+ All Categories
Home > Documents > JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Date post: 27-Apr-2023
Category:
Upload: politekniktmkm
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
117
JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013 EFEKTIVITAS MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMK TRI MITRA, KOTABARU, KARAWANG Oleh : Ifal Falipurnawati, S.Kom, MM ABSTRAK Hasil penelitian ini adalah dalam upaya meningkatkan mutu sekolah Perencanaan anggaran ditetapkan dengan melibatkan pihak-pihak terkait dan ditetapkan secara sistematis dalam RAPBS. Penggunaan anggaran dilakukan atas dasar rencana yang ditetapkan, baik dalam jumlah ataupun waktu pengeluarannya. Setiap transaksi dibuat pencatatan/ pembukuan keuangan secara periodik sebagai dasar penyusunan laporan keuangan. Pengawasan penggunaan anggaran dilakukan dengan mengawasi ketepatan dalam penggunaan mata anggaran, menetapkan pedoman yang mengikat, dan melalukan audit, menyajikan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah kepada pihak terkait (stakeholders), serta menerapkan sangsi jika terjadi penyimpangan untuk menjamin kelancaran pendidikan. Berdasarkan temuan penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan: ”Jika pembiayaan pendidikan dikelola melalui perencanaan yang partisipatif dan sistematis, penggunaan yang sesuai rencana dan didukung oleh pembukuan yang tertata rapi, pengawasan terhadap ketepatan penggunaan anggaran dilengkapi laporan sebagai pertanggungjawaban maka biaya yang dikeluarkan akan mendorong peningkatan mutu sekolah.” I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Biaya pendidikan merupakan tanggungjawab pemerintah, pemerintah mempunyai kewajiban mengatur dan membiayai pendidikan sesuai dengan fungsinya. POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 1
Transcript

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI SMK TRIMITRA, KOTABARU, KARAWANG

Oleh :

Ifal Falipurnawati, S.Kom, MM

ABSTRAK

Hasil penelitian ini adalah dalam upaya meningkatkanmutu sekolah Perencanaan anggaran ditetapkan denganmelibatkan pihak-pihak terkait dan ditetapkan secarasistematis dalam RAPBS. Penggunaan anggaran dilakukanatas dasar rencana yang ditetapkan, baik dalam jumlahataupun waktu pengeluarannya. Setiap transaksi dibuatpencatatan/ pembukuan keuangan secara periodik sebagaidasar penyusunan laporan keuangan. Pengawasan penggunaananggaran dilakukan dengan mengawasi ketepatan dalampenggunaan mata anggaran, menetapkan pedoman yangmengikat, dan melalukan audit, menyajikan laporankeuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolahkepada pihak terkait (stakeholders), serta menerapkansangsi jika terjadi penyimpangan untuk menjaminkelancaran pendidikan.

Berdasarkan temuan penelitian tersebut di atas,dapat disimpulkan: ”Jika pembiayaan pendidikan dikelolamelalui perencanaan yang partisipatif dan sistematis,penggunaan yang sesuai rencana dan didukung olehpembukuan yang tertata rapi, pengawasan terhadapketepatan penggunaan anggaran dilengkapi laporan sebagaipertanggungjawaban maka biaya yang dikeluarkan akanmendorong peningkatan mutu sekolah.”

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahBiaya pendidikan merupakan tanggungjawab

pemerintah, pemerintah mempunyai kewajiban mengaturdan membiayai pendidikan sesuai dengan fungsinya.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 1

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Namun, pemerintah mempunyai keterbatasan kemampuandalam pemenuhan kebutuhan anggaran pendidikan, olehkarenanya pembiayaan pendidikan menjadi tanggung jawabbersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua.Terkait dengan hal tersebut, seharusnya pemenuhankebutuhan biaya pendidikan perlu mendapat perhatiankhusus dari pemerintah, baik pusat maupun daerah sertalembaga swasta penyelengara pendidikan.

\Terkait dengan pembiayaan pendidikan, lembaga

pendidikan swasta dituntut mengoptimalkannya seefektifdan seefisien mungkin dana yang tersedia. Dalamprakteknya, tidak sedikit lembaga pendidikan swastayang sulit berkembang bahkan menghentikan kegiatanyakarena tidak memiliki kemampuan memadai dalammengelola pembiayaan pendidikan. Sebaliknya ada jugalembaga pendidikan swata berkembang pesat karenadidukung oleh pembiayaan pendidikan yang cukupmemadai. Kurangnya perhatian terhadap manajemenpembiayaan pendidikan mengakibatkan lembaga pendidikanmengalami kesulitan khususnya ketika berkeinginanmengembangkan keragamanan aktivitas dan meningkatkanmutu pendidikan.

Upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah selamaini masih belum menunjukkan hasil yang diharapkan.Meskipun faktor-faktor yang menjadi input pendidikantelah ditangani selama ini baik kualitas maupunkuantitasnya, sehingga kondisi saat ini sudah lebihbaik daripada kondisi sebelumnya, namun mutupendidikan dan prestasi belajar siswa seperti yangdiinginkan belum terwujud.  Kaitannya denganpembiayaan pendidikan, sekolah memiliki sejumlahkebutuhan misalnya buku, perbaikan dan perawatan, guruhonorer, dan lain-lain. Di samping itu, sekolahmemiliki penghasilan atau pendapatan dari orang tuamurid, bantuan pemerintah, dan sebagainya. Sehinggakeputusan harus yang diambil disesuaikan denganprioritas dan waktu pelaksanaan pembiayaan.Pengeluaran dana dalam jumlah besar, sepertirehabilitasi bangunan akan membutuhkan dana tambahan

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 2

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

khusus dan mungkin harus menunggu sampai pemerintahatau pihak lain memberi dana bantuan khusus. Sekolahmemiliki aset, bangunan, perabotan, perlengkapan, danlainlain yang harus dijaga. Catatan aset tersebutmenunjukkan jumlah yang tersedia dan kondisinya.

Mutu sekolah akan menjadi daya tarik tersendirisehingga mendapat kepercayaan dari masyarakat. Haltersebut juga dirasakan oleh pengelola pendidikan diSMK TRI MITRA Kotabaru, Karawang. Kepercayaanmasyarakat Kotabaru untuk menyekolahkan putra-putrinyadi SMK TRI MITRA Kotabaru, Karawang harus dijagamelalui peningkatan mutu pendidikan secaraberkelanjutan. Terkait dengan hal tersebut, diperlukankajian lebih mendalam tentang manajemen pembiayaanpendidikan dalam rangka peningkatan mutu sekolah.

B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dari penelitian ini adalah:1. Bagaimana menyeimbangkan biaya pendidikan yang ada

dengan mutu pelayanan pendidikan di sekolah?2. Bagaimana manajemen pembiayaan pendidikan dalam

rangka peningkatan mutu sekolah?

C. Tujuan PenelitianPenelitian dilaksanakan dengan tujuan mendeskripsikanmanajemen pembiayaan pendidikan dalam upayameningkatkan mutu sekolah di SMK Tri Mitra Kotabaru,Karawang Secara terperinci penelitian ini bertujuanuntuk:(1) Mengetahui perencanaan anggaran dalam upaya

meningkatkan mutu sekolah di SMK Tri MitraKotabaru, Karawang

(2) Mengetahui penggunaan biaya dalam upayameningkatkan mutu sekolah di SMK Tri MitraKotabaru, Karawang

(3) Mengetahui pengawasan pembiayaan dalam upayameningkatkan mutu sekolah di SMK Tri MitraKotabaru, Karawang

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 3

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

II. LANDASAN TEORI

A. Manajemen Pembiayaan PendidikanMakna manajemen pembiayaan pendidikan tidak terlepasdari pengertian dan fungsi manajemen pada umumnya,pembiayaan atau keuangaan pada suatu organisasi akanberkaitan dengan keseluruhan aktivitas yangbersangkutan dengan usaha untuk memperoleh dana danmenggunakannya, atau mengalokasikan dana tersebut.Hal ini menuntut adanya fungsi-fungsi perencanaan,pengarahan, dan pengendalian dana sebagai sumber dalammenjalankan kegiatan organisasi. Menurut Terry, fungsi-fungsi manajemen terdiri dari :Planning, Organizing, Staffing, Motivating dan Controlling. (G.R.Terry dan L.W. Rue 2001)

1. Planning; menentukan tujuan-tujuan yang hendakdicapai selama suatu masa yang akan datang dan apayang harus diperbuat agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu.

2. Organizing : mengelompokkan dan menentukan berbagaikegiatan penting dan memberikan kekuasaan untukmelaksanakan kegiatan-kegiatan itu.

3. Staffing; menentukan keperluan-keperluan sumber dayamanusia, pengerahan, penyaringan, latihan danpengembangan tenaga kerja.

4. Motivating : mengarahkan atau menyalurkan perilakumanusia ke arah tujuan-tujuan.

5. Controlling : mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan, menentukan sebab-sebab penyimpangan danmengambil tindakan korektif dimana perlu. Terkaitdengan pembiayaan, maka manajemen pembiayaan akanmencakup keseluruhan aktivitas yang berhubungandengan usaha memperoleh dana dan manggunakan ataumengalokasikan dana tersebut untuk kepentinganpencapaian tujuan organisasi.Hellriegel dan Slocum mengemukakan bahwa, manajemen

adalah perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan danpengawasan orang-orang yang bekerja dalam suatu

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 4

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

organisasi dan seperangkat tugas serta aktivitas yangdilakukan secara terus menerus. (Don Hellrigel and John W.Slocum Jr.1992) Searah dengan pendapat tersebut, Stoner danFreeman mengemukakan bahwa manajemen adalah prosesperencanaan, pengorganisasian, pemimpinan danpengendalian upaya anggota organisasi dan prosespenggunaan semua sumber daya organisasi untuktercapainya tujuan yang telah ditetapkan. (James A. F.Stoner dan R. Edward Freeman,1992)

B. Perencanaan Anggaran dalam Pembiayaan PendidikanPerencanaan mengandung makna sebagai proses

sistematis dalam pengambilan keputusan tentangtindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akandatang. (Djudju Sudjana 2000) Seperti dikemukakan olehTerry dan Rue bahwa perencanaan adalah prosesmemutuskan tujuan-tujuan apa yang akan dikejar selamasuatu jangka waktu yang akan datang dan apa yangdilakukan agar tujuan-tujuan itu dapat tercapai. (Terrydan Rue op.cit, pp. 43-44) Berdasarkan definisi tersebutperencanaan anggaran dalam pembiayaan pendidikan akanmencakup penetapan tujuan dan kegiatan pendidikanserta biaya yang diperlukan mencapai tujuan tersebut

Perencanaan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:(1) merupakan model pengambilan keputusan secararasional dalam memilih dan menetapkan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan, (2) berorientasi padaperubahan dari keadaan masa sekarang kepada suatukeadaan yang diinginkan di masa datang sebagaimanadirumuskan dalam tujuan yang akan dicapai, (3)melibatkan orang-orang ke dalam suatu proses untukmenentukan dan menemukan masa depan yang diinginkan,(4) memberi arah mengenai bagaimana dan kapan tindakanakan diambil serta siapa pihak yang terlibat dalamtindakan atau kegiatan itu, (5) melibatkan perkiraantentang semua kegiatan yang akan dilaksanakan, (6)berhubungan dengan penentuan prioritas dan urutantindakan yang akan dilakukan, dan (7) perencanaansebagai titik awal dan arahan pengorganisasian,penggerakan, pembinaan, penilaian dan pengembangan.(Sudjana, op.cit., pp. 63-64)

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 5

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Proses penyusunan RAPBS dimana anggarandiformulasikan sebaiknya dilakukan dengan memperhatikanaspek-aspek sebagai berikut: (1) Berorientasi terhadapstrategi menengah dan jangka panjang; (2) Stabil dan dapat diprediksi  dari tahun ke tahun; (3) Penciptaanaturan-aturan yang sangat jelas tentang pengertian dantanggung jawab pada pengeluaran; serta (4) Menghasilkaninformasi yang jelas tentang tujuan pengeluaransekurang-kurangnya dalam bentuk input dan terutama dalambentuk output.

Dalam perkembangan manajemen keuangan/pembiayaan diera otonomi telah berkembang pendekatan proformance budgetyang merupakan pembaharuan atas traditional budget. (Mardiasmo2002) Traditional budget didominasi oleh penyusunan anggaranyang bersifat line-item dan incrementalism, yaitu prosespenyusunan anggaran yang hanya mendasarkan pada besarnyarealisasi anggaran tahun sebelumnya, konsekuensinyatidak ada perubahan mendasar atas anggaran baru. Hal iniseringkali bertentangan dengan kebutuhan riil dankepentingan sekolah. Performance budget pada dasarnya adalahsistem penyusunan dan pengelolaan anggaran yangberorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja. Kinerjatersebut harus mencerminkan efisiensi dan efektivitasyang. Merupakan kebutuhan sekolah untuk menyelenggarakanotonomi secara luas, nyata dan bertanggung jawab seiringdengan otonomi pendidikan. Otonomi di tingkat sekolahharus dipahami sebagai hak atau kewenangan manajemensekolah untuk mengelola dan mengatur urusannya sendiri.

C. Penggunaan dan AnggaranProsedur pengalokasian atau pendistribusian

anggaran yang akan digunakan pendidikan merupakanrealisasi rencana anggaran biasanya berpedoman padaasas-asas sebagai berikut: (1) Azas Plafond, yaituanggaran belanja yang telah ditetapkan tidak dapatmelebihi jumlah tertinggi dari ketentuan. Bila dengandana sebesar itu kegiatan masih belum dapatdiselesaikan, biaya untuk menyelesaikan kegiatantersebut diajukan kembali pada tahun anggaranberikutnya; (2) Azas Pengeluaran Berdasarkan MataAnggaran, yaitu setiap pengeluaran harus berpedoman

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 6

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

pada mata anggaran yang telah ditetapkan. Sejumlahanggaran belanja yang disetujui dialokasikan menurutmata anggaran masing-masing,seperti untuk gajipegawai, berlainan atau terpisah dari mata anggaranuntuk belanja barang, untuk pemeliharaan gedung, biayakesehatan pegawai, serta mata anggaran yang lainnya;(3) Azas pengeluaran terbatas, yaitu semua pendapatan tidakboleh langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhansesuai anggaran belannja yang disetujui. Bagaimanapunmendesaknya kebutuhan, setiap pendapatan harusdisetorkan terlebih dahulu ke pusat baru diminta.(Koswara dan Nuryantini, op.cit., pp. 135-140)

D. Pengawasan Pembiayaan PendidikanTujuan pengawasan anggaran adalah untuk memastikan

bahwa penggunaan anggaran sesuai dengan rencana semuladan bahwa langkah pengamanan yang tepat diterapkan.Pengawasan internal adalah kegiatan rutin manajemen yangharus dijalankan secara informal maupun secara formal.Seperti di organisasi lain manapun, bendahara sekolahharus memastikan bahwa kepala sekolah mendapat informasimengenai status arus pendapatan dan pengeluaran. Kepalasekolah, juga harus secara resmi memeriksa catatantersebut dari waktu ke waktu untuk memastikan bahwapenghasilan dan pengeluaran sejalan dengan rencana.

E. Mutu SekolahTerdapat banyak definisi tentang mutu atau

kualitas. Mutu mengacu kepada pengertian pokok yaituterdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baikkeistimewaan langsung, maupun keistimewaan atraktifyang memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikianmemberikan kepuasan atas penggunaan produk. (Gaspersz, Vincent

2006). Mutu terdiri dari segala sesuatu yang bebasdari kekurangan atau kerusakan. Menurut Fielddikemukakan dua pengertian mutu berdasarkan istilahyang selama ini dipakai. (Joseph Field 1994) Mutudiartikan sebagai ukuran dari produk atau kinerjapelayanan pada satu titik waktu tertentu. Dalamkonteks ini, mutu pendidikan berarti seseorang yangmencapai dapat tujuan kurikulum yang dirancang untuksiswa. Sementara itu, mutu diartikan sebagai

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 7

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

keseluruhan sifat dan karakteristik dari sebuah produkatau pelayanan untuk dapat memuaskan kebutuhan yangdiberikan. Di sini mutu dimulai dan diakhiri dengankarakteristik produk atau pelayanan. Mutu pendidikandiartikan sebagai sesuatu di mana karakteristik yangdibutuhkan itu dicapainya. Kedua definisi mututersebut cenderung menyarankan adanya pengawasaneksternal terhadap mutu. Mutu adalah sesuatu yangterdapat dalam produk atau pelayanan sebagai ukuran.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode PenelitianPenelitian dilaksanakan dengan menggunakan metodedeskriptif yaitu mengungkap fakta atau data tentangmasalah sebagaimana adanya diiringi denganinterpretasi yang rasional. (Hadari Nawawi 1983). B. Metode Pengumpulan Data Data penelitian dikumpulkan melalui analisis dokumendan wawancara. Dokumen yang dianalisis antara lainRencana Anggaran Pendapatan dan Biaya Sekolah (RAPBS),pedoman pengelolaan keuangan sekolah, laporankeuangan, serta dokumen terkait lainnya. Wawancaradilakukan dengan kepala sekolah, bendahara sekolah,serta pembina pendidikan dari Yayasan TMKM.

C. Sumber dan Jenis DataDalam upaya memperoleh data penelitian, disusuninstrumen dalam bentuk pedoman wawancara. Persoalanpokok yang diajukan wawancara adalah: “Bagaimanamanajemen pembiayaan pendidikan dalam usahameningkatkan mutu sekolah di SMK Tri Mitra Kotabaru,Karawang?”. Pada tahap selanjutnya diajukan tigapertanyaan penelitian sebagai berikut: (1) Bagaimana perencanaan anggaran dalam upaya

meningkatkan mutu sekolah di SMK Tri MitraKotabaru, Karawang.?

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 8

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

(2) Bagaimana penggunaan biaya dalam upayameningkatkan mutu sekolah di SMK Tri MitraKotabaru, Karawang.?

(3) Bagaimana pengawasan pembiayaan anggaran dalamupaya meningkatkan mutu sekolah di SMK Tri MitraKotabaru, Karawang.?

Aspek-aspek yang dikaji dalam penelitian ini dapatdilihat pada rambu-rambu wawancara penelitian yangdiperlihatkan pada tabel 3.1.Tabel 3.1: Rambu-rambu Instrumen Pengumpulan Datapenelitian

No. PertanyaanPenelitian

Aspek yang Ditanyakan

SumberData

TeknikPengumpulanData

1

Bagaimanaperencanaananggaran dalamupayameningkatkan mutusekolah di SMKTri MitraKotabaru,Karawang.?

Penyusunan RAPBS Penetapanalokasi anggaran

Ka. Sek.BendaharaPembinaDok.

WawancaraAnalisisDok.

2

Bagaimanapenggunaanbiaya dalamupayameningkatkanmutu sekolahdi SMK TriMitraKotabaru,Karawang.?

Prosedurpenggunaananggaran

Pembukuan/pencatatankeuangan

Ka. Sek.BendaharaPembinaDok.

WawancaraAnalisisDok.

3

Bagaimanapengawasanpenggunaananggaran dalamupayameningkatkan mutusekolah di SMKTri MitraKotabaru,Karawang.?

Pemeriksaanpenggunaananggaran

Penyusunanlaporan keuangan

Upayamenghindaripenyimpangan

Ka. Sek.BendaharaPembinaDok.

WawancaraAnalisisDok.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 9

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Sebelum dilakukan analisis lebih lanjut, data yangdiperoleh terlebih dahulu diuji keabsahannyamenggunakan teknik trianggulasi yaitu membandingkan datayang diperoleh melalui teknik yang berbeda sertamembandingkan data yang diperoleh dari sumberinformasi yang berbeda.D. Teknik Analisa DataData yang telah dikumpulkan akan dianalisis secarabertahap melalui langkah-langkah berikut :

(1) Klasifikasikan data berdasarkanpertanyaan-pertanyaan penelitian;

(2) Penyajian data secara sistematis dalambentuk paparan naratif untuk setiap pertanyaanpenelitian;

(3) Verifikasi serta menarik kesimpulansebagai intisari dari sajian data. Kesimpulanyang diperoleh merupakan jawaban ataspertanyaan penelitian yang diajukan sertajustifikasi teori yang menjadi acuanpenelitian.

VI. PEMBAHASAN

1. Perencanaan Anggaran Sekolah merupakan tempat pendidikan yang memiliki

otonomi untuk menentukan rencana anggaran sesuai dengankebutuhannya termasuk dalam meningkatkan mutu sekolah.Terkait dengan hal tersebut, temuan penelitianmenjelaskan bahwa :

Perencanaan anggaran dalam upaya meningkatkan mutusekolah ditetapkan dengan melibatkan pihak-pihakterkait. Hal ini dilakukan agar APBS dapat mengakomodasikebutuhan dari berbagai pihak terutama para pelaksanapendidikan sehingga proses pendidikan berjalan denganlancar. Disamping itu, semua pihak merasakan bahwakebutuhannya terpenuhi sehingga akan bekerja denganlabih baik lagi dan mutu pelaksanaan pendidikan dapatditingkatkan. Rencana anggaran ditetapkan secarasistematis dalam arti formal sebagai suatu ketetapan

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 10

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

atas dasar prinsip anggaran berimbang, realistis,dinamis, efisien, efektif, dan strategis. Prinsip-prinsip tersebut digunakan untuk menjamin keterlaksanaankegiatan pendidikan dengan mengoptimalkan dana yangtersedia. Alokasi anggaran untuk setiap kegiatanditetapkan sesuai dengan sumber dana yang ada, skalaprioritas serta pedoman yang telah ditetapkan.

Berdasarkan temuan di atas, aspek mutu sekolah yangdapat ditingkatkan melalui perencanaan anggaran antaralain terakomodasinya aspirasi dari setiap unsurpelaksana pendidikan serta terpenuhinya harapan pesertadidik (orang tua siswa). Konsistensi terhadap rencanatersebut diharapkan dapat memberikan kepuasan padapihak-pihak terkait dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah baik itu unsur pelaksana pendidikan (kepalasekolah, guru, tenaga kependidikan) ataupun siswa.

Dalam manajemen pembiayaan pendidikan di sekolah,perencanaan anggaran dituangkan melalui RAPBS.Berdasarkan makna perencanaan anggaran, KeberadaanRAPBS dalam manajemen pembiayaan pendidikan adalah : (1)Sebagai pedoman bagi penyelenggara sekolah dalam

penggunaan dana selama satu tahun.(2)Sebagai acuan penyusunan pertanggungjawaban sekolah

yang merupakan perwujudan akuntabilitas sekolah.(3)Sebagai acuan bagi pengawasan, pengawasan baik

struktural, fungsional maupun pengawasan masyarakatdalam penyelenggaran manajemen pembiayaanpendidikan

(4)Sebagai tolok ukur pelaksanaan evaluasi manajemenpembiayaan pendidikan yang dilakukan sekolah.

Keterkaitan dengan mutu sekolah RAPBS harus merupakanpenjabaran target mutu yang ingin dicapai dan skenariobagaimana mencapainya. Keberadaan RAPBS dapatdimanfaatkan untuk hal-hal berikut :

(1) Menyediakan pedoman bagi manajemen danmenetapkan target atau hasil yang direncanakandalam jangka waktu tertentu dan jumlah dana untukmencapai target tersebut;

(2) Sebagai perantara informasi bagi komitesekolah dan para stakeholder lain serta menyediakan

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 11

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

gambaran tentang apa yang akan dilakukan olehsekolah dan cara menjalankannya;

(3) Sebagai pedoman untuk upaya-upaya pengumpulandana karena penghasilan sekolah tidak selaludapat diperkirakan. Khususnya sekolah swasta,yang memperoleh penghasilan hanya dari uangsekolah, tetapi hal ini juga berlaku bagi sekolahnegeri. Jumlah dan pengaturan waktu sumbangan danbantuan pemerintah terkadang tidak dapatdiperkirakan oleh karenanya penting agar sekolahmendapatkan dana yang cukup;

(4) Sebagai patokan untuk menilai kinerjamanajemen sekolah. (Nainggolan dkk., op.cit., p. 1).

RAPBS merupakan rencana kegiatan sekolah selamasatu tahun yang mencakup; (1) Kegiatan pokok yaitukegiatan belajar mengajar dan pembinaan kesiswaan; (2)Kegiatan penunjang proses belajar mengajar; (3)kegiatan peningkatan mutu, dan (4) Pembangunan fisikyang dikaitkan dengan dana yang digunakan. RAPBSmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan ProgramKerja Sekolah selama satu tahun pelajaran.

Dalam upaya mewujudkan sekolah yang bermutu,penyusunan RAPBS perlu mengedepankan prinsip efisiensidan mengutamakan yang utama serta berorientasi mutukinerja pada setiap kegiatan yang akan dilakukan.Dalam praktek, penyusunan harus ditetapkan secarasecara rasional dan obyektif berdasarkan kemampuansendiri. Manajemen sekolah harus mengacu pada biayanyata dan biaya tetap karena kedua biaya inilah yangakan mendukung kegiatan pendidikan.

Dalam penyusunan program, sekolah harus menetapkanindikator atau target mutu yang akan dicapai. Kegiatanyang tak kalah pentingnya adalah melakukan monitoringdan evaluasi program yang telah direncanakan sesuaidengan pendanaannya untuk melihat ketercapaian visi,misi dan tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengankebijakan nasional dan target mutu yang dicapai sertamelaporkan hasilnya kepada masyarakat dan pemerintah.Hasil evaluasi ini dapat dipergunakan sebagai masukanuntuk perencanaan/penyusunan program sekolah di masa

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 12

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

mendatang (tahun berikutnya). Demikian terus menerussebagai proses yang berkelanjutan. (Umaedi, op.cit., p.1).

Dengan kata lain, RAPBS senantiasa mempertimbangkanpencapaian target mutu sesuai tujuan pendidikan.Prioritas pembiayaan disusun berdasarkan urutan darikegiatan sesuai tugas pokok dan fungsi sekolah danmempertimbangkan dukungan tertinggi terhadappencapaian tujuan sekolah. Pembiayaan disusun secaraefektif dan efisien dengan mempertimbangkan hasil yangakan dicapai dengan pembiayaan yang ringan.

