan

sumber

2.

Mengapa zat makanan Z

mengalami penguraian yang

lebih awal dibandingkan

dengan zat X dan Y?

Karena pada organ A atau mulut

terdapat enzim amylase yang

dapat menyederhanakan

karbohidrat menjadi molekul

yang lebih sederhana.

Mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil

observasi

Menyimpulkan Mendeduksi dan

mempertimbangkannya

3.

Berdasarkan grafik, hampir

sebagian besar proses

pencernaan terjadi di organ C,

mengapa semua zat makanan

X,Y dan Z dapat teruraikan di

organ C?

Karena pada organ C atau usus

halus memiliki banyak enzim

yag dapat mempercepat

penguraian zat makanan, contoh

enzim Lipase, disakaridase,

tripsin dll.

Meginduksi dan

mempertimbangkannya

Membuat dan menentukan

hasil keputusan.

83

Memberikan

penjelasan

lanjutan

Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkannya

4.

a. Isilah hasil penelitian dari

tiap sampel dengan memilih

grafik a atau grafik b!

b. Jelaskan faktor apa yang

menyebabkan cairan pada

organ B dapat mencerna

sebagian sampel makanan

tersebut sehingga menjadi

kompartemen yang lebih

sederhana?

Sampel sari nasi : grafik b

Sampel sari daging : grafik a

Susu : grafik a

Sampel sari buah : grafik b

Sampel tersebut dapat di

identifikasi dengan

berasumsi bahwa pada

organ B memiliki enzim

Pepsin dan Renin, yang

dapat mempercepat

penguraian protein dan

protein susu.

Mengidentifikasi asumsi

Mengatur

strategi dan

teknik

Menentukan tindakan

5.

Jika kalian mengonsumsi nasi

dengan lauk sate kambing dan

sop gajih sapi (lemak sapi)

maka makanan tersebut akan

dicerna di dalam tubuh sesuai

dengan grafik tersebut.

Dapatkah kalian menentukan

garis (X, Y dan Z) manakah

yang sesuai dengan proses

pencernaan nasi, sate kambing

dan sop gajih? Berikan

alasannya!

Nasi merupakan karbohidrat

maka yang sesuai dengan garis

tersebut adalah garis Z

Sate kambing merupakan

protein maka yang sesuai

dengan garis tersebut adalah

garis Y

Sop gajih sebagian besar terdiri

atas lemak. maka yang sesuai

dengan garis tersebut adalah

garis X

Berinterkasi dengan orang

lain

84

C. Rubrik Soal Berpikir Kritis Sub Materi Gangguan Pencernaan

Indikator

berpikir kritis

Sub-indikator berpikir

kritis No. Pertanyaan Jawaban

Memberikan

penjelasan

sederhana

Memfokuskan pertanyaan

1.

Berdasarkan tabel tersebut,

menurut anda siapakah yang

mengalami gangguan

pencernaan sembelit?

Berikan alasan memilih orang

tersebut!

Responden 1, dibuktikan

dengan konsumsi serat yang

rendah, konsumsi air minum

yang tidak ideal, frekuensi

BAB yang tidak menentu serta

tekstur feses yang padat dan

keras.

Menganalisis argument

Bertanya dan menjawab

suatu penjelasan atau

tantangan

85

Membangun

keterampilan

dasar

Menyesuaikan dengan

sumber

2.

Mengapa seseorang dapat

terkena gangguan pencernaan

sembelit apabila kurang

mengonsumsi makanan yang

berserat?

Serat makanan memiliki

kemampuan mengikat air di

alam kolon yang membuat

volume feses menjadi lebih

besar dan akan merangsang

untuk BAB dengan tekstur

feses yang lembut. Apabila

seseorang kekurangan serat

makanan maka air yang ada di

feses akan diserap kembali oleh

tubuh lebih banyak sehingga

tekstur feses akan lebih padat

dan besar sehingga sulit untuk

dikeluarkan.

Mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil

observasi

Menyimpulkan Mendeduksi dan

mempertimbangkannya 3.

Menurut perawat tersebut salah

satu faktor dari sembelit adalah

kebiasaan menunda BAB,

dapatkah anda menjelaskan

Ketika seseorang menunda

BAB maka semakin lama feses

berada di usus besar,

penyerapan air akan terus

Meginduksi dan

mempertimbangkannya

86

Membuat dan menentukan

hasil keputusan.

mengapa seseorang yang

menunda BAB dapat

menimbulkan konstipasi atau

sembelit?

berlanjut hingga akhirnya feses

dikeluarkan dari anus. Feses

yang dikeluarkan akan keras

dan padat sehingga sulit

dikeluarkan atau mengalami

sembelit.

Memberikan

penjelasan

lanjutan

Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkannya

4.

Apabila gangguan sembelit

tersebut terus berlanjut (tidak

merubah gaya hidup) maka

seseorang tersebut akan terkena

gangguan pencernaan lainnya

yaitu (.....) kondisi dimana

seseorang yang BAB mengejan

dengan keras dan di fesesnya

terdapat tetesan darah akibat

pembuluh darah yang pecah

dibagian anus.

Dapatkah anda mengidentifikasi

Ambeien atau wasir

Apabila seseorang yang terkena

sembelit tidak mengubah gaya

hidupnya seperti makan

makanan yang berserat

kemudian tidak membiasakan

minum air yang cukup maka air

dalam feses akan diabsorpsi

lebih banyak, sehingga fesesnya

akan sangat keras hal ini yang

menyebabkan sembelit apabila

berlangsung terus menerus akan

Mengidentifikasi asumsi

87

gangguan pencernaan tersebut

serta menjelaskan hubungannya

dengan sembelit.

menyebabkan pembuluh vena

dianus pecah akibat ukuran

feses yang sangat besar.

Mengatur

strategi dan

teknik

Menetukan tindakan

5.

Setelah melalui beberapa kasus

di atas. Apakah anda dapat

menentukan langkah terbaik

agar seseorang terhindar dari

gangguan sembelit?

Mengubah gaya hidup untuk

memakan makanan berserat

seperti sayur dan buah, selain

itu meminum air dengan jumlah

air yang cukup agar penyerapan

air di usus besar tidak semakin

banyak.

Berinterkasi dengan orang

lain

Sumber : Ahmad Susanto.Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta : Kencana 2013) hlm 125-1

88

Lampiran 4. Instrumen Tes Berpikir Kritis

INSTRUMEN TES BERPIKIR KRITIS

SOAL BEPIKIR KRITIS MATERI SISTEM PENCERNAAN

Satuan Pendidikan : SMA/MA

Mata Pelajaran : Biologi

Bentuk Soal : Uraian

Alokasi waktu : 2 x 45 menit

Petunjuk mengerjakan soal:

Berdoalah sebelum mengerjakan soal.

Jawaban ditulis dengan rapi dan mudah dibaca.

Kerjakan soal di kolom jawaban yang telah tersedia.

Jika ingin memperbaiki jawaban, maka jawaban sebelumnya

tidak boleh dicoret atau dihapus, tapi silahkan anda langsung

tulis jawaban yang ingin diperbaiki dan berikan alasannya.

A. SUB MATERI NUTRISI MAKANAN

Tabel 1. Merek vitamin C yang laku dipasaran dengan kadar vitamin C yang

berbeda-beda.

VITAMIN MEREK A VITAMIN MEREK B

Nama : Asal Sekolah :

Kelas : Jenis Kelamin :

89

Kadar Vitamin C : 50 mg Kadar Vitamin C : 500 mg

VITAMIN MEREK C

Kadar Vitamin 1000 mg

VITAMIN MEREK D

Kadar Vitamin 2000 mg

Untuk membantu anda menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini

silahkan klik link artikel ini : https://www.sehatq.com/artikel/berapa-

kebutuhan-vitamin-c-per-hari-untuk-tubuh-kita

1. Dapatkah anda membuat pertanyaan yang berkaitan dengan diagram di

atas? (minimal 3 pertanyaan)

Jawab

:.......................................................................................................................

........................................................................................................................

..............................................................................................................

2. Bagaimana menurut anda terkait merek-merek vitamin C di atas? Dapatkah

anda mengobservasi kelebihan dan kekurangan masing-masing merek

berdasarkan kadar vitamin C yang ada?

Jawab

:........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.............................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

........................................................................................................................

.........................................................................................................................

3. Jika Anda disarankan untuk memilih suplemen vitamin C dari merek di

atas, maka merek apakah yang paling tepat dipilih untuk dikonsumsi

sehari-hari dan apa alasannya?

90

Jawab

:.......................................................................................................................

........................................................................................................................

.............................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

.......................................................................................................................

4. Namun demikian ada beberapa masyarakat yang lebih memilih vitamin C

yang berasal dari buah-buahan seperti jeruk, papaya dan sangat

menghindari suplemen vitamin C. Menurut mereka hal tersebut dapat

menghindarkan tubuh dari hipervitaminosis C (hiper : berlebihan, diluar

atau melampaui batas). Dari pernyataan tersebut dapatkah anda

mendefinisikan istilah hipervitaminosis C dan menyebutkan dampaknya?

Kemudian identifikasilah asumsi masyarakat tersebut apakah benar

adanya?

Jawab

:........................................................................................................................

.........................................................................................................................

..............................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

5. Setelah melalui beberapa soal di atas, Apakah saat ini anda dapat

menentukan sumber vitamin C yang sesuai dengan kebutuhan anda?

Jelaskan sumber vitamin C pilihan anda!

Jawab

:........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

.........................................................................................................................

........................................................................................................................

91

B. SUB MATERI SALURAN PENCERNAAN

Grafik 1. mekanisme penguraian zat makanan makronutrien (karbohidrat, protein

dan lemak) disetiap organ saluran pencernaan.

*grafik diperoleh LKS BIOLOGI Intan Pariwara kelas 11

1. Berdasarkan grafik tersebut dapatkah anda mengetahui nama organ saluran

pencernaan yang ditandai dengan A, B, C dan D?

A

B

C

D

Dapatkah anda mengetahui jenis zat makanan yang ditandai dengan X,Y dan

Z?

X

Y

Z

2. Mengapa zat makanan Z mengalami penguraian yang lebih awal dibandingkan

dengan zat X dan Y?

Jawab

:.............................................................................................................................

..............................................................................................................................

X

Y

Z

A B D C

rektum

Bentuk zat

makanan

makro-

nutrien

dari

kompleks

hingga

sederhana

Organ-organ saluran pencernaan

92

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

..............................................................................................................................

...................................................................................................................

3. Berdasarkan grafik, hampir sebagian besar proses pencernaan terjadi di organ

C, mengapa semua zat makanan X,Y dan Z dapat teruraikan di organ C?

Jawab

:............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

..................................................................................................................

4. Pada suatu penelitian, seorang praktikan mengambil cairan yang ada pada

organ B. Lalu cairan tersebut diletakkan pada tabung reaksi. Kemudian

cairan tersebut dicampurkan dengan beberapa sampel sari makanan, seperti

sari nasi, sari daging, susu dan sari buah.

00.5

11.5

22.5

33.5

44.5

5

Category

1

Category

2

Category

3

Category

4

grafik a

00.5

11.5

22.5

33.5

44.5

5

Category

1

Category

2

Category

3

Category

4

grafik b

No. Sampel sari makanan Uji iodium Uji biuret

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

1. Sari nasi Ungu Ungu - -

2. Sari daging - - Biru muda Ungu

3. Susu - - Biru muda Ungu

Bentuk sari

makanan

dari

kompeks

ke

sederhana

Bentuk sari

makanan

dari

kompleks

ke

sederhana

Interval waktu Interval waktu

93

Catatan : Tabel di atas merupakan hasil pengamatan praktikan sebelum

diberikan cairan dari organ B di uji dengan uji iodium dan uji biuret.

Begitu pula ketika sudah diberikan cairan organ B sari makanan tersebut

diujikan kembali dengan uji iodium dan biuret. ( tanda (-) memiliki arti

tidak ada perubahan warna)

a. Isilah hasil penelitian dari tiap sampel yang sudah dicampurkan dengan

cairan yang ada pada organ B dengan memilih grafik a atau grafik b!

No. Sampel makanan Hasil penelitian (pilih grafik a

atau grafik b)

1. Sari nasi

2. Sari daging

3. Susu

4. Sari buah

b. Jelaskan faktor apa yang menyebabkan cairan pada organ B dapat

mencerna sebagian sampel makanan tersebut sehingga menjadi

kompartemen yang lebih sederhana?

