Date post: | 19-Jan-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia perbankan yang dewasa ini
bergerak sangat cepat disertai dengan adanya tantangan
- tantangan yang semakin luas dan kompleks, hal
tersebut membuat perbankan harus cepat dan tanggap
dalam menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya melayani
masyarakat.
Bank salah satu lembaga keuangan yang bergerak
dalam bidang pelayanan jasa, harus dapat memberikan
pelayanan yang terbaik (service excellent) untuk dapat
memenangkan persaingan yang semakin hari semakin
kompetitif. Untuk menghadapi persaingan antara lembaga
perbankan yang semakin ketat, sekarang ini telah
dikembangkan dalam berbagai konsep pelayanan nasabah
3
dengan tujuan untuk mempertahankan nasabah dan
menjangkau nasabah - nasabah potensial.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan nasabahnya
maka bank perlu menjaga citra positif dimata
masyarakat, untuk mempertahankan citra ini dapat
dibangun melalui kwalitas produk, kualitas pelayanan,
dan ketertiban keamanan. Untuk meningkatkan citra
perbankan maka perlu menyiapkan karyawan yang mampu
menangani kebutuhan nasabahnya yang biasa disebut
Customer Service.
Customer Service memengang peranan penting
dalam dunia perbankan yang melayani masyarakat. Tugas
utama customer service adalah memberikan pelayanan dan
membina hubungan dengan masyarakat. Customer Service
bank dalam melayani para nasabah selalu berusaha untuk
menarik perhatian dengan cara merayu calon nasabah
untuk menjadi nasabah bank yang bersangkutan dengan
berbagai cara dan customer service juga harus dapat
menjaga nasabah lama agar tetap menjadi nasabah bank.
4
Sehubungan dengan peranan ini maka setiap
perusahaan menerapkan pelayanan prima yakni suatu
sikap atau cara kenyamanan dalam melayani pelanggan
secara memuaskan terhadap penggunaan jasa perbankan,
kepuasan nasabah akan lebih mudah dipenuhi kalau
petugas bank mengenal sifat dan karakter nasabah.
Pelayanan yang diberikan oleh customer service
dalam berbagai jasa bank haruslah mencerminkan
pendekatan seutuhnya dari seorang karyawan bank kepada
nasabah. Hal ini dilakukan dengan sikap penolong,
bersahabat dan profesional yang memuaskan nasabah agar
nasabah tersebut datang kembali untuk berbisnis dengan
bank kita disamping fasilitas jasa dapat dinikmati.
Dengan cara seperti ini seorang customer service
dapat menikmati pekerjaannya dan memajukan kariernya
pada bank tersebut.
Pelayanan nasabah yang menurut adanya upaya dari
keseluruhan karyawan bukan hanya yang bertugas di front
officer yang berhadapan langsung dengan nasabah dalam
5
menghasilkan pelayanan yang mencerminkan kwalitas,
tetapi juga para karyawan di back officer yang
menghasilkan pelayanan dibelakang layar yang tidak
kelihatan oleh nasabah.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Perseso) Tbk. Cabang
Sinjai dan Bank Sulsel Cabang Sinjai merupakan dua
lembaga keuangan yang dalam menjalankan kegiatan
usahanya selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Tetapi
ke dua Lembaga Keuangan tersebut mempunyai strategi
dan faktor yang berbeda dalam pelayanan Customer
Service yanf dapat mempengaruhi kepuasan nasabah Bank
tersebut.
Kedua Lembaga Keuangan tersebut tidak luput dari
masalah Pelayanan customer service, karena seorang
Seorang customer service harus cepat dan tepat terhadap
pelayanan nasabah agar nasabah tidak merasa dirugikan
karena harus menunggu/antri. Customer service merupakan
tiang bagi bank, seorang customer service sangat
berpengaruh terhadap perkembangan suatu bank. Keramaian
6
suatu Bank mencerminkan tingkat kepuasan nasabah
terhadap pelayanan yang diberikan oleh seorang customer
service akan tetapi sikap dan sifat seorang customer
service terhadap pelayanan nasabah untuk meningkatkan
kepuasan nasabah berbeda pada setiap bank, sehingga
dengan demikian, penulis tertarik mengkaji masalah
customer service dalam kaitanya dengan kepuasan nasabah
masing-masing bank. Hal ini yang mendorong penulis
untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbandingan
Tingkat Kepuasan Nasabah Terhadap Pelayanan Customer
Service antara PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Cabang Sinjai dan Bank Sulsel Cabang Sinjai”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
diatas, maka masalah pokok dalam penulisan ini adalah
“Bagaimana Tingkat Kepuasan Nasabah Terhadap Pelayanan
Customer Service antara PT. Bank Rakyat Indonesia
7
(Persero) Tbk. Cabang Sinjai dengan Bank Sulsel Cabang
Sinjai?”.
C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut :
Untuk mengetahui perbedaan tingakat kepuasan
nasabah terhadap pelayanan customer service
antara PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Cabang Sinjai dengan Bank Sulsel Cabang Sinjai.
2. Kegunaan Penelitian
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak bank,
khususnya mengenai pelayanan customer service
yang berpengaruh terhadap nasabah bank.
b. Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa (i) yang akan
meneliti dalam bidang yang sama.
9
Sesunggguhnya konsep hubungan bank dengan
nasabah sudah dimulai sejak tahun 1970-an pada
akhirnya berkembang menjadi rekan bisnis dengan
masyarakat. Decade 1980-an didorong oleh persaingan
yang ketat, dalam penerapan konsep customer service
dipelopori di Amerika serikat oleh bidang bisnis
department store dan barang-barang elektronik.
Penerapan konsep mengutamakan kepentingan pelanggan
dan juga oleh sector yang melayani masyarakat umum.
Wawoluntu dalam bukunya Dasar-dasar Keterampilan
Melayani Nasabah Bank (1997 : 1) istilah customer
service yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang
artinya melayani nasabah, dimana untuk bidang bisnis
secara umum diartikan sebagai pelayanan pelanggan.
Kata customer service berasal dari dua kata yaitu
“Customer” sama dengan pelanggan, dan ‘Service” sama
dengan pelayanan.
Kasmir dalam bukunya Etika Customer Service
(2004 : 201), memberikan pengertian customer service
10
secara umum adalah setiap kegiatan yang diperuntukkan
atau ditujukan untuk memberikan kepuasan nasabah,
melalui pelayanan dapat memenuhi keinginan dan
kebutuhan nasabah.
Jadi pengertian “Customer Service” adalah sebuah unit
kerja yang bertugas untuk melayani nasabah atau calon
nasabah. Pelayanan yang diberikan adalah pelayanan
berdasarkan informasi dan pelayanan jasa yang
tujuannya untuk memberikan kepuasan nasabah dan dapat
memenuhui keinginan dan kebutuhan nasabah.
B. Fungsi dan Tugas Customer Service
Banyak nasabah yang masih beranggapan bahwa
customer service (Cs) itu adalah sebagai pusat
informasi, padahal kenyataannya customer service ini
juga memberikan pelayanan jasa-jasa perbankan. Untuk
dapat menduduki jabatan ini ada beberapa criteria yang
harus dipenuhi antara lain, memiliki pengetahuan luas
tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan
11
mesalah perbankan, harus aktif mengetahui semua
informasi yang sedang terjadi diluar perusahaan, harus
memiliki sifat bijaksana, tanggap, setia, dan ramah
pada setiap nasabah.
Setiap customer service tentu telah doterapkan
fungsi dan tugas yang harus diembannya. Fungsi dan
tugas yang harus dilaksanakan dalam arti dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan bertanggung
jawab dari awal sanpai selesainya suatu pelayanan
nasabah.
Fungsi dan tugas customer service yang harus
benar-benar dipahami sehingga seorang customer service
dapat menjalankan tugasnya secara prima. Menurut
Kasmir dalam bukunya Pemasaran Bank (2004 : 203),
fungsi dan tugas customer service, sebagai berikut :
1. Sebagai Receptionis
Receptionis artinya customer service sebagai
penerima tamu / nasabah yang datang ke bank dengan
ramah tamah, tenang simpatik, menarik dan
12
menyenangkan. Dalam hal ini customer service harus
bersikap member perhatian, berbicara dengan suara
yang lembut dan jelas dengan bahada yang mudah
dimengerti. Selama melayani nasabah customer service
tidak diperkenangkan merokok, makan dan minum.
2. Sebagai Deksman
Deksman artinya customer service sebagi orang yang
melayani berbagai macam aplikasi yang diajukan
nasabah atau calon nasabah. Untuk memberikan
informasi mengenai prodak-prodak bank, menjelaskan
manfaat dan ciri-ciri bank. Kemudian menjawab
pertanyaan nasabah mengenai produk bank serta
membantu nasabah untuk mengisi formulir aplikasi.
3. Sebagai Selesman
Seleman artinya customer service sebagai orang yang
menjual produk perbankan sekaligus mengadakan
pendekatan dan mencari nasabah baru serta berusaha
mempertahankan nasabah lama. Juga berusaha mengatasi
13
setiap permasalahan yang dihadapi nasabah termasuk
keberatan atau keluhan nasabah.
4. Sebagai Customer service relation officer
Customer service artinya sebagai orang yang dapat
membina hubungan baik dengan seluruh nasabah.
5. Sebagai Comunikator
Comunikator customer service sebagai orang yang
menghubungi nasabah dan memberikan informasi tentang
segala sesuatu yang ada hubungannya antara bank
dengan nasabah.
Dalam pelayanan di bank customer service
mempunyai tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya,
sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab kepada pemimpin.
2. Secara efektif memberikan perbaikan kwalitas operasi
dan layanan bank yang telah ada dan yang akan
diterapkan.
14
3. Melakukan koordinasi dan bekerja sama dengan bagian
lainnya dalam memproses dan meningkatkan kwalitas
layanan bank.
4. Sebagai penghubung antara nasabah dengan bagian-
bagian yang terkait dan batasan diatas wewenangnya.