Sebagai wujud keterbukaan dalam penyelenggaraanpendidikan, penyusunan RAPBS harus melibatkan secaralangsung semua komponen sekolah (stakeholders) terutamapihak-pihak yang berkepentingan langsung denganpembiayaan sekolah (guru, tata usaha, siswa, komite)mulai dari analisis kebutuhan, penyusunan skalaprioritas sampai dengan finalisasi dokumen danpelaksanaan anggaran dibawah koordinasi kepalasekolah. Sekolah perlu memberikan kesempatan aksesyang luas kepada seluruh komponen sekolah. Seluruhproses penyusunan dan penggunaan anggaran dapatdipertanggungjawabkan kepada masyarakat baik secaraadministratif, materiil dan subtantif. Denganmenerapkan prinsip-prinsip tersebut, RAPBS dapatdijadikan sebagai ketetapan formal atau acuan dalamupaya meningkatkanmutu sekolah di sekolah.

Penyusunan RAPBS senantiasa mempertimbangkanpencapaian target mutu sekolah. Dalam penyusunan RAPBSdilibatkan semua komponen sekolah terutama pihak-pihakyang berkepentingan langsung dengan pembiayaan sekolah(guru, tata usaha, siswa, komite) mulai dari analisiskebutuhan, penyusunan skala prioritas sampai denganfinalisasi dokumen dan pelaksanaan anggaran dibawahkoordinasi kepala sekolah. Dalam seluruh prosespenyusunan dan penggunaan anggaran, sekolah memberikankesempatan akses yang luas kepada seluruh komponensekolah. Seluruh proses penyusunan dan penggunaananggaran dipertanggungjawabkan kepada masyarakat baiksecara administratif, materiil dan subtantif sehinggasekolah mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 13

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

2. Penggunaan Anggaran Distribusi anggaran berhubungan dengan pengeluaran

dana yang akan digunakan untuk semua kegiatan pendidikanserta fasilitas penunjang yang dibutuhkan. Berdasarkantemuan penelitian yang telah dikemukakan dalampembahasan sebelumnya diketahui bahwa:

Penggunaan anggaran dalam upaya meningkatkanmutusekolah dilakukan atas dasar rencana yang ditetapkan,baik dalam jumlah ataupun waktu pengeluarannya. Setiaptransaksi dibuat pencatatan/pembukuan keuangan secaraperiodik sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.Melalui upaya tersebut, diharapkan administrasipendidikan di sekolah tertata rapih dan penilaianmasyarakat (orang tua siswa) terhadap sekolah menjadilebih baik. Dengan demikian kepercayaan masyarakatsemakin meningkat.

Dengan adanya anggaran yang didistribusikan, semuakomponen pendidikan dapat melaksanakan fungsinya masing-masing sesuai dengan rencana kegiatan yang telahditetapkan.

Pendistribusian anggaran dalam pembiayaan pendidik-an di sekolah merupakan realisasi rencana anggaran(APBS). Hal ini biasanya berpedoman pada asas-asas dalampengelolan keuangan yaitu:

Asas Plafon adalah anggaran belanja yang telah di-tetapkan tidak dapat melebihi jumlah tertinggi dan ke-tentuan; Azas Pengeluaran Berdasarkan Mata Anggaran,yaitu setiap pengeluaran harus berpedoman pada mataanggaran yang telah ditetapkan; dan Azas pengeluaranterbatas, yaitu semua pendapatan baik di tidak bolehlangsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuaianggaran belanja yang telah disetujui. (Koswara danNuryantini, op.cit., pp. 135-140)

Sekolah harus mengajukan realisasi anggaran sesuaidengan mata anggaran yang ditetapkan. Walaupun sekolahmemiliki otonomi dalam hal anggaran akan tetapi tidakdapat menggunakan anggaran sesuka hati. Sekolah harusdisiplin menggunakan anggaran berdasarkan mata anggaran.Bila sangat terpaksa, karena kelebihan mata anggaran

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 14

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

suatu kegiatan, penyimpangan semacam itu hanya dapatdilakukan atas persetujuan dari pihak berwenang.

Setiap perolehan dana dalam pendistribusiannyaharus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang telahdisesuaikan dengan perencanaan pembiayaan pendidikan disekolah (APBS). Di samping itu pengeluaran keuanganharus dibukukan sesuai dengan pola yang ditetapkan olehperaturan yang berlaku. Beberapa hal yang harusdijadikan patokan bendahara sekolah dalam halpembukuan/pencatatan keuangan meliputi format buku kasharian, buku tabelaris, dan format laporan daya serappenggunaan anggaran serta beban pajak. Aliranpengeluaran keuangan harus dicatat sesuai dengan waktuserta peruntukannya.Mengingat kegiatan tata keuangan yang sangat peka,

maka kegiatan pembukuan harus dilakukan secara telitidemi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yangdapat mengganggu operasional pendidikan di sekolah.Sekolah perlu menyimpan catatan tertulis untuk setiappembayaran walaupun jumlahnya kecil. Dalam pembukuanharus jelas apakah uang dikeluarkan atau diterima, siapayang mengeluarkan atau menerima dan berapa jumlah uangdalam dalam transaksi tersebut. Buku kas ini harusditutup secara periodik (setiap bulan), dijumlah dandicocokkan dengan jumlah uang tunai yang dipegang ataudi rekening bank sekolah. Sekolah harus memiliki buktipembayaran untuk setiap transaksi untuk membuktikanbahwa transaksi pernah terjadi karena dokumentasipendukung semacam ini sangat penting. Pembukuan merupakan salah satu aspek penting dalam

sistem manajemen  pembiayaan. Jika pembukuan tidak mampumenghasilkan data  yang tepat, maka sub sistem yang laintidak berfungsi  secara baik. Lebih dari itu pembukuan,sangat penting dan memungkinkan hal-hal sebagai berikut:(1) Menyediakan informasi kepada manajer/pimpinansekolah untuk membuat keputusan; (2) Substansi transaksikeuangan berdasarkan pada dokumen  pendukung yang benar;(3) Memungkinkan laporan hasil dalam data keuangan dan kinerja dapat  dipertahankan untuk laporan biaya; (3)Pengawasan keputusan anggaran tahun berjalan danmempersiapkan anggaran tahun berikutnya; (3) Menyediakan

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 15

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

laporan keuangan dan audit periodik, juga kepercayaandan memperkuat pertanggungan jawab. Penanganan pembukuan yang tepat dan pencatatan

merupakan hal yang penting dalam pengelolaan dan jugapengawasan keuangan. Terkait dengan hal tersebut, fungsiutama dalam pengelolaan keuangan sekolah adalah tanggungjawab dana, persetujuan pembayaran, pemegang kas danpencatatan. Kas dan buku catatan disimpan di tempat yangaman. Setiap jenis pengeluaran dan penghasilan dicatatsecara terpisah dan didukung oleh bukti pendukung yangcukup. Diperlukan pengawasan rutin tetapi juga yangdilakukan secara mendadak terhadap uang kas danpembukuan.3. Pengawasan Penggunaan Anggaran

Pengawasan merupakan fungsi manajemen yangdilakukan untuk melihat apa yang terjadi sesuai denganapa yang semestinya dilakukan termasuk dalam halpenggunaan anggaran. Berdasarkan temuan penelitian yangtelah dikemukakan dalam pembahasan sebelumnya diketahuibahwa:

Pengawasan penggunaan anggaran dalam upayameningkatkanmutu sekolah dilakukan dengan mengawasiketepatan dalam penggunaan mata anggaran, menetapkanpedoman yang mengikat, dan melalukan audit, menyajikanlaporan keuangan sebagai bentuk pertanggung-jawabansekolah kepada pihak terkait (stakeholders), sertamenerapkan sangsi jika terjadi penyimpangan. Langkahpengawasan dalam pendidikan pada dasarnya bertujuanuntuk menjamin bahwa semua kegiatan telah dilaksanakansesuai dengan rencana yang ditetapkan. Dengan demikiansasaran peningkatan mutu sekolah dapat dicapai denganlebih baik.

Pengawasan yang intensif penting dilakukan padasetiap penggunaan anggaran. Melalui pengawasan dapatdipantau optimalisasi penggunaan dana serta pencapaianmutu kegiatan. Pengawasan anggaran dilakukan untukmemastikan bahwa anggaran digunakan secara tepat sesuairencana.

Dari sudut pandang pihak yang menyediakan danapendidikan (baik orang tua murid, pemerintah atau

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 16

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

stakeholder lain), pengawasan merupakan hal yang pentinguntuk memastikan bahwa dana yang tersedia digunakanuntuk tujuan yang direncanakan dan dikelola denganbenar.

Untuk mendukung pengawasan, Fatah mengemukakantahapan yang harus dilakukan dalam proses pengawasankeuangan, yaitu: (1) Penetapan standar atau patokan yang dipergunakan

berupa ukuran kuantitas, kualitas, biaya, dan waktu; (2) Mengukur dan membandingkan antara kenyataan yang

sebenarnya dengan standar yang telah ditetapkan; (3) Mengidentifikasikan penyimpangan (deviasi); serta (4) Menentukan tindakan perbaikan atau koreksi yang

kemudian menjadi materi rekomendasi. (Fatah, op.cit., p. 65)Realisasi penerimaan dan pengeluaran sekolah (APBS)

harus selalu diperikasa, yaitu dibandingkan antarayang dianggarkan dengan yang dicapai. Kepala sekolahmemiliki tanggung jawab internal untuk mengawasi yaitumemastikan bahwa penggunaan anggaran telah dijalankandengan tepat. Pengawasan internal dapat disamakan jugadengan manajerial kontrol. Internal kontrol yang tepatdapat diintegrasikan didalam setiap sub sistem dalamarti bahwa aplikasinya menjadi bagian integral darisetiap proses transaksi. Internal kontrol terdiri darisemua pengukuran koordinasi dan metode yang diadopsididalam  keadaan untuk: (1) Mengamankan sumber-sumber,(2) Meningkatkan keabsahan dan akurasi informasikeuangan, (3) Meningkatkan efisiensi dalam operasi,(4) Mendorong ketaatan terhadap ketentuan/aturan,kebijakan dan standard; dan (5) Mencapai tujuan dansasaran program. Hal ini dilakukan untuk mendorongbendahara agar menyimpan semua catatan pendapatan danpengeluaran kas.

Pengawasan merupakan bagian proses yang harusdilakukan dalam manajemen pembiayaan. Dalam manajemenpembiayaan pendidikan, kepala sekolah perlu melakukanpengendalian pengeluaran keuangan selaras dengan APBSyang telah ditetapkan. Artinya sebagai pimpinanbertanggung jawab terhadap masalah internal manajemenkeuangan. Pengawasan dilakukan melalui aliran masuk

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 17

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

dan keluar uang yang dibutuhkan oleh bendahara. Halitu dilakukan mulai dan proses keputusan pengeluarananggaran, pembelanjaan, perhitungan dan penyimpanankas.

Pengawasan keuangan terkait dengan laporan,penyajian informasi, dan penilikan terhadap penggunaananggaran. Lebih dari itu, pengawasan dilakukanmengendalikan agar anggaran digunakan secara efektifdan efisien. Pengawasan keuangan merupakan tahapanmanajemen pembiayaan pendidikan yang berfungsi untukmenata dan memelihara penggunaan anggaran dalammencapai hasil-hasil yang diharapkan. Tanpapengawasan, sulit untuk memastikan bahwa anggarandgunakan dengan tepat sesuai rencana. Pengawasandilakukan untuk mengidentifikasi ketepatan penggunaananggaran serta kesesuaian hasil yang dicapai atasrencana yang ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan,melalui pengawasan diupayakan adanya perbaikkan,serta diterapkan sangsi kepada pelaku penyimpangantersebut.

Pada waktu yang telah dijadwalkan, biasanya setiaptahun, sekolah memberi informasi kepada para stakeholdertentang penerimaan dan pengeluaran. Laporan keuanganmerupakan ringkasan transaksi tentang berapa jumlahdana yang diterima dan dikeluarkan sekolah. Laporanpengeluaran menyebutkan rencana kegiatan yang akandilaksanakan dan berapa jumlah uang yang dihabiskanuntuk melakukan kegiatan tersebut. Laporan penghasilanmembuat perincian tentang berapa jumlah uang yangditerima sekolah dan darimana asalnya. Laporantersebut juga dapat berisi penjelasan penyimpangandari kegiatan yang telah direncanakan.

Laporan keuangan bertujuan untuk meyakinkan bahwadana masyarakat dipergunakan sesuai dengan kebijakanyang telah ditentukan dalam rangka meningkatkan mutusekolah dan jika mungkin untuk menyajikan informasimengenai apa yang telah dikerjakan. Untuk itu pihaksekolah memberikan laporan keuangan pada orangtua/masyarakat dan pemerintah, dan melaksanakan kajiulang secara komperehensif terhadap pelaksanaan

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 18

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

program prioritas sekolah dalam proses peningkatanmutu. Di samping itu, laporan keuangan dapat dijadikandasar untuk menentukan langkah pembiayaan pendidikanselanjutnya.Melalui laporan keuangan dapat diidentifikasikanantara lain dalam pengendalian penggunaan alokasidana. Terkait dengan hal tersebut:

Sekolah dituntut untuk memiliki akuntabilitas baikkepada masyarakat maupun pemerintah. Hal ini merupakanperpaduan antara komitment terhadap standar keberhasilandan harapan/tuntutan orang tua/ masyarakat.Pertanggungjawaban (accountability) ini bertujuan untukmeyakinkan bahwa dana masyarakat dipergunakan sesuaidengan kebijakan yang telah ditentukan dalam rangkameningkatkan mutu sekolah dan jika mungkin untukmenyajikan informasi mengenai apa yang sudah dikerjakan.Untuk itu setiap sekolah harus memberikan laporanpertanggungjawaban dan mengkomunikasikannya kepada orangtua/masyarakat dan pemerintah, dan melaksanakan kajiulang secara komprehensif terhadap pelaksanaan programprioritas sekolah dalam proses peningkatan mutu. (Umaedi,op.cit., p.1).Laporan keuangan yang baik menyediakan sebuah gambaran

kondisi keuangan sekolah bagi seluruh stakeholder. Jikalaporan menunjukkan pengeluaran yang lebih besar dariyang diperkirakan atau tidak mencapai target, perludiambil tindakan yang tepat waktu untuk mengatasimasalah tersebut. Laporan yang tepat waktu akanmeningkatkan keamanan pengelolaan kas karena setiaptindakan penyimpangan dapat diketahui pada tahap awalsewaktu jumlah dana yang disalahgunakan mungkin masihsedikit. Jika laporan terlambat, penyimpangan yangterjadi mungkin telah melibatkan sejumlah besar uang dansudah terlambat diketahui untuk dilakukan tindakan. Laporan keuangan berfungsi sebagai alat komunikasi

antara sekolah dengan para stakeholder. Kepala sekolahdapat menggunakan laporan keuangan untuk memberiinformasi kepada stakeholder lain tentang cara memperolehdan menggunakan dana atau memberi gambaran mengenaisaldo dana pada waktu tertentu. Dengan demikian, laporan

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 19

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

keuangan berfungsi sebagai medium untuk memenuhiprinsip-prinsip keterbukaan dan akuntabilitas yangmendasari peningkatan mutu sekolah di sekolah. Laporankeuangan dapat digunakan untuk mengenali dan menilaibanyak hal terutama tentang efektivitas dan efisiensipengelolaan keuangan. Laporan keuangan dapat membantustakeholder (komite sekolah, orangtua murid dan perwakilanpemerintah) dalam menilai kondisi keuangan sekolah.Informasi dalam laporan keuangan dapat menjaminkepercayaan masyarakat terhadap sekolah sehingga dapatmeningkatkan mutu sekolah.

V. KESIMPULAN

Pembiayaan pendidikan adalah salah satu unsur pentingdalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk tercapainyapeningkatan mutu sekolah perlu adanya Manajemenpembiayaan pendidikan yang meliputi bidang :perencanaan, penggunaan, dan pengawasan anggaran perluditata dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian diSMK Tri Mitra Kotabaru, Karawang diperoleh temuan dankesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam upaya meningkatkan mutu sekolah Perencanaan

anggaran ditetapkan dengan melibatkan pihak-pihakterkait dan ditetapkan secara sistematis sebagaiketetapan dengan prinsip anggaran berimbang,realistis, dinamis, efisien, efektif, danstrategis. pengalokasian anggaran untuk kegiatanditetapkan sesuai dengan sumber dana yang ada,skala prioritas serta pedoman yang ditetapkan.Melalui perencanaan anggaran diharapkan mutusekolah dapat ditingkatkan dengan terakomodasinyaaspirasi setiap unsur pelaksana pendidikan sertaterpenuhinya harapan peserta didik (orang tuasiswa).

2. Penggunaan anggaran dilakukan atas dasar rencanayang ditetapkan, baik dalam jumlah ataupun waktupengeluarannya. Setiap transaksi dibuat pencatatan/pembukuan keuangan secara periodik sebagai dasarpenyusunan laporan keuangan. Melalui upaya

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 20

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

tersebut, administrasi pendidikan di sekolahtertata rapih sehingga penilaian masyarakat (orangtua siswa) terhadap sekolah menjadi lebih baik.

3. Pengawasan penggunaan anggaran dilakukan denganmengawasi ketepatan dalam penggunaan mata anggaran,menetapkan pedoman yang mengikat, dan melalukanaudit, menyajikan laporan keuangan sebagai bentukpertanggungjawaban sekolah kepada pihak terkait(stakeholders), serta menerapkan sangsi jika terjadipenyimpangan untuk menjamin kelancaran pendidikan.

Berdasarkan temuan penelitian tersebut di atas, dapatdisimpulkan: ”Jika pembiayaan pendidikan dikelolamelalui perencanaan yang partisipatif dan sistematis,penggunaan yang sesuai rencana dan didukung olehpembukuan yang tertata rapi, pengawasan terhadapketepatan penggunaan anggaran dilengkapi laporansebagai pertanggungjawaban maka biaya yang dikeluarkanakan mendorong peningkatan mutu sekolah.”

DAFTAR PUSTAKA

Banks, Alan. 1986 Budgeting. Australia: McGraww-Hill.

Danumiharja, Mintarsih. 2004 Manajemen Keuangan Sekolah: StudiManajemen Keuangan pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertamadalam Implementasi Otonomi Daerah. Jakarta: Uhamka Press.

Fattah, Nanang. 2004 Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan..Bandung: Remaja Rosdakarya.

Field, Joseph. 1994 Total Quality for School. Wincosin: ASQC.

Garner, C. Willliam. 1991 Accounting and Budgeting in Public andNonprofit Organiszation A Manager’s Guide. Oxford:Jossey Bass Pub.,.

Gaspersz, Vincent. 2006 Penerapan Total Quality Management inEducation (TQME) pada Perguruan Tinggi di Indonesia: Suatu Upayauntuk Memenuhi Kebutuhan Sistem Industri Modern. Availableat: http:/www.depdiknas.go.id.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 21

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Gibson, James L., John M. Ivancevich dan James H.Donnelly. 1987 Fundamentals of Management. Homewood:Business Publications, Inc.

Harllinger, P. 1998. “Education Change in Southeas AsiaThe Challenge Of Creating Learning System”, Journal ofEducation Administration, Vol. 36. No. 5.

Hellrigel, Don and John W. Slocum Jr.. 1992 Management.Newyork: Addison-Wesley Publishing Company, Inc. ,.

Hersey, Paul and Kenneth H. Blanchard. 1988 Management ofOrganizational Behavior: Utilizing Human Resources. Singapore:Prentice Hall.

Hoy, Charles dkk. 2000 Improving Quality in Education. London:Falmer Press.

Ivancevich, John M. dan Michael T. Matteson. 1997Organizational Behavior and Management. Chicago: RichardD. Irwin, Inc.

Koswara dan Ade Yeti Nuryantini, 2002 Manajemen LembagaPendidikan. Bandung: Patra Gading.

Kuswadi. 2004 Cara Mudah Memahami Manajemen Keuangan.Jakarta: Rlekmedia Komputindo.

PENGOLAHAN AIR MINUM MENGGUNAKAN KOAGULASIPEMBANTU KAPUR, TAWAS DAN FILTRASI

DENGAN DOLOMIT

Oleh :

Dian Ikha Pramayanti, S.Pt,M,Si

ABSTRAK

Uji pengolahan air baku PDAM menggunakan bahankoagulan kapur, tawas dan filtrasi dengan pasir dalomittelah diteliti. Hasil analisis kimia menunjukkan airbaku PDAM unit Murangan Triharjo, Sleman memiliki kadar

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 22

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

besi rata-rata 4,36 mg/l dan mangan rata-rata 3,0 mg/l.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa tingkatpenurunan kadar besi dan mangan, serta mengetahui besarefisiensinya.

Peelitian ini dilakukan di Laboratorium. Setelahitu dilakukan pengolahan pendahulu dengan menggunakankoagulan pembantu kapur dan tawas dengan dosis masing-masing 1% diaduk dan didiamkan selama 30 menit, kemudiandi filtrasi dengan media filter dolomit dengan ukuran0,5 mm – 0,8 mm dan variasi ketinggian media filter,yaitu 10 cm, 20 cm, 25 cm dan 30 cm.

Uji pengolahan air baku PDAM dengan kapur, tawasdan filtrasi pasir dolomit memperlihatkan bahwa kadarparameter Fe dan Mn air hasil olahan (effluen) turunhingga tercapai keadaan kadar sesuai dengan Baku mutuair bersih menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 416MENKES/PER/IX/1990 yaitu 0,5 mg/l. Proses kontinyudengan variasi ketinggian media filter 30 cmmenghasilkan efluen dengan nilai Fe = 0,133 mg/l dan Mn0,308 mg/l. Perubahan variasi ketinggian media filtertidak berpengaruh pada nilai Fe dan Mn. Efisiensi rata-rata pengolahan ini adalah Fe = 96,93% dan Mn = 89,73%.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGPenggunaan air untuk kegiatan rumah tangga dan

air minum yang tidak memenuhi standar kesehatan akanmenimbulkan gangguan kesehatan dan dapat merusakperalatan rumah tangga. Ditinjau dari kualitasnya,air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat dalambentuk murni, bukan berarti semua air terpolusi(Fardiaz, 1992). Kualitas air salah satunyadipengaruhi oleh sumber air tersebut, misalnya airtanah karena keberadaannya pada tanah maka airtersebut kayak akan mineral terlarut seperti zat Besi(Fe) dan Mangan (Mn).

Air yang baik bagi kehidupan manusia adalaha iryang tidak terkontaminasi dan tidak menimbulkanpenyakkit yang disebabkan melalui air, bebas dari

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 23

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

unsur-unsur yang beracun dan bebas dari sejumlahmineral dan zat organic yang berlebihan, Pencemaranair di kota besar-besar yang berasal dari limbah rumahtangga dan industri dapat menurunkan kualitas air(Hebriques dan Antony, 1984).

Kualitas dan kuantitas air sangat bervariasitergantung pada permukaannya. Standar kualitas auruntuk kebutuhan hidup manusia atau disebut air bersihlebih tinggi apabila dibandingkan dengan kualitas airuntuk keperluan lain. Air bersih sangat penting bagikehidupan manusia.

Sistem pengadaan air bersih di Indonesia sebagiandikelola oleh Perusahaan Air Minum (PAM), dengan airbaku yangd igunakan diambil dari air tanah dan airpermukaan seperti air sungai, danau dan mata air. Airbaku yang berasal dari air tanah maupun air permukaankurang emenuhi syarat air bersih menurut keputusanMenteri Kesehatan NO. 416 MENKES / PER / IX /1990,karena air tanah maupun air permukaan sudah tercemar.

Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) unit MuranganTriharjo Sleman, yang menggunakan air baku air sumurdalam dengan debit 22 l/dt. Pengolahan yang dilakukanmenggunakan kapur atau presipitasi kimiawi, Aerasi danfiktrasi menggunakan pasir. Namun belum diketahuiberapa dosis optimumnya. Hasil pemeriksaan air bakuyang dilakukan terhadap sample air yang diambil,menunjukkan bahwa kadar Besi (Fe) 5,088 mg/l danMangan (Mn) 2, 125 mg/l.

Oleh karena itu diperlukan pengolahan air agarmemenuhi standar air bersih sesuai dengan KEPMENKES NO416/ PER / IX / 1990 untuk kadar Besi (Fe) tidak lebihdari 0,5 mg/l dan parameter MAngan (Mn) tidak lebihdari 0,5 mg/l. Untuk itu harus dicari alternativepengolahan yang tepat untuk menurunkan kadar Fe totaldan Mn. Salah satu cara untuk mengatasi kelebihankadar Fe dan Mn air baku tersebut adalah denganmenentukan dosis optimum kapur, tawas dan filtrasidengan dolomit.

B. PERUMUSAN MASALAH

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 24

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Berdasarkan latar belakang di atas, agar dapatmemberi arah penelitian yang jelas, maka dirumuskanmasalah sebagai berikut:1. Kadar besi (Fe) dan Mangan (Mn) air baku

melebihi baku mutu air minum.2. Berapakah penurunan kadar besi dan mangan dalam

air sumur dalam menggunakan Dolomit.

C. TUJUAN PENELITIANAdapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui pengaruh dolomit sebagai mediafilter terhadap penurunan kadar Fe dan Mn air sumurdalam.