Jawab

:.......................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

.............................................................................................................

5. Jika kalian mengonsumsi nasi dengan lauk sate kambing dan sop gajih (lemak

sapi) maka makanan tersebut akan dicerna di dalam tubuh sesuai dengan

grafik tersebut. Dapatkah kalian menentukan garis (X, Y dan Z) manakah

yang sesuai dengan proses pencernaan nasi, sate kambing dan sop gajih?

Jawab :

No. Makanan

Garis pada grafik

(pilihlah salah satu

dari tiga garis X, Y

atau Z)

Alasan anda memilih garis

tersebut

1. Nasi

4. Sari buah Biru Biru - -

94

2. Sate Kambing

3. Sop Gajih

C. SUB MATERI GANGGUAN PENCERNAAN

No. Kebiasaan sehari-hari Responden 1 Responden 2

1. Mengkonsumsi makanan

serat sebagai pelengkap

makanan pokok

Sangat jarang Hampir setiap saat

2. Cukup minum air 1,4-1,8 L per hari 2L

3. Frekuensi BAB Tidak tentu, bahkan

bisa 3 hari sekali

Setiap pagi

4. Tekstur Feses Padat / sangat keras Padat agak lembek

Tabel di atas merupakan hasil wawancara seorang perawat kepada satu orang

sehat dan yang lainnya terkena masalah gangguan pencernaan yaitu sembelit

(konstipasi)

1. Menurut anda siapakah yang memiliki gangguan pencernaan sembelit?

Kemudian jelaskan alasan mengapa seseorang itu itu terkena sembelit!

Jawab

:.......................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

......................

2. Mengapa seseorang dapat terkena gangguan pencernaan sembelit apabila

kurang mengonsumsi makanan yang berserat?

Jawab

:.......................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

95

.......................

………………………………………………………………………………

………………………....................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

....................................

3. Menurut perawat tersebut salah satu faktor dari sembelit adalah kebiasaan

menunda BAB, dapatkah anda menjelaskan mengapa seseorang yang

menunda BAB dapat menimbulkan konstipasi atau sembelit?

Jawab

:.......................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

......................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

.......................................................

4. Apabila gangguan sembelit tersebut terus berlanjut (tidak merubah gaya

hidup) maka seseorang tersebut akan terkena gangguan pencernaan

lainnya yaitu (.....) kondisi dimana seseorang yang BAB mengejan dengan

kuat dan tekstur fesesnya semakin padat serta terdapat tetesan darah akibat

pembuluh darah yang pecah dibagian anus.

Dapatkah anda mengidentifikasi gangguan pencernaan tersebut serta

menjelaskan hubungannya dengan sembelit.

Jawab

:.......................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

......................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

96

........................................................................................................................

......................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

.......................................................

……………………………………………………………………

5. Berikanlah saran bagi seseorang yang memiliki gangguan pencernaan

sembelit agar mengurangi gangguan pencernaanya sehingga tidak semakin

parah!

Jawab

:.......................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

.......................

97

Lampiran 5. Kunci Jawaban dan Penskoran

KUNCI JAWABAN DAN PENSKORAN

A. Kunci Jawaban dan penskoran Soal Berpikir Kritis Sub Materi Nutrisi

No. Kunci Jawaban Skor Indikator jawaban

1. Pertanyaan yang diajukan

bebas, dengan syarat berkaitan

dengan tabel tersebut.

Peserta didik dapat

berhipotesis dengan

pertanyaan yang dibuat oleh

mereka sendiri

4 Membuat 3 pertanyaan yang berkaitan

dengan tabel.

3 Membuat 2 pertanyaan yang berkaitan

dengan tabel.

2 Membuat 1 pertanyaan yang berkaitan

dengan tabel.

1 Membuat pertanyaan yang tidak berkaitan

dengan tabel sama sekali

2. Kelebihan Vitamin C yang

memiliki kadar yang rendah

seperti IPI dan Vitacimin tidak

dapat memperberat kerja ginjal.

sangat sesuai dengan kebutuhan

harian vitamin C.

Kekurangannya : -

Kelebihan Vitamin C dengan

kadar tinggi biasanya digunakan

untuk penyembuhan penyakit

yang berkitan dengan imun tubuh

seperti Covid 19 3eee

Kekurangannya apabila

dikonsusmsi secara berlebihan

akan memperberat kerja ginjal.

4

Jika menjawab setuju dengan alasan yang

tepat.

3

Jika menjawab kelebihan dan kekurangan

dengan kurang lengkap

2

Jika menjawab kelebihan dan kekurangan

dengan tidak tepat.

1

Hanya memberi kelebihannya saja atau

kekurangannya saja. Kemudian jawaban

tersebut tidak tepat sama sekali

3. Kebutuhan tubuh akan vitamin C

sekitar 75-90mg/hari maka saya 4

Jika memilih suplemen bermerk IPI dan

atau Vitacimin dengan alasan yang tepat.

98

akan memilih merek IPI atau

Vitacimin yang sesuai dengan

kebuhan harian, Selain itu apabila

memilih suplemen yang memiliki

kadar yg tinggi akan dibuang oleh

tubuh dan memperberat kerja

ginjal.

Seperti menjelaskan kebutuhan vitamin C

dalam sehari hanya 75 sampai 90 mg/hari.

Selain itu apabila memilih suplemen yang

memiliki kadar yg tinggi akan dibuang

oleh tubuh dan memperberat kerja ginjal.

3

Jika memilih suplemen vitamin C

bermerk Blackmores dan Gold Vitamin C

dengan alasan yang tepat seperti,

membantu proses penyembuhan Covid-19

yang membutuhkan vitamin c dengan

kadar yang tinggi dll.

2

Jika memilih suplemen bermerk IPI dan

Vitacimin dengan alasan kurang tepat,

seperti menggunakan opini pengalaman

peserta didik yang tidak ada kaitannya

dengan jawabannya. Contoh : dari segi

rasa, harga atau tampilan.

1

jika memilih suplemen vitamin C bermerk

Blackmores dan Gold Vitamin C dengan

alasan kurang tepat seperti memiliki

kandungan yang lebih tinggi dari pada

merek lain tanpa melihat resikonya.

4. Hipervitaminosis C adalah

kondisi penumpukan vitamin

C yang sangat berlebihan

dalam tubuh sehingga dapat

menyebabkan keracunan.

Dampak dari hipervitaminosis

C adalah infeksi batu ginjal

4

Memberikan definisi dan dampak

hipervitaminosis C dengan tepat dan tepat

pula dalam mengidentifikasi asumsi.

3

Memberikan definisi dan dampak

hipervitaminosis C dengan tepat namun

kurang tepat dalam mengidentifikasi

asumsi masyarakat.

99

Penggunaan suplemen tidak

akan menyebabkan

hipervitaminosis apabila

dosisnya tidak berlebihan

kisaran 500-1000 mg hal ini

dikarenakan vitamin C larut

dalam air dan dikeluarkan

melalui urin. Penggunaan

suplemen yang dapat

menyebabkan hipervitaminosis

apabila penggunaannya lebih

dari 2000 mg per hari. Asumsi

tersebut belum sepenuhnya

benar.

2

Hanya memberikan definisi

hipervitaminosis saja dan tidak

menjelaskan dampak hipervitaminosis c

dan identifikasi asumsi masyarakat.

1 Memberikan jawaban yang tidak dapat di

terima (tidak tepat).

5. Saya lebih memilih sumber

vitamin C yang alami seperti

buah-buahan, atau apabila saya

merasa membutuhkan imun yang

lebih kuat maka saya akan

memilih suplemen vitamin C

yang sesuai dengan kebutuhan

saya.

4

Memiliki dua opsi dalam memilih sumber

vitamin C yaitu alami dan buatan. Yang

disesuaikan dengan kebutuhan

masingmasing individu.

3

Hanya memilih salah satu opsi sumber

vitamin C (alami atau sintesis) dengan

alasan yang tepat.

2 Memberikan jawaban yang kurang dapat

diterima (kurang tepat)

1 Memberikan jawaban yang tidak dapat di

terima (tidak tepat).

B. Kunci Jawaban dan penskoran Soal Berpikir Kritis Sub Materi Saluran

Pencernaan

No. Kunci Jawaban Skor Indikator jawaban

100

1. A : Mulut

B : Lambung

C : Usus Halus

D : Usus Besar

X : Lemak

Y : Protein

Z : Karbohidrat

4 Menjawab dengan 7 jawaban yang benar

3 Menjawab dengan 5 jawaban yang benar

2 Menjawab dengan 3 jawaban yang benar

1 Menjawab dengan 1 jawaban yang benar

2. Karena pada organ A atau mulut

terdapat enzim amylase yang

dapat menyederhanakan

karbohidrat menjadi molekul

yang lebih sederhana

4 Dapat menjawab dengan menghubungkan

enzim amylase yang terdapat pada organ A

yang memiliki fungsi untuk

menyederhanakan zat makanan Z

3 Hanya menyebutkan terdapat enzim

amylase pada organ A tanpa

menghubungkan dengan fungsi enzim

amylase yang dapat menyederhanakan zat

makanan Z.

2 Memberikan alasan dengan adanya suatu

enzim pada organ B namun tidak spesifik

menyebutkan enzim amylase (atau enzim

ptyalin)

1 Memberikan alasan yang tidak tepat sama

sekali

3. Karena pada organ C atau usus

halus memiliki banyak enzim

yang dapat mempercepat

penguraian zat makanan, contoh

enzim Lipase yang menguraikan

zat makanan X atau lemak ,

disakaridase yang dapat

4 Memberikan Jawaban bahwa di organ C

banyak memiliki enzim pencernaan yang

dapat menguraikan zat makan X Y dan Z.

Selain itu dijelaskan juga beberapa nama-

nama enzim yang mencerna ketiga zat

makanan.

3 Memberikan jawaban bahwa di organ C

101

menguraikan zat makanan Z atau

karbohidrat lebih sederhana lagi,

tripsin yang dapat menguraikan

zat makanan Y atau protein.dll.

banyak memiliki enzim pencernaan.

2 Memberikan jawaban yang kurang dapat

diterima (kurang tepat)

1 Memberikan jawaban yang tidak dapat di

terima (tidak tepat)

4. Sampel sari nasi : grafik b

Sampel sari daging : grafik a

Susu : grafik a

Sampel sari buah : grafik b

Sampel tersebut dapat di

identifikasi dengan berasumsi

bahwa pada organ B memiliki

enzim Pepsin dan Renin, yang

dapat mempercepat

penyederhanaan protein dan

protein susu.

4 Dapat menjawab dengan 4 jawaban benar

Disertai dengan alasan yaitu pada organ B

terdapat enzim pepsin dan renin kemudian

dihubungkan dengan fungsinya.

3 Dapat menjawab dengan 3 Jawaban benar

Disertai dengan alasan pada organ B

terdapat enzim pepsin dan rennin tanpa

dihubungkan fungsinya untuk

menguraikan sari makanan tertentu.

2 Dapat menjawab dengan 2 jawaban benar

Disertai alasan bahwa organ B memiliki

enzim namun tidak spesifik menjelaskan

bahwa yang terdapat dalam organ tersebut

enzim

1 Dapat menjawab dengan 1 jawaban benar

Memberikan alasan yang tidak ada

hubungannya sama sekali.

5. Nasi merupakan karbohidrat

maka yang sesuai dengan garis

tersebut adalah garis Z

Sate kambing merupakan protein

maka yang sesuai dengan garis

tersebut adalah garis Y

Sop gajih sebagian besar terdiri

atas lemak. maka yang sesuai

4 Dapat menjawab dengan tiga jawaban

yang benar dengan alasan yang tepat

3 Dapat menjawab dengan tiga jawaban

yang benar dengan beberapa alasan yang

kurang tepat

2 Dapat menjawab dengan dua jawaban yang

benar dengan beberapa alasan yang

kurang tepat

102

C. Kunci Jawaban dan penskoran Soal Berpikir Kritis Sub Materi Gangguan

Pencernaan

No. Kunci Jawaban Skor Indikator jawaban

1. Responden 1, dibuktikan dengan

konsumsi serat yang rendah,

konsumsi air minum yang tidak

ideal, frekuensi BAB yang tidak

menentu serta tekstur feses yang

padat dan keras.

