Date post: | 03-Feb-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEKURANGAN TEKS CERITA PENDEK
DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK COOPERATIVE SCRIPT
SISWA KELAS VII SMP NEGERI12 PADANG
ARTIKEL ILMIAH
RIZKA FEBRINA
NPM 10080216
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEKURANGAN TEKS CERITA PENDEK
DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK COOPERATIVE SCRIPT
SISWA KELAS VII SMP NEGERI12 PADANG
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)
RIZKA FEBRINA
NPM 10080216
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI KEKURANGAN TEKS CERITA PENDEK
DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK COOPERATIVE SCRIPT
SISWA KELAS VII SMP NEGERI12 PADANG
Rizka Febrina1, UpitYulianti DN,M.Pd.²,Zulfitriyani, S.S., M.Pd.³
1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat
2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kuranganya pemahaman siswa dalam mengidentifikasi
kekurangan teks cerita pendek, siswa cenderung malas membaca, rasa ingintahu siswa masih
kurang, kurangnya penyediaan buku-buku sastra di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek dengan
menggunakan teknik cooperative script siwa kelas VII SMP Negeri 12 Padang, ditinjau dari orientasi, komplikasi, dan resolusi.
Jenis penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif.
Populasi penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang yang terdaftar pada tahun
ajaran 2013/2014, sebanyak 256 orang yang tersebar dalam 8 kelas. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan yaitu proportional random sampling atau teknik persentase secara acak. Jumlah
sampel penelitian ini sebanyak 32 orang siswa yang diambil sebanyak 12% dari jumlah populasi
siswa per kelas. Data penelitian ini berupa hasil tes kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks
cerita pendek dengan menggunakan teknik cooperative script siswa kelas VII SMP Negeri 12
padang. Data penelitian dikumpulkan dengan cara memberikan tes unjuk kerja.
BBeerrddaassaarrkkaann hhaassiill aannaalliissiiss ddaattaa ddaann ppeemmbbaahhaassaann ddaappaatt ddiissiimmppuullkkaann,, sebagai berikut.
Pertama, kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks terita pendek siswa kelas VII SMP
Negeri 12 Padang dengan menggunakan teknik cooperative script untuk indikator 1 (struktur orientasi) tergolong baik (B) dengan mean 84,35 yang berada pada rentangan tingkat penguasaan
(76-85%). Kedua, kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII
SMP Negeri 12 Padang dengan menggunakan teknik cooperative script untuk indikator 2
(struktur komplikasi) baik (B) dengan mean 76,05 yang berada pada rentangan tingkat
penguasaan (76-85%). Ketiga, kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek
dengan menggunakan teknik cooperative script untuk indikator 3 (struktur resolusi) tergolong
lebih dari cukup (Ldc) dengan mean 75,00 yang terdapat pada rentangan tingkat penguasaan (66-
75%). Keempat, kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek dengan
menggunakan teknik cooperative scriptuntukgabunganketigaindikatortergolongbaik (B) dengan
rata-rata kemampuan 78,48% beradapadarentangan 76-85%
Kata kunci:mengidentifikasikekurangan, teksceritapendek.
The Ability Of Students In Identifying Deficiencies Text Of Short Story By Using
Cooperative Script TechniqueStudents Seven Grade SMP N 12Padang
Rizka Febrina1, UpitYulianti DN,M.Pd.²,Zulfitriyani, S.S., M.Pd.³
1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat
2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
The basis of this research was the lack of students’ understanding in identifying
deficiencies text of short story. Students tended to be lazy, less of curiosity to know, and lack
provision of literary books at school. The purpose of this study was to describe the ability of
students SMPN 12 Padang class VII in identifying deficiencies text of short story by using
cooperative script technique, in term of the orientation, complication, and resolution.
The design was classified as a qualitative research used descriptive method. The
Population of this research was 256 students of class VII SMPN 12 Padang registered in academic year 2013/2014, which was divided into 8 classes. In taking the sample, researcher used
proportional random sampling technique. Total samples were 32 students whom were taken as
much as 12% by the total population of students per class. The data were the result of test in
identifying deficiencies text of short story by using cooperative script technique. Data were
collected through students’ performance tests in order to find out score and grade of students.