5. Menjamin tetap terjadinya hubungan yang baik dan
memuaskan bagi para nasabah, dimana dalam hal ini
menghimpun para nasabah.
6. Memberikan informasi mengenai semua jenis produk dan
jasa bank termasuk manfaat dan keuntungannya bagi
nasabah.
C. Peranan Customer Service
Customer service berperan dalam memberikan
pelayanan yang terbaik pada nasabah yang ingin
bertransaksi dengan bank. Menurut Kasmir dalam bukunya
Etika Customer Service (2004 : 98), ada beberapa
peranan dalam customer service, sebagai berikut :
Bertanggung jawab terhadap kelancaran dan
layanan bank :
15
1. Melakukan investigasi terhadap keluhan masalah yang
sesuai dengan standar penanganan keluhan.
2. Memahami kelancaran dan pemahaman arus informasi
yang tepat guna bagi nasabah, khususnya mengenai
semua jenis produk dan jasa bank dalam hal ini
customer service menjawab pertanyaan nasabah
mengenai pelayanan jasa perbankan serta menampung
keluhan nasabah tentang layanan jasa perbankan.
3. Menjamin kelancaran dan keramahtamahan pelayanan
jasa bank terhadap nasabah baik kredit maupun
tabungan.
Seorang Customer service dalam melaksanakan
tugasnya haruslah terlebih dahulu memahami pekerjaan
yang akan diembannya terutama yang berkenaan dengan
pelayanan terhadap nasabah. Dasar-dasar pelayanan
perlu dikuasai oleh seorang customer service sebelum
melakukan tugasnya, mengingat karakter masing-masing
nasabah sangat beragam. Menurut Kasmir dalam bukunya
16
Manajemen Perbankan (2003 : 219) ada beberapa dasar-
dasar pelayanan yang harus dipahami, sebagai berikut :
1. Berpakaian dan berpenampilan rapih dan bersih,
Artinya petugas customer service harus mengenakan
baju dan celana yang sepadang dengan kombinasi yang
menarik. Customer service juga harus berpakaian
necis tidak kumal dan baju lengan panjang jangan
digulung. Terkesan pakaian yang dikenakan benar-
benar memikat konsumen.
2. Percaya diri, bersikap akrab dan penuh dengan senyum
dalam melayani nasabah petugas customer service
tidak ragu-ragu, yakin dan percaya diri yang tinggi.
Petugas customer service juga harus bersikap akrab
seolah-olah sudah kenal lama. Dalam melayani nasabah
petugas customer service haruslah murah senyum
dengan raut muka yang menarik hati, serta tidak
dibuat-buat.
3. Menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama
jika kenal. Pada saat nasabah datang petugas
17
customer service harus segera menyapa dan kalau
sudah bertemu sebelumnya usahakan menyapa dengan
menyebutkan namanya.
4. Tenang, sopan, hormat, serta tekun mendengarkan
setiap pembicaraan,
Usahakan pada saat melayani nasabah dalam keadaan
tenang, tidak terburu-buru, sopan santun dalam
bersikap, menghormati tamu serta tekun mendengarkan
sekaligus berusaha memahami keinginan konsumennya.
5. Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar,
Artinya dalam berkomunikasi dengan nasabah gunakan
Bahasa Indonesia yang benar atau bahasa daerah yang
benar pula. Suara yang digunakan harus jelas dalam
arti mudah dipahami dan jangan menggunakan istilah-
istilah yang sulit dipahami oleh nasabah.
6. Bergairah dalam melayani nasabah dan tunjukkan
kemampuannya dalam melayani nasabah jangan terlihat
loyo, lesu atau kurang semangat. Tunjukkan pelayanan
18
yang prima seolah-olah memang anda sangat tertarik
dengan keinginan kemauan nasabah.
7. Jangan menyela dan memotong pembicaraan,
Pada saat nasabah sedang berbicara usahakan jangan
memotong atau menyela pembicaraan. Kemudian
hindarkan kalimat yang bersifat teguran atau
sindiran yang dapat menyinggung perasaan nasabah.
Kalau terjadi sesuatu usahakan jangan berdebat.
8. Mampu meyakini nasabah serta memberikan kepuasan,
Setiap pelayanan yang diberikan harus mampu
meyakinkan nasabah dengan aguman-agumen yang masuk
akal. Petugas customer service juga harus mampu
memberikan kepuasan atas pelayanan yang diberikan.
9. Jika tidak sanggup menangani permasalahan yang ada,
minta bantuan,
Artinya jika ada pertanyaan atau permasalahan yang
tidak sanggup dijawab atau diselesaikan oleh
customer service, maka harus meminta bantuan petugas
yang mampu.
19
10.Bila belum dapat melayani, beritahukan kapan akan
dilayani,
Artinya jika pada saat tertentu, petugas customer
service sibuk dan tidak dapat melayani salah satu
nasabah, maka beritahukan kepada nasabah kapan akan
dilayani dengan simpatik.
Dalam melayani nasabah sangat diperlukan
berbagai sikap customer service yang mampu menarik
minat nasabah dalam berhubungan dengan customer
servis. Intinya nasabah betah dan tidak sopan bila
berhubungan dengan customer service. Kemudian nasabah
juga tidak merasa tersinggung oleh sikap customer
service. yang mereka anggap tidak pantas.
Menurut Kasmir dalam bukunya Manajemen Perbankan
(2003 : 222) beberapa sikap yang harus diteladani oleh
seorang customer service adalah:
1. Beri kesempatan nasabah berbicara untuk mengemukakan
keinginannya,
20
Dalam halini petugas customer service harus dapat
menyimak dan berusaha memahami keinginan dan
kebutuhan nasabah.
2. Dengarkan baik-baik,
Selama nasabah mengemukakan pendapatnya dengar dan
simak baik-baik tanpa membuat gerakan yang dapat
menyinggung nasabah, terutama gerakan tubuh yang
dianggap kurang sopan.
3. Jangan menyela pembicaraan sebelum nasabah selesai
bicara,
Sebelum nasabah selesai bicara petugas customer
service dilarang memotong atau menyela pembicaraan.
Usahakan nasabah sudah benar-benar selesai baru
petugas customer service menanggapinya.
4. Ajukan pertanyaan setelah nasabah berbicara,
Pengajuan pertanyaan kepada nasabah baru dilakukan
apabila nasabah sudah selesai bicara. Pengajuan
pertanyaan hendaknya dengan bahasa yang baik,
singkat dan jelas.
21
5. Jangan marah dan mudah tersinggung,
Cara bicara, sikap atau nada bicara jangan sekali-
kali menyinggung nasabah. Kemudian customer service
jangan mudah marah terhadap nasabah yang
bertemperamen.
6. Jangan mendebat nasabah,
Jika ada hal-hal yang kurang disetuji usahakan beri
penjelasan sopan dan jangan sekali-kali berdebat
atau memberikan argumen yang tidak dapat diterima
oleh nasabah.
7. Jaga sikap sopan, ramah, dan selalu bersikap tenang,
Dalam melayani nasabah sikap sopan santun, ramah
tamah harus selalu dijaga. Begitu pula dengan emosi
harus tetap terkendali dan selalu berlaku tenang
dalam menghadapi nasabah yang kurang menyenangkan.
8. Jangan menangani hal-hal yang bukan merupakan
pekerjaannya,
22
Sebaiknya petugas customer service tidak menangani
tugas-tugas yang bukan menjadi wewenangnya. Serahkan
kepada petugas yang berhak, sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam memberikan informasi.
9. Tunjukkan sikap perhatian dan sikap ingin membantu,
Nasabah yang datang ke bank pada prinsipnya ingin
dibantu. Oleh karena itu, berikan perhatian
seoenuhnya dan tunjukkan bahwa memang kita ingin
membantu nasabah.
D. Ciri-Ciri Pelayanan yang Baik
Dalam melayani nasabah hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah kepuasan nasabah terhadap
pelayanan yang diberikan. Puas artinya nasabah akan
merasa semua keinginan dan kebutuhannya dapat
dilakukan secara tepat waktu.
Berikut ini ciri-ciri pelayanan yang baik
terhadap nasabah, sebagai berikut :
1. Tersedia sarana dan prasarana yang baik.
23
Nasabah ingin dilayani secara prima. Untuk melayani
nasabah sala satu hal yang paling penting
diperhatikan adalah sarana dan prasarana yang
dimiliki.
2. Tersedia personil yang baik.
Kenyaman nasabah juga sangat tergantung dari petugas
customer service yang melayaninya. Petugas customer
service harus ramah, sopan dan menarik. Disamping
petugas customer service harus cepat tanggap, pandai
bicara, menyenangkan serta pintar. Petugas customer
service juga harus mampuh memikat dan mengambil
nasabah, sehingga nasabah makin tertarik.
3. Bertanggung jawab kepada setiap nasabah sejak awal
hingga selesai,
Dalam menjalankan kegiatan pelayanan customer
service harus mampu melayani dari awal sampai tuntas
atau selesai. Nasabah akan merasa puas jika customer
service bertanggung jawab terhadap pelayanan yang
diberikannya.
24
4. Mampu melayani secara tepat dan cepat.
Dalam melayani nasabah diharapkan petugas customer
service harus melakukannya sesuai prosedur. Layanan
yang diberikan sesuai jadwal untuk pekerjaan
tertentu dan jangan membuat kesalahan dalam arti
pelayanan yang diberikan sesuai dengan keinginan
nasabah.
5. Mampu Berkomunikasi.
Petugas customer service harus mampu berbicara
kepada setiap nasabah. Petugas customer servicepun
mampu dengan cepat memahami keinginan nasabah.
6. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi.
Menjaga rahasia bank sama artinya dengan menjaga
rahasia nasabah. Oleh karena itu petugas customer
service harus mampu menjaga rahasia nasabah,
terhadap siapapun. Rahasia bank merupakan taruhan
kepercayaan nasabah kepada bank.