4 Memberikan jawaban dengan alasan yang

tepat.

3 Memberikan jawaban benar dengan alasan

yang kurang tepat.

2 Memberikan jawaban benar tanpa

memberikan alasan.

1 Memberikan jawaban yang tidak dapat di

terima (tidak tepat).

2. Serat makanan memiliki

kemampuan mengikat air di alam

kolon yang membuat volume

feses menjadi lebih besar dan

akan merangsang untuk BAB

dengan tekstur feses yang lembut.

Apabila seseorang kekurangan

serat makanan maka air yang ada

di feses akan diserap kembali

oleh tubuh lebih banyak sehingga

tekstur feses akan lebih padat dan

besar sehingga sulit untuk

dikeluarkan.

4

Memberikan jawaban dengan jelas dan

lengkap bahwa serat dapat mengikat air

yang membuat volume feses menjadi lebih

besar namun teksturnya lembut. Sehingga

muda dikeluarkan.

3 Memberikan jawaban bahwa serat dapat

mengikat air.

2

Memberikan jawaban yang kurang dapat

diterima (kurang tepat)

1

Memberikan jawaban yang tidak dapat di

terima (tidak tepat).

3. Ketika seseorang menunda BAB 4 Memberikan jawaban dengan tepat yaitu

dengan garis tersebut adalah garis

X

1 Dapat menjawab dengan satu jawaban

yang benar dengan beberapa alasan yang

kurang tepat

103

maka semakin lama feses berada

di usus besar, penyerapan air

akan terus berlanjut hingga

akhirnya feses dikeluarkan dari

anus. Feses yang dikeluarkan

akan keras dan padat sehingga

sulit dikeluarkan atau mengalami

sembelit.

menunda BAB akan menyebabkan

penyerapan air pada feses yang berada di

usus besar akan semakin banyak sehingga

feses sulit dikeluarkan.

3 Memberikan jawaban benar namun kurang

lengkap.

2 Memberikan jawaban yang kurang dapat

diterima (kurang tepat)

1 Memberikan jawaban yang tidak dapat di

terima (tidak tepat).

4. Ambeien atau wasir

Apabila seseorang yang terkena

sembelit tidak mengubah gaya

hidupnya seperti makan makanan

yang berserat kemudian tidak

membiasakan minum air yang

cukup maka air dalam feses akan

diabsorpsi lebih banyak, sehingga

fesesnya akan sangat keras hal ini

yang menyebabkan sembelit

apabila berlangsung terus

menerus akan menyebabkan

pembuluh vena dianus pecah

akibat ukuran feses yang sangat

besar.

4 Memberikan nama gangguan yang tepat

dengan alasan yang tepat.

3

Memberikan nama gangguan pencernaan

yang tidak tepat namun memberikan alasan

yang tepat. Atau memberikan nama

gangguan pencernaan yang tepat namun

alasannya masih kurang tepat

2

Memberikan nama gangguan pencernaan

yang tidak tepat namun alasannya masih

kurang tepat.

1 Memberikan jawaban yang tidak dapat di

terima (tidak tepat).

5. Mengubah gaya hidup untuk

memakan makanan berserat

seperti sayur dan buah, selain itu

meminum air dengan jumlah air

4

Memberikan saran untuk memakan sayur

dan buah menjadi kebiasaan serta

meminum air dalam jumlah yang banyak.

3 Memberikan saran memakan sayur atau

104

yang cukup agar penyerapan air

di usus besar tidak semakin

banyak.

buah yang banyak.

2 Memberikan jawaban yang kurang dapat

diterima (kurang tepat)

1 Memberikan jawaban yang tidak dapat di

terima (tidak tepat).

Lampiran 6. Lembar Uji Validasi

Lembar Uji Validasi

Instrumen Tes Berpikir Kritis

A. Petunjuk

1. Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan cermat dan bertahap.

2. Berilah tanda ceklis (√) dikolom yag tersedia sesuai dengan criteria

penilaian berikut ini.

1 : Tidak Layak

2 : Cukup Layak

3 : Layak

4 : Sangat Layak

3. Apabila Bapak/Ibu memiliki catatan/saran, mohon menuliskannya pada

kolom yang telah tersedia.

105

B. Tabel Penilaian

No. Aspek yang diamati Skala penilaian

Keterangan 1 2 3 4

Isi

1. Kesesuaian isi materi pada

tiap soal dengan indikator

berpikir kritis

2. Kebenaran konsep IPA

(Ilmu Pengetahuan Alam)

dalam tiap butir soal

3. Kesesuaian materi soal

dengan jenjang pendidikan

4. Membantu pemahaman

konsep IPA (Ilmu

Pengetahuan Alam)

5. Kedalaman materi pada

pertanyaan

6. Keberfungsian artikel yang

diberikan

Kontruksi

7. Submateri Nutrisi

Makanan

1) Soal no. 1 (aspek

memberikan

penjelasan

sederhana)

2) Soal no. 2

(Membangun

keterampilan dasar)

3) Soal no. 3

(Menyimpulkan)

4) Soal no. 4

106

(Memberikan

penjelasan lanjutan)

5) Soal no. 5

(Mengatur strategi

dan teknik)

8. Submateri Saluran

Pencernaan

1) Soal no. 1 (aspek

memberikan

penjelasan

sederhana)

2) Soal no. 2

(Membangun

keterampilan dasar)

3) Soal no. 3

(Menyimpulkan)

4) Soal no. 4

(Memberikan

penjelasan lanjutan)

5) Soal no. 5

(Mengatur strategi

dan teknik)

9. Submateri Gangguan

Pencernaan

1) Soal no. 1 (aspek

memberikan

penjelasan

sederhana)

2) Soal no. 2

(Membangun

keterampilan dasar)

107

3) Soal no. 3

(Menyimpulkan)

4) Soal no. 4

(Memberikan

penjelasan lanjutan)

5) Soal no. 5

(Mengatur strategi

dan teknik)

Bahasa

10. Kalimat yang digunakan

adalah kalimat yang

komunikatif

11. Kalimat yang digunakan

adalah kalimat yang bersifat

efektif

12. Ketepatan penggunaan

bahasa (tata bahasa dan

ejaan) sesuai dengan kaidah

bahasa Indonesia

13. Kalimat yang disajikan

adalah kalimat yang mudah

dipahami dan tidak bersifat

ambigu

Persentase Nilai = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 × 100%

Catatan/Saran

............................................................................................................................. ...................

................................................................................................................................................

............................................................................................................................. ...................

.......................................................................................................................................... ......

................................................................................................................................................

Tangerang Selatan, Februari 2021

108

Validator

Tabel Penilaian Validasi Ahli Terhadap Instrumen

No. Nama Validator Ahli Jabatan/Profesi Nilai Validasi

1. Dr. Zulfiani, S.Si., M.Pd.

NIP : 19760309200050120002

Dosen Tadris Biologi

FITK 75

2. Indri Garnasih, M.Si.

NUP: 9920112752 Dosen Biologi FST 61

3. Dina Rahma Fadlilah

NIDN. 2028128903

Dosen Tadris Biologi

FITK 88,4

4. Ruri , M. Pd.

NIP. 197705012007012007

Guru Biologi SMAN 9

Tangerang Selatan 82,6

109

110

111

Lampiran 7. Tingkat Kesukaran Soal Menggunakan Anates

No. No. Soal Tingkat Kesukaran Tafsiran

1. 1. 92,86 Sangat Mudah

2. 2. 66,96 Sedang

3. 3. 78,57 Mudah

4. 4. 81,25 Mudah

5. 5. 53,57 Sedang

6. 1. 40,18 Sedang

7. 2. 34,82 Sedang

8. 3. 39,29 Sedang

9. 4. 39,92 Sedang

10. 5. 52,68 Sedang

11. 1. 79,46 Mudah

12. 2. 49,11 Sedang

13. 3. 43,75 Sedang

14. 4. 56,25 Sedang

15. 5. 78,57 Mudah

Lampiran 8. Daya Pembeda Tes Berpikir Kritis

No. Kelompok

Atas

Kelompok

Bawah Beda

Daya

Pembeda (%) Tafsiran

1. 3,79 3,64 0,14 3,57 Sangat Buruk

2. 3,50 1,86 1,64 41,07 Baik

3. 3,71 2,57 1,14 28,57 Sedang

4 3,79 2,71 1,07 26,79 Sedang

5 2,21 2,07 0,14 3,57 Sangat Buruk

6 2,57 0,64 1,93 48,21 Baik

7 2,43 0,36 2,07 51,79 Sangat Baik

8 2,43 0,71 1,71 42,86 Baik

112

9 2,57 0,57 2,00 50,00 Sangat Baik

10 3,21 1,00 2,21 55,36 Sangat Baik

11 3,86 2,50 1,36 33,93 Baik

12 2,43 1,50 0,93 23,21 Sedang

13 2,36 1,14 1,21 30,36 Baik

14 3,64 0,86 2,79 69,64 Sangat Baik

15 3,57 2,71 0,86 21,43 Sedang

Lampiran 9. Validasi Angket Minat Belajar Biologi

No. Soal Mean Std. Deviasi N Pearson

correlation

Hasil

Penentuan

1. 3.88 .718 50 .716** Valid

2. 4.78 .418 50 .284* Valid

3. 4.58 .785 50 .340* Valid

4. 3.48 .909 50 .462** Valid

5. 3.76 .847 50 .574** Valid

6. 4.68 .653 50 .528** Valid

7. 4.80 .606 50 .518** Valid

8. 3.48 1.015 50 .457** Valid

9. 3.00 .948 50 .520** Valid

10. 3.84 .866 50 .325* Valid

11. 4.22 .840 50 .504** Valid

12. 3.44 .837 50 .492** Valid

13. 3.34 .848 50 .424** Valid

14. 3.78 .864 50 .575** Valid

15. 3.80 .782 50 .580** Valid

16. 3.28 .948 50 .524** Valid

17. 4.04 1.009 50 .613** Valid

18. 4.48 .544 50 .429** Valid

19. 3.26 .828 50 .625** Valid

20. 4.16 .792 50 .530** Valid

21. 4.02 .892 50 .746** Valid

22. 4.44 .705 50 .285* Valid

23. 3.66 .823 50 .432** Valid

24. 3.22 1.130 50 .424** Valid

25. 3.74 1.065 50 .431** Valid

113

26. 4.50 .678 50 .518** Valid

27. 2.94 1.096 50 .546** Valid

28. 3.58 .835 50 .754** Valid

29. 3.88 .918 50 .634** Valid

30. 3.14 1.143 50 .658** Valid

31. 4.52 .677 50 .492** Valid

Lampiran 10. Reliabilitas Angket Minat Belajar Biologi

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.906 31

Item-Total Statistics

No. Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Hasil

Penentuan

1. 115.84 169.974 .689 .900 Reliabel

2. 114.94 180.343 .255 .905 Reliabel

3. 115.14 176.776 .287 .905 Reliabel

4. 116.24 172.839 .407 .904 Reliabel

5. 115.96 170.937 .530 .902 Reliabel

6. 115.04 174.488 .491 .903 Reliabel

7. 114.92 175.259 .484 .903 Reliabel

8. 116.24 171.860 .395 .904 Reliabel

9. 116.72 170.940 .466 .903 Reliabel

10. 115.88 176.516 .266 .906 Reliabel

11. 115.50 172.622 .456 .903 Reliabel

12. 116.28 172.940 .443 .903 Reliabel

13. 116.38 174.363 .371 .904 Reliabel

14. 115.94 170.670 .530 .902 Reliabel

15. 115.92 171.708 .540 .902 Reliabel

16. 116.44 170.823 .471 .903 Reliabel

17. 115.68 167.651 .563 .901 Reliabel

18. 115.24 177.370 .395 .904 Reliabel

19. 116.46 170.049 .586 .901 Reliabel

20. 115.56 172.660 .486 .902 Reliabel

114

21. 115.70 166.173 .714 .898 Reliabel

22. 115.28 178.451 .236 .906 Reliabel

23. 116.06 174.425 .381 .904 Reliabel

24. 116.50 171.684 .352 .906 Reliabel

25. 115.98 172.102 .363 .905 Reliabel

26. 115.22 174.338 .480 .903 Reliabel

27. 116.78 168.379 .486 .903 Reliabel

28. 116.14 167.021 .726 .898 Reliabel

29. 115.84 168.464 .591 .900 Reliabel

30. 116.58 164.330 .606 .900 Reliabel

31. 115.20 174.816 .453 .903 Reliabel

Lampiran 11. Validitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis

No. Soal Mean Std.