2. Menentukan efisiensi penurunan Fe dan Mn dalamengolahan air minum.

D. LANDASAN TEORI

1. Hidologi Air Tanah1. Daur Hidrologi

Air di bumi ditemukan di berbagai tempat dandalam bentuk yang bermacam-macam. Berubahnya tempatdan bentuk ini apabila diamati akan merupakan suatudaur atau siklus hidrologi. Sirkulasi yang mudahdilihat adalah dimulai dengan penguapan (evaporasi)air laut ke atmosfer kemudian uap ini diubahmenjadi hujan (presipitasi) dan jatuh di atas tanahkemudian mengalir kembali ke laut. Tentunyakelakuan air di bumi ini, sepeti hujan yang jatuhdi atas permukaan tanah tidak langsung mengalirbegitu saja, akan tetapi masih perlu diperhatikankelakuan-kelakuan lainnya.Akibat energi sinar matahari maka air laut dan airpermukaan diuapkan keatmosfir (1) demikian jugapenguapan yang dilakukan oleh tumbuhan(transpirasi) (2). Hasil penguapan ini di atmosfirterkumpul menjadi awan yang jenuh dengan uap airyang disebut awan penyebab hujan (3). Denganbermacam-macam proses uap air yang jenuh ini akan

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 25

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

terkondensasi dan akan terendapkan (4). Kadang-kadang sebelum mencapai permukaan bumi air hujanmasih mungkin diuapkan kembali walaupun kecilsekali (5), dan sisanya sebagian besar akan sampaidi permukaan bumi.Tidak semua air hujan sampai di permukaan bumi akansampai di permukaan tanah, sebagian akan tertahanoleh tanaman-tanaman, bangunan dan sebagainya(intersepsi) yang kemudian akan diuapkan kembali keatmosfir.Air hujan yang sampai di permukaan tanah sebagianakan meresap masuk ke dalam tanah (infiltrasi) (6),sebagian akan mengisi cekungan, kubangan, dipermukaan tanah (deficiensi) dan sisanya lagi akanmengalir dipermukaan tanah (overland-flow) (7). Airhujan yang masuk ke dalam tanah sebagian akanmengalir horizontal di bawah muka tanah, kalaukondisinya memungkinkan (interflow) (8), yangbersama overland-flow kemudian menjadi surface run off.Sebagian air infiltrasi kalau kondisi tanahmemungkinkan akan tetap tinggal di dalam tanah(moisture content) (9) yang sisanya lagi secaragravitasi akan mengalir vertikal masuk ke dalamtanah sampai muka air tanah. Air tanah walaupunsangat lambat akan bergerak (10) ke tempat yanglebih rendah bila ketemu patahan bumi akan keluarsebagai mata air dan bila ketemu palung sungai akanmengisi air sungai yang bersama surface run offakan terus mengalir ke muara sampai laut. Selamapengalirannya ke laut air tersebut dapat diuapkankembali dan sesampainya di laut terus diuapkankembali (11), Demikian siklus ini berulang kembaliterus menerus. 2. Air

Air yang terserap dalam tanah tertahan olehpartikel tanah, batu-batuan, mineral dan lapisanbatuan yang kedap air, membentuk sungai dalamtanah. Daerah terjadinya pencampuran air dan tanahdisebut zona saturasi. Formasi geologi yangmenghasilkan sumber air disebut akifer (aquifer).Daerah di atas zona saturasi jika tidak diserap

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 26

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

oleh lapisan porus disebut water table, sedangakifer disebut permukaan water table material porusyang berada di atas permukaan water table danmenahan air di dalam rongga tanah disebut zonakapiler, karena air daerah ini tidak dapat keluarsecara gravitasi (Tjokrokusumo, 1998).

2. Sumber Air TanahSumber utama air tanah adalah air hujan yang

dapat menembus tanah secara langsung ke air tanahatau masukk ke sungai maupun merembes ke bawah tanahmelalui alur ke air tanah. Presentase yang rendahini merupakan faktor yangs angat penting dalampembatasan kecepatan untuk kemungkinanpemanfaataannya, kecuali apabila terdapat tanahberpasir maka hanya hujan besar yang dapat membrrikanimbuhan air tanah yang cukup besar. Imbuhan air tanahadalah suatu proses yang berlangsung terputus-putusdan tidak teratur (Linsley dan Franzini, 1979).

3. Jenis Air TanahAir tanah merupakan air yang tersimpan dalam

tanah atau meresap ke dalam tanah kemudian melewatilapisan-lapisan tanah hingga terjadi prosespenyaringan secara alami. Hal ini akan mengakibatkanair tanah menjadi jernih dan tidak berwarna, selainitu akibata danya penyaringan secara alami tersebutmenyebabkan ikutnya mineral-ineral yang terdapat padalapisan tanah sehingga air tanah memiliki kandunganmineral tinggi (Schwis Furth, 1986).

Sutrisno dan Suci Astuti (1987) membedakan airtanah atas tiga jenis, yaitu :1. Air Tanah Dangkal

Air tanah ini terjadi karena adanya prosesperesapan air dari permukaan tanah. Lumpur jugaakan tertahan, demikian juga dengan sebagianbakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapiakan lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam terlarut) karena melalui lapisan tanahyang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untukmasing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah di

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 27

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

sini berfungsi sebagai saringan. Di sampingpenyaringan, pengotoran juga terus berlangsung,terutama pada muka air yang dekat dengan mukatanah, setelah menemui lapisan rapat air, airakan terkumpul sebagai air tanah dangkal dan airtanah ini dimanfaatkan sebagai sumber air minummelalui sumur-sumur dangkal. Air tanah dangkaldapat diambil pada kedalaman sampai dengansekitar 1,5 meter. Sebagai sumber air minum, airsumur dangkal ini ditinjau dari segi kualitasnyaagak baik, sedangkan dari segi kuantitasnyatergantung pada musim.

2. Air Tanah DalamAir tanah dalam didapat setelah lapisan rapatair yang pertama. Pengambilan air tanah dalamlebih sukar dibandingkan dengan air tanahdangkal. Dalam proses pengambilannya harusdengan menggunakan alat bor dan memasukkan pipake dalamnya sampai kedalaman tertentu (biasanyaantara 100-300 meter) akan didapatkan suatulapisan yang mengandung air. Ditinjau dari segikualitas, air tanah dalam lebih baik dari airtanah dangkal, hal ini terjadi karena prosespenyaringan yang lebih sempurna.

3. Mata AirKarena tidak teraturnya tanah menyimpan air yangdigunakan oleh akar sebagai makanan dan tumbuh-tumbuhan dan selanjutnya air di ditranspirasi keudara melalui daun. Tanah yang porus kemudianmembocorkan simpanan air mengalir keluar tanahmenghasilkan mata air yang mengalir menujusungai, telaga dan laut. Mata air yang berasaldari dalam tanah, hampir tidak terpengaruh olehmusim dan kualitasnya sama dengan air tanahdalam.

4. Pencemaran Air TanahSumber air baku pada dasarnya harus dipersiapkan

sebagai sumber air minum dan karena kenyataannya dialam mengalami berbagai macam dan jenis pencemar baikdari akibat peristiwa alam maupun kegiatan manusia,

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 28

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

maka air tersebut dinyatakan tercemar secarapotensial oleh kejadian llingkungan. Jenis pencemarfisik, kimia dan biologi hampir selalu bercampurdengan air baku dalam kondisi terlarut, tersuspensi,koloid dan endapan partikel tidak larut, sehingga airtersebut disebut sebagai pembawa polutan.1. Besi (Fe)

Ion Fe selalu dijumpai dalam air alami yangmemiliki kadar oksigen rendah, seperti air tanah(Sugiharto, 1987). Ion Fe sangat mudah larut dalamair. Oksigen terlarut di dalam air akan mengoksidasiFe2+ menjadi Fe (OH)3 yang merupakan endapan, sehinggaakan mengakibatkan kekeruhan dalam bentuk Fe2+ .Proses pelepasan ion Fe2+ oleh bahan-bahan organikantara lain dapat menyebabkan (Surawijaya, 1996) :

1. Rasa dan bau yang amis;2. Kandungan ion Fe dalam air bersih yang

melebihi 1 ppm akan menimbulkan berbagaigangguan;

3. Menimbulkan noda-noda pada pakaian putihapabila dipakai untuk mencuci;

4. Menimbulkan warna merah karat dalam air;5. Bersifat racun pada manusia;6. Dapat mengakibatkan penyumbatan pada pipa.

2. Mangan (Mn)Sama seperti dengan Besi, Mangan (Mn) bersifat

mudah larut dalam air dengan bentuk Mn2+. Oksidasioleh oksigen terlarut akan menghasilkan MnO2 berupaendapan hitam yang dapat terakumulasi di dalam sistemdistribusi yang akan terlepas dan terbawa oleh aliranpada saat-saat tertentu sehingga menyebabkan airmenjadi hitam (Surawijaya, 1996). Menurut Sutrisnodan Suciastuti (1987), konsentrasi Mn yang lebihbesar dari 0,5oom dapat menyebabkan antara lain :

1. Kerusakan hati2. Air berasa aneh pada minuman3. Meninggalkan warna cokelat pada cucian.

E. Unit PengolahanTeknologi pengolahan air adalah kunci dalam

meningkatkan kesehatan masyarakat. Pengolahan air

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 29

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

untuk dapat dikonsumsi secara sehat merupakanpersoalan utama yang harus dicari jalan keluarnya.Metode pengolahan air yang paling dapat digunakansangat tergantung pada kandungan bahan polutan,sifat-sifat polutan, dan tujuan akhir pengolahanPengolahan adalah upaya perbaikan sifat-sifat fisik,kimia dan biologis sehingga memenuhi kriteria yangdiinginkan.

Bak kadar besi maupun Mangan, dalam air biasanyaterlarut dalam bentuk senyawa atau garam biokarbonat,garam sulfat, hidroksida dan juga dalam bentuk koloidatau tercampur senyawa organik. Oleh karena itu, carapengolahannya harus disesuaikan dengan bentuk senyawaBesi dan Mangan, yakni dengan cara oksidasi,koagulasi, elektrolit, pertukaran ion, aerasi,filtrasi serta enggunakan bakteri Besi (Heru danNasa, 1999).

Teknologi pengolahan Fe (Besi) dapat memggunakankapur, tawas dan filtrasi dengan dolomit. Untukmenghilangkan Mn dengan kapur untuk mengatur pH danpenyaringan menggunakan dolomit (Patterson, 1978).1. Jar Test

Jar test merupakan serangkaian alat yang dapatmenunjukkan jenis dan berapa banyak serta berapa jauhpengolahan secara kimia yang akan memberikan hasilyang baik dalam instalasi pengolahan. Banyak macambahan kimia yang harus ditambahkan pada penyediaanair dapat dperhitungkan dengan penentuan secaralaboratorium dengan cara Jar Test. Di antara bahankimia yang penting ini adalah coagulant, soagulant aids,alkali compounds, softening chemical dan actived carbon untukmenghilangkan bau dan rasa.

Bilamana koagulan ditambahkan sewaktu jar testdilaksanakan maka istilah flocculation test, coagulation testdapat digunakan untuk menggambarkan uji ini.flocculation test, coagulation test bertujuan untukmemperkirakan penambahan koagulan, pengadukan sertakeadaan pengendapan yang berlangsung pada instalasipengolahan tertentu (Sri Sumestri, 1984).

A. Manfaat Jar Test

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 30

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Penggunaan alat Jar Test dalam koagulalsiflokulasi secara garis besar mempunyai manfaatsebagai berikut (Sri Sumestri, 1984) :1. Dapat ditemukan dan ditetapkan dosis koagulan

yang tepat yang digunakan dalam pengolahanapabila terdapat berbagai tingkat kekeruhan,warna atau faktor lain yang juga menentukanperubahan dosis koagulan.

2. Dapat diketahui dan diperhitungkan keuntungandan kebaikan penggunaan koagulan Al atau Fetanpa seperti Silika aktif, Polyelectronilit,tanah liat, serbuk batu, caron aktif,endapan, lumpur, kapur dan soda abu.

3. Dapat menunjukkan akan pembaharuan sistempengolahan yang lama dengan pemasanganinstalasi pencampuran cepat atau floccularmekanis dan memperbaharui sistem ruangpengendap.

B. Peralatan Jar TestPeralatan Jar Test dapat dibedakan menjadi

dua bagian yang penting yaitu :1. Stirring machine (Mesin pengaduk)

Yaitu mesin berfungsi untuk mengaduk biasanyadengan tiga atau enam tangkai pengaduk, yangdapat bekerja dengan kecepatan bertingkat(berbeda), dari 0 sampai 100 putaran per menit.2. Floc Illuminatir (alat penerangan)

Alat ini terletak di dasar mesin pengaduk danmemungkinkan untuk observasi partikel-partikelyang kecil.C. Prinsip Kerja Jar Test

Sesuatu larutan koloid yang mengandungpartikel-partikel kecil dan koloid dapatdianggap stabil bila (Sri Sumestri, 1984) :1. Partikel-partikel kecil ini terlalu ringanuntuk mengendap dalam waktu yang pendek.2. Partikel-partikel tersebut tidak dapatmenyatu, bergabung dan menjadi partikel yanglebih besar dan berat, karena muatan elektris

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 31

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

pada permukaan elektrostatis antara partikelsatu dengan lainnya.

Dengan pembubuhan flokulan seperti disebutkandi atas, maka stabilitas tersebut akan terganggukarena :a. Sebagian kecil tawas tinggal terlarut dalamair, molekul-molekul ini dapat menempel padapermukaan koloid dan mengubah muatan elektrisnyakarena sebagian molekul Al bermuatan positifswdangkan biasanya bermuatan negative (pada pH5-8). b. Sebagian besar tawas tidak terlarut dan akanmengendap sebagai flo A; (OH)3 yang dapatmengurung koloid dan membawanya ke bawah. Prosesini umumnya paling efisien.

2. KapurGamping atau kapur dalam arti luas adalah

senyawa atau bahan axide, hydroxide dan karbonat darikalsium (Ca). Kapur tohor berasal dari pembakarangamping, dengan CaO ini sangat terang baranya, CaOmurni meleleh pada 2580oC. Bobot jenis sekitar 3,3,g/cm3. Apabila kapur tohor dimasukkan ke dalam air,air akan mendidih karena panas dan terbentuklah kapurmati.

Semua CaO dalam kapur tohor harus telah diubahmenjadi Ca (OH)2, tetapi jangan terlalu lamadibiarkan sehingga bereaksi dengan carbondyoxside di udara. Kapur juga digunakan di dalampengolahan air minum untuk :a. Koagulasi;b. Menjerat Fe ;c. Warna;d. Kekeruhan dan;e. Menaikkan pH.Dalam melunakkan air kapur untuk mengendapkan

ion sulfat, fosfat dan Cl. Kelebihannya diendapkandengan soda (Na2 CO3) sebagai CaCO3. (Steel, 1960). 3. Tawas

Tawas atau Aluminium sulfat (Al2(SO4)3) dalamperdagangan bukanlah tawas murni melainkan mengandung

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 32

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

beberapa komponen, seperti Al2, O3, air kristal(Hammer, 1975).

Beberapa sifat tawas sebagai koagulan antaralain :

a. Penambahan tawas dalam cairan menyebabkanpenurunan nilai pH dan penurunan Alkalinitatbikarbonat.

b. Apabila kadar bikarbonat dalam air tidakmencukupi maka harus ditambahkan Alkalinitatagar reaksi dalam air dapat terjadi.

c. Kisaran pH koagulan dimana koagulan inibekerja dengan baik adalah 5,5-8.

4. FiltrasiProses filtrasi adalah proses untuk memisahkan

antara padam atau koloid dengana air menggunakansaringan atau filter. Menurut kecepatan dan mekanismepengalirannya, saringan pasir diklarifikasikanmenjadi saringan pasir lambat dan saringan pasircepat.a. Saringan pasir Lambat

Sistem saringan pasir lambat merupakan teknologipengolahan air yang sangat sederhana dengan hasil airyang bersiih dan berkualitas baik. Sistem saringanpasir lambat mempunyai beberapa kelebihan salahsatunya adalah tidak memerlukan bahan kimia yangerupakan kendala dan sering dialami pada prosespengolahan air minum di daerah pedesaan (Heru danNusa, 1999).

Untuk proses saringan pasir lambat digunakanpasir yang berdiameter relatif lebih kecil yaitu 0,25– 0,3 mm dengan kecepatan filtrasi 0,1 – 0,24 m/jam(Tjokrokusumo, 1998).b. Saringan Pasir Cepat

Saringan pasir cepat dapat dicuci dan dapatdigunakan koagulan kimia, sehingga efektifuntukpengolahan air dengankekeruhan tinggi. Pada saringanpasir cepat, biasanya digunakan oasir yang lebihbesar atau lebih kasar ukuran pasir 0,55 mm ataulebih dengan kecepatan filtrasi 5 – 21 m/jam.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 33

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Pada air yang memiliki tingkat kekeruhan rendah,tetap diperlukan proses klorinasi. Hal ini karena airtersebut masih mengandung bakteri patogen dan virus.Perbedaan antara saringan pasir lambat dengansaringan pasir cepat dapat dilihat di tabel 2.1. dibawah ini

Tabel 2.1. Perbedaan antara saringan pasirlambat dengan saringan pasir cepat.Keterangan Filter Pasir

LambatFilter PasirCepat

KecepatanfiltrasiLuas MediafilterKedalamanmedia.

Ukuran pasirDistribusibutir pasirdalam filter

0,1 – 0,2 –0,24 m/jamLuas : 2000 m3a. Kerikil : 30cmb. Pasir :90 – 110 cmbiasa berkurang50 – 60 cm,karenapengerukanpasir aktif.

0,25 – 0,3 mmTidak berlapis

4,5 , 21m/jamSempit : 40 –400 m2a. Kerikil : 30- 45 cmb. Pasir :60 – 70 cmtidak berkurangkarenapencucian pasiraktif.

0,55 mm ataulebih Berlapis antarbutiranteringan diatasdan terberat dibawah.

5. Filtrasi Dua TahapCara ini digunakan untuk menghilangkan proses

koagulasi dan sedimentasi yaitu secara filtrasi duatahap dengan saringgan pasir cepat. Setelah prosesaerasi maka senyawa besi dan mangan yang tidak larutdalam air dialirkan menuju saringan pasir ceparsecara bertahap. Cara ini dapat menghemat biayaoperasional untuk koagulasi dan sedimentasi namunbeban saringan pertama akan cukup besar.

F. Dolomit

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 34

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Dolomit dipakai untuk menghilangkan silika dariair pada ketel-ketel uap. Dengan menggunakan kapurdalam penjernihan air dapat mengendapkan besi, mangandan senyawa-senyawa florida( Johanes, 1963).

Metode ini dilakukan untuk menetralkan karbonaktif dioksida saat alkali meningkat pada duafungsi media filter (pembersihan besi danmenetralkan). (Degremont, 1991).

1. Klasifikasi UmumBatuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh

konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yangterangkut ke lkasi pengendapan oleh air, angin es,dan longsoran gravitasi, gesekan tanah atau tanahlongsor. Batuan sedimen juga dapat terbentuk olehpenguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam danmaterial lain. Berdasarkan teksturnya batuan sedimendikelompokkan menjadi dua, yaitu batuan sedimenklastik dan batuan sedimen non-klasik.

Secara kimia endapan terbentuk sebagai hasilreaksi kimia, misalnya :

CaCO + CO2 CaCO3. Secara organik adalahpembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atautumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan binatanglaut (karang), terkumpulnya binatang-binatang(Fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibatpenurunan daratan menjadi laut (Pettijohn, 1949).

2. Sifat DolomitSifat dari dolomit adalah :

1. Memiliki campuran semen2. Fragmen / mineral sedikit3. Berwarna

Pada umumnya, batuan sedimen berwarna terangdan cerah, putih, kuning atau abu-abuterang. Namun demikian ada pula yang berwarnagelap, abu-abu gelap sampai hitam, sertamerah dan coklat.

4. Ukuran besar per butir5. Memiliki pemilahan

Pemilahan ada 2 yaitu :

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 35

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

a. Pemilahan baik, apabila ukuran butir didalam batuan sedimen tersebut seragam.b. Pemilihan buruk, bila ukuran butir didalam batuan sedimen sangat beragam, darihalus hingga kasar.

6. Memiliki bentuk butir7. Mineral sedikit8. Porositas

Porositas adalah tingkatan banyaknya lubang(Porous) rongga atau pori-pori di dalambatuan. Batuan dikatakan mempunyai porositastinggi apabila pada batuan itu banyakdijumpai lubang (Vesickles) atau pori-pori.Sebaliknya batuan dikatakan mempunyaiporositas rendah apabila kenampakannyakompak, padat atau tersemen dengan baiksehingga sedikit atau bahkan tidak mempunyaipori-pori.

9. KekompakanProses pemadaian dan pengompakan, dari bahanlepas (endapan) hingga menjadi batuan sedimendisebut diagenesa. Proses diagenesa itu dapatterjadi pada suhu dan tekanan atmosferiksampai dengan suhu 300oC dan tekanan 1-2kilobar, berlangsung mulai sedimen mengalamipenguburan, hingga terangkat dan tersingkapkembali ke permukaan.

3. Ciri-ciri Khusus DolomitCiri-ciri khusus Dolomit adalah :1. Tidak segera bereaksi dengan HCl mingin2. Jarang mengandung Fosil3. Cenderung butir sedang

Salah satu proses pengolahan untuk menurunkankadar besi dan mangan dapat menggunakan kadar besidan angan dapat menggunakan koagulan pembantu sepertikapur dan tawas. Dalam melunakkan air, kapur untukmengendapkan ion sulfat, fosfat dan Cl. Kelebihannyadiendapkan dengan soda (Na2CO3) sebagai CaCO3 (Steel,1960).

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 36

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Reaksi yang terjadi :CO2 + Ca(OH)2 2CaCO3 + 2H2OMg(HCO3)2 + Ca(OH)2 CaCO3 + H2OCa(HCO)2 + Ca(OH) CaCO3 + Mg(OH)2 +

2H2OMg SO4 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 + CaSO4

Mg Cl2 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 + CaCl2

Sedangkan tawas atau Aluminium sulfat(AL2(SO4)3) Sebagian kecil tinggal terlarut dalamair, molekul-molekul ini dapat menempel padapermukaan koloid dan mengubah muatan elektrisnyakarena sebagian molekul pada permukaan koloid danmengubah muatan elektrisnya karena sebagian molekulAl bermuatan positif sedangkan koloid biasanyabermuatan negative (pada pH 5-8) dan sebagian besartawas tidak terlarut dan akan mengendap sebagai flokAl (OH)3 yang dapat mengurung koloid dan membawanyake bawah. Proses ini umumnya palin efisien.

Reaksi yang terjadi antara tawas dengan berbagaimacam unsure / senyawa dalam air, tidaklah sederhana,oleh karena itu sukar untuk memperkirakan macamreaksi yang terjadi. Meskipun demikian secara garisbesar dapat diperkirakan reaksi yang mungkin terjadidan karenanya dapat diusahakan suasana yang samamendukung terjadinya reaksi yang diharapkan secaraumum dapat digambarkan sebagai berikut :

(Al2(SO4)3) + 18H2O + 3Ca (HCO3)2 Al2(OH4)3 + 3 Ca SO4 + 6CO2 + 18 H2O Al2(SO4)3 + 18H2O + 6NaCO3 2Al(OH) + 3Na2SO4 + 18H2OSaringan pasir cepat hádala proses penjernihan

air baku dengan melewatkannya pada media filterdolomit yang berdiameter 0,5 mm – 0,8 mm dengankecepatan 0,2 ml/menit. Selama proses penyaringan,kotoran-kotoran dari air baku berkurang, tertahanpada permukaan butir-butir dan pori-pori dolomit.

Hasil dari pemeriksaan estándar baku utu airTinum sesuai dengan estándar yang ditentukan, untukenurunkan kadar besi dan mangan dalam air baku

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 37

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

dilakukan dengan pengolahan menggunakan kapur dantawas untuk menaikkan pH menjadi 7,8, kemudiandilakukan penyaringan dengan saringan cepat denganmedia filtrasi yaitu dolomit yang dalam penjernihanair bersama dengan kapur dapat mengendapkan besi danmangan (Johannes, 1963).

E. HIPOTESISBerdasarkan latar belakang masalah, tujuan

penelitian dan landasan teori maka di susun hipótesisdalam penelitian ini sebagai Beirut : Pengolahan airsumur dalam sebagai air baku PDAM Murangan TriharjoSleman dengan koagulan pembantu kapur dan tawas yangdilanjutkan dengan filtrasi menggunakan dolomit dapatmenurunkan kadar Fe dan Mn hingga di bawah baku mutu.

III. METODE PENELITIAN

1. Lokasi PenelitianLokasi pengambbilan sampel untuk penelitian ini

adalah air sumur dalam PDAM unit Murangan Triharjo,Sleman, Yogyakarta. Pemeriksaan air sumur sebelumdiolah dan air olahan dilakukan di Laboratorium BalaiTeknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Yogyakarta.

2. Objek PenelitianObyek penelitian ini adalah air baku PDAM sektor

Sleman yang diambil dari air sumur dalam.

3. Waktu PenelitianPenelitian dimulai pada bulan Januari – Juli 2012

meliputi penelitian di lapangan dan analisislaboratorium pengolahan data serta penyusunan laporanpenelitian.

4. Bahan dan Alat Penelitiana. Bahan-bahan

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 38

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

1. Air sumur dalam yang memiliki kadar besi dan mangan relatif tinggi;

2. Kapur;3. Tawas;4. Batuan dolomit;

b. Alat-alat :1. Saringan pasir cepat;2. Alat ukur panjang (penggaris);3. Alat ukur waktu (Stop watch);4. Ember;5. Jerigen;6. Gelas Ukur;

5. Pengumpulan DataData yang digunakan dalam penelitian adalah :1. Data primer yaitu data yang diperoleh

langsung dari hasil penelitian secaralaboratorium

2. Data sekunder yaitu pengumpulan data daristudi pustaka sebagai penunjuang yangberkaitan dengan permasalahan yangd apatdiperoleh dari perpustakaan dan instansiterkait.

6. Variabel PenelitianVariabel penellitian ini meliputi :1. Variabel independen atau variabel bebas, yaitu

: variasi ketebalan media 10 cm, 15 cm, 20 cm,25 cm dan 30 cm.

