Date post: | 10-Feb-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | ums-indonesia |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
LAPORAN PRAKTIKUM SHIFT AACARA KE 10FERMENTASI
OLEH KELOMPOK 2
PENANGGUNG JAWAB : KARTIKA ROHMAH HIDAYATI(J300120009)
ANGGOTA : 1. KARTIKA ROHMAH HIDAYATI (J300120009)
2. DWI RAHAYU SETYORINI(J300120027)
PRODI D3 GIZIFAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2013
FERMENTASI
A. PENDAHULUAN
Pada kalangan masyarakat awam, bakteri identik dengan sumber
penyakit. Banyak yang mengira bahwa bakteri adalah kuman yang
merusak makanan, mengakibatkan keracunan, atau membuat kita
sakit. Akan tetapi, bakteri yang berbahaya tersebut hanyalah satu
sisi dari kehidupan bakteri.
Banyak dari mereka yang tidak berbahaya,dan beberapa manfaatnya
memegang peranan penting dalam pengembangan bioteknologi pangan
yaitu fermentasi.Fermentasi merupakan kegiatan mikrobia pada
bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki.
Mikrobia yang umumnya terlibat dalam fermentasi adalah bakteri,
khamir dan kapang.( J.Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XIX No. 2
Th. 2008 )
Umbi-umbian merupakan komoditas pertanian yang tersebar luas
di Indonesia. Umbi-umbian merupakan salah satu sumber utama
karbohidrat. Umbi adalah akar tanaman yang telah termodifikasi
menjadi organ penyimpan cadangan makanan. (Desrosier, 1988).
Salah satu macam umbi-umbian adalah singkong. Namun pada
kenyataannya singkong kurang begitu dimanfaatkan. Untuk itu perlu
adanya pemanfaatan singkong agar menjadi makanan yang memiliki
nilai gizi yang cukup tinggi. Singkong dapat disajikan dalam
bentuk tape melalui proses fermentasi, yaitu terjadinya perubahan
bahan-bahan organik dari senyawa-senyawa komplek menjadi senyawa-
senyawa yang lebih sederhana dengan kerja enzim (Keenan, 1986).
Selain singkong, beberapa jenis kacang-kacangan juga dapat
diolah menjadi bahan makanan dengan cara fermentasi. Tempe
merupakan bahan makanan hasil fermentasi kacang kedelai atau
jenis kacang-kacangan lainnya menggunakan jamur Rhizopus
oligosporus dan Rhizopus oryzae. Di Indonesia pembuatan tempe
sudah menjadi industri rakyat (Francis F. J., 2000 dalam
Suharyono A. S. dan Susilowati, 2006).
Beberapa penelitian menunjukkanbahwa zat gizi tempe lebih
mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh. Hal ini
dikarenakan kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis
senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah
dicerna
oleh manusia (Kasmidjo, 1990).
B. TUJUAN
Untuk mengetahui dan mampu melakukan proses fermentasi dari
biji-bijian dan umbi-umbian.
C. TINJAUAN PUSTAKA
a. Fermentasi
Menurut Buckle (1988), fermentasi adalah perubahan kimia
dalam bahan pangan yang disebabkan oleh enzim-enzim yang
dihasilkan oleh mikroorganisme atau telah ada dalam bahan pangan
itu sendiri. Proses fermentasi tidak hanya menimbulkan efek
pengawetan tetapi juga menyebabkan perubahan tekstur, cita rasa
dan aroma bahan pangan yang membuat produk fermentasi lebih
menarik, mudah dicerna dan bergizi .
