Date post: | 06-Apr-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
JARAK FOKUS LENSA TIPIS
Wahdini Ramli, Fatimah H. M. Adam, Rahmatiah
Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar
Abstrak
Telah dilakukan eksperimen Jarak Fokus Lensa Tipis dengantujuan menentukan jarak fokus sebuah lensa cembung dan cekung,memplot grafik hubungan antara jarak bayangan dengan jarak bendasehingga diperoleh nilai jarak fokus berdasarkan grafik, danmembandingkan nilai teoretis dengan hasil plot grafik jarak fokuslensa. Hasil pengamatan kegiatan pertama, semakin kecil jarakbenda maka semakin besar jarak bayangan. Dari analisis grafikuntuk sumbu x diperoleh jarak fokus f1= {8,929±0,001}cm dansumbu y f2= {9,091±0,001}cm. Dengan demikian diperoleh jarakfokus lensa cembung f= {9,010±0,001 }cm dengan persen diff dariteori yang bernilai 10 cm adalah 10,4%. Pada kegiatan 2, semakinkecil jarak benda maka semakin besar jarak bayangannya namundengan nilai jarak bendanya negatif. Dari analisis grafik untuksumbu x diperoleh jarak fokus f1= {10,417±0,001 }cm dan sumbu yf2= {17,857±0,001 }cm. Dengan demikian diperoleh jarak fokuslensa cekung f= {14,137±0,001 }cm dengan persen diff dari teoriyang bernilai 10 cm adalah 34,28%. Sehingga kesimpulan yangdiperoleh adalah jarak fokus lensa cembung adalahf= {9,010±0,001 }cm dan lensa cekung f= {14,137±0,001}cm.Hubungan antara jarak bayangan dengan jarak benda adalahberbanding terbalik dan nilai jarak fokusnya ditentukan denganmenganalisis penunjukan sumbu x dan y grafik untuk memperolehnilai jarak fokus rata-rata. Perbandingan nilai teoretis untuklensa cembung selisih 0,99 cm dan untuk lensa cekung 4,137 cm.
Kata kunci: jarak bayangan, jarak benda, jarak fokus,
lensa cekung, lensa cembung.
RUMUSAN MASALAH
1. Berapa nilai jarak fokus lensa cembung dan cekung
berdasarkan praktikum dengan analisis grafik?
2. Bagaimana hubungan antara jarak bayangan dengan
jarak benda dan cara menentukan nilai jarak fokus
berdasarkan grafik?
3. Bagaimana perbandingan nilai teoretis dengan hasil
plot grafik jarak fokus lensa cembung dan cekung?
TUJUAN
1. Untuk menentukan jarak fokus sebuah lensa cembung
dan lensa cekung
2. Memplot grafik hubungan antara jarak bayangan
dengan jarak benda sehingga diperoleh nilai jarak
fokus berdasarkan grafik
3. Membandingkan nilai teoretis dengan hasil plot
grafik jarak fokus lensa yang diperoleh
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Lensa adalah sebuah sistem optis dengan dua
permukaan yang merefraksikan. Lensa yang paling
sederhana mempnyai dua permukaan bola yang cukup dekat
satu sama lain sehingga kita dapat mengabaikan jarak di
antara kedua permukaan itu (tebalnya lensa tersebut)
yang dinamakan lensa tipis (Young, 2001: 547).
Prinsip optik pada lensa mirip dengan prinsip
optik pada cermin, hanya saja lensa mengakibatkan
perubahan citra objek di belakangnya, sedangkan cermin
mengubah citra objek di hadapannya.Cara kerja lensa
adalah membiaskan sinar yang menerpa permukaannya.
Pembiasan menyebabkan pembelokan berkas cahaya dari
udara memasuki lensa. Berkas cahaya membelok sekali
lagi ketika ia melewati sisi seberang lensa. Kaca pada
lensa cembung dibuat lebih tebal di bagian tengahnya
dibanding bagian pinggirnya. Lensa cekung lebih tipis
di tengah dan lebih tebal di bagian pinggir (Holland,
2005: 315).