7. Memiliki pengetahuan kemampuan yang baik.
25
Untuk menggaji customer service harus memiliki
pengatuan dan kemampuan tertentu. Karena petugas
customer service selalu berhubungan dengan manusia,
maka customer service dididik khusus mengenai
kemampuan dan pengetahuannya untuk menghadapi
nasabah atau kemampuan dalam bekerja.
8. Berusaha memahami kebutuhan nasabah.
Customer service cepat tanggap apa yang diinginkan
oleh nasabah. Petugas customer service yang lambat
akan membuat nasabah merasa tidak puas dengan
pelayanannya sehingga nasabah meninggalkan bank.
9. Mampu memberikan kepercayaan kepada nasabah.
Kepercayaan calon nasabah kepada bank mutlak
diperlukan sehingga calon nasabah mau menjadi
nasabah bank yang bersangkutan. Demikain pula untuk
menjaga nasabah yang lama agar tidak lari perlu
dijaga kepercayaannya. Semua ini melalui pelayanan
26
petugas customer service khususnya dan seluruh
karyawan bank umumnya.
E. Pengertian dan Bentuk Pelayanan Prima
Pelayanan prima atau layanan unggulan pada
konsumen itu sendiri adalah bagaimana memberikan
layanan meksimal kepada nasabah dan kesiapan dalam
mengatasi permasalahan yang muncul secara profesional.
Pelayanan ini kemudian akan meningkatkan kesan kepada
nasabah sehingga mereka akan seterusnya datang kembali
untuk menjadi rekan bisnis dengan baik. Pelayanan
prima mencerminkan pendekatan seluruhnya dari seorang
karyawan bank kepada nasabahnya.
Melayu Husbuan dalam bukunya Dasar-dasar
Perbankan (200 : 150), bentuk - bentuk pelayanan prima
yang baik adalah pelayanan yang dilakukan dengan
ramah, cepat, tepat, dan nyaman sehingga memenuhi
kepuasan nasabahnya.
27
Pelayanan prima sesuai dengan tuntutan nasabah
mengingat implementasi reformasi, maka pelayanan
menjadi titik tolak perkembangan nasabah, yaitu:
1. Kecepatan
Pelanggan atau nasabah sangat menginginkan pelayanan
yang serba cepat dan tidak memakan waktu yang lama.
2. Ramah
Untuk menciptakan kerjasama yang baik, keramahan
merupakan kunci keberhasilan suatu pelayanan.
3. Ketepatan
Pelayanan yang cepat disertai dengan ketepatan
sesuai dengan keinginan nasabah.
4. Nyaman
Suasana yang nyaman sangat berpengaruh dalam
membangun kinerja karyawan serta untuk menciptakan
nasabah yang loyal.
Kemudian Adya Barata dalam bukunya Dasar - dasar
Pelayanan Prima (2004:31), mengembangkan budaya
28
pelayanan prima berdasarkan pasal A 6 (enam) yaitu
dengan menyelaraskan factor - faktor antara lain :
1. Kemampuan (ability)
Kemampuan adalah pengetahuan dan keterampilan
tertentu yang mutlak diperlukan untuk menunjang
program layanan prima yang dapat meliputi kemampuan
dalam bidang kerja yang ditekuni untuk melaksanakan
komunikasi yang efektif, mengembangkan motivasi dan
menggunakan public relation sebagai instrument dalam
membawa hubungan kedalam dan keluar organisasi /
perusahaan.
2. Sikap (attitude)
Setiap insane mempunyai perilaku yang harus
ditonjolkan ketika menghadapi pelanggan yang dapat
disesuaikan dengan kondisi dan kemauan nasabah.
3. Penampilan (appearance)
Penampilan adalah kemampuan seseorang baik yang
bersifat fisik maupun non fisik yang mampu
29
merefleksikan kepercayaan deviden kredibilitas dari
pihak lain.
4. Perhatian (attention)
Curahan perhatian seseorang adalah kepedulian penuh
terhadap pelanggan baik yang berkaitan dengan
perhatian kebutuhan dan keinginan pelanggan maupun
peramahan atas saran dan kritikan seorang nasabah.
5. Tindakan (action)
Melakukan sesuatu harus memerlukan tindakan.
Tindakan adalah suatu perbuatan dalam berbagai
kegiatan yang nyata yang harus dilakukan dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan.
6. Tanggung jawab (accountability)
Melaksanakan kegiatan tentu mepunyai tanggung jawab,
yaitu suatu sikap keberpihakan kepada pelanggan
sebagai wujud kepedulian menghindarkan atau
meminimalkan kerugian atau ketidakpuasan pelanggan.
30
Selanjutnya, Waworuntu dalam bukunya Dasar
Keterampilan Melayani Nasabah (1997 : 5), dalam
beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan
dengan melaksanakan pelayanan prima, yaitu:
1. Meningkatkan citra perusahaan.
Berawal dari tingkat perasaingan semakin tajam
diantara para pesaing, maka perusahaan harus
meningkatkan pelayanan terhadap nasabah dengan cara
mengadakan pendidikan mengenai pelayanan prima.
2. Merupakan promosi bagi bank.
Dengan memberikan pelayanan prima kepada nasabah dan
merasa terpuaskan kebutuhannya, maka nasabah akan
mencerminkan kepada orang lain. Penyampaian
informasi itu merupakan promosi gratis bagi
perusahaan.
3. Menciptakan kesan pertama yang baik.
Apabila kita terbiasa dengan pelayanan prima yang
kita berikan pada setiap nasabah, terutama calon
nasabah akan mendapatkan sesuatu kesan pertamanya
31
yang lebih mendalam, karena pelayanan yang kita
berikan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
4. Meningkatkan daya saing bank.
Semakin tajam persaingan yang biasanya perusahaan
berlomba-lomba untuk memberikan hadiah. Ada juga
nasabah yang senang dengan hadiah, tetapi pada
umumnya nasabah akan tertarik dengan hal itu. Tetapi
ada nasabah yang senang apabila diberikan pelayanan
yang prima dengan senang hati.
5. Meningkatkan laba dalam jangka panjang.
Pelayanan prima yang diberikan kepada para nasabah
dan calon nasabah akan memberikan dampak kepuasan
nasabah akan menjadi loyal sehingga memberikan
keuntungan bagi perusahaan dalam jangka panjang.
Keuntungan jangka panjang tersebut semakin kuat
dalam persaingan bank mencari nasabah.
F. Pengertian Kepuasan Pelanggan
32
Menurut Umar (2003 : 14), terdapat beberapa
definisi mengenai kepuasan pelanggan yang ditemukan
para ahli. Namun, definisi yang banyak diacu adalah
dari Oliver (1997) yang menyatakan bahwa kepuasan
pelanggan didefinisikan sebagai evaluasi purnabeli,
dimana persepsi terhadap kinerja alternatif
produk/jasa yang dipilih memenuhi atau melebihi
harapan sebelum pembelian. Apabila persepsi terhadap
kinerja tidak dapat memenuhi harapan, maka yang
terjadi adalah ketidakpuasan.
Pemahaman mengenai ketidakpuasan lebih dominan
dibandingkan dengan kepuasan pelanggan. Dalam hal
ketidakpuasan, riset banyak diarahkan pada aspek
disonasi dan perilaku komplain. Disonasi berkaitan
dengan keragu-raguan atas pilihan dan keputusan
pembelian yang telah dilakukan.
Menurut Umar (2003 : 15), ada 6 konsep umum yang
dipakai untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:
1. Kepuasan pelanggan keseluruhan.
33
Caranya, yaitu dengan menanyakan pelanggan mengenai
tingkat kepuasan atau jasa yang bersangkutan serta
menilai dan membandingkan dengan tingkat kepuasan
pelanggan keseluruhan atau jasa yang mereka terima
dari para pesaing.
2. Dimensi kepuasan pelanggan.
Prosesnya melalui empat langkah, pertama,
mengidentifikasi dimensi-dimensi kunci kepuasan
pelanggan. Kedua, meminta pelanggan menilai jasa
perusahaan berdasarkan item - item spesifik seperti
kecepatan layanan atau keramahan staf pelayanan
terhadap pelanggan. Ketiga, meminta pelanggan
menilai jasa pesaing berdasarkan item-item spesifik
yang sama. Keempat, meminta pelanggan menentukan
dimensi-dimensi yang menurut mereka ada dikelompok
penting dalam menilai kepuasan pelanggan
keseluruhan.
3. Konfirmasi harapan.
34
Pada cara ini kepuasan tidak diukur langsung, namun
disimpulkan berdasarkan kesesuaian / ketidaksesuaian
antara harapan pelanggan dengan kinerja actual jasa
yang dijual perusahaan.
4. Minat pembelian ulang.
Kepuasan pelanggan diukur berdasarkan apakah mereka
akan mengadakan pembelian ulang atas jasa yang sama
dia konsumsi.
5. Kesediaan untuk merekomendasi.
Cara ini merupakan ukuran yang penting, apalagi bagi
jasa yang pembelian ulangnya relatif lama, seperti
jasa pendidikan tinggi.
6. Ketidakpuasan pelanggan.
Dapat dikaji misalnya dalam hal komplain, biaya
garansi, word of mounth yang negatif, serta defections.
G. Faktor - faktor yang Mempengaruhi kepuasan Nasabah.
Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan nasabah
yang dapat membuat nasabah kabur meninggalkan bank,
35
baik untuk sementara waktu atau selamanya. Agar
kejadian ini tidak terulangi maka seorang karyawan
bank, terlebih lagi customer service harus tahu factor
- faktor yang mempengaruhi nasabah merasa tidak puas
dan meninggalkan bank.
Menurut Kasmir, dalam bukunya Manajemen
Perbankan (2003 : 227), berikut ini ada beberapa
faktor yang mempengaruhi pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan sehingga nasabah menunggalkan bank, sebagai
berikut :
1. Pelayanan yang tidak memuaskan.
Banyak hal yang menyebabkan nasabah tidak puas
terhadap pelayanan yang diberikan oleh seorang
customer service. Nasabah merasa tidak nilayani
dengan baik (dicuekin), merasa disepelekan atau
tidak diperhatikan atau kadang nasabah merasa
tersinggung.