2. Variabel dependen atau variable tidak bebas,yaitu : kadar besi dan mangan.

7. Tahap Pelaksanaan Penelitiana) Tahap Persiapan Penelitian

1. Penyiapan Bahana. Pengambilan sampel air sumur dalam yang memilikikandungan besi dan mangan rwlatif besarm kemudiandianalisis di Laboratorium.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 39

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

b. KapurKapur dengan kadar 1% dengan perbandingan untuk 1gr kapur dilarutkan ke dalam 1 liter air.

c. TawasTawas dengan kadar 1%,, dengan perbandingan untuk1 gr tawas dilarutkan ke dalam air.

d. Penyeiapan media filterMedia filter yang digunakan adalah batuan Dolomityang diambil di daerah Kokap Wates kemudianbatuan Dolomit dicuci sampai bersih setelah itudihancurkan / ditumbuk sehingga menjadi butiranberukuran pasir (0,5 mm – 0,8 mm) dan dicuci lagisecara berulang-ulang dengan air bersih sehinggadidapat pasir yang bersih dan dijemur di bawahsinar matahari.

2. Pengadaan AlatAlat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :a. Tabung penampung air baku 500 ccb. Tabung Filter diameter 3,5 cmc. Gelas ukurd. Alat ukur waktu (Stop Watch)e. Bak penampung air bersih

b) Tahapan PelaksanaanSetelah semua alat dan bahan telah tersedia maka

penelitian dapat dilaksanakan. Pertama-tama air bakudicampur dengan kapur dan tawas dengan dosis 1%dilakukan pengadukan cepats elama 10 menit dengankeceparan 250 rpm, setelah itu dilakukan pengadukanlambat selama 15 menit dengan keceatan 30 rpm dandidiamkan selama 30 menit untuk mengendapkan flok-flok. Sebelum memulai alat percobaan digunakan dialiridengan air bersih terlebih dahul, untuk mengetahuiapakah alat tersebut (filtrasi) siap pakai atau belum.Sekaligus membasahi media penyaring agar tidak timbulgelembung udara yang akan mempengaruhi prosespenyaringan. Air baku yang telah diberi tawasdimasukkan ke dalam bak penampung, setelah itudialirkan ke filtrasii dengan media dilternya Dolomit,air hasil olahan atau air bersih ditampung di bakpenampung, Air dalam bak penampung ini diambil sebagai

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 40

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

sampel untuk perbandingan dengan air sebelumpengolahan.

8. Analisis Dataa. Analisis data Penentuan efisiensi pengolahan

Menurut Tjokrokusumo (1998) dalam menentukanefisiensi pengolahan, digunakan rumus :

E = (A-B) x 100% E = Efisiensi (%) A A =

Konsentrasi influen

(ppm)B = Konsentrasu

Efluen

b. PerhitunganData yang diperoleh dari hasil percobaan diolah

menggunakan perhitungan statistik Anova (CRD)Completely Randomized Design = 0,05, yaitu ujistatistik untuk membuktikan ada atau tidaknya bedabyata antara perlakuan menggunakan ketebalan dolomit.Model ini melalui langkah-langkah sebagai berikut :1. Merumuskan hipótesis :Ho : ц 1 = ц 2 …….. = ц k, yaitu : tidak ada beda

antara mean-mean dari populasiHo : ц 1 ҂ ц 2 ……... = ц k, atau terdapat perbedaan

Antar populasi.2. Menentukan jumlah sampel, yaitu :

n1 = besar sampel 1n2 = besar sampel 2nj = besar sampel jn = Total pengamatan, yaitu = n1 + n2 + …… + nj

3. Menentukan level significan α = 0,054. Membuat tabel Anova (Analysis of Variance), dengan

cara :A. Menghitung Correction FactorB. Menghitung Sumsquare tital (SSTT)C. MEnghitung Sumsquare dantar perlakuan (SSp)D. Menghitung Sumsquare error (SSg)E. Menentukan Degree of FreedomF. Menghitung Mean Square

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 41

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

G. Menghitung harga statistik FDari semua perhitungan tersebut, ditampilkan dalamTabel Anova.

VI. HASIL DAN PEMBAHASANA. Umum

Berdasarkan hasil analisis, sebelum dilakukanproses pengolahan air baku didapatkan kadar besi (Fe)dan mangan (Mn) di PDAM unit Murangan Triharjo,Sleman, seperti terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1. Hasil Analisis Parameter Besi (Fe) danMangan (Mn) sebelum diolah

No.

Parameter Ulangan Rata-rata(mg/l)I II III

12

Besi (Fe)Mangan (Mn)

5,083,12

4,153 05

3,852,82

4,363,0

Sumber : Data Primer

B. Hasil PenelitianBerdasarkan hasil analisis, setelah dilakukan

engolahan menggunakan dolomite didapatkanpenurunankadar BEsi (Fe) dan Mangan (Mn) seperti pada table4.2. dan tabel 4.3.

Tabel 4.2. Hasil Analisis Parameter Besi (Fe)menggunakan Dolomit

No.

Perlakuan Ulangan Rata-rata(mg/l)I II III

12345

Air BakuKontrol10 cm15 cm20 cm

5,0881,2890,17020,170

4,1561,3520,1520,1625

3,8571,1250,13550,156

4,3671,2550,1520,1630,153

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 42

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

67

25 cm30 cm

90,16180,17090,1450

0,15230,150,13

80,14520,13250,125

0,1510,133

Sumber : data primer

Tabel 4.3. Hasil analisis Parameter Mangan (Mn)menggunakan Dolomit

No.

Perlakuan Ulangan Rata-rata(mg/l)I II III

1234567

Air BakuKontrol10 cm15 cm20 cm25 cm30 cm

3,1251,490,280,360,260,250,38

3,0591,20,280,3520,2560,250,245

2,820,9110,2750,350,2420,2320,30

3,001,2000,6970,3540,2520,2420,308

Sumber : data primer

Pada tabel 4.2. dan tabel 4.3. terlihat bahwakandungan besi dan mangan mengalami oenurunan antaraperlakuan control dengan ketebalan dolomite, sedangkanuntuk perlakuan antara ketebalan dolomite tidak adapengaruh.

Pada tabel diatas dapat dilihat penurunan baikuntuk penurunan kadar besi (Fe) maupun mangan (Mn).Untuk kandungan besi (Fe) dari air baku rata-rata4,373 mg/l menjadi 1,289 mg/l pada saat kontrol, danpada perlakuan nketebalan media turun lagi menjadi0,15 mg/l untuk ketebalan media filter 10 cm.

Selanjutnya jika hasil pengamatan pada keduatabel dihitung efisiensinya maka sebagai kontroldigunakan proses tanpa perlakuan dengan 3 perulangan I= 5,088 mg/l ; II = 4,156 mg/l ; III = 3,857 mg/l(parameter besi) dan ulangan I = 3,125 mg/l : II=3,059 ; III = 2,82 mg/l (parameter mangan). Hasilnyadapat dilihat pada tabel 4.4. :

Tabel 4.4. Efisiensi Terhadap Penurunan KadarBesi (Fe)

No Perlakuan Efisiensi Rata-rataE (%)I II III

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 43

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

1 Kontrol 74,66 67,46 70,96 71,022 10 cm 96,65 96,34 96,50 96,493 15 cm 96,64 96,22 95,95 96,604 20 cm 96,81 96,50 96,25 95,525 25 cm 96,64 96,81 96,58 96,676 30 cm 97,15 96,99 96,67 96,93Sumber : data primer

Tabel 4.5. Efisiensi Penurunan Kadar Mangan (Mn)No Perlakuan Efisiensi Rata-rata

E (%)I II III1 Kontrol 74,66 67,46 70,96 71,022 10 cm 96,65 96,34 96,50 96,493 15 cm 96,64 96,22 95,95 96,604 20 cm 96,81 96,50 96,25 95,525 25 cm 96,64 96,81 96,58 96,676 30 cm 97,15 96,99 96,67 96,93Sumber : data primerPada tabel 4.4. dan 4.5. terlihat bahwa efisiensi

penurunan kandungan besi (Fe) dan Mangan (Mn) sangattinggi.

C. PembahasanPengolahan air sumur dalam yang mengandung besi

dan mangan menggunakan kapur, tawas dan filtrasidengan media dolomit telah menghasilkan penurunankandungan besi pada perlakuan jar test yang mana airbaku rata-rata besi 4,373 mg/l menjadi 1,255 mg/l dandisaring dengan dolomit turun menjadi 0,152 mg/l untukketebalan 10 cm, 0 163 mg/l untuk ketebalan 15 cm,0,153 mg/l untuk ketebalan 20 cm, 0,151 mg/l untukketebalan 25 cm dan 0,133 untuk ketebalan 30 cm.

Untuk mangan pada perlakuan jar test yang manaair baku rata-rata 3,00 mg/l menjadi 1,200 mg/l dandisaring dengan dolomit turun menjadi 0,278 mg/l untukketebalan 10 cm, 0,554 mg/l untuk ketebalan 15 cm,0,0252 mg/l untuk ketebalan 20 cm, 0,244 mg/l untukketebalan, 25 cm dan 0,308 untuk ketebalan 30 cm.

Data ini didukung dengan perhitungan statistikmetode Randomized Completely Design α = 0,05 yaitu ujistatistik untukmembuktikan ada atau tidaknya bedanyata antara perlakuan menggunakan dolomit.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 44

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan F hitung >F tabel, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis Ho yaituada perbedaan nyata pada setiap variabel variasiketebalan media filter.

Filtrasi menggunakan dolomit dapat untukmenurunkan kadar besi (Fe) dan Mangan (Mn) air sumurdalam yang akan digunakan untuk PDAM maupun rumahtangga.

Untuk parameter pengganggu akan diuraikan sebagaiberikut :1. Besi (Fe)

Unsur besi secara kimia dapat dibedakan atas duabentuk muatan yaitu besi yang beruatan 2+ yang disebutbentuk ferri. Pada umumnya bentuk ferro berubuahmenjadi ferri. Besi dapat dihilangkan dari dalam airdenganmelakukan jar test dengan kadar kapur 1% dantawas 1% dan penyaringan dengan menggunakan dolomit.

Berdasarkan pada data hasil penelitian Tabel 4.2.,maka dapat dibuat effisiensi penurunan seperti padatabel 4.4. dengan efisiensi sangat tinggi yaitu 96,63%untuk ketebalan media filter dolomit 30 cm.2. Mangan (Mn)

Jika tidak ada unsur yang komplek, maka mangantidak terdapat sebagai unsur terlarut. Angan di dalamair dapat bersifat Mn2+ dan Mn4+ , mangan seperti besiselalu lebih dari satu valensi. Dalam air bakukebanyakan berbentuk bivalensi (Mn2+) dan manganquadrivalensi (Mn4+). Unsur ini lebih sulit untukdiokdasi dibandingkan dengan besi dan tidak selalumenimbulkan warna pada air tetapi akan menyebabkannoda misalnya pada pakaian dan peralatan mandi.

Efek negatif yang ditimbulkan oleh adanya mangan(Mn), salah satu cara untuk menurunkan parametertersebut menggunakan jar test dan penyaringanmeggunakan dolomit.

Berdasarkan data hasil penelitian seperti disajikanTabel 4.3., maka dapat dibuat efisiensi penurunanseperti pada tabel 4.5. diana efisiensi yang terjaditinggi yaitu 91,86% hingga kadarnya rata-rata menjadi0,242 mg/l, hal ini sudah cukup memenuhi syarat di

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 45

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

bawah ambang batas baku mutu yang ditetapkan untukkebutuhan air bersih.

Melihat dari latar belakang dan landasan teorimembuktikan bahwa hipotesis benar-benar terbukti dapatmenurunkan kadar besi dan mangan sampai di bawah bakumutu, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.416MENKES/PER/IX/1990.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapatdiambil kesimpulan sebagai berikut :1. Kadar besi (Fe) dan mangan (Mn) air baku PDAM unit

Murangan Triharjo Sleman kandungan Fe rata-rata4,36 mg/l dan Mn rata-rata 3 mg/l.

2. Uji pengolahan air baku PDAM secara kontinyu denganvariasi ketinggian pasir dolomit menunjukkan tidakberpengaruh pada nilai Fe dan Mn efluen yaitu untukketebalan 10 cm Fe – 0,15 mg/l dan Mn 0,697 mg/l,dan ketebalan 30 cm Fe = 0,133 mg/l dan Mn = 0,308mg/l.

3. Efisiensi penurunan kadar besi (Fe) dan mangan (Mn)dengan ketebalan dolomit 30 cm, yaitu :a. Parameter Besi (Fe) = 96,63%b. Parameter Mangan (Mn) = 89,73%

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 46

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1990. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun1998 Tentang Baku Mutu Air Minum, Departemen KesehatanRI, Jakarta

Anonim, 1997. Batu Gampingn dan Dolomit di Indonnesia,Jakarta.

Anonim, 2001. Petunjuk Praktikum Petrologi, STTNAS,Yogyakarta.

Asril Riyanto, Harsodo, 1989, Bahan Galian IndustriDolomit, Departemen Pertambangan dan Energi, PPTM,Jakarta

Dumairy, 1992. Ekonomika Sumber Daya Air, BPFE,Yogyakarta

Degrement, 1991. Water Treatment Hand Book, Baily Brossand Swinfend td, Kent England.

Fardiaz, 1992, Pencemaran Air dan Udara, Kanisius,Jakarta

Hebrieques dan Anthony, RBE. 1984. Sistem Penyediaan AirMinum Kota, Tiga Serangkai, Solo

Heru dan Nusa, 1999, Pelayanan Informasi Elektronik UntukPaket Teknologi Pengolahan Air, Publikasi IlmiahDirektorat Teknologi Lingkungan, Jakarta

Johanes. 1963. Departemen Perindustrian Dasar /Pertambangan, Bandung.

Kusnaedi, 1995. Mengolah Air Gambut dan Air Kotor Untuk AirMinum, Penebar Swadaya, Jakarta

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 47

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Linsley dan Franzini. 1997, Teknik Sumber Daya Air,Erlangga, Jakarta.

Pettijohn. 1949. Sedimentary Rock. Happer and Brother,New York.

Sri Sumestri. 1984. Metode Penelitian Air. UsahaNasional, Surabaya.

Surawijaya, Unus. 1996. Air Dalam Kehidupan danLingkungan yang Sehat. Alumni, Bandung.

Sutrisno Hadi. Bimbingan Menulis Skripsi danThesis. Penerbit ANDI Yogyakarta.

Tjokrokusumo. Pengantar Engineering Lingkungan, STTL YLH,Yogyakarta.

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI DAN HUBUNGANNYA DENGANKINERJA KARYAWAN KANTOR PERUM PEGADAIAN KARAWANG

Oleh :

Taufan Gojali, SP, MM

Abstrak

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapatdiambil beberapa kesimpulan adalah variabel komunikasilisan (X1), komunikasi tertulis (X2) dan komunikasimenggunakan Media Teknologi (X3) dalam perusahaanbesarnya kinerja adalah 2,761. Dari regresi didapatkannilai pengaruh variabel bebas yang terdiri darikomunikasi lisan (X1), komunikasi tertulis (X2) dankomunikasi menggunakan Media Teknologi (X3)berpengaruh positif terhadap variabel terikat (Y).

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 48

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Pengaruh positif menunjukkan bahwa perubahan variabelbebas (X1, X2 dan X3) akan searah dengan perubahankinerja karyawan (Y). Dari hasil uji F didapatkan Fhitung sebesar 36,548 > dari F tabel 2,18 yangberarti bahwa pada taraf nyata = 0,05 variabel-variabel komunikasi lisan (X1), komunikasi tertulis(X2) dan komunikasi menggunakan Media Teknologi (X3)secara simultan/bersama-sama mempunyai pengaruhbermakna terhadap kinerja (Y) dapat diterima atauteruji pada taraf nyata = 0,05. Dari hasil analisist hitung untuk variabel komunikasi tertulis (X2)sebesar 3,261 dengan taraf signifikan 0,002, dapatdikatakan memiliki nilai hitung yang tertinggi dantaraf signifikan terkecil, sehingga hipotesis keduayang menyatakan bahwa diduga variabel komunikasitertulis (X2) berpengaruh dominan terhadap KinerjaKaryawan Perum Pegadaian teruji dengan taraf nyata =0,05. Besarnya koefisien determinasi (R2) = 0,704 dansetelah disesuaikan menjadi adjust R square sebesar0,685 menunjukkan bahwa komunikasi lisan, komunikasitertulis dan komunikasi menggunakan media teknologisecara bersama-sama memberikan kontribusi/sumbangansebesar 68,5% terhadap perubahan kinerja, sedangkansisanya sebesar 31,5% merupakan sumbangan/kontribusivariabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Komunikasi adalah proses untuk mencapai saling

pengertian. Komunikasi itu sendiri dapat dilakukanmelalui komunikasi lisan, tertulis maupun menggunakanmedia teknologi sebagai sarana komunikasi. Komunikasilisan dapat dilakukan melalui percakapan dua orangatau lebih, diskusi, rapat maupun seminar. Komunikasitertulis mencakup memo, surat, surat elektronik,pengiriman faks, buletin organisasi dan majalahdinding. Sedangkan komunikasi menggunakan mediateknologi dengan antara lain percakapan melaluitelepon, mesin faks, internet, OHP dan lainsebagainya. Dengan komunikasi yang baik, seorang

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 49

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

pimpinan dapat mengetahui dan memahami kendala-kendalayang dihadapi oleh karyawan, misalnya stress dandisisi lain dapat pula membangun kepercayaan secaratidak langsung akan memberikan kontribusi dalampencapaian target.

Banyak fenomena yang terjadi saat ini, dimanakaryawan sering mengalami penurunan kinerja karyawandalam bekerja. Gejala ini terjadi karena beberapafaktor yang turut mempengaruhinya secara intern, dalamhal ini komunikasi yang terjadi dalam organisasi baiksecara lisan, tertulis maupun menggunakan mediateknologi yang sering mengalami beberapa hambatandiantaranya adanya kesalah-pahaman arti yang dimaksudkarena sering kali bahasa yang dipakai tidak sesuaiatau bahasa golongan tertentu, pesan tidak sampaikarena interupsi-interupsi yang disebabkan olehgangguan fisik misalnya bias dan prasangka yangdimunculkan oleh penerima pesan, pengirim pesanmeraba-raba pandangan penerima karena pengirim salahmenafsirkan umpan balik atau tidak mendapat umpanbalik dari penerima, adanya interaksi baik antarakaryawan maupun antara pimpinan dan karyawan yangtidak harmonis atau juga beban kerja yang terlaluberat. Karena alasan itu, sebaiknya perusahaan tanggapdan mengupayakan keadaan yang lebih menjamin karyawanagar tenang dan nyaman dalam bekerja, sehingga kinerjatinggi.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarikmembahas permasalahan yang berhubungan dengankomunikasi dalam perusahaan, dan dalam penelitian inipenulis akan mengambil judul “Efektivitas Komunikasidan Hubungannya dengan Kinerja Perusahaan Di KantorPerum Pegadaian Karawang”.

B. Perumusan MasalahSetelah mengetahui latar belakang penelitian yang

telah diuraikan di atas maka dapat dibuat rumusanpermasalahan yaitu: 1. Sejauh mana pengaruh komunikasi yang efektif yang

terdiri dari komunikasi lisan, komunikasi tertulisdan komunikasi menggunakan media teknologi terhadapkinerja karyawan pada Perum Pegadaian Karawang?

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 50

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

2. Dari berbagai komunikasi yang terdiri darikomunikasi lisan, komunikasi tertulis dankomunikasi menggunakan media teknologi mana yangberpengaruh paling dominan terhadap kinerjakaryawan pada Perum Pegadaian Karawang?

C. Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi lisan,

komunikasi tertulis dan komunikasi menggunakanmedia teknologi terhadap kinerja karyawan padaPerum Pegadaian Karawang

2. Untuk mengetahui komunikasi yang terdiri darikomunikasi lisan, komunikasi tertulis dankomunikasi menggunakan media teknologi yangberpengaruh paling dominan terhadap kinerjakaryawan pada Perum Pegadaian Karawang

D. HipotesisBerdasarkan uraian latar belakang dan tujuan

penelitian maka dapat dirumuskan hipotesis sebagaiberikut: 1. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara

komunikasi yang terdiri dari komunikasi lisan(X1), komunikasi tertulis (X2) dan komunikasimenggunakan media teknologi (X3) terhadap kinerjakaryawan pada Perum Pegadaian Karawang.

2. Diduga bahwa variabel komunikasi tertulis (X2)berpengaruh dominan terhadap Kinerja KaryawanPerum Pegadaian.

II. LANDASAN TEORI

A. Teori Yang Melandasi PermasalahanTeori-teori sangat penting digunakan sebagai

pedoman untuk menentukan langkah-langkah pemecahanmasalah yang ada berkaitan dengan yang sedang dihadapioleh Perum Pegadaian Karawang. Adapun teori-teori yangberhubungan dengan masalah-masalah komunikasi adalahsebagai berikut:

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 51

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

1. Tinjauan mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia(MSDM)

a. Pengertian ManajemenMenurut Gomes (2003:1) “Manajemen berasal

dari kerja to manage (bahasa Inggris), yangartinya mengurus, mengatur, melaksanakan danmengelola”.

b. Pengertian sumber daya manusiaMenurut Nawawi (1997:40) sumber daya manusia

didefinisikan sebagai berikut:1) Sumber daya manusia adalah manusia yang

bekerja di lingkungan suatu organisasi(disebut juga personil, tenaga kerja,pekerja atau karyawan).

2) Sumber daya manusia adalah potensimanusiawi sebagai penggerak organisasidalam mewujudkan eksistensinya.

3) Sumber daya manusia adalah potensi yangmerupakan asset dan berfungsi sebagaimodal (non material/non finansial) didalam organisasi bisnis, yang dapatdiwujudkan menjadi potensi nyata (real)secara fisik dan non fisis dalammewujudkan eksistensi organisasi.

c. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia(Manajemen Personalia).

Menurut pendapat Handoko (1995:3)mengemukakan bahwa: “Manajemen personalia adalahperencanaan, pengorganisasian, pengarahan,pengembangan, pemberian kompensasi,pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasansumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuanindividu, organisasi dan masyarakat”.

d. Fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusiaBesar kecilnya perusahaan akan mempengaruhi

peranan Manajemen sumber daya manusia. Dalam halini besar kecilnya perusahaan, maka kecil pulaperanan peranan manajemen sumber daya manusia.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 52

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Sebaliknya dengan semakin besarnya perusahaanmaka makin besar pula peranan manajemen sumberdaya manusia. Adapun fungsi-fungsi manajemensumber daya manusia yang dikemukakan olehHasibuan (2001:21):1) Perencanaan

Merencanakan tenaga kerja secara efektif sertaefisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaandalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaandilakukan dengan menetapkan programkepegawaian.

2)PengorganisasianKegiatan untuk mengorganisasi semua karyawandengan menetapkan pembagian kerja, hubungankerja, delegasi wewenang, integrasi dankoordinasi dalam bagan organisasi (organizationchart)

3)PengarahanKegiatan mengarahkan semua karyawan, agar maubekerja sama dan bekerja efektif serta efisiendalam membantu tercapainya tujuan perusahaan,karyawan dan masyarakat.

4)PengendalianKegiatan mengendalikan semua karyawan, agarmentaati peraturan-peraturan dan bekerja sesuaidengan rencana

5)PengadaanProses penarikan, seleksi, penempatan,orientasi dan induksi untuk mendapatkankaryawan yang sesuai dengan kebutuhanperusahaan.

6)PengembanganProses peningkatan ketrampilan teknis,teoritis, konseptual dan moral karyawan melaluipendidikan dan pelatihan

7)KompensasiPemberian balas jasa langsung (direct) dantidak langsung (indirect), uang atau barangkepada karyawan sebagai imbalan jasa yangdiberikan kepada perusahaan.

8)Pengintegrasian

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 53

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Kegiatan untuk mempersatukan kepentinganperusahaan dan kebutuhan karyawan, agartercipta kerjasama yang serasi dan salingmenguntungkan

9) PemeliharaanKegiatan untuk memelihara atau meningkatkankondisi fisik, mental dan loyalitas karyawanagar mereka tetap mau bekerja sama sampaipensiun.

10) KedisiplinanFungsi manajemen sumber daya manusia yangterpenting dan kunci terwujudnya tujuan karenatanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuanyang maksimal.

11) PemberhentianPutusnya hubungan kerja seseorang dari suatuperusahaan, disebabkan oleh keinginankaryawan, keinginan perusahaan, kontrak kerjaberakhir, pensiun, dan sebab-sebab lainnya.

2. Tinjauan tentang komunikasia. Pengertian komunikasi

Menurut Effendy (1986:6): Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesanoleh seseorang kepada orang lain untukmemberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapatatau perilaku, baik langsung secara lisan, maupuntak langsung melalui media.

b. Proses komunikasiProses komunikasi adalah cara atau senipenyampaian suatu pesan yang dilakukan olehseorang komunikator sedemikian rupa, sehinggamenimbulkan dampak tertentu pada komunikan.(Effendy, 1986:7).

Sedangkan menurut Purwanto (2003:11) Proseskomunikasi terdiri dari 6 tahap sebagai berikut:

1) Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan2) Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan3) Pengirim menyampaikan pesan

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 54

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

4) Penerima menerima pesan5) Penerima menafsirkan pesan6) Penerima memberi tanggapan dan mengirim

umpan balik kepada pengirim

c. Prinsip Dasar KomunikasiMenurut Curtis (1996:10) terdapat beberapaprinsip dasar komunikasi, antara lain:

1) Komunikasi tidak mungkin dihindarikomunikasi tidak dapat dielakkan sehinggakita tidak dapat tidak berkomunikasi dantidak dapat tidak memberikan tanggapan.

2) Sebagian besar kesan dibuat untukmenanggapi isyarat non verbal

3) Konteks (lingkungan) yang mempengaruhiorganisasiImplisit dalam konsep budaya memberikansuatu pengertian mengenai bagaimana suatuorganisasi dibentuk oleh rangkaian nilai,keagamaan dan kepribadian unik.

