+ All Categories
Home > Documents > hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi balita (0 ...

hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi balita (0 ...

Date post: 04-Apr-2023
Category:
Upload: khangminh22
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
34
HUBUNGAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA (0-60 BULAN) DI DUSUN NGENTAK BANJAR ARUM KALIBAWANG KULON PROGO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta Disusun Oleh: Hartiwi NPM: 1308080 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI PROGAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN YOGYAKARTA 2011
Transcript

  

HUBUNGAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA (0-60 BULAN) DI DUSUN NGENTAK BANJAR ARUM

KALIBAWANG KULON PROGO

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta

Disusun Oleh:

Hartiwi

NPM: 1308080

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI

PROGAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

YOGYAKARTA

2011

  

  

ABSTRACT

 RELATION FAMILY INCOME WITH NUTRITIONAL STATUS OF CHILDREN (0-60 MONTHS) IN THE HAMLET NGENTAK BANJAR ARUM

KALIBAWANG KULON PROGO

Hartiwi1, Ratih Kumoro Jati2, Alexandra3

Background: Poverty as a cause of malnutrition in the first position on the prevailing conditions. Benchmarks are generally used for classifying a person or community is said to be poor in income levels. Under conditions of low income will have an impact on the nutritional status of children who generally will decline. Data from the Central Bureau of Statistics of Kulon Progo year 2009 on Welfare Indicators show that the level of welfare of Kulon Progo Regency is low. Monitoring by the health center Kalibawang in February 2011, the number of toddlers 21 people, with the overall number of toddlers doing the weighing, 9.52% had malnutrition. Study Objectives: To determine the relationship of family income with the nutritional status of children (0-60 months) in the hamlet Ngentak Banjar Arum Kalibawang Kulon Progo. Research Methods: In this study researchers used method of correlation studys, with cross sectional approach. sample of this research is the mother of toddlers (0-60 months) with the number 22. data using chi square analysis. Research Findings: The results showed a close relationship between income families with nutritional status of children (0-60 months). This is evidenced by the results of the analysis Correlation studies showing the value of 25.934. The obtained value of X² count (25.934) is greater than X² table (15.507). Conclusion: There is a relationship with a family income of nutritional status of children (0-60 months). Keywords: Family income, nutritional status of children (0-60 months).

¹ Student of DIII STIKES A Yani Yogyakarta ² Lecturer 1 ³ Lecturer 2

  

INTISARI

HUBUNGAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA (0-60 BULAN) DI DUSUN NGENTAK BANJAR ARUM

KALIBAWANG KULON PROGO

Hartiwi1, Ratih Kumoro Jati 2, Alexandra 3

Latar Belakang: Kemiskinan sebagai penyebab gizi kurang menduduki posisi pertama pada kondisi yang umum. Tolok ukur yang umumnya dipakai untuk penggolongan seseorang atau masyarakat dikatakan miskin adalah tingkat pendapatan. Pada kondisi pendapatan yang rendah akan berdampak terhadap status gizi balita yang pada umumnya akan menurun. Data dari Badan Pusat Statistik Kulon Progo tahun 2009 tentang Indikator Kesejahteraan Rakyat menunjukan bahwa tingkat kesejahteraan penduduk Kabupaten Kulon Progo tergolong rendah. Pemantauan oleh Puskesmas Kalibawang pada bulan Februari 2011, dari jumlah balita 21 orang, dengan jumlah balita keseluruhan melakukan penimbangan, 9,52% mengalami gizi buruk. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi balita (0-60 bulan) di Dusun Ngentak Banjar Arum Kalibawang Kulon Progo. Metode Penelitian: Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode studi korelasi,dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah ibu balita (0-60 bulan) dengan jumlah 22. Analisa data menggunakan kuadrat. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi balita (0-60 bulan). Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis penelitian yang menunjukkan nilai Correlation sebesar 25,934. diperoleh nilai X² hitung (25,934) lebih besar dari X² tabel (15,507). Kesimpulan: Ada hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi balita (0-60 bulan). Kata Kunci: Pendapatan keluarga, status gizi balita (0-60 bulan).