Deviation N

Pearson

Corelation

Hasil

penentuan

1 3.88 .521 50 .260 Tidak valid

2 2.76 1.080 50 .564** Valid

3 3.34 .823 50 .515** Valid

4 3.36 .942 50 .431** Valid

5 2.10 1.199 50 .052 Tidak valid

6 1.88 .982 50 .546** Valid

7 1.60 1.050 50 .510** Valid

8 1.54 .788 50 .533** Valid

9 1.64 .898 50 .694** Valid

10 2.10 1.182 50 .690** Valid

11 3.28 .970 50 .585** Valid

12 2.08 .695 50 .583** Valid

13 2.08 .877 50 .501** Valid

14 2.38 1.292 50 .728** Valid

15 3.32 1.220 50 .258 Tidak valid

Lampiran 12. Reliabilitas Tes Berpikir Kritis

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.834 12

115

Item-Total Statistics

No.

soal

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Hasil

penentuan

2 25.28 42.573 .354 .833 Reliabel

3 24.70 43.561 .413 .827 Reliabel

4 24.68 43.651 .337 .833 Reliabel

6 26.16 41.158 .525 .819 Reliabel

8 26.50 43.316 .462 .824 Reliabel

7 26.44 41.476 .455 .825 Reliabel

9 26.40 40.653 .635 .811 Reliabel

10 25.94 38.139 .630 .809 Reliabel

11 24.76 41.819 .476 .823 Reliabel

12 25.96 43.345 .536 .821 Reliabel

13 25.96 42.692 .460 .824 Reliabel

14 25.66 36.433 .682 .804 Reliabel

116

No. Inisial L/P Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1. ASK P XI MIPA 1 4 4 2 2 3 4 3 3 2 2 3 2 1 4 2 3