Sebuah lensa mempunyai sifat bahwa seberkas sinar
yang paralel dengan sumbu melalui lensa itu, maka
berkas sinar itu berkumpul ke sebuah titik F2 dan
membuat sebuah bayangan nyata di titik tersebut. Lensa
seperti itu disebut lensa pengumpul (lensa konvergen).
Demikian juga, sinar-sinar yang lewat melalui titik F1
muncul keluar dari lensa itu sebagai seberkas sinar
paralel. Titik F1 dan titik F2 dinamakan titik fokus
pertama dan titik fokus kedua, dan jarak f (yang
diukur dari pusat lensa itu) dinamakan panjang fokus.
Panjang fokus dari sebuah lensa konvergen didefinisikan
sebagai suatu kuantitas positif, dan lensa seperti itu
disebut juga lensa positif. Garis horizontal pusat
dinamakan sumbu optik. Kedua panjang fokus f selalu
sama untuk sebuah lensa tipis, walaupun bila kedua sisi
itu mempunyai kelengkungan yang berbeda (Young, 2001:
547-548).
Menurut Halliday (1978: 660-663) titik fokus
pertama untuk lensa titpis F1 adalah posisi benda agar
bayangannya terletak jauh di tak berhingga. Untuk lensa
titpis, titik fokus pertama dan kedua terletak pada
sisi yang berlawanan dan berjarak sama dari lensa.
Jarak fokus dapat dihitung dengan 0=∞ dan i=f, sehingga
diperoleh
1f=(n-1)(1r' -
1rn )
Sehingga jika digabungkan dengan,
1o+1i=(n-1)(1r' -
1rn )
Diperoleh,
1o+1i=1f
Menurut Herman (2015: 47) untuk sebuah lensa tipis
berlaku :
1f=1S+1S'
dengan f = jarak fokus, S = jarak antara benda dengan
lensa dan S1= jarak antara bayangan dengan lensa.
Untuk lensa cekung, bayangan yang dihasilkan oleh benda
nyata adalah bayangan maya, sehingga untuk menentukan
jarak fokus lensanya maka digunakan sebuah lensa
positif.
Lensa cembung disebut juga lensa konvergen
(pengumpul sinar) karena lensa ini membelokkan berkas-
berkas cahaya sehingga mengumpul pada satu titik. Lensa
cembung membelokkan arah berkas-berkas sinar yang
saling sejajar ke satu titik yang disebut fokus utama.
Jarak fokus (titik api) adalah jarak antara fokus utama
dan lensa Lensa cekung disebut juga lensa divergen
(penyerak sinar) karena membelokkan berkas-berkas
cahaya yang sejajar sehingga saling menjauh. Titik
fokus dari lensa cekung terletak di belakang lensa,
yaitu pada titik yang menjadi sumber cahaya semu. Benda
akan terlihat lebih kecil jika dilihat lewat lensa
cekung, persis pada bayangan pada cermin cembung.
Menambah kelengkungan lensa cekung akan mengurangi
jarak fokus dan membuat citra objek terlihat lebih
kecil (Holland, 2005: 315).
Sebuah lensa dengan panjang fokus yang positif
(lensa konvergen), jika sebuah benda berada di luar
titik fokus pertama F1 dari lensa ini (yakni, bila
s>f), mka jarak bayangan s’ adalah positif (yakni
bayangan itu berada pada posisi yang sama dengan sinar
ke luar), byangan ini nyata dan terbalik. Sebuah benda
yang diletakkan di dalam titik fokus pertama dari
sebuah lensa konvergen, sehingga s<f, menghasilkan
sebuah bayangan dengan nilai s’ yang negatis. Bayangan
ini diletakkan pada sisi yang sama dari lensa seperti
benda itu, dan bayangan ini maya, tegak, dan lebih
besar dari benda itu (Young, 2001: 549).