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses fermentasi,
antara lain adalah sebagai berikut :
a. pH
Mikroba tertentu dapat tumbuh pada kisaran pH yang sesuai untuk
pertumbuhannya. Khamir dapat hidup pada pH rendah yaitu antara 1-
2.
b. Suhu
Suhu yang digunakan dalam fermentasi akan mempengaruhi mikroba
yang berperan dalam proses fermentasi. Suhu optimal pada proses
fermentasi yaitu 35° C dan 40° C.
c. Oksigen
Derajat an aerobiosis adalah merupakan faktor utama dalam
pengendalian fermentasi. Bila tersedia O2 dalam jumlah besar,
maka produksi sel-sel khamir dipacu. Bila produksi alkohol yang
dikehendaki, maka diperlukan suatu penyediaan O2 yang sangat
terbatas. Produk akhir dari suatu fermentasi sebagian dapat
dikendalikan dengan tegangan O2 substrat apabila faktor-faktor
lainnya optimum.
d. Substrat
Mikroba memerlukan substrat yang mengandung nutrisi sesuai dengan
kebutuhan untuk pertumbuhannya.
Menurut Anshori (1989), proses fermentasi alkohol hanya
dapat terjadi apabila terdapat sel-sel khamir. Fermentasi adalah
aktivitas metabolisme mikroorganisme aerobik dan substrat organic
yang cukup tinggi. Fermentasi gula oleh ragi misalnya
Saccharomyces cerevisiae dapat menghasilkan alkohol dan karbondioksida
pada tape.
Menurut Wanto dan Arif Subagyo dalam Maimuna, S (2004)
Khamir merupakan fungi bersel tunggal sederhana, kebanyakan
bersifat saprofitik dan biasanya terdapat dalam tumbuh-tumbuhan
yang mengandung karbohidrat.
Khamir mempunyai kemampuan untuk memecah pangan karbohidrat
menjadi alcohol dan karbondioksida. Proses ini diketahui sebagai
fermentasi alkohol yaitu proses anaerob. Khamir mempunyai
sekumpulan enzim yang diketahui sebagai zymase yang berperan pada
fermentasi senyawa gula, seperti glukosa menjadi etanol dan
karbondioksida. Reaksi yang terjadi dalam fermentasi alkohol
sebagai berikut: C6H12O6 2 C2H5OH + 2 CO2
Jika pemberian oksigen berlebihan, sel khamir akan melakukan
respirasi secara aerobik, dalam keadaan ini enzim khamir dapat
memecah senyewa gula lebih sempurna, dan akan dihasilkan
karbondioksida dan air. C6H12O5 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O
Jenis khamir yang biasa digunakan untuk fermentasi adalah
Saccharomyces Cerevisiae.
b. Tempe
Tempe terbuat dari kedelai rebus yang difermentasi oleh
jamur Rhizopus. Selama fermentasi, biji-biji kedelai terperangkap
dalam rajutan miselia jamur membentuk padatan yang kompak
berwarna putih. Penyajian kedelai menjadi tempe adalah unik
dibandingkan dengan berbagai bentuk penyajian sebagai pangan yang
lain. Keunikan tersebut ialah karena sebagai tempe, kedelai
dikonsumsi utuh.
Jamur Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan
dalam pembuatan tempe (Soetrisno, 1996). Jamur Rhizopus oryzae
aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu
menghasilkan asam laktat (Purwoko dan Pamudyanti, 2004). Jamur
Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks
menjadi trigliserida dan asam amino (Septiani, 2004). Selain itu
jamur Rhizopus oryzae mampu menghasilkan protease (Margiono,
1992). Menurut Sorenson dan Hesseltine (1986), Rhizopus sp tumbuh
baik pada kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian semakin lama waktu
fermentasi, pH tempe semakin meningkat sampai pH 8,4,
sehinggajamur semakin menurun karena pH tinggi kurang sesuai
untuk pertumbuhan jamur.
Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk pertumbuhannya,
tetapi kebutuhan air jamur lebih sedikit dibandingkan dengan
bakteri. Selain pH dan kadar air yang kurang sesuai untuk
pertumbuhan jamur, jumlah nutrien dalam bahan, juga dibutuhkan
oleh jamur.