4) Arti pesan terdapat pada orang-orangbukan dalam kata-kata. Arti pesan terdapat pada persepsipengurai sandi; orang orang, “memberikanarti”, tetapi kata tidak

5) Komunikasi tidak dapat diubah6) Gangguan merupakan satu faktor dalam

situasi komunikasi apapun karena gangguanmerupakan faktor yang mempengaruhipengiriman pesan yang jelas dan akurat.

7) Komunikasi itu sirkuler bukan linier8) Komunikasi merupakan hal yang paling

efisien pada saat partisipan membagisejumlah pengalaman umum.

9) Komunikan selalu menimbulkan beberapajenis efek

d. Komponen-Komponen KomunikasiMenurut Curtis (1996:7) menyebutkan terdapat

beberapa komponen komunikasi, yaitu:

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 55

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

1) Sumber (komunikator) adalah pemrakarsasuatu pesan

2) Penyandian atau penulisan sandi adalahsuatu proses atau tindak penyelesaiansimbol-simbol yang mewakili pikiranseseorang.

3) Saluran (gelombang suara dan rangsanganvisual) adalah media tempat pesan-pesandisampaikan

4) Umpan depan adalah informasi pengantarmengenai komunikasi masa mendatang yangmeliputi pesan-pesan verbal

5) Penguraian sandi adalah suatu prosespemberian arti terhadap simbol-simbolyang diterima

6) Penerima adalah orang yang menerimasimbol-simbol

7) Umpan balik adalah setiap pesan verbalatau non verbal yang dikirimkan kembalikepada sumber yang berhubungan denganpesan sumber

8) Gangguan adalah setiap faktor yangmengubah atau mencampuri penerimaan pesanyang jelas

9) Konteks meliputi kondisi fisik dankondisi lain yang melingkupi tindakankomunikator.

e. Tujuan komunikasiMenurut Tarmudji (1992:7) yang menjadi

tujuan dari setiap proses komunikasi adalah:1) Menciptakan pengertian yang sama atas

setiap pesan dan lambang yang disampaikan2) Merangsang pikiran pihak penerima untuk

memikirkan pesan dan rangsangan yangditerima

3) Melakukan sesuatu tindakan yang selarassebagaimana diharapkan dengan adanyapenyampaian pesan tersebut yaitu untukmelakukan atau tidak melakukan sesuatu.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 56

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

f. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasiMenurut pendapat Pudjo Sugito (2001:1),

ada dua tinjauan yang mempengaruhikomunikasi, yaitu faktor dari pihak senderatau disebut pula komunikator, dan faktordari pihak receiver atau komunikan.1) Faktor dari pihak sender atau komunikator2) Faktor Sikap Receiver atau Komunikan

g. Hambatan KomunikasiMenurut Purwanto (2003:15), kemungkinan

hambatan-hambatan bagi komunikasi dalamorganisasi memang besar dan kepekaan terhadaphambatan-hambatan itu harus dikembangkan.Hambatan-hambatan ini antara lain:

a. Pesan terdistorsi karena penggunaanbahasa yang tidak sesuai

b. Pesan tidak sampai karena interupsi-interupsi yang disebabkan oleh gangguanfisik (seperti tempat kerja yang riuh)atau gangguan psikologis (misalnya biasdan prasangka yang dimunculkan olehpenerima pesan).

c. Pesan diinterprestasikan secara selektifoleh penerima (misalnya seseorangmendengarkan apa yang ingindidengarkannya dari pada segala yangdiucapkannya).

d. Penerima pesan membuat kesimpulan terlalucepat atau menjadi defensif akibat merasatersinggung oleh apa yang diucapkan.

e. Kesulitan-kesulitan muncul karena terlalubanyak informasi dalam pesan

f. Pengirim pesan meraba-raba pandanganpenerima karena pengirim salahmenafsirkan umpan balik atau tidakmendapat umpan balik dari penerima.

h. Macam-Macam Komunikasi

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 57

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Menurut Effendy (1986:11) mengemukakan terdapat 3macam

komunikasi, yaitu:1) Komunikasi lisan2) Komunikasi tertulis 3) Komunikasi menggunakan media teknologi

3. Tinjauan Mengenai Kinerja Karyawana. Pengertian Kinerja Karyawan

Dharma (1994:1), “kinerja adalah suatu yangdikerjakan, produk atau jasa yang dihasilkan ataudiberikan seorang atau kelompok”.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Dharma (1994:50) ada tiga faktor yangmempengaruhi kinerja karyawan yaitu:

1) Kemampuan, kepribadian dan minat2) Kejelasan dan penerimaan atas penjelasan

peranan seorang pekerja3) Tingkat motivasi pekerja

c. Penilaian Kinerja

Dharma (1994:55) cara pengukuran atau pelaksanaanstandar dalam penilaian kinerja tenaga kerja ataukaryawan tercakup dalam 3 hal, yaitu:

1) Kuantitas – jumlah yang harus dikerjakan2) Kualitas – mutu yang dihasilkan (baik dan

tidaknya)3) Ketepatan waktu – sesuai tidaknya dengan

waktu yang direncanakan

d. Pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawanKomunikasi dan kinerja karyawan mempunyai

pengaruh yang sangat erat, hal ini disebabkankarena komunikasi berhubungan dengan manusiasedangkan manusia itu sendiri merupakan salah

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 58

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

satu faktor utama yang mempengaruhi tingkatkinerja.

e. Hubungan antara komunikasi dengan kinerjakaryawan

Dalam komunikasi organisasi, makin besar umpanbalik yang dihasilkan maka akan semakinefektif pula komunikasi tersebut. Denganadanya umpan balik tersebut dimungkinkanmanajer akan mengetahui apakah instruksinyaitu telah dimengerti atau diterima atau tidakoleh bawahannya. Sehingga dalam hal ini,dengan adanya komunikasi umpan balik makadapat diketahui terlaksananya suatu perintah,terpecahnya suatu permasalahan dan terjadinyaperubahan dalam perilaku serta dapat pulameningkatka kinerja. Jadi meningkat ataumenurunnya kinerja dapat diketahui dari adanyakomunikasi umpan balik.

III. METODE PENELITIAN

A. Identifikasi dan Definisi Konseptual Variabel1. Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini ada dua variabel yangditeliti yaitu variabel bebas (independent) danvariabel terikat (dependent): a. Variabel bebas (X): komunikasi

Variabel bebas terdiri dari1) Komunikasi Lisan (X1)2) Komunikasi Tertulis (X2)3) Komunikasi menggunakan media teknologi (X3)

b. Variabel terikat (Y) : Kinerja Karyawan

B. Definisi Operasional Variabel1. Komunikasi Lisan (X1)

Indikator-indikatornya:a. Frekuensi pertemuan melalui diskusi, rapat

maupun seminar dalam organisasi

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 59

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

b. Penggunaan bahasa dalam komunikasi secaralisan

c. Interaksi melalui komunikasi lisan antara laindengan percakapan maupun tegur sapa antarapimpinan dengan karyawan serta sesamakaryawan.

2. Komunikasi Tertulis (X2) Indikator-indikatornya:a. Penyampaian instruksi atau perintah, teguran,

dan informasi dalam organisasi secara tertulismelalui laporan, surat, memo, pengiriman faksmaupun buletin organisasi

b. Penyampaian laporan kerja karyawan kepadapimpinan secara tertulis.

3. Komunikasi menggunakan media teknologi (X3)Indikator-indikatornya: a. Fasilitas media teknologi antara lain:

telepon, mesin faks, komputer, internet,laptop dan OHP sebagai sarana komunikasi dalamorganisasi.

b. Ketrampilan karyawan dalam menggunakan mediateknologi, sebagai sarana komunikasi dalamorganisasi.

4. Kinerja karyawan (Y)Indikator-indikator: a. Kualitas kerja yaitu baik buruknya hasil kerja

karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yangdiberikan oleh perusahaan

b. Kuantitas kerja yaitu jumlah hasil kerjakaryawan dalam memenuhi target yang diberikanoleh perusahaan

c. Ketepatan waktu yaitu kemampuan karyawan dalammenyelesaikan suatu pekerjaan sesuai denganstandar waktu yang ditetapkan perusahaan.

Sedangkan alat ukur yang dipakai dalampenelitian ini adalah menggunakan pengkategoriandata kualitatif menjadi kuantitatif dengan skalalikert 1-5.

C. Lokasi Penelitian

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 60

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Lokasi penelitian ini dilakukan pada PerumPegadaian Karawang yang beralamat di JalanHalmahera No. 9 Karawang.

D. Populasi dan Teknik Sampel1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian,sedangkan sampel adalah wakil populasi yangditeliti. Populasinya adalah karyawan PerumPegadaian Karawang yang berjumlah 119 karyawan.

2. Sampel Sedangkan menurut Sanusi (2003:77):“Ukuran sampel untuk penelitian survai ataupenelitian eksperimental bisa ditentukan berdasarkanalasan statistik dan alasan non statistik”. Daripendapat tersebut di atas maka dalam hal inipeneliti mengambil sebanyak 50 orang karyawan.Dengan penyebaran:

Seksi pemasaran = 50119 x 50 Orang = 21 Orang

Seksi Keuangan = 14119 x 50 Orang = 6 Orang

Seksi Kepegawaian = 30119 x 50 Orang = 13 Orang

Seksi Umum = 25119 x 50 Orang = 10 OrangJumlah sampel 50 Orang

3. Teknik SamplingAdapun teknik penarikan sampel yang

digunakan adalah menggunakan simple random samplingadalah “Pengambilan sampel secara acak dimanaanggota sampelnya mendapatkan kesempatan yang samauntuk dijadikan sampel”. Sanusi (2003:89).

E. Sumber dan Jenis Data1. Sumber data

a. Data primerData primer adalah data yang diperoleh dariobservasi dan wawancara secara langsung dengan

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 61

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

sumber yang bersangkutan atau pihak-pihak yangberkepentingan.

b. Data sekunderData sekunder adalah data yang diperolehsecara tidak langsung dari obyek penelitian,misalnya dengan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahanyang terjadi.

2. Jenis dataa. Data kualitatif

Merupakan data yang bukan berupa angka dandigambarkan dengan kalimat-kalimat yang akandianalisa untuk memperoleh kesimpulan. Adapundata kualitatif yang digunakan oleh penulis,antara lain struktur organisasi perusahaan,sejarah singkat perusahaan dan lain-lain.

b. Data KuantitatifMerupakan data yang berupa angka atau lebihberdasarkan pada data yang dapat dihitunguntuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yangkokoh dan ada hubungannya dengan masalah yangakan diteliti oleh penulis, yakni kuantitatifhasil angket responden.

F. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan

jalan mengadakan penelitian baik secara langsungmaupun tidak langsung pada obyek penelitian gunamendapatkan data yang benar dan konkrit yaitudengan cara:1. Observasi

Yaitu proses pengumpulan data dengan melihatlangsung ke perusahaan

2. KuesionerYaitu proses pengumpulan daftar pertanyaan yangberkaitan dengan komunikasi terhadap kinerjakaryawan pada perusahaan

3. Dokumentasi Yaitu teknik pengumpulan data dengan jalanmelihat arsip-arsip atau dokumen yang dimilikioleh perusahaan.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 62

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

G. Uji Validitas dan Reliabilitas1. Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk mengetahuitingkat kevalidan dari instrumen kuesioner yangdigunakan dalam pengumpulan data. Uji validitasini dilakukan untuk mengetahui apakah item-itemyang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampumengungkapkan dengan pasti apa yang akanditeliti.

Cara yang digunakan adalah dengan analisaItem, dimana setiap nilai yang ada pada setiapbutir pertanyaan dikorelasikan dengan total nilaiseluruh butir pertanyaan untuk suatu variabeldengan menggunakan rumus korelasi product moment.Syarat minimum untuk dianggap valid adalah nilair hitung > dari nilai r tabel.

Adapun perhitungan korelasi product moment,dengan rumus seperti yang dikemukakan olehArikunto (1998 : 220):

r=n∑ XY−(∑ X)(∑ Y)

√[N∑X2−(∑ X)2] [N∑ Y2−(∑Y )2 ]Dimana:r = Koefisien korelasi variabel bebas dan

variabel terikatn = Banyaknya sampelX = Skor tiap itemY = Skor total variabel

2. Uji ReliabilitasMenurut Arikunto (1998:145): “Untuk uji

reliabilitas digunakan Teknik Alpha Cronbach,dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal(reliabel) bila memiliki koefisien keandalan ataualpha sebesar 0,6 atau lebih.

Pada penelitian ini perhitungan reliabilitasmenggunakan rumus alpha (Arikunto, 1998: 158)sebagai berikut:

r11=( kk−1 )(1−∑ σb2

στ2 )Dimana:

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 63

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

σ=∑x2−∑x2

NN

r11 = reliabilitas instrumenk = banyaknya butir pertanyanσb2 = jumlah varians butirσt2 = jumlah varians total

H. Teknik Analisis DataTeknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif,merupakan suatu teknik analisa data yangmenggunakan angka-angka agar pemecahan masalahdapat dihitung secara pasti dengan perhitunganmatematik. Adapun tahapan analisis kuantitatif yangdigunakan untuk menganalisis data dalam penelitianini adalah:1. Analisis regresi

Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yangdiajukan, alat teknis analisis statistika yangmenggunakan analisis regresi linier multiple,sehingga teknik analisis yang digunakan dalampenelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + eDimana:Y = Kinerja Karyawana = Konstatab1..b3 = Koefisien regresiX1 = Komunikasi lisanX2 = Komunikasi tertulisX3 = Komunikasi menggunakan media teknologi e = variabel gangguan

Dari hasil pengolahan data dengan program SPSSFor Windows Ver.11.00 kemudian dilakukan analisissecara diskriptif dan pembuktian hipotesis, yaitudengan menggunakan rumus hipotesis.

2. Uji serempak (Uji F)Untuk menguji kebenaran hipotesis pertama

digunakan uji F yaitu untuk menguji keberartian

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 64

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

regresi secara keseluruhan dengan rumus sebagaiberikut:

Fhitung = R2 /k

(1−R2)/(N−k−1)

Dimana :F = F hitung selanjutnya dibandingkan dengan F

tabelR2 = Koefisien determinasik = Jumah variabelN = Banyaknya sampel

Adapun rumusan hipotesis dengan menggunakanUji F adalah sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = 0Ha : b1 b2 0

Pengujian dengan uji F variansnya adalah denganmembandingkan Fhitung (Fh) dengan Ftabel (Ft) pada =0,05 apabila hasil perhitungannya menunjukkan:a. Fh ≥ Ft, maka H0 ditolak dan Ha diterima

Artinya variasi dari model regresi berhasilmenerangkan variasi variabel bebas secarakeseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadapvariabel tidak bebas

b. Fh < Ft, maka H0 diterima dan Ha ditolakArtinya variasi dari model regresi tidak

berhasil menerangkan variasi variabel bebassecara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnyaterhadap variabel tidak bebas

3. Uji Parsial (Uji t)Untuk menguji kebenaran hipotesis kedua

langkah pertama yang dilakukan adalah menentukankoefisien regresi (bi) yang paling besar,selanjutnya dilakukan pengujian secara parsialmelalui uji t.

Untuk menguji koefisien regresi secaraparsial guna mengetahui apakah variabel bebassecara individu berpengaruh terhadap variabelterikat digunakan uji t adapun rumus untukmenghitung Uji t adalah

t hitung = bse

Dimana:

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 65

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

b = parameter estimasi dari Xse = standar error X

Adapun rumusan hipotesis dengan menggunakanUji t adalah sebagai berikut:H0 : b1 = b2 = 0Ha : b1 b2 0Pengujian dilakukan melalui uji t denganmembandingkan thitung (th) dengan t tabel (tt) pada = 0,5. Apabila hasil perhitungan menunjukkan:a. th ≥ tt maka H0 ditolak dan Ha diterima

Artinya variasi variabel bebas dapatmenerangkan variabel tidak bebas dan terdapatpengaruh diantara kedua variabel yang diuji

b. th ≤ tt maka H0 diterima dan Ha ditolakArtinya variasi variabel bebas tidak dapatmenerangkan variabel tidak bebas dan terdapatpengaruh pengaruh antara dua variabel yangdiuji.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh secarakeseluruhan dihitung koefisien determinasimultiplenya (R2). Jika R2 yang diperoleh darihasil perhitungan mendekati 1 (satu), makasemakin kuat model tersebut dapat menerangkanvariabel tergantungnya.

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Sejarah Singkat Perum Pegadaian

Berawal dari Bank Leening, Tanggal 1 April1901 didirikan Pegadaian Negeri yang pertama diIndonesia dengan status sebagai Jawatan Pemerintahberdasarkan Staatsblad Nomor 131 tanggal 12 Maret1901.

Pada tahun 1960 status Pegadaian Negeri diubahmenjadi Perusahaan Negara (PN) dengan pengesahan PPNomor 178 tanggal 3 Mei 1961.

Berdasarkan UU nomor 07 tahun 1969 bentukBadan Usaha Negara ditetapkan ada 3 bentuk yaitu:Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum(Perum), dan Persero (PT). Berdasarkan PP Nomor 7

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 66

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

tahun 1969 tanggal 11 Maret 1969 PN Pegadaianditetapkan sebagai Perjan Pegadaian.

Berdasarkan PP Nomor 10 tahun 1990 tanggal 1April 1990 status Perjan ditingkatkan menjadi PerumPegadaian. Dimaksudkan agar ruang gerak manajemenlebih luas dalam mengembangkan dan meningkatkankinerja pegadaian. Penetapan status sebagai Perumdisempurnakan dengan PP Nomor 103 Tahun 2000.

Dalam perkembangan selanjutnya, PerumPegadaian tidak hanya memberikan pinjaman kreditgadainya kepada golongan menengah ke bawah tetapijuga menengah ke atas. Perluasan segmen pasar yangterjadi menuntut adanya penambahan modal kerjaperusahaan. Di samping modal yang berasal darimodal sendiri dan pinjaman dari bank, PerumPegadaian juga menerbitkan obligasi yang digunakanuntuk memperbanyak penyaluran uang pinjaman kepadamasyarakat.

2. Aktivitas Jasa Pegadaiana. Produk Jasa Pegadai

1. Jasa GadaiJasa gadai merupakan penyaluran uang

pinjaman atas dasar hukum gadai. Dimana barangjaminan diserahkan nasabah untuk dikuasai olehpemberi kredit (pegadaian). Perjanjian yangdilakukan adalah perjanjian secara bawahtangan, yaitu tanpa akta notaris. Jadilangsung antara peminjam (debitur) denganpemberi pinjaman (kreditur).

Adapun penggolongan pinjaman dan tarifnyadapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2Penggolongan Uang Pinjaman, Tarif Sewa Modal dan Biaya

Penyimpana dan Asuransi

Golongan Uang Pinjaman Sewa ModalPer Hari

Biaya Penyimpanan danAsuransi

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 67

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

KT GDA 10.000 –

40.0001.25% 300 500

B 40.500 –150.000

1.50% 1.500 3.000

C 151.000 –500.000

1.75% 3.000 5.000

D 510.000- keatas

1.75% 0,5% dari UP

Sumber Data : Perum Pegadaian KarawangBarang yang diterima sebagai jaminan1) Berbagai jenis tekstil (kain batik, bakalbaju/celana, dll)2) Peralatan rumah tangga (mixer, blender, mesin

jahit, kipas angin, dll)3) Alat transportasi (sepeda, sepeda motor,

mobil)4) Alat-alat pertanian (diesel, pompa air,

handtraktor, dll)5) Perhiasan (emas dan berlian, kalung, gelang,

cincin, giwang)6) Barang-barang elektronik (televisi, radio

tape, VCD, dll)7) Barang-barang lainnya (handphone, komputer,

dll)2. Jasa Taksiran

Jasa taksiran merupakan jasa yang diberikankepada masyarakat yang ragu terhadap keaslianbarang atau perhiasan yang dimilikinya. Contoh:emas, perak, intan, berlian dan lain-lain, denganbiaya 1% dari taksiran.

3. Jasa titipanJasa titipan merupakan suatu bentuk layanan

untuk penitipan barang dan surat berharga denganaman dan dijamin asuransi.

4. Galeri 24 Toko EmasGaleri 24 toko emas merupakan bagian dari

usaha kantor cabang yang melakukan penyediaanemas yang menjamin kualitas standart danmenjualnya kepada masyarakat dengan harga wajar.Setiap perhiasan yang dibeli akan dilampirkansertifikat jaminan, sehingga yakin bahwa

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 68

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

perhiasan yang dibeli adalah asli dan kualitasnyaterjamin.

b. Tata Cara Menggadaikan (Kredit) dan menebusSifat proses produksi yang terjadi di Perum

Pegadaian adalah proses produksi terus menerus,dalam artian kegiatan dari proses produksibergerak secara tetap menurut aturan dalampembuatan produk.

Pada Perum pegadaian ada dua prosesproduksi yaitu: Proses menggadaikan dan prosesmenebus. Adapun urut-urutan proses produksinyadijelaskan per proses secara per proses sebagaiberikut:1. Tata cara menggadaikana.. Nasabah datang ke loket kasirb. Nasabah menyerahkan anggunan atau barang

jaminan untuk ditaksir nilai kreditnyac. Nilai maksimal kredit ditentukan penaksir dan

nasabah memutuskan nilai kredit yangdiinginkan atau diperlukan

d. Nasabah memperoleh surat bukti kredit (SPK)atau Slip Kredit dan mengambil uangpinjamannya di kasir.

2. Tata cara menebusa. Pinjaman dapat dilunasi setiap saat tanpa

harus menunggu habis jatuh tempob. Nasabah datang ke kasir membayar pinjaman

dan sewa modal pinjamannyac. Dengan slip/kitir tebusan dari kasir,

nasabah mengambil anggunan diloketpengeluaran barang

c. Peralatan yang digunakanTerdapat beberapa peralatan yang sangat

penting untuk digunakan pada prosesmenggadaikan pada Perum Pegadaian Karawang.Untuk lebih jelas macam-macam peralatan yangdipergunakan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3Daftar Alat Yang Digunakan Tahun 2012 di

Perum Pegadaian Karawang

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 69

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

No Jenis Fungsi Unit1. Jarum Uji Untuk mengetahui jenis perhiasan 32. Air Uji Untuk melihat berat barang 13. Batu Uji Untuk melihat karat dari perhiasan 44. Timbangan Untuk melihat berat barang 35. Calculator Untuk menghitung uang 56. Computer Untuk mendata kegiatan pegadaian 3

Sumber : Daftar Inventaris Perum Pegadaian, 2012

B. Pembahasan Hasil PenelitianSeperti yang pernah diutarakan pada bab

sebelumnya, bahwa responden dalam penelitian iniadalah sebanyak 50 orang Karyawan Perum PegadaianKarawang. Dengan Jumlah karyawan tersebut penulismencoba untuk membuat analisis mengenai pengaruhvariabel komunikasi lisan, komunikasi tertulis dankomunikasi menggunakan media teknologi terhadapkinerja karyawan yang ada dalam perusahaan.

1. Deskripsi variabel penelitiana. Variabel komunikasi lisan (X1)

Dalam variabel komunikasi lisan (X1)memiliki tiga indikator yang digunakan sebagaikuesioner untuk mengetahu tanggapan respondenmengenai komunikasi lisan dalam perusahaan.Adapun hasil jawaban responden penelitian dapatdilihat pada tabel berikut:

Tabel 4Distribusi Responden Atas Jawaban Variabel Komunikasi Lisan (X1)

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 70

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

No Pertanyaan JumlahOrang %

1. Apakah perusahaan sering mengadakan pertemuan antara pimpinan dan karyawan melalui diskusi, rapat, ataupun seminara. Sangat seringb. Seringc. Cukup seringd. Jarange. Tidak Pernah

171815--

34.036.030.0--

2. Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi antara pimpinan dan karyawan apakah mudah dimengertia. Sangat Mudah dimengertib. Mudah dimengertic. Cukup mudah dimengertid. Sulit dimengertie. Sangat sulit dimengerti

151817--

30.036.034.0--

3. Bagaimana komunikasi yang terjalin saudara dengan para pekerja lain atau sesama bawahana. Sangat baikb. Baikc. Cukup Baikd. Tidak Baike. Sangat Tidak Baik

161816--

32.036.032.0--

Sumber : Data diolah, 2012Berdasarkan tabel 4 di atas dapat dilihat

bahwa untuk pertanyaan pertama tentang frekuensiperusahaan mengadakan pertemuan antara pimpinandan karyawan melalui diskusi, rapat, ataupunseminar didapatkan jawaban sebanyak 18 responden(36,0%) menyatakan sering, 17 responden (34,0%)menyatakan sangat sering dan sisanya sebanyak 15responden (30,0%) menyatakan cukup sering.Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besarresponden menyatakan bahwa frekuensi perusahaanmengadakan pertemuan antara pimpinan dan karyawanmelalui diskusi, rapat, ataupun seminar adalahsering dilaksanakan.

Sedangkan untuk pertanyaan kedua kejelasanbahasa dalam komunikasi secara lisan didapatkanjawaban yaitu sebanyak 18 responden (36.0%)menyatakan mudah dimengerti, 15 responden (30.0%)menyatakan sangat mudah dimengerti dan sisanyasebanyak 17 responden (34.0%) menyatakan cukup

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 71

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

mudah dimengerti. Hal ini menunjukkan sebagianbesar responden menyatakan kejelasan bahasa dalamkomunikasi secara lisan adalah mudah dimengerti.

Pada pertanyaan ketiga tentang komunikasiyang terjalin saudara dengan para pekerja lainatau sesama bawahan didapatkan jawaban yaitusebanyak 16 responden (32.0%) menyatakan sangatbaik, 18 responden (36.0%) menyatakan baik dansisanya sebanyak 16 responden (32.0%) menyatakancukup baik. Hal ini menunjukkan sebagian besarresponden menyatakan komunikasi yang terjalinsaudara dengan para pekerja lain atau sesamabawahan adalah sangat baik.