Lensa cekung disebut juga lensa divergen (penyerak
sinar) karena membelokkan berkas-berkas cahaya yang
sejajar sehingga saling menjauh. Titik fokus dari lensa
cekung terletak di belakang lensa, yaitu pada titik
yang menjadi sumber cahaya semu. Benda akan terlihat
lebih kecil jika dilihat lewat lensa cekung, persis
pada bayangan pada cermin cembung. Menambah
kelengkungan lensa cekung akan mengurangi jarak fokus
dan membuat citra objek terlihat lebih kecil (Holland,
2005: 315).
Pada lensa divergen, berkas sinar paralel yang
masuk pada lensa berpencar setelah refraksi. Panjang
fokus dari sebuah lensa divergen adalah sebuah
kuantitas negatif, dan lensa itu dinamakan juga lensa
negatif. Titik-titik fokus sebuah lensa positif dibaut
berlawanan, relatif terhadap titik-titik fokus sebuah
lensa positif. Titik fokus kedua F2, dari sebuah lensa
negatif adalah titik di mana sinar-sinar yang pada
mulanya paralel dengan sumber muncul berpencar setelah
refraksi. Sinar-sinar yang masuk yang mengumpul menuju
titik fokus pertama F1, muncul keluar dari lensa itu
paralel dengan sumbunya (Young, 2001: 560).
Menurut Bueche (2006: 250-251), hubungan benda dan
bayangan untuk lensa titpis yang memusat dan menyebar:
1so
+1si
=1f
Dimana so adalah jarak benda dari lensa, si adalah
jarak bayangan dari lensa, dan f adalah panjang fokus
lensa. Lensa tersebut diasumsikan tipis, dan sinar
cahaya bersifat paraksial (dekat dengan sumbu utama).
Maka, jika cahaya yang masuk dari sebelah kiri,
1. so adalah positif jika benda berada di sebelah
kiri lensa.
2. so adalah positif untuk suatu benda nyata, dan
negatif untuk suatu benda maya.
3. si adalah positif jika bayangan berada di sebelah
kanan lensa.
4. si adalah positif untuk suautu bayangan nyata, dan
negatif untuk suatu bayangan maya,
5. f adalh positif untuk lensa konvergen, dan negatif
untuk lensa divergen.
6. yi adalah positif untuk bayangan yang menhadap ke
atas (yaitu, di atas sumbu).
7. y0 adalah positif untuk benda yang menghadap ke
atas (yaitu, di atas sumbu).
Selain itu,
MT=yi
y0=-
si
s0
MT adalah negatif jika bayangan terbalik. Lensa
konvergen membentuk bayangan nyata terbalik dari benda-
benda nyata ketika benda tersebut diletakkan di sebelah
kiri titik fokus, di depan lensa. Jika benda tersebut
berada du antara titik fokus dan lensa, bayangan yang
dihasilkan adalah maya (pada sisi lensa yang sama
dengan bendanya), tegak, dan diperbesar. Lensa divergen
hanya menghasilkan bayangan maya, tegak, dan diperkecil
dari benda nyata.
Alat dan Bahan
1. Alat
a. Bangku Optik = 1 buah
b. Rel presisi = 2 buah
c. Pemegang slide diafragma = 1 buah
d. Bola lampu 12 V, 18 W = 1 buah
e. Lensa cembung (f=100 mm) = 2 buah
f. Lensa cekung (f=100 mm) = 1 buah
g. Catu daya (Power Supply 10 A, 12 V AC/DC) = 1
buah
h. Layar optic penangkap bayangan = 1
buah
i. Tempat lampu bertangkai = 1 buah.
j. Diafragma anak panah = 1 buah.
k. Kabel penghubung ganda = 4 buah
l. Mistar plastik (100 cm) = 1
buah.