2. Produk yang tidak baik.
36
Kelengkapan produk yang ditawarkan kurang sehingga
pilihan yang sesuai dengan keinginan nasabah tidak
tersedia. Produk yang ditawarkan tidak memiliki
kelebihan atau keunggulan tertentu jika dibandingkan
dengan produk yang ditawarkan pesaing.
3. Ingkar janji, tidak tepat waktu.
Petugas customer service tidak menepati janji
seperti waktu pelayanan. Begitu juga dengan
penyelesaian pekerjaan yang tidak sesuai dengan
keinginan nasabah.
4. Biaya yang relative mahal.
Biaya yang dubebankan kepada nasabah relative mahal
jika dibandingkan dari bank pesaing. Hal ini juga
menyebabkan nasabah meninggalkan bank yang
bersangkutan.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut diatas maka
perlu diketahui cara-cara yang membuat nasabah merasa
37
puas dan betah berurusan dengan bank yang
bersangkutan, sebagai berikut :
1. Petugas customer service yang menarik dari segi
penampilan dan gaya bicara yang tidak membosankan.
2. Sebagai customer service cepat tanggap keinginan
nasabah dan cepat mengerjakan atau melayani nasabah.
Di samping itu pelayanan yang diberikan harus benar
dan tepat waktu.
3. Menyediakan ruang tunggu yang nyaman seperti ruang
yang lebar, sejuk, penerangan yang cukup, dekorasi
yang indah, suasana tenang, kebersihan selalu
terjaga, dan nasabah selalu merasa aman.
4. Brosur yang tersedia lengkap dan mampuh menjelaskan
segala sesuatu sehingga sesuai dengan keinginan.
38
H. KERANGKA PEMIKIRAN
Gambar 1
Nasabah adalah sumber bagi bank dalam menghimpun
dana. Kecendrungan nasabah (penabung) untuk menabung
dan merasa terpuaskan dengan pelayanan pada lembaga
perbankan sangat dipengaruhi oleh pelayanan Customer
service pada PT. BRI (Persero) Tbk. Cabang Sinjai
begitupun pada Bank Sulsel cabang Sinjai. Customer
Customer
Service
Pelayana
n
- Kemampu
an
- Kecepat
an
- Sikap
- Tanggun
Kepuasan
Nasabah
PT. BRI(Persero)Tbk. Cabang
Bank Sulsel
Cabang
39
service akan memberikan dampak positif terhadap
kepuasan nasabah.
Pelayanan prima pada suatu tempat dilakukan agar
nasabah tidak merasakan yang namanya antri dan segala
hal yang akan terjadi pada kedua bank yang
bersangkutan. Dalam hal ini maka seorang Customer
service harus memberikan pelayanan prima kepada
nasabahnya. Yang dimaksud dengan pelayanan prima
adalah pelayanan yang memerlukan kemampuan, kecepatan,
keramahan, ketepatan, tanggung jawab, perhatian, dan
penampilan.
Pelayanan prima yang duberikan oleh seorang
Customer service akan mempengaruhi tingkat kepuasan
nasabah bank terutama calon nasabah baru bank yang
bersaing.
I. HIPOTESIS
40
Berdasarkan rumusan masalah pokok yang telah
dikemukakan, maka hipotetis yang diajukan dalam
penulisan ini adalah :
“Diduga bahwa peranan Customer service dapat
meningkatkan kepuasan pelanggan antara PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Sinjai dengan PT. Bank
Sulsel Cabang Sinjai.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
41
Penelitian ini dilakukan pada dua bank yakni :
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Sinjai
Jalan Persatuan Raya No. 97 dan PT. Bank Sulsel cabang
Sinjai, yang terletak di jalan Persatua Raya Sinjai.
Sedangkan waktu penelitian yang digunakan adalah
kurang lebih satu (1) bulan.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
a. Data Kualitatif
Yaitu data yang diperoleh penulis dari hasil
perusahaan baik dalam bentuk informasi secara
lisan maupun secara tertulis.
b. Data kuantitatif
Yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang
diteliti dalam bentuk angka-angka dan dapat
digunakan untuk pembahasan lebih lanjut.
42
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung
oleh penelitian baik nasabah maupun dari
pengelola bank yang dalam hal ini adalah
pimpinan dan beberapa karyawan bank yang
bersangkutan, yang sangat erat hubungannya
dengan variabel - varibel dalam penelitian ini.
Jenis data primer ini antara lain berupa :
1) Lembaran kuesioner nasabah dari kedua jenis
bank, yaitu data jumlah nasabah.
2) Hasil wawacara langsung dan pengamatan
langsung dengan pimpinan dan beberapa
43
karyawan yang ada kaitannya dengan penulisan
laporan ini.
3) Sistem dan proses layanan nasabah.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari
perusahaan berupa dokumen-dokumen dan buku
literature serta laporan dari luar perusahaan
yang berhubungan dengan penulisan akhir ini.
C. Metode Pengumpulan Data
Untuk membantu penulis memperoleh informasi dan
data - data yang akan digunakan sebagai bahan
pembahasan dalam penulisan ini, maka penulis
menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Penelitian Lapangan (Field research)
a. Sampling
Dengan membagikan kuesioner kepada nasabah bank
yang bersangkutan dengan target jumlah tertentu
nasabah yang dianggap memenuhi sampel.
44
b. Wawancara Langsung
Wawancara langsung dilakukan kepada pemimpin
atau beberapa karyawan maupun para staff yang
bersangkutan dan erat kaitannya dengan pokok
bahasan.
2. Penelitian Kepustakaan (Library research)
Metode atau cara penelitian yang dilakukan melalui
study pustaka dengan cara membaca literature -
literatur dan dokumen - dokumen perusahaan yang
mempunyai hubungan dengan pembahasan ini.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah
pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk cabang
Sinjai yang berada di jalan Persatuan Raya dan pada
PT. Bank Sulsel Cabang Sinjai yang berada di jalan
Persatuan Raya Sinjai. Adapun yang menjadi objek
penelitian adalah yang telah menjadi nasabah minimal
45
1 (satu) tahun pada PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk. Cabang Sinjai dan PT. Bank Sulsel
cabang Sinjai.
2. Sampel
Pengambilan sampel dari penelitian ini adalah
sampel kebutuhan yaitu nasabah yang datang pada PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Sinjai
dan pada Bank Sulsel cabang Sinjai. Sampel yang
diberikan kuesioner adalah sejumlah 100 orang untuk
mewakili nasabah keseluruhan pada bank tersebut.
Dengan perincian 50 orang nasabah Bank Rakyat
Indonesia dan 50 orang nasabah Bank Sulsel.
Pengukuran pada orang yang menjadi sampel melalui
hasil penunjukan langsung.
E. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data - data tentang tingkat
kepuasan digunakan Skala Likert yang dibuat
berdasarkan indicator variabel yang diteliti. Skala
46
likert yang digunakan adalah skala 5 yang terdiri atas
sangat setuju, setuju, cukup setuju, kurang setuju,
dan tidak setuju. Kelima penilaian tersebut diberikan
bobot sebagai berikut:
1. Jawaban sangat setuju diberi bobot 5
2. Jawaban setuju diberi bobot 4
3. Jawaban cukup setuju diberi bobot 3
4. Jawaban kurang setuju diberi bobot 2
5. Jawaban tidak setuju diberi bobot 1
Analisis dilakukan secara kualitatif dengan
bantuan kuesioner dengan pengukuran skala likert.
Hasil analisis dari jawaban kuesiener akan
diinterpretasikan dengan bantuan rentang skala “yi”
m - n
RS =
b
47
Dimana :
RS = Rentang skala.
m = Angka tertinggi di dalam pengukuran.
n = Angka terendah dalam pengukuran.
b = Banyaknya skala yang dibentuk.
F. Metode Analisis
Metode analisis dilakukan dengan analisis dekskriptif
kualitatif.
Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk
mendeskripsikan kepuasan nasabah dalam pelayanan
customer service berdasarkan segmentasi psikografis
yang diolah dari data primer yang dikumpulkan dengan
teknik kuesioner.
Dengan pengukuran yang menggunakan skala Likert
yaitu; 5= Sangat setuju, 4= Setuju, 3= Cukup setuju.
48
2= setuju. 1= Tidak setuju, selanjutnya akan dilakukan
pengelompokkan jawaban dan pengukuran hasil
berdasarkan jumlah poin dari pertanyaan yang dipilih.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PEMBAHASAN
49
1. GAMBARAN UMUM BANK RAKYAT INDONESIA
a. Sejarah Singkat PT. Bank Rakyat Indonesia
Pada tanggal 16 Desember 1895 Raden
Wiriatmadja dan kawan - kawan mendirikan “De
Poerwokertoesche Spaarbank der linlandsche
Hoffden (Bank Priyayi Purwokerto)”.
Tahun 1986 W. P. D de Wold Vanwesterrode,
Assisten Residen Purwokerto yang menggantikan E.
Sieburgh bersama A. L. Schiiff mendirikan “De
Poerwokertoch Hulp Spaar-en Landbouweredietbank”
sebagai kelanjutan dari “De Poerwokertoche Hulp
Spaarbank De Inlandsche Hoffden”.
Pada tahun 1898 dengan bantuan pemerintah
Hindia Belanda dimana didirikan Volkscbanken atau
Bank Rakyat. Awal abad XX Volkscbanken tersebut
mengalami kesulitan sehingga pemerintah Hindia
Belanda ikut campur tangan dalam perkembangan
perkreditan Rakyat dan sejak tahun 1904
50
mendirikan Dienst del Volkscredietwesen
(Dinasperkreditan Rakyat) yang membantu secara
material yaitu dengan tambahan modal, bimbingan,
pembinaan dan pengawasan sehingga perkreditan
rakyat mulai tahun 1904 menjadi Regeringszong
(tugas pemerintah).