Dari hasil jawaban secara keseluruhan padavariabel komunikasi lisan yang terjadi dalamperusahaan sebagian besar menyatakan telahterlaksana dengan baik.

b. Variabel Komunikasi tertulis (X2)Dalam variabel Komunikasi tertulis (X2)

memiliki dua indikator yang digunakan sebagaikuesioner untuk mengetahui tanggapan respondenmengenai Komunikasi tertulis dalam perusahaan.Adapun hasil jawaban responden penelitian dapatdilihat pada tabel berikut:

Tabel 5Distribusi Responden Atas Jawaban Variabel Komunikasi tertulis (X2)

No Pertanyaan JumlahOrang %

1. Apakah pimpinan sering menyampaikan instruksi atau perintah, teguran dan informasi. Melalui surat, memo, pengiriman fax atau buletina. Sangat Seringb. Seringc. Cukup Seringd. Jarange. Tidak Pernah

102515--

20.050.030.0--

2. Penyampaian laporan kerja yang dibuat pimpinan dan karyawan secara tertulis apakah

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 72

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

mudah dimengertia. Sangat Mudah dimengertib. Mudah dimengertic. Cukup mudah dimengertid. Sulit dimengertie. Sangat sulit dimengerti

152015--

30.040.030.0--

Sumber : Data Primer (diolah), 2012.

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dilihatbahwa untuk pertanyaan pertama tentang pimpinansering menyampaikan instruksi atau perintah,teguran dan informasi. Melalui surat, memo,pengiriman fax atau buletin sebanyak 25 responden(50,0%) menyatakan sering, 15 responden (30,0%)menyatakan cukup sering dan sisanya sebanyak 10responden (20,0%) menyatakan sangat sering.Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besarresponden menyatakan bahwa frekuensi pimpinanmenyampaikan instruksi atau perintah, teguran daninformasi, melalui surat, memo, pengiriman faxatau buletin perusahaan adalah sering.

Sedangkan untuk pertanyaan kedua tentangadanya penyampaian laporan kerja yang dibuatpimpinan dan karyawan secara tertulis apakahmudah dimengerti didapatkan jawaban yaitusebanyak 20 responden (40.0%) menyatakan mudahdimengerti, dan masing-masing 15 responden(30.0%) menyatakan cukup mudah dimengertin dansangat mudah dimengerti. Hal ini menunjukkansebagian besar responden menyatakan penyampaianlaporan kerja yang dibuat pimpinan dan karyawansecara tertulis adalah mudah dimengerti.

Dari hasil jawaban secara keseluruhan padavariabel Komunikasi Tertulis yang diberikan olehperusahaan kepada para karyawannya sebagian besarmenyatakan telah terlaksana dengan baik.

c. Variabel Komunikasi tertulis menggunakan mediateknologi (X3)

Dalam variabel Komunikasi tertulis menggunakanmedia teknologi (X3) memiliki tiga indikator yangdigunakan sebagai kuesioner untuk mengetahuitanggapan responden mengenai Komunikasi tertulis

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 73

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

menggunakan media teknologi dalam perusahaan.Adapun hasil jawaban responden penelitian dapatdilihat pada tabel berikut:

Tabel 6Distribusi Responden Atas Jawaban

Variabel Komunikasi menggunakan media teknologi (X3)

No Pertanyaan JumlahOrang %

1. Apakah fasilitas media teknologi sebagai sarana komunikasi yang diberikan oleh perusahaan sudah memadaia. Sangat Memadaib. Memadaic. Cukup Memadaid. Tidak Memadaie. Sangat Tidak Memadai

171914--

34.038.028.0--

2. Apakah perusahaan sering menggunakan fasilitas media teknologi seperti telepon, mesin faks, komputer, internet, laptop dan OHPa. Sangat Seringb. Seringc. Cukup Seringd. Jarange. Tidak Pernah

132215--

26.044.030.0--

3. Apakah setiap karyawan dapat menggunakan fasilitas media teknologi sebagai sarana komunikasi dalam perusahaan dengan baika. Sangat Baikb. Baikc. Cukup Baikd. Tidak Baike. Sangat Tidak Baik

122117--

24.042.034.0--

Sumber : Data Primer (diolah), 2012.

Berdasarkan tabel 6 di atas dapat dilihatbahwa untuk pertanyaan pertama tentang fasilitasmedia teknologi sebagai sarana komunikasi yangdiberikan oleh perusahaan sebanyak 19 responden(38,0%) menyatakan memadai, 17 responden (34,0%)menyatakan sangat memadai dan sisanya sebanyak 14responden (28,0%) menyatakan cukup memadai.Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 74

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

responden menyatakan bahwa fasilitas mediateknologi sebagai sarana komunikasi yangdiberikan oleh perusahaan sudah memadai.

Sedangkan untuk pertanyaan kedua tentangperusahaan sering menggunakan fasilitas mediateknologi seperti telepon, mesin faks, komputer,internet, laptop dan OHP didapatkan jawaban yaitusebanyak 22 responden (44.0%) menyatakan sering,15 responden (30.0%) menyatakan cukup sering dansisanya sebanyak 13 responden (26%) menyatakansangat sering. Hal ini menunjukkan sebagian besarresponden menyatakan frekuensi perusahaan dalammenggunakan fasilitas media teknologi sepertitelepon, mesin faks, komputer, internet, laptopdan OHP dalam komunikasi adalah sering dilakukan.

Sedangkan untuk pertanyaan terakhir tentangsetiap karyawan dapat menggunakan fasilitas mediateknologi sebagai sarana komunikasi dalamperusahaan dengan baik didapatkan jawaban yaitusebanyak 21 responden (42.0%) menyatakan baik, 17responden (34.0%) menyatakan cukup baik dansisanya sebanyak 12 responden (24.0%) menyatakansangat baik. Hal ini menunjukkan sebagian besarresponden menyatakan bahwa setiap karyawan dapatmenggunakan fasilitas media teknologi sebagaisarana komunikasi dalam perusahaan dengan baik.

Dari hasil jawaban secara keseluruhan padavariabel Komunikasi menggunakan media teknologidi perusahaan sebagian besar menyatakan telahterlaksana dengan baik.

d. Variabel Kinerja Karyawan (Y)Dalam variabel kinerja karyawan (Y) memiliki

tiga indikator yang digunakan sebagai kuesioneruntuk mengetahui tanggapan responden mengenaikinerja dalam perusahaan. Adapun hasil jawabanresponden penelitian dapat dilihat pada tabelberikut:

Tabel 7

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 75

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Distribusi Responden Atas Jawaban Kinerja Karyawan (Y)

No Pertanyaan JumlahOrang %

1. Apakah keberhasilan dalam pekerjaan sesuai dengan standar kualitas (mutu) yang ditetapkan oleh perusahaan.a. Sangat Sesuaib. Sesuaic. Cukup Sesuaid. Tidak Sesuai e. Sangat Tidak Sesuai

12920--

2.058.040.0--

2. Apakah penyelesaian pekerjaan sesuai dengan kuantitas atau jumlah yang telah ditetapkan oleh perusahaana. Sangat Sesuaib. Sesuaic. Cukup Sesuaid. Tidak Sesuai e. Sangat Tidak Sesuai

82715--

16.054.030.0--

3. Apakah kemampuan saudara menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar waktua. Sangat Sesuaib. Sesuaic. Cukup Sesuaid. Tidak Sesuai e. Sangat Tidak Sesuai

62123--

12.042.046.0--

Sumber : Data Primer (diolah), 2012.

Berdasarkan tabel 7 di atas dapat dilihatbahwa untuk pertanyaan pertama tentangkeberhasilan dalam pekerjaan sesuai denganstandar kualitas (mutu) yang ditetapkan olehperusahaan sebanyak 29 responden (58,0%)menyatakan sesuai, 20 responden (40,0%)menyatakan cukup sesuai dan sisanya sebanyak 1responden (2,0%) menyatakan sangat sesuai.Sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besarresponden menyatakan bahwa keberhasilan dalampekerjaan sesuai dengan standar kualitas (mutu)yang ditetapkan oleh perusahaan adalah sudahsesuai.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 76

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Sedangkan untuk pertanyaan kedua tentangpenyelesaian pekerjaan sesuai dengan kuantitasatau jumlah yang telah ditetapkan oleh perusahaandidapatkan jawaban yaitu sebanyak 27 responden(54.0%) menyatakan sesuai, 15 responden (30.0%)menyatakan cukup sesuai dan sisanya sebanyak 8responden (16.0%) menyatakan sangat sesuai. Halini menunjukkan sebagian besar respondenmenyatakan penyelesaian pekerjaan sesuai dengankuantitas atau jumlah yang telah ditetapkan olehperusahaan adalah sudah sesuai.

Pada pertanyaan ketiga tentang kemampuanmenyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standarwaktu didapatkan jawaban yaitu sebanyak 23responden (46.0%) menyatakan cukup sesuai, 21responden (42.0%) menyatakan sesuai dan sisanyasebanyak 6 responden (12.0%) menyatakan sangatsesuai. Hal ini menunjukkan sebagian besarresponden menyatakan ketepatan waktu sesuaitidaknya dengan waktu yang direncanakanperusahaan adalah baik.

Dari hasil jawaban secara keseluruhan padavariabel kinerja yang ada dalam perusahaansebagian besar responden menyatakan telahterlaksana dengan baik.

2. Uji validitas dan Reliabilitas Instrumena. Uji Validitas

Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampumengukur apa yang hendak diukur dan dapatmengungkapkan data dari variabel yang ditelitisecara tepat. Pengukuran validitas denganmenggunakan korelasi product moment dengantingkat kepercayaan 95% ( = 5%), dengan caramengkorelasikan skor masing-masing item denganskor totalnya. Hasil pengujian dalam penelitianini dapat dilihat pada tabel berikut:

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 77

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Tabel 8Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

No ItemKorelasiProductMoment

Sig. (2-

tailed)

R tabel = 0,05

KeteranganHasil

1. X1.1

X1.2

X1.3

0.8990.8510.862

0.0000.0000.000

0.2790.2790.279

ValidValidValid

2. X2.1

X2.2

0.8800.903

0.0000.000

0.2790.279

ValidValid

3. X3.1

X3.2

X3.3

0.8660.9170.852

0.0000.0000.000

0.2790.2790.279

ValidValidValid

4. Y1.1

Y1.2

Y1.3

0.8520.8550.784

0.0000.0000.000

0.2790.2790.279

ValidValidValid

Sumber : Data Primer (diolah), 2012

Instrumen dikatakan valid jika korelasi productmoment menunjukkan korelasi yang signifikanantara skor item dengan skor total atau dengancara membandingkan nilai korelasi masing-masingitem dengan nilai korelasi tabel (r tabel), jikar product moment > r tabel maka instrumendikatakan valid. Tabel menunjukkan bahwa butirpertanyaan mempunyai nilai korelasi yang lebihbesar dari r tabel (lebih besar dari 0,279)sehingga butir pertanyaan yang diajukandinyatakan valid dan layak dianalisis.

b. Hasil Uji ReliabilitasReliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 78

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

yang sama. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan formula Alpha Cronbach, dimana hasil ujinya disajikan pada tabel 9 berikut:

Tabel 9Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Koefisien AlphaX1

X2

X3

Y

0.84060.73990.85120.7628

Sumber: Data primer diolah, 2012

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan pada item-item pertanyaan yang memiliki validitas. Instrumen dinyatakan reliabel jika nilai koefisien reliabilitas yang diperoleh paling tidakmencapai 0,6. Hasil uji reliabilitas yang disajikan pada tabel 9 menunjukkan bahwa masing-masing nilai koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,6 sehingga instrumen yang digunakan dinyatakan reliabel.

3. Analisis DataBerdasarkan hasil analisis regresi yang

dihitung dengan menggunakan program SPSS forWindows dapat disusun ringkasan hasil analisisregresi linier berganda sebagai berikut:

Tabel 10Rekapitulasi Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel Bebas Koefisien

Regresi

thitung

Probabilitas (Sig.

t)

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 79

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Komunikasi Lisan (X1) 0,288 2,847 0,007Komunikasi Tertulis (X2)

0,479 3,261 0,002

Komunikasi menggunakan media teknologi (X3)

0,095 3,869 0,389

KonstataF HitungR2

Adjusted R2

R

2,76136,5480,7040,6850,839

Variabel terikat Kinerja Karyawan (Y)Sumber data : diolah

a. Analisis RegresiDari tabel di atas dapat dibuat persamaan

regresi linier berganda sebagai berikut:Y = 2,761 + 0,288X1 + 0,479X2 + 0,095X3

1) Konstata (a) sebesar 2,761 menunjukkanbesarnya nilai variabel y jika variabelbebasnya dianggap nol, artinya jika tanpadipengaruhi oleh variabel komunikasi lisan(X1), komunikasi tertulis (X2) dan komunikasimenggunakan Media Teknologi (X3) dalamperusahaan maka besarnya kinerja adalah 2,761.

2) Koefisien regresi komunikasi lisan (b1)menunjukkan variabel komunikasi lisanmempunyai pengaruh sebesar 0,288 terhadapkinerja. Koefisien regresi bernilai positifmenunjukkan pengaruh yang searah, artinyasemakin tinggi komunikasi lisan akanmenyebabkan semakin tinggi kinerja denganasumsi variabel bebas lainnya (X2 dan X3)besarnya adalah konstan.

3) Koefisien regresi Komunikasi Tertulis (b2)menunjukkan variabel Komunikasi Tertulismempunyai pengaruh sebesar 0,479 terhadapkinerja. Koefisien regresi bernilai positifmenunjukkan pengaruh yang searah, artinyasemakin tinggi Komunikasi Tertulis akan

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 80

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

menyebabkan semakin tinggi kinerja denganasumsi variabel bebas lainnya (X1 dan X3)besarnya adalah konstan.

4) Koefisien regresi Komunikasi menggunakan mediateknologi (b3) menunjukkan variabel Komunikasimenggunakan media teknologi mempunyai pengaruhsebesar 0,095 terhadap kinerja. Koefisienregresi bernilai positif menunjukkan pengaruhyang searah, artinya semakin tinggiKomunikasi menggunakan media teknologi akanmenyebabkan semakin tinggi kinerja denganasumsi variabel bebas lainnya (X1 dan X2)besarnya adalah konstan.

4) Besarnya koefisien determinasi (R2) = 0,704 dansetelah disesuaikan menjadi adjust R squaresebesar 0,685 menunjukkan bahwa komunikasilisan, komunikasi tertulis dan komunikasimenggunakan media teknologi secara bersama-sama memberikan kontribusi/sumbangan sebesar68,5% terhadap perubahan kinerja, sedangkansisanya sebesar 31,5% merupakansumbangan/kontribusi variabel lain yang tidakdiamati dalam penelitian ini.

b. Uji Hipotesis I (Uji F)Hasil analisis data dengan menggunakan

program SPSS 10.0 for windows dapat disajikandalam tabel berikut:

Tabel 11Tabel Anova Hasil Analisis Data

ANOVAb

84.548 3 28.183 36.548 .000a35.472 46 .771

120.020 49

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X3, X2, X1a. Dependent Variable: Yb.

Dari tabel di atas didapatkan hasil Fhitung sebesar 36,548 dengan tingkatsignifikan 0,00, serta df penyebut 3 dan dfpembilang sebesar 46. Untuk menguji hipotesis

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 81

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

pertama yang meliputi terdapat pengaruh yangsignifikan antara komunikasi yang terdiri darikomunikasi lisan (X1), komunikasi tertulis (X2)dan komunikasi menggunakan Media Teknologi (X3)terhadap Kinerja Karyawan Pada Perum PegadaianKarawang digunakan Uji F.

Uji F dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan F Tabel pada taraf nyata =0,05. Berdasarkan tabel 10 dapat disimpulkanbahwa F hitung sebesar 36,548 > dari F tabel2,18 yang berarti bahwa pada taraf nyata =0,05 variabel-variabel komunikasi lisan (X1),komunikasi tertulis (X2) dan komunikasimenggunakan Media Teknologi (X3) secarasimultan/bersama-sama mempunyai pengaruhbermakna terhadap kinerja (Y) dapat diterimaatau teruji pada taraf nyata = 0,05.

2) Uji Hipotesis II (Uji t)Untuk menguji hipotesis kedua yang

menyatakan bahwa diduga variabel komunikasitertulis (X2) mempunyai pengaruh yang palingdominan terhadap kinerja (Y), maka dalampenelitian ini melihat besarnya masing-masingkoefisien regresi dari variabel bebas. Adapunsignifikasi dari masing-masing koefisien itudiuji dengan menggunakan uji parsial t-testtampak pada tabel sebagai berikut:

Tabel 12Hasil Analisis Regresi

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 82

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Coefficientsa

2.761 .816 3.384 .001.288 .101 .388 2.847 .007.479 .147 .407 3.261 .002

9.591E-02 .110 .124 .869 .389

(Constant)X1X2X3

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Ya.

Sumber : Data (Diolah), 2012

a) Uji t untuk variabel komunikasi lisan (X1)Untuk menguji secara parsial variabel

komunikasi lisan (X1) terhadap kinerjadigunakan uji t. Hasil analisis regresidiperoleh nilai t hitung = 2,847 sedangkanpada = 0,05 dan df =3:46 diperoleh nilai ttabel = 2,021 Karena t hitung > t tabeldengan probablitas 0,005 lebih kecil dari0,05 sehingga terbukti bahwa secara parsialvariabel komunikasi lisan berpengaruh secarasignifikan terhadap kinerja karyawan. Jikadigambarkan dalam kurva normal sebagaiberikut :

Gambar 4Kurva Daerah Penerimaan Dan Penolakan H0

Variabel Komunikasi Lisan (X1)

DaerahPenolakan Ho Daerah

Penerim aan

DaerahPenolakan Ho

b) Uji t untuk variabel komunikasi tertulis(X2)

Untuk menguji secara parsial variabelkomunikasi tertulis (X2) terhadap kinerja

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 83

2,8472.021-2,847 -2.021

= 0,025

= 0,025

Ho

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

digunakan uji t. Hasil analisis regresidiperoleh nilai t hitung = 3,261 sedangkanpada = 0,05 dan df =3:46 diperoleh nilai ttabel = 2,021 Karena t hitung > t tabeldengan probablitas 0,002 lebih kecil dari0,05 sehingga terbukti bahwa secara parsialvariabel komunikasi tertulis berpengaruhsecara signifikan terhadap kinerja karyawan.Jika digambarkan dalam kurva normal sebagaiberikut :

Gambar 5Kurva Daerah Penerimaan Dan Penolakan H0

Variabel komunikasi tertulis (X2)

DaerahPenolakan Ho Daerah

Penerim aan

DaerahPenolakan Ho

c) Uji t untuk variabel komunikasi menggunakanMedia Teknologi (X3)

Untuk menguji secara parsial variabelkomunikasi menggunakan Media Teknologi (X3)terhadap kinerja digunakan uji t. Hasilanalisis regresi diperoleh nilai t hitung =0,869 sedangkan pada = 0,05 dan df =3:46diperoleh nilai t tabel = 2,021 Karena thitung < t tabel dengan probablitas 0,389lebih besar dari 0,05 sehingga tidakterbukti bahwa secara parsial variabelkomunikasi menggunakan Media Teknologiberpengaruh secara signifikan terhadapkinerja karyawan. Jika digambarkan dalamkurva normal sebagai berikut :

Gambar 6Kurva Daerah Penerimaan Dan Penolakan H0

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 84

-3,261 3,261-2.021 2.021

= 0,025

= 0,025

Ho

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Variabel komunikasi menggunakan Media Teknologi(X3)

DaerahPenolakan Ho Daerah

Penerim aan

DaerahPenolakan Ho

Dari tabel 12 maka secara parsial X1 dan X2

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerjakaryawan tetapi untuk X3 tidak berpengaruhsignifikan. Untuk mengetahui pengaruh dominanmaka di hasil regresi:

Y = 2,761 + 0,288X1 + 0,479X2 + 0,095X3

Dapat disimpulkan bahwa X2 yaitu komunikasitertulis berpengaruh dominan terhadap kinerjakaryawan, dengan demikian hipotesis II terbukti.

V.KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukandengan penjelasan hasil penelitian yang telahditunjukkan pada bab sebelumnya, dapat diambilbeberapa kesimpulan sebagai berikut:1. Dari hasil analisis data didapatkan hasil Konstata

(a) sebesar 2,761 menunjukkan besarnya nilaivariabel y jika variabel bebasnya dianggap nol,artinya jika tanpa dipengaruhi oleh variabelkomunikasi lisan (X1), komunikasi tertulis (X2) dankomunikasi menggunakan Media Teknologi (X3) dalamperusahaan maka besarnya kinerja adalah 2,761.

2. Dari persamaan regresi tersebut didapatkan nilaipengaruh variabel bebas yang terdiri darikomunikasi lisan (X1), komunikasi tertulis (X2) dankomunikasi menggunakan Media Teknologi (X3)berpengaruh positif terhadap variabel terikat (Y).Pengaruh positif menunjukkan bahwa perubahan

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 85

0,869-0,869-2.021 2.021

= 0,025

= 0,025

Ho

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

variabel bebas (X1, X2 dan X3) akan searah denganperubahan kinerja karyawan (Y).

3. Dari hasil uji F didapatkan F hitung sebesar 36,548> dari F tabel 2,18 yang berarti bahwa pada tarafnyata = 0,05 variabel-variabel komunikasi lisan(X1), komunikasi tertulis (X2) dan komunikasimenggunakan Media Teknologi (X3) secarasimultan/bersama-sama mempunyai pengaruh bermaknaterhadap kinerja (Y) dapat diterima atau terujipada taraf nyata = 0,05.

4. Dari hasil analisis t hitung untuk variabelkomunikasi tertulis (X2) sebesar 3,261 dengan tarafsignifikan 0,002, dapat dikatakan memiliki nilaihitung yang tertinggi dan taraf signifikanterkecil, sehingga hipotesis kedua yang menyatakanbahwa diduga variabel komunikasi tertulis (X2)berpengaruh dominan terhadap Kinerja Karyawan PerumPegadaian teruji dengan taraf nyata = 0,05.

5. Besarnya koefisien determinasi (R2) = 0,704 dansetelah disesuaikan menjadi adjust R square sebesar0,685 menunjukkan bahwa komunikasi lisan,komunikasi tertulis dan komunikasi menggunakanmedia teknologi secara bersama-sama memberikankontribusi/sumbangan sebesar 68,5% terhadapperubahan kinerja, sedangkan sisanya sebesar 31,5%merupakan sumbangan/kontribusi variabel lain yangtidak diamati dalam penelitian ini.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 86

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

DAFTAR PUSTAKA

Anwar Prabu Mangkunegara. 2002. Manajemen Sumber DayaPerusahaan. Cetakan Keempat. Penerbit PT. RemajaRosdakarya Bandung.

Flippo, B. Edwin. 2000. Manajemen Personalia. PenerbitErlangga.

Handoko, T. Hani. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia.Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Husein, Umar. 1998. Riset Sumber Daya Manusia. PenerbitPT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Koster, Wayan dan Boediono. 2001. Teori dan AplikasiStatistika dan Probabilitas. Penerbit PT. RemajaRosdakarya. Bandung.

Moekijat. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. PenerbitMandar Maju. Bandung.

Purwanto, Djoko. 1997. Komunikasi Bisnis. PenerbitRemaja Rosdakarya Bandung.

Ranupandojo, Heidjrachman. 1996. Manajemen Personalia.Cetakan Keenam. Penerbit BPFE. Yogyakarta.

Sugito, Pudjo. 2001. Manajemen Produksi. Penerbit STIEPelita Bangsa Bekasi.

Tohardi, Ahmad. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.Penerbit Mandar Maju Bandung.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 87

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

ANALISIS POSISI LIKUIDITAS PADA SUATU BANK

Oleh :

RISMUNANDAR, SE

ABSTRAK

Likuiditas pada bank adalah kemampuan bank untukmemenuhi kemungkinan ditariknya deposito atau simpananoleh deposan atau penitip. Suatu bank dikatakan likuidapabila dapat memenuhi kewajiban penarikan uang daripenitip dana maupun dari para peminjam/denitur. Metodedan cara pengelolaan likuiditas yang diterapkan olehmasing-masing bank secara praktis akan saling berbeda,tergantung kepada metode manajemen dana yang diterapkandan garis kebijakan dalam pengelolaan likuiditas. Namundemikian, terdapat kesamaan dalam prinsip-prinsipmendasar yang menjadi bingkai (frame work) pengelolaanlikuiditas. Pengelolaan likuiditas harus dilakukansecara hati-hati dengan memperhatikan prinsip-prinsipyang ada.

Tujuan dan manfaat dari pengelolaan likuiditas suatubank secara garis besar adalah : 1). Untuk menurunkanserendah mungkin biaya dana, hal ini dapat dilakukandengan cara memilih komposisi sumber dana yang akanmemberikan biaya yang paling rendah. 2). Untuk memenuhiketentuan sumber dana yang diperlukan bank di dalampemberian kredit, penanaman dana dalam valuta asing,penanaman dana dalam surat-surat berharga, dan penanamandana dalam aktiva tetap maupun untuk memenuhi kebutuhanmodal sehari-hari. 3) Untuk memenuhi kebutuhan bankterhadap ketentuan-ketentuan otoritas moneter (banksentral) di dalam menjaga likuiditas minimum, misalnyauntuk memenuhi legal reserve requirement, dan untukmemenuhi standar loan to deposit ratio yang sehat.

Alat pengukuran likuiditas adalah: quick rasio, investingpolicy rato, banking ratio dan cash ratio

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 88

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam terminologi keuangan dan perbankan terdapatbanyak pengertian mengenai likuiditas, beberapadiantaranya dapat disebutkan sebagai berikut :“Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhikemungkinan ditariknya deposito/ simpanan oleh deposan/penitip”. Dengan kata lain, menurut definisi ini, suatubank dikatakan likuid apabila dapat memenuhi kewajibanpenarikan uang dari pada penitip dana maupun dari parapeminjam/ denitur. “Likuiditas adalah kemampuan bankuntuk memenuhi kewajiban hutang-hutanya, dapat membayarkembali semua deposannya, serta dapat memenuhipermintaan kredit yang diajukan para debitur tanpaterjadi penangguhan.”