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1: Menentukan jarak fokus lensa cembung dengan
merajah 1s terhadap 1s'
1. Variabel terukur
a. Jarak benda (s) (cm)
b. Jarak bayangan (s’) (cm)
2. Variabel terhitung
Jarak fokus (f) (cm)
Kegiatan 2: Menentukan jarak fokus lensa cekung (negatif)
merajah 1s terhadap 1s'
1. Variabel terukur
a. Jarak benda (s) (cm)
b. Jarak bayangan (s’) (cm)
2. Variabel terhitung
Jarak fokus (f) (cm)
Definisi Operasional Variabel
Kegiatan 1: Menentukan jarak fokus lensa cembung dengan
merajah 1s terhadap 1s'
1. Variabel terukur
a. Jarak benda adalah jarak antara benda dengan
lensa positif 2 yang diukur dengan menggunakan
mistar dari anak panah yang sejajar dengan
posisi benda ke anak panah yang sejajar dengan
lensa positif 2 dengan satuan centimeter (cm)
dengan simbol s.
b. Jarak bayangan adalah jarak antara lensa
positif 2 dengan layar optik yang diukur dengan
menggunakan mistar dari anak panah yang sejajar
dengan posisi lensa positif 2 ke garis yang
sejajar dengan layar optik dengan satuan
centimeter (cm) dengan simbol s’.
2. Variabel terhitung
Jarak fokus adalah jarak titik fokus lensa cembung
yang dihitung dengan merajah pada analisis plot
grafik hubungan antara 1/s dan 1/s’ dengan satuan
centimeter (cm) dengan simbol f.
Kegiatan 2: Menentukan jarak fokus lensa cekung (negatif)
merajah 1s terhadap 1s'
1. Variabel terukur
a. Jarak benda adalah jarak antara lensa negatif
dengan posisi yang telah ditandai yang diukur
dengan menggunakan mistar dari anak panah yang
sejajar dengan posisi lensa negatif ke garis
posisi yang telah ditandai dengan satuan
centimeter (cm) dengan simbol s.
c. Jarak bayangan adalah jarak antara posisi yang
telah ditandai dengan layar optik yang diukur
dengan menggunakan mistar dari posisi yang
telah ditandai ke garis yang sejajar dengan
layar optik dengan satuan centimeter (cm)
dengan simbol s’.
2. Variabel terhitung
Jarak fokus adalah jarak titik fokus lensa cekung
yang dihitung dengan merajah pada analisis plot
grafik hubungan antara 1/s dan 1/s’ dengan satuan
centimeter (cm) dengan simbol f.
Prosedur Kerja
Kegiatan 1: Menentukan jarak fokus lensa cembung dengan
merajah 1s terhadap 1s'
1. Meletakkan sumber cahaya, lensa positif 1 (untuk
memfokuskan cahaya di benda), benda, lensa positif
2 (yang akan diukur jarak fokusnya), dan layar
pada bangku optik secara berurutan. Mengatur jarak
antara sumber cahya dan lensa positif 1 sbesar
jarak fokus lensa 1. Mengatur jarak benda dan
lensa positif 1 sekitar 10 cm.
2. Menempatkan layar pada jarak tertentu dari benda.
3. Menggeser lensa positif 2 yang berada di antara
benda dan layar ke arah benda sehingga diperoleh
bayangan yang jelas pada layar. Mengukur jarak
benda ke lensa positif 2 sebagai jarak benda dan
mengukur jarak dari lensa positif 2 ke layar
sebagai jarak banyangan.
4. Mengulangi kegiatan 2 dan 3 secukupnya. Mencatat
data yang diperoleh dalam tabel hasil pengamatan.
Kegiatan 2: Menentukan jarak fokus lensa cekung (negatif)
merajah 1s terhadap 1s'
1. Meletakkan sumber cahaya, lensa positif 1 (untuk
memfokuskan cahaya di benda), benda, lensa positif
2 (yang akan diukur jarak fokusnya), dan layar
pada bangku optik secara berurutan. Mengatur jarak
antara sumber cahya dan lensa positif 1 sbesar
jarak fokus lensa 1. Mengatur jarak benda dan
lensa positif 1 sekitar 10 cm.