Tempe merupakan makanan hasil fermentasi tradisional
berbahan baku kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus
oligosporus. Mempunyai ciri-ciri berwarna putih, tekstur kompak
dan flavor spesifik. Warna putih disebabkan adanya miselia jamur
yang tumbuh pada permukaan biji kedelai.
Tekstur yang kompak juga disebabkan oleh miselia-miselia jamur
yang menghubungkan antara biji-biji kedelai tersebut. Terjadinya
degradasi komponen-komponen dalam kedelai dapat menyebabkan
terbentuknya flavor spesifik setelah fermentasi (Kasmidjo, 1990).
Cahyadi (2006), melaporkan bahwa dalam tempe, kadar nitrogen
totalnya sedikit bertambah, kadar abu meningkat, tetapi kadar
lemak dan kadar nitrogen asal proteinnya berkurang.
c. Tape
Tape merupakan makanan hasil fermentasi yang dilakukan oleh
mikroorganisme, terutama kapang dan khamir. Rasa manis tape
sendiri disebabkan oleh kadar gula dari tape itu sendiri.
Dalam proses fermentasi, pati akan berubah menjadi gula oleh
kapang jenis Chlamydomucor dan oleh mikroorganisme ragi
Saccaromyces cereviceae dari gula diubah menjadi alkohol. Saccaromyces
cereviceae yang biasanya dijual dipasar dalam bentuk ragi bercampur
tepung beras. Ragi tape yang sering kita jumpai dipasar merupakan
adonan khusus yang dibuat dengan mencampurkan biakan khamir,
tepung beras dan berbagai macam bumbu(kayu manis, bawang putih,
laos, dan jahe). Bumbu-bumbu ini dapat bersifat senyawa anti
mikroba yang mampu mengurangi jumlah mikroba non khamir, sebagai
sumber nutrien dan sebagai pembentuk rasa dan aroma pada produk
tape. Kualitas tape sangat tergantung pada kondisi lingkungan
yaitu suhu dan kondisi anaerob, jenis bahan yang digunakan dan
lama fermentasi. Bahan dasar pembuatan tape biasanya digunakan
ubi kayu atau beras ketan.
D. ALAT dan BAHAN
1. Alat
1) Panci 9) Bunsen
2) Pisau 10) Korek api
3) Timbangan 11) Plastik
4) Kompor 12) Karet gelang
5) Nampan 13) Tusuk gigi
6) Bekker Glass
7) Spatula
8) Timbangan Analitik
2. Bahan
1) Singkong 7) Ragi tape ( Saccaromices cereviceae)
2) Kacang Kedelai kuning 8) Ragi tempe (Rhizopus sp)
3) Kacang Kedelai hitam
4) Kacang Hijau
5) Kacang Tanah
6) Kacang Tolo
E. CARA KERJA
1. Pembuatan Tape Singkong
Menimbang singkong sebanyak 500 gram
Mengupas dan mencuci singkong
Memotong singkong menjadi dadu
Mengukus singkong selama 20 menit
Mendinginkan singkong
Menimbang singkong sebanyak 250 gram
Meletakkan singkong pada nampan
Menginokulasi singkong dengan ragi tape sebanyak 0,5% b/b (1,25gram)
Memindahkan singkong kedalam bekker glass
Menutupi bekker glass dengan plastic yang dilubangi dengan tusukgigi
Menginkubasi selama 48 jam pada suhu kamar
Mengamati warna, aroma, rasa, dan tekstur tape singkong
2. Pembuatan Tempe
Menimbang kacang sebanyak 250 gram
Menyortasi dan mencuci kacang
Merendam kacang selama 12 jam, kemudian ditiriskan
Merebus kacang selama 15 menit
Menguliti dan mencuci kacang
Mengukus kacang selama 5 menit, kemudian mendinginkannya
Menimbang kacang sebanyak 250 gram
Menginokulasi kacang dengan biakan murni Rhizopus sebanyak 0,1%b/b (0,25 gram)