Based on the results of data analysis and discussion can be summarized as follow. First,
the ability of students SMPN 12 Padang class VII in identifying deficiencies text of short story using cooperative script technique for indicator 1 (structure orientation) was good (G) with a mean
of 84.35 that was at mastery level range (76-85%). Second, the ability of students SMPN 12
Padang class VII in identifying deficiencies text of short story using cooperative script technique
for indicator 2 (structural complication) either with mean 76.05 which was at mastery level range
(76-85%). Third, the ability of students SMPN 12 Padang class VII in identifying deficiencies text
of short story using cooperative script technique for indicator 3 (structural resolution) was lower
than enough (LDCs) with a mean of 75.00 that was on the mastery level range (66-75%). Fourth,
the ability of students SMPN 12 Padang class VII in identifying deficiencies text of short story
using cooperative script technique for the third combined indicators were relatively good, which
ability average was 78.48%. It was on the 76-85% range.
Keywords:identifying deficiencies text of short story
PENDAHULUAN
Pengajaran keterampilan berbahasa di sekolah bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan berbahasa siswa, baik keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Semua keterampilan berbahasa tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainya. sesuai dengan
yang dijelaskan oleh Tarigan (2008:1) bahwa setiap keterampilan berbahasa erat sekali
hubunganya dengan tiga keterampilan lainya. Salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa
yang penting untuk dikuasai siswa adalah keterampilan membaca. Membaca merupakan suatu
proses yang dilakukan dan dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis.Keterampilan membaca diperlukan oleh semua siswa, begitu juga
dengan siswa SMP karena merupakan keterampilan yang sangat penting untuk menunjang proses
pendidikan.Siswa dituntut dapat membaca secara serius sehingga memperoleh informasi terhadap
bacaan. Sebenarnya siswa sudah memiliki kemampuan membaca karena kemampuan membaca dapat dijadikan sebagai modal utama dalam proses belajar. Dengan adanya kemampuan membaca,
siswa akan mudah belajar, dan akan menghasilkan manusia yang berkualitas. Seringnya membaca,
dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, serta memperoleh pola pikir yang baik.
Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan formal. Guru sebagai pemegang
peranan utama dalam proses pembelajaran harus berkompeten dalam menciptakan lingkungan
belajar yang efektif dan mampu mengelola proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat
meningkat. Guru sebagai penyelenggara pendidikan dituntut untuk tidak hanya memiliki
kemampuan dalam mengelola kegiatan pembelajaran, namun dituntut menggunakan pendekatan
yang efektif dan efesien yaitu pendekatan yang disesuaikan dengan kurikulum, situasi, dan kondisi
siswa, agar dapat meningkatkan aktivitas dan memacu semangat belajar siswa. Bahkan, guru
hendaknya dapat menghadirkan dan menciptakan suasana yang menarik terutama guru bahasa Indonesia, agar siswa termotivasi untuk belajar.
Keterampilan membaca merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang penting untuk
dikembangkan di tingkat SMP\MTSN. Hal ini sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 untuk kelas
VII mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam kurikulum tersebut dinyatakan bahwa salah satu jenis
keterampilan berbahasa yang dituntut adalah keterampilan membaca. Hal ini tercemin dalam
Kompetensi Inti (KI) memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadianya tampak mata, dan Kompetensi Dasar (KD) 3.4 yaitu mengidentifikasi kekurangan teks
hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek berdasarkan kaidah-
kaidah teks baik melalui lisan maupun tulisan. Selanjutnya, diturunkan ke dalam indikator
membaca yaitu: pertama, membaca teks cerita pendek, dan kedua, mengidentifikasi kekurangan
teks cerita pendek. Sesuai dengan keterampilan membaca, pada kemampuan memahami teks cerita pendek, guru
dapat menggunakan teknik pembelajaran untuk melihat hasil pemahaman siswa tentang
mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek di dalam membaca. Berdasarkan penjelasan di