1. Mahasiswa Diploma III Kebidanan STIKES A. Yani Yogyakarta 2. Pembimbing I 3. Pembimbing II

  

  

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul : “Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Balita (0-60 bulan) di Dusun Ngentak Banjar Arum Kalibawang Kulon Progo”.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk tugas akhir bagi penulis sebagai Mahasiswa Progam Studi D III Kebidanan STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta. Penulis menyadari tersusunnya Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak baik berupa bimbingan, motivasi dan nasehat. Untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Edy Purwoko, Sp. B. selaku Ketua STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta

2. Tri sunarsih, S. ST., M. Kes. selaku Ketua Prodi D III Kebidanan STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta

3. Ratih Kumoro Jati, S.SiT., M. Kes. selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivas dan materi kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

4. Alexandra, SH., M.Hum. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan materi kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

5. Supiyati, S. SiT., MKes selaku penguji yang telah memberikan saran, arahan dan kritik yang membangun dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

6. Dosen-dosen D III Kebidanan STIKES Jenderal A. Yani Yogyakarta yang telah memberikan motivasi serta bimbingan materi kepada penulis

7. Tn. Witnarto selaku Kepala Dukuh Ngentak yang telah membantu memberi lahan dalam penelitian

8. Bidan desa, kader-kader Posyandu Dusun Ngentak yang telah membantu dalam jalannya penelitian dan semua ibu balita (0-60 bulan) yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

9. Kedua orang tua yang selalu mendoakan, teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Yogyakarta, Agustus 2011

penulis

  

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ii ABSTRACT..........................................................................................................iii ABSTRAK..........................................................................................................iv HALAMAN PERNYATAAN............................................................................v HALAMAN MOTTO.........................................................................................vi HALAMAN PERSEMBAHAN.........................................................................vii KATA PENGANTAR........................................................................................viii DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4 D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5 E. Keaslian Penelitian ........................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ................................................................................. 7 B. Kerangka Teori............................................................................... 24 C. Kerangka Konsep ........................................................................... 25 D. Hipotesis..........................................................................................26

BAB III METODE PENEITIAN A. Desain Penelitian ........................................................................... 27 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 27 C. Variabel Penelitian ........................................................................ 28 D. Definisi Operasional ..................................................................... 30 E. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling.........................................31 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data…………………………….32 G. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................... 34 H. Jalannya Penelitian………………………………………………36 I. Etika Penelitian ............................................................................. 37

  

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian................................................................................39 B. Pembahasan.....................................................................................46 C. Keterbatasan Penelitian...................................................................52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan......................................................................................53 B. Saran................................................................................................54

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 keaslian penelitian………………………………………………………….6

Tabel 2.1 presentase pengeluaran per kapita sebulan menurut golongan pengeluaran per kapita sebulan dan jenis pengeluaran di Desa Banjar Arum Kalibawang Kulon Progo………………………………………………………………………………….8

Tabel 2.2 klasifikasi status gizi menurut WHO-NCHS………………………….…..13

Tabel 3.2 definisi operasional hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi balita (0-60 bulan)……..……………………………………………………………...……30

Tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan status pekerjaan ayah……………....40

Tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu……………..41

Tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan status pekerjaan ibu………………...42

Tabel 4.4 pendapatan keluarga……………………………………………………. 43

Tabel 4.5 status gizi balita (0-60 bulan)…………………………………….……….44

Tabel 4.6 tabulasi silang pendapatan keluarga dengan status gizi balita (0-60 bulan)………………………………………………………………………………...45

  

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 kerangka teori…………………………………………………………..24 Gambar 2.2 kerangka konsep………………………………………………………..25

  

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Tabulasi Data Penelitian Lampiran 2 : Frequency Table Karakteristik responden Lampiran 3 : Frequency Table Lampiran 4 : Hasil Hubungan Pendapatan Keluarga dengan status gizi balita (0-60 Bulan) Lampiran 5 : Time Schedule Penyusunan KTI Lampiran 6 : Tabel Kategori Status Gizi Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Anak Laki-laki Umur 0-60 bulan Lampiran 7 : Tabel Kategori Status Gizi Berdasarkan Indeks Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Anak Perempuan Umur 0-60 bulan Lampiran 8 : Tabel Chi Kuadrat Lampiran 9 : Informed Consent Lampiran 10 : Kuesioner Lampiran 11 : Surat Ijin Studi Pendahuluan Ka. Puskesmas Kalibawang Kulon Progo Lampiran 12 : Surat Ijin Penelitian ke Ka. Biro Administrasi Pembangunan Sekda Provinsi DIY Lampiran 13 : Surat Ijin Penelitian ke Ka. Dusun Ngentak Banjar Arum Kalibawang Kulon Progo Lampiran 14 : Surat Ijin Penelitian dari Sekretariat daerah Provinsi DIY Lampiran 15 : Surat Ijin Penelitian dari Kantor Pelayanan Terpadu Kabupaten Kulon Progo Lampiran 16 : Lampiran Bimbingan KTI  