2. Membuat bayangan yang jelas dari benda pada layar.
Menandai posisi bayangan tersebut (bayangan ini
menjadi benda untuk lensa cekung). Menempatkan
lensa negatif sebelum posisi bayangan yang
ditandai.
3. Menempatkan layar pada posisi tertentu dari posisi
yang ditandai.
4. Menggeser lensa negatif mendekati atau menjauhi
layar untuk memperoleh bayangan yang jelas.
5. Mengukur jarak dari posisi yang ditandai ke lensa
negatif sebagai jarak benda dan mengukur jarak
dari lensa negatif ke layar sebagai jarak
bayangan.
6. Mengulangi kegiatan 3, 4, dan 5 dengan menempatkan
layar pada posisi yang lain. Mencatat data yang
diperoleh dalam tabel hasil pengamatan.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
Kegiatan 1: Menentukan jarak fokus lensa cembung
berdasarkan jarak benda dan jarak bayangan
Jarak fokus lensa positif 2 = 10 cm
Tabel 1. Jarak fokus lensa cembung berdasarkan jarak
benda dan jarak bayangan
No Jarak benda (s) (cm) Jarak bayangan (s’) (cm)1 {14,60±0,05 } {23,60±0,05 }2 {14,40±0,05 } {24,20±0,05 }3 {13,70±0,05 } {25,90±0,05 }4 {13,20±0,05 } {28,30±0,05 }5 {11,80±0,05 } {37,40±0,05 }6 {11,50±0,05 } {40,90±0,05 }7 {11,10±0,05 } {45,50±0,05 }8 {10,90±0,05 } {51,60±0,05 }9 {10,55±0,05 } {59,00±0,05 }10 {10,40±0,05 } {64,60±0,05 }
Kegiatan 2: Menentukan jarak fokus lensa cekung (negatif)
berdasarkan jarak benda dan jarak bayangan
Jarak fokus lensa cekung = 10,00 cm
NST Mistar = batas ukurjumlah skala=1 cm10
=0,1 cm
Tabel 2. Jarak fokus lensa cekung berdasarkan jarak
benda dan jarak bayangan
No Jarak benda (s) (cm) Jarak bayangan (s’) (cm)1 {-6,00±0,05 } {18,90±0,05}2 {-6,10±0,05 } {21,00±0,05 }3 {-6,45±0,05 } {23,70±0,05 }4 {-6,80±0,05 } {27,60±0,05 }5 {-6,90±0,05 } {32,70±0,05 }6 {-7,30±0,05 } {38,30±0,05 }7 {-7,60±0,05 } {40,00±0,05 }8 {-8,15±0,05 } {42,00±0,05 }9 {-8,20±0,05 } {43,10±0,05 }10 {-8,80±0,05 } {44,00±0,05 }
ANALISIS DATA
Kegiatan 1: Menentukan jarak fokus lensa cembung
berdasarkan jarak benda dan jarak bayangan
Tabel 3. Hubungan jarak benda dan jarak bayangan
No 1s (cm)
1s' (cm)
1 0,068493 0,0423732 0,069444 0,0413223 0,072993 0,038614 0,075758 0,0353365 0,084746 0,0267386 0,086957 0,024457 0,09009 0,0219788 0,091743 0,019389 0,094787 0,016949
10 0,096154 0,01548Grafik 1. Plot grafik hubungan jarak benda dan jarak
bayangan
Meninjau sumbu x
1. Penunjukkan skala
NST1s=batas ukurjumlah skala
=0,01 cm5
=0,002 cm
1s=PS×NST
1s=56×0,002 cm=0,112 cm
2. Nilai jarak fokus sumbu x
1fx
=1s+1s' (
1s'
=0)
1fx
=1s
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
1/s (cm)
1/s'
(cm
)
fx=11s
=10,112
=8,929 cm