2. AAA P XI MIPA 1 3 5 5 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 1

3. AP P XI MIPA 1 4 5 2 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 3

4. DN P XI MIPA 1 3 5 5 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3

5. DA P XI MIPA 1 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3

6. FA P XI MIPA 1 4 3 3 4 4 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2

7. MNK P XI MIPA 1 3 4 3 2 4 4 4 2 3 2 2 2 1 3 3 2

8. MIP L XI MIPA 1 3 5 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3

9. ND P XI MIPA 1 3 5 5 3 3 4 4 4 3 3 4 5 4 3 3 3

10. RKA L XI MIPA 1 5 5 3 5 4 4 4 2 3 5 4 5 3 5 5 4

11. SS P XI MIPA 1 3 4 3 3 3 4 4 2 2 2 3 3 2 3 4 4

12. AAA L XI MIPA 1 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2

13. AFAK L XI MIPA 1 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 2

14. ADM P XI MIPA 1 4 5 5 3 3 4 4 2 3 2 3 3 3 4 3 2

15. GVU P XI MIPA 1 3 4 5 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3

16. KJR P XI MIPA 1 3 4 3 4 3 2 3 2 3 4 3 4 3 4 3 2

17. EBM P XI MIPA 1 3 5 5 3 3 4 4 2 2 3 4 4 3 3 3 4

18. KBD L XI MIPA 1 4 4 5 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 5 4 3

19. ADDN L XI MIPA 2 4 5 4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 1 4 4 4

20. AA P XI MIPA 2 4 5 4 3 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4

21. AFd L XI MIPA 2 3 5 5 3 3 4 4 1 3 5 3 5 3 4 5 3

22. AF P XI MIPA 2 3 5 5 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3

23. BMM L XI MIPA 2 3 5 2 3 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3

24. DTH L XI MIPA 2 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 4

25. DAPP P XI MIPA 2 5 5 5 3 4 4 4 3 3 5 4 4 4 5 5 4

26. FAN L XI MIPA 2 3 5 5 5 3 4 4 4 3 3 4 5 1 3 3 3

27. FDL P XI MIPA 2 3 5 5 3 3 4 4 2 2 3 4 2 2 3 3 2

28. GS P XI MIPA 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4

Lampiran 13. Tabulasi Data Minat Belajar Biologi

117

29. GA L XI MIPA 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 3 2 3 2 2 2 2

30. KSE P XI MIPA 2 5 5 4 4 4 4 4 4 2 5 4 3 4 5 5 4

31. KPA P XI MIPA 2 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4

32. KCRZ L XI MIPA 2 4 5 5 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3

33. KA P XI MIPA 2 4 5 5 3 3 4 4 2 2 5 4 4 3 4 4 3

34. KSH L XI MIPA 2 3 5 4 4 3 4 4 3 2 5 3 5 4 3 3 4

35. LPM P 11 MIPA 2 3 5 5 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3

36. MP P XI MIPA 2 4 5 5 3 4 3 3 3 4 5 4 3 2 4 4 4

37. NN P XI MIPA 2 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 5 5 4

38. PA P XI MIPA 2 5 5 3 5 4 4 4 3 5 4 2 5 4 5 5 3

39. RHF P XI MIPA 2 5 5 2 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4

40. RA P XI MIPA 2 3 5 2 2 4 4 4 1 2 2 4 2 2 4 4 4

41. SA P XI MIPA 2 3 5 5 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2

42. BSH L XI MIPA 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4

43. BR L XI MIPA 2 4 4 3 3 3 4 4 4 2 2 4 3 3 4 3 4

44. CSS P XI MIPA 2 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4

45. FAT P XI MIPA 2 3 5 5 3 3 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 3

46. GV L XI MIPA 2 2 2 2 2 4 4 4 4 2 2 4 2 4 2 3 2

47. LAR P XI MIPA 2 4 5 5 4 3 4 4 3 3 5 4 4 4 4 2 3

48. LH P XI MIPA 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4

49. MDAP L XI-MIPA 2 4 4 3 2 3 4 4 4 2 2 3 4 3 2 2 4

50. MA L XI MIPA 2 4 5 5 2 4 4 4 2 5 3 4 4 4 4 4 3

51. NH P XI MIPA 2 4 5 5 3 3 4 4 2 2 5 4 3 2 4 3 3

52. ASF P XI MIPA 3 3 4 2 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 4 3 3

53. AV L XI MIPA 3 4 5 5 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3

54. APM P XI MIPA 3 4 5 5 3 3 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 3

55. FMNL L XI MIPA 3 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 4 4 1 3 3 3

56. LDS P XI MIPA 3 3 5 5 4 4 4 4 1 2 4 1 2 1 3 3 3

57. MJA P XI MIPA 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3

118

58. MA L XI MIPA 3 4 5 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4

59. MRF L XI MIPA 3 3 5 3 3 4 4 4 4 4 2 4 5 4 5 5 3

60. NNTPR P XI MIPA 3 3 5 3 2 3 4 4 3 5 3 4 4 4 3 3 3

61. N N P P XI MIPA 3 4 5 4 4 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 5 4

62. RJD P XI MIPA 3 3 4 2 5 3 4 4 2 3 3 4 2 3 4 5 3

63. SAM P XI MIPA 3 4 5 4 5 3 4 4 4 5 3 4 4 3 4 3 4

64. AH L XI MIPA 3 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 5 4 3

65. AAN L XI MIPA 3 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4

66. ADA P XI MIPA 3 5 5 5 3 4 4 4 3 2 5 2 5 4 4 4 4

67. FW P XI MIPA 3 4 5 5 5 1 1 1 1 5 5 2 4 1 4 4 2

68. KNM P XI MIPA 3 4 5 5 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3

69. LDP L XI MIPA 3 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 4 4 4

70. MSAP L XI MIPA 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 1 5 5 3

71. MJNG L XI MIPA 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3

72. MER L XI MIPA 3 4 5 5 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3

73. NSN P XI MIPA 3 4 5 2 3 4 4 4 2 2 4 2 4 3 4 3 2

74. RJM L XI MIPA 3 3 5 4 2 3 4 4 3 2 3 3 2 1 3 3 2

75. SNP P Xl MIPA 3 3 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3

76. SNS P XI MIPA 3 4 5 2 2 4 4 4 2 3 3 4 3 2 4 4 3

77. YJA L XI MIPA 3 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 5 3 4 4 4

78. ASI P XI MIPA 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3

79. CCP P XI MIPA 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3

80. DMSZ L XI MIPA 4 4 5 5 3 4 4 4 3 3 5 3 5 3 4 5 4

81. DRP P XI MIPA 4 3 4 4 2 3 4 4 2 2 2 4 3 4 3 3 3

82. FA L XI-MIPA 4 4 5 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3

83. FAP L XI MIPA 4 4 5 4 3 4 4 4 2 3 3 4 4 1 3 3 2

84. HAD P XI MIPA 4 4 5 5 3 3 4 4 2 3 4 4 5 4 5 5 4

85. ILQ P XI MIPA 4 4 5 5 3 4 4 4 2 3 4 3 5 3 5 3 3

86. KA P XI MIPA 4 4 5 5 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3

119

87. MZR L XI MIPA 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 4 4 2 4 2 2 2

88. NF L XI MIPA 4 4 5 3 2 3 4 4 4 3 2 4 2 4 2 2 4

89. RMA L XI MIPA 4 3 5 5 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3

90. RDC P XI MIPA 4 4 5 3 5 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4

91. TI P XI MIPA 4 4 5 5 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 4 4 3

92. RAM P XI MIPA 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4

93. TP P XI MIPA 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 3 5 5 3

94. AN P XI MIPA 4 5 5 5 5 3 4 4 4 3 5 4 5 4 4 4 3

95. NARSD P XI MIPA 4 3 5 5 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4

96. KS P XI MIPA 4 3 5 5 3 3 3 3 4 3 5 3 3 1 3 3 3

97. AH P XI-MIPA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3

98. HAA P XI MIPA 4 2 3 2 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 2 3

99. IFA P XI MIPA 4 3 2 3 2 3 4 3 4 3 2 3 2 3 2 3 4

100. KSg P XI MIPA 4 5 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 2 2 4 3 3

101. NA P XI MIPA 4 5 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 5 4

102. JSRFM P XI MIPA 4 3 3 3 2 3 4 4 2 4 3 3 5 4 2 3 2

103. ANI P XI MIPA 4 5 5 5 3 4 4 4 1 3 3 3 5 4 5 5 4

104. RTR P XI MIPA 4 5 4 2 4 3 3 2 2 2 4 4 3 4 4 4 4

105. ASD P XI MIPA 4 5 5 5 3 4 4 4 2 2 3 4 2 1 3 3 3

106. MAM L XI MIPA 4 4 5 5 3 4 4 4 3 3 4 3 5 2 4 4 4

107. NNAZ P XI MIPA 4 3 5 5 3 3 4 4 1 2 5 1 2 1 3 3 4

397 486 426 352 364 408 408 316 311 367 368 387 325 392 387 342

120

No. Inisial L/P Kelas 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Total

1. ASK P XI MIPA 1 3 5 3 4 3 4 4 2 4 5 2 3 4 3 4 97

2. AAA P XI MIPA 1 1 4 4 3 4 4 3 5 4 5 2 4 2 3 4 108

3. AP P XI MIPA 1 3 5 2 5 4 5 3 5 4 5 2 3 3 3 4 112

4. DN P XI MIPA 1 4 4 2 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 105

5. DA P XI MIPA 1 3 5 4 4 4 3 4 3 4 3 2 2 2 1 5 98

6. FA P XI MIPA 1 4 2 2 4 2 2 2 3 4 4 3 2 3 4 5 89

7. MNK P XI MIPA 1 4 4 1 4 4 4 4 3 4 5 2 1 4 2 5 95

8. MIP L XI MIPA 1 4 5 3 3 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 5 120

9. ND P XI MIPA 1 4 4 2 4 4 2 3 2 4 3 3 4 4 4 5 111

10. RKA L XI MIPA 1 4 5 4 5 4 5 4 2 4 5 3 3 3 4 5 126

11. SS P XI MIPA 1 4 5 3 4 4 4 4 3 3 3 2 2 4 3 4 101

12. AAA L XI MIPA 1 3 4 2 4 3 4 4 2 4 3 2 3 4 3 4 99

13. AFAK L XI MIPA 1 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 5 99

14. ADM P XI MIPA 1 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 106

15. GVU P XI MIPA 1 3 4 3 3 4 4 2 3 2 3 2 3 3 2 5 103

16. KJR P XI MIPA 1 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3 2 3 98

17. EBM P XI MIPA 1 4 5 3 4 4 5 4 2 3 5 3 3 4 3 5 112

18. KBD L XI MIPA 1 3 4 3 3 3 4 3 2 4 4 2 4 4 2 5 111

19. ADDN L XI MIPA 2 4 5 4 5 4 5 1 3 3 5 2 4 3 3 4 110

20. AA P XI MIPA 2 4 5 3 4 4 5 4 2 3 4 2 3 4 3 4 113

21. AFd L XI MIPA 2 4 3 2 5 4 5 4 2 4 4 3 4 2 2 5 112

22. AF P XI MIPA 2 3 5 4 4 4 5 4 3 3 4 3 3 3 3 4 112

23. BMM L XI MIPA 2 4 4 3 4 4 5 4 3 4 3 2 4 4 2 4 106

24. DTH L XI MIPA 2 4 5 4 4 4 2 4 2 4 4 3 4 3 3 5 111

25. DAPP P XI MIPA 2 4 5 3 5 4 5 4 5 4 5 4 3 4 3 5 130

26. FAN L XI MIPA 2 3 5 3 5 1 5 4 5 4 5 3 3 4 3 5 116

27. FDL P XI MIPA 2 4 5 3 4 4 5 4 2 3 5 2 4 3 3 5 106

28. GS P XI MIPA 2 3 3 2 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 5 111

121

29. GA L XI MIPA 2 2 4 3 4 4 4 4 2 2 1 2 2 1 2 2 81

30. KSE P XI MIPA 2 4 5 4 3 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 131

31. KPA P XI MIPA 2 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 3 4 4 4 5 136

32. KCRZ L XI MIPA 2 2 5 3 4 4 4 4 4 4 5 2 4 3 2 5 116

33. KA P XI MIPA 2 4 5 3 4 4 5 4 3 4 5 3 4 4 3 5 119

34. KSH L XI MIPA 2 4 5 4 5 4 5 4 2 4 5 2 4 3 3 5 118

35. LPM P 11 MIPA 2 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 5 110

36. MP P XI MIPA 2 4 5 4 4 4 5 4 3 4 5 3 4 3 3 5 120

37. NN P XI MIPA 2 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 3 4 4 3 5 130

38. PA P XI MIPA 2 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 3 3 4 3 5 129

39. RHF P XI MIPA 2 4 5 4 5 4 5 3 3 4 5 3 4 3 4 5 129

40. RA P XI MIPA 2 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 2 3 4 4 5 111

41. SA P XI MIPA 2 3 3 3 4 3 5 4 3 4 4 3 3 4 4 5 113

42. BSH L XI MIPA 2 4 5 3 4 4 5 4 4 4 5 3 3 3 3 4 113

43. BR L XI MIPA 2 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 3 4 105

44. CSS P XI MIPA 2 4 5 2 4 4 5 4 4 4 4 2 4 2 3 5 125

45. FAT P XI MIPA 2 4 5 3 3 3 5 4 2 2 5 4 3 2 2 5 104

46. GV L XI MIPA 2 4 4 1 3 4 2 4 2 4 3 2 3 4 3 2 90

47. LAR P XI MIPA 2 4 5 4 5 4 5 4 3 4 5 4 4 4 3 5 124

48. LH P XI MIPA 2 4 5 3 5 4 5 4 2 3 5 2 4 3 4 5 115

49. MDAP L XI-MIPA 2 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 3 4 103

50. MA L XI MIPA 2 4 5 3 5 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 123

51. NH P XI MIPA 2 3 4 3 2 2 4 4 2 4 5 2 3 4 3 5 106

52. ASF P XI MIPA 3 3 5 2 4 3 5 4 5 4 5 4 1 2 2 5 106

53. AV L XI MIPA 3 3 5 4 5 4 5 3 4 4 5 5 4 4 4 5 124

54. APM P XI MIPA 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 5 3 3 3 3 5 111

55. FMNL L XI MIPA 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 5 5 4 3 4 4 111

56. LDS P XI MIPA 3 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 2 4 4 2 5 110

57. MJA P XI MIPA 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 4 98

122

58. MA L XI MIPA 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 3 3 4 4 5 123

59. MRF L XI MIPA 3 4 5 3 4 3 5 4 3 4 5 3 4 4 4 5 122

60. NNTPR P XI MIPA 3 3 5 4 3 2 5 4 4 4 5 3 2 4 3 5 112

61. N N P P XI MIPA 3 4 4 3 4 3 4 2 5 4 5 3 3 4 2 5 117

62. RJD P XI MIPA 3 4 5 3 4 4 5 4 5 4 5 5 1 3 4 5 115

63. SAM P XI MIPA 3 4 5 3 4 4 5 4 2 3 5 2 4 3 3 5 119

64. AH L XI MIPA 3 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 2 3 3 3 5 118

65. AAN L XI MIPA 3 3 5 4 4 2 3 4 3 4 4 2 4 3 4 5 119

66. ADA P XI MIPA 3 4 5 4 4 4 5 2 4 4 4 2 4 4 3 5 121

67. FW P XI MIPA 3 2 5 2 4 2 5 1 5 1 5 5 1 2 2 5 97

68. KNM P XI MIPA 3 3 5 3 4 4 4 4 4 4 5 3 4 3 4 5 123

69. LDP L XI MIPA 3 4 5 4 4 4 5 4 2 4 4 5 4 4 4 5 130

70. MSAP L XI MIPA 3 3 4 3 3 3 5 3 3 4 5 3 3 3 2 3 104

71. MJNG L XI MIPA 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 5 3 4 2 3 4 111

72. MER L XI MIPA 3 4 5 4 4 4 5 4 3 4 5 3 4 4 4 5 121

73. NSN P XI MIPA 3 4 5 3 4 4 5 4 3 4 5 3 4 3 3 5 111

74. RJM L XI MIPA 3 3 4 3 3 3 5 3 2 1 3 2 2 4 3 5 93

75. SNP P Xl MIPA 3 4 4 2 4 4 4 4 3 2 5 2 4 4 4 4 109

76. SNS P XI MIPA 3 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 2 4 3 3 4 108

77. YJA L XI MIPA 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 5 4 3 3 2 5 115

78. ASI P XI MIPA 4 3 3 4 5 4 5 3 3 3 3 3 3 3 2 2 100

79. CCP P XI MIPA 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 3 3 4 3 4 116

80. DMSZ L XI MIPA 4 4 5 3 5 4 5 4 3 3 4 3 4 4 2 5 122

81. DRP P XI MIPA 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 2 3 4 4 101

82. FA L XI-MIPA 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4 2 3 3 2 4 101

83. FAP L XI MIPA 4 4 5 3 4 4 5 2 3 4 5 3 4 3 3 5 110

84. HAD P XI MIPA 4 4 5 3 4 4 5 4 3 4 5 3 4 4 4 4 124

85. ILQ P XI MIPA 4 4 5 2 5 4 5 4 2 3 5 2 3 4 3 3 114

86. KA P XI MIPA 4 4 5 3 5 4 5 4 5 4 5 2 4 4 3 5 121

123

87. MZR L XI MIPA 4 3 4 2 4 3 4 3 2 3 3 2 3 3 1 3 92

88. NF L XI MIPA 4 4 5 4 5 4 5 4 2 4 5 3 4 3 4 5 113

89. RMA L XI MIPA 4 4 5 2 4 4 5 4 3 3 5 3 4 3 2 5 115

90. RDC P XI MIPA 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 4 4 5 125

91. TI P XI MIPA 4 4 5 1 5 4 2 4 3 3 4 3 2 3 3 5 106

92. RAM P XI MIPA 4 4 4 3 4 4 5 3 5 3 5 2 4 3 3 4 116

93. TP P XI MIPA 4 4 5 4 4 4 5 1 4 4 5 3 4 4 4 5 124

94. AN P XI MIPA 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 3 3 4 3 5 129

95. NARSD P XI MIPA 4 4 5 4 5 4 5 4 3 3 3 2 4 3 3 4 114

96. KS P XI MIPA 4 3 5 3 5 3 5 3 5 3 5 5 1 3 3 5 110

97. AH P XI-MIPA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 119

98. HAA P XI MIPA 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 2 97

99. IFA P XI MIPA 4 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 3 4 2 87

100. KSg P XI MIPA 4 3 5 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 4 99

101. NA P XI MIPA 4 4 3 3 5 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 97

102. JSRFM P XI MIPA 4 2 4 2 4 4 4 4 4 3 5 2 2 4 1 4 99

103. ANI P XI MIPA 4 3 5 3 3 3 5 3 2 4 5 2 3 2 3 5 114

104. RTR P XI MIPA 4 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 99

105. ASD P XI MIPA 4 4 4 3 3 3 5 3 3 3 3 2 3 3 2 5 102

106. MAM L XI MIPA 4 4 4 2 5 4 5 3 2 3 3 4 3 3 3 4 113

107. NNAZ P XI MIPA 4 4 5 3 3 3 5 4 3 2 5 3 4 3 3 5 104

388 479 333 431 391 468 384 341 378 466 299 353 358 321 478 11909

124

No. Inisial L/P Kelas 1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3 4 Total Skor