Memasukkan kacang ke dalam plastic kemudian melubangi plasticdengan tusuk gigi
Menginkubasi selama 24 jam pada sushu kamar
Mengamati warna, aroma, rasa, dan tekstur tempe
F. HASIL PENGAMATAN
1. Tape
Kel Bahan Gambar Warna Aroma Rasa Tekstur
1 Singkong
Kecoklatan
Tape Agak masam
Empuk
2 Singkong
Putih kekuningan
Harum Manis Lembut
/lunak dan berair
8 Singkong
Putih kecoklatan
Masam Agak masam
Lembut
10 Singkong
Putih kecoklatan
Masam Agak masam
Lembut
2. Tempe
Kel Bahan Gambar Warna Aroma Rasa Tekstu
rKenampakan
1 Kacang kedelaihitam
Kuning kehitaman
Tempe Agak masam
Agak lembek
+ + +
2 Kacang kedelaikuning
kekuningan
aromakhas tempe
tawar agak keras
+ + +
3 Kacang tanah
kecoklatan
kacang tanah
tawar agak keras
+ +
4 Kacang hijau
hijau agak kecut
asam lembek + +
5 Kacang kedelaihitam
kuning kehitaman
tempe tawar agak keras
+ + +
6 Kacang kedelaikuning
kuning kehitaman
tempe agak masam
agak lembek
+ + +
7 Kacang tolo
coklat kehitaman
busuk terkontaminan, tidak diuji
pecah,tidak kompak
+
8 Kacang tanah
kecoklatan
kacang tanah
tawar agak keras
+ +
9 Kacang tolo
coklat kehitaman
busuk terkontaminan, tidak diuji
pecah,tidak kompak
+
10 Kacang hijau
hijau tempe agak pahit
empuk + +
Keterangan:
+ + +: miselium banyak/ kompak
+ + : miselium agak banyak/ kurang kompak
+ : miselium sedikit/ tidak kompak
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan fermentasi pembuatan
tempe dengan bahan kacang-kacangan dan pembuatan tape dengan
bahan singkong. Kacang-kacangan yang shift kami gunakan untuk
membuat tempe adalah kacang kedelai kuning, kacang kedelai hitam,
kacang hijau, kacang tanah, dan kacang tolo. Kelompok kami
mendapatkan bahan kacang kedelai kuning untuk dilakukan
fermentasi. Pada awal fermentasi wujud tempe masih dalam bentuk
kedelai. Setelah satu hari fermentasi mulai tumbuh miselia dan
semakin lama miselia semakin memadat. Aromanya pun mulai berubah
dan terbentuk embun di plastik pembungkus tempe. mengembunan
menandakan bahwa miselia mulai berkembang. Oksigen dan suhu ruang
fermentasi merupakan faktor penyebab terjadinya pengembunan.
Tempe yang kami hasilkan dari kacang kedelai kuning, memiliki
warna kekuningan yang berasal dari warna dasar kedelai, aromanya
khas aroma kedelai dan khas tempe, memiliki rasa tawar setelah
digoreng, dan teksturnya agak keras.
Dari kelima bahan kacang-kacangan yang digunakan, kami
mendapatkan hasil bahwa tempe berbahan dasar kedelai kuning
memiliki tingkat kesukaan yang paling tinggi dan cocok untuk
dijadikan lauk.
Tempe berbahan dasar kacang hijau hasilnya berbau tidak
sedap, rasanyapun agak pahit. Kacang hijau memiliki kandungan
karbohidrat yang lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan
proteinnya.
Dari bahan dasar kacang tanah, teksturnya agak keras dan
miseliumnya kurang kompak. Kacang tanah lebih cocok untuk diolah
menjadi oncom daripada dibuat menjadi tempe.
Dari bahan dasar kacang tolo aromanya busuk seperti amoniak dan
tidak layak untuk dimakan. Kacang tolo lebih cocok untuk dicampur
dalam masakan daripada dibuat menjadi tempe.