atas perlu digunakan teknikcooperative scriptuntuk mengetahui kemampuan siswa tentang
mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek yang dibaca. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat bagaimana hasil daya tangkap siswa setelah menggunakan teknik cooperative scriptdalam
pembelajaran, terutama pada kemampuan memahami kekurangan teks cerita pendek.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi bahasa Indonesia pada hariKamis,
tanggal 4 September 2014 dengan narasumber Ibu Yurnelis M,Pd.dapat diperoleh informasi
bahwa kemampuan membaca teks cerita pendek yang di baca siswa tergolong cukup, tetapi belum
sempurna. Penyebabnya adalah, (1)siswa cenderung malas membaca selain itu rasa ingin tahu siswa masih kurang. Kegiatan pembelajaran mengidentifikasi kekurangan cerita pendek kurang
dipahami siswa (2) Siswa belum memahami struktur teks cerita pendek, karena pembelajaran
tersebut baru di kurikulum 2013, sehingga siswa masih kurang paham dengan pembelajaran
tersebut. (3) kuranganya penyediaan buku-buku sastra di perpustakaan sekolah, sehingga siswa
kurang mengenal bentuk karya sastra ( baik novel maupun cerpen)Selain itu, rasa ingin tahu siswa
masih kurang, dan (4) Permasalahan itu timbul tidak hanya dari siswa, tetapi juga dari guru yaitu
dari segi penggunaan metode, teknik media yang kurang bervariasi.Salah satu teknik yang dapat
diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP N12 Padang adalah teknik
cooperative script.Penggunan teknik Cooperative Script, metode pembelajaran ini merupakan
metode pembelajaran yang mengkondisikan siswa bekerja berpasangan dalam membacakan teks
cerita pendek yang ada. Kemudian siswa mengikhtisarkan cerita berdasarkan teks cerita pendek
secara lisan
Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian tentang kemampuan mengidentifikasi
kekurangan teks cerita pendek dengan menggunakan teknik Cooperative Script Siswa Kelas VII
SMP N 12 Padang. Ada beberapa pendapat pakar tentang pengertian membaca. Menurut Munaf (2009:3), keterampilan membaca merupakan suatu kegiatan yang bersifat relatif. Dalam proses membaca, si
pembaca akan mendapatkan ide-ide dan informasi yang dituangkan oleh penulis kedalam tulisanya
tersebut. Agustina (2008:4) menyatakan bahwa membaca adalah proses yang komplek, rumit, serta
mengindikasikan bahwa kemampuan membaca itu adalah kemampuan yang spesifik.
Kemendikbud (2013:3) menyatakan bahwa teks adalah satuan bahasa yang memiliki makna,
pikiran, dan gagasan lengkap. Teks dilaksanakan dengan menerapkan prinsip bahwa (1) bahasa
hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata mata kumpulan kata-kata atau kaidah-kaidah
kebahasaan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk
mengungkapkan makna, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak
pernah dapat dilepaskan dari konteks karena dalam bentuk konteks yang digunakan itu tercermin
ide, sikap, nilai dan ideologi penggunaannya, (4) bahasa merupakan sarana pembentukan
kemampuan berpikir manusia. sehubungan dengan prinsip-prinsip itu, perlu disadari bahwa di dalam setiap teks terdapat struktur tersendiri yang satu sama lain berbeda. Berdasarkan uraian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa teks adalah bahasa yang memiliki makna lengkap yang
digunakan sesuai konteks bahasa dan penggunaannya tercermin dari sikap pengguna bahasa itu
sendiri.
Nurgiyantoro (1995:9) menjelaskan cerpen merupakan karya sastra yang berbentuk fiksi.
Cerpen sesuai dengan namanya adalah cerita pendek. Akan tetapai, beberapa ukuran panjang
pendek memang tidak ada aturanya tidak ada satu kesepakatan antara para ahli. Kira-kira berkisar
antara setengah sampai dua jam. Ada cerpen yang pendek bahkan pendek sekali. Tahar
(2008:30) mengemungkakan “ bahwa cerpen memuat penceritaan yang memusat pada suatu
peristiwa pokok. Peristiwa pokok itu tidak sendirian tetapi dibantu oleh peristiwa lainya yang
bersifat mendukung”. penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan mengidentifikasi kekurangan
teks cerita pendek dengan menggunakan teknik cooperative script siswa kelas VII SMP Negeri 12
Padang ditinjau dari strukturorientasi, komplikasi dan resolusi
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif.