1. ASK P XI MIPA 1 3 3 2 2 2 1 3 1 2 2 2 2 25 52,08

2. AAA P XI MIPA 1 2 3 3 3 1 2 2 3 3 4 2 4 32 66,67

3. AP P XI MIPA 1 1 3 3 2 2 1 3 1 4 3 2 4 29 60,41

4. DN P XI MIPA 1 3 3 4 1 2 2 2 2 4 2 2 1 28 58,33

5. DA P XI MIPA 1 2 2 3 1 2 1 2 2 3 1 1 2 22 45,83

6. FA P XI MIPA 1 3 3 3 1 2 2 2 2 2 1 2 2 25 52,08

7. MNK P XI MIPA 1 4 3 2 1 1 1 1 1 3 1 1 4 23 47,91

8. MIP L XI MIPA 1 2 3 4 3 2 2 2 3 2 3 4 1 31 64,58

9. ND P XI MIPA 1 3 4 4 4 2 3 3 4 2 2 2 4 37 77,08

10. RKA L XI MIPA 1 4 2 4 2 2 2 3 2 3 3 2 3 32 66,67

11. SS P XI MIPA 1 4 3 4 1 1 1 4 1 4 3 2 4 32 66,67

12. AAA L XI MIPA 1 2 3 1 2 1 1 1 2 3 3 1 3 23 47,91

13. AFAK L XI MIPA 1 2 2 2 1 2 1 2 2 3 1 1 2 21 43,75

14. ADM P XI MIPA 1 4 2 3 1 2 2 3 2 3 3 2 3 30 62,5

15. GVU P XI MIPA 1 4 4 2 2 2 1 2 2 4 2 2 3 30 62,5

16. KJR P XI MIPA 1 2 2 2 1 1 1 3 2 3 1 2 3 23 47,91

17. EBM P XI MIPA 1 4 4 4 3 2 2 4 3 4 2 2 2 36 75

18. KBD L XI MIPA 1 3 4 3 4 4 3 2 2 4 2 3 4 38 79,1

19. ADDN L XI MIPA 2 2 3 4 2 3 3 2 4 2 2 1 1 29 60,41

20. AA P XI MIPA 2 4 3 4 4 2 2 1 1 4 2 3 4 34 70,83

21. AFd L XI MIPA 2 1 3 2 2 2 2 2 2 4 3 3 1 27 56,25

22. AF P XI MIPA 2 4 4 3 1 1 3 2 4 4 3 2 1 32 66,67

23. BMM L XI MIPA 2 3 2 4 2 2 1 4 1 4 2 4 4 33 68,75

24. DTH L XI MIPA 2 4 2 4 2 2 2 2 4 4 2 3 1 32 66,67

Lampiran 14. Tabulasi Data Kemampuan Berpikir Kritis

125

25. DAPP P XI MIPA 2 2 3 4 4 2 2 2 4 3 3 2 4 35 72,9

26. FAN P XI MIPA 2 2 4 4 2 2 3 2 4 3 2 1 2 31 64,58

27. FDL P XI MIPA 2 2 4 4 3 2 2 4 2 3 2 2 4 34 70,83

28. GS P Xl MIPA 2 3 2 2 3 2 1 3 1 4 1 2 3 27 56,25

29. GA L XI MIPA 2 3 3 3 2 1 2 3 2 1 1 1 2 24 53,3

30. KSE P XI MIPA 2 3 3 4 3 1 2 4 4 4 4 3 4 39 81,25

31. KPA P XI MIPA 2 2 4 4 4 2 2 4 4 2 3 3 3 37 77,08

32. KCRZ L XI MIPA 2 4 4 4 4 1 2 4 3 4 3 3 4 40 83,3

33. KA P XI MIPA 2 2 4 4 2 2 3 2 4 2 2 1 2 30 62,5

34. KSH L XI MIPA 2 2 2 3 2 2 3 2 4 2 2 1 2 27 56,25

35. LPM P XI MIPA 2 2 4 3 4 1 1 2 4 2 2 4 4 33 68,75

36. MP P XI MIPA 2 2 2 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 35 72,9

37. NN P Xi MIPA 2 3 4 3 1 2 2 2 4 1 4 2 1 29 60,4

38. PA P XI MIPA 2 4 2 4 4 2 4 2 4 2 3 4 4 39 62,5

39. RHF P XI MIPA 2 4 3 2 1 2 2 2 2 3 2 4 1 28 58,3

40. RA P XI MIPA 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 44 91,6

41. SA P XI MIPA 2 4 3 3 2 2 2 2 2 4 2 1 2 29 60,4

42. BSH L XI MIPA 2 3 4 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 31 64,58

43. BR L XI MIPA 2 4 2 3 1 3 2 3 2 4 2 2 3 31 64,58

44. CSS P XI MIPA 2 4 3 3 2 2 3 3 4 3 2 3 3 35 72,9

45. FAT P XI MIPA 2 3 3 4 4 2 2 2 3 4 3 3 4 37 77,08

46. GV L XI MIPA 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 2 24 53,3

47. LAR P XI MIPA 2 3 3 2 2 2 3 2 4 1 1 2 2 27 56,25

48. LH P XI MIPA 2 4 3 2 4 4 2 4 2 4 2 2 3 36 75

49. MDAP L XI MIPA 2 4 3 3 3 3 2 2 4 4 2 3 4 37 77,08

126

50. MA L XI MIPA 2 3 3 4 3 3 2 2 4 2 2 1 1 30 62,5

51. NH P XI MIPA 2 3 4 3 4 4 2 2 4 4 2 3 4 39 62,5

52. ASF P XI MIPA 3 3 3 3 4 2 2 3 3 4 2 2 3 34 70,83

53. AV L XI MIPA 3 4 3 4 2 2 3 2 4 2 3 2 4 35 72,9

54. APM P XI MIPA 3 4 3 4 2 2 2 2 4 4 3 2 4 36 75

55. FMNL L XI MIPA 3 3 3 2 3 2 1 2 2 4 2 2 2 28 58,3

56. LDS P XI MIPA 3 3 3 4 2 4 2 4 2 4 2 2 4 36 75

57. MJA L XI MIPA 3 3 4 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 29 60,4

58. MA L XI MIPA 3 4 2 4 2 2 1 2 2 3 2 2 2 28 58,3

59. MRF L XI MIPA 3 3 2 4 2 1 1 2 2 3 2 2 2 26 54,1

60. NNTPR P XI MIPA 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 46 95,8

61. N N P P XI MIPA 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 2 3 4 41 85,4

62. RJD P XI MIPA 3 1 3 4 2 2 1 3 1 4 2 2 4 29 60,4

63. SAM P XI MIPA 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 34 70,83

64. AH L XI MIPA 3 4 3 3 2 3 2 1 4 2 3 1 1 29 60,4

65. AAN L XI MIPA 3 3 4 3 2 4 2 1 4 2 3 1 2 31 64,58

66. ADA P XI MIPA 3 3 3 3 3 4 2 1 4 4 3 1 2 33 68,75

67. FW P XI MIPA 3 3 3 2 2 1 2 1 3 1 3 1 1 23 47,9

68. KNM P XI MIPA 3 2 4 3 1 2 2 2 2 4 3 2 1 28 58,3

69. LDP L XI MIPA 3 3 1 3 1 2 2 2 3 4 2 3 2 28 58,3

70. MSAP L XI MIPA 3 3 4 3 2 1 4 2 2 4 2 2 2 31 64,58

71. MJNG L XI MIPA 3 3 3 3 4 4 2 1 4 4 2 3 4 37 77,08

72. MER L XI MIPA 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 43 89,5

73. NSN P XI MIPA 3 4 3 2 4 1 2 4 2 4 2 2 3 33 68,75

74. RJM L XI MIPA 3 3 3 2 2 1 2 1 2 1 1 2 3 23 47,9

127

75. SNP P Xl MIPA 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3 36 75

76. SNS P XI MIPA 3 4 3 3 3 1 2 3 4 4 3 2 4 36 75

77. YJA L XI MIPA 3 4 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 31 64,58

78. ASI P XI MIPA 4 3 2 3 3 1 1 1 1 4 3 3 3 28 58,3

79. CCP P XI MIPA 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 43 89,5

80. DMSZ L XI MIPA 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 45 93,75

81. DRP P XI MIPA 4 3 4 3 3 3 4 4 1 4 3 2 3 37 77,08

82. FA L XI MIPA 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 4 43 89,5

83. FAP L XI MIPA 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 44 91,6

84. HAD P XI MIPA 4 3 3 3 3 3 2 3 1 4 3 3 2 33 68,75

85. ILQ P XI MIPA 4 4 3 2 2 4 3 4 3 4 3 3 2 37 77,08

86. KA P XI MIPA 4 3 3 4 4 2 2 3 3 4 3 2 2 35 72,9

87. MZR L XI MIPA 4 2 1 2 3 1 1 1 1 3 2 1 2 20 41,6

88. NF L XI MIPA 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 44 91,6

89. RMA L XI MIPA 4 3 4 4 2 2 1 2 2 4 3 2 3 32 66,67

90. RDC P XI MIPA 4 3 4 2 4 3 2 2 4 1 3 3 3 34 70,83

91. TI P XI MIPA 4 3 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1 28 58,3

92. RAM P XI MIPA 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 44 91,6

93. TP P XI MIPA 4 4 4 3 4 1 2 4 4 2 3 2 2 35 72,9

94. AN P XI MIPA 4 4 4 3 3 1 2 4 3 3 1 2 4 34 70,83

95. NARSD P XI MIPA 4 1 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 34 70,83

96. KS P XI MIPA 4 3 4 4 2 1 2 4 4 4 4 3 4 39 62,5

97. AH P XI MIPA 4 4 4 4 3 3 2 1 4 2 3 2 3 35 72,9

98. HAA P XI MIPA 4 3 3 3 1 1 1 2 2 3 1 1 1 22 45,83

99. IFA P XI MIPA 4 3 3 4 1 1 1 1 3 4 2 1 2 26 54,16

128

100. KSg P XI MIPA 4 3 3 4 2 1 1 2 2 4 2 2 1 27 56,25

101. NA P XI MIPA 4 2 2 3 1 2 2 2 4 3 3 2 1 27 56,25

102. JSRFM P XI MIPA 4 2 2 2 4 2 1 1 4 2 2 2 2 26 54,16

103. ANI P XI MIPA 4 3 3 3 4 3 2 1 4 4 3 4 2 36 75

104. RTR P XI MIPA 4 2 3 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 18 37,5

105. ASD P XI MIPA 4 3 1 3 1 1 1 1 2 3 2 2 1 21 43,75

106. MAM L XI MIPA 4 3 4 3 2 3 1 2 4 3 2 2 2 31 64,58

107. NNAZ P XI MIPA 4 2 3 3 4 3 2 2 4 4 2 4 2 35 72,9

328 332 341 275 234 223 263 306 344 255 238 290 3429 -

129

Lampiran 15. Persentase Indikator Minat Belajar

Indikator Minat Belajar Persentase = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 ×𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎× 100%

Memiliki rasa senang terhadap

pembelajaran

397 + 486 + 426 + 352 + 364 + 408 + 408

3745× 100% = 75,86 %

Terlibat aktif dalam pembelajaran 316 + 311 + 367 + 368 + 387 + 325

3210× 100% = 64,61%

Memiliki ketertarikan dalam belajar 392 + 387 + 342 + 388

2140× 100% = 70,51 %

Perhatian peserta didik 497 + 333 + 431 + 391 + 468 + 384

3210× 100% = 78 %

Memiliki keinginan untuk dapat

memahami pembelajaran

341 + 378 + 466 + 299 + 353 + 358 + 321 + 478

4280× 100% = 69,95 %

130

Lampiran 16. Persentase Indikator Berpikir Kritis

Indikator Berpikir Kritis No. soal Persentase = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟 ×𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎× 100%

Memberikan penjelasan sederhana 4,9 275 + 344

856× 100% = 72,31%

Membangun keterampilan dasar 1,5,10 328 + 234 + 255

1284× 100% = 63,62 %

Menyimpulkan 2,6,11 332 + 223 + 238

1284× 100% = 61,76 %

Memberikan penjelasan 3,7,12 341 + 263 + 290

1284× 100% = 69,62 %

Mengatur strategi dan teknik 8 306

428× 100% = 71,49 %

131

Lampiran 17. Uji deskriptif Minat Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

Minat 107 49 81 136 11909 111.30 1.028 10.633 113.061

Valid N (listwise) 107

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

Berpikir 107 28 18 46 3429 32.05 .591 6.111 37.347

Valid N (listwise) 107

132

Lampiran 18. Lembar Perhitungan Data Distribusi Frekuensi Sturges

Perhitungan Data Distribusi Frekuensi Sturges

a. Perhitungan Minat Belajar

K= 1+3,322 log N

K= 1+ 3,322 log (107)

K= 1+3,322(2,029)

K= 1+6,74

K = 7,74 ≈ 7

r = nilai terbesar- nilai terkecil

= 136-81 = 55

I = r/K = 55/7 =7,85 ≈ 8

Kelas Frekuensi Frekuensi

kumulatif

Frekuensi

relative (%) Xi

81-88 2 2 1,86% 84,5

89-96 5 7 4,67 % 92,5

97-104 22 29 20,56 % 100,5

105-112 30 59 28,03% 108,5

113-120 25 84 23,36% 116,5

121-128 15 99 14,01% 124,5

129-136 8 107 7,47 % 132,5

b. Perhitungan Kemampuan Berpikir Kritis

K= 1+3,322 log N

K= 1+ 3,322 log (107)

K= 1+3,322(2,029)

K= 1+6,7 = 7,74 ≈ 7

r = nilai terbesar- nilai terkecil

= 46-18 = 28

I = r/K = 28/7 = 4

Kelas Frekuensi Frekuensi

kumulatif

Frekuensi

relative (%) Xi

18-21 4 4 3,73% 19,5

22-25 11 15 10,2 % 23,5

26-29 24 39 22,42 % 27,5

30-33 23 62 21,49 % 31,5

34-37 29 91 27,1 % 35,5

38-41 7 98 6,54% 39,5

42-46 9 107 8,4 % 41,5

133

Lampiran 19. Lembar Perhitungan Kategorisasi Minat Belajar

Perhitungan Kategorisasi Minat Belajar

Variabel minat belajar didapakan dari angket minat belajar yang berjumlah

31 butir, nilai idealnya sebagai berikut

Skor maksimum : 155

Skor minimum : 31

Nilai rata-rata ideal : 0,5 (155+ 31) = 93

Standar Deviasi Ideal : 1/6 (155-31) = 20,67

Mi + 1,5 SDi = 93 + 31,005 = 124,005≈ 124

Mi – 1,5 SDi = 93 – 31,005 = 61,995≈ 62

Mi + 0,5 SDi = 93 + 10,335 = 103,335 ≈ 103

Mi – 0,5 SDi = 93 -10,335 = 82,665 ≈ 82,6

Penentuan Interval Skor dan Kategorisasi Data

Interval skor Interval skor Kategorisasi

Mi + 1,5 SDi < x 124 < x Sangat Tinggi

Mi + 0,5 SDi < x ≤ Mi +

1,5 SDi

103 < x ≤ 124 Tinggi

Mi – 0,5 SDi < x ≤ M +

0,5 SDi

82,6 < x ≤ 103 Sedang

Mi-1,5 SDi < x ≤ Mi-0,5

SDi

62 < x ≤ 82,6 Rendah

x < Mi – 1,5 SDi x < 62 Sangat Rendah

Sumber : Saifuddin Azwar.1993.Kelompok Subjek Ini Memiliki Harga Diri

yang Rendah; Kok, Tahu…?. Buletin Psikologi. h. 15

134

Lampiran 20. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Minat Belajar dan

Kemampuan Berpikir Kritis

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 107

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation 5.52631024

Most Extreme Differences Absolute .080

Positive .080

Negative -.040

Test Statistic .080

Asymp. Sig. (2-tailed) .090c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Hasil uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan

rumusan hipotesis untuk menguji normalitas data, yaitu :

1. H0 = data berdistribusi normal

H1 = data tidak berdistribusi normal

2. Kriteria pengujian :

Sig > α maka H0 diterima, H1 ditolak

Sig < α maka H0 ditolak, H1 diterima

3. Residual angket Minat Belajar dan Tes Berpikir Kritis menyatakan

sig (0,090) < α (0,05), sehingga H0 diterima dan H1 ditolak.