Gangguan pada pembuatan tempe diantaranya adalah tempe tetap
basah, jamur tumbuh kurang baik, tempe berbau busuk, ada bercak
hitam dipermukaan tempe, dan jamur hanya tumbuh baik di salah
satu tempat.
Praktek yang kedua adalah pembuatan tape singkong. Tape
dibuat dari bahan dasar ubi/ singkong yang diinokulasikan dengan
0,5% b/b atau 1,25 gram ragi tape/ Saccharomices cerevisiae
karena kami menggunakan 250 gram singkong. Pada 24 jam fermentasi
singkong mulai beraroma etanol dan berair. Tape dari kelompok
kami memiliki hasil yang paling baik dibandingkan dengan tape
dari kelompok lain. Tape yang kami buat, memiliki warna putih
kekuningan, aromanya harum, memiliki rasa yang manis, hal ini
disebabkan oleh ragi (Saccharomyces Cereviceae) mengeluarkan
enzim yang dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula
yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis apabila
sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya. dan
teksturnya lembut/lunak.
Sedangkan pada kelompok lain warna tapenya berubah menjadi kuning
gelap dan memiliki aroma yang tidak sedap atau telah terjadi
kontaminan. Hal ini kemungkinan dapat terjadi karena bahan baku
singkong yang digunakan terlalu matang/lembek.
Kegagalan dalam pembuatan tape, juga dapat disebabkan oleh:
1) Ragi terlalu banyak.
2) Wadah tidak tertutup rapat
3) Singkong kurang bersih
I. KESIMPULAN
1. Tape dan tempe merupakan contoh dari produk fermentasi.
Fermentasi pada tape dapat dilakukan dengan menginokulasikan ragi
tape (Saccharomices Cerreviseae) dengan singkong, sedangkan pada
tempe bahan baku (kedelai) diinokulasikan dengan ragi tempe
(Rhizopus sp)
2. Dari hasil tape yang kami buat hasilnya paling baik bila
dibandingkan dengan kelompok lain, tape yang kami buat memiliki
rasa yang manis, aromanya harum, teksturnya lembut dan berair,
serta memiliki warna putih kekuningan.
3. Dari hasil tempe yang kami buat, memiliki warna putih
kekuningan, aromanya khas tempe, rasanya tawar, dan teksturnya
agak keras karena terdapat beberapa biji kedelai yang masih utuh.
4. Setelah percobaan ternyata tidak semua jenis kacang-kacangan
cocok untuk dijadikan bahan dasar pembuatan tempe. Kacang tolo
lebih cocok untuk dijadikan masakan/campuran dalam sayuran.
Kacang tanah lebih cocok difermentasikan menjadi oncom
J. DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Rohman. 1989. Pengantar Teknologi Fermentasi. Depdikbud
Dirjen Perguruan
Tinggi PAU Pangan dan Gizi. Bogor : IPB.
Buckle, K.A., et.all, 1988, Ilmu Pangan, Jakarta: UI-Press.
Cahyadi, W. 2006. Kedelai Khasiat dan Teknologi. Bumi Aksara. Bandung.
Desrosier, N.W. 1987. Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta : UI
Press.
J.Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XIX No. 2 Th. 2008
Kasmidjo,R.B.,1990. TEMPE : Mikrobiologi dan Kimia Pengolahan serta
Pemanfaatannya. PAU Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.
Keenan, Charles, W. 1986. Ilmu Kimia Universitas Edisi Keenam. Terjemahan
Aloysius Pudjaatmaka. Jakarta : Erlangga.
Maimuna, S. 2004. Pengaruh Interaksi Variasi Suhu dan Lama Fermentasi Terhadap Kadar Glukosa dan Kadar Alkohol Tape Ketan Hitam. Malang: Skripsi tidak diterbitkan. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang.
Purwoko T, Pramudyanti IR. 2004. Pengaruh CaCO3 pada fermentasi asam laktat oleh Rhizopus oryzae. J Mikrobiol Indon 9: 19-22.