Penelitian ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Arikunto (2010: 12) yang menyatakan bahwa dalam kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya. Angka dalam penelitian ini adalah skor kemampuan siswa kelas VII
SMP Negeri 12 Padang dalam mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah
penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain yang sudah
disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010:3). Metode
deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan mengidentifikasi
kekurangan teks cerita pendek dengan menggunakan teknik Cooperative Script siswa kelas VII
SMP N 12 Padang.
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil penelitian yang diproleh dari kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita
pendek dengan menggunakan teknik cooperative script siswa kelas VII SMP N 12 Padang dilihat
dari strukturorientasi, komplikasi dan resolusi.
1. Kemampuan Mengidentifikasi Kekurangan Teks Cerita Pendek Dengan Menggunakan
Teknik Cooperative Script Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Padang Indikator 1
(orientasi)
Setelah data dalam Tabel 5 diolah dengan menggunakan rumus persentase ternyata
tingkat tertinggi yang dikuasai siswa adalah 100 dan terendah adalah 33,3. Gambaran tingkat
penguasaan kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP
Negeri 12 Padang untuk indikator 1 secara lengkap adalah sebagai berikut ini. Pertama, siswa
yang penguasaan 100% berjumlah 19 orang (57%). Kedua, siswa yang penguasaannya 66,7%
berjumlah 11 orang (35%), dan yang ketiga, siswa yang penguasaanya 33,3% berjumlah 2 orang
(8%).Untuk keperluan itu, data dalam tabel 5 di atas, dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi
berikut ini
Sesuai dengan langkah-langkah dalam teknik analisis data (Bab III), langkah selanjutnya mengkualifikasikan tingkat penguasaan kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita
pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang dengan menggunakan teknik cooperative script
untuk indikator 1 pada skala 10. Merujuk pada skala 10 tersebut, tingkat penguasaan atau
kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12
Padang dengan menggunakan teknik cooperative script dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok, yaitu (a) sempurna (S) sebanyak 19 orang (57%), (b) lebih dari cukup (Ldc) sebanyak
11 orang (35%). Dan (c) kurang sekali (Sk) sebanyak 2 orang (8%).
2. Kemampuan Mengidentifikasi Kekurangan Teks Cerita Pendek Dengan Menggunakan
Teknik Cooperative Script Siswa Kelas VII SMP N 12 Padang Indikator 2 (kompikasi)
Setelah data dalam tabel 5 diolah dengan menggunakan rumus persentase, ternyata tingkat tertinggi yang dikuasai siswa adalah 100 dan terendah adalah 33,3. Gambaran tingkat
penguasaan kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP
Negeri 12 Padang dengan menggunakan teknik cooperative script untuk indikator 2 secaralengkap
adalah sebagai berikut ini. Pertama, siswa yang penguasaan 100% berjumlah 14 orang
(46%).Kedua, siswa yang penguasaannya 66,7% berjumlah 13 orang (38%), dan yang ketiga,
siswa yang penguasaanya 33,3% berjumlah 5 orang (16%).
Sesuai dengan langkah-langkah dalam teknik analisis data (Bab III), langkah selanjutnya
mengkualifikasikan tingkat penguasaan kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita
pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang dengan menggunakan teknik cooperative script
untuk indikator 2 pada skala 10. Merujuk pada skala 10 tersebut, tingkat penguasaan atau
kemamampuan mengidentifiaksi kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12
Padang dengan menggunakan teknik cooperative script dapat di kelompokkan atas 3 kelompok, yaitu (a) sempurna (S) sebanyak 14 orang (46%), (b)lebih dari cukup (Ldc) sebanyak 13 orang
(38%), dan (c) kurang sekali (Sk) sebanyak 5 orang (16%).
3. Kemampuan Kemampuan Mengidentifikasi Kekurangan Teks Cerita Pendek Dengan
Menggunakan Teknik Cooperative Script Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Padang
Indikator 3 (resolusi)
Setelah data dalam tabel 5 diolah dengan menggunakan rumus persentase, ternyata
tingkat tertinggi yang dikuasai siswa adalah 100% dan terendah adalah 33,3%. Gambaran tingkat
penguasaan kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP
Negeri 12 Padang dengan menggunakan teknik cooperative script untuk indikator 3 secara
lengkap adalah sebagai berikut ini. Pertama, siswa yang penguasaan 100% berjumlah 15 orang (46%). Kedua, siswa yang penguasaan 66,7% berjumlah 10 orang (32%). Ketiga, siswa yang
penguasaan 33,3% berjumlah 7 orang 22%).Untuk keperluan itu, data dalam tabel 5 di atas,
dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini.