4. Kesimpulan : Hasil uji normalitas angket minat belajar dan tes

berpikir kritis adalah berdistribusi normal, karena nilai signifikasi

lebih tinggi dari pada 0,05.

135

Lampiran 21. Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Minat Belajar dan

Kemampuan Berpikir Kritis

a. Uji Homogenitas Minat Belajar

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Minat Belajar Biologi Based on Mean .761 3 103 .519

Based on Median .619 3 103 .604

Based on Median and with

adjusted df

.619 3 96.720 .604

Based on trimmed mean .755 3 103 .522

1. H0 = data homogen

H1 = data tidak homogen

2. Kriteria pengujian :

Sig > α maka H0 diterima, H1 ditolak

Sig < α maka H0 ditolak, H1 diterima

3. Kesimpulan :

Hasil uji pada tabel menunjukkan bahwa data uji homogenitas

minat belajar memiliki nilai signifikasi lebih tinggi dari α (0,05).

Sehingga dapat disimpulkan data minat belajar homogen.

b. Uji Homogenitas Kemampuan Berpikir Kritis

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

Berpikir Kritis Based on Mean 2.124 3 103 .102

Based on Median 1.746 3 103 .162

Based on Median and with

adjusted df

1.746 3 85.108 .164

Based on trimmed mean 2.063 3 103 .110

1. H0 = data homogen

H1 = data tidak homogen

2. Kriteria pengujian :

Sig > α maka H0 diterima, H1 ditolak

Sig < α maka H0 ditolak, H1 diterima

136

3. Kesimpulan :

Hasil uji pada tabel menunjukkan bahwa data uji homogenitas

kemampuan berpikir kritis memiliki nilai signifikasi lebih

tinggi dari α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan data

kemampuan berpikir kritis homogen.

Lampiran 22. Hasil Perhitungan Uji Korelasi Minat Belajar Biologi

dengan Kemampuan Berpikir Kritis

Correlations

Minat Belajar

Biologi Berpikir Kritis

Minat Belajar Biologi Pearson Correlation 1 .438**

Sig. (2-tailed) .000

N 107 107

Berpikir Kritis Pearson Correlation .438** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 107 107

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

1. H0 : ρ = 0 (tidak terdapat hubungan yang signifikan antara minat

belajar dan kemampuan berpikir kritis)

H1 : ρ ≠ 0 (terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar

dan kemampuan berpikir kritis)

2. Kriteria pengujian :

Sig > α maka H0 diterima, H1 ditolak

Sig < α maka H0 ditolak, H1 diterima

Sig (0,000) < α (0,05) maka maka H1 diterima, H0 ditolak.

3. Kesimpulan :

Kriteria pengujian nilai probabilitas (sig.) sebesar 0,000 lebih kecil

dibandingkan α yaitu 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara minat belajar

biologi dan kemampuan berpikir kritis.

137

Lampiran 23. Uji Referensi

UJI REFERENSI

Nama : Yuli Anita

NIM : 11160161000016

Program Studi : Tadris Biologi

Judul Skripsi : Hubungan Minat Belajar Biologi Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas XI

di SMA Negeri 9 Tangerang Selatan

Dosen Pembimbing I : Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd.

NIP : 196501151987031020

Dosen Pembimbing II : Dina Rahma Fadlillah, M.Si.

NIDN : 2028128903

BAB I

No. Referensi Paraf

Pembimbing I Pembimbing II

1. Yohannes Enggar Harususilo. Skor PISA 2018:

Peringkat Lengkap Sains Peserta didik di 78 Negara,

Ini Posisi

Indonesia.2019.(https://edukasi.kompas.com/read

/2019/12/07/10225401/skor-pisa-2018-peringkat-

lengkap-sains-peserta didik-di-78-negara-ini-posisi),

diakses tanggal 20 Oktober 2020 jam 13:00.

2. Selli Nisrina Faradila. Menilik Kualitas Pendidikan

Indonesia Menurut PISA 3 Periode Terakhir.

2019.(https://kumparan.com/kumparansains/menilik-

kualitas-pendidikan-indonesia-pisa-3-periode-

terakhir-1s), diakses tanggal 11 April 2021 jam

18:30.

Indah Pratiwi. Efek Program PISA Terhadap

Kurikulum di Indonesia.Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan, 2019. vol 4 No. 21. h. 55.

138

5. Ahmad Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran di

Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana 2013), h.165.

6. Pengelola Web Kemdikbud. Assessmen Nasional,

Modal Perhitungan Learning Loss Akibat Pandemi

Covid-19. 2021.

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/01/ase

smen-nasional-modal-perhitungan-learning-loss-

akibat-pandemi-covid19. Diakses tanggal 18 Februari

2022 jam 20.00 WIB.

7. Lembaga Survei Indonesia. Laporan Survei Nasional

tahun 2021. https://www.unicef.org/

indonesia/id/media/11421/file. Diakses 18 Februari

2022 jam 20,00.

BAB II

1. Suyono & Hariyanto. Implementasi Belajar dan

Pembelajaran, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya,

2015), h. 177.

2. Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.

180.

3. Fadhilah Suralaga. Psikologi Pendidikan Implikasi

dalam Pembelajaran, (Depok: Rajawali Pers, 2021),

h. 66.

4. Ahmad Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran di

Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana 2013), h. 60.

4. Indriyani Astuti. Anggapan Terlalu Sulit Membuat

Sains Kurang Diminati. 2018

(https://m.mediaindonesia.com/read/detail/156371-

anggapan-terlalu-sulit-membuat-sains-kurang-

diminati ) Diakses tanggal 8 Juni 2020 jam 15:00

WIB.

139

5. Fadhilah Suralaga. Psikologi Pendidikan Implikasi

dalam Pembelajaran, (Depok: Rajawali Pers, 2021),

h. 67.

6. Dwi Nastiti dan Nurfi Laili. Buku Ajar Asesmen

Minat dan Bakat Teori dan Aplikasinya, (Sidoarjo:

Umsida Press, 2020), h. 15.

7. Muh. Sain Hanafy. Konsep Belajar dan

Pembelajaran. Lentera Pendidikan, 2014. Vol. 17

No.1 Juni h. 68.

8. M. Andi Setiawan. Belajar dan Pembelajaran,

(Jakarta: Uwais Inspirasi Indonesia, 2017), h. 3.

9. M. Andi Setiawan. Belajar dan Pembelajaran,

Jakarta: Uwais Inspirasi Indonesia, 2017), h. 9.

10. Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 57.

11. M. Dalyono. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2015), h. 57.

12. G. Hagay dkk. The Generalizability of Students’

Interests in Biology Across Gender, Country and

Religion.Springer.2012. Res Sci Educ DOI

10.1007/s11165-012-9289-y h.3.

13. Fadhilah Suralaga. Psikologi Pendidikan Implikasi

dalam Pembelajaran, (Depok: Rajawali Pers, 2021), h.

67.

14. Abd. Rachman Abror. Psikologi Pendidikan,

(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993), h.110.

15. Suyono & Hariyanto. Implementasi Belajar dan

Pembelajaran, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya,

2015), h. 180.

140

16. Abd. Rachman Abror. Psikologi Pendidikan,

(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993), h.112.

17. Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 58.

18. Ahmad Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran di

Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana 2013), h. 62.

19. Ahmad Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran di

Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana 2013), h. 64.

20. R N Maula & FF Hidayah. Analisis Minat Belajar

Peserta Didik Pada Materi Senyawa Hidrokarbon

Ditinjau dari Perspektif Gender. Seminar Nasional

Edusaintek FMIPA UNIMUS. 2019. ISBN : 2685-

5852, h. 422.

21. R N Maula & FF Hidayah. Analisis Minat Belajar

Peserta Didik Pada Materi Senyawa Hidrokarbon

Ditinjau dari Perspektif Gender. Seminar Nasional

Edusaintek FMIPA UNIMUS. 2019. ISBN : 2685-

5852, h. 422.

22. Wowo Sunaryo Kuswana. Taksonomi

Berpikir, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h.

8.

23. Jhon W Santrock. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua,

(Jakarta: Kencana, 2007), h. 357.

24. Ahmad Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran di

Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana 2013), h. 121.

25. Abd. Rachman Abror. Psikologi Pendidikan,

(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993), h.125-126.

26. Baharudin. Pendidikan dan Psikologi

Perkembangan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016),

h. 46-47.

141

27. Ahmad Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran di

Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana 2013), h. 64.

28. K McMillan dan J Weyers. How to Improve Your

Critical Thinking & Reflective Thinking, (London:

Pearson, 2013), h. 4.

29. Wahab Jufri. Belajar dan Pembelajaran Sains,

(Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013), h. 44.

30. Phil Washburn. The Vocabulary of Critical Thinking,

(New York: Oxford University Press, 2010), h. 3.

31. Wowo Sunaryo Kuswana. Taksonomi Berpikir,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 21.

32. Wanda Teays. Second Thought : Critical Thinking

for Diverse Society, (New York: McGraw-Hill, 2006),

h. 3.

33. Jhon W Santrock. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua,

(Jakarta: Kencana, 2007), h. 359.

34. Linda Zakiah dan Ika Lestari. Berpikir Kritis dalam

Konteks Pembelajaran, (Bogor: Erzatama Karya

Abadi, 2019), h. 5.

35. Linda Zakiah dan Ika Lestari. Berpikir Kritis dalam

Konteks Pembelajaran, (Bogor: Erzatama Karya

Abadi, 2019), h. 5-6.

36. Linda Zakiah dan Ika Lestari. Berpikir Kritis dalam

Konteks Pembelajaran, (Bogor: Erzatama Karya

Abadi, 2019), h. 10.

37. Vincent Ryan Ruggiero. A Guide to Critical Thinking

Seventh Edition, (New York: McGraw-Hill, 2003), h.

21.

38. Wahab Jufri. Belajar dan Pembelajaran Sains,

(Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013), h. 104.

142

39. Linda Zakiah dan Ika Lestari. Berpikir Kritis dalam

Konteks Pembelajaran, (Bogor: Erzatama Karya

Abadi, 2019), h. 13-15.

40. Ken Changwong, Aukappong Sukkamart dan

Boonchan Sisan. Critical Thinking Skill Development:

Analysis of a New Learning Management Model for

Thai High Schools. Journal of International

Studies.2018. h. 41.

41. Vincent Ryan Ruggiero. A Guide to Critical Thinking

Seventh Edition, (New York: McGraw-Hill, 2003), h.

17.

42. Ahmad Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran di

Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana 2013), h. 125-126.

43. Wahab Jufri. Belajar dan Pembelajaran Sains,

(Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2013), h. 105.

44. Suaha Bakhtiar. Biologi untuk SMA dan MA Kelas

XI, (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011),

h. 144-145.

45. Fictor F.P. dan Moekti Ariewibowo. Praktis Belajar

Biologi 2 untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Pusat

Perbukuan, 2009), h.112.

46. Ika Wahyu Anita. Pengaruh Motivasi Belajar ditinjau

dari Jenis Kelamin Terhadap Kemampuan Berpikir

Kritis Matematis Mahasiswa. Jurnal Ilmiah UPT

P2M STKIP Siliwangi, 2015 Vol. 2, No. 2. h. 250.