 

 

 

 

 

 

 

  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Salah

satu faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia adalah gizi (Depkes

RI, 2002 : 1). Pada saat ini Indonesia mengalami masalah gizi ganda, yaitu

masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi disebabkan oleh

kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas

lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang

dan kesehatan, adanya daerah miskin gizi serta kemajuan ekonomi pada

lapisan masyarakat tertentu (Almatsier, 2009 : 305). Peningkatan dan

perbaikan upaya kelangsungan, perkembangan dan peningkatan kualitas hidup

anak merupakan upaya penting untuk masa depan Indonesia, berperan penting

sejak masa dini kehidupan, yaitu masa dalam kandungan, bayi dan anak balita

(Maryunani A, 2010 : 1). Anak balita ini justru merupakan kelompok umur

yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi (Paath EF, 2004 : 66).

Di Negara berkembang, kesakitan dan kematian pada anak 1-4 tahun

banyak dipengaruhi oleh keadaan gizi (Supariasa, 2001 : 184). Kemiskinan

sebagai penyebab gizi kurang menduduki posisi pertama pada kondisi yang

umum (Suhardjo, 2008 : 8). Tolok ukur yang umumnya dipakai untuk

  

penggolongan seseorang atau masyarakat dikatakan miskin adalah tingkat

pendapatan (Ahmadi Abu, 2003 : 327). Pendapatan keluarga akan turut

menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari hari, baik kualitas

maupun jumlah makanan (Marimbi, 2010 : 99). Berdasarkan kelompok umur

dijumpai 24,4% balita mengkonsumsi makanan dibawah kebutuhan minimal

(Riskesdas, 2010).

Pada kondisi pendapatan yang terbatas, pemenuhan kebutuhan

makanan akan menjadi prioritas utama, sehingga pada kelompok masyarakat

berpendapatan rendah akan terlihat bahwa sebagian besar pendapatannya

digunakan untuk membeli makanan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa

semakin rendah persentase pengeluaran untuk makanan terhadap total

pengeluaran maka semakin baik tingkat perekonomian penduduk (BPS Kulon

Progo, 2009 : 55).

Dalam pertemuan majelis umum PBB pada tahun 2010 disepakati

delapan tujuan deklarasi Millenium Development Goals (MDGs) untuk

mencapai MDGs di tahun 2015 salah satunya menurunkan angka kematian

anak. Target dari MDGs menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk

yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015. Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta sendiri untuk prevalensi balita burkur (buruk kurang)

11,2% diantaranya 1,4% dengan gizi buruk (Riskesdas 2010).

Data dari Badan Pusat Statistik Kulon Progo tahun 2009 tentang

Indikator Kesejahteraan Rakyat menunjukan bahwa pada lima tahun terakhir

  

persentase pengeluaran untuk makanan selalu lebih besar dari pada persentase

pengeluaran untuk non makanan. Kondisi ini menunjukan bahwa sebagian

besar pendapatan yang diterima oleh masyarakat, masih banyak digunakan

untuk mencukupi kebutuhan makanan. Hal ini berarti tingkat kesejahteraan

penduduk Kabupaten Kulon Progo tergolong rendah. Pada kondisi pendapatan

yang rendah akan berdampak terhadap status gizi balita yang pada umumnya

akan menurun ( Depkes RI, 2000 : 3). Terbukti dari Pemantauan Status Gizi

(PSG) balita di kabupaten kulon Progo oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