Sesuai dengan langkah-langkah dalam teknik analisis data (Bab III), langkah selanjutnya
mengkualifikasikan tingkat penguasaan kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita
pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang dengan menggunakan teknik cooperative script
untuk indikator 3 pada skala 10. Merujuk pada skala 10 tersebut, tingkat penguasaan atau
kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12
Padang dapat dikelompokkan atas 3 kelompok, yaitu (a) sempurna (S) sebanyak 15 orang (46%),
(b) lebih dari cukup (Ldc) sebanyak 10 orang (32%) dan (c) kurang sekali (Ks) sebanyak 7 orang
(22%).
4. Kemampuan Kemampuan Mengidentifikasi Kekurangan Teks Cerita Pendek
Dengan Menggunakan Teknik Cooperative Script Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Padang
untuk ketiga indikator Setelah data dalam format 1 diolah dengan menggunakan rumus persentase, ternyata nilai
tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 dan terendah adalah 33,3. Gambaran tingkat
penguasaan kemampuan mengidentifikasi kekurangan teks cerita pendek dengan menggunakan
teknik cooperative script siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang secara lengkap adalah sebagai
berikut. Pertama, siswa yang tingkat penguasaannya 100% berjumlah 12 orang (44%). Kedua,
siswa yang tingkat penguasaannya 88,8% berjumlah 2 orang (4%). Ketiga, siswa yang tingkat
penguasaannya 77,8% berjumlah 4 orang (12%). Keempat, siswa yang tingkat penguasaannya 66,7% berjumlah 8 orang (24%). Kelima, siswa yang tingkat penguasaannya 55,6% berjumlah 4
orang (5%). Dan keenam, siswa yang tingkat penugasanya 33,3% berjumlah 2 orang (4%).
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengidentifikasi
kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang dengan menggunakan
teknik cooperative script untuk gabungan ketiga indikator tergolong baik (76-85%).Hal tersebut
dapat dilihat dari hasil analisis data berikut ini. Pertama, kemampuan mengidentifikasi kekurangan
teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang dengan menggunakan teknik cooperative script untuk indikator 1 (struktur orientasi tergolong baik (B) dengan mean 84,35 yang
terdapat pada rentangan tingkat penguasaan (76-85%). Kedua, kemampuan mengidentifikasi
kekurangan teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 12 Padang dengan menggunakan
teknik cooperative script untuk indikator 2 (struktur komplikasi) baik (B) dengan mean 76,05 yang
terdapat pada rentangan tingkat penguasaan (76-85%). Ketiga, kemampuan mengidentifikasi
kekurangan teks cerita pendek dengan menggunakan teknik cooperative script untuk indikator 3
(struktur resolusi) tergolong lebih dari cukup (Ldc) dengan mean 75,00 yang terdapat pada
rentangan tingkat penguasaan (66-75%).
KEPUSTAKAAN
Agustina. 2008. PembelajaranKeterampilanMembaca. UNP Padang. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakara: Gramedia.
Kemendikbud. 2013. (Buku Siswa). Bahasa Indonesia Wahana Pendidikan untuk SMP/MTs Kelas
VII. Jakarta: Kementrian kependidikan dan Kebudayaan.Munaf, Yani. 2009.
“RangkumanPembelajaranKeterampilanMembaca”.(Hahan Ajar). Padang: FBBSS IKIP
Padang.
Nurgiantoro, Burhan. 1995. TeoriPengkajianKesusastraan. Yogyakarta: Gajah Mada. Munaf, Yarni. 2009. “RangkumanPengajaranKeterampilanMembaca”.(Bahan Ajar). Padang:
FBSS IKIP Padang.
Tarigan, Hedri Guntur. 2008. MembacaMerupakanSuatuKeterampilanBerbahasa. Bandung:
Angkasa.
Tahar , Harris Efendi. 2008. KiatMenulisCeritapendek. Bandung: Angkasa.