3. Ketidakpastian
∆fx=12×NST1
s=12×0,002 cm=0,001 cm
4. Kesalahan relatif
KR=∆fx
fx×100%
KR=0,001 cm8,929 cm
×100%=0,011199 %=4 AP
5. Derajat kepercayaan
DK=100%-KR
DK=100%-0,011199%=99,988801%
6. Pelaporan fisika
f1= {fx±∆ fx}cmf1= {8,929±0,001}cm
Meninjau sumbu y
1. Penunjukkan skala
NST1s' =
batas ukurjumlah skala
=0,01 cm5
=0,002 cm
1s' =PS×NST
1s' =55×0,002 cm=0,11 cm
2. Nilai jarak fokus sumbu x
1fy
=1s+1s' (
1s=0)
1fy
=1s'
fy=11s'
=10,11
=9,091 cm
3. Ketidakpastian
∆1s' =∆fy=
12×NST1
s' =12×0,002 cm=0,001 cm
4. Kesalahan relatif
KR=∆fy
fy×100%
KR=0,001 cm9,091 cm
×100%=0,011%=4 AP
5. Derajat kepercayaan
DK=100%-KR
DK=100%-0,01%=99,99%
6. Pelaporan fisika
f2= {fy±∆ fy}cmf2= {9,091±0,001}cm
Jarak fokus lensa cembung
1. Rata-rata
f=f1+f2
2
f= (8,929+9,091 )cm2
=18,02cm2
=9,01cm
2. Ketidakpastian
∆f=∆fx=∆fy=0,001 cm
3. Kesalahan relatif
KR=0,001 cm9,01 cm
×100%=0,011 %=4AP
4. Derajat kepercayaan
DK=100%-KR
DK=100%-0,011%=99,989%
5. Pelaporan fisika
f= {f±∆f }cm
f= {9,010±0,001 }cmKegiatan 2: Menentukan jarak fokus lensa cekung (negatif)
berdasarkan jarak benda dan jarak bayangan
Tabel 4. Hubungan jarak benda dan jarak bayangan
No 1s (cm)
1s' (cm)
1 -0,16667 0,052912 -0,16393 0,0476193 -0,15504 0,0421944 -0,14706 0,0362325 -0,14493 0,0305816 -0,13699 0,026117 -0,13158 0,0258 -0,1227 0,023819 -0,12195 0,02320210 -0,11364 0,022727
-0.17 -0.16 -0.15 -0.14 -0.13 -0.12 -0.110
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
f(x) = − 0.578292862180206 x − 0.0481821542003478R² = 0.899769830808522
1/s (cm)
1/s'
(cm
)
Grafik 2. Plot grafik hubungan jarak benda dan jarak
bayangan
Meninjau sumbu x
1. Penunjukkan skala
NST1s=0,01 cm5
=0,002 cm
1s=48×0,002 cm=0,096 cm
2. Nilai jarak fokus sumbu x
fx=10,096
=10,4167 cm
3. Ketidakpastian
∆fx=12×0,002 cm=0,001 cm
4. Kesalahan relatif
KR=0,001 cm10,4167
×100%=0,0096%
5. Pelaporan fisika
f1= {10,417±0,001 }cm
Meninjau sumbu y
1. Penunjukkan skala
NST1s' =
0,01 cm5
=0,002 cm
1s' =28×0,002 cm=0,056 cm
2. Nilai jarak fokus sumbu x
fy=10,056
=17,8571 cm
3. Ketidakpastian
∆fy=12×0,002 cm=0,001 cm
4. Kesalahan relatif
KR=0,001 cm17,8571 cm
×100%=0,0056%
5. Pelaporan fisika
f2= {17,857±0,001 }cm
Jarak fokus lensa cembung
1. Rata-rata
f= (10,417+17,857)cm2
=28,274 cm2
=14,137 cm
2. Ketidakpastian
∆f=∆fx=∆fy=0,001 cm
3. Kesalahan relatif
KR=0,001 cm14,137 cm
×100%=0,007 %
4. Derajat kepercayaan
DK=100%-KR
DK=100%-0,007%=99,993%
5. Pelaporan fisika
f= {14,137±0,001 }cm
PEMBAHASAN
Kegiatan 1: Menentukan jarak fokus lensa cembung dengan
berdasarkan jarak benda dan jarak bayangan
Pada kegiatan ini, nilai variabel s dan s’ yang