Dalam tahun 1912 dengan stbl 1912-393
didirikan suatu lembaga berbadan hukum dengan
nama Centrale Kas yang berfungsi sebagai bank
sentral sebagai Volksbanken pada umumnya termasuk
Bank Desa. Sebagai akibat dari resesi dunia dalam
tahun 1929-1932, banyak Volksbanken yang tidak
dapat berjalan dengan baik, untuk mengatasi
kesulitan tersebut maka pada tahun 1934 dengan
stbl 1934-82 didirikan Aglemene Volkscredietbank
(AVB) yang berstatus Badan Hukum Eropa.
Modal pertama berasal dari hasil likuiditas
central kas ditambah dengan kekayaan bersih
Volksbanken tersebut. Dengan demikian Algemence
51
Volkscredietbank di pulau Jawa diganti namanya
menjadi Syomin Ginko ( Bank Rakyat ).
Setelah proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, maka
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1-1947 tanggal
22 Februari 1946 ditetapkan berdirinya Bank
Rakyat Indonesia yang merupakan bank pemerintah
yang dahulu berturut-turut bernama Algamene
Volkscredietbank dan Syomin Ginko, sementara
pihak NICA (Nederlandsche India Civil
Administration) di Jakarta mendirikan kembali
kantor besar Algamene Volkscredietbank.
Setelah ibukota Republik Indonesia
Yogyakarta didiuduki Belanda pada tahun 1946,
Kantor Besar Bank Rakyat Indonesia dihapuskan
oleh Nederlandsche India Civil Administration.
Direksi Bank Rakyat Indonesia yang tidak mau
bekerja sama dengan Algemeene Volkscredietbank
dipenjarakan. Dengan demikian sejak waktu itu
52
kegiatan Bank Rakyat Indonesia berhenti untuk
sementara. Setelah tercapai persetujuan Rome
Royen, Kantor Besar Bank Rakyat Indonesia
dihidupkan kembali akan tetapi wilaya kerjanya
hanya meliputi daerah yang dikembalikan kepada
Negara Republik Indonesia tahun 1945 ( Daerah
Renville ) sedangkan diderah lainnya nama
Algameene Volkscredietbank diganti menjadi Barris
( Bank Rakyat Republik Indonesia Serikat ).
Perkembangan sejarah politik ternyata
mempunyai pengaruh terhadap perkembangan Bank
Rakyat Indonesia. Dengan surat keputusan metri
Kemakmuran Republik Indonesia Serikat tanggal 16
Maret 1959, direksi Bank Rakyat Indonesia Negara
bagian Republik Indonesia 1945 di pindahkan dari
Yogyakarta ke Jakarta untuk dijadikan Direksi
Bank Rakyat Indonesia Serikat, surat keputusan
ini diprotes oleh para Federasi dengan alasan
bahwa kantor besar Bank Rakyat Indonesia Serikat
53
itu belum merupakan realita, sehingga mentri
kemakmuran Republik Indonesia Serikat meralatnya
dengan menanamkan direksi baru itu, adalah
direksi Algameene Volkscredietbank / Bank Rakyat
Indonesia.
Walaupun pada tanggal 17 Agustus 1950
Negara Republik Indonesia Serikat dengan Undang-
Undang Sementara 1950 Negara Republik Indonesia
dijadikan Negara Kesatuan, akan tetapi Algameene
Volkscredietbank baru dibubarkan pada tanggal 29
Agustus 1951 berdasarkan Undang-Undang Nomor 25-
1951. Selain itu, Peraturan Pemerintah Nomor 1-
1946 diperbaharui dengan Peraturan pemerintah
Pengganti Undang-Undang (PERPU) Nomor 41-1960
tanggal 26 Okteber 1960 Lembaran Negara Nomor
126-1960 dibentuk bank Koperasi, Tani dan Nelayan
(BKTN) dalam Bank mana seharusnya berturut-turut
dilebur dan diintegrasikan :
54
1) Bank Rakyat Indonesia dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 42
tahun 1960 tanggal 26 Okteber.
2) Perseroan Terbatas Bank Tani Nelayan
berdasarkan Peraturan pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 43 tahun 1960 tanggal 26
Okteber 1960.
3) Nederlandsche handel Mij (NHM) setelah
dinasionalisasi berdasarkan Peraturan
MenteriKeuangan Nomor 261206/BUM II tanggal 20
November 1960 diserahkan kepada Bank Koperasi
Tani, Nelayan.
Belum sampai integrasi ketiga ini
dilaksanakan semua Bank Umum serta Bank Tabungan
Pos berdasarkan ketetapan Presiden Nomor 8 tahun
1965 dijadikan satu dengan Bank Indonesia.
Kebijkan pemerintah pada saat itu menjurus kepada
terbentuknya Bank Tunggal, Bank Koperasi, Tani
55
dan Nelayan ikut diintegrasikan kedalam Bank
Indonesia Unit II. Selanjutnya Bank Negara
Indonesia Unit II dalam kegiatan sehari-hari ex
plebein Bank Rakyat Indoneisa dan Bank Tani dan
Nelayan bekerja sama dengan Bank Negara Indonesia
Unit II bidang Rural, sedangkan ex Nederlandsche
Handel Mij bekerja sama dengan Bank Negara
Indonesia Unit II bidang Ekspor Import.
Pada akhir tahun 1968 berdasarkan Undang-
Undang Nomor 14 tahun 1967 tentang Undang-Undang
Pokok Perbankan dan Undang-Undang Nomor 13 tahun
1968 tentang Undang-Undang Bank Sentral
mengembalikan fungsi Bank Indonesia Unit II
Bidang Rural/Ekspor Import dipindahkan menjadi
bank-bank milik Negara dengan nama :
1) Bank Rakyat Indonesia yang menampung segala
hak dan kewajiban serta kekayaan dan
Perlengkapan Bank Negara Indonesia Unit II
56
Bidang Rural II dengan Undang-Undang Nomor 21
tahun 1968.
2) Bank Eksport Import Indonesia, maka berdasarkan
Surat Keputusan Direksi Bank Rakyat Indonesia
Nomor S. 67-IDR/ 12/ 1982 tanggal 16 Desember
1895.
Perubahan Bank Rakyat Indonesia menjadi
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang didirkan
dengan akte tertanggal 13 Juli 1992 N0. 133.
Dibuat dihadapan Notaris Muhani Salim, SH Notaris
di Jakarta dan telah diumumkan dalam Berita
Negara RI tertanggal 11 September 1992, berikut
perubahannya dengan akte tertanggal 19 September
1992 No. 78 Tentang berita Acara Rapat dan akte
Pembetulan tertanggal 1 Oktober 1992 No. 6 yang
keduanya dihadapan Notaris Muhani Salim, SH dan
telah diumumkan di Berita Negara RI No. 010a
tahun 1992.
57
VISI Dan MISI BRI :
VISI :
Visi Bank Rakyat Indonesia adalah “Menjadi Bank
komersial terkemuka yang selalu mengutamakan
kepuasan nasabah”
MISI :
Misi Bank Rakyat Indonesia adalah, sebagai
berikut :
- Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik
dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha
mikro, kecil, dan menengah untuk menunjang
peningkatan ekonomi masyarakat.
- Memberikan pelayanan prima kepada nasabah
melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan
didukung oleh sumber daya manusia yang
58
professional dengan melaksanakan praktek Good
Corporate Governance.
- Memberikan keuntungan dan manfaat yang
optimal kepada pihak – pihak yang
berkepentingan.
b. Struktur Organisasi PT. Bank Rakyat Indoneisa
(Persero) Tbk Cabang Sinjai.
Pada umumnya suatu perusahaan mempunyai
tujuan yang merupakan syarat mutlak berdirinya
perusahaan, oleh karena itu tujuan harus
merupakan secara jelas sehingga dapat ditentukan
kegiatan-kegiatan pakah yang dapat dilakukan oleh
perusahaan. Perusahaan sebagai suatu organisasi
merupakan suatu fungsi dari menajemen untuk
mencapai sasaran dan tujuan dengan menggunakan
sumber-sumber yang ada dalam perusahaan itu. Di
dalam melaksanakan kegiatan perusahaan, salah
satu hal yang perlu di perhatikan adanya struktur
59
organisasi yang baik dan tersusun rapi untuk
kelancaran tugas operasional perusahaan.
Organisasi pada prinsipnya merupakan
suatu system antara fungsi-fungsi manajemen yang
ada, dimana terdiri dari segolongan orang-orang
tertentu untuk mengadakan dan melaksanakan suatu
pekerjaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Adapun Struktur oraganisasi PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Sinjai pada
gambar 2 :
60
Gambar 2 :
STRUKTUR ORGANISASI PT. BANK RAKYAT INDONESIAPIMPINAN CABANGBUDI SANTOSO
MANAJEMENPEMASARAN
AO KOMERSIAL1. M.Basmipaguppa
2. Affandi
AO KOMSUMERSupinoYatmosuwito
AO PROGRAM1. IkhsanSuparjo
YUNIOR ACCOUNTOFFICER
RUNDING
OFFICER
MANAJEMEN OPERASIONAL
SUPERVISOR PENUNJANG BISNIS
PET. ADK KOMERSIALNursanty s
Edy Supryadi (*)
PETUGAS KLIRING
PETUGAS LAPORAN
SUPERVISOR PEL.
PET. SEKR DAN SDMFahirah Arsyad
PET. LOGISTIKAnsar Kadir
PET. ARSIP JT MAINT,LAP
PRAMU DAKTI (PT.PKSS)
1. Yakup Fattah(*)
A M OH. Amirullah
SUPERVISOR DJS
U P N1. EkanitaAsfari
PET. DJS1. M.Yanuar
PET. DEVISA1.2.
SUPERVISOR
PEL. KAS
TELLER1. WahyuniMappirewa
2. Haerunisa Gani
MANAJEMEN BISNIS
SUPERVISIADM. UNIT
PET. CADANGAN(*)
P R U
T K K
P A USyamsuddin
PENILIK1. HaeruddinMalianti
U M U MDg.