Kulon Progo (2009) untuk jumlah balita 27.124 orang, 82,68% yang

melakukan penimbangan, 0,95% balita dengan gizi buruk. Sementara itu,

Kecamatan Kalibawang dengan jumlah balita 1.798 orang 83,25% yang

melakukan penimbangan, 0,93% balita dengan gizi buruk (BPS Kulon Progo,

2010). Pemantauan oleh Puskesmas Kalibawang pada bulan Februari 2011

angka gizi buruk mengalami kenaikan, dari jumlah balita 1.831 orang, 82,57%

melakukan penimbangan, 1,52% mengalami gizi buruk, dan terbanyak

dialami oleh Desa Banjar Arum yaitu dari jumlah balita 457 orang, 98,46%

yang melakukan penimbangan, 2% mengalami gizi buruk. Dusun yang

terparah yaitu Ngentak, dari jumlah balita 21 orang, dengan jumlah balita

keseluruhan melakukan penimbangan, 9,52% mengalami gizi buruk.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Balita (0-60

bulan) di Dusun Ngentak Banjar Arum Kalibawang Kulon Progo”.

  

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut : “Apakah ada hubungan antara pendapatan

keluarga dengan status gizi balita (0-60 bulan) di Dusun Ngentak Banjar

Arum Kalibawang Kulon Progo ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi balita

(0-60 bulan) di Dusun Ngentak Banjar Arum Kalibawang Kulon Progo.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi pendapatan keluarga di Dusun Ngentak Banjar Arum

Kalibawang Kulon Progo.

b. Mengidentifikasi status gizi balita (0-60 bulan) di Dusun Ngentak

Banjar Arum Kalibawang Kulon Progo.

c. Menganalisa hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi balita

(0-60 bulan) di Dusun Ngentak Banjar Arum Kalibawang Kulon

Progo.

  

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Responden

Dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi seimbang

usia balita, mengupayakan keterampilan dan usaha mandiri sebagai usaha

tambahan keluarga serta pengaturan manajemen keluarga sehingga dapat

memberikan gizi yang baik untuk balitanya kemudian akhirnya dapat

mengurangi kejadian kurang gizi.

2. Bagi Peneliti

Dapat dijadikan sebagai pengalaman baru dalam melakukan penelitian

serta dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh dari kampus dengan

yang ada di masyarakat.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat memberikan informasi tentang permasalahan gizi pada balita,

faktor-faktor yang mempengaruhi dan menu seimbang usia balita

sehingga dapat dilakukan upaya perbaikan gizi.

4. Bagi STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Dapat dipergunakan untuk menambahkan sumber kepustakaan sebagai

bahan bacaan dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

penelitian selanjutnya.

  

E. Keaslian Penelitian

Table 1.1 Keaslian Penelitian

No Judul Penelitian

Nama peneliti

Tahun dan Tempat Penelitian

Rancangan Penelitian

Hasil Penelitian

1 2

Hubungan Usia Penyapihan dengan Status Gizi Batita di Dukuh Gatak Desa Tamantirto Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Tahun 2010 Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga dengan Status Gizi Balita di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro

Laily Himawai Anonim

2010 di Dukuh Gatak Desa Tamantirto Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul 2009 Di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro

Cross sectional Cross sectional

Ada hubungan antara usia penyapihan dengan status gizi batita di Dukuh Gatak Desa Tamantirto Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Tahun 2010 Ada hubungan antara sosial ekonomi keluarga dengan status gizi balita di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro 2009

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan seperti terdapat pada tabel diatas,

penelitian yang akan dilaksanakan ini terdapat kesamaan dalam variabel dependen

(terikat), dan dari segi rancangan penelitian. Perbedaan dari penelitian sebelumnya

yaitu pada hal variable independen (bebas), waktu dan tempat penelitian. Penelitian

ini menggunakan metode studi korelasi.

  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 21 Juni 2011 di

Desa Banjar Arum, Kalibawang, Kulon Progo terdiri atas 25 Dusun, yaitu

: Kanoman I, Kanoman II, Sayangan, Kisik, Jogobayan, Ngipikrojo I,

Ngipikrojo II, Kriyan, Sorotanon, Blumbang, Pusar, Kagangan,

Kedondong I, Kedondong II, Somakon I, Somakon II, Semakon III,

Kemesu, Ngentak, Degan I, Degan II, Sentul, Brajan, Klepu, Popohan dan

Bejing.

Dusun Ngentak sendiri mempunyai batas wilayah sebelah utara

berbatasan dengan Kecamatan Samigaluh, sebelah selatan dusun Sentul,

sebelah timur Dusun Kemesu, sebelah barat Kecamatan Samigaluh.