47. Fara Diba C.P. Hubungan Minat Belajar dan Berpikir

Kritis dengan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

Peserta didik Kelas V di Sekolah Dasar Negeri

Kelurahan Susukan Jakarta Timur. UNES Journal of

Education Scienties (UJES). 2018,Vol. 2, Issue 1, h.

39-47.

48. Eka Sulistiani, Retni S. Budiarti dan Muswita.

Analisis Minat Belajar dan Kemampuan Awal

143

Keterampilan Berpikir Kritis Peserta didik Pada

Materi Minyak Bumi. J. Pijar MIPA, 2019, Vol. 14

No. 3, h.128-134.

49. Nadhifatun. 2018. “Analisis Korelasi Minat Belajar

pada Mata Pelajaran Fisika Pokok Bahasan Rangkaian

Arus Searah dengan Kemampuan Berpikir Kritis”

Seminar Pendidikan Fisika 2018 Univrsitas

Jember, 2018. ISSN : 2527 – 5917, Vol.3. h. 4.

50. Dona Fitriawan, Eka Kasah Gordah dan Ivan Eldes

Dafrita.. Analisis Korelasi Kemampuan Berpikir

Kritis dan Sikap Ilmiah Terhadap Prestasi Belajar

Mahasiswa .Jurnal Pendidikan Informatika dan

Sains, 2016, Vol.5 No. 1 h. 10-11.

51. Farah Indrawati.Analisis Tingkat Berpikir Dan Minat

Belajar Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep

Dasar Mata Kuliah Trigonometri. Prosiding Seminar

Nasional Pendidikan KALUNI, 2019,Volume 2. h.

64.

52. Saparudin Saproni, dkk. Kemampuan Berpikir Kritis

dan Minat Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah

Fisiologi Tumbuhan Melalui Model Pembelajaran

PBL dan Inkuiri dengan Menggunakan Media Mind

Mapping di Program Studi Pendidikan Biologi

Universitas Muhammadiyah Bengkulu. Prosiding

Seminar Nasional Pendidikan Biologi, 2018(ISBN:

978-602-61265-2-8). h. 480.

53. Desi Nuzul Agnafia. Analisis Kemampuan Berpikir

Kritis Peserta Didik dalam Pembelajaran

Biologi.FLOREA, 2019, Vol.6 No. 1 h.45-53.

54. Nur Azizah Darwis, Muhammad Sidin Ali dan Helmi.

Kemampuan Berpikir Kritis Ditinjau dari Minat

Belajar Fisika, Kepercayaan Diri, dan Kecerdasan

Emosional Peserta Didik Kelas X MIA SMA Negeri 1

Gowa. Prosiding Seminar Nasional Fisika PPs UNM.

2020, e-ISSN 2656-7148 Volume

144

2, h. 120-123.

55.

Anisa Zahra Hermayani, Sri D. dan Marjono.

Peningkatan Motivasi Belajar dan Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Ekosistem Melalui

Penerapan Model Inkuiri Terbimbing. BIOEDUKASI

Jurnal Pendidikan Biologi. 2015, Vol. 6. No. 2. h.

79-85.

BAB III

1. Sandu Siyoto & Ali Sodik. Dasar Metodologi

Penelitian (Yogyakarta : Literasi Media Publishing,

2015), h.18.

2. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:

Penerbit Alfabeta, 2010), h.12.

3. Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan

Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2019), h. 212.

4. Sandu Siyoto & Ali Sodik. Dasar Metodologi

Penelitian (Yogyakarta : Literasi Media Publishing,

2015), h.50.

5. Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif dan

Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu Group, 2020),

h. 305-306.

6. Sandu Siyoto & Ali Sodik. Dasar Metodologi

Penelitian (Yogyakarta : Literasi Media Publishing,

2015), h.63.

7. Sandu Siyoto & Ali Sodik. Dasar Metodologi

Penelitian (Yogyakarta : Literasi Media Publishing,

2015), h.64.

8. Syahrum dan Salim. Metode Penelitian Kuantitatif,

(Bandung: Citapustaka, 2012), h.125.

9. Sandu Siyoto & Ali Sodik. Dasar Metodologi

Penelitian (Yogyakarta : Literasi Media Publishing,

2015), h.78.

145

13. Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar

Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),

h. 141.

14. Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan

Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2019), h. 111.

15. Kadir. Statistika Terapan, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2015), h. 143.

16. Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan

Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2019), h. 168.

17. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:

Penerbit Alfabeta, 2010), h. 254-255.

BAB IV

1. Saifuddin Azwar. Kelompok Subjek Ini Memiliki

Harga Diri yang Rendah; Kok, Tahu…?. Buletin

Psikologi. 1993. h.15.

2. Saifuddin Azwar. Kelompok Subjek Ini Memiliki

Harga Diri yang Rendah; Kok, Tahu…?. Buletin

Psikologi. 1993. h.15.

3. Indah Pratiwi. Efek Program PISA Terhadap

Kurikulum di Indonesia.Jurnal Pendidikan dan

Kebudayaan, 2019. vol 4 No. 21. h. 55.

10. Hardani, dkk. Metode Penelitian Kualitatif dan

Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka Ilmu Group, 2020),

h. 393.

11. Sandu Siyoto & Ali Sodik. Dasar Metodologi

Penelitian (Yogyakarta : Literasi Media Publishing,

2015), h. 90-91.

12. Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar

Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),

h.135.

146

4. K McMillan dan J Weyers. How to Improve Your

Critical Thinking & Reflective Thinking, (London:

Pearson, 2013), h. 4.

5. Eka Sulistiani, E.S. Budiarti dan Muswita. Analisis

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Lintas Minat Pada

Pembelajaran Biologi Kelas X IIS SMA NEGERI 11

Kota Jambi. BIODIK. 2016 Vol 2 No.1. h.17.

6. Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 58.

7. Indriyani Astuti. Anggapan Terlalu Sulit Membuat

Sains Kurang Diminati. 2018

(https://m.mediaindonesia.com/read/detail/156371-anggapan-terlalu-sulit-membuat-sains-kurang- diminati ) Diakses tanggal 8 Juni 2020 jam 15:00 WIB.

8. Jendra Binuni, E.S.N. Kaunang dan H.M.

Sumampouw. Hubungan Minat Terhadap Hasil

Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Biologi SMA

Negeri 2 Tondano.Jurnal Sains, Matematika dan

Edukasi. 2017. Vol 5 No. 2. h. 187.

9. Nur Azizah Darwis, Muhammad Sidin Ali dan

Helmi. Kemampuan Berpikir Kritis Ditinjau dari

Minat Belajar Fisika, Kepercayaan Diri, dan

Kecerdasan Emosional Peserta Didik Kelas X MIA

SMA Negeri 1 Gowa. Prosiding Seminar Nasional

Fisika PPs UNM. 2020, e-ISSN 2656-7148 Volume

2, h. 120-123.

Jakarta, 29 Maret 2022

Dosen Pembimbing I

Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd.

NIP. 196501151987031020

Dosen Pembimbing II

Dina Rahma Fadlilah, M.Si.

NIDN 2028128903

147

Lampiran 24. Kritik & Saran Penguji

No. SARAN/KRITIK/

PERTANYAAN

HALAMAN

PADA

SKRIPSI

PERBAIKAN

1. “Seolah ada keterkaitan

antara minat belajar sains

terutama biologi terhadap

berpikir kritis”

Pernyataan ini

diasumsikan dari mana?

- Pernyataan tersebut disasumsikan dari

rendahnya PISA yang menurut salah satu

pihak berasal dari Minat belajar biologi yang

rendah dan berkaitan pula dengan kemampuan

berpikir kritis yang rendah pula. Maka dari itu

kalimat itu muncul. Namun hal tersebut sangat

sulit dipahami dan terlalu berbelit-belit apabila

menghubungkannya dengan rendahnya PISA.

Maka dari itu kalimat tersebut dihapus dalam

latar belakang masalah di skripsi ini.

2. Apa saja paparan yang

mendasari anda ingin

melihat hubungan minat

dengan berpikir kritis?

1-4 Paparan tersebut terdapat pada latar belakang

dan identifikasi masalah. Secara singkat saya

jelaskan :

Pendidikan yang relevan dengan upaya

menghadapi tantangan zaman yaitu pendidikan

yang mampu mengembangkan kompetensi dan

membentuk watak yang relevan dengan upaya

menghadapi zaman. Kemampuan-kemampuan

yang harus disiapkan oleh pemerintah dan

tenaga pendidik agar peserta didik di Indonesia

dapat bersaing dalam era global abad 21 adalah

kemampuan berpikir kritis. Untuk

meningkatkan berpikir kritis salah satunya

dengan meningkatkan minat belajar peserta

didik. Karena minat belajar merupakan salah

satu faktor internal dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kritis.

148

3. Ada apa dengan sekolah

ini mengapa tiba-tiba

muncul?

Disarankan untuk

mencari bukti wawancara

atau dari nilai atau rata-

rata UN atau dari

penelitian sebelumnya.

4 Sekolah ini muncul dikarenakan KBM materi

sistem pencernaan dilakukan pada bulan

November.

Berdasarkan rata-rata Ujian Nasional SMA

Negeri 9 Tangerang Selatan pada tahun 2019

memiliki skor 56,53 dengan rata-rata Ujian

Nasional di daerah Kota Tangerang Selatan

sebesar 61,43. Hal ini menunjukkan ada

banyak faktor yang menjadikan skor UN di

sekolah tersebut rendah dibandingkan nilai

rata-rata di daerah tersebut, salah satunya

minat belajar. Maka dari itu diperlukan

penelitan lebih lanjut mengenai data minat

belajar peserta didik kemudian melihat

hubungannya dengan kemampuan berpikir

kritis disekolah tersebut.

4. Mengapa menggunakan

PISA sebagai latar

belakang masalah?

Disaranakan untuk

memperbaiki latar

belakang secara

keseluruhan.

1-4 “Pemaparan bahwa PISA rendah memiliki

banyak faktor dan multidimensi salah satunya

berpikir kritis dan minat belajar. Namun saat

ini saya mengikuti saran ibu untuk tidak

menggunkan PISA sebagai latar belakang”

Latar belakang pada skripsi ini diubah secara

keseluruhan dan tidak menggunakan hasil

penelitian PISA. Dengan memperbaiki latar

belakang maka menjadi kewajiban untuk

penulis memperbaiki identifikasi masalah,

kerangka berpikir dan pembahasan. (karena

semua itu berkaitan dengan PISA).

5. Rubrik penskoran

berpikir kritis harus di

dasari oleh para ahli

40-41 Rubrik penskoran kemampuan berpikir kritis

berdasarkan holistic critical thinking scorring

rubric, rubrik penskoran ini digunakan dalam

menentukan skor atau nilai dari jawaban tiap

soal yang dibrikan pada peserta didik,

6. Kategorisasi berpikir 49 Tabel. 3.10 Kategorisasi Kemampuan

149

kritis harus berdasarkan

ahli

Berpikir Kritis

Interpretasi (%) Kategori

86 < x ≤ 100 Sangat Tinggi (Superior)

79 < x ≤ 85 Tinggi (Strong)

70 < x ≤ 78 Sedang (Moderate)

63 < x ≤ 69 Rendah (Weak)

50 < x ≤ 62 Sangat Rendah (Not Manifested)

1-50 Tidak Berpikir Kritis

7. Menambahkan indikator

kemampuan berpikir

kritis Facione pada BAB

2

25-26 Selain itu terdapat indikator lain yang di

jelaskan oleh Facione, yaitu :

7) Interpretation

8) Analysis

9) Evaluation

10) Inference

11) Explanation

12) Self regulation

8. Memperbaiki

pembatasan masalah

5 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada hubungan minat

belajar biologi terhadap kemampuan berpikir

kritis peserta didik kelas XI IPA di SMAN 9

Tengerang Selatan, meliputi:

5. Konsep biologi yang dipilih dalam

penelitian ini adalah sistem pencernaan.

6. Sampel yang digunakan adalah peserta

didik kelas XI yang mempelajari materi

sistem pencernaan oleh guru di SMA N 9

Tangerang Selatan di semester ganjil.

7. Minat belajar yang dimaksud adalah

minat belajar terhadap pelajaran biologi.

8. Indikator berpikir kritis yang digunakan

menggunakan indikator berpikir kritis

150

Ennis.

151

152

153

154

155

156

157

158


Recommended