KAUNIT SINJAIH. Amir Tuwo
KAUNITSANGIASSERI
KAUNIT TASSILILUA. Asadar
61
Ket :
( * )=PT. PKSS(**)=Meninggal Dunia(***)=Pindah(****)=MPP
2. GAMBARAN UMUM PT. BANK SULSEL CABANG SINJAI
a. Sejarah Singkat PT. Bank Sulsel Cabang Sinjai
Bank Daerah Sulsel semula berbentuk
Perseroan Terbatas dengan nama PT. Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara
berdasarkan Akte Notaris Raden Kadiman di Jakarta
N0. 95 tanggal 23 Januari 1961 berkedudukan di
Makassar. Kemudian berdasarkan Akte Notaris Raden
Kadiman di Jakarta No. 67 tanggal 13 Juli 1961
nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan
Tenggara berubah status menjadi Bank Pembangunan
Daerah Sulawesi Selatan Tenggara, selanjutnya
SATPAM (PT. PKSS)1. Suwarmanto (*)2. Haeruddin (*)3. Sandi Abdullah(*)
PENGEMUDI (PT. PKSS)1. Rusdi (*)2. Akbar (*)3. Syahrir Syam
T K KAnwar Iskandar
PAYMENT POINTJamil (*)
KAUNIT LAPPAH. Asyim Baco
KAUNIT MANANNTIKamaruddin Alwi
KAUNIT KANRUNGM. Amiluddin
KAUNITSAMATARING
62
disusul Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan Tenggara No.002 tahun 1964 tanggal 12
Februari 1964 berubah menjadi Bank Pembangunan
Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara.
Berdasarkan status Bank milik Pemerintah tingkat
I Sulawesi Selatan Tenggara memiliki modal dasar
sebesar Rp. 250.000.000,- (Dua Ratus Lima Puluh
Juta Rupiah).
Peraturan Daerah No.002 tahun1964 untuk
pertama kalinya mengalami perubahan dengan
Peraturan Daerah No.002 tahun 1967 dengan isi
perubahan :
1) Nama Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sulawesi
Selatan Tenggara diubah menjadi Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan.
2) Modal sebesar Rp. 250.000.000,- diubah menjadi
Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah).
Hal ini sebagai akibat pemisahan antara
Propinsi Daerah Tk. 1 Sulawesi Tenggara.
63
Peraturan Daerah Propinsi Tk. 1 Sulawesi Selatan
No. 11 tahun 1963 dengan perubahan tersebut,
modal dasar sebesar Rp. 6.000.000.000 menjadi
sebesar Rp. 25.000.000.000. Kemudian pada akhir
bulan April Bank Pembangunan Daerah (BPD) SulSel
resmi menjadi Perseroan Terbatas (PT). BPD
menyandang nama PT. Bank SulSel. Perubahan ini
menyusul persetujuan akta pendirian PT dari
Menteri Hukum dan HAM RI. BPD tinggal menunggu
izin operasional dari Bank Indonesia (BI).
Secara prinsip BPD sudah berubah. Hal ini
diperkuat dengan pengesahan melalui RUPS dan izin
atau pengesahan fakta dari Menteri Hukum dan HAM
setelah rapat umum RUPS, selanjutnya dijelaskan
bahwa perubahan status hukum mendapat dukungan
kuat dari pemegang saham Pemerintah Propinsi
SulSel.
Status perubahan memungkinkan karena BPD
Pernah dinobatkan menjadi Bank terbaik versi
64
majalah investor pada Juni 2004 dan akan melepas
sebagian sahamnya ke publik dalam jumlah terbatas
meskipun belum ada rincian mengenai berapa jumlah
saham yang akan dilepas, dengan member kesempatan
kepada publik untuk memiliki saham, itu berarti
Warga SulSel yang selama ini menjadi captive market
itu dapat andil dalam hal permodalan.
Pada Perubahan status hukum manajemen
harus diperkuat dengan menambah jaringan di
SulSel. PT. Bank SulSel bahkan berencana membuka
cabang di beberapa Propinsi di Indonesia Timur.
Beberapa dari azas, fungsi dan tugas dari
PT. Bank Sulawesi Selatan dapat diuraikan sebagai
berikut :
1) PT. Bank Sulawesi Selatan dalam melaksanakan
usahanya berdasarkan azas demokrasi ekonomi
dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.
2) Fungsi utama PT. Bank Sulawesi Selatan adalah
sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat
65
serta sebagai Bank Umum dan pemegang kas
daerah.
3) Tujuan PT. Bank Sulawesi Selatan adalah untuk
menunjang pelaksanaan pembangunaan nasional
dalam rangka meningkatkan pemerataan,
pembangunan ekonomi dan stabilitas nasional
kearah peningkatan kesejahteraan masyarakat.
4) Sebagai Bank milik Pemerintah Tk. I Sulawesi
Selatan, PT. Bank Sulawesi Selatan berperan
serta dalam menunjang program pemerintah daerah
Tk. I Sulawesi
5) Selatan untuk mencapai target pendapatan asli
daerah Sulawesi Selatan dengan melakukan
perluasan operasional dan membuka kantor cabang
pembantu, dan kantor kas.
Visi Misi
VISI :
66
“Menjadi bank yang terbaik di Kawasan Indonesia
Timur dengan dukungan manajemen dan sumber daya
manusia yang professional serta memberikan nilai
tambah kepada pemda dan masyarakat”.
MISI :
1) Penggerak dan pendorong laju pembangunan
ekonomi daerah.
2) Pemegang Kas Daerah dan atau melaksanakan
penyimpanan uang daerah.
3) Salah satu sumber pendapatan asli daerah.
Motto
Dalam rangka mengantisipasi perkembangan dunia
perbankan saat ini dan akan datang serta
persaingan Global, Bank Sulsel memilili Motto
67
“MAJU BERSAMA MERAIH SUKSES” artinya: Bank Sulsel
memiliki tekad untuk secara terus menerus
meningkatkan kinerja dan memiliki kemampuan dalam
melaksanakan tugas yang diamanatkan Stakeholder
dengan penuh rasa tanggung jawab dan dedikasi
yang tinggi dalam upaya mencapai keberhasilan
secara bersama-sama.
b. Struktur Organisasi PT. Bank Sulsel Cabang Sinjai
Struktur organisasi PT. Bank Sulsel sala
satu dalam pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi serta wewenang dan tanggung jawab
tiap-tiap anggota organisasi pada setiap
pekerjaan, sehingga struktur organisasi dibuat
secara sederhana, efektif untuk dapat bekerja
secara efisien. Selain itu struktur organisasi
sering disebut bagan atau skema oeganisasi dengan
ini gambaran skematis tentang hubungan pekerjaan
68
antara orang yang terdapat dalam suatu badan
untuk mencapai tujuan.
Demikian pula halnya dengan Bank Sulsel
cabang Sinjai, personilnya melakukan pekerjaannya
masing - masing sesuai dengan tanggung jawabnya,
dan satu sama lain saling berhubungan dalam usaha
menciptakan suasana kerja yang disiplin dan
dinamis agar tercapai tujuan perusahaan yang
diinginkan. Oleh karena itu suatu organisasi
harus dapat menggambarkan secara jelas fungsi dan
tiap-tiap bagian yang terdapat pada organisasi
tersebut.
Skema struktur organisasi PT. Bank Sulsel
Cabang Sinjai, dapat terlihat bahwa semua tugas
perencanaan berada dibawah satu tangan, demikian
pula juga halnya dengan komando, wewenang dan
pengawasan. Adapun Struktur orgasnisasi PT. Bank
Sulsel Cabang Sinjai pada Gambar 3 :
69
Gambar 3 :
STRUKTUR ORGANISASI PT. BANK SULSEL
CABANG SINJAI
PIMPINAN CABANGAhmad Firdaus
P. SEKSIKREDIT
P. SEKSIAKUNTANSI
P. UMUM &PERSONALIA
70
B. HASIL PENELITIAN
1. Analisis Pelayanan Prima pada PT. Bank Rakyat
Indonesia dan PT. Bank Sulsel Cabang Sinjai
Bisnis perbankan adalah bisnis jasa (service)
yang berbeda dengan bisnis lainnya, seperti
PRAMUBAKTI1.Ahamad2.Muhlis
ANALISISKREDIT
1.H. Saleh
ASS.OPERASIONAL
KEUANGAN1.Baharuddin
Supu2.Hj. Haerana
ASS. PELAYANANNuraeda Halwing
TELLER1.Hj. Haerana2.Hajra
PENGEMUDI1.Jumakking2.Sudirman
ASS. ADMDHj. Nuraeni
KANTOR KASSyamsuriadi
SATPAM1.Abdul Rahman2.Muh. Jafar3.Sahabuddin4.A. Akbar Pasda
ASS. KREDIT1. AhmadWahyuddin
2. Nursams
71
menufaktur atau perdagangan jasa sendiri adalah
sesuatu yang ditawarkan oleh satu pihak kepihak
lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan perpindahan kepemilikan akan suatu
bentuk layanan jasa ini, khususnya dalam bisnis
perbankan diberikan layanan jasa ini khususnya dalam
pelayanan nasabah.
Untuk memperlancar kegiatan operasional
perbankan khususnya pada kedua Bank tersebut maka
perlu ditunjang oleh adanya peranan pelayanan prima,
sebab dengan adanya peranan pelayanan prima akan
berpengaruh terhadap peningkatan jumlah nasabah,
dengan diartikan suatu tingkat kwalitas pelayanan
yang selalu diinginkan nasabah, dengan demikian
usaha peningkatan kwalitas pelayanan yang selalu
diinginkan nasabah yang sulit diukur secara pasti,
namun sangat menentukan keberhasilan BRI dan Bank
Sulsel Cabang Sinjai dalam merebut posisi pasar,
misalnya :
72
a. Kecepatan
1) Dengan menggunakan teknologi yang cepat dalam
memberikan pelayanan nasabah.
2) System dan prosedur, tidak banyak ditempuh
nasabah.
b. Keramahan dan prosedur
Keramahan seorang customer service dalam
menyambut nasabah / tamunya harus dengan senyum.
c. Ketepatan
Pelayana yang cepat disertai dengan ketepatan
sesuai dengan keinginan nasabah.
d. Kenyamanan
1) Nyaman ruang kantor, tata ruang yang menarik
sehingga nasabah merasa betah.