Menurut pengertian ini bank dikatakan likuidapabila :

1. Bank tersebut memiliki cash assets sebesarkebutuhan yang akan digunakan untuk memenuhilikuiditasnya;

2. Bank tersebut memiliki cash assets yang lebih kecildari yang tersebut diatas, tetapi yang bersangkutanjuga memiliki asset lainnya (khususnya surat-suratberharga) yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpamengalami penurunan nilai pasarnya;

3. Bank tersebut mempunyai kemampuan untuk menciptakancash assets baru melalui berbagai bentuk hutang. Dalam terminologi yang hampir sama, dapat

disebutkan bahwa “likuiditas adalah kemampuan bank untukmenyediakan saldo kas dan saldo harta likud yang lainuntuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, khususnyauintuk :

1. Menutup jumlah reserves required;2. Membayar chek, giro berbunga, tabungan dan deposito

berjangka milik nasabah yang diuangkan kembali; 3. Menyediakan dana kredit yang diminta calon debitur

sehat, sebagai bukti bahwa mereka tidak menyimpangdari kegiatan utama bank yaitu pemberian kredit;

4. Menutup berbagai macam kewajiban segera lainnya;

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 89

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

5. Menutup kebutuhan biaya operasional perusahaan. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut diatas

dapat disimpulkan secara singkat bahwa likuiditas adalahkemampuan suatu bank atau suatu perusahaan untukmemenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Secarapraktis, likuiditas suatu bank sering dikaitkan denganjumlah dana pihak ketiga yang terdapat di bank tersebutpada waktu tertentu. Dalam hal ini, untuk kondisiindonesia, Pemerintah melalui Bank Sentral menetapkankewajiban setiap bank untuk memelihara likuiditas wajibminimum sebesar 5% dari besarnya kewajiban terhadappihak ketiga. Dalam hal ini, kewajiban kepada pihakketiga.

b. Perumusan MasalahBagaimana analisis posisi likuiditas suatu bank?

c. Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini untuk mengetahui analisis

posisi likuiditas dari suatu bank.

II. LANDASAN TEORI

1. Jenis dan Sumber Alat Likuid Menurut terminologi yang berlaku umum dalam dunia

perbankan, dapat disebutkan bahwa jenis-jenis alatlikuid yang dimiliki oleh bank adalah : 1. Kas atau uang tunai (kertas dan logam) yang tersimpan

dalam brankas (khasanah) bank tersebut; 2. Saldo dana milik bank tersebut yang terdapat pada

Bank Sentral (Saldo Giro BI); 3. Tagihan atau deposito pada bank lain, termasuk bank

koresponden; 4. Chek yang diterima, tetapi masih dalam proses

penguangan pada Bank Sentral dan bank korespoden. Dalam dunia perbankan, keempat jenis alat/ harta

likuid tersebut sering disebut “posisi uang” (moneyposition) bank yang bersangkutan pada saat tertentu.Adapun menurut sumbernya, suatu bank dapat memperolehalat-alat likuid yang diperlukan tersebut diatas dariberbagai sumber, yaitu :

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 90

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

1. Asset bank yang akan segera jatuh tempo : Kreditpinjaman kepada debitur atau cicilan pinjaman yangakan jatuh tempo dapat dianggap sebagai sumberlukiditas. Oleh karena itu, dalam kondisi kebijakanuang ketat, posisi likuiditas suatu bank akan rawanapabila keseluruhan portofolio kreditnya masukkategori evergreen. Surat-surat berharga, instrumenpasar uang seperti Bank Acceptance, Sertifikat BankIndonesia, dan sertifikat deposito pada Bank lainyang akan segera jatuh tempo, dapat pula dianggapsebagai sumber likuiditas dalam golongan ini.

2. Pasar Uang Pasar uang adalah sumber likuiditas bank.Namun harus diakui bahwa tidak setiap bank mempunyaikemampuan untuk masuk ke pasar uang. Hal ini sangatdipengaruhi oleh besarnya suatu bank dan persepsipasar uang atas Credit Worthiness bank tersebut. Dalamhal ini, para investor yang meminjamkan uangnya kebank akan melakukan analisa yang mendalam danselektif terhadap tingkat dan konsistensiperkembangan pendapatan bank, kualitas asset,reputasi kesehatan manajemen, dan kekuatan modalbank.

3. Sindikasi kredit Pembentukan sindikasi kredit, selainbertujuan menyiasati legal lending limit (3L) danmenyebarkan risiko, juga bertujuan untuk menjalinhubungan dengan bank-bank lain. Dengan demikian,ketika mengalami kesulitan lukiditas makan banktersebut dapat menyidikasi sebagian portofoliokreditnya kepada bank lain untuk mengatasi masalahtersebut.

4. Cadangan lukuiditas Khusunya bank yang tidak dapatsegera memperoleh dana pada saat diperlukan, banktersebut biasanya membentuk cadangan likuiditas.Cadangan likuiditas biasanya dibentuk dengan caramemelihara saldo Kas dan Giro BI pada batas maksimalyang diperbolehkan.

5. Sumber dana yang sifatnya Last Resort Salah satusumber likuiditas yang sifatnya last resort, yangumum digunakan oleh kebanyakan bank adalah fasilitasline of credit dari bank lain. Bank yang menjalinhubungan koresponden dengan bank lain kemungkinan

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 91

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

dapat meminta fasilitas stand by line of credit daribank korespondennya tersebut. Selain itu, BankSentral bertindak sebagai leader of last resort untukdunia perbankan atau lembaga keuangan bukan bank.Namun bantuan dana dari bank sentral biasanya baruakan dimanfaatkan oleh bank yang kesulitan likuiditasapabila sumber-sumber likuiditas lainnya tidak cukupuntuk mengatasi kesulitan likuiditas yang dialaminya.Secara akuntansi perbankan, jenis-jenis alat likuid

dan sasaran penggunaannya untuk memenuhi kewajiban pihakketiga selalu termuat dalam laporan keuangan bankbersangkutan secara periodik, baik harian, bulananmaupun tahunan. Jika dilakukan klasifikasi jenis alatlikuid menurut post pembukuan dalam necara, alat likuidyang dimasukkan kedalam pos-pos tertentu ini adalahsaldo masing-masing jenis alat likuid pada tanggalterakhir pada masa laporan likuiditas. Dalam hal ini,jenis alat likuid dimasukkan pada pos-pos aktiva,sedangkan kewajiban-kewajiban kepada pihak ketiga yangharus ditutup dengan alat likuid tersebut dimasukkanpada pos-pos pasiva. Klasifikasi masing-masing postersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

2. Aktiva 1. Kas, yang dimasukkan kedalam pos ini adalah uang

kartal yang ada dalam kas berupa uang kertas, uanglogam dan commemorative coin yang dikeluarkan olehBank Sentral (Bank Indonesia) menurut nilai nominaldan menjadi alat pembayaran yang sah di Indonesia.

2. Bank Indonesia, yaitu semua simpanan/tagihan bankbersangkutan dalam Rupiah kepada Bank Indonesia,seperti saldo giro BI dan lainnya.

3. Surat-surat berharga dan tagihan lainnya. Yangtermasuk golongan ini adalah surat-surat berhargadalam rupiah yang dibeli atau dimiliki oleh bankbersangkutan, seperti Sertifikat Bank Indonesia(SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Saham,Obligasi dan bukti tagihan lainnya yang berlumdiuangkan, termasuk tagihan yang timbul karenaakseptasi wesel dan penjualan SBPU.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 92

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

4. Antar Bank Aktiva, yaitu semua jenis simpanan dantagihan bank bersangkutan kepada Bank atau lembagakeuangan bukan bank (LKBB) lainnya di Indonesia,seperti Giro, Call Money, surat berharga, depositon call, deposito berjangka, sertifikat deposito,pinjaman yang diberikan, pembiayaan bersama,penyertaan, dana pelunasan obligasi dan lain-lain.

5. Kredit yang diberikan, yaitu semua realisasipemberian pinjaman/ kredit dalam rupiah yangdiberikan oleh bank yang bersangkutan kepada pihakketiga bukan bank, termasuk pinjaman kepada pegawaibank itu sendiri. Termasuk dalam pos ini adalahkartu kredit dan fasilitas cerukan (overdraft).

3. Pasiva 1. Giro, yaitu simpanan-simpanan dalam rupiah oleh

pihak ketiga bukan bank, yang penarikannya dapatdilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, suratperintah pembayaran lainnya atau dengan carapemindah bukuan.

2. Simpanan berjangka, yaitu simpanan dalam bentukdeposito berjangka, deposito asuransi dan depositon call dalam rupiah pihak ketiga bukan bank, yangpenarikannya dapat dilakukan menurut suatu jangkawaktu tertentu yang disepakati.

3. Tabungan, yaitu simpanan dalam rupiah ketiga bukanbank, yang penarikannya hanya dapat dilakukanmenurut syarat dan cara tertentu, misalnya denganmenggunakan buku tabungan, slip penarikan (bukancek) dan kartu ATM.

4. Antar Bank Pasiva, yaitu semua jenis kewajiban bankbersangkutan dalam mata uang rupiah kepada bankatau LKBB lainnya, seperti giro, call money, suratberharga, deposit on call, deposito berjangka,pinjaman yang diterima, pembiayaan bersama danlainnya.

5. Kewajiban lainnya yang segera jatuh tempo, yaitusemua kewajiban dalam rupiah yang setiap dapatditagih oleh pemiliknya dan harus segera dibayar,misalnya kiriman uang.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 93

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

III. METODE PENELITIANPenelitian ini dilakukan dengan metode

literatur. Jadi hanya dilakukan pencarian teoritentang likuiditas di beberapa literatur.

IV. HASIL PEMBAHASAN

1. Prinsip-prinsip Pengelolaan Likuiditas Metode dan cara pengelolaan likuiditas yang

diterapkan oleh masing-masing bank secara praktis akansaling berbeda, tergantung kepada metode manajemen danayang diterapkan dan garis kebijakan dalam pengelolaanlikuiditas. Namun demikian, terdapat kesamaan dalamprinsip-prinsip mendasar yang menjadi bingkai (framework) pengelolaan likuiditas. Pengelolaan likuiditasharus dilakukan secara hati-hati dengan memperhatikanprinsip-prinsip yang ada.

Oleh karena itu dalam pengelolaan likuiditas bankperlu diperhatikan beberapa prinsip pengelolaanlikuiditas yaitu : 1. Bank harus memiliki sumber dana inti (core source of

fund) yang sesuai dengan dengan sifat bank yangbersangkutan maupun pasar uang dan sumber dana yangada dimasyarakat, serta yang cocok pula denganmekanisme pengumpulan dana yang berlaku ditempat banktersebut berada.

2. Bank harus mengelola sumber-sumber dana maupunpenempatan dengan hati-hati. Oleh karena itu harusdiperhatikan komposisi sumber dana jatuh waktuberdasarkan jumlah masing-masing komposisi, tingkatsuku bunga, faktor-faktor kesulitan dalam pengumpulandana, produk-produk dana yang dimiliki dansebagainya.

3. Bank harus diperhatikan different price for differentcustomer didalam penempatan dananya. Dan price(tingkat suku bunga) tersebut harus diatas tingkatsuku bunga dana yang dipakainya, atau dengan katalain, tingkat suku bunga atas penempatan danatersebut harus bersifat floating.

4. Bank harus menaruh perhatian terhadap umur sumberdananya kapan akan jatuh waktu, jangan sampai terjadi

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 94

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

maturity gap dengan penempatannya (placement). Olehkarena itu perlu diperhatikan prinsip pemenuhankebutuhan dana yang sering menjadi acuan, yaitu :

a) Kebutuhan dana jangka pendek harus dipenuhidengan sumber-sumber dana jangka pendek.

b) Kebutuhan dana jangka panjang harus dipenuhidengan sumber-sumber dana jangka panjang.

5. Bank harus waspada bahwa tingkat suku bunga danatersebut selalu berfluktuasi, naik turun dengan gerakyang sukar ditebak sebelumnya (volatile). Oleh karenaitu, agar bank tidak kehilangan sumber dananya karenanasabah pindah ke bank lain maka bank harus memilikipricing policy yang baik, disamping harus mempunyaimarketing strategy yang minimal mencakup strategidibidang : a. Product Quality; b. Product Placement; c. Promotion; d. Product Pricing; e. Power; f. Public Relation.

6. Bank harus secara terkoordinasikan apabila akanmenanamkan sumber-sumber dananya keaktiva. Sesuaiketentuan perbankan yang ada saat ini, ekspansiaktiva suatu bank akan dibatasi oleh faktor-faktor : a) Aktiva tertimbang menurut risiko (Risk Weighted

Asset). b) Capital Adequanty Ratio (CAR) c) Net Open Position (NOP) d) Loan to Deposit Ratio (LDR) e) Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) atau Legal

Lending Limit.f) Persentase Kredit Usaha Kecil (KUK) harus lebih

besar dari 20%.

2. Tujuan dan Manfaat Pengelolaan Likuiditas. Pengelolaan likuiditas merupakan faktor yang sangat

penting dalam operasional perbankan, bahkan sangatmenentukan bagi kemampuan suatu bank untuk bertahan danberkembang dalam persaingan usaha yang makin kompetitif.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 95

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Tujuan dan manfaat dari pengelolaan likuiditas suatubank secara garis besar adalah : 1) Untuk menurunkan serendah mungkin biaya dana, hal ini

dapat dilakukan dengan cara memilih komposisi sumberdana yang akan memberikan biaya yang paling rendah.Beberapa alternatif yang tersedia adalah : a) Dari dari dalam negeri versus dana luar negeri,

atau dana rupiah versus dana valuta asing. b) Dana-dana jangka pendek versus dana-dana jangka

panjang, atau dana dari pasar uang (money market)versus obligasi ataupun deposito jangka panjang.

c) Dana sendiri (modal) versus dan dari pihakketiga, atau dana dengan ibaya deviden versusdana dengan biaya bunga.

2) Untuk memenuhi ketentuan sumber dana yang diperlukanbank di dalam pemberian kredit, penanaman dana dalamvaluta asing, penanaman dana dalam surat-suratberharga, dan penanaman dana dalam aktiva tetapmaupun untuk memenuhi kebutuhan modal sehari-hari.

3) Untuk memenuhi kebutuhan bank terhadap ketentuan-ketentuan otoritas moneter (bank sentral) di dalammenjaga likuiditas minimum, misalnya untuk memenuhilegal reserve requirement, dan untuk memenuhi standarloan to deposit ratio yang sehat.

Metode dan Pendekatan dalam Pengelolaan Likuiditas Bank.Secara umum, metode yang digunakan oleh management

perbankan dalam menetapkan policy likuiditasnya berbedaantara suatu bank dengan bank lainnya, yang sangatdipengaruhi oleh pertimbangan kehati-hatian (prudential)maupun tujuan pencapaian pendapatan optimal. Pendekanyang dapat ditempujh oleh management bank dalammenetapkan policy likuiditasnya secara umum dapat dibagimenjadi lima pendekatan, yaitu : a. Self liquiditing approach. Yaitu pendekatan

peningkatan likuiditas bank melalui peningkatanpembayaran kembali kredit dan penanaman dalam surat-sruat berharga, sesuai dengan tanggal jatuh temponya.Dengan cara demikian aktiva-aktiva tersebut dapatdigunakan sebagai alat likuid, khususnya untuk

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 96

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

membiayai permintaan kredit baru ataupundiinvestasikan kembali dalam surat-surat berharga.

b. Asset Sale Ability atau Asset Shift Ability, yaitumeningkatkan likuiditas dengan cara melakukanlikuidasi (penjualan) terhadap asset-asset lainnyayang tidak priduktif.

c. New Fund, yaitu meningkatkan likuiditas denganmenciptakan sumber-sumber dana yang baru, baik darimasyarakat maupun dari dunia perbankan, misalnyamenciptakan Traveller Check, Credit Card, deposito-deposito berjangka dan lain-lain.

d. Borrowers Earning Flow, yaitu meningkatkan likuiditasmelalui usaha yang lebih giat dalam menjagakelancaran penerimaan angsuran dan bunga dari kredityang diberikannya.

Reserve Discount Window to Central Bank As lender ofLast Resort, yaitu meningkatkan likuiditas dengan jalanmengadakan pinjaman kepada Bank Sentral sebagai pemberipinjaman yang terakhir.

Sebelum menentukan pilihan tentang pendekatan manayang akan ditempun dlama kebijakan likuiditas suatubank, managemen bank sebaiknya melakukan analisis yangdikenal dengan istilah A Three – Step Liquidity Planningand Analysis System, sebagai berikut :

a. Langkah pertama – klasifikasi leabilities danCapital apakah tergolong sebagai sumber dana yangReliable (dapat diandalkan) ataukah Volatile (mudahmenguap).

b. Langkah kedua – Klasifikasikan assets apakahsebagai alat yang likuid atau tidak likuid.

c. Langkah ketiga – bandingkan volume asset likuiddengan volume dan yang volatile. Perbandinganmaksimum adalah 1,0 karena pada posisi ini akandicapai apa yang disebut balance liquidityposition, yaitu keadaan dimana permintaan alat-alatlikuid sama besarnya dengan alat likuid yangtersedia pada bank.

3. Alat-Alat Pengukuran Likuiditas Secara akuntansi keuangan atau perbankan,

perhitungan atau pengukuran likuiditas dapat dilakukan

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 97

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

melalui perhitungan ratio yang menggambarkan hubungantimbal balik antara asset dengan liabilities.

Adapun rumus-rumus perhitungan ratio likuiditasyang sering dipergunakan adalah sebagai berikut :

Cash Asset1. Quick Ratio = --------------------

TotalDeposit Ratio

Ratio ini menunjukkan kemampuan bank untuk membayarkembali simpanan para nasabahnya dengan alat-alat yangpaling likuid yang dimiliki bank tersebut. Ratio inisering disebut sebagai Quick Ratios.

Dalam persamaan di atas, Cash asset terdiri dariKas, Giro Bank Indonesia, dan Rekening pada bank lain,sedangkan Total Deposit meliputi Demand deposit (Giro),Time deposit (Deposito/simpanan berjanka), dan Savingdeposit (tabungan).

Securities2. Investing Policy Ratio = ------------ TotalDe

posit

Ratio ini menunjukkan kemampuan bank dalam melunasikewajiban kepada para nasabahnya denganmelikuidasi/menjual surat-surat berharga yangdimilikinya.

Total Loans 3. Banking Ratio = -------------------- Total Deposit

Banking Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan bankuntuk membiayai pemberian pinjaman dengan menggunakandana yang dihimpun dari para nasabah/pihak ketiga.

Liquidity Assets 4. Cash Ratio = ------------------------

Short term borrowing

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 98

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Cash ratio adalah ratio yang menunjukkan kemampuanbank untui melunasi kewajiban-kewajiban yang harussegera dibayar dengan alat-alat likuid yang dimilikinya.

V. KESIMPULAN

Likuiditas sebuah bank dapat dihitung menggunakanbeberapa ratio, seperti:quick ratio, investing ratio,banking ratio, dan cash ratio

DAFTAR PUSTAKA

Julius R. Latumaerissa, Mengenal Aspek-aspek Operasi BankUmum, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta 1999.

Mucdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, Penerbit BumiAksara Jakarta, 1993.

Siswanto Sutojo, Manajemen Terapan Bank, Pustaka BinamanPressindo, Jakarta 1997.

Teguh Pujo Muljono, Analisa Laporan Keuangan Untuk Perbankan,Penerbit Djambatan, Jakarta, 1999.

_______________, Bank Budgeting : Profit Planning and Control,BPFE- UGM Yogyakarta, 1996.

_______________, Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam PraktikPerbankan, BPFE- UGM, Yogyakarta, 1988. Wood G.Oliver Jr, Analysis of Financial Statements, (Terjemahan)Suad Husnan Penerbit Liberty, Jogyakarta, 1994.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 99

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

PENERAPAN E-GOVERNMENT MENUJU GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA

Oleh :

Ir. Didi Juardi

ABSTRAKSI

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi(Information and Communication Technology/ICT) di dunia telahsemakin luas. Kelebihan ICT ini dapat dilihat dalam halkecepatan, kemudahan dan biaya yang lebih murah. WorldBank memberikan definisi untuk istilah e-government, yaitupenggunaan teknologi informasi oleh badan-badanpemerintahan yang memiliki kemampuan untuk mewujudkanhubungan dengan warga ystem, pelaku bisnis dan lembaga-lembaga pemerintahan yang lain. Sedangkan konsep yangdiusung oleh EZ Gov, selaku konsultan dalam penerapan e-government, memiliki pengertian penyederhanaan praktekpemerintahan dengan menggunakan teknologi informasi dankomunikasi,

Konsep e-government diterapkan dengan tujuan agarhubungan pemerintah dengan masyarakatnya maupun denganpelaku bisnis dapat berlangsung secara efisien, efektifdan ekonomis. Hal ini diperlukan mengingat dinamisnyagerak masyarakat pada saat ini sehingga pemerintah harusdapat menyesuaikan fungsinya dalam system agarmasyarakat dapat menikmati haknya dan menjalankankewajibannya dengan nyaman dan aman, yang kesemuanya itudapat dicapai dengan pembenahan system dari pemerintahanitu sendiri dimana salah satunya adalah melalui e-government. Selain itu, tujuan penerapan e-governmentadalah untuk mencapai suatu tata pemerintahan yang baik(good governance).

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 100

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Hal pertama yang harus dilihat sebelum penerapan e-government adalah bagaimana system pemerintahan berjalan,karena untuk menjalankan e-government diperlukan suatusystem informasi yang baik, teratur dan tersinergi darimasing-masing lembaga pemerintahan.

I. PENDAHULUAN

1. Latar BelakangPemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

(Information and Communication Technology/ICT) di dunia telahsemakin luas. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan ICTyang tidak terbatas pada bidang perdagangan saja,melainkan juga dalam bidang-bidang lain, seperti bidangpendidikan, bidang pertahanan dan keamanan negara,sosial dan sebagainya. ICT ini dipergunakan karenamemiliki berbagai kelebihan yang menguntungkandibandingkan cara-cara tradisional.

Kelebihan ICT ini dapat dilihat dalam halkecepatan, kemudahan dan biaya yang lebih murah.Kelebihan ini dapat diilustrasikan dengan kasus sebagaiberikut: misalnya A adalah seorang penjual barang yangberada di Indonesia dan B adalah pembeli yang berada diBelanda. Kemudian B berniat membeli barang yang dijualoleh A. Apabila menggunakan cara tradisional maka Bharus mendatangi negara tempat A berada untuk membuatperjanjian pembelian atau sebaliknya. Tetapi denganmempergunakan Internet misalnya, maka dengan salingmengirimkan email saja perjanjian jual beli ini dapatdibuat.

Dengan demikian, selain lebih cepat dan mudahkarena dengan mempergunakan Internet berarti mengurangiwaktu yang terbuang apabila A atau B mendatangi yanglainnya untuk membuat perjanjian jual beli, yang berartibiaya yang diperlukan dalam proses pembuatan perjanjianjuga menjadi lebih murah karena dikurangi biayatransportasi apabila mempergunakan cara tradisional.

Dengan kelebihan-kelebihan seperti yang telahdijelaskan dengan ilustrasi diatas, maka dapat dikatakanbahwa dengan mempergunakan ICT maka efisiensi dalamgerak kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 101

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

sesamanya dapat terwujud. Efisiensi ini sendiriberpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas dariinteraksi yang terjadi, karena dengan mempergunakan ICTdalam interaksi yang terjadi maka denganmempertimbangkan keuntungan-keuntungan yang didapat daripenerapan ICT ini dapat semakin meningkatkan kuantitasdan kualitas dari interaksi tersebut. Oleh sebab itu ICTbanyak diterapkan dalam berbagai bidang kehidupanmanusia, dan dengan keuntungan-keuntungan yangditawarkan oleh teknologi ini maka mulai diterapkandalam praktek pemerintahan.

2. Perumusan MasalahBagaimana Penerapan e-government menuju good

governance di Indonesia?

3. Tujuan Penelitian

Memberikan wacana mengenai penerapan e-governmentmenuju good governance di Indonesia.

II. LANDASAN TEORI

1. Pengertian E-Government

Pemerintah sebagai pengurus dan pelaksana hariandari suatu negara mempunyai tugas dan wewenang politiknegara dan pemerintahan. Pemerintahan dalam suatu negaramempunyai wewenang terhadap semua urusan yang beradadalam lingkup hukum publik yang bertujuan untuk menjagaketertiban dan keamanan, menciptakan kesejahteraan bagirakyatnya dan memberikan pelayanan yang baik kepadamasyarakat. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnyatersebut, pemerintah memerlukan semua informasi yang adadan kemudian akan digunakan untuk menjalankan fungsi-fungsinya seperti perencanaan, pembuat kebijakan,administrasi negara, dan sebagainya. Informasi yangterkait dengan pelaksanaan fungsi dan wewenangpemerintah diproses oleh suatu sistem informasi yang

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 102

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

merupakan kumpulan dari sistem-sistem yang digunakanuntuk :

a. mengumpulkan informasi b. mengklasifikasikan informasi c. mengolah informasi d. menginterpretasikan informasi e. mengambil informasi dari tempat penyimpanan f. transmisi (penyampaian) g. penggunaan informasi

Sistem informasi itu sendiri terdiri dari fungsi-fungsi input, proses, output, storage dan communication. Sisteminformasi ini dipergunakan dalam praktek lembagapemerintahan dalam semua bidang tugas dan fungsiPemerintah yang didalamnya terdiri dari beberapa segi,antara lain pemerintahan, tata usaha negara, pengurusanrumah tangga negara dan pembangunan. Sistem informasidalam praktek pemerintahan merupakan sistem informasimanajemen dimana didalamnya terdapat proses pengolahansuatu informasi yang diperuntukkan untuk keperluanpengambilan keputusan dari suatu lembaga pemerintahan,dan karena peran pemerintah berkaitan dengan kepentinganpublik maka segala sistem informasi yang dipergunakanharus memenuhi syarat efisien, efektif dan ekonomis.Dari konsep yang demikian maka mulai diterapkanpenggunaan teknologi dalam sistem informasipemerintahan.