Jumlah penduduk dusun Ngentak ± 95 kepala keluarga, terdiri dari

mayoritas warga asli. Sebagian besar warga memiliki mata pencaharian

swasta dengan pengeluaran rata-rata per kapita sebulan penduduk sebesar Rp.

339.315,00 yang dirinci sebesar 53,80% merupakan pengeluaran untuk konsumsi

makanan dan 46,20% pengeluaran untuk non makanan. Sedangkan jumlah

balita sebanyak 22 orang.

  

Dusun Ngentak memiliki 1 pos penimbangan yang bertempat di

rumah bapak dukuh. Posyandu diadakan rutin setiap bulannya pada

minggu ketiga oleh bidan dan kader-kader posyandu. Kegiatan yang

dilaksanakan di pos penimbangan ini meliputi penimbangan balita dan

pemberian makanan tambahan.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan

berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran karakteristik responden

yaitu :

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Ayah

Distribusi responden berdasarkan status pekerjaan ayah disajikan

dalam table berikut ini :

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Ayah

di Dusun Ngentak Banjar Arum Kalibawang Kulon Progo No. Status Pekerjaan Frekuensi Presentase

1. Pedagang 6 27,3

2. Petani 6 27,3

3. Swasta 10 45,5

Jumlah 22 100

(Data Primer Penelitian)

Tabel 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar responden dengan status

pekerjaan swasta yaitu sebanyak 45,5%.

  

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu

Distribusi responden berdasarkan pendidikan ibu disajikan dalam

table berikut ini :

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu

di Dusun Ngentak Banjar Arum Kalibawang Kulon Progo No. Tingkat pendidikan Fekuensi presentase

1. SD 6 27,3

2. SMP 6 27,3

3. SMA 10 45,5

Jumlah 22 100

(Data Primer Penelitian)

tabel 4.2 menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki

tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 10 responden (45,5%).

  

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Ibu

Distribusi responden berdasarkan pekerjaan ibu disajikan dalam table

berikut ini :

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu

di Dusun Ngentak Banjar Arum Kalibawang Kulon Progo No. Jenis Pekerjaan Frekensi Presentase

1. Bekerja 12 54,5

2. Tidak Bekerja 10 45,5

Jumlah 22 100

(Data Primer Penelitian)

Table 4.3 menunjukan bahwa sebagian besar responden bekerja yaitu

sebanyak 12 responden (54,5%).

  

3. Pendapatan keluarga

Hasil penelitian menunjukan pendapatan keluarga responden sebagai

berikut :

Tabel 4.4 Pendapatan di Dusun Ngentak Banjar Arum Kalibawang Kulon Progo

No Pendapatan Frekuensi Presentase

1. Rendah 6 27,3

2 Sedang 10 45,5

3 Tinggi 6 27,3

Jumlah 22 100

(Data Primer Penelitian)

Tabel 4.4 menunjukan 10 responden (45,5%) memiliki pendapatan per

bulan antara Rp. 300.000,00-Rp.750.000,00.

  

4. Status Gizi Balita

Hasil penelitian menunjukan status gizi balita sebagai berikut :

Tabel 4.5 Status Gizi Balita (0-60 Bulan) di Dusun Ngentak Banjar Arum

Kalibawang Kulon Progo No. Status Gizi Frekuensi Persentase

1 buruk 1 4,5

2 kurang 4 18,2

3 sedang 7 31,8

4 baik 9 40,9

5 lebih 1 4,5

Jumlah 22 100

(Data Primer Penelitian)

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa balita dengan kategori status

gizi sedang sebanyak 7 orang (31,8%).

  

5. Tabulasi silang Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Balita

Hasil penelitian antara pendaptan keluarga dengan statys gizi balita (0-60

bulan) sebagai berikut :

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Balita (0-60

bulan) di Dusun Ngentak Banjar Arum Kalibawang Kulon Progo Pendapatan Gizi Gizi Gizi Gizi Gizi X² P Value Keluarga Buruk Kurang Sedang Baik Lebih F % F % F % F % F %

Rendah 1 4,5 4 18,2 1 4,5 0 ,0 0 ,0 25,930 ,001

Sedang 0 ,0 0 ,0 6 27,3 4 18,2 0 ,0

Tinggi 0 ,0 0 ,0 0 ,0 5 22,7 1 4,5

(Data Primer Penelitian)

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa didapatkan keluarga dengan

pendapatan rendah yang mengalami gizi buruk 1 anak (4,5%), keluarga

dengan pendapatan sedang yang mengalami gizi sedang 6 anak (27,3%),

keluarga dengan pendapatan tinggi yang mengalami gizi lebih 1 anak

(4,5%). Berdasarkan hasil uji statistik dengan membandingkan X² hitung

dengan X² tabel didapatkan X² hitung 25,934 kemudian dibandingkan

dengan X² tabel berdasarkan df:8 dan peluang kesalahan 5% yaitu 15,507,

sehingga X² hitung > X² tabel (25,953 > 15,507). Jadi, hipotesis penelitian (Ha)

diterima dan Hipotesis nol (H0) ditolak, artinya ada hubungan antara pendapatan

  

keluarga dengan status gizi balita di Dusun Ngentak Banjar Arum Kalibawang

Kulon Progo.

B. Pembahasan

1. Pendapatan Keluarga

Pendapatan yang rendah dapat mempengaruhi banyak hal, pola

konsumsi makanan kurang bergizi, untuk pemeliharaan kesehatan juga

diperhatikan, biaya sakit tidak mampu, dan bila sakit tidak segera berobat

(Dick, 2000). Menurut Emil Salim, bahwa kemiskinan adalah merupakan

suatu keadaan yang dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk

memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok seperti pangan, pakaian,

tempat berteduh dan lain-lain. Salah satu akibat kurangnya kesempatan

kerja adalah rendahnya pendapatan masyarakat (Ahmadi Abu, 2003).

Dari analisa data yang diperoleh di Dusun Ngentak Banjar Arum

Kalibawang Kulon Progo bahwa 6 responden (27,3%) mempunyai

pendapatan keluarga rendah yaitu <Rp.300.000,00 per bulan. Hal ini

disebabkan karena kurangnya kesempatan kerja yang diperoleh

masyarakat Dusun Ngentak karena keterbatasan kemampuan dan

keterampilan yang dimiliki, selain itu mayoritas masyarakat setempat

mata pencaharian adalah swasta yaitu 45,5% responden, dimana

pendapatan yang diperoleh tidak tetap dan relatife kurang sehingga tidak

dapat memenuhi kebutuhan pokok seperti pangan, pakaian, tempat

  

berteduh dan lain-lain. Hal tersebut menyebab rendahnya usaha dalam

mempertinggi pendapatan keluarga mereka. Hal ini memungkinkan

dengan pendapatan yang rendah, keluarga kuang dapat memenuhi

kebutuhan termasuk dalam memenuhi kebutuhan gizi balita sehingga tidak

dapat mendukung pencapaian status gizi yang baik.

Salah satu yang menyebabkan pendapatan keluarga menjadi

rendah adalah tingkat pendidikan yang terlampau rendah (Ahmadi Abu,

2003). Tingkat pendidikan khususnya pendidikan ibu dapat berpengaruh

pada kualitas pengasuhan anak selain itu juga mempengaruhi derajat

kesehatan karena unsur pendidikan ibu sangat bepengaruh terhadap

perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih

tinggi akan memudahkan orang untuk menyerap informasi dan

mengimplementasikan dalam perilaku dan gaya hidu sehari-hari. (Depkes

RI, 2004 : 27).

2. Statu Gizi Balita

status gizi dipengaruhi beberapa faktor baik secara langsung yaitu

makanan dan penyakit, anak yang mendapat makanan yang baik tetapi

sering sakit dapat menderita kurang gizi, begitu pula dengan anak yang

makanannya tidak cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah dan

mudah terserang penyakit, sedangkan faktor tidak langsung yaitu

kemampuan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan, pola

asuh keluarga berupa perhatian, dukungan dan waktu serta faktor yaitu

  

pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan berupa air bersih, sarana

kesehatan dasar (Waryana, 2010 : 103).

Unsur-unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan makan

penduduk yang kadang-kadang bertentangan dengan prinsip-prinsp ilmu

gizi, apabila hal tersebut berlangsung lama dapat berakibat timbulnya

masalah gizi kurang terutama pada balita (Suhardjo, 2008 : 9).

Pengetahuan keluarga berpengaruh seperti dalam kehidupan sehari-hari

sering terlihat keluarga yang sungguh pun berpenghasilan cukup akan

tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja, dengan demikian

kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang

berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang

berpenghasilan relative baik (cukup) (Marimbi, 2010 : 97).

Tingkat pendidikan khususnya pendidikan ibu dapat berpengaruh

pada kualitas pengasuhan anak (Depkes RI, 2004 : 27). Bekerja umumnya

merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan

mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Nursalam & S.

Pariani, 2001 : 133).

Terdapat hubungan antara pendapatan dan keadaan status gizi. Hal

itu karena tingkat pendapatan merupakan faktor yang menentuka kualitas

dan kuantitas makanan yang dikonsumsi (FKM UI, 2007 : 176).

Pendapatan keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan

untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan

  

(Marimbi, 2010 : 99). Penyebab tidak langsung yang mempengaruhi

menurunnya status gizi balita juga termasuk pendapatan keluarga yang

rendah (Depkes RI, 2000 : 3).

Berdasarkan hasil penelitian pada table 4. Dapat dilihat bahwa

balita dengan status gizi buruk sebanyak 1 orang (4,5%), balita dengan

status gizi sedang 7 orang (31,8%) dan balita dengan status gizi lebih 1

orang (4,5%). Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya

adalah pendapatan.

3. Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Balita

Berdasarka tabel 4.6, menunjukan bahwa didapatkan keluarga

dengan pendapatan rendah yang termasuk dalam kategori gizi buruk 1

orang (4,5%), keluarga dengan pendapatan sedang yang termasuk dalam

kategori gizi sedang 7 orang (31,8%), dan keluarga dengan pendapatan

rendah yang termasuk dalam kategori gizi buruk 1 orang (4,5%).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan membandingkan X² hitung

dengan X² tabel didapatkan X² hitung 25,934 kemudian dibandingkan

dengan X² tabel berdasarkan df: 8 dan peluang kesalahan 5% yaitu 15,507,

sehingga X² hitung > X² tabel (25,934>15,507). Jadi, ada hubungan antara

pendapatan keluarga dengan status gizi balita (0-60 bulan) di Dusun

Ngentak Bamjar Arum Kalibawang Kulon Progo. Hal ini menunjukan

bahwa jika ada anak dengan keluarga yang berpenghasilan rendah maka

memungkinkan status gizinya juga rendah.

  

Terdapat hubungan antara pendapatan dan keadaan status gizi. Hal

itu karena tingkat pendapatan merupakan faktor yang menentukan

kulalitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi (FKM UI, 2007 : 176).

Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain

tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga. Selain itu tingkat

pendapatan dapat menentukan pola makan. Keluarga dengan pendapatan

terbatas kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi kebutuhan

makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat giai dalam

tubuhnya. Sebaliknya semakin banyak mempunyai uang berarti semakin

baik makanan yang diperoleh (FKM UI, 2007 : 175). Pendapatan

keluarga akan turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga

sehari hari, baik kualitas maupun jumlah makanan (Marimbi, 2010 : 99).

Hal ini akan berdampak pada status gizi balita yang pada umumnya akan

menurun (Depkes RI, 2000 : 3).

Hal ini didukung dengan penelitian warda (2006) yang

menyebutkan ada hubungan yang bermakna antar pendapatan perkapita

dengan status gizi balita. Pendapatan perkapita yang rendah memiliki

resiko anak balita memiliki status gizi kurang dibandingkan dengan

pendapatan perkapita yang tinggi (Hikmawati : 2010).

Pernyataan diatas sesuai dengan hasil penelitian di Dusun Ngentak

Banjar Arum Klaibawang Kulon Progo bahwa terdapat balita yang

mempunyai status gizi buruk yang didapatkan dari responden dengan

  

pendapatan keluarga rendah. Hal ini disebabkan kurangnya kemampuan

untuk memenuhi kebutuhan keluarga termasuk dalam pemenuhan

kebutuhan terhadap gizi bagi anak-anaknya. Meskipun masyarakat dapat

memenuhi kebutuhan makanannya, tetapi belum tentu nilai gizi dalam

makanan tersebut sesuai atau memenuhi kebutuhan gizi seimbang. Hal ini

akan mempengaruhi status gizi balita.

C. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari bahwa dalam melakukan penelitian ini masih terdapat

keterbatasan yaitu :

1. Pendokumentasian data-data Posyandu tidak dilakukan dengan cepat

sehingga peneliti kesulitan untuk melakukan pengumpulan data laporan

bulanan.

2. Ibu-ibu balita yang dating ke Posyandu Dusun Ngentak tidak dating

serempak pada jam yang ditentukan, sehingga peneliti harus memberi

penjelasan tujuan penelitian secara tidak serempak pula.

3. Peneliti hanya meneliti pendapatan keluarga sebagai salah satu faktor yang

mempengaruhi statsu gizi balita (0-60 bulan).

  

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Dusun Ngentak Kalibawang

Banjar Arum Kulon Progo dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pendapatan keluarga di Dusun Ngentak Kalibawang Banjar Arum Kulon

Progo sebagian besar masuk dalam kategori pendapatan sedang

(Rp.300.000,00-Rp.750.000,00) sebanyak 10 keluarga (45,5%).

2. Status gizi balita di Dusun Ngentak Kalibawang Banjar Arum Kulon

Progo yaitu 7 anak (31,8%) dalam kategori status gizi sedang.

3. Ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi balita (0-60

bulan) di Dusun Ngentak Kalibawang Banjar Arum Kulon Progo, dengan

hasil X² hitung 25,953 dan X² tabel 15,507.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Kalibawang

Terutama untuk bagian gizi agar meningkatkan penyuluhan kepada ibu

yang mempunyai balita tentang permasalahan gizi pada balita, faktor-

faktor yang mempengaruhi dan menu seimbang usia balita.

  

2. Bagi ibu-ibu di Dusun Ngentak

Meningkatkan pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi seimbang usia

balita, mengupayakan keterampilan dan usaha mandiri sebagai usaha

tambahan keluarga serta pengaturan manajemen keluarga.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Perlu penelitian lebih lanjut untuk menggali faktor-faktor lain yang

mempengaruhi status gizi balita.

4. Bagi STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Menambah sumber kepustakaan tentang penilaian status gizi balita.

  

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2003). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta.

Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

__________. (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

__________. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Azwar, S. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Ali, Z. (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.

Badan Pusat Statistik (2010). Kulon Progodalam Angkat 2009 : Yogyakarta : BPS DIY.

Departemen Kesehatan RI. 2000. Pengelolaan Program Perbaikan Gizi Kabupaten/Kota. Jakarta : Depkes RI.

_________________________. 2002. Program Gizi Makro. Jakarta :Depkes RI.

__________________________Departemen Kesehatan RI.2004. Analisis Situasidan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Depkes RI.

Hidayat, AA (2008). Riset Keperawatandan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika.

Himawati, L. (2010). Hubungan Usia Penyapihan dengan Status Gizi Batita di Dukuh Gatak Desa Tamantirto Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul tahun 2010. KTI. STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

http://www.rikesdas.litbang.depkes.go.id/2010/

http://www.ncbi.nml.nih.gov/pubmed/19814788

http://www.ncbi.nml.nih.gov/pubmed/21439090http://www.scribd.com/doc/29551686/KTI-AAT-Sosial-Ekonomi-Keluarga-Dengan-Status-Gizi-Balita

Maryunani, A. (2010). Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media.

Marimbi, H. (2010). Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Yogyakarta : Nuha Medika.

Mitayani. (2010). Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta : Trans info Media.

  

Notoatmodjo, S. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsepdan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

NursalamdanPariani, S. (2001). Pendekatan Praktis Ilmu Riset Keperawatan. Jakarta : PT. Sagung Seto.

Paath, EF. (2004). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC.

Pius dan Dahlan.(2001). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya : Arkola.

Prasetyo, BE. (2008). Hubungan Jarak Kelahirandan Jumlah Anak dengan Status Gizi Anak Taman Kanak-kanak,Vol. 4,

Proverawati, A. (2009). Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Pudjiadi, S. (2001). Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia.

Suhardjo. (2008). Perencanaan PangandanGizi. Jakarta :Bumi Aksara.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R & D. Bandung : Alfabeta.

Supariasa, IDN. (2001). Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

Waryana. (2010). Gizi Reproduksi. Yogyakarta :Pustaka Rihama.


Recommended