2) System antrian yang menggunakan nomor antrian
sehingga nasabah tidak harus lagi antri didepan
loket, tinggal, menunggu panggilan untuk maju
ke loket.
73
3) Tersedia tempat duduk yang banyak sehingga
nasabah tidak lagi harus berdiri untuk antri
didepan loket.
PT. Bank Sulsel Cabang Sinjai sebagai lembaga
perbankan meningkatkan pelayanan, sebab dengan
pelayanan prima maka akan berpengaruh terhadap
peningkatan jumlah nasabah dalam pemasaran bank dan
dapat dilihat tingkat kepuasan nasabah.
1
2. Peranan Customer Service Pada PT. Bank Rakyat
Undonesia dan PT. Bank Sulsel Cabang Sinjai
Kepuasan nasabah adalah kata kunci dari
setiap pelayanan yang diberikan oleh setiap pegawai
Bank. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan
pelayanan serta menjaga standar kepuasan nasabah di
setiap unit kerja di Bank Rakyat Indonesia dan Bank
Sulsel menggunakan OLBIS (Online System Informasi Bank).
Dengan menggunakan system ini masing-masing BRI dan
Bank Sulsel menjadikan harapan yang sangat besar
untuk dapat meningkatkan Citra Bank yang handal
dibidang tekhnologi modern dan up to date.
Dalam setiap penggunaan tekhnologi pelayanan
baru, masing-masing Bank selalu mempertimbangkan
perkembangan kebutuhan dan tuntutan nasabahanya,
serta memilih waktu yang tepat. Dengan adanya system
pelayanan baru ini juga tidak luput dari peranan
seorang Customer Service yang memberikan pelayanan
prima kepada nasabahnya. Peranan seorang Customer
2
service tidak lepas dari tugas dan tanggung jawabnya
dalam melayani setiap kebutuhan nasabah.
Adapun tugas dan tanggung jawab seorang
Customer service pada masing-masing Bank adalah
sebagai berikut :
a. Memberikan informasi kepada nasabah / calon
nasabah mengenasi produk Bank guna menunjang
pemasaran produk.
b. Memerikan informasi saldo simpanan / transfer
maupun pinjaman bagi nasabah yang memerlukan guna
memberikan pelayanan yang memuaskan kepada
nasabah.
c. Melayani aplikasi pembukan rekening tabungan,
giro, dan deposito.
d. Menyelesaikan laporan-laporan yang diperlukan.
e. Menerima dan menginventarisasikan keluhan-keluhan
nasabah untuk diteruskan kepada pejabat yang
berwenang.
f. Melayani permintaan ATM, cek dan credit card.
3
g. Bertindak sebagai maker, checker, segmen.
Pelaksanaan fungsi dan tanggung jawab sebagai
Customer service dapat dilihat dari sikap seorang
customer service dalam melayani nasabah. Tugas
customer service adalah melayani sebaik-baiknya
nasabah. Untuk memberikan pelayanan prima kepada
nasabah diperlukan adanya suatu penerapan sopan
santun pergaulan yang cocok dengan situasi sehingga
masyarakat memperoleh kepuasan dalam pelayanan
tersebut. Penerapan pelayanan prima yang diberikan
seorang customer service kepada nasabah akan
memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan
jumlah nasabah pada masing-masing Bank.
3. Analisis Perkembangan Jumlah Nasabah Pada PT. Bank
Rakyat Indonesia dan PT. Bank Sulsel
Stiap perusahaan mempunyai tujuan untik dapat
hidup dan berkembang, tujuan tersebut hanya dapat
4
dicapai melalui usaha mempertahankan dan
meningkatkan keuntungan. Usaha ini hanya dapat
dilakukan apabila perusahaan dapat mempertahankan
penjualan dan pelayanannya, serta usaha untuk dapat
menguasai pasar. Tujuan ini hanya dapat dicapai
bilamana perusahaan melakukan strategi yang mantap
untuk menggunakan kesempatan atau peluang yang ada
di dalam pelayanan sehingga kepuasan nasabah dapat
meningkat.
Pelayanan merupakan aktivitas perbankan
kepada nasabah. Dengan tujuan untuk meningkatkan
kepuasan nasabah terhadap pelayanan yang optimal.
Dalam proses penyaluran jasa produk perbankan yang
ditawarkan pada masing – masing Bank kepada nasabah
hendaknya memperhatikan kwalitas pelayanan yang
diberikan oleh pegawai kepada nasabah karena salah
satu strategi pelayanan yang dilakukan pada masing –
masing Bank guna meningkatkan jumlah nasabah adalah
kwalitas pelayanan prima kepada nasabah serta
5
peningkatan fasilitas yang lebih modern yang sesuia
dengan perkembangan.
Pada tabel dibawah ini, penulis membatasi
diri hanya menampilkan jumlah nasabah yang diperoleh
dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang
Sinjai dengan PT. Bank Sulsel Cabang Sinjai. Selama
tahun 2005 – 2008 :
Tabel 1: JUMLAH NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA DANBANK SULSEL CABANG SINJAI PRIODE 2006 - 2008
Bank Rakyat Indonesia Bank Sulsel
Jumlah Persentase JumlahPersentaseTahun Nasabah Kenaikan Tahun Nasabah
Kenaikan
2006 2006 6162 -
2007 2007 6026 1.36 %
2008 2008 6333 2.96 %
Jumlah
Jumlah 18510 4.32 %
6
Rata-rata Rata-rata 6170
1.44 %
Sumber : PT. BRI dan PT. Bank Sulsel Cabang Sinjai
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui
bahwa perkembangan jumlah nasabah pada BRI dari
tahun ketahun meningkat sedangkan Bank Sulsel dari
tahun 2006 hingga 2008 mengalami peningkatan dan
penurunan rata – rata yaitu :
-Bank Rakyat Indonesia …..% setiap tahunnya,
-Bank sulsel pada tahun 2007 menurun sebesar
1.36 % dan pada tahun 2008 meningkat sebesar
2.96 %.
Bank Bank Rakyat Indonsia Dengan perincihan
pertahun yaitu :
Bank Sulsel dengan perincihan pertahun
yaitu : pada tahun 2006 jumlah nasabah sebanyak 6162
orang kemudian mengalami penurunan pada tahun 2007
sebesar 6062 orang yang artinya mengalami penurunan
7
sebesar 1,36 %. Untuk selanjutnya jumlah nasabah
pada tahun 2008 sebanyak 6333 orang atau meningkat
sebesar 2,96 %. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Bank
Sulsel Cabang Sinjai mengalami penurunan kemudian
peningkatan dari tahun 2006 sampai tahun 2008.
Dalam kaitannya dengan peningkatan jumlah
nasabah, bank senantiasa menerapkan kepada
pegawainya agar memberikan pelayanan yang baik
kepada setiap nasabah, sebab dengan adanya pelayanan
baik yang diberikan oleh perusahaan, tentunya
nasabah akan merasa puas dan akan mempromosikannya,
tentunya kepada masyarakat lain mengenai pelayanan
yang diberikan Bank Khususnya sebagai Customer
service.
4. Perbandingan Tingkat Kepuasan Nasabah Terhadap
Pelayanan Customer Service Ditinjau dari Motivasi
Masyarakat (Nasabah)
8
a. Analisis Sampel
Setelah melakukan sampling secara acak
responding terhadap 100 nasabah responden
(sampel) dari keseluruhan jumlah nasabah
(populasi) dari kedua jenis bank yang
bersangkutan yang terdiri dari :
- PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang
Sinjai 50 orang responden.
- PT. Bank Sulsel Cabang Sinjai 50 Responden.
Dengan perincihan dapat dilihat pada Tabel
2 berikut ini :
Tabel 2 : JENIS PEKERJAAN RESPONDEN NASABAH BANK RAKYAT INDONESIA DAN BANK SULSEL CABANG SINJAI
PT. BRI PT. BANK SULSEL
JENIS JMLH RESPONDEN % JENISJMLH
RESPONDEN %
PEG.NEGERI 13 26% PEG.NEGERI 24
48%
9
WIRASWASTA 25 50% WIRASWASTA 10
20%
PEG.SWASTA 5 10% PEG.SWASTA 11
22%
PELAJAR 7 14% PELAJAR 5
10%
JUMLAH 50 100% 50
100%
Sumber : kuesioner responden profil nasabah no. 3
Pada tabel 2 diatas dapat diketahui jenis
pekerjaan yang menjadi responden penulis dalam
melakukan penelitian pada Bank Rakyat Indonesia
dan Bank Sulsel Cabang Sinjai. Pada Bank Sulsel
cenderung nasabah yang mempunyai tabungan adalah
“Pegawai Negeri” hasil responden ini dapat dilihat
pada tabel 2, jumlah reponden pegawai negeri
sebanyak 24 responden dengan persentase 48 %.
Dibanding dengan jenis pekerjaan nasabah lainnya
10
yang lebih rendah. Hal ini terbukti dalam hasil
penelitian.
Sedangkan, Pada Bank Rakyat Indonesia
jumlah responden dari jenis pekerjaan nasabah
cenderung nasabah yang mempunyai tabungan adalah
nasabah yang bekerja sebagai “Wiraswasta” hasil
reponden ini dapat dilihat pada table 2 jumlah
responden Wiraswasta pada Bank Rakyat Indonesia
sebanyak 25 responden dengan persentase 50 %,
dibanding dengan jenis pekerjaan nasabah lainnya
yang lebih rendah.
Jelas perbangingan Jenis pekerjaan antara
Bank Rakyat Indonesia dengan Bank Sulsel Cabang
Sinjai, responden jenis pekerjaan Bank Sulsel
lebih dominan dengan pegawai negeri hal ini
disebabkan oleh factor latar belakang Bank Sulsel
cabang Sinjai sebagai Bank pemerintah sedangkan
Bank Rakyat Indonesia berlatar belakang sebagai
Bank komersial.