Pemikiran-pemikiran yang telah diuraikan di atas dandidukung dengan perkembangan ICT telah melahirkan suatukonsep baru yang disebut sebagai konsep e-government.World Bank memberikan definisi untuk istilah e-government,yaitu penggunaan teknologi informasi oleh badan-badanpemerintahan yang memiliki kemampuan untuk mewujudkanhubungan dengan warga negara, pelaku bisnis dan lembaga-lembaga pemerintahan yang lain. Sedangkan konsep yangdiusung oleh EZ Gov, selaku konsultan dalam penerapan e-government, memiliki pengertian penyederhanaan praktekpemerintahan dengan menggunakan teknologi informasi dankomunikasi, dimana dari pengertian tersebut dibagi lagimenjadi dua bidang, yaitu :

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 103

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

online sevices, adalah bagaimana pemerintah menjalankanfungsinya ke luar, baik itu masyarakat maupunkepada pelaku bisnis. Tetapi yang terpenting disiniadalah pemerintah menawarkan pelayanan yang lebihsederhana dan mudah kepada pihak yang terkait.Contohnya seperti pembayaran retribusi, pajakproperti atau lisensi.

government operations, adalah kegiatan yang dilakukandalam internal pemerintah, lebih khusus lagi adalahkegiatan yang dilakukan oleh pegawai pemerintahseperti electronic procurement, manajemen dokumenberbasiskan web, formulir elektronik dan hal-hallain yang dapat disederhanakan dengan penggunaaninternet.

Tetapi pengertian dari konsep e-government tidakterbatas pada pengertian yang telah disebutkan diatas,karena masing-masing negara yang menerapkan konsep e-government ini memiliki pengertian masing-masing yangdisesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan dari negara itusendiri. Contohnya, di Kanada, konsep e-government yangditerapkan didalamnya lebih menekankan pada public servicesatau pelayanan untuk publik (dalam pengertian iniberarti masyarakat) yang diwujudkan pada pelayanan daripemerintah kepada warga negara secara online sepertidalam situs portal pemerintah (www.canada.gc.ca) danwarga negara bisa mendapatkan informasi dan pelayanandari pemerintah federal, propinsi dan lokal dalam situstersebut. Sedangkan pengertian e-government menurutpemerintah India lebh ditekankan pada kebebasan warganegaranya untuk memilih tempat dan waktu dalam mengaksesinformasi dan mempergunakan layanan pemerintah.         Negara yang diakui sebagai negara yang mendudukiposisi pertama dalam menerapkan konsep e-government adalahKanada. Hal ini dikarenakan ambisi Kanada yang memilikitarget untuk mewujudkan pemerintahan yang palingterkoneksi dengan warga negaranya di seluruh dunia padatahun 2004. Ranking ini dibuat dalam riset yang dibuatoleh Accenture pada tahun 2001, dan hasilnya adalahseperti berikut ini secara berurutan : 1. Kanada,

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 104

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

2. Singapura, 3. Amerika Serikat,4. Australia, 5. Denmark, 6. Inggris, 7. Finlandia, 8. Hong Kong, 9. Jerman, 10. Irlandia, 11. Belanda, 12. Perancis, 13. Norwegia, 14. Selandia Baru, 15. Spanyol, 16. Belgia, 17. Jepang, 18. Portugal, 19. Malaysia, 20. Italia, 21. Afrika Selatan, dan22. Meksiko

2. Tujuan Penerapan E-GovernmentKonsep e-government diterapkan dengan tujuan agar

hubungan pemerintah dengan masyarakatnya maupun denganpelaku bisnis dapat berlangsung secara efisien, efektifdan ekonomis. Hal ini diperlukan mengingat dinamisnyagerak masyarakat pada saat ini sehingga pemerintah harusdapat menyesuaikan fungsinya dalam negara agarmasyarakat dapat menikmati haknya dan menjalankankewajibannya dengan nyaman dan aman, yang kesemuanya itudapat dicapai dengan pembenahan sistem dari pemerintahanitu sendiri dimana salah satunya adalah melalui e-government.

Selain itu, tujuan penerapan e-government adalahuntuk mencapai suatu tata pemerintahan yang baik (goodgovernance). Pengertian dari tata pemerintahan yang baik(good governance) menurut UNDP, sesuai dengan yangdinyatakan dalam Dokumen Kebijakan UNDP yang diterbitkan

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 105

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

pada bulan Januari 1997 dengan judul “Tata PemerintahanMenunjang Pembangunan Manusia Berkelanjutan”, adalah :

“penggunaan wewenang ekonomi, politik danadministrasi guna mengelola urusan-urusan negarapada semua tingkat. Tata pemerintahan menyangkutseluruh mekanisme, proses, dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok-kelompok masyarakatmengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hakhukum, memenuhi kewajiban dan menjembataniperbedaan-perbedaan di antara mereka.”

Dalam dokumen yang sama dinyatakan bahwa tatapemerintahan yang baik memiliki beberapa unsur yaitu :

1. partisipasi, dimana semua pria dan wanita mempunyaisuara dalam pengambilan keputusan, baik secaralangsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilansah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasimenyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasanberkumpul dan mengungkapkan pendapat, sertakapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif.

2. supremasi hukum, dimana kerangka hukum harus adildan diberlakukan tanpa pandang bulu, terutama hukumyang menyangkut hak asasi manusia.

3. transparansi, yaitu transparansi dibangun atasdasar arus informasi yang bebas. Seluruh prosespemerintahan, lembaga-lembaga

4. cepat tanggap, lembaga-lembaga dan seluruh prosespemerintahan harus berusaha melayani semua pihakyang berkepentingan.

5. membangun konsensus, tata pemerintahan yang baikmenjembatani kepentingan-kepentingan yang berbedademi terbentuknya suatu konsensus menyeluruh yangterbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dankonsensus dalam hal kebijakan-kebijakan danprosedur-prosedur apabila hal tersebutdimungkinkan.

6. kesetaraan, dimana semua pria dan wanita mempunyaikesempatan memperbaiki atau mempertahankankesejahteraan mereka.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 106

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

7. efektif dan efisien, dimana proses-prosespemerintahan dan lembaga-lembaga pemerintahanmembuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakatdengan menggunakan sumber-sumber daya yang adaseoptimal mungkin.

8. bertanggung jawab, dimana para pengambil keputusandi pemerintahan, sektor swasta dan organisasi-organisasi masyarakat bertanggung jawab baik kepadamasyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yangberkepentingan. Bentuk pertanggungjawaban tersebutberbeda satu dengan yang lainnya tergantung darisegi jenis organisasi yang bersangkutan dan darisegi apakah bagi organisasi itu keputusan tersebutbersifat ke dalam atau keluar

9. visi strategis, dimana para pemimpin dan masyarakatmemiliki perspektif yang luas dan jauh ke depanatas tata pemerintahan yang baik dan pembangunanmanusia, serta kepekaan akan apa saja yangdibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut.Selain itu mereka juga harus memiliki pemahamanatas kompleksitas historis, budaya dan sosial yangmenjadi dasar bagi perspektif tersebut. Dengan pengertian dan unsur-unsur dari konsep good

governance seperti yang dinyatakan oleh UNDP tersebutdiatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemerintahmemiliki wewenang dan fungsi yang terkait denganmasyarakat. Sebaliknya begitu pula dengan masyarakatyang memiliki hak dan kewajiban terhadap negara.Keterkaitan ini menandakan hubungan antara pemerintahdan masyarakat dan apakah hubungan ini diatur oleh suatutata pemerintahan.

Apabila tata pemerintahan suatu negara baik makadapat dikatakan bahwa hubungan antara pemerintah denganmasyarakatnya berjalan dengan baik. Kembali pada masalahpenerapan konsep e-government, dimana salah satu tujuanpenerapan e-government adalah untuk mencapai suatu tatapemerintahan yang baik. Pemikiran ini didasarkan padacara berfikir bahwa e-government diterapkan untukmeningkatkan hubungan antara pemerintah denganmasyarakat dan pelaku bisnis dengan dasar efisiensi,efektif dan ekonomis. Inisiatif dari pemerintah untuk

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 107

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

menerapkan konsep e-government ini adalah suatu cara untukmeningkatkan kualitas dari tata pemerintahannya sehinggamenjadi lebih baik.

III. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode literatur. Jadidata nya berupa teori-teori yang ada di beberapa bukudan jurbnal ilmiah, kemudian dianalisis dengan mereduksidata.

IV. PEMBAHASAN

1. Penerapan e-GovernmentTetapi, berbicara mengenai e-government bukan berarti

hanya menerapkan sistem pemerintahan secara elektroniksaja atau dengan kata lain otomatisasi sistem, melainkanjuga mencakup pengertian yang lebih mendalam daripadaitu.

Hal pertama yang harus dilihat sebelum penerapan e-government adalah bagaimana sistem pemerintahan berjalan,karena untuk menjalankan e-government diperlukan suatusistem informasi yang baik, teratur dan tersinergi darimasing-masing lembaga pemerintahan. Sehingga darikesemuanya itu bisa didapatkan suatu sistem informasiyang terjalin dengan baik. Sistem informasi yangdemikian akan memudahkan pemerintah dalam menjalankanfungsinya ke masyarakat.

Untuk mewujudkan sistem informasi yang baik,teratur dan tersinergi antara lembaga pemerintahan, makasistem informasi dari masing-masing lembaga pemerintahanharus memenuhi suatu standar sistem informasi. Standarini meliputi persyaratan minimal untuk faktor-faktordari sistem informasi tersebut. Menurut pengertiansistem informasi secara umum, maka unsur-unsur yangterkandung didalamnya adalah manusia, teknologi,prosedur dan organisasi.

Untuk memenuhi konsep sistem informasi yang baikmaka dari masing-masing unsur tersebut harus memilikistandar yang harus dipatuhi dan dijalankan, sehinggasistem informasi dari satu lembaga pemerintah ke lembaga

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 108

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

pemerintah lainnya dapat terhubung. Dengan demikianinformasi yang dihasilkan dari sistem informasi tersebutbisa dipergunakan untuk keperluan pemerintah dalammenjalankan fungsinya baik kedalam maupun keluar.

Dalam konteks e-government, maka kita akan berbicaramengenai sistem informasi yang berbasiskan komputer,karena langkah pertama yang harus dilakukan untukmewujudkan e-government adalah mengotomatisasi semuaunsur yang terdapat dalam sistem informasi. Untukmemperlancar otomatisasi tersebut digunakan teknologiICT yang dapat mendukung yaitu komputer. Sisteminformasi yang berbasiskan komputer menggunakankomponen-komponen antara lain seperti data, prosedur,manusia, software dan hardware.

Namun sebelum menjalankan sistem informasi yangberbasiskan komputer, maka sistem informasi yang bukanberbasiskan komputer harus dibenahi terlebih dahulu.Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka otomatisasitidak akan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadapsistem informasi.

Dengan demikian, tidaklah heran apabila negara yangdapat menjalankan e-government hanyalah negara-negara maju(dalam konteks e-government seutuhnya, bukan semata-matasitus informasi dari pemerintah), karena untuk mencapaikesinergian sistem informasi dari berbagai lembagapemerintahan adalah hal yang sangat sulit, mengingatuntuk membenahi sistem informasi dalam dalam satulembaga pemerintah saja sudah cukup rumit. Sinergitersebut merupakan hal yang sulit dilakukan karenaberkaitan erat dengan faktor budaya, politik dan ekonomisuatu negara.

Di Indonesia sendiri, konsep e-government ini mulairamai dibicarakan sejak tahun 2001, yaitu PresidenAbdurrahman Wahid mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor6 tahun 2001 tentang Pengembangan dan PendayagunaanTelematika di Indonesia. Secara pokok Inpres tersebutmencanangkan suatu Kerangka Teknologi InformasiNasional/KTIN (national information technology framework), sebabperkembangan teknologi informasi di dunia sudah demikianpesatnya, sehingga Indonesia dikhawatirkan akan

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 109

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

tertinggal dari negara-negara lain pada persainganglobal dalam perdagangan bebas.

Permasalahan yang ada dalam bidang teknologiinformasi di Indonesia adalah seperti yang dinyatakanoleh Bambang Bintoro Soedjito, Deputi Bidang Produksi,Perdagangan dan Prasarana BAPPENAS, dalam makalahnyayang berjudul “Kerangka Kerja dan Strategi PengembanganTeknologi Informasi Nasional (N-IT Framework), yaituantara lain:

efisiensi dan produktivitas dalam pembelanjaan TI kurang jelasnya tujuan investasi TI kurangnya koordinasi proyek TI, sehingga sistem

yang tumpang tindih dan tingkat integrasi yangrendah

hambatan dalam pengelolaan administrasi TI munculnya digital divide antara negara maju dan

berkembang serta antar daerah di Indonesia. Untuk menjawab permasalahan itu maka dibutuhkan

suatu panduan nasional untuk pengembangan dan penerapanTI yang dituangkan ke dalam kerangka kerja dan strategipengembangan TI nasional yang akan menjadi landasanuntuk:

meningkatkan daya saing dalam menjawab tantanganpersaingan global

mendukung terbentuknya masyarakat informasi global memperkecil digital divide dengan negara maju dan antar

daerah di Indonesia

Visi dari Kerangka Teknologi Informasi Nasional (KTIN),adalah untuk mewujudkan Masyarakat Telematika Nusantaraberbasis pengetahuan di tahun 2020, dengan berlandaskanfaktor-faktor seperti di bawah ini :

a. prasarana, yang terdiri dari prasarana TI dantelekomunikasi (information and communicationtechnology/ICT), sumber daya manusia dan industriTI.

b. hukum, yang akan ditegaskan dalam perangkat hukumTelematika.

c. Organisasi, yaitu Badan Koordinasi TINasional.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 110

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

d. Keuangan, dengan menjalankan mekanismependanaan dengan paradigma baru. Dengan landasan seperti yang telah disebutkan diatasmaka akan dibangunlah pilar-pilar yang akan menunjangterwujudnya tujuan dari KTIN ini. Pilar-pilar penunjangitu terdiri dari :

E-business untuk mendukung usaha kecil dan menengah(UKM)

TI untuk pendidikan E-government for good governance TI berbasis masyarakat (IT based society) E-democracy

Dengan melihat KTIN tersebut maka dapat dikatakanbahwa konsep e-government di Indonesia ternyata telahdikenal sejak lama dan sekarang konsep ini tidak lagimenjadi sebuah wacana saja, melainkan juga sudah mulaiditerapkan dan dilaksanakan di beberapa daerah diIndonesia. Pemerintah daerah sudah mulai memilikikeberanian untuk membuat keputusan sendiri denganmendasarkan diri pada ketentuan mengenai otonomi daerah.Hal ini diwujudkan salah satunya dengan menerapkankonsep e-government yang mulai marak dibicarakan tidakhanya di kalangan pemerintah baik pusat maupun daerah,melainkan juga di kalangan masyarakat umum.

Ada dua sisi pendapat yang muncul dari wacana ini.Satu sisi berpendapat bahwa konsep e-government ini sangatmenguntungkan karena akan mempermudah proses pelayananpemerintah ke masyarakat. Selain itu juga akan memenuhituntutan masyarakat akan kebutuhan informasi mengenaikegiatan pemerintahan. Namun disisi lain ada pendapatyang menyatakan keraguannya terhadap penerapan konsep e-government ini, karena dikhawatirkan pemerintah hanyamengganggap konsep e-government hanya semata-mataotomatisasi sistem tetapi tetap tidak mengubah carakerja pemerintah sehingga esensi dari tujuan penerapankonsep e-government tidak tercapai. Dengan demikianinvestasi yang ditanamkan untuk menerapkan e-governmentakn menjadi sia-sia.

Tujuan dari penerapan e-government yang disarikandari pemahaman negara-negara asing yang sudah menerapkan

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 111

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

konsep ini, adalah mencapai efisiensi, efektifitas dannilai ekonomis dari praktek pelayanan pemerintah kemasyarakatnya. Tetapi tujuan ini sebenarnya memilikipengertian lebih, dimana yang diharapkan dari penerapankonsep e-government adalah restrukturisasi sistempemerintahan yang sudah ada agar hasil yang dicapaidengan menerapkan e-government bisa maksimal. Hal iniberarti terdapat masalah sistem kerja, personil, danbudaya kerja yang harus diperhatikan sebelum menerapan e-government.

Ada beberapa contoh dari penerapan konsep e-government di Indonesia, yaitu Kabupaten Lamongan, JawaTimur, yang pada tahun 2001 menggelar koneksi online antar26 kecamatan, sehingga semua aktivitas Unit PelayananTerpadu (UPT) dapat berjalan online. Dana yang dikeluarkanuntuk menjalankan program ini senilai Rp 1,23 miliar.Kemudian contoh-contoh lainnya adalah di KabupatenTarakan, Kalimantan Timur, dan Riau yang sudahmenyediakan informasi pemerintah daerah secara online.

Apabila dilihat dari contoh-contoh yang telahdisampaikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa prakteke-government yang dilakukan oleh pemerintah daerahtersebut adalah yang berbentuk pelayanan pemerintah kemasyarakat dalam hal penyampaian informasi atau lebihjauh lagi pembuatan KTP online. Hal ini membuktikan bahwasedikitnya pemerintah daerah sudah mulai mengerti bahwateknologi informasi dapat dipergunakan untuk mempermudahpekerjaan mereka dan bahkan melakukan hubungan denganmasyarakatnya, walaupun dalam bentuk pemberian informasisecara sepihak yaitu dari pemerintah ke masyarakatnya.        Tetapi, ada satu masalah yang perlu dicermatidisini, yaitu mengenai pemahaman dari pihak pemerintahdaerah mengenai esensi dan tujuan dari penerapan e-government ini. Masalah tersebut adalah timbulnyakekhawatiran akan tertinggal dari negara lain dalammasalah teknologi, dan ditambah dengan kewenangan yangdimiliki oleh masing-masing propinsi akibat dari otonomidaerah sehingga akan membuat masing-masing daerahberlomba untuk menerapkan e-government di wilayahnya.Apabila timbul hal demikian, maka yang akan terjadikemudian resensi dan tujuan dari e-government tidak

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 112

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

tercapai sehingga mengakibatkan penerapan e-government inimenjadi sia-sia.         Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwaesensi dari e-government sebenarnya adalah masalahrestrukturisasi dari sistem pemerintahan yang sudah ada.Kenapa harus direstrukturisasi? Sistem pemerintah adalahsuatu sistem yang menjalankan praktek pemerintah dalammenjalankan fungsi-fungsinya. Apabila sistem pemerintahyang berfungsi sebagai pengatur dari suatu negaraberjalan dengan buruk, maka ketika konsep e-government inidiimplementasikan, maka keuntungan yang bisa didapathanyalah keuntungan dari pengunaan teknologi informasiyang lebih bersifat teknis.         Sebagai contoh adalah masalah korupsi dalamsuatu sistem pelayanan pemerintah ke masyarakatnya,seperti pembuatan kartu identitas misalnya. Alur prosespembuatan kartu identitas menelan banyak biaya pungutanyang disebut sebagai pelancar dalam proses pembuatankartu identitas tersebut. Pengimplementasian konsep e-government dalam proses tersebut (yang berarti penggunaanteknologi informasi) memiliki keuntungan, yaitukecepatan pembuatan kartu identitas saja. Namun apabilasistem yang ada sebelum pengimplementasian e-governmenttersebut masih berlaku atau belum diubah, makapelaksanaan e-government tersebut tidak menghilangkanmasalah pungutan yang ada.         Masalah lain adalah masalah kearsipan, dimanaagar penerapan konsep e-government dapat efektif danefisien serta ekonomis, maka hal pertama yang harusdirestrukturisasi adalah sistem pendokumentasian. Karenauntuk masalah pembuatan kartu identitas misalnya,diperlukan suatu data base sentral mengenai data-data atauidentitas dari setiap warga negara dari negara tersebut.Hal ini dapat mencegah warga negara memiliki kartuidentitas lebih dari satu yang mungkin dapat menimbulkankesulitan apabila timbul kejadian yang memerlukanpemeriksaan terhadap identitas dari seorang warganegara.         Satu hal lagi yang harus diperhatikan adalahmasalah keamanan. Keamanan disini terkait dengan masalahsistem dan pihak-pihak yang ada didalam sistem tersebut.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 113

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Karena apabila pelayanan yang diberikan pemerintahterganggu oleh misalnya hacker atau cracker, maka akanmembahayakan. Contohnya adalah dalam layanan kartuidentitas on-line, dimana yang menjadi fokus disiniadalah identitas dari setiap warga negara suatu negara.Apabila ada pihak yang meng-hacker misalnya denganmenyebarkan virus yang dapat menghancurkan data baseyang berisi identitas semua warga negara, maka akibatyang timbul akan sangat merugikan seperti orang-orangtidak dapat membuat kartu identitas lagi sebelum database itu diperbaiki yang tentu saja akan memakan waktulama, karena berarti pemerintah harus mendata ulang lagiwarga negaranya. Tetapi ini hanya salah satu contohmengenai hal apa yang mungkin terjadi apabila masalahkeamanan tidak diperhatikan dalam penerapan e-government.        Masalah yang lain adalah mengenai masalahkoneksi sistem informasi antar lembaga pemerintah atauantara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, ataudi antara pemerintah daerah itu sendiri. Karena untukdapat mencapai tujuan e-government dan mendapatkankeuntungan darinya, maka koneksi antar lembagapemerintah harus baik, sehingga ada kesesuaian dankeharmonisan dari setiap lembaga pemerintah yangmenjalankan tugasnya masing-masing.         Disinilah letak pentingnya pengaturan daripusat, karena bagaimanapun pemerintah pusat tetapmemegang kewenangan. Hal ini diatur dalam Undang-undangNomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah atauyang sering disebut sebagai Otonomi Daerah. Dalam pasal7 Undang-undang tersebut memang disebutkan bahwa daerahmempunyai kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahankecuali dalam bidang politik luar negeri, pertahanankeamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama sertakewenangan bidang lain. Kewenangan yang dimiliki olehdaerah meliputi kebijakan tentang perencanaan nasionaldan pengendalian pembangunan nasional secara makro, danaperimbangan keuangan, sistem administrasi negara danlembaga perekonomian negara, pembinaan dan pemberdayaansumber daya manusia, pendayagunaan sumber daya alamserta teknologi tinggi yang strategis, konservasi, danstandarisasi nasional. Dari pasal ini jelas ada

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 114

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

pembatasan bagi daerah dalam menjalankan wewenangnya.Dalam hal penerapan e-government jelas termasuk kedalamkewenangan pemerintah daerah, asalkan tidak mengganggupertahanan dan keamanan negara serta masalah fiskal jugamoneter.         Pengaturan dari pusat ini bisa berupa standarminimal dalam hal penerapan e-government di daerah-daerahdan hal-hal apa yang harus diperhatikan dalam menerapkane-government agar stabilitas negara tetap terjaga dantidak timbul perpecahan antar daerah akibat persaingandalam penerapan e-government. Tetapi tentu saja pengaturanitu tidak dapat terwujud sebelum pemerintah memahami apaesensi dan tujuan dari e-government itu sendiri. Pemahamanini tentu tidak serta merta diterapkan ke dalam praktekpemerintahan Indonesia, karena butuh penyesuaianterlebih dahulu dan pertimbangan mengenai hal-hal apayang harus direstrukturisasi agar penerapan e-governmenttidak menjadi sia-sia dan hanya membuang-buang sumberdaya yang ada.

V. KESIMPULANPenelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information andCommunication Technology/ICT) di dunia telah semakin luas.Kelebihan ICT ini dapat dilihat dalam hal kecepatan,kemudahan dan biaya yang lebih murah.

Konsep e-government diterapkan dengan tujuan agarhubungan pemerintah dengan masyarakatnya maupun denganpelaku bisnis dapat berlangsung secara efisien, efektifdan ekonomis. Selain itu, tujuan penerapan e-governmentadalah untuk mencapai suatu tata pemerintahan yang baik(good governance).

Hal yang perlu dalam penerapan e-government adalahbagaimana system pemerintahan berjalan, karena untukmenjalankan e-government diperlukan suatu system informasiyang baik, teratur dan tersinergi dari masing-masinglembaga pemerintahan.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 115

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

DAFTAR PUSTAKA

Burroughs, S.H and Lattrell., T. R., “Data CompressionTechnology in ASCIC Codes”., Received May 28, 1998.

Dobb’s. Dr., “ Arithmetic Coding + Statical Modeling = Data Compression, Part 1 Arithmetic Coding”., by Mark Nelson., 1991.

Drozek and Simon, “ Data Structure in C “, PWS publising Co., Boston, 1995

Keary, Major., “Data Compression”., Received June 2000.

Ladino, N. Jeffrey., “Data Compression Algorithms”., 1996

Lelewer, A. Debra and Hirshberg, S. Daniel., “Data Compression”. ACM Computing Surveys. 1987.

Lynnch, Thomas J., “ Data Compression : Technigues and Aplication”,Lifetime Learning Publication, Belmont, CA, 1995

Qamal, Mukti., “Pemampatan Data dengan Metode ArithmeticAdaftif”., Tugas Akhir ., IF-ITB., 1997.

Salomon., David., “Data Compression” The CompleteReference, 1991

Scherer Diana and Boris., “Data Compression”., 2000.

Shannon, E. Claude., “Theory of Data Compression”., 1987

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 116

JURNAL MITRA ILMU VOLUME 3. No. 1 – APRIL 2013

Smith, W. Steven., “The Scientist and Engineer’s Guide to DigitalSignal Processing”.,1990.

POLITEKNIK TMKM CIKAMPEK 2013 Page 117


Recommended