+ All Categories
Home > Documents > Intelegensi dan Motivasi

Intelegensi dan Motivasi

Date post: 16-Nov-2023
Category:
Upload: independent
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
23
Kelompok 7 : 1. Debbie Nainggolan ( NPM : 14.05.0.046) 2. Novanti Gusrananda (NPM : 14.05.0.025) Intelegensi dan Motivasi A. Intelegensi 1.1 Pengertian Intelegensi Teori tentang intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn tahun 1951 yang mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati. Pengertian intelegensi secara etimologis : intelegensi berasal dari bahasa Inggris “intelligence” dan juga berasal dari bahasa latin yaitu “intellectus dan intelegensia atau intellegere” yang berarti memahami. Secara bahasa dapat diartikan sebagai “aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu”. Intelegensi menurut David Wechsler (dalam Azwar, 2004) adalah kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional serta menghadapi lingkungannya dengan efektif. Menurut Purwanto (1990), intelegensi adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu. Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa intelegensi adalah kemampuan umum seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional, dan menyesuaikan diri dengan cara yang tepat.
Transcript

Kelompok 7 :

1. Debbie Nainggolan ( NPM : 14.05.0.046)

2. Novanti Gusrananda (NPM : 14.05.0.025)

Intelegensi dan Motivasi

A. Intelegensi

1.1 Pengertian Intelegensi

Teori tentang intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn

tahun 1951 yang mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan (power)

yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati.

Pengertian intelegensi secara etimologis : intelegensi berasal dari bahasa Inggris

“intelligence” dan juga berasal dari bahasa latin yaitu “intellectus dan intelegensia atau

intellegere” yang berarti memahami. Secara bahasa dapat diartikan sebagai “aktivitas atau

perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu”.

Intelegensi menurut David Wechsler (dalam Azwar, 2004) adalah kumpulan

atau totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir

secara rasional serta menghadapi lingkungannya dengan efektif. Menurut Purwanto

(1990), intelegensi adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan

seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang tertentu.

Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

intelegensi adalah kemampuan umum seseorang untuk bertindak dengan tujuan

tertentu, berfikir secara rasional, dan menyesuaikan diri dengan cara yang tepat.

1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intelegensi

a. Pengaruh faktor bawaan

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa individu-individu yang berasal dari

suatu keluarga, atau bersanak saudara, nilai dalam tes IQ mereka berkolerasi tinggi ( + 0,50 ),

orang yang kembar ( +0,90 ) yang tidak bersanak saudara ( + 0,20 ), anak yang diadopsi

korelasi dengan orang tua angkatnya ( + 0,10 - + 0,20 ).

b. Pengaruh faktor lingkungan

Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Oleh karena itu

ada hubungan antara pemberian makanan bergizi dengan intelegensi seseorang. Pemberian

makanan bergizi ini merupakan salah satu pengaruh lingkungan yang amat penting selain

guru, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga

memegang peranan yang amat penting, seperti pendidikan, latihan berbagai keterampilan,

dan lain-lain (khususnya pada masa-masa peka).

c. Stabilitas intelegensi dan IQ

Intelegensi bukanlah IQ. Intelegensi merupakan suatu konsep umum tentang

kemampuan individu, sedang IQ hanyalah hasil dari suatu tes intelegensi itu (yang notabene

hanya mengukur sebagai kelompok dari intelegensi). Stabilitas inyelegensi tergantung

perkembangan organik otak.

d. Pengaruh faktor kematangan

Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap

organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan

menjalankan fungsinya.

e. Pengaruh faktor pembentukan

Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi

perkembangan intelegensi.

f. Minat dan pembawaan yang khas

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi

perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang

mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.

g. Kebebasan

Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu

dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga

bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.

Semua faktor tersebut di atas bersangkutan satu sama lain. Untuk menentukan intelegensi

atau tidaknya seorang anak, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor

tersebut, karena intelegensi adalah faktor total. Keseluruhan pribadi turut serta menentukan

dalam perbuatan intelegensi seseorang.

1.3 Macam-macam Intelegensi

Ada beberapa macam intelegensi, antara lain :

1) Inteligensi keterampilan verbal

Yaitu kemampuan untuk berpikir dengan kata-kata dan menggunakan bahasa untuk

mengungkapkan makna. Contohnya: seorang anak harus berpikir secara logis dan abstrak

untuk menjawab sejumlah pertanyaan tentang bagaimana beberapa hal bisa menjadi mirip.