11
Adapun variabel – variabel yang menjadi
unsur penilaian dalam kuesioner responden adalah
pelayanan prima yang ditawarkan oleh kedua jenis
Bank (BRI dan Bank Sulsel), yaitu :
1) Kemampuan
2) Kecepatan
3) Sikap
4) Tanggung jawab
5) Perhatian
6) Penampil
b. Analisis Bobot Variabel dan Score Sikap Nasabah
Agar dapat memperoleh hasil analisis yang
sesuai dengan formulasi yang dikemukakan, maka
setiap jawaban terhadap variabel diberi “bobot”,
bobot tertinggi bernilai 5 (Sangat setuju), dan
terendah bernilai 1 (Sangat tidak setuju), dengan
mengambil responden 100 orang dengan masing –
masing 50 responden pada setiap bank, maka hasil
12
yang dipeloreh adalah seperti yang disajikan pada
Tabel 3 dan 4 dibawah ini :
Tabel 3 : FREKUENSI RESPONDEN BERDASARKAN PERSETUJUANTERHADAP DIMENSI - DIMENSI PT. BANK RAKYATINDONESIA CABANG SINJAI
Tidak Kurang Cukup Sangat
Dimensi yang diukur Setuju Setuju setuju SetujuSetuju Total
(1) (2) (3) (4) (5)
Informasi yang diberikanJelas dan mudah dimegerti 0 0 5 25 20 50Pelayanan yang sopanDan ramah 0 0 4 20 26 50Cepat tanggap dalamMenggapai masalah 1 2 10 23 14 50pelayanan transaksicepat dan teliti 0 1 8 20 21 50ketepatan dalam memenuhi janji 0 2 8 32 8 50Memiliki penampilan yangMenarik 0 0 2 17 31 50
13
Sangat bertanggung jawabMenangani masalah 0 0 16 24 10 50Sikap percaya diri, danPenuh senyum 0 1 20 19 10 50Selalu menyapa denganLembut 0 2 15 16 17 50Kemampuan yang dapatMenyakini nasabah 1 3 20 21 4 50Berbicara dengan bahasaYang baik dan benar 0 0 5 20 25 50Memiliki sikap yang ber – Gairah 0 2 10 27 11 50Sumber : Kuesioner responden no 1 – 12
Tabel 4 : FREKUENSI RESPONDEN BERDASARKAN PERSETUJUAN TERHADAP DIMENSI - DIMENSI PT. BANK SULSEL
CABANG SINJAI
Tidak Kurang Cukup Sangat
Dimensi yang diukur Setuju Setuju setuju SetujuSetuju Total
(1) (2) (3) (4)(5)
Informasi yang diberikan
14
Jelas dan mudah dimegerti 0 0 8 24 18 50Pelayanan yang sopanDan ramah 0 0 7 2320 50
Cepat tanggap dalamMenggapai masalah 1 3 10 25 11 50pelayanan transaksicepat dan teliti 0 2 11 25 13 50ketepatan dalam memenuhi janji 0 2 5 35 8
50Memiliki penampilan yangMenarik 0 0 2 18 30 50Sangat bertanggung jawabMenangani masalah 0 0 18 25 7 50Sikap percaya diri, danPenuh senyum 0 2 17 23 8 50Selalu menyapa denganLembut 1 4 10 20 15 50Kemampuan yang dapatMenyakini nasabah 0 5 21 18 7 50Berbicara dengan bahasaYang baik dan benar 0 0 4 13 28 50Memiliki sikap yang ber – Gairah 0 2 8 33 7 50
Sumber : Kuesioner responden no 1 - 12
Data pada kedua table diatas, selanjutnya
dioleh untuk memperoleh skor kepuasan nasabah
15
responden untuk masing – masing bank pada setiap
dimensi. Hasilnya disajikan pada Tabel 5 dan
Tabel 6.
Tabel 5 : PERHITUNGAN SKOR PT. BRI CABANG SINJAI PADA SETIAP DIMENSI
Tidak Kurang Cukup Sangat Rata-
Dimensi yang diukur Setuju Setuju setuju Setuju Setuju SKORrata Interpretasi
(1) (2) (3) (4) (5)
Informasi yang diberikanJelas dan mudah dimegerti 0 0 5 25 20 215 4.3
MemuaskanPelayanan yang sopan SangatDan ramah 0 0 4 20 26 222 4.44 MemuaskanCepat tanggap dalamMenggapai masalah 1 2 10 23 14 197 3.94 Memuaskanpelayanan transaksicepat dan teliti 0 1 8 20 21 211 4.22 Memuaskanketepatan dalam memenuhi janji 0 2 8 32 8 196 3.92
MemuaskanMemiliki penampilan yang SangatMenarik 0 0 2 17 31 229 4.58 MemuaskanSangat bertanggung jawabMenangani masalah 0 0 16 24 10 194 3.88 MemuaskanSikap percaya diri, danPenuh senyum 0 1 20 19 10 188 3.76 MemuaskanSelalu menyapa denganLembut 0 2 15 16 17 198 3.96 MemuaskanKemampuan yang dapatMenyakini nasabah 1 3 20 21 5 176 3.52 Memuaskan
16
Berbicara dengan bahasa SangatYang baik dan benar 0 0 5 20 25 220 4.4 MemuaskanMemiliki sikap yang ber –Gaira 0 2 10 27 11 197 3.94
Memuaskan
Sumber : Kuesioner responden no 1 - 12
Tabel 6 : PERHITUNGAN SKOR PT. BANK SULSEL CABANG SINJAI PADA SETIAP DIMENSI
Tidak Kurang Cukup Sangat Rata-
Dimensi yang diukur Setuju Setuju setuju Setuju Setuju SKOR rata Interpretasi
(1) (2) (3) (4) (5)
Informasi yang diberikan Jelas dan mudah dimegerti 0 0 8 24 18 210
4.2 Memuaskan Pelayanan yang sopan SangatDan ramah 0 0 7 23 20 213
4.26 MemuaskanCepat tanggap dalamMenggapai masalah 1 3 10 25 11 192 3.84Memuaskanpelayanan transaksicepat dan teliti 0 2 11 25 13 202 4.04Menuaskanketepatan dalam memenuhi janji 0 2 5 35 8 199
3.98 MemuaskanMemiliki penampilan yang SangatMenarik 0 0 2 18 30 228 4.56MemuaskanSangat bertanggung jawabMenangani masalah 0 0 18 25 7 189 3.78Memuaskan
17
Sikap percaya diri, danPenuh senyum 0 2 17 23 8 187 3.74MemuaskanSelalu menyapa denganLembut 1 4 10 20 15 194 3.88MemuaskanKemampuan yang dapatMenyakini nasabah 0 5 21 18 7 180 3.6 MemuaskanBerbicara dengan bahasaYang baik dan benar 0 0 4 13 28 204 4.08MemuaskanMemiliki sikap yang ber – Gairah 0 2 8 33 7 195 3.9 Memuaskan
Sumber : Kuesioner responden no 1 – 12
Dari table tersebut diatas dapat dilihat
secara jelas bobot tingakt kepuasan nasabah
terhadap pelayanan Customer service dengan
variabel – variebel yang merupakan karakteristik
pelayanan prima yang diterapkan oleh seorang
Customer service.
Selanjutnya, bobot tersebut diformulasikan
dengan menggunakan
19
1. Seorang Customer service dalam memberikan pelayanan
prima telah mengakibatkan peningkatan jumlah
nasabha. Dari tahun
2. Salah satu strategi pelayanan yang dilakukan pada
masing – masing Bank guna meningkatkan kepuasan
nasabah adalah kwalitas pelayanan prima kepada
nasabah serta peningkatan fasilitas pelayanan yang
lebih modern yang sesuai dengan perkembangan.
3. Pelaksanaan fungsi dan tanggung jawab sebagai
Customer service dapat dilihat dari sikap customer
service dalam melayani nasabah. Tugas customer
service adalah melayani sebaik – baiknya nasabah.
Untuk memberikan pelayanan prima kepada nasabah
diperlukan adanya suatu pererapan sopan santun
pergaulan yang cocok dengan situasi sehingga
masyarakat memperoleh kepuasan dalam pelayanan
tersebut.
20
B. SARAN
1. Bagi Bank Rakyat Indonesia, jumlah nasabah yang
besar tidak menjamin tingkat kepuasan nasabah
tinggi, hal tersebut terbukti dari hasil responding
nasabah. Ada beberapa variabel yang dinilai sangat
rendah oleh nasabah misalnya “Kemampuan” dan
“Kecepatan”. Untuk itu Bank Sulsel harus lebih
meningkatkan kemampuan dan kecepatan seorang
Customer service, agar tingkat kepercayaan dan
kepuasan nasabah dalam menggunakan prodak lebih
baik.
2. Bagi Bank Sulsel, di dalam memeberikan pelayanan
kepada nasabah maupun calon nasabah agar lebih
cepat, mudah dimengerti dan memuaskan semua pihak.
Maka dari itu perlu adanya penambahan karyawan pada
bagian Customer service serta menerapkan budaya
68
21
antri agar nasabah lebih tertib dalam melakukan
transaksi.
Daftar Pustaka
Abdul Bay, Marhanis, 1999, Hukum Perbankan di Indonesia,cetakan kelima, Edisi Kedua, Angkasa, Bandung.
Adya Barata, 2004, Dasar-Dasar Pelayanan Prima, RinekaCipta. Jakarta.
Dendawujaya, 2001, Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia.
Bogor.
22
Kasmir, 2004, Etika Customer Service, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
2003, Manajemen Perbankan, PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta
Melayu S. P. Hasibuan, 2002, Dasar-Dasar Perbankan, PT.Bumi Aksara, Jakarta.
Simamora, Bilson, 2004, Panduan Riset Perilaku Konsumen.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Umar, Husein, 2003, Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa.Jakarta, Ghalia Indonesia.
Woworuntu, 1997, Dasar Keterampilan Melayani Nasabah, Bagian
penerbitan Lembagan Manajemen YKPN.
Yogjakarta.