telah diukur dianalisis dengan menjadikannya 1/s dan
1/s’. Kemudian dibuat plot grafik dengan 1/s di sumbu x
dan 1/s’ di sumbu y yang titik perpotongannya
diteruskan ke sumbu x dan y untuk memperoleh jarak
fokus pada sumbu x dan sumbu y. Pada sumbu x yang pada
grafik menunjukkan skala 56 dengan NST 1/s =0,002cm
sehingga bernilai 0,112 cm. Setelah diubah dari 1/s ke
fx diperoleh nilai 8,929 cm sehingga pelaporan
fisikanya f1= {8,929±0,001}cm dengan KR=0,01%. Pada sumbu
y yang pada grafik menunjukkan skala 55 dengan NST
1/s’= 0,002 cm sehingga bernilai 0,11 cm. Setelah
diubah dari i/s’ ke fy diperoleh nilai 9,091 cm
sehingga pelaporan fisikanya f2= {9,091±0,001}cm dengan
KR=0,011%.
Setelah nilai jarak fokus untuk sumbu x dan y
diperoleh, maka nilai tersebut dirata-ratakan dengan
rumus f=f1+f2
2 sehingga diperoleh pelaporan fisika
f= {9,010±0,001 }cm dengan KR=0,011%. Nilai jarak fokus
untuk lensa cembung yang diperoleh berdasarkan
praktikum adalah 9,01 cm yang jika dibandingkan dengan
nilai teoretis yaitu 10,0 cm adalah berselisih 0,99
yang jika dipersen diffkan adalah 0,999,505×100%=10,4 %.
Adanya perbedaan sebesar 10,4% tersebut terjadi karena
ketidaktelitian praktikan dalam pengambilan data
sehingga walaupun nilainya mendekati namun belum tepat
dengan nilai teoretis.
Kegiatan 2: Menentukan jarak fokus lensa cekung (negatif)
merajah 1s terhadap 1s'
Pada kegiatan ini, nilai variabel s dan s’ yang
telah diukur dianalisis dengan menjadikannya 1/s dan
1/s’. Kemudian dibuat plot grafik dengan 1/s di sumbu x
dan 1/s’ di sumbu y yang titik perpotongannya
diteruskan ke sumbu x dan y untuk memperoleh jarak
fokus pada sumbu x dan sumbu y. Pada sumbu x yang pada
grafik menunjukkan skala 48 dengan NST 1/s=0,002cm
sehingga bernilai 0,096 cm. Setelah diubah dari 1/s ke
fx diperoleh nilai 10,4167 cm sehingga pelaporan
fisikanya f1= {10,417±0,001 }cm dengan KR=0,0096%. Pada
sumbu y yang pada grafik menunjukkan skala 28 dengan
NST 1/s’= 0,002 cm sehingga bernilai 0,056 cm. Setelah
diubah dari i/s’ ke fy diperoleh nilai 17,8571 cm
sehingga pelaporan fisikanya f2= {17,857±0,001 }cm dengan
KR=0,056%.
Setelah nilai jarak fokus untuk sumbu x dan y
diperoleh, maka nilai tersebut dirata-ratakan dengan
rumus f=f1+f2
2 sehingga diperoleh pelaporan fisika
f= {14,137±0,001 }cm dengan KR=0,007%. Nilai jarak fokus
untuk lensa cekung yang diperoleh berdasarkan praktikum
adalah 14,1371 cm yang jika dibandingkan dengan nilai
teoretis yaitu 10,0 cm adalah berselisih 4,1371 cm yang
jika dipersen diffkan adalah 4,137112,06855×100%=34,28%.