Contoh pertanyaannya “Apa persamaan Singan dan Harimau”?. Cenderung arah profesinya

menjadi: (penulis, jurnalis, pembicara).

2) Inteligensi keterampilan matematis

Yaitu kemampuan untuk menjalankan operasi matematis. Peserta didik dengan

kecerdasan logical mathematical yang tinggi memperlihatkan minat yang besar terhadap

kegiatan eksplorasi. Mereka sering bertanya tentang berbagai fenomena yang dilihatnya.

Mereka menuntut penjelasan logis dari setiap pertanyaan. Selain itu mereka juga suka

mengklasifikasikan benda dan senang berhitung. Cenderung profesinya menjadi: (ilmuwan,

insinyur, akuntan)

3) Inteligensi kemampuan ruang

Yaitu kemampuan untuk berpikir secara tiga dimensi. Cenderung berpikir secara

visual. Mereka kaya dengan khayalan internal (Internal imagery) sehingga cenderung

imaginaif dan kreatif. Contohnya seorang anak harus menyusun serangkaian balok dan

mewarnai agar sama dengan rancangan yang ditunjukan penguji. Koordinasi visual-motorik,

organisasi persepsi, dan kemampuan untuk memvisualisasi dinilai secara terpisah. Cenderung

menjadi profesi arsitek, seniman, pelaut.

4) Inteligensi kemampuan musical

Yaitu kepekaan terhadap pola tangga nada, lagu, ritme, dan mengingat nada-nada. Ia

juga dapat mentransformasikan kata-kata menjadi lagu, dan menciptakan berbagai permainan

musik. Mereka pintar melantunkan beat lagu dengan baik dan benar. Mereka pandai

menggunakan kosa kata musical, dan peka terhadap ritme, ketukan, melodi atau warna suara

dalam sebuah komposisi music.

5) Inteligensi Keterampilan kinestetik tubuh

Yaitu kemampuan untuk memanipulasi objek dan mahir sebagai tenaga fisik. Senang

bergerak dan menyentuh. Mereka memiliki control pada gerakan, keseimbangan,

ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak. Mereka mengeksplorasi dunia dengan otot-

ototnya. Cenderung berprofesi menjadi ahli bedah, seniman yang ahli, penari.

6) Inteligensi Keterampilan intrapersonal

Yaitu kemampuan untuk memahami diri sendiri dengan efektif mengarahkan hidup

seseorang. Memiliki kepekaan perasaan dalam situasi yang tengah berlangsung, memahami

diri sendiri, dan mampu mengendalikan diri dalam konflik. Ia juga mengetahui apa yang

dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan dalam lingkungan social. Mereka

mengetahui kepada siapa harus meminta bantuan saat memerlukan. Cenderung berprofesi

menjadi teolog, psikolog.

7) Inteligensi keterampilan interpersonal

Yaitu kemampuan untuk memahami dan secara efektif berinteraksi dengan orang lain.

Pintar menjalin hubungan social, serta mampu mengetahui dan menggunakan beragam cara

saat berinteraksi. Mereka juga mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku dan harapan

orang lain, serta mampu bekerja sama dengan orang lain.

8) Inteligensi keterampilan naturalis

Yaitu kemampuan untuk mengamati pola di alam serta memahami system buatan

manusia dan alam. Menonjol ketertarikan yang sangat besar terhadap alam sekitar, termasuk

pada binatang, diusia yang sangat dini. Mereka menikmati benda-benda dan cerita yang

berkaitan dengan fenomena alam, misalnya terjadinya awan, dan hujan, asal-usul binatang,

peumbuhan tanaman, dan tata surya.

9) Inteligensi emosional

Yaitu kemampuan untuk merasakan dan mengungkapkan emosi secara akurat dan

adaftif (seperti memahami persfektif orang lain).

10) Intelegensi visual dan spasial. 

Kecerdasan seperti ini contohnya seseorang yang mampu membuat lukisan yang

sangat indah, dan mudah membaca peta atau melakukan navigasi serta memiliki kemampuan

mengartikan suatu makna pada lukisan ataupun patung dan karya seni abstrak lainnya dan

sebagainya.

1.4 Hal-Hal yang Berhubungan Dengan Inteligensi

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam masalah intelegensi, antara lain :

a. Inteligensi Dengan Bakat

Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kamampuan umum individu dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dalam kemampuan yang umum ini terdapat

keampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan ini memberikan pada individu suatu

kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu

setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut bakat atau aptitude. Karena suatu tes

inteligensi tidak dirancang khusus untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini,

maka bakat tidak dengan segera diketahui lewat tes inteligensi. Demikian juga, karena

rangsang lingkungan dengan tidak sadar selalu diarahkan pada kemampuan-kemampuan

khusus ini maka bakat tidak selalu dengan sendirinya menampakkan diri.

Alat yang digunakan untuk menyingkap kemampuan khusus ini disebut aptitude test

atau tes bakat. Karena sifatnya khusus, maka tes ini dirancang khusus untuk mengungkap

kemampuan yang amat spesifik.

b. Inteligensi dan Kreativitas

Kreatifitas merupakan salah satu ciri dari perilaku yang inteligen karena keativitas

juga merupakan manifestsi dari suatu proses kognitif, meskipun demikian, hubungan antara

kreativitas dengan inteligensi tidak selalu menunjukkan keselarasannya. Walaupun ada

anggapan kreatifitas mempunyai hubungan yang bersifat kurva linear dengan inteligensi,

tetapi bukti-bukti yang diperoleh dari berbagai penelitian tidak mendukung pendapat itu. Skor

IQ yang rendah memang diikuti tingkat kreativitas yang rendah, namun semakin tinggi skor

IQ tidak selalu diikuti oleh tingkat keativitas yang tinggi. Sampai pada skor IQ tertentu,

masih dapat korelasi yang cukup berarti.

Permasalahan diatas menimbulkan banyak pertanyaan mengapa ini terjadi. Salah satu

jawabannya diberikan oleh J. P. Guilfrod. Ia menjelaskan bahwa kreatifitas adalah suatu

proses berfikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan alternatif

jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Sebaliknya, tes inteligensi hanya dirancang

untuk mengukur proses berfikir yang bersifat konvergen, yakni kemampuan untuk

memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan

c. Hubungan inteligensi dengan kehidupan

Memang kecerdasan/intelegensi seseorang memainkan peranan yang penting dalam

kehidupannya. Akan tetapi kehidupan adalah sangat kompleks, intelegensi bukan satu-

satunya faktor yang menentukan sukses tidaknya kehidupan seseorang. Banyak lagi faktor

yang lain, seperti faktor kesehatan dan ada tidaknya kesempatan. Orang yang sakit-sakitan

saja meskipun intelegensinya tinggi dapat gagal dalam usaha mengembangkan dirinya dalam

kehidupannya. Demikian pula meskipun cerdas jika tidak ada kesempatan mengembangkan

dirirnya dapat gagal pula.

Juga watak (pribadi) seseorang sangat berpengaruh dan turut menentukan. Banyak di

antara orang-orang yang sebenarnya memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak

mendapat kemajuan dalam kehidupannya. Ini disebabkan/karena misalnya, kekurangan-

mampuan bergaul dengan orang-orang lain dalam masyarakat,atau kurang memiliki cita-cita

yang tinggi, sehingga tidak/kurang adanya usaha untuk mencapainya.

Sebaliknya, ada pula seorang yang sebenarnya memiliki intelegensi yang sedang saja,

dapat lebih maju dan mendapat kehidupan yang lebih layak berkat ketekunan dan

keuletannya dan tidak banyak faktor-faktor yang menggagu atau yang merintanginya. Akan

tetapi intelejensi yang rendah menghambat pula usaha seseorang untuk maju dan

berkembang, meskipun orang itu ulet dan bertekun dalam usahanya. Sebagai kesimpulan

dapat kita katakan: Kecerdasan atau intelejensi seseorang memberi kemungkinan bergerak

dan berkembang dalam bidang tertentu dalam kehidupannya. Sampai di mana kemungkinan

tadi dapat direalisasikan, tergantung pula kepada kehendak dan pribadi serta kesempatan

yang ada. Jelaslah sekarang bahwa tidak terdapat korelasi yang tetap antara tingkatan

intelegensi dengan tingkat kehidupan seseorang.

B. Motivasi

2.1 Pengertian Motivasi

Motivasi adalah suatu sugesti atau dorongan yang muncul karena diberikan oleh

seseorang kepada orang lain atau dari diri sendiri, dorongan tersebut bermaksud agar orang

tersebut menjadi orang yang lebih baik dari yang sebelumnya. Motivasi juga bisa diartikan

sebagai sebuah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang.

Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move).

Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap

melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti

bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku

(pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang

sesungguhnya (Pintrich, 2003).

Adapun pengertian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer

adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun

tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu (Peter Salim & Yenny

Salim, 1991:997) Motivasi adalah pendorongan, yaitu suatu usaha yang disadari untuk

mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan

sesuatu sehingga

mencapai hasil atau tujuan tertentu (Ngalim Purwanto, 1990:71).

Selanjutnya menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2011:73) motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc.

Donald ini mengandung tiga elemen penting. Yaitu ciri-ciri motivasi :

1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu

manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem

“neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Kaerna menyangkut perubahan

energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya

akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini

motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat

menentukan tingkah laku manusia.

2) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini

sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari

dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur

lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.Dengan

demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di

dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

2.2 Aspek-Aspek Motivasi

Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan bahwa motivasi bertalian

dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut

adalah:

1. keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states),

2. tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior),

3. tujuan dari pada tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior).

Aspek-aspek dari motivasi belajar antara lain :

a. Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran

Menurut Slameto (1995:57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seserorang,

diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Sedangkan menurut Pasaribu dan

Simanjuntak (1986:47) minat merupakan gejala kejiwaan yang berhubungan dengan sifat

subjek terhadap objek. Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat

merupakan rasa suka yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek sehingga rasa suka

tersebut menimbulkan suatu aktivitas yang positif tanpa ada yang menyuruh. Kegiatan belajar

mengajar akan semakin efektif jika siswa mempunyai minat dan perhatian terhadap pelajaran.

Siswa yang mempunyai minat terhadap pelajaran akan terlibat aktif dalam kegiatan belajar

mengajar. Djamarah dan Zain (1996:167) menyatakan bahwa dalam kegiatan belajar

mengajar di kelas ada siswa yang sering minta ijin keluar dengan alasan yang dibuat-buat.

Padahal siswa sebenarnya malas menerima pelajaran yang diberikan. Hal ini menunjukkan

bahwa siswa tersebut memiliki minat dan perhatian yang rendah terhadap pelajaran. Siswa

cenderung malas dan bosan untuk mengikuti atau menerima pelajaran yang diberikan guru

sehingga mereka mencari-cari alasan untuk tidak terlibat aktif saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung.

b. Semangat siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya

Setiap siswa diharapkan mempunyai semangat belajar yang tinggi baik di rumah

maupun di sekolah karena semangat belajar siswa memegang peranan penting dalam belajar.

Sesuai dengan pendapat Rohani dan Ahmadi (1995:11) salah satu fungsi motivasi adalah

untuk memberi semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya tetap berminat belajar.

Siswa yang memiliki semangat belajar yang tinggi ditunjukkan dalam berbagai aktivitas yang

positif. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:51) siswa yang memiliki semangat belajar

yang tinggi akan aktif bertanya kepada guru atau siswa lain apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya. Ketika guru menyampaikan materi pelajaran, siswa terkadang

belum dapat langsung memahami apa yang disampaikan guru. Demikian pula apabila guru

memberikan suatu tugas kepada siswa dan siswa kurang paham tentang tugasnya. Siswa yang

memiliki semangat belajar tinggi akan langsung bertanya kepada guru atau temannya yang

lebih mengerti tentang materi pelajaran yang telah dijelaskan oleh guru. Hal ini juga berlaku

apabila siswa merasa belum paham mengenai tugas yang diberikan oleh guru. Bila siswa

yang memiliki semangat belajar tinggi, biasanya selama mengerjakan tugas-tugas, ia akan

langsung bertanya kepada guru atau kawannya tentang tugas tersebut.

c. Tanggung jawab siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya

Tanggung jawab siswa untuk mengerjakan tugas-tugas belajarnya juga penting dalam

kegiatan belajar mengajar, sebab tanpa adanya tanggung jawab maka tujuan belajar tidak

akan tercapai dengan optimal. Dalam proses belajar mengajar guru berfungsi sebagai

pembimbing dan pengarah siswa untuk belajar. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh

guru untuk mengembangkan tanggung jawab adalah dengan memberikan tugas-tugas kepada

siswa. Tugas yang diberikan guru merupakan salah satu cara untuk menilai proses belajar

siswa. Munculnya tanggung jawab karena ada kemauan untuk mencapai tujuan belajar.

Sesuai dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (1999:90) bahwa kemauan merupakan

tindakan mencapai tujuan belajar. Siswa dikatakan memiliki tanggung jawab dalam

mengerjakan tugas-tugas belajarnya bila mendapat tugas untuk mengerjakan soal-soal dari

guru, siswa tersebut mengerjakan sendiri tugasnya tanpa mencontoh pekerjaan kawannya.

Menurut Djamarah (2000:76) ketika guru memberikan tugas maka siswa langsung

mengerjakan tugas tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut mempunyai tanggung

jawab yang tinggi terhadap tugas yang diberikan oleh guru karena siswa merasa tugas

tersebut merupakan suatu kewajiban yang harus diselesaikan tanpa menunda waktu.

d. Rasa senang dalam mengerjakan tugas dari guru

Bagi siswa, tugas dari guru terkadang merupakan suatu hal yang tidak menyenangkan.

Hal tersebut bisa disebabkan karena tugas tersebut terlalu banyak atau sulit bagi siswa,

sehingga siswa merasa enggan mengerjakannya. Salah satu upaya guru untuk

membangkitkan motivasi siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan, guru harus

membuat soal sesuai dengan kemampuan siswa dan tugas tersebut menarik atau merupakan

suatu hal yang baru bagi siswa sehingga timbul perasaan senang pada diri siswa untuk

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:28) rasa

senang siswa terhadap tugas yang diberikan oleh guru dapat diwujudkan melalui partisipasi

dalam mengerjakan tugas tersebut. Apabila guru membentuk siswa dalam suatu kelompok

belajar siswa langsung bergabung dalam kelompok belajarnya dan bersama-sama

mengerjakan tugas dari guru. Dalam kelompok belajar tersebut siswa tidak menggantungkan

diri pada orang lain. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Djamarah (2000:162) yang

menyatakan bahwa semua anggota kelompok seharusnya memiliki kesempatan untuk

berpartisipasi memberikan sumbangan pemikirannya.

e. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru

Proses interaksi antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar dapat terjadi

karena guru memberikan stimulus pada siswa dan siswa memberikan reaksi terhadap

stimulus yang diberikan oleh guru. Menurut Rohani dan Ahmadi (1995:11) salah satu cara

untuk menumbuhkan motivasi adalah memberikan stimulus baru, misalnya melalui

pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik. Sudjana (1992:61) berpendapat bahwa interaksi

antara guru dengan siswa dapat dilihat dalam tanya jawab yang dilakukan oleh guru pada saat

kegiatan belajar mengajar berlangsung. Demikian pula menurut Haryanto (1997:259) bahwa

interaksi aktif dengan guru dapat dilihat pada saat guru mengajar di depan kelas, siswa

bertanya dan guru menjawab. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa reaksi

siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru dapat dilihat bila guru bertanya kepada

siswa kemudian siswa memberikan respon balik dengan menjawab pertanyaan dari guru, dan

bertanya kepada guru apabila ada suatu hal yang belum dimengerti.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :

1. Motivasi Intrinsik

Motivasi Intrinsik adalah dorongan untuk melakukan sesuatu yang berasal dari diri

individu itu sendiri. Dikatakan motivasi intrinsik apabila seorang siswa termotivasi untuk

belajar semata-mata untuk menguasai ilmu pengetahuan bukan karena motif lain seperti

pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah. Motivasi itu muncul karena ia merasa membutuhkan

sesuatu dari apa yang ia pelajari.Kesadaran pentingnya terhadap apa yang dipelajari adalah

sangat penting untuk memunculkan motivasi intrinsik. Bila seseorang telah memiliki

motivasi intrinsik maka selalu ingin maju dalam belajar sserta haus ilmu pengetahuan.

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:

a) Adanya kemauan

b) Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri

c) Adanya cita-cita atau inspirasi

(Akyas Azhari, 1996:75)

Klasifikasi motivasi ini terdiri atas:

1. Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk

melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi

seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang

untuk bertindak;

2. Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu

(memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh

kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat

mendorong individu untuk berprestasi;

3. Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan

informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif

seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.

4. Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri

yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan

akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan

dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.

5. Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri

individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.

2. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan untuk melakukan sesuatu karena adanya

perangsang dari luar diri individu. Peserta didik belajar karena hendak mencapai tujuan yang

terletak di luar hal yang dipelajarinya, seperti nilai yang tinggi, kelulusan, ijazah, gelar,

kehormatan dan lain-lain. Motivasi ekstrinsik meskipun kurang baik akan tetapi sangat

diperlukan dalam proses pendidikan agar anak didik mau belajar. Motivasi ekstrinsik tidak

selalu buruk. Ia sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik perhatian anak

didik. ( Brown Douglas. 2008). Motivasi ini, terdiri atas:

1. Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan

tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk

menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat

dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud;

2. Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau organisasi

tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu

dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat

membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan

serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan

sosial.

3. Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk berhubungan

dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya;

4. Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari

objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat

mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan

yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku

dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai

maka akan timbul imbalan.

Dalam kegiatan belajar mengajar, peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik

sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif

sehingga mengarahkan dan memelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan belajar.

2.4 Indikator Motivasi Belajar

Motivasi dapat diamati secara langsung maupun dengan mengambil kesimpulan dari

perilaku atau sikap yang ditunjukkan. Berdasarkan aspek-aspek motivasi yang ada, dapat

disimpulkan bahwa indikator yang dapat dijadikan tolak ukur motivasi seseorang adalah

ketekunan, keaktifan, semangat dalam belajar, kehadiran, dan keuletan dalam menghadapi

dan memecahkan masalah yang ada. Motivasi belajar yang dapat diamati secara langsung

dapat dilihat dari indikasi perilaku yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Ketekunan

Peserta didik yang mempunyai motivasi seharusnya tekun dalam menjalani proses

pembelajaran. Terutama bila mereka menghadapi tantangan. Motivasi yang kuat akan

merangsang seseorang untuk aktif mengatasi masalah yang muncul. Ketekunan merupakan

hal penting karena belajar membutuhkan waktu sedangkan keberhasilan tidak selalu dapat

tercapai dengan mudah.

2) Keaktifan

Tingkat keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran merupakan tolak ukur seberapa

besar mereka butuh terhadap materi yang diajarkan. Peserta didik yang mempunyai motivasi

belajar yang kuat selalu aktif mengikuti jalannya pembelajaran, aktif menerima tugas dari

guru, mengerjakan tugas tepat waktu, dan juga memiliki keberanian untuk bertanya bila

penjelasan yang disampaikan guru belum dimengerti.

3) Semangat Belajar

Peserta didik yang mempunyai motivasi yang tinggi akan bersemangat dalam proses

belajarnya. Semangat dalam mengikuti pelajaran, semangat dalam mengerjakan tugas-tugas,

dan lain sebagainya.

4) Kehadiran

Motivasi yang kuat akan mendorong peserta didik untuk selalu hadir dalam pembelajaran

tanpa ada paksaan dari lingkungannya.

5) Keuletan

Motivasi yang dimiliki mendorong seseorang untuk ulet dan gigih menghadapi semua

tantangan. Tantangan dan kesulitan dalam belajar akan dihadapi dengan ulet oleh peserta

didik yang mempunyai motivasi tinggi.

2.5 Fungsi Motivasi dalam Belajar

Motivasi sangat berperan dalam belajar, hasil belajar siswa akan menjadi optimal jika

ada motivasi yang kuat dan jelas. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil

pula pelajaran itu. Motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa.

Sardiman A.M. dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar

(2011:85) mengemukakan bahwa fungsi motivasi ada tiga, yaitu:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan

yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak

bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Sedangkan menurut Rochman dan Moein (1992:57), bahwa motivasi dapat

berperan untuk:

1) Menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar

2) Memperjelas tujuan belajar yang akan dicapai

3) Menemukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar

4) Menentukan ketekunan belajar

2.6 Cara Membangkitkan Motivasi Belajar

Adapun bentuk motivasi yang sering dilakukan disekolah adalah sebagai berikut:

a) Memberi angka

Memberikan angka (nilai) artinya adalah sebagai satu simbol dari hasil aktifitas anak

didik. Dalam memberi angka (nilai) ini, semua anak didik mendapatkan hasil aktifitas

yangbervariasi. Pemberian angka kepadaanak didik diharapkan dapat memberikan dorongan

atau motivasi agar hasilnya dapat lebih ditingkatkan lagi.

b) Hadiah

Maksudnya adalah suatu pemberian berupa kenang-kenangan kepada anak didik yang

berprestasi. Hadiah ini akan dapat menambah atau meningkatkan semangat (motivasi)

belajar siswakarena akan diangap sebagai suatu penghargaan yang sangat berharga bagi

siswa.c)Pujian Memberikan pujian terhadap hasil kerja anak didik adalah sesuatu yang

diharapkan oleh setiap individu. Adanya pujian berarti adanya suatu perhatian yang diberikan

kepada siswa, sehingga semangat bersaing siswa untuk belajar akan tinggi.

c) Gerakan tubuh

Gerakan tubuh artinya mimik, parah, wajah, gerakan tangan, gerakan kepala, yang

membuat suatu perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Gerakan tubuh saat

memberikan suatu respon dari siswa artinya siswa didalam menyimak suatu materi pelajaran

lebih mudah dan gampang.

d) Memberi tugas

Tugas merupakan suatu pekerjaan yang menuntut untuk segera diselesaikan.

Pemberian tugas kepada siswa akan memberikan suatu dorongan dan motivasi kepada anak

didik untuk memperhatikan segala isi pelajaran yang disampaikan.

e) Memberikan ulangan

Ulangan adalah strategi yang paling penting untuk menguji hasil pengajaran dan juga

memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk mengulangi pelajaran yang telah

disampaikan dan diberikan oleh guru.

f) Mengetahui hasil

Rasa ingin tahu siswa kepada sesuatu yang belum diketahui adalah suatu sifat yang

ada pada setiap manusia. Dalam hal ini siswa berhak mengetahui hasil pekerjaan yang

dilakukannya.

g ) Hukuman

Dalam proses belajar mengajar, memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan

kesalahan adalah hal yang harus dilakukan untuk menarik dan meningkatkan perhatian siswa.

Misalnya memberikan pertanyaan kepada siswa yang bersangkutan

Menurut  Nasution (1982:81) cara membangkitkan motivasi belajar antara lain:

a. Memberi Angka

Banyak siswa belajar yang utama justru untuk mencapai angka yang baik, sehingga

biasanya yang dikejar itu adalah angka atau nilai. Oleh karena itu langkah yang dapat

ditempuh guru adalah bagaimana cara memberi angka-angka dapat dikaitkan dengan nilai-

nilai yang terkandung dalam setiap pengetahuan.

b. Meberi Hadiah

Hadiah dapat membangkitkan motivasi belajar seseorang jika ia memiliki harapan untuk

memperolehnya, misalnya: seorang siswa tersebut mendapat beasiswa, maka kemungkinan

siswa tersebut akan giat melakukan kegiatan belajar, dengan kata lain ia memiliki motivasi

belajar agar dapat mempertahankan prestasi.

c. Hasrat Untuk Belajar

Hasil belajar akan lebih baik apabila pada siswa tersebut ada hasrat atau tekad untuk

mempelajari sesuatu.

d. Mengetahui Hasil

Dengan mengetahui hasil belajar yang selama ini dikerjakan, maka akan bisa menunjukan

motivasi siswa untuk belajar lebih giat, kerana hasil belajar merupakan feedback (umpan

balik) bagi siswa untuk mengetahui kemampuan dalam belajar.

e. Memberikan Pujian

Pujian sebagai akibat dari pekerjaan yang diselesaikan denga baik, merupakan motivasi yang

baik pula.

f. Menumbuhkan Minat Belajar

Siswa akan merasa senang dan aman dalam belajar apabila disertai dengan minat  belajar

apabila disertai dengan minat belajar. Dan hai ini tak lepas dari minat siswa itu dalam bidang

studi yang ditempuhnya.

g. Suasana yang Menyenangkan

Siswa akan merasa aman dan senag dalam belajar apabila disertai denga suasana yang

menyenangkan baik proses belajar maupun situasi yang dapat menumbuhkan motivasi belajar

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Intelegensi

http://repository.upi.edu/4430/

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dra.%20Pratiwi%20Wahyu%20Widiarti,

%20M.Si./Buku%20Psikologi%20Pendidikan.pdf

http://www.eurekapendidikan.com/2015/02/aspek-aspek-dalam-motivasi-belajar.html

http://www.kajianpustaka.com/2013/04/motivasi-belajar.html

http://eprints.uny.ac.id/8471/3/bab2%20%3D08511241019.pdf

 https://www.academia.edu/10824118/Motivasi_Belajar


Recommended