Adanya perbedaan sebesar 34,28% tersebut terjadi karena
ketidaktelitian praktikan dalam pengambilan data
sehingga walaupun nilainya mendekati namun belum tepat
dengan nilai teoretis.
SIMPULAN DAN DISKUSI
A. Simpulan
Simpulan berdasarkan rumusan masalah yang diajukan
adalah,
1. Jarak fokus lensa cembung berdasarkan praktikum
adalah f= {9,010±0,001}cm dan untuk lensa cekung
adalah f= {14,137±0,001}cm.
2. Hubungan jarak benda dengan jarak bayangan pada
lensa cembung adalah semakin kecil jarak benda
maka semakin besar jarak bayangan sehingga
berbanding terbalik. Sedangkan pada lensa
cekung juga demikian namun dengan nilai jarak
benda yang negatif karena terbalik. Untuk
memperoleh jarak fokus berdasarkan grafik, yang
dianalisis adalah penunjukkan skala pada sumbu
x dan y untuk memperoleh nilai f1 dan f2.
Kemudian nilai f1 dan f2 dirata-ratakan untuk
memperoleh nilai jarak fokus f.
3. Perbandingan nilai jarak fokus berdasarkan plot
grafik dengan nilai teoretis adalah, untuk
untuk lensa cembung yang diperoleh berdasarkan
praktikum adalah 9,01 cm yang jika dibandingkan
dengan nilai teoretis yaitu 10,0 cm adalah
berselisih 0,99 yang jika dipersen diffkan
adalah 0,999,505×100%=10,4% sedangkan lensa cekung
yang diperoleh berdasarkan praktikum adalah
14,137 cm yang jika dibandingkan dengan nilai
teoretis yaitu 10,0 cm adalah berselisih 4,137
cm yang jika dipersen diffkan adalah4,137112,06855
×100%=34,28%.
B. Diskusi
Diskusi yang kami lakukan berupa saran untuk
asisten, dosen, dan laboratorium ,
1. Saran bagi asisten
Kepada asisten kami menyarankan agar lebih
memperhatikan keadaan praktikan. Asisten
hendaknya tidak meninggalkan praktikan saat
melakukan praktikum agar segala pengarahan
mengenai praktikum dapat diperoleh dengan jelas
oleh praktikan.
2. Saran bagi praktikan
Kepada praktikan hendaknya dalam pengambilan
data berhati-hati agar tidak merusak alat
maupun bahan yang digunakan dan yang paling
penting adalah praktikan harus teliti dalam
pengambilan data agar data yang diperoleh
sesuai dengan teori.
3. Saran bagi dosen
Kepada dosen hendaknya membimbing lebih baik
kepada para asisten akan bagaimana cara
membimbing praktikannya dalam melakukan suatu
praktikum sesuai dengan aturan-aturan yang ada.
4. Saran bagi laboratorium
Kepada laboratorium maupun petugas yang
menyediakan alat dan bahan dalam praktikum
hendaknya mengawasi dan memperhatikan alat-alat
ukur atau kelengkapan yang ada di dalam
laboratorium karena masih banyak dari alat
tersebut yang sudah rusak yaitu memiliki
kesalahan bersistem bahkan tak dapat/layak
untuk digunakan lagi.
DAFTAR RUJUKAN
Bueche, Frederick J. dan Eugene Hecht. 2006. FisikaUniversitas Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga
Halliday, David dan Resnick, Robert. 1978. Fisika Jilid 2Edisi ketiga (terjemahan). Jakarta: Erlangga
Herman dan asisten LFD. 2015. Penuntun Praktikum Fisika Dasar2. Makassar: Unit Laboratorium Fisika Dasar JurusanFisika FMIPA Universitas Negeri Makassar.
Holland, Julian dkk. 2005. Ensiklopedia Sains Untuk Pelajar Dan Umum. Jakarta: Lentera Abadi
Young, Hugh D. dan Roger A. Freedman. 2003 FisikaUniversitas Edisi Kesepuluh Jilid II. Jakarta